Proposal skripsi pendidikan geografi

70
proposal skripsi pendidikan geografi PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KUMON UNTUK MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR GEOGRAFI POKOK BAHASAN CUACA DAN IKLIM PADA SISWA KELAS X-4 SMESTER GENAP MA MU’ALLIMIN NW PANCOR TAHUN AJARAN 2010 – 2011 M.ZAMRONI IRWAN NPM. 0 7 3 7 0 2 8

Transcript of Proposal skripsi pendidikan geografi

Page 1: Proposal skripsi pendidikan geografi

proposal skripsi pendidikan geografi

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KUMON UNTUK MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR GEOGRAFI POKOK BAHASAN CUACA DAN IKLIM PADA SISWA KELAS X-4 SMESTER GENAP MA MU’ALLIMIN NW PANCOR TAHUN AJARAN 2010 – 2011

M.ZAMRONI IRWAN

NPM. 0 7 3 7 0 2 8

Proposal skripsi ini ditulis untuk memenuhi sebagian persyaratan

dalam mendapatkan gelar Sarjana pendidikan

Page 2: Proposal skripsi pendidikan geografi

program studi pendidikan geografi

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GEOGRAFI

JURUSAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL

SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN (STKIP)

HAMZANWADI SELONG

2011

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah swt yang telah memberikan rahmat, taufiq dan hidayah-Nya, sehingga prorposal penelitian yang berjudul “PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KUMON UNTUK MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR GEOGRAFI POKOK BAHASAN CUACA DAN IKLIM PADA SISWA KELAS X-4 TAHUN AJARAN 2010/2011” dapat terselesaikan, meskipun melalui proses yang panjang dan sulit.

Penulis menyadari sepenuhnya bahwa proposal penelitian ini masih jauh dari kesempurnaan, masih banyak kelemahan dan kekurangan. Meskipun demikian proposal penelitian ini dihrapkan dapat dijadikan bahan kajian, guna menambah wawasan pembaca, serta dapat bermanfaat sebagai panduan untuk penelitian selanjutnya.

Penulisan proposal penelitian ini tidak akan terselesaikan tanpa bantuan, dukungan bibmbingan dari berbagai pihak. Oleh karena itu dalam kesempatan ini, penulis mengucapkan rasa terima kasih yang tak terhingga dan penghargaan setinggi tingginya kepada semua pihak yang telah membantu menyelaesaikan proposal penelitian ini.

Akhirnya semoga proposal penelitian yang sederhana ini dapat bermanfaat bagi pengembangan ilmu pengetahuan pada umumnya dan geografi pada khususnya.

Selong, 20 September 2010

Page 3: Proposal skripsi pendidikan geografi

Penulis

DAFTAR ISI

Kata Pengantar ................................................................................................. i........

Daftar Isi.......................................................................................................... ii

BAB I PENDAHULUAN............................................................................... 1

A. Latar Belakang..................................................................................... 1

B. Identifikasi Masalah.............................................................................. 4

C. Pembatasan Masalah............................................................................ 4

D. Rumusan Masalah................................................................................. 5

E. Tujuan Penelitian................................................................................... 5

F. Manfaat Penelitian................................................................................ 5

BAB II LANDASAN TEORI......................................................................... 6

A. Kajian Teoritis...................................................................................... 7

1.Penerapan............................................................................................ 7

2.Model Pembelajaraan........................................................................... 7

a. Pengertian Model Pembelajaran......................................................... 7

b.Pengertian Model Pembelajaran Kumon............................................ 7

c. Langkah-langkah Model Pembelajaran Kumon.................................. 8

Page 4: Proposal skripsi pendidikan geografi

3.Hakikat Pembelajaran Geografi............................................................ 9

a. Pengertian Geografi........................................................................ 9

b. Cuaca dan Iklim............................................................................. 9

4.Prestasi Belajar.................................................................................. 15

a. Pengertian Prestasi Belajar............................................................... 15

b.Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Prestasi Belajar......................... 15

B. Penelitian Yang Relevan...................................................................... 17

C. Kerangka Berpikir ............................................................................. 18

D. Hipotesis Tindakan............................................................................. 19

BAB III PENUTUP....................................................................................... 20

A. Jenis Penelitian.................................................................................... 20

B. Desain Penelitian................................................................................. 21

C. Tempat dan Waktu Penelitan.............................................................. 21

D. Rancangan Penelitian/Prosedur Penelitian............................................ 21

E. Populasi dan Sampel........................................................................... 24

F. Teknik Pengumpulan Data.................................................................. 25

G. Teknik Analisis Data........................................................................... 27

Daftar Pustaka............................................................................................... 28

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Permasalahan

Pendidikan adalah suatu proyek kemanusiaan yang tiada henti hentinya ditangani, dan tidak akan pernah selesai untuk dikerjakan dari waktu ke waktu. Pendidikan mempunyai peranan yang sangat penting bagi umat manusia, sekaligus sebagai bukti faktual fenomenal, yang bahwasanya pendidikan

Page 5: Proposal skripsi pendidikan geografi

itu tidak hanya akan berhenti pada satu generasi melainkan akan terus berkesinambungan mulai dari generasi lampau, generasi kini sampai generasi mendatang.

Dalam rangka pembangunan manusia Indonesia seutuhnya, pembangunan di bidang pendidikan merupakan sarana dan wahana yang sangat baik dalam pembinaan sumber daya insani. Oleh karena itu, pendidikan perlu mendapat perhatian dari pemerintah, masyarakat dan pengelola pendidikan khususnya. Sejalan dengan perkembangan masyarakat dewasa ini, pendidikan banyak menghadapi berbagai tantangan dan hambatan. Salah satu tantangan yang cukup menarik adalah yang berkenaan dengan peningkatan mutu pendidikan yang masih disebabkan rendahnya mutu pendidikan.

Proses belajar mengajar yang berkembang di kelas umumnya ditentukan oleh peranan guru dan siswa sebagai individu individu yang terlibat langsung di dalam proses terebut. Kemampuan siswa itu sendiri sedikit banyak tergantung pada cara guru menyampaikan pelajaran pada anak didiknya. Oleh karena itu kemampuan serta kesiapan guru dalam mengajar memegang peranan penting bagi keberhasilan proses belajar mengajar siswa. Hal ini menunjukkan adanya keterkaitan antara pemahaman dan kemampuan siswa dengan metode mengajar yang digunakan oleh guru. 1

Mata pelajaran Geografi khususnya pada pokok bahasan cuaca dan iklim merupakan materi yang mempunyai perhitungan serta rumus rumus, sehingga membutuhkan pemahaman secara bertahap dan berurutan. Hal ini membuat siswa beranggapan bahwa materi tentang cuaca dan iklim merupakan materi ajar yang sulit untuk difahami.

Upaya untuk mengatasi kesulitan belajar siswa pada materi cuaca dan iklim dan untuk meningkatkan mutu pendidikan sekolah diantaranya adalah dengan menerapkan model pembelajaran yang baru. Dalam interaksi belajar mengajar terdapat berbagai macam model pembelajaran yang bertujuan agar proses belajar mengajar dapat berjalan dengan baik. Hal ini juga bertujuan untuk menciptakan proses belajar aktif serta memungkinkan timbulnya sikap keterkaitan siswa untuk mengikuti kegiatan belajar mengajar secara menyeluruh.

Seiring diberlakukannya Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan disekolah baru-baru ini, siswa dituntut untuk bersikap aktif, kreatif dan inovatif dalam menanggapi setiap pelajaran yang diajarkan. Sikap aktif, kreatif dan inovatif terwujud dengan menempatkan siswa sebagai subyek pendidikan. Peran guru adalah sebagai fasilitator dan bukan sumber utama pembelajaran.

Dalam pengajaran konsep skala peta diharapkan siswa benar-benar aktif sehingga akan berdampak pada ingatan siswa tentang apa yang dipelajari akan lebih lama bertahan. Suatu konsep mudah dipahami dan diingat oleh siswa bila konsep tersebut disajikan melalui prosedur dan langkah-langkah yang tepat, jelas dan menarik. Pemahaman siswa dalam belajar merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi keberhasilan dalam belajar. Salah satu kegiatan pembelajaran yang menekankan berbagai kegiatan tindakan adalah menggunakan pendekatan tertentu dalam

Page 6: Proposal skripsi pendidikan geografi

pembelajaran, karena suatu pendekatan dalam pembelajaran pada hakikatnya merupakan cara yang teratur dan terpikir secara sempurna untuk mencapai tujuan pengajaran.

Dalam kenyataannya prestasi belajar Geografi pada pokok bahasan cuaca dan iklim masih rendah. Berkaitan dengan masalah tersebut, setelah peneliti melakukan observasi pembelajaran di madrasah yang merupakan lokasi pelaksanaan praktik pengalaman lapangan (PPL) oleh peneliti sendiri, sehingga peneliti ikut merasakan permasalahan-permasalahan pembelajaran yang ada di MA Mu’allimin NW Pancor terutama di kelas X-4, adapun permasalahan-permasalahan yang ditemukan antara lain:

1) Siswa cenderung kurang aktif dalam pembelajaran Geografi khususnya pada materi tentang cuaca dan iklim akar penyebab permasalahan ini adalah guru sebagai fasilitator , dalam tahap persiapan maupun tahap penyampaian materi ajar kurang melibatkan siswa untuk berpartisipasi aktif dan metode atau model pembelajaran yang di gunakan oleh guru masih monoton serta kurang sesuai dengan materi,

2) Hasil belajar Geografi pada pokok bahasan cuaca dan iklim masih kurang sehingga tidak mampu menyelesaikan masalah, akar penyebabnya adalah guru sebagai fasilitator dalam tahap penyampaian materi maupun dalam tahap pelatihan kurang membimbing sehingga pemecahan masalah tentang skala peta kurang optimal,

3) Siswa kurang aktif bertanya kepada guru tentang materi yang disampaikan.

Untuk mengatasi masalah tersebut, maka perlu dicarikan formula pembelajaran yang tepat, sehingga dapat meningkatkan kemampuan siswa pada materi cuaca dan iklim. Para guru terus berusaha menyusun dan menerapkan berbagai model yang variasi agar siswa tertarik dan bersemangat dalam belajar cuaca dan iklim. Salah satunya dengan menerapkan model pembelajaran Kumon.

Model pembelajaran Kumon menekankan kegiatannya pada kemampuan masing-masing siswa, sehingga siswa dapat menggali potensi dirinya dan mengembangkan kemampuannya secara maksimal. Pembelajaran Kumon tidak hanya mengajarkan cara berhitung tetapi juga dapat meningkatkan pemahaman dan kemampuan siswa untuk lebih fokus dalam mengerjakan sesuatu dan kepercayaan diri. Dalam model pembelajaran Kumon siswa dipusatkan pada cara persoalan dengan langkah penyelesaian yang sistematis yaitu 1) siswa membaca petunjuk dan contoh soal pada lembar kerja, 2) siswa berpikir sendiri lalu mengerjakan latihan soal dengan kemampuannya sendiri, 3) setelah selesai mengerjakan, jawaban diberikan kepada guru untuk diperiksa dan dinilai, 4) jika jawaban keliru langsung dikembalikan untuk diperbaiki dan diperiksa lagi oleh siswa, 5) salah sebanyak 5 kali dalam mengerjakan latihan soal, maka guru membimbing.

Dengan demikian persoalan yang dihadapi akan dapat diatasi. Model pembelajaran Kumon diharapkan dapat meningkatkan hasil belajar Geografi pada pokok bahasan cuaca dan iklim pada siswa kelas X-4 MA Mu’allimin NW Pancor.

B. Identifikasi Masalah

Page 7: Proposal skripsi pendidikan geografi

Berdasarkan latar belakang masalah di atas, dapat diidentifikasikan beberapa permasalahan sebagai berikut :

Rendahnya prestasi belajar Geografi siswa pada pokok bahasan cuaca dan iklim

Kurang tepatnya metode pembelajaran yang digunakan guru geografi dalam menyampaikan pokok bahasan tertentu yang dapat mempengaruhi pemahaman siswa.

Kurangnya keaktifan siswa di dalam kelas karena siswa beranggapan bahwa materi tentang materi cuaca dan iklim sulit dan membosankan sehingga sejak awal tidak ada minat dan motivasi untuk belajar

Siswa sulit memahami materi, khususnya materi tentang materi cuaca dan iklim

Kurangnya minat belajar siswa pada mata pelajaran geografi khususnya pada pokok bahasan cuaca dan iklim

C. Pembatasan Masalah

Mengingat luasnya masalah, maka perlu dilakukan pembatasan masalah atau yang menjadi fokus dalam penelitian ini :

1. Rendahnya prestasi belajar Geografi siswa pada pokok bahasan cuaca dan iklim,

2. Siswa sulit memahami materi, khususnya materi tentang materi cuaca dan iklim

D. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan di atas, maka permasalahan umum yang dapat dirumuskan dalam penelitian ini adalah “Bagaimanakah model pembelajaran kumon dapat meningkatkan prestasi Geografi pokok bahasan cuaca dan iklim pada siswa kelas X-4 MA Mu’allimin NW Pancor?

E. Tujuan Penelitian

Berdasarkan judul dan rumusan masalah, maka penelitian ini bertujuan “Untuk mengetahui bagaimanakah model pembelajaran kumon dapat meningkatkan prestasi Geografi pokok bahasan cuaca dan iklim pada siswa kelas X-4 MA Mu’allimin NW Pancor?

F. Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat dalam dunia pendidikan. Manfaat yang diharapkan peneliti adalah :

1. Manfaat Teoritis

Page 8: Proposal skripsi pendidikan geografi

Secara teoritis penelitian ini bermanfaat :

a. Sebagai pengembangan ilmu yang diperoleh penelitian dan sebagai sarana dalam menuangkan ide secara ilmiah serta memperoleh pengalaman dalam penelitian.

b. Untuk peningkatkan kualitas pembelajaran khususnya dalam bidang geografi.

2. Manfaat Praktis

Penelitian ini dapat memberikan solusi nyata dalam peningkatan pemahaman siswa melalui model pembelajaran kumon. Hasil penelitian ini diharapkan mampu memberikan manfaat untuk guru, siswa, sekolah dan peneliti.

Bagi siswa dapat meningkatkan pemahaman untuk menyelesaikan soal tentang cuaca dan iklim,

Memberikan masukan yang bermanfaat bagi guru tentang model pembelajaran yang dapat meningkatkan kemampuan peserta didik dan memperbaiki dan meningkatkan mutu pembelajaran geografi di kelas.

Bagi sekolah dapat memberikan sumbangan yang baik dalam rangka perbaikan pembelajaran dan peningkatan mutu sekolah khususnya pembelajaran Geografi

Bagi peneliti agar memiliki pengetahuan yang luas tentang model pembelajaran dan memiliki keterampilan untuk menerapkannya, khususnya dalam pengajaran Geografi

BAB II

LANDASAN TEORI

A. Deskripsi Teoritik

1. Penerpan

Menurut kamus Umum Bahasa Indonesia Penerapan adalah Pengenaan perihal mempraktikan. ( W.J.S Poerwadarminta, 1984 :339 ).

2. Model Pembelajaran Kumon

a. Pengertian Model Pembelajaran

Model pembelajaran adalah suatu teknik atau bentuk yang dipilih oleh seorang guru yang digunakan secara intensif dan efektif yang sesuai dengan kehendak dan harapan siswa dalam proses pembelajaran.

Joyce & Weil (1980 : 23) mendefinisikan model pembelajaran sebagai kerangka konseptual yang digunakan sebagai pedoman dalam melakukan pembelajaran. Dengan demikian, model

Page 9: Proposal skripsi pendidikan geografi

pembelajaran merupakan kerangka konseptual yang melukiskan prosedur yang sistematis dalam mengorganisasikan pengalaman belajar untuk mencapai tujuan belajar. Jadi model pembelajaran cenderung preskriptif, yang relatif sulit dibedakan dengan strategi pembelajaran.

b. Pengertian Model Pembelajaran Kumon

Kumon adalah sistem belajar yang memberikan program belajar secara perseorangan sesuai dengan kemampuan masing-masing, yang memungkinkan anak menggali potensi dirinya dan mengembangkan kemampuannya secara maksimal. Kumon tidak hanya membentuk kemampuan akademik saja, akan tetapi juga membentuk karakter yang positif dan “life-skills” (ketrampilan hidup) yang akan berguna bagi masa depan anak. (Joice & Weil, 1980 : 34 dalam Ningsih, 2010 : 8)

Model pembelajaran Kumon adalah model belajar perseorangan. Level awal untuk setiap siswa Kumon ditentukan secara perseorangan. Siswa mulai dari level yang dapat dikerjakannya sendiri dengan mudah, tanpa kesalahan. Lembar kerjanya telah didesain sedemikian rupa sehingga siswa dapat memahami sendiri bagaimana menyelesaikan soalnya. Jika siswa terus belajar dengan kemampuannya sendiri, ia akan mengejar bahan pelajaran yang setara dengan tingkatan kelasnya dan bahkan maju melampauinya.

Salah satu jurus yang membuat metode ini efektif adalah metode belajarnya. Di program Kumon, pembelajarannya disesuaikan dengan kemampuan masing-masing anak. Karena sesuai dengan potensinya masing-masing, akan lebih mudah bagi anak mempelajarinya. Program Kumon tidak hanya mengajarkan cara berhitung tetapi juga dapat meningkatkan kemampuan peserta didik untuk lebih fokus dalam mengerjakan sesuatu dan kepercayaan diri. Kemampuan tersebut akan terlihat dari kemampuan anak dalam menyelesaikan soal dengan cara mereka sendiri. Peserta program akan diajarkan dasar-dasar penghitungan untuk bisa menyelesaikan soal yang lebih sulit.

Model pembelajaran Kumon adalah model pembelajaran dengan mengaitkan antar konsep, ketrampilan, kerja individual, dan menjaga suasana nyaman dan menyenangkan. Bahan pelajarannya dirancang sehingga anak dapat mengerjakan dengan kemampuannya sendiri, bahkan memungkinkan bagi anak untuk memperlajari bahan pelajaran di atas tingkatan kelasnya di sekolah.

Sistem pembelajaran dengan model Kumon adalah siswa diberi tugas, setelah selesai tugas tersebut langsung diperiksa dan dinilai. Jika siswa keliru dalam mengerjakan tugas dikembalikan untuk diperbaiki dan diperiksa kembali. Apabila lima kali sudah salah dalam mengerjakannya maka guru membimbing siswa sampai siswa benar-benar dapat mengerjakan tugas tersebut dengan benar.

c. Langkah- Langkah Model Pembelajaran Kumon

Langkah-langkah dalam model pembelajaran kumon adalah:

1. Guru memberikan sajian konsep materi yang akan di bahas,

2. Guru memberikan latihan soal kepada siswa untuk dikerjakan secara individu dan mandiri,

3. Setelah selesai mengerjakan soal, jawaban dari tiap siswa diberikan kepada guru untuk diperiksa dan dinilai,

Page 10: Proposal skripsi pendidikan geografi

4. Jika jawaban keliru, jawaban langsung dikembalikan untuk diperbaiki dan diperiksa lagi oleh siswa,

5. Jika jawaban salah sebanyak lima kali dalam mengerjakan latihan soal, maka guru akan membimbing.

.

3. Hakikat Pembelajaran Geografi

a. Pengertian Geografi

Pembelajaran Geografi memberikan kebulatan wawasan yang berkenaan dengan wilayah-wilayah. Sebagian dari kita sering berpendapat bahwa Geografi merupakan ilmu yang mempelajari nama tempat, negara, ibu kota, sungai, gunung dan sebagainya.

Menurut seminar dan lokakarya Ikatan Geografi Indonesia (IGI) di Semarang tahun 1988, menetapkan pengertian geografi adalah ilmu pengetahuan yang mempelajari perbedaan dan petrsamaan fenomena geosfer dengan sudut pandang kelingkungan, kewilayahan dalam konteks keruangan.

b. Cuaca dan iklim

1. Pengertian Cuaca dan Iklim

Cuaca dan iklim merupakan dua hal yang saling terkait. Keduanya memiliki banyak parameter yang sama. Parameter cuaca juga menjadi parameter iklim.

Cuaca adalah kondisi udara pada saat tertentu, wilayah yang relatif singkat. Dari pengertian ini menunjukkan bahwa cuaca terbentuk dari gabungan unsur cuaca dengan jangka waktu bias hanya beberapa jam.

Iklim adalah cuaca rata-rata tahunan pada wilayah yang lebih luas. Untuk menentukan keadaan iklim suatu wilayah, biasanya dengan menghitung rata-rata cuaca selama 30-100 tahun.

Perbedaan cuaca dan iklimCuaca iklim

Rentang waktunya pendek (hari/jam)

Cakupan daerahnya sempit

Sangat cepat berubah

Rentang waktunya panjang (30-100 tahun)

Cakupan daerahnya luas

Jarang sekali berubah

Page 11: Proposal skripsi pendidikan geografi

2. Unsur-Unsur Cuaca dan Iklim

Penyinaran matahari mempunyai peranan dalam pembentukan cuaca karena merupakan energi panas yang menimbulkan perubahan suhu, tekanan, dan kelembaban udara di muka bumi. Ada beberapa unsur lain yang ikut berperan dalam unsur cuaca adalah sebagai berikut :

a) Suhu Udara

Suhu udara merupakan ukuran untuk menyatakan keadaan panas atau dinginnya udara. Suhu udara diukur dengan alat thermometer. Hasil pengukuran dapat dinyatakan dalam tiga skala, yaitu Celcius (C), Reamur (R), dan Fahrenheit (F). Persebaran suhu udara di permukaan bumi berbeda-beda. Secara horizontal, suhu udara tertinggi terdapat pada daerah tropis atau sekitar equator, semakin ke kutub semakin dingin. Secara vertikal, semakin tinggi suatu tempat, suhu udara semakin dingin atau semakin rendah. Hal ini sesuai dengan hokum gradient geothermis yaitu setiap kenaikan 100 meter suhu berkurang rata-rata 0,6 C. Pada udara kering besar gradient sebesar 1 C. Pada lapisan atmosfer tertentu hukum ini tidak berlaku.

Persebaran suhu baik vertikal maupun horizontal tidak terjadi dengan sendirinya. Persebaran tersebut dipengaruhi oleh beberapa faktor sebagai berikut : lama penyinaran matahari, sudut dating matahaari, relief permukaan bumi, banyak sedikitnya awan dan macam bentang alam.

Persebaran suhu secara horizontal di permukaan bumi berbeda-beda. Selain secara horizontal, persebaran suhu juga berbeda pada skala vertikal. Perubahan suhu berdasarkan berubahnya ketinggian dapat dihitung dengan rumus Mock seperti berikut.

T = 0,006. (X1-X2).1C

keterangan :

Page 12: Proposal skripsi pendidikan geografi

T = Selisih suhu udara antara lokasi 1 dengan lokasi 2

X1 = Tinggi tempat yang di yang diketahui suhu udaranya (meter)

X2 = Tinggi tempat yang cari suhu udaranya (meter)

Jika selisih suhu udara (DT) negatif, suhu udara yang kita cari diperoleh dengan cara mengurangkan suhu udara yang telah diketahui dengan DT. Jka DT positif, suhu yang dicari diperoleh dengan menjumlahkan suhu udara yang telah diketahui dengan DT.

Contoh :

Kota X memiliki ketinggian 900 meter diatas permukaan laut. Suhu udara kota X adalah 28. Kota Y mempunyai ketinggian 1.200 meter diatas permukaan laut. Berapa suhu udara kota Y ?

Jawaban :

Diketahui : X1 = 900 m

X2 = 1200 m

Dinyatakan : DT ?

T = 0,006 . (X1 – X2 ) . 1C

= 0,006 . (900 – 1200 ) . 1C

= 0,006 . -300. 1C

= -1,8

Jadi, suhu rata-rata kota Y adalah 28 C – 1,8 C = 26,2 C

b) Tekanan Udara

Seperti halnya tanah dan air udara juga mempunyai berat dan tekanan. Tekanan udara merupakan tenaga yang digunakan untuk menggerakkan massa udara dalam setiap satuan luas tertentu. Daerah yang menerima panas matahari, udaranya akan mengembang dan naik dengan tekanan udaranya rendah. Daerah yang mempunyai suhu udara rendah maka tekanan udaranya tinggi. Gerakan udara

Page 13: Proposal skripsi pendidikan geografi

akan terjadi dari daerah yang bertekanan rendah kemudian terjadilah angin. Alat untuk mengukur tekanan angina disbut barometer.

c) Kelembaban Udara

Udara mengandung uap air yang berasal dari berbagai tubuh air, baik baik air permukaan maupun air tanah. Semakin tinggi suhu udara, kandungan uap air semakin tinggi. Hal ini juga berarti kelembaban udara semakin tinggi. Alat untuk mengukur kelembapan udara disebut higrometer. Kelembapan udara ada dua macam :

1) Kelembapan Udara Relatif atau Nisbi

Kelempan nisbi adalah perbandingan jumlah uap air dalam udara (kelembapan absolut) dengan jumlah uap air maksimum yang dapat dikandung oleh udara tersebut dalam suhu yang sama dan dinyatakan dalam persen (%).

LR = x 100 %

Untuk menghitung kelembapan nisbi dapat digunakan rumus berikut.

Keterangan :

LR = Kelembapan udara relatif (%)

Page 14: Proposal skripsi pendidikan geografi

e = Kandungan uap air aktual di udara

E = kelembapan maksimal udara dalm mengandung uap air

Contoh :

Daya tampung maksimum udara untuk menyimpan uap air pada suhu 20 C adalah 30 gr/m. uap air yang terkandung dalam udara saat pengukuran adalah 15 gr/m. Berapakah kelembapan relatifnya ?

LR = x 100 %

= x 100 %

Kelembapan realtif = 50 %

2) Kelembapan Udara Absolut atau Mutlak

Kelembapan udara absolut atau mutlak adalah banyaknya uap air yang terdapat di udara pada suatu tempat. Kelembapan mutlak dinyatakan dengan banyaknya gram uap air dalam 1 m udara.

d) Curah Hujan

Hujan adalah jatuhnya air dalam bentuk cair maupun padat dari atmosfer ke permukaan bumi. Curah hujan adalah jumlah air hujan yang turun disuatu daerah dalam waktu tertentu. Curah hujan bias dukur dalam haran, bulanan, dan tahunan. Alat untuk mengukur besarnya curah hujan disebut rain gauge (penakar hujan). Proses terjadinya hujan melalui tahap penguapan dan kondensasi.

Berdasarkan proses terjadinya, hujan dibedakan sebagai berikut :

1) Hujan Orografis

Page 15: Proposal skripsi pendidikan geografi

Hujan ini terjadi apabila udara yang mengandung uap air didorong oleh angin yang naik kelereng gunung. Yang semakin ke atas semakin dingin. Kondisi ini menyebabkan uap air membentuk awan dan terjadilah konsensasi. Hujan yang jatuh di lereng gunung ini disebut hujan orografis.

2) Hujan Frontal

Hujan frontal merupakan hujan yang terjadi didaerah front atau daerah yang terbentuk oleh pertemuan dua massa udara yang berbeda temperatur (suhu). Massa udara panas bertemu dengan massa udara dingin sehingga massa udara terkondensasi dan terjadilah hujan.

3) Hujan Zenithal

Tipe hujan ini terjadi karena udara yang naik disebabkan oleh pemanasan pada suhu yang tinggi. Udara panas ini naik terus menerus dan akhirnya terjadilah kondensasi yang mengakibatkan hujan. hujan tipe ini sering terjadi di daerah tropis sehingga sering juga disebut hujan naik tropis.

Hujan zenital sering disebut hujan konveksi atau equatorial karena arus konveksi yang menyebabkan uap air di equatorial naik secara vertikal uap air berasal dari pemanasan air laut secara terus menerus. Hujan zenithal terjadi ketiak matahari melalui zenith daerah equator. Hampir semua wilayah didaerah tropis mendapat dua kali hujan zenithal dalam satu tahun.

e) Angin

1) Pengertian Angin

Angin merupakan udara yang bergrak dari daerah yang bertekanan tinggi ke daerah yang bertekanan rendah. Perbedaan tekanan udara ini tidak terjadi begitu saja, tetapi melalui proses yang melibatkan unsur cuaca.

2) Jenis Angin

Angin yang bertuip di muka bumi ini dikategorikan dalam beberapa kelompok. Jenis angin ini dibedakan berdasarkan beberapa hal seperti tempat dan persebaran tiupannya dan arah hembusannya. Berapa klasifikasi angina sebagai berikut :

a. Angin Lokal

Berhembusnya angin lokal dipengerahui beberapa hal, yaitu sifat daratan dan perairan, jumlah pemanasan sinar matahari pada suatu wilayah, dan keinggian suatu tempat.

b. Angin Muson atau angin Musim

Angin muson adalah adalah angin yang terjadi pada bulan Oktober –April. Pada bulan bulan tersebut matahari berada dibelahan bumi selatan. Oleh karena itu, pada bagian selatan, yaitu di benua Australia suhu menjadi tinggi dan tekanan rendah. Sebaliknya, pada saat itu dibelahan bumi utara, yaitu di Benua Asia suhu lebih rendah sehingga tekanan udara menjadi tinggi. Oleh karena perbedaan tekanan udara antara kedua benua tersebut, berhembuslah angina muson barat dari Asia

Page 16: Proposal skripsi pendidikan geografi

menuju Australia. Angin ini melintasi smudra dan membawa uap air yang banyak sehingga mengakibatkan terjadinya musim hujan di indonesia.

Angin muson timur adalah angin yang terjadi pada bulan April – Oktober. Kedudukan matahari pada bulan bulan tersebut pada bagian bumi utara atau wilayah benua Asia, akibatnya wilayah ini menjadi ledbih panas dan mempunyai tekanan udara minimum, dan sebaliknya.

c. Angin Siklon dan Antisiklon

Angin siklon adalah angin arah gerakannya berputar, sedangkan angin antisiklon adalah angin yang bergerak dari dalam sebagai pusat tekanan menuju ke tekanan udara lebih rendahyang mengilingi bagian luarnya.

4. Prestasi Belajar

a. Pengertian Prestasi Belajar

Menurut W.J.S Purwadarminto (1987 : 767) menyatakan bahwa prestasi belajar adalah hasil yang dicapai sebaik-baiknya menurut kemampuan anak pada waktu tertentu terhadap hal-hal yang dikerjakan atau dilakukan”.

Jadi, prestasi belajar adalah belajar yang telah dicapai menurut kemampuan yang tidak dimiliki dan ditandai dengan perkembangan serta perubahan tingkah laku pada diri seseorang yang diperlukan dari belajar dengan waktu tertentu, prestasi belajar ini dapat dinyatakan dalam bentuk nilai dan hasil tes atau ujian.

Menurut Siti Partini (1980 : 49), “Prestasi belajar adalah hasil yang dicapai oleh seseorang dalam kegiatan belajar”. Sejalan dengan pendapat dicapai oleh seseorang dalam kegiatan belajar”. Sejalan dengan pendapat itu Sunarya (1983 : 4) menyatakan “Prestasi belajar merupakan perubahan tingkah laku yang meliputi ranah kognitif, afektif, dan psikomotorik yang merupakan ukuran keberhasilan siswa”. Haditomo dkk (1980 : 4), mengatakan “Prestasi belajar adalah kemampuan seseoran Dewa Ketut Sukardi (1983 : 51), menyatakan “Untuk mengukur prestasi belajar menggunakan tes prestasi yang dimaksud sebagai alat untuk mengungkap kemampuan aktual sebagai hasil belajar atau learning”.

b. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Prestasi Belajar

Menurut Dimyati Mahmud (1989 : 84-87), mengatakan bahwa “Faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi belajar siswa mencakup : faktor internal dan faktor eksternal”. Dari pendapat ini dapat dijelaskan mengenai kedua faktor tersebut sebagai berikut :

1) Faktor Intern :

a. Jasmani

Page 17: Proposal skripsi pendidikan geografi

Prestasi belajar ditentukan adanya struktur tubuh, panca indra (indra penglihatan, indra penciuman, indra pendengaran, indra peraba, dan indra perasa), dan lain sebagainya.

b. Psikologis

Kecerdasan, bakat, minat, kecakapan, sikap, dan motivasi juga menentukan prestasi belajar.

Kematangan Fisik dan Psikis

c. Hasil belajar dan kemampuan belajar seseorang juga ditentukan oleh kematangan fisik dan psikis orang tersebut.

2) Faktor Ekstern

a. Lingkungan Keluarga

Prestasi belajar dipengaruhi oleh cara mendidik orangtua di rumah, latar belakang pendidikan orang tua, tingkat ekonomi keluarga, dan sebagainya.

b. Lingkungan Sekolah

Di sekolah, prestasi belajar dipengaruhi oleh cara belajar, metode mengajar yang diterapkan oleh guru, kurikulum yang berlaku, sikap guru, evaluasi dan penilaian yang diterapkan, administrasi sekolah, dan lain-lain.

3) Lingkungan Masyarakat

Prestasi belajar dipengaruhi oleh adat-istiadat setempat, budaya yang berlaku, pergaulan dalam masyarakat, ilmu pengetahuan dan teknologi, dan sebagainya.

B. Penelitian Yang Relevan

Adapun hasil penelitian yang relevan dengan penelitian ini adalah yang berkaitan dengan model pembelajaran kumon yaitu :

Ningsih ( 2010 ) telah mengadakan penelitian tentang model pembelajaran kumon untuk meningkatkan prestasi pada pelajaran matemetika. Tahun Pelajaran 2009 / 2010. Adapun penelitian ini memeberikan hasil bahwa penggunaan pendekatan model pembelajaran kumon dapat meningkatkan prestasi belajar siswa. Dan dengan hasil yaitu 88,57 % dari besarnya ketuntasan belajar 85 %, sehingga di simpulkan bahwa belajar secara klasikal dari siklus I ke siklus II adalah 19,97 %.

Page 18: Proposal skripsi pendidikan geografi

C. Kerangka Berpikir

1. Bagan Kerangka Berpikir

Permasalahan

Kurang tepatnya metode yang di gunakan oleh guru

Siswa kurang aktif belajar di kelas

Kurangnya minat belajar siswa pada mata pelajaran geografi

Page 19: Proposal skripsi pendidikan geografi

Prestasi belajar Geografi pada pokok bahasan cuaca dan klim rendah

Inti permasalahan

Page 20: Proposal skripsi pendidikan geografi

Penerapan model pembelajaran Kumon

Solusi permasalahan

Meningkatkan prestasi belajar Geografi pada pokok bahasan cuaca dan iklim

Page 21: Proposal skripsi pendidikan geografi

Hasil yang diharapkan

2. Deskripsi Kerangka Berpikir

Dari hasil observasi yang dilakukan peneliti pada saat pelaksanaan PPL di MA Mu’allimin NW Pancor, khususnya di kelas X-4 terdapat suatu permasalahan pada siswanya yakni prestasi belajar Geografi khususnya pada pokok bahasan cuaca dan iklim masih rendah, akar penyebabnya datang dari gurunya maupun siswanya. Penyebab pada siswanya antara lain siswa kurang aktif belajar di kelas, kurangnya minat belajar, dan kurang aktif bertanya di kelas. Sedangkan penyebab pada gurunya adalah kurang tepatnya metode yang digunakan dalam mengajarkan materi.

Melihat hal seperti itu, peneliti mencoba memberikan solusi untuk mengatasi atau meminimalkan permasalahan tersebut dengan menerapkan suatu model pembelajaran, yakni model pembelajaran kumon dengan harapan dapat meningkatkan prestasi belajar Geografi khususnya pada pokok bahasan cuaca dan iklim.

Page 22: Proposal skripsi pendidikan geografi

D. Hipotesis Tindakan

Berdasarkan tinjauan pustaka dan kerangka berfikir yang diuraikan di atas, maka hipotesis tindakan penelitian ini yaitu “ Penerapan model pembelajaran kumon dapat meningkatkan prestasi belajar geografi pokok bahasan cuaca dan iklim pada siswa kelas X-4 smester genap MA Mu’allimin NW Pancor ”

BAB II

LANDASAN TEORI

A. Deskripsi Teoritik

1. Penerpan

Menurut kamus Umum Bahasa Indonesia Penerapan adalah Pengenaan perihal mempraktikan. ( W.J.S Poerwadarminta, 1984 :339 ).

2. Model Pembelajaran Kumon

a. Pengertian Model Pembelajaran

Model pembelajaran adalah suatu teknik atau bentuk yang dipilih oleh seorang guru yang digunakan secara intensif dan efektif yang sesuai dengan kehendak dan harapan siswa dalam proses pembelajaran.

Joyce & Weil (1980 : 23) mendefinisikan model pembelajaran sebagai kerangka konseptual yang digunakan sebagai pedoman dalam melakukan pembelajaran. Dengan demikian, model pembelajaran merupakan kerangka konseptual yang melukiskan prosedur yang sistematis dalam

Page 23: Proposal skripsi pendidikan geografi

mengorganisasikan pengalaman belajar untuk mencapai tujuan belajar. Jadi model pembelajaran cenderung preskriptif, yang relatif sulit dibedakan dengan strategi pembelajaran.

b. Pengertian Model Pembelajaran Kumon

Kumon adalah sistem belajar yang memberikan program belajar secara perseorangan sesuai dengan kemampuan masing-masing, yang memungkinkan anak menggali potensi dirinya dan mengembangkan kemampuannya secara maksimal. Kumon tidak hanya membentuk kemampuan akademik saja, akan tetapi juga membentuk karakter yang positif dan “life-skills” (ketrampilan hidup) yang akan berguna bagi masa depan anak. (Joice & Weil, 1980 : 34 dalam Ningsih, 2010 : 8)

Model pembelajaran Kumon adalah model belajar perseorangan. Level awal untuk setiap siswa Kumon ditentukan secara perseorangan. Siswa mulai dari level yang dapat dikerjakannya sendiri dengan mudah, tanpa kesalahan. Lembar kerjanya telah didesain sedemikian rupa sehingga siswa dapat memahami sendiri bagaimana menyelesaikan soalnya. Jika siswa terus belajar dengan kemampuannya sendiri, ia akan mengejar bahan pelajaran yang setara dengan tingkatan kelasnya dan bahkan maju melampauinya.

Salah satu jurus yang membuat metode ini efektif adalah metode belajarnya. Di program Kumon, pembelajarannya disesuaikan dengan kemampuan masing-masing anak. Karena sesuai dengan potensinya masing-masing, akan lebih mudah bagi anak mempelajarinya. Program Kumon tidak hanya mengajarkan cara berhitung tetapi juga dapat meningkatkan kemampuan peserta didik untuk lebih fokus dalam mengerjakan sesuatu dan kepercayaan diri. Kemampuan tersebut akan terlihat dari kemampuan anak dalam menyelesaikan soal dengan cara mereka sendiri. Peserta program akan diajarkan dasar-dasar penghitungan untuk bisa menyelesaikan soal yang lebih sulit.

Model pembelajaran Kumon adalah model pembelajaran dengan mengaitkan antar konsep, ketrampilan, kerja individual, dan menjaga suasana nyaman dan menyenangkan. Bahan pelajarannya dirancang sehingga anak dapat mengerjakan dengan kemampuannya sendiri, bahkan memungkinkan bagi anak untuk memperlajari bahan pelajaran di atas tingkatan kelasnya di sekolah.

Sistem pembelajaran dengan model Kumon adalah siswa diberi tugas, setelah selesai tugas tersebut langsung diperiksa dan dinilai. Jika siswa keliru dalam mengerjakan tugas dikembalikan untuk diperbaiki dan diperiksa kembali. Apabila lima kali sudah salah dalam mengerjakannya maka guru membimbing siswa sampai siswa benar-benar dapat mengerjakan tugas tersebut dengan benar.

c. Langkah- Langkah Model Pembelajaran Kumon

Langkah-langkah dalam model pembelajaran kumon adalah:

1. Guru memberikan sajian konsep materi yang akan di bahas,

2. Guru memberikan latihan soal kepada siswa untuk dikerjakan secara individu dan mandiri,

3. Setelah selesai mengerjakan soal, jawaban dari tiap siswa diberikan kepada guru untuk diperiksa dan dinilai,

Page 24: Proposal skripsi pendidikan geografi

4. Jika jawaban keliru, jawaban langsung dikembalikan untuk diperbaiki dan diperiksa lagi oleh siswa,

5. Jika jawaban salah sebanyak lima kali dalam mengerjakan latihan soal, maka guru akan membimbing.

.

3. Hakikat Pembelajaran Geografi

a. Pengertian Geografi

Pembelajaran Geografi memberikan kebulatan wawasan yang berkenaan dengan wilayah-wilayah. Sebagian dari kita sering berpendapat bahwa Geografi merupakan ilmu yang mempelajari nama tempat, negara, ibu kota, sungai, gunung dan sebagainya.

Menurut seminar dan lokakarya Ikatan Geografi Indonesia (IGI) di Semarang tahun 1988, menetapkan pengertian geografi adalah ilmu pengetahuan yang mempelajari perbedaan dan petrsamaan fenomena geosfer dengan sudut pandang kelingkungan, kewilayahan dalam konteks keruangan.

b. Cuaca dan iklim

1. Pengertian Cuaca dan Iklim

Cuaca dan iklim merupakan dua hal yang saling terkait. Keduanya memiliki banyak parameter yang sama. Parameter cuaca juga menjadi parameter iklim.

Cuaca adalah kondisi udara pada saat tertentu, wilayah yang relatif singkat. Dari pengertian ini menunjukkan bahwa cuaca terbentuk dari gabungan unsur cuaca dengan jangka waktu bias hanya beberapa jam.

Iklim adalah cuaca rata-rata tahunan pada wilayah yang lebih luas. Untuk menentukan keadaan iklim suatu wilayah, biasanya dengan menghitung rata-rata cuaca selama 30-100 tahun.

Perbedaan cuaca dan iklimCuaca iklim

Rentang waktunya pendek (hari/jam)

Cakupan daerahnya sempit

Sangat cepat berubah

Rentang waktunya panjang (30-100 tahun)

Cakupan daerahnya luas

Jarang sekali berubah

Page 25: Proposal skripsi pendidikan geografi

2. Unsur-Unsur Cuaca dan Iklim

Penyinaran matahari mempunyai peranan dalam pembentukan cuaca karena merupakan energi panas yang menimbulkan perubahan suhu, tekanan, dan kelembaban udara di muka bumi. Ada beberapa unsur lain yang ikut berperan dalam unsur cuaca adalah sebagai berikut :

a) Suhu Udara

Suhu udara merupakan ukuran untuk menyatakan keadaan panas atau dinginnya udara. Suhu udara diukur dengan alat thermometer. Hasil pengukuran dapat dinyatakan dalam tiga skala, yaitu Celcius (C), Reamur (R), dan Fahrenheit (F). Persebaran suhu udara di permukaan bumi berbeda-beda. Secara horizontal, suhu udara tertinggi terdapat pada daerah tropis atau sekitar equator, semakin ke kutub semakin dingin. Secara vertikal, semakin tinggi suatu tempat, suhu udara semakin dingin atau semakin rendah. Hal ini sesuai dengan hokum gradient geothermis yaitu setiap kenaikan 100 meter suhu berkurang rata-rata 0,6 C. Pada udara kering besar gradient sebesar 1 C. Pada lapisan atmosfer tertentu hukum ini tidak berlaku.

Persebaran suhu baik vertikal maupun horizontal tidak terjadi dengan sendirinya. Persebaran tersebut dipengaruhi oleh beberapa faktor sebagai berikut : lama penyinaran matahari, sudut dating matahaari, relief permukaan bumi, banyak sedikitnya awan dan macam bentang alam.

Persebaran suhu secara horizontal di permukaan bumi berbeda-beda. Selain secara horizontal, persebaran suhu juga berbeda pada skala vertikal. Perubahan suhu berdasarkan berubahnya ketinggian dapat dihitung dengan rumus Mock seperti berikut.

T = 0,006. (X1-X2).1C

keterangan :

Page 26: Proposal skripsi pendidikan geografi

T = Selisih suhu udara antara lokasi 1 dengan lokasi 2

X1 = Tinggi tempat yang di yang diketahui suhu udaranya (meter)

X2 = Tinggi tempat yang cari suhu udaranya (meter)

Jika selisih suhu udara (DT) negatif, suhu udara yang kita cari diperoleh dengan cara mengurangkan suhu udara yang telah diketahui dengan DT. Jka DT positif, suhu yang dicari diperoleh dengan menjumlahkan suhu udara yang telah diketahui dengan DT.

Contoh :

Kota X memiliki ketinggian 900 meter diatas permukaan laut. Suhu udara kota X adalah 28. Kota Y mempunyai ketinggian 1.200 meter diatas permukaan laut. Berapa suhu udara kota Y ?

Jawaban :

Diketahui : X1 = 900 m

X2 = 1200 m

Dinyatakan : DT ?

T = 0,006 . (X1 – X2 ) . 1C

= 0,006 . (900 – 1200 ) . 1C

= 0,006 . -300. 1C

= -1,8

Jadi, suhu rata-rata kota Y adalah 28 C – 1,8 C = 26,2 C

b) Tekanan Udara

Seperti halnya tanah dan air udara juga mempunyai berat dan tekanan. Tekanan udara merupakan tenaga yang digunakan untuk menggerakkan massa udara dalam setiap satuan luas tertentu. Daerah yang menerima panas matahari, udaranya akan mengembang dan naik dengan tekanan udaranya rendah. Daerah yang mempunyai suhu udara rendah maka tekanan udaranya tinggi. Gerakan udara

Page 27: Proposal skripsi pendidikan geografi

akan terjadi dari daerah yang bertekanan rendah kemudian terjadilah angin. Alat untuk mengukur tekanan angina disbut barometer.

c) Kelembaban Udara

Udara mengandung uap air yang berasal dari berbagai tubuh air, baik baik air permukaan maupun air tanah. Semakin tinggi suhu udara, kandungan uap air semakin tinggi. Hal ini juga berarti kelembaban udara semakin tinggi. Alat untuk mengukur kelembapan udara disebut higrometer. Kelembapan udara ada dua macam :

1) Kelembapan Udara Relatif atau Nisbi

Kelempan nisbi adalah perbandingan jumlah uap air dalam udara (kelembapan absolut) dengan jumlah uap air maksimum yang dapat dikandung oleh udara tersebut dalam suhu yang sama dan dinyatakan dalam persen (%).

LR = x 100 %

Untuk menghitung kelembapan nisbi dapat digunakan rumus berikut.

Keterangan :

LR = Kelembapan udara relatif (%)

Page 28: Proposal skripsi pendidikan geografi

e = Kandungan uap air aktual di udara

E = kelembapan maksimal udara dalm mengandung uap air

Contoh :

Daya tampung maksimum udara untuk menyimpan uap air pada suhu 20 C adalah 30 gr/m. uap air yang terkandung dalam udara saat pengukuran adalah 15 gr/m. Berapakah kelembapan relatifnya ?

LR = x 100 %

= x 100 %

Kelembapan realtif = 50 %

2) Kelembapan Udara Absolut atau Mutlak

Kelembapan udara absolut atau mutlak adalah banyaknya uap air yang terdapat di udara pada suatu tempat. Kelembapan mutlak dinyatakan dengan banyaknya gram uap air dalam 1 m udara.

d) Curah Hujan

Hujan adalah jatuhnya air dalam bentuk cair maupun padat dari atmosfer ke permukaan bumi. Curah hujan adalah jumlah air hujan yang turun disuatu daerah dalam waktu tertentu. Curah hujan bias dukur dalam haran, bulanan, dan tahunan. Alat untuk mengukur besarnya curah hujan disebut rain gauge (penakar hujan). Proses terjadinya hujan melalui tahap penguapan dan kondensasi.

Berdasarkan proses terjadinya, hujan dibedakan sebagai berikut :

1) Hujan Orografis

Page 29: Proposal skripsi pendidikan geografi

Hujan ini terjadi apabila udara yang mengandung uap air didorong oleh angin yang naik kelereng gunung. Yang semakin ke atas semakin dingin. Kondisi ini menyebabkan uap air membentuk awan dan terjadilah konsensasi. Hujan yang jatuh di lereng gunung ini disebut hujan orografis.

2) Hujan Frontal

Hujan frontal merupakan hujan yang terjadi didaerah front atau daerah yang terbentuk oleh pertemuan dua massa udara yang berbeda temperatur (suhu). Massa udara panas bertemu dengan massa udara dingin sehingga massa udara terkondensasi dan terjadilah hujan.

3) Hujan Zenithal

Tipe hujan ini terjadi karena udara yang naik disebabkan oleh pemanasan pada suhu yang tinggi. Udara panas ini naik terus menerus dan akhirnya terjadilah kondensasi yang mengakibatkan hujan. hujan tipe ini sering terjadi di daerah tropis sehingga sering juga disebut hujan naik tropis.

Hujan zenital sering disebut hujan konveksi atau equatorial karena arus konveksi yang menyebabkan uap air di equatorial naik secara vertikal uap air berasal dari pemanasan air laut secara terus menerus. Hujan zenithal terjadi ketiak matahari melalui zenith daerah equator. Hampir semua wilayah didaerah tropis mendapat dua kali hujan zenithal dalam satu tahun.

e) Angin

1) Pengertian Angin

Angin merupakan udara yang bergrak dari daerah yang bertekanan tinggi ke daerah yang bertekanan rendah. Perbedaan tekanan udara ini tidak terjadi begitu saja, tetapi melalui proses yang melibatkan unsur cuaca.

2) Jenis Angin

Angin yang bertuip di muka bumi ini dikategorikan dalam beberapa kelompok. Jenis angin ini dibedakan berdasarkan beberapa hal seperti tempat dan persebaran tiupannya dan arah hembusannya. Berapa klasifikasi angina sebagai berikut :

a. Angin Lokal

Berhembusnya angin lokal dipengerahui beberapa hal, yaitu sifat daratan dan perairan, jumlah pemanasan sinar matahari pada suatu wilayah, dan keinggian suatu tempat.

b. Angin Muson atau angin Musim

Angin muson adalah adalah angin yang terjadi pada bulan Oktober –April. Pada bulan bulan tersebut matahari berada dibelahan bumi selatan. Oleh karena itu, pada bagian selatan, yaitu di benua Australia suhu menjadi tinggi dan tekanan rendah. Sebaliknya, pada saat itu dibelahan bumi utara, yaitu di Benua Asia suhu lebih rendah sehingga tekanan udara menjadi tinggi. Oleh karena perbedaan tekanan udara antara kedua benua tersebut, berhembuslah angina muson barat dari Asia

Page 30: Proposal skripsi pendidikan geografi

menuju Australia. Angin ini melintasi smudra dan membawa uap air yang banyak sehingga mengakibatkan terjadinya musim hujan di indonesia.

Angin muson timur adalah angin yang terjadi pada bulan April – Oktober. Kedudukan matahari pada bulan bulan tersebut pada bagian bumi utara atau wilayah benua Asia, akibatnya wilayah ini menjadi ledbih panas dan mempunyai tekanan udara minimum, dan sebaliknya.

c. Angin Siklon dan Antisiklon

Angin siklon adalah angin arah gerakannya berputar, sedangkan angin antisiklon adalah angin yang bergerak dari dalam sebagai pusat tekanan menuju ke tekanan udara lebih rendahyang mengilingi bagian luarnya.

4. Prestasi Belajar

a. Pengertian Prestasi Belajar

Menurut W.J.S Purwadarminto (1987 : 767) menyatakan bahwa prestasi belajar adalah hasil yang dicapai sebaik-baiknya menurut kemampuan anak pada waktu tertentu terhadap hal-hal yang dikerjakan atau dilakukan”.

Jadi, prestasi belajar adalah belajar yang telah dicapai menurut kemampuan yang tidak dimiliki dan ditandai dengan perkembangan serta perubahan tingkah laku pada diri seseorang yang diperlukan dari belajar dengan waktu tertentu, prestasi belajar ini dapat dinyatakan dalam bentuk nilai dan hasil tes atau ujian.

Menurut Siti Partini (1980 : 49), “Prestasi belajar adalah hasil yang dicapai oleh seseorang dalam kegiatan belajar”. Sejalan dengan pendapat dicapai oleh seseorang dalam kegiatan belajar”. Sejalan dengan pendapat itu Sunarya (1983 : 4) menyatakan “Prestasi belajar merupakan perubahan tingkah laku yang meliputi ranah kognitif, afektif, dan psikomotorik yang merupakan ukuran keberhasilan siswa”. Haditomo dkk (1980 : 4), mengatakan “Prestasi belajar adalah kemampuan seseoran Dewa Ketut Sukardi (1983 : 51), menyatakan “Untuk mengukur prestasi belajar menggunakan tes prestasi yang dimaksud sebagai alat untuk mengungkap kemampuan aktual sebagai hasil belajar atau learning”.

b. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Prestasi Belajar

Menurut Dimyati Mahmud (1989 : 84-87), mengatakan bahwa “Faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi belajar siswa mencakup : faktor internal dan faktor eksternal”. Dari pendapat ini dapat dijelaskan mengenai kedua faktor tersebut sebagai berikut :

1) Faktor Intern :

a. Jasmani

Page 31: Proposal skripsi pendidikan geografi

Prestasi belajar ditentukan adanya struktur tubuh, panca indra (indra penglihatan, indra penciuman, indra pendengaran, indra peraba, dan indra perasa), dan lain sebagainya.

b. Psikologis

Kecerdasan, bakat, minat, kecakapan, sikap, dan motivasi juga menentukan prestasi belajar.

Kematangan Fisik dan Psikis

c. Hasil belajar dan kemampuan belajar seseorang juga ditentukan oleh kematangan fisik dan psikis orang tersebut.

2) Faktor Ekstern

a. Lingkungan Keluarga

Prestasi belajar dipengaruhi oleh cara mendidik orangtua di rumah, latar belakang pendidikan orang tua, tingkat ekonomi keluarga, dan sebagainya.

b. Lingkungan Sekolah

Di sekolah, prestasi belajar dipengaruhi oleh cara belajar, metode mengajar yang diterapkan oleh guru, kurikulum yang berlaku, sikap guru, evaluasi dan penilaian yang diterapkan, administrasi sekolah, dan lain-lain.

3) Lingkungan Masyarakat

Prestasi belajar dipengaruhi oleh adat-istiadat setempat, budaya yang berlaku, pergaulan dalam masyarakat, ilmu pengetahuan dan teknologi, dan sebagainya.

B. Penelitian Yang Relevan

Adapun hasil penelitian yang relevan dengan penelitian ini adalah yang berkaitan dengan model pembelajaran kumon yaitu :

Ningsih ( 2010 ) telah mengadakan penelitian tentang model pembelajaran kumon untuk meningkatkan prestasi pada pelajaran matemetika. Tahun Pelajaran 2009 / 2010. Adapun penelitian ini memeberikan hasil bahwa penggunaan pendekatan model pembelajaran kumon dapat meningkatkan prestasi belajar siswa. Dan dengan hasil yaitu 88,57 % dari besarnya ketuntasan belajar 85 %, sehingga di simpulkan bahwa belajar secara klasikal dari siklus I ke siklus II adalah 19,97 %.

Page 32: Proposal skripsi pendidikan geografi

C. Kerangka Berpikir

1. Bagan Kerangka Berpikir

Permasalahan

Kurang tepatnya metode yang di gunakan oleh guru

Siswa kurang aktif belajar di kelas

Kurangnya minat belajar siswa pada mata pelajaran geografi

Page 33: Proposal skripsi pendidikan geografi

Prestasi belajar Geografi pada pokok bahasan cuaca dan klim rendah

Inti permasalahan

Page 34: Proposal skripsi pendidikan geografi

Penerapan model pembelajaran Kumon

Solusi permasalahan

Meningkatkan prestasi belajar Geografi pada pokok bahasan cuaca dan iklim

Page 35: Proposal skripsi pendidikan geografi

Hasil yang diharapkan

2. Deskripsi Kerangka Berpikir

Dari hasil observasi yang dilakukan peneliti pada saat pelaksanaan PPL di MA Mu’allimin NW Pancor, khususnya di kelas X-4 terdapat suatu permasalahan pada siswanya yakni prestasi belajar Geografi khususnya pada pokok bahasan cuaca dan iklim masih rendah, akar penyebabnya datang dari gurunya maupun siswanya. Penyebab pada siswanya antara lain siswa kurang aktif belajar di kelas, kurangnya minat belajar, dan kurang aktif bertanya di kelas. Sedangkan penyebab pada gurunya adalah kurang tepatnya metode yang digunakan dalam mengajarkan materi.

Melihat hal seperti itu, peneliti mencoba memberikan solusi untuk mengatasi atau meminimalkan permasalahan tersebut dengan menerapkan suatu model pembelajaran, yakni model pembelajaran kumon dengan harapan dapat meningkatkan prestasi belajar Geografi khususnya pada pokok bahasan cuaca dan iklim.

Page 36: Proposal skripsi pendidikan geografi

D. Hipotesis Tindakan

Berdasarkan tinjauan pustaka dan kerangka berfikir yang diuraikan di atas, maka hipotesis tindakan penelitian ini yaitu “ Penerapan model pembelajaran kumon dapat meningkatkan prestasi belajar geografi pokok bahasan cuaca dan iklim pada siswa kelas X-4 smester genap MA Mu’allimin NW Pancor ”

BAB II

LANDASAN TEORI

A. Deskripsi Teoritik

1. Penerpan

Menurut kamus Umum Bahasa Indonesia Penerapan adalah Pengenaan perihal mempraktikan. ( W.J.S Poerwadarminta, 1984 :339 ).

2. Model Pembelajaran Kumon

a. Pengertian Model Pembelajaran

Model pembelajaran adalah suatu teknik atau bentuk yang dipilih oleh seorang guru yang digunakan secara intensif dan efektif yang sesuai dengan kehendak dan harapan siswa dalam proses pembelajaran.

Joyce & Weil (1980 : 23) mendefinisikan model pembelajaran sebagai kerangka konseptual yang digunakan sebagai pedoman dalam melakukan pembelajaran. Dengan demikian, model pembelajaran merupakan kerangka konseptual yang melukiskan prosedur yang sistematis dalam

Page 37: Proposal skripsi pendidikan geografi

mengorganisasikan pengalaman belajar untuk mencapai tujuan belajar. Jadi model pembelajaran cenderung preskriptif, yang relatif sulit dibedakan dengan strategi pembelajaran.

b. Pengertian Model Pembelajaran Kumon

Kumon adalah sistem belajar yang memberikan program belajar secara perseorangan sesuai dengan kemampuan masing-masing, yang memungkinkan anak menggali potensi dirinya dan mengembangkan kemampuannya secara maksimal. Kumon tidak hanya membentuk kemampuan akademik saja, akan tetapi juga membentuk karakter yang positif dan “life-skills” (ketrampilan hidup) yang akan berguna bagi masa depan anak. (Joice & Weil, 1980 : 34 dalam Ningsih, 2010 : 8)

Model pembelajaran Kumon adalah model belajar perseorangan. Level awal untuk setiap siswa Kumon ditentukan secara perseorangan. Siswa mulai dari level yang dapat dikerjakannya sendiri dengan mudah, tanpa kesalahan. Lembar kerjanya telah didesain sedemikian rupa sehingga siswa dapat memahami sendiri bagaimana menyelesaikan soalnya. Jika siswa terus belajar dengan kemampuannya sendiri, ia akan mengejar bahan pelajaran yang setara dengan tingkatan kelasnya dan bahkan maju melampauinya.

Salah satu jurus yang membuat metode ini efektif adalah metode belajarnya. Di program Kumon, pembelajarannya disesuaikan dengan kemampuan masing-masing anak. Karena sesuai dengan potensinya masing-masing, akan lebih mudah bagi anak mempelajarinya. Program Kumon tidak hanya mengajarkan cara berhitung tetapi juga dapat meningkatkan kemampuan peserta didik untuk lebih fokus dalam mengerjakan sesuatu dan kepercayaan diri. Kemampuan tersebut akan terlihat dari kemampuan anak dalam menyelesaikan soal dengan cara mereka sendiri. Peserta program akan diajarkan dasar-dasar penghitungan untuk bisa menyelesaikan soal yang lebih sulit.

Model pembelajaran Kumon adalah model pembelajaran dengan mengaitkan antar konsep, ketrampilan, kerja individual, dan menjaga suasana nyaman dan menyenangkan. Bahan pelajarannya dirancang sehingga anak dapat mengerjakan dengan kemampuannya sendiri, bahkan memungkinkan bagi anak untuk memperlajari bahan pelajaran di atas tingkatan kelasnya di sekolah.

Sistem pembelajaran dengan model Kumon adalah siswa diberi tugas, setelah selesai tugas tersebut langsung diperiksa dan dinilai. Jika siswa keliru dalam mengerjakan tugas dikembalikan untuk diperbaiki dan diperiksa kembali. Apabila lima kali sudah salah dalam mengerjakannya maka guru membimbing siswa sampai siswa benar-benar dapat mengerjakan tugas tersebut dengan benar.

c. Langkah- Langkah Model Pembelajaran Kumon

Langkah-langkah dalam model pembelajaran kumon adalah:

1. Guru memberikan sajian konsep materi yang akan di bahas,

2. Guru memberikan latihan soal kepada siswa untuk dikerjakan secara individu dan mandiri,

3. Setelah selesai mengerjakan soal, jawaban dari tiap siswa diberikan kepada guru untuk diperiksa dan dinilai,

Page 38: Proposal skripsi pendidikan geografi

4. Jika jawaban keliru, jawaban langsung dikembalikan untuk diperbaiki dan diperiksa lagi oleh siswa,

5. Jika jawaban salah sebanyak lima kali dalam mengerjakan latihan soal, maka guru akan membimbing.

.

3. Hakikat Pembelajaran Geografi

a. Pengertian Geografi

Pembelajaran Geografi memberikan kebulatan wawasan yang berkenaan dengan wilayah-wilayah. Sebagian dari kita sering berpendapat bahwa Geografi merupakan ilmu yang mempelajari nama tempat, negara, ibu kota, sungai, gunung dan sebagainya.

Menurut seminar dan lokakarya Ikatan Geografi Indonesia (IGI) di Semarang tahun 1988, menetapkan pengertian geografi adalah ilmu pengetahuan yang mempelajari perbedaan dan petrsamaan fenomena geosfer dengan sudut pandang kelingkungan, kewilayahan dalam konteks keruangan.

b. Cuaca dan iklim

1. Pengertian Cuaca dan Iklim

Cuaca dan iklim merupakan dua hal yang saling terkait. Keduanya memiliki banyak parameter yang sama. Parameter cuaca juga menjadi parameter iklim.

Cuaca adalah kondisi udara pada saat tertentu, wilayah yang relatif singkat. Dari pengertian ini menunjukkan bahwa cuaca terbentuk dari gabungan unsur cuaca dengan jangka waktu bias hanya beberapa jam.

Iklim adalah cuaca rata-rata tahunan pada wilayah yang lebih luas. Untuk menentukan keadaan iklim suatu wilayah, biasanya dengan menghitung rata-rata cuaca selama 30-100 tahun.

Perbedaan cuaca dan iklimCuaca iklim

Rentang waktunya pendek (hari/jam)

Cakupan daerahnya sempit

Sangat cepat berubah

Rentang waktunya panjang (30-100 tahun)

Cakupan daerahnya luas

Jarang sekali berubah

Page 39: Proposal skripsi pendidikan geografi

2. Unsur-Unsur Cuaca dan Iklim

Penyinaran matahari mempunyai peranan dalam pembentukan cuaca karena merupakan energi panas yang menimbulkan perubahan suhu, tekanan, dan kelembaban udara di muka bumi. Ada beberapa unsur lain yang ikut berperan dalam unsur cuaca adalah sebagai berikut :

a) Suhu Udara

Suhu udara merupakan ukuran untuk menyatakan keadaan panas atau dinginnya udara. Suhu udara diukur dengan alat thermometer. Hasil pengukuran dapat dinyatakan dalam tiga skala, yaitu Celcius (C), Reamur (R), dan Fahrenheit (F). Persebaran suhu udara di permukaan bumi berbeda-beda. Secara horizontal, suhu udara tertinggi terdapat pada daerah tropis atau sekitar equator, semakin ke kutub semakin dingin. Secara vertikal, semakin tinggi suatu tempat, suhu udara semakin dingin atau semakin rendah. Hal ini sesuai dengan hokum gradient geothermis yaitu setiap kenaikan 100 meter suhu berkurang rata-rata 0,6 C. Pada udara kering besar gradient sebesar 1 C. Pada lapisan atmosfer tertentu hukum ini tidak berlaku.

Persebaran suhu baik vertikal maupun horizontal tidak terjadi dengan sendirinya. Persebaran tersebut dipengaruhi oleh beberapa faktor sebagai berikut : lama penyinaran matahari, sudut dating matahaari, relief permukaan bumi, banyak sedikitnya awan dan macam bentang alam.

Persebaran suhu secara horizontal di permukaan bumi berbeda-beda. Selain secara horizontal, persebaran suhu juga berbeda pada skala vertikal. Perubahan suhu berdasarkan berubahnya ketinggian dapat dihitung dengan rumus Mock seperti berikut.

T = 0,006. (X1-X2).1C

keterangan :

Page 40: Proposal skripsi pendidikan geografi

T = Selisih suhu udara antara lokasi 1 dengan lokasi 2

X1 = Tinggi tempat yang di yang diketahui suhu udaranya (meter)

X2 = Tinggi tempat yang cari suhu udaranya (meter)

Jika selisih suhu udara (DT) negatif, suhu udara yang kita cari diperoleh dengan cara mengurangkan suhu udara yang telah diketahui dengan DT. Jka DT positif, suhu yang dicari diperoleh dengan menjumlahkan suhu udara yang telah diketahui dengan DT.

Contoh :

Kota X memiliki ketinggian 900 meter diatas permukaan laut. Suhu udara kota X adalah 28. Kota Y mempunyai ketinggian 1.200 meter diatas permukaan laut. Berapa suhu udara kota Y ?

Jawaban :

Diketahui : X1 = 900 m

X2 = 1200 m

Dinyatakan : DT ?

T = 0,006 . (X1 – X2 ) . 1C

= 0,006 . (900 – 1200 ) . 1C

= 0,006 . -300. 1C

= -1,8

Jadi, suhu rata-rata kota Y adalah 28 C – 1,8 C = 26,2 C

b) Tekanan Udara

Seperti halnya tanah dan air udara juga mempunyai berat dan tekanan. Tekanan udara merupakan tenaga yang digunakan untuk menggerakkan massa udara dalam setiap satuan luas tertentu. Daerah yang menerima panas matahari, udaranya akan mengembang dan naik dengan tekanan udaranya rendah. Daerah yang mempunyai suhu udara rendah maka tekanan udaranya tinggi. Gerakan udara

Page 41: Proposal skripsi pendidikan geografi

akan terjadi dari daerah yang bertekanan rendah kemudian terjadilah angin. Alat untuk mengukur tekanan angina disbut barometer.

c) Kelembaban Udara

Udara mengandung uap air yang berasal dari berbagai tubuh air, baik baik air permukaan maupun air tanah. Semakin tinggi suhu udara, kandungan uap air semakin tinggi. Hal ini juga berarti kelembaban udara semakin tinggi. Alat untuk mengukur kelembapan udara disebut higrometer. Kelembapan udara ada dua macam :

1) Kelembapan Udara Relatif atau Nisbi

Kelempan nisbi adalah perbandingan jumlah uap air dalam udara (kelembapan absolut) dengan jumlah uap air maksimum yang dapat dikandung oleh udara tersebut dalam suhu yang sama dan dinyatakan dalam persen (%).

LR = x 100 %

Untuk menghitung kelembapan nisbi dapat digunakan rumus berikut.

Keterangan :

LR = Kelembapan udara relatif (%)

Page 42: Proposal skripsi pendidikan geografi

e = Kandungan uap air aktual di udara

E = kelembapan maksimal udara dalm mengandung uap air

Contoh :

Daya tampung maksimum udara untuk menyimpan uap air pada suhu 20 C adalah 30 gr/m. uap air yang terkandung dalam udara saat pengukuran adalah 15 gr/m. Berapakah kelembapan relatifnya ?

LR = x 100 %

= x 100 %

Kelembapan realtif = 50 %

2) Kelembapan Udara Absolut atau Mutlak

Kelembapan udara absolut atau mutlak adalah banyaknya uap air yang terdapat di udara pada suatu tempat. Kelembapan mutlak dinyatakan dengan banyaknya gram uap air dalam 1 m udara.

d) Curah Hujan

Hujan adalah jatuhnya air dalam bentuk cair maupun padat dari atmosfer ke permukaan bumi. Curah hujan adalah jumlah air hujan yang turun disuatu daerah dalam waktu tertentu. Curah hujan bias dukur dalam haran, bulanan, dan tahunan. Alat untuk mengukur besarnya curah hujan disebut rain gauge (penakar hujan). Proses terjadinya hujan melalui tahap penguapan dan kondensasi.

Berdasarkan proses terjadinya, hujan dibedakan sebagai berikut :

1) Hujan Orografis

Page 43: Proposal skripsi pendidikan geografi

Hujan ini terjadi apabila udara yang mengandung uap air didorong oleh angin yang naik kelereng gunung. Yang semakin ke atas semakin dingin. Kondisi ini menyebabkan uap air membentuk awan dan terjadilah konsensasi. Hujan yang jatuh di lereng gunung ini disebut hujan orografis.

2) Hujan Frontal

Hujan frontal merupakan hujan yang terjadi didaerah front atau daerah yang terbentuk oleh pertemuan dua massa udara yang berbeda temperatur (suhu). Massa udara panas bertemu dengan massa udara dingin sehingga massa udara terkondensasi dan terjadilah hujan.

3) Hujan Zenithal

Tipe hujan ini terjadi karena udara yang naik disebabkan oleh pemanasan pada suhu yang tinggi. Udara panas ini naik terus menerus dan akhirnya terjadilah kondensasi yang mengakibatkan hujan. hujan tipe ini sering terjadi di daerah tropis sehingga sering juga disebut hujan naik tropis.

Hujan zenital sering disebut hujan konveksi atau equatorial karena arus konveksi yang menyebabkan uap air di equatorial naik secara vertikal uap air berasal dari pemanasan air laut secara terus menerus. Hujan zenithal terjadi ketiak matahari melalui zenith daerah equator. Hampir semua wilayah didaerah tropis mendapat dua kali hujan zenithal dalam satu tahun.

e) Angin

1) Pengertian Angin

Angin merupakan udara yang bergrak dari daerah yang bertekanan tinggi ke daerah yang bertekanan rendah. Perbedaan tekanan udara ini tidak terjadi begitu saja, tetapi melalui proses yang melibatkan unsur cuaca.

2) Jenis Angin

Angin yang bertuip di muka bumi ini dikategorikan dalam beberapa kelompok. Jenis angin ini dibedakan berdasarkan beberapa hal seperti tempat dan persebaran tiupannya dan arah hembusannya. Berapa klasifikasi angina sebagai berikut :

a. Angin Lokal

Berhembusnya angin lokal dipengerahui beberapa hal, yaitu sifat daratan dan perairan, jumlah pemanasan sinar matahari pada suatu wilayah, dan keinggian suatu tempat.

b. Angin Muson atau angin Musim

Angin muson adalah adalah angin yang terjadi pada bulan Oktober –April. Pada bulan bulan tersebut matahari berada dibelahan bumi selatan. Oleh karena itu, pada bagian selatan, yaitu di benua Australia suhu menjadi tinggi dan tekanan rendah. Sebaliknya, pada saat itu dibelahan bumi utara, yaitu di Benua Asia suhu lebih rendah sehingga tekanan udara menjadi tinggi. Oleh karena perbedaan tekanan udara antara kedua benua tersebut, berhembuslah angina muson barat dari Asia

Page 44: Proposal skripsi pendidikan geografi

menuju Australia. Angin ini melintasi smudra dan membawa uap air yang banyak sehingga mengakibatkan terjadinya musim hujan di indonesia.

Angin muson timur adalah angin yang terjadi pada bulan April – Oktober. Kedudukan matahari pada bulan bulan tersebut pada bagian bumi utara atau wilayah benua Asia, akibatnya wilayah ini menjadi ledbih panas dan mempunyai tekanan udara minimum, dan sebaliknya.

c. Angin Siklon dan Antisiklon

Angin siklon adalah angin arah gerakannya berputar, sedangkan angin antisiklon adalah angin yang bergerak dari dalam sebagai pusat tekanan menuju ke tekanan udara lebih rendahyang mengilingi bagian luarnya.

4. Prestasi Belajar

a. Pengertian Prestasi Belajar

Menurut W.J.S Purwadarminto (1987 : 767) menyatakan bahwa prestasi belajar adalah hasil yang dicapai sebaik-baiknya menurut kemampuan anak pada waktu tertentu terhadap hal-hal yang dikerjakan atau dilakukan”.

Jadi, prestasi belajar adalah belajar yang telah dicapai menurut kemampuan yang tidak dimiliki dan ditandai dengan perkembangan serta perubahan tingkah laku pada diri seseorang yang diperlukan dari belajar dengan waktu tertentu, prestasi belajar ini dapat dinyatakan dalam bentuk nilai dan hasil tes atau ujian.

Menurut Siti Partini (1980 : 49), “Prestasi belajar adalah hasil yang dicapai oleh seseorang dalam kegiatan belajar”. Sejalan dengan pendapat dicapai oleh seseorang dalam kegiatan belajar”. Sejalan dengan pendapat itu Sunarya (1983 : 4) menyatakan “Prestasi belajar merupakan perubahan tingkah laku yang meliputi ranah kognitif, afektif, dan psikomotorik yang merupakan ukuran keberhasilan siswa”. Haditomo dkk (1980 : 4), mengatakan “Prestasi belajar adalah kemampuan seseoran Dewa Ketut Sukardi (1983 : 51), menyatakan “Untuk mengukur prestasi belajar menggunakan tes prestasi yang dimaksud sebagai alat untuk mengungkap kemampuan aktual sebagai hasil belajar atau learning”.

b. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Prestasi Belajar

Menurut Dimyati Mahmud (1989 : 84-87), mengatakan bahwa “Faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi belajar siswa mencakup : faktor internal dan faktor eksternal”. Dari pendapat ini dapat dijelaskan mengenai kedua faktor tersebut sebagai berikut :

1) Faktor Intern :

a. Jasmani

Page 45: Proposal skripsi pendidikan geografi

Prestasi belajar ditentukan adanya struktur tubuh, panca indra (indra penglihatan, indra penciuman, indra pendengaran, indra peraba, dan indra perasa), dan lain sebagainya.

b. Psikologis

Kecerdasan, bakat, minat, kecakapan, sikap, dan motivasi juga menentukan prestasi belajar.

Kematangan Fisik dan Psikis

c. Hasil belajar dan kemampuan belajar seseorang juga ditentukan oleh kematangan fisik dan psikis orang tersebut.

2) Faktor Ekstern

a. Lingkungan Keluarga

Prestasi belajar dipengaruhi oleh cara mendidik orangtua di rumah, latar belakang pendidikan orang tua, tingkat ekonomi keluarga, dan sebagainya.

b. Lingkungan Sekolah

Di sekolah, prestasi belajar dipengaruhi oleh cara belajar, metode mengajar yang diterapkan oleh guru, kurikulum yang berlaku, sikap guru, evaluasi dan penilaian yang diterapkan, administrasi sekolah, dan lain-lain.

3) Lingkungan Masyarakat

Prestasi belajar dipengaruhi oleh adat-istiadat setempat, budaya yang berlaku, pergaulan dalam masyarakat, ilmu pengetahuan dan teknologi, dan sebagainya.

B. Penelitian Yang Relevan

Adapun hasil penelitian yang relevan dengan penelitian ini adalah yang berkaitan dengan model pembelajaran kumon yaitu :

Ningsih ( 2010 ) telah mengadakan penelitian tentang model pembelajaran kumon untuk meningkatkan prestasi pada pelajaran matemetika. Tahun Pelajaran 2009 / 2010. Adapun penelitian ini memeberikan hasil bahwa penggunaan pendekatan model pembelajaran kumon dapat meningkatkan prestasi belajar siswa. Dan dengan hasil yaitu 88,57 % dari besarnya ketuntasan belajar 85 %, sehingga di simpulkan bahwa belajar secara klasikal dari siklus I ke siklus II adalah 19,97 %.

Page 46: Proposal skripsi pendidikan geografi

C. Kerangka Berpikir

1. Bagan Kerangka Berpikir

Permasalahan

Kurang tepatnya metode yang di gunakan oleh guru

Siswa kurang aktif belajar di kelas

Kurangnya minat belajar siswa pada mata pelajaran geografi

Page 47: Proposal skripsi pendidikan geografi

Prestasi belajar Geografi pada pokok bahasan cuaca dan klim rendah

Inti permasalahan

Page 48: Proposal skripsi pendidikan geografi

Penerapan model pembelajaran Kumon

Solusi permasalahan

Meningkatkan prestasi belajar Geografi pada pokok bahasan cuaca dan iklim

Page 49: Proposal skripsi pendidikan geografi

Hasil yang diharapkan

2. Deskripsi Kerangka Berpikir

Dari hasil observasi yang dilakukan peneliti pada saat pelaksanaan PPL di MA Mu’allimin NW Pancor, khususnya di kelas X-4 terdapat suatu permasalahan pada siswanya yakni prestasi belajar Geografi khususnya pada pokok bahasan cuaca dan iklim masih rendah, akar penyebabnya datang dari gurunya maupun siswanya. Penyebab pada siswanya antara lain siswa kurang aktif belajar di kelas, kurangnya minat belajar, dan kurang aktif bertanya di kelas. Sedangkan penyebab pada gurunya adalah kurang tepatnya metode yang digunakan dalam mengajarkan materi.

Melihat hal seperti itu, peneliti mencoba memberikan solusi untuk mengatasi atau meminimalkan permasalahan tersebut dengan menerapkan suatu model pembelajaran, yakni model pembelajaran kumon dengan harapan dapat meningkatkan prestasi belajar Geografi khususnya pada pokok bahasan cuaca dan iklim.

Page 50: Proposal skripsi pendidikan geografi

D. Hipotesis Tindakan

Berdasarkan tinjauan pustaka dan kerangka berfikir yang diuraikan di atas, maka hipotesis tindakan penelitian ini yaitu “ Penerapan model pembelajaran kumon dapat meningkatkan prestasi belajar geografi pokok bahasan cuaca dan iklim pada siswa kelas X-4 smester genap MA Mu’allimin NW Pancor ”

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Jenis metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah PTK yaitu Penelitian Tindakan Kelas, karena utuk meningkatkan kemampuan atau kualitas kelas Penelitian tindakan kelas (PTK) adalah penelitian tindakan (action research) yang dilakukan dengan tujuan memperbaiki mutu praktik pembelajaran di kelasnya.

Suharsimi (2002) menjelaskan penelitian tindakan kelas (PTK) melalui paparan gabungan definisi dari tiga kata, yaitu Penelitian + Tindakan + Kelas adalah sebagai berikut:

a. Penelitian adalah kegiatan mencermati suatu objek, menggunakan aturan metodologi tertentu untuk memperoleh data atau informasi yang bermanfaat untuk meningkatkan mutu suatu hal yang menarik minat dan penting bagi peneliti.

b. Tindakan adalah suatu gerak kegiatan yang sengaja dilakukan dengan tujuan tertentu, yang dalam penelitian berbentuk rangkaian siklus kegiatan.

c. Kelas adalah sekelompok siswa yang dalam waktu yang sama menerima pelajaran yang sama dari seorang guru.

B. Desain Penelitian 20

Desain penelitian ini menggunakan model Kemmis dan Mc Taggart, yang merupakan pengembangan dari konsep dasar yang diperkenalkan oleh Kurt Lewin sebagaimana yang telah diutarakan sebelumnya. Dimana Kurt Lewin menyatakan bahwa komponen tindakan (acting) dan pengamatan (observing) dijadikan sebagai satu kesatuan karena implementasi antara keduanya merupakan

Page 51: Proposal skripsi pendidikan geografi

kegiatan yang tidak dipisahkan. Maksudnya, kedua kegiatan tersebut harus dilakukan dalam satu kesatuan waktu, begitu berlangsungnya suatu tindakan begitu pula observasi juga harus dilaksanakan. Sedangkan desain penelitian model Kemmis dan Mc Teggart mengemukakan bahwa perangkat-perangkat atau untaian-untaian dengan satu yang perangkat terdiri atas empat komponen, yaitu perencanaan (planning), tindakan (acting), pengamatan (observing), dan refleksi. Keempat komponen tersebut dipandang sebagai suatu siklus. Oleh karena itu, siklus diartikan sebagai suatu putaran kegiatan yang terdiri atas perencanaan, tindakan, pengamatan, dan refleksi (Susilo, 2009 : 34).

C. Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan di kelas X-4 MA Mu’allimin NW Pancor pada bulan februari sampai bulan april 2011.

D. Rancangan Penelitian/Prosedur Penelitian

Rancangan penelitian/prosedur yang digunakan dalam penelitian ini adalah:

a. Pembelajaran Siklus I

1. Tahap Perencanaan (planning)

Pada tahap perencanaan kegiatan yang dilakukan adalah sebagai berikut:

a. Menetapkan alternatif untuk meningkatkan pemahaman pada cuaca dan iklim dengan menerapkan model pembelajaran kumon pada siswa kelas X-4 MA Mu’allimin NW Pancor tahun ajaran 2010/2011.

b. Menyusun rancangan tindakan yang akan dilaksanakan di kelas. Setelah mengidentifikasi dan merumuskan permasalahan pembelajaran yang dihadapi, kemudian memutuskan pola perbaikan yang akan digunakan untuk meningkatkan kualitas pembelajaran dengan rancangan tindakan yang akan dilaksanakan. Dalam hal ini rancangan tindakan yang akan dilaksanakan adalah upaya meningkatkan pemahaman pada materi cuaca dan iklim dengan menerapkan model pembelajaran kumon. Pada tahap ini dilakukan persiapan, penerapan model pembelajaran yang meliputi:

1) Penentuan materi yang akan di disampaikan, yaitu tentang cuaca dan iklim,

2) Membuat skenario pembelajaran yang sesuai dengan bahan atau materi yang tertuang dalam bentuk rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP),

3) Menyusun observasi yang kaitannya dengan pemahaman cuaca dan iklim dengan menggunakan model pembelajaran kumon.

2. Pelaksaan Tindakan (acting)

Page 52: Proposal skripsi pendidikan geografi

Pada tahap tindakan dilaksanakan seperti yang telah direncanakan, yaitu secara sengaja dicoba salah satu alternatif praktik yang dipilih. Khusus pada penelitian ini menggunakan model pembelajaran kumon. Dimana para siswa dipusatkan pada cara persoalan dengan langkah penyelesaian yang sistematis yaitu

a. Siswa membaca petunjuk dan contoh soal pada lembar kerja,

b. Siswa berpikir sendiri lalu mengerjakan latihan soal dengan kemampuannya sendiri,

c. Setelah selesai mengerjakan, jawaban diberikan kepada guru untuk diperiksa dan dinilai,

d. Jika jawaban keliru langsung dikembalikan untuk diperbaiki dan diperiksa lagi oleh siswa,

3. Pengamatan (Observing)

Kegiatan pengamatan (Observing) dilakukan bersamaan dengan pelaksanaan tindakan. Dimana pada bagian pengamatan ini dilakukan perekaman data yang meliputi proses dan hasil pelaksanaan tindakan. Pengamatan tersebut bertujuan untuk mengumpulkan bukti hasil tindakan agar dapat dievaluasi dan dijadikan landasan melakukan refleksi. Guru dapat dibantu oleh teman sejawatnya atau pengamat dari luar. Dengan kehadiran orang lain dalam kegiatan PTK tersebut, diharapkan kegiatan observasi benar-benar dapat menjaring segala perubahan kinerja pembelajaran sebagai akibat dari pelaksanaan PTK.

4. Evaluasi

Evaluasi adalah pengukuran baik menggunakan tes maupun nontes, yang menghasilkan skor hasil belajar. Pengertian dari evaluasi dipertegas lagi oleh Nana Sudjana. (1990;3 dalam Makyah.2010;30) evaluasi adalah sebuah batasan sebagai proses memberikan atau menentukan nilai sebagai objek tertentu berdasarkan kriteria tertentu.

Dan berdasarkan evaluasi yang dilakukan, diperoleh temuan tingkat keberhasilan dengan penerapan model pembelajaran kumon pada pada materi cuaca dan iklim. Kemudian permasalahan yang muncul dilapangan dapat dijadikan sebagai dasar melakukan pelaksanaan ulang untuk penyempurnaan, merevisi rancangan yang akan dilaksanakan pada tindakan selanjutnya sehingga mendapatkan hasil yang oftimal.

5. Refleksi

Refleksi diadakan untuk lebih memahami makna terhadap proses dan hasil yang terjadi sebagai akibat diadakan tindakan untuk menarik kesimpulan yang valid. Dan hasil analisis evaluasi yang telah disimpulkan pada siklus pertama akan dianalisis pada tahap refleksi dengan indikator bila pada siklus pertama tidak ada peningkatan maka dilanjutkan dengan siklus ke dua dengan tahapan sebagi berikut:

b. Pembelajaran Siklus Ke II

1. Tahap perencanaan (planning)

Pada tahap perencanaan kegiatan yang dilakukan peneliti sebagai yang dilakukan pada siklus I. setelah mengadakan revisi terhadap kekurangan kekurangan pada tahap siklus I

Page 53: Proposal skripsi pendidikan geografi

2. Pelaksanaan tindakan (Planning) siklus II

Pelaksanaanya adalah sebagai berikut :

a) Pelaksanaan pembelajaran sesuai RPP

b) Melaksanakan pengamatan terhadap kinerja Siswa

c) Melaksanakan tes akhir berupa pemberian tugas mengerjakan latihan menghitung suhu udara dengan metode kumon.

3. Observasi

Observasi adalah teknik penilaian atau alat kontrol dengan cara mengamati tingkah laku pada saat pengamatan kegiatan belajar mengajar. Observasi dilakukan pengamatan pembelajaran, selama proses pembelajaran Peneliti melakukan kegiatan dengan menggunakan alat penelitian atau instrumen penelitian. Selama proses penelitian, pedoman observasi yang disusun dijadikan dasar untuk menilai kinerja Siswa.

4. Evaluasi

Davies mengemukaan bahwa evaluasi adalah proses sederhana yang memberikan ataumenetapkan nilai kepada sejumlah tujuan, kegiatan, keputusan unjuk kerja, proses, orang, objak dan masih banyak yang lain (Davies.1981;3). Pengertian dari evaluasi dipertegas lagi oleh Nana Sudjana. (1990;3 dalam Makyah.2010;30) evaluasi adalah sebuah batasan sebagai proses memberikan atau menentukan nilai sebagai objek tertentu berdasarkan kriteria tertentu.

Dan berdasarkan evaluasi yang dilakukan, diperoleh temuan tingkat keberhasilan penerapan model pembelajaran kumon pada materi cuaca dan iklim.

5. Refleksi

Pada tahap pelaksanaan refleksi dilakukan evaluasi hasil tes maupun data dari hasil observasi. Jika hasil penelitian bahwa hasil tes dan observasi yang akan dilaksanakan telah mencapai standar peningkatan, maka tidak perlu dilanjutkan ke siklus III. Artinya penelitian telah selesai.

E. Populasi dan Sampel

Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek/subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti (Sugiyono, 2008 : 80). Populasi adalah keseluruhan subyek penelitian (Arikunto, 2006 : 130).

Jadi, populasi dalam penelitian ini adalah siswa kelas X - 4 MA Mu’allimin NW Pancor yang berjumlah 34 orang.

Page 54: Proposal skripsi pendidikan geografi

F. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah :

1. Observasi (Pengamatan)

Observasi adalah cara dan teknik pengumpulan data dengan melakukan pengamatan dan pencatatan secara sistematis terhadap gejala atau fenomena yang ada dalam objek penelitian.

Metode observasi merupakan cara yang paling efektif dengan melengkapi dengan format/blangko pengamatan yang disusun berisi item-item tentang kejadian/tingkah laku yang digambarkan akan terjadi (Arikunto, 2006 : 229).

Teknik pengumpulan data yang digunakan peneliti berdasarkan pengamatan yang berlangsung pada saat proses pembelajaran dengan menggunakan lembar observasi aktivitas belajar siswa dan guru untuk memperbaiki kekurangan dalam proses pembelajaran.

2. Tes Hasil Belajar

Instrumen tes merupakan teknik pengumpulan data yang digunakan untuk mengukur kemampuan dasar dan pencapaian atas prestasi (Arikunto, 2006 : 223).

Khusus untuk tes prestasi belajar yang biasa digunakan di sekolah dapat dibedakan menjadi dua, yaitu : (1) tes buatan guru, dan (2) tes buatan terstandar.

Tes buatan guru yang disusun oleh guru dengan prosedur tertentu, tetapi belum mengalami uji coba berkali-kali sehingga tidak diketahui ciri-ciri dan kebaikannya.

Tes terstandar (standarized test) yaitu tes yang biasanya sudah tersedia di lembaga testing, yang sudah dijamin keampuhannya (Arikunto, 2006 : 224).

Jadi, teknik pengumpulan data yang kedua yang digunakan peneliti yaitu instrumen tes (tes hasil belajar) yang dilakukan untuk mengetahui sejauhmana pemahaman siswa terhadap materi cuaca dan iklim yang diberikan selama proses belajar mengajar menggunakan model pembelajaran kumon.

3. Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian adalah alat atau fasilitas yang digunakan oleh peneliti dalam mengumpulkan data agar pekerjaannya lebih mudah dan hasilnya lebih baik, dalam arti cermat, lengkap, dan sistematis, sehingga lebih mudah diolah (Arikunto, 2006 : 160).

4. Lembar Observasi

Instrumen yang digunakan dalam penelitian harus sesuai dengan teknik yang digunakan dalam pengumpulan data observasi (pengamatan). Observasi diartikan sebagai pengamatan dan pencatatan secara sistematis terhadap gejala yang tampak pada obyek penelitian (Margono, 2005). Observasi dilakukan berdasarkan pedoman, pedoman observasi berisi daftar jenis kegiatan yang mungkin timbul dan akan diamati. Lembar observasi ini menunjukkan seberapa jauh keberhasilan peneliti dalam menerapkan strategi pembelajaran bermain peran. Jadi, instrumen yang digunakan pada metode observasi yaitu ceklis. Check List (ceklis) yaitu daftar variabel yang akan dikumpulkan

Page 55: Proposal skripsi pendidikan geografi

datanya. Dalam hal ini peneliti tinggal memberi tanda atau tally setiap pemunculan gejala yang dimaksud.

5. Tes Hasil Belajar (Tertulis)

Tes secara umum adalah serentetan pertanyaan atau latihan serta alat lain yang digunakan untuk mengukur kemampuan, pengetahuan intelegensi, kemampuan atau bakat yang dimiliki oleh individu/kelompok (Arikunto, 2006 : 150).

Namun pada penelitian ini dikhususkan untuk mengetahui pemahaman siswa, sehingga tes yang diujikan hanya tes pemahaman siswa yang instrumennya berupa soal tes latihan.

G. Teknik Analisis Data

Analisis data adalah proses mencari dan menyusun secara sistematis data yang diperoleh dari hasil wawancara, catatan lapangan dan dokumentasi, dengan cara mengorganisasikan data ke dalam kategori, menjabarkan ke dalam unit-unit, melakukan sintesa, menyusun ke dalam pola, memilih mana yang penting dan yang akan dipelajari, dan membuat kesimpulan sehingga mudah dipahami oleh diri sendiri maupun orang lain (Sugiyono, 2007 : 244).

Untuk analisa data yang diperoleh dari hasil penelitian tindakan kelas adalah seagai berikut :

Data Aktivitas Siswa

Data aktivitas siswa dapat dianalisis menggunakan teknik statistik dan rumus sebagai berikut :

AS =

Keterangan :

As = Aktivitas siswa

Sx = Jumlah skor keseluruhan

N = Banyak siswa/subyek yang diteliti

Data Ketuntasan Belajar Siswa

Analisis untuk mengetahui ketuntasan belajar siswa yaitu dengan rumus ketuntasan belajar klasikal sebagai berikut :

Page 56: Proposal skripsi pendidikan geografi

(Purwoko, Agung, 2001 : 103)