PROSES SINTERING KERAMIK SISTEM Al203 -Ab...

5
p~ ~ N~ H~ Nc.-t.-~ ~ XKt >, 15SN 1410-'76g6 PROSES SINTERING KERAMIK SISTEM Al203 -Ab TiOs DAN KARAKTERISTIKNY A Muljadi I), Budiarto 2) 1) Puslitbang Fisika Terapan-L/PL Kawasan Puspiptek Serpong, Tangerang 2) Puslitbang Iptek Bahan -BA TAN; Kawasan Puspiptek Serpong, Tangerang ABSTRAK PROSES SINTERINGKERAMIK SISTEM AI203 -Al2TiOs DAN KARAKTERISTIKNYA. Pada penelitianini telah dilakukan proses sinteringkeramikyang strukturnya kristalnya terdiri dari sistem AI203 -AI2TiOs denganmenggunakan bahan baku: serbuky -AI203 = 61,46 % berat dan TiO2 = 38,54 % berat. Prosessintering dilakukan padaberbagai suhu( 1250 -1600 C ). Sam pel yang telah dibakarpada berbagai suhu dikarakterisasi yaitu : analisa perubahan ° fasa denganXRD, pengukuran sifat-sifat fisis ( densitas,porositas dan susutbakar ), termal ekspansi, serta pengukuran kekuatan patah ( bendingstrength ). Dan hasil analisaXRD dapat diketahui suhu mulai pembentukan sistem fasa AI203 - AI2 TiOsadalah13000C. Dari hasil karakterisasi sifatfisis, termaldan mekanismaka keramik tersebut memiliki suhu sintering yang optimalantara 1550 -1600oC . ABSTRACT CHARACTERISTIC AND SINTERING PROCESS OF CERAMIC SYSTEM OF A1203-AlmOs. Ceramic with structureof system AI20J -AI2 TiOs has been made on this research with composition y -AI20J = 61,46 % wi. ,TiO2 = 38,54 % wi. The sampleswere sintered at various temperature( 1250 -1600 C ), then characterized: phase analysis with XRO, measuring of physical properties ( density, porosity and firing shrinkage ), thermalexpansion and bending strength.The resultofXRD shows thatceramic with phasesystem of AI20J -AI2 TiOs is formedstart at 1300 DC. According to the results of characterization show thatsintering temperature of thoseceramic is about1550 -16000C. PENDAHULUAN kekuatan patah sekitar 130 MPa dan koefisien termal ekspansinya sekitar 5 x 10 -6 °C-I [4]. Pada penelitian ini dicoba membuat keramik yang struktumya berupa sistem Al2O3 -Al2 TiOs dari campuran bahan baku Al2O3 dengan TiO2 serta melakukan proses sinteringnya. Proses sintering pada pembuatan keramik merupakan tahapan yang penting dan berpengaruh terhadap kualitas produk keramik .Sintering adalah proses pemadatansekumpulan serbuk pada suhu yang tinggi dibawak titik lebumya. Suhu sintering sangat dipengaruhi komposisi bahan, ukuran butiran dan atmosfir ruang pembakaran. Pada penelitian ini dicoba untuk melakukan sintering keramik yang memiliki struktur rasa Al2O3 -Al2 TiOs. Penggunaan keramik yang berbasis Al2 TiOs adalah antara lain untuk : infrared radiator, komponen otomotif (manifold, filter gas buang ), dan bahan refraktori [5]. Untuk aplikasi seperti 1ersebut diperlukan material yang kuat pada suhu tinggi dan tahan terhadap perubahan suhu secara tiba -tiba (thermal shock). Oleh karena itu sifat -sifat mekanik (bending strength) dan koefisien Senyawa alumina (AbO3) dan aluminium titanat (Ab TiOs) tergolong material keramik oksida yang memiliki sifat ketahanan terhadap suhu tinggi , serta titik lebumya cukup tinggi yaitu masing-masing 2015 °C dan 1875 °c [1]. Khususnya untuk alumina memiliki kekuatan mekanik (bending srength) yang cukup tinggi yaitu 200 -400 MPa dan koefisien termal ekspansinya juga relatif tinggi yaitu sekitar (7 -8) x 10 -6 °C-1 [2]. Sedangkan aluminium titanat memiliki kekuatai1 mekanik yang lebih rendah tetapi nilai koefissien termal ekspansinya jauh lebih kecil yaitu mendekati zero dibandingkan dengan alumina, sehingga penggunaannya cukup baik untuk suhu tinggi [3]. Dengan menggabungkan senyawa alumina (AbO3) tersebut dalam suatu struktur keramik aluminium titanat (Ab TiOs) akan didapat material keramik dengan kekuatan mekanik yang tinggi serta koefisien termal ekspansi yang cukup rendah. T. Sugiyama dan H Takashima telah mencoba mengembangkan komposit keramik Ab TiOs -clay (alumina silicate), dan temyata pada suhu sintering 1500 °c diperoleh keramik dengan 4] ~I 2CJ J~ 2000

Transcript of PROSES SINTERING KERAMIK SISTEM Al203 -Ab...

p~ ~ N~ H~ Nc.-t.- ~ ~ X Kt >, 15SN 1410-'76g6

PROSES SINTERING KERAMIK SISTEM Al203 -Ab TiOsDAN KARAKTERISTIKNY A

Muljadi I), Budiarto 2)

1) Puslitbang Fisika Terapan -L/PL Kawasan Puspiptek Serpong, Tangerang2) Puslitbang Iptek Bahan -BA TAN; Kawasan Puspiptek Serpong, Tangerang

ABSTRAK

PROSES SINTERING KERAMIK SISTEM AI203 -Al2TiOs DAN KARAKTERISTIKNYA. Pada penelitian ini telah dilakukan prosessintering keramik yang strukturnya kristalnya terdiri dari sistem AI203 -AI2TiOs dengan menggunakan bahan baku: serbuk y -AI203 = 61,46 %berat dan TiO2 = 38,54 % berat. Proses sintering dilakukan pada berbagai suhu ( 1250 -1600 C ). Sam pel yang telah dibakar pada berbagai suhudikarakterisasi yaitu : analisa perubahan ° fasa dengan XRD, pengukuran sifat-sifat fisis ( densitas, porositas dan susut bakar ), termal ekspansi,

serta pengukuran kekuatan patah ( bending strength ). Dan hasil analisa XRD dapat diketahui suhu mulai pembentukan sistem fasa AI203 -AI2 TiOs adalah 13000C. Dari hasil karakterisasi sifat fisis, termal dan mekanis maka keramik tersebut memiliki suhu sintering yang optimal antara1550 -1600oC .

ABSTRACT

CHARACTERISTIC AND SINTERING PROCESS OF CERAMIC SYSTEM OF A1203- AlmOs. Ceramic with structure of system AI20J-AI2 TiOs has been made on this research with composition y -AI20J = 61,46 % wi. ,TiO2 = 38,54 % wi. The samples were sintered at various

temperature( 1250 -1600 C ), then characterized: phase analysis with XRO, measuring of physical properties ( density, porosity and firingshrinkage ), thermal expansion and bending strength. The result of XRD shows that ceramic with phase system of AI20J -AI2 TiOs is formed start at1300 DC. According to the results of characterization show that sintering temperature of those ceramic is about 1550 -16000C.

PENDAHULUAN

kekuatan patah sekitar 130 MPa dan koefisien termalekspansinya sekitar 5 x 10 -6 °C-I [4]. Pada penelitian ini

dicoba membuat keramik yang struktumya berupa sistemAl2O3 -Al2 TiOs dari campuran bahan baku Al2O3dengan TiO2 serta melakukan proses sinteringnya. Prosessintering pada pembuatan keramik merupakan tahapanyang penting dan berpengaruh terhadap kualitas produkkeramik .Sintering adalah proses pemadatan sekumpulanserbuk pada suhu yang tinggi dibawak titik lebumya.Suhu sintering sangat dipengaruhi komposisi bahan,ukuran butiran dan atmosfir ruang pembakaran. Padapenelitian ini dicoba untuk melakukan sintering keramikyang memiliki struktur rasa Al2O3 -Al2 TiOs.Penggunaan keramik yang berbasis Al2 TiOs adalahantara lain untuk : infrared radiator, komponen otomotif(manifold, filter gas buang ), dan bahan refraktori [5].Untuk aplikasi seperti 1ersebut diperlukan material yangkuat pada suhu tinggi dan tahan terhadap perubahansuhu secara tiba -tiba (thermal shock). Oleh karenaitu sifat -sifat mekanik (bending strength) dan koefisien

Senyawa alumina (AbO3) dan aluminium titanat(Ab TiOs) tergolong material keramik oksida yangmemiliki sifat ketahanan terhadap suhu tinggi , serta titiklebumya cukup tinggi yaitu masing-masing 2015 °C dan1875 °c [1]. Khususnya untuk alumina memilikikekuatan mekanik (bending srength) yang cukup tinggiyaitu 200 -400 MPa dan koefisien termal ekspansinyajuga relatif tinggi yaitu sekitar (7 -8) x 10 -6 °C-1 [2].

Sedangkan aluminium titanat memiliki kekuatai1mekanik yang lebih rendah tetapi nilai koefissien termalekspansinya jauh lebih kecil yaitu mendekati zero

dibandingkan dengan alumina, sehingga penggunaannyacukup baik untuk suhu tinggi [3]. Denganmenggabungkan senyawa alumina (AbO3) tersebutdalam suatu struktur keramik aluminium titanat(Ab TiOs) akan didapat material keramik dengankekuatan mekanik yang tinggi serta koefisien termalekspansi yang cukup rendah. T. Sugiyama dan HTakashima telah mencoba mengembangkan kompositkeramik Ab TiOs -clay (alumina silicate), dan temyatapada suhu sintering 1500 °c diperoleh keramik dengan

4]~I 2CJ J~ 2000

p- ~ ~ ~ Al,O,- Al,T~O, u.. K ,.~~H¥.m.

dikatakan pada kisaran suhu tersebut merupakan awaldari proses sintering .Selanjutnya pada suhu sinteringlebih tinggi lagi terjadi perubahan susut bakar yangrelatif hampir konstan, maka dapat dikatakan sinteringberakhir pada suhu antara 1550 -1600 DC.

termal ekspansi sangatlah penting untuk dipertimbangkanpada aplikasi tersebut.

METODOLOGI

20

.::ro-"ro~ID~-0,,~In"U)

15

10

51250 1350 1450 1550Gambar 2. Kurva hubun9~n susut bakar

terhad'at)i~~trU~C

1650

6

5~(/) 4S~'0# 3.0

&~2

0.,

1250 1350 1450 1550

SUHU SlN1ERING, .C

Gambar 3. Kurva hubungan porositasterhadap suhu sintering.

1650

Pembuatan keramik sistem Al2O3 -Al2 TiOsdilakukan melalui pencampuran padatan (solid -solidmixing) dengan menggunakan bahan baku yaitu : serbuky -Al2O3 (pa Merck) dan serbuk TiO2 (pa Merck).Komposisi yang dipergunakan yaitu : Al2O3 =61,46 %berat dan TiO2 = 38,54 % bemt. Proses preparasi sampel

yang dilakukan ditunjukan pada gambar 1.

PENCAMPURAN(Dengan Ball Mill)

PEN(Dry Pressing)

SINTERING

KARAKTERlSASl3.6

Gambar 1. Diagram Alir Preparasi Sam pel

Pencampuran kedua bahan tersebut dilakukandengan menggunakan ball mill selama 20 jam. Kemudiansetalah dilakukan pencampuran, sampel terse but dicetakdengan tekanan 1500 kg/cm2 daD dibakar pada berbagaisuhu dengan menggunakan tungkU listrik dan lajukenaikan suhu 10°C per menit. Sampel yang telahdibakar (sintering) diukur porositas, densitas, susutbakar, kekuatan patah, termal ekspansi daD dianalisadengan difraksi sinar X untuk mengetahui perubahan rasa

yang terjadi.

~ ~3:~~~,,!;:42~A392 .42. .441 .32

3.153 !

.92

.7052.6 , iii' ,

1200 1350 1400 1550 1600

SlHJ SlNTERlfIG, 'C

Gambar 4. Kurva hubungan densitas ( bulk density)terhadap suhu sintering

125

.J..<Ct-

~~<0

~~ 75!<C~::)~w~

HASIL DAN PEMBAHASAN

Hasil Pengukuran Sifat Fisis dan MekanikHasil pengukuran susut bakar, bulk density,

porositas dan kekuatan patah daTi sampel yang telahdisintering pada suhu 1250 -1600°C ditunjukan padatabel I, gambar 2, 3, 4, daD 5. Dari basil percobaantemyata nilai susut bakar , bulk densiti daD kekuatanpatah cenderung naik dengan meningkatnya suhusintering , sedangkan porositas cenderung menurun. Padagambar 2 menunjukan bahwa terjadi peningkatan susutbakar yang besar daTi 6,09 % ke 14,57 % pada suhusintering 1250 °C ke 1350 °c, oleh karena itu dapat

~5 'I, -

1253 1~ 14&J 1~

SJ-tJ SlNTERlf\G, .C

Gambar 5 Kurva hubu'ngan kekuatan patahlerhadap suhu sintering,

1ffi:J

gambar 3. juga menunjukkan perubahanbesar antara suhu 1250 dan 1350 °c, dan

p~i.>sitas

~I zg J~ ZOOO42

p~ ~ ~ ~ Al,O.- Al,T~O, J...,.. KA~~

H¥,m.

porositas terendah dicapai sebesar 0,24 % pada suhusintering 1600 °C. Sedangkan pada gambar 4menunjukan adanya peningkatan densitas akibatpengaruh suhu sintering, densitas dicapai maksimumyaitu 3,441 -3,440 g/cm3pada kisaran suhu 1550 -1600°c. Tentunya dalam hal ini sesuai dengan fenomenasintering bahwa selama proses sintering adanyapengurangan pori/porositas daD terjadi penyusutansehingga terjadi peningkatan densitas, jadi suhusintering yang optimal sekitar 1550 -1600 °C. Gambar 5menunjukan peningkatan kekuatan patahnya dari 49 MPapada suhu sintering 1250 °c menjadi 97,10 MPa padasuhu sintering 1600 °c, tentunya hal ini dikarenaka.'1adanya pengurangan porositas daD peningkatan densitas.Bila dibandingkan dengan nilai kekuatan patah Al2 TiOsmumi yaitu 40 -50 MPa, temyata sampel yang dibuatdengan struktumya terdiri dari sistem Al2O3 -Al2 TiOsmemiliki kekuatan patah yang jauh lebih tinggi.Kontribusi peningkatan kekuatan mekanik berasal darirasa corundum (a. -AI2O3), dimana corundum memilikikekuatan patah yang cukup tinggi (350 MPa).

Tabel1. Hasil pengukuran susut bakar, bulk density,porositas dan kekuatan patah

KekuatanPatah(MPa)

Suhu(DC)

I Porositas(%)

1250

1300

1350

1400

1450

1500

SusutBakar~

6.0913.5614.5714.78

1515.1215.6315.65

5.02-3.952.031.2~

0.680.450.24

Bulk

Density~2.7052.923.1533.323.3923.42

3.4413.44

49

53.4857.4

70.4689.793.596.297.1

~~~

Hasil Pengukuran Termal EkspansiHasil pengukuran termal ekspansi dari sampel

yang telah disintering pada berbagai suhu ditunjukanpada gambar 6.

Suhu Sintering 1300 DCSuhu Sintering 1250.Co.~ ,

.0.;~ 01'Lx O~,IIJ 0.,;#

., o.zC OJI. D'M ....01~

:$ '1~ :25 JJ$ .1:5 5:5

SUHU. 'C3 t~ m )~ .~ ~~

s~. "C

Suhu Sintering 1400 .C

t~ m m ~ ~~.'C

I~ m m .~ m~.'C

~

Suhu Sintering 1500 °cSuhu Sintering 1450.C

.0.&.lu.~u.M8 .., .~ 0

.

~ G..,&. G:J'

C 0.2.# ~II

I~ m m ~ m~."C

z~Q~m~m$~U. "C

Suhu Sintering 1600 °CSuhu Sinlering 1550 .C0.5.

C; 0.4.~ 0.3-..~D.JIII CI

#

.

~ O'L 03.X a=..~ 9'

3 13 ~ m '3 ~~ :5 ,~ 2 m ~ ~S\Mu. .c SUHU. 'c

A = Koefisien Termal Ekspansi

Gambar 6. Kurva ekspansi termal dari sam pel yang telah disintering pads berbagai suhu

~I 2g J~ 2000 43

p~ ~ ~ ~ Al,O,- Al,T.:O, ~ K..~~~H¥.JJtIt..

Ternyata ekspansi termalnya cenderungmenurun dengan meningkatnya suhu sintering , terlihatbahwa terjadi perubahan koefisien termal ekspansi dari10,42 x 10 -6 °C-I pacta suhu sintering 1250 °c menjadi0,38 x 10 -6 °C-I pacta suhu sintering 1600 °C. Hal ini

disebabkan semakin meningkatnya densitas serta faktoradanya pembentukan rasa aluminium titanat (A12 TiOs)yang memiliki termal ekspansi mendekati zero.

Sedangkan yang telah dibakar pada 1300 °c sampai1600 °c terbentuk dua rasa yaitu Al2 TiOs dan corundum(a -AbO3) daD semakin tinggi suhu sinteringnya terjadipeningkatan intensitas saja. Oari hasil analisa denganXRD diperoleh bahwa sampel yang dibuat darikomposisi 61,46 % AbO3 + 38,54 % TiO2 diperolehkeramik yang terdiri dua struktur rasa yaitu a AbO3 -Al2 TiOs, dengan rasa dominannya adalah Ab TiOs .Berdasarkan orientasi bidang kristal yang dihasilkanmaka Ab TiOs memiliki sistem kristal Othorombicdengan parameter kisi a = 9,436 A, b = 9,647 A dan c =

3,593 A, 8edangkan a AbO3 memiliki sistem kristalRhombohedral dengan parameter kisi a = b = 4,759 Adan c = 2,959 A.

Hasil Ana/isa dengan Difraksi Sinar XPola difraksi sinar X dari masing-masing sampel

yang telah dibakar pada suhu 950 -1600°C ditunjukanpada gambar 7.

Pada gambar 7 untuk sampel yang telah telahdibakar 950 clan 1050 °C menunjukan ada tiga rasa yaitucorundum (a. -AlzO3), anatase TiOz clan rutil TiOz.

J.

(/)

~inzWI-:?;:

Jarak Bidang Kristal (d ). Angstrom

x = Al2 TiOs , 0 = a -A12O3, 0 = anatase- TiO2 ,t!. = rutil -TiO2

Gambar 7. Pola difraksi sinar X sam pel yang telah dibakar pad a berbagai suhu.

~, 2<t J~ 200044

p~ ~ ~ ~ /ll,O,- /ll2T~0, ~ ~~~~H ¥ / JJ,Jr..

KESIMPULAN

Keramik yang dibuat dengan komposisi Al2OJ= 61,46 % daD TiO2 = 38,54 % setelah disintering

terbentuk dua sistem rasa yaitu rasa dominan: Al2 TiOsdaD rasa minor: a -AI2OJ, daD suhu mulai terbentuknyasistem rasa Al2OJ -Al2 TiOs adalah pada suhu 1300 °C.Keramik tersebut memiliki suhu sintering antara 1550-1600 °c daD memiliki karakteristik: bulk densiti = 3,44g/cmJ, porositas = 0,24 -0,45 %, susut bakar = 15,63 -15,65 %, kekuatan patah (bending strength) = 96,20 -97,10 Mpa, daD nilai koefisien termal ekspansi = 0,38 x10-6 °C.1.

[2]

[3].

[4].

Ceramics, The American Ceramic Society Inc,Columbus, Ohio, 1984.WALTER H. GITZEN, Alumina as a CeramicMaterials, The American Ceramic Society Inc,1970.,PIER PAOLO D, ANGELO GIACHELLO,Characterization of AI] TiOs aged IOOO"C, CeramicToday -Tomorrow's Ceramics, Elsevier SciencePublishing Company Inc, Vol.66B, New York,1991.T. SUGIYAMA, H. TAKASHIMA, Developmentof Aluminium Titanate -Clay Composites forInfrare Radiator; Jurnal of Ceramic Society ofJapan, Int. Edition, Vol. 105 -1069 ( 1997).ICHINOSE, Introduction to Fine Ceramics,Application in Engineering, Ohmsha Ltd, Tokyo,1983.

DAFTARPUSTAKA [5]

[1]. CLIFTON G. BERGERON, SUBHASHH.RISBUD, Introduction to Phase Equilibria in

TANYA-JAWAB

Penanya : Odin Haerudin (P3FT -LIPI)1. lelaskan tiga tahapan dalam proses sintering.

Jawaban

1 Dalam proses sintering mengandung tiga tahapan yang terjadi yaitu :a. REARRANGEMENT: Selama pemanasan pada saat mencapai temperatur dimana rasa cair

terbentuk, maka mekanisme yang dominan adalah aliran fluida serta pengaturan kembali partikel.Akibatnya, pemadatan berjalan secara cepat clan pertumbuhan butir belum terjadi.

b. DISSOLUTION-REPRECIPITATION: Dalam proses ini, partikel-partikel yang berukuran kecillarut kedalam cairan, bermigrasi clan mengendap pada partikel yang berukuran lebih besar. Olehkarenanya pertumbuhan butir telah terjadi sementara pemadatan tetap berlangsung tetapi

diperlambat.c. COALESENCT: Pada proses ini, ditandai dengan pertumbuhan butir yang sangat cepat diantaranya

terjadi pertumbuhan butir tidak normal (EXAGERATED) beberapa butir, sementara prosespemadatan telah berhenti.

~I 2g J~ 2000 45