PROSIDING SEMINAR NASIONAL PERTETA 2012 · prosiding seminar nasional perteta peran keteknikan...

17
PROSIDING SEMINAR NASIONAL PERTETA PERAN KETEKNIKAN PERTANIAN DALAM PEMBANGUNAN INDUSTRI PERTANIAN BERKELANJUTAN BERBASIS KEARIFAN LOKAL 2012 Denpasar, 13-14 Juli 2012 Diselenggarakan oleh PERTETA Cabang Bali dan Fakultas Teknologi Pertanian Universitas Udayana. Dalam rangka Dies Natalis Universitas Udayana ke-50, HUT ke 28 & BK ke 18 FTP UNUD Didukung oleh : PT. Wisu Varia Analitika PT. Cakrawala Angkasa PT. Almega Sejahtera PT. Ditek Jaya Universitas Udayana ISBN 978-602-7776-09-8 Diterbitkan oleh : Fakultas Teknologi Pertanian, Universitas Udayana, Kampus Unud Bukit Jimbaran, Badung Bali Tlp/Fax No ; 0361-701801

Transcript of PROSIDING SEMINAR NASIONAL PERTETA 2012 · prosiding seminar nasional perteta peran keteknikan...

Page 1: PROSIDING SEMINAR NASIONAL PERTETA 2012 · prosiding seminar nasional perteta peran keteknikan pertanian dalam pembangunan industri pertanian berkelanjutan berbasis kearifan lokal

PROSIDING SEMINAR NASIONAL PERTETA

PERAN KETEKNIKAN PERTANIAN DALAM PEMBANGUNAN INDUSTRI PERTANIAN BERKELANJUTAN BERBASIS KEARIFAN LOKAL

2012

Denpasar, 13-14 Juli 2012

Diselenggarakan oleh PERTETA Cabang Bali dan Fakultas Teknologi Pertanian Universitas Udayana. Dalam rangka Dies Natalis Universitas Udayana ke-50, HUT ke 28 & BK ke 18 FTP UNUD

Didukung oleh :

PT. Wisu Varia Analitika PT. Cakrawala Angkasa PT. Almega Sejahtera PT. Ditek Jaya

Universitas Udayana

ISBN 978-602-7776-09-8

Diterbitkan oleh : Fakultas Teknologi Pertanian, Universitas Udayana,

Kampus Unud Bukit Jimbaran, Badung BaliTlp/Fax No ; 0361-701801

Page 2: PROSIDING SEMINAR NASIONAL PERTETA 2012 · prosiding seminar nasional perteta peran keteknikan pertanian dalam pembangunan industri pertanian berkelanjutan berbasis kearifan lokal

Denpasar, 13-14 Juli 2012 [PROSIDING SEMINAR NASIONAL PERTETA 2012]

vi

DAFTAR ISI

Deskripsi Hal

Halaman Judul ………………………………………………………………………... i

Tim Penyunting ………………………………………………………………………. ii

Kata Pengantar ……………………………………………………………….……… iii

Sambutan Ketua PERTETA Pusat ................................................................................ iv

Susunan Panitia …………………………………………………………………….... v

Daftar Isi ........................................................................................................................ vi

Daftar Makalah .............................................................................................................. vii

Keynote Speaker 1 : Bambang Palgoenadi 1

Keynote Speaker 2: Wayan Windia 14

Keynote Speaker 3: Made Merta 20

Bidang 1. Rekayasa Proses dan Teknik Pasca Panen (TPP) 25

Bidang 2. Pengelolaan Sumber Daya Alam (SDA) 197

Bidang 3. Sistem dan Manajemen Teknik Pertanian (SMP) 377

Bidang 4. Rekayasa Alat dan Mesin Pertanian (RAM) 463

Bidang 5. Emerging Technology (ET) 613

Makalah Poster 747

Page 3: PROSIDING SEMINAR NASIONAL PERTETA 2012 · prosiding seminar nasional perteta peran keteknikan pertanian dalam pembangunan industri pertanian berkelanjutan berbasis kearifan lokal

Denpasar, 13-14 Juli 2012 [PROSIDING SEMINAR NASIONAL PERTETA 2012]

vii

DAFTAR MAKALAH

Keynote Speaker

No Nama Pemakalah Judul Artikel Halaman

1 Bambang Palgoenadi Mekanisasi Perkebunan 1

2 Wayan Windia Kearifan Lokal Dalam Pengelolaan Sumberdaya

Alam Untuk Keberlanjutan Sistem Pertanian

14

3 Made Merta Kearifan Lokal dalam Adopsi Teknologi untuk

Menunjang Pembangunan Industri Pertanian

Berkelanjutan

20

Bidang 1. Rekayasa Proses dan Teknik Pasca Panen (TPP)

No Nama Pemakalah Judul Artikel Halaman

1 Bima Sakti Novi Tri N. Proses Pembuatan Dan Pemurnian Asap Cair

Dari Tempurung Kelapa, Sebagai Bahan

Pengawet Makanan Pengganti Formalin

25

2 Budi Raharjo Kajian Pengaruh Pengeringan Dan Penggilingan

Terhadap Mutu Gabah Dan Beras Varietas Inpari

1 Di Lahan Pasang Surut Sumatera Selatan

33

3 Budi Raharjo Pengaruh Penyimpanan Hermetik Pada Berbagai

Varietas Padi Terhadap Populasi Serangga Hama

39

4 Dewi Maya Maharani Kinetika Perubahan Tegangan Kontak

Maksimum Kacang Goreng Selama Penyimpanan

50

5 Emmy Darmawati Kajian Identifikasi Chilling Injury Pada Buah

Alpukat Secara Non Destructive Menggunakan

Gelombang Ultrasonik

59

6 I Made Supartha Utama Penundaan Pre-Cooling Berpengaruh Terhadap

Susut Bobot, Mutu Visual Dan Masa Simpan

Brokoli Di Dalam Kotak Styrofoam Diisi Es

Curah

70

7 I Nengah Kencana

Putra

Reduction Of Oxalate Content At The Processing

Of Cocoyam (Xanthosoma Sagittifolium) Flour

By Immersion Method

79

8 I.S. Tulliza Pengaruh Tebal Tumpukan Dan Kecepatan

Pengeringan Terhadap Mutu Benih Padi Oryza

Sativa Hasil Pengeringan Dengan Box Dryer

86

9 Joko Nugroho W.K. Proses Pengeringan Singkong Parut Dengan

Menggunakan Pneumatic Dryer

96

Page 4: PROSIDING SEMINAR NASIONAL PERTETA 2012 · prosiding seminar nasional perteta peran keteknikan pertanian dalam pembangunan industri pertanian berkelanjutan berbasis kearifan lokal

Denpasar, 13-14 Juli 2012 [PROSIDING SEMINAR NASIONAL PERTETA 2012]

viii

No Nama Pemakalah Judul Artikel Halaman

10 Joko Nugroho W.K. Pengeringan Umbi Kimpul (Xanthosoma

Sagittifolium Schott) Sawut Menggunakan

Pneumatic Dryer

105

11 Junaedi Muhidong Pengaruh Lama Fermentasi Terhadap Tingkat Penjamuran Biji Kakao Selama Penyimpanan

113

12 Mulyati M. Tahir Perubahan Mutu Bumbu Picung (Pangium Edule

Reinw) Selama Penyimpanan Pada Suhu Ruang

120

13 Rokhani Hasbullah Disinfestasi Lalat Buah Pada Buah Belimbing (Averrhoa Carambola L) Dengan Perlakuan Uap

Panas (Vapor Heat Treatment)

129

14 Roni Parulian Damanik Analisa Penggunaan Air Pengencer (Dilution Water) Pada Press Stasion Dan Clarification

Station Terhadap Kenaikan Minyak

138

15 Supratomo Karakteristik Pemanasan Ohmic Selama Proses

Alkalisasi Rumput Laut Jenis Eucheuma Cottonii

145

16 Surya Abdul Muttalib Identifikasi Aroma Campuran (Blending) Kopi Arabika Dan Robusta Dengan Electronic Nose

Menggunakan Sistem Pengenalan Pola

154

17 Y. Aris Purwanto Penentuan Titik Kritis Susut Pasca Panen Pisang

(Studi Kasus Di Sentra Produksi Pisang, Cianjur)

164

18 Yusron Sugiarto Studi Performansi, Stabilitas Dan Mikrobial Pada Digester Hibrid Terhadap Fluktuasi Limbah Cair

Tapioka

171

19 Ida Bagus Putu

Gunadnya

Penggunaan Giberelin Setelah Panen

Mempengaruhi Karakteristik Buah Melon Selama

Penyimpanan

179

20 Jumriah Langkong Kajian Daya Patah Dan Kerenyahan Kripik

Kentang (Solanum Tuberosum Linn)

Berdasarkan Ketebalan Dan Lama Penggorengan

187

Bidang 2. Pengelolaan Sumber Daya Alam (SDA)

No Nama Pemakalah Judul Artikel Halaman.

1 Ade Moetangad

Kramadibrata

Kajian Perubahan Karakteristik Fisika-Mekanika

Tanah Pada Beberapa Energi Pemadatan Tanah

197

2 Andreas W. Krisdiarto, Keterkaitan Infrastruktur Jalan Dan Hujan

Terhadap Angka Restan Tbs Pada Perkebunan

Kelapa Sawit (Elaeis Guineensis Jacq)

211

3 Asep Sapei Perkolasi Lahan Sawah Dengan Lapisan Kedap

Buatan (Artificial Impervious Layer / Hardpan)

Dalam Kerangka Irigasi Hemat Air

221

Page 5: PROSIDING SEMINAR NASIONAL PERTETA 2012 · prosiding seminar nasional perteta peran keteknikan pertanian dalam pembangunan industri pertanian berkelanjutan berbasis kearifan lokal

Denpasar, 13-14 Juli 2012 [PROSIDING SEMINAR NASIONAL PERTETA 2012]

ix

No Nama Pemakalah Judul Artikel Halaman.

4 Bambang Rahadi Penilaian Rencana Tata Ruang Wilayah Kota

Batu Terhadap Laju Erosi

228

5 Chandra Setyawan Analisis Pengelolaan Tata Guna Lahan Untuk Pengendalian Erosi Di Das Hulu Waduk Sempor

235

6 Fajri Anugroho The Effects Of Solid Compost And Combined

With Liquid Compost On Growth Of Leek

(Allium Porrum L.)

241

7 Gatot Pramuhadi Kajian Efektivitas Dan Efisiensi Aplikasi Big

Gun Sprinkler Di Kebun Tebu Lahan Kering

253

8 I Wayan Tika Analisis Surplus Air Irigasi Sebagai Dampak

Aplikasi Teknik Ngenyatin Pada Subak Sungi I

260

9 Indarto Deteksi Kecenderungan Data Hujan Di Jawa

Timur Menggunakan Mann-Kendall Test

267

10 Mahmud Achmad The Analysis Of Hydrology And Sedimentation

During Flash Flood Event In Mamasa Catchment

279

11 Murtiningrum Prediksi Debit Sungai Bedog Dengan Model

Arima Sebagai Dasar Penentuan Pola Tanam

Daerah Irigasi Cokrobedog

288

12 Nugroho Tri Waskitho Modal Manusia Pengelola Dalam Pengelolaan

Das Brantas

300

13 Nuraeni Dwi

Dharmawati

Kajian Variasi Lama Perendaman Pada

Pembuatan Kompos Cair Dari Tandan Kosong

Kelapa Sawit

308

14 Siti Suharyatun Laju Perubahan Lengas Tanah Pada Sistem

Lorong Pengatus Dangkal Di Tanah Sawah

316

15 Sitti Nur Faridah Analisis Sebaran Spasial Iklim Klasifikasi

Schmidt-Ferguson

324

16 Sophia Dwiratna NP. Penerapan Metode Two-Tier Dalam Pemodelan Stokastik Curah Hujan Bulanan

333

17 Suhardi Model Pendugaan Perubahan Muka Airtanah

Selama Pemompaan

341

18 Suhardjo Widodo Pemetaan Dan Perencanaan Jaringan Distribusi Air : Studi Kasus Di Dusun Krajan Desa

Sidomulyo

349

19 Bambang Aris Sistanto Kajian Interval Pemberian Air Irigasi Dan Teknik

Aplikasi Hidrogel Yang Tepat Pada Media

Tanam Terhadap Efisiensi Penggunaan Air, Serta

Pertumbuhan Dan Produksi Tanaman Selada

(Lactuca Sativa L) Varietas New Red Fire

364

Page 6: PROSIDING SEMINAR NASIONAL PERTETA 2012 · prosiding seminar nasional perteta peran keteknikan pertanian dalam pembangunan industri pertanian berkelanjutan berbasis kearifan lokal

Denpasar, 13-14 Juli 2012 [PROSIDING SEMINAR NASIONAL PERTETA 2012]

x

Bidang 3. Sistem dan Manajemen Teknik Pertanian (SMP)

No Nama Pemakalah Judul Artikel Halaman

1 Hilda Julia Manajemen Pengendalian Sedimen Das Hulu

Waduk Sempor

377

2 Joko Sumarsono Pemodelan Matematika Pola Rembesan Emitter

Sistem Penyiram Tetes (Drip Irrigation) Pada

Tanah Inceptisol

390

3 Joto Wahyudi Analisis Oil Losses Pada Fiber Dan Broken Nut

Di Unit Screw Press Dengan Variasi Tekanan

399

4 Leopold O. Nelwan Simulasi Algoritma Pengendalian Pada

Pengeringan Udara Alamiah Jagung Pipilan

405

5 Luh Putu Wrasiati Aplikasi Analisis Indeks Efektivitas Dalam

Menentukan Ekstrak Bunga Kamboja Cendana

Yang Paling Berpotensi Untuk Dikembangkan

Sebagai Antioksidan Alamiah

414

6 Siswoyo Soekarno Power Efficiency Study Of Electric Generator

Using Micro-Hydro Power With Pelton Turbine

422

7 Wilson Palelingan

Aman

Dukungan Ibikk Permesinan Agroindustri

Jurusan Teknologi Pertanian Unipa Untuk

Meningkatkan Penggunaan Alsintan Di Papua

Barat

431

8 Yohanes Setiyo Optimalisasi Produktivitas Kentang Granola G3

Dengan Implentasi Teknologi Mulsa Plastik Dan

Proses Bioremidiasi Secara In-Situ

439

9 Sri Mudiastuti Modifikasi Bentuk Green House Berventilasi

Ganda Pada Tanaman Bunga Chrysantemum.

Berdasarkan Analisis Termal Dalam Bangunan

447

Bidang 4. Rekayasa Alat dan Mesin Pertanian (RAM)

No Nama Pemakalah Judul Artikel Halaman

1 Abadi Jading Pengembangan Rancangan Agitator Untuk

Mengoptimumkan Aliran Bahan Pada Alat

Pengering Pati Sagu Model Agitated-Vibro Cross

Flow Fluidized Bed (Agrocffb)

463

2 Ansar Analisis Performansi Mesin Pengupas Kulit Ari

Biji Kedelai Sistem Kering

470

3 Arifin Dwi Saputro Design And Application Of Aflatoxin Rapid

Detector To Detect And Measure The Content Of

Aflatoxin In Agricultural Products

475

Page 7: PROSIDING SEMINAR NASIONAL PERTETA 2012 · prosiding seminar nasional perteta peran keteknikan pertanian dalam pembangunan industri pertanian berkelanjutan berbasis kearifan lokal

Denpasar, 13-14 Juli 2012 [PROSIDING SEMINAR NASIONAL PERTETA 2012]

xi

No Nama Pemakalah Judul Artikel Halaman

4 Asep Yusuf Proses Penyosohan Sorgum Menggunakan Mesin

Penyosoh Tep-3 Untuk Mendukung Sorgum

Sebagai Bahan Pangan

481

5 Bambang Purwantana Pengembangan Kompor Gas Bertekanan Rendah Untuk Pembakaran Gas Hasil Gasifikasi

Biomassa

490

6 Bambang Purwantana Pembersihan Dan Pendinginan Gas Hasil

Gasifikasi Biomassa Menggunakan Sprayer Air

498

7 Bandul Suratmo Pengaruh Cerobong Terhadap Kinerja Tungku 508

8 Bandul Suratmo Kajian Pemisahan Beras Dengan Gaya

Sentrifugal

516

9 Cahyawan Catur Edi

Margana

Sifat Aerodinamika Biji Jarak Dan Penerapannya

Untuk Sistem Blower Pada Mesin Pengupas Biji

Jarak Kepyar (Ricinus Communis L)

525

10 Desrial Desain Pemanas Tipe Elektrik Untuk

Pemanfaatan Bbn Minyak Nyamplung Sebagai

Bahan Bakar Unit Generator Listrik

540

11 Dyah Wulandani Pengaruh Ukuran Jarak Antar Lubang

Pada “Obstacle” Tipe Plat Berlubang Dalam

Reaktor Biodiesel Terhadap Laju Reaksi

Produksi Biodiesel Non Katalitik

546

12 Eko Budi Bowo

Leksono

Perancangan Alat Pengecer Arang Bagas Pada

Barisan Tanaman Tebu

554

13 Elita R. Widjaya Rekayasa Alat Pencacah Sawit Dengan Jenis

Pisau Circular

567

14 I Made Nada Kajian Kesesuaian Lingkungan Kerja Fisik

Terhadap Pekerja Pada Penyosohan Beras ‘Su’

Di Desa Babahan Penebel Tabanan

574

15 Indya Dewi Analisis Ergonomi Pada Penyiapan Lahan Sawah

Lebak Menggunakan Alat Tradisional Tajak Di

Kabupaten Banjar Kalimantan Selatan

579

16 M. Muhaemin Pengembangan Model Mesin Grading Tomat

Berdasarkan Evaluasi Secara Visual

588

17 Nursigit Bintoro Perpindahan Panas Dan Massa Proses

Pengeringan Mekanis Metode Dryeration Dengan

Menggunkan Silo Beraerator

597

18 Tri Tunggal Rancangan Mesin Penghancur Sisa Tanaman

Menggunakan Gergaji Putar (Rotary Saw)

605

Page 8: PROSIDING SEMINAR NASIONAL PERTETA 2012 · prosiding seminar nasional perteta peran keteknikan pertanian dalam pembangunan industri pertanian berkelanjutan berbasis kearifan lokal

Denpasar, 13-14 Juli 2012 [PROSIDING SEMINAR NASIONAL PERTETA 2012]

xii

Bidang 5. Emerging Technology (ET)

No Nama Pemakalah Judul Artikel Halaman

1 Asri Widyasanti Pasteurisasi Ohmic Jus Campuran Jeruk- Wortel:

Pengukuran Konduktivitas Listrik Keseluruhan

Dan Optimasi Model Prediksi Matematika

613

2 Bambang Susilo Efek Penerapan Gelombang Ultrasonik Pada

Esterifikasi Minyak Jarak Pagar (Jatropha

Curcas L.)

625

3 Cahyawan Catur Edi

Margana

The Evaluation Of Fuel Conversion From

Kerosene To Coal For Tobacoo Curing Based

On The Technical And Environmental Aspects In

Lombok, West Nusa Tenggara

632

4 Cicih Sugianti Kajianpengaruh Iradiasi Sinar Gamma Terhadap

Mortalitas Lalat Buah Dan Mutu Buah Mangga

Gedong (Mangifera Indica. L) Selama

Penyimpanan

648

5 Dimas Firmanda Al

Riza

Desain Dan Simulasi Fotobioreaktor Dengan

Tenaga Surya Untuk Budidaya Mikroalga

657

6 Gatot Pramuhadi Kajian Efektivitas Dan Efisiensi Aplikasi

Herbisida Di Kebun Tebu Lahan Kering

665

7 I Dewa Made Subrata Modifikasi Mekanisme Pengendali Traktor

Empat Roda Untuk Menunjang Percepatan

Otomatisasi Dibidang Pertanian

675

8 I Wayan Astika Pengukuran Tingkat Warna Daun Padi Dengan

Telepon Seluler Android

683

9 I Wayan Astika Penentuan Intensitas Cahaya Dan Ketinggian

Terbang Pesawat Yang Optimal Untuk Pemetaan

Tingkat Warna Daun Padi

694

10 Leopold O. Nelwan Kajian Termal Pada Kolektor Datar Surya Semi

Tertutup Untuk Berbagai Kemiringan

704

11 Mohammad Agita

Tjandra

Survei Gps Dengan Metoda Statik Untuk

Kawasan Sekitar Sungai Batang Kuranji, Kota

Padang

713

12 Mursalim Studi Laju Pengeringan Semi-Refined

Carrageenan (Src) Yang Diproduksi Secara

Konvensional Dan Secara Ohmic

718

13 P.A.S. Radite Pengolahan Data Posisi Real Time Dari Rtk-

Dpgs Berbasis Mikrokontroler

728

14 Rahmat Sabani Analisa Penyediaan Dan Pemanfaatan Energi

Panas Pada Pengeringan Lapis Tipis Produk

Pertanian Menggunakan Kolektor Surya Kaca

Ganda

735

Page 9: PROSIDING SEMINAR NASIONAL PERTETA 2012 · prosiding seminar nasional perteta peran keteknikan pertanian dalam pembangunan industri pertanian berkelanjutan berbasis kearifan lokal

Denpasar, 13-14 Juli 2012 [PROSIDING SEMINAR NASIONAL PERTETA 2012]

xiii

Makalah Poster

No Nama Pemakalah Judul Artikel Halaman

1 I Made Anom S.

Wijaya

Variasi Spatial Unsur Hara N, P, Dan K Pada

Lahan Padi Sawah (Studi Kasus Di Kabupaten

Klungkung)

747

2 Ida Ayu Rina Pratiwi

Pudja

Pengaruh Teknik Pre-Cooling Terhadap Warna

Bunga Melati Selama Penyimpanan

756

3 Ida Ayu Mahatma

Tuningrat

Pemilihan Prioritas Pengembangan Buah

Unggulan Yang Dihasilkan Di Bali

764

4 K. A. Nocianitri Pengaruh Suhu Dan Waktu Ekstraksi Terhadap

Rendemen Dan Karakteristik Pektin Kulit Buah

Kakao (Theobroma Cacao L.)

777

5 Lilik Pujantoro Kajian Pengaruh Fisis Teknik Pengemasan

Selama Transportasi Terhadap Mutu Eksternal

Dan Internal Telur Ayam Buras

783

6 Ni Wayan Wisaniyasa The Utilization Of Local Tubers As An

Alternative Food Substitute Rice

797

7 Sumiyati Pengembangan Model Agroekowisata Sebagai

Upaya Pelestarian Lingkungan Subak

803

8 Ni Luh Yulianti Kajian Lama Perendaman Dan Tingkat

Konsentrasi Larutan Cacl2 Terhadap Tekstur

Dan Kecerahan Rebung Tabah (Gigantochloa

Nigrociliata(Buse)Kurz) Fresh-Cut Pada

Kemasan Vakum Suhu Dingin

813

9 I Putu Surya Wirawan The Effect Of The Mowing Height On Mowing

Torque And Quality Of Turfgrass Tiff Way 146

821

10 S.A. Lindawati Evaluasi Subyektifitas dan Obyektifitas Produk

Olahan Daging Itik Afkir

824

Page 10: PROSIDING SEMINAR NASIONAL PERTETA 2012 · prosiding seminar nasional perteta peran keteknikan pertanian dalam pembangunan industri pertanian berkelanjutan berbasis kearifan lokal

Denpasar, 13-14 Juli 2012 [PROSIDING SEMINAR NASIONAL PERTETA 2012]

Po

ste

r

756

PENGARUH TEKNIK PRE-COOLING TERHADAP WARNA BUNGA MELATI SELAMA PENYIMPANAN

Ida Ayu Rina Pratiwi Pudja, Ida Ayu Mahatma Tuningrat,

Ni Luh Yulianti Fakultas Teknologi Pertanian, Unud

[email protected]

ABSTRAK

Tanaman melati lebih dikenal sebagai tanaman hias, ternyata dapat juga dimanfaatkan sebagai tanaman obat. Pemanfaatan tanaman melati dalam pengobatan akhir-akhir ini semakin meningkat dengan menjamurnya spa di daerah perkotaan. Pengobatan yang ditawarkan oleh spa-spa tersebut menggunakan obat-obatan alami dan minyak atsiri, yang dikenal dengan aroma terapi. Hampir seluruh bagian tanaman melati dapat dimanfaatkan, tetapi bunganya merupakan bagian tanaman yang mempunyai nilai ekonomis yang paling tinggi. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mempelajari pengaruh teknik pre-cooling terhadap perubahan warna bunga melati selama penyimpanan. Disamping itu, untuk mengetahui teknik pre-cooling yang paling baik dapat menjaga dan mempertahankan warna bunga melati.Perlakuan penelitian yaitu teknik pre-cooling yang terdiri dari 6 (enam) level, yaitu : P1 = Hydrocooling, P2 = Packing icing, P3 = Top icing dengan film plastik, P4 = Top icing dengan toples plastik, SK = Tanpa pre-cooling yang disimpan pada suhu kamar (27+2oC) sebagai kontrol. Perlakuan diulang 3 kali dan disimpan selama 10 hari pada suhu kamar (27+20C).Hasil penelitian menunjukkan bahwa Warna bunga melati sampai hari ke-7, yang masih bernilai 4 (putih) artinya warna bunga putih pucat dengan tekstur kurang tegar tetapi masih layak untuk dipasarkan yaitu perlakuan top icing dengan film plastik (P3) dan top icing dengan toples plastik (P4). Kata kunci : melati, Pre-Cooling, Hydrocooling, Packing icing, Top icing.

PENDAHULUAN

Pemakaian obat tradisional akhir-akhir ini meningkat dengan melambungnya harga obat kimia dan adanya program nasional dari pemerintah untuk kembali ke alam, menggunakan obat asli Indonesia. Obat tradisional menyimpan peluang bisnis sangat besar karena khasiat tanaman obat telah lama dikenal masyarakat. Disamping itu, obat tradisional memiliki efek samping yang rendah dibandingkan obat kimia. Pengetahuan tentang tanaman obat bersumber dari pewarisan nenek moyang secara turun temurun dan terus menerus. Jenis tanaman obat Indonesia ribuan jumlahnya salah satunya yaitu melati (Jasminum sambac), sering disebut jasminum.

Tanaman melati lebih dikenal sebagai tanaman hias, ternyata dapat juga dimanfaatkan sebagai tanaman obat. Pemanfaatan tanaman melati dalam pengobatan akhir-akhir ini semakin meningkat dengan menjamurnya spa di daerah perkotaan. Pengobatan yang ditawarkan oleh spa-spa tersebut menggunakan obat-obatan alami dan minyak atsiri, yang dikenal dengan aroma terapi. Hampir seluruh bagian tanaman melati dapat dimanfaatkan, tetapi bunganya merupakan bagian tanaman yang mempunyai nilai ekonomis yang paling tinggi. Bunga melati berukuran kecil (diameter sekitar 1 - 2 cm) berwarna putih, dan

Page 11: PROSIDING SEMINAR NASIONAL PERTETA 2012 · prosiding seminar nasional perteta peran keteknikan pertanian dalam pembangunan industri pertanian berkelanjutan berbasis kearifan lokal

Denpasar, 13-14 Juli 2012 [PROSIDING SEMINAR NASIONAL PERTETA 2012]

Po

ste

r

757

beraroma harum semerbak. Minyak atsiri yang berasal dari bunga melati dapat digunakan untuk pengharum dan obat-obatan. Potensi dan prospek bunga melati cukup besar dalam agroindustri dengan penyerapan terbesar saat ini pada industri teh, digunakan untuk pengharum rasa daun teh dan memberi citarasa khas.

Pre-cooling dimaksudkan untuk menghilangkan dengan cepat panas lapang sebelum pengangkutan atau penyimpanan, sehingga suhu yang dicapai pada saat pendinginan bisa optimum (Soersasono, 1981). Perlakuan pre-cooling dapat menurunkan suhu bahan dan menekan penguapan sekaligus mengurangi susut pasca panen sehingga dapat memperpanjang umur simpan. Beberapa cara pre-cooling yang dilakukan antara lain dengan memasukkan bahan yang didinginkan dalam ruang pendingin (room cooling), menggunakan hembusan udara (force air cooling), pendinginan menggunakan air (hydrocooling), pendinginan dalam ruang hampa (vacuum cooling), dan pendinginan menggunakan es (icing). Pada penelitian ini metode tersebut dilakukan dengan harus mempertimbangkan beberapa hal, antara lain jenis bahan yang didinginkan, sifat fisiologis bahan, biaya, dan juga fasilitas yang tersedia sehingga dapat dilakukan pemilihan metode pre-cooling yang tepat. Sehingga tujuan akhir dari penelitian ini diperoleh bunga melati yang segar sampai ke konsumen.

METODE PENELITIAN

Penelitian ini menggunakan teknik pre-cooling yang terdiri dari 6 (enam) level, yaitu : P1 = Hydrocooling P2 = Packing icing P3 = Top icing dengan film plastik P4 = Top icing dengan toples plastik SK = Tanpa pre-cooling yang disimpan pada suhu kamar (27+2oC) sebagai kontrol SD = Tanpa pre-cooling yang disimpan suhu dingin (10+2oC) sebagai kontrol Percobaan diulang tiga kali. Penyimpanan dilakukan selama 10 hari dan pengamatan terhadap parameter penelitian dilakukan setiap 24 jam penyimpanan. Sebelum dipre-cooling, bunga melati disortasi dan di cuci. Sortasi dilakukan dari melati yang tidak memenuhi kriteria mutu pasar yang dituju, seperti bunga melati dengan luka mekanis, rusak, cacat, busuk, dan terinfeksi penyakit. Pencucian dilakukan dengan mencelupkan bunga ke dalam air suhu kamar dan bunga ditiriskan untuk beberapa saat sehingga air yang ada pada sela-sela bunga berkurang serta tidak menetes lagi. Kemudian dilakukan teknik pre-cooling di dalam styrofoam box sesuai perlakuan.

Teknik pre-cooling meliputi : 1. Teknik Hydrocooling

Teknik hydrocooling dilakukan dengan pembuatan air jenuh es yaitu dengan menambahkan es ke dalam bak styrofoam box yang telah diisi air bersih. Selanjutnya ditunggu beberapa saat hingga suhu air mendekati 0°C. Waktu yang diperlukan untuk menurunkan suhu air dipengaruhi oleh suhu lingkungan, semakin rendah suhu lingkungan semakin cepat proses penurunan suhu, begitu juga sebaliknya.

Setelah pencucian, bunga yang telah dibungkus film plastik di pre-cooling dengan cara direndam dalam air jenuh es sampai suhunya tidak lebih dari 5°C. Waktu yang diperlukan untuk menurunkan suhu bunga dari suhu lapang hingga tidak lebih dari 5ºC berkisar antara 20 – 30 menit. Teknik hydrocooling ditunjukkan seperti Gambar 1.

2. Teknik Packing icing Setelah pencucian, bunga dikemas dengan film plastik. Kemudian bunga yang telah dikemas dengan film plastik dimasukkan dalam bak styrofoam box selanjutnya diisi es

Page 12: PROSIDING SEMINAR NASIONAL PERTETA 2012 · prosiding seminar nasional perteta peran keteknikan pertanian dalam pembangunan industri pertanian berkelanjutan berbasis kearifan lokal

Denpasar, 13-14 Juli 2012 [PROSIDING SEMINAR NASIONAL PERTETA 2012]

Po

ste

r

758

curah yang telah dibungkus film plastik sampai suhunya tidak lebih dari 5°C. Teknik Packing icing seperti Gambar 2.

Gambar 1. Teknik hydrocooling Gambar 2. Teknik Packing icing

3. Teknik Top icing Setelah pencucian, bunga yang telah dikemas film plastik dan toples plastik dimasukkan dalam bak styrofoam box selanjutnya diisi es curah sampai suhunya tidak lebih dari 5°C. Teknik top icing dengan film plastik dan teknik top icing dengan toples plastik seperti Gambar 3.

Gambar 3. Teknik top icing dengan film plastik dan teknik top icing dengan

toples plastic

Variabel pengamatan adalah perubahan warna dari bunga melati secara subyektif. Kriteria penilaian terhadap perubahan warna bunga melati seperti Tabel 1. Tabel 1. Kriteria dan skala numerik untuk uji skor warna

Kriteria Skala numeric Putih segar Putih Agak coklat Coklat Coklat sekali

5 4 3 2 1

Keterangan : Putih segar : warna bunga putih segar dan tekstur masih tegar Putih : warna bunga putih pucat, tekstur kurang tegar Agak coklat : < 10 % bunga coklat Coklat : >25 % dari permukaan bunga coklat (berpengaruh pada harga) Coklat sekali : >50 % permukaan bunga coklat (tidak bisa dipasarkan)

Page 13: PROSIDING SEMINAR NASIONAL PERTETA 2012 · prosiding seminar nasional perteta peran keteknikan pertanian dalam pembangunan industri pertanian berkelanjutan berbasis kearifan lokal

Denpasar, 13-14 Juli 2012

HASIL DAN PEMBAHASAN

Warna bunga melati selama penyimpanan ditunjukkan pada Tabel 2. danbunga melati selama penyimpanan ditunjukkan pada Gambar 4. Tabel 2. Warna Bunga Melati Selama PenyimpananPerlakuan Hari

ke-0 Hari ke-1

SK 5.0 4.8 SD 5.0 5.0 P1 5.0 5.0 P2 5.0 5.0 P3 5.0 5.0 P4 5.0 5.0

Ket : - = Bunga melati sudah rusak dan tidak dilakukan pengamatan

Tabel 2. menunjukkan bahwa penilaian warna bunga melati hari kepre-cooling [ hydrocooling (P1), packing icing (P2), top icing dengan film plastik (P3) dan top icing dengan toples plastik (P4) ] maupun kontrol suhu kamar (SK) dan kontrol suhu dingin (SD) bernilai 5 (putih segar) artinya warna bunga melati putih segar dengan tekstur masih tegar. Hari ke-1 penilaian warna bunga melati pada perlakuan prehydrocooling (P1), packing icing (P2), top icing dengan film plastik (P3) dan top icindengan toples plastik (P4) ] maupun kontrol suhu dingin (SD) bernilai 5 (putih segar) artinya warna bunga melati putih segar dengan tekstur masih tegar. Kontrol pada suhu kamar (SK) penilaian terhadap warna bunga melati bernilai 4.8 (putih segar) artinyaputih segar dengan tekstur masih tegar.

Gambar 4. Grafik Warna Bunga Melati Selama Penyimpanan

Gambar 4. Menunjukkan bahwa Perlakuan hydrocooling (P1) dan packing icing (P2) sampai hari ke-4 penilaian terhadap warna bunga melati berartinya warna bunga melati putih segar dengan tekstur masih tegar. Perlakuan hydrocooling (P1) hari ke-5 penilaian 4,3 (putih) artinya warna bunga putih pucat dengan tekstur kurang tegar. Kemudian sampai hari ke

0,0

0,5

1,0

1,5

2,0

2,5

3,0

3,5

4,0

4,5

5,0

Hari

ke-0

Hari

ke-1

Hari

ke-2

[PROSIDING SEMINAR NASIONAL PERTETA 2012

HASIL DAN PEMBAHASAN

Warna bunga melati selama penyimpanan ditunjukkan pada Tabel 2. danbunga melati selama penyimpanan ditunjukkan pada Gambar 4.

Warna Bunga Melati Selama Penyimpanan Hari ke-2

Hari ke-3

Hari ke-4

Hari ke-5

Hari ke-6

Hari ke-7

3.9 3.5 2.5 1.8 - - 5.0 4.9 4.8 4.7 4.6 4.4 4.9 4.8 4.6 4.3 3.4 3.1 5.0 4.9 4.6 4.4 3.8 3.5 5.0 5.0 5.0 4.8 4.6 4.4 5.0 5.0 5.0 4.8 4.6 4.4

= Bunga melati sudah rusak dan tidak dilakukan pengamatan

menunjukkan bahwa penilaian warna bunga melati hari kecooling [ hydrocooling (P1), packing icing (P2), top icing dengan film plastik (P3) dan

top icing dengan toples plastik (P4) ] maupun kontrol suhu kamar (SK) dan kontrol suhu ngin (SD) bernilai 5 (putih segar) artinya warna bunga melati putih segar dengan tekstur

1 penilaian warna bunga melati pada perlakuan prehydrocooling (P1), packing icing (P2), top icing dengan film plastik (P3) dan top icindengan toples plastik (P4) ] maupun kontrol suhu dingin (SD) bernilai 5 (putih segar) artinya warna bunga melati putih segar dengan tekstur masih tegar. Kontrol pada suhu kamar (SK) penilaian terhadap warna bunga melati bernilai 4.8 (putih segar) artinya warna bunga melati putih segar dengan tekstur masih tegar.

Gambar 4. Grafik Warna Bunga Melati Selama Penyimpanan

Gambar 4. Menunjukkan bahwa Perlakuan hydrocooling (P1) dan packing icing (P2) 4 penilaian terhadap warna bunga melati berkisar 4,6 sampai 5 (putih segar)

artinya warna bunga melati putih segar dengan tekstur masih tegar. Perlakuan hydrocooling 5 penilaian 4,3 (putih) artinya warna bunga putih pucat dengan tekstur kurang

tegar. Kemudian sampai hari ke-7 penilaian berkisar 3,1 sampai 3,4 (agak coklat) artinya

Hari Hari

ke-3

Hari

ke-4

Hari

ke-5

Hari

ke-6

Hari

ke-7

Hari

ke-8

Hari

ke-9

Hari

ke-10

SIONAL PERTETA 2012]

Po

ste

r

759

Warna bunga melati selama penyimpanan ditunjukkan pada Tabel 2. dan grafik warna

Hari ke-8

Hari ke-9

Hari ke-10

- - - 3.8 3.2 3.0 2.3 1.7 - 3.0 1.8 - 3.8 3.1 3.0 3.8 3.2 3.1

menunjukkan bahwa penilaian warna bunga melati hari ke-0 pada perlakuan cooling [ hydrocooling (P1), packing icing (P2), top icing dengan film plastik (P3) dan

top icing dengan toples plastik (P4) ] maupun kontrol suhu kamar (SK) dan kontrol suhu ngin (SD) bernilai 5 (putih segar) artinya warna bunga melati putih segar dengan tekstur

1 penilaian warna bunga melati pada perlakuan pre-cooling [ hydrocooling (P1), packing icing (P2), top icing dengan film plastik (P3) dan top icing dengan toples plastik (P4) ] maupun kontrol suhu dingin (SD) bernilai 5 (putih segar) artinya warna bunga melati putih segar dengan tekstur masih tegar. Kontrol pada suhu kamar (SK)

warna bunga melati

Gambar 4. Grafik Warna Bunga Melati Selama Penyimpanan

Gambar 4. Menunjukkan bahwa Perlakuan hydrocooling (P1) dan packing icing (P2) kisar 4,6 sampai 5 (putih segar)

artinya warna bunga melati putih segar dengan tekstur masih tegar. Perlakuan hydrocooling 5 penilaian 4,3 (putih) artinya warna bunga putih pucat dengan tekstur kurang

n berkisar 3,1 sampai 3,4 (agak coklat) artinya

Hari

10

SK

SD

P1

P2

P3

P4

Page 14: PROSIDING SEMINAR NASIONAL PERTETA 2012 · prosiding seminar nasional perteta peran keteknikan pertanian dalam pembangunan industri pertanian berkelanjutan berbasis kearifan lokal

Denpasar, 13-14 Juli 2012 [PROSIDING SEMINAR NASIONAL PERTETA 2012]

Po

ste

r

760

bunga sudah menunjukkan tanda menuju tingkat kelayuan. Sampai hari ke-9 penilaian 1,7 sampai 2,3 (coklat) artinya lebih dari 25% permukaan bunga berwarna coklat yang dapat berpengaruh pada harga penjualan. Sedangkan perlakuan packing icing (P2) sampai hari ke-6 penilaian berkisar 3,8 sampai 4,4 (putih) artinya warna bunga putih pucat dengan tekstur kurang tegar. Kemudian sampai hari ke-8 penilaian berkisar 3,0 sampai 3,5 (agak coklat) artinya bunga sudah menunjukkan tanda menuju tingkat kelayuan dan hari ke-9 penilaian 1,8 (coklat) artinya lebih dari 25% permukaan bunga berwarna coklat yang dapat berpengaruh pada harga penjualan.

Perlakuan top icing dengan film plastik (P3), top icing dengan toples plastik (P4) dan kontrol suhu dingin (KD) sampai hari ke-6 penilaian terhadap warna bunga melati berkisar 4, 6 sampai 5 (putih segar) artinya warna bunga melati putih segar dengan tekstur masih tegar. Kemudian penilaian sampai hari ke-8 berkisar 3,8 sampai 4,8 (putih) artinya warna bunga putih pucat dengan tekstur kurang tegar. Penyimpanan sampai hari ke-10 penilaian berkisar 3,0 sampai 3,2 (agak coklat) artinya bunga sudah menunjukkan tanda menuju tingkat kelayuan. Perubahan warna dengan teknik pre-cooling ditunjukkan pada Gambar 5, 6, 7, 8, dan 9.

Gambar 5. Perubahan warna Teknik Hydrocooling Selama Penyimpanan

Page 15: PROSIDING SEMINAR NASIONAL PERTETA 2012 · prosiding seminar nasional perteta peran keteknikan pertanian dalam pembangunan industri pertanian berkelanjutan berbasis kearifan lokal

Denpasar, 13-14 Juli 2012 [PROSIDING SEMINAR NASIONAL PERTETA 2012]

Po

ste

r

761

Gambar 6. Perubahan Warna Teknik Packing Icing Selama Penyimpanan

Gambar 7. Perubahan Warna Teknik Top Icing dengan Film Plastik Selama Penyimpanan

Page 16: PROSIDING SEMINAR NASIONAL PERTETA 2012 · prosiding seminar nasional perteta peran keteknikan pertanian dalam pembangunan industri pertanian berkelanjutan berbasis kearifan lokal

Denpasar, 13-14 Juli 2012

Gambar 8. Perubahan Warna Teknik

Gambar 9. Perubahan Warna tanpa

Warna bunga melati sampai hari ke

bunga putih pucat dengan tekstur kurang tegar tetapi masih layak untuk dipasarkan yaitu perlakuan top icing dengan film plastik (P3) dan top icing dengan toples plastik (P4).

Adnan. M., 1987/1988. Pendinginan Dan Pembekuan Bahan Makanan. Pusat Antar Universitas Pangan Dan Gizi, Yogyakarta.

[PROSIDING SEMINAR NASIONAL PERTETA 2012

Gambar 8. Perubahan Warna Teknik Top Icing dengan Toples Plastik Selama Penyimpanan

Gambar 9. Perubahan Warna tanpa Precooling Pada Suhu Kamar Selama Penyimpanan

KESIMPULAN

Warna bunga melati sampai hari ke-7, yang masih bernilai 4 (putih) artinya warbunga putih pucat dengan tekstur kurang tegar tetapi masih layak untuk dipasarkan yaitu perlakuan top icing dengan film plastik (P3) dan top icing dengan toples plastik (P4).

DAFTAR PUSTAKA

Pendinginan Dan Pembekuan Bahan Makanan. Pusat Antar Universitas Pangan Dan Gizi, Yogyakarta.

SIONAL PERTETA 2012]

Po

ste

r

762

dengan Toples Plastik Selama Penyimpanan

Pada Suhu Kamar Selama Penyimpanan

7, yang masih bernilai 4 (putih) artinya warna bunga putih pucat dengan tekstur kurang tegar tetapi masih layak untuk dipasarkan yaitu perlakuan top icing dengan film plastik (P3) dan top icing dengan toples plastik (P4).

Pendinginan Dan Pembekuan Bahan Makanan. Pusat Antar Universitas

Page 17: PROSIDING SEMINAR NASIONAL PERTETA 2012 · prosiding seminar nasional perteta peran keteknikan pertanian dalam pembangunan industri pertanian berkelanjutan berbasis kearifan lokal

Denpasar, 13-14 Juli 2012 [PROSIDING SEMINAR NASIONAL PERTETA 2012]

Po

ste

r

763

Balai Penelitian Tanaman Rempah dan Obat. 2003. Manfaat dan Budidaya Tanaman Melati. Jurnal Perkembangan Teknologi TRO Vol. XV, No. 1.

Heyne, K., 1987. Tumbuhan berguna Indonesia. Jilid III. Badan Penelitian dan Pengembangan Kehutanan. Dep. Kehutanan. Jakarta. 1614 hal.

Kader, A.A. 1985. Postharvest Biology and Technology: An overview. In Postharvest Technology of Horticultural Crops. Cooperative Extention. University of California. Div. of Agriculture and Natural Resources, California.

Kader, A. A.,1992. Postharvest Tecknologi of Horticultural Crop. University Of California. Agricultural and Natural Resources. Publication 3311.

Kader, A.A. 2002. Postharvest Technology of Horticultural Crops. 3rd Edition. University of California. Div. of Agriculture and Natural Resources, California.

Kitinoja, L., and Kader, A.A., 1995. Small-Scale Postharvest Handling Practices. A Manual For Horticultural Crops. 3rd Edition. Department of Pomology University of California. Davis, California 956616.

Sastrapradja, SD dan Rifai MA, 1997. Mengenal nusantara melalui kekayaan floranya. Komisi Pelestarian Plasma Nutfah Nasional, Puslitbang Bioteknologi LIPI. Bogor.

Soekarto, S.T, 1985. Penilaian Organoleptik. Bhratara Karya Aksara, Jakarta. Soepardi, R., 1994. Apotik hijau. Tumbuhan Obat-Obatan. Purna Warna. Surakarta. Soesarsono,W., 1981. Penyimpanan Buah-buahan, Sayur-sayuran, dan Bunga-bungaan. Jurusan

Teknologi Industri Pertanian. Fakultas Teknologi Pertanian.Institut Pertanian Bogor. Suhendar, AG., 1990. Melati. Penebar Swadaya, Jakarta. Steel, R.G.D. dan J.H. Torrie, 1993. Prinsip dan Prosedur Statistika Suatu Pendekatan Biometrik.

Penerjemah B. Sumantri. PT. Gramedia Pustaka Utama, Jakarta. Thomson, A.K., 1996. Postharvest Teknology of Fruit and Vegetables. Blackwell Science Ltd.

Victoria, Australia. Utama, M.S., Jeferson W.G dan Dewa G.M.P., 2002. Teknologi Pascapanen Hortikultura. Program

studi teknologi Pertanian UNUD Denpasar dan ECFED Program Texas A&M University Texas, USA.

Wills, R.H.H., Lee, T.H., Graham. D, Mc Glasson. W.B, and Hall. E.G, 1981. Postharvest. An Introduction to The Physiology and Handling of Fruit and Vegetables. New South wales University Press.