Prosedur SSC

5
Prosedur SSC Sebelum perawatan perlu dilakukan radiografi pada gigi tersebut untuk melihat ada tidaknya kelainan periapikal, resorbsi internal atau eksternal, penetrasi karies keruang pulpa dan adanya perubahan pada tulang alveolar. Restorasi stainless steel crown memerlukan beberapa tahapan antara lain: 1. Pemilihan ukuran stainless steel crown Pemilihan stainless steel crown yang tepat akan membantu menghasilkan stainless steel crown yang mampu menutupi seluruh daerah yang dipreparasi dan mempunyai retensi yang baik. Pemilihan ini dilakukan sebelum stainless steel crown dipotong dandisesuaikan konturnya. Model pada restorasi SSC terdiri dari model sebelum preparasi yaitu; model yang dipakai sebagai pedoman untuk menentukan ukuran SSC. Model ini dapat dibuat pada kunjungan awal pasien kdokter gigi yang disebut model studi. Setelah itu, dapat dibuat model kerja setelah gigi dipreparasi. Model SSC dapat dipilih dan dicocokkan dengan model ini atau bisa langsung pada rongga mulut pasien. SSC dipilih sesuai jarah mesio-distal mahkota sebelum preparasi diukur dengan kaliper. Jika jarak mesio-distal dari gigi yang akan dipreparasi sudah tidak dapat diukur, dapat diambil jarak gigi tetangga sebelah mesial ke gigi tetangga sebelah distal dari gigi yang dipreparasi. Bila

Transcript of Prosedur SSC

Page 1: Prosedur SSC

Prosedur SSC

Sebelum perawatan perlu dilakukan radiografi pada gigi tersebut untuk melihat ada tidaknya

kelainan periapikal, resorbsi internal atau eksternal, penetrasi karies keruang pulpa dan adanya

perubahan pada tulang alveolar.

Restorasi stainless steel crown memerlukan beberapa tahapan antara lain:

1. Pemilihan ukuran stainless steel crown

Pemilihan stainless steel crown yang tepat akan membantu menghasilkan stainless steel

crown yang mampu menutupi seluruh daerah yang dipreparasi dan mempunyai retensi

yang baik. Pemilihan ini dilakukan sebelum stainless steel crown dipotong

dandisesuaikan konturnya.

Model pada restorasi SSC terdiri dari model sebelum preparasi yaitu; model yang dipakai

sebagai pedoman untuk menentukan ukuran SSC. Model ini dapat dibuat pada kunjungan

awal pasien kdokter gigi yang disebut model studi. Setelah itu, dapat dibuat model kerja

setelah gigi dipreparasi. Model SSC dapat dipilih dan dicocokkan dengan model ini atau

bisa langsung pada rongga mulut pasien.

SSC dipilih sesuai jarah mesio-distal mahkota sebelum preparasi diukur dengan kaliper.

Jika jarak mesio-distal dari gigi yang akan dipreparasi sudah tidak dapat diukur, dapat

diambil jarak gigi tetangga sebelah mesial ke gigi tetangga sebelah distal dari gigi yang

dipreparasi. Bila gigi tetangga tidak ada, dapat digunakan ukuran dari gigi yangkontra

lateral pada satu rahang. Ukuran crown yang dipilih harus pas dan cukup besar untuk

disisipkan diantara gigi di bawah gingival margin.

2. Preparasi gigi

Preparasi gigi sulung, pengambilan jaringan dilakukan seminimal mungkin, selain itu

morfologi asli mahkota gigi harus tetap dipertahankan. Pada keadaan karies yang luas,

setelah pembuangan jaringan karies, gigi diberi semen atau amalgam bila mungkin. Hal

ini untuk menggantikan jaringan gigi yang hilang, yang diperlukan untuk mendukung

restorasi SSC. Tujuan dari preparasi adalah untuk menghilangkan titik kontak dengan

gigi tetangga dan gigi antagonis sehingga SSC dapat dipasangkan.

Page 2: Prosedur SSC

Preparasi meliputi pembuangan sisa jaringan karies dan pengurangan struktur gigi pada

seluruh ukuran. Preparasi dianggap cukup apabilaSSC sewaktu pasang coba sudah bias

berhasil dengan baik. Teknik preparasi gigi meliputi:

a) Pertama-tama dilakukan anastesi pada region yang akan dipreparasi, dilanjutkan

dengan pemasangan rubber dam untuk isolasi dan oklusi di evaluasi untuk

mengetahui bagian-bagian insisal yang harus dikurangi.

b) Pembuangan seluruh jaringan karies dengan round bur atau dengan ekscavator.

c) Pengurangan permukaan oklusal pada fisur-fisur yang dalam, sehingga nantinya

SSC sesuai dengan panjang gigi. Menggunakan tapered diamond bur.

d) Mengurangi bagian proksimal. Sebelumnya gigi tetangganya harus dilindungi

dengan matrik band. Tempatkan tapered diamond bur berkontak dengan gigi pada

embrasure bukal/lingual dengan sudut kira-kira 20o dari vertical dan ujungnya

pada margin gingiva. Preparasi dilakukan dengan gerakan bukolingual mengikuti

kontur proksimal gigi.

e) Dengan tapered diamond bur permukaan bukal dan lingual dikurangi sedikit

sampai ke gingival margin. Sudut-sudut antara kedua permukaan dibulatkan.

f) Pembuangan jaringan karies yang mencapai dentin hendaknya dilindungi dengan

basis kalsium hidroksida, yang berfungsi melindungi pulpa dari iritasi.

3. Penyesuaian stainless steel crown

Setelah preparasi selesai, dilakukan penyesuaian bentuk SSC dengan mencobakan pada

gigi yang telah dipreparasi, mula-mula dimasukkan bagian lingual/palatal kemudian

tekan kearah bukal sampai mencapai sulkus gingival. Langkah-langkah penyesuaian

SSC:

a. Pengguntingan stainless steel crown

Bila gingival di sekitar SSC memucat kemungkinan karena SSC terlalu panjang

atau keseluruhan SSC overcontoured. Untuk itu, perlu dilakukan pengguntingan

menggunakan gunting mahkota, SSC sebaiknya berada kurang lebih 1 mm

didalam sulkus gingival dan mempunyai tinggi yang sebanding dengan gigi

tetangga. Sebelum dipotong, SSC dipasang pada gigi dan ditekan semaksimal

mungkin, daerah gingival yang masih panjang ditandai dengan goresan benda

tajam misalnya skaler, SSC dilepas kemudian dipotong sesuai dengan goresan

Page 3: Prosedur SSC

dengan gunting, melingkari gigi membentuk kurva dan bukan merupakan garis

lurus atau sudut yang tajam.

b. Pembentukan stainless steel crown

Untuk mendapatkan adaptasi dengan gigi dilakukan pembentukan pada sepertiga

gingival tepi mahkota sesuai bentu morfologi gigi. Pembentukan SSC

memerlukan tang-tang khusus, dimana tang ditempatkan dengan paruh cembung

sebelah dalam dan paruh cekung di sebelah luar mahkota yang akan dibentuk.

Bagian bukal dan ingual serta servikal dibentuk dengan konfigurasi yang sesuai

dengan giginya. Periksa adaptasi akhir tepi akhir dengan sonde.

c. Pengadaptasian stainless steel crown

SSC ditempatkan kembali pada gigi yang telah dipreparasi atau model kerja untuk

melihat apakah terkunci pada tempatnya dan tidak mudah dikeluarkan. Oklusi

diperiksa untuk memastikan SSC tidak terlalu tinggi atau rendah sehingga

menyebabkan trumatik oklusi.

4. Pemolesan dan penyemenan

Perlu dilakukan penghalusan SSC dengan menggunakan stone bur atau rubber whell

kemudian dilakukan pemolesan dengan bubuk poles. Karena permukaan yang kasar dapt

mengiritasi gingiva.

Setelah itu, dilakukan pemasangan dan penyemenan SSC. Sebelumnya, gigi harus

dikeringkan dan diisolasi dengan gulungan kapas. Saliva jektor dipasang agar gigi tetap

kering dan bebas saliva. Gunakan adhesive semen seperti polikarboksilat, diaduk sampai

konsistensi seperti krim dan dialirkan kedinding sebelah dalam SSC hingga hampir

penuh. Kemudian SSC dipasang dari arah lingual ke labial dan tekan dengan jari sampai

posisi yang tepat. Pasien disuruh menggigit dengan wooden blade diletakkan di atas gigi

tersebut.

Setelah semen mengering, bersihkan semua kelebihan semen terutama pada celah

gingival dan daerah interdental karena kelebihan semen ini dapat mengakibatkan

inflamasi gingival dan ketidaknyamanan.

Pasien diinstruksikan untuk diet setengah lunak selama satu hari dan dianjurkan untuk

membersihkan celah gingival dan daerah interdental dengan dental floss.