PROPOSALQ.doc
-
Upload
kayn-sasory-akatzuki -
Category
Documents
-
view
56 -
download
0
description
Transcript of PROPOSALQ.doc
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Ilmu kimia merupakan salah satu cabang Ilmu Pengetahuan Alam
(IPA) yang menjelaskan tentang susunan, komposisi, struktur, sifat-sifat,
perubahan materi, serta perubahan energi. Ilmu kimia juga tidak hanya
mempelajari sifat zat, tetapi berusaha mencari prinsip yang mengatur sifat-
sifat materi tersebut serta merumuskan teori untuk menerangkan mengapa
hal itu terjadi (Purba, 2006).
Ilmu kimia memiliki karakteristik yang terdiri dari konsep yang
kompleks dan konsep yang abstrak. Konsep yang kompleks yaitu
fenomena kimia yang berhubungan dengan suatu gejala kimia yang dapat
dilihat atau dirasakan dengan panca indra, contohnya bagaimana garam
dapur dapat larut dalam air. Sedangkan konsep abstrak yaitu suatu
fenomena kimia yang tidak mudah dilihat secara langsung, contohnya
keberadaan atom, ion, dan molekul. Menurut Marsita, dkk (2009) bahwa
konsep yang kompleks dan abstrak dalam ilmu kimia menjadikan siswa
beranggapan bahwa pelajaran kimia merupakan pelajaran yang sulit.
Atom, molekul dan ion merupakan materi dasar kimia yang tidak tampak,
yang menuntut siswa dan mahasiswa membayangkan keberadaan materi
tersebut tanpa mengalami secara langsung.
Salah satu materi yang dianggap sulit oleh siswa adalah materi
struktur atom. Materi struktur atom adalah salah satu materi yang bersifat
abstrak dan kompleks. Bersifat abstrak karena materi ini tidak mudah
2
dilihat secara langsung dan membutuhkan daya imajinasi yang tinggi
untuk bisa menguasainya, contohnya teori perkembangan atom. Bersifat
kompleks karena materi struktur atom syarat dengan model-model,
gambar-gambar, aljabar, dan bentuk komputasi yang membutuhkan
keterampilan khusus untuk memahaminya. Salah satu contohnya yaitu
menentukan massa atom relatif (Ar).
Berdasarkan hasil observasi awal dan wawancara dengan guru
bidang studi kimia SMA Negeri 1 Gunung Sari didapatkan informasi
bahwa sebagian besar siswa belum mencapai ketuntasan minimal
khususnya pada materi struktur atom, dimana nilai kriteria ketuntasan
minimal (KKM) yang ditetapkan sekolah adalah 70. Hal ini disebabkan
karena pengajar kesulitan didalam menganalogikan konsep yang bersifat
abstrak didalam kehidupan sehari-hari. Selain itu pengajar kesulitan dalam
mengkongkritkan pembelajaran yang bersifat abstrak tersebut. Rendahnya
prestasi belajar juga dipengaruhi oleh metode pembelajaran yang
digunakan guru dalam proses pembelajaran berlangsung, dalam kegiatan
proses belajar mengajar dikelas guru lebih banyak menggunakan metode
ceramah. Sehingga dalam metode ini, yang berperan aktif dalam proses
belajar mengajar adalah guru. Siswa hanya mendengarkan sambil mencatat
sehingga penjelasan guru kurang diperhatikan, sehingga menyebabkan
kesulitan untuk menumbuhkan keaktifan belajar siswa. Hal ini disebabkan
oleh guru tidak mampu mengontrol sejauh mana siswa telah memahami
uraian materi yang diajarkan, dan berdampak rendah pada prestasi belajar
siswa.
3
Permasalahan yang sering muncul pada saat proses pembelajaran
yaitu masih kurangnya partisipasi dan aktivitas siswa pada saat
pembelajaran. Siswa enggan mengungkapkan pendapat atau bertanya
kepada guru secara langsung meskipun ada materi yang belum dipahami
sehingga interaksi antara guru dengan siswa tidak terjadi secara optimal.
Permasalahan-permasalahan di atas berakibat pada rendahnya prestasi
belajar siswa.
Salah satu alternatif untuk mengatasi permasalahan tersebut yaitu
dengan menerapkan model pembelajaran Question Student Have dengan
Media Animasi. Pembelajaran question student have merupakan
pembelajaran yang melatih peserta didik agar memiliki kemampuan dan
keterampilan dalam bertanya. Model pembelajaran question student have
digunakan untuk mempelajari tentang keinginan dan harapan siswa
sebagai dasar untuk memaksimalkan potensi yang siswa miliki. Model
pembelajaran question student have ini menggunakan sebuah teknik untuk
mendapatkan partisipasi siswa melalui tulisan. Hal ini sangat baik
digunakan pada siswa yang kurang berani mengungkapkan pertanyaan,
keinginan dan harapan-harapannya melalui percakapan (Zainab, 2009).
Untuk lebih memotivasi siswa dalam proses pembelajaran, maka model
pembelajaran question student have dikombinasikan dengan media
animasi.
Menurut Furoidah (2009), media animasi pembelajaran merupakan
media yang berisi kumpulan gambar yang diolah sedemikian rupa
sehingga menghasilkan gerakan dan dilengkapi dengan audio sehingga
4
berkesan hidup serta menyimpan pesan-pesan pembelajaran. Media
animasi pembelajaran dapat dijadikan sebagai perangkat ajar yang siap
kapan pun digunakan untuk menyampaikan materi pelajaran.
Penggabungan pembelajaran dengan menggunakan Question
Student Have dengan media animasi dapat membangkitkan keinginan dan
minat belajar siswa. Question Student Have dikembangkan untuk melatih
peserta didik agar memiliki kemampuan dan keterampilan bertanya. Media
animasi dapat memperjelas konsep-konsep yang rumit dan dapat
memotivasi siswa dalam belajar sehingga pembelajaran akan semakin
menarik dan menyenangkan sehingga prestasi belajar siswa bisa
meningkat.
Dari uraian di atas, maka perlu dilakukan penelitian dengan judul
“Pengaruh Model Pembelajaran Question Student Have dengan Media
Animasi terhadap prestasi belajar kimia siswa kelas X SMA Negeri I
Gunung Sari tahun pelajaran 2012 / 2013”.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian di atas, maka rumusan masalah yang dapat
diajukan dalam penelitian ini adalah Apakah ada pengaruh model
pembelajaran question student have dengan media animasi terhadap
prestasi belajar kimia siswa kelas X SMA Negeri I Gunung Sari tahun
pelajaran 2012/2013?
5
C. Tujuan Penelitian
Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah untuk
mengetahui pengaruh model pembelajaran question student have dengan
media animasi terhadap prestasi belajar kimia siswa kelas X SMA Negeri I
Gunung Sari tahun pelajaran 2012/2013.
D. Manfaat Penelitian
Manfaat penelitian ini dapat ditinjau dari dua segi yaitu manfaat
teoritis dan manfaat kritis.
1. Manfaat Teoritis
Secara teoritis penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sebagai
bahan acuan untuk memperkaya khazanah ilmu pengetahuan,
mengembangkan strategi pembelajaran dan dapat menjadi alternative
dalam mengatasi masalah pembelajaran.
Penggabungan pembelajaran question student have dengan
media animasi dapat mendorong siswa untuk berfikir dalam
memecahkan suatu soal dan menilai penguasaan siswa tentang bahan
pelajaran, membangkitkan minat siswa sehingga akan menimbulkan
keinginan untuk mempelajarinya juga menarik perhatian siswa dalam
belajar.
2. Manfaat Praktis
a. Bagi Siswa
Pengaruh model pembelajaran question student have dapat
membantu siswa lebih aktif dalam kegiatan belajar mengajar
6
sehingga pembelajaran akan lebih bermakna dan diharapkan siswa
terbiasa bisa belajar lebih mandiri dengan mengurangi
ketergantungan pada guru dan dengan adanya media animasi siswa
dapat termotivasi dalam belajar.
b. Bagi Guru
Sebagai masukan untuk tenaga pengajar kimia bahwa dengan
menggunakan model pembelajaran question student have sebagai
salah satu model pembelajaran dapat menigkatkan prestasi belajar
siswa, serta dapat mengurangi dominasi guru dalam pembelajaran.
c. Bagi Sekolah
Penelitian ini dapat memberikan sumbangan pemikiran bagi
pengelolah sekolah dalam rangka perbaikan teknik dan model
pembelajaran yang bervariasi.
E. Ruang Lingkup Penelitian
Ruang lingkup penelitian ini terbatas pada hal-hal sebagai berikut :
1. Variabel Penelitian
Variabel penelitian pada dasarnya adalah segala sesuatu yang
berbentuk apa saja yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari
sehingga diperoleh informasi tentang hal tersebut, kemudian ditarik
kesimpulnnya (Sugiyono, 2012).
Pada penelitian ini terdapat dua variabel yaitu variabel
independen (variabel bebas) dan variabel dependen (variabel terikat).
Variabel independen (variabel bebas) merupakan variabel yang
mempengaruhi atau yang menjadi sebab perubahannya atau timbulnya
7
variabel dependen (terikat). Variabel dependen (variabel terikat)
merupakan variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat
karena adanya variabel bebas (Sugiyono, 2012). Adapun variabel
bebas dalam penelitian ini adalah model pembelajaran question
student have dengan media animasi dan variabel terikatnya adalah
prestasi belajar.
2. Lokasi Penelitian
Penelitian ini akan dilaksanakan di SMA Negeri 1 Gunung
Sari tahun pelajaran 2012/2013.
3. Subjek Penelitian
Subjek dalam penelitian ini adalah siswa kelas X SMA Negeri
1 Gunung Sari tahun pelajaran 2012/2013.
4. Objek Penelitian
Penelitian ini terbatas pada pengaruh model pembelajaran
question student have dengan media animasi terhadap prestasi
belajar kimia siswa kelas X SMA Negeri 1 Gunung Sari tahun
pelajaran 2012/2013.
F. Definisi Operasional
Agar menghindari terjadinya kesalah pahaman terhadap makna
judul dalam penelitian ini, perlu dijelaskan istilah-istilah brikut:
8
1. Question Student Have
Question Student Have merupakan suatu strategi yang melatih
peserta didik agar memiliki kemampuan dan keterampilan bertanya
dalam bentuk tulisan (Suprijono, 2009). Pertanyaan adalah stimulus
yang mendorong siswa untuk berpikir dan belajar. Tujuan siswa dalam
membuat pertanyaan adalah mendorong siswa untuk berpikir dalam
memecahkan masalah suatu soal, menyelediki dan menilai penguasaan
siswa tentang bahan pelajaran, membangkitkan minat siswa untuk
sesuatu sehingga akan menimbulkan keinginan untuk mempelajarinya
dan juga menarik perhatian siswa dalam belajar. Adapun untuk
langkah-langkah dari pembelajaran question student have adalah
sebagai berikut : Guru menjelaskan model pembelajaran question
student have pada siswa, agar siswa tahu maksud dan tujuan model
pembelajaran ini, guru menjelaskan garis besar materi yang akan
disampaikan, guru membagi siswa kedalam kelompok belajar, guru
menyuruh siswa menulis pertanyaan yang terkait dengan materi yag
telah dipelajari, guru menyuruh siswa memutar kartu tersebut searah
keliling jarum jam pada kelompoknya masing-masimg dan siswa
memberikan tanda centang (√) jika pertanyaan tersebut dianggap
penting dan sesuai dengan materi yang telah diajarkan. Perputaran
berhenti sampai kartu tersebut kembali kepada pemiliknya masing-
masing, setiap pemilik kartu dalam kelompok harus memeriksa
pertanyaan mana yang mendapat suara terbanyak. Pertanyaan yang
mendapat suara terbanyak kini menjadi milik kelompok, setiap
9
kelompok melaporkan secara tertulis pertanyaan yang telah menjadi
milik kelompok, guru melakukan pemeriksaan terhadap pertanyaan
dari tiap-tiap kelompok, pertanyaan yang sudah diseleksi oleh guru
dikembalikan kepada siswa untuk dijawab secara mandiri maupun
kelompok jawaban lisan maupun tulisan (Suprijono, 2009).
2. Media Animasi
Media animasi pembelajaran merupakan media yang berisi
kumpulan gambar yang diolah sedemikian rupa sehingga menghasilkan
gerakan dan dilengkapi dengan audio sehingga berkesan hidup serta
menyimpan pesan-pesan pembelajaran. Media animasi pembelajaran
dapat dijadikan sebagai perangkat ajar yang siap kapan pun digunakan
untuk menyampaikan materi pelajaran (Furoidah, 2009).
3. Prestasi Belajar
Prestasi belajar yang dimaksud disini adalah hasil yang
dicapai oleh siswa setelah melaksanakan proses belajar. Prestasi belajar
yang dimaksud dalam penelitian ini mencakup tiga aspek yaitu aspek
kognitif, apektif dan psikomotor. Prestasi belajar yang diukur dalam
penelitian ini yaitu aspek kognitif siswa saja. Pengukuran prestasi
belajar degan memberikan tes hasil belajar berupa pilihan ganda pada
sebelum dan setelah proses pembelajaran. Aspek kognitif terdiri dari 6
aspek yaitu pengetahuan, pemahaman, penerapan, analisis, sintesis dan
penilaian (Arifin, 2009).
10
4. Struktur Atom
SK dan KD dari materi struktur atom adalah sebagai berikut :
Standar Kompetensi : Memahami struktur atom, sifat-sifat periodik
unsur, dan ikatan kimia. Kompetensi Dasar : Memahami struktur atom
berdasarkan teori atom Bohr, sifat-sifat unsure, massa atom relatif, dan
sifat-sifat periodik unsur dalam tabel periodik serta menyadari
keteraturannya melalui pemahaman konfigurasi elektron.
Pokok bahasan struktur atom meliputi perkembangan teori
atom, partikel dasar atom, isotop, isobar, isoton, sifat-sifat unsur, massa
atom relatif dari tabel periodik, sifat-sifat keperiodikan unsur serta
konfigurasi elektron (Purba, 2007).
11
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Deskripsi Teori
1. Pembelajaran kimia di SMA
Ilmu kimia merupakan salah satu cabang Ilmu Pengetahuan Alam
(IPA), sehingga pembelajaran kimia harus disesuaikan dengan orientasi
hakekat IPA yaitu sebagai proses dan produk. Artinya pembelajaran IPA
tidak cukup dilaksanakan dengan penyampaian informasi mengenai
konsep dan prinsip-prinsip IPA. Para siswa ketika belajar IPA harus
memahami proses terjadi fenomena IPA melalui penginderaan sebanyak
mungkin. Artinya ketika belajar IPA para siswa harus secara aktif
mengamati, mencoba, berdiskusi dengan sesama siswa dan guru.
IPA memiliki karakteristik yang membedakannya dengan bidang
ilmu lain. Karakteristik khusus IPA tersebut adalah :
a. IPA mempunyai nilai ilmiah artinya kebenaran dalam IPA
dapat dibuktikan lagi oleh semua orang dengan menggunakan
metode ilmiah dan prosedur seperti yang dilakukan terdahulu
oleh penemunya.
b. proses belajar IPA melibatkan hampir semua alat indera,
seluruh proses berpikir, dan berbagai macam gerakan otot.
c. belajar IPA biasanya dilakukan dengan menggunakan
berbagai macam cara (teknik).
12
d. belajar IPA memerlukan berbagai macam alat, terutama untuk
membantu pengamatan. Hal ini dilakukan karena kemampuan
alat indera manusia itu sangat terbatas. Selain itu ada hal-hal
tertentu bila data yang diperoleh hanya berdasarkan
pengamatan dengan indera, akan memberikan hasil yang
kurang objektif, sementara itu IPA mengutamakan
obyektifitas.
e. Belajar IPA seringkali melibatkan kegiatan-kegiatan temu
ilmiah (misal seminar-seminar, simposium-simposium), studi
kepustakaan, mengunjungi suatu objek, penyusunan hipotesis,
dan yang lainnya. Kegiatan seperti ini dilakukan semata-mata
dalam rangka untuk memperoleh pengakuan kebenaran
temuan yang benar-benar objektif.
Pembelajaran IPA menurut teori konstruktivistik harus sesuai
dengan teori belajar konstruktivistik yaitu siswa memiliki pengetahuan
sebelum mengikuti pembelajaran. Pengetahuan yang dimiliki siswa
sebelum mengikuti pembelajaran inilah yang disebut sebagai pengetahuan
awal. Pengetahuan awal siswa dapat diperoleh dari sumber-sumber belajar
yang tersedia di luar sekolah atau dari pembelajaran sebelumnya.
Makna pembelajaran dalam paradigma konstruktivistik tentunya
tidak akan lepas dari makna belajar dalam paradigma konstruktivistik.
Dengan demikian pembelajaran konstruktivistik adalah pembelajaran yang
menekankan kepada minimal tiga hal penting yaitu bahwa pertama belajar
itu adalah proses aktif mengkonstruksi pengetahuan, kedua aktif
13
membentuk keterkaitan (link) antara pengetahuan yang telah dimiliki
siswa dengan pengetahuan yang sedang dipelajari, ketiga melakukan
interaksi dengan siswa yang lain.
Salah satu tujuan pembelajaran ilmu kimia di SMA adalah agar
siswa memahami konsep-konsep kimia dan saling keterkaitannya serta
penerapannya baik dalam kehidupan sehari-hari maupun teknologi. Oleh
sebab itu, siswa diharapkan mampu memahami dan menguasai konsep-
konsep kimia khususnya pada materi struktur atom.
Pembelajaran kimia di SMA seharusnya diterapkan sesuai dengan
karakteristik materi kimia yang akan dipelajari. Karakteristik materi kimia
yaitu bersifat makroskopis, mikroskopis dan simbolik. Bersifat
makroskopis artinya fenomena kimia yang nyata yang secara langsung
atau tidak langsung sering menjadi bagian pengalaman siswa sehari-hari.
Bersifat mikroskopis artinya fenomena kimia yang tidak nyata seperti
pergerakan elektron, molekul, partikel atau atom. Bersifat simbolik yaitu
berupa gambar, simbol-simbol dan aljabar.
2. Model Pembelajaran Question Student Have
Question students have merupakan suatu strategi yang menuntut
siswa bertanya dalam bentuk tulisan. Pertanyaan adalah stimulus yang
mendorong siswa untuk berpikir dan belajar. Tujuan siswa dalam
membuat pertanyaan adalah mendorong siswa untuk berpikir dalam
memecahkan masalah suatu soal, menyelidiki dan menilai penguasaan
siswa tentang bahan pelajaran, membangkitkan minat siswa untuk sesuatu
14
sehingga akan menimbulkan keinginan untuk mempelajarinya dan juga
menarik perhatian siswa dalam belajar
(Hartono, 2008 http://media.diknas.go-id ).
Model pembelajaran question student have dikembangkan untuk
melatih peserta didik agar memiliki kemampuan dan keterampilan
bertanya. Pembelajaran dengan metode ini diawali dengan membagi kelas
menjadi 4 kelompok. Jumlah kelompok sebaiknya desesuaikan dengan
jumlah peserta didik.
a. Langkah-langkah model pembelajaran Question Student Have
Menururt (Suprijono, 2009) langkah-langkah dalam model
pembelajaran Question Student Have adalah sebagai berikut:
1) Bagikan potongan-potongan kertas kepada siswa.
2) Minta setiap siswa untuk menuliskan satu pertanyaan apa saja
yang berkaitan dengan materi pelajaran.
3) Setelah semua selesai membuat pertanyaan, masing-masing
diminta untuk memberikan kertas yang berisi pertanyaan
kepada teman disamping kirinya.
4) Pada saat menerima kertas dari teman di sampingnya, siswa
diminta untuk membaca pertanyaan yang ada.
5) Ketika kertas pertanyaan tadi kembali kepada pemiliknya,
siswa diminta untuk menghitung tanda centang yang ada pada
kertasnya.
15
6) Beri respon kepada pertanyaan-pertanyaan tersebut dengan
jawaban langsung secara singkat, menunda jawaban sampai
pada waktu yang tepat atau waktu membahas topik tersebut.
7) Jika waktu cukup, minta beberapa orang siswa untuk
membacakan pertanyaan yang dia tulis meskipun tidak
mendapatkan tanda centang yang banyak kemudian beri
jawaban.
8) Kumpulkan semua kertas. Besar kemungkinan ada pertanyaan-
pertanyaan yang akan anda jawab pada pertemuan berikutnya.
b. Kelebihan model pembelajaran question student have
Menurut Hartono (2012) model pembelajaran question student
have memiliki kelebihan yaitu sebagai berikut:
1) Pelaksanaan proses pembelajaran ditekankan pada keaktifan
belajar siswa dan keaktifan guru dalam menciptakan
lingkungan belajar yang serasi dan menantang pola interaksi
siswa.
2) Siswa termotivasi dalam belajar dan siswa akan mendapat
kemudahan dalam menerima dan memahami materi yang
diajarkan karena terjadi timbal balik antara guru dan siswa.
3) Mendapat partisipasi siswa melalui tulisan, sehingga sangat
baik bagi siswa yang kurang berani mengungkapkan
pertanyaan, keinginan, dan harapan-harapan melalui
percakapan.
16
4) Siswa tidak hanya mendengarkan tetapi perlu membaca,
menulis, berdiskusi dan mendorong siswa untuk berfikir dalam
memecahkan suatu soal dan menilai penguasaan siswa tentang
bahan pelajaran, membangkitkan minat siswa sehingga akan
menimbulkan keinginan untuk mempelajarinya juga menarik
perhatian siswa dalam belajar.
5) Dapat menjaga perhatian siswa agar tetap tertuju pada proses
pembelajaran, memperkuat dan memperlancar stimulus respon
siswa, sehingga pembelajaran lebih menyenangkan dan mampu
memberi kesan yang mendalam pada diri siswa.
6) Guru lebih mengetahui dimana letak ketidakpahaman siswa,
karena semua siswa sudah mengajukan pertanyaan dan akan
didiskusikan.
c. Kelemahan Model Pembelajaran Question Student Have yaitu:
1) Memakan waktu yang banyak.
2) Tidak semua materi pelajaran bisa digunakan model pembelajaran
question students have, misalnya: pada materi pelajaran singkat
karena tidak terlalu banyak pertanyaan yang akan diajukan siswa
(Hartono, 2008 http://media.diknas.go-id).
3. Media Animasi
Animasi merupakan salah satu bentuk visual bergerak yang dapat
dimanfaatkan untuk menjelaskan materi pelajaran yang sulit disampaikan
secara konvensional. Dengan diintergrasikan ke media lain seperti video,
presentasi, atau sebagai bahan ajar tersendiri, animasi cocok untuk
17
menjelaskan materi-materi pelajaran yang secara langsung sulit dihadirkan
di kelas atau disampaikan dalam bentuk buku.
Menurut Furoidah (2009), media animasi pembelajaran merupakan
media yang berisi kumpulan gambar yang diolah sedemikian rupa
sehingga menghasilkan gerakan dan dilengkapi dengan audio sehingga
berkesan hidup serta menyimpan pesan-pesan pembelajaran. Media
animasi pembelajaran dapat dijadikan sebagai perangkat ajar yang siap
kapan pun digunakan untuk menyampaikan materi pelajaran.
Media animasi termasuk jenis media visual audio, karena terdapat
gerakan gambar dan suara. Menurut Sudrajat (2010), pembelajaran audio
visual didefinisikan sebagai produksi dan pemanfaatan bahan yang
berkaitan dengan pembelajaran melalui penglihatan dan pendengaran yang
secara eksklusif tidak selalu harus bergantung kepada pemahaman kata-
kata dan symbol sejenis.
Menurut Sadiman (2003) dalam Anonim (2009) media animasi
memiliki kelebihan dan kelemahan sebagai berikut:
a. Kelebihan media animasi
1) Media animasi mempermudah orang menyampaikan dan menerima
materi, fikiran dan pesan serta dapat menghindarkan salah
pengertian.
2) Media animasi mendorong keinginan seseorang untuk mengetahui
lebih lanjut informasi yang sedang dipelajarinya.
3) Media animasi dapat mengekalkan pengertian yang didapat dalam
buku materi.
18
4) Media animasi sudah berkembang di masyarakat.
b. Kelemahan media animasi
1) Memerlukan kreatifitas dan ketrampilan yang cukup memadai
untuk mendesain animasi yang dapat secara efektif digunakan
sebagai media pembelajaran.
2) Memerlukan software khusus untuk membukanya.
3) Guru sebagai komunikator dan fasilitator harus memiliki
kemampuan memahami siswanya, bukan memanjakannya dengan
berbagai animasi pembelajaran yang cukup jelas tanpa adanya
usaha belajar dari mereka atau penyajian informasi yang terlalu
banyak dalam satu frame cenderung akan sulit dicerna siswa.
4. Penerapan model pembelajaran question student have dengan media
animasi
Proses belajar mengajar (pembelajaran) sangat dipengaruhi oleh
faktor metode dan media pembelajaran yang digunakan. Keduanya saling
berkaitan, dimana pemilihan metode tertentu akan berpengaruh terhadap
jenis media yang akan digunakan. Dalam arti bahwa harus ada kesesuaian
diantara keduanya untuk mewujudkan tujuan pembelajaran. Media
pembelajaran yang baik adalah media yang dipilih berdasarkan tujuan
instruksional yang telah ditetapkan untuk mendukung isi pelajaran yang
disampaikan, karakteristik siswa, dan jenis rangsangan belajar yang
diinginkan, luas jangkauan yang ingin dilayani, serta mudah
penggunaannya.
19
Penggabungan media animasi dengan model pembelajaran
question student have pada materi struktur atom akan dapat mempermudah
siswa dalam memahami konsep tersebut sehingga proses pembelajaran
akan lebih efektif dan efisien, karena penggunaan model pembelajaran
question student have dengan media animasi sangat sesuai dengan
karakteristik materi struktur atom yang bersifat abstrak dan kompleks.
Penggunaan media animasi dalam penerapan model pembelajaran
question student have akan mendukung kelancaran proses belajar dalam
menerapkan model pembelajaran question student have dalam proses
pembelajaran, karena dengan penggunaan media animasi akan mendorong
keinginan siswa untuk mengetahui lebih lanjut informasi yang sedang
dipelajarinya. Oleh sebab itu, penerapan penggunaan model pembelajaran
question student have dengan media animasi diharapkan akan lebih
meningkatkan prestasi belajar siswa.
5. Prestasi belajar
Prestasi belajar terdiri dari dua kata yaitu prestasi dan belajar.
Yang dimaksud dengan prestasi adalah hasil dari suatu kegiatan yang telah
dikerjakan, diciptakan, baik secara individual maupun kelompok. Prestasi
tidak akan pernah dihasilkan selama seseorang tidak melakukan suatu
kegiatan. Dalam kenyataan, untuk mendapatkan prestasi tidak semudah
yang dibayangkan, tetapi penuh perjuangan dengan berbagai tantangan
yang harus dihadapi untuk mencapainya (Djamarah, 2012).
Sedangkan belajar adalah suatu aktivitas yang dilakukan secara
sadar untuk mendapatkan sejumlah kesan dari bahan yang telah dipelajari.
20
Hasil dari aktivitas belajar terjadilah perubahan dalam diri individu.
Dengan demikian belajar dikatakan berhasil bila telah terjadi perubahan
dalam diri individu. Sebaliknya, bila tidak tarjadi perubahan dalam diri
individu, maka belajar dikatakan tidak berhasil. Jadi, yang dimaksud
dengan prestasi belajar dalam penelitian ini adalah hasil belajar yang telah
dicapai oleh setiap siswa setelah melakukan proses belajar dengan model
pembelajaran question student have dengan media animasi menggunakan
instrumen yang telah diuji validitas dan reabilitasnya terlebih dahulu.
a. Faktor-faktor yang mempengaruhi Prestasi Belajar
Ada beberapa faktor yang mempengaruhi prestasi belajar siswa
yaitu faktor internal dan faktor eksternal (Slameto, 2010)
1) Faktor Internal
Terdapat tiga faktor internal yang mempengaruhi prestasi
belajar siswa, yaitu:
a) Faktor jasmaniah, meliputi: kesehatan dan cacat tubuh.
b) Faktor pskologis, meliputi: intelegensi, perhatian, minat,
bakat, motif, kematangan dan kesiapan.
c) Faktor kesalahan, meliputi: kelelahan jasmani dan kelelahan
rohani (bersifat psikis).
2) Faktor Eksternal
Faktor eksternal yang berpengaruh terhadap prestasi belajar
siswa dapat dikelompokan menjadi 3 faktor, yaitu:
21
a) Faktor keluarga, meliputi: cara orang tua mendidik, relasi
antar anggota keluarga, suasanah rumah, keadaan ekonomi
keluarga, pengertian orang tua dn latar belakang kebudayaan.
b) Faktor sekolah, meliputi: metode mengajar, kurikulum, relasi
guru dengan siswa, relasi siswa dengan siswa, disiplin
sekolah, alat pelajaran, waktu sekolah, standar pelajaran di
atas ukuran, keadaan gedung, metode belajar, dan tugas
rumah.
c) Faktor masyarakat, meliputi: kegiatan siswa dalam
masyarakat, teman bergaul, dan bentuk kehidupan masyarakat.
b. Ranah prestasi belajar
Ranah prestasi belajar yang diukur hanya pada ranah kognitif saja.
Menurut Suharsimi (2012) ranah kognitif terdiri dari :
1) Pengetahuan (knowledge)
Dalam pengetahuan, siswa diminta untuk memilih satu dari
dua atau lebih jawaban. Ciri-ciri dari pengetahuan adalah
mendefinisikan, mendeskripsikan, mengidentifikasi, mendaftarkan,
menjodohkan, menyebutkan, menyatakan (states) dan
mereproduksi.
2) Pemahaman (comprehension)
Dengan pemahaman, siswa diminta untuk membuktikan
bahwa siswa dapat memahami hubungan yang sederhana diantara
fakta-fakta atau konsep. Ciri-ciri dari pemahaman adalah
mempertahankan, membedakan, menduga (estimates),
22
menerangkan, memperluas, menyimpulkan, menggeneralisasikan,
memberikan contoh, menuliskan kembali dan memperkirakan.
3) Penerapan atau aplikasi (application)
Dalam penerapan atau aplikasi ini, siswa dituntut memiliki
kemampuan untuk menyeleksi atau memilih suatu abstrasi tertentu
(konsep, hukum, dalil, aturan, gagasan dan cara) secara tepat untuk
diterapkan dalam suatu situasi baru dan menerapkannya secara
benar. Ciri-ciri aplikasi adalah mengubah, menghitung,
mendemonstrasikan, menemukan, memanipulasi, memodifikasi,
mengoperasikan, meramalkan, menyiapkan, menghasilkan,
menghubungkan, menunjukkan, memecahkan dan menggunakan.
4) Analisis (analysis)
Dalam tugas analisis ini, siswa diminta untuk menganalisis
suatu hubungan atau situasi yang kompleks atau konsep-konsep
dasar. Ciri-ciri analisis adalah memerinci, menyusun diagram,
membedakan, mengidentifikasikan, mengilustrasikan,
menyimpulkan, menunjukkan, menghubungkan, memilih,
memisahkan dan membagi (subdivides).
5) Sintesis (synthesis)
Apabila penyusunan soal tes bermaksud meminta siswa
melakukan sintesis maka pertanyaan-pertanyaan disusun
sedemikian rupa sehingga meminta siswa untuk menggabungkan
atau menyusun kembali (reorganize) hal-hal yang spesifik agar
dapat dikatakan bahwa dengan soal sintesis ini siswa diminta untuk
23
melakukan generalisasi. Ciri-ciri sintesis adalah mengategorikan,
mengombinasikan, mengarang, menciptakan, membuat desain,
menjelaskan, memodifikasikan, mengorganisasikan, menyusun,
membuat rencana, mengatur kembali, merekonstruksikan,
menghubungkan, merevisi, menuliskan kembali, dan menceritakan.
6) Evaluasi (evaluation)
Apabila penyusunan soal bermaksud untuk mengetahui sejauh
mana siswa mampu menerapkan pengetahuan dan kemampuannya
yang telah dimiliki untuk menilai sesuatu kasus yang diajukan oleh
penyusun soal. Ciri-ciri evaluasi adalah menilai, membandingkan,
menyimpulkan, mempertentangkan, mengkritik, mendeskripsikan,
membedakan, menerangkan, memutuskan, menafsirkan,
menghubungkan dan membantu (supports).
6. Tinjauan Materi Struktur Atom
a. Perkembangan Teori Atom
Pada awal perkembangan ilmu kimia, banyak berkembang
teori-teori tentang atom. Setiap teori mempunyai kekurangan dan
kelebihan. Macam-macam teori atom tersebut antara lain :
1) Teori atom Dalton
Teori atom yang pertama kali dikemukakan dan dilandasi
data ilmiah adalah teori Dalton. Pokok-pokok teori Dalton sebagai
berikut:
a. Atom adalah bagian terkecil dari suatu unsur.
b. Atom tidak dapat dibagi-bagi.
24
c. Atom-atom dari unsur yang sejenis mempunyai sifat yang
sama, sedangkan atom-atom dari unsur yang berbeda
mempunyai sifat yang berbeda pula.
d. Reaksi kimia terjadi karena penggabungan dan pemisahan
atom.
e. Reaksi kimia terjadi jika atom-atom bergabung dan atau
pemutusan atom.
Model atom Dalton dapat digambarkan sebagai bola pejal
yang bulat masif. Kelemahan teori atom Dalton ini adalah pada
kenyataannya atom dapat dibagi lagi menjadi partikel yang lebih
kecil yang disebut pertikel subatomik
2) Teori Atom Thomson
Teori atom Dalton sudah tidak berkembang lagi setelah
ditemukannya elektron oleh Thompson dengan menggunakan
tabung sinar katode. Atom merupakan bola bermuatan positif yang
permukaannya tersebar elektron. Model atom Thompson
digambarkan sebagai kismis yang tersebar pada seluruh bagian roti
sehingga sering disebut dengan model roti kismis. Kelemahan dari
teori atom ini adalah belum menggambarkan letak dan lintasan
elektron dalam suatu atom.
3) Teori atom Rutherford
Menurut Rutherford atom terdiri dari inti atom yang
bermuatan positif dan elektron-elektron bergerak mengelilingi inti.
Inti atom yang bermuatan positif disebut dengan “proton”, dengan
25
jumlah proton sama dengan jumlah elektron. Karena jari-jari inti ±
10-13 cm dibandingkan dengan jari-jari atom ± 10-8 cm, maka
sebagian besar ruangan dalam atom adalah ruangan kosong.
Kesimpulan Rutherford tersebut berdasarkan pada eksperimen
hamburan partikel α pada lempeng emas yang tipis.
4) Teori atom Niels Bohr
Niels Bohr, seorang ahli fisika, memperbaiki teori atom
Rutherford, yaitu dengan mengadakan spektrum hidrogen. Hasil
percobaan ini dapat disimpulkan sebagai berikut :
a. Elektron beredar mengelilingi inti pada lintasan-lintasan
tertentu yang disebut orbit.
b. Apabila elektron beredar mengelilingi inti pada orbitnya,
tidak mengalami perubahan energi (keadaan stasioner).
c. Apabila elektron berpindah dari orbit dalam ke orbit luar,
diperlukan energi (menyerap energi). Sebaliknya jika
elektron berpindah dari orbit luar ke orbit dalam, akan
dipancarkan energi (melepaskan energi).
Kelemahan dari teori ini adalah hanya tepat untuk atom-atom
dengan nomor atom kecil.
5) Teori atom mekanika kuantum
Pada tahun 1927, Erwin Schodinger seorang ahli matematika
dari Austria mengejutkan teori atom yang disebut teori atom
mekanika kuantum. Menurut teori ini, kedudukan elektron dalam
inti atom tidak dapat ditentukan dengan pasti. Yang dapat
26
ditentukan adalah probabilitas menemukan elektron sebagai fungsi
jarak dari inti atom. Daerah dengan probabilitas terbesar
menemukan elektron itu disebut orbital. Orbital digambarkan
berupa awan yang tebal tipisnya menyatakan besar kecilnya
kebolehjadian menemukan elektron di daerah itu.
Kemudian pada tahun 1927, Werner Heisenberg seorang ahli
fisikawan bangsa Jerman, menguatkan teori atom mekanika
kuantum dengan temuannya yang disebut azas ketidakpastian.
Heisenberg mengemukakan bahwa metode eksperimen apa saja
yang digunakan untuk menentukan posisi atau momentum suatu
partikel kecil seperti elektron dapat menyebabkan perubahan baik
pada posisi atau momentum atau kedua-duanya.
Heisenberg mengembangkan persamaan-persamaan
matematika untuk menunjukkan bahwa tidak ada metode
eksperimen yang dapat dirancang untuk mengukur dengan
serempak posisi maupun momentum suatu partikel secara cermat.
Jika suatu eksperimen dirancang untuk memastikan posisi elektron,
maka momentumnya menjadi tidak pasti. Sebaliknya jika
eksperimen dirancang untuk memastikan momentum atau
kecepatan elektron, maka posisinya menjadi tidak pasti.
b. Teori Struktur atom
Istilah Atom berasal dari bahasa yunani yaitu atomos yang
artinya tidak dapat dibagi-bagi. Teori atom pertama kali dikemukakan
oleh filsafat yunani Leocippus dan Demokritos, telah dikenal bahwa
27
atom adalah benda atau materi yang terdiri atas partikel–partikel yang
sangat kecil, yang tidak dapat lagi dipecah dan pemecahan lebih lanjut
tidak mungkin dilakukan. Sedangkan menurut John Dalton
menganggap atom sebagai bola kaku yang tidak dapat diuraikan lagi
menjadi partikel-partikel yang lebih kecil.
Dari pandangan diatas, mengenai atom itu sendiri ternyata
tidak benar dan tidak berkembang lagi setelah ditemukannya partikel-
partikel penyusun atom (proton, neutron, elektron). Jadi dapat
disimpulkan bahwa atom tersusun atas partikel-partikel lebih kecil
yang disebut subatom atau disebut partikel dasar penyusun atom yaitu
proton, neutron, dan elektron.
c. Partikel-partikel Penyusun Atom
Partikel penyusun atom terdiri dari tiga macam partikel dasar
yaitu proton, neutron, dan elektron.
1) Elektron ( )
Elektron adalah penyusun atom yang bermuatan negatif
(muatan elektron = -1,6022.10-19 C) dan bermassa 9,10096.10-28
gram.
2) Proton ( )
Proton adalah partikel penyusun inti atom yang bermuatan
positif ( muatan proton = +1,6022.10-19 C dan bermassa 1,6726
gram. Jadi massa proton kira-kira 1836 kali massa elektron.
3) Neutron ( )
28
Neutron adalah penyusun inti atom yang massanya hampir
sama dengan massa proton, tetapi tidak bermuatan. Proton dan
neutron merupakan penyusun inti atom yang dikenal dengan istilah
nukleon. Mengenai partikel-partikel penyusun atom dapat dilihat
pada tabel.
Tabel 2.1 Partikel-Partikel Penyusun AtomPartikel Muatan Simbol Massa (gram) Penemu LokasiProton
Neutron
Elektron
+1
0
-1
1,67 x 10-24
1,67 x 10-24
9,11 x 10-28
Rutherford
J.Chadwick
J.J Thomson
Didalan inti
Didalam inti
Mengelilingi inti
d. Nomor atom dan Nomor massa
1) Nomor atom
Nomor atom merupakan jumlah proton dalam inti tiap-tiap
atom suatu unsur. Dalam atom netral jumlah proton sama dengan
jumlah elektron, sehingga nomor atom juga menunjukkan
banyaknya jumlah elektron yang terdapat pada atom.
2) Nomor massa
Nomor massa suatu unsur menunjukkan jumlah nukleon
(proton dan neutron) yang terdapat dalam inti atom jumlah nukleon
dalam suatu unsur dinyatakan sebagai nomor massa atom unsur itu.
Simbol atom yang dilengkapi dengan nomor atom dan nomor
massa dapat ditulis sebagai berikut :
29
Keterangan
X = Lambang atom suatu unsur
Z = Nomor atom ( jumlah proton (p) = jumlah elektron (e)
A = Nomor massa (jumlah proton (p) + jumlah neutron (n)
Namun perlu diingat bahwa hubungan tersebut hanya berlaku
untuk atom netral. Atom netral dapat melepaskan atau menerima
elektron dari atom lain. Hal ini terjadi agar atom dapat berada
dalam kondisi stabil. Atom yang melepaskan atau menerima
elektron disebut ion. Ketika atom berubah menjadi ion, nomor
atom dan jumlah protonnya tetap, tetapi jumlah elektronnya
berubah.
e. Isotop, Isobar, dan Isoton
1) Isotop
Atom-atom sejenis yang mempunyai nomor atom yang sama tetapi
mempunyai nomor massa yang berbeda disebut isotop.
Contoh :
Isotop atom struktur atom dan klorin : C, C,
Cl, Cl
2) Isobar
Atom dari unsur yang berbeda (mempunyai nomor atom berbeda),
tetapi mempunyai nomor massa sama disebut isobar.
30
Contoh :
Isobar dari beberapa unsur C dengan N
Na dengan Mg
3) Isoton
Atom dari unsur yang berbeda (mempunyai nomor atom berbeda),
tetapi mempunyai jumlah neutron sama disebut isoton.
Contoh :
Isoton beberapa unsur C dengan N
P dengan S
f. Massa atom dan Massa atom relatif
1) Massa atom
Untuk menyatakan massa atom telah ditetapkan suatu
satuan massa khusus, yaitu satuan massa atom (sma). Standar yang
dipilih untuk satuan massa atom adalah isotop C-12, dengan
ketentuan sebagai berikut :
1 atom C-12 = 12 sma
1sma = atau dalam bentuk gram
1 sma = 1,66 x 10-24 gram
2) Massa atom relatif
Massa atom relatif (Ar) adalah perbandingan antara massa 1 atom
suatu unsur terhadap massa 1 atom C-12.
Ar unsur X =
31
Oleh karena massa 1 atom C-12 sama dengan 1 sma, maka
definisi diatas dapat ditulis sebagai berikut :
Ar unsur X =
g. Konfigurasi elektron dan elektron valensi
1) Konfigurasi elektron
Susunan elektron pada setiap kulitnya disebut konfigurasi
elektron. Kulit pertama dinamakan kulit K, kulit kedua dinamakan
kulit L, kulit ketiga dinamakan kulit M, dan seterusnya Jumlah
maksimum elektron pada setiap kulit memenuhi rumus 2n2 (n =
nomor kulit)
Kulit K (n = 1), maksimum 2 x 12 = 2 elektron
Kulit L (n = 2), maksimum 2 x 22 = 8 elektron
Kulit M (n = 3), maksimum 2 x 32 = 18 elektron
Kulit N (n = 4), maksimum 2 x 42 = 32 elektron,
Contoh :
Tentukan konfigurasi elektron dari unsur dibawah ini :
Na, Mg, Cl :
11Na : 2.8.1. 17Cl : 2.8.7.
12Mg : 2.8.2.
2) Elektron valensi
32
Elektron valensi merupakan jumlah elektron yang terletak
pada kulit terluar. Untuk menentukan elektron valensi, terlebih
dahulu kita menyusun konfigurasi elektron suatu unsur. Jumlah
elektron yang terdapat pada kulit terluar dari konfigurasi elektron
yang disusun merupakan elektron valensi unsur tersebut. Seperti
contoh diatas unsur Na memiliki elektron valensi sebanyak 1
elektron, unsur Mg memiliki elektron valensi sebanyak 2 elektron,
dan unsur Cl memiliki elektron valensi sebanyak 7 elektron.
Elektron valensi menentukan sifat atom, unsur dengan elektron
valensi yang sama mempunyai sifat yang sama pula (Michael
Purba: 2007).
B. Hasil penelitian yang relevan
Dalam penelitian ini dengan menggunakan model pembelajaran
Question student Have dengan media animasi sudah ada yang mengadakan
penelitian sebelumnya, yaitu sebagai berikut :
1. Hasil penelitian Nurrifda (2013) dalam penelitiannya yang berjudul “
Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Question Student Have Untuk
Meningkatkan Prestasi Belajar Siswa Pada Pokok Bahasan Reaksi Reduksi
Oksidasi Di Kelas X Man Kuok tahun ajaran 2012/2013 “ menunjukkan
bahwa Penerapan model pembelajaran kooperatif Question Student Have
dapat meningkatkan prestasi belajar siswa pada pokok bahasan reaksi
reduksi oksidasi di kelas X MAN Kuok. Peningkatan prestasi belajar siswa
di kelas X MAN Kuok melalui penerapan model pembelajaran kooperatif
Question Student Have sebesar 0,762 termasuk kategori tinggi.
33
2. Hasil penelitian Muhammad Rahmatullah (2011) dengan judul penelitian
“pengaruh pemanfaatan media film animasi terhadap hasil belajar pada
mata pelajaran IPS siswa kelas VIII SMPN 66 Banjarmasin” menunjukkan
bahwa penggunaan film animasi dalam pelajaran IPS dapat meningkatkan
hasil belajar siswa, ini dapat dilihat dari nilai rata rata hasil pre test kelas
kontrol sebesar 21,86 dengan standar deviasi sebesar 3,646. Rata rata hasil
post test sebesar 22,69 dengan standar deviasi sebesar 3,53. Pada kelas
eksperimen, rata rata hasil pre test sebesar 21,91 dengan standar deviasi
sebesar 4,005. Rata rata hasil post test sebesar 24,23 dengan standar deviasi
sebesar 3,257. Nilai terendah pre test pada kelas kontrol lebih baik dari kelas
eksperimen (12 > 9). Demikian pula nilai tertinggi pre test pada kelas kontrol
lebih baik dari kelas eksperimen (28 > 27). Nilai terendah post test pada kelas
eksperimen lebih baik dari kelas kontrol (16 > 13). Sedangkan nilai tertinggi
post test pada kelas kontrol sama dengan kelas eksperimen yakni sebesar 30.
Perubahan hasil belajar terendah pada kelas eksperimen masih lebih baik dari
kelas kontrol (-1 > -2). Demikian pula perubahan hasil belajar tertinggi pada
kelas eksperimen masih lebih baik dari kelas kontrol (7 > 4). Dilihat dari
peningkatan (gain) hasil belajar, pada kelas eksperimen dan kelas kontrol
sama-sama terjadi peningkatan hasil belajar. Meskipun demikian, pada kelas
eksperimen terjadi peningkatan (gain) yang lebih tinggi yakni sebesar 0,34
(sedang) sedangkan pada kelas kontrol hanya terjadi peningkatan (gain)
sebesar 0,10 (rendah).
3. Hasil penelitian Sri Nurhayati (2009) dengan judul penelitian “keefektifan
pembelajaran berbasis question student have dengan bantuan chemo-
edutainment media key relation chart terhadap hasil belajar siswa kelas X
34
SMA N 1 Kedungwuni tahun pelajaran 2008/2009” menyatakan bahwa
pembelajaran berbasis question student have dengan bantuan chemo-
edutainment media key relation chart efektif untuk pembelajaran materi
pokok hidrokarbon dan minyak bumi dan mempunyai hasil belajar yang
lebih baik.
C. Kerangka Berfikir.
Keberhasilan hasil belajar mengajar dapat mengukur kemampuan
siswa selama mengikuti proses belajar mengajar. Penggunaan model
pembelajaran dapat dikaitkan dengan media pembelajaran karena proses
belajar mengajar (pembelajaran) sangat dipengaruhi oleh faktor metode dan
media pembelajaran yang digunakan. Keduanya saling berkaitan, dimana
pemilihan metode tertentu akan berpengaruh terhadap jenis media yang akan
digunakan. Dalam arti bahwa harus ada kesesuaian diantara keduanya untuk
mewujudkan tujuan pembelajaran.
Pembelajaran akan memberikan hasil belajar yang baik apabila model
pembelajaran yang digunakan adalah question student have yang
dikombinasikan dengan media animasi. Pembelajaran question student have
merupakan pembelajaran yang melatih peserta didik agar memiliki
kemampuan dalam bertanya. Model pembelajaran question student have
digunakan untuk mempelajari tentang keinginan dan harapan siswa sebagai
dasar untuk memaksimalkan potensi yang siswa miliki. Model pembelajaran
question student have ini menggunakan sebuah teknik untuk mendapatkan
partisipasi siswa melalui tulisan. Media animasi dapat dimanfaatkan untuk
untuk menjelaskan materi pelajaran yang bersifat abstrak seperti materi
35
struktur atom karena merupakan media yang berisi kumpulan gambar yang
diolah sedemikian rupa sehingga menghasilkan gerakan dan dilengkapi
dengan audio sehingga berkesan hidup serta menyimpan pesan-pesan
pembelajaran. Media animasi pembelajaran dapat dijadikan sebagai perangkat
ajar yang siap kapanpun digunakan untuk menyampaikan materi pelajaran.
Dalam menerapkan pembelajaran dengan menggunakan model
pembelajaran question student have dengan media animasi bukanlah satu-
satunya faktor yang dapat menentukan tinggi rendahnya prestasi belajar siswa,
namun dengan penggunaan model pembelajaran question student have dengan
media animasi merupakan salah satu sarana atau alat bantu pengajaran yang
digunakan untuk membantu dalam proses belajar mengajar sehingga apa yang
telah diajarkan dapat dimengerti dan dipahami oleh peserta didik. Oleh karena
itu, penggunaan model pembelajaran question student have dengan media
animasi diharapkan dapat meningkatkan prestasi belajar siswa pada materi
struktur atom untuk mencapai pembelajaran yang efektif dan efisien.
D. Hipotesis Penelitian
Hipotesis penelitian adalah suatu anggapan yang masih dibuktikan lagi
kebenarannya melalui penelitian atau suatu dugaan sementara yang mungkin
benar atau salah (Arikunto, 2010). Berdasarkan definisi tersebut, hipotesis
yang diajukan dalam penelitian ini adalah ada pengaruh model pembelajaran
question student have dengan media animasi terhadap prestasi belajar siswa.
BAB III
METODE PENELITIAN
36
A. Rancangan Penelitian
Untuk mengetahui apakah terdapat pengaruh model pembelajaran
question studen have dengan media animasi terhadap prestasi belajar siswa
pada materi struktur atom kelas X SMA Negeri 1 Gunung Sari maka
penelitian ini adalah penelitian eksperimen dengan rancangan quasi
eksperimental design. Bentuk desain eksperimen ini merupakan
pengembangan dari true eksperimental design, yang sulit dilaksanakan.
Desain ini mempunyai kelompok kontrol, tetapi tidak dapat berfungsi
sepenuhnya untuk mengontrol variabel-variabel luar yang mempengaruhi
pelaksanaan ekperimen. Quasi eksperimental design digunakan karena
pada kenyataannya sulit mendapatkan kelompok kontrol yang digunakan
untuk penelitian. Oleh karena itu, untuk mengatasi kesulitan dalam
menentukan kelompok kontrol dalam penelitian, maka dikembangkan
desain quasi eksperimental (Sugiyono, 2012).
Rancangan penelitian yang digunakan adalah control pre-test-post-
test design (Arikunto, 2006). Dalam design ini terdapat dua kelompok
yang masing-masing dipilih secara random (R), kelompok pertama diberi
perlakuan (X) dan kelompok yang lain tidak. Kelompok yang diberi
perlakuan disebut kelompok eksperimen dan kelompok yang tidak diberi
perlakuan disebut kelompok kontrol. Paparan dari rancangan diatas adalah
sebagai berikut :
Tabel 3.1 Rancangan control pre-test-post-test designKelas Pretest Perlakuan Posttest Eksperimen O1 X1 O2
Kontrol O3 X2 O4
37
Keterangan :
X1 : Perlakuan dengan menggunakan pembelajaran question
student have dengan media animasi
X2 : Pembelajaran dengan metode konvensional
O1 : Pemberian pretes kelas eksperimen menggunakan model
pembelajaran question student have dengan media animasi
O2 : Pemberian postes kelas eksperimen menggunakan model
pembelajaran question student have dengan media animasi
O3 : Pemberian pretes kelas kontrol menggunakan metode
konvensional
O4 : Pemberian postes kelas kontrol menggunakan metode
konvensional
B. Populasi dan Sampel
1. Populasi
Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri dari atas
obyek/subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang
ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik
kesimpulannya (Sugiyono, 2012), dan Arikunto (2010) berpendapat bahwa
populasi adalah keseluruhan subyek penelitian. Didalam penelitian ini
yang menjadi populasi adalah semua siswa kelas X SMA Negeri 1
Gunung Sari tahun pelajaran 2012/2013 yang berjumlah 242 siswa yang
terbagi dalam 8 kelas.
Tabel 3.2 Daftar populasi SMA Negeri 1 Gunung SariKelas Jumlah siswaX-1 36 siswaX-2 36 siswaX-3 33 siswaX-4 35 siswa
38
X-5 34 siswaX-6 34 siswaX-7 34 siswaX-8 34 siswa
Jumlah 242 siswa
2. Sampel
Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang
dimiliki oleh populasi tersebut. Sampel yang diambil harus betul-betul
representatif atau mewakili (Sugiyono, 2012), dan Arikunto (2010)
berpendapat bahwa sampel adalah sebagian atau wakil dari populasi
yang akan diteliti.
Teknik pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian
ini adalah cluster random sampling, yaitu pengambilan sampel yang
dilakukan apabila populasi cukup besar sehingga perlu dibuat beberapa
kelas/kelompok. Adapun langkah-langkah pengambilan sampel
sebagai berikut :
a. Menentukan homogenitas dari semua kelas.
b. Memilih dua kelas secara acak dengan teknik undi kelas dari 8
kelas yang ada.
c. Memilih salah satu dari dua kelas terpilih dengan cara undi untuk
dijadikan sebagai kelas eksperimen (yang diajar dengan
menggunakan pembelajaran question student have dengan media
animasi) dan satu kelas lainnya sebagai kelas kontrol (yang diajar
dengan menggunakan metode konvensional).
d. Dari hasil undi, diperoleh kelas X-2 sebagai kelas eksperimen
dengan jumlah siswa 36 orang dan kelas X-8 sebagai kelas kontrol
39
dengan jumlah siswa 34 orang. Kelas X-2 dan kelas X-8 dijadikan
kelas eksperimen dan kelas kontrol karena setelah dipilih secara
acak maka yang keluar adalah kelas X-2 dan X-8.
C. Instrumen Penelitian
Pada prinsipnya meneliti adalah melakukan pengukuran, maka
harus ada alat ukur yang baik. Alat ukur dalam penelitian disebut
instrumen penelitian. Instrumen penelitian adalah suatu alat yang
digunakan untuk mengukur fenomena-fenomena alam maupun sosial yang
diamati. Secara spesifik fenomena disebut variabel, tanpa instrumen
kegiatan penelitian tidak akan dapat berjalan dengan baik, karena data-data
yang diperlukan belum dipersiapkan secara sistematis sehingga arah
penelitian menjadi tidak jelas (Sugiyono, 2012). Penelitian ini
menggunakan 2 jenis instumen yaitu instrumen perlakuan dan instrumen
pengukuran.
1. Instrumen perlakuan
Instumen pendukung disini maksudnya instrumen yang
mendukung dalam pelaksanaan model pembelajaran. Intrumen
pendukung tersebut antara lain yaitu :
a. Silabus
Silabus merupakan rencana pembelajaran pada suatu
kelompok mata pelajaran/tema tertentu yang mencakup standar
kompetensi, kompetensi dasar, materi pokok/pembelajaran,
40
kegiatan pembelajaran, indikator, penilaian, alokasi waktu, dan
sumber/bahan/alat belajar.
b. RPP (Rencana Pelaksanaan
Pembelajaran)
RPP merupakan rencana yang menggambarkan prosedur
dan pengorganisasian pembelajaran untuk mencapai satu
kompetensi dasar yang ditetapkan dalam Standar Isi dan dijabarkan
dalam silabus. Lingkup Rencana Pelaksanaan Pembelajaran paling
luas mencakup 1 (satu) kompetensi dasar yang terdiri atas 1 (satu)
indikator atau beberapa indikator untuk 1 (satu) kali pertemuan
atau lebih.
2. Instrumen pengukuran
Dalam penelitian ini, instrumen pengukuran berupa lembar tes
prestasi belajar siswa. Lembar tes (posttest) hasil belajar kimia siswa,
yaitu tes yang digunakan untuk mengukur sejauh mana siswa
menguasai materi yang telah diberikan.
a. Lembar observasi keterlaksanaan RPP
Lembar observasi keterlaksanaan RPP merupakan
serangkaian jenis kegiatan yang telah dirancang oleh peneliti yang
akan diamati pada saat pembelajaran. Kegiatan yang dimaksud
terkait dengan keterlaksaan RPP dalam proses pembelajaran.
Aspek-aspek yang dinilai dalam lembar observasi ini adalah segala
kegiatan guru dari awal sampai akhir proses pembelajaran.
b. Tes prestasi belajar
41
Tes prestasi belajar ini dalam bentuk tes objektif atau dalam
bentuk pilihan ganda. Bentuk option soal ada lima pilihan, yakni
satu pilihan yang paling benar dan ada empat pilihan sebagai
pengecoh. Jawaban yang benar untuk setiap soal diberi skor 1 dan
jawaban yang salah diberi skor 0. Prosedur penyusunan tes prestasi
belajar dilihat dari kisi-kisi soal, yakni materi pembelajaran,
indikator pencapaian, bentuk soal berupa pilihan ganda, jenis soal
dan jumlah soal. Tes prestasi belajar kimia diberikan sebelum dan
setelah siswa mempelajari materi dengan model pembelajaran
question student have dengan media animasi dan metode
konvensional pada kelasnya masing-masing. Soal yang akan
diberikan harus diuji validitas terlebih dahulu untuk mengetahui
apakah soal itu sudah valid atau tidak sehingga sudah tepat untuk
diberikan kapada siswa.
Uji validitas tes digunakan untuk mengetahui apakah alat
penelitian yang digunakan sudah dapat tepat atau betul-betul
menilai apa yag seharusnya dinilai. Analisis validitas dilakukan
dengan menggunakan Microsoft Office Excel 2007, untuk
mengetahui apakah perbedaan ini signifikan atau tidak, maka harga
rhitung tersebut perlu dibandingkan dengan rtabel. Bila r
maka instrumen dikatakan valid. Bila r maka
instrumen dikatakan tidak valid. Pada taraf signifikan
(Sugiyono, 2012).
42
Uji Validitas soal menggunakan rumus korelasi product
moment dengan angka kasar (Arikunto, 2010) sebagai berikut
(3.1)
Keterangan:
rxy = koefisien korelasi antara variabel X dan variabel Y,
dua variabel yang dikorelasikan
∑X = Jumlah nilai variabel X
∑Y = Jumlah nilai variabel Y
N = jumlah peserta tes
xy = Jumlah hasil kali perkalian variabel x dan variabel y
x2 = Jumlah kuadrat nilai variabel x
∑y2 = Jumlah kuadrat nilai variabel y
x2 = Jumlah nilai variabel x yang dikuadratkan
y2 = Jumlah nilai variabel y yang dikuadratkan
Nilai rxy kemudian dikonsultasikan dengan table r product
moment dengan taraf kepercayaan 95%.
Untuk memperoleh instrumen yang baik tersebut maka
perlu diuji cobakan terlebih dahulu. Tes diuji cobakan pada siswa
yang pernah mempelajari materi struktur atom. Ujicoba instrumen
bertujuan untuk mengetahui kelayakan instrumen sebagai alat ukur.
Uji statistik yang digunakan untuk menganalisis instrumen tersebut
antara lain :
1) Uji reliabilitas
43
Reliabilitas adalah apabila suatu instrumen cukup
dapat dipercaya untuk digunakan sebagai alat pengumpul
data karena instrumen sudah baik (Arikunto, 2010).
Pengujian ini dilakukan untuk mengetahui tingkat
kedalaman item. Untuk mencari reliabilitas tes dilakukan
dengan menggunakan SPSS versi 16 for windows (Hartono,
2008).
Untuk mengetahui reliabel atau tidaknya suatu soal
maka dapat menggunakan rumus K-R20 sebagai berikut :
Keterangan :
r11 = Reliabel tes secara keseluruhan
n = Banyaknya butir pertanyaan
S = varians total
P = Proporsi subyek yang menjawab betul pada sesuatu
butir (proporsi subjek yang mendapat skor 1)
q = Proporsi subyek yang menjawab salah (q = 1-p)
pq = Jumlah hasil perkalian antara p dan q
Kriteria: apabila r11> 0,05 maka butir soal tersebut
reliabel (Arikunto, 2012).
44
Tabel tingkat reabilitas diklasifikasikan sebagai berikut :
Tabel 3.3 Klasifikasi Tingkat Realibilitas Instrumen.Besarnya Nilai r11 Kriteria
0,800 – 1,000 Tinggi0,600 – 0,800 Cukup0,400 – 0,600 Sedang0,200 – 0,400 Rendah0,000 – 0,200 Sangat Rendah
(Arikunto, 2012).
2) Uji Tingkat Kesukaran
Tingkat kesukaran adalah bilangan yang
menunjukkan sukar mudahnya suatu soal. Menurut
Arikunto (2012), soal yang baik adalah soal yang tidak
terlalu mudah dan tidak terlalu sukar. Soal yang terlalu
mudah tidak merangsang siswa untuk mempertinggi usaha
memecahkannya. Sebaliknya soal yang terlalu sukar akan
menyebabkan siswa menjadi putus asa dan tidak
mempunyai semangat untuk mencoba lagi karena diluar
jangkauannya. Untuk menentukan taraf kesukaran soal
digunakan rumus sebagai berikut :
(3.1)
Keterangan :
P = Indeks kesukaran
JS = Jumlah seluruh siswa peserta test
B = Banyaknya siswa yang menjawab soal itu dengan
betul
45
Tabel 3.4 Klasifikasi Indeks Kesukaran SoalNo Nilai Kriteria1 0,00 – 0,30 Sukar2 0,31 – 0,70 Sedang3 0,71 – 1,00 Mudah
(Arikunto, 2012)
Semakin tinggi nilai indeks kesukaran soal, maka
semakin mudah soal tersebut. Sebaliknya, semakin rendah
nilai indeks kesukaran soal, maka semakin sukar soal
tersebut.
3) Daya pembeda
Menurut Arikunto (2012), daya beda soal
merupakan kemampuan suatu soal untuk membedakan
antara siswa yang pandai (berkemampuan tinggi) dengan
siswa yang bodoh (berkemampuan rendah). Persamaan
yang digunakan untuk menentukan daya beda soal
menggunakan Microsoft Office Excel 2007 dengan rumus
sebagai berikut :
(3.2)
Keterangan :
JA = Banyaknya peserta kelompok atas
JB = Banyaknya peserta kelompok bawah
BA = Banyaknya peserta kelompok atas yang menjawab soal
itu dengan benar
BB = Banyaknya peserta kelompok bawah yang menjawab
soal itu dengan benar
46
PA = Proporsi peserta kelompok atas yang menjawab benar
(ingat, P sebagai indeks kesukaran)
PB = Proporsi peserta kelompok bawah yang menjawab benar
Tabel 3.5 Klasifikasi Daya Beda SoalNo Nilai Kategori1 0,00 – 0,20 Jelek2 0,21 – 0,40 Cukup3 0,41 – 0,70 Baik4 0,71 – 1,00 Baik Sekali5 Negatif Semua tidak baik
(Arikunto, 2012)
D. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data merupakan langkah yang paling utama
dalam penelitian, karena tujuan utama dari penelitian adalah mendapatkan
data (Sugiyono, 2012). Adapun langkah-langkah dalam pengumpulan
data adalah sebagai berikut :
1. Sumber Data
Sumber data yang dimaksud dalam penelitian ini adalah subjek
darimana data dapat diperoleh (Arikunto, 2010). Pada penelitian ini
yang menjadi sumber data adalah siswa dan peneliti.
a. Siswa, dengan
memberikan posttest
b. Peneliti, dengan observasi
kegiatan pembelajaran.
2. Jenis data
Jenis data yang didapatkan dalam penelitian ini adalah data
kualitatif dan data kuantitatif. Data kualitatif adalah data yang
dihimpun berdasarkan cara-cara yang melihat proses suatu objek
47
penelitian. Data kualitatif lebih melihat kepada proses daripada hasil
karena didasarkan pada deskripsi proses dan bukan pada perhitungan
matematis, sedangkan data kuantitatif jelas berdasarkan hasil
penelitian pada perhitungan-perhitungan matematis yang kemudian
memberikan gambaran atas suatu fenomena kasus yang diajukan
dalam penelitian. Adapun data kualitatif dan data kuantitatif yang
terdiri dari :
a. Data kualitatif berupa lembar observasi keterlaksanaan RPP
Data hasil penelitian terhadap pelaksanaan pembelajaran
dimana kelas kontrol menggunakan metode konvensional
sedangkan kelas eksperimen menggunakan metode pembelajaran
question student have dengan media animasi pada materi struktur
atom.
b. Data kuantitatif berupa hasil test
Peneliti menggunakan data hasil test yang didapat dari hasil
posttest kelas eksperimen dan kelas kontrol pada materi struktur
atom. Posttest diberikan setelah diterapkannya model
pembelajaran question student have dengan media animasi dan
metode konvensional, posttest dilakukan untuk mengetahui
kemampuan akhir siswa.
E. Teknik Analisis Data
Pengolahan data merupakan salah satu langkah yang sangat
penting terutama bila diinginkan generalisasinya/kesimpulan tentang
masalah yang diteliti, sehingga nanti dapat dipertanggung jawabkan.
48
Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini meliputi uji deskriptif
dan uji statistik.
a. Uji
Deskriptif
Uji deskriptif dalam penelitian ini terkait dengan data terhadap
proses belajar, data penilaian ranah kognitif siswa yang diperoleh dari
hasil observasi pada saat berlangsungnya pembelajaran dikelas.
b. Uji
Statistik
1. Uji Prasyarat
a. Uji Normalitas
Normalitas data dilakukan untuk mengetahui normal atau
tidaknya distribusi atau sebaran data pada sampel. Uji
normalitas dicari dengan menggunakan SPSS versi 16 for
windows, dengan kriteria sebagai berikut :
Terdistribusi normal jika taraf signifikan > 0,05
Terdistribusi tidak normal jika taraf signifikan < 0,05
b. Uji homogenitas
Uji homogenitas dilakukan untuk mengetahui apakah sampel
yang menjadi objek penelitian bersifat homogen atau tidak.
Uji homogenitas dicari dengan menggunakan SPSS versi 16
for windows, dengan kriteria sebagai berikut :
Jika nilai signifikan ≥ 0,05, berarti kedua sampel
homogen
49
Jika nilai signifikan ≤ 0,05, berarti kedua sampel tidak
homogen
2. Uji hipotesis
Pengujian hipotesis dilakukan dengan menggunakan uji one
sample t-test, untuk mengetahui hasil dari uji hipotesis, terlebih
dahulu dilakukan uji prasyarat analisis yaitu uji normalitas
menggunakan kolmogrov-smirnov untuk mengetahui apakah data
tes akhir terdistribuasi normal atau tidak. Setelah uji normalitas
dilakukan uji homogenitas varians menggunakan test of
homogeneity of variances untuk membuktikan kedua sampel
homogen atau tidak. Setelah uji prasyarat maka digunakan analisis
uji one sample t-test. Uji one sample t-test digunakan untuk
mengetahui adanya pengaruh penggunaan model pembelajaran
terhadap prestasi belajar kimia siswa. Data hasil analisis dibantu
dengan SPSS versi 16 for windows. Adapun hipotesis statistik yang
ingin diuji adalah sebagai berikut :
Ho = Tidak ada pengaruh penggunaan moel pembelajaran Question
Student Have dengan media animasi terhadap prestasi belajar
kimia siswa kelas X SMA Negeri 1 Gunung Sari tahun pelajaran
2012/2013
Ha = Tidak ada pengaruh penggunaan moel pembelajaran Question
Student Have dengan media animasi terhadap prestasi belajar
50
kimia siswa kelas X SMA Negeri 1 Gunung Sari tahun pelajaran
2012/2013.
Pengujian hipotesis menggunakan uji one sample t-test, jika
thitung ≤ ttabel dengan taraf signifikan 5 %, maka Ho diterima dan
Ha ditolak, jika thitung ≥ ttabel, dengan taraf signifikan 5 % maka Ha
diterima dan Ho ditolak (Sugiyono, 2012).