Prospek Usaha Pemeliharaan Ayam Jantan Layer

24
PROSPEK USAHA PEMELIHARAAN AYAM PETELUR JANTAN I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sektor peternakan merupakan salah satu penyokong pilar pembangunan nasional berkaitan dengan pemenuhan protein hewani masyarakat. Pengembangan usaha peternakan di Indonesia masih memiliki prospek yang baik karena konsumsi protein hewani masih kecil dan berpotensi selalu meningkat seiring peningkatan jumlah penduduk. Sesuai standar nasional, konsumsiprotein orang dewasa per hari per kapita 55 g yang terdiri dari 80% protein nabati dan 20% protein hewani. Saat ini permintaan daging ayam semakin bertambah seiring dengan meningkatnya laju pertumbuhan penduduk, meningkatnya penghasilan penduduk, dan kasadaran penduduk akan pentingnya protein hewani. Dari sisi permintaan dalam struktur konsumsi daging nasional, dari tahun ke tahun peranan daging ayam ras tercatat peningkatanya, dari 13% pada tahun 1970-an manjadi sekitar 60% pada tahun 1990-an. Kemampuan daging ayam ras menggeser daging ruminansia, ternyata pergeseran ini pun terjadi di tingkat internasional. USDA. (United States Department of Agriculture) mencatat bahwa pada tahun 1985 – 1993 laju konsumsi redmeat dunia menurun 1,8% per tahun dan konsumsi whitemeat asal ayam meningkat 3,5% per tahun (Abidin,2002). Daging ayam broiler mengandung protein yang lebih tinggi (20%) dibandingkan dengan ternak lain, yaitu daging sapi dengan protein 19,5%, kambing 17%, dan babi 16%.

Transcript of Prospek Usaha Pemeliharaan Ayam Jantan Layer

Page 1: Prospek Usaha Pemeliharaan Ayam Jantan Layer

PROSPEK USAHA PEMELIHARAAN AYAM PETELUR JANTAN

I.                PENDAHULUAN

1.1    Latar Belakang

Sektor peternakan merupakan salah satu penyokong pilar pembangunan nasional

berkaitan dengan pemenuhan protein hewani masyarakat. Pengembangan usaha

peternakan di Indonesia masih memiliki prospek yang baik karena konsumsi protein

hewani masih kecil dan berpotensi selalu meningkat seiring peningkatan jumlah

penduduk. Sesuai standar nasional, konsumsiprotein orang dewasa per hari per kapita

55 g yang terdiri dari 80% protein nabati dan 20% protein hewani. Saat ini permintaan

daging ayam semakin bertambah seiring dengan meningkatnya laju pertumbuhan

penduduk, meningkatnya penghasilan penduduk, dan kasadaran penduduk akan

pentingnya protein hewani.

Dari sisi permintaan dalam struktur konsumsi daging nasional, dari tahun ke tahun

peranan daging ayam ras tercatat peningkatanya, dari 13% pada tahun 1970-an

manjadi sekitar 60% pada tahun 1990-an. Kemampuan daging ayam ras menggeser

daging ruminansia, ternyata pergeseran ini pun terjadi di tingkat internasional.

USDA. (United States Department of Agriculture) mencatat bahwa pada tahun 1985 –

1993 laju konsumsi redmeat dunia menurun 1,8% per tahun dan

konsumsi whitemeat asal ayam meningkat 3,5% per tahun (Abidin,2002). Daging ayam

broiler mengandung protein yang lebih tinggi (20%) dibandingkan dengan ternak lain,

yaitu daging sapi dengan protein 19,5%, kambing 17%, dan babi 16%.

Selain kecenderungan itu, terjadi peningkatan konsumsi daging per kapita, yaitu 0,06 kg

pada tahun 1980 menjadi 3 kg pada tahun 1996. Salah satu penyebabnya adalah

peningkatan pendapatan per kapita per tahun. Hal ini juga sejalan dengan tren

diseluruh dunia. Contohnya, pada tahun 1993 konsumsi daging ayam ras di Filipina

baru mancapai 5 kg dengan pendapatan US$ 915 per kapita per tahun. Pada tahun yang

sama, Thailand dengan pendapatan US$ 1.700 mengonsumsi 9 kg per kapita per tahun,

New Zealand dengan pendapatan US$ 12.000 mengonsumsi 20 kg per kapita per tahun

(Abidin, 2002). Peningkatan konsumsi daging ayam ras pedaging diperkirakan terus

meningkat apabila terjadi pertumbuhan ekonomi penduduk maka korelasi antara

konsumsi dengan pendapatan masyarakat cukup tinggi.

Page 2: Prospek Usaha Pemeliharaan Ayam Jantan Layer

Selain ayam ras pedaging (broiler), ada lagi jenis ayam ras yang dikembangkan di

Indonesia, yaitu ayam ras petelur (layer). Ayam ras petelur adalah ayam ras betina yang

dikembangkan untuk diambil telurnya saja. Perkembangan ayam petelur di Pulau Jawa

setelah tahun 1972 juga disusul dengan perkembangan petelur di propinsi lain,

terutama di Sumatera Utara, Ujung Pandang, dan daerah-daerah potensial lainnya yang

menunjukkan bahwa peternakan ayam petelur memberikan harapan yang cerah di

setiap tempat di Indonesia, tidak hanya di Pulau Jawa (Rasyaf, 1989).

Ayam petelur diperoleh dari usaha penetasan ayam petelur yang dilakukan

oleh breeder. Hasil penetasan tersebut tentunya tidak kesemuanya ayam betina. Jika

presentase diasumsikan 50% ayam betina, maka 50% akan dihasilkan produk  yang

berupa ayam petelur dengan kelamin jantan. Akan tetapi, karena produk petelur jantan

ini tidak memiliki nilai jual, maka ayam petelur yang jantan dijadikan sebagai produk

sampingan. Bahkan dibelahan bumi utara, produk sampingan ini dimusnahkan untuk

dijadikan bahan pakan. Berbagai kondisi ini menggambarkan besarnya peluang yang

bisa diraih apabila ayam petelur jantan  dimanfaatkan sebagai penghasil daging. Ayam

jantan lebih cepat untuk dibudidayakan dibandingkan dengan ayam betina, terlebih, 

jika menggunakan sistem intensif  serta  memperhatikan faktor-faktor  budidaya yang

baik.

Budidaya ayam petelur jantan merupakan peluang besar yang bisa dimanfaatkan untuk

memulai usaha melalui proyek usaha mandiri. Proyek Usaha Mandiri (PUM) merupakan

mata kuliah wajib yang harus diambil  selururuh mahasiswa  semester lima dengan

tujuan untuk melatih mahasiswa agar bisa mandiri untuk berwirausaha. Peluang

pemeliharaan ayam petelur pejantan ini diharapkan mampu memberikan informasi

kepada peternak tentang potensi ayam petelur jantan sebagai penghasil daging untuk

pemenuhan gizi masyarakat serta mampu menciptakan peluang usaha baru untuk

masyarakat.

1.2       Tujuan  

Tujuan  dari  Proyek  Usaha Mandiri (PUM) ini adalah untuk mengetahui prospek usaha

dari pemeliharaan ayam petelur jantan.

1.3        Kerangka Pemikiran

Page 3: Prospek Usaha Pemeliharaan Ayam Jantan Layer

Permintaan terhadap daging ayam semakin bertambah seiring dengan meningkatnya

penghasilan dan kesadaran penduduk akan pentingnya protein hewani. Salah satu

sumber protein hewani yang dapat diusahakan ketersediaanya adalah melalui budidaya

ayam ras pedaging (broiler).

Beternak broiler merupakan salah satu jenis usaha dibidang peternakan yang sangat

menguntungkan jika dilakukan dengan serius karena telah diketahui bahwa  daging 

broiler adalah  sumber protein hewani yang saat ini digemari oleh masyarakat. Selain

ayam broiler ini, ayam petelur (layer) juga merupakan sumber protein yang juga

dibudidayakan dengan pemanfaatan telurnya sebagai sumber protein.

Ayam  petelur menyebar di seluruh  propinsi di Indonesia. Keadaan ini menunjukan

bahwa secara geografis dan temperatur lingkungan, ayam petelur dapat diterima di

seluruh tempat di Indonesia, tidak ada hambatan dengan temperatur, curah hujan, dan

kondisi geografi lainya di Indonesia, walaupun Indonesia termasuk negara beriklim

tropis dengan ciri : temperatur panas, banyak hujan, dan kelembabanya tinggi, tetapi

tidak menjadi hambatan bagi ayam petelur untuk dipelihara dan berproduksi. Hal ini

sesuai dengan pendapat dari seorang pakar peternakan (Rasyaf, 1989) yang

mengemukakan bahwa perkembangan ayam petelur di pulau Jawa setelah tahun 1972

juga disusul dengan perkembangan petelur di propinsi lain, terutama di Sumatera

Utara, Ujung Pandang, dan daerah-daerah potensial lainnya yang menunjukkan bahwa

peternakan ayam petelur memberikan harapan yang cerah di setiap tempat di

Indonesia, tidak hanya di Pulau Jawa.

Ayam petelur diperoleh dari usaha penetasan ayam petelur yang dilakukan

oleh breeder atau farm. Hasil penetasan tersebut tentunya tidak kesemuanya ayam

betina. Jika presentase diasumsikan 50% ayam betina, maka 50% akan dihasilkan

produk  yang berupa ayam petelur dengan kelamin jantan. Akan tetapi, karena produk

petelur jantan ini tidak memiliki nilai jual, maka ayam petelur yang jantan dijadikan

sebagai produk sampingan (by product).

Saat ini peternak mulai berminat mengusahakan anak jantan ayam petelur yang dulu

dibuang untuk dibesarkan sebagai penghasil daging. Minat itu ditunjang dengan harga

bibit yang murah, dan pertumbuhannya lumayan cepat. Peletakan dagingnya tipis

namun padat, dan peletakan lemaknya sedikit. Ukuran badannya tidak beda dengan

Page 4: Prospek Usaha Pemeliharaan Ayam Jantan Layer

ayam kampung (buras), demikian pula mutu dagingnya. Sering kali daging anak jantan

ayam petelur digunakan untuk memalsu daging ayam ras yang harganya lebih tinggi

daripada ayam broiler. Jika pemeliharaan ayam jantan petelur dikelola dengan

manajeman yang baik, maka  akan dapat menghasilkan keuntungan yang besar.

1.4       Kontribusi

Kegiatan ini diharapkan dapat memberikan informasi bahwa ayam petelur jantan juga

mempunyai prospek yang baik dan sangat bagus untuk dikembangkan karena

disamping usaha ini sangat menguntungkan, juga sebagai alternatif permintaan daging

ayam kampung yang dapat diterima oleh masyarakat.

 

II.TINJAUAN PUSTAKA

 

2.1       Sejarah Ayam Ras di Indonesia

2.1.1    Ayam Broiler

Usaha ternak ayam broiler, sejak tahun 1980 semakin menonjol perananya dalam

mempersempit kesenjangan terhadap meningkatnya kebutuhan akan daging. Daging

ayam broiler dipilih sebagai salah satu alternatif, karena ketika itu masyarakat tahu

bahwa ayam broiler sangat efektif di produksi. Dalam jangka 6 – 8 minggu ayam

tersebut sanggup mancapai berat hidup 1.5 kg – 2 kg, dan secara umum dapat

memenuhi selera konsumen (Murtidjo, 1987).

2.1.2        Ayam Petelur

Ayam petelur merupakan unsur produksi dalam usaha peternakan ayam petelur, ayam

petelur adalah ayam yang akan dimanfaatkan telurnya untuk suatu usaha dan

memenuhi kriteria untuk dijadikan alat produksi yang mampu bertelur banyak, ayam

ras petelur dapat dibagi menjadi dua berdasarkan warna bulu dan warna kerabangnya,

pertama, ayam petelur putih yang berbulu putih dan telurnya berwarna putih.

Tubuhnya ramping mata bersinar, jengger tunggal berwarna merah darah. Ayam ini

dikenal dengan tipe petelur unggul. Kedua, ayam ras petelur berbulu coklat dan warna

kerabangnya juga coklat. Berbadan agak gemuk, padat dan telur lebih besar. Ayam

petelur semacam ini dikenal dengan tipe ayam petelur tipe dwiguna.(Rasyaf, 1995).

Page 5: Prospek Usaha Pemeliharaan Ayam Jantan Layer

2.1.3 Ayam Petelur Jantan.

Akibat pemasaran ayam broiler yang demikian, pada periode tahun 1980 bermunculan

peternak yang memelihara ayam jantan petelur dwiguna bagaikan ayam broiler,

tujuannya jelas untuk daging. Ayam jantan petelur dwiguna ini memang dapat diambil

dagingnya karena dipelihara sama seperti ayam broiler. Sebagai ayam jantan tentu

pertumbuhannya lebih cepat, walaupun masih kalah dengan pertumbuhan ayam

broiler. Ayam jantan petelur dwiguna menjadi alternatif lain untuk ayam broiler yang

kala itu sulit diperoleh bibitnya. Perlu diketahui bahwa bila penetasan ayam petelur

kira-kira 50% jantan dan 50% betina. Petelur komersial yang final stock digunakan

ayam betina, bukan jantan. Dahulu yang jantan dibakar begitu saja akibat tidak lau

dijual dan tidak mungkin diternakkan. Namun, akibat sulitnya DOC (Day Old Chicken)

broiler dan didukung oleh selera konsumen indonesia, membuat ayam jantan petelur

dwiguna dimanfaatkan dan diperlakukan sama seperti ayam broiler. Tidak heran bila

saat itu ayam jantan petelur dwiguna lambat laun naik daun dan laku terjual. Bahkan,

kala itu harganya menyamai DOC ayam broiler ( Rasyaf, 1993).

Melihat potensi yang ada, usaha ternak ayam ras di Indonesia dalam kebijakan sub-

sektor peternakan memperoleh prioritas utama, pertimbangan tersebut berkaitan

dengan upaya mengejar standardisasi Program Gizi Nasional  (Murtidjo, 1987).

.

2.2            Perkandangan

Kandang adalah lingkungan kecil tempat ayam hidup dan berproduksi, oleh karena itu

dibutuhkan kandang yang nyaman dan berpengaruh terhadap kesehatan ayam serta

hasil produksi yang maksimal (Abidin, 2003).

Bagian yang terpenting dalam suatu peternakan adalah kandang. Sebab Kandang

merupakan tempat  ayam berdiam dan berproduksi. Kandang yang baik adalah kandang

yang bisa menimbulkan nyaman dan tentram bagi ayam. Sebab Kenyamanan dalam

kandang berarti kenikmatan dalam berproduksi.

Agar kandang itu bisa memberikan kenikmatan ideal, maka kondisi kandang harus

dalam kondisi baik, mengingat masalah kandang merupakan  salah satu andil besar

disamping faktor bibit dan makanan dalam menentukan produksi.

Page 6: Prospek Usaha Pemeliharaan Ayam Jantan Layer

Syarat syarat kandang yang harus dipenuhi sebagai bangunan kandang ayam yang baik

antara lain :

1)                 Lokasi kandang

2)                 Letak antar kandang

3)                 Ruangan yang cukup

4)                 Fentilasi udara yang sempurna

5)                 Penyinaran di dalam kandang merata

6)                 Penggunaan bahan bangunan yang tahan lama,murah dan memenuhi syarat

7)                 Bentuk dan system atap yang tak merugikan

8)                 Lebar kandang cukup

9)                 Peralatan kandang memadai

Berdasarkan lantainya kandang dapat dibagi menjadi beberapa macam yaitu :

1. Kandang dengan alaslitter, yaitu kandang dengan lantai yang dilapisi kulit padi,

pesak atau sekam padi, lantai litter ini umumnya diterapkan pada kandang sistem

koloni. Sistem litter ini membuat lantai kandang menjadi lebih empuk.

2. Kandang dengan lantai kolong berlubang, kandang ini untuk  mengatasi kelemahan

lantai litter.

Karena lantai litter mempunyai satu kelemahan yang cukup parah, yaitu alas litter cepat

kotor dan berbau.dan akan jadi lebih parah lagi bila digunakan untuk ayam petelur tipe

medium.lantai kandang dengan sistem ini terbuat dari bambu atau kayu kaso.

3. Kandang dengan lantai campuran litter dan kolong berlubang, cara ini ingin

mengambil kabaikan dari kedua sistem diatas.

Menurut  sistemnya  kandang  ayam bisa dibedakan antara kandang baterai dan

kandang postal. Pada umumnya kandang baterai ini untuk kandang petelur.

Page 7: Prospek Usaha Pemeliharaan Ayam Jantan Layer

4. Kandang baterai, yaitu kandang yang berbentuk kotak yang bersambugan satu

dengan lainnya, terbuat dari kayu, bambu, atau kawat. Masing-masing yang berbentuk

kotak ini bisa dibuat dengan ukuran panjang 40 cm, lebar 20 cm, dan tingginya 40 cm.

Kontruksi lantai pada kandang baterai umumnya renggang, dan dibagian depan dibuat

agak miring 5-7 cm. Keuntungan system kandang baterai :

1)      Kemungkinan  terjadinya  kanibalis dan pematukan telur bisa di cegah.

2)      Mempermudah melakukan pencatatan secara individual

3)      Telur lebih bersih

4)      Peredaran kandang dalam kandang lebih leluasa

5)      Dapat mengurangi adanya penularan penyakit

6)      Menghemat tempat, dan energy-energi yang dikeluarkan lebih sedikit.

5. Kandang postal, yaitu kandang berlantai rapat yang menggunakan litter. Kandang ini

bisa dibuat bertingkat, akan tetapi kandang postal yang beringkat ini ukurnyya tidak

oleh terlalu lebar dan tidak lebih  dari dua tingkat. Sebab kandang yang bertingkat tiga

akan mempersulit tatalaksana. Ukuran bangunan tinggi 2 – 2,5 m, lebar 6 – 7 m, sedang

untuk kandang tingkat bawah ukuran tinggi 1 m, dinding kandang sebagian besar

terbuka, Hai ini tergantung lingkungannya, kandang jenis ini biasanya dibuat dengan

tunggal dengan kontruksi miring atau monitor.

2.3        Ransum

Makanan  adalah  salah satu  faktor  terpenting  didunia usaha ternak ayam. Oleh karena

itu disamping para peternak harus memiki bibit yang baik, membangun kandang yang

memenuhi persyaratan serta bisa menerapkan tatalaksana yang benar,  mereka  juga

harus memilih ransum yang bermutu tinggi.

Ransum diartikan sebagai satu atau beberapa jenis pakan yang diberikan untuk seekor

ternak sehari semalam. Ransum harus dapat memenuhi zat gizi yang dibutuhkan ternak

untuk berbagai fungsi tubuhnya,misalnya hidup pokok, produksi, maupun reproduksi

(Siregar, 1994)

Page 8: Prospek Usaha Pemeliharaan Ayam Jantan Layer

Pakan merupakan salah satu faktor yang paling berpengaruh terhadap pertumbuhan

perlu mendapat perhatian yang serius.  Tujuan utama pemberian ransum adalah untuk

menjamin pertambahan berat badan yang maksimal selama periode pertambahan atau

penggemukan berlangsung (Anggorodi, 1994).  Menurut Rasyaf (2001), ransum yang

efisien bagi ayam adalah ransum yang layak dimakan oleh ayam dan telah disusun

mengikuti aturan yang telah ditentukan, aturan itu meliputi nilai kebutuhan gizi bagi

ayam dan nilai kandungan gizi dari bahan makanan yang digunakan.

2.4              PenampilanProduksi

2.4.1        Pertambahan Bobot Badan (PBB)

Menurut Anggorodi (1987), pertambahan merupakan perwujudan dari perubahan-

perubahan dari unit pertumbuhan terkecil, yaitu yang mengalami hiperplasi atau

pertambahan jumlah sel dan hipertropis atau pembesaran ukuran sel dalam interval

waktu tertentu. Laju pertumbuhan dipengaruhi oleh tipe dan strain ayam, jenis kelamin,

umur, ransum, tatalaksana pemeliharaan, serta suhu lingkungan.  Selain itu

pertumbuhan juga dipengaruhi oleh hormon.

Menurut (Tillman, dkk, 1991) Pertambahan bobot badan diperoleh melalui pengukuran

kenaikan bobot badan dengan melakukan penimbangan berulang-ulang dalam waktu

tiap hari,tiap minggu atau tiap bulan. Kecepatan pertumbuhan mempunyai variasi yang

cukup besar, keadaan ini tergantung tipe ayam, jenis kelamin, galur, tatalaksana,

temperatur lingkungan, tempat ayam tersebut dipelihara, serta kualitas dan kuantitas

makanan (Anggorodi, 1980).

2.4.2                Feed Convertion Ratio (FCR)

Feed Convertion Ratio (FCR) diartikan sebagai angka banding dari berat pakan yang di

konsumsi ayam dibagi dengan berat badan yang diperoleh. Angka konversi ransum

tersebut merupakan salah satu kriteria seleksi dalam perbaikan mutu genetik ayam

(Abidin, 2002). Hal ini disebabkan oleh tingginya biaya pakan yang dikonsumsi ayam

untuk memperoleh berat badan tertentu.

2.5        Analisis Usaha

2.5.1     BiayaProduksi

Biaya produksi merupakan total biaya yang digunakan dalam produksi.

Page 9: Prospek Usaha Pemeliharaan Ayam Jantan Layer

2.5.2    Pendapatan

Pendapatan adalah jumlah input yang diterima dari aktivitas produksi, misal hasil dari

penjualan ayam.

2.5.3    Keuntungan.

Keuntungan yaitu hasil yang diperoleh dari total pendapatan dikurangi total biaya.

2.5.4    Analisis Break Event Point (BEP).

Analisis Break Event Point (BEP) disebut juga titik impas, merupakan suatu keadaan

dimana hasil usaha yang diperoleh sama dengan modal yang dikeluarkan. BEP dapat

dihitung dengan perbandingan antara biaya produksi dengan total produksi.

2.5.5    Harga Pokok Produksi (HPP)

Merupakan komponen harga pembentuk biaya total produksi. HPP dapat digunakan

untuk mengetahui berapa harga per unit yang harus dijual agar modal kembali.

2.5.6    Analisis Revenue Cost Ratio (R/C).

Analisis Revenue Cost Ratio yaitu analisis yang digunakan untuk menengetahui besaran

pendapatan per kerugian serta kelayakan suatu proyek. dengan membandingkan antara

pendapatan (revenue) yang diperoleh dengan total pengeluaran (cost).

III. METODE PELAKSANAAN

3.1       Tempat dan Waktu

Kegiatan PUM telah dilaksanakan di kandang ternak Politeknik Negeri Lampung yang

berlangsung dari 13 Oktober – 13 Desember 2012.

3.2       Bahan dan Alat

Bahan yang digunakan antara lain :ayam petelur jantan sebanyak 200 ekor, pakan 511

BRAVO, sekam, vaksin ND clone,dan vitamin.

Alat yang digunakan antara lain : feeder tube, drinker tube, sprayer, sapu, ember, sekat,

dan terpal.

3.3        Prosedur Kerja

3.3.1    Persiapan kandang

Page 10: Prospek Usaha Pemeliharaan Ayam Jantan Layer

Persiapan kandang dilakukan seminggu sebelum ayam tiba, adapun kegiatan-kegiatan

yang dilakukan yaitu membersihkan kandang, menyemprot dengan desinfektan, dan

pengapuran.

3.3.2    Kegiatan saat DOC tiba

Kegiatan ini merupakan kegiatan pemasukan ayam ke dalam kandang pemeliharaan.

Adapun kegiatan yang dilakukan adalah menghitung populasi awal, penimbangan bobot

tubuh, pemindahan ayam ke kandang, pemberian pakan dan air minum sesuai

kebutuhan, vaksinasi ND, dan vaksin coryza.

3.3.3        Aktivitas rutin

Aktivitas rutin yang dilakukan yaitu pemberian pakan dan air minum, menyapu lantai

dan mencuci tempat air minum, dilakukan dua kali sehari sesuai kebutuhan ayam

dengan waktu pemberian pagi dan sore.  Pakan diberikan sesuai dengan umur ayam

sesuai dengan table kebutuhan pakan.

3.3.4    Tatalaksana kesehatan

Kesehatan merupakan bagian dari hal penting dalam menunjang keberhasilan suatu

peternakan. Penerapannya, tidak hanya dalam tatalaksana kesehatan kandang

(biosecurity), tetapi juga ternaknya, sehingga ternak tetap terjaga kesehatannya,

terhindar dari penyakit dan produksipun bisa maksimal. Tatalaksana kesehatan yang

dilakukan adalah desinfeksi, vaksinasi ND, vaksinasi coryza, dan pemberian vitamin.

Pemberian vitamin dilakukan satu minggu sekali.

3.4       Pengamatan

3.4.1    Idikator Produksi

a)                 Pertambahan Bobot Badan (PBB)

Pertambahan bobot tubuh diperoleh dengan cara menghitung selisih antara bobot

tubuh awal pemeliharaan dengan bobot tubuh akhir pemeliharaan.

b)                 Feed Convertion Ratio (R/C)

            Feed Convertion Ratio (R/C) adalah perbandingan antara jumlah ransum yang

dikonsumsi dengan pertambahan bobot badan dalam jangka waktu tertentu.

Page 11: Prospek Usaha Pemeliharaan Ayam Jantan Layer

3.4.2   Analisis Usaha

a)         Biaya Produksi

Biaya produksi adalah biaya yang digunakan selama pemeliharaan berlangsung. Biaya

produksi meliputi semua komponen produksi. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat dalam

tabel 1.

Tabel 1. Biaya Produksi

N

o.Uraian

Juml

ahSatuan

Harga (Rp)

Ekor Total

1 Ayam Petelur

Jantan200 Ekor 1.750 350.000

2 Pakan 511

BRAVO6 Sak

310.0

00

1.860.00

0

3 Sewa Kandang 1 Periode/

Ekor500 100.000

4 Sekam 5 sak 2.500 12.500

5 Tali rafia 1 gulung 5.000 5.000

6 Desinsfektan 1 100 ml11.50

011.500

7 Vaksin Clone 2 500 dosis20.00

040.000

8 VitaStress 1 bungkus15.00

015.000

  Total       2.394.00

Page 12: Prospek Usaha Pemeliharaan Ayam Jantan Layer

0

JumlahProduk X HargaJualProduk

b)         Pendapatan.

.

Pendapatan -  Biaya

c)         Keuntungan.

Biaya Produksi  : Total Produksi

d)         Analisis Break Event Point (BEP ) Harga.

.

Biaya Produksi  : Harga Jual Produk

Analisis Break Event Point (BEP) Unit.

Total Komponen Biaya Produksi

e)       Harga Pokok Produksi (HPP).

Revenue (Pendapatan) : Cost (Biaya)

f)         Analisis Revenue Cost Ratio (R/C).

 IV.             HASIL DAN PEMBAHASAN

 

4.1            Hasil

4.1.1        Karakteristik Ayam Petelur Jantan

Ayam petelur tipe ringan mempunyai sifat lebih sensitif terhadap cuaca panas dan

keributan. Ayam ini mudah kaget dan sangat aktif bergerak serta memiliki sifat

Page 13: Prospek Usaha Pemeliharaan Ayam Jantan Layer

kanibalisme. Ayam ini menpunyai bobot tubuh yang lebih ringan di banding dengan

ayam tipe medium (Rasyaf, 1989).

Tipe petelur ringan banyak juga disebut dengan ayam petelur putih. Ayam petelur ini

mempunyai badan yang ramping. Warna bulunya putih bersih dan berjengger merah,

ayam petelur putih mempunyai produksi telur hingga 260 butir per tahun bagi yang

betina (Rasyaf, 1989).

Ayam petelur jantan merupakan ayam yang sangat aktif bergerak selain untuk mencari

makan ayam ini juga aktif bergerak hanya untuk sekedar bermain, kebiasaan yang

paling mencolok pada ayam pejantan yaitu sering bertengger pada sekat kandang, pada

feeder tube, dan kadang ada yang masuk ke dalam feeder tube, sesekali ayam jantan ini

berkelahi. Untuk lebih jelas mengenai karakteristik ayam petelur janatan dapat dilihat

pada Gambar 1.

Gambar : Karakteristik Ayam Pejantan

4.1.2        Penampilan Produksi

Penampilan produksi ayam petelur jantan yang ditimbang pada hari ke-50

dapatdilihatpadatabel 2berikut.

 

 

 

1. Pertambahan Bobot Badan (PBB)

Pertambahan bobot badan merupakan penambahan bobot badan yang diperoleh

dengan cara menghitung selisih antara bobot tubuh awal pemeliharaan dengan bobot

tubuh akhir pemeliharaan. Pertambahan bobot badan ayam jantan yang kami pelihara

selama satu priode, dengan jumlah 200 ekor mempunyai PBB 626,75.

b.          FeedConvertionRatio (FCR)

Merupakan perbandingan antara pertambahan bobot badan dalam jangka waktu

tertentu dengan jumlah ransum yang dikonsumsi. Apabila FCR mempunyai nilai yang

Page 14: Prospek Usaha Pemeliharaan Ayam Jantan Layer

tinggi berarti konversi pakan tidak baik, sebaliknya, semakin rendah nilai FCR maka

konversi pakan semakin baikyang menunjukkan bahwa pakan yang dikonsumsi lebih

banyak untuk pertambahan bobot badan seluruhnya. Berdasarkan tabel diatas nilai FCR

padapelaksanaan PUM sebesar 2,42. Hal iniberartiuntukmenghasilkan 1 Kg

bobotbadandibutuhkanpakansebanyak 2,42 Kg.

4.1.3        Analisis Usaha

1. a.                  BiayaProduksi

Biayaproduksimerupakan total biaya yang digunakandalamproduksi,

yaitumeliputisemuakomponenproduksi.

 

Jumlah Ayam 200

Harga Pokok Produksi/Ekor  Rp       11.887,50

Total Biaya Produksi  Rp 2.377.500

1. b.                  Pendapatan

Pendapatandiperolehdarihargajualprodukdikalikanjumlahproduk.

 

Jumlah Ayam 194

Harga Per Ekor Rp      20.000

Total Rp 3.880.000

1. c.                   Keuntungan

Keuntungandihitungdenganmengurangkanantarapendapatandenganbiayaproduksi.

 

Total Pendapatan Rp 3.880.000

Total Biaya Produksi Rp 2.377.500

Keuntungan Rp 1.502.500

1. d.                  Break Event Point (BEP)

Page 15: Prospek Usaha Pemeliharaan Ayam Jantan Layer

BEP harga, diperolehdariperbandinganantara total biayaproduksidengan total produksi.

 

Total Biaya Produksi  Rp  2.377.500

Jumlah Ayam 200

BEP Harga  Rp      11.887,50

BEP unit, diperolehdariperbandingan total biayaproduksidenganhargajualproduk.

 

 

Total Biaya Produksi  Rp 2.377.500

Harga jual Per Ekor  Rp      20.000

BEP Unit 119

1. e.                   HargaPokokProduksi (HPP)

HargaPokokProduksi (HPP) dihitungdari total komponenbiayaproduksi per ekor.

Tabel 8.HargaPokokProduksi (HPP)

Komponen Produksi per Ekor Harga

Pakan  Rp         9.375

DOC  Rp         1.750

Sewa Kandang  Rp            500

Sekam  Rp           62,5

Tali Rafia  Rp              25

OVK  Rp            175

Total (Harga Pokok Produksi)  Rp      11.887,50

1. f.                   Revenue Cost Ratio (R/C)

Page 16: Prospek Usaha Pemeliharaan Ayam Jantan Layer

Dihitungdenganmembandingkanantaratotal pendapatan (revenue) dengantotal

biayaproduksi (cost).

 

Total Pendapatan  Rp 3.880.000

Total Biaya Produksi  Rp 2.377.500

RevenueCostRatio 1.63

4.2            Pembahasan

Harga Pokok Produksi (HPP) yaitu total harga dari komponen biaya produksi. Biasanya

HPP yang digunakan adalah besar biaya per ekor. Pada tabel, besar HPP yaitu Rp

11.887,5.,-.Artinyahargapokokproduksi yang dikeluarkanuntuk 1 ekorayamdalam 1

periodesebesarRp 11.887,5.,-.

BreakEventPoint (BEP) yaitu merupakan titik impas suatu usaha. Pada analisis usaha

ini, nilai BEP terjadi bila penerimaan sama dengan biaya produksi.Berdasarkantabel di

atas, nilai BEP hargaadalahRp 11.887,5.,-.

Artinyausahapemeliharaanayampetelurjantanakanmencapai

Titikimpasbilapenjualan per ekorRp 11.887,5.,-. Sedangkan BEP unit berdasarkan table

yaitu

119.Artinyausahapemeliharaanayampetelurjantanakanmencapaititikimpasbilaproduk

yang terjualsebanyak 119 ekor.

RevenueCostRatio (R/C) dalam usaha peternakan digunakan untuk menghitung

efisiensi ekonomis dimana R (revenue) merupakan penerimaan dari hasil penjualan,

dan C (cost) merupakan biaya total yang digunakan untuk produksi.

Returncostratiomenunjukan penerimaan dalam usaha (peternakan) yang diterima

untuk setiap rupiah yang dikeluarkan dengan ketentuan apabila nilai R/C melebihi

angka 1 maka usaha tersebut layak untuk dijalankan dan seballiknya jika nilai R/C lebih

rendah atau sama dengan 1 maka usaha tersebut tidak layak untuk dijalankan.

Diketahui bahwa pemeliharaan ayam petelur jantan ini dilaksanakan pada bulan

Oktober-November yang waktu penjualnnya sudah memasuki bulan Muharram (bulan

Page 17: Prospek Usaha Pemeliharaan Ayam Jantan Layer

Syuro untuk kalender Jawa). Pada bulan Syuro, kepercayaan sukujawa tidak boleh ada

acara pesta untukmenghindarimusibah.

Keadaantersebutberdampakpadapermintaandagingayamyang

mengalamipenurunan.Hargaayam broiler denganbobot 1 kg 10.000.- per November

(Pinsar 2012). Begitujugadenganayampetelurjantan yang

tentunyaikutturun.Berbedadenganbulandesember yang harganyasudahmembaikyaitu

18.300.-

Berdasarkanuraiandiatasjika usaha ini dilakukan pada bulan

Muharrammasihmenguntungkan,terlebih jika dilakukan pada

bulanlainya.Terutamadilakukan 2 bulan menjelangharirayaidulfitri,makaakan lebih

menguntungkan lagi. Dengan demikianusahaayampetelurjantanmemilikiprospek yang

baikuntukdilanjutkansebagaiusaha.

 V.               KESIMPULAN DAN SARAN

5.1       Kesimpulan

Usaha ayam petelur jantan memeiliki prospek yang baikuntuk dilanjutkan sebagai

usaha.

4.1         Saran

1)            Diberikan sekat yang lebih tinggi dibanding sekat ayam broiler untuk

menghindari ayam lompat.

2)            Sebaiknya diberi pengalih perhatian, misalnya rumput ilalang di sekeliling

sekatuntuk menghindari kanibalisme.

3)            Sebaiknya pemberian pakan sedikit – sedikit, dan bila habis ditambah pakan

kembali secara kontinyu (adlibitum)untuk menghindari pakan tumpah.

 

 

Anggorodi.1987. Ilmu Makanan Ternak Umum. Penerbit PT Gramedia.Jakarta.

Murtidjo, A.B.1987.Pedoman Beternak Ayam Broiler. Penerbit

Page 18: Prospek Usaha Pemeliharaan Ayam Jantan Layer

Kanisius. Yogyakarta.

Rasyaf, M.1989.Beternak Ayam Petelur.PenebarSwadaya.Yogyakarta.

Rasyaf, M.1984.Beternak Ayam Kampung.PenebarSwadaya.Yogyakarta.

Rasyaf, M.1994.Beternak Ayam Pedaging.PenerbitKanisius.Yogyakarta.

Siregar, S.B.1994.Ransum Ternak Ruminansia. Bogor. Penebar Swadaya.

Prakkasi, A.1980.Ilmu Gizi dan Makanan Ternak. Angkasa. Bandung.

Tillman, Alen D, Hartadi Hari, ReksohadiprodjoSoedomo, Prawirokusumo Soeharto Dan

LebdosoekojoSoekanto, 1998.Ilmu Makanan Ternak Dasar.Gadjah Mada University

Press. Yogyakarta