Provinsi Sulawesi Utara Triwulan III – 2009 · dan manfaat laporan di masa yang akan datang....

85
0 KAJIAN EKONOMI REGIONAL Provinsi Sulawesi Utara Triwulan III – 2009 Kantor Bank Indonesia Manado

Transcript of Provinsi Sulawesi Utara Triwulan III – 2009 · dan manfaat laporan di masa yang akan datang....

Page 1: Provinsi Sulawesi Utara Triwulan III – 2009 · dan manfaat laporan di masa yang akan datang. Akhir kata, kiranya laporan ini dapat ... Secara umum, tekanan harga barang dan jasa

0

KAJIAN EKONOMI REGIONAL Provinsi Sulawesi Utara

Triwulan III – 2009 Kantor Bank Indonesia Manado

Page 2: Provinsi Sulawesi Utara Triwulan III – 2009 · dan manfaat laporan di masa yang akan datang. Akhir kata, kiranya laporan ini dapat ... Secara umum, tekanan harga barang dan jasa

1

Kata Pengantar

Sesuai Pasal 7 UU No. 23 Tahun 1999 tentang Bank Indonesia, dijelaskan bahwa tujuan

Bank Indonesia adalah mencapai dan memelihara kestabilan nilai rupiah. Guna mencapai

tujuan tersebut, Bank Indonesia mempunyai 3 (tiga) tugas yaitu menetapkan dan

melaksanakan kebijakan moneter, mengatur dan menjaga kelancaran sistem pembayaran

serta mengatur dan mengawasi bank. Sejalan dengan itu dan diperkuat oleh momentum

otonomi daerah, setiap Kantor Bank Indonesia (KBI) yang berada di daerah, termasuk KBI

Manado dituntut berperan sebagai ”economic intelligent and research unit” yang

diharapkan mampu memberikan informasi ekonomi dan keuangan daerah yang akurat,

menyeluruh, dan terkini sebagai bahan masukan Kantor Pusat Bank Indonesia dalam

perumusan dan penetapan kebijakan moneter yang tepat sasaran. Penyajian informasi

ekonomi dan keuangan daerah tersebut, disusun dalam bentuk Kajian Ekonomi Regional

(KER) Provinsi Sulawesi Utara secara triwulanan, yang berisi analisis mengenai kondisi makro

ekonomi regional, tingkat harga, perbankan, sistem pembayaran, keuangan daerah, tingkat

kesejahteraan dan kemiskinan serta prospeknya ekonomi di triwulan mendatang.

Di samping itu, dalam rangka meningkatkan akuntabilitas Bank Indonesia melalui

penyampaian informasi mengenai kondisi perekonomian dan keuangan kepada stakeholder

maka KBI perlu menyampaikan informasi dimaksud kepada stakeholder di daerah seperti

pemerintah daerah, lembaga pendidikan, institusi keuangan, dan lembaga lainnya di

daerah. Kami senantiasa mengharapkan masukan dan saran untuk meningkatkan kualitas

dan manfaat laporan di masa yang akan datang. Akhir kata, kiranya laporan ini dapat

memberikan manfaat bagi yang berkepentingan dan kepada pihak-pihak yang telah

membantu dalam penyusunan laporan ini kami ucapkan terima kasih.

Manado, 30 September 2009

BANK INDONESIA MANADO

Ramlan Ginting

Pemimpin

Page 3: Provinsi Sulawesi Utara Triwulan III – 2009 · dan manfaat laporan di masa yang akan datang. Akhir kata, kiranya laporan ini dapat ... Secara umum, tekanan harga barang dan jasa

2

Daftar Isi

RINGKASAN EKSEKUTITF halaman 4

PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO REGIONAL halaman 12

Sisi Permintaan halaman 13

Sisi Penawaran halaman 20

PERKEMBANGAN INFLASI DAERAH halaman 32

Inflasi Tahunan (Y.o.Y) halaman 32

Inflasi Bulanan (M.t.M) halaman 34

PERKEMBANGAN PERBANKAN DAERAH halaman 37

Fungsi Intermediasi halaman 38

Risiko Kredit halaman 49

Perkembangan Bank Perkreditan Rakyat halaman 53

Box: Perkembangan, Peluang, dan Tantangan Penyalur KUR di Prov. Sulut halaman 55

PERKEMBANGAN KEUANGAN DAERAH halaman 57

Dana Perimbangan halaman 57

Perkembangan APBD Provinsi halaman 59

PERKEMBANGAN SISTEM PEMBAYARAN halaman 63

Perkembangan Aliran Uang Kartal halaman 63

Penemuan Uang Palsu halaman 67

Perkembangan Kliring Lokal (Tunai) halaman 68

RTGS (Real Time Gross Settlement) halaman 68

PERKEMBANGAN KETENAGAKERJAAN DAERAH DAN

KESEJAHTERAAN MASYARAKAT

halaman 70

Pengangguran halaman 70

Kemiskinan halaman 74

Kesejahteraan Petani halaman 76

Rasio Gini halaman 77

Indeks Pembangunan Manusia (IPM) halaman 78

PERKIRAAN PERTUMBUHAN EKONOMI DAN INFLASI halaman 80

Prospek Pertumbuhan Ekonomi halaman 80

Prakiraan Inflasi halaman 81

Daftar Istilah dan Singkatan halaman 83

Page 4: Provinsi Sulawesi Utara Triwulan III – 2009 · dan manfaat laporan di masa yang akan datang. Akhir kata, kiranya laporan ini dapat ... Secara umum, tekanan harga barang dan jasa

3

Untuk informasi lebih lanjut dapat menghubungi : Kantor Bank Indonesia Manado Jl. 17 Agustus No. 56 Ph. 0431-868102, 868103, 868108 Fax. 0431 - 866933 Email : [email protected]; [email protected]

Page 5: Provinsi Sulawesi Utara Triwulan III – 2009 · dan manfaat laporan di masa yang akan datang. Akhir kata, kiranya laporan ini dapat ... Secara umum, tekanan harga barang dan jasa

4

RINGKASAN EKSEKUTIF

Perkembangan Makro Ekonomi Regional

Proses pemulihan yang terjadi pada perekonomian global terus

menunjukkan indikasi yang semakin menguat dan merata di

berbagai negara. Perbaikan yang paling tampak adalah di negara-

negara emerging market Asia, terutama China. Sementara di

negara maju, kontraksi ekonomi mulai melambat. Dari berbagai

indikator makro ekonomi global, terlihat optimisme pemulihan

ekonomi global semakin menguat. Perkembangan penjualan

eceran, utilisasi kapasitas, dan indeks produksi, mulai meningkat

baik di negara maju maupun negara emerging markets. Meski

menunjukkan perbaikan, beberapa faktor risiko masih membayangi

pemulihan ekonomi. Risiko tingkat pengangguran yang masih

tinggi di negara-negara maju menjadi kendala bagi perbaikan

kinerja perekonomian global lebih lanjut. Mencermati

perkembangan tersebut, ekonomi Indonesia diperkirakan tumbuh

sebesar 4,0-4,5% atau lebih tinggi dari perkiraan sebelumnya

sebesar 3,5 - 4,0%.

Secara regional, dampak krisis global pada perekonomian Sulawesi

Utara hingga triwulan III 2009 diperkirakan masih minimal dengan

laju pertumbuhan ekonomi diperkirakan sebesar 7,73% (y.o.y).

Perkiraan ini antara lain dapat dikonfirmasi dari beberapa prompt

indicator dan hasil survey yang dimiliki oleh Kantor Bank Indonesia

Manado. Krisis ekonomi global ternyata lebih berpengaruh

perekonomian Sulawesi Utara melalui jalur perdagangan luar

negeri. Namun demikian, kontraksi yang terjadi pada ekspor luar

negeri masih dapat dikompensasi dengan meningkatnya ekspor

antar provinsi yang mengindikasikan terdapatnya peralihan pasar

ekspor dari luar negeri ke dalam negeri (domestik). Selain itu,

berlangsungnya even bertaraf internasional Bunaken Sail juga turut

andil menahan perlambatan ekonomi tercermin dari meningkatnya

Proses pemulihan yang terjadi pada perekonomian global terus menunjukkan indikasi yang semakin menguat...

Secara regional, dampak krisis global pada perekonomian Sulut hingga triwulan III 2009 diperkirakan masih minimal...

Page 6: Provinsi Sulawesi Utara Triwulan III – 2009 · dan manfaat laporan di masa yang akan datang. Akhir kata, kiranya laporan ini dapat ... Secara umum, tekanan harga barang dan jasa

5

tingkat kunjungan wisatawan baik dalam dan luar negeri serta

tingkat hunian hotel menjelang dan saat penyelenggaran even

tersebut.

Dari sisi permintaan, perekonomian Sulawesi Utara selama

Triwulan III 2009 diperkirakan lebih dominan didorong oleh

kegiatan konsumsi baik konsumsi rumah tangga maupun swasta.

Sedangkan kinerja ekspor luar negeri diperkirakan masih akan

mengalami trend perlambatan bahkan kontraksi. Indikasi dari

masih relatif tinggi kegiatan konsumsi selama triwulan laporan

tercermin dari hasil Survey Ekspektasi Konsumen (SEK) dan Survey

Penjualan Eceran (SPE) yang dilakukan oleh Bank Indonesia selama

periode Juli – September 2009. Beberapa faktor pendorong

meningkatnya kegiatan konsumsi adalah : (1) Penyelenggaraan

even internasional Bunaken Sail pada Agustus 2009, (2)

Berlangsungnya bulan suci ramadhan dan hari raya lebaran, serta

(3) Berlangsungnya tahun ajaran baru 2009/2010.

Dari sisi penawaran, pertumbuhan ekonomi Sulawesi Utara pada

triwulan III 2009 disumbangkan oleh seluruh sektor yang ada.

Potensi perlambatan ekonomi yang diperkirakan sebelumnya

sebagai imbas dari krisis ekonomi global pada Oktober 2008 lalu

ternyata masih dapat tertolong oleh meningkatnya kegiatan

konsumsi dan aktivitas pembangunan infrastruktur dan

sarana/prasarana lainnya khususnya yang berkaitan dengan

penyelenggaraan WOC, CTI Summit (Mei 2009) dan Bunaken Sail

(Agustus 2009) yang membawa multipier effect pada seluruh

sektor ekonomi yang ada.

Perkembangan Inflasi Daerah

Secara umum, tekanan harga barang dan jasa di Kota Manado

selama Triwulan III-2009 memperlihatkan adanya trend penurunan

dibandingkan periode-periode sebelumnya. Pada September 2009,

kota Manado mencatat deflasi sebesar 0,01% (y.o.y), lebih rendah

dibandingkan dengan akhir triwulan lalu yang tercatat sebesar

Dari sisi penawaran, pertumbuhan ekonomi Sulawesi Utara pada triwulan III 2009 disumbangkan oleh seluruh sektor...

Secara umum, tekanan harga barang dan jasa di Kota Manado selama triwulan IIi 2009 memperlihatkan adanya trend penurunan...

Dari sisi permintaan, perekonomian Sulawesi Utara selama triwulan III 2009 diperkirakan lebih didominasi oleh kegiatan konsumsi...

Page 7: Provinsi Sulawesi Utara Triwulan III – 2009 · dan manfaat laporan di masa yang akan datang. Akhir kata, kiranya laporan ini dapat ... Secara umum, tekanan harga barang dan jasa

6

2,25% (y.o.y) dan periode yang sama tahun lalu sebesar 13,15%

(y.o.y). Demikian pula jika dibandingkan dengan laju inflasi

nasional yang sebesar 2,83% (y.o.y) maka laju inflasi Kota Manado

masih lebih rendah.

Secara nasional, tekanan inflasi yang terus menurun juga

disebabkan oleh hilangnya dampak kenaikan harga bahan bakar

minyak (BBM) dari angka inflasi tahunan. Faktor lain yang

membantu penurunan inflasi adalah stabilitas dan penguatan

rupiah, yang disebabkan meningkatnya kepercayaan sehingga

terjadi capital inflow. Fluktuasi harga minyak dunia sampai pada

kisaran $70/barrel pada triwulan laporan tidak berdampak pada

inflasi nasional, hal ini dikarenakan pemerintah memutuskan untuk

tidak menaikkan harga BBM dalam negeri.

Dari sisi regional, trend penurunan laju inflasi Kota Manado lebih

dipicu oleh ketersediaan kebutuhan bahan pokok yang masih

mencukupi menjelang dan pasca hari raya Idul Fitri. Selain itu

angka deflasi Kota Manado juga dipengaruhi oleh realisasi beras

miskin (raskin) di provinsi Sulawesi Utara sampai dengan akhir

September 2009 yang telah mencapai 75%. Inflasi yang rendah

juga dapat terkonfirmasi dengan data Bank Indonesia yang

menunjukkan penarikan dana tunai (uang kartal) dari khasanah

tahun ini menurun dibandingkan lebaran tahun lalu.

Perkembangan Perbankan Daerah

Beberapa indikator kinerja perbankan di Provinsi Sulawesi Utara

pada triwulan III-2009 masih menunjukkan trend perlambatan

dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya. Hal ini

tercermin dari perlambatan pertumbuhan dari total aset dan kredit

yang disalurkan oleh bank. Walaupun angka nominal aset dan

kredit menunjukkan adanya peningkatan, namun jika dilihat dari

persentase pertumbuhannya cenderung mengalami penurunan.

Pada triwulan laporan pertumbuhan aset perbankan hanya sebesar

20,24% (y.o.y) mengalami penurunan dibandingkan periode yang

Beberapa indikator kinerja perbankan Sulut pada triwulan III 2009 masih menunjukkan trend perlambatan...

Secara nasional, tekanan inflasi yang terus menurun juga disebabkan oleh hilangnya dampak kenaikan harga BBM...

Dari sisi regional, trend penurunan laju inflasi Kota Manado lebih dipicu oleh ketersediaan kebutuhan bahan pokok...

Page 8: Provinsi Sulawesi Utara Triwulan III – 2009 · dan manfaat laporan di masa yang akan datang. Akhir kata, kiranya laporan ini dapat ... Secara umum, tekanan harga barang dan jasa

7

sama tahun lalu sebesar 24,78% (y.o.y). Fungsi intermediasi

perbankan juga menunjukkan adanya perlambatan, terlihat dari

angka Loan To Deposit Ratio (LDR) sebesar 102,88% lebih rendah

dibandingkan periode yang sama tahun lalu sebesar 106,62%.

Penurunan LDR ini tidak dibarengi dengan penurunan jumlah

kredit bermasalah, sebaliknya terdapat peningkatan jumlah kredit

bermasalah / Non Performing Loan (NPL), dimana pada triwulan

laporan angka NPL tercatat 3,58% meningkat tipis dibandingkan

dengan posisinya pada periode yang sama tahun lalu sebesar

3,43%. Satu indikator yang menunjukkan peningkatan adalah

Dana Pihak Ketiga (DPK), pertumbuhan DPK tercatat 22,64%

(y.o.y) lebih besar baik dibandingkan dengan periode yang sama

tahun lalu sebesar 21,91% (y.o.y) maupun dengan triwulan

sebelumnya sebesar 21,67% (y.o.y) .

Perkembangan Keuangan Daerah (APBD)

Alokasi dana dari pemerintah pusat ke Sulawesi Utara di Tahun

2009 diperkirakan mencapai Rp9,22 Triliun atau naik 17,12%

dibandingkan tahun sebelumnya. Berdasarkan komponen

penyusunnya, kenaikan dana alokasi pemerintah pusat terutama

berasal dari Dana Perimbangan (DAU/DAK) yang naik 23,45%

mencapai jumlah Rp5,34 Triliun. Berikutnya adalah Dana Sektoral

yang naik 8,38% mencapai Rp3,09 Triliun dan Dana

Dekonsentrasi/Tugas Perbantuan yang naik 13,79% mencapai

Rp788 milliar.

Pada tingkat provinsi, kinerja keuangan pemerintah hingga

triwulan III 2009 relatif lebih baik dibandingkan periode yang sama

tahun sebelumnya. Sampai dengan September 2009, total

pengeluaran pemerintah mencapai Rp656,72 milliar atau mencapai

57,96% dari target pengeluaran dalam APBD-P sebesar

Rp1.133,16 milliar. Sementara itu, total penerimaan pemerintah

telah mencapai Rp783,09 milliar atau baru 75,37% dari target

penerimaan dalam APBD-P sebesar Rp1.039,06 milliar. Jumlah

penerimaan yang lebih besar dibandingkan realisasi menyebabkan

Alokasi dana dari pemerintah pusat ke Sulawesi Utara di Tahun 2009 diperkirakan mencapai Rp9,22 Triliun atau naik 17,12%...

Pada tingkat provinsi, kinerja keuangan pemerintah hingga triwulan III 2009 relatif lebih baik...

Page 9: Provinsi Sulawesi Utara Triwulan III – 2009 · dan manfaat laporan di masa yang akan datang. Akhir kata, kiranya laporan ini dapat ... Secara umum, tekanan harga barang dan jasa

8

keuangan pemerintah hingga triwulan III 2009 mengalami surplus

sebesar Rp126,36 milliar.

Perkembangan Sistem Pembayaran

Aliran uang kartal di khasanah Kantor Bank Indonesia Manado

pada triwulan III-2009 berada pada kondisi net outflow, yang

berarti aliran uang keluar dari khasanah lebih tinggi dibandingkan

aliran uang masuk. Kondisi net outflow yang terjadi pada triwulan

laporan merupakan pola musiman berkenaan dengan perayaan

hari Raya Idul Fitri yang jatuh pada bulan September 2009. Jumlah

uang aliran uang masuk dan keluar selama triwulan laporan

mengalami peningkatan dibandingkan triwulan yang sama tahun

sebelumnya. Aliran uang masuk meningkat 18,61% (y.o.y) atau

sebesar Rp19,09 miliar sebaliknya aliran uang keluar justru

mengalami penurunan 36,57% (y.o.y) atau sebesar Rp135,446

miliar. Penurunan ini antara lain disebabkan oleh kondisi

perbankan di wilayah kerja KBI Manado yang berada pada kondisi

long position. Selain itu, outflow juga lebih banyak melalui

penukaran, dan hanya sebagian kecil melalui bayaran. Secara

netto, aliran uang kartal selama triwulan laporan berada pada

kondisi outflow sebesar Rp113,29 miliar lebih rendah

dibandingkan triwulan yang sama tahun sebelumnya sebesar

Rp267,83 miliar.

Penemuan uang palsu di wilayah kerja Kantor Bank Indonesia

Manado menunjukkan penurunan signifikan dibanding periode

yang sama tahun sebelumnya. Total uang palsu yang ditemukan

dan dilaporkan ke Bank Indonesia Manado pada triwulan III-2009

sebanyak 14 lembar yang terdiri dari 4 lembar uang pecahan

Rp100.000,-, 6 lembar uang pecahan Rp50.000, dan 4 lembar

uang pecahan Rp5.000,-. Jumlah ini jauh lebih kecil dibandingkan

posisi yang sama tahun sebelumnya sebesar 33 lembar. Jika

dibandingkan dengan jumlah uang palsu yang ditemukan pada

periode-periode sebelumnya terlihat bahwa jumlah uang palsu

yang ditemukan pada triwulan IV-2008 sampai dengan triwulan III-

Aliran uang kartal di khasanah Kantor Bank Indonesia Manado pada triwulan III 2009 berada pada kondisi net outflow...

Penemuan uang palsu di wilayah kerja KBI Manado menunjukan penurunan signifikan...

Page 10: Provinsi Sulawesi Utara Triwulan III – 2009 · dan manfaat laporan di masa yang akan datang. Akhir kata, kiranya laporan ini dapat ... Secara umum, tekanan harga barang dan jasa

9

2009 menunjukkan adanya trend penurunan berturut-turut

sebanyak 136 lembar, 41 lembar , 18 lembar dan 14 lembar.

Penurunan temuan ini mengindikasikan pemahaman masyarakat

terhadap ciri-ciri keaslian uang rupiah sudah cukup baik.

Perkembangan kliring lokal (tunai) pada triwulan III-2009

menunjukkan peningkatan sebesar 12,84% (y.o.y) mencapai

93.945 lembar dengan nilai Rp2.036 triliun. Jika dilihat

berdasarkan rata-rata harian lembar warkat yang dikliringkan

selama periode laporan tercatat sebanyak 1,566 lembar dengan

nilai sebesar Rp33,97 miliar. Angka inipun meningkat 18,62%

(y.o.y). Peningkatan rata-rata jumlah nominal kliring tersebut

semakin menegaskan bahwa perekonomian Sulawesi Utara

mengalami pertumbuhan yang positif.

Perkembangan Ketenagakerjaan Daerah dan

Kesejahteraan Masyarakat

Secara umum perkembangan ketenagakerjaan di Sulawesi Utara

terus menunjukkan perbaikan, tercermin dari rasio TPT (Tingkat

Pengangguran Terbuka) sebesar 10,63% atau turun tipis (0,02%)

dibandingkan dengan periode Agustus 2008 sebesar 10,65%.

Demikian halnya bila dibandingkan terhadap keadaan Februari

2008 yang juga mengalami penurunan sebesar 1,72%. Menurut

lapangan pekerjaan, pertanian masih menjadi sektor lapangan

pekerjaan utama, walaupun saat ini telah terjadi pergeseran ke

sektor lainnya, terutama sektor perdagangan. Berdasarkan

persebarannya, Manado masih menjadi daerah dengan jumlah

angkatan kerja terbesar dan angka pengangguran tertinggi.

Outlook Pertumbuhan Ekonomi

Prospek perekonomian Sulawesi Utara pada triwulan IV 2009

diperkirakan masih akan tumbuh positif walaupun masih dibayang-

bayangi oleh minimnya pasokan listrik, musim kemarau yang lebih

panjang dari perkiraan sebelumnya (dampak El Nino) serta belum

optimalnya kinerja ekspor khususnya ekspor luar negeri sebagai

Secara umum perkembangan ketenagakerjaan di Sulawesi Utara terus menunjukkan perbaikan...

Prospek perekonomian Sulawesi Utara pada triwulan IV 2009 diperkirakan masih akan tumbuh positif...

Perkembangan kliring lokal (tunai) pada triwulan III 2009 menunjukkan peningkatan sebesar 12,84% (y.o.y) mencapai 93.945 lembar...

Page 11: Provinsi Sulawesi Utara Triwulan III – 2009 · dan manfaat laporan di masa yang akan datang. Akhir kata, kiranya laporan ini dapat ... Secara umum, tekanan harga barang dan jasa

10

dampak krisis ekonomi global. Sementara itu, beberapa faktor

pendorong laju pertumbuhan ekonomi pada triwulan mendatang

diantaranya adalah meningkatnya belanja pemerintah menjelang

akhir tahun anggaran, berlangsungnya perayaan hari besar

keagamaan (Santa Claus’s Day dan Natal) serta tahun baru 2010.

Perekonomian Sulut pada triwulan IV 2009 diperkirakan akan

tumbuh sebesar 7,7% – 8,2% (y.o.y). Konsumsi masyarakat

diperkirakan akan meningkat seiring dengan sejumlah faktor

pendukung konsumsi yaitu Santa Claus’s Day tanggal 5 Desember

2009, Natal 25 Desember 2009 dan tahun baru 2010. Suku bunga

perbankan yang terus menurun diprediksi juga akan mendorong

aktivitas konsumsi masyarakat. Sedangkan aktivitas investasi

diperkirakan akan mengalami tekanan seiring dengan belum

terselesaikannya defisit listrik yang dialami oleh Sulawesi Utara

sehingga minat investor baru tertahan. Perdagangan luar negeri

juga diyakini akan berlanjut ke arah perbaikan seiring dengan

mulai terdapatnya tanda-tanda pemulihan ekonomi di negara-

negara tujuan ekspor utama Sulawesi Utara. Beberapa data yang

dapat mendukung pertumbuhan ekonomi Sulut antara lain: (1)

Hasil liaison menunjukkan bahwa baik eksportir maupun importir

sama-sama optimis akan berlanjutnya perbaikan hingga akhir

tahun nanti, (2) Survei kepada pengusaha maupun konsumen juga

menunjukkan optimisme terhadap kondisi ekonomi di triwulan

mendatang, (3) Ditetapkannya Bitung sebagai salah satu dari dua

daerah prioritas pengembangan Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) di

Indonesia.

Outlook Inflasi Regional

Tekanan inflasi pada triwulan mendatang diperkirakan akan

meningkat. Dari sisi penawaran, trend kenaikan harga minyak

dunia yang diikuti oleh kenaikan harga komoditas diperkirakan

akan mendorong tekanan harga. Secara regional, musim kemarau

yang lebih panjang dari perkiraan (dampak El Nino) akan

menyebabkan produksi pertanian mengalami penurunan. Selain

Perekonomian Sulut pada triwulan IV 2009 diperkirakan akan tumbuh sebesar 7,7% - 8,2% (y.o.y)....

Tekanan inflasi pada triwulan mendatang diperkirakan akan meningkat....

Page 12: Provinsi Sulawesi Utara Triwulan III – 2009 · dan manfaat laporan di masa yang akan datang. Akhir kata, kiranya laporan ini dapat ... Secara umum, tekanan harga barang dan jasa

11

itu, defisit listrik yang dialami Sulawesi Utara sejak beberapa bulan

terakhir diperkirakan masih akan berlanjut pada beberapa bulan ke

depan. Sumber tekanan harga lainnya yang perlu diwaspadai

adalah meningkatnya permintaan akan bahan bangunan yang

dipicu oleh peningkatan realisasi belanja fisik pemda dan perilaku.

Namun demikian, relatif terkendalinya laju inflasi Kota Manado

paling tidak hingga September 2009 cukup membangkitkan

optimisme bahwa hingga akhir Tahun 2009 laju inflasi Kota

Manado akan berada pada kisaran 4-5%.

Page 13: Provinsi Sulawesi Utara Triwulan III – 2009 · dan manfaat laporan di masa yang akan datang. Akhir kata, kiranya laporan ini dapat ... Secara umum, tekanan harga barang dan jasa

12

BAB I PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO REGIONAL

Perkembangan perekonomian global yang terus menunjukkan pemulihan telah berdampak

pada membaiknya ekonomi domestik. Ekonomi Indonesia berpotensi tumbuh lebih baik dari

perkiraan semula, baik untuk tahun 2009 maupun tahun 2010. Di tahun 2009, ekonomi

Indonesia diperkirakan tumbuh sebesar 4,0-4,5% atau lebih tinggi dari perkiraan

sebelumnya sebesar 3,5 - 4,0%. Sementara itu, untuk tahun 2010, pertumbuhan ekonomi

diprakirakan mencapai 5,0-5,5%.

Proses pemulihan yang terjadi pada perekonomian global terus menunjukkan indikasi yang

semakin menguat dan merata di berbagai negara. Perbaikan yang paling tampak adalah di

negara-negara emerging market Asia, terutama China. Sementara di negara maju, kontraksi

ekonomi mulai melambat. Dari berbagai indikator makro ekonomi global, terlihat optimisme

pemulihan ekonomi global semakin menguat. Perkembangan penjualan eceran, utilisasi

kapasitas, dan indeks produksi, mulai meningkat baik di negara maju maupun negara

emerging markets. Meski menunjukkan perbaikan, beberapa faktor risiko masih

membayangi pemulihan ekonomi. Risiko tingkat pengangguran yang masih tinggi di

negara-negara maju menjadi kendala bagi perbaikan kinerja perekonomian global lebih

lanjut.

Di sisi domestik, perekonomian Indonesia menunjukkan perkembangan yang lebih baik

seiring dengan terus membaiknya perekonomian global. Pertumbuhan PDB pada triwulan III

2009 diperkirakan mencapai 4,2%, lebih tinggi dibandingkan perkiraan sebelumnya sebesar

3,9%. Dari sisi permintaan, kinerja konsumsi meningkat ditopang oleh pendapatan ekspor

yang meningkat, keyakinan konsumen yang lebih kuat, serta faktor musiman menjelang

hari raya Idhul Fitri. Kinerja investasi diperkirakan sedikit membaik, meski masih tumbuh

rendah. Dari sisi eksternal, pertumbuhan ekspor diperkirakan lebih tinggi sejalan dengan

ekonomi negara mitra dagang yang semakin membaik, serta harga komoditas global yang

meningkat. Sementara, pertumbuhan impor diperkirakan masih minimal. Di sisi penawaran,

sektor industri pengolahan dan perdagangan, hotel dan restoran, tumbuh membaik pada

triwulan III-2009 seiring dengan perayaan Idul Fitri.

Page 14: Provinsi Sulawesi Utara Triwulan III – 2009 · dan manfaat laporan di masa yang akan datang. Akhir kata, kiranya laporan ini dapat ... Secara umum, tekanan harga barang dan jasa

13

Secara regional, dampak krisis global pada perekonomian Sulawesi Utara hingga triwulan III

2009 diperkirakan masih minimal dengan laju pertumbuhan ekonomi diperkirakan sebesar

7,73% (y.o.y). Perkiraan ini antara lain dapat dikonfirmasi dari beberapa promp indikator

dan hasil survey yang dimiliki oleh Kantor Bank Indonesia Manado. Krisis ekonomi global

ternyata lebih berpengaruh perekonomian Sulawesi Utara melalui jalur perdagangan luar

negeri. Selama Januari s.d. Agustus 2009, nilai dan volume ekspor luar negeri rata-rata

turun 47% dan 37% dibandingkan periode yang sama tahun lalu.

Namun demikian, kontraksi yang terjadi pada ekspor luar negeri masih dapat dikompensasi

dengan meningkatnya ekspor antar provinsi yang mengindikasikan terdapatnya peralihan

pasar ekspor dari luar negeri ke dalam negeri (domestik). Selain itu, berlangsungnya even

bertaraf internasional Bunaken Sail juga turut andil menahan perlambatan ekonomi

tercermin dari meningkatnya tingkat kunjungan wisatawan baik dalam dan luar negeri serta

tingkat hunian hotel menjelang dan saat penyelenggaran even tersebut.

A. SISI PERMINTAAN

Dari sisi permintaan, perekonomian Sulawesi Utara selama Triwulan III 2009 diperkirakan

lebih dominan didorong oleh kegiatan konsumsi baik konsumsi rumah tangga maupun

swasta. Sedangkan kinerja ekspor luar negeri diperkirakan masih akan mengalami trend

perlambatan bahkan kontraksi. Indikasi dari masih relatif tinggi kegiatan konsumsi selama

triwulan laporan tercermin dari hasil Survey Ekspektasi Konsumen (SEK) dan Survey

Penjualan Eceran (SPE) yang dilakukan oleh Bank Indonesia selama periode Juli – September

2009. Beberapa faktor pendorong meningkatnya kegiatan konsumsi adalah : (1)

Penyelenggaraan even internasional Bunaken Sail pada Agustus 2009, (2) Berlangsungnya

bulan suci ramadhan dan hari raya lebaran, serta (3) Berlangsungnya tahun ajaran baru

2009/2010.

Tabel 1.1. La ju Pertumbuhan Sulawesi Utara Menurut Jenis Penggunaan (%)

Q3 Sumb. Q4 Q1 Q2 Q3**) Sumb.

Konsumsi 2.72 1.84 3.83 4.06 8.53 6.44 5.75 3.70

Konsumsi Swasta 1.84 0.84 4.36 3.45 5.12 5.16 3.96 1.72

Konsumsi Pemerintah 4.60 1.00 2.86 5.33 15.95 9.04 9.42 1.98

PMTB 15.56 3.64 13.07 11.70 10.03 6.33 4.87 1.22

Stok 50.24 0.86 48.49 40.51 -19.93 -36.13 71.99 1.72

Ekspor 20.86 8.99 10.51 18.40 5.96 6.90 8.73 4.22

Impor 20.84 7.46 7.61 18.44 7.90 -0.78 7.78 3.12

PDRB 7.88 7.88 8.06 7.56 7.45 8.31 7.73 7.73

2008Jenis Penggunaan2008 2009

Sumber : BPS Provinsi Sulawesi Utara

Page 15: Provinsi Sulawesi Utara Triwulan III – 2009 · dan manfaat laporan di masa yang akan datang. Akhir kata, kiranya laporan ini dapat ... Secara umum, tekanan harga barang dan jasa

14

1. Konsumsi

Secara umum, kegiatan konsumsi pada triwulan III 2009 diperkirakan tumbuh cukup baik

walaupun sedikit lebih lambat dibandingkan triwulan – triwulan sebelumnya dengan laju

pertumbuhan 5,75% (y.o.y dengan kontribusi 3,70% terhadap laju pertumbuhan ekonomi

secara umum. Beberapa faktor pendorong peningkatan konsumsi diantaranya adalah

penyelenggaraan even internasional Bunaken Sail, berlangsungnya bulan suci ramadhan,

hari raya lebaran, serta tahun ajaran baru 2009/2010.

Pemantauan terhadap berbagai indikator konsumsi menunjukan bahwa tingkat konsumsi

masih tetap tumbuh positif. Indeks penjualan ecaran, konsumsi listrik rumah tangga dan

angka penjualan kendaran baru, semuanya masih mengindikasikan aktivitas konsumsi yang

cukup baik selama triwulan III 2009. Sementara itu sentimen negatif krisis global terhadap

tingkat konsumsi masyarakat tidak terlalu berpengaruh karena tidak banyak masyarakat

Sulawesi Utara yang memiliki portopolio di aset-aset keuangan modern. Sebagaimana

diketahui bahwa dampak terbesar krisis global terhadap sektor privat/rumah tangga umum

adalah menurunnya kekayaan berupa aset-aset keuangan. Selain itu, adalah berkurangnya

penghasilan rumah tangga (misalnya akibat PHK atau pengurangan jam kerja). Namun

demikian dampak tersebut diperkirakan sangat minimal. Meskipun tidak terdapat angka

resmi tentang jumlah pekerja yang di – PHK akibat krisis global, kondisi ketenagakerjaan di

Sulawesi Utara tidak banyak mengalami perubahan. Tingkat pengangguran bahkan

mencatat penurunan dalam kurun waktu Februari 2008 – Februari 2009 (lihat Bab 6 Tingkat

Kesejahteraan Masyarakat). Sebagian besar tenaga kerja di Sulawesi Utara memang berada

di sektor pertanian yang kinerjanya relatif tidak terpengaruh oleh krisis ekonomi global.

Untuk membiayai aktivitas konsumsi, masyarakat menggunakan tabungannya seperti

terlihat pada indikator simpanan perorangan perbankan. Selain itu, seiring dengan

menurunnya suku bunga deposito, masyakat mempunyai kecenderungan untuk

membelanjakan uangnya tercermin dari terus meningkatnya laju pertumbuhan kredit

konsumsi yang mencapai 34,35% (y.o.y). Trend kenaikan laju pertumbuhan kredit konsumsi

ini cukup kontras bila dibandingkan dengan kinerja kredit modal kerja dan investasi yang

sejak krisis ekonomi global terjadi mengalami perlambatan. Sementara itu, suku bunga

kredit konsumsi tampak belum merespon suku bunga acuan BI maupun suku bunga

deposito yang telah turun siginificant dalam beberapa bulan terakhir. Tingginya suku bunga

Page 16: Provinsi Sulawesi Utara Triwulan III – 2009 · dan manfaat laporan di masa yang akan datang. Akhir kata, kiranya laporan ini dapat ... Secara umum, tekanan harga barang dan jasa

15

ini menjadi salah satu faktor perlambatan laju penyaluran kredit konsumsi di samping

kebijakan perbankan secara umum yang memang menahan laju ekspansi kreditnya.

Hasil Survey Konsumen Kantor Bank Indonesia Manado menunjukkan optimisme

masyarakat yang berlanjut terhadap kondisi ekonomi secara umum. Persepsi masyarakat

terhadap penghasilan saat ini dibandingkan 6 bulan lalu terus meningkat. Terus

membaiknya persepsi masyarakat ini diyakini akan dapat mendorong aktivitas konsumsi

masyarakat untuk tumbuh lebih tinggi di periode-periode mendatang.

Sementara itu, perlambatan kegiatan belanja pemerintah antara lain tercermin persentase

realisasi belanja pemerintah dalam APBD-P Sulut yang hingga akhir Triwulan III 2009 baru

mencapai 57,96%, tidak berbeda jauh dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya

sebesar 57,50%. Namun demikian, kinerja APBD-P pada triwulan mendatang diperkirakan

akan lebih baik seiring dengan kenaikan jumlah alokasi dana fiskal pemerintah pusat ke

seluruh wilayah di Sulut sebesar 15% mencapai jumlah Rp10,6 Triliun di Tahun 2009.

2. Investasi

Secara umum, kegiatan investasi pada triwulan III 2009 diperkirakan tumbuh positif di

tengah-tengah tantangan akan defisit listrik yang dialami oleh Provinsi Sulawesi Utara.

Cukup baiknya kegiatan investasi selama triwulan laporan antara lain dapat dikonfimasi

dengan laju penjualan semen yang tercatat tumbuh 5,46% (y.o.y). Situasi serupa juga

tercermin dari laju impor barang modal (capital goods) yang secara rata-rata masih berada

di kisaran 5%. Dari sisi pembiayaan perbankan, jumlah kredit produktif yang disalurkan

guna mendukung kegiatan investasi memiliki kecenderungan tren yang meningkat,

Grafik 1.1.

Komponen Indeks Kondisi Ekonomi Saat Ini

Sumber : Survey Konsumen (SK) Kota Manado Sumber : Survey Konsumen (SK) Kota Manado

60

70

80

90

100

110

120

130

140

J F M A M J J A S O N D J F M A M J J A S

2008 2009

60

70

80

90

100

110

120

130

140

150

160

J F M A M J J A S O N D J F M A M J J A S

2008 2009

Grafik 1.2.

Indeks Penghasilan Saat Ini

Page 17: Provinsi Sulawesi Utara Triwulan III – 2009 · dan manfaat laporan di masa yang akan datang. Akhir kata, kiranya laporan ini dapat ... Secara umum, tekanan harga barang dan jasa

16

-15

-10

-5

0

5

10

15

20

25

30

35

0

20.000

40.000

60.000

80.000

100.000

120.000

140.000

Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3

2007 2008 2009

vol semen - Y Left

g_vol semen - Y Right

%Ton

walaupun porsinya masih relatif kecil dibandingkan total pembiayaan perbankan di Sulawesi

Utara. Hingga akhir triwulan III 2009, total kredit produktif (modal kerja dan investasi) yang

disalurkan mencapai Rp4,45 Triliun atau meningkat 3,06% dibandingkan periode yang

sama tahun sebelumnya.

Secara umum, perkembangan kegiatan investasi di Sulawesi Utara mendapat tantangan

bararti dari minimnya pasokan listrik. Hal ini tercermin dari terus berlangsungnya

pemadaman bergilir hingga saat ini sehubungan dengan defisit listrik di Sulawesi Utara yang

mencapai 30 MW. Berkurangnya daya mampu listrik PLN tersebut disebabkan oleh belum

berfungsinya Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi (PLTPB) Lahendong dan tidak

optimalnya Pembangkit Listrik Tenaga Air Tonsea Lama serta Tanggari. Tidak berfungsinya

PLTPB Lahendong unit 3 (kapasitas 20 MW) akibat gangguan pipa yang mengalami

kebocoran. Sedangkan hilangnya kapasitas 10 MW dikarenakan adanya penurunan debit air

Danau Tondano yang berdampak pada menurunnya tekanan turbin di PLTA. Saat ini

kebutuhan listrik masyarakat di Sulawesi Utara mencapai 147 MW pada posisi puncak,

sedangkan yang dapat disediakan oleh PLN baru 117 MW.

Sumber : Asosiasi Semen Indonesia Sumber : Laporan Bulanan Bank Umum

3. Ekspor – Impor

Kinerja ekspor di Triwulan III 2009 diperkirakan akan mengalami perbaikan dengan laju

pertumbuhan 8,73% (y.o.y), meningkat dibandingkan triwulan sebelumnya yang tercatat

6,90%. Namun demikian membaiknya kinerja ekspor ini terlihat lebih banyak disebabkan

oleh membaiknya kinerja ekspor antar provinsi sedangkan untuk ekspor luar negeri masih

terus mengalami kontraksi walaupun dengan level kedalaman yang semakin landai.

Grafik 1.4.

Pertumbuhan Kredit Produkif (%)

0

10

20

30

40

50

60

1 2 3 4 5 6 7 8 9 101112 1 2 3 4 5 6 7 8 9 101112 1 2 3 4 5 6

2007 2008 2009

(%)

Grafik 1.3.

Volume Penjulan Semen dan Pertumbuhannya

Page 18: Provinsi Sulawesi Utara Triwulan III – 2009 · dan manfaat laporan di masa yang akan datang. Akhir kata, kiranya laporan ini dapat ... Secara umum, tekanan harga barang dan jasa

17

Secara umum, dampak krisis ekonomi global telah menyebabkan menurunnya permintaan

dunia sehingga berdampak pada melambatnya kinerja ekspor luar negeri tercermin dari

penurunan nilai dan volume ekspor Sulawesi Utara selama periode Januari – Agustus 2009

masing-masing sebesar 47% dan 37% (y.o.y). Tercatat nilai ekspor Sulut ke luar negeri

selama selang Januari s.d. Agustus 2009 mencapai USD 272 Juta dengan volume sebesar

355 ribu ton.

Berdasarkan jenisnya, komoditi utama ekspor luar negeri terutama dalam bentuk Food &

Animals serta Animals & Vegetable Oils & Fats khususnya olahan dari produk kopra, minyak

kelapa (Virgin Coconut Oil) dan ikan dengan negara tujuan utama adalah Amerika Serikat,

China, dan Belanda. Berbeda dengan triwulan sebelumnya dimana Amerika Serikat

posisinya masih berada diurutan ke-2 negara tujuan utama eskpor luar negeri maka pada

triwulan laporan negara tersebut kembali naik ke urutan 1 negara tujuan ekspor luar negeri.

Hal ini mengindikasikan bahwa pemulihan ekonomi Amerika diperkirakan akan ebih cepat

dibandingkan negara-negara lainnya.

Tabel 1.2. Pangsa Negara Tujuan Utama Ekspor Luar Negeri Berdasarkan Nilai Ekspornya

Sumber : Direktorat Statistik, Ekonomi dan Moneter Bank Indonesia *) s.d. Agustus 2009

Grafik 1.5.

Perkembangan Nilai dan Volume Ekspor Sulut

Tabel 1.1.

Komoditi Utama Ekspor Sulut (dlm Ribu Ton)

Sumber : Direktorat Statistik, Ekonomi dan Moneter Bank Indonesia

*) s.d. Agustus 2009

Sumber : Direktorat Statistik, Ekonomi dan Moneter Bank Indonesia

*) s.d. Agustus 2009

0

20

40

60

80

100

120

140

160

180

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 1 2 3 4 5 6 7 8

2008 2009

Nilai Ekspor LN (dlm Juta USD)

Vol Ekspor LN (dlm Ribu Ton)

28%

21%

12%

8%

7%

4%

20%

2008

Belanda

Amerika Serikat

Korea Selatan

China

India

Jepang

Negara Lainnya

21%

19%

14%9%

8%

7%

22%

2009*)

Amerika Serikat

China

Belanda

Jepang

Korea Selatan

Jerman

Negara Lainnya

393

178

327 304

121

482

407

591

467

221

66

35

16

12

13

2005 2006 2007 2008 2009*)

Food & Live Animals Animal & Veg. Oils & Fats Others

Page 19: Provinsi Sulawesi Utara Triwulan III – 2009 · dan manfaat laporan di masa yang akan datang. Akhir kata, kiranya laporan ini dapat ... Secara umum, tekanan harga barang dan jasa

18

0

1.000

2.000

3.000

4.000

5.000

6.000

7.000

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 1 2 3 4 5 6 7 8

Nilai (Ribu USD)

Volume (Ton)

22 26 360 156 -- -3.287

- 10

13.853 11.875

23.221

7.662

12.527

-

5.000

10.000

15.000

20.000

25.000

30.000

2005 2006 2007 2008 2009*)

Pertanian Tambang Manufaktur

Sementara itu, kegiatan impor selama triwulan III 2009 diperkirakan tumbuh 7,78% (y.o.y).

Menurut komponen penyusunnya, nilai tambah kegiatan impor antar pulau/provinsi

merupakan kontributor utama dibandingkan impor luar negeri. Tercatat, nilai impor luar

negeri selang Januari s.d. Agustus 2009 mencapai USD12,54 juta, meningkat lebih dari

150% dibandingkan periode yang sama tahun lalu yang tercatat USD4,99 Juta. Pencapaian

ini cukup menggembirakan mengingat sebagian besar impor luar negeri merupakan

barang-barang modal yang diperlukan dalam kegiatan investasi di Sulawesi Utara.

Berdasarkan komoditinya, impor Sulawesi Utara lebih dari 99% didominasi oleh produk

barang modal (mesin, perkakas, alat transportasi, dlsb-nya). Meningkatnya komposisi

barang impor dalam bentuk mesin, peralatan dan material ini mengindikasikan terus

meningkatnya kegiatan investasi di Sulawesi Utara. Sementara itu, menurut negara asal

barangnya, impor luar negeri Sulawesi Utara terutama berasal dari negara China, Filipina

dan Jepang. Sedikit berbeda dibandingkan Tahun 2008 lalu dimana komodit impor lebih

banyak didatangkan dari negara China, Thailand dan Australia.

Grafik 1.6.

Perkembangan Nilai dan Volume Impor Sulut

Tabel 1.3.

Komoditi Utama Impor Sulut (dlm Ton)

Sumber : Direktorat Statistik, Ekonomi dan Monter Bank Indonesia

*) s.d. Agustus 2009

Sumber : Direktorat Statistik, Ekonomi dan Monter Bank Indonesia

*) s.d. Agustus 2009

Page 20: Provinsi Sulawesi Utara Triwulan III – 2009 · dan manfaat laporan di masa yang akan datang. Akhir kata, kiranya laporan ini dapat ... Secara umum, tekanan harga barang dan jasa

19

49,23

13,55

11,47

8,99

6,72

10,04

Tahun 2008

China

Thailand

Australia

Filipina

Singapore

Negara Lainnya

60,5612,64

12,62

6,163,64

4,40

Tahun 2009*)

China

Filipina

Jepang

Malaysia

Australia

Negara Lainnya

4,9 36,9 62,0 10,6 12,5

377,4 236,5

495,4 659,7

259,6

2005 2006 2007 2008 2009*)

Nilai Impor Surplus Perdagangan LN

Grafik 1.7. Pangsa Negara Asal Impor Luar Negeri Berdasarkan Nilai Impornya

Sumber : Direktorat Statistik, Ekonomi dan Moneter Bank Indonesia *) s.d. Agustus 2009

Dengan mengacu pada kinerja ekspor dan impor selama triwulan III 2009 maka secara netto

neraca perdagangan luar negeri berada pada kondisi surplus perdagangan. Hal ini berarti

nilai ekspor lebih tinggi dibandingkan nilai impornya. Sedangkan untuk transaksi

perdagangan antar provinsi umumnya masih berada pada kondisi defisit. Hal ini disebabkan

karena hampir 70% barang konsumsi masih harus didatangkan dari luar provinsi terutama

dari Kota Makasar dan Kota Surabaya.

Sumber : BPS Provinsi Sulawesi Utara, diolah

Semantara perkembangan kegiatan perdagangan dalam negeri selama triwulan laporan

dapat dikonfirmasi dengan kegiatan ekspor dan impor antar provinsi yang dicatat oleh PT.

Pelindo Tbk yaitu melalui Pelabuhan Bitung. Berdasarkan data yang bersumber dari PT.

Pelindo IV Bitung intensitas kegiatan impor antar provinsi lebih tinggi dibandingkan dengan

kegiatan ekspor antar provinsi yang berarti lebih banyak barang yang masuk ke wilayah

Sulawesi Utara dibandingkan barang yang keluar dari Sulawesi Utara. Dengan demikian,

Grafik 1.8. Nilai Impor dan Surplus Perdagangan Luar Negeri Menurut PDRB

Sulawesi Utara Jenis Penggunaan

Page 21: Provinsi Sulawesi Utara Triwulan III – 2009 · dan manfaat laporan di masa yang akan datang. Akhir kata, kiranya laporan ini dapat ... Secara umum, tekanan harga barang dan jasa

20

dapat disimpulkan bahwa tingkat ketergantungan Sulawesi Utara terhadap daerah/provinsi

lainnya di luar Sulawesi Utara masih cukup tinggi.

Tabel 1.4.

Kegiatan Perdagangan Luar dan Dalam Negeri di Pelabuhan Bitung (dalam USD)

2008

Jan-Sep Jan-Sep

Impor Antar Provinsi (Ton) 2.310.395 2.698.362 3.214.457 2.326.167 2.274.576 -2,22 Turun

Ekspor Antar Provinsi (Ton) 803.014 950.690 917.834 674.826 692.361 2,60 Meningkat

2007 20082006KEGIATAN Ket2009*)

Y.o.Y

Sumber : PT. Pelindo IV (Persero), Bitung *) Angka Sementara

B. SISI PENAWARAN

Dari sisi penawaran, pertumbuhan ekonomi Sulawesi Utara pada triwulan III 2009

disumbangkan oleh seluruh sektor yang ada. Dampak krisis ekonomi global hingga triwulan

III 2009 relatif minimal tercermin dari perkiraan laju pertumbuhan ekonomi sebesar 7,73%

(y.o.y). Potensi perlambatan ekonomi yang diperkirakan sebelumnya sebagai imbas dari

krisis ekonomi global pada Oktober 2008 lalu ternyata masih dapat tertolong oleh

meningkatnya kegiatan konsumsi dan aktivitas pembangunan infrastruktur dan

sarana/prasarana lainnya khususnya yang berkaitan dengan penyelenggaraan WOC, CTI

Summit (Mei 2009) dan Bunaken Sail (Agustus 2009) yang membawa multipier effect pada

seluruh sektor ekonomi yang ada.

Tabel 1.5.

Laju Pertumbuhan Sulawesi Utara Menurut Sektor Ekonomi (%)

Q3 Sumb. Q4 Q1 Q2 Q3**) Sumb.

Pertanian 1.64 0.37 1.55 2.66 4.65 4.21 3.66 1.03

Pertambangan & Penggalian 10.13 0.53 9.87 9.39 5.74 5.75 8.23 0.19

Industri Pengolahan 6.47 0.51 4.97 6.20 5.43 6.67 6.83 0.53

Listrik, Gas & Air Bersih 8.19 0.06 8.11 7.53 17.75 18.65 7.63 0.06

Bangunan 10.77 1.72 14.02 10.73 7.86 5.77 7.57 1.24

PHR 12.76 1.80 9.58 10.88 12.37 15.37 12.54 1.85

Pengangkutan & Komunikasi10.99 1.29 12.14 11.02 8.72 14.54 10.82 1.31

Keu., Sewa & Jasa Perusahaan7.45 0.49 6.85 7.34 7.03 6.94 8.13 0.54

Jasa-Jasa 7.25 1.10 7.10 5.42 6.50 6.42 6.58 0.99

PDRB 7.88 7.88 8.06 7.56 7.45 8.31 7.73 7.73

2009Lapangan Usaha

20082008

Sumber : BPS Provinsi ulawesi Utara, diolah

1. Pertanian

Kinerja sektor pertanian pada triwulan III 2009 diperkirakan akan mengalami perlambatan

walaupun masih dalam laju pertumbuhan yang positif. Ancaman datangnya musim

kemarau panjang (El Nino) yang diperkirakan mulai dirasakan pada akhir September atau

awal Oktober 2009 telah menyebabkan produksi pertanian di Sulawesi Utara mengalami

penurunan. Dampak yang telah ditimbulkan dari adanya El Nino diantaranya mulai

Page 22: Provinsi Sulawesi Utara Triwulan III – 2009 · dan manfaat laporan di masa yang akan datang. Akhir kata, kiranya laporan ini dapat ... Secara umum, tekanan harga barang dan jasa

21

dirasakan oleh para petani jagung dimana di beberapa tempat mengalami kegagalan panen

sebagai dampak musim kemarau yang sudah berlangsung selama 2 (dua) bulan. Menurut

sejumlah petani di Kabupaten Minahasa, tanaman yang mengalami kegagalan panen

adalah tanaman yang ditanam satu hingga dua bulan terakhir karena sudah mulai

mengering. Khususnya tanaman jagung, musim kemarau yang disertai tiupan angin

kencang menyebabkan tanaman tersebut tidak memperoleh pasokan air dalam tanah yang

cukup sehingga kondisi tanaman mengerdil dan potensi kegagalan produksi yang bisa

terindari. Untuk mengatasinya, para petani terpaksa menyiram tanaman dengan mengambil

air dari sumber mata air yang terdekat dalam upaya merangsang tumbuhan tersebut dapat

berbuah.

Selain itu, sedikitnya 41 hektar sawah petani di Kabupaten Bolaang Mongondow Timur

mengalami kekeringan dan gagal panen sehingga pendapatan petani mengalami

penurunan. Penyebabnya tidak hanya faktor musim kemarau akan tetapi juga disebabkan

oleh buruknya jaringan irigasi di daerah tersebut. Pendapatan yang turun ini dikarenakan

sebagian besar petani masih mengandalkan sawah tadah hujan. Guna mengatasi hal

tersebut, pemerintah setempat berupaya untuk mengucurkan bantuan berupa pemberian

bantuan bibit padi gratis, pengadaan pompa air guna mengefektifkan sawah-sawah

penyimpan air serta pembangunan jaringan irigasi.

Perkembangan kinerja sektor pertanian antara lain dapat dikonfirmasi dengan data

perkembangan luas panen tanaman padi dan jagung serta data perkembangan produksi

beras dan jagung. Selama triwulan III 2009, perkembangan luas panen tanaman padi dan

jagung tidak mengalami pertambahan bahkan mengalami penurunan luas panen. Luas

panen tanaman padi pada triwulan III 2009 diperkirakan hanya sebesar 20.482 Ha atau

turun 45,2% (y.o.y) dibandingkan periode yang sama tahun lalu. Seiring dengan itu, luas

panen tanaman jagung juga mengalami penurunan dari 39.636 Ha pada triwulan III 2008

menjadi 32.594 Ha pada triwulan laporan atau turun 17,77% (y.o.y). Penurunan luas areal

panen membawa dampak pada menurunnya jumlah produksi padi dan jagung. Jumlah

produksi beras pada triwulan III 2009 diperkirakan hanya mencapai 66 ribu ton atau turun

43,35% (y.o.y) dibandingkan triwulan yang sama tahun lalu. Demikian pula dengan

komoditi jagung, dimana selama triwulan III 2009 diperkirakan produksinya hanya sebesar

139 ribu ton atau turun 12,29% (y.o.y) dibandingkan triwulan yang sama tahun lalu.

Page 23: Provinsi Sulawesi Utara Triwulan III – 2009 · dan manfaat laporan di masa yang akan datang. Akhir kata, kiranya laporan ini dapat ... Secara umum, tekanan harga barang dan jasa

22

Grafik 1.9. Perkembangan Luas Panen Tanaman Padi

dan Pertambahannya

-30

-20

-10

0

10

20

30

40

50

60

-

10.000

20.000

30.000

40.000

50.000

60.000

Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3*)

2008 2009

Luas Panen (Ha) - Y Left

Pertambahan Luas Panen (%) - Y Right

Dari sisi pembiayaan, peran perbankan di Sulawesi Utara untuk membiayai sektor pertanian

masih relatif terbatas. Sampai dengan September 2009, jumlah kredit yang disalurkan pada

sektor pertanian baru sebesar Rp355,73 milliar atau hanya 3,56% dari total kredit yang

disalurkan. Belum terlalu optimalnya penyaluran kredit di sektor pertanian antara lain

disebabkan oleh relatif tingginya resiko usaha di sektor tersebut tercermin dari tingginya

NPL (Non Performing Loan) sebesar 7,88% (batas maksimum yang dipersyaratkan BI adalah

sebesar 5%). Selain itu, budaya dan perilaku masyarakat yang kurang bijak dan memiliki

anggapan bahwa kredit/fasilitas pembiayaan dari bank utamanya Bank Pembangunan

Daerah (BPD) merupakan pemberian cuma-cuma masih banyak berkembang di masyarakat.

Hal ini membuat perbankan di Sulawesi Utara sangat berhati-hati dalam melakukan

pembiayaan di sektor ini. Hal ini tercermin dari terus melambatnya pertumbuhan kredit di

Sumber : Dinas Pertanian dan Peternakan Provinsi Sulawesi Utara Sumber : Dinas Pertanian dan Peternakan Provinsi Sulawesi Utara

Grafik 1.10. Perkembangan Produksi Beras

Grafik 1.11. Perkembangan Luas Panen Tanaman

Jagung dan Pertambahanya

Sumber : Dinas Pertanian dan Peternakan Provinsi Sulawesi Utara

-60

-40

-20

0

20

40

60

80

100

0

5.000

10.000

15.000

20.000

25.000

30.000

35.000

40.000

Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3*)

2008 2009

Luas Panen (Ha) - Y Left

Pertambahan Luas Panen (%) - Y Right

-20

0

20

40

60

80

100

120

-

50.000

100.000

150.000

200.000

250.000

Q3 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2

2008 2009

Produksi Jagung (Ton)

Kenaikan Produksi Jagung (%)

Grafik 1.12. Perkembangan Produksi Jagung

-60

-40

-20

0

20

40

60

80

100

120

0

20.000

40.000

60.000

80.000

100.000

120.000

140.000

Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3*)

2008 2009

Produksi Beras (Ton)

Kenaikan Produksi Beras (%)

Sumber : Dinas Pertanian dan Peternakan Provinsi Sulawesi Utara

Page 24: Provinsi Sulawesi Utara Triwulan III – 2009 · dan manfaat laporan di masa yang akan datang. Akhir kata, kiranya laporan ini dapat ... Secara umum, tekanan harga barang dan jasa

23

-20

-10

0

10

20

30

40

50

60

70

80

0

100.000

200.000

300.000

400.000

500.000

600.000

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 1 2 3 4 5 6 7 8 9

2008 2009

Konstruksi Y - Left

g_Konstruksi - Y Right

Juta Rp %

-40

-20

0

20

40

60

80

100

120

0

100.000

200.000

300.000

400.000

500.000

600.000

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 1 2 3 4 5 6 7 8 9

2008 2009

Pertanian - Y Left

g_Pertanian - Y Right

Juta Rp %

-15

-10

-5

0

5

10

15

20

25

30

35

0

20.000

40.000

60.000

80.000

100.000

120.000

140.000

Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3

2007 2008 2009

vol semen - Y Left

g_vol semen - Y Right

%Ton

sektor pertanian dari yang sebelumnya pernah tumbuh pada kisaran 75-80% (y.o.y) di akhir

Tahun 2008, turun menjadi hanya 2,28% (y.o.y) pada Juni 2009 bahkan mengalami

kontraksi pada September 2009 sebesar 32,89% (y.o.y)

2. Sektor Bangunan

Kinerja sektor bangunan selama triwulan III 2009 diperkirakan masih akan mengalami

perkembangan yang cukup baik. Perkembangan sektor bangunan antara lain dapat

dikonfirmasi melalui data volume penjualan semen di Sulawesi Utara yang selama triwulan

III 2009 tumbuh 5,46% (y.o.y) dibandingkan periode yang sama tahun lalu. Secara bulanan,

pertumbuhan volume penjualan semen selama triwulan laporan terutama terjadi pada Juli

dan Agustus 2009 yang tercatat masing-masing tumbuh 26,13% dan 70,81% (y.o.y),

sedangkan pada September kembali mengalami kontraksi sebesar 38,23% (y.o.y).

Sumber : Asosiasi Semen Indonesia Sumber : Laporan Bulanan Bank Umum

Grafik 1.14.

Volume Penjualan Semen dan Pertumbuhannya Grafik 1.15.

Perkembangan Kredit Konstruksi

Sumber : Laporan Bulanan Bank Umum (LBU)

Grafik 1.13. Pertumbuhan Kredit Pertanian

Page 25: Provinsi Sulawesi Utara Triwulan III – 2009 · dan manfaat laporan di masa yang akan datang. Akhir kata, kiranya laporan ini dapat ... Secara umum, tekanan harga barang dan jasa

24

0

2

4

6

8

10

12

14

16

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 1 2 3 4 5 6 7 8 9

2008 2009

NPL Konstruksi

Perkembangan sektor bangunan pada triwulan ini sebenarnya terbantu oleh trend

penurunan berbagai bahan baku properti seperti besi, batu bata, pasir dan semen. Namun

demikian, salah satu tantangan yang masih harus dihadapi oleh dunia usaha adalah

sentimen negatif krisis ekonomi global dan relatif tingginya suku bunga kredit perbankan

yang tentu saja akan mempengaruhi keputusan bisnis di sektor bangunan. Masih relatif

tingginya suku bunga kredit properti tentunya akan menekan kinerja sektor bangunan

khususnya pembelian rumah yang menggunakan fasilitas kredit (KPR).

Pertumbuhan kredit untuk sektor properti terus mengalami perlambatan hingga akhir

triwulan III 2009. Bila pada Tahun 2008, kredit properti sempat tumbuh hingga 60% (y.o.y),

maka kini pertumbuhannya terus menurun hingga mengalami kontraksi 9,83% (y.o.y) pada

September 2009. Trend penurunan suku bunga BI – Rate ternyata belum ditransmisikan

secara sempurna ke suku bunga kredit perbankan. Meskipun kredit BI – rate pada

September 2009 telah turun hingga ke level 6,5%, KPR (yang merupakan kredit konsumsi)

masih ditawarkan dengan suku bunga rata-rata 15% per tahun. Perbankan terlihat masih

sangat hati-hati mengingat mulai munculnya potensi resiko kredit di sektor properti. Dari sisi

kualitas, tingkat non – performing loan (NPL) kredit properti mulai menunjukan

kecenderungan meningkat khususnya sejak akhir triwulan II 2009 lalu.

Grafik 1.16

NPL Kredit Konstruksi

Sumber : Laporan Bulanan Bank Umum

3. Sektor Perdagangan, Hotel dan Restoran (PHR)

Pada triwulan III 2009, sektor PHR tetap tampil sebagai sektor paling dominan dalam

perekonomian Sulawesi Utara, dengan pangsa 23,93% dari total PDRB serta laju

pertumbuhan sebesar 12,54% (y.o.y). Salah satu faktor pendorong baiknya kinerja sektor

Page 26: Provinsi Sulawesi Utara Triwulan III – 2009 · dan manfaat laporan di masa yang akan datang. Akhir kata, kiranya laporan ini dapat ... Secara umum, tekanan harga barang dan jasa

25

-10

0

10

20

30

40

50

60

70

-

2.000

4.000

6.000

8.000

10.000

12.000

14.000

Jan

Feb

Mar

Apr

Mei

Jun

Jul

Ags

Sep

Okt

Nov

Des

Jan

Feb

Mar

Apr

Mei

Jun

Jul

Ags

2008 2009

% (y.o.y)Orang

NusantaraMancanegarag_Menginap

PHR adalah penyelenggaraan even internasional Bunaken Sail yang berlangsung sejak

tanggal 15 – 21 Agustus 2009 yang diperkirakan mampu mempertemukan ± 7.000 awak

kapal berbagai negara dari seluruh belahan dunia (belum termasuk pengunjung yang

datang baik wisatawan internasional maupun domestik). Kegiatan Bunaken Sail ini antara

lain dimeriahkan dengan parade kapal perang, kapal tradisional, kapal negara, kapal layar

tiang tinggi, yacht serta pembukaan akses bagi masyarakat umum yang hendak datang dan

berkunjung ke kapak-kapal yang sedang bersandar di Pelabuhan Bitung. Di samping itu,

kegiatan ini juga dimeriahkan dengan pemecahan rekor dunia selam di bawah laut yang

dikuti lebih dari 1.500 penyelam dalam bentuk upacara peringatan HUT Kemerdekaan RI

ke-64 di dalam laut.

Baiknya kinerja sektor PHR antara lain dapat dikonfirmasi dengan data kunjungan

wisatawan manca negara, jumlah tamu yang menginap, serta data kamar yang terjual.

Jumlah kunjungan wisatawan manca negara pada Juli 2009 mencapai 2.615 orang atau

naik 46,09% (y.o.y) dibandingkan periode yang sama tahun lalu, kenaikan tersebut terus

berlanjut pada Agustus 2009 yang mencapai 3.223 orang atau meningkat 71,16% (y.o.y).

Menurut komposisinya, wisatawan mancanegara yang berkunjung ke Sulawesi Utara

terutama berasal dari Malaysia, Jerman dan Singapore. Seiring dengan data perkembangan

jumlah kunjungan wisatawan manca negara, jumlah tamu yang menginap baik manca

negara maupun domestik juga memperlihatkan trend yang meningkat. Tercatat pada

Agustus 2009, jumla tamu yang menginap mencapai 12.448 orang atau naik 13,70%

(y.o.y). Meningkatnya jumlah kunjungan wisatawan dan tamu yang menginap tersebut

membawa dampak pada meningkatnya jumlah kamar yang terjual yang pada Agustus 2009

yang tercatat 15.334 atau naik 13,05% (y.o.y).

Sumber : BPS Provinsi Sulawesi Utara, diolah Sumber : BPS Provinsi Sulawesi Utara, diolah

Grafik 1.17.

Perkembangan Kunjungan Wisman ke Sulut Grafik 1.18.

Perkembangan Tamu Menginap di Sulut

-

20

40

60

80

100

120

140

-

500

1.000

1.500

2.000

2.500

3.000

3.500

Jan

Feb

Mar

Ap

r

Mei

Jun

Jul

Ag

s

Sep

Okt

No

v

Des

Jan

Feb

Mar

Ap

r

Mei

Jun

Jul

Ag

s

2008 2009

Orang

Wisman Y-Left

g_Wisman Y - Right

% (y.o.y)

Page 27: Provinsi Sulawesi Utara Triwulan III – 2009 · dan manfaat laporan di masa yang akan datang. Akhir kata, kiranya laporan ini dapat ... Secara umum, tekanan harga barang dan jasa

26

0

10

20

30

40

50

60

0

500.000

1.000.000

1.500.000

2.000.000

2.500.000

3.000.000

3.500.000

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 1 2 3 4 5 6 7 8 9

2008 2009

Perdagangan Y - Left

g_Perdagangan - Y Right

Juta Rp %

Sumber : BPS Provinsi Sulawesi Utara, diolah

Dari sisi pembiayaan, pertumbuhan kredit perbankan ke sektor perdagangan dan hotel

masih mengalami trend penurunan pada triwulan ini. Pada September 2009, tingkat

pertumbuhan kredit sektor PHR berada di kisaran 11% (y.o.y), lebih rendah dibandingkan

posisi akhir triwulan lalu sebesar 12,63% (y.o.y). Trend penurunan yang terjadi di tengah

perbaikan kinerja ini menunjukkan bahwa perbankan cenderung menahan laju ekspansi

kreditnya meskipun situasi mulai berbalik arah. Di sisi lain, pengusaha juga diprediksi masih

menghindari tingginya suku bunga kredit yang ditawarkan perbankan. Sektor PHR adalah

sektor penerima kredit perbankan terbesar kedua di Sulawesi Utara setelah sektor konsumsi.

4. Sektor Pengangkutan dan Komunikasi

Walaupun mengalami perlambatan dibandingkan triwulan sebelumnya, sektor

pengangkutan dan komunikasi mencatat pertumbuhan yang cukup baik selama triwulan III

2009 yaitu sebesar 10,82 (y.o.y). Penyelenggaraan berbagai even berskala internasional

menyebabkan gaung Kota Manado sebagai salah satu kota tujuan wisata semakin dikenal

oleh masyarakat luar. Setelah sukses menyelenggarakan even Konferensi Kelautan Dunia

(World Ocean Conference) dan CTI Summit pada Mei 2009 maka pada Agustus 2009,

Sulawesi Utara kembali ditunjuk sebagai tuan rumah penyelenggaraan even internasional

Bunaken Sail. Hal ini tentunya semakin meningkatkan minat wisatawan untuk berkunjung

ke Sulawesi Utara sehingga meningkatkan kinerja sektor pengangkutan dan telekomunikasi.

Selain itu, relatif baiknya kinerja sektor ini juga terkait dengan peningkatan kebutuhan

masyarakat untuk berpergian di musim liburan sekolah dan perayaan hari raya lebaran yang

berlangsung selama triwulan laporan.

Grafik 1.20. Perkembangan Kredit Sektor PHR

Sumber : Laporan Bulanan Bank Umum (LBU)

(10)

-

10

20

30

40

50

60

-

2.000

4.000

6.000

8.000

10.000

12.000

14.000

16.000

18.000

20.000

Jan

Feb

Mar

Ap

r

Mei

Jun

Jul

Ag

s

Sep

Okt

No

v

Des

Jan

Feb

Mar

Ap

r

Mei

Jun

Jul

Ag

s2008 2009

Orang

Kmr Terjual Y - Left

g_Kmr Terjual Y - Right

% (y.o.y)

Grafik 1.19.

Perkembangan Kamar Terjual

Page 28: Provinsi Sulawesi Utara Triwulan III – 2009 · dan manfaat laporan di masa yang akan datang. Akhir kata, kiranya laporan ini dapat ... Secara umum, tekanan harga barang dan jasa

27

Sementara itu, dampak krisis ekonomi global yang diperkirakan akan menekan tingkat

konsumsi masyarakat ternyata belum terlalu berpengaruh bagi perekonomian Sulawesi

Utara tercermin dari terus meningkatnya pemberian ijin kendaraan bermotor baik roda 4

ataupun roda 2 dan 3 yang dikeluarkan oleh Dinas Pendapatan Daerah. Hal menyebabkan

rata-rata tingkat pemberian ijin kendaraan bermotor sejak periode setelah krisis ekonomi

(Oktober 2008) justru meningkat dibandingkan periode sebelum krisis ekonomi yaitu

sebesar 6.031 untuk roda 4 dan 50.790 untuk roda 2 dan 3.

Sumber : Dinas Pendapatan Daerah Provinsi Sulawesi Utara

Sementara itu, relatif tingginya pertumbuhan sub sektor komunikasi dalam triwulan laporan

terutama disebabkan oleh pesatnya penggunaan sarana telepon selular oleh masyarakat

yang didukung oleh semakin luasnya wilayah jangkauan. Hal ini antara lain tercermin dari

bermunculannya pemain baru dalam provider telekomunikasi serta pesatnya pembangunan

sejumlah menara BTS (Base Transceiver System) di beberapa lokasi pada daerah yang

sebelumnya terisolir hingga meningkatkan kenyamanan pelanggan dalam berkomunikasi.

Selain itu perkembangan berbagai macam fasilitas dan fitur-futur baru semakin

memudahkan dan memanjakan para pengguna jasa telekomunikasi. Dari sisi pembiayaan,

pertumbuhan sektor angkutan dan telekomunikasi ternyata didukung pula oleh penyaluran

kredit di sektor tersebut. Tercatat jumlah kredit yang disalurkan di sektor angkutan dan

telekomunikasi untuk posisi September 2009 mencapai Rp62,01 milliar.

No RincianRata Before

KrisisRata After

Krisis

A RODA 4

1 Milik Instansi Pemerintah 128 131

2 Milik Pribadi/Perorangan 4,301 5,153

3 Milik Perusahaan Swasta 842 748

5,271 6,031

B RODA 2 -

1 Milik Instansi Pemerintah 235 402

2 Milik Pribadi/Perorangan 12,257 50,388

3 Milik Perusahaan Swasta 1 -

12,493 50,790

17,764 56,821 TOTAL

Jumlah Roda 4

Jumlah Roda 2 dan 3

Tabel 1.6. Rata-Rata Pemberian Ijin Kendaraan Bermotor

Sebelum dan Setelah Krisis

Grafik 1.21.

Perkembangan Kredit Sektor Angkutan (%)

Page 29: Provinsi Sulawesi Utara Triwulan III – 2009 · dan manfaat laporan di masa yang akan datang. Akhir kata, kiranya laporan ini dapat ... Secara umum, tekanan harga barang dan jasa

28

-40

-20

0

20

40

60

80

100

0

10.000

20.000

30.000

40.000

50.000

60.000

70.000

80.000

90.000

100.000

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 1 2 3 4 5 6 7 8 9

2008 2009

Angkutan - Y Left

g_Angkutan - Y Right

Juta Rp %

5. Sektor Jasa-Jasa

Sektor jasa-jasa diperkirakan tumbuh 6,58% (y.o.y) pada triwulan laporan, lebih tinggi

dibandingkan triwulan sebelumnya yang tercatat 6,42% (y.o.y). Peningkatan kinerja sektor

jasa-jasa utamanya jasa pariwisata antara lain didorong oleh meningkatnya jumlah

kunjungan wisatawan mancanegara dan domestik yang berkunjung ke Sulawesi Utara

menjelang dan pada saat penyelenggaraan even internasional Bunaken Sail. Selain itu

berlangsungnya masa liburan sekolah pada awal triwulan laporan serta hari raya lebaran

juga turut andil dalam meningkatkan kinerja sektor ini khususnya jasa rekreasi dan hiburan.

Sedangkan untuk jasa pemerintahan, diperkirakan terdapat sedikit perlambatan tercermin

dari penurunan persentase realisasi PAD selama triwulan III 2009 yang baru sebesar

Rp208,37 milliar (74,47% dari total target Tahun 2009) atau lebih rendah dibandingkan

triwulan yang sama tahun lalu yang mencapai Rp213,37 milliar (79,75% terhadap total

target Tahun 2008).

6. Sektor Lainnya

Sektor industri pengolahan diperkirakan akan mengalami perbaikan kinerja pada triwulan III

2009 dengan laju pertumbuhan 6,83% (y.o.y). Situasi ini utamanya terkait dengan mulai

pulihnya demand dari pasar luar negeri sebagaimana tercermin dari melandainya penurunan

ekspor luar negeri. Selain itu, minimalnya dampaknya krisis ekonomi global terhadap kinerja

sektor industri pengolah tercermin dari data jumlah penggunaan BBM Indutri untuk periode

setelah krisis (November 2008) yang secara rata-rata justru mengalami peningkatan

dibandingkan periode sebelum krisis. Tercatat jumlah penggunaan BBM Industri selama

triwulan II 2009 mencapai 17,59 juta liter atau naik 13,76% (y.o.y) dibandingkan periode

Sumber : Laporan Bulanan Bank Umum

Page 30: Provinsi Sulawesi Utara Triwulan III – 2009 · dan manfaat laporan di masa yang akan datang. Akhir kata, kiranya laporan ini dapat ... Secara umum, tekanan harga barang dan jasa

29

yang sama tahun lalu. Berdasarkan jenisnya, kenaikan penggunaan BBM terutama terjadi

pada jenis minyak tanah sebesar 84,54% disusul solar (15,70%) dan premium (8,85%)

Tabel 1.7.

Jumlah Penggunaan Bahan Bakar Minyak (BBM) Non Subsidi (dalam KL)

Q1-08 Q2-08 Q3-08 Q4-08 Q1-09 Q2-09**

1 Premium 106.00 113.00 123.00 87.00 89.43 123.00

gPremium 14.10 22.83 68.49 -30.12 -15.63 8.85

2 Minyak Tanah 69.00 145.50 144.00 176.00 110.00 268.50

gMinyak Tanah 97.14 315.71 -22.16 21.38 59.42 84.54

3 Solar 12,040.75 14,867.03 14,066.00 12,534.25 13,767.43 17,200.50

gSolar -56.94 25.58 -26.74 5.24 14.34 15.70

12,326.99 15,464.07 14,379.33 12,788.51 14,010.65 17,592.00

gIndustri -56.12 29.23 -26.10 5.00 13.66 13.76

TOTAL

BBM

Sumber : PT. Pertamina Cabang Manado, Sulawesi Utara

Perkembangan sektor indutri pengolahan tak lepas pula dari dukungan pembiayaan oleh

perbankan. Sejak awal Tahun 2007 hingga akhir Tahun 2008, penyaluran kredit pada sektor

industri memperlihatkan trend peningkatan walaupun selepas periode tersebut cenderung

mengalami perlambatan sebagai dampak krisis ekonomi global Oktober 2008 lalu. Tercatat

penyaluran kredit sektor industri pengolahan pada September 2009 hanya mencapai Rp213

milliar naik tipis 2,51% (y.o.y) dibandingkan periode yang sama tahun lalu.

Grafik 1.22.

Perkembangan Kredit Sektor Industri

0

10

20

30

40

50

60

70

0

50.000

100.000

150.000

200.000

250.000

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 1 2 3 4 5 6 7 8 9

2008 2009

Industri Y - Left

g_Industri - Y Right

Juta Rp %

Sumber : Laporan Bulanan Bank Umum (LBU)

Sementara itu, pertumbuhan sektor listrik, gas dan air bersih pada triwulan III 2009

diperkirakan hanya 7,63% (y.o.y), lebih lambat dibandingkan triwulan lalu yang tercatat

18,65% (y.o.y). Perlambatan kinerja sektor listrik, gas dan air bersih ini terutama didorong

oleh krisis listrik yang melanda Sulawesi Utara di mulai sejak awal triwulan laporan dan terus

bertambah parah seiring dengan meningkatnya defisit listrik dari 17 MW menjadi 30

Page 31: Provinsi Sulawesi Utara Triwulan III – 2009 · dan manfaat laporan di masa yang akan datang. Akhir kata, kiranya laporan ini dapat ... Secara umum, tekanan harga barang dan jasa

30

MW. Berkurangnya daya mampu listrik PLN tersebut disebabkan oleh belum

berfungsi Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi (PLTPB) Lahendong dan tidak

optimalnya Pembangkit Listrik Tenaga Air Tonsea Lama serta Tanggari. PLTPB

Lahendong unit 3 kapasitas 20 MW belum berfungsi akibat gangguan pipa yang

mengalami kebocoran. Sedangkan untuk hilangnya kapasitas 10 MW dikarenakan

adanya penurunan debet air tondano berdampak pada menurunnya tekanan turbin

sehingga output yang dihasilkan terbatas. Adapun kebutuhan listrik masyarakat

Sulut mencapai 147 MW pada posisi puncak, sedangkan kemampuan yang ada saat

ini hanya 117 MW.

Sektor pertambangan dan penggalian pada triwulan III 2009 diperkirakan tumbuh 8,23%

(y.o.y). Kencenderungan meningkatnya kinerja sektor ini didorong oleh terus membaiknya

harga komoditas pertambangan dan penggalian seiring dengan trend kenaikan harga

minyak dunia yang saat ini harganya telah berada pada kisaran USD 80 - an per barel atau

jauh meningkat dibandingkan awal krisis Oktober 2008 lalu yang sempat turun hingga USD

30 - an per barel. Berdasarkan sub sektornya, pertumbuhan sektor ini disumbangkan oleh

seluruh sub sektor yang ada yaitu sub sektor minyak dan gas, pertambangan tanpa migas

dan penggalian. Khusus untuk sub sektor penggalian, berdasarkan pelaku usahanya, sub

sektor penggalian ini lebih banyak dilakukan oleh penambangan tradisional/rakyat dan

bukan industri berskala besar.

Kinerja sektor keuangan, persewaan dan jasa perusahaan pada triwulan III 2009

diperkirakan tumbuh 8,13% (y.o.y), lebih tinggi dibandingkan triwulan sebelumnya yang

hanya tumbuh 6,94% (y.o.y). Keketatan likuiditas yang sebelumnya membayangi

perbankan nasional terus berangsur membaik. Sejak April 2009 lalu, laju pengumpulan

dana telah menyamai atau bahkan melampaui laju penyaluran kredit di Sulawesi Utara.

Selama 2 (dua) tahun terakhir, penyaluran kredit sempat tumbuh jauh melebihi kemampuan

bank untuk mengumpulkan dana masyarakat. Akibatnya bank, mengalami keketatan

likuiditas yang kemudian mendorong suku bunga perbankan untuk naik. Likuiditas akhirnya

kembali normal setelah perbankan giat mengumpulkan dana dari masyarakat dan

mengerem laju kreditnya.

Dari aspek operasional, perbankan Sulawesi Utara masih mampu membukukan interest

margin yang positif meskipun pertumbuhan tahunannya relatif menurun. Hal ini terkait

Page 32: Provinsi Sulawesi Utara Triwulan III – 2009 · dan manfaat laporan di masa yang akan datang. Akhir kata, kiranya laporan ini dapat ... Secara umum, tekanan harga barang dan jasa

31

dengan trend laju penyaluran kredit yang saat ini melambat sehingga sumber pendapatan

bunga pun relatif menurun. Namun demikian, secara operasional perbankan di Sulawesi

Utara masih mampu mendapatkan selisih positif antara biaya dana yang harus dibayarkan

dengan pendapatan dari bunga kredit.

Dari sisi pendapatan, kinerja perbankan mengalami penurunan dari interest- based income

namun mengalami peningkatan dari fee-based income. Perlambatan pada pertumbuhan

pendapatan bunga (interest based-income) merupakan dampak dari perlambatan laju

penyaluran kredit sehingga sumber pendapatan bunga pun menurun. Di sisi lain,

pendapatan non-bunga (fee-based income) meningkat seiring dengan giatnya bank untuk

menjual jasa-jasa perbankan seperti ATM, pengelolaan rekening, transaksi ekspor impor,

bank garansi serta bisnis baru. Sejumlah bank besar yang memiliki layanan transaksi

perbankan yang komprehensif bahkan mampu mencatat pendapatan non-bunga yang

meningkat hingga 30% (y.o.y).

Page 33: Provinsi Sulawesi Utara Triwulan III – 2009 · dan manfaat laporan di masa yang akan datang. Akhir kata, kiranya laporan ini dapat ... Secara umum, tekanan harga barang dan jasa

32

BAB II PERKEMBANGAN INFLASI DAERAH

Secara umum, tekanan harga barang dan jasa di Kota Manado selama Triwulan III-2009

memperlihatkan adanya penurunan dibandingkan periode-periode sebelumnya. Pada

September 2009, kota Manado mencatat deflasi sebesar 0,01% (y.o.y), lebih rendah

dibandingkan dengan akhir triwulan lalu yang tercatat sebesar 2,25% (y.o.y) dan periode

yang sama tahun lalu sebesar 13,15% (y.o.y). Demikian pula jika dibandingkan dengan laju

inflasi nasional yang sebesar 2,83% (y.o.y) maka laju inflasi Kota Manado masih lebih

rendah.

Sumber : BPS Nasional dan Provinsi Sulut, diolah Sumber : BPS Nasional dan Provinsi Sulut, diolah

A. INFLASI TAHUNAN (Y.o.Y)

Inflasi tahunan Kota Manado sepanjang triwulan III-2009 cenderung mengalami trend

penurunan yang cukup signifikan. Pada awal triwulan laporan, laju inflasi tahunan tercatat

0,38% (y.o.y), kemudian turun tipis pada Agustus 2009 menjadi 0,37% (y.o.y), dan kembali

turun signifikan pada akhir periode menjadi deflasi 0,01% (y.o.y). Kondisi ini sejalan dengan

laju inflasi nasional yang juga terus mengalami penurunan. Laju inflasi nasional pada awal

triwulan III-2009 tercatat 4,91% (y.o.y), menurun menjadi 4,84% (y.o.y) pada Agustus

2009, dan terus turun hingga mencapai 2,83% (y.o.y) di akhir periode laporan.

Berdasarkan penyebabnya, laju inflasi dapat disumbangkan oleh faktor non fundamental

yaitu tekanan inflasi volatile food dan administered prices, serta faktor fundamental berupa

inflasi inti yang terdiri dari ekspektasi inflasi, tekanan sisi permintaan, dan output gap. Trend

Grafik 2.2 Laju Inflasi Kota Manado Vs Nasional (M.t.M)

Grafik 2.1

Laju Inflasi Kota Manado Vs Nasional (Y.o.Y)

-2

-1

0

1

2

3

4

Jul

Agu

st

Se

p

Ok

t

No

p

De

s

Jan

Fe

b

Ma

r

Ap

r

Ma

y

Jun

Jul

Agu

st

Se

p

2008 2009

%

MTM Manado MTM Nasional

0

2

4

6

8

10

12

14

16

Jul

Agu

st

Sep

Okt

No

p

De

s

Jan

Feb

Mar

Ap

r

May Ju

n

Jul

Agu

st

Sep

2008 2009

% YOY Nasional YOY Manado

Page 34: Provinsi Sulawesi Utara Triwulan III – 2009 · dan manfaat laporan di masa yang akan datang. Akhir kata, kiranya laporan ini dapat ... Secara umum, tekanan harga barang dan jasa

33

Grafik 2.3 Indeks Keyakinan Konsumen Berdasarkan SEK Kota Manado

Periode Januari-Juni 2009

Sumber: Bank Indonesia Manado, Laporan SEK Bulan Juni 2009

penurunan inflasi ini tidak terlepas dari keadaan perekonomian dunia yang cenderung

melambat sebagai dampak dari krisis ekonomi global. Konsumen tidak terlalu agresif dalam

membelanjakan kebutuhannya, sebagai respon terhadap krisis ekonomi global. Hal ini juga

sejalan dengan data Bank Indonesia yang menunjukkan penarikan dana tunai (uang kartal)

dari khasanah tahun ini menurun dibandingkan lebaran tahun lalu. Selain itu tekanan inflasi

yang terus menurun juga disebabkan oleh hilangnya dampak kenaikan harga bahan bakar

minyak (BBM) dari angka inflasi tahunan. Perlu dikemukakan di sini bahwa dampak

kenaikan harga BBM pada angka inflasi tahunan biasanya bertahan selama satu tahun.

Faktor lain yang membantu penurunan inflasi adalah stabilitas dan penguatan rupiah, yang

disebabkan meningkatnya kepercayaan sehingga terjadi capital inflow. Fluktuasi harga

minyak dunia sampai pada kisaran $70/barrel pada triwulan laporan tidak berdampak pada

inflasi nasional, hal ini dikarenakan pemerintah memutuskan untuk tidak menaikkan harga

BBM dalam negeri.

Untuk wilayah Kota Manado trend penurunan inflasi ini lebih dipicu oleh ketersediaan

kebutuhan bahan pokok yang masih mencukupi menjelang dan pasca hari raya Idul Fitri.

Selain itu angka deflasi Kota Manado juga dipengaruhi oleh realisasi beras miskin (raskin) di

provinsi Sulawesi Utara sampai dengan akhir September 2009 yang telah mencapai 75%.

Berdasarkan hasil Survei Ekspektasi

Konsumen (SEK) kota Manado pada

September 2009, terlihat bahwa masyarakat

masih cenderung optimis terhadap kondisi

perekonomian, yang ditunjukkan dengan

indeks yang mengalami peningkatan jika

dibandingkan bulan sebelumnya.

Meningkatnya optimisme konsumen lebih

disebabkan oleh kondisi penghasilan dan

ketersediaan lapangan kerja saat ini.

119,33

104,42

105,92

108,75

128,50

124,92126,42

139,00

140,17

0

20

40

60

80

100

120

140

160

0

20

40

60

80

100

120

140

160

Jan Feb Mar Apr May Jun Jul Agust Sep

2009

Penghasilan Saat

ini

Ketepatan waktu

pembelian barang

tahan lama

Ketersediaan

lapangan kerja

saat ini

Indeks Keyakinan

Konsumen

Page 35: Provinsi Sulawesi Utara Triwulan III – 2009 · dan manfaat laporan di masa yang akan datang. Akhir kata, kiranya laporan ini dapat ... Secara umum, tekanan harga barang dan jasa

34

Tabel 2.1. Inflasi Menurut Kelompok Barang/Jasa (y.o.y)

Sumber : BPS Provinsi Sulawesi Utara, diolah

Berdasarkan kelompok barang dan jasa, laju inflasi tertinggi dialami oleh kelompok

makanan jadi 6,15% (y.o.y), turun dibandingkan akhir triwulan sebelumnya yang tercatat

sebesar 7,50% (y.o.y). Kelompok berikutnya yang mengalami kenaikan harga cukup tinggi

adalah kelompok kesehatan dan sandang yang masing-masing mengalami inflasi sebesar

4,84%(y.o.y) dan 4,67% (y.o.y). Beberapa kelompok mencatat angka deflasi salah satunya

yang cukup signifikan adalah kelompok bahan makanan deflasi 0,82% (y.o.y). Penurunan

yang cukup signifikan pada kelompok bahan makanan antara lain disebabkan karena

adanya tambahan persediaan barang kebutuhan pokok sehingga stok di pasar sangat

melimpah. Selain itu realisasi raskin di wilayah Sulawesi Utara telah mencapai 75% pada

akhir september 2009. Pergerakan harga kelompok lainnya cenderung lebih rendah

dibandingkan triwulan lalu adalah kelompok perumahan dan transportasi yang mencatat

angka deflasi masing-masing sebesar 0,15% (y.o.y) dan 8,76% (y.o.y). Angka deflasi pada

kelompok transportasi lebih disebabkan oleh hilangnya dampak kenaikan harga bahan

bakar minyak (BBM) dari angka inflasi tahunan (base effect).

B. INFLASI BULANAN (M.t.M)

Berbeda dengan inflasi tahunan, laju perkembangan inflasi bulanan pada triwulan III-2009

cenderung mengalami fluktuasi. Pada awal periode, Kota Manado mencatat inflasi sebesar

0,38% (m.t.m), selanjutnya pada bulan Agustus 2009 angka ini meningkat tipis menjadi

0,65% (m.t.m), dan sampai dengan akhir triwulan ketiga inflasi di Kota Manado tercatat

sebesar 0,36% (m.t.m).

Mar J un Sep Mar J un Sep

1 Bahan Makanan 13,58 27,35 26,69 21,82 4,75 -0,82

2 Makanan J adi 2,33 3,45 5,29 8,03 7,50 6,15

3 P erumahan 6,89 13,01 11,77 3,54 2,07 -0,15

4 S andang 10,31 9,13 8,02 6,05 4,94 4,67

5 Kesehatan 10,08 13,32 13,13 9,16 5,43 4,84

6 P endidikan 2,34 1,83 2,02 2,58 2,03 2,63

7 Transportas i 0,52 9,91 9,95 1,05 -8,66 -8,76

Umum 7,68 13,18 13,15 8,85 2,25 -0,01

No Kelompok2008 2009

Page 36: Provinsi Sulawesi Utara Triwulan III – 2009 · dan manfaat laporan di masa yang akan datang. Akhir kata, kiranya laporan ini dapat ... Secara umum, tekanan harga barang dan jasa

35

Grafik 2.4 Inflasi dan Andil Inflasi Kota Manado Menurut Kelompok

Barang dan Jasa Juli 2009

Sumber: BPS Nasional, diolah.

Tabel 2.2. Inflasi Menurut Kelompok Barang/Jasa (m.t.m)

Sumber : BPS Provinsi Sulawesi Utara, diolah

Penurunan inflasi ini secara umum disebabkan oleh perlambatan perekonomian akibat krisis

ekonomi global yang juga berdampak terhadap perekonomian dalam negeri dan daerah.

Berdasarkan kelompok barang dan jasa, angka deflasi tertinggi selama triwulan III-2009

adalah kelompok bahan makanan sebesar 2,38% pada bulan September 2009. Sementara

itu, inflasi tertinggi pada periode laporan terjadi pada kelompok sandang yang terus

mengalami peningkatan dari awal periode sampai dengan akhir periode laporan berturut-

turut sebesar -0,27% (m.t.m), 0,10% (m.t.m) dan 1,10% (m.t.m).

� JULI 2009

Kota Manado pada Juli 2009 mengalami

inflasi sebesar 0,46%. Inflasi dan

sumbangan terbesar berasal dari

kelompok bahan makanan. Total

sumbangan bahan makanan terhadap

angka inflasi mencapai 0,43%, dengan

inflasi terbesar berasal dari sub komoditi

sayur-sayuran. Beberapa komoditas yang

mengalami kenaikan harga antara lain

tomat sayur, bawang merah, cakalang,

daun bawang, malalugis, bawang putih,

daging ayam ras, kursi, tude dan pepaya.

J ul Aug Sep J ul Aug Sep

1 Bahan Makanan 7,70 0,50 -2,89 1,62 1,65 -2,38

2 Makanan J adi 0,82 0,04 2,05 0,08 0,72 1,04

3 P erumahan 0,47 0,15 1,37 0,04 0,16 0,04

4 S andang 0,71 -0,08 1,81 -0,27 0,10 1,10

5 Kesehatan 0,74 0,02 0,37 0,55 0,18 0,26

6 P endidikan 0,27 0,00 0,00 0,19 -0,02 0,74

7 Transportas i 0,00 0,01 0,00 0,00 0,14 -0,16

Umum 2,33 0,65 0,03 0,46 0,65 -0,36

No Kelompok2008 2009

1,62

0,08

0,04

-0,27

0,55

0,19

0,00

0,43

0,01

0,01

-0,02

0,02

0,01

0,00

-0,50 0,00 0,50 1,00 1,50 2,00

BAHAN MAKANAN

MAKANAN JADI

PERUMAHAN

SANDANG

KESEHATAN

PENDIDIKAN

TRANSPOR

andil

inflasi (mtm)

Page 37: Provinsi Sulawesi Utara Triwulan III – 2009 · dan manfaat laporan di masa yang akan datang. Akhir kata, kiranya laporan ini dapat ... Secara umum, tekanan harga barang dan jasa

36

Grafik 2.6 Inflasi dan Andil Inflasi Kota Manado Menurut

Kelompok Barang dan Jasa September 2009

� AGUSTUS 2009

Tidak berbeda dengan bulan sebelumnya,

Kota Manado pada Agustus 2009 juga

mengalami inflasi sebesar 0,65%. Kelompok

bahan makanan merupakan penyumbang

terbesar dengan andil sebesar 0,44%.

Beberapa komoditas yang mengalami

kenaikan harga selama Agustus 2009 adalah

: beras, tude, bawang merah, air kemasan,

bawang putih, pisang, kendaraan carter,

minyak goreng, bubur dan telur ayam ras.

� SEPTEMBER 2009

Berbeda dengan bulan-bulan sebelumnya, pada akhir triwulan laporan Kota Manado

mengalami deflasi sebesar 0,36%. Deflasi dipicu oleh penurunan indeks pada kelompok

bahan makanan sebesar dan kelompok

transpor, komunikasi, dan jasa keuangan.

Berdasarkan andil/sumbangannya, kelompok

bahan makanan yang selama ini menjadi

kelompok yang menyumbangkan inflasi

terbesar, pada September 2009 justru

mengalami deflasi sebesar 2,38% dengan

andil sebesar -0,64%. Adapun komoditas

yang mengalami kenaikan harga selama

September 2009 adalah : gula pasir, minyak

goreng, pepaya, cakalang, bawang putih,

emas perhiasan, biaya jaringan saluran tv,

minuman ringan, apel dan cumi-cumi.

1,65

0,72

0,16

0,10

0,18

-0,02

0,14

0,44

0,13

0,04

0,01

0,01

-0,001

0,02

-0,50 0,00 0,50 1,00 1,50 2,00

BAHAN MAKANAN

MAKANAN JADI

PERUMAHAN

SANDANG

KESEHATAN

PENDIDIKAN

TRANSPOR

andil

inflasi (mtm)

-2,38

1,04

0,04

1,10

0,26

0,74

-0,16

-0,64

0,18

0,01

0,07

0,01

0,03

-0,02

-3,00 -2,50 -2,00 -1,50 -1,00 -0,50 0,00 0,50 1,00 1,50

BAHAN MAKANAN

MAKANAN JADI

PERUMAHAN

SANDANG

KESEHATAN

PENDIDIKAN

TRANSPOR

andil

inflasi

(mtm)

Grafik 2.5 Inflasi dan Andil Inflasi Kota Manado Menurut Kelompok

Barang dan Jasa Agustus 2009

Sumber: BPS Nasional, diolah.

Sumber: BPS Nasional, diolah.

Page 38: Provinsi Sulawesi Utara Triwulan III – 2009 · dan manfaat laporan di masa yang akan datang. Akhir kata, kiranya laporan ini dapat ... Secara umum, tekanan harga barang dan jasa

37

BAB III PERKEMBANGAN PERBANKAN DAERAH

Beberapa indikator kinerja perbankan di Provinsi Sulawesi Utara pada triwulan III-2009

masih menunjukkan trend perlambatan dibandingkan periode yang sama tahun

sebelumnya. Hal ini tercermin dari perlambatan pertumbuhan dari total aset dan kredit yang

disalurkan oleh bank. Walaupun angka nominal aset dan kredit menunjukkan adanya

peningkatan, namun jika dilihat dari persentase pertumbuhannya cenderung mengalami

penurunan. Fungsi intermediasi perbankan juga menunjukkan adanya perlambatan, terlihat

dari angka Loan To Deposit Ratio (LDR) yang lebih rendah dibandingkan periode yang sama

tahun lalu. Penurunan LDR ini tidak dibarengi dengan penurunan jumlah kredit bermasalah,

sebaliknya terdapat peningkatan jumlah kredit bermasalah / Non Performing Loan (NPL),

dimana pada triwulan laporan angka NPL meningkat tipis dibandingkan dengan posisinya

pada periode yang sama tahun lalu. Satu indikator yang menunjukkan peningkatan adalah

Dana Pihak Ketiga (DPK), dilihat dari angka pertumbuahn yang lebih besar baik

dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu maupun dengan triwulan sebelumnya.

Tabel 3.1

Indikator Utama Perbankan di Sulawesi Utara

Q1Q1Q1Q1 Q2Q2Q2Q2 Q3Q3Q3Q3 Q4Q4Q4Q4 Q1Q1Q1Q1 Q2Q2Q2Q2 Q3Q3Q3Q3 Q4Q4Q4Q4 Q1Q1Q1Q1 Q2Q2Q2Q2 Q3Q3Q3Q3

Total Aset 8.958 9.319 9.905 10.548 10.793 11.691 12.359 13.527 13.635 14.235 14.860

Tumbuh Y.o.Y (%) 20,76 17,76 21,67 19,59 20,48 25,45 24,78 28,24 26,33 21,76 20,24

DPK (Rp Miliar) 5.985 6.436 6.504 7.070 7.189 7.765 7.929 8.860 8.907 9.448 9.725

Tumbuh Y.o.Y (%) 18,14 20,88 19,34 17,49 20,12 20,65 21,91 25,31 23,90 21,67 22,64

Kredit (Rp Miliar) 5.179 5.638 6.079 6.577 6.823 7.852 8.454 8.934 9.095 9.627 10.004

Tumbuh Y.o.Y (%) 20,25 22,04 26,85 29,70 31,74 39,27 39,08 35,84 33,30 22,60 18,34

LDR (%) 86,53 87,61 93,46 93,02 94,90 101,13 106,62 100,84 102,11 101,90 102,88

NPL (%) 5,12 4,91 6,29 3,77 4,86 4,88 3,43 2,86 3,86 3,72 3,58

kredit UMKM 3.221 3.632 3.882 4.064 4.305 5.079 5.435 5.727 5.841 6.185 6.270

Share UMKM 62,19 64,42 63,86 61,79 63,09 64,68 64,29 64,10 64,22 64,25 62,67

NPL UMKM (%) 8,23 7,62 7,11 5,67 6,01 5,69 4,91 3,78 4,91 4,96 5,18

2009200920092009KomponenKomponenKomponenKomponen

2007200720072007 2008200820082008

Sumber : Laporan Bulanan Bank Umum (LBU)

Secara keseluruhan, indikator kinerja perbankan mengalami perlambatan yang cukup

signifikan dibandingkan triwulan III-2008. Proses pemulihan perekonomian dunia akibat

krisis global masih cukup dirasakan oleh perbankan di wilayah Sulawesi Utara, yang

tercermin dari perilaku baik para pelaku pasar maupun pihak perbankan antara lain

dicerminkan oleh tingkat LDR yang tumbuh melambat. Dengan risiko dan ketidakpastian

pemulihan ekonomi global yang masih cukup tinggi, perbankan saat ini melakukan strategi

dengan fokus pada penerapan prinsip kehati-hatian dan khusus dalam penyaluran kreditnya

Page 39: Provinsi Sulawesi Utara Triwulan III – 2009 · dan manfaat laporan di masa yang akan datang. Akhir kata, kiranya laporan ini dapat ... Secara umum, tekanan harga barang dan jasa

38

saat ini perbankan juga lebih memperhatikan potensi usaha debitur kedepan melalui risk

based pricing.

A. Fungsi Intermediasi Perbankan

1. Respon Perbankan Sulawesi Utara Terhadap Kebijakan Moneter

Di tengah risiko dan ketidakpastian pemulihan perekonomian global, serta seiring dengan

melemahnya tekanan inflasi, Bank Indonesia tetap mengarahkan perhatian pada upaya

menggerakkan sektor riil guna mendukung pertumbuhan ekonomi. Dalam upaya

mengurangi kendala-kendala dalam peningkatan fungsi intermediasi perbankan, Rapat

Dewan Gubernur Bank Indonesia pada 3 September 2009 memutuskan untuk tetap

mempertahankan BI Rate sebesar 6,50%. Pelonggaran kebijakan moneter ini sudah mulai

direspon dengan baik oleh pihak perbankan di Sulawesi Utara yang ditandai dengan

penurunan rata-rata tingkat suku bunga kredit, walaupun perubahannya relatif tidak terlalu

signifikan dikarenakan perbankan di wilayah Sulut masih cenderung berhati-hati dalam

menurunkan tingkat suku bunga kreditnya ditengah-tengah kondisi pemulihan ekonomi

pasca krisis yang masih dibayangi oleh faktor risiko yang relatif tinggi. Seperti halnya tingkat

suku bunga kredit, rata-rata tingkat suku bunga deposito 1 bulan juga sudah mulai

mengalami penurunan. Lambatnya pihak perbankan dalam merespon penurunan BI Rate

tidak lepas dari adanya penawaran Surat Utang Negara (SUN) seri terbaru yang

menawarkan return sekitar 10%, jauh diatas BI rate.

Tidak jauh berbeda dengan kondisi perbankan nasional, perbankan di wilayah Sulawesi

Utara juga masih diwarnai oleh persaingan tingkat suku bunga antar bank. Dampak dari

proses pemulihan krisis ekonomi global masih cukup dirasakan oleh masyarakat Sulut,

ditunjukkan melalui pertumbuhan kredit yang cenderung turun. Di sisi lain tingkat

pertumbuhan dana masyarakat cenderung mengalami pertumbuhan yang lebih tinggi

dibandingkan pertumbuhan kredit, hal inilah yang memyebabkan tingkat LDR berjalan

cukup lambat. Tingkat suku bunga kredit yang masih relatif tinggi walaupun sudah

menunjukkan adanya penurunan berimplikasi pada penurunan akselerasi pertumbuhan

kredit. Berdasarkan data yang ditunjukkan pada grafik dibawah, sampai dengan akhir bulan

Agustus tingkat suku bunga kredit terus menurun, namun pada akhir triwulan tingkat suku

bunga kredit kembali meningkat. Pihak perbankan masih mematok margin keuntungan

bank yang sangat tinggi, disamping sebagai opportunity cost atas risiko yang akan dihadapi

bank ketika debitur mengalami gagal bayar (default. Penurunan terjadi pada ketiga suku

bunga kredit jenis penggunaan di awal triwulan laporan. Sampai dengan posisi bulan

Page 40: Provinsi Sulawesi Utara Triwulan III – 2009 · dan manfaat laporan di masa yang akan datang. Akhir kata, kiranya laporan ini dapat ... Secara umum, tekanan harga barang dan jasa

39

September rata-rata tingkat suku bunga kredit modal kerja mencapai 17,31% per tahun,

rata-rata tingkat suku bunga kredit investasi sebesar 17,17% per tahun, dan rata-rata

tingkat suku bunga konsumsi sebesar 14,86% per tahun. Sementara untuk tingkat suku

bunga deposito di Sulawesi Utara juga menunjukkan kondisi yang sama seperti halnya pada

tingkat suku bunga kredit. Trend penurunan dilakukan perbankan sejalan dengan

penurunan BI Rate pada bulan Desember 2008 yang terus turun hingga mencapai 6,50%

pada bulan September 2009. Pada bulan September 2009 tingkat suku bunga deposito

berada pada posisi 6,13%.

Sumber: Laporan Bulanan Bank Umum (LBU)

Dengan mempertimbangkan perkembangan perekonomian dan melakukan evaluasi yang

menyeluruh terhadap perkembangan dan prospek ekonomi dan keuangan, baik domestik

maupun global, Rapat dewan Gubernur (RDG) bank Indonesia pada 5 Oktober 2009

memutuskan untuk mempertahankan BI Rate sebesar 6,50%. Selain itu, Bank Indonesia

Grafik 3.2. Rata-Rata Tingkat Suku Bunga Kredit

Menurut Jenis Penggunaan

Grafik 3.1. Perkembangan Rata-Rata

Tingkat Suku Bunga Kredit

14,0

14,5

15,0

15,5

16,0

16,5

17,0

17,5

Jul

Au

g

Se

p

Oc

t

No

v

De

c

Jan

Fe

b

Mar

Ap

r

May

Jun

Jul

Au

g

Se

p

2008 2009

Sk. Bunga Kredit

13,0

14,0

15,0

16,0

17,0

18,0

19,0

Jul

Au

g

Se

p

Oct

No

v

De

c

Jan

Fe

b

Mar

Ap

r

Ma

y

Jun

Jul

Au

g

Se

p

2009

Modal Kerja Investasi Konsumsi

-

2,0

4,0

6,0

8,0

10,0

12,0

14,0

Jul

Au

g

Sep

Oct

No

v

De

c

Jan

Feb

Mar

Ap

r

May

Jun

Jul

Au

g

Sep

2008 2009

% Sk. Bunga

Deposito

BI Rate

Grafik 3.3. Perkembangan Rata-Rata

Tingkat Suku Bunga Deposito 1 Bulan dan BI Rate

Sumber: Laporan Bulanan Bank Umum (LBU) Sumber: Laporan Bulanan Bank Umum (LBU)

Page 41: Provinsi Sulawesi Utara Triwulan III – 2009 · dan manfaat laporan di masa yang akan datang. Akhir kata, kiranya laporan ini dapat ... Secara umum, tekanan harga barang dan jasa

40

juga melakukan komitmen dengan 14 bank guna menurunkan suku bunga deposito.

Kesepakatan tersebut dilakukan untuk menyesuaikan tingkat suku bunga DPK agar selaras

dengan BI Rate. Dengan turunnya suku bunga DPK, terutama deposito akan mendorong

penurunan suku bunga kredit, sehingga penyaluran kredit yang tinggi akan mendorong

sektor riil bergerak cepat. Ke depan, Bank Indonesia akan terus memonitor perkembangan

perekonomian global dan domestik dan akan mengambil langkah-langkah yang diperlukan

untuk tetap menjaga stabilitas makroekonomi dengan tetap menjaga iklim yang kondusif

bagi perekonomian.

2. Penyerapan Dana Masyarakat

Pada akhir triwulan III-2009 posisi Dana Pihak Ketiga (DPK) di wilayah Sulawesi Utara masih

berada dalam kecenderungan meningkat. Posisi DPK pada September 2009 tercatat

mencapai Rp9.725 miliar meningkat dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya

yang tercatat sebesar Rp7.929 miliar. Pencapaian ini masih menunjukkan pertumbuhan

sebesar 22,64% (y.o.y). Berdasarkan jenis simpanannya, kenaikan dana terutama terjadi

pada jenis giro yang meningkat 48,50% (y.o.y) kemudian disusul oleh jenis deposito sebesar

24,68% (y.o.y) dan tabungan sebesar 11,78% (y.o.y).

Grafik 3.4 Perkembangan Dana Pihak Ketiga

(Persen)

Sumber: Laporan Bulanan Bank Umum (LBU)

Menurut pangsanya, penempatan dana dalam sistem perbankan masih didominasi oleh

jenis simpanan tabungan sebesar 43,72% dari total keseluruhan Dana Pihak Ketiga (DPK)

yang berhasil dihimpun, disusul kemudian deposito (35,15%) dan giro (21,13%).

-

500

1.000

1.500

2.000

2.500

3.000

3.500

4.000

4.500

5.000

Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3

2008 2009

Giro Deposito Tabungan

Page 42: Provinsi Sulawesi Utara Triwulan III – 2009 · dan manfaat laporan di masa yang akan datang. Akhir kata, kiranya laporan ini dapat ... Secara umum, tekanan harga barang dan jasa

41

Grafik 3.5 Share Dana Pihak Ketiga (DPK)

Sumber: Laporan Bulanan Bank Umum (LBU)

Berdasarkan kelompok banknya, bank pemerintah menyerap hampir 65,75% dari total DPK

sedangkan sisanya dihimpun oleh bank swasta (34,25%). Berdasarkan laju

pertumbuhannya, dana di bank pemerintah berhasil tumbuh 25,41% (y.o.y) sedangkan

dana di bank swasta tumbuh lebih rendah yaitu sebesar 17,66% (y.o.y). Perkembangan

pertumbuhan dana di bank pemerintah yang masih dinilai cukup tinggi tidak lepas dari

adanya pandangan dalam masyarakat dimana bank pemerintah dinilai lebih aman, terlebih

lagi pada kondisi ketidakpastiaan pemulihan perekonomian saat ini. Selain itu, maraknya

bank swasta yang baru membuka cabang di Kota Manado berdampak terhadap persaingan

antar bank dalam menyaring dana pihak ketiga. Seperti halnya jumlah dana pihak ketiga

berdasarkan kelompok bank, jumlah dana pihak ketiga berdasarkan kepemilikannya juga

masih tetap tumbuh. Dana yang dimiliki pemerintah daerah baik provinsi/kota/kabupaten

tercatat sebesar Rp1.632 miliar atau meningkat sangat signifikan sebesar 79,12% (y.o.y)

dibandingkan posisi yang sama tahun sebelumnya. Sedangkan dana milik swasta juga

mengalami peningkatan menjadi sebesar Rp8.093 miliar atau naik sebesar 15,31% (y.o.y).

Grafik 3.7 Dana Pihak Ketiga Berdasarkan Kepemilikan

(Rp. Miliar)

Grafik 3.6 Dana Pihak Ketiga Berdasarkan Bank Penghimpun

(Rp. Miliar)

Sumber: Laporan Bulanan Bank Umum (LBU)

21%

35%

44%

Giro

Deposito

Tabungan

-

1.000

2.000

3.000

4.000

5.000

6.000

7.000

8.000

9.000

Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3

2008 2009

Bank Pemerintah Bank Swasta

(1.000) 1.000 3.000 5.000 7.000 9.000

Q1

Q2

Q3

Q4

Q1

Q2

Q3

20

08

20

09

Swasta Pemerintah

Sumber: Laporan Bulanan Bank Umum (LBU)

Page 43: Provinsi Sulawesi Utara Triwulan III – 2009 · dan manfaat laporan di masa yang akan datang. Akhir kata, kiranya laporan ini dapat ... Secara umum, tekanan harga barang dan jasa

42

Berdasarkan wilayah penghimpunan dananya, dari keseluruhan total dana pihak ketiga

yang dihimpun, sebesar 71,87% atau Rp6.989 miliar berasal dari bank-bank yang berlokasi

di Manado, selanjutnya diikuti oleh Kabupaten Minahasa (8,17%), Kabupaten Bolaang

Mongondow (7,17%), Kota Bitung (6,88%), dan Kabupaten Sangihe Talaud (5,92%).

Tingginya penghimpunan dana masyarakat di Kota Manado terkait dengan jumlah jaringan

kantor bank yang sebagian besar terkonsentrasi di Kota Manado, disamping itu sentra

pertumbuhan ekonomi daerah berada di Manado tercermin dari maraknya aktivitas

pembangunan daerah yang terfokus di sekitar Manado.

Tabel 3.2 Perkembangan Sebaran DPK per Kabupaten/Kota

(Rp. Miliar)

Berdasarkan wilayah administratifnya, pada triwulan laporan seluruh kabupaten/kota di

Provinsi Sulawesi Utara mengalami pertumbuhan yang positif jika dibandingkan dengan

periode yang sama tahun sebelumnya. Kenaikan tertinggi dialami oleh kabupaten Bolaang

Mongondow sebesar 78,47% (y.o.y) dengan total DPK sebesar Rp697 miliar. Berikutnya

adalah Kabupaten Sangihe Talaud yang tumbuh 67,82% (y.o.y) dengan jumlah Rp575

Grafik 3.9 Pertumbuhan Dana Pihak Ketiga Berdasarkan

Kabupaten/Kota (%)

Grafik 3.8 Komposisi Dana Pihak Ketiga Berdasarkan Kabupaten/Kota

(Milyar Rupiah)

Sumber: Laporan Bulanan Bank Umum (LBU) Sumber: Laporan Bulanan Bank Umum (LBU)

Sumber: Laporan Bulanan Bank Umum (LBU)

Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3

Minahasa 468 513 684 586 833 827 794

Bolaang Mongondow 392 427 391 448 553 669 697

S angihe Talaud 315 329 343 372 440 473 575

Manado 5.371 5.862 5.959 6.872 6.443 6.835 6.989

B itung 644 635 552 583 639 642 669

Total 7.189 7.765 7.929 8.860 8.907 9.448 9.725

20092008Kota/Kabupaten

Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3

2008 2009

Bitung 644 635 552 583 639 642 669

Manado 5.371 5.862 5.959 6.872 6.443 6.835 6.989

Sangihe Talaud 315 329 343 372 440 473 575

Bolmong 392 427 391 448 553 669 697

Minahasa 468 513 684 586 833 827 794

-

2.000

4.000

6.000

8.000

10.000

12.000 Minahasa Bolmong Sangihe Talaud

Manado Bitung

0 20 40 60 80 100

Minahasa

Bolmong

Sangihe Talaud

Manado

Bitung Q3-09

Q2-09

Q3-08

Page 44: Provinsi Sulawesi Utara Triwulan III – 2009 · dan manfaat laporan di masa yang akan datang. Akhir kata, kiranya laporan ini dapat ... Secara umum, tekanan harga barang dan jasa

43

Grafik 3.11. Penyaluran Kredit di Provinsi Sulawesi Utara

(Rp. Miliar)

miliar, Kota Bitung (21,12%), Kota Manado (17,28%) dan Kabupaten Minahasa mencatat

pertumbuhan sebesar 16,07% (y.o.y).

3. Penyaluran Kredit Bank Pelapor

Pertumbuhan penyaluran kredit di Sulawesi Utara dari waktu ke waktu terus terus

mengalami koreksi, hingga triwulan laporan jumlah kredit yang disalurkan mencapai

Rp10.004 miliar atau hanya tumbuh sebesar 18,34% (y.o.y), sangat rendah bila

dibandingkan baik dengan pertumbuhannya pada periode yang sama tahun lalu maupun

dengan pertumbuhan triwulan sebelumnya yang masing-masing sebesar 39,08% (y.o.y)

dan 22,60% (y.o.y). Berdasarkan jenis penggunaannya, perkembangan kredit paling

signifikan dialami oleh kredit konsumsi mencapai jumlah Rp5.546 miliar atau tumbuh

sebesar 34,35%. Pertumbuhan yang cukup signifikan ini dipicu dari tingginya konsumsi

masyarakat Sulawesi Utara yang dapat dikonfirmasi dengan data pertumbuhan ekonomi

khususnya dari komponen konsumsi yang juga dominan dalam menyumbang pertumbuhan

ekonomi Sulawesi utara. Untuk jenis kredit investasi dan kredit modal kerja

pertumbuhannya masing-masing sebesar 6,55% (y.o.y) dan 2,19% (y.o.y). Angka ini jauh

menurun dibandingkan pertumbuhan pada periode sebelumnya yang tercatat 10,10%

(y.o.y) dan 12,91% (y.o.y).

Berdasarkan strukturnya, pangsa kredit konsumsi menempati urutan pertama sebesar

55,44% dari total kredit yang disalurkan, hal ini sejalan dengan pertumbuhan kredit

konsumsi yang juga paling signifikan dibandingkan pertumbuhan kredit investasi dan modal

kerja. Selanjutnya pangsa kredit modal kerja tercatat sebesar 35,39%, dan kemudian diikuti

oleh kredit investasi dengan pangsa sebesar 9,18%. Berdasarkan sektor ekonominya,

Grafik 3.10. Perkembangan Kredit Berdasarkan Jenis Penggunaan

(Persen)

Sumber: Laporan Bulanan Bank Umum (LBU) Sumber: Laporan Bulanan Bank Umum (LBU)

0

10

20

30

40

50

60

70

Jul

Au

g

Se

p

Oct

No

v

De

c

Jan

Fe

b

Mar

Ap

r

Ma

y

Jun

Jul

Au

g

Se

p

2008 2009

%

gTotal Kredit gInvestasi gModal Kerja gKonsumsi

-

1.000

2.000

3.000

4.000

5.000

6.000

7.000

8.000

9.000

Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3

2008 2009

Modal Kerja Investasi Konsumsi

Page 45: Provinsi Sulawesi Utara Triwulan III – 2009 · dan manfaat laporan di masa yang akan datang. Akhir kata, kiranya laporan ini dapat ... Secara umum, tekanan harga barang dan jasa

44

penyaluran kredit produktif selama triwulan ini sebagian besar ditujukan ke sektor lainnya

(konsumsi) dengan jumlah Rp5.556 miliar dengan pangsa 55,54%. Selanjutnya diikuti oleh

sektor perdagangan, hotel dan restoran (PHR) mencapai jumlah Rp2.887 miliar dengan

pangsa sebesar 28,86% dari total kredit. Disusul penyaluran kredit pada sektor jasa dunia

usaha dan sektor konstruksi masing-masing dengan pangsa 4,23% dan 3,82%. Dominasi

penyaluran kredit pada sektor PHR, didorong oleh tingginya tingkat konsumsi masyarakat

dan meningkatnya wisatawan asing dan domestik untuk berkunjung ke Sulawesi Utara

(tercermin dari tingginya tingkat hunian hotel dan terus berlangsungnya pembangunan

hotel-hotel baru), ditambah lagi adanya penyelenggaraan event internasional Sail Bunaken

yang diselenggarakan pada bulan Agustus, sehingga hal ini menjadi insentif bagi pihak

perbankan untuk menyalurkan kredit di sektor ini.

Sementara itu berdasarkan pencapaiannya, peningkatan pertumbuhan kredit paling

signifikan terjadi di sektor Listrik, Gas dan Air Bersih yang tumbuh 52,80% (y.o.y) dengan

jumlah Rp246 juta. Berikutnya adalah sektor Jasa Sosial Kemasyarakatan dan sektor

laimmya (konsumsi) yang tumbuh masing-masing sebesar 45,11% (y.o.y) dan 34,12%

(y.o.y). Selanjutnya penyaluran kredit di sektor Jasa Dunia Usaha tercatat sebesar Rp423

miliar atau tumbuh 11,99% (y.o.y), diikuti oleh sektor PHR (11,44%), sektor pertambangan

(3,44%) dan sektor perindustrian (2,51%). Sementara, sektor yang mengalami

pertumbuhan negatif adalah sektor pertanian (32,89%), sektor transportasi dan komunikasi

(27,59%) dan sektor konstruksi (9,83%).

Grafik 3.12. Penyaluran Kredit Berdasarkan Sektor Ekonomi

(Rp. Miliar)

Sumber: Laporan Bulanan Bank Umum (LBU)

- 1.000 2.000 3.000 4.000 5.000 6.000

Q1

Q2

Q3

Q4

Q1

Q2

Q3

2008

2009

Lainnya

(Konsumsi)

Sektor

Produktif

LainnyaPHR

Konstruksi

Pertanian

Page 46: Provinsi Sulawesi Utara Triwulan III – 2009 · dan manfaat laporan di masa yang akan datang. Akhir kata, kiranya laporan ini dapat ... Secara umum, tekanan harga barang dan jasa

45

Berdasarkan kelompok bank, sampai dengan triwulan laporan, bank umum pemerintah

masih terus mendominasi penyaluran kredit dibandingkan dengan bank umum swasta

nasional. Kelompok bank pemerintah berhasil menyalurkan Rp7.643 miliar atau mencapai

pangsa pasar 76,40% sedangkan kelompok bank swasta menyalurkan Rp2.361 miliar

dengan pangsa pasar 23,60%. Selain itu dominasi pembiayaan oleh bank umum

pemerintah terlihat semakin kuat ditinjau dari laju pertumbuhan kreditnya yang tumbuh

sebesar 24,73% (y.o.y) lebih tinggi dibandingkan pertumbuhan kredit yang disalurkan oleh

kelompok bank swasta yang hanya sebesar 1,51% (y.o.y). Banyaknya bank swasta di

wilayah Sulawesi Utara memdorong persaingan yang semakin kuat, yang berdampak

terhadap lambatnya pertumbuhan penyaluran kredit oleh bank swasta.

Grafik 3.13.

Penyaluran Kredit Berdasarkan Kelompok Bank (Rp. Miliar)

Sumber: Laporan Bulanan Bank Umum (LBU)

Berdasarkan wilayah penyaluran kredit, dari total kredit sebesar Rp10.004 miliar, sebesar

65,45% atau sebesar Rp6.548 miliar disalurkan di wilayah Kota Manado hal ini juga tidak

lepas dari banyaknya jaringan kantor perbankan yang berada di Kota Manado sebagai

sentra pertumbuhan ekonomi di Sulawesi Utara. Selanjutnya diikuti oleh Kabupaten

Minahasa dengan pangsa pasar sebesar 11,95% (Rp1.195 miliar), Kabupaten Bolaang

Mongondow sebesar 9,85% (Rp.986 miliar), Kota Bitung sebesar 6,75% (Rp.675 miliar),

dan Kabupaten Sangihe Talaud sebesar 6,00% (Rp.600 miliar).

-

2.000

4.000

6.000

8.000

10.000

12.000

Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3

2008 2009

Bank Pemerintah Bank Swasta

Page 47: Provinsi Sulawesi Utara Triwulan III – 2009 · dan manfaat laporan di masa yang akan datang. Akhir kata, kiranya laporan ini dapat ... Secara umum, tekanan harga barang dan jasa

46

Sumber: Laporan Bulanan Bank Umum (LBU) Sumber: Laporan Bulanan Bank Umum (LBU)

Berdasarkan laju pertumbuhan kreditnya, wilayah dengan laju pertumbuhan kredit tertinggi

dialami Kabupaten Bolaang Mongondow sebesar 29,36% (y.o.y) sedangkan yang terendah

adalah Kota Manado sebesar 17,98% (y.o.y). Perlambatan pertumbuhan kredit selama

triwulan laporan terjadi karena respon pihak perbankan atas kondisi ketidakpastian

pemulihan perekonomian global yang kemudian berdampak pada perilaku perbankan yang

lebih memperhitungkan faktor risiko dengan fokus pada prinsip kehati-hatian serta lebih

memperhatikan potensi usaha dari debitur kedepan melalui risk based pricing.

Fungsi intermediasi perbankan mengalami penurunan tercermin dari angka Loan to Deposit

Ratio (LDR) sebesar dari 102,88% pada triwulan laporan, turun dari posisinya di periode

yang sama tahun lalu sebesar 106,62%. Perlu digaris bawahi bahwa perhitungan LDR ini

hanya membagi jumlah total kredit yang disalurkan dengan jumlah dana pihak ketiga yang

berhasil dihimpun oleh perbankan. Menurunnya rasio LDR ini disebabkan karena

pertumbuhan DPK yang jauh lebih signifikan dibandingkan pertumbuhan kredit yang

disalurkan bank. Berdasarkan wilayah administratifnya, rasio LDR terendah dialami oleh

Kota Manado sebesar 93,69%. Sedangkan LDR tertinggi dicapai oleh Kabupaten Minahasa

sebesar 150,50%, disusul kemudian berturut-turut oleh Kabupaten Bolaang Mongondow

sebesar 141,46%, Kabupaten Sangihe Talaud sebesar 104,28%, dan Kota Bitung sebesar

100,91%.

Grafik 3.15. Pertumbuhan Kredit Berdasarkan

Kabupaten/Kota (%)

Grafik 3.14. Komposisi Kredit Berdasarkan

Kabupaten/Kota (Milyar Rupiah)

-

2.000

4.000

6.000

8.000

10.000

12.000

Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3

2008 2009

Bitung Manado

Sangihe Talaud Bolmong

Minahasa

- 10 20 30 40 50

Minahasa

Bolmong

Sangihe Talaud

Manado

Bitung

Q3-09

Q2-09

Q3-08

Page 48: Provinsi Sulawesi Utara Triwulan III – 2009 · dan manfaat laporan di masa yang akan datang. Akhir kata, kiranya laporan ini dapat ... Secara umum, tekanan harga barang dan jasa

47

Grafik 3.16. Loan to Deposit Ratio (LDR) Berdasarkan Kabupaten/Kota (%)

Sumber: Laporan Bulanan Bank Umum (LBU)

4. Kredit UMKM

Perkembangan kredit MKM (Mikro, Kecil dan Menengah) memperlihatkan perkembangan

yang relatif melambat yang ditandai dengan laju pertumbuhan yang lebih rendah

dibandingkan laju pertumbuhan kredit secara umum. Sampai dengan triwulan III–2009,

jumlah kredit MKM yang berhasil disalurkan mencapai Rp6.270 miliar dengan laju

pertumbuhan sebesar 15,37% (y.o.y). Pencapaian ini lebih rendah baik bila dibandingkan

pertumbuhan kredit secara umum pada triwulan laporan tumbuh 18,34% (y.o.y), maupun

dibandingkan dengan pertumbuhan pada triwulan sebelumnya yang tercatat mencapai

21,78% (y.o.y).

Grafik 3.17.

Laju Pertumbuhan Kredit UMKM dan Total Kredit

Sumber: Laporan Bulanan Bank Umum (LBU)

- 50 100 150 200 250

Minahasa

Bolmong

Sangihe

Talaud

Manado

Bitung

Q3-09

Q2-09

Q3-08

0

5

10

15

20

25

30

35

40

45

50

Jul

Au

g

Sep

Oct

No

v

De

c

Jan

Feb

Mar

Ap

r

May Ju

n

Jul

Au

g

Sep

2009

gKredit gUMKM

Page 49: Provinsi Sulawesi Utara Triwulan III – 2009 · dan manfaat laporan di masa yang akan datang. Akhir kata, kiranya laporan ini dapat ... Secara umum, tekanan harga barang dan jasa

48

Menurut pangsanya, sebagian besar atau 61,50% dari total kredit MKM merupakan jenis

kredit menengah sedangkan sisanya 32,78% merupakan jenis kredit kecil dan baru

sebagian kecil atau hanya 5,71% merupakan jenis kredit mikro. Kecilnya porsi kredit mikro

dan kecil terutama disebabkan oleh cukup tingginya rasio kredit bermasalah untuk jenis

kredit mikro dan kecil yaitu masing-masing sebesar 17,47% dan 7,26%, jauh dari batas

toleransi Bank Indonesia sebesar 5% sedangkan kualitas kredit menengah relatif cukup baik

yaitu sebesar 2,92%.

Berdasarkan penyebarannya, penyaluran kredit UMKM masih belum merata dan lebih

banyak terfokus pada daerah-daerah tertentu. Tercatat Kota Manado menyerap 67,81%

dari total kredit MKM yang disalurkan, diikuti oleh kota dan kabupaten lainnya yang rata-

rata memiliki pangsa pada kisaran 5,9%-9,6%. Berdasarkan laju pertumbuhannya,

perkembangan kredit MKM di Kabupaten Bolaang Mongondow merupakan yang tertinggi

yaitu sebesar 27,02% (y.o.y) sedangkan wilayah dengan laju pertumbuhan kredit MKM

terendah adalah Kabupaten Kep.Sangihe Talaud yang tumbuh hanya sebesar 7,26% (y.o.y).

Grafik 3.19. Non Performing Loan Kredit Usaha Mikro,

Kecil dan Menengah (Rp. Miliar)

Grafik 3.18. Kredit Usaha Mikro, Kecil dan Menengah

(Rp. Miliar)

Sumber: Laporan Bulanan Bank Umum (LBU) Sumber: Laporan Bulanan Bank Umum (LBU)

-

500

1.000

1.500

2.000

2.500

3.000

3.500

4.000

4.500

Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3

2008 2009

Mikro Kecil Menengah

-

20

40

60

80

100

120

140

160

Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3

2008 2009

Mikro Kecil Menengah

Page 50: Provinsi Sulawesi Utara Triwulan III – 2009 · dan manfaat laporan di masa yang akan datang. Akhir kata, kiranya laporan ini dapat ... Secara umum, tekanan harga barang dan jasa

49

Sumber: Laporan Bulanan Bank Umum (LBU) Sumber: Laporan Bulanan Bank Umum (LBU)

B. RISIKO KREDIT

1. Rasio Kelonggaran Tarik Kredit

Perkembangan rasio kelonggaran tarik kredit bank umum pada triwulan III-2009

memperlihatkan penurunan yang signifikan dibandingkan periode yang sama tahun

sebelumnya. Tercatat rasio kelonggaran tarik pada triwulan laporan sebesar 5,38% turun

dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya lalu yang tercatat sebesar 7,94%.

Penurunan rasio merupakan suatu awal yang baik untuk lebih mengoptimalkan fungsi

intermediasi perbankan. Di tengah-tengah ketidakpastian pemulihan perekonomian dunia

yang dampaknya mulai dirasakan sektor riil membuat perbankan lebih berhati-hati dalam

menyalurkan kreditnya. Khusus dalam penyaluran kredit saat ini perbankan juga lebih

memperhatikan potensi usaha debitur kedepan melalui perhitungan risk based pricing.

Kendala-kendala di bidang administrasi terkait penyaluran kredit, dimana masih terdapat

beberapa peraturan daerah yang tumpang tindih dan birokrasi yang berbelit-belit perlu

untuk dimitigasi. Bank Indonesia selaku regulator perbankan berupaya untuk lebih

memudahkan masyarakat dalam memperoleh kredit dari bank melalui penetapan regulasi

perbankan yang pada akhirnya bertujuan untuk mendorong pertumbuhan ekonomi.

Grafik 3.21. Pertumbuhan Kredit UMKM Berdasarkan

Kabupaten/Kota (Persen)

Grafik 3.20. Perkembangan Kredit UMKM Berdasarkan

Kabupaten/Kota (Rp. Miliar)

-

1.000

2.000

3.000

4.000

5.000

6.000

7.000

Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3

2008 2009

Bitung Manado

Sangihe-Talaud Bolmong

Minahasa

0 10 20 30 40 50

Minahasa

Bolmong

Sangihe

Talaud

Manado

BitungQ3-09

Q2-09

Q3-08

(%)

Page 51: Provinsi Sulawesi Utara Triwulan III – 2009 · dan manfaat laporan di masa yang akan datang. Akhir kata, kiranya laporan ini dapat ... Secara umum, tekanan harga barang dan jasa

50

Grafik 3.22. Kelonggaran Tarik Kredit Bank Umum

(Rp. Miliar)

Sumber: Laporan Bulanan Bank Umum (LBU)

2. Net Interest Margin (NIM)

Net Interest Margin (NIM) didefinisikan sebagai salah satu indikator penilaian terkait

kemampuan bank dalam menghasilkan laba. Berdasarkan neraca konsolidasi bank umum,

saldo bersih pendapatan bunga setelah dikurangi biaya bunga atau yang biasa disebut Net

Interest Margin (NIM). Pada triwulan laporan NIM menunjukkan angka yang positif tercatat

sebesar Rp805 miliar atau mengalami peningkatan bila dibandingkan triwulan yang sama

tahun sebelumnya yang tercatat sebesar Rp659 miliar. Pendapatan bunga (antara lain dalam

bentuk kredit dan penempatan antar bank) pada periode laporan lebih besar dibandigkan

dengan biaya bunga (antara lain dalam bentuk tabungan, giro dan deposito). Walaupun

pertumbuhan DPK lebih tinggi dibandingkan pertumbuhan kredit, namun hal tersebut tidak

mempengaruhi margin keuntungan bank, karena tingkat suku bunga kredit masih jauh

lebih tinggi dibandingkan tingkat suku bunga DPK.

Grafik 3.23 Net Interest Margin Bank Umum

Sumber: Laporan Bulanan Bank Umum (LBU)

Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3

2008 2009

Plafond 7.774 8.460 9.688 9.920 10.187 10.647 11.031

Outstanding 6.823 7.297 8.454 8.934 9.095 9.627 10.004

Rasio UL (%) 7,86 9,89 7,94 5,95 6,20 5,50 5,38

-

2

4

6

8

10

12

4.000

5.000

6.000

7.000

8.000

9.000

10.000

11.000

12.000 %Miliar

Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3

2008 2009

Pend.Bunga 266 560 890 1.242 363 748 1.154

Biaya Bunga 72 147 232 345 119 235 348

NIM 194 413 659 897 244 513 805

-

100 200

300 400

500 600

700 800

900 1.000

-

200

400

600

800

1.000

1.200

1.400

Page 52: Provinsi Sulawesi Utara Triwulan III – 2009 · dan manfaat laporan di masa yang akan datang. Akhir kata, kiranya laporan ini dapat ... Secara umum, tekanan harga barang dan jasa

51

3. Rasio BOPO

Rasio BOPO menunjukkan tingkat efisiensi bank dalam melakukan kegiatan operasionalnya.

Dalam analisis ini maka rasio BOPO yang tinggi mencerminkan kondisi bank yang tidak

efisien. Pada triwulan III-2009 rasio BOPO menunjukkan adanya peningkatan dibandingkan

triwulan yang sama tahun sebelumnya. Sampai dengan triwulan laporan, tingkat efisiensi

operasional perbankan mengalami penurunan yang tercermin dari rasio BOPO bank umum

yang naik menjadi 73,40% dibandingkan triwulan yang sama tahun sebelumnya yang

tercatat sebesar 73,18%. Hal ini dapat diartikan bahwa bank belum cukup efisien dalam

menjalankan kegiatan operasionalnya.

Grafik 3.24. Rasio Biaya dan Pendapatan Operasional Bank Umum

4. Return on Asset (ROA)

Return on Asset (ROA) merupakan suatu rasio yang mengukur kemampuan bank untuk

menghasilkan laba dengan asset yang dimilikinya. Sampai dengan triwulan III-2009, rasio

ROA bank umum tercatat sebesar 3,09% mengalami peningkatan bila dibandingkan

periode yang sama tahun sebelumnya yang tercatat sebesar 2,22%. Peningkatan rasio ROA

ini lebih disebabkan oleh tingginya presentase kenaikan total aset yang mampu dikelola

dengan baik oleh bank untuk menghasilkan laba.

Sumber: Laporan Bulanan Bank Umum (LBU)

Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3

2008 2009

BO 231 571 776 1.087 322 683 997

PO 316 831 1.061 1.477 423 880 1.358

Rasio 73,21 68,71 73,18 73,62 76,05 77,62 73,40

64

66

68

70

72

74

76

78

80

-

200

400

600

800

1.000

1.200

1.400

1.600 %Miliar

Page 53: Provinsi Sulawesi Utara Triwulan III – 2009 · dan manfaat laporan di masa yang akan datang. Akhir kata, kiranya laporan ini dapat ... Secara umum, tekanan harga barang dan jasa

52

Sumber: Laporan Bulanan Bank Umum (LBU) Sumber: Laporan Bulanan Bank Umum (LBU)

5. Sensitivitas Risiko Pasar

Sensitivitas aset dan kewajiban ditunjukkan oleh perubahan NIM bank akibat perubahan

suku bunga, sedangkan perubahan NIM diperngaruhi oleh posisi gap bank. Tingkat

sensitivitas NIM bank terhadap perubahan suku bunga sangat tergantung kepada

karakteristik instrumen keuangan yang membentuk portfolio bank tersebut, antara lain

jatuh tempo (maturity) dan karakteristik suku bunga bank (floating atau fixed).

Tabel 3.3

Portfolio Interest Instrument Perbankan di Sulawesi Utara

Sumber: Laporan Bulanan Bank Umum (LBU)

Perilaku perbankan di Sulawesi Utara hingga triwulan III-2009 berada pada kondisi positif

gap yang berarti RSA > RSL. Persaingan tingkat suku bunga dimana perbankan masih

memasang tingkat suku bunga yang lebih tinggi untuk tingkat suku bunga kredit.

Grafik 3.25. Return On Asset Bank Umum

(Persen)

Grafik 3.26. Jumlah Asset dan Nilai Laba/Rugi Bank Umum

(Juta Rupiah)

0,73

1,49

2,222,19

0,99

1,78

3,09

0,00

0,50

1,00

1,50

2,00

2,50

3,00

3,50

Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3

2008 2009

ROA (Persen)

Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3

2008 2009

Aset (Rp Juta) 10.79311.69112.35913.52713.63514.23514.860

L/R (Rp Juta) 79 174 274 297 134 253 459

-

50

100

150

200

250

300

350

400

450

500

-

2.000

4.000

6.000

8.000

10.000

12.000

14.000

16.000

Q1 Q2 Q3 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3

1 P enempatan pada Bank Indones ia 495.073 285.011 147.572 268.989 325.866 557.217 276.822 823.005

2 P enempatan pada Bank Lain 303.272 514.885 181.097 736.439 882.820 662.912 811.397 428.212

3 S urat Berharga yang Dimiliki 9.406 47.065 28.724 30.503 26.997 99.444 118.866 84.048

4 Kredit yang Diberikan 6.572.753 7.852.343 8.258.003 8.454.101 8.934.226 9.095.096 9.627.209 10.004.379

5 T agihan Lainnya 2.773 1.255 1.276 1.437 1.483 1.507 1.678 1.473

7.383.277 8.700.559 8.616.672 9.491.469 10.171.392 10.416.176 10.835.972 11.341.117

Q1 Q2 Q3 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3

1 Giro 1.282.087 1.536.988 1.420.546 1.383.487 1.496.273 1.794.586 1.938.986 2.054.467

2 T abungan 3.564.430 4.021.549 3.793.125 3.803.628 4.341.512 3.779.939 4.200.386 4.251.509

3 S impanan Berjangka 2.208.649 2.206.430 2.429.922 2.742.030 3.022.149 3.332.881 3.308.172 3.418.644

4 Kewajiban kepada Bank Indones ia 4.774 4.779 4.458 4.491 4.352 3.823 3.340 3.215

5 Kewajiban kepada Bank Lain 275.456 482.334 407.649 620.490 1.096.345 358.076 596.771 567.913

6 S urat Berharga yang Diterbitkan 169.434 171.530 9.536 168.801 162.987 161.087 163.091 161.031

7 P injaman yang Diterima 11.329 9.430 65.862 9.589 8.555 8.040 13.742 13.158

8 Kewajiban Lainnya 50.643 70.695 11.385 87.197 74.771 60.921 86.231 65.521

9 S etoran J aminan 10.833 10.586 - 12.364 16.906 17.669 19.950 19.298

7.577.635 8.514.321 8.142.483 8.832.077 10.223.850 9.517.022 10.330.669 10.554.756

-194.358 186.238 474.189 659.392 -52.458 899.154 505.303 786.361

2009

2009

2008

2008

R S A

RSL

GAP

No. Aktiva

No. Passiva

Page 54: Provinsi Sulawesi Utara Triwulan III – 2009 · dan manfaat laporan di masa yang akan datang. Akhir kata, kiranya laporan ini dapat ... Secara umum, tekanan harga barang dan jasa

53

Penurunan BI Rate sampai pada posisi 6,50% tidak secara langsung dapat diikuti oleh

penurunan tingkat suku bunga dana dan kredit perbankan. Namun pihak perbankan masih

mampu untuk mengelola aktiva dan pasivanya sehingga masih dicapai posisi positif gap.

C. PERKEMBANGAN BANK PERKREDITAN RAKYAT

Secara kelembagaan, jumlah Bank Perkreditan Rakyat (BPR) yang beroperasi di wilayah kerja

Bank Indonesia Manado sebanyak 21 BPR yang seluruhnya merupakan bank konvensional

dengan rincian sebanyak 17 BPR dengan jumlah kantor 39 unit beroperasi di Sulawesi Utara

sedangkan 4 BPR dengan jumlah kantor 8 unit beroperasi di Gorontalo.

Tabel 3.4. Indikator Utama Bank Perkreditan Rakyat (BPR)

Di Sulawesi Utara (Rp. Miliar)

Kinerja BPR selama triwulan III-2009 secara umum jika dibandingkan baik dengan periode

yang sama tahun lalu dan triwulan sebelumnya mengalami peningkatan tercermin dari

naiknya total aset, DPK, dan jumlah kredit yang berhasil disalurkan. Peningkatan beberapa

indikator ini juga dibarengi dengan membaiknya rasio LDR dan NPL. Pada triwulan laporan

total aset BPR tercatat Rp231,1 miliar, tumbuh 18,8% (y.o.y) dibandingkan posisi yang

sama tahun sebelumnya. Sementara itu, DPK yang berhasil dihimpun naik sebesar 16,6%

(y.o.y) mencapai Rp166,9 miliar. Berdasarkan jenisnya, sebagian besar DPK tersebut

disimpan dalam bentuk deposito dengan pangsa 70,21% atau sebesar Rp117,2 miliar,

sedangkan sisanya dalam bentuk tabungan. Berdasarkan jenisnya, kredit yang disalurkan

Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3*)

Aset 177,2 186,6 194,5 205,2 207,9 220,4 231,1 18,8

DPK 132,8 135,5 143,1 144,0 153,0 160,3 166,9 16,6

Depos ito 96,0 95,4 101,5 100,4 108,8 113,1 117,2 15,5

T abungan 36,8 40,1 41,6 43,5 44,2 47,2 49,7 19,5

Kredit 139,8 157,8 161,6 156,9 163,7 181,5 191,7 18,7

J enis Penggunaan

Modal Kerja 32,5 35,4 37,7 36,6 39,6 45,7 50,2 33,2

Inves tas i 12,2 12,4 14,5 14,2 14,5 13,5 13,6 -6,4

Konsums i 95,1 110,1 109,4 106,1 109,5 122,3 128,0 17,0

Sektoral

P ertanian 3,0 2,9 3,4 3,3 3,1 3,2 3,6 6,7

P erindus trian 0,6 0,4 0,4 0,4 0,5 0,6 0,6 29,3

P HR 24,3 26,9 27,6 26,4 28,1 28,2 28,5 3,5

J asa-jasa 10,8 11,3 12,7 12,2 14,3 15,1 16,1 26,9

Lain-lain 101,0 116,3 117,6 114,6 117,7 134,4 143,0 21,6

LDR (Persen) 105,3 116,5 113,0 109,0 107,0 113,2 114,9

NPL (Persen) 3,5 3,1 3,4 3,3 3,5 3,2 3,3

*) pos is i Agus tus 2009

S umber: Data E kubank, Laporan Bulanan Bank P erkreditan R akyat (LBP R )

Y.o.YKomponen2008 2009

Page 55: Provinsi Sulawesi Utara Triwulan III – 2009 · dan manfaat laporan di masa yang akan datang. Akhir kata, kiranya laporan ini dapat ... Secara umum, tekanan harga barang dan jasa

54

sebagian besar merupakan kredit konsumsi dengan pangsa 66,74%, selanjutnya kredit

modal kerja dengan pangsa 26,19% dan sisanya kredit investasi sebesar 7,07%.

Terlihat dalam tabel diatas, jika dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya

jenis kredit modal kerja mencatat pertumbuhan tertinggi sebesar 33,2% (y.o.y) kemudian

disusul oleh kredit konsumsi (17%). Sebaliknya kredit investasi mengalami pertumbuhan

yang negatif sebesar 6,4%. Peningkatan pertumbuhan kredit modal kerja ini sebagian besar

didorong oleh tumbuhnya sektor perdagangan dan retail, dimana nasabah yang

mengajukan kredit modal kerja di BPR umumnya digunakan untuk usaha jenis retail. Dari

sisi melambatnya kredit konsumsi yang dirasakan BPR lebih disebabkan adanya pengaruh

dari penurunan daya beli masyarakat. Namun demikian kredit konsumsi masih tetap

tumbuh karena merupakan suatu konsekuensi logis dari dominannya kegiatan konsumsi

pada PDRB Provinsi Sulawesi Utara yang didukung oleh berbagai kemudahan yang diberikan

oleh BPR dalam pengajuan kredit dibandingkan bank umum walaupun bunga yang

ditawarkan relatif lebih tinggi. Sementara itu, fungsi intermediasi yang tercermin dari rasio

LDR (Loan to Deposit Ratio) BPR yang mencapai 114,9% mengalami peningkatan

dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya sebesar 113,0%. Perhitungan

LDR ini berbeda dengan cara perhitungan penentuan tingkat kesehatan BPR, dimana dalam

perhitungan LDR ini hanya membagi total kredit dengan total Dana Pihak Ketiga,

sedangkan dalam penilaian tingkat kesehatan BPR (total kredit dibagi dengan total dana

yang diterima bank), dimana total DPK hanya sebagai salah satu komponen dari jumlah

dana yang diterima. Peningkatan rasio LDR ini juga diikuti dengan penurunan pada kualitas

kredit yang dicerminkan oleh turunnya rasio NPL (Non Performing Loan) dari 3.4% di

triwulan III-2008 menjadi 3,3% pada triwulan III-2009.

Page 56: Provinsi Sulawesi Utara Triwulan III – 2009 · dan manfaat laporan di masa yang akan datang. Akhir kata, kiranya laporan ini dapat ... Secara umum, tekanan harga barang dan jasa

55

BOX

PERKEMBANGAN, PELUANG DAN TANTANGAN PENYALURAN KUR

DI PROVINSI SULAWESI UTARA

Sejak diluncurkan oleh Presiden R.I Susilo Bambang Yudhoyono pada tanggal 5 November

2007, posisi jumlah KUR maupun jumlah debitor KUR di Provinsi Sulawesi Utara menunjukkan

perkembangan yang cukup menggembirakan.

Perkembangan Nilai Realisasi KUR dan Jumlah

Debitur di Prov. Sulut Januari s/d Agustus 2009

Sumber : Kementrian Koperasi & UMKM (data diolah)

Perkembangan Nilai Realisasi KUR per Bank

di Prov. Sulut Januari s/d Agustus 2009

Nilai realisasi KUR selama tahun 2009 menunjukkan trend yang semakin meningkat. Penyaluran

KUR didominasi oleh BRI yang menguasai pangsa rata-rata 64% dari total realisasi yang

dilakukan oleh bank penyalur KUR di provinsi ini. Dilihat dari sektor ekonomi, maka sektor PHR

adalah yang paling tinggi menyerap KUR, disusul oleh sektor pertanian dan jasa sosial.

Penyaluran KUR di sektor Perdagangan, Hotel dan Restoran hampir mencapai pangsa 50%,

sedangkan realisasi di sektor pertanian hanya mencapai pangsa 10% dari total realisasi KUR.

Jika dibandingkan dengan keseluruhan nilai baki debet kredit UMKM bulan Agustus 2009, nilai

outstanding KUR hanya mencapai 2% dari total kredit UMKM, yakni sebesar Rp. 127 Milyar.

Keberhasilan KUR dalam memberikan akses pembiayaan yang lebih baik kepada UMKM saat ini

harus disertai dengan upaya akselerasi dimasa mendatang. Untuk mencapai tujuan tersebut,

perlu dievaluasi penyaluran KUR selama ini baik dari sisi perbankan maupun UMKM penerima

KUR. Berdasarkan hasil quick survey yang dilakukan pada perbankan Sulut, diketahui :

- KUR tidak berpengaruh secara signifikan terhadap peningkatan laba bank.

Page 57: Provinsi Sulawesi Utara Triwulan III – 2009 · dan manfaat laporan di masa yang akan datang. Akhir kata, kiranya laporan ini dapat ... Secara umum, tekanan harga barang dan jasa

56

- KUR dapat meningkatkan permintaan tehadap kredit UMKM sehingga target kredit

UMKM lebih mudah tercapai.

- KUR menaikkan rasio NPL kredit perbankan, dimana rasio NPL KUR adalah berkisar

antara 5% s/d 10% dari total nilai realisasi KUR.

- Rata-rata bank penyalur KUR memitigasi resiko gagal bayar dengan menaikkan agunan

kredit, dan melakukan upaya analisis kredit yang lebih ketat.

- Kriteria debitur yang ditetapkan bank penyalur KUR adalah kreditur yang memiliki usaha

potensial dengan cash flow yang mantap.

- Kendala dalam menyalurkan KUR adalah kesulitan dalam memperoleh debitur yang

sesuai dengan kriteria yang ditetapkan, dan sebagian debitur masih beranggapan bahwa

KUR merupakan dana bantuan pemerintah yang pengembaliannya dapat ditangguhkan.

- Bunga maksimal penyaluran KUR adalah 16%.

Sedangkan berdasarkan survei yang dilakukan kepada sejumlah UMKM penerima KUR

diperoleh hasil sebagai berikut :

- Prosedur KUR relatif mudah dan tidak berbelit-belit.

- Lama waktu permohonan KUR disetujui adalah 8-12 minggu

- Bank meminta agunan untuk KUR, dan 60% dari responden menyatakan bahwa

agunan yang diminta lebih dari 100% dari nilai realisasi kredit.

- Prosedur KUR yang paling sulit dipenuhi adalah pembuatan analisa kredit.

Hasil inventarisasi tersebut menggambarkan belum adanya pemahaman yang seragam

terhadap skim KUR, baik oleh para petugas bank di lapangan maupun masyarakat, sehingga

mungkin saja masih ada beberapa penyimpangan dan persepsi yang keliru tentang KUR,

misalnya: tentang ketentuan agunan, persyaratan administrasi, sumber dana KUR,

beroperasinya para calo KUR Mikro, dan ketidaktertiban pelaporan KUR oleh bank penyalur

sehingga mempersulit upaya monitoring. Kendala penyaluran tersebut dapat disikapi degan

strategi percepatan penyaluran KUR, diantaranya melanjutkan sosialisasi, evaluasi dan

monitoring , meningkatkan linkage program dalam rangka percepatan penyaluran KUR

(khususnya untuk KUR dibawah Rp5 juta), pengembangan produk KUR, penyeragaman

dalam penyaluran program kredit baik yang melalui PKBL maupun kredit program lainnya.

Page 58: Provinsi Sulawesi Utara Triwulan III – 2009 · dan manfaat laporan di masa yang akan datang. Akhir kata, kiranya laporan ini dapat ... Secara umum, tekanan harga barang dan jasa

57

BAB IV PERKEMBANGAN KEUANGAN DAERAH

Alokasi dana dari pemerintah pusat ke Provinsi Sulawesi Utara pada Tahun 2009

diperkirakan mencapai Rp9,22 Triliun atau naik 17,12% dibandingkan tahun sebelumnya.

Berdasarkan komponen penyusunnya, kenaikan dana alokasi pemerintah pusat terutama

berasal dari Dana Perimbangan (DAU/DAK) yang naik 23,45% mencapai jumlah Rp5,34

Triliun berikutya adalah Dana Sektoral yang naik 8,38% mencapai Rp3,09 Triliun dan Dana

Dekonsentrasi/Tugas Perbantuan yang naik 13,79% mencapai Rp788 milliar.

Tabel 4.1. Perkembangan Alokasi Dana Pusat ke Sulawesi Utara

2005 2006 2007 2008 2009F

Sektoral - 1,478 2,271 2,850 3,089

TOTAL 2,779 5,646 6,618 7,872 9,220

1,094 613 693 788

Perimbangan (DAU/DAK) 1,853 3,074 3,734 4,328 5,343

Dekonsentrasi/Tugas Perbantuan 927

Sumber : Dirjen Perimbangan Keuangan Daerah Depkeu

4.1. Dana Perimbangan

Alokasi dana perimbangan dari pemerintah pusat bagi Provinsi Sulawesi Utara di Tahun

2009 menunjukkan peningkatan sebesar 23,45% dibandingkan dengan Tahun 2008.

Secara agregat, jumlah alokasi dana dari pemerintah pusat ke provinsi, kabupaten dan kota

di Sulawesi Utara mencapai Rp5,34 Triliun. Hampir seluruh kabupaten/kota/provinsi di

Tahun 2009 menerima peningkatan alokasi anggaran dibandingkan tahun lalu, kecuali Kota

Tomohon, Kabupaten Minahasa Utara (Minut) dan Kabupaten Bolaang Mongondow

(Bolmong). Tingkat pertumbuhan tertinggi alokasi anggaran terjadi di Kabupaten Bolmong

Utara sebesar 187,47%, sedangkan penurunan tertinggi terjadi di Kabupaten Bolmong

sebesar 16,96%.

Page 59: Provinsi Sulawesi Utara Triwulan III – 2009 · dan manfaat laporan di masa yang akan datang. Akhir kata, kiranya laporan ini dapat ... Secara umum, tekanan harga barang dan jasa

58

Total Dana

Perimbangan (Juta Rp) th.

2008

Total Dana Perimbangan (Juta Rp) th.

2009

Naik/Turun (Persen)

Pemprov 604.70 668.99 10.63 Manado 504.13 516.13 2.38 Bitung 327.74 335.57 2.39 Tomohon 293.07 284.38 (2.97) Minahasa 459.47 465.44 1.30 Minsel 316.74 359.70 13.56 Minut 361.32 335.43 (7.16) Bolmong 406.96 337.93 (16.96) Talaud 326.03 344.78 5.75 Sangihe 297.18 419.46 41.14 Kotamobagu 94.66 265.69 180.67 Bolmut 92.74 266.61 187.47 Sitaro 120.89 286.80 137.24 Mitra 122.79 335.43 173.17 Boltim n.a. 54.22 Bosel n.a. 66.88 TOTAL 4,328.44 5,343.44 23.45

*) Daerah Pemekaran Tahun 2008

Berdasarkan alokasi dana perimbangan di masing-masing kabupaten/kota/provinsi di Tahun

2009, pangsa terbesar terjadi pada tingkat provinsi dengan jumlah Rp668,99 milliar dengan

pangsa 12,52%, naik 10,63% dibandingkan dengan tahun sebelumnya. Berikutnya adalah

Kota Manado sebesar Rp516,13 miliar dengan pangsa 9,66% dari total anggaran,

Kabupaten Minahasa sebesar Rp.465,44 dengan pangsa 8,71% dan Kabupaten Sangihe

sebesar Rp419,46 miliar dengan pangsa 7,85%. Alokasi dana terendah diperoleh oleh

Kabupaten Bolaang Mongondow Timur dengan pangsa 1,01% dari total dana

perimbangan atau sebesar Rp54,22 milliar.

Tabel 4.2. Dana Perimbangan ke Provinsi Sulawesi Utara Tahun 2009

Grafik 4.1

Alokasi Dana Perimbangan Sulawesi Utara Tahun 2008

Grafik 4.2 Alokasi Dana Perimbangan Sulawesi Utara Tahun 2009

Sumber : Biro Keuangan Daerah & Website Depkeu Sumber : Biro Keuangan Daerah & Website Depkeu

Page 60: Provinsi Sulawesi Utara Triwulan III – 2009 · dan manfaat laporan di masa yang akan datang. Akhir kata, kiranya laporan ini dapat ... Secara umum, tekanan harga barang dan jasa

59

Berdasarkan komponennya, alokasi dana perimbangan di masing – masing wilayah Sulawesi

Utara pada APBD Tahun 2009 sebagian besar terdiri dari Dana Alokasi Umum. Secara

agregat, pangsa dari DAU, DAK dan Dana Bagi Hasil Pajak/Bagi Hasil Bukan Pajak berturut-

turut sebesar 76,84%, 16,79% dan 6,36%. Dana Bagi Hasil merupakan bagian dana

perimbangan untuk mengatasi masalah ketimpangan vertikal (antara Pusat dan Daerah)

yang dilakukan melalui pembagian hasil antara Pemerintah Pusat dan Daerah penghasil, dari

sebagian penerimaan perpajakan (nasional) dan penerimaan sumber daya alam. Rendahnya

pangsa Dana Bagi Hasil di Sulawesi Utara mencerminkan bahwa kontribusi Provinsi

Sulawesi Utara terhadap penerimaan negara, baik dari segi pajak maupun pengelolaan

sumber daya alam masih kecil.

4.2. Perkembangan APBD Provinsi

Kinerja keuangan pemerintah hingga triwulan III 2009 relatif lebih baik dibandingkan

periode yang sama tahun sebelumnya. Sampai dengan September 2009, total pengeluaran

pemerintah mencapai Rp656,72 milliar atau mencapai 57,96% dari target pengeluaran

dalam APBD-P sebesar Rp1.133,16 milliar. Sementara itu, total penerimaan pemerintah

telah mencapai Rp783,09 milliar atau baru 75,37% dari target penerimaan dalam APBD-P

sebesar Rp1.039,06 milliar. Jumlah penerimaan yang lebih besar dibandingkan realisasi

menyebabkan keuangan pemerintah hingga triwulan III 2009 mengalami surplus sebesar

Rp126,36 milliar.

Grafik 4.3 Rincian Alokasi Dana Perimbangan Sulawesi Utara Tahun 2009

Sumber : Biro Keuangan Daerah & Website Depkeu

Page 61: Provinsi Sulawesi Utara Triwulan III – 2009 · dan manfaat laporan di masa yang akan datang. Akhir kata, kiranya laporan ini dapat ... Secara umum, tekanan harga barang dan jasa

60

Nominal % Realisasi Nominal % Realisasi

PENERIMAAN RUPIAH 924,74 668,05 72,24 1.039,06 783,09 75,37

Pendapatan Asli Daerah 296,42 237,675 80,18 317,32 241,78 76,19

Pajak Daerah 267,55 213,373 79,75 279,83 208,37 74,47

Retrebusi 5,13 3,934 76,66 10,09 5,03 49,89

Hasil Pengelolaan Kekayaan Daerah 12,90 12,902 100,02 16,30 16,37 100,42

Lain-lain 10,83 7,466 68,93 11,10 12,00 108,11

Dana Perimbangan 609,83 429,88 70,49 668,99 535,99 80,12

Bagi Hsl. Pajak 48,02 21,27 44,29 57,48 22,81 39,69

Dana Alokasi Umum 532,92 399,69 75,00 558,63 465,53 83,33

Dana Alokasi Khusus 28,08 8,42 30,00 52,88 47,64 90,10

Dana Bagi Hasil Bukan Pajak (SDA) 0,82 0,50 61,12 0,00 0,00 0,00

Lain-Lain Pendapatan Sah 18,50 0,50 2,70 52,75 5,32 10,09

PENGELUARAN RUPIAH 973,58 559,79 57,50 1.133,16 656,72 57,96

Konsumsi Pemerintah 791,34 495,31 62,59 849,19 511,63 60,25

Belanja Pegawai 386,14 271,36 70,28 355,38 248,97 70,06

Belanja Barang dan Jasa 196,87 104,92 53,30 252,86 127,36 50,37

Belanja Bantuan Sosial 59,80 38,73 64,76 57,13 42,89 75,09

Belanja Bagi Hasil 108,13 62,49 57,79 145,72 76,27 52,34

Belanja Bantuan Keuangan 29,50 12,00 40,68 10,00 0,00 0,00

Belanja Tidak Terduga 2,00 0,34 16,85 4,00 1,45 36,33

Belanja Hibah 8,90 5,47 61,49 24,11 14,68 60,90

Pembentukan Modal Tetap Bruto 182,24 64,48 35,38 283,97 145,10 51,10

SURPLUS/ (DEFISIT) -48,83 108,26 -94,10 126,36

PEMBIAYAAN DAERAH 48,83 -59,00 94,10 -80,90

Realisasi APBD

s.d. 30 Sep 2009

Realisasi APBD

s.d. 30 Sep 2008APBD-P

2008

APBD-P

2009

Sumber : Biro Keuangan Provinsi Sulawesi Utara, diolah

1. Penerimaan Provinsi

Total realisasi penerimaan provinsi hingga triwulan III 2009 mencapai Rp783,09 milliar, atau

75,37% dari target penerimaan dalam APBD-P. Berdasarkan komponen pembentuknya,

sumber penerimaan ini terutama berasal dari dana perimbangan (utamanya Dana Alokasi

Umum) dengan pangsa 68,45% disusul Penerimaan Asli Daerah (PAD) dengan pangsa

30,42%.

Namun, kinerja pemerintah provinsi dalam melakukan berbagai pemanfaatan aset-aset yang

dimiliki hingga triwulan III 2009 terlihat belum terlalu optimal. Hal ini tercermin dari

menurunnya prosentase realisasi Penerimaan Asli Daerah (PAD) dari 80,18% pada triwulan

III 2008 menjadi hanya 76,19% pada triwulan III 2009 dengan nominal sebesar Rp241,78

milyar. Berdasarkan komponen pembentuknya, PAD ini terutama bersumber dari

penerimaan pajak sebesar 86,18% sedangkan sisanya dalam bentuk retribusi, hasil

pengelolaan kekayaan daerah dan lain-lain.

Tabel 4.3. Kinerja Keuangan Daerah Provinsi Sulawesi Utara s.d. 30 September 2009

(dalam Miliar Rp)

Page 62: Provinsi Sulawesi Utara Triwulan III – 2009 · dan manfaat laporan di masa yang akan datang. Akhir kata, kiranya laporan ini dapat ... Secara umum, tekanan harga barang dan jasa

61

Pencapaian PAD hingga triwulan III 2009 tersebut masih relatif kecil bila dibandingkan

kebutuhan dana pembangunan di Sulawesi Utara tercermin dari relatif rendahnya rasio

kemandirian fiskal daerah yaitu perbandingan PAD terhadap total belanja yang hanya

30,87%. Hal ini berarti kegiatan ekonomi dan sosial sebagian besar masih digerakkan oleh

dana perimbangan yang berasal dari pemerintah pusat.

2. Pengeluaran Provinsi

Realisasi pengeluaran provinsi sampai dengan triwulan III 2009 mencapai Rp656,72 milliar

atau 57,96% dibandingkan rencana pengeluaran dalam APBD-P Tahun 2009. Pencapaian

ini sedikit lebih baik dibandingkan periode yang sama tahun lalu yang saat itu mencapai

57,50%. Menurut komponen pembentuknya, pengeluran provinsi terutama didominasi

untuk belanja pegawai dengan pangsa 37,91% atau sebesar Rp248,97 milliar sedangkan

pangsa belanja modal sebesar 22,09% atau sebesar Rp145,1 miliar. Dibandingkan tahun

lalu, maka target belanja modal di Tahun 2009 sebesar Rp283,97 milliar meningkat sebesar

55,82%. Hal ini tentunya sangat menggembirakan sehubungan dengan meningkatnya

kegiatan investasi pemerintah di Sulawesi Utara dan tidak semata-mata dialokasikan untuk

belanja pegawai (pembayaran gaji, tunjangan, dan lain sebagainya).

3. Kontribusi APBD Terhadap Sektor Riil dan Uang Beredar

Realisasi APBD di tingkat provinsi khususnya realisasi belanja daerah sedikit banyak telah

memberikan kontribusi bagi pertumbuhan perekonomian. Dengan melakukan identifikasi

terhadap pos-pos dalam APBD-P provinsi ke dalam 2 (dua) kegiatan utama berdasarkan

tabel PDRB sisi permintaan, yaitu konsumsi pemerintah dan Pembentukan Modal Tetap

Bruto (PMTB) diperoleh hasil bahwa realisasi komsumsi pemerintah memberikan kontribusi

sebesar 2,70% terhadap nilai tambah PDRB Provinsi Sulawesi Utara sedangkan realisasi

belanja modal memberikan kontribusi sebesar 0,76%. Kontribusi di tingkat kabupaten dan

kota relatif sulit untuk diperoleh sehingga hanya besaran-besaran pokok saja yang dimiliki.

Secara total, realisasi anggaran belanja pemerintah dalam APBD-P provinsi hanya

memberikan kontribusi sebesar 3,46% terhadap nilai tambah PDRB Sulawesi Utara.

Sementara itu, dampak realisasi APBD provinsi terhadap perkembangan uang beredar

sampai dengan triwulan III 2009 berada pada kondisi kontraksi yang berarti jumlah

penerimaan pemerintah lebih besar dibandingkan jumlah pengeluarannya.

Page 63: Provinsi Sulawesi Utara Triwulan III – 2009 · dan manfaat laporan di masa yang akan datang. Akhir kata, kiranya laporan ini dapat ... Secara umum, tekanan harga barang dan jasa

62

Nominal % Realisasi% thd

PDRB

A. PENERIMAAN RUPIAH 1.028,71 1.039,06 783,09 75,37 4,13

Pendapatan Asli Daerah 309,72 317,32 241,78 76,19 1,27

Pajak Daerah 275,62 279,83 208,37 74,47 1,10

Retrebusi 7,60 10,09 5,03 49,89 0,03

Hasil Pengelolaan Kekayaan Daerah 16,50 16,30 16,37 100,42 0,09

Lain-lain 10,00 11,10 12,00 108,11 0,06

Dana Perimbangan 668,99 668,99 535,99 80,12 2,83

Bagi Hsl. Pajak 56,52 57,48 22,81 39,69 0,12

Dana Alokasi Umum 558,63 558,63 465,53 83,33 2,45

Dana Alokasi Khusus 52,88 52,88 47,64 90,10 0,25

Dana Bagi Hasil Bukan Pajak (SDA) 0,96 - - -

Lain-Lain Pendapatan Sah 50,00 52,75 5,32 10,09 0,03

B. PENGELUARAN RUPIAH 1.121,51 1.133,16 656,72 57,96 3,46

Konsumsi Pemerintah 878,82 849,19 511,63 60,25 2,70

Belanja Pegawai 397,78 355,38 248,97 70,06 1,31

Belanja Barang dan Jasa 221,12 252,86 127,36 50,37 0,67

Belanja Bantuan Sosial 58,41 57,13 42,89 75,09 0,23

Belanja Bagi Hasil 167,63 145,72 76,27 52,34 0,40

Belanja Bantuan Keuangan 10,00 10,00 - - -

Belanja Tidak Terduga 7,50 4,00 1,45 36,33 0,01

Belanja Hibah 16,38 24,11 14,68 60,90 0,08

Pembentukan Modal Tetap Bruto 242,69 283,97 145,10 51,10 0,76

D. SURPLUS/ (DEFISIT) -93,08 -94,10 126,36 -134,28

C. PEMBIAYAAN DAERAH 91,73 94,10 -80,90 -85,96

APBD-P 2009URAIANAPBD

2009

Realisasi APBD

s.d. 30 Sep 2009

Sumber : Biro Keuangan Provinsi Sulawesi Utara, diolah

Tabel 4.4. Kontribusi APBD Provinsi Terhadap Sektor Riil dan Uang Beredar s.d. 31 September 2009

(dalam Milliar Rp)

Page 64: Provinsi Sulawesi Utara Triwulan III – 2009 · dan manfaat laporan di masa yang akan datang. Akhir kata, kiranya laporan ini dapat ... Secara umum, tekanan harga barang dan jasa

63

BAB V PERKEMBANGAN SISTEM PEMBAYARAN

Salah satu tugas Bank Indonesia adalah mengatur dan menjaga kelancaran sistem

pembayaran nasional. Sistem pembayaran tersebut terbagi dua yaitu pembayaran secara

tunai menggunakan uang kartal, serta pembayaran non tunai melalui transaksi kliring dan

RTGS. Untuk menjalankan fungsi penyelenggaraan pembayaran tunai Bank Indonesia

senantiasa berusaha untuk menyediakan sejumlah pecahan yang sesuai dengan nominal

yang mencukupi dalam kondisi tepat waktu dan layak edar. Sementara itu, untuk transaksi

non tunai, Bank Indonesia mengarahkan transaksi pembayaran yang efektif, efisien, aman

dan handal dengan tetap memperhatikan aspek perlindungan konsumen. BI bukan semata

peduli akan terciptanya efisiensi dalam sistem pembayaran, tapi juga kesetaraan akses

hingga ke urusan perlindungan konsumen. Yang dimaksud terciptanya sistem pembayaran,

itu artinya memberi kemudahan bagi pengguna untuk memilih metode pembayaran yang

dapat diakses ke seluruh wilayah dengan biaya serendah mungkin. Sementara yang

dimaksud dengan kesetaraan akses, BI akan memperhatikan penerapan asas kesetaraan

dalam penyelenggaraan sistem pembayaran. Sedangkan aspek perlindungan konsumen

dimaksudkan penyelenggara wajib mengadopsi asas-asas perlindungan konsumen secara

wajar dalam penyelenggaraan sistemnya.

A. Perkembangan Aliran Uang Kartal

Aliran uang kartal di khasanah Kantor Bank Indonesia Manado pada triwulan III-2009

berada pada kondisi net outflow, yang berarti aliran uang keluar dari khasanah lebih tinggi

dibandingkan aliran uang masuk. Kondisi net outflow yang terjadi pada triwulan laporan

merupakan pola musiman berkenaan dengan perayaan hari Raya Idul Fitri yang jatuh pada

bulan September 2009.

Jumlah uang aliran uang masuk dan keluar selama triwulan laporan mengalami

peningkatan dibandingkan triwulan yang sama tahun sebelumnya. Aliran uang masuk

meningkat 18,61% (y.o.y) atau sebesar Rp19,09 miliar sebaliknya aliran uang keluar justru

mengalami penurunan 36,57% (y.o.y) atau sebesar Rp135,446 miliar. Penurunan ini antara

lain disebabkan oleh kondisi perbankan di wilayah kerja KBI Manado yang berada pada

kondisi long position. Selain itu, outflow juga lebih banyak melalui penukaran, dan hanya

Page 65: Provinsi Sulawesi Utara Triwulan III – 2009 · dan manfaat laporan di masa yang akan datang. Akhir kata, kiranya laporan ini dapat ... Secara umum, tekanan harga barang dan jasa

64

sebagian kecil melalui bayaran. Secara netto, aliran uang kartal selama triwulan laporan

berada pada kondisi outflow sebesar Rp113,29 miliar lebih rendah dibandingkan triwulan

yang sama tahun sebelumnya sebesar Rp267,83 miliar. Secara bulanan, net outflow

tertinggi terjadi pada bulan September 2009 sebesar Rp88,63 miliar, berikutnya di bulan Juli

2009 sebesar Rp63,19 miliar. Sedangkan di bulan Agustus 2009, aliran uang kartal di

khasanah Bank Indonesia berada pada kondisi net inflow sebesar Rp38,53 miliar. Kondisi

pada triwulan laporan yang mengalami net outflow mencerminkan bahwa aktivitas

perekonomian lebih bergairah pada triwulan ini, hal ini didorong oleh adanya

penyelenggaraan event Sail Bunaken yang telah dilaksanakan pada bulan Agustus 2009

serta pola musiman berkenaan dengan perayaan Hari Raya Idul Fitri.

Grafik 5.1. Netflow Aliran Kas Uang Kartal KBI Manado

(Rp. Miliar)

Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3

2008 2009

Inflow (+) 592 119 103 217 613 160 122

Outflow (-) -87 -337 -370 -428 -18 -355 -235

Net Flow 505 -218 -268 -211 595 -195 -113

-600

-400

-200

0

200

400

600

800

Sumber : Bank Indonesia Manado, diolah

Dalam upaya memelihara kualitas uang kartal yang diedarkan, Bank Indonesia melakukan

kegiatan berupa Pemberian Tanda Tidak Berharga (PTTB) dalam bentuk pemusnahan

terhadap uang yang sudah tidak layak edar. Selama triwulan laporan, rasio PTTB terhadap

uang kartal masuk tercatat sebesar 402,99%, jauh lebih tinggi dibandingkan periode yang

sama tahun sebelumnya yang tercatat hanya sebesar 114,74%. Tingginya rasio PTTB pada

triwulan laporan disebabkan oleh kebijakan yang ditetapkan oleh Kantor Pusat Bank

Indonesia di bulan Juli dimana uang diatas pecahan nominal 20.000 keatas belum saatnya

untuk diracik sehingga terjadi penumpukan uang tidak layak edar dari triwulan sebelumnya.

Secara nominal, jumlah uang yang diberi tanda tidak berharga selama triwulan laporan

Page 66: Provinsi Sulawesi Utara Triwulan III – 2009 · dan manfaat laporan di masa yang akan datang. Akhir kata, kiranya laporan ini dapat ... Secara umum, tekanan harga barang dan jasa

65

sebesar Rp490,29 miliar atau naik 316,58% (y.o.y) dibandingkan periode yang sama tahun

sebelumnya.

Grafik 5.2

Rasio Pemberian Tanda Tidak Berharga (PTTB) Terhadap Inflow (Persen)

Sumber : Kantor Bank Indonesia Manado, diolah

Dalam perannya sebagai regulator di daerah yang bertugas untuk memenuhi kebutuhan

likuiditas dan kebutuhan uang yang layak edar bagi masyarakat di wilayahnya, Kantor Bank

Indonesia Manado melakukan kegiatan kas titipan. Kegiatan kas titipan ini dilakukan

khususnya untuk daerah yang lokasinya cukup jauh dari Kantor Bank Indonesia.

Penyelenggaraan kegiatan kas titipan ini dilakukan Kantor Bank Indonesia Manado

bekerjasama dengan salah satu bank umum di wilayah Gorontalo dan Tahuna.

Grafik 5.3. Netflow Kas Titipan KBI Manado di Gorontalo

(Rp. Miliar)

Sumber : Kantor Bank Indonesia Manado, diolah

Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3

2008 2009

Inflow 533 516 702 615 621 542 645

Outflow -463 -672 -755 -560 -443 -611 -566

Netflow 70 -156 -53 55 178 -69 80

-800

-600

-400

-200

0

200

400

600

800

.

Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3

2008 2009

Inflow (+) 592 119 103 217 613 160 122

PTTB 305 169 118 102 53 78 490

Rasio 51,44 142,50 114,74 46,91 8,57 49,00 402,99

-20 40 60 80 100 120 140 160 180 200 220 240 260 280 300 320 340 360 380 400 420 440

-

100

200

300

400

500

600

700

% Miliar Inflow (+) PTTB Rasio

Page 67: Provinsi Sulawesi Utara Triwulan III – 2009 · dan manfaat laporan di masa yang akan datang. Akhir kata, kiranya laporan ini dapat ... Secara umum, tekanan harga barang dan jasa

66

Kondisi aliran kas titipan di Gorontalo menunjukkan posisi net inflow. Sepanjang triwulan

III-2009 posisi aliran kas titipan Gorontalo menunjukkan nilai net inflow sebesar Rp80 miliar.

Net inflow yang terjadi selama triwulan laporan lebih disebabkan oleh tingkat kelusuhan

uang yang cukup besar sehingga meningkatkan posisi setoran.

Grafik 5.4 Netflow Kas Tititpan KBI Manado di Tahuna

(Rp. Miliar)

Sumber : Kantor Bank Indonesia Manado

Selain di provinsi Gorontalo, kas titipan juga terdapat di Kota Tahuna-Kabupaten Sangihe.

Keberadaan kas titipan di kota tersebut merupakan upaya Bank Indonesia untuk

melaksanakan kebijakan clean money policy, khususnya untuk wilayah yang letaknya jauh

dari jangkauan Kantor Bank Indonesia. Secara historis, kegiatan kas titipan Tahuna

cenderung mengalami net outflow (kecuali pada awal tahun). Kondisi kas titipan Tahuna

pada triwulan laporan menunjukkan adanya aliran uang keluar dari dalam khasanah yang

lebih besar daripada aliran uang masuk ke khasanah dengan nilai net outflow sebesar Rp23

miliar. Kondisi ini mengalami penurunan 52,53% jika dibandingkan dengan periode yang

sama tahun sebelumnya yang tercatat outflow sebesar Rp49 miliar. Kondisi net outflow

yang terjadi di khasanah titipan di Tahuna mengindikasikan kembali bergairahnya

perekonomian di daerah tersebut antara lain tercermin dari meningkatnya realisasi belanja

pemerintah dan swasta.

Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3

2008 2009

Inflow 51 19 23 36 57 27 40

Outflow -31 -67 -71 -100 -39 -78 -63

Netflow 20 -48 -49 -63 18 -51 -23

-120

-100

-80

-60

-40

-20

0

20

40

60

80

Page 68: Provinsi Sulawesi Utara Triwulan III – 2009 · dan manfaat laporan di masa yang akan datang. Akhir kata, kiranya laporan ini dapat ... Secara umum, tekanan harga barang dan jasa

67

B. Penemuan Uang Palsu

Penemuan uang palsu di wilayah kerja Kantor Bank Indonesia Manado menunjukkan

adanya penurunan yang signifikan dibanding periode yang sama tahun sebelumnya. Total

uang palsu yang ditemukan dan dilaporkan ke Bank Indonesia Manado pada triwulan III-

2009 sebanyak 14 lembar yang terdiri dari 4 lembar uang pecahan Rp100.000,-, 6 lembar

uang pecahan Rp50.000, dan 4 lembar uang pecahan Rp5.000,-. Jumlah ini jauh lebih kecil

dibandingkan posisi yang sama tahun sebelumnya sebesar 33 lembar. Jika dibandingkan

dengan jumlah uang palsu yang ditemukan pada periode-periode sebelumnya terlihat

bahwa jumlah uang palsu yang ditemukan pada triwulan IV-2008 sampai dengan triwulan

III-2009 menunjukkan adanya trend penurunan berturut-turut sebanyak 136 lembar, 41

lembar , 18 lembar dan 14 lembar. Penurunan temuan ini mengindikasikan pemahaman

masyarakat terhadap ciri-ciri keaslian uang rupiah sudah cukup baik.

Tabel 5.1 Temuan Uang Palsu di Wilayah Kerja KBI Manado

(Rp Miliar)

Sumber: Bank Indonesia Manado, diolah

Bank Indonesia telah dan akan terus berupaya untuk meminimalisir pergerakan pelaku

pemalsuan uang melalui kegiatan sosialisasi ciri-ciri keaslian uang rupiah. Kegiatan sosialisasi

tidak hanya dilakukan di Kantor Bank Indonesia, serta pihak perbankan, namun juga

dilakukan di pusat perbelanjaan di kota Manado. Hal tersebut dilakukan mengingat pusat

perbelanjaan juga sangat rentan terhadap kegiatan peredaran uang palsu karena tingginya

tingkat perputaran uang yang digunakan untuk melakukan transaksi. Selain itu, pihak Bank

Indonesia juga menjalin kerjasama dengan pihak Kepolisian Daerah Sulawesi Utara dalam

upaya penanganan proses hukum. Peran serta aktif masyarakat bersama dengan pihak

kepolisian diperlukan untuk dapat membongkar sejumlah kasus pemalsuan uang di

Sulawesi Utara.

Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3

- Rp100.000,- 22 2 7 5 2 1014 14 1 14 5 4

- Rp50.000,- 105 38 14 5 17 19 16 135 23 12 6

- Rp20.000,- 23 1 4 3 6 0 1 0 3 0 4

- Rp10.000,- 7 3 4 1 0 2 2 0 0 0 0

- Rp5.000,- 0 0 0 1 0 0 0 0 1 1 0

- Rp1.000,- 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

Total 157 44 29 15 25 1.035 33 136 41 18 14

20082007Pecahan

2009

Page 69: Provinsi Sulawesi Utara Triwulan III – 2009 · dan manfaat laporan di masa yang akan datang. Akhir kata, kiranya laporan ini dapat ... Secara umum, tekanan harga barang dan jasa

68

C. Perkembangan Kliring Lokal (Tunai)

Perkembangan kliring lokal (tunai) pada triwulan III-2009 sebanyak 93.945 lembar dengan

nilai Rp2.036 triliun atau meningkat jumlahnya sebesar 12,84% (y.o.y) dibandingkan

periode yang sama tahun sebelumnya. Sama halnya jika dibandingkan dengan periode

sebelumnya, terlihat adanya peningkatan jumlah warkat maupun nominal transaksi. Jika

dilihat berdasarkan rata-rata harian lembar warkat yang dikliringkan selama periode laporan

tercatat sebanyak 1,566 lembar dengan nilai sebesar Rp33,97 miliar. Angka inipun

meningkat 18,62% (y.o.y). Peningkatan rata-rata jumlah nominal kliring tersebut semakin

menegaskan bahwa perekonomian Sulawesi Utara mengalami pertumbuhan yang positif.

Tabel 5.2 Perputaran Kliring dan Cek/BG Kosong

Sumber : Kantor Bank Indonesia Manado, diolah

Sementara itu, rata-rata penolakan lembar cek/bilyet giro kosong selama triwulan laporan

tercatat 1.02% dari rata-rata lembar warkat yang dikliringkan per hari atau mengalami

peningkatan dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya sebesar 0,75%

maupun jika dibandingkan dengan triwulan sebelumnya yang tercatat sebesar 0,91%.

Demikian pula halnya dari segi jumlah nominalnya terdapat kenaikan dari 0,80% pada

triwulan III-2008 menjadi 1,14% pada triwulan III-2009 dari rata-rata nominal cek dan BG

yang dikliringkan per hari.

D. RTGS (Real Time Gross Settlement)

RTGS sebagai salah satu sarana penyelesaian transaksi non tunai, mempunyai keunggulan

dalam kecepatan penyelesaian transaksi (seketika) dan resiko settlement-nya dapat

diperkecil. Berdasarkan data terakhir yang dimiliki, selama triwulan III-2009 rata-rata

perkembangan volume transaksi melalui RTGS (dari dan ke wilayah Sulawesi Utara)

mencapai 1.454 transaksi dengan nilai rata-rata Rp656,65 miliar atau mengalami

penurunan 17,01% dibandingkan rata-rata nilainya di triwulan II-2008. Perkembangan nilai

Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3

Perputaran Kliring

a. Lembar 76.386 85.075 87.329 85.612 83.172 90.363 93.945

b. Nominal (R p miliar) 1.634 1.703 1.804 1.803 1.762 1.891 2.036

Rata-rata perputaran kliring per hari

a. Lembar 1.273 1.350 1.386 1.451 1.409 1.457 1.566

b. Nominal (R p miliar) 27,24 27,04 28,63 30,57 29,90 30,45 33,97

Persentase rata-rata penolakan

a. Lembar (%) 0,51 0,56 0,75 0,98 0,87 0,91 1,02

b. Nominal (%) 0,83 0,58 0,80 1,49 0,79 0,92 1,14

2008 2009KETERANGAN

Page 70: Provinsi Sulawesi Utara Triwulan III – 2009 · dan manfaat laporan di masa yang akan datang. Akhir kata, kiranya laporan ini dapat ... Secara umum, tekanan harga barang dan jasa

69

dan volume RTGS di wilayah Sulawesi Utara terus mengalami penurunan, hal ini disebabkan

oleh lambatnya proses penyelesaian transaksi sejak dioperasikannya RTGS secara sentralisasi

melalui Kantor Pusat Bank Indonesia.

Tabel 5.3. Perkembangan Traksaksi Melalui RTGS - Real Time Gross Settlement

(Rp. Milliar)

Jul 200.54 833 492.11 873 692.65 1706

Aug 220.49 850 524.68 835 745.17 1685

Sep 233.86 1004 701.89 1147 935.75 2151

Rata-rata Tw. III-08 218.30 896 572.89 952 791.19 1847

Okt 204.55 841 488.21 952 692.76 1793

Nov 202.07 715 449.31 957 651.38 1672

Dec 300.83 1042 637.31 2127 938.14 3465

Rata-rata Tw. IV-08 235.82 866 524.94 1345 760.76 2310

Jan 196.05 619 490.73 1275 686.78 1894

Feb 220.92 716 435 784 655.92 1500

Mar 278.32 751 563.45 835 841.77 1586

Rata-rata Tw. I-09 231.76 695 496.39 965 728.16 1660

Apr 254.13 845 623.87 994 878 1839

May 250.57 946 515.09 849 765.66 1795

Jun 156.81 479 494.57 830 651.38 1309

Rata-rata Tw. II-09 220.50 757 544.51 891 765.01 1648

Jul 127.73 420 539.12 1388 666.85 1808

Aug 130.87 502 502 800 632.87 1302

Sep 143.68 460 526.54 792 670 1252

Rata-rata Tw. III-09 134.09 461 522.55 993 656.65 1454

Pertumbuhan (y.o.y) -38.57% -48.57% -8.79% 4.38% -17.01% -21.29%

Bulan

FROM TO FROM + TO

Volume Volume VolumeNilai

(Miliar Rp)

Nilai

(Miliar Rp)

Nilai

(Miliar Rp)

Sumber : www.bi.go.id, diolah

Page 71: Provinsi Sulawesi Utara Triwulan III – 2009 · dan manfaat laporan di masa yang akan datang. Akhir kata, kiranya laporan ini dapat ... Secara umum, tekanan harga barang dan jasa

70

BAB VI PERKEMBANGAN KETENAGAKERJAAN DAERAH DAN

KESEJAHTERAAN MASYARAKAT

Secara umum perkembangan ketenagakerjaan di Sulawesi Utara pada Februari 2009

mengalami perbaikan dibandingkan periode Agustus 2008 tercermin dari rasio TPT (Tingkat

Pengangguran Terbuka) sebesar 10,63% atau turun tipis (0,02%) dibandingkan dengan

periode Agustus 2008 sebesar 10,65%. Demikian halnya bila dibandingkan terhadap

keadaan Februari 2008 yang juga mengalami penurunan sebesar 1,72%. Menurut lapangan

pekerjaan, pertanian masih menjadi sektor lapangan pekerjaan utama, walaupun telah

terjadi pergeseran ke sektor lainnya, terutama sektor perdagangan. Berdasarkan

persebarannya, Manado masih menjadi daerah dengan jumlah angkatan kerja terbesar dan

angka pengangguran tertinggi.

A. PENGANGGURAN

Struktur ketenagakerjaan pada periode Februari 2009 tidak terlalu berbeda bila

dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya. Dari seluruh penduduk usia 15+,

jumlah angkatan kerja tercatat 1.077.155 orang (63,91%) masih lebih banyak

dibandingkan dengan jumlah bukan angkatan kerja sebanyak 608.347 orang. Jumlah

angkatan kerja ini turun sedikit yaitu sebesar 2,91% (y.o.y) atau sebanyak 30.490 orang

dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya.

Tabel 6.1.

Penduduk Usia 15 Tahun ke Atas Menurut Kegiatan Periode Februari 2006 – Februari 2009

P enduduk 15 Thn ke atas 1.621.331 1.639.282 1.654.863 1.672.655 1.658.299 1.669.313 1.685.502

Angkatan Kerja 990.759 970.416 1.086.281 1.036.499 1.046.665 1.020.952 1.077.155

Bekerja 855.300 828.550 944.635 908.503 917.363 912.198 962.627

Mencari Kerja 135.459 141.866 141.646 127.996 129.302 108.754 114.528

Bukan Angkatan Kerja 630.572 668.866 568.582 636.156 611.634 648.361 608.347

S ekolah 134.119 135.456 126.474 135.611 127.274 135.318 133.770

Mengurus R umah T angga 407.173 443.542 359.201 398.195 406.055 406.882 371.568

Lainnya 89.280 89.868 82.907 102.350 78.305 106.161 103.009

T P AK (pers en) 61,10 59,20 65,60 61,97 63,12 61,16 63,91

T P T (pers en) 13,70 14,60 13,00 12,35 12,35 10,65 10,63

S etengah P engangguran 296.780 258.838 269.657 250.435 214.237 260.650 254.457

S etengah P engangguran T erpaksa 138.683 114.537 125.402 120.060 124.522 128.580 124.806

S etengah P engangguran S ukarela 158.097 144.301 144.255 130.375 89.715 132.070 129.651

Ags-08 Feb-09J enis Kegiatan Feb-06 Ags-06 Feb-07 Agt-07 Feb-08

Sumber : BPS Provinsi Sulawesi Utara

Page 72: Provinsi Sulawesi Utara Triwulan III – 2009 · dan manfaat laporan di masa yang akan datang. Akhir kata, kiranya laporan ini dapat ... Secara umum, tekanan harga barang dan jasa

71

Menurut komponen penyusunnya, jumlah penduduk yang bekerja berdasarkan data

terakhir (Februari 2009) mengalami peningkatan. Tercatat jumlah penduduk yang bekerja

berjumlah 962.627 orang, meningkat 4,93% (y.o.y) atau sebanyak 45.264 orang

dibandingkan periode yang sama tahun lalu. Jumlah pengangguran mengalami penurunan

yaitu dari 129.302 orang pada Februari 2008 turun 11,43% (y.o.y) menjadi 114.528 orang

pada Februari 2009. Penurunan jumlah pengangguran ini belum menggambarkan kondisi

penyerapan tenaga kerja yang semakin membaik, karena apabila dilihat komponennya,

maka penurunan ini selain disebabkan oleh semakin banyaknya jumlah penduduk yang

bekerja, juga disebabkan karena terjadinya pergeseran dari penduduk yang mencari kerja

menjadi bukan angkatan kerja (Ibu Rumah Tangga).

Meningkatnya jumlah angkatan kerja selama periode Februari 2008 – Februari 2009

mengakibatkan TPAK (Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja) di Provinsi Sulawesi Utara

mengalami peningkatan dari 63,12% menjadi 63,91%. TPAK sebesar 63,91% tersebut

dapat diartikan bahwa sekitar 64 penduduk Provinsi Sulawesi Utara aktif bekerja dan

mencari pekerjaan dari sebanyak 100 orang penduduk yang termasuk ke dalam penduduk

usia kerja. Sementara itu, TPT (Tingkat Pengangguran Terbuka) pada Februari 2009 sebesar

10,63%, merupakan angka yang terendah selama periode Februari 2006 – Februari 2009.

Hal ini menunjukkan bahwa dari sekitar 100 orang penduduk yang termasuk dalam

angkatan kerja hanya 10-11 orang yang menganggur, selebihnya sudah mempunyai

perkerjaan.

Penurunan tingkat pengangguran ini

terkonfirmasi dari hasil survey konsumen yang

diselenggarakan di kota Manado. Dari hasil

survey konsumen tersebut, konsumen rumah

tangga menilai ketersediaan lapangan

pekerjaan saat ini masih cukup baik. Sampai

dengan data bulan September 2009, indeks

ketersedian lapangan kerja saat ini cukup

optimis, dicerminkan dengan indeks 140,5

(diatas angka 100).

Grafik 6.1 Indeks Ketersediaan Lapangan Kerja Saat Ini

Berdasarkan SK September 2009

Sumber: Bank Indonesia, Survei Konsumen September 2009

100,5

66,5

67,0

84,5

112,0

123,5

110,0

128,5

140,5

0,0 20,0 40,0 60,0 80,0 100,0 120,0 140,0 160,0

Jan

Feb

Mar

Apr

May

Jun

Jul

Agust

Sep

20

09

Indeks ketersediaan lapangan kerja saat ini

Page 73: Provinsi Sulawesi Utara Triwulan III – 2009 · dan manfaat laporan di masa yang akan datang. Akhir kata, kiranya laporan ini dapat ... Secara umum, tekanan harga barang dan jasa

72

Tabel 6.2.

Penduduk Usia 15 Tahun ke Atas Yang Bekerja Menurut Lapangan Pekerjaan Periode Februari 2006 – Februari 2009

P ertanian 403.179 341.347 378.631 373.329 363.771 362.615 386.873

P ertambangan 4.756 10.402 18.229 8.703 14.806 12.804 19.048

Indus tri 49.813 42.273 65.290 44.497 61.270 43.846 57.094

L is trik, Gas & Air Bers ih 3.123 3.888 2.872 1.338 3.223 3.951 4.312

Kons truks i 40.168 65.268 54.819 61.209 56.406 67.121 53.091

P erdagangan 154.952 131.614 174.127 164.718 144.155 163.693 175.012

Angkutan 73.350 111.385 89.220 86.287 136.047 90.561 102.115

Keuangan 12.254 12.021 12.900 15.627 10.127 13.850 14.496

J as a 113.705 110.352 148.547 152.795 127.558 153.757 150.586

TOTAL 855.300 828.550 944.635 908.503 917.363 912.198 962.627

Ags-08 Feb-09Lapangan Pekerjaan Utama Feb-06 Ags-06 Feb-07 Agt-07 Feb-08

Sumber : BPS Provinsi Sulawesi Utara

Komposisi penduduk yang bekerja menurut sektor lapangan pekerjaan utama pada Februari

2009 relatif sama bila dibandingkan Februari 2008. Sektor lapangan pekerjaan utama

penduduk yang bekerja masih paling banyak di sektor pertanian yaitu sebanyak 386.873

orang (40,19%). Mengalami peningkatan bila dibandingkan dengan keadaan Februari 2008

sebanyak 23.102 orang. Sektor lain yang mengalami penurunan adalah sektor industri,

konstruksi dan angkutan. Sedangkan sektor yang mengalami kenaikan adalah sektor

pertambangan, listrik-air-gas, perdagangan, keuangan dan jasa. Data tersebut

menggambarkan bahwa walaupun sektor utama lapangan pekerjaan penduduk Sulawesi

Utara masih paling banyak di sektor pertanian, namun telah terjadi pergeseran ke sektor

lainnya, terutama ke sektor perdagangan yang ditunjukkan pada peningkatan jumlah

pekerja yang cukup signifikan di sektor ini, yakni sebesar 30.857 orang. Pergeseran ini

terjadi terkait dengan banyaknya pembangunan infrastruktur di kota Manado dalam rangka

WOC di tahun 2009. Adanya penyelenggaraan WOC ini membawa efek lanjutan dimana

wilayah Sulawesi Utara menjadi salah satu kota tujuan wisata Indonesia sehingga lebih

memacu pertumbuhan di sektor PHR. Jika dilihat berdasarkan pertumbuhannya, sektor yang

mengalami pertumbuhan tenaga kerja yang signifikan adalah sektor listrik, gas dan air

bersih yang tumbuh 33,79% (y.o.y) dengan jumlah pekerja meningkat sebanyak 1.089

orang.

Page 74: Provinsi Sulawesi Utara Triwulan III – 2009 · dan manfaat laporan di masa yang akan datang. Akhir kata, kiranya laporan ini dapat ... Secara umum, tekanan harga barang dan jasa

73

Grafik 6.2 Indeks Ketersediaan Tenaga Kerja Saat Ini

Tabel 6.3. Penduduk Usia 15 Tahun ke Atas Yang Bekerja Menurut Status Pekerjaan

Periode Februari 2006 – Februari 2009

Seperti terlihat dalam tabel, dari seluruh penduduk usia 15+ yang bekerja, terutama berada

di daerah desa dan berjenis kelamin laki-laki. Status pekerjaan penduduk masih didominasi

oleh berusaha sendiri sebanyak 287.238 orang (29,84%), dan buruh/karyawan/pegawai

sebanyak 279.163 orang (29%). Status pekerjaan penduduk yang bekerja terkecil adalah

pekerja bebas non pertanian sebanyak 39.899 orang (4,14%). Status pekerjaan penduduk

yang bekerja di daerah perkotaan terbanyak adalah sebagai buruh/karyawan/pegawai

sebesar 170.395 orang (46,36%) dan berusaha sendiri sebesar 111.466 orang (30,33%).

Sedangkan untuk daerah perdesaan, status pekerjaan penduduk yang bekerja sebagian

besar adalah berusaha sendiri yaitu sebesar 175.772 (29,54%) dan

buruh/karyawan/pegawai sebesar 108.768 orang (18,28%). Penduduk laki-laki yang bekerja

paling banyak berstatus berusaha sendiri yaitu sebesar 206.316 orang dan

buruh/karyawan/pegawai sebesar 194.988 orang, sedangkan penduduk perempuan yang

bekerja paling banyak berstatus buruh/karyawan/pegawai yaitu sebesar 84.175 orang dan

pekerja yang tidak dibayar sebanyak 83.139 orang.

Sumber: BPS Provinsi Sulawesi Utara, diolah

Sumber: BPS Provinsi Sulawesi Utara, diolah

40,19%

1,98%

5,93%

0,45%

5,52%

18,18%

10,61%

1,51%

15,64%

Pertanian

Pertambangan

Industri

Listrik, Gas & Air

BersihKonstruksi

Perdagangan

Angkutan

Keuangan

Jasa

Kota Desa LK PR

Berusaha S endiri 220.812 309.039 297.042 315.364 328.437 282.696 287.238 111.466 175.772 206.316 80.922

Berusaha Dibantu Buruh T idak Tetap -

Buruh T idak Dibayar

194.660 121.471 153.860 114.577 148.096 134.423 130.426 24.000 106.426 104.703 25.723

Berusaha Dibantu Buruh T etap-Buruh

Dibayar

23.328 34.312 35.758 33.664 27.657 31.026 41.175 13.440 27.735 36.130 5.045

Buruh/Karyawan 253.991 227.826 282.174 286.099 246.547 264.692 279.163 170.395 108.768 194.988 84.175

P ekerja Bebas P ertanian 27.554 38.801 42.346 48.666 50.688 60.824 64.141 3.669 60.472 56.108 8.033

P ekerja Bebas Non P ertanian 15.653 30.787 28.943 25.065 34.629 47.802 39.899 19.825 20.074 34.603 5.296

P ekerja Tak Dibayar 119.302 66.314 104.512 85.068 81.309 90.735 120.585 24.742 95.843 37.446 83.139

TOTAL 855.300 828.550 944.635 908.503 917.363 912.198 962.627 367.537 595.090 670.294 292.333

Daerah J enis KelaminAgs-08 Feb-09Status Pekerjaan Feb-06 Ags-06 Feb-07 Agt-07 Feb-08

Page 75: Provinsi Sulawesi Utara Triwulan III – 2009 · dan manfaat laporan di masa yang akan datang. Akhir kata, kiranya laporan ini dapat ... Secara umum, tekanan harga barang dan jasa

74

Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) provinsi Sulawesi Utara selama kurun waktu 3 (tiga)

tahun terakhir terus mengalami penurunan. Namun bila dibandingkan dengan TPT nasional

sebesar 8,14%, TPT provinsi Sulawesi Utara sepanjang periode Februari 2007 sampai

dengan Februari 2009 masih termasuk cukup tinggi dan berada di urutan ke enam tertinggi

di antara provinsi lainnya di Indonesia.

B. KEMISKINAN

Jumlah dan persentase penduduk miskin pada periode Februari 2004 – Maret 2009 di

Provinsi Sulawesi Utara cenderung berfluktuasi dari tahun ke tahun. Terjadi peningkatan

dari periode Februari 2004 – Maret 2007 dan terjadi penurunan dari periode Maret 2007 –

Maret 2009.

Tabel 6.4. Sebaran Penduduk Miskin di Kota dan Desa

Periode Februari 2004 – Maret 2009

Grafikl 6.3. Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK) Provinsi

Sulawesi Utara Februari 2006 - Februari 2009

Grafik 6.4. Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) Provinsi Sulut dan

Nasional Februari 2007 - Februari 2009

Sumber: BPS Provinsi Sulawesi Utara, diolah Sumber: BPS Provinsi Sulawesi Utara, diolah

61,10

59,20

65,60

61,97

63,12

61,16

63,91

56

58

60

62

64

66

68

Feb-06 Ags-06 Feb-07 Agt-07 Feb-08 Ags-08 Feb-09

TPAK_Sulut(%)13,00

12,35

12,35

10,65

10,63

9,75

9,11

8,46

8,39

8,14

- 5 10 15

Feb-

07

Agt-

07

Feb-

08

Ags-

08

Feb-

09

TPT Nasional (persen) TPT Sulut (persen)

Kota Desa Total Kota Desa Total

S ulawes i Utara 35,9 156,3 192,2 4,37 11,76 8,93

Indonesia 11.369,0 24.777,9 36.146,9 12,13 20,11 16,66

S ulawes i Utara 46,4 155,0 201,5 4,96 12,70 9,34

Indonesia 13.297,4 23.504,7 36.800,9 12,48 20,63 16,69

S ulawes i Utara 61,2 171,4 232,6 6,52 14,01 10,76

Indonesia 13.568,4 23.820,9 37.389,3 12,68 20,84 16,90

S ulawes i Utara 79,0 171,0 250,1 8,31 13,80 11,42

Indonesia 13.559,3 23.609,0 37.168,3 12,52 20,37 16,58

S ulawes i Utara 72,7 150,9 223,5 7,56 12,04 10,10

Indonesia 12.768,5 22.194,8 34.963,3 11,65 18,93 15,42

S ulawes i Utara 79,25 140,31 219,57 8,14 11,05 9,79

Indonesia 11.910,0 20.620,0 32.530,0 10,72 17,35 14,15

J uli 2005

J uli 2006

Maret 2007

Maret 2008

Tahun

J umlah Penduduk Miskin

(000 orang)Persentase Penduduk Miskin

Februari 2004

Maret 2009

Sumber: BPS Provinsi Sulawesi Utara, diolah

Page 76: Provinsi Sulawesi Utara Triwulan III – 2009 · dan manfaat laporan di masa yang akan datang. Akhir kata, kiranya laporan ini dapat ... Secara umum, tekanan harga barang dan jasa

75

Jumlah penduduk miskin pada Maret 2009 sebesar 219,57 ribu (9,79%). Terjadi penurunan

jumlah maupun persentase penduduk miskin dibandingkan Maret 2008 yang berjumlah

223,5 ribu (10,10%). Penurunan ini lebih disebabkan oleh turunnya jumlah penduduk

miskin di kawasan perdesaan. Jika pada posisi Maret 2008 jumlah penduduk miskin di

perdesaan berjumlah 150,9 ribu (12,04%), pada periode Maret 2009 jumlah berkurang

cukup signifikan menjadi 140,31 ribu (11,05%). Sebaliknya, di perkotaan jumlah penduduk

miskin mengalami peningkatan, jika pada periode Maret 2008 jumlahnya tercatat 72,7 ribu

(7,56%), pada periode Maret 2009 jumlahnya meningkat mencapai 79,25 ribu (8,14%).

Secara nasional, juga terjadi penurunan jumlah penduduk miskin dari 34,96 juta orang pada

Maret 2008 menjadi 32,53 juta orang pada Maret 2009. Jumlah penduduk miskin di daerah

perdesaan turun lebih tajam daripada di daerah perkotaan. Selama periode Maret 2008 -

Maret 2009, penduduk miskin di daerah perdesaan berkurang 1,57 juta orang, sementara

di daerah perkotaan berkurang 0,86 juta orang. Persentase penduduk miskin di perkotaan

dan perdesaan pada periode Maret 2008 - Maret 2009 tidak banyak berubah, masing-

masing mengalami penurunan sebesar 0,93% dan 0,58%. Penurunan jumlah dan

persentase penduduk miskin selama periode Maret 2008-Maret 2009 antara lain

disebabkan oleh laju inflasi yang relatif stabil, rata-rata harga beras nasional yang relatif

rendah, turunnya rata-rata upah riil harian buruh tani, panen raya, peningkatan NTP dan

meningkatnya pertumbuhan pengeluaran konsumsi rumah tangga.

Tabel 6.5.

Garis Kemiskinan, Jumlah dan Persentase Penduduk Miskin Menurut Daerah di Provinsi Sulawesi Utara

Periode Februari 2004 – Maret 2009

Sumber : BPS Provinsi Sulawesi Utara

Besar kecilnya jumlah penduduk miskin sangat dipengaruhi oleh Garis Kemiskinan, karena

penduduk miskin adalah penduduk yang memiliki rata-rata pengeluaran per kapita per

bulan di bawah Garis Kemiskinan. Semakin tinggi Garis Kemiskinan, semakin banyak

Makanan Bukan

Makanan

Total

Maret 2008 131.456 44.173 175.628 72,68 7,56

Maret 2009 146.007 47.244 193.251 79,25 8,14

Maret 2008 128.498 33.935 162.433 150,86 12,04

Maret 2009 141.599 36.672 178.271 140,31 11,05

Maret 2008 129.781 38.378 168.160 223,55 10,10

Maret 2009 143.512 41.260 184.772 219,57 9,79

KOTA & DESA

PERKOTAAN

Garis Kemiskinan (Rp/Kapita/Bln) J umlah

Penduduk

Miskin

Persentase

Penduduk

Miskin

PERDESAAN

Tahun

Page 77: Provinsi Sulawesi Utara Triwulan III – 2009 · dan manfaat laporan di masa yang akan datang. Akhir kata, kiranya laporan ini dapat ... Secara umum, tekanan harga barang dan jasa

76

penduduk yang tergolong sebagai penduduk miskin. Selama periode Maret 2008 – Maret

2009, garis kemiskinan naik sebesar 9,88% yaitu dari Rp.168.160,- per kapita per bulan

pada Maret 2008 menjadi Rp184.772,- per kapita per bulan pada Maret 2009. Dengan

memperhatikan komponen Garis Kemiskinan (GK), yang terdiri dari Garis Kemiskinan

Makanan (GKM) dan Garis Kemiskinan Bukan Makanan (GKBM), terlihat bahwa peranan

komoditi makanan jauh lebih besar dibandingkan peranan komoditi bukan makanan

(perumahan, sandang, pendidikan dan kesehatan). Pada Maret 2008, sumbangan GKM

terhadap GK sebesar 77,18%, tetapi pada Maret 2009, peranannya meningkat mencapai

77,67%.

Selanjutnya penduduk miskin dapat dibedakan menjadi dua yaitu miskin kronis (chronic

poor) dan miskin sementara (transient poor). Miskin kronis adalah penduduk miskin yang

berpenghasilan jauh di bawah garis kemiskinan dan biasanya tidak memiliki akses yang

cukup terhadap sumber daya ekonomi, sedangkan miskin sementara adalah penduduk

miskin yang berada dekat garis kemiskinan. Jika terjadi sedikit saja perbaikan dalam

ekonomi, kondisi penduduk yang termasuk kategori miskin sementara ini bisa meningkat

dan statusnya berubah menjadi penduduk tidak miskin.

Pada periode Maret 2008 - Maret 2009,

Indeks Kedalaman Kemiskinan (P1) dan Indeks

Keparahan Kemiskinan (P2) cenderung tidak

berubah. Ini mengindikasikan bahwa rata-rata

pengeluaran penduduk miskin cenderung

sama dengan kondisi periode yang lalu

mendekati garis kemiskinan begitu pula

dengan ketimpangan pengeluaran diantara

penduduk miskinnya.

C. Kesejahteraan Petani

Realisasi beras miskin yang telah mencapai 75% di bulan September 2009 menjadikan

tingkat kesejahteraan petani pada triwulan III-2009 menurun dibandingkan triwulan II-2009.

Kondisi ini diindikasikan oleh Nilai Tukar Petani (NTP) yang menunjukkan perbandingan

antara indeks harga yang diterima petani dengan indeks harga yang dibayar petani. NTP di

Sulawesi Utara pada bulan Agustus 2009 (triwulan III-2009) tumbuh negatif sebesar 1,73%

(y.o.y), turun dibandingkan pertumbuhan NTP pada bulan Juni 2009 (triwulan II-2009) yang

Tabel 6.6. Indeks Kedalaman Kemiskinan dan Indeks Keparahan Kemiskinan di Sulawesi Utara menurut Daerah, Maret

2008 - Maret 2009

Sumber: BPS Provinsi Sulawesi Utara

Tahun Kota Desa Total

Maret 2008 1,08 1,87 1,53

Maret 2009 1,27 1,77 1,55

Maret 2008 0,30 0,45 0,38

Maret 2009 0,32 0,39 0,36

Indeks Kedalaman Kemiskinan (P1)

Indeks Keparahan Kemiskinan (P2)

Page 78: Provinsi Sulawesi Utara Triwulan III – 2009 · dan manfaat laporan di masa yang akan datang. Akhir kata, kiranya laporan ini dapat ... Secara umum, tekanan harga barang dan jasa

77

sebesar 0,95% (y.o.y). Penurunan pertumbuhan NTP tersebut disebabkan oleh penurunan

signifikan pada indeks harga yang harus diterima petani dari 4,37% (y.o.y) menjadi -0,59%

(y.o.y).

Tabel 6.7 Nilai Tukar Petani di Sulawesi Utara

Bulan Juni dan Agustus 2009 (2007=100)

Sumber: BPS Provinsi Sulawesi Utara

D. Rasio Gini

Rasio gini merupakan ukuran kemerataan tingkat pendapatan yang dihitung dengan

membagi luas antara garis diagonal dan kurva lorent dengan luas segi tiga di bawah garis

diagonal. Nilai Rasio Gini terletak antara 0 dan 1, nilai rasio Gini yang mendekati 0 maka

tingkat ketimpangan pendapatan sangat rendah, artinya distribuso pendapatan merata dan

apabila nilainya mendekati 1 maka tingkat ketimpangan pendapatan tinggi.

Perkembangan angka rasio gini Sulawesi Utara dalam 3 (tiga) tahun terakhir relatif tetap.

Berdasarkan data terakhir pada tahun 2007 indeks gini tercatat 0,32, relatif tidak berubah

dibandingkan indeks gini Tahun 2005 lalu yang juga sebesar 0,32. Namun demikian

berdasarkan strukturnya, persentase pendapatan yang dinikmati oleh 20% penduduk

berpenghasilan tertinggi menjadi semakin meningkat dari 40,70% menjadi 41,24%. Faktor

yang mempengaruhi peningkatan kesenjangan ini adalah dampak kenaikan harga BBM

yang menyebabkan kelompok 40% penduduk berpenghasilan rendah terpukul. Fenomena

yang menarik adalah terjadinya shifting dari sebagian penduduk di kelompok 40%

menengah ke 40% ke bawah dan 20% teratas.

IndeksPertumbuhan

(y.o.y)Indeks

Pertumbuhan

(y.o.y)

1 Indeks Harga yang Diterima P etani 120,09 4,37% 120,30 -0,59%

2 Indeks Harga yang Dibayar P etani 119,38 3,39% 119,93 1,18%

2.1 Konsumsi R umah tangga 121,43 3,86% 122,08 1,00%

- Bahan Makanan 127,86 3,20% 129,30 -1,24%

- Makanan J adi 120,51 9,75% 120,38 6,41%

- P erumahan 116,54 341,00% 116,16 3,26%

- S andang 110,57 3,53% 110,53 2,38%

- Kesehatan 115,01 3,55% 115,99 2,91%

- P endidikan, R ekreas i & Olahraga 110,08 8,63% 111,49 7,42%

- Transportas i dan Komunikas i 109,40 -2,83% 108,89 -3,18%

2.2 Biaya P roduks i & P enambahan Barang Modal 113,27 2,78% 113,57 2,52%

- B ibit 109,65 0,56% 109,96 0,03%

- Obat-obatan dan P upuk 113,70 5,02% 114,95 5,22%

- S ewa Lahan, P ajak & Lainnya 110,21 0,72% 110,21 0,27%

- Transportas i 115,62 -0,75% 115,74 -1,38%

- P enambahan Barang Modal 116,88 6,95% 116,97 4,96%

- Upah Buruh Tani 109,35 1,73% 109,35 2,48%

Nilai Tukar Petani (NTP) 100,60 0,95% 100,31 -1,73%

Sektor, Kelompok, dan Sub Kelompok

J un-09 Aug-09

No

Page 79: Provinsi Sulawesi Utara Triwulan III – 2009 · dan manfaat laporan di masa yang akan datang. Akhir kata, kiranya laporan ini dapat ... Secara umum, tekanan harga barang dan jasa

78

Tabel 6.9. Komponen Penyusun IPM di Kab/Kota di Wilayah Provinsi

Sulawesi Utara Tahun 2007

Tabel 6.7. Rasio Gini Provinsi Sulawesi Utara

40% populasi

dengan

pendapatan

terendah

40% populas i

dengan

pendapatan

moderat

20% populas i

dengan

pendapatan

tertinggi

R as io Gini

40% populas i

dengan

pendapatan

terendah

40% populas i

dengan

pendapatan

moderat

20% populas i

dengan

pendapatan

tertinggi

R as io Gini

S ulawes i Utara 20,03 39,27 40,70 0,32 21,19 37,57 41,24 0,32

P rovins i

20072005

E. IPM (Indeks Pembangunan Manusia)

Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Provinsi Sulawesi Utara sampai Tahun 2007 adalah

sebesar 76,0, meningkat 1,6 poin dari angka IPM 2006 yang sebesar 74,4. Peningkatan ini

ditopang oleh kenaikan angka harapan hidup dari 71,8 tahun menjadi 74,4 tahun dan rata-

rata pengeluaran riil per kapita dari Rp616.900,- menjadi Rp619.400,-. Adapun komponen

penyusun IPM terdiri dari angka harapan hidup, angka melek hurup, rata-rata lama sekolah

dan rata-rata pengeluaran riil per kapita.

Tabel 6.8. Perkembangan Indeks Pembangunan Manusia (IPM)

Provinsi Sulawesi Utara Periode 2002 - 2007

Komponen IPM 2002 2004 2005 2006 2007

Angka Harapan Hidup 70,9 71,0 71,7 71,8 74,4

Angka Melek Huruf 98,8 99,1 99,3 99,3 99,3

R ata-R ata Lama S ekolah 8,6 8,6 8,8 8,8 8,8

P engeluaran R iil/Kapita (000 R p) 587,9 611,9 616,1 616,9 619,4

IP M 71,3 73,4 74,2 74,4 76,0

P eringkat Nas ional 2 2 2 2 2

Berdasarkan wilayah administrasinya,

perkembangan komponen IPM di

kota/kabupaten di Sulawesi Utara dapat

dijelaskan sebagai berikut :

� Kota Manado dan Kab.Kepulauan

Sangihe memiliki angka harapan hidup

tertinggi yaitu 75,6 tahun sedangkan

terendah di Kabupaten Minahasa

Tenggara yang tercatat 71,7 tahun.

� Persentase angka melek hurup hampir

Sumber: BPS Provinsi Sulawesi Utara

Sumber: BPS Provinsi Sulawesi Utara, diolah

Sumber: BPS Provinsi Sulawesi Utara

Bolaang Mongondow 74,6 98,6 7,4 607,3

Minahasa 75,5 99,5 8,8 616,0

Kepulauan S angihe 75,6 98,5 7,7 623,9

Kepulauan Talaud 74,2 99,3 8,5 619,0

Minahasa S elatan 75,3 99,4 8,5 606,0

Minahasa Utara 75,3 99,7 9,1 617,8

Bolaang Mongondow Utara 72,7 98,3 7,1 615,1

Kepulauan S iau 73,0 99,3 8,1 601,3

Minahasa Tenggara 71,7 99,5 8,2 618,2

Manado 75,6 99,8 10,6 626,0

Bitung 73,6 98,9 9,2 623,6

Tomohon 75,3 99,8 9,6 616,2

Kotamobagu 74,8 99,5 8,8 614,8

Sulawesi Utara 74,4 99,3 8,8 619,4

KAB/KOTA/P R OV.

Angka

Harapan

Hidup

Angka

Melek

Huruf

R ata-rata

Lama

S ekolah

P engeluaran

per Kapita

(000 R p)

Page 80: Provinsi Sulawesi Utara Triwulan III – 2009 · dan manfaat laporan di masa yang akan datang. Akhir kata, kiranya laporan ini dapat ... Secara umum, tekanan harga barang dan jasa

79

merata di seluruh daerah dengan rata-rata 99,20%. Namun terdapat 4 (tiga) daerah

dengan persentase melek huruf berada di bawah rata-rata di Provinsi Sulawesi Utara

yaitu Kabupaten Bolmong, Sangihe, Bolaang Mongondow Utara dan Bitung.

� Kabupaten Bolaang Mongondow Utara memiliki rata-rata lama sekolah terendah yaitu

selama 7,1 tahun sedangkan tertinggi di Kota Manado dengan rata-rata sekolah selama

10,6 tahun.

� Rata-rata jumlah pengeluaran per kapita riil tertinggi di Kota Manado sebesar Rp626

ribu dan terendah di Kepulauan Siau sebesar Rp601,3 ribu.

Dibandingkan dengan daerah lainnya di tingkat nasional, IPM Provinsi Sulawesi Utara

kondisinya lebih baik khususnya pada komponen angka harapan hidup, persentase angka

melek huruf dan rata-rata lama sekolah. Selama kurun waktu 2002 – 2007, IPM Provinsi

Sulawesi Utara menduduki peringkat 2 (dua) di tingkat nasional.

Tabel 6.10.

Sebaran IPM Sulawesi Utara Tahun 2006 -2007

Sumber: BPS Provinsi Sulawesi Utara

2006 2007 2006 2007

Bolaang Mongondow 71,8 74,0 126 118

Minahasa 74,2 76,4 57 54

Kepulauan S angihe 73,8 76,0 66 63

Kepulauan Talaud 73,0 75,6 81 67

Minahasa S elatan 72,3 75,3 100 77

Minahasa Utara 74,2 76,7 55 42

Bolaang Mongondow Utara 70,5 73,3 184 147

Kepulauan S iau 70,8 73,3 168 145

Minahasa Tenggara 70,8 74,1 167 113

Manado 76,4 78,6 14 8

Bitung 73,7 76,1 68 59

Tomohon 74,7 77,0 44 34

Kotamobagu 72,6 75,9 92 65

Sulawesi Utara 74,4 76,0 2 2

KAB/KOTA/PROV.

IPM Ranking Nasional

Page 81: Provinsi Sulawesi Utara Triwulan III – 2009 · dan manfaat laporan di masa yang akan datang. Akhir kata, kiranya laporan ini dapat ... Secara umum, tekanan harga barang dan jasa

80

BAB VII PROSPEK PERTUMBUHAN EKONOMI DAN INFLASI

Prospek perekonomian Sulawesi Utara pada triwulan IV 2009 diperkirakan masih akan

tumbuh positif walaupun masih dibayang-bayangi oleh minimnya pasokan listrik, musim

kemarau yang lebih panjang dari perkiraan sebelumnya (dampak El Nino) serta belum

optimalnya kinerja ekspor khususnya ekspor luar negeri sebagai dampak krisis ekonomi

global. Sementara itu, beberapa faktor pendorong laju pertumbuhan ekonomi pada

triwulan mendatang diantaranya adalah meningkatnya belanja pemerintah menjelang akhir

tahun anggaran, berlangsungnya perayaan hari besar keagamaan (Santa Claus’s Day dan

Natal) serta tahun baru 2010.

Sementara itu, tekanan inflasi Kota Manado pada triwulan mendatang diperkirakan akan

meningkat dibandingkan triwulan sebelumnya. Kenaikan harga minyak internasional, defisit

listrik sebesar 30 MW yang belum terselesaikan serta musim kemarau yang lebih panjang

diperkirakan akan memberikan tekanan harga dari sisi penawaran (supply side). Sedangkan

dari sisi permintaan (demand side), meningkatnya belanja pemerintah, berlangsungnya

perayaan hari besar keagamaan (Santa Claus Day’s, Natal serta tahun baru 2010 merupakan

beberapa faktor yang mendorong tekanan tekanan terhadap harga.

A. Prospek Pertumbuhan Ekonomi

Perekonomian Sulut pada triwulan IV 2009 diperkirakan akan tumbuh sebesar 7,7% –

8,2% (y.o.y). Konsumsi masyarakat diperkirakan akan meningkat seiring dengan sejumlah

faktor pendukung konsumsi yaitu Santa Claus’s Day tanggal 5 Desember 2009, Natal 25

Desember 2009 dan tahun baru 2010. Suku bunga perbankan yang terus menurun

diprediksi juga akan mendorong aktivitas konsumsi masyarakat. Sedangkan aktivitas

investasi diperkirakan akan mengalami tekanan seiring dengan belum terselesaikannya

defisit listrik yang dialami oleh Sulawesi Utara sehingga minat investor baru tertahan.

Perdagangan luar negeri juga diyakini akan berlanjut ke arah perbaikan seiring dengan

mulai terdapatnya tanda-tanda pemulihan ekonomi di negara-negara tujuan ekspor utama

Sulawesi Utara. Dari hasil Liason diketahui bahwa baik eksportir maupun importir sama-

sama optimis akan berlanjutnya perbaikan hingga akhir tahun nanti. Hasil survei kepada

pengusaha maupun konsumen juga menunjukkan optimisme terhadap kondisi ekonomi di

triwulan mendatang. Faktor lain yang patut diperhitungkan dampaknya terhadap

perekonomian pada triwulan IV 2009 adalah ditetapkannya Bitung sebagai salah satu dari

Page 82: Provinsi Sulawesi Utara Triwulan III – 2009 · dan manfaat laporan di masa yang akan datang. Akhir kata, kiranya laporan ini dapat ... Secara umum, tekanan harga barang dan jasa

81

dua daerah prioritas pengembangan Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) di Indonesia,

membuka peluang yang luar biasa bagi perekonomian daerah ini. Penetapan ini juga

diharapkan secara langsung akan memutus mata rantai panjangnya perjalanan pengiriman

barng ke luar negeri yang selama ini harus dilakukan melalui Jakarta dan Singapura.

Prospek meningkatnya konsumsi pada triwulan antara lain dapat dikonfirmasi dengan

optimismen Indeks Ekspektasi Konsumen dari hasil SEK Kota Manado periode September

2009 yang menunjukkan hasil bahwa ekspektasi konsumen pada 3-6 bulan y.a.d relatif

lebih baik dibandingkan periode Juni 2009 baik indeks ekspektasi penghasilan, ekonomi

dan ketersediaan lapangan kerja.

Grafik 7.1.

Ekspektasi Konsumen 3-6 y.a.d

60

70

80

90

100

110

120

130

140

150

160

J F M A M J J A S O N D J F M A M J J A S

2008 2009

Sumber: Survei Konsumen, KBI Manado

Secara keseluruhan, perekonomian Sulawesi Utara diperkirakan tumbuh cukup tinggi yaitu

dikisaran 7,5–8,0% untuk Tahun 2009. Pencapaian ini lebih tinggi dibandingkan

pertumbuhan nasional yang hanya ditargetkan sebesar 4,0 – 4,5%. Meskipun tidak lepas

dari dampak krisis ekonomi global, ekonomi Sulawesi Utara masih mampu tumbuh positif

dan cukup tinggi karena karakteristiknya yang didominasi oleh konsumsi dan beberapa even

internasional yang sempat berlangsug di Sulawesi Utara.

B. PRAKIRAAN INFLASI

Tekanan inflasi pada triwulan mendatang diperkirakan akan meningkat. Dari sisi

penawaran, trend kenaikan harga minyak dunia yang diikuti oleh kenaikan harga komoditas

diperkirakan akan mendorong tekanan harga. Secara regional, musim kemarau yang lebih

Page 83: Provinsi Sulawesi Utara Triwulan III – 2009 · dan manfaat laporan di masa yang akan datang. Akhir kata, kiranya laporan ini dapat ... Secara umum, tekanan harga barang dan jasa

82

panjang dari perkiraan (dampak El Nino) akan menyebabkan produksi pertanian mengalami

penurunan. Hal ini pada tahap lebih lanjut akan menyebabkan harga komoditi pertanian

meningkat oleh karena di sisi lain terjadi kecenderung peningkatan permintaan seiring

dengan berlangsungnya perayaan hari besar keagamaan dan tahun baru 2010. Selain itu,

defisit listrik yang dialami Sulawesi Utara sejak beberapa bulan terakhir diperkirakan masih

akan berlanjut pada beberapa bulan ke depan seiring dengan pernyatakan pihak Kanwil

PLN Sulutenggo bahwa perbaikan kerusakan yang terjadi pada beberapa pembangkit listrik

di Sulawesi Utara membutuhkan waktu minimal 3 bulan. Hal ini tentu saja akan

menyebabkan beban pelaku usaha meningkat dan akan mengkonversi kenaikan biaya

produksi tersebut pada komponen harga jual produk yang menjadi beban konsumen.

Sumber tekanan harga lainnya yang perlu diwaspadai adalah meningkatnya permintaan

akan bahan bangunan. Tahun anggaran yang akan segera berakhir diperkirakan akan

menyebabkan realisasi belanja pemerintah daerah dipacu pada triwulan terakhir antara lain

dalam bentuk pembangunan infrastuktur. Di sisi yang lain, terdapat kebiasaan masyarakat

Sulawesi Utara yang gemar merenovasi/memperbaiki rumah menjelang hari natal dan tahun

baru sehingga permintaan terhadap bahan bangunan akan meningkat. Namun demikian,

relatif terkendalinya laju inflasi Kota Manado paling tidak hingga September 2009 cukup

membangkitkan optimisme bahwa hingga akhir Tahun 2009 laju inflasi Kota Manado akan

berada pada kisaran 4-5%.

.

Page 84: Provinsi Sulawesi Utara Triwulan III – 2009 · dan manfaat laporan di masa yang akan datang. Akhir kata, kiranya laporan ini dapat ... Secara umum, tekanan harga barang dan jasa

83

DAFTAR ISTILAH DAN SINGKATAN

PDRB Produk Domestik Regional Bruto. Pendapatan suatu daerah yang mencerminkan

hasil kegiatan ekonomi yang ada di suatu wilayah tertentu M.t.M Month to Month. Perbandingan antara satu bulan dan bulan sebelumnya. Q.t.Q Quarter to Quarter. Perbandingan antara data satu triwulan dengan triwulan

sebelumnya. Y.o.Y Year on Year. Perbandingan antara data satu tahun dengan tahun sebelumnya. Indeks Keyakinan Konsumen (IKK)

Indeks yang menunjukkan level keyakinan konsumen terhadap kondisi ekonomi saat ini dan ekspektasi kondisi ekonomi enam bulan mendatang, dengan skala 1-100

Indeks Harga Konsumen (IHK)

Sebuah indeks yang merupakan ukuran perubahan rata-rata harga barang dan jasa yang dikonsumsi masyarakat pada suatu periode tertentu.

Indeks Kondisi Ekonomi

Salah satu pembentuk IKK. Indeks yang menunjukkan level keyakinan konsumen terhadap kondisi ekonomi saat ini, dengan skala 1-100

Indeks Ekspektasi Konsumen

Salah satu pembentuk IKK. Indeks yang menunjukkan level keyakinan konsumen terhadap ekspektasi kondisi ekonomi 6 bulan mendatang, dengan skala 1-100

Pendapatan Asli Daerah (PAD)

Pendapatan yang diperoleh dari aktivitas ekonomi suatu daerah seperti hasil pajak daerah, retribusi daerah, hasil perusahaan milik daerah dan hasil pengelolaan kekayaan daerah.

Dana Perimbangan

Sumber pendapatan daerah yang berasal dari APBN untuk mendukung pelaksanaan kewenangan pemerintah daerah dalam mencapai tujuan pemberian otonomi.

Indeks Pembangunan Manusia (IPM)

Ukuran kualitas pembangunan manusia yang diukur melalui pencapaian rata-rata 3 (tiga) hal kualitas hidup yaitu : pendidikan, kesehatan dan daya beli.

Inflasi Kecenderungan kenaikan harga barang dan jasa secara umum dan bersifat persisten. Perubahan (laju) inflasi umumnya diukur dengan melihat perubahan harga pada sejumlah barang dan jasa yang dikonsumsi oleh masyarakat, seperti tercermin pada perkembangan indeks harga konsumen (IHK). Berdasarkan faktor penyebabnya, inflasi dapat dipengaruhi baik dari penawaran maupun dari permintaan.

Volatile Food Salah satu disagregasi inflasi, yaitu untuk komoditas yang perkembangan harganya sangat bergejolak karena faktor-faktor tertentu.

Administered Price

Salah satu disagregasi inflasi , yaitu untuk komoditas yang perkembangan harganya diatur pemerintah.

M1 Disebut sebagai narrow money (uang beredar dalam arti sempit), terdiri dari uang kartal dan uang giral

M2 Disebut broad money atau uang beredar dalam arti luas, merupakan indicator tingkat likuiditas perekonomian, terdiri dari uang kartal, uang giral dan uang kuasi (tabungan dan deposito baik dalam mata uang rupiah maupun asing).

Mo Disebut uang primer (base money) merupakan kewajiban otoritas moneter (di dalam neraca bank sentral), terdiri dari uang kartal pada bank umum dan masyarakat ditambah dengan saldo giro bank umum dan masyarakat dibank sentral.

Uang Kartal Uang kertas dan uang logam yang berlaku, tidak termasuk uang kas pada kas negara (KPKN) dan bank umum.

Uang Giral Terdiri dari rekening giro masyarakat masyarakat dibank, kiriman uang, simpanan berjangka dan tabungan yang sudah jatuh tempo yang seluruhnya merupakan simpanann penduduk dalam rupiah pada sistem moneter.

NIM Singkatan dari Net Interest Margin adalah selisih antara penerimaan bunga yang diperoleh oleh bank dengan biaya bunga yang harus dibayar.

NPLs Singkatan dari non performing loan disebut juga kredit bermasalah, dengan kolektibiltas kurang lancar (3), diragukan(4) dan macet (5) menurut ketentuan BI.

Page 85: Provinsi Sulawesi Utara Triwulan III – 2009 · dan manfaat laporan di masa yang akan datang. Akhir kata, kiranya laporan ini dapat ... Secara umum, tekanan harga barang dan jasa

84

Restrukturisasi kredit

Upaya yang dilakukan bank dalam kegiatan usaha perkreditan agar debitur dapat memenuhi kewajibannya yang dilakukan antara lain dengan melalui : restrukturisasi, re-scheduling atau konversi kepemilikan.

UMKM Singkatan dari Sektor Usaha Mikri, Kecil Menengah yang mempunyai skala pinjaman antara Rp50 Juta s/d Rp 5 Milyar.

UYD

Singkatan dari uang yang diedarkan, adalah uang kartalyang berada dimasyarakat ditambah dengan uang yang berada di kas bank.

Inflow Uang kartal yang masuk ke BI, melalui kegiatan setoran yang dilakukan oleh bank umum.

Outflow Uang kartal yang keluar dari BI melaui proses penarikan uang tunai bank umum dari giro di BI atau pembayaran tunai melalui BI.

Netflow Selisih antara outflow and inflow. PTTB Pemberian tanda tidak berharga, adalah bagian dari kegiatan untuk menarik

uang yang sudah tidak layak edar, sehingga uang yang disediakan oleh BI tersebut dapat berada dalm kondisi layak dan segar (fit for circulation) untuk bertransaksi.