KLENTENG PHAN KHO BIO SEBAGAI RUANG PUBLIK (Studi...

112
KLENTENG PHAN KHO BIO SEBAGAI RUANG PUBLIK (Studi Hubungan Toleransi Kehidupan Umat Beragama Di Kampung Pulo Geulis Bogor) Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Agama (S.Ag) Oleh: Danu Fauzan Hilmi NIM: 1113032100003 PRODI STUDI AGAMA-AGAMA FAKULTAS USHULUDDIN DAN FILSAFAT UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1439 H/2018 M

Transcript of KLENTENG PHAN KHO BIO SEBAGAI RUANG PUBLIK (Studi...

Page 1: KLENTENG PHAN KHO BIO SEBAGAI RUANG PUBLIK (Studi …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · KLENTENG PHAN KHO BIO SEBAGAI RUANG PUBLIK (Studi Hubungan Toleransi

KLENTENG PHAN KHO BIO SEBAGAI RUANG PUBLIK

(Studi Hubungan Toleransi Kehidupan Umat Beragama Di Kampung

Pulo Geulis Bogor)

Skripsi

Diajukan untuk Memenuhi Syarat Memperoleh

Gelar Sarjana Agama (S.Ag)

Oleh:

Danu Fauzan Hilmi

NIM: 1113032100003

PRODI STUDI AGAMA-AGAMA

FAKULTAS USHULUDDIN DAN FILSAFAT

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI

SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

1439 H/2018 M

Page 2: KLENTENG PHAN KHO BIO SEBAGAI RUANG PUBLIK (Studi …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · KLENTENG PHAN KHO BIO SEBAGAI RUANG PUBLIK (Studi Hubungan Toleransi

ii

Page 3: KLENTENG PHAN KHO BIO SEBAGAI RUANG PUBLIK (Studi …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · KLENTENG PHAN KHO BIO SEBAGAI RUANG PUBLIK (Studi Hubungan Toleransi

iii

Page 4: KLENTENG PHAN KHO BIO SEBAGAI RUANG PUBLIK (Studi …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · KLENTENG PHAN KHO BIO SEBAGAI RUANG PUBLIK (Studi Hubungan Toleransi

iv

Page 5: KLENTENG PHAN KHO BIO SEBAGAI RUANG PUBLIK (Studi …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · KLENTENG PHAN KHO BIO SEBAGAI RUANG PUBLIK (Studi Hubungan Toleransi

v

ABSTRAK

Danu Fauzan Hilmi

Klenteng Phan Kho Bio Sebagai Ruang Publik (Studi Hubungan

Toleransi Umat Beragama di Kampung Pulo Geulis Bogor)

Tulisan ini menggambarkan bagaiman ruang publik terhadap

toleransi umat beragama dengan etnis sunda dan Tionghoa yang sudah

membaur di daerah Kampung Pulo Geulis Bogor. Melalui penciptaan ruang

publik tersebut, kesadaran akan keberagamaan muncul dari masing-masing

etnis dan memandang bahwa budaya masing-masing berdiri setara dan

muncul penghargaan atas masing-masing kebudayaan. Pemahaman toleransi

umat beragama terbangun karena ruang publik yang diciptakan tersebut.

Kajian tentang toleransi umat beragama itu dilakukan dalam

beberapa tahap. Pertama, mendeskripsikan tentang bagaimana ruang publik

terhadap toleransi umat beragama di kampung Pulo Geulis. Kedua,

mengungkap pola relasi hubungan agama mayoritas dan minoritas di

kampung Pulo Geulis. Ketiga, menguraikan metode dan pendekatan

Fenomenologis, Sosiologis dan Historis yang digunakan dalam penelitian di

Kampung Pulo Geulis.

Setelah melewati beberapa tahap diatas bahwa ruang publik terhadap

toleransi beragama di Kampung Pulo Geulis sudah menerapkannya sejak

lama pada saat kampung tersebut muncul sehingga masyarakat yang

didalam kampung tersebut menerapkan toleransi beragama baik dalam

lingkungan intern maupun kelompok, masyarakat di kampung tersebut

sudah memiliki sikap dalam toleransi antar umat beragama yang

membangung harmoni sosial dan persatuan nasional dalam bentuk upaya

mendorong dan mengarahkan seluruh umat beragama untuk hidup rukun

dan bertoleransi dalm bingkai teologi dan implementasi dalam menciptakan

kebersamaan.

Kata Kunci: Rung Publik, Toleransi Umat Beragama.

Page 6: KLENTENG PHAN KHO BIO SEBAGAI RUANG PUBLIK (Studi …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · KLENTENG PHAN KHO BIO SEBAGAI RUANG PUBLIK (Studi Hubungan Toleransi

vi

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, karena berkat

rahmat serta hidayahnya penulis dapat merampungkan skripi ini dengan

judul: Klenteng Phan Kho Bio Sebagai Ruang Publik (Studi Hubungan

Toleransi Umat Beragama di Kampung Pulo Geulis Bogor). Shalawat

serta salam semoga senantiasa tercurah limpahkan kepada junjungan kita

yakni kanjeng Nabi Muhammad SAW, begitu juga kepada keluarganya dan

para sahabatnya, hingga pada umatnya kelak, amiin.

Penulisan skripsi ini diajukan untuk memenuhi syarat memperoleh

gelar Sarjana Agama pada Jurusan Studi Agama-Agama Fakultas

Ushuluddin UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, dalam proses penyelesaian

skripsi ini tentunya tidak lepas dari peran berbagai pihak. Untuk itu, tak

dapat dipungkiri rasa bahagia ini sepenuhnya bukan karena jerih payah

penulis sendiri melainkan ada dukungan semangat dari banyak pihak.

Sudah sepatutnya penulis ingin menyampaikan rasa “terima kasih”

dan penghargaan yang tulus kepada semua pihak yang telah membantu

kelancaran skripsi ini. Bantuan dan dukungan mereka, sedikit banyak telah

meringankan beban penulis selama menyusun skripsi ini. Meskipun tidak

semua pihak dapat disebutkan satu persatu, setidaknya penulis merasa perlu

menyebutkan sejumlah nama yang membekas di hati penulis, yaitu:

1. Kedua orang tua penulis yang tidak henti-hentinya memberikan

semangat luar biasa serta doa yang selalu dipanjatkan dalam salatnya.

Membesarkan dan mendidik di lingkungan pendidikan, terima kasih.

2. Ibu Dra. Halimah Mahmudy, M.Ag selaku sekretasis jurusan Studi

Agama-Agama dan sekaligus pembimbing Skripsi saya yang sejak

semula dengan ketulusan hati dan tidak bosan-bosan memberikan

perhatian dan dorongan yang luas untuk menyelesaikan tugas akhir ini.

3. Bapak Dr. Hamid Nasuhi, M.Ag selaku penasihat akademik yang telah

mengesahkan judul penelitian sebagai bahan penulisan skripsi sehingga

penulisan skripsi berjalan dengan lancar.

Page 7: KLENTENG PHAN KHO BIO SEBAGAI RUANG PUBLIK (Studi …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · KLENTENG PHAN KHO BIO SEBAGAI RUANG PUBLIK (Studi Hubungan Toleransi

vii

4. Bapak Prof. Dr. M. Ridwan Lubis, MA yang menguji proposal skripsi

saya sehingga penulisan skripsi berjalan dengan lancar.

5. Bapak Dr. Media Zainul Bahri, MA, selaku ketua jurusan Studi Agama-

Agama, yang telah memberikan beberapa masukan yang sangat

bermakna.

6. Bapak Prof. Dr. Masri Mansoer, MA selaku Dekan Fakultas

Ushuluddin UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Dan Bapak Prof. Dr.

Dede Rosyada, MA, selaku Rektor UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

7. Segenap jajaran dosen dan guru besar Studi Agama-Agama, Bapak

Prof. Dr. Kautsar Azhari Noer, Bapak Dr. Amin Nurdin, MA, dan Ibu

Hj. Siti Nadroh, MA, Bapak Syaiful Azmi, MA, yang senantiasa

memberikan ilmu serta wejangan yang tiada tara manfaatnya.

8. Staf dan karyawan Perpustakaan Fakultas Ushuluddin, dan

Perpustakaan Utama UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, yang banyak

membantu dalam menyediakan referensi yang dibutuhkan penulis.

9. Teruntuk Muhammad Sairi dan Muhammad Rahmat Ramadhan

terimakasih atas bantuan buku refrensinya, serta ilmu yang telah

diajarkan kepada saya pribadi semoga menjadi ilmu yang

barokah,amiin.

10. Teman-teman seperjuangan, Daenuri (ustad), Riki (Kijo), Fadil, Fauzy,

Mulyadi, yang penyabar yang selalu berbagi kegalauan dalam

menyelesaikan skripsi termasuk teman-teman yang lain angkatan 2013.

11. Teman-teman KKN “Lagukandama” UIN Syarif Hidayatullah Jakarta,

yang banyak memberikan pelajaran berharga tentang makna hidup dan

menjalankan arti kehidupan, terima kasih gengs.

12. Teman-teman rumah yang sudah membantu tenaganya untuk menemani

penelitian skripsi, sehingga skripsi ini berjalan baik dan lancar, amin.

Akhirnya, tidak ada manusia sempurna siapapun orangnya pastilah

ia memiliki sifat salah dan lupa. Namun begitu, semua tulisan yang ada di

hadapan pembaca ini adalah tanggung jawab penulis. Untuk semua pihak

Page 8: KLENTENG PHAN KHO BIO SEBAGAI RUANG PUBLIK (Studi …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · KLENTENG PHAN KHO BIO SEBAGAI RUANG PUBLIK (Studi Hubungan Toleransi

viii

yang telah membantu dalam menyelesaikan skripsi ini penulis ucapkan

terima kasih.

Ciputat, 14 Agustus 2018

Penulis

Page 9: KLENTENG PHAN KHO BIO SEBAGAI RUANG PUBLIK (Studi …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · KLENTENG PHAN KHO BIO SEBAGAI RUANG PUBLIK (Studi Hubungan Toleransi

viii

DAFTAR ISI

LEMBAR JUDUL ........................................................................................... i

SURAT PERNYATAAN ............................................................................... ii

LEMBAR PERSETUJUAN .......................................................................... iii

LEMBAR PENGESAHAN PANITIAN UJIAN ......................................... iv

ABSTRAK ....................................................................................................... v

KATA PENGANTAR .................................................................................... vi

DAFTAR ISI ................................................................................................... ix

DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................. xi

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah ................................................................ 1

B. Batasan Masalah ............................................................................ 6

C. Rumusan Masalah ......................................................................... 7

D. Manfaat dan Tujuan Penelitian ..................................................... 7

E. Tinjauan Pustaka ........................................................................... 8

F. Metodologi Peneltian .................................................................... 9

G. Sistematika Penulisan ................................................................... 13

BAB II MEMAHAMI TOLERANSI DAN RUANG PUBLIK

A. Pengertin Toleransi ....................................................................... 15

B. Latar Belakang Toleransi .............................................................. 18

C. Tujuan Toleransi ........................................................................... 23

D. Pengertian Ruang Publik ............................................................... 30

E. Latar Belakang Ruang Publik ........................................................ 33

F. Tujuan Ruang Publik ..................................................................... 35

BAB III PERAN RUANG PUBLIK TERHADAP TITIK TEMU

TOLERANSI DI KAMPUNG PULO GEULIS

A. Peran Klenteng Terhadap Titik Temu Toleransi ........................... 38

B. Tata Peribadatan ............................................................................ 42

Page 10: KLENTENG PHAN KHO BIO SEBAGAI RUANG PUBLIK (Studi …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · KLENTENG PHAN KHO BIO SEBAGAI RUANG PUBLIK (Studi Hubungan Toleransi

ix

C. Respon Pemuka Agama Terhadap Fungsi Klenteng ..................... 46

D. Peran Pemerintah Terhadap Kampung Pulo Geulis ...................... 51

BAB IV SEJARAH DAN KEHIDUPAN PULO GEULIS

A. Kondisi Geografi ........................................................................... 56

B. Kondisi Demografi ........................................................................ 57

C. Sejarah Kampung Pulo Geulis ...................................................... 58

D. Pola Relasi Sosial Kampung Pulo Geulis ..................................... 64

1. Pola Sosial Kemasyarakatan .................................................. 64

2. Pola Sosial Keagamaan ........................................................... 66

3. Pola Sosial Kebudayaan .......................................................... 68

E. Permasalahan Kampung Pulo Geulis ............................................ 70

BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan ................................................................................... 74

B. Saran .............................................................................................. 75

DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................... 77

LAMPIRAN-LAMPIRAN ...................................................................................... 81

Page 11: KLENTENG PHAN KHO BIO SEBAGAI RUANG PUBLIK (Studi …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · KLENTENG PHAN KHO BIO SEBAGAI RUANG PUBLIK (Studi Hubungan Toleransi

x

LAMPIRAN-LAMPIRAN

Lampiran 1 .................................................................................... 81

Surat Izin Penelitian .................................................... 81

Lampiran 2 .................................................................................... 84

Bukti Wawancara ......................................................... 84

Lampiran 3 ..................................................................................... 90

Pertanyaan Wawancara ................................................ 90

Hasil Wawancara Bapak Hamzah ............................... 91

Hasil Wawancara Bapak Chandra ............................... 92

Hasil Wawancara Bapak Rokib Alhudry ..................... 93

Hasil Wawancara Bapak Supandi ................................ 94

Hasil Wawancara Bapak Abraham Halim ................... 95

Hasil Wawancara Bapak Suhendar .............................. 96

Hasil Wawancara Bapak Endang ................................. 97

Lampiran 4 ..................................................................................... 98

Foto Kegiatan Lampiran ............................................... 98

Page 12: KLENTENG PHAN KHO BIO SEBAGAI RUANG PUBLIK (Studi …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · KLENTENG PHAN KHO BIO SEBAGAI RUANG PUBLIK (Studi Hubungan Toleransi

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Manusia sebagai makhluk sosial membutuhkan satu sama lain,

maka dari itu sebagai makhluk sosial manusia melakukan interaksi dengan

manusia lainya untuk menumbuhkan rasa toleransi di dalam dirinya,

walaupun berbeda agama ras dan budaya hal itu sudah melekat di setiap

diri manusia untuk saling bertenggang rasa satu sama lain. Tidak hanya

itu manusia juga mempunyai masalah-masalah yang dihadapi pada dirinya,

maka dari itu perlu adanya sesuatu hubungan timbal balik antar sesama

manusia.1

Kemajemukan agama terjadi karena masuknya agama-agama ke

dalam suatu wilayah tertentu dan kemudian adanya proses interaksi di

antara sesama penganutnya, seperti Hindu, Buddha, Islam, Kristen dan

Khonghucu. Proses pengembangan dan penyebaran agama-agama tersebut

berlangsung dalam rentan waktu yang cukup panjang sehingga terjadi

pertemuan antara penganut agama yang satu dengan penganut agama yang

lainnya. Dalam perjumpaan tersebut ada dua kemungkinan yang terjadi,

kemungkinan pertama, yaitu menimbulkan potensi integrasi dan

kemungkinan kedua, muncul potensi kompetisi yang tidak sehat dan dapat

1Aloys Budi Purnomo Pr, Membangun Teologis Inklusif, Pluralistik (Jakarta: Buku Kompas

2003) h.2

Page 13: KLENTENG PHAN KHO BIO SEBAGAI RUANG PUBLIK (Studi …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · KLENTENG PHAN KHO BIO SEBAGAI RUANG PUBLIK (Studi Hubungan Toleransi

2

menimbulkan benturan-benturan atau gesekan-gesekan yang pada

akhirnya menimbulkan konflik horizontal di antara umat beragama.2

Kerukunan berarti sepakat dalam perbedaan-perbedaan yang ada

dan menjadikan perbedaan-perbedaan itu sebagai titik tolak untuk

membina kehidupan sosial yang saling pengertian serta menerima dengan

ketulusan hati yang penuh keikhlasan. Kerukunan merupakan proses

tercipta dan terpeliharanya pola-pola interaksi yang beragam diantara unit-

unit yang otonom. Kerukunan mencerminkan hubungan timbal balik yang

ditandai oleh sikap saling menerima, saling mempercayai, saling

menghormati dan menghargai, serta sikap saling memaknai kebersamaan.3

Maka timbulah sikap pribadi untuk menundukkan kecenderungan alamiah

untuk mengambil jarak, menolak bahkan menganiaya orang lain yang

memiliki praktik dan keyakinan yang berbeda dengan kita atau bisa

disebut dengan toleransi.4

Kerukunan sendiri belum merupakan nilai terakhir, tetapi baru

merupakan suatu sasaran yang harus ada sebagai “condition sine qua non”

untuk mencapai tujuan lebih jauh yaitu situasi aman dan damai. Situasi ini

amat dibutuhkan semua pihak dalam masyarakat untuk memungkinkan

penciptaan nilai-nilai spiritual dan material yang sama-sama dibutuhkan

2Tim Puslitbang Kehidupan Beragama, Kompilasi Kebijakan dan Perarturan Perundagn-

undangan Kerukunan Kaum Beragama (Jakarta: Puslitbang Kehidupan Keagamaan, Badan Litbang dan Diklat Kementrian Agama RI 2012), h.2.

3Ridwan Lubis, Cetak Biru Peran Agama (Jakarta, Puslitbang, 2005), h.7-8.

4Kelly James Clark, Anak-Anak Abraham, Kebebasan dan Toleransi di Abad Konflik

Agama (Yogyakarta, PT KANISIUS, 2014), h 17.

Page 14: KLENTENG PHAN KHO BIO SEBAGAI RUANG PUBLIK (Studi …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · KLENTENG PHAN KHO BIO SEBAGAI RUANG PUBLIK (Studi Hubungan Toleransi

3

untuk mencapai tingkat kehidupan yang lebih tinggi.5 Maka dari sini

masyarakat kampung Pulo Geulis sikap ketoleransian mereka memberikan

dampak yang bagus terutama dalam hal rumah tempat ibadah di Klengteng

Phan Kho Bio yang merupakan cerminan toleransi mereka.

Toleransi terhadap eksistensi orang lain, selain didorong oleh

ajaran agama dalam hal ini Al-Qur’an menunjukkan sikap toleransi

tersebut dengan gagasan universalnya, yakni keselamatan bagi seluruh

umat manusia. Hal ini merupakan unsur dan benih-benih yang dapat

ditumbuhkan sebagai basis bagi toleransi di tengah pluralisme keagamaan,

begitu juga Undang-undang Negara yang mengatur hal itu. Sebagaimana

dinyatakan pada pasal 29 ayat 1 UUD 1945, bahwa setiap pemeluk agama

diberikan kebebasan untuk menjalankan syari’atnya masing-masing dan

kebebasan mengatur hukum-hukum yang berhubungan dengan Tuhan atau

manusia dengan sesamanya.6 Dari sini masyarakat kampung Pulo Geulis

menjaga tali persaudaraan mereka dalam berhubungan satu sama lain,

sehingga tak jarang adanya acara–acara keagamaan yang diselenggarakan

oleh masing-masing umat beragama dan melibatkan umat yang berbeda

agama untuk saling membantu acara tersebut.

Indonesia sebagai negara yang memliki berbagai macam suku dan

budaya dengan berbagai macam bahasa, memberikan kebebasan warganya

untuk menganut berbagai agama dan kepercayaan sesuai dengan UUD 45,

5Hendripuspito, Sosiologi Agama (Yogyakarta: Yyasan Kanisisus, 1983), h 170.

6Daud Ali, Muhammad, Asas-asas Hukum Islam, Pengantar Ilmu Hukum dan Tata

Hukum Islam di Indonesia (Jakarta: Rajawali Pers, 1991), h 27.

Page 15: KLENTENG PHAN KHO BIO SEBAGAI RUANG PUBLIK (Studi …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · KLENTENG PHAN KHO BIO SEBAGAI RUANG PUBLIK (Studi Hubungan Toleransi

4

begitu halnya dengan kampung Pulo Geulis yang terletak di kota Bogor

yang di kenal sebagai kota hujan tepatnya di Kelurahan Babakan Pasar,

Kecamatan Bogor Tengah, Kota Bogor, sebagian penduduk diwilayah

Pulo Geulis ini bermata pencaharian sebagai pedagang, baik di dalam

wilayah maupun di luar wilayah Pulo Geulis.

Daerah kampung Pulo Geulis ini memiliki Klenteng yang bernama

Phan Kho Bio atau Vihara Mahabrahma yang dijadikan tempat ibadah

umat Tao, Khonghucu, Buddha atau bisa dikatakan dengan Tridharma,

berbagai sumber dari karakter tiga agama tersebut yang disebut Tridharma.

Tridharma berasal dari kata Tri dan Dharma. Tri berarti tiga dan Dharma

berarti ajaran kebenaran. Secara harfiah Tridharma berarti tiga ajaran

kebenaran di sini ialah ajaran Sakyamuni Buddha, ajaran Khonghucu

(Kong Zi) dan ajaran Lao Zi (Lo cu). Tridharma merupakan agama yang

penghayatannya menyatu dalam ajaran Buddha, Konghucu, dan Lao Zi.

Tridharma bukan sekte atau sub sekte mahzab dari Agama Buddha

(Mahayana) karena mahzab Agama Buddha itu Theravada, mahayana dan

Tantrayana. Tridharma juga bukan sekte atau sub sekte dari Agama

Khonghucu (Ru Ji). Tridharma juga bukanlah sekte atau sub sekte atau

mahzab dari Agama Tao (Dao).7 Dapat dikatakan bahwa Tridharma

tersebut sebuah bentuk agama yang percampuran dari tiga agama

Khonghucu, Buddha, dan Tao. Ajaran dari ketiga agama tersebut

mengikuti dengan kebudayaan Tionghoa.

7Marga Singgih, Tridharma Selayang Pandang (Jakarta: Perkumpulan Tridharma, 2016),

h.1.

Page 16: KLENTENG PHAN KHO BIO SEBAGAI RUANG PUBLIK (Studi …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · KLENTENG PHAN KHO BIO SEBAGAI RUANG PUBLIK (Studi Hubungan Toleransi

5

Fenomena yang mewarnai nilai toleransi di kampung Pulo Geulis

adanya Klenteng Phan Kho Bio. Klenteng yang biasa juga di pergunakan

untuk umat Muslim mengadakan tahlilan pada setiap malam jum’at. Jadi

Klenteng ini tidak hanya di peruntukkan untuk umat Khonghucu, Buddha,

Tao akan tetapi umat Muslim pun bisa berdoa di dalam Klenteng tersebut.

Bagi para pengurus Klengteng nampaknya tidak menjadi masalah, karena

di Klenteng tersebut terdapat leluhur asli Pulo Geulis yaitu Eyang Prabu

Surya Kencana yang memperjuangkan tanah asli Pulo Geulis dari zaman

penjajahan Belanda, sehingga tidak hanya warga yang beragama Buddha

saja yang masuk dan beribadah di dalam Klenteng tersebut, tapi umat

Muslim dan Kristiani juga ikut berdo’a untuk keselamatan Eyang Prabu

Surya Kencana dengan kepercayaannya masing-masing.

Corak ragam yang sudah ada di kampung tersebut seperti toleransi,

menjadi kampung tersebut berbeda dengan kampung lainya, khususnya di

sebelah kampung Pulo Geulis yaitu Griya Katulampa, bilamana Pulo

Geulis lebih mewarnai nilai-nilai corak budaya yang sudah lama melekat

di dalamnya dan masyarkat asli pribumi bukan pendatang sudah

menerapkan sikap toleransi yang hidup dengan perbedaan agama dan

masyarakatnya yang majemuk bisa hidup saling rukun, berbeda dengan

Griya Katulampa masyaraktnya yang kebanyakan pendatang bukan asli

pribumi sehingga nilai toleransi mereka hanya sekedar untuk

berkomunikasi saja dan di dalamnya tidak memiliki corak budaya seperti

Pulo Geulis, bilamana masyarakat Pulo Geulis sudah mengenal nilai-nilai

Page 17: KLENTENG PHAN KHO BIO SEBAGAI RUANG PUBLIK (Studi …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · KLENTENG PHAN KHO BIO SEBAGAI RUANG PUBLIK (Studi Hubungan Toleransi

6

dan corak budaya yang terdapat di dalamnya dan menjadikan masyarakat

di sekitarnya pun sangat antusias untuk menjaga kelestarian yang ada di

dalam kampung tersebut, kelestarian ini seperti sejarah Klenteng yang

memiliki nilai pluralis tinggi dan juga masyarakat di sana tidak

membedakan agama dengan agama lainnya sehingga masyarakat tersebut

hidup toleran dan damai. Disisi lain masyarakatnya sangat antusias untuk

menaati peraturan pemerintah yang telah ditetapkan. Pembangunan yang

ada di dalam kampung tersebut ini begitu lancar, seperti halnya dibuatkan

jembatan penyeberangan untuk mengakses ke kampung Pulo Geulis ini

karena di tengah-tengahnya itu terdapat kali ciliwung.

Maka dari hal tersebut penulis mengangkat judul ini Klenteng

Phan Kho Bio Sebagai Ruang Publik ( Studi Hubungan Toleransi Umat

Beragama di Kampung Pulo Geulis Bogor)” Penulis melakukan penelitian

di kampung Pulo Geulis untuk mengkaji bagaimana kehidupan di

kampung tersebut dan seberapa besar peranan sikap masyakarat yang ada

di kampung Pulo Geulis, khusunya dalam sikap bertoleransi dalam umat

beragama.

B. Batasan Masalah

Pembatasan masalah dilakukan agar penelitian lebih terarah,

terfokus, dan tidak menyimpang dari sasaran pokok penelitian. Oleh

karena itu, penulis, memfokuskan kepada pembahasan atas masalah-

masalah pokok yang di batasi dalam konteks toleransi umat beragama

Page 18: KLENTENG PHAN KHO BIO SEBAGAI RUANG PUBLIK (Studi …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · KLENTENG PHAN KHO BIO SEBAGAI RUANG PUBLIK (Studi Hubungan Toleransi

7

(Islam, Kristen dan Tridharma). Subyek yang di teliti adalah masyarakat

kampung Pulo Geulis, Kelurahan Bababakan Pasar, Kecamatan Bogor

Tengah, Kota Bogor.

C. Rumusan Masalah

Perumusan masalah merupakan langkah yang paling penting dalam

penelitian ilmiah. Perumusan masalah berguna untuk mengatasi kerancuan

dalam pelaksanaan penelitian. Berdasarkan masalah yang dijadikan fokus

penelitian, masalah pokok penelitian tersebut dirumuskan sebagai berikut:

1. Bagaimana karakteristik pengunjung yang ada di Kampung Pulo

Geulis?

2. Bagaimana pengembangan Kampung Pulo Geulis sebagai ruang

Publik?

D. Manfaat dan Tujuan Penelitian

1. Tujuan Penilitan

a. Untuk mengetahui karakteristik pengunjung yang datang ke

Kampung Pulo Geulis

b. Untuk mengetahui pengembangan latar belakang pengembangan

Kampung Pulo Geulis sebagai ruang publik.

2. Adapun manfaat penelitian ini adalah:

a. Untuk menjadi sumbangan pemikiran terhadap format toleransi

umat beragama yang hidup dan berkembang di daerah

perkampungan kota Bogor.

Page 19: KLENTENG PHAN KHO BIO SEBAGAI RUANG PUBLIK (Studi …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · KLENTENG PHAN KHO BIO SEBAGAI RUANG PUBLIK (Studi Hubungan Toleransi

8

b. Untuk memenuhi persyaratan akhir memperoleh gelar Sarjana

Agama (S.Ag) pada fakultas Ushuluddin UIN Syarif Hidayatullah

Jakarta.

c. Sebagai bahan informasi bagi peneliti selanjutnya yang akan

meniliti persoalan dengan fokus yang sama.

d. Sebagai informasi pustaka pada UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

E. Tinjuan Pustaka

Dalam melakukan penelitian, penulis mencari informasi tentang

judul terkait. Untuk itu maka perlu dikemukakan tulisan yang terkait

dengan judul peneliti yang akan dilakukan. Tulisan yang serupa dengan

judul penelitian ini di antaranya adalah:

Skripsi karya Arin Ningsih Setiawan yang berjudul Perencanaan

Lanskap Kawasan Pemukiman Bantaran Sungai Bebasis Bioregon ( di

Kampung Pulo Geulis Bogor)8 skripsi ini membahas tentang perencanaan

tata letak dikawasan permukiman Bogor. Perbedaan mendasar dari skripsi

ini dan penelitian yang akan dilakukan adalah pertama tempat penelitian

yang dilakukan dengan satu tempat, tetapi yang menjadi objek kajian dari

masing masing sangatlah berbeda, penulis menerangkan konsep toleransi

yang ada di kampung Pulo Geulis dan ini sangat berpengaruh kepada hasil

penelitian karena perbedaan kajian dengan satu tempat akan

memungkinkan mendapatkan hasil yang berbeda pula. Dengan ini penulis

8 Arin Ningsih Setiawan, Skripsi Perencanaan Lanskap Kawasan Pemukiman Bantaran

Sungai Bebasis Bioregon, (Bogor : Fak Pertanian Institut Pertanian Bogor 2008)

Page 20: KLENTENG PHAN KHO BIO SEBAGAI RUANG PUBLIK (Studi …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · KLENTENG PHAN KHO BIO SEBAGAI RUANG PUBLIK (Studi Hubungan Toleransi

9

berfokus pada toleransi sebagai ruang publik yang ada di kampung Pulo

Geulis yang dimana masyarakatnya berbeda agama dengan sosiologi

kultur budaya di dalamnya membuat masyarakat ini menjalin sikap

komunikasi yang baik.

Literature yang kedua adalah skripsi karya Ibnu Solihin yang

berjudul Kerukunan Hidup Umat Beramaga Di Sekolah ( Studi kasus di

SMK Yadika 5 Pondok Aren)9. Dalam skripsi ini penulisnya

menggambarkan pembinaan kerukunan hidup beragama di sekolah sebagai

lembaga pendidikan serta gambaran kerukunan yang dicapai. Perbedaan

yang mendasar dari skripsi ini dan penelitian yang penulis lakukan adalah

berkaitan dengan tempat penelitian. Peneliti ini menggunakan sekolah

serta warga sekolahnya sebagai populasi penelitian sedangkan penulis

melakukan penelitian dengan populasi masyarakat di suatu kampung yang

menyangkut berbagai kegiatan aspek sosial.

F. Metodologi Penelitian

Metode ialah sebuah rangkaian proses kegiatan yang dilakukan untuk

meningkatkan suatu sumber dalam kegunaannya dan faktor yang

menentukan proses berhasilnya proses penelitian dalam mencapai tujuan.

Sedangkan metodologi penelitian suatu sekumpulan kegiatan dan prosedu

yang digunakan dalam suatu disiplin ilmu.

1. Jenis penelitian

9 Ibnu Sholihin, Skripsi Kerukunan Hidup Umat Beragama di sekolah (Studi Kasus di SMK

Yadika 5 Pondok Aren) (Jakarta : Fak Ushuluddin UIN Syarf Hidayatullah Jakarta 2008)

Page 21: KLENTENG PHAN KHO BIO SEBAGAI RUANG PUBLIK (Studi …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · KLENTENG PHAN KHO BIO SEBAGAI RUANG PUBLIK (Studi Hubungan Toleransi

10

Jenis penelitian ini adalah penelitian lapangan atau studi kasus

dengan tema Kampung Pulo Geulis Sebagai Ruang Publik (Studi

Kasus Tentang Toleransi Umat Beragama). Metode yang digunakan

dalam penelitian ini ialah metode kualitatif bertujuan mengumpulkan

data deskriptif dari objek penelitian secara rinci dan mendalam dengan

maksud mengembangkan konsep atau pemahaman dari suatu gejala.

Hal ini disadari bahwa banyak hal yang tidak mungkin diungkap hanya

melalui observasi dan pengukuran-pengukuran saja.10

Dengan metode

tersebut diatas apa yang ditemukan dalam penelitian diatas

mendapatkan kesimpulan yang tepat.

2. Jenis data

Untuk melakukan penelitian tersebut maka penulis mengumpulkan

data primer dan sekunder yang sesuai dengan tema penelitian.

Berdasarkan jenis data yang ditentukan sebelumnya maka dalam

penelitian ini memiliki sumber primer dan sumber sekunder. Sumber

primer artinya data yang didapat dari sumber pertama, seperti

wawancara kepada seseorang atau pengamat peneliti langsung pada

obyek penelitian. Sumber sekunder artinya data-data yang diperoleh

dari hasil penelitian orang lain yang sudah diolah menjadi data-data,

Buku, Koran, Majalah dan lain-lain. Atau juga pandangan, komentar

orang di luar lokasi penelitian tentang kondisi masyarakat di Kampung

Pulo Geulis Bogor,

10

Sandjaja & Albertus Heriyanto, Panduan Penelitian (Jakarta: Prestasi Pustaka, 2006), h.49.

Page 22: KLENTENG PHAN KHO BIO SEBAGAI RUANG PUBLIK (Studi …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · KLENTENG PHAN KHO BIO SEBAGAI RUANG PUBLIK (Studi Hubungan Toleransi

11

3. Teknik Pengumpulan Data

Dalam penelitian ini ada beberapa teknik yang akan digunakan

untuk mengumpulkan data, diantaranya yaitu:

a. Tehnik Wawancara

Wawancara merupakan proses interaksi atau komunikasi secara

langsung antara pewawancara atau peneliti dengan responden.

Peniliti melakukan wawancara dengan responden di tempat

peneliti yakni kampung Pulo Geulis Bogor. Wawancara ini

digunakan untuk memperoleh data yang bersifat fakta.

Peneliti melakukan wawancara terhadap warga kampung Pulo

Geulis Bogor diantaranya beberapa perangkat desa, pemuka

agama, dan masyarakat umum yang sudah dianggap mewakili

pemikiran masyarakat kampung Pulo Geulis.

b. Tehnik observasi

Observasi merupakan salah satu tehnik pengumpulan data yang

menggunakan pertolongan indra mata. Tehnik ini bertujuan

untuk lebih mendalami situasi sosial sebagaimana yang

diperoleh lewat wawancara, mengukur kebenaran jawaban pada

wawancara dan untuk memperoleh data yang tidak bisa

didapatkan dengan wawancara atau yang lainnya.

c. Dokumentasi

Penulis memberikan data data dokumentasi yang di dapat dari

Kampung Pulo Geulis Bogor.

Page 23: KLENTENG PHAN KHO BIO SEBAGAI RUANG PUBLIK (Studi …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · KLENTENG PHAN KHO BIO SEBAGAI RUANG PUBLIK (Studi Hubungan Toleransi

12

4. Langkah-langkah pengumpulan data

Untuk mendapatkan data yang di perlukan, penulis mengambil

langkah-langkah sebagai berikut:

Tempat penelitian

Lokasi penelitian ini di kampung Pulo Geulis Bogor adalah

sebuah Kampung kecil yang teletak di Kelurahan Babakan

Pasar, Kecamatan Bogor Tengah, Kota Bogor, yang dimana

tempat ini sebagai tempat penelitian yang penduduknya

menganut beberapa agama yakni agama Islam, Kristen dan Tri

Dharma.

5. Pendekatan

Ada beberapa pendekatan yang di pakai dalam penelitian ini,

pendekatan-pendekatan tersebut antara lain:

a. Pendekatan Fenomenologis

Dengan pendekatan ini peneliti dapat mengetahui fenomena-

fenomena keagamaan serta realitas-realitas yang terjadi di

masyarakat.

b. Pendeketan Sosiologis

Dengan pendekatan ini peneiliti dapat mengetahui hubungan

sosial kemasyarakatan antar pemeluk agama. Bagaimana

mereka saling mempengaruhi dalam hidup bermasyarakat.

Dimana untuk mengetahui proses sosial yang terjadi di

Page 24: KLENTENG PHAN KHO BIO SEBAGAI RUANG PUBLIK (Studi …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · KLENTENG PHAN KHO BIO SEBAGAI RUANG PUBLIK (Studi Hubungan Toleransi

13

kalangan umat yang berbeda agama baik di dalam acara

internal kelompok maupun antar kelompok.

c. Pendekatan Historis

Selain dua pendekatan di atas, dalam penelitian ini juga

digunakan pendekatan historis untuk mengetahui alur sejarah

dan lain-lain sebagai pelengkap data penelitian.

6. Teknik Analisis Data

Berdasarkan jenis data yang dikumpulkan maka teknik analisis

data yang akan digunakan oleh penulis adalah analisis kualitatif.

Penulis akan berusaha menggabungkan data-data serta menafsirkan

data untuk menjelaskan pola kerukunan umat beragama di lokasi

penelitian.

G. Sistematika Penulisan

Secara garis besar penulisan pembahasan dalam skripsi ini terdiri

dari lima bab, dengan rincian sebagai berikut:

Bab I Pendahuluan, Bab ini merupakan pendahuluan yang meliputi

latar belakang masalah, rumusan masalah, dan tujuan penelitian,

signifikasi penelitian, tinjauan pustaka, kerangka teoritik, metodologi

penelitian dan diakhiri dengan sistematika penulisan.

Bab II Memahami Toleransi dan Ruang Publik Bab ini merupakan

penjelasan umum tentang toleransi mulai dari Latar Belakang Toleransi,

Pengertian Toleransi, Dasar Toleransi, Tujuan Toleransi, Pengertian

Ruang Publik, Tujuan Ruang Publik.

Page 25: KLENTENG PHAN KHO BIO SEBAGAI RUANG PUBLIK (Studi …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · KLENTENG PHAN KHO BIO SEBAGAI RUANG PUBLIK (Studi Hubungan Toleransi

14

Bab III Peran Ruang Publik Terhadap Titik Temu Toleransi Di

Kampung Pulo Geulis Bab ini berisi tentang, analisa toleransi antar umat

beragama di kampung Pulo Geulis Bogor. Analisa ini terdiri dari bagian

seperti berikut: Peran Klenteng Terhadap Titik Temu Toleransi, Tata

Peribadatan, Apa Respon Pemuka Agama Terhadap Klenteng, Peran

Pemerintah Terhadap Klenteng.

Bab IV Sejarah dan Kehidupan Pulo Geulis, Bab ini adalah

penelitian lapangan yang terdiri dari uraian Asal Usul Pulo Geulis,

Geografis Pulo Geulis, Demografi Pulo Geulis, Pola Relasi Sosial Pulo

Geulis, Permasalahan Kehidupan Pulo Geulis.

Bab V Penutup, Bab ini adalah penutup yang berisi kesimpulan,

saran-saran dan kata penutup.

Page 26: KLENTENG PHAN KHO BIO SEBAGAI RUANG PUBLIK (Studi …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · KLENTENG PHAN KHO BIO SEBAGAI RUANG PUBLIK (Studi Hubungan Toleransi

15

BAB II

MEMAHAMI TOLERANSI DAN RUANG PUBLIK

A. Pengertian Toleransi

Istilah Toleransi dalam kamus ilmiah populer1 bermakna “sifat dan

sikap menghargai (toleran), atau pembiaran.” Istilah ini pertama kali lahir

di Barat. Toleransi disini berasal dari bahasa latin, yaitu teolerantia, yang

artinya kelonggaran, kelembutan hati, keringanan dan kesabaran. Dari sini,

dapat dipahami bahwa toleransi merupakan sebuah ekspresi sikap untuk

memberikan hak sepenuhnya kepada orang lain agar menyuarakan,

menyampaikan pendapatnya, sekalipun pendapatnya diterima atau ditolak

oleh masyarakat umum.2 Toleransi adalah soal perasaan dan perilaku

individual, sementara koeksistensi semata-mata merupakan penerimaan

terhadap pihak lain, sekedar dalam batas tidak terjadinya konflik.3

Dari pengertian diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa dalam

toleransi akan menjadikan perdamaian antar-umat beragama apalagi di

daerah rawan konflik berkedok agama, haruslah dibaca dalam terang hidup

bersama yang mengedepankan sikap saling mengerti, saling memahami,

dan menerima. Tanpa landasan sikap toleran antar umat beragama, relasi

dialog antar sesama tidak akan terjalin.4

1Alex MA, Kamus Ilmiah Populer Kontemporer, Materi: Politik-Ekonomi-Hukum-Sosial-

Budaya-Agama (Surabaya: ALUMNI), h. 640 2Zulhairi Misrawi, Al-qur’an Kitab Toleransi, h. 161

3Mohamed Fathi Osman, Islam Pluralisme & Toleransi Keagamaan pandangan al-

Qur’an, kemanusiaan, sejarah, dan peradaban (Jakarta: Democracy Project Yayasan Abad

Demokrasi), h. 2 4Aloys Budi Purnomo, Pr, Membangun Teologi Inklusif-Pluralistik (Jakarta : PT. Kompas

Media Nusantara), h. 2

Page 27: KLENTENG PHAN KHO BIO SEBAGAI RUANG PUBLIK (Studi …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · KLENTENG PHAN KHO BIO SEBAGAI RUANG PUBLIK (Studi Hubungan Toleransi

16

Dalam perspektif teologis toleransi tidak selalu dikaitkan dengan

perkara “iman dan agama”. Dari akar katanya toleransi lebih bersifat

sosiologis ketimbang teologis. Salah kaprah bila wacana toleransi selalu

dikaitkan dengan wacana teologis. Dalam konteks ini, toleransi erat

kaitannya dengan makna imperative agama yang harus mewujudkan diri

dalam perbuatan dan tindakan kongkrit di tengah masyarakat. Meminjam

gagasan Peter L.Berger (1969), itulah yang disebut the social reality of

religion. Persis dalam dataran realitas sosialnya tidak bisa mengelak

bahwa, setiap umat beragama dituntut untuk mengembangkan toleransi di

dalam kehidupannya.

Namun demikian, dalam wacana teologis, toleransi tidak lain

merupakan perwujudan iman yang berlaku dalam setiap tindakan umat

beragama. Perwujudan iman tidak pandang bulu agama seseorang. Bahkan

dari perwujudan iman, orang tidak serta merta langsung dikenali apakah

dia seorang Muslim, Katolik, Protestan, Hindu, Buddha, apapun itu. Setiap

umat beragama dituntut untuk mewujudkan imannya dalam dataran praktis

sehari-hari. Perwujudan iman nyata dalam tindakan yang baik, rukun,

saling mengerti, dan saling menerima.5

Dengan demikian, toleransi menuju pada suatu kerelaan untuk

menerima kenyataan pada perbedaan yang dimiliki orang lain. Toleransi

dapat diartikan memberikan tempat kepada pendapat yang berbeda. Pada

5Budi Purnomo, Pr, Membangun Teologi Inklusif-Pluralistik, h. 3

Page 28: KLENTENG PHAN KHO BIO SEBAGAI RUANG PUBLIK (Studi …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · KLENTENG PHAN KHO BIO SEBAGAI RUANG PUBLIK (Studi Hubungan Toleransi

17

saat bersamaan sikap menghargai pendapat yang berbeda disertai dengan

sikap menahan diri atau sabar.

Kenyataannya diantara orang yang berbeda pendapat harus

memperhatikan sikap yang sama yaitu saling menghargai dengan

mempertimbangkan persatuan dan kesatuan berbangsa dan bernegara.6

Bilamana pendapat yang berbeda harus di diskusikan secara intern dengan

pengelompokkan dan komunikasi yang baik.

Toleransi beragama sendiri yang dimaksud adalah toleransi

antarumat beragama, yaitu sikap maupun perilaku terhadap hal-hal yang

bersifat keagamaan meliputi: keyakinan, pemikiran maupun perilaku

keagamaan umat beragama yang mencerminkan toleransi terhadap umat

beragama lain baik perorangan maupun kelompok.7

Sikap toleransi menghindarkan, terjadinya diskriminasi sekalipun

banyak terdapat kelompok yang bersebrangan pendapat dalam masyarakat.

Contoh sikap toleransi secara umum antara lain: menghargai pendapat dan

atau pemikiran orang lain yang berbeda dengan kita serta saling tolong-

menolong untuk kemanusiaan tanpa memandang suku, ras, agama,

kepercayaannya. Istilah toleransi mencakup banyak bidang, salah satunya

adalah agama. Toleransi beragama merupakan sikap saling menghormati

dan menghargai penganut agama lain. Misalnya: (1) Tidak memaksakan

orang lain untuk menganut agama kita, (2) Tidak mencela atau menghina

6Artis, Kerukunan dan Toleransi antar Umat Beragama, Toleransi Media Ilmiah

Komunikasi Umat Beragama. Vol. 3 No. 1, h. 88 7Drs. H. Ahsanul Khalikin, MA dan Fathuri, S.Sos. I, Toleransi Beragama di Daerah

Rawan Konflik (Jakarta: Puslitbang Kehidupan Keagamaan), h. 14

Page 29: KLENTENG PHAN KHO BIO SEBAGAI RUANG PUBLIK (Studi …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · KLENTENG PHAN KHO BIO SEBAGAI RUANG PUBLIK (Studi Hubungan Toleransi

18

agama lain dengan alasan apapun, serta (3) Tidak melarang ataupun

mengganggu umat agama lain untuk beribadah sesuai agama atau

kepercayaannya. Dalam kehidupan bermasyarakat, tumbuhnya sikap

toleransi menimbulkan hidup yang damai saling berdampingan serta

menghindarkan permusuhan.8

Menurut penulis menanggapi pengertian toleransi yang ada dengan

semacam sikap menerima yang dimiliki oleh individu, dimana seorang

bisa menerima keyakinan orang lain dan menghormati kegiatan acara

ritual keagamaan yang dilakukannya tanpa mengusik ataupun

mencampurinya.

B. Latar Belakang Toleransi

Demokrasi tanpa toleransi akan melahirkan tatanan politik yang

otoriter, sedangkan toleransi tanpa demokrasi akan melahirkan bukan

sebenarnya toleransi, yaitu toleransi yang rentan menimbulkan konflik-

konflik komunal. Sebab itu, demokrasi dan toleransi harus berkaitan baik

dalam komunitas masyarkat politik maupun masyarakat sipil.9

Rainer Fors dalam Toleration and Democracy (2007)

menyebutkan, ada dua cara pandang tentang toleransi, yaitu konsepsi yang

dilandasi pada otoritas Negara (Permission conception) dan konsepsi yang

dilandasi pada kultur dan kehendak untuk membangun pengertian dan

penghormatan terhadap yang lain (respect conception). Dalam hal ini, Fors

8Di akses dari https://id.wikipedia.org/wiki/Toleransi pada tanggal 17 Januari Pukul 12:30

9Zuhairi Misrawi, Pandangan Muslim Moderat: Toleransi, Terorisme, dan Oase

Perdamaian (Jakarta: Kompas), h. 3

Page 30: KLENTENG PHAN KHO BIO SEBAGAI RUANG PUBLIK (Studi …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · KLENTENG PHAN KHO BIO SEBAGAI RUANG PUBLIK (Studi Hubungan Toleransi

19

lebih memilih konsepsi yang kedua, yaitu toleransi dalam konteks

demokrasi harus mampu membangun saling pengertian dan saling

menghargai di tengah keragamaan suku, budaya, agama, ras, dan bahasa.10

Kebijakan publik yang dibuat oleh Negara kerap kali sulit

diterjamahkan dalam realitas. Ada beberapa hal yang menyebabkan

kenapa toleransi sulit ditransformasikan dalam realitas keragaman yang

ada dalam sebuah Negara. Di antaranya Negara sendiri terdiri atas

pelbagai entitas yang mempunyai mindset kurang lebih cenderung kepada

intoleransi dari pada toleransi. apalagi, entitas tersebut hanya memahami

demokrasi secara prosedural, yaitu hegemoni mayoritas atas minoritas atau

sebaliknya, ketundukan mayoritas atas minoritas.11

Sementara itu, Negara

tidak mempunyai keberanian untuk mengambil keputusan dalam rangka

menegakkan prinsip kesetaraan dan keadilan. Akibatnya, kelompok

minoritas senantiasa berada di bawah ancaman kelompok yang mengklaim

sebagai kelompok mayoritas. Lalu, pertanyaanya dari mana kita harus

memulai untuk membangun toleransi?

Ada dua modal setidaknya yang dibutuhkan untuk membangun

toleransi sebagai nilai kebajikan: pertama, toleransi membutuhkan

interaksi sosial melalui percakapan dan pergaulan yang intesif. Kedua,

membangun kepercayaan di antara pelbagai kelompok dan aliran.

10

Misrawi, Pandangan Muslim Moderat: Toleransi, Terorisme, dan Oase Perdamaian, h.

3

11

Misrawi, Pandangan Muslim Moderat: Toleransi, Terorisme, dan Oase Perdamaian, h.

3-4

Page 31: KLENTENG PHAN KHO BIO SEBAGAI RUANG PUBLIK (Studi …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · KLENTENG PHAN KHO BIO SEBAGAI RUANG PUBLIK (Studi Hubungan Toleransi

20

Sebagai dasar di mana toleransi sudah di tumbuhkan lama dalam

bangsa Indonesia, banyaknya suku, ras, budaya, serta agama, membuat

bangsa Indonesia hidup saling bertoleran, akan tetapi setiap warga

mempunya sikap yang intoleran juga. Banyak muncul pertanyaan, mana

lebih mudah, menjadi toleran atau intoleran, maka sementara ini harus

diakui, menjadi intoleran lebih mudah dari pada menjadi toleran. Faktanya,

tindakan intoleran seperti kekerasan, intimidasi, penyerangan sebuah

kelompok terhadap kelompok lain, bahkan terorisme telah menjadi

sebagian kelompok atau ormas.

Fakta intoleransi telah menyita perhatian banyak pihak untuk

melihatnya sebagai problem yang harus di selesaikan secepat mungkin.

Tidak terelakkan, dari Presiden hingga masyarakat biasa umumnya resah

dan gelisah atas meluasnya aksi-aksi intoleran.12

Timbulah cara berpikir yang tidak membuka ruang toleransi dan

kerja sama dengan umat yang seiman maupun yang berbeda iman muncul

dari metode pengajaran yang sempit yang diterima dari lembaga

pendidikan yang berpikiran sempit pula. Mulai dari sinilah letak

pentingnya pengembangan lembaga pendidikan pondok pesantren,

seminar, atau studi perbandingan agama, karena lembaga pendidikan

12

Misrawi, Pandangan Muslim Moderat: Toleransi, Terorisme, dan Oase Perdamaian, h.

9

Page 32: KLENTENG PHAN KHO BIO SEBAGAI RUANG PUBLIK (Studi …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · KLENTENG PHAN KHO BIO SEBAGAI RUANG PUBLIK (Studi Hubungan Toleransi

21

keagamaan tersebut khusunya pesantren karena telah membiasakan peserta

didiknya dengan latihan perbandingan pemikiran.13

Toleransi menjadi pembahasan bahan yang sangat pentingnya

dalam kehidupan bermasyarakat, baik toleransi antar umat beragama,

politik, pendidikan, ekonomi dan sebagainya merupakan bagian satu

kesatuan untuk hidup rukun dan damai. Adapun sebagian masyarakat yang

intoleran, kemungkinan akan menjadikan sikap acuh terhadap orang di

sekitarnya. Latar belakang yang mendasari masyarakat intoleran

kurangnya perhatian pemerintah terhadap gerakan kerukunan dengan di

dasari pertimbangan adanya anggapan bahwa institusi birokrasi diliputi

rasa kekhawatiran telah memasuki persoalan perbedaan agama yang

bersifat sensitif. Adanya dorongan memasuki wilayah keagamaan khawatir

justru akan menjadi potensi konflik yang semula terpendam dapat muncul

ke permukaan.14

Menurut Daisaku Ikeda seorang Presiden Soka Gakkai, sejarah

toleransi unggul yang bernafaskan agama dan budaya di Negara Indonesia

yang dimana merupakan pusaka bagi umat manusia. Kaisar Romawi Suci

Joseph II, yang dikenal sebagai Kaisar pencerahan Austria telah

mengatakan sebagai berikut: “Justru toleransi inilah yang merupakan

syarat penting yang harus ada untuk orang-orang yang menetap di suatu

tempat dan mewujudkan banyak hal sesuai dengan peranan masing-

13

H. M. Ridwan Lubis, Kerukunan Beragama Dalam Cita dan Fakta (Jakarta, Pusat

Kerukunan Umat Beragama), h. 18 14

H. M. Ridwan Lubis, Kerukunan Beragama Dalam Cita dan Fakta, h. 203

Page 33: KLENTENG PHAN KHO BIO SEBAGAI RUANG PUBLIK (Studi …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · KLENTENG PHAN KHO BIO SEBAGAI RUANG PUBLIK (Studi Hubungan Toleransi

22

masing”.15

Bilamana kita lihat dalam kutipan di atas toleransi begitu

penting untuk dimiliki masyarakat di dalam suatu tempat, sehingga tidak

minimbulkan perbedaan yang ada di dalamnya.

Pada tahun 1781, Kaisar Joseph II mendeklarasikan Edict of

Toleration (Perintah Toleransi) yang memperjelas bahwa berbagai tindak

kekerasan atas hati nurani adalah perbuatan yang biadab. Adanya Edict of

Toleration ini telah memberikan kebebasan untuk menjalankan kegiatan

agama dan hak-hak penduduk kepada pemeluk Kristen aliran Lutheran,

Calvanis, dan Ortodoks Yunani. Hal ini berlaku juga pada agama Yahudi.

Lalu, toleransi agama yang dipromosikan Kaisar Joseph II ini meluas juga

penerapannya dalam interaksi dengan pemeluk Islam.16

Menurut Abdurrahman Wahid parameter utama untuk dapat

memelihara keragaman adalah mengelola kemampuan toleransi. Masing-

masing setiap masyarakat sebagai sesama manusia dan warga Negara

memegang teguh toleransi untuk memutus masa lalu yang kejam, kelam,

dan tidak toleran.17

Bila dilihat dari kutipan tersebut mengharuskan

masyarakat menjaga kebudayaan dan nilai-nilai sikap peduli kepada

perbedaan yang ada, dan menjauhkan sikap prasangka buruk kepada orang

yang di sekelilingnya.

15

KH. Abdurrahman Wahid dan Daisaku Ikeda, Dialog Peradaban untuk Toleransi dan

Perdamaian (Jakarta: Gramedia), h. 265 16

KH. Abdurrahman Wahid dan Daisaku Ikeda, Dialog Peradaban untuk Toleransi dan

Perdamaian, h. 266 17

KH. Abdurrahman Wahid dan Daisaku Ikeda, Dialog Peradaban untuk Toleransi dan

Perdamaian, h. 267

Page 34: KLENTENG PHAN KHO BIO SEBAGAI RUANG PUBLIK (Studi …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · KLENTENG PHAN KHO BIO SEBAGAI RUANG PUBLIK (Studi Hubungan Toleransi

23

C. Tujuan Toleransi

Dalam masyarakat majemuk seperti Indonesia, agama dapat

menjadi faktor pemersatu (uniting factor). Namun dalam beberapa hal,

agama dapat juga dengan mudah disalahgunakan sebagai alat pemecah

belah (devending factor). Pakar sosiologis Islam klasik, Ibnu Khaldun,

juga menyimpulkan bahwa perasaan seagama mungkin perlu, namun tidak

cukup untuk menciptakan perasaan memiliki kelompok (sense of group

belonging) atau kesatuan sosial, harus ada faktor-faktor lain yang lebih

memperkuat dan mempertahankan kohesi sosial.18

Penjelasan diatas menurut penulis, agama memiliki landasan

teologis, di mana untuk mempersatukan masyarakat menghindari konflik

harus interaksi sosial. Interkasi sosial bisa terjadi dalam kehidupan sehari-

hari dan dapat ditemukan dalam setiap pertemuan, tempat atau wadah

berbagai aktivitas sosial individu terhadap individu lain, individu terhadap

kelompok dengan kelompok lain, baik aktivitas spontan maupun

direncanakan dapat berfungsi sebagai saluran interaksi sosial. Dari

interaksi sosial maka akan terbentuknya hubungan yang harmonis, bisa

dikatakan masyarakat di dalamnya hidup toleran terutama toleransi

beragama.

Bila dilihat dari kehidupan sehari-hari antara toleransi dengan

kerukunan tidak ada perbedaan, namun jika ditelusuri bahwa toleransi

18

Syahrin Harahap, MA, Teologi Kerukunan, h. 90

Page 35: KLENTENG PHAN KHO BIO SEBAGAI RUANG PUBLIK (Studi …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · KLENTENG PHAN KHO BIO SEBAGAI RUANG PUBLIK (Studi Hubungan Toleransi

24

merupakan sikap atau refleksi dari kerukunan. Sedangkan kerukunan

mempertemukan unsur-unsur yang berbeda. Toleransi dan kerukunan antar

hidup sesama manusia di Indonesia sudah tumbuh dan berkembang dari

dulu, ini telah diwarisi oleh leluhur bangsa dari turun temurun sampai

sekarang, namun zaman semakin maju dalam berbagai bidang, dan tak

ketinggalan dalam bidang ilmu pengetahuan dan budaya yang telah

diwarisi oleh leluhur bangsa Indonesia terhadap generasi ke-generasi,

membuat bangsa Indonesia tak bisa mengelak dari kemajuan teknologi

informasi yang membawa berbagai arus budaya. Kadang kala bertentangan

dengan budaya yang ada pada bangsa Indonesia itu sendiri.19

Mengingat kerukunan antar umat beragama di Indonesia termasuk

salah satu masalah yang cukup serius. Diantara hal-hal yang menyebabkan

pemerintah harus memberikan perhatian yang cukup besar terhadap

masalah kerukunan hidup umat antar umat beragama adalah karena hal ini

mempunyai kaitan yang erat dengan usaha pembangunan. Bila kerukunan

hidup antar umat beragama di Indonesia dapat tercipta dengan teratur,

usaha-usaha pembangunan yang sedang kita laksanakan sekarang akan

lebih lancar dan terarah. Sebab dengan adanya kerukunan hidup antar umat

beragama akan terjamin dan terpelihara stabilitas sosial sebagai syarat

mutlak untuk berhasilnya pembangunan. Selain itu, dengan adanya

19

Artis, Kerukunan dan Toleransi Antar Umat Beragama, Toleransi Media Ilmiah

Komunikasi Umat Beragama. Vol 3 No 1, h. 89

Page 36: KLENTENG PHAN KHO BIO SEBAGAI RUANG PUBLIK (Studi …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · KLENTENG PHAN KHO BIO SEBAGAI RUANG PUBLIK (Studi Hubungan Toleransi

25

kerukunan hidup beragama, potensi umat beragama yang demikian besar

dapat dikerahkan untuk memperlancar pembangunan.20

Toleransi sendiri bisa menjadi tujuan terhadap undang-undang

yang ada di Indonesia, seperti hak beragama merupakan hak asasi manusia

bagi masing-masing warga Negara. Hak ini termasuk hak yang dijamin

dan dilindungi oleh Negara. Sekalipun hak beragama dijamin dan

dilindungi Negara, tidak berarti setiap individu boleh menggunakan hak

tersebut sepenuhnya, kebebasan pelaksanaan hak asasi seseorang juga

harus memperhatikan hak asasi orang lain, terlebih ketika berada di ruang

publik. Hal ini tidak lain bertujuan untuk memelihara ketertiban sosial dan

agar tidak terjadi perbenturan satu individu dengan individu lain. Oleh

karenanya, UUD 1945 dalam pasal 28j mencantumkan pengaturan sebagai

berikut: Pasal 28J: 1. Setiap orang wajib menghormati hak asasi manusia

orang lain dalam tertib kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan

bernegara. 2. Dalam menjalankan hak dan kebebasannya, setiap orang

wajib tunduk kepada pembatasan yang ditetapkan dengan undang-undang

dengan maksud semata-mata untuk menjamin pengakuan serta

penghormatan serta penghormatan atas hak kebebasan orang lain dan

untuk memenuhi tuntunan yang adil sesuai dengan pertimbangan moral,

20

H. Alamsjah Ratu Perwiranegara, Pembinaan Kerukunan Hidup Umat Beragama

(Jakarta: Departemen Agama RI), h. 46

Page 37: KLENTENG PHAN KHO BIO SEBAGAI RUANG PUBLIK (Studi …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · KLENTENG PHAN KHO BIO SEBAGAI RUANG PUBLIK (Studi Hubungan Toleransi

26

nilai-nilai agama, keamanan, dan ketertiban umum dalam suatu

masyarakat demokratis.21

Dari pasal 28J ayat (1) di atas mengandung makna bahwa siapa

saja yang melaksanakan hak-hak pribadinya, termasuk hak beragama,

diharuskan tetap menghormati hak asasi orang lain. Pengertian frasa wajib

menghormati dalam ayat tersebut harus diterjemahkan bahwa meskipun

beragama adalah hak asasi setiap individu, akan tetapi pelaksanannya tidak

boleh sewenang-wenangnya atau semaunya sendiri. Dalam melaksanakan

ajaran agama, seseorang harus mengembangkan sikap-sikap toleransi atau

tenggang rasa terhadap orang lain, baik yang seagama maupun yang tidak

seagama.22

Toleransi beragama diberbagai daerah didasari oleh banyaknya

kelompok-kelompok minoritas dan mayoritas yang cenderung aman-aman

saja tanpa konflik ataupun dendam. Seperti yang tergambar dalam

hubungan semua agama baik Islam, Kristen, Hindu, Buddha, Tao, dan

Khonghucu menjunjung tinggi nilai toleransi dalam ajarannya.

Sebagai manusia beragama, kita diajarkan untuk saling mengasihi,

memberi kepada mereka yang membutuhkan, bukan untuk kepentingan

diri kita sendiri, untuk kepentingan membersihkan hati dan jiwa, dan

21

H. Mubarok, SH, M.Sc, Kompendium Regulasi Kerukunan Umat Beragama (Jakarta:

PKUB), h. 45. Lihat Keputusan Bersama Menteri Agama, Jaksa Agung, dan Menteri dalam

Negeri Republik Indonesia, tahun 2011, h.5-7 22

Mubarok, SH, M.Sc, Kompendium Regulasi Kerukunan Umat Beragama, h. 47

Page 38: KLENTENG PHAN KHO BIO SEBAGAI RUANG PUBLIK (Studi …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · KLENTENG PHAN KHO BIO SEBAGAI RUANG PUBLIK (Studi Hubungan Toleransi

27

kepentingan mengosongkan nurani kita dari perasaan tamak, sombong,

tidak mau berbagi dan kikir.23

Dalam konteks Indonesia, kita sangat menyadari bahwa

masyarakat Indonesia sangat pluralis, baik dari segi etnis, adat istiadat

maupun agama. Dari segi agama, selain Islam realitas menujukkan bahwa

hampir semua agama, khusunya agama-agama besar dapat berkembang

subur dan terwakili aspirasinya di Indonesia. Itulah sebabnya masalah

toleransi atau hubungan antar agama menjadi sangat penting. Namun

demikian, bahwa dalam soal toleransi dan pluralisme ini, Islam telah

membuktikan kemampuannya secara meyakinkan.

Dimana agama Islam sudah lama memperkuat toleransi dan

memberikan aspirasi terhadap pluralism, sangat kohesif dengan nilai-nilai

Pancasila yang sejak semula mencerminkan tekad dari berbagai golongan

dan agama untuk bertemu dalam titik kesamaan (Common Platform)

dalam kehidupan dan bernegara.24

Bisa dilihat dari kutipan tersebut bahwa

nilai pluralism sangat kuat megajarkan bahawa semua agama mengajarkan

tentang kebaikan, dari kebaikan tersebut dapat menjalin hubungan dasar

dengan sesama manusia untuk bersikap toleran dan menjadi titik temu

dalam kesamaan yang ada di dalam agama tersebut.

23

Ruslani, Islam Dialogis, (Yogyakarta: Pustaka Cendekia Press), h. 201-202 24

Ruslani, Islam Dialogis, h. 68-69

Page 39: KLENTENG PHAN KHO BIO SEBAGAI RUANG PUBLIK (Studi …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · KLENTENG PHAN KHO BIO SEBAGAI RUANG PUBLIK (Studi Hubungan Toleransi

28

Perbedaan di antara umat manusia, dalam pandangan Islam,

bukanlah karena warna kulit dan bangsa, tetapi semata-mata tergantung

pada tingkat ketakwaan masing-masing (Q.S. Al-Hujurat/49:13). Inilah

yang mendasari perspektif Islam tentang “kesatuan umat manusia”, yang

mendorong berkembangnya solidaritas antar manusia.25

Bilamana dilihat

dari kutipan tersebut menurut penulis, dalam Islam ialah mempersatukan

umat manusia tanpa harus melihat perbedaan yang ada di dalamnya dan

menjadikan umat manusia dengan sikap solidaritas, dengan ini bertujuan

untuk menumbuhkan nilai-nilai toleransi yang baik.

Agama bagi setiap pemeluknya memang merupakan wahyu atau

petunjuk Tuhan. Namun kehidupan beragama tetaplah merupakan

fenomena budaya. Artinya, manifestasi keberagamaan seseorang

mengambil tempat dalam pelataran budaya.26

Dari penjelasan paragraf di atas menurut penulis, bahwasannya

agama dan budaya bisa mempengaruhi sikap manusia di dalam kehidupan

sehari-hari, dengan agama dan budaya yang sudah melekat di dalam

lingkungan tersebut dapat memperngaruhi manusia bersikap toleran

terhadap lingkunganya, pentingnya berbagai komunikasi baik di luar

forum ataupun di dalam forum umat beragama maupun antar-umat

beragama dengan pemerintah, untuk menjadi landasan kehidupan yang

harmonis.

25

Ruslani, Islam Dialogis, h. 52-53 26

Prof. Dr. Syahrin Harahap, MA, Teologi kerukunan, h. 3

Page 40: KLENTENG PHAN KHO BIO SEBAGAI RUANG PUBLIK (Studi …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · KLENTENG PHAN KHO BIO SEBAGAI RUANG PUBLIK (Studi Hubungan Toleransi

29

Salah satu faktor yang menjadi tujuan agama terhadap toleransi

dengan adanya dialog antar-umat beragama, dimana dialog menurut Han

Kung sebagai tokoh dialog antar-umat beragama, bukan sekedar

konsistensi secara damai, tetapi lebih jauh daripada itu, yaitu proeksistensi.

Dengan pro-eksistensi, kung mengusulkan sasaran dialog yang lebih

terlibat, programatis dengan melibatkan semua perbedaan otentik, dengan

demikian, dialog bukan sekedar pengumupulan unsur-unsur persamaan

tradisi, semangat dan sebagainya, tetapi unsur-unsur yang meliputi

perbedaan bahkan potensi konflik. Ini merupakan tantangan untuk

mengenal agama lain tanpa prasangka, tetapi juga kesempatan untuk

mengenal agamanya sendiri secara kritis lewat agama-agama lain.27

Dari penjelasan Han Kung menurut penulis dialog antar-umat

beragama penting bagi terciptanya hubungan masyarakat yang damai, akan

tetapi dialog bukan hanya untuk membicarakan agamanya masing-masing,

tetapi dialog membuat seseorang lebih mengetahui sisi baik agama lain

ataupun orang lain yang membuat agama itu menjadi landasan kedamaian.

Tujuan agama terhadap toleransi menurut menulis berarti agama

dapat mempersatukan tali silahturahmi, mulai dari cara berkomunikasi

secara individu dengan individu lainnya ataupun bisa berdialog agama

dengan para tokoh agama untuk mempersatukan nilai-nilai toleransi

beragama yang terkandung dalam agamanya masing-masing. Sehingga

27

Elza Peldi Taher, Merayakan Kebebasan Beragama: Bunga Rampai 70 Tahun Djohan

Effendi (Jakarta: Kompas), h.134

Page 41: KLENTENG PHAN KHO BIO SEBAGAI RUANG PUBLIK (Studi …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · KLENTENG PHAN KHO BIO SEBAGAI RUANG PUBLIK (Studi Hubungan Toleransi

30

dengan itu umat beragama dapat menjadikan nilai toleransi itu penting

bagi kehidupan sehari seharinya.

D. Pengertian Ruang Publik

Manusia tidak dapat berdiri sendiri (individu) dalam memenuhi

kebutuhan hidupnya, maka ia membutuhkan orang lain. Dari sinilah kita

“privat” dan ada yang “publik”. Jika kita telusuri sampai ke Yunani kuno

yakni pada zaman Arkhaik (abad 8-6 SM) dalam penelitian A.Setyo

Wibowo28

, tentang Kepublikan dan Keprivatan di Dalam Polis Yunani

Kuno yang dimulai dari penyelidikan tentang asal-usul sebuah negara yang

demokratis, ia membedakan bentuk masyarakat menjadi dua. Pertama,

oikos yang berarti “rumah”. Pengertian secara reduksional sekumpulan

orang yang memiliki harta benda serta tinggal secara berkumpul.

Membentuk kesatuan dalam hal menjamin keamanan dan kebutuhan

sehari-hari. Bergabung dalam oikos membawa konsekuensi akan terikat

pada aturan-aturan sosial. Sementara yang kedua, komunitas masyarakat

yang tidak memiliki harta benda (Theses). Theses memiliki eksistensi

sebagai orang bebas.

Distingsi tersebut menunjukkan bahwa dalam oikos sudah terdapat

distingsi antara “privat” dan “publik”. Masyarakat yang bukan nomaden

tinggal berkumpul membentuk kesatuan, sikap saling menghargai dan

menghormati memainkan peranan penting. Artinya ada persoalan yang

28

A. Setyo Wibowo, “Kepublikan dan Keprivatan di Dalam Polius Yunani Kuno” dalam F.Budi Hardiman (ed), Ruang Publik : Melacak Partisipasi Demokratis dari Polis sampai Cyberspace (Yogyakarta: Kanisius, 2010), h.27

Page 42: KLENTENG PHAN KHO BIO SEBAGAI RUANG PUBLIK (Studi …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · KLENTENG PHAN KHO BIO SEBAGAI RUANG PUBLIK (Studi Hubungan Toleransi

31

menjadi urusan bersama maka dibutuhkan pertisipasi anggotanya. Dimensi

manusia disamping memiliki kecenderungan kepada kebaikan, sebaliknya

memiliki sifat lain yang kontradiktif denga sifat pertama. Keadaan

eksitensian ini sudah kita sadari, pada umumnya manusia berusaha

mencari kenikmatan dan menghindari rasa sakit. Inilah landasan moralitas

dalam filsafat hedonisme29

. Sejalan dengan pendapat ini, Thomas Hobbes

menyatakan bahwa “manusia adalah makhluk perang”30

, artinya manusia

senantiasa bersaing dalam banyak hal baik secara sehat maupun tidak

untuk mendapatkan sesuatu yang diinginkan, entah itu materi maupun

kekuasaan. Pendapat lain yang tidak jauh berbeda datang dari filusuf

modern Jerman, Fredrich Neitzsche bahwa menurutnya “manusia secara

alamiah memiliki kecenderungan untuk berkuasa”31

. Berkaitan dengan

beberapa pemdapat tersebut, manusia secara pribadi berarati individu yang

melekat padanya beberapa sifat diatas (privat), ketika berada dalam suatu

kesatuan pada individu (masyarakat) akan berpotensi menjalar ke wilayah

publik. Bagaimana suatu kesepakatan sosial yakni negara dalam pegertian

modern maupun tradisional sekalipun. Misalnya, kerajaan tidak banyak

yang bertahan lama, dan kita semua mustahil berani menjamin, negara

dalam bentuk apapun dari jauh sebelum zaman arkhaik sampai tidak ada

negara yang tidak terselimuti oleh konflik kekuasaan.

29

F. Magnis Sezeno, Menjadi Manusia : Belajar dari Aristoteles (Yogyakarta: Kanisius, 2009), h 11

30 C. Syarif Romas. Kekerasan di Kerajaan Surgawi (Yogyakarta: Kreasi Wacana, 2003), h

5 31

Reza A. A. Waittimena, Filsafat Anti Korupsi (Yogyakarta: Kanisius, 2002), h. 31

Page 43: KLENTENG PHAN KHO BIO SEBAGAI RUANG PUBLIK (Studi …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · KLENTENG PHAN KHO BIO SEBAGAI RUANG PUBLIK (Studi Hubungan Toleransi

32

Konsep Jürgen Habermas tentang ruang publik terdapat dalam

karyanya Strukturwandel der offentlichkeit : Untersuchungen zu einer

Kategorie der burgerlichen Geselchaft (Perubahan Struktural Ruang

Publik: Sebuah Kajian Tentang Kategori Masyarakat Borjuis). Ia

menyelidiki ruang publik dimulai dari masa perncerahan eropa. Ruang

publik baginya adalah suatu ruang yang menjembatani antara negara

dengan masyarakat sipil. Ruang ini adalah universal, dimana orang-orang

berkumpul untuk mendiskusikan apa saja yang perlu didiskusikan32

Tentu tidak sulit menemukan ruang publik Jürgen Habermas

dengan konteks bangsa kita. Melalui konstruksi toeritisnya ia

mengembangkan demokrasi deliberatif. Dalam hal ini negara kita juga

perlu mempertimbangkan model demokrasi deliberatif sebagai alternatif

model demokrasi. Ketika pemerintah mengambil kebijakan yang diambil

kontoversial maka akan segera muncul gerakan protes, seperti gerakan

mahasiswa, LSM, dan organ-organ publik lainnya. Disamping itu juga

media masa yang berperan menampung opini publik (publisitas) malah

justru memproduksi opini publik sendiri33

Beberapa pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa ruang publik

memang merupakan suatu ruang bebas yaitu dimana semua orang yang

berada di ruang publik dapat melakukan apapun bahkan melakukan dialog

tanpa adanya sesuatu yang mengikat mereka. Orang-orang yang terlibat

didalam percakapan Public Sphere adalah orang-orang privat bukan orang

32

A. Setyo Wibowo, Kepublikan dan Keprivatan di Dalam h. 21-27 33

Jürgen Habermas, Ruang Publik :Sebuah Kajian Tentang Kategori Masyarakat Borjuis

terj. Yudi Santoso (Yogyakarta,Pustaka Pelajar, 2010) h.3

Page 44: KLENTENG PHAN KHO BIO SEBAGAI RUANG PUBLIK (Studi …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · KLENTENG PHAN KHO BIO SEBAGAI RUANG PUBLIK (Studi Hubungan Toleransi

33

dengan kepentingan bisnis atau profesional, bukan pula pejabat atau

profesioanl. Tujuan dari ranah publik adalah menjadikan manusia mampu

untuk merefleksikan dirinya secara kritis, baik secara politis-ekonomi

maupun budaya. Menurut Habermas tidak ada aspek kehidupan yang

bebas dari kepentingan, bahkan juga ilmu pengetahuan. Struktur

masyarakat yang emansipatif dari bebas dari dominasi dimana setiap orang

memiliki kesempatan yang sama untuk berpartisipasi dalam pengmbalian

keputusan adalah struktur ideal. Apa yang ingin disampaikan oleh

Habermas adalah mengenai sistem demokrasi. Habermas yakin bahwa

sebuah ruang publik yang kuat untuk menjamin tercapainya keadaan ini.

ruang publik yang dipahami Habermas bukanlan prinsip yang abstrak

melainkan sebuah yang praktis.34

E. Latar Belakang Ruang Publik

Di era konvergensi media dan kemunculan internet sebagai

medium yang bisa digunakan industri media dalam mendistribusikan

informasi (berita), warga tidak lagi dipandang sebagai audiens dalam

pengertian sekadar mengonsumsi berita yang disajikan semata. Fasilitas

internet memungkinkan karakter berita menjadi lebih luas dan pelaku

industri media bukan sekadar berhenti pada fungsi untuk

menginformasikan semata, melainkan juga melibatkan warga untuk sama-

sama membangun wacana dalam demokratis. Konteks pembahasan soal

34

Dikutip dari https://digilib.uns.ac.id/dokumen/download/24459/NTE4NzY pada tanggal 3 September 2018

Page 45: KLENTENG PHAN KHO BIO SEBAGAI RUANG PUBLIK (Studi …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · KLENTENG PHAN KHO BIO SEBAGAI RUANG PUBLIK (Studi Hubungan Toleransi

34

keterlibatan warga ini akan semakin berkembang jauh ketika memasukkan

bahasan mengenai citizen journalism.35

Jika dalam masyarakat di sekitar abad ke-18 menempatkan kafe,

salon, atau tempat-tempat perkumpulan sebagau arena dalam melakukan

diskusi publik (publik sphere) yang bisa digunakan untuk merespon

realitas yang terjadi. Bukan bermaksud membuat perbandingan, dan tentu

saja sangat tidak adil dan bisa sekali membandingkan media baru dengan

kafe sebagai ruang publik, namun ruang virtual pada dasarnya

menghubungkan tidak hanya individu melainkan juga kelompok yang

lebih global tanpa adanya batasan geografis. Uniknya, keterhubungan itu

terwakili sebagian besar dan didominasi oleh teks sebagai bentuk

komunikasi termediasi komputer dengan teks sebagai bahan utam yang

mewakili pernyataan-pernyataan dalam diskusi. Selain adanya persoalan

tentang keberadaan individu yang bersifat virtual dan berbentuk teks atau

imej, juga yang menjadi fokus perhatian adalah kemungkinan informasi

yang dibangun sebagai pendukung dalam diskusi publik adalah informasi

yang tidak bisa dipastikan kebenerannya.36

Dalam diskusi tentang demokrasi dan politik kontemporer, konsep

ruang publik menempati peranan yang cukup sentral. Pada umumnya,

konsep tersebut diartikulasikan sebagai wacana untuk menyerukan

mengenai pentingnya pelembagaan suatu relasi sosial yang khas dalam

35

Rulli Nasrullah, Internet dan RuangPublik Virtualm Sebuah Refleksi atas teori Ruang

Publik Habermas, Jurnal Ilmu Dakwan dan Ilmu Komunikasi. Vol 4 no.1 Mei 2012. h. 27 36

Rulli Nasrullah, Internet dan RuangPublik Virtualm Sebuah Refleksi atas teori Ruang

Publik Habermas, Jurnal Ilmu Dakwan dan Ilmu Komunikasi. Vol 4 no.1. h.27

Page 46: KLENTENG PHAN KHO BIO SEBAGAI RUANG PUBLIK (Studi …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · KLENTENG PHAN KHO BIO SEBAGAI RUANG PUBLIK (Studi Hubungan Toleransi

35

rangka pendalaman dan radikalisasi demokrasi Ruang publik muncul

sebagai prasyarat yang harus dimiliki dan dikembangkan dalam negara

yang menganut sistem demokrasi demi menjamin tercapainya ideal yang

terkandung dalam penyelenggaraan suatu pemerintahan yang demokratis.37

Salah satu pemikiran yang mengembangkan konsep tentang ruang

publik secara cukup ekstensif adalah Jürgen Habermas. Dalam korpus

pemikirannya secara keseluruhan, konsep ruang publik menduduki tempat

yang krusial kerena diskusi tentangnya dilakukan secara otonom dan

terfokus, bukan sekedar menjadi elemen konseptual sampingan untuk

melegitimasi suatu premis teoritis yang lebih luas. Hampir setiap wacana

tentang ruang publik selalu merujuk kepada pemikiran Habermas karena

pemikirannya memang berhasil dalam mendalami dan menerka berbagai

aspek yang melekat dalam ruang publik. Persepektif yang digunakannya

untuk menganalisis sekaligus mengkritisi ruang publik merentang ke

dalam berbagai dimensi yang luas sehingga kekayaan analitis yang termuat

dalam konsepnya tentang ruang publik menjadi suatu hal yang menantang untuk

dikaji.38

F. Tujuan Ruang Publik

Upaya mencapai tujuan ruang publik terhadap toleransi umat

beragama bukanlah hal semudah membalikan telapak tangan, namun

terdapat tantangan dan hambatan. Dalam konteks Indonesia, ketegangan-

37

Antonius Galih Prasetyo, Menuju Demokrasi Rasional: Melacak Pemikiran Jürgen

Habermas Tentang Ruang Publik, Jurnal Ilmu Sosial dan Ilmu Politik. Vol 16 No.2 November

2012, h.169 38

Antonius Galih Prasetyo, Menuju Demokrasi Rasional: Melacak Pemikiran Jürgen

Habermas Tentang Ruang Publik, Jurnal Ilmu Sosial dan Ilmu Politik. Vol 16 No.2, h.170

Page 47: KLENTENG PHAN KHO BIO SEBAGAI RUANG PUBLIK (Studi …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · KLENTENG PHAN KHO BIO SEBAGAI RUANG PUBLIK (Studi Hubungan Toleransi

36

ketegangan antar umat beragama tentu mengandung implikasi terhadap

gagasan dan praktik kerukunan umat beragama. Ketidakpercayaan dan

kecurigaan yang melekat secara normatif dalam setiap agama agaknya

membutuhkan anasir-anasir39

damai. Inisiasi dan perilaku sosial sebagai

model of reality dalam konteks studi agama maupun studi Islam secara

konstruktif membantu memberikan bagaimana masyarakat beragama di

Indonesia dapat secara kreatif menyikapi berbagai persoalan keseharian

dan kemasyarakatan yang kerapkali muncul40

Penelitian tentang argumen toleransi umat beragama sebagai ruang

publik ini dapat menjadi salah satu gambaran sosial alternatif di tengah-

tengah kompleksitas persoalan keagamaan yang komplek. Inisiasi tradisi

toleransi di Kampung Pulo Geulis dapat pula memberikan alternatif ruang

pemikiran dan upaya yang menyentuh realitas sosial demu klausul

toleransi umat beragama yang lebih menjanjikan di masa mendatang

Serangkaian dialog yang menjadi upaya dalam tujuan ruang publik

terhadapat toleransi umat beragama menambah wawasan dari para etnis

sunda dan etnis Tionghoa. Masing masing menerima input informasi ke

dalam Habitus41

masing-masing dan mengubah cara pandang atas pihak

lain. Prasangka etnis yang sebelumnya menjadi habitus dan praktik berapa

longgarnya ikatan antara tempatan dengan etnis Tionghoa dan etnis sunda

39

Menurut KBBI anasir sesuatu (orang,paham, sifat, dan sebagainya) yang menjadu

bagian dari atau termasuk dalam keseluruhan (suasana, perkumpulan, gerakan, dan sebagainya):

dalam pergerakan itu terdapat yang kurang baik 40

Roma Ulinnuha, Islam, Ruang Publik dan Kerukunan Antar Umat Beragama (Studi

Tradisi Ngebag Kolaborasi di Karangjati Wetan), Jurnal Ilmiah Sosiologi Agama. Vol 9 No.2

Juli-Desember 2015, h. 32

41

Menurut KBBI Habitus ialah bentuk badan; perawakan

Page 48: KLENTENG PHAN KHO BIO SEBAGAI RUANG PUBLIK (Studi …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · KLENTENG PHAN KHO BIO SEBAGAI RUANG PUBLIK (Studi Hubungan Toleransi

37

saling menerima hasil dialog dalam ruang publik, dan hasil dari dialog

tersebut dapat menunujukkan bahwa: a). terdapat kesadaran sekat

komunikasi antara etnis sunda dan Tionghoa, b). terciptanya kesadaran

pentingnya interaksi yang diskursif dan dialogis, c). terjadinya penurunan

prasangka etnis yang signifikan disertai penurunan prasangka berdasar

agama, d). terjadinya peningkatan interkasi antar etnis yang bersifat

asosiatif, e). terciptanya kesadaran perbedaan standar budaya antara etnis

sunda dan Tionghoa, f). terciptanya kesadaran akan struktur budaya baku

yang lebih besar yang dijadikan pedoman perilaku sehari-hari.42

42

Yasar, Ruang Publik Sebagai Pendidikan Kesadaran Multikulturalisme, Jurnal Edutech.

Vol.1 No.1 Februari 2015. h. 16-17

Page 49: KLENTENG PHAN KHO BIO SEBAGAI RUANG PUBLIK (Studi …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · KLENTENG PHAN KHO BIO SEBAGAI RUANG PUBLIK (Studi Hubungan Toleransi

38

BAB III

PRAKTIK RUANG PUBLIK TERHADAP TITIK TEMU TOLERANSI DI

KAMPUNG PULO GEULIS

A. Peran Klenteng Terhadap Titik Temu Toleransi

Setiap daerah atau kampung memiliki satu tempat dimana menjadi

pusat bertemunya komunitas dari berbagai etnis dan agama untuk

melakukan kegiatan yang mencerminkan sikap toleransi, pada hal ini yang

mencerminkan sikap toleransi sendiri salah satunya dengan adanya

interaksi. Interaksi sendiri akan menghasilkan dua bentuk, yaitu interkasi

dalam proses asiosiatif dan disosiatif. Bentuk interkasi asosiatif

merupakan bentuk interkasi yang mengarah pada keharmonisan, keintiman

hubungan sedangankan bentuk proses disosiatif mengarah pada

ketidakharmonisan bahkan sampai pada perpecahan.

Toleransi dapat pula di dorong dengan adanya interaksi sosial,

faktor-faktor yang bersifat interkasi sosial yang menyebabkan toleransi itu

muncul karena faktor yang bersifat psikologis yang berasal dari intern

pihak-pihak yang menjadi hubungan. Faktor-faktor tersebut antara lain:

imitasi, sugesti, indetifikasi dan simpati. Faktor imitasi mempunyai

peranan yang sangat penting dalam proses interaksi sosial. Sisi positif

yaitu jika imitasi mampu mendorong seorang untuk memenuhu kaidah-

kaidah atau norma-norma yang berlaku dalam masyarakat. Sedangkan sisi

negatifnya adalah apabila yang ditiru adalah tindakan-tindakan yang

Page 50: KLENTENG PHAN KHO BIO SEBAGAI RUANG PUBLIK (Studi …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · KLENTENG PHAN KHO BIO SEBAGAI RUANG PUBLIK (Studi Hubungan Toleransi

39

menyimpang. Sedangkan sugesti sendiri berlangsung apabila pihak

pemberi sugesti memberi sesuatu pandangan atau sesuatu sikap yang

berasal dari dirinya yang kemudian diterima oleh pihak lain. Sedangkan

identifikasi merupakan keinginan-keinginan untuk menjadi sama dengan

orang lain, proses identifikasi dapat berlangsung dengan sengaja atau tidak

sengaja karena seringkali seseorang memerlukan tipe-tipe ideal tertentu di

dalam proses hidupnya. Sedangkan simpati sendiri dapat diartikan sebagai

perasaan seseorang untuk tertarik pada orang lain. Dorongan utama pada

proses simpati adalah keinginan untuk memahami pihak lain dan untuk

bekerja sama. Simpati akan berkembang jika keadaan saling mengerti

diantara kedua pihak terjalin.1

Menurut penulis di dalam kampung Pulo Geulis ini yang menjadi warna

toleransi tersebut karena adanya Klenteng yang terletak di tengah-tengah

wilayah pemukiman ini. Begitu halnya dapat ditemukan kegiatan toleransi

dalam sehari-hari, setiap pertemuan atau perjumpaan akan saling

berinteraksi dan berkomunikasi dan tempat atau wadah berbagai aktivitas

sosial yang mencerminkan sikap toleransi mereka.

Adanya perbedaan keyakinan yang tedapat antar umat beragama

Islam dan umat beragama Kristen, Tao, Khonghucu, Buddha menunjukkan

sebagai tanda bahwa hal tersebut sangat diperlukan untuk tetap menjaga

kerukunan, keharmonisan dan rasa persaudaraan diantara mereka. Karena

1Imam Sujarwanto, Interaksi sosial antar umat beragama (studi kasus pada masyarakat

Karangmalang Kedungbanteng Kabupaten Tegal), Jurnal Of Education Social Studies. Vol. 1

No.2, h. 62

Page 51: KLENTENG PHAN KHO BIO SEBAGAI RUANG PUBLIK (Studi …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · KLENTENG PHAN KHO BIO SEBAGAI RUANG PUBLIK (Studi Hubungan Toleransi

40

ini dapat di wujudkan dalam toleransi yang dilakukan warga untuk

menyadari bahwa keyakinan dan keanekaragaman agama yang berbeda

bukan berarti untuk tepecah belah dalam satu lingkup melainkan untuk

menjadikan perbedaan tersebut sebagai salah satu ceriminan toleransi

mereka.2 Begitupula menurut penulis perbedaan yang ada dalam satu

lingkungan bukan berarti saling meninggikan ego dalam keyakinan

tersendiri melainkan menjaga hubungan dan berkomunikasi dengan baik

untuk menjaga sifat-sifat keegoisan pada setiap individu sehingga tidak

menimbulkan kekacauan.

Menurut pak Bram kenapa Klenteng ini menjadi cerminan toleransi

ialah masyarakat Pulo Geulis sudah menjaga dan melakukan kegiatan

kegiatan tersebut sejak dahulu, seperti mempertahankan perbedaan-

perbedaan yang sudah ada, seperti perbedaan dalam beragama dan

berpendapat, karena dengan adanya dialog-dialog antarumat beragama

bisa mempertahankan perbedaan yang ada.3

Penulis melakukan penelitian dan mendapatkan hasil dari

wawancara bahwa toleransi di dalam kampung tersebut juga diajarkan para

orang tua pada anak sejak dini dengan menyuruh anak-anak mereka untuk

tidak bermain di luar rumah pada saat warga beragama Khonghucu

melakukan acara keagamaan karena akan menimbulkan suara gaduh dari

2Ika Fatmawati Farida,Toleransi Antar Umat Beragama Masyarakat Perumahan, Jurnal

Komunitas. Vol. 5 No. 1, h. 19 3Wawancara dengan Bapak Bram, di Klenteng Phan Kho Bio, kampung Pulo Geulis,

tangga 22 Maret 2018

Page 52: KLENTENG PHAN KHO BIO SEBAGAI RUANG PUBLIK (Studi …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · KLENTENG PHAN KHO BIO SEBAGAI RUANG PUBLIK (Studi Hubungan Toleransi

41

suara ramai anak-anak yang dapat mengganggu khusuknya kegiatan yang

dilakukan warga yang beragama Khonghucu begitu juga sebaliknya

dengan kegiatan keagamaan agama lain yang ada di dalam kampung

tersebut masing-masing warga untuk bebas melakukan aktivitas

keagamaan, tidak ada perasaan saling mengganggu atau terganggu apabila

warga dari agama lain melakukan aktivitas keagamaan sekalipun kegiatan

itu diadakan di lingkungan rumahnya, karena dengan ini sikap saling

pengertian dan toleransi antar umat beragama Islam, Kristen, Tao, Buddha,

Khonghucu di dalam lingkungan tersebut selalu terjaga.

Menurut penulis berdasarkan hasil penelitian kenapa Klenteng ini

menjadi titik temu cerminan toleransi, karena memang sering masyarakat

pribumi maupun luar pribumi Pulo Geulis yang berdatangan untuk

beribadah di dalam Klenteng tersebut, seperti agama Islam, melakukan

ziarah atapun melaksanakan ibadah sholat, dan agama Khonghucu,

Buddha, Tao pun melaksanakan ibadah mereka. Selain Klenteng tersebut

dijadikan tempat perayaan hari besar keagamaan Khonghucu, Tao, Buddha

juga dijadikan tempat perayaan hari besar keagamaan Islam seperti

perayaan Maulid Nabi Muhammad SAW. Sehingga untuk itu sikap

masyarakat kampung tersebut apabila masyarakat kampung luar lainnya

berkunjung untuk datang ke dalam Klenteng sangat di sambut baik

kedatangannya baik untuk beribadah maupun untuk kegiatan lainnya.

Bukan hanya Klenteng yang menjadi cerminan toleransi tetapi

masyarakatnya pun ikut mewaranai toleransi di kampung tersebut seperti

Page 53: KLENTENG PHAN KHO BIO SEBAGAI RUANG PUBLIK (Studi …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · KLENTENG PHAN KHO BIO SEBAGAI RUANG PUBLIK (Studi Hubungan Toleransi

42

adanya acara perayaan hari besar keagamaan untuk umat Khonghucu,

seperti perayaan imlek umat muslim dan kristiani juga ikut membantu dan

membersihkan Klenteng tersebut untuk perayaan imlek, dari situ mereka

tidak membeda-bedakan agama mereka, semua ikut membantu untuk

berlangsungnya acara tersebut. Begitupula dengan kehidupan di dalam

kampung tersebut perbedaan agama ternyata tidak menjadi hambatan bagi

para warga untuk dapat berinteraksi karena warga sudah memiliki sikap

toleransi yang tinggi terhadap warga beragama lain. Sehingga dari hal

tersebut tidak terjadi adanya pengelompokan warga dalam bergaul baik

dari warga beragama mayoritas maupun dari warga beragama minoritas,

pengelompokkan hanya terdapat dalam kegiatan intern agama masing-

masing.

Jadi menurut menulis dari hasil pengamatan yang ada di dalam

Klenteng dan warga kampung tersebut ikut mewarnai cerminan toleransi

sejak dahulu warga kampung tersebut memiliki kearifan lokal untuk hidup

rukun dan damai dalam perbedaan-perbedaan yang ada dan membuat

Kleteng tersebut diakuinya sebagai wadah cerminan toleransi dan setiap

warga menjunjung tinggi nilai-nilai toleransi yang sudah lahir sejah dahulu

di kampung tersebut.

B. Tata Peribadatan

Islam sebagai agama rahmatan lil’ala-min (rahmat bagi seluruh

alam semesta), sejak awal meskipun telah menegaskan bahwa agama yang

benar adalah Islam (Ali Imran/3:19 dan 85), namun secara prinsip dan

Page 54: KLENTENG PHAN KHO BIO SEBAGAI RUANG PUBLIK (Studi …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · KLENTENG PHAN KHO BIO SEBAGAI RUANG PUBLIK (Studi Hubungan Toleransi

43

kehidupan sosial bermasyarakat, Islam mengakui entitas agama-agama

lain dan membiarkan pemeluknya untuk melakukan dan menjalakan

peribadatan masing-masing. Dalam Islam tidak pernah ada paksaan

seseorang dalam memeluk agama untuk masuk Islam. karena pada konsep

iman seseorang dapat diterima jika ia melakukan dengan sukarela tanpa

ada sedikitpun pemaksaan.4 Begitupula menurut penulis dengan keyakinan

yang ada di dalam kampung Pulo Geulis mereka memeluk kepercayaannya

masing-masing dan mendirikan prinsip mereka untuk tidak saling ada

pemaksaan dalam memeluk agama yang mereka yakini.

Banyak konflik dimana mana yang mempermasalahkan tentang

pendirian rumah ibadat, biasanya masyarakat majemuk dan pemukiman

yang begitu kurang di perhatikan oleh pemerintah sehingga masyarakatnya

saling mininggikan sifat egois mereka, sehingga terjadilah konflik dalam

mendirikan rumah ibadat. Namun berbeda dengan masyarakat kampung

Pulo Geulis yang lingkungannya begitu majemuk bisa menghindarkan

permasalahan konflik tersebut. Dengan memunculkan sifat toleransi antar

umat beragama warga di kampung tersebut tidak keberatan untuk

pendirian rumah ibadat umat beragama, baik agama yang mayoritas

maupun minoritas boleh membangun rumah ibadat selagi proses

pendirianya sesuai dengan prosedur dan aturan yang berlaku. Maka dari itu

di dalam kampung Pulo Geulis bagaimana tata peribadatan yang mereka

4Moh Abdul Kholiq Hasan Merajut Kerukunan Dalam Keagamaan Agama di Indonesia

(Perspektif Nilai-Nilai Al-Quran), Jurnal Studi Islam. Vol. 14, No. 1, h. 71

Page 55: KLENTENG PHAN KHO BIO SEBAGAI RUANG PUBLIK (Studi …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · KLENTENG PHAN KHO BIO SEBAGAI RUANG PUBLIK (Studi Hubungan Toleransi

44

lakukan dari pendirian rumah ibadat menjadi salah satu titik temunya

toleransi umat beragama yang mereka bangung sampai saat ini.

Seperti adanya perayaan hari besar keagamaan pada setiap acara

perayaan atau peringatan hari besar keagamaan, umat beragama yang tidak

seagama dengannya dapat ikut serta merayakan atau membantu kegiatan

ibadat yang sakral yang dilakukan di tempat rumah ibadatnya masing-

masing.5 Menurut penulis masyarakat Pulo Geulis sudah menjalankan

tradisi mereka seperti selalu melihat bukan dari persamaan yang ada

melainkan melihat dari perbedaan-perbedaan yang banyak di dalamnya,

seperti halnya keyakinan yang mereka anut, perbedaan itu lah yang

membuat setiap ada hari-hari besar keagamaan semua warga Pulo Geulis

antusias untuk membantunya.

Selain itu dalam tata peribadatan yang mereka lakukan adapun

hari-hari besar yang mereka lakukan maupun ibadah seperti biasanya

mereka tidak saling mengusik satu sama lain. Bahkan di dalam surah Al-

Kafirun, Allah menyatakan “Bagimu agamamu, bagiku agamaku.” Kedua

ayat tersebut sangatlah menjunjung toleransi. Bagi umat selain Islam

silahkan meyakini atau menjalankan kepercayaannya dan untuk umat

Islam silahkan meyakini kepercayaannya.6

Agama adalah hubungan antara makhluk dengan khalik (Tuhan)

yang berwujud ibadah yang dilakukan dalam sikap kesehariannya. Arti

5Drs. H. Ahsanul Khalikin, MA dan Fathuri, S.Sos. I, Toleransi Beragama di Daerah

Rawan Konflik, h. 49 6Ardiansyah, Islam Itu Ramah Bukan Marah, (Jakarta:PT Elex Media Komputindo

Kompas- Gramedia, Anggota IKAPI), h. 10

Page 56: KLENTENG PHAN KHO BIO SEBAGAI RUANG PUBLIK (Studi …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · KLENTENG PHAN KHO BIO SEBAGAI RUANG PUBLIK (Studi Hubungan Toleransi

45

agama secara detail bahwa agama sebagai suatu sistem credo (tata

keyakinan) atas adanya Yang Maha Mutlak dan suatu sistem norma (tata

kaidah) yang mengatur hubungan manusia dengan sesama manusia dan

dengan alam sekitarnya, sesuai dengan tata keimanan dan tata peribadatan

tersebut.7

Masyarakat Pulo Geulis dalam melakukan tata peribadatan dengan

sikap kesehariannya sangat saling menghormati satu sama lain tanpa

mengusik ataupun menganggu, di dalam tata perbidatan mereka. Dengan

bekerja bersama umat beragama bisa menjadi kekuatan ampuh untuk

perdamaian.

Jadi menurut penulis dengan tata peribadatan yang terdapat di Pulo

Geulis seperti halnya perayaan hari-hari keagamaan besar atau ibadah-

ibadah yang dilakukan dapat menunjukan bagaimana respon warga

terhadap interaksi yang ada dengan mayoritas umat muslim lebih banyak

di bandingkan dengan yang minoritas seperti tidak adil untuk di jadikan

bahan perdebatan, seperti tempat pendirian rumah ibadat di kampung

tersebut, untuk warga Muslim terdapat satu Masjid dan empat Mushola

dibandingkan warga minoritas dengan tempat rumah ibadahnya, akan

tetapi dengan ditutupnya rasa intoleran dan di wujudkannya toleransi yang

tinggi sehingga tidak pernah menganggu hubungan yang dijalin dengan

warga mayoritas ataupun minoritas.

7Abdul Karim dan Ahmad Atabik, FIKRAH, Ilmu Aqidah dan Studi Keagamaan. Vol. 1

No. 1, h. 7

Page 57: KLENTENG PHAN KHO BIO SEBAGAI RUANG PUBLIK (Studi …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · KLENTENG PHAN KHO BIO SEBAGAI RUANG PUBLIK (Studi Hubungan Toleransi

46

C. Respon Pemuka Agama Terhadap Fungsi Klenteng

Dalam konteks sosio-religius yang beraneka ragam, al-Qur’an

menampilkan perspektif ketuhanan yang universal, egaliter, dan inklusif.

Al-Qur’an merespon perilaku setiap hamba yang didasarkan pada

ketulusan dan komitmen. Dalam perspektif ini pulalah, gagasan pluralisme

dan toleransi akan mengantarkan setiap hamba pada paham kesetaraan

(equality) di hadapan tuhan.8 Pada kesetaraan yang dimaksud menurut

penulis yang dimana setiap hamba dengan berbagai macam suku, ras dapat

saling menerima perbedaan yang terdapat di dalam lingkungan tersebut

dan menciptakan hubungan yang harmonis dengan perbedaan-perbedaan

yang ada.

Pada bingkai kesadaran semacam itulah, seorang hamba akan

mencapai makna hidup yang seimbang dan setara. Mereka akan berbagi

untuk sesama tanpa bertanya dari mana, agama apa, ras apa, atau suku apa.

Inilah yang disebut persaudaraan kemanusiaan (ukhuwah

insaniyah/ukhuwah baysariyah). Argumen ini sekaligus menolak bahwa

pluralisme itu menganggap semua agama sama.9

Dialog antar negara dan bahkan inter agama merupakan hal yang

perlu bahkan mendesak untuk lebih dikembangkan. Hal ini berkaitan

8Sudarto, Wacana Islam Progresif Reinterpretasi Teks Demi Membebaskan yang

Tertindas, (Yogyakarta: IRCiSoD), h.91 Baca Nurcholish Madjid, Pintu-Pintu Menuju Tuhan,

(Jakarta: Yayasan Wakaf Paramadina), h. 178 9Sudarto, Wacana Islam Progresif Reinterpretasi Teks Demi Membebaskan yang

Tertindas, h. 91

Page 58: KLENTENG PHAN KHO BIO SEBAGAI RUANG PUBLIK (Studi …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · KLENTENG PHAN KHO BIO SEBAGAI RUANG PUBLIK (Studi Hubungan Toleransi

47

dengan kenyataan bahwa kita hidup dalam kemajemukan atau pluralitas,

tidak terkecuali dalam hal keberagamaan. Antar agama dimaksudkan

adalah antar orang-orang yang berberda agama, sedangkan inter agama

dimaksudkan adalah antara orang-orang yang memeluk agama yang sama

namun berbeda pemahaman dan praktek penghayatan keagamaannya. 10

Begitu juga dengan wilayah kampung Pulo Geulis yang sampai

sekarang tidak terjadi konflik yang di latar belakangi dengan agama, ras,

budaya. Menurut pak Hamzah; apabila ada masalah seperti itu, kami selalu

didukung dan berkordinasi dengan Kelurahan, Babinsa dan

Babikamtibmas dengan tradisi yang sudah ada untuk menjaga perbedaan

yang ada di Pulo Geulis ini.11

Dengan diaolog untuk belajar memahami orang lain, belajar hidup

bersama dengan orang lain, dan membangun kebersamaan dengan orang

lain, bahkan belajar dari kekayaan kerohanian orang lain. Sebagai sebuah

proses belajar, maka dialog tidak akan pernah selesai. Sebab itu dialog

adalah sebuah gaya hidup yang niscaya dalam masyarakat Indonesia yang

tingkat pluralitasnya sangat tinggi. Sebab itu dialog bukanlah mencari-cari

kesamaan atau persamaan, tetapi dialog adalah membangun kebersamaan

dari perbedaan.12

10

Atho Mudzhar, Merajut Kerukunan Umat Beragama Melalui Dialog Pengembangan

Wawassan Multikultural, (Jakarta: Puslitbang Kehidupan Beragama), h.445. 11

Wawancara dengan Bapak Hamzah, di Kantor RW, Kampung Pulo Geulis, tanggal 12

Februari 2018 12

Elza Peldi Taher, Merayakan Kebebasan Beragama: Bunga Rampai 70 Tahun Djohan

Effendi, h. 499

Page 59: KLENTENG PHAN KHO BIO SEBAGAI RUANG PUBLIK (Studi …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · KLENTENG PHAN KHO BIO SEBAGAI RUANG PUBLIK (Studi Hubungan Toleransi

48

Menurut penulis, tujuan dalam dialog antar agama adalah

menemukan pendapat-pendapat diantara agama-agama dan komunitas

yang berbeda sehingga dapat mewujudkan modal dasar untuk membangun

sebuah toleransi antarumat beragama.

Dengan adanya dialog dan saling berkomunikasi membuat

hubungan perbedaan agama yang ada akan terasa damai, begitu juga

dengan apa yang di sampaikan pak Endang Hidayat selaku tokoh muslim

“kami disini selalu saling menjaga nilai-nilai toleransi yang sudah ada

sejak lama di tumbuhkan dalam kehidupan sehari-hari di Pulo Geulis

dengan adanya Klenteng tersebut sebagai titik temu toleransi saya sangat

senang, terutama warga Pulo Geulis mencintai perbedaan yang ada untuk

disatukan bukan dijadikan konflik semata.13

” Dengan nilai nilai yang

terdapat di dalam Klenteng tersebut, masyarakat muslim bisa beribadah di

dalam dan tawasulan setiap malam jum’at, membuat Klenteng tersebut

menjadi titik temu toleransi yang ada di kampung Pulo Geulis.

Mengenai fungsi Klenteng menurut Pak Bram selaku tokoh umat

Kristiani yang dimana beliau mengatakan “yang menjadi faktor

pendukung sebagai suatu alat unutk mencapai kehidupan yang harmonis

adalah masyarakat itu sendiri, dimana di dalam kampung ini toleransi

sudah lama melekat pada masyarakat itu sendiri untuk hidup rukun dan

13

Wawancara dengan Bapak Endang Hidayat, di Klenteng Phan Kho Bio, kampung Pulo

Geulis, tangga 22 Maret 2018

Page 60: KLENTENG PHAN KHO BIO SEBAGAI RUANG PUBLIK (Studi …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · KLENTENG PHAN KHO BIO SEBAGAI RUANG PUBLIK (Studi Hubungan Toleransi

49

damai.”14

Dengan umat Kristiani yang ada di dalam Pulo Geulis menurut

penulis nampaknya sudah lama dengan pola kehidupan yang berbeda,

terutama dengan perbedaan agama yang terdapat di dalamnya, umat

Kristiani pun sudah menjaga nilai-nilai pola hidup rukun di dalam

kampung Pulo Geulis sehingga saling menghormati apa yang dilakukan

agama lainya dalam kegiatan keagamaan.

Menurut tokoh umat Khonghucu Pak Suhendar mengatakan “Saya

sangat senang apabila Klenteng Phan Kho Bio ini dapat digunakan dalam

kegiatan selain hari keagamaan umat Khonghucu. Seperti umat Muslim

yang juga mengadakan kegiatan keagamaannya di Klenteng ini. Disini

kami tidak ada rasa saling iri atau saling bertentangan, karena masyarakat

kami sudah menanamkan rasa toleransi yang tinggi terhadap perbedaan

memeluk agama.”15

Dengan ini peran tokoh umat Khonghucu bersedia

apabila Klentengnya dimanfaat atau dilaksanakannya kegiatan-kegiatan

selain hari keagamaan Khonghucu.

Ajaran agama Khonghucu juga menerangkan bahwa hubungan

manusia dengan manusia merupakan unsur yang sangat penting dalam

kehidupan sosial yang dimana dalam lima kesopanan dalam masyarakat

(Ngo Lun), di antaranya: Hubungan seorang raja denan menteri, Hubungan

orang tua dengan anak, Hubungan suami dengan istri, Hubungan saudara

14

Wawancara dengan Bapak Bram, di Klenteng Phan Kho Bio, kampung Pulo Geulis,

tangga 22 Maret 2018 15

Wawancara dengan Bapak Suhendar, di Klenteng Phan Kho Bio, pada tanggal 23

Maret 2018.

Page 61: KLENTENG PHAN KHO BIO SEBAGAI RUANG PUBLIK (Studi …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · KLENTENG PHAN KHO BIO SEBAGAI RUANG PUBLIK (Studi Hubungan Toleransi

50

dengan saudara, Hubungan teman dengan teman.16

Dari kelima kesopanan

dalam masyarakat menurut Konghucu supaya manusia dapat hidup dengan

perbedaan yang ada didalamnya dan membuat hubungan menjadi tidak

lihat dari perbedaan yang ada, melainkan harus menyatukan perbedaan

yang ada di dalamnya.

Pak Supandi selaku tokoh umat Buddha beliau mengatakan fungsi

dari Kletenteng tersebut. “Dikarenakan Klenteng ini adalah Klenteng

tertua, sejak dahulu pun sudah dijadikan tempat ibadah umat Muslim.

Sehingga tidak ada perselisihan antarumat beragama lainnya. Kami tidak

merasa keberatan apabila Klenteng ini digunakan selain kegiatan agama

Buddha, karena dengan begini kami bisa tetap menjaga dan melestarikan

cagar budaya ini”.17

Dengan begitu umat Buddha di Pulo Geulis sudah

sangat mentolerir fungsi dari Klenteng dengan berbagai keragaman

kegiatan keagamaan seluruh umat beragama.

Begitu juga dalam ajaran Buddha yang di namakan dengan Sila,

yang dimana mengajaran setiap prinsip prilaku manusia membantu dalam

melancarakan kerjasama dan kekompakan yang baik bagi setiap manusia.

Sila juga mengajarkan menerangkan peraturan-peraturan yang harus

dihindarkan, dalam hal ini termasuk juga perbuatan-perbuatan yang biasa

tetapi tidak pantas untuk dilakukan. Didalam Sila terdapat lima sila yang

16

M. Ikhsan Tanggok, Jalan Keselamatan Melalui Agama Khonghucu. (Jakarta:PT

Gramedia Pustaka Utama), h. 63 17

Wawancara dengan Bapak Supandi, di Klenteng Phan Kho Bio, pada tanggal 23 Maret

2018.

Page 62: KLENTENG PHAN KHO BIO SEBAGAI RUANG PUBLIK (Studi …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · KLENTENG PHAN KHO BIO SEBAGAI RUANG PUBLIK (Studi Hubungan Toleransi

51

terkandung, yaitu sebagai berikut: Sila pertama, mengajarkan untuk tidak

membunuh makhluk hidup. Sila kedua, mengajarkan untuk tidak mencuri

hak milik orang lain. Sila ketiga, mengajarkan untuk tidak berzinah. Sila

keempat, mengajarkan untuk tidak berbohong dan selalu berusaha berkata

dengan kebeneran yang terjadi. Sila kelima, mengajarkan untuk tidak

bermabukan.18

Tujuan dari sila adalah mencegah kita tidak menyusahkan orang

lain dengan keburukan-keburukan yang dilakukan, maka dari itu prinsip

sila mengajarkan selalu berprasangka baik terhadap orang lain dan

membuat komunikasi menjadi rukun dan damai.

Dari beberapa tokoh agama yang terdapat di kampung Pulo Geulis

dan keanekaragaman suku, bahasa, adat-istiadat, dan agama tersebut

merupakan suatu kenyataan yang harus disyukuri sebagai kekayaan

bangsa. Dengan begitu, kesalahpahaman dan perselisihan antar agama

dapat dicegah melalui komunikasi dengan masyarakatnya.

D. Peran Pemerintah Terhadap Kampung Pulo Geulis

Bermula dari munculnya berbagai ketegangan antar agama yang

segera tidak diatasi dan dapat membahayakan persatuan dan kesatuan

bangsa Indonesia. Dalam hal ini pemerintah tidak akan mengalang-halangi

suatu penyebaran agama. Akan tetapi, hendaknya penyebaran agama

tersebut ditujukan kepada mereka yang belum beragama, yang masih

18

Budhiman Sudharma, Buku Pedoman Umat Buddha. (Jakarta: Forum Komunikasi Umat

Buddha dan Yayasan Avalokitesvara), h. 57-59

Page 63: KLENTENG PHAN KHO BIO SEBAGAI RUANG PUBLIK (Studi …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · KLENTENG PHAN KHO BIO SEBAGAI RUANG PUBLIK (Studi Hubungan Toleransi

52

terdapat di Indonesia, agar menjadi pemeluk-pemeluk agama yang yakin.

Penyebaran agama tidak ditujukan semata-mata untuk memperbanyak

pengikut, apalagi apabila cara-cara penyeberan agama tersebut dapat

menimbulkan kesan bagi masyarakat pemeluk agama lain, seolah-olah

ditujukan kepada orang-orang yang telah memeluk agama tersebut.19

Dalam hal ini pemerintah sudah mengupayakan hak-hak untuk

setiap penduduknya memeluk agama yang mereka yakini tanpa adanya

saling bertentangan antara umat beragama lainnya. Dengan adanya

pembentuk wadah musyawarah pemerintah memberikan pendapat

kepapada warganya untuk saling berdiskusi antar pemeluk agama lainnya.

Begitu juga dengan kepemerintahan yang ada di Pulo Geulis,

pemerintah setempat sudah memfasilitasi masyarakat didalam Pulo Geulis,

seperti adanya bantuan cagar budaya setiap tahunnya, bahkan sesepuh

Pulo Geulis yang terdapat didalam Kleteng tersebut telah disahkan oleh

pemerintah sebagai penjagaan keseimbangan kebudayaan dalam

masyarakat Pulo Geulis.

Program yang dilakukan oleh pemerintah sekitar kawasan Pulo

Geulis menurut ketua Lurah Babakan Pasar “ program pengembangan

yang saat ini lakukan adalah dengan pemberdayaan ekonomi masyarakat

melalui UMKM (Usaha Mikro Kecil dan Menengah), dengan potensi yang

19

Imam Syaukani dan Titik Suwariyati, Komplikasi Kebijakan dan Peraturan Perundang-

Undangan Kerukunan Umat Beragama Edisi Kesepuluh, (Jakarta: Puslitbang Kehidupan

Keagamaan), h. 8

Page 64: KLENTENG PHAN KHO BIO SEBAGAI RUANG PUBLIK (Studi …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · KLENTENG PHAN KHO BIO SEBAGAI RUANG PUBLIK (Studi Hubungan Toleransi

53

paling unggul adalah potensi kuliner, potensi inilah yang dapat

dikembangkan untuk kemajuan perekonomian masyarakat Pulo Geulis,

dan juga telah dikeluarkan izin standar halalnya.”20

Dengan adanya potensi

yang dimiliki masyarakat Pulo Geulis membuat harapan untuk menarik

para masyarakat yang berada diluar Pulo Geulis berdatangan.

Pada masa pemerintah Presiden Susilo Bambang Yudhoyono,

melalui Peraturan Presiden no. 7 Tahun 2005 tentang Rencana

Pembangunan Jangka Menengah Nasional 2004-2009 ditetapkan bahwa

peningkatan kerukunan intern dan antarumat beragama merupakan salah

satu dari arah kebijakan pembangunan kehidupan beragama, dengan fokus

pada upaya: pertama, memberdayakan masyarakat, kelompok-kelompok

agama, serta pemuka agama untuk meyelesaikan sendiri masalah

kerukunan umat beragama (KUB); dan kedua, memberikan rambu-rambu

dalam pengelolaan kerukunan umat beragama.21

Menurut penulis dalam kutipan diatas, pemerintah sudah

memberikan peningkatan pada setiap daerah dengan kelompok-kelompok

agama untuk saling mengemukakan pendapatnya antara umat beragama

lainnya. Dan memperkuat landasan-landasan aturan atau etika bersama

tentang kerukunan antarumat beragama.

20

Wawancara dengan Bapak Alhdury Rokib, di kantor Lurah Babakan Pasar, tanggal 23

Maret 2018

` 21

Imam Syaukani dan Titik Suwariyati, Komplikasi Kebijakan dan Peraturan Perundang-

Undangan Kerukunan Umat Beragama Edisi Kesepuluh, h.10

Page 65: KLENTENG PHAN KHO BIO SEBAGAI RUANG PUBLIK (Studi …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · KLENTENG PHAN KHO BIO SEBAGAI RUANG PUBLIK (Studi Hubungan Toleransi

54

Agar pemberdayaan umat beragama dapat terlaksana dengan baik,

diperlukan adanya suatu wadah di tingkat lokal dalam hal ini kabupaten

atau kota dan propinsi untuk menghimpun para pemuka agama, baik yang

memimpin atau tidak memimpin ormas keagamaan yang menjadi panutan

masyarakat. Wadah ini disebut dengan Forum Kerukunan Umat Beragama

(FKUB) yang akan menjadi termpat dimusyawarahkannya berbagai

masalah keagamaan loka dan dicarikan jalan keluarnya. FKUB ini

bertugas melakukan dialog dengan pemuka agama dan masyarakat,

menampung dan menyalurkan aspirasi ormas keagamaan dan masyarakat,

melakukan sosialisasi peraturan perundang-undangan dan kebijakan

dibidang keagamaan yang berkaitan dengan kerukunan umat beragama

dan permberdayaan masyarakat.22

Dengan hal ini pemerintah sudah menetapkan bahwa suatu

peraturan yang mengaharuskan para pemuka agama berdialog secara

langsung dan menampung pendapat-pendapat masyarakat dan melakukan

kebijakan yang berkaitan dengan kerukunan umat beragama, dengan hal

itu masyarkat dapat saling berkomunikasi dengan para tokoh agama

sebagai panutan masyarakat untuk mesejahterakan kerukunan umat

beragama.

Meurut pak Alhudry selaku Ketua Lurah Babakan Pasar “Begitu

juga yang terdapat di dalam Pulo Geulis, pemerintah sudah berperan

22

Marzani Anwar, Potret Kerukunan Umat Beragama Di Indonesia Bagian Barat,

(Jakarta: Balai Penelitian dan Pengembangan Agama), h.291-292

Page 66: KLENTENG PHAN KHO BIO SEBAGAI RUANG PUBLIK (Studi …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · KLENTENG PHAN KHO BIO SEBAGAI RUANG PUBLIK (Studi Hubungan Toleransi

55

mengenai sejarah dan history Pulo Geulis yaitu agar dapat diakui oleh

masyarakat dalam maupun luar. Dan juga pemerintah sudah menjadikan

Pulo Geulis sebagai suatu penataan wilayah baik dalan konsep tematik

maupun konsep pemberdayaan dan konsep pembangunan kultur.23

Dengan sejarah dan histori yang ada pada Pulo Geulis dapat menjadi

dukungan dalam mengembangkan kemajuan kampungnya, dan juga untuk

pengembangan destinasi wisata.

Dengan peran pemerintah untuk kampung Pulo Geulis diharapkan

menjadikan kampung ini lebih dapat berkembang lagi, baik dari ekonomi,

budaya dan kesejahteraan masyarakatnya. Begitu juga dengan wisata

pluralis yang akan membuat para wisatawan berkunjung ke Pulo Geulis,

bahwa Kampung Pulo Geulis dapat di lihat oleh masyarakat luar lebih

banyak lagi dan membuat kampung ini menjadi cerminan kampung yang

toleransinya begitu erat.

23

Wawancara dengan Bapak Alhdury Rokib, di kantor Lurah Babakan Pasar, tanggal 23

Maret 2018

Page 67: KLENTENG PHAN KHO BIO SEBAGAI RUANG PUBLIK (Studi …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · KLENTENG PHAN KHO BIO SEBAGAI RUANG PUBLIK (Studi Hubungan Toleransi

56

Bab IV

SEJARAH DAN KEHIDUPAN PULO GEULIS

A. Kondisi Geografis

Secara geografis letak kampung Pulo Geulis, Kelurahan Babakan

Pasar, Kecamatan Bogor Tengah merupakan salah satu daerah yang

terletak di bagian Bogor Tengah, Kota Bogor. Secara Astromnomis kira-

kira terletak pada 6⁰36’19” Lintang Utara, 106⁰48’15 Bujur Timur/

6,60528⁰ Lintang Selatan, 106,60417⁰ Bujur Timur.1 Kampung Pulo

Geulis ini juga di kelilingi sungai Ciliwung dan untuk akses menuju

kampung Pulo Geulis ada empat jembatan yang bisa di lalui. Pertama ada

jalur lewat arah Timur Barandangsiang, Kedua jalur arah Utara Pasar

Bogor, Ketiga jalur arah Barat jalan roda, dan Keempat jalur arah Selatan

Pusat Kuliner, sehingga banyak akses dengan mudah untuk datang ke

kampung Pulo Geulis, bukan hanya itu letak kawasan Pulo Geulis juga

begitu strategis dekat dengan pasar bogor, dekat dengan Terminal

Baranangsiang, dekat dengan tempat wisata Kebun Raya Bogor. Dengan

di kenalnya Bogor sebagai kota hujan maka iklim yang ada di kampung

Pulo Geulis ini memiliki potensi sumber daya air yang baik seperti Sungai

(Sedang), mata air (Sedang), bendungan/waduk/situ (Sedang). Untuk

sumber air bersih seperti mata air, sumur gali, PAM, depot isi ulang semua

1Dikutip dari Wikipedia https://id.wikipedia.org/wiki/Pulo_Geulis diakses pada tanggal 2

Maret 2018 Pukul 10:13

Page 68: KLENTENG PHAN KHO BIO SEBAGAI RUANG PUBLIK (Studi …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · KLENTENG PHAN KHO BIO SEBAGAI RUANG PUBLIK (Studi Hubungan Toleransi

57

pemanfaatan dan kondisinya sangat baik.2 Kondisi geografis saat ini yang

dimiliki Pulo Geulis sudah dapat di kategorikan cukup baik, dengan

berbagai macam jalur untuk mengakses ke dalam tempat tersebut sangat

mudah untuk mengunjungi tempat tersebut.

B. Kondisi Demografi

Majemuknya wilayah kampung Pulo Geulis merupakan bagian ciri

dari wilayah tersebut dan membuat padat kependudukanya. Bagian

wilayah kampung Pulo Geulis teridiri dari RT 1 sampai 5 dan 1 RW yaitu

RW 04. Jumlah penduduk kampung Pulo Geulis menurut data RW

setempat sebagai berikut3;

RT Jumlah KK Laki-laki Perempuan Jumlah Jiwa

1 150 259 240 499

2 130 244 206 450

3 185 306 296 602

4 120 246 229 475

5 176 329 285 614

Jumlah 681 1384 1256 2640

Dari data RW 04 sensus pada tahun 2017 bulan Desember tersebut

padatnya penduduk kampung Pulo Geulis +/- 2.640 Jiwa yang terdiri dari

2Rokib Alhudry, Laporan data Profil Kelurahan Babakan Pasar, (Bogor:Kelurahan

Babakan Pasar) , h. 5 3Hamzah, Laporan data sensus penduduk Kampung Pulo Geulis RW 05, (Bogor: Anggota

RW)

Page 69: KLENTENG PHAN KHO BIO SEBAGAI RUANG PUBLIK (Studi …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · KLENTENG PHAN KHO BIO SEBAGAI RUANG PUBLIK (Studi Hubungan Toleransi

58

60% etnis Sunda dan 40% etnis Tionghoa yang sudah berada sejak dahulu

dan mayoritas penduduk kampung tersebut beragama Islam sisanya ada

seperti Khonghucu, Buddha, Kristen. Begitu pula luas wilayah kampung

Pulo Geulis saat ini +/- 3,5 hektar dengan berbagai penggunaanya

terutama sebagai lahan pemukiman penduduk dan sebagainya, untuk mata

pencaharian penduduk kampung tersebut yang di mana mayoritas sebagai

pedagang yang menjual sembilan bahan pokok (sembako) seperti minyak

goreng, buah-buahan, sayur-sayuran dan sebagainya, karena letaknya

berdekatan dengan pasar Bogor.

Menurut pak Hamzah selaku ketua RW 04 di wilayah kampung

Pulo Geulis persentasi umat beragama disini seperti Kristen 20%, Buddha

10%, Khonghucu 30% dan selebihnya mayoritas beragama Islam. meski

mayoritas, warga Muslim Pulo Geulis sangat menghormati keberadaan

agama minoritas, dalam hal ini seperti Buddha, Khonghucu yang diwakili

dengan adanya kebedaraan Vihara Mahabrahma.4

C. Sejarah Kampung Pulo Geulis

Pulo Geulis adalah nama sebuah pulau kecil yang terletak di tengah

Sungai Ciliwung. kota Bogor, tepatnya di sebelah selatan Kebun Raya

Bogor. Pulau ini terletak di Kelurahan Babakan Pasar, Kecamatan Bogor

Tengah. “Pada dasarnya Pulo Geulis merupakan suatu kawasan yang

terbentuk akibat aliran Sungai Ciliwung yang terbelah dan kemudian

4Wawancara dengan Bapak Hamzah, di Kantor RW, Kampung Pulo Geulis, tanggal 12

Februari 2018

Page 70: KLENTENG PHAN KHO BIO SEBAGAI RUANG PUBLIK (Studi …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · KLENTENG PHAN KHO BIO SEBAGAI RUANG PUBLIK (Studi Hubungan Toleransi

59

menyatu kembali tepat sebelum area Kebun Raya Bogor hingga tercipta

bentukan seperti pulau” ujar pak Hamzah.5

Menurut pak Bram selaku pengamat sejarah kampung Pulo Geulis

beridiri pada masa kerajaan Pajajaran pada tahun 1482 yang dirajai oleh

Prabu Siliwangi. Siliwangi berasal dari kata asilih wewangi,6 istilah

wawangi hanya di gunakan untuk seorang tokoh, terkenal, dan punya

nama harum.7 Pulo Geulis ini dikatakan sebagai tempat peristirahatan

keluarga Prabu Siliwangi dan juga untuk mengadakan kegiatan-kegiatan

kerajaan. karena tempat ini strategis yang berada di tepi sungai Ciliwung

sehingga Prabu Siliwangi memanfaatkannya untuk alat transportasi air

dengan mudah.

Bukan hanya untuk alat transportasi, karena Pulo Geulis ini berada

di tepi sungai Ciliwung maka di jadikan alat untuk benteng pertahanan

kerajaan Pajajaran untuk menahan musuh yang datang memasuki area

peristirahatan Prabu Siliwangi. Seiring hancurnya kerajaan Pajajaran pada

tahun 1759 di kota Pakuan yang sekarang di kenal dengan kota Bogor

karena wilayah kampung tersebut di apit oleh aliran sungai Ciliwung, pada

5Wawancara dengan Bapak Hamzah, di Kantor RW, Kampung Pulo Geulis, tanggal 12

Februari 2018 6Asilih wewangi menurut masyarakat sunda merupakan pergantian nama seseorang yang

dianggapnya sebagai tokoh terkenal dan mempunyai nama harum. Seperti nama Prabu Siliwangi

yang sebelumnya bernama Prebu Guru Dewataprana dan setelah dilantik jadi raja Kerjaaan Sunda

menjadi Sri Baduga Maharaja atau dikenal dengan Prabu Siliwangi. 7Mumun Muhsin Z, Kujang, Pajajaran dan Prabu Siliwangi, (Bandung: Masyarakat

Sejarawan Indonesia Cabang Jawa Barat Press), h. 13

Page 71: KLENTENG PHAN KHO BIO SEBAGAI RUANG PUBLIK (Studi …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · KLENTENG PHAN KHO BIO SEBAGAI RUANG PUBLIK (Studi Hubungan Toleransi

60

masa kolonial Belanda terjadi pemindahan penduduk di dalam area Kebun

Raya Bogor ke Pulo Geulis.

Lambat laun sekitar akhir tahun 1960-an wilayah ini akibat di

tinggal oleh kerajaan Pajajaran banyaknya pohon-pohonan seperti

membentuk hutan yang sangat lebat dan kemudian pada sekitar tahun

1970-an mulai banyak penduduk yang bermukim di wilayah kampung

Pulo Geulis ini. Maka, pulau ini di beri nama kampung Pulo Geulis.

Dimana Pulo mempunyai arti Pulau dan Geulis artinya Cantik jadi

kampung Pulo Geulis memiliki arti kampung di sebuah pulau yang

memiliki sesuatu yang cantik.8

“Tahun 1990 terjadi pemekaran kota, wilayah tersebut ini masuk

ke wilayah Bogor Tengah begitu terjadinya pemekaran kota masyarakat

Pulo Geulis memperkuat sikap dan proses-proses mental dengan

memperhatikan kepentingan-kepentingan dan tujuan bersama, sikap

mengahargai orang asing dan kebudayaannya, sikap terbuka Dengan

begitu akan mudah terbentuk nilai-nilai toleransi, dari golongan yang

bekuasa dalam masyarakat.” Ujar pak Hamzah.9

Pada saat pemekaran kota di kampung Pulo Geulis masyarkat etnis

Sunda dan Tionghoa sudah mulai berkembang, dan apa yang menjadi ciri

khas sejarah di kampung tersebut ini bukan hanya dari Kerjaan Pajajaran

8Wawancara dengan Bapak Abraham, di Klenteng Pan Kho Bio, Kampung Pulo Geulis,

tanggal 12 Februari 2018 9Wawancara dengan Bapak Hamzah, di Kantor RW, Kampung Pulo Geulis, tanggal 12

Februari 2018

Page 72: KLENTENG PHAN KHO BIO SEBAGAI RUANG PUBLIK (Studi …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · KLENTENG PHAN KHO BIO SEBAGAI RUANG PUBLIK (Studi Hubungan Toleransi

61

saja tetapi ada juga peninggalan-peninggalan sejarah Kerajaan Pajajaran

seperti adanya Klenteng tertua yang di akui sudah sejak lama berdiri

sesudah Kerajaan Pajajaran. Klenteng ini bukan hanya di peruntukkan

untuk tempat beribadah umat Konghucu akan tetapi adanya ornamen-

oranamen Budha juga yang berada di Klenteng itu yang sekarang diberi

nama Vihara Mahabrahma atau Klenteng Phan Kho Bio sehingga satu

rumah ibadah bisa sekaligus digunkana untuk tempat beribadah bagi umat

Khonghucu, Buddhisme, Taoisme (Tridharma).

Diperkirakan tahun 1720-an bangunan Klenteng ini berdiri dan

menjadi Klenteng tertua dari klenteng-klenteng lainnya di wilayah Bogor.

Hal ini karena sudah ada di kawasan tersebut ketika Pulo Geulis di

temukan, waktu di temukannya klenteng ini masih memiliki ukuran yang

sangat kecil dan kurang terpelihara. Sekitar pada tahun 1984 Klenteng ini

di renovasi dan sangat di sayangkan yang tadinya Klenteng ini masuk

kedalam cagar budaya akibat di renovasi sehingga tidak lagi masuk ke

dalam cagar budaya, karena peninggalan purba kalanya banyak yang

hilang, akan tetapi menurut pak Bram. “Masih ada petilasan dan makam

yang membuat para wisatawan berdatangan untuk melihat bukti bahwa

Klenteng Phan Kho Bio adalah Klenteng tertua. Kemudian pada tahun

2008 Klenteng ini di renovasi lagi dengan adanya petilasan tertua di dalam

Page 73: KLENTENG PHAN KHO BIO SEBAGAI RUANG PUBLIK (Studi …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · KLENTENG PHAN KHO BIO SEBAGAI RUANG PUBLIK (Studi Hubungan Toleransi

62

Klenteng tersebut dan makam para leluhur membuat Klenteng ini menjadi

warisan cagar budaya yang harus dijaga sampai sekarang.”10

Bukan hanya ada petilasan peninggalan sejarah yang terdapat di

dalam Klenteng tersebut akan tetapi ada juga tempat ibadah umat muslim

yang ada sejak dahulu. Klenteng ini ketika sudah di bangun memiliki

Mushola di dalamnya berada persis di belakang Klenteng dekat dengan

altar dewa dan persembahan untuk agama Buddha dan Khonghucu. Di sisi

kanan setelah masuk pintu Klenteng tersebut ada batu hitam besar di balut

kain hijau berornamen bunga mekar dan kuncup yang merupakan petilasan

Embah Raden Mangun Jaya, salah satu karuhun atau orang yang semasa

hidupnya memiliki kharisma kuat dan di segani oleh masyarakat

tradisional Sunda, serta di percayai masih merupakan keturunan dari Raja

Pajajaran.

Masuk ke bagian sisi barat Klenteng tersebut terdapat patung

harimau yang di percayai sebagai mitos pada dahulu kala ada Raja Prabu

Siliwangi masyarakat sunda meyakini pada saat itu Prabu Siliwangi

berubah wujud menjadi Harimau putih begitu juga para pengikut-pengikut

setianya berubah wujud menjadi Harimau Loreng untuk mengusir para

penjajah pada saat itu Ujar pak Bram,11

bagi masyarakat sunda harimau

memiliki filosofi yang dalam dimana lihatlah dan tirulah sifat yang

10

Di kutip dari halaman Kompas

https://megapolitan.kompas.com/read/2017/02/07/16145591/belajar.kerukunan.di.pulo.geulis

diakses pada tanggal 02 Maret 2018 pukul 11:21 11

Wawancara dengan Bapak Abraham, di Klenteng Phan Kho Bio, Kampung Pulo Geulis,

tanggal 12 Februari 2018

Page 74: KLENTENG PHAN KHO BIO SEBAGAI RUANG PUBLIK (Studi …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · KLENTENG PHAN KHO BIO SEBAGAI RUANG PUBLIK (Studi Hubungan Toleransi

63

dimiliki keteguhan, tegas, pemberani, pemimpin yang hebat, namun sangat

menyanyangi keluarganya.

Selain ada patung harimau terdapat juga di sampingnya terdapat

petilasan Eyang Prabu Surya Kencana yang merupakan pejuang yang

memperjuangkan wilayah Pulo Geulis, kadang ada peziarah yang datang

untuk memberi penghormatan dan berdo’a sebagai raja terakhir Pajajaran

dan tanda atas perjuangan beliau dalam mempertahankan Pulo Geulis

tersebut.

Masuk ke dalam sisi Mushola tersebut dengan ruangan yang

memanjang dengan dua batu besar petilasan Embah Sakke dan Eyang

Jayaningrat yang diakui sebagai keturunan Raja dari Prabu Siliwangi,

sehingga setiap malam jumaat warga Pulo Geulis sering mengadakan

kegiatan tawasulan, sekalian untuk mendokan para leluhur mereka yang di

akui sebagai tokoh penting dalam mendirikan wilayah Pulo Geulis.

Demikianlah hasil wawancara tentang sejarah kampung Pulo

Geulis, menurut penulis kampung Pulo Geulis menunjukkan bahwa

keharmonisan masyarakat dalam beragama sangat tinggi hal ini sudah

terjalin sejak dahulu dan hingga saat ini masih terjaga dengan baik.

Kondisi ini harus tetap di jaga kelestarian budaya yang terdapat di

dalamnya seperti sejarah dan peninggalan-peninggalan yang ada, dan

menjadikan suatu cagar alam yang dapat di lindungi dan di budayakan

Page 75: KLENTENG PHAN KHO BIO SEBAGAI RUANG PUBLIK (Studi …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · KLENTENG PHAN KHO BIO SEBAGAI RUANG PUBLIK (Studi Hubungan Toleransi

64

begitu juga menjadikan kampung tersebut memiliki ciri di mana nilai

pluralistiknya tinggi.

D. Pola Relasi Sosial Kampung Pulo Geulis

Setiap kondisi masyarakat kampung berbeda-beda, begitu juga

kehidupan masyarakat kampung Pulo Geulis dalam pola relasi sosialnya

dalam kehidupan sehari-hari. Masyarkat kampung Pulo Geulis berpegang

teguh pada kehidupan toleransi, mulai dari agama maupun sosialnya,

adapun kehidupan yang menggambarkan bagaimana pola relasi sosial

kampung Pulo Geulis dapat terlihat mulai dari hubungan sosial

keagamaan, hubungan sosial kemasyarakatan dan ada juga hubungan

kebudayaan. Hal tersebut di jelaskan di bawah tentang pola relasi sosial

masyarakat kampung Pulo Geulis.

1. Pola Sosial Kemasyarakatan

Masyakarat Indonesia sudah sejak lama membangun rasa

toleransi, mulai sejak lahir manusia membutuhkan bantuan kerjasama

dengan orang lain. Karena itulah manusia dilatih sejak dini untuk

melakukan hubungan baik dengan orang lain dan bekerjasama dalam

menyelesaikan masalah atau pekerjaaan yang ada. Begitu pula

masyakarat kampung Pulo Geulis, masyakarat di sana dalam hal

toleransi begitu tinggi untuk di praktikan, seperti kata pak hamzah

selaku ketua RW 05, beliau mengatakan “disini kita suka mengadakan

yang namanya arisan sampah untuk saling membantu kebersihan

Page 76: KLENTENG PHAN KHO BIO SEBAGAI RUANG PUBLIK (Studi …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · KLENTENG PHAN KHO BIO SEBAGAI RUANG PUBLIK (Studi Hubungan Toleransi

65

lingkungan kampung Pulo Geulis yang di mana setiap masyakarat

kampung Pulo Geulis saling begotong royong untuk membersihkan

selokan atau got yang ada disekitar rumahnya supaya tidak

mengakibatkan banjir” ujar beliau.12

Demikianlah warga kampung

Pulo Geulis sudah melakukan hubungan yang baik dan memegang

teguh nilai nilai dan adat istiadat nenek moyang secara utuh dan

masyarakat kampung tersebut gotong royong menjadi suatu elemen

penting untuk terciptanya suasana yang harmonis bagi masyarakat

kampung Pulo Geulis.

Bukan hanya itu di kampung Pulo Geuls setiap tahunnya

dengan adanya kegiatan kemasyarakatan, dari pihak Klenteng sering

mengadakan atau membagi-bagikan beras sebanyak 5 liter kepada

warga Pulo Geulis dengan cara di ambil melalui kupon yang sudah

didapatkan. “ujar Pak Chandra”.13

Dengan adanya kegiatan kemasyarakatan di Pulo Geulis

membuat warga saling berinteraksi dan membantu sama lain, dan

menurut penulis kegiatan yang ada di dalam kampung tersebut

menambah salah satu keharmonisan toleransi mereka yang di buatnya

dengan hubungan kemasyarakatan.

12

Wawancara dengan Bapak Hamzah, di Kantor RW, Kampung Pulo Geulis, tanggal 12

Februari 2018

13

Wawancara dengan Bapak Chandra, di Klenteng Pan Kho Bio, Kampung Pulo Geulis,

tanggal 22 Februari 2018

Page 77: KLENTENG PHAN KHO BIO SEBAGAI RUANG PUBLIK (Studi …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · KLENTENG PHAN KHO BIO SEBAGAI RUANG PUBLIK (Studi Hubungan Toleransi

66

2. Pola Sosial Keagamaan

Setiap agama sudah mempunyai ritual-ritual keagamaanya

masing-masing yang sudah ada dalam ajarannya, sehingga umat

beragama yang ada di dalam kampung tersebut sudah menjalakan

praktek-praktek keagamaanya yang telah di gariskan oleh ajarannya

masing-masing. Hubungan sosial keagamaan yang ada di kampung

Pulo Geulis sudah ada dalam kehidupan sehari-hari yang membentuk

interaksi sosial serta komunikasi dan menjadi antar pemeluk agama

membuat hubungan yang harmonis.

Setiap manusia berhak berpegang teguh pada apa yang ia

percayai seperti agama yang sudah diyakini dan itu menjadi urusan

individu dengan Tuhan, begitu juga masyakarat kampung Pulo Geulis

yang sudah menjunjung tinggi nilai-nilai toleransi dalam memeluk

agama. Kebebasan dalam beragama tidak menjadi pemisah satu

dengan yang lainnya, karena dengan interaksi dan komunikasi di

dalamnya membuat warga kampung tersebut dapat menjaga perbedaan

kepercayaan tersebut, seperti acara keagamaan yang terdapat di dalam

kampung Pulo Geulis, pada saat acara Imlek seluruh umat kampung

tersebut ikut serta membantu perayaan acara Imlek, sebelum di hari

acara berlangsung sampai di hari acara tersebut berlangsung seluruh

umat kampung Pulo Geulis membantu acara tersebut, dan setiap

tanggal satu dan lima belas sesuai kalender Cina dilakukan peribadatan

Page 78: KLENTENG PHAN KHO BIO SEBAGAI RUANG PUBLIK (Studi …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · KLENTENG PHAN KHO BIO SEBAGAI RUANG PUBLIK (Studi Hubungan Toleransi

67

berupa kebaktian vihara, begitu juga warga sekitar ikut dalam

membersihkan Klenteng tersebut.“ Ujar pak Chandra”.14

Dari apa yang dipaparkan oleh pak Chandra menurut penulis

hubungan kerjasama sosial keagamaan di masyakarat kampung

tersebut dalam acara keagamaan ataupun kehidupan sehari-harinya

membuat masyarakat di sini ikut terlibat dalam kegiatan tersebut tanpa

membeda-bedakan agama yang mereka yakini, sehingga dapat

membentuk nilai-nilai hubungan yang haromonis. Bisa dilihat dari

salah satu acara keagamaan ketika ada suatu umat beragama yang

merayakan hari-hari besar keagamaan atau salah seorang merayakan

syukuran yang bersifat ritual keagamaan semua warga sekitar ikut

membantu dalam kegiatan tersebut begitu juga dapat membuat

hubungan satu dengan lainya bersifat harmonis ialah seperti acara

Maulid Nabi Muhammad SAW untuk pemeluk umat Islam, warga

sekitar baik umat muslim atau non muslim ikut serta membantu untuk

berlangsungnya acara tersebut tanpa harus membeda-bedakanya,

begitu juga untuk umat Buddha yang sedang merayakan hari besar

keagamaanya di dalam Vihara tersebut, sikap umat muslim

menghormati dan membantu untuk berlangsungnya acara tersebut,

sehingga di sini lah umat beragama saling berhubungan timbal balik

satu dengan yang lainnya. Dengan ini pola hubungan sosial keagamaan

14

Wawancara dengan Bapak Chandra, di Klenteng Pan Kho Bio, Kampung Pulo Geulis,

tanggal 22 Februari 2018

Page 79: KLENTENG PHAN KHO BIO SEBAGAI RUANG PUBLIK (Studi …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · KLENTENG PHAN KHO BIO SEBAGAI RUANG PUBLIK (Studi Hubungan Toleransi

68

yang terjadi di kampung Pulo Geulis menunjukkan bahwa hubungan

dan kebersamaan masyarakat dalam hal berbeda agama tidak menjadi

faktor penghambat berkembangnya suatu desa atau kampung karena

semakin kuat hubungan antar umat beragama akan membuat

tercipatnya hubunganya yang harmonis.

3. Pola Sosial Kebudayaan

Melihat budaya yang dimiliki Indonesia begitu banyak, tak

heran begitu banyak pula warga asing untuk berkenjung ke negara

Indonesia untuk mengabadikan momen budaya yang ada di dalamnya,

begitu juga dengan budaya yang terdapat di kampung Pulo Geulis,

budaya peninggalan kerajaan Pajajaran dan cerminan toleransi di

dalam Klenteng yang terdapat di kampung tersebut membuat masyakat

di sana memiliki nilai-nilai budaya dan toleransi. Dengan hal ini nilai-

nilai toleransi dan budaya membuat orang tertarik untuk berkunjung ke

dalam kampung tersebut, sehingga banyak para wisatawan yang

berkunjung ke kampung Pulo Geulis dan melihat sisa-sisa peninggalan

budaya kerajaan Pajajaran, karena di dalam Klenteng ada makam yang

selalu di kunjungi dan diyakini sebagai makam pejuang pada masa

lampau membangun kampung Pulo Geulis.

Pulo Geulis karena memiliki beraneka ragam budaya maka

Pulo Geulis di jadikan desa wisata, salah satunya keberadaan Vihara

Mahabrahma yang mengandung nilai pluralis tinggi, banyaknya para

Page 80: KLENTENG PHAN KHO BIO SEBAGAI RUANG PUBLIK (Studi …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · KLENTENG PHAN KHO BIO SEBAGAI RUANG PUBLIK (Studi Hubungan Toleransi

69

komunitas dan pecinta sejarah untuk mendapatkan informasi tentang

Vihara tersebut untuk di jadikan bahan bacaan dalam bentuk artikel

ataupun berita media cetak lainya, sehingga dengan banyaknya

informasi tentang Pulo Geulis di harapkan desa ini akan dapat di kenal

di luar sana karena memiliki nilai budaya yang ada di dalamnya.

Masyarakat di dalam kampung tersebut begitu bangga dengan

apa yang ada di dalam kampungnya seperti nilai pluralis yang tinggi

dan masyarakat yang bisa hidup berdampingan dengan perbedaan

agama yang ada dengan kondisi lingkungan yang begitu padat.

Demikianlah yang menjadikan titik keharmonisan dengan adanya

perbedaan agama tersebut dan menjadikan suatu nilai-nilai agama

maupun nilai adat kemudian menunjukan bahwa warga di sana yang

menjadi faktor hubungan sosial kebudayaan di dalam Pulo Geulis

seperti saling menjaga petilasan-petilasan yang terdapat di dalam

Klenteng tersebut dan menjaga budaya yang sudah ada sejak dahulu

dan menjunjung tinggi nilai toleransi yang sudah di bangun sejak

dahulu.

Demikianlah apa yang di dapat dari penulis tentang pola relasi

kehidupan sosial masyarakat kampung Pulo Gelis yang di dalamnya

mencakup beberapa hal, mulai dari kegiatan bergotong-royong, acara

keagamaan, dan merawat budaya kampung Pulo Geulis. Dengan hal ini

bisa dilihat bahwa pola relasi kehidupan kampung tersebut dapat

membentuk toleransi yang baik, toleransi ini dapat di bangun dari hal-hal

Page 81: KLENTENG PHAN KHO BIO SEBAGAI RUANG PUBLIK (Studi …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · KLENTENG PHAN KHO BIO SEBAGAI RUANG PUBLIK (Studi Hubungan Toleransi

70

berkomunikasi yang baik di antara mereka kemudian di aplikasikan dalam

kehidupan sehari-hari, sehingga masyarakat di sana tidak melihat dari

perbadaan agama tersebut, melainkan perbedaan agama tersebut di jadikan

alat untuk bertoleransi sesama umat beragama.

E. Permasalahan Kampung Pulo Geulis

Lingkungan yang semakin padat dapat menimbulkan keterbatasan

lahan, kebersihan udara dan kebutuhan air bersih. Meningkatnya populasi

manusia atau meningkatnya jumlah penduduk menyebabkan tingkat

kepadatan semakin tinggi, begitu juga dengan kondisi yang di alami

kampung Pulo Geulis jarang sekali rumah penduduk yang di tumbuhi

tanaman hanya beberapa rumah saja yang masih melakukan penghijauan,

sehingga kondisi perumahan kian padat, hingga hampir pada setiap rumah

tidak lagi dapat di jumpai ruang untuk tumbuhnya tanaman dan membuat

udara yang nyaman sangat tertutup dan kondisi kebutuhan air bersih pun

begitu di perlukan. Tercatat banjir besar pernah terjadi pada tahun 1967,

1972, dan 1980, sedangkan longsor terjadi setiap 5 tahun 2002, 2007 “ujar

pak Hamzah”.15

Warga sekitar mengandalkan Bendungan Katulampa yang

dibangun pada tahun 1889 untuk melihat kenaikan permukaan air dalam

memperkirakan kemungkinan terjadinya banjir. Namun, peningkatan

dalam hal pendidikan, jika 10 tahun lalu warganya masih lulusan SD, saat

ini sudah ada yang sarjana yang 70% merupakan penduduk pendatang.

15

Wawancara dengan Bapak Hamzah, di Kantor RW, Kampung Pulo Geulis, tanggal 12

Februari 2018

Page 82: KLENTENG PHAN KHO BIO SEBAGAI RUANG PUBLIK (Studi …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · KLENTENG PHAN KHO BIO SEBAGAI RUANG PUBLIK (Studi Hubungan Toleransi

71

Peramasalahan yang ada di kampung tersebut seperti banjir sudah

bisa sedikit di meminimalisir dengan adanya kegiatan kerjabakti

membersihkan selokan-selokan saluran air dan mengandalkan Bendungan

Katulampa untuk mengetahui perkiraan kemungkinan terjadinya banjir

atau tidak, begitu juga dengan permasalahan lingkungan yang semakin

padat, saat ini masyarakat di sana sudah terbiasa dengan keadaannya yang

seperti itu sejak dahulu walaupun ruang terbuka hijau sudah sangat minim

di karenakan kondisi geografis di tempat ini berada di pinggiran aliran

sungai, begitu halnya dengan kondisi air bersih pun sangat di butuhkan di

sana, tetapi upaya ini sudah sedikit bagus karena pemerintah sudah

membuatkan saluran aliran air PAM untuk di manfaatkannya air bersih

tersebut.

Untuk permasalahan ekonomi, pendidikan dan kesehatan menurut

penglihatan penulis sudah bisa di katageorikan tidak menjadi masalah,

karena pendidikan yang tersedia di kampung tersebut adanya fasilitas

Taman Kanak-Kanan untuk memberikan keterampilan dasar bagi anak

yang masih balita dan juga untuk kesehatan tersedianya posyandu,

sedangkan untuk masalah ekonomi masyarakat kampung tersebut

mayoritas sebagai pedagang dan membuka UMKM (Usaha Mikro Kecil

Menengah) dengan potensi kuliner yang dimiliki di kampung tersebut

untuk kemajuan perekonomian masyarakat kampung tersebut.

Padatnya lingkungan kampung Pulo Geulis dan berbagai suku dan

agama yang ada di dalamnya membuat masyarakat tersebut memilih hidup

Page 83: KLENTENG PHAN KHO BIO SEBAGAI RUANG PUBLIK (Studi …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · KLENTENG PHAN KHO BIO SEBAGAI RUANG PUBLIK (Studi Hubungan Toleransi

72

rukun dan damai tanpa harus melihat perbedaanya, begitu halnya dengan

masyarakat luar yang datang langsung ke dalam kampung tersebut dan

melihat bagaimana kehidupan dengan nilai-nilai toleransi di antara satu

orang dengan orang lainnya, seperti pak Chandra yang sebagai pengurus

Klenteng tetapi beliau tidak bertempat tinggal di kampung tersebut,

mengatakan “ saya selama menjadi pengurus hampir 7 tahun tidak ada

namanya konflik antar umat beragama di sini, akan tetapi umat beragama

di sini malah menyatukan perbedaan-perbedaan tersebut, seperti

contohnya ada juga orang yang membantu di dalam Klenteng ini untuk

membersihkan bagian dalam dan luar Klenteng.”16

Dengan apa yang di

katakan oleh beliau menurutu penulis bahwa Pulo Geulis sudah menjaga

hubungan yang baik tanpa harus melihat perbedaan agama di antara

mereka, keadaan ini yang mendorong terjadinya keharmonisan dalam

bermasyarakat.

Dari beberapa permasalahan yang ada di Pulo Geulis nampaknya

permasalahan lingkungan, dengan kondisi lingkungan yang begitu padat

dan banyaknya pertumbuhan penduduk yang mulai berkembang di sana

menjadikan lingkungan ini kurangnya lahan untuk melakukan kreatifitas

pada masyarakat tersebut, kondisi geografis yang berada di dekat aliran

sungai membuat masyarakat tersebut masih akan berupaya apabila ada

banjir yang masuk ke dalam lingkungan mereka, akan tetapi dari

permasalah tersebut ada keunggulan yang di miliki di dalamnya yaitu

16

Wawancara dengan Bapak Chandra, di Klenteng Pan Kho Bio, Kampung Pulo Geulis,

tanggal 22 Februari 2018

Page 84: KLENTENG PHAN KHO BIO SEBAGAI RUANG PUBLIK (Studi …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · KLENTENG PHAN KHO BIO SEBAGAI RUANG PUBLIK (Studi Hubungan Toleransi

73

potensi ekonomi, masyarakat Pulo Geulis memanfaatkan UMKM untuk di

kembangkan dan membantu perkonomian kampung tersebut, sehingga

kampung ini akan di lihat oleh banyak orang adalah kampung yang penuh

nilai-nilai budaya di dalamnya.

Page 85: KLENTENG PHAN KHO BIO SEBAGAI RUANG PUBLIK (Studi …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · KLENTENG PHAN KHO BIO SEBAGAI RUANG PUBLIK (Studi Hubungan Toleransi

74

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Pola toleransi yang ada pada kampung Pulo Geulis, Masyarakat

kampung tersebut hidup dengan nilai-nilai toleransi yang sudah melekat

sejak dahulu, di mana masyarakatnya memiliki nilai budaya dan pluralis

untuk dapat di kembangkan, seperti pola toleransi yang terlihat, di dalam

kampung tersebut adanya perbedaan agama pada masing-masing individu.

Dalam hal ini masyarakat kampung Pulo Geulis tidak menjadikan

perbedaan itu dalam hal ketegangan sehingga menimbulkan konflik,

seperti konflik-konflik yang dilatarbelakangi oleh perbedaan agama,

namun di dalam kampung tersebut perbedaan ada hal yang istimewa dalam

diri setiap individu, mereka menyatukan perbedaan tersebut untuk

memahami sikap dan sifat dari individu dengan individu lainnya, sehingga

setiap masyarakatnya menjunjung tinggi toleransi dalam beragama.

Faktanya, setiap masyarakat yang berbeda agama dapat berinteraksi secara

baik dalam lingkungan kemajemukan.

Respon pemerintah terhadap toleransi di kampung Pulo Geulis

Bagaimanapun usaha-usaha yang mereka lakukan untuk mempertahankan

kerukunan, dimana pemerintah memberi peluang kepada warga kampung

tersebut untuk meningkatkan daya perkonomian warga, diantaranya seperti

memberikan peluang UMKM untuk meningkatkan perekonimian kampung

tersebut dan juga pemerintah tak lupa selalu mengunggulkan kampung

Page 86: KLENTENG PHAN KHO BIO SEBAGAI RUANG PUBLIK (Studi …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · KLENTENG PHAN KHO BIO SEBAGAI RUANG PUBLIK (Studi Hubungan Toleransi

75

tersebut karena di dalam kampung tersebut adanya nilai pluralistik yang

sangat kuat untuk di jadikan daya tarik wisata, supaya kampung Pulo

Geulis bisa di kenal oleh banyak orang luar, baik dari pulau Jawa maupun

luar pulau Jawa.

Dengan hal ini pemerintah memberikan semangat kepada warga

kampung tersebut untuk selalu mengembangkan nilai-nilai yang sudah ada

sejak lama seperti nila budaya dan nilai toleransi, bagaimanapun

perbedaan yang ada di dalam kampung tersebut adalah keistimewaan yang

terdapat di Pulo Geulis.

B. Saran

Untuk melestarikan nilai-nilai toleransi yang rukun di kalangan

masyarakat kampung Pulo Geulis ada beberapa hal yang perlu

diperhatikan:

1. Setidaknya satu hal ini untuk tidak dilupakan karena pemanfaatan

potensi lokal yang ada di dalam kampung tersebut harus selalu di

kembangkan, jangan sampai potensi lokal di dalamnya akan hilang

karena kurang di jaga, untuk potensi lokal di dalam kampung tersebut

sudah baik, alangkah lebih baiknya lagi untuk selalu di munculkan

supaya dapat di kenal oleh masyarakat.

2. Peranan pemerintah sudah cukup baik dalam meningkatkan potensi

yang di miliki di kampung tersebut, alangkah baiknya pemerintah

memberikan pengarahan atau pemahaman yang berorientasi pluralis,

Page 87: KLENTENG PHAN KHO BIO SEBAGAI RUANG PUBLIK (Studi …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · KLENTENG PHAN KHO BIO SEBAGAI RUANG PUBLIK (Studi Hubungan Toleransi

76

bahwa di kampung ini dapat di jadikan cerminan toleransi untuk

wilayah Bogor lainnya dan wilayah luar Bogor lainya

3. Tidak lupa untuk pembelajaran bagi para pembaca yang membaca

skripsi ini mengenai toleransi beragama di kampung Pulo Geulis

tentang bagaimana pola toleransi yang di kembangkan di dalam

kampung tersebut, dengan perbedaan agama yang ada tetapi dapat

berinteraksi secara sosial dengan baik.

4. Pemerintah harus ikut berperan dalam menjaga kerukunan yang

terdapat di kampung Pulo Geulis dan siap memperkenalkan kepada

masyarakat luas bahwa Pulo Geulis ada tempat di mana masyarakatnya

saling hidup rukun dalam perbedaan agama yang di miliki dan

masyarakat di sana berupaya untuk melestarikan kepercayaan dan adat

yang ada di kampung Pulo Geulis.

Page 88: KLENTENG PHAN KHO BIO SEBAGAI RUANG PUBLIK (Studi …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · KLENTENG PHAN KHO BIO SEBAGAI RUANG PUBLIK (Studi Hubungan Toleransi

77

DAFTAR PUSTAKA

Daftar Buku:

Anwar, Marzani, Potret Kerukunan Umat Beragama Di Indonesia Bagian Barat,

Jakarta: Balai Penelitian dan Pengembangan Agama, 2011.

Ardiansyah. Islam Itu Ramah Bukan Marah, Jakarta: PT Elex Media Komputindo

Kompas-Gramedia, Anggota IKAPI, 2017.

Alhudry, Rokib. Laporan Data Profil Kelurahan Babakan Pasar. Bogor:

Kelurahan Babakan Pasar, 2017.

Clark, Kelly James. Anak-Anak Abraham, Kebebasan dan Toleransi di Abad

Konflik Agama. Yogyakarta: PT KANISIUS, 2014.

Daud, Ali Muhammad. Asas-asas Hukum Islam, Pengantar Ilmu Hukum dan Tata

Hukum Islam di Indonesia. Jakarta: Rajawali Pers, 1991.

Harahap, Syahrin. Teologi Kerukunan. Jakarta: Prenada Media Group, 2011.

Hebermas, Jürgen. Ruang Publi; Sebuah Kajian Tentang Kategori Masyarakat

Borjuis. Yogyakarta: Kreasi Wacana, 2010.

Hendropuspito. Sosiologi Agama. Yogyakarta: Yayasan Kanisius, 1983.

Khalikin, Ahsanul dan Fathuri, Toleransi Beragama di Daerah Rawan Konflik.

Jakarta: Puslitbang Kehidupan Beragama, 2016.

Lubis, M. Ridwan, Prof. Dr. Cetak Biru Peran Agama. Jakarta: Puslitbang, 2005.

------------------------------------. Kerukunan Beragama Dalam Cita dan Fakta.

Jakarta: Pusat Kerukunan Umat Beragama (PKUB) Sekretariat Jendral

Kementrian Agama Republik Indonesia, 2016.

Madjid, Nurcholish. Pintu-Pintu Menuju Tuhan, Jakarta: Yayasan Wakaf

Paramadina, 1996.

Magnis-Suzeno, Franz. Menjadi Manusia: Belajar Dari Aristoteles, Yogyakarta:

Kanisius, 2009.

Menteri Agama, Jaksa Agung dan Menteri Dalam Negeri Republik Indonesia.

Peringatatan dan Perintah Kepada Penganut, Anggota dan Anggota

Pengurus Jemaat Ahmadiyah Indonesia dan Warga Masyarakat. Jakarta:

Direktur Jenderal Kesatuan Bangsa dan Politik, 2011.

Misrawi, Zuhairi. Pandangan Muslim Moderat Toleransi, Terorisme, dan Oase

Perdamaian. Jakarta: Buku Kompas, 2010.

Page 89: KLENTENG PHAN KHO BIO SEBAGAI RUANG PUBLIK (Studi …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · KLENTENG PHAN KHO BIO SEBAGAI RUANG PUBLIK (Studi Hubungan Toleransi

78

Mubarok. Kompendium Regulasi Kerukunan Umat Beragama. Jakarta: PKUB,

2015.

Mudzhar, Atho, Merajut Kerukunan Umat Beragama Melalui Dialog

Pengembangan Wawassan Multikultural, Jakarta: Puslitbang Kehidupan

Beragama, 2008.

Muhsin, Mumun. Kujang, Pajajaran, dan Prabu Siliwangi. Bandung: Masyarakat

Sejarawan Indonesia Cabang Jawa Barat Press, 2012.

Osman, Mohamed Fathi, Islam, Pluralisme dan Toleransi Keagamaan pandangan

al-Qur’an, kemanusiaan, sejarah, dan peradaban. Jakarta: Democracy

Project Yayasan Abad Demokrasi, 2012.

Perwiranegara, Alamsjah Ratu. Pembinaan Kerukunan Hidup Umat Beragama.

Jakarta: Departemen Agama RI, 1982.

Purnomo, Budi Aloys. Membangun Teologis Inklusif, Pluralistik. Jakarta: Buku

Kompas, 2003.

Ruslani. Islam Dialogis. Yogyakarta: Pustaka Cendekia Press, 2006.

Sandjaja, dkk. Panduan Penelitian. Jakarta: Prestasi Pustaka, 2006.

Setiawan, Arin Ningsih, Skripsi Perencanaan Lanskap Kawasan Pemukiman

Bantaran Sungai Bebasis Bioregon, Bogor : Fak Pertanian Institut Pertanian

Bogor, 2008.

Sholihin, Ibnu. Skripsi Kerukunan Hidup Umat Beragama di sekolah (Studi

Kasus di SMK Yadika 5 Pondok Aren). Jakarta : Fak Ushuluddin UIN Syarf

Hidayatullah Jakarta, 2008.

Singgih, Marga. Tridharma Selayang Pandang. Jakarta: Perkumpulan Tridharma,

2016.

Sudharma, Budiman. Buku Pedoman Umat Buddha. Jakarta: Forum Komunikasi

Umat Buddha dan Yayasan Avalokitesvara, 2007.

Sudarto. Wacana Islam Progresif Reinterpretasi Teks Demi Membebaskan Yang

Tertindas. Yogyakarta: IRCiSoD, 2014.

Syaukani, Imam dan Titik Suwariyati, Komplikasi Kebijakan dan Peraturan

Perundang-Undangan Kerukunan Umat Beragama Edisi Kesepuluh,

Jakarta: Puslitbang Kehidupan Keagamaan, 2008.

Syarief Romas, Chumaidi. Kekerasan di Kerajaan Surgawi. Yogyakarta: Kreasi

Wacana. 2003.

Taher, Elza Peldi. Merayakan Kebebasan Beragama Bunga Rampai Menyambut

70 Tahun Djohan Effendi. Jakarta: ICRP dan Kompas, 2009.

Page 90: KLENTENG PHAN KHO BIO SEBAGAI RUANG PUBLIK (Studi …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · KLENTENG PHAN KHO BIO SEBAGAI RUANG PUBLIK (Studi Hubungan Toleransi

79

Tanggok, M. Ikhsan. Jalan Keselamatan Melalui Agama Konghucu. Jakarta: PT

Gramedia Pustaka Utama, 2000.

Tim Puslitbang Kehidupan Beragama, Kompilasi Kebijakan dan Perarturan

Perundang-undangan Kerukunan Kaum Beragama. Jakarta: Puslitbang

Kehidupan Keagamaan, Badan Litbang dan Diklat Kementrian Agama RI,

2012.

Wahid, Abdurrahman dan Daisaku Ikeda. Dialog Peradaban untuk Toleransi dan

Perdamaian. Jakarta: PR Gramedia Pustaka Utama, 2010.

Wattimena, A. Antonius Reza. Filsafat Anti Korupsi. Yogyakarta: Kanisius. 2012.

Wibowo, A. Setyo. “Kepublikan dan Keprivatan di Dalam Polis Yunani Kuno”,

dalam F. Budi Hardiman (ed), Ruang Publik : Melacak Partisipasi

Demokratis Dari Polis Sampai Cyberspace. Yogyakarta: Kanisius. 2010.

Refrensi Kamus:

MA, Alex. Kamus Ilmiah Populer Kontemporer, Materi: Politik-Ekonomi-

Hukum-Sosial-Budaya-Agama, Surabaya: ALUMNI, 2005.

Wawancara:

Abraham Halim, Wawancara Pribadi, Klenteng Pan Kho Bio atau Vihara

Mahabrahma, Bogor Tengah, Kota Bogor, 12 Februari 2018.

Chandra, Wawancara Pribadi, Klenteng Pan Kho Bio atau Vihara Mahabrahma,

Bogor Tengah, Kota Bogor, 22 Februari 2018.

Endang Hidayat, Wawancara Pribadi, Klenteng Pan Kho Bio atau Vihara

Mahabrahma, Bogor Tengah, Kota Bogor, 22 Maret 2018.

Hamzah, Wawancara Pribadi, Kantor RW 05 Kampung Pulo Geulis, Bogor

Tengah, Kota Bogor, 12 Februari 2018.

Rokib Alhudry, Wawancara Pribadi, Kantor Lurah Babakan Pasar, Bogor Tengah,

Kota Bogor, 23 Maret 2018.

Suhendar, Wawancara Pribadi, Klenteng Phan Kho Bio atau Vihara Mahabrahma,

Bogor Tengah, Kota Bogor, 23 Maret 2018.

Supandi, Wawancara Pribadi, Klenteng Phan Kho Bio atau Vihara Mahabrahma,

Bogor Tengah, Kota Bogor, 23 Maret 2018.

Refrensi Jurnal:

Artis. Kerukunan dan Toleransi Antar Umat Beragama, dalam Jurnal yang

berjudul, Toleransi Media Ilmiah Komunikasi Umat Beragama, Vol. 3, No.

1 tahun 2011.

Page 91: KLENTENG PHAN KHO BIO SEBAGAI RUANG PUBLIK (Studi …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · KLENTENG PHAN KHO BIO SEBAGAI RUANG PUBLIK (Studi Hubungan Toleransi

80

Fatmawati, Ika. Toleransi Antar Umat Beragama Masyarakat Perumahan, dalam

Jurnal yang berjudul, Jurnal Komunitas, Vol. 5, No. 1 tahun 2013.

Karim, Abdul dan Ahmad Atabik, Fikrah, dalam Jurnal yang berjudul, Ilmu

Aqidah dan Studi Keagamaan, Vol. 1, No. 1 tahun 2013.

Moh Abdul Kholiq Hasan Merajut Kerukunan Dalam Keagamaan Agama di

Indonesia (Perspektif Nilai-Nilai Al-Quran), dalam jurnal yang berjudul,

Jurnal Studi Islam, Vol. 14, No. 1 tahun 2013.

Nasrullah, Rulli. Internet dan RuangPublik Virtualm Sebuah Refleksi atas teori Ruang

Publik Habermas, Jurnal Ilmu Dakwan dan Ilmu Komunikasi. Vol 4 no.1 Mei 2012

Prasetyo, Antonius Galih Menuju Demokrasi Rasional: Melacak Pemikiran

Jürgen Habermas Tentang Ruang Publik, Jurnal Ilmu Sosial dan Ilmu

Politik. Vol 16 No.2 November 2012.

Sujarwanto, Imam. Interaksi Sosial Antar Umat Beragama (Studi Kasus pada

Masyarakat Karangmalang Kedunbanteng Kabupaten Tegal), dalam Jurnal

yang berjudul, Journal Of Education Social Studies, Vol. 1, No. 2 tahun

2012.

Yasar, Ruang Publik Sebagai Pendidikan Kesadaran Multikulturalisme, Jurnal

Edutech. Vol.1 No.1 Februari 2015.

Ulinnuha, Roma Islam, Ruang Publik dan Kerukunan Antar Umat Beragama

(Studi Tradisi Ngebag Kolaborasi di Karangjati Wetan), Jurnal Ilmiah

Sosiologi Agama. Vol 9 No.2 Juli-Desember 2015.

Refrensi Internet:

Di akses dari https://id.wikipedia.org/wiki/Toleransi pada tanggal 17 Januari 2018

Pukul 12:30.

Di akses dari https://id.wikipedia.org/wiki/Pulo_Geulis pada tanggal 2 Maret 2018

Pukul 10:13.

Di akses dari

https://megapolitan.kompas.com/read/2017/02/07/16145591/belajar.kerukunan.di.p

ulo.geulis pada tanggal 2 Maret 2018 Pukul 11:21.

Di akses dari https://digilib.uns.ac.id/dokumen/download/24459/NTE4NzY pada

tanggal 3 Semtember 2018 Pukul 14:24

Page 92: KLENTENG PHAN KHO BIO SEBAGAI RUANG PUBLIK (Studi …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · KLENTENG PHAN KHO BIO SEBAGAI RUANG PUBLIK (Studi Hubungan Toleransi

81

LAMPIRAN 1

SURAT IZIN PENELITIAN

Page 93: KLENTENG PHAN KHO BIO SEBAGAI RUANG PUBLIK (Studi …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · KLENTENG PHAN KHO BIO SEBAGAI RUANG PUBLIK (Studi Hubungan Toleransi

82

Page 94: KLENTENG PHAN KHO BIO SEBAGAI RUANG PUBLIK (Studi …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · KLENTENG PHAN KHO BIO SEBAGAI RUANG PUBLIK (Studi Hubungan Toleransi

83

Page 95: KLENTENG PHAN KHO BIO SEBAGAI RUANG PUBLIK (Studi …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · KLENTENG PHAN KHO BIO SEBAGAI RUANG PUBLIK (Studi Hubungan Toleransi

84

LAMPIRAN 2

SURAT KETERANGAN WAWANCARA

Page 96: KLENTENG PHAN KHO BIO SEBAGAI RUANG PUBLIK (Studi …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · KLENTENG PHAN KHO BIO SEBAGAI RUANG PUBLIK (Studi Hubungan Toleransi

85

Page 97: KLENTENG PHAN KHO BIO SEBAGAI RUANG PUBLIK (Studi …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · KLENTENG PHAN KHO BIO SEBAGAI RUANG PUBLIK (Studi Hubungan Toleransi

86

Page 98: KLENTENG PHAN KHO BIO SEBAGAI RUANG PUBLIK (Studi …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · KLENTENG PHAN KHO BIO SEBAGAI RUANG PUBLIK (Studi Hubungan Toleransi

87

Page 99: KLENTENG PHAN KHO BIO SEBAGAI RUANG PUBLIK (Studi …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · KLENTENG PHAN KHO BIO SEBAGAI RUANG PUBLIK (Studi Hubungan Toleransi

88

Page 100: KLENTENG PHAN KHO BIO SEBAGAI RUANG PUBLIK (Studi …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · KLENTENG PHAN KHO BIO SEBAGAI RUANG PUBLIK (Studi Hubungan Toleransi

89

Page 101: KLENTENG PHAN KHO BIO SEBAGAI RUANG PUBLIK (Studi …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · KLENTENG PHAN KHO BIO SEBAGAI RUANG PUBLIK (Studi Hubungan Toleransi

90

Page 102: KLENTENG PHAN KHO BIO SEBAGAI RUANG PUBLIK (Studi …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · KLENTENG PHAN KHO BIO SEBAGAI RUANG PUBLIK (Studi Hubungan Toleransi

90

LAMPIRAN 3

PERTANYAAN WAWANCARA

Pedoman wawancara untukk warga Muslim

A. Latar Belakang Informan

Nama :

Agama :

Hari dan tanggal :

Tempat :

B. Berita Wawancara

1. Sudah berapa lama Anda tinggal di Kampung Pulo Geulis?

2. Bagaimana kondisi kehidupan Masyarakat Kampung Pulo Geulis?

3. Bagaimana pandangan Anda terhadap toleransi antar umat beragama?

4. Apa bentuk-bentuk kegiatan yang mencerminkan toleransi antar umat beragama pada

masyarakat Kampung Pulo Geulis?

5. Mengapa masyarakat Kampung Pulo Geulis Hidup damai mespikun mereka berbeda

agama?

6. Apakah di Kampung Pulo Geulis pernah terjadi konflik yang dilatar belakangi oleh

suku, ras atau agama?

7. Bagaimana hubungan masyarakat pribumi dengan masyarakat pendatang yang ada di

Kampung Pulo Geulis?

8. Apakah harapan anda kedepan terhadap kehidupan masyarakat Kampung Pulo

Geulis?

Page 103: KLENTENG PHAN KHO BIO SEBAGAI RUANG PUBLIK (Studi …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · KLENTENG PHAN KHO BIO SEBAGAI RUANG PUBLIK (Studi Hubungan Toleransi

91

Hasil wawancara di kampung Pulo Geulis Bogor

A. Latar Belakang Informan

Nama : Pak Hamzah

Agama : Islam

Jabatan : Ketua RW kampung Pulo Geulis

Hari dan tanggal : Senin 12 Februari

B. Berita Wawancara

1. Sudah berapa lama Anda tinggal di Kampung Pulo Geulis?

63 Tahun

2. Bagaimana kondisi kehidupan Masyarakat Kampung Pulo Geulis?

Kondisi sekarang di kampung ini masyarakat hidup dengan perbedaan agama yang

ada dan menjadikan perbedaan itu suatu kerukunan di kampung ini

3. Bagaimana pandangan Anda terhadap toleransi antar umat beragama di kampung

Pulo Geulis?

Sangat rukun dengan keberagaman umat beragam, dan saling membantu dalam segala

kegiatan apalagi rutinitas umat Muslim pada malam jum’at yaitu melakukan tawashul

dan merayakan Maulid Nabi Muhammad SAW.

4. Apa bentuk-bentuk kegiatan yang mencerminkan toleransi antar umat beragama pada

masyarakat Kampung Pulo Geulis?

Melakukan kerja bakti dan memungut sampah. Pulo Geulis memiliki komunitas

pemungut sampah dan arisan sampah. Hari Idul Fitri masyarakat non-Muslim ikut

bergabung dan berbaur dengan umat Muslim. Hari Imlek umat Muslim membantu

menggotong barongsai dan meramaikan acaranya.

5. Mengapa masyarakat Kampung Pulo Geulis Hidup damai meskipun mereka berbeda

agama?

Saling menghormati dan saling menjaga keberagaman yang ada. Menjaga

keharmonisan bersama-sama.

6. Apakah di Kampung Pulo Geulis pernah terjadi konflik yang dilatar belakangi oleh

suku, ras atau agama?

Belum pernah ada. Jika terjadi konflik kecil maka ketua Rw segera turun tangan dan

menyelesaikannya dengan kekeluargaan.

7. Bagaimana hubungan masyarakat pribumi dengan masyarakat pendatang yang ada di

Kampung Pulo Geulis?

Apabila pendatang ditanyai terlebih dahulu latar belakang dan tujuan untuk tinggal di

Pulo Geulis, untuk menjaga kenyamanan dan keamanan masyarakat Pulo Geulis.

8. Apakah harapan anda kedepan terhadap kehidupan masyarakat Kampung Pulo

Geulis?

Harapannya adalah damai, tentram dan aman.

Page 104: KLENTENG PHAN KHO BIO SEBAGAI RUANG PUBLIK (Studi …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · KLENTENG PHAN KHO BIO SEBAGAI RUANG PUBLIK (Studi Hubungan Toleransi

92

Hasil wawancara untuk warga Muslim

A. Latar Belakang Informan

Nama : Pak Chandra

Agama : Buddha

Profesi : Pengurus Klenteng Phan Kho Bio

Hari dan tanggal : Kamis 22 Februari

B. Berita Wawancara

1. Sudah berapa lama Anda tinggal di Kampung Pulo Geulis?

Saya kebetulan bukan tinggal di kampung sini, kebetulan saya bekerja di klenteng ini

sebagai sekeretaris, kira kira sudah 10 tahun saya bekerja di klenteng ini.

2. Bagaimana kondisi kehidupan Masyarakat Kampung Pulo Geulis?

Memiliki rasa toleransi yang tinggi di setiap masyarakatnya dan menjaga komunikasi

yang baik di setiap warganya.

3. Bagaimana pandangan Anda terhadap toleransi antar umat beragama di kampung

Pulo Geulis?

Menurut saya ini sangat bagus, terutama masyarakatnya yang sudah lama menjaga

hidup rukun di kampung ini walaupun perbedaan agama yang menjadi tumpuan hidup

rukun warga di sini.

4. Apa bentuk-bentuk kegiatan yang mencerminkan toleransi antar umat beragama pada

masyarakat Kampung Pulo Geulis?

Masyarakat berbagai agama ikut membantu meramaikan acara Imlek, menonton, dan

ikut menggotong tarian barongsai.

5. Mengapa masyarakat Kampung Pulo Geulis Hidup damai meskipun mereka berbeda

agama?

Saling menghormati dan saling menjaga keberagaman yang ada. Menjaga

keharmonisan bersama-sama.

6. Apakah di Kampung Pulo Geulis pernah terjadi konflik yang dilatar belakangi oleh

suku, ras atau agama? Tidak ada, selama saya bekerja di sini belum pernah terjadi

konflik yang di latar belakangi agama.

7. Bagaimana hubungan masyarakat pribumi dengan masyarakat pendatang yang ada di

Kampung Pulo Geulis?

Cukup baik, terutama apabila ada masyarakat luar yang datang ke kampung ini,

sangat di sambut baik kedatangannya.

8. Apakah harapan anda kedepan terhadap kehidupan masyarakat Kampung Pulo

Geulis?

Harapannya adalah agar masyarakat tetap menjaga, menghargai, dan menghormati

keberagaman yang ada tanpa adanya konflik, apalagi masalah agama. Karena semua

agama mengajarkan kebenaran tergantung bagaimana keyakinan pada pemeluk agam

tersebut mempercayai dan meyakininya.

Page 105: KLENTENG PHAN KHO BIO SEBAGAI RUANG PUBLIK (Studi …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · KLENTENG PHAN KHO BIO SEBAGAI RUANG PUBLIK (Studi Hubungan Toleransi

93

Hasil wawancara di kampung Pulo Geulis

A. Latar Belakang Informan

Nama : Alhudry Rokib

Agama : Islam

Profesi : Ketua Lurah Babakan Pasar Bogor Tengah

Hari dan tanggal : Jum’at 23 Maret

B. Berita Wawancara

1. Sudah berapa lama Anda tinggal di Kampung Pulo Geulis?

Kebetulan saya tinggal bukan di Kampung Pulo Geulis, tetapi saya sudah lama

tinggal di bagian bogor tengah ini kurang lebih 15 tahun.

2. Bagaimana kondisi kehidupan Masyarakat Kampung Pulo Geulis?

Selama saya menjabat sebagai ketua lurah di Babakan Pasar ini, masyarakat Pulo

Geulis hidup dengan rukun dan damai.

3. Bagaimana pandangan Anda terhadap toleransi antar umat beragama?

Indonesia memiliki banyak macam suku, ras, budaya, adat istiadat, serta agama, maka

tolereansi ini sangat diperlukan dan dibutuhkan untuk saling menghargai,

menghormati, menjaga dan bantu-membantu agar terciptanya kenyamanan dan

keamanan bersama. Hidup dengan damai, tentram tanpa ada persengketaan

permasalahan agama sekalipun.

4. Apa bentuk-bentuk kegiatan yang mencerminkan toleransi antar umat beragama pada

masyarakat Kampung Pulo Geulis?

Melakukan tawashul untuk umat Muslim setiap malam jum’at, merayakan Maulid

Nabi Muhammad SAW untuk umat Muslim, melakukan kerja bakti bersama seluruh

masyarakat Pulo Geulis tanpa memandang penganut agama apapun dan lain

sebagainya.

5. Mengapa masyarakat Kampung Pulo Geulis Hidup damai mespikun mereka berbeda

agama?

Karena memiliki rasa saling menghargai dan saling menghormati yang tinggi,

sehingga tidak ada lagi permasalahan dan persengketaan antara umat beragama

lainnya.

6. Apakah di Kampung Pulo Geulis pernah terjadi konflik yang dilatar belakangi oleh

suku, ras atau agama?

Belum pernah ada. Saya selaku ketua lurah disini sangat ikut turun untuk mencegak

apabila terjadi konflik antar agama di kampung Pulo Geulis.

7. Bagaimana hubungan masyarakat pribumi dengan masyarakat pendatang yang ada di

Kampung Pulo Geulis?

Masyarakat pribumi sangat terbuka dengan pendatang, selama pendatang tidak

mengusik dan mengganggu masyarakat pribumi dengan peraturan-peraturan yang

telah berlaku selama ini.

8. Apakah harapan anda kedepan terhadap kehidupan masyarakat Kampung Pulo

Geulis?

Harapannya adalah masyarakat Pulo Geulis dapat hidup lebih baik lagi dalam segi

ekonomi, infrastuktur, lingkungan dan sebagainya.

Page 106: KLENTENG PHAN KHO BIO SEBAGAI RUANG PUBLIK (Studi …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · KLENTENG PHAN KHO BIO SEBAGAI RUANG PUBLIK (Studi Hubungan Toleransi

94

Hasil wawancara di kampung Pulo Geulis Bogor

A. Latar Belakang Informan

Nama : Supandi

Agama : Buddha

Jabatan : Humas Kampung Pulo Geulis

Hari dan tanggal : Juma’at 23 Maret

B. Berita Wawancara

1. Sudah berapa lama Anda tinggal di Kampung Pulo Geulis?

Kurang lebih 10 tahun saya tinggal di kampung Pulo Geulis.

2. Bagaimana kondisi kehidupan Masyarakat Kampung Pulo Geulis?

Kondisi di kampung ini baik, terutama masyarakat nya yang sangat antusias untuk

menjaga keletarian yang ada di kampung ini.

3. Bagaimana pandangan Anda terhadap toleransi antar umat beragama? Sangat bagus

sekali. Karena jarang sekali terjadi ditempat lain seperti yang terjadi di Pulo Geulis,

dimana masyarakatnya itu hidup rukun, damai, tentram dan bantu-membantu tanpa

adanya konflik, pertikaian dikarenakan perbedaan agama.

4. Apa bentuk-bentuk kegiatan yang mencerminkan toleransi antar umat beragama pada

masyarakat Kampung Pulo Geulis? Merayakan acara Imlek dengan yang menggotong

barongsai sebagian besar umat Muslim, bergotong-royong membersihkan kampung

atau kerja bakti bersama, dan lain sebagainya.

5. Mengapa masyarakat Kampung Pulo Geulis Hidup damai mespikun mereka berbeda

agama?

Karena memang sudah sejak dahulu masyarakat disini berbeda agama, maka sudah

sewajarnya masyarakat disini harus tetap menjaga hubungan baik di kampung ini.

6. Apakah di Kampung Pulo Geulis pernah terjadi konflik yang dilatar belakangi oleh

suku, ras atau agama? Belum pernah ada, karena di kampung ini sudah lama menjaga

kelestarian hidup rukun dan damai, seperti sikap toleransi yang sudah lama di junjung

tinggi di kampung ini

7. Bagaimana hubungan masyarakat pribumi dengan masyarakat pendatang yang ada di

Kampung Pulo Geulis? Hubungannya begitu baik, ketika pendatang datang kedalam

kampung pulo geulis, kita semua menyambut mereka dengan baik, karena kami sudah

lama juga menjaga sikap saling hidup rukun di kampung ini.

8. Apakah harapan anda kedepan terhadap kehidupan masyarakat Kampung Pulo

Geulis? Harapannya, semoga masyarakat Pulo Geulis dapat menjadi contoh untuk

masyarakat diluar Kampung Pulo Geulis supaya tidak berkonflik dan bertikai hanya

karena masalah perbedaan agama. Kita Indonesia kita satu, karena Indonesia

memiliki keberagaman suku, rasa dan agama salah satunya maka kita harus besatu

untuk Indonesia yang aman dan sejahtera.

Page 107: KLENTENG PHAN KHO BIO SEBAGAI RUANG PUBLIK (Studi …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · KLENTENG PHAN KHO BIO SEBAGAI RUANG PUBLIK (Studi Hubungan Toleransi

95

Hasil wawancara di kampung Pulo Geulis

A. Latar Belakang Informan

Nama : Abraham Halim

Agama : Kristen

Profesi : Pemerhati Sejarah di Kampung Pulo Geulis

Hari dan tanggal : Senin 12 Februari

B. Berita Wawancara

1. Sudah berapa lama Anda tinggal di Kampung Pulo Geulis?

Lahir dan besar di Kampung Pulo Geulis 54 tahun.

2. Bagaimana kondisi kehidupan Masyarakat Kampung Pulo Geulis?

Kondisi yang ada kampung ini sangat baik terutama masyarkatnya yang menjaga

gidup rukun dan damai.

3. Bagaimana pandangan Anda terhadap toleransi antar umat beragama di kampung

Pulo Geulis?

Toleransi saling menghargai saling menghormati meskipun memiliki keberagaman

tapi tetap bersatu dalam segala hal untuk Pulo Geulis.

4. Apa bentuk-bentuk kegiatan yang mencerminkan toleransi antar umat beragama pada

masyarakat Kampung Pulo Geulis?

Pulo Geulis memiliki klenteng (Tempat ibadah umat Tionghoa) yang biasa digunakan

untuk beribadah oleh berbagai umat beragama, termasuk umat Muslim. Seperti setiap

malam jum’at digunakan umat Muslim melakukan tawashul.

5. Mengapa masyarakat Kampung Pulo Geulis Hidup damai meskipun mereka berbeda

agama?

Karena masyarakat Pulo Geulis menghormati adanya keberagaman yang ada didalam

kampungnya, dan saling menjaga keharmonisan dengan selalu bergotong-royong

dalam segala kegiatan, baik dalam kegiatan keagamaan maupun kegiatan-kegiatan

lainnya.

6. Apakah di Kampung Pulo Geulis pernah terjadi konflik yang dilatar belakangi oleh

suku, ras atau agama? Belum pernah terjadi konflik di kampung ini, jikat itu suatu

saat ada kita masyarakat disini akan berkomunikasi dengan baik.

7. Bagaimana hubungan masyarakat pribumi dengan masyarakat pendatang yang ada di

Kampung Pulo Geulis?

Hubungan dengan masyarakat luar saling menjaga komunikasi yang baik, apabila ada

orang yang ingin berkunjung ke kampung ini untuk melihat yang unik, silahkan saja

kami yang tinggal di kampung ini sangat terbuka dengan yang ada di kampung ini.

8. Apakah harapan anda kedepan terhadap kehidupan masyarakat Kampung Pulo

Geulis?

Harapannya adalah di masa mendatang dapat menjadi lebih kompak, menjadi lebih

bersatu dan dapat hidup berdampingan meski memiliki keberagaman untuk Indonesia

yang satu dan makmur.

Page 108: KLENTENG PHAN KHO BIO SEBAGAI RUANG PUBLIK (Studi …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · KLENTENG PHAN KHO BIO SEBAGAI RUANG PUBLIK (Studi Hubungan Toleransi

96

Hasil wawancara di kampung Pulo Geulis Bogor

A. Latar Belakang Informan

Nama : Suhendar

Agama : Khonghucu

Profesi : Masyarakat Kampung Pulo Geulis

Hari dan tanggal : Jum’at 23 Maret

B. Berita Wawancara

1. Sudah berapa lama Anda tinggal di Kampung Pulo Geulis?

Saya tinggal di Kampung ini kurang lebih 7 tahun.

2. Bagaimana kondisi kehidupan Masyarakat Kampung Pulo Geulis?

Selama saya di kampung ini, untuk kehidupan masyarakatnya sangat baik, toleransi,

apalagi perbedaan agama yang terdapat di dalamnya sangat saling menghormati.

3. Bagaimana pandangan Anda terhadap toleransi antar umat beragama?

Toleransi antar umat beragama begitu sangat diperlukan dalam kehidupan yang

sekarang ini, maka dari itu kami disini sangat saling terbuka dan menerima perbedaan

yang ada di kampung ini, supaya toleransi antar umat beragama disini terus tetap

terjaga.

4. Apa bentuk-bentuk kegiatan yang mencerminkan toleransi antar umat beragama pada

masyarakat Kampung Pulo Geulis?

Bentuk kegiatan yang mencerminkan toleransi disini, ya banyak masyarakat kalau

sedang ada kerja bakti semua ikut membantu, itu sedikit hal yang mencerminkan

toleransi disini.

5. Mengapa masyarakat Kampung Pulo Geulis Hidup damai mespikun mereka berbeda

agama?

Karena masyarakat disini saling menghormati setiap perbedaan yang ada di

dalamnya, dari perbedaan agama, maupun perbedaan pendapat. Jadi masyarakat disini

sangat menerima masukan yang di terimanya dan menjaga sikap sikap toleransi yang

sudah ada sejak lama.

6. Apakah di Kampung Pulo Geulis pernah terjadi konflik yang dilatar belakangi oleh

suku, ras atau agama?

Selama tinggal di sini belum pernah ada konflik yang mengatas namakan agama,

karena semua masyarakat kampung pulo geulis di sini sudah kental dengan sikap

toleransi yang di buatnya sejak dahulu.

7. Bagaimana hubungan masyarakat pribumi dengan masyarakat pendatang yang ada di

Kampung Pulo Geulis?

Hubungan dengan masyarakat pendatang begitu baik, apabila para pendatang datang

kesini dengan baik-baik, kami semua warga disini akan menyambut baik juga.

8. Apakah harapan anda kedepan terhadap kehidupan masyarakat Kampung Pulo

Geulis?

Harapan untuk kampung Pulo Geulis, semoga kampung ini bisa lebih dikenal luas

oleh masyarakat luar yang menjadi terkenalnya dengan cerminan toleransi di

dalamnya.

Page 109: KLENTENG PHAN KHO BIO SEBAGAI RUANG PUBLIK (Studi …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · KLENTENG PHAN KHO BIO SEBAGAI RUANG PUBLIK (Studi Hubungan Toleransi

97

Hasil wawancara di kampung Pulo Geulis Bogor

A. Latar Belakang Informan

Nama : Endang Hidayat

Agama : Islam

Profesi : Masyarakat kampung Pulo Geulis

Hari dan tanggal : Kamis 22 Maret

B. Berita Wawancara

1. Sudah berapa lama Anda tinggal di Kampung Pulo Geulis?

Kurang lebih saya tinggal disini hampit 8 tahun.

2. Bagaimana kondisi kehidupan Masyarakat Kampung Pulo Geulis?

Kondisi kehidupan yang ada di dalam kampung pulo geulis masyarakat yang hidup

dengan toleran, terutama dengan perbedaan agama di dalamnya.

3. Bagaimana pandangan Anda terhadap toleransi antar umat beragama?

Pandangan saya terhadap toleransi umat beragama sangat penting dalam kehidupan

sekarang, untuk mencegah hal-hal konflik yang akan datang.

4. Apa bentuk-bentuk kegiatan yang mencerminkan toleransi antar umat beragama pada

masyarakat Kampung Pulo Geulis?

Bentuk kegiatan yang terdapat di kampung ini dalam mencerminkan toleransi, karena

pusat cerminan toleransi ada di dalam Klenteng tersebut, kita semua yang berbeda

agama selalu menjaga nilai-nilai toleransi yang di dalamnya.

5. Mengapa masyarakat Kampung Pulo Geulis Hidup damai mespikun mereka berbeda

agama?

Ya sebenernya itu sudah lama di terapkan, bahkan bukan Cuma pulo geulis saja,

semua wilaya di indonesia juga harus tetap menjaga perbedaan agama di dalamnya,

karena itu akan membuat masyarakat dengan hubunga harmonis.

6. Apakah di Kampung Pulo Geulis pernah terjadi konflik yang dilatar belakangi oleh

suku, ras atau agama?

Selama saya tinggal di kampung ini belum pernah ada konflik yang di dasari agama,

karena di kampung ini sudah kental dengan nilai-nilai toleransinya.

7. Bagaimana hubungan masyarakat pribumi dengan masyarakat pendatang yang ada di

Kampung Pulo Geulis?

Hubungan dengan masyarakat luar begitu baik, terutama apabila masyarakat luar

mengunjungi situ Klenteng Phan Kho Bio, kami semua menyambut baik

kedatangannya.

8. Apakah harapan anda kedepan terhadap kehidupan masyarakat Kampung Pulo

Geulis?

Harapan saya untuk kampung Pulo Geulis, semoga kampung ini terus menjaga nilai-

nilai yang sudah ada sejak lama di buatnya dan kampung ini menjadi kampung yang

di harapkan untuk kampung-kampung lainnya.

Page 110: KLENTENG PHAN KHO BIO SEBAGAI RUANG PUBLIK (Studi …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · KLENTENG PHAN KHO BIO SEBAGAI RUANG PUBLIK (Studi Hubungan Toleransi

98

LAMPIRAN 4

FOTO KEGIATAN LAPANGAN

Foto 1 : Narasumber Bapak Abraham Halim Foto 2: Bapak Hamzah

Foto 3 : Narasumber Bapak Supandi Foto 4 : Narasumber Bapak Endang

Foto 5 : Narasumber Bapak Alhudry Rokib Foto 6 : Narasumber Bapak Chandra

Page 111: KLENTENG PHAN KHO BIO SEBAGAI RUANG PUBLIK (Studi …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · KLENTENG PHAN KHO BIO SEBAGAI RUANG PUBLIK (Studi Hubungan Toleransi

99

Foto 7 : Narasumber Bapak Suhendar Foto 8 : Batu besar peninggalan Embah Sakee dan Eyang

Jayaningrat

Foto 9 : Peninggalan Eyang Prabu Surya Kencana

Yang diyakini sebagai keturunan prabu siliwangi Foto 10 : Embah imam yang di yakini dalam

batu besar tersebut peninggalan pada zaman

megalitikum

Foto 11 : pada malam jumaat di belakang klenteng Foto 12 : Tampak depan Klenteng Phan Kho Bio

di jadikan tempat tawasulan

Page 112: KLENTENG PHAN KHO BIO SEBAGAI RUANG PUBLIK (Studi …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · KLENTENG PHAN KHO BIO SEBAGAI RUANG PUBLIK (Studi Hubungan Toleransi

100

Foto 13 : Peta Kampung Pulo Geulis, sumber (http://goo.gl/maps/4PWCMhaf25n2 )