Prospek Kebun Sawit Masih Cerah - litbang.pertanian.go.id Kebun Sawit... · Kenaikan harga ini...

4
Prospek Kebun Sawit Masih Cerah Oleh : Bambang Dradjat Perkebunan kelapa sawit di Indonesia saat ini masih merupakan salah satu usaha yang menjadi andalan sektor pertanian untuk berperan dalam perekonomian nasional. Ke depan, perkebunan kelapa sawit masih dipercaya dapat berperan seperti tahun-tahun sebelumnya, bahkan diharapkan mengalami peningkatan. Peran ini sangat ditentukan, di antaranya oleh perkembangan areal produktif dan produktivitas. Saat ini produksi minyak sawit (crude palm oil/CPO) ditujukan untuk memenuhi kebutuhan domestik dan internasional. Kebutuhan domestik CPO sebagian besar untuk industri turunan CPO seperti oleokimia. Sedangkan kebutuhan internasional sebagian besar ditujukan ke Pakistan dan Belanda. Perkembangan CPO dalam berbagai hal di atas sedikit banyak tergantung dari perkembangan harga internasional (Rotterdam) yang merupakan hasil interaksi antara ekspor dan impor CPO dunia. Figur perkelapasawitan, seperti diuraikan di atas, dalam lima tahun ke depan merupakan figur yang perlu dicermati para pemangku kepentingan (stackholders) yang berkecimpung di dunia perkelapasawitan. Dalam tulisan berikut, figur perkelapasawitan tersebut akan disajikan dengan tujuan memberi wawasan bagi para pemangku kepentingan dalam rangka perencanaan dan pengambilan keputusan. Figur perkelapasawitan yang akan disajikan berikut ini merupakan hasil cuplikan dari disertasi program S3 penulis di Institut Pertanian Bogor. Secara teknis, peramalan figur perkelapasawitan dilakukan dengan menggunakan pendekatan persamaan sistem simultan. Data yang digunakan dalam peramalan ini bersumber dari Direktorat Bina Produksi Perkebunan, Badan Pusat Statistik dan Oil World. Tidak proposional Produksi CPO dalam lima tahun ke depan diperkirakan mengalami peningkatan dari 8,8 juta ton pada 2004 menjadi 10,5 juta ton pada 2008. sedangkan konsumsi CPO diperkirakan meningkat dari sekitar 3,6 juta ton pada tahun ini menjadi 4,1 juta ton. Hal ini berarti dalam kurun waktu tersebut poduksi dan konsumsi meningkat, masing-masing 4,54% dan 3,37% per tahun.

Transcript of Prospek Kebun Sawit Masih Cerah - litbang.pertanian.go.id Kebun Sawit... · Kenaikan harga ini...

Page 1: Prospek Kebun Sawit Masih Cerah - litbang.pertanian.go.id Kebun Sawit... · Kenaikan harga ini diperkirakan tidak terlepas dari berkembangnya pasar minyak sawit, terutama di negara-negaraa

Prospek Kebun Sawit Masih Cerah

Oleh : Bambang Dradjat

Perkebunan kelapa sawit di Indonesia saat ini masih merupakan salah satu usaha yangmenjadi andalan sektor pertanian untuk berperan dalam perekonomian nasional. Kedepan, perkebunan kelapa sawit masih dipercaya dapat berperan seperti tahun-tahunsebelumnya, bahkan diharapkan mengalami peningkatan.

Peran ini sangat ditentukan, di antaranya oleh perkembangan areal produktif danproduktivitas. Saat ini produksi minyak sawit (crude palm oil/CPO) ditujukan untukmemenuhi kebutuhan domestik dan internasional.

Kebutuhan domestik CPO sebagian besar untuk industri turunan CPO seperti oleokimia.Sedangkan kebutuhan internasional sebagian besar ditujukan ke Pakistan dan Belanda.

Perkembangan CPO dalam berbagai hal di atas sedikit banyak tergantung dariperkembangan harga internasional (Rotterdam) yang merupakan hasil interaksi antaraekspor dan impor CPO dunia.

Figur perkelapasawitan, seperti diuraikan di atas, dalam lima tahun ke depan merupakanfigur yang perlu dicermati para pemangku kepentingan (stackholders) yangberkecimpung di dunia perkelapasawitan.

Dalam tulisan berikut, figur perkelapasawitan tersebut akan disajikan dengan tujuanmemberi wawasan bagi para pemangku kepentingan dalam rangka perencanaan danpengambilan keputusan.

Figur perkelapasawitan yang akan disajikan berikut ini merupakan hasil cuplikan daridisertasi program S3 penulis di Institut Pertanian Bogor. Secara teknis, peramalan figurperkelapasawitan dilakukan dengan menggunakan pendekatan persamaan sistemsimultan. Data yang digunakan dalam peramalan ini bersumber dari Direktorat BinaProduksi Perkebunan, Badan Pusat Statistik dan Oil World.

Tidak proposional

Produksi CPO dalam lima tahun ke depan diperkirakan mengalami peningkatan dari 8,8juta ton pada 2004 menjadi 10,5 juta ton pada 2008. sedangkan konsumsi CPOdiperkirakan meningkat dari sekitar 3,6 juta ton pada tahun ini menjadi 4,1 juta ton. Halini berarti dalam kurun waktu tersebut poduksi dan konsumsi meningkat, masing-masing4,54% dan 3,37% per tahun.

Page 2: Prospek Kebun Sawit Masih Cerah - litbang.pertanian.go.id Kebun Sawit... · Kenaikan harga ini diperkirakan tidak terlepas dari berkembangnya pasar minyak sawit, terutama di negara-negaraa

Penigkatan produksi lebih tinggi dibandingkan dengan konsumsi itu mengindikasikanbahwa terdapat ‘sisa’ produksi yang ditujukan untuk memenuhi keperluan ekspor.

Dalam kurun waktu tersebut, proporsi konsumsi terhadap produksi mengalamipenurunan dari sekitar 41% menjadi sekitar 39%.

Dengan asumsi industri minyak goreng relatif konstan, sedangkan industri hilir lainnyatidak segera berkembang maka fenomena ekspor dalam bentuk komoditas primer CPOdiperkirakan masih akan berlanjut.

Figur produksi dan konsumsi tersebut mengisyaratkan perlunya suatu kebijakan yangmenentukan arah apakah produksi CPO akan diperuntukkan untuk memenuhi kebutuhaninternasional atau untuk menyedikan bahan mentah bagi kebutuhan industri olahanminyak kelapa sawit domestik.

Sementara itu, produktivitas perkebunan negara, rakyat dan swasta dalam lima tahunkedepan masing-masing meningkat dari 4,79, 3,18 dan 3,21 ton CPO/ha/tahun selama2004 menjadi 5,23, 3,69 dan 3,28 ton CPO/ha/tahun.

Meskipun mengalami peningkatan, tingkat produktivitas perkebunan rakyat diperkirakanakan mengalami peningkatan terbesar diikuti dengan perkebunan negara. Namundemikian, peningkatan produktivitas perkebunan rakyat tersebut tidak menjadikanproduktivitas perkebunan rakyat lebih tinggi dibandingkaan produktivitas perkebunannegara.

Sementara itu, pertumbuhan dan tingkat produktivitas perkebunan swasta masih akantetap paling rendah. Selain itu, figur produktivitas tersebut menfgisyaratkan perlunyasuatu kebijakan yang mengarahkan pada peningkatan produktivitas.

Gerakan peningkatan produktivitas nasional dapat dijadikan tema dalam pengembangankelapa sawit ke depan. Penggunaan bibit unggul dalam penanaman baru dan peningkatanintensitas pemeliharaan dapat dikembangkaan sebagai program peningkatanproduktivitas.

Bagai sebuah pertandingan, kekalahan dalam produktivitas ditutupi dengan kemenangandalam luas areal produktif untuk akhirnya mampu memenangi pertandingan denganperolehan produksi tertinggi.

Luas areal produktif perkebunan swasta, rakyat dan negara dalam lima tahun kedepanmasing-masing meningkat dari 1,1 juta ha, 928.000 ha, dan 472.000 ha menjadi 1,3 jutaha dan satu juta ha, serta 484.000 ha. Hal ini berarti masing-masing jenis perkebunantersebut meningkat 3,63%, 2,69%, dan 0,65% per tahun.

Page 3: Prospek Kebun Sawit Masih Cerah - litbang.pertanian.go.id Kebun Sawit... · Kenaikan harga ini diperkirakan tidak terlepas dari berkembangnya pasar minyak sawit, terutama di negara-negaraa

Luas areal produktif di atas mengisyaratkan bahwa pemerintah perlu ‘mengevaluasi’kembali tentang kebijakan investasi di perkebunan kelapa sawit negara mengingat padadasarnya peluang terbesar untuk meningkatkan produksi ada di perkebunan negara.Namun, kebijakan investasi yang bersifat ‘menghambat’ pengembangan perkebunannegara menjadikan peluang tersebut tidak dapat diraih secara maksimal. Pada sisi lain,kesempatan yang diberikan kepada perkebunan rakyat dan swasta juga tidaakmenghasilkan produksi yang maksimal.

Malaysia masih unggul

Meskipun dalam lima tahun ke depan ekspor CPO Indonesia meningkat dengan laju5,22% per tahun, Malaysia masih tetap unggul dibandingkan Indonesia.

Ekspor Indonesia dan Malaysia pada tahun ini masing-masing 4,57 dan 5,6 juta tonmenjadi 5,61 dan 8,78 juta ton pada 2008.

Dalam periode di tersebut, Indonesia akan menguasai 33,32%, sedangkan Malaysiamenguasai 56,90% dari total ekspor dunia.

Sejalan dengan arah kebijakan yang disampaikan pada produksi dan konsumsi, figurekspor tersebut mengindikasikan bahwa Malaysia masih akan mengungguli Indonesiadalam lima tahun ke depan.

Hal itu juga mengisyaratkan bahwa hanya dengan pertumbuhan minimal 17,69% pertahun, ekspor Indonesia baru dapat menyamai ekspor Malaysia. Pertumbuhan tersebutdapat dikatakan sangat sulit dicapai karena memerlukan peningkatan produktivitasmenjadi rata-rata sekitar 5,51 ton CPO/ha/tahun dalam lima tahun ke depan.

Sedangkan, impor CPO dalam lima tahun ke depan relatif stabil dengan pertumbuhan0,87% per tahun dan tetap menyebar ke berbagai negara.

Untuk negara pengimpor besar bagi CPO Indonesia, impor Pakistan dan Belanda tetapterbesar. Khusus untuk Amerika Serikat, impor dalam lima tahun ke depan akanmengalami penurunan secara konsisten dan cukup drastis, yaitu sekitar 17,68% pertahun.

Hal itu mengindikasikan bahwa untuk keperluan memenuhi kebutuhan CPOinternasional strategi pengembangan pasar perlu menjadi prioritas. Figur tersebut jugamengisyaratkan bahwa riset pemasaran merupakan kebijakan yang sangat urgen untukdilaksanakan secara terus menerus.

Sementara itu, dalam lima tahun ke depan, harga minyak sawit di pasar Rotterdamdiperkirakan akan mengalami kenaikan walaupun secara riil akan mengalami sedikitpenurunan karena adanya kenaikan inflasi.

Page 4: Prospek Kebun Sawit Masih Cerah - litbang.pertanian.go.id Kebun Sawit... · Kenaikan harga ini diperkirakan tidak terlepas dari berkembangnya pasar minyak sawit, terutama di negara-negaraa

Pada 2004, harga minyak sawit di Rotterdam sekitar US$ 0,56/kg dan pada 2008mencapai US$ 0,68/kg.

Kenaikan harga ini diperkirakan tidak terlepas dari berkembangnya pasar minyak sawit,terutama di negara-negaraa berkembang. Dengan kata lain, minyak sawit masihmempunyai prospek ke depan.

B a m b a n g D r a j a t Penulis dari Lembaga Riset Perkebunan Indonesia

(Dimuat pada surat kabar Bisnis Indonesia, 27 Januari 2004)