Prurigo

26
BAGIAN ILMU KESEHATAN KULIT DAN KELAMIN LAPORAN KASUS FAKULTAS KEDOKTERAN JANUARI 2016 UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR PRURIGO HEBRA Oleh: HERWIQ ISMAIL 10542 0247 10 PEMBIMBING : DR. dr. HELENA KENDENGAN , Sp.KK DIBAWAKAN DALAM RANGKA TUGAS KEPANITERAAN KLINIK BAGIAN ILMU KESEHATAN KULIT DAN KELAMIN

description

ewikq punya

Transcript of Prurigo

Page 1: Prurigo

BAGIAN ILMU KESEHATAN KULIT DAN KELAMIN LAPORAN KASUS

FAKULTAS KEDOKTERAN JANUARI 2016

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR

PRURIGO HEBRA

Oleh:

HERWIQ ISMAIL

10542 0247 10

PEMBIMBING :

DR. dr. HELENA KENDENGAN , Sp.KK

DIBAWAKAN DALAM RANGKA TUGAS KEPANITERAAN KLINIK

BAGIAN ILMU KESEHATAN KULIT DAN KELAMIN

FAKULTAS KEDOKTERAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR

2015

Page 2: Prurigo

BAB 1

PENDAHULUAN

Prurigo merupakan Istilah yang paling baik digunakan untuk menunjukkan

sekelompok penyakit kulit ditandai dengan papula pruritus intensif atau nodul. Istilah ini

awalnya diperkenalkan oleh Hebra untuk menunjukkan papula yang disebabkan oleh

garukan.1

Prurigo ialah erupsi papular kronik dan rekurens, terdapat berbagai macam prurigo

yang tersering terlihat ialah prurigo hebra. Disusul oleh prurigo nodularis. 2

KOCSARD pada tahun 1962 mendefinisikan prurigo papul sebagai papul yang

berbentuk kubah dengan vesikel pada puncaknya. Vesikel hanya terdapat dalam waktu yang

singkat saja, karena segera menghilang akibat garukan, sehingga yang tertinggal hanyalah

papul yang berkrusta. Likenifikasi hanya terjadi skunder akibat proses kronik. Ia membagi

prurigo menjadi 2 kelompok:

1. prurigo simpleks

2. dermatosis pruriginosa.

Prurigo simpleks sering ditemukan pada orang dengan usia pertengahan. Tempat yang

paling sering terkena ialah badan dan bagian ekstensor ekstremitas. Muka dan bagian kepala

yang berambut juga dapat terkena tersendiri atau bersama-sama dengan tempat lainnya.

Pengobatannya simtomatik, diberikan obat untuk mengurangi rasa gatal, baik sistemik

(sedativa) maupun topikal.2

Pada kelompok dermatosis pruriginosa papul terdapata bersama-sama dengan

urtikaria, infeksi piogenik, tanda-tanda bekas garukan, likenifikasi dan eksematisasi.

Termasuk dalam kelompok penyakit ini antara lain: strofulus, prurigo kronik, dan prurigo

hebara .2 Di antara berbagai bentuk, prurigo Hebra merupakan bentuk tersering terdapat. Di

bagian kami, jika kami menyebut prurigo saja yang di maksud adalah prurigo hebra. Dimana

Page 3: Prurigo

prurigo hebra adalah penyakit kulit kronik dimulai sejak bayi atau anak.2 Untuk lebih

mengetahui lebih jelas tentang prurigo hebra, akan di bahas di BAB selanjutnya.

Page 4: Prurigo

BAB II

LAPORAN KASUS

A. IDENTITAS PASIEN

NAMA : An. N

Usia : 8 tahun

Jenis kelamin : Perempuan

Alamat : jl. Poros malino gowa

B. ANAMNESIS

1. KELUHAN UTAMA

Muncul bintik-bintik kehitaman disertai rasa gatal sejak kurang lebih 2 minggu yang

lalu.

2. RIWAYAT PENYAKIT SEKARANG

Pasien datang ke RSUD Syekh Yusuf Gowa dengan keluhan yaitu bintik-bintik hitam

disertai gatal pada Daerah lengan kanan dan kiri, serta daerah tungkai kanan dan kiri

sejak 2 minggu yang lalu. Keluhan ini pernah di rasakan sebelumnya sejak kecil

3. RIWAYAT PENYAKIT TERDAHULU

Pasien ini pernah mengalami gatal-gatal seperti ini sejak umur kurang lebih 8 bulan,

namun keluarga hanya mengompres dengan air hangat.

4. RIWAYAT PENYAKIT KELUARGA

Di dalam keluarga pasien tidak ada yang mengalami hal seperti ini baik orang tua

maupun saudara kandung.

5. RIWAYAT ALERGI

Gatal sekali saat makan telur namun selain telur tetap gatal tapi tidak separah saat

makan telur.

Page 5: Prurigo

6. RIWAYAT PENGOBATAN

Pasien tidak pernah berobat ke puskesmas maupun RS. hanya diberikan minyak

gosok.

C. STATUS DERMATOLOGI

Lokasi : Daerah lengan kanan dan kiri, serta daerah tungkai kanan dan kiri

Ukuran : Miliar dan Lentikular

Jumlah : Banyak

Efloresensi : Papul, vesikel eritema, skuama

D. RESUME

Seorang anak berumur 8 tahun datang ke poli kulit kelamin Rumah Sakit Umum

Daerah Syeikh Yusuf Gowa dengan keluhan bintik kehitaman disertai rasa gatal di daerah

lengan kanan dan kiri, serta daerah tungkai kanan dan kiri, pasien merasakan gatal sekali pada

malam hari. Untuk mengurangi rasa gatal yang dirasakan pasien, pasien menggaruk hingga

daerah tungkai tangan dan kaki menjadi luka,awalnya hanya bintik-bintik merah berisi air,

namun akibat sering di garuk, bintik-bintik tersebut menjadi luka.

Keluhan ini di rasakan kurang lebih 2 minggu yang lalu. Namun sebelumnya pasien

pernah mengalami gatal-gatal semasa kecil, namun keluarganya hanya mengompres dengan

air hangat. Sempat beberapa saat menghilang, namun pada usia 8 tahun pasien tersebut

mengalami gejala yang sama lagi. Riwayat keluarga yang mengalami hal seperti ini tidak

ada. Riwayat sesak nafas atau asma tidak ada, riwayat demam tidak ada, riwayat pengobatan

sebelumnya belum pernah berobat, hanya di berikan minyak gosok. Riwayat alergi ada, terasa

gatal sekali bila makan telur namu jika makan yang lain gatal tidak terlalu parah.

Page 6: Prurigo
Page 7: Prurigo

E. DIAGNOSIS BANDING

a. skabies

b. insect bite

c. dermatitis herpetiformis

F. DIAGNOSIS

Diagnosis dapat di tegakan dengan anamnesis dan pemeriksaan fisik. Dari data anamnesis

yang didapat dari pasien, pasien mengalami PRURIGO HEBRA.

G. PENATALAKSANAAN

UMUM:

1. menjaga kebersihan badan dan lingkungan.

Page 8: Prurigo

2. menghindari faktor pencetus seperti gigitan serangga dengan memakai kelambu

saat tidur

3. hindari trauma mekanis (menggaruk) yang dapat menyebabkan luka

4. meminum dan menggunakan obat dengan teratur sesuai dengan petunjuk dokter.

MEDIKA MENTOSA

Terapi sistemik:

1. Citirizine

Terapi topikal:

1. Fuzon

2. Betametazone

H. PROGNOSIS

Sebagian besar akan sembuh total pada usia akhir balik.

Page 9: Prurigo

BAB III

PEMBAHASAN

A. DEFENISI

Prurigo merupakan Istilah yang paling baik digunakan untuk menunjukkan

sekelompok penyakit kulit ditandai dengan papula pruritus intensif atau nodul. Istilah ini

awalnya diperkenalkan oleh Hebra untuk menunjukkan papula yang disebabkan oleh

garukan.1

Prurigo hebra (PH) merupakan kulit kronik dimulai sejak bayi atau anak. Kelainan

kulit dengan gejala subjektif sangat gatal, terdiri atas papul-papul miliar berbentuk kubah

disertasi vesikel kecil di puncaknya, lebih mudah di raba daripada dilihat, terutama di daerah

ekstermitas bagian ekstensor, serta bagian tubuh yang tidak tertutup pakaian (misalnya

wajah).2

Prurigo terbanyak yang di dapatkan di indonesia yaitu prurigo hebra,di akibatkan

karena di daerah indonesia merupakan suatu daerah yang memliki penyebab dari penyakit

prurigo.

B. EPIDEMIOLOGI

Penyakit ini sering terdapat pada keadaan sosial-ekonomi dan higiene yang rendah. Di

jakarta penderita wanita lebih banyak daripada laki-laki. Umumnya terdapat pada anak. Di

Eropa dan Amerika Serikat penyakit ini jarang.Penyakit ini lebih banyak terdapat pada daerah

tropis. Selain itu juga pada beberapa kasus di temukan faktor keturunan. Salah satu faktor

pencetus yaitu infeksi kronik dan keganasan, kekurangan makanan protein dan kalori.2,3

Page 10: Prurigo

C. ETIOPATOGENESIS

Penyakit ini belum jelas penyebabnya. Ada beberapa faktor yang diduga terkait penyakit

ini, yaitu herediter, gigitan serangga, suhu, parasit, dan atopi. Selain itu paparan sinar

matahari dan pengaruh dari dalam tubuh seperti infeksi kronik merupakan penyebab atau

pencetus dari penyakit ini.3,4sebagian para ahli berpendapat bahwa kulit penderita peka

terhadap gigitan serangga, misalnya nyamuk. Mungkin antigen atau toksin yang ada dalam

ludah serangga menyebabkan alergi. Di samping itu juga tedapat bebrapa faktor yang

berperan, antara lain : suhu, investasi parasit (misalnya Ascaris atau Oxyruris). Juga infeksi

fokal, misalnya tonsil atau saluran cerna, endokrin, alergi makanan. 2

Patogenesis penyakit belum semua diketahui, namun terdapat penurunan pola penyakit

secara multi faktorial, artinya terdapat peran multigen dan pengaruh lingkungan. Faktor luar

yang paling berperan adalah gigitan serangga terutama nyamuk dan kebersihan diri. Keluhan

utama rasa gatal, terutama setelah di gigit serangga (nyamuk). Tempat prediliksi di wajah, dan

ekstermitas, dapat meluas ke badan setelah beberapa tahun. Lesi kulit menyebar simetris di

ekstensor ke dua lengan atau tungkai, makan ke distal makin padat dan berat. Gambaran klinis

berupa kelainan polimorfik, mula-mula terdapat papul eritomatosa mirip gigitan serangga

(papullar urtikaria). Papul prurigo biasanya berbentuk bulat mirip kubah, dan lebih nyata pada

perabaan daripada di lihat. Di bagian puncak terdapat vesikel miliar, mudah pecha bila

digaruk, kemudian meniggalkan krusta di atas papul tersebut. Kadang-kadang dapat disertai

infeksi skunder. Terdapat pembesaran kelenjar getah bening di bagian femoral yang disebut

bubo prurigo. Biasanya sembuh dengan meninggalkan bekas hiperpigmentasi.7

Sementara itu pasien mengalami hal ini diduga akibat paparan sinar matahari dan sistem

tubuh yang rendah, karena pasien ini selalu terkena paparan sinar matahari saat sekolah dan

juga makannan kurang mengandung banyak gizi karena pasien ini hanya tinggal bersama

neneknya.

Page 11: Prurigo

D. GEJALA KLINIK

Mulainya penyakit sering pada anak berumur di atas 1 tahun. Kelainan yang khas ialah

adanya papul-papul miliar tidak berwarna, berbentuk kubah, lebih mudah diraba daripada

dilihat. Garukan yang terus menerus menimbulkan erosi, ekskoriasi, krusta, hiperpigmentasi

dan likenifikasi. Sering pula terjadi infeksi skunder. Jika kronik tampak kulit yang sakit lebih

gelap kecoklatan dan berlikenifikasi.2

Tempat predileksi di ekstermitas bagian ekstensor dan simetrik, dapat meluas ke

bokong dan perut, muka dapat pula terkena. Biasanya bagian distal lengan atau tungkai lebih

parah dibandingkan bagian proksimal. Demikian pula umumnya tungkai lebih parah dari pada

lengan.2

Kelenjar getah bening regional biasanya membesar, meskipun tidak disertai infeksi,

tidak lebih lunak. Pembesaran tersebut disebut bubo prurigo. Keadaan umum penderita

biasanya pemurung atau pemarah akibat kurang tidur, kadang-kadang nafsu makan berkurang

sehingga timbul anemia dan malnutrisi.2

Untuk menyatakan berat ringannya penyakit dipakai istilah prurigo mitis, jika ringan,

bila berat disebut prurigo feroks (agria). Prurigo mitis hanya terbatas di ekstermitas bagian

ekstensor serta sembuh sebelum akil balik. Sebaliknya prurigo feroks, lokasi lesi lebih luas

dan berlanjut sampai dewasa.2

Dari anamnesis didahului oleh gigitan serangga (nyamuk, semut), selanjutnya timbul

urtikaria papular. Kemudian timbul rasa gatal, dan karena di garuk timbul bintik-bintik. Gatal

bersifat kronik, akibatnya kulit jadi hitam dan menebal. Penferita akan mengeluh selalu

gelisah, gatal dan mudah di rangsang.3

E. DIAGNOSIS BANDING

Berdasarkan gejala klinik yang terdapat pada pasien, dapat di ambil kesimpulah bahwa

diagnosis pada pasien ini yaitu:

Page 12: Prurigo

1. SKABIES

Skabies (scabies, bahsa latin = keropeng, kudis, gatal) disebabkan oleh tungau

kecil berkaki delapan (Sarcoptes scabiei), dan didapatkan melalui kontak fisik yang erat

dengan orang lain yang menderita penyakit ini sering kali berpegangan dalam waktu yang

samgat lama barangkali merupakan penyebab umum terjadinya penyakit ini. Penyakit ini

umumnya menyerang anak-anak dan dewasa muda, walaupun akhir-akhir ini juga sering di

dapatkan pada orang berusia lanjut, biasanya di lingkungan rumah jompo.5

Gejala klinis pada penderita inimengeluh gatal, yang khas terasa sekali pada

malam hari. Hendaklah di curigai adanya skabies bila seseorang mengutarakan keluhan

seperti itu.5

Terdapat dua tipe utama lesi kulit pada skabies yaitu terowongan dan ruam

skabies. Trowongan bisa di temukan pada tangan dan kaki bagian samping jari tangan dan jari

kaki, sela jari, pergelangan tangan dan punggung kaki. Pada bayi terowongan sering terdapat

pada telapak tangan, telapak kaki.5

Selain lesi primer tadi, bisa juga di dapatkan kelainan skunder seperti ekskoriasi,

eksematisasi, dan infeksi bakteri skunder.5

Page 13: Prurigo
Page 14: Prurigo

2. INSECT BITE

Serangga arthropoda dari kelas Insecta. Serangga terdiri dari kelas yang paling

beragam dan banyak dari kerajaan hewan dan termasuk banyak spesies belalang sembah ,

capung , belalang , bug benar , lalat , kutu , lebah , tawon , semut , kutu , kupu-kupu , ngengat

, dan kumbang . Jumlah spesies diperkirakan antara 6 dan 10 juta , dengan lebih dari satu juta

spesies yang sudah dijelaskan . Oleh karena itu , kontak manusia dengan serangga tidak dapat

dihindari . Paparan serangga menggigit atau menyengat dapat menimbulkan keparahan dari

gigitan tersebut dan dapat mengancam nyawa.Banyak pasien bingung gigitan serangga

dengan sengatan. Gigitan dari nyamuk , kutu , dan tungau yang lebih mungkin menyebabkan

gatal daripada sakit .Ada pun yang dapat di timbulkan yaitu urtikaria papular dan gatal

dengan ukuran kira-kira 2-6 cm . Lesi ini biasanya berbentuk linear atau berkumpul dan

biasanya ditemukan pada kulit yang terkena gigitan atau serangga. 7

Perjalanan penyakit ini termasuk keluhan utama dan keluhan tambahan, setelah di

gigit serangga timbul edema pada kulit,disusul jaringan nekrosis setempat. Penderita

mengeluh gatal dan nyeri pada tempat gigitan. Gejala sistemik berupa rasa takenak, muntah-

muntah, pusing sampai syok, dapat menyertai gigitan dengan toksin yang berat (seperti

gigitan laba-laba hitam).3

Page 15: Prurigo

Gambar insect bite

3. DERMATITIS HERPETIFORMIS

Dermatitis herpetiformis ditandai dengan gatal parah, pasien sering

menggambarkan sebagai gatal yang tak tertahankan . Dermatitis herpetiformis terjadi dalam

kehidupan dewasa awal dan tengah dan ditandai dengan simetris , vesikel, gatal pada batang

dan ekstensor. Onset yang bertahap, tapi dapat terjadi dengan cepat . Distribusi ditunjukkan

dalam diagram .Varian dari dermatitis herpetiformis yang lecet besar akan membentuk bula

dan papula eritematosa dan vesikula . Dermatitis herpetiformis , yang telah dibahas , sebuah

intens gatal , gangguan kronis dengan eritematosa pada daerah lesi pada batang dan tungkai .

Hal ini lebih sering terjadi padalaki-laki daripada perempuan . Kebanyakan pasien memiliki

gluten sensitifenteropati dengan beberapa derajat villus atrofi .Langkah-langkah yang biasa

dilakukan seperti steroid topikal dan antihistamin memiliki sedikit efek apapun.7

Page 16: Prurigo
Page 17: Prurigo

F PENATALAKSANAAN

Terapi medika mentosa dengan terapi kortikosteroid topikal dan antihistamin sistemik.

Pada pasien dan keluarganya diberikan penyuluhan untuk menghindrakan gigitan nyauk,

dengan cara berpakaian tertutup, memakai insect repellent, semprotan nyamuk, kebersihan

lingkungan, serta menjaga kebersihan diri. Dan bila ada luka berikan anti biotik.6

G. PROGNOSIS

Sebagian besar akan sembuh total pada usia akhir balik.

Page 18: Prurigo

BAB IV

KESIMPULAN

Prurigo hebra merupakan kulit kronik dimulai sejak bayi atau anak. Kelainan kulit

dengan gejala subjektif sangat gatal, terdiri atas papul-papul miliar berbentuk kubah disertasi

vesikel kecil di puncaknya, lebih mudah di raba daripada dilihat, terutama di daerah

ekstermitas bagian ekstensor, serta bagian tubuh yang tidak tertutup pakaian (misalnya

wajah).

Di indoseia sendiri kasus ini merupakan salah satu kasus yang sering di temukan,

karena di indonesia memiliki suhu atau cuaca yang panas, dan merupakan daerah atopi,

dimana ini merupakan salah satu penyebab terjadinya prurigo hebra. Penyakit ini dapat

sembuh dengan memperbaiki kondisi lingkungannya, sebab kondisi lingkungan ini juga

merupakan penyebab terjadinya prurigo hebara.

Gejala yang timbul akibat prurigo ini yaitu gatal, dimana bila terjadi gatal maka

konsekuensinya harus di garuk, dan akibat garukan ini maka akan terjadi atau timbul luka

yang berbekas. Orang yang mengalami kelainan ini akan datang ke dokter dengan keluhan

gatalnya. Dimana gatal ini mengganggu bila pada malam hari karena biasanya gatalnya terjadi

pada malam hari seperti pada penyakit gigitan serangga atau tungau (skabies).

Page 19: Prurigo

DAFTAR PUSTAKA

1. Tony burns, Stephen berathnach neil cox, Christopher griffits. Rook’s, textbook of

dermatology, volume 1-4.

2. Prof. Dr. dr. Adhi Djuanda, dkk. Ilmu penyakit kulit kelamin. Edisi keenam.

Catatan ketiga 2013

3. Prof. Dr. R.S. Siregar, Sp. KK(K). Atlas berwarna saripati penyakit kulit. Penerbit

buku kedokteran : EGC.

4. Chris tanto, frans liwang, sonia hanifati, Eka adip pradipta. Kapita selekta

kedokteran. Edisi IV. Jilid I.

5. Robin Graham, Brown Tony. Lecture note, dermatology. Penerbit EMS. 2005

6. Emy S. Sjamsoe Daili, Sri Linuwih Menaldi, I Made Wisnu. Penyaki tkulit yang

umum di indonesia.

7. Paul K Buxton. ABC Of Dermatology. Fouth Edition. BMJ

8. John T VanDeVoort, PharmD Regional Director of Pharmacy, Sacred Heart and St 

Joseph's Hospitals at  http://emedicine.medscape.com/article/769067-overview