PROYEKSI GEOMETRI FUZZY PADA RUANG SKRIPSIetheses.uin-malang.ac.id/6552/1/08610024.pdfpada geometri...

116
PROYEKSI GEOMETRI FUZZY PADA RUANG SKRIPSI Oleh: MUHAMMAD IZZAT UBAIDILLAH NIM. 08610024 JURUSAN MATEMATIKA FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI MAULANA MALIK IBRAHIM MALANG 2012

Transcript of PROYEKSI GEOMETRI FUZZY PADA RUANG SKRIPSIetheses.uin-malang.ac.id/6552/1/08610024.pdfpada geometri...

Page 1: PROYEKSI GEOMETRI FUZZY PADA RUANG SKRIPSIetheses.uin-malang.ac.id/6552/1/08610024.pdfpada geometri tegas unsur-unsurnya hanya ada dan tidak ada, pada geometri fuzzy unsur-unsur tersebut

PROYEKSI GEOMETRI FUZZY PADA RUANG

SKRIPSI

Oleh:

MUHAMMAD IZZAT UBAIDILLAH

NIM. 08610024

JURUSAN MATEMATIKA

FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI MAULANA MALIK IBRAHIM

MALANG

2012

Page 2: PROYEKSI GEOMETRI FUZZY PADA RUANG SKRIPSIetheses.uin-malang.ac.id/6552/1/08610024.pdfpada geometri tegas unsur-unsurnya hanya ada dan tidak ada, pada geometri fuzzy unsur-unsur tersebut

PROYEKSI GEOMETRI FUZZY PADA RUANG

SKRIPSI

Diajukan Kepada:

Fakultas Sains dan Teknologi

Universitas Islam Negeri (UIN) Maulana Malik Ibrahim Malang

Untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan Dalam

Memperoleh Gelar Sarjana Sains (S.Si)

Oleh:

MUHAMMAD IZZAT UBAIDILLAH

NIM. 08610024

JURUSAN MATEMATIKA

FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI MAULANA MALIK IBRAHIM

MALANG

2012

Page 3: PROYEKSI GEOMETRI FUZZY PADA RUANG SKRIPSIetheses.uin-malang.ac.id/6552/1/08610024.pdfpada geometri tegas unsur-unsurnya hanya ada dan tidak ada, pada geometri fuzzy unsur-unsur tersebut

PROYEKSI GEOMETRI FUZZY PADA RUANG

SKRIPSI

Oleh:

MUHAMMAD IZZAT UBAIDILLAH

NIM. 08610024

Telah Diperiksa dan Disetujui untuk Diuji:

Tanggal, 13 Agustus 2012

Pembimbing I

Evawati Alisah, M.Pd

NIP.19720604 199903 2 001

Pembimbing II

Dr. H. Munirul Abidin, M.Ag

NIP.19720420 200212 1 003

Mengetahui,

Ketua Jurusan Matematika

Abdussakir, M.Pd

NIP.19751006 200312 1 001

Page 4: PROYEKSI GEOMETRI FUZZY PADA RUANG SKRIPSIetheses.uin-malang.ac.id/6552/1/08610024.pdfpada geometri tegas unsur-unsurnya hanya ada dan tidak ada, pada geometri fuzzy unsur-unsur tersebut

PROYEKSI GEOMETRI FUZZY PADA RUANG

SKRIPSI

Oleh:

MUHAMMAD IZZAT UBAIDILLAH

NIM. 08610024

Telah Dipertahankan di Depan Dewan Penguji Skripsi dan

Dinyatakan Diterima Sebagai Salah Satu Persyaratan Untuk

Memperoleh Gelar Sarjana Sains (S.Si)

Tanggal, 04 September 2012

Susunan Dewan Penguji Tanda Tangan

1. Penguji Utama : H. Wahyu H. Irawan, M.Pd ( )

NIP. 19710420 200003 1 003

2. Ketua : Abdussakir, M.Pd ( )

NIP. 19751006 200312 1 001

3. Sekretaris : Evawati Alisah, M.Pd ( )

NIP. 19720604 199903 2 001

4. Anggota : Dr. H. Munirul Abidin, M.Ag ( )

NIP. 19720420 200212 1 003

Mengetahui dan Mengesahkan,

Ketua Jurusan Matematika

Abdussakir, M.Pd

NIP.19751006 200312 1 001

Page 5: PROYEKSI GEOMETRI FUZZY PADA RUANG SKRIPSIetheses.uin-malang.ac.id/6552/1/08610024.pdfpada geometri tegas unsur-unsurnya hanya ada dan tidak ada, pada geometri fuzzy unsur-unsur tersebut

PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN

Saya yang bertanda tangan di bawah ini:

Nama : Muhammad Izzat Ubaidillah

NIM : 08610024

Jurusan : Matematika

Fakultas : Sains dan Teknologi

menyatakan dengan sebenar-benarnya bahwa penelitian yang saya tulis ini benar-

benar merupakan hasil karya saya sendiri, bukan merupakan pengambil alihan

data, tulisan atau pikiran orang lain yang saya akui sebagai hasil tulisan atau

pikiran saya sendiri, kecuali dengan mencantumkan sumber cuplikan pada daftar

pustaka. Apabila di kemudian hari terbukti atau dapat dibuktikan skripsi ini hasil

jiplakan, maka saya bersedia menerima sanksi atas perbuatan tersebut.

Malang, 26 Juli 2012

Yang Membuat Pernyataan,

Muhammad Izzat Ubaidillah

NIM. 08610024

Page 6: PROYEKSI GEOMETRI FUZZY PADA RUANG SKRIPSIetheses.uin-malang.ac.id/6552/1/08610024.pdfpada geometri tegas unsur-unsurnya hanya ada dan tidak ada, pada geometri fuzzy unsur-unsur tersebut

MOTTO

Sesungguhnya Allah tidak mengubah keadaan sesuatu kaum sehingga mereka mengubah nasib mereka sendiri

(Ar-Raโ€™d 013 ; 11)

Page 7: PROYEKSI GEOMETRI FUZZY PADA RUANG SKRIPSIetheses.uin-malang.ac.id/6552/1/08610024.pdfpada geometri tegas unsur-unsurnya hanya ada dan tidak ada, pada geometri fuzzy unsur-unsur tersebut

PERSEMBAHAN

Peneliti mempersembahkan kepada :

Kedua orang tua peneliti Aufar dan Nurul Hidayah yang

selalu mendidik dan mendoโ€™akan peneliti.

Serta seluruh orang-orang yang selalu ada untuk memberi bimbingan, motivasi dan semangat.

Page 8: PROYEKSI GEOMETRI FUZZY PADA RUANG SKRIPSIetheses.uin-malang.ac.id/6552/1/08610024.pdfpada geometri tegas unsur-unsurnya hanya ada dan tidak ada, pada geometri fuzzy unsur-unsur tersebut

viii

KATA PENGANTAR

Assalamuโ€™alaikum Wr.Wb.

Puji syukur yang begitu mendalam penulis panjatkan ke hadirat Allah

SWT yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya, sehingga penulis dapat

menyelesaikan studi di Jurusan Matematika Fakultas Sains dan Teknologi

Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim Malang.

Penulis mengucapkan terima kasih seiring doโ€™a dan harapan jazakumullah

ahsanul jazaโ€™ kepada semua pihak yang telah membantu dalam menyelesaikan

skripsi ini. Untuk itu iringan doโ€™a dan ucapan terima kasih ini penulis sampaikan

kepada:

1. Prof. Dr. H. Imam Suprayogo, selaku Rektor Universitas Islam Negeri

Maulana Malik Ibrahim Malang.

2. Prof. Drs. Sutiman B. Sumitro, SU, DSc, selaku Dekan Fakultas Sains dan

Teknologi Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim Malang

3. Abdussakir, M.Pd, selaku Ketua Jurusan Matematika Fakultas Sains dan

Teknologi Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim Malang

4. Evawati Alisah, M.Pd dan Dr. H. Munirul Abidin, M.Ag selaku dosen

pembimbing skripsi, yang telah memberikan banyak pengarahan dan

pengalaman yang berharga.

5. Segenap civitas akademika Universitas Islam Negeri Maulana Malik

Ibrahim Malang, terutama seluruh dosen mahasiswa Jurusan Matematika,

terima kasih atas segenap ilmu dan bimbingannya.

Page 9: PROYEKSI GEOMETRI FUZZY PADA RUANG SKRIPSIetheses.uin-malang.ac.id/6552/1/08610024.pdfpada geometri tegas unsur-unsurnya hanya ada dan tidak ada, pada geometri fuzzy unsur-unsur tersebut

ix

6. Ayahanda, Ibunda tercinta dan adik-adik peneliti serta seluruh keluarga

yang senantiasa memberikan doโ€™a dan restunya kepada penulis dalam

menuntut ilmu.

7. Sahabat-sahabat mahasiswa jurusan Matematika angkatan 2008 serta

sahabat-sahabat dari jurusan lain yang telah mewarnai hari-hari peneliti,

terima kasih atas segala pengalaman berharga dan kenangan terindah saat

menuntut ilmu bersama.

8. Sahabat-sahabat selama mengerjakan skripsi seperti Muhammad Mahfud

Suyudi, Fuad Adi Saputro dan teman-teman yang lain yang tidak dapat

disebutkan satu persatu.

9. Semua pihak yang tidak mungkin penulis sebut satu persatu, terima kasih

atas keikhlasan bantuan baik berupa moral maupun spiritual yang sudah

diberikan pada penulis.

Penulis berharap semoga skripsi ini dapat memberikan manfaat kepada

para pembaca khususnya bagi penulis secara pribadi. Amin Ya Rabbal Alamin.

Wassalamuโ€™alaikum Wr.Wb.

Malang, 26 Juli 2012

Penulis

Page 10: PROYEKSI GEOMETRI FUZZY PADA RUANG SKRIPSIetheses.uin-malang.ac.id/6552/1/08610024.pdfpada geometri tegas unsur-unsurnya hanya ada dan tidak ada, pada geometri fuzzy unsur-unsur tersebut

x

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL

HALAMAN PENGAJUAN

HALAMAN PERSETUJUAN

HALAMAN PENGESAHAN

HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN

HALAMAN MOTTO

HALAMAN PERSEMBAHAN

KATA PENGANTAR ................................................................................... viii

DAFTAR ISI ................................................................................................. x

DAFTAR GAMBAR ..................................................................................... xiii

DAFTAR TABEL ......................................................................................... xv

DAFTAR SIMBOL ....................................................................................... xvi

ABSTRAK ..................................................................................................... xvii

ABSTRACT .................................................................................................. xviii

xiv ............................................................................................................. ุงู„ู…ู„ุฎุต

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang .......................................................................................... 1

1.2 Rumusan Masalah ..................................................................................... 5

1.3 Tujuan Penelitian ...................................................................................... 5

1.4 Batasan Masalah ....................................................................................... 6

1.5 Manfaat Penelitian .................................................................................... 6

1.6 Metode Penelitian ..................................................................................... 6

1.7 Sistematika Penulisan ................................................................................ 8

BAB II KAJIAN PUSTAKA

2.1 Vektor ....................................................................................................... 10

2.1.1 Panjang (Besaran) Vektor ................................................................ 11

2.1.2 Penjumlahan Vektor dan Perkalian Skalar ....................................... 11

Page 11: PROYEKSI GEOMETRI FUZZY PADA RUANG SKRIPSIetheses.uin-malang.ac.id/6552/1/08610024.pdfpada geometri tegas unsur-unsurnya hanya ada dan tidak ada, pada geometri fuzzy unsur-unsur tersebut

xi

2.1.3 Perkalian antara Dua Vektor ............................................................ 12

2.2 Sistem Koordinat Kartesius Ruang (R3) .................................................... 13

2.3 Geometri Tegas ......................................................................................... 14

2.3.1 Titik, Garis, dan Bidang .................................................................. 14

2.3.2 Persamaan Bidang ........................................................................... 15

2.3.3 Persamaan Garis .............................................................................. 16

2.3.4 Jarak Titik ke Garis pada Ruang (R3) ............................................... 17

2.3.5 Jarak Titik ke Bidang....................................................................... 18

2.3.6 Titik pada Segmen Garis ................................................................. 20

2.3.7 Pythagoras ....................................................................................... 21

2.4 Proyeksi Geometri Tegas .......................................................................... 22

2.4.1 Definisi Proyeksi Ruang (Tegas) ..................................................... 23

2.4.2 Prosedur Proyeksi Geometri Tegas pada Ruang (R3) ....................... 24

2.5 Teori Himpunan Fuzzy .............................................................................. 30

2.5.1 Konsep Dasar Himpunan Fuzzy ....................................................... 32

2.5.2 Notasi-notasi Himpunan Fuzzy ........................................................ 33

2.5.3 Fungsi Keanggotaan ........................................................................ 35

2.5.4 Operasi Dasar Himpunan Fuzzy ....................................................... 36

2.6 Proyeksi dari Suatu Relasi Fuzzy ............................................................... 40

2.7 Kajian tentang Proyeksi Geometri Fuzzy dalam Al-Qurโ€™an ........................ 41

BAB III PEMBAHASAN

3.1 Geometri Fuzzy ........................................................................................ 43

3.2 Proyeksi Geometri Fuzzy pada Ruang ...................................................... 44

3.2.1 Proyeksi Titik Fuzzy pada Garis Fuzzy ............................................ 44

3.2.2 Proyeksi Titik Fuzzy pada Bidang Fuzzy ......................................... 54

3.2.3 Proyeksi Garis Fuzzy pada Bidang Fuzzy ........................................ 62

3.4 Perbedaan Proyeksi Geometri Tegas dan Proyeksi Geometri Fuzzy .......... 87

BAB IV PENUTUP

4.1 Kesimpulan ............................................................................................... 93

4.2 Saran ......................................................................................................... 94

Page 12: PROYEKSI GEOMETRI FUZZY PADA RUANG SKRIPSIetheses.uin-malang.ac.id/6552/1/08610024.pdfpada geometri tegas unsur-unsurnya hanya ada dan tidak ada, pada geometri fuzzy unsur-unsur tersebut

xii

DAFTAR PUSTAKA .................................................................................... 95

LAMPIRAN BUKTI KONSULTASI

Page 13: PROYEKSI GEOMETRI FUZZY PADA RUANG SKRIPSIetheses.uin-malang.ac.id/6552/1/08610024.pdfpada geometri tegas unsur-unsurnya hanya ada dan tidak ada, pada geometri fuzzy unsur-unsur tersebut

xiii

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 2.1 Vektor OP .............................................................................. 10

Gambar 2.2 Oktan Pertama Koordinat ๐‘ฅ๐‘ฆ๐‘ง .............................................. 14

Gambar 2.3 Garis ๐‘” dan Garis yang Melalui Titik ๐ด dan ๐ต. ....................... 15

Gambar 2.4 Bidang ABCD ........................................................................ 15

Gambar 2.5 Jarak Titik P ke Garis ๐‘” .......................................................... 17

Gambar 2.6 Jarak Titik P ke Bidang ๐‘‰ ....................................................... 18

Gambar 2.7 Perbandingan ๐‘š dan ๐‘› ........................................................... 20

Gambar 2.8 Segitiga Siku-siku .................................................................. 21

Gambar 2.9 Garis ๐ดโ€™๐ตโ€™ โˆˆ ๐‘” Merupakan Hasil Proyeksi dari Garis ๐ด๐ต........ 22

Gambar 2.10 Garis ๐ด๐ต Memotong Garis ๐‘” dan Garis ๐ดโ€™๐ตโ€™ Sebagai Hasil

Proyeksi ................................................................................. 22

Gambar 2.11 Garis AB Tegak Lurus terhadap Garis Proyektor. ................... 23

Gambar 2.12 Proyeksi Garis ๐ด๐ต pada Bidang ๐‘‰ .......................................... 23

Gambar 2.13 Proyeksi Titik ๐‘ƒ pada Garis ๐‘”................................................. 24

Gambar 2.14 Sebarang Titik ๐ด dan ๐ต pada ๐‘” ............................................... 24

Gambar 2.15 Sebarang Titik ๐‘š dan ๐‘› di ๐‘” ................................................... 25

Gambar 2.16 Perbandingan antara ๐‘š dan ๐‘› ................................................. 25

Gambar 2.17 Proyeksi Titik ๐‘ƒ ke Bidang ๐‘‰ ................................................. 26

Gambar 2.18 Bidang ๐‘Š yang Melalui Titik ๐ด dan Titik ๐ต ........................... 26

Gambar 2.19 Perbandingan antara ๐‘š dan ๐‘› ................................................. 27

Gambar 2.20 Proyeksi Garis ๐ด๐ต ke Bidang ๐‘‰ .............................................. 28

Gambar 2.21 Sebarang Titik ๐ด dan ๐ต di Garis ๐‘” .......................................... 28

Gambar 2.22 Bidang ๐‘Š Tegak Lurus Bidang ๐‘‰ ........................................... 29

Gambar 2.23 Proyeksi Jika Garis ๐‘” dan Bidang ๐‘‰ Saling Tegak Lurus ........ 29

Gambar 2.24 Proyeksi Jika Garis ๐‘” dan Bidang ๐‘‰ Tidak Saling Tegak

Lurus dan Tidak Sejajar .......................................................... 30

Gambar 3.1 Proyeksi Geometri Fuzzy Titik Fuzzy ๐‘ƒ Terhadap Garis

Fuzzy ๐‘” .................................................................................. 45

Page 14: PROYEKSI GEOMETRI FUZZY PADA RUANG SKRIPSIetheses.uin-malang.ac.id/6552/1/08610024.pdfpada geometri tegas unsur-unsurnya hanya ada dan tidak ada, pada geometri fuzzy unsur-unsur tersebut

xiv

Gambar 3.2 Hasil Proyeksi Titik Fuzzy ๐‘ƒ {2, 4, 2|0,7} pada Garis Fuzzy

๐‘” = ๐‘ฅ + ๐‘ฆ โˆ’ ๐‘ง = 4 ๐‘ฅ โˆ’ 2๐‘ฆ + 3๐‘ง = โˆ’5

|0,5 ............................................ 53

Gambar 3.3 Proyeksi Geometri Fuzzy Titik Fuzzy ๐‘ƒ Terhadap Bidang

Fuzzy ๐‘‰ .................................................................................. 54

Gambar 3.4 Hasil Proyeksi Titik Fuzzy ๐‘ƒ {2 ,2 ,2|0,7} Terhadap Bidang

Fuzzy ๐‘‰ = {๐‘ฅ + ๐‘ฆ โˆ’ ๐‘ง = 6|0,5} ............................................. 62

Gambar 3.5 Proyeksi Geometri Fuzzy Garis Fuzzy ๐‘” pada Bidang Fuzzy ๐‘‰

jika ๐‘” Tegak Lurus ๐‘‰ .............................................................. 63

Gambar 3.6 Hasil Proyeksi Bidang fuzzy ๐‘‰ = {โˆ’2๐‘ฅ โˆ’ 3๐‘ฆ โˆ’ 4๐‘ง = โˆ’9|0,7}

pada Garis Fuzzy ๐‘” = ๐‘ฅ+5

2=

๐‘ฆโˆ’1

3=

๐‘งโˆ’4

4 0,5 ............. 71

Gambar 3.7 Proyeksi Geometri Fuzzy Garis Fuzzy ๐‘” Terhadap Bidang

Fuzzy ๐‘‰ , ๐‘” Sejajar ๐‘‰ ............................................................... 71

Gambar 3.8 Hasil Proyeksi Garis Fuzzy ๐‘” = ๐‘ฅโˆ’2

3=

๐‘ฆ+3

โˆ’2=

๐‘งโˆ’6

โˆ’1 0,5

pada Bidang Fuzzy ๐‘‰ = {โˆ’2๐‘ฅ + 4๐‘ฆ โˆ’ 14๐‘ง โˆ’ 7 = 0|0,7} ....... 78

Gambar 3.9 Proyeksi Geometri Fuzzy Garis Fuzzy ๐‘” Terhadap Bidang

Fuzzy ๐‘‰ dimana ๐‘” Tidak Tegak Lurus dan Tidak Sejajar

Bidang ๐‘‰ ............................................................................... 78

Gambar 3.10 Hasil Proyeksi Garis ๐‘” = ๐‘ฅโˆ’3

โˆ’2=

๐‘ฆโˆ’2

5=

๐‘งโˆ’1

โˆ’3 0,5

Terhadap Bidang ๐‘‰ = {7๐‘ฅ โˆ’ 2๐‘ฆ โˆ’ 7๐‘ง = 10|0,7} ................... 87

Gambar 3.11 Proyeksi Geometri Tegas Titik ๐‘ƒ pada Garis ๐‘” ....................... 87

Gambar 3.12 Proyeksi Geometri Fuzzy Titik Fuzzy ๐‘ƒ pada Garis Fuzzy ๐‘” .. 88

Gambar 3.13 Proyeksi Titik ๐ด dan ๐ต ........................................................... 91

Gambar 3.14 Proyeksi Fuzzy Titik ๐‘ƒ ........................................................... 91

Page 15: PROYEKSI GEOMETRI FUZZY PADA RUANG SKRIPSIetheses.uin-malang.ac.id/6552/1/08610024.pdfpada geometri tegas unsur-unsurnya hanya ada dan tidak ada, pada geometri fuzzy unsur-unsur tersebut

xv

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 2.1 Oktan System Koordinat Kartesius .................................................. 14

Tabel 2.2 Tabel Relasi Fuzzy ๐‘… โŠ‚ ๐ธ1 ร— ๐ธ2 ..................................................... 40

Tabel 3.1 Tabel Matriks Relasi Titik fuzzy ๐‘ƒ dengan Garis fuzzy ๐‘” .................. 47

Tabel 3.2 Tabel Matriks Hasil Relasi Titik fuzzy ๐‘ƒ dengan Garis fuzzy ๐‘” ......... 52

Tabel 3.3 Tabel Matriks Relasi Titik fuzzy ๐‘ƒ dengan Bidang fuzzy ๐‘‰ .............. 57

Tabel 3.4 Tabel Matriks Hasil Relasi Titik fuzzy ๐‘ƒ dengan Bidang fuzzy ๐‘‰ ...... 60

Tabel 3.5 Tabel Matriks Relasi Garis fuzzy ๐‘” dengan Bidang fuzzy ๐‘‰ ,

๐‘” Tegak Lurus ๐‘‰ ............................................................................. 65

Tabel 3.6 Tabel Perhitungan ๐‘ค๐‘– ....................................................................... 68

Tabel 3.7 Tabel Matriks Hasil Relasi Garis fuzzy ๐‘” dengan Bidang fuzzy ๐‘‰ ,

๐‘” Tegak Lurus ๐‘‰ ............................................................................. 69

Tabel 3.8 Tabel Matriks Relasi Garis fuzzy ๐‘” dengan Bidang fuzzy ๐‘‰ , dimana

๐‘” Sejajar ๐‘‰ ..................................................................................... 73

Tabel 3.9 Tabel Matriks Relasi Garis fuzzy ๐‘” dan Bidang fuzzy ๐‘‰ , dimana

๐‘” Tidak Tegak Lurus dan Tidak Sejajar ๐‘‰ ....................................... 80

Tabel 3.10 Tabel Perhitungan ๐‘ค๐‘– .................................................................... 84

Tabel 3.11 Tabel Matriks Hasil Relasi Garis ๐‘” dengan Bidang ๐‘‰ , dimana

๐‘” Tidak Tegak Lurus dan Tidak Sejajar ๐‘‰ ..................................... 85

Page 16: PROYEKSI GEOMETRI FUZZY PADA RUANG SKRIPSIetheses.uin-malang.ac.id/6552/1/08610024.pdfpada geometri tegas unsur-unsurnya hanya ada dan tidak ada, pada geometri fuzzy unsur-unsur tersebut

xvi

DAFTAR SIMBOL

โŠฅ = Tegak lurus

โˆฅ = Sejajar

โˆฉ = Irisan (Intersection)

โˆช = Gabungan (Union)

โŠ‚ = Subset

ร— = Hasil kali kartesius

โˆˆ = Anggota

๐‘‚๐‘ƒ = Vektor ๐‘‚๐‘ƒ

๐‘‚๐‘ƒ = Panjang vektor ๐‘‚๐‘ƒ

๐‘ƒ = Titik ๐‘ƒ

๐‘ƒ = Titik fuzzy ๐‘ƒ

๐‘” = Garis ๐‘”

๐‘” = Garis fuzzy ๐‘”

๐‘‰ = Bidang ๐‘‰

๐‘‰ = Bidang fuzzy ๐‘‰

๐‘ƒโ€ฒ = Hasil proyeksi tegas titik ๐‘ƒ

๐‘”โ€ฒ = Hasil proyeksi tegas garis ๐‘”

๐‘”โ€ฒ = Hasil proyeksi fuzzy titik fuzzy ๐‘ƒ dan garis fuzzy ๐‘”

๐‘‰โ€ฒ = Hasil proyeksi fuzzy titik fuzzy ๐‘ƒ dan bidang fuzzy ๐‘‰

๐‘… = Relasi fuzzy

๐œ‡๐‘ƒ = Derajat keanggotaan garis fuzzy ๐‘ƒ

๐œ‡๐‘… = Derajat keanggotaan relasi ๐‘…

๐‘ฅโˆจ

๐œ‡๐‘… ๐‘ฅ, ๐‘ฆ = Harga maksimum dari ๐œ‡๐‘… ๐‘ฅ, ๐‘ฆ yang relatif terhadap variabel ๐‘ฅ

Page 17: PROYEKSI GEOMETRI FUZZY PADA RUANG SKRIPSIetheses.uin-malang.ac.id/6552/1/08610024.pdfpada geometri tegas unsur-unsurnya hanya ada dan tidak ada, pada geometri fuzzy unsur-unsur tersebut

xvii

ABSTRAK

Ubaidillah, Muhammad Izzat. 2012. Proyeksi Geometri Fuzzy pada Ruang.

Skripsi. Program S1 Jurusan Matematika Fakultas Sains dan Teknologi

Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim Malang.

Pembimbing: 1. Evawati Alisah, M.Pd

2. Dr. H. Munirul Abidin, M.Ag

Kata Kunci : Geometri Fuzzy, Relasi Fuzzy, Proyeksi Geometri Fuzzy.

Geometri fuzzy merupakan perkembangan dari geometri tegas, yang mana

pada geometri tegas unsur-unsurnya hanya ada dan tidak ada, pada geometri fuzzy

unsur-unsur tersebut berkembang dengan ketebalan yang dimiliki oleh masing-

masing unsur tersebut.

Proyeksi geometri tegas merupakan pembentukan bayangan suatu unsur

geometri yang diproyeksikan terhadap unsur proyektor, dengan sifat tegak lurus

yang diwakili oleh masing-masing unsurnya, pembahasannya difokuskan pada

koordinat hasil proyeksi. Sedangkan proyeksi geometri fuzzy mempunyai

pembahasan yang lebih luas, yang mencakup tentang koordinat hasil proyeksi,

keeratan relasi masing-masing unsur dan ketebalan derajat keanggotaan masing-

masing unsur tersebut. Penelitian ini dilakukan untuk mendeskripsikan dan

menganalisis prosedur proyeksi geometri fuzzy pada ruang serta menjelaskan

perbedaan antara proyeksi geometri tegas dan proyeksi geometri fuzzy pada ruang.

Proyeksi titik fuzzy ๐‘ƒ ๐‘ฅ๐‘ƒ , ๐‘ฆ๐‘ƒ , ๐‘ง๐‘ƒ |๐œ‡๐‘ƒ terhadap garis fuzzy

๐‘” โ‰ก ๐ด1๐‘ฅ + ๐ต1๐‘ฆ + ๐ถ1๐‘ง = ๐ท ๐ด2๐‘ฅ + ๐ต2๐‘ฆ + ๐ถ2๐‘ง = ๐ท

|๐œ‡๐‘” , dengan fungsi derajat keanggotaan keeratan

relasi ๐œ‡๐‘… (๐‘ƒ , ๐‘„ ๐‘–) mempunyai hasil proyeksi ๐‘ƒโ€ฒ โ‰ก ๐ด1๐‘ฅ + ๐ต1๐‘ฆ + ๐ถ1๐‘ง = ๐ท ๐ด2๐‘ฅ + ๐ต2๐‘ฆ + ๐ถ2๐‘ง = ๐ท

|๐œ‡๐‘ƒโ€ฒ ,

dengan ๐œ‡๐‘ƒโ€ฒ merupakan derajat keanggotaan ketebalan garis ๐‘ƒโ€ฒ , proyeksi titik fuzzy

๐‘ƒ ๐‘ฅ๐‘ƒ , ๐‘ฆ๐‘ƒ , ๐‘ง๐‘ƒ |๐œ‡๐‘ƒ terhadap bidang fuzzy ๐‘‰ โ‰ก {๐ด๐‘ฅ + ๐ต๐‘ฆ + ๐ถ๐‘ง + ๐ท = 0|๐œ‡๐‘‰ } dengan

fungsi derajat keanggotaan keeratan relasi ๐œ‡๐‘… (๐‘ƒ , ๐‘„ ๐‘–) mempunyai hasil ๐‘ƒ โ‰ก {๐ด๐‘ฅ +๐ต๐‘ฆ + ๐ถ๐‘ง + ๐ท = 0|๐œ‡๐‘ƒโ€ฒ } dengan ๐œ‡๐‘ƒโ€ฒ merupakan derajat keanggotaan ketebalan

bidang ๐‘ƒโ€ฒ , dan proyeksi garis fuzzy ๐‘” โ‰ก ๐ด1๐‘ฅ + ๐ต1๐‘ฆ + ๐ถ1๐‘ง = ๐ท ๐ด2๐‘ฅ + ๐ต2๐‘ฆ + ๐ถ2๐‘ง = ๐ท

|๐œ‡๐‘” terhadap

bidang fuzzy ๐‘‰ โ‰ก {๐ด๐‘ฅ + ๐ต๐‘ฆ + ๐ถ๐‘ง + ๐ท = 0|๐œ‡๐‘‰ } dengan fungsi derajat

keanggotaan keeratan relasi ๐œ‡๐‘… (๐‘” ๐’Š, ๐‘„ ๐‘–) mempunyai hasil ๐‘” โ‰ก {๐ด๐‘ฅ + ๐ต๐‘ฆ + ๐ถ๐‘ง +๐ท = 0|๐œ‡๐‘”โ€ฒ } dengan ๐œ‡๐‘”โ€ฒ merupakan derajat keanggotaan ketebalan bidang ๐‘”โ€ฒ .

Page 18: PROYEKSI GEOMETRI FUZZY PADA RUANG SKRIPSIetheses.uin-malang.ac.id/6552/1/08610024.pdfpada geometri tegas unsur-unsurnya hanya ada dan tidak ada, pada geometri fuzzy unsur-unsur tersebut

xviii

ABSTRACT

Ubaidillah, Muhammad Izzat. 2012. Projection of Fuzzy Geometry in Space.

Thesis. S1 Department of Mathematics Faculty of Science and Technology

of the State Islamic University Maulana Malik Ibrahim Malang.

Advisor: 1. Evawati Alisah, M.Pd

2. Dr. H. Munirul Abidin, M.Ag

Keywords: Fuzzy Geometry, Fuzzy Relations, Fuzzy Geometry Projection.

Fuzzy geometry is an outgrowth of crisp geometry, which in crisp

geometry elements are exist and not exist, while on fuzzy geometry elements are

developed by thickness which is owned by each of these elements.

Crisp projection geometries is the formation of a shadow of geometries

element projected on the projectors element, with perpendicular properties which

are represented by their respective elemental, the discussion focused on the results

of the projection coordinates. While the fuzzy projective geometries have richer

discussion, which includes about coordinates of projection results, the mutual

relation of each element and the thickness of each element. This research was

conducted to describe and analyzing procedure fuzzy projective geometries on the

space and explain the differences between crisp projection geometries and fuzzy

projection geometries on space.

Projections of fuzzy point ๐‘ƒ ๐‘ฅ๐‘ƒ ,๐‘ฆ๐‘ƒ , ๐‘ง๐‘ƒ |๐œ‡๐‘ƒ to fuzzy line

๐‘” โ‰ก ๐ด1๐‘ฅ + ๐ต1๐‘ฆ + ๐ถ1๐‘ง = ๐ท ๐ด2๐‘ฅ + ๐ต2๐‘ฆ + ๐ถ2๐‘ง = ๐ท

|๐œ‡๐‘” , with function of degree of membership

relations ๐œ‡๐‘… ๐‘ƒ , ๐‘„ ๐‘– , to have result ๐‘ƒโ€ฒ = ๐ด1๐‘ฅ + ๐ต1๐‘ฆ + ๐ถ1๐‘ง = ๐ท ๐ด2๐‘ฅ + ๐ต2๐‘ฆ + ๐ถ2๐‘ง = ๐ท

|๐œ‡๐‘ƒโ€ฒ , with ๐œ‡๐‘ƒโ€ฒ

is the degree of membership thickness of Pโ€ฒ , Projections of fuzzy point

๐‘ƒ ๐‘ฅ๐‘ƒ , ๐‘ฆ๐‘ƒ , ๐‘ง๐‘ƒ |๐œ‡๐‘ƒ to fuzzy plane ๐‘‰ โ‰ก {๐ด๐‘ฅ + ๐ต๐‘ฆ + ๐ถ๐‘ง + ๐ท = 0|๐œ‡๐‘‰ }, with function

of degree of membership relations ๐œ‡๐‘… ๐‘ƒ , ๐‘„ ๐‘– , to have result ๐‘ƒโ€ฒ โ‰ก {๐ด๐‘ฅ + ๐ต๐‘ฆ +

๐ถ๐‘ง + ๐ท = 0|๐œ‡๐‘ƒโ€ฒ }, with ๐œ‡๐‘ƒโ€ฒ is the degree of membership thickness of Pโ€ฒ , and

Projections of fuzzy line ๐‘” โ‰ก ๐ด1๐‘ฅ + ๐ต1๐‘ฆ + ๐ถ1๐‘ง = ๐ท ๐ด2๐‘ฅ + ๐ต2๐‘ฆ + ๐ถ2๐‘ง = ๐ท

|๐œ‡๐‘” to fuzzy plane

๐‘‰ โ‰ก {๐ด๐‘ฅ + ๐ต๐‘ฆ + ๐ถ๐‘ง + ๐ท = 0|๐œ‡๐‘‰ }, with function of degree of membership

relations ๐œ‡๐‘… (๐‘” ๐‘– , ๐‘„ ๐‘–), to have result ๐‘” โ‰ก ๐ด๐‘ฅ + ๐ต๐‘ฆ + ๐ถ๐‘ง + ๐ท = 0 ๐œ‡๐‘” โ€ฒ , with ๐œ‡๐‘”โ€ฒ is

the degree of membership thickness of ๐‘”โ€ฒ .

Page 19: PROYEKSI GEOMETRI FUZZY PADA RUANG SKRIPSIetheses.uin-malang.ac.id/6552/1/08610024.pdfpada geometri tegas unsur-unsurnya hanya ada dan tidak ada, pada geometri fuzzy unsur-unsur tersebut

xix

ุงู„ู…ู„ุฎุต

ู‚ุณู‰ ุงู†ุดุงุถุงุซ ุจูƒู‡ุช (ูกุด). ุฃุทุดุญุช . ุงู†ูุถุงุก ุปู‡ ุงุฅู„ุณู‚ุงุท ุงู†ุฐุณุช ุฟุงูŠุถ.ูขู ูกูข .ุปุจุฐ ู‡ู„ู„ุงุŒ ุฏู…ุญู… ุปุฒุซ

.ุงู†ุผู‡ูˆ ุงู†ุชูƒู†ุฌุง ุฌุงูŠุผุช ุงู†ุฐู†ุช ุงุฅู„ุณุงู„ูŠุช ุฅุจุดุงู‰ ูŠุงู„ุง ูŠุงุงู„ุพ ูŠุงู†ูƒ

ุฏ ููˆ ุŒ ูุช ุฆู‡ุณุชุน)ูก: (ุงู†ุดุดู

ุกุฝูˆ ุŒ ูŠู‰ุดู„ ุปุจู‰ุฐู‰. . ุฏุณ (ูข)

.ุฟุงูŠุถุชุงู„ ุชู‚ุบ ุงู†ุฐุณุช ,ุฟุงูŠุถุช ุงู„ูŠุชุตู‡ุช, ุฟุงูŠุถุชุงู„ุฐุณุช : ุงู†ุจุญุซ ูƒู‡ุงุซ

ุปู‡ , ุงู†ุผุฐู†ุช ุตุณุชุง ูŠ ุงู†ุฌุฏ ุงู†ุผุฐุงูˆ ุงู†ุช ู ุฐุณุช , ุงู†ุผุฐู†ุชุฐุณุช ูŠุชุผุฐ ูŠ ุฟุงูŠุถุชุงู„ุฐุณุช

.ูŠุชุผุฐ ุงู„ุชูุงุณุด ูŠุบ ูŠุชุผุฐ ุจุงู†ู€ู‡ุธุช ุปู‡ ุตุณุฉ ุฑุงู†ูƒ ุตุณุชุง ุฟุงูŠุถุชุงู„ุฐุณุช

ุจุตูุช ุงู†ู‚ู‰ ุงู†ุณุชู‚ู‰ ุงู†ูƒู… ูŠ , ุญุงูุช ุจู‡ ุงู†ุธู‡ุช ูŠ ุตุณุฉ ูƒุชุด ู‚ุบ ูŠ ุงู†ุงู‚ุบ ุงู†ุผุฐู†ุชุชู‚ุบ ุงู†ุฐุณุช

ุงู†ุญุช ูŠ , ู† ุจุญุซ ุฃุณุบ ูŠุง ุฟุงูŠุถุชุงู„ุชู‚ุบ ุงู†ุฐุณุช , ุชู‚ุผุงูŠุจุญุซุง ูŠุฎุง ุตุต ูŠ, ุงู†ูุดุฏ ุซุผุจุง

ุชู‚ุบ ุฒุง ุงู†ุชุฌุงุณุณ ู†ู‡ุฐุณุงุณุช ุงู†ุชุจุง ุปู… . ุงู†ู€ู‡ุธุช ูŠ ุตุณุชุง, ุงู†ุชุตู‡ุช ูŠ ุงุฅู„ูุดุงุฏ ุตุณุชุง, ุชู‚ุผุง

.ุชุฒ ูŠุง, ุปู‡ ูุฟุงูŠุถุชุงู„ุงู†ุฐุณุช

, ๐‘ƒ ๐‘ฅ๐‘ƒ ุฅู† ุฎุธ ุฟุงูŠุถ ๐‘ฆ๐‘ƒ , ๐‘ง๐‘ƒ |๐œ‡๐‘ƒ ุชู‚ุผุงุซ ู‚ุทุช ุฟุงูŠุถ

ห›๐‘” โ‰ก ๐ด1๐‘ฅ + ๐ต1๐‘ฆ + ๐ถ1๐‘ง = ๐ท ๐ด2๐‘ฅ + ๐ต2๐‘ฆ + ๐ถ2๐‘ง = ๐ท

|๐œ‡๐‘” ูŠุบ ุธูุช ูŠ ุฏุณุฌุช ุงู†ุผุงู„ู‚ุงุซ ุงู†ุผุถุช ห›๐œ‡๐‘… ๐‘ƒ , ๐‘„ ๐‘– ุฃ

= โ€ฒ๐‘ƒห› ูƒ ุชุฌุช ๐ด1๐‘ฅ + ๐ต1๐‘ฆ + ๐ถ1๐‘ง = ๐ท ๐ด2๐‘ฅ + ๐ต2๐‘ฆ + ๐ถ2๐‘ง = ๐ท

|๐œ‡๐‘ƒโ€ฒ ูŠุบ ๐œ‡๐‘ƒโ€ฒ ุฏุณุฌุช ุณูƒ ุปุถุช ห›Pโ€ฒ ุฅู†

, ๐‘ƒ ๐‘ฅ๐‘ƒุฎุธ ุฟุงูŠุถ ๐‘ฆ๐‘ƒ , ๐‘ง๐‘ƒ |๐œ‡๐‘ƒ ู†ุทุงุฆุดุฉ ุฟุงูŠุถ๐‘‰ โ‰ก {๐ด๐‘ฅ + ๐ต๐‘ฆ + ๐ถ๐‘ง + ๐ท = 0|๐œ‡๐‘‰ }ห› ูŠุบ ุธูุช

, ๐œ‡๐‘… ๐‘ƒห› ูŠ ุฏุณุฌุช ุงู†ุผุงู„ู‚ุงุซ ุงู†ุผุถุช ๐‘„ ๐‘– ุฃ ูƒ ุชุฌุช ห›๐‘ƒโ€ฒ โ‰ก {๐ด๐‘ฅ + ๐ต๐‘ฆ + ๐ถ๐‘ง + ๐ท = 0|๐œ‡๐‘ƒโ€ฒ }

ุชู‚ุผุงุซ ุฎุธ โ€ฒPห› ุฏุณุฌุช ุณูƒ ุปุถุช โ€ฒ๐œ‡๐‘ƒ ูŠุบ

โ‰ก ๐‘”ห›ุฟุงูŠุถ ๐ด1๐‘ฅ + ๐ต1๐‘ฆ + ๐ถ1๐‘ง = ๐ท ๐ด2๐‘ฅ + ๐ต2๐‘ฆ + ๐ถ2๐‘ง = ๐ท

|๐œ‡๐‘” ู†ุทุงุฆุดุฉ ุฟุงูŠุถ

๐‘‰ โ‰ก {๐ด๐‘ฅ + ๐ต๐‘ฆ + ๐ถ๐‘ง + ๐ท = 0|๐œ‡๐‘‰ }ห› ูŠุบ ุธูุช ูŠ ุฏุณุฌุช ุงู†ุผุงู„ู‚ุงุซ ุงู†ุผุถุช ห›๐œ‡๐‘… ๐‘” ๐‘– , ๐‘„ ๐‘– ุฃ

โ‰ก ๐‘”ห› ูƒ ุชุฌุช ๐ด๐‘ฅ + ๐ต๐‘ฆ + ๐ถ๐‘ง + ๐ท = 0 ๐œ‡๐‘” โ€ฒ๐‘”. ุฏุณุฌุช ุณูƒ ุปุถ โ€ฒ๐œ‡๐‘” ูŠุบ โ€ฒ

Page 20: PROYEKSI GEOMETRI FUZZY PADA RUANG SKRIPSIetheses.uin-malang.ac.id/6552/1/08610024.pdfpada geometri tegas unsur-unsurnya hanya ada dan tidak ada, pada geometri fuzzy unsur-unsur tersebut
Page 21: PROYEKSI GEOMETRI FUZZY PADA RUANG SKRIPSIetheses.uin-malang.ac.id/6552/1/08610024.pdfpada geometri tegas unsur-unsurnya hanya ada dan tidak ada, pada geometri fuzzy unsur-unsur tersebut

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Matematika merupakan salah satu ilmu pengetahuan yang dibutuhkan

dalam kehidupan sehari-hari kita dalam menyelesaikan suatu permasalahan. Akan

tetapi, sebagian besar orang beranggapan bahwa matematika adalah ilmu yang

sangat sulit karena penuh dengan simbol-simbol, angka-angka, serta rumus-rumus

yang rumit dan membingungkan, bahkan mereka terkadang berpendapat bahwa

tidak ada hubungannya dengan kehidupan nyata. Padahal dalam Al-Qurโ€™an surat

Ali Imron ayat 199 yang berbunyi :

Artinya : dan Sesungguhnya diantara ahli kitab ada orang yang beriman kepada

Allah dan kepada apa yang diturunkan kepada kamu dan yang diturunkan

kepada mereka sedang mereka berendah hati kepada Allah dan mereka

tidak menukarkan ayat-ayat Allah dengan harga yang sedikit. mereka

memperoleh pahala di sisi Tuhannya. Sesungguhnya Allah Amat cepat

perhitungan-Nya.

Dalam ayat di atas sudah jelas bahwa Allah SWT menciptakan langit dan

bumi bersama segala sesuatu yang ada di dalamnya termasuk matematika itu

sendiri yang keberadaannya tidak lain adalah untuk memenuhi kebutuhan manusia

terutama dalam berhitung untuk menjalani kehidupan dunia. Sesungguhnya Allah

SWT telah mengajarkan semua yang dibutuhkan oleh manusia semuanya telah

terangkum dalam Al-Qurโ€™an. Karena matematika juga merupakan salah satu ilmu

pengetahuan Allah yang telah ditemukan oleh manusia yang pada dasarnya

digunakan untuk menghitung.

Page 22: PROYEKSI GEOMETRI FUZZY PADA RUANG SKRIPSIetheses.uin-malang.ac.id/6552/1/08610024.pdfpada geometri tegas unsur-unsurnya hanya ada dan tidak ada, pada geometri fuzzy unsur-unsur tersebut

2

Dalam matematika terdapat konsep proyeksi geometri pada ruang (R3)

yang mana ilmu tersebut mambahas tentang pembentukan bayangan suatu titik

terhadap suatu garis atau bidang. dengan syarat garis hubung titik dan titik hasil

harus tegak lurus dengan garis atau bidang. pembentukan bayangan suatu garis

terhadap suatu bidang, dengan syarat garis hubung garis dan garis hasil harus

tegak lurus dengan bidang tersebut (Sundawa, 2009).

Konsep proyeksi tersebut juga telah dibahas sejak zaman dahulu yaitu

dalam Al-Qurโ€™an walaupun tidak dijelaskan secara eksplisit. Sebagaimana firman

Allah SWT dalam Al-Qurโ€™an surat Ali Imron ayat 145 :

Artinya : Sesuatu yang bernyawa tidak akan mati melainkan dengan izin Allah,

sebagai ketetapan yang telah ditentukan waktunya. barang siapa

menghendaki pahala dunia, niscaya Kami berikan kepadanya pahala

dunia itu, dan barang siapa menghendaki pahala akhirat, Kami berikan

(pula) kepadanya pahala akhirat itu. dan Kami akan memberi Balasan

kepada orang-orang yang bersyukur.

Ayat tersebut menjelaskan apabila manusia mengerjakan suatu perbuatan

maka akan mendapatkan balasan pada saat masih di dunia ataupun balasan kelak

di akhirat nanti.

Dalam matematika juga terdapat konsep himpunan (set), himpunan itu

sendiri ditentukan oleh adanya anggota, akan tetapi dalam himpunan fuzzy

mendefinisikan anggota-anggotanya dalam interval 0 sampai 1. Konsep himpunan

tersebut ternyata juga telah dibahas dalam Al-Qurโ€™an surat Al-Jaatsiyah ayat 4

yang berbunyi :

Page 23: PROYEKSI GEOMETRI FUZZY PADA RUANG SKRIPSIetheses.uin-malang.ac.id/6552/1/08610024.pdfpada geometri tegas unsur-unsurnya hanya ada dan tidak ada, pada geometri fuzzy unsur-unsur tersebut

3

Artinya : Dan pada penciptaan kamu dan pada binatang-binatang yang melata

yang bertebaran (di muka bumi) terdapat tanda-tanda (kekuasaan Allah)

untuk kaum yang meyakini.

Surat di atas menyebutkan tentang penciptaan Allah yaitu salah satunya

kamu (manusia) dan sekumpulan binatang-binatang yang bertebaran di muka

bumi ini, itu bukti kekuasaan Allah yang telah menciptakan sekumpulan jenis-

jenis makhluk hidup yang tersebar di muka bumi ini.

Geometri ini merupakan cabang matematika. Di sisi lain, geometri ini

dapat di aplikasikan dan dengan teori Matematika yang kebetulan bisa dikatakan

baru yaitu logika fuzzy. Logika fuzzy dikatakan karena berhasil mengembangkan

keilmuannya dengan logika baru tanpa meninggalkan aturan-aturan dasar dari

yang telah berlaku pada logika tegas. Misalnya untuk aturan operasi invers,

komplemen, gabungan, irisan dan lain-lain yang juga terdapat dalam logika fuzzy.

Hanya saja kaidah kebenarannya berkembang dari bivalue (dua nilai / binner)

menjadi multivalue (banyak nilai). Derajat keanggotaan dan himpunan fuzzy

merupakan hal dasar dalam pengembangan logika klasik menjadi logika fuzzy.

Untuk itulah Lotfi Asker Zadeh, seorang guru besar pada University of California,

Berkeley, Amerika Serikat mengembangkan konsep himpunan fuzzy. Dalam

himpunan fuzzy zadeh mendefinisikannya dengan menggunakan apa yang disebut

fungsi keanggotaan yang nilainya berada dalam selang tertutup [0,1] (Susilo,

2006:5).

Sebagaimana yang telah dijelaskan dalam Al-Qurโ€™an, di mana pada

manusia sering terjadi keragu-raguan dalam hal kepercayaan, seperti dalam surat

Page 24: PROYEKSI GEOMETRI FUZZY PADA RUANG SKRIPSIetheses.uin-malang.ac.id/6552/1/08610024.pdfpada geometri tegas unsur-unsurnya hanya ada dan tidak ada, pada geometri fuzzy unsur-unsur tersebut

4

Al-Hadiid ayat 14 yang berbunyi : Sebagaimana yang telah dijelaskan dalam Al-

Qurโ€™an, di mana pada manusia sering terjadi keragu-raguan dalam hal

kepercayaan, seperti dalam surat Al-Hadiid ayat 14 yang berbunyi :

Artinya : Orang-orang munafik itu memanggil mereka (orang-orang mukmin)

seraya berkata: "Bukankah Kami dahulu bersama-sama dengan kamu?"

mereka menjawab: "Benar, tetapi kamu mencelakakan dirimu sendiri dan

menunggu (kehancuran Kami) dan kamu ragu- ragu serta ditipu oleh

angan-angan kosong sehingga datanglah ketetapan Allah;dan kamu telah

ditipu terhadap Allah oleh (syaitan) yang Amat penipu.

Ayat di atas menjelaskan tentang golongan yang masih diragukan

kedudukannya apakah mereka iman atau kafir pada Allah SWT. Golongan

tersebut disebut dengan orang-orang munafik karena orang-orang munafik itu

dahulu juga orang-orang mukmin akan tetapi mukmin yang ragu-ragu karena

sudah tertipu oleh setan.

Himpunan tegas dapat direpresentasikan secara himpunan fuzzy. Misalnya

titik dan garis dalam geometri dapat direpresentasikan secara himpunan fuzzy

dengan derajat keanggotaan. Suatu nilai yang menunjukkan seberapa besar tingkat

keanggotaan suatu elemen (๐‘ฅ) dalam suatu himpunan (๐ด), sering dikenal dengan

nama derajat keanggotaan, dinotasikan dengan ๐œ‡๐ด(๐‘ฅ). Pada himpunan tegas,

hanya ada dua nilai derajat keanggotaan, yaitu ๐œ‡๐ด(๐‘ฅ) = 1 untuk ๐‘ฅ adalah anggota

himpunan (๐ด) dan ๐œ‡๐ด(๐‘ฅ) = 0 untuk ๐‘ฅ bukan anggota himpunan (๐ด)

(Kusumadewi dan Purnomo, 2006:3). Dasar teorinya bahwa dalam proyeksi

klasik sifat titik dan garis hanyalah ada dan tidak ada. Apabila terdapat titik dan

garis maka derajat keanggotaannya 1, sedangkan yang tidak ada diartikan derajat

keanggotaannya 0. Akan tetapi, dalam geometri fuzzy maka nantinya akan

Page 25: PROYEKSI GEOMETRI FUZZY PADA RUANG SKRIPSIetheses.uin-malang.ac.id/6552/1/08610024.pdfpada geometri tegas unsur-unsurnya hanya ada dan tidak ada, pada geometri fuzzy unsur-unsur tersebut

5

berkembang titik dan garis akan direpresentasikan tidak hanya dengan ada dan

tidak ada, tetapi berkembang dengan ketebalan yang berbeda untuk derajat

keanggotaan yang berbeda.

Definisi proyeksi geometri adalah pembentukan bayangan serta

terdapatnya sifat tegak lurus yang diwakili oleh masing-masing unsurnya. Bidang

proyeksi terdapat garis normal yang mewakili masing-masing bidang yang saling

tegak lurus. Hal ini diperluas pada proyeksi ruang dengan metode serupa.

Pembahasan penelitian ini merupakan perpaduan antara teori-teori geometri

dengan teori-teori logika fuzzy. Oleh karena itu peneliti tertarik untuk mengkaji

pembahasan selanjutnya yang berjudul โ€œProyeksi Geometri Fuzzy pada Ruangโ€.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang dipaparkan di atas maka

rumusan masalah dalam penelitian ini adalah :

1. Bagaimana prosedur proyeksi geometri fuzzy pada ruang?

2. Bagaimana perbedaan antara proyeksi geometri tegas dengan proyeksi

geometri fuzzy?

1.3 Tujuan Masalah

Berdasarkan rumusan masalah yang sudah di paparkan maka tujuan

penelitian ini adalah :

1. Mendiskripsikan dan menganalisis prosedur proyeksi geometri fuzzy

pada ruang.

2. Menjelaskan perbedaan antara proyeksi geometri tegas dan proyeksi

geometri fuzzy.

Page 26: PROYEKSI GEOMETRI FUZZY PADA RUANG SKRIPSIetheses.uin-malang.ac.id/6552/1/08610024.pdfpada geometri tegas unsur-unsurnya hanya ada dan tidak ada, pada geometri fuzzy unsur-unsur tersebut

6

1.4 Batasan Masalah

Pada penelitian ini peneliti memberikan batasan masalah pada proyeksi

geometri fuzzy pada ruang (sistem koordinat kartesius dimensi tiga (๐‘…3)) yang

meliputi proyeksi geometri fuzzy titik terhadap garis, titik terhadap bidang dan

garis terhadap bidang.

1.5 Manfaat Penelitian

Adapun manfaat dari penulisan skripsi ini adalah:

1. Lembaga

Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai tambahan referensi

dalam pengembangan ilmu matematika khususnya di seluruh lembaga

Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim Malang.

2. Peneliti

Adapun manfaat kajian ini adalah untuk megetahui bentuk

proyeksi geometri fuzzy pada ruang yang merupakan penggabungan

dari ilmu geometri Euclid dengan ilmu yang dapat dibilang cukup baru

yaitu logika fuzzy.

1.6 Metode Penelitian

Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode

penelitian kepustakaan (library research), yaitu dengan mengumpulkan informasi

yang berasal dari perpustakaan, seperti jurnal, buku-buku, dan lain-lain.

Adapun langkah-langkah yang diambil oleh peneliti dalam penelitian ini

adalah:

1. Mempelajari literatur utama dan pendukung yang dijadikan bahan dalam

penelitian ini.

Page 27: PROYEKSI GEOMETRI FUZZY PADA RUANG SKRIPSIetheses.uin-malang.ac.id/6552/1/08610024.pdfpada geometri tegas unsur-unsurnya hanya ada dan tidak ada, pada geometri fuzzy unsur-unsur tersebut

7

2. Diberikan titik fuzzy pada ruang sebagai unsur yang diproyeksikan dan

garis fuzzy pada ruang sebagai unsur proyektor.

3. Mencari koordinat hasil proyeksi tegas titik fuzzy pada garis fuzzy.

4. Mencari derajat keanggotaan relasi antara titik fuzzy dan garis fuzzy.

5. Mencari derajat keanggotaan ketebalan hasil proyeksi fuzzy pada garis

fuzzy dengan diketahui derajat keanggotaan ketebalan titik fuzzy, derajat

keanggotaan ketebalan garis fuzzy, dan derajat keanggotaan relas titik fuzzy

dan garis fuzzy.

6. Memberikan contoh beserta solusi proyeksi titik fuzzy terhadap garis fuzzy.

7. Mengulangi langkah poin 3 sampai poin 6 untuk mencari hasil proyeksi

titik fuzzy terhadap bidang fuzzy dengan diberikan titik fuzzy pada ruang

sebagai unsur yang diproyeksikan dan bidang fuzzy pada ruang sebagai

unsur proyektor, kemudian mencari koordinat hasil proyeksi tegas titik

fuzzy pada bidang fuzzy. Selanjutnya, Mencari derajat keanggotaan

ketebalan hasil proyeksi fuzzy pada bidang fuzzy dengan diketahui derajat

keanggotaan ketebalan titik fuzzy, derajat keanggotaan ketebalan bidang

fuzzy, dan derajat keanggotaan relasi titik fuzzy dan bidang fuzzy. Setelah

itu, Memberikan contoh beserta solusi proyeksi titik fuzzy terhadap bidang

fuzzy.

8. Langkah untuk proyeksi garis fuzzy terhadap bidang fuzzy juga dilakukan

dengan diberikan garis fuzzy pada ruang sebagai unsur yang diproyeksikan

dan bidang fuzzy pada ruang sebagai proyektor seperti langkah pada

proyeksi titik fuzzy pada bidang fuzzy yaitu mencari koordinat hasil

proyeksi tegas garis fuzzy pada bidang fuzzy. Selanjutnya mencari derajat

Page 28: PROYEKSI GEOMETRI FUZZY PADA RUANG SKRIPSIetheses.uin-malang.ac.id/6552/1/08610024.pdfpada geometri tegas unsur-unsurnya hanya ada dan tidak ada, pada geometri fuzzy unsur-unsur tersebut

8

keanggotaan relasi antara garis fuzzy dan bidang fuzzy. Kemudian mencari

derajat keanggotaan ketebalan hasil proyeksi fuzzy pada bidang fuzzy

dengan diketahui derajat keanggotaan ketebalan garis fuzzy, derajat

keanggotaan ketebalan bidang fuzzy, dan derajat keanggotaan relas garis

fuzzy dan bidang fuzzy. Setelah itu, memberikan contoh beserta solusi

proyeksi garis fuzzy terhadap bidang fuzzy.

9. Menjelaskan perbedaan antara proyeksi geometri tegas dan proyeksi

geometri fuzzy pada ruang.

10. Merumuskan kesimpulan dari hasil analisis.

1.7 Sistematika Penulisan

Untuk mempermudah memahami tulisan ini, peneliti membagi kajian

penelitian ini ke dalam empat bab sebagai berikut :

1. BAB I PENDAHULUAN : Pada bab ini peneliti memaparkan tentang

latar belakang, rumusan masalah, tujuan masalah, batasan masalah,

manfaat penelitian, metode penelitian, serta sistematika penulisan itu

sendiri.

2. BAB II KAJIAN PUSTAKA : Peneliti membahas tentang landasan

teori yang dijadikan ukuran standarisasi dalam pembahasan pada bab

yang merupakan kajian teoritis, yaitu tentang proyeksi tegas serta

logika fuzzy dan lain-lain.

3. BAB III PEMBAHASAN : Dalam bab ini dipaparkan pembahasan

tentang analisis dari proyeksi geometri fuzzy pada ruang yang disertai

dengan perbedaan antara proyeksi geometri tegas dengan proyeksi

geometri fuzzy.

Page 29: PROYEKSI GEOMETRI FUZZY PADA RUANG SKRIPSIetheses.uin-malang.ac.id/6552/1/08610024.pdfpada geometri tegas unsur-unsurnya hanya ada dan tidak ada, pada geometri fuzzy unsur-unsur tersebut

9

4. BAB IV PENUTUP : Dalam bab ini dikemukakan kesimpulan akhir

penelitian ini serta beberapa saran.

Page 30: PROYEKSI GEOMETRI FUZZY PADA RUANG SKRIPSIetheses.uin-malang.ac.id/6552/1/08610024.pdfpada geometri tegas unsur-unsurnya hanya ada dan tidak ada, pada geometri fuzzy unsur-unsur tersebut

10

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

2.1 Vektor

Vektor adalah besaran yang mempunyai besar dan arah, seperti

perpindahan (displacement), kecepatan, gaya dan percepatan (Spiegel, 1999:1).

Vektor digambarkan oleh suatu anak panah ๐‘‚๐‘ƒ yang mendefinisikan

arahnya sedangkan besarnya dinyatakan oleh panjang anak panah. Ujung pangkal

๐‘‚ dari anak panah disebut titik asal atau titik pangkal vektor dan ujung kepala ๐‘ƒ

disebut titik terminal dan besarnya dinyatakan oleh ๐ด atau ๐‘จ (Spiegel, 1999:1).

Gambar 2. 1 Vektor OP

Sedangkan skalar adalah besaran yang mempunyai besar tetapi tanpa arah,

seperti massa, panjang, waktu, suhu dan sebarang bilangan riil. Skalar dinyatakan

oleh huruf-huruf biasa seperti dalam aljabar elementer. Operasi-operasi dengan

skalar mengikuti aturan-aturan yang sama seperti dalam aljabar elementer

(Spiegel, 1999:1).

Definisi 1

Jika ๐‘‰ adalah vektor yang memiliki titik awal dan akhir ๐‘ฃ1, ๐‘ฃ2, ๐‘ฃ3 , maka

komponen pembentuk ๐‘‰ diberikan oleh:

๐‘‰ = ๐‘ฃ1, ๐‘ฃ2, ๐‘ฃ3

Page 31: PROYEKSI GEOMETRI FUZZY PADA RUANG SKRIPSIetheses.uin-malang.ac.id/6552/1/08610024.pdfpada geometri tegas unsur-unsurnya hanya ada dan tidak ada, pada geometri fuzzy unsur-unsur tersebut

11

Koordinat ๐‘ฃ1, ๐‘ฃ2 dan ๐‘ฃ3 disebut komponen ๐‘‰ . Jika kedua titik awal dan

akhir tetap pada asalnya, maka ๐‘‰ disebut vektor nol (zero vector) dan dinotasikan

oleh 0 = 0, 0, 0 (Larson dan Edward, 2010:765).

2.1.1 Panjang (Besaran) Vektor

Jika ๐‘ƒ(๐‘1, ๐‘2 , ๐‘3) dan ๐‘„(๐‘ž1, ๐‘ž2 , ๐‘ž3) merupakan titik awal dan akhir ๐‘‰ pada

segmen garis, komponen pembentuk vektor ๐‘‰ direpresentasikan oleh ๐‘ƒ๐‘„ yaitu

๐‘ฃ1, ๐‘ฃ2, ๐‘ฃ3 = ๐‘ž1 โˆ’ ๐‘1 , ๐‘ž2 โˆ’ ๐‘2 , ๐‘ž3 โˆ’ ๐‘3 . Formula panjang (atau besaran) ๐‘‰

adalah

๐‘‰ = (๐‘ž1 โˆ’ ๐‘1)2 + (๐‘ž2 โˆ’ ๐‘2)2 + (๐‘ž3 โˆ’ ๐‘3)2

= ๐‘ฃ12 + ๐‘ฃ2

2 + +๐‘ฃ32 (Larson dan Edward, 2010: 765).

Contoh:

Diberikan titik ๐‘ƒ(1,1,1) dan ๐‘„(2,4,3), untuk mengetahui besaran ๐‘‰ , digunakan

rumus panjang vektor.

๐‘‰ = (๐‘ž1 โˆ’ ๐‘1)2 + (๐‘ž2 โˆ’ ๐‘2)2 + (๐‘ž3 โˆ’ ๐‘3)2

= (2 โˆ’ 1)2 + (4 โˆ’ 1)2 + (3 โˆ’ 1)2

= 3,74

Jadi ๐‘‰ memiliki besaran 3,74

2.1.2 Penjumlahan Vektor dan Perkalian Skalar

๐ด + ๐ต = ๐ด๐ต adalah vektor yang diwakili oleh segmen garis berarah yang

pangkalnya berimpit dengan pangkal ๐ด dan ujungnya berimpit dengan ujung ๐ต

dan pangkal ๐ต berimpit dengan ujung ๐ด (Soebari, 1995:1-2).

Page 32: PROYEKSI GEOMETRI FUZZY PADA RUANG SKRIPSIetheses.uin-malang.ac.id/6552/1/08610024.pdfpada geometri tegas unsur-unsurnya hanya ada dan tidak ada, pada geometri fuzzy unsur-unsur tersebut

12

Definisi 2

Diberikan vektor ๐ด = ๐ด1, ๐ด2 , ๐ด3 dan vektor ๐ต = ๐ต1, ๐ต2, ๐ต3 , dan ๐‘

scalar, didefinisikan:

1. Penjumlahan vektor ๐ด dan ๐ต adalah ๐ด + ๐ต = ๐ด1 + ๐ต1, ๐ด2 + ๐ต2, ๐ด3 + ๐ต3 .

2. Perkalian skalar ๐‘ dan ๐ด adalah vektor ๐‘๐ด = ๐‘๐ด1 , ๐‘๐ด2, , ๐‘๐ด3 .

3. Bentuk negatif ๐ต adalah vektor โ€“ ๐ต = โˆ’1 ๐ต = โˆ’๐ต1, โˆ’๐ต2, โˆ’๐ต3

4. Selisih ๐ด dan ๐ต adalah ๐ด โˆ’ ๐ต = ๐ด + โˆ’๐ต = ๐ด1 โˆ’ ๐ต1, ๐ด2 โˆ’ ๐ต2, ๐ด3 โˆ’ ๐ต3

(Larson dan Edward, 2010:766).

2.1.3 Perkalian antara Dua Vektor

Perkalian vektor antara dua vektor ๐ด dan ๐ต ditulis ๐ด ร— ๐ต (dibaca ๐ด kros๐ต )

dan didefinisikan ๐ด ร— ๐ต = ๐ด ๐ต sin ๐œƒ ๐‘€ dengan ๐œƒ adalah sudut antara ๐ด dan ๐ต

dan ๐‘€ adalah vektor satuan yang tegak lurus ๐ด dan tegak lurus ๐ต sesuai dengan

sistem yang digunakan (sistem putar kanan atau putar kiri).

Suatu skrup putar kanan jika diputar sesuai arah sumbu ๐‘ฅ positif menuju

sumbu ๐‘ฆ positif, skrup tersebut akan bergerak ke arah ๐‘ง positif. Sistem semacam

ini dinamakan sistem putar kanan. Sedangkan sebaliknya disebut sistem putar kiri.

Pada sistem putar kanan, berlaku:

๐‘– ร— ๐‘– = ๐‘— ร— ๐‘— = ๐‘˜ ร— ๐‘˜ = 0

๐‘– ร— ๐‘— = ๐‘˜ ๐‘— ร— ๐‘– = โˆ’๐‘˜

๐‘— ร— ๐‘˜ = ๐‘– ๐‘˜ ร— ๐‘— = โˆ’๐‘–

๐‘˜ ร— ๐‘– = ๐‘— ๐‘– ร— ๐‘˜ = โˆ’๐‘—

Jadi :

๐‘‚๐ด ร— ๐‘‚๐ต = ๐‘ฅ๐‘Ž ๐‘– + ๐‘ฆ๐‘Ž ๐‘— + ๐‘ง๐‘Ž๐‘˜ ร— ๐‘ฅ๐‘ ๐‘– + ๐‘ฆ๐‘ ๐‘— + ๐‘ง๐‘๐‘˜

Page 33: PROYEKSI GEOMETRI FUZZY PADA RUANG SKRIPSIetheses.uin-malang.ac.id/6552/1/08610024.pdfpada geometri tegas unsur-unsurnya hanya ada dan tidak ada, pada geometri fuzzy unsur-unsur tersebut

13

= ๐‘ฆ๐‘Ž๐‘ฅ๐‘ โˆ’ ๐‘ง๐‘Ž๐‘ฆ๐‘ ๐‘– โˆ’ ๐‘ฅ๐‘Ž๐‘ง๐‘ โˆ’ ๐‘ง๐‘Ž๐‘ฅ ร—๐‘ ๐‘— โˆ’ ๐‘ฅ๐‘Ž๐‘ฆ๐‘ โˆ’ ๐‘ฆ๐‘Ž๐‘ฅ๐‘ ๐‘˜

= ๐‘ฆ๐‘Ž ๐‘ง๐‘Ž

๐‘ฆ๐‘ ๐‘ง๐‘ ๐‘– โˆ’

๐‘ฅ๐‘Ž ๐‘ง๐‘Ž

๐‘ฅ๐‘ ๐‘ง๐‘ ๐‘— +

๐‘ฅ๐‘Ž ๐‘ฆ๐‘Ž

๐‘ฅ๐‘ ๐‘ฆ๐‘ ๐‘˜

= ๐‘– ๐‘— ๐‘˜

๐‘ฅ๐‘Ž ๐‘ฆ๐‘Ž ๐‘ง๐‘Ž

๐‘ฅ๐‘ ๐‘ฆ๐‘ ๐‘ง๐‘

(Larson dan Edward, 2010:769).

Pada perkalian vektor dua vektor berlaku hukum-hukum sebagai berikut:

1. ๐ด ร— ๐ต = โˆ’๐ต ร— ๐ด (Hukum Komutatif tak berlaku Hasil-Kali Silang)

2. ๐ด ร— ๐ต + ๐ถ = ๐ด ร— ๐ต + ๐ด ร— ๐ถ (Hukum Distributif)

3. ๐‘š ๐ด ร— ๐ต = ๐‘š๐ด ร— ๐ต = ๐ด ร— ๐‘š๐ต = ๐ด ร— ๐ต ๐‘š di mana m scalar

4. ๐‘– ร— ๐‘– = ๐‘— ร— ๐‘— = ๐‘˜ ร— ๐‘˜ = 0, ๐‘– ร— ๐‘— = ๐‘— ร— ๐‘˜ = ๐‘˜ ร— ๐‘– = 1

5. Jika ๐ด = ๐ด 1๐‘– + ๐ด 2๐‘— + ๐ด 3๐‘˜ dan ๐ต = ๐ต 1๐‘– + ๐ต 2๐‘— + ๐ต 3๐‘˜, maka

๐ด ร— ๐ต =

๐‘– ๐‘— ๐‘˜

๐ด 1 ๐ด 2 ๐ด 3

๐ต 1 ๐ต 2 ๐ต 3

6. Besarnya ๐ด ร— ๐ต sama dengan luas jajaran genjang dengan sisi-sisi ๐ด dan ๐ต .

7. Besarnya ๐ด ร— ๐ต = 0 dan ๐ด beserta ๐ต bukanlah vektor-vektor nol, maka ๐ด dan

๐ต sejajar (Larson dan Edward, 2010:771).

2.2 Sistem Koordinat Kartesius Ruang (R3)

Dalam sistem ini (sistem koordinat kartesius siku-siku) terdapat tiga

sumbu yang saling tegak lurus diantaranya, yaitu sumbu ๐‘‹, sumbu ๐‘Œ dan sumbu

๐‘. Disamping koordinat siku-siku ada pula koordinat miring. Koordinat ini pada

dasarnya sama, hanya bedanya pada koordinat kartesius miring ketiga sumbunya

tidak saling tegak lurus. Sebuah titik ๐‘ƒ dengan koordinat ๐‘ฅ, ๐‘ฆ, ๐‘ง , berarti jarak

titik ๐‘ƒ terhadap ๐‘Œ๐‘‚๐‘ , ๐‘‹๐‘‚๐‘ dan ๐‘‹๐‘‚๐‘Œ berturut-turut ๐‘ฅ, ๐‘ฆ dan ๐‘ง disebut absis,

ordinat dan aplikat. Harga ๐‘ฅ, ๐‘ฆ dan ๐‘ง dapatn positif, dapat pula negatif, maupun

Page 34: PROYEKSI GEOMETRI FUZZY PADA RUANG SKRIPSIetheses.uin-malang.ac.id/6552/1/08610024.pdfpada geometri tegas unsur-unsurnya hanya ada dan tidak ada, pada geometri fuzzy unsur-unsur tersebut

14

nol. Positif jika searah dengan sumbu positif dan negatif jika searah dengan

negatif (Soebari, 1995:6).

Gambar 2. 2 Oktan Pertama Koordinat ๐‘‹๐‘Œ๐‘

Dalam sistem koordinat kartesius, ruangan dibagi menjadi 8 (delapan)

oktan dengan ketentuan sebagai berikut:

Tabel 2. 1 Oktan Sistem Koordinat Kartesius

Koord. Okt.1 Okt.2 Okt.3 Okt.4 Okt.5 Okt.6 Okt.7 Okt.8

๐‘ง + + + + โˆ’ โˆ’ โˆ’ โˆ’

๐‘ฅ + โˆ’ โˆ’ + + โˆ’ โˆ’ +

๐‘ฆ + + โˆ’ โˆ’ + + โˆ’ โˆ’

Sumber: Soebari, 1995:6

2.3 Geometri Tegas

2.3.1 Titik, Garis, dan Bidang

Titik dinyatakan dengan noktah, dan diberi nama dengan huruf besar.

Contoh: ๐‘ƒ ๐‘ฅ๐‘ƒ , ๐‘ฆ๐‘ƒ , ๐‘ง๐‘ƒ (Rich, 2002:2). Titik juga ditunjukkan atau dilukiskan

dengan โ€œ โ€™โ€™. Melalui dua titik yang berlainan, dapat dibuat tepat satu garis

(Alisah dan Idris, 2009:237).

Garis lurus terbetuk oleh suatu titik yang selalu bergerak kearah yang

sama. Suatu garis lurus dapat diperpanjang ke segala arah secara tidak terbatas

(Rich, 2002:2). Garis tidak memiliki batas, baik ke kiri maupun kekanan,

Page 35: PROYEKSI GEOMETRI FUZZY PADA RUANG SKRIPSIetheses.uin-malang.ac.id/6552/1/08610024.pdfpada geometri tegas unsur-unsurnya hanya ada dan tidak ada, pada geometri fuzzy unsur-unsur tersebut

15

sehingga panjangnya tidak terbatas, dan yang digambar hanya sebagai wakilnya

saja. Garis biasanya diberi simbol, yaitu dengan huruf kecil, misalnya: a, b, c, d

dan seterusnya (Alisah dan Idris, 2009:237). Gambar suatu garis adalah sebagai

berikut:

Gambar 2. 3 Garis ๐‘” dan Garis yang Melalui Titik ๐ด dan ๐ต

Garis yang melalui titik A dan B dilambangkan dengan ๐ด๐ต. Di samping itu

dikenal pula ruas garis (segmen), ruas garis adalah bagian dari garis lurus yang

terbatas pada pangkal dan ujungnya. Sedangkan bidang adalah suatu permukaan

di mana suatu garis yang menghubungkan dua titik pada permukaan tersebut

secara keseluruhan akan terletak pada permukaan tersebut (Rich, 2002:2).

Gambar 2. 4 Bidang ABCD

2.3.2 Persamaan Bidang

Persamaan umum bidang datar adalah ๐ด๐‘ฅ + ๐ต๐‘ฆ + ๐ถ๐‘ง + ๐ท = 0 , bidang

tersebut tegak lurus dengan vektor ๐ด๐‘– + ๐ต๐‘— + ๐ถ๐‘˜ atau yang sering disebut dengan

normal bidang dan dinotasikan dengan ๐‘› . Jika suatu bidang melalui titik ๐‘ƒ dan

mempunyai normal ๐ด๐‘– + ๐ต๐‘— + ๐ถ๐‘˜ , maka persamaan bidang tersebut adalah

(Soebari, 1995:12-13).

๐ด ๐‘ฅ โˆ’ ๐‘ฅ๐‘ + ๐ต ๐‘ฆ โˆ’ ๐‘ฆ๐‘ + ๐ถ ๐‘ง โˆ’ ๐‘ง๐‘ = 0

Page 36: PROYEKSI GEOMETRI FUZZY PADA RUANG SKRIPSIetheses.uin-malang.ac.id/6552/1/08610024.pdfpada geometri tegas unsur-unsurnya hanya ada dan tidak ada, pada geometri fuzzy unsur-unsur tersebut

16

2.3.3 Persamaan Garis

Garis lurus dapat diartikan sebagai perpotongan antara dua bidang datar,

jadi persamaan suatu garis lurus merupakan gabungan antara persamaan dua

bidang datar (Soebari, 1995:20).

Persamaan garis yang melalui misal titik ๐‘ƒ(๐‘ฅ1, ๐‘ฆ1 , ๐‘ง1) dan mempunyai

vektor arah ๐‘๐‘– + ๐‘ž๐‘— + ๐‘Ÿ๐‘˜ adalah:

๐‘ฅ โˆ’ ๐‘ฅ1

๐‘=

๐‘ฆ โˆ’ ๐‘ฆ1

๐‘ž=

๐‘ง โˆ’ ๐‘ง1

๐‘Ÿ

Persamaan tersebut dikatakan persamaan garis dalam bentuk standar.

Dengan jalan yang sama, akan diperoleh persamaan garis yang misalnya melalui

titik ๐‘ƒ(๐‘ฅ๐‘ , ๐‘ฆ๐‘ , ๐‘ง๐‘) dan ๐‘„(๐‘ฅ๐‘ž , ๐‘ฆ๐‘ž , ๐‘ง๐‘ž), yaitu:

๐‘ฅ โˆ’ ๐‘ฅ๐‘

๐‘ฅ๐‘ž โˆ’ ๐‘ฅ๐‘=

๐‘ฆ โˆ’ ๐‘ฆ๐‘

๐‘ฆ๐‘ž โˆ’ ๐‘ฆ๐‘=

๐‘ง โˆ’ ๐‘ง๐‘

๐‘ง๐‘ž โˆ’ ๐‘ง๐‘

Dalam bentuk parameter, persamaan garis dapat dituliskan:

๐‘ฅ = ๐‘Ž + ๐‘๐‘ก, ๐‘ฆ = ๐‘ + ๐‘ž๐‘ก, ๐‘ง = ๐‘ + ๐‘Ÿ๐‘ก

dengan t merupakan parameter

Sedangkan ๐‘, ๐‘ž, ๐‘Ÿ dinamakan bilangan arah garis. Jika ada ๐‘, ๐‘ž atau ๐‘Ÿ yang

sama dengan nol, maka persamaan garis harus dinyatakan dalam gabungan

persamaan dua bidang. Maka persamaan garis tersebut

๐‘” โ‰ก ๐ด1๐‘ฅ + ๐ต1๐‘ฆ + ๐ถ1๐‘ง + ๐ท = 0๐ด2๐‘ฅ + ๐ต2๐‘ฆ + ๐ถ2๐‘ง + ๐ท = 0

(Soebari, 1995:21).

Vektor arah garis ๐‘” tersebut adalah:

๐‘” = ๐‘– ๐‘— ๐‘˜

๐ด1 ๐ต1 ๐ถ1

๐ด2 ๐ต2 ๐ถ2

(Soebari, 1995:21).

Page 37: PROYEKSI GEOMETRI FUZZY PADA RUANG SKRIPSIetheses.uin-malang.ac.id/6552/1/08610024.pdfpada geometri tegas unsur-unsurnya hanya ada dan tidak ada, pada geometri fuzzy unsur-unsur tersebut

17

2.3.4 Jarak Titik ke Garis pada Ruang (R3)

Untuk menentukan jarak antara titik dan garis, ditentukan titik yang

terletak pada garis. Misalkan akan ditentukan jarak antara titik P dengan garis ๐‘”.

Tentukan sebarang titik Q pada ๐‘”, maka berlaku:

Gambar 2. 5 Jarak Titik ๐‘ƒ ke Garis ๐‘”

๐‘ƒ๐‘„ ร— ๐‘” = ๐‘ƒ๐‘„ โ‹… ๐‘” sin ๐œƒ

๐‘ƒ๐‘„ ร— ๐‘” = ๐‘ƒ๐‘„ โ‹… ๐‘” ๐‘‘

๐‘ƒ๐‘„

Jadi jarak titik ๐‘ƒ ke garis ๐‘” adalah

๐‘‘ = ๐‘ƒ๐‘„ ร— ๐‘”

๐‘” Soebari, 1995: 25 .

Contoh :

Untuk menentukan jarak titik ๐‘ƒ(2, 5, 1) ke garis ๐‘” = 4๐‘ฅ + 5๐‘ฆ โˆ’ ๐‘ง = 7 2๐‘ฅ + 3๐‘ฆ โˆ’ 4๐‘ง = 1

, maka

ditentukan terlebih dahulu titik ๐‘„ (sebarang yang terletak pada ๐‘”) untuk lebih

mudahnya peneliti memilih titik yang berpotongan dengan bidang koordinat ๐‘‹๐‘‚๐‘Œ,

yang berarti koordinat ๐‘ง = 0. Misalkan titik potong tersebut ๐‘„(๐‘ฅ๐‘ž , ๐‘ฆ๐‘ž , 0).

4๐‘ฅ๐‘ž + 5๐‘ฆ๐‘ž = 7 dan 2๐‘ฅ๐‘ž + 3๐‘ฆ๐‘ž = 1

Dari perhitungan subtitusi didapatkan nilai ๐‘ฅ๐‘ž = 8 dan ๐‘ฆ๐‘ž = โˆ’5.

Jadi titik potong tersebut adalah ๐‘„(8, โˆ’5, 0) dan ๐‘ƒ๐‘„ adalah

8 โˆ’ 2 ๐‘– + โˆ’5 โˆ’ 5 ๐‘— + (0 โˆ’ 1)๐‘˜ , atau 6๐‘– โˆ’ 10๐‘— โˆ’ ๐‘˜

Sedangkan vektor arah garis ๐‘” adalah

Page 38: PROYEKSI GEOMETRI FUZZY PADA RUANG SKRIPSIetheses.uin-malang.ac.id/6552/1/08610024.pdfpada geometri tegas unsur-unsurnya hanya ada dan tidak ada, pada geometri fuzzy unsur-unsur tersebut

18

๐‘” = ๐‘– ๐‘— ๐‘˜

4 5 โˆ’12 3 โˆ’4

= โˆ’20 + 3 ๐‘– โˆ’ โˆ’16 + 2 ๐‘— + (12 โˆ’ 10)๐‘˜

= โˆ’17๐‘– + 14๐‘— + 2๐‘˜

๐‘” ร— ๐‘ƒ๐‘„ = ๐‘– ๐‘— ๐‘˜

โˆ’17 14 26 โˆ’10 โˆ’1

= โˆ’14 + 20 ๐‘– โˆ’ 17 โˆ’ 12 ๐‘— + (170 โˆ’ 84)๐‘˜

= 6๐‘– โˆ’ 5๐‘— + 86๐‘˜

๐‘” ร— ๐‘ƒ๐‘„ = 36 + 25 + 7396 = 7457 = 86,35

Jadi jarak titik ๐‘ƒ terhadap garis ๐‘” adalah

๐‘‘ = ๐‘ƒ๐‘„ ร— ๐‘”

๐‘” =

7475

289 + 196 + 4

2.3.5 Jarak Titik ke Bidang

Untuk menentukan jarak titik ๐‘ƒ(๐‘, ๐‘ž, ๐‘Ÿ) terhadap bidang ๐‘‰ โ‰ก ๐ด๐‘ฅ + ๐ต๐‘ฆ +

๐ถ๐‘ง + ๐ท = 0, ditentukan terlebih dahulu sebarang titik yang terletak pada bidang

tersebut (Soebari, 1995:16).

Untuk lebih mudahnya, ambil salah satu titik potongnya dengan sumbu

koordinat, misal sumbu ๐‘ฅ , yaitu: ๐‘„ โˆ’๐ท

๐ด, 0,0 dengan pemisalan posisi ๐‘„ pada

gambar berikut:

Gambar 2. 6 Jarak Titik ๐‘ƒ ke Bidang ๐‘‰

Page 39: PROYEKSI GEOMETRI FUZZY PADA RUANG SKRIPSIetheses.uin-malang.ac.id/6552/1/08610024.pdfpada geometri tegas unsur-unsurnya hanya ada dan tidak ada, pada geometri fuzzy unsur-unsur tersebut

19

๐‘„๐‘ƒ = ๐‘ +๐ท

๐ด ๐‘– + ๐‘ž๐‘— + ๐‘Ÿ๐‘˜

๐‘›๐‘‰ = ๐ด๐‘– + ๐ต๐‘— + ๐ถ๐‘˜

๐‘„๐‘ƒ โˆ™ ๐‘›๐‘‰ = |๐‘„๐‘ƒ| โˆ™ |๐‘›๐‘‰| ๐‘๐‘œ๐‘ ๐œƒ โ€ฆโ€ฆโ€ฆโ€ฆโ€ฆโ€ฆโ€ฆโ€ฆ (1)

๐œƒ = Sudut antara ๐‘›๐‘‰ dan ๐‘„๐‘ƒ

๐‘๐‘œ๐‘  ๐œƒ =๐‘‘

| ๐‘„๐‘ƒ |โ€ฆโ€ฆโ€ฆโ€ฆโ€ฆโ€ฆโ€ฆโ€ฆ (2)

๐‘‘ = Jarak antara titik ๐‘ƒ terhadap bidang ๐‘‰

Berdasarkan Persamaan (1) dan (2) diperoleh:

๐‘„๐‘ƒ โˆ™ ๐‘›๐‘‰ = |๐‘„๐‘ƒ| โˆ™ |๐‘›๐‘‰| ๐‘‘

๐‘„๐‘ƒ (๐‘‘ harus positif)

๐‘‘ =๐‘„๐‘ƒ โˆ™ ๐‘›๐‘‰

|๐‘›๐‘‰|

= ๐‘ +

๐ท๐ด ๐ด + ๐‘ž๐ต + ๐‘Ÿ๐ถ

๐ด2 + ๐ต2 + ๐ถ2

Perhitungan lebih lanjut diperoleh:

๐‘‘ = ๐ด๐‘ + ๐ต๐‘ž + ๐ถ๐‘Ÿ + ๐ท

๐ด2 + ๐ต2 + ๐ถ2 (Soebari, 1995: 17)

Contoh:

Diberikan titik ๐‘ƒ(4,1,2) dan bidang ๐‘‰ โ‰ก ๐‘ฅ โˆ’ ๐‘ฆ + ๐‘ง โˆ’ 1 = 0, untuk mengetahui

jarak titik ๐‘ƒ ke bidang ๐‘‰ (๐‘‘), digunakan rumus jarak titik ke bidang.

๐‘‘ = ๐ด๐‘ฅ๐‘ + ๐ต๐‘ฆ๐‘ + ๐ถ๐‘ง๐‘ + ๐ท

๐ด2 + ๐ต2 + +๐ถ2=

1 4 โˆ’ 1 1 + 1 2 โˆ’ 1

(1)2 + (โˆ’1)2 + (1)2

= 2,31

Jadi jarak titik ๐‘ƒ ke bidang ๐‘‰ adalah 2,31.

Page 40: PROYEKSI GEOMETRI FUZZY PADA RUANG SKRIPSIetheses.uin-malang.ac.id/6552/1/08610024.pdfpada geometri tegas unsur-unsurnya hanya ada dan tidak ada, pada geometri fuzzy unsur-unsur tersebut

20

2.3.6 Titik pada Segmen Garis

Ditentukan titik ๐‘ƒ(๐‘ฅ๐‘ , ๐‘ฆ๐‘ , ๐‘ง๐‘) dan titik ๐‘„(๐‘ฅ๐‘ž , ๐‘ฆ๐‘ž , ๐‘ง๐‘ž ) untuk menentukan

koordinat titik ๐‘… yang terletak pada segmen garis ๐‘ƒ๐‘„ sedemikian sehingga

๐‘ƒ๐‘… โˆถ ๐‘…๐‘„ adalah ๐‘š โˆถ ๐‘› (Soebari, 1995:9).

Gambar 2. 7 Perbandingan ๐‘š dan ๐‘›

Terlihat pada gambar 2.7 bahwa

๐‘ƒ๐‘… โˆถ ๐‘…๐‘„ = ๐‘š โˆถ ๐‘›

Dengan demikian:

๐‘› ๐‘ฅ๐‘Ÿ โˆ’ ๐‘ฅ๐‘ ๐‘– + ๐‘ฆ๐‘Ÿ โˆ’ ๐‘ฆ๐‘ ๐‘— + ๐‘ง๐‘Ÿ โˆ’ ๐‘ง๐‘ ๐‘˜

= ๐‘š ๐‘ฅ๐‘ž โˆ’ ๐‘ฅ๐‘Ÿ ๐‘– + ๐‘ฆ๐‘ž โˆ’ ๐‘ฆ๐‘Ÿ ๐‘— + ๐‘ง๐‘ž โˆ’ ๐‘ง๐‘Ÿ ๐‘˜

Persamaan tersebut benar, jika:

๐‘› ๐‘ฅ๐‘Ÿ โˆ’ ๐‘ฅ๐‘ = ๐‘š ๐‘ฅ๐‘ž โˆ’ ๐‘ฅ๐‘Ÿ ,

๐‘› ๐‘ฆ๐‘Ÿ โˆ’ ๐‘ฆ๐‘ = ๐‘š ๐‘ฆ๐‘ž โˆ’ ๐‘ฆ๐‘Ÿ ,

๐‘› ๐‘ง๐‘Ÿ โˆ’ ๐‘ง๐‘ = ๐‘š ๐‘ง๐‘ž โˆ’ ๐‘ง๐‘Ÿ .

Berdasarkan ketiga persamaan tersebut diperoleh koordinat ๐‘…:

๐‘ฅ๐‘Ÿ =๐‘š ๐‘ฅ๐‘ž + ๐‘› ๐‘ฅ๐‘

๐‘š + ๐‘›, ๐‘ฆ๐‘Ÿ =

๐‘š ๐‘ฆ๐‘ž + ๐‘› ๐‘ฆ๐‘

๐‘š + ๐‘›, ๐‘ง๐‘Ÿ =

๐‘š ๐‘ง๐‘ž + ๐‘› ๐‘ง๐‘

๐‘š + ๐‘›

Jika ๐‘… berada pada perpanjangan ๐‘ƒ๐‘„ sedemikian sehingga ๐‘ƒ๐‘… โˆถ ๐‘…๐‘„ = ๐‘š โˆถ โˆ’๐‘›

maka koordinat titik ๐‘… adalah

๐‘ฅ๐‘Ÿ =๐‘š ๐‘ฅ๐‘ž โˆ’ ๐‘› ๐‘ฅ๐‘

๐‘š โˆ’ ๐‘›, ๐‘ฆ๐‘Ÿ =

๐‘š ๐‘ฆ๐‘ž โˆ’ ๐‘› ๐‘ฆ๐‘

๐‘š โˆ’ ๐‘›, ๐‘ง๐‘Ÿ =

๐‘š ๐‘ง๐‘ž โˆ’ ๐‘› ๐‘ง๐‘

๐‘š โˆ’ ๐‘› (Soebari, 1995: 10).

Page 41: PROYEKSI GEOMETRI FUZZY PADA RUANG SKRIPSIetheses.uin-malang.ac.id/6552/1/08610024.pdfpada geometri tegas unsur-unsurnya hanya ada dan tidak ada, pada geometri fuzzy unsur-unsur tersebut

21

2.3.7 Teorema Pythagoras

Pythagoras adalah seorang ahli matematika dan filsafat berkebangsaan

Yunani yang hidup pada tahun 569 โ€“ 475 sebelum Masehi. Sebagai ahli

metematika, Pythagoras terkenal dengan teorema Pythagoras yang berbunyi :

kuadrat panjang sisi miring suatu segitiga siku-siku adalah sama dengan jumlah

kuadrat panjang sisi-sisi yang lain (Sundawa, 2009).

Gambar 2. 8 Segitiga Siku-siku

Gambar 2.8 di atas menunjukkan suatu segitiga siku-siku ABC dengan

panjang sisi miring b, panjang sisi alas a, dan tinggi c. Berdasarkan teorema

Pythagoras, dalam segitiga siku-siku tersebut berlaku :

๐‘2 = ๐‘2 + ๐‘Ž2 atau ๐‘ = ๐‘2 + ๐‘Ž2

Untuk menentukan panjang sisi-sisi yang lainnya seperti panjang sisi alas a

atau tinggi c, dengan menggunakan rumus umum teorema Pythagoras diperoleh

perhitungan sebagai berikut :

๐‘2 = ๐‘2 + ๐‘Ž2 โ†’ ๐‘2 = ๐‘2 โˆ’ ๐‘Ž2 atau ๐‘ = ๐‘2 โˆ’ ๐‘Ž2

๐‘2 = ๐‘2 + ๐‘Ž2 โ†’ ๐‘Ž2 = ๐‘2 โˆ’ ๐‘2 atau ๐‘Ž = ๐‘2 โˆ’ ๐‘2

Dari uraian tersebut, penulisan teorema Pythagoras pada setiap sisi segitiga

siku-siku dapat dituliskan sebagai berikut (Sundawa, 2009):

๐‘ = ๐‘2 + ๐‘Ž2 , ๐‘ = ๐‘2 โˆ’ ๐‘Ž2 , ๐‘Ž = ๐‘2 โˆ’ ๐‘2

Page 42: PROYEKSI GEOMETRI FUZZY PADA RUANG SKRIPSIetheses.uin-malang.ac.id/6552/1/08610024.pdfpada geometri tegas unsur-unsurnya hanya ada dan tidak ada, pada geometri fuzzy unsur-unsur tersebut

22

2.4 Proyeksi Geometri Tegas

Proyeksi suatu titik adalah pembentukan bayangan suatu titik terhadap satu

garis atau bidang, dengan syarat garis hubung titik dan titik hasil proyeksinya

harus tegak lurus dengan garis atau bidang tersebut (Sundawa, 2009).

Menentukan panjang proyeksi titik P (x, y, z), jika titik hasil proyeksi Pโ€™

(x, y, z) diketahui yaitu :

Panjang proyeksi = (๐‘ฅ2 โˆ’ ๐‘ฅ1)2 + (๐‘ฆ2 โˆ’ ๐‘ฆ1)2 + (๐‘ง2 โˆ’ ๐‘ง1)2

Sedangkan untuk menentukan panjang jarak proyeksi titik P (x, y, z), jika

persamaan garis ๐ด๐‘ฅ + ๐ต๐‘ฆ + ๐ถ๐‘ง + ๐ท = 0 diketahui yaitu :

Panjang jarak proyeksi = ๐ด๐‘ฅ๐‘ +๐ต๐‘ฆ๐‘ +๐ถ๐‘ง๐‘ +๐ท

๐ด2 +๐ต2+๐ถ2

Selain pada titik, proyeksi pun dapat dilakukan pada suatu garis. Gambar

di bawah ini terdapat berbagai macam proyeksi suatu garis terhadap garis yang

lain. Misalkan suatu garis AB di proyeksikan terhadap ๐‘”. Hasil yang diperoleh

adalah garis Aโ€™Bโ€™. Kedua garis yang diproyeksikan selalu tegak lurus dengan garis

proyektornya (Sundawa, 2009).

Gambar 2. 9 Garis ๐ดโ€™๐ตโ€™ โˆˆ ๐‘” Merupakan Hasil Proyeksi dari Garis ๐ด๐ต

Gambar 2. 10 Garis ๐ด๐ต Memotong Garis ๐‘” dan Garis ๐ดโ€™๐ตโ€™ Sebagai Hasil Proyeksi

Page 43: PROYEKSI GEOMETRI FUZZY PADA RUANG SKRIPSIetheses.uin-malang.ac.id/6552/1/08610024.pdfpada geometri tegas unsur-unsurnya hanya ada dan tidak ada, pada geometri fuzzy unsur-unsur tersebut

23

Gambar 2. 11 Garis ๐ด๐ต Tegak Lurus Garis ๐‘” terhadap Garis Proyektor

2.4.1 Definisi Proyeksi Ruang (Tegas)

Proyeksi geometri merupakan pembentukan bayangan suatu unsur

geometri yang diproyeksikan terhadap unsur proyektor, dengan sifat tegak lurus

yang diwakili oleh masing-masing unsurnya (Stein dan Barchellos, 1992:688).

Pembahasan proyeksi pada ruang ditekankan pada tiga hal, yaitu proyeksi titik ke

garis, proyeksi titik ke bidang, dan proyeksi garis ke bidang.

Gambar 2. 12 Proyeksi Garis ๐ด๐ต pada Bidang ๐‘‰

Diberikan segmen garis ๐ด๐ต dan ruang ๐‘‰. Tegak lurus dari A dan B pada ๐‘‰,

lihat gambar 2.13, dua titik A dan B bertemu di ๐‘‰ di titik Aโ€™ dan Bโ€™. Segmen ๐ดโ€ฒ๐ตโ€ฒ

disebut proyeksi pada ๐ด๐ต pada Bidang ๐‘‰. Maka akan ditemukan panjang pada

๐ดโ€ฒ๐ตโ€ฒ , gambar garis L sejajar ๐ดโ€ฒ๐ตโ€ฒ dan melewati A. Jika ๐œƒ sudut antara ๐ด๐ต dan L,

0 โ‰ค ๐œƒ โ‰ค ๐œ‹2 . Sudut ๐œƒ disebut sudut antara ๐ด๐ต dan bidang ๐‘‰.

๐ดโ€™๐ตโ€™ = ๐ด๐ต cos ๐œƒ (Stein dan Barchellos, 1992: 689)

Page 44: PROYEKSI GEOMETRI FUZZY PADA RUANG SKRIPSIetheses.uin-malang.ac.id/6552/1/08610024.pdfpada geometri tegas unsur-unsurnya hanya ada dan tidak ada, pada geometri fuzzy unsur-unsur tersebut

24

2.4.2 Prosedur Proyeksi Geometri Tegas pada Ruang (R3)

1. Proyeksi Titik pada Garis

Gambar 2. 13 Proyeksi Titik ๐‘ƒ pada Garis ๐‘”

Misalkan suatu titik ๐‘ƒ(๐‘ฅ๐‘ƒ , ๐‘ฆ๐‘ƒ , ๐‘ง๐‘ƒ) diproyeksikan terhadap garis ๐‘” โ‰ก

๐ด1๐‘ฅ + ๐ต1๐‘ฆ + ๐ถ1๐‘ง = ๐ท๐ด2๐‘ฅ + ๐ต2๐‘ฆ + ๐ถ2๐‘ง = ๐ท

. Untuk mencari hasil proyeksi, yaitu koordinat titik ๐‘ƒโ€ฒ,

dapat ditentukan dengan langkah-langkah sebagai berikut:

Menentukan sebarang dua titik pada garis ๐‘”, misal titik ๐ด(๐‘ฅ๐‘Ž , ๐‘ฆ๐‘Ž ,๐‘ง๐‘Ž) dan

๐ต(๐‘ฅ๐‘ , ๐‘ฆ๐‘ ,๐‘ง๐‘), sedemikian hingga ๐ด โ‰  ๐ต.

Gambar 2. 14 Sebarang Titik ๐ด dan ๐ต pada ๐‘”

Kemudian menurut Larson dan Edward (2010:765) dapat dicari besar dari vektor

๐ด๐‘ƒ dan ๐‘ƒ๐ต sebagai berikut:

๐ด๐‘ƒ = ๐‘ฅ๐‘ โˆ’ ๐‘ฅ๐‘Ž 2

+ ๐‘ฆ๐‘ โˆ’ ๐‘ฆ๐‘Ž 2

+ ๐‘ง๐‘ โˆ’ ๐‘ง๐‘Ž 2

๐‘ƒ๐ต = ๐‘ฅ๐‘ โˆ’ ๐‘ฅ๐‘ 2

+ ๐‘ฆ๐‘ โˆ’ ๐‘ฆ๐‘ 2

+ ๐‘ง๐‘ โˆ’ ๐‘ง๐‘ 2โ€ฆโ€ฆโ€ฆโ€ฆโ€ฆโ€ฆโ€ฆโ€ฆโ€ฆ โ€ฆโ€ฆโ€ฆ (3)

Page 45: PROYEKSI GEOMETRI FUZZY PADA RUANG SKRIPSIetheses.uin-malang.ac.id/6552/1/08610024.pdfpada geometri tegas unsur-unsurnya hanya ada dan tidak ada, pada geometri fuzzy unsur-unsur tersebut

25

Setelah itu menurut Soebari (1995:25) dapat ditentukan jarak antara titik ๐‘ƒ dan ๐‘ƒโ€ฒ.

๐‘ƒ๐‘ƒโ€ฒ = ๐ด๐‘ƒ ร— ๐‘”

๐‘” โ€ฆโ€ฆโ€ฆโ€ฆโ€ฆโ€ฆ (4)

Setelah diketahui ๐‘ƒ๐‘ƒโ€ฒ , ๐ด๐‘ƒ , dan ๐‘ƒ๐ต . Selanjutnya akan dicari nilai ๐ด๐‘ƒโ€ฒ dan

๐‘ƒโ€ฒ๐ต dengan menggunakan teorema Pythagoras.

Gambar 2. 15 Sebarang Titik ๐‘š dan ๐‘› di ๐‘”

๐ด๐‘ƒโ€ฒ = m = AP 2โˆ’ ๐‘ƒ๐‘ƒโ€ฒ

2

๐‘ƒโ€ฒ๐ต = n = ๐‘ƒ๐ต 2โˆ’ ๐‘ƒ๐‘ƒโ€ฒ

2โ€ฆโ€ฆโ€ฆโ€ฆโ€ฆโ€ฆโ€ฆ . โ€ฆ . . โ€ฆโ€ฆโ€ฆ . . (5)

Setelah didapatkan ๐‘š dan ๐‘› maka koordinat ๐‘ƒโ€ฒ menurut Soebari (1995:10) dapat

dicari dengan perbandingan.

Gambar 2. 16 Perbandingan antara ๐‘š dan ๐‘›

๐ด๐‘ƒโ€ฒ โˆถ ๐‘ƒโ€ฒ๐ต = ๐‘š โˆถ ๐‘›

๐‘š ๐‘ฅ๐‘ โˆ’ ๐‘ฅ๐‘ โ€ฒ + ๐‘ฆ๐‘ โˆ’ ๐‘ฆ๐‘ โ€ฒ + ๐‘ง๐‘ โˆ’ ๐‘ง๐‘ โ€ฒ

= ๐‘› ๐‘ฅ๐‘ โ€ฒ โˆ’ ๐‘ฅ๐‘Ž + ๐‘ฆ๐‘ โ€ฒ โˆ’ ๐‘ฆ๐‘Ž + ๐‘ง๐‘ โ€ฒ โˆ’ ๐‘ง๐‘Ž

๐‘ฅ๐‘ โ€ฒ =๐‘š ๐‘ฅ๐‘ + ๐‘› ๐‘ฅ๐‘Ž

๐‘š + ๐‘›

Page 46: PROYEKSI GEOMETRI FUZZY PADA RUANG SKRIPSIetheses.uin-malang.ac.id/6552/1/08610024.pdfpada geometri tegas unsur-unsurnya hanya ada dan tidak ada, pada geometri fuzzy unsur-unsur tersebut

26

๐‘ฆ๐‘ โ€ฒ =๐‘š ๐‘ฆ๐‘ + ๐‘› ๐‘ฆ๐‘Ž

๐‘š + ๐‘›

๐‘ง๐‘ โ€ฒ =๐‘š ๐‘ง๐‘ + ๐‘› ๐‘ง๐‘Ž

๐‘š + ๐‘›

Jadi didapatkan koordinat ๐‘ƒโ€ฒ(๐‘ฅ๐‘ โ€ฒ , ๐‘ฆ๐‘ โ€ฒ , ๐‘ง๐‘ โ€ฒ).

2. Proyeksi Titik pada Bidang

Gambar 2. 17 Proyeksi Titik ๐‘ƒ ke Bidang ๐‘‰

Misalkan suatu titik ๐‘ƒ(๐‘ฅ๐‘ƒ , ๐‘ฆ๐‘ƒ , ๐‘ง๐‘ƒ) di proyeksikan terhadap bidang ๐‘‰ โ‰ก

๐ด๐‘‰๐‘ฅ + ๐ต๐‘‰๐‘ฆ + ๐ถ๐‘‰๐‘ง + ๐ท = 0 . Untuk mencari hasil proyeksi, yaitu koordinat titik

๐‘ƒโ€ฒ, dapat ditentukan dengan langkah-langkah sebagai berikut:

Menetukan sebarang titik di bidang ๐‘‰ (misalnya titik ๐ด, untuk lebih mudahnya,

ambil titik ๐ด berpotongan dengan koordinat misal sumbu ๐‘‹ dan titik ๐ต

berpotongan dengan koordinat misal sumbu ๐‘Œ).

Gambar 2. 18 Bidang ๐‘Š yang Melalui Titik ๐ด dan Titik ๐ต

Page 47: PROYEKSI GEOMETRI FUZZY PADA RUANG SKRIPSIetheses.uin-malang.ac.id/6552/1/08610024.pdfpada geometri tegas unsur-unsurnya hanya ada dan tidak ada, pada geometri fuzzy unsur-unsur tersebut

27

Kemudian menurut Larson dan Edward (2010:765) dapat dicari besar dari vektor

๐ด๐‘ƒ dan ๐‘ƒ๐ต seperti pada persamaan (3) sebagai berikut:

๐ด๐‘ƒ = ๐‘ฅ๐‘ โˆ’ ๐‘ฅ๐‘Ž 2

+ ๐‘ฆ๐‘ โˆ’ ๐‘ฆ๐‘Ž 2

+ ๐‘ง๐‘ โˆ’ ๐‘ง๐‘Ž 2

๐‘ƒ๐ต = ๐‘ฅ๐‘ โˆ’ ๐‘ฅ๐‘ 2

+ ๐‘ฆ๐‘ โˆ’ ๐‘ฆ๐‘ 2

+ ๐‘ง๐‘ โˆ’ ๐‘ง๐‘ 2

Setelah itu menurut Soebari (1995:17) dapat ditentukan jarak antara titik ๐‘ƒ dan ๐‘ƒโ€ฒ

sebagai berikut:

๐‘ƒ๐‘ƒโ€ฒ = ๐ด๐‘ฅ๐‘ + ๐ต๐‘ฆ๐‘ + ๐ถ๐‘ง๐‘ + ๐ท

๐ด2 + ๐ต2 + ๐ถ2โ€ฆ โ€ฆโ€ฆ โ€ฆ โ€ฆ โ€ฆ โ€ฆ . โ€ฆ . . โ€ฆ โ€ฆ โ€ฆ . . (6)

Setelah diketahui ๐‘ƒ๐‘ƒโ€ฒ , ๐ด๐‘ƒ , dan ๐‘ƒ๐ต . Selanjutnya akan dicari ๐ด๐‘ƒโ€ฒ dan ๐‘ƒโ€ฒ๐ต

dengan teorema Pythagoras seperti pada persamaan (5).

๐ด๐‘ƒโ€ฒ = m = AP 2โˆ’ ๐‘ƒ๐‘ƒโ€ฒ

2

๐‘ƒโ€ฒ๐ต = n = ๐‘ƒ๐ต 2โˆ’ ๐‘ƒ๐‘ƒโ€ฒ

2

Setelah didapatkan ๐‘š dan ๐‘› maka koordinat ๐‘โ€ฒ menurut Soebari (1995:10) dapat

dicari dengan perbandingan sebagai berikut:

Gambar 2. 19 Perbandingan antara ๐‘š dan ๐‘›

๐ด๐‘ƒโ€ฒ โˆถ ๐‘ƒโ€ฒ๐ต = ๐‘š โˆถ ๐‘›

๐‘š ๐‘ฅ๐‘ โˆ’ ๐‘ฅ๐‘ โ€ฒ ๐‘– + ๐‘ฆ๐‘ โˆ’ ๐‘ฆ๐‘ โ€ฒ + ๐‘ง๐‘ โˆ’ ๐‘ง๐‘ โ€ฒ

= ๐‘› ๐‘ฅ๐‘ โ€ฒ โˆ’ ๐‘ฅ๐‘Ž ๐‘– + ๐‘ฆ๐‘ โ€ฒ โˆ’ ๐‘ฆ๐‘Ž + ๐‘ง๐‘ โ€ฒ โˆ’ ๐‘ง๐‘Ž

๐‘ฅ๐‘ โ€ฒ =๐‘š ๐‘ฅ๐‘ + ๐‘› ๐‘ฅ๐‘Ž

๐‘š + ๐‘›

Page 48: PROYEKSI GEOMETRI FUZZY PADA RUANG SKRIPSIetheses.uin-malang.ac.id/6552/1/08610024.pdfpada geometri tegas unsur-unsurnya hanya ada dan tidak ada, pada geometri fuzzy unsur-unsur tersebut

28

๐‘ฆ๐‘ โ€ฒ =๐‘š ๐‘ฆ๐‘ + ๐‘› ๐‘ฆ๐‘Ž

๐‘š + ๐‘›

๐‘ง๐‘ โ€ฒ =๐‘š ๐‘ง๐‘ + ๐‘› ๐‘ง๐‘Ž

๐‘š + ๐‘›(Soebari, 1995: 10).

Jadi didapatkan koordinat ๐‘ƒโ€ฒ(๐‘ฅ๐‘ โ€ฒ , ๐‘ฆ๐‘ โ€ฒ , ๐‘ง๐‘ โ€ฒ).

3. Proyeksi Garis pada Bidang

Gambar 2. 20 Proyeksi Garis ๐ด๐ต ke Bidang ๐‘‰

Misalkan suatu garis ๐ด๐ต = ๐ด1๐‘ฅ + ๐ต1๐‘ฆ + ๐ถ1๐‘ง = ๐ท๐ด2๐‘ฅ + ๐ต2๐‘ฆ + ๐ถ2๐‘ง = ๐ท

diproyeksikan

terhadap bidang ๐‘‰ โ‰ก ๐ด๐‘‰๐‘ฅ + ๐ต๐‘‰๐‘ฆ + ๐ถ๐‘‰๐‘ง + ๐ท = 0. Untuk mencari hasil proyeksi,

yaitu koordinat garis ๐ดโ€ฒ๐ตโ€ฒ , dapat ditentukan dengan langkah-langkah sebagai

berikut:

Menentukan sembarang titik ๐ด dan titik ๐ต pada ๐‘” (perpanjangan garis ab),

untuk lebih mudahnya ambil titik ๐ด yang merupakan perpotongan antara garis ๐‘”

dengan bidang ๐‘‹๐‘‚๐‘Œ , sedangkan titik ๐ต merupakan perpotongan antara garis ๐‘”

dengan bidang ๐‘Œ๐‘‚๐‘.

Gambar 2. 21 Sebarang Titik ๐ด dan ๐ต di Garis ๐‘”

Page 49: PROYEKSI GEOMETRI FUZZY PADA RUANG SKRIPSIetheses.uin-malang.ac.id/6552/1/08610024.pdfpada geometri tegas unsur-unsurnya hanya ada dan tidak ada, pada geometri fuzzy unsur-unsur tersebut

29

Setelah itu mencari persamaan bidang ๐‘Š yang melalui titik ๐ด dan titik ๐ต serta

tegak lurus dengan bidang ๐‘‰.

Gambar 2. 22 Bidang ๐‘Š Tegak Lurus Bidang ๐‘‰

Karena ๐‘Š tegak lurus dengan ๐‘‰, berarti ๐‘›๐‘Š tegak lurus ๐‘›๐‘‰ dan karena ๐‘Š melalui

A dan B berarti ๐‘›๐‘Š tegak lurus ๐ด๐ต , menurut Soebari (1995:16) maka:

๐‘›๐‘Š = ๐‘›๐‘‰ ร— ๐ด๐ต

Sehingga dapat diketahui persamaan garis ๐‘”โ€™ (hasil proyeksi) yang mana

perpotongan antara bidang ๐‘‰ dan bidang ๐‘Š . Jadi persamaan ๐‘”โ€™ merupakan

gabungan persamaan bidang ๐‘‰ dan bidang ๐‘Š.

Bentuk proyeksi garis ke bidang di atas dapat dibilang jika garis dan

bidang sejajar. Selain bentuk tersebut terdapat bentuk lain yakni di antaranya:

a. Bentuk proyeksi jika garis dan bidang saling tegak lurus

Gambar 2. 23 Proyeksi Jika Garis ๐‘” dan Bidang ๐‘‰ Saling Tegak Lurus

Gambar 2.23 di atas menunjukkan garis ๐‘” tegak lurus dengan

bidang ๐‘‰ dan proyeksinya diwakili titik ๐‘ƒ dan hasilnya juga berupa titik

Page 50: PROYEKSI GEOMETRI FUZZY PADA RUANG SKRIPSIetheses.uin-malang.ac.id/6552/1/08610024.pdfpada geometri tegas unsur-unsurnya hanya ada dan tidak ada, pada geometri fuzzy unsur-unsur tersebut

30

bukan berupa garis. Kemungkinan proyeksi ini terjadi jika garis ๐‘” tegak

lurus dengan setiap garis pada bidang ๐‘‰ (Krismanto, 2008:9).

b. Bentuk proyeksi jika garis dan bidang tidak saling tegak lurus dan sejajar

Gambar 2. 24 Proyeksi Jika Garis ๐‘” dan Bidang ๐‘‰ Tidak Saling Tegak Lurus dan Tidak

Sejajar

Gambar 2.24 menunjukkan garis ๐‘” saling berpotongan dengan

bidang ๐‘‰ dan proyeksinya diwakili titik ๐ด dan titik ๐ต dan hasilnya berupa

titik ๐ด โ€™ dan titik ๐ต โ€™ yang apabila dihubungkan menjadi garis ๐ดโ€™๐ตโ€™ .

Kemungkinan ini terjadi jika terdapat garis ๐‘” tidak tegak lurus dengan

bidang ๐‘‰, serta garis ๐‘” menembus bidang ๐‘‰ (Krismanto, 2008:8).

2.5 Teori Himpunan Fuzzy

Teori himpunan fuzzy diperkenalkan oleh Lotfi A. Zadeh pada tahun 1965.

Himpunan fuzzy didasarkan pada gagasan untuk memperluas jangkauan fungsi

karakteristik sedemikian hingga fungsi tersebut akan mencakup bilangan real

pada interval [0,1]. Nilai keangotaannya menunjukkan bahwa suatu unsur dalam

semesta pembicaraanya tidak hanya berada interval 0 atau 1, namun juga terletak

di antaranya. Dengan kata lain, nilai kebenarannya suatu unsur tidak hanya

bernilai benar atau salah. Nilai 0 menunjukkan salah, nilai 1 menunjukkan benar,

dan masih ada nilai-nilai yang terletak antara benar dan salah (Kusumadewi dkk,

2002:17).

Page 51: PROYEKSI GEOMETRI FUZZY PADA RUANG SKRIPSIetheses.uin-malang.ac.id/6552/1/08610024.pdfpada geometri tegas unsur-unsurnya hanya ada dan tidak ada, pada geometri fuzzy unsur-unsur tersebut

31

Teori himpunan fuzzy merupakan kerangka matematis yang digunakan

untuk mempresentasikan ketidakpastian, ketidakjelasan (Kusumadewi dkk,

2006:2).

Sebagaimana yang telah dijelaskan dalam Al-Qurโ€™an, di mana pada

manusia sering terjadi ketidak jelasan dalam hal kepercayaan, seperti dalam surat

An-Nisaa ayat 142-143 yang berbunyi :

Artinya : Sesungguhnya orang-orang munafik itu menipu Allah, dan Allah akan

membalas tipuan mereka. dan apabila mereka berdiri untuk shalat

mereka berdiri dengan malas. mereka bermaksud riya (dengan shalat) di

hadapan manusia. dan tidaklah mereka menyebut Allah kecuali sedikit

sekali. mereka dalam Keadaan ragu-ragu antara yang demikian (iman

atau kafir): tidak masuk kepada golongan ini (orang-orang beriman) dan

tidak (pula) kepada golongan itu (orang-orang kafir), Maka kamu sekali-

kali tidak akan mendapat jalan (untuk memberi petunjuk) baginya.

Akan tetapi karena orang munafik memiliki sifat-sifat khusus yang

membuat beberapa orang menganggap munafik dan fasik itu berbeda. Sehingga

dianggap perlu untuk memperlakukan munafik sebagai kategori yang berbeda

yang sama tingkatannya dengan kafir dan iman dalam pembagian seluruh bidang

akhlak islam menjadi 3 kategori utama: (1) Mukmin โ€orang yang percayaโ€, (2)

Kafir โ€orang yang tidak percayaโ€, (3) Munafik โ€hipokritโ€. Beberapa ahli filologi

Arab menilai munafik sebagai salah satu jenis dari kafir, dan menyebutkan โ€kufr

al- nifaq โ€, yang secara harfiah โ€jenis munafik dari kafir โ€. Akan tetapi terdapat

pendapat tertentu di mana munafik muncul lebih diperlakukan secara tepat

sebagai suatu kategori semantik independen yang terdapat diantara โ€percayaโ€ dan

Page 52: PROYEKSI GEOMETRI FUZZY PADA RUANG SKRIPSIetheses.uin-malang.ac.id/6552/1/08610024.pdfpada geometri tegas unsur-unsurnya hanya ada dan tidak ada, pada geometri fuzzy unsur-unsur tersebut

32

โ€tidak percayaโ€. Jika diintegrasikan dalam teori fuzzy, maka orang munafik

merupakan suatu anggota himpunan yang memiliki derajat keanggotaan pada

interval [0, 1]. Di mana derajat keanggotaan 1 untuk orang yang beriman dan

derajat keanggotaan 0 untuk orang yang kafir (Izutsu, 1993: 213).

2.5.1 Konsep Dasar Himpunan Fuzzy

Pada dasarnya konsep himpunan fuzzy merupakan perluasan dari konsep

himpunan klasik. Pada teori himpunan tegas (Crisp), keberadaan suatu unsur pada

suatu himpunan (A), hanya akan memiliki dua kemungkinan keanggotaan, yaitu

menjadi anggota himpunan (A) atau tidak manjadi anggota (A). Suatu nilai yang

menunjukkan seberapa besar tingkat keanggotaan suatu elemen (๐‘ฅ) dalam suatu

himpunan (๐ด) , sering dikenal dengan nama derajat keanggotaan, dinotasikan

dengan ๐œ‡๐ด(๐‘ฅ). Pada himpunan tegas, hanya ada dua nilai derajat keanggotaan,

yaitu ๐œ‡๐ด(๐‘ฅ) = 1 untuk ๐‘ฅ adalah anggota himpunan (๐ด) dan ๐œ‡๐ด(๐‘ฅ) = 0 untuk ๐‘ฅ

bukan anggota himpunan (๐ด) (Kusumadewi dkk, 2006:3).

Secara matematis suatu himpunan fuzzy ๐ด dalam semesta wacana ๐‘‹ dapat

dinyatakan sebagai himpunan pasangan terurut

๐ด = ๐‘ฅ|๐œ‡๐ด ๐‘ฅ |๐‘ฅ โˆˆ ๐‘‹

di mana ๐œ‡๐ด adalah fungsi keanggotaan dari himpunan fuzzy ๐ด, yang merupakan

suatu pemetaan dari himpunan semesta ๐‘‹ ke selang tertutup 0,1 . Apabila

semesta ๐‘‹ adalah himpunan yang kontinu, maka himpunan fuzzy ๐ด dinyatakan

dengan

๐ด = ๐‘ฅ|๐œ‡๐ด ๐‘ฅ ๐‘ฅโˆˆ๐‘‹

(Susilo, 2006: 51).

Page 53: PROYEKSI GEOMETRI FUZZY PADA RUANG SKRIPSIetheses.uin-malang.ac.id/6552/1/08610024.pdfpada geometri tegas unsur-unsurnya hanya ada dan tidak ada, pada geometri fuzzy unsur-unsur tersebut

33

di mana lambang โˆซ di sini bukan lambang integral seperti yang dikenal dalam

kalkulus, tetapi melambangkan keseluruhan unsur-unsur ๐‘ฅ โˆˆ ๐‘‹ bersama dengan

derajat keanggotaannya dalam himpunan fuzzy ๐ด . Apabila semesta ๐‘‹ adalah

himpunan yang diskrit, maka himpunan fuzzy ๐ด dinyatakan dengan

๐ด = ๐‘ฅ|๐œ‡๐ด ๐‘ฅ

๐‘ฅโˆˆ๐‘‹

Susilo, 2006: 51 .

lambang ฮฃ di sini tidak melambangkan operasi penjumlahan seperti yang dikenal

dalam aritmatika, tetapi melambangkan keseluruhan unsur-unsur ๐‘ฅ โˆˆ ๐‘‹ bersama

dengan derajat keanggotaannya dalam himpunan fuzzy ๐ด (Susilo, 2006:51).

Pada himpunan fuzzy nilai keanggotaan terletak pada rentang 0 sampai 1.

Apabila ๐‘ฅ memiliki nilai keanggotaan fuzzy ๐œ‡๐ด ๐‘ฅ = 0 berarti ๐‘ฅ tidak menjadi

anggota himpunan ๐ด, demikian pula apabila ๐‘ฅ memiliki nilai keanggotaan fuzzy

๐œ‡๐ด ๐‘ฅ = 1 berarti ๐‘ฅ menjadi anggota penuh pada himpunan ๐ด.

a. Jika derajat keanggotaan 1, maka elemen itu pasti anggota himpunan.

b. Jika derajat keanggotaan 0 , maka elemen itu pasti bukan anggota

himpunan.

c. Jika derajat keanggotaan 0 โ€“ 1 maka nilai itu menyatakan derajat

kepercayaan bahwa elemen itu didalam anggota himpunan

(Kusumadewi dan Purnomo, 2004:6).

2.5.2 Notasi-notasi Himpunan Fuzzy

Himpunan fuzzy mempunyai dua atribut yaitu Linguistik dan Numeris.

Himpunan fuzzy linguistik, yaitu penamaan suatu grup yang mewakili suatu

keadaan atau kondisi tertentu dengan menggunakan bahasa alami, seperti: muda,

parobaya, tua. Sedangkan numeris, yaitu suatu nilai (angka) yang menunjukkan

Page 54: PROYEKSI GEOMETRI FUZZY PADA RUANG SKRIPSIetheses.uin-malang.ac.id/6552/1/08610024.pdfpada geometri tegas unsur-unsurnya hanya ada dan tidak ada, pada geometri fuzzy unsur-unsur tersebut

34

ukuran dari suatu variable seperti: 40, 25, 50, dan sebagainya (Kusumadewi dan

Purnomo, 2004:6).

Ada beberapa hal yang perlu diketahui dalam memahami sistem fuzzy,

yaitu:

1. Variabel fuzzy

Variabel fuzzy merupakan variabel yang hendak dibahas dalam suatu

sistem fuzzy. Contoh: umur, temperature, permintaan, dan lain-lain.

2. Himpunan fuzzy

Himpunan fuzzy merupakan suatu grup yang mewakili suatu kondisi atau

keadaan tertentu dalam suatu variabel fuzzy.

Contoh :

a. Variabel umur terbagi menjadi tiga himpunan fuzzy, yaitu: muda,

parobaya, dan tua.

b. Variabel temperatur terbagi menjadi lima himpunan fuzzy, yaitu: dingin,

sejuk, normal, hangat, dan panas.

3. Semesta pembicaraan

Semesta pembicaraan adalah keseluruhan nilai yang diperbolehkan untuk

dioperasikan dalam suatu variabel fuzzy. Semesta pembicaraan merupakan

himpunan bilangan real yang senantiasa naik (bertambah) secara monoton dari

kiri ke kanan. Nilai semesta pembicaraan dapat berupa bilangan positif maupun

negatif. Adakalanya nilai semesta pembicaraan ini tidak dibatasi batas atasnya.

Contoh :

a. Semesta pembicaraan untuk variabel umur: 0, +โˆž

Page 55: PROYEKSI GEOMETRI FUZZY PADA RUANG SKRIPSIetheses.uin-malang.ac.id/6552/1/08610024.pdfpada geometri tegas unsur-unsurnya hanya ada dan tidak ada, pada geometri fuzzy unsur-unsur tersebut

35

b. Semesta pembicaraan untuk variabel temperature: 0, 40 (Kusumadewi

dan Purnomo, 2004:8).

4. Domain

Domain himpunan fuzzy adalah keseluruhan nilai yang diijinkan dalam

semesta pembicaraan dan boleh dioperasikan dalam suatu himpunan fuzzy. Seperti

halnya semesta pembicaraan, domain merupakan himpunan bilangan real yang

senantiasa naik (bertambah) secara monoton dari kiri ke kanan. Nilai domain

dapat berupa bilangan positif maupun negatif (Kusumadewi dan Purnomo,

2004:6-8).

Contoh:

a. Muda = 0, 45

b. Parobaya = 35, 55

c. Tua = [45, +โˆž]

2.5.3 Fungsi Keanggotaan

Setiap himpunan fuzzy dapat dinyatakan dengan suatu fungsi keanggotaan.

Ada beberapa cara untuk menyatakan himpunan fuzzy dengan fungsi keanggotaan.

Untuk semesta hingga diskrit biasanya dipakai cara daftar, yaitu daftar anggota-

anggota semesta bersama dengan derajat keanggotaannya. Seperti misalnya,

dalam semesta X = {Rudi, Eny, Linda, Anton, Ika} yang terdiri dari para

mahasiswa dengan indeks prestasi berturut-turut 3.2, 2.4, 3.6, 1.6, 2.8, himpunan

fuzzy ๐ด = โ€œhimpunan mahasiswa yang pandaiโ€ dapat dinyatakan dengan cara

daftar sebagai berikut (Susilo, 2006:55):

๐ด = {Rudi|0.8, Eny|0.6, Linda|0.9, Anton|0.4, Ika|0.7}

Page 56: PROYEKSI GEOMETRI FUZZY PADA RUANG SKRIPSIetheses.uin-malang.ac.id/6552/1/08610024.pdfpada geometri tegas unsur-unsurnya hanya ada dan tidak ada, pada geometri fuzzy unsur-unsur tersebut

36

Untuk semesta tak hingga yang kontinu, cara yang paling sering digunakan

adalah cara analitik untuk mempresentasikan fungsi keanggotaan himpunan fuzzy

yang bersangkutan dalam bentuk suatu formula matematis yang dapat disajikan

dalam bentuk grafik. Misalnya ๐ด adalah himpunan kabur โ€œbilangan real yang

dekat dengan 2โ€. Maka ๐ด dapat disajikan dengan

๐ด = ๐‘ฅ|๐‘’โˆ’(๐‘ฅโˆ’2)2

๐‘ฅโˆˆ๐‘…

Susilo, 2006: 55 .

2.5.4 Operasi Dasar Himpunan Fuzzy

Operasi-operasi dasar himpunan fuzzy menurut Kusumadewi dan Purnomo

(2004:25-26):

1. Operasi โ€œDanโ€ (Intersection)

Operasi ini berhubungan dengan operasi interseksi pada himpunan klasik.

๐›ผ -predikat sebagai hasil operasi dengan operator โ€œDanโ€ diperoleh dengan

mengambil nilai keanggotaan terkecil antar element pada himpunan-himpunan

yang bersangkutan. Ditunjukkan sebagai ๐ด โˆฉ ๐ต adalah suatu fuzzy subset ๐ถ dari ๐‘ˆ

sehingga ๐ถ = ๐ด โˆฉ ๐ต dan derajat keanggotaannya:

๐œ‡๐ดโˆฉ๐ต = min ๐œ‡๐ด ๐‘ฅ , ๐œ‡๐ต ๐‘ฆ

Contoh:

๐‘ˆ = {1, 2, 3, โ€ฆ , 10}

๐ด = {1|1, 2|0.8, 3|0.2, 4|0.1, 7|0,6}

๐ต = {1|0.1, 2|0.2, 3|0.7, 4|0,7 5|0.8}

๐ด๐ต = min ๐œ‡๐ด , ๐œ‡๐ต

= {1|0.1,2|0.2,3|0.2, 4|0,1}

Page 57: PROYEKSI GEOMETRI FUZZY PADA RUANG SKRIPSIetheses.uin-malang.ac.id/6552/1/08610024.pdfpada geometri tegas unsur-unsurnya hanya ada dan tidak ada, pada geometri fuzzy unsur-unsur tersebut

37

2. Operasi โ€œAtauโ€ (Union)

Operasi ini berhubungan dengan operasi union pada himpunan tegas. ๐›ผ-

predikat sebagai hasil operasi dengan operator โ€œAtauโ€ diperoleh dengan

mengambil nilai keanggotaan terbesar antar elemen pada himpunan-himpunan

yang bersangkutan. Ditunjukkan sebagai ๐ด โˆช ๐ต adalah suatu fuzzy subset ๐ท dari ๐‘ˆ

sehingga ๐ท = ๐ด โˆช ๐ต dan derajat keanggotaannya:

๐œ‡๐ดโˆช๐ต = max ๐œ‡๐ด ๐‘ฅ ,๐œ‡๐ต ๐‘ฆ

Contoh:

๐‘ˆ = {1, 2, 3, โ€ฆ , 10}

๐ด = {1|1, 2|0.8, 3|0.2, 4|0.1, 7|0,6}

๐ต = {1|0.1, 2|0.2, 3|0.7, 4|0,7 5|0.8}

๐ด โˆช ๐ต = max ๐œ‡๐ด , ๐œ‡๐ต

= {1|1, 2|0.8, 3|0.7, 4|0.7, 5|0.8, 7|0.6}

3. Operasi โ€œTidakโ€ (Complement)

Operasi ini berhubungan dengan operasi komplemen pada himpunan

tegas. ๐›ผ-predikat sebagai hasil operasi dengan operator โ€œTidakโ€ diperoleh dengan

mengurangkan nilai-nilai keanggotaan elemen pada himpunan yang bersangkutan

dari 1. Ditunjukkan sebagai Aโ€™ (a komplemen) dan derajat keanggotaannya:

๐œ‡๐ดโ€ฒ = 1 โˆ’ ๐œ‡๐ด

Contoh:

๐‘ˆ = {1, 2, 3, โ€ฆ , 10}

๐ด = {1|1, 2|0.8, 3|0.2, 4|0.1, 7|0,6}

๐ดโ€ฒ = 1 โˆ’ ๐œ‡๐ด

= {1|0, 2|0.2, 3|0.8, 4|0.9, 5|1, 6|1, 7|0.4, 8|1, 9|1, 10|1}

Page 58: PROYEKSI GEOMETRI FUZZY PADA RUANG SKRIPSIetheses.uin-malang.ac.id/6552/1/08610024.pdfpada geometri tegas unsur-unsurnya hanya ada dan tidak ada, pada geometri fuzzy unsur-unsur tersebut

38

4. Operasi Relasi (Fuzzy Relation)

Relasi fuzzy ๐‘… antara elemen-elemen dalam himpunan ๐‘‹ dengan elemen-

elemen dalam himpunan ๐‘Œ didefinisikan sebagai himpunan bagian fuzzy dalam

๐‘‹ ร— ๐‘Œ, yaitu himpunan fuzzy

๐‘… = ๐‘ฅ, ๐‘ฆ , ๐œ‡๐‘… ๐‘ฅ, ๐‘ฆ ๐‘ฅ, ๐‘ฆ โˆˆ ๐‘‹ ร— ๐‘Œ

Relasi fuzzy ๐‘… itu juga disebut relasi fuzzy pada himpunan (semesta) ๐‘‹ ร—

๐‘Œ. Jika ๐‘‹ = ๐‘Œ, maka ๐‘… disebut relasi fuzzy pada himpunan ๐‘‹.

Relasi tegas hanya menyatakan adanya (yaitu (๐‘ฅ, ๐‘ฆ) โˆˆ ๐‘… ) atau tidak

adanya (yaitu (๐‘ฅ, ๐‘ฆ) โˆ‰ ๐‘…) hubungan antara elemen-elemen dari suatu himpunan

dengan elemen-elemen dari himpunan lainnya, sedangkan relasi fuzzy lebih luas

dari itu juga menyatakan derajat eratnya hubungan tersebut. Dengan demikian

relasi fuzzy memperluas konsep relasi tegas untuk dapat menangkap dan

menyajikan realita dunia nyata dengan baik.

Contoh:

Misalnya X={31, 78, 205}, Y={1, 27, 119}, dan ๐‘… adalah relasi fuzzy โ€œjauh lebih

besarโ€ antara elemen-elemen dalam ๐‘‹ dengan elemen-elemen dalam ๐‘Œ . Maka

relasi tersebut dapat disajikan sebagai

๐‘… = 31,1 |0.3 + 31,27 |0.1 + 31,119 |0.2 + 78,1 0.5 +

78,27 0.3 + 78,119 0.4 + 205,1 0.9 + 205,27 0.7 +

205,119 0.4

Jika ๐‘… adalah suatu relasi fuzzy pada semesta ๐‘‹ ร— ๐‘Œ, maka invers dari ๐‘… ,

yang dinyatakan dengan ๐‘… โˆ’1 , adalah relasi fuzzy pada semesta ๐‘Œ ร— ๐‘‹ dengan

fungsi keanggotaan

๐œ‡๐‘… โˆ’1 ๐‘ฆ, ๐‘ฅ = ๐œ‡๐‘… ๐‘ฅ, ๐‘ฆ

Page 59: PROYEKSI GEOMETRI FUZZY PADA RUANG SKRIPSIetheses.uin-malang.ac.id/6552/1/08610024.pdfpada geometri tegas unsur-unsurnya hanya ada dan tidak ada, pada geometri fuzzy unsur-unsur tersebut

39

5. Operasi komposisi (Fuzzy Compotition)

Seperti halnya pada relasi tegas, relasi fuzzy juga dapat di komposisikan.

Jika ๐‘…1 adalah relasi fuzzy pada ๐‘‹ ร— ๐‘Œ dan ๐‘…2

adalah relasi fuzzy pada ๐‘Œ ร— ๐‘, maka

komposisi relasi fuzzy ๐‘…1 dan ๐‘…2

, yang dinotasikan dengan ๐‘…1 o ๐‘…2

, adalah relasi

fuzzy pada ๐‘‹ ร— ๐‘ dengan fungsi keanggotaan :

๐œ‡๐‘…1 โˆ˜๐‘…2 ๐‘ฅ, ๐‘ง = max min ๐œ‡๐‘…1 ๐‘ฅ, ๐‘ฆ , ๐œ‡๐‘…2 ๐‘ฆ, ๐‘ง .

Contoh : Misalkan X={31, 78, 205}, Y={1, 27, 119} dan Z={10, 225, 24}, dan

relasi fuzzy ๐‘…1 adalah relasi โ€œjauh lebih besarโ€ antara elemen-elemen dalam X

dengan elemen-elemen dalam Y yang disajikan dalam bentuk matriks sebagai

berikut :

๐‘…1 =

0.3 0.1 0.00.5 0.3 0.00.9 0.7 0.4

Misalkan ๐‘…2 adalah relasi fuzzy โ€œjauh lebih kecilโ€ antara elemen-elemen

dalam dalam Y dengan elemen-elemen dalam Z yang disajikan dalam bentuk

matriks sebagai berikut :

๐‘…2 =

0.1 0.9 0.50.0 0.8 0.30.0 0.5 0.0

Jika dipakai komposisi max-min, maka :

๐œ‡๐‘…1 โˆ˜๐‘…2 31,10 = max min ๐œ‡๐‘…1 31, ๐‘ฆ , ๐œ‡๐‘…2 ๐‘ฆ, 10 .

= max{min{๐œ‡๐‘…1 31,1 , ๐œ‡๐‘…2 1,10 ,

min ๐œ‡๐‘…1 31,27 ,๐œ‡๐‘…2 27,10 ,

min ๐œ‡๐‘…1 31,119 ,๐œ‡๐‘…2 119,10

= max{min 0.3, 0.1 , min 0.1, 0.0 , min{0.0, 0.0}

= max 0.1, 0.0, 0.0 = 0.1

Page 60: PROYEKSI GEOMETRI FUZZY PADA RUANG SKRIPSIetheses.uin-malang.ac.id/6552/1/08610024.pdfpada geometri tegas unsur-unsurnya hanya ada dan tidak ada, pada geometri fuzzy unsur-unsur tersebut

40

2.6 Proyeksi dari Suatu Relasi Fuzzy

Misalkan ๐‘… suatu relasi fuzzy dalam ๐‘‹ ร— ๐‘Œ; ๐‘… โŠ‚ ๐‘‹ ร— ๐‘Œ, kemudian dengan

nilai ๐‘ฅโˆจ

๐œ‡๐‘… ๐‘ฅ, ๐‘ฆ = harga maksimum dari ๐œ‡๐‘… ๐‘ฅ, ๐‘ฆ relatif terhadap variabel ๐‘ฅ ,

proyeksi dari suatu relasi fuzzy didefinisikan sebagai berikut:

Definisi 3

Misalkan ๐‘… โŠ‚ ๐‘‹ ร— ๐‘Œ. Himpunan bagian fuzzy ๐‘ ๐‘… โŠ‚ ๐‘Œ dengan fungsi

keanggotaan:

๐œ‡๐‘ ๐‘… (๐‘ฆ) =๐‘ฅโˆจ

๐œ‡๐‘… ๐‘ฅ, ๐‘ฆ

Dinamakan proyeksi relasi fuzzy ๐‘ ๐‘… (Djauhari, 1990:55).

Contoh:

Diketahui relasi fuzzy ๐‘… โŠ‚ ๐ธ1 ร— ๐ธ2 sebagai berikut:

Tabel 2. 2 Tabel Relasi Fuzzy ๐‘… โŠ‚ ๐ธ1 ร— ๐ธ2

๐‘… ๐‘ฆ1 ๐‘ฆ2 ๐‘ฆ3 ๐‘ฆ4 ๐‘ฆ5 ๐‘ฆ6

๐‘ฅ1 0,1 0,6 0 0,8 0,9 0,9

๐‘ฅ2 0,2 0,8 1 0,1 0,7 0

๐‘ฅ3 1 0 0,3 1 0 0,3

๐‘ฅ4 0,3 0,1 0,6 0 0,5 0,7

Sumber: Djauhari, 1990:56

Carilah proyeksi relasi ๐‘… yang relatif terhadap variabel ๐‘ฅ.

Untuk mencari proyeksi relasi ๐‘… yang relatif terhadap variabel ๐‘ฅ , maka

digunakan rumus proyeksi suatu relasi fuzzy ๐œ‡๐‘ ๐‘… (๐‘ฆ) =๐‘ฅโˆจ

๐œ‡๐‘… ๐‘ฅ, ๐‘ฆ . Untuk setiap

๐‘ฆ โˆˆ ๐ธ2.

๐œ‡๐‘ ๐‘… ๐‘ฆ1 = ๐‘š๐‘Ž๐‘˜๐‘  0,1, 0,2, 1, 0,3 = 1

๐œ‡๐‘ ๐‘… ๐‘ฆ2 = ๐‘š๐‘Ž๐‘˜๐‘  0,6, 0,8, 0, 0,1 = 0,8

๐œ‡๐‘ ๐‘… ๐‘ฆ3 = ๐‘š๐‘Ž๐‘˜๐‘  0, 1, 0,3, 0,6 = 1

๐œ‡๐‘ ๐‘… ๐‘ฆ4 = ๐‘š๐‘Ž๐‘˜๐‘  0,8, 0,1, 1, 0 = 1

Page 61: PROYEKSI GEOMETRI FUZZY PADA RUANG SKRIPSIetheses.uin-malang.ac.id/6552/1/08610024.pdfpada geometri tegas unsur-unsurnya hanya ada dan tidak ada, pada geometri fuzzy unsur-unsur tersebut

41

๐œ‡๐‘ ๐‘… ๐‘ฆ5 = ๐‘š๐‘Ž๐‘˜๐‘  0,9, 0,7, 0, 0,5 = 0,9

๐œ‡๐‘ ๐‘… ๐‘ฆ6 = ๐‘š๐‘Ž๐‘˜๐‘  0,9, 0, 0,3, 0,7 = 0,9

Jadi proyeksi relasi ๐‘… yang relatif terhadap variabel ๐‘ฅ adalah

๐œ‡๐‘ ๐‘… ๐‘ฆ๐‘– = ๐‘ฆ1 1 , ๐‘ฆ2 0,8 , ๐‘ฆ3 1 , ๐‘ฆ4|1 , ๐‘ฆ5|0,9 , ๐‘ฆ6 0,9 .

2.7 Kajian tentang Proyeksi Geometri Fuzzy dalam Al-Qurโ€™an

Al-Qurโ€™an dikenal sebagai kitab yang aktif. Ia bisa memberikan bebagai

landasan-landasan sebagai dasar sumber adanya ilmu pengetahuan lainnya. Secara

umum konsep dasar dari ilmu matematika terdapat juga dalam Al-Qurโ€™an, dan

beberapa konsep dari berbagai cabang dari ilmu matematika juga dibahas dalam

Al-Qurโ€™an yang salah satunya adalah tentang proyeksi geometri fuzzy.

Konsep proyeksi geometri fuzzy dalam matematika mambahas tentang

pembentukan bayangan suatu titik atau garis terhadap suatu garis maupun bidang.

dengan syarat garis hubung titik atau garis tersebut serta titik atau garis hasil harus

tegak lurus dengan garis maupun bidang proyeksi dan akan berkembang

dipresentasikan tidak hanya dengan ada dan tidak ada, tetapi berkembang dengan

ketebalan yang berbeda dan atau pemberian warna yang berbeda untuk derajat

keanggotaan yang berbeda.

Konsep proyeksi goemetri fuzzy dibahas dalam Al-Qurโ€™an walaupun tidak

dijelaskan secara explisit. Sebagaimana firman Allah SWT dalam Al-Qurโ€™an surat

An-Nahl ayat 97 :

Page 62: PROYEKSI GEOMETRI FUZZY PADA RUANG SKRIPSIetheses.uin-malang.ac.id/6552/1/08610024.pdfpada geometri tegas unsur-unsurnya hanya ada dan tidak ada, pada geometri fuzzy unsur-unsur tersebut

42

Artinya : Barang siapa yang mengerjakan amal saleh, baik laki-laki maupun

perempuan dalam keadaan beriman, maka sesungguhnya akan Kami

berikan kepadanya kehidupan yang baik dan sesungguhnya akan Kami

beri balasan kepada mereka dengan pahala yang lebih baik dari apa

yang telah mereka kerjakan.

Ayat tersebut dijelaskan apabila manusia mengerjakan amal saleh maka

akan mendapatkan balasan dengan pahala yang lebih baik. Dalam ayat tersebut

dapat ditemukan kandungan konsep matematika di dalamnya yaitu dimana

keadaan laki-laki maupun perempuan itu sebagai titik fuzzy, garis fuzzy, atau

bidang fuzzy yang akan diproyeksikan. Disebut titik fuzzy, garis fuzzy, atau bidang

fuzzy karena keadaan laki-laki maupun perempuan di dunia ini masih kabur atau

tergantung sifat manusia yang dapat berubah pada setiap saat dan amal saleh itu

sebagai garis proyektor yang saling tegak lurus dengan titik, garis, atau bidang

hasil proyeksi tersebut. Sedangkan pahala tersebut mewakili hasil poyeksi itu

sendiri.

Page 63: PROYEKSI GEOMETRI FUZZY PADA RUANG SKRIPSIetheses.uin-malang.ac.id/6552/1/08610024.pdfpada geometri tegas unsur-unsurnya hanya ada dan tidak ada, pada geometri fuzzy unsur-unsur tersebut

43

BAB III

PEMBAHASAN

Pada bab ini peneliti akan membahas tentang proyeksi geometri fuzzy, di

mana akan menjelaskan definisi dari geometri fuzzy, prosedur proyeksi geometri

fuzzy pada ruang (R3) itu sendiri serta memberikan contoh beserta solusi proyeksi

geometri fuzzy.

3.1 Geometri Fuzzy

Proyeksi geometri fuzzy merupakan pengembangan dari proyeksi geometri

tegas dengan himpunan fuzzy, yang secara explisit menurut Djauhari (1990:48)

didefinisikan sebagai berikut :

Misal ๐‘ƒ ๐‘ฅ๐‘ƒ , ๐‘ฆ๐‘ƒ , ๐‘ง๐‘ƒ merupakan suatu titik di koordinat ruang (๐‘…3),

๐‘ƒ = (๐‘ƒ|๐œ‡๐‘ƒ ) himpunan fuzzy di ๐‘ƒ, jadi ๐‘ƒ = (๐‘ฅ๐‘ƒ , ๐‘ฆ๐‘ƒ ,๐‘ง๐‘ƒ| ๐œ‡๐‘ƒ ) dinamakan

titik fuzzy, contoh: titik fuzzy ๐‘ƒ 2,4,2 dengan derajat keanggotaan

misalnya ๐œ‡๐‘ƒ = 0,7, jadi titik fuzzy ๐‘ƒ = (2 , 4 , 2|0,7).

Misal ๐‘” โ‰ก ๐ด1๐‘ฅ + ๐ต1๐‘ฆ + ๐ถ1๐‘ง = ๐ท (๐ด2๐‘ฅ + ๐ต2๐‘ฆ + ๐ถ2๐‘ง = ๐ท)

merupakan suatu persamaan garis

di koordinat ruang (๐‘…3), ๐‘” = (๐‘”|๐œ‡๐‘” ) himpunan fuzzy di ๐‘”, jadi ๐‘” =

๐ด1๐‘ฅ + ๐ต1๐‘ฆ + ๐ถ1๐‘ง = ๐ท ๐ด2๐‘ฅ + ๐ต2๐‘ฆ + ๐ถ2๐‘ง = ๐ท

|๐œ‡๐‘” dinamakan garis fuzzy, contoh: garis

๐‘” ๐‘ฅ + ๐‘ฆ โˆ’ ๐‘ง = 4 (๐‘ฅ โˆ’ 2๐‘ฆ + 3๐‘ง = โˆ’5)

dengan derajat keanggotaan misalnya ๐œ‡๐‘” = 0,5,

jadi garis fuzzy ๐‘” = ๐‘ฅ + ๐‘ฆ โˆ’ ๐‘ง = 4 ๐‘ฅ โˆ’ 2๐‘ฆ + 3๐‘ง = โˆ’5

|0,5 .

Sedangkan yang terakhir misal ๐‘‰ โ‰ก ๐ด๐‘ฅ + ๐ต๐‘ฆ + ๐ถ๐‘ง = ๐ท merupakan

persamaan bidang dikoordinat ruang (๐‘…3), ๐‘‰ = (๐‘‰| ๐œ‡๐‘‰ ) himpunan fuzzy

di ๐‘‰, jadi ๐‘‰ = (๐ด๐‘ฅ + ๐ต๐‘ฆ + ๐ถ๐‘ง = ๐ท | ๐œ‡๐‘‰ ) dinamakan bidang fuzzy,

Page 64: PROYEKSI GEOMETRI FUZZY PADA RUANG SKRIPSIetheses.uin-malang.ac.id/6552/1/08610024.pdfpada geometri tegas unsur-unsurnya hanya ada dan tidak ada, pada geometri fuzzy unsur-unsur tersebut

44

contoh: bidang ๐‘‰ โ‰ก 2๐‘ฅ + 2๐‘ฆ + 5๐‘ง = 3 denga keanggotaan misalnya

๐œ‡๐‘‰ = 0,9, jadi bidang fuzzy ๐‘‰ = 2๐‘ฅ + 2๐‘ฆ + 5๐‘ง = 3|0,9

Unsur-unsur pada geometri fuzzy meliputi titik fuzzy, garis fuzzy, serta

bidang fuzzy. Dalam penggambaran unsur-unsur geometri fuzzy diperlukan

perbedaan tebal tipis titik fuzzy, garis fuzzy dan bidang fuzzy untuk membedakan

derajat keanggotaan.

3.2 Proyeksi Geometri Fuzzy pada Ruang

Pada proyeksi geometri fuzzy pada ruang ini akan dibahas tentang

bagaimana prosedur-prosedur untuk mencari hasil proyeksi fuzzy. Pembahasan

tentang proyeksi geometri fuzzy pada ruang terdiri dari proyeksi titik fuzzy pada

garis fuzzy, proyeksi titik fuzzy pada bidang fuzzy dan proyeksi garis fuzzy pada

bidang fuzzy.

3.2.1 Proyeksi Titik Fuzzy pada Garis Fuzzy

Misal suatu titik fuzzy ๐‘ƒ (๐‘ฅ๐‘ , ๐‘ฆ๐‘ , ๐‘ง๐‘ |๐œ‡๐‘ ) diproyeksikan terhadap garis fuzzy

๐‘” โ‰ก ๐ด1๐‘ฅ + ๐ต1๐‘ฆ + ๐ถ1๐‘ง + ๐ท = 0 ๐ด2๐‘ฅ + ๐ต2๐‘ฆ + ๐ถ2๐‘ง + ๐ท = 0

|๐œ‡๐‘” , untuk mengetahui hasil proyeksi fuzzy titik

fuzzy pada garis fuzzy tersebut, dapat dicari dengan langkah-langkah sebagai

berikut:

1. Diberikan titik fuzzy ๐‘ƒ (๐‘ฅ๐‘ , ๐‘ฆ๐‘ , ๐‘ง๐‘|๐œ‡๐‘ ) sebagai unsur yang diproyeksikan dan

garis fuzzy ๐‘” โ‰ก ๐ด1๐‘ฅ + ๐ต1๐‘ฆ + ๐ถ1๐‘ง + ๐ท = 0 ๐ด2๐‘ฅ + ๐ต2๐‘ฆ + ๐ถ2๐‘ง + ๐ท = 0

|๐œ‡๐‘” sebagai unsur proyektor.

2. Mencari koordinat hasil proyeksi fuzzy titik fuzzy ๐‘ƒ {๐‘ฅ๐‘ , ๐‘ฆ๐‘ , ๐‘ง๐‘ |๐œ‡๐‘ƒ } yang saling

tegak lurus dengan garis fuzzy ๐‘” = ๐ด1๐‘ฅ + ๐ต1๐‘ฆ + ๐ถ1๐‘ง + ๐ท = 0 ๐ด2๐‘ฅ + ๐ต2๐‘ฆ + ๐ถ2๐‘ง + ๐ท = 0

|๐œ‡๐‘” .

Koordinat hasil proyeksi yang saling tegak lurus tersebut didefinisikan dengan

Page 65: PROYEKSI GEOMETRI FUZZY PADA RUANG SKRIPSIetheses.uin-malang.ac.id/6552/1/08610024.pdfpada geometri tegas unsur-unsurnya hanya ada dan tidak ada, pada geometri fuzzy unsur-unsur tersebut

45

๐‘„ ๐‘ yang terdapat pada garis fuzzy ๐‘” seperti yang digambarkan pada gambar 3.1

sebagai berikut:

Gambar 3. 1 Proyeksi Geometri Fuzzy Titik Fuzzy ๐‘ƒ Terhadap Garis Fuzzy ๐‘”

Untuk mencari koordinat ๐‘„ ๐‘ yaitu dengan langkah-langkah yang similiar dengan

mencari proyeksi tegas titik pada bidang yaitu sebagai berikut:

a. Menentukan sebarang dua titik pada garis ๐‘” , misal titik ๐ด (๐‘ฅ๐‘Ž , ๐‘ฆ๐‘Ž ,๐‘ง๐‘Ž) dan

๐ต (๐‘ฅ๐‘ , ๐‘ฆ๐‘ ,๐‘ง๐‘), sedemikian hingga ๐ด โ‰  ๐ต

b. Kemudian menurut Larson dan Edward (2010:765) yang terdapat pada

persamaan (3) pada bab sebelumnya, dapat dicari besar dari vektor ๐ด ๐‘ƒ

dan ๐‘ƒ ๐ต yang peneliti definisikan sebagai berikut:

๐ด ๐‘ƒ = ๐‘ฅ๐‘ โˆ’ ๐‘ฅ๐‘Ž 2

+ ๐‘ฆ๐‘ โˆ’ ๐‘ฆ๐‘Ž 2

+ ๐‘ง๐‘ โˆ’ ๐‘ง๐‘Ž 2

๐‘ƒ ๐ต = ๐‘ฅ๐‘ โˆ’ ๐‘ฅ๐‘ 2

+ ๐‘ฆ๐‘ โˆ’ ๐‘ฆ๐‘ 2

+ ๐‘ง๐‘ โˆ’ ๐‘ง๐‘ 2

c. Setelah itu menurut Soebari (1995:25) yang terdapat pada persamaan (4)

pada bab sebelumnya, dapat ditentukan jarak antara titik ๐‘ƒ dan ๐‘ƒโ€ฒ yang

peneliti definisikan sebagai berikut:

Page 66: PROYEKSI GEOMETRI FUZZY PADA RUANG SKRIPSIetheses.uin-malang.ac.id/6552/1/08610024.pdfpada geometri tegas unsur-unsurnya hanya ada dan tidak ada, pada geometri fuzzy unsur-unsur tersebut

46

๐‘ƒ ๐‘ƒ โ€ฒ = ๐ด ๐‘ƒ ร— ๐‘”

๐‘”

d. Setelah diketahui ๐‘ƒ ๐‘ƒ โ€ฒ , ๐ด ๐‘ƒ , dan ๐‘ƒ ๐ต . Selanjutnya akan dicari nilai

๐ด ๐‘ƒ โ€ฒ dan ๐‘ƒ โ€ฒ๐ต dengan menggunakan teorema Pythagoras sesuai pada

persamaan (5) yang terdapat pada bab sebelumnya.

e. Setelah didapatkan ๐ด ๐‘ƒ โ€ฒ dan ๐‘ƒ โ€ฒ๐ต maka menurut Soebari (1995:10)

secara explisit, koordinat ๐‘ƒ โ€ฒ dapat dicari dengan perbandingan, yang mana

hasil perbandingan tersebut merupakan hasil proyeksi fuzzy titik pada garis

dimana titik fuzzy tersebut saling tegak lurus dengan bidang fuzzy.

3. Setelah ditemukan koordinat titik fuzzy ๐‘„ ๐‘ , menurut Soebari (1995:25) dapat

dicari jarak (๐‘ฃ) antara titik fuzzy ๐‘ƒ dengan titik fuzzy ๐‘„ ๐‘ dengan menggunakan

rumus yang peneliti definisikan sebagai berikut:

๐‘ฃ = ๐‘ƒ ๐‘„ ๐‘ ร— ๐‘”

๐‘”

Kemudian menurut Larson dan Edward (2010:765) dapat dicari jarak antara

titik fuzzy ๐‘ƒ dengan titik fuzzy ๐‘„ ๐‘– (titik-titik fuzzy pada garis fuzzy ๐‘” , ๐‘„ ๐‘– โˆˆ ๐‘” )

yang dinotasikan dengan ๐‘ค๐‘– yang peneliti definisikan similar dengan

persamaan (3) pada bab sebelumnya yaitu sebagai berikut:

๐‘ค๐‘– = ๐‘ฅ๐‘„ ๐‘–โˆ’ ๐‘ฅ๐‘ƒ

2+ ๐‘ฆ๐‘„ ๐‘–

โˆ’ ๐‘ฆ๐‘ƒ 2

+ ๐‘ง๐‘„ ๐‘–โˆ’ ๐‘ง๐‘ƒ

2

4. Mencari derajat keanggotaan relasi antara titik fuzzy ๐‘ƒ dengan garis fuzzy ๐‘”

yang didefinisikan dengan ๐œ‡๐‘… , dimana ๐‘… merupakan relasi dari titik fuzzy ๐‘ƒ

pada garis fuzzy ๐‘” , ๐‘… โŠ‚ ๐‘ƒ ร— ๐‘” (Djauhari, 1990: 55).

Page 67: PROYEKSI GEOMETRI FUZZY PADA RUANG SKRIPSIetheses.uin-malang.ac.id/6552/1/08610024.pdfpada geometri tegas unsur-unsurnya hanya ada dan tidak ada, pada geometri fuzzy unsur-unsur tersebut

47

๐‘… = ๐‘ƒ , ๐‘„ ๐‘– |๐œ‡๐‘… ๐‘ƒ , ๐‘„ ๐‘– | ๐‘ƒ , ๐‘„ ๐‘– โˆˆ ๐‘ƒ ร— ๐‘”

dengan

๐‘ƒ = Titik fuzzy ๐‘ƒ .

๐‘„ ๐‘– = Titik-titik fuzzy pada garis fuzzy ๐‘” .

(๐‘„ ๐‘– โˆˆ ๐‘” , ๐‘– = ๐‘ โˆ’ ๐‘›, โ€ฆ , ๐‘ โˆ’ 2, ๐‘ โˆ’ 1, ๐‘ , ๐‘ + 1, ๐‘ + 2, โ€ฆ , ๐‘ + ๐‘›}

๐‘„ ๐‘ = Titik fuzzy ๐‘ƒโ€ฒ (hasil proyeksi tegas titik fuzzy ๐‘ƒ ).

Pada proyeksi geometri fuzzy titik fuzzy ke garis fuzzy, hasil proyeksi tidak

hanya berupa satu titik fuzzy seperti pada proyeksi geometri tegas, akan tetapi

semua titik fuzzy pada garis fuzzy proyektor dengan derajat keanggotaan

ketebalan yang dipengaruhi oleh derajat keanggotaan global relasi fuzzy.

Derajat keanggotaan relasi ๐œ‡๐‘… dapat diketahui dengan fungsi berikut:

๐œ‡๐‘… ๐‘ƒ , ๐‘„ ๐‘– = ๐‘’โˆ’(๐‘ค ๐‘–โˆ’๐‘ฃ)0,5

dengan

๐‘ฃ = Jarak terdekat titik fuzzy ๐‘ƒ pada ๐‘„ ๐‘

๐‘ค๐‘– = Jarak titik fuzzy ๐‘ƒ pada ๐‘„ ๐‘–

Derajat keanggotaan relasi tersebut merupakan representasi dari seberapa besar

atau kuat relasi antara titik fuzzy ๐‘ƒ dengan garis fuzzy ๐‘” , dengan berasumsi jika

jarak antara titik fuzzy ๐‘ƒ dengan ๐‘„ ๐‘– โˆˆ ๐‘” semakin dekat, maka kekuatan ๐œ‡๐‘…

semakin besar. Sedangkan jika jarak antara titik fuzzy ๐‘ƒ dengan ๐‘„ ๐‘– semakin

jauh maka berlaku sebaliknya. Akan tetapi, kekuatan relasi tersebut masih

berada dalam interval 0,1 . Relasi tersebut dapat digambar ke dalam bentuk

matriks sebagai berikut:

Tabel 3. 1 Tabel Matriks Relasi Titik Fuzzy ๐‘ƒ dengan Garis Fuzzy ๐‘” , ๐œ‡๐‘… ๐‘ƒ , ๐‘„ ๐‘–

๐‘… ๐‘„ ๐‘โˆ’๐‘› โ€ฆ ๐‘„ ๐‘โˆ’1 ๐‘„ ๐‘ ๐‘„ ๐‘+1 โ€ฆ ๐‘„ ๐‘+๐‘›

Page 68: PROYEKSI GEOMETRI FUZZY PADA RUANG SKRIPSIetheses.uin-malang.ac.id/6552/1/08610024.pdfpada geometri tegas unsur-unsurnya hanya ada dan tidak ada, pada geometri fuzzy unsur-unsur tersebut

48

๐‘ƒ ๐œ‡๐‘… ๐‘ƒ , ๐‘„ ๐‘โˆ’๐‘› โ€ฆ ๐œ‡๐‘… ๐‘ƒ , ๐‘„ ๐‘โˆ’1 ๐œ‡๐‘… ๐‘ƒ , ๐‘„ ๐‘ ๐œ‡๐‘… ๐‘ƒ , ๐‘„ ๐‘+1 โ€ฆ ๐œ‡๐‘… ๐‘ƒ , ๐‘„ ๐‘+๐‘›

Sumber: Djauhari, 1990:55.

Sehingga diperoleh derajat keanggotaan relasi titik fuzzy ๐‘ƒ dengan garis fuzzy

๐‘” ๐œ‡๐‘… ๐‘ƒ , ๐‘„ ๐‘– yaitu:

๐œ‡๐‘… (๐‘ƒ , ๐‘„ ๐‘– ) = {((๐‘ƒ , ๐‘„ ๐‘โˆ’๐‘› )|๐œ‡๐‘… (๐‘ƒ , ๐‘„ ๐‘โˆ’๐‘› )), โ€ฆ , ((๐‘ƒ , ๐‘„ ๐‘โˆ’1)|๐œ‡๐‘… (๐‘ƒ , ๐‘„ ๐‘โˆ’1)),

((๐‘ƒ , ๐‘„ ๐‘)|๐œ‡๐‘… (๐‘ƒ , ๐‘„ ๐‘)), ((๐‘ƒ , ๐‘„ ๐‘+1)|๐œ‡๐‘… (๐‘ƒ , ๐‘„ ๐‘+1)), โ€ฆ,

((๐‘ƒ , ๐‘„ ๐‘+๐‘› )|๐œ‡๐‘… (๐‘ƒ , ๐‘„ ๐‘+๐‘› ))}

5. Setelah diketahui ๐œ‡๐‘… ๐‘ƒ , ๐‘„ ๐‘– , kemudian peneliti mencari hasil perkalian derajat

keanggotaan ketebalan titik fuzzy yang diproyeksikan ๐œ‡๐‘ƒ dengan derajat

keanggotaan relasi ๐œ‡๐‘… yang dinotasikan dengan ๐œ‡๐‘˜ sebagai berikut:

๐œ‡๐‘˜(๐‘ƒ , ๐‘„ ๐‘– ) = {((๐‘ƒ , ๐‘„ ๐‘โˆ’๐‘›)|๐œ‡๐‘ƒ ๐œ‡๐‘… (๐‘ƒ , ๐‘„ ๐‘โˆ’๐‘›)), โ€ฆ , ((๐‘ƒ , ๐‘„ ๐‘โˆ’1)|๐œ‡๐‘ƒ ๐œ‡๐‘… (๐‘ƒ , ๐‘„ ๐‘โˆ’1)),

((๐‘ƒ , ๐‘„ ๐‘)|๐œ‡๐‘ƒ ๐œ‡๐‘… (๐‘ƒ , ๐‘„ ๐‘)), ((๐‘ƒ , ๐‘„ ๐‘+1)|๐œ‡๐‘ƒ ๐œ‡๐‘… (๐‘ƒ , ๐‘„ ๐‘+1)), โ€ฆ,

((๐‘ƒ , ๐‘„ ๐‘+๐‘› )|๐œ‡๐‘ƒ ๐œ‡๐‘… (๐‘ƒ , ๐‘„ ๐‘+๐‘› ))}

Derajat keanggotaan masing-masing titik fuzzy hasil proyeksi (๐œ‡๐‘ƒ โ€ฒ (๐‘ƒ , ๐‘„ ๐‘–))

merupakan irisan (intersection) dari hasil perkalian derajat keanggotaan

ketebalan titik fuzzy yang diproyeksikan dan derajat keanggotaan relasi

๐œ‡๐‘˜ (๐‘ƒ , ๐‘„ ๐‘–) dengan derajat keanggotaan ketebalan garis fuzzy proyektor ๐œ‡๐‘”

(Kusumadewi dan Purnomo, 2004:25).

๐œ‡๐‘ƒ โ€ฒ (๐‘ƒ , ๐‘„ ๐‘โˆ’๐‘› ) = min(๐œ‡๐‘˜(๐‘ƒ , ๐‘„ ๐‘โˆ’๐‘› ), ๐œ‡๐‘” )

โ‹ฎ

๐œ‡๐‘ƒ โ€ฒ (๐‘ƒ , ๐‘„ ๐‘โˆ’1) = min(๐œ‡๐‘˜(๐‘ƒ , ๐‘„ ๐‘โˆ’1), ๐œ‡๐‘” )

๐œ‡๐‘ƒ โ€ฒ (๐‘ƒ , ๐‘„ ๐‘) = min(๐œ‡๐‘˜(๐‘ƒ , ๐‘„ ๐‘), ๐œ‡๐‘” )

๐œ‡๐‘ƒ โ€ฒ (๐‘ƒ , ๐‘„ ๐‘+1) = min(๐œ‡๐‘˜(๐‘ƒ , ๐‘„ ๐‘+1), ๐œ‡๐‘” )

Page 69: PROYEKSI GEOMETRI FUZZY PADA RUANG SKRIPSIetheses.uin-malang.ac.id/6552/1/08610024.pdfpada geometri tegas unsur-unsurnya hanya ada dan tidak ada, pada geometri fuzzy unsur-unsur tersebut

49

โ‹ฎ

๐œ‡๐‘ƒ โ€ฒ (๐‘ƒ , ๐‘„ ๐‘+๐‘› ) = min(๐œ‡๐‘˜(๐‘ƒ , ๐‘„ ๐‘+๐‘› ), ๐œ‡๐‘” )

Sehingga didapatkan derajat keanggotaan ketebalan masing-masing titik fuzzy

hasil proyeksi sebagai berikut:

๐œ‡๐‘ƒ โ€ฒ (๐‘ƒ , ๐‘„ ๐‘–) = {((๐‘ƒ , ๐‘„ ๐‘โˆ’๐‘› )|๐œ‡

๐‘ƒ โ€ฒ (๐‘ƒ , ๐‘„ ๐‘โˆ’๐‘› )), โ€ฆ , ((๐‘ƒ , ๐‘„ ๐‘โˆ’1)|๐œ‡๐‘ƒ โ€ฒ (๐‘ƒ , ๐‘„ ๐‘โˆ’1)),

((๐‘ƒ , ๐‘„ ๐‘)|๐œ‡๐‘ƒ โ€ฒ (๐‘ƒ , ๐‘„ ๐‘)), ((๐‘ƒ , ๐‘„ ๐‘+1)|๐œ‡

๐‘ƒ โ€ฒ (๐‘ƒ , ๐‘„ ๐‘+1)), โ€ฆ,

((๐‘ƒ , ๐‘„ ๐‘+๐‘›)|๐œ‡๐‘ƒโ€ฒ (๐‘ƒ , ๐‘„ ๐‘+๐‘›))}

6. Jadi didapatkan hasil proyeksi berupa garis fuzzy

๐‘ƒโ€ฒ โ‰ก ๐ด1๐‘ฅ + ๐ต1๐‘ฆ + ๐ถ1๐‘ง + ๐ท = 0 ๐ด2๐‘ฅ + ๐ต2๐‘ฆ + ๐ถ2๐‘ง + ๐ท = 0

|๐œ‡๐‘ƒโ€ฒ

Dengan koordinat yang sama dengan garis fuzzy proyektor ๐‘” karena ๐‘ƒโ€ฒ โˆˆ ๐‘” ,

dan dengan ketebalan masing-masing titik fuzzy sebagai berikut:

๐œ‡๐‘ƒ โ€ฒ (๐‘ƒ , ๐‘„ ๐‘–) = {((๐‘ƒ , ๐‘„ ๐‘โˆ’๐‘› )|๐œ‡

๐‘ƒ โ€ฒ (๐‘ƒ , ๐‘„ ๐‘โˆ’๐‘› )), โ€ฆ , ((๐‘ƒ , ๐‘„ ๐‘โˆ’1)|๐œ‡๐‘ƒ โ€ฒ (๐‘ƒ , ๐‘„ ๐‘โˆ’1)),

((๐‘ƒ , ๐‘„ ๐‘)|๐œ‡๐‘ƒ โ€ฒ (๐‘ƒ , ๐‘„ ๐‘)), ((๐‘ƒ , ๐‘„ ๐‘+1)|๐œ‡

๐‘ƒ โ€ฒ (๐‘ƒ , ๐‘„ ๐‘+1)), โ€ฆ,

((๐‘ƒ , ๐‘„ ๐‘+๐‘› )|๐œ‡๐‘ƒ โ€ฒ (๐‘ƒ , ๐‘„ ๐‘+๐‘› ))}

Contoh 1

Misal diberikan : Titik fuzzy ๐‘ƒ (2 , 4 , 2|0,7)

Garis fuzzy ๐‘” โ‰ก ๐‘ฅ + ๐‘ฆ โˆ’ ๐‘ง = 4 ๐‘ฅ โˆ’ 2๐‘ฆ + 3๐‘ง = โˆ’5

|0,5

Kemudian titik fuzzy ๐‘ƒ diproyeksikan terhadap garis fuzzy ๐‘” . Cari hasil proyeksi

geometri fuzzy dari titik fuzzy ๐‘ƒ terhadap garis fuzzy ๐‘” .

Penyelesaian 1

1. Diketahui Titik fuzzy ๐‘ƒ (2, 4, 2|0,7) sebagai unsur yang diproyeksikan dan

Garis fuzzy ๐‘” โ‰ก ๐‘ฅ + ๐‘ฆ โˆ’ ๐‘ง = 4 ๐‘ฅ โˆ’ 2๐‘ฆ + 3๐‘ง = โˆ’5

|0,5

Page 70: PROYEKSI GEOMETRI FUZZY PADA RUANG SKRIPSIetheses.uin-malang.ac.id/6552/1/08610024.pdfpada geometri tegas unsur-unsurnya hanya ada dan tidak ada, pada geometri fuzzy unsur-unsur tersebut

50

2. Mencari koordinat hasil proyeksi titik fuzzy ๐‘ƒ (2, 4, 2|0,7) yang saling tegak

lurus dengan garis fuzzy ๐‘” โ‰ก ๐‘ฅ + ๐‘ฆ โˆ’ ๐‘ง = 4 ๐‘ฅ โˆ’ 2๐‘ฆ + 3๐‘ง = โˆ’5

|0,5 . Sesuai langkah-

langkah yang sudah dijelaskan di atas, didapatkan koordinat hasil proyeksi titik

fuzzy ๐‘ƒ yang saling tegak lurus dengan garis fuzzy ๐‘” , yaitu ๐‘ƒ = 0,65 , 4,39 ,

1,04 = ๐‘„ ๐‘ƒ.

Setelah itu, mencari jarak antara titik fuzzy ๐‘ƒ dengan titik fuzzy ๐‘„ ๐‘ƒ dengan

langkah sebagai berikut:

jarak (๐‘ฃ) = ๐‘ƒ ๐‘„ ๐‘ ร— ๐‘”

๐‘”

dengan

Vektor ๐‘ƒ ๐‘„ ๐‘ = 0,65 โˆ’ 2 ๐‘– + 4,39 โˆ’ 4 ๐‘— + 1,04 โˆ’ 2 ๐‘˜

= โˆ’1,35๐‘– + 0,39๐‘— โˆ’ 0,96๐‘˜

Maka besar vektor ๐‘ƒ ๐‘„ ๐‘ = (โˆ’1,35)2 + (0,39)2 + (โˆ’0,96)2

= 1,82 + 0,15 + 0,92 = 2,89

Vektor ๐‘” = ๐‘– ๐‘— ๐‘˜1 1 โˆ’11 โˆ’2 3

= 3 โˆ’ 2 ๐‘– โˆ’ 3 + 1 ๐‘— + (โˆ’2 โˆ’ 1)๐‘˜

= ๐‘– โˆ’ 4๐‘— โˆ’ 3๐‘˜

Maka besar vektor ๐‘” = (1)2 + (โˆ’4)2 + (โˆ’3)2

= 26

Kemudian peneliti dapat menentukan

๐‘ƒ ๐‘„ ๐‘ ร— ๐‘” =

๐‘– ๐‘— ๐‘˜โˆ’1,35 0,39 โˆ’0,96

1 โˆ’4 โˆ’3

= โˆ’1,17 โˆ’ 3,84 ๐‘– โˆ’ 4,05 + 0,96 ๐‘— + 5,4 โˆ’ 0,39 ๐‘˜

Page 71: PROYEKSI GEOMETRI FUZZY PADA RUANG SKRIPSIetheses.uin-malang.ac.id/6552/1/08610024.pdfpada geometri tegas unsur-unsurnya hanya ada dan tidak ada, pada geometri fuzzy unsur-unsur tersebut

51

= โˆ’5,01๐‘– โˆ’ 5,01๐‘— + 5,01๐‘˜

dan besar vektor ๐‘ƒ ๐‘„ ๐‘ ร— ๐‘” = (โˆ’5,01)2 + (โˆ’5,01)2 + (5,01)2

= 75,3

Sehingga diperoleh

jarak ๐‘ฃ = ๐‘ƒ ๐‘„ ๐‘ ร— ๐‘”

๐‘” =

75,3

26= 2,9 = 1,7

Selanjutnya mencari jarak antara titik fuzzy ๐‘ƒ dengan titik-titik fuzzy ๐‘„ ๐‘– โˆˆ ๐‘” ,

misalkan titik-titik fuzzy pada garis fuzzy ๐‘” , yaitu:

๐‘„ ๐‘– = ๐‘„ ๐‘โˆ’๐‘› , โ€ฆ , 0,5 , 5, 1,5 , 0,65 , 4,39 , 1,04 , 0,8 , 3,8 ,0,6 , โ€ฆ , ๐‘„ ๐‘+๐‘›

Sehingga

๐‘ค๐‘„ ๐‘โˆ’๐‘› = ๐‘›

โ‹ฎ

๐‘ค 0,5 ,5 ,1,5 = 0,5 โˆ’ 2 2 + 5 โˆ’ 4 2 + 1,5 โˆ’ 2 2

= 3,5

๐‘ค 0,65 ,4,39 ,1,04 = 1,7

๐‘ค 0,8 ,3,8 ,0,6 = 0,8 โˆ’ 2 2 + 3,8 โˆ’ 4 2 + 0,6 โˆ’ 2 2

= 3,44

โ‹ฎ

๐‘ค๐‘„ ๐‘+๐‘› = ๐‘›

3. Peneliti mencari derajat keanggotaan relasi ๐œ‡๐‘… dengan fungsi keanggotaan

sebagai berikut:

๐œ‡๐‘… ๐‘ƒ , ๐‘„ ๐‘– = ๐‘’โˆ’(๐‘ค ๐‘–โˆ’๐‘ฃ)0,5

Page 72: PROYEKSI GEOMETRI FUZZY PADA RUANG SKRIPSIetheses.uin-malang.ac.id/6552/1/08610024.pdfpada geometri tegas unsur-unsurnya hanya ada dan tidak ada, pada geometri fuzzy unsur-unsur tersebut

52

๐œ‡๐‘… ๐‘ƒ , ๐‘„ ๐‘โˆ’๐‘› = ๐‘›

โ‹ฎ

๐œ‡๐‘… ๐‘ƒ , ๐‘„ 0,5 ,5 ,1,5 = ๐‘’โˆ’ 3,5โˆ’1,7 0,5 = 0,261

๐œ‡๐‘… ๐‘ƒ , ๐‘„ ๐‘ = ๐‘’โˆ’ 1,7โˆ’1,7 0,5 = 1

๐œ‡๐‘… ๐‘ƒ , ๐‘„ 0,8 ,3,8 ,0,6 = ๐‘’โˆ’ 3,44โˆ’1,7 0,5= 0,267

โ‹ฎ

๐œ‡๐‘… ๐‘ƒ , ๐‘„ ๐‘+๐‘› = ๐‘›

Relasi tersebut dapat digambar ke dalam tabel matriks berikut:

Tabel 3. 2 Tabel Matriks Hasil Relasi Titik Fuzzy ๐‘ƒ dengan Garis Fuzzy ๐‘”

๐‘… ๐‘„ ๐‘โˆ’๐‘› โ€ฆ ๐‘„ 0,5 ,5 ,1,5 ๐‘„ ๐‘ ๐‘„ 0,8 ,3,8 ,0,6 โ€ฆ ๐‘„ ๐‘+๐‘›

๐‘ƒ ๐‘› โ€ฆ 0,261 1 0,267 โ€ฆ ๐‘›

Sumber: Peneliti

Sehingga diperoleh

๐œ‡๐‘… (๐‘ƒ , ๐‘„ ๐‘–) = {((๐‘ƒ , ๐‘„ ๐‘โˆ’๐‘› )|๐‘›), โ€ฆ , ((๐‘ƒ , ๐‘„ 0,5 ,5 ,1,5 )|0,261), ((๐‘ƒ , ๐‘„ ๐‘)|1)

((๐‘ƒ , ๐‘„ 0,8 ,3,8 ,0,6 )|0,267), โ€ฆ , ((๐‘ƒ , ๐‘„ ๐‘+๐‘› )|๐‘›)}

4. Selanjutnya mencari hasil perkalian derajat keanggotaan ketebalan titik fuzzy

yang diproyeksikan ๐œ‡๐‘ƒ dan derajat keanggotaan relasi ๐œ‡๐‘… , yang dinotasikan

dengan ๐œ‡๐‘˜ .

๐œ‡๐‘˜ (๐‘ƒ , ๐‘„ ๐‘–) = {((๐‘ƒ , ๐‘„ ๐‘โˆ’๐‘› )|๐‘›), โ€ฆ , ((๐‘ƒ , ๐‘„ 0,5 ,5 ,1,5 )|0,7 ร— 0,261),

๐‘ƒ , ๐‘„ ๐‘ 0,7 ร— 1 , ((๐‘ƒ , ๐‘„ 0,8 ,3,8 ,0,6 )|0,7 ร—

0,267),โ€ฆ , ((๐‘ƒ , ๐‘„ ๐‘+๐‘› )|๐‘›)}

= {((๐‘ƒ , ๐‘„ ๐‘โˆ’๐‘› )|๐‘›), โ€ฆ , ((๐‘ƒ , ๐‘„ 0,5 ,5 ,1,5 )|0,182), ((๐‘ƒ , ๐‘„ ๐‘)|0,7)

((๐‘ƒ , ๐‘„ 0,8 ,3,8 ,0,6 )|0,187),โ€ฆ , ((๐‘ƒ , ๐‘„ ๐‘+๐‘› )|๐‘›)}

Page 73: PROYEKSI GEOMETRI FUZZY PADA RUANG SKRIPSIetheses.uin-malang.ac.id/6552/1/08610024.pdfpada geometri tegas unsur-unsurnya hanya ada dan tidak ada, pada geometri fuzzy unsur-unsur tersebut

53

Setelah itu, mencari derajat keanggotaan ketebalan masing-masing titik fuzzy

hasil proyeksi (๐œ‡๐‘ƒ โ€ฒ (๐‘ƒ , ๐‘„ ๐‘–)) yang merupakan irisan ๐œ‡๐‘˜ (๐‘ƒ , ๐‘„ ๐‘–) dengan

๐œ‡๐‘” ๐œ‡๐‘ƒ โ€ฒ ๐‘ƒ , ๐‘„ ๐‘– = {((๐‘ƒ , ๐‘„ ๐‘โˆ’๐‘› )| min ๐‘› , 0,5 ), โ€ฆ , ((๐‘ƒ , ๐‘„ 0,5 ,5 ,1,5 )|

min 0,182 , 0,5 ), ((๐‘ƒ , ๐‘„ ๐‘)| min 0,7 , 0,5 ),

((๐‘ƒ , ๐‘„ 0,8 ,3,8 ,0,6 )| min(0,187 , 0,5)),โ€ฆ,

((๐‘ƒ , ๐‘„ ๐‘+๐‘› )| min ๐‘› , 0,5 )}

= {((๐‘ƒ , ๐‘„ ๐‘โˆ’๐‘› )|๐‘›), โ€ฆ , ((๐‘ƒ , ๐‘„ 0,5 ,5 ,1,5 )|0,182), ((๐‘ƒ , ๐‘„ ๐‘)|0,5)

((๐‘ƒ , ๐‘„ 0,8 ,3,8 ,0,6 )|0,187), โ€ฆ , ((๐‘ƒ , ๐‘„ ๐‘+๐‘› )|๐‘›)}

5. Jadi didapatkan hasil proyeksi berupa garis fuzzy

๐‘ƒโ€ฒ = ๐‘ฅ + ๐‘ฆ โˆ’ ๐‘ง = 4 ๐‘ฅ โˆ’ 2๐‘ฆ + 3๐‘ง = โˆ’5

|๐œ‡๐‘ƒ โ€ฒ

Dengan ketebalan masing-masing titik fuzzy sebagai berikut:

๐œ‡๐‘ƒ โ€ฒ ๐‘ƒ , ๐‘„ ๐‘– = {((๐‘ƒ , ๐‘„ ๐‘โˆ’๐‘› )|๐‘›), โ€ฆ , ((๐‘ƒ , ๐‘„ 0,5 ,5 ,1,5 )|0,182), ((๐‘ƒ , ๐‘„ ๐‘)|0,5)

((๐‘ƒ , ๐‘„ 0,8 ,3,8 ,0,6 )|0,187),โ€ฆ , ((๐‘ƒ , ๐‘„ ๐‘+๐‘› )|๐‘›)}

Gambar 3. 2 Hasil Proyeksi Titik Fuzzy ๐‘ƒ (2, 4, 2|0,7) pada Garis Fuzzy

๐‘” โ‰ก ๐‘ฅ + ๐‘ฆ โˆ’ ๐‘ง = 4 ๐‘ฅ โˆ’ 2๐‘ฆ + 3๐‘ง = โˆ’5

|0,5

Keterangan:

= Titik ๐‘ƒ yang diproyeksikan.

= Garis ๐‘” sebagai proyektor sekaligus merupakan hasil proyeksi karena ๐‘ƒโ€ฒ โˆˆ ๐‘”

Page 74: PROYEKSI GEOMETRI FUZZY PADA RUANG SKRIPSIetheses.uin-malang.ac.id/6552/1/08610024.pdfpada geometri tegas unsur-unsurnya hanya ada dan tidak ada, pada geometri fuzzy unsur-unsur tersebut

54

3.2.2 Proyeksi Titik Fuzzy pada Bidang Fuzzy

Misal suatu titik fuzzy ๐‘ƒ ๐‘ฅ๐‘ , ๐‘ฆ๐‘ , ๐‘ง๐‘ |๐œ‡๐‘ƒ diproyeksikan terhadap bidang

fuzzy ๐‘‰ = (๐ด๐‘ฅ + ๐ต๐‘ฆ + ๐ถ๐‘ง = ๐ท | ๐œ‡๐‘‰ ), untuk mengetahui koordinat hasil proyeksi

fuzzy pada titik fuzzy ke bidang fuzzy tersebut, dapat dicari dengan langkah-

langkah sebagai berikut:

1. Diberikan titik fuzzy ๐‘ƒ (๐‘ฅ๐‘ , ๐‘ฆ๐‘ , ๐‘ง๐‘|๐œ‡๐‘ ) sebagai unsur yang diproyeksikan dan

bidang fuzzy ๐‘‰ = (๐ด๐‘ฅ + ๐ต๐‘ฆ + ๐ถ๐‘ง = ๐ท | ๐œ‡๐‘‰ ) sebagai unsur proyektor.

2. Mencari koordinat hasil proyeksi tegas titik fuzzy ๐‘ƒ (๐‘ฅ๐‘ , ๐‘ฆ๐‘ , ๐‘ง๐‘ |๐œ‡๐‘ƒ ) pada bidang

fuzzy ๐‘‰ = (๐ด๐‘ฅ + ๐ต๐‘ฆ + ๐ถ๐‘ง = ๐ท | ๐œ‡๐‘‰ ). Koordinat hasil proyeksi tegas tersebut

didefinisikan dengan ๐‘„ ๐‘ pada koordinat bidang fuzzy ๐‘‰ yang digambarkan

sebagai berikut:

Gambar 3. 3 Proyeksi Geometri Fuzzy Titik Fuzzy ๐‘ƒ Terhadap Bidang Fuzzy ๐‘‰

Untuk mencari koordinat ๐‘„ ๐‘ yaitu dengan langkah-langkah yang similiar

dengan mencari proyeksi tegas titik pada bidang yaitu sebagai berikut:

a. Menentukan sebarang dua titik pada garis ๐‘” , misal titik ๐ด (๐‘ฅ๐‘Ž , ๐‘ฆ๐‘Ž ,๐‘ง๐‘Ž) dan

๐ต (๐‘ฅ๐‘ , ๐‘ฆ๐‘ ,๐‘ง๐‘), sedemikian hingga ๐ด โ‰  ๐ต .

Page 75: PROYEKSI GEOMETRI FUZZY PADA RUANG SKRIPSIetheses.uin-malang.ac.id/6552/1/08610024.pdfpada geometri tegas unsur-unsurnya hanya ada dan tidak ada, pada geometri fuzzy unsur-unsur tersebut

55

b. Kemudian menurut Larson dan Edward (2010:765) dapat dicari besar dari

vektor ๐ด ๐‘ƒ dan ๐‘ƒ ๐ต seperti pada persamaan (3) yang peneliti definisikan

sebagai berikut:

๐ด ๐‘ƒ = ๐‘ฅ๐‘ โˆ’ ๐‘ฅ๐‘Ž 2

+ ๐‘ฆ๐‘ โˆ’ ๐‘ฆ๐‘Ž 2

+ ๐‘ง๐‘ โˆ’ ๐‘ง๐‘Ž 2

๐‘ƒ ๐ต = ๐‘ฅ๐‘ โˆ’ ๐‘ฅ๐‘ 2

+ ๐‘ฆ๐‘ โˆ’ ๐‘ฆ๐‘ 2

+ ๐‘ง๐‘ โˆ’ ๐‘ง๐‘ 2

c. Setelah itu, sesuai pada persamaan (6) yang terdapat pada bab sebelumnya

menurut Soebari (1995:17) dapat ditentukan jarak antara titik ๐‘ƒ dan ๐‘ƒ โ€ฒ

yang peneliti definisikan sebagai berikut:

๐‘ƒ ๐‘ƒ โ€ฒ = ๐ด๐‘ฅ๐‘ + ๐ต๐‘ฆ๐‘ + ๐ถ๐‘ง๐‘ + ๐ท

๐ด2 + ๐ต2 + ๐ถ2

d. Setelah diketahui ๐‘ƒ ๐‘ƒ โ€ฒ , ๐ด ๐‘ƒ , dan ๐‘ƒ ๐ต . Selanjutnya akan dicari nilai

๐ด ๐‘ƒ โ€ฒ dan ๐‘ƒ โ€ฒ๐ต dengan menggunakan teorema Pythagoras sesuai pada

persamaan (5) yang terdapat pada bab sebelumnya.

e. Setelah didapatkan ๐ด ๐‘ƒ โ€ฒ dan ๐‘ƒ โ€ฒ๐ต maka menurut Soebari (1995:10)

secara explisit, koordinat ๐‘ƒ โ€ฒ dapat dicari dengan perbandingan, yang mana

hasil perbandingan tersebut merupakan hasil proyeksi fuzzy titik pada garis

dimana titik fuzzy tersebut saling tegak lurus dengan bidang fuzzy.

3. Setelah ditemukan koordinat titik fuzzy ๐‘„ ๐‘ , menurut Soebari (1995:17) dapat

dicari jarak (๐‘ฃ) antara titik fuzzy ๐‘ƒ dengan titik fuzzy ๐‘„ ๐‘ dengan menggunakan

rumus yang peneliti definisikan sebagai berikut:

๐‘ฃ = ๐ด๐‘ฅ๐‘ + ๐ต๐‘ฆ๐‘ + ๐ถ๐‘ง๐‘ + ๐ท

๐ด2 + ๐ต2 + ๐ถ2

Page 76: PROYEKSI GEOMETRI FUZZY PADA RUANG SKRIPSIetheses.uin-malang.ac.id/6552/1/08610024.pdfpada geometri tegas unsur-unsurnya hanya ada dan tidak ada, pada geometri fuzzy unsur-unsur tersebut

56

Kemudian menurut Larson dan Edward (2010:765) dapat dicari jarak antara

titik fuzzy ๐‘ƒ dengan titik fuzzy ๐‘„ ๐‘– (titik-titik fuzzy pada bidang fuzzy ๐‘‰ , ๐‘„ ๐‘– โˆˆ ๐‘‰ )

yang dinotasikan dengan ๐‘ค๐‘– yang peneliti definisikan similar dengan

persamaan (3) pada bab sebelumnya yaitu sebagai berikut:

๐‘ค๐‘– = ๐‘ฅ๐‘„ ๐‘–โˆ’ ๐‘ฅ๐‘ƒ

2+ ๐‘ฆ๐‘„ ๐‘–

โˆ’ ๐‘ฆ๐‘ƒ 2

+ ๐‘ง๐‘„ ๐‘–โˆ’ ๐‘ง๐‘ƒ

2

4. Setelah itu mencari derajat keanggotaan relasi antara titik fuzzy ๐‘ƒ dengan

bidang fuzzy ๐‘‰ yang didefinisikan dengan ๐œ‡๐‘… , dimana ๐‘… merupakan relasi

dari titik fuzzy ๐‘ƒ ke bidang fuzzy ๐‘‰ , ๐‘… โŠ‚ ๐‘ƒ ร— ๐‘‰ (Djauhari, 1990: 55).

๐‘… = ๐‘ƒ , ๐‘„ ๐‘– |๐œ‡๐‘… ๐‘ƒ , ๐‘„ ๐‘– | ๐‘ƒ , ๐‘„ ๐‘– โˆˆ ๐‘ƒ ร— ๐‘‰

dengan

๐‘ƒ = Titik fuzzy ๐‘ƒ

๐‘„ ๐‘– = Titik-titik fuzzy pada bidang fuzzy ๐‘‰ ,

(๐‘„๐‘– โˆˆ ๐‘‰ , ๐‘– = ๐‘ โˆ’ ๐‘›๐‘› , โ€ฆ , ๐‘ โˆ’ 2๐‘› , ๐‘ โˆ’ 1๐‘› , ๐‘ , ๐‘ + 1๐‘› , ๐‘ + 2๐‘› , โ€ฆ , ๐‘ + ๐‘›๐‘› }

๐‘„ ๐‘ = Titik fuzzy ๐‘ƒโ€ฒ(hasil proyeksi tegas titik fuzzy ๐‘ƒ ).

Pada proyeksi geometri fuzzy pada titik fuzzy ke bidang fuzzy, hasil proyeksi

tidak hanya berupa satu titik fuzzy seperti pada proyeksi geometri tegas, akan

tetapi semua titik fuzzy pada bidang fuzzy proyektor dengan derajat

keanggotaan ketebalan yang dipengaruhi oleh derajat keanggotaan global relasi

fuzzy.

Derajat keanggotaan relasi ๐œ‡๐‘… bisa diketahui dengan fungsi berikut :

๐œ‡๐‘… ๐‘ƒ , ๐‘„ ๐‘– = ๐‘’โˆ’(๐‘ค ๐‘–โˆ’๐‘ฃ)0,5

dengan

๐‘ฃ = Jarak terdekat ๐‘ƒ pada ๐‘„ ๐‘

๐‘ค๐‘– = Jarak ๐‘ƒ pada ๐‘„ ๐‘–

Page 77: PROYEKSI GEOMETRI FUZZY PADA RUANG SKRIPSIetheses.uin-malang.ac.id/6552/1/08610024.pdfpada geometri tegas unsur-unsurnya hanya ada dan tidak ada, pada geometri fuzzy unsur-unsur tersebut

57

Derajat keanggotaan relasi tersebut merupakan representasi dari seberapa besar

atau kuat relasi antara titik fuzzy ๐‘ƒ dengan bidang fuzzy ๐‘‰ , dengan berasumsi

jika jarak antara titik fuzzy ๐‘ƒ dengan ๐‘„ ๐‘– โˆˆ ๐‘‰ semakin dekat, maka kekuatan ๐œ‡๐‘…

semakin besar. Sedangkan jika jarak antara titik fuzzy ๐‘ƒ dengan ๐‘„ ๐‘– semakin

jauh maka berlaku sebaliknya. Akan tetapi kekuatan relasi tersebut masih

berada dalam interval 0,1 . relasi tersebut dapat digambar ke dalam bentuk

matriks sebagai berikut :

Tabel 3. 3 Tabel Matriks Relasi Titik Fuzzy ๐‘ƒ dengan Bidang Fuzzy ๐‘‰ , ๐œ‡๐‘… ๐‘ƒ ,๐‘„ ๐‘–

๐‘… ๐‘„ ๐‘โˆ’๐‘›๐‘› โ€ฆ ๐‘„ ๐‘โˆ’1๐‘›

๐‘„ ๐‘ ๐‘„ ๐‘+1๐‘› โ€ฆ ๐‘„ ๐‘+๐‘›๐‘›

๐‘ƒ ๐œ‡๐‘… ๐‘ƒ , ๐‘„ ๐‘โˆ’๐‘›๐‘› โ€ฆ ๐œ‡๐‘… ๐‘ƒ , ๐‘„ ๐‘โˆ’1๐‘›

๐œ‡๐‘… ๐‘ƒ , ๐‘„ ๐‘ ๐œ‡๐‘… ๐‘ƒ , ๐‘„ ๐‘+1๐‘› โ€ฆ ๐œ‡๐‘… ๐‘ƒ , ๐‘„ ๐‘+๐‘›๐‘›

Sumber: Djauhari, 1990:55

Sehingga diperoleh derajat keanggotaan relasi titik fuzzy ๐‘ƒ dengan bidang fuzzy

๐‘‰ , yaitu:

๐œ‡๐‘… (๐‘ƒ , ๐‘„๐‘– ) = {((๐‘ƒ , ๐‘„ ๐‘โˆ’๐‘›๐‘›)|๐œ‡๐‘… (๐‘ƒ , ๐‘„ ๐‘โˆ’๐‘›๐‘›

)), โ€ฆ , ((๐‘ƒ , ๐‘„ ๐‘โˆ’1๐‘›)|๐œ‡๐‘… (๐‘ƒ , ๐‘„ ๐‘โˆ’1๐‘›

)),

((๐‘ƒ , ๐‘„ ๐‘)|๐œ‡๐‘… (๐‘ƒ , ๐‘„ ๐‘)), ((๐‘ƒ , ๐‘„ ๐‘+1๐‘›)|๐œ‡๐‘… (๐‘ƒ , ๐‘„ ๐‘+1๐‘›

)), โ€ฆ,

((๐‘ƒ , ๐‘„ ๐‘+๐‘›๐‘›)|๐œ‡๐‘… (๐‘ƒ , ๐‘„ ๐‘+๐‘›๐‘›

))}

5. Setelah diketahui ๐œ‡๐‘… ๐‘ƒ , ๐‘„ ๐‘– , kemudian peneliti mencari hasil perkalian derajat

keanggotaan ketebalan titik fuzzy yang diproyeksikan ๐œ‡๐‘ƒ dengan derajat

keanggotaan relasi ๐œ‡๐‘… yang dinotasikan dengan ๐œ‡๐‘˜ sebagai berikut:

๐œ‡๐‘˜ (๐‘ƒ , ๐‘„ ๐‘– ) = {((๐‘ƒ , ๐‘„ ๐‘โˆ’๐‘›๐‘›)|๐œ‡๐‘ƒ ๐œ‡๐‘… (๐‘ƒ , ๐‘„ ๐‘โˆ’๐‘›๐‘›

)), โ€ฆ , ((๐‘ƒ , ๐‘„ ๐‘โˆ’1๐‘›)|๐œ‡๐‘ƒ ๐œ‡๐‘… (๐‘ƒ , ๐‘„ ๐‘โˆ’1๐‘›

)),

((๐‘ƒ , ๐‘„ ๐‘)|๐œ‡๐‘ƒ ๐œ‡๐‘… (๐‘ƒ , ๐‘„ ๐‘)), ((๐‘ƒ , ๐‘„ ๐‘+1๐‘›)|๐œ‡๐‘ƒ ๐œ‡๐‘… (๐‘ƒ , ๐‘„ ๐‘+1๐‘›

)), โ€ฆ,

((๐‘ƒ , ๐‘„ ๐‘+๐‘›๐‘›)|๐œ‡๐‘ƒ ๐œ‡๐‘… (๐‘ƒ , ๐‘„ ๐‘+๐‘›๐‘›

))}

Page 78: PROYEKSI GEOMETRI FUZZY PADA RUANG SKRIPSIetheses.uin-malang.ac.id/6552/1/08610024.pdfpada geometri tegas unsur-unsurnya hanya ada dan tidak ada, pada geometri fuzzy unsur-unsur tersebut

58

Selanjutnya, derajat keanggotaan masing-masing titik fuzzy hasil proyeksi

(๐œ‡๐‘ƒ โ€ฒ (๐‘ƒ , ๐‘„ ๐‘–)) merupakan irisan (intersection) dari hasil perkalian derajat

keanggotaan ketebalan titik fuzzy yang diproyeksikan dan derajat keanggotaan

relasi ๐œ‡๐‘˜ (๐‘ƒ , ๐‘„ ๐‘–) dengan derajat keanggotaan ketebalan bidang fuzzy proyektor

๐œ‡๐‘‰ (Kusumadewi dan Purnomo, 2004:25).

๐œ‡๐‘ƒ โ€ฒ (๐‘ƒ , ๐‘„ ๐‘โˆ’๐‘›๐‘›) = min(๐œ‡๐‘˜(๐‘ƒ , ๐‘„ ๐‘โˆ’๐‘›๐‘›

), ๐œ‡๐‘‰ )

โ‹ฎ

๐œ‡๐‘ƒ โ€ฒ (๐‘ƒ , ๐‘„ ๐‘โˆ’1๐‘›) = min(๐œ‡๐‘˜(๐‘ƒ , ๐‘„ ๐‘โˆ’1๐‘›

), ๐œ‡๐‘‰ )

๐œ‡๐‘ƒ โ€ฒ (๐‘ƒ , ๐‘„ ๐‘) = min(๐œ‡๐‘˜(๐‘ƒ , ๐‘„ ๐‘), ๐œ‡๐‘‰ )

๐œ‡๐‘ƒ โ€ฒ (๐‘ƒ , ๐‘„ ๐‘+1๐‘›) = min(๐œ‡๐‘˜(๐‘ƒ , ๐‘„ ๐‘+1๐‘›

), ๐œ‡๐‘‰ )

โ‹ฎ

๐œ‡๐‘ƒ โ€ฒ (๐‘ƒ , ๐‘„ ๐‘+๐‘›๐‘›) = min(๐œ‡๐‘˜(๐‘ƒ , ๐‘„ ๐‘+๐‘›๐‘›

), ๐œ‡๐‘‰ )

Sehingga didapatkan derajat keanggotaan ketebalan masing-masing titik fuzzy

hasil proyeksi sebagai berikut:

๐œ‡๐‘ƒ โ€ฒ (๐‘ƒ , ๐‘„ ๐‘–) = {((๐‘ƒ , ๐‘„ ๐‘โˆ’๐‘›๐‘›)|๐œ‡๐‘ƒ โ€ฒ (๐‘ƒ , ๐‘„ ๐‘โˆ’๐‘›๐‘›

)), โ€ฆ , ((๐‘ƒ , ๐‘„ ๐‘โˆ’1๐‘›)|๐œ‡๐‘ƒ โ€ฒ (๐‘ƒ , ๐‘„ ๐‘โˆ’1๐‘›

)),

((๐‘ƒ , ๐‘„ ๐‘ )|๐œ‡๐‘ƒ โ€ฒ (๐‘ƒ , ๐‘„ ๐‘)), ((๐‘ƒ , ๐‘„ ๐‘+1๐‘›)|๐œ‡๐‘ƒ โ€ฒ (๐‘ƒ , ๐‘„ ๐‘+1๐‘›

)), โ€ฆ,

((๐‘ƒ , ๐‘„ ๐‘+๐‘›๐‘›)|๐œ‡๐‘ƒ โ€ฒ (๐‘ƒ , ๐‘„ ๐‘+๐‘›๐‘›

))}

6. Jadi didapatkan hasil proyeksi berupa bidang fuzzy ๐‘‰ karena ๐‘ƒโ€ฒ โˆˆ ๐‘‰

๐‘ƒโ€ฒ = {๐ด๐‘ฅ + ๐ต๐‘ฆ + ๐ถ๐‘ง = ๐ท | ๐œ‡๐‘ƒโ€ฒ }

Dengan ketebalan masing-masing titik fuzzy sebagai berikut:

๐œ‡๐‘ƒ โ€ฒ (๐‘ƒ , ๐‘„ ๐‘–) = {((๐‘ƒ , ๐‘„ ๐‘โˆ’๐‘›๐‘›)|๐œ‡๐‘ƒ โ€ฒ (๐‘ƒ , ๐‘„ ๐‘โˆ’๐‘›๐‘›

)), โ€ฆ , ((๐‘ƒ , ๐‘„ ๐‘โˆ’1๐‘›)|๐œ‡๐‘ƒ โ€ฒ (๐‘ƒ , ๐‘„ ๐‘โˆ’1๐‘›

)),

((๐‘ƒ , ๐‘„ ๐‘ )|๐œ‡๐‘ƒ โ€ฒ (๐‘ƒ , ๐‘„ ๐‘)), ((๐‘ƒ , ๐‘„ ๐‘+1๐‘›)|๐œ‡๐‘ƒ โ€ฒ (๐‘ƒ , ๐‘„ ๐‘+1๐‘›

)), โ€ฆ,

((๐‘ƒ , ๐‘„ ๐‘+๐‘›๐‘›)|๐œ‡๐‘ƒ โ€ฒ (๐‘ƒ , ๐‘„ ๐‘+๐‘›๐‘›

))}

Page 79: PROYEKSI GEOMETRI FUZZY PADA RUANG SKRIPSIetheses.uin-malang.ac.id/6552/1/08610024.pdfpada geometri tegas unsur-unsurnya hanya ada dan tidak ada, pada geometri fuzzy unsur-unsur tersebut

59

Contoh 2

Misal diberikan : Titik fuzzy ๐‘ƒ (2 ,2 ,2|0,7)

Bidang fuzzy ๐‘‰ = (๐‘ฅ + ๐‘ฆ โˆ’ ๐‘ง = 6|0,5)

Kemudian titik fuzzy ๐‘ƒ diproyeksikan terhadap bidang fuzzy ๐‘‰ . Cari hasil proyeksi

fuzzy dari titik fuzzy ๐‘ƒ terhadap bidang fuzzy ๐‘‰ .

Penyelesaian 2

1. Diketahui Titik fuzzy ๐‘ƒ (2 ,2 ,2|0,7) sebagai unsur yang diproyeksikan dan

Bidang fuzzy ๐‘‰ = (๐‘ฅ + ๐‘ฆ โˆ’ ๐‘ง = 6|0,5) sebagai proyektor.

2. Mencari koordinat hasil proyeksi titik fuzzy ๐‘ƒ (2 ,2 ,2|0,7) yang saling tegak

lurus terhadap bidang fuzzy ๐‘‰ = (๐‘ฅ + ๐‘ฆ โˆ’ ๐‘ง = 6|0,5). Sesuai langkah-langkah

yang dijelaskan di atas, didapatkan koordinat hasil proyeksi titik fuzzy ๐‘ƒ pada

bidang fuzzy ๐‘‰ yang saling tegak lurus, yaitu ๐‘ƒ = 3 ,3 ,0 = ๐‘„ ๐‘ƒ

Setelah itu, peneneliti mencari jarak antara titik fuzzy ๐‘ƒ dengan titik fuzzy ๐‘„ ๐‘ƒ

dengan langka sebagai berikut:

jarak ๐‘ฃ = ๐ด๐‘ฅ๐‘ + ๐ต๐‘ฆ๐‘ + ๐ถ๐‘ง๐‘ + ๐ท

๐ด2 + ๐ต2 + ๐ถ2

= 1.2 + 1.2 โˆ’ 1.2 โˆ’ 6

(1)2 + (1)2 + (โˆ’1)2= 2,4

Selanjutnya mencari jarak antara titik fuzzy ๐‘ƒ dengan titik fuzzy ๐‘„ ๐‘– โˆˆ ๐‘‰ ).

misalkan diambil sebarang titik-titik fuzzy pada bidang fuzzy ๐‘‰ , yaitu

๐‘„ ๐‘– = ๐‘„ ๐‘โˆ’๐‘›๐‘›, โ€ฆ , 1 ,1 , โˆ’4 , 3 ,3 ,0 , 5 ,5 ,4 , โ€ฆ , ๐‘„ ๐‘+๐‘›๐‘›

Sehingga

๐‘ค๐‘„ ๐‘โˆ’๐‘›๐‘› = ๐‘›

โ‹ฎ

Page 80: PROYEKSI GEOMETRI FUZZY PADA RUANG SKRIPSIetheses.uin-malang.ac.id/6552/1/08610024.pdfpada geometri tegas unsur-unsurnya hanya ada dan tidak ada, pada geometri fuzzy unsur-unsur tersebut

60

๐‘ค 1 ,1 ,โˆ’4 = 1 โˆ’ 2 2 + 1 โˆ’ 2 2 + โˆ’4 โˆ’ 2 2

= 6,2

๐‘ค(3 ,3 ,0) = 2,4

๐‘ค 5 ,5 ,4 = 5 โˆ’ 2 2 + 5 โˆ’ 2 2 + 4 โˆ’ 2 2

= 4,69

โ‹ฎ

๐‘ค๐‘„ ๐‘+๐‘›๐‘› = ๐‘›

3. Kemudian peneliti mencari derajat keanggotaan relasi ๐œ‡๐‘… dengan fungsi

keanggotaan sebagai berikut:

๐œ‡๐‘… ๐‘ƒ , ๐‘„ ๐‘– = ๐‘’โˆ’(๐‘ค ๐‘–โˆ’๐‘ฃ)0,5

๐œ‡๐‘… ๐‘ƒ , ๐‘„ ๐‘โˆ’๐‘›๐‘› = ๐‘›

โ‹ฎ

๐œ‡๐‘… ๐‘ƒ , ๐‘„ 1 ,1 ,โˆ’4 = ๐‘’โˆ’ 6,2โˆ’2,4 0,5 = 0,14

๐œ‡๐‘… ๐‘ƒ , ๐‘„ ๐‘ = ๐‘’โˆ’ 2,4โˆ’2,4 0,5 = 1

๐œ‡๐‘… ๐‘ƒ , ๐‘„ 5 ,5 ,4 = ๐‘’โˆ’ 4,69โˆ’2,4 0,5= 0,22

โ‹ฎ

๐œ‡๐‘… ๐‘ƒ , ๐‘„ ๐‘+๐‘›๐‘› = ๐‘›

Relasi tersebut dapat digambar ke dalam tabel matriks berikut:

Tabel 3. 4 Tabel Matriks Hasil Relasi Titik Fuzzy ๐‘ƒ dengan Bidang Fuzzy ๐‘‰

๐‘… ๐‘„ ๐‘โˆ’๐‘›๐‘› โ€ฆ ๐‘„ 1 ,1 ,โˆ’4 ๐‘„ ๐‘ ๐‘„ 5 ,5 ,4 โ€ฆ ๐‘„ ๐‘+๐‘›๐‘›

๐‘ƒ ๐‘› โ€ฆ 0,14 1 0,22 โ€ฆ ๐‘›

Sumber: Peneliti

Sehingga diperoleh

Page 81: PROYEKSI GEOMETRI FUZZY PADA RUANG SKRIPSIetheses.uin-malang.ac.id/6552/1/08610024.pdfpada geometri tegas unsur-unsurnya hanya ada dan tidak ada, pada geometri fuzzy unsur-unsur tersebut

61

๐œ‡๐‘… (๐‘ƒ , ๐‘„ ๐‘–) = {((๐‘ƒ , ๐‘„ ๐‘โˆ’๐‘›๐‘›)|๐‘›), โ€ฆ , ((๐‘ƒ , ๐‘„ 1 ,1 ,โˆ’4 )|0,14), ((๐‘ƒ , ๐‘„ ๐‘)|1)

((๐‘ƒ , ๐‘„ 5 ,5 ,4 )|0,22),โ€ฆ , ((๐‘ƒ , ๐‘„ ๐‘+๐‘›๐‘›)|๐‘›)}

4. Selanjutnya mencari hasil perkalian derajat keanggotaan ketebalan titik fuzzy

yang diproyeksikan ๐œ‡๐‘ƒ dan derajat keanggotaan relasi ๐œ‡๐‘… , yang dinotasikan

dengan ๐œ‡๐‘˜

๐œ‡๐‘˜ (๐‘ƒ , ๐‘„ ๐‘–) = {((๐‘ƒ , ๐‘„ ๐‘โˆ’๐‘›๐‘›)|๐‘›), โ€ฆ , ((๐‘ƒ , ๐‘„ 1 ,1 ,โˆ’4 )|0,7 ร— 0,14), ((๐‘ƒ , ๐‘„ ๐‘)|

0,7 ร— 1), ((๐‘ƒ , ๐‘„ 5 ,5 ,4 )|0,7 ร— 0,22),โ€ฆ , ((๐‘ƒ , ๐‘„ ๐‘+๐‘›๐‘›)|๐‘›)}

= {((๐‘ƒ , ๐‘„ ๐‘โˆ’๐‘›๐‘›)|๐‘›), โ€ฆ , ((๐‘ƒ , ๐‘„ 1 ,1 ,โˆ’4 )|0,098), ((๐‘ƒ , ๐‘„ ๐‘)|0,7)

((๐‘ƒ , ๐‘„ 5 ,5 ,4 )|0,154), โ€ฆ , ((๐‘ƒ , ๐‘„ ๐‘+๐‘›๐‘›)|๐‘›)}

Kemudian mencari derajat keanggotaan ketebalan masing-masing titik fuzzy

hasil proyeksi (๐œ‡๐‘ƒ โ€ฒ (๐‘ƒ , ๐‘„ ๐‘–)) yang merupakan irisan ๐œ‡๐‘˜ (๐‘ƒ , ๐‘„ ๐‘–) dengan ๐œ‡๐‘‰

๐œ‡๐‘ƒ โ€ฒ ๐‘ƒ , ๐‘„ ๐‘– = {((๐‘ƒ , ๐‘„ ๐‘โˆ’๐‘›๐‘›)| min ๐‘› , 0,5 ),โ€ฆ , ((๐‘ƒ , ๐‘„ 1 ,1 ,โˆ’4 )|

min 0,098 , 0,5 ), ((๐‘ƒ , ๐‘„ ๐‘)| min 0,7 , 0,5 )((๐‘ƒ , ๐‘„ 5 ,5 ,4 )|

min(0,154 , 05)) โ€ฆ , ((๐‘ƒ , ๐‘„ ๐‘+๐‘›๐‘›)| min ๐‘› , 0,5 )}

= {((๐‘ƒ , ๐‘„ ๐‘โˆ’๐‘›๐‘›)|๐‘›), โ€ฆ , ((๐‘ƒ , ๐‘„ 1 ,1 ,โˆ’4 )|0,098), ((๐‘ƒ , ๐‘„ ๐‘)|0,5)

((๐‘ƒ , ๐‘„ 5 ,5 ,4 )|0,154),โ€ฆ , ((๐‘ƒ , ๐‘„ ๐‘+๐‘›๐‘›)|๐‘›)}

5. Jadi didapatkan hasil proyeksi berupa bidang fuzzy

๐‘ƒโ€ฒ = (๐‘ฅ + ๐‘ฆ โˆ’ ๐‘ง = 6|0,5)

Dengan ketebalan masing-masing titik fuzzy sebagai berikut:

๐œ‡๐‘ƒ โ€ฒ ๐‘ƒ , ๐‘„ ๐‘– = {((๐‘ƒ , ๐‘„ ๐‘โˆ’๐‘›๐‘›)|๐‘›), โ€ฆ , ((๐‘ƒ , ๐‘„ 1 ,1 ,โˆ’4 )|0,098), ((๐‘ƒ , ๐‘„ ๐‘)|0,5)

((๐‘ƒ , ๐‘„ 5 ,5 ,4 )|0,154),โ€ฆ , ((๐‘ƒ , ๐‘„ ๐‘+๐‘›๐‘›)|๐‘›)}

Page 82: PROYEKSI GEOMETRI FUZZY PADA RUANG SKRIPSIetheses.uin-malang.ac.id/6552/1/08610024.pdfpada geometri tegas unsur-unsurnya hanya ada dan tidak ada, pada geometri fuzzy unsur-unsur tersebut

62

Tampak dari samping

Gambar 3. 4 Hasil Proyeksi Titik Fuzzy ๐‘ƒ (2 ,2 ,2|0,7) terhadap Bidang Fuzzy

๐‘‰ = (๐‘ฅ + ๐‘ฆ โˆ’ ๐‘ง = 6|0,5)

Keterangan:

= Titik ๐‘ƒ yang diproyeksikan.

= Bidang ๐‘‰ sebagai proyektor sekaligus hasil proyeksi yang mana ๐‘ƒโ€ฒ โˆˆ ๐‘‰

3.2.3 Proyeksi Garis Fuzzy pada Bidang Fuzzy

Pada proyeksi geometri fuzzy pada garis fuzzy ke bidang fuzzy, sama

halnya pada proyeksi geometri tegas yaitu terdapat tiga bentuk proyeksi

diantaranya garis fuzzy yang diproyeksikan tegak lurus dengan bidang fuzzy

proyektor, garis fuzzy yang diproyeksikan sejajar dengan bidang fuzzy proyektor,

dan garis fuzzy yang diproyeksikan tidak sejajar dan tidak saling tegak lurus

dengan bidang fuzzy proyektor.

Misal suatu garis fuzzy ๐‘” diproyeksikan terhadap bidang fuzzy ๐‘‰ โ‰ก {๐ด๐‘ฅ +

๐ต๐‘ฆ + ๐ถ๐‘ง = ๐ท | ๐œ‡๐‘‰ }, seperti yang dikatakan pada paragraf sebelumnya, yaitu pada

proyeksi garis fuzzy pada bidang fuzzy terdapat tiga macam bentuk proyeksi, yaitu

sebagai berikut:

Page 83: PROYEKSI GEOMETRI FUZZY PADA RUANG SKRIPSIetheses.uin-malang.ac.id/6552/1/08610024.pdfpada geometri tegas unsur-unsurnya hanya ada dan tidak ada, pada geometri fuzzy unsur-unsur tersebut

63

A. Proyeksi Garis Fuzzy ๐’ˆ pada Bidang Fuzzy ๐‘ฝ Jika Garis ๐’ˆ Saling Tegak

Lurus dengan Bidang ๐‘ฝ

Gambar 3. 5 Proyeksi Geometri Fuzzy Garis Fuzzy ๐‘” pada Bidang Fuzzy ๐‘‰ jika ๐‘” Tegak Lurus ๐‘‰

Kemungkinan proyeksi ini terjadi jika garis fuzzy ๐‘” tegak lurus dengan

setiap garis fuzzy pada bidang fuzzy ๐‘‰ (Krismanto, 2008:9). Garis fuzzy ๐‘” tegak

lurus dengan bidang fuzzy ๐‘‰ jika dan hanya jika vektor arah garis fuzzy sama atau

berkelipatan dengan vektor normal bidang fuzzy. Untuk mengetahui hasil proyeksi

fuzzy dapat dicari dengan langkah-langkah sebagai berikut:

1. Diberikan garis fuzzy ๐‘” sebagai unsur yang diproyeksikan dan bidang fuzzy

sebagai unsur proyektor.

2. ๐‘” ๐‘(๐‘ฅ๐‘” ๐‘ , ๐‘ฆ๐‘” ๐‘ , ๐‘ง๐‘” ๐‘ ) merupakan titik fuzzy pada garis fuzzy ๐‘” yang mempunyai

jarak terdekat dengan bidang fuzzy ๐‘‰ , dan ๐‘„ ๐‘(๐‘ฅ๐‘„ ๐‘ , ๐‘ฆ๐‘„ ๐‘ , ๐‘ง๐‘„ ๐‘ ) merupakan titik

fuzzy hasil proyeksi dari titik fuzzy ๐‘” ๐‘ โˆˆ ๐‘” yang saling tegak lurus dengan

bidang fuzzy ๐‘‰ . Menurut Larson dan Edward (2010:765) dapat dicari jarak

terdekat antara garis fuzzy ๐‘” dengan bidang fuzzy ๐‘‰ , yang dinotasikan ๐‘ฃ dengan

syarat garis fuzzy ๐‘” tidak berpotongan dengan bidang fuzzy ๐‘‰ . Maka peneliti

Page 84: PROYEKSI GEOMETRI FUZZY PADA RUANG SKRIPSIetheses.uin-malang.ac.id/6552/1/08610024.pdfpada geometri tegas unsur-unsurnya hanya ada dan tidak ada, pada geometri fuzzy unsur-unsur tersebut

64

dapat mencari dengan langkah similiar dengan persamaan (3) yang terdapat

pada bab sebelumnya yaitu sebagai berikut:

๐‘ฃ = ๐‘ฅ๐‘„ ๐‘โˆ’ ๐‘ฅ๐‘” ๐‘

2

+ ๐‘ฆ๐‘„ ๐‘โˆ’ ๐‘ฆ๐‘” ๐‘

2

+ ๐‘ง๐‘„ ๐‘โˆ’ ๐‘ง๐‘” ๐‘

2

Kemudian menurut Larson dan Edward (2010:765) dapat dicari jarak antara titik-

titik fuzzy pada ๐‘” ๐‘–(๐‘ฅ๐‘” ๐‘–, ๐‘ฆ๐‘” ๐‘–

, ๐‘ง๐‘” ๐‘–) dimana ๐‘”๐‘– โˆˆ ๐‘” , dengan titik-titik fuzzy pada

๐‘„ ๐‘– ๐‘ฅ๐‘„ ๐‘–, ๐‘ฆ๐‘„ ๐‘–

, ๐‘ง๐‘„ ๐‘– dimana ๐‘„ ๐‘– โˆˆ ๐‘‰ , sedangkan ๐‘ค adalah jarak antara titik fuzzy

๐‘” ๐‘– dengan titik fuzzy ๐‘„ ๐‘– , Maka peneliti dapat mencari dengan langkah similiar

dengan persamaan (3) yang terdapat pada bab sebelumnya yaitu sebagai berikut:

๐‘ค๐‘– = ๐‘ฅ๐‘„ ๐‘–โˆ’ ๐‘ฅ๐‘” ๐‘–

2

+ ๐‘ฆ๐‘„ ๐‘–โˆ’ ๐‘ฆ๐‘” ๐‘–

2

+ ๐‘ง๐‘„ ๐‘–โˆ’ ๐‘ง๐‘” ๐‘–

2

3. Mencari derajat keanggotaan relasi ๐œ‡๐‘… antara garis fuzzy ๐‘” dengan bidang

fuzzy ๐‘‰ , dengan ๐‘… merupakan notasi relasi dari titik-titik fuzzy pada garis fuzzy

๐‘” ke titik-titik fuzzy pada bidang fuzzy ๐‘‰ , ๐‘… โŠ‚ ๐‘” ร— ๐‘‰ (Djauhari, 1990: 55).

๐‘… = ๐‘”๐‘– , ๐‘„๐‘– |๐œ‡๐‘… ๐‘”๐‘– , ๐‘„๐‘–

| ๐‘”๐‘– , ๐‘„๐‘– โˆˆ ๐‘” ร— ๐‘‰

Dimana

๐‘”๐‘– = Titik-titik fuzzy elemen pada garis fuzzy ๐‘” , ๐‘– = 1,2,3, โ€ฆ , ๐‘›

๐‘„๐‘– = Titik-titik fuzzy elemen pada bidang fuzzy ๐‘‰ , {๐‘„ ๐‘– โˆˆ ๐‘‰ , ๐‘– = ๐‘ โˆ’

๐‘›๐‘– , โ€ฆ , ๐‘ โˆ’ 2, ๐‘ โˆ’ 1, ๐‘, ๐‘ + 1, ๐‘ + 2, โ€ฆ , ๐‘ + ๐‘›๐‘–}

Derajat keanggotaan relasi ๐œ‡๐‘… bisa diketahui dengan fungsi berikut :

๐œ‡๐‘… ๐‘”๐‘– , ๐‘„ ๐‘– = ๐‘’โˆ’(๐‘ค ๐‘–โˆ’๐‘ฃ)0,5

Dimana

๐‘ฃ = Jarak terdekat garis fuzzy ๐‘” pada bidang fuzzy ๐‘‰

๐‘ค๐‘– = Jarak antara titik fuzzy ๐‘”๐‘– dengan ๐‘„ ๐‘–

Page 85: PROYEKSI GEOMETRI FUZZY PADA RUANG SKRIPSIetheses.uin-malang.ac.id/6552/1/08610024.pdfpada geometri tegas unsur-unsurnya hanya ada dan tidak ada, pada geometri fuzzy unsur-unsur tersebut

65

Derajat keanggotaan relasi tersebut merupakan representasi dari seberapa besar

atau kuat relasi antara titik fuzzy ๐‘” ๐‘– dengan bidang fuzzy ๐‘‰ , dengan berasumsi

jika jarak antara titik fuzzy ๐‘” ๐‘–dengan ๐‘„ ๐‘– โˆˆ ๐‘‰ semakin dekat, maka kekuatan ๐œ‡๐‘…

semakin besar. Sedangkan jika jarak antara titik fuzzy ๐‘” ๐‘–dengan ๐‘„ ๐‘– semakin

juah, maka berlaku sebaliknya yaitu kekuatan ๐œ‡๐‘… semakin kecil, akan tetapi

kekuatan masing-masing relasi tersebut masih berada pada interval [0, 1]. relasi

tersebut dapat digambar ke dalam tabel matriks berikut:

Tabel 3. 5 Tabel Matriks Relasi Garis Fuzzy ๐‘” dengan Bidang Fuzzy ๐‘‰ , ๐‘” Tegak Lurus ๐‘‰ ,

๐œ‡๐‘… ๐‘” ๐‘– ,๐‘„ ๐‘–

๐‘… ๐‘„ ๐‘โˆ’๐‘›๐‘– โ€ฆ ๐‘„ ๐‘โˆ’1 ๐‘„ ๐‘ ๐‘„ ๐‘+1 โ€ฆ ๐‘„ ๐‘โˆ’๐‘›๐‘–

๐‘” 1 ๐œ‡๐‘… ๐‘” 1, ๐‘„ ๐‘โˆ’๐‘›๐‘– โ€ฆ ๐œ‡๐‘… ๐‘” 1, ๐‘„ ๐‘โˆ’1 ๐œ‡๐‘… ๐‘” 1, ๐‘„ ๐‘ ๐œ‡๐‘… ๐‘” 1, ๐‘„ ๐‘+1 โ€ฆ ๐œ‡๐‘… ๐‘” 1, ๐‘„ ๐‘โˆ’๐‘›๐‘–

๐‘” 2 ๐œ‡๐‘… ๐‘” 2, ๐‘„ ๐‘โˆ’๐‘›๐‘– โ€ฆ ๐œ‡๐‘… ๐‘” 2, ๐‘„ ๐‘โˆ’1 ๐œ‡๐‘… ๐‘” 2, ๐‘„ ๐‘ ๐œ‡๐‘… ๐‘” 2, ๐‘„ ๐‘+1 โ€ฆ ๐œ‡๐‘… ๐‘” 2, ๐‘„ ๐‘โˆ’๐‘›๐‘–

๐‘” 3 ๐œ‡๐‘… ๐‘” 3, ๐‘„ ๐‘โˆ’๐‘›๐‘– โ€ฆ ๐œ‡๐‘… ๐‘” 3, ๐‘„ ๐‘โˆ’1 ๐œ‡๐‘… ๐‘” 3, ๐‘„ ๐‘ ๐œ‡๐‘… ๐‘” 3, ๐‘„ ๐‘+1 โ€ฆ ๐œ‡๐‘… ๐‘” 3, ๐‘„๐‘โˆ’๐‘›๐‘–

โ‹ฎ โ‹ฎ โ‹ฎ โ‹ฎ โ‹ฎ โ‹ฎ

๐‘” ๐‘› ๐œ‡๐‘… ๐‘” ๐‘› , ๐‘„ ๐‘โˆ’๐‘›๐‘– โ€ฆ ๐œ‡๐‘… ๐‘” ๐‘› , ๐‘„ ๐‘โˆ’1 ๐œ‡๐‘… ๐‘” ๐‘› , ๐‘„ ๐‘ ๐œ‡๐‘… ๐‘” ๐‘› , ๐‘„ ๐‘+1 โ€ฆ ๐œ‡๐‘… ๐‘”๐‘› , ๐‘„ ๐‘โˆ’๐‘›๐‘–

Sumber: Djauhari, 1990:55

Karena tabel 3.5 di atas terdiri dari satu kolom dan ๐‘› baris, maka di ambil

harga maksimum dari ๐œ‡๐‘… ๐‘” ๐‘– , ๐‘„ ๐‘– yang relatif terhadap variabel ๐‘” ๐‘– , sehingga

diperoleh satu nilai ๐œ‡๐‘… ๐‘” ๐‘– , ๐‘„ ๐‘– yang mewakili ๐‘› baris untuk setiap kolom,

untuk mencari harga maksimum dari ๐œ‡๐‘… ๐‘” ๐‘– , ๐‘„ ๐‘– yang relatif terhadap variabel

๐‘” ๐‘– digunakan proyeksi relasi ๐‘… , yaitu ๐‘ ๐‘… โŠ‚ ๐‘„ ๐‘– , dengan fungsi keanggotaan

sebagai berikut (Maman, 1990:55):

๐œ‡๐‘… ๐‘” , ๐‘„ ๐‘– = ๐œ‡๐‘ ๐‘… ๐‘„ ๐‘– = ๐‘” โˆจ

๐œ‡๐‘… ๐‘” ๐‘– , ๐‘„ ๐‘–

Sehingga didapatkan

Page 86: PROYEKSI GEOMETRI FUZZY PADA RUANG SKRIPSIetheses.uin-malang.ac.id/6552/1/08610024.pdfpada geometri tegas unsur-unsurnya hanya ada dan tidak ada, pada geometri fuzzy unsur-unsur tersebut

66

๐œ‡๐‘… ๐‘” , ๐‘„ ๐‘โˆ’๐‘› ๐‘– = maks ๐œ‡๐‘… ๐‘” 1 , ๐‘„ ๐‘โˆ’๐‘› ๐‘–

, ๐œ‡๐‘… ๐‘” 2, ๐‘„ ๐‘โˆ’๐‘› ๐‘– , โ€ฆ , ๐œ‡๐‘… ๐‘” ๐‘› , ๐‘„ ๐‘โˆ’๐‘› ๐‘–

โ‹ฎ

๐œ‡๐‘… ๐‘” , ๐‘„ ๐‘โˆ’1 = maks ๐œ‡๐‘… ๐‘” 1 , ๐‘„ ๐‘โˆ’1 , ๐œ‡๐‘… ๐‘” 2, ๐‘„ ๐‘โˆ’1 , โ€ฆ , ๐œ‡๐‘… ๐‘” ๐‘› , ๐‘„ ๐‘โˆ’1

๐œ‡๐‘… ๐‘” , ๐‘„ ๐‘ = maks ๐œ‡๐‘… ๐‘” 1 , ๐‘„ ๐‘ , ๐œ‡๐‘… ๐‘” 2, ๐‘„ ๐‘ , โ€ฆ , ๐œ‡๐‘… ๐‘” ๐‘› , ๐‘„ ๐‘

๐œ‡๐‘… ๐‘” , ๐‘„ ๐‘+1 = maks ๐œ‡๐‘… ๐‘” 1 , ๐‘„ ๐‘+1 , ๐œ‡๐‘… ๐‘” 2, ๐‘„ ๐‘+1 , โ€ฆ , ๐œ‡๐‘… ๐‘” ๐‘› , ๐‘„ ๐‘+1

โ‹ฎ

๐œ‡๐‘… ๐‘” , ๐‘„ ๐‘+๐‘› ๐‘– = maks ๐œ‡๐‘… ๐‘” 1 , ๐‘„ ๐‘+๐‘› ๐‘–

, ๐œ‡๐‘… ๐‘” 2, ๐‘„ ๐‘+๐‘› ๐‘– , โ€ฆ , ๐œ‡๐‘… ๐‘” ๐‘› , ๐‘„ ๐‘+๐‘› ๐‘–

Sehingga peneliti memperoleh derajat keanggotaan relasi garis fuzzy ๐‘” pada

bidang fuzzy ๐‘‰ dengan ๐œ‡๐‘… ๐‘” , ๐‘„ ๐‘– sebagai berikut:

๐œ‡๐‘… (๐‘” , ๐‘„ ๐‘–) = {((๐‘” ,๐‘„ ๐‘โˆ’๐‘› ๐‘–)|๐œ‡๐‘… (๐‘” , ๐‘„ ๐‘โˆ’๐‘› ๐‘–

)), โ€ฆ , ((๐‘” , ๐‘„ ๐‘โˆ’1)|๐œ‡๐‘… (๐‘” ,๐‘„ ๐‘โˆ’1)),

((๐‘” , ๐‘„ ๐‘)|๐œ‡๐‘… (๐‘” ,๐‘„ ๐‘)), ((๐‘” , ๐‘„ ๐‘+1)|๐œ‡๐‘… (๐‘” ,๐‘„ ๐‘+1)), โ€ฆ,

((๐‘” , ๐‘„ ๐‘+๐‘› ๐‘–)|๐œ‡๐‘… (๐‘” ,๐‘„ ๐‘+๐‘› ๐‘–

))}

4. Selanjutnya dicari hasil perkalian derajat keanggotaan ketebalan titik fuzzy

yang diproyeksikan ๐œ‡๐‘” dengan derajat keanggotaan relasi ๐œ‡๐‘… , yang

dinotasikan dengan ๐œ‡๐‘˜ .

๐œ‡๐‘˜ (๐‘” , ๐‘„ ๐‘–) = {((๐‘” , ๐‘„ ๐‘โˆ’๐‘› ๐‘–)|๐œ‡๐‘” ๐œ‡๐‘… (๐‘” ,๐‘„ ๐‘โˆ’๐‘› ๐‘–

)), โ€ฆ , ((๐‘” , ๐‘„ ๐‘โˆ’1)|๐œ‡๐‘” ๐œ‡๐‘… (๐‘” , ๐‘„ ๐‘โˆ’1)),

((๐‘” , ๐‘„ ๐‘)|๐œ‡๐‘” ๐œ‡๐‘… (๐‘” , ๐‘„ ๐‘)), ((๐‘” ,๐‘„ ๐‘+1)|๐œ‡๐‘” ๐œ‡๐‘… (๐‘” , ๐‘„ ๐‘+1)), โ€ฆ,

((๐‘” , ๐‘„ ๐‘+๐‘› ๐‘–)|๐œ‡๐‘” ๐œ‡๐‘… (๐‘” , ๐‘„ ๐‘+๐‘› ๐‘–

))}

Derajat keanggotaan ketebalan masing-masing titik fuzzy hasil proyeksi

(๐œ‡๐‘” โ€ฒ (๐‘” , ๐‘„๐‘–)) merupakan irisan dari hasil hasil perkalian derajat keanggotaan

ketebalan titik fuzzy yang diproyeksikan dan derajat keanggotaan relasi

๐œ‡๐‘˜ (๐‘” , ๐‘„ ๐‘–) dengan derajat keanggotaan ketebalan bidang fuzzy yang dinotasikan

๐œ‡๐‘‰ (Kusumadewi dan Purnomo, 2004:25).

Page 87: PROYEKSI GEOMETRI FUZZY PADA RUANG SKRIPSIetheses.uin-malang.ac.id/6552/1/08610024.pdfpada geometri tegas unsur-unsurnya hanya ada dan tidak ada, pada geometri fuzzy unsur-unsur tersebut

67

๐œ‡๐‘” โ€ฒ (๐‘” , ๐‘„ ๐‘โˆ’๐‘› ๐‘–) = min(๐œ‡๐‘˜(๐‘” , ๐‘„ ๐‘โˆ’๐‘› ๐‘–

), ๐œ‡๐‘‰ )

โ‹ฎ

๐œ‡๐‘” โ€ฒ (๐‘” , ๐‘„ ๐‘โˆ’1) = min(๐œ‡๐‘˜(๐‘” , ๐‘„ ๐‘โˆ’1), ๐œ‡๐‘‰ )

๐œ‡๐‘” โ€ฒ (๐‘” , ๐‘„ ๐‘) = min(๐œ‡๐‘˜(๐‘” , ๐‘„ ๐‘), ๐œ‡๐‘‰ )

๐œ‡๐‘” โ€ฒ (๐‘” , ๐‘„ ๐‘+1) = min(๐œ‡๐‘˜(๐‘” , ๐‘„ ๐‘+1), ๐œ‡๐‘‰ )

โ‹ฎ

๐œ‡๐‘” โ€ฒ (๐‘” , ๐‘„ ๐‘+๐‘› ๐‘–) = min(๐œ‡๐‘˜(๐‘” , ๐‘„ ๐‘+๐‘› ๐‘–

), ๐œ‡๐‘‰ )

Sehingga didapatkan derajat keanggotaan ketebalan masing-masing titik fuzzy

hasil proyeksi sebagai berikut

๐œ‡๐‘” โ€ฒ (๐‘” , ๐‘„ ๐‘–) = {((๐‘” , ๐‘„ ๐‘โˆ’๐‘› ๐‘–)|๐œ‡๐‘” โ€ฒ (๐‘” ,๐‘„ ๐‘โˆ’๐‘› ๐‘–

)), โ€ฆ , ((๐‘” , ๐‘„ ๐‘โˆ’1)|๐œ‡๐‘” โ€ฒ (๐‘” , ๐‘„ ๐‘โˆ’1)),

((๐‘” , ๐‘„ ๐‘)|๐œ‡๐‘” โ€ฒ (๐‘” ,๐‘„ ๐‘)), ((๐‘” , ๐‘„ ๐‘+1)|๐œ‡๐‘” โ€ฒ (๐‘” , ๐‘„ ๐‘+1)), โ€ฆ,

((๐‘” , ๐‘„ ๐‘+๐‘› ๐‘–)|๐œ‡๐‘” โ€ฒ (๐‘” ,๐‘„ ๐‘+๐‘› ๐‘–

))}

5. Jadi didapatkan hasil proyeksi berupa bidang fuzzy ๐‘”โ€ฒ โˆˆ ๐‘‰

๐‘”โ€ฒ โ‰ก ๐ด๐‘ฅ + ๐ต๐‘ฆ + ๐ถ๐‘ง + ๐ท = 0 ๐œ‡๐‘” โ€ฒ

Dengan ketebalan sebagai berikut:

๐œ‡๐‘” โ€ฒ (๐‘” , ๐‘„ ๐‘–) = {((๐‘” , ๐‘„ ๐‘โˆ’๐‘› ๐‘–)|๐œ‡๐‘” โ€ฒ (๐‘” ,๐‘„ ๐‘โˆ’๐‘› ๐‘–

)), โ€ฆ , ((๐‘” , ๐‘„ ๐‘โˆ’1)|๐œ‡๐‘” โ€ฒ (๐‘” , ๐‘„ ๐‘โˆ’1)),

((๐‘” , ๐‘„ ๐‘)|๐œ‡๐‘” โ€ฒ (๐‘” ,๐‘„ ๐‘)), ((๐‘” , ๐‘„ ๐‘+1)|๐œ‡๐‘” โ€ฒ (๐‘” , ๐‘„ ๐‘+1)), โ€ฆ,

((๐‘” , ๐‘„ ๐‘+๐‘› ๐‘–)|๐œ‡๐‘” โ€ฒ (๐‘” , ๐‘„ ๐‘+๐‘› ๐‘–

))}

Contoh 3

Misal diberikan : Bidang fuzzy ๐‘‰ = (โˆ’2๐‘ฅ โˆ’ 3๐‘ฆ โˆ’ 4๐‘ง = โˆ’9|0,5)

Persamaan garis fuzzy ๐‘” = ๐‘ฅ+5

2=

๐‘ฆโˆ’1

3=

๐‘งโˆ’4

4 0,7

Kemudian carilah hasil proyeksi garis fuzzy ๐‘” terhadap bidang fuzzy ๐‘‰ .

Page 88: PROYEKSI GEOMETRI FUZZY PADA RUANG SKRIPSIetheses.uin-malang.ac.id/6552/1/08610024.pdfpada geometri tegas unsur-unsurnya hanya ada dan tidak ada, pada geometri fuzzy unsur-unsur tersebut

68

Penyelesaian 3

1. Diberikan garis fuzzy ๐‘” = ๐‘ฅ+5

2=

๐‘ฆโˆ’1

3=

๐‘งโˆ’4

4 0,7 sebagai unsur yang

diproyeksikan dan bidang fuzzy ๐‘‰ = (โˆ’2๐‘ฅ โˆ’ 3๐‘ฆ โˆ’ 4๐‘ง = โˆ’9|0,5) sebagai

unsur proyektor.

2. Sebelum mencari hasil proyeksi, peneliti terlebih dahulu melakukan

pengecekan apakah permasalahan ini termasuk dalam kategori garis fuzzy ๐‘”

yang tegak lurus dengan bidang fuzzy ๐‘‰ . Jika vektor arah garis fuzzy sama atau

berkelipatan dengan vektor normal bidang fuzzy maka keduanya saling tegak

lurus.

Diketahui vektor arah garis fuzzy ๐‘” = [2, 3, 4] dan normal bidang fuzzy ๐‘‰

= [-2, -3, -4] saling berkelipatan, yaitu [2, 3, 4] = -1 [2, 3, 4] berarti

terbukti garis fuzzy ๐‘” tegak lurus dengan bidang fuzzy ๐‘‰ .

Setelah itu, peneliti mencari jarak terdekat antara garis fuzzy ๐‘” dengan bidang

fuzzy ๐‘‰ yang dinotasikan dengan ๐‘ฃ. karena garis fuzzy ๐‘” dengan bidang fuzzy ๐‘‰

saling berpotongan maka ๐‘ฃ = 0. Sedangkan untuk jarak antara titik fuzzy ๐‘” ๐‘–

dengan titik fuzzy ๐‘„ ๐‘– yang didefinisikan dengan ๐‘ค๐‘– , dengan

๐‘” ๐‘– = โˆ’5 ,1 ,4 , โˆ’7 , โˆ’2 ,0 , (โˆ’9 , โˆ’5 , โˆ’4), โ€ฆ , ๐‘” ๐‘›

Dan

๐‘„ ๐‘– = ๐‘„ ๐‘โˆ’๐‘› ๐‘– , โ€ฆ , โˆ’6 ,3 ,3 , โˆ’5 ,1 ,4 , โˆ’4 ,3 ,2 , โ€ฆ , ๐‘„ ๐‘+๐‘› ๐‘–

adalah sebagai berikut:

Tabel 3. 6 Tabel Perhitungan ๐‘ค๐‘–

๐‘ค๐‘– ๐‘„ ๐‘โˆ’๐‘› ๐‘– โ€ฆ ๐‘„ โˆ’6 ,3 ,3 ๐‘„ โˆ’5 ,1:4 ๐‘„ โˆ’4 ,3 ,2 โ€ฆ ๐บ ๐‘โˆ’๐‘› ๐‘–

๐‘” โˆ’5 ,1 ,4 ๐‘› โ€ฆ 2,449 0 3 โ€ฆ ๐‘›

Page 89: PROYEKSI GEOMETRI FUZZY PADA RUANG SKRIPSIetheses.uin-malang.ac.id/6552/1/08610024.pdfpada geometri tegas unsur-unsurnya hanya ada dan tidak ada, pada geometri fuzzy unsur-unsur tersebut

69

๐‘” โˆ’7 ,โˆ’2 ,0 ๐‘› โ€ฆ 5,916 5,385 6,164 โ€ฆ ๐‘›

๐‘” (โˆ’9 ,โˆ’5 ,โˆ’4) ๐‘› โ€ฆ 11,045 10,770 11,180 โ€ฆ ๐‘›

โ‹ฎ โ‹ฎ โ‹ฎ โ‹ฎ โ‹ฎ โ‹ฎ

๐‘” ๐‘› ๐‘› โ€ฆ ๐‘› ๐‘› ๐‘› โ€ฆ ๐‘›

Sumber: Peneliti

3. Selanjutnya mencari derajat keanggotaan relasi ๐œ‡๐‘… dengan fungsi

keanggotaan sebagai berikut:

๐œ‡๐‘… ๐‘” ๐‘– , ๐‘„ ๐‘– = ๐‘’โˆ’ ๐‘ค ๐‘–โˆ’๐‘ฃ 0,5

Didapatkan derajat keanggotaan relasi ๐œ‡๐‘… ๐‘” ๐‘– , ๐‘„ ๐‘– sebagai berikut:

Tabel 3. 7 Tabel Matriks Hasil Relasi Garis Fuzzy ๐‘” dengan Bidang Fuzzy ๐‘‰ , ๐‘” Tegak Lurus ๐‘‰

๐‘… ๐‘„ ๐‘โˆ’๐‘› ๐‘– โ€ฆ ๐‘„ โˆ’6 ,3 ,3 ๐‘„ โˆ’5 ,1:4 ๐‘„ โˆ’4 ,3 ,2 โ€ฆ ๐บ ๐‘โˆ’๐‘› ๐‘–

๐‘” โˆ’5 ,1 ,4 ๐‘› โ€ฆ 0,209 1 0,177 โ€ฆ ๐‘›

๐‘” โˆ’7 ,โˆ’2 ,0 ๐‘› โ€ฆ 0,088 0,098 0,084 โ€ฆ ๐‘›

๐‘” (โˆ’9 ,โˆ’5 ,โˆ’4) ๐‘› โ€ฆ 0,036 0,037 0,035 โ€ฆ ๐‘›

โ‹ฎ โ‹ฎ โ‹ฎ โ‹ฎ โ‹ฎ โ‹ฎ

๐‘” ๐‘› ๐‘› โ€ฆ ๐‘› ๐‘› ๐‘› โ€ฆ ๐‘›

Sumber: Peneliti

Selanjutnya mencari harga maksimum dari ๐œ‡๐‘… ๐‘” ๐‘– , ๐‘„ ๐‘– yang relatif terhadap

variabel ๐‘” ๐‘– dengan proyeksi relasi ๐‘… , yaitu ๐‘ ๐‘… โŠ‚ ๐‘„๐‘– , dengan fungsi

keanggotaan.

๐œ‡๐‘… ๐‘” , ๐‘„ ๐‘– = ๐œ‡๐‘ ๐‘… ๐‘„ ๐‘– = ๐‘” ๐‘–

โˆจ

๐œ‡๐‘… ๐‘” ๐‘– , ๐‘„ ๐‘–

Sehingga didapatkan

๐œ‡๐‘… ๐‘” , ๐‘„ ๐‘โˆ’๐‘› ๐‘– = maks ๐‘›, ๐‘›, ๐‘›, โ€ฆ ๐‘›๐‘– = ๐‘›

โ‹ฎ

Page 90: PROYEKSI GEOMETRI FUZZY PADA RUANG SKRIPSIetheses.uin-malang.ac.id/6552/1/08610024.pdfpada geometri tegas unsur-unsurnya hanya ada dan tidak ada, pada geometri fuzzy unsur-unsur tersebut

70

๐œ‡๐‘… ๐‘” , ๐‘„ โˆ’6 ,3 ,3 = maks 0,209 , 0,088 ,0,036 ,โ€ฆ , ๐‘›๐‘– = 0,209

๐œ‡๐‘… ๐‘” , ๐‘„ โˆ’5 ,1 ,4 = maks 1 ,0,098 ,0,084 , โ€ฆ , ๐‘›๐‘– = 1

๐œ‡๐‘… ๐‘” , ๐‘„ โˆ’4 ,3 ,2 = maks 0,177 ,0,084 ,0,035 ,โ€ฆ , ๐‘›๐‘– = 0,177

โ‹ฎ

๐œ‡๐‘… ๐‘” , ๐‘„ ๐‘+๐‘› ๐‘– = maks ๐‘›, ๐‘›, ๐‘›, โ€ฆ ๐‘›๐‘– = ๐‘›

4. Selanjutnya mencari hasil perkalian derajat keanggotaan ketebalan titik fuzzy

yang diproyeksikan ๐œ‡๐‘  dan derajat keanggotaan relasi ๐œ‡๐‘… , yang didefinisikan

dengan ๐œ‡๐‘˜

๐œ‡๐‘˜(๐‘” , ๐‘„ ๐‘–) = {((๐‘” , ๐‘„ ๐‘โˆ’๐‘›๐‘–)|๐‘›๐‘–), โ€ฆ , ((๐‘” , ๐‘„ โˆ’6 ,3 ,3 )|0,7 ร— 0,209),

((๐‘” , ๐‘„ โˆ’5 ,1 ,4 )| 0,7 ร— 1), ((๐‘” ,๐‘„ โˆ’4 ,3 ,2 )|0,7 ร—

0,177), โ€ฆ , ((๐‘” , ๐‘„ ๐‘+๐‘› ๐‘–)|๐‘›๐‘–)}

= {((๐‘” , ๐‘„ ๐‘โˆ’๐‘› ๐‘–)|๐‘›๐‘–), โ€ฆ , ((๐‘” ,๐‘„ โˆ’6 ,3 ,3 )|0,146), ((๐‘” ,๐‘„ โˆ’5 ,1:4 )|0,7)

((๐‘” , ๐‘„ โˆ’4 ,3 ,2 )|0,124),โ€ฆ , ((๐‘” ,๐‘„ ๐‘+๐‘› ๐‘–)|๐‘›๐‘–)}

Kemudian mencari derajat keanggotaan ketebalan masing-masing titik fuzzy

hasil proyeksi (๐œ‡๐‘” โ€ฒ ๐‘” , ๐‘„ ๐‘– ) yang merupakan irisan ๐œ‡๐‘˜ (๐‘” ,๐‘„ ๐‘–) dengan ๐œ‡๐‘‰ .

๐œ‡๐‘” โ€ฒ ๐‘” , ๐‘„ ๐‘– = {((๐‘” , ๐‘„ ๐‘โˆ’๐‘›๐‘–)| min ๐‘›๐‘– , 0,5 ), โ€ฆ , (๐‘” , ๐‘„ โˆ’6 ,3 ,3 )| min 0,146 , 0,5 ),

((๐‘” , ๐‘„ โˆ’5 ,1 ,4 )| min 0,7 , 0,5 ), ((๐‘” , ๐‘„ โˆ’4 ,3 ,2 )| min 0,124 , 0,5 )

, โ€ฆ , ((๐‘” , ๐‘„ ๐‘+๐‘› ๐‘–)| min ๐‘›๐‘– , 0,5 )}

= {((๐‘” ,๐‘„ ๐‘โˆ’๐‘› ๐‘–)|๐‘›๐‘–), โ€ฆ , ((๐‘” , ๐‘„ โˆ’6 ,3 ,3 )|0,146), ((๐‘” , ๐‘„ โˆ’5 ,1:4 )|

0,5)((๐‘” ,๐‘„ โˆ’4 ,3 ,2 )|0,124),โ€ฆ , ((๐‘” ,๐‘„ ๐‘+๐‘› ๐‘–)|๐‘›๐‘–)}

5. Jadi didapatkan hasil proyeksi garis fuzzy berupa bidang fuzzy sebagai berikut:

๐‘”โ€ฒ โ‰ก {โˆ’2๐‘ฅ โˆ’ 3๐‘ฆ โˆ’ 4๐‘ง = โˆ’9|๐œ‡๐‘” โ€ฒ }

Page 91: PROYEKSI GEOMETRI FUZZY PADA RUANG SKRIPSIetheses.uin-malang.ac.id/6552/1/08610024.pdfpada geometri tegas unsur-unsurnya hanya ada dan tidak ada, pada geometri fuzzy unsur-unsur tersebut

71

Dengan ketebalan:

๐œ‡๐‘” โ€ฒ ๐‘” , ๐‘„ ๐‘– = {((๐‘” , ๐‘„ ๐‘โˆ’๐‘› ๐‘–)|๐‘›๐‘–), โ€ฆ , ((๐‘” , ๐‘„ โˆ’6 ,3 ,3 )|0,146),

((๐‘” , ๐‘„ โˆ’5 ,1 ,4 )|0,5), ((๐‘” , ๐‘„ โˆ’4 ,3 ,2 )|0,124),โ€ฆ , ((๐‘” ,๐‘„ ๐‘+๐‘› ๐‘–)|๐‘›๐‘–)}

Tampak dari samping

Gambar 3. 6 Hasil Proyeksi Bidang Fuzzy ๐‘‰ = {โˆ’2๐‘ฅ โˆ’ 3๐‘ฆ โˆ’ 4๐‘ง = โˆ’9|0,5} pada Garis Fuzzy

๐‘” = ๐‘ฅ+5

2=

๐‘ฆโˆ’1

3=

๐‘งโˆ’4

4 0,7

Keterangan:

= Garis ๐‘” yang diproyeksikan.

= Bidang ๐‘‰ sebagai proyektor sekaligus hasil proyeksi yang mana ๐‘”โ€ฒ โˆˆ ๐‘‰

B. Proyeksi Garis Fuzzy ๐’ˆ pada Bidang Fuzzy ๐‘ฝ Jika Garis ๐’ˆ Saling Sejajar

dengan Bidang ๐‘ฝ

Gambar 3. 7 Proyeksi Geometri Fuzzy Garis Fuzzy ๐‘” Terhadap Bidang Fuzzy ๐‘‰ , ๐‘” Sejajar ๐‘‰

Page 92: PROYEKSI GEOMETRI FUZZY PADA RUANG SKRIPSIetheses.uin-malang.ac.id/6552/1/08610024.pdfpada geometri tegas unsur-unsurnya hanya ada dan tidak ada, pada geometri fuzzy unsur-unsur tersebut

72

Kemungkinan ini terjadi jika dan hanya jika hasil kali titik fuzzy kedua

vektor bernilai nol (๐‘” . ๐‘‰ = 0) dengan kata lain (aA+bB+cC = 0) serta sebarang

titik fuzzy ๐ด pada ๐‘” tidak terletak pada bidang fuzzy ๐‘‰ . Untuk mengetahui hasil

proyeksi fuzzy dapat dicari dengan langkah-langkah sebagai berikut:

1. Diberikan garis fuzzy ๐‘” sebagai unsur yang diproyeksikan dan bidang fuzzy

sebagai unsur proyektor.

๐‘” (๐‘ฅ๐‘” , ๐‘ฆ๐‘” , ๐‘ง๐‘” ) merupakan titik fuzzy pada garis fuzzy ๐‘” , dan persamaan bidang

fuzzy ๐‘‰ โ‰ก {๐ด๐‘ฅ + ๐ต๐‘ฆ + ๐ถ๐‘ง = ๐ท | ๐œ‡๐‘‰ }. Menurut Soebari (1995:17) jarak

terdekat antara garis fuzzy ๐‘” dengan bidang fuzzy ๐‘‰ , yang dinotasikan ๐‘ฃ dengan

syarat ๐‘ฃ merupakan panjang garis fuzzy hubung ๐‘” dengan bidang fuzzy ๐‘‰ ,

dimana ๐‘ฃ tegak lurus dengan garis fuzzy ๐‘” dan bidang fuzzy ๐‘‰ , dan dapat dicari

dengan langkah sebagai berikut :

๐‘ฃ = ๐ด๐‘ฅ๐‘” + ๐ต๐‘ฆ๐‘” + ๐ถ๐‘ง๐‘” + ๐ท|

๐ด2 + ๐ต2 + ๐ถ2

2. Kemudian menurut Larson dan Edward (2010:765) dapat dicari jarak antara

titik fuzzy ๐‘” ๐‘–(๐‘ฅ๐‘” ๐‘–, ๐‘ฆ๐‘” ๐‘–

, ๐‘ง๐‘” ๐‘–), ๐‘”๐‘– โˆˆ ๐‘” dengan titik fuzzy ๐‘„ ๐‘– ๐‘ฅ๐‘„ ๐‘–

, ๐‘ฆ๐‘„ ๐‘–, ๐‘ง๐‘„ ๐‘–

, ๐‘„ ๐‘– โˆˆ

๐‘‰ . dimana ๐‘ค adalah jarak antara titik fuzzy ๐‘” ๐‘– dengan titik fuzzy ๐‘„ ๐‘– , dan

peneliti definisikan similar dengan persamaan (3) pada bab sebelumnya yaitu

sebagai berikut:

๐‘ค๐‘– = ๐‘ฅ๐‘„ ๐‘–โˆ’ ๐‘ฅ๐‘” ๐‘–

2

+ ๐‘ฆ๐‘„ ๐‘–โˆ’ ๐‘ฆ๐‘” ๐‘–

2

+ ๐‘ง๐‘„ ๐‘–โˆ’ ๐‘ง๐‘” ๐‘–

2

3. Selanjutnya menurut Djauhari (1990: 55) dapat dicari derajat keanggotaan

relasi ๐œ‡๐‘… antara garis fuzzy ๐‘” dengan bidang fuzzy ๐‘‰ , dengan ๐‘… merupakan

Page 93: PROYEKSI GEOMETRI FUZZY PADA RUANG SKRIPSIetheses.uin-malang.ac.id/6552/1/08610024.pdfpada geometri tegas unsur-unsurnya hanya ada dan tidak ada, pada geometri fuzzy unsur-unsur tersebut

73

notasi relasi dari titik-titik fuzzy pada garis fuzzy ๐‘” ke titik-titik fuzzy pada

bidang fuzzy ๐‘‰ , ๐‘… โŠ‚ ๐‘” ร— ๐‘‰

๐‘… = ๐‘”๐‘– , ๐‘„๐‘– |๐œ‡๐‘… ๐‘”๐‘– , ๐‘„๐‘–

| ๐‘”๐‘– , ๐‘„๐‘– โˆˆ ๐‘” ร— ๐‘‰

dengan

๐‘”๐‘– = Titik-titik fuzzy elemen pada garis fuzzy ๐‘” , {๐‘”๐‘– โˆˆ ๐‘” , ๐‘– = 1,2,3, โ€ฆ , ๐‘›๐‘–}

๐‘„๐‘– = Titik-titik fuzzy elemen pada bidang fuzzy ๐‘‰ ,

๐‘„๐‘– โˆˆ ๐‘‰ , ๐‘– = ๐‘ โˆ’ ๐‘›๐‘– , โ€ฆ , ๐‘ โˆ’ 2, ๐‘ โˆ’ 1, ๐‘, ๐‘ + 1, ๐‘ + 2, โ€ฆ , ๐‘ + ๐‘›๐‘–}

Derajat keanggotaan relasi ๐œ‡๐‘… bisa diketahui dengan fungsi berikut :

๐œ‡๐‘… ๐‘”๐‘– , ๐‘„ ๐‘– = ๐‘’โˆ’(๐‘ค ๐‘–โˆ’๐‘ฃ)0,5

Dimana

๐‘ฃ = Jarak terdekat garis fuzzy ๐‘” pada bidang fuzzy ๐‘‰

๐‘ค๐‘– = Jarak antara titik fuzzy ๐‘”๐‘– dengan ๐‘„ ๐‘–

Derajat keanggotaan relasi tersebut merupakan representasi dari seberapa besar

atau kuat relasi antara titik fuzzy ๐‘” ๐‘– dengan garis fuzzy ๐‘‰ , dengan berasumsi

jika jarak antara titik fuzzy ๐‘” ๐‘–dengan ๐‘„ ๐‘– โˆˆ ๐‘‰ semakin dekat, maka kekuatan ๐œ‡๐‘…

semakin besar. Sedangkan jika jarak antara titik fuzzy ๐‘” ๐‘–dengan ๐‘„ ๐‘– semakin

jauh maka berlaku sebaliknya. Dan kekuatan relasi tersebut masih berada

dalam interval 0,1 . relasi tersebut dapat digambar ke dalam tabel matriks

berikut:

Tabel 3. 8 Tabel Matriks Relasi Garis Fuzzy ๐‘” dengan Bidang Fuzzy ๐‘‰ , dimana ๐‘” Sejajar ๐‘‰

๐œ‡๐‘… ๐‘” ๐‘– ,๐‘„ ๐‘–

๐‘… ๐‘„ ๐‘โˆ’๐‘›๐‘– โ€ฆ ๐‘„ ๐‘โˆ’1 ๐‘„ ๐‘ ๐‘„ ๐‘+1 โ€ฆ ๐‘„ ๐‘โˆ’๐‘›๐‘–

๐‘” 1 ๐œ‡๐‘… ๐‘” 1, ๐‘„ ๐‘โˆ’๐‘›๐‘– โ€ฆ ๐œ‡๐‘… ๐‘” 1, ๐‘„ ๐‘โˆ’1 ๐œ‡๐‘… ๐‘” 1, ๐‘„ ๐‘ ๐œ‡๐‘… ๐‘” 1, ๐‘„ ๐‘+1 โ€ฆ ๐œ‡๐‘… ๐‘” 1, ๐‘„ ๐‘โˆ’๐‘›๐‘–

๐‘” 2 ๐œ‡๐‘… ๐‘” 2, ๐‘„ ๐‘โˆ’๐‘›๐‘– โ€ฆ ๐œ‡๐‘… ๐‘” 2, ๐‘„ ๐‘โˆ’1 ๐œ‡๐‘… ๐‘” 2, ๐‘„ ๐‘ ๐œ‡๐‘… ๐‘” 2, ๐‘„ ๐‘+1 โ€ฆ ๐œ‡๐‘… ๐‘” 2, ๐‘„ ๐‘โˆ’๐‘›๐‘–

Page 94: PROYEKSI GEOMETRI FUZZY PADA RUANG SKRIPSIetheses.uin-malang.ac.id/6552/1/08610024.pdfpada geometri tegas unsur-unsurnya hanya ada dan tidak ada, pada geometri fuzzy unsur-unsur tersebut

74

๐‘” 3 ๐œ‡๐‘… ๐‘” 3, ๐‘„ ๐‘โˆ’๐‘›๐‘– โ€ฆ ๐œ‡๐‘… ๐‘” 3, ๐‘„ ๐‘โˆ’1 ๐œ‡๐‘… ๐‘” 3, ๐‘„ ๐‘ ๐œ‡๐‘… ๐‘” 3, ๐‘„ ๐‘+1 โ€ฆ ๐œ‡๐‘… ๐‘” 3, ๐‘„๐‘โˆ’๐‘›๐‘–

โ‹ฎ โ‹ฎ โ‹ฎ โ‹ฎ โ‹ฎ โ‹ฎ

๐‘” ๐‘› ๐œ‡๐‘… ๐‘” ๐‘› , ๐‘„ ๐‘โˆ’๐‘›๐‘– โ€ฆ ๐œ‡๐‘… ๐‘” ๐‘› , ๐‘„ ๐‘โˆ’1 ๐œ‡๐‘… ๐‘” ๐‘› , ๐‘„ ๐‘ ๐œ‡๐‘… ๐‘” ๐‘› , ๐‘„ ๐‘+1 โ€ฆ ๐œ‡๐‘… ๐‘”๐‘› , ๐‘„ ๐‘โˆ’๐‘›๐‘–

Sumber: Djauhari, 1990:55

Karena tabel 3.8 di atas terdiri dari satu kolom dan ๐‘› baris, maka di ambil

harga maksimum dari ๐œ‡๐‘… ๐‘” ๐‘– , ๐‘„ ๐‘– yang relatif terhadap variabel ๐‘” ๐‘– , sehingga

diperoleh satu nilai ๐œ‡๐‘… ๐‘” ๐‘– , ๐‘„ ๐‘– yang mewakili ๐‘› baris untuk setiap kolom,

untuk mencari harga maksimum dari ๐œ‡๐‘… ๐‘” ๐‘– , ๐‘„ ๐‘– yang relatif terhadap variabel

๐‘” ๐‘– digunakan proyeksi relasi ๐‘… , yaitu ๐‘ ๐‘… โŠ‚ ๐‘„ ๐‘– , dengan fungsi keanggotaan

sebagai berikut (Maman, 1990:55):

๐œ‡๐‘… ๐‘” , ๐‘„ ๐‘– = ๐œ‡๐‘ ๐‘… ๐‘„ ๐‘– = ๐‘” โˆจ

๐œ‡๐‘… ๐‘” ๐‘– , ๐‘„ ๐‘–

Sehingga didapatkan

๐œ‡๐‘… ๐‘” , ๐‘„ ๐‘โˆ’๐‘› ๐‘– = maks ๐œ‡๐‘… ๐‘” 1 , ๐‘„ ๐‘โˆ’๐‘› ๐‘–

, ๐œ‡๐‘… ๐‘” 2, ๐‘„ ๐‘โˆ’๐‘› ๐‘– , โ€ฆ , ๐œ‡๐‘… ๐‘” ๐‘› , ๐‘„ ๐‘โˆ’๐‘› ๐‘–

โ‹ฎ

๐œ‡๐‘… ๐‘” , ๐‘„ ๐‘โˆ’1 = maks ๐œ‡๐‘… ๐‘” 1 , ๐‘„ ๐‘โˆ’1 , ๐œ‡๐‘… ๐‘” 2, ๐‘„ ๐‘โˆ’1 , โ€ฆ , ๐œ‡๐‘… ๐‘” ๐‘› , ๐‘„ ๐‘โˆ’1

๐œ‡๐‘… ๐‘” , ๐‘„ ๐‘ = maks ๐œ‡๐‘… ๐‘” 1 , ๐‘„ ๐‘ , ๐œ‡๐‘… ๐‘” 2, ๐‘„ ๐‘ , โ€ฆ , ๐œ‡๐‘… ๐‘” ๐‘› , ๐‘„ ๐‘

๐œ‡๐‘… ๐‘” , ๐‘„ ๐‘+1 = maks ๐œ‡๐‘… ๐‘” 1 , ๐‘„ ๐‘+1 , ๐œ‡๐‘… ๐‘” 2, ๐‘„ ๐‘+1 , โ€ฆ , ๐œ‡๐‘… ๐‘” ๐‘› , ๐‘„ ๐‘+1

โ‹ฎ

๐œ‡๐‘… ๐‘” , ๐‘„ ๐‘+๐‘› ๐‘– = maks ๐œ‡๐‘… ๐‘” 1 , ๐‘„ ๐‘+๐‘› ๐‘–

, ๐œ‡๐‘… ๐‘” 2, ๐‘„ ๐‘+๐‘› ๐‘– , โ€ฆ , ๐œ‡๐‘… ๐‘” ๐‘› , ๐‘„ ๐‘+๐‘› ๐‘–

Sehingga peneliti memperoleh derajat keanggotaan relasi garis fuzzy ๐‘” pada

bidang fuzzy ๐‘‰ dengan ๐œ‡๐‘… ๐‘” , ๐‘„ ๐‘– sebagai berikut:

๐œ‡๐‘… (๐‘” , ๐‘„ ๐‘–) = {((๐‘” , ๐‘„ ๐‘โˆ’๐‘› ๐‘–)|1),โ€ฆ , ((๐‘” ,๐‘„ ๐‘โˆ’1)|1), ((๐‘” , ๐‘„ ๐‘)|1), ((๐‘” , ๐‘„ ๐‘+1)|1), โ€ฆ,

((๐‘” ,๐‘„ ๐‘+๐‘› ๐‘–)|1)}

Page 95: PROYEKSI GEOMETRI FUZZY PADA RUANG SKRIPSIetheses.uin-malang.ac.id/6552/1/08610024.pdfpada geometri tegas unsur-unsurnya hanya ada dan tidak ada, pada geometri fuzzy unsur-unsur tersebut

75

dimana ๐œ‡๐‘… ๐‘” ๐‘– , ๐‘„ ๐‘– = 1 , terjadi ketika relasi antara titik fuzzy ๐‘” ๐‘– dan titik fuzzy

๐‘„ ๐‘– bernilai sama dimana ๐‘ค๐‘– = ๐‘ฃ, sehingga harga maksimum dari ๐œ‡๐‘… ๐‘” ๐‘– , ๐‘„ ๐‘–

yang relatif terhadap variabel ๐‘” ๐‘– bernilai 1.

4. Setelah diketahui ๐œ‡๐‘… ๐‘” ๐‘– , ๐‘„ ๐‘– = 1, maka hasil perkalian derajat keanggotaan

ketebalan titik fuzzy yang diproyeksikan ๐œ‡๐‘” dan derajat keanggotaan relasi ๐œ‡๐‘… ,

yang didefinisikan dengan ๐œ‡๐‘˜ adalah ๐œ‡๐‘” sebagai berikut:

๐œ‡๐‘˜ (๐‘” , ๐‘„ ๐‘–) = {((๐‘” , ๐‘„ ๐‘โˆ’๐‘› ๐‘–)|๐œ‡๐‘” ), โ€ฆ , ((๐‘” ,๐‘„ ๐‘โˆ’1)|๐œ‡๐‘” ), ((๐‘” ,๐‘„ ๐‘)|๐œ‡๐‘” ),

((๐‘” ,๐‘„ ๐‘+1)|๐œ‡๐‘” ), โ€ฆ , ((๐‘” ,๐‘„ ๐‘+๐‘› ๐‘–)|๐œ‡๐‘” )}

Karena ๐œ‡๐‘˜ ๐‘” , ๐‘„ ๐‘– = ๐œ‡๐‘” , maka dapat dicari derajat keanggotaan ketebalan

masing-masing titik fuzzy hasil proyeksi (๐œ‡๐‘” โ€ฒ (๐‘” , ๐‘„๐‘–)) merupakan irisan dari

hasil hasil perkalian derajat keanggotaan ketebalan titik fuzzy yang

diproyeksikan dan derajat keanggotaan relasi ๐œ‡๐‘˜ (๐‘” , ๐‘„ ๐‘–) dengan derajat

keanggotaan ketebalan bidang fuzzy yang dinotasikan ๐œ‡๐‘‰ (Kusumadewi dan

Purnomo, 2004:25).

๐œ‡๐‘” โ€ฒ (๐‘” , ๐‘„ ๐‘โˆ’๐‘› ๐‘–) = min(๐œ‡๐‘” , ๐œ‡๐‘‰ )

โ‹ฎ

๐œ‡๐‘” โ€ฒ (๐‘” , ๐‘„ ๐‘โˆ’1) = min(๐œ‡๐‘” , ๐œ‡๐‘‰ )

๐œ‡๐‘” โ€ฒ (๐‘” , ๐‘„ ๐‘) = min(๐œ‡๐‘” , ๐œ‡๐‘‰ )

๐œ‡๐‘” โ€ฒ (๐‘” , ๐‘„ ๐‘+1) = min(๐œ‡๐‘” , ๐œ‡๐‘‰ )

โ‹ฎ

๐œ‡๐‘” โ€ฒ (๐‘” , ๐‘„ ๐‘+๐‘› ๐‘–) = min(๐œ‡๐‘” , ๐œ‡๐‘‰ )

5. Jadi didapatkan hasil proyeksi berupa bidang fuzzy ๐‘”โ€ฒ โˆˆ ๐‘‰

Page 96: PROYEKSI GEOMETRI FUZZY PADA RUANG SKRIPSIetheses.uin-malang.ac.id/6552/1/08610024.pdfpada geometri tegas unsur-unsurnya hanya ada dan tidak ada, pada geometri fuzzy unsur-unsur tersebut

76

๐‘”โ€ฒ โ‰ก ๐ด๐‘ฅ + ๐ต๐‘ฆ + ๐ถ๐‘ง + ๐ท = 0 ๐œ‡๐‘” โ€ฒ

Dengan ketebalan sebagai berikut:

๐œ‡๐‘” โ€ฒ = ๐œ‡๐‘” โˆฉ ๐œ‡๐‘‰

Contoh 4

Misal diberikan : Bidang fuzzy ๐‘‰ = (โˆ’2๐‘ฅ + 4๐‘ฆ โˆ’ 14๐‘ง โˆ’ 7 = 0|0,7) dan,

Persamaan garis fuzzy lurus ๐‘” = ๐‘ฅโˆ’2

3=

๐‘ฆ+3

โˆ’2=

๐‘งโˆ’6

โˆ’1 0,5

Kemudian carilah hasil proyeksi garis fuzzy ๐‘” terhadap bidang fuzzy ๐‘‰ .

Penyelesaian 4

1. Diberikan garis fuzzy ๐‘” = ๐‘ฅโˆ’2

3=

๐‘ฆ+3

โˆ’2=

๐‘งโˆ’6

โˆ’1 0,5 sebagai unsur yang

diproyeksikan dan Bidang fuzzy ๐‘‰ = (โˆ’2๐‘ฅ + 4๐‘ฆ โˆ’ 14๐‘ง โˆ’ 7 = 0|0,7) sebagai

unsur proyektor.

2. Sebelum mencari hasil proyeksi, peneliti menyelidiki terlebih dahulu apakah

permasalahan ini termasuk kategori garis fuzzy ๐‘” yang sejajar dengan bidang

fuzzy ๐‘‰ , dikatakan sejajar jika dan hanya jika hasil kali titik fuzzy kedua vektor

bernilai nol (๐‘” . ๐‘‰ = 0) dengan kata lain (aA+bB+cC = 0) serta sebarang titik

fuzzy ๐ด pada ๐‘” tidak terletak pada bidang fuzzy ๐‘‰ .

Diketahui vektor arah garis fuzzy ๐‘” = [3, -2, -1] dan normal bidang fuzzy

๐‘‰ = [-2, -4, -14] , selanjutnya akan diselidiki apakah hasil kali titik fuzzy

kedua vektor tersebut bernilai nol.

3, โˆ’2, โˆ’1 . โˆ’2, โˆ’4, โˆ’14 = 3 โˆ’2 + โˆ’2 4 + โˆ’1 โˆ’14

= โˆ’6 โˆ’ 8 + 14 = 0

Selanjutnya diselidiki apakan sebarang titik fuzzy A(2, -3, 6) pada g terletak

juga pada bidang fuzzy ๐‘‰ .

Page 97: PROYEKSI GEOMETRI FUZZY PADA RUANG SKRIPSIetheses.uin-malang.ac.id/6552/1/08610024.pdfpada geometri tegas unsur-unsurnya hanya ada dan tidak ada, pada geometri fuzzy unsur-unsur tersebut

77

๐‘‰ โ‰ก โˆ’2๐‘ฅ + 4๐‘ฆ โ€“ 14๐‘ง โˆ’ 7 = 0

= โˆ’2 2 + 4 โˆ’3 โˆ’ 14 6 โˆ’ 7

= โˆ’4 โˆ’ 12 โ€“ 84 โˆ’ 7 = โˆ’107 โ‰  0

Karena (๐‘” . ๐‘‰ = 0), tetapi untuk sebarang titik fuzzy A pada garis fuzzy ๐‘” tidak

terletak pada bidang fuzzy ๐‘‰ . Berarti garis fuzzy ๐‘” sejajar bidang fuzzy ๐‘‰ .

3. Pada permasalahan dalam kategori ini derajat keanggotaan ketebalan masing-

masing titik fuzzy hasil proyeksi (๐œ‡๐‘” โ€ฒ (๐‘” , ๐‘„๐‘–)), (๐‘„๐‘– โˆˆ ๐‘‰ ) merupakan irisan dari

derajat keanggotaan ketebalan garis fuzzy yang diproyeksikan ๐œ‡๐‘” dengan

derajat keanggotaan ketebalan bidang fuzzy proyektor ๐œ‡๐‘‰ .

๐œ‡๐‘” โ€ฒ (๐‘” , ๐‘„๐‘โˆ’๐‘› ๐‘–) = min(๐œ‡๐‘” , ๐œ‡๐‘‰ )

= min 0,5 , 0,7

= 0,5

4. Jadi didapatkan hasil proyeksi berupa bidang fuzzy

๐‘”โ€ฒ = {โˆ’2๐‘ฅ + 4๐‘ฆ โˆ’ 14๐‘ง โˆ’ 7 = 0|๐œ‡๐‘” โ€ฒ }

Karena ๐‘”โ€ฒ โˆˆ ๐‘‰ , dengan ketebalan sebagai berikut:

๐œ‡๐‘” โ€ฒ = ๐œ‡๐‘” โˆฉ ๐œ‡๐‘‰

Page 98: PROYEKSI GEOMETRI FUZZY PADA RUANG SKRIPSIetheses.uin-malang.ac.id/6552/1/08610024.pdfpada geometri tegas unsur-unsurnya hanya ada dan tidak ada, pada geometri fuzzy unsur-unsur tersebut

78

Tampak dari samping

Gambar 3. 8 Hasil Proyeksi Garis Fuzzy ๐‘” = ๐‘ฅโˆ’2

3=

๐‘ฆ+3

โˆ’2=

๐‘งโˆ’6

โˆ’1 0,5 pada Bidang Fuzzy

๐‘‰ = {โˆ’2๐‘ฅ + 4๐‘ฆ โˆ’ 14๐‘ง โˆ’ 7 = 0|0,7}

= Garis ๐‘” yang diproyeksikan.

= Bidang proyektor ๐‘‰ sekaligus hasil proyeksi berupa bidang ๐‘”โ€ฒ โˆˆ ๐‘‰ .

C. Proyeksi Garis Fuzzy ๐’ˆ pada Bidang Fuzzy ๐‘ฝ Jika Keduanya Tidak Saling

Tegak lurus dan Tidak Sejajar

Gambar 3. 9 Proyeksi Geometri Fuzzy Garis Fuzzy ๐‘” Terhadap Bidang Fuzzy ๐‘‰ dimana ๐‘”

Tidak Tegak lurus dan Tidak Sejajar Bidang ๐‘‰

Kemungkinan proyeksi ini terjadi jika dan hanya jika vektor arah garis

fuzzy tidak sama dengan vektor normal bidang fuzzy, hasil kali titik fuzzy kedua

vektor tidak sama dengan nol atau tidak sejajar dan sebarang titik fuzzy anggota

Page 99: PROYEKSI GEOMETRI FUZZY PADA RUANG SKRIPSIetheses.uin-malang.ac.id/6552/1/08610024.pdfpada geometri tegas unsur-unsurnya hanya ada dan tidak ada, pada geometri fuzzy unsur-unsur tersebut

79

garis fuzzy ๐‘” . Untuk mengetahui hasil proyeksi geometri fuzzy dapat dicari dengan

langkah-langkah sebagai berikut:

1. Diberikan garis fuzzy ๐‘” sebagai unsur yang diproyeksikan dan bidang fuzzy ๐‘‰

sebagai unsur proyektor.

2. ๐‘” ๐‘(๐‘ฅ๐‘” ๐‘ , ๐‘ฆ๐‘” ๐‘ , ๐‘ง๐‘” ๐‘ ) merupakan titik fuzzy pada garis fuzzy ๐‘” yang mempunyai

jarak terdekat dengan bidang fuzzy ๐‘‰ , dan ๐‘„ ๐‘(๐‘ฅ๐‘„ ๐‘ , ๐‘ฆ๐‘„ ๐‘ , ๐‘ง๐‘„ ๐‘ ) merupakan titik

fuzzy pada bidang fuzzy ๐‘‰ dimana ๐‘” ๐‘๐‘„ ๐‘ โŠฅ ๐‘‰ , menurut Larson dan Edward

(2010: 765) dapat dicari jarak terdekat antara garis fuzzy ๐‘” dengan bidang fuzzy

๐‘‰ , yang dinotasikan ๐‘ฃ dengan syarat garis fuzzy ๐‘” tidak berpotongan dengan

bidang fuzzy ๐‘‰ . Jika garis fuzzy ๐‘” berpotongan dengan bidang fuzzy ๐‘‰ , maka ๐‘ฃ

bernilai 0, jika tidak berpotongan maka dapat dicari dengan langkah yang

peneliti definisikan similar dengan persamaan (3) pada bab sebelumnya yaitu

sebagai berikut :

๐‘ฃ = ๐‘ฅ๐‘„ ๐‘ โˆ’ ๐‘ฅ๐‘” ๐‘ 2

+ ๐‘ฆ๐‘„ ๐‘ โˆ’ ๐‘ฆ๐‘” ๐‘ 2

+ ๐‘ง๐‘„ ๐‘ โˆ’ ๐‘ง๐‘” ๐‘ 2

Kemudian menurut Larson dan Edward (2010: 765) dapat dicari jarak antara

titik fuzzy ๐‘” ๐‘–(๐‘ฅ๐‘” ๐‘–, ๐‘ฆ๐‘” ๐‘–

, ๐‘ง๐‘” ๐‘–), ๐‘”๐‘– โˆˆ ๐‘” dengan titik fuzzy ๐‘„ ๐‘– ๐‘ฅ๐‘„ ๐‘–

, ๐‘ฆ๐‘„ ๐‘–, ๐‘ง๐‘„ ๐‘–

, ๐‘„ ๐‘– โˆˆ

๐‘‰ . dimana ๐‘ค adalah jarak antara titik fuzzy ๐‘” ๐‘– dengan titik fuzzy ๐‘„ ๐‘– yang

peneliti definisikan similar dengan persamaan (3) pada bab sebelumnya yaitu

sebagai berikut:

๐‘ค๐‘– = ๐‘ฅ๐‘„ ๐‘–โˆ’ ๐‘ฅ๐‘” ๐‘–

2

+ ๐‘ฆ๐‘„ ๐‘–โˆ’ ๐‘ฆ๐‘” ๐‘–

2

+ ๐‘ง๐‘„ ๐‘–โˆ’ ๐‘ง๐‘” ๐‘–

2

3. Selanjutnya menurut Djauhari (1990:55) dapat dicari derajat keanggotaan relasi

๐œ‡๐‘… antara garis fuzzy ๐‘” dengan bidang fuzzy ๐‘‰ , dengan ๐‘… merupakan notasi

Page 100: PROYEKSI GEOMETRI FUZZY PADA RUANG SKRIPSIetheses.uin-malang.ac.id/6552/1/08610024.pdfpada geometri tegas unsur-unsurnya hanya ada dan tidak ada, pada geometri fuzzy unsur-unsur tersebut

80

relasi dari titik-titik fuzzy pada garis fuzzy ๐‘” ke titik-titik fuzzy pada bidang

fuzzy ๐‘‰ , ๐‘… โŠ‚ ๐‘” ร— ๐‘‰ sebagai berikut:

๐‘… = ๐‘”๐‘– , ๐‘„๐‘– |๐œ‡๐‘… ๐‘”๐‘– , ๐‘„๐‘–

| ๐‘”๐‘– , ๐‘„๐‘– โˆˆ ๐‘” ร— ๐‘‰

dengan

๐‘”๐‘– = Titik-titik fuzzy elemen pada garis fuzzy ๐‘” , {๐‘”๐‘– โˆˆ ๐‘” , ๐‘– = ๐‘ โˆ’

๐‘›๐‘– , โ€ฆ , ๐‘ โˆ’ 2, ๐‘ โˆ’ 1, ๐‘, ๐‘ + 1, ๐‘ + 2, โ€ฆ , ๐‘ + ๐‘›๐‘–}

๐‘„๐‘– = Titik-titik fuzzy elemen pada bidang fuzzy ๐‘‰ , ๐‘„๐‘–

โˆˆ ๐‘‰ , ๐‘– = ๐‘ โˆ’

๐‘›๐‘– , โ€ฆ , ๐‘ โˆ’ 2, ๐‘ โˆ’ 1, ๐‘, ๐‘ + 1, ๐‘ + 2, โ€ฆ , ๐‘ + ๐‘›๐‘–}

Derajat keanggotaan relasi ๐œ‡๐‘… bisa diketahui dengan fungsi berikut :

๐œ‡๐‘… ๐‘”๐‘– , ๐‘„ ๐‘– = ๐‘’โˆ’(๐‘ค ๐‘–โˆ’๐‘ฃ)0,5

dengan

๐‘ฃ = Jarak terdekat garis fuzzy ๐‘” pada bidang fuzzy ๐‘‰

๐‘ค๐‘– = Jarak antara titik fuzzy ๐‘”๐‘– dengan ๐‘„ ๐‘–

Derajat keanggotaan relasi tersebut merupakan representasi dari seberapa besar

atau kuat relasi antara titik fuzzy ๐‘”๐‘– dengan bidang fuzzy ๐‘‰ , dengan berasumsi

jika jarak antara titik fuzzy ๐‘”๐‘– dengan ๐‘„ ๐‘– โˆˆ ๐‘‰ semakin dekat, maka kekuatan ๐œ‡๐‘…

semakin besar. Sedangkan jika jarak antara titik fuzzy ๐‘”๐‘– dengan ๐‘„ ๐‘– semakin

jauh maka berlaku sebaliknya. Akan tetapi kekuatan relasi tersebut masih

berada dalam interval 0,1 .

Relasi tersebut dapat digambar ke dalam tabel matriks berikut:

Tabel 3. 9 Tabel Matriks Relasi Garis Fuzzy ๐‘” dan Bidang Fuzzy ๐‘‰ , dimana ๐‘” Tidak Tegak

Lurus dan Tidak Sejajar ๐‘‰ , ๐œ‡๐‘… ๐‘” ๐‘– , ๐‘„ ๐‘–

๐‘… ๐‘„ ๐‘โˆ’๐‘›๐‘– โ€ฆ ๐‘„ ๐‘โˆ’1 ๐‘„ ๐‘ ๐‘„ ๐‘+1 โ€ฆ ๐‘„ ๐‘โˆ’๐‘›๐‘–

๐‘” 1 ๐œ‡๐‘… ๐‘” 1, ๐‘„ ๐‘โˆ’๐‘›๐‘– โ€ฆ ๐œ‡๐‘… ๐‘” 1, ๐‘„ ๐‘โˆ’1 ๐œ‡๐‘… ๐‘” 1, ๐‘„ ๐‘ ๐œ‡๐‘… ๐‘” 1, ๐‘„ ๐‘+1 โ€ฆ ๐œ‡๐‘… ๐‘” 1, ๐‘„ ๐‘โˆ’๐‘›๐‘–

๐‘” 2 ๐œ‡๐‘… ๐‘” 2, ๐‘„ ๐‘โˆ’๐‘›๐‘– โ€ฆ ๐œ‡๐‘… ๐‘” 2, ๐‘„ ๐‘โˆ’1 ๐œ‡๐‘… ๐‘” 2, ๐‘„ ๐‘ ๐œ‡๐‘… ๐‘” 2, ๐‘„ ๐‘+1 โ€ฆ ๐œ‡๐‘… ๐‘” 2, ๐‘„ ๐‘โˆ’๐‘›๐‘–

Page 101: PROYEKSI GEOMETRI FUZZY PADA RUANG SKRIPSIetheses.uin-malang.ac.id/6552/1/08610024.pdfpada geometri tegas unsur-unsurnya hanya ada dan tidak ada, pada geometri fuzzy unsur-unsur tersebut

81

๐‘” 3 ๐œ‡๐‘… ๐‘” 3, ๐‘„ ๐‘โˆ’๐‘›๐‘– โ€ฆ ๐œ‡๐‘… ๐‘” 3, ๐‘„ ๐‘โˆ’1 ๐œ‡๐‘… ๐‘” 3, ๐‘„ ๐‘ ๐œ‡๐‘… ๐‘” 3, ๐‘„ ๐‘+1 โ€ฆ ๐œ‡๐‘… ๐‘” 3, ๐‘„๐‘โˆ’๐‘›๐‘–

โ‹ฎ โ‹ฎ โ‹ฎ โ‹ฎ โ‹ฎ โ‹ฎ

๐‘” ๐‘› ๐œ‡๐‘… ๐‘” ๐‘› , ๐‘„ ๐‘โˆ’๐‘›๐‘– โ€ฆ ๐œ‡๐‘… ๐‘” ๐‘› , ๐‘„ ๐‘โˆ’1 ๐œ‡๐‘… ๐‘” ๐‘› , ๐‘„ ๐‘ ๐œ‡๐‘… ๐‘” ๐‘› , ๐‘„ ๐‘+1 โ€ฆ ๐œ‡๐‘… ๐‘”๐‘› , ๐‘„ ๐‘โˆ’๐‘›๐‘–

Sumber: Djauhari, 1990:55

Karena tabel di atas terdiri dari satu kolom dan ๐‘› baris, maka di ambil harga

maksimum dari ๐œ‡๐‘… ๐‘” ๐‘– , ๐‘„ ๐‘– yang relatif terhadap variabel ๐‘” ๐‘– , sehingga

diperoleh satu nilai ๐œ‡๐‘… ๐‘” ๐‘– , ๐‘„ ๐‘– yang mewakili ๐‘› baris untuk setiap kolom,

untuk mencari harga maksimum dari ๐œ‡๐‘… ๐‘” ๐‘– , ๐‘„ ๐‘– yang relatif terhadap variabel

๐‘” ๐‘– digunakan proyeksi relasi ๐‘… , yaitu ๐‘ ๐‘… โŠ‚ ๐‘„ ๐‘– , dengan fungsi keanggotaan

sebagai berikut (Maman, 1990:55):

๐œ‡๐‘… ๐‘” , ๐‘„ ๐‘– = ๐œ‡๐‘ ๐‘… ๐‘„ ๐‘– = ๐‘” ๐‘–

โˆจ

๐œ‡๐‘… ๐‘” ๐‘– , ๐‘„ ๐‘–

Sehingga didapatkan

๐œ‡๐‘… ๐‘” , ๐‘„ ๐‘โˆ’๐‘› ๐‘– = maks ๐œ‡๐‘… ๐‘” 1 , ๐‘„ ๐‘โˆ’๐‘› ๐‘–

, ๐œ‡๐‘… ๐‘” 2, ๐‘„ ๐‘โˆ’๐‘› ๐‘– , , ๐œ‡๐‘… ๐‘” ๐‘› , ๐‘„ ๐‘โˆ’๐‘› ๐‘–

โ‹ฎ

๐œ‡๐‘… ๐‘” , ๐‘„ ๐‘โˆ’1 = maks ๐œ‡๐‘… ๐‘” 1 , ๐‘„ ๐‘โˆ’1 , ๐œ‡๐‘… ๐‘” 2, ๐‘„ ๐‘โˆ’1 , โ€ฆ , ๐œ‡๐‘… ๐‘” ๐‘› , ๐‘„ ๐‘โˆ’1

๐œ‡๐‘… ๐‘” , ๐‘„ ๐‘ = maks ๐œ‡๐‘… ๐‘” 1 , ๐‘„ ๐‘ , ๐œ‡๐‘… ๐‘” 2, ๐‘„ ๐‘ , โ€ฆ , ๐œ‡๐‘… ๐‘” ๐‘› , ๐‘„ ๐‘

๐œ‡๐‘… ๐‘” , ๐‘„ ๐‘+1 = maks ๐œ‡๐‘… ๐‘” 1 , ๐‘„ ๐‘+1 , ๐œ‡๐‘… ๐‘” 2, ๐‘„ ๐‘+1 , โ€ฆ , ๐œ‡๐‘… ๐‘” ๐‘› , ๐‘„ ๐‘+1

โ‹ฎ

๐œ‡๐‘… ๐‘” , ๐‘„ ๐‘+๐‘› ๐‘– = maks ๐œ‡๐‘… ๐‘” 1 , ๐‘„ ๐‘+๐‘› ๐‘–

, ๐œ‡๐‘… ๐‘” 2, ๐‘„ ๐‘+๐‘› ๐‘– , , ๐œ‡๐‘… ๐‘” ๐‘› , ๐‘„ ๐‘+๐‘› ๐‘–

Sehingga peneliti memperoleh derajat keanggotaan relasi garis fuzzy ๐‘” pada

bidang fuzzy ๐‘‰ dengan ๐œ‡๐‘… ๐‘” , ๐‘„ ๐‘– sebagai berikut:

๐œ‡๐‘… (๐‘” , ๐‘„ ๐‘–) = {((๐‘” , ๐‘„ ๐‘โˆ’๐‘› ๐‘–)|๐œ‡๐‘… (๐‘” , ๐‘„ ๐‘โˆ’๐‘› ๐‘–

)), โ€ฆ , ((๐‘” , ๐‘„ ๐‘โˆ’1)|๐œ‡๐‘… (๐‘” , ๐‘„ ๐‘โˆ’1)),

((๐‘” , ๐‘„ ๐‘)|๐œ‡๐‘… (๐‘” , ๐‘„ ๐‘)), ((๐‘” ,๐‘„ ๐‘+1)|๐œ‡๐‘… (๐‘” , ๐‘„ ๐‘+1)), โ€ฆ,

Page 102: PROYEKSI GEOMETRI FUZZY PADA RUANG SKRIPSIetheses.uin-malang.ac.id/6552/1/08610024.pdfpada geometri tegas unsur-unsurnya hanya ada dan tidak ada, pada geometri fuzzy unsur-unsur tersebut

82

((๐‘” , ๐‘„ ๐‘+๐‘› ๐‘–)|๐œ‡๐‘… (๐‘” , ๐‘„ ๐‘+๐‘› ๐‘–

))}

4. Selanjutnya dicari hasil perkalian derajat keanggotaan ketebalan titik fuzzy

yang diproyeksikan ๐œ‡๐‘” dengan derajat keanggotaan relasi ๐œ‡๐‘… , yang dinotasikan

dengan ๐œ‡๐‘˜ .

๐œ‡๐‘˜ (๐‘” , ๐‘„ ๐‘–) = {((๐‘” , ๐‘„ ๐‘โˆ’๐‘› ๐‘–)|๐œ‡๐‘” ๐œ‡๐‘… (๐‘” ,๐‘„ ๐‘โˆ’๐‘› ๐‘–

)), โ€ฆ , ((๐‘” , ๐‘„ ๐‘โˆ’1)|๐œ‡๐‘” ๐œ‡๐‘… (๐‘” , ๐‘„ ๐‘โˆ’1)),

((๐‘” ,๐‘„ ๐‘)|๐œ‡๐‘” ๐œ‡๐‘… (๐‘” , ๐‘„ ๐‘)), ((๐‘” , ๐‘„ ๐‘+1)|๐œ‡๐‘” ๐œ‡๐‘… (๐‘” , ๐‘„ ๐‘+1)), โ€ฆ,

((๐‘” ,๐‘„ ๐‘+๐‘› ๐‘–)|๐œ‡๐‘” ๐œ‡๐‘… (๐‘” , ๐‘„ ๐‘+๐‘› ๐‘–

))}

Derajat keanggotaan ketebalan masing-masing titik fuzzy hasil proyeksi

(๐œ‡๐‘” โ€ฒ (๐‘” , ๐‘„๐‘–)) merupakan irisan dari hasil perkalian derajat keanggotaan

ketebalan titik fuzzy yang diproyeksikan dan derajat keanggotaan relasi

๐œ‡๐‘˜ (๐‘” , ๐‘„ ๐‘–) dengan derajat keanggotaan ketebalan bidang fuzzy yang dinotasikan

๐œ‡๐‘‰ (Kusumadewi dan Purnomo, 2004:25).

๐œ‡๐‘” โ€ฒ (๐‘” , ๐‘„ ๐‘โˆ’๐‘› ๐‘–) = min(๐œ‡๐‘˜(๐‘” , ๐‘„ ๐‘โˆ’๐‘› ๐‘–

), ๐œ‡๐‘‰ )

โ‹ฎ

๐œ‡๐‘” โ€ฒ (๐‘” , ๐‘„ ๐‘โˆ’1) = min(๐œ‡๐‘˜(๐‘” , ๐‘„ ๐‘โˆ’1), ๐œ‡๐‘‰ )

๐œ‡๐‘” โ€ฒ (๐‘” , ๐‘„ ๐‘) = min(๐œ‡๐‘˜(๐‘” , ๐‘„ ๐‘), ๐œ‡๐‘‰ )

๐œ‡๐‘” โ€ฒ (๐‘” , ๐‘„ ๐‘+1) = min(๐œ‡๐‘˜(๐‘” , ๐‘„ ๐‘+1), ๐œ‡๐‘‰ )

โ‹ฎ

๐œ‡๐‘” โ€ฒ (๐‘” , ๐‘„ ๐‘+๐‘› ๐‘–) = min(๐œ‡๐‘˜(๐‘” , ๐‘„ ๐‘+๐‘› ๐‘–

), ๐œ‡๐‘‰ )

Sehingga didapatkan derajat keanggotaan ketebalan masing-masing titik fuzzy

hasil proyeksi sebagai berikut

๐œ‡๐‘” โ€ฒ (๐‘” , ๐‘„ ๐‘–) = {((๐‘” , ๐‘„ ๐‘โˆ’๐‘› ๐‘–)|๐œ‡๐‘” โ€ฒ (๐‘” ,๐‘„ ๐‘โˆ’๐‘› ๐‘–

)), โ€ฆ , ((๐‘” , ๐‘„ ๐‘โˆ’1)|๐œ‡๐‘” โ€ฒ (๐‘” , ๐‘„ ๐‘โˆ’1)),

((๐‘” , ๐‘„ ๐‘)|๐œ‡๐‘” โ€ฒ (๐‘” ,๐‘„ ๐‘)), ((๐‘” , ๐‘„ ๐‘+1)|๐œ‡๐‘” โ€ฒ (๐‘” , ๐‘„ ๐‘+1)), โ€ฆ,

Page 103: PROYEKSI GEOMETRI FUZZY PADA RUANG SKRIPSIetheses.uin-malang.ac.id/6552/1/08610024.pdfpada geometri tegas unsur-unsurnya hanya ada dan tidak ada, pada geometri fuzzy unsur-unsur tersebut

83

((๐‘” , ๐‘„ ๐‘+๐‘› ๐‘–)|๐œ‡๐‘” โ€ฒ (๐‘” ,๐‘„ ๐‘+๐‘› ๐‘–

))}

5. Jadi didapatkan hasil proyeksi berupa bidang fuzzy

๐‘”โ€ฒ โ‰ก ๐ด๐‘ฅ + ๐ต๐‘ฆ + ๐ถ๐‘ง + ๐ท = 0 ๐œ‡๐‘” โ€ฒ

Dengan koordinat yang sama dengan bidang fuzzy proyektor ๐‘‰ karena ๐‘”โ€ฒ โˆˆ ๐‘‰ ,

dan dengan ketebalan sebagai berikut:

๐œ‡๐‘” โ€ฒ (๐‘” , ๐‘„ ๐‘–) = {((๐‘” , ๐‘„ ๐‘โˆ’๐‘› ๐‘–)|๐œ‡๐‘” โ€ฒ (๐‘” ,๐‘„ ๐‘โˆ’๐‘› ๐‘–

)), โ€ฆ , ((๐‘” , ๐‘„ ๐‘โˆ’1)|๐œ‡๐‘” โ€ฒ (๐‘” , ๐‘„ ๐‘โˆ’1)),

((๐‘” , ๐‘„ ๐‘)|๐œ‡๐‘” โ€ฒ (๐‘” ,๐‘„ ๐‘)), ((๐‘” , ๐‘„ ๐‘+1)|๐œ‡๐‘” โ€ฒ (๐‘” , ๐‘„ ๐‘+1)), โ€ฆ,

((๐‘” , ๐‘„ ๐‘+๐‘› ๐‘–)|๐œ‡๐‘” โ€ฒ (๐‘” ,๐‘„ ๐‘+๐‘› ๐‘–

))}

Contoh 5

Misal diberikan : Bidang fuzzy ๐‘‰ = (7๐‘ฅ โˆ’ 2๐‘ฆ โˆ’ 7๐‘ง = 10|0,5)

Persamaan garis fuzzy ๐‘” = ๐‘ฅโˆ’3

โˆ’2=

๐‘ฆโˆ’2

5=

๐‘งโˆ’1

โˆ’3 0,7

Kemudian carilah hasil proyeksi garis fuzzy ๐‘” terhadap bidang fuzzy ๐‘‰ .

Penyelesaian 5

1. Diberikan garis fuzzy ๐‘” = ๐‘ฅโˆ’3

โˆ’2=

๐‘ฆโˆ’2

5=

๐‘งโˆ’1

โˆ’3 0,7 sebagai unsur yang

diproyeksikan dan Bidang fuzzy ๐‘‰ = (7๐‘ฅ โˆ’ 2๐‘ฆ โˆ’ 7๐‘ง = 10|0,5) sebagai unsur

proyektor.

2. Sebelum mencari hasil proyeksi, peneliti terlebih dahulu menyelidiki apakah

permasalahan ini termasuk dalam kategori garis fuzzy ๐‘” yang tidak saling

tegaklurus dan tidak saling sejajar dengan bidang fuzzy ๐‘‰

Diketahui vektor arah garis fuzzy ๐‘” = [-2, 5, -3] dan normal bidang fuzzy

๐‘‰ = [7, -2, -7] tidak saling berkelipatan, jadi terbukti tidak saling tegak

lurus. Selanjutnya hasil kali kedua vektor tersebut

โˆ’2,5, โˆ’3 . 7, โˆ’2, โˆ’7 = โˆ’14 โˆ’ 10 + 21 = โˆ’3. Karena hasil kali

Page 104: PROYEKSI GEOMETRI FUZZY PADA RUANG SKRIPSIetheses.uin-malang.ac.id/6552/1/08610024.pdfpada geometri tegas unsur-unsurnya hanya ada dan tidak ada, pada geometri fuzzy unsur-unsur tersebut

84

kedua vektor diatas tidak sama dengan nol. Berarti garis fuzzy ๐‘” dan

bidang fuzzy ๐‘‰ tidak saling sejajar. Jadi terbukti tidak saling tegak lurus

dan tidak sejajar.

Setelah itu, peneliti mencari jarak terdekat antara garis fuzzy ๐‘” dengan bidang

fuzzy ๐‘‰ yang dinotasikan dengan ๐‘ฃ. karena garis fuzzy ๐‘” dengan bidang fuzzy ๐‘‰

saling berpotongan maka ๐‘ฃ = 0. Sedangkan untuk jarak antara titik fuzzy ๐‘” ๐‘–

dengan titik fuzzy ๐‘„ ๐‘– yang didefinisikan dengan ๐‘ค๐‘– , dengan

๐‘” ๐‘– = 1 , โˆ’3 ,4 , 3 ,2 ,1 , (5 ,7 , โˆ’4), โ€ฆ , ๐‘” ๐‘›

Dan

๐‘„ ๐‘– = ๐‘„ ๐‘โˆ’๐‘› ๐‘– , โ€ฆ , 1 ,2 , โˆ’1 , 3 ,2: 1 , 5 ,2 ,3 , โ€ฆ , ๐‘„ ๐‘+๐‘› ๐‘–

adalah sebagai berikut:

Tabel 3. 10 Tabel Perhitungan ๐‘ค๐‘–

๐‘ค๐‘– ๐‘„ ๐‘โˆ’๐‘› ๐‘– โ€ฆ ๐‘„ 1 ,2 ,โˆ’1 ๐‘„ 3 ,2:1 ๐‘„ 5 ,2 ,3 โ€ฆ ๐บ ๐‘โˆ’๐‘› ๐‘–

๐‘” 1 ,โˆ’3 ,4 ๐‘› โ€ฆ 7,071 6,164 6,481 โ€ฆ ๐‘›

๐‘” 3 ,2 ,1 ๐‘› โ€ฆ 2,828 0 2,828 โ€ฆ ๐‘›

๐‘” (5 ,7 ,โˆ’4) ๐‘› โ€ฆ 7,071 7,348 8,602 โ€ฆ ๐‘›

โ‹ฎ โ‹ฎ โ‹ฎ โ‹ฎ โ‹ฎ โ‹ฎ

๐‘” ๐‘› ๐‘› โ€ฆ ๐‘› ๐‘› ๐‘› โ€ฆ ๐‘›

Sumber: Peneliti

3. Selanjutnya mencari derajat keanggotaan relasi ๐œ‡๐‘… dengan fungsi

keanggotaan sebagai berikut:

๐œ‡๐‘… ๐‘” ๐‘– , ๐‘„ ๐‘– = ๐‘’โˆ’ ๐‘ค ๐‘–โˆ’๐‘ฃ 0,5

Didapatkan derajat keanggotaan relasi ๐œ‡๐‘… ๐‘” ๐‘– , ๐‘„ ๐‘– sebagai berikut:

Page 105: PROYEKSI GEOMETRI FUZZY PADA RUANG SKRIPSIetheses.uin-malang.ac.id/6552/1/08610024.pdfpada geometri tegas unsur-unsurnya hanya ada dan tidak ada, pada geometri fuzzy unsur-unsur tersebut

85

Tabel 3. 11 Tabel Matriks Hasil Relasi Garis Fuzzy ๐‘” dengan Bidang Fuzzy ๐‘‰ , ๐‘” Tidak Tegak

Lurus dan Tidak Sejajar ๐‘‰

๐‘… ๐‘„ ๐‘โˆ’๐‘› ๐‘– โ€ฆ ๐‘„ 1 ,2 ,โˆ’1 ๐‘„ 3 ,2:1 ๐‘„ 5 ,2 ,3 โ€ฆ ๐บ ๐‘โˆ’๐‘› ๐‘–

๐‘” 1 ,โˆ’3 ,4 ๐‘› โ€ฆ 0,070 0,083 0,078 โ€ฆ ๐‘›

๐‘” 3 ,2 ,1 ๐‘› โ€ฆ 0,186 1 0,186 โ€ฆ ๐‘›

๐‘” (5 ,7 ,โˆ’4) ๐‘› โ€ฆ 0,070 0,037 0,053 โ€ฆ ๐‘›

โ‹ฎ โ‹ฎ โ‹ฎ โ‹ฎ โ‹ฎ โ‹ฎ

๐‘” ๐‘› ๐‘› โ€ฆ ๐‘› ๐‘› ๐‘› โ€ฆ ๐‘›

Sumber: Peneliti

Selanjutnya mencari harga maksimum dari ๐œ‡๐‘… ๐‘” ๐‘– , ๐‘„ ๐‘– yang relatif terhadap

variabel ๐‘” ๐‘– dengan proyeksi relasi ๐‘… , yaitu ๐‘ ๐‘… โŠ‚ ๐‘„๐‘– , dengan fungsi

keanggotaan.

๐œ‡๐‘… ๐‘” , ๐‘„ ๐‘– = ๐œ‡๐‘ ๐‘… ๐‘„ ๐‘– = ๐‘” ๐‘–

โˆจ

๐œ‡๐‘… ๐‘” ๐‘– , ๐‘„ ๐‘–

Sehingga didapatkan

๐œ‡๐‘… ๐‘” , ๐‘„ ๐‘โˆ’๐‘› ๐‘– = maks ๐‘›, ๐‘›, ๐‘›, โ€ฆ ๐‘›๐‘– = ๐‘›

โ‹ฎ

๐œ‡๐‘… ๐‘” , ๐‘„ 1 ,2 ,โˆ’1 = maks 0,070 , 0,186 ,0,070 , โ€ฆ , ๐‘›๐‘– = 0,186

๐œ‡๐‘… ๐‘” , ๐‘„ 3 ,2:1 = maks 0,083 ,1 ,0,037 , โ€ฆ , ๐‘›๐‘– = 1

๐œ‡๐‘… ๐‘” , ๐‘„ 5 ,2 ,3 = maks 0,078 ,0,186 ,0,053 ,โ€ฆ , ๐‘›๐‘– = 0,186

โ‹ฎ

๐œ‡๐‘… ๐‘” , ๐‘„ ๐‘+๐‘› ๐‘– = maks ๐‘›, ๐‘›, ๐‘›, โ€ฆ ๐‘›๐‘– = ๐‘›

4. Selanjutnya mencari hasil perkalian derajat keanggotaan ketebalan titik fuzzy

yang diproyeksikan ๐œ‡๐‘  dan derajat keanggotaan relasi ๐œ‡๐‘… , yang didefinisikan

dengan ๐œ‡๐‘˜

Page 106: PROYEKSI GEOMETRI FUZZY PADA RUANG SKRIPSIetheses.uin-malang.ac.id/6552/1/08610024.pdfpada geometri tegas unsur-unsurnya hanya ada dan tidak ada, pada geometri fuzzy unsur-unsur tersebut

86

๐œ‡๐‘˜ ๐‘” , ๐‘„ ๐‘– = {((๐‘” ,๐‘„ ๐‘โˆ’๐‘› ๐‘–)|๐‘›๐‘–), โ€ฆ , ((๐‘” , ๐‘„ 1 ,2 ,โˆ’1 )|0,7 ร— 0,070), ((๐‘” ,๐‘„ 3 ,2:1 )|

0,7 ร— 1), ((๐‘” , ๐‘„ 5 ,2 ,3 )|0,7 ร— 0,053), โ€ฆ , ((๐‘” , ๐‘„ ๐‘+๐‘› ๐‘–)|๐‘›๐‘–)}

= {((๐‘” , ๐‘„ ๐‘โˆ’๐‘› ๐‘–)|๐‘›๐‘–), โ€ฆ , ((๐‘” , ๐‘„ 1 ,2 ,โˆ’1 )|0,049),

((๐‘” , ๐‘„ 3 ,2:1 )|0,7), ((๐‘” ,๐‘„ 5 ,2 ,3 )|0,037), โ€ฆ , ((๐‘” , ๐‘„ ๐‘+๐‘› ๐‘–)|๐‘›๐‘–)}

Kemudian mencari derajat keanggotaan ketebalan masing-masing titik fuzzy

hasil proyeksi (๐œ‡๐‘” โ€ฒ ๐‘” , ๐‘„ ๐‘– ) yang merupakan irisan ๐œ‡๐‘˜ (๐‘” ,๐‘„ ๐‘–) dengan ๐œ‡๐‘‰

๐œ‡๐‘” โ€ฒ ๐‘” , ๐‘„ ๐‘– = {((๐‘” , ๐‘„ ๐‘โˆ’๐‘› ๐‘–)| min ๐‘›๐‘– , 0,5 ),โ€ฆ , (๐‘” , ๐‘„ 1 ,2 ,โˆ’1 )|

min 0,049 , 0,5 ), ๐‘” , ๐‘„ 3 ,2:1 min 0,7 , 0,5 ,

๐‘” , ๐‘„ 5 ,2 ,3 min 0,037 , 0,5 ),โ€ฆ,

((๐‘” , ๐‘„ ๐‘+๐‘› ๐‘–)| min ๐‘›๐‘– , 0,5 )}

= {((๐‘” , ๐‘„ ๐‘โˆ’๐‘› ๐‘–)|๐‘›๐‘–), โ€ฆ , ((๐‘” ,๐‘„ 1 ,2 ,โˆ’1 )|0,049), ((๐‘” , ๐‘„ 3 ,2:1 )|0,5)

((๐‘” ,๐‘„ 5 ,2 ,3 )|0,037), โ€ฆ , ((๐‘” , ๐‘„ ๐‘+๐‘› ๐‘–)|๐‘›๐‘–)}

5. Jadi didapatkan hasil proyeksi berupa bidang fuzzy

๐‘”โ€ฒ = {7๐‘ฅ โˆ’ 2๐‘ฆ โˆ’ 7๐‘ง = 10|๐œ‡๐‘” โ€ฒ }

Dengan ketebalan sebagai berikut:

๐œ‡๐‘” โ€ฒ ๐‘” , ๐‘„ ๐‘– = {((๐‘” , ๐‘„ ๐‘โˆ’๐‘› ๐‘–)|๐‘›๐‘–), โ€ฆ , ((๐‘” , ๐‘„ 1 ,2 ,โˆ’1 )|0,049), ((๐‘” , ๐‘„ 3 ,2:1 )|0,5)

((๐‘” ,๐‘„ 5 ,2 ,3 )|0,037), โ€ฆ , ((๐‘” , ๐‘„ ๐‘+๐‘› ๐‘–)|๐‘›๐‘–)

Page 107: PROYEKSI GEOMETRI FUZZY PADA RUANG SKRIPSIetheses.uin-malang.ac.id/6552/1/08610024.pdfpada geometri tegas unsur-unsurnya hanya ada dan tidak ada, pada geometri fuzzy unsur-unsur tersebut

87

Tampak dari samping

Gambar 3. 10 Hasil Proyeksi Garis ๐‘” = ๐‘ฅโˆ’3

โˆ’2=

๐‘ฆโˆ’2

5=

๐‘งโˆ’1

โˆ’3 0,7 Terhadap Bidang ๐‘‰ =

{7๐‘ฅ โˆ’ 2๐‘ฆ โˆ’ 7๐‘ง = 10|0,5}

= Garis ๐‘” yang diproyeksikan.

= Bidang ๐‘‰ proyektor sekaligus hasil proyeksi berupa ๐‘” โˆˆ ๐‘‰ .

3.3 Perbedaan Proyeksi Tegas dan Proyeksi Geometri Fuzzy

Pada dasarnya proyeksi geoemtri tegar dan proyeksi geometri fuzzy memiliki

konsep yang sama yaitu pembentukan bayangan suatu unsur yang diproyeksikan terhadap

unsur proyektor. Pada proyeksi geometri tegas unsur yang diproyeksikan dan unsur

proyektor merupakan unsur-unsur geometri umum yang berupa titik, garis, dan bidang

yang pembahasannya hanya pada sistem koordinat kartesius. Selain itu pada proyeksi

klasik terdapat syarat tegak lurus antara unsur yang diproyeksikan dengan unsur

proyektor, sehingga hasil proyeksi terbatas antara ada dan tidak adanya hasil proyeksinya

pada syarat tersebut. Seperti yang digambarkan berikut ini

Gambar 3. 11 Proyeksi Geometri Tegas Titik ๐‘ƒ pada Garis ๐‘”

Page 108: PROYEKSI GEOMETRI FUZZY PADA RUANG SKRIPSIetheses.uin-malang.ac.id/6552/1/08610024.pdfpada geometri tegas unsur-unsurnya hanya ada dan tidak ada, pada geometri fuzzy unsur-unsur tersebut

88

Akan tetapi pada proyeksi geometri fuzzy konsep proyeksi geometri fuzzy

berkembang lebih luas. Pada proyeksi geometri fuzzy unsur-unsur geometri seperti

titik fuzzy, garis fuzzy, dan bidang fuzzy pembahsannya tidak hanya tentang

koordinat tetapi juga dibahas tentang ketebalan unsur-unsur geometri tersebut,

yang direpresentasikan dengan derajat keanggotaan. sedangkan untuk hasilnya,

pada proyeksi geometri fuzzy cenderung lebih global karena semua anggota unsur

proyektor dianggap sebagai hasil proyeksi unsur tersebut dengan derajat

keanggotaan ketebalan tertentu, yang mana derajat keanggotaan ketebalan tersebut

dipengaruhi oleh derajat keanggotaan kekuatan relasi antara unsur-unsur yang

diproyeksikan dan unsur-unsur proyektor. Seperti pada gambar berikut ini.

Gambar 3. 12 Proyeksi Geometri Fuzzy Titik Fuzzy ๐‘ƒ pada Garis Fuzzy ๐‘”

Dalam kehidupan sehari-hari proyeksi geometri dapat dihubungkan

dengan orang-orang bertaqwa dan kafir. Yang mana dalam surat Al-Baqarah ayat

2-5 dijelaskan salah satu ciri-ciri orang yang bertaqwa.

Page 109: PROYEKSI GEOMETRI FUZZY PADA RUANG SKRIPSIetheses.uin-malang.ac.id/6552/1/08610024.pdfpada geometri tegas unsur-unsurnya hanya ada dan tidak ada, pada geometri fuzzy unsur-unsur tersebut

89

Artinya : Kitab (Al Quran) ini tidak ada keraguan padanya, petunjuk bagi mereka

yang bertaqwa, (yaitu) mereka yang beriman kepada yang ghaib, yang

mendirikan shalat, dan menafkahkan sebahagian rezki yang Kami

anugerahkan kepada mereka. dan mereka yang beriman kepada kitab (Al

Quran) yang telah diturunkan kepadamu dan Kitab-Kitab yang telah

diturunkan sebelummu, serta mereka yakin akan adanya (kehidupan)

akhirat. mereka Itulah yang tetap mendapat petunjuk dari Tuhan mereka,

dan merekalah orang-orang yang beruntung.

Sedangkan orang yang kafir mempunyai ciri-ciri yang telah disebutkan

dalam surat Al Baqarah ayat 6-16 yang berbunyi.

Artinya : Sesungguhnya orang-orang kafir, sama saja bagi mereka, kamu beri

peringatan atau tidak kamu beri peringatan, mereka tidak juga akan

beriman. Allah telah mengunci-mati hati dan pendengaran mereka, dan

penglihatan mereka ditutup. dan bagi mereka siksa yang Amat berat. di

antara manusia ada yang mengatakan: "Kami beriman kepada Allah dan

hari kemudian," pada hal mereka itu Sesungguhnya bukan orang-orang

yang beriman. mereka hendak menipu Allah dan orang-orang yang

beriman, Padahal mereka hanya menipu dirinya sendiri sedang mereka

tidak sadar. dalam hati mereka ada penyakit, lalu ditambah Allah

penyakitnya , dan bagi mereka siksa yang pedih, disebabkan mereka

berdusta. dan bila dikatakan kepada mereka:"Janganlah kamu membuat

kerusakan di muka bumi". mereka menjawab: "Sesungguhnya Kami

Page 110: PROYEKSI GEOMETRI FUZZY PADA RUANG SKRIPSIetheses.uin-malang.ac.id/6552/1/08610024.pdfpada geometri tegas unsur-unsurnya hanya ada dan tidak ada, pada geometri fuzzy unsur-unsur tersebut

90

orang-orang yang Mengadakan perbaikan."Ingatlah, Sesungguhnya

mereka Itulah orang-orang yang membuat kerusakan, tetapi mereka

tidak sadar. apabila dikatakan kepada mereka: "Berimanlah kamu

sebagaimana orang-orang lain telah beriman." mereka menjawab:

"Akan berimankah Kami sebagaimana orang-orang yang bodoh itu telah

beriman?" Ingatlah, Sesungguhnya merekalah orang-orang yang bodoh

, tetapi mereka tidak tahu. dan bila mereka berjumpa dengan orang-

orang yang beriman, mereka mengatakan: "Kami telah beriman". dan

bila mereka kembali kepada syaitan-syaitan mereka, mereka

mengatakan: "Sesungguhnya Kami sependirian dengan kamu, Kami

hanyalah berolok-olok."Allah akan (membalas) olok-olokan mereka dan

membiarkan mereka terombang-ambing dalam kesesatan mereka.

mereka Itulah orang yang membeli kesesatan dengan petunjuk, Maka

tidaklah beruntung perniagaan mereka dan tidaklah mereka mendapat

petunjuk.

Kedua golongan diatas bisa digambarkan dalam proyeksi geometri fuzzy

yakni manusia sebagai obyek yang akan diproyeksikan. Keimanan dan kekafiran

sebagai garis hunbung antara titik yang diproyeksikan terhadap garis sebagai

bidang proyektornya yang saling tegak lurus, dan hasil proyeksinya berupa

balasan yang mana orang-orang bertaqwa akan beruntung sedangkan orang-orang

kafir merugi.

Tingkat keimanan manusia di dunia ini sangatlah berbeda-beda. Jika

dilihat sifat-sifat yang sesuai dengan surat Al-Baqarah ayat 2-5 tingkat keimanan

manusia yang paling sempurna adalah Nabi Muhammad SAW. Sedangkan yang

terdapat dalam surat Al-Baqarah ayat 6-16 adalah orang yang sama sekali tidak

mempunyai keimanan atau kafir seperti Firโ€™aun. Sedangkan kebanyakan dari

manusia sering lalai dalam melaksanakan perintah Allah. Sehingga dapat

mengurangi tingkat keimanan manusia sehingga hal ini mengurangi tingkat

keimanan seseorang, namu masih tergolong orang-orang yang beriman.

Bentuk di atas jika dihubungkan dengan fuzzy yang memiliki derajat

keanggotaan maka tingkat keimanan Nabi Muhammad SAW adalah 1 dan tingkat

Page 111: PROYEKSI GEOMETRI FUZZY PADA RUANG SKRIPSIetheses.uin-malang.ac.id/6552/1/08610024.pdfpada geometri tegas unsur-unsurnya hanya ada dan tidak ada, pada geometri fuzzy unsur-unsur tersebut

91

keimanan Firโ€™aun adalah 0. Sedangkan seorang manusia biasa yang terkadang

lalai bisa dikatakan tingkat keimanannya berkisar antara 0 dan 1. Jika

digambarkan secara matematis akan tampak seperti berikut:

Gambar 3. 13 Proyeksi Titik ๐ด dan ๐ต

dimana :

๐‘‰ = Bidang yang mewakili hasil perbuatan

๐ด = Orang yang beriman

๐ต = Orang kafir

๐ดโ€™ = Balasan orang yang beriman

๐ตโ€™ = Balasan orang kafir

Sedangkan dalam proyeksi geometri fuzzy secara matematis dapat

digambarkan sebagai berikut :

Gambar 3. 14 Proyeksi Titik Fuzzy ๐‘ƒ Terhadap Bidang Fuzzy ๐‘‰

Page 112: PROYEKSI GEOMETRI FUZZY PADA RUANG SKRIPSIetheses.uin-malang.ac.id/6552/1/08610024.pdfpada geometri tegas unsur-unsurnya hanya ada dan tidak ada, pada geometri fuzzy unsur-unsur tersebut

92

dimana :

๐‘‰ = Bidang fuzzy yang mewakili hasil perbuatan

๐‘ƒ = Golongan orang-orang yang beriman

๐‘„ โ€™๐‘ = Variabel yang mewakili balasan perbuatan

๐‘„ โ€™๐‘โˆ’๐‘› ๐‘– = Variabel yang mewakili balasan perbuatan, dengan ๐‘›๐‘– โˆˆ โ„

๐‘„ โ€™๐‘+๐‘› ๐‘– = Variabel yang mewakili balasan perbuatan, dengan ๐‘›๐‘– โˆˆ โ„

Dalam proyeksi geometri fuzzy, sebagai manusia yang terkadang lalai jika

diproyeksikan akan mendapatkan hasil proyeksi geometri fuzzy berupa balasan

yang tergantung tingkat kelalaiannya. Gambar diatas menunjukkan bahwa

semakin kuat atau tebal maka akan semakin kuat keimanan manusia dengan sang

maha pemberi balasan (Allah SWT). Apabila keimanan manusia dengan Allah

semakin kuat maka manusia tersebut akan semakin menjadi orang-orang yang

beruntung pula kelak di dunia maupun akhirat nanti. Jarak terdekat antara ๐‘ƒ

dengan ๐‘„ โ€™๐‘ adalah 1 yang menggambarkan tingkat keimanan Nabi Muhammad

SAW, sedangkan jarak ๐‘ƒ dengan ๐‘„ โ€™๐‘โˆ’๐‘› ๐‘– atau jarak ๐‘ƒ dengan ๐‘„ โ€™๐‘+๐‘› ๐‘–

adalah

antara 0 dan 1 yang menggambar keimanan manusia biasa. Semakin manusia itu

lalai maka semakin lemah keimanan dan semakin berkurang juga petunjuk dan

keberuntungan yang Allah berikan kepada manusia tersebut.

Page 113: PROYEKSI GEOMETRI FUZZY PADA RUANG SKRIPSIetheses.uin-malang.ac.id/6552/1/08610024.pdfpada geometri tegas unsur-unsurnya hanya ada dan tidak ada, pada geometri fuzzy unsur-unsur tersebut

93

BAB IV

PENUTUP

4.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil pembahasan pada Bab III, maka dapat diambil

kesimpulan sebagai berikut :

1. Prosedur proyeksi geometri fuzzy pada bidang, yaitu:

a. Prosedur proyeksi geometri fuzzy pada bidang diawali dengan mencari

koordinat hasil proyeksi yang saling tegak lurus suatu unsur yang

diproyeksikan terhadap unsur proyektor.

b. Selanjutnya mencari derajat keanggotaan relasi masing-masing unsur

yang didefinisikan sebagai berikut ini

Untuk poyeksi titik fuzzy ๐‘ƒ terhadap garis fuzzy ๐‘”

๐‘… = ๐‘ƒ ,๐‘„ ๐‘– |๐œ‡๐‘… ๐‘ƒ ,๐‘„ ๐‘– | ๐‘ƒ ,๐‘„ ๐‘– โˆˆ ๐‘ƒ ร— ๐‘”

Untuk poyeksi titik fuzzy ๐‘ƒ terhadap bidang fuzzy ๐‘‰

๐‘… = ๐‘ƒ ,๐‘„ ๐‘– |๐œ‡๐‘… ๐‘ƒ ,๐‘„ ๐‘– | ๐‘ƒ ,๐‘„ ๐‘– โˆˆ ๐‘ƒ ร— ๐‘‰

Untuk poyeksi garis fuzzy ๐‘” terhadap bidang fuzzy ๐‘‰

๐‘… = ๐‘” ๐‘– ,๐‘„ ๐‘– |๐œ‡๐‘… ๐‘” ๐‘– ,๐‘„ ๐‘– | ๐‘” ๐‘– ,๐‘„ ๐‘– โˆˆ ๐‘” ร— ๐‘‰

c. Mencari hasil kali derajat keanggotaan unsur yang diproyeksikan dan

derajat keanggotaan relasi masing-masing unsur.

d. Mencari hasil proyeksi dengan derajat keanggotaan yang merupakan irisan

hasil kali derajat keanggotaan unsur yang diproyeksikan dan derajat

keanggotaan relasi masing-masing unsure dengan derajat keanggotaan

unsur proyektor.

Page 114: PROYEKSI GEOMETRI FUZZY PADA RUANG SKRIPSIetheses.uin-malang.ac.id/6552/1/08610024.pdfpada geometri tegas unsur-unsurnya hanya ada dan tidak ada, pada geometri fuzzy unsur-unsur tersebut

94

2. Perbedaan proyeksi geometri tegas dan proyeksi geometri fuzzy yaitu

a. Pada proyeksi geometri tegas unsur yang diproyeksikan dan unsur

proyektor hanya bersifat bivalue, yaitu ada dan tidak ada. Sedangkan pada

proyeksi geometri fuzzy unsur geometri bersifat multivalue, dengan

ketebalan yang yang direpresentasikan dengan derajat keanggotaan dalam

interval [0,1].

b. pada proyeksi geometri fuzzy cenderung lebih global dibandingkan dengan

proyeksi geometri tegas karena pada proyeksi geometri tegas terdapat

syarat tegak lurus antara unsur yang diproyeksikan dengan unsur

proyektor, sehingga hasil proyeksi terbatas antara ada dan tidak adanya

hasil proyeksinya pada syarat tersebut, sedangkan pada geometri fuzzy

semua anggota unsur proyektor dianggap sebagai hasil dari unsur yang

diproyeksikan tersebut dengan derajat keanggotaan ketebalan tertentu.

Derajat keanggotaan ketebalan tersebut dipengaruhi oleh derajat

keanggotaan kekuatan relasi antara unsur-unsur yang diproyeksikan dan

unsur-unsur proyektor.

4.2 Saran

Pada penelitian ini, pembahasan proyeksi geometri fuzzy pada ruang masih

dalam sistem koordinat kartesius. Oleh karena itu, pada penelitian selanjutnya

disarankan untuk mengkaji proyeksi geometri fuzzy dalam sistem koordinat polar,

bola, silinder dan lain-lain.

Page 115: PROYEKSI GEOMETRI FUZZY PADA RUANG SKRIPSIetheses.uin-malang.ac.id/6552/1/08610024.pdfpada geometri tegas unsur-unsurnya hanya ada dan tidak ada, pada geometri fuzzy unsur-unsur tersebut

95

DAFTAR PUSTAKA

Alisah, Evawati dan Idris. 2009. Buku Pintar Matematika. Jogjakarta: Mitra

Pelajar

Casse, Rey. 2006. Projective Geometry An Introduction. New york: Oxford

University Press Inc.

Djauhari, Maman. 1990. Himpunan Fuzzy. Jakarta: Karunika Universitas

Terbuka.

Izutsu, Toshihiko. 1993. Ethico-Religius Concepts in the Qurโ€™an. Terjemahan

Agus Fahri Husein. Yogyakarta: PT. Tiara Wacana.

Krismanto, 2008. Pembelajaran Sudut dan Jarak dalam Ruang Dimensi Tiga di

SMA. Yogyakarta: Pusat Pengembangan dan Pemberdayaan Pendidik dan

Tenaga Kependidikan Matematika.

Kusumadewi, Sri. 2002. Analisis & Desain Sistem Fuzzy Menggunakan Toolbox

Matlab. Yogyakarta: Graha Ilmu.

Kusumadewi, Sri dkk. 2006. Fuzzy Multi-Attribute Decision Making. Yogyakarta:

Graha Ilmu.

Kusumadewi, Sri, dan Purnomo, Hari. 2004. Aplikasi Logika Fuzzy untuk

Pendukung Keputusan. Yogyakarta: Graha Ilmu.

Larson, Ron, dan Edwards. Bruce H. 2010. Calculus. Belmont: Cengage

Learning.

Rich, Barnett. 2002. Geometri. Jakarta: Erlangga

Soebari. 1995. Geometri Analitik. Malang: FMIPA IKIP MALANG.

Spiegel, R.Murray. 1999. Analisis Vektor. Jakarta: Erlangga.

Stein, K. Sherman dan Barchellos, Anthony. 1992. Calculus and Analytic

Geometry. US: Mc.Graw Hill.

Sundawa, Dadang. 2009. Teorema Pythagoras dan Garis-Garis pada Segitiga.

(Online: http://www.crayonpedia.org/mw/BSE:Teorema Pythagoras dan

Garis-Garis pada Segitiga 8.1 (BAB 5). diakses 7 Mei 2012).

Susilo, Frans. 2006. Himpunan dan Logika Fuzzy serta Aplikasinya. Yogyakarta:

Graha Ilmu.

Page 116: PROYEKSI GEOMETRI FUZZY PADA RUANG SKRIPSIetheses.uin-malang.ac.id/6552/1/08610024.pdfpada geometri tegas unsur-unsurnya hanya ada dan tidak ada, pada geometri fuzzy unsur-unsur tersebut

KEMENTERIAN AGAMA RI

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI

MAULANA MALIK IBRAHIM MALANG

FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI

Jl. Gajayana No. 50 Dinoyo Malang Telp./Fax.(0341)558933

BUKTI KONSULTASI SKRIPSI

Nama : Muhammad Izzat Ubaidillah

NIM : 08610024

Fakultas/ Jurusan : Sains dan Teknologi/Matematika

Judul Skrips : Proyeksi Geometri Fuzzy pada Ruang

Pembimbing I : Evawati Alisah, M.Pd

Pembimbing II : Dr. H. Munirul Abidin, M.Ag

No Tanggal HAL Tanda Tangan

1 20 Maret 2012 Konsultasi BAB I 1.

2 27 Maret 2012 Konsultasi BAB II 2.

3 10 April 2012 Konsultasi Kajian Agama

BAB I 3.

4 26 Mei 2012 Konsultasi Kajian Agama

BAB II 4.

5 12 Juni 2012 Revisi BAB II 5.

6 19 Juni 2012 Konsultasi BAB III 6.

7 18 Juli 2012 Konsultasi BAB III 7.

8 26 Juli 2012 Konsultasi BAB III 8.

9 06 Agusutus 2012 Konsultasi Bab IV 9.

10 08 Agusutus 2012 Konsultasi Kajian Agama

BAB III 10.

11 09 Agustus 2012 ACC Kajian Agama 11.

12 13 Agustus 2012 ACC Keseluruhan 12.

Malang, 13 Agustus 2012

Mengetahui,

Ketua Jurusan Matematika

Abdussakir, M.Pd

NIP.19751006 200312 1 001