psak-16

26
1 PSAK 16: ASET TETAP A. DEFINISI DAN PENGAKUAN Aset tetap seringkali merupakan komponen aset yang cukup signifikan dalam neraca sebuah perusahaan. Aset tetap dalam PSAK 16 paragraf 6 didefinisikan sebagai aset berwujud yang: 1. Dimiliki untuk digunakan dalam produksi atau penyediaan barang atau jasa untuk direntalkan kepada pihak lain, atau untuk tujuan administratif; dan 2. Diharapkan untuk digunakan selama lebih dari satu periode Warren, Reeve dan Fess (2006) memberi panduan bagaimana suatu entitas dapat mengklasifikasikan biaya perolehan aset tetap. 1. Apakah item/barang yang dibeli bisa digunakan dalam jangka waktu lama? Jika ya, maka biaya perolehan item/barang tersebut bisa diakui sebagai aset. Jika tidak, maka diakui sebagai biaya. 2. Apakan aset tersebut bisa digunakan untuk tujuan produktif? Jika ya, maka aset tersebut diakui sebagai aset tetap, jika tidak maka aset tersebut diakui sebagai investasi. Biaya perolehan aset tetap meliputi semua jumlah yang dikeluarkan entitas untuk memperoleh atau mendapatkan aset tetap tersebut sampai aset tetap tersebut siap untuk digunakan. Akan tetapi, tidak semua jumlah rupiah yang dikeluarkan untuk mendapatkan barang seperti properti, pabrik dan peralatan dapat diakui sebagai aset tetap. Jika suatu barang yang dibeli entitas bisa digunakan lebih dari satu periode atau berumur panjang, maka biaya perolehan barang tersebut bisa diakui sebagai aset. Jika aset tersebut bisa digunakan untuk tujuan produktif perusahaan, maka aset tersebut diklasifikasikan sebagai aset tetap. Untuk bisa dikategorikan sebagai aset tetap, suatu barang tidak perlu harus digunakan secara terus menerus atau sering. Barang yang dibeli entitas dengan maksud akan digunakan bila dibutuhkan jika peralatan lain rusak juga termasuk dalam kategori aset tetap. Jika perusahaan membeli barang dengan tujuan untuk dijual kembali dengan tingkat keuntungan tertentu, maka barang tersebut diklasifikasikan dalam kategori investasi. Sebagai contoh, jika suatu entitas membeli tanah dengan tujuan untuk dijual kembali, maka pembelian tanah tersebut tidak dapat diakui sebagai aset tetap, tetapi diakui sebagai investasi.

description

akuntansi

Transcript of psak-16

  • 1

    PSAK 16: ASET TETAP

    A. DEFINISI DAN PENGAKUAN Aset tetap seringkali merupakan komponen aset yang cukup signifikan dalam neraca

    sebuah perusahaan. Aset tetap dalam PSAK 16 paragraf 6 didefinisikan sebagai aset

    berwujud yang:

    1. Dimiliki untuk digunakan dalam produksi atau penyediaan barang atau jasa untuk

    direntalkan kepada pihak lain, atau untuk tujuan administratif; dan

    2. Diharapkan untuk digunakan selama lebih dari satu periode

    Warren, Reeve dan Fess (2006) memberi panduan bagaimana suatu entitas dapat

    mengklasifikasikan biaya perolehan aset tetap.

    1. Apakah item/barang yang dibeli bisa digunakan dalam jangka waktu lama? Jika ya, maka

    biaya perolehan item/barang tersebut bisa diakui sebagai aset. Jika tidak, maka diakui

    sebagai biaya.

    2. Apakan aset tersebut bisa digunakan untuk tujuan produktif? Jika ya, maka aset tersebut

    diakui sebagai aset tetap, jika tidak maka aset tersebut diakui sebagai investasi.

    Biaya perolehan aset tetap meliputi semua jumlah yang dikeluarkan entitas untuk

    memperoleh atau mendapatkan aset tetap tersebut sampai aset tetap tersebut siap untuk

    digunakan. Akan tetapi, tidak semua jumlah rupiah yang dikeluarkan untuk mendapatkan

    barang seperti properti, pabrik dan peralatan dapat diakui sebagai aset tetap. Jika suatu

    barang yang dibeli entitas bisa digunakan lebih dari satu periode atau berumur panjang, maka

    biaya perolehan barang tersebut bisa diakui sebagai aset. Jika aset tersebut bisa digunakan

    untuk tujuan produktif perusahaan, maka aset tersebut diklasifikasikan sebagai aset tetap.

    Untuk bisa dikategorikan sebagai aset tetap, suatu barang tidak perlu harus digunakan secara

    terus menerus atau sering. Barang yang dibeli entitas dengan maksud akan digunakan bila

    dibutuhkan jika peralatan lain rusak juga termasuk dalam kategori aset tetap. Jika perusahaan

    membeli barang dengan tujuan untuk dijual kembali dengan tingkat keuntungan tertentu,

    maka barang tersebut diklasifikasikan dalam kategori investasi. Sebagai contoh, jika suatu

    entitas membeli tanah dengan tujuan untuk dijual kembali, maka pembelian tanah tersebut

    tidak dapat diakui sebagai aset tetap, tetapi diakui sebagai investasi.

  • 2

    Contoh Soal 1

    Universitas Cerdas memiliki sebuah generator cadangan yang digunakan sewaktu-waktu jika

    ada pemadaman listrik dari PLN. Sudah hampir 1 tahun, listrik di daerah tersebut tidak

    pernah padam. Apakah Universitas Cerdas harus melaporkan generator tersebut sebagai aset

    tetap?

    Jawab

    Generator harus diakui sebagai aset tetap.

    Jumlah rupiah yang dikeluarkan oleh suatu entitas untuk mendapatkan aset tetap,

    tidak semuanya bisa diakui sebagai aset tetap. Jumlah rupiah yang tidak memberikan manfaat

    bagi aset tetap untuk bisa digunakan entitas, harus dikeluarkan dari komponen aset tetap.

    Jumlah rupiah ini harus diakui sebagai biaya. Sebagai contoh:

    1. Kesalahan pemasangan

    2. Pencurian yang tidak diasuransikan

    3. Kerusakan selama bongkar pasang

    4. Denda akibat tidak lengkapnya izin dari pemerintah (Warren, Reeve dan Fess, 2006).

    Lebih lanjut IAI mengatur pengakuan aset tetap dalam PSAK 16 biaya perolehan

    aset tetap harus diakui sebagai aset jika dan hanya jika:

    1. Kemungkinan besar entitas akan memperoleh manfaat ekonomik masa depan dari aset tersebut; dan

    2. Harga perolehan aset dapat diukur secara andal Biaya perolehan aset tetap meliputi biaya awal untuk memperoleh aset tetap dan biaya-biaya

    selanjutnya yang timbul untuk menambah, mengganti atau memperbaiki aset tetap.

    Suatu entitas bisa membuat keputusan untuk membeli atau mengkonstruksi aset tetap

    dengan alasan lingkungan atau keamanan. PSAK 16 menjelaskan bahwa perolehan aset tetap

    semacam itu, walaupun tidak secara langsung meningkatkan manfaat ekonomik masa depan

    dari suatu aset tetap yang ada, mungkin diperlukan bagi entitas untuk memperoleh manfaat

    ekonomik masa depan dari aset lain yang terkait. Dalam keadaan semacam itu, perolehan

    aset tetap semacam itu memenuhi kualifikasi untuk diakui sebagai aset karena aset tersebut

    memungkinkan entitas memperoleh manfaat ekonomik masa depan yang lebih besar dari

    aset-aset terkait dibandingkan seandainya aset tersebut tidak diperoleh. Sebagai contoh,

  • 3

    manajemen sebuah pabrik gula memutuskan untuk memasang peralatan pencegahan polusi

    udara yang baru untuk memenuhi ketentuan peraturan pemerintah mengenai pembuangan

    limbah pabrik. Peralatan tersebut harus diklasifikasikan sebagai aset tetap karena tanpa

    adanya peralatan tersebut, pemerintah melarang pabrik gula itu untuk beroperasi.

    Biaya-biaya yang keluar setelah perolehan awal, seperti biaya perawatan sehari-

    hari, tidak boleh diakui sebagai aset tetap. Biaya semacam ini harus diakui dalam laporan

    laba rugi. Akan tetapi, jika entitas mengeluarkan biaya inspeksi untuk memastikan bahwa

    aset tetap dapat beroperasi secara kontinu, maka biaya inspeksi ini harus diakui sebagai

    bagian dari aset tetap.

    B. PENGUKURAN PADA PENGAKUAN AWAL Pengakuan Aset Tetap

    Suatu aset tetap yang memenuhi kriteria pengakuan aset harus diukur sebesar biaya

    perolehannya. Komponen biaya perolehan aset tetap meliputi:

    1. Harga perolehannya, termasuk bea impor dan pajak pembelian yang tidak boleh

    dikreditkan setelah dikurangi diskon pembelian dan potongan-potongan lain.

    2. Biaya-biaya yang dapat diatribusikan secara langsung untuk membawa aset ke lokasi dan

    kondisi yang yang diinginkan agar aset siap digunakan sesuai dengan keinginan

    manajemen. Biaya ini meliputi:

    a. Biaya imbalan kerja yang timbul secara langsung dari pembangunan atau akuisisi aset

    tetap

    b. Biaya penyiapan lahan untuk pabrik.

    c. Biaya handling dan penyerahan awal.

    d. Biaya perakitan dan instalasi

    e. Biaya pengujian aset apakah aset berfungsi dengan baik, setelah dikurangi hasil

    bersih penjualan produk yang dihasilkan sehubungan dengan pengujian tersebut.

    f. Komisi profesional.

    3. Estimasi awal biaya pembongkaran dan pemindahan aset tetap dan restorasi lokasi aset.

    Kewajiban atas biaya tersebut timbul ketika aset tersebut diperoleh atau karena entitas

    menggunakan aset tersebut selama periode tertentu untuk tujuan selain untuk

    menghasilkan persediaan (PSAK 16)

  • 4

    Lebih lanjut IAI dalam PSAK 16 juga memberikan contoh biaya-biaya yang bukan

    merupakan biaya perolehan aset tetap, yaitu:

    1. Biaya pembukaan fasilitas baru

    2. Biaya pengenalan produk baru (termasuk biaya iklan dan aktivitas promosi)

    3. Biaya penyelenggaraan bisnis di lokasi baru atau kelompok pelanggan baru (termasuk

    biaya pelatihan staf)

    4. Biaya administrasi dan biaya overhead umum lainnya.

    Warren, Reeve dan Fess (2006) memberikan beberapa contoh biaya perolehan aset

    tetap untuk aset tetap berupa tanah, bangunan, mesin dan peralatan, serta pengembangan

    tanah.

    1. Biaya perolehan aset tetap: tanah

    a. Harga beli

    b. Pajak penjualan

    c. Biaya perizinan dari pemerintah

    d. Komisi pialang

    e. Bea balik nama

    f. Biaya survey

    g. Pajak real estate

    h. Pembongkaran bangunan yang tidak diperlukan

    i. Perataan tanah

    j. Pengaspalan atau pelapisan jalan umum yang membatasi tanah

    2. Biaya perolehan aset tetap: bangunan

    a. Biaya jasa arsitek

    b. Biaya jasa insinyur

    c. Biaya asuransi selama konstruksi

    d. Bunga atas pinjaman untuk membiayai konstruksi

    e. Jalan setapak ke dan sekitar bangunan

    f. Pajak penjualan

    g. Perbaikan (pembelian bangunan bekas)

    h. Restorasi (pembelian bangunan bekas)

    i. Modifikasi untuk penggunaan

  • 5

    j. Izin dari pemerintah

    3. Biaya perolehan aset tetap: mesin dan peralatan

    a. Pajak penjualan

    b. Biaya angkut

    c. Pemasangan

    d. Perbaikan (pembelian peralatan bekas)

    e. Restorasi (pembelian peralatan bekas)

    f. Asuransi pengangkut

    g. Perakitan

    h. Modifikasi untuk penggunaaan

    i. Pengujian sebelum digunakan

    j. Izin dari pemerintah

    4. Biaya perolehan aset tetap: pengembangan tanah

    a. Pepohonan dan rerumputan

    b. Pagar

    c. Penerangan halaman

    d. Pengaspalan area parkir

    Contoh Soal 2 (diadopsi dari Warren, Reeve dan Fess, 2006)

    Perusahaan pengiriman Tika membeli sebidang tanah untuk membangun sebuah gedung baru

    dengan membayar tunai Rp 35.000.000,00 dan menerbitkan wesel jangka pendek senilai Rp

    125.000.000,00. Biaya perizinan yang dihabiskan berjumlah Rp 1.100.000,00, sementara

    tunggakan pajak yang dilunasi adalah Rp 12.500.000,00, dan biaya yang dibayarkan untuk

    membongkar bangunan tua dari tanah tersebut adalah Rp 18.000.000,00. Bahan-bahan sisa

    hasil penghancuran bangunan berhasil dijual seharga Rp 3.600.000,00. Seorang kontraktor

    dibayar Rp 512.500,000,00 untuk membangun gudang baru. Tentukan biaya perolehan tanah

    yang harus dilaporkan di neraca!

    Jawab

    Pembelian tunai : Rp 35.000.000,00

    Pembelian kredit : Rp 125.000.000,00

    Biaya perizinan : Rp 1.100.000,00

  • 6

    Tunggakan pajak : Rp 12.500.000,00

    Biaya pembongkaran : Rp 18.000.000,00

    Dikurangi penjualan hasil pembongkaran : (Rp 3.600.000,00)

    Biaya perolehan tanah : Rp 188.000.000,00

    Contoh Soal 3 (diadopsi dari Ankarath, dkk, 2012)

    Excellent Inc melakukan instalasi pabrik yang baru pada fasilitas produksinya dan

    megeluarkan biaya-biaya sebagai berikut:

    1. Biaya pabrik (biaya per faktur pemasok ditambah pajak) sebesar Rp 10.500.000,00

    2. Penyerahan awal dan biaya penanganan sebesar Rp 500.000,00

    3. Biaya penyiapan lahan pabrik sebesar Rp 500.000,00

    4. Konsultan untuk saran atas akuisisi pabrik Rp 650.000,00

    5. Beban bunga yang dibayarkan kepada pemasok pabrik untuk penangguhan kredit sebesar

    Rp 300.000,00

    6. Estimasi biaya pelepasan yang terjadi setelah enam tahun sebesar Rp 1.000.000,00

    7. Kerugian operasional sebelum produksi komersial sebesar Rp 1.000.000,00

    Yang manakah biaya-biaya ini dapat dikapitalisasi sebagai bagian dari aset tetap sesuai

    dengan PSAK 16?

    Jawab

    Menurut PSAK 16, biaya-biaya ini dapat dikapitalisasi sebagai biaya yang diatribusikan

    secara langsung:

    1. Biaya pabrik Rp 10.500.000,00

    2. Penyerahan awal dan biaya penanganan Rp 500.000,00

    3. Biaya penyiapan lahan pabrik Rp 500.000,00

    4. Biaya konsultan Rp 650.000,00

    5. Estimasi biaya pelepasan yang terjadi setelah 6 tahun Rp 1.000.000,00

    Total biaya perolehan pabrik Rp 13.150.000,00

    Pengukuran Biaya Perolehan

    Biaya perolehan aset tetap menurut PSAK 16 adalah setara dengan nilai tunai yang

    diakui pada tanggal perolehannya. Jika pembayaran suatu aset ditangguhkan hingga

  • 7

    melampaui jangka waktu kredit normal, perbedaan antara nilai tunai dengan pembayaran

    total diakui sebagai beban bunga selama periode kredit kecuali dikapitalisasi sesuai dengan

    PSAK 26 mengenai Biaya Pinjaman.

    Untuk aset tetap yang diperoleh dengan cara ditukarkan dengan aset tetap lain, biaya

    perolehan aset diukur dengan menggunakan nilai wajar, kecuali jika

    1. Transaksi pertukaran tidak memiliki substansi komersial

    Suatu transaksi pertukaran dikatakan memiliki substansi komersial jika:

    a. Konfigurasi (risiko, waktu dan jumlah) arus kas atas aset yang diterima berbeda dari

    konfigurasi aset yang diserahkan.

    b. Nilai spesifik entitas dari bagian operasi entitas yang dipengaruhi oleh perubahan

    transaksi sabagai akibat dari pertukaran.

    c. Selisih di (a) atau (b) adalah relatif signifikan terhadap nilai wajar dari aset yang

    dipertukarkan

    2. Nilai wajar dari aset yang diterima dan diserahkan tidak dapat diukur secara andal

    Jika aset yang diperoleh tidak dapat diukur dengan nilai wajar, maka biaya perolehannya

    diukur dengan jumlah tercatat dari aset yang diserahkan.

    C. PENGUKURAN SETELAH PENGAKUAN AWAL PSAK 16 memberikan pilihan kepada suatu entitas untuk menentukan kebijakan

    akuntansi dalam mengukur aset tetap setelah pengakuan awal. Entitas bisa memilih model

    biaya (cost model) dan model revaluasi (revaluation model) dan harus menerapkannya

    dalam terhadap seluruh aset tetap dalam kelompok yang sama. PSAK 16 memberikan

    definisi kelompok aset tetap, yaitu pengelompokan aset yang memiliki sifat dan kegunaan

    yang serupa dalam operasi normal entitas. Sebagai contoh adalah sebagai berikut:

    1. Tanah

    2. Tanah dan bangunan

    3. Mesin

    4. Kapal

    5. Pesawat udara

    6. Kendaraan bermotor

    7. Perabotan

  • 8

    8. Peralatan kantor

    Contoh Soal 4 (diadopsi dari Ankarath, dkk, 2012)

    PT ABC memiliki lima buah truk yang digunakan dalam bisnisnya sebagai aset tetap.

    Dapatkah PT ABC mencatat tiga buah truk menurut model biaya dan sisanya dua truk

    menurut model revaluasi?

    Jawab

    PSAK 16 mengizinkan suatu entitas untuk memilih antara model biaya atau model revaluasi.

    PSAK 16 tidak mengizinkan suatu entitas untuk menerapkan dua model yang berbeda untuk

    kelompok aset tetap yang sama. Oleh karena itu, PT ABC tidak diizinkan untuk mencatat tiga

    buah truk menurut model biaya dan mencatat dua buah truk menurut model revaluasi karena

    standar melarang perlakuan akuntansi yang seperti itu.

    Model Biaya

    Model biaya adalah model yang umum digunakan di Indonesia karena model biaya

    adalah model yang disyaratkan oleh standar ketika Indonesia masih menggunakan US

    GAAP. PSAK 16 menyatakan bahwa setelah diakui sebagai aset, aset tetap dicatat sebesar

    biaya perolehan dikurangi akumulasi penyusutan dan akumulasi rugi penurunan nilai

    aset. Model biaya tidak akan dibahas lebih lanjut dalam modul ini dengan asumsi bahwa

    model ini telah familiar di Indonesia.

    Penyusutan (Depresiasi)

    PSAK 16 menyatakan bahwa setiap bagian dari aset tetap yang memiliki biaya

    perolehan cukup signifikan terhadap total biaya perolehan seluruh aset harus disusutkan

    secara terpisah. Ada 3 faktor yang perlu diperhatikan dalam menentukan biaya penyusutan

    (depresiasi) setiap periode, yaitu (1) biaya perolehan awal dari aset tetap, (2) umur manfaat

    yang diperkirakan dari aset tetap, dan (3) nilai residu (sisa), yaitu estimasi nilai pada akhir

    umur manfaat.

    Entitas bisa memilih metode penyusutan (depresiasi) yang akan digunakan

    berdasarkan ekspektasi pola konsumsi manfaat ekonomik masa depan dari aset. Metode

    penyusutan yang dapat digunakan oleh suatu entitas yaitu metode garis lurus, metode saldo

  • 9

    menurun, dan metode jumlah unit. Metode garis lurus akan menghasilkan pembebanan yang

    tetap selama umur manfaat aset tetap jika nilai residunya tidak berubah. Metode saldo

    menurun menghasilkan pembebanan yang menurun selama umur manfaat aset. Sedangkan,

    metode jumlah unit akan menghasilkan pembebanan berdasarkan pada penggunaan atau

    output yang diharapkan dari suatu aset. Sekali entitas memilih metode penyusutan, maka

    metode tersebut hendaknya diterapkan secara konsisten dari satu periode ke periode

    berikutnya kecuali jika ditemukan perubahan ekspektasi pola konsumsi manfaat ekonomik

    masa depan dari aset tersebut.

    Model Revaluasi

    PSAK 16 memberikan penjelasan mengenai model revaluasi dimana dalam model ini

    setelah diakui sebagai aset, aset tetap yang nilai wajarnya dapat diukur secara andal

    harus dicatat pada jumlah revaluasian, yaitu nilai wajar pada tanggal revaluasi

    dikurangi akumulasi penyusutan dan akumulasi rugi penurunan nilai yang terjadi

    setelah tanggal revaluasi. Revaluasi harus dilakukan dengan keteraturan yang cukup reguler

    untuk memastikan bahwa jumlah tercatat tidak berbeda secara material dari jumlah yang

    ditentukan dengan menggunakan nilai wajar pada akhir periode pelaporan.

    Nilai wajar adalah jumlah yang dipakai untuk mempertukarkan suatu aset antara

    pihak-pihak yang berkeinginan dan memiliki pengetahuan memadai dalam suatu transaksi

    dengan wajar. Untuk aset tetap berupa tanah dan bangunan, nilai wajar biasanya ditentukan

    melalui penilaian yang dilakukan oleh penilai yang memiliki kualifikasi profesional

    berdasarkan bukti pasar. Sedangkan, untuk aset tetap berupa pabrik dan peralatan, nilai wajar

    biasanya menggunakan nilai pasar yang ditentukan oleh penilai.

    Bagaimana halnya jika nilai wajar suatu aset tetap sulit untuk ditentukan secara

    reliabel? PSAK menyatakana bahwa jika tidak ada pasar yang dijadikan dasar penentuan

    nilai wajar karena sifat dari aset tetap yang khusus dan jarang diperjualbelikan, kecuali

    sebagai dari bisnis yang berkelajutan, maka entitas mungkin perlu mengestimasi nilai wajar

    menggunakan pendekatan penghasilan atau biaya pengganti yang telah disusutkan

    (depreciated replacement cost approach).

    Frekuensi revaluasi tergantung perubahan nilai wajar dari suatu aset tetap yang

    direvaluasi. Seberapa cepat aset tetap harus direvaluasi sangat tergantung pada karakteristik

  • 10

    dari aset tetap tersebut. Beberapa aset tetap mengalami perubahan nilai wajar secara

    signifikan dan fluktuatif sehingga perlu direvaluasi secara tahunan. Revaluasi tahunan seperti

    ini tidak perlu dilakukan apabila perubahan nilai wajar tidak signifikan. Namun demikian,

    aset tersebut mungkin perlu direvaluasi setiap tiga atau lima tahun sekali. Sebagai contoh,

    peralatan yang bersifat high technology akan direvaluasi lebih sering daripada peralatan yang

    digunakan dalam industri pertanian. Hal ini disebabkan oleh karena nilai pasar peralatan

    yang bersifat high technology sangat fluktuatif seiring dengan perkembangan teknologi yang

    juga sangat fluktuatif. Sementara, nilai pasar peralatan dalam industri pertanian lebih

    cenderung konstan. Revaluasi harus dilakukan sesering mungkin hingga jumlah yang tercatat

    tidak berbeda secara material dengan nilai wajar pada tanggal pelaporan. Jika nilai wajar dari

    aset yang direvaluasi berbeda secara material dari jumlah tercatatnya, mak revaluasi lanjutan

    perlu dilakukan.

    Lebih lanjut PSAK 16 memberi keterangan bahwa jika jumlah tercatat aset

    meningkat akibat revaluasi, maka kenaikan tersebut diakui dalam pendapatan

    komprehensif lain dan terakumulasi dalam ekuitas pada bagian surplus revaluasi.

    Namun, kenaikan tersebut harus diakui dalam laba rugi hingga sebesar jumlah

    penurunan nilai aset akibat revaluasi yang pernah diakui sebelumnya dalam laba rugi.

    Di sisi lain, jika jumlah tercatat aset turun akibat revaluasi, maka penurunan tersebut

    diakui dalam laba rugi. Namun, penurunan nilai tercatat diakui dalam pendapatan

    komprehensif lain selama penurunan tersebut tidak melebihi saldo kredit surplus

    revaluasi untuk aset tersebut. Penurunan nilai yang diakui dalam pendapatan komprehensif

    lain mengurangi akumulasi dalam ekuitas pada bagian surplus revaluasi.

    PSAK 16 juga mengatur tentang perlakuan akhir terhadap surplus revaluasi aset

    tetap. Surplus revaluasi aset tetap yang disajikan dalam ekuitas dapat dipindahkan

    langsung ke saldo laba ditahan pada saat aset tersebut dihentikan pengakuannya.

    Jumlah yang dipindahkan adalah sebesar perbedaan antara jumlah penyusutan berdasarkan

    nilai revaluasian aset dengan jumlah penyusutan berdasarkan biaya perolehan aset tersebut.

    Contoh Soal 5 (diadopsi dari Henderson, Person, dan Herbohn, 2008)

    Pada tanggal 1 Juli 20X6, PT Makmur Jaya membeli tanah dan bangunan dengan total biaya

    perolehan $1,600,000 yang terdiri dari

  • 11

    Tanah (nilai wajar) $1,000,000

    Bangunan A 200,000

    Bangunan B 400,000

    $1,600,000

    Manajemen PT Makmur Jaya memutuskan untuk menggunakan model revaluasi untuk

    mengukur tanah dan bangunan. Tanah dan bangunan tersebut merupakan kelompok aset yang

    berbeda. Umur ekonomik dari bangunan per tanggal pembelian adalah 20 tahun dan

    didepresiasi dengan menggunakan metode garis lurus.

    Pada tanggal 31 Desember 20X6 nilai wajar dari tanah berdasarkan penilaian independen

    adalah sebesar $1,200,000. PT Makmur Jaya mencatat revaluasi.

    Pada tanggal 30 Juni 20X7, nilai wajar tanah dan bangunan dinilai kembali oleh penilai

    independen dengan hasil sebagai berikut:

    Tanah $ 900,000

    Bangunan A 150,005

    Bangunan B 600,020

    $1,650,025

    Pada tanggal 30 Juni 20X8, tanah dan bangunan tersebut memiliki nilai wajar sebagai

    berikut:

    Tanah $ 900,000

    Bangunan A 200,000

    Bangunan B 500,000

    $ 1,600,000

    Pada tanggal 30 Juni 20X8 PT Makmur Jaya menjual tanah dan bangunan sebesar

    $1,600,000.

    Diminta untuk membuat jurnal untuk mencatat seluruh kejadian di atas

    Jawab

    1 Juli 20X6

    Tanah 1,000,000

    Bangunan A 200,000

    Bangunan B 400,000

  • 12

    Kas di Bank 1,600,000

    Mencatat pembelian aset tetap berdasarkan biaya perolehan

    31 Desember 20X6

    Tanah 200,000

    Surplus revaluasi 200,000

    Kenaikan nilai wajar dikredit ke Surplus revaluasi kecuali jika pada periode sebelumya

    terjadi penurunan nilai wajar

    30 Juni 20X7

    Surplus revaluasi 200,000

    Biaya revaluasi 100,000

    Tanah (900,000 1,200,000) 300,000

    Penurunan nilai wajar didebit ke Biaya revaluasi, tetapi karena pada periode sebelumnya

    telah terjadi kenaikan nilai wajar sebesar $200,000 maka $200,000 surplus revaluasi harus

    didebit terlebih dahulu, baru kemudian sisanya sebesar $100,000 didebit ke biaya revaluasi.

    Biaya depresiasi 30,000

    Akumulasi depresiasi bangunan A (1) 10,000

    Akumulasi depresiasi bangunan B (2) 20,000

    (1) $200,000/20 tahun = $10,000. Jumlah tercatat = $200,000 - $10,000 = $190,000

    (2) $400,000/20 tahun = $20,000. Jumlah tercatat = $400,000 - $20,000 = $380,000

    Umur ekonomik sekarang tinggal 19 tahun

    30 Juni 20X7

    Akumulasi depresiasi bangunan A 10,000

    Akumulasi depresiasi bangunan B 20,000

    Bangunan A 10,000

    Bangunan B 20,000

    Membalik akumulasi depresiasi

  • 13

    Biaya revaluasi 39,995

    Bangunan A ($150,005 - $190,000) 39,995

    Penurunan nilai wajar untuk pertama kalinya harus didebit ke Biaya revaluasi, kecuali jika

    sebelumnya telah terjadi kenaikan nilai wajar.

    Bangunan B ($600,020 - $380,000) 220,020

    Surplus revaluasi 220,020

    Kenaikan nilai wajar untuk pertama kaliya dikredit ke Surplus Revaluasi.

    30 Juni 20X8

    Biaya depresiasi 39,475

    Akumulasi depresiasi bangunan A (1) 7,895

    Akumulasi depresiasi bangunan B (2) 31,580

    (1) $150,005/19 tahun = $7,895. Jumlah tercatat = $150,005 - $7,895 = $142,110

    (2) $600,020/19 tahun = $31,580. Jumlah tercatat = $600,020 - $31,580 = $568,440

    Akumulasi depresiasi bangunan A 7,895

    Akumulasi depresiasi bangunan B 31,580

    Bangunan A 7,895

    Bangunan B 31,580

    Membalik akumulasi depresiasi metode neto

    Bangunan A ($200,000 - $142,110) 57,890

    Pendapatan revaluasi 39,995

    Surplus revaluasi 17,895

    Kenaikan nilai wajar setelah terjadi penurunan pada periode sebelumnya.

    Surplus revaluasi 68,440

    Bangunan B ($500,000 - $568,440) 68,440

    Penurunan nilai wajar setelah pada periode sebelumnya terjadi kenaikan nilai wajar.

    Penurunan tidak langung dicatat sebagai Biaya Revaluasi karena pada periode sebelumnya

  • 14

    sudah mengkredit surplus revaluasi, sehingga Surplus revaluasi harus didebit terlebih

    dahulu.

    Kas di bank 700,000

    Bangunan A 200,000

    Bangunan B 500,000

    Mencatat penjualan bangunan A dan bangunan B

    Kas di bank 900,000

    Tanah 900,000

    Mencatat penjualan tanah

    Saldo Surplus revaluasi selanjutnya akan dipindahkan ke Laba ditahan dengan jurnal sebagai

    berikut:

    Surplus revaluasi 169,475

    Laba ditahan 169,475

    D. PENURUNAN NILAI ASET TETAP Penurunan nilai dari aset tetap merupakan suatu kondisi dimana nilai tercatat dari aset

    tetap melebihi jumlah terpulihkan. IAI mengatur penurunan nilai aset secara spesifik pada

    PSAK 48. Entitas secara periodik harus mereview ada atau tidaknya indikasi penurunan nilai.

    Jika terdapat indikasi penurunan nilai, maka entitas harus menaksir jumlah terpulihkan dari

    aset tersebut. Jika jumlah tercatat dari suatu aset ternyata melebihi jumlah terpulihkan,

    maka perusahaan harus mengakui adanya rugi penurunan nilai aset pada laporan laba

    rugi. Rugi penurunan nilai adalah suatu jumlah yang merupakan selisih lebih nilai tercatat

    dari suatu aset atau unit penghasil kas atas jumlah terpulihkannya.

    Pada setiap akhir periode pelaporan, suatu entitas harus menilai apakah terdapat

    indikasi suatu aset mengalami penurunan nilai. Dalam menilai apakah terdapat indikasi

    bahwa aset mungkin mengalami penurunan nilai, entitas harus mempertimbangkan,

    minimum, hal-hal berikut ini:

    1. Informasi dari sumber eksternal

  • 15

    a. Perubahan signifikan nilai pasar

    b. Perubahan signifikan teknologi, pasar, ekonomi dan lingkup hukum

    c. Perubahan suku bunga

    d. Jumlah tercatat aset neto entitas melebihi kapitalisasi pasarnya

    2. Informasi dari sumber internal

    a. Bukti keusangan atau kerusakan fisik aset

    b. Perubahan signifikan atas penggunaan, penghentian dan masa manfaat aset

    c. Bukti internal mengindikasikan bahwa kinerja ekonomi aset lebih buruk dari yang

    diharapkan

    Ketika terdapat indikasi bahwa terdapat penurunan nilai suatu aset pada setiap

    periode pelaporan, entitas disyaratkan untuk mengukur jumlah terpulihkan dari aset tersebut.

    PSAK 48 mendefinisikan jumlah terpulihkan suatu aset sebagai jumlah yang lebih tinggi

    antara nilai wajar dikurangi biaya penjualan dan nilai pakai. Nilai wajar dikurangi biaya

    penjualan adalah jumlah yang dapat dihasilkan dari penjualan suatu aset atau unit penghasil

    kas dalam transaksi antara pihak-pihak yang mengerti dan berkehendak bebas tanpa tekanan,

    dikurangi biaya pelepasan aset. Sedangkan yang dimaksud dengan nilai pakai adalah nilai

    sekarang dari taksiran arus kas yang diharapkan akan diterima dari suatu aset atau unit

    penghasil kas.

    Pengukuran aset tetap bisa menggunakan model biaya atau model revaluasi. Jika

    nilai terpulihkan aset lebih kecil dari nilai tercatatnya maka nilai tercatat aset

    diturunkan menjadi sebesar nilai terpulihkan. Penurunan tersebut adalah rugi penurunan

    nilai. Jika entitas menggunakan model biaya, maka rugi penurunan nilai segera diakui dalam

    laporan laba rugi. Akan tetapi, jika entitas menggunakan model revaluasi, maka setiap rugi

    penurunan nilai aset ravaluasian diperlakukan sebagai penurunan revaluasi sesuai dengan

    PSAK 16. Atau dengan kata lain, akan diakui dalam pendapatan komprehensif lain,

    sepanjang kerugian penurunan nilai tidak melebihi jumlah surplus revaluasi untuk aset yang

    sama dan rugi penurunan nilai atas aset revaluasian akan mengurangi surplus revaluasi untuk

    aset tersebut.

  • 16

    Contoh Soal 6 (diadopsi dari Henderson, Person dan Herbohn, 2008)

    Penurunan Nilai Aset dengan Model Biaya

    PT Mandiri memiliki aset tetat yang diukur dengan menggunakan model biaya dengan biaya

    perolehan $600,000 dikurangi akumulasi depresiasi $200,000 (meliputi depresiasi tahun

    2008-2009). Pada akhir periode pelaporan keuangan, manajemen PT Mandiri menemukan

    indikasi bahwa telah terjadi perubahan teknologi yang cukup signifikan yang akan

    mempengaruhi nilai dari aset tetap PT Mandiri. Selain itu, terjadi pula restrukturisasi dalam

    tubuh direksi PT Mandiri yang dimungkinkan bisa membawa dampak penurunan kapasitas

    aset tetap. Pada tanggal 30 Juni 2009, nilai wajar dikurangi biaya penjualan sebesar $350,000

    dan nilai pakai sebesar $375,000.

    Anda diminta untuk membuat jurnal untuk mencatat semua kejadian di atas.

    Jawab

    1. Apakah ada indikasi penurunan nilai aset tetap?

    Ya, perubahan teknologi yang cukup signifikan dan restrukturisasi direksi merupakan

    indikasi ada penurunan nilai aset tetap.

    2. Menghitung jumlah terpulihkan dari aset tetap

    Jumlah terpulihkan merupakan jumlah yang lebih tinggi antara nilai wajar dikurangi

    biaya penjualan dan nilai pakai. Oleh karena itu, jumlah terpulihkan dari aset tetap adalah

    sebesar $375,000.

    3. Jumlah terpulihkan lebih kecil dari jumlah tercatat

    Jumlah tercatat aset = $600,000 - $200,000 = $400,000

    Jumlah terpulihkan = $375,000

    Jumlah terpulihkan ($375,000) < Jumlah tercatat ($400,000). Oleh karena itu, rugi

    penurunan nilai aset adalah sebesar $400,000 - $375,000 = $25,000

    Jurnal pada tanggal 30 Juni 2009

    Rugi penurunan nilai aset tetap 25,000

    Akumulasi rugi penurunan nilai aset tetap 25,000

    Penyajian aset tetap pada neraca 30 Juni 2009 adalah sebagai berikut

    Aset tetap sebesar biaya perolehan $600,000

  • 17

    dikurangi akumulasi depresiasi (200,000)

    dikurangi akumulasi rugi penurunan nilai (25,000)

    Jumlah tercatat, 30 Juni 2009 $375,000

    Contoh Soal 7 (diadopsi dari Kieso, Weygand, dan Walfield, 2011)

    Penurunan Nilai Aset Tetap dengan Model Revaluasi

    PT Melodi melakukan pengujian indikasi adanya penurunan nilai aset tetap berupa tanah.

    Pengukuran terhadap nilai tanah dilakukan berdasarkan model revaluasi. Tanah dinyatakan

    dengan nilai wajar dan mempunyai Surplus revaluasi sebesar $5,000. Berikut adalah hasil

    dari pengujian penurunan nilai tanah.

    Nilai wajar dikurangi biaya penjualan $ 21,200

    Nilai pakai 22,000

    Jumlah tercatat 30,000

    Buatlah jurnal untuk mencatat penurunan nilai tanah!

    Jawab

    1. Jumlah terpulihkan = $22,000 (jumlah yang lebih tinggi antara nilai wajar dikurangi

    biaya penjualan = $21,200 dan nilai pakai = $22,000)

    2. Jumlah tercatat = $30,000

    3. Jumlah terpulihkan < jumlah tercatat sehingga rugi penurunan nilai aset = $30,000 -

    $22,000 = $ 8,000

    4. Surplus revaluasi = $5,000

    Berdasarkan informasi di atas, maka dapat dibuat jurnal sebagai berikut

    Surplus revaluasi 5,000

    Rugi penurunan nilai aset ($8,000 - $ 5,000) 3,000

    Tanah 8,000

    Pembalikan Rugi Penurunan Nilai

    Rugi penurunan nilai aset tetap yang telah diakui dalam periode sebelumnya harus

    dibalik jika terdapat perubahan estimasi yang digunakan untuk menentukan jumlah

    terpulihkan atas aset tetap tersebut sejak rugi penurunan nilai terakhir diakui. Jika terdapat

  • 18

    kasus seperti ini, maka jumlah tercatat aset tetap harus dinaikkan ke jumlah terpulihkannya.

    Kenaikan ini merupakan suatu pembalikan rugi penurunan nilai.

    Jumlah tercatat aset tetap yang meningkat yang disebabkan pembalikan rugi

    penurunan nilai, tidak boleh melebihi batas yaitu jumlah tercatat (neto setelah

    depresiasi) seandainya aset tetap tidak mengalami rugi penurunan nilai di tahun-tahun

    sebelumnya. Pembalikan rugi penurunan nilai aset tetap diakui segera dalam laba rugi jika

    entitas menggunakan model biaya. Sedangkan, jika entitas menggunakan model revaluasi,

    maka setiap pemulihan rugi penurunan nilai aset tetap harus diperlakukan sebagai kenaikan

    penilaian kembali sesuai dengan PSAK 16.

    Contoh Soal 8 (diadopsi dari Henderson, Pearson, dan Herbohn, 2008)

    Pembalikan penurunan nilai aset dengan model biaya

    PT Mandiri membeli aset tetap pada tanggal 1 Juli 2006 dengan biaya perolehan sebesar $1

    juta secara tunai. Aset tetap tersebut memiliki umur ekonomik 5 tahun, tidak memiliki nilai

    sisa dan didepresiasi dengan menggunakan metode garis lurus.

    Jumlah terpulihkan dari aset tetap tersebut adalah sebagai berikut:

    30 Juni 2007, $700,000

    30 Juni 2008, $800,000

    Manajemen perusahaan mengidentifikasi bahwa indikator penurunan nilai aset tetap telah

    terjadi. PT Mandiri menggunakan model biaya untuk mengukur nilai aset tetap. Buatlah

    jurnal untuk mencatat semua transaksi dan kejadian di atas

    Jawab

    1 Juli 2006

    Aset tetap 1,000,000

    Kas 1,000,000

    30 Juni 2007

    Biaya depresiasi 200,000

    Akumulasi depresiasi 200,000

    $100,000/5 tahun

    Jumlah tercatat sekarang = $100,000 - $200,000 = $800,000

  • 19

    Jumlah terpulihkan = $700,000

    Jumlah tercatat = $ 800,000

    Jumlah terpulihkan < jumah tercatat sehingga rugi penurunan nilai aset tetap = $100,000

    Rugi penurunan nilai aset tetap 100,000

    Akumulasi penurunan nilai 100,000

    Penyajian aset tetap di neraca 30 June 2007 adalah sebagai berikut

    Aset tetap sebesar biaya perolehan $1,000,000

    dikurangi akumulasi depresiasi (200,000)

    dikurangi akumulasi rugi penurunan nilai (100,000)

    Jumlah tercatat 700,000

    30 Juni 2008

    Biaya depresiasi ($700,000/4 tahun) 175,000

    Akumulasi depresiasi 175,000

    Jumlah terpulihkan = $575,000

    Jumlah tercatat = $700,000 - $175,000 = $525,000

    Jumlah terpulihkan > jumlah tercatat sehingga terjadi pembalikan penurunan nilai aset

    sebesar $575,000 - $525,000 = $50,000. Akan tetapi pembalikan penurunan nilai aset tetap

    tidak boleh melebihi batas yaitu jumlah tercatat aset tetap jika seandainya aset tetap tidak

    mengalami rugi penurunan nilai di tahun-tahun sebelumnya.

    Menentukan batas

    Biaya perolehan $1,000,000

    dikurangi akumulasi depresiasi (2 tahun) (400,000)

    Jumlah tercatat, 30 Juni 2008 600,000

  • 20

    Pembalikan penurunan aset tetap sebesar $50,000 tidak melebihi batas sebesar $600,000

    sehingga pembalikan sebesar $50,000 diperkenankan.

    Jurnal

    Akumulasi rugi penurunan nilai aset tetap 50,000

    Pendapatan: pembalikan rugi penurunan nilai aset tetap 50,000

    Penyajian aset tetap di neraca 30 Juni 2008

    Aset tetap sebesar biaya perolehan $1,000,000

    dikurangi akumulasi depresiasi (375,000)

    dikurangi akumulasi rugi penurunan nilai (50,000)

    Jumlah tercatat, 30 Juni 2008 575,000

    Contoh Soal 9 (diadopsi dari Henderson, Pearson dan Herbohn, 2008)

    Pembalikan penurunan aset tetap dengan model revaluasi

    Pada tanggal 1 Juli 2006, PT Sukses membeli peralatan dengan total biaya perolehan sebesar

    $4,000,000. PT Sukses menggunakan model revaluasi untuk mencatat peralatan tersebut.

    Peralatan didepresiasi dengan menggunakan metode garis lurus selama 4 tahun. Nilai sisa

    pada akhir tahun ke-4 adalah sebesar nol. Indikator penurunan nilai peralatan dan

    pembalikanya terjadi pada tanggal 30 Juni 2007, 2008 dan 2009. Berikut disajikan informasi

    mengenai nilai peralatan:

    Tanggal Nilai Wajar Biaya Penjualan Nilai Pakai

    30 Juni 2007 2,910,000 50,000 2,950,000

    30 Juni 2008 1,940,000 80,000 1,880,000

    30 Juni 2009 1,140,000 40,000 1,160,000

    Anda diminta untuk membuat jurnal yang relevan dengan kejadian di atas mulai dari tanggal

    1 Juli 2006 sampai dengan 30 Juni 2009.

    Jawab

    1 Juli 2006 membeli peralatan

  • 21

    Peralatan 4,000,000

    Kas 4,000,000

    30 Juni 2007 mencatat depresiasi

    Biaya depresiasi ($4,000,000/4 tahun) 1,000,000

    Akumulasi depresiasi 1,000,000

    30 Juni 2007 mengukur nilai wajar

    Akumulasi depresiasi 1,000,000

    Peralatan 1,000,000

    Biaya revaluasi 90,000

    Peralatan 90,000

    Jumlah tercatat $3,000,000 nilai wajar $2,910,000. Jumlah tercatat sekarang $2,910,000

    30 Juni 2007 mencatat penurunan nilai peralatan

    Nilai pakai $2,950,000

    Nilai wajar biaya penjualan $2,860,000

    sehingga jumlah terpulihkan = $2,950,000

    Jumlah tercatat $2,910,000 < jumlah terpulihkan $2,950,000 sehingga tidak terjadi

    penurunan nilai peralatan

    30 Juni 2008 mencatat depresiasi

    Biaya depresiasi ($2,910,000/3 tahun) 970,000

    Akumulasi depresiasi 970,000

    30 Juni 2008 mencatat revaluasi

    Jumlah tercatat = $2,910,000 - $970,000 = $1,940,000 = nilai wajar sehingga tidak ada

    revaluasi

    30 Juni 2008 mencatat penurunan nilai

  • 22

    Nilai pakai $1,880,000

    Nilai wajar biaya penjualan $1,860,000

    Sehingga jumkah terpulihkan = $1,880,000

    Jumlah tercatat = $1,940,000

    Karena jumlah tercatat > jumlah terpulihkan maka penurunan nilai aset tetap terjadi dengan

    rugi penurunan sebesar $1,940,000 - $1,880,000 = $60,000

    Rugi penurunan nilai 60,000

    Akumulasi rugi penurunan nilai 60,000

    30 Juni 2009 mencatat depresiasi

    Biaya depresiasi ($1,880,000/2 tahun) 940,000

    Akumulasi depresiasi 940,000

    30 Juni 2008 mencatat revaluasi dan pembalikan penurunan nilai aset

    Nilai pakai $1,160,000

    Nilai wajar biaya penjualan $1,100,000

    Jumlah terpulihkan = $1,160,000

    Jumlah tercatat = $1,880,000 - $940,000 = $940,000

    Jumlah tercatat < jumlah terpulihkan sehingga terjadi pembalikan penurunan nilai aset

    sebesar $1,160,000 - $940,000 = $220,000. Akan tetapi berapa nilai yang dapat dibalikkan

    tidak boleh melebihi batas

    Batas = nilai wajar, kenaikan maksimal sebesar

    Nilai wajar $1,140,000 jumlah tercatat = $940,000 200,000

    Kenaikan maksimal > (biaya revaluasi + rugi penurunan nilai) (150,000)

    Revaluasi terjadi dan mengakui surplus revaluasi 50,000

    Akumulasi depresiasi ($970,000 + $940,000) 1,910,000

    Akumulasi rugi penurunan nilai 60,000

    Peralatan 1,970,000

  • 23

    Peralatan 200,000

    Pendapatan (pembalikan rugi penurunan nilai) 60,000

    Pendapatan (pembalikan biaya revaluasi) 90,000

    Surplus revaluasi 50,000

    E. PENGHENTIAN PENGAKUAN PSAK 16 mengatur tentang bagaimana aset tetap dikeluarkan dari neraca perusahaan.

    Jumlah tercatat aset tetap dihentikan pengakuannya pada saat:

    1. Dilepas. Pelepasan aset bisa dilakukan dengan berbagai cara, seperti dijual, disewakan

    berdasarkan sewa pembiayaan, atau disumbangkan.

    2. Ketika tidak terdapat lagi manfaat ekonomi masa depan yang diharapkan dari

    penggunaan atau pelepasannya.

    Keuntungan atau kerugian yang timbul dari penghentian pengakuan aset tetap

    dimasukkan dalam laba rugi pada saat aset tersebut dihentikan pengakuannya. Keuntungan

    tidak boleh diklasifikasikan sebagai pendapatan. Namun, entitas yang aktivitas normalnya

    adalah menjual aset yang sebelumnya disewakan, maka entitas mentransfer aset tetap

    tersebut menjadi persediaan sesuai nilai tercatat ketika aset tidak lagi disewakan dan menjadi

    aset dimiliki untuk dijual. Keuntungan atau kerugian yang timbul dari penghentian

    pengakuan suat aset tetap ditentukan sebesar pendapatan antara jumlah hasil

    pelepasan neto, jika ada, dan jumlah tercatat dari aset tersebut.

    Contoh Soal 10 (diadopsi dari Warren, Reeve dan Fess, 2006)

    Sebuah perusahaan membeli peralatan dengan harga $10,000 dan disusutkan dengan tarif

    garis lurus sebesar 10% setiap tahunnya. Peralatan tersebut dijual secara tunai pada tanggal

    12 Oktober di tahun ke-8 pemakaiannya. Saldo akun akumulasi depresiasi per 31 Desember

    tahun sebelumnya ada $7,000. Jurnalah transaksi penjualan peralatan jika (a) harga jualnnya

    $2,250, (b) harga jualnya $1,000, dan (c) harga jualnya $2,800

  • 24

    Jawab

    Ayat jurnal untuk memutakhirkan depresiasi selama 9 bulan dari tahun berjalan

    Biaya depresiasi peralatan 750

    Akumulasi depresiasi peralatan 750

    $10,000 x x 10%

    Nilai buku akun akumulasi depresiasi pada 12 Oktober tahun berjalan adalah sebesar $7,000

    + $ 750 = $7,750

    Ketika harga jualnya $2,250

    Kas 2,250

    Akumulasi depresiasi peralatan 7,750

    Peralatan 10,000

    Ketika harga jualnya $1,000

    Kas 1,000

    Akumulasi depresiasi peralatan 7,750

    Kerugian penjualan aset tetap 1,250

    Peralatan 10,000

    Ketika harga jualnya $2,800

    Kas 2,800

    Akumulasi depresiasi peralatan 7,750

    Keuntungan penjualan aset tetap 550

    Peralatan 10,000

    F. PENGUNGKAPAN PSAK 16 menyatakan bahwa hal-hal sebagai berikut perlu diungkapkan dalam

    laporan keuangan perusahaan:

    1. Dasar pengukuran yang digunakan dalam menentukan jumlah tercatat bruto

    2. Metode penyusutan yang digunakan

  • 25

    3. Umur manfaat atau tarif penyusutan yang digunakan

    4. Jumlah tercatat bruto dan akumulasi penyusutan (dijumlahkan dengan akumulasi rugi

    penurunan nilai) pada awal dan akhir periode

    5. Rekonsiliasi jumlah tercatat pada awal dan akhir periode yang menunjukkan:

    a. Penambahan

    b. Aset diklasifikasi sebagai tersedia untuk dijual atau termasuk dalam kelompok

    lepasan yang diklasifikasikan sebagai tersedia untuk dijual.

    c. Akuisisi melalui kombinasi bisnis

    d. Peningkatan atau penurunan akibat dari revaluasi serta dari rugi penurunan nilai yang

    diakui atau dijurnal balik dalam pendapatan komprehensif lain.

    e. Rugi penurunan nilai yang diakui dalam laba rugi

    f. Rugi penurunan nilai yang dijurnal balik dalam laba rugi

    g. Penyusutan

    h. Selisih nilai tukar neto yang timbul dalam penjabaran laporan keuangan dari mata

    uang fungsional menjadi mata uang pelaporan yang berbeda, termasuk penjabaran

    dari kegiatan usaha luar negeri menjadi mata uang pelaporam dari entitas pelapor.

    i. Perubahan lain

    Selain pengungkapan di atas, hal-hal lain yang perlu diungkapkan sehubungan

    dengan aset tetap, antara lain:

    1. Keberadaan dan jumlah restriksi atas hak milik dan aset tetap yang dijaminkan untuk

    liabilitas.

    2. Jumlah pengeluaran yang diakui dalam jumlah tercatat aset tetap yang sedang dalam

    pembangunan.

    3. Jumlah komitmen kontraktual dalam perolehan aset tetap, dan

    4. Jumlah kompensasi dari pihak ketiga untuk aset tetap yang mengalami penurunan nilai,

    hilang atau dihentikan yang dimasukkan dalam laba rugi, jika tidak diungkapkan secara

    terpisah pada pendapatan komprehensif lain.

  • 26

    DAFTAR PUSTAKA

    Ankarath, Nandakumar., Mehta, Kalpesh J., Ghosh, TP., Alkafaji, Yass A., 2012. Memahami IFRS: Standar Pelaporan Keuangan Internasional. Jakarta: Indeks

    Henderson, Scott., Peirson, Graham., Herbohn, Kathy., 2008, Issues in Financial Accounting,

    Australia: Pearson Ikatan Akuntan Indonesia. PSAK 16 tentang Aset Tetap Ikatan Akuntan Indonesia. PSAK 48 tentang Penurunan Nilai Aset Warren, Carl S., Reeve, James M., Fess, Philip E., 2006, Pengantar Akuntansi. Edisi 21.

    Jakarta: Salemba Empat.