proposal pengembangan tes keberbakatan.doc

39
PROPOSAL PENELITIAN KELOMPOK PENGEMBANGAN TES KEBERBAKATAN CABANG OLAHRAGA RENANG DI DIY Oleh: Agus Supriyanto, M.Si NIP. 19800118 200212 1 002 Dr. Lismadiana, M.Pd NIP. 19791207 200501 2 002 Nur Indah Pangastuti, M.Or NIP. 19830422 200912 2 008 Avita Dias wati NIM. 10602241042 Nurul Akbar NIM. 10602241028 1

description

proposal

Transcript of proposal pengembangan tes keberbakatan.doc

Page 1: proposal pengembangan tes keberbakatan.doc

PROPOSAL PENELITIAN KELOMPOK

PENGEMBANGAN TES KEBERBAKATAN CABANG OLAHRAGA RENANG DI DIY

Oleh:

Agus Supriyanto, M.Si NIP. 19800118 200212 1 002Dr. Lismadiana, M.Pd NIP. 19791207 200501 2 002Nur Indah Pangastuti, M.Or NIP. 19830422 200912 2 008Avita Dias wati NIM. 10602241042Nurul Akbar NIM. 10602241028

PENDIDIKAN KEPELATIHAN OLAHRAGA

FAKULTAS ILMU KEOLAHRAGAAN

UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA

2013

A. Judul : PENGEMBANGAN TES KEBERBAKATAN

1

Page 2: proposal pengembangan tes keberbakatan.doc

CABANG OLAHRAGA RENANG DI DIY

B. Abtrak Rencana Kegiatan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk menyusun pengembangan tes

keberbakatan cabang olahraga renang di DIY. Subjek dalam penelitian ini atlet

PAB Renang DIY yang berada pada tahap usia (10-14 tahun). Lokasi dan

subjek penelitian yang dilakukan pada tahap penyusunan tes terdiri atas

sejumlah subjek yang berada di 4 Kabupaten dan 1 Kota di DIY. Data penelitian

ini dikumpulkan dengan tes dan pengukuran.

Pelaksanaan penelitian ini dilakukan pada bulan Mei sampai Agustus

2013. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah adalah Tes dan

pengukuran Keberbakatan cabang Olahraga Renang.

Analisis data Untuk dilakukan melalui statistik inferensial dengan

menggunakan uji validitas dan uji reliabilitas. Uji validitas dilakukan dengan

teknik korelasi Product Moment dari Carl Pearson (Sudjana, 1992), sedangkan

uji reliabilitas dilakukan dengan teknik Test and Retest (Burton, 1998: 111,

Clark & Clark, 1987: 45-48, Gronlund, 1993: 169, dan Popham, 1995: 42).

Adapun pengembangan kriteria keberbakatan olahraga akan dilakukan pada

tahap kedua dengan menggunakan statistik.

C. Latar Belakang Kegiatan Penelitian

Daerah Intimewa Jogyakarta sebagai salah satu provinsi yang

menyandang daerah Istimewa di Indonesia yang mempunyai luas wilayah

3.185,80 km2 terdiri atas Kota Yogyakarta 32,50 km2 , Kabupaten Sleman

574,82 km2, Kabupaten Bantul 506,85 km2 ,Kabupaten Kulon Progo 586,27

km2, Kabupaten Gunung Kidul 1485,36 km2. Menjadi Salah satu provinsi yang

secara signifikan ikut berperan serta terhadap prestasi olahraga Indonesia, baik

dalam single event maupun multi event, dalam skala dunia (world

championship), Asia (Asian Games), maupun Asia Tenggara (Sea Games).

2

Page 3: proposal pengembangan tes keberbakatan.doc

Disamping itu Berbagai julukan yang sering dilontarkan untuk Yogyakarta

seperti Kota Perjuangan, Kota Pariwisata, Kota Pelajar, Kota Budaya, dan yang

paling populer yaitu Kota Gudeg, memang bukanlah tanpa alasan. Peran Kota

Yogyakarta untuk Indonesia memang sangat besar terutama pada masa sebelum

dan sesudah kemerdekaan. Maka tidaklah berlebihan jika Pemerintah pusat

memperbolehkan penggunaan nama daerahnya memakai sebutan DIY sekaligus

statusnya sebagai Daerah Istimewa. Status Yogyakarta sebagai Daerah Istimewa

berkenaan dengan runutan sejarah Yogyakarta, baik sebelum maupun sesudah

Proklamasi Kemerdekaan Republik Indonesia.

Sesuai dengan UU Nomor 3 Tahun 2005 tentang Sistem Keolahrgaan

Nasional (UUSKN) dengan Peraturan Pemerintah yang menyertainya maka

upaya pembenahan terhadap pembinaan keolahragaan nasional harus terus

dikedepankan. Berbagai elemen bangsa, baik pemerintah, dunia olahraga, dunia

pendidikan, dunia usaha dan industri, serta elemen masyarakat lainnya memiliki

peran yang sama untuk memajukan prestasi olahraga nasional. Prestasi olahraga

hanya mungkin dicapai melalui pembinaan yang teratur, bertahap, terukur,

berkelanjutan dalam kurun waktu yang lama (8-10 tahun).

Pembinaan olahraga harus ditopang dengan langkah pemassalan,

pembibitan, pemanduan bakat hingga pembinaan dan pencapaian prestasi

puncak. Pembina olahraga dengan tingkat kompetitif yang tinggi tentu dituntut

untuk membina calon-calon atlet berbakat uantuk dibina secara intensif dalam

iklim pembinaan dan kompetisi yang intensif. Hanya calon atlet yang

berbakatlah yang akan mampu mengikuti setiap program latihan, jadwal

pembinaan yang padat dan tuntutan event dengan tingkat kompetitif yang tinggi.

Oleh karena itu, upaya untuk memilah dan memilih calon atlet berbakat

olahraga harus mendapat perhatian dari para pembina/pelatih olahraga.

Permasalahannya adalah bahwa di negara kita masih terbatas sekali tes yang

dapat diakses untuk melalukan seleksi atau pemanduan bakat olahraga tersebut.

3

Page 4: proposal pengembangan tes keberbakatan.doc

Dilihat dari prestasi DIY dalam Pekan Olahraga Nasional (PON) mulai tahun

1948 sampai tahun 2008 cenderung mengalami penurunan, untuk tahun 2008

mengalami peningkatan peringkat, sedangkan tahun 2012 mengalami penurunan

satu tingkat. Hal inilah yang harus disiapkan melalui proses seleksi atau

pemanduan bakat olahraga dan pembinaan yang bertingkat dan

berkesinambungan dengan berbagai faktor agar prestasi DIY dapat lebih

meningkat. Dataprestasi dapat dilihat pada tabel dibawah ini:

Tabel 3. Prestasi Skala Nasional (Pekan Olahraga Nasional) Provinsi DIY

No Tahun Peringkat1. 1948 Ke-22. 1961 Ke-73. 1969 Ke-94. 1973 Ke-95. 1977 Ke-96. 1981 Ke-117. 1985 Ke-138. 1989 Ke-189. 1993 Ke-1310.

1996 Ke-13

11.

2000 Ke-16

12.

2004 Ke-15

13.

2008 Ke-13

14.

2012 Ke-14

(Sejarah Olahraga Indonesia, Depdiknas, 2003 dan Jejak Prestasi Olahraga Indonesia, Kemenpora, 2012).

Hal lebih khusus lagi untuk cabang olahraga renang Daerah Istimewa

Yogyakarta sangat jauh dari harapan, datanya sebagai berikut: PON ke-1 sampai

PON ke-8 tidak ada catatan perolehan medali, baru pada PON ke-9 tahun 1977

di Jakarta baru ada perolehan medali dengan keterangan sebagai berikut: 100 m

4

Page 5: proposal pengembangan tes keberbakatan.doc

gaya dada putri atas nama Damayanti Suharsono memperoleh medali perak; 200

m gaya dada putri atas nama Siani Irawati memperoleh medali perunggu; 400 m

gaya bebas putri atas nama Damayanti Suharsono memperoleh medali

perunggu; 100 m gaya kupu-kupu putra atas nama Ariyanto Sutono

memperoleh medali perak; nomor loncat indah papan 3 meter putri atas nama

Lie Fung Ing memperoleh medali perunggu; nomor loncat indah papan 3 meter

putra atas nama Lie Cek Jing memperoleh medali perunggu. Pada PON ke-10

sampai PON ke 16 tidak ada catatan prestasi di cabang renang, baru pada PON

ke-17 tahun 2008 di Kaltim dan PON ke-18 di Riau ada data prestasi kembali

untuk renang indah di nomor team technical routine memperoleh medali

perunggu (Depdiknas, 2003 dan Kemenpora, 2012). Hal ini penting karena

olahraga renang kalau dilakukan pemassalan, pencarian bakat dan pembinaan

dengan baik dapat menjadi cabang olahraga andalan bagi Tim Indonesia, karena

sebagian besar wilayah Indonesia adalah perairan dan olahraga ini dapat

dijadikan strategi dalam perolehan medali dalam kejuaraan (satu atlet dapat

memperebutkan lebih dari 5 medali dalam perlombaan) lebih efektif dalam

proses pembinaan dan dapat diukur secara objektif prestasinya, karena diukur

dengan catatan waktu. Disamping itu saat ini atlet-atlet renang di DIY yang ada

sekarang ini, belum pernah dilakukan tes keberbakatan secara komprehensif

yang dapat mendukung prestasi yang selama ini dibina. Dengan kenyataan

tersebut, maka dalam kesempatan berbahagia ini akan dilakukan kajian

mendalam melalui penelitian pengembangan tes keberbakatan olahraga cabang

olahraga renang di DIY.

.

D. Identifikasi masalah

1. Pembinaan olahraga harus ditopang dengan langkah pemassalan, pembibitan,

pemanduan bakat.

5

Page 6: proposal pengembangan tes keberbakatan.doc

2. Olahraga renang kalau dilakukan pemassalan, pencarian bakat dan pembinaan

dengan baik dapat menjadi cabang olahraga andalan bagi Tim Indonesia

3. Masih terbatas sekali tes yang dapat diakses untuk melalukan seleksi atau

pemanduan bakat olahraga cabang olahraga renang.

4. Belum pernah dilakukan tes keberbakatan secara komprehensif yang dapat

mendukung prestasi atlet renang.

E. Rumusan Masalah

Berdasarkan kajian di atas, maka rumusan penelitian ini dapat dirumuskan

sebagai berikut: “Seberapa penting pengembangan tes keberbakatan cabang

olahraga renang di DIY?”

F. Kegunaan penelitian

Berdasarkan rumusan masalah yang dikemukakan, maka tujuan penelitian

ini adalah ingin:

1.Menyusun pengembangan tes keberbakatan cabang olahraga renang di DIY.

2.Melakukan tinjauan multidisiplin ilmu pengetahuan untuk pengembangan tes tes

keberbakatan cabang olahraga renang di DIY.

3.Membantu proses pembinaan cabang olahraga renang dalam pemanduan bakat

cabang olahraga renang di DIY.

G. Kajian Pustaka

1. Pengertian BakatBakat adalah dasar (kepandaian, sifat, dan pembawaan) yang dibawa sejak

lahir (Depdiknas, 1990). Kajian tentang bakat atau keberbakatan telah

mengalami berbagai perubahan dan kini pengertiannya selain mencakup

kemampuan intelektual tinggi, juga menunjuk kepada kemampuan kreatif

(Semiawan, 1997). Kreativitas menurut Clark (1986) merupakan ekspresi

tertinggi dari keberbakatan seseorang. ”Bakat” bukan merupakan status yang

6

Page 7: proposal pengembangan tes keberbakatan.doc

telah diberikan atau status yang tidak berubah-ubah tetapi lebih dari sebuah

kombinasi perubahan yang tetap yang dipengaruhi oleh tiga faktor penting yaitu:

bakat keturunan (genetik), lingkungan, dan latihan (Thumm, 2004). Mengingat

bakat melekat pada diri seseorang, maka eksisitensinya dipengaruhi oleh

berbagai unsur kebudayaan atau sifat-sifat seseorang yang berbakat tersebut.

Oleh karenanya dari sisi kebudayaan, maka bakat juga memiliki keterbatasan

(culture bound). Sehingga terdapat dua petunjuk kunci yang dapat dipakai untuk

mengamati bakat yaitu:

1. Bakat adalah ciri-ciri universal yang khusus dan luar biasa yang dibawa

sejak lahir dan merupakan hasil interaksi dari pengaruh lingkungan.

2. Bakat ikut ditentukan oleh kebutuhan dan kecenderungan kebudayaan

dimana seseorang itu hidup.

2. Keberbakatan OlahragaTujuan utama mengidentifikasi bakat olahraga adalah untuk memilih calon

atlet yang memiliki berbagai kemampuan tertinggi (keberbakatan) untuk cabang

olahraga tertentu.

7

P E M A S S A L A N

PEMBIBITAN & PEMANDUAN BAKAT

PEMBINAAN INTENSIF

PRESTASI PUNCAK

Page 8: proposal pengembangan tes keberbakatan.doc

Gambar 1. Siklus Pembinaan Olahraga Jangka Panjang

Harre (1982) dalam Furqon (1998) mengemukakaan bahwa tujuan

identifikasi bakat adalah untuk memprediksi kemungkinan calon atlet akan

mampu menyelesaikan program latihan olahraga yang dipilih dan secara pasti

dapat mengukur dan melakukan tahap latihan selanjutnya.

Semakin dini seseorang menunjukkan kesesuaian latihan dan kemampuan untuk

belajar, maka makin berhasil ia dalam menyelesaikaan program latihan yunior.

Sehingga ia memiliki lebih banyak waktu untuk berlatih sebelum mencapai

prestasi puncak. Oleh karena itu, pemanduan bakat merupakan suatu proses

penentuan (praconditioning) prestasi, di mana seseorang harus memiliki

kemampuan tersebut agar dapat mencapai tingkat prestasi optimal.

Terkait dengan pentingnya pemanduan bakat dalam siklus pembinaan olahraga,

maka pada berikut ini diuraikan tentang usia permulaan, spesialisasi dan prestasi

puncak dalam berbagai cabang olahraga.

Tabel 2. Usia Pembinaan Olahraga

CABANG

OLAHRAGA

USIA (tahun)

Permulaan Spesialisasi Prestasi

Puncak

Atletik

Bola basket

Tinju

Balap sepeda

Loncat indah

Anggar

Senam (wanita)

Senam (pria)

10 – 12

8 – 9

13 – 14

14 – 15

6 – 7

8 – 9

6 – 7

6 – 7

13 – 14

10 – 12

15 – 16

16 – 17

8 – 10

10 –12

10 – 11

12 – 14

18 – 23

20 – 25

20 – 25

21 – 24

18 – 22

20 – 25

14 – 18

18 – 24

8

Page 9: proposal pengembangan tes keberbakatan.doc

CABANG

OLAHRAGA

USIA (tahun)

Permulaan Spesialisasi Prestasi

Puncak

Dayung

Sepakbola

Renang

Tenis

Bola voli

Angkat besi

Gulat

Bulutangkis

Hoki

Softball

Panahan

Pencak silat

Bola tangan

Tenis meja

Polo air

Berkuda

Layar

Judo

Karate & Taekwondo

12 – 14

10 – 12

3 – 7

6 – 8

11 – 12

11 – 13

13 – 14

8 – 9

12 – 14

10 – 12

11 – 12

10 – 11

12 – 13

7 – 8

12 – 13

13 – 15

12 – 13

12 – 13

12 – 13

16 – 18

11 – 13

10 – 12

12 – 14

14 – 15

15 – 16

15 – 16

14 – 15

17 – 18

14 – 16

17 – 18

15 – 16

15 – 16

10 – 12

15 – 16

17 – 18

15 – 16

15 – 16

15 – 16

22 – 24

18 – 24

16 – 18

22 – 25

20 – 25

21 – 28

24 – 28

18 – 24

22 – 25

18 – 24

20 – 28

18 – 22

18 – 24

18 – 24

18 – 25

20 – 25

18 – 24

18 – 25

18 – 25

Sumber: Bompa, 1999.

9

Page 10: proposal pengembangan tes keberbakatan.doc

Sebagaimana diketahui bahwa tujuan pemanduan bakat adalah untuk memilih

calon atlet yang memiliki berbagai kemampuan tertinggi untuk cabang olahraga

tertentu, berdasarkan usia pembinaan olahraga tersebut maka pemanduan bakat

tersebut seyogyanya dilakukan pada akhir usia permulaan atau awal memasuki

usia spesialisasi pembinaan olahraga.

Berangkat dari pengelompokan usia pembinaan tersebut, maka periodisasi

latihan olahraga dapat dikelompokkan menjadi 3, yaitu: (1) perkembangan

multilateral, (2) spesialisasi latihan, dan (3) prestasi puncak.

Usia (thn)

PRESTASI

PUNCAK

Gambar 2. Periodisasi Latihan Jangka Panjang

Olahraga dengan tingkat kompetitif yang tinggi memerlukan profil biologis

khusus dengan memahami ciri-ciri kemampuan biomotorik dan psikologis yang

10

PERKEMBANGAN MULTILATERAL

6

16

20

> 24

SPESIALISASI LATIHAN

Page 11: proposal pengembangan tes keberbakatan.doc

kuat. Latihan yang optimal memerlukan kriteria optimal untuk

pengidentifikasian bakat. Bompa (1999) mengemukakan bahwa terdapat 5

kriteria untuk mengidentifikasi bakat, yaitu: (1) kesehatan, (2) kualitas

biometrik, (3) keturunan, (4) fasilitas olahraga dan iklim, serta (5) ketersediaaan

ahli.

Harre (1982) mengemukakan bahwa tujuan penyaringan dan pemilihan

adalah untuk menemukan sebagian besar anak sekolah yang berkaitan dengan

faktor-faktor prestasi utama. Penentuan faktor-faktor prestasi utama tersebut

dianggap penting bagi pengembangan lebih lanjut. Faktor-faktor tersebut

merupakan indikator tingkat prestasi atau kecenderungan tertentu. Tujuan

utamanya adalah untuk menentukan faktor-faktor prestasi dengan pasti tanpa

terlalu banyak bekerja dan dapat diperoleh informasi yang diperlukan. Faktor-

faktor prinsip tersebut adalah: (1) tinggi & berat badan, (2) kecepatan lari, (3)

daya tahan, (4) koordinasi, (5) kemampuan pada permainan, dan (6) kecakapan

dalam aneka ragam olahraga.

Sebagaimana telah disampaikan di depan menurut Thumm, 2004 bakat

bukan merupakan status yang telah diberikan atau status yang tidak berubah-

ubah tetapi lebih dari itu merupakan sebuah kombinasi perubahan yang tetap

yang dipengaruhi oleh tiga faktor penting yaitu: (1) bakat keturunan (genetik),

(2) lingkungan, dan (3) latihan. Anwar Pasau (1986) mengemukakan kriteria

pemilihan atlet berbakat meliputi: (1) aspek biologis, (2) aspek psikologis, (3)

usia, (4) keturunan dan aspek lingkungan. Suhendro dan Yudi Mulyanto (1995)

menyatakan bahwa bakat ditentukan oleh: (1) antropometrik, (2) fungsi organ

tubuh, (3) kemampuan motorik, dan (3) psikologis.

Berdasarkan pandangan di atas dan mencermati realitas dalam olahraga,

maka keberbakatan olahraga ditentukan oleh aspek: (1) biologis, (2) kebugaran

jasmani, dan (3) keterampilan gerak. Ketiga aspek tersebut tentu dengan

mempertimbangkan aspek lain seperti usia, status gizi, psikologis, keturunan

11

Page 12: proposal pengembangan tes keberbakatan.doc

(genetik) dan dukungan lingkungan. Aspek biologis meliputi indikator: (a)

anatomi (tinggi & berat badan, postur, jenis & bentuk tubuh), (b) fisiologis

(fungsi organ-organ tubuh), serta (c) sistem otot, tulang rangka & serabut saraf

(serabut cepat/lambat). Mengingat sebarannya tersebut, aspek biologis dalam

penelitian ini dibatasi pada aspek antropometrik.

Aspek kebugaran jasmani merupakan kemampuan untuk melakukan

kegiatan sehari-hari dengan giat, tanpa mengalami kelelahan yang berarti serta

dengan cadangan energi yang tersisa masih mampu menikmati waktu luang

(leisure time). Komponen kebugaran jasmani meliputi kebugaran jasmani yang

berhubungan dengan kesehatan dan kebugaran jasmani yang berhubungan

dengan keterampilan gerak. Kebugaran jasmani yang berhubungan dengan

kesehatan (health related fitness) meliputi komponen: (a) daya tahan jantung &

paru, (b) kekuatan otot, (c) daya tahan otot, (d) fleksibilitas, dan (e) komposisi

tubuh. Sedangkan kebugaran jasmani yang berhubungan dengan keterampilan

gerak (motorskill related fitness) meliputi: (a) kecepatan, (b) power, (c)

keseimbangan, (d) kelincahan, (e) koordinasi, dan (f) kecepatan reaksi.

Ketika hasil pemanduan bakat terhadap aspek biologis dan kebugaran jasmani

tersebut hasilnya sama, maka aspek usia, status gizi, psikologis, keturunan dan

dukungan lingkungan dapat dipertimbangkan.

Aspek usia meliputi usia kronologis mapun usia kecerdasan. Sedangkan

aspek psikologis meliputi; (a) inteligensi, (b) motivasi, kepribadian, dan lain-

lain. Status gizi dalam artian calon atlet tersebut berada dalam kondisi yang sehat

dengan intake kalori yang seimbang sehingga siap untuk melakukan berbagai

aktivitas tubuh secara optimal. Sedangkan keturunan dan dukungan lingkungan

dalam artian apabila calon atlet memiliki kategori yang sama pada aspek bakat

yang lain, maka calon atlet yang memiliki latar belakang keluarga olahragawan

(atlet) dan ditunjang oleh lingkungan sekitar yang mendukung akan memiliki

peluang beprestasi yang lebih optimal.

12

Page 13: proposal pengembangan tes keberbakatan.doc

3. Faktor-Faktor yang mempengaruhi Atlet RenangSalah satu kemampuan yang mutlak dipersyaratkan bagi sebagin besar

olahragawan (termasuk perenang) adalah apa yang dikenal di dunia olahraga

dengan komponen biomotor. Kebutuhan kemampuan pada setiap komponen

biomotor tentu kadarnya akan berbeda-beda untuk setiap cabang olahraga.

Kadar kemampuan biomotor akan sangat tergantung pada karakterisatik setiap

cabang olahraga. Misalnya bagi seorang sprinter (pelari jarak pendek)

memerlukan komponen daya tahan hanya 10 % dan kecepatan 90 %,

sedangakan seorang perenang komposisinya masing-masing 50 % (Arnot,

1986). Kemampuan biomotor terdiri dari sepuluh komponen yang terdiri: (1)

kekuatan (Strength); (2) daya tahan (endurance); (3) daya ledak (explosive

streng muscular power); (4) kecepatan (speed); (5) kelentukan (flexibility); (6)

kelincahan (agility); (7) ketepatan (accuracy); (8) rekasi (reaction); (9)

keseimbangan (balance); dan (10) koordinasi (Coordination). Untuk

pengemmbangan tes keberbakatan cabang olaharga renang penjelansannya

sebagai berikut:

1. Kekuatan otot perenang

Kekuatan otot yang dibutuhkan pada cabang olahraga renang hampir

keseluruhan otot-otot besar khususnya yang berhubungan dengan pergerakan,

seperti otot tungkai (extremitas bawah), kelompok otot tangan dan lengan

(extremitas atas), kelompok otot perut (abdomen), otot punggung dan otot

dada. Kekuatan otot tersebut dapat dikur dengan berbagai tes baik tes

laporatorium (laboratory test) terutama digunakan untuk mengukur komponen-

komponen biomotorik, volume paru-paru, kekuatan otot punggung, kekuatan

tungkai, kelentukan, daya ledak otot tungkai dan komposisi tubuh. Sedangkan

kemampuan fisik lainnya yaitu kemampuan berenang, kebugaran jasmani, tes

kekuatan otot lengan, kekuatan otot perut dan daya tahan otot dilakukan dengan

tes lapangan (field test). Sedangkan tes yang dapat dipakai ada beberapa

13

Page 14: proposal pengembangan tes keberbakatan.doc

macam: tensiometer, grip dynamometer, chest dynamometer, back and leg

dinamometer, bench press test, pull up test, dip test, bench squat test, sit-up test

yang disesuai dengan kebutuhan biomotor dicabang olahraga renang.

2. Daya tahan Perenang

Daya tahan bagi seorang perenang kompetitif memegang peranan

penting, baik yang menyangkut daya tahan umum maupun daya tahan otot

lokal. Menurut Bompa (1983) daya tahan dapat dibagi menjadi dua jenis yaitu;

(1) daya tahan umum (respiratio cardiovascular endurance) yang ukurannya

sering disebut VO2Max dan (2) daya tahan lokal atau daya tahan otot (muscle

endurance). Tes lapangan yang berfungsi untuk mengukur VO2Max ini telah

banyak dikembangkan oleh para ahli dibidang tes dan pengukuran olahraga.

Pengukuran tes tersebut biasanya berdasarkan pada kesesuaian antara

kebutuahn dan jenis tes yang dilakukan. Macam tesnya berupa lari 12 menit, tes

lari 2,4 km, monteye test, Harvard steps test, multistage fitness test. Pada

penelitian ini tes VO2Max yang digunakan adalah multistage fitness test.

3. Daya ledak Otot Perenang

Daya ledak (explosive strength muscular power) adalah kemampuan

otot untuk melakukan gerakan cepat secara tiba-tiba dalam waktu yang singkat

secara maksimal. Beberapa cabang olahraga menggunakan test tes tersebut tak

terkecuali pada cabang olahraga renang untuk mengetahui kadar daya ledak

ototnya yang sangat membantu pada saat strart dalam perlombaan renang. Pada

penelitian ini tes yang dilakukan dengan menggunakan standing broad jump

(long jump).

14

Page 15: proposal pengembangan tes keberbakatan.doc

4. Kecepatan otot Perenang

Bagi seorang perenang , kecepatan merupakan komponen fisik yang

sangat penting, karena prestasi renang ditunjukkan dengan kecepatan bergerak

dengan media air. Secara teoritis komponen kecepatan yang dimiliki perenang

sangat erat kaitannya dengan komponen kekuatan, kelincahan dan daya tahan

khususnya daya tahan otot.

Beberapa model tes yang direkomendasikan untuk mengukur kecepatan

seorang perenang (Arnot, 1986) ini antara lain: six secand dash (lari cepat enam

detik) digunakan untuk mengukur kecepatan bergerak. Six secand dash yang

dapat digunakan untuk anak usia sekolah menengah sampai perguruan tinggi

baik perempuan dan laki-laki. Pada penelitian ini tes yang dilakukan dengan

menggunakan six secand dash yang dimodifikasi di kolam renang. Disamping

itu ada tes pendukung lainnya seperti: tes kelentukan perenang, tes kelincahan

perenang, tes ketepatan perenang, tes waktu reaksi perenang, tes keseimbangan,

tes koordinasi, tes sistem kontrol stroke perenang, tes komposisi tubuh

perenang, yang masing-masing tes akan dilihat seberapa besar kontribusi yang

mendukung keberbakatan cabang olahraga renang.

4. Profil Atlet PAB (Pembinaan Atlet Berbakat Renang) DIY

Pembentukan PAB (Pembinaan Atlet Berbakat) sejak tahun 2006 melalui

surat keputusan Kepala Dinas Pendidikan Provinsi DIY Nomor: 129 tahun

2006. Ada sepuluh cabang olahraga yang dibina yaitu: Sepakbola, Bola basket,

Bolavoli, Bulutangkis, Pencak Silat, Tae Kwon Do, Atletik, Tenis Lapangan,

Tenis Meja dan Renang. Pembinaan tersebut merupakan tindak lanjut hasil

penjaringan kegiatan pemanduan bakat dalam suatu penelitian yang telah

dilaksanakan oleh Dinas Pendidikan Provinsi DIY bekerjasama dengan Fakultas

Ilmu Keolahragaan UNY sejak tahun 2004, dengan harapan dapat menjadi

wadah pembinaan atlet di DIY yang mempunyai bakat dan potensi untuk

15

Page 16: proposal pengembangan tes keberbakatan.doc

dikembangkan secara optimal sesuai bakat dan cabang olahraga yang diminati

untuk berprestasi lebih tinggi. Pembinaan Atlet Berbakat ini dikelompokkan

menjadi dua yaitu usia 10-14 tahun dan 14 tahun -18 tahun. Berikut ini prestasi

yang diraih Atlet PAB(Pembinaan Atlet Berbakat) cabang olahraga renang

tahun 2010-2012.

Tabel 3. prestasi yang diraih Atlet PAB(Pembinaan Atlet Berbakat) cabang olahraga renang usia 10-18 tahun 2010-2012

No.

Nama JK Kelas Nama Event Tingkat EventNasional Daerah

1. Anancy Reza P 7 O2SN, Karang anyar Cup, Almagary cup, Tirto Utomo cup, Dolpin Cup, Porpov

1 emas, 1 Perak, 1perunggu

3 emas, 5 perak, 4 perunggu

2. Artagina Muktifada P 7 Krapsi, O2SN, Karang anyar Cup, Almagary cup, Dolpin Cup

1 emas 4 perak, 2 Perunggu

3. Berlinda Fitri S P 7 Popda, Karang anyar Cup, Tirto Utomo cup, Dolpin Cup, porpov

1 perak,17 perunggu

4. Denovita Salsabila P 5 Dolpin Cup 1 perak, 1 perunggu

5. Faizira Ma’rufa P 5 Dolpin Cup 1 perak, 2 perunggu

6. Febri Ridho L 7 Kejurnas, Porpov 1 emas, 1 perunggu

1 perunggu

7. Hardansyah S P L 7 Karang anyar Cup, Almagary cup, Dolpin Cup, porpov

5 perak, 2 perunggu

8. Juan Maestro FS L 4 Karang anyar Cup 1 perak, 1 perunggu

9. Muh. Ardis S L 5 Dolpin Cup 2 emas, 1perunggu

16

Page 17: proposal pengembangan tes keberbakatan.doc

No.

Nama JK Kelas Nama Event Tingkat EventNasional Daerah

10. Noor Fauzi E L 7 O2SN, dolpin cup 2 emas, 2 perunggu

1 emas, 4 perak, 3 perunggu

11. Raven Crissando PM

L 8 dolpin cup 1 Perak

12. Risky Arfianto L 7 Karang anyar Cup, Almagary cup, Dolpin

7emas, 5 perak, 10 perunggu

13. Sagita Mutiara Sari P 7 Dolpin cup, porpov

1 emas, 1 perak, 2 perunggu

14. Theodorus Tapilatu L 5 Karang anyar Cup, Dolpin cup

3 emas, 1 perak, 1 perunggu

15. Valeria Pauline Y P 6 Karang anyar Cup, Dolpin cup, porpov

4 emas,4 perak, 1 perunggu

H. Penelitian yang Relevan

Penelitian yang dilakukan oleh Arif Fatkhurohman (2008) yang berjudul

”profil Kondisi Fisik Pemain SSB Pendowoharjo Bantul”. Dengan subjek penelitian

adalah semua pemain yang masuk pada KU 10-12 tahun, 13-14 tahun dan 15-17

tahun, yang berlatih di SSB Pendowoharjo Bantul berjumlah 67 siswa. Metode

penelitian ini menggunakan survei dengan teknik pengambilan data tes dan

pengukuran dari tes kondisi fisik. Teknik analisis data menggunakan statistik

deskriptif yang disajikan dalam bentiuk presentase. Hasil penelitian menunjukan

untuk tes daya tahan aerob KU 10-12 tahun sebagian besar dalam kategori kurang

sekali berjumlah 22 pemain (54,5%), pada KU 13-14 tahun sebagian besar dalam

kondisi sedang berjumlah 20 pemain (69,0 %) dan pada KU 15-17 tahun semuanya

dalam kondisi sedang berjumlah 6 pemain (100 %). Tes daya tahan anaerobik untuk

KU 10-12 tahun dan KU 13-14 tahun dalam kategori kurang sekali (100%) dan

untuk KU 15-17 tahun sebagian besar dalam kategori kurang sekali, berjumlah 12

17

Page 18: proposal pengembangan tes keberbakatan.doc

pemain (75,0%). Untuk tes power tungkai pada KU 10-12 tahun dalam kategori

kurang sekali yaitu 22 pemain (100%), pada KU 13-14 tahun sebagian besar

kategori kurang sekali sebanyak 19 pemain (65%) dan pada KU 15-17 tahun

sebagian besar dalam kategori kurang yaitu sebanyak 10 pemain (62,5%). Untuk tes

kelincahan pada 10-12 tahun sebagian besar dalam kategori kurang sekali yaitu

sebanyak 17 tahun ada KU 13-14 tahun sebagian besar dalam kategori kurang yaitu

sebanyak 18 pemain (62,1%) dan pada KU 15-17 tahun dalam kategori kurang yaitu

sebanyak 8 pemain (50,0%). Untuk tes kecepatan pada KU 10-12 tahun sebagian

besar dalam kategori kurang sekali yaitu sebanyak 19 pemain (86,4%).

I. Kerangka berfikir

Renang sebagai sebuah cabang olahraga memerlukan pengkajian ilmiah

dalam upaya meningkatkan prestasi tinggi. Tetapi pengkajian ini tidaklah mudah

terutama disebabkan oleh banyaknya bidang ilmu yang terkait dengan prestasi

renang. Seperti fisiologi, biomekanika, psikologi, tes dan pengukuran. Pengkajian

ilmiah yang melibatkan berbagai bidang ilmu tersebut tidak dapat dilakukan secara

parsial tetapi harus dilakukan secara komprehensif dan dengan hati-hati.

Prestasi olahraga renang wujudnya adalah kemampuan untuk menempuh

jarak renangan tertentu, dengan cara tertentu dalam waktu yang sesingkat-

singkatnya dengan media yang berbeda dengan cabang yang lain yang dilakukan di

darat, unmtuk itu harus dilakukan pengkajian yang komprehensif dengan melihat

bakat yang ada pada diri atlet, keberbakatan yang dapat dikembangkan berdasarkan

unsur biomotor yang ada pada diri atlet dan faktor-faktor yang mempengaruhi

perstasi renang. Hal ini penting karena olahraga renang kalau dilakukan

pemassalan, pencarian bakat dan pembinaan dengan baik dapat menjadi cabang

olahraga andalan bagi Tim Indonesia, karena sebagian besar wilayah Indonesia

adalah perairan dan olahraga ini dapat dijadikan strategi dalam perolehan medali

dalam kejuaraan (satu atlet dapat memperebutkan lebih dari 5 medali dalam

18

Page 19: proposal pengembangan tes keberbakatan.doc

perlombaan) lebih efektif dalam proses pembinaan dan dapat diukur secara objektif

prestasinya, karena diukur dengan catatan waktu.Untuk itu dalam penelitian ini

perlu disusun suatu pengembangan tes keberbakatan cabang olahraga renang.

J. Pertanyaan Penelitian

Berdasarkan uraian dan kajian teoritis di atas, maka peneliti tertarik untuk

melakukan pengembangan tes keberbakatan cabang olahraga renang, untuk itu

pertanyaan penelitiannya sebagai berikut:

Seberapa besar pentingnya pengembangan tes keberbakatan cabang olahraga

renang di DIY?

K. Metodelogi Penelitian

1. Desain/Rancangan Penelitian

Secara keseluruhan penelitian ini akan dilakukan dalam bentuk

penyusunan dan pengembangan tes keberbakatan olahraga Indonesia.

Penyusunan dan pengembangan tes ditempuh dengan cara: (1) mengkaji secara

cermat literatur yang terkait dengan keberbakatan olahraga; (2) merumuskan

dimensi dan indikator; (3) menyusun kisi-kisi; (4) penyusunan item tes praktek

(performance test); (5) ujicoba tes; (6) analisis data hasil uji coba, perbaikan

dan validasi tes, serta (7) pengembangan kriteria keberbakatan olahraga

Indonesia.

Berdasarkan tahapan tersebut, maka penelitian ini akan menggunakan desain

(rancangan) penelitian pengembangan. Untuk memudahkan operasionalisasi

penelitian, maka penelitian dilakukan dalam dua tahap yaitu: (1) penyusunan

tes, dan (2) pengembangan kriteria keberbakatan olahraga. Rincian subjek,

variabel, instrumen, dan analisis data penelitian disajikan sebagai berikut:

Rangkaian tahapan penyusunan tes dilakukan dengan cara: (1) mengkaji secara

19

Page 20: proposal pengembangan tes keberbakatan.doc

cermat literatur yang terkait dengan keberbakatan olahraga; (2) merumuskan

dimensi dan indikator; (3) menyusun kisi-kisi; (4) penyusunan item tes praktek

(performance test); dan (5) ujicoba tes.

Kegiatan ujicoba tes dilakukan pada pagi dan sore hari dengan maksud untuk

menjaga agar perhatian dan konsentrasi sampel baik (fresh), di samping untuk

menghindari teriknya sengatan panas sinar matahari.

2. Tempat dan Waktu Penelitian

Tempat pelaksanaan penelitian di Yogyakarta yang bertempat: 1) Kampus FIK

UNY (latihan bersama PAB Renang, klub Tirtataruna, Tirta Alvita dan Arwana

); 2) Depok Sport Center Seturan Yogyakarta (latihan bersama PAB Renang,

klub Tirtataruna dan klub Tirta Agung); 3). Kolam Renang Tirtasari (klub

Dolpin); 4) Kolam Renang Tirta Tamansari Bantul (klub Oscar); 5) Kolam

Renang Bent Sport Guungkidul(klub Arwana), Waktu penelitian Meir-Oktober

2013.

3. Subjek Penelitian

Subjek penelitian sejumlah 34 atlet terdiri atas atlet PAB Renang DIY yang

berada pada tahap usia (10-18 tahun). Lokasi dan subjek penelitian yang

dilakukan pada tahap penyusunan tes terdiri atas sejumlah subjek yang berada

di 4 Kabupaten dan 1 Kota di DIY sebagai berikut:

Tabel 3. Daerah Tempat Penyusunan Tes

Provinsi Kabupaten/Kota

DIY SlemanKotaBantulGunung KidulKulonprogo

4. Instrumen Penelitian

20

Page 21: proposal pengembangan tes keberbakatan.doc

Instrumen yang akan dihasilkan melalui penelitian ini adalah Tes Keberbakatan

cabang Olahraga Renang. Tes tersebut ditetapkan berdasarkan kajian literatur

yang cermat, dirumuskan konstruk dan definisi operasionalnya, dirumuskan

kisi-kisi, dimensi dan indikatornya, dilakukan ujicoba secara ketat, hingga

menganalisis data hasil ujicoba dan dilanjutkan dengan pengembangan kriteria

keberbakatan olahraga pada penelitian tahap kedua.

5. Pengumpulan Data

Pengumpulan data dalam penelitian menggunakan tes dan pengukuran yang

terdiri dari dua macam yaitu tes laboratorium dan tes lapangan. Tes

laporatorium (laboratory test) terutama digunakan untuk mengukur komponen-

komponen biomotorik, volume paru-paru, kekuatan otot punggung, kekuatan

tungkai, kelentukan, daya ledak otot tungkai dan komposisi tubuh. Sedangkan

kemampuan fisik lainnya yaitu kemampuan berenang, kebugaran jasmani, tes

kekuatan otot lengan, kekuatan otot perut dan daya tahan otot dilakukan dengan

tes lapangan (field test).

6. Analisis Data

Data yang diperoleh melalui penelitian ini akan dianalisis untuk keperluan uji

baku (stadardisasi) Tes Keberbakatan cabang Olahraga Renang. Untuk

keperluan standardisasi Tes Keberbakatan cabang Olahraga Renang dilakukan

melalui statistik inferensial dengan menggunakan uji validitas dan uji

reliabilitas. Uji validitas dilakukan dengan teknik korelasi Product Moment dari

Carl Pearson (Sudjana, 1992), sedangkan uji reliabilitas dilakukan dengan

teknik Test and Retest (Burton, 1998: 111, Clark & Clark, 1987: 45-48,

Gronlund, 1993: 169, dan Popham, 1995: 42). Adapun pengembangan kriteria

keberbakatan olahraga akan dilakukan pada tahap kedua dengan menggunakan

statistik.

21

Page 22: proposal pengembangan tes keberbakatan.doc

L. DAFTAR PUSTAKA

Arnot Robert and Charles Gaines. 1986. Sport Talent: Discover your natural athletic talent and exel in the sport of your choice. New York; Penguin Book.

Bompa T.O. 1983. Theory and metodology of training. Dubuque: Kendal//Hunt Publisher Company.

Bompa, T.O. 1999. Theory and Methodology of Training, the Key to Athletic Performance. second edition. Dubuque: Kendall Hunt Publishing.

Burton, Allen W., 1998. Movement Skill Assessment. Champaign: Human Kinetics.

Clarke, H. Harrison dan Clarke, David H., 1987. Application of Measurement to Physical Education. Sixth Edition. Englewood Cliffs, NJ: Simon & Schuster.

Depdiknas. 1990. Kamus Besar Bahasa Indonesia. cetakan ketiga. Jakarta: Balai Pustaka.

Depdiknas. 2003. Sejarah olahraga Indonesia. Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional Direktorat Jenderal Olahraga.

Furqon H., M. 1998. Pemanduan Bakat. Makalah. Surakarta: Puslitbang OR UNS.

Gronlund, Norman E., 1993. How to Make Achievement Test and Assessment. Fifth Edition. Boston: Allyn and Bacon.

Kemengpora R.I., 2007. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 3 Tahun 2005 tentang Sistem Keolahragaan Nasional. Jakarta: Biro Humas dan Hukum.

Kemenpora R.I. 2012. Jejak prestasi olahraga Indonesia di kancah Internasional: Sea Games, Asian Games, Olimpiade 1951-2011. Jakarta: Kementerian Negara Pemuda dan Olahraga Republik Indonesia.

Popham, W. James. 1995. Classroom Assessment What Teachers Need to Know. Boston: Allyn and Bacon.

Semiawan, Conny. 1997. Perspektif Pendidikan Anak Berbakat. Jakarta: Grasindo.

Sudjana. 1992. Metoda Statistika. edisi ke 5, Bandung: Tarsito.

22

Page 23: proposal pengembangan tes keberbakatan.doc

Thumm, Hans-Peter, 2004. Talent Identification Indonesia 2004- The Papua Model. Jakarta: German-Indonesian Sport Project.

M. Peneliti

Ketua:

a. Nama dan Gelar Akademik : Agus Supriyanto, M.Si

b. NIP : 19800118 200212 1 002

c. Pangkat/Golongan : Penata/IIId

d. Jabatan Fungsional : Lektor

e. Bidang Keahlian : Psikologi olahraga, Kep. Renang

f. Fakultas/Program Studi : FIK/PKO

Anggota 1:

a. Nama dan Gelar Akademik : Dr. Lismadiana, M.Pd

b. NIP : 19791207 200501 2 002

c. Pangkat/Golongan : Penata Muda/IIIc

d. Jabatan fungsional : Lektor

e. Bidang Keahlian : Kep Bulutangkis, Perkem. Motorik

Fakultas/Program Studi : FIK/PKO

Anggota 2:

a. Nama dan Gelar Akademik : Nur Indah Pangastuti, M.Or

b. NIP : 19830422200912 2 008

c. Pangkat/Golongan : Penata Muda TK/IIIb

23

Page 24: proposal pengembangan tes keberbakatan.doc

d. Jabatan Fungsional : Asisten Ahli

e. Bidang Keahlian : Kepelatihan Renang

f. Fakultas/Program Studi : FIK/PKO

Mahasiswa:

1.Avita Dias wati : NIM. 10602241042

2.Nurul Akbar : NIM. 10602241028

N. Biaya Yang Diusulkan

1. Honor Peneliti Rp.1.400.000

2. Fotokopi makalah Rp. 400.0003. Snack dan makan = 80 orang x @ Rp 10.000 Rp. 800.0004. Pembuatan Proposal Rp . 200.0005. Pengadaan lembar angket dan alat tulis Rp.1.500.0006. Biaya analisis hasil Penelitian Rp. 500.0007. Pembuatan Laporan Rp. 200.000 -------------------------+

= Rp 5.000.000 (Lima Juta rupiah)

O. Jadwal Kegiatan Penelitian

No Kegiatan Bulan ke

03 04 05 06 07 08

Penyampaian Proposal

1. Persiapan kegiatan x x

2 Pelaksanaan seminar rencana

kegiatan

x

24

Page 25: proposal pengembangan tes keberbakatan.doc

3. Penentuan populasi subjek

penelitian

x

4. Penyampaian tujuan penelitian x

Implimentasi

1. Pelaksanaan proses Penelitian x x

2. Evaluasi Kegiatan penelitian x

3. Seminar Hasil Penelitian x

4. Pelaporan x

25

Page 26: proposal pengembangan tes keberbakatan.doc

HALAMAN PENGESAHANUSULAN PROPOSAL PENELITIAN

A. Judul Kegiatan : PENGEMBANGAN TES KEBERBAKATAN CABANG OLAHRAGA RENANG DI DIY

B. Jenis : Penelitian C. Peneliti Pelaksana

1. Nama Lengkap : Agus Supriyanto, M.Si2. NIP : NIP. 19800118200212 1 0023. Pangkat/Golongan : Penata/IIId4. Jabatan Sekarang : Lektor 5. Fakultas/Jurusan/Prodi : Fakultas Ilmu Keolahragaan/ PKL/PKO6. Universitas/Institut : Universitas Negeri Yogyakarta

D. Jumlah Peneliti : 3 (tiga) orangE. Lokasi Penelitian : Daerah Istimewa YogyakartaF. Jangka Waktu : 3 bulanG. Bentuk Kegiatan : PenelitianH. Biaya Kegiatan: Rp. 5.000.000,- (Lima Juta rupiah) Yogyakarta, 18 April 2013

Mengetahui:Ketua Jurusan PKL Ketua Pelaksana

Endang Rini Sukamti, M.S Agus Supriyanto, M.SiNIP. 19600407 198601 2 001 NIP. 19800118200212

Dekan FIK UNY

Rumpis Agus Sudarko, M.SNIP. 19600824 198601 1 001

26