Proses Jatuh CInta Secara Kimia

5
Proses Jatuh CInta Secara Kimia Tahap 1: Terkesan Pada tahap ini, terjadi kontak antara dua orang melalui alat indera (mata) baik melalui tatapan, berdekatan, berbicara atau yang lainnya. Tahap 2: Ketertarikan Pada tahap ini otak akan terangsang untuk menghasilkan tiga senyawa cinta, yaitu:Phenyletilamine (PEA), Dopamine dan Nenopinephrine. Phenyletilamine (PEA) atau 2-feniletilamina Senyawa ini mempunyai Mr =121,18; titik didih sebesar 197- 200 o C ; berat jenis = 0,965 ; titik Fahrenheit = 195 o F (90 o C) dan memiliki bidang polarisasi ND 200 = 1,5335 Dopamine Struktur Dopamine ada dua, yaitu: Dopamine (3-hidroksitiraminihidrogenbromida atau 3,4- dihidroksiphenentilamin) Mempunyai Mr = 234,10 dan titik lebur 218-220 oo C Dopamine (3-hidroksitiraminhidrogenklorida atau 3,4- dihidroksiphenetilamin) Mempunyai Mr = 189,64 dan titik lebur 241 – 243 o C Dari ketiga senyawa tersebut, senyawa PEA-lah yang paling berperan dalam proses kimiawi cinta. Senyawa ini juga yang mengakibatkan kamu merasa tersipu-sipu, malu ketika berpandangan dengan orang kamu sukai. Dan ternyata senyawa PEA ini banyak terkandung dalam coklat seperti Silver Queen, Waver Tango, Conello, Es Krim, Choki-Choki, dan lain-lain. Mungkin inilah

Transcript of Proses Jatuh CInta Secara Kimia

Page 1: Proses Jatuh CInta Secara Kimia

Proses Jatuh CInta Secara Kimia

Tahap 1: Terkesan

Pada tahap ini, terjadi kontak antara dua orang melalui alat indera (mata) baik melalui tatapan,

berdekatan, berbicara atau yang lainnya.

Tahap 2: Ketertarikan

Pada tahap ini otak akan terangsang untuk menghasilkan tiga senyawa cinta,

yaitu:Phenyletilamine (PEA), Dopamine dan Nenopinephrine.

Phenyletilamine (PEA) atau 2-feniletilamina

Senyawa ini mempunyai Mr =121,18; titik didih sebesar 197-200oC ; berat jenis = 0,965

; titik Fahrenheit = 195oF (90oC) dan memiliki bidang polarisasi ND 200 = 1,5335

Dopamine

Struktur Dopamine ada dua, yaitu:

Dopamine (3-hidroksitiraminihidrogenbromida atau 3,4-dihidroksiphenentilamin)

Mempunyai Mr = 234,10 dan titik lebur 218-220ooC

Dopamine (3-hidroksitiraminhidrogenklorida atau 3,4-dihidroksiphenetilamin)

Mempunyai Mr = 189,64 dan titik lebur 241 – 243oC

Dari ketiga senyawa tersebut, senyawa PEA-lah yang paling berperan dalam proses kimiawi

cinta. Senyawa ini juga yang mengakibatkan kamu merasa tersipu-sipu, malu ketika

berpandangan dengan orang kamu sukai. Dan ternyata senyawa PEA ini banyak terkandung

dalam coklat seperti Silver Queen, Waver Tango, Conello, Es Krim, Choki-Choki, dan lain-lain.

Mungkin inilah sebabnya orang-orang dulu bahkan juga sekarang suka memberi coklat pada

seseorang yang dicintainya.

Tahap 3: Pengikatan

Pada tahap ini tubuh akan memproduksi senyawa Endropin. Senyawa inilah yang akan

menimbulkan perasaan aman, damai, dan tentram. Otak akan memproduksi senyawa ini apabila

orang yang kita kasihi berada di dekat kita.

Page 2: Proses Jatuh CInta Secara Kimia

Tahap 4: Persekutuan Kimia (Tahap Terakhir)

Pada tahap ini senyawa Oxyrocin yang dihasilkan oleh otak kecil mempunyai peranan dalam hal

membuat rasa cinta itu menjadi lebih rukun dan mesra antara keduanya.

Jika orang sudah jatuh cinta kepada lain jenis, maka ada tanda-tanda yang dapat kita lihat antara

lain:

a. Malu-malu jika orang yang dicintai memandanginya

b. Tunduk kepada perintah orang yang dicintai dan mendahulukannya daripada

kepentingan diri sendiri.

c. Memperhatikan perkataan orang yang dicintai dan mendengarkannya.

d. Segera menghampiri yang dicintai.

e. Mencintai apapun yang dicintai sang kekasih.

f. Jalan yang dilalui terasa pendek sekalipun panjang saat mengunjungi orang yang

dicintai.

g. Kaget dan gemetar tatkala berhadapan dengan orang yang dicintai atau tatkala

mendengar namanya disebut.

h. Cemburu kepada orang yang dicintai.

i. Rela berkorban untuk orang yang dicintai.

j. Menyenangi apapun yang menyenangkan orang yang dicintai.

k. Tunduk dan patuh kepada orang yang dicintai.

l. Menghindari hal-hal yang merenggangkan hubungan dengan orang yang dicintai dan

membuatnya marah.

m. Adanya kecocokan antara orang yang mencintai dan yang dicintai.

Demikian tahapan-tahapan aliran kimiawi cinta, tetapi janganlah kita terpersepsikan

bahwa jika kata ‘cinta’ akan selalu berhubungan dengan pacaran. Sebab jika kita berbicara

masalah cinta, sebenarnya bukan hanya untuk lawan jenis, tetapi perasaan cinta seseorang

kepada suami/istrinya, anak, teman, adik, serta saudara yang lain

Page 3: Proses Jatuh CInta Secara Kimia

Unsur Kimia zat Air Mata

Berdasarkan penelusuran Inilah.com, gas air mata adalah istilah yang digunakan untuk

menyebut gas kimia yang digunakan untuk melumpuhkan dengan menyebabkan iritasi pada mata

dan sistem pernapasan. Gas air mata bisa disimpan dalam bentuk semprotan maupun granat. Alat

ini sangat lazim digunakan oleh kepolisian dalam melawan kerusuhan dan dalam penangkapan.

Gas air mata istilah bahasa Latinnya dikenal dengan nama lachrymator (yang berarti: "air

mata"). Zat ini dapat menyebabkan mata perih, sehingga mengeluarkan air mata.

Gas jenis ini pertama kali digunakan pada 1915. Secara umum, zat lachrymatory biasa

digunakan sebagai alat pengendali kerusuhan dan juga untuk perang. Selama Perang Dunia I

lebih banyak zat lachrymatory digunakan untuk perang.

Zat yang paling umum ada di lachrymator, atau yang memiliki unsur lachrymator adalah: OC,

CS, CR, CN, nonivamide, bromoacetone, phenacyl chloride, xylyl bromide dan syn-

propanethial-S-oxide (dari bawang)

Page 4: Proses Jatuh CInta Secara Kimia

Mengapa kita menangis sewaktu mengiris bawang ?

Mengiris bawang melepaskan enzim pada bawang yang disebut lachrymatory factor

synthase. Enzim ini bereaksi dengan asam amino pada bawang dan mengubahnya menjadi asam

sulfinat. Asam sulfinat selanjutnya menata diri secara spontan membentuk syn-propanethial-S-

oxide, yang dilepaskan ke udara. Ketika sampai ke mata, bahan kimia ini merangsang

pengeluaran air mata setelah tertangkap serabut saraf pada kornea yang berfungsi mengaktifkan

kelenjar air mata. Ilmuwan telah mencoba menciptakan bawang yang tidak membuat

“menangis”, tapi tampaknya enzim itu juga berperan dalam menghasilkan citarasa khas bawang.

Tapi, ada sekelompok pakar biokimia tumbuhan dari Jepang yang menemukan enzim itu

mengatakan bahwa mungkin untuk mengembangkan bawang nonlachrymatory dengan

menekan gen lachrymatory-factor-synthase sambil merangsang produksi tiosulfinat.