Prospek Budidaya Rumput Laut di Tanjung Keok

8
PROSPEK BUDIDAYA RUMPUT LAUT DI TANJUNG KEOK, KEPULAUAN SAPEKEN KABUPATEN SUMENEP Perkembangan kegiatan budidaya Secara Administratif desa Tanjung Keok merupakan bagian dari Kecamatan Kepulauan Sapeken kabupaten Sumenep den merupakan bagian dari Pulau Sapanjang. Letak gorgrafis Kepulauan sapeken khususnya Tanjung Keok memberikan dampak positif terhadap pertumbuhan ekonomi local, hal ini disebabkan tingginya potensi sumberdaya kelautan dan perikanan. Potensi pengembangan Budidaya laut khususnya komoditas rumput laut mempunyai peluang tinggi untuk dikembangkan secara optimal. Kegiatan budidaya rumput laut di Tanjung Keok Kecamatan sapeken sampai dengan saat ini menunjukan perkembangan yang cukup baik, dimana secara teknis kondisi rumput laut masih menunjukkan performance yang baik walaupun saat ini kondisi lingkungan perairan yang masih sulit diprediksi dimana masih terjadi hujan dengan intensitas cukup tinggi. Adanya daya dukung lahan budidaya yang baik, dimana secara geografis Kecamatan sapeken merupakan wilayah Kepulauan sehingga mudah untuk menentukan pemilihan lokasi pada saat terjadi perubahan lingkungan secara signifikan, kondisi ini menimbulkan keuntungan tersendiri bagi pembudidaya karena aktivitas kegiatan budidaya dapat dilakukan sepanjang tahun dimana pada saat kondisi ekstrim sekalipun kegiatan pembibitan masih dapat dilakukan dengan baik. Adapun metode budidaya dengan menggunakan system rawai (long line), metode ini sangat efektif dan efisien diterapkan di perairan Tanjung Keok. Secara umum puncak musim tanam budidaya rumput laut di perairan Sumenep berkisar antara bulan April sampai dengan September. Pemanfaatan lahan masih belum optimal Sampai dengan saat ini total lahan budidaya yang ada di Tanjung Keok mencapai 300 Ha atau sekitar 3.000 unit budidaya

Transcript of Prospek Budidaya Rumput Laut di Tanjung Keok

Page 1: Prospek Budidaya Rumput Laut di Tanjung Keok

PROSPEK BUDIDAYA RUMPUT LAUT

DI TANJUNG KEOK, KEPULAUAN SAPEKEN KABUPATEN

SUMENEP

Perkembangan kegiatan budidaya

Secara Administratif desa Tanjung Keok merupakan bagian dari Kecamatan Kepulauan Sapeken kabupaten Sumenep den merupakan bagian dari Pulau Sapanjang. Letak gorgrafis Kepulauan sapeken khususnya Tanjung Keok memberikan dampak positif terhadap pertumbuhan ekonomi local, hal ini disebabkan tingginya potensi sumberdaya kelautan dan perikanan. Potensi pengembangan Budidaya laut khususnya komoditas rumput laut mempunyai peluang tinggi untuk dikembangkan secara optimal.

Kegiatan budidaya rumput laut di Tanjung Keok Kecamatan sapeken sampai dengan saat ini menunjukan perkembangan yang cukup baik, dimana secara teknis kondisi rumput laut masih menunjukkan performance yang baik walaupun saat ini kondisi lingkungan perairan yang masih sulit diprediksi dimana masih terjadi hujan dengan intensitas cukup tinggi. Adanya daya dukung lahan budidaya yang baik, dimana secara geografis Kecamatan sapeken merupakan wilayah Kepulauan sehingga mudah untuk menentukan pemilihan lokasi pada saat terjadi perubahan lingkungan secara signifikan, kondisi ini menimbulkan keuntungan tersendiri bagi pembudidaya karena aktivitas kegiatan budidaya dapat dilakukan sepanjang tahun dimana pada saat kondisi ekstrim sekalipun kegiatan pembibitan masih dapat dilakukan dengan baik. Adapun metode budidaya dengan menggunakan system rawai (long line), metode ini sangat efektif dan efisien diterapkan di perairan Tanjung Keok.

Secara umum puncak musim tanam budidaya rumput laut di perairan Sumenep berkisar antara bulan April sampai dengan September.

Pemanfaatan lahan masih belum optimal

Sampai dengan saat ini total lahan budidaya yang ada di Tanjung Keok mencapai 300 Ha atau sekitar 3.000 unit budidaya rumput laut dengan sistem long line (1 unit = 2.000 m2) dengan total produksi per bulan mencapai minimal 1.500 ton basah. Kondisi existing produksi masih sangat berpeluang untuk ditingkatkan mengingat pemanfaatan lahan masih belum meng-cover total potensi lahan yang ada, dimana dari total lahan potensial di Kecamatan Sapeken sebesar 37.107 Hektar baru sekitar 0,85 % yang teremanfaatkan.

Kegiatan usaha budidaya rumput laut di Kecamatan Sapeken khususnya di Tanjung Keok telah menjadi mata pencaharian utama. Kebijakan lokal

Page 2: Prospek Budidaya Rumput Laut di Tanjung Keok

yang bisa dijadikan referensi adalah adanya penetapan ijin usaha budidaya bagi pembudidaya pada kawasan pengembangan yaitu dengan menetapkan restribusi bagi Daerah sebesar Rp. 50.000,- (lima puluh ribu) per tahun. Kebijakan ini dimaksudkan untuk mengatur dan menghinadri konflik kepentingaan dalam pemanfaatan lahan budidaya.

Perkembangan pembudidaya dan kelembagaan

Usaha budidaya rumput laut telah meningkatkan animo masyarakat di Kecamatan Sapeken khususnya di Tanjung Keok, ditandai dengan adanya penambahan jumlah pembudidaya dari tahun ke tahun. Sampai saat ini jumlah masyarakat pesisir yang melakukan budidaya secara aktif mencapai sebanyak 1500 orang. Sedangkan pembudidaya yang tergabung dalam kelompok pembudidaya sebanyak 600 orang dari total kelompok pembudidaya sebanyak 20 kelompok aktif.

Dalam upaya memfasilitasi kelompok dalam mendapatkan baik akses produksi, akses sarana produksi maupun permodaan, telah dibentuk sebuah lembaga yang dinamakan Unit Pengelolaan Keuangan (UPK) Hidayatullah yang salah satu perannya adalah dalam mendukung kegiatan budidaya rumput laut serta melakukan pembinaan kelembagaan kelompok secara rutin. Adapun pengelolaan keuangannya dikelola dengan sistem syariah sehingga pembudidaya tidak merasa terbebani dalam mengakses pinjaman walaupun saat ini UPK Hidayatullah cakupannya masih minim. Visi UPK Hidayatullah ke-depan adalah mengupayakan agar kelembagaan kelompok semakin kuat sehingga kelompok mampu melakukan manajemen usaha secara mandiri.

Peran sentral pengepul local dalam tata niaga rumput laut di zona II cukup positif

Peran pengepul lokal seperti di beberapa daerah pengembangan bukan hanya mensupport permodalan tapi juga berperan dalam menjaga kestabilan harga, kualitas produksi, pergudangan sehingga jalannya siklus terjaga karena sama-sama diuntungkan. Posisi strategis pengepul dalam rantai distribusi pasar perlu diberdayakan melalui peran pembinaan secara berkelanjutan khususnya dalam rangka menjamin akses pasar dan kualitas hasil produksi, yang saat ini masih menjadi permasalahan utama pada aquabisnis rumput laut di Indonesia. Sehingga peran tengkulak tidak hanya mencari quota produksi sebanyak-banyakknya namun harus bertanggungjawab terhadap jaminan mutu produk DES (dried eucheuma seaweed) yang dihasilkan.

Menurut Jumeruddin ketua UPK Hidayatullah bahwa sebagai upaya dalam meningkatkan motivasi bagi para pembudidaya untuk memacu produksi, maka setiap tahun dilakukan lomba peningkatan produksi bagi semua pembudidaya yang tergabung dalam UPK Hidayatullah. Kondisi ini mencerminkan peran pengepul sebagai pelaku di Zona II dalam siklus bisnis rumput laut telah berhasil memberikan peran yang sangat baik.

Kesadaran pembudidayaakan akan pentingnya kelembagaan cukup baik, dimana peran pengepul lokal cukup sentral dalam upaya

Page 3: Prospek Budidaya Rumput Laut di Tanjung Keok

membangun kelembagaan dan manajemen usaha bagi kelompok pembudidaya. Kondisi ini diperkuat karena ada pengaruh figur central yaitu kepala desa Tanjung Keok yang secara langsung berperan juga sebagai pegepul lokal. Dalam upaya menjaga keberlangsungan usaha budidaya, peran kebijakan lokal yang telah nampak adalah adanya penetapan Peraturan Desa (Perdes) atau semacam awig-awig yang disepakati bersama dimana didalamnya mengatur tata kelola kawasan budidaya, jaminan keamanan serta sanksi yang mengikat seluruh pembudidaya maupun pihak luar.

Kesadaran pembudidaya terhadap jaminan kualitas DES (Dry Eucheuma Seaweed) sudah mulai meningkat

Image negatif yang melekat di sejumlah eksportir maupun industri terhadap produk rumput laut asal Sumenep yang jelek karena kebiasaan pembudidaya dengan melakukan pembaceman (penambahan cairan garam) dan mencampur rumput laut kering dengan semen sempat membuat posisi tawar produk rumput laut asal Sumenep anjlok secara signifikan bahkan sama sekali kehilangan akses pasar. Menurut pengakuan pembudidaya dari Tanjung Keok Kecamatan Sapeken, kondisi rumput laut baceman sesungguhnya bukan berasal dari daerah kepulauan sumenep namun berasal dari pembudidaya yang ada di perairan daratan Sumenep diantaranya dari Bluto, Saronggi dan Talango, namun demikian pembudidaya dikepulauan merasakan imbasnya dan sempat kehilangan kepercayaan pasar.

Hasil tinjauan dan diskusi langsung dengan para pembudidaya dan pengepul di lokasi budidaya , bahwa kondisi saat ini telah jauh lebih baik dan bahkan di Kecamatan Bluto dan Saronggi sudah tidak ditemukan lagi produk rumput laut kering baceman, masyarakat telah mulai sadar akan pentingnya jaminan mutu yang berimbas pada berlakunya hukum pasar yang negatif. Pengelolaan pasca panen sudah dilakukan dengan baik yaitu secara umum pembudidaya melakukan penjemuran dengan para-para jemur dan pada beberapa lokasi terdapat gudang penyimpanan hasil.

Yang sangat menggembirakan di Tanjung Keok kondisi ini diperkuat oleh peran pengepul lokal yang telah melakukan fungsi kontrol dengan baik sebagai pelaku di zona II, khususnya kontrol terhadap pengelolaan pasca panen sehingga kualitas terjamin sebelum masuk ke eksportir maupun industri. Namun demikian seperti yang diakui Bp. Jumerrudin salah satu pengepul di Tanjung Keok, bahwa dirinya cukup sulit melakukan kontrol terhadap umur panen, kondisi ini memaksa pengepul mengeluarkan biaya talangan di depan untuk memenuhi kebutuhan pembudidaya sampai usia panen tiba.

Perlu membangun kemitraan pasar yang luas dan berkelanjutan

Page 4: Prospek Budidaya Rumput Laut di Tanjung Keok

Secara umum rantai distribusi pasar di Kawasan Pengembangan Tanjung Keok masih panjang yaitu dari pembudidaya, pengepul lokal, pengepul antar pulau, pengepul kota, baru ke eksportir/industri. Kondisi ini dikhawatirkan menurunkan posisi tawar produk di tingkat pembudidaya. Sebagai gambaran saat ini harga kisaran rumput laut kering di tingkat pmbudidaya berkisar antara Rp.8000,- - Rp. 8.500,- per-kg, dimana harga tersebut masih cukup stabil.

Kemitraan usaha sudah mulai terbangun dengan baik walaupun secara umum masih bersifat alami namun mengingat peran pengepul yang berada di zona II secara umum telah melakukan peran yang aktif, sehingga pola kemitraan usaha berjalan dengan baik ditambah lagi adanya dukungan payung kelembagaan yang sudah mulai terbangun dengan cukup baik terutama di Tanjung Keok.

Pada tataran nasional permasalahan siklus pasar bisnis rumput laut pada sentra-sentra produksi disebabkan karena belum terbangunnya kelembagaan dan pola kemitraan yang kuat, legal dan berkelanjutan. Kuatnya kelembagaan kelompok serta terbangunnya pola kemitraan yang kuat akan menumbuhkan kesadaran dan tanggungjawab serta kultur bisnis yang positif antara pelaku utama (pembudidaya) dan pelaku usaha (industri) akan perlunya keseimbangan dalam menata siklus bisnis demi keberlanjutan usaha. Pembudidaya memerlukan jaminan pasar, penyerapan produksi dan stabilitas harga, disisi lain pihak trader/eksportir/industri membutuhkan jaminan kualitas produk dan kontiyuitas.

Peran kontrol pada semua tahapan produksi mutlak harus dilakukan melalui peran pendampingan dari Dinas Kabupaten/Kota, pengepul local maupun pihak mitra usaha dengan menurunkan langsung field advisor yang berperan dalam quality control proses budidaya, pengelolaan pasca panen maupun pergudangan di lokasi budidaya. Melihat perkembangan dan manajemen tata niaga rumput laut di Tanjung Keok khususnya pada Zona I dan II, maka kedepan perlu upaya memperkuat peran tersebut dengan membangun pola kemitraan secara luas, bertanggungjawab dan berkelanjutan terutama dengan industry nasional, ini penting dalam rangka menjamin keberlangsungan siklus bisnis rumput laut dari hulu ke hilir. Bentuk kerjasama dapat beriupa system inti plasma maupun CSR (Coorporate Social Responsibility), pola kemitraan ini cukup efektif dalam rangka menumbuhkan tanggungjawa dan ikatan moral antara ke dua belah pihak.

Produktivitas usaha dan tingkat pendapatan

Usaha budidaya rumput laut telah berhasil merubah tingkat ekonomi masyarakat bahkan pergerakan ekonomi lokal. Kepemilikan lahan per-pembudidaya di Tanjung Keok minimal 25 line dengan produktivitas rata-rata pada puncak produksi minimal 5 ton basah/musim panen, dari total produksi yang dihasilkan pembudidaya mampu meraup pendapatan minimal Rp. 5 juta per-musim panen (harga basah Rp. 1000/kg). Menurut Jumeruddin bahwa perputaran dana pengepul besar di Tanjung Keok untuk pembelian hasil produksi rumput laut dari pembudidaya mencapai angka 20 milyar per tahun, merupakan nilai yang besar untuk menjadi penggerak ekonomi lokal.

Page 5: Prospek Budidaya Rumput Laut di Tanjung Keok

Dukungan Pemerintah dalam upaya pengembangan kawasan budidaya rumput laut

Sebagai bentuk dukungan pemerintah dalam upaya mempercepat pengembangan kawasan dan peningkatan produksi rumput laut, maka Tahun Anggaran 2010 telah dialokasikan dana yang berasal dari APBN melalui program paket wira usaha budidaya. Khusus di Kabupaten Sumenep dialokasikan untuk kegiatan budidaya rumput laut sebanyak 75 paket dan 2 paket untuk pengadaan kebun bibit rumput laut. Paket tersebut terdiri dari 65 Paket dialokasikan untuk kegiatan budidaya rumput laut di desa Tanjung Keok dan desa Sase’el Kecamatan Sapeken serta sebanyak 10 paket di kecamatan Bluto.

Sistem kelembagaan dan manajemen usaha yang telah terbangun atas inisiatif pengepul hendaknya perlu diperkuat dengan proses pendampingan dan pembinaan secara berkala oleh Dinas KP Kab. Sumenep. Peran sentral pengepul lokal dan UPK Hidayatullah yang berhasil membangun peran aktif pada zona II dalam siklus bisnis rumput laut di Tanjung Keok, perlu upaya untuk memperkuat peran tersebut melalui pembinaan secara berkelanjutan. Peran pengepul di Zona II sangat strategis dalam upaya memperkuat siklus pasar khususnya peran kontrol terhadap produksi dan peningkatan mutu produksi yang dihasilkan. Kondisi ini bisa dijadikan referensi bagi daerah lain dalam upaya menjaga kestabilan siklus bisnis rumput laut.

Page 6: Prospek Budidaya Rumput Laut di Tanjung Keok
Page 7: Prospek Budidaya Rumput Laut di Tanjung Keok