PROTEKSI DALAM PEMERIKSAAN FOTO THORAX Relfi · PDF filePROTEKSI DALAM PEMERIKSAAN FOTO ......

6
22 ISSN0216-3128 Helfi Yu/iali dun Mukh/is Akhadi OPTIMISASI THORAX PROTEKSI DALAM PEMERIKSAAN FOTO Relfi Yuliati daD Mukhlis Akhadi " b ) Pus/itbang Kese/amatan Radiasi dan Biomedika Nuk/ir -Batan. Jakarta ~b1- 21 ABSTRAK OPTIMISASIPROTEKSI DALAM PEMERIKSAAN FOTO THORAX Te/ah di/akukan pene/itian untuk menerapkan azas optimisasi proteksi do/amkegiatan pemeriksaan Joto thorax di rumahsakit Dokter Sarjito, Yogyakarta. Pene/itian di/akukan me/a/ui pendataan dosis radiasi yang diterima para pasien. Pengukurandosis radiasi di/akukan menggunakan dosimeterthermo/uminesensi (T/D-/OO) 7LiF yang ditempe/kan di depan dado pasien. Tiga parameterpengoperasian pesawatsinar-X sangat berpengaruh terhadap penerimaan dosisoleh pasien, yaitu tegangan puncak (kVp), intensitas keluaran pesawat dan lama penyinaran. Karena intensitas sinar-X ditentukan oleh arus /istrik (I) dalam filamen yang ni/ ainya berorde mili Ampere (mA),dan lama penyinaran berorde detik (s), makadua parameterterakhir dapat digabung dalam bentukperkalian antara arus dan waktu dengan satuan mA.s. Ada dua kelompok pasien yang menjalanipemeriksaan Joto thorax dengankondisipesawat yang berbeda. Ke/ompok pertama menjalani Joto thorax dengan kVptinggi (101-103 kV) dan mA.srendah (2,3 -3.3 mA.s). Kelompok keduamenjalani Joto thorax dengan kondisi sebaliknya, yaitu kVp rendah (52-64 kV) dan mA.s tinggi (12-/6.3 mA.s). Hasi/ penelitian menunjukkan bahwa penggunaan kVp tinggi don mA.s rendah dapat mengurangi penerimaan dosis pasienhingga 20 % dibandingkan kondisisebaliknya. ABSTRACT OPTIMIZATIONOF PROTECTION IN PHOTO THORAX DIAGNOSTIC. Research to apply optimization of protection concept on P"l'tl' thorax ,i[agnostic activity in Doher Sarjito Ho.\"pital. Yogyakarta. has been carried out. Theresearch was carried out by surveyingradiation doses accepted by patients. Radiation doseswere measured using thermoluminescence dosemeter (TLD-JOO) of7LiF which attachedat thefront chest ofthepatients. Three parameters on X-ray operation will influent toward radiation doseaccepted by thepatients. i.e. ..peak of voltage(kVp). out-putintensity of machine and irradiation time. Due to intensity of X -ray depend on electrical current (I) in filament which its value in the order of mili Ampere(mA). and time oj irradiation in the order ofsecond(s). the last two parameters could be represented in theform of multiplication between electrical current and irradiation time with unit ofmA.s. Thereare two groups of patienswhich undergo photo thorax diagnostic in different machine condition. First group was treatedwith high kVp (JOI-J03kV) and low mA.s (2.3- 3.3 mA.s). Second groupwas treatedwith low kVp (52-64 kV) and high mA.s(J 2 -J6.3 mA.s). From the experiment it was obtained that treatment with high kVp and low mA.s could decrease accepted radiation dose of patients till 20 % lower compare to treatment with low kVp and high mA.s. PENDAHULUAN P enemuan Sinar-X oleh fisikawan Jennan Wilhelm C. Roentgen pacta tahun 1895 teryata mampu mengantarkan ke arah terjadinya perubahan mendasar dalam bidang kedokteran. Oalam kegiatan medik, Sinar-X dapat dimanfaatkan untuk diagnosa maupun terapi. Penggunaan radiasi pengion untuk keperluan diagnosa dalam bidang kedokteran disebut radiodiagnosa, yaitu suatu metode untuk mengetahui acta tidaknya kelainan rialam tubuh dengan menggunakan radiasi pengion, terutama sinar-X. Tennasuk dalam radiodiagnosa ini adalah pemeriksaan dengan computed tomo- graphy scanner (CT scan), fluoroskopi foto torax sinar-X konvensional dan radiografi anakill. Prinsip kerja semua metode tersebut menggunakan pesawat sinar-X sebagaikomponen utamanya. Untuk tujuan medik, tubuh manusia yang pacta prinsipnya dapat dibedakan baik secara anatomi maupun fisiologi, pacta mulanya merupakan obyek yang tidak dapat dilihat secara langsung oleh mala. Namun dengan ditemukannya sinar-X, tubuh manusia temyata dapat diubah menjadi obyek yang transparan. Sinar-X mampu membedakan kerapatan dari berbagai jaringan dalam tubuh manusia yang di I ewatinya. Dengan penemuan sinar-X ini, infor- masi mengenai tubuh manusia menjadi mudah diperoleh tanpa perlu melakukan operasi bedah. Proses pembuatan gambar anatomi tubuh manusia dengan sinar-X dapat dilakukan pada permukaan film fotografi. Gambar terbentuk karena adanya perbedaan intensitas sinar-X yang mengenai Prosldlng Pertemuan dan Presentasilimiah Penelitlan Dasar IImu Pengetahuan dan Teknologl Nukllr P3TM-BATAN Yogyakarta, 7 -8 Agustus 2001

Transcript of PROTEKSI DALAM PEMERIKSAAN FOTO THORAX Relfi · PDF filePROTEKSI DALAM PEMERIKSAAN FOTO ......

Page 1: PROTEKSI DALAM PEMERIKSAAN FOTO THORAX Relfi · PDF filePROTEKSI DALAM PEMERIKSAAN FOTO ... kegiatan[S,6,7], yaitu : (1) Penentuan kondisi radiologi ... keselarnatan maksimum dalarn

22 ISSN 0216-3128 Helfi Yu/iali dun Mukh/is Akhadi

OPTIMISASITHORAX

PROTEKSI DALAM PEMERIKSAAN FOTO

Relfi Yuliati daD Mukhlis Akhadi " b )

Pus/itbang Kese/amatan Radiasi dan Biomedika Nuk/ir -Batan. Jakarta

~b1-

21

ABSTRAKOPTIMISASI PROTEKSI DALAM PEMERIKSAAN FOTO THORAX Te/ah di/akukan pene/itian untukmenerapkan azas optimisasi proteksi do/am kegiatan pemeriksaan Joto thorax di rumah sakit Dokter Sarjito,Yogyakarta. Pene/itian di/akukan me/a/ui pendataan dosis radiasi yang diterima para pasien.Pengukuran dosis radiasi di/akukan menggunakan dosimeter thermo/uminesensi (T/D-/OO) 7LiF yangditempe/kan di depan dado pasien. Tiga parameter pengoperasian pesawat sinar-X sangat berpengaruhterhadap penerimaan dosis oleh pasien, yaitu tegangan puncak (kVp), intensitas keluaran pesawat dan lamapenyinaran. Karena intensitas sinar-X ditentukan oleh arus /istrik (I) dalam filamen yang ni/ ainya berordemili Ampere (mA), dan lama penyinaran berorde detik (s), maka dua parameter terakhir dapat digabungdalam bentuk perkalian antara arus dan waktu dengan satuan mA.s. Ada dua kelompok pasien yangmenjalani pemeriksaan Joto thorax dengan kondisi pesawat yang berbeda. Ke/ompok pertama menjalaniJoto thorax dengan kVp tinggi (101-103 kV) dan mA.s rendah (2,3 -3.3 mA.s). Kelompok kedua menjalaniJoto thorax dengan kondisi sebaliknya, yaitu kVp rendah (52-64 kV) dan mA.s tinggi (12-/6.3 mA.s). Hasi/penelitian menunjukkan bahwa penggunaan kVp tinggi don mA.s rendah dapat mengurangi penerimaandosis pasien hingga 20 % dibandingkan kondisi sebaliknya.

ABSTRACTOPTIMIZATION OF PROTECTION IN PHOTO THORAX DIAGNOSTIC. Research to apply optimizationof protection concept on P"l'tl' thorax ,i[agnostic activity in Doher Sarjito Ho.\"pital. Yogyakarta. has beencarried out. The research was carried out by surveying radiation doses accepted by patients. Radiationdoses were measured using thermoluminescence dosemeter (TLD-JOO) of7LiF which attached at the frontchest of the patients. Three parameters on X-ray operation will influent toward radiation dose accepted bythe patients. i.e. ..peak of voltage (kVp). out-put intensity of machine and irradiation time. Due to intensityof X -ray depend on electrical current (I) in filament which its value in the order of mili Ampere (mA). andtime oj irradiation in the order of second (s). the last two parameters could be represented in the form ofmultiplication between electrical current and irradiation time with unit of mA.s. There are two groups ofpatiens which undergo photo thorax diagnostic in different machine condition. First group was treated withhigh kVp (JOI-J03 kV) and low mA.s (2.3- 3.3 mA.s). Second group was treated with low kVp (52-64 kV)and high mA.s (J 2 -J 6.3 mA.s). From the experiment it was obtained that treatment with high kVp and lowmA.s could decrease accepted radiation dose of patients till 20 % lower compare to treatment with low kVpand high mA.s.

PENDAHULUAN

P enemuan Sinar-X oleh fisikawan JennanWilhelm C. Roentgen pacta tahun 1895 teryata

mampu mengantarkan ke arah terjadinya perubahanmendasar dalam bidang kedokteran. Oalamkegiatan medik, Sinar-X dapat dimanfaatkan untukdiagnosa maupun terapi. Penggunaan radiasipengion untuk keperluan diagnosa dalam bidangkedokteran disebut radiodiagnosa, yaitu suatumetode untuk mengetahui acta tidaknya kelainanrialam tubuh dengan menggunakan radiasi pengion,terutama sinar-X. Tennasuk dalam radiodiagnosaini adalah pemeriksaan dengan computed tomo-graphy scanner (CT scan), fluoroskopi foto toraxsinar-X konvensional dan radiografi anakill. Prinsipkerja semua metode tersebut menggunakan pesawat

sinar-X sebagai komponen utamanya.

Untuk tujuan medik, tubuh manusia yangpacta prinsipnya dapat dibedakan baik secaraanatomi maupun fisiologi, pacta mulanya merupakanobyek yang tidak dapat dilihat secara langsung olehmala. Namun dengan ditemukannya sinar-X, tubuhmanusia temyata dapat diubah menjadi obyek yangtransparan. Sinar-X mampu membedakan kerapatandari berbagai jaringan dalam tubuh manusia yangdi I ewatinya. Dengan penemuan sinar-X ini, infor-masi mengenai tubuh manusia menjadi mudahdiperoleh tanpa perlu melakukan operasi bedah.

Proses pembuatan gambar anatomi tubuhmanusia dengan sinar-X dapat dilakukan pad apermukaan film fotografi. Gambar terbentuk karenaadanya perbedaan intensitas sinar-X yang mengenai

Prosldlng Pertemuan dan Presentasilimiah Penelitlan Dasar IImu Pengetahuan dan Teknologl NukllrP3TM-BATAN Yogyakarta, 7 -8 Agustus 2001

Page 2: PROTEKSI DALAM PEMERIKSAAN FOTO THORAX Relfi · PDF filePROTEKSI DALAM PEMERIKSAAN FOTO ... kegiatan[S,6,7], yaitu : (1) Penentuan kondisi radiologi ... keselarnatan maksimum dalarn

Helfi Yuliati dan Mukhlis Akhadi ISSN 0216 -3128 23

Optimisasi proteksi mencakup beberapakegiatan[S,6,7], yaitu : (1) Penentuan kondisi radiologisebelum memulai suatu pekerjaan yang dapat

mengakibatkan terjadinya paparan r~?iasi padamanusia. (2) Perencanaan operasi agar dosisindividu maupun kolektif dapat ditekan serendah

mungkin dengan menghindari terjadinya penyinaranyang tidak diperlukan. (3) Penggunaan peralatanmaupun perlengkapan yang memadai, serta (4)

Mengikuti prosedur (baik prosedur penggunaanperalatan maupun prosedur kerja) yang telahdisusun dan ditetapkan.

DASARTEORI

pennukaan film setelah terjadinya penyerapansebagian sinar-X oleh bagian tubuh manusia. Dayaserap tubuh terhadap sinar-X sangat bergantungpada kandungan unsur-unsur yang ada di dalamorgan. Bayangan garnbar anatomi terbentuk karenaadanya perbedaan kemarnpuan dalam menyerapmaupun meneruskan sinar-X yang melalui organ-organ tertentu di da!arn tubuh.

Beberapa efek merugikan yang munculpada tubuh manusia karena terpapari sinar-X segerateramati tidak berselang lama dari penemuan sinar-XI2]. Efek merugikan itu berupa kerontokan rarnbutdaD kerusakan kulit. Pada tahun 1897 di AmerikaSerikat di 1 aporkan adanya 69 kasus kerusakan ku 1 ityang disebabkan oleh sinar-X, sedang pada tahun1902 angka yang dilaporkan meningkat menjadi 170kasus. Pada tahun 1911 di Jennan juga dilaporkanadanya 94 kasus tumor yang disebabkan o!eh sinar-Xl]]. Meskipun beberapa efek merugikan dari sinar-X telah teramati, namun upaya perlindunganterhadap bahaya penyinaran sinar-X tersebut belumterfikirkan.

Ada kebutuhan mendasar yang memer-lukan kesepakatan secara intemasional dalarnkeselamatan radiasi. Standar Keselamatan Dasar(Basic Safety Standards) yang dikeluarkan bersarna-sarna an tara IAEA, ILO, NEA (OECD), WHO,PAHO dan FAO menjadi dasar untuk menyatukanpandangan dalam masalah keselamatan radiasi iniI4].Dalam pemanfaatan teknik nuklir, faktor kese-larnatan manusia hams mendapatkan prioritasutama. Sudah barang tentu pemanfaatannya akanlebih sempuma jika faktor kerugian yang mungkintimbul dapat ditekan serendah mungkin ataudihilangkan sarna sekali. Untuk mencapai tingkatkeselarnatan maksimum dalarn penggunaan tekniknuklir ini, Komisi Intemasional untuk PerlindunganRadiasi (ICRP) menekankan pada tiga azas proteksiradiasi IS,6,7], yaitu :

Sinar-x dibangkitkan di dalam suatu tabungdengan cara menembakkan elektron cepat kepadatarget logam berat bemomor atom tinggi dan suhulelehnya juga tinggi. Dalam pesawat sinar-X inielektron yang dipancarkan oleh filamen panasdipercepat melalui tabung hampa menuju targettungsten ataU wolfram (W) yang diberi bedapotensial positif tinggi terhadap sumber elektron.Elektron sebagai proyektil sebelum ditabrakkandipercepat gerakannya dengan tegangan listrikberorde 102 -106 Voltil).

Ada tiga parameter pengoperasian pesawatsinar-X yang sangat berpengaruh terhadappenerimaan dosis radiasi oleh pasien, yaitu teganganpuncak (kVp), intensitas keluaran pesawat dan lamapenyinaran. Kualitas maupun energi sinar-Xbiasanya dinyatakan dalam bentuk nilai teganganyang digunakan dalam tabung pesawat[9). Semakinbesar tegangan tabung akan semakin tinggi energisinar-X yang dipancarkannya. Tabung yangdioperasikan pada tegangan puncak (kVp) 400.000Volt (400 kilo Volt) misalnya, biasanya dinyatakandengan kVp : 400 kV. Energi maksimum sinar-Xyang dihasilkan oleh pesawat tersebut adalah 400keY.

Hanya- sebagian kecil keluaran sinar-X

yang mencapai energi maksimum, sedang sebagianbesarnya memiliki energi yang lebih rendah['O].Pacta saat berkas elektron menabrak target, sebagianbesar energi elektron hilang dalam bentuk panas,sebagian energi I ainnya hi I ang untuk memproduksisinar-X, namun acta pula kemungkinannya semuaenergi kinetik elektron tersebut diubah menjadifoton sinar-X 11,9,10]. Dalam beberapa k~us, hanyasebagian keci I fraksi sinar-X dengan energi tertentuyang dapat dimanfaatkan, sedang fraksi sisanyadengan energi lebih rendah seringkali tidakdiperlukanl'll. Untuk keperluan radiografi medismisalnya, fraksi sinar-X dengan energi sangatrendah tidak akan memberikan kontribusi terhadaphasil proses radiografi, tetapi dapat memberikan

I. Azas Jastiftkasi, yaitu setiap kegiatan yangdapat mengakibatkan paparan radiasi hanyaboleh dilaksanakan setelah dilakukanpengkajian yang cukup mendalam clandiketahui bahwa manfaat dari kegiatan tersebutcukup besar dibandingkan dengan kerugianyang mungkin ditimbu 1 kannya.

2. Azas Optimisasi yaitu paparan yang berasal dari5uatu kegiatan hams ditekan serendah-rendahnya dengan mempertimbangkan faktorekonomi clan sosial.

3. Azas Pembatasan Dosis Perorangan, yaitu dosisyang diterima oleh seseorang dalammenjalankan tugas/kegiatan tidak bolehmelebihi nilai batas yang telah ditetapkan.

Prosldlng Pertemuan dan Presentasl IImlah Penelltlan Dasar Ilmu Pengetahuan dan Teknologl NukllrP3TM-BATAN Yogyakarta, 7 -8 Agustus 2001

Page 3: PROTEKSI DALAM PEMERIKSAAN FOTO THORAX Relfi · PDF filePROTEKSI DALAM PEMERIKSAAN FOTO ... kegiatan[S,6,7], yaitu : (1) Penentuan kondisi radiologi ... keselarnatan maksimum dalarn

24 ISSN 0216-3128 Helfl Yuliati dun Mukhlis Akhadi

Dosis radiasi yang diterima pasien diukurmenggunakan dosimeter thermoluminesensi (TLD-100) 'LiF yang ditempelkan di depan dada pasien.Dengan cara ini, kondisi penyinaran pasien akansarna dengan kondisi penyinaran dosimeter,sehingga dosis radiasi yang diterima pasien sarnadengan dosis yang terekarn oleh dosimeter.

Dilakukan pengelompokan terhadap pasienyang menja1ani pemeriksaan foto thorax. Ada duakelompok pasien yang menjalani pemeriksaandengan kondisi pengoperasian pesawat sinar-X yangberbeda. Kelompok pertama menjalani pemeriksaanfoto thorax dengan kVp tinggi (101-103 kV) danmAs rendah (2,3 -3,3 mA.s). Kelompok keduamenja1ani foto thorax dengan kondisi sebaliknya,yaitu kVp rendah (52-64 kV) dan mA.s tinggi (12-16,3 mA.s). Dengan membandingkan jumlahpenerimaan dosis radiasi pada kedua kelompok tadi,dapat ditentukan teknik penyinaran terbaik yangsesuai dengan azas optimisasi proteksi, sehinggalebih arnan bagi pasien tanpa mengurangi kualitasgarnbar yang diperoleh.

HASIL DAN PEMBAHASAN

tambahan dosis radiasi yang sebetulnya tidakdiperlukan.

Untuk memperkecil penerimaan dosisradiasi oleh pasien dalam pemeriksaan dengan sinar-X, pada jendela tempat keluarnya sinar-X (focalspot) biasanya diberi fi 1 ter Al dengan ketebalantertentu sebagai filter bawaan pesawat (inherentfilter). Filter ini akan menyerap sinar-X berenergisangat rendah (soft X-Rays), namun tetapnemeruskan sinar-X berenergi lebih tinggi yang bisadimanfaatkan untuk radiografi medisl12J.

Parameter kedua yang berpengaruhterhadap besar kecilnya dosis radiasi yang diterimapasien adalah intensitas keluaran sinar-X. Intensitassinar-X ini ditentukan oleh ams listrik (I) yangmengalir dalam filamen yang nilainya biasanyaberorde mili Ampere (mA). Semakin tinggi 1 akansemakin tinggi intensitas sinar-X yang dipancarkan.Namun peningkatan nilai 1 ini tidak akan mengubahkualitas sinar-X yang keluar dari pesawat.Parameter ketiga adalah lama penyinaran (t) dalamsetiap kali pemeriksaan. Pe,i1yinaran ini biasanyaberlangsung dalam orde detik (s). Semakin lamapenyinaran akan semakin besar dosis radiasi yangditerima. Untuk keperluan praktis, dua parameterterakhir ini biasanya digabung dalam bentukperkalian antara 1 dan dengan satuan mA.s.

Dalam kegiatan rutin permanfaatan Sinar-X untuk keperluan diagnostik, ketiga parameter tadidapat diatur untuk mendapatkan kualtas gambarbasil pemeriksaan yang terbaik. Namun pencapaiankualitas tersebut hams juga diimbangi dengan upayamelakukan penekanan terhadap penerimaan dosisradiasi oleh pasien yang diperiksa. Dengandemikian perlu dicari kondisi optimum untukpenyinaran sehingga kedua kriteria tersebut dapatdipenuhi.

Tujuan .dari optimisasi proteksi adalaltuntuk mendapatkan basil optimum yang meliputikombinasi penerimaan dosis yang rendah, baikindividu maupun kolektif, minimnya resiko daripemaparan radiasi yang tidak dikehendaki sertabiaya yang murah'S,6J. Setiap kegiatan yangmemerlukan tindakan proteksi, terlebih dahuluharus dilakukan analisa optimisasi proteksi yangsangat menekankan pada pertimbangan faktor-faktor ekonomi dan sosial, daD tidak semata-matamenekankan pada rendahnya penerimaan dosisradiasi dengan menempuh jalan apapun.

Oalam kegiatan radioadiagnostik sepertipemeriksaan rota thorax, optimisasi proteksidimaksudkan untuk menekan serendah mungkinpemerimaan dosis radiasi baik oleh pekerja maupunpasien. Untuk kepentingan pekerja, tiga prinsipdasar proteksil13J, yaitu pengaturan jarak, waktumaupun penggunaan penahan radiasi dapat dipakaiuntuk menekan penerimaan dosis radiasi. Sedanguntuk menekan penerimaan dosis radiasi olehpasien, dapat ditempuh melalui pengaturanpenyinaran selama menjalani pemeriksaan. Oalamhal ini, pemeriksaan dengan sinar- X hamsdilaku~an pada kondisi tertentu sehingga dihasilkankualitas gambar yang baik daD dapat dianalisa,namun harus dibarengi pula dengan upaya mencarikondisi penyinaran yang memberikan dosis radiasiterendah. Tujuan tersebut dapat dicapai melaluipengaturan tegangan operasi pesawat, pengaturan

Dalam makalah ini akan dibahas hasilpenelitian yang berkaitan dengan upaya menerapkanazas optimisasi proteksi dalam kegiatan medispemeriksaan foto thorax di rumah sakit pokterSadjito di Yogyakarta. Kriteria pencapaianoptimisasi proteksi didasarkan pada penerimaandosis yang bisa ditekan lebih rendah melaluipengatura.".--kVp dan mA.s pesawat sinar-X yangdigunakan untuk pemeriksaan foto thorax.

TATA KERJA

Dilakukan pendataan penerimaan dosisradiasi oleh pasien yang menjalani pemeriksaan fotothorax. Pendataan dilakukan bersamaan dengankegiatan rutin pelayanan pemeriksaan foto thoraxyang diberikan oleh rumah sakit Dokter Sardjito.

Prosiding Pertemuan dan Presentasilimiah Penelltian Dasar IImu Pengetahuan dan Teknologi NukllrP3TM-BATAN Yogyakarta, 7 -B Agustus 2001

Page 4: PROTEKSI DALAM PEMERIKSAAN FOTO THORAX Relfi · PDF filePROTEKSI DALAM PEMERIKSAAN FOTO ... kegiatan[S,6,7], yaitu : (1) Penentuan kondisi radiologi ... keselarnatan maksimum dalarn

penerimaan dosis oleh pasien rata-rata sebesar 0,032mGy atau 3,2 mrad, yang berarti terjadipengurangan penerimaan dosis radiasi sekitar 20 %,tingkat pengurangan yang cukup berarti ditinjau darisudut proteksi.

intensitas keluaran daD weaktu irradiasi.

Data hasil pengukuran dosis radiasi yangditerima pasien dengan berat badan antara 55-65 kgyang menjalani pemeriksaan rota thorax dengankondisi operasi pesawat pada kVp 52-64 kV daDperkalian arus waktu 12-16,3 mA.s. adalah sepertidisajikan pada Tabel I. Pemeriksaa~ pasien inidilakukan pada kondisi kVp rendah dengan mA.s.tinggi. Ada 1O pasien dalam kelompok pertama iniyang didata dengan penerimaan dosis radiasibervariasi dari 0,145 mGy (52 kV/13,6 mA.s.)hingga 0,202 mGy (56 kV/16,3 mA.s.) dengan dosisrata-ratanya sebesar 0,168 mGy.

Tabel 2. Data penerimaaan dosis radiasi o/ehpasien yang menja/ani pemeribaan fotothorax dengan kVp tinggi dan mA.s.rendah

Tabel 1. Data peneriamaan dosis radiasi olehpasien yang menjalani pemeriksaanfoto thorax dengan kVp rendah donmA.s. tinggi

NO. KVp Lx! (mA.s.) Dosis (mGy)

-~54565254645654545253

Data hasil pengukuran dosis radiasi yangditerima pasien kelompok kedua yang menjalanirota thorak dengan kondisi pesawat pada kVp 101-103 kV dan perkalian arus-waktu 2,3-3,3 mA.s.adalah seperti disajikan pada Tabel 2. Pemeriksaanpasien ini dilakukan pada kondisi kVp tinggi denganmA.s. rendah, merupakaan kebalikan dari kondisipertama. Ada 9 pasien yang didata dengan dos.!sradiasi yang diterimanya bervariasi dari 0,109 mGy(102 kV/2,6 mA.s.) hingga 0,177 mGy (102 kV/3,3mA.s.), dengan dosis rata-ratanya sebesar 0,136mGy.

Program optirnisasi proteksi sepertidiuraikan tadi perlu dilakukan mengingat sebagianbesar kasus medis memerlukan diagnosa lebih lanjutmelalui pemotretan dengan sinar-X. Pemeriksaanfoto thorax juga dikaitkan dengan programpenerimaan pegawai barn pada suatu instansi,terntama instansi pemerintah yang mewajibkancaJon pegawai untuk melengkapi data kesehatannyadengan pemeriksaan foto thorax.

Dengan azas optimisasi ini diharapkan bahwadosis yang diterima seseorang berkaitan denganpemanfaatan radiasi pengion tetap dapat ditekanserendah mungkin dengan biaya yang terjangkau.Seba I iknya penekanan semata-mata padapenerimaan dosis yang sangat rendah oleh pekerjadengan menempuh ja I an apapun dengan biaya yangtidak dapat dipertanggungjawabkan secara ekonomitidak termasuk dalam azas optimisasi ini.

KESIMPULANDengan membandingkan data penerimaan

dosis seperti disajikan pada Tabel 1 dan 2 terlihatbahwa pengoperasian pesawat sinar-X diagnostikdengan kVp tinggi dan mA.s rendah dapatmemperkecil penerimaan dosis radiasi oleh pasienyang menjalani pemeriksaan foto thorax. Denganmembandingkan dosis rata-ratanya, terdapatperbedaan dosis yang cukup signifikan dari keduakondisi pengoperasian pesawat. Pengaturan kondisioperasi pesawat secara tepat dapat mengurangi

Optimisasi proteksi dalarn.. kegiatanpemeriksaan foto thorax dapat ditempuh melaluipengaturan kondisi pengoperasian pesawat sinar-X

yang meliputi pengaturan tegangan puncak,keluaran intensitas sinar-X serta waktu irradiasipasien. Cara ini mampu menekan penerimaan dosispasien hingga sekitar 20 % tanpa memerlukan biayatambahan, yang beararti sesuai dengan azasoptimisasi yang direkomendasikan oleh ICRP.

Prosldlng Pertemuan dan Presentasilimiah Penelltlan Dasar IImu Pengetahuan dan Teknologl NukllrP3TM-BATAN Yogyakarta, 7 -8 Agustus 2001

Page 5: PROTEKSI DALAM PEMERIKSAAN FOTO THORAX Relfi · PDF filePROTEKSI DALAM PEMERIKSAAN FOTO ... kegiatan[S,6,7], yaitu : (1) Penentuan kondisi radiologi ... keselarnatan maksimum dalarn

Helft Yuliati dan Mukhlis AkhadiISSN 0216 -312826

Program optimisasi proteksi menjadisangat penting mengingat luasnya pemanfaatanpemeriksaan rota thorax dalam bidang kesehatan.Pemerintah misalnya, merencanakan untukmelengkapi dengan pesawat sinar-X diagnostik dimasa mendatang pacta setiap Pusat Kt'sehatanMasyarakat (puskesmas) setingkat kecamatan diseluruh Indonesia. Kegiatan ini dapat meningkatkandosis kolektif pacta masyarakat yang cukup berartiapabila tidak diimbangi dengan program proteksiradiasi yang memadai. Peningkatan dosis kolektifini tentu akan memperbesar peluang munculnyaefek negatif oleh radiasi pengion terhadap kesehatan

masyarakat.

--

Dose Limit for Practices, RCA Workshop onthe Application of ICRP's 1990Recommendations for Radiation Protection,Kuala Lumpur (August, 1993).

8. TAYLOR, J.Rand ZAFIRATOS, C.D., ModemPhysics for Scientists and Engineers, PrenticeHall, Engelwood Clifts, New Jersey 07632(1991).

-.KRANE, K, Fisika Modem (terjemahan olehHans. J. Wospakrik dan Sofia Niksolihin),Penerbit Universitas Indonesia, Salemba 4,Jakarta 10430 (1992).

10. GAUTREAU, R and SAVIN, W., FisikaModem (terjemahan oleh Hans. J.Wopspakirk), Penerbit Erlangga, Jakarta(1995).

11. INTERNATIONAL ATOMIC ENERGYAGENCY, Absorbed Dose Detennination inPhoton and Electron Beams an InternationalCode (If Practice, Technical Reports SeriesNo.277, IAEA, Vienna (1987).

12. INTERNATIONAL ATOMIC ENERGYAGENCY, Manual of Dosimetry inRadiotherapy~ Technical Report Series No. 110,lAEA, Vienna (1970).

13. CHEMBER, H, Introduction to Health Physics,Pergamon Press, New York (1987).

Q

UCAP AN TERIMAKASIH

Penulis mengucapkan terimakasih kepadaPimpinan Rumah Sakit Dokter Sardjito diYogyakarta, atas kesempatan, penggunaan segalafasilitas daD bantuannya yang telah diberikan untukmelaksanakan penelitian ini. Ucapan terimakasihdisampaikan juga kepada Bapak dr. Abdul Latif,Kepala Unit Radiologi R.S. dr. Sardjito, besertaseluruh -staf yang telah memberikan bantuan tenagaserta kerjasamanya yang baik selama penelitian inidilakukan.

DAFfARPUSTAKA.

1. INTERNATIONAL ATOMIC ENERGYAGENCY, Protection Against I('~!zingRadiation from External Sources Used inMedicine, ICRP Publication 33, PergamonPress, Oxford (1981).

2. ANONIM, Health Effect of Exposure to LowLevel of Ionizing Radiation, HEIR V NationalAcademy Press, Washington, D.C (1990).

3. MARTIN, A. and HARBINSON, S.A., AnIntroduction to Radiation Protection (3rdEdition), Chapman and Hall, London (1986).

4. INTERNATIONAL ATOMIC ENERGYAGENCY, International Basic Safety Standardsof Protection Against Ionizing Radiation andfor the Safety of Radiation Sources, SafetySeries No.115, IAEA, Vienna (1996).

5. INTERNATIONAL ATOMIC ENERGYAGENCY, Optimization of RadiationProtection, IAEA, Vienna (1986).

6. ANON 1M, ICRP Publication No.60, Bethesda,USA (1990).

7. PILLA Y, K.C., Justification, Optimization and

TANYAJAWAB

Dwiwahini Nurhayati-pengaruh dosis terhadap kebal tubuh pasien ?

-Berapa dosis radiasi yang aman sewaktudilakukan foto Thorax

Helfi Yuliati-Pengaruh dosis terhadap teba/ tubuh pasien pada

pengambi/an foto thorax, tergantung denganteba/ tubuh pasien. Untuk pG!;i~n yang kurusdosis yang diberikan /ebih rendah dibandingdengan pasien yang bertubuh gemuk.

-Untuk pengembi/an foto thorax tidak ada batasanyang diberikan, namun harus diusahakanpenerimaan dosis serendah mungkin untuk hasi/

foto yang optima/.

-Prosldlng Pertemuan dan Presentasl IImlah Penelltlan Dasar IImu Pengetahuan dan Teknologl Nukllr

P3TM-BATAN Yogyakarta. 7 -8 Agustus 2001

Page 6: PROTEKSI DALAM PEMERIKSAAN FOTO THORAX Relfi · PDF filePROTEKSI DALAM PEMERIKSAAN FOTO ... kegiatan[S,6,7], yaitu : (1) Penentuan kondisi radiologi ... keselarnatan maksimum dalarn

27ISSN 0216 -3128Helfi Yuliati don Mukhlis Akhadi ,.

Relfi Yuliati-Dari informasi yang diterima dari operator batas

maximum penggunaan kVp, dari hasilpengukuran dengan pemakaian J 02 toleransikeamanannya 93%.. Dari hasil yang diperolehakan di informasikan ke pihak pengguna sebagaiacuanl pertimbangan untuk penurunan dosis

yang diterima pasien.

Tunjung lndrati Y.-Berapa % toleransi batas keamanan alat

pengukuran rota thorax dengan menaikkan kVp

daD mohon dijelaskan apakah pihak penggunadapat mengikuti adanya fakta penurunan dosis

radiasi yang diterima pasien.

Proslding Pertemuan dan presentasl IImiah Penelltlan Dasar IImu Pengetahuan dan Teknologl Nuklir

P3TM-BATAN Yogyakarta. 7 -8 Agustus 2001