PROSES MORFOLOGIS DALAM RUBRIK OPINI PADA SURAT …eprints.ums.ac.id/55854/2/NASKAH...
Transcript of PROSES MORFOLOGIS DALAM RUBRIK OPINI PADA SURAT …eprints.ums.ac.id/55854/2/NASKAH...
PROSES MORFOLOGIS DALAM RUBRIK OPINI PADA SURAT KABAR KOMPAS
EDISI JUMAT, 26 DESEMBER 2014 SEBAGAI PEMBELAJARAN BAHASA
INDONESIA SMA/SMK/MA KELAS XII
Disusun sebagai salah satu syarat menyelesaikan Program Studi Strata 1 pada Jurusan
Pendidikan Bahasa Indonesia, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Oleh:
LINA ISFANTI
A 310 130 035
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA INDONESIA
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
2017
1
PROSES MORFOLOGIS DALAM RUBRIK OPINI SURAT KABAR
KOMPAS EDISI JUMAT, 26 DESEMBER 2014 SEBAGAI PEMBELAJARAN
BAHASA INDONESIA SMA/SMK/MA KELAS XII
Abstrak
Penelitian ini mempunyai dua tujuan. (1) Mendeskripsikan proses morfologis dalam
rubrik opini pada surat kabar Kompas edisi jumat, 26 Desember 2014 sebagai
pembelajaran bahasa Indonesia SMA/SMK/MA kelas XII. (2) Mendeskripsikan
perencanaan kembali bahan ajar rubrik opini dalam pembelajaran bahasa Indonesia
SMA/SMK/MA kelas XII. Metode jenis peneltian ini adalah penelitian kualitatif.
Penelitian ini dimulai dari 7 Maret 2017 sampai dengan 20 Juli 2017. Data penelitian
berupa proses morfologis yang diambil dari sumber data rubrik opini surat kabar
Kompas edisi jumat, 26 Desember 2014. Pengumpulan data penelitian ini
menggunakan teknik analisis dokumen, simak catat dan studi pustaka. Analisis data
penelitian ini menggunakan metode agih. Keabsahan data penelitian ini
menggunakan teknik triangulasi. Ada dua hal hasil penelitian ini. (1) proses
morfologis dalam rubrik opini pada surat kabar Kompas edisi jumat, 26 Desember
2014 ada tiga bentuk proses morfologis, yaitu: afiksasi, reduplikasi dan kompositum.
(2) hasil penelitian proses morfologis dijadikan sebagai perencanaan kembali bahan
ajar di SMK kelas XII pada kurikulum 2013 KD 4.1 sebagai bahan ajar
menginterpresentasi teks editorial/opini.
Kata kunci: Proses morfologis, rubrik opini, bahan ajar.
Abstract
This research has two objetives. (1) to describe morphology process in opinion
column on Kompas newspaper published on Friday, 26th
December 2014 in learning
bahasa at Senior High School grade XII. (2) to describe re-planning the teaching
materials about opinion column on Kompas newspaper in learning bahasa at Senior
High School grade XII. This research is belong to qualitative research. This research
is began on 7th
March to 20th
July 2017. The data is the morphology process which
taken from Kompas newspaper that published on Friday, 26th
December 2014. The
collecting data is used document analysis, ambiguity and literature study. The
analyzing the data is used agih method. The data validity in this research is used
triangulation technique. It has two major discussion in this research. (1) the
morphology process in opinion column on Kompas newspaper published on Friday,
26th
December 2014 consists of three morphology process, they are: affix,
reduplication and compositum. (2) the observation of morphology process becomes
as re-planning the teaching material at Senior High School grade XII on 2013
curriculum KD 4.1 as teaching material which is interpretating editorial/opinion
text.
Keyword: morphology process, opinion column, teaching material.
2
1. PENDAHULUAN
Bahasa Indonesia merupakan bahasa nasional bagi negara Indonesia yang
digunakan oleh rakyat Indonesia dalam bentuk lisan maupun tulisan. Bahasa
berkaitan dengan linguistik. Ilmu linguistik ialah bahwa penyelidikan
menyangkut bahasa sebagai bahasa (Verhaar, 1992: 3). Di dalam linguistik
terdapat beberapa kajian ilmu yang disebut cabang ilmu dari linguistik,
diantaranya kajian fonologi, morfologi, sintaksis, dan semantik.
Morfologi merupakan satu sistem dari suatu bahasa dalam arti luas
sehingga struktur kata yang senantiasa membentuk kalimat-kalimat tentu
mengalami perubahan-perubahan sesuai dengan jenis kata atau makna kata yang
dikehendaki oleh penutur atau penulisnya (Rohmadi, dkk, 2012:3). Dalam proses
morfologis, morfologis memiliki tiga macam proses morfologis yaitu proses
afiksasi/pembubuhan afiks, proses reduplikasi/bentuk ulang, dan proses
pemajemukan/kompositum. Penulis meneliti tentang proses morfologis dalam
rubrik opini surat kabar Kompas edisi jumat, 26 Desember 2014 sebagai
pembelajaran bahasa Indonesia SMA/SMK/MA kelas XII, memiliki sebuah
bahasa yang terdapat kata dan makna dapat dikaji dalam bentuk morfologi yang
terdiri dari afiksasi, reduplikasi, dan pemajemukan.
Proses morfologis dalam rubrik opini pada surat kabar Kompas edisi jumat,
26 Desember 2014 ini dapat di implementasikan sebagai bahan ajar bahasa
Indonesia di SMA/SMK/MA kelas XII. Hasil penelitian ini nantinya akan
dijadikan sebagai bahan ajar di SMA/SMK/MA kelas XII. sebab, berkaitan
dengan silabus KD 4.1 menginterpresentasi makna teks cerita sejarah, berita,
iklan, editorial/opini, dan cerita fiksi dalam novel baik secara lisan maupun
tulisan pada mata pelajaran bahasa Indonesia di SMA/SMK/MA kelas XII.
Ada dua tujuan dalam penelitian ini. (1) Untuk mendeskripsikan proses
morfologis dalam rubrik opini pada surat kabar Kompas edisi jumat, 26
Desember 2014 sebagai pembelajaran bahasa Indonesia SMA/SMK/MA kelas
XII. (2) Untuk mendeskripsikan perencanaan kembali bahan ajar rubrik opini
dalam pembelajaran bahasa Indonesia SMA/SMK/MA kelas XII.
3
Secara etimologi kata morfologi berasal dati kata morf yang berarti
„bentuk‟ dan kata logi yang berarti „ilmu‟. Jadi secara harfiah kata morfologi
berarti „ilmu menegenai bentuk‟. Morfologi berasal dari kata bahasa Inggris
morphology, yakni ilmu tentang morfem (Rohmadi, dkk, 2012:3). Menurut
Ramlan (2001:21) morfologi ialah bagian dari ilmu bahasa yang membicarakan
seluk beluk bentuk kata serta pengaruh perubahan-perubahan bentuk kata
terhadap golongan dari arti kata; atau:morfologi mempelajari seluk beluk bentuk
kata serta fungsi perubahan-perubahan bentuk kata itu, baik fungsi gramatik
maupun fungsi semantuk. Morfologi adalah ilmu tata bentuk kata (Badudu,
2003:313).
Bahan ajar dalam Juknis Pengembanagan Bahan Ajar oleh Kemdikbud
(2010:27) bahan ajar ialah segala bentuk bahan berupa seperangkat materi yang
disusun secara sistematis yang digunakan untuk membantu guru melaksanakan
kegiatan pembelajaran. Penyusunan bahan ajar pun juga diterapkan salah satunya
adalah penyiapan Rencana Perangkat Pembelajaran dan abhan ajar yang akan
digunakan.
Penelitian proses morfologi banyak dilakukan oleh para ahli. Penelitian ini
dilakukan oleh Firman (2012), Zen (2009) Ma‟ruf dan Afrizal (2014), Sukayana
(2012), Laginem (2000) , Syarifuddin (2009), Sumadi (2006), Prasetya (2015),
Rilenca (2016), Spring (1990), Kieffer and Nonie (2008), Mithun (2012), Sohn
(1987), McCarthy (1985) menunjukkan wujud bentuk dan makna reduplikasi,
afiks derivasional, afiks tidak baku, morfem verba, penurunan nomina dan makna
afiks, afiks penanda, sistem geminasi dalam afiks, morfem (pe-) sebagai prefiks.
2. METODE PENELITIAN
Penelitian ini termasuk jenis penelitian deskriptif kualitatif. Moelong
(2007) mengatakan bahwa penelitian kualitatif adalah penelitian yang datanya
tidak berbentuk angka yang di peroleh dari rekaman, pengamatan, wawancara,
atau bahasa tertulis. Bentuk atau desain penelitian ini yaitu deskriptif. Sutopo
(2002:36) mengatakan bahwa bentuk penelitian deskriptif karena peneliti
menekankan catatan yang sebenarnya guna mendukung penyajian data.
4
Penelitian ini dilakukan mulai dari bulan Maret sampai Juli 2017. Data dalam
penelitian ini yaitu rubrik opini pada surat kabar Kompas edisi jumat, 26
Desember 2014. Sumber data berisi tentang data-data yang dianalisis dari rubrik
opini pada surat kabar Kompas edisi jumat, 26 Desember 2014. Narasumber
menggunakan rubrik opini pada surat kabar Kompas edisi jumat, 26 Desember
2014. Teknik pengumpulan data menggunakan analisis dokumen, simak catat,
dan studi pustaka.
Teknik analisis data digunakan oleh peneliti untuk membedah
permasalahan yang akan dikaji. Sebagaimana metode agih itu sendiri adalah
metode yang alat penentunya justru bagian dari bahasa yang bersangkutan
(Sudaryanto, 1993:15). Keabsahan data dalam penelitian ini menggunakan teknik
triangulasi teori.
3. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Di bawah ini disajikan hasil penelitian dan pembahasan mengenai proses
morfologis dan perencanaan kembali bahan ajar rubrik opini dalam pembelajaran
bahasa Indonesia SMA/SMK/MA kelas XII.
3.1 Bentuk dan Fungsi Proses Morfologi
Hasil analisis bentuk dan fungsi proses morfologi dalam rubrik opini pada
surat kabar Kompas edisi jumat, 26 Desember 2014 yang ditemukan oleh
peneliti yaitu afiksasi, reduplikasi dan kompositum.
3.1.1 Afiksasi
Dari korpus data (1) di atas terdapat afiksasi bentuk konfiks ke-an
yaitu kata kelihatan. Dari korpus data (1) keterkaitan kata kelihatan pada
(1) Para politisi dan partai politik di Indonesia kelihatan
semakin menderita democratosis, suatu peradangan yang
terjadi bila resistensi alami dari badan politika rapuh
terhadap tekanan fulus dan tak peduli pada ide serta
pandangan baru.
5
wacana di atas yaitu nampak adanya sebuah masalah dalam demokrasi.
Sementara contoh kalimat kata kelihatan yang lain yaitu: Matahari sudah
mulai kelihatan di sudut timur. Keterkaitan kata kelihatan pada contoh di
atas yaitu benda tersebut dapat dilihat secara langsung dengan mata.
Dari korpus data (1) di atas terdapat afiksasi bentuk prefiks me- yaitu
kata menderita. Dari korpus data (1) keterkaitan kata menderita pada
wacana di atas yaitu hal menyusahkan dalam demokrasi. Sementara
contoh kalimat kata menderita yang lain yaitu: Dia sedang menderita sakit
paru-paru. Keterkaitan kata menderita pada contoh kalimat di atas yaitu
menahan atau terserang penyakit.
Dari korpus data (1) di atas terdapat afiksasi bentuk sufiks –an yaitu
kata tekanan. Dari korpus data (1) keterkaitan kata tekanan pada wacana
di atas yaitu adanya hal yang lebih kuat (kekuatan) dalam demokrasi
berupa uang gelap. Sementara contoh kalimat kata tekanan yang lain
yaitu: Dia sakit karena tekanan darah yang tinggi. Keterkaitan kata
tekanan pada contoh kalimat di atas yaitu Keadaan (hasil) pada tubuh
manusia.
Dari korpus data (1) di atas terdapat afiksasi bentuk sufiks –an yaitu
kata pandangan. Dari korpus data (1) keterkaitan kata pandangan pada
wacana di atas yaitu pengamatan (memperhatikan) dari sebuah pemikiran
baru dalam demokrasi. Sementara contoh kalimat kata pandangan yang
lain yaitu: Dia mengalihkan pandangan ku. Keterkaitan kata pandangan
pada contoh kalimat di atas yaitu perbuatan memandang (melihat) suatu
benda.
3.1.2 Reduplikasi
(1) Virus fulus
Virus itu mula-mula tampil ketika sehabis pesta besar
demokrasi pilpres, pileg, dan pilkada mengungkapkan ada
aneka cara berbeda menangani kompleksitas dari pilihan-
pilihan demokratis.
6
Dari korpus data (1) di atas terdapat reduplikasi yaitu mula-mula.
Kata mula-mula menggunakan perulangan seluruh bentuk dasar tanpa
variasi fonem dan afiksasi. Dari korpus data (1) keterkaitan kata mula-
mula pada wacana di atas yaitu . pertam-tama. Sementara contoh kalimat
kata mula-mula selain wacana di atas yaitu: Mula-mula seragam itu
berwarna putih kini menajdi coklat kekuning-kuningan. Keterkaitan kata
mula-mula pada contoh kalimat di atas yaitu pada mulanya.
Dari korpus data (1) di atas terdapat reduplikasi yaitu pilihan-pilihan.
Kata pilihan-pilihan menggunakan perulangan seluruh bentuk dasar tanpa
variasi fonem dan afiksasi. Dari korpus data (1) keterkaitan kata pilihan-
pilihan pada wacana di atas yaitu jalan upaya yang didapat. Sementara
contoh kalimat kata pilihan-pilihan selain wacana di atas yaitu: dari
semua pilihan-pilhan hanya satu set baju warna maroon yang dipilih.
Keterkaitan kata pilihan-pilihan pada contoh kalimat di atas yaitu hasil
memilih.
3.1.3 Kompositum
Dari korpus data (1) di atas terdapat kompositum yaitu pancasila. Kata
pancasila mengalami bentuk kata majemuk berdasarkan sifatnya yaitu
endosentris. Dari korpus data (1) keterkaitan kata pancasila pada wacana
di atas yaitu bentuk terikat semboyan negara. Sementara contoh kalimat
pancasila selain wacana di atas yaitu: sebagai warga negara Indonesia
yang baik kita harus mepelajari arti sila pancasila yang sebenarnya.
Keterkaitan kata pancasila pada contoh kalimat di atas yaitu inti dari isi
semboyan negara.
(1) Virus fulus
Dan, itu tak harus berupa suatu konsensus sebagaimana
yang diamanatkan oleh Pancasila.
7
3.2 Perencanaan kembali bahan ajar rubrik opini dalam pembelajaran
bahasa Indonesia SMA/SMK/MA kelas XII.
Perencanaan kembali bahan ajar untuk bahan ajar siswa, baik berupa
modul, handout, buku, LKS, maupun bahan ajar lainnya harus disusun
mulai dari materi yang mudah ke sulit.
Hasil penelitian ini untuk perencanaan kembali bahan ajar teks
editorial/opini pada rubrik opini koran Kompas edisi jumat, 26 Desember
2014 menyiapkan Rencana Perangkat Pembelajaran (RPP) lengkap soal
latihan.
4. PENUTUP
Ada dua simpulan yang dapat diperoleh dari hasil analisis dalam penelitian
ini. (1) proses morfologis dalam rubrik opini pada surat kabar kompas edisi
jumat, 26 Desember 2014 bentuk proses morfologis yang ditemukan yaitu,
afiksasi: prefiks (me-, di-, be-, pe-, per-, ter-, se-, ke-), konfiks (ke-an, pe-an, per-
an, ber-an, se-nya), dan sufiks (-an, -i, -kan, dan –nya). Reduplikasi: perulangan
seluruh bentuk dasar tanpa variasi fonem dan afiksasi, kata ulang semu,
perulangan seluruh bentuk dasar, perulangan sebagian, perulangan dengan variasi
fonem atau dengan perubahan bunyi, perulangan sebagian yang berimbuhan –an.
Dan kompositum: kata majemuk bersifat ekosentris, kata majemuk endosentris,
kata majemuk berdasarkan sifat dan strukturnya termasuk dalam golongan kata
majemuk kamdharaya, kata majemuk berdasarkan arti. (2) Hasil penelitian ini
dapat dijadikan sebagai bahan ajar bagi guru dan siswa dimana implementasi
proses morfologis pada mata pelajaran bahasa Indonesia SMA/SMK/MA kelas
XII berkaitan dengan proses morfologis yang dapat diterapkan adalah afiksasi
ber-. Dengan standar kompetensi menginterpresentasi makna teks cerita sejarah,
berita, iklan, editorial/opini, dan cerita fiksi dalam novel baik secara lisan
maupun tulisan. Sehingga guru dapat menggunakan penelitian ini sebagai
Rencana Perangkat Pembelajaran dan bahan ajar menginterpresentasi teks
editorial/opini.
8
DAFTAR PUSTAKA
A.D, Firman. 2012. “Afiks Derivasional Pembentukan Verba dalam Bahasa Bugis.”
Kandai. Vol.8,No.1, 2012: 33.
A.D, Firman. 2014. “Bentuk dan Makna Reduplikasi Bahasa Moronene.” Kandai.
Vol.10, No.1, 2014: 1.
Afrizal, Muhammad dan Amir Ma‟ruf. 2014. “Morfem-morfem Pembentuk Verba
Dasar Triliteral Bahasa Arab.” Humaniora. Vol. 26, No.1, 2014: 93.
Arifin, Zaenal dan Junaiyah. 2012. Morfologi Brntuk Makna dan Fungsi, edisi
kedua. Jakarta: Grasindo.
Badudu, JS. 2003. Kamus Kata-kata Serapan Asing dalam Bahasa Indonesia.
Jakarta: Kompas Meda Nusantara.
Kemdikbud. 2010. Juknis Pengembangan Bahan Ajar SMA. Jakarta: Direktorat
Pembinaan SMA.
Kieffer, M.J dan Nonie K. Lesaux. 2008. “The Role of Derivational Morphology in
The Reading Comprehension of Spanish-Speaking English Language
Learnes.” Journal of Reading and Writing. Vol 21 (8). Diakses pada 02 Maret
2017 6:08 PM (http://scholar.google.co.id).
Koran Kompas Edisi Jumat 26 Desember 2014.
Laginem. 2000. “Afiks Penanda Pelaku dalam Bahasa Jawa.” Widyaparwa. No 54,
2000: 105.
McCarthy, John J. 1985. “Formal Problem in Sementic: Phonology and
Morphology.” Linguistics Departement Faculty Publications Series. Diakses
pada 02 Maret 2017 6:02 PM (http://scholar.google.co.id).
Mithun, Marianne. 2012. “Exuberant Complexity: The Interplay of Morphology,
Syntax, and Prosody in Central Alaska Yup‟ik.” Linguistik discovery 2012:
10 (1). Doi: 10.1349/PS1. 1537-0852. A. 408.
Moleong, Lexy J. 2007. Metode Penelitian Kualitatif. Bandung: PT. Rasdakarya.
Mulyana. 2007. Morfologi Bahasa Jawa. Yogyakarta: Kanwa Publisher.
Prasetya, Sandy. 2015. “Sufiks Derivasi Pembentuk Nomina dalam Artikel Politik
pada Surat Kabar The Jakarta Post: Kajian Morfologi.” Skripsi. Bandung:
9
Universitas Widyatama. Diakses pada 08 Maret 2017 5:26 PM
(http://scholar.google.co.id).
Ramlan, M. 2001. Morfologi Suatu Tinjauan Deskriptif. Yogyakarta: C.V.
KARYONO.
Rilenca, Cendy. 2016. “Proses Morfologis Penggabungan Gairaigo dalam Majalah
Lips Volume 29.” Tesis. Denpasar: Udayana. Diakses pada 08 Maret 2017
5:28 PM (http://scholar.google.co.id).
Rohmadi, Muhammad, Yakub Nasucha dan Agus Budi Wahyudi. 2012. Morfologi
Telaah Morfem dan Kata. Surakarta: Yuma Pustaka.
Sudaryanto. (1993a). Metode dan Aneka Teknik Analisis Bahasa. Yogyakarta: Duta
Wacana University Press.
Sukayana, I Nengah. 2012.“Penurunana Nomina dan Makna Afiks-afiks
Pembentukanya dalam Bahasa Bali.” Kandai. Vol.8, No.2, 2012: 115.
Sumadi. 2006. “Morfem {pe-} sebagai Prefiks dan Alomorf dalam Bahasa
Indonesia.” Widyaparwa. Vol.34, No.1. 2006: 01.
Sutopo, H. B. 2002. Metodologi Penelitian Kualitatif, Dasar Teori dan Terapannya
dalam Penelitian. Surakarta: UNS Press.
Sohn, Hyang Sook. 1987. “Underspecification in Korean Phonology (Morphology).”
Tesis. Urbana: University of Illinois at Urbana. Diakses pada 02 Maret 2017
6:02 pm (http://scholar.google.co.id).
Spring, Cari Louise. 1990. “Implications of Axininca Campa for Prosodic
Morphology and Reduplication.” Tesis. Arizona: The University of Arizona.
Diakses pada 02 Maret 2017 5:31 pm (http://scholar.google.co.id).
Syarifuddin. 2009. “Sistem Geminasi dalam Afiks Verba Bahasa Bugis di
Sumbawa.” Widyaparwa. Vol 37. No. 2, 2009: 119.
Verhaar, J.W.M. 1992. Pengantar Linguistik. Yogyakarta: Gadjah Mada University
Press.