PROVINSI SUMATERA SELATANelib.jdih.mubakab.go.id/files/19pd1606005.pdfUnit Metrologi Legaladalah...

36
BUPATI MUSI BANYUASIN PROVINSI SUMATERA SELATAN PERATURANDAERAHKABUPATENMUSIBANYUASIN NOMOR 5 TAHUN2019 TENTANG RETRIBUSIPELAYANANTERAjTERA ULANG DENGANRAHMATTUHANYANGMAHAESA BUPATIMUSIBANYUASIN, Menimbang Mengingat bahwa untuk melaksanakan ketentuan Pasal 156 ayat (1) Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2009 tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah perlu menetapkan Peraturan Daerah tentang Retribusi Pelayanan TerajTera Ulang; 1. PasaI 18 ayat (6) Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945; 2. Undang-Undang Nomor 28 Tahun 1959 tentang Pembentukan Daerah Tingkat II dan Kota Praja di Sumatera SeIatan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1959 Nomor 73, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 1821); 3. Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2009 tentang Pajak Daerah Dan Retribusi Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 130, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5049); 4. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 244, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5587), sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir dengan Undang-Undang Nomor 9 Tahun 2015 tentang Perubahan Kedua Atas Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran

Transcript of PROVINSI SUMATERA SELATANelib.jdih.mubakab.go.id/files/19pd1606005.pdfUnit Metrologi Legaladalah...

Page 1: PROVINSI SUMATERA SELATANelib.jdih.mubakab.go.id/files/19pd1606005.pdfUnit Metrologi Legaladalah satuan kerja pada Dinas yangmelaksanakan kegiatan Tera/Tera UlangAlat-alat Ukur, Takar,

BUPATI MUSI BANYUASINPROVINSI SUMATERA SELATAN

PERATURANDAERAHKABUPATENMUSI BANYUASINNOMOR 5 TAHUN2019

TENTANG

RETRIBUSI PELAYANANTERAjTERA ULANG

DENGANRAHMATTUHANYANGMAHAESA

BUPATIMUSI BANYUASIN,

Menimbang

Mengingat

bahwa untuk melaksanakan ketentuan Pasal 156

ayat (1) Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2009

ten tang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah perlu

menetapkan Peraturan Daerah tentang Retribusi

Pelayanan TerajTera Ulang;

1. PasaI 18 ayat (6) Undang-Undang Dasar Negara

Republik Indonesia Tahun 1945;

2. Undang-Undang Nomor 28 Tahun 1959 tentang

Pembentukan Daerah Tingkat II dan Kota Praja di

Sumatera SeIatan (Lembaran Negara Republik

Indonesia Tahun 1959 Nomor 73, Tambahan

Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 1821);

3. Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2009 tentang Pajak

Daerah Dan Retribusi Daerah (Lembaran Negara

Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 130,

Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia

Nomor 5049);

4. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang

Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik

Indonesia Tahun 2014 Nomor 244, Tambahan

Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5587),

sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir

dengan Undang-Undang Nomor 9 Tahun 2015 tentang

Perubahan Kedua Atas Undang-Undang Nomor 23

Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran

Page 2: PROVINSI SUMATERA SELATANelib.jdih.mubakab.go.id/files/19pd1606005.pdfUnit Metrologi Legaladalah satuan kerja pada Dinas yangmelaksanakan kegiatan Tera/Tera UlangAlat-alat Ukur, Takar,

Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 58,

Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia

Nomor 5679);

5. Peraturan Pemerintah Nomor 2 Tahun 1985 ten tang

Wajib dan Pembebasan untuk Ditera dan/atau Ditera

Ulang serta Syarat-Syarat bagi Alat-Alat Ukur, Takar,

Timbang, dan Perlengkapannya (Lembaran Negara

Republik Indonesia Tahun 1985 Nomor 4, Tambahan

Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3283);

Dengan Persetujuan Bersama

DEWANPERWAKILANRAKYATDAERAHKABUPATENMUSI BANYUASIN

danBUPATIMUSI BANYUASIN

MEMUTUSKAN:

Menetapkan: PERATURANDAERAHTENTANGRETRIBUSI PELAYANAN

TERA/TERA ULANG.

BAB IKETENTUANUMUM

Pasa11

Dalam Peraturan Daerah ini yang dimaksud dengan:

1. Kabupaten adalah Kabupaten Musi Banyuasin.

2. Pemerintah Kabupaten adalah Bupati dan Perangkat

Daerah sebagai unsur penyelenggara Pemerintahan

Kabupaten Musi Banyuasin.

3. Bupati adalah Bupati Musi Banyuasin.

4. Dinas adalah Dinas yang membidangi urusan

Perdagangan, Perindustrian, Kemetrologian dan Energi

Sumber Daya Mineral Kabupaten Musi Banyuasin.

5. Unit Metrologi Legal adalah satuan kerja pada Dinas

yang melaksanakan kegiatan Tera/Tera Ulang Alat-alat

Ukur, Takar, Timbang dan Perlengkapannya dan

pengawasan di bidang Metro1ogi Legal.

2

Page 3: PROVINSI SUMATERA SELATANelib.jdih.mubakab.go.id/files/19pd1606005.pdfUnit Metrologi Legaladalah satuan kerja pada Dinas yangmelaksanakan kegiatan Tera/Tera UlangAlat-alat Ukur, Takar,

6. Pegawai Berhak adalah Penera yang diberi hak dan

wewenang melakukan Tera Dan Tera Ulang Alat-alat

Ukur, Takar, Timbang dan Perlengkapannya oleh

Menteri.

7. Penera adalah Pegawai Negeri Sipil yang diberi tugas,

tanggung jawab, wewenang dan hak secara penuh oleh

pejabat yang berwenang untuk melakukan peneraan.

8. Badan adalah sekumpulan orang dan/atau modal

yang merupakan kesatuan, baik yang melakukan

usaha maupun yang tidak melakukan usaha meliputi

Perseroan Terbatas, Perseroan Komanditer, Perseroan

lainnya, Badan Usaha Milik Negara (BUMN), atau

Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) dengan nama dan

dalam bentuk apa pun, firma, kongsi, koperasi, dana

penSlUn, persekutuan, perkumpulan, yayasan,

organisasi massa, organisasi sosial politik, atau

organisasi lainnya, lembaga dan bentuk badan lainnya

termasuk kontrak investasi kolektif dan bentuk

usaha tetap.

9. Alat-alat Ukur, Takar, Timbang dan Perlengkapannya

yang selanjutnya disingkat UTTP adalah Alat-alat

Ukur, Takar, Timbang dan Perlengkapannya yang

wajib ditera dan tera ulang.

10. Alat Ukur adalah alat yang diperuntukkan atau

dipakai bagi pengukuran kuantitas dan/atau kualitas ..

11. Alat Takar adalah alat yang diperuntukkan atau

dipakai bagi pengukuran kuantitas atau penakaran.

12. Alat Timbang adalah alat yang diperuntukkan atau

dipakai bagi pengukuran massa atau penimbangan.

13. Alat Perlengkapan adalah alat yang diperuntukkan

atau dipakai sebagai pelengkap atau tambahan pada

alat-alat ukur, takar atau timbang yang menentukan

hasil pengukuran, penakaran atau penimbangan.

3

Page 4: PROVINSI SUMATERA SELATANelib.jdih.mubakab.go.id/files/19pd1606005.pdfUnit Metrologi Legaladalah satuan kerja pada Dinas yangmelaksanakan kegiatan Tera/Tera UlangAlat-alat Ukur, Takar,

14.Tera adalah hal menandai dengan tanda Tera sah atau

Tera bata1 yang berlaku atau memberikan keterangan

tertulis yang bertanda Tera sah atau Tera batal yang

berlaku, dilakukan oleh pegawai-pegawai yang berhak

melakukannya berdasarkan pengujian yang dijalankan

atas UTTPyang belum dipakai.

15.Tera Ulang adalah hal menandai berkala dengan tanda

terasah atau tera batal yang berlaku atau memberikan

keterangan-keterangan tertulis yang bertanda tera sah

atau tera batal yang berlaku, di1akukan oleh

pegawai-pegawai yang berhak me1akukannya

berdasarkan pengujian yang dijalankan atas UTTP

yang telah ditera.

16.Menjustir ialah mencocokkan atau melakukan

perbaikan ringan dengan tujuan agar alat yang

dicocokkan atau diperbaiki itu memenuhi persyaratan

tera atau tera ulang.

17. Retribusi Daerah adalah pungutan Daerah sebagai

pembayaran atas jasa atau pemberian izin tertentu

yang khusus disediakan dan/atau diberikan oleh

Pemerintah Kabupaten Musi Banyuasin untuk

kepentingan orang pribadi atau Badan.

18. Retribusi Pelayanan Tera/Tera Ulang, yang

selanjutnya disebut Retribusi adalah pembayaran atas

Tera/Tera Ulang UTTP.

19. Jasa Umum adalah jasa yang disediakan atau

diberikan oleh Pemerintah Kabupaten untuk tujuan

kepentingan dan manfaat umum serta dapat dinikmati

oleh orang pribadi atau Badan.

20. Wajib Retribusi Tera/Tera Ulang yang selanjutnya

disebut Wajib Retribusi adalah orang pribadi atau

Badan yang menurut ketentuan peraturan perundang-

undangan Retribusi diwajibkan untuk melakukan

pembayaran Retribusi, termasuk pemungut atau

pemotong Retribusi Pelayanan Tera/Tera Ulang.

4

Page 5: PROVINSI SUMATERA SELATANelib.jdih.mubakab.go.id/files/19pd1606005.pdfUnit Metrologi Legaladalah satuan kerja pada Dinas yangmelaksanakan kegiatan Tera/Tera UlangAlat-alat Ukur, Takar,

21. Masa Retribusi adalah jangka waktu dari UTIP ditera,

ditera ulang, atau diuji sampai dengan UTIP tersebut

wajib ditera ulang, atau diuji kembali sesuai dengan

ketentuan Peraturan Perundang-undangan.

22. Surat Keterangan Kemampuan Pelayanan Tera/Tera

Ulang Alat Ukur, Takar, Timbang, dan

Perlengkapannya yang selanjutnya disingkat SKKPTIU

UTIP adalah dokumen yang menyatakan pengakuan

formal terhadap kompetensi unit metrologi legal.

23. Surat Setoran Retribusi Daerah, yang selanjutnya

disingkat SSRD adalah bukti pembayaran atau

penyetoran retribusi yang telah dilakukan dengan

menggunakan formulir atau telah dilakukan dengan

cara lain ke Kas Daerah melalui tempat pembayaran

yang ditunjuk oleh Bupati.

24. Surat Ketetapan Retribusi Daerah, yang selanjutnya

disingkat SKRD adalah surat ketetapan Retribusi

yang menentukan besarnya jumlah pokok Retribusi

yang terutang.

25. Surat Ketetapan Retribusi Daerah Lebih Bayar yang

selanjutnya disingkat SKRDLBadalah surat ketetapan

Retribusi yang menentukan jumlah kelebihan

pembayaran Retribusi karena jumlah kredit Retribusi

lebih besar daripada Retribusi yang terutang atau

seharusnya tidak terutang.

26. Surat Tagihan Retribusi Daerah, yang selanjutnya

disingkat STRD adalah surat untuk melakukan

tagihan Retribusi dan/atau sanksi administratif

berupa bunga dan/atau denda.

27. Surat teguran, surat peringatan atau surat lain yang

sejenis adalah surat yang diterbitkan oleh Bupati

untuk atau memperingatkan Wajib Retribusi untuk

melunasi Retribusi yang terutang.

5

Page 6: PROVINSI SUMATERA SELATANelib.jdih.mubakab.go.id/files/19pd1606005.pdfUnit Metrologi Legaladalah satuan kerja pada Dinas yangmelaksanakan kegiatan Tera/Tera UlangAlat-alat Ukur, Takar,

28. Pemeriksaan adalah serangkaian kegiatan

menghimpun dan mengolah data, keterangan,

dan/atau bukti yang dilaksanakan secara objektif dan

profesional berdasarkan suatu standar pemeriksaan

untuk menguji kepatuhan pemenuhan kewajiban

Retribusi dan/atau untuk tujuan lain dalam rangka

melaksanakan ketentuan Peraturan Perundang-

undangan bidang Retribusi Daerah.

29. Penyidikan tindak pidana di bidang Retribusi yang

selanjutnya disebut Penyidikan adalah serangkaian

tindakan yang dilakukan oleh penyidik untuk mencari

serta mengumpulkan bukti yang dengan bukti itu

membuat terang tindak pidana di bidang Retribusi

yang terjadi serta menemukan tersangkanya.

30. Kas Daerah adalah Tempat penyimpanan uang

Kabupaten yang ditentukan oleh Bupati untuk

menampung seluruh penenmaan dan digunakan

untuk membayar seluruh pengeluaran Kabupaten

Musi Banyuasin.

Pasal 2

Peraturan Daerah ini bertujuan untuk melindungi

masyarakat dalam hal kebenaran pengukuran UTIP dan

sebagai sarana peningkatan pendapatan Kabupaten.

BAB11PENYELENGGARAANTERA/TERAULANG

Pasal3

(1) Setiap UTIP yang secara langsung ataupun tidak

langsung digunakan dan/atau disimpan di tempat

usaha dalam keadaan siap pakai, digunakan untuk

keperluan menentukan hasil pengukuran, penakaran,

atau penimbangan wajib di Tera/Tera Ulang.

(2) UTIP sebagaimana dimaksud pada ayat (1) digunakan

untuk:

a. kepentingan umum;

b. usaha;

6

Page 7: PROVINSI SUMATERA SELATANelib.jdih.mubakab.go.id/files/19pd1606005.pdfUnit Metrologi Legaladalah satuan kerja pada Dinas yangmelaksanakan kegiatan Tera/Tera UlangAlat-alat Ukur, Takar,

c. menyerahkan atau menerima barang;

d. menentukan pungutan atau upah;

e. menentukan produk akhir dalam perusahaan; dan

f. melaksanakan ketentuan Peraturan Perundang-

undangan.

Pasa14

(I) Setiap UTIP yang di Tera/Tera Ulang wajib memenuhi

persyaratan teknis sesuai standar yang ditetapkan.

(2) Standar sebagaimana dimaksud pada ayat (I) sebagai

berikut:

a. menggunakan satuan Sistem Internasional dan

berdasarkan desimal;

b. dibuat dari bahan yang tahan aus, tahan

perubahan bentuk, tahan pengaruh cuaca, dan

konstruksinya sesuai dengan penggunaannya yang

wajar, serta menjamin ketahanan sifat ukurnya

dan tidak mudah memberikan kesempatan untuk

dapat dilakukannya perbuatan curang; dan

c. syarat teknis sesuai dengan ketentuan Peraturan

Perundang-undangan.

(3) Untuk memenuhi persyaratan teknis sesuai dengan

standar sebagaimana dimaksud ayat (1), dilakukan

Tera/Tera Ulang dan pengujian secara berkala.

Pasal5

(1) Penyelenggaraan Pelayanan Tera/Tera Ulang atas

UTIP dilaksanakan di:

a. laboratorium Unit Metrologi Legal;atau

b. luar laboratorium Unit Metrologi Legal.

(2) Setiap UTIP yang memenu hi persyaratan dibubuhi

dengan tanda Tera sah yang berlaku danl atau Surat

Keterangan Hasil Pengujian.

(3) UTIP yang tidak memenuhi persyaratan dibubuhi

dengan tanda Tera batal dan/atau Surat Keterangan.

7

Page 8: PROVINSI SUMATERA SELATANelib.jdih.mubakab.go.id/files/19pd1606005.pdfUnit Metrologi Legaladalah satuan kerja pada Dinas yangmelaksanakan kegiatan Tera/Tera UlangAlat-alat Ukur, Takar,

Pasal6

Dinas melalui Unit Metrologi Legal dapat

menyelenggarakan kegiatan Metrologi Legal sebagaimana

dimaksud dalam Pasal 5 ayat (1), paling sedikit harus

memiliki:

a. gedung kantor, laboratorium, dan peralatan sesuai

dengan lingkup pelayanan;

b. SKKPTTUUTTP;

c. sumber daya manusia Kemetrologian;

d. cap tanda Tera sesuai dengan ketentuan Peraturan

Perundang-undangan; dan

e. kemampuan pelayanan Tera/Tera Ulang UTTP

berdasarkan hasil penilaian yang dilakukan oleh

Menteri Perdagangan dalam hal ini Direktur Jenderal.

Pasal 7

(1) Tera/Tera Ulang UTTP dilakukan oleh Pegawai

Berhak.

(2) Pegawai Berhak mempunyai hak:

a. mengesahkan, Menjustir, atau membatalkan UTTP

yang diperiksa dan diuji;

b. menolak untuk memberi tanda sah terhadap UTTP

batal atau tidak memenuhi persyaratan;

c. menolak untuk melakukan kegiatan Tera/Tera

Ulang UTTP, jika tidak memenuhi persyaratan

administrasi dan syarat teknis;

d. merusak UTTPyang telah diuji pada saat kegiatan

Tera/Tera Ulang berdasarkan hasil pengujian yang

menyatakan UTTP tidak memenuhi syarat teknis

serta tidak dapat diperbaiki lagi; dan

e. menggunakan tanda Pegawai Berhak yang telah

ditetapkan.

(3) Pegawai Berhak wajib:

a. memberi penjelasan, informasi, atau keterangan

kegiatan Tera dan/atau Pelayanan Tera Ulang

UTTPkepada wajib Tera atau wajib Tera Ulang;

8

Page 9: PROVINSI SUMATERA SELATANelib.jdih.mubakab.go.id/files/19pd1606005.pdfUnit Metrologi Legaladalah satuan kerja pada Dinas yangmelaksanakan kegiatan Tera/Tera UlangAlat-alat Ukur, Takar,

yang

wajib

dapat dilayani untuk

dan/atau pelayanan

melakukan

alat UTIP

b. menolak UTIP yang tidak

dilakukan kegiatan Tera

Tera Ulang;

c. menera atau menera ulang setiap UTIP

diajukan oleh wajib Tera dan/ atau

Tera Ulang;

d. menjelaskan kepada wajib Tera dan/atau wajib

Tera Ulang tentang pembatalan atau perusakan

UTIP yang tidak memenuhi syarat teknis;

e. melaksanakan kegiatan teknis pemeriksaan dan

pengujian UTIP berdasarkan syarat teknis;

f. menggunakan formulir cerapan sesuai

peruntukannya atau catatan teknis pada setiap

kegiatan pengujian UTIP yang di Tera dan/atau di

Tera Ulang dan menyampaikan pada pimpinan

sidang, regu, atau unit setempat; dan

g. membuat berita acara hasil pemeriksaan dan

pengujian UTIP yang di Tera dan/atau di

Tera Ulang.

Pasa18

(1) Dinas melalui Unit Metrologi Legal

pengawasan terhadap penggunaan

di Kabupaten.

(2) Pengawasan sebagaimana dimaksud pada ayat (1)

dilaksanakan paling sedikit 2 (dua) kali dalam 1 (satu)

Tahun.

(3) Dinas melalui Unit Metrologi Legal dapat bekeIja sarna

dengan Perangkat Daerah terkait dalam hal

pengawasan terhadap penggunaan alat UTIP

di Kabupaten.

9

Page 10: PROVINSI SUMATERA SELATANelib.jdih.mubakab.go.id/files/19pd1606005.pdfUnit Metrologi Legaladalah satuan kerja pada Dinas yangmelaksanakan kegiatan Tera/Tera UlangAlat-alat Ukur, Takar,

BABIIINAMA,OBJEK DANSUBJEK RETRIBUSI

Pasal9

Dengan nama Retribusi Pe1ayanan Tera/Tera UIang,

dipungut Retribusi atas peIayanan pengujian UTIP, dan

pengujian barang daIam keadaan terbungkus yang

diwajibkan sesuai dengan ketentuan Peraturan

Perundang-Undangan.

PasaI 10

(1) Objek Retribusi adalah pelayanan pengujian UTIP dan

pengujian barang dalam keadaan terbungkus yang

diwajibkan sesuai dengan ketentuan Peraturan

Perundang-undangan.

(2) UTIP sebagaimana dimaksud pada ayat (1)meliputi:

a. ukuran panjang;

b. ukuran panjang dengan alat hitung (counter

meter);

c. alat ukur permukaan cairan (level gauge), terdiri

dari :

1.mekanik; dan

2. e1ektronik;

d. takaran (basah/kering);

e. tangki ukur :

1. bentuk sHinder tegak;

2. bentuk sHinder datar; dan

3. bentuk bola dan speroidal;

f. tangki ukur gerak, terdiri dari :

1. tangki ukur mobil dan tangki ukur wagon; dan

2. tangki ukur tongkang, tangki ukur pindah,

tangki ukur apung dan kapal;

g. alat ukur dari gelas :

1. labu ukur, buret dan pipet; dan

2. gelas ukur;

10

Page 11: PROVINSI SUMATERA SELATANelib.jdih.mubakab.go.id/files/19pd1606005.pdfUnit Metrologi Legaladalah satuan kerja pada Dinas yangmelaksanakan kegiatan Tera/Tera UlangAlat-alat Ukur, Takar,

h. bejana ukur;

I. meter taksi;

J. speedometer;

k. meter rem;

1. tachometer;

m. thermometer;

n. densimeter;

o. viskometer;

p. alat ukur luas;

q. alat ukur sudut;

r. alat ukur cairan minyak, terdiri dari :

1.meter bahan bakar minyak;

2. meter induk;

3. meter keIja; dan

4. pompa ukur;

s. alat ukur gas, terdiri dari :

1.meter induk;

2. meter keIja;

3. meter gas orifice dan sejenisnya;

4. perlengkapannya meter gas orifice;

5. pompa ukur bahan bakar gas (bbg), Ipg; dan

6. tabung gas Ipg atau gas lainnya;

t. meter air, terdiri dari :

1.meter induk; dan

2. meter keIja;

u. meter cairan minuman selain air:

1. meter induk; dan

2. meter keIja;

v. pembatasan arus air;

w. alat kompensasi, suhu (atc)/tekanan/kompensasi

lainnya;

x. meter prover;

y. meter arus massa (meter keIja);

z. alat ukur pengisi (filling machine);

11

Page 12: PROVINSI SUMATERA SELATANelib.jdih.mubakab.go.id/files/19pd1606005.pdfUnit Metrologi Legaladalah satuan kerja pada Dinas yangmelaksanakan kegiatan Tera/Tera UlangAlat-alat Ukur, Takar,

aa. meter listrik (meter kwh);

1.meter induk;

2. meter kerja kelas 2; dan

3. meter kerja kelas 1 dan ke1as 0,5;

bb. meter energi listrik lainnya;

cc. pembatas arus listrik;

dd. stop watch;

ee. alat ukur kesehatan dan lingkungan hidup;

fT. anak timbangan :

1. kete1itian sedang dan biasa (kelas m2 dan m3);

2. ketelitian halus (kelas 12dan ml); dan

3. ketelitian khusus (ke1ase2 dan fl);

gg. timbangan, terdiri dari :

1. sampai dengan 3000 kg :

a) ketelitian sedang dan biasa (kelas 1II dan

kelas IV);

b) kete1itian halus (kelas 11);dan

c) ketelitian khusus (kelas I);

2. lebih dari 3000 kg :

a) ketelitian sedang dan biasa; dan

b) ketelitian halus dan khusus;

3. timbangan ban berjalan; dan

4. timbangan dengan dua skala (multi range)atau lebih;

hh. dead weight tester machine;ii. alat ukur takaran tanah;

ii. manometer minyak;

kk. pressure calibrator;

11. pressure recorder;

mm. pencap kartu (printer/recorder) otomatis;

nn. meter kadar air;

1. untuk biji-bijian tidak mengandung minyak;

2. untuk biji-bijian mengandung minyak; dan

3. untuk kayu dan komoditi lain;

00. UTIP yang memiliki konstruksi tertentu :

1. timbangan milisimal, sentisimal, desimal, bobot

ingsut dan timbang pegas;

12

Page 13: PROVINSI SUMATERA SELATANelib.jdih.mubakab.go.id/files/19pd1606005.pdfUnit Metrologi Legaladalah satuan kerja pada Dinas yangmelaksanakan kegiatan Tera/Tera UlangAlat-alat Ukur, Takar,

2. timbangan cepat, pengIsl (curah) dan

timbangan pencampuran untuk semua

kapasitas; dan

3. timbangan elektronik untuk semua kapasitas;

pp. UTTPyang memerlukan pengujian tertentu;

qq. UTTPyang ditanam;

IT. UTTPyang mempunyai sifat dan atau konstruksi

khusus;

ss. UTTPtermasuk anak timbangan yang ditanam;

tt. UTTP termasuk anak timbangan yang tidak

ditanam;

uu. kalibrasi; dan

vv. barang dalam keadaan terbungkus;

Pasal1l

Subjek Retribusi Pelayanan Tera/Tera Ulang adalah orang

pribadi atau Badan yang memiliki, memakai atau

pemegang kuasa atas UTTP yang memperoleh jasa

Pelayanan Tera/Tera Ulang.

BABIVGOLONGANRETRIBUSI

Pasal 12

Retribusi Pelayanan Tera/Tera Ulang termasuk golongan

Retribusi Jasa Umum.

BABVCARAMENGUKURTINGKATPENGGUNAANJASA

Pasal 13

Tingkat penggunaan jasa Tera/Tera Ulang diukur

berdasarkan:

a. tingkat kesulitan, karakteristik, jenis, kapasitas serta

peralatan pengujian; dan/atau

b. jangka waktu dan jenis pemberian pelayanan.

13

Page 14: PROVINSI SUMATERA SELATANelib.jdih.mubakab.go.id/files/19pd1606005.pdfUnit Metrologi Legaladalah satuan kerja pada Dinas yangmelaksanakan kegiatan Tera/Tera UlangAlat-alat Ukur, Takar,

BABVIPRINSIPDANSASARANDALAMPENETAPAN

STRUKTURSERTATARIFRETRIBUSI

Pasa! 14

(1) Prinsip dan sasaran daIam penetapan struktur dan

tarif Retribusi didasarkan pada kebijakan Pemerintah

Kabupaten dengan memperhatikan:

a. biaya operasionaI;

b. biaya perawatan dan pemeliharaan;

c. kemampuan masyarakat;

d. aspek keadilan; dan

e. kepastian hukum.

(2) Biaya sebagaimana dimaksud pad a ayat (1) meliputi

biaya operasional dan pemeliharaan, biaya bunga,

serta biaya modal.

BABVIISTRUKTURDANTARIFRETRIBUSI

Pasal15

(1) Struktur dan tarif Retribusi Pelayanan Tera/Tera

Ulang ditetapkan berdasarkan Pelayanan Tera/Tera

Ulang sebagaimana dimaksud dalam PasaI 12.

(2) Besaran tarif Retribusi Pelayanan Tera/Tera Ulang

tercantum daIam Lampiran yang merupakan bagian

yang tidak terpisahkan dari Peraturan Daerah ini.

BABVIIIPENYESUAIANTARIFRETRIBUSI

Pasa! 16

(1) Tarif Retribusi ditinjau kembaIi paling lama 3 (tiga)

tahun sekaIi.

(2) Peninjauan kembaIi tarif Retribusi sebagaimana

dimaksud pada ayat (1) dilakukan dengan

memperhatikan indeks harga dan perkembangan

perekonomian Kabupaten.

14

Page 15: PROVINSI SUMATERA SELATANelib.jdih.mubakab.go.id/files/19pd1606005.pdfUnit Metrologi Legaladalah satuan kerja pada Dinas yangmelaksanakan kegiatan Tera/Tera UlangAlat-alat Ukur, Takar,

(3) Besaran tarif Retribusi hasil peninjauan kembali

sebagaimana dimaksud pada ayat (2) diatur dengan

Peraturan Bupati.

(4) Tarif Retribusi sebagaimana dimaksud pada ayat (1),

berlaku sampai dengan ditetapkannya Peraturan

Bupati ten tang besaran tarif Retribusi hasil

peninjauan kembali.

BABIXMASARETRIBUSI

Pasal17

Masa Retribusi meliputi:

a. Retribusi Tera/Tera Ulang atas UTTP;

b. berdasarkan masa berlaku tanda Tera sah;

c. masa berlaku Retribusi kalibrasi atas UTTP sesual

jangka;

d. waktu masa kalibrasi yang ditetapkan dalam Surat;

e. keterangan Hasil Pengujian Kalibrasi; dan

f. penggunaan dan kelayakan alat.

Pasal 18

Masa Retribusi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 17

huruf a, tidak berlaku apabila UTTP mengalami

peru bahan fisik dan non fisik sehingga mengalami

perubahan sifat ukumya.

BABXWILAYAHDANTATACARAPEMUNGUTAN

Pasal 19

Retribusi yang terutang dipungut di wilayah Kabupaten

tempat pelayanan diberikan.

Pasal20

(1) Retribusi dipungut dengan menggunakan SKRD atau

dokumen lain yang dipersamakan.

15

Page 16: PROVINSI SUMATERA SELATANelib.jdih.mubakab.go.id/files/19pd1606005.pdfUnit Metrologi Legaladalah satuan kerja pada Dinas yangmelaksanakan kegiatan Tera/Tera UlangAlat-alat Ukur, Takar,

(2) Pemungutan Retribusi tidak dapat diborongkan.

(3) Pembayaran Retribusi oleh Wajib Retribusi

sebagaimana dimaksud pad a ayat (1) dilakukan secara

tunai, dengan menggunakan SSRD.

(4) Dokumen lain yang dipersamakan sebagaimana

dimaksud pada ayat (1) dapat berupa kuitansi

Tera/Tera Ulang.

(5) Hasil pemungutan Retribusi sebagaimana dimaksud

pada ayat (1) disetor ke Kas Kabupaten paling lama

1 (satu) hari keIja.

(6) Ketentuan lebih lanjut mengenai tata cara

pemungutan diatur dengan Peraturan Bupati.

BABXISAATRETRIBUSITERUTANG

Pasal21

Dalam hal Wajib Retribusi tidak membayar tepat waktu

atau kurang membayar dikenakan sanksi administratif

berupa bunga sebesar 2% (dua persen) setiap bulan dari

besarnya Retribusi yang terutang yang tidak atau kurang

bayar dan ditagih dengan menggunakan STRD.

BABXIITATACARAPEMBAYARAN

Pasal22

(1) Pembayaran Retribusi yang terutang harus dibayar

sekaligus.

(2) Retribusi yang terutang dilunasi paling lambat

7 (tujuh) hari kalender sejak diterbitkan SKRD atau

dokumen lain yang dipersamakan.

(3) Ketentuan lebih lanjut mengenai tata cara

pembayaran, tempat pembayaran, angsuran, dan

penundaan pembayaran Retribusi diatur dengan

Peraturan Bupati.

16

Page 17: PROVINSI SUMATERA SELATANelib.jdih.mubakab.go.id/files/19pd1606005.pdfUnit Metrologi Legaladalah satuan kerja pada Dinas yangmelaksanakan kegiatan Tera/Tera UlangAlat-alat Ukur, Takar,

BABXIIITATACARAPENAGIHAN

Pasal23

(1) Penagihan Retribusi yang terutang yang tidak atau

kurang bayar dilakukan dengan menggunakan STRD.

(2) Penagihan Retribusi yang terutang didahului dengan

Surat Teguran.

(3) Surat teguran atau surat peringatan atau surat lain

yang sejenis sebagai awal tindakan pelaksanaan

penagihan Retribusi dikeluarkan 7 (tujuh) hari sejak

saatjatuh tempo pembayaran.

(4) Dalam jangka waktu 7 (tujuh) hari sete1ah tanggal

Surat Teguran/Peringatan/Surat lain yang sejenis,

wajib Retribusi harus melunasi Retribusi yang

terutang.

(5) Surat teguran, surat peringatan atau surat lain yang

sejenis sebagaimana dimaksud pada ayat (1),

dikeluarkan oleh Bupati atau Pejabat yang ditunjuk.

(6) Ketentuan lebih lanjut mengenai tata cara penagihan

dan penerbitan Surat Teguran atau surat peringatan

atau surat lain yang sejenis diatur dengan

Peraturan Bupati.

BABXIVPENGURANGAN,KERINGANANDAN

PEMBEBASANRETRIBUSI

Pasal 24

(1) Bupati dapat memberikan pengurangan, keringanan

dan pembebasan Retribusi.

(2) Pengurangan, keringanan dan pembebasan Retribusi

sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diberikan

dengan memperhatikan kemampuan Wa,jib Retribusi

dan fungsi objek Retribusi.

(3) Ketentuan lebih lanjut mengenai tata cara

pengurangan, keringanan dan pembebasan Retribusi

sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diatur dengan

Peraturan Bupati.

17

Page 18: PROVINSI SUMATERA SELATANelib.jdih.mubakab.go.id/files/19pd1606005.pdfUnit Metrologi Legaladalah satuan kerja pada Dinas yangmelaksanakan kegiatan Tera/Tera UlangAlat-alat Ukur, Takar,

BABXVPEMANFAATAN

Pasa! 25

(1) Pemanfaatan dari penerimaan Retribusi Pe1ayanan

Tera/Tera Ulang diutamakan untuk mendanai

kegiatan yang berkaitan langsung dengan

penyelenggaraan Pelayanan Tera/Tera Ulang.

(2) Ketentuan mengenai alokasi pemanfaatan penerimaan

Retribusi Pelayanan Tera/Tera Ulang sebagaimana

dimaksud pada ayat (1), ditetapkan untuk:

a. penggantian biaya jasa atas Pelayanan Tera/Tera

Ulang;

b. penerbitan dokumen Retribusi;

c. pengawasan di lapangan;

d. penegakan hukum; dan

e. penatausahaan.

BABXVIKEBERATAN

Pasal26

(1) Wajib Retribusi dapat mengajukan keberatan kepada

Bupati me1alui Dinas yang ditunjuk atas SKRD atau

dokumen lain yang dipersamakan.

(2) Keberatan diajukan secara tertulis dalam bahasa

Indonesia dengan disertai alasan yang jelas.

(3) Keberatan harus diajukan dalam jangka waktu paling

lama 3 (tiga) bulan sejak tanggal SKRD diterbitkan,

kecuali jika Wajib Retribusi dapat menunjukkan

bahwa jangka waktu itu tidak dapat dipenuhi karena

keadaan di luar kekuasaannya.

(4) Keadaan di luar kekuasaannya sebagaimana

dimaksud pada ayat (3) adalah suatu keadaan

yang teIjadi di luar kehendak atau kekuasaan

Wajib Retribusi.

18

Page 19: PROVINSI SUMATERA SELATANelib.jdih.mubakab.go.id/files/19pd1606005.pdfUnit Metrologi Legaladalah satuan kerja pada Dinas yangmelaksanakan kegiatan Tera/Tera UlangAlat-alat Ukur, Takar,

(5) Pengajuan

membayar

Retribusi.

keberatan tidak menunda

Retribusi dan pelaksanaan

Pasal27

kewajiban

penagihan

(1) Bupati dalam jangka waktu paling lambat 6 (enam)

bulan sejak tanggal Surat Keberatan diterima, harus

memberi keputusan atas keberatan yang diajukan

dengan menerbitkan Surat Keputusan Keberatan.

(2) Ketentuan sebagaimana dimaksud pada ayat (1)

adalah untuk memberikan kepastian hukum bagi

Wajib Retribusi bahwa keberatan yang diajukan harus

diberi keputusan oleh Bupati.

Pasal28

(1) Jika pengajuan keberatan dikabulkan sebagian atau

seluruhnya, kelebihan pembayaran Retribusi

dikembalikan dengan ditambah imbalan bunga

sebesar 2% (dua persen) perbulan, paling lama

12 (dua belas) bulan.

(2) 1mbalan bunga sebagaimana dimaksud pada ayat (1)

dihitung sejak bulan pelunasan sampai dengan

diterbitkannya SKRDLB.

BABXVIIPENGEMBALJANKELEBIHANPEMBAYARAN

Pasal29

(1) Atas kelebihan pembayaran Retribusi, Wajib Retribusi

dapat mengajukan permohonan pengembalian kepada

Bupati.

(2) Bupati dalam jangka waktu paling lama 6 (enam)

bulan, sejak diterimanya permohonan pengembalian

kelebihan pembayaran Retribusi sebagaimana

dimaksud pada ayat (1) harus memberikan

keputusan.

19

Page 20: PROVINSI SUMATERA SELATANelib.jdih.mubakab.go.id/files/19pd1606005.pdfUnit Metrologi Legaladalah satuan kerja pada Dinas yangmelaksanakan kegiatan Tera/Tera UlangAlat-alat Ukur, Takar,

(3) Apabila dalam jangka waktu sebagaimana dimaksud

pada ayat (2) telah dilampaui dan Bupati tidak

memberikan suatu keputusan, maka permohonan

pengembalian pembayaran Retribusi dianggap

dikabulkan dan SKRDLB hams diterbitkan dalam

jangka waktu paling lama 1 (satu) bulan.

(4) Apabila Wajib Retribusi mempunyai utang Retribusi

lainnya, kelebihan pembayaran Retribusi sebagaimana

dimaksud pada ayat (1) langsung diperhitungkan

untuk melunasi terlebih dahulu utang Retribusi

tersebut.

(5) Pengembalian kelebihan pembayaran Retribusi

sebagaimana dimaksud pada ayat (1), dilakukan

dalam jangka waktu paling lama 2 (dua) bulan sejak

diterbitkannya SKRDLB.

(6) Jika pengembalian kelebihan pembayaran Retribusi

dilakukan setelah lewat 2 (dua) bulan, Bupati

memberikan imbalan bunga sebesar 2% (dua persen)

perbulan atas keterlambatan pembayaran kelebihan

pembayaran Retribusi.

(7) Ketentuan lebih lanjut mengenai tata cara

pengembalian kelebihan pembayaran Retribusi

sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diatur dengan

Peraturan Bupati.

BAB XVIllKEDALUWARSAPENAGIHAN

Pasal30

(1) Hak untuk melakukan penagihan Retribusi

kedaluwarsa setelah melampaui jangka waktu 3 (tiga)

tahun terhitung sejak saat terutangnya Retribusi,

kecuali jika Wajib Retribusi melakukan tindak pidana

di bidang Retribusi.

(2) Kedaluwarsa penagihan Retribusi sebagaimana

dimaksud pada ayat (1) tertangguhjika:

a. diterbitkan Surat Teguran; atau

20

Page 21: PROVINSI SUMATERA SELATANelib.jdih.mubakab.go.id/files/19pd1606005.pdfUnit Metrologi Legaladalah satuan kerja pada Dinas yangmelaksanakan kegiatan Tera/Tera UlangAlat-alat Ukur, Takar,

b. ada pengakuan utang Retribusi dari Wajib

Retribusi, baik langsung maupun tidak langsung.

(3) Dalam hal diterbitkan Surat Teguran sebagaimana

dimaksud pada ayat (2) huruf a, kedaluwarsa

penagihan dihitung sejak tanggal diterimanya Surat

Teguran.

(4) Pengakuan utang Retribusi secara langsung

sebagaimana dimaksud pada ayat (2) huruf b adalah

Wajib Retribusi dengan kesadarannya menyatakan

masih mempunyai utang Retribusi dan belum

melunasinya kepada Pemerintah Kabupaten.

(5) Pengakuan utang Retribusi secara tidak langsung

sebagaimana dimaksud pada ayat (2) huruf b dapat

diketahui dari pengajuan permohonan angsuran atau

penundaan pembayaran dan permohonan keberatan

oleh Wajib Retribusi.

Pasal31

(1) Piutang Retribusi yang tidak mungkin ditagih lagi

karena hak untuk melakukan penagihan sudah

kedaluwarsa dapat dihapuskan.

(2) Bupati menetapkan Keputusan Penghapusan Piutang

Retribusi yang sudah kedaluwarsa sebagaimana

dimaksud pada ayat (1).

(3) Ketentuan lebih lanjut mengenal tata cara

penghapusan piutang Retribusi yang sudah

kedaluwarsa diatur dengan Peraturan Bupati.

BABXIXPEMERIKSAAN

Pasal32

(1) Bupati melalui Perangkat Daerah berwenang

melakukan pemeriksaan untuk menguji kepatuhan

pemenuhan kewajiban Retribusi dalam rangka

meIaksanakan peraturan perundang-undangan

di bidang Retribusi Daerah.

21

Page 22: PROVINSI SUMATERA SELATANelib.jdih.mubakab.go.id/files/19pd1606005.pdfUnit Metrologi Legaladalah satuan kerja pada Dinas yangmelaksanakan kegiatan Tera/Tera UlangAlat-alat Ukur, Takar,

(2) Wajib Retribusi yang diperiksa harus:

a. memperlihatkan dan/atau meminjamkan buku

atau catatan, dokumen yang menjadi dasarnya dan

dokumen lain yang berhubungan dengan objek

Retribusi yang terutang;

b. memberikan kesempatan untuk memasuki tempat

atau ruangan yang dianggap perlu dan memberikan

bantuan guna kelancaran pemeriksaan; dan/atau

c. memberikan keterangan yang diperlukan.

(3) Ketentuan lebih lanjut mengenaJ tata cara

pemeriksaan Retribusi diatur dengan Peraturan

Bupati.

BABXXINSENTIFPEMUNGUTAN

Pasa! 33

(1) Dinas yang melaksanakan pemungutan Retribusi

dapat diberi insentif atas dasar pencapaian kineIja

tertentu.

(2) Pemberian insentif sebagaimana dimaksud pada

ayat (1) ditetapkan mela!ui Anggaran Pendapatan

dan Belanja Daerah sesuaJ dengan Peraturan

Perundang- Undangan.

(3) Tata cara pemberian dan pemanfaatan insentif

sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diatur dengan

Peraturan Bupati.

BABXXIPENYIDlKAN

Pasal34

(1) Pejabat Pegawai Negeri Sipil tertentu di lingkungan

Pemerintah Kabupaten diberi wewenang khusus

sebagai Penyidik untuk melakukan penyidikan tindak

pidana di bidang Retribusi sebagaimana dimaksud

dalam Undang-Undang Hukum Acara Pidana.

22

Page 23: PROVINSI SUMATERA SELATANelib.jdih.mubakab.go.id/files/19pd1606005.pdfUnit Metrologi Legaladalah satuan kerja pada Dinas yangmelaksanakan kegiatan Tera/Tera UlangAlat-alat Ukur, Takar,

(2) Penyidik sebagaimana dimaksud pada ayat (1) adalah

Pejabat Pegawai Negeri Sipil tertentu di Iingkungan

Pemerintah Kabupaten yang diangkat oleh pejabat

yang berwenang sesuai dengan ketentuan Peraturan

Perundang-undangan.

(3) Penyidik sebagaimana dimaksud pada ayat (1)

berwenang:

a. menerima, meneari, mengumpulkan, dan meneliti

keterangan atau laporan berkenaan dengan tindak

pidana di bidang Retribusi agar keterangan atau

laporan tersebut menjadi Iebih lengkap dan jelas;

b. meneliti, meneari, dan mengumpulkan keterangan

mengenai orang pribadi atau Badan tentang

kebenaran perbuatan yang dilakukan sehubungan

dengan tindak pidana Retribusi;

e. meminta keterangan dan bahan bukti dari orang

pribadi atau Badan sehubungan dengan tindak

pidana di bidang Retribusi;

d. memeriksa buku, eatatan, dan dokumen lain

berkenaan dengan tindak pidana di bidang

Retribusi;

e. me1akukan penggeledahan untuk mendapatkan

bahan bukti pembukuan, peneatatan, dan

dokumen lain, serta melakukan penyitaan

terhadap bahan bukti tersebut;

f. meminta bantuan tenaga ahli dalam rangka

pelaksanaan tugas penyidikan tindak pidana

di bidang Retribusi;

g. menyuruh berhenti dan/atau melarang seseorang

meninggalkan ruangan atau tempat pada saat

pemeriksaan sedang berlangsung dan memeriksa

identitas orang, benda, dan/atau dokumen yang

dibawa;

h. memotret seseorang yang berkaitan dengan tindak

pidana Retribusi;

23

Page 24: PROVINSI SUMATERA SELATANelib.jdih.mubakab.go.id/files/19pd1606005.pdfUnit Metrologi Legaladalah satuan kerja pada Dinas yangmelaksanakan kegiatan Tera/Tera UlangAlat-alat Ukur, Takar,

J. memanggil orang untuk didengar keterangannya

dan diperiksa sebagai tersangka atau saksi;

J. menghentikan penyidikan; dan/atau

k. melakukan tindakan lain yang perlu untuk

kelancaran penyidikan tindak pidana di bidang

Retribusi sesuai dengan ketentuan Peraturan

Perundang-undangan.

(4) Penyidik sebagaimana dimaksud pada ayat (1)

memberitahukan dimulainya penyidikan dan

menyampaikan hasil penyidikannya kepada Penuntut

Umum melalui Penyidik Pejabat Polisi Negara Republik

Indonesia, sesuai dengan ketentuan yang diatur dalam

Undang-Undang Hukum Acara Pidana.

BABXXIIKETENTUANPIDANA

Pasa! 35

(1) Wajib Retribusi yang tidak melaksanakan

kewajibannya sehingga merugikan keuangan

Kabupaten dipidana dengan pidana kurungan paling

lama 3 (tiga) bulan atau pidana denda paling banyak

3 (tiga) kali jumlah Retribusi terutang yang tidak atau

kurang dibayar.

(2) Tindak pidana sebagaimana dimaksud pada ayat (1)

adalah pelanggaran.

(3) Denda sebagaimana dimaksud pada ayat (1)

merupakan penerimaan negara.

BABXXIIIKETENTUANPERALIHAN

Pasal36

Dalam hal Pemerintah Kabupaten belum mampu

melaksanakan Penyelenggaraan Pelayanan Tera/Tera

Ulang secara mandiri, maka dapat bekeIja sarna dengan

Pemerintah Kabupaten/Kota lain yang terdekat

berdasarkan prinsip efisiensi dan efektivitas.

24

Page 25: PROVINSI SUMATERA SELATANelib.jdih.mubakab.go.id/files/19pd1606005.pdfUnit Metrologi Legaladalah satuan kerja pada Dinas yangmelaksanakan kegiatan Tera/Tera UlangAlat-alat Ukur, Takar,

BAB XXIVKETENTUAN PENUTUP

Pasal37

Peraturan Daerah ini muIai berlaku 1 (satu) tahun sejak

tanggal diundangkan.

Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan

pengundangan Peraturan Daerah ini dengan

penempatannya dalam Lembaran Daerah Kabupaten

Musi Banyuasin.

Ditetapkan di Sekayu

jPada tanggal (J.(, JuLi ~i19BUPATI MUSI BANYUASIN'I

\NOERDIN

Diundangkan di Sekayupadatanggal JG jUli 2019

ARIS DAERAH fATEN MUSI BANYUASIN,

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN MUSI BANYUASIN TAHUN 2019 NOMOR 5

NOREG PERATURAN DAERAH KABUPATEN MUSI BANYUASIN : (5-69/2019)

25

Page 26: PROVINSI SUMATERA SELATANelib.jdih.mubakab.go.id/files/19pd1606005.pdfUnit Metrologi Legaladalah satuan kerja pada Dinas yangmelaksanakan kegiatan Tera/Tera UlangAlat-alat Ukur, Takar,

Lampiran: Peraturan Daerah Kabupaten Musi BanyuasinNomor 5 Tahun 2019Tentang Retribusi Pelayanan Tera/

Tera Ulang

STRUKTURDANBESARANTARIFRETRIBUSI PELAYANANTERA/TERA ULANG

Tera Tera Ulang

No. Jenis UTTP SatuanPengesahan/ Pengesahan/Pembatalan Pembatalan

Tarif (Rp.) Tarif (Rp.)1 2 3 4 5

1 ALATUKURPANJANG

a. Meter dengan pegangan buah 3.000 3.000

b. Meter kayu buah 3.000 3.000

c. Meter meja dari bahan logam buah 3.000 3.000

d. Tongkat duga

1) sampai dengan 2 m (duabuah 5.000 5.000

meter)

2) lebih dati 2 m (dua meter) buah 10.000 10.000

e. Meter saku baja

1) sampai dengan 2 m (duabuah 5.000 5.000

meter)

2) lebih dati 2 m (dua meter) buah 7.000 7.000

f. Ban ukur

1) sampai dengan 20 m (duabuah 10.000 10.000

puluh meter)

2) lebih dati 20 m (dua puluhbuah 15.000 15.000

meter)

g. Depth tape

1) sampai dengan 20 m (duabuah 10.000 10.000

puluh meter)

2) lebih dari 20 m (dua puluhbuah 15.000 15.000

meter)

h. Alat ukur tinggi orang buah 12.000 12.000

i. Ukur panjang dengan alat hitung Buah20.000 20.000

(counter meter)

j. Alat ukur permukaan cairan

Page 27: PROVINSI SUMATERA SELATANelib.jdih.mubakab.go.id/files/19pd1606005.pdfUnit Metrologi Legaladalah satuan kerja pada Dinas yangmelaksanakan kegiatan Tera/Tera UlangAlat-alat Ukur, Takar,

1) Float level gauge buah 100.000 10.000

2) Capacitance level gauge buah 200.000 200.000

3) Radar tank gauging buah 200.000 200.000

4) Ultrasonic tank gauging buah 200.000 200.000

k. Meter taksi buah 50.000 50.000

2 Takaran (takaran kering, takaran

basah, takaran pengisi)

a. Sampai dengan 2 L (dua liter) buah 2.000 2.000

b. Lebih dari 2 L (dua liter) sampai

dengan 25 L (dua puluh lima buah 2.000 2.000

liter)

c. Lebih dari 25 L (dua puluh limabuah 5.000 5.000

liter)

3 Alat ukur dari gelas

a. Labu ukur buah 50.000 50.000

b. Buret buah 50.000 50.000

c. Pipet buah 50.000 50.000

d.Gelas ukur buah 40.000 40.000

4 Bejana ukur (tidak standard)

a. Sampai dengan 50 L (lima puluhbuah 50.000 50.000

liter)

b. Lebih dari 50 L (lima puluh liter)

sampai dengan 200 L (dua ratus buah 120.000 120.000

liter)

c. Lebih dari 200 L (dua ratus liter)

sampai dengan 500 L (lima buah 300.000 300.000

ratus liter)

d. Lebih dari 500 L (lima ratus

liter) sampai dengan 1000 L buah 500.000 500.000

(seribu liter)

e. Lebih dari 1000 L (seribu liter)pada huruf d angka iniditambah tiap 1000 L (seribu buah 100.000 100.000liter) bagian- bagian dari 1000 L(seribu liter) dihitung 1000 L(seribu liter)

2

Page 28: PROVINSI SUMATERA SELATANelib.jdih.mubakab.go.id/files/19pd1606005.pdfUnit Metrologi Legaladalah satuan kerja pada Dinas yangmelaksanakan kegiatan Tera/Tera UlangAlat-alat Ukur, Takar,

5 Tangki ukur

a. Bentuk Silinder Tegak

1) Sampai dengan 500 kl (lima buah 2.500.000 2.500.000

ratus kiloliter)

2) Lebih dari 500 kl (lima ratus

kiloliter), dihitung sebagai

berikut:

a) 500 kl (lima ratus buah 2.500.000 2.500.000

kiloliter) pertama

b) Lebih dari 1.000 kl buah 4.000 4.000

(seribu kiloliter) sampai

dengan 2.000 kl (dua ribu

kiloliter), setiap kl

(kiloliter)

c) Lebih dari 2.000 kl (dua buah 2.000 2.000

ribu kiloliter) sampai

dengan 10.000 kl

(sepuluh ribu kiloliter),

setiap kl (kiloliter)

d) Lebih dari 10.000 kl buah 1.000 1.000

(sepuluh ribu kiloliter)

sampai dengan 20.000 kl

(dua puluh ribu kiloliter),

setiap kl (kiloliter)

e) Lebih dari 20.000 kl(dua buah 500 500

puluh ribu kiloliter)

bagian- bagian kl

(kiloliter) dihitung 1 kl

(satu kiloliter) buah

b. Bentuk Silinder Datar

1) Sampai dengan 500 kl (lima buah 1.500.000 1.500.000

ratus kiloliter)

2) Lebih dari 500 kl (lima ratus

kiloliter), dihitung sebagai

berikut:

3

Page 29: PROVINSI SUMATERA SELATANelib.jdih.mubakab.go.id/files/19pd1606005.pdfUnit Metrologi Legaladalah satuan kerja pada Dinas yangmelaksanakan kegiatan Tera/Tera UlangAlat-alat Ukur, Takar,

a) 500 kl (lima ratus kiloliter) buah 1.500.000 1.500.000pertama

b) Lebih dari 500 kl (lima buah 2.000 2.000ratus kiloliter) sampai

dengan 10.000 kl (sepuluh

ribu kiloliter), setiap kl

(kiloliter)

c) Lebih dari 1.000 kl (seribu buah 2.000 2.000

kiloliter) sampai dengan

2.000 kl (dua ribu

kiloliter), setiap kl

(kiloliter)

d) Lebih dari 2.000 kl (dua buah 2.000 2.000

ribu kiloliter) sampai

dengan 10.000 kl (sepuluh

ribu kiloliter), setiap kl

(kiloliter)

e) Lebih dari 10.000 kl buah 2.000 2.000

(sepuluh ribu kiloliter)

sampai dengan 20.000 kl

(dua puluh ribu kiloliter),

setiap kl (kiloliter)

f) Lebih dari 20.000 kl (dua buah 2.000 2.000

puluh ribu kiloliter)

bagian-bagian kl dihitung

1 kl (kiloliter)

6 Tangki Ukur Gerak

Tangki ukur mobil dan tangki

ukur wagon

1)Kapasitas sampai dengan 5 kl buah 40.000 40.000

(lima kiloliter)

2) Lebih dari 5 kl (lima kiloliter)

dihitung sebagai berikut :

a) 5 kl (lima kiloliter) pertama buah 40.000 40.000

4

Page 30: PROVINSI SUMATERA SELATANelib.jdih.mubakab.go.id/files/19pd1606005.pdfUnit Metrologi Legaladalah satuan kerja pada Dinas yangmelaksanakan kegiatan Tera/Tera UlangAlat-alat Ukur, Takar,

b) Lebih dari 5 kl (lima buah 5.000 5.000

kiloliter), bagian- bagian kl

(kiloliter) dihitung 1 kl (satu

kiloliter)

7 Timbangan Otomatis

a. Timbangan ban berjalan (alat

timbang dan pengangkut)

1) Sampai dengan 100 ton/h buah 500.000 500.000

(seratus ton per hour)

2) Lebih dan 100 ton/h buah 750.000 750.000

(seratus ton per hour)

sampai dengan 500 ton/h

(lima ratus ton per hour)

3) Lebih dari 500 ton/h (lima buah 1.000.000 1.000.000

ratus ton per hour)

b. Timbangan pengisian

1) Sampai dengan 4 (empat) buah 150.000 150.000

alat pengisi

2) Lebih dan 4 (empat),setiap buah 30.000 30.000

alat pengisi

8 Timbangan bukan Otomatis

a. Ketelitian sedang dan biasa

(kelas III dan IV)

1) Sampai 2 kg (dua kilogram) buah 3.000 3.000

2) Lebih dan 2 kg (dua buah 5.000 5.000

kilogram) sampai dengan 5

kg (lima kilogram)

3) Lebih dan 5 kg (lima buah 10.000 10.000

kilogram) sampai dengan 10

kg (sepuluh kilogram)

4) Lebih dan 10 kg (sepuluh buah 12.000 12.000

kilogram) sampai dengan 25

kg (dua puluh lima kilogram)

5) Lebih dan 25 kg (dua puluh buah 30.000 30.000

lima kilogram) sampai

dengan 150 kg (seratus lima

puluh kilogram)

5

Page 31: PROVINSI SUMATERA SELATANelib.jdih.mubakab.go.id/files/19pd1606005.pdfUnit Metrologi Legaladalah satuan kerja pada Dinas yangmelaksanakan kegiatan Tera/Tera UlangAlat-alat Ukur, Takar,

6) Lebih dari 150 kg (seratus buah 45.000 45.000

lima puluh kilogram) sampai

dengan 500 kg (lima ratus

kilogram)

7) Lebih dari 500 kg (lima ratus buah 60.000 60.000

kilogram) sampai dengan

1000 kg (seribu kilogram)

8) Lebih dari 1000 kg (seribu buah 75.000 75.000

kilogram) sampai dengan

3000 kg (tiga ribu kilogram)

b. Ketelitian halus (kelas II)

1) Sampai 1 kg (satu kilogram) buah 30.000 30.000

2) Lebih dari 1 kg (satu buah 60.000 60.000

kilogram) sampai dengan 25

kg (dua puluh lima kilogram)

3) Lebih dari 25 kg (dua puluh buah 70.000 70.000

lima kilogram) sampai

dengan 100 kg (seratus

kilogram)

4) Lebih dari 100 kg (seratus

kilogram) sampai dengan buah 80.000 80.000

1.000 kg (seribu kilogram)

5) Lebih dari 1.000 kg (seribu

kilogram) sampai dengan buah 90.000 90.000

3.000 kg (tiga ribu kilogram)

c. Ketelitian Khusus (kelas I) buah 100.000 100.000

d. Lebih dari 3.000 kg (tiga ribu

kilogram)

1) Kete!itian sedang dan biasa, buah 75.000 75.000

setiap ton

2) Ketelitian khusus dan halus, buah 100.000 100.000

setiap ton

6

Page 32: PROVINSI SUMATERA SELATANelib.jdih.mubakab.go.id/files/19pd1606005.pdfUnit Metrologi Legaladalah satuan kerja pada Dinas yangmelaksanakan kegiatan Tera/Tera UlangAlat-alat Ukur, Takar,

9 Anak Timbangan

a. Ketelitian biasa (kelas M2 dan

M3)

1) Sampai 1 kg (satu kilogram) buah 2.000 2.000

2) Lebih dari 1 kg (satu buah 2.500 2.500

kilogram) sampai dengan 5

kg (lima kilogram)

3) Lebih dari 5 kg (lima buah 5.000 5.000

kilogram) sampai dengan 50

kg (lima puluh kilogram)

b. Ketelitian khusus (kelas F2 dan

Ml)

1) Sampai 1 kg (satu kilogram) buah 5.000 5.000

2) Lebih dari 1 kg (satu buah 7.000 7.000

kilogram) sampai dengan 5

kg (lima kilogram)

3) Lebih dari 5 kg (lima buah 10.000 10.000

kilogram) sampai dengan 50

kg (lima puluh kilogram)

10 Alat Ukur Gaya dan Tekanan

a. Tensimeter buah 25.000 25.000

b. Manometer

1) Sampai dengan 100 kg/ cm2 buah 15.000 15.000

(seratus kilogram per

centimeter persegi)

2) Lebih dari 100 kg/cm2 buah 30.000 30.000

(seratus kilogram per

centimeter persegi) samapai

dengan 1.000 kg/cm2 (seribu

kilogram per centimeter

persegi)

11 Meter Kadar Air

a. Untuk biji-bijian tidak

mengandung minyak, setiap buah 10.000 10.000

komoditi

7

Page 33: PROVINSI SUMATERA SELATANelib.jdih.mubakab.go.id/files/19pd1606005.pdfUnit Metrologi Legaladalah satuan kerja pada Dinas yangmelaksanakan kegiatan Tera/Tera UlangAlat-alat Ukur, Takar,

b. Untuk biji-bijian tidak

mengandung minyak, kapas buah 15.000 15.000

dan teksil, setiap komoditi

c. Untuk kayu dan komoditibuah 20.000 20.000

lain, setiap komoditi

12 Alat Ukur Cairan Dinamis

Meter Bahan Bakar Minyak

a.Meter arus volumetrik dan meter

arus turbin

1) Meter Induk

a. Sampai dengan 10 m3/h buah 100.000 100.000

(sepuluh meter kubik per

hour)

b. Lebih dari 10 m3/h (sepuluh buah 150.000 150.000

meter kubik per hour)

sampai dengan 100 m3/h

(seratus meter kubik per

hour)

c. Lebih dari 100 m3/h (seratus buah 300.000 300.000

meter kubik per hour)

sampai dengan 500 m3/h

(lima ratus meter kubik per

hour)

d. Lebih dari 500 m3/h (lima buah 100.000 100.000

ratus meter kubik per hour)

setiap m3/h (meter kubik per

hour) bagian dari m3/h

(meter kubik per hour)

dihitung 1 m3/h (satu meter

kubik per hour)

2) Meter KeIja

a) Sampai dengan 15 m3/h buah 100.000 100.000

(lima belas meter kubik per

hour)

8

Page 34: PROVINSI SUMATERA SELATANelib.jdih.mubakab.go.id/files/19pd1606005.pdfUnit Metrologi Legaladalah satuan kerja pada Dinas yangmelaksanakan kegiatan Tera/Tera UlangAlat-alat Ukur, Takar,

b) Lebih dari 15 m3/h (lima buah 150.000 150.000belas meter kubik per hour

sampai dengan 100 m3/h

(seratus meter kubik per

hour)

c) Selebihnya dari 100 m3/h ( buah 60.000 60.000

seratus meter kubik per

hour) setiap m3/h bagian

dari m3/h dihiutng 1 m3/h

3) Pompa ukur BBM

Untuk setiap badan ukur buah 120.000 120.000

b. Meter Arus pengukur Massa

Secara Langsung (Direct Mass

FlowMeter)

1)Sampai dengan 15 kg/min

(lima belas kilogram per buah 300.000 300.000

menit)

2) Lebih dari 15 kg/min (lima

belas kilogram per menit )

dihitung sebagai berikut:

a) 15 kg/ min (lima belas

kilogram per men it) buah 300.000 300.000

pertama

b) Selebihnya dari 15

kg/min (lima belas

kilogram per menit)

sampai dengan 100 buah 400.000 400.000

kg/min (seratus kilogram

per menit), setiap kg/min

(kilogram per menit)

c) Selebihnya dari 100

kg/min (seratus kilogram

per menit) sampai dengan

500 kg/min (lima ratusbuah 200.000 200.000

kilogram per men it ,

setiap kg/min (kilogram

per men it)

9

Page 35: PROVINSI SUMATERA SELATANelib.jdih.mubakab.go.id/files/19pd1606005.pdfUnit Metrologi Legaladalah satuan kerja pada Dinas yangmelaksanakan kegiatan Tera/Tera UlangAlat-alat Ukur, Takar,

d) Selebihnya dari 500

kg/min (lima ratus

kilogram per menit)buah 100.000 100.000

sampai dengan 1.000

kg/min (seribu kilogram

per men it)

e) Selebihnya dari 1.000

kg/min (seribu kilogram

per menit) setiap bagian

bagian dan kg/min buah 50.000 50.000

(kilogram per menit)

dihitung 1 kg/min (satu

kilogram per menit)

c. Meter Air

1) Meter lnduk

a) Sampai dengan 15 m3/h

(lima be1as meter kubik buah 25.000 25.000per hour)

b) Lebih dari 15 m3/h (lima

belas meter ku bik per

hour) sampai dengan 100 buah 50.000 50.000

m3/h (seratus meter

kubik per hour)

c) Lebih dari 100 m3/h

(seratus meter kubik per buah 75.000 75.000

hour)

2) Meter KeIja

a) Sampai dengan 10 m3/h

(sepuluh meter kubik per buah 10.000 10.000

hour)

b) Lebih dari 10 m3/h

(sepuluh meter kubik per

hour) sampai dengan 100 buah 30.000 30.000

m3/h (seratus meter

kubik per hour)

10

Page 36: PROVINSI SUMATERA SELATANelib.jdih.mubakab.go.id/files/19pd1606005.pdfUnit Metrologi Legaladalah satuan kerja pada Dinas yangmelaksanakan kegiatan Tera/Tera UlangAlat-alat Ukur, Takar,

-,

c) Lebih dari 100 m3/h

(seratus meter kubik per buah 50.000 . 50.000

hour)

13 Alat Ukur Gas

a. Pompa Ukur SSG

Untuk setiap badan ukur buah 120.000 120.000

b. Pompa Ukur Elpiji

Untuk setiap badan ukur buah 120.000 120.000

14 Meter kWh

a. Kelas 0,2 atau kurang

1) 3(tiga)phasa buah 40.000 40.000

2) 1 (satu) phasa buah 12.000 12.000

b. Kelas 0,5

1) 3 (tiga) phasa buah 40.000 40.000

2) 1 (satu) phasa buah 12.000 12.000

c. Kelas 1

1) 3 (tiga) phasa buah 40.000 40.000

2) 1 (satu) phasa buah 12.000 12.000

d. Kelas 2

1) 3 (tiga) phasa buah 4.000 4.000

2) 1 (satu) phasa buah 3.000 3.000

fsUPATl MUS! SANYUASINi

H. DOD! REZAALEXNOERD!N

11