Proposal Pkm Metopen Agus Arianto

download Proposal Pkm Metopen Agus Arianto

of 27

description

Eksperimen

Transcript of Proposal Pkm Metopen Agus Arianto

USULAN PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA

JUDUL PROGRAM

PENGARUH SIMBIOSIS AZOLLA-Rhizobium-MVA TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN KEDELAI VARIETAS WILIS DI TANAH PASIR PANTAI

BIDANG KEGIATAN :PKM P

Diusulkan Oleh :Agus Arianto, 20110210030, Angkatan 2011 (Ketua)Muhaimin Akhlaq,20110210033,Angkatan 2011 (Anggota)Ferdy Asdriawan Agung,20110210016,Angkatan 2011 (Anggota)

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTAYOGYAKARTAi

24

2013

HALAMAN PENGESAHAN PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA PENELITIAN (PKM P)1. Judul Kegiatan : Pengaruh Simbiosis Efektivitas Kompos Azolla-Rhizobiumsp.-MVA terhadap Aktivitas Infeksi Dan Nodulasi Akar Tanaman Kedelai Di Media Tanah Pasir Pantai2. BidangKegiatan : (*) PKM-P( ) PKM-M( ) PKM-KC ( ) PKM-K( ) PKM-T3. Ketua Pelaksana Kegiatana. NamaLengkap: Agus Ariantob. NIM: 20110210030c. Fakultas / Jurusan : Pertanian / Agroteknologid. Perguruan Tinggi : Universitas Muhammadiyah Yogyakartae. Alamat Rumah : Rukeman RT.11,Kasihan,Bantul,Yogyakartaf. Alamat Email : [email protected]

4. Anggota Pelaksana Kegiatan : 4 orang5. Dosen Pendampinga. NamaLengkap/Gelar : Ir. AgungAstuti, M.Sib. NIDN: 0523096201c. AlamatRumah/Telp/HP : PerumSawitsari E-7, Yogyakarta/ 08112576736. Biaya Totala. Dikti : b. Sumber Lain: -

7. Jangka Waktu Pelaksana : - bulan

Yogyakarta, 19 Oktober 2013Menyetujui,KetuaJurusan / Program StudiKetua Pelaksana

(Dr. InnakaAgeng R, SP. MP) (Agus Arianto)NIK. 133 050 NIM. 20110210030

Wakil Rektor Bidang KemahasiswaanDosen Pendamping

(Sri Atmaja Putra JNNR, Ph.D) (Ir. Agung Astusi, M.Si)NIK. 123.046 NIDN. 0523096201

DAFTAR ISI

HALAMAN PENGESAHAN PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA PENELITIAN (PKM P)iiDAFTAR ISIiiiA.JUDUL1B.LATAR BELAKANG MASALAH1C.PERUMUSAN MASALAH2D.TUJUAN3E.LUARAN YANG DIHARAPKAN3F.KEGUNAAN3G.TINJAUAN PUSTAKA31.Kedelai Varietas Wilis32.Rhizobium sp.43.Pengaruh MVA Terhadap Pertumbuhan Tanaman54.Kompos azolla75.Bentuk dan konsentrasi Inokulum Bakteri Pengikat Nitrogen96.Tanah pasir pantai9H.METODE PELAKSANAAN10A.Tempat dan Waktu Penelitian10B.Bahan Dan Alat Penelitian11C.Metode penelitian11D.Tata laksana penelitian12I.ANALISIS DATA18J.JADWAL KEGIATAN PROGRAM18K.DAFTAR PUSTAKA19L.LAMPIRAN23

A. JUDULPengaruh Simbiosis Kompos Azolla-Rhizobium sp.-MVA Terhadap Pertumbuhan Dan Hasil Tanaman Kedelai Varietas Wilis Di Tanah Pasir Pantai.

B. LATAR BELAKANG MASALAHKedelai merupakan komoditas pertanian yang sangat dibutuhkan di Indonesia yang tiap tahunnya cenderung meningkat,sedangkan persediaan produksi belum mampu mengimbangi permintaan. Berdasarkan perkiraan Departemen Pertanian (Anonim,1999) tentang proyeksi dan penyediaan bahan pangan tahun 1990-2000,produksi kedelai Indonesia pada tahun 2013 diproyeksikan sekitar 69,27 juta ton (BPS,2013).Permintaan kedelai akan terus meningkat sejalan dengan pertumbuhan penduduk, meningkatnya pendapatn per kapita,meningkatnya kesadaran masyarakat akan kecekupan gizi dan berkembangnya berbagai industri makannan. Menurut data dari World Bank dan World Deveploment Report (Anonim,1993) bahwa perkiraan jumlah penduduk dunia tahun tahun 2000 mencapai 6.168 juta dan pada tahun 2025 naik menjadi 8.345 juta. Peningkatan jumlah penduduk dunia, khususnya di Indonesia akan berpengaruh besar terhadap kenaikan permintaan kebutuhan pangan ,termasuk permintaan produksi kedelai. Produksi kedelai di Indonesia masih rendah dibandingkan dengan negara lain,hal ini disebabkan menurunnya kesuburan lahan,residu kimia dari bahan pestisida yang mengurangi kesuburan tanah sebagai media tumbuh tanaman sehingga menyebbakan pertumbuhan dan perkembangan kedelai tidak optimal. Salah satu cara untuk meningkatkan kesuburan tanah supaya produksi kedelai meningkat dapat dilakukan dengan cara ekstensifikasi dan intensifikasi. Intensifikasi dapat dilakukan dengan cara penggunaan teknologi agensia hayati seperti pemberian inokulum Rhizobium sp-MVA. Sedangkan secara ekstensifikasi dengan cara memperluas area pertanaman kea rah lahan marginal,yaitu lahan yang bermasalah dalam kesuburan tanah dan mempunyai factor pembatas untuk pertumbuhan tanaman. Lahan pantai yang termasuk lahan marginal dicirikan dengan sifat tanah memiliki tekstur tanah pasiran dan mempunyai factor pembatas utama yaitu tidak mampu menahan air dan kesuburan rendah. Porositas yang tinggi dan daya ikat air yang rendah mengakibatkan cekaman kekeringan terhadap tanaman karena pertumbuhan tanaman memerlukan air dalam tanah yang tersedia bagi tanaman.Disamping itu juga rendahnya kandungan N mengakibatkan kebutuhan tanaman terhadap unsure N menjadi terhambat di lahan pasir pantai. Pemberian inokulum Rhizobium MVA dapat mengikat nitrogen bebas (N2) dari udara sehingga unsure nitrogen bagi tanaman dapat tersedia dalam tanah. MVA (Cendawan Mikoriza Arbuskular) dapat menstimulasi pemebntukan bintil akar pada kedelai sehingga dapat meningkatkan hasil,dapat meningkatkan penyerapan beberapa unsure hara terutama fosfat dan mampu memperluas bidang serap air dari system perakaran tanaman sehingga mampu meningkatkan penyerapan air dari tanah ke dalam tanaman kedelai. Sedangkan inokulasi Rhizobium sp pada penanaman kedelai berfungsi untuk menambat nitrogen bebas N2 dari udara sehingga N pada lahan pasir pantai menjadi meningkat dan dapat dimanfaatkan untuk pertumbuhan tanaman kedelai. Selain itu strain Rhizobium menjadi tersedia untuk membentuk bintil akar efektif.Penggunaan pupuk organik seperti pupuk kompos Azolla juga dapat meningkat ketersediaan N. Azolla mempunyai kandungan unsur hara nitrogen tinggi yaitu 4,87% karena Azolla bersimbiosis dengan Anabaena azollae . Anabaena azollae mampu memfiksai N2 udara melalui ATP yang berasal dari peredaran fotofosforilasi tanaman paku air. Enzim Nitrogenase dapat mengubah N2 menjadi Ammonia (NH4). Adanya penambahan pupuk kompos Azolla dapat meningkatkan jumlah Nitrogen yang terikat sekaligus sebagai sumber Nitrogen alami yang dapat dimanfaatkan untuk menunjang pertumbuhan dan perkembangan tanaman kedelai. Adanya kombinasi simbiosis pupuk kompos Azolla-Rhizobium-MVA diharapkan dapat meningkatkan ketersediaan unsure Nitrogen di lahan pasir pantai sehingga upaya peningkatan produksi kedelai di lahan marginal dapat tercapai.

C. PERUMUSAN MASALAHPermasalahan yang ingin diteliti atau diselesaikan adalah:1. Bagaimana cara meningkatkan produksi kedelai varietas Wilis di lahan pasir pantai?2. Apakah ada pengaruh pemberian kompos Azolla terhadap pertumbuhan dan hasil tanaman kedelai?3. Apakah ada saling pengaruh penambahan Rhizobium sp dan MVA terhadap pertumbuhan dan hasil tanaman kedelai?D. TUJUAN1. Mengetahui pengaruh inokulasi Rhizobium sp MVA terhadap pertumbuhan dan hasil tanaman kedelai Wilis di media tanah pasir pantai.2. Mengetahui pengaruh kombinasi takaran inokulum terhadap pertumbuhan dan hasil tanaman kedelai di media tanah pasir pantai.3. Mengetahui saling pengaruh simbiosis Azolla-Rhizobium-MVA terhadap pertumbuhan dan hasi tanaman kedelai di media tanah pasir pantai.

E. LUARAN YANG DIHARAPKANLuaran yang diharapkan dari kegiatan ini adalah karya kreatif,inovatif dalam penelitian pengaruh simbiosis Azolla-Rhizobiumsp-MVA terhadap aktivitas infeksi dan nodulasi akar tanaman kedelai di media tanah pasir. Karya kreatif penelitian tersebut akan dibuat artikel dan dipublikasikan pada seminar yang diterbitkan dalam e-prosiding.

F. KEGUNAANHasil kegiatan ini, diharapkan mampu menyelesaikan permasalahan dalam produktivitas tanaman kedelai pada lahan pasir pantai dengan menginokulasikan kombinasi kompos Azolla-Rhizobium-MVA guna meningkatkan kandungan unsur Nitrogen serta dapat meminimalisir penggunaan pupuk anorganik untuk memenuhi kebutuhan unsur N tanaman kedelai sehingga dalam jangka pendek dapat mengurangi dampak penggunaan pupuk sintetis serta meningkatkan produktivitas tanaman kedelai dilahan pasir pantai dalam jangka panjang sehingga kebutuhan kedelai nasional dapat dipenuhi tanpa harus mengimpor kedelai dari luar negeri.

G. TINJAUAN PUSTAKA1. Kedelai Varietas WilisKedelai merupakan tanaman semusim berupa semak rendah,tumbuh tegak ,berdaun lebat,dengan berbagai morfologi. Tinggi tanaman berkisar 10-20 cm,dapat bercabang sedikit atau banyak tergantung kultivar dan lingkungan hidup. Kultivar berdaun lebar dapat memberikan hasil biji yang lebih tinggi karena mampu menyerap sinar matahari yang lebih banyak jika dibandingkan dengan yang berdaun sempit (Lamina,1989).Menurut Lamina (1989) kedelai merupakan sumber protein nabati yang setiap 100 gram bahan kedelai mengandung 35 gram protein, 35 gram karbohidrat,kalori 330 ,lemak 18 gram,kalsium 277 mg,fosfor 535 mg,besi 8 mg,Vitamin A 180 S.I,dan Vitamin B 1 mg. kedelai mempunyai kegunaan yang luas dalam tatanan kehidupan manusia. Biji kedelai dapat diolah menjadi bahan makanan yang beraneka ragam seperti taoge,susu kedelai,tahu,kembang tahu,kecap,dan tempe. Limbah tanaman berupa branngkasan dapat dijadikan bahan pupuk organic penyubur tanah. Limbah dari proses pengolahan kedelai,misalnya,ampas kecap dan lain-lain dapat dimanfaatkan untuk bahan makanan tambahan (konsentrat) pada pakan ternak.Kedelai termasuk dalam kingdom Plantae,divisi Spermatophyta,sub divisi Angiospermae,kelas Dicotyledone,ordo Polypetales,famili Leguminoceae,genus Glycine dan spesies Glycine max L. Kedelai memiliki bermaMVA-maMVA vareitas local dengan dengan berbagai keunggulan yang dimiliki ,baik itu vareitas local maupun introduksi. Kriteria vareitas unggul diantaranya berproduksi tinggi,berumur genjah(pendek),toleran terhadap penyakit,mempunyai daya adaptasi yang tinggi terhadap keadaan lingkungan tumbuh. Salah satu varietas local yang unggul adalah varietas Wilis yang dilepas tahun 1983 dapat ditanam pada tanah masam juga tahan terhadap kondisi kekeringan serta toleran terhadap penayakit karat daun dan hasil rata-rata 1,62 ton/ha (Lamina,1989).Kedelai varietas Wilis merupakan determinat yang memiliki sifat-sifat sebagai berikut:fase vegetatif berhenti setelah berbunga,jumlah buku setelah berbunga tidak bertambah,masa berbunga tidak lama,mulai berbunga lebih lama (36 hari) dengan bunga pertama terbentuk pada buku bagian tengah,batang pendek sampai sedang dan daunnya yang teratas sama dengan daun pada batang bagian tengah (Lamina,1989).2. Rhizobium sp.Rhizobium sp. merupakan golongan bakteri yang dapat bersimbiosis mutualisme dengan tanaman Leguminosae. Bakteri-bakteri yang termasuk dalam genus Rhizobium hidup bebas dalam tnah,terutama di daerah perakaran tanaman. Walaupun demikian bakteri Rhizobium sp. hanya dapat bersimbiosis dengan tanaman legume dengan menginfeksi dan membentuk nodul akar (Rao,1994).Bakteri Rhizobium sp.bersifat gram negatif dengan ukuran yang bervariasi,dari ukuran lebar 0,5-0,9 m,dan panjang 1,2-3 m dan tidak membentuk spora. Bakteri Rhizobium sp.biasanya berbentuk flate ,dan domed diatas permukaan medium agar. Koloni bakteri Rhizobiumsp.berwarna putih buram atau putih susu, ukurannya bervariasi mulai dari 1 mm untuk strain yang pertumbuhannya lambat dan 4-6 mm untuk pertumbuhannya cepat (Elkan,1987). Koloni Rhizobium sp.berbentuk rata,kubah ,cembung dan berbentuk kerucut datar di atas permukaan koloni berbentuk lensa. Warna koloni berwarna putih atau putih susu.Untuk meningkatkan kemampuan pertumbuhan dan produktivitas tanaman,inokulasi Rhizobium sp.sangat diperlukan. Inokulasi dengan Rhizobium sp.merupakan upaya yang bertujuan menyediakan Rhizobium sp.yang paling serasi pada penanaman satu jenis Leguminoceae. Kehadiran Rhizobium sp.yang serasi merupakan syarat utama untuk menjamin terbentuknya nodul akar yang efektif jika dapat mengatasi factor-faktor yang mempengaruhi perkembangan Rhizobium sp.(Lamina,1989).Menurut Jutono (1998),inokulasi Rhizobium sp.dapat dilakukan dengan cara:(1) Inokulasi dengan tanah bekas legume,yaitu menggunakan tanah yang pernah ditanam,jenis legume sebagai inokulum yang diMVApur langsung dengan biji yang ditanam secara merata,(2) Inokulasi secara alami,yaitu melakukan dengan menanam satu jenis Leguminoceae di suatu daerah sehingga populasi Rhizobium sp.berkembang membentuk nodul akar, (3) inokulasi baiakn murni,yaitu sebagai inokulum dapat berupa kultur cair,agar miring dalam tabung reaksi,botol atau dalam benti Rhizobium sp.inokulasi dengan menggunakan biakan murni pada biji legume dibasahi secukupnya,kemudian legume dicampur dengan biji tersebut(Ismail dan Effendi,1986).3. Pengaruh MVA Terhadap Pertumbuhan TanamanMikoriza adalah suatu cendawan yang bersimbiosis dengan perakaran tumbuhan tingkat tinggi,dimana hubungannya bersifat mutualisme (menguntungkan). Dalam hubungan ini cendawan tidak merusak atau membununh inang tetapi sebaliknya memberikan suatu keuntungan kepada tanaman inang,antara lain dapat meningkatkan penyerapan unsure hara,meningkatkan ketahanan kekeringan,serta meningkatkan ketahanan terhadap serangan pathogen akar dan cendawan memperoleh karbohidrat dan factor pertumbuhan lainnya dari tanaman inang (Imas.dkk.,1989). Tanaman yang bersimbiosis dengan mikoriza akan meningkat pertumbuhannya,hal ini karena infeksi mikoriza dapat meningkatkan konsentrasi phosphor dalam tanaman (Ahiabor & Hirata,1994).Di dalam akar,jamur MVA membentuk arbuskular dan vesikel di dalam kortek akar, arbuskul merupakan hifa bercabang halus yang dapat menignkatkan 2-3 kali luas permukaan plasmolema akar,dan dapat memindahkan nutrien antara jamur dan tanaman. Sedangkan vesikel merupakan organ penyimpan. Jika kortek sobek maka vesikel dibebaskan kedalam tanah dan selanjutnya dapat berkecambah dan merupakan propagul infektif. Bagian penting dari MVA adalah hifa eksternal yang dibentuk diluar akar tanaman. Hifa ini membantu memperluas daerah penyerapan akar (Kabirun,1990).Menurut Hanifah (2003),perluasan daerah penyerapan akar memberikan keuntungan untuk tanaman meliputi:1) Peningkatan daya serap aur dan hara terutama yang relatif immobile seperti P,Cu,dan Zn,juga yang relatif mobil seperti K,S,NH4,Mo. 2) Penurunan stress tanaman akibat infeksi pathogen akar,kondisi tanah salin,kelembaban tanah yang rendah,temperature tanah yang tinggi serta faktor faktor merugikan 3) Peningkatan toleransi tanaman terhadap efisiensi hara pada tanah tidak subur ,danterhadap kemasaman dan toksisitas Al,Fe dan Mn pada tanah masam dan peningkatan nodulasi serta daya fiksasi N2 oleh Rhizobium pada simbiosis legume 4) Meningkatkan serapan dan toleransi terhadap toksisitas Zn. 5) Merangsang laju fotosintesis dan transportasi fotosintat ke akar,produksi hormone sperti IAA (Indole Acetid Acid),sitokinin,auksin dan giberelin. Hasil penelitian Hanifah (2004) menunjukkan pada perlakuan inokulasi Rhizobium sp. infeksi mikoriza naik terus menerus,hal ini dikarenakan dalam pertumbuhan,pembentukan nodul akar dan penambatan nitrogen tanaman legume memerlukan unsure fosfat dan penambatan nitrogen tergantung pada ketersediaan unsur fosfat yang diberikan melalui infeksi MVA. Pada perlakuan inokulasi MVA-Rhizobium sp menunjukkan persentase infeksi yang tertinggi dimana semakin banyak jumlah akar yang terinfeksi akan memperbesar penyerapan air dan hara tanah yang miskin hara, sehingga tanaman akan tampak lebih subur dan baik pertumbuhannya. Hasil penelitian Noviyanti (1999),pemberian inokulasi Rhizobium sp-MVA secara bersamaan dapat meningkatkan pertumbuhan tanaman kedelai varietas Wilis pada lahan pasir pantai yang berpengaruh pada berat kering tanaman umur 3 minggu,jumlah nodul efektif umur 9 minggu dan berat nodul efektif umur 3 miggu.4. Kompos azollaAzolla adalah nama tumbuhan paku-pakuan akuatik yang mengapung di permukaan air. Tumbuhan ini bersimbiosis dengan Anabaena Azollae, Alga biru hijau (Cyanobacteria) dan Azolla sebagai inangnya atau rumah bagi alga. Alga hidup di rongga yang ada di sisi permukaan bawah daun Azolla. Dalam hubungan saling menguntungkan ini, Anabaena bertugas memfiksasi dan mengasimilasi gas nitrogen dari atmosfer. Nitrogen ini selanjutnya digunakan oleh Azolla untuk membentuk protein. Sedangkan tugas Azolla menyediakan karbon serta lingkungan yang nyaman bagi pertumbuhan dan perkembangan alga. Hubungan simbiotik yang unik inilah yang membuat Azolla menjadi tumbuhan yang menakjubkan dengan kualitas nutrisi yang baik (Haryanto, 1998 ; Iriyanto, 1993).Azolla mempunyai kandungan unsur hara nitrogen tinggi yaitu 4,87% karena Azolla bersimbiosis dengan Endofitik Cyanobakteria yang dikenal dengan nama Anabaena azollae mempunyai dua maMVA sel vegetatif dan heterosis. Dalam sel heterosis mengandung enzim Nitrogenase yang akan memfiksai N2 udara melalui ATP yang berasal dari peredaran fotofosforilasi tanaman paku air. Enzim Nitrogenase dapat mengubah N2 menjadi Ammonia (NH4+) yang selanjutnya di angkut ke tanaman inang dan hasil fiksasi Nitrogen diubah menjadi asam Amino. Disamping itu tanaman paku air mempunyai kemampuan memfiksasi CO2 dan melakukan fotosintesis, selain dipergunakan untuk kebutuhan sendiri, fotosintat yang dihasilkan bersama dengan asam Amino akan diangkut ke simbion Anabaena azollae (Arifin,1996).Azolla sangat kaya akan protein, asam Amino esensial, vitamin (vitamin A, vitamin B12 dan Beta- Carotene), mineral seperti Kalsium, Fosfor, Kalium, zat besi, dan Magnesium. Berdasarkan berat keringnya, mengandung 25% 35% protein, 10 15% mineral dan 7 10% asam Amino, senyawa bioaktif dan biopolymer. Sementara kandungan karbohidrat dan lemak Azolla sangat rendah. Komposisi nutrisinya membuat Azolla sangat efisien dan efektif sebagai pakan ikan, ternak, dan unggas. Ternak dengan mudah dapat mencernanya, karena kandungan protein yang tinggi dan lignin yang rendah. Dari kandungan yang dimiliki Azolla, Azolla dapat dijadikan berbagai macam pupuk organik salah satunya adalah kompos Azolla. Kompos Azolla adalah salah satu bahan organik yang memiliki peranan yang komplek bagi tanah maupun tanaman, maka penambahan bahan organik kedalam tanah sangat diperlukan. Kompos Azolla dapat memperbaiki keadaan fisik, kimia serta biologi tanah sehingga sangat bermanfaat bagi pertumbuhan tanaman. Ditinjau dari keadaan fisik tanah, kompos Azolla dapat memperbaiki stabilitasi agregat, struktur dan porositas tanah karena kerapatan massa tanah menjadi berkurang (Arifin, 1996).Pemanfaatan Azolla sebagai pupuk ini memang memungkinkan pasalnya, bila dihitung dari berat keringnya dalam bentuk kompos (Azolla kering) mengandung unsur Nitrogen (N) 3 - 5 %, posfor (P) 0,5 - 0,9 % dan Kalium (K) 2 - 4,5 %. Sedangkan hara mikronya berupa Calsium (Ca) 0,4 - 1 %, Magnesium (Mg) 0,5 - 0,6 %, Ferum (Fe) 0,06 - 0,26 % dan Mangan (Mn) 0,11 - 0,16 %. Berdasarkan komposisi kimia tersebut, bila digunakan untuk pupuk dapat mempertahankan kesuburan tanah, setiap hektar areal memerlukan Azolla sejumlah 20 ton dalam bentuk segar, atau 6-7 ton berupa kompos (kadar air 15 persen) atau sekitar 1 ton dalam keadaan kering. Bila Azolla diberikan secara rutin setiap musim tanam, maka suatu saat tanah itu tidak memerlukan pupuk buatan lagi. Hal itu dimungkinkan, karena pada penebaran pertama 1/4 bagian unsur yang dikandung Azolla langsung dimanfaatkan oleh tanah. Seperempat bagian ini, setara dengan 65 Kg pupuk Urea. Pada musim tanam ke-2 dan ke-3, Azolla mensubstitusikan 1/4 - 1/3 dosis pemupukan. Dibanding pupuk buatan, Azolla memang lebih ramah lingkungan. Cara kerjanya juga istimewa, karena Azolla mampu mengikat nitrogen langsung dari udara. Untuk media tanam, penggunaan sebagai pupuk, selain dalam bentuk segar, bisa juga dalam bentuk kering dan kompos. Dalam bentuk kompos ini, Azolla juga baik untuk media tanam aneka jenis tanaman hias mulai dari Bonsai, Suplir, Kaktus sampai Mawar. Untuk media tanaman hias, selain digunakan secara langsung, kompos Azolla ini juga bisa dengan pasir dan tanah kebun dengan perbandingan 3:1:1 (Mulyani, 1987).Peranan Azolla dalam tanah sangat besar maka Azolla dapat dimanfaatkan sebagai pengganti pupuk anorganik bagi tanaman atau sebagai sumber bahan organik, akan tetapi hal ini masih diperlukan penelitian lebih lanjut mengenai takaran yang tepat serta saat yang tepat dalam pemberiannya agar dapat diupayakan peningkatan produksi tanaman dengan menekan biaya produksi terutama biaya pemupukan (Anonim, 1990).Hasil penelitian Haryanto (1998), pemberian kompos Azolla 15 ton/ha pada jagung menunjukkan pengaruh yang nyata terhadap tinggi tanaman, jumlah daun, berat tongkol, panjang tongkol, diameter tongkol dan produksi per hektar. Menurut hasil penelitian Iriyanto (1993), perlakuan pupuk Azolla yang dikombinasikan dengan pupuk Urea (1,875 ton/ha Azolla dan 125 kg/ha Urea) dapat meningkatkan pertumbuhan hasil lombok merah (Capsicum annum L).5. Bentuk dan konsentrasi Inokulum Bakteri Pengikat NitrogenInokulasi bermaksud mempertahankan tanaman legume dengan bakteri Rhizobium sp.untuk menjamin terbentuknya nodul akar yang efektif sehingga penambatan nitrogen dari udara dapat berjalan dengan baik (Syarief,1989). Inokulum menggunakan biakan murni terdiri dari dua bentuk yaitu cair dan padat. Penggunaan kultur diaplikasikan pada saat tanam dengan volume 5 ml/polybag atau inokulasi bibit dengan cara merendam akar dalam 5 ml suspense bakteri dengan kerapatn 108 CFU/ml selama 6 jam sambil dilakukan penggojongan agar tejadi kontak antar tanaman dengan bakteri,kemudian bibit dan sisa suspense bakteri disiramkan pada lubang tanam (Lamina,1989). Hasil penelitian Pristiwantoro (2005) dan Utomo (2005),pemberian inokulum Rhizobium sp dengan konsentrasi 2 ml/tanaman dapat meningkatkan pertumbuhan tanaman Leguminoceae seperti kerandang dibandingkan dengan konsentrasi 3 ml/tanaman.Sedangkan inokulasi MVA dapat berupa crude yaitu campuran dari akar tanah dan spora diperbanyak dengan menginokulasi pada tanaman inang jagung dan ditumbuhkan pada media tanah pasir pantai selama 4 bulan. Sumber MVA secara langsung dapat mengambil tanah sisa penanaman jagung sehingga lebih efisiensi waktu yang selanjutnya tanah tersebut di saring. Inokulum MVA dalam bentuk crude diaplikasikan sebanyak 40 gram bersamaan waktu tanam (Lukinawati dam Simanungkalit,2001). Sedangkan menurut Tjondronegoro dan Gunawan (2000) inokulum MVA berasal dari crude yang ditumbuhkan pada tanaman jagung selama 6-8 minggu,diberikan pada tanaman sebanyak 10% dari berat tanah polibag (800 gram) menunjukkan hasil peningkatan persentase infeks,pertambahan panjang akar,perbanyakan cabang akar,berat segar dan berat kering.

6. Tanah pasir pantaiTanah sebagai media tumbuh tanaman memegan peranan penting bagi pertumbuhan tanaman baik secara langsung maupun tidak langsung. Tanah pasir pantai merupakan tanah yang memiliki kesuburan yang rendah sehingga menyebabkan tanaman yang tumbuh tidak dapat menghasilkan secara optimal.Beberapa sifat tanah pasiran dapat dilihat tabel 1:Tabel 1. Sifat-sifat tanah pasir pantaiKandungan Jumlah

Kandungan pasir85-90%

Kadar lengas2,31%

Salinitas0,029%

pH H206,320%

pH KCL5,920%

C organic0,805%

N total 0,007%

P2O5 tersedia14,990 ppm

KPK2,660%

K0,055%

Na 0,163%

Sumber:Setiawan,1996 cit.Noviyanti,1999Salah satu upaya optimalisasi kesuburan tanah pasir pantai adalah dengan cara pemberian pemupukan pupuk organik seperti pupuk kompos Azolla. Kompos Azolla dapat memperbaiki keadaan fisik, kimia serta biologi tanah.Ditinjau dari keadaan fisik tanah, kompos Azolla dapat memperbaiki stabilitasi agregat, struktur dan porositas tanah karena kerapatan massa tanah menjadi berkurang (Arifin, 1996). Penambahan inokulum Rhizobium-MVA juga memegang peran penting dalam meningkatkan kesuburan tanah serta pertumbuhan tanaman kedelai. Kemampuannya mengikat nitrogen udara tanah dan mengubahnya menjadi N tersedia bagi tanaman mampu menjaga kecukupan kebutuhan unsur N bagi tanaman (Lamina,1989).H. METODE PELAKSANAANA. Tempat dan Waktu PenelitianPenelitian ini dilakukan di Laboratorium dan di Green House Fakultas Pertanian Universitas Muhammadiyah Yogyakarta. Penelitian dilakukan pada bulan Oktober 2014 sampai Desember 2014B. Bahan Dan Alat Penelitian1. Bahan yang digunakana. Tahap penanaman bibit:benih kedelai Wilis dari Toko Saprodi,pasir pantai steril untuk media tanam,air untuk penyiraman,dan kompos Azolla.b. Tahap isolasi,karakterisasi dan perbanyakan isolat :medium YMA danYMC,air steril,alcohol,medium LBA dan LBC dengan konsentrasi Nacl 1,8 M,isolate Rhizobium RP Etp4,MVA pada rhizosfer tanaman jagung.c. Tahap perbanyakan inokulum :inokulum biakan murni,media YMA,YMC,kompos Azolla.d. Tahap inokulasi pada tanaman kedelai:tanah pasir,bibit kedelai,air,kompos Azolla,Rhizobium pada medium YMC,MVA pada rhizosfer tanaman jagung.e. Tahap pengamatan:penggaris/mistar,buku dan alat tulis.2. Alat yang digunakana. Tahap isolasi dan karakterisasi:piper ukur,propipet,tabung reaksi,autoklaf,gelas ukur,Erlenmeyer,dryglasky,mikroskop.b. Tahap perbanyakan inokulum:tabung reaksi,coloni counter,haemacytometer,petridish,shaker,Erlenmeyer,mikro piepetc. Tahap penanaman inokulum;timbangan,gelas ukur,gelas piala,polybagd. Tahap pengujian isolat terhadap berbagai antibiotic:tabung reaksi dann petridsihC. Metode penelitianMetode penelitian yang digunakan adalah metode percobaan di Green House, menggunakan rancangan percobaan faktor tunggal dengan 4 perlakuan, 3 ulangan dan disusun dalam Rancangan Acak Lengkap (RAL). Perlakuan yang diujikan antara lain:A. Tanaman kontrol ( hanya pemberian kompos Azolla )B. Inokulasi Rhizobium + kompos AzollaC. Inokulasi Rhizobium + MVA + kompos AzollaD. Inokulasi MVA + kompos AzollaDiperoleh 4 perlakuan dengan diulang sebanyak 3 kali setiap perlakuan maka diperoleh 12 unit percobaan. Setiap perlakuan menggunakan 1 tanaman sebagai tanaman korban dan 1 tanaman cadangan sehingga total dibutuhkan bahan penelitian 4 x 4 = 16 polybag. Tiap perlakuan diatur seperti pada lay out.D. Tata laksana penelitianPenelitian ini dilaksanakan dalam 3 tahapan, yaitu:1. Pembuatan kompos AzollaCara pembuatan kompos azolla sebagai berikut. Azolla ditumpuk dengan tinggi sekitar 1 m, kemudian di atasnya diberi kapur atau abu setebal 6 cm. Lalu, di atasnya dilapis dengan tanah dan pupuk kandang setebal 4 cm. Kelembapan bahan kompos ini perlu dijaga sekitar 60%. Apabila kelembapannya kurang dari 60%, tumpukan azolla dapat disiram air hingga mencapai kelembapan ideal. Pembalikan juga dilakukan setiap 7 hari agar proses pengomposan berlangsung secara merata.2. Persiapan Media Tanam dan Pemupukan DasarTanah pasir yang telah dipersiapkan diayak agar kotoran dapat dipisahkan dari pasir tersebut dan dkering anginkan,kemudian polybag diisi dengan pasir sebanyak 8 kg/polybag dan dicampur kompos Azolla seberat 46,46 g/tanaman pada setiap perlakuan. Selanjutnya dibiarkan selama 3 hari.Pupuk dasar yang digunakan adalah kompos Azolla. Pemberian pupuk Azolla dilakukan 3 hari sebelum tanam berdasarkan perlakuan yaitu, untuk perlakuan A tanaman kontrol ( hanya pemberian kompos Azolla ) sebagai pupuk dasar, untuk perlakuan B dosis kompos Azolla yang dibutuhkan adalah 4,4 gram pertanaman, dosis Rhizobium sp adalah 5 ml suspensi bakteri/polibag. Sedangkan untuk perlakuan C berupa inokulasi Rhizobium + MVA + kompos Azolla dibutuhkan 4,4 gram kompos Azolla,5 ml suspensi bakteri/polibag,dan 800 gram crude per polibag. Perlakuan D berupa inokulasi kompos Azolla + MVA dibutuhkan 4,4 gram/polibag dan 800 gram crude per polibag. Pemupukan dilakukan dengan cara mencampurkan crude MVA pada tanah dan penyiraman suspensi bakteri Rhizobium sp pada setiap polibag kemudian kompos Azolla dibenamkan dalam tanah secara merataSebelum Azolla diaplikasikan pada tanaman hal yang harus dilakukan adalah membersihkan dahulu area disekeliling tanaman dari gulma pada polybag dan hal-hal yang dapat mengganggu penyerapan oleh tanaman, setelah bersih Azolla diletakkan atau dipupukan disekeliling tanaman. Setelah dipupukkan, kemudian ditimbun lagi dengan tanah, namun penimbunan dengan tipis ( tidak ditimbun sampai hilang ), hal ini bertujuan jika terjadi hujan maka kompos Azolla tidak terbawa arus air.

3. Uji BenihBenih kedelai varietas Wilis yang akan digunakan terlebih dahulu dilkaukan uji daya kecambah,dengan cara yaitu 75 biji diletakkan pada petridish masing-masing 25 biji selama 7 hari dengan 3 ulangan dan diperoleh daya tumbuh benih sebesar 83%.4. Tahap pembibitan kedelai WilisTahap ini dilakukan Green House Fakultas Pertanian UMY dengan mengecambahkan benih kedelai pada bak perkecambahan. Bak perkecambahan menggunakan medium pasir steril. Selama proses pembibitan dilakukan penyiraman 2 kali sehari,atau jika media terlihat kering5. Inokulasi Rhizobium spInokulasi Rhizobium sp dilakukan dengan cara merendam akar bibit kedelai Wilis yang telah dibibitkan dalam suspensi bakteri Rhizobium sp selama 6 jam sambil dlakukan penggojongan agar terjadi kontak antar tanaman dengan bakteri. Selanjutnya setelah diinokulasi bibit dikeringanginkan dan ditempatkan pada tempat yang teduh agar tidak terkena sinar matahari dan kemudian langsung ditanam. Pada saat tanam setiap polibag diberikan 2 ml suspensi bakteri dengan tujuan memaksimalkan kerekatan kontak antara bakteri dan tanaman kedelai.6. Perbanyakan spora MVA dan Inokulasi MVAInokulasi MVA diperoleh dengan cara mengambil tanah sisa bekas penanaman jagung dan selanjutnya disaring guna penyaringan spora serta dihitung jumlahnya. Sedangkan akar jagung dicacah kemudian dihitung persentase infeksi MVA,apabila dari perhitungan jumlah spora didapatkan kurang lebih 50-60 spora/gram dan persentase infeksi kurang lebih 80% maka cukup diinokulasikan sebanyak 40 gram crude/tanaman dengan cara dimasukkan dalam lubang sebelum benih kedelai ditanam. Apabila crude inokulum belum layak diaplikasikan ( jumlah spora dan persentase infeksi kurang dari ketentuan diatas) maka inokulasi ditambahkan menjadi 2 -3 kali lipatnya. 7. Penanaman Penanaman dilakukan dalam polibag dan tiap polibag diatur dengan jarak antar polibag 20 cm x 20 cm. Tiap polibag telah ditanam sebanyak 3 biji. Penanaman dilakukan sore hari dengan cara melubangi pasir yang ada di polibag,kemudian benih kedelai dimasukkan ke dalam lubang tanam.8. Tahap Pemeliharaan TanamanPemeliharaan tanaman meliputi:a. Pemupukan Pemupukan dasar dilakukan bersamaan dengan penanaman menggunakan pupuk kompos Azolla tanpa ada pemupukan susulan (perhitungan pada lampiran)b. Penyiangan Penyiangan gulma dilakukan setiap ada tanaman lain yang tumbuh di polybag dengan cara manual dan hati-hati agar tidak mengganggu perakaran tanaman.c. Penyiraman Penyiraman dilakukan sekali terutama selama perkecambahan,setelah masa perkecambahan penyiraman dilakukan 1 hari sekali dengan aird. Pengendalian hama dan penyakitPengendalian hama dan penyakit dilakukan dengan secara manual dengan cara mengambil hama yang ada pada tanaman kedelai dan menghilangkan bagian tanaman yang terkena penyakit.9. PanenPemanenan kedelai dilakukan pada umur 88 hari setelah tanam ketika warna daun sudah menguning dan sudah banyak yang rontok serta warna kulit polong kecoklatan

10. Parameter Pengamatan Pengamatan parameter pertumbuhan dan hasil tanaman dilakukan mulai tanaman berumur 2 minggu setelah tanam sampai menghasilkan. Pengamatan inokulasi Rhizobium japonicum 3 kali yaitu saat umur 3, 6, dan 9 minggu.1. Pengamatan 1 minggu sekalia. Tinggi tanaman (cm)Tinggi tanaman diukur dari leher akar sampai dengan bagian tanaman yang tertinggi. Pengamatan dilakukan dengan menggunakan penggaris yang satuannya adalah (cm).

b. Jumlah daun (helai)Pengamatan pertambahan jumlah daun dilakukan dengan cara menghitung jumlah daun yang tumbuh pada masing-masing tanaman, dengan satuan helai.c. Warna daunPengamatan dilakukan dengan melihat perubahan warna yang terjadi pada daun2. Pengamatan akhir penelitiana. Luas daun (cm2)Pengamatan luas daun menggunakan cara manual dengan menggambar pola daun pada kertas, kemudian digunting lalu pola ditimbang dan dihitung panjang dikali lebar daun.b. Berat Segar dan Berat Kering Tanaman (g)Pengamatan berat segar tanaman dilakukan dengan menimbang tajuk tanaman dengan timbangan elektrik dan dinyatakan dalam gram. Pengamatan berat kering tanaman dilakukan dengan cara memasukkan tajuk tanaman kedelai ke dalam oven dengan suhu (80-150)C kemudian setelah konstan ditimbang dengan timbangan elektrik dan dinyatakan dalam gram.c. Panjang Akar (cm)Panjang akar diamati dengan cara mengukur panjang akar primer pada tanaman sampel dari pangkal akar sampai ujung akar yang terpanjang dengan menggunakan penggaris dengan satuan cm.d. Berat Segar dan Berat Kering Akar (g)Pengamatan berat segar akar dilakukan dengan menimbang akar yang sudah dipotong dari pangkal batang tanaman dengan menggunakan timbangan elektrik dan dinyatakan dengan gram.Berat kering akar diperoleh setelah akar tanaman dikeringkan dalam oven dengan suhu 80 1500 C sampai konstan, kemudian akar ditimbang dengan timbangan elektrik dan dinyatakan dalam gram.e. Efektivitas simbiosis

Keteranganbi:berat kering tanaman diinokulasibo:berat kering tanaman tanpa inokulasi (control)

f. Pengaruh inokulasi Rhizobium1. Persentase bintil akar efektifMenghitung bintil akar efektif dengan cara mengiris bintil yang berwarna merah.

2. Berat bintil akar efektifPengamatan dilakukan dengan menimbang bintil akar efektif yang berwarna merah dengan menggunakan timbangan elektrik dan dinyatakan dalam satuan gramg. Pengaruh inokulasi MVA 1. Berat kering akarDilakukan dengan memisahkan bagian akar setelah ditimbang berat segarnya kemudian dikeeringkan dengan oven pada suhu 850 C. Selanjutnya ditimbang menggunakan timbangan elektrik sampai konstan dan dinyatakan dalam satuan gram2. Panjang akarDilakuakn dengan cara mengukur panjang akar terpanjang menggunakan penggaris dan dinyatakan dalam satuan cm3. Proliferasi akarDilakukan dengan cara merapikan akar yang menggulung sehingga akar memanjang dan bintil akar terlihat selanjutnya didokumentasikan dan diskoring.4. Persentase infeksi MVAPengamatan dilakukan dengan pengecatan VAM pada akar lalu diamati dengan mikroskop, dengan cara sebagai berikut:a. Mengambil sampel akar sesuai perlakuan lalu dibersihkan dari segala kotoran dengan menggunakan air,kemudian akar dipotong dengan panjang 0,5-1 cmb. Akar yang telah dipotong dimasukkan dalam botol reaksi dan diberi 2 ml KOH 10% sehingga akar tercelup semua dan dibiarkan selama 24 jam. Setelah itu akar dibilas dengan air bersihc. 2 ml HCl 1% ditambahkan pada botol hingga terdelup selama 1 jam. Setelah itu larutan dibuangd. 2 ml Cat Acid-fuchin diberikan pada botol reaksi selama 10-60 menite. 20 potongan akar diambil dan diatur dalam gelas benda lalu ditutup dengan gelas penutup dan diamati dengan mikroskop,lalu dihitung persentase infeksi dengan rumus:

I. ANALISIS DATAHasil pengamatan yang diperoleh dianalisis dengan menggunakan sidik ragam (Analysis of variance). Apabila ada beda nyata antar perlakuan yang diujikan,kemudian dilanjutkan dengan uji jarak berganda Duncan (Duncans Multiple Range Test) pada taraf nyata 5%J. JADWAL KEGIATAN PROGRAMKegiatanApril Mei Juni

IIIIIIIVIIIIIIIIIIII

Penyusunan proposal

Persiapan kompos Azolla

Persiapan media dan tempat pembibitan + pemupukan dasar

Pembibitan benih

Penanaman

Isolasi,karakterisasi dan perbanyakan inokulm

Inokulasi pada tanaman kedelai

Pemeliharaan

Pengamatan

Panen dan pengeringan

Analisis data

K. DAFTAR PUSTAKAAnonim. 1990.Botani Tanaman.Http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789 /22182/4/Chapter%20II.pdf. Diakses tanggal 20 April 2013

Arifin,Z.1996. AzollaPembudidayaan Dan Manfaat Bagi Tanaman Padi.Penebar Swadaya.Jakarta. 340 hal

BPS.2013. Produksi Padi, Jagung, Dan Kedelai (Angka Ramalan I Tahun 2013). http://www.bps.go.id/getfile.php?news=1020. Diakses tanggal 20 April 2013.

Haryanto.1998. PengaruhAzollaTerhadapTinggiTanaman. Jakarta . 328 hal

Hasbi, H. 2010. Pemanfaatan Azolla Pada Sistem Pertanian Terpadu.http://kolamAzolla.blogspot.com/2008/07/manfaat-tanaman-Azolla.html.Akses tanggal 27 Maret 2013

Ismail,I.G dan S.Effendi.1986.Bertanam Kedelai Pada Lahan Kering.Balai Penelitian Pangan.Bogor.31 hal.

Iriyanto. 1993. Kombinasi Kompos Azolla Dengan Urea Terhadap Tanaman Cabai Merah. KANISIUS. Yogyakarta. 157 hal

Lamina.1989.Kedelai dan Pengembangan Tanaman Pangan.SIMPLEX.Jakarta.135 hal

Lukinawati,D.R.dan Simanungkalit,R.D.M.2001.Dry Matter Uptake of Maize With Combination of Phosporus Fertilozer from Different Source and Glamus Fasciculatum Inoculation.Konas.Yogyakarta

Mulyani,M.danSutejo. 1987. Pupuk Dan Cara Pemupukan. PT RINEKA CIPTA. Jakarta.277 hal

Noviyanti.1999.Pengaruh Inokulasi Rhizobium-VAM dan Macam Sumber Fosfor terhadap Pertumbuhan dan Hasil Kedelai (Glycine max.L) Dilahan Pasir Pantai.Skripsi Faperta UMY.Yogyakarta.Tidak Diterbitkan.77 hal.

Pristiwantoro,E.C.2005. Pematahan Dormansi Biji Secara Fisiko-Mekanik dan Kajian Aktivitas Infeksi Rhizobium sp.Pembentuk Bintil Akar Tanaman Kerandang (Pueraria phaseoloides). Skripsi Faperta UMY.Yogyakarta. (Tidak Dipublikasikan).

Rao.1994.Mikroorganisme Tanah dan Pertumbuhan Tanaman.Universitas Indonesia Press.Jakarta.329 hal.

Elkan,G.H.1987.Symbiotic Nitrogen Fixation Technology.Department of Microbiology North Carolina State University Reliegh.North Carolina.252 p.

Jutono. 1998.Inokulasi Rhizobium Pada Kedelai dalam Kedelai.Pusat Penelitian dan Pengembangan Tanaman Pangan. Bogor.217-230 hal.

Rubatzky, VE., dan Yamaguchi, M. 1997. Sayuran Dunia 2. Penerbit ITB Bandung. 355 hal.

Rukmana,R.1994.Bertanam Petsai dan Sawi.KANISIUS.Yogyakarta.56 hal

Sarief. 1986. Manfaat pupuk organik. KANISIUS. Yogyakarta. 279 hal

Utomo. Y.T. 2005. Pematahan Dormansi Biji Secara Kimiawi dan Kajian Infeksi Rhizobium sp Pada Tanaman Kerandang (Pueraria phaseoloides) Pada Tanah Regosol Pasir Pantai. Skripsi FP UMY.Yogyakarta (Tidak dipublikasikan).

LAMPIRAN PERHITUNGANa. C2A2C3D1B3 A1Lay Out

D2C1A3B1D3B2

Keterangan:A=Kompos AzollaB=Kompos Azolla + RhizobiumC=Kompos Azolla + Rhizobium +MVAD=Kompos Azolla + MVA1,2,3(Ulangan per perlakuan)b. Kebutuhan pupuk kompos Azolla

=

= gr/tanaman

= 46,46 gr/tanamanc. Komposisi mediaa. Yeast Manitol Agar (YMA)NoSenyawaJumlah

1K2HPO40.5 g

2MgSO4.7H2O0.2 g

3NaCl0.1 g

4Manitol10 g

5Yeast ekstrak0.5 g

6Agar15 g

7Cat Congo Red 1 %1-2 ml

8Aquadest1000 ml

9pH6.5-6.8

b. Yeast Manitol CairNoSenyawaJumlah

1K2HPO40.5 g

2MgSO4.7H2O0.2 g

3NaCl0.1 g

4Manitol10 g

5Yeast ekstrak0.5 g

6Cat Congo Red 1 %1-2 ml

7Aquadest1000 ml

8pH6.5-6.8

NoSenyawaJumlah

1Trypton10 g

2Yeast Ekstrak5 g

3NaCl5

4Agar5 g(hingga 1 M)

5Aquades1000 ml

6pH7-7.2

NoSenyawaJumlah

1Trypton10 g

2Yeast Ekstrak5 g

3NaCl5

4Aquades1000 ml

5pH7-7.2

2. Kebutuhan tanah pasir pantai12 unit x 1 tanaman=12 polybag1 tanaman cadangan x 4 perlakuan=4 polybag16 polybag x 5 kg tanah pasir pantai=90 kg

L. LAMPIRANM. Biodata Ketua dan Anggota KelompokKetua PelaksanaNama Lengkap: Agus AriantoNIM: 20110210030Fakultas / Program Studi: Pertanian / AgroteknologiPerguruan Tinggi: Universitas Muhammadiyah Yogyakarta

Ketua Pelaksana

(Agus Arianto)

Anggota Pelaksana INama Lengkap: Siska Ema ArdiyantiNIM: 20110210044Fakultas / Program Studi: Pertanian / AgroteknologiPerguruan Tinggi: Universitas Muhammadiyah Yogyakarta

Anggota Pelaksana I

(Siska Ema Ardiyanti)Anggota Pelaksana IINama Lengkap: NIM: Fakultas / Program Studi: Pertanian / AgroteknologiPerguruan Tinggi: Universitas Muhammadiyah Yogyakarta

Anggota Pelaksana II

(-)

Anggota Pelaksana IIINama Lengkap: NIM: Fakultas / Program Studi: Perguruan Tinggi: Universitas Muhammadiyah Yogyakarta

Anggota Pelaksana III

(-)

Anggota Pelaksana IVNama Lengkap: NIM: Fakultas / Program Studi: Perguruan Tinggi: Universitas Muhammadiyah Yogyakarta

Anggota Pelaksana IV

(-)

N. Biodata Dosen Pembimbing

Nama Lengkap: Ir. Agung Astuti, M.SiTempat, Tanggal Lahir: 23 September 1962NIDN: 0523096201Alamat: Perum Sawitsari E-7, YogyakartaPangkat / Golongan: Pembina / IvaFakultas / Program Studi: Pertanian / AgroteknologiPerguruan Tinggi: Universitas Muhammadiyah Yogyakarta

Dosen Pembimbing

(Ir. Agung Astuti, M.Si)