Proposal tentang Pelaksanaan Perjanjian Pembiayaan Konsumen - Nin Yasmine Lisasih

29
Sampel Proposal Skripsi Disusun Oleh : NIN YASMINE LISASIH  A. Jud ul Pen el iti an PELAKSANAAN PERJ ANJIAN PEMBIAYAAN KONSUMEN PADA PEMBELIAN SEPEDA MOTOR (STUDI KASUS DI KOTA SURAKARTA). B. Lat ar Bel aka ng Masa lah Sejak zaman dahulu hingga sekarang, manusia selalu dihadapkan de ng an be rb agai ke bu tu ha n. Se jala n de ng an pe rkemba ng an za ma n, kebutuhan manusia pun semakin beragam jenisnya. Salah satu kebutuhan yang sedang trend di masyarakat dewasa ini adalah keb utu han akan sep eda mot or, pad a ken yat aannya mas yar aka t Indone si a ti da k ter peng aru h dengan kr isis moneter ya ng me lan da di In don es ia ha l te rs eb ut te rb ukt i ber das ar ka n da ta da ri PT . Astr a Internasional, Tbk bahwa penjualan tahun 1999 tercatat sebesar 587.402 uni t yan g kemudi an dal am satu tah un mel onj ak men jadi 979 .42 2 uni t. Tahun ber iku tny a 2001, ang ka pen jua lan nya sudah mas uk pada ang ka 1.650.770 dan melonjak pesat pada angka dua juta di tahun 2002. pada tahun itu jumlah motor yang terjual mencapai 2.317.991 unit. Tren kenaikan ini tidak berub ah pada tahun 2003 dengan angka jumlah penjul an bertah an  pada 2.810.000 unit, kemudian tahun 2004 mencapai 3.200.000 unit, yang kemudian terjadi kenaikan secara signifikan pada produksi sepeda motor tahun 2005 yang mencapai 5.100.000 unit, sempat sedikit menurun pada tahun 2006 yaitu 4.460.000 unit sebagai dapat kenaikan harga bahan baker minyak. Namun, tahun 2007 kembali meningkat dan mencapai 4.720.000  juta unit. Bahkan tahun 2008 meningkat pesat menjadi 6.000.000 unit. Hal 1

description

Sampel Proposal SkripsiDisusun Oleh : NIN YASMINE LISASIHA. Judul Penelitian PELAKSANAAN PERJANJIAN PEMBIAYAAN KONSUMEN PADA PEMBELIAN SURAKARTA). B. Latar Belakang Masalah Sejak zaman dahulu hingga sekarang, manusia selalu dihadapkan dengan berbagai kebutuhan. Sejalan dengan perkembangan zaman, kebutuhan manusia pun semakin beragam jenisnya. Salah satu kebutuhan yang sedang trend di masyarakat dewasa ini adalah kebutuhan akan sepeda motor, pada kenyataannya masyarakat Indonesia tidak terpeng

Transcript of Proposal tentang Pelaksanaan Perjanjian Pembiayaan Konsumen - Nin Yasmine Lisasih

Page 1: Proposal tentang Pelaksanaan Perjanjian Pembiayaan Konsumen - Nin Yasmine Lisasih

5/7/2018 Proposal tentang Pelaksanaan Perjanjian Pembiayaan Konsumen - Nin Yasmine Lisasih - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/proposal-tentang-pelaksanaan-perjanjian-pembiayaan-konsumen-nin-yasmine-lisasih 1/29

 

Sampel Proposal Skripsi

Disusun Oleh : NIN YASMINE LISASIH

 A. Judul Penelitian

PELAKSANAAN PERJANJIAN PEMBIAYAAN KONSUMEN PADA

PEMBELIAN SEPEDA MOTOR (STUDI KASUS DI KOTA

SURAKARTA).

B. Latar Belakang Masalah

Sejak zaman dahulu hingga sekarang, manusia selalu dihadapkan

dengan berbagai kebutuhan. Sejalan dengan perkembangan zaman,

kebutuhan manusia pun semakin beragam jenisnya.

Salah satu kebutuhan yang sedang trend di masyarakat dewasa ini

adalah kebutuhan akan sepeda motor, pada kenyataannya masyarakatIndonesia tidak terpengaruh dengan krisis moneter yang melanda di

Indonesia hal tersebut terbukti berdasarkan data dari PT. Astra

Internasional, Tbk bahwa penjualan tahun 1999 tercatat sebesar 587.402

unit yang kemudian dalam satu tahun melonjak menjadi 979.422 unit.

Tahun berikutnya 2001, angka penjualannya sudah masuk pada angka

1.650.770 dan melonjak pesat pada angka dua juta di tahun 2002. pada

tahun itu jumlah motor yang terjual mencapai 2.317.991 unit. Tren kenaikanini tidak berubah pada tahun 2003 dengan angka jumlah penjulan bertahan

 pada 2.810.000 unit, kemudian tahun 2004 mencapai 3.200.000 unit, yang

kemudian terjadi kenaikan secara signifikan pada produksi sepeda motor 

tahun 2005 yang mencapai 5.100.000 unit, sempat sedikit menurun pada

tahun 2006 yaitu 4.460.000 unit sebagai dapat kenaikan harga bahan baker 

minyak. Namun, tahun 2007 kembali meningkat dan mencapai 4.720.000

 juta unit. Bahkan tahun 2008 meningkat pesat menjadi 6.000.000 unit. Hal

1

Page 2: Proposal tentang Pelaksanaan Perjanjian Pembiayaan Konsumen - Nin Yasmine Lisasih

5/7/2018 Proposal tentang Pelaksanaan Perjanjian Pembiayaan Konsumen - Nin Yasmine Lisasih - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/proposal-tentang-pelaksanaan-perjanjian-pembiayaan-konsumen-nin-yasmine-lisasih 2/29

 

diatas membuktikan bahwa masyarakat Indonesia walaupun sedang

mengalami perekonomian yang tidak stabil masih tetap saja mampu dansemakin berminat dengan sepeda motor. Namun dari tingginya minat

masyarakat Indonesia dengan sepeda motor tersebut menimbulkan berbagai

masalah social karena sering kali masyarakat kita demi mengejar gensi

untuk memiliki motor walaupun memiliki uang yang cukup mereka memilih

untuk berspekulasi dengan cara mengambil sepeda motor dengan cara kredit

terhadap leasing padahal jika mereka tidak mampu membayar angsuran

maka motor mereka akan di tarik kembali oleh dealer dengan jasa dept

collector dan jika itu terjadi seringkali terjadi konflik antara konsumen

dengan dept collector tersebut karena masyarakat akan merasa malu jika

sepeda motornya di tarik sedang untuk membayar angsuran tidak memiliki

uang. Untuk itu dapat di tarik kesimpulan bahwa semakin meningkatnya

minat masyarakat Indonesia dengan sepeda motor dari tahun ke tahun tidak 

lepas dari pengaruh Leasing yang semakin hari semakin banyak jumlahnya,

 bahkan leasing-leasing tersebut bersaing menarik minat masyarakat untuk 

dapat membeli sepeda motor dengan cara kredit salah satu contohnya adalah

iklan leasing yang menawarkan kredit salah satu sepeda motor adalah

“dengan DP 300 ribu bawa pulang motornya” dari iklan tersebut berarti kita

dapat membeli sepeda motor dengan cara kredit dengan uang muka sebesar 

300 ribu coba bayangkan jika harga sepeda motor.

Pada kenyataannya lembaga keuangan yang disebut bank ini tidak 

cukup ampuh untuk menanggulangi berbagai keperluan dana dalam

masyarakat, mengingat keterbatasan jangkauan penyebaran kredit dan

keterbatasan sumber dana yang dimiliki oleh bank. Hal ini semakin nyata

terlihat dari banyaknya bank-bank yang dilikuidasi. Kondisi demikan ini

  berdampak pada lesunya perekonomian negara yang berbuntut pada

semakin sulitnya mendapatkan dana segar yang sangat dominan dan

dibutuhkan oleh dunia perekonomian.

Menyikapi berbagai kelemahan yang terdapat pada lembaga

keuangan bank dalam rangka menyalurkan kebutuhan dana yang diperlukan

Page 3: Proposal tentang Pelaksanaan Perjanjian Pembiayaan Konsumen - Nin Yasmine Lisasih

5/7/2018 Proposal tentang Pelaksanaan Perjanjian Pembiayaan Konsumen - Nin Yasmine Lisasih - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/proposal-tentang-pelaksanaan-perjanjian-pembiayaan-konsumen-nin-yasmine-lisasih 3/29

 

masyarakat, maka muncul lembaga keuangan bukan bank yang merupakan

lembaga penyandang dana yang lebih fleksibel dan moderat daripada bank yang dalam hal-hal tertentu tingkat risikonya bahkan lebih tinggi. Lembaga

inilah yang kemudian dikenal sebagai lembaga pembiayaan yang

menawarkan model-model formulasi baru dalam hal penyaluran dana

terhadap pihak-pihak yang membutuhkannya seperti, leasing  (sewa guna

usaha),  factoring  (anjak piutang), modal ventura, perdagangan surat

  berharga, usaha kartu kredit dan pembiayaan konsumen yang diatur 

 berdasarkan keppres No. 61 tahun 1988 tentang Lembaga Pembiayaan.

Pengertian lembaga pembiayaan keuangan bukan bank dapat dilihat

dalam pasal 1 angka (4) Keppres No. 61 tahun 1988 Tentang Lembaga

Pembiayaan, yaitu:

“Lembaga keuangan bukan bank adalah badan usaha yang

melakukan kegiatan dibidang keuangan yang secara langsung atau

tidak langsung menghimpun dana dengan jalan mengeluarkan surat

 berharga dan menyalurkannya ke dalam masyarakat guna membiayai

investasi perusahaan-perusahaan”.

Salah satu sistem pembiayaan alternatif yang cukup berperan aktif 

dalam menunjang dunia usaha akhir-akhir ini yaitu pembiayaan konsumen

atau dikenal dengan istilah consumer service. Berdasarkan pasal 1 angka (6)

Keppres No. 61 tahun 1988 tentang Lembaga Pembiayaan, perusahaan

 pembiayaan konsumen adalah, “Badan usaha yang melakukan pembiayaan

 pengadaan barang untuk kebutuhan konsumen dengan sistim pembayaran

 berkala”.

Dewasa ini, jenis pembiayaan konsumen meskipun masih terbilang

muda usianya tetapi sudah cukup populer dalam dunia bisnis di Indonesia,

mengingat sifat dari transaksi pembiayaan konsumen tersebut mampu

menampung masalah-masalah yang tidak dapat dipecahkan dengan jenis

 pembiayaan yang bisa a di bank-bank. Di samping itu besarnya biaya yang

diberikan per konsumen relatif kecil, mengingat barang yang dibidik untuk 

dibiayai secara pembiayaan konsumen adalah barang-barang keperluan

konsumen yang akan dipakai oleh konsumen untuk keperluan hidupnya.

3

Page 4: Proposal tentang Pelaksanaan Perjanjian Pembiayaan Konsumen - Nin Yasmine Lisasih

5/7/2018 Proposal tentang Pelaksanaan Perjanjian Pembiayaan Konsumen - Nin Yasmine Lisasih - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/proposal-tentang-pelaksanaan-perjanjian-pembiayaan-konsumen-nin-yasmine-lisasih 4/29

 

C. Pembatasan MasalahHal inilah yang melatarbelakangi penelitian ini, analisis dampak yang

dapat timbul karena adanya perjanjian leasing pada saat pembelian sepeda

motor antara konsumen atau pembeli sebagai debitur dengan pihak 

  pembiayaan (kreditur). Pada penelitian ini hanya akan memberikan

 penyelesaian perselisihan antara pihak kreditur (perusahaan pembiayaan) dan

debitur (konsumen) dalam pembiayaan konsumen sepeda motor roda.

Terutama jika pihak debitur atau konsumen yang tidak bisa memenuhi

kewajibannya dalam membayar angsuran yang ditentukan oleh lembaga

 pembiayaan sebagai kreditur yang terjadi di Kota Surakarta.

Page 5: Proposal tentang Pelaksanaan Perjanjian Pembiayaan Konsumen - Nin Yasmine Lisasih

5/7/2018 Proposal tentang Pelaksanaan Perjanjian Pembiayaan Konsumen - Nin Yasmine Lisasih - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/proposal-tentang-pelaksanaan-perjanjian-pembiayaan-konsumen-nin-yasmine-lisasih 5/29

 

D. Perumusan Masalah

Agar permasalahan yang akan diteliti menjadi lebih jelas dan  penulisan skripsi mencapai tujuan yang diinginkan maka perlu disusun

  perumusan masalah yang didasarkan pada latar belakang dan pembatasan

masalah dimana perumusan tersebut antara lain :

1. Bagaimanakah pelaksanaan perjanjian pembelian antara konsumen

sebagai debitur dengan lembaga pembiayaan sebagai kreditur ?

2. Apakah dampak yang timbul pada pelaksanaan perjanjian leasing  bagi

konsumen Kota Surakarta ?

E. Tujuan Penelitian

Dalam suatu penelitian, pastilah ada tujuan yang hendak dicapai.

Tujuan dari penelitian dalam penulisan penelitian ini adalah :

1. Tujuan Obyektif 

a. Pelaksanaan perjanjian pembelian antara konsumen sebagai debitur 

dengan lembaga pembiayaan sebagai kreditur.

  b. Untuk mengetahui dampak positif dan negatif yang timbul pada

 pelaksanaan leasing bagi konsumen.

2. Tujuan Subyektif.

a. Mengumpulkan dan mengolah data yang diperlukan guna penulisan

 penelitian, sebagai salah referensi pada penelitian selanjutnya.

 b. Menambah pengetahuan penulis dalam penulisan karya ilmiah dalam

ilmu hukum.

5

Page 6: Proposal tentang Pelaksanaan Perjanjian Pembiayaan Konsumen - Nin Yasmine Lisasih

5/7/2018 Proposal tentang Pelaksanaan Perjanjian Pembiayaan Konsumen - Nin Yasmine Lisasih - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/proposal-tentang-pelaksanaan-perjanjian-pembiayaan-konsumen-nin-yasmine-lisasih 6/29

 

F. Manfaat Penelitian

1. Manfaat Teoritisa. Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan

 bagi ilmu social.

 b. Hasil penelitian ini diharapkan bisa mendiskripsikan proses

  pelaksanaan perjanjian antara konsomen dan lembaga

  pembiayaan dan untuk mengetahui dampak yang akan

terjadi pada saat konsumen tidak dapat melaksanakan

 perjanjiannya.

2. Manfaat Praktis

Hasil penelitian ini diharapkan memberikan masukan bagi

masyarakat agar mengetahui keuntungan maupun kelemahan

sistem leasing yang telah berkembang dimasyarakat.

G. Kerangka Teori

H. Tinjauan tentang Perjanjian

a. Pengertian Perjanjian

Pengertian perjanjian menurut ketentuan pasal 1313 KUH

Perdata adalah sebagai berikut : “suatu perjanjian adalah suatu

 perbuatan dengan mana satu orang atau lebih mengikatkan dirinya

  pada satu orang lain atau lebih”. Mengenai batasan tersebut para

sarjana hukum perdata umumnya berpendapat bahwa definisi atau

  batasan atau yang terdapat didalam ketentuan pasal 1313 KUH

Perdata kurang lengkap dan bahkan dikatakan terlalu luas banyak 

mengandung kelemahan-kelemahan.

Para ahli hukum memberikan suatu pengertian perjanjian yang

 berbeda-beda. Perjanjian adalah:”Suatu persetujuan dengan mana dua

orang atau lebih saling mengikatkan diri untuk melaksanankan suatu

hal dalam lapangan harta kekayaan” (Abdul Kadir  

Muhammad,1992:78).

Persetujuan ini merupakan arti yang pokok dalam dunia usaha

Page 7: Proposal tentang Pelaksanaan Perjanjian Pembiayaan Konsumen - Nin Yasmine Lisasih

5/7/2018 Proposal tentang Pelaksanaan Perjanjian Pembiayaan Konsumen - Nin Yasmine Lisasih - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/proposal-tentang-pelaksanaan-perjanjian-pembiayaan-konsumen-nin-yasmine-lisasih 7/29

 

dan menjadi dasar dari kebanyakan transaksi dagang. Sedangkan

Subekti memberikan pengertian perjanjian adalah “suatu peristiwadimana seorang berjanji kepada seorang lain atau dimana dua orang

itu saling berjanji untuk melaksanakan suatu hal” (Subekti, 1991 : 1).

Dari peristiwa itulah, timbul hubungan antara dua orang tersebut yang

dinamakan perikatan. Dalam bentuknya perjanjian ini berupa

rangkaian perkataan yang mengandung janji-janji atau kesanggupan

yang diucapkan atau ditulis Suatu perikatan adalah suatu perhubungan

hukum antara dua orang atau dua pihak, berdasarkan yang mana pihak 

yang satu berhak menuntut suatu hal dari pihak yang lain, dan pihak 

yang lain berkewajiban untuk memenuhi kebutuhan itu. Pihak yang

 berhak menuntut sesuatu dinamakan kreditur sedangkan pihak yang

 berkewajiban untuk memenuhi dinamakan debitur atau si berhutang.

b. Macam-macam Perjanjian

1) Perjanjian jual beli.

Perjanjian jual beli adalah suatu perjanjian dimana pihak yang satu

menyanggupi akan menyerahkan hak milik atas suatu barang,

sedangkan pihak lainnya menyanggupi akan membayar sejumlah

uang sebagai harganya (Subekti, 1985:161-162). Terjadinya

 perjanjian ini jika kedua belah pihak mencapai persetujuan tentang

 barang dan harganya.

2) Perjanjian sewa menyewa.

Perjanjian sewa menyewa adalah suatu perjanjian dimana pihak 

yang satu menyanggupi akan menyerahkan suatu benda untuk 

dipakai selama suatu jangka waktu tertentu, sedangkan pihak 

lainnya menyanggupi akan membayar harga yang telah ditetapkan

untuk pemakaian itu pada waktu-waktu yang ditentukan (Subekti,

1985:164). Tujuan dari perjanjian ini untuk memberikan hak 

 pemakaian saja, bukan hak milik atas suatu benda.

3) Pemberian atau hibah.

7

Page 8: Proposal tentang Pelaksanaan Perjanjian Pembiayaan Konsumen - Nin Yasmine Lisasih

5/7/2018 Proposal tentang Pelaksanaan Perjanjian Pembiayaan Konsumen - Nin Yasmine Lisasih - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/proposal-tentang-pelaksanaan-perjanjian-pembiayaan-konsumen-nin-yasmine-lisasih 8/29

 

Pemberian ialah suatu perjanjian (obligatoir ), dimana pihak yang

satu menyanggupi dengan cuma-cuma (Om Niet ) dengan secaramutlak (onherroepelijk ) memberikan suatu benda pada pihak yang

lainnya, pihak mana menerima pemberian itu (Subekti, 1985:165).

Perjanjian tersebut tidak dapat dicabut menurut kehendak satu

 pihak saja.

4) Perjanjian perdamaian.

Perjanjian perdamaian adalah suatu perjanjian di mana dua pihak 

membuat suatu perdamaian untuk menyingkiri atau mengakhiri

suatu perkara, dalam perjanjian mana masing-masing melepaskan

sementara hak-hak atau tuntutannya (Subekti, 1985:172).

Perjanjian ini harus dibuat secara tertulis dan tidak boleh secara

lisan.

c. Akibat-akibat Perjanjian.

Akibat–akibat yang ditimbulkan karena adanya perjanjian diatur 

dalam pasal-pasal KUH Perdata yaitu :

1) Semua perjanjian yang dibuat secara sah

 berlaku sebagai undang-undang bagi mereka

yang membuatnya. Suatu perjanjian tidak 

dapat ditarik kembali selain dengan sepakat

kedua belah pihak atau karena alasan-alasan

yang oleh undang-undang dinyatakan untuk 

itu dan perjanjian itu dilaksanakan dengan

itikad baik. Sesuai dengan pasal 1338 KUH

Perdata.

2) Suatu perjanjian tidak hanya mengikat untuk 

hal-hal yang dengan tegas dinyatakan di

dalamnya, tetapi juga untuk segala sesuatu

yang menurut sifat perjanjian, diharuskan

oleh kepatutan, kebisa aan dan undang-

Page 9: Proposal tentang Pelaksanaan Perjanjian Pembiayaan Konsumen - Nin Yasmine Lisasih

5/7/2018 Proposal tentang Pelaksanaan Perjanjian Pembiayaan Konsumen - Nin Yasmine Lisasih - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/proposal-tentang-pelaksanaan-perjanjian-pembiayaan-konsumen-nin-yasmine-lisasih 9/29

 

undang. Sesuai dengan pasal 1339 KUH

Perdata.3) Suatu perjanjian hanya berlaku antara pihak-

  pihak yang membuatnya. Suatu perjanjian

tidak dapat membawa rugi dan manfaat bagi

  pihak ketiga (selain dalam hal yang diatur 

dalam pasal 1317 KUH Perdata). Sesuai pasal

1340 KUH Perdata.

4) Tiap orang yang berpiutang boleh

mengajukan batalnya segala perbuatan yang

tidak diwajibkan yang dilakukan oleh orang

yang berpiutang, asalkan dapat dibuktikan.

Sesuai dengan pasal 1341 KUH Perdata.

d. Hapusnya Perjanjian

1) Pembayaran

Pembayaran ialah pelaksanaan atau pemenuhan tiap perjanjian

secara suka rela, artinya tidak dengan paksaan atau eksekusi

(R.Subekti:152). Pada dasarnya hanya orang yang berkepentingan

saja yang dapat melakukan pembayaran secara sah.

2) Penawaran pembayaran tunai diikuti oleh penyimpanan.

Suatu cara pembayaran untuk menolong si berhutang dalam hal si

 berpiutang tidak suka menerima pembayaran.

3) Pembaharuan hutang.

Pembaharuan hutang adalah suatu pembuatan perjanjian baru yang

menghapuskan suatu perikatan lama, sambil meletakkan suatu

  perikatan baru (R.Subekti:156). Dengan adanya suatu

 pembaharuan hutang, dianggap hutang yang lama telah hapus.

4) Kompensasi atau perhitungan hutang timbal balik.

Jika seseorang yang berhutang, mempunyai suatu piutang pada si

  berpiutang, sehingga dua orang itu sama-sama berhak untuk 

9

Page 10: Proposal tentang Pelaksanaan Perjanjian Pembiayaan Konsumen - Nin Yasmine Lisasih

5/7/2018 Proposal tentang Pelaksanaan Perjanjian Pembiayaan Konsumen - Nin Yasmine Lisasih - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/proposal-tentang-pelaksanaan-perjanjian-pembiayaan-konsumen-nin-yasmine-lisasih 10/29

 

menagih piutang satu kepada yang lainnya, maka hutang piutang

antara kedua orang itu dapat diperhitungkan untuk suatu jumlahyang sama (R. Subekti157). Menurut pasal 1462 KUH Perdata

 perhitungan itu terjadi dengan sendirinya. Artinya, tidak perlu para

 pihak menuntut diadakannya perhitungan itu.

5) Percampuran hutang.

Percampuran hutang terjadi misalnya, jika siberhutang kawin

dalam percampuran kekayaan dengan si berpiutang atau jika si

  berhutang menggantikan hak-hak si berpiutang karena menjadi

warisnya ataupun sebaliknya (R. Subekti158)

6) Pembebasan hutang.

Pembebasan hutang ialah suatu perjanjian baru dimana si

  berpiutang derngan sukarela membebaskan si berhutang dari

segala kewajibannya (R. Subekti159).

7) Hapusnya barang yang dimaksudkan dalam perjanjian.

Menurut pasal 1444 KUH Perdata, jika suatu barang tertentu yang

dimaksudkan dalam perjanjian hapus atau karena suatu larangan

yang dikeluarkan oleh pemerintah, tidak boleh diperdagangkan

atau hilang hingga tidak terang keadaannya, maka perikatan

menjadi hapus, asal saja hapus atau hilangnya barang itu sama

sekali diluar kesalahan si berhutang dan sebelumnya ia lalai

menyerahkannya.

8) Pembatalan perjanjian.

Perjanjian-perjanjian yang dibuat oleh orang-orang yang menurut

undang-undang tidak cakap untuk bertindak sendiri, begitu pula

yang dibuat karena paksaan, kekhilafan atau penipuan ataupun

mempunyai sebab yang bertentangan dengan undang-undang,

kesusilaan atau ketertiban umum, dapat dibatalkan. Pada

umumnya pembatalan ini berakibat bahwa keadaan antara kedua

  belah pihak dikembalikan seperti pada waktu perjanjian belum

dibuat.

Page 11: Proposal tentang Pelaksanaan Perjanjian Pembiayaan Konsumen - Nin Yasmine Lisasih

5/7/2018 Proposal tentang Pelaksanaan Perjanjian Pembiayaan Konsumen - Nin Yasmine Lisasih - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/proposal-tentang-pelaksanaan-perjanjian-pembiayaan-konsumen-nin-yasmine-lisasih 11/29

 

i.Tinjauan LembagaPembiayaan Konsumen

(Consumer  Finance).

e. Pengertian Pembiayaan

Konsumen.

Kegiatan pembiayaan konsumen mulai diperkenalkan dalam

usaha perusahaan pembiayaan dimulai pada waktu dikeluarkannya

keputusan Presiden No. 61 Tahun 1988 Tentang Lembaga

Pembiayaan yang diikuti dengan Surat Keputusan Menteri

Keuangan Republik Indonesia No.1251/KMK.013/1988 Tentang

Ketentuan Dan Tata Cara Pelaksanaan Lembaga Pembiayaan,

terakhir diubah, dengan Keputusan Menteri Keuangan Republik 

Indonesia No.448/KMK.017/2000 Tentang Perusahaan Pembiayaan.

Pembiayaan konsumen merupakan salah satu model

  pembiyaan yang dilakukan oleh perusahaan finansial, disamping

kegiatan seperti leasing ,  factoring , kartu kredit dan sebagainya.

Target pasar dari model pembiayaan konsumen ini sedah jelas yaitu

konsumen.suatu istilah yang dipakai sebagai lawan produsen. Di

samping itu besarnya biaya yang diberikan per konsumen relatif 

kecil mengingat barang yang dibidik untuk dibiayai secara

 pembiayaan konsumen adalah barang-barang keperluan yang akan

dipakai oleh konsumen untuk keperluan hidupnya, misalnya barang-

 barang keperluan rumah tangga seperti televisi, lemari es, mobil dan

sebagainya. Karena itu, risiko dari pembiayaan ini juga menyebar,

 berhubung akan terlibat banyak konsumen dengan pemberian biaya

yang relatif kecil, ini lebih aman bagi pihak pemberi biaya.

Pranata hukum pembiayaan konsumen dipakai sebagai

terjemahan dari istilah Consumer finance. Pembiayaan konsumen ini

tidak lain dari sejenis kredit konsumsi (consumer credit ), hanya saja

 jika pembiayaan konsumen dilakukan oleh perusahaan pembiayaan,

11

Page 12: Proposal tentang Pelaksanaan Perjanjian Pembiayaan Konsumen - Nin Yasmine Lisasih

5/7/2018 Proposal tentang Pelaksanaan Perjanjian Pembiayaan Konsumen - Nin Yasmine Lisasih - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/proposal-tentang-pelaksanaan-perjanjian-pembiayaan-konsumen-nin-yasmine-lisasih 12/29

 

sementara kredit konsumsi diberikan oleh bank. Namun demikian

  pengertian kredit konsumsi secara substantif sama saja dengan pembiayaan konsumen.

Definisi pembiayaan konsumen (consumer finance)

 berdasarkan Surat Keputusan Menteri Keuangan Republik Indonesia

  No.448/KMK.017/2000 Tentang Perusahaan Pembiayaan,

 pembiayaan konsumen (consumer finance) adalah “kegiatan yang

dilakukan dalam bentuk dana bagi konsumen untuk pembelian

 barang yang pembayarannya dilakukan secara angsuran atau berkala

oleh konsumen”. Berdasarkan definisi tersebut, terdapat beberapa

hal yang perlu digarisbawahi dan merupakan dasar dari kegiatan

 pembiayaan konsumen, yaitu :

1) Pembiayaan konsumen dalah merupakan salah satu alternative

 pembiayaan yang dapat diberikan kepada konsumen.

2) Obyek pembiayaan usaha jasa pembiayaan konsumen adalah

 barang kebutuhan konsumen, bisa anya kendaraan bermotor, alat

kebutuhan rumah tangga, komputer, barang-barang elektronika,

dan lain sebagainya.

3) Sistem pembayaran angsuran dilakukan secara berkala, bisa anya

dilakukan secara bulanan dan ditagih langsung kepada

konsumen.

4) Jangka waktu pengembalian, bersifat fleksibel tidak terikat

dengan ketentuan seperti financial lease.

Berdasarkan pengertian di atas, kegiatan pembiayaan

konsumen hampir sama dengan sewa guna usaha dengan hak opsi

(  financial lease), namun ada beberapa hal yang membedakan

keduanya yaitu :

1) Kepemilikan barang atau objek pembiayan yang dilakukan

 berbeda, dalam transaksi sewa guna usaha (leasing) berada pada

lessor sedangkan pada pembiayaan konsumen berada pada

konsumen yang kemudian diserahkan secara fidusia kepada

Page 13: Proposal tentang Pelaksanaan Perjanjian Pembiayaan Konsumen - Nin Yasmine Lisasih

5/7/2018 Proposal tentang Pelaksanaan Perjanjian Pembiayaan Konsumen - Nin Yasmine Lisasih - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/proposal-tentang-pelaksanaan-perjanjian-pembiayaan-konsumen-nin-yasmine-lisasih 13/29

 

 perusahaan pembiayaan.

2) Tidak ada batasan jangka waktu pembiayaan, seperti dalamfinancial lease  jangka waktu pembiayaan diatur sesuai dengan

obyek barang modal yang dibiayai oleh lessor .

3) Pembiayaan konsumen tidak membatasi pembiayaan kepada

calon konsumen yang telah mempunyai NPWP, mempunyai

kegiatan usaha dan atau pekerjaan bebas, seperti ketentuan sewa

guna usaha (leasing ).

4) Perlakuan perpajakan antara transaksi sewa guna usaha (leasing )

dan transaksi pembiayaan konsumen, berbeda baik dari sisi

 perusahaan pembiayaan maupun dari sisi konsumen.

5) Kegiatan  sales anda lease back  dimungkinkan dalam transaksi

sewa guna usaha (leasing ), sedangkan dalam transaksi

 pembiayaan konsumen ketentuan ini belum diatur.

Pelaksanaan kegiatan pembiayaan konsumen sehari-hari, sama

dengan kegiatan pembiayaan sewa guna usaha (leasing ) dengan hak 

opsi untuk perorangan, sehingga dalam prakteknya produk 

  pembiayaan konsumen dijadikan pengganti sewa guna usaha

(leasing ) dengan hak opsi.

f. Kedudukan Para Pihak dalam

Pembiayaan Konsumen

(Consumer Finance).

Para pihak yang terkait dalam suatu transaksi pembiayaan

konsumen yaitu ;

1) Pihak perusahaan pembiayaan (kreditur) adalah perusahaan

 pembiayaan konsumen atau perusahaan yang telah mendapatkan

izin usaha dari Menteri Keuangan.

2) Pihak konsumen (debitur) adalah perorangan atau individu yang

mendapatkan fasilitas pembiayaan konsumen dari kreditur.

3) Pihak   supplier/dealer/developer  adalah perusahaan atau pihak-

13

Page 14: Proposal tentang Pelaksanaan Perjanjian Pembiayaan Konsumen - Nin Yasmine Lisasih

5/7/2018 Proposal tentang Pelaksanaan Perjanjian Pembiayaan Konsumen - Nin Yasmine Lisasih - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/proposal-tentang-pelaksanaan-perjanjian-pembiayaan-konsumen-nin-yasmine-lisasih 14/29

 

  pihak yang menjual atau menyediakan barang kebutuhan

konsumen dalam rangka pembiayaan konsumen (Budi Rachmat,2002:138)

Para pihak dalam pembiayaan konsumen mempunyai

hubungan yang dapat dilihat pada tabel sebagaimana tersebut

dibawah ini :

1) Pembuatan perjanjian kerja sama pembiayaan konsumen.

2) pembayaran tunai kepada supplier.

3) penyerahan barang kepada konsumen.

4) pembayaran (angsuran pokok dan bunga) hingga lunas selama

 jangka waktu tertentu.

Hubungan para pihak dalam pembiayaan konsumen

Berdasarkan tabel diatas dapat dijelaskan sebagai berikut;

1) Hubungan pihak kreditur dengan konsumen.

Hubungan antara pihak kreditur dengan konsumen adalah

hubungan kontraktual dalam hal ini kontrak pembiayaan

konsumen. Dimana pihak pemberi biaya sebagai kreditur dan

 pihak penerima biaya (konsumen) sebagai pihak debitur. Pihak 

  pemberi biaya berkewajiban utama untuk memberi sejumlah

Page 15: Proposal tentang Pelaksanaan Perjanjian Pembiayaan Konsumen - Nin Yasmine Lisasih

5/7/2018 Proposal tentang Pelaksanaan Perjanjian Pembiayaan Konsumen - Nin Yasmine Lisasih - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/proposal-tentang-pelaksanaan-perjanjian-pembiayaan-konsumen-nin-yasmine-lisasih 15/29

 

uang untuk pembelian suatu barang konsumsi, semenatara pihak 

  penerima biaya (konsumen) berkewajiban utama untuk membayar kembali uang tersebut secara Perusahaan konsumen

(kreditur) Supplier  Konsumen (debitur) cicilan kepada pihak 

 pemberi biaya. Jadi hubungan kontraktual antara penyedia dana

dengan pihak konsumen adalah sejenis perjanjian kredit.

Sehingga ketentuan-ketentuan tentang perjanjian kredit (dalam

KUHPerdata) berlaku, sementara ketentuan perkreditan yang

diatur dalam peraturan perbankan secara yuridis formal tidak 

  berlaku berhubung pihak pemberi biaya bukan pihak bank 

sehingga tidak tunduk pada peraturan perbankan. Dengan

demikian dapat dijelaskan bahwa seluruh kontrak ditandatangani

dan dana sudah dapat dicairkan serta barang sudah diserahkan

 pada  supplier  kepada konsumen, maka barang yang

 bersangkutan sudah langsung menjadi milik konsumen.

Walaupun kemudian bisa anya barang tersebut dijadikan jaminan

hutang lewat perjanjian fidusia.dalam hal ini berbeda dengan

kontrak  leasing , dimana secara yuridis barang leasing  tetap

menjadi milik pihak kreditur (lessor ) untuk selama-lamanya atau

sampai hak opsi dijalankan oleh pihak lessee.

2) Hubungan pihak konsumen dengan supplier.

Hubungan antara pihak konsumen dengan pihak   supplier 

terdapat hubungan jual beli, dimana  supplier  selaku penjual

menjual barang kepada konsumen selaku pembeli dengan syarat

 bahwa harga akan dibayar oleh pihak ketiga yaitu pihak pemberi

 biaya (kreditur).

Syarat tersebut memiliki arti bahwa apabila karena alasan

apapun pihak pemberi biaya tidak dapat menyediakan dananya

maka jual beli antara supplier dengan konsumen sebagai pembeli

akan batal.

3) Hubungan penyedia dana (kreditur) dengan supplier. Hubungan

15

Page 16: Proposal tentang Pelaksanaan Perjanjian Pembiayaan Konsumen - Nin Yasmine Lisasih

5/7/2018 Proposal tentang Pelaksanaan Perjanjian Pembiayaan Konsumen - Nin Yasmine Lisasih - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/proposal-tentang-pelaksanaan-perjanjian-pembiayaan-konsumen-nin-yasmine-lisasih 16/29

 

antara penyedia dana (kreditur) dengan  supplier  (penyedia

 barang) tidak mempunyai suatu hubungan hukum yang khusus,kecuali pihak penyedia dana hanya pihak ketiga yang

disyaratkan, yaitu disyaratkan untuk menyediakan dana untuk 

digunakan dalam perjanjian jual beli antara pihak   supplier 

dengan pihak konsumen. Oleh karena itu, jika penyedia dana

wanprestasi dalam menyediakan dananya, sementara kontrak 

  jual beli maupun kontrak pembiayaan konsumen telah selesai

dilakukan, jual beli bersyarat antara pihak   supplier  dengan

konsumen akan batal, sementara pihak konsumen dpat

menggugat pihak pemberi dana (kreditur) karena wanprestasi

tersebut.

2. Tinjauan Tentang Konsumsi Masyarakat

Dalam buku The mirror of production, Baudrillard  dalam

(Ritzer, George, 2009 : 677), gagasan tentang pertukaran simbolik 

sebgaai gagasan negasi radikal dalam pertukaran ekonomi. Pertukaran

simbolik meliputi siklus tiada putus dari “mengambil dan

mengembalikan, memberi dan menerima,” suatu siklus memberi dan

memberikan kembali. Gagasan ini mengalihkan perhatiannya pada

analisis masyarakat kontemporer, yang sebagaimana dilihatnya, tidak 

lagi didominasi oleh produksi, namun oleh media, model sibernetika dan

sistem pengendali, computer, proses informasi, hiburan, dan industri

 pengetahuan, dan lain sebagainya.

Kecantikan homo economicus menurut A.N. Whitehead dalam

Baudrillard (2009 : 73), adalah bahwa kita tahu apa yang dia cari. “Fosil

manusia zaman keemasan yang lahir pada masa modern dalam

 pertemuan yang menguntungkan pertumbuhan alam insani dan hak-hak 

asasi manusia, memiliki prinsip yang kuat tentang rasionalitas bentuk 

yang membawanya : a. untuk mencari kebahagiaannya sendiri tanpa

  bayangan keraguan; b. untuk memberikan kesenangannya pada obyek 

Page 17: Proposal tentang Pelaksanaan Perjanjian Pembiayaan Konsumen - Nin Yasmine Lisasih

5/7/2018 Proposal tentang Pelaksanaan Perjanjian Pembiayaan Konsumen - Nin Yasmine Lisasih - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/proposal-tentang-pelaksanaan-perjanjian-pembiayaan-konsumen-nin-yasmine-lisasih 17/29

 

yang akan memberinya kepuasan maksimal.”

Semua pembicaraan baik oleh orang awan maupun ilmuwantentang konsumsi diartikulasikan dalam rangkaian yang merupakan

urutan mitologi dari sebuah cerita : manusia yang memiliki kebutuhan-

kebutuhan yang membewanya menuju obyek yang memberikannya

kepuasan. Karena bagaimana juga manusia itu tidak pernah merasa

  puas, cerita yang sama berulang terus dengan kenyataan yang sudah

hilang dari cerita kuno.

Dikalangan sebagian orang muncul kebingungan : “kebutuhan-

kebutuhan adalah apa-apa yang tidak dikenal dia antara yang tidak 

dikenal yang dibahas oleh ilmu ekonomi (knight). Tapi keraguan ini

tidak menghalangi litany (pengulangan) kebutuhan-kebutuhan manusia

yang dengan tepat.” Inilah “utilitas” keinginan memperoleh satu

kebaikan tertentu yang khusus di akhir konsumsi. Maka kebutuhan telah

dipenuhioleh barang-barang yang tersedia, hobi yang diarahkan oleh

 potongan produk yang tersedia di pasar : inilah hakekat permintaan yang

sanggup dipenuhi. Para sosiolog menyebutnya motivasi yang mendalam,

tetapi diatas dalil para idealisme kita menerima bahwa terdapat

dinamika social kebutuhan-kebutuhan. Orang memainkan model-model

kesesuaian dan persaingan (keep up with the Jones) yang diambil dari

konteks kelompok atau model budaya yang paling besar yang

dihubungkan kembali dalam masyarakat global atau pada sejarah.

Sistem kebutuhan adalah produk dari sistem produksi. Hal ini

adalah sungguh berbeda, melalui sistem kebutuhan-kebutuhan, kita

mengerti kebutuhan tidak dibuat satu per satu dalam hubungan dengan

obyek-obyek lain tetapi dibuat produksi sebgaai kekuatan konsumtif,

sebagai kesediaan secara global dalam lingkup yang lebih umum dari

kekuatan-kekuatan produktif. Dalam pengertian ini dapat dikatakan

 bahwa teknostruktur melebarkan kekuasaannya. Tatanan produksi tidak 

 berusaha mendapatkan keuntungan pada aturan pemakaian. Tatanan

  produksi mengingkari tatanan pemakaian dan menggantinya dengan

17

Page 18: Proposal tentang Pelaksanaan Perjanjian Pembiayaan Konsumen - Nin Yasmine Lisasih

5/7/2018 Proposal tentang Pelaksanaan Perjanjian Pembiayaan Konsumen - Nin Yasmine Lisasih - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/proposal-tentang-pelaksanaan-perjanjian-pembiayaan-konsumen-nin-yasmine-lisasih 18/29

 

cara mengatur kembali semuanya dalam sebuah kekuatan produktif.

Menurut Galbraith dalam Baudrillard (2009 : 82) konsumsimenunjukkan bahwa hubungan manusia dengan obyek-obyek hubungan

manusia dengan dirinya sendiri yang dipalsukan, dikelabuhi,

dimanipulasi yang mamakai mitos ini sekaligus obyek-obyek karena

meraka hanya bisa memaksakan disfungsi yang mereka hubungkan

dengan kekuatan-kekuatan setan, disini teknostruktur bersenjatakan

iklan, hubungan masyarakat, dan studi-studi motivasi. Pikiran magis jika

ada. Mereka hanya melihat kebutuhan bukanlah apa-apa yang diambil

satu per satu, yang hanya ada satu sistem kebutuhan atau lebih tepat

 bahwa kebutuhan-kebutuhan sama sekali bukan bentuk yang lebih maju

dari sistematisasi rasional kekuatan produktif pada tingkat individu,

dimana konsumsi menggantikan logika dan keperluan dengan produksi.

3. Tinjauan Tentang Keputusan Pembelian

Menurut Kotler (2000) terdapat empat jenis perilaku pembelian

konsumen, yaitu:

a. Perilaku pembelian yang rumit:

  perilaku ini lazim terjadi bila

  produknya mahal, jarang dibeli,

  berisiko, dan sangat

mengekspresikan pribadi;

  b. Perilaku pembelian pengurang

ketidaknyamanan/ ketidakcocokan:

 perilaku ini terjadi bila konsumen

melihat sedikit perbedaan di antara

merek dan tidak ada yang

menonjol, didasarkan kenyataan

  bahwa pembelian itu mahal dan

  berisiko, pembeli akan memilih

sambil mempelajari apa yang

Page 19: Proposal tentang Pelaksanaan Perjanjian Pembiayaan Konsumen - Nin Yasmine Lisasih

5/7/2018 Proposal tentang Pelaksanaan Perjanjian Pembiayaan Konsumen - Nin Yasmine Lisasih - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/proposal-tentang-pelaksanaan-perjanjian-pembiayaan-konsumen-nin-yasmine-lisasih 19/29

 

Perilaku Pasca Pembelian

Kepu

 

tusan PembelianEvaluasi Alternatif Penc

 

arian InformasiPengenalanKebutuhan

tersedia namun akan membeli

dengan cepat;c. Perilaku pembelian karena kebisa

aan: konsumen tidak membentuk 

sikap terhadap sebuah merek tetapi

memilihnya karena itu sudah bisa a

dikenalnya, tidak dilakukan

  pencarian informasi tentang

merek;

d. Perilaku pembelian yang mencari

variasi: kondisi keterlibatan

konsumen rendah tetapi ditandai

oleh perbedaan merek yang nyata.

Perusahaan harus berusaha memastikan kepuasan konsumen

 pada semua tingkat dalam proses pembelian.

Gambar 2. Tahapan Proses Keputusan Pembelian

Untuk dapat menjelaskan hubungan antara tahapan berdasarkan

Gambar 2 di atas dapat dilihat pada perincian yang dikemukakan oleh

Setiadi (2003 : 56) sebagai berikut:

a. Proses pengenalan kebutuhan,

yaitu ketika konsumen

mengenali adanya masalah

atau kebutuhan. Kebutuhan itu

akan digerakkan oleh

19

Page 20: Proposal tentang Pelaksanaan Perjanjian Pembiayaan Konsumen - Nin Yasmine Lisasih

5/7/2018 Proposal tentang Pelaksanaan Perjanjian Pembiayaan Konsumen - Nin Yasmine Lisasih - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/proposal-tentang-pelaksanaan-perjanjian-pembiayaan-konsumen-nin-yasmine-lisasih 20/29

 

rangsangan dari dalam

maupun dari luar dirinya;  b. Proses pencarian informasi.

Tahap ini merupakan tahapan

yang merangsang konsumen

untuk mencari informasi lebih

  banyak mengenai suatu

 produk;

c. Evaluasi berbagai alternatif 

merek. Pada tahapan ini

konsumen menggunakan

informasi untuk mengevaluasi

merek alternatif dalam

menentukan peringkat produk 

untuk dipilih;

d. Pilihan atas merek produk 

untuk dibeli, dimana terjadi

 pembelian produk atas merek 

yang disukai berdasarkan

  peringkat dari tahapan 3,

tetapi faktor situasi dan

  pendapat orang lain juga

menentukan dalam tahapan

ini.

e. Perilaku pasca pembelian.

Kepuasan konsumen harus

dipantau dari mulai pasca

  pembelian, tindakan pasca

  pembelian dan pemakaian

 produk pasca pembelian.

Page 21: Proposal tentang Pelaksanaan Perjanjian Pembiayaan Konsumen - Nin Yasmine Lisasih

5/7/2018 Proposal tentang Pelaksanaan Perjanjian Pembiayaan Konsumen - Nin Yasmine Lisasih - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/proposal-tentang-pelaksanaan-perjanjian-pembiayaan-konsumen-nin-yasmine-lisasih 21/29

 

I. Metode Penelitian

Tahap yang cukup penting dalam penelitian ilmiah adalah penentuanmetode penelitian yang akan dipakai dapat selaras dengan tujuan yang ingin

dicapai dengan efektif. Metode penelitian ini akan sangat berpengaruh dalam

 penelitian data, teknik analisis data dan yang paling utama hasil penelitian

nantinya.

21

Page 22: Proposal tentang Pelaksanaan Perjanjian Pembiayaan Konsumen - Nin Yasmine Lisasih

5/7/2018 Proposal tentang Pelaksanaan Perjanjian Pembiayaan Konsumen - Nin Yasmine Lisasih - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/proposal-tentang-pelaksanaan-perjanjian-pembiayaan-konsumen-nin-yasmine-lisasih 22/29

 

Sebuah penelitian yang dilakukan, tidak terlepas dari berbagai macam

metode yang digunakan. Metode ini merupakan cara untuk mendapatkan ataumencapai tujuan penelitian. Metode berasal dari dua kata yaitu : metode dan

logi. Metode berarti cara atau prosedur (langkah-langkah) yang ditempuh

untuk mencapai tujuan, sedangkan logi berasal dari kata logos yang berarti

ilmu. (Sumadi Suryabrata, 2000 : 12).

Jadi metodologi adalah suatu ilmu yang membicarakan tentang cara

atau prosedur atau langkah-langah yang ditempuh untuk mencapai tujuan.

Sedangkan penelitian diartikan “suatu cara untuk memahami sesuatu dengan

melalui penyelidikan atau melalui usaha mencari bukti-bukti yang muncul

sehubungan dengan masalah-masalah itu, yang dilakukan secara hati-hati

sekali sehingga diperoleh pemecahan” (Sumadi Suryabrata, 2000 : 13).

Berdasarkan Kamus Umum Bahasa Indonesia, yang dimaksud dengan

metode adalah cara yang diatur dan terpikirkan baik-baik untuk mencapai

maksud tertentu (P dan K, 1987 : 14), sedangkan metodologi penelitian

adalah suatu ilmu pengetahuan yang mepertimbangkan metode ilmiah.

(Sutrisno Hadi, 1987 : 44).

Berdasarkan pengertian metode dan penelitian oleh para ahli tersebut

di atas, maka yang dimaksud dengan metodologi penelitian adalah suatu ilmu

yang mempelajari atau membicarakan cara-cara yang digunakan dalam usaha

menemukan, mengembangkan dan menguji kebenaran suatu ilmu

 pengetahuan dalam rangka mencapai suatu tujuan penelitian.

1. Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian

empirik/sosiologis yaitu penelitian yang mengkaji permasalahan dalam

realitas atau kenyataan di dalam masyarakat.

2. Sifat Penelitian

Penelitian ini termasuk penelitian lapangan, serta menurut tarafnya

termasuk penelitian deskripsi.

Page 23: Proposal tentang Pelaksanaan Perjanjian Pembiayaan Konsumen - Nin Yasmine Lisasih

5/7/2018 Proposal tentang Pelaksanaan Perjanjian Pembiayaan Konsumen - Nin Yasmine Lisasih - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/proposal-tentang-pelaksanaan-perjanjian-pembiayaan-konsumen-nin-yasmine-lisasih 23/29

 

3. Pendekatan Penelitian

Pendekatan dalam penelitin ini adalah menggunakan pendekatanempirik/sosiologis yaitu pendekatan yang mengkaji hukum dari realita

atau kenyataan dalam masyarakat.

4. Jenis dan Sumber Data Penelitian

a. Jenis Data

a. Data Primer 

Data primer adalah data yang diperoleh langsung dari lapangan.

Dalam hal ini penulis mendapatkan data primer dari responden

yang memiliki informasi langsung dengan masalah penelitian

yaitu konsumen yang melakukan pembelian dengan cara kredit

dengan sistem Leasing di Kota Surakarta.

 b. Data Sekunder 

Data sekunder merupakan data yang diperoleh secara tidak 

langsung yaitu dari dokumen atau arsip, bahan pustaka, laporan

dan sebagainya terutama yang berhubungan dengan penelitian ini.

 b. Sumber Data.

Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini adalah :

a. Sumber Data Primer 

Sumber data primer dalam hal ini adalah narasumber yaitu

konsumen yang melakukan pembelian dengan cara leasing.

 b. Sumber Data Sekunder 

Sumber data sekunder adalah sejumlah data yang diperoleh

melalui studi pustaka termasuk di dalamnya literatur, peraturan

 perundang-undangan dan dokumen-dokumen berupa catatan.

5. Teknik Pengumpulan Data

23

Page 24: Proposal tentang Pelaksanaan Perjanjian Pembiayaan Konsumen - Nin Yasmine Lisasih

5/7/2018 Proposal tentang Pelaksanaan Perjanjian Pembiayaan Konsumen - Nin Yasmine Lisasih - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/proposal-tentang-pelaksanaan-perjanjian-pembiayaan-konsumen-nin-yasmine-lisasih 24/29

 

Teknik pengumpulan data dalam penelitian adalah menggunakan studi

  pustaka atau telaah buku, metode pustaka ini digunakan agar dalammenggunakan penelitian dari berbagai sumber dan terkait dengan

  penelitian ini dapat diperoleh informasi yang dibutuhkan. Cara

memperoleh data adalah dengan cara membaca dan mempelajari obyek 

 penelitian lalu mencatat hal-hal yang penting sehingga dapat terkumpul.

Dalam memperoleh data yang lengkap untuk penelitian ini menggunakan

data yang bersifat primer maupun sekunder dengan cara :

a. Data Primer 

Data yang diperoleh melalui studi langsung ke lapangan dalam hal ini

di Kabupaten Boyolali. Adapun data yang diperoleh melalui :

1) Wawancara yaitu proses tanya jawab secara langsung dua orang

atau lebih berhadapan secara langsung (melalui media

komunikasi).

2) Interview

Dalam penelitian ini menggunakan interview yang bebas

terpimpin yaitu interview dalam pengumpulan data secara bebas

dengan pengumpulan data berupa catatan-catatan mengenai

  pokok-pokok yang ditanyakan sehingga masih memungkinkan

variasi pertanyaan sesuai dengan kondisi saat melakukan

interview.

 b. Data Sekunder 

Data yang diperoleh dari dokumen-dokumen, catatan-catatan, buku-

 buku yang berhubungan dengan materi kemudian diselaraskan dengan

 bahan dari kepustakaan sebagai bahan acuan dari bahan referensi

 penelitian.

Studi kepustakaan ini dilakukan dengan mempelajarai dan

mengidentifikasikan literatur-literatur yang berupa buku-buku,

  peraturan-peraturan, dokumen, artikel-artikel serta hasil penelitian

yang dilakukan oleh para ahli.

Page 25: Proposal tentang Pelaksanaan Perjanjian Pembiayaan Konsumen - Nin Yasmine Lisasih

5/7/2018 Proposal tentang Pelaksanaan Perjanjian Pembiayaan Konsumen - Nin Yasmine Lisasih - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/proposal-tentang-pelaksanaan-perjanjian-pembiayaan-konsumen-nin-yasmine-lisasih 25/29

 

6. Teknik Analisa Data

Dalam pemecahan masalah penarikan kesimpulan dari kasus yang

diteliti sangat tergantung dari analisis data, sehingga diperoleh penelitian

yang mempunyai kualitas yang baik. Pada analisa data, data dikerjakan

dan digunakan sampai berhasil menyimpulkan kebenaran-kebenaran

untuk menjawab persolaan-persoalan yang diteliti dengan kebenaran

analisa berdasarkan literatur dan dasar teori yang ada.

Dalam penelitian ini menggunakan analisa data kualitatif, yaitu

dengan mengumpulkan data yang diperoleh, mengidentifikasikan,

mengklarifikasikan, menghubungkan dengan teori literatur yang

mendukung masalah kemudian menarik kesimpulan dengan analisa

kualiatatif. Analisa kualitatif sesuai dengan definisi adalah : Suatu cara

  penelitian yang menghasilkan data deskriptif analitis, yaitu yang

dinyatakan oleh responden secara tertulis atau lisan serta juga tingkah

laku yang nyata, yang diteliti dengan mmepelajari sebagai suatu yang

utuh. ( Soerjono Soekamto, 1998 : 32).

Dalam penelitian kualitatif ada tiga kegiatan yang utama yaitu :

a. Conclusive drawing 

Sebagi awal penelitian, peneliti memahami hal-hal yang ditemui di

lapangan, melakukan pencatatan hal-hal yang diperlukan dalam

  penelitian ini, menyusun pola-pola dan kegiatan lain yang

mendukung.

 b. Data reduksi

Merupakan proses seleksi, pemfokusan, dan penyederhanaan data

  pada penelitian. Data yang telah teridentifikasikan tersebut lebih

memudahkan dalam penyusunan.

c. Data display

Pegorganisasian semua kegiatan yang dilakukan untuk mencari

kesimpulan dari data yang telah tersedia.

25

Page 26: Proposal tentang Pelaksanaan Perjanjian Pembiayaan Konsumen - Nin Yasmine Lisasih

5/7/2018 Proposal tentang Pelaksanaan Perjanjian Pembiayaan Konsumen - Nin Yasmine Lisasih - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/proposal-tentang-pelaksanaan-perjanjian-pembiayaan-konsumen-nin-yasmine-lisasih 26/29

 

PENGUMPULAN DATA

 

REDUKSI DATA SAJIAN DATA

 

KESIMPULAN

Dari penelitian kualitatif ini penulis menggunakan model analisis

interaksi melalui tiga unsur utama yaitu reduksi data, sajan data dan penarikan kesimpulan. Dengan tiga kegiatan ini menjamin penelitian ini

mendapatkan hasil yang valid dari tambahan data-data yang terkumpul

dengan didukung teori yang ada sehingga penelitian ini tidak 

menyimpang dari konsep yang telah ada.

Untuk lebih memudahkan mempelajari konsep analisis interaksi

 penelitian ini dibuat sebagai berikut :

Bagan 3. Model Analissi Interaktif 

Sumber data : Heribertus Sutopo dalam Arikunto (2004 : 34 - 37).

J. Sistematika Penelitian

Dalam penelitian ini akan diuraikan tentang sistematika penulisan

sebagai gambaran tentang penulisan ilmiah ini secara keseluruhan, artinya

  pada sub bab ini akan diuraikan secara sistematis keseluruhan isi yang

terkandung dalam skripsi ini. Sistematika penulisannya sebagai berikut :

BAB I PENDAHULUAN

Bab ini merupakan titik tolak dari penulisan skripsi dimana

dipaparkan tema dan permasalahan, pada bab ini terdiri dari dari

sub pokok yaitu latar belakang masalah, pembatasan masalah,

 perumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, metode

 penelitian dan sistematika penelitian.

Page 27: Proposal tentang Pelaksanaan Perjanjian Pembiayaan Konsumen - Nin Yasmine Lisasih

5/7/2018 Proposal tentang Pelaksanaan Perjanjian Pembiayaan Konsumen - Nin Yasmine Lisasih - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/proposal-tentang-pelaksanaan-perjanjian-pembiayaan-konsumen-nin-yasmine-lisasih 27/29

 

BAB II TINJAUAN UMUM

Pada bab ini dikemukakan teori-teori yang mendasari masalah yangakan dibahas.

BAB III TINJAUAN UMUM

Diskripsi tentang tentang Kota Surakarta, mengguraikan tentang

struktur organisasi, diskripsi wilayah, data statistic dan data

 pendukung lain.

BAB IV HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN

Berisi tentang analisis data yang terdiri dari jawaban dari

 permasalahan yang diungkapkan pada bab-bab sebelumnya, serta

  pembahasan sesuai dengan kajian teori maupun dalam praktek 

 pelaksanaan.

BAB V PENUTUP

Berisi tentang kesimpulan dan saran.

K. Jadwal PenelitianTabel 1. Perincian Kegiatan Pokok Penelitian.

 No Nama Kegiatan Bulan Pelaksanaan Kegiatan

Juni

2010

Juli

2010

Agustus

2010

September 

2010

1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 34

1

 

Persiapan dan Pra

Survey

x x x

2 Penyusunan dan

 pengembangan

 pedoman

 pengumpulan data

x x

3

 

Pengumpulan

data, reduksi,

refleksi dan

verifikasi

x x x x x

4 Analisis dan

Interpretasi

X x x

5 Penulisan Laporan x x

27

Page 28: Proposal tentang Pelaksanaan Perjanjian Pembiayaan Konsumen - Nin Yasmine Lisasih

5/7/2018 Proposal tentang Pelaksanaan Perjanjian Pembiayaan Konsumen - Nin Yasmine Lisasih - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/proposal-tentang-pelaksanaan-perjanjian-pembiayaan-konsumen-nin-yasmine-lisasih 28/29

 

Penelitian

DAFTAR PUSTAKA

David Chaney. 2009. Lifestyles. Yogyakarta : Jalasutra.

Fuady, Munir. 2002. Hukum Tentang Pembiayaan Dalam Teori dan Praktek.

Bandung: PT Citra Aditya Bakti.

George Ritzer dan Dauglas J. Goodman. 2009. Teori Sosiologi. Yogyakarta :

Kreasi Kencana

Jean P Baudrillard. 2009. Masyarakat Konsumsi. Yogyakarta : Kreasi Kencana.

Kotler, Philip. 2000. Manajemen Pemasaran: Analisis Perencanaan, Implementasi,

dan Pengendalian, Jilid Pertama Edisi Millenium. Jakarta : Penerbit PT

Prehallindo.

Muhammad, Abdul  Kadir.1992. Hukum Perikatan.  Bandung : PT Citra Aditya

Bakti.

R. Soesilo, 1998, Kitab Undang-Undang Hukum Pidana (KUHP), Bogor :

Politenia.

Rachmat, Budi.2002. Multi Finance Sewa Guna Usaha, Anjak Piutang,

Pembiayaan Konsumen. Jakarta : CV Novindo Pustaka Mandiri.

Subekti. 1994. Praktek Hukum. Bandung : Citra Aditya Bakti.

Samidjo. 1993. Pengantar Hukum Indonesia. Bandung : Armico.

Setiadi, Nugroho J. 2003. Perilaku Konsumen. Jakarta : Penerbit Prenada Media.

Soerjono Soekamto. 1994. Kesadaran Hukum dan Kepatuhan Hukum. Jakarta :

Duta Karya.

Subekti, R.1979. Hukum Perjanjian. Jakarta: Intermasa.

Suharsimi Arikunto. 2004. Prosedur Penelitian. Jakarta : Aneka Karya.

Sumadi Suryabrata. 2000. Metodologi Penelitian. Yogyakarta : Rajawali Press.

Sutrisno Hadi. 2004. Metode Riset. Bansung : Armico.

Fuady, Munir. (1996). Hukum Bisnis Dalam Teori dan Praktek. Bandung: Citra

Aditya Bakti.

Page 29: Proposal tentang Pelaksanaan Perjanjian Pembiayaan Konsumen - Nin Yasmine Lisasih

5/7/2018 Proposal tentang Pelaksanaan Perjanjian Pembiayaan Konsumen - Nin Yasmine Lisasih - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/proposal-tentang-pelaksanaan-perjanjian-pembiayaan-konsumen-nin-yasmine-lisasih 29/29

 

Mertokusumo, Sudikno. (1988). Mengenal Hukum. Jogjakarta: Liberty.

Muhammad, Abdulkadir. (1990).Hukum Perdata Indonesia. Bandung: CitraAditya Bakti.

Rahardjo, Satjipto. (1991). Ilmu Hukum. Jakarta: Citra Aditya Bakti

Satrio, J. (1992). Hukum Perjanjian. Bandung: Citra Aditya Bakti.

Subekti. (1979). Hukum Perjanjian. Jakarta: Intermasa

Achmad Anwari, 1987, Leasing di Indonesia, Jakarta, Ghalia Indonesia.

Arens, Alvin A., Randal J. Elder, Mark S. Beasley, 2003, Auditing dan Pelayanan

Verifikasi Terpadu ,

Edisi ke-9, Prentice Hall. Inc., New Jersey

Donald R. R. Cooper dan C. William Emory, 1996, Metodologi Penelitian Bisnis

Peraturan-Peraturan :

Keputusan Presiden Republik Indonesia No. 61 Tahun 1988 Tentang Lembaga

Pembiayaan

Surat Keputusan Menteri Keuangan Republik Indonesia No.1251/KMK.013/1988

Tentang Ketentuan Dan Tata Cara Pelaksanaan Lembaga Pembiayaan,

yang diperbaharui dengan, Surat Keputusan Menteri Keuangan Republik 

Indonesia No.448/KMK.017/2000 Tentang Perusahaan Pembiayaan

29