Proposal Usaha

download Proposal Usaha

of 9

description

proposal usaha

Transcript of Proposal Usaha

DAFTAR ISI

Daftar Isi1BAB I PENDAHULUAN2A. Judul Kegiatan2B. Status Usaha2C. Rasional Kegiatan2D. Tujuan Kegiatan3BAB II METODE PELAKSANAAN4A. Produk4B. Bahan Baku4C. Proses Produksi5D. Pemasaran5E. Tempat Produksi5BAB III TARGET LUARAN6A. Target produk6B. Target konsumen6C. Target pendapatan6BAB IV RENCANA BIAYA7A. Rencana biaya usaha7B. Rancangan Pengembangan & Investasi8BAB V POTENSI KHUSUS9A. Peluang Komersial9B. Peluang Patent atau Haki9C. Peluang Legalitas9

BAB IPENDAHULUAN

A. Judul KegiatanPembudidayaan ikan lele dalam kolam yang memanfaatkan lahan kosong sebagai tempat budidaya.B. Status UsahaUsaha budidaya ikan lele tersebut merupakan usaha pengembangan dimana sudah ada beberapa kelompok tani yang melakukan budidaya, namun persebaran budidaya ikan lele tidak merata di setiap daerah.C. Rasional KegiatanPerkembangan tingkat kebutuhan konsumsi masyarakat di Propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta yang semakin tinggi akan produk-produk perikanan mendorong akan tumbuhnya peluang usaha mikro di sektor perikanan darat. Tingginya tingkat permintaan ternyata belum seimbang dengan tingkat penyediaan, sehingga di pasaran masih banyak mengalami banyak kekurangan produk perikanan terutama ikan lele.Sektor perikanan darat adalah salah satu sektor usaha yang bisa dilakukan oleh semua lapisan masyarakat baik secara serius ataupun sebagai tambahan penghasilan, karena usaha ini mudah dilakukan walaupun dengan prasarana minim.Pertimbangan-pertimbangan untuk budidaya ikan lele antara lain:1. Permintaan pasar akan ikan lele masih sangat besar.2. Tidak membutuhkan lahan yang luas.3. Pemenuhan air bisa didapatkan dengan mudah.4. Mudah dilakukan oleh masyarakat.5. Tidak membutuhkan modal terlalu banyak.6. Ikan lele cocok hidup di air apapun.7. Pakan ikan lele mudah didapat.8. Harga jual ikan lele sangat stabil.Usaha budidaya ikan lele yang telah dilakukan oleh beberapa kelompok masyarakat kebanyakan masih merupakan usaha sampingan dan belum ada upaya khusus untuk peningkatan hasil produk yang maksimal. Namun demikian usaha budidaya ikan lele yang dilakukan oleh beberapa gelintir masyarakat selama ini telah dapat dirasakan manfaat dan keuntungannya.Manfaat dan keuntungannya antara lain:1. Menambah pendapatan keluarga.2. Terpenuhinya kebutuhan gizi keluarga.3. Pemanfaatan lahan pekarangan yang tadinya kurang produktif menjadi produktif.4. Pemanfaatan air akan lebih terarah.5. Membuka lapangan pekerjaan dan mengurangi pengangguran.D. Tujuan KegiatanTujuan untuk pembuatan kegiatan usaha budidaya ikan lele adalah:1.Menambah penghasilan.2.Menanamkan jiwa kewirausahaan bagi anggota.3.Menciptakan lapangan kerja dan mengurangi tingkat pengangguran.4.Pemanfaatan air tidak cuma-cuma.

BAB IIMETODE PELAKSANAAN

A. ProdukHasil produksi dari usaha bududaya ikan lele ini adalah ikan lele yang siap konsumsi. Ikan lele adalah ikan yang hidup di air tawar. Ikan lele memiliki tubuh yang licin dan memiliki kumis di kepalanya. Kualitas ikan lele yang siap konsumsi adalah jika dalam satu kilogramnya terdapat 10-12 ikan lele. Jika terdapat ikan lele yang lebih kecil dari sesamanya di dalam satu kolam berarti ikan tersebut tidak layak untuk dikonsumsi (kualitas rendah), hal yang sama juga terjadi pada ikan lele yang kepalanya terlalu besar atau tidak proporsional dengan tubuhnya.

B. Bahan BakuBahan baku yang dibutuhkan dalam usaha budidaya ikan lele ini adalah bibit ikan lele. Bibit ikan lele bisa didapatkan dari peternak-peternak ikan lele, contohnya di daerah Cangkringan Kabupaten Sleman dan Sampakan Kabupaten Bantul. Selain bibit ikan lele juga dibutuhkan makanan pokoknya yaitu pelet. Pelet ikan bisa didapatkan di toko-toko yang menjual makanan ternak.

C. Proses ProduksiProduksi budidaya ikan lele dimulai dari pembuatan kolam. Kolam untuk ikan lele dapat berupa kolam alami atau buatan. Jika menggunakan kolam alami dapat memanfaatkan aliran sungai sebagai kolam (tambak) namun hal tersebut sangat beresiko tinggi. Menggunakan kolam buatan yaitu dengan membuat kolam permanen atau tidak permanen di pekarangan rumah yang kosong. Hal ini lebih efisien dibanding dengan kolam alami. Kolam permanen adalah kolam yang digali dan disemen sedangkan kolam yang tidak permanen adalah kolam yang menggunakan terpal dan berada di atas permukaan tanah. Untuk keefisiennya digunakan kolam buatan yang tidak permanen menggunakan terpal. Pembuatan kolam sendiri cukup satu kali, dan setelahnya hanya perlu perawatan. Membuat kolam tidak membutuhkan keterampilan khusus, dengan tenaga satu orang dalam sehari dapat membuat 2-4 kolam ukuran 4x6 meter dengan kedalaman 1-2 meter. Setelah kolam dipersiapkan setelah itu mengisi air setinggi 1-1,5 meter. Mengisi air dapat menggunakan pompa air atau diisi manual. Setelah air terisi masukkan bibit ikan lele (1kg = 30-40 ekor bibit ikan lele). Dengan catatan 1x1 meter secara efisien maksimal dapat menampung 150 bibit ikan lele. Langkah terakhir adalah memberi makan ikan lele. Memberi makan ikan lele cukup dilakukan 2x sehari, yaitu pagi dan sore masing-masing 0,25 kg. Jika dekat dengan peternak ayam potong, ayam potong yang mati juga dapat dijadikan makanan ikan, jadi dapat menghemat biaya. jika diberi makan ayam mati terlebih dahulu harus dibakar dan dicacah. Memberi makannya cukup 2-3 hari sekali dengan jumlah ayam 2-3 ekor ukuran sedang. Kegiatan tersebut rutin dilakukan sampai waktu 2-3 bulan dan ikan lele siap dipanen. Untuk menjalankan usaha ini tidak dibutuhkan teknologi terkini yang artinya dengan cara sederhana masih bisa dilakukan serta tidak membutuhkan keterampilan yang tinggi, cukup keinginan bekerja keras, jujur, ulet dan teliti. Untuk menjalankan usaha budidaya ikan lele minimal membutuhkan tenaga 3-5 orang.

D. PemasaranPemasaran hasil budidaya ikan lele sangat mudah. Dimulai dari lingkup warga desa, nilai jual ikan lele masih sangat tinggi peminatnya. Tidak membutuhkan teknik pemasaran tertentu, cukup dengan memasangkan penanda yang menunjukkan tempat penjualan ikan lele dan dengan metode woro-woro kepada warga. Selain dipasarkan di lingkup desa, hasil produksi juga dapat dipasarkan ke warung makan atau pengepul di pasar. Metode pemasaran yang digunakan adalah mencari orang atau badan usaha lain yang ingin membeli ikan lele dalam jumlah yang besar. Biasanya sekali transaksi minimal 50 kg.

E. Tempat ProduksiTempat produksi budidaya ikan lele dapat berlokasi di pekarangan rumah yang tidak terpakai atau disekitar rumah. Manfaatnya, pekarangan rumah yang tidak terpakai dapat dimaksimalkan dengan usaha budidaya ikan lele ini. Mengambil tempat di sekitar rumah memudahkan untuk pengawasan dan akses transportasi yang mudah. Jika pengawasan dan akses transportasi mudah maka prospek usaha yang dilakukan juga lebih menjanjikan.F.

BAB IIITARGET LUARAN

A. Target produkProduk yang dihasilkan dari usaha budidaya ikan lele adalah ikan lele siap konsumsi dengan kriteria dalam 1kg ikan lele terdapat 10-12 ekor ikan lele siap konsumsi.

B. Target konsumenKonsumen dibagi menjadi dua jenis yaitu konsumen individu dan pemborong. Untuk konsumen individu adalah orang yang membeli produk untuk dikonsumsi sendiri dan konsumen pemborong adalah kelompok atau badan usaha lain yang akan memanfaatkan hasil usaha budidaya ikan lele tersebut, biasanya pengepul di pasar atau rumah makan. Konsumen individu memiliki daya beli 1-4kg ikan lele yang datang pada saat pemanenan ikan dan konsumen pemborong memiliki daya beli minimal 50kg ikan lele untuk sekali transaksi.

C. Target pendapatanPendapatan yang ingin dicapai adalah menjual semua ikan lele dalam sekali pemanenan. Jika di asumsikan terdapat 3 kolam ukuran 4x6 meter dan jumlah ikan 3 x 24 x 150 = 10.800 ikan (360kg) dengan harga bibit Rp. 12.000/kg, harga pakan Rp. 5.000 x (0,5kg x 90) adalah Rp. 225.000 sehingga modal awal Rp. 4.545.000 maka :1. Dijual pada individu10.800 / 12 = 900 kg ikan lele dengan harga jual Rp. 15.000 /kg.Pendapatan kotor :900kg x Rp. 15.000 = Rp. 13.500.0002. Dijual pada pemborongKarena dijual ke pemborong maka harga jual per kg turun menjadi Rp.14.00010.800 / 12 = 900 kg ikan lele dengan harga jual Rp. 14.000 /kg.Pendapatan kotor :900kg x Rp. 14.000 = Rp. 12.600.000

BAB IVRENCANA BIAYA

A. Rencana biaya usahaPembiayaan bahan baku :1. Terpal 5x7 meter jumlah 3 buah3 x Rp.185.000= Rp. 555.0002. Bibit ikan lele 10800 ikan atau 360kg360 x Rp. 12.000= Rp. 4.320.0003. Pakan ikan lele 45kg45 x Rp. 5.000= Rp. 225.000Pembiayaan tenaga kerja :1. 3 tenaga kerja3x 3bulan x Rp. 450.000= Rp. 4.050.000Pembiayaan alat produksi :1. Pompa air1 x Rp. 150.000= Rp. 150.0002. Jaring ikan3 x Rp. 50.000= Rp. 150.0003. Ember3 x Rp. 50.000= Rp. 150.0004. Drum3 x Rp. 100.000= Rp. 300.000----------------------- +Modal Usaha := Rp. 9.900.000Harga Jual : 1. Individu900kg x Rp. 15.000= Rp. 13.500.0002. Pemborong 900kg x Rp. 14.000= Rp. 12.600.000

Pemasukkan :Individu Rp. 13.500.000 - Rp. 9.900.000= Rp. 3.600.000PemborongRp. 12.600.000 - Rp. 9.900.000= Rp. 2.700.000Prediksi aliran kas :1x masa panen pemasukan :Individu = Rp. 3.600.000Pemborong = Rp. 2.700.000

Masa panen selanjutnya (biaya alat produksi tidak lagi dihitung) :Pemasukan = Pemasukkan + pembiayaan alat produksi + Terpal biaya perawatanPemasukan (Individu) = Rp.3.600.000 + Rp.750.000 + Rp.550.000 Rp. 300.000 = Rp. 4.600.000Pemasukan (Pemborong) =Rp.2.700.000 + Rp.750.000 + Rp.550.000 Rp. 300.000 = Rp. 3.700.000Prediksi dalam masa 3 kali panen(9bulan) jika hasil produksinya bagus dan terjual semua sudah balik modal awal. Setelah 9 bulan aliran dana dapat masuk ke dalam kas dan dihitung untung bersih.

B. Rancangan Pengembangan & InvestasiRencana pendapatan yang akan diperoleh ada dua macam tergantung jenis konsumennya, yaitu :1. Konsumen individuPendapatan bersih yang diperoleh sebesar Rp. 3.600.000 pada waktu pertama kali panen dan selanjutnya mendapat Rp. 4.600.0002. Konsumen PemborongPendapatan bersih yang diperoleh sebesar Rp. 2.700.000 pada waktu pertama kali panen dan selanjutnya mendapat Rp. 3.700.000

Untung yang diperoleh akan digunakan untuk pengembangan usaha, misalnya untuk memperluas usaha bubidaya ikan lele dan membuka warung pecel lele. Hal tersebut dapat terlaknsana setelah 9 bulan masa usaha atau 3x masa panen jika modal awal sudah kembali yaitu sebesar Rp. 9.900.000. Untuk menambah 1 kolam dengan ukuran yang sama dibutuhkan dana sebesar (harga terpal + Harga bibit + upah tenaga ) = Rp. 2.075.000 dan untuk membuka warung pecel lele dibutuhkan dana kurang lebih Rp. 3.000.000.

2.

BAB VPOTENSI KHUSUS

A. Peluang KomersialPeluang komersial dari hasil budidaya ikan lele ini dapat dijual dalam bentuk berbeda misalnya lele goreng atau pecel lele yang memiliki nilai jual yang lebih jika dijual mentah.B. Peluang Patent atau HakiJika membuat olahan dari bahan ikan lele yang belum pernah ada sebelumnya dapat dipatenkan.C. Peluang LegalitasLegalitas usaha ini mudah didapatkan, dengan melaporkan usaha ke kelurahan atau kecamatan selanjutnya sudah mendapat ijin melakukan usaha. 1

2