PROSES PEMBELAJARAN AL-QUR’AN DENGAN METODE...

135
i PROSES PEMBELAJARAN AL-QUR’AN DENGAN METODE QIRO’ATI DI PONDOK PESANTREN ASRAMA PENDIDIKAN ISLAM AL-RIYADLOH KESONGO TUNTANG KABUPATEN SEMARANG TAHUN 2019/2020 SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Kewajiban dan Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Oleh : UMI FAJRIYAH NIM: 111-14-378 JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI SALATIGA (IAIN) SALATIGA 2019

Transcript of PROSES PEMBELAJARAN AL-QUR’AN DENGAN METODE...

Page 1: PROSES PEMBELAJARAN AL-QUR’AN DENGAN METODE …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5974/1/skripsi burd.pdf · yaitu: sebagian santri belum bisa makhorijul huruf seperti kho‟,

i

PROSES PEMBELAJARAN AL-QUR’AN DENGAN METODE QIRO’ATI DI

PONDOK PESANTREN ASRAMA PENDIDIKAN ISLAM AL-RIYADLOH

KESONGO TUNTANG KABUPATEN SEMARANG TAHUN 2019/2020

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Kewajiban dan Syarat Guna Memperoleh Gelar

Sarjana Pendidikan

Oleh :

UMI FAJRIYAH

NIM: 111-14-378

JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI SALATIGA (IAIN)

SALATIGA

2019

Page 2: PROSES PEMBELAJARAN AL-QUR’AN DENGAN METODE …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5974/1/skripsi burd.pdf · yaitu: sebagian santri belum bisa makhorijul huruf seperti kho‟,

ii

Page 3: PROSES PEMBELAJARAN AL-QUR’AN DENGAN METODE …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5974/1/skripsi burd.pdf · yaitu: sebagian santri belum bisa makhorijul huruf seperti kho‟,

iii

PROSES PEMBELAJARAN AL-QUR’AN DENGAN METODE QIRO’ATI DI

PONDOK PESANTREN ASRAMA PENDIDIKAN ISLAM (API )AL-

RIYADLOH KESONGO TUNTANG KABUPATEN SEMARANG TAHUN

2019/2020

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Kewajiban dan Syarat Guna Memperoleh Gelar

Sarjana Pendidikan

Oleh :

UMI FAJRIYAH

NIM: 111-14-378

JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI SALATIGA (IAIN)

SALATIGA

2019

Page 4: PROSES PEMBELAJARAN AL-QUR’AN DENGAN METODE …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5974/1/skripsi burd.pdf · yaitu: sebagian santri belum bisa makhorijul huruf seperti kho‟,

iv

Page 5: PROSES PEMBELAJARAN AL-QUR’AN DENGAN METODE …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5974/1/skripsi burd.pdf · yaitu: sebagian santri belum bisa makhorijul huruf seperti kho‟,

v

Page 6: PROSES PEMBELAJARAN AL-QUR’AN DENGAN METODE …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5974/1/skripsi burd.pdf · yaitu: sebagian santri belum bisa makhorijul huruf seperti kho‟,

vi

Page 7: PROSES PEMBELAJARAN AL-QUR’AN DENGAN METODE …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5974/1/skripsi burd.pdf · yaitu: sebagian santri belum bisa makhorijul huruf seperti kho‟,

vii

MOTTO

ع عثا سض هللا ع لال: لال سعل هللا صم هللا عه عهى:

عه تعهى انمشأ شكى ي خ

)سا انثخاس(

Dari Usman r.a berkata bahwa Rasulullah saw.bersabda,

“Sebaik-baik kalian adalah yang belajar Al-Qur‟an dan

mengajarkannya.” (HR. Bukhari)

Page 8: PROSES PEMBELAJARAN AL-QUR’AN DENGAN METODE …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5974/1/skripsi burd.pdf · yaitu: sebagian santri belum bisa makhorijul huruf seperti kho‟,

viii

PERSEMBAHAN

Alhamdulillahi Rabbil „Aalamiin, puji syukur teruntai dari sanubariku

yang terdalam atas karunia dan rahmat Allah SWT. dengan segenap rasa cinta

dan sayang saya persembahkan karya sederhana ini untuk:

1. Ayahandaku dan Ibuku tercinta. Ibu Anik dan Bapak Harun Arrosyid

sepasang malaikat penjagaku di bumi-Nya. Adikku tercinta Deden

Fahrizal Hikamaa. Semua keluarga besar simbah Marno (Alm) dan

keluarga besar Simbah Shoim yang selalu mendoakanku. Semoga tahun

depan bisa berangkat ke Baitullah Makkah Al-Mukarramah

2. Almaghfurlah K.H. Zumri RWS dan Ibu Nyai Hj. Lathifah Zumri, Romo

K.H. Syamsurro‟yi dan Ibu Nyai Hj. Istiwanah yang saya ta‟dzimi, orang

tua kedua ku di Pondok Pesantren API Al-Riyadloh. Ilmuyang beliau beri

tak akan mampu kubalas dengan materi apapun. Semoga surga

mempertemukan kita di Jannah.

3. Kyai Afif Abdussomad dan Ning Ruqayyah, Kyai Khoiru Ubaidillah dan

Ning ifa yang selalu memberikan nasehat dan selalu mendoakanku. Semua

asatidz Pondok Pesantren API Al-Riyadloh.

4. Ali Mahmudi S.E.Sy. yang tak lelah menyemangatiku, Group Rebana Al-

Furqan (Kang Ali Mahmudi, Kang Agus, Kang Ni‟am, Dek Jhon, Kang

Mu‟arif, Dek Syihab, Dek Kaffa, Dek malikhah, Dek atina, Dek nisa, Dek

tiun, Mbak zahra), Mbak Alicia, yang selalu menjadi keluarga,

penyemangat dan menjadi warna dalam hidupku.

5. Keluarga besar Pondok Pesantren API Al-Riyadloh, terkhusus teman-

teman penghuni kamar 3 yang selalu menghiburku menyemangatiku.

Mbak Iis Shalichah, Mbak Mila, Mbak wanah, Kak kil yang

menyemangatiku, dek Ayu, dek Ulfa.

6. Keluarga besar Pondok Pesantren Al-Falah. Terkhusus Abah Salam, Umi

iklima, mas yang selalu menyemangatiku dan mendo‟akanku.

Page 9: PROSES PEMBELAJARAN AL-QUR’AN DENGAN METODE …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5974/1/skripsi burd.pdf · yaitu: sebagian santri belum bisa makhorijul huruf seperti kho‟,

ix

KATA PENGANTAR

تغى ٱلل د دى ٱنش ٱنش

Segala puji dan syukur senantiasa penulis panjatkan kehadirat Allah

SWT atas limpahan rahmat dan karunia-Nya, sehingga penulis dapat

menyelesaikan skripsi ini. Shalawat serta salam semoga tercurah kepada

Rasulullah SAW, keluarga, sahabat dan para pengikut setianya.

Skripsi ini dibuat untuk memenuhi sebagian persyaratan guna

memperoleh gelar sarjana dalam Ilmu Tarbiyah di Institut Agama Islam

Negeri Salatiga. Dengan selesainya skripsi ini tidak lupa penulis

mengucapkan terima kasih kepada:

1. Bapak Prof. Dr. Zakiyuddin, M. Ag. selaku Rektor IAIN Salatiga.

2. Bapak Prof. Dr. Mansur, M. Ag. selaku Dekan Fakultas Tarbiyah dan

Ilmu Keguruan IAIN Salatiga

3. Ibu Dra. Siti Asdiqoh., M.Si. selaku Ketua Jurusan Pendidikan Agama

Islam, yang berkenan mengoreksi dan mengarahkan judul skripsi di

tengah padatnya tugas.

4. Bapak Mufiq, S.Ag., M.Phil. selaku dosen pembimbing yang telah

berkenan meluangkan waktu, tenaga dan pikirannya untuk memberikan

bimbingan, arahan serta ide cemerlangnya dalam penyelesaian skripsi ini.

Page 10: PROSES PEMBELAJARAN AL-QUR’AN DENGAN METODE …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5974/1/skripsi burd.pdf · yaitu: sebagian santri belum bisa makhorijul huruf seperti kho‟,

x

5. Bapak Dr. Maimun selaku dosen pembimbing akademik, beserta bapak

dan ibu dosen yang telah berkenan membimbing penulis selama masa

studi.

6. Romo K.H. Syamsurro‟yi dan Ibu Nyai Istiwanah (Alm). Selaku pengasuh

Pondok Pesantren API Al-Riyadloh yang telah memberikan izin dan

bantuan kepada penulis dalam melaksanakan penelitian.

7. Semua pihak yang telah mendukung penulis selama ini, yang tak dapat

penulis sebutkan satu persatu. Jazakumullah khair al-jaza‟. Kepada

mereka semua, penulis tidak dapat memberikan balasan apapun. Hanya

untaian kata terima kasih yang bisa penulis sampaikan, semoga Allah

SWT senantiasa melimpahkan rahmat-Nya kepada mereka serta membalas

semua amal baik yang telah diberikan kepada penulis. Akhirnya, dari

karya tulis ini penulis berharap kemanfaatan bagi penulis khususnya dan

para pembaca umumnya.

Salatiga, 21 Maret 2019

Penulis

Umi Fajriyah

NIM. 11114378

Page 11: PROSES PEMBELAJARAN AL-QUR’AN DENGAN METODE …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5974/1/skripsi burd.pdf · yaitu: sebagian santri belum bisa makhorijul huruf seperti kho‟,

xi

DAFTAR ISI

SAMPUL LUAR i

LEMBAR BERLOGO IAIN ii

HALAMAN SAMPUL DALAM iii

PERSETUJUAN PEMBIMBING iv

PENGESAHAN KELULUSAN v

PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN vi

MOTTO vii

PERSEMBAHAN viii

KATA PENGANTAR ix

DAFTAR ISI xi

DAFTAR TABEL xv

DAFTAR LAMPIRAN xvi

ABSTRAK xvii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah 1

B. Rumusan Masalah 6

C. Tujuan Penelitian 6

D. Manfaat Penelitian 6

E. Penegasan Istilah 8

F. Sistematika Penulisan 10

Page 12: PROSES PEMBELAJARAN AL-QUR’AN DENGAN METODE …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5974/1/skripsi burd.pdf · yaitu: sebagian santri belum bisa makhorijul huruf seperti kho‟,

xii

BAB II LANDASAN TEORI

A. Pembelajaran Al-Qur‟an

1. Pengertian Pembelajan 12

2. Komponen Pembelajaran Al Qur‟an 14

3. Pelaksanaan Kegiatan Pembelajaran Al-Qur‟an 15

4. Pengertian Al-Qur‟an 18

5. Pengajaran Al-Qur‟an 20

B. Metode Qiro‟ati

1. Pengertian Metode 21

2. Pengertian Qiro‟ati 24

3. Sejarah Penemuan Metode Qiro‟ati 25

4. Tujuan Qiro‟ati 28

5. Sistem Pengajaran Qiro‟ati 29

6. Target Qiro‟ati 29

7. Prinsip-prinsip Dasar Metode Qiro‟ati 30

8. Strategi Mengajar 31

9. Cara Mengajar Qiro‟ati 33

C. Kajian Pustaka 40

BAB III METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian 43

B. Lokasi dan Waktu Penelitian 43

C. Sumber Data 44

Page 13: PROSES PEMBELAJARAN AL-QUR’AN DENGAN METODE …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5974/1/skripsi burd.pdf · yaitu: sebagian santri belum bisa makhorijul huruf seperti kho‟,

xiii

D. Prosedur Pengumpulan Data 45

E. Analisis Data 47

F. Pengecekan Keabsahan Data 48

BAB IV PAPARAN DAN ANALIS DATA

A. Paparan Data

1. Letak Geografis Pondok Pesantren API Al-Riyadhloh 50

2. Sejarah Pondok Pesantren API Al-Riyadhloh 50

3. Visi, Misi dan Tujuan Pondok Pesantren API Al-Riyadhloh 52

4. Keadaan Peserta Didik 53

5. Keadaan Ustadz-ustadzah 54

6. Sarana dan Prasarana Pembelajaran Qiroa‟ti di Pondok Pesantren API Al-

Riyadloh 56

7. Struktur Organisasi Kepengurusan Qiro‟ati Di Pondok Pesantren API Al-

Riyadloh 57

8. Pembelajaran Al-Qur‟an dengan Metode Qiro‟ati di Pesantren API Al-

Riyadhloh 58

B. Analisis Data

1. Proses Penerapan Pembelajaran Al-Qur‟an dengan Metode Qiro‟ati di

Pesantren API Al-Riyadhloh 75

2. Kelebihan Dan Kekurangan Metode Qiro‟ati di Pondok Pesantren Al-

Riyadloh 81

Page 14: PROSES PEMBELAJARAN AL-QUR’AN DENGAN METODE …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5974/1/skripsi burd.pdf · yaitu: sebagian santri belum bisa makhorijul huruf seperti kho‟,

xiv

3. Faktor Pendukung Dan Penghambat Metode Qiro‟ati di Pondok Pesantren

Al-Riyadloh 83

4. Hasil Pembelajaran Al-Qur‟an dengan Metode Qiro‟ati di Pesantren API

Al-Riyadhloh 85

BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan 89

B. Saran 90

DAFTAR PUSTAKA

Page 15: PROSES PEMBELAJARAN AL-QUR’AN DENGAN METODE …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5974/1/skripsi burd.pdf · yaitu: sebagian santri belum bisa makhorijul huruf seperti kho‟,

xv

DAFTAR TABEL

Tabel 4.1 Keadaan Peserta Didik Qiro‟ati Pondok Pesantren API Al

Riyadloh

Table 4.2 Keadaan Ustadz-Ustadzah Qiro‟ati Pondok Pesantren API Al-

Riyadloh

Tabel 4.3 Alat Pelajaran

Page 16: PROSES PEMBELAJARAN AL-QUR’AN DENGAN METODE …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5974/1/skripsi burd.pdf · yaitu: sebagian santri belum bisa makhorijul huruf seperti kho‟,

xvi

DAFTAR LAMPIRAN

1. Surat Tugas Pembimbing Skripsi

2. Lembar Konsultasi Skripsi

3. Surat Permohonan Izin Penelitian

4. Wawancara

5. Riwayat Hidup Penulis

6. Foto-foto

Page 17: PROSES PEMBELAJARAN AL-QUR’AN DENGAN METODE …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5974/1/skripsi burd.pdf · yaitu: sebagian santri belum bisa makhorijul huruf seperti kho‟,

xvii

ABSTRAK

Fajriyah. Umi. 2019. Proses Pembelajaran Al-Qur‟an dengan Metode

Qiro‟ati Di Pondok Asrama Pendidikan Islam Al-Riyadloh Kesongo

Tuntang Kabupaten Semarang Tahun 2019/2020. Skripsi: Program

Studi Pendidikan Agama Islam, Fakultas Tarbiyah dan Ilmu

Keguruan. Institut Agama Islam Negeri Salatiga.

Dosen Pembimbing : Mufiq, S.Ag., M.Phil.

Kunci : Pembelajaran Al Qur’an, Metode Qiro’ati.

Tujuan dari penelitian ini adalah: 1) Untuk mengetahui proses

pembelajaran metode Qiro‟ati Di Pondok Pesantren Al-Riyadloh. 2) Untuk

mengetahui kelebihan dan kekurangan dari metode Qiro‟ati Di Pondok

Pesantren Al-Riyadloh. 3) Untuk mengetahui faktor pendukung dan

penghambat yang dapat mempengaruhi keberhasilan dalam pembelajaran Al-

Qur‟an di Pondok pesantren Al-Riyadloh.

Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif deskriptif

dengan penelitian lapangan. Penelitian dilaksanakan di Pondok pesantren Al-

Riyadloh Kesongo Lor, Kesongo, Tuntang, Kab. Semarang pada bulan

Februari sampai dengan Maret 2019. Subyek penelitian adalah pengurus

Qiro‟ati, ustadz/ustadzah pengampu Qiro‟ati dan santri Qiroati Al-Riyadloh.

Teknik pengumpulan data yang dipakai yaitu wawancara, observasi dan

dokumentasi. Untuk mengetahui keabsahan data menggunakan triangulasi

sumber. Teknik analisis data menggunakan analisis data kualitatis model alir

dengan langkah-langkah reduksi data, penyajian data, dan penarikan

kesimpulan.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa: 1) pembelajaran Al Qur‟an

dengan metode Qiro‟ati, dilaksanakan 5 hari dalam satu minggu. Kegiatan

belajar mengajar selama 75 menit dilakukan dalam 4 bagian yaitu materi

tambahan (15 menit). Kegiatan inti, praktek alat peraga (15 menit), pengajaran

individual buku jilid Qiro‟ati (30 menit). Penutup dengan praktik alat peraga

dan salam (15 menit). Adanya penilaian atau evaluasi dilakukan 3 langkah

yaitu evaluasi kenaikan jilid oleh Kepala Lembaga, evaluasi imtaz oleh

koordinator cabang Qiro‟ati, dan evaluasi khatam Qiro‟ati oleh Lembaga Al-

Riyadloh. 2) Kelebihan metode Qiro‟ati di Al-Riyadloh yaitu santri dapat

membaca secara fashih dengan menerapkan M3 (mringis,mangap,mecucu),

setelah khatam santri mendapat ijasah Qiro‟ati, menguasai bacaan gharib dan

tajwidnya, dan ilmunya mempunyai sanad yang muttashil. Kekurangannya,

yaitu: sebagian santri belum bisa makhorijul huruf seperti kho‟, qaf, ghain

yang berharokat kasrah. Dal‟, dzal, sin, ta‟ yang berharokat dhummah, santri

tahfidz belum bisa menerapkan Qiro‟ati, dan kurang menguasai abjad hijaiyah

secara urut dan tidak bisa mengeja. 3) Faktor pendukung: adanya sarana

Page 18: PROSES PEMBELAJARAN AL-QUR’AN DENGAN METODE …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5974/1/skripsi burd.pdf · yaitu: sebagian santri belum bisa makhorijul huruf seperti kho‟,

xviii

prasarana yang memadai dan kualitas asatidz yang sudah bersyahadah,

motivasi wali santri dan keikhlasan asatidz. faktor penghambat: kurangnya

kelas, faktor mental santri, dan asatidz yang jarang nderes/terlambat.

Page 19: PROSES PEMBELAJARAN AL-QUR’AN DENGAN METODE …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5974/1/skripsi burd.pdf · yaitu: sebagian santri belum bisa makhorijul huruf seperti kho‟,

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Salah satu pusat kebudayaan dan peradaban dunia, pendidikan tidak

pernah bisa lepas dari dinamika dan perkembangan masyarakat. Situasi

semacam ini sering kali membawa perubahan terhadap pola pikir manusia.

Segala puji bagi Allah yang telah menurunkan Al-Qur‟an dan memberikan

petunjuk bagi kita. Al-Qur‟an sebagai“pemberi petunjuk kepada jalan yang

lebih lurus”. Petunjuk-petunjuknya bertujuan memberi kesejahteraan,

kebahagiaan manusia baik secara pribadi maupun kelompok dan membina

manusia guna mampu menjalankan fungsinya sebagai hamba Allah (Shihab,

1992:267).

Setiap Muslim diwajibkan membaca Al-Qur‟an dengan baik dan

benar dalam makharijulhuruf dan tajwidnya, karena mempelajari ilmu tajwid

hukumnya fardhu kifayah, sedangkan membaca Al-Qur‟an hukumnya fardzu

„ain. Seseorang yang rajin membaca dan mempelajari Al-Qur‟an akan

mendapatkan balasan yang istimewa dari Allah dan memuliakannya.

Allah „Azza wajalla berfirman dalam Q.S Fatir (29-30):

ٱ إ ت نز ٱ ة كت ه ألايا لل ٱ ه أفما ج نص ا اعش ى سصل ي

علح ش ٩٢ تثس ن شج تج ج

ى ف ضذى أجسى ن فض ي ۦ ه ٠ شكس غفس ۥإ

Page 20: PROSES PEMBELAJARAN AL-QUR’AN DENGAN METODE …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5974/1/skripsi burd.pdf · yaitu: sebagian santri belum bisa makhorijul huruf seperti kho‟,

2

“Sesungguhnya orang-orang yang selalu membaca kitab Allah dan mendirikan

shalat dan menafkahkan sebahagian dari rezeki yang Kami anugerahkan kepada

mereka dengan diam-diam dan terang-terangan, mereka itu mengharapkan

perniagaan yang tidak akan merugi.”.(29) “Agar Allah menyempurnakan kepada

mereka pahala mereka dan menambah kepada mereka dari karunia-Nya.

Sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Mensyukuri. (30)”. Q.S Fatir

(29-30).

Rasulullah saw. juga bersabda bahwa:

صه هللا عه سض هللا ع لال : لال سعل هللا ع أت يع األشعش

، يثم » عهى : ا ده ح : سذا طة طع يثم األتشج انز مشأ انمشآ يثم انؤي

شج : ال كثم انت انز ال مشأ انمشآ افك انز انؤي ، يثم ان ا ده سخ نا طع

افك انز ال مشأ ا يش ، يثم ان ذاح : سذا طة طع كثم انش مشأ انمشآ

ا يش طع ظ نا سخ ظهح : ن ثم انذ ك يتفك عه« انمشآ

Dari Abu Musa Al-Asy‟ari RA, katanya: “Rasulullah SAW. bersabda:

“Perumpamaan orang mukmin yang suka membaca al-Quran ialah seperti

buah jeruk utrujah, baunya enak dan rasanya pun enak dan perumpamaan

orang mukmin yang tidak suka membaca al-Quran ialah seperti buah kurma,

tidak ada baunya, tetapi rasanya manis. Adapun perumpamaan orang

munafik yang suka membaca al-Quran ialah seperti minyak harum, baunya

enak sedang rasanya pahit dan perumpamaan orang munafik yang tidak suka

membaca al-Quran ialah seperti rumput hanzhalah, tidak ada baunya dan

rasanyapun pahit.” (Muttafaq „alaih). (An-Nawawi, 2001:21).

Pendidikan di dalamnya terdapat suatu pembelajaran, di antaranya

yaitu pembelajaran membaca Al-Qur‟an. Pembelajaran adalah suatu proses

yang dilakukan oleh pendidik kepada peserta didik di dalam suatu pendidikan

baik formal maupun non formal yang meliputi guru dan siswa, atau ustadz-

ustadzah dan para santri, untuk saling bertukar informasi. Pembelajaran

merupakan suatu proses yang diberikan oleh guru kepada siswa agar mereka

mendapatkan ilmu, pengetahuan, dan keterampilan, serta pembentukan sikap

(Tafsir, 1992:6-7).

Page 21: PROSES PEMBELAJARAN AL-QUR’AN DENGAN METODE …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5974/1/skripsi burd.pdf · yaitu: sebagian santri belum bisa makhorijul huruf seperti kho‟,

3

Al- Qur‟an adalah kitab suci umat Islam yang perlu disosialisasikan di

tengah-tengah masyarakat, baik dari segi bacaannya, artinya, dan dari segi

aplikasinya. Untuk membaca Al-Qur‟an, pada saat ini sudah banyak metode

cepat membaca Al-Qur‟an. Metode-metode itu telah mengentaskan ribuan,

bahkan puluhan ribu anak dari buta huruf Al-Qur‟an.

Merujuk pada Buku Petunjuk Teknis dan Pedoman Pembinaan Baca

Tulis Al-Qur‟an dinyatakan bahwa tujuan baca tulis Al-Qur‟an adalah

menyiapkan anak didiknya agar menjadi generasi muslim yang Qur‟ani, yaitu

generasi yang mencintai Al-Qur‟an, menjadikan Al-Qur‟an sebagai bacaan

dan sekaligus pandangan hidupnya sehari-hari (Muhaimin, 2003: 121). Supaya

dalam kegiatan pembelajar membaca Al-Qur‟an dapat berjalan dengan lancar,

maka banyak sekali solusi yang digunakan yaitu dengan metode-metode cara

cepat baca Al-Qur‟an di antaranya adalah dengan menggunakan Metode

Baghdadiyah, Iqro‟, Qiroati, Yanbu‟a, Ummi dan lain-lain. Namun yang akan

penulis bahas di sini yang digunakan untuk mengatasi hal tersebut adalah

dengan menggunakan metode Qiroati.

Metode Qiro‟ati merupakan metode yang lebih menekankan pada

pendekatan ketrampilan proses membaca secara cepat dan tepat, baik pada

makhorijul khurufnya maupun bacaan tajwidnya, sehingga akan diperoleh

hasil pengajaran yang efektif tahan lama dan dapat dikembangkan sesuai

dengan kondisi kemampuan anak didik. Untuk mengajar metode Qiro‟ati

tidak sembarang orang yang mengajar karena sebelum mengajar para Ustadz-

ustadzahnya di tashih dan di syahadah terlebih dahulu sehingga siswa dapat

Page 22: PROSES PEMBELAJARAN AL-QUR’AN DENGAN METODE …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5974/1/skripsi burd.pdf · yaitu: sebagian santri belum bisa makhorijul huruf seperti kho‟,

4

belajar dengan baik dan benar. Dalam membaca Al-Qur‟an selalu terpantau

karena ada tadarus bersama. Selain itu dalam metode ini juga terdapat

petunjuk membacanya pada setiap jilidnya sehingga para santri yang aktif

dalam membaca sedangkan guru hanya membimbing dan membenarkan

bacaan yang salah. Jadi, dalam implementasi metode ini santri yang lebih

banyak aktif sehingga akan selalu ingat dengan apa yang dipelajarinya karena

para ustadz-ustadzahnya tidak memindahkan halaman sebelum santri itu

benar-benar bisa membaca dengan makhroj dan tajwid yang baik dan benar.

Pondok pesantren Asrama Pendidikan Islam Al-Riyadloh Dusun

Kesongo lor, merupakan Pondok pesantren Al-Qur‟an yang ada di Kelurahan

Kesongo, Kecamatan Tuntang di bawah asuhan K. H Syamsurro‟yi. Pondok

pesantren Al-Riyadloh merupakan salah satu Pondok pesantren yang

menggunakan metode Qiro‟ati dalam kegiatan belajar mengajar, karena

metode Qiro‟ati merupakan metode cepat dan tepat dalam membaca Al-

Qur‟an, selain itu metode Qiro‟ati ini disiplin dalam penerapannya. Pondok

pesantren Al-Riyadloh merupakan Pondok pesantren yang diberi wewenang

oleh kantor pusat Qiro‟ati Semarang untuk memberi ijin bagi TPQ mana saja

yang ingin menggunakan metode Qiro‟ati ini.

Berdasarkan hasil observasi dengan pengurus Qiro‟ati Pondok

Pesantren Al-Riyadloh beliau Ustadzah‟afifah (pada hari rabu, 28 Februari

2019) penulis memperoleh informasi bahwa Pondok pesantren Al-Riyadloh

sudah menggunakan metode Qiro‟ati sekitar tahun 1978. Beliau K. H

Syamsurro‟yi lebih memilih metode Qiro‟ati dalam mengajarkan membaca

Page 23: PROSES PEMBELAJARAN AL-QUR’AN DENGAN METODE …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5974/1/skripsi burd.pdf · yaitu: sebagian santri belum bisa makhorijul huruf seperti kho‟,

5

Al-Qur‟an karena lebih tepat untuk diterapkan pada santri, dan Menjanjikan

kualitas terbaik.

Pembelajaran membaca Al-Qur‟an di Pondok pesantren Al-Riyadloh

dilaksanakan 5 kali dalam seminggu, yaitu hari minggu, senin, selasa, rabu,

dan kamis. Dalam pembelajaran ustadz-ustadzah melakukan 4 pembelajaran

yaitu pertama pembelajaran awal menggunakan peraga secara klasikal, kedua

pembelajaran inti santri mengaji secara individu, ketiga ustadz-ustadzah

memberikan materi tambahan, soal dan menilainya, kemudian pembelajaran

akhir santri membaca bersama pelajaran jilid yang dipelajari pada hari

tersebut diiringi dengan ustadz-ustadzah dan do‟a. Berdasarkan dari hasil

uraian di atas maka peneliti tertarik melakukan penelitian dalam bentuk

skripsi dengan judul “Proses Pembelajaran Al-Qur’an Dengan Metode

Qiro’ati di Pondok Pesantren Asrama Pendidikan Islam (API) Al-

Riyadloh Kesongo Tuntang Kabupaten Semarang Tahun 2019/2020”.

Page 24: PROSES PEMBELAJARAN AL-QUR’AN DENGAN METODE …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5974/1/skripsi burd.pdf · yaitu: sebagian santri belum bisa makhorijul huruf seperti kho‟,

6

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan diatas, maka

rumusan masalah dalam penelitian ini adalah:

1. Bagaimana proses pembelajaran Al-Qur'an dengan metode Qiroa‟ti di

Pondok pesantren Al-Riyadloh Kesongo Tuntang Kabupaten Semarang?

2. Apa saja kelebihan dan kekurangan dari metode Qiro‟ati di Pondok

pesantren Al-Riyadloh Kesongo Tuntang Kabupaten Semarang?

3. Apa faktor pendukung dan penghambat yang dapat mempengaruhi

keberhasilan dalam pembelajaran Al-Qur‟an di Pondok pesantren Al-

Riyadloh Kesongo Tuntang Kabupaten Semarang?

C. Tujuan Penelitian

1. Untuk mengetahui proses penerapan metode Qiro‟ati di Pondok pesantren

Al-Riyadloh Kesongo Tuntang Kabupaten Semarang.

2. Untuk mengetahui kelebihan dan kekurangan dari metode Qiro‟ati di

Pondok pesantren Al-Riyadloh Kesongo Tuntang Kabupaten Semarang.

3. Untuk mengetahui faktor pendukung dan penghambat yang dapat

mempengaruhi keberhasilan dalam pembelajaran Al-Qur‟an di Pondok

pesantren Al-Riyadloh Kesongo Tuntang Kabupaten Semarang.

D. Manfaat Penelitian

1. Manfaat Teoretik

Hasil penelitian ini diharapkan dapat mengembangkan khazanah

kajian keilmuan teoritis terkait dengan pengembangan kecerdasan

pendidikan anak melalui pembelajaran membaca Al-Qur‟an dengan

Page 25: PROSES PEMBELAJARAN AL-QUR’AN DENGAN METODE …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5974/1/skripsi burd.pdf · yaitu: sebagian santri belum bisa makhorijul huruf seperti kho‟,

7

metode Qiro‟ati di Pondok pesantren Asrama Pendidikan Islam (API) Al-

Riyadloh Kesongo Tuntang Kabupaten Semarang, dan diharapkan dapat

berguna untuk peningkatan prestasi belajar peserta didik dengan

menggunakan metode pembelajaran yang tepat, dapat menambah

wawasan dan pengetahuan baru bagi peneliti dan pihak-pihak yang

berkaitan.

2. Manfaat Praksis

a. Hasil penelitian ini dapat dijadikan masukan untuk peningkatan

kemajuan di bidang PAI khususnya dalam pembelajaran Al Qur‟an

supaya dapat membaca Al-Qur‟an dengan tajwid yang baik dan

fasih.

b. Dapat memberi masukkan dan menambah wawasan tentang gambaran

kondisi pembelajaran Al-Qur‟an sebagai modal dalam mengatasi

baca Qur‟an sesuai dengan pembelajaran pendidikan agama Islam.

c. Untuk menambah khasanah keilmuan bagi pembaca dan jurusan

program PAI Tarbiyah di IAIN SALATIGA.

d. Sebagai upaya perbaikan serta meningkatkan mutu belajar anak

sehingga menghasilkan santri yang bermutu.

e. Memberi pengalaman bagi penulis.

f. Dapat menambah wawasan ilmu pengetahuan dan sebagai bekal

untuk mengajar.

Page 26: PROSES PEMBELAJARAN AL-QUR’AN DENGAN METODE …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5974/1/skripsi burd.pdf · yaitu: sebagian santri belum bisa makhorijul huruf seperti kho‟,

8

E. Penegasan Istilah

Untuk menghindari kesalahpahaman dan kekeliruan yang mungkin

terjadi dalam interpretasi judul maka penulis akan menjelaskan istilah-istilah

yang ada pada judul sebagai berikut:

1. Metode Qiro‟ati

Metode berasal dari kata bahasa yunani methodos yang merupakan

kombinasi dari kata meta (melalui) dan hodos (jalan). Metode adalah

jalan yang kita lalui untuk mencapai tujuan (Bertens, 2005: 2).

Dalam pembelajaran Al-Qur‟an diperlukan suatu metode.

Keberhasilan suatu pembelajaran tidak terlepas dari suatu metode. Metode

adalah cara yang digunakan untuk melaksanakan pembelajaran agar

tercapai sesuai dengan yang dikehendaki. Sedangkan metode

pembelajaran membaca Al-Qur‟an adalah suatu cara yang dilakukan

dalam pembelajaran membaca Al-Qur‟an yang bertujuan untuk

mempermudah dalam membaca Al-Qur‟an dengan benar sesuai dengan

pengucapan huruf dari segi tajwid.

Qiro'ati berarti bacaanku yang bermakna inilah bacaanku (bacaan Al

Qur'an) yang benar sesuai dengan kaidah ilmu tajwid (Zarkasyi,

1996:10).

Metode Qiroa‟ti adalah suatu metode yang digunakan untuk

menuntun pembelajaran Al-Qur‟an yang langsung memasukkan dan

mempraktikkan bacaan tartil sesuai dengan qaidah ilmu tajwid. Jadi

Implementasi metode Qiro'ati adalah penerapan suatu sistem yang sudah

Page 27: PROSES PEMBELAJARAN AL-QUR’AN DENGAN METODE …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5974/1/skripsi burd.pdf · yaitu: sebagian santri belum bisa makhorijul huruf seperti kho‟,

9

disusun dan dijalankan untuk mencapai tujuan secara optimal dalam

membaca Al Qur'an dengan benar sesuai dengan ilmu tajwid.

2. Pembelajaran Al Qur'an

Pembelajaran adalah proses yang sengaja dirancang untuk

menciptakan terjadinya aktivitas belajar dalam diri individu (Benny,

2009:10). Pembelajaran adalah sesuatu yang dilakukan oleh sisswa bukan

dibuat untuk siswa (Isjoni. 2011:14). Sedangkan kata pembelajaran

menurut penulis adalah upaya pendidik untuk membantu peserta didik

untuk melakukan kegiatan belajar dengan unsur sadar dan terencana.

Proses pembelajaran disesuaikan dengan situasi dan kondisi, dengan cara

penetapan metode pembelajaran yang efektif di kelas dan lebih

memberdayakan potensi siswa. Tujuan pembelajaran adalah terwujudnya

efisiensi dan efektivitas kegiatan belajar yang dilakukan peserta didik.

Membaca Al-Qur'an adalah membaca Al Qur'an secara baik dan

benar sesuai dengan contoh-contoh yang telah diajarkan secara

mutawattir (Zarkasyi, 1996: 54). Dari beberapa pengertian di atas, dapat

penulis simpulkan bahwa pembelajaran Al-Qur'an adalah suatu kegiatan

yang sengaja dirancang untuk menciptakan aktivitas belajar pada diri

individu yaitu untuk dapat membaca Al-Qur'an dengan baik dan benar

sebagaimana yang dicontohkan para ahli membaca Al-Qur'an, serta

diharapkan mampu mengenal, memahami dan dapat mengamalkan isi

yang terkandung dalam Al-Qur'an. Karena membaca Al-Qur'an bukan

Page 28: PROSES PEMBELAJARAN AL-QUR’AN DENGAN METODE …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5974/1/skripsi burd.pdf · yaitu: sebagian santri belum bisa makhorijul huruf seperti kho‟,

10

hal yang mudah, melainkan membutuhkan ketelatenan dan kesabaran

dalam mempelajarinya.

3. Pondok Pesantren Asrama Pendidikan Islam Al-Riyadloh desa Kesongo

Tuntang

Pondok pesantren Asrama Pendidikan Islam Al-Riyadloh adalah

salah satu pondok pesantren yang ada di Semarang yang diasuh oleh K.

H. Syamsurro‟yi. Pondok pesantren Al-Riyadloh adalah salah satu

pondok pesantren yang menyelenggarakan pembelajaran Al-Qur'an

dengan metode Qiro‟ati yang terletak di Dusun Kesongo lor RT 04 RW

03, Desa Kesongo, Kecamatan Tuntang, Kabupaten Semarang.

F. Sistematika Penulisan

Untuk dapat melakukan pembahasan yang sistematis, maka peneliti

menggunakan sistematika sebagai berikut:

1. Bagian Awal

Bagian awal yang berisi sampul, halaman judul, halaman

persetujuan, halaman pengesahan, pernyataan keaslian, motto,

persembahan, kata pengantar, daftar isi, daftar lampiran dan abstrak yang

memuat tentang uraian singkat yang dibahas dalam skripsi.

2. Bagian Utama

Bagian utama skripsi ini mencakup pokok permasalahan yang

memuat Bab I sampai bab V yaitu :

Page 29: PROSES PEMBELAJARAN AL-QUR’AN DENGAN METODE …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5974/1/skripsi burd.pdf · yaitu: sebagian santri belum bisa makhorijul huruf seperti kho‟,

11

BAB I: Berisi tentang latar belakang masalah, fokus penelitian,

tujuan penelitian, manfaat penelitian, penegasan istilah, metode

penelitian, dan sistematika penulisan skripsi

BAB II: Berisi tentang kajian pustaka yang teridiri dari landasan

teori yaitu pengertian strategi pembelajaran Al-Qur‟an dengan metode

Qiro‟ati, latar belakang lahirnya metode Qiro‟ati, tujuan, dan hal –hal

yang mengenai pengajaran metode Qiro‟ati.

BAB III: Berisi tentang Metode penelitian yang terdiri dari jenis

penelitian, lokasi dan waktu penelitian, sumber data, prosedur

pengumpulan data, analisis data, pengecekan keabsahan temuan.

BAB IV: Berisi tentang paparan data dan analisis data, gambaran

umum Pondok Pesantren Al-Riyadloh (letak geografis, sejarah

berdirinya, visi, misi dan tujuan berdirinya Pondok Pesantren Al-

Riyadloh). Penyajian data (perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi

penerapan pembelajaran metode Qiro‟ati), analisis data, penelitian dan

pembahasan.

BAB V: Berisi tentang kesimpulan, dan saran berdasarkan hasil

penelitian.

Page 30: PROSES PEMBELAJARAN AL-QUR’AN DENGAN METODE …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5974/1/skripsi burd.pdf · yaitu: sebagian santri belum bisa makhorijul huruf seperti kho‟,

12

BAB II

LANDASAN TEORI

A. Pembelajaran Al-Qur’an

1. Pengertian Pembelajaran

Pembelajaran adalah proses yang sengaja dirancang untuk

menciptakan terjadinya aktivitas belajar dalam diri individu (Benny A.

Pribadi, 2009:10). Pembelajaran adalah sesuatu yang dilakukan oleh

siswa bukan dibuat untuk siswa (Isjoni. 2011:14).

Secara sederhana, istilah pembelajaran (instruction) bermakna

sebagai upaya untuk pembelajaran seseorang atau kelompok orang

melalui berbagai upaya (effort) dan berbagai strategi, metode, dan

pendekatan ke arah pencapaian tujuan yang telah direncanakan.

Pembelajaran dapat dipandang sebagai kegiatan guru secara terprogram

dalam desain instruktusional untuk membuat siswa belajar secara efektif

yang menekankan pada penyediaan sumber belajar. Dengan demikian,

pembelajaran pada dasarnya merupakan kegiatan terencana yang

mengondisikan atau merangsang agar bisa belajar dengan baik agar sesuai

dengan tujuan pembelajaran. Oleh sebab itu, kegiatan pembelajaran akan

bermuara pada dua kegiatan pokok, yaitu:

Pertama, bagaimana orang melakukan tindakan perubahan tingkah

laku melalui kegiatan belajar.

Kedua, bagaimana orang melakukan tindakan penyampaian ilmu

pengetahuan melalui kegiatan mengajar.

Page 31: PROSES PEMBELAJARAN AL-QUR’AN DENGAN METODE …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5974/1/skripsi burd.pdf · yaitu: sebagian santri belum bisa makhorijul huruf seperti kho‟,

13

Dengan demikian, makna pembelajaran merupakan kondisi

eksternal kegiatan belajar, yang antara lain dilakukan oleh guru dalam

mengondisikan seseorang untuk belajar. Paparan ini mengilustrasikan

bahwa belajar merupakan proses internal siswa dan pembelajaran

merupakan kondisi eksternal belajar. Dari segi guru, belajar merupakan

akibat tindakan dari pembelajaran (Majid, 2014: 5-6).

Sedangkan kata pembelajaran adalah upaya pendidik untuk

membantu peserta didik untuk melakukan kegiatan belajar dengan unsur

sadar dan terencana. Proses pembelajaran disesuaikan dengan situasi dan

kondisi, dengan cara penetapan metode pembelajaran yang efektif di kelas

dan lebih memberdayakan potensi siswa. Tujuan pembelajaran adalah

terwujudnya efisiensi dan efektivitas kegiatan belajar yang dilakukan

peserta didik. Pembelajaran merupakan suatu istilah yang memiliki

keterkaitan yang sangat erat dan tidak dapat dipisahkan satu sama lain

dalam proses pendidikan. Pembelajaran seharusnya merupakan kegiatan

yang dilakukan untuk menciptakan suasana atau memberikan pelayanan

agar peserta didik belajar. Untuk itu, harus dipahami bagaimana peserta

didik memperoleh pengetahuan dari kegiatan belajarnya. Jika dapat

memahami proses memperoleh pengetahuan maka pendidik akan dapat

menentukan model, pendekatan, metode, strategi, teknik, dan taktik

pembelajaran yang tepat bagi peserta didiknya (Aqib dan Murtadlo,

2016: 1).

Page 32: PROSES PEMBELAJARAN AL-QUR’AN DENGAN METODE …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5974/1/skripsi burd.pdf · yaitu: sebagian santri belum bisa makhorijul huruf seperti kho‟,

14

2. Komponen Pembelajaran Al Qur’an

Pada dasarnya komponen pembelajaran Al Qur‟an sama

dengankomponen pembelajaran secara umum. Adapun komponen-

komponen tersebut ialah:

a. Bahan atau Materi Pembelajaran

Pelajaran merupakan isi dari kegiatan belajar mengajar. Bahan

pelajaran ini diharapkan dapat mewarnai tujuan, mendukung

tercapainya tujuan atau tingkah laku yang diharapkan siswa. Adapun

materi pelajaran yang lazim diajarkan dalam proses belajar mengajar

membaca Al Qur‟an, adalah:

1) Pengertian huruf hijaiyah yaitu huruf alif sampai dengan ya‟.

2) Cara menyembunyikan masing-masing huruf hijaiyah dan sifat-

sifat huruf, bentuk dan fungsi tanda baca.

3) Bentuk dan fungsi tanda berhenti baca (waqof).

b. Guru atau Ustadzah

Guru merupakan tempat yang sentral yang keberadaannya

merupakan penentu bagi keberhasilan pendidik dan pengajar. Tugas

guru secara umum yakni mendidik, mengajar, dan melatih. Siswa

memiliki keinginan agar mereka lebih mudah dalam memahami setiap

pelajaran. Hali ini dapat terlaksana jika setiap guru melakukan hal

sebagai berikut:

1) Guru mampu melibatkan mereka sebagai subjek dalam prose

pembelajaran, yang mana setiap guru harus berkeyakinan bahwa

Page 33: PROSES PEMBELAJARAN AL-QUR’AN DENGAN METODE …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5974/1/skripsi burd.pdf · yaitu: sebagian santri belum bisa makhorijul huruf seperti kho‟,

15

semua siswanya dapat belajar, memperlakukan siswanya secara

adil dan mampu memahami perbedaan siswa yang satu dengan

yang lain.

2) Guru menguasai bidang ilmu yang diajarkan, mampu mengaitkan

perbedaan dengan bidang ilmu lain, serta menerapkannya dalam

dunia nyata.

3) Guru dapat menciptakan, memperkaya, dan menyesuaikan metode

mengajarnya untuk menarik sekaligus memelihara minat siswanya

(Jihad dan Suyanto, 2013:1-3).

c. Siswa atau Santri

Siswa atau santri adalah setiap orang yang menerima pengaruh dari

seseorang atau kelompok orang yang menjalankan kegiatan

pendidikan, siswa merupakan unsur manusiawi yang penting dalam

kegiatan interaksi edukatif dia dijadikan sebagai pokok persoalan

dalam semua gerak kegiatan pendidikan dan pengajaran. Siswa atau

santri adalah kunci yang menentukan terjadinya interaksi edukatif

dalam rangka mempersiapkan potensinya. Siswa atau santri perlu

menjalani proses pembelajaran yang intregal melalui:

1) Metode belajar mengajar (dirasah wa ta‟lim)

2) Pembiasaan berperilaku luhur (ta‟dib)

3) Aktivitas spiritual (riyadhah)

4) Teladan yang baik yang dicontohkan oleh kiai dan asatidz

(Oktaviani,dkk, 2014: 11)

Page 34: PROSES PEMBELAJARAN AL-QUR’AN DENGAN METODE …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5974/1/skripsi burd.pdf · yaitu: sebagian santri belum bisa makhorijul huruf seperti kho‟,

16

3. Pelaksanaan Kegiatan Pembelajaran Al-Qur’an

Pelaksanaan kegiatan belajar mengajar ditempuh dengan tiga

langkah yaitu, perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi.

a. Perencanaan Mengajar

Menurut Nana sudjana perencanaan pembelajaran adalah

memperkirakan (memproyeksikan) mengenai tindakan apa yang akan

dilakukan pada waktu melaksanakan pengajaran (Sudjana, 1995: 136).

Setiap kegiatan belajar mengajar menuntut dipersiapkan masing-

masing komponennya (tujuan Instruksional, bahan pelajaran, kegiatan

belajar mengajar, metode, alat, dan evaluasi) agar terjadi proses

belajar mengajar optimal dan tujuan yang dikehendaki akan tercapai.

b. Pelaksanaan Mengajar

Pelaksanaan adalah suatu tindakan dari sebuah rencana yang sudah

disusun secara matang dan terperinci. Pelaksanaan bisa diartikan

dengan penerapan. Pelaksanaan merupakan aktifitas atau usaha-usaha

yang dilakukan untuk melaksanakan semua rencana dan

kebijaksanaan yang telah dirumuskan untuk ditetapkan dengan

dilengkapi segala kebutuhan, alat-alat yang diperlukan, siapa yang

melaksanakan, dimana tempat pelaksanaannya mulai dan bagaimana

cara yang harus dilaksanakan guna mencapai sasaran dari program

yang ditetapkan semula (Syukur, 1987:40).

Tahap pelaksanaan mengajar ini dapat diidentifikasi beberapa

kegiatan mengajar seperti:

Page 35: PROSES PEMBELAJARAN AL-QUR’AN DENGAN METODE …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5974/1/skripsi burd.pdf · yaitu: sebagian santri belum bisa makhorijul huruf seperti kho‟,

17

1) Menjelaskan pada siswa tujuan pengajaran yang harus dicapai

siswa.

2) Menuliskan pokok materi yang akan dibahas hari itu yang

diambil dari buku sumber yang telah disiapkan sebelumnya.

3) Membahas pokok materi yang telah dituliskan. Dalam

pembahasan materi itu dapat ditempuh dua cara. pertama

pembahasan dimulai dari gambaran umum materi pengajaran

menuju kepada topik secara lebih khusus. Kedua dimulai dari

topik khusus menuju topik umum.

4) Pada setiap pokok materi yang dibahas sebaiknya diberikan

contoh-contoh konkret. Demikian pula siswa harus diberikan

pertanyaan atau tugas untuk mengetahui tingkat pemahaman

dari setiap pokok materi yang telah dibahas.

5) Penggunaan alat bantu pengajaran untuk memperjelas

pembahasan setiap pokok materi sangat diperlukan.

6) Menyimpulkan hasil pembahasan dari pokok materi.

Kesimpulan ini dibuat oleh guru, dan sebaiknya pokok-

pokoknya ditulis di papan tulis untuk dicatat siswa.

Kesimpulan juga bisa dibuat oleh guru bersama-sama dengan

siswa, bahkan kalau mungkin diserahkan sepenuhnya pada

siswa (Majid, 2014:29).

Page 36: PROSES PEMBELAJARAN AL-QUR’AN DENGAN METODE …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5974/1/skripsi burd.pdf · yaitu: sebagian santri belum bisa makhorijul huruf seperti kho‟,

18

c. Evaluasi Pembelajaran

Untuk mengetahui berhasil atau tidaknya sebuah kegiatan belajar

mengajar, perlu dilakukan suatu tindakan kegiatan, yaitu evaluasi.

Menurut Muhibbin syah, evaluasi berarti penilaian terhadap

keberhasilan siswa mencapai tujuan yang telah ditetapkan dalam

sebuah program (Syah, 2002:141).

4. Pengertian Al-Qur’an

Al-Qur‟an merupakan kitab suci yang menjadi sumber utama umat

Islam. Secara etimologi Al-Qur‟an berasal dari kata “qara-a” yang

bermakna membaca. Sedangkan secara terminologi Al-Qur‟an

merupakan firman Allah SWT yang mujiz (dapat melemahkan orang-

orang yang menentangnya), diturunkan kepada Rasulullah Saw tertulis

dalam mushaf, disampaikan secara mutawattir, dan membacanya bernilai

ibadah (Thanthawi, 2013:23 – 24).

Tidak ada satu kitabpun di dunia ini yang lengkap dan sempurna

seperti halnya kitab Al-Qur‟an. Umat Islam wajib bangga dengan kitab

suci Al-Qur‟an, karena Al-Qur‟an adalah bacaan yang maha sempurna

dan maha mulia sehingga disebut Al-Qur‟an Al-Karim. Al-Qur‟an

diturunkan sebagai petunjuk di dalam menjalankan tugasnya sebagai

khalifah dimuka bumi ini, selain dari petunjuk terdapat juga banyak

nasihat di dalam Al-Qur‟an, juga sebagai penyembuh atau obat atau

penawar bagi penyakit-penyakit penyesak dada. Nama lain Al-Qur‟an ada

juga Al-Hikmah yaitu kebijaksanaan yang berisi kebijakan yang

Page 37: PROSES PEMBELAJARAN AL-QUR’AN DENGAN METODE …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5974/1/skripsi burd.pdf · yaitu: sebagian santri belum bisa makhorijul huruf seperti kho‟,

19

datangnya dari Allah. Al-Qur‟an banyak memuat petunjuk, keterangan,

dan penjelasan tentang petunjuk itu serta pembeda antara yang hak dan

yang batil, sehingga disebut juga Al-Bayan.

Al-Qur‟an di jadikan Al-Ghazali sebagai kurikulum dasar dalam

pendidikan agama. Hal ini menjadikan pengetahuan tentang Al-Qur‟an

dimulai dengan membaca, menghafal, memahami, dan mengkaji isi Al-

Qur‟an itu sendiri. Dengan dijadikannya Al-Qur‟an sebagai kurikulum

pendidikan dasar, telah menjadi bahan dan hasil pemikiran para guru

muslim sebelum dan sesudah setelah Al-Ghazali. Misalnya, Ibnu Sina

dalam kitab As-Siyasah antara lain menasihatkan agar pendidikan anak

dimulai dengan mempelajari Al-Qur‟an sesegera mungkin setelah ada

kesadaran secara fisik dan mental untuk belajar (Rusn, 1998:103).

Tujuan mempelajari Al-Qur‟an itu sendiri selain bernilai ibadah

apabila membacanya antara lain :

1) Memelihara kitab suci dan membacanya serta memperhatikan

isinya untuk dijadikan petunjuk dan pengajaran bagi manusia

dalam kehidupan ini.

2) Mengingat hukum agama yang termaktub dalam Al-Qur‟an

serta menguat keimanan dan mendorong berbuat kebaikan dan

menjauhi kejahatan.

3) Mengharapkan keridhoan Allah dengan cara melaksanakan

perintah-Nya dan menjauhi larangan-Nya.

Page 38: PROSES PEMBELAJARAN AL-QUR’AN DENGAN METODE …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5974/1/skripsi burd.pdf · yaitu: sebagian santri belum bisa makhorijul huruf seperti kho‟,

20

4) Menanamkan akhlak yang mulia dengan mengambil ibrah dan

pengajaran serta menirukan teladan yang baik dari riwayat-

riwayat yang termaktub dalam Al-Qur‟an.

5) Menanamkan perasaan keagamaan dalam hati dan

menumbuhkannya sehingga bertambah tetap keimanannya dan

bertambah dekat kepada Allah (Yunus, 1983 M.- 1403 H:61).

5. Pengajaran Al-Qur’an

Keberhasilan suatu sistem “proses belajar mengajar” dalam bidang

pendidikan sangatlah ditentukan oleh dua hal penting yang saling terkait,

yaitu:

a) Kualitas dan kemampuan guru pengajarnya.

b) Metodologi pengajarannya.

Kualitas guru yang baik tanpa didukung dengan metode yang baik,

atau sebaliknya metode mengajar yang baik tanpa ditunjang kualitas

guru yang baik, maka jangan mengharapkan hasil pendidikan menjadi

baik dan berkualitas. Qiro‟ati menjanjikan hal tersebut, karena setiap

pengajar yang menggunakan Qiro‟ati akan ditaskhih lebih dahulu.

Al-Qur‟an memang dituntut perhatian khusus, karena seseorang

yang membaca Al-Qur‟an diharapkan dapat membaca sesuai dengan

kaidah-kaidah ilmu tajwid, atau sesuai dengan yang diajarkan Nabi

sebagaimana yang dipelihara dan dirumuskan ulama‟-ulama‟ Al-

Qur‟an. Karenanya para guru pengajar Al-Qur‟an pegang peran dalam

pengajaran Al-Qur‟an. Jika seorang guru belum mampu membaca

Page 39: PROSES PEMBELAJARAN AL-QUR’AN DENGAN METODE …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5974/1/skripsi burd.pdf · yaitu: sebagian santri belum bisa makhorijul huruf seperti kho‟,

21

AL-Qur‟an secara baik dan benar, jangan diharapkan seorang peserta

didik mampu membaca Al-Qur‟an dengan baik dan benar.

Tujuan utama disusunnya buku Qiro‟ati adalah agar guru pengajar

Al-Qur‟an (guru yang sudah mampu membaca Al-Qur‟an dengan baik

dan benar), dapat mengajar cara membaca Al-Qur‟an dengan cepat

dan benar sesuai dengan kaidah ilmu tajwid (Zarkasyi, 1996:42-43).

B. Metode Qiro’ati

1. Pengertian Metode

Metode berasal dari kata methodos yang merupakan kombinasi dari

kata meta (melalui) dan hodos (jalan). Jadi metode adalah jalan untuk

mencapai tujuan (Berteens, 2008: 2). Sedangkan menurut suparta, Suparta

Aly dan Hery Noer 2003 metode adalah cara kerja yang bersistem untuk

memudahkan pelaksanaan suatu kegiatan guna mencapai tujuan yang

ditentukan (Aly, 2003: 19).

Dalam pembelajaran Al-Qur‟an diperlukan suatu metode.

Keberhasilan suatu pembelajaran tidak terlepas dari suatu metode. Metode

adalah cara yang digunakan untuk melaksanakan pembelajaran agar

tercapai sesuai dengan yang dikehendaki. Sedangkan metode

pembelajaran membaca Al-Qur‟an adalah suatu cara yang dilakukan

dalam pembelajaran membaca Al-Qur‟an yang bertujuan untuk

mempermudah dalam membaca Al-Qur‟an dengan benar sesuai dengan

pengucapan makhorijul huruf maupun dari segi tajwid.

Page 40: PROSES PEMBELAJARAN AL-QUR’AN DENGAN METODE …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5974/1/skripsi burd.pdf · yaitu: sebagian santri belum bisa makhorijul huruf seperti kho‟,

22

Untuk menyampaikan suatu materi pembelajaran agar mudah

diterima oleh peserta didik diperlukan adanya metode atau cara. Metode

yang pertama kali dipakai dalam mengajarkan Al-Qur‟an adalah metode

meniru lewat berhadapan dengan seorang guru sampai hafal. Murid

mengikuti bacaan seorang guru dari pengenalan huruf, tanda baca, harokat

sampai hafal dan benar (Thariqah Musyafahah) karena saat itu belum

banyak yang bisa baca tulis dan sarana alat baca tulis masih terbatas

jumlahnya. Di samping itu orang Arab pada umumnya dan khususnya

pada saat sebelum Islam datang sudah terbiasa untuk menghafal. Orang

Arab dikenal kuat sekali hafalannya . mereka terbiasa menulis dan

menghafal hadis, syair-syair yang berkembang pada zaman jahiliyah.

Karena sistem menghafal bukan hal yang baru lagi bagi orang Arab, maka

dalam menyampaikan pengajaran Al-Qur‟an bagi pemula adalah

menghafal. Guru membacakan surat-surat singkat kepada murid,

kemudian murid membaca sendiri atau bersama-sama, kemudian

menghafalkan.

Tampaknya sistem menghafal terlebih dahulu tidak selalu

diterapkan. Generasi yang datang kemudian menawarkan metode-metode

yang lain. Tujuan utamanya adalah agar anak didik dapat membaca.

Selama ini ada beberapa cara atau metode yang mengajarakan cara

membaca Arab, lebih khusus lagi yang nantinya diharapkan bisa

mengantarkan seseorang dapat membaca Al-Qur‟an. Metode-metode

tersebut antara lain:

Page 41: PROSES PEMBELAJARAN AL-QUR’AN DENGAN METODE …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5974/1/skripsi burd.pdf · yaitu: sebagian santri belum bisa makhorijul huruf seperti kho‟,

23

1) Metode Meniru (Thariqah Musyafahah)

Metode meniru lewat berhadapan dengan seorang guru sampai hafal.

Murid mengikuti bacaan seorang guru dari pengenalan huruf, tanda

baca, harokat sampai hafal dan benar. Mungkin ini adalah metode

pertama kali yang diperkenalkan dalam mengajarkan Al-Qur‟an.

2) Metode Synthetik (Thariqah Tarkibiyah)

Metode ini mengajarkan membaca dimulai dari mengenal huruf

hijaiyah 28, dimulai dari huruf alif, ba‟, ta‟ dan seterusnya sampai ya‟

kemudian baru dikenalkan tanda baca atau harakat. Metode ini dapat

dijumpai dalam tuntunan membaca Al-Qur‟an yang termuat dalam

“Turutan”. Tuntunan pelajaran membaca Al-Qur‟an ini biasa disebut

“Baghdadiyah”. Sebelum ada cara lain dalam bentuk tulisan, uang

biasa dipakai untuk mengantarkan seseorang agar dapat membaca Al-

Qur‟an, Baghdadiyahlah yang kita kenal lebih dahulu.

3) Metode Bunyi (Thariqah shautiyyah)

Metode ini tidak dimulai dengan memperkenalkan huruf-huruf

hijaiyah, tapi diperkenalkan bunyi huruf-hurufnya yang sudah

diharakati atau bersyakal seperti, A, Ba, Ta, dan seterusnya. Ada juga

yang memaparkan contoh semisal, Ma Ta (Mim fathah, Ta‟ fathah)

lalu disertai gambar mata dan lainnya. Dari bunyi-bunyi inilah

nantinya disusun atau dirangkaikan dalam bentuk kalimat yang teratur.

Page 42: PROSES PEMBELAJARAN AL-QUR’AN DENGAN METODE …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5974/1/skripsi burd.pdf · yaitu: sebagian santri belum bisa makhorijul huruf seperti kho‟,

24

4) Metode Mengenalkan “Cara membaca Al-Qur‟an yang benar sesuai

dengan kaidah-kaidah bacaannya”. Dengan diawali memperkenalkan

huruf-huruf bersyakal tanpa dieja. Metode ini diperkenalkan oleh

metode Qiro‟ati. Atau dengan kata lain, mengenalkan huruf-huruf

Arab yang bersyakal dengan cara baca sesuai dengan kaidah tajwid.

Tujuan yang dicapai dari metode ini adalah agar pengguna Qiro‟ati

dapat membaca Al-Qur‟an dengan lancar dan tartil (Zarkasyi, 1996:

40-42).

2. Pengertian Qiro’ati

Qiro‟ati artinya “Bacaanku” secara bahasa Arab merupakan kata dasar

atau masdar. Masdar yang disandarkan pada Ya (Al Yaa U) mutakallim,

artinya “bacaanku”.

Secara ilmu nahwu, dapat menakdirkan atau dapat menyembunyikan.

Contoh: iqra‟ qiro‟ati artinya “bacalah bacaanku”, itba‟ qiro‟ati artinya

“ikutilah bacaanku”. Dapat juga dijadikan khobar dari mubtada‟ yang

disembunyikan seperti hadzihi qiro‟ati artinya “inilah bacaanku” dan

dapat juga dijadikan mubtada‟, khobarnya dibuang seperti qiro‟ati hadzihi

artinya “bacaanku ini bukunya”. Mengapa bacaanku? Mengapa bukan

bacaan kita?. Bacaanku mempunyai arti sudah saya gurukan, sudah saya

ijazahkan pada beberapa ahli Al-Qur‟an (Dachlan, TT:60-61).

Metode Qiro‟ati adalah suatu metode membaca Al-Qur‟an yang

langsung memasukkan dan mempraktikan bacaan tartil sesuai dengan

qaidah ilmu tajwid. Ada dua pokok mendasar dalam metode Qiro‟ati yaitu

Page 43: PROSES PEMBELAJARAN AL-QUR’AN DENGAN METODE …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5974/1/skripsi burd.pdf · yaitu: sebagian santri belum bisa makhorijul huruf seperti kho‟,

25

membaca Al-Qur‟an secara langsung dan membiasakan membaca dengan

tartil. Membaca Al-Qur‟an secara langsung artinya membaca jilid atau Al-

Qur‟an tidak dengan mengeja tapi secara langsung tanpa membaca

harakatnya. Metode ini pertama kali disusun oleh KH. Dachlan Salim

Zarkasyi pada tahun 1963.

Berasal dari metode Qiro‟ati ini muncullah metode-metode lain seperti,

metode Iqra‟, metode Tilawati, metode Yambu‟a dan lain-lain.

3. Sejarah Penemuan Metode Qiro’ati

Sejarah penemuan dan penyusunan metode baru, yakni metode praktis

belajar membaca Al-Qur‟an “Qiro‟ati” membutuhkan perjalanan masa

yang cukup lama dengan usaha, penelitian, pengamatan, dan uji coba

selama bertahun-tahun.

Bermula dari panggilan hati KH. Dachlan Salim Zarkasyi sebagai

seorang muslim mengajar ngaji kepada anak-anaknya sendiri dan anak-

anak tetangga sekitar tempat tinggalnya. Beliau mulai mengajar dengan

menggunakan kitab Turutan (Metode Baghdadiyah) sebagaimana

umumnya guru ngaji di Indonesia. Namun ternyata dengan metode ini

beliau merasa kesulitan karena anak cenderung hanya sekedar hafal dan

tidak faham masing-masing huruf, sehingga anak tidak membaca sendiri

tetapi dituntun dalam membacanya. Untuk itu beliau membeli buku praktis

untuk anak didiknya, tetapi tidak ada satupun yang berhasil karena buku-

buku tersebut hanya diajarkan sekedar bisa membaca huruf Al-Qur‟an dan

Page 44: PROSES PEMBELAJARAN AL-QUR’AN DENGAN METODE …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5974/1/skripsi burd.pdf · yaitu: sebagian santri belum bisa makhorijul huruf seperti kho‟,

26

belum dapat menghasilkan anak yang dapat membaca Al-Qur‟an dengan

tartil.

Pada tahun 1963, muncullah gagasan dibenak beliau untuk menyusun

sebuah buku metode bagaimana cara mengajarkan membaca Al-Qur‟an

dengan cara yang lebih mudah dan berhasil dapat membaca Al-Qur‟an

dengan tartil. Dengan penuh ketekunan dan kesabaran Bapak H. Dachlan

Salim Zarkasyi selalu mengadakan pengamatan dan penelitian pada

majelis pengajaran Al-Qur‟an di musholla-musholla, di masjid-masjid

ataupun pada majelis tadarus Al-Qur‟an. Dari pengamatan dan penelitian

ini beliau dapat masukan-masukan dalam penyusunan metode, dimana hal-

hal yang yang dirasa perlu dan penting untuk diketahui dan dipelajari

anak-anak, beliau tulis beserta contoh-contohnya. Demikianlah Temuan

demi temuan seakan ilham yang tercurah dari langit. Begitu temuan ditulis

dan disusun kemudian diuji cobakan kepada anak didiknya. Jika anak

didiknya merasa kesulitan maka naskah akan disobek dan dibakar, namun

jika anak didiknya mampu menyerap materi yang sudah ditulis, naskah

akan tetap disimpan. Akhirnya selangkah demi selangkah , selembar demi

selembar naskah semua dikumpulkan dan disusun secara urut berharakat

fathah, dzummah, kasrah, fathatain, kasrahtain, dzummahtain, dan maad.

Sehingga dengan demikian penyusunan metode ini bukan berupa satu

paket buku sekali jadi dari hasil otak-atik akal, melainkan dari hasil

pengamatan, penelitian dan percobaan.

Page 45: PROSES PEMBELAJARAN AL-QUR’AN DENGAN METODE …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5974/1/skripsi burd.pdf · yaitu: sebagian santri belum bisa makhorijul huruf seperti kho‟,

27

Tahun 1968 selesailah penyusunan buku Qiro‟ati oleh Bapak H.

Dachlan Salim Zarkasyi yang pertama berjumlah 10 jilid.

Demikianlah buku sepuluh jilid ini telah dipergunakan oleh anak-anak

didiknya dalam belajar membaca Al-Qur‟an, namun bukunya belum

mempunyai nama. Kiranya namapun diperlukan agar mudah untuk

mengingat dan menyebutnya. Pada suatu malam ba‟da isya‟ Bapak H.

Dachlan Salim Zarkasyi berjumpa dengan Ustadz Achmad Djunaidi.

Kepada Ustadz Achmad Djunaidi beliau mengutarakan keinginan untuk

memberi nama buku metode baru itu, dan oleh Ustadz Achmad Djunaidi

diusulkan diberi nama “Qiro‟ati” saja. Keesokan paginya beliau berjumpa

dengan Ustadz Syukri Taufiq (guru dari Ustadz Achmad Djunaidi), tanpa

menceritakan pertemuannya dengan Ustadz Achmad Djunaidi beliau

sampaikan maksudnya untuk memberi nama buku temuannya itu. Dan

ternyata Ustadz Syukri Taufiq mengusulkan dengan nama “Qiro‟ati”.

Karena dua orang Ustadz yang mengusulkan nama yang sama, maka

beliau pakailah nama Qiro‟ati untuk bukunya itu.

Qiro‟ati berarti “bacaanku” yang bermakna “inilah bacaanku” (bacaan

Al-Qur‟an) yang benar dengan kaidah ilmu tajwid. Metode Qiro‟ati ini

mempunyai gerak yang dinamis sesuai dengan kebutuhan dan

perkembangan.

Bulan Ramadan 1405 Bapak H. Dachlan Salim Zarkasyi meringkas

Qiro‟ati 10 jilid menjadi 8 jilid. Mengapa 8 jilid? Karena asumsi beliau,

insyaallah anak dalam satu tahun dapat menyelesikan dua buku. Jadi

Page 46: PROSES PEMBELAJARAN AL-QUR’AN DENGAN METODE …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5974/1/skripsi burd.pdf · yaitu: sebagian santri belum bisa makhorijul huruf seperti kho‟,

28

empat tahun anak dapat mengkhatamkan Al-Qur‟an. Tetapi ternyata belum

selesai dua tahun, anak-anak sudah dapat menyelesaikan jilid ke-7. Bapak

H. Dachlan Salim Zarkasyipun mengevaluasi kembali buku Qiro‟ati yang

8 jilid. Buku yang 8 jilid kemudian diringkas menjadi 6 jilid (Dachlan, TT:

54-55).

4. Tujuan Qiro’ati

Sesuai dengan apa yang dikehendaki oleh penyusun Qiro‟ati Bapak H.

Dachlan Salim Zarkasi bahwa Qiro‟ati mempunyai beberapa tujuan, yaitu:

1) Menjaga kesucian dan kemurnian Al-Qur‟an dari segi bacaannya

yang benar sesuai dengan perintah Allah SWT dan Rosulnya.

a. Firman Allah SWT:

ن ذ إا إا ش نزك ٱ اض نذ ۥن ٢ فظ

Artinya: “Sesungguhnya kamilah yang menurunkan Adz-

Dzikir (yaitu Al-Qur‟an), dan sesungguhnya kami benar-benar

akan memeliharanya.” (Q.S. Al-Hijr: 9).

ستم عه صد أ مش ن ٱ ٤ تل تش ءا

“Dan bacalah Al-Qur‟an itu dengan tartil.” (Q.S. Al-

Muzzammil: 4).

b. Ketentuan menurut Ijma‟ para ulama‟ yakni, “membaca Al-

Qur‟an itu fardzu „ain dengan bertajwid, baik didalam shalat

maupun diluar shalat.”

2) Menyebarluaskan Ilmu membaca Al-Qur‟an.

3) Mengingatkan kembali pada guru ngaji agar berhati-hati dalam

mengajarkan Al-Qur‟an.

Page 47: PROSES PEMBELAJARAN AL-QUR’AN DENGAN METODE …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5974/1/skripsi burd.pdf · yaitu: sebagian santri belum bisa makhorijul huruf seperti kho‟,

29

4) Meningkatkan kualitas pendidikan Al-Qur‟an.

5. Sistem Pengajaran Qiro’ati

1) Sejak awal anak diajari langsung membaca huruf arab dengan bacaan

lancar tanpa mengeja.

2) Langsung mempraktikkan bacaan-bacaan yang bertajwid.

3) Materi pelajaran diberikan secara bertahap: dari yang mudah menuju

yang sulit, dari yang umum kepada yang khusus, sesuai dengan

kaidah.

4) Belajar dengan sistem modul: tidak diperbolehkan belajar modul

berikutnya kalau belum menguasai modul sebelumnya.

5) Menekankan banyak latihan.

6) Belajar sesuai dengan kemampuan dan kecerdasan siswa.

7) Evaluasi setiap hari.

8) Belajar langsung dan berhadap-hadapan.

9) Pengajar yang akan menggunakan metode Qiro‟ati harus melalui

“Tashih” bacaan Al-Qur‟annya dihadapkan ahli Al-Qur‟an.

6. Target Qiro’ati

Target yang diharapkan oleh metode Qiro‟ati adalah seseorang (anak)

akan mampu membaca kitab suci Al-Qur‟an dengan bacaan tartil sesuai

dengan kaidah ilmu tajwid yang mutawatir, yang sesuai yang telah

diajarkan Raulullah Saw, bukan hanya sekedar bisa membaca Al-Qur‟an

(Zarkasyi, 1996:62-63).

Page 48: PROSES PEMBELAJARAN AL-QUR’AN DENGAN METODE …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5974/1/skripsi burd.pdf · yaitu: sebagian santri belum bisa makhorijul huruf seperti kho‟,

30

Membaca Al-Qura‟an dengan tartil mempunyai beberapa kaidah dan

hukum, baik secara tertulis maupun secara dengar dari guru (sima‟i).

periwayatan belajar dari gurunya dari guru sebelumnya, dan seterusnya ke

atas hingga jalur sampai kepada Nabi Muhammad Saw langsung dari

Jiibril, yang Jibril mengambilnya dari Allah SWT (Khauli, 2014:2)

7. Prinsip-prinsip Dasar Metode Qiro’ati

Agar dapat berhasil dalam mengajarkan metode Qiro‟ati, maka harap

diperhatikan prinsip-prinsip dasar Qiro‟ati, yakni:

a. Prinsip untuk pengajar

1) DAK-TUN (tidak boleh menuntun)

Dalam mengajarkan Qiro‟ati, guru tidak diperbolehkan

menuntun membaca. Guru hanya membimbing, yakni

menerangkan setiap pokok pelajaran dan memberi contoh

bacaan secara benar sekedar satu atau dua baris saja, serta

menegur siswa yang bacaannya salah atau keliru.

2) TI-WAS-GAS (Teliti-Waspada-Tegas)

Teliti : Guru harus memberi contoh bacaan yang benar

secara teliti, jangan sampai keliru.

Waspada : Guru harus selalu waspada dalam menyimak atau

mendengarkan bacaan siswa.

Tegas : Dalam menentukan kenaikan pelajaran atau jilid,

guru harus tegas tidak boleh segan, ragu, danberat

hati.

Page 49: PROSES PEMBELAJARAN AL-QUR’AN DENGAN METODE …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5974/1/skripsi burd.pdf · yaitu: sebagian santri belum bisa makhorijul huruf seperti kho‟,

31

b. Prinsip untuk Siswa / Santri

1) Aktif dan Mandiri

Dalam belajar membaca Al-Qur‟an, siswa harus aktif membaca

sendiri tanpa dituntun oleh gurunya.

2) LCTB (Lancar-Cepat-Tepat-Baca)

Dalam membaca, para siswa atau santri harus membacanya

dengan lancar, yakni secara cepat namun tepat dan benar bacaan-

bacaannya. Jika ternyata belum atau tidak lancar dalam membaca,

maka jangan dinaikkan ke pelajaran atau jilid berikutnya

(Zarkasyi, 1996:64).

8. Strategi Mengajar

Agar proses belajar mengajar dapat berjalan dengan lancar dan berhasil,

maka dapat dipilih beberapa strategi dalam mengajar. Ada tiga strategi

mengajar yang tepat kita pilih yakni:

a. Sorogan/ Privat/ Individual

Yaitu, strategi yang diterapkan dalam mengajar, yakni

dengan cara satu-persatu secara bergiliran siswa belajar kepada

gurunya sesuai dengan pelajarannya masing-masing.

Strategi ini diterapkan jika:

a. Jumlah guru dan siswa tidak seimbang.

b. Jumlah ruang kelas tidak mencukupi.

c. Dalam satu kelas para siswa terdiri dari bemacam-macam jilid

Qiro‟atinya.

Page 50: PROSES PEMBELAJARAN AL-QUR’AN DENGAN METODE …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5974/1/skripsi burd.pdf · yaitu: sebagian santri belum bisa makhorijul huruf seperti kho‟,

32

b. Klasikal dengan Individual

Yaitu strategi mengajar dengan cara sebagian waktu

digunakan mengajar secara klassikal dan waktu selebihnya

mengajar individu, yakni:

1) 20-25% waktu digunakan untuk mengajar secara klassikal,

misalnya hari pertama klassikal untuk pokok pelajaran pertama

(dengan halaman latihan), hari kedua untuk pokok pelajaran

kedua, dan seterusnya.

2) 70-75% waktu digunakan untuk mengajar individu sesuai

dengan pelajarannya masing-masing.

Strategi ini diterapkan jika:

1) Jumlah guru sebanding dengan jumlah siswa.

2) Jumlah ruang kelas mencukupi.

3) Dalam satu kelas hanya terdiri dari satu macam jilid saja, tidak

boleh dicampur berbagai macam jilid Qiro‟atinya.

c. Klassikal baca-simak

Yaitu mengajarkan secara klassikal yang kemudian

dilanjutkan dengan mengajar individu, tetapi disimak oleh guru

bersama-sama dengan siswa lainnya. Pelajaran dimulai dari pokok

pelajaran yang paling rendah terus bertahap secara berurutan

sampai pada siswa pelajaran yang tertinggi. Dengan demikian satu

siswa membaca, yang lain menyimak sehingga jika ada salah

membaca siswa bersama-sama guru menegurnya. Strategi

Page 51: PROSES PEMBELAJARAN AL-QUR’AN DENGAN METODE …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5974/1/skripsi burd.pdf · yaitu: sebagian santri belum bisa makhorijul huruf seperti kho‟,

33

mengajar ini sesuai dengan firman Allah SWT. Q.S Al-A‟raf ayat

204:

إرا مش ن ٱ لشئ عا ع ٱف ءا أصتا ۥن ت تش نعهكى ٩٤ د

Artinya: “apabila dibacakan Al-Qur‟an, maka dengarkanlah baik-

baik dan perhatikanlah dengan tenang, agar kamu mendapat

rahmat”.

Dan sesuai pula dengan perintah Rasulullah Saw. didalam hadist

riwayat Al- Hakim. Artinya: “tunjukilah kesalahan bacaan

saudaramu itu” (Q.S Al-A‟raf:204) (Zarkasyi, 1996:76-77).

9. Cara Mengajar Qiro’ati

a. Cara mengajar jilid 1

1) Materi pelajaran:

- Mengenal nama-nama huruf hijaiyah ا-

- Membaca huru hijaiyah berharokat fathah dan huruf berangkai

yang dibaca secara langsung, cepat, benar, tidak boleh panjang,

lambat, atau putus.

2) Cara mengajar

- halaman 1-30 adalah sama:

Dibaca langsung ا ب , tanpa mengeja. Membacanya dengan

cepat, tidak terputus-putus. Agar siswa cepat dan lancar dalam

membaca guru bisa membantu dengan irama ketukan.

- Pelajaran di dalam kotak, baris paling bawah pada setiap

halaman adalah termasuk yang harus dibaca oleh siswa, yakni

pelajaran nama-nama huruf hijaiyah. Cara mengajarnya ialah

dengan membaca secara berkelompok, setelah memahami baru

Page 52: PROSES PEMBELAJARAN AL-QUR’AN DENGAN METODE …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5974/1/skripsi burd.pdf · yaitu: sebagian santri belum bisa makhorijul huruf seperti kho‟,

34

kemudian secara acak ditunjuk satu persatu huruf-huruf

tersebut,

- Cara mengajar dari halaman 30 sampai 40 adalah sama, yakni

membaca huruf-huruf yang disambung. Siswa diminta agar

memperhatikan jumlah titik dan letak titiknya, serta

memperhatikan bentuk tulisan hurufnya.

- Pada halaman 44, siswa harus lancar membaca dalam

rangkaian kalimat yang terdiri dari tiga suku kata.

Kunci keberhasilan mengajar membaca Al-Qur‟an dengan

metode Qiro‟ati ini adalah sejak dari halaman awal jilid satu, yaitu

penekanan pada bacaan yang lancar: Cepat - Tepat – Benar.

b. Qiro‟ati Jilid 2

1) Materi pelajaran:

- Membaca huruf-huruf Hijaiyah berharokat: kasrah, dzummah,

tanwin (fathah-tain, dzummahtain, kasrahtain).

- Pengenalan nama-nama harokat dan angka arab.

- Bacaan Mad (panjang) yaitu, mad thabi‟i 1 alif atau 2 harakat.

2) Cara mengajar

- Qiro‟ati jilid 2 hampir sama dengan jilid 1, untuk bacaan-

bacaan dan pengenalan nama huruf berharakat kasrah

,dzummah, dan dzummah tanwin, bisa dibantu dengan irama

ketukan yang cepat.

Page 53: PROSES PEMBELAJARAN AL-QUR’AN DENGAN METODE …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5974/1/skripsi burd.pdf · yaitu: sebagian santri belum bisa makhorijul huruf seperti kho‟,

35

- Pada bacaan-bacaan maad (panjang) sebaiknya dibaca

panjang lebih dari satu alif. Hal ini untuk melatih dan

membiasakan pada bacaan panjang. Pada bacaan panjang

atau maad ini guru harus lebih waspada dalam menyimak

bacaan pada siswa.

c. Qiro‟ati Jilid 3

1) Materi pelajaran:

- Bacaan mad thabi‟i

- Bacaan huruf-huruf yang mati atau suku seperti, ل س ط و ع

. ف

- Bacaan harfu lain ( -ا ا )

2) Cara mengajarkan

- Bacaan huruf-huruf bertanda sukun, guru harus menjelaskan

kepada siswa, bahwa huruf yang berharakat sukun itu dibaca

jelas dan ditekan membacanya.

Jangan sampai ada tawallud (suara tambahan seperti „e‟,

seperti ALLe, ASSe dan lain lain) bantulah dengan ketukan

ketika membacanya.

Untuk mengajarkan perbedaan guru harus memberikan contoh

secara benar berulang-ulang, serta melatih dan mengingatkan

para siswa secara intensif dengan bacaan yang tepat, demikian

pula untuk makhorijul hurufnya.

Page 54: PROSES PEMBELAJARAN AL-QUR’AN DENGAN METODE …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5974/1/skripsi burd.pdf · yaitu: sebagian santri belum bisa makhorijul huruf seperti kho‟,

36

- Dalam menjelaskan bacaan harfu lin, guru harus berhati-hati,

missal:

ل ) - ,dibaca LAULA (dengan bibir mecucu) bukan LAOLA (ن

dibaca dengan cepat dan panjang.

dibaca LAILA, bukan LAELA, dan dibaca dengan (نم) -

cepat.

d. Qiro‟ati Jilid 4

1) Materi pelajaran:

- Bacaan Ikhfa‟, mad wajib dan mad jaiz (~)

- Bacaan Ghunnah ( dan و „dengung‟)

- Bacaan idzhar syafawi, idgham misli

- Idgham bighunnah (untuk dan و )

- Idgham bilaghunnah (ل dan س )

yang dibaca pendek ا -

- Huruf Bertasydid selain dan و , dan bacaan

Syamsyiyyah.

- Makharijul huruf: ط ح ر

- Cara bacaa-bacaan fawatihussuwar (huruf-huruf diawal

surat) انى dan دى .

2) Dalam mengajarkan

Page 55: PROSES PEMBELAJARAN AL-QUR’AN DENGAN METODE …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5974/1/skripsi burd.pdf · yaitu: sebagian santri belum bisa makhorijul huruf seperti kho‟,

37

- Bacaan ikhfa‟, diterangkan bahwa setiap (dzummah tain,

kasroh tain, fathah tain) dan dibaca dengung.

- Cara mengajarkan Fawatihussuwar guru harus memberi

contoh yang benar.

- Dalam mengajarkan Mad wajib dan Mad Jaiz setiap ada

tanda ~ dibaca lebih panjang dari biasanya.

- Untuk mengajarkan bacaan Ghunnah dengungnya dibaca

yang lama.

- Untuk semua huruf bertasydid selain dan و harus dibaca

cepat dibantu dengan ketukan.

- Untuk mengajarkan Idzhar syafawi dan idghom mistli

setiap و dibaca jelas. Kecuali jika bertemu dengan و.

- Untuk idghom bighunnah diterangkan setiap dzumah tain,

kasrah tain, fathah tain atau bertemu و harus dengung

dengan bibir mengatup.

- Untuk mengajarkan idghom bilaghunnah (ل dan

,diterangkan bahwa setiap dzumah tain, kasrah tain(س

fathah tain atau bertemu ل dan س dibaca س ل dengan

cepat dan ditekan, jangan dibaca terlalu lama.

e. Jilid 5

1) Materi pelajaran:

Page 56: PROSES PEMBELAJARAN AL-QUR’AN DENGAN METODE …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5974/1/skripsi burd.pdf · yaitu: sebagian santri belum bisa makhorijul huruf seperti kho‟,

38

- Idghom bighunnah

- Iqlab

- Ikhfa‟ syafawi dan idzhar syafawi

- Lafadz Allah (هللا)

- Qalqalah

- Mad lazim mutsaqqal yang dibaca panjang jika ada tanda

(~)

- Idzhar halqi

- Cara menghentikan bacaan (waqaf mad „aridzilissukun,

waqaf pendek, waqaf mad tabi‟I, waqaf mad „iwad, waqaf

.(marbuttah ج

- Makharijul huruf , ث ,ع

- Mulai halaman 34 siswa dapat dilatih membaca surat-surat

Al-Qur‟an dan latihan membaca lancar Al-Qur‟an juz 27.

2) Cara mengajar:

- Idgham bighunnah: dzumah tain, kasrah tain, fathah tain

atau bertemu dibaca bibir mecucu dan dengung.

dzumah tain, kasrah tain, fathah tain atau bertemu

dibaca meringis dan dengung.

- Mengajarkan iqlab: Dzumah tain, kasrah tain, fathah tain

atau bertemu ب dibaca bibir mengatup dan dengung.

Page 57: PROSES PEMBELAJARAN AL-QUR’AN DENGAN METODE …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5974/1/skripsi burd.pdf · yaitu: sebagian santri belum bisa makhorijul huruf seperti kho‟,

39

- Mengajarkan ikhfa‟ syafawi dan idzhar syafawi: setiap و

dibaca jelas kecuali bertemu و dan ب dibaca dengung lama.

- Untuk mengajarkan lafadz Allah perlu memberi contoh dan

latihan berulang-ulang.

- Mengajarlan qalqalah juga guru perlu memberi contoh dan

latihan berulang-ulang.

- Waqaf mad „aridzilissukun jika huruf terakhir didahului ا

maka waqafnya dibaca panjang. Selain itu pendek.

- Waqaf mad „iwad: fathah panjang dan fathah tanwin dibaca

panjang 1 alif.

marbutah waqafnya dibaca ج -

f. Jilid 6

1) Materi pelajaran:

- Bacaan Idzhar halqi

- Mulai jilid 6 ini anak sudah boleh diajarkan Al-Qur‟an juz

1.

2) Cara mengajar:

- Cara mengajar:

- Bacaan Idzhar halqi: setiap bertemu / salah satu huruf

dari ا ( ء .harus dibaca jelas tanpa dengung , ,غ ,ع ,ر ,ح ,(

Page 58: PROSES PEMBELAJARAN AL-QUR’AN DENGAN METODE …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5974/1/skripsi burd.pdf · yaitu: sebagian santri belum bisa makhorijul huruf seperti kho‟,

40

- Ketika latihan membaca Al-Qur‟an, para siswa mulai

dilatih mengatur nafas dalam membaca Al-Qur‟an, tanpa

adanya tanaffus (mengambil nafas ditengah-tengah

membaca), dengan cara diwaqofkan bacaan jika nafasnya

tidak kuat, dan mengulang bacaan kembali (Zarkasyi,

1996:66-73).

C. Kajian Pustaka

Kajian pustaka merupakan kajian atas hasil penelitian yang relevan

dengan masalah yang diteliti, yang bertujuan untuk belajar atas penelitian

yang lalu sehingga tidak terjadi kekeliruan dan pengulangan yang tidak

perlu. Walaupun penelitian dengan judul diatas belum pernah dilakukan di

Pondok Pesantren Asrama Pendidikan Islam (API) Al-Riyadhoh tetapi

penelitian semacam ini bukanlah penelitian yang baru. Karena penelitian

sebelumnya pernah dilakukan ditempat lain dengan spesifikasi yang

berbeda diantaranya:

1. Skripsi saudara Sukardi (2009) yangberjudul “Penerapan Metode

Qiro‟ati Pada Pengajaran Membaca Al-Qur‟an di TPQ Manbaul „

Ulum Tanjung Anom Rakit Banjarnegara.”Pada skripsi ini memperoleh

hasil bahwa ada berbagai cara untuk menerapkan Qiro‟ati dalam

pembelajaran membaca Al-Qur‟an yang dilakukan dengan cara

klasikal, individual, klasikal baca simak agar mempermudah santri

untuk dapat membaca Al-Qur‟an dengan baik dan benar

Page 59: PROSES PEMBELAJARAN AL-QUR’AN DENGAN METODE …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5974/1/skripsi burd.pdf · yaitu: sebagian santri belum bisa makhorijul huruf seperti kho‟,

41

2. Skripsi saudari Siti Faridatul Husna (2009) yang berjudul

“Implementasi Metode Qiro‟ati Dalam Pembelajaran Membaca Al-

Qur‟an di MI Al-Fatah Parakan canggah Banjarnegara.” Pada skripsi

ini mendeskripsikan agar siswa dapat membaca Al-Qur‟an dengan

benar sesuai ilmu Qiro‟ati dan ilmu tajwid serta bacaan-bacaan sulit di

Al-Qur‟an, maka apabila siswa mampu menerapkannya, berarti semua

siswa MI Parakancanggah Banjarnegara akan bisa membaca Al-

Qur‟an.

3. Skripsi saudara Amin Hidayat (2011) yang berjudul “ Implementasi

Metode Qiro‟ati Dalam Pembelajaran Membaca Al-Qur‟an Siswa MI

Ma‟arif NU Notog kecamatan Patikraja kabupaten Banyumas.” Pada

skripsi ini mempunyai persamaan dengan skripsi saudari Siti Faridatul

Husna yaitu sama-sama menginginkan siswa-siswi dapat membaca al-

Qur‟an dengan benar sesuai dengan ilmu qiro‟ati dan ilmu tajwid.

Dari beberapa skripsi diatas terdapat persamaan dengan skripsi

yang akan penulis susun, yaitu sama-sama meneliti tentang metode

Qiro‟ati dalam pembelajaran membaca Al-Qur‟an dengan menggunakan

penelitian metode kualitatif. Adapun perbedaannya dengan penelitian yang

penulis lakukan dengan skripsi diatas yaitu dalam skripsi saudara

Sukardimelakukan penelitian di tingkat Taman Pendidikan Qur‟an (TPQ),

saudari Siti Faridatul Husna dan saudara Amin Hidayat melakukan

penelitian di tingkat Madrasah Ibtidaiyah, sedangkan penulis melakukan

Page 60: PROSES PEMBELAJARAN AL-QUR’AN DENGAN METODE …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5974/1/skripsi burd.pdf · yaitu: sebagian santri belum bisa makhorijul huruf seperti kho‟,

42

penelitian di Pondok Pesantren Asrama Pendidikan Islam (API) Al-

Riyadloh Kesongo Tuntang Kabupaten Semarang.

Page 61: PROSES PEMBELAJARAN AL-QUR’AN DENGAN METODE …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5974/1/skripsi burd.pdf · yaitu: sebagian santri belum bisa makhorijul huruf seperti kho‟,

43

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Dalam penyusunan skripsi ini peneliti menempuh penelitian lapangan

dimana untuk memperoleh data yang akurat serta objektif. Selanjutnya

penelitian ini menggunakan pendekatan penelitian kualitatif dengan

rancangan studi kasus (Ibrahim, 2001:7). Pendekatan kualitatif merupakan

penelitian khusus objek yang tidak dapat diteliti secara statistik atau

kuantitatif. Penelitian ini menghasilkan data deskriptif berupa ucapan, tulisan,

dan perilaku yang diamati. Penelitian kualitatif ditujukan untuk

mendeskripsikan dan menganalisis fenomena, peristiwa, akivitas, sikap,

kepercayaan, persepsi, dan pemikiran manusia secara individu maupun

kelompok (Ghony, 2014:13).

Studi kasus merupakan penelitian tentang suatu “kesatuan sistem”.

Kesatuan ini dapat berupa program, kegiatan, peristiwa, atau sekelompok

individu yang terkait oleh tempat, waktu, atau ikatan tertentu. Studi kasus

adalah penelitian yang diarahkan untuk menghimpun data, mengambil

makna, dan memperoleh pemahaman dari kasus tersebut. Studi kasus dapat

terdiri atas satu unit atau lebih, tetapi merupakan satu kesatuan, dapat satu

orang, satu kelas, satu sekolah, dan sebagainya (Ghony, 2014:62).

B. Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Pondok pesantren API Al-Riyadloh yang

terletak di Dusun Kesongo Lor Kecamatan Tuntang Kabupaten Semarang.

Page 62: PROSES PEMBELAJARAN AL-QUR’AN DENGAN METODE …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5974/1/skripsi burd.pdf · yaitu: sebagian santri belum bisa makhorijul huruf seperti kho‟,

44

Penelitian dilakukan dalam rentang waktu 28 Februari 2019 sampai 20 Maret

2019.

Penulis melakukan penelitian di sini alasannya adalah untuk menemukan

sesuatu yang baru dan unik sehingga nanti penelitian ini dapat bermanfaat

bagi akademisi, lembaga pendidikan, masyarakat, orang tua, santri, dan

penulis sendiri. Adapun pemilihan lokasi didasarkan atas beberapa hal, yaitu:

1. Pondok pesantren API Al-Riyadloh Kesongo Tuntang merupakan

pondok pesantren yang menggunakan metode Qiro‟ati dalam

pembelajaran Al- Qur‟an.

2. Peneliti sudah mengetahui lokasi dan situasi dengan baik.

3. Santri atau siswa yang masuk tidak hanya mereka yang berasal dari

golongan menengah ke atas, akan tetapi dari semua golongan

ekonomi dan sosial.

4. Dari opini masyarakat yang sudah mensekolahkan putra-putri mereka

ke Asrama Pendidikana Islam Al-Riyadloh Kesongo Tuntang.

5. Lulusan Qiro‟ati di Asrama Pendidikana Islam Al-Riyadloh sudah

terbukti kualitasnya.

C. Sumber Data

Sumber data dalam penelitian adalah sumber dari mana data-data

diperoleh (Arikunto, 2002:129). Adapun sumber data yang digunakan dalam

penelitian ini meliputi:

1. Data Primer

Page 63: PROSES PEMBELAJARAN AL-QUR’AN DENGAN METODE …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5974/1/skripsi burd.pdf · yaitu: sebagian santri belum bisa makhorijul huruf seperti kho‟,

45

Menurut Suryabrata (1987:84) merupakan data yang langsung

dikumpulkan oleh peneliti dari sumber pertamanya atau sumber-sumber

dasar yang terdiri dari buku-buku atau saksi utama dari kejadian

(fenomena) objek yang diteliti dan gejala yang terjadi di lapangan.

Adapun sumber data primer dalam penelitian ini penulis dapatkan

dari hasil wawancara dan observasi terhadap pengurus Qiro‟ati, ustadz-

ustadzah pengampu Qiro‟ati, dan santri.

2. Data Sekunder

Data sekunder adalah data-data tambahan yang berasal dari sumber

tertulis dan berbagai sumber lainnya yang berkaitan dengan metode

Qiro‟ati yang digunakan guna melengkapi data primer. Data sekunder ini

diperoleh dari dokumen-dokumen yang ada di Pondok Pesantren Al-

Riyadloh, yang berguna untuk mengkaji implementasi metode Qiro‟ati

dalam pembelajaran Al-Qur‟an. Data yang akan diperoleh antara lain dari

pengurus Pondok Pesantren Al-Riyadloh, dan orang tua santri. Dengan

adanya dua data tersebut, diharapkan dapat mendeskripsikan tentang

implementasi metode Qiro‟ati dalam pembelajaran Al-Qur‟an.

D. Prosedur Pengumpulan Data

Salah satu aspek yang merupakan syarat sebuah penelitian adalah adanya

data yang terkumpul melalui beberapa teknik atau pengumpulan data.

Adapun teknik pengumpulan data yang penulis terapkan dalam penelitian ini

adalah sebagai berikut:

1. Metode Observasi

Page 64: PROSES PEMBELAJARAN AL-QUR’AN DENGAN METODE …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5974/1/skripsi burd.pdf · yaitu: sebagian santri belum bisa makhorijul huruf seperti kho‟,

46

Metode Observasi adalah sebuah teknik pengumpulan data yang

mengharuskan peneliti turun langsung ke lapangan mengamati hal-hal

yang berkaitan dengan ruang, tempat, pelaku, kegiatan, benda-benda,

waktu, peristiwa, tujuan, dan perasann (Ghony, 2014:165).

Peneliti menggunakan metode ini untuk mengamati secara

langsung di lapangan terutama data tentang kondisi fisik, letak geografis,

sarana dan prasarana, dan yang paling pokok adalah proses belajar

mengajar metode Qiro‟ati dalam pembelajaran Al-Qur‟an yang

berlangsung di Pondok Pesantren Al-Riyadloh Kesongo Lor Tuntang.

2. Metode Wawancara

Metode wawancara adalah sebuah dialog atau tanya jawab yang

dilakukan dua orang atau lebih yaitu wawancara dan terwawancara (nara

sumber) dilakukan secara berhadap-hadapan (Hanijito, 1994:57).

Metode ini digunakan untuk wawancara kepada pengurus Pondok

pesantren Al-Riyadloh, atau ustadz-ustadzah untuk mendapatkan data-

data seperti tinjauan historis, letak geografis, kedaan ustadz-ustadzah,

santri, sarana dan prasarana, dan yang berhubungan dengan studi strategi

proses penerapan metode Qiro‟ati di Pondok pesantren Al-Riyadloh

Kesongo Tuntang.

3. Dokumentasi

Metode dokumentasi yaitu mencari data mengenai hal-hal yang

berupa catatan buku, surat, transkrip, majalah, notulen, agenda dan

sebagainya (Riyanto, 1996:83).

Page 65: PROSES PEMBELAJARAN AL-QUR’AN DENGAN METODE …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5974/1/skripsi burd.pdf · yaitu: sebagian santri belum bisa makhorijul huruf seperti kho‟,

47

Dokumen yang digunakan peneliti meliputi kegiatan belajar

mengajar (KBM), kegiatan pembiasaan yang diterapkan di pondok,

catatan/nilai terhadap santri, denah lokasi pondok, program kegiatan

pondok, implementasi Qiro‟ati dan lain sebagainya yang berkaitan

dengan proses pembelajaran Al-Qur‟an dengan metode Qiro‟ati di

Pondok Pesantren Al-Riyadloh Kesongo Lor Tuntang. Dokumen

digunakan peneliti untuk memperkuat dan melengkapi berbagai macam

informasi yang ditemukan selama proses penelitian yang dilaksanakan.

E. Analisis Data

Analisis data merupakan upaya mencari dan menata secara sistematis

catatan hasil observasi, wawancara, dan lainnya untuk meningkatkan

pemahaman peneliti tentang kasus yang diteliti dan menyajikannya sebagai

temuan bagi yang lain, sedangkan untuk meningkatkan pemahaman tersebut

analisis perlu dilanjutkan dengan berupaya mencari makna (meaning)

(Muhadjir, 1998: 124).

Dalam mengolah data, penulis menggunakan analisa data kualitatif.

Penelitian yang penulis lakukan menerapkan analisis data kualitatif model

alir sebagaimana yang dikemukakan oleh Miles dan Huberman yang

menggambarkan bahwa analisis data kualitatif model alir akan melalui tiga

alur, meliputi:

1. Reduksi Data

Page 66: PROSES PEMBELAJARAN AL-QUR’AN DENGAN METODE …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5974/1/skripsi burd.pdf · yaitu: sebagian santri belum bisa makhorijul huruf seperti kho‟,

48

Reduksi data adalah proses pemilihan, pemusatan perhatian pada

penyederhanaan dan transformasi data yang muncul dari data-data

tertulis di lapangan.

1. Penyajian Data

Penyajian data dilakukan dalam rangka pemahaman terhadap informasi

yang terkumpul yang memberikan kemungkinan adanya penarikan

kesimpulan.

2. Penarikan Kesimpulan

Penarikan kesimpulan dilakukan bertahap, melalui kesimpulan-

kesimpulan akhir yang memiliki kepercayaan tinggi setelah data

mencukupi untuk penarikan kesimpulan (Sutopo, 2008:75). Sesuai

dengan pernyataan yang dinyatakan oleh Sutopo, bahwa penarikan

kesimpulan dalam penelitian ini nantinya akan dilakukan secara

bertahap.

F. Pengecekan Keabsahan Data

Dalam penelitian ini, penulis menggunakan teknik triangulasi dalam

pengecekan keabsahan data. Triangulasi adalah teknik pengecekan data dari

berbagai sumber dengan berbagai cara dan berbagai waktu (Sugiyono,

2010:273). Teknik triangulasi yang banyak digunakan adalah melalui sumber

lainnya. Ada tiga macam triangulasi sebagai macam pemeriksaan, yakni:

Triangulasi Sumber, Triangulasi Metode, dan Triangulasi Teori. Dalam

penelitian ini yang digunakan adalah Triangulasi Sumber.

Page 67: PROSES PEMBELAJARAN AL-QUR’AN DENGAN METODE …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5974/1/skripsi burd.pdf · yaitu: sebagian santri belum bisa makhorijul huruf seperti kho‟,

49

Triangulasi sumber adalah membandingkan dan mengecek balik derajat

kepercayaan suatu informasi yang diperoleh melalui waktu dan alat yang

berbeda dalam penelitian kualitatif, menurut Patton yang dikutip oleh

Moleong (2011: 330), hal itu dapat dicapai dengan jalan:

1. Membandingkan data hasil pengamatan dengan hasil data

wawancara

2. Membandingkan apa yang dikatakan orang di depan umum dengan

apa yang dikatakannya secara pribadi

3. Membandingkan dengan apa yang dikatakan orang-orang tentang

siatuasi dengan apa yang dikatakannya sepanjang waktu

4. Membandingkan dengan keadaan dan perspektif seseorang dengan

berbagaia pendapat dan pandangan orang

5. Membandingkan hasil wawancara dengan isi suatu dokumen yang

berkaitan.

Page 68: PROSES PEMBELAJARAN AL-QUR’AN DENGAN METODE …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5974/1/skripsi burd.pdf · yaitu: sebagian santri belum bisa makhorijul huruf seperti kho‟,

50

BAB IV

PAPARAN DAN ANALIS DATA

A. Paparan Data

1. Letak Geografis Pondok Pesantren Asrama Pendidikana Islam Al-

Riyadhloh

Pondok Pesantren Al-Riyadloh Kesongo Lor terletak di Dusun

Kesongo Lor, RT 04 RW 03, Desa Kesongo, Kecamatan Tuntang,

Kabupaten Semarang. Desa dimana pondok pesantren ini berada memiliki

wilayah yang luas. Oleh sebab itu, Desa Kesongo dibagi menjadi tujuh

dusun dengan mayoritas penduduk beragama Islam. Bahkan, di Desa

Kesongo terdapat setidaknya empat pondok pesantren. Batas-batas wilayah

Desa Kesongo disajikan pada tabel berikut:

Tabel 4.1

Tabel Batas-batas Wilayah Kesongo Lor

Batas-batas Wilayah Kesongo Lor

Utara Lopait

Selatan Desa Candirejo

Timur Danau Rawa Pening

Barat Kota Salatiga

2. Sejarah Pondok Pesantren Asrama Pendidikana Islam Al-Riyadhloh

Pesantren yang didirikan K.H.Syamsurro‟yi pada tahun 1983 ini

termasuk pesantren salaf. Hal ini mengacu pada pendapat Zamarkasyi

Page 69: PROSES PEMBELAJARAN AL-QUR’AN DENGAN METODE …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5974/1/skripsi burd.pdf · yaitu: sebagian santri belum bisa makhorijul huruf seperti kho‟,

51

Dhofier (1982:80) tentang elemen dasar pesantren salaf. Elemen itu adalah

asrama tempat pemondokan santri, kyai guru yang mengajar para santri,

kitab kuning sebagai kurikulum pendidikannya, masjid sebagai sarana

pengajian dan peribadatan santri, di samping santri itu sendiri sebagai

peserta didik. Munculnya pesantren sendiri sebenarnya tidak terlepas dari

peran kakek dan ayah, serta saudara-saudara beliau yang membantu

penyebaran ilmu agama di daerah ini. Yang pertama adalah peran dari

Simbah Kyai Marwi yang sangat memperhatikan kondisi masyarakat pada

waktu itu yang masih kental dengan nuansa abangan, kejawen, pengaruh

penjajah, dan masih banyak hal lain yang mendorong Kyai Marwi

mewakafkan dan mendirikan masjid di daerah tersebut sebagai wujud

perhatiannya pada masyarakat. Beliau mempunyai keturunan yang rata-

rata kesemuanya mengaji di pondok pesantren. Di antaranya adalah

Simbah Kyai Sulaiman dan Kyai Turmudzi. Namun karena kesemuanya

tidak ada yang tinggal di desa Kesongo kecuali Simbah Kyai Turmudzi,

maka beliaulah yang meneruskan perjuangan Kyai Marwi.

Simbah Kyai Turmudzi kemudian mempunyai beberapa keturunan

yang salah satunya adalah K.H. Syamsurro‟yi. Beliau adalah satu-satunya

keturunan yang paling lama berada di pondok pesantren, di antaranya

Poncol Bringin, Ploso Kediri, Madura, dan Tegalrejo Magelang. Akhirnya

setelah beliau selesai belajar di pondok, dengan dibantu saudara-saudara

beliau, beliau mendirikan pondok pesantren yang bernama Al-Riyadloh

dengan harapan banyak masyarakat yang sadar akan pentingnya mengaji,

Page 70: PROSES PEMBELAJARAN AL-QUR’AN DENGAN METODE …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5974/1/skripsi burd.pdf · yaitu: sebagian santri belum bisa makhorijul huruf seperti kho‟,

52

dan diharapkan santri-santri yang mengaji di sini mempunyai jiwa

riyadloh, yaitu mampu tirakat, hidup sederhana apa adanya, mandiri dan

tekun dalam beribadah. Dan sampai sekarang beliau masih gigih dalam

membangun karakter santri yang mengaji di pesantren ini dengan putra-

putra beliau yang bersama-sama mempertahankan pesantren ini.

3. Visi, Misi dan Tujuan Pondok Pesantren Asrama Pendidikana Islam

Al-Riyadhloh

a) Visi

Mencetak insan yang religius, cerdas, bermoral, mandiri serta

berakhlak mulia.

b) Misi

1) Mendidik santri agar memiliki kemantapan akidah, kedalaman

spiritual, keluasan ilmu, serta keterampilan dan keluhuran budi

pekerti.

2) Memberikan pelayanan dan keteladanan pada santri atas dasar

nilai-nilai islam.

c) Tujuan

Tujuannya yaitu menyiapkan para santri yang memiliki

kemampuan keilmuan keagamaan yang mendalam dan mampu

mengembangkan serta menerapkan ajaran islam secara utuh, yang

mempunyai jiwa mandiri, memiliki akhlak mulia dan beramal shaleh.

Page 71: PROSES PEMBELAJARAN AL-QUR’AN DENGAN METODE …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5974/1/skripsi burd.pdf · yaitu: sebagian santri belum bisa makhorijul huruf seperti kho‟,

53

4. Keadaan Peserta Didik, dan Ustadz-ustadzah

a) Keadaan Peserta Didik

Jumlah peserta didik Qiro‟ati di Pondok Pesantren Asrama

Pendidikana Islam Al-Riyadloh Kesongo Lor pada tahun 2019/2010

ada 195, dengan perincian sebagai berikut:

Tabel 4.2

Keadaan Peserta Didik Qiro’ati Pondok Pesantren Al-Riyadloh

No. Jilid Lk Pr Jml Nama Guru Kelas

1 Pra TK A 9 8 17 Ngafifah

2 Pra TK B 7 5 12 Ari Nur Janah

3 Pra TK C 4 3 7 Shofiatul Fadhilah

4 TK 1 A -

5 TK 1 B -

6 TK 1 C 10 5 15 Khotimatul Mar‟ati

7 TK 2 A 10 10 20 Suaidi Latif

8 TK 2 B 13 8 21 R. Ummah

9 TK 3 A 16 14 30 Rif‟an Wardi

10 TK 3 B 12 9 21 Muhammad Muchklis

11 TK 4 A 2 5 7 Ahmad Mawardi

12 TK 4 B 5 12 17 Khoironi

Page 72: PROSES PEMBELAJARAN AL-QUR’AN DENGAN METODE …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5974/1/skripsi burd.pdf · yaitu: sebagian santri belum bisa makhorijul huruf seperti kho‟,

54

5. Keadaan Ustadz-ustadzah

Meningkatkan mutu dan kualitas pendidikan pembelajaran Al-

Qur‟an dengan metode Qiro‟ati di Pondok Pesantren API Al-Riyadloh,

maka guru menjadi faktor penting yang berpengaruh terhadap peserta

didik. Secara keseluruhan ustadz-ustadzah yang mengajar Qiro‟ati di

13 TK 5 A

14 TK 5 B 2 2 4 Khotimatul M

15 JUZ 27

16 TK 6 2 8 10 Ngafifah

17 Al Qur‟an

18 Ghorib A

19 Ghorib B 2 16 18 Tahrisul Muntaha

20 Tajwid

21 Finishing

22 Pers. Khotam

Jml Psrt

IMTAS

Jml Total 104 98 195

Page 73: PROSES PEMBELAJARAN AL-QUR’AN DENGAN METODE …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5974/1/skripsi burd.pdf · yaitu: sebagian santri belum bisa makhorijul huruf seperti kho‟,

55

Pondok Pesantren API Al-Riyadloh ada 11, dengan perincian sebagai

berikut:

Tabel 4.3

Keadaan Ustadz-Ustadzah Qiro’ati Pondok Pesantren API Al-

Riyadloh

No. NAMA TTL

BERSYAHADAH

BELUM SUDAH

1 Tahrisul

Muntaha

Kab. Semarang, 2

April 1980

2 Rif‟an Wardi Kab. Semarang, 20

Oktober 1982

3 Ahmad

Mawardi

Kab. Semarang, 8

Mei 1985

4 Suaidi Latif Kab. Semarang, 27

April 1992

5 Muhammad

Muchklis

Kab. Boyolali, 23

Agustus 1992

6 Khoironi Kab. Semarang,

7 Rachmatul

Ummah

Kab. Magelang, 23

Mei 1987

8 Afifah Kab. Semarang, 24

Februari 1986

9 Khotimatul Kab. Semarang,

Page 74: PROSES PEMBELAJARAN AL-QUR’AN DENGAN METODE …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5974/1/skripsi burd.pdf · yaitu: sebagian santri belum bisa makhorijul huruf seperti kho‟,

56

Mar‟ati

10 Ari Nur

Janah

11 S. Shofiatul

Fadhilah

6. Sarana dan Prasarana Pembelajaran Qiroa’ti di Pondok Pesantren

API Al-Riyadloh

Adanya sarana dan prasarana dalam suatu proses pembelajaran

sangat membantu dalam memperlancar kegiatan sehingga tujuan dapat

tercapai dengan baik. Adapun sarana dan prasarana yang ada di API Al-

Riyadhloh sebagai berikut:

a. Ruang Kelas

Ruang kelas di API Al-Riyadhloh terdapat 9 ruang kelas, yaitu terdiri

dari ruang kelas jilid 1, ruang kelas jilid 2, ruang kelas jilid 3, ruang

kelas jilid 4, ruang kelas jilid 5, ruang kelas jilid 6 dan Juz 27, ruang

kelas Ghorib dan kelas yang berada di serambi Masjid bawah dan

serambi Masjid atas.

Page 75: PROSES PEMBELAJARAN AL-QUR’AN DENGAN METODE …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5974/1/skripsi burd.pdf · yaitu: sebagian santri belum bisa makhorijul huruf seperti kho‟,

57

b. Alat Pelajaran

Tabel 4.4

Alat Pembelajaran di Pondok

Al- Riyadloh

No. Macam Barang Jumlah

1 meja 65

2 Papan Peraga 9

3 Meja Guru 9

4 Kursi Guru 9

5 Buku Jilid 200

6 Buku Gharib 100

8 Buku Tajwid 100

7. Struktur Organisasi Kepengurusan Qiro’ati Di Pondok Pesantren

Asrama Pendidikana Islam Al-Riyadloh

Untuk memperlancar progam-program kegiatan pembelajaran agar

dapat terorganisasi dengan baik, berjalan dengan lancar dan tercapai

tujuannya, maka diperlukan suatu kerjasama melalui struktur organisasi.

Adapun struktur Organisasi Qiro‟ati di Pondok Pesantren Asrama

Pendidikana Islam Al-Riyadhloh adalah sebagai berikut:

Page 76: PROSES PEMBELAJARAN AL-QUR’AN DENGAN METODE …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5974/1/skripsi burd.pdf · yaitu: sebagian santri belum bisa makhorijul huruf seperti kho‟,

58

a. Ustadz Khoiru Ubaidillah : Penanggung Jawab Qiro‟ati Al-

Riyadhloh

b. Ustadzah „Afifah : Kepala Lembaga Qiro‟ati Al-

Riyadhloh

c. Ustadz Tahrisul Muntaha : Guru Finishing Al-Riyadhloh

8. Pembelajaran Al-Qur’an dengan Metode Qiro’ati di Pesantren

Asrama Pendidikana Islam Al-Riyadhloh

Di Pondok Pesantren Al-Riyadhloh, dalam keberhasilan suatu

sistem proses belajar mengajar dalam pendidikan sangat ditentukan oleh

dua hal penting yang saling terkait yakni kualitas dan kemampuan ustadz-

ustadzahnya dan metodologi pengajarannya. (Wawancara ustadzah

„Afifah, 28 Februari 2019). Ustadz-ustadzahnya mempunyai syarat harus

dapat membaca Al-Qur‟an dengan tahsin dan tartil, ditunjukkan dengan

adanya syahadah guru Qiro‟ati, dan ini menjadi salah satu keunikan dari

Qiro‟ati bahwa bagi semua guru harus bersyahadah. Semua bisa mengajar

Qiro‟adi dengan syarat harus mengikuti metodologi Qiro‟ati dengan lulus

tes tahsin dan bersyahadah.

Dalam satu lembaga pendidikan Al-Qur‟an paling sedikit harus ada

enam orang ustadz/ustadzah yang telah memiliki syahadah guru Qiro‟ati,

yang mana satu orang ini berkewajiban memberikan pembinaan dan

bimbingan sehingga diharapkan semua ustadz-ustadzah atau calon-calon

ustadz-ustadzah pada lembaganya mampu membaca Al-Qur‟an dengan

tartil dan memiliki syahadah guru Qiro‟ati. Ustadz-ustadzah dari calon

Page 77: PROSES PEMBELAJARAN AL-QUR’AN DENGAN METODE …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5974/1/skripsi burd.pdf · yaitu: sebagian santri belum bisa makhorijul huruf seperti kho‟,

59

ustadz-ustadzah metode Qiro‟ati harus menguasai dan mengajarkan buku

Qiro‟ati kepada anaka-anak. (Wawancara Ustadzah „Afifah, 28 Februari

2019).

Untuk mengetahui pembelajaran Al-Qur‟an dengan metode

Qiro‟ati peneliti mendapat data yang telah diperoleh melalui observasi,

dokumentasi, serta hasil wawancara dengan responden. Adapun

pembelajaran Al-Qur‟an dengan metode Qiro‟ati di API Al-Riyadloh

dijabarkan sebagai berikut:

a. Tujuan Metode Qiro’ati di Asrama Pendidikana Islam Al-

Riyadloh

Adapun tujuan Metode Qiro‟ati di Al-Riyadloh yaitu mendidik

dan mengembangkan generasi yang Qur‟ani, mempunyai pengetahuan

dan ketrampilan sesuai Al-Qur‟an dan Sunah. Beribadah dengan benar

dan mencintai Al-Qur‟an, bisa membaca dengan tartil, menulis,

menghafal, memahami, mengamalkan dalam kehidupan dan

mengajarkannya pada orang lain (Dokumentasi Qiro‟ati di Asrama

Pendidikana Islam Al-Riyadloh).

“Tujuan dari pembelajaran Al-Qur‟an dengan metode Qiro‟ati yaitu

untuk menjaga kesucian Al-Qur‟an dari segi bacaannya yang benar

sesuai dengan perintah Allah dan Rasul-Nya. Menyebarluaskan ilmu

membaca Al-Qur‟an, mengingatkan kembali kepada para guru ngaji

agar lebih berhati-hati dalam mengajarkan Al-Qur‟an, serta

meningkatkan kualitas pendidikan Al-Qur‟an”. (Wawancara ustadzah

„Afifah, 28 Februari 2019).

Page 78: PROSES PEMBELAJARAN AL-QUR’AN DENGAN METODE …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5974/1/skripsi burd.pdf · yaitu: sebagian santri belum bisa makhorijul huruf seperti kho‟,

60

Pertama, tujuan institusional yaitu membantu mengembangkan

potensi santri ke arah pembentukan sikap, pengetahuan dan

ketrampilan keagamaan berdasarkan Al-Qur‟an dan Assunah.

Kedua, tujuan kurikuler yaitu santri dapat mencintai Al-Qur‟an

sebagai bacaan istimewa dan pedoman utama. Santri dapat terbiasa

membaca Al-Qur‟an dengan lancar dan fasih, memahami hukum-

hukum bacaannya ilmu tajwid. Santri dapat mengerjakan sholat 5

waktu benar dan menyadarinya sebagai kewajiban sehari-hari, santri

dapat menguasai hafalan surat pendek ayat pilihan dan do‟a sehari-

hari. Santri dapat mengembangkan perilaku sosial yang baik sesuai

tuntutan Islam, santri dapat menulis huruf Al-Qur‟an dengan baik dan

benar.

Ketiga, tujuan intruksional ialah Qiro‟ati jilid 1 menekankan pada

makhorijul huruf dan harokat fathah, hafal nama-nama huruf hijaiyah.

Qiro‟ati jilid 2 menekankan pada panjang pendek bacaan dan semua

harokat kecuali tasydid. Qiro‟ati jilid 3 menekankan sukun, lam

qomariyah, mad thobi‟i, ro‟ tebal- ro‟ tipis, idzar syafawi, mad layyin,

membedakan „ain sukun dan hamzah sukun. Qiro‟ati jilid 4

menekankan pada ikhfa‟ haqiqi, fawatikhussuwar, mad wajib

muttasil, syin-syin, nun-mim musaddadah, ha‟-kho‟, huruf

berghunnah, idghom bilaghunnah. Qiro‟ati jilid 5 menekankan pada

idghom bighunnah, lafadz jalalah, waqof, iqlab, ikhfa‟ syafawi,

qolqolah, tsa‟ sukun, ghoin sukun. Qiro‟ati juz 27 menekankan pada

Page 79: PROSES PEMBELAJARAN AL-QUR’AN DENGAN METODE …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5974/1/skripsi burd.pdf · yaitu: sebagian santri belum bisa makhorijul huruf seperti kho‟,

61

kelancaran, waqof, huruf bertasydid. Qiro‟ati jilid 6 menekankan pada

idzhar halqi, panjang-pendek, illa di wasal, kelancaran

fawatikhussuwar. Kelas Al-Qur‟an santri dapat membaca Al-Qur‟an

juz 1-10 secara tartil dan dengan mekhorijul huruf yang tepat. Qiro‟ati

jilid Gharib menekankan pada waqof, washol, bacaan hati-hati/

musykilat. Kelas tajwid santri mampu membaca Al-Qur‟an juz 1-30

dengan fashih dan benar serta penjelasan tajwidnya (Dokumentasi API

Al-Riyadloh).

Perumusan tujuan ini tidak lepas dari pertimbangan dewan asatidz

yang sesuai dengan korcab pendidikan Al-Qur‟an metode Qiro‟ati,

yakni untuk menjaga kesucian Al-Qur‟an dari segi bacaannya yang

benar, mengajarkan santri cara mengucapkan makhorijul huruf yang

benar, mengajarkan ilmu tajwid dan gharib muskilat, melatih cara

mengaji yang benar. Karena Qiro‟ati merupakan ilmu yang

mempunyai sanad yang muttashil maka diharapkan agar santri yang

telah lulus imtaz dan telah di tashih kemudian mempunyai syhadah

bisa mengajarkan Al-Qur‟an kepada orang lain. Hal tersebut sesuai

dengan penjelasan Ustadz Muntaha, yakni:

“Tujuan dari pembelajaran Al-Qur‟an dengan metode Qiro‟ati yaitu

menjaga kesucian Al-Qur‟an dari segi bacaannya yang benar.

Mengajarkan cara mengaji yang benar, diharapkan setelah lulus santri

dapat mengamalkan ilmunya kepada orang lain. Untuk melatih

membaca Al-Qur‟an dengan benar dan menyelaraskan cara mengajar

dewan asatidz agar tujuan mengaji dengan metode Qiro‟ati sanad

keilmuaannya bersambung”.

Page 80: PROSES PEMBELAJARAN AL-QUR’AN DENGAN METODE …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5974/1/skripsi burd.pdf · yaitu: sebagian santri belum bisa makhorijul huruf seperti kho‟,

62

Pembelajaran Al-Qur‟an dengan metode Qiro‟ati ini didasari atas

kurangnya perhatian orang tua atau masyarakat tentang pentingnya

membaca Al-Qur‟an dengan tahsin atau tartil. Banyak anak yang telah

menginjak remaja belum bisa membaca Al-Qur‟an dengan benar pada

waktu itu, belum bisa menulis huruf hijaiyah dengan benar, tidak

mengerti ilmu tajwid dan gharib. Pada saat itu mereka hanya bisa

menghafal huruf hijaiyah dan belum paham dengan bentuk huruf

hijaiyah. Pada pembelajaran Al-Qur‟an dengan metode Qiro‟ati maka

pengajaran Al-Qur‟an untuk anak-anak digalakkan dan berkualitas

(Wawancara ustazdah „Afifah, 28 Februari 2019).

Hal ini ditegaskan kembali oleh ustadz Muntaha (Wawancara, 28

Februari 2019) bahwasanya yang mendasari diadakannya

pembelajaran Al-Qur‟an dengan metode Qiro‟ati yakni:

“kurangnya perhatian orang tua atau masyarakat tentang metode

pembelajaran Al-Qur‟an yang bisa berpengaruh terhadap kualitas dan

pemahaman membaca Al-Qur‟an pada anak-anak dengan tahsin atau

tartil. Kemudian timbul inisiatif dari dewan asatidz yang ingin

mengembangkan pembelajaran Al-Qur‟an dengan metode Qiro‟ati”

Hal ini dikuatkan oleh Ustadzah „Afifah bahwa ada perbedaan cara

mengaji antara santri yang diajarkan dengan metode Qiro‟ati dengan

santri yang menggunakan metode lain. Hal itu bisa dibuktikan ketika

ada khataman dan ada acara perlombaan mengaji oleh santri pada

tingkat kelurahan atau kecamatan. (Wawancara, 28 Februari 2018).

Page 81: PROSES PEMBELAJARAN AL-QUR’AN DENGAN METODE …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5974/1/skripsi burd.pdf · yaitu: sebagian santri belum bisa makhorijul huruf seperti kho‟,

63

b. Prinsip Pembelajaran Metode Qiro’ati di Pondok Pesantren API

Al-Riyadloh

Dalam pembelajaran Al-Qur‟an dengan metode Qiro‟ati, dewan

asatidz mempunyai prinsip-prinsip yang harus dipegang dewan asatidz

dan prinsip-prinsip yang harus diterapkan pada santri. Prinsip-prinsip

yang harus dipegang dewan asatidz dalam mengajar ialah teliti,

waspada, dan tegas serta tidak boleh menuntun, maksudnya ialah:

1) teliti dalam menyampaikan semua materi pelajaran

2) waspada terhadap bacaan anak didik yakni bisa

mengkoordinasikan antara mata telinga, lisan dan hati

3) tegas dalam arti disiplin dan bijaksana terhadap kemapuan

anak didik.

Adapun prinsip yang harus diterapkan pada santri ialah CBSA

yaitu cara belajar santri aktif dan LCTB yaitu lancar cepat tepat dan

benar (Dokumentasi API Al-Riyadloh). Hal tersebut sesuai dengan

penjelasan ustadzah „Afifah, 28 Februari 2019, yakni sebagai berikut:

“Dalam pembelajaran Al-Qur‟an metode Qiro‟ati dewan asatidz

diharapkan memegang prinsip teliti waspada dan tegas serta tidak

boleh menuntun, santri juga diterapkan prinsip cara belajar santri aktif

serta lancar cepat tepat dan benar. Selain itu juga dewan asatidz

mempunyai strategi umum dan khusus. Strategi mengajar secara

umum antara lain pendidik menekan kelas dengan memberi

pandangan menyeluruh terhadap semua anak didik sampai tenang,

kemudian mengucapkan salam dan do‟a. Pelaksanaan pelajaran

selama satu jam ditambah 15 menit untuk variasi seperti do‟a harian,

bacaan shalat, surat-surat pendek,dll. Dewan asatidz mengusahakan

setiap anak mendapat kesempatan membaca satu persatu tanpa urut

absen. Perhatian pendidik hendaknya menyeluruh baik terhadap anak

yang maju membaca maupun yang lainnya. perhatian terhadap jiwa

dan karakter anak sangat penting agara nak-anak tertarik dan

Page 82: PROSES PEMBELAJARAN AL-QUR’AN DENGAN METODE …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5974/1/skripsi burd.pdf · yaitu: sebagian santri belum bisa makhorijul huruf seperti kho‟,

64

bersemangat untuk memperhatikan pelajaran. Jika anak diam atau

tidak mau membaca maka dibujuk dengan sedikit pujian.”

(Wawancara, 28 Februari 2019).

Dalam pembelajaran Al-Qur‟an dengan metode Qiro‟ati diperlukan

sarana dan prasarana sebagai alat pendukung terlaksananya proses

pembelajaran. Dengan adanya sarana dan prasarana yang memadai,

maka proses pembelajaran akan mudah terlaksana dengan baik dan

lancar. Oleh karena itu tanpa adanya sarana dan prasarana yang

mendukung bagi suatu lembaga maka pembelajaran tidak akan

tercapai dengan baik. Di antara sarana dan prasarana yang paling

penting digunakan oleh pengajar terutama dalam mengajar Al-Qur‟an

dengan metode Qiro‟ati adalah adanya alat peraga dan buku jilid

Qiro‟ati. Sebagaimana yang telah diungkapkan oleh ustadzah „Afifah

bahwa:

“Untuk sarana dan prasarana seperti bangku, meja guru, kursi guru,

papan peraga, jilid, tajwid, ghorib sangat memadai. Alat peraga dan

buku metode Qiro‟ati merupakan sarana yang paling penting dalam

pembelajaran Al-Qur‟an melalui metode Qiro‟ati. Karena dengan

adanya kedua sarana ini, santri akan lebih mudah mempelajari setiap

jilid buku Qiro‟ati. Alat peraga ini berfungsi sebagai alat untuk

mempermudah dan memperlancar bacaan santri secara klasikal.

Sedangkan secara individual santri menggunakan buku Qiro‟ati.

Dengan adanya buku Qiro‟ati bertujuan untuk mempermudah santri

dalam membacanya setiap waktu, sewaktu berada di kelas maupun

dirumah. Akan tetapi untuk kelasnya yang masih kurang karena

keterbatasan Ustadz-ustadzah. Seharusnya kelas yang dibutuhkan ada

12 karena kekurangan Ustadz-ustadzah maka ada kelas yang

digabung dan menjadi 9 kelas” (Wawancara 28 Februari 2019).

Pembelajaran Al-Qur‟an di API Al-Riyadloh ini dijadwalkan setiap

hari Senin sampai Jum‟at, dimulai pukul 14.00 hingga 15.15 WIB.

(Wawancara ustadzah „Afifah, 28 Februari 2019). Semua yang telah

Page 83: PROSES PEMBELAJARAN AL-QUR’AN DENGAN METODE …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5974/1/skripsi burd.pdf · yaitu: sebagian santri belum bisa makhorijul huruf seperti kho‟,

65

dijelaskan ustadzah „Afifah dan ustadz Muntaha bahwa pembelajaran

dimulai pukul 14.00 sampai 15.15 WIB setiap harinya. Menggunakan

ruang kelas berjumlah 9 ruang kelas yaitu:

1) kelas di serambi Masjid bawah dan serambi Masjid atas

untuk 4 kelas (jilid 1C, jild 2A, jilid 2B, jilid 3A )

2) kelas jilid 3B

3) kelas jilid 4A dan jilid 4B

4) kelas jilid 5A dan jilid 5B

5) kelas jilid 6B dan Juz 27

6) kelas Gharib

(Observasi dan Wawancara , „Afifah 28 Februari 2019).

Tepatnya pada pukul 13.50 WIB, anak-anak mulai berdatangan

satu persatu, ada yang berangkat sendiri naik sepada, jalan kaki, ada

pula yang diantar orang tuanya. Kedatangan pun disambut hangat oleh

ustad/ustadzahzah, kemudian bersalaman. Pukul 14.00 semua dari jilid

1sampai Ghorib dikumpulkan di serambi Masjid lantai bawah, untuk

berdoa bersama kemudian membaca surat-surat pendek, do‟a sehari-

hari selama 15 menit. Dipimpin salah satu ustadz yang sudah

terjadwal setiap harinya. Setelah selesai, maka selanjutnya masuk

kelas masing-masing atau pelajaran inti di kelas masing-masing.

(observasi dan wawancara, „Afifah 28 Februari 2019 )

Page 84: PROSES PEMBELAJARAN AL-QUR’AN DENGAN METODE …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5974/1/skripsi burd.pdf · yaitu: sebagian santri belum bisa makhorijul huruf seperti kho‟,

66

Adanya persiapan dalam pelaksanaan pembelajaran sangat penting

dilakukan. Sebagaimana yang telah diungkapkan oleh Ustadz

Muntaha bahwa:

“Yang perlu dipersiapkan sebelum kegiatan belajar mengajar

adalah alat peraga yang akan dipergunakan ketika proses

pembelajaran berlangsung. Alat peraga dan media merupakan sarana

yang sangat mendukung terlaksananya pengajaran Al-Qur‟an dengan

metode Qiro‟ati. Akan tetapi alat peraga digunakan hanya bagi

Qiro‟ati jilid 1-6 saja”.(Wawancara, 28 Februari 2019).

Mulainya pembelajaran Al-Qur‟an dengan metode Qiro‟ati untuk

jilid 1 sampai jilid 6, juz 27 dan Gharib pada pukul 14.15 sampai

15.15. setelah masuk kelas ustadz/ustadzah di masing-masing kelas

menyiapkan alat peraga dan memulai dengan salam, kemudian

membaca Al-Fatihah bersama dengan bimbingan ustadz/ustadzah

kemudian materi tambahan yaitu membaca beberapa do‟a sehari-hari,

dan bacaan sholat. Dilanjutkan membaca alat peraga secara klasikal

dibimbing ustadz/ustadzah pada awal saja dan diteruskan santri

bersama-sama tanpa bimbingan, selama 15 menit. Setelah itu santri

membaca/nderes halaman masing-masing untuk diajukan kepada

ustadz/ustadzah. 30 menit Selanjutnya santri yang sudah mantab dan

siap untuk menyetor halaman yang akan dibacanya diperbolehkan

maju secara individual, tidak menurut absen. Disimak oleh

ustadz/ustadzah tampa di bimbing. Apabila salah maka di tegur

dengan ketukan. Apabila belum lancar dan banyak kesalahan maka

diberi nilai B- dan belum bisa melanjutkan ke halaman selanjutnya.

Apabila sudah lancar dan bisa mempraktikkan M3 (Mecucu-Mangap-

Page 85: PROSES PEMBELAJARAN AL-QUR’AN DENGAN METODE …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5974/1/skripsi burd.pdf · yaitu: sebagian santri belum bisa makhorijul huruf seperti kho‟,

67

Mingkep), maka mendapat nilai B dan bisa melanjutkan ke halaman

selanjutnya. Untuk santri yang sudah maju agar tidak ramai, maka

diberi materi tambahan seperti menulis halaman jilid yang tadi di

ajukan ke depan kemudian dinilaikan. Setelah semuanya sudah maju

secara individual maka 15 menit terakhir menggunakan alat peraga

secara klasikal lagi seperti yang awal tapi dari halaman belakang ke

depan. Setelah itu persiapan pulang, berdoa, membaca Al-„Asyr,

mengucapkan salam dan santri bersalaman dengan ustadz/ustadzahnya

untuk pulang ke rumah masng-masing (Observasi, 28 Februari 2019).

Santri yang sudah jilid 4 ke atas sudah tidak ada tugas menulis,

gantinya adalah baca simak. Kemudian 15 menit untuk peraga klasikal

dari belakang ke depan, dilanjutkan penutup tepat pukul 15.15 WIB

(Observasi, 28 Februari 2019).

Pembelajaran di kelas Gharib dan Al-Qur‟an, pembelajaran

dimulai ustadzah „Afifah membuka dengan salam dan dijawab salam

oleh santri. Pertama membaca surat Al-Faatihah dengan bimbingan

ustadzah „Afifah kemudian materi tambahan yaitu membaca do‟a

sebelum belajar, membaca do‟a untuk kedua orang tua, membaca do‟a

keselamatan dunia dan akhirat, membaca do‟a hendak wudhu,

membaca do‟a setelah wudhu, membaca surat Al-„adiyat dan surat

Zalzalah. Di kelas Gharib dan Al-Qur‟an tidak ada pengajaran alat

peraga secara klasikal. Ustadzah „Afifah meminta santri untuk

mempelajari bacaan surat Adh-Dhuha dan At-tiin. Jika dirasa santri

Page 86: PROSES PEMBELAJARAN AL-QUR’AN DENGAN METODE …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5974/1/skripsi burd.pdf · yaitu: sebagian santri belum bisa makhorijul huruf seperti kho‟,

68

mampu menguasai bacaannya maka santri secara bergiliran membaca

ayat per ayat, dan ustzadzah „Afifah memantau bacaan santri, jika

salah diminta untuk mengulangi hingga benar. Setelah selesai

membaca surat kemudian membuka buku Gharib musykilat, santri

membacakan bacaan pada buku Gharib musykilat pada halaman yang

telah dicapainya, ustadzah „Afifah menyimak bacaan santri. Selesai

pembelajaran Gharib pembelajaran ditutup dengan membaca do‟a

setelah belajar dan membaca surat Al-„Ashr kemudian salam

penutupan (Observasi, 28 Februari 2019).

Kegiatan belajar mengajar dilaksanakan ketika persiapan

pembelajaran sudah dilaksanakan dengan baik. Kegiatan belajar

mengajaryang dilakukan di Al-Riyadloh adalah implementasi proses

belajar mengajar dan implementasi materi tambahan. Implementasi

proses belajar mengajar pada dasarnya penerapan metode Qiro‟ati

untuk tiap-tiap jilid berbeda. Karena masing-masing jilid mempunyai

misi yang berbeda pula, sehingga dalam proses belajar santri harus

disesuaikan dengan tingkatan jilid yang telah dicapai oleh santri. Hal

ini disebabkan hasil kemampuan baca yang dicapai oleh santri harus

maksimal berdasarkan misi masing-masing jilid. Akan tetapi dalam

kemampuan baca yang dihasilkan dapat terlihat jika selesainya jilid itu

sampai berapa lama. Dan untuk hasil kemampuan baca antara santri

yang satu dengan santri yang lain berbeda. Dalam hal ini telah

diungkapkan oleh ustadzah „Afifah, bahwasanya:

Page 87: PROSES PEMBELAJARAN AL-QUR’AN DENGAN METODE …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5974/1/skripsi burd.pdf · yaitu: sebagian santri belum bisa makhorijul huruf seperti kho‟,

69

“Hasil kemampuan baca santri dapat dilihat ketika terselesainya

jilid itu sampai berapa lama. Biasanya ada santri yang mampu

menyelesaikan jilidnya hanya 2 bulan saja baru bisa khatam, tetapi

ada juga yang 6 bulan khatam, bahkan ada yang sampai bertahun-

tahun baru bisa menyelesaikan jilidnya. Tapi itu dulu. Sekarang

mayoritas santri sudah pandai membaca dengan baik dan benar

menurut tajwid. Bila santri rajin dan bersungguh-sungguh dalam

belajar, maka dia akan khatam secepatnya. Akan tetapi bila santri

bermalas-malasan bahkan sering tidak masuk, maka itu akan

menghambat kelulusan santri”. (Wawancara, 28 Februari 2019).

Implementasi materi tambahan, untuk mencapai tujuan yang

diharapkan, maka dibutuhkan suatu materi sebagai sarana penunjang

dalam kegiatan proses pembelajaran. Materi pembelajaran merupakan

salah satu komponen dasar dalam kegiatan belajar membaca Al-

Qur‟an melalui metode Qiro‟ati yang harus disusun secara jelas dan

tepat. Adapun materi yang akan disampaikan oleh guru kepada santri

kelas dasar ada 2 macam materi, yakni materi pokok dan materi

tambahan. Materi pokok dan materi tambahan merupakan materi yang

wajib dipelajari dan dihafalkan oleh santri, karena kedua materi ini

merupakan materi yang akan diujikan santri, baik pada saat santri

akan mengahadapi tes kenaikan jilid maupun tes saat khatam Al-

Qur‟an (Wawancara ustadzah „Afifah, 28 Februari 2019).

Berdasarkan penjelasan yang peneliti peroleh, bahwa dalam

implementasi materi pokok dan materi tambahan dalam pembelajaran

Al-Qur‟an khususnya melalui metode Qiro‟ati sudah berjalan

berdasarkan baik dan berdasarkan pada tingkatan jilid santri. Apabila

santri mengalami kesulitan selama proses pembelajaran, maka

tindakan yang harus dilakukan oleh seorang ustadz-ustadzah adalah

Page 88: PROSES PEMBELAJARAN AL-QUR’AN DENGAN METODE …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5974/1/skripsi burd.pdf · yaitu: sebagian santri belum bisa makhorijul huruf seperti kho‟,

70

mencari sebab-sebab mengapa hal itu bisa terjadi. Selain itu, ustadz-

ustadzah dapat mentraining khusus kepada santri yang mengalami

kesulitan tersebut. Peneliti melakukan wawancara pada santri yang

bernama Via santri jilid 5, peneliti bertanya mengenai respon santri

tentang pembelajaran Al-Qur‟an dengan metode Qiro‟ati di API Al-

Riyadloh, bahwasanya:

“Saya suka, karena agar saya bisa membaca Al-Qur‟an dengan

baik dan benar walaupun sering ngulang, mengisi waktu luang saya

untuk belajar Al-Qur‟an, gurunya baik, dan saya ingin agar orang tua

saya bangga. Saya semangat belajar disini agar ngajinya bagus dan

tidak lupa makhorijul huruf tajwid dan hafalannya, dan agar saya bisa

cepat lulus. Selain itu yang membuat saya senang ialah gurunya baik

hati tidak pernah menegur santri dengan keras dan latihan tashih saya

lebih cepat diluluskan” (Wawancara santri Via, 17 Maret 2019).

Respon santri mengenai perfomance ustadz dan ustadzah yang ada,

bahwasanya ustad dan para ustadzah yang pernah mengajar semuanya

baik hati, dalam mengajar selalu dengan bahasa yang lembut yang

membuat santri semangat belajar Al-Qur‟an, dan selalu memberi

motivasi santri agar rajin berangkat untuk belajar Al-Qur‟an

(Wawancarasantri Via, 10 Maret 2019).

Mengenai kesulitan yang dialami santri ketika pembelajaran

berlangsung, yaitu:

“Kesulitan yang dialami santri pada saat pembelajaran berlangsung

adalah santri harus mengulang bacaan lagi, kalau bacaannya salah 3

kali maka harus mengulang halaman sesuai jilidnya”

(Wawancarasantri Ofi, 17 Maret 2019).

Karena Qiro‟ati di Al-Riyadloh harus menekankan pada M3 yaitu

mringis, mangap, mingkem dan ketika baca harus cepat dan benar.

Page 89: PROSES PEMBELAJARAN AL-QUR’AN DENGAN METODE …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5974/1/skripsi burd.pdf · yaitu: sebagian santri belum bisa makhorijul huruf seperti kho‟,

71

Sebagian santri ada yang mengalami kesulitan, tapi dengan M3 inilah

anak terbantu untuk membenarkan pengucapan makhorijul huruf . ada

beberapa huruf hijaiyah yang cara pengucapannya harus dengan M3

yaitu: ta‟, sta‟, dal, dzal, jim, lam, dan sin ketika diharokati dhummah,

bacanya dengan mringis kemudian mecucu. Kha‟, sad, dzad, ta‟, dza‟,

gain, qaf yang diharokati kasrah bacanya mecucu kemudian mringis.

Ketika dhummah tanwin bertemu Nun bertasydid yang berharokat

fathah dan ketika ada dhummah bertemu nun berharokat fathah

bacanya dengan mecucu dan masuk kesifatnya nun yaitu mringis

kemudian mangap. kesulitan juga dialami oleh santri yang menghafal

Al-Qur‟an, ketika mereka membaca atau menghafal Al-Qur‟an dengan

menerapkan Qiro‟ati maka bacaan mereka sering salah, karena masih

kesulitan untuk menerapkan M3 (mangap, mringis, mecucu).

Kesulitan ini juga sama dengan yang diungkapkan santri bernama

Daffa santri jilid 5, bahwa:

“Kesulitan yang saya alami pada saat pembelajaran ialah harus

mengulang bacaan lagi karena bacaannya salah, dan kesulitan yang

saya alami saat mengucapkan makhorijul huruf tsa, kha, dan ha,

mengulang dan tidak khatam-khatam. Dan ketika saya terapkan pada

hafalan saya malah tidak karuan, salah-salah terus”(Wawancara santri

Daffa, 10 Maret 2019).

Kesulitan yang dialami ustadz/ustadzahah ketika pembelajaran

berlangsung ialah ketika membenarkan santri saat membaca

makhorijul huruf, membangkitkan semangat belajar dan menarik

perhatian, kemudian kesulitan lainnya ialah ketika ada ustadzah yang

datang terlambat sehingga jam mengajarnya kurang kondusif.

Page 90: PROSES PEMBELAJARAN AL-QUR’AN DENGAN METODE …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5974/1/skripsi burd.pdf · yaitu: sebagian santri belum bisa makhorijul huruf seperti kho‟,

72

Kemudian faktor pendukungnya yaitu dari kelurga atau orang tua

santri yang sangat mendukung anaknya untuk rajin belajar ngaji, dan

menyemangati anaknya agar rajin masuk sehingga cepat khatam, cepat

bisa membaca Al-Qur‟an dan meneruskan belajar mengaji ke API Al-

Riyadloh (Wawancara, ustadzah „Afifah 28 Februari 2019).

Sebagaimana yang dikatakan bapak zidni tentang Qiro‟ati di API

Al-Riyadloh kesongo:

”Saya sangat senang sekali anak saya bisa ikut mengaji Qiro‟ati,

karena Qiro‟ati sangat menjanjikan kualitasnya. Anak saya adalah

salah satu santri yang laju (tidak menetap di pondok), tetapi kualitas

baca Al-Qur‟annya juga tidak kalah dengan anak pondok yang

menetap. Sangat ada kemajuan dalam membaca Al-Qur‟an, dan sangat

membanggakan. Semoga lebih baik lagi untuk kedepannya Qiro‟ati di

Al-Riyadloh Kesongo. Anak saya selalu saya dukung dan saya

semangati agar rajin berangkat untuk pembelajaran Al-Qur‟an dengan

Metode Qiro‟ati”.

Kebanyakan santri Qiro‟ati adalah anak laju yang mana mereka

tidak menetap di pondok. Mereka juga mempunyai semangat yang

luar biasa untuk mengikuti pelajaran Qiro‟ati ini. Mereka juga

memiliki potensi yang baik dalam menangkap pelajaran. Dan sampai

saat ini belum ada santri yang berani untuk mbolos pada waktu jam

pembelajaran, karena mereka juga merasa mempunyai tanggungjawab

dan kewajiban untuk patuh pada guru atau asatidz. Mereka juga

merasakan keikhlasan dari asatidz dalam mengajar dengan begitu

seakan pembelajaran itu bisa di terima dengan lapang dada karena

perasaan mereka sudah bisa menyatu dari hati ke hati, bukan karena

paksaan.

Page 91: PROSES PEMBELAJARAN AL-QUR’AN DENGAN METODE …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5974/1/skripsi burd.pdf · yaitu: sebagian santri belum bisa makhorijul huruf seperti kho‟,

73

Upaya atau solusi yang sedang dilakukan oleh dewan asatidz untuk

terus melakukan pembenahan pada lembaga antara lain, ialah:

1) Untuk dewan asatidz

mengadakan tadarus setiap satu bulan sekali pertemuan

rutin khusus dewan asatidz yang mana di dalamnya terdapat

semacam evaluasi juga metodologi ustadz-ustadzah dalam

mengajar, melakukan refresh materi, mengadakan simaan

bersama (Wawancara, ustadzah „Afifah, 18 Maret 2019).

2) Untuk santri, dewan asatidz selalu mengadakan outing class

untuksantri minimal 1 bulan sekali agar santri tidak bosan

dan agar bertambah semangat belajar ngajinya semacam

kegiatan refreshing semangat belajar, kemudian mengdakan

lomba-lomba, pemberian motivasi dan nasihat pendidikan

akhlak (Wawancara, ustadzah „Afifah 18 Maret 2019).

3) Untuk lembaga, dewan asatidz mengadakan acara pawai agar

menarik masyarakat salah satu tujuannya untuk

memperkenalkan API Al-Riyadloh, mengadakan acara

peringatan hari besar Islam ataupun acara rutin tahunan

seperti khataman yang mana dalam acara tersebut

mengenalkan hasil dari proses belajar Al-Qur‟an santri

selama belajar mengaji di API Al-Riyadloh, semacam

menunjukkan prestasi atau kebolehan santri dalam membaca

Page 92: PROSES PEMBELAJARAN AL-QUR’AN DENGAN METODE …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5974/1/skripsi burd.pdf · yaitu: sebagian santri belum bisa makhorijul huruf seperti kho‟,

74

Al-Qur‟an yang fashih sesuai kaidah tajwid. Kemudian dari

sumber dana untuk kemajuan lembaga memperoleh dana dari

donatur tetap dan tidak tetap (Wawancara ustadzah, „Afifah

18 Maret 2019)

Evaluasi atau penilaian, kegiatan belajar mengajar akan dikatakan

berhasil jika ada sebuah evaluasi dalam suatu lembaga. Tujuan

diadakannya sebuah evaluasi pembelajaran adalah untuk untuk

mengetahui sejauh mana tingkat potensi santri dalam memahami

materi yang telah disampaikan selama proses pengajaran dan

pembelajaran berlangsung. Hasil evaluasi yang ada di dalam API Al-

Riyadloh ada 3 tahap, yaitu:

1) Evaluasi tashih kenaikan jilid yang ditashih oleh kepala

Lembaga Qiroati di API Al-Riyadloh. Evaluasi tashih kenaikan

jilid dilaksanakan ketika santri mampu menyelesaikan dan

menguasai jilid yang akan diujikan sesuai dengan jilid yang

dipelajari. Bisa langsung kepada Lembaga Qiro‟ati di API Al-

Riyadloh Sedangkan evaluasi pada saat tashih akhir santri

berupa materi tambahan.

2) Evaluasi IMTAZ ke koordinator cabang Qiro‟ati cabang

tuntang, yaitu di Gedangan. Mengevaluasi proses pembelajaran

bukan mencari lulus tidaknya santri. Diadakan satu tahun

sekali sesuai dengan lembaga masing masing. API Al-Riyadloh

Page 93: PROSES PEMBELAJARAN AL-QUR’AN DENGAN METODE …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5974/1/skripsi burd.pdf · yaitu: sebagian santri belum bisa makhorijul huruf seperti kho‟,

75

dilaksanakan pada bulan Maulud, maka untuk selanjutnya

dilakukan bulan yang sama,demikian seterusnya.

3) Evaluasi khatam Al-Qur‟an. Yang dilaksanakan satu tahun

jatuh pada bulan Maulud, setelah melalui PraIMTAZ dan

IMTAZ. (Wawancara, ustadzah „Afifah 28 Februari 2019).

B. Analisis Data

1. Proses Pembelajaran Al-Qur’an dengan Metode Qiro’ati di Pesantren

Asrama Pendidikan Islam Al-Riyadhloh

Berdasarkan hasil penelitian yang peneliti lakukan dapat dikatakan

bahwa pembelajaran Al-Qur‟an dengan metode Qiro‟ati di Pondok

Pesantren Al-Riyadhloh dilaksanakan sebagai berikut:

a. Persiapan Pembelajaran

Persiapan merupakan segala bentuk aktifitas yang dilakukan

oleh seseorang guna untuk melaksanakan suatu kegiatan agar dapat

mencapai tujuan. Sebelum pembelajaran Al-Qur‟an dilakukan,

maka ada beberapa yang perlu dipersiapkan oleh para ustadz-

ustadzah. Hal hal yang perlu dipersiapkan antara lain alat peraga

yang berupa materi pada halaman masing-masing jilid buku

Qiro‟ati, dan menyiapkan materi tambahan berisi do‟a sehari-hari

dan hafalan surat pendek sesuai jilid masing-masing.

Sedangkan yang perlu dipersiapkan santri adalah berupa buku

jilid Qiro‟ati atau Al-Qur‟an bagi kelas Al-Qur‟an buku prestasi

santri dan alat-alat tulis. Dengan adanya persiapan tersebut,

Page 94: PROSES PEMBELAJARAN AL-QUR’AN DENGAN METODE …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5974/1/skripsi burd.pdf · yaitu: sebagian santri belum bisa makhorijul huruf seperti kho‟,

76

pelaksanaan pembelajaran akan berjalan sesuai yang diharapkan.

Penggunaan alat peraga digunakan untuk memudahkan santri

dalam memahami dan mengingat-ingat bacaan yang telah tertulis

di buku Qiro‟ati.

b. Kegiatan Belajar Mengajar/Kegiatan inti

Kegiatan belajar mengajar yang diterapkan di Pondok

Pesantren API Al-Riyadhloh dalam pembelajaran Al-Qur‟an

dengan metode Qiro‟ati. Pembelajaran ini dilakukan selama 60

menit untuk belajar di kelas masing-masing dan 15 menit sebelum

masuk kelas untuk berdoa bersama, membaca surat pendek di

serambi masjid.

Pembelajaran yang dilakukan di kelas selama 60 menit terbagi

menjadi 3 bagian, yaitu:

Pertama, 15 menit digunakan setelah masuk yaitu salam,

membaca Al-Fatihah kemudian ustadz-ustadzah mempraktekkan

alat peraga berupa materi pada halaman pertama jilid buku Qiro‟ati

di dalam kelas kemudian santri menirukan bacaan yang telah

ditetapkan, pada awal saja. Untuk selanjutnya santri membacanya

bersama-sama tanpa harus dituntun oleh ustadz-ustadzah. Setelah

selesai menggunakan peraga, semua santri diharuskan nderes

halaman yang nanti akan dibaca dan diajukan.

Kedua, 30 menit selanjutnya ustadz-ustadzah memanggil santri

untuk membaca buku Qiro‟atinya sesuai dengan halaman yang

Page 95: PROSES PEMBELAJARAN AL-QUR’AN DENGAN METODE …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5974/1/skripsi burd.pdf · yaitu: sebagian santri belum bisa makhorijul huruf seperti kho‟,

77

akan dibaca santri secara acak individual. Yang sudah siap bisa

langsung maju. Tugas ustadz-ustadzah adalah menyimak bacaan

santri tanpa harus memberikan contoh terlebih dahulu. Agar santri

yang lain tidak ramai maka santri yang sudah mengaji diberi tugas

untuk menulis jilid yang diajukan tadi. ustadz-ustadzah tidak

diperbolehkan menuntun bacaan santri. Apabila santri melakukan

kesalahan dalam bacaannya maka ustadz-ustadzah hanya

memberikan isyarat berupa ketukan saja bukan langsung memberi

contoh bacaan yang benar. Batas jumlah ketukan yang diberikan

oleh ustadz-ustadzah adalah 1-3 kali ketukan. Jika ketukan pertama

sampai ketiga santri masih saja salah maka ustadz-ustadzah wajib

melafalkan bacaan yang benar. Akan tetapi apabila santri banyak

bacaan yang salah maka santri tidak boleh melanjutkan ke halaman

berikutnya atau mengulang kembali pada halaman yang dibaca

tadi. Apabila lancar dan bisa menerapkan M3 (Mangap, Mringis,

Mingkem) maka santri bisa melanjutkan ke halaman selanjutnya.

Ketiga, 15 menit terakhir ustadz-ustadzah kembali

mempraktekkan alat peraga bersama-sama. 15 menit ini

meneruskan halaman yang dibaca pada 15 menit awal tadi, akan

tetapi dibaca mulai dari halaman belakan ke halaman depan.

Dengan metode klasikal ini akan membantu santri dalam

pembelajaran Qiro‟ati karena dengan klasikal, santri dengan secara

tidak sengaja akan hafal sendiri dengan bacaan jilid masing-

Page 96: PROSES PEMBELAJARAN AL-QUR’AN DENGAN METODE …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5974/1/skripsi burd.pdf · yaitu: sebagian santri belum bisa makhorijul huruf seperti kho‟,

78

masing. Sebelum santri pulang, ustadz-ustadzah sedikit

memberikan nasihat bagi santri terkait dengan bacaan mereka dan

nilai mereka. Kemudian pembelajaran di tutup dengan do‟a selesai

belajar dan membaca surat Al „Ashr, kemudian satu-persatu pulang

dan bersalaman dengan ustad/ustadzahnya.

Mengajarkan Al-Qur‟an dengan metode Qiro‟ati pada kelas

dasar, strategi yang digunakan adalah strategi individual dan

strategi klasikal indivudual. Strategi individual digunakan pada

santri face to face baca jilid atau Al-Qur‟an dengan

ustadz/ustadzah. Ketika santri selesai membaca ustadz/ustadzah

memberikan evaluasi atau penilaian di buku prestasi santri sebagai

bahan untuk mengetahui prestasi yang dicapai santri tiap hari.

Nilai yang ditulis pada buku prestasi memiliki 2 lambang yaitu

B (Lancar) dan B- (Kurang Lancar). Jika santri memperoleh

lambang B maka santri berhak untuk melanjutkan jilidnya ke

halaman berikutnya, namun jika santri mendapat lambang B- maka

santri tidak bisa melanjutkan jilidnya ke halaman selanjutnya.

Perlu diketahui bila santri yang jilidnya sama itu bukan berarti

halamannya juga harus sama. Hal itu tergantung pada tingkat

potensi santri dalam membaca Al-Qur‟an. Santri yang rajin dan

sering berlatih membaca setiap hari lebih baik dari pada santri yang

harus membaca pada saat di kelas saja. Santri yang rajin dan sering

Page 97: PROSES PEMBELAJARAN AL-QUR’AN DENGAN METODE …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5974/1/skripsi burd.pdf · yaitu: sebagian santri belum bisa makhorijul huruf seperti kho‟,

79

membaca akan mempermudah menyelesaikan atau

mengkhatamkan jilidnya.

Sedangkan strategi mengajar klasikal individual merupakan

strategi mengajar sebagian waktu digunakan mengajar secara

klasikal dan waktu selebihnya mengajar secara individual.

Maksudnya adalah pertama, ustadz-ustadzah mempraktekkan alat

peraga dan kemudian santri menirukan bacaan ustadz-ustadzah.

Tetapi hal itu hanya dilakukan pada halaman pertama saja. Inilah

yang dinamakan strategi mengajar secara klasikal. Namun untuk

halaman selanjutnya tetap pada penggunaan alat peraga, santri

diwajibkan untuk membaca sendiri tanpa ada contoh dari ustadz-

ustadzah. Ustadz-ustadzah hanya menunjuk bacaan yang akan

dibaca saja baik secara berurutan maupun acak, inilah yang

dinamakan strategi mengajar secara klasikal individual.

Adapun untuk santri tingkat Juz 27 strategi mengajar yang

digunakan adalah strategi individual dan strategi klasikal baca

simak. Strategi individual dilakukan pada saat santri bertatap muka

dengan ustadz/ustadzah, guna untuk mengetahui tingkat

kemampuan masing-masing santri dalam menerapkan ilmu

tajwidnya tentunya dengan bacaan tartil. Sedangkan strategi

klasikal baca simak digunakan pada saat santri membaca Al-

Qur‟an disimak dengan santri sebelahnya atau saling menyimak,

dan guru hanya mengamati.

Page 98: PROSES PEMBELAJARAN AL-QUR’AN DENGAN METODE …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5974/1/skripsi burd.pdf · yaitu: sebagian santri belum bisa makhorijul huruf seperti kho‟,

80

c. Penilaian/Evaluasi

Kegiatan belajar mengajar akan dikatakan berhasil jika ada

sebuah evaluasi dalam suatu lembaga. Tujuan diadakannya sebuah

evaluasi pembelajaran adalah untuk mengetahui sejauh mana

tingkat potensi santri dalam memahami dan menguasai materi yang

telah disampaikan selama proses pembelajaran berlangsung. Untuk

mengetahui kemampuan dan kreatifitas santri dalam membaca Al-

Qur‟an selama proses pembelajaran berlangsung.

Hasil evaluasi yang ada di Pondok Pesantren Asrama

Pendidikan Islam Al-Riyadloh ini ada 3 langkah, yaitu:

1) Evaluasi tashih Kenaikan Jilid (oleh Kepala Lembaga).

2) Evaluasi pada saat santri praIMTAZ dan IMTAZ (di

imtazkan di koordinator cabang tuntang, yaitu di

Gedangan).

3) Evaluasi pada saat santri khatam Qiro‟ati

Dalam proses pembelajaran Al-Qur‟an melalui metode

Qiro‟ati, lembaga ini mengadakan sebuah proses yang

diselenggarakan sebelum santri dinyatakan lulus dan menerima

ijazah. IMTAZ (Imtihan Akhir Santri) yang diikuti oleh masing-

masing santri ketika sudah menjalani proses pembelajaran hingga

di tingkat Al-Qur‟an disertai Gharibul Musykilat dan ilmu tajwid.

Adapun yang dimaksud dengan Gharibul Musykilat yakni

mempelajari kata-kata yang sulit dalam Al-Qur‟an.

Page 99: PROSES PEMBELAJARAN AL-QUR’AN DENGAN METODE …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5974/1/skripsi burd.pdf · yaitu: sebagian santri belum bisa makhorijul huruf seperti kho‟,

81

Selanjutnya, Tujuan IMTAZ adalah sebagai laporan ustadz-

ustadzah pengajar kepada koordinator cabang metode Qiro‟ati,

karena metode Qiro‟ati memiliki amanat yang harus benar-benar

diperhatikan bahwa metode ini tidak untuk menjual buku, akan

tetapi untuk menyebarkan ilmu bacaan Al-Qur‟an. Apabila santri

sudah dinyatakan lulus, maka santri tersebut berhak menerima

ijazah. Ijazah diberikan pada waktu khataman Qiro‟ati. Lembaga

API Al-Riyadloh mengadakan Khataman Qiro‟ati setiap satu tahun

satu kali pada bulam Maulud Tujuan Khataman Qiro‟ati dan

IMTAZ ini adalah sebagai laporan ustadz-ustadzah pengajar

kepada wali santri yang pada awalnya hanya menitipkan anaknya

untuk dibimbing agar dapat membaca Al-Qur‟an baik benar dan

tartil. Selain itu, acara ini bertujuan untuk mengadakan syukuran

bagi wali santri untuk anaknya karena mencapai keberhasilan

selama proses pembelajaran berlangsung.

2. Kelebihan Dan Kekurangan Metode Qiro’ati di Pondok Pesantren

Asrama Pendidikan Islam Al-Riyadloh

Setiap metode masing-masing pasti memiliki kelebihan dan

kekurangan, demikian pula metode Qiro‟ati di Pondok Pesantren API Al-

Riyadloh juga memiliki kelebihan dan kekurangan sebagai berikut:

a. Kelebihan

1) Praktis, gampang dipahami oleh pendidik.

2) Peserta didik bisa mengikuti arahan dari guru.

Page 100: PROSES PEMBELAJARAN AL-QUR’AN DENGAN METODE …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5974/1/skripsi burd.pdf · yaitu: sebagian santri belum bisa makhorijul huruf seperti kho‟,

82

3) Peserta didik tidak merasa terbebani, bahan diberikan

secara bertahap, dari kata-kata gampang dan sederhana.

4) Efektif sekali baca dengan fasih, tartil dengan ilmu

tajwidnya, dan dengan M3 (mringis, mangap, mecucu)

dengan baik.

5) Peserta didik setelah khatam akan menguasai bacaan-

bacaan ghorib dalam Al-Qur‟an secara baik beserta

tajwidnya.

6) Setelah khatam akan mendapat ijazah Qiro‟ati.

7) Ilmunya mempunyai sanad yang jelas dan muttashil.

b. Kekurangan

1) Santri sebagian belum menguasai makhorijul huruf seperti

,غ ر ,ق , ض ظ ,ط , yang di kasroh, dan ج ط ,خ , , ث ر, د ,ل ,

yang di dhummah.

2) Santri Qiro‟ati sebagian tidak bisa membaca dengan

mengeja.

3) Santri Qiro‟ati kurang menguasai abjad huruf hijaiyah

secara urut dan lengkap.

4) Sebagian santri malas menghafal bacaan qharib.

5) Bagi santri Tahfidz belum bisa menggunakan metode

Qiro‟ati karena kesulitan untuk menerapkan M3 (mangap,

mringis, mecucu).

Page 101: PROSES PEMBELAJARAN AL-QUR’AN DENGAN METODE …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5974/1/skripsi burd.pdf · yaitu: sebagian santri belum bisa makhorijul huruf seperti kho‟,

83

3. Faktor Pendukung Dan Penghambat Metode Qiro’ati di Pondok

Pesantren Asrama Pendidikan Islam Al-Riyadloh

Adapun yang menjadi faktor pendukung dan penghambat dari

pembelajaran Al-Qur‟an dengan metode Qiro‟ati adalah sebagai berikut:

a. Faktor Pendukung

Faktor pendukung dari pembelajaran Al-Qur‟an dengan

metode Qiro‟ati di Al-Riyadhloh, antara lain:

1) Sarana dan Prasarana

Sarana dan prasarana yang memadai seperti adanya ruangan

kelas, alat peraga, serta adanya bahan mengaajar seperti buku

jilid metode Qiro‟ati jilid 1-6, Gharib Musykilat, buku tajwid,

dan buku materi tambahan, meja dan alat tulis lainnya.

2) Kualitas Ustadz-Ustadzah

Ustadz-ustadzah yang menguasai dan memahami

metodologi pembelajaran Al-Qur‟an metode Qiro‟ati adalah

Ustadz ustadzah yang memiliki kemampuan untuk mengontrol

kualitas bacaan santri agar sesuai standar dari pusat Qiro‟ati

Raudlatul Mujawwidin Semarang.

Setiap ustadz ustadzah yang akan mengajarkan Qiro‟ati

harus sudah bersyahadah (ustadz ustadzah lulus tashih

pendidikan Qiro‟ati). Minimal dalam satu lembaga terdapat 6

ustadz/ustadzah yang sudah di Syahadah. Mengikuti tadarus

Page 102: PROSES PEMBELAJARAN AL-QUR’AN DENGAN METODE …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5974/1/skripsi burd.pdf · yaitu: sebagian santri belum bisa makhorijul huruf seperti kho‟,

84

dan pertemuan rutin setiap korcab. Dewan asatidz yang

mengajar Qiro‟ati ada 11, semua sudah bersyahadah.

3) Keaktifan Santri selama proses pembelajaran berlangsung,

karena santri yang aktif akan mampu menghidupkan kelas

dengan suasana yang menyenangkan.

4) Adanya dukungan dari masyarakat sekitar yang baik kedapa

Al-Riyadloh.

5) Sumber dana yang mencukupi untuk kemajuan lembaga.

6) Orang Tua Santri Qiro‟ati yang memperhatikan anaknya

untuk rajin belajar Al-Qur‟an, selalu memotivasi anaknya

untuk rajin belajar dan rajin berangkat.

7) Keikhlasan Ustadz/ustadzah.

b. Faktor Penghambat

Faktor penghambat dari pembelajaran Al-Qur‟an dengan

metode Qiro‟ati di Al-Riyadloh, antara lain ialah:

1) Kondisi ruang kelas yang jumlahnya kurang dari idealnya

standar pembelajaran Al-Qur‟an metode Qiro‟ati 1 ruang

kelas untuk 1 jilid. Sedangkan di Al-Riyadloh 1 ruang kelas

untuk 2 jilid. Seharusnya ada 12 kelas, akan tetapi hanya 9

karena keterbatasan ustadz/ustadzahnya.

2) Faktor mental santri, ketika santri bermalas-malasan untuk

berangkat sehingga tertinggal jauh dengan teman-temannya,

membuat santri malu untuk berangkat lagi hingga akhirnya

Page 103: PROSES PEMBELAJARAN AL-QUR’AN DENGAN METODE …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5974/1/skripsi burd.pdf · yaitu: sebagian santri belum bisa makhorijul huruf seperti kho‟,

85

tidak mau melanjutkan belajar mengaji atau putus di tengah

jalan.

3) Ustadz/ustadzah yang terlambat mengakibatkan tidak

efisien dalam pembelajaran Qiro‟ati.

4) Ustadz/ustadzah yang jarang nderes.

4. Hasil Pembelajaran Al-Qur’an dengan Metode Qiro’ati di Pesantren

Asrama Pendidikan Islam Al-Riyadhloh

Berdasarkan paparan diatas, maka peneliti dapat memberikan

kesimpulan hasil dari Pembelajaran AL-Qur‟an dengan Metode Qiro‟ati.

Bahwa pembelajaran Al-Qur‟an dengan metode Qiro‟ati sudah berjalan

dengan baik, dan menghasilkan kualitas yang baik. Evaluasi atau penilaian

dalam proses pembelajaran Al-Qur‟an melalui metode Qiro‟ati di Al-

Riyadloh berjalan dengan baik. Hal ini dikarenakan adanya evaluasi

melalui tashih kenaikan jilid oleh kepala Lembaga Al-Riyadloh dan

materi tambahan oleh ustadzah sesuai jilid masing-masing. Dengan

demikian, kepala Lembaga Al-Riyadloh bisa melihat bagaimana proses

pembelajaran Al-Qur‟an yang dilakukan oleh setiap ustadz/ustadzahah,

guna menentukan tingkat keberhasilan santri dalam mengajarkan Al-

Qur‟an secara tahsin tartil sesuai kaidah tajwid kepada santri.

Kelebihan dan kekurangan dari metode Qiro‟ati dalam

pembelajaran Al-Qur‟an di Al-Riyadloh yaitu:

a. Kelebihan Qiro‟ati

1) Praktis, gampang dipahami.

Page 104: PROSES PEMBELAJARAN AL-QUR’AN DENGAN METODE …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5974/1/skripsi burd.pdf · yaitu: sebagian santri belum bisa makhorijul huruf seperti kho‟,

86

2) Santri bisa mengikuti aturan asatidz.

3) Santri tidak terbebani.

4) Efektif dalam membaca dengan tartil, menurut tajwid

5) Setelah khatam, santri bisa tajwid dan gharib musykila.

6) Setelah khatam dapat ijazah.

7) Ilmunya mempunyai sanad yang muttashil.

b. Kekurangan Qiro‟ati

1) Sebagian santri belum menguasai makhorijul huruf seperti

2) Santri Qiro‟ati tidak bisa membaca dengan mengeja.

3) Kurang menguasai abjad hijaiyah secara urut.

4) Sebagian santri malas menghafal gharib.

5) Bagi santri tahfidz belum bisa menggunakan metode Qiro‟ati

karena kesulitan penerapan M3.

Keberhasilan seorang pendidik dalam pelaksanaan belajar-

mengajar guna untuk menciptakan kondisi kelas yang tertib dan proses

pembelajaran yang efektif, tidak terlepas dari adanya faktor pendukung

dan penghambat. Adapun faktor pendukung dan penghambat dalam

pembelajaran Al-Qur‟an dengan metode Qiro‟ati diperoleh berdasarkan

observasi dan hasil wawancara, sebagai berikut:

a. Adapun faktor pendukung dalam pembelajaran Al-Qur‟an dengan

metode Qiro‟ati yaitu:

1) Sarana dan prasarana yang memadai seperti adanya ruang yang

dapat dijadikan tempat untuk kegiatan pembelajaran Al-Qur‟an.

Page 105: PROSES PEMBELAJARAN AL-QUR’AN DENGAN METODE …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5974/1/skripsi burd.pdf · yaitu: sebagian santri belum bisa makhorijul huruf seperti kho‟,

87

2) Dalam proses pembelajaran adanya sarana prasarana seperti alat

peraga, buku jilid Qiro‟ati jilid 1-6, buku Gharib musykilat dan

buku tajwid serta buku materi tambahan.

3) Kemudian yang menjadi faktor terpenting yakni karena kualitas

para ustadz/ustadzah yang mengajarkan pembelajaran Al-Qur‟an

dengan metode Qiro‟ati. Ustadz/ustadzahnya yang sudah di

syahadah. Karena adanya guru yang profesional akan sangat

mendukung proses kegiatan belajar mengajar, guru yang

memahami betul tentang metodologi Qiro‟ati dalam

pembelajaran Al-Qur‟an.

4) Keaktifan santri selama proses pembelajaran berlangsung,

karena santri yang aktif akan mampu menghidupkan kelas

dengan suasana yang menyenangkan. Selain itu juga dukungan

dari masyarakat sekitar yang baik akan adanya Qiro‟ati, dan

sumber dana yang mencukupi untuk kemajuan lembaga.

5) Dukungan dan semangat dari orang tua terhadap anak-anaknya.

6) Keikhlasan ustadz-ustadzahnya dalam mengajar Qiro‟ati.

(Wawancara, ustadzah „Afifah 28 Februari 2019).

b. Adapun faktor penghambat dalam pembelajaran Al-Qur‟an dengan

metode Qiro‟ati, yakni sebagai berikut:

1) Di Qiro‟ati Al-Riyadloh baru memiliki 9 ruang kelas untuk

kegiatan pembelajaran, sedangkan idealnya pembelajaran Al-

Qur‟an metode Qiro‟ati hendaklah memiliki 12 kelas, yang

Page 106: PROSES PEMBELAJARAN AL-QUR’AN DENGAN METODE …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5974/1/skripsi burd.pdf · yaitu: sebagian santri belum bisa makhorijul huruf seperti kho‟,

88

mana setiap kelasnya untuk kegiatan santri pada masing-masing

jilid Qiro‟ati dan masing kelas Al-Qur‟an.

2) Faktor pengajar yang datangnya terlambat menjadikan waktu

dan proses pembelajaran kurang kondusif.

3) Faktor mental santri ketika santri bermalas-malasan untuk

berangkat Qiro‟ati di API Al-Riyadloh sehingga tertinggal jauh

dengan teman-temannya, membuat santri malu untuk berangkat

lagi hingga akhirnya tidak mau melanjutkan belajar mengaji

atau putus ditengah jalan (Wawancara ustadzah „Afifah 28

Februari 2019).

4) Kurangnya ustadz/ustadzah pengajar pembelajaran Al-Qur‟an

dengan metode Qiro‟ati.

5) Ustadz-ustadzah yang jarang nderes.

6) Dari pengajarnya ialah sering tidak hadirnya ustadzah karena

berbagai macam kesibukan yang ia lakukan. (Wawancara, 28

Februari 2019).

Page 107: PROSES PEMBELAJARAN AL-QUR’AN DENGAN METODE …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5974/1/skripsi burd.pdf · yaitu: sebagian santri belum bisa makhorijul huruf seperti kho‟,

89

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian tentang pembelajaran Al-Qur‟an

dengan metode Qiro‟ati di Pondok Pesantren Asrama Pendidikan Islam

(API) Al-Riyadloh Kesongo Lor, Kesongo, Tuntang, kab. Semarang, maka

dapat diambil kesimpulan sebagai berikut:

1. Pembelajaran Al-Qur‟an dengan metode Qiro‟ati di Pesantren Asrama

Pendidikan Islam (API) Al-Riyadloh Kesongo Lor menggunakan alat

peraga yang berupa papan yang berisikan materi pada halaman jilid

buku Qiro‟ati. Adapun proses pembelajaran Al-Qur‟an adalah:

Persiapan Pembelajaran, Kegiatan inti, Kegiatan penutup, dan Evaluasi

atau penilaian.

2. Setiap metode masing-masing pasti memiliki kelebihan dan

kekurangan, demikian pula metode Qiro‟ati di Pondok Pesantren

Pesantren Asrama Pendidikan Islam (API) Al-Riyadloh juga memiliki

kelebihan dan kekurangan. Kelebihannya yaitu: Efektif sekali baca

dengan fasih, tartil dengan ilmu tajwidnya, setelah khatam akan

mendapat ijazah Qiro‟ati, ilmunya mempunyai sanad yang muttashil.

Kekurangannya yaitu: Santri sebagian belum menguasai makhorijul

huruf seperti غ, ر ,ق , ض ظ ,ط , yang di kasroh, dan ج ط ,خ , , ث د ,ل ,

yang di dhummah, Santri Qiro‟ati sebagian tidak bisa membaca ر,

dengan mengeja, Santri Qiro‟ati kurang menguasai abjad huruf

Page 108: PROSES PEMBELAJARAN AL-QUR’AN DENGAN METODE …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5974/1/skripsi burd.pdf · yaitu: sebagian santri belum bisa makhorijul huruf seperti kho‟,

90

hijaiyah secara urut dan lengkap. Santri tahfidz belum bisa

menerapkan mertode Qiro‟ati.

3. Adapun faktor pendukung dan penghambat dalam pembelajaran Al-

Qur‟an dengan metode Qiro‟ati di Pesantren Asrama Pendidikan Islam

(PAI) Al-Riyadloh sebagai berikut: Faktor Pendukung berupa Sarana

dan prasarana yang memadai, Kualitas asatidz yang sudah

bersyahadah, Keaktifan santri, Orang Tua Santri yang memperhatikan

anaknya, dan keikhlasan asatidz. Faktor Penghambat, yaitu Kurangnya

jumlah ruang kelas, Faktor mental santri, Ustadz/ustadzah yang datang

terlambat, dan asatidz yang jarang nderes.

B. Saran

1. Bagi Lembaga Pesantren Asrama Pendidikan Islam (PAI) Al-Riyadloh

a. Untuk terus memperbaiki kualitas pendidik yang lebih baik dan

profesional.

b. Memperbaharui sarana dan prasarana untuk menambah kemudahan

peserta didik dalam belajar.

2. Bagi pengajar atau dewan asatidz

a. Hendaknya selalu meningkatkan kualitas ustadz/ustadzah sebagai

pengajar Al-Qur‟an di Pesantren Asrama Pendidikan Islam (PAI)

Al-Riyadloh.

b. Hendaknya dewan asatidz dapat terus memperhatikan

perkembangan santri, kesulitan-kesulitan santri dalam belajar Al-

Qur‟an dan mengajarkan Al-Qur‟an dengan keikhlasan hati.

Page 109: PROSES PEMBELAJARAN AL-QUR’AN DENGAN METODE …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5974/1/skripsi burd.pdf · yaitu: sebagian santri belum bisa makhorijul huruf seperti kho‟,

91

c. Diharapkan dapat mengelola kegiatan belajar mengajar lebih

menyenangkan lagi sehingga santri juga merasa senang belajar Al-

Qur‟an di API Al-Riyadloh.

d. Diharapkan selalu memotivasi santri agar selalu semangat belajar

Al-Qur‟an.

e. Diharapkan lebih menjalin komunikasi yang lebih baik dengan

orangtua santri agar dapat memperhatikan dan memotivasi putra-

putrinya agar lebih semangat dan sungguh-sungguh belajar Al-

Qur‟an di API Al-Riyadloh.

3. Bagi Peneliti Lain

Penelitian pembelajaran Qiro‟ati di Asrama Pendidikan Islam

(API) Al-Riyadloh ini adalah peneliian awal yang belum sepenuhnya

mampu mengungkap fakta secara tuntas. Maka diharapkan bisa

menjadi bahan rujukan bagi para peneliti lain agar hasilnya lebih baik.

Page 110: PROSES PEMBELAJARAN AL-QUR’AN DENGAN METODE …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5974/1/skripsi burd.pdf · yaitu: sebagian santri belum bisa makhorijul huruf seperti kho‟,

DAFTAR PUSTAKA

Aly, Suparta dan Herry Noen. 2003. Metodologi Pengajaran Agama Islam.

Jakarta: Amisco.

An-Nawawi, Imam. 2001. Adab dan Tata Cara Menjaga Al-Qur‟an. Jakarta:

Pustaka

Amani.

Aqib Zainal dan Ali Murtadlo. 2016. Kumpulan Metode Pembelajaran Kreatif

dan Inovatif. Bandung: PT Sarana Tutorial Nurani Sejahtera.

Arikunto, Suharsimi. 1992. Prosedur Penelitian Suatu pendekatan Praktek.

Jakarta: PT. Bineka Cipta.

Arikunto, Suharsimi. 2002. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktis.

Jakarta: Bineka Cipta.

Basyirudin Usman, Syarifudin Nurdin. 2002. Guru Profesional dan Implementasi

Kurikulum.Jakarta: Ciputat Press.

Bertner. K. 2005. Metode Belajar Untuk Mahasiswa Beberapa Petunjuk Bagi

Mahasiswa Baru. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama.

Bertens, K. 2008. Metode Belajar untuk Mahasiswa. Jakarta: PT Gramedia.

Dachlan, Abu Bakar. Pak Dachlan Pembaharu dan Bapak TK Al-Qur‟an.

Semarang: Yayasan Pendidikan Al-Qur‟an Raudhotul Mujawwidin.

Ghony, M. Djunaidi dan Fauzan Al Mansur. 2014. Metode Penelitian.

Hanitijo, Rony. 1994. Penelitian dan Jurimeter. Jakarta: Ghalis.

Husna, Siti Faridatul 2009. “Implementasi Metode Qiro‟ati Dalam Pembelajaran

Membaca Al – Qur‟an di MI Al – Fatah Parakancanggah

Banjarnegara,”Skripsi.Purwokerto : STAIN Purwokerto

Ibrahim, Sudjana dan Nana. 2001. Penelitian dan Penilaian Pendidikan.

Bandung: Sinar Baru Algesindo.

Isjoni. 2011. Pembelajaran Kooperatif Meningkatkan Kecerdasan Komunikasi

Antar Peserta Didik. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Page 111: PROSES PEMBELAJARAN AL-QUR’AN DENGAN METODE …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5974/1/skripsi burd.pdf · yaitu: sebagian santri belum bisa makhorijul huruf seperti kho‟,

Jalaludin. 2001. Psikologi Agama. Jakarta: PT. Raja Graf Indo Persada.

Jihad, Asep dan Suyanto. 2013. Menjadi Guru Profesional (Strategi

Meningkatkan Kualifikasi dan Kualitas Guru di Era Global). Jakarta:

Erlangga

Khauli Fathi. 2014. Metode Dauroh Tajwid. Solo: As-Salam Publishing.

Majid, Abdul. 2014. Strategi Pembelajaran. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

Moleong, Lexy J. 2011. Metode Penelitian Kualitatif. Bandung: PT Remaja

Rosdakarya.

Muhadjir, Noeng. 1998. Metode Penelitian Kualitatif. Yogyakarta: Rake Sarasin.

Muhaimin. 2003. Arah Baru Pengembangan Pendidikan Islam:

pemberdayaan,pengembangan kurikulum, hingga redevisi Islamisasi

pengetahuan. Bandung: PT. Nuansa.

Octavia, Lanny,dkk. 2014. Pendidikan Karakter Berbasis Tradisi Pesantren.

Jakarta: Rumah Kitab.

Pribadi, Benny A. 2009. Model Desain Sistem Pembelajaran. Jakarta: PT. Dian

Rakyat.

Rusn, Abidin Ibnu. 1998. Pemikiran Al-Ghazali Tentang Pendidikan.

Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Shihab ,M. Quraish. 1992. Membumikan Al-Qur‟an: Konsep Pendidikan dalam

Al-Qur‟an. Bandung: PT Mizan Pustaka.

Shihab, M. Quraish. 1994. Membumikan Al-Qur‟an: Fungsi dan Peran Wahyu

dalam Kehidupan Masyarakat. Bandung: PT Mizan Pustaka.

Sudjana, Nana. 1995. Dasar-dasar proses belajar mengajar. Bandung: Sinar Baru

Al-Gesindo.

Sugiono. 2010. Metode Penelitian Kuantitatif dan Kualitatif. Bandung: Alfa Beta.

Sukardi, 2009. “Penerapan Metode Qiro‟ati Pada Pengajaran Membaca Al –

Qur‟an di

TPQ Manbaul „Ulum Tanjung Anom Rakit Banjarnegara,” Skripsi.

Purwokerto : STAIN Purwokerto.

Suryabrata Sumardi. 1987. Psikologi Pendidikan. Jakarta: Rajawali.

Page 112: PROSES PEMBELAJARAN AL-QUR’AN DENGAN METODE …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5974/1/skripsi burd.pdf · yaitu: sebagian santri belum bisa makhorijul huruf seperti kho‟,

Suryabrata, Sumardi. 1992. Metodologi Penelitian. Jakarta: Rajawali Press.

Sutopo. 2008. Metode Penelitian Kualitatif. Surakarta: Universitas Sebelas Maret.

Syah, Muhibbin. 2002. Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru. Bandung:

PT Remaja Rosdakarya.

Syukur Abdullah. 1987. Kumpulan Makalah “Study Implementasi Latar Belakang

konsep Pendekatan dan Relevansinya Dalam Pembangunan”. Ujung

Pandang.

Tafsir, Ahmad .1992. Metodik Khusus Pendidikan Agama Islam. Bandung: PT

Remaja Rosdakarya.

Thanthawi, Muhammad Sayyid. 2013. Ulumul Qur‟an Teori & Metodologi.

Jogjakarta : Ircisod.

Yunus, Mahmud. 1983 M.- 1403 H. Metodik Khusus Pendidikan Agama. Jakarta :

PT Hidakarya Agung.

Zarkasyi, Dachlan Salim. 1996. Empat Langkah Pendirian TK I/TP Q Metode

Qiro'ati. Semarang. Yayasan Pendidikan Qur'an Roudhotul Mujawwidin.

Page 113: PROSES PEMBELAJARAN AL-QUR’AN DENGAN METODE …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5974/1/skripsi burd.pdf · yaitu: sebagian santri belum bisa makhorijul huruf seperti kho‟,

PEDOMAN WAWANCARA

Narasumber : Ketua Lembaga Qiro‟ati API Al-Riyadloh Kesongo Tuntang

Judul Penelitian: Proses Pembelajaran Al-Qur‟an Dengan Metode Qiro‟ati Di API

Al-Riyadloh Kesongo Tuntang Tahun 2019/2020

1. Apa syarat bagi Ustadz-ustadzah dalam pembelajaran Al-Qur‟an

dengan metode Qiro‟ati di Pondok Pesantren API Al-Riyadloh?

2. Apa Tujuan Qiro‟ati di Pondok Pesantren API Al-Riyadloh?

3. Mengapa memilih metode Qiro‟ati?

4. Bagaimana Kelengkapan sarana dan prasarana di Pondok Pesantren

API Al-Riyadloh?

5. Bagaimana jadwal metode Qiro‟ati di API Al-Riyadloh?

6. Bagaimana kepengurusan Qiro‟ati di API Al-Riyadloh?

7. Bagaimana perkembangan santri dalam pembelajaran Al-Qur‟an

setelah menggunakan metode Qiro‟ati?

8. Bagaimana evaluasi Qiro‟ati yang ada di API Al-Riyadloh?

9. Apa prinsip-prinsip yang dipegang Ustadz-ustadzah dalam

pembelajaran Qiro‟ati?

10. Apa saja kelebihan dan kekurangan metode Qiro‟ati di API Al-

Riyadloh?

11. Apa saja faktor pendukung dan penghambat metode Qiro‟ati di API

Al-Riyadloh?

Narasumber : Guru Finishing Al-Riyadhloh

Page 114: PROSES PEMBELAJARAN AL-QUR’AN DENGAN METODE …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5974/1/skripsi burd.pdf · yaitu: sebagian santri belum bisa makhorijul huruf seperti kho‟,

1. Bagaimana persiapan sebelum pembelajaran dimulai?

2. Bagaimana pelaksanaan metode Qiro‟ati pada waktu KBM di Kelas?

3. Bagaimana hasil dari pembelajaran metode Qiro‟ati?

4. Apa saja faktor pendukung dan penghambat saat pembelajaran

Qiro‟ati?

5. Apa saja kekurangan dari metode Qiro‟ati?

Narasumber : Santri Qiro‟ati

1. Bagaimana pendapat anda dengan penerapan metode Qiro‟ati?

2. Apa kesulitan yang anda hadapi dalam pembelajaran dengan Metode

Qiro‟ati?

3. Apa hambatan yang anda alami dalam pembelajaran dengan Metode

Qiro‟ati?

Narasumber : Orang Tua Santri Qiro‟ati

1. Bagaimana pendapat anda dengan metode Qiro‟ati di API Al-

Riyadloh?

2. Apa yang anda rasakan setelah anak anda belajar tentang metode

Qiro‟ati di API Al-Riyadloh?

3. Apa harapan anda untuk kemajuan metode Qiro‟ati di API Al-

Riyadloh?

Page 115: PROSES PEMBELAJARAN AL-QUR’AN DENGAN METODE …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5974/1/skripsi burd.pdf · yaitu: sebagian santri belum bisa makhorijul huruf seperti kho‟,

HASIL WAWANCARA

Nama : „Afifah

Status : Ketua Lembaga Qiro‟ati API Al-Riyadloh

NO Pertanyaan Jawaban

1 Apa syarat bagi Ustadz-ustadzah

dalam pembelajaran Al-Qur‟an

dengan metode Qiro‟ati di Pondok

Pesantren API Al-Riyadloh mbak?

Syarat bagi Ustadz-ustadzah yang

mengajar itu harus sudah mempunyai

syahadah guru Qiro‟ati agar kualitas dan

kemampuan terjamin. Minimal dalam satu

lembaga itu mbak, harus ada satu yang

sudah bersyahadah, niku harus nggeh

minimal satu, dan nanti berkewajiban

memberi pembinaan dan bimbingan bagi

ustadz-ustadzah lain yang belum

bersyahadah.

2 Apa saja Tujuan Qiro‟ati di API

Al-Riyadloh mbak?

Tujuannya sama mbak sama buku

pedoman Qiro‟ati kemaren, biar

mempersingkat waktu ya mbk. Seperti

menjaga kesucian Al-Qur‟an dari segi

bacaannya yang benar sesuai dengan

perintah Allah dan Rasul-Nya.

3 Mengapa memilih metode Qiro‟ati

di API Al-Riyadloh ini mbak?

Karena kebanyakan anak-anak itu belum

bisa baca secara baik, benar dengan tartil,

Page 116: PROSES PEMBELAJARAN AL-QUR’AN DENGAN METODE …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5974/1/skripsi burd.pdf · yaitu: sebagian santri belum bisa makhorijul huruf seperti kho‟,

kurangnya orang tua tentang metode

pembelajaran Al-Qur‟an yang berpengaruh

terhadap anak. Pokokke jaman dulu itu

belum kopen tajwidnya.

4 Bagaimana Kelengkapan sarana

dan prasarana di Pondok Pesantren

API Al-Riyadloh?

Untuk sarana dan prasarana seperti bangku,

meja guru, kursi guru, papan peraga, jilid,

tajwid, ghorib sangat memadai.Alat peraga

dan buku Qiro‟ati itu mbak yang sangat

penting dalam pembelajaran, karena

membantu santri memudahkan dalam

pembelajaran. Utuk kelasnya mbak yang

masih kurang, seharusnya 12 tapi adanya 9

karena kekurangan guru.Jadi ada beberapa

jilid yang seharusnya 1 kelas perjilid, trus

digabung.

5 Bagaimana jadwal metode Qiro‟ati

di API Al-Riyadloh mbak?

Untuk jadwalnya. Pra TK jam 13.00

sampai jam 14.00. lanjut 14.00 sampai jam

15.30. Anak-anak datang salaman dengan

guru, semua berkumpul di serambi Masjid

15 menit untuk doa bersama dan membaca

surat pendek. Setelah itu KBM di kelas

masing-masing.

Page 117: PROSES PEMBELAJARAN AL-QUR’AN DENGAN METODE …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5974/1/skripsi burd.pdf · yaitu: sebagian santri belum bisa makhorijul huruf seperti kho‟,

6 Bagaimana kepengurusan Qiro‟ati

di API Al-Riyadloh mbak?

Kepengurusannya Cuma Gus Ubaidillah

sebagai Penanggung Jawab Qiro‟ati Al-

Riyadhloh. Saya sebagai Kepala Lembaga

Qiro‟ati Al-Riyadhloh. Pak Tahrisul

Muntaha sebagai Guru Finishing Al-

Riyadhloh. Lainnya sebagai guru.

7 Bagaimana perkembangan santri

dalam pembelajaran Al-Qur‟an

setelah menggunakan metode

Qiro‟ati?

Sangat bagus mbak perkembangannya, dan

mayoritas bisa menerima pembelajaran

dengan metode Qiro‟ati ini. Hasil

kemampuan anak bisa dilihat ketika

terselesainya jilid berapa lama. Untuk

kenaikan halaman dan jilid semua

tergantung anaknya mbak. Apabila lancar

pas dengan tajwid dan tarti dan

menerapkan M3, ngajinya rajin berangkat,

maka cepat lulus juga. Ada yang 2 bulan

bisa khatam satu jilid, ada juga sampai 6

bulan. Berdasarkan pada tingkatan jilid

masing-masing.

8 Bagaimana evaluasi Qiro‟ati yang

ada di API Al-Riyadloh mbak?

Ada tiga evaluasi di API Al-Riyadloh

mbk. Ada Evaluasi tashih kenaikan jilid

yang ditashih olehkepala Lembaga Qiroati

di API Al-Riyadloh. Evaluasi tashih

Page 118: PROSES PEMBELAJARAN AL-QUR’AN DENGAN METODE …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5974/1/skripsi burd.pdf · yaitu: sebagian santri belum bisa makhorijul huruf seperti kho‟,

kenaikan jilid dilaksanakan ketika anak

sudah khatam jilid 1 atau 2 kemudian mau

naik jilid, hari itu juga bisa tashih dengan

saya. Terus ada Evaluasi IMTAZ ke

koordinator cabang Qiro‟ati cabang

tuntang, itu ada di Gedangan. Dilakukan

pas bulan maulud rutin mbak. Terakhir itu

Evaluasi khatam Al-Qur‟an. Yang

dilaksanakan satu tahun jatuh pada bulan

Maulud, setelah melalui PraIMTAZ dan

IMTAZ.

Untuk kegiatan bagi Ustadz-ustadzah, kita

adakan pembenahan setiap bulan satu kali

untuk pertemuan rutinan dan mengadakan

tadarus bersama, evaluasi metodologi

mengajar, dan simaan.

9 Apa prinsip yang dipegang

Ustadz-ustadzah dalam

pembelajaran Qiro‟ati?

Dalam pembelajaran Al-Qur‟an metode

Qiro‟ati dewan asatidzdiharapkan

memegang prinsip TIWASGAS(teliti

waspada dan tegas)dan tidak

bolehmenuntun mbak, santri juga

diterapkan prinsip cara belajar santri aktif

danlancar cepat tepat dan benar.

Page 119: PROSES PEMBELAJARAN AL-QUR’AN DENGAN METODE …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5974/1/skripsi burd.pdf · yaitu: sebagian santri belum bisa makhorijul huruf seperti kho‟,

10 Apa saja kelebihan dan

kekurangan metode Qiro‟ati di

API Al-Riyadloh mbk?

Kelebihannya yaitu:

1. raktis,gampang dipahami oleh

pendidik. 2. Peserta didik aktif

dalam membaca, guru hanya

menjelaskan pokok pembelajaran,

3. Peserta didik tidak merasa

terbebani, bahan diberikan secara

bertahap, dari kata-kata gampang

dan sederhana, 4. Efektif sekali

baca dengan fasih, tartil dengan

ilmu tajwidnya, 5. Peserta didik

menguasai bacaan-bacaan ghorib

dalam Al-Qur‟an secara baik

beserta tajwidnya, 6. Setelah

khatam akan mendapat ijazah

Qiro‟ati dan syahadah, 7. Ilmunya

mempunyai sanad yang jelas.

Kekurangannya:

1. Buku Qiro‟ati susah didapat karena

tidak sembarang diperjual belikan.

2. Bagi yang tidak aktif atau kurang

lancar, maka lulusnya akan

mempengaruhi. Karena metode ini

Page 120: PROSES PEMBELAJARAN AL-QUR’AN DENGAN METODE …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5974/1/skripsi burd.pdf · yaitu: sebagian santri belum bisa makhorijul huruf seperti kho‟,

tidak ditentukan oleh bulan atau

tahun. 3. Santri Qiro‟ati sebagian

tidak bisa membaca dengan

mengeja. 4. Santri Qiro‟ati kurang

menguasai abjad huruf hijaiyah

secara urut dan lengkap

11 Apa saja mbak faktor pendukung

dan penghambat metode Qiro‟ati

di API Al-Riyadloh?

Faktor Pendukungnya: adanya Sarana dan

Prasarana, kualitas Ustadz-ustadzah,

keaktifan santri, orang tua santri, sumber

dana yang mencukupi.

Untuk faktor penghambatnya:

Kekurangan kelas karena kekurangan guru

tapi ini bisa dikondisikan mbak, karena

mental santri yang berbeda-beda, lah faktor

terkahir ini mbak yang sering terjadi di Al-

Riyadloh yaitu, sering telat gurunya.

Page 121: PROSES PEMBELAJARAN AL-QUR’AN DENGAN METODE …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5974/1/skripsi burd.pdf · yaitu: sebagian santri belum bisa makhorijul huruf seperti kho‟,

HASIL WAWANCARA

Nama : Pak Tahrisul Muntaha

Status : Guru Finishing Al-Riyadhloh

NO Pertanyaan Jawaban

1 Bagaimana persiapan

sebelum pembelajaran

dimulai?

Persiapan seperti menyiapkan papan

peraga, do‟a bersama, kalau

waktunya pas ya di tamba surat

pendek mbak.

2 Bagaimana pelaksanaan

metode Qiro‟ati pada waktu

KBM di Kelas?

Untuk pelaksanannya 60 menit

untuk pembelajaran mbak. Awanya

15 memnit untuk salam, doa, itu tadi

ya, kemudian membaca secara

klasikal menggunakan alat peraga

biar anak itu hafal, klanteh bacane

mbak, di ulang terus. Kemudian

mereka nderes sendiri untuk

diajukan. 30 menit anak yang sudah

siap bisa langsung maju tanpa urut

absen mbak. Setelah maju anak di

beri tugas agar tidak gojek, yang

belum maju tetap nderes. Nanti

hasilnya di nilai guru dari bacaannya

dan tugasnya. 15 menit yang terakhir

Page 122: PROSES PEMBELAJARAN AL-QUR’AN DENGAN METODE …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5974/1/skripsi burd.pdf · yaitu: sebagian santri belum bisa makhorijul huruf seperti kho‟,

menggunakan peraga juga

mneruskan halaman yang tadi dibaca

15 menit awal tadi mbak. Satu hari

untuk penilaian 1 halaman. Apabila

anak bisa lancar dan dapat

menerapkan M3 (Mangap Mingkem

Mringis) bisa di lanjut ke halaman

selanjutnya. Lah apabila anak kok

ndak bisa-bisa walau sudah di bantu

guru, dia tetap mengulang sampai

bisa dan lancar baru bisa lanjut ke

halaman selanjutnya.

3 Bagaimana hasil dari

pembelajaran metode

Qiro‟ati?

Hasilnya bagus, anak-anak ada

perkembangan untuk bacanya. Dan

dari orang tua banyak yang bangga

karena anak sudah berhasil.

4 Apa saja kesulitan dan

penghambat saat

pembelajaran Qiro‟ati pak?

Ketika menegur anak dalam bacaan

kadang anak tidak mudeng-mudeng.

Membenarkan makhraj, memberi

semangat kepada anak-anak biar

mereka itu semangat mengaji.

Page 123: PROSES PEMBELAJARAN AL-QUR’AN DENGAN METODE …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5974/1/skripsi burd.pdf · yaitu: sebagian santri belum bisa makhorijul huruf seperti kho‟,

HASIL WAWANCARA

Nama : Daffa, Via, Ofi‟

Status : Santri Qiro‟ati

NO Pertanyaan Jawaban

1 Bagaimana pendapat anda

dengan penerapan metode

Qiro‟ati?

Saya suka, karena agar saya bisa

membaca Al-Qur‟an dengan baik,

mengisi kekosongan setelah sekolah,

gurunya baik, sering ngasih motivasi

sehingga saya semangat belajar

disini.

2 Apa kesulitan yang anda

hadapi dalam pembelajaran

dengan Metode Qiro‟ati?

Kesulitannya adalah saya harus

mengulang bacaan yang salah

bebebrapa kali, seperti huruf : tsa‟,

kha‟, ha‟

3 Apa faktor pendukung

dalam pembelajaran

dengan Metode Qiro‟ati?

Di semangati oleh kedua orang tua, di

bimbing belajar di rumah. Dan

membuat kedua orang tua bangga.

Page 124: PROSES PEMBELAJARAN AL-QUR’AN DENGAN METODE …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5974/1/skripsi burd.pdf · yaitu: sebagian santri belum bisa makhorijul huruf seperti kho‟,

HASIL WAWANCARA

Nama : Bapak Zidni

Status : Orang Tua Santri Qiro‟ati

No Pertanyaan Jawaban

1. Bagaimana pendapat anda

dengan metode Qiro‟ati di

API Al-Riyadloh?

Metode itu bagus untuk anak saya,

karena dapat fasih dalam membaca Al-

Qur‟an

2. Apa yang anda rasakan

setelah anak anda belajar

tentang metode Qiro‟ati di

API Al-Riyadloh?

Saya bangga, anak saya sudah ada

peningkatan membaca Al-Qur‟an

dengan baik.

3. Apa harapan anda untuk

kemajuan metode Qiro‟ati

di API Al-Riyadloh?

Tetap mejalankan evaluasi setiap

bulannya

Page 125: PROSES PEMBELAJARAN AL-QUR’AN DENGAN METODE …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5974/1/skripsi burd.pdf · yaitu: sebagian santri belum bisa makhorijul huruf seperti kho‟,

SATUAN KREDIT KEGIATAN (SKK)

Nama : UmiFajriyah Jurusan : PAI

NIM :111-14-378 Dosen PA : Dr. AchmadMaimun, M.Ag.

N0 JenisKegiatan Waktu

Kegiatan

Ketera

ngan

Poi

n

1 SEMINAR INTERNASIONAL “Petani Untuk Negeri”

diselenggarakan oleh Festival Solidaritas Untuk Petani

Indonesia

24

September

2016

Peserta 10

2 SEMINAR NASIONAL “Wonderful Ramadhan” Dan

Launcing Komunitas Muslim Cendekiawan (KOMIKA) di

Masjid DarulAmalSalatiga

16 Mei

2018

Peserta 8

3 SEMINAR NASIONAL “Peran SistemEkonomi Islam

dalam Meningkatkan Stabilitas Ekonomi Global dengan

Mensinergikan Sektor Riil dan Sektor Keuangan”

diselenggarakan oleh KSEI IAIN Salatiga

13

Oktober

2015

Peserta 8

4

SEMINAR NASIONAL “Menyelami Samudra Cinta

Maulana Jalaludin Rumi” diselenggarakan oleh HMJ Bahasa

Sastra Arab

27

September

2018

Peserta 8

5 SEMINAR NASIONAL “Prospek Kerja di Lembaga

Keuangan Syariah Pada era Digital” diselenggarakan oleh

HMPS IAIN Salatiga

17

September

2018

Peserta 8

6 SEMINAR NASIONAL Memperingati Hari Sumpah

Pemuda “Pemuda Ayo Kerja”diselenggarakan oleh Yayasan

Sosial Mochammad Herviano Fondation

28

Oktober

2018

Peserta 8

7 SEMINAR NASIONAL ”Berkontribusi Untuk Negeri

Melalui Televisi/TV” diselenggarakan oleh KPI STAIN

5

November

Peserta 8

Page 126: PROSES PEMBELAJARAN AL-QUR’AN DENGAN METODE …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5974/1/skripsi burd.pdf · yaitu: sebagian santri belum bisa makhorijul huruf seperti kho‟,

Salatiga 2014

8 SEMINAR NASIONAL “Penguatan Wawasan Kebangsaan

Dan Nasionalisme” diselenggarakan oleh DEMA IAIN

Salatiga

28 April

2016

Peserta 8

9 SEMINAR NASIONAL “ImplementasiNilai-Nilai Pancasila

sebagai Benteng dalam Menolak Gerakan Radikalisme”

diselenggarakan oleh DEMA IAIN Salatiga

10

Februari

2016

Peserta 8

10 SEMINAR NASIONAL

“CegahKankerServikSebagaiPembunuh No. 1 Wanita

Indonesia”

16

November

2014

Peserta 8

11 SEMINAR NASIONAL ENTREPRENEURSHIP

diselenggarakan oleh Gerakan Pramuka Racana Kusuma

Dilaga STAIN Salatiga

16

November

2014

Peserta 8

12 SEMINAR NASIONAL “Perbaikan Mutu Pendidikan

Melalui Profesionalitas Pendidikan”diselenggarakan oleh

HMJ STAIN Salatiga

13

November

2014

Peserta 8

13 Workshop Rebana NASIONAL “Meningkatkan Hubbun

Nabi dalam Mewadahi Semangat Muda Melestarikan

TradisiIslami” diselenggarakan oleh JQH Al-Furqan IAIN

Salatiga

13 Mei

2017

Peserta 8

14 Workshop Tilawah NASIONAL “Revitalisasi Nada-Nada

Qur‟an sebagaiSyi‟ar Islam Umat Masa Kini”

diselenggarakan oleh JQH Al-Furqan IAIN Salatiga

11

September

Peserta 8

15 Juara III Hadroh Invitasi Pengembangan Bakat dan Minat

Mahasiswa (IPPBMM) VII diselenggarakan oleh PTKIN di

IAIN Purwokerto

24-27

April

2018

Peserta 4

16 Hadroh Invitasi Pengembangan Bakat dan Minat Mahasiswa

(IPPBMM) VII diselenggarakan oleh PTKIN di IAIN

Purwokerto

24-27

April

2018

Peserta 4

17 Pengurus TPQ Fatimatuzzahra Periode 2014-2015 10 Januari Pengaja 7

Page 127: PROSES PEMBELAJARAN AL-QUR’AN DENGAN METODE …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5974/1/skripsi burd.pdf · yaitu: sebagian santri belum bisa makhorijul huruf seperti kho‟,

2015

r

18 Pengurus TPQ Fatimatuzzahra Periode 2015-2016 5 Januari

2016

Pengaja

r

7

19 Pengurus TPQ Fatimatuzzahra Periode 2015-2017 8 Januari

2017

Pengaja

r

7

20 Pengurus TPQ Fatimatuzzahra Periode 2017-2018 2 Januari

2018

Peserta 7

21 OPAK STAIN Salatiga “Aktualisasi Gerakan Mahasiswa

Yang Beretika, Disiplin Dan Berfikir Terbuka”

diselenggarakan oleh DEMA STAIN Salatiga

18-19

Agustus

2014

Peserta 3

22 OPAK JURUSAN TARBIYAH “Aktualisasi Pendidikan

Karakter Sebagai Pembentuk Generasi yang Religius,

Educative, danHumanis” diselenggarakan oleh HMJ

Tarbiyah STAIN Salatiga

20-21

Agustus

2014

Peserta 3

23 LIBRARY USER EDUCATION “Pendidikan Pemustaka”

diselenggarakan oleh UPT Perpustakaan

22

Desember

2018

Peserta 3

24 Masa Penerimaan Anggota Baru (MAPABA) “Aswaja

Sebagai Benteng Kader PMII Untuk Mewujudkan

Mahasiswa yang Berkepribadi Ulul Albab” diselenggarakan

oleh PMII

18-20

September

2015

Peserta 2

25 Dialog Interaktif “Pendidikan karakter Indonesia”

diselenggarakan oleh HMJ PAI

15

Oktober

2016

Peserta 2

26 Seminar Kepemudaan “Mengembalikan Peran Pemuda Islam

dalam Membangun Masyarakat melaui Organisasi”

diselenggarakan oleh HMI

11

September

2018

Peserta 2

27 Gebyar Seni Qur‟ani “Harmoni SyairQur‟ani, Wujudkan 23 Peserta 2

Page 128: PROSES PEMBELAJARAN AL-QUR’AN DENGAN METODE …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5974/1/skripsi burd.pdf · yaitu: sebagian santri belum bisa makhorijul huruf seperti kho‟,

Syiar Islam” diselenggarakan oleh JQH Al-Furqan IAIN

Salatiga

September

2017

Page 129: PROSES PEMBELAJARAN AL-QUR’AN DENGAN METODE …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5974/1/skripsi burd.pdf · yaitu: sebagian santri belum bisa makhorijul huruf seperti kho‟,
Page 130: PROSES PEMBELAJARAN AL-QUR’AN DENGAN METODE …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5974/1/skripsi burd.pdf · yaitu: sebagian santri belum bisa makhorijul huruf seperti kho‟,
Page 131: PROSES PEMBELAJARAN AL-QUR’AN DENGAN METODE …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5974/1/skripsi burd.pdf · yaitu: sebagian santri belum bisa makhorijul huruf seperti kho‟,

WawancaradenganKetuaLembagaQiro‟ati Al-RiyadlohKesongo

KhatamanSantriQiro‟atibersamaAsatidz

Page 132: PROSES PEMBELAJARAN AL-QUR’AN DENGAN METODE …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5974/1/skripsi burd.pdf · yaitu: sebagian santri belum bisa makhorijul huruf seperti kho‟,

FOTO KEGIATAN QIRO’ATI

Page 133: PROSES PEMBELAJARAN AL-QUR’AN DENGAN METODE …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5974/1/skripsi burd.pdf · yaitu: sebagian santri belum bisa makhorijul huruf seperti kho‟,
Page 134: PROSES PEMBELAJARAN AL-QUR’AN DENGAN METODE …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5974/1/skripsi burd.pdf · yaitu: sebagian santri belum bisa makhorijul huruf seperti kho‟,

Buku Qiro‟ati Jilid 1-5 dan Alat Peraga

Page 135: PROSES PEMBELAJARAN AL-QUR’AN DENGAN METODE …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5974/1/skripsi burd.pdf · yaitu: sebagian santri belum bisa makhorijul huruf seperti kho‟,