PROYEK BESAR I

38
PROYEK BESAR 1 INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER PROYEK TELEKOMUNIKASI DISUSUN OLEH: PUTRI PURI KARTIKA 2209105017 NOVI NURUL AINI 2209105073 ANTON WIJAYA 2209106006 TRI HARYO PUTRA 2209106043 SRI DWI EMELYA 2209106073 DESAIN JARINGAN AKSES NIRKABEL Wi-Fi KAMPUS ITS SUKOLILO

Transcript of PROYEK BESAR I

Page 1: PROYEK BESAR I

PROYEK BESAR 1

INSTITUT

TEKNOLOGI

SEPULUH

NOPEMBER

PROYEK TELEKOMUNIKASI

DISUSUN OLEH:

PUTRI PURI KARTIKA 2209105017

NOVI NURUL AINI 2209105073

ANTON WIJAYA 2209106006

TRI HARYO PUTRA 2209106043

SRI DWI EMELYA 2209106073

DESAIN JARINGAN AKSES NIRKABEL Wi-Fi

KAMPUS ITS SUKOLILO

Page 2: PROYEK BESAR I

26 Mei 2011 PROYEK TELEKOMUNIKASI

1

I. LATAR BELAKANG

Di dunia pendidikan saat ini berkembang sistem manajemen perkuliahan berbasis

komputer. Teknologi yang dipakai juga sangat beragam, dari sistem informasi berbasis

desktop hingga yang dikembangkan dengan teknologi berbasis web. Sistem yang

dibangun akan sangat bermanfaat antara lain jika dapat digunakan oleh banyak pengguna

(multiuser). Multiuser di area kampus meliputi dosen, karyawan, dan mahasiswa.

Dengan adanya Hotspot tersebut di kampus, user dapat mengakses sistem manajemen

kampus, dengan demikian ursan akademis kemahasiswaan akan semakin mudah dan

lancer. Tak hanya itu, user juga dapat browsing, meng-update berita dan ilmu

pengetahuan terkini mengikuti jejaring social dunia melakukan maya,dan lain-lain.

Jaringan komputer adalah salah satu faktor pendukung yang mutlak diperlukan sebagai

infrastruktur pendukung sistem ini. Jenis sistem yang membangun jaringan komputer

terdiri atas sistem wireline, dan wireless.

Mobilitas user (yang rata-rata terdiri atas mahasiswa) menuntut kebutuhan akses

internet di mana saja, dan tanpa kabel (wireless). Perkembangan teknologi jaringan

komputer yang semakin canggih, memungkinkan interkoneksi dapat dilakukan tanpa

media penghubung secara fisik, atau yang sekarang lebih dikenal dengan istilah wireless

connection. Teknologi jaringan wireless tersebut saat ini trend dengan nama hotspot.

Banyak tempat-tempat umum (seperti bandara, lobi hotel dan café) yang menyediakan

fasilitas hotspot sebagai sarana pendukung. Hotspot sesuai namanya mungkin dapat

diartikan sebagai layanan Wi-Fi atau wireless Local Area Connection (LAN) yang dapat

digunakan untuk area privat maupun umum. Di kampus, area Hotspot yang dilingkupi

oleh wireless LAN tersebut tersambung ke sebuah server lokal yang memberikan

layanan koneksi ke aplikasi Sistem Manajemen Kampus berbasis web, dan hanya dapat

diakses oleh pengguna yang berada di lingkungan kampus karena area HotSpot memiliki

jangkauan yang terbatas. HotSpot yang berada di suatu area kampus, tentunya

layanannya akan ditujukan untuk mahasiswa, dosen atau karyawan kampus tersebut.

Untuk mengurangi kemungkinan agar akses tidak dilakukan oleh pihak yang bukan dari

instansi tersebut, maka diperlukan sebuah public key yang diacak dengan kode tertentu

yang dapat digunakan oleh pengguna di lingkungan kampus tersebut untuk masuk ke

jaringan Wi-Fi tersebut.

Kebutuhan akses internet tersebut juga dirasa mendesak oleh Institut Teknologi

Sepuluh Nopember (ITS). Jumlah mahasiswa yang banyak membutuhkan sistem

Page 3: PROYEK BESAR I

26 Mei 2011 PROYEK TELEKOMUNIKASI

2

pengelolaan kemahasiswaan yang canggih agar memudahkan urusan kemahasiswaan,

misalnya informasi nilai, FRS online, dan lain-lain. Tak hanya itu, perkembangan ilmu

pengetahuan dan teknologi mendorong mahasiswa untuk selalu meng-update ilmu, baik

local maupun global kapan saja, di mana saja. Agar dapat mengakses sistem informasi

tersebut kapan saja, dan di mana saja, tentunya harus disediakan jaringan internet

wireless untuk memenuhi kebutuhan mahasiswa. Kami sebagai mahasiswa yang

mendapatkan proyek di bidang telekomunikasi ingin merancang jaringan Wi-Fi ITS

tentang Pengadaan dan Pemasangan Akses Nirkabel ke Jaringan Intranet Berbasis Wi-Fi

di ITS.

Kenapa menggunakan Internet Wireless? Pertama, teknologi ini cukup mudah untuk

diterapkan dan tidak membutuhkan waktu lama untuk instalasi. Di samping itu, biaya

operasional yang lebih murah jika dibandingkan dengan teknologi wireline dan tidak ada

ketergantungan dengan pihak ketiga penyedia media.

Keuntungan dari sistem Wi-Fi adalah pemakai tidak dibatasi ruang gerak dan hanya

dibatasi pada jarak jangkauan dari satu titik pemancar Wi-Fi. Untuk jarak pada sistem

Wi-Fi mampu menjangkau area 100 feet atau 30 m radius (indoor) dan 50 m radius

(outdoor). Selain itu dapat diperkuat dengan perangkat khusus seperti booster yang

berfungsi sebagai relay yang mampu menjangkau ratusan bahkan beberapa kilometer ke

satu arah (directional). Bahkan pada hardware terbaru, terdapat perangkat di mana satu

perangkat Access Point (AP) dapat saling me-relay kembali ke beberapa bagian atau titik

sehingga memperjauh jarak jangkauan dan dapat disebar di beberapa titik dalam suatu

ruangan untuk menyatukan sebuah network LAN. Jadi pengakses pun tidak perlu harus

repot-repot mencari informasi. Kampus dapat menggunakan Wireless Router, supaya

Internet Sharing dapat dilakukan saat diperlukan.

Teknologi Wi-Fi mengalami perkembangan, saat ini yang umum berkembang adalah

802.11a, 802.11b, dan 802.11g sesuai standard dari Institute of Electrical and

Electronical Engineers (IEEE). 802.11b mampu melakukan koneksi hingga 11Mbps atau

setara dengan 0,5MByte/detik, kecepatan yang sudah cukup jika hanya digunakan untuk

melakukan transfer data atau browsing internet. Sedang standard 802.11g mampu

melakukan koneksi hingga 54Mbps atau pada prakteknya setara dengan 20MByte/detik,

pada kecepatan ini data file multimedia yang disimpan dalam format film DVD sudah

dapat diakses dengan lancar. Maka jika di kampus di pasang jaringan Wi-Fi maka akan

Page 4: PROYEK BESAR I

26 Mei 2011 PROYEK TELEKOMUNIKASI

3

mendukung kegiatan belajar mengajar, berkompetisi secara online, mencari informasi,

dan banyak hal yang dapat dilakukan di dunia maya.

II. TUJUAN

Menyediakan akses nirkabel kepada para staf akademik, staf non-akademik, dan para

mahasiswa Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) ke jaringan intranet jurusan

sehingga memungkinkan pelaksanaan kegiatan belajar mengajar, kegiatan administratif, dan

kegiatan penunjang lainnya di Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) dengan lebih

baik dan lebih lancar dengan memanfaatkan teknologi yang tersedia sehingga dapat

mempermudah bagi warga ITS untuk memperoleh informasi, melakukan komunikasi antar

jurusan dikampus ataupun antar luar kampus seperti VoIP, chat dan aplikasi lainnya, serta

keuntungan-keuntungan lainnya.

III. TAHAPAN DESAIN DAN PERANCANGAN JARINGAN

Tahapan pengerjaan dilakukan dengan urutan kegiatan sebagai berikut:

1. Pemetaan Kampus ITS.

2. Penentuan Titik Access Point (AP), Switch dan Router.

3. Penentuan Spesifikasi Peralatan.

4. Pembuatan Design Jaringan

5. Perhitungan Link Budget.

6. Perencanaan Anggaran.

III.1 Pemetaan Kampus ITS

Sebelum mendesain jaringan maka diperlukan gambaran lokasi secara keselurahan

jurusan, bagian kemahsiswaan dan bagian biro administrasi mana-mana saja yang

membutuhkan Access Point (AP) dan mana bagian yang tidak memerlukan instalasi AP.

Untuk memperoleh pemetaan Kampus ITS dapat menggunakan aplikasi Google Earth dan

Wikimapia seperti pada gambar 1, namun pada kegiatan ini kami memperoleh langsung

pemetaan dari website http://its.ac.id/ untuk memperoleh data yang akurat dibandingkan

menggunakan kedua aplikasi diatas. Berikut gambar 2 menunjukan peta Kampus ITS beserta

nama-nama jurusannya, bagian kemahasiswaan dan bagian biro administrasi.

Page 5: PROYEK BESAR I

26 Mei 2011 PROYEK TELEKOMUNIKASI

4

III.2 Penentuan Titik Access Point (AP), Switch dan Router

Langkah awal yang dilakukan dalam penentuan titik penempatan Access Point (AP),

Switch dan Router adalah melakukan survey lokasi. Survey lokasi disini kami langsung

melakukan pengambilan foto ke lokasi masing-masing jurusan, bagian kemahasiswaan,

bagian biro administrasi serta bagian-bagian yang kami anggap strategis untuk penempatan

Access Point (AP), Switch dan Router. Dari kunjungan dan foto-foto tadi maka kami dapat

memperoleh kisaran berapa jumlah Access Point (AP) yang dapat menjangkau kisaran 1

komplek jurusan pada Tabel 1, titik-titik penempatan Access Point (AP) yang akan

diinstalasi, perhitungan jarak-jarak Access Point (AP) dengan Switch pada Tabel 2,

perhitungan jarak dari Switch ke Panel pada Tabel 3, serta perhitungan jarak Panel ke Server

yang ditempatkan di Pusat Komputer (PUSKOM) ITS pada Tabel 4.

Gambar 1. Peta Kampus ITS melalui Wikimapia

Page 6: PROYEK BESAR I

26 Mei 2011 PROYEK TELEKOMUNIKASI

5

Gambar 2. Peta Kampus ITS Melalui Website ITS

Tabel 1. Jumlah Access Point diberbagai Lokasi

No Nama Lokasi Jumlah AP (Access Point)

1 Arsitek 4

2 MIPA Biologi 4

3 Diploma Kimia dan Elektro 3

Page 7: PROYEK BESAR I

26 Mei 2011 PROYEK TELEKOMUNIKASI

6

4 Diploma Mesin 1

5 Desain Produk (Despro) 4

6 Teknik Elektro 5

7 Fisika MIPA 3

8 Teknik Geomatika 4

9 Teknik Industri 3

10 Teknik Informatika 4

11 Teknik Kelautan 3

12 Kimia MIPA 4

13 Matematika MIPA 3

14 Teknik Material 4

15 Teknik Mesin 5

16 Teknik Kimia 5

17 Teknik Lingkungan 4

18 Teknik Fisika 5

19 Teknik Sipil 4

20 Sistem Perkapalan 4

21 Statistik 4

22 Nasdec 2

23 Pasca Sarjana 4

24 Perpustakaan 7

25 Pusat Komputer 1

26 PWK 3

27 Rektorat 3

28 Robotika 3

29 SAC 1

30 BAAK 2

31 BAUK 2

32 BAPSI 2

Page 8: PROYEK BESAR I

26 Mei 2011 PROYEK TELEKOMUNIKASI

7

Tabel 2. Jarak Access Point (AP) ke Switch

No

Jarak AP ke Switch

(meter) Panel

1 Pasca Sarjana:

Sisi Kiri Lantai 1 = 15

Sisi Kiri Lantai 2 = 10

Sisi Kanan Lantai 1 = 7

Sisi Kanan Lantai 2 = 5

Rektorat B

Lantai 1 = 3

Lantai 2 = 6

Lantai 3 = 10 A

Perpustakaan

Lantai 1 = 6

Lantai 2 = 4 U

Lantai 3 = 1

Lantai 4 = 6

Lantai 5 = 9 K

Lantai 6 = 12

Selasar = 9

BAUK

Lantai 1 = 3

Lantai 2 = 6

BAAK

Lantai 1 = 3

Lantai 2 = 5

2 Teknik Industri D

Lantai 1 = 3 I

Lantai 2 = 6 P

Lantai 3 = 10 L

Plasa = 4 O

Diploma Elektro dan M

Page 9: PROYEK BESAR I

26 Mei 2011 PROYEK TELEKOMUNIKASI

8

Kimia

Lantai 1 = 7 A

Lantai 2 = 3 E

Lantai 3 = 10 L

Plasa = 6 E

Diploma Mesin K

Bengkel = 3 E

UPT Bahasa T

Lantai 1 = 3 R

Lantai 2 = 6 O

3 Teknik Lingkungan

Lantai 1 = 4

Lantai 2 = 6 T

Lantai 3 = 10 E

Plasa = 5 K

Teknik Sipil N

Lantai 1 = 4 I

Lantai 2 = 6 K

Lantai 3 = 10

Plasa = 5 S

Arsitektur I

Lantai 1 = 4 P

Lantai 2 = 6 I

Lantai 3 = 10 L

Plasa = 5

PWK

Lantai 1 = 4

Lantai 2 = 6

Lantai 3 = 10

4 MIPA Kimia

Lantai 1 = 4

Lantai 2 = 6

Page 10: PROYEK BESAR I

26 Mei 2011 PROYEK TELEKOMUNIKASI

9

Lantai 3 = 10 M

Plasa = 5 I

MIPA Fisika P

Lantai 1 = 4 A

Lantai 2 = 6

Plasa = 5

Matematika

Lantai 1 = 4 K

Lantai 2 = 6 I

Plasa = 5 M

Statistika I

Lantai 1 = 4 A

Lantai 2 = 6

Lantai 3 = 10

Plasa = 5

Biologi

Lantai 1 = 4

Lantai 2 = 6

Lantai 3 = 10

Plasa = 5

5 Teknik Material

Lantai 1 = 4

Lantai 2 = 6

Laboratorium 1 = 9

Laboratorium 2 = 7 T

Teknik Elektro E

Lantai 1 = 4 K

Lantai 2 = 6 N

Lantai 3 = 10 I

Lantai 4 = 13 K

Plasa = 5

Teknik Mesin E

Page 11: PROYEK BESAR I

26 Mei 2011 PROYEK TELEKOMUNIKASI

10

Lantai 1 = 4 L

Lantai 2 = 6 E

Lantai 3 = 10 K

Lantai 4 = 13 T

Plasa R

Teknik Fisika O

Lantai 1 = 4

Lantai 2 = 6

Lantai 3 = 10

Lantai 4 = 13

Plasa = 5

6 Teknik Kimia

Lantai 1 = 4

Lantai 2 = 6

Lantai 3 = 10 T

Lantai 4 = 13 E

Plasa = 5 K

Teknik Perkapalan N

Lantai 1 = 4 I

Lantai 2 = 6 K

Lantai 3 = 10

Plasa = 5 P

Teknik Kelautan E

Lantai 1 = 4 R

Lantai 2 = 6 K

Lantai 3 = 10 A

Sistem Perkapalan P

Lantai 1 = 4 A

Lantai 2 = 6 L

Lantai 3 = 10 A

Plasa = 5 N

7 Nasdec

Page 12: PROYEK BESAR I

26 Mei 2011 PROYEK TELEKOMUNIKASI

11

Sisi kanan = 3 TEKNIK

Sisi kiri = 6

Teknik Informatika

Lantai 1 = 4 I

Lantai 2 = 6 N

Lantai 3 = 10 F

Lantai 4 = 13 O

Plasa = 5 R

Robotika M

Gedung 1= 4 A

Gedung 2 = 8 T

Despro I

Lantai 1 = 4 K

Lantai 2 = 6 A

Lantai 3 = 10

Plasa = 5

Tabel 3. Jarak Switch ke Panel

No Jarak Switch ke Panel (meter) Panel

1 Pasca Sarjana = 350 BAUK

Rektorat = 250

Perpustakaan = 300

BAUK = 1

BAAK = 10

2 Robotika = 200 Teknik Informatika

Despro = 400

Teknik Informatika = 2

Nasdec = 300

3 Sistem Perkapalan = 100 Teknik Perkapalan

Teknik Perkapalan = 2

Teknik Kelautan = 200

Page 13: PROYEK BESAR I

26 Mei 2011 PROYEK TELEKOMUNIKASI

12

Teknik Kimia = 300

4 Teknik Fisika = 200 Tekniki Elektro

Teknik Mesin = 150

Teknik Elektro = 2

Teknik Metalurgi = 200

5 Biologi = 500 MIPA Kimia

Statistika = 400

Matematika = 300

Fisika = 200

MIPA Kimia = 2

6 PWK = 600 Teknik Sipil

Arsitektur = 300

Teknik Sipil = 2

Teknik Lingkungan = 200

7 UPT Bahasa = 500 Diploma Elektro

Diploma Mesin = 100

Diploma Elektro dan Kimia = 2

Sistem Informasi = 300

Teknik Industri = 400

Tabel 4. Jarak Panel ke Server

No Panel Jarak Panel ke Server (meter)

1 BAUK 6

2

Teknik

Perkapalan 500

3

Teknik

Informatika 600

4 Diploma Elektro 700

5 Teknik Sipil 500

6 MIPA Kimia 200

7 Teknik Elektro 300

Page 14: PROYEK BESAR I

26 Mei 2011 PROYEK TELEKOMUNIKASI

13

III.3 Penentuan Spesifikasi Peralatan

Berbagai pertimbangan yang telah dilakukan untuk memilih peralatan-peraltan yang

sesuai dengan kebutuhan dan mempunyai kualitas yang baik demi memperoleh kepuasaan

penggunaan jaringan internet bagi warga ITS, perlengkapan-perlengkapan yang dipilih

sebagai berikut:

1. Access Point (AP)

Access Point (AP) yang digunakan adalah produk Cisco dengan tipe Cisco Aironet

1130AG seperti gambar 3.

Gambar 3. Cisco Aironet 1130AG

Access Point Cisco Aironet 1130AG Series IEEE 802.11 a/b/g menyediakan

kapasitas besar, keamanan yang tinggi, WLAN access dengan total biaya terendah,

mempunyai performance tinggi IEEE 802.11a dan 802.11g, Cisco Aironet 1130AG

Series memberikan kombinasi kecepatan hingga 108 Mbps, dengan berbagai

kelebihan-kelebihan dari Access Point (AP) inilah yang menjadi pertimbangan dalam

pemilihan perangkat. Tabel 5 menunjukan spesifikasi dari Access Point Cisco Aironet

1130AG.

Tabel 5. Spesifikasi AP Aironet 1130AG

Item Specification

Data Rates Supported 802.11a:6, 9, 12, 18, 24, 36, 48, and 54 Mbps

Page 15: PROYEK BESAR I

26 Mei 2011 PROYEK TELEKOMUNIKASI

14

802.11g: 1, 2, 5.5, 6, 9, 11, 12, 18, 24, 36, 48,

and 54 Mbps

Frequency Band and

Operating Channels

Beroperasi pada 2.4 GHz sampai 2,485.50 MHz

dengan 11 Channel (masing-masing 5 MHz)

Channel 1 - 2,412 MHz;

Channel 2 - 2,417 MHz;

Channel 3 - 2,422 MHz;

Channel 4 - 2,427 MHz;

Channel 5 - 2,432 MHz;

Channel 6 - 2,437 MHz;

Channel 7 - 2,442 MHz;

Channel 8 - 2,447 MHz;

Channel 9 - 2,452 MHz;

Channel 10 - 2,457 MHz;

Channel 11 - 2,462 MHz

Receive Sensitivity (Typical) 802.11a:

6 Mbps: -87 dBm

9 Mbps: -86 dBm

12 Mbps: -85 dBm

18 Mbps: -84 dBm

24 Mbps: -80 dBm

36 Mbps: -78 dBm

48 Mbps: -73 dBm

54 Mbps: -71 dBm

802.11g:

1 Mbps: -93 dBm

2 Mbps: -91 dBm

5.5 Mbps: -88 dBm

6 Mbps: -86 dBm

9 Mbps: -85 dBm

11 Mbps: -85 dBm

12 Mbps: -84 dBm

18 Mbps: -83 dBm

24 Mbps: -79 dBm

36 Mbps: -77 dBm

48 Mbps: -72 dBm

54 Mbps: -70 dBm

Available Transmit Power 802.11a:

OFDM:

17 dBm (50 mW)

15 dBm (30 mW)

14 dBm (25 mW)

11 dBm (12 mW)

8 dBm (6 mW)

802.11g:

OFDM:

17 dBm (50 mW)

14 dBm (25 mW)

11 dBm (12 mW)

8 dBm (6 mW)

5 dBm (3 mW)

Page 16: PROYEK BESAR I

26 Mei 2011 PROYEK TELEKOMUNIKASI

15

5 dBm (3 mW)

2 mW (2 dBm)

-1 dBm (1 mW)

2 dBm (2 mW)

-1 dBm (1 mW)

Range Indoor

802.11a:

80 ft (24 m) @ 54 Mbps

150 ft (45 m) @ 48 Mbps

200 ft (60 m) @ 36 Mbps

225 ft (69 m) @ 24 Mbps

250 ft (76 m) @ 18 Mbps

275 ft (84 m) @ 12 Mbps

300 ft (91 m) @ 9 Mbps

325 ft (100 m) @ 6 Mbps

802.11g:

100 ft (30 m) @ 54 Mbps

175 ft (53 m) @ 48 Mbps

250 ft (76 m) @ 36 Mbps

275 ft (84 m) @ 24 Mbps

325 ft (100 m) @ 18 Mbps

350 ft (107 m) @ 12 Mbps

360 ft (110 m) @ 11 Mbps

375 ft (114 m) @ 9 Mbps

400 ft (122 m) @ 6 Mbps

420 ft (128 m) @ 5.5 Mbps

440 ft (134 m) @ 2 Mbps

450 ft (137 m) @ 1 Mbps

Outdoor

802.11a:

100 ft (30 m) @ 54 Mbps

300 ft (91 m) @ 48 Mbps

425 ft (130 m) @ 36 Mbps

500 ft (152 m) @ 24 Mbps

550 ft (168 m) @ 18 Mbps

600 ft (183 m) @ 12 Mbps

625 ft (190 m) @ 9 Mbps

650 ft (198 m) @ 6 Mbps

802.11g:

120 ft (37 m) @ 54 Mbps

350 ft (107 m) @ 48 Mbps

550 ft (168 m) @ 36 Mbps

650 ft (198 m) @ 24 Mbps

750 ft (229 m) @ 18 Mbps

800 ft (244 m) @ 12 Mbps

820 ft (250 m) @ 11 Mbps

875 ft (267 m) @ 9 Mbps

900 ft (274 m) @ 6 Mbps

910 ft (277 m) @ 5.5 Mbps

940 ft (287 m) @ 2 Mbps

950 ft (290 m) @ 1 Mbps

Antena 2.4 GHz dengan Gain 3.0 dB dan Horizontal

Beamwidth 360°

Dimensi 7.5 in. x 7.5 in. x 1.3 in. (19.1 x 19.1 x 3.3 cm)

`

2. Switch

Switch yang digunakan masih masih produk Cisco dengan tipe Cisco Catalyst 2960

Series Switch seperti gambar 4.

Page 17: PROYEK BESAR I

26 Mei 2011 PROYEK TELEKOMUNIKASI

16

Gambar 4. Cisco Catalyst 2960

Berikut keunggulan-keunggulan dari Cisco Catalyst 2960:

Mempunyai fitur yang cerdas pada tepi jaringan seperti Access Contol List

(ACL) yang mampu mengawasi dan membatasi suatu paket dan meningkatkan

keamanan.

Mendukung untuk Gigabit Ethernet, Fast Ethernet dan Ethernet, dapat

menggunakan tembaga dan fiber.

Mempunyai kontrol jaringan dan optimasi bandwidth melalui QoS, Granular

rate-limiting, ACLs dan Multicast services.

Mempunyai keamanan jaringan dengan metode authentication, teknologi

enskripsi data, kontrol penerimaan jaringan berdasarkan users, ports dan MAC

addresses

Kemudahan dalam konfigurasi jaringan, upgrades dan troubleshooting sebagai

bagian dari mid-market yang tertanam pada Device Manager dan Cisco

Network Assistant.

Auto-configuration untuk aplikasi spesial yang menggunakan Cisco

Smartports.

3. Router

Router yang digunakan untuk mendukung produk sebelumnya adalah Cisco 7200

VXR Series Router seperti gambar 5 dan untuk spesifikasi produk pada tabel 6.

Page 18: PROYEK BESAR I

26 Mei 2011 PROYEK TELEKOMUNIKASI

17

Gambar 5. Cisco 7200 VXR

Berbagai keunggulan Cisco 7200 VXR dan sebagai berikut:

Mampu mengirimkan paket hingga kecepatan 2 Juta packets per second.

Menyediakan performansi routing dan performansi proses dengan performansi

tinggi.

Mendukung QoS, MPLS, Broadband, Multiservice, Voice, IP-to_IP Gateway

dan Fitur management untuk jaringan generasi selanjutnya.

Investasi awal yang rendah dengan kemampuan upgrade.

Tabel 6. Spesifikasi Produk Cisco 7200 VXR

Page 19: PROYEK BESAR I

26 Mei 2011 PROYEK TELEKOMUNIKASI

18

4. Unshielded twisted-pair (UTP)

Unshielded twisted-pair (UTP) seperti gambar 6 digunakan sebagai

penghubung antara Access Point (AP) dengan Switch. Kami memilih menggunakan

UTP dibandingkan dengan kabel lainnya karena mempunyai kecepatan tinggi yaitu 10

– 100 Mbps, media dan ukuran yang kecil dan membutuhkan biaya yang cukup

murah, namun panjang kabel maksimum yang diizinkan hanya 100 meter, oleh karena

itu penggunaan UTP sangat mendukung pada proyek kami ini yang hanya

memerlukan panjang maksimal 13 meter.

Gambar 6. Unshielded Twisted Pair (UTP)

5. Fiber Optic

Penggunaan fiber ini bertujuan untuk memperoleh bandwidth dengan

kecepatan yang besar, selain itu penggunaan UTP tidak memungkinkan karena UTP

mempunyai keterbatasan pada panjang kabel yaitu 100 meter, dengan berbagai alasan

itulah kami memilih penggunaan fiber optik untuk pentransmisian sinyal dari switch

menuju panel dan dari panel menuju server yang panjangnya mencapai ratusan meter.

Kabel FO yang digunakan jenis multimode yang mempunyai inti dengan diameter

62.5 micron dan panjang gelombang 850-1300 nanometer. Berikut berbagai

keunggulan yang dimiliki fiber optik:

Lebih murah jika dibandingkan dengan kabel tembaga dalam panjang yang

sama

Lebih tipis karena mempunyai diametr yang jauh lebih kecil dibandingkan

kabel tembaga dan kabel lainnya.

Mampu mengangkut kapasitas yang lebih besar.

Nilai loss yang lebih kecil daripada kabel lainnya.

Tidak mudah terbakar dan tidak dapat mengalirkan aliran listrik.

Page 20: PROYEK BESAR I

26 Mei 2011 PROYEK TELEKOMUNIKASI

19

Fleksibel.

Fiber optik yang digunakan pada perancangan jaringan ITS adalah FO jenis

multimode LSZH (Low Smoke Zero Halogen) seperti gambar 7. Multimode LSZH 10

Gigabit 50µm yang dipilih pada gambar 8 merupakan kabel fiber optik yang sangat

baik yang biasanya banyak digunakan sebagai backbone switch dan router karena

kecepatan yang tinggi 10 Gigabit dan sangat reliable dalam pengiriman data. Pada

lapisan luarnya kabel FO ini dilapisi LSZH (Low Smoke Zero Halogen) dengan

tingkat keamanan pada level yang lebih baik yang mampu meminimalkan asap,

toksisitas dan korosi pada kejadian kebakaran. Hal inilah yang membuat multimode

LSZH sebagai pilihan yang terbaik untuk lingkungan yang luas meliputi industri,

pusat perkantoran dan sekolah.

Gambar 7. Multimode LSZH

Gambar 8. Multimode LSZH 10 Gigabit 50µm

6. Panel Rack

Panel rack digunakan sebagai tempat penyimpanan dan penyusunan perangkat

jaringan komputer atau telekomunikasi seperti switch serta penataan kabel-kabel yang

menuju ke AP, Server serta kabel-kabel power dan kabel lainnya. Panel ini bertujuan

agar kelihatan lebih aman, bersih dan rapi, selain itu pada panel biasanya terdapat fan

yang mampu mendinginkan switch yang ada didalamnya.

Panel rack yang digunakan produk dari ABBA seperti gambar 9 yang

menyediakan rak dan kabinet dengan cakupan yang luas dan sangat cocok untuk

Page 21: PROYEK BESAR I

26 Mei 2011 PROYEK TELEKOMUNIKASI

20

telekomunikasi dan peralatan jaringan. Rak ABBA didesain dengan kualtias yang

tinggi dan muncul untuk lingkungan perkantoran yang modern sebagai pusat data.

Pada jaringan ITS ini kami menggunakan 3 macam Panel Rack dan spesifikasi dapat

dilihat pada tabel 7. Berikut ketiga rak panel tersebut:

Panel Rack 12U ABBA untuk di tiap kumpulan jurusan

Panel Rack 30U ABBA untuk di server

Tabel 7. Spesifikasi Rak Panel

Part Number Size Width

(mm)

Height

(mm)

Depth

(mm)

Weight

(Kg)

W08-450-SG/SB 8U 600 440 450 20

W12-450-SG/SB 12U 600 615 450 25

C30-10900-GG/GB 30U 600 1530 900 120

Gambar 9. Panel Rack ABBA

7. UPS (Uninterruptible Power Supply)

Penambahan UPS diperuntukan sebagai catuan daya alternatif yang sangat

penting sebagai penyedia daya listrik cadangan apabila terjadi kerusakan pada sistem

suplai listrik biasa. Dengan penambahan UPS maka akan mengurangi terjadinya

Page 22: PROYEK BESAR I

26 Mei 2011 PROYEK TELEKOMUNIKASI

21

kerugian akibat tidak dapatnya menggunakan jaringan internet saat terjadinya

kegagalan suplai listrik. UPS yang kami pilih yaitu SXRM-300 seperti gambar 10

dengan spesifikasi pada tabel 8.

Gambar 10. UPS SXRM-3300

Tabel 8. Spesifikasi UPS

Spesifikasi SXRM-3300

Power 3300VA/2300W

Rated Voltage 220-230-240 Vac

Rated Frequency 50/60 Hz ± 5 Hz

Power Factor >0.96

Dimensi (mm) tower 17x520x455

Weight 38 Kg

Colour Dark Grey

III.4 Pembuatan Design Jaringan

Pada pembuatan design jaringan kali ini hal yang kita lakukan adalah survey lokasi ke

setiap kampus, untuk mengetahui setiap jarak antara server ke rak-rak panel yang ditentukan,

rak-rak panel ke switch yang menghubungkan setiap jurusan, switch ke access point pada

Page 23: PROYEK BESAR I

26 Mei 2011 PROYEK TELEKOMUNIKASI

22

masing-masing lantai di setiap jurusan, menentukan topologi apa yang sesuai untuk jaringan

WIFI di kampus ITS sukolilo.

Ada beberapa macam jenis topologi jaringan, diantaranya :

1. Topologi Jaringan Mesh

Topologi jaringan ini menerapkan hubungan antar sentral secara penuh. Jumlah

saluran harus disediakan untuk membentuk jaringan Mesh adalah jumlah sentral dikurangi 1

(n-1, n = jumlah sentral). Tingkat kerumitan jaringan sebanding dengan meningkatnya jumlah

sentral yang terpasang. Dengan demikian disamping kurang ekonomis juga relatif mahal

dalam pengoperasiannya.

Gambar 11. Topologi Jaringan Mesh

2. Topologi Jaringan Bintang (Star)

Dalam topologi jaringan bintang, salah satu sentral dibuat sebagai sentral pusat. Bila

dibandingkan dengan sistem mesh, sistem ini mempunyai tingkat kerumitan jaringan yang

lebih sederhana sehingga sistem menjadi lebih ekonomis, tetapi beban yang dipikul sentral

pusat cukup berat. Dengan demikian kemungkinan tingkat kerusakan atau gangguan dari

sentral ini lebih besar.

Gambar 12. Topologi Jaringan Star

Page 24: PROYEK BESAR I

26 Mei 2011 PROYEK TELEKOMUNIKASI

23

3. Topologi Jaringan Bus

Pada topologi ini semua sentral dihubungkan secara langsung pada medium transmisi

dengan konfigurasi yang disebut Bus. Transmisi sinyal dari suatu sentral tidak dialirkan

secara bersamaan dalam dua arah. Hal ini berbeda sekali dengan yang terjadi pada topologi

jaringan mesh atau bintang, yang pada kedua sistem tersebut dapat dilakukan komunikasi

atau interkoneksi antar sentral secara bersamaan. Topologi jaringan bus tidak umum

digunakan untuk interkoneksi antar sentral, tetapi biasanya digunakan pada sistem jaringan

komputer.

Gambar 13. Topologi Jaringan Bus

4. Topologi Jaringan Pohon (Tree)

Topologi jaringan ini disebut juga sebagai topologi jaringan bertingkat. Topologi ini

biasanya digunakan untuk interkoneksi antar sentral dengan hirarki yang berbeda. Untuk

hirarki yang lebih rendah digambarkan pada lokasi yang rendah dan semakin keatas

mempunyai hirarki semakin tinggi. Topologi jaringan jenis ini cocok digunakan pada sistem

jaringan komputer .

Gambar 14. Topologi Jaringan Tree

Page 25: PROYEK BESAR I

26 Mei 2011 PROYEK TELEKOMUNIKASI

24

5. Topologi Jaringan Cincin (Ring)

Untuk membentuk jaringan cincin, setiap sentral harus dihubungkan seri satu dengan

yang lain dan hubungan ini akan membentuk loop tertutup. Dalam sistem ini setiap sentral

harus dirancang agar dapat berinteraksi dengan sentral yang berdekatan maupun berjauhan.

Dengan demikian kemampuan melakukan switching ke berbagai arah sentral.

Keuntungan dari topologi jaringan ini antara lain : tingkat kerumitan jaringan rendah

(sederhana), juga bila ada gangguan atau kerusakan pada suatu sentral maka aliran trafik

dapat dilewatkan pada arah lain dalam sistem.Yang paling banyak digunakan dalam jaringan

komputer adalah jaringan bertipe bus dan pohon (tree), hal ini karena alasan kerumitan,

kemudahan instalasi dan pemeliharaan serta harga yang harus dibayar. Tapi hanya jaringan

bertipe pohon (tree) saja yang diakui kehandalannya karena putusnya salah satu kabel pada

client, tidak akan mempengaruhi hubungan client yang lain.

Gambar 15. Topologi Jaringan Ring

Berdasarkan survey yang kami lakukan, untuk jaringan WIFI di kampus ITS sukolilo

kita mengggunakan topologi jaringan tree dikarenakan topologi tree ini lebih sederhana dan

cocok untuk geografis kampus ITS sukolilo, selain itu topologi ini biasanya digunakan untuk

interkoneksi antar sentral dengan hirarki yang berbeda. Untuk hirarki yang lebih rendah

digambarkan pada lokasi yang rendah dan semakin keatas mempunyai hirarki yang tinggi.

Sesuai dengan perencanaan design kami yang servernya terletak pada puskom yang

kemudian di bagikan ke jurusan–jurusan.

Page 26: PROYEK BESAR I

26 Mei 2011 PROYEK TELEKOMUNIKASI

25

Gambar 16. Topologi Jaringan Kampus ITS Sukolilo Secara Keseluruhan

Page 27: PROYEK BESAR I

26 Mei 2011 PROYEK TELEKOMUNIKASI

26

Dari topologi jaringan keselurahan dibagi dalam beberapa topologi jaringan :

Panel BAUK

Panel disini berupa rak yang berisi switch yang terhubung ke server dan beberapa

switch gedung-gedung terdekat. Dari panel ini terdapat keluaran ke beberapa jurusan,

diantaranya Gedung Pascasarjana, Gedung Rektorat, Gedung Perpustakaan, BAUK,

BAAK.

Gambar 17. Topologi Jaringan Panel BAUK

Gambar 18. Topologi Jaringan Panel D3 Elektro

Page 28: PROYEK BESAR I

26 Mei 2011 PROYEK TELEKOMUNIKASI

27

Panel D3 Elektro

Panel disini berupa rak yang berisi switch yang terhubung ke server dan beberapa

switch gedung-gedung terdekat. Dari panel ini terdapat keluaran ke beberapa jurusan,

diantaranya Upt Bahasa, D3 Mesin, D3 Elektro – Kimia, Sistem Informasi.

Panel Kimia

Panel disini berupa rak yang berisi switch yang terhubung ke server dan beberapa

switch gedung-gedung terdekat. Dari panel ini terdapat keluaran ke beberapa jurusan,

diantaranya Biologi, Statistika, Matematika, Fisika, Kimia.

Gambar 19. Topologi Jaringan Panel Kimia

Panel Teknik Elektro

Panel disini berupa rak yang berisi switch yang terhubung ke server dan beberapa

switch gedung-gedung terdekat. Dari panel ini terdapat keluaran ke beberapa jurusan,

diantaranya Teknik Fisika, Teknik Mesin, Teknik Elektro, Teknik Metalurgi.

Panel Teknik Informatika

Panel disini berupa rak yang berisi switch yang terhubung ke server dan beberapa

switch gedung-gedung terdekat. Dari panel ini terdapat keluaran ke beberapa jurusan,

diantaranya Gedung Robotika, Despro, Teknik Informatika, Nasdec.

Page 29: PROYEK BESAR I

26 Mei 2011 PROYEK TELEKOMUNIKASI

28

Gambar 20. Topologi Jaringan Panel Teknik Elektro

Gambar 21. Topologi Jaringan Panel Teknik Informatika

Panel Teknik Perkapalan

Panel disini berupa rak yang berisi switch yang terhubung ke server dan beberapa

switch gedung-gedung terdekat. Dari panel ini terdapat keluaran ke beberapa jurusan,

diantaranya Sitem Perkapalan, Teknik Perkapalan, Teknik Kelautan, Teknik Kimia.

Page 30: PROYEK BESAR I

26 Mei 2011 PROYEK TELEKOMUNIKASI

29

Gambar 22. Topologi Jaringan Panel Teknik Perkapalan

Panel Teknik Sipil

Panel disini berupa rak yang berisi switch yang terhubung ke server dan beberapa

switch gedung-gedung terdekat. Dari panel ini terdapat keluaran ke beberapa jurusan,

diantaranya Perencanaan Wilayah Kota, Arsitektur, Teknik Sipil, Teknik Lingkungan.

Gambar 23. Topologi Jaringan Panel Teknik Sipil

Page 31: PROYEK BESAR I

26 Mei 2011 PROYEK TELEKOMUNIKASI

30

Server ke Panel

Pada topologi jaringan server ke panel ini, menghubungkan dari server ke beberapa

panel yang tersebar di seluruh kampus ITS sukolilo, yang telah ditentukan

berdasarkan survei yang telah dilakukan.

Gambar 24. Topologi Jaringan Server ke Panel

III.5 Perhitungan Link Budget

Berdasarkan spesifikasi perangkat Access Point Cisco Aironet 1130AG Series IEEE

802.11g, maka digunakan :

Tabel 9. Spseifikasi AP Cisco Aironet 1130AG

Receiver Sensitivity (Pr) - 72 dBm = 48 Mbps

Available Transmitter Power (Pt) 17 dBm (50 mW)

Indoor (Distance Across

Open Office Environment) 175 ft (53 m) @ 48 Mbps

Outdoor (Distance Across

Open Office Environment) 350 ft (107 m) @ 48 Mbps

Frekuensi (f) 2.4 GHz

Gain Antena Transmitter (Gt) 3.0 dBi

Horizontal beamwidth 3600

Page 32: PROYEK BESAR I

26 Mei 2011 PROYEK TELEKOMUNIKASI

31

Menghitung Loss Total (dB)

Dengan diketahuinya Pr, Pt, Gt dan Gr, maka kita dapat menghitung Loss total dengan

menggunakan persamaan :

Pr = Pt + Gt + Gr + Loss Total

-72 dBm = 17 dBm + 3 dB + 0 + Loss Total

Loss Total = 72 dBm + 20 dBm

Loss Total = 92 dB

Loss total bergantung pada obstacle yang ada, jarak antara receiver dan

transmiter, serta pemodelan propagasi yang digunakan. Pada pemodelan propagasi ini

kami menggunakan ITU Indoor Path Loss Model dan propagasi free space loss.

a. Indoor Path Loss Model

Loss Total (dB) = 20log10 (f) + N log10 (d) + Lf (n) – 28 dB

Dimana :

f = frekuensi yang digunakan (MHz)

d = jarak antara transmiter dan receiver

N = Koefisien redaman daerah ITS sekitar 30 untuk frekuensi 2,4 GHz

Lf (n) = Loss yang disebabkan penetrasi lantai , 6 + 3(n-1) untuk frekuensi 2,4

GHz

n = jumlah lantai yang ditembus, n ≥ 1

Frekuensi sinyal WiFi adalah 2,4 GHz atau 2400 MHz. Koefisien redaman

yang digunakan untuk model propagasi indoor sebesar 30 (untuk area office dan

frekuensi 2,4 GHz). Lf (n) dianggap nol karena Access Point di desain per lantai

sehingga propagasinya dianggap tidak perlu menembus lantai, namun pada

kenyataannya access point mampu menembus berapa lantai. Sementara d adalah jarak

maksimum jangkauan sinyal WiFi yang dicari.

Sementara untuk propagasi antara ruang terdapat penghalang seperti dinding,

kaca, dan dinding kayu. Pada ruang kelas penghalangnya adalah dinding, pada

laboratorium adalah dinding dan kaca, sedangkan pada kantor jurusan penghalangnya

berupa dinding kayu. Nilai penetration loss dinding, dinding kayu, dan kaca masing-

masing adalah 7 dB, 2.8 dB, dan 0.8 dB. Sementara pada ITU Indoor Path Loss

Page 33: PROYEK BESAR I

26 Mei 2011 PROYEK TELEKOMUNIKASI

32

Model redaman dari obstacle belum diperhitungkan. Maka rumus sebelumnya dapat

ditambahkan dan dituliskan kembali sebagai berikut:

Loss Total (dB) = 20log10 (f) + 30 log10 (d) + Lf (n) + OPL – 28 dB

Dimana OPL adalah Obstacle Penetration Loss yang merupakan redaman total

dari obstacle yang ditembus.Maka untuk menentukan jarak maksimum jangkauan

sinyal WiFi dapat dicari dengan persamaan :

92 dB = 20log10 (f) + 30 log10 (d) + Lf (n) + OPL – 28 dB

92 dB = 20log10 (2400) + 30 log10 (d) + 0 + OPL – 28 dB

92 dB = 67,6 dB + 30 log10 (d) + OPL -28 dB

52.4 dB = 30 log10 (d) + OPL

melalui beberapa kondisi:

Propagasi Indoor tanpa obstacle (OPL = 0)

Maka :

52.4 dB = 30 log10 (d) + 0 dB

52.4 dB = 30 log10 (d)

log10 (d) = 52.4/30

d = 55,808 m d ≈ 56 m

Propagasi Indoor dengan obstacle 1 dinding (OPL = 7 dB)

Maka :

52.4 dB = 30 log10 (d) + 7 dB

45.4 dB = 30 log10 (d)

log10 (d) = 45.4/30

d = 32.608 d ≈ 33 m

Propagasi Indoor dengan obstacle 2 dinding ( OPL = 2 x 7 dB = 14 dB)

Maka :

52.4 dB = 30 log10 (d) + 14 dB

38.4 dB = 30 log10 (d)

log10 (d) = 38.4/30

d = 19.054 d ≈ 20 m

Page 34: PROYEK BESAR I

26 Mei 2011 PROYEK TELEKOMUNIKASI

33

Propagasi Indoor dengan obstacle 1 kaca (OPL = 0.8 dB)

Maka :

52.4 dB = 30 log10 (d) + 0.8 dB

51.6 dB = 30 log10 (d)

log10 (d) = 51.6/30

d = 52.48 d ≈ 53 m

Propagasi Indoor dengan obstacle 1 dinding & 1 kaca (OPL= 7+0.8=7.8 dB)

Maka :

52.4 dB = 30 log10 (d) + 7.8 dB

44.6 dB = 30 log10 (d)

log10 (d) = 44.6/30

d = 30.66 d ≈ 31 m

Propagasi Indoor dengan obstacle 1 dinding kayu ( OPL = 2.8 dB )

Maka :

52.4 dB = 30 log10 (d) + 2.8 dB

49.6 dB = 30 log10 (d)

log10 (d) = 49.6/30

d = 49.013 d ≈ 50 m

Propagasi Indoor dengan obstacle 2 dinding kayu ( OPL = 2 x 2.8 = 5.6 dB )

Maka :

52.4 dB = 30 log10 (d) + 5.6 dB

46.8 dB = 30 log10 (d)

log10 (d) = 46.8/30

d = 36.307 d ≈ 37 m

Propagasi Indoor dengan obstacle 3 dinding kayu ( OPL = 3 x 2.8 = 9 dB)

Maka :

52.4 dB = 30 log10 (d) + 8.4 dB

44 dB = 30 log10 (d)

log10 (d) = 44/30

d = 29.28 d ≈ 30 m

Page 35: PROYEK BESAR I

26 Mei 2011 PROYEK TELEKOMUNIKASI

34

Propagasi Indoor dengan obstacle 1 dinding & 1 dinding kayu (OPL=

7+2.8=9.8 dB)

Maka :

52.4 dB = 30 log10 (d) + 9.8 dB

42.6 dB = 30 log10 (d)

log10 (d) = 42.6/30

d = 26.3 d ≈ 27 m

Propagasi Indoor dengan obstacle 1 dinding, 1 dinding kayu, dan 1 kaca

(OPL= 7+2.8+0.8=10.6 dB)

Maka :

52.4 dB = 30 log10 (d) + 10.6 dB

41.8 dB = 30 log10 (d)

log10 (d) = 41.8/30

d = 24.73 d ≈ 25 m

b. Free Space Loss

L(dB) = 32,5 + 20 log f (MHz) + 20 log d (Km)

Dimana :

f = frekuensi yang digunakan (MHz)

d = jarak antara transmiter dan receiver (km)

L(dB) = 32,5 + 20 log f (MHz) + 20 log d (Km)

92 dB = 32.5 dB + 20 log (2400) + 20 log d (km)

92 dB = 32.5 dB + 67.6 + 20 log d (km)

d = 0.3935 km d ≈ 393.5 m

Jadi dengan menggunakan model propagasi free space loss maka akan

memperoleh wilayah jangkauan hingga 393.5 meter, hal ini didukung oleh

spesifikasi yang diberikan perangkat Access Point produk cisco yang

memberikan parameter-parameter untuk mencapai jangkauan yang luas. Oleh

karena itu dengan menggunakan Access Point jenis ini dapat meminimalkan

kebutuhan akan jumlah access point.

Page 36: PROYEK BESAR I

26 Mei 2011 PROYEK TELEKOMUNIKASI

35

III.6 Perencanaan Anggaran

Melihat berbagai spesifikasi perangkat dan topologi jaringan yang akan dirancang

untuk pembangunan jaringan internet kampus ITS,berikut tabel 10 anggaran biaya yang

kami buat secara keseluruhan agar dapat tercapainya proyek pembangunan jaringan ini.

IV. JADWAL KEGIATAN

No. Kegiatan

Minggu ke-

I II III IV

1. Pemetaan Kampus ITS

2. Penentuan Titik Access Point, Switch dan

Router

3. Penentuan Spesifikasi Peralatan

4. Pembuatan Desain Jaringan

5. Perhitungan Link Budget

6. Perancangan Anggaran

Page 37: PROYEK BESAR I

26 Mei 2011 PROYEK TELEKOMUNIKASI

36

NAMA PERANGKAT SPESIFIKASI PERANGKAT VOLUME SATUAN HARGA SATUAN

JUMLAH PERANGKAT

JUMLAH HARGA

WS-C2960G-24TC-L Catalyst 2960 24 10/100/1000, 4 T/SFP LAN Base Image 1 Unit Rp22.300.000 110 Rp2.453.000.000

CISCO7206VXR-DC Cisco 7206VXR, 6-slot chassis, 1 DC Supply w/IP Software 1 Unit Rp47.300.000 1 Rp47.300.000

19" Rack 12 RU

Wallmounting with double door type include : - Heavy duty fan = 2 ea - Horizontal power distribution 6 hole = 1 ea - Cage nuts = 60 ea

1 Unit Rp4.125.000 7 Rp28.875.000

19" Closed Rack 30 RU - Heavy duty fan = 4 ea - Horizontal power distribution 6 hole = 2 ea - Cage nuts = 100 ea

1 Unit Rp8.750.000 1 Rp8.750.000

Kabel fiber optic outdoor type Clipsal 12 CoreMM (2x6) LSZH 50Micron Sopport 10 Gbps 1 Meter

Rp45.000 9000 Rp405.000.000

kabel UTP 4 pair cat 6 Clipsal titanium 4 pair category 6 cable 1 Titik Rp270.000 150 Rp40.500.000

SXRM-3300 UPS AROS Sentinel XR SXRM-3300 1 Unit Rp26.500.000 1 Rp26.500.000

FO Panel 12 port ST coupler

Rackmounted type incl : * Splice tray kit * Fussion slice connector

1 Unit Rp3.125.000 10 Rp31.250.000

Pigtail ST Pigtail Multi Mode 50 μm 1 Unit Rp50.000 40 Rp2.000.000

Patch cord Fiber Optic Patch Cord 3 meter / Multi Mode 50 μm 1 Unit Rp437.500 10 Rp4.375.000

Patch panel Patch Panel 24 port, Cat 6 1 Unit Rp1.250.000 10 Rp12.500.000

TOTAL PENGELUARAN Rp3.060.050.000

Tabel 10. Anggaran Biaya Pembangunan Jaringan

Page 38: PROYEK BESAR I

26 Mei 2011 PROYEK TELEKOMUNIKASI

37

V. KESIMPULAN

Pada desain dan perancangan suatu jaringan Wi-Fi suatu instansi diharapkan

kita mampu memahami topologi daerah yang akan kita bangun agar pemasangan

perangkat seperti access point dan perangkat lainnya dapat dimaksimalkan dengan

baik, dengan memperhatikan topologi lingkungan kita dapat mengetahui obstacle-

obstacle yang berada disekitarnnya dan mampu menghitung link budget kemudian

selanjutnya dapat memperkirakan jumlah access point yang dapat digunakan sehingga

tidak terjadi pemborosan dalam hal penggunaan perangkat. Selain itu perlu

memperhatikan juga kegunaan access point tersebut akan digunakan di kondisi indoor

ataupun outdoor.

Pembangunan teknologi Wi-Fi sangat tepat digunakan untuk menjadi solusi

akses internet sehingga nantinya diharapkan mampu memenuhi kebutuhan jaringan

internet warga ITS, selain itu teknologi ini mampu menjadi solusi akses internet

secara tepat tanpa kabel dengan biaya infrastruktur yang lebih murah dan sangat tepat

dimanfaatkan dalam lingkungan korporat, public hotspot bahkan untuk mencover

suatu Metropolitan Area Network.