proses terjadinya pasang surut air laut

9
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Laut adalah kumpulan air asin yang luas dan berhubungan dengan samudra. Air di laut merupakan campuran dari 96,5% air murni dan 3,5% material lainnya seperti garam-garaman, gas-gas terlarut, bahan-bahan organik dan partikel-partikel tak terlarut. Sifat-sifat fisis utama air laut ditentukan oleh 96,5% air murni. Indonesia merupakan negara kepulauan yang dikelilingi oleh dua lautan yaitu Samudera Indonesia dan Samudera Pasifik serta posisinya yang berada di garis katulistiwa sehingga kondisi pasang surut, angin, gelombang, dan arus laut cukup besar. Hasil pengukuran tinggi pasang surut di wilayah laut Indonesia menunjukkan beberapa wilayah lepas laut pesisir daerah Indonesia memiliki pasang surut cukup tinggi. Beberapa wilayah lepas laut pesisir Indonesia yang memiliki pasang surut cukup tinggi antara lain wilayah laut di timur Riau, laut dan muara sungai antara Sumatera Selatan dan Bangka, laut dan selat di sekitar pulau Madura, pesisir Kalimantan Timur, dan muara sungai di selatan pulau Papua. Keadaan pasang surut di perairan Nusantara ditentukan oleh penjalaran pasang surut dari Samudra Pasifik dan Hindia serta morfologi pantai dan batimeri perairan yang kompleks dimana terdapat banyak selat, palung dan laut yang dangkal dan laut dalam. Keadaan perairan tersebut membentuk pola pasang surut yang beragam yaitu pasang surut setengah harian (semidiurnal) di Selat Malaka, pasang surut bertipe campuran dengan tipe ganda yang menonjol di Pulau Batam dan Selat Malaka. Pasang surut harian (diurnal) terdapat di Selat Karimata dan Laut Jawa, pasang surut bertipe tunggal di Teluk Jakarta dan laut Jawa. Tunggang pasang surut di perairan Indonesia bervariasi antara 1 sampai dengan 6 meter. Di Laut Jawa umumnya tunggang pasang surut antara 1 – 1,5 m kecuali di Selat madura yang mencapai 3 meter. Tunggang pasang surut 6 meter di jumpai di Papua. Untuk itu, dengan adanya suatu simulasi yang dapat menggambarkan pasang surut air laut di Indonesia mampu memperjelas dan memudahkan

Transcript of proses terjadinya pasang surut air laut

Page 1: proses terjadinya pasang surut air laut

  

1  

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Laut adalah kumpulan air asin yang luas dan berhubungan dengan

samudra. Air di laut merupakan campuran dari 96,5% air murni dan 3,5% material

lainnya seperti garam-garaman, gas-gas terlarut, bahan-bahan organik dan

partikel-partikel tak terlarut. Sifat-sifat fisis utama air laut ditentukan oleh 96,5%

air murni.

Indonesia merupakan negara kepulauan yang dikelilingi oleh dua lautan

yaitu Samudera Indonesia dan Samudera Pasifik serta posisinya yang berada di

garis katulistiwa sehingga kondisi pasang surut, angin, gelombang, dan arus laut

cukup besar. Hasil pengukuran tinggi pasang surut di wilayah laut Indonesia

menunjukkan beberapa wilayah lepas laut pesisir daerah Indonesia memiliki

pasang surut cukup tinggi. Beberapa wilayah lepas laut pesisir Indonesia yang

memiliki pasang surut cukup tinggi antara lain wilayah laut di timur Riau, laut dan

muara sungai antara Sumatera Selatan dan Bangka, laut dan selat di sekitar pulau

Madura, pesisir Kalimantan Timur, dan muara sungai di selatan pulau Papua.

Keadaan pasang surut di perairan Nusantara ditentukan oleh penjalaran

pasang surut dari Samudra Pasifik dan Hindia serta morfologi pantai dan batimeri

perairan yang kompleks dimana terdapat banyak selat, palung dan laut yang

dangkal dan laut dalam. Keadaan perairan tersebut membentuk pola pasang surut

yang beragam yaitu pasang surut setengah harian (semidiurnal) di Selat Malaka,

pasang surut bertipe campuran dengan tipe ganda yang menonjol di Pulau Batam

dan Selat Malaka. Pasang surut harian (diurnal) terdapat di Selat Karimata dan

Laut Jawa, pasang surut bertipe tunggal di Teluk Jakarta dan laut Jawa. Tunggang

pasang surut di perairan Indonesia bervariasi antara 1 sampai dengan 6 meter. Di

Laut Jawa umumnya tunggang pasang surut antara 1 – 1,5 m kecuali di Selat

madura yang mencapai 3 meter. Tunggang pasang surut 6 meter di jumpai di

Papua. Untuk itu, dengan adanya suatu simulasi yang dapat menggambarkan

pasang surut air laut di Indonesia mampu memperjelas dan memudahkan

Page 2: proses terjadinya pasang surut air laut

  

2  

masyarakat mengerti kenapa terciptanya pasang surut air laut dengan pola yang

berbeda di setiap daerah.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian pada latar belakang masalah di atas, ada beberapa

masalah yang ditemukan dalam pembuatan laporan ini adalah sebagai berikut.

1. Bagaimana proses terjadinya pasang surut air laut?

2. Apa saja yang termasuk alat-alat pengukur pasang surut air laut?

3. Bagaimana proses menghitung untuk menentukan tipe-tipe pasang surut

air laut?

1.3 Tujuan

Adapun tujuan dari pembuatan laporan ini adalah sebagai berikut.

1. Untuk mengetahui proses terjadinya pasang surut air laut

2. Untuk mengetahui alat-alat yang digunakan dalam proses pengukur pasang

surut air laut

3. Untuk dapat memperkirakan sendiri Bagaimana proses menghitung untuk

menentukan tipe-tipe pasang surut air laut?

1.4 Manfaat

Manfaat yang didapat dari pembuatan laporan ini adalah sebagai berikut.

1. Masyarakat mengerti dan paham terhadap proses terjadinya pasang surut

air laut

2. Masyarakat dapat mengetahui, mencoba mengukur dan menentukan

sendiri tipe pasang surut air laut yang ada disekitarnya, tetapi harus

menggunakan alat-alat yang sesuai agar hasil yang diperoleh akurat.

Page 3: proses terjadinya pasang surut air laut

  

3  

BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Simulasi

Simulasi adalah peniruan suatu sistem nyata yang kompleks yang penuh

dengan sifat probabilistik, tanpa harus mengalami keadaan yang sesungguhnya.

Hal ini dapat dilakukan dengan membuat sebuah miniature yang representative

dan valid dengan tujuan sampling dan survey statistik pada sistem nyata dapat

dilakukan pada tiruan ini.

Pada kedudukan masalah dengan simulasi, proses simulasi juga

berhubungan dengan penyusunan tiruan sistem dengan menggunakan interaksi

antar bilangan ramdom yang menuruti distribusi dari pola data tertentu. Sehingga

diperlukan suatu distribusi tertentu untuk mensimulasikan suatu sistem.

2.2 Pasang Surut Air Laut

Pasang surut laut merupakan hasil dari gaya tarik gravitasi dan efek

sentrifugal. Efek sentrifugal adalah dorongan ke arah luar pusat rotasi. Gravitasi

bervariasi secara langsung dengan massa tetapi berbanding terbalik terhadap

jarak. Meskipun ukuran bulan lebih kecil dari matahari, gaya tarik gravitasi bulan

dua kali lebih besar daripada gaya tarik matahari dalam membangkitkan pasang

surut laut karena jarak bulan lebih dekat daripada jarak matahari ke bumi. Gaya

tarik gravitasi menarik air laut ke arah bulan dan matahari dan menghasilkan dua

tonjolan (bulge) pasang surut gravitasional di laut. Lintang dari tonjolan pasang

surut ditentukan oleh deklinasi, sudut antara sumbu rotasi bumi dan bidang orbital

bulan dan matahari.

Faktor-faktor yang menyebabkan terjadinya pasang surut berdasarkan teori

kesetimbangan adalah rotasi bumi pada sumbunya, revolusi bulan terhadap

matahari, revolusi bumi terhadap matahari. Sedangkan berdasarkan teori dinamis

adalah kedalaman dan luas perairan, pengaruh rotasi bumi (gaya coriolis), dan

gesekan dasar. Selain itu juga terdapat beberapa faktor lokal yang dapat

mempengaruhi pasang surut disuatu perairan seperti, topogafi dasar laut, lebar

Page 4: proses terjadinya pasang surut air laut

  

4  

selat, bentuk teluk, dan sebagainya, sehingga berbagai lokasi memiliki ciri pasang

surut yang berlainan.

Bulan dan matahari keduanya memberikan gaya gravitasi tarikan terhadap

bumi yang besarnya tergantung kepada besarnya masa benda yang saling tarik

menarik tersebut. Bulan memberikan gaya tarik (gravitasi) yang lebih besar

dibanding matahari, disebabkan karena walaupun masa bulan lebih kecil dari

matahari, tetapi posisinya lebih dekat ke bumi. Gaya-gaya ini mengakibatkan air

laut, yang menyusun 71% permukaan bumi, menggelembung pada sumbu yang

menghadap ke bulan. Pasang surut terbentuk karena rotasi bumi yang berada di

bawah muka air yang menggelembung ini, yang mengakibatkan kenaikan dan

penurunan permukaan laut di wilayah pesisir secara periodik. Gaya tarik gravitasi

matahari juga memiliki efek yang sama namun dengan derajat yang lebih kecil.

Selain itu juga, pasang surut air laut dapat disebabkan oleh terjadinya

perubahan iklim yang tidak dapat diprediksi. Hal ini dikarenakan adanya gejala

pemanasan global yang diakibatkan oleh kerusakan lingkungan yang seringkali

ditimbulkan oleh manusia. Dampaknya terjadi pelelehan es di Kutub Utara

maupun di Kutub Selatan yang menimbulkan peristiwa alam pasang surut air laut.

2.3 Alat-alat Pengukuran Pasang Surut

Beberapa alat pengukuran pasang surut diantaranya adalah sebagai

berikut:

a. Tide Staff (papan pasang surut), merupakan alat pengukur pasang surut

paling sederhana yang umumnya digunakan untuk mengamati ketinggian

muka laut atau tinggi gelombang air laut. Bahan yang digunakan biasanya

terbuat dari kayu, alumunium atau bahan lain yang di cat anti karat.

Syarat pemasangan papan pasang surut adalah :

- Saat pasang tertinggi tidak terendam air dan pada surut terendah masih

tergenang oleh air

- Jangan dipasang pada gelombang pecah karena akan bias atau pada

daerah aliran sungai (aliran debit air).

- Jangan dipasang didaerah dekat kapal bersandar atau aktivitas yang

menyebabkan air bergerak secara tidak teratur

Page 5: proses terjadinya pasang surut air laut

  

5  

- Dipasang pada daerah yang terlindung dan pada tempat yang mudah

untuk diamati dan dipasang tegak lurus

- Cari tempat yang mudah untuk pemasangan misalnya dermaga

sehingga papan mudah dikaitkan

- Dekat dengan bench mark atau titik referensi lain yang ada sehingga

data pasang surut mudah untuk diikatkan terhadap titik referensi

- Tanah dan dasar laut atau sungai tempat didirikannya papan harus

stabil

- Tempat didirikannya papan harus dibuat pengaman dari laut dan

sampah

b. Tide gauge, merupakan perangkat untuk mengukur perubahan muka laut

secara mekanik dan otomatis. Alat ini memiliki sensor yang dapat

mengukur ketinggian permukaan air laut yang kemudian direkam ke dalam

komputer. Tide gauge terdiri dari dua jenis yaitu :

• Floating tide gauge (self registering), prinsip kerja alat ini berdasarkan

naik turunnya permukaan air laut yang dapat diketahui melalui

pelampung yang dihubungkan dengan alat pencatat (recording unit).

• Pressure tide gauge (self registering), prinsip kerja pressure tide gauge

hampir sama dengan floating tide gauge, namun perubahan naik-

turunnya air laut direkam melalui perubahan tekanan pada dasar laut

yang dihubungkan dengan alat pencatat (recording unit) dipasang di

bawah permukaan air laut tersurut.

c. Satelit, dalam hal ini, sistem satelit yang digunakan adalah satelit altimetri

berkembang sejak tahun 1975 saat diluncurkannya sistem satelit Geos-3.

Pada saat ini secara umum sistem satelit altimetri mempunyai tiga objektif

ilmiah jangka panjang yaitu mengamati sirkulasi lautan global, memantau

volume dari lempengan es kutub, dan mengamati perubahan muka laut

rata-rata (MSL) global.

Page 6: proses terjadinya pasang surut air laut

  

6  

2.4 Perhitungan Menentukan Tipe Pasang Surut Air Laut

Periode pasang surut adalah waktu antara puncak atau lembah gelombang

ke puncak atau lembah gelombang berikutnya. Harga periode pasang surut

bervariasi antara 12 jam 25 menit hingga 24 jam 50 menit.

a. Pasang purnama (spring tide) terjadi ketika bumi, bulan dan matahari

berada dalam suatu garis lurus. Pada saat itu akan dihasilkan pasang tinggi

yang sangat tinggi dan pasang rendah yang sangat rendah. Pasang surut

purnama ini terjadi pada saat bulan baru dan bulan purnama.

b. Pasang perbani (neap tide) terjadi ketika bumi, bulan dan matahari

membentuk sudut tegak lurus. Pada saat itu akan dihasilkan pasang tinggi

yang rendah dan pasang rendah yang tinggi. Pasang surut perbani ini

terjadi pasa saat bulan 1/4 dan 3/4.

Gambar 01. Spring Tide dan Neap Tide

Tipe pasang surut ditentukan oleh frekuensi air pasang dengan surut setiap

harinya. Hal ini disebabkan karena perbedaan respon setiap lokasi terhadap gaya

pembangkit pasang surut. Jika suatu perairan mengalami satu kali pasang dan satu

kali surut dalam satu hari, maka kawasan tersebut dikatakan bertipe pasut harian

Page 7: proses terjadinya pasang surut air laut

  

7  

tunggal (diurnal tides), namun jika terjadi dua kali pasang dan dua kali surut

dalam sehari, maka tipe pasutnya disebut tipe harian ganda (semidiurnal tides).

Tipe pasut lainnya merupakan peralihan antara tipe tunggal dan ganda disebut

dengan tipe campuran (mixed tides) dan tipe pasut ini digolongkan menjadi dua

bagian yaitu tipe campuran dominasi ganda dan tipe campuran dominasi tunggal.

Selain dengan melihat data pasang surut yang diplot dalam bentuk grafik, tipe

pasang surut juga dapat ditentukkan berdasarkan bilangan Formzal (F) yang

dinyatakan dalam bentuk:

F = [A(O1) + A(K1)]/[A(M2) + A(S2)]

dengan ketentuan :

• F ≤ 0.25 : Pasang surut tipe ganda (semidiurnal tides)

• 0,25<F≤1.5 : Pasang surut tipe campuran condong harian ganda (mixed

mainly semidiurnal tides)

• 1.50<F≤3.0 : Pasang surut tipe campuran condong harian tunggal (mixed

mainly diurnal tides)

• F > 3.0 : Pasang surut tipe tunggal (diurnal tides)

Keterangan:

• F : bilangan Formzal

• AK1 : amplitudo komponen pasang surut tunggal utama yang disebabkan oleh

gaya tarik bulan & matahari

• AO1 : amplitudo komponen pasang surut tunggal utama yang disebabkan oleh

gaya tarik bulan

• AM2 : amplitudo komponen pasang surut ganda utama yang disebabkan oleh

gaya tarik bulan

• AS2 : amplitudo komponen pasang surut ganda utama yang disebabkan oleh

gaya tarik matahari

Page 8: proses terjadinya pasang surut air laut

  

8  

BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Pasang surut laut merupakan hasil dari gaya tarik gravitasi dan efek

sentrifugal. Terdapat faktor-faktor yang menyebabkan terjadinya pasang surut

berdasarkan teori kesetimbangan, teori dinamis, dan beberapa faktor lokal.

Proses terjadinya pasang surut air laut akibat gaya gravitas tarik menarik

terhadap bumi yang dilakukan oleh bulan dan matahari yang besarnya tergantung

kepada besarnya masa benda yang saling tarik menarik tersebut dengan kata lain

pasang surut terbentuk karena rotasi bumi yang berada di bawah muka air yang

menggelembung ini, yang mengakibatkan kenaikan dan penurunan permukaan

laut di wilayah pesisir secara periodik. Selain itu juga, pasang surut air laut dapat

disebabkan oleh terjadinya perubahan iklim yang tidak dapat diprediksi

dikarenakan adanya gejala pemanasan global diakibatkan oleh kerusakan

lingkungan yang seringkali ditimbulkan oleh manusia.

Terdapat beberapa alat pengukuran pasang surut diantaranya adalah Tide

Staff (papan pasang surut), Tide gauge, merupakan perangkat untuk mengukur

perubahan muka laut secara mekanik dan otomatis. Tide gauge terdiri dari dua

jenis yaitu : Floating tide gauge (self registering) dan Pressure tide gauge (self

registering), dan alat pengukur melalui Satelit.

Pada perhitungan tipe pasang surut dapat kita tentukan dengan melihat

data pasang surut yang diplot dalam bentuk grafik, maupun ditentukkan

berdasarkan bilangan Formzal (F) yang dinyatakan dalam bentuk :

F = [A(O1) + A(K1)]/[A(M2) + A(S2)]

3.2 Saran

Laporan simulasi sistem pasang surut air laut ini masih banyak kekurangan

dalam pemaparannya. Namun masih dapat bermanfaat dalam memudahkan

masyarakat untuk mengerti, memahami dan mencoba mencari jenis tipe pasang

surut yang berada di sekitar kita.

Page 9: proses terjadinya pasang surut air laut

  

9  

DAFTAR PUSTAKA

Suardi, Yogi, Pasang Surut, www. 402-pasang-surut.htm, di akses pada Rabu, 13 Aplir 2011 pukul 19:53.

a