Proposal SMA

download Proposal SMA

of 9

Transcript of Proposal SMA

  • 8/3/2019 Proposal SMA

    1/9

    Proposal Penelitian Tindakan Kelas (PTK)

    Matematika SMA

    BAB IPENDAHULUAN

    A. Latar Belakang

    Pendidikan adalah investasi jangka panjang yang memerlukan usaha dan dana yang cukup besar.

    Meskipun hampir setiap sekolah mulai dari SD, SMP, dan SMA sudah mulai menerapkansekolah gratis tetapi permasalahan pendidikan di Indonesia belum bisa teratasi. Padahal

    Indonesia menaruh harapan besar terhadap generasi muda sebagai penerus bangsa ini. Begitu

    pula dengan pendidik sangat diharapkan peranannya dalam membentuk dan mengembangkan

    potensi-potensi yang dimiliki para generasi muda.Meski diakui bahwa pendidikan adalah investasi besar jangka panjang yang harus ditata,

    disiapkan dan diberikan sarana maupun prasarananya dalam arti modal material yang cukupbesar, tetapi sampai saat ini Indonesia masih berkutat pada problemmatika ( permasalahan )klasik dalam hal ini yaitu kualitas pendidikan. Problematika ini setelah dicoba untuk dicari akarpermasalahannya adalah bagaikan sebuah mata rantai yang melingkar dan tidak tahu darimana

    mesti harus diawali.

    Terkait dengan mutu pendidikan khususnya pendidikan pada jenjang sekolah menengah atas (SMA ) sampai saat ini masih jauh dan apa yang kita harapkan. Betapa kita masih ingat dengan

    hangat akan standarisasi Ujian Akhir Nasioal ( UAN ) tahun 2009 dengan nilai masing masing

    mata pelajaran 5,25 dikeluhkan oleh semua para pendidik bahkan oleh orang tua siswa sendiri,

    karena anak atau siswanya tidak dapat lulus. Hal ini diakibatkan oleh banyak faktor diantaranyakurangnya minat siswa untuk menerima pelajaran di karenakan proses belajar yang terlalu

    monoton artinya guru yang memegang kendali memainkan peran aktif, sementara siswa duduk

    menerima secara pasif informasi pengetahuan dan keterampilan siswa-siswa cenderung diam dankurang berani menyatakan gagasannya. Kreatifitas dan kemandirian mengalami hambatan dan

    bahkan tidak berkembang dikarenakan suasana belajar dalam kelas kurang mendukung. Apalagi

    yang menyangkut pelajaran Matematika, siswa cenderung menyerah sebelum bertanding,Matematika secara umum sangat sulit dipahami oleh siswa, karena matematika memiliki obyek

    yang sifatnya abstrak dan membutuhkan penalaran yang cukup tinggi untuk memahami setiap

    konsep-konsep matematika yang sifatnya hirarkis.

    Ahmadi dan Rohani (1991:10) megemukakan bahwa yang menjadi salah satu masalah yangdihadapi guru untuk menyelenggarakan pengajaran adalah bagaimana memotivasi dan

    menumbuhkan dalam diri peserta didik secara efektif keberhasilan suatu pengajaran sangat

    dipengaruhi oleh adanya penyediaan motivasi/dorongan dari dalam diri siswa untuk mempelajari

    matematika, sering ditemui beberapa kesukaran yang dialami seorang guru untuk memotivasisiswanya adalah tidak adanya alat, metode atau teknik tertentu yang dapat memotivasi peserta

    didik dengan cara yang sama atau dengan hasil yang sama. Oleh karena itu dengan menggunakan

    teknik pemberian cerita dan teka-teki diharapkan dapat meningkatkan motivasi siswa dalammenerima pelajaran dan sekaligus meningkatkan hasil balajar matematika siswa.

    B. Masalah Penelitian

  • 8/3/2019 Proposal SMA

    2/9

    1. Rumusan Masalah

    Berdasarkan latar belakang diatas rumusan permasalahanya adalah: Apakah melalui teknikpemberian cerita dan teka-teki dapat meningkatkan Motivasi dan Hasil belajar siswa SMA KLS

    XI Saribuana Makassar?

    2. Alternative Pemecahan Masalah

    Motivasi siswa dalam menerima pelajaran cenderung berkurang sekarang ini. Kadang-kadangsiswa bosan dalam mengikuti pelajaran terutama pada akhir-akhir jam pelajaran dan pada mata

    pelajaran yang membosankan termasuk mata pelajaran matematika. Bukan hanya karena itu

    permasalahan-permasalahan yang di alami para murid cenderung berdapak terhadap perhatiansiswa kepada pelajaran, hal ini nampak terjadi di SMA SARIBUNA terutama Kls XI IPS,

    dimana motivasi dan kemauan siswa masih sangat kurang. Oleh karena itu diharapkan dengan

    menggunakan teknik pemberian cerita dan teka-teki dapat meningkatkan motivasi siswa dalambelajar di kelas. Sebelum masuk pada materi teknik ini di lakukan sebagai pemanasan siswa

    untuk belajar, di tengah pelajaran dilakukan untuk meningkatkan perhatian siswa dan di akhir

    pelajaran dilakukuan untuk mengevaluasi pemahaman siswa.

    Moh. Uzer ( 1996:29) menjelaskan Motivasi ekstrinsik timbul sebagai akibat pengaruh dari luar

    individu, apakah karena adanya ajakan, atau paksaan orang lain sehingga dengan kondisi yangdemikian akhirnya ia mau melakukan sesuatu atau belajar, misalnya seseorang mau belajar

    karena dia disuruh orang tua untuk mendapatkan peringkat pertama.C. Tujuan Penelitian

    Adapun tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut:

    1. Untuk mengetahui hasil belajar siswa kelas XI IPS SMA SARIBUANA MAKASSAR setelahmenggunakan teknik pemberian cerita dan teka-teki.

    2. Meningkatkan Motivasi siswa kelas XI IPS SMA SARIBUANA MAKASSAR dengan

    menggunaan teknik pemberian cerita dan teka-teki.

    D. Manfaat Penelitian

    Adapun manfaat yang diharapkan dari hasil penelitian ini adalah sebagai berikut:

    1. Bagi guru, diharapkan dapat menjadi masukan dalam memperluas pengetahuan dan wawasanmengenai teknik pemberian cerita dan teka-teki dalam upaya meningkatkan hasil belajar

    matematika siswa.

    2. Bagi siswa, dapat meningkatkan motifasi siswa di kelas dalam meningkatkan hasil belajarmatematika.

    3. Bagi sekolah,Sebagai bahan masukan bagi sekolah dalam rangka perbaikan pembelajaran

    matematika.4. Bagi peneliti, hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi salah satu masukan dalam

    mengembangkan penelitian selanjutnya.

    BAB II

    KAJIAN PUSTAKA

    A. Kajian Teori

    1. Pengertian BelajarBeberapa Ahli pendidikan memberikan definisi belajar secara berbeda yang pada prinsipnya

    mempunyai maksud yang sama, seperti yang dinyatakan oleh Anwar (1990:98) mengemukakan

  • 8/3/2019 Proposal SMA

    3/9

    bahwa belajar adalah setiap perubahan dari setiap tingkah laku yang merupakan

    pendewasaan/pematangan atau yang disebabkan oleh suatu kondisi dari organisme.Suharto (1997:6) juga berpendapat bahwa belajar adalah suatu proses untuk memperoleh

    pengetahuan, pandangan dan keterangan yang akan menghasilkan suatu kekuatan pemecahan

    sesuatu bagi seseorang menghadapi suatu keadaan tertentu.

    Selanjutnya Hudoyo (1998:107) mengemukakan bahwa belajar merupakan suatu proses aktifdalam memperoleh pengalaman atau pengetahuan baru sehingga timbul perubahan tingkah laku,

    misalnya setelah belajar seorang mampu mendemonstrasikan dan keterampilan dimana

    sebelumnya siswa tidak dapat melakukannya. Pendapat serupa dikemukakan Hamalik (1983:21)bahwa belajar adalah suatu bentuk pertumbuhan dalam diri siswa yang nyata serta latihan yang

    kontinu, perubahan dari tidak tahu menjadi tahu.

    Burton dalam Usman (1993:4) mengemukakan bahwa belajar dapat diartikan sebagai perubahantingkah laku pada diri individu berkat adanya interaksi individu dengan individu dan individu

    dengan lingkungannya.

    Menurut Winkel (1996:10) belajar dapat didefinisikan sebagiai suatu aktivitas mental/psikis yang

    berlangsung dalam interaksi aktif dengan lingkungan yang menghasilkan perubahan-perubahan

    dalam pengetahuan, pemahaman, keterampilan dan nilai sikap. Perubahan itu bersifat relative,konstan dan terbatas.

    Menurut Tabrani Rusyan (1996:17), belajar dalam arti luas adalah proses perubahan tingkah lakuyang dinyatakan dalam bentuk penguasaan, penggunaan, dan penilaian terhadap atau mengnai

    sikap dan nilai-nilai, pengetahuan dan kecakapan dasar yang terdapat dalam berbagai bidang

    studi, lebih luas lagi dalam berbagai bidang studi, lebih luas lagi dalam berbagai aspek-aspekkehidupan atau pengalaman-pengalaman yang terorganisasi

    Menurut Syaiful Sagala (2006:37) belajar merupakan suatu proses perubahan perilaku atau

    pribadi seseorang berdasarkan praktek atau pengalaman tertentu.

    Sukardi dan Maramis (1998:189) berpendapat bahwa belajar adalah perubahan perilaku anak

    didik secara bertahap, melalui proses terencana dan bertahap sehingga siswa pada akhir proses

    belajar mempunyai kemampuan atau keterampilan sesuai dengan apa yang dituju oleh sistem

    belajar mengajar bersangkutan. Skinner berpandangan bahwa belajar adalah suatu perilaku. Padasaat orang belajar maka responya menjadi lebih baik dan sebaliknya bila tidak belajar responya

    menjadi menurun sedangkan menurut Gagne belajar adalah seperangkat proses kognitif yang

    mengubah sifat stimulasi limgkungan, melewati pengolahan informasi, menjadi kapasitas baru (Dimyati, 2002-10). Sedangkan menurut kamus umum bahasa Indonesia belajar diartikan

    berusaha (berlatih dsb )supaya mendapat suatu kepandaian (Purwadarminta : 109 ).

    Belajar dalam penelitian ini diartikan segala usaha yang diberikan oleh guru agar dapat danmampu menguasai apa yang telah diterimanya dalam hal ini adalah pelajaran Matematika untuk

    di terapkan kepada siswa.

    Dari uraian diatas dapat disimpulakn bahwa belajar merupakan proses aktivitas siswa dalam

    interaksinya dengan lingkungan, sehingga menyebabkan terjadinya perubahan tingkah lakusebagai akibat dari pengalaman dan hasil interaksi dengan lingkungan. Jadi seseorang telah

    dikatakan belajar apabila pada dirinya telah terjadi perubahan tingkah laku maupun telah

    memperoleh kecakapan, keterampilan dan sikap, yang semuanya diperoleh berdasarkanpengalaman yang dialaminya.

    2. Hasil Belajar Matematika

  • 8/3/2019 Proposal SMA

    4/9

    Hasil belajar siswa adalah produk yang menekankan kepada tingkat penguasaan tujuan oleh

    siswa bagi dari segi kualitas maupun kuantitas, keberhasilan pengajaran dapat dilihat dari segihasil. Asumsi dasar adalah proses pengajaran yang optimal memungkinkan hasil belajar optimal

    pula, ada korelasi antara proses pengajaran dengan hasil yang dicapai, makin besar usaha untuk

    menciptakan kondisi proses pengajaran, makin tinggi pula hasil atau produk dari pengajaran itu

    (Davies, 1987:91).Menurut Sudjana (1998:39) mengemukakan bahwa hasil belajar yang dicapai siswa dipengaruhi

    oleh dua faktor utama yaitu: faktor dari dalam diri siswa itu dan faktor yang datang dari luar diri

    siswa terutama kemampuan yang dimiliki, disamping faktor kemampuan yang dimiliki siswa,juga ada faktor lain seperti motivasi belajar, minat dan perhatian, sikap, kebiasaan belajar, dan

    lain sebagainya. Sebab hakekat perbuatan belajar adalah perubahan tingkah laku individu yang

    diniati dan disadarinya. Siswa harus merasakan adanya suatu kebutuhan untuk belajar danberprestasi, ia harus berusaha mengerahkan segala daya dan upaya untuk dapat mencapainya

    sungguhpun demikian, hasil yang dapat diraih masih juga bergantung dari lingkungannya,

    artinya ada faktor-faktor yang berada di luar dirinya.

    Sudjana (1998:40) berpendapat bahwa salah satu lingkungan belajar yang paling dominan

    mempengaruhi hasil belajar pada hakekatnya tersirap dalam tujuan pembelajaran.Dari pendapat di atas dapat kita simpulkan bahwa hasil belajar matematika ialah produk yang

    mencerminkan penguasaan siswa secara kuantitatif maupun kualitatif terhadap tujuan pengajaranmatematika tertentu yang pada hakekatnya hasil belajar matematika dipengaruhi oleh

    kemampuan yang dimiliki oleh siswa dan kualitas pengajaran matematika.

    3. Matematika

    Istilah Matematika berasal dari bahasa Yunani Mathematikos secara ilmu pasti, atauMathesis yang berarti ajaran, pengetahuan abstrak dan deduktif, dimana kesimpulan tidak

    ditarik berdasarkan pengalaman keindraan, tetapi atas kesimpulan yang ditarik dari kaidah kaidah tertentu melalui deduksi (Ensiklopedia Indonesia). Dalam Garis Besar Program

    Pembelajaran ( GBPP )terdapat istilah Matematika Sekolah yang dimaksudnya untuk memberi

    penekanan bahwa materi atau pokok bahasan yang terdapat dalam GBPP merupakan materi atau

    pokok bahasan yang diajarkan pada jenjang Pendidikan Dasar dan Menengah (Direkdikdas :1994 ).

    4. Teknik

    Dalam umum bahasa Indonesia teknik diartikakan cara (kepandaian, dsb) membuat sesuatu ataumelakukan sesuatu yang berkenaan dengan kesenian (purwadarminta,: 1035). Sedangkan teknik

    yang dimaksud disini adalah cara tertentu yang dilakukan oleh guru yang akan dikenakan kepada

    siswanya dalam rangka mendapatkan informasi atau laporan yang diinginkan.5. Cerita dan teka-teki

    Matematika merupakan disiplin ilmu yang mempunyai sifat khas kalau dibandingkan dengan

    disiplin ilmu yang lain. Karena itu kegiatan brlajar dan mengajar matematika seyogyanya juga

    tidak disamakan begitu saja dengan ilmu lain. Karena peserta didik yang belajar matematika itupun berbeda-beda pula kemampuannya, maka kegiatan belajar dan mengajar haruslah diatur

    sekaligus memperhatikan kemampuan yang belajar dan hakekat matematika Hudojo, 1988: 1).

    Lebih lanjut Hudojo (1988: 3) mengatakan bahwa matematika berkenaan dengan ide-ide/konsep-konsep abstrak yang tersusun secara hirarkis dan penalarannya deduktif. Hal tersebut membawa

    akibat kepada bagaimana terjadinya proses

    belajar matematika. Belajar matematika dapat sangat menarik seperti halnya belajar

  • 8/3/2019 Proposal SMA

    5/9

    membaca buku cerita misterius. Dalam belajar matematika terdapat banyak teka-teki, trik-trik,

    ide-ide yang sangat menarik, dan bisa menjadi tantangan yang mengasyikkan untuk dikerjakan.Bila Anda dalam belajar matematika dengan cara membaca sendiri,

    Anda akan menemui banyak ide-ide baru yang sangat menarik. Perhitungan adalah bagian

    penting darihampir semua cabang matematika. Manfaat perhitungan dapat memicu kreativitas

    dan kecerdasan siswa. Karena banyaknya masalah-masalah yang aneh dan menakjubkan dalamteka-teki matematika sehingga para pembaca senantiasa tertarik untuk mengetahui apa

    sebenarnya yang membuat aneh atau menakjubkan dalam perhitungan melalui teka-teki

    matematika tersebut. Dengan ketertarikan untuk mengetahui sesuatu yang aneh atau yangdianggap misterius dalam hal perhitungan melalui teka-teki matematika, siswa akan selalu

    merasa senang dan ceria melakukan perhitungan yang pada akhirnya dapat meningkatkan

    keterampilan berhitung bagi para pembaca, serta memungkinkan menemukan teka-teki yangbermanfaat baik pada diri siswa maupun bagi orang lain.

    Cerita pendek atau sering disingkat sebagai cerpen adalah suatu bentuk prosa naratif fiktif. Cerita

    pendek cenderung padat dan langsung pada tujuannya dibandingkan karya-karya fiksi yang lebih

    panjang, seperti novella (dalam pengertian modern) dan novel. Karena singkatnya, cerita-cerita

    pendek yang sukses mengandalkan teknik-teknik sastra seperti tokoh, plot, tema, bahasa daninsight secara lebih luas dibandingkan dengan fiksi yang lebih panjang. Ceritanya bisa dalam

    berbagai jenis.Cerita pendek berasal dari anekdot, sebuah situasi yang digambarkan singkat yang dengan cepat

    tiba pada tujuannya, dengan parallel pada tradisi penceritaan lisan. Cerita yang dimaksudkan

    disini bisa berupa asal usul rumus-rumus matematika maupun cerita sehari-hari yang yang dapatmenumbuhkan motivasi siswa untuk belajar. Sedangkan teka teki dimaksutkan untuk

    meningkatkan kemampuan siswa dalam memecahkan masalah matematika maupun sehar-hari

    dan sekaligus menjadikan siswa aktif dalam mengikuti pelajaran. Teka teki juga sebagai sarana

    hiburan di kelas sehingga siswa tidak bosan atau bahkan tertidur di karenakan kecapean dalambelajar.

    B. Hipotesis Tindakan

    Berdasarkan kerangka teoritik diatas maka hipotesis penelitian ini adalah sebagai berikut Jikatekhnik pemberian cerita dan teka-teki diterapkan pada siswa kelas XI IPS SMA SARIBUANA

    MAKASSAR maka motivasi dan hasil belajar matematika siswa dapat meningkatkan.

    BAB III

    METODE PENELITIAN

    A. JENIS PENELITIAN

    Jenis penelitian ini merupakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang dilakukan secara

    kolaborasi antara kepala sekolah, guru dan peneliti dengan upaya peningkatan pemahaman

    konsep keliling dan luas segi empat melalui media pembelajaran berbasis TIK.Penelitian tindakan kelas merupakan kegiatan pemecahan masalah yang dimulai dari :

    perencanaan(planning), plaksanaan (action), pengumpulan data(observing), penganalisis

    data/informasi untuk memutuskan sejauh mana kelebihan atau kelemahan tindakan tersebut(reflecting). PTK bercirikan perbaikan terus-menerus sehingga kepuasan peneliti menjadi tolak

    ukur berhasilnya (berhentinya) siklus-siklus tersebut.

  • 8/3/2019 Proposal SMA

    6/9

    B. SUBJEK PENELITIAN

    Penelitia ini dilakukan kepada siswa kelas XI IPS SMA SARIBUANA MAKASSAR yangberlokasi di jalan A.P. PETTARANI 2 No 31 Kota Makassar.

    C. FAKTOR-FAKTOR YANG DISELIDIKI

    1. Faktor siswa yaitu, untuk melihat kehadiran dan keaktifan siswa dalam belajar matematikaseperti motivasi,keaktifan, perhatian, dan kesungguhan siswa belajar, serta keberanian bertanya

    dan memberi tanggapan terhadap jawaban siswa lain.

    2. Faktor proses, yaitu dengan memperhatikan teknik yang dipergunakan dalam melaksanakanpembelajaran di kelas, melihat sejauh mana keaktifan siswa dalam proses pembelajaran serta

    perubahan sikap siswa dalam belajar matematika.

    3. Faktor hasil, melihat hasil belajar matematika setelah teknik penerapan cerita dan teka-tekidilakukan.

    D. Cara Mengumpulkan Data

    1. Sumber Data

    Sumber data dalam penelitian ini adalah siswa kelas XI IPS SMA SARIBUANA MAKASSAR.2. Jenis Data

    Jenis data yang diperoleh terdiri dari:a. Data kuantitatif, berupa hasil belajar.

    b. Data kualitatif berupa hasil observasi seperti frekuensi kehadiran siswa, motivasi dan

    keaktifannya dalam proses belajar mengajar.3. Cara Pengambilan Data

    Lembar observasi untuk data tentang keadaan siswa selama proses belajar mengajar pada saat

    pelaksanaan tindakan.

    Test (evaluasi) untuk data hasil belajar matematika siswa. Test dilakukan sebanyak 3 kali yaituPre-test diadakan sebelum tekhnik pemberian cerita dan teka-teki dilaksanakan dan hasilnya

    digunakan sebagai pedoman dalam pembentukan kelompok belajar. Pemberian test selanjutnya

    dilaksanakan setiap pertemuan terakhir pada setiap siklus.

    E. PROSEDUR PENLITIAN

    Prosedur penelitian tindakan kelas ini terdiri dari 2 siklus, yaitu siklus I diadakan 3 kali

    pertemuan yang terdiri dari 3 kali proses belajar dan 1 kali tes siklus I dan siklus II diadakan 4kali pertemuan yang terdiri dari 3 kali proses belajar dan 1 kali tes siklus II. Sesuai dengan

    hakikat penelitian tindakan kelas, maka penelitian pada siklus II merupakan pelaksanaan

    perbaikan dari kekurangan pada siklus I. Dan setiap siklus terdiri dari 4 tahap yakni perencanan,tindakan, observasi, refleksi.

    1. Gambaran siklus I

    A. Tahap Perencanaan Tindakan

    1. Identifikasi masalahPeneliti merumuskan permasalahan siswa sebagai upaya meningkatkan upaya meningkatkan

    motvasi dan hasil belajar matematika yang diberikan melalui tekhnik pemberian cerita dan teka-

    teki. Tindakan yang ditawarkan pada identifikasi masalah antara lain dengan tes yang diberikanpada saat tindakan kelas, sehingga dapat mengidentifikasi materi yang dirasa sulit bagi siswa.

    2. Identifikasi siswa

  • 8/3/2019 Proposal SMA

    7/9

    Proses identifikasi siswa dilakukan untuk menemukan siswa yang aktif atau yang pasif dalam

    belajar melalui rangkaian kegiatan pengumpulan data yang mengacu pada dokumen hasil tesyang diberikan pada saat dilaksanakan tindakan.

    3. Perencanaan solusi masalah

    Solusi yang di tawarkan untuk mengatasi masalah upaya meningkatkan upaya meningkatkanmotvasi dan hasil belajar matematika yang diberikan melalui tekhnik pemberian cerita dan teka-

    teki.

    B. Tahap Pelaksanaan TindakanSelanjutnya kegiatan yang dilaksanakan dalam tahap ini adalah melaksanakan skenario

    pembelajaran yang telah direncanakan yang berisi tentang tindakan yang diterapkan. Hal pertama

    yang dilakukan oleh peneliti adalah mempersiapkan siswa untuk belajar,menyampaikan materiyang akan diajarkan. Selain itu, guru juga memberikan motivasi agar siswa tertarik untuk belajar

    dan membangkitkan pengetahuan awal siswa yang berhubungan dengan materi.kemudian guru

    memberikan cerita atau teka-teki terutama yang berhubugan degan matematika sebagai

    pemanasan sebelum siswa belajar,teknik ini paling efektif dilakukan pada jam-jam terakhir

    belajar siswa. Teka-teki yang dapat diterapkan berupa tebak-tebakan angka, tanggal dan bulankelahiran ,hitung-hitungan dan sebagainya. sedangkan cerita sebaiknya berbentuk cerpen agar

    tidak memakan waktu lama dan tanpa mengurangi waktu untuk pemberian materi. Pemberiancerita dapat berupa cerita nasehat, cerita komedi dan sejarah matematika itu sendiri. Penerapan

    tekhnik ini sebaiknya dikondisikan dangan suasana siswa dikelas dan tidak mesti diberikan di

    awal pelajaran. Bisa juga di tengah dan akhir pelajaran. Tindakan ini dilaksanakan berdasarkanperencanaan, Namur tindakan tidak mutlak dikendalikan oleh rencana statu tindakan yang

    diputuskan mengandung resiko karena terjadi dalam situasi nyata, oleh karenanya rencana

    tindakan harus bersifat sementara dan fleksibel serta Sian dilakukan perubahan sesuai apa yang

    terjadi dalam proses pelaksanaan dilapangan sesuai usa menuju perbaikan.C. Tahap Observasi dan Evaluasi

    Pada tahap ini dilaksanakan proses observasi. Observasi berfungsi untuk mendokumentasikan

    tindakan tekait. Observasi yang cermat dibutuhkan karena tindakan selalu akan dibatasi oleh

    kendala realistis, dan semua kendala tersebut Belem pernah dilihat dengan jelas pada waktu lalu.Observasi ini bersifat responsive, fleksibel dan terbuka untuk mencatat hal-hal yang tak terduga.

    Peneliti tindakan selalu menyediakan jurnal untuk mencatat hal-hal yang lupus dari observasi

    dalam kategori observasi yang ada. Saat melakukan observasi, peneliti mengamati prosestindakan, pengaruh tindakan, keadaan dan kendala tindakan.terhadap pelaksanaan tindakan

    dengan menggunakan lembar observasi yang meliputi:

    1) Kehadiran siswa2) Kesungguhan dan motivasi siswa mengikuti proses belajar mengajar.

    3) Keaktifan siswa dalam menjawab dan merespon cerita atau teka-teki yang diberikan.

    4) Keaktifan siswa selama mengikuti proses belajar mengajar seperti menjawab pertanyaan,

    mengajukan pertanyaan, dan menanggapi jawaban siswa lain.D. Tahap Refleksi

    Adapun hasil observasi dan evaluasi yang diperoleh pada tahap ini selanjutnya dipelajari dan

    diteliti yaitu dengan mengamati hasil yang diperoleh tiap siswa sebagai hasil belajarnya. Darihasil yang didapatkan merefleksi diri dengan melihat data hasil observasi dan evaluasi. Apakah

    kegiatan yang dilakukan telah meningkatkan hasil belajar siswa yang selanjutnya dijadikan

  • 8/3/2019 Proposal SMA

    8/9

    acuan untuk merencanakan siklus II agar apa yang diharapkan pada siklus berikutnya lebih baik

    daripada siklus sebelumnya.2. Gambaran siklus II

    Kegiatan dalam siklus II ini adalah mengulangi langkah kerja siklus I yang telah mengalami

    perbaikan dan perkembangan yang disesuaikan dengan hasil refleksi dari siklus sebelumnya.

    Dalam siklus II ini, hal-hal pokok yang dilakukan adalah :A. Tahap perencanaan

    Seperti halnya tahap perencanaan pada siklus sebelumnya, langkah-langkah yang dilakukan

    adalah:1) Membuat rencana pembelajaran untuk pertemuan pertama sampai ketiga menggunakan

    tekhnik konvensional yaitu dengan ceramah, tanyajawab dan pemberian tugas. pertemuan

    selanjudnya mengguakan tehnik pemberian cerita dan teka-teki.2) Mengidentifikasi kesulitan belajar matematika yang dialami siswa.

    3) Dari identifikasi tersebut, peneliti membuat catatan mengenai kesulitan yang dialami siswa.

    4) Membuat lembar observasi tentang kegiatan atau proses belajar dikelas.

    5) Membuat test siklus II sebagai alat evaluasi.

    B. Tahap PelaksanaanPada dasarnya, tindakan yang dilakukan pada siklus ini sesuai dengan perbaikan berdasarkan

    hasil refleksi pada siklus sebelumnya. Langkah-langkah yang dilakukan relative sama denganpelaksaan pada siklus I yaitu memberikan cerita atau teka-teki terutama yang berhubugan degan

    matematika sebagai pemanasan sebelum siswa belajar, tehnik ini paling efektif dilakukan pada

    jam-jam terakhir belajar siswa. Teka-teki yang dapat diterapkan berupa tebak-tebakan angka,tanggal dan bulan kelahiran ,hitung-hitungan dan sebagainya

    Oleh karena motivasi siswa semakin meningkat dengan melihat kesungguhan dan kehadiran

    disetiap pelajaran yang diberikan maka peneliti dapan melanjutkan penerapan tekhik tersebut.

    Pada akhir pelajaran guru dapat menggunakan teknik tersebut untuk mengecek pemahamansiswa mengenai materi yang telah diberikan. Hal ini dilakukan dengan memberikan soal-soal

    berupa cerita yang menyangkut materi yang telah diberikan. Yang dapat menjawab dengan benar

    bisa diperbolehkan untuk pulang terlebih dahulu.

    C. Observasi dan EvaluasiPada tahap ini dilaksakan proses observasi terhadap pelaksaan tindakan dengan menggunakan

    lembar observasi yang memuat rekaman keaktifan siswa pada pertemuan pertama hingga akhir

    meliputi:1) Kehadiran siswa

    2) Kesungguhan siswa mengikuti proses belajar mengajar.

    3) Keaktifan siswa dalam menjawab dan merespon cerita atau teka-teki yang diberikan.4) Keaktifan siswa selama mengikuti proses belajar mengajar seperti menjawab pertanyaan,

    mngajukan pertanyaan, dan menaggapai jawaban siswa lain.

    5) Kemampuan siswa dalam menyelesaikan soal-soal matematika.

    Pada pertemuan akhir siklus II, siswa diberi test hasil belajar yang digunakan sebagai alatevaluasi untuk mengetahu hasil belajar siswa setelah melalui kegiatan pembelajaran dengan

    menggunakan tehnik pemberian cerita dan teka-teki.

    D. Tahap refleksi

  • 8/3/2019 Proposal SMA

    9/9

    Dari hasil yang diperoleh pada tahap observasi dan evaluasi dikumpulkan dan dianalisis. Dari

    hasil yang didapatkan, peneliti dapat menyimpulkan bahwa terdapat peningkatan hasil belajarsiswa apabila diterapkan tehnik pemberian cerita dan teka-teki yang dilakukan selama II siklus.

    Penelitian ini dilaksanakan dengan prosedur sebagai berikut:

    1. Dengan menggunakan angket motivasi belajar, siswa dikelompokkan tinggi rendahnya tingkat

    motivasi belajarnya.2. Setelah terbagi atau teridentifikasi, masing-masing kelas dilakukan proses belajar mengajar

    oleh guru pada pokok bahasan statistika dengan tekhnik yang berbeda. Pertemuan pertama

    sampai ketiga menggunakan teknik pembelajaran langsung berupa presentasi/ceramah.tanyajawab dan pemberian tugas.pertemuan berikutnya dilakukan dengan tekhnik pemberian cerita

    dan teka-teki matematika . Proses pembelajaran dilaksanakan dalam beberapa kali pertemuan

    hingga materi dari pokok bahasan statistika selesai.3. Setelah pembelajaran selesai dilakukan, kemudian diberikan tes hasil belajar matematika.

    F. TEKNIK ANALIS DATA

    Pada Penelitian Tindalakan Kelas (PTK) ini, data dianalisis sejak tindakan pembelajaran

    dilaksanakan, dikembangkan selama proses refleksi sampai proses penyusunan laporan.Pengumpulan data hasil belajar siswa dalam penelitian ini dilakukan dengan menggunakan essay

    tes yang dilaksanakan setelah proses pembelajaran dengan menggunakan tekhnik pemberiancerita dan teka-teki matematika dan model pembelajaran konvensional, sedangkan untuk data

    pengelompokkan motivasi belajar yang tinggi dan rendah digunakan kuisioner dalam skala

    penilaian likert dengan 5 (lima) alternatif jawaban yaitu: dengan skor, sangat sering = 5, sering =4, kadang-kadang = 3, jarang = 2, dan tidak pernah = 1, untuk pertanyaan yang bersifat positif

    dan sebaliknya untuk pertanyaan yang bersifat negatif. Kuisioner tidak diujicobakan sebab

    kuisioner tersebut sudah baku.