Proses Miksi / Berkemih

6
Proses Miksi a. Pembentukan Urin Urin yang dikeluarkan pada proses miksi adalah hasil dari filtrasi darah yang masuk ke ginjal yakni Arteri renalis. Dalam ginjal banyak terdapat unit penyaring yang disebut Nefron. Setiap Ren memiliki 1 juta nefron. Darah datang dari Aorta Pars abdominalis melalui arteri renalis selanjutnya ke arteri arkuata dan terus ke glomerulus. Glomerulus adalah suatu bangunan menyerupai jumbai. Terdapat Capsula Bowman yang berperan sebagai unit penyaring . darah akan disaring dan kemudian diteruskan ke arteriol efferent, untuk selanjutnya bersatu dengan pangkal vena arkuata kembali ke vena renalis (Guyton and Hall, 1997). Dalam satu menit, ada sekitar 1 liter darah yang difiltrasi. Jika volume total darah adalah 5 liter, ini berarti dalam waktu 5 menit seluruh darah telah difiltrasi oleh glomerulus. Filtrasi ini terjadi karena adanya tekanan filtrasi yaitu selisih tekanan hidrostatis dan tekanan onkotik trans kapiler glomerulus. Pada orang dewasa normal, dari 1 liter darah difiltrasi oleh glomerulus akan menghasilkan sebanyak 120 ml filtrate glomerulus dalam capsula Bowman. Pada dasarnya, cairan filtrate glomerulus ini komposisinya sama dengan komposisi cairan extrasel yang bebas protein dan sel darah. Banyak zat yang dapat difiltrasi oleh glomerulus, tetapi akan

description

Berkemih

Transcript of Proses Miksi / Berkemih

Page 1: Proses Miksi / Berkemih

Proses Miksi

a. Pembentukan Urin

Urin yang dikeluarkan pada proses miksi adalah hasil dari filtrasi darah

yang masuk ke ginjal yakni Arteri renalis. Dalam ginjal banyak terdapat unit

penyaring yang disebut Nefron. Setiap Ren memiliki 1 juta nefron. Darah datang

dari Aorta Pars abdominalis melalui arteri renalis selanjutnya ke arteri arkuata

dan terus ke glomerulus. Glomerulus adalah suatu bangunan menyerupai jumbai.

Terdapat Capsula Bowman yang berperan sebagai unit penyaring . darah akan

disaring dan kemudian diteruskan ke arteriol efferent, untuk selanjutnya bersatu

dengan pangkal vena arkuata kembali ke vena renalis (Guyton and Hall, 1997).

Dalam satu menit, ada sekitar 1 liter darah yang difiltrasi. Jika volume total

darah adalah 5 liter, ini berarti dalam waktu 5 menit seluruh darah telah difiltrasi

oleh glomerulus. Filtrasi ini terjadi karena adanya tekanan filtrasi yaitu selisih

tekanan hidrostatis dan tekanan onkotik trans kapiler glomerulus. Pada orang

dewasa normal, dari 1 liter darah difiltrasi oleh glomerulus akan menghasilkan

sebanyak 120 ml filtrate glomerulus dalam capsula Bowman. Pada dasarnya,

cairan filtrate glomerulus ini komposisinya sama dengan komposisi cairan

extrasel yang bebas protein dan sel darah. Banyak zat yang dapat difiltrasi oleh

glomerulus, tetapi akan diarbsorbsi semuanya oleh Tubulus (Guyton and Hall,

1997).

b. Transpor Urin dari Ginjal ke Vesica Urinaria melalui Ureter

Urin mengalir mengalir melalui ductus koligentes masuk ke kaliks renalis,

meregangkan kaliks renalis dan meningkatkan pacemakernya, yang kemudian

mencetuskan kontraksi peristaltic yang menyebar ke pelvis renalis dan kemudian

turun sepanjang ureter, dengan demikian mendorong urin dari pelvis renalis ke

arah kandung kemih. Dinding ureter terdiri dari otot polos dan dipersyarafi oleh

saraf simpatis dan parasimpatis seperti juga neuron-neuron pada pleksus

intramural dan serat saraf yang meluas di seluruh panjang ureter. Seperti halnya

vescera yang lain, kontraksi peristaltic pada ureter ditingkatkan oleh

perangsangan parasimpatis dan dihambat oleh perangsangan simpatis (Guyton

and Hall, 1997).

Ureter memasuki vesica urinaria menembus otot detrusor di daerah

trigonum vesicae. Normalnya, ureter berjalan secara oblique sepanjang beberapa

sentimeter menembus dinding vesica urinaria. Tonus normal dari otot detrusor

Page 2: Proses Miksi / Berkemih

pada dinding vesica urinaria cenderung menekan ureter, dengan demikian

mencegah aliran balik urin dari vesica urinaria waktu tekanan di vesica urinaria

meningkat selam berkemih atau sewaktu terjadi kompresi vesica urinaria. Setiap

gelombang peristaltic yang terjadi di sepanjang ureter akan meningkatkan

tekanan dalam ureter sehingga bagian yang menembus dinding vesica urinaria

membuka dan member kesempatan urin mengalir ke vesica urinaria (Guyton and

Hall, 1997).

c. Pengisian vesica urinaria dan Tonus Dinding Kandung Kemih.

Dalam diagram dibawah ini, diperlihatkan tekanan intravesicular selama

vesica urinaria terisi urin. Bila tidak ada urin dlam vesica urinaria, tekanan intra

vesicular sekitar 0, tapi pada saat ada 30 sampai 50 mililiter urin terkumpul,

tekanan meningkat menjadi 5 sampai 10 sentimeter air. Penambahan urin 20

sampai 300 ml dapat terkumpul dengan hanya meningkat sedikit tekanan; tingkat

tekanan yang konstan ini ditimbulkan oleh tonus intrinsic dari dinding vesica

urinaria itu sendiri. Namun, pengumpulan urin selebihnya, melebihi 300 sampai

400 ml, menyebabkan tekanan meningkat secara cepat (Guyton and Hall, 1997).

Bersama dengan perubahan tekanan tonik selama pengisian vesica urinaria

adalah peningkatan periodic akut pada tekanan yang berlangsung hanya

beberapa detik sampai lebih dari semenit. Puncak tekanan dapat meningkat

hanya beberapa sentimeter air atau dapat sampai melebihi 100 sentimeter air.

Puncak – puncak tekanan ini disebut gelombang kemih pada sistometrogram

yang di timbulkan pada reflex berkemih (Guyton and Hall, 1997).

d. Refleks Berkemih

Dari Gambar, kita dapat melihat bahwa selama vesica urinaria terisi, banyak

yang menyertai kontraksi berkemih mulai tampak, seperti yang diperlihatkan

oleh gelombang tajam dengan garis putus-putus. Keadaan ini disebabkan oleh

reflex peregangan yang dimulai oleh receptor regang sensorik pada dinding

vesica urinaria, khususnya oleh reseptor pada urethra posterior ketika daerah ini

mulai terisi urin pada tekanan vesica urinaria yang lebih tinggi. Sinyal sensoris

dari reseptor regang vesica urinaria dihantarkan ke segmen sacral medulla

spinalis melalui nervus pelvicus dan kemudian secara reflex kembali lagi ke

kandung kemih melalui serat saraf parasimpatis melalui saraf yang sama ( Putz,

R & Pabst, R, 2007).

Volume (ml)

Page 3: Proses Miksi / Berkemih

Ketika vesica urinaria hanya terisi sebagian, kontraksi berkemih ini

biasanya secara spontan berelaksasi setelah beberapa detik, otot detrusor

berhenti berkontraksi dan tekanan turun kembali ke garis basal. Karena kandung

kemih terus terisi, reflex berkemih menjadi bertambah sering dan menyebabkan

kontraksi otot detrusor lebih kuat. Sekali reflex berkemih mulai timbul, reflex

ini akan “menghilang sendiri” . artinya , kontraksi awal vesica urinaria

selanjutnya akan mengaktifkan reseptor regang untuk menyebabkan

peningkatan selanjutnya pada impuls sensorik ke kandung kemih dan urethra

posterior, yang menimbulkan peningkatan reflex kontraksi kandung kemih lenih

lanjut. Jadi, siklus ini berulang dan berulang lagi, sampai vesica urinaria

mencapai kontraksi yang kuat. Kemudian, setelah beberapa detik samapai lebih

dari semenit, reflex yang menghilang sendiri itu mulai melemah dan siklus

regenerative dari reflex miksi ini berhenti, menyebabkan vesica urinaria

berelaksasi. Sekali reflex berkemih terjadi, elemen saraf dari reflex ini biasanya

tetap dalam keadaan terinhibisi selama bebrapa menit sampai satu jam atau

lebih sebelum reflex berkemih lainnya terjadi. Karena vesica urinaria semakin

terisi, reflex berkemih menjadi semakin sering dan semakin kuat (Putz, R &

Pabst, R, 2007).

e. Perangsangan dan Penghambatan Berkemih

Reflex berkemih adalah reflex medulla sepinalis yang seluruhnya

bersifat autonomic, tetapi dapat di hambat atau dirangsang oleh pusat dalam

otak. Pusat-pusat ini antara lain (Guyton and Hall, 1997) :

1) Pusat perangsang dan penghambat kuat dalam batang otak, terutama terletak

di pons,

2) Beberapa pusat yang terletak di korteks serebral yang terutama bekerja

sebagai penghambat tetapi dapat menjadi perangsang.

Berkemih dibawah keinginan biasanya tercetus dengan cara sadar

mengkontraksikan otot-otot abdomennya, yang meningkatkan tekanan dalam

kandung kemih dan mengakibatkan urin ekstra memasuki leher kandung kemih

dan urethra posterior di bawah tekanan. Sehingga meregangkan dindingnya. Hal

ini menstimulasi reseptor regang, yang merangsang reflex berkemih dan

menghambat sfingter eksternus urethra secara stimultan. Biasanya, seluruh urin

akan keluar, terkadang lebih dari 5 sampai 10 ml urin tertinggal di vesica

urinaria (Guyton and Hall, 1997).

Page 4: Proses Miksi / Berkemih

Guyton & Hall. 1997.Buku Ajar Fisiologi Kedokteran Edisi 9. Jakarta : EGC

Putz, R & Pabst, R. 2007. Atlas Anatomi Manusia Jilid II, Edisi 22.Jakarta : EGC