Proposal Penelitian Produktivitas Lansia

44
PROPOSAL PENELITIAN FAKTOR FISIK, SOSIAL, dan LINGKUNGAN DENGAN PRODUKTIVITAS LANSIA di KELURAHAN KEBAGUSAN, JAKARTA SELATAN Pembimbing : Dr. dr. Rina K Kusumaratna, M.Kes Dr Ratnawati Disusun Oleh : Nurika Arviana ( 030.08.184 ) Prajnya Paramitha ( 030.08.192) Rara Amourra A ( 030.08.200 ) Rini Rossellini Utami ( 030.08.209) KEPANITERAAN KLINIK ILMU KESEHATAN MASYARAKAT PERIODE 26 AGUSTUS 2013 – 2 NOVEMBER 2013 FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS TRISAKTI i

Transcript of Proposal Penelitian Produktivitas Lansia

PROPOSAL PENELITIAN

FAKTOR FISIK, SOSIAL, dan LINGKUNGAN DENGAN PRODUKTIVITAS LANSIA di KELURAHAN KEBAGUSAN, JAKARTA SELATAN

Pembimbing :

Dr. dr. Rina K Kusumaratna, M.Kes

Dr Ratnawati

Disusun Oleh :

Nurika Arviana ( 030.08.184 )

Prajnya Paramitha ( 030.08.192)

Rara Amourra A ( 030.08.200 )

Rini Rossellini Utami ( 030.08.209)

KEPANITERAAN KLINIK ILMU KESEHATAN MASYARAKAT

PERIODE 26 AGUSTUS 2013 – 2 NOVEMBER 2013

FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS TRISAKTI

JAKARTA

2013

i

FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS TRISAKTI

LEMBAR PENGESAHAN

Penelitian dengan judul

“HUBUNGAN FAKTOR FISIK, LINGKUNGAN DAN SOSIAL DENGAN

PRODUKTIVITAS PADA LANSIA DI KELURAHAN KEBAGUSAN”

telah diterima dan disetujui oleh pembimbing,

sebagai syarat untuk menyelesaikan kepaniteraan klinik Ilmu Kesehatan Masyarakat

periode 26 Agustus 2013 – 2 November 2013

Jakarta, 26 Oktober 2013

Pembimbing, Kepala Puskesmas Pasar Minggu,

(Dr. dr. Rina K Kusumaratna, M.Kes) ( dr Eliza Rachmi )

ii

KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum wr. wb.

Salam sejahtera bagi kita semua.

Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, Tuhan Yang Mahaesa, atas segala

nikmat dan karunia yang telah diberikan sehingga pada akhirnya kami dapat menyelesaikan

penelitian ini dengan sebaik-baiknya.

Penelitian ini disusun untuk melengkapi tugas di kepanitraan klinik Ilmu Kesehatan

Masyarakat Universitas Trisakti.

Dalam kesempatan ini, kami ingin mengucapkan banyak terima kasih kepada dr Dr. dr. Rina K

Kusumaratna, M.Kes selaku pembimbing kami di kepanitraan klinik Ilmu Kesehatan Masyarakat

Universitas Trisaktii yang telah memberikan bimbingan dan kesempatan dalam penyusunan

penelitian ini.

Kami sadari betul bahwa referat ini masih jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu, kami

mengharapkan saran dan kritik yang sifatnya membangun untuk kesempurnaan makalah yang

kami buat ini.

Demikian yang dapat kami sampaikan, semoga Penelitian ini dapat bermanfaat bagi

masyarakat dan khususnya bagi mahasiswa kedokteran.

Terima kasih.

Wassalamu’alaikum wr. wb.

Jakarta, Oktober 2013

Penyusun,

Nurika Arviana (030.08.184)

Prajnya Paramitha (030.08.192)

Rara Amourra (030.08.200)

Rini Rossellini (030.08.209)

iii

DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN.....................................................................................1

1.1 Latar Belakang Masalah.........................................................................1

1.2 Rumusan Masalah..................................................................................3

1.3 Tujuan Penelitian...................................................................................3

1.4 Hipotesis Penelitian................................................................................3

1.5 Manfaat Penelitian.................................................................................4

1.6 Ruang Lingkup Penelitian......................................................................4

BAB II TINJAUAN PUSTAKA...........................................................................5

2.1 Tinjauan Pustaka....................................................................................5

2.2 Kerangka Teori......................................................................................11

BAB III KERANGKA KONSEP, VARIABEL, DAN DEFINISI OPERASIONAL

3.1 Kerangka konsep....................................................................................12

3.2 Variabel..................................................................................................13

3.3 Definisi Operasional .............................................................................14

BAB IV METODE PENELITIAN........................................................................16

4.1 Jenis penelitian.......................................................................................16

4.2 Lokasi dan Waktu Penelitian.................................................................16

4.3 Populasi dan Sampel Penelitian.............................................................16

4.4 Cara Pengambilan Sampel.....................................................................19

4.5 Instrumen Penelitian..............................................................................20

4.6 Manajemen Data....................................................................................20

4.8 Organisasi Penelitian.............................................................................21

4.11 Jadwal Kegiatan Penelitian..................................................................23

DAFTAR PUSTAKA............................................................................................24

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG

Lansia merupakan periode akhir dari rentang kehidupan manusia. Melewati

masa ini, lansia memiliki kesempatan untuk berkembang mencapai pribadi yang

lebih baik dan semakin matang. Lansia masih dapat mengembangkan diri dan

berkreasi sesuai dengan minat mereka. Lansia dapat melakukan sesuatu yang

berarti untuk diri mereka sendiri dan orang lain.

Penduduk Indonesia sedang bergerak kearah struktur penduduk menua

(ageing population). Pada tahun 2000, Indonesia menduduki peringkat ke-sebelas

di dunia dalam perihal populasi lansia yaitu sebesar 7,18% dan diperkirakan akan

meningkat menjadi 22% pada tahun 2050.1 Periode tahun 1980 jumlah lansia di

Indonesia mencapai 7.998.543 atau sebesar 5,45% dari jumlah penduduk, periode

1990 mencapai11.277.557 atau sebesar 6,29% dari jumlah penduduk, periode

2000 mncapai 14.439.967 atau sebesar 7,18%. Tahun 2005, jumlah penduduk

lansia di Indonesia adalah 15.814.511 orang atau 7.97 % dari jumlah penduduk

Indonesia. Periode tahun 2006 mencapai +19 juta atau sebesar 8,90% dari jumlah

penduduk, pada periode 2010 jumlah penduduk lansia mencapai +23,9 juta atau

sebesar 9,77% dari jumlah penduduk, sedangkan prakiraan periode tahun 2020

jumlah penduduk lansia mencapai +28,8 juta atau sebesar 11,34%.2 Dari sejumlah

lansia yang terdapat di Indonesia pada tahun 2005, sejumlah 112.607 orang atau

sebesar 3,16% masih aktif bekerja baik seluruh waktu maupun paruh waktu.3

Peningkatan usia harapan hidup dan penurunan tingkat fertilitas

meningkatkan jumlah lansia di Indonesia yang akan berdampak pada peningkatan

rasio dependensi. Usia harapan hidup penduduk Indonesia juga mengalami

peningkatan dari periode ke periode. Periode tahun 1980 usia harapan hidup

mencapai 52,2 tahun, tahun 1990 mencapai 59,8 tahun, tahun 2000 mencapai 64,5

tahun, tahun 2006 mencapai 66,2 tahun, prakiraan tahun 2010 mencapai 67,4

tahun, dan prakiraan tahun 2020 mencapai 71,1 tahun.4

Berdasarkan Data Statistik Indonesia didapatkan jumlah populasi lansia di

DKI Jakarta pada tahun 2005 sejumlah 404.010 orang.3 Di perkotaan sendiri

presentase lansia yang bekerja pada tahun 2011 adalah 38,99%. Sebanyak 70%

dari lansia di Jakarta masih merupakan kepala rumah tangga dan tulang punggung

untuk menghidupi dirinya sendiri maupun keluarganya. Sedangkan di Kelurahan

Kebagusan, Kecamatan Pasar Minggu Jakarta Selatan sendiri terdata sebanyak 264

lansia.

Peningkatan populasi orang lansia diikuti pula berbagai persoalan-

persoalan bagi orang lansia itu sendiri. Termasuk salah satunya adalah aktualisasi

diri untuk membuktikan bahwa dirinya masih dapat tetap aktif dan berperan baik

bagi keluarganya maupun masyarakat walaupun kapasitas fungsionalnya sudah

menurun dibandingkan saat dirinya dalam usia produktif. Secara normatif,

penduduk lansia merupakan kelompok penduduk yang seyogyanya tinggal

menikmati masa tuanya tanpa harus bekerja. Seharusnya seorang lansia dapat

menjalani masa tuanya dengan menikmati hasil dari jerih payahnya semasa muda,

akan tetapi pada negara berkembang seperti Indonesia, para lansia secara tidak

langsung dituntut untuk tetap produktif terutama dalam membantu perekonomian

keluarga. Adapun pekerjaan yang dapat dilakukan agar seorang lansia tetap aktif di

masa tuanya semestinya tidak membebani orang itu sendiri. Penelitian ini

dilakukan untuk memberi pengetahuan pada masyarakat,petugas kesehatan, dan

berbagai instansi yang terkait guna mempersiapkan masa tua yang produktif bagi

generasi selanjutnya.

1.2 RUMUSAN MASALAH

1. Bagaimana usia berperan terhadap tingkat produktivitas pada lansia?

2. Bagaimana jenis kelamin berperan terhadap tingkat produktivitas lansia?

3. Bagaimana seorang lansia yang masuk dalam binaan berperan terhadap

tingkat produktivitas lansia?

4. Bagaimana kesehatan fisik berperan terhadap terhadap tingkat

produktivitas lansia?

5. Bagaimana jenjang pendidikan berperan terhadap tingkat produktivitas

lansia?

6. Bagaimana lingkungan sosial berperan terhadap tingkat produktivitas

lansia?

1.3 TUJUAN PENELITIAN

1.3.1 Tujuan Umum

Untuk meningkatkan jumlah lansia yang produktif

1.3.2 Tujuan Khusus

1. Menilai peran usia terhadap tingkat produktivitas pada lansia.

2. Menilai peran jenis kelamin terhadap tingkat produktivitas lansia.

3. Menilai peran kesehatan fisik terhadap terhadap tingkat produktivitas

lansia.

4. Menilai peran jenjang pendidikan terhadap tingkat produktivitas lansia..

5. Menilai peran sosial terhadap tingkat produktivitas lansia.

1.4 HIPOTESIS PENELITIAN

Hipotesis dalam penelitian sebagai berikut :

1. Ada peran usia terhadap tingkat produktivitas pada lansia.

2. Ada peran jenis kelamin terhadap tingkat produktivitas lansia.

3. Ada peran masuknya lansia dalam binaan terhadap produktivitas lansia.

4. Ada peran kesehatan fisik terhadap terhadap tingkat produktivitas lansia.

5. Ada peran jenjang pendidikan terhadap tingkat produktivitas lansia.

6. Ada peran sosial terhadap tingkat produktivitas lansia.

1.5 . MANFAAT PENELITIAN

1. Bagi Instalasi / profesi Kesehatan

Institusi yang terkait dapat melakukan upaya yang berkenaan dengan

peningkatan produktivitas pada lansia.

2. Bagi Pengembangan Penelitian

Untuk meningkatkan wawasan dan pengetahuan tentang faktor-faktor yang

berperan dalam meningkatkan produktivitas pada lansia.

3. Bagi Masyarakat

i. Sebagai bahan masukan bagi petugas kesehatan khususnya dokter

puskesmas untuk melakukan usaha peningkatan produktivitas dan

status kesehatan lansia.

ii. Sebagai sumber informasi bagi para keluarga yang mempunyai

anggota keluarga lansia agar dapat meningkatkan produktivitas

lansia.

1.6 RUANG LINGKUP PENELITIAN

1.6.1 Ruang Lingkup Tempat

Ruang lingkup tempat pada penelitian ini adalah Kelurahan Kebagusan,

Jakarta Selatan

1.6.2 Ruang Lingkup Waktu

Ruang lingkup waktu dalam penelitian adalah pada bulan September 2013

sampai Oktober 2013.

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 TINJAUAN PUSTAKA

2.1.1 Definisi lanjut usia

Lanjut usia (lansia) merupakan periode akhir dari rentang kehidupan

manusia. Melewati masa ini, lansia memiliki kesempatan untuk berkembang

mencapai pribadi yang lebih baik mengembangkan diri dan berkreasi sesuai

dengan minat mereka. Berdasarkan Undang-Undang Republik Indonesia Nomor

13 tahun 1998 tentang kesejahteraan lansia, pada Bab I menjelaskan bahwa lansia

adalah seseorang yang telah mencapai usia 60 tahun keatas.5 Secara lebih rinci

menurut Setyonegoro pengelompokan lansia sebagai berikut: lansia (geriatric age)

lebih dari 65 tahun atau 70 tahun, young old (70-75 tahun), old (75-80 tahun), very

old (lebih dari 80).5,6

2.1.2 Pemenuhan Kebutuhan Dasar Pada Lansia

Kebutuhan dasar manusia merupakan unsur-unsur yang dibutuhkan oleh

manusia dalam mempertahankan keseimbangan fisiologis maupun psikologis,

yang tentunya bertujuan untuk mempertahankan kehidupan dan kesehatan.

Menurut Abraham Maslow kebutuhan dasar manusia terdiri dari : (1) Kebutuhan

fisiologis memiliki prioritas tertinggi dalam hirarki Maslow. Seorang yang

beberapa kebutuhannya tidak terpenuhi secara umum akan melakukan berbagai

upaya untuk memenuhi kebutuhan fisiologisnya terlebih dahulu. (2) Keselamatan

dan Rasa Aman (Safety and Security Needs) adalah kebutuhan akan rasa keamanan

dan ketentraman, baik lahiriah maupun batiniah seperti kebutuhan akan jaminan

hari tua, kebebasan, kemandirian dan sebagainya (3) Kebutuhan Rasa Cinta,

Memiliki, dan Dimiliki (Love and Belonging Needs) manusia pada umumnya

membutuhkan perasaan bahwa mereka dicintai oleh keluarga mereka dan diterima

oleh teman sebaya dan masyarakat. Kebutuhan ini secara umum meningkat setelah

kebutuhan fisiologis dan keselamatan terpenuhi hanya pada saat individu merasa

selamat dan aman, mereka mempunyai waktu dan energi untuk mencari cinta dan

rasa memiliki serta untuk membagi cinta tersebut dengan orang lain.Kebutuhan ini

meliputi memberi dan menerima kasih sayang, perasaan dimiliki dan hubungan

yang berarti dengan orang lain, kehangatan, persahabatan, serta mendapat tempat

atau diakui dalam keluarga, kelompok dan lingkungan sosialnya. (4) Kebutuhan

Harga Diri (Self Esteem Need) menggambarkan sejauhmana individu tersebut

menilai dirinya sebagai orang yang memeiliki kemampuan, keberartian, berharga,

dan kompeten. Kebutuhan ini meliputi perasaan tidak bergantung pada orang lain,

kompeten, serta penghargaan terhadap diri sendiri dan orang lain. (5) Kebutuhan

aktualisasi diri (Self Actualization Needs) adalah kebutuhan untuk mengungkapkan

kemampuan fisik, rohani maupun daya pikir berdasar pengalamannya masing-

masing, bersemangat untuk hidup, dan berperan dalam kehidupan.6,7

Kebutuhan menurut Maslow harus memenuhi kebutuhan yang paling

penting dahulu kemudian meningkat ke yang tidak terlalu penting. Untuk dapat

merasakan nikmat suatu tingkat kebutuhan perlu dipuaskan dahulu kebutuhan

yang berada pada tingkat di bawahnya.

Manusia memiliki kebutuhan dasar bersifat heterogen. Namun pada

hakikatnya setiap manusia mempunyai kebutuhan dasar yang sama. Kebutuhan

tersebut bersifat manusiawi dan menjadi syarat keberlangsungan hidup seorang

manusia. Menurut maslow pemenuhan berabagai kebutuhan tersebut didorong

oleh dua kekuatan (motivasi) yakni motivasi kekurang (deficiency motivation) dan

motivasi pertumbuhan atau perkembangan ( growth motivation) dan dalam

memenuhi kebutuhannya, manusia menyesuaikan diri dengan prioritas yang

ada.9,10 Lalu jika gagal memenuhi kebutuhannya, manusia akan berpikir lebih keras

dan bergerak untuk berusaha mendapatnya (Hidayat, 2009).9

Menurut Hidayat (2009) Kebutuhan dasar manusia dipengaruhi oleh

berbagai faktor berikut9:

a. Penyakit. Adanya penyakit dalam tubuh dapat menyebabkan perubahan

pemenuhan kebutuhan, baik secara fisiologis maupun psikologis, karena beberapa

fungsi organ tubuh memerlukan pemenuhan kebutuhan lebih besar dari biasanya.

b. Hubungan keluarga. Hubungan keluarga yang baik dapat meningkatkan

pemenuhan kebutuhan dasar karena adanya saling percaya, merasakan kesenangan

hidup, tidak ada rasa curiga, dan lain-lain.

c. Konsep diri. Konsep diri manusia memiliki peran dalam pemenuhan

kebutuhan dasar. Konsep diri yang positif memberikan makna dan keutuhan

(wholeness) bagi seseorang. Konsep diri yang sehat menghasilkan perasaan positif

terhadap diri. Orang yang merasakan positif tentang dirinya akan mudah berubah,

mudah mengenali kebutuhan dan mengembangkan cara hidup yang sehat,

sehingga mudah memenuhi kebutuhan dasarnya.

d. Tahap perkembangan. Sejalan dengan meningkatnya usia, manusia

mengalami perkembangan. Setiap tahap perkembangan tersebut memilki

kebutuhan yang berbeda, baik kebutuhan biologis, psikologis, sosial, maupun

spiritual, mengingat berbagai fungsi organ tubuh juga mengalami proses

kematangan dengan aktivitas yang berbeda.

2.1.3 Produktivitas pada lansia

Menurut Walter Aigner dalam “Motivation and Awareness”, filosofi dan

spirit tentang produktivitas sudah ada sejak awal peradaban manusia karena makna

produktivitas adalah keinginan (Will) dan upaya (Effort) manusia untuk selalu

meningkatkan kualitas di dalam segala bidang.6

Secara ekonomi, penduduk lanjut usia lebih dipandang sebagai beban dari

pada sebagai sumber daya. Banyak orang beranggapan bahwa kehidupan masa tua

tidak lagi memberikan banyak manfaat, bahkan ada yang sampai beranggapan

bahwa kehidupan masa tua, seringkali dipersepsikan secara negatif sebagai beban

keluarga dan masyarakat serta dipandang sebagai masa kemunduran, masa

kelemahan manusiawi dan sosial sangat tersebar luas dewasa ini. Usia tua dialami

dengan cara yang berbeda-beda. Ada orang berusia lanjut yang mampu melihat arti

penting usia tua dalam konteks eksistensi manusia, yaitu sebagai masa hidup yang

memberi mereka kesempatan-kesempatan untuk tumbuh berkembang dan bertekad

berbakti.

Orang lanjut usia juga memiliki kebutuhan hidup yang sama agar dapat

hidup sejahtera. Kebutuhan hidup orang lanjut usia antara lain kebutuhan akan

makanan bergizi seimbang, pemeriksaan kesehatan secara rutin, perumahan yang

sehat dan kondisi rumah yang tentram dan aman, kebutuhan-kebutuhan sosial

seperti bersosialisasi dengan semua orang dalam segala usia, sehingga mereka

mempunyai banyak teman yang dapat diajak berkomunikasi, membagi

pengalaman, memberikan pengarahan untuk kehidupan yang baik.7 Kebutuhan

tersebut diperlukan oleh lanjut usia agar dapat mandiri.

Tingkat pemenuhan kebutuhan tersebut tergantung pada diri orang lanjut

usia, keluarga dan lingkungannya . Jika kebutuhankebutuhan tersebut tidak

terpenuhi akan timbul masalah-masalah dalam kehidupan orang lanjut usia yang

akan menurunkan kemandiriannya.

2.1.4 Faktor Kesehatan

Faktor kesehatan meliputi keadaan fisik dan keadaan psikis lanjut usia.

Faktor kesehatan fisik meliputi kondisi fisik lanjut usia dan daya tahan fisik

terhadap serangan penyakit. Faktor kesehatan psikis meliputi penyesuaian

terhadap kondisi lanjut usia.8

Faktor kesehatan meliputi keadaan fisik dan keadaan psikis lanjut usia.8

Keadaan fisik merupakan faktor utama dari kegelisahan manusia. Kekuatan fisik,

pancaindera, potensi dan kapasitas intelektual mulai menurun pada tahap-tahap

tertentu. Kemunduran fisik ditandai dengan beberapa serangan penyakit seperti

gangguan pada sirkulasi darah, persendian, sistem pernafasan, neurologik,

metabolik, neoplasma dan mental.8,11 Sehingga keluhan yang sering terjadi adalah

mudah letih, mudah lupa, gangguan saluran pencernaan, saluran kencing, fungsi

indra dan menurunnya konsentrasi. Pada umumnya pada masa lanjut usia ini orang

mengalami penurunan fungsi kognitif dan psikomotorik.1,11 Fungsi kognitif

meliputi proses belajar, persepsi pemahaman, pengertian, perhatian dan lain-lain

yang menyebabkan reaksi dan perilaku lanjut usia menjadi semakin lambat. Fungsi

psikomotorik meliputi hal-hal yang berhubungan dengan dorongan kehendak

seperti gerakan, tindakan, koordinasi yang berakibat bahwa lanjut usia kurang

cekatan.8

2.1.5 Faktor Lingkungan

Pada umumnya para lanjut usia adalah pensiunan atau mereka yang kurang

produktif lagi. Secara ekonomis keadaan lanjut usia dapat digolongkan menjadi 3

(tiga) yaitu golongan mantap, kurang mantap dan rawan.7 Golongan mantap adalah

para lanjut usia yang berpendidikan tinggi, sempat menikmati kedudukan/jabatan

baik. Mapan pada usia produktif, sehingga pada usia lanjut dapat mandiri dan tidak

tergantung pada pihak lain.6-8 Pada golongan kurang mantap lanjut usia kurang

berhasil mencapai kedudukan yang tinggi , tetapi sempat mengadakan investasi

pada anak-anaknya, misalnya mengantar anak-anaknya ke jenjang pendidikan

tinggi, sehingga kelak akan dibantu oleh anak-anaknya. Sedangkan golongan

rawan yaitu lanjut usia yang tidak mampu memberikan bekal yang cukup kepada

anaknya sehingga ketika purna tugas datang akan mendatangkan kecemasan

karena terancam kesejahteraan. Pemenuhan kebutuhan ekonomi dapat ditinjau dari

pendapatan lanjut usia dan kesempatan kerja.6,11

Pendapatan orang lanjut usia berasal dari berbagai sumber. Bagi mereka

yang dulunya bekerja, mendapat penghasilan dari dana pensiun. Bagi lanjut usia

yang sampai saat ini bekerja mendapat penghasilan dari gaji atau upah.6.8 Selain itu

sumber keuangan yang lain adalah keuntungan, bisnis, sewa, investasi, sokongan

dari pemerintah atau swasta, atau dari anak, kawan dan keluarga. Upah/gaji

sebagai imbalan dari hasil kerja para lanjut usia tidaklah tinggi.

Tingkat pendidikan lanjut usia pada umumnya sangat rendah. Hal ini

berpengaruh terhadap produktivitas kerja sehingga pendapatan yang diperoleh juga

semakin kecil. Lebih lanjut dijelaskan bahwa sumber utama kinerja yang efektif

yang mempengaruhi individu adalah kelemahan intelektual, kelemahan psikologis,

kelemahan fisik .

2.1.6 Faktor sosial

Faktor hubungan sosial meliputi hubungan sosial antara orang lanjut usia

dengan keluarga, teman sebaya/ usia lebih muda, dan masyarakat.8,12 Dalam

hubungan ini dikaji berbagai bentuk kegiatan yang diikuti lanjut usia dalam

kehidupan sehari-hari. Bagi lanjut usia, keluarga merupakan sumber kepuasaan.

Dukungan keluarga dan masyarakat ikt mempengaruhi produktivitas lansia.6 Data

awal yang diambil oleh peneliti terhadap lanjut usia berusia 50, 60 dan 70 tahun di

kelurahan Jambangan menyatakan bahwa mereka ingin tinggal di tengah-tengah

keluarga.12,13 Mereka tidak ingin tinggal di Panti Werdha. Para lanjut usia merasa

bahwa kehidupan mereka sudah lengkap, yaitu sebagai orang tua dan juga sebagai

kakek dan nenek.13 Sistem pendukung lanjut usia ada tiga komponen menurut

Joseph. J Gallo (1998), yaitu jaringan-jaringan informal, system pendukung

formal dan dukungan-dukungan semiformal.13 Jaringan pendukung informal

meliputi keluarga dan kawan-kawan. Sistem pendukung formal meliputi tim

keamanan sosial setempat, program-program medikasi dan kesejahteraan sosial.

Dukungan-dukungan semiformal meliputi bantuan-bantuan dan interaksi yang

disediakan oleh organisasi lingkungan sekitar seperti perkumpulan pengajian,

gereja, atau perkumpulan warga lansia setempat.

BAB III

KERANGKA KONSEP, VARIABEL DAN DEFINISI OPERASIONAL

3.1 KERANGKA KONSEP

Produktivitas Lansia

Dukungan Keluarga

Dukungan Masyarakat

Sosial

LingkunganJenjang Pendidikan

Gangguan Kesehatan Jasmani

Fisik

Usia

Jenis Kelamin

3.2 VARIABEL

3.2.1 VARIABEL DEPENDEN :

Produktivitas lansia.

3.2.2 VARIABEL INDEPENDEN :

- Fisik :

o Usia

o Jenis Kelamin

o Gangguan kesehatan jasmani

- Lingkungan :

o Jenjang Pendidikan

- Sosial :

o Dukungan Masyarakat

o Dukungan Keluarga

BAB IV

METODE PENELITIAN

4.1 JENIS PENELITIAN

Penelitian ini menggunakan metode observasional analitik dengan

rancangan cross sectional (potong silang). Dalam penelitian cross sectional

peneliti mencari hubungan antara variabel bebas dan variabel tergantung dengan

melakukan pengukuran pada saat tertentu. Dalam penelitian ini variabel

dependennya adalah produktivitas lansia dan variabel independennya adalah faktor

fisik, sosial, dan lingkungan.

4.2 LOKASI dan WAKTU PENELITIAN

4.2.1 Lokasi penelitian

Penelitian ini dilakukan di kelurahan Kebagusan, Jakarta Selatan.

4.2.2 Waktu penelitian

Penelitian ini dilakukan sejak bulan September 2013 – Oktober 2013.

4.3 POPULASI dan SAMPEL PENELITIAN

4.3.1 Populasi Penelitian

Populasi target adalah lansia yang produktif di Jakarta Selatan. Populasi

terjangkau adalah seluruh lansia yang masuk tercatat di kelurahan Kebagusan pada

tahun 2013.

4.3.2 Kriteria inklusi dan eksklusi

1. Kriteria inklusi

a) Usia diatas 60 tahun

b) Lansia yang aktif dalam kelompok binaan kelurahan.

c) Lansia non – binaan yang bertempat tinggal dalam radius 50

meter dari tempat tinggal lansia binaan.

d) Lansia yang mampu berkomunikasi aktif.

e) Lansia yang bersedia berpartisipasi dengan penelitian.

2. Kriteria eksklusi

a) Lansia dengan gangguan mental.

4.3.3 Sampel Penelitian

Besar Sampling

Perkiraan besar sampel yang digunakan pada penelitian ini menggunakan rumus.

Rumus populasi infinit :

No =

Zα = Tingkat kemaknaan yang dikehendaki 95% besarnya 1,96

P = Prevalensi kelompok lansia yang produktif 45,41%*

Q = Prevalensi atau proporsi yang tidak mengalami peristiwa yanng diteliti :

1-0,4541 = 0,5459

d = Akurasi dari ketepatan pengukuran untuk p >10% adalah 0,05

No = = 380,9 dibulatkan menjadi 381.

*Persentase didapatkan berdasarkan Pusat Data dan Informasi Kemenkes RI.

Gambaran Kesehatan Usia Lanjut di Indonesia, 2013 dalam buletin jendela data

dan infomasi kesehatan.14

Rumus populasi finit

n =

n = Besar sampel yang dibutuhkan untuk populasi yang finit

n0 = Besar sampel dari populasi yang infinit

N = Besar sampel populasi finit

Karena jumlah lansia yang terdapat di kelurahan Kebagusan berjumlah 264 orang

maka :

n = = 155,6

antisipasi drop out = 10% x n

antisipasi drop out = 10% x 155,6 = 15,5

Total sampel = n + antisipasi drop out

Total sampel = 155,6 + 15,5

= 171,1 171 orang

4.4 CARA PENGAMBILAN SAMPLE

Cara pengambilan sampel diambil dari populasi terjangkau yang ditentukan,

kemudian dipilih sampel yang dikehendaki dengan cara Probability sampling jenis

Cluster sampling. Sampel dikelompokkan menjadi lansia yang masuk dalam

binaan dan yang tidak masuk dalam binaan sesuai kriteria inklusi dan eksklusi, dan

jumlah sampel diambil 1 : 1.

Sampel penelitian

( 200 orang)

Sampel penelitian

( 200 orang)

Kecamatan Pasar Minggu

Kel. Kebagusan Kel. RagunanKel. Jatipadang Kel.Pejaten BrtKel.PejatenTmr

Purposive sampling

Binaan lansia 1 Binaan Lansia 2 Binaan Lansia 3

Binaan Lansia 6 Binaan Lansia 7 Binaan Lansia 8

Binaan Lansia 5Binaan Lansia 4

Cluster sampling

Kel. PasarMinggu

4.5 INSTRUMEN PENELITIAN

Instrumen penelitian diambil dengan menggunakan kuesioner.

NO INSTRUMEN FUNGSI

1 Kuesioner :

Healthy Ageing Quiz :

National Seniors Australia

Productive Ageing Centre.

2010

Untuk menilai produktivitas lansia

dan apa saja yang

mempengaruhinya.

4.6 MANAJEMEN DATA

4.6.1 Data entry

Setelah data diperoleh maka dilakukan pengolahan dengan tahapan sebagai

berikut :

1. Editing

Memeriksa kelengkapan data yang diperoleh melalui kuesioner dan

wawancara.

2. Koding

Memberi kode pada masing-masing jawaban untuk dilakukan pengolahan

data.

3. Data entry

Pemindahan data ke dalam komputer agar diperoleh data masukan yang

siap diolah. Data yang telah terkumpul dari hasil kuesioner diolah dan

dianalisis dengan menggunakan program SPSS statistics 20.

4.6.2 Analisis Data

a. Analisis Univariat

Analisis ini dilakukan pada masing-masing variabel. Hasil ini berupa

distribusi dan persentase pada variabel-variabel yang diteliti.

b. Analisis Bivariat

Analisis yang dilakukan untuk melihat ada tidaknya hubungan antara

variabel bebas dengan variabel tergantung. Dalam analisis ini, dilakukan

chi square (Kai-kuadrat) untuk mengetahui apakah ada hubungan antara

variabel bebas dengan variabel tergantung. Chi square (Kai-kuadrat)

dilakukan karena variabel bebas dan variabel tergantung bersifat nominal.

Selain itu digunakan juga uji T-independent karena terdapat variabel bebas

yang bersifat numerik.

4.6.3 Penyajian Data

Data yang telah terkumpul dan diolah akan disajikan dalam bentuk :

a. Tekstular

Penyajian data hasil penelitian dengan menggunakan kalimat

b. Tabular

Penyajian data hasil penelitian dengan menggunakan tabel

c. Grafik

Penyajian data hasil penelitian dengan menggunakan diagaram batang.

4.7 ORGANISASI PENELITIAN

Pembimbing

1. Dr. dr. Rina K Kusumaratna, M.Kes

2. dr. Ratnawati

Pelaksana dan Penyusun Penelitian :

1. Nurika Arviana

2. Prajnya Paramitha

3. Rara Amourra

4. Rini Rosellini Utami

Perkiraan Biaya Penelitian :

1. Kertas A4 + tinta Rp 250.000,-

2. Transportasi Rp 200.000,-

3. Fotocopy Rp 300.000,-

4. Biaya tak terduga Rp 250.000,-

Jumlah Rp 1.000.000,-

4.8 JADWAL KEGIATAN PENELITIAN

Tahap Kegiatan Waktu (dalam minggu)

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

A Perencanaan

1 Pemilihan topik dan judul

2 Penulusuran kepustakaan

3 Pembuatan proposal

4 Konsultasi dengan pembimbing

5 Presentasi proposal

B Pelaksanaan

1 Pemilihan pasien

2 Pengumpulan data dan survey

3 Pengolahan data

4 Konsultasi deengan pembimbing

C Pelaporan Hasil

1 Penulisan laporan sementara

2 Revisi

3 Presentasi hasil penelitian

DAFTAR PUSTAKA

1. Verma SK. Working and non-working rural and urban elderly subjective

well being and quality of life. Indian Journal of Gerontology 2008; 22(1):

p.107-18.

2. BAPPENAS. Indonesia population projection 2000 - 2025. Jakarta:

BAPPENAS; 2005.

3. Data Statistik Indonesia. Jumlah penduduk menurut kelompok umur, jenis

kelamin, provinsi, dan kabupaten/ kota [online]. Data Statistik Indonesia:

2005. Accessed on 15 September 2013. Available at:

http://www.datastatistik-indonesia.com/portal/index.php?

option=com_tabel&task=&Itemid=165.

4. Badan Pusat Statistik. Statistik Penduduk Lanjut Usia 2010. Jakarta : BPS;

2010.

5. Donatti C, Moorfiit L, Deans D. Discussion Paper: defining productive

aging - engaging consumers. National Seniors Productive Ageing Centre:

2005.

6. Verma SK. Working and Non-working Rural and Urban Elderly Subjective

Well being and Quality of Life. Indian Journal of Gerontology 2008; 22(1):

p.107-18.

7. Jumita R. Faktor-faktor yang berhubungan dengan kemandirian lansia di

wilayah kerja puskesmas lampasi kecamatan payakumbuh utara. Padang:

Universitas Andalas Padang; 2011.

8. Komisi Nasional Lanjut Usia. Pedoman Active Ageing (Penuaan Aktif)

Bagi Pengelola dan Masyarakat [online]. Komnas Lansia: 2005. Available

at:

http://www.komnaslansia.or.id/downloads/pedoman_active_ageing_pdf.

Accessed on 15 September 2013.

9. Suhartini R. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kemandirian Orang

Lanjut Usia (Studi Kasus di Kelurahan Jombangan) Tahun 2004 [thesis].

Universitas Sumatra Utara: 2004.

10. Darmojo RB, Mariono, HH. Geriatri (Ilmu Kesehatan Usia Lanjut). Edisi

ke-3. Jakarta: Balai Penerbit FKUI; 2004.

11. Sari IM. Hubungan Antara Karakteristik Personal dengan Kemandirian

dalam Activity of Daily Living (ADL) pada Lansia di Panti Wredha

Dharma Bhakti Pajang Surakarta Tahun 2009 [thesis]. Surakarta: Fakultas

Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah; 2009.

12. Darmojo RB, Mariono, HH. Geriatri (Ilmu Kesehatan Usia Lanjut). Edisi

ke-3. Jakarta: Balai Penerbit FKUI; 2004.

13. Sari IM. Hubungan Antara Karakteristik Personal dengan Kemandirian

dalam Activity of Daily Living (ADL) pada Lansia di Panti Wredha

Dharma Bhakti Pajang Surakarta Tahun 2009 [thesis]. Surakarta: Fakultas

Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah; 2009.