PROSIDING SEMINAR NASIONAL -...

8
i

Transcript of PROSIDING SEMINAR NASIONAL -...

Page 1: PROSIDING SEMINAR NASIONAL - lppm.mercubuana-yogya.ac.idlppm.mercubuana-yogya.ac.id/wp-content/uploads/2015/05/FX-Suwarta.pdf · produksi, konsumsi, distribusi, dan sosial budaya.

i

Page 2: PROSIDING SEMINAR NASIONAL - lppm.mercubuana-yogya.ac.idlppm.mercubuana-yogya.ac.id/wp-content/uploads/2015/05/FX-Suwarta.pdf · produksi, konsumsi, distribusi, dan sosial budaya.

ii

PROSIDING SEMINAR NASIONAL FAKULTAS AGROINDUSTRI MEMBANGUN KETAHANAN PANGAN BERBASIS KEARIFAN LOKAL UNTUK MENOPANG PEREKONOMIAN RAKYAT Yogyakarta, 12 Sepetember 2012 Tim Penyunting:

Ch. Wariyah F.Didiet Heru Swasono Bambang Nugroho Wisnu Adi Yulianto Sri Hartati Candra Dewi Sonita Rosningsih Wafit Dinarto Fx. Suwarta Agus Slamet

Fakultas Agroindustri Universitas Mercu Buana Yogyakarta

ISBN 978-602-18810-0-2

Page 3: PROSIDING SEMINAR NASIONAL - lppm.mercubuana-yogya.ac.idlppm.mercubuana-yogya.ac.id/wp-content/uploads/2015/05/FX-Suwarta.pdf · produksi, konsumsi, distribusi, dan sosial budaya.

iii

KATA PENGANTAR

Seminar Nasional Fakultas Agroindustri bekerjasama dengan Pusat Studi Ketahanan Pangan, Universitas Mercu Buana Yogyakarta tahun 2012, diselenggarakan di Gedung Fakultas Agroindustri Universitas Mercu Buana Yogyakarta. Penyelenggaraan Seminar Nasional ini mengambil tema “Membangun Ketahanan Pangan Berbasis Kearifan Lokal Untuk Menopang Perekonomian Rakyat”. Adapun tujuan Seminar ini adalah :

1. Mengetahui arah kebijakan dan strategi dalam mewujudkan ketahanan pangan nasional.

2. Mengetahui implementasi, kendala dan masalah dari pembangunan ketahanan pangan nasional.

3. Mengkomunikasikan dan menyebarluaskan informasi, pengetahuan, dan teknologi hasil-hasil penelitian, telaah pustaka dan praktek kegiatan yang berkaitan dengan usaha mewujudkan ketahanan pangan berbasis kearifan lokal meliputi aspek produksi, konsumsi, distribusi, dan sosial budaya.

Seminar Nasional ini diselenggarakan selama satu hari, yang dibagi menjadi : Sesi

Presentasi Keynote Speech (Badan Ketahanan Pangan, Kementrian Pertanian RI), Sesi Presentasi Makalah Utama (Badan Ketahanan Pangan dan Penyuluhan DIY, Perguruan Tinggi dan Kelompok Tani/LSM), dan Sesi Presentasi Makalah dan atau Poster Penunjang berasal dari berbagai lembaga terkait ( Perguruan Tinggi maupun Lembaga/Balai Penelitian Pertanian), yang terbagi dalam 3 bidang kajian yaitu :

1. Kebijakan Pemerintah dalam pengembangan agroindustri berbasis pangan lokal dan sosial ekonomi kerakyatan.

2. Sarana produksi dan teknologi budidaya berbasis sumberdaya lokal. 3. Pengembangan produk pangan berbasis sumberdaya lokal.

Peserta Seminar Nasional terdiri dari Dosen/Peneliti/Mahasiswa/Guru SMK

Pertanian, Birokrat yang terkait dengan sektor pertanian, Pengusaha yang terkait dengan sektor pertanian, Asosiasi profesi : PATPI, PERAGI, PERIPI, ISPI, APTA, MAFI, Lembaga Swadaya Masyarakat dan Petani/Kelompok Tani.

Dari hasil seminar ini diharapkan mampu memberikan wawasan tentang usaha-

usaha yang harus dilakukan dalam membangun ketahanan pangan berbasis kearifan lokal untuk menopang perekonomian rakyat.

Ketua Panitia, Dr. Ir. Sri Hartati Candra Dewi, M.Si

Page 4: PROSIDING SEMINAR NASIONAL - lppm.mercubuana-yogya.ac.idlppm.mercubuana-yogya.ac.id/wp-content/uploads/2015/05/FX-Suwarta.pdf · produksi, konsumsi, distribusi, dan sosial budaya.

Prosiding Semnas FAI 2012 ISBN: 978-602-18810-0-2

vii

BKII-5 IDENTIFIKASI MORFOLOGI BEBERAPA AKSESI TANAMAN SRIKAYA (Annona squamosa L.) DI DAERAH SUKOLILO, PATI, JAWA TENGAH (Morphological Characterization of Some Accession Plants of Sugar-apple (Anonna squamosa L.) in Sukolilo, Pati, Central Java.)

Dr.Ir.Djatiwalujo Djoar MS 1) ; Dr.Ir Parjanto MS Ir. Pratignya Sunu, MP 1) Fajar Widodo 2)

1)Program studi Agrotek Fakultas pertanian UNS 2) Mahasiswa program studi Agronomi UNS…………………………………………………………....106-109 BKII-6 EVALUASI KINERJA ITIK MANILA BERDASARKAN JENIS KELAMIN DAN WARNA BULU

(Performance Evaluation Of Muscovy By Sex and Feather Color Different) FX Suwarta Program Studi Peternakan, Fakultas AgroIndustri, Universitas Mercu Buana Yogyakarta............110-113 BKII-7 APLIKASI TEKNOLOGI MIKROEMULSI BERBASIS PRODUK LOKAL UNTUK MEMPERTAHANKAN MUTU PRODUK PANGAN (Aplication of Microemulsion Technology Based on Local Product to Preserve the Quality of Food Product) Ambar Rukmini

Program Studi Teknologi Pangan, Fakultas Teknologi Pertanian, Universitas Widya Mataram Yogyakarta.........................................................................................114-119 BKII-9 PENGGUNAAN BERBAGAI JENIS PUPUK ORGANIK PADA BUDIDAYA CABE RAWIT YANG BERBASIS KEARIFAN LOKAL (The use of several type of organic fertilizers in cayenne peppercultivation on local wisdom based) Heti Herastuti Program Studi Agroteknologi, Fakultas Pertanian, UPN “Veteran” Yogyakarta .............................120-122

BKII-10 CROSSING ABILITY IN ORDER TO INCREASE YIELD AND PROTEIN CONTENT OF SOYBEAN (Glycine max (L.) Merrill) VARIETIES Nandariyah 1)* and Sumijati 1)

1)Program Studi Agroteknologi Fakultas Pertanian Universitas Sebelas Maret..........................123-126

BKII-11 UPAYA PERBAIKAN SIFAT TANAMAN SRIKAYA (Annona squamosa) LOKAL MELALUI PEMULIAAN POLIPLOIDI ( Improvement of Local Variety of Suger Apple (Annona Squamosa) Through Polyploidy Breeding) Parjanto 1), Djati Walujo Djoar1), Sukaya1), Djoko Mursito1), dan Irma Dwijayanti 1)

1) Program Studi Agroteknologi Fakultas Pertanian, Universitas Sebelas Maret .......................127-130 BKII-12 RESPON BEBERAPA GALUR KEDELAI HASIL PERSILANGAN VARIETAS LOKON DAN SINDORO TERHADAP PEMBERIAN JENIS PUPUK KANDANG (Response of Several Soybean Lines Result from Lokon X Sindoro Variety on Application of Manures) Teguh Widiatmoko1)* dan Rosi Widarawati 2) 1)* 2) Program Studi Agroteknologi Fakultas Pertanian Universitas Jenderal Soedirman ................131-136

Page 5: PROSIDING SEMINAR NASIONAL - lppm.mercubuana-yogya.ac.idlppm.mercubuana-yogya.ac.id/wp-content/uploads/2015/05/FX-Suwarta.pdf · produksi, konsumsi, distribusi, dan sosial budaya.

Prosiding Semnas FAI 2012 ISBN: 978-602-18810-0-2

110

EVALUASI KINERJA ITIK MANILA BERDASARKAN JENIS KELAMIN DAN WARNA BULU (Performance Evaluation Of Muscovy By Sex and Feather Color Different)

FX Suwarta

Program Studi Peternakan, Fakultas AgroIndustri, Universitas Mercu Buana Yogyakarta

ABSTRACT

This objectives of this experiment was to study performance evaluation of muscovy by sex and father color different. This research conducted by experiment method by factorial experiment (2x2) two factors, the first factor was sex (male and female) and second factor was color feather (White and White-Black feather color). The sixty muscovy ducks consisted 15 female white color feaher, 15 female white-black color feather, 15 male white feather and 15 female black-white feather alocated by factorial experiment (2x2) following completely Randomized Design, The collected data was i.e feed consumption, average daily gain, feed conversion, protein and energy efficiency. The results of this experiment showed that sex and color feather significantly affect (P<0,05) feed consumption. Average daily gain and efficiency of protein utilization male ducks significantly higher than female ducks .Sex and feather color affected energy efficiency not sigificantly. White color feathers significantly better than black-white color. Feed conversion of white feather significantly better than black-white ducks feather. The results concluded, male muscovy have feed consumption, average daily gain and efficiency of protein utilization is better than female ducks. White feathers ducks have lower feed consumption and feed conversion is better than black-white color feathers. Key words: muscovy, sex, color feather, performance.

PENDAHULUAN1

Itik manila (muscovy) merupakan salah satu jenis unggas air yang cukup potensial sebagai penghasil daging dan telur. Daging itik manila dikenal mempunyai kualitas yang cukup baik dengan kandungan protein hampir sama dengan daging ayam dengan kandungan lemak yang rendah dan akumulasi lemaknya lebih banyak terjadi di bawah kulit. Disamping sebagai penghasil daging, itik manila juga dimanfaatkan sebagai unggas pengeram dan diambil bulunya untuk industri suttle cock. Itik manila mempunyai pertumbuhan lebih cepat dibanding itik, sehingga sangat potensial sebagai unggas pedaging. Itik manila juga mempunyai kemampuan memanfaatkan bahan pakan dengan berserat kasar tinggi secara baik, sehingga pakannya dapat bersumber pada sayuran, rumput dan gulma. Penggunaan tanaman enceng gondok dan teratai sampai delapan persen tidak mengganggu pertumbuhan (Soesiawaningrini, et al., 1979), sedang penggunaan sekam padi sampai lima persen sudah menurunkan kinerja karena tingginya Si (Suwarta, 1990). Pertumbuhan itik manila sangat bervariasi diantara itik jantan dan betina, pola pemeliharaan dan keragaman antar individu. Itik manila jantan mempunyai pertumbuhan lebih cepat dibanding itik manila betina. Itik manila jantan dewasa dapat mencapai berat 5,5 kg, sedang pada itik manila betina dewasa hanya mencapai berat 3 kg. Perbedaan dalam cara pemeliharaan pada itik manila juga menghasilkan perbedaan pertumbuhan. Itik manila yang dipelihara secara intensif menggunakan ransum ayam pedaging pada umur 8 minggu dapat mencapai berat badan

*Korespondensi penulis : E-mail : suwartafx@yahoo. co.id.

1,8 kg (Ermanto, 1986). Dengan pakan ayam petelur periode starter berat badan itik manila pada umur 8 minggu dapat mencapai berat badan 1,64 kg (Antawidjaja, 1990). Pertumbuhan unggas secara umum dipengaruhi oleh faktor genetik dan faktor lingkungan. Faktor genetik menentukan potensi kemampuan pertumbuhan itik untuk tumbuh secara optimal, jika mendapatkan nutrien dan perlakuan manajemen secara baik. Pada umumnya pada fase pertama , itik akan mengalami pertumbuhan sangat cepat. Pertumbuhan paling cepat terjadi sejak menetas sampai umur 1,5 bulan. Mulai umur 1,5 bulan sampai 3 bulan kecepatan pertumbuhan secara berangsur-angsur akan berkurang, sampai akhirnya pertumbuhan akan berhenti sama sekali. Dengan makanan yang baik, itik manila betina dapat mencapai berat 1,5-1,7 kg pada umur 8 minggu (Leclercq dan de Carville, 1985). Sejak umur 6 sampai 7 minggu, mempunyai pertumbuhan naik hampir linear, kemudian akan mengalami plateu sesudah berumur 8 minggu. Dinyatakan pula terdapat perbedaan pola pertumbuhan dan karkas antara itik manila dan itik, perbedaan tersebut karena garis keturunan. Sejak minggu pertama sampai minggu ketiga itik manila tumbuh lebih lambat dari daripada itik pekin dan sesudah 4 minggu sampai umur 9 minggu, naik secara tajam. Pada umur 9 sampai 13 minggu pertumbuhannya relatif statis. Itik manila betina disamping produksi telurnya rendah, juga mempunyai pertumbuhan lebih lambat daripada itik jantan. Berat badan itik manila jantan pada umur 13 minggu dapat mencapai 4 kg, sedang itik manila betina hanya mencapai 2,5 kg. Itik manila jantan mempunyai berat dada 700 g atau sekitar 35-70 persen lebih tinggi daripada itik betina dan 75 persen lebih berat daripada itik pekin jantan. Karakter genetik pada itik manila terkait dengan karakter fenotipenya. Pada itik manila terdapat berbagai variasi warna bulu. Srigandono

Page 6: PROSIDING SEMINAR NASIONAL - lppm.mercubuana-yogya.ac.idlppm.mercubuana-yogya.ac.id/wp-content/uploads/2015/05/FX-Suwarta.pdf · produksi, konsumsi, distribusi, dan sosial budaya.

Prosiding Semnas FAI 2012 ISBN: 978-602-18810-0-2

111

(1986) menyatakan bahwa itik manila menunjukkan warna bulu yang beragam mulai dari putih, hitam, belang hitam dan coklat. Adanya proses domestikasi pada unggas akan menimbulkan tampilan domestikasi meliputi perubahan-perubahan eksternal misalnya perubahan penotipik warna bulu, perubahan ukuran tubuh, perubahan pola pertumbuhan dan perubahan proporsi bagian tubuh. Perubahan-perubahan morpologi internal yang terjadi meliputi perubahan mengecilnya tulang tengkorak dan perubahan relatif organ internal seperti usus. Perubahan juga terjadi pada sifat fisiologis misalnya perubahan terhadap hormon dan siklus reproduksi seperti maju maupun mundurnya umur dewasa kelamin. Disamping itu perubahan-perubahan pada bulu juga menunjukkan adanya adaptasi ayam terhadap lingkungannya (Jensen dan Anderson, 2005). Melanin pada unggas merupakan komponen pewarnaan bulu yang mempunyai fungsi sangat luas dan berpengaruh besar dalam pigmentasi bulu, kulit, shank, mata dan jaringan internal vertebrata (Smyth, 1996). Warna bulu ayam dipengaruhi oleh melanosit yang terletak di kulit dan folikel bulu. Mutasi mengakibatkan migrasi melanosit dan proliferasi sehingga melanosit tidak pernah mencapai kulit sehingga tidak dapat menghasilkan pigmen, akibatnya unggas berbulu putih (Kerje, 2003). Warna putih bersifat dominan (I) sehingga mengakibatkan terhambatnya pigmentasi (Smyth, 1996). Sudaryati (2010) menyatakan pada ayam kampung warna hitam mencapai berat paling tinggi (842,90 g), disusul dengan hitam-putih (797,40 g) dan putih (747,70 g) jika dipelihara sampai umur 12 minggu dengan menggunakan pakan broiler. .

METODE PENELITIAN

Bahan dan alat

Penelitian menggunakan 60 ekor itik manila , umur 1 minggu, terdiri dari itik manila jantan bulu putih , jantan bulu hitam-putih, betina putih, betina hitam putih masing-masing sebanyak 15 ekor. Selama penelitian itik manila ditempatkan dalam kandang kelompok sebanyak 12 kandang masing-masing berukuran panjang 1 m, lebar 1 m dan tinggi 40 cm. Kandang dilengkapi dengan tempat pakan dan air minum. Ransum yang diberikan selama penelitian adalah ransum broiler periode starter dengan kandungan protein 22% dan ME : 2800 kcal/kg.

Cara Penelitian Penelitian dilakukan dengan metode eksperimen menggunakan enam puluh ekor anak iitik dialokasikan ke dalam 12 kandang berdasarkan jenis kelamin dan warna bulu, masing-masing kandang sebanyak 5 ekor.Setiap tiga kandang yang masing-masing berfungsi sebagai ulangan, digunakan sebagai satu kombinasi perlakuan. Itik dipelihara sampai umur 8 minggu dan diberi ransum secara adlibitum. Data yang diambil meliputi konsumsi pakan, kenaikan berat badan dan konversi pakan diambil seminggu sekali.

Rancangan Percobaan Penelitian dirancang dengan rancangan acak lengkap

pola faktorial (2x2) dengan faktor jenis kelamin (Jantan dan betina) dan faktor warna bulu (Putih dan Hitam-Putih). Setiap kombinasi perlakuan, digunakan ulangan tiga kali, masing-masing menggunakan 5 ekor itik. Variabel yang diambil meliputi konsumsi pakan, kenaikan berat badan, konversi pakan dan efisiensi penggunaan energi dan protein. Analisis data dilakukan dengan analisis variansi dilanjutkan dengan uji Duncan.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Variabel yang diamati selama 8 minggu meliputi konsumsi pakan, pertambahan berat badan ,konversi pakan, efisiensi penggunaan protein dan energi. Hasil penelitian kinerja itik manila umur 8 minggu selengkapnya disajikan pada Tabel 1. Tabel 1. Konsumsi pakan, kenaikan berat badan, konversi pakan, efisiensi penggunaan protein dan energi pada itik manila sampai umur 8 minggu

Keterangan : Rerata yang diikuti huruf yang berbeda pada kolom yang sama menunjukkan perbedaan yang nyata (P<0,05) (-) : tidak ada interaksi Analisis variansi menunjukkan konsumsi pakan itik manila jantan secara nyata (P<0,05) lebih tinggi dibanding itik manila betina. Hal tersebut disebabkan , itik manila betina secara genetik mempunyai pertumbuhan yang lebih lambat sehingga saluran cernanya berukuran lebih kecil. Dengan pertumbuhan yang lebih lambat, kebutuhan nutriennya juga lebih rendah. Konsumsi pakan itik manila dengan warna bulu putih secara nyata juga lebih rendah dibanding warna hitam-putih. Hal tersebut diakibatkan adanya sifat genetik bulu putih, yang tumbuh lebih lambat. Pola tersebut hampir sama pada ayam kampung. Ayam kampung dengan warna bulu putih mempunyai kemampuan lebih rendah (2750 g/ekor) dibanding warna bulu hitam (2768 g/ekor) selama 12 minggu pemeliharaan ( Sudaryati, 2010). Pertumbuhan itik manila jantan secara nyata lebih tinggi dibanding itik manila betina. Hal tersebut sebagai

Perlakuan Konsumsi Pakan (g/mg)

KBB (g/mg)

FCR EP EE

Jenis Kelamin

Jantan 787,06 a 286,57 a 2,85 a 65,87 a 3,0 a Betina 598,63 b 194,52 b 2,93 a 68,48 a 3,0 a Warna Bulu

Putih 649,30 r 230,72 r 2,75 r 64,57 r 3,0 a Hitam-Putih

730,04 p 249,87 r 3,03 p 64,40 r 3,0 a

Interaksi (-) (-) (-) (-) (-)

Page 7: PROSIDING SEMINAR NASIONAL - lppm.mercubuana-yogya.ac.idlppm.mercubuana-yogya.ac.id/wp-content/uploads/2015/05/FX-Suwarta.pdf · produksi, konsumsi, distribusi, dan sosial budaya.

Prosiding Semnas FAI 2012 ISBN: 978-602-18810-0-2

112

akibat adanya interaksi antara faktor genetik dan lingkungan, terutama konsumsi pakan. Pada itik manila dikenal sifat sexual dymorphisme, Itik manila jantan mempunyai pertumbuhan jauh lebih cepat dibanding itik betina. Hal yang sama juga dinyatakan Scott dan Dean (1991) bahwa pada itik manila jantan pada umur 13 minggu dapat mencapai berat 4 kg, sedang pada itik manila betina mencapai 2,5 kg. Pada itik manila berbulu putih mempunyai pertumbuhan berbeda tidak nyata dengan bulu hitam-putih. Keadaan tersebut tidak sesuai dengan pola konsumsi pakannya, yaitu itik manila dengan bulu putih lebih rendah daripada bulu hitam-putih. Hal ini menunjukkan bahwa itik manila bulu puth cenderung lebih efisien dalam memanfaatkan pakan. Itik manila hitam-putih, memerlukan nutrien lebih tinggi untuk memenuhi fungsi-fungsi hidup pokok, pemeliharaan dan produksi. Konversi pakan itik manila jantan dan betina berbeda tidak nyata. Hal tersebut menunjukkan bahwa kemampuan memanfaatkan pakan untuk pertumbuhan pada itik jantan dan betina relatif sama. Itik manila jantan walaupun konsumsi pakannya lebih tinggi, mempunyai pertumbuhan lebih cepat dibanding itik betina.. Konversi pakan itik manila dengan warna bulu putih secara nyata lebih baik dibanding bulu hitam-putih. Hal tersebut menunjukkan walaupun itik bulu putih mempunyai pertumbuhan lebih lambat dibanding bulu hitam-putih, itik bulu putih memerlukan pakan lebih sedikit. Pola tersebut hampir sama dengan ayam kampung (Sudaryati, 2010). Konversi pakan ayam kampung bulu putih (3,68) berbeda tidak nyata dengan ayam bulu hitam putih (3,28). Efisiensi pemanfaatan protein untuk pertumbuhan pada itik manila jantan secara nyata lebih tinggi dibanding itik betina. Hal tersebut menunjukkan itik manila jantan secara nyata lebih efisien dalam memanfaatkan protein untuk pertumbuhan. Pada itik manila bulu putih menghasilkan efisiensi pemanfaatkan protein untuk pertumbuhan berbeda tidak nyata dengan bulu hitam-putih. Efisiensi pemanfaatan energi untuk itik manila jantan dan betina, maupun itik manila dengan bulu putih dan hitam putih berbeda tidak nyata. Untuk setiap 1 gram pertumbuhan diperlukan energi 3 cal. Berat Badan Berat badan itik manila kumulatif yang dicapai sampai umur 8 minggu, tertera pada Tabel 2. Berat badan akhir yang dicapai pada umur 8 minggu untuk itik jantan dengan bulu putih mencapai rata-rata 2432,4 g, sedang itik manila jantan dengan warna bulu hitam-putih 2258,8 g/ ekor. Berat badan itik manila betina dengan warna bulu putih rata-rata sebesar 1892,6 g sedang itik manila betina dengan warna hitam-putih sebesar 1680 g/ekor.

Tabel 2. Berat badan kumulatif itik manila umur 2 sampai 8 minggu (g/ekor)

Umur (mg)

Jantan-Putih

Jantan, hitam-putih

Betina, Putih

Betina, Hitam-putih

2 388,9 373,8 362,6 356,2

3 674,3 643,4 574,5 584,4 4 822,4 978,9 776,4 879,8 5 1242,9 1146,6 968,1 986,4 6 1568,6 1465,6 1374,1 1258,0 7 1925,7 1792,3 1442,5 1487,1 8. 2150,4 a 2082,8 b 1719,6 c 1578,4d

Keterangan : Angka yang diikuti huruf berbeda pada baris yang sama menunjukkan perbedaan yang nyata (P<0,05) Dari tabel tersebut terlihat bahwa itik manila jantan sejak minggu ketiga mempunyai pertumbuhan yang lebih cepat dibanding itik betina. Itik manila bulu putih mempunyai pertumbuhan lebih baik daripada itik bulu hitam-putih. Pada itik manila betina bulu putih derajad pertumbuhan lebih cepat terjadi mulai minggu keempat dibanding itik manila dengan warna bulu hitam-putih.

KESIMPULAN DAN SARAN Dari penelitian disimpulkan : 1. Itik manila jantan

mempunyai pertambahan berat badan , konsumsi pakan, dan efisiensi pemanfaatan protein lebih baik daripada itik betina walaupun konversi pakannya relatif sama 2. Itik manila dengan warna bulu putih mempunyai konsumsi pakan lebih rendah dan konversi pakan lebih baik dari pada warna hitam-putih. Disarankan untuk mencapai efiisiensi penggunaan pakan yang baik dapat dipelihara itik manila dengan warna bulu putih.

DAFTAR PUSTAKA

Antawidjaja Tata. 1990. Meningkatkan peranan ternak entog (Cairina moschata) dalam pembangunan peternakan. Proceeding : Temu tugas sub sektor peternakan. Sub Balitnak, Klepu. Januari, 1990.

Ermanto, C. 1986. Perbandingan performan itik tegal (Anas plathyrinchos), itik manila (Cairina moschata) dan hasil persilangannya (Mule duck). Karya ilmiah. Fakultas Peternakan, IPB, Bogor.

Jensen, P and L. Anderson. 2005. Genomic meets ethology : new route to understanding, dmestication, behavior and sustainability in animal breeding, Ambio vol. 34, no 4-5June 2005.

Kerjee, S. 2003. Mapping genes affecting phenotypic traits in chicken. Comprehensive summaries of Uppsala Disetations from the Faculty of Medicine 1304. ACTA Univesisities Upsaliensis Uppsala.

Leclercq, B and H. De Carville. 1985. Growth and Bodu co,position of muscovy duckling, in : Duck production science and world practice. Univ. New England.

Scott, M. L and W. F. Dean. 1991. Nutrition and management ducks. M,L. Scott of Ithaca, New York.

Page 8: PROSIDING SEMINAR NASIONAL - lppm.mercubuana-yogya.ac.idlppm.mercubuana-yogya.ac.id/wp-content/uploads/2015/05/FX-Suwarta.pdf · produksi, konsumsi, distribusi, dan sosial budaya.

Prosiding Semnas FAI 2012 ISBN: 978-602-18810-0-2

113

Smyth, J. R. 1996. Genetics of plumage, skin and

pigmentation in chicken. Poultry Breeding and Gentic. 104-107.

Soesiawaningrini, D.P., B. Suwardi and M. Thorari. 1979. Waterhyacinth (Eichornia crassipes mart) in broiler duck ration. In : Proceedings of the 6th Asian Pasific. Weed Science Society Conference. Jakarta. PP:623-627.

Sudaryati Sri. 2010. Pengaruh warna bulu hitam, hitam-

putih dan putih terhadap pertumbuhan ayam kampung sejak docsampai umur 12 minggu. Prosiding Seminar Nasional : Perspektif Pengembangan Ageibisnis Peternakan Di Indonesia. Fakultas Peternakan Jendral Soedirman, Purwokerto. 10 April 2010.

Suwarta, FX. 1995. Evaluasi peranan seka dan penggunaan

sekam padi dalam ransum terhadap nilai energi termetabolis, kecernaan serat kasar dan kinerja itik manila. Thesis. Fakultas Pasca Sarjana, Universitas Gadjah Mada.