Proyek Fly Over Tandes

59
Laporan Kerja Praktek Fly Over Tandes, Surabaya Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya 1 Muhammad Abrar V (3111100049) Iveth Fahrizal Z (3111100065) BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Kerja Praktek Teknik sipil adalah salah satu cabang ilmu Teknik yang mempelajari tentang bagaimana merencanakan, membangun, dan merenovasi infrastruktur. Teknik sipil mempunyai ruang lingkup yang luas, didalamnya terdapat pengetahuan tentang matematika, fisika, kimia, biologi, geologi, lingkungan hingga komputer yang mempunyai peranannya masing-masing. Jurusan Teknik Sipil FTSP-ITS merupakan salah satu pelaksana pendidikan Program Sarjana Strata-1 (S1) bidang Teknik Sipil yang mempunyai tugas pokok melaksanakan Tridharma Perguruan Tinggi yakni pendidikan, penelitian dan pengabdian pada masyarakat. Jurusan Teknik Sipil ITS berpegang pada kurikulum serta peraturan-peraturan akademik yang berlaku di ITS. Kurikulum Jurusan Teknik Sipil disusun dengan mengikuti perkembangan ilmu Teknik Sipil dan pembangunan nasional. Peraturan akademik dibuat untuk memperlancar jalannya pelaksanaan program pendidikan. Untuk mencapai hasil yang optimal dalam pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, dibutuhkan kerjasama dan jalur komunikasi yang baik antara perguruan tinggi, konstruksi, instansi pemerintah dan swasta. Kerjasama ini dapat dilaksanakan dengan penukaran informasi antara masing-masing pihak tentang korelasi antara ilmu di perguruan tinggi dan penggunaan di dunia industri maupun konstruksi. Pendidikan Strata-1 Teknik Sipil ITS diberikan dalam bentuk kuliah, praktikum di laboratorium, dan kerja praktik di lapangan. Kuliah dan latihan ditujukan untuk memberi pengetahuan untuk teori dari ilmu Teknik Sipil. Praktikum untuk memberi gambaran tentang kejadian di lapangan. Sedangkan kerja praktek di lapangan untuk menunjang teori yang telah diberikan dalam kuliah dan latihan. Kerja praktek ini merupakan salah satu syarat yang harus ditempuh oleh setiap mahasiswa teknik sipil ITS untuk menyelesaikan studinya pada Jurusan Teknik Sipil ITS Surabaya. Dengan adanya kerja praktek ini akan menambah wawasan tentang dunia kerja teknik sipil dan menunjukkan aplikasi ilmu keteknik-sipilan di lapangan. Dunia kerja teknik sipil tidak bisa digambarkan lewat bangku kuliah. Dengan melakukan kerja praktek, diharapkan mahasiswa tersebut dapat mengetahui penerapan teori yang telah diperoleh di perkuliahan di lapangan.

description

Pengerjaan Struktur Atas

Transcript of Proyek Fly Over Tandes

Laporan Kerja Praktek

Fly Over Tandes, Surabaya

Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan Institut Teknologi Sepuluh Nopember

Surabaya

1

Muhammad Abrar V (3111100049)

Iveth Fahrizal Z (3111100065)

BAB I

PENDAHULUAN

I.1. Latar Belakang Kerja Praktek

Teknik sipil adalah salah satu cabang ilmu Teknik yang mempelajari tentang

bagaimana merencanakan, membangun, dan merenovasi infrastruktur. Teknik sipil

mempunyai ruang lingkup yang luas, didalamnya terdapat pengetahuan tentang

matematika, fisika, kimia, biologi, geologi, lingkungan hingga komputer yang

mempunyai peranannya masing-masing.

Jurusan Teknik Sipil FTSP-ITS merupakan salah satu pelaksana pendidikan

Program Sarjana Strata-1 (S1) bidang Teknik Sipil yang mempunyai tugas pokok

melaksanakan Tridharma Perguruan Tinggi yakni pendidikan, penelitian dan

pengabdian pada masyarakat. Jurusan Teknik Sipil ITS berpegang pada kurikulum serta

peraturan-peraturan akademik yang berlaku di ITS. Kurikulum Jurusan Teknik Sipil

disusun dengan mengikuti perkembangan ilmu Teknik Sipil dan pembangunan nasional.

Peraturan akademik dibuat untuk memperlancar jalannya pelaksanaan program

pendidikan.

Untuk mencapai hasil yang optimal dalam pengembangan ilmu pengetahuan dan

teknologi, dibutuhkan kerjasama dan jalur komunikasi yang baik antara perguruan

tinggi, konstruksi, instansi pemerintah dan swasta. Kerjasama ini dapat dilaksanakan

dengan penukaran informasi antara masing-masing pihak tentang korelasi antara ilmu di

perguruan tinggi dan penggunaan di dunia industri maupun konstruksi.

Pendidikan Strata-1 Teknik Sipil ITS diberikan dalam bentuk kuliah, praktikum di

laboratorium, dan kerja praktik di lapangan. Kuliah dan latihan ditujukan untuk

memberi pengetahuan untuk teori dari ilmu Teknik Sipil. Praktikum untuk memberi

gambaran tentang kejadian di lapangan. Sedangkan kerja praktek di lapangan untuk

menunjang teori yang telah diberikan dalam kuliah dan latihan.

Kerja praktek ini merupakan salah satu syarat yang harus ditempuh oleh setiap

mahasiswa teknik sipil ITS untuk menyelesaikan studinya pada Jurusan Teknik Sipil

ITS Surabaya. Dengan adanya kerja praktek ini akan menambah wawasan tentang dunia

kerja teknik sipil dan menunjukkan aplikasi ilmu keteknik-sipilan di lapangan. Dunia

kerja teknik sipil tidak bisa digambarkan lewat bangku kuliah. Dengan melakukan kerja

praktek, diharapkan mahasiswa tersebut dapat mengetahui penerapan teori yang telah

diperoleh di perkuliahan di lapangan.

Laporan Kerja Praktek

Fly Over Tandes, Surabaya

Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan Institut Teknologi Sepuluh Nopember

Surabaya

2

Muhammad Abrar V (3111100049)

Iveth Fahrizal Z (3111100065)

Dalam kegiatan kerja praktik ini para mahasiswa diberikan kebebasan dalam

memilih proyek. Kegiatan Kerja Praktek ini dilakukan selama 2 bulan setiap minggu

26-40 jam atau 3 bulan setiap minggu 18-27 jam dengan bobot 2 sks. Seluruh kegiatan

kerja praktik yang kami lakukan berada dibawah pantauan dari kontraktor pembangunan

Flyover Tandes, PT. PP (Persero) Tbk. Diperkirakan bahwa proses pembangunan

flyover pada saat memulai KP ± mencapai 60%.

I.2. MAKSUD DAN TUJUAN KERJA PRAKTEK

Penulisan laporan kerja praktek ini bertujuan untuk melaporkan kegiatan yang

dilakukan selama pembangunan Flyover Tandes. Pekerjaan bekisting, penulangan dan

pengecoran akan menjadi objek kerja praktik sehingga diharapkan mahasiswa dapat

mengetahui tata cara pelaksanaan konstruksi tersebut.

Selain itu tujuan laporan ini adalah untuk mengetahui kendala-kendala yang

sering terjadi selama pelaksanaan, faktor yang menyebabkan timbulnya masalah serta

bagaimana cara mengantisipasinya dilapangan.

Sedangkan tujuan yang ingin dicapai dalam pelaksanaan kerja praktek di Proyek

Pembangunan Flyover Tandes ini antara lain :

1. Mendapatkan kesesuaian antara teori yang didapat di bangku kuliah dengan

pelaksanaan yang ada di lapangan

2. Mendapatkan informasi mengenai permasalahan di lapangan beserta

penyelesaiannya.

3. Melatih daya pikir mahasiswa dalam menyikapi permasalahan yang sering muncul

di lapangan.

4. Mempelajari sistem manajemen proyek yang diterapkan.

5. Mendapatkan pengalaman kerja, melatih serta meningkatkan kemampuan

berkomunikasi.

I.3. PESERTA KERJA PRAKTEK

Peserta Kerja Praktek di Proyek Flyover Tandes ini terdiri dari 8 mahasiswa Tenik Sipil

ITS yang terbagi dalam 4 kelompok.

Laporan Kerja Praktek

Fly Over Tandes, Surabaya

Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan Institut Teknologi Sepuluh Nopember

Surabaya

3

Muhammad Abrar V (3111100049)

Iveth Fahrizal Z (3111100065)

I.4. WAKTU DAN TEMPAT KERJA PRAKTEK

Proyek Flyover Tandes ini berlokasi di Jl. Manukan Kulon, Banjarsugihan, Tandes,

Surabaya. Kerja Praktek ini dilaksanakan pada tanggal 30 Juni – 29 Agustus 2014 mulai

pukul 09.00 – 15.00 WIB atau 19.00 – 23.00 WIB khusus untuk pekerjaan pengecoran.

Karena mahasiswanya banyak, maka dilakukan pembagian hari kerja. Akan tetapi bisa

menyesuaikan tergantung kepentingan kelompok dan kegiatan yang sedang berlangsung saat

itu. Pembagian hari kerja dapat dilihat pada tabel berikut:

Nama

Kelompok

Minggu ke 1 &

5

Minggu ke 2 &

6

Minggu ke 3 &

7

Minggu ke 4 &

8

Kelompok 1 Senin, Rabu,

Jum’at

Selasa, Kamis,

Jum’at

Selasa, Kamis,

Jum’at

Senin, Rabu,

Jum’at

Kelompok 2 Senin, Rabu,

Jum’at

Senin, Rabu,

Jum’at

Selasa, Kamis,

Jum’at

Selasa, Kamis,

Jum’at

Kelompok 3 Selasa, Kamis,

Jum’at

Senin, Rabu,

Jum’at

Senin, Rabu,

Jum’at

Selasa, Kamis,

Jum’at

Kelompok 4 Selasa, Kamis,

Jum’at

Selasa, Kamis,

Jum’at

Senin, Rabu,

Jum’at

Senin, Rabu,

Jum’at

Tabel 1 Pembagian Hari Kerja Praktek

Laporan Kerja Praktek

Fly Over Tandes, Surabaya

Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan Institut Teknologi Sepuluh Nopember

Surabaya

4

Muhammad Abrar V (3111100049)

Iveth Fahrizal Z (3111100065)

I.5. Metodologi Kerja Praktek

Kerja praktek dilakukan di proyek pembangunan Flyover Tandes berlokasi di

Jalan Manukan Kulon, Banjarsugihan, Tandes, Surabaya. Pelaksanaan kerja praktek

dimulai pada tanggal 30 Juni 2014 selama 2 bulan.

Metodologi yang dipakai dalam pelaksanaan kerja praktik ini meliputi:

1. Pengamatan di lapangan.

Pengamatan yang dilakukan meliputi jenis pekerjaan, metode pelaksanaan, dan

pemecahan masalah yang terjadi di lapangan.

2. Asistensi.

Asistensi dilakukan kepada Dosen Pembimbing kerja praktik di Jurusan Teknik

Sipil ITS Surabaya dan pembimbing lapangan. Konsultasi ini dilakukan untuk

membantu memecahkan permasalahan yang ada di lapangan dan untuk melihat

kesesuaian antara teori dan praktik di lapangan.

3. Studi literatur.

Studi literatur adalah mempelajari buku-buku atau literatur-literatur untuk

mempelajari teori-teori yang telah didapat di perkuliahan untuk dibandingkan

dengan kenyataan pelaksanaan di lapangan.

4. Penulisan laporan Kerja Praktek.

Penyusunan laporan ini dibuat berdasarkan hasil pengamatan terhadap pekerjaan

struktur yang berlangsung selama kerja praktek. Laporan ini yang nantinya akan

dikonsultasikan dan disetujui oleh pembimbing lapangan dari PT. PP (Persero) Tbk

maupun dosen pembimbing di Jurusan Teknik Sipil ITS Surabaya.

Laporan Kerja Praktek

Fly Over Tandes, Surabaya

Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan Institut Teknologi Sepuluh Nopember

Surabaya

5

Muhammad Abrar V (3111100049)

Iveth Fahrizal Z (3111100065)

BAB II

GAMBARAN UMUM PROYEK

2. 1. Deskripsi Proyek

Proyek Pembangunan Fly Over Tandes terletak di Desa Banjarsugihan, Kecamatan

Tandes, Surabaya. Proyek Pembangunan Fly Over ini dilatarbelakangi adanya rencana

pembangunan perumahan di daerah Tandes oleh PT. Pakuwon Jati, Tbk. Dikarenakan

lokasi perumahan yang dekat dengan stasiun kereta api, para pengguna jalan yang hendak

pergi ke perumahan tersebut harus melintasi perlintasan kereta api. Oleh karena itu,

direncanakan jalan akses berupa jalan layang / flyover yang melewati perlintasan kereta

api tersebut untuk menjamin keselamatan dan memberikan kenyamanan para penghuni

perumahan. Selain itu pembangunan Fly Over ini juga bertujuan untuk memperlancar arus

lalu lintas dari dan ke kawasan perumahan milik PT. Pakuwon Jati, Tbk serta untuk

mengatasi resiko kemacetan yang mungkin terjadi di sekitar Jalan Manukan Kulon,

Banjarsugihan, Tandes, Surabaya.

Gambar 2.1 Lokasi Proyek Pembangunan Fly Over Tandes

Laporan Kerja Praktek

Fly Over Tandes, Surabaya

Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan Institut Teknologi Sepuluh Nopember

Surabaya

6

Muhammad Abrar V (3111100049)

Iveth Fahrizal Z (3111100065)

2.2 Perspektif Proyek

Gambar 2.2 Perspektif Proyek Pembangunan Fly Over Tandes

Laporan Kerja Praktek

Fly Over Tandes, Surabaya

Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan Institut Teknologi Sepuluh Nopember

Surabaya

7

Muhammad Abrar V (3111100049)

Iveth Fahrizal Z (3111100065)

Ga

mb

ar

2.3

Lay O

ut

mem

an

jan

g J

em

bata

n

Ga

mb

ar 2

.4 T

am

pa

k a

tas

Jem

bata

n

Laporan Kerja Praktek

Fly Over Tandes, Surabaya

Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan Institut Teknologi Sepuluh Nopember

Surabaya

8

Muhammad Abrar V (3111100049)

Iveth Fahrizal Z (3111100065)

2.3. Data Umum Proyek

1. Nama Proyek : Pembangunan Fly-Over Tandes

2. Jenis Proyek : Sipil Jembatan

3. Owner : PT. Pakuwon Jati, Tbk.

4. Konsultan Pengawas : CV. Manajamen Konstruksi Utama

5. Lokasi Proyek : Desa Banjarsugihan, Kecamatan Tandes

Surabaya, Jawa Timur

6. Waktu Pelaksanaan : 365 hari (30 September 2014 – 29 September 2014)

7. Waktu Pemeliharaan : 365 hari (30 September 2014 – 29 September 2015)

8. Nilai Kontrak Awal : Rp 74.258.338.846,-

9. VO Proyek : Rp 4.965.972.008,-

10. Kasablanka : Rp 4.620.002.729,-

11. Nilai Kontrak Add 1 : Rp 83.844.313.584,-

12. Jenis Kontrak : Lump Sump Fix Price

2.4. Data Teknis Proyek

1. Type Fly-Over : Jembatan Beton Girder dan Pile Slab

2. Panjang Fly-Over : 533 meter

a. PCI Girder : (6 span x 25 meter) + (1 span x 50 meter)

b. Slab on pile : 5 meter x 50 span

c. Timbunan : 2 x 48,8 meter

3. Lebar Fly-Over : 26,5 meter

4. Jenis Pondasi : Tiang Pancang Beton 50 cm

5. Lantai Fly-Over : Lantai Beton K-350 dan AC-WC

Laporan Kerja Praktek

Fly Over Tandes, Surabaya

Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan Institut Teknologi Sepuluh Nopember

Surabaya

9

Muhammad Abrar V (3111100049)

Iveth Fahrizal Z (3111100065)

2.5. Kondisi Awal Proyek pada Awal Kerja Praktek

Pada pertama kali kami masuk Kerja Praktek, Pembangunan Fly Over Tandes,

Surabaya ini sudah sampai pada tahap pekerjaan struktur bagian atas di masing-

masing sisi samping Fly Over (bagian Fly Over yang menggunakan PCI Girder 25

meter) sedangkan bagian tengahnya (bagian Fly Over yang menggunakan PCI Girder

50 meter) masih mengalami kendala pada pengerjaan kolomnya.

2.6. Ruang Lingkup Proyek

A. Pekerjaan Persiapan

Project Management

Mob Demob

Persiapan Lapangan

Perijinan

Fasilitas Proyek, dll

B. Pekerjaan Galian & Timbunan

Pekerjaan Galian = 3174 m3

Pekerjaan Urugan = 7845 m3

Perataan Tanah = 5908 m3

C. Pekerjaan Pemancangan

Supply Tiang Pancang = 15368 m (1072 batang)

Pemancangan = 14252 m (432 titik)

Static Loading Test = 4 Titik

Laporan Kerja Praktek

Fly Over Tandes, Surabaya

Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan Institut Teknologi Sepuluh Nopember

Surabaya

10

Muhammad Abrar V (3111100049)

Iveth Fahrizal Z (3111100065)

D. Pekerjaan Bawah Jembatan

Beton Pondasi Pilar = 1.044 m3 (K-350)

Beton Badan Pilar = 375 m3 (K-350)

Beton Kepala Pilar = 542 m3 (K-350)

Beton Abutment = 294 m3 (K-350)

Lean Concrete = 73 m3 (K-125)

Sand Beding = 105 m3

Angkur = 316 buah

E. Pekerjaan Atas Jembatan

PCI Girder L.50 = 14 buah

PCI Girder L.25 = 72 buah

Diafragma = 267 buah

Bearing Pad = 172 buah

Plat Lantai Beton = 2.280 m3 (K-350)

Pengaspalan = 12.101 m2 (ACWC & ATB)

Lapis Pondasi Agg = 4.150 m2 (Kelas A & B)

F. Pekerjaan Bangunan Pelengkap

Railling Jembatan = 2.205 m

Median & Trotoar = 2.210 m / 2.432 m2

Dinding Penahan = 130 m3

PJU = 16 buah

Laporan Kerja Praktek

Fly Over Tandes, Surabaya

Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan Institut Teknologi Sepuluh Nopember

Surabaya

11

Muhammad Abrar V (3111100049)

Iveth Fahrizal Z (3111100065)

Gambar 2.3 Diagram Bobot Pekerjaan

2.7. Struktur Organisasi

Bagan struktur organisasi proyek Fly-Over Tandes Surabaya

Laporan Kerja Praktek

Fly Over Tandes, Surabaya

Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan Institut Teknologi Sepuluh Nopember

Surabaya

12

Muhammad Abrar V (3111100049)

Iveth Fahrizal Z (3111100065)

Gambar 2.4 Struktur Organisasi Kontraktor Proyek FO Tandes

Gambar 2.5 Struktur Organisasi MKU Proyek FO Tandes

Laporan Kerja Praktek

Fly Over Tandes, Surabaya

Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan Institut Teknologi Sepuluh Nopember

Surabaya

13

Muhammad Abrar V (3111100049)

Iveth Fahrizal Z (3111100065)

2.8. Flowchart Tahapan Pelaksanaan Proyek

2.7.1 General Flowchart

Gambar 2.6 General Flowchart Pembangunan Fly Over Tandes

Laporan Kerja Praktek

Fly Over Tandes, Surabaya

Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan Institut Teknologi Sepuluh Nopember

Surabaya

14

Muhammad Abrar V (3111100049)

Iveth Fahrizal Z (3111100065)

2.7.2 Flowchart Pengerjaan Struktur Bawah

Gambar 2.7 Flowchart Pengerjaan Struktur Bawah

Laporan Kerja Praktek

Fly Over Tandes, Surabaya

Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan Institut Teknologi Sepuluh Nopember

Surabaya

15

Muhammad Abrar V (3111100049)

Iveth Fahrizal Z (3111100065)

2.7.3 Flowchart Pengerjaan Struktur Atas

Gambar 2.8 Flowchart Pengerjaan Struktur Atas

Laporan Kerja Praktek

Fly Over Tandes, Surabaya

Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan Institut Teknologi Sepuluh Nopember

Surabaya

16

Muhammad Abrar V (3111100049)

Iveth Fahrizal Z (3111100065)

BAB III

KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA

3.1. Hakikat Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3)

Keselamatan dan kesehatan kerja (K3) merupakan instrumen yang memproteksi

pekerja, perusahaan, lingkungan hidup, dan masyarakat sekitar dari bahaya akibat kecelakaan

kerja. Perlindungan tersebut merupakan hak asasi yang wajib dipenuhi oleh setiap perusahaan.

Kesehatan kerja merupakan usaha melindungi karyawan dari segala hal yang dapat

merugikan kesehatan akibat kerja. Berikut hal – hal yang perlu dilakukan :

1. Pemeriksaan Kesehatan Karyawan

a. Pekerja baru (kondisi awal)

b. Pekerja lama (memantau kesehatan) :

1 tahun sekali tambang di permukaan

6 bulan sekali tambang di underground

2. Pemerikasaan Lingkungan Kerja

a. Debu (mengganggu saluran pernapasan)

b. Bising (mengganggu fungsi pendengaran)

c. Pencahayaan (mengganggu daya penglihatan)

d. Getaran (mengganggu fungsi persendian)

e. Gas beracun dan berbahaya (kemungkinan mematikan manusia)

3. Kondisi Ergonomi

a. Tempat duduk

b. Alat kerja

c. Dimensi tempat kerja

Keselamatan kerja sendiri pada hakikatnya merupakan usaha dalam melakukan pekerjaan

tanpa kecelakaan, memberikan suasana lingkungan kerja yang aman sehingga dicapailah hasil

yang menguntungkan dan bebas dari segala macam bahaya.

Laporan Kerja Praktek

Fly Over Tandes, Surabaya

Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan Institut Teknologi Sepuluh Nopember

Surabaya

17

Muhammad Abrar V (3111100049)

Iveth Fahrizal Z (3111100065)

Keselamatan kerja bertujuan untuk mengawasi dan mencegah, mengurangi, bahkan

menihilkan risiko kecelakaan kerja (zero accident), mencegah terjadinya kerugian/ kerusakan

pada alat, material maupun hasil produksi dan menciptakan lingkungan kerja yang aman dan

nyaman sehingga tidak terjadi kecelakaan. Penerapan konsep ini tidak boleh dianggap sebagai

upaya pencegahan kecelakaan kerja dan penyakit akibat kerja yang menghabiskan banyak

biaya (cost) perusahaan, melainkan harus dianggap sebagai bentuk investasi jangka panjang

yang memberi keuntungan yang berlimpah pada masa yang akan datang.

Pada prinsipnya, K3 menjadikan setiap pekerjaan dapat dilakukan dengan selamat, yaitu

mengetahui dengan benar pekerjaan apa yang akan dilakukan, bagaimana langkah –

langkahnya, bahaya – bahayanya, dan cara mencegah/ mengendalikan bahaya tersebut.

Caranya dengan menganalisa kemungkinan – kemungkinan kecelakaan yang bisa jadi terjadi,

mengetahui apa sebabnya dan menemukan bagaimana cara mencegahnya.

Berikut beberapa tujuan dan sasaran K3 yang ingin dicapai pada pelaksanaan proyek

Fly Over Tandes ini :

1. Menjamin agar dalam pelaksanaan proyek tidak terjadi kecelakaan dan penyakit akibat

kerja

2. Menjamin produktivitas tidak terganggu

3. Menuju kondisi zero accident

Beberapa tujuan K3 tersebut diimplementasikan dengan :

1. Membentuk tim safety secara periodik untuk melaksanakan inspeksi

2. Tindakan langsung di lapangan untuk hal-hal yang membahayakan

3. Laporan dan record hasil safety patrol untuk dibahas dalam SHE Meeting

Laporan Kerja Praktek

Fly Over Tandes, Surabaya

Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan Institut Teknologi Sepuluh Nopember

Surabaya

18

Muhammad Abrar V (3111100049)

Iveth Fahrizal Z (3111100065)

Dalam pelaksanaan proyek Fly Over Tandes ini, PT. Pembangunan Perumahan, Tbk

yang bekerja sama dengan PT. Pakuwon Jati, Tbk dan CV. Manajamen Konstruksi Utama

telah menyediakan beberapa peralatan dan tanggap darurat yang harus dilakukan saat terjadi

kecelakaan kerja. Hal ini dilakukan untuk menjamin terciptanya keselamatan dan kesehatan

kerja. Peralatan dan tanggap darurat tersebut harus digunakan dan dipatuhi oleh seluruh pihak

yang terkait dalam proyek. Pada bab ini akan diuraikan mengenai peralatan serta tanggap

darurat yang disediakan oleh PT. Pembangunan Perumahan, Tbk dalam pembangunan proyek

Fly Over Tandes.

3.2 . Lingkup Perlindungan K3

Untuk memberikan perlindungan terhadap pelaku konstruksi yang terlibat di dalam

proyek Fly Over Tandes, maka diberikan standard dan ketentuan dalam penerapannya di

lokasi konstruksi. Untuk perlindungan diri meliputi beberapa perlengkapan sebagai upaya

untuk melindungi pekerja dari kecelakaan di dalam proyek. Perlengkapan yang digunakan

yaitu :

a. Sepatu Kerja

Sepatu kerja (safety shoes) merupakan perlindungan terhadap kaki. Setiap pekerja konstruksi

perlu memakai sepatu dengan sol yang tebal supaya bisa bebas berjalan dimana-mana tanpa

terluka oleh benda-benda tajam atau kemasukan oleh kotoran dari bagian bawah. Bagian

muka sepatu harus cukup keras supaya kaki tidak terluka kalau tertimpa benda dari atas.

Gambar 3.1 Sepatu Kerja

Laporan Kerja Praktek

Fly Over Tandes, Surabaya

Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan Institut Teknologi Sepuluh Nopember

Surabaya

19

Muhammad Abrar V (3111100049)

Iveth Fahrizal Z (3111100065)

b. Safety Helmet

Helm (safety helmet) sangat penting digunakan sebagai pelindung kepala, dan sudah

merupakan keharusan bagi setiap pekerja konstruksi untuk menggunakannya dengan benar

sesuai peraturan. Helm ini diguakan untuk melindungi kepala dari bahaya yang berasal dari

atas, misalnya saja ada benda, baik peralatan atau material konstruksi yang jatuh dari atas.

Berikut gambar helm yang digunakan pada pelaksanaan proyek Fly Over Pasar Tandes.

Gambar 3.2 Safety Helmet

c. Sarung Tangan

Sarung tangan sangat diperlukan untuk beberapa jenis pekerjaan. Tujuan utama penggunaan

sarung tangan adalah melindungi tangan dari benda-benda keras dan tajam selama

menjalankan kegiatan konstruksi. Salah satu kegiatan yang memerlukan sarung tangan adalah

mengangkat besi tulangan atau kayu. Pekerjaan yang sifatnya berulang seperti mendorong

gerobak cor secara terus-menerus dapat mengakibatkan lecet pada tangan yang bersentuhan

dengan besi pada gerobak sehingga sarung tangan juga diperlukan dalam hal ini.

Laporan Kerja Praktek

Fly Over Tandes, Surabaya

Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan Institut Teknologi Sepuluh Nopember

Surabaya

20

Muhammad Abrar V (3111100049)

Iveth Fahrizal Z (3111100065)

Gambar 3.3 Sarung Tangan

d. Sabuk Pengaman

Sabuk pengaman digunakan para pekerja saat pengerjaan pada ketinggian tertentu dan pada

posisi yang membahayakan. Misalnya saat pemasangan scaffolding. Fungsi utama tali sabuk

pengaman ini adalah menjaga seorang pekerja dari kecelakaan kerja pada saat bekerja.

Gambar 3.4 Sabuk Pengaman

Laporan Kerja Praktek

Fly Over Tandes, Surabaya

Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan Institut Teknologi Sepuluh Nopember

Surabaya

21

Muhammad Abrar V (3111100049)

Iveth Fahrizal Z (3111100065)

e. Rompi kerja

Rompi kerja berfungsi sebagai penanda bagi para pekerja yang sedang bekerja di lapangan

atau juga saat kerja malam.

Gambar 3.5 Rompi Kerja

f. Kacamata Kerja

Kacamata pengaman digunakan untuk melidungi mata dari debu kayu, batu, atau serpih besi

yang beterbangan di tiup angin. Mengingat partikel-partikel debu berukuran sangat kecil yang

terkadang tidak terlihat oleh mata. Oleh karenanya mata perlu diberikan perlindungan.

Biasanya pekerjaan yang membutuhkan kacamata adalah pekerjaan mengelas.

Gambar 3.6 Kacamata Kerja

Laporan Kerja Praktek

Fly Over Tandes, Surabaya

Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan Institut Teknologi Sepuluh Nopember

Surabaya

22

Muhammad Abrar V (3111100049)

Iveth Fahrizal Z (3111100065)

g. Masker

Pelindung bagi pernapasan sangat diperlukan untuk pekerja konstruksi mengingat kondisi

lokasi proyek itu sendiri dimana berbagai material konstruksi berukuran besar sampai sangat

kecil yang merupakan sisa dari suatu kegiatan konstruksi dapat beterbangan dan terhirup oleh

kita sehingga dapat mengganggu saluran pernapasan.

Gambar 3.7 Masker

Laporan Kerja Praktek

Fly Over Tandes, Surabaya

Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan Institut Teknologi Sepuluh Nopember

Surabaya

23

Muhammad Abrar V (3111100049)

Iveth Fahrizal Z (3111100065)

Selain peralatan kerja yang diuraikan diatas juga dibutuhkan rambu-rambu untuk

mengingatkan para pekerja tentang peringatan atau peraturan-peraturan yang harus dipatuhi

dalam proyek pembagunan Fly Over Tandes. Beberapa papan rambu pengingat terletak di

berbagai titik di dalam proyek. Berikut beberapa gambar rambu yang terletak di proyek Fly

Over Pasar Tandes.

Gambar 3.8 Safety Sign Proyek

Laporan Kerja Praktek

Fly Over Tandes, Surabaya

Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan Institut Teknologi Sepuluh Nopember

Surabaya

24

Muhammad Abrar V (3111100049)

Iveth Fahrizal Z (3111100065)

Gambar 3.9 Safety Sign Proyek

Laporan Kerja Praktek

Fly Over Tandes, Surabaya

Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan Institut Teknologi Sepuluh Nopember

Surabaya

25

Muhammad Abrar V (3111100049)

Iveth Fahrizal Z (3111100065)

3.3. Tanggap Darurat

Prosedur ini ditetapkan untuk memastikan bahwa seluruh proses tanggap darurat

sehubungan dengan Keselamatan Kesehatan Kerja, Lingkungan dan Mutu (K3LM)

ditetapkan, diterapkan, dan dirawat untuk efektivitas Sistem Manajemen K3LM ( SM-

K3LM). Dinas Pekerjaan Umum telah melakukan identifikasi kondisi darurat sesuai dengan

aktivitas, produk dan jasa serta faktor-faktor alam yang bisa menyebabkan kondisi darurat

serta menetapkan prosedur untuk meresponnya. Berikut ini adalah kondisi darurat yang

teridentifikasi :

a. Kebakaran

b. Demo dan huru-hara

c. Banjir

d. Gempa Bumi

e. Menemukan objek yang mencurigakan

f. Kegagalan konstruksi

Dalam menghadapi bahaya yang mungkin terjadi maka dibentuk tim yang bernama SHE

Tandes. SHE sendiri mrupakan akronim dari Safety and Healthy Engineering. Tim SHE

Tandes mempunyai beberapa program untuk mendukung kesehatan dan keselamatan kerja.

Beberapa program tersebut adalah :

a. SHE Induction

Pengarahan tentang keselamatan kerja kepada tamu dan pekerja sebelum kunjungan atau

pekerjaan dimulai. Setiap tamu atau pekerja baru yang belum pernah masuk ke dalam

pelaksanaan pembangunan Fly Over Tandes diberi pengarahan tentang isi proyek dan hal-hal

apa saja yang mungkin mengancam keselamatan. Selain itu, mereka juga diwajibkan memakai

alat-alat pendukung keselamatan seperti helm proyek dan sepatu safety.

Laporan Kerja Praktek

Fly Over Tandes, Surabaya

Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan Institut Teknologi Sepuluh Nopember

Surabaya

26

Muhammad Abrar V (3111100049)

Iveth Fahrizal Z (3111100065)

Gambar 3.10 Visualisasi SHE Induction

b. SHE Talk

She Talk dilaksanakan seminggu sekali, dimaksudkan untuk mengetahui kendala atau

kejadian apa saja yang telah terjadi di dalam proyek serta pemberian arahan di lapangan.

Gambar 3.11 Visualisasi SHE Talk

c. SHE Meeting

SHE Meeting diadakan seminggu sekali di kantor dalam bentuk rapat dengan anggota tim

SHE, untuk meninjau dan memperbaiki kekurangan serta merumuskan solusi dari kejadian

K3 yang terjadi di lapangan.

Laporan Kerja Praktek

Fly Over Tandes, Surabaya

Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan Institut Teknologi Sepuluh Nopember

Surabaya

27

Muhammad Abrar V (3111100049)

Iveth Fahrizal Z (3111100065)

Gambar 3.12 Visualisasi SHE Meeting

d. SHE Training

SHE Training dilakukan di proyek dalam bentuk kegiatan pelatihan penggunaan alat

keselamatan kerja, pemadam kebakaran, pengendalian keadaan darurat, dan keterampilan

P3K yang diperuntukkan bagi pelaku konstruksi di proyek Fly Over Tandes.

Gambar 3.13 Visualisasi SHE Training

Laporan Kerja Praktek

Fly Over Tandes, Surabaya

Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan Institut Teknologi Sepuluh Nopember

Surabaya

28

Muhammad Abrar V (3111100049)

Iveth Fahrizal Z (3111100065)

BAB IV

PELAKSANAAN PROYEK

4.1. Penjelasan Umum Pelaksanaan Proyek

PT PP, Tbk dalam proyek Pembangunan Fly-Over Tandes menangani pekerjaan

struktural. Sebidang tanah yang semula hanya lahan rumput dibangun hingga menjadi suatu

pekerjaan infrastruktur berupa flyover. Pekerjaan ini sangat bergantung pada metode

pelaksanaan yang digunakan, karena dengan metode pelaksanaan yang efektif, efisien dan

tepat, maka dapat dicapai hasil yang memuaskan dalam proyek tersebut.

Ada beberapa faktor yang dapat mempengaruhi pemilihan metode pelaksanaan yang

akan dipakai di lapangan, antara lain jenis dari proyek itu sendiri, dari situlah kita dapat

menentukan alat apa saja yang dibutuhkan di lapangan untuk membantu pelaksanaan proyek,

jumlah tenaga kerja yang ahli, lahan proyek, lokasi proyek, dan beberapa faktor lain.

Pekerjaan dalam proyek Pembangunan Flyover Tandes (selama 2 bulan masa Kerja

Praktek) meliputi pekerjaan bekisting, urugan tanah, penulangan dan pengecoran deck slab,

stressing beton, girder erection dan diafragma erection.

4.2. Lingkup Pekerjaan Proyek

A. Pekerjaan Persiapan :

Project Management

Mob Demob

Persiapan Lapangan

Perijinan

Fasilitas Proyek, dll

B. Pekerjaan Galian & Timbunan

Pekerjaan Galian = 3174 m3

Pekerjaan Urugan = 7845 m3

Perataan Tanah = 5908 m3

Laporan Kerja Praktek

Fly Over Tandes, Surabaya

Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan Institut Teknologi Sepuluh Nopember

Surabaya

29

Muhammad Abrar V (3111100049)

Iveth Fahrizal Z (3111100065)

C. Pekerjaan Pemancangan

Supply Tiang Pancang = 15368 m (1072 batang)

Pemancangan = 14252 m (432 titik)

Static Loading Test = 4 Titik

D. Pekerjaan Bawah Jembatan

Beton Pondasi Pilar = 1.044 m3 (K-350)

Beton Badan Pilar = 375 m3 (K-350)

Beton Kepala Pilar = 542 m3 (K-350)

Beton Abutment = 294 m3 (K-350)

Lean Concrete = 73 m3 (K-125)

Sand Beding = 105 m3

Angkur = 316 buah

E. Pekerjaan Atas Jembatan

PCI Girder L.50 = 14 buah

PCI Girder L.25 = 72 buah

Diafragma = 267 buah

Bearing Pad = 172 buah

Plat Lantai Beton = 2.280 m3 (K-350)

Pengaspalan = 12.101 m2 (ACWC & ATB)

Lapis Pondasi Agg = 4.150 m2 (Klas A & B)

Laporan Kerja Praktek

Fly Over Tandes, Surabaya

Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan Institut Teknologi Sepuluh Nopember

Surabaya

30

Muhammad Abrar V (3111100049)

Iveth Fahrizal Z (3111100065)

F. Pekerjaan Bangunan Pelengkap

Railling Jembatan = 2.205 m

Median & Trotoar = 2.210 m / 2.432 m2

Dinding Penahan = 130 m3

PJU = 16 buah

Gambar 4.1 Diagram Bobot Pekerjaan

Laporan Kerja Praktek

Fly Over Tandes, Surabaya

Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan Institut Teknologi Sepuluh Nopember

Surabaya

31

Muhammad Abrar V (3111100049)

Iveth Fahrizal Z (3111100065)

4.3. General Flowchart Tahapan Pelaksanaan Proyek

Gambar 4.2 General Flowchart Pembangunan Fly Over Tandes

Laporan Kerja Praktek

Fly Over Tandes, Surabaya

Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan Institut Teknologi Sepuluh Nopember

Surabaya

32

Muhammad Abrar V (3111100049)

Iveth Fahrizal Z (3111100065)

4.4. Pekerjaan Bekisting

Bekisting merupakan sarana struktur beton untuk mencetak beton dengan

ukuran dan bentuk yang direncanakan. Bekisting harus mampu berfungsi sebagai struktur

sementara yang bisa memikul berat sendiri, beton basah, beban hidup dan peralatan kerja.

Gambar 4.3 Bekisting kolom Gambar 4.4 Bekisting pembatas jalan

4.5. Pekerjaan Urugan Tanah

Pekerjaan urugan tanah bertujuan untuk meninggikan elevasi tanah hingga

mencapai ketinggian tanah yang diinginkan. Macam – macam alat berat yang digunakan pada

pekerjaan ini ialah excavator, bulldozer dan roller. Excavator digunakan untuk mengambil

dan memindahkan tanah, Bulldozer untuk mendorong tanah / membentuk permukaan tanah,

sedangkan roller berfungsi untuk meratakan tanah.

Laporan Kerja Praktek

Fly Over Tandes, Surabaya

Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan Institut Teknologi Sepuluh Nopember

Surabaya

33

Muhammad Abrar V (3111100049)

Iveth Fahrizal Z (3111100065)

Gambar 4.5 Excavator Gambar 4.6 Roller

Gambar 4.7 Bulldozer

Dalam pekerjaan ini dilaksanakan juga uji kepadatan tanah untuk mengetahui apakah

kepadatan urugan tanah sudah sesuai dengan kriteria atau belum. Uji kepadatan ini dinamakan

test sand cone.

Gambar 4.8 Sand Cone Test

Laporan Kerja Praktek

Fly Over Tandes, Surabaya

Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan Institut Teknologi Sepuluh Nopember

Surabaya

34

Muhammad Abrar V (3111100049)

Iveth Fahrizal Z (3111100065)

Cara Pelaksanaan Sand Cone Test :

1. Menentukan isi botol

2. Timbanglah alat (botol + corong = gram)

3. Letakkan alat dengan botol di bawah , bukalah kran dan isi dengan air jernih sampai

penuh di atas kran. Tutuplah kran dan bersihkan kelebihan air.

4. Timbanglah yang terisi air (gram). Berat air = isi botol pasir .

5. Lakukan langkah 2 dan 3 sebanyak tiga kali dan ambil harga rata-rata dari ketiga hasil.

Perbedaan masing-masing pengukuran tidak boleh lebih dari 3 cm3 .

6. Menentukan berat isi pasir

7. Letakkan alat dengan botol di bawah pada dasar yang rata tutup kran isi corong pelan-

pelan dengan pasir.

8. Bukalah kran isi botol sampai penuh dan dijaga agar selama pengisian corong selalu

paling sedikit setengahnya.

9. Tutup kran bersihkan kelebihan pasir di atas kran dan timbanglah (w3 gram)

10. Menentukan berat pasir dalam corong :

11. Isi botol pelan pelan dengan pasir dengan pasir secukupnya dan timbang (gram)

12. Letakkan alat dengan corong di bawah pada plat corong , pada dasar yang rata dan

bersih.

13. Bukalah kran pelan-pelan sampai pasir berhenti mengalir .

14. Tutup kran dan timbanglah alat berisi sisa pasir (gram)

15. Hitunglah berat pasir dalam corong (gram)

16. Menentukan berat isi tanah

17. Isi botol dengan pasir secukupnya

18. Ratakan permukaan tanah yang akan diperiksa. Letakkan plat corong pada permukaan

yang telah rata tersebut dan kokohkan dengan paku pada keempat sisinya.

19. Galilah lubang sedalam minimal 10 cm (tidak melampaui tebal hamparan padat)

Laporan Kerja Praktek

Fly Over Tandes, Surabaya

Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan Institut Teknologi Sepuluh Nopember

Surabaya

35

Muhammad Abrar V (3111100049)

Iveth Fahrizal Z (3111100065)

Gambar 4.9 Penggalian lubang

20. Seluruh tanah hasil galian di masukkan ke dalam kaleng yang tertutup dan telah

diketahui beratnya lalu timbang kaleng beserta tanah

21. Timbang alat dengan pasir di dalamnya

22. Letakkan alat pada daerah yang telah digali pada langkah ke-19 , corong ke bawah di

atas plat corong dan buka kran pelan-pelan sehingga pasir masuk ke dalam lubang.

23. Setelah pasir berhenti mengalir kran ditutup kembali dan timbang alat dengan sisa

pasir (gram).

24. Ambil tanah sedikit dari kaleng untuk penentuan kadar air w %. Pada pelaksanaan di

lapangan, digunakan alat bernama speedy moisturizer untuk menentukan kadar air.

Gambar 4.10 Menentukan kadar air dengan speedy Moisturizer

Laporan Kerja Praktek

Fly Over Tandes, Surabaya

Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan Institut Teknologi Sepuluh Nopember

Surabaya

36

Muhammad Abrar V (3111100049)

Iveth Fahrizal Z (3111100065)

4.6. Pekerjaan Stressing Beton

Stressing beton dilakukan sebelum pekerjaan erection girder. Satu girder terdiri

dari 6 lubang di kedua sisinya.

Gambar 4.11 Pekerjaan stressing

Setelah strand dimasukkan, dilakukan setting angkur balok. Setelah itu, dilakukan

stressing menggunakan hydraulic jack dengan gaya penarikan (jacking force). Penarikan

dilakukan bersamaan pada kedua sisi girder. Mutu baja tulangan bursting ialah BJTD-40 (U-

39). Setelah stressing dilakukan, kelebihan panjang strand kemudian dipotong. Lalu dilakukan

grouting yaitu mengisi lubang pada girder dengan menginjeksi campuran beton. Kemudian

difinishing dengan melapisi kedua sisi girder agar terlihat lebih rapi.

Laporan Kerja Praktek

Fly Over Tandes, Surabaya

Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan Institut Teknologi Sepuluh Nopember

Surabaya

37

Muhammad Abrar V (3111100049)

Iveth Fahrizal Z (3111100065)

Gambar 4.12 Hydraulic Jack Gambar 4.13 stressing

Gambar 4.14 Sebelum stressing Gambar 4.14 Setelah patching

Laporan Kerja Praktek

Fly Over Tandes, Surabaya

Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan Institut Teknologi Sepuluh Nopember

Surabaya

38

Muhammad Abrar V (3111100049)

Iveth Fahrizal Z (3111100065)

4.7. Pekerjaan Erection Girder

Setelah stressing dilakukan, maka pekerjaan selanjutnya ialah pekerjaan

erection girder. Terdapat dua macam girder yang digunakan dalam proyek ini yaitu girder

dengan bentang 25 m dan 50 m. Girder dengan bentang 50 m memang sangat jarang dijumpai

dalam suatu konstruksi. Pada proyek ini sendiri, girder 50 m digunakan untuk menyiasati

adanya perlintasan rel kereta api yang membentang di tengah - tengah proyek flyover. Mutu

beton yang digunakan untuk girder 50 m ialah K-800.

Gambar 4.14 Ilustrasi tempat perletakan girder 25 m dan 50 m

.

Laporan Kerja Praktek

Fly Over Tandes, Surabaya

Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan Institut Teknologi Sepuluh Nopember

Surabaya

39

Muhammad Abrar V (3111100049)

Iveth Fahrizal Z (3111100065)

Gambar 4.15 Proses Awal Gambar 4.16 Proses Akhir

Girder ini sendiri terdiri dari beberapa segmen yang sudah memiliki lubang pada masing –

masing segmen dimana tiap segmen sudah terdapat urutan pemasangannya sehingga saat

jacking, kabel tulangan (strand) dapat dimasukkan ke dalam lubang girder.

Gambar 4.17 Girder 25 m yang terdiri dari beberapa segmen yang digabung

Laporan Kerja Praktek

Fly Over Tandes, Surabaya

Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan Institut Teknologi Sepuluh Nopember

Surabaya

40

Muhammad Abrar V (3111100049)

Iveth Fahrizal Z (3111100065)

Untuk girder 50 m sendiri belum bisa diereksi disebabkan adanya masalah perizinan dengan

pihak PT KAI. Sebagaimana diketahui, proyek flyover ini membentang di atas perlintasan

kereta api sehingga untuk melakukan erection girder 50 m yang akan diletakkan tepat di atas

rel kereta api memerlukan perijinan. Terdapat 2 perijinan agar girder 50 m ini agar dapat

diereksi, yang pertama ialah ijin prinsip dari kementrian perhubungan dan yang kedua ialah

ijin pengawasan dari PT KAI. Untuk ijin prinsip sendiri sudah didapatkan oleh PT PP

(Persero), Tbk dari kementrian perhubungan sejak beberapa bulan yang lalu. Sedangkan untuk

ijin pengawasan dari PT KAI belum didapatkan. Belum lagi kemungkinan biaya denda yang

harus dikeluarkan oleh pihak PT PP, Tbk apabila proses erection girder menyebabkan

terhambatnya jadwal perjalanan kereta.

Gambar 4.18 Erection girder 50 m yang masih terhambat masalah perijinan PT KAI

Laporan Kerja Praktek

Fly Over Tandes, Surabaya

Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan Institut Teknologi Sepuluh Nopember

Surabaya

41

Muhammad Abrar V (3111100049)

Iveth Fahrizal Z (3111100065)

Rencananya , erection girder 50 m ini nanti akan menggunakan bantuan 3 crane. Metode

erection girder 50 m adalah :

1. Girder 50 m akan diangkut menggunakan boogie dari stockyard sehari sebelum girder

diereksi. Hal ini bertujuan untuk efisiensi waktu mengingat windows time kereta

tidaklah lama. Windows time ialah waktu dimana lalu lintas kereta sedang lengang

sehingga pada waktu ini diijinkan untuk melakukan erection girder.

2. Erection girder akan dilakukan pada saat windows time terlebar yaitu sekitar pukul

10.00 WIB.

3. Saat windows time, boogie akan bergerak perlahan menuju perlintasan rel kereta api /

lokasi erection. Ada 2 alternatif yang bisa digunakan, yaitu boogie bergerak masuk

secara miring menuju lokasi erection dengan kemiringan minimal 18 ° atau bisa juga

boogie bergerak masuk secara lurus (tegak lurus perlintasan kereta api).

4. Dilakukan pelepasan seling, pelepasan bracing, pengangkatan girder dari boogie

Sehingga boogie bisa bergerak meninggalkan lokasi erection.

5. Girder diangkat menggunakan 3 Crane untuk kemudian dierection pada posisinya.

Digunakan 3 crane dengan tujuan mengamankan tekuk lateral dari girder yang

mempunyai bentang cukup panjang.

6. Jika boogie masuk secara miring, maka ereksi akan dilakukan dengan posisi girder

diagonal. Apabila girder di sisi selatan telah sampai pada perletakannya, girder

diangkat melewati pier head dan girder diluruskan di atas dengan cara crane utara

menggeser secara perlahan dan crane selatan bersifat sebagai poros penggeseran.

7. Setelah girder terpasang pada posisinya kemudian dipasang bracing menggunakan

besi beton yg dilaskan ke pier head untuk keamanan girder.

8. Setelah seluruh girder terpasang satu demi satu, selanjutnya akan dilakukan

pemasangan safety net.

Laporan Kerja Praktek

Fly Over Tandes, Surabaya

Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan Institut Teknologi Sepuluh Nopember

Surabaya

42

Muhammad Abrar V (3111100049)

Iveth Fahrizal Z (3111100065)

Gambar 4.19 Alternatif 1 ( Boogie masuk secara diagonal)

Gambar 4.20 Alternatif 2 ( Boogie masuk secara lurus)

Gambar 4.21 Ilustrasi alternatif 1

Laporan Kerja Praktek

Fly Over Tandes, Surabaya

Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan Institut Teknologi Sepuluh Nopember

Surabaya

43

Muhammad Abrar V (3111100049)

Iveth Fahrizal Z (3111100065)

Gambar 4.22 Pemasangan safety net

4.8. Pekerjaan Erection Diafragma

Setelah girder selesai diereksi, maka pekerjaan selanjutnya ialah pekerjaan

erection diafragma. Erection diafragma dilakukan dengan menggunakan crane. Terdapat dua

orang yang saling berkoordinasi untuk mengarahkan diafragma agar dapat diereksi sesuai

pada tempat yang telah ditentukan. Satu orang berada di lantai atas, satu lagi adalah supir dari

crane itu sendiri.

Gambar 4.22 Diafragma (pier head) Gambar 4.23 Proses Erection diafragma

Laporan Kerja Praktek

Fly Over Tandes, Surabaya

Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan Institut Teknologi Sepuluh Nopember

Surabaya

44

Muhammad Abrar V (3111100049)

Iveth Fahrizal Z (3111100065)

Gambar 4.24 Diafragma yang telah diereksi

4.9. Penulangan dan Pengecoran Deck Slab

Pekerjaan ini dilaksanakan setelah pekerjaan pemasangan pelat bondex di atas

girder. Setelah bondex dipasang, selanjutnya dilakukan penulangan. Pada saat penulangan,

digunakan beton decking berukuran kecil yang bertujuan sebagai tempat menumpunya

tulangan. Setelah proses penulangan selesai, tulangan kembali dicek untuk mengetahui ada /

tidaknya kesalahan dalam pemasangan. Selain itu dilakukan pula kegiatan pembersihan

sebelum akhirnya dilakukan pengecoran.

Gambar 4.25 Pemasangan bondex Gambar 4.26 Penulangan

Laporan Kerja Praktek

Fly Over Tandes, Surabaya

Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan Institut Teknologi Sepuluh Nopember

Surabaya

45

Muhammad Abrar V (3111100049)

Iveth Fahrizal Z (3111100065)

Gambar 4.27 Penggunaan beton decking Gambar 4.28 Beton decking

Pekerjaan pengecoran dilaksanakan pada saat malam hari untuk menghindari

terjadinya kemacetan yang dapat menghambat proses pengiriman beton ready mix. Sebelum

pengecoran, terlebih dahulu dilakukan slump test untuk menguji kualitas dari beton ready mix

tersebut. Slump adalah pengujian untuk mengetahui kadar air beton / kelecakan beton dengan

menggunakan kerucut abrams. Slump test dilakukan tepat saat concrete mixer truck masuk ke

dalam proyek. Saat itu, concrete mixer truck mengeluarkan sample beton untuk diuji. Nilai

slump dari campuran beton perlu diperhatikan pada saat pengecoran menggunakan concrete

pump karena apabila nilai slump terlalu kecil maka kerja pompa akan menjadi berat.

Gambar 4.29 Slump test Gambar 4.30 Ilustrasi hasil slump test

Laporan Kerja Praktek

Fly Over Tandes, Surabaya

Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan Institut Teknologi Sepuluh Nopember

Surabaya

46

Muhammad Abrar V (3111100049)

Iveth Fahrizal Z (3111100065)

Cara melakukan slump test :

Bersihkan kerucut slump tes slump. Basahi kerucut tes dengan air dan taruh pada plat

landasan tes slump

Kumpulkan beton yang akan dites slump

Dirikan kerucut tes slump dan pegang dengan kedua kaki, isi kerucut tes slump

sebanyak 1/3 dari isi kerucut dan kemudian padatkan dengan tongkat besi dengan cara

ditusuk-tusuk sebanyak 25 kali. Pemadatan dengan car ditusuk-tusuk mulai dari pingir

terus ke bagian tengah

Kemudian isi 2/3 bagian berikutnya dan kembali dipadatkan dengan cara ditusuk-

tusuk dengan pipa besi sebanyak 25 kali. Perlu diingat bahwa pemadatan dengan cara

ditusuk menggunakan pipa besi hanya sampai pada lapis atas 1/3 yang pertama

Isi kembali kerucut sampai penuh kemudian dipadatkan, juga perlu diingat bahwa

pemadatan hanya dilakukan sampai lapis atas pengisian 2/3 bagian yang kedua

Ratakan bagian atas kerucut dengan pipa besi pemadat dengan cara geser dan diputar

pipa tersebut

Tarik dengan hati-hati kerucut tes slump anda dengan menjaga jangan sampai benda

uji anda bergeser

Taruh kerucut tes slump disamping benda uji yang baru saja ditarik kemudian taruh

pipa besi anda

Ukurlah rata-rata ketinggian bagian beton yang telah dites dengan mistar/pengaris.

Selisih ketinggian antara kerucut tes slump dengan beton inilah yang dinamakan nilai

slump.

Laporan Kerja Praktek

Fly Over Tandes, Surabaya

Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan Institut Teknologi Sepuluh Nopember

Surabaya

47

Muhammad Abrar V (3111100049)

Iveth Fahrizal Z (3111100065)

Gambar 4.31 Variasi nilai slump untuk berbagai jenis komponen struktur

Pengecoran dilakukan dengan menggunakan concrete pump jenis fixed. Beton ready mix dari

concrete mixer truck akan ditumpahkan ke concrete pump yang selanjutnya concrete pump

akan memompanya melalui pipa menuju ke bagian yang lebih tinggi yaitu lantai deck slab

flyover. Untuk mengarahkan pipa itu sendiri, ada dua orang pekerja yang saling

berkoordinasi, dimana salah satu pekerja ada di bagian bawah yang bertugas untuk “menyetir”

pipa, dan satu lagi berada di lantai atas yang bertugas mengarahkan pekerja yang menyetir

pipa tersebut.

Gambar 4.32 Menumpahkan beton dari mixer Gambar 4.33 Conrete Pump

Laporan Kerja Praktek

Fly Over Tandes, Surabaya

Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan Institut Teknologi Sepuluh Nopember

Surabaya

48

Muhammad Abrar V (3111100049)

Iveth Fahrizal Z (3111100065)

Setelah beton selesai dipompa, digunakan vibrator yang bertujuan untuk memadatkan beton.

Menggunakan vibrator juga tidak bisa sembarangan. Persyaratan pemakaian vibrator adalah :

Harus dimasukkan secara vertikal sehingga penetrasi sampai ke bawah beton dan

menghasilkan konsolidasi.

Harus dikeluarkan secara perlahan dan dimasukkan kembali pada lokasi yang

berdekatan dan berjarak tidak lebih dari 45 cm.

Vibrator tidak boleh dipertahankan berada pada satu lokasi lebih dari 30 detik.

Vibrator tidak boleh digunakan untuk memindahkan beton ke lokasi yang berdekatan

dan tidak boleh menyentuh tulangan.

Gambar IV.37 Pemakaian vibrator

Laporan Kerja Praktek

Fly Over Tandes, Surabaya

Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan Institut Teknologi Sepuluh Nopember

Surabaya

49

Muhammad Abrar V (3111100049)

Iveth Fahrizal Z (3111100065)

BAB V

Metode Stressing pada Girder

5.1. Prinsip-prinsip dasar beton prategang

Salah satu definisi terbaik mengenai beton prategang diberi oleh komisi ACI

dalam beton prategang yaitu, beton yang mengalami tegangan internal dengan besar

dan distribusi sedemikian rupa sehingga dapat mengimbangi tegangan yang terjadi

akibat beban eksternal sampai batas tertentu. Pada elemen-elemen beton

bertulang,sistem prategang biasanya dilakukan dengan menarik tulangannya.

Gambar 5.1 Konsep Pratekan pada balok

Laporan Kerja Praktek

Fly Over Tandes, Surabaya

Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan Institut Teknologi Sepuluh Nopember

Surabaya

50

Muhammad Abrar V (3111100049)

Iveth Fahrizal Z (3111100065)

Dapat ditambahkan bahwa beton prategang, dalam arti seluas-luasnya, dapat

juga termasuk keadaan (kasus) dimana tegangan-tegangan yang diakibatkan oleh

regangan-regangan internal diimbangi sampai batas tertentu seperti pada konstruksi

yang melengkung (busur), atau dalam kasus ini tulangan baja yang ditarik yang disebut

dengan tendon. Tendon dapat terdiri dari untaian kawat (strand), kabel, atau batang-

batang baja(bar) yang terbuat dari baja mutu tinggi. Ini merupakan bentuk yang paling

umum dari beton prategan sampai sejauh ini.

Tabel 5.1. Jenis-jenis baja prategang

Ada tiga konsep yang dapat dipakai untuk menjelaskan dan menganalisis sifat-

sifat dasar dari beton prategang. Ketiga hal ini dapat diterangkan sebagai berikut:

Konsep pertama: sistem Prategang untuk mengubah beton menjadi bahan yang

elastis. Konsep ini memperlakukan beton sebagai bahan yang elastis dan mungkin

merupakan pendapat yang umum dari para insinyur. Ini merupakan buah pemikiran

Eugenen Freyssinet yang memvisualisasikan beton prategang pada dasarnya adalah

beton yang ditransformasikan dari bahan yang getas menjadi bahan yang elastis

dengan memberikan tekanan (desakan) terlebih dahulu (pratekan) pada bahan

tersebut. Beton yang tidak dapat menahan tarikan dan kuat memikul tekanan

(umumnya dengan baja mutu tinggi yang ditarik) sedemikian rupa sehingga beton

yang getas dapat memikul tegangan tarik. Dari konsep ini lahirlah kriteria “tidak ada

tegangan tarik” pada beton. Umumnya telah diketahui bahwa jika tidak ada tegangan

tarik pada beton, berarti tidak akan terjadi retak, dan beton tidak merupakan bahan

yang getas lagi melainkan berubah menjadi bahan yang elastis. Atas dasar pandangan

ini, beton divisualisasikan sebagain benda yang mengalami dua sistem pembebanan

yaitu, gaya internal prategang dan beban eksternal dengan tegangan tarik akibat

beban eksternal dilawan oleh tegangan tekan akibat gaya prategang.

Laporan Kerja Praktek

Fly Over Tandes, Surabaya

Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan Institut Teknologi Sepuluh Nopember

Surabaya

51

Muhammad Abrar V (3111100049)

Iveth Fahrizal Z (3111100065)

Konsep kedua: Sistem prategang untuk kombinasi baja mutu-tinggi dengan beton.

Konsep ini mempertimbangkan beton prategang sebagai kombinasi (gabungan) dari

baja dan beton seperti pada beton bertulang dimana baja menahan tarikan dan beton

menahan tekanan, dengan demikian kedua bahan membentuk kopel penahan untuk

melawan momen eksternal.

Konsep ketiga: sistem prategang untuk mencapai kesetimbangan beban. Konsep ini

terutama menggunakan prategang sebagai usaha untuk membuat seimbang gaya-gaya

pada sebuah batang.

5.1.2. Klasifikasi dan Jenis Sistem Prategang pada Proyek Pembangunan Jembatan

Tandes

Sistem Pasca-Tarik (Post-Tension)

Sistem pasca tarik adalah suatu sistem prategang dimana kabel ditarik setelah

beton mengeras. Jadi sistem prategang hampir selalu dikerjakan terhadap beton yang

mengeras dan tendon-tendon yang diangkurkan pada beton tersebut segera setelah

gaya prategang dilakukan. Cara ini dapat dipakai pada elemen-elemen baik beton

pracetak maupun beton yang dicetak di tempat. Pada proyek Jembatan Tandes sistem

prategang pada balok girder menggunakan sistem post-tension.

Tendon dengan angkur ujung

Pada sistem pasca-tarik, tendon-tendon diangkurkan pada ujungnya dengan

bantuan alat-alat mekanis untuk mengalihkan gaya prategang kepada beton.

Komponen seperti ini disebut pengangkuran ujung. Pada struktur pasca-tarik, lubang

berisi tendon disementasi (grouting) setelah penarikan kabel selesai, sehingga tendon

ditahan oleh sementasi, tapi angkur ujung masih diperlukan selama pembangunan,

setelah itu angkur ujung dapat dilepas. Sementasi yang dibahas ini kaitannya dengan

dengan klasifikasi komponen struktur pasca-tarik yang terekat atau tidak.

Laporan Kerja Praktek

Fly Over Tandes, Surabaya

Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan Institut Teknologi Sepuluh Nopember

Surabaya

52

Muhammad Abrar V (3111100049)

Iveth Fahrizal Z (3111100065)

(a) (b)

Gambar 5.2. Konfigurasi peralatan Angkur. (a)Angkur hidup (b)Angkur Mati

Tendon dengan atau tanpa rekatan

Secara umum, rekatan pada tendon pasca-tarik dicapai dengan sementasi

(grouting), jika tidak direkatkan, perlindungan tendon-tendon terhadap karat harus

dilakukan dengan melapisinya dengan bahan pelindung minyak atau bahan lain-lain.

Pada proyek jembatan tandes, rekatan pada balok girder dicapai dengan dilakukan

sementasi (grouting).

Pracetak

Sistem pracetak (pre-cast) melibatkan pekerjaan pengecoran beton jauh dari

tempatnya yang terakhir, komponen struktur dicor di pabrik atau di dekat proyek, dan

diangkut ke lokasinya yang terakhir. Beton pracetak memungkinkan pengontrolan

yang lebih baik dan seringkali lebih ekonomis untuk produksi massal. Sistem yang

digunakan pada proyek Jembatan Tandes juga merupakan sistem pracetak.

5.1.3. Post-Tensioning, Tensioning Methods

Sistem yang digunakan untuk memberikan prategang pada balok girder

Jembatan Tandes ialah sistem prategang mekanis. Sistem ini merupakan sistem yang

paling umum untuk digunakan dalam memberikan gaya prategang yaitu dengan

dongkrak. Pada sistem pasca-tarik, dongkrak digunakan untuk menarik baja dengan

reaksi yang bekerja melawan beton yang telah mengeras. Dongkrak hidrolik

digunakan karena kapasitasnya yang besar.

Laporan Kerja Praktek

Fly Over Tandes, Surabaya

Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan Institut Teknologi Sepuluh Nopember

Surabaya

53

Muhammad Abrar V (3111100049)

Iveth Fahrizal Z (3111100065)

5.2. Metode Stressing pada proyek Fly Over Tandes

Diagram alir pekerjaan stressing PCI Girder L = 50 m Pada FlyOver Tandes

START

SETTING SEGMENTAL GIRDER

INSTALASI PC STRAND

STRESSING

PEMOTONGAN PC STRAND

PATCHING

GROUTING

SELESAI

Laporan Kerja Praktek

Fly Over Tandes, Surabaya

Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan Institut Teknologi Sepuluh Nopember

Surabaya

54

Muhammad Abrar V (3111100049)

Iveth Fahrizal Z (3111100065)

No Uraian Pekerjaan Spesifikasi

1

2

3

Pengadaan PCI Girder H-230 L=50,8 m

BETON

f’c

Prestressing Cable

Diameter

Effective Section Area

Modulus of Elasticity

Ultimate Tensile Strength

Jumlah Strand

80 MPa

Sesuai dengan SNI T 02 2005

12,7 mm

98,78 mm2

1,93x105 N/mm

2

1860 N/mm2

Sesuai dengan ASTM A416 Grade 270

Sesuai JIS G 3536

107 Strand

Tabel 5.2. Data Teknis Girder

No Daftar Alat Gambar Alat

1

2

3

Angkur Hidup

Hydraulic Pump

Hydraulic Jack

Tabel 5.3. Peralatan yang digunakan pada pekerjaan stressing

Laporan Kerja Praktek

Fly Over Tandes, Surabaya

Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan Institut Teknologi Sepuluh Nopember

Surabaya

55

Muhammad Abrar V (3111100049)

Iveth Fahrizal Z (3111100065)

5.2.1. Tahapan Pekerjaan Stressing

Setting Segmental Girder

Pekerjaan ini bertujuan untuk memposisikan balok PCI girder agar benar-benar

tegak lurus dalam arah horizontal maupun vertical. Adapun tahapan dalm pekerjaan

ini antara lain:

Kondisikan segmental balok diatas bed stressing sesuai dengan nomor urutan

segmen.

Untuk mengecek kelurusan girder pada arah horizontal digunakan benang

memanjang sementara untuk kelurusan vertical gunakan unting-unting.

Untuk leveling balok gunakan hydrolic jack.

Tiap-tiap sambungan dipasang plat luncur yang diolesi dengan grease/setempet.

Pekerjaan Instalasi PC-Strand

Pekerjaan install PC-Stransd dilakukan jika pekerjaan setting pada balok girder

telah selesai. Tahapan-tahapan yang harus dilakukan sebelum pekerjaan instalasi PC-

Strand adalah sebagai berikut:

Potong PC-Strand sesuai kebutuhan. Ukuran pemotongan PC-Strand untuk tahapan

perapatan segmental balok adalah sebagai berikut:

Ukuran pemotongan PC-Strand untuk tendon berikutnya adalah sebagai berikut :

L Penarikan = 1.00 meter (untuk satu arah)

L Penarikan = 2.00 meter (untuk dua arah)

n = jumlah segmen

Install PC-Strand ke tiap-tiap tendon sesuai jumlah yang diperhitungkan

Peralatan yang digunakan antara lain : Alat potong strand,genset, meteran.

Penarikan Kabel (Stressing)

Stressing ini dilakukan pada beton dengan alat dongkrak untuk memberi

tegangan pada girder. Metode yang paling biasa untuk menarik kabel adalah dengan

dongkrak. Pada sistem pasca tarik dongkrak digunakan untuk menarik baja dengan

reaksi yang bekerja melawan beton yang mengeras, dongrak hidraulik digunakan

karena kapasitasnya yang besar. Untuk beberapa sistem prategang dongkrak didesain

Lstrand = L Balok sesuai lintasan tendon+ L Penarikan + [(n-1) x 0.15]…(meter)

L strand = L Balok sesuai lintasan tendon+ L Penarikan ……(meter)

Laporan Kerja Praktek

Fly Over Tandes, Surabaya

Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan Institut Teknologi Sepuluh Nopember

Surabaya

56

Muhammad Abrar V (3111100049)

Iveth Fahrizal Z (3111100065)

secara khusus untuk pengerjaan penarikan tendon yang terdiri dari dari sejumlah kabel

dengan ukuran tertentu. Sistem pendongkrakan bervariasi, dari hanya menarik satu

atau dua kabel sampai di atas 100 kabel pada saat yang bersamaan.

Pekerjaan stressing ini diawali dengan pemasangan angkur dan wedges pada

ujung tendon. Wedges berfungsi untuk memegangi strand sehingga strand tetap pada

posisinya.

Gambar 5.3. Teknis pemasangan wedges pada angkur

Gambar 5.4. Teknis konfigurasi Angkur

Setelah angkur dan wedges selesai dipasang maka alat jacking dapat dipasangkan.

Untuk mobilisasi alat jacking ini digunakan portal dan alat bantu berupa chain block. Setelah

portal disiapkan, alat jacking dapat diposisikan pada angkur dan dilakukan penarikan

awal/perapatan. Untuk tahapan stressing selanjutnya sesuai dengan perhitungan yang

disyaratkan. Pasang pengaman / penutup belakang saat kegiatan stressing dilaksanakan. Pada

Girder dengan panjang bentang 50 m ini, stressing dilakukan pada satu sisi dan dilanjutkan balancing dengan menarik sisi lainnya.

Laporan Kerja Praktek

Fly Over Tandes, Surabaya

Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan Institut Teknologi Sepuluh Nopember

Surabaya

57

Muhammad Abrar V (3111100049)

Iveth Fahrizal Z (3111100065)

Gambar 5.5. Pemasangan alat jacking pada balok girder

Gambar 5.6. Konfigurasi jacking dan pengangkuran

Setelah stressing telah selesai alat jacking dapat dilepas dan dilanjutkan

penarikan tendon berikutnya berdasarkan urutan yang telah direncanakan. Urutan dan

perhitungan pada pekerja stressing dapat dilihat pada lampiran.

Laporan Kerja Praktek

Fly Over Tandes, Surabaya

Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan Institut Teknologi Sepuluh Nopember

Surabaya

58

Muhammad Abrar V (3111100049)

Iveth Fahrizal Z (3111100065)

Gambar 5.7. Balok yang telah selesai di stressing

Pekerjaan pemotongan PC-Strand

Untuk pekerjaan pemotongan PC-Strand ada beberapa tahapan sebagai berikut:

1. Pemotongan bias dilaksanakan jika ada persetujuan dari konsuktan.

2. Pemotongan PC-Strand sepanjang ± 3 cm dari terluar baji.

Gambar 5.8. Strand yang sudah di potong

Pekerjaan Patching

Pekerjaan Patching dilakukan untuk mencegah keluarnya bahan grouting dari

sela-sela strand atau baji dengan menggunakan adukan semen dan pasir. Tahapan

pekerjaan patching balok dikerjakan sebagai berikut:

Pasang bekisting penutup tepi kanan – kiri balok lubang grouting dipasang pipa.

Lubangi bekisiting untuk posisi pipa grouting.

Laporan Kerja Praktek

Fly Over Tandes, Surabaya

Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan Institut Teknologi Sepuluh Nopember

Surabaya

59

Muhammad Abrar V (3111100049)

Iveth Fahrizal Z (3111100065)

Siapkan material patching sesuai dengan komposisi.

Setelah selesai cor patching dan umur patching memenuhi persyaratan bekisting

dibuka dan dilakukan finishing.

Satu hari setelah patching dapat dilakukan pekerjaan grouting.

Gambar 5.9. Girder sesudah dilakukan patching

Pekerjaan Grouting

Sebagian besar ketahanan konstruksi post-tension bergantung pada proses

grouting. Grouting dengan kekerasan yang baik akan membantu menjaga ikatan antara

beton dengan tendon dan melindungi tendon dari korosi. Pada pelaksanaan pekerjaan

grouting, semen, air dan bahan additive diaduk dengan menggunakan electrical

grouting pump. Tahapan pekerjaan grouting balok dikerjakan sebagai berikut:

Sambung selang dengan pipa yang ada

Siapkan material grouting dengan komposisi sebagai berikut:

o Semen 50 kg

o Air ± 20 liter

o Grout Additive pakai cebex (225 gram) (W/C=0,4)

Aduk material tersebut sampai merata

Sebelum dilaksanakan pekerjaan grouting terlebih dahulu tendon dibersihkan

dengan jalan menyuntikkan air ke tiap-tiap lubang tendon sampai air keluar dari sisi

lain pada balok dan dikeringkan dengan menggunakan compressor.

Laksanakan grouting dengan jalan menyuntikkan material tersebut diatas ke tiap-

tiap lubang tendon sampai material grouting keluar dengan tekanan sampai 5 bar,

setelah itu selang penyambung antara pipa ke alat grouting ditutup.

Setelah grouting diperkirakan keras potong pipa grouting dan lakukan finishing

bekaas pipa grouting.

Setelah umur grouting ± 3 hari dapat dilakukan erection pada balok.