Modul Ssc Petroforia 2014

download Modul Ssc Petroforia 2014

of 58

Transcript of Modul Ssc Petroforia 2014

  • 8/10/2019 Modul Ssc Petroforia 2014

    1/58

    1

  • 8/10/2019 Modul Ssc Petroforia 2014

    2/58

    2

    DIREKSI

    Rasa syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena atas berkat

    dan rahmatNya kami dapat menyelesaikan Modul Smart Student Competition

    PETROFORIA 2014. Modul ini dibuat bertujuan untuk memberikan panduan garis

    besar kepada para peserta lomba untuk materi-materi yang akan dilombakan nantinya.

    Diharapkan dengan adanya modul ini, para peserta lebih memaksimalkan hasil pada

    saat kompetisi Smart Student Competition nantinya. Perlu diketahui modul ini hanya

    merupakan gambaran daripada soal-soal yang akan dilombakan sebanyak 65% dari

    keseluruhan soal, sedangkan 35% soal tidak berasal dari modul ini. Akhir kata kami

    dari panitia Smart Student Competition PETROFORIA 2014 mengucapkan

    terimakasih banyak atas partipasinya dalam acara yang akan diselenggarakan .

    Selamat berkompetisi , Salam IATMI .

    Balikpapan, Februari 2014

    Penyusun

  • 8/10/2019 Modul Ssc Petroforia 2014

    3/58

    3

    DAFTAR ISI

    BAB I Pengantar Teknik Perminyakan ........................................... 1

    BAB II Teknik Geologi ........................................................................ 17

    BAB III Teknik Reservoir .................................................................... 23

    BAB IV Teknik Pemboran ................................................................... 41

    BAB V Well Loging ............................................................................. 46

    BAB VI Well Completion & Workover .............................................. 47

    BAB VII Petroleum Field Processing .................................................... 51

    BAB VIII Tahap Recovery ...................................................................... 52

    BAB IX Pengetahuan Umum Industri Migas ..................................... 54

  • 8/10/2019 Modul Ssc Petroforia 2014

    4/58

    1

    BAB I

    PENGANTAR TEKNIK PERMINYAKAN

    1.1. Kegiatan Industri Migas

    Didunia perminyakan ada 3 kegiatan pokok yang dilakukan pada industri

    minyak dan gas bumi, yaitu : Kegiatan Hulu (Up-stream), Kegiatan Hilir

    (Down-stream), dan Kegiatan Penunjang.

    1. Kegiatan Hulu (Up-stream), eksplorasi (mencari keberadaan

    hidrokarbon) dan eksploitasi (mengambil hidrokarbon).

    2. Kegiatan Hilir (Down-stream), pengolahan/pemurnian, distribusi,

    penyimpanan dan transportasi.

    3. Kegiatan Penunjang :

    Teknis : mesin, listrik, sipil, elektronika, keselamatan kerja,

    lindung lingkungan.

    Non teknis : personalia, keuangan, administrasi, keamanan,

    training.

    1.2. Proses Terjadinya Hidrocarbon

    Minyak dan gas bumi berasal dari dekomposisi mahluk hidup

    (tumbuhan dan binatang) yang mati dan tertimbun dalam lapisan batuan

    sedimen beberapa juta tahun yang lalu. Karena adanya tekanan dan

    temperatur yang sangat tinggi dalam jangka waktu yang sangat lama maka

    material-material organic yang ada akan berubah menjadi minyak dan gas yang

    kita temukan pada saat ini. Tempat terbentuknya disebut source rock (batuan

    induk) yaitu batuan yang kaya akan material organic. Setelah matang. Maka

    HC akan bermigrasikarena adanya perbedaan tekanan. Proses perpindahan HC

  • 8/10/2019 Modul Ssc Petroforia 2014

    5/58

    2

    ini disebut dengan migrasi. HC akan terus bermigrasi hingga menemui trap

    atau jebakan (seal rock) yaitu batuan yang impermeable. Setelah terjebak,

    maka HC akan terakumulasi dalam lapisan yang disebut dengan reservoir rock

    (batuan permeable).

    Ada tiga macam teori yang menjelaskan proses terbentuknya minyak dan gas

    bumi, yaitu:

    1. Teori Biogenetik (Teori Organik)

    Menurut Teori Biogenitik (Organik), disebutkan bahwa minyak

    bumi dan gas alam terbentuk dari beraneka ragam binatang dan

    tumbuh-tumbuhan yang mati dan tertimbun di bawah endapan

    Lumpur. Endapan Lumpur ini kemudian dihanyutkan oleh arus sungai

    menuju laut, akhirnya mengendap di dasar lautan dan tertutup Lumpur

    dalam jangka waktu yang lama, ribuan dan bahkan jutaan tahun.

    Akibat pengaruh waktu, temperatur tinggi, dan tekanan lapisan batuan

    di atasnya, maka binatang serta tumbuh-tumbuhan yang mati tersebut

    berubah menjadi bintik-bintik dan gelembung minyak atau gas.

    2. Teori Anorganik

    Menurut Teori Anorganik, disebutkan bahwa minyak bumi dan gas

    alam terbentuk akibat aktivitas bakteri. Unsur-unsur oksigen, belerang,

    dan nitrogen dari zat-zat organik yang terkubur akibat adanya aktivitas

    bakteri berubah menjadi zat seperti minyak yang berisi hidrokarbon.

  • 8/10/2019 Modul Ssc Petroforia 2014

    6/58

    3

    3. Teori Duplex

    Teori Duplex merupakan perpaduan dari Teori Biogenetik dan

    Teori Anorganik. Teori Duplex yang banyak diterima oleh kalangan

    luas, menjelaskan bahwa minyak dan gas bumi berasal dari berbagai

    jenis organisme laut baik hewani maupun nabati. Diperkirakan bahwa

    minyak bumi berasal dari materi hewani dan gas bumi berasal dari

    materi nabati.

    Jenis-jenis minyak Bumi :

    1. Paraffin

    2. Olevin

    3. Napthan

    4. Aromatik

    Perbandingan unsur-unsur yang terdapat dalam minyak bumi sangat

    bervariasi .Berdasarkan hasil analisa diperoleh data sebagai berikut :

    1. Karbon : 83% - 87%

    2.

    Hidrogen : 10% - 14%3. Nitrogen : 0,1% - 2%

    4. Oksigen : 0,05% - 1,5%

    5. Sulfur : 0,05% - 6%

    1.3. Petroleum System & Jenis-jenis Trap

    Komponen Petroleum System :

    1. Adanya batuan Induk (Source Rock), Merupakan batuan sedimen yang

    mengandung bahan organik seperti sisa-sisa hewan dan tumbuhan

    yang telah mengalami proses pematangan dengan waktu yang sangat

    lama sehingga menghasilkan minyak dan gas bumi.

  • 8/10/2019 Modul Ssc Petroforia 2014

    7/58

    4

    2. Adanya batuan waduk (Reservoir Rock), Merupakan batuan sedimen

    yang mempunyai pori, sehingga minyak dan gas bumi yang dihasilkan

    batuan induk dapat masuk dan terakumulasi.

    3. Adanya struktur batuan perangkap (Trap), Merupakan batuan yang

    berfungsi sebagai penghalang bermigrasinya minyak dan gas bumi

    lebih jauh.

    4. Adanya batuan penutup (Cap Rock), Merupakan batuan sedimen yang

    tidak dapat dilalui oleh cairan (impermeable), sehingga minyak dan

    gas bumi terjebak dalam batuan tersebut.

    5. Adanya jalur migrasi (Migration Route), Merupakan jalan minyak dan

    gas bumi dari batuan induk sampai terakumulasi pada perangkap.

    Jenis-jenis trap :

    1.1.Struktural Trap

    1.2.Stratigraphic Trap

    1.3.Combination Trap

  • 8/10/2019 Modul Ssc Petroforia 2014

    8/58

    5

  • 8/10/2019 Modul Ssc Petroforia 2014

    9/58

    6

    1.4. Eksplorasi

    Eksplorasi merupakan kegiatan penting dalam industri migas. Eksplorasi

    jangan hanya diartikan sebagai usaha penemuan/penambahan lapangan baru

    atau perluasan daerah produksi, tetapi lebih merupakan peningkatan cadangan

    minyak bumi. Disiplin ilmu yang dibutuhkan dalam eksplorasi antara lain

    Manager, Geologist, Petrophysic, Geophysict, PE/RE, Drilling, Support (IT,

    Logistic, Facility)

    1. Tahapan Eksplorasi

    A. Perencanaan eksplorasi

    a. Pemilihan daerah eksplorasi

    Keadaan ekonomi

    Keadaan geologi

    Sosial politik

    b. Studi pendahuluan

    Ketebalan dan penyebaran sedimen

    Stratigrafiregional

    Tektonik dan sejarah geologi

    B. Operasi survey lapangan

    a. Survey Awal

    Pemotretan udara

    Pemetaan geologi permukaan

    Penyelidikan Geofisika

    b. Survey Detail

    Survey geologi permukaan

    Survey Seismik

    Survey gravitasi

    Pemboran stratigrafi

  • 8/10/2019 Modul Ssc Petroforia 2014

    10/58

    7

    C. Penilaian dan prognosis prospek

    a. Penilaian (geologi,ekonomi, logistik dan kesampaian daerah)

    b. Prognosis (lokasi yang tepat, kedalaman akhir, latar belakang

    geologi, lapisan yang diharapkan, kedalaman puncak formasi

    yang ditembus, jenis survey lubang bor/log)

    D. Pemboran eksplorasi

    a. Penemuan

    b. Sumur kosong

    c. Kegagalan mekanik

    E. Pengembangan dan reevaluasi daerah

    a. Geologi Produksi

    b. Reevaluasi Daerah

    2. Perencanaan eksplorasi meliputi :

    A. Pemilihan daerah eksplorasi

    Pemilihan daerah eksplorasi juga berhubungan dengan permintaan

    daerah kuasa pertambangan yang berlaku terutama untuk

    perusahaan minyak dan gas bumi asing. Jadi selain menyangkut

    keadaan geologinya, pemilihan daerah ini tergantung dari negara

    atau benua tempat dilakukan eksplorasi, di darat atau pantai.

    B. Studi pendahuluan

    Meliputi studi geologi regional yang manyangkut studi komparatif

    atau perbandingan dengan daerah geologi lainnya yang telah

    dieksplorasi, struktur yang bertindak sebagai perangkap dan

    seterusnya, serta juga memperhatikan feasibility study.

  • 8/10/2019 Modul Ssc Petroforia 2014

    11/58

    8

    3. Operasi eksplorasi

    a. Survey Geologi Permukaan

    Pemetaan geologi pada permukaan secara detail dapat dilakukan

    jika memang terdapat singkapan pada rintisan dan juga di

    sepanjang sungai.

    b. Survey Seismik

    Untuk survey detail, metoda seismik merupakan metoda yang

    paling teliti dan dewasa ini telah melalupaui kemampuan geologi

    permukaan. Metoda yang digunakan adalah khusus metoda

    refleksi. Walaupu pemetaan geologi detail terhadap tutupan telah

    dilakukan, untuk penentuan kedalaman objektif pemboran serta

    batuan dasar dan juga lapisan yang akan menghasilkan minyak.

    c. Survey Gravitasi Detail

    Survey gravitasi detail kadang-kadang juga digunakan untuk

    mendetailkan adanya suatu tutupan (closure), terutama jika yang

    diharapkan adalah suatu intrusi kubah garam (salt dome) atau

    suatu terumbu, dari stu diharapkan terdapatnya kontras dalam

    gravitasi antara lapisan penutup dengan batuan reservoir atau

    batuan garam. Metoda ini sudah agak jarang digunakan karena

    teknologi seismik sudah semakin maju.

    4. Prognosis

    Semua prospek yang telah dipilih serta dinilai dalam suatu sistem

    penilaian, kemudian dipilih untuk dilakukan pemboran eksplorasiterhadapnya. Maka semua proses ini haruslah diberi prognosis. Yang

    dimaksud dengan prognosis adalah rencana pemboran secara terperinci

    serta ramalan-ramalan mengenai apa yang akan ditemui waktu

    pemboran dan pada kedalaman berapa. Prognosis ini meliputi:

  • 8/10/2019 Modul Ssc Petroforia 2014

    12/58

    9

    a. Lokasi yang tepat

    Lokasi ini biasanya harus diberikan dalam koordinat. Untuk

    mencegah kesalahan dalam lokasi titik terhadap tutupan struktur,

    sebaliknya semua koordinat lokasi tersebutpenentuannya

    dilakukan dari pengukuran seismik, terutama jika tutupan

    ditentukan oleh metoda seismik. Jika hal ini terjadi di laut

    misalnya, maka pengukuran harus dilakukan dari pelampung

    (buoy) yang sengaja ditinggalkan di laut pada pengukuran seismik,

    juga dari titik pengukuran radar di darat. Setidak-tidaknya

    pengukuran lokasi itu harus teliti sekali sebab kemelesetan

    beberapa ratus meter dapat menyebabkan objektif tidak

    diketemukan.

    b. Kedalaman Akhir

    Kedalaman akhir pemboran eksplorasi biasanya merupakan batuan

    dasar cekungan sampai mana pemboran itu pada umumnya

    direncanakan. Penentuan kedalaman akhir ini sangat penting

    karena dengan demikian kita dapat memperkirakan berapa lama

    pemboran itu akan berlangsung dan dalam hal ini juga untuk

    berapa lama alat bor itu ita sewa. Penentuan kedalaman akhir ini

    didasarkan atas data seismik, setelah dilakukan korelasi dengan

    semua sumur yang ada dan juga dari kecepatan rambat reflektor

    yang ditentukan sebagai batuan dasar.

    c. Latar Belakang Geologi

    Alasan untuk pemboran didasarkan atas latar belakang geologi.

    Maka harus disebutkan keadaan geologi daerah tersebut, formasi

    yang diharapkan terdapat di daerah tersebut, alasan pemboran

  • 8/10/2019 Modul Ssc Petroforia 2014

    13/58

    10

    eksplorasi di lakukan di daerah tersebut, jenis tutupan prospek dan

    juga struktur yang diharapkan dari prospek tersebut.

    d. Objektif atau Lapisan Reservoir yang Diharapkan

    Ini biasanya sudah ditentukan dari stratigrafi regional dan juga

    diikat dengan refleksi yang didapat dari seismik. Objektif lapisan

    reservoir ini harus ditentukan pada tingginya kedalaman yang

    diharapkan akan dicapai oleh pemboran, hal mana diperoleh oleh

    dari perhitungan kecepatan rambat seismik.

    e. Kedalaman Puncak Formasi yang akan Ditembus

    Juga dalam prognosis ini harus kita tentukan formasi-formasi mana

    yang akan dilalui bor, maka kedalaman puncak (batas) formasi ini

    harus ditentukan dari batas seismik.

    f. Jenis Survey Lubang Bor yang akan Dilaksanakan

    Pada setiap pemboran eksplorasi selalu dilakukan survey lubang

    bor. Survey meliputi misalnya peng-log-an lumpur, cutting, listrik,

    radioaktif, dsb. Sebaiknya pada pemboran eksplorasi dilakukan

    survey yang lengkap, selain itu juga harus direncanakan apakah

    akan dilakukan pengambilan batu inti (core) atau tidak.

  • 8/10/2019 Modul Ssc Petroforia 2014

    14/58

    11

    BAB II

    TEKNIK GEOLOGI

    2.1. Siklus Batuan

    Jenis batuan :

    1. Batuan beku: terbentuk dari proses pendinginan dan kristalisasi magma.

    2. Batuan sedimen : terbentuk dari proses pelapukan batuan beku atau

    metamorf dan mengalami sedimentasi serta litifikasi (sementasi dan

    kompaksi).

    3. Batuan metamorf : batuan yang mengalami proses metamorphosis /

    rekristalisasi akibat tekanan dan suhu yang tinggi serta bahan kimia.

  • 8/10/2019 Modul Ssc Petroforia 2014

    15/58

    12

    Pengertian weathering, transportation, deposition, cementation dan

    compaction, yaitu :

    1. Weathering atau pelapukan yaitu proses perusakan atau penghancuran

    batuan yang diakibatkan oleh air, angin, chemical dll

    2. Transportation yaitu proses perpindahan/transportasi butiran batuan,

    umumnya oleh air, es, angin.

    3. Deposition adalah proses pengendapan butiran batuan

    4. Cementation adalah proses pengikatan antar butiran.

    5. Compaction yaitu proses pemadatan batuan akibat tekanan overburden

    (tekanan yang berasal dari beban batuan diatsnya)

    2.2. Mineral

    Mineral adalah materi penyusun bumi senyawa anorganik yang bersifat solid,

    terbentuk secara alami, mempunyai unsur kimia tertentu, sudah memiliki

    struktur kristal yang jelas.

    7 Sistem Kristal :

    1. Reguler/ Kubus / Isometrik

    2. Tetragonal (berbintang empat)

    3. Heksagonal (berbintang enam)

    4. Trigonal

    5. Ortorombis (irisan wajik)

    6. Monoklin (miring sebelah)

    7. Triklin (miring, ketiga arah)

  • 8/10/2019 Modul Ssc Petroforia 2014

    16/58

    13

    7 Skala Mohs :

    2.3. Hukum Dasar Geologi

    Menurut Poort (1976), dalam geologi dikenal 5 hukum dasar geologi, yaitu :

    1. Law of Uniformitarianism, hukum ini menyatakan bahwa keadaan sekarang

    merupakan kunci keadaan masa lalu .

    2. Law of Original Horizontality, hukum ini menyatakan bahwa pada mulanya

    batuan sedimen diendapkan secara horizontal didasar cekungan sejajar

    dengan permukaan bumi.

    3. Law of Superposition, hukum ini menyatakan bahwa lapisan sedimen yang

    paling bawah terendapkan duluan, dan berumur paling tua, sedangkan

    lapisan paling atas adalah lapisan paling muda.

    4. Principle of Cross-cuting Relationship, hukum ini menyatakan bahwa

    batuan yang memotong batuan lain akan berumur lebih muda.

    5. Principle of Faunal Succession, hukum ini menyatakan karena evolusi

    berbagai fosil yang terawetkan didalam suatu sekuen batuan, kenampakan

    fisiknya berubah secara gradual dan teratur sejalan dengan waktu.

    Skala kekerasan Nama mineral

    1 Talk

    2 Gipsum

    3 Kalsit

    4 Fluorit

    5 Apatit

    6 Feldspar

    7 Kuarsa8 Topaz

    9 Korundum

    10 Intan

  • 8/10/2019 Modul Ssc Petroforia 2014

    17/58

    14

    2.4. Lingkungan Pengendapan

    Sebelum menjadi batuan sedimen, awalnya terjadi proses pengendapan

    yang kemudian akan mengalami suatu proses litifikasi membentuk batuan yang

    mengeras. Berikut beberapa cara pengendapannya :

    1. Pengendapan secara mekanik

    2. Pengendapan secara kimiawi

    3. Pengendapan secara biologis (organik)

    Lingkungan Pengendapan ialah Bagian dari permukaan bumi yang secara fisik,

    kimia, biologi dapat dipisahkan dari bagian yang lain yang merupakan tempat

    terakumulasinya sedimen.

    Secara umum Lingkungan Pengendapan dibagi atas 3 (tiga) bagian yaitu :

    1. Continental / Daratan

    2. Coastal / Pantai / Transisi

    3. Marine / Laut

    2.5. Petroleum system element

    Departemen Regional dan Petroleum Geologi melakukan penyelidikan

    mengenai deep ( arah )struktur geologi. Salah satu prinsipnya adalah untuk

    menentukan potensi dari petroleum. Unsur penting dari petroleum system

    adalah source rock ( batuan induk ) analisisnya adalah meliputi model dari

    petroleum system dan organik matter. dan telah dijelaskan diatas bahwa suatu

    Pteroleum System terdiri atas Elements dan Prosses sebagai berikut :

  • 8/10/2019 Modul Ssc Petroforia 2014

    18/58

    15

    1. Elements terdiri dari :

    a. Source Rock , biasa disebut batuan induk, merupakan batuan

    serpih yang kaya akan zat organik dan biasanya berwarna hitam

    atau Suatu batuan yang memiliki hydrocarbon-prone organik yang

    berlimpah-limpah

    b. Migration Rock, jalan didalam batuan yaitu tempat melaluinya

    minyak dan gas yang bergerak dari dari source rock menuju trap.

    c. Reservoir Rock , biasa disebut batuan reservoir, merupakan batuan

    tempat berkumpulnya minyak dan gas, yang terdiri dari porositas

    dan permeability.

    d. Seal Rock, merupakan batuan yang non permeable, dimana

    minyak dan gas tidak dapat bergerak aktif.

    e. Trap, merupakan struktur startigrafi yang memusatkan minyak dan

    gas.

    2. Proceses terdiri dari :

    a. Generation, suatu source rock ke temperatur dan tekanan yang

    cukup untuk mengkonversi perihal organik matter ke dalam

    hidrokarbon.

    b. Migration, berpindahnya hidrokarbon ke luar dari suatu source

    rock ke dalam suatu perangkap.

    c. Accumulation , suatu volume hidrokarbon yang berpindah tempat

    ke dalam suatu perangkap lebih cepat dari kebocoran perangkap

    menghasilkan suatu akumulasi.

    d. Preservation, hidrokarbon berada didalam reservoir diubah oleh

    biodegradation atau water-washing.,

    e. Timing, perangkap Format, selama hidrokarbon berpindah tempat.

  • 8/10/2019 Modul Ssc Petroforia 2014

    19/58

    16

    2.6. Source Rock

    1. Pengertian Source Rock

    Source rock atau yang biasa kita dikenal dengan batuan induk. Source

    rock sendiri mengandung pengertian yaitu batuan yang dikelilingi

    hidrokarbon dan terdiri dari organik matter. Untuk menjadi source suatu

    batuan harus memiliki organic content (TOC) yang tinggi. Batuan tersebut

    umumnya berbutir halus dan diendapkan dalam lingkungan yang memiliki

    kemampuan preservasi terhadap kandungan organik tersebut, umumnya

    akan dijumpai pada suatu system pengendapan yang tidak memiliki sirkulasi

    terbuka, yang akan menyebabkan terjadinya proses oksidasi dan justru akan

    merusak preservasi organic content tersebut.makanya, contoh kalau ada

    "danau" yang bersifat euxinic, akan dianggap sebagai source.untuk sistem

    petroleum. Sekarang kita melihat dalam sistim suatu terumbu karbonat.

    Salah satu syarat untuk terbentuknya suatu komunitas organik yang

    akan menyusun terumbu tersebut adalah laut jernih dan terdapat oksigen

    yang banyak, hal ini akan menimbulkan situasi lingkungan pengendapan

    yang oksidatif, jadinya, organic content-nya tidak akan terpreservasi. Hal ini

    menjadi salah satu alasan kuat mengapa jarang sekali suatu tubuh terumbu

    menjadi / memiliki source potential yang baik. Meskipun demikian, pada

    suatu suksesi pertumbuhan karbonat ada kalanya lingkungannya menjadi

    reduktif (euxinic), ini salah satunya dicirikan oleh adanya black shale streak,

    dalam log kadang-kadang terlihat memiliki nilai GR yang tinggi. Jika

    lapisan ini cukup tebal, bukan tidak mungkin dia akan menjadi semacam

    "intra formational" source.

  • 8/10/2019 Modul Ssc Petroforia 2014

    20/58

    17

    2. Syarat Terbentuknya Source Rock

    Ada beberapa syarat terbentuknya suatu source rock yaitu :

    a. Kaya Akan Organik Matter, studi mengenai organik matter biasanya

    menggunakan analisa yang berhubung dengan mikroskopik yaitu

    mengenai kestabilan organik matter dan geochemical analisis dari

    hidrokarbon .Salah suatu anilisis yang biasa digunakan untuk penentuan

    adanya organik matter adalah suatu sourve rock harus memiliki total

    organic content atau TOC yang tinggi. TOC (kadar) Karbon Organik

    Total (Total Organic Carbon) yaitu merupakan presentase berat dari

    karbon organik yaitu zat karbon yang berasal dari zat organik dan bukan

    berasal dari karbonat misalnya batu gamping. Karbon organik total

    berhubungan langsung dengan kadar zat organik total atau kerogen,

    yaitu :1,21,6 klai TOC.

    b. Memiliki Tipe Kerogen, kerogen adalah zat organik yang tidak larut dan

    terdapat pada batuan sedimen yang secara pirolisis dengan temperatur

    tinggi akan menghasilkan Hidrokarbon.

    tipetipe kerogen adalah sebagai berikut :

    Kerogen Type I, Algal (dominan phytoplankton) cenderung

    menghasilkan oil (oil prone).

    Kerogen Type II, Mixed,Cenderung mengasilkan Kondesat, oil dan

    gas

    Kerogen Type III, Woody and Coaly, cenderung menghasilkan gas

    (gas prone)

    Kerogen Type IV, Inert (Kerogen teroksidasi) ,Barren HC

  • 8/10/2019 Modul Ssc Petroforia 2014

    21/58

    18

    3. Memiliki Thermal Marturity

    Teori degradasi thermal pembentukan minyak bumi menunjukkan bahwa

    minyak bumi hanya bisa terbentuk pada tingkatan pematangan tertentu,

    yaitu kombinasi antara temperatur atau lamanya zat organik mengalami

    temperatur tersebut. Penentuan LOM akan dibahas dalam konsep

    pematangan ( maturation).

    Test untuk Termal Maturity dapat dilakukan dengan cara :

    T max (dalam pyrolysis)

    Vitrinite reflectane (Rv)

    Time Temperature Index (TTI)

    Spore Color Index (SPI)

    Thermal Alteration Index

    Coal Rank

    4. Cara Terjadinya Source Rock

    Secara populer sering dikemukakan, bahwa pembentukan minyak bumiterjadi karena pengonggokan zat organik terutama plankton, pada dasar laut

    dan tertimbun dengan sedimen halus dalam keadaan reduksi, sehingga

    terawetkan. Hal ini hanya terjadi di cekungan sedimen dimana terdapat

    suatu ambang dari laut terbuka, sehingga terdapat suatu keadaan setengah

    Euxinic, dengan sedimentasi yang cepat. Dibarengi dengan penurunan, lama

    lama kita mendapatkan suatu urutan urutan batuan serpih yang kaya

    akan organik dan berwarna hitam yang disebut Source Rock . atau batuan

    induk. Karena gradien panas bumi dan gaya tektonik serta pembebanan.,

    oleh temperatur yang tinggi dan tekanan, zat organik tersebut diubah

    menjadi minyak dan gas bumi dan diperas keluar untuk bermigrasi ke

    batuan reservoir.

  • 8/10/2019 Modul Ssc Petroforia 2014

    22/58

    19

    Dalam konsepsi populer ini, dipisahkan antara fasies batuan induk, (serpih

    diendapkan dalam keadaan reduksi pada dasar laut dalam) dan fasis batuan

    reservoir (Pasir, Karbonat) diendapkan dalam keadaan oksidasi , banyak

    gelombang dekat pantai, sehingga suatu migrasi jarak jauh diperlukan.

    Konsepsi populer ini menimbulkan suatu konsepsi mengenai. Batuan

    induk yang dicirikan oleh beberapa sifat tertentu.

    Gambar cara terbentuknya suatu source rock

    a. Zatzat organik yang hidup dimasa lalu merupakan awal terbentuknya

    suatu system petroleum termasuk terbentuknya suatu source rock. Zatorganik ini dapat berupa jasad renik, planton, kerang dsbnya.

  • 8/10/2019 Modul Ssc Petroforia 2014

    23/58

    20

    b. Zat organik yang berada dipermukaan laut lama kelamaan mengalami

    kematian dan akan menuju ke dasar laut.

    c. Zat organik tersebut lama kelamaan mengalami penggogokan sedikit

    demi sedikit.

  • 8/10/2019 Modul Ssc Petroforia 2014

    24/58

    21

    d. Akibat proses, waktu dan dengan kadar oksigen yang rendah, zat

    organik ini mengalami sedimentasi dan tersimpan dalam waktu yang

    cukup lama kemudian terawetkan.

    e. Karena gradien panas bumi, gaya tektonik, serta pembebanan.oleh

    temperatur dan tekanan yang tinggi zat tersebut diubah menjadi minyak

    dan gas bumi. Dengan sedimen yang cepat dibarengi penurunan dan

    lama kelamaan akan ditemukan urutan batuan serpih yang kaya zat

    organik dan berwarna hitam.

  • 8/10/2019 Modul Ssc Petroforia 2014

    25/58

    22

    f. Kemudian terbentuklah suatu system petroleum dimana didalamnya

    terdapat suatu source rock.

  • 8/10/2019 Modul Ssc Petroforia 2014

    26/58

    23

    BAB III

    TEKNIK RESERVOIR

    3.1. Pengertian

    Reservoir Engineering merupakan cabang dari Petroleum Engineering

    dengan tugas utamanya adalah peramalan kelakuan reservoir, laju produksi dan

    jumlah minyak atau gas yang dapat diproduksikan dari suatu sumur,

    sekelompok sumur, ataupun dari seluruh reservoir, di masa datang berdasarkan

    anggapan-anggapan yang mungkin, ataupun dari sejarah masa lalunya yang

    sudah ada.

    3.2. Sifat Fisik Batuan

    1. Porositas

    Defenisi Porositas Suatu batuan adalah perbandingan antara volume total

    pori-pori batuan dengan volume total batuan persatuan volume tertentu .

    Porositas batuan reservoir dapat diklasifikasikan sebagai berikut :

    Vb

    Vp

    Vb

    VsVb

    dimana :

    Vb = volume batuan total (bulk volume)

    Vs = volume padatan batuan total (volume grain)

    Vp = volume ruang pori-pori batuan.

  • 8/10/2019 Modul Ssc Petroforia 2014

    27/58

    24

    Porositas batuan reservoir dapat diklasifikasikan menjadi dua, yaitu:

    a. Porositas absolut, adalah perbandingan antara volume pori total

    terhadap volume batuan total yang dinyatakan dalam persen, atau secara

    matematik dapat ditulis sesuai persamaan sebagai berikut :

    %100volumebulk

    totalporivolume

    b. Porositas efektif, adalah perbandingan antara volume pori-pori yang

    saling berhubungan terhadap volume batuan total (bulk volume) yang

    dinyatakan dalam persen.

    %100volumebulk

    nberhubungayangporivolume

    Berdasarkan waktu dan cara terjadinya, maka porositas dapat juga

    diklasifikasikan menjadi dua, yaitu :

    a. Porositas primer, yaitu porositas yang terbentuk pada waktu yang

    bersamaan dengan proses pengendapan berlangsung.

    b. Porositas sekunder, yaitu porositas batuan yang terbentuk setelah

    proses pengendapan.

    Tipe batuan sedimen atau reservoir yang mempunyai porositas primer

    adalah batuan konglomerat, batupasir, dan batu gamping. Porositas sekunder

    dapat diklasifikasikan menjadi tiga golongan, yaitu :

    a. Porositas larutan, adalah ruang pori-pori yang terbentuk karena adanya

    proses pelarutan batuan.

  • 8/10/2019 Modul Ssc Petroforia 2014

    28/58

    25

    b. Rekahan, celah, kekar, yaitu ruang pori-pori yang terbentuk karena

    adanya kerusakan struktur batuan sebagai akibat dari variasi beban,

    seperti : lipatan, sesar, atau patahan. Porositas tipe ini sulit untuk

    dievaluasi atau ditentukan secara kuantitatip karena bentuknya tidak

    teratur.

    c. Dolomitisasi, dalam proses ini batu gamping (CaCO3) ditransformasikan

    menjadi dolomite (CaMg(CO3)2) atau berdasarkan reaksi kimia berikut :

    2CaCO3 + MgCl3 CaMg(CO3)2 + CaCl2

    Besar-kecilnya porositas dipengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu :

    ukuran butir (semakin baik distribusinya, semakin baik porositasnya),

    susunan butir

    Porositas (%) Kualitas

    05 Jelek sekali

    510 Jelek

    1015 Sedang

    1520 Baik

    20 Sangat

    bagus

  • 8/10/2019 Modul Ssc Petroforia 2014

    29/58

    26

    2. Permeabilitas

    Permeabilitas batuan didefinisikan sebagai ukuran kemampuan media

    berpori untuk mengalirkan atau melewatkan fluida.

    Secara perkiraan di lapangan dapat dilakukan pemberian semi-kuantitatif

    permeabilitas sebagai berikut :

    Ketat (tight), kurang dari 5 md

    Cukup (fair),antara 510 md

    Baik (good), antara 10100 md

    Baik sekali (Very good), antara 1001000 md

    dL

    dPx

    kv

    dimana :

    v = kecepatan aliran, cm/sec

    = viskositas fluida yang mengalir, cp

    dP/dL = gradien tekanan dalam arah aliran, atm/cm

    k = permeabilitas media berpori.

    Berdasarkan jumlah fasa yang mengalir dalam batuan reservoir,

    permeabilitas dibedakan menjadi tiga, yaitu :

    a. Permeabilitas absolut, adalah yaitu dimana fluida yang mengalir

    melalui media berpori tersebut hanya satu fasa, misalnya hanya minyak

    atau gas saja.

    b. Permeabilitas efektif, yaitu permeabilitas batuan dimana fluida yang

    mengalir lebih dari satu fasa, misalnya minyak dan air, air dan gas, gas

    dan minyak atau ketiga-tiganya.

    c. Permeabilitas relatif, merupakan perbandingan antara permeabilitas

    efektif dengan permeabilitas absolut.

  • 8/10/2019 Modul Ssc Petroforia 2014

    30/58

    27

    3. Saturasi adalah perbandingan antara volume pori-pori batuan yang terisi

    fluida formasi terhadap total volume pori-pori batuan atau jumlah kejenuhan

    fluida dalam batuan reservoir per satuan volume pori.

    3.3. Penentuan Cadangan

    Cadangan adalah perkiraan jumlah minyak mentah, gas alam, gas

    condensate, fasa cair yang diperoleh dari gas alam, dan material lainnya (mis.

    sulfur), yang dianggap bernilai komersial untuk diambil dari reservoir dengan

    menggunakan teknologi yang ada pada suatu saat dalam keadaan ekonomi dan

    dengan peraturan yang berlaku pada saat yang sama.

    3 jenis klasifikasi cadangan :

    1. Proved reserves(cadangan terbukti)

    2. Probable reserves(cadangan mungkin)

    3. Possible reserves(cadangan harapan)

    Metode perhitungan cadangan :

    1. Merode volumetric: metode yang paling sederhana, dimana reservoir

    diasumsikan berupa kubus atau kerucut

    2. Metode decline curve: menggunakan kurva yang menunjukkan trend

    penurunan/decline

    3. Metode material balance : menggunakan prinsip kesetimbangan

    material (volume material yang masuk sama dengan volume materialyang keluar)

    4. Metode simulasi reservoir : menggunakan software seperti CMG

    atau eclipse

    5. Metode simulasi monte carlo

  • 8/10/2019 Modul Ssc Petroforia 2014

    31/58

    28

    Jenis-jenis metode eksplorasi migas :

    1. Metode seismic: memanfaatkan gelombang suara.

    2. Metode gravitasi: memanfaatkan variasi gravitasi

    3. Metode magnetic : memanfaatkan susceptibilitas magnetic /

    perbedaan gaya magnetik batuan

    3.4. Mekanisme Pendorong

    1. Water Drive

    Pada reservoir jenis water drive ini, energi pendesakan yang mendorong

    minyak untuk mengalir adalah berasal dari air yang terperangkap bersama-

    sama dengan minyak pada batuan reservoirnya.

    Ciri-ciri:

    GOR relatif konstan

    Penurunan tekanan relatif lambat, tekanan reservoir umumnya diatas

    tekanan gelembung, sehingga tidak terdapat gas bebas

    WOR pada awal waktu produksi sedikit, tetapi akan terus bertambah

    seiring dengan semakin naiknya batas WOC

    RF : 35 % - 75 %

    Produksi air terus meningkat

    2. Solution Gas Drive

    Reservoir solution gas drive secara umum merupakan reservoir minyak

    jenuh tanpa adanya aquifer, gas cap dan efek gravity drainage. Energi

    yang dibutuhkan untuk mengalirkan minyak dari batuan reservoir ke

    sumur-sumur produksi berasal dari ekspansi gas terlarut dan tekanan

    reservoir mula-mula saja.

    Ciri-ciri:

    Penurunan laju produksi cepat ( rapid decline)

    GOR naik dengan cepat

  • 8/10/2019 Modul Ssc Petroforia 2014

    32/58

    29

    Kelarutan gas dalam minyak turun seiring penurunan tekanan

    Saturasi gas akan terus naik hingga melebihi saturasi gas kritis

    WOR rendah

    3. Gas Cap Drive

    Adanya tudung gas awal (initial gas cap) pada puncak zona minyak

    dalam suatu reservoir jenuh akan menyebabkan stabilnya laju produksi

    minyak dan producing gas-oil ratio selama periode waktu tertentu.

    Setelah itu, gas dari tudung gas akan membentuk cone down dan

    terproduksi melalui top perforasi dalam sumur-sumur produksi. Laju

    produksi minyak akan mengalami penurunan dan producing gas-oil

    ratio akan bertambah secara signifikan. Energi pendesakan pada

    reservoir gas cap drive ini berasal dari ekspansi tudung gas yang berada

    pada struktur atas ( upper zone ) dari reservoir.

    Ciri-ciri :

    Penurunan Tekanan Relatif Lebih Lambat Bila Dibandingkan

    Dengan Solution Gas Drive

    Penurunan Laju Produksi Lebih Lambat Bila Dibandingkan Dengan

    Solution Gas Drive

    Produksi Air Sangat Sedikit ( Mendekati 0 ) & RF = 20% - 40%

    4. Segretion Drive

    Segregation drive reservoir atau gravity drainage merupakan energi

    pendorong minyak bumi yang berasal dari kecenderungan gas, minyak,

    dan air membuat suatu keadaan yang sesuai dengan massa jenisnya

    (karena gaya gravitasi).

    Ciri-ciri:

    Produksi air kecil, atau hampir tidak ada

  • 8/10/2019 Modul Ssc Petroforia 2014

    33/58

    30

    Besarnya gravity drainage dipengaruhi oleh gravity minyak,

    permeabilitas zona produktip, dan juga dari kemiringan dari

    formasinya

    Faktorfaktor kombinasi seperti misalnya, viskositas rendah,

    specific gravity rendah, mengalir pada atau sepanjang zona dengan

    permeabilitas tinggi dengan kemiringan lapisan cukup curam, ini

    semuanya akan menyebabkan perbesaran dalam pergerakan minyak

    dalam struktur lapisannya

    RF bervariasi

    5. Combination Drive

    Reservoir combination drivemerupakan reservoir dengan gabungan dua

    atau lebih mekanisme pendorong yang telah diterangkan diatas.

    Reservoir combination drive dapat memiliki solution gas drive dan

    water drive sekaligus, atau water drive, solution gas drivedan gas cap

    drive sekaligus. Perilaku dari reservoir combination drive lebih sulit

    diramalkan dibandingkan reservoir dengansingle drivesaja.

    3.5. Karakteristik Reservoir

    Karakteristik suatu reservoir sangat dipengaruhi oleh karakteristik batuan

    penyusunnya, fluida reservoir yang menempatinya dan kondisi reservoir itu

    sendiri, yang satu sama lain akan saling berkaitan. Ketiga faktor itulah yang

    akan kita bahas dalam mempelajari karakteristik reservoir. Batuan adalah

    kumpulan dari mineral-mineral, sedangkan suatu mineral dibentuk dari

    beberapa ikatan kimia. Komposisi kimia dan jenis mineral yang menyusunnya

    akan menentukan jenis batuan yang terbentuk.

  • 8/10/2019 Modul Ssc Petroforia 2014

    34/58

    31

    Batuan reservoir umumnya terdiri dari batuan sedimen, yang berupa

    batupasir dan karbonat (sedimen klastik) serta batuan shale (sedimen non-

    klastik) atau kadang-kadang volkanik. Masing-masing batuan tersebut

    mempunyai komposisi kimia yang berbeda, demikian juga dengan sifat

    fisiknya. Komponen penyusun batuan serta macam batuannya dapat dilihat pada

    Gambar 2.1.

    Sandstone100 %

    Shale100 %

    Limestone100 %

    LimySandstone

    ShalySandstone

    SandyLimestone

    SandyShale

    ShalyLimestone

    LimyShale

    Gambar 2.1. Di agram Komponen Penyusun Batuan

    1. Komposisi Kimia Batuan Reservoir

    Unsur-unsur atau atom-atom penyusun batuan reservoir perlu

    diketahui, karena jenis dan jumlah atom-atom tersebut akan

    menentukan sifat-sifat dari mineral yang terbentuk, baik sifat-sifat

    fisik maupun sifat-sifat kimiawinya.

    2. Komposisi Kimia Batupasir

    Batupasir (sandstone) merupakan batuan yang paling sering dijumpai

    di lapangan sebagai batuan reservoir. Batu pasir merupakan hasil dari

  • 8/10/2019 Modul Ssc Petroforia 2014

    35/58

    32

    proses sedimentasi mekanik, yaitu berasal dari proses pelapukan dan

    disintegrasi, yang kemudian tertransportasi serta mengalami proses

    kompaksi dan pengendapan. Pori-pori pada batupasir terbentuk secara

    primer bersamaan dengan proses pengendapan. Setelah pengendapan,

    dapat terjadi perubahan pada pori-pori batupasir, yang merupakan

    akibat dari sementasi, pelarutan serta proses sekunder lainnya,

    sehingga porositas batupasir bersifat intergranular. Berdasarkan

    mineral penyusunnya serta kandungan mineralnya, maka batupasir

    dibagi menjadi tiga kelompok, yaitu orthoquartzites, pasir lempungan

    (graywacke), dan arkose.

    a. Orthoquartzites, orthoquartzites merupakan jenis batuan sedimen

    yang terbentuk dari proses sedimentasi yang menghasilkan unsur

    silika yang tinggi, tanpa mengalami metaformosa dan pemadatan,

    terutama terdiri atas mineral kwarsa (quartz) dan mineral lainnya

    yang stabil. Proses metamorfosa adalah proses perubahan mineral

    batuan, karena adanya kondisi yang berbeda dengan kondisi awal.

    Material pengikatnya (semen) terutama terdiri atas karbonat dan

    silika. Orthoquartzites merupakan jenis batuan sedimen yang

    relatif bersih yaitu bebas dari kandungan shale dan clay.

    b. Graywacke, graywacke merupakan jenis batupasir yang tersusun

    dari unsur-unsur mineral yang berbutir besar, yaitu kwarsa, clay,

    mika flake {KAl2(OH)2 AlSi3O10}, magnesite (MgCO3), fragmen

    phillite, fragmen batuan beku, feldspar dan mineral lainnya.

    Indikator yang dapat digunakan untuk mengidentifikasi batuan

    jenis ini adalah adanya mineral illite. Sortasi (pemilahan) butir

    pada graywacke tidak bagus karena adanya matriks-matriks

    batuan. Hal ini juga menyebabkan berkurangnya porositas

    batuannya. Material pengikatnya adalah clay dan karbonat.

  • 8/10/2019 Modul Ssc Petroforia 2014

    36/58

    33

    c. Arkose, arkose merupakan jenis batupasir yang tersusun dari

    kuarsa sebagai mineral yang dominan, dan feldspar (MgAlSi3O8).

    Selain dua mineral utama tersebut, arkose juga mengandung

    mineral-mineral yang bersifat kurang stabil, seperti clay

    {Al4Si4O10(OH)8}, microline (KAlSi3O8), biotite

    {K(Mg,Fe)3(AlSi3O10)(OH)2} dan plagioklas

    {(Ca,Na)(AlSi)AlSi2O8}. Arkose mempunyai sortasi butiran yang

    kurang baik, dengan bentuk butir yang menyudut.

    3. Komposisi Kimia Karbonat

    Batuan karbonat yang dimaksud dalam bahasan ini adalah limestone,

    dolomite, dan yang bersifat diantara keduanya. Limestone adalah

    istilah yang biasa dipakai untuk kelompok batuan yang mengandung

    paling sedikit 80 % calcium carbonate atau magnesium. Istilah

    limestone juga dipakai untuk batuan yang mempunyai fraksi karbonat

    melebihi unsur non-karbonatnya. Pada limestone fraksi disusun

    terutama oleh mineral calcite, sedangkan pada dolomite mineral

    penyusun utamanya adalah mineral dolomite.

    a. Limestone, komposisi kimia limestone dapat menggambarkan

    adanya sifat dari komposisi mineralnya yang cukup padat, karena

    pada limestone sebagian besar terbentuk dari calcite, bahkan

    jumlahnya bisa mencapai lebih dari 95%. Unsur lainnya yang

    dianggap penting adalah MgO, bila jumlahnya lebih dari 1% atau

    2%, maka menunjukkan adanya mineral dolomite.

    b. Dolomite adalah jenis batuan yang merupakan variasi dari

    limestone yang mengandung unsur carbonate lebih besar dari 50

    %, sedangkan untuk batuan-batuan yang mempunyai komposisi

    pertengahan antara limestone dan dolomite akan mempunyai nama

    yang bermacam-macam tergantung dari unsur yang dikandungnya.

  • 8/10/2019 Modul Ssc Petroforia 2014

    37/58

    34

    Batuan yang unsur calcite-nya melebihi dolomite disebut dolomite

    limestone, dan yang unsur dolomite-nya melebihi calcite disebut

    dengan limy, calcitic, calciferous atau calcitic dolomite. Komposisi

    kimia dolomite pada dasarnya hampir mirip dengan limestone,

    kecuali unsur MgO merupakan unsur yang penting dan jumlahnya

    cukup besar.

    4. Komposisi Kimia Shale

    Pada umumnya unsur penyusun shale ini terdiri dari lebih kurang 58

    % silicon dioxide (SiO2), 15 % alumunium oxide (Al2O3), 6 % iron

    oxide (FeO) dan Fe2O3. 2 % magnesium oxide (MgO), 3 % calcium

    oxide (CaO), 3 % potasium oxide (K2), 1 % sodium oxide (Na2), dan 5

    % air (H2O). Dalam keadaan normal, shale mengandung sejumlah

    besar quartz, silt, bahkan jumlah ini dapat mencapai 60%. Pada

    keadaan tertentu, beberapa shale bisa mengandung silika dengan

    kandungan tinggi yang bukan berasal dari silt. Kandungan silika yang

    berlebihan didapatkan pada bentuk kristalin quartz yang sangat halus,

    calcedony atau opal. Shale yang kaya besi lebih banyak pyrite atau

    siderit, atau silikat besi, yang kesemuanya itu secara tidak langsung

    menunjukkan bahwa pada kondisi lingkungan pengendapan paling

    tidak terjadi penurunan atau bahkan kekurangan unsur silika.

    3.6. Komposisi Kimia Hidrokarbon

    Bentuk dari senyawa hidrokarbon merupakan senyawa alamiah, dapat

    berupa gas, cair atau padatan tergantung dari komposisinya yang khusus serta

    tekanan dan temperatur yang mempengaruhinya. Endapan hidrokarbon yang

    berbentuk cair dikenal sebagai minyak bumi, sedangkan yang berbentuk gas

    dikenal sebagai gas bumi.

  • 8/10/2019 Modul Ssc Petroforia 2014

    38/58

    35

    Hidrokarbon adalah senyawa yang terdiri dari atom karbon dan hidrogen.

    Senyawa karbon dan hidrogen mempunyai banyak variasi, yang berdasarkan

    jenis rantai ikatannya dibagi menjadi dua golongan, yaitu :

    1. Golongan Asiklik, hidrokarbon jenis ini mempunyai rantai ikatan

    antar atom yang terbuka, terdiri dari hidrokarbon jenuh dan

    hidrokarbon tak jenuh

    a. Golongan Hidrokarbon Jenuh, seri homolog dari hidrokarbon ini

    mempunyai rumus umum CnH2n+2 dan mempunyai ciri dimana

    atom-atom karbon diatur menurut rantai terbuka dan masing-

    masing atom dihubungkan oleh ikatan tunggal, dimana tiap-tiap

    valensi dari satu atom C berhubungan dengan atom C

    disebelahnya. Seri homolog hidrokarbon ini biasanya dikenal

    dengan nama alkana (Inggris : alkene) dimana penamaan anggota

    seri homolog ini disesuaikan dengan jumlah atom karbon dalam

    sebutan Yunani dan diakhiri dengan akhiran ana (Inggris :

    ane).

  • 8/10/2019 Modul Ssc Petroforia 2014

    39/58

    36

    Contoh dari senyawa hidrokarbon golongan alkana adalah :

    N a m a Rumus Molekul Rumus Bangun

    EtanaC2H6

    H H

    HCCH

    H H

    Propana C3H8

    H H H

    HCCCH

    H H H

    Butana C4H10

    H H H H

    HCCCCH

    H H H H

    dan seterusnya.

    Dalam senyawa hidrokarbon sering dijumpai molekul yang

    berlainan susunannya, tetapi rumus kimianya sama, atau dengan

    kata lain senyawa hidrokarbon dapat mempunyai rumus molekul

    sama tetapi rumus bangun berbeda. Keadaan semacam ini disebut

    sebagai isomeri, sedangkan masing-masing senyawa hidrokarbon

    yang mempunyai sifat tersebut dikenal dengan isomer.

  • 8/10/2019 Modul Ssc Petroforia 2014

    40/58

    37

    b. Golongan Hidrokarbon Tak Jenuh, hidrokarbon ada yang

    mempunyai ikatan rangkap dua ataupun rangkap tiga (triple), yang

    digunakan untuk mengikat dua atom C yang berdekatan. Oleh

    karena itu, valensi yang semula tersedia untuk mengikat atom

    hidrokarbon telah digunakan untuk mengikat atom C yang

    berdekatan, dengan cara ikatan rangkap dua yang mengikat dua

    atom C, maka hidrokarbon seperti ini disebut hidrokarbon tak

    jenuh atau disebut juga sebagai keluarga alkena (Inggris : alkene) .

    Senyawa hidrokarbon tak jenuh yang dijelaskan di atas adalah

    yang hanya mempunyai satu ikatan rangkap dua yang lebih dikenal

    dengan deretan olefin. Ada juga hidrokarbon tak jenuh yang

    mempunyai dua ikatan rangkap dua yang disebut deretan diolefin.

    Rumus umum seri diolefin adalah CnH2n-2, sedangkan

    penamaannya menggunakan akhiran adiena, sebagai contoh

    adalah sebagai berikut :

    CH2= C = CH - CH3 CH2= CH - CH = CH2

    1,2 - Butadiena 1,3 - Butadiena

    Derajat ketidakjenuhan dari seri diolefin lebih tinggi daripada seri

    olefin. Secara kimiawi senyawa diolefin reaktif seperti olefin dan

    secara fisik mempunyai sifat yang hampir sama dengan alkana.

    Senyawa hidrokarbon tak jenuh juga ada yang mempunyai ikatan

    rangkap tiga, yang sering disebut sebagai seri asetilen. Rumus

    umumnya adalah CnH2n-2, dimana terdapat ikatan rangkap tiga

    yang mengikat dua atom karbon yang berdekatan. Pemberian nama

    sama dengan deret alkena dengan memberikan akhiran una. Sifat

    deret asetilen hampir sama dengan alkena, sedangkan sifat

  • 8/10/2019 Modul Ssc Petroforia 2014

    41/58

    38

    kimianya hampir sama dengan alkena dimana keduanya lebih

    reaktif dari alkana.

    2. Golongan Siklik, Sedangkan hidrokarbon golongan siklik mempunyai

    rantai tertutup (susunan cincin). Golongan ini terdiri dari naftena dan

    aromatik.

    a. Golongan Naftena

    Golongan naftena sering disebut golongan sikloparafin, atau

    golongan sikloalkana, yang mempunyai nrumus umum CnH2n..

    Golongan ini dicirikan oleh adanya atom C yang diatur menurutrantai tertutup (berbentuk cincin) dan masing-masing atom

    dihubungkan dengan ikatan tunggal.

    Contoh dari senyawa hodrokarbon golongan naftena adalah :

    CH2

    CH2 CH2

    CH2 CH2

    CH2

    CH2 CH2

    CH2 CH2

    CH2

    Siklo-heksana Siklo-pentana

    b. Golongan Aromatik

    Pada deret ini hanya terdiri dari benzena dan senyawa-senyawa

    hidrokarbon lainnya yang mengandung benzena. Rumus umum

    dari golongan ini adalah CnH2n-6, dimana cincin benzena

  • 8/10/2019 Modul Ssc Petroforia 2014

    42/58

    39

    merupakan bentuk segi enam dengan tiga ikatan tunggal dan tiga

    ikatan rangkap dua secara berselang-seling, sebagi berikut

    CH

    CH CH

    CH CH

    CH

    n - Benzena

    Adanya tiga ikatan rangkap pada cincin benzena seolah-olah

    memberi petunjuk bahwa golongan ini sangat reaktip. Tetapi pada

    kenyataannya tidaklah demikian, golongan ini tidak sestabil

    golongan parafin. Jadi deretan benzena tidak menunjukkan sifat

    reaktip yang tinggi seperti olefin. Secara sederhana dapat

    dikatakan bahwa sifat benzena ini pertengahan antara golongan

  • 8/10/2019 Modul Ssc Petroforia 2014

    43/58

    40

    parafin dan olefin. Ikatan-ikatan dari deret hidrokarbon aromatik

    terdapat dalam minyak mentah yang merupakan sumber utamanya.

    Pada suatu suhu dan tekanan standar, hidrokarbon aromatik ini

    dapat berada dalam bentuk cairan atau padatan. Benzena

    merupakan zat cair yang tidak berwarna dan mendidih pada

    temperatur 176oF. Nama hidrokarbon aromatik diberikan karena

    anggota deret ini banyak yang memberikan bau harum.

    Keluarga hidrokarbon dikenal sebagai seri homolog, anggota dari

    seri homolog ini mempunyai struktur kimia dan sifat-sifat fisiknyadapat diketahui dari hubungan dengan anggota deret lain yang sifat

    fisiknya sudah diketahui. Sedangkan pembagian tingkat dari seri

    homolog tersebut didasarkan pada jumlah atom karbon pada

    struktur kimianya.

  • 8/10/2019 Modul Ssc Petroforia 2014

    44/58

    41

    BAB IV

    TEKNIK PEMBORAN

    4.1. Sejarah Pengeboran

    Pengusahaan secara modern minyak bumi dunia terjadi pada saat

    pemboran minyak bersejarah yang dilakukan oleh Kolonel William Drake di

    Titusvile, Pennsylvania, Amerika Serikat pada tahun 1859, yang menemukan

    minyak pada kedalaman 69 kaki. Pemboran minyak pertama di Indonesia telah

    dilaksanakan pada tahun 1871 di desa Maja, Majalengka, Jawa Barat oleh

    seorang pengusaha Belanda benama Jan Reerink, namun sumur ini gagal

    menghasilkan minyak. Titik balik Industri minyak di Indonesia terjadi ketika

    pada tahun 1885, A.J. Zijkler, seorang pemimpin perkebunan tembakau Belanda

    berhasil menemukan sumur Telaga Tunggal I yang bernilai komersial di daerah

    Telaga Said, Pangkalan Brandan, Sumatera Utara. Inilah yang menjadi titik

    pangkal pendirian perusahaan raksasa yang terkenal dengan nama The Royal

    Dutch pada Tanggal 16 Juli 1890. Segeralah berdiri pabrik penyulingan di

    Pangkalan Brandan dan pipa-pipa serta tangki-tangki dan kapal-kapal tanker.

    Pada Tanggal 1 Maret 1892 pabrik mulai berproduksi dan hasilnya mulai dijual

    dan bersaing di pasaran bebas dunia dengan Minyak Amerika, Rusia dan Cina.

  • 8/10/2019 Modul Ssc Petroforia 2014

    45/58

    42

    4.2. Sistem-sistem pada Rig & Jenis-jenis Rig

    5 system di rig!

    1. System angkat (hoisting system): Alat untuk menaikkan dan menurunkan

    drill string, casing string atau peralatan-peralatan lain. Contoh traveling

    block, elevator,drawwork, crown block

    2. System putar (rotating system) : Sistem penggerak putar yang

    meneruskan gaya putar dari permukaan ke dalam lubang bor. Contoh top

    drive, drill string.

    3. System sirkulasi (circulating system) : untuk memindahkan serpih bor

    (rock cutting) dari lubang sumur pada saat pemboran berjalan dgn fluida

    pemboran. Contoh shale shaker, desander, desilter, degasser, centrifuge,

    mud pit.

    4. BOP System : Sistem yang berfungsi untuk mencegah semburan liar

    fluida (kick/blow-out) dari dalam formasi batuan melalui lubang bor akibat

    tekanan yang tinggi.

    5. Power system : Merupakan sistem daya yang digunakan selama operasi

    pemboran berlangsung.

    Jenis-jenis Rig :

    1. land rig: mobile rig dan workover rig.

    2. offshore rig: swamp barge (2-4 m), Jack up (35-45 m), drill ship (800-1000

    M), semi submersible (300-500 m).

    Jenis-jenis sumur berdasarkan bentuk lubang sumurnya :

    1. Vertical

    2. J shape

    3. S shape

    4. Horizontal

  • 8/10/2019 Modul Ssc Petroforia 2014

    46/58

    43

    5. Multilateral

    Depth refrence :

    1. True Measured Depth (TMD)

    TMD SS (sub sea)

    TMD RT (rotary table)

    2. True Vertical Depth (TVD)

    TVD SS (sub sea)

    TVD RT (rotary table)

    4.3. Lumpur

    Lumpur pemboran adalah campuran fluida yang komplek yang terdiri atas zat

    kimia dan padatan yang secara terus menerus dipompakan dan disirkulasikan

    dari mud pits dgn tekanan tinggi ke lubang sumur melalui drill string dan

    kembali ke permukaan melalui annulus selama proses pemboran.

    Fungsi Lumpur Pemboran :

    1. Mengontrol tekanan hidrostatik

    2. Mengangkat cutting dari dasar sumur

    3. Membentuk Mudcake yang tipis dan licin

    4. Mendinginkan dan melumasi drill string sehingga bisa mengurangi panas

    yang diderita

    5. Cutting Suspension (mencegah cutting jatuh lagi ketika sirkulasi lumpur

    berhenti)

    6. Media Logging missal SP log

    7. Mencegah terjadinya collapse/runtuh dari dinding sumur

  • 8/10/2019 Modul Ssc Petroforia 2014

    47/58

    44

    4.4. Casing

    Casing berupa kelongsong baja dengan panjang berkisar antara 16 sampai 34 ft,

    dengan diameter bervariasi dari 4,5 inci sampai 30 inci. Fungsi utama casing

    adalah menyekat lubang pemboran sehingga tidak terjadi hubungan antar

    formasi yang berdekatan, mempertahankan kestabilan lubang bor sehingga

    tidak gugur serta melindungi lingkungan dari pengaruh filtrat lumpur pemboran

    yang lolos di sekitar lubang. Umumnya dalam pemboran minyak/gas

    memerlukan beberpa tipe casing, yaitu :

    1. Conductor Casing

    2. Surface Casing

    3. Intermediate Casing

    4. Production Casing

    Fungsi Casing :

    1. mencegah lubang sumur collapse

    2. mengisolasi fluida di lubang sumur dgn fluida di formasi

    3. meminimisasi kerusakan karena proses pemboran dan lingkungan bawah

    permukaan

    4. menyediakan konduit yang tahan tekanan dan temperatur tinggi

    5. mengisolasi hubungan antara formasi/reservoir di lubang sumur.

    Tujuan Penyemenan Casing :

    1. Melekatkan casing dengan formasi

    2. Mencegah terjadinya hubungan antar formasi

    3. Menjaga dari tekanan formasi yang berlebihan

    4. Mencegah korosi

    5. Mengisolasi zona berbahaya, agar pemboran dapat dilanjutkan.

    Untuk melihat kualitas dari penyemenan dilakukan logging yang disebut dengan

    cement bond logging (CBL).

  • 8/10/2019 Modul Ssc Petroforia 2014

    48/58

    45

    Jenis-jenis Penyemenan :

    Primary cementing: penyemenan casing

    Secondary cementing : memperbaiki primary cementing, menutup lubang

    perforasi, menutup kebocoran casing, menutup sumur (cement plug).

    Macam-macam Secondary Cementing :

    Plug Back Cementing

    Re-Cementing

    Squeze Cementing

    4.5. Packer & Bit

    Packer dapat didefinisikan sebagai peralatan bawah permukaan yang digunakan

    untuk menyekat antara tubing dengan casing, untuk mencegah aliran vertikal di

    sepanjang annulus casing-tubing.

    Jenis-jenis Packer :

    1. Retrievable

    2. Permanent

    3. Permanent retrievable

    4. Inflatable

    Jenis-jenis Bit :

    Fixed bit : mata bit tidak dapat berputar dan digunakan untuk formasi

    lunak.

    Roller bit: mata bit dapat berputar dan digunakan untuk formasi keras.

  • 8/10/2019 Modul Ssc Petroforia 2014

    49/58

    46

    BAB V

    WELL LOGING

    5.1. Pengetian Logging

    Loggingadalah merupakan salah satu metode pengukuran perekaman besaran-

    besaran fisik batuan reservoir terhadap kedalaman lubang bor. Logging

    memberikan data-data yang diperlukan untuk mengevaluasi secara kuantitas

    banyaknya hidrokarbon di lapisan pada situasi dan kondisi yang sesungguhnya.

    Data yang didapatkan seperti porositas dan saturasi air.

    Logging terdiri dari dua yaitu :

    1. Measured while drilling (MWD) : logging yang dilakukan pada saat

    drilling dan alat logging berada pada rangkaian drill string.

    2. Wireline logging : logging yang dilakukan setelah proses drilling

    menggunakan wireline unit.

    Bagian-bagian log

    Kepala Log

    Kolom Log

    Skala kedalaman

    Skala kurva

    Corak kurva

    Jenis-jenis well logging

    1. Log radioaktif : gamma ray (menentukan shale dan non shale), neutron,

    density (menentukan porositas)

    2. Log listrik: SP log (menentukan lapisan shale dan non shale)

    3. Log suara: Sonic log (menentukan porositas)

    4. Log tambahan: Log caliper (menentukan diameter lubang bor).

  • 8/10/2019 Modul Ssc Petroforia 2014

    50/58

    47

    BAB VI

    WELL COMPLETION & WORKOVER

    6.1. Well Completion

    Tujuan well completion untuk mendapatkan laju produksi yang optimum

    selama masa produksi sumur.

    Faktor yang harus dipertimbangkan dalam penentuan well completion :

    Ekonomis : Laju produksi yang diinginkan, Investasi yang diperlukan

    sekecil mungkin Reservoir : Jumlah cadangan gas/minyak di setiap zona lapisan, Tenaga

    pendorong reservoir, Keperluan akan well stimulation, Keperluan akan

    pengontrolan pasir

    Mekanis : Konfigurasi komplesi sumur dibuat sesederhana mungkin

    sehingga memudahkan kerja ulang, Pertimbangan pengangkatan buatan,

    Kemungkinan project EOR dimasa yang akan datang

    Klasifikasi well completion

    1. Berdasarkan program pemasangan pipa selubung

    komplesi lubang terbuka (openhole)

    komplesi perforasi (perforated completion/cased hole)

    komplesi liner (liner completion)

    2. Berdasarkan jumlah zona yang diproduksi suatu sumur

    Zona tunggal (single completion)

    Zona banyak (multiple completion)

  • 8/10/2019 Modul Ssc Petroforia 2014

    51/58

    48

    6.2. Workover

    Workover atau kerja ulang adalah salah satu kegiatan dalam usaha

    meningkatkan produktivitas dengan cara memperbaiki problem atau

    memperbaiki kerusakan sumur sehingga diperoleh kembali laju produksi yang

    optimum.

    Jenis-jenis workover :

    1. Stimulasi, termasuk diantaranya:

    2. Acidizing: pengasaman

    3. Hydraulic fracturing: membuat rekahan di formasi produktif

    4. Steam stimulation : menginjeksikan uap panas untuk menstimulasi

    sumur

    5. Squeeze cementing: penyemenan ulang

    6. Reperforation: pelubangan sumur ulang

    7. Recompletion: komplesi ulang

    8. Sand control: pengontrolan pasir

    Perforasi adalah proses penembakan lapisan produktif untuk mengalirkan

    fluida ke lubang sumur. Ada dua jenis perforasi yaitu :

    1. Inner jet : hanya satu arah tembakan

    2. High shoot density (HSD) : ke segala arah

    Jenis-jenis problem produksi

    1. Problem kepasiranikut terproduksinya pasir bersama dengan aliran fluida

    reservoir. Problem ini umumnya terjadi pada formasi-formasi yang dangkal,

    berumur batuan tersier terutama pada seri miocene. Penyebab problem

    kepasiran antara lain :

    Tenaga Pengerukan ( drag force )

  • 8/10/2019 Modul Ssc Petroforia 2014

    52/58

    49

    Penurunan Kekuatan Formasi

    Penurunan Tekanan Formasi

    Tingginya Kapasitas Produksi

    Penambahan Saturasi Air

    2. Problem coning( gas dan air) adalah peristiwa terproduksinya air dan gas

    lebih awal dari perkiraan akibat adanya gangguan kesetimbangan dari

    gradient tekanan dan gaya gravitasi dalam aliran fluida. Penyebab coning

    antara lain :

    Adanya tekanan drowdownyang besar di sekitar lubang sumur Reservoir dengan permeabilitas tinggi menunjukan kecenderungan

    terjadinya masalah coning rendah karena tekanan drawdown di sekitar

    lubang sumur kecil.

    Laju produksi yang melebihi laju alir kritis water coning dan gas coning

    3. Problem scale merupakan endapan yang terbentuk dari proses kristalisasi

    dan pengendapan mineral yang terkandung dalam air formasi. Pembentukan

    scale biasanya terjadi pada bidang-bidang yang bersentuhan secara langsung

    dengan air formasi selama proses produksi, seperti pada matrik dan rekahan

    formasi, lubang sumur, rangkaian pompa dalam sumur (downhole pump),

    pipa produksi, pipa selubung, pipa alir, serta peralatan produksi di

    permukaan (surface facilities)

    4. Problem korosi merupakan suatu proses penurunan mutu suatu material

    logam. Hal ini dapat terjadi oleh lingkungan dengan peristiwa kimia atau

    elektrokimia sehingga timbul kesetimbangan antara logam dengan

    lingkunganya

    5. Problem paraffin akibat endapan organik ini umumnya disebabkan oleh

    perubahan komposisi hidrokarbon , kandungan wax (lilin) di dalam crude

  • 8/10/2019 Modul Ssc Petroforia 2014

    53/58

    50

    oil, turunnya temperatur dan tekanan, sehingga minyak makin mengental

    (pengendapan parafinik) dan menutup pori-pori batuan. Penyebab problem

    parafin antara lain :

    Turunnya tekanan reservoir

    Hilangnya fraksi ringan minyak

    Pemindahan panas dari minyak ke dinding pipa dan diteruskan ke

    tempat sekitarnya.

    Aliran cairan yang tidak tetap dan tidak merata.

    Kecepatan aliran dan kekasaran dinding pipa.

    Terhentinya aliran fluida

  • 8/10/2019 Modul Ssc Petroforia 2014

    54/58

    51

    BAB VII

    PETROLEUM FIELD PROCESSING

    7.1. Surface Equipment

    1. Wellhead merupakan peralatan untuk dudukan (menggantungnya) casing

    atau tubing

    2. Christmas treemerupakan rangkaian dari valve dan fitting yang digunakan

    untuk mengontrol tekanan dari aliran produksi dan peralatan yang termasuk

    di dalamnya adalah sambungan atas kepala tubing.

    3. Separator & HC Processing chart

    Separator, digunakan untuk memisahkan gas, oil, dan water yang langsung

    berasal dari sumur.

    Jenis separator :

    1. Berdasarkan bentuk : horizontal, vertikal, spherical (bulat)

    2. Berdasarkan tekanan operasi : High pressure, medium pressure dan low

    pressure

    3. Berdasarkan fasa : dua fasa dan tiga fasa

  • 8/10/2019 Modul Ssc Petroforia 2014

    55/58

    52

    BAB VIII

    TAHAPAN RECOVERY

    8.1. Recovery

    Tahapan Recovery :

    1. Primary Recovery, tenaga pendorong dari alam

    2. Secondary Recovery, menginjeksikan fluida yang sejenis dengan fluida

    reservoir, misalnya air atau gas methan

    3. Tertiary Recovery, menginjeksikan fluida yang tidak sejenis dengan fluida

    reservoir seperti chemical (surfactant, polymer, dan alkaline/kaustik)

    8.2. Artificial Lift

    Dengan berjalannya waktu, maka tekanan reservoir akan menurun dan untuk

    dapat mempertahankan laju produksi, maka sumur-sumur diberikan sistem

    pengangkatan buatan atau yang sering disebut dengan artificial lift.

    Jenis-jenis Artificial Lift :

    1. Gas lift : menginjeksikan gas ke dalam tubing agar densitas minyak turunsehingga dapat diproduksikan

    2. Electric submersible pump (ESP)/ reda pump: pompa bawah permukaan

    dimana energinya dari energy listrik yang berasal dari permukaan. Untuk

    laju produksi yang tinggi.

    3. Sucker rod pump (SRP)/pompa angguk : pompa bawah permukaan dan

    umunya untuk laju produksi yang kecil

    4. Progressive cavity pump (PCP): pompa yang teridir dari stator dan rotor

    dan mempunyai effisiensi yang tinggi.

    5. Plunger lift

    6. Hydraulic pumping unit (HPU)

    7. Jet pump

  • 8/10/2019 Modul Ssc Petroforia 2014

    56/58

    53

    8.3. Enhanced oil recovery (EOR)

    EOR adalahpengurasan minyak tahap lanjut merupakan sebuah metode yang

    menggunakan tenaga atau material dari luar untuk mengambil hidrokarbon yang

    tidak dapat diambil, baik secara natural flow atau artificial lift.

    Jenis-jenis EOR :

    1. Water flooding : menginjeksikan air kedalam formasi dengan harapan

    airnya akan mendorong minyak ke sumur produksi

    2. Thermal methods : steamflooding (menginjeksikan uap panas) dan insitu

    combustion (membakar sebagian minyak sehingga viskositas minyak turun).

    3. Chemical methods: polymer, surfactant, caustik (Alkaline)

    4. Miscible flooding: HC gas, CO2, nitrogen

    5. MEOR: menginjeksikan bakteri/mikroba.

    Miscible: proses injeksi dimana fluida injeksi bercampur dengan hidrokarbon,

    misal injeksi methane atau CO2.

    Immiscible : proses injeksi dimana fluida injeksi tidak bercampur dengan

    hidrokarbon, misal injeksi air (waterflooding).

  • 8/10/2019 Modul Ssc Petroforia 2014

    57/58

    54

    BAB IX

    PENGETAHUAN UMUM INDUSTRI MIGAS

    9.1. Convertion

    1 m3= 6.29 bbl

    1 m3= 1000 liter

    1 bbl = 159 liter

    1 bbl = 42 galon

    1 galon = 3.785 liter

  • 8/10/2019 Modul Ssc Petroforia 2014

    58/58

    Perusahaan CEO/Chairman Markas

    Total Christophe de Margerie Paris, France

    Chevron John S. Watson San Ramon, California, U.S

    Pertamina Karen Agustiawan Jakarta

    Schlumberger CEO: PaalKibsgaard

    CFO: Simon Ayat

    Houston, Texas; Paris and The

    Hague

    Petronas Tan Sri ShamsulAzhar Bin

    Abbas

    KL

    Saudi Aramco Khalid A. Al-Falih

    (President & CEO)

    Dhahran, Saudi Arabia

    ExxonMobil Rex W. Tillerson Texas

    Conoco Philips Ryan Lance Houston Energy Corridor,

    Houston, Texas, U.S.

    British Petroleum William Knox D'Arcy

    (membiayaieksplorasiawal)

    Donald Alexander Smith

    (chairman pendiri)

    Tony Hayward (CEO

    sekarang)

    London, KerajaanBersatu

    Petrobras

    (PetrleoBrasileiro

    S.A.)

    Maria das Graas Foster

    (CEO)

    AlmirGuilhermeBarbassa

    (CFO)

    Rio de Janeiro

    Gazprom Viktor Zubkov (Chairman)

    Alexei Miller (Vice-

    Chairman and CEO)

    16 Nametkinast., Moscow,

    Russia

    Shell JormaOllila, Chairman

    Jeroen van der Veer, CEO

    Markasbesarperusahaaniniberada

    di Den Haag,

    Belandadenganmarkasbesar

    legal di London, Britania Raya.

    Petrochina Jiang Jiemin

    (Chairman)

    Zhou Jiping

    (CEO)

    Dongcheng District, Beijing,

    China

    Halliburton David Lesar

    (chairman,president,CEO)

    Erle P. Halliburton(founder)

    Houston, Texas, USA

    Dubai, UAE

    Baker Hughes Mr. Martin S. Craighead American General Center

    Houston, Texas, U.S.