Proses Jatuh CInta Secara Kimia
-
Upload
illank-bae -
Category
Documents
-
view
27 -
download
9
Transcript of Proses Jatuh CInta Secara Kimia
Proses Jatuh CInta Secara Kimia
Tahap 1: Terkesan
Pada tahap ini, terjadi kontak antara dua orang melalui alat indera (mata) baik melalui tatapan,
berdekatan, berbicara atau yang lainnya.
Tahap 2: Ketertarikan
Pada tahap ini otak akan terangsang untuk menghasilkan tiga senyawa cinta,
yaitu:Phenyletilamine (PEA), Dopamine dan Nenopinephrine.
Phenyletilamine (PEA) atau 2-feniletilamina
Senyawa ini mempunyai Mr =121,18; titik didih sebesar 197-200oC ; berat jenis = 0,965
; titik Fahrenheit = 195oF (90oC) dan memiliki bidang polarisasi ND 200 = 1,5335
Dopamine
Struktur Dopamine ada dua, yaitu:
Dopamine (3-hidroksitiraminihidrogenbromida atau 3,4-dihidroksiphenentilamin)
Mempunyai Mr = 234,10 dan titik lebur 218-220ooC
Dopamine (3-hidroksitiraminhidrogenklorida atau 3,4-dihidroksiphenetilamin)
Mempunyai Mr = 189,64 dan titik lebur 241 – 243oC
Dari ketiga senyawa tersebut, senyawa PEA-lah yang paling berperan dalam proses kimiawi
cinta. Senyawa ini juga yang mengakibatkan kamu merasa tersipu-sipu, malu ketika
berpandangan dengan orang kamu sukai. Dan ternyata senyawa PEA ini banyak terkandung
dalam coklat seperti Silver Queen, Waver Tango, Conello, Es Krim, Choki-Choki, dan lain-lain.
Mungkin inilah sebabnya orang-orang dulu bahkan juga sekarang suka memberi coklat pada
seseorang yang dicintainya.
Tahap 3: Pengikatan
Pada tahap ini tubuh akan memproduksi senyawa Endropin. Senyawa inilah yang akan
menimbulkan perasaan aman, damai, dan tentram. Otak akan memproduksi senyawa ini apabila
orang yang kita kasihi berada di dekat kita.
Tahap 4: Persekutuan Kimia (Tahap Terakhir)
Pada tahap ini senyawa Oxyrocin yang dihasilkan oleh otak kecil mempunyai peranan dalam hal
membuat rasa cinta itu menjadi lebih rukun dan mesra antara keduanya.
Jika orang sudah jatuh cinta kepada lain jenis, maka ada tanda-tanda yang dapat kita lihat antara
lain:
a. Malu-malu jika orang yang dicintai memandanginya
b. Tunduk kepada perintah orang yang dicintai dan mendahulukannya daripada
kepentingan diri sendiri.
c. Memperhatikan perkataan orang yang dicintai dan mendengarkannya.
d. Segera menghampiri yang dicintai.
e. Mencintai apapun yang dicintai sang kekasih.
f. Jalan yang dilalui terasa pendek sekalipun panjang saat mengunjungi orang yang
dicintai.
g. Kaget dan gemetar tatkala berhadapan dengan orang yang dicintai atau tatkala
mendengar namanya disebut.
h. Cemburu kepada orang yang dicintai.
i. Rela berkorban untuk orang yang dicintai.
j. Menyenangi apapun yang menyenangkan orang yang dicintai.
k. Tunduk dan patuh kepada orang yang dicintai.
l. Menghindari hal-hal yang merenggangkan hubungan dengan orang yang dicintai dan
membuatnya marah.
m. Adanya kecocokan antara orang yang mencintai dan yang dicintai.
Demikian tahapan-tahapan aliran kimiawi cinta, tetapi janganlah kita terpersepsikan
bahwa jika kata ‘cinta’ akan selalu berhubungan dengan pacaran. Sebab jika kita berbicara
masalah cinta, sebenarnya bukan hanya untuk lawan jenis, tetapi perasaan cinta seseorang
kepada suami/istrinya, anak, teman, adik, serta saudara yang lain
Unsur Kimia zat Air Mata
Berdasarkan penelusuran Inilah.com, gas air mata adalah istilah yang digunakan untuk
menyebut gas kimia yang digunakan untuk melumpuhkan dengan menyebabkan iritasi pada mata
dan sistem pernapasan. Gas air mata bisa disimpan dalam bentuk semprotan maupun granat. Alat
ini sangat lazim digunakan oleh kepolisian dalam melawan kerusuhan dan dalam penangkapan.
Gas air mata istilah bahasa Latinnya dikenal dengan nama lachrymator (yang berarti: "air
mata"). Zat ini dapat menyebabkan mata perih, sehingga mengeluarkan air mata.
Gas jenis ini pertama kali digunakan pada 1915. Secara umum, zat lachrymatory biasa
digunakan sebagai alat pengendali kerusuhan dan juga untuk perang. Selama Perang Dunia I
lebih banyak zat lachrymatory digunakan untuk perang.
Zat yang paling umum ada di lachrymator, atau yang memiliki unsur lachrymator adalah: OC,
CS, CR, CN, nonivamide, bromoacetone, phenacyl chloride, xylyl bromide dan syn-
propanethial-S-oxide (dari bawang)
Mengapa kita menangis sewaktu mengiris bawang ?
Mengiris bawang melepaskan enzim pada bawang yang disebut lachrymatory factor
synthase. Enzim ini bereaksi dengan asam amino pada bawang dan mengubahnya menjadi asam
sulfinat. Asam sulfinat selanjutnya menata diri secara spontan membentuk syn-propanethial-S-
oxide, yang dilepaskan ke udara. Ketika sampai ke mata, bahan kimia ini merangsang
pengeluaran air mata setelah tertangkap serabut saraf pada kornea yang berfungsi mengaktifkan
kelenjar air mata. Ilmuwan telah mencoba menciptakan bawang yang tidak membuat
“menangis”, tapi tampaknya enzim itu juga berperan dalam menghasilkan citarasa khas bawang.
Tapi, ada sekelompok pakar biokimia tumbuhan dari Jepang yang menemukan enzim itu
mengatakan bahwa mungkin untuk mengembangkan bawang nonlachrymatory dengan
menekan gen lachrymatory-factor-synthase sambil merangsang produksi tiosulfinat.