Prototip - Ministry of Marine Affairs and Fisheries

26
Prototip Informasi Iklim dan Cuaca untuk Tambak Garam Cuaca dan Iklim Untuk Tambak Garam Badan Riset Kelautan dan Perikanan Badan Meteorologi & Geofisika 2005

Transcript of Prototip - Ministry of Marine Affairs and Fisheries

Page 1: Prototip - Ministry of Marine Affairs and Fisheries

PrototipInformasi Iklimdan Cuaca untukTambak Garam

Cuaca dan Iklim Untuk Tambak GaramBadan Riset Kelautan dan Perikanan

Badan Meteorologi & Geofisika2005

Page 2: Prototip - Ministry of Marine Affairs and Fisheries

Salah satu hal yang cukup mendasar dalam pembuatan garam adalah kondisi iklim yang cukup bervariasi di Indonesia. Hingga saat ini, petambak garam yang terbesar di seluruh Indonesia masih bertumpu pada sinar matahari dan teknologi yang sederhana dalam memproduksi garam. Menyadari hal tersebut, Badan Riset Kelautan dan Perikanan (BRKP) bekerjasama dengan Badan Meteorologi dan Geofisika (BMG) melakukan studi pengembangan informasi iklim dan cuaca yang mendukung produksi garam. Sehingga besar harapan kami agar laporan yang dilakukan oleh para peneliti BRKP dan BMG dapat bermanfaat langsung bagi para petambak garam.

Langkah awal dari kegiatan ini adalah mengumpulkan dan memetakan lokasi keberadaan sentra-sentra garam di Indonesia dan kondisi iklimnya. Berdasarkan peta dengan basis SISTEM INFORMASI GEOGRAFI (SIG) ini dapat diperoleh gambaran kapan para produsen garam yang sebagian besar adalah petambak garam baik perorangan maupun asosiasi mulai melakukan produksi, pengeringan, pemanenan sampai penyimpanan garam. Manfaat lain dari peta yang dihasilkan adalah identifikasi wilayah potensial penghasil garam. Sehingga diharapkan dapat membantu pemerintah daerah dalam penataan wilayah dan pemanfaatannya, sekaligus upaya untuk meningkatkan penyediaan garam nasional.

Dokumen ini merupakan naskah awal dari informasi iklim dan cuaca untuk produksi garam yang akan dikembangkan dan disebarluaskan dimasa mendatang. Untuk itu masukan-masukan dari berbagai pihak akan sangat bermanfaat dan membantu untuk menyempurnakan informasi ini.

Jakarta, 2005Kepala Pusat Riset Wilayah Laut dan Sumberdaya Non Hayati

Badan Riset Kelautan dan Perikanan, Depertemen Kelautan dan Perikanan

Ir. Sugiarta Wirasantosa, M.Sc, PhD

Kata Pengantar

Informasi Cuaca dan Iklim Untuk Tambak Garam 1

Page 3: Prototip - Ministry of Marine Affairs and Fisheries

Salah satu tugas dan wewenang Badan Meteorologi dan Geofisika (BMG) adalah memberikan informasi cuaca dan iklim. Berbagai kegiatan pada beberapa sektor sangat dipengaruhi oleh kondisi cuaca dan iklim, khususnya sektor pertanian, perkebunan, kelautan, perikanan, dan industri, termasuk kegiatan petambak garam.

Informasi cuaca dan iklim yang erat kaitannya dengan kegiatan petambak garam diantaranya adalah Prakiraan Musim. Kaitannya dengan hal tersebut, BMG menyiapkan informasi Prakiraan Musim Kemarau 2005 pada beberapa wilayah sentra garam di Indonesia. Informasi tersebut meliputi prakiraan awal musim kemarau dan sifat hujannya untuk satu periode musim pada setiap daerah sentra garam. Selain itu, juga disiapkan informasi rata-rata musim kemarau yang meliputi periode musim kemarau, panjang musim, serta normal curah hujan selama satu periode musim kemarau.

Prakiraan Musim Kemarau 2005 pada setiap daerah sentra garam disajikan dalam bentuk peta serta tabel untuk lebih memudahkan para pengguna (user), khususnya petambak garam dalam memahami informasi tersebut serta mengaplikasikannya pada kegiatan mereka.

Penghargaan dan terima kasih disampaikan kepada semua pihak yang telah berperan aktif dalam penyusunan Informasi Iklim untuk Tambak Garam ini. Semoga informasi ini bermanfaat serta dapat meningkatkan penyediaan garam nasional, baik kuantitas maupun kualitasnya.

Jakarta, 2005Kepala Pusat Penelitian dan Pengembangan

Badan Meteorologi dan Geofisika

Dr. Mezak A. Ratag

Sambutan

Informasi Cuaca dan Iklim Untuk Tambak Garam 2

Page 4: Prototip - Ministry of Marine Affairs and Fisheries

Daftar Isi

Kata pengantar

Sambutan

Daftar isi

Bab 1. Pengertian 1.1 Pengertian Waktu 1.2 Pengertian Istilah

Bab 2. Kondisi Produksi Garam di Indonesia 2.1 Gambaran Umum Garam di Indonesia 2.2 Sentra Produksi Garam di Indonesia

Bab 3. Prediksi Iklim Untuk Tambak Garam 3.1 Parameter Iklim yang Berpengaruh untuk Tambak Garam 3.2 Kondisi Umum Musim Kemarau 2005 3.3 Prakiraan Musim Kemarau 2005 di Wilayah Sentra Produksi Garam

Bab 4. Kesimpulan

Bab 5. bahan Rujukan

Lampiran

Informasi Cuaca dan Iklim Untuk Tambak Garam 3

Page 5: Prototip - Ministry of Marine Affairs and Fisheries

Bab 1Pengertian

1.1 Pengertian Waktu: Dasarian : sepuluh Harian 1. Dasarian 1 : Tanggal 1 s.d 10 2. Dasarian II : Tanggal 11 s.d 20 3. Dasarian III : Tanggal 20 s.d akhir bulan

1.2 Pengertian Istilah 1. Curah Hujan Bulanan : Jumlah curah hujan selama 1 (satu) bulan diukur dalam

satuan millimeter. 2. Tinggi Gelombang Laut : Jarak antara puncak dan lembah dalam satu gelombang,

diukur dalam meter.1.1 – 2.0 m = Berbahaya bagi perahu nelayan . 2.1 – 3.0 m = Berbahaya bagi perahu nelayan, tongkang dan ferry. > 3.1 m = Berbahaya bagi semua jenis kapal.

3. Arah Angin : Arah dari mana angin bertiup, dibaca dari 8 (delapan) penjuru Mata Angin.

4. Kecepatan Angin : Nilai kecepatan angin diukur dalam satuan knot. 5. Pasang Surut : Fluktuasi naik turunnya permukaan air laut diukur dalam satuan

meter.Pagi : Jam 05.00-10.00, siang : Jam 10.00-15.00 Sore/Petang : Jam 15.00-19.00, Malam : Jam 19.00-00.00 Dini hari : Jam 00.00-05.00

Informasi Cuaca dan Iklim Untuk Tambak Garam 4

Page 6: Prototip - Ministry of Marine Affairs and Fisheries

2. 1 Gambaran Umum Garam di Indonesia Berawal dari pertanian di ladang-ladang garam secara tradisional, Industri Garam Indonesia terus berkembang, hingga saat ini menjadi salah satu bidang industri yang memberi penghidupan bagi banyak masyarakat di seluruh Indonesia. Hal ini disebab-kan oleh tingkat kebutuhan dan rangkaian kegiatan yang menyertai keberadaan garam.

Dari material awal, yaitu garam kasar (krosok), industri garam di Indonesia mempro-duksi berbagai jenis garam untuk memenuhi berbagai keperluan. Baik untuk kebu-tuhan rumah tangga, maupun kebutuhan industri, peternakan, dan pertanian.

Namun demikian, industri garam di Indonesia bukan berarti berjalan mulus tanpa hambatan dan kendala. Kualitas garam yang belum maksimal, ketidakstabilan harga garam, proses produksi yang masih bersifat tradisional, dan persaingan dengan komoditi garam dari luar negeri merupakan sedikit dari sekian banyak masalah garam di Indonesia. Hal inilah yang harus terus dibenahi dan disempurnakan hingga Industri Garam Indonesia mampu menjadi Pilihan Utama bagi seluruh lapisan masyarakat.

Industri garam nasional yang sebenarnya berasal dari garam rakyat tradisional (mutu rendah) yang kemudian diproses lebih lanjut menjadi garam briket (untuk bahan pengawet dan keperluan industri), garam halus (garam meja) dan sangat halus (bahan baku hujan buatan) serta makin bersih dan baik kualitasnya (tinggi NaCl-nya dan rendah kadar airnya) tersebut; dihasilkan terutama di sentra-sentra garam yang terletak di :

!

! Tengah : Pati, Rembang, Gresik dan Pulau Madura ! Timur : NTB (Bima), NTT dan Sulawesi Selatan (Jeneponto), yang pada saat ini

hanya menghasilkan produksi rata-rata 1 juta ton / tahun.

Produksi garam rakyat ini hanya dapat diharapkan selama musim kering saja, yang berjalan secara efektif selama kurang-lebih 3-4 bulan saja selain 1,5 bulan sebelum-nya untuk masa persiapan produksi; untuk keperluan sisa waktu dalam satu tahun, diperlukan adanya stok garam yang cukup banyak.

Barat : Cirebon, Indramayu

Informasi Cuaca dan Iklim Untuk Tambak Garam

Bab 2Kondisi Produksi Garam di Indonesia

5

Page 7: Prototip - Ministry of Marine Affairs and Fisheries

Adanya bencana alam La-Nina pada tahun 1998/99, telah menyebabkan produksi garam nasional mengalami penurunan yang luar biasa dan menyebabkan kelang-kaan garam sampai dengan tahun 2001. Selama itu, industri yang tadinya juga meng-gunakan bahan baku yang sebagian berasal dari garam rakyat telah terbiasa dengan garam import yang tinggi mutunya, sehingga saat supply pulih kembali masih enggan untuk menggunakan bahan baku yang berasal dari garam rakyat yang rendah mutu-nya (meskipun murah).

Upaya untuk meningkatkan mutu dan jumlah garam rakyat yang diproduksi juga mengalami banyak kendala, antara lain :

1. makin buruknya mutu air laut sebagai bahan baku pembuatan garam,2. makin sempit dan kecilnya petak-petak ladang garam karena kepemilikan

per orang/penguasaan lahan yang terbatas,3. bersaing dengan penggunaan lahan yang lebih produktif, 4. lamanya musim hujan dan tingginya curah hujan pada waktu tertentu, 5. makin tingginya biaya produksi di saat harga garam rakyat jatuh, dan lain-

lain.

2.2 Sentra Produksi Garam di Indonesia Luas lahan garam mencapai 33.625 ha dan baru sekitar 17.625 ha (52.4%) dimanfaatkan untuk memproduksi garam. Lahan garam tersebut tersebar di 9 pro-pinsi yaitu Nanggroe Aceh Darusalam(-), Jawa Barat ( 2.787 ha, dimanfaatkan 1.746 ha), Jawa Tengah (3.249 ha, dimanfaatkan 3.248 ha) dan Jawa Timur (13.047 ha, di-manfaatkan 9.713 ha), Bali (dimanfaatkan 20 ha), Nusa Tenggara Timur ( 9.704 ha, dimanfaatkan 304 ha), Nusa Tenggara Barat (1.574 ha, dimanfaatkan 1.052 ha), Sulawesi Selatan (1.264 ha, dimanfaatkan 1.260 ha) dan Sulawesi Tenggara (2.000 ha, dimanfaatkan 300 ha). Peta sentra garam rakyat dapat di lihat pada Gambar 1.

Tingkat produksi garam rakyat berkisar antara 40-60 ton per ha per musim dan pro-duksi garam rakyat pada tahun 2002 mencapai 1.091.200 ton yang terdiri dari garam kualitas 1 (10% - 25% dari total produksi nasional) dan sisanya adalah garam kualitas 2 dan 3.

Produsen garam dalam negeri tersebar di 9 (sembilan) propinsi potensial dengan pro-duksi total mencapai sekitar 1.091.200 ton pada tahun 2002. Propinsi tersebut ada-lah Nanggroe Aceh Darussalam sebesar 10.000 ton (0,9 %), Jawa Barat sebesar 130.000 ton (11,9 %), Jawa Timur sebesar 570.000 ton (52,2 %) diproduksi oleh PT. Garam sebesar 238.000 ton (21,8 %) dan pembudidaya garam sebesar 332.000 ton (30,4 %), Jawa Tengah sebesar 220.000 (20,2 %), Bali sebesar 2.200 ton (0,2 %), NTB

Informasi Cuaca dan Iklim Untuk Tambak Garam 6

Page 8: Prototip - Ministry of Marine Affairs and Fisheries

Gam

bar

1 Pe

ta s

entr

a ga

ram

rak

yat.

Nan

gro

Ace

h D

aru

slam

- Lu

as L

ahan

Nor

mat

if3.

004

Ha

- Lu

as la

han

Prod

uktif

277

Ha

- Pe

tani

Pem

ilik

1.20

3 O

rang

- Pe

tani

Pen

yew

a1.

601

Ora

ng-

Peta

ni B

agi h

asil

1.17

5 O

rang

- Pr

oduk

si P

erta

hun

11.8

16,8

9 To

n-

Prod

uktiv

itas

Pert

ahun

43 T

on/H

a

Jaw

a Te

ng

ah-

Luas

Lah

an N

orm

atif

3.24

9 H

a-

Luas

laha

n Pr

oduk

tif3.

248H

a-

Peta

ni P

emili

k4.

599

Ora

ng-

Peta

ni P

enye

wa

6.13

0 O

rang

- Pe

tani

Bag

i has

il4.

579

Ora

ng-

Prod

uksi

Per

tahu

n21

0.32

5 To

n-

Prod

uktiv

itas

Pert

ahun

65 T

on/H

a

Jaw

a B

arat

- Lu

as L

ahan

Nor

mat

if1.

746

Ha

- Lu

as la

han

Prod

uktif

1.71

6 H

a-

Peta

ni P

emili

k2.

245

Ora

ng-

Peta

ni P

enye

wa

2.98

9 O

rang

- Pe

tani

Bag

i has

il2.

172

Ora

ng-

Prod

uksi

Per

tahu

n10

2.76

0 To

n-

Prod

uktiv

itas

Pert

ahun

60 T

on/H

a

Jaw

a Ti

mu

r-

Luas

Lah

an N

orm

atif

13.0

74 H

a-

Luas

laha

n Pr

oduk

tif9.

713

Ha

- Pe

tani

Pem

ilik

4.61

8 O

rang

- Pe

tani

Pen

yew

a47

1 O

rang

- Pe

tani

Bag

i has

il1.

992

Ora

ng-

Prod

uksi

Per

tahu

n63

6.42

2,03

Ton

- Pr

oduk

tivita

s Pe

rtah

un66

Ton

/Ha

Nu

sa T

eng

gar

a B

arat

- Lu

as L

ahan

Nor

mat

if1.

574

Ha

- Lu

as la

han

Prod

uktif

1.05

2 H

a-

Peta

ni P

emili

k1.

525

Ora

ng-

Peta

ni P

enye

wa

2.03

2 O

rang

- Pe

tani

Bag

i has

il2.

037

Ora

ng-

Prod

uksi

Per

tahu

n60

.815

Ton

- Pr

oduk

tivita

s Pe

rtah

un58

Ton

/Ha

Nu

sa T

eng

gar

a Ti

mu

r-

Luas

Lah

an N

orm

atif

9.70

4 H

a-

Luas

laha

n Pr

oduk

tif30

4 H

a-

Peta

ni P

emili

k92

8 O

rang

- Pe

tani

Pen

yew

a1.

009

Ora

ng-

Peta

ni B

agi h

asil

298

Ora

ng-

Prod

uksi

Per

tahu

n7.

160

Ton

- Pr

oduk

tivita

s Pe

rtah

un24

Ton

/Ha

Sula

wes

i Sel

atan

- Lu

as L

ahan

Nor

mat

if1.

264

Ha

- Lu

as la

han

Prod

uktif

1.26

0 H

a-

Peta

ni P

emili

k1.

944

Ora

ng-

Peta

ni P

enye

wa

901

Ora

ng-

Peta

ni B

agi h

asil

3.20

8 O

rang

- Pr

oduk

si P

erta

hun

58.8

51,9

5 To

n-

Prod

uktiv

itas

Pert

ahun

47 T

on/H

a

Sula

wes

i Ten

gah

- Lu

as L

ahan

Nor

mat

if20

Ha

- Lu

as la

han

Prod

uktif

20 H

a-

Peta

ni P

emili

k18

0 O

rang

- Pe

tani

Pen

yew

a24

0 O

rang

- Pe

tani

Bag

i has

il18

0 O

rang

- Pr

oduk

si P

erta

hun

1.20

0 To

n-

Prod

uktiv

itas

Pert

ahun

60 T

on/H

a

Sum

ber

: DEP

ERIN

DA

G 1

999

Buku

Pem

berd

ayaa

n G

aram

Rak

yat,

Dire

ktor

at Je

ndra

l PK

2PD

epar

tem

en K

elau

tan

dan

Perik

anan

200

3

Informasi Cuaca dan Iklim Untuk Tambak Garam 7

Page 9: Prototip - Ministry of Marine Affairs and Fisheries

sebesar 61.000 ton (5,6 %), NTT sebesar 10.000 ton (0,9 %), Sulawesi Tengah se-besar 18.000 ton (1,6 %) dan Sulawesi Selatan sebesar 70.000 ton (6,4 %).

Wilayah potensial penghasil garam harus memenuhi persyaratan sebagai berikut:1. memiliki ketersediaan bahan baku garam (air laut) yang sangat cukup,

bersih, tidak tercemar dan bebas dari air tawar2. memiliki iklim kemarau yang cukup panjang (tidak mengalami

gangguan hujan berturut-turut selama 4 – 5 bulan)3. memiliki dataran rendah yang cukup luas dengan permeabilitas

(kebocoran) tanah yang rendah4. memiliki jumlah penduduk yang cukup sebagai sumber tenaga kerja

Dari kondisi tersebut secara teoritis beberapa wilayah Indonesia dapat disebut se-bagai wilayah potensial penghasil garam, namun untuk dapat mengevaluasi secara detail perlu dilakukan pengamatan secara langsung ke lapangan. Dengan menggu-nakan data Badan Meteorologi dan Geofisika (BMG), maka daerah dengan iklim de-ngan iklim kemarau yang relatif panjang secara berturut-turut adalah Jawa Barat (Serang, Tangerang, Bekasi, Kerawang, Subang, Indramayu), DKI Jakarta, Jawa Tengah (Pati, Rembang, Gunung Kidul, Wonogiri), Jawa Timur (Pacitan, Ponorogo, Blitar, Tulung Agung, Trenggalek, Probolinggo, Situbondo, Bondowoso, Banyuwangi, Pasuruan, Pantai Utara Sampang, Pamekasan, Sumenep), Bali (Bagian Utara Buleleng, Karang Asem, Jembrana Bagian Barat; Pantai Selatan Jembrana, Bagian Selatan Tabanan, Badung, Gianyar, Klungkung, Karang Asem Bagian Timur) Nusa Tenggara (Lombok Barat, Lombok Tengah, Lombok Timur, Pantai Barat Sumbawa, Sumbawa Timur, Pantai Barat Flores, Sumbawa Barat, Flores Timur, Timor, Kepulauan Solor dan Alor).

Beberapa sentra garam yang ada di Indonesia, diantaranya adalah: 1. ACEH Pidi/Blang Paseh 2. JABAR Indramayu/Santing

Cirebon: Astana Jaypura, Babakan 3. JATENG Pati: Batangan, Wedarijaksa

Rembang : Kaliori, KraganPurwodadiKuwu

4. JATIM SumenepPamekasan: Galis, TlanakanSampang PasurusnSidoarjo/Sedati

Informasi Cuaca dan Iklim Untuk Tambak Garam 8

Page 10: Prototip - Ministry of Marine Affairs and Fisheries

5. BALI Klungkung: Pasinggahan, Kusumba 6. NTB Loti /Keruak

Sumbawa/L. BontongBima : Woha, Rasanae

7. NTT Kupang: Oebelo Merdeka 8. SULTENG Banggai 9. SULSEL Jeneponto: Bangkala, Tamalatea, Pangkep

Takalar/BantomanaiPalu /Palu Timor

Informasi Cuaca dan Iklim Untuk Tambak Garam 9

Page 11: Prototip - Ministry of Marine Affairs and Fisheries

3.1 Parameter Iklim yang Berpengaruh untuk Tambak Garam Mengingat kondisi tambak garam yang dilakukan di sentra-sentra garam yang masih bersifat tradisional, maka berbagai parameter iklim berikut ini sangat menentukan keberhasilan produksi garam. Secara garis besar kondisi iklim yang menjadi persya-ratan agar suatu wilayah dapat menjadi tambak garam adalah:

1. Curah hujan tahunan yang kecil, curah hujan tahunan daerah garam antara 1000 1300 mm/tahun.

2. Mempunyai sifat kemarau panjang yang kering yaitu selama musim kemarau tidak pernah terjadi hujan. Lama kemarau kering ini minimal 4 bulan (120 hari).

3. Mempunyai suhu atau penyinaran matahari yang cukup. Makin panas suatu daerah, penguapan air laut akan semakin cepat.

4. Mempunyai kelembaban rendah/kering. Makin kering udara di daerah tersebut, peguapan akan makin cepat.

Tabel 2 di bawah menerangkan parameter iklim dan pengaruhnya terhadap tambak garam

Tabel 2. Parameter Iklim dan Pengaruhnya terhadap Tambak Garam

Informasi Cuaca dan Iklim Untuk Tambak Garam 10

Bab 3Prediksi Iklim untuk Tambak Garam

Parameter Iklim Pengaruh

Hujan menghambat penguapan air laut serta mengencerkan larutan pekat air laut yang sudah siap dikristalkan menjadi garam

Angin kecepatan angin mempunyai pengaruh positif terhadap besarnya penguapan

Kelembaban udara

makin rendah kelembaban, penguapan semakin tinggi, pada umumnya kelembaban udara di daerah tropis cukup tinggi.Bahkan di musim kemarau kelembaban masih di atas (>) 60 %.

Penguapan kecepatan dan jumlah penguapan tergantung dari suhu, kelembaban, kecepatan angin dan

Page 12: Prototip - Ministry of Marine Affairs and Fisheries

3.2 Kondisi Umum Musim Kemarau 2005 Secara umum kondisi musim di Indonesia dipengaruhi oleh keadaan iklim regional dan fenomena global serta ditentukan pula oleh kondisi dinamika atmosfer dan perkembangan suhu muka laut di sekitar wilayah Indonesia.

Hingga akhir Februari 2005, sirkulasi monsun Asia masih mendominasi wilayah Indonesia. Keadaan ini ditengarai dengan adanya daerah konvergensi yang membentang di daerah Laut Jawa hingga ke timur yang membentuk gugusan awan-awan hujan. Kondisi demikian akan segera berubah seiring dengan pergeseran posisi matahari yang menuju ekuator. Anomali suhu muka laut di Pasifik Equator bagian tengah masih bernilai positif 1º C atau masih dalam kondisi hangat. Sementara itu, anomali suhu muka laut di sebagian besar wilayah perairan Indonesia relatif masih cukup panas berkisar 0.5º C hingga 1º C, yang menyebabkan sebagian besar wilayah Indonesia hingga bulan Maret 2005 masih akan cukup menerima suplai uap air atau hujan.

Berbagai institusi nasional dan internasional memprakirakan bahwa hingga akhir tahun 2005 masih terjadi El-Nino dengan intensitas lemah dan berdampak kurangnya curah hujan di wilayah Indonesia bagian tengah dan timur. Sementara itu, distribusi suhu muka laut samudera Hindia sebelah barat Sumatera yang lebih panas dari rata-ratanya dan cenderung berpola dipole mode negatif yang berakibat curah hujan di wilayah Indonesia bagian barat secara umum akan cukup banyak sehingga berpotensi untuk memicu terbentuknya awan hujan di wilayah Indonesia bagian barat.

Berdasar hasil pembahasan dengan Kelompok Kerja Prakiraan Musim Nasional (KKPMN) yang terdiri dari BMG, Lembaga Lembaga penelitian, Perguruan Tinggi, dan Institusi terkait lainnya disimpulkan bahwa :

- Umumnya anomali suhu muka laut di Indonesia selama musim kemarau 2005 diprakirakan bahwa wilayah perairan Indonesia bagian barat lebih panas dari rata-ratanya dengan anomali sekitar 10C, sedangkan Wilayah perairan Indonesia bagian tengah dan timur normal hingga lebih panas sekitar 0.50C.

- Hingga akhir tahun 2005 diprakirakan masih terjadi El-Nino dengan intensitas lemah dan berdampak kurangnya curah hujan di wilayah Indonesia bagian tengah dan timur. Sementara itu, distribusi suhu muka laut samudera Hindia sebelah barat Sumatera yang lebih panas dari rata-ratanya dan cenderung berpola dipole mode negative, berpotensi untuk memicu terbentuknya awan hujan di wilayah Indonesia bagian barat.

Informasi Cuaca dan Iklim Untuk Tambak Garam 11

Page 13: Prototip - Ministry of Marine Affairs and Fisheries

Berdasar hasil analisis serta pertimbangan kondisi fisis dan dinamika atmosfer sebagaimana di atas, Prakiraan Musim Kemarau 2005 pada 220 Daerah Prakiraan Musim (DMP) di Indonesia adalah sebagai berikut :

Prakiraan Permulaan Musim Kemarau 2005 - Maret 2005: 9 DPM ( 4,09% dari 220 DPM ) - April 2005: 52 DPM ( 23,64% dari 220 DPM ) - Mei 2005: 70 DPM ( 31,82% dari 220 DPM ) - Juni 2005: 60 DPM ( 27,27% dari 220 DPM ) - Juli 2005: 28 DPM ( 12,73% dari 220 DPM ) - Agustus 2005: 1 DPM ( 0,45% dari 220 DPM )

Perbandingan Prakiraan Permulaan Musim Kemarau 2005 Terhadap Rata-Ratanya

- Lebih Awal (Maju): 56 DPM ( 25,46% dari 220 DPM ) - Sama: 137 DPM ( 62,27% dari 220 DPM ) - Lebih Lambat (Mundur): 27 DPM ( 12,27% dari 220 DPM )

Prakiraan Sifat Hujan Musim Kemarau 2005 -Diatas Normal (A): 35 DPM ( 15,91% dari 220 DPM ) -Normal (N): 83 DPM ( 37,73% dari 220 DPM ) -Dibawah Normal (B): 102 DPM ( 46,36% dari 220 DPM )

Prakiraan Musim Kemarau 2005 dapat disimpulkan sebagai berikut:- Permulaan Musim Kemarau 2005 di sebagian besar daerah diprakirakan

akan terjadi pada bulan Mei dan Juni 2005. - Jika dibandingkan terhadap rata-ratanya selama 30 tahun (1971 2000),

Permulaan Musim Kemarau 2005 umumnya sama dengan rata-ratanya. - Sifat Hujan selama Musim Kemarau 2005 di sebagian besar daerah

diprakirakan antara Dibawah Normal (B) dan Normal (N).

3.3 Prakiraan Musim Kemarau 2005 di wilayah sentra produksi garam Badan Meterologi dan Geofisika (BMG) telah membuat prakiraan musim kemarau di Indonesia untuk tahun 2005. Sehingga, prakiraan musim kemarau di wilayah sentra produksi garam dapat dipaparkan pada Tabel 3 pada halaman berikut.

Informasi Cuaca dan Iklim Untuk Tambak Garam 12

Page 14: Prototip - Ministry of Marine Affairs and Fisheries

Musim Kemarau 2005 Rata-Rata Musim Kemarau

Daerah Kisaran Awal

Musim

SifatHujan

Periode Musim

PanjangMusim

(Dasarian)

NormalCurahHujan(mm)

ACEHPidie :Blangpaseh Mei II - Jun I

N

Mei III - Okt II 15 349 - 472

JAWA BARAT

Indramayu :Santing Apr II Mei I BN

Apr III Nov I 20 404 546

Cirebon :Astana Jayapura

BabakanApr III - Mei II

Apr II - MeiN

BNApr III - Nov IIApr III - Okt I

2117

393 - 531337 - 457

JAWA TENGAHPati :Batangan Wedarijaksa

Apr III - Mei II

Apr I - Apr III

BN

BN

Mei I - Okt IIIMei I - Nov I

1819

253 – 343371 - 501

Rembang :KalioriKragan

Jun I - Jun III

Jun I - Jun III BN

BN Apr I - Nov IApr I - Nov I

2222

428 - 578428 - 578

Purwodadi : Kuwu Apr III - Mei I

BN

Mei I - Okt III 18 410 - 554

JAWA TIMUR

Pamekasan :GalisTianakan

SumenepPasuruanSampang

Apr II - Mei II

Mar III - Apr II

Apr II - Mei I

Mei I - Mei III

ar III Apr II

BN

BN

BN

N

BN

Mei II - Nov IMar III - Nov II

Apr III - Nov IIMei II - Okt IIMar III Nov II

1824

211624

358 - 484328 - 444

266 - 360297 - 401328 444

Sidoarjo :Sedati Apr III - Mei II

BN

Mei I - Nov III 21 303 - 411

BALIKlungkung :Pasinggahan Kusumba

Mar III - Apr II

Mar III - Apr II

BN

BN

Mar II - Nov IIIMar III - Nov I

2623

358 - 484612 - 828

NTBSumbawa :L. Bontong Bima :Woha Rasanae

Apr I - Apr III

Mar III - Apr IIMar III - Apr II

BN

BNBN

Apr II - Nov II

Apr I - Nov IIIApr I - Nov III

22

2424

249 - 337

302 - 408302 - 408

TTKupang :Oebelo Merdeka

Mar III - Apr II

Mar III - Apr II

BN

BN

Mar II - Des IIMar III - Nov III

2825

439 - 593225 - 305

SULAWESISELATANTakalar :Bontomanai Jeneponto :BangkalaTamalateaPalu :Palu TimorPangkep

Apr III - Mei II

Apr III - Mei II

Mei I - Mei III

BN

BN

BN

Apr III - Nov I

Apr III - Nov I

Mei II - Okt III

20

20

17

179 - 243

179 - 243

289 - 391

Informasi Cuaca dan Iklim Untuk Tambak Garam 13

Keterangan (Sifat hujan): AN = Diatas Normal N = Normal BN = Dibawah Normal

Tabel 3 Prakiraan Musim Kemarau di Wilayah Sentra Garam Tahun 2005

Page 15: Prototip - Ministry of Marine Affairs and Fisheries

Hingga akhir tahun 2005 diprakirakan masih terjadi El-Nino dengan intensitas lemah dan berdampak kurangnya curah hujan di wilayah Indonesia bagian tengah dan timur. Sementara itu, distribusi suhu muka laut samudera Hindia sebelah barat Sumatera yang lebih panas dari rataratanya dan cenderung berpola dipole mode negative, berpotensi untuk memicu terbentuknya awan hujan di wilayah Indonesia bagian barat.

Awal musim kemarau 2005 di daerah sentra produksi garam, diprakirakan umumnya mulai bulan April dan Mei, kecuali Sampang, Sumenep, Lombok Timur, Klungkung, Bima dan Kupang, pada akhir Maret 2005. Sedangkan Rembang pada bulan Juni 2005.

Sifat hujan musim kemarau 2005 di daerah sentra produksi garam, diprakirakan umumnya Dibawah Normal, kecuali Pidie dan Pasuruan sifat hujannya Normal.

Informasi Cuaca dan Iklim Untuk Tambak Garam 14

Bab 4Kesimpulan

Page 16: Prototip - Ministry of Marine Affairs and Fisheries

Informasi Cuaca dan Iklim Untuk Tambak Garam 15

! Catatan lapangan Asdep Menko Perekonomian, Garam dan Industri Garam Indonesia, Business News, 10 Juli 2004

! www.infogaram.com! Dirjen PK2P, Pemberdayaan Garam Rakyat, Departemen Kelautan dan Perikanan,

2003! Badan Meteorologi dan Geofisika, Prakiraan Musim Kemarau 2005 di Indonesia,

2005! Stasium Klimatologi Kelas 1 Semarang, Evaluasi dan Prakiraan Hujan Agustus

2005 wilayah Pesisir Jawa Tengah,2005

Bab 5Bahan Rujukan

Page 17: Prototip - Ministry of Marine Affairs and Fisheries

Lampiran

Informasi Cuaca dan Iklim Untuk Tambak Garam 16

Page 18: Prototip - Ministry of Marine Affairs and Fisheries

Informasi Cuaca dan Iklim Untuk Tambak Garam 17

Page 19: Prototip - Ministry of Marine Affairs and Fisheries

Informasi Cuaca dan Iklim Untuk Tambak Garam 18

Page 20: Prototip - Ministry of Marine Affairs and Fisheries

Informasi Cuaca dan Iklim Untuk Tambak Garam 19

Page 21: Prototip - Ministry of Marine Affairs and Fisheries

Informasi Cuaca dan Iklim Untuk Tambak Garam 20

Page 22: Prototip - Ministry of Marine Affairs and Fisheries

Informasi Cuaca dan Iklim Untuk Tambak Garam 21

Page 23: Prototip - Ministry of Marine Affairs and Fisheries

Informasi Cuaca dan Iklim Untuk Tambak Garam 22

Page 24: Prototip - Ministry of Marine Affairs and Fisheries

Informasi Cuaca dan Iklim Untuk Tambak Garam 23

Page 25: Prototip - Ministry of Marine Affairs and Fisheries

Informasi Cuaca dan Iklim Untuk Tambak Garam 24

Page 26: Prototip - Ministry of Marine Affairs and Fisheries

Diterbitkan olehPusat Riset Wilayah Laut dan Sumberdaya NonHayati

Badan Riset Kelautan dan PerikananDepartemen Kelautan dan Perikanan

2005