Proposal Penelitian "Kemampuan Membaca Tabel dan Diagram" Bab ii
Transcript of Proposal Penelitian "Kemampuan Membaca Tabel dan Diagram" Bab ii
7
BAB II
KAJIAN TEORI
A. Hakikat Membaca
1. Pengertian Membaca
Membaca adalah aktivitas yang kompleks dengan menggerahkan sejumlah
tindakan yang terpisah-pisah. Meliputi; orang harus menggunakan pengertian dan
hayalan, mengamati dan mengingat-ingat. Kompleks maksudnya adalah membaca
tidak hanya suatu proses pengenalan lambang-lambang fonetis dan proses
penafsiran tentang makna dari lambang-lambang fonetis tersebut tapi membaca
juga melibatkan daya hayal atau imaji (Soedarso, 2005:4).
Menurut Nurhadi (2008:13), membaca adalah suatu proses yang kompleks
dan rumit. Kompleks berarti dalam proses membaca terlibat berbagai faktor
internal dan faktor eksternal pembaca. Faktor internal berupa intelegensi, minat,
sikap, bakat, motivasi, tujuan membaca, dan lain sebagainya. Faktor eksternal bisa
dalam bentuk sarana membaca, latar belakang sosial dan ekonomi, dan tradisi
membaca. Rumit artinya faktor eksternal dan internal saling berhubungan
membentuk koordinasi yang rumit untuk menunjang pemahaman bacaan.
Membaca adalah suatu metode yang kita pergunakan untuk berkomunikasi
dengan diri kita sendiri dan terkadang dengan oran lain yaitu mengkomunikasikan
makna yang terkandung atau tersirat pada lambang-lambang tertulis. Komunikasi
di sini adalah proses bagaimana kita mencerna dan memberikan referensi kata
demi kata yang tertulis dalam bahan bacaan sehingga dapat menemuan imformasi
yang disampaikan (Tarigan, 2008:8).
Selanjutnya, Dalman (2013:5) menyatakan sebagai berikut:
7
8
Membaca merupakan suatu kegiatan atau proses kognitif yang berupaya untuk menemukan berbagai informasi yang terdapat dalam tulisan. Hal ini berarti membaca merupakan proses berfikir untuk memahami isi teks yang dibaca. Oleh sebab itu membaca bukan hanya sekedar melihat kumpulan huruf yang telah membentuk kata, kelompok kata, kalimat, paragraf, dan wacana saja, tetapi lebih dari itu bahwa membaca merupakan kegiatan memahami dan menginterpretasikan lambang/tanda/tulisan yang bermakna sehingga pesan yang disampaikan penulis dapat diterima oleh pembaca.
Membaca menurut Dalman adalah kegiatan yang melibatkan analisis
terhadap bahan bacaan. Membaca tidak sekedar mengeja huruf demi huruf tetapi
lebih dari itu, membaca adalah menemukan makna tentang apa yang dibaca dan
apa maksud yang terkandung dari bacaan tersebut. Hal ini tentu berbeda dengan
apa yang kita pahami selama ini, bahwa membaca hanya sekedar mengeja dan
menerjemahkan referensi dari setiap kata. Selanjutnya, Dalman menyebutkan
bahwa membaca adalah proses berfikir. Hal ini tentu berguna dalam proses
menemukan informasi dan penyampaian pesan dari penulis terhadap pembaca.
Agustina (2008:4), menyatakan bahwa membaca adalah proses yang
komplit dan rumit serta merupakan hal yang spesifik yang dapat dipengaruhi oleh
faktor internal dan eksternal si pembaca. Faktor internal dan eksternal yang
berbeda akan sangat berpengaruh terhadap kemampuan membaca karena
membaca bukan sekedar pengenalan dan penafsiran lambang bunyi. Membaca
membutuhkan konsentrasi dan keseriusan serta ketekunan terhadap bahan bacaan.
Membaca menurut Dendi Sugono dkk (2008:109), adalah melihat,
mengeja atau melafalkan bunyi-bunyi bahasa, mengetahui, memperhitungkan dan
memahami isi dari apa yang tertulis. Lebih jelasnya membaca adalah sebuah
proses yang dimulai dari pengenalan terhadap huruf-huruf yang dilakukan dengan
cara melihat huruf dengan seksama. Seorang yang tidak mengenal huruf tentunya
8
9
tidak bisa membaca. Penganalan terhadap huruf dilanjutkan dengan mengeja dan
melafalkan susunan-susunan huruf yang terbentuk dalam sebuah bacaan dan
dilanjutkan dengan aktivitas berfikir untuk mengetahui, memperhitungkan dan
memahami isi dari apa yang tertulis.
Berdasarkan penjelasan di atas dapat kita simpulkan bahwa membaca
adalah suatu proses pemahaman terhadap bahan bacaan yang melibatkan aktivitas
visual yang secara cermat mengamati dan mengikuti alur wicara lambang grafis
dan perubahannya menjadi wicara bermakna guna memperoleh pemahaman dan
informasi yang dapat dipengaruhi oleh faktor internal dan eksternal.
2. Proses membaca
Membaca bukan hanya sekedar kemampuan mengenal huruf-huruf yang
membangun kata, atau kata yang membentuk kalimat, kalimat yang membentuk
wacana. Membaca bukan hanya kemampuan melafalkan bunyi-bunyi fonetis
dengan baik. Membaca juga bukan sekedar menemukan ide pokok atau
menemukan pesan-pesan dan imformasi tersurat, tetapi membaca menuntut
aktivitas mental yang terarah yang sanggup menangkap dan memahami gagasan-
gagasan terselubung di balik lambang tertulis. Apa yang tertulis terkadang
menyiratkan makna yang lebih jauh jika dikaji.
Membaca sebagai suatu aktifitas, menurut Agustina (2008:4) berlansung
dalam empat proses yaitu; a) Pengamatan dan pemahaman terhadap lambang-
lambang bahasa, b) Pemahaman atau penangkapan makna, c) Bereaksi secara
interpretatif dan d) Mengidentifikasikan gagasan-gagasan dengan pengalaman dan
pengetahuan yang ada.
9
10
a. Pengamatan dan pemahaman terhadap lambang-lambang bahasa
Ketika proses membaca berlangsung yang pertama dan harus dilakukan
adalah mengamati lambang-lambang bahasa dalam bentuk kata, kalimat, wacana,
dan akhirnya dalam bentuk sebuah buku. Pembaca akan mengamati dan
memahami lambang-lambang bahasa tersebut kemudian baru mengucapkan
melafalkannya. Pemahaman ini bertujuan untuk memantapkan pengertian
pembaca yang nantinya akan diteruskan dalam penetapan makna atau pengertian
dari lambang-lambang bahasa tersebut.
b. Pemahaman atau penangkapan makna
Pemahaman dan penangkapn makna yang ada di balik lambang bahasa
baik makna pokok maupun makna tambahan harus dilakukan oleh pembaca. Ini
dilakukan agar pembaca dapat memahami dan menangkap makna pokok atau
makna sebenarnya. Selain itu, juga dapat dibubuhi dengan makna tambahan atau
konotasi jika itu diperlukan.
c. Bereaksi secara interpretatif
Setelah memahami lambang bahasa tersebut pembaca harus bereaksi
secara interpretatif. Reaksi dapat secara positif juga dapat secara negatif dalam
bentuk menerima atau menolak atau setuju dan tidak setuju sama sekali.
d. Mengidentifikasikan gagasan-gagasan dengan pengalaman dan pengetahuan
yang ada.
Dalam proses ini pembaca akan menghubugkan apa yang didapatnya
setelah membaca dengan pengalaman-pengalaman dan kemudian akan
mengidentifikasikan dengan pengetahuannya. Hal ini akan berpengaruh terhadap
individu pembaca dalam wujud pengayaan pengalaman, perubahan terhadap sikap
10
11
ke arah yang lebih baik, perubahan cara berfikir ke arah yang positif serta yang
terpenting adalah untuk pembinaan daya nalar.
Menurut Farida Rahim (2011:2), kegiatan membaca meliputi 3 keterampil-
an dasar yaitu recording, decoding, dan meaning. Recording merujuk pada kata-
kata dan kalimat, kemudian mengasosiasikannya dengan bunyi-bunyi sesuai
dengan sistem tulisan yang digunakan. Proses decoding merujuk pada proses
penerjemahan rangkaian grafis ke dalam kata-kata. Sedangkan meaning
merupakan proses memahami makna yang berlangsung dari tingkat pemahaman,
pemahaman interpretatif, kreatif, dan evaluatif. Proses recording dan decoding
berlangsung pada siswa kelas awal, sedangkan meaning lebih ditekankan pada
kelas tinggi.
Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa proses membaca
adalah mengenal huruf-huruf yang membangun kata, atau kata yang membentuk
kalimat, kalimat yang membentuk wacana. Proses membaca menuntut aktivitas
mental yang terarah yang sanggup menangkap dan memahami gagasan-gagasan
terselubung di balik lambang tertulis yang berpengaruh terhadap individu
pembaca dalam wujud pengayaan pengalaman, perubahan terhadap sikap ke arah
yang lebih baik, perubahan cara berfikir ke arah yang positif serta yang terpenting
adalah untuk pembinaan daya nalar.
3. Tujuan Membaca
Tujuan utama dalam membaca adalah untuk mencari informasi tentang isi
bacaan atau untuk menemukan sesatu yang ingin diketahui. Seseorang yang
membaca akan tau banyak jika dibandingkan dengan orang yang tidak membaca
dan tidak ada seorang yang tidak membaca lebih tau dibanding seorang yang
11
12
membaca. Jadi sangat ditekankan bahwa secara umum tujuan membaca adalah
untuk memperoleh informasi baik informasi secara umum ataupun informasi
secara khusus tentang suatu topik. Selain itu, tujuan membaca juga dapat
dikategorikan sebagai tujuan yang bersifat khusus misalnya membaca untuk
memperoleh kesenangan dan pengalaman.
Menurut Farida Rahim (2011:11), ada beberapa tujuan membaca yang
mencakup: a) kesenangan, b) menyempurnakan membaca nyaring, c) menggunak-
an strategi tertentu, d) memperbaharui pengetahuannya tentang suatu topik, e)
mengaitkan informasi baru dengan informasi yang telah diketahuinya, f)
memperoleh informasi untuk laporan lisan dan tertulis, g) mengkonfirmasikan
atau menolak prediksi, h) menampilkan suatu eksperimen atau mengaplikasikan
informasi yang diperoleh dari suatu teks dalam beberapa cara lain, i) mempelajari
tentang struktur teks, dan j) menjawab pertanyaan-pertanyaan yang spesifik.
Berdasarkan penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa tujuan membaca
adalah untuk memperoleh dan memperbaharui pengetahuan sekaligus mengaitkan
informasi baru dengan informasi yang telah dimiliki. Membaca dapat memberikan
penilaian terhadap apa yang disampaikan penulis kepada pembaca dan dapat
memahami pesan yang ingin disampaikan penulis kepada pembaca. Serta dapat
membandingkan atau mempertentangkan sebuah bacaan dengan bacaan yag lain.
Hanya dengan membaca tanpa memahaminya tujuan membaca tersebut tidak akan
tercapai dengan baik. Tujuan utama dalam membaca adalah untuk mencari
informasi tentang isi bacaan atau untuk menemukan sesatu yang ingin diketahui.
Seseorang yang membaca akan tahu banyak jika dibandingkan dengan orang yang
tidak membaca dan tidak ada seorang yang tidak membaca lebih tahu dibanding
12
13
seorang yang membaca. Jadi sangat ditekankan bahwa secara umum tujuan
membaca adalah untuk memperoleh informasi baik informasi secara umum
ataupun informasi secara khusus tentang suatu topik. Selain itu, tujuan membaca
juga dapat dikategorikan sebagai tujuan yang bersifat khusus misalnya membaca
untuk memperoleh kesenangan dan pengalaman. Oleh karena itu, untuk mencapai
tujuan membaca dengan baik harus membaca dengan pemahaman terhadap isi
bacaan.
4. Jenis-jenis membaca
Menurut Dalman (2013:63), membaca terdiri atas dua jenis yaitu membaca
nyaring dan membaca senyap.
a. Membaca Nyaring
Membaca nyaring adalah kegiatan membaca dengan mengeluarkan suara
atau kegiatan melafalkan lambang-lambang bunyi bahasa dengan suara yang
cukup keras. Membaca nyaring ini bertujuan agar pembaca menyuarakan tulisan
yang dibaca dengan ucapan dan intonasi yang tepat agar informasi yang
disampaikan dapat ditangkap sehingga tidak terjadi kesalahan dalam penafsiran
makna. Kesalahan dalam penafsiran makna ini akan berakibat fatal dan
menyebabkan kesalahan dalam penerimaan informasi.
b. Membaca Senyap
Membaca senyap adalah membaca yang sangat bertolak dengan membaca
nyaring. Membaca senyap adalah kegiatan membaca tampa mengeluarkan suara,
bahkan lebih dari itu membaca senyap adalah membaca tampa menggerakkan
bibir, tampa gerakan kepala, tampa berbisik dan tampa menggunakan alat tunjuk
meskipun dengan jari telunjuk. Kegiatan membaca senyap ini akan memberikan
13
14
pemahaman mendalam terhadap bacaan dan membutuhkan tingkat konsentrasi
yang tinggi.
Membaca senyap sangat membutuhkan kecepatan gerakan mata dan daya
ingat. Suasana dan keadaan sekeliling sangat berpengaruh dalam proses membaca
ini. Keuntungan yang dapat kita peroleh, yaitu pemahaman terhadap bacaan yang
didukung oleh proses membaca yang menekankan kepada proses penerimaan
pemahaman itu sendiri. Membaca senyap tampa menggerakkan kepala, tampa
menggerakkan bibir dan menggunakan kecepatan mata akan mengarahkan
pembaca sehingga dapat menikmati bacaan tersebut sehingga tercipta
kenyamanan dalam membaca. Perlu kita ingat bahwa membaca adalah suatu
aktifitas yang dipengaruhi oleh faktor internal dan eksternal si pembaca.
Membaca dalam hati dapat dibagi atas:
1. Membaca ekstensif
Berarti membaca secara luas. Objeknya meliputi sebanyak mungkin teks dalam
waktu yang sesingkat mungkin. Membaca ekstensif meliputi;
a. Membaca survei
Membaca guna menemukan imformasi dengan cara memeriksa, melihat-
lihat, dan meneliti terlebih dahulu apa yang akan kita telaah.
b. Membaca sekilas
Membaca sekilas adalah membaca yang membuat mata kita bergerak
dengan cepat melihat, memperhatikan bahan tertulis untuk mencari serta
mendapatkan informasi.
c. Membaca dangkal
14
15
Membaca bahan bacaan secara dangkal dengan tujuan memperoleh
pemahaman secara dangkal. Biasanya dilakukan ketika kita ingin membaca demi
kesenangan, membaca bacaan ringan guna mendatangkan kebahagiaan di waktu
senggang. Membaca ini tidak menuntut keseriusan, pemahaman terhadap
bacaanpun tidak begitu penting. Hal penting dalam membaca ini adalah tujuan
akhir membaca ini, yaitu kesenangan.
2. Membaca intensif
Membaca intensif adalah studi seksama, telaah, teliti, dan penanganan
terperinci.
Membaca intensif dibedakan atas:
a. Membaca teliti
Proses membaca yang dilakukan dengan ketelitian yang tinggi guna
menemukan informasi dalam bahan bacaan sesulit apapun bahan bacaaan tersebut.
b. Membaca pemahaman
Sejenis membaca yang bertujuan untuk memahami tentang standar-standar
atau norma-norma kesastraan, resensi kritis dan pola-pola fiksi. Membaca
pemahaman ini akan memberikan pemahaman yang baik terhadap pembaca,
membaca jenis ini sangat baik jika diterapkan oleh seorang pembaca yang ingin
untuk memahami bahan-bahan yang sulit.
c. Membaca kritis
Membaca kritis adalah membaca yang dilakukan secara bijaksana,
mendalam, evaluatif, dengan tujuan untuk menemukan keseluruhan bahan bacaan,
baik makna baris-baris, makna antar baris maupun makna balik baris.
d. Membaca ide
15
16
Membaca ide adalah kegiatan membaca yang ingin mencari, memperoleh,
serta memanfaatkan yang terdapat dalam bacaan.
e. Membaca kreatif
Membaca kretif adalah membaca tindak lanjut dari membaca ide.
Kelebihannya yaitu membaca yang secara kreatif mampu menerapkan hasil
membacanya untuk kehidupan sehari-hari
Hendry G. Tarigan (2008:13), membedakan kegiatan membaca dalam
jenis membaca bersuara atau membaca nyaring (oral reading atau reading aloud)
dan membaca dalam hati (silent reading). Membaca bersuara atau membaca
nyaring dipandang tepat untuk mencapai tujuan yang terkandung dalam
keterampilan mekanis seperti pengenalan bentuk huruf dan unsur-unsur linguistik.
Akan tetapi, untuk mencapai tujuan yang bersifat pemahaman maka yang paling
tepat adalah membaca dalam hati.
Kedua macam membaca menurut Tarigan di atas mempunyai fungsi
masing-masing. Membaca nyaring adalah suatu aktivitas yang berfungsi sebagai
alat bagi guru, murid, atau pun pembaca bersama-sama dengan orang lain atau
pendengar untuk menangkap serta memahami informasi, pikiran dan perasaan
seorang pengarang. Membaca dalam hati hanya mempergunakan ingatan visual
(visual memory) yang melibatkan pengaktifan mata dan ingatan. Dalam hal ini,
pembaca tidak menggunakan alat ucap sehingga hanya otak dan mata yang
bekerja.
Garis besarnya, membaca dalam hati dibagi atas membaca ekstensif dan
intensif. Membaca ekstensif adalah membaca secara luas. Objeknya meliputi
sebanyak mungkin dalam waktu yang sesingkat mungkin (Tarigan, 2008:31).
16
17
Membaca ekstensif meliputi membaca survei (survey reading), membaca
sekilas (skimming reading), dan membaca dangkal (superficial reading).
Membaca intensif adalah studi seksama, telaah secara teliti, dan penanganan
terperinci yang dilaksanakan di dalam kelas terhadap suatu tugas yang pendek
kira-kira sampai empat halaman setiap hari (Tarigan, 2008:35).
Membaca intensif terbagi menjadi membaca telaah isi (content study
reading) dan membaca telaah bahasa. Membaca telaah isi dibagi menjadi
membaca teliti, membaca pemahaman, membaca kritis, dan membaca ide,
sedangkan membaca telaah bahasa meliputi kegiatan membaca bahasa dan
membaca sastra.
Selanjutnya menurut Sri Prastiti (2006:20), berdasarkan maksud dan
tujuannya membaca dibagi menjadi beberapa jenis antara lain membaca intensif,
membaca teknik, membaca cepat, membaca kritis dan membaca indah. a)
Membaca intensif yaitu membaca dengan tingkat kehati-hatian tinggi untuk
memperoleh atau mengetahui isi suatu materi, bahan-bahan yang sukar dan lain-
lain. b) Membaca teknik yaitu membaca yang menitik beratkan pada pelafalan
kata-kata baku, melagukan kalimat dengan benar, pemenggalan kelompok kata
dan kalimat dengan benar dan kelancaran membaca serta jauh dari ketersendatan.
c) Membaca cepat, membaca jenis ini dilakukan apabila pembaca ingin
memperoleh gagasan pokok wacana dalam waktu ringkas. d) Membaca kritis
merupakan salah satu jenis membaca dengan tujuan untuk mengetahui fakta-fakta
dalam bacaan dan menganalisisnya. e) Membaca indah merupakan usaha untuk
menghidupkan dan mengkomunikasikan suatu bahan bacaan yang mempunyai
nilai sastra dengan mengutamakan segi keindahan dan penyampaianya.
17
18
Berdasarkan jenis-jenis membaca yang telah diuraikan di atas, penulis
menfokuskan pembahasan pada membaca intensif atau membaca pemahaman
sesuai dengan judul penelitian yang nanti akan penulis lakukan. Menurur Sri
Prastiti (2006:20), membaca intensif yaitu membaca dengan tingkat kehati-hatian
tinggi untuk memperoleh atau mengetahui isi suatu materi, bahan-bahan yang
sukar dan lain-lain.
Menurut Agustina (2008:15), membaca pemahaman adalah membaca yang
dilakukan tampa mengeluarkan bunyi atau suara. Tetapi hanya menggunakan
mata untuk melihat dan hati serta pikiran untuk memahaminya. Hal yang penting
dan sangat ditekankan dalam membaca ini adalah penangkapan dan pemahaman
terhadap isi atau gagsan yang terdapat dalam bacaan.
Membaca pemahaman dapat kita artikan sebagai suatu aktifitas membaca
yang sangat penting. Membaca pemahaman adalah proses menelaah,
memperhatikan dengan seksama, teliti dan dengan tingkat kehati-hatian yang
tinggi. Tujuan utama dari membaca ini adalah tercapainya pemahaman yang baik
terhadap informasi yang ada dalam bacaan.
5. Membaca Tabel dan Diagram
Ketika membaca, kita sering menemukan tabel dan diagram. Tabel dan
diagram tersebut dimaksudkan oleh penulis untuk memudahkan pembaca dalam
memahami gagasan yang disampaikan penulis. Paparan yang pelik dan rumit
menjadi lebih mudah dipahami bila dipaparkan dalam bentuk tabel dan diagram.
Secara garis besar, kegiatan membaca tabel dan diagram diarahkan untuk
menemukan informasi secara cepat, menyampaikan pertanyaan tentang isi tabel
dan diagram, dan mengubah sajian tabel dan diagram menjadi uraian.
18
19
Devinisi tabel menurut Dendi Suguno, dkk (2008:1370), adalah daftar
berisi ikhtisar dari sejumlah fakta dan informasi. Bentuknya berupa kolom-kolom
dan baris-baris. Biasanya fakta atau informasi itu hanya berupa nama dan bilangan
yang tersusun dalam urutan kolom dan baris. Tabel merupakan alat bantu visual
yang berfungsi menjelaskan suatu fakta atau informasi secara singkat, jelas, dan
lebih menarik daripada kata-kata. Sajian informasi yang menggunakan tabel lebih
mudah dibaca dan disimpulkan.
Komaruddin dan Yooke Tjuparman S. Komaruddin (2000:261), menye-
butkan tabel berasal dari bahasa latin yaitu tabula yang berarti lukisan, log, papan
tulis, lajur, kolom, jadwal, daftar tentang sesuatu misalnya peristiwa. Tabel
merupakan susunan data yang disajikan dengan sistematik sebagai acuan.
Diagram menurut Dendi Sugono, dkk (2008:323), adalah gambaran atau
sketsa untuk melihatkan dan menerangkan sesuatu informasi dalam bentuk
paparan tak lansung karena untuk mendapatkan informasi dalam diagram terlebih
dahulu kita harus menerjemahkan informasi tersebut dari dalam bentuk gambar
atau sketsa.
Komaruddin dan Yooke Tjuparman S. Komaruddin (2000:56), menyata-
kan diagram berasal dari bahasa Yunani diagrama yaitu suatu lukisan, sketsa, peta
atau grafik yang menyebabkan sesuatu lebih mudah dipahami. Diagram adalam
suatu istilah umum untuk setiap penyajian bergambar dari bentuk geometrik.
Ada tiga jenis diagram yaitu: a) diagram balok, b) diagram garis dan c)
diagram lingkaran.
a. Diagram balok
19
20
Diagram balok adalah diagram yang menggambarkan dan menerangkan
informasi dalam bentuk sketsa 3 dimensi yaitu memilii tinggi, lebar dan dalam
(Dendi Sugono, dkk, 2008:1370).
Menurut Komaruddin dan Yooke Tjuparman S. Komaruddin (2000:57),
diagram balok adalah diagram yang dinyatakan dalam tiga dimensi untuk
sejumlah variabel menyerupai balok. Perhatikan gambar 1!
Gambar 1Diagram Balok
kategori 1 kategori 2 kategori 3 kategori 40%
10%20%30%40%50%60%70%80%90%
100%
Seri 3Seri 2Seri 1
b. Diagram garis
Diagram garis yaitu diagram yang menyatakan sesuatu informsi dalam
bentuk kurva (Dendi Sugono, 2008:1370).
Menurut Komaruddin dan Yooke Tjuparman S. Komaruddin (2000:57),
diagram garis yaitu diagram yang menyatakan suatu bentuk peristiwa atau hal
dalam bentuk kurva. Umumnya merupakan pemaparan sederhana dan mudah atau
lansung dapat dipahami. Perhatikan gambar 2!
Gambar 2Diagram Garis
20
21
kategori 1 kategori 2 kategori 3 kategori 4
Seri 1 4.3 2.5 3.5 4.5
Seri 2 2.4 4.4 1.8 2.8
Seri 3 2 2 3 5
1
3
5
7
9
11
13
Judu
l Dia
gram
c. Diagram Lingkaran
Diagram lingkaran adalah diagram yang menyatakan suatu peristiwa atau
informasi yang dipaparkan dalam bentuk lingkaran 360° yang dipotong-potong
menjadi segmen-segmen. (Dendi Sugono, 2008:1370).
Menurut Komaruddin dan Yooke Tjuparman S. Komaruddin (2000:57),
diagram lingkaran adalah diagram yang menyajikan suatu peristiwa dalam bentuk
360 derajat. Setiap derajat mempunyai nilai tertentu. Persentase perlu dikalikan
3,6 untuk diterjemahkan dalam diagram lingkaran. Perhatikan gambar 3 berikut
ini!
Gambar 3Diagram Lingkaran
abcd
Judul Diagram
21
22
Membaca tabel dan bagan/diagram pada umumnya dilakukan dengan
tujuan yang sangat khusus. Oleh karena itu, pembaca tidak selalu mencermati
seluruh paparan yang ada pada tabel, grafik, dan bagan/diagram itu. Pembaca
dapat langsung mencari hal-hal yang dianggap perlu pada saat membaca. Hal-hal
yang dianggap perlu pada umumnya adalah hal yang sifatnya sangat menonjol.
Setelah menemukan hal yang dicari, pembaca dapat segera meninggalkan tabel
tersebut dan melanjutkan bacaan berikutnya. Apabila pembaca tidak memiliki
tujuan khusus, kegiatan membaca tabel dapat dilakukan secara cermat dan
menyeluruh.
Menurut Soedarso (2008:102), hal yang penting dalam membaca tabel
atau diagram adalah mendapatkan pengertian dari yang dimaksudkan oleh grafik
ataupun kolom-kolom tabel. Informasi yang terkandung dalam tabel atau diagram
dapat membantu kita menemukan ide pokok dan detail penting yang kita baca.
Informasi tersebut adalah berupa fakta yang ditunjukkan dengan jelas. Seorang
pembaca tabel dan diagram yang baik tidak hanya mampu membaca teks bacaan
tetapi juga harus pandai menyerap informasi yang terkandung dalam tabel atau
diagram tersebut.
Selanjutnya, Soedarso (2008:103), menerangkan langkah-langkah untuk
membaca tabel dan diagram adalah sebagai berikut:
1. Baca judulnya
Judul tabel dan diagram merupakan bagian pesan yang penting. Oleh
karena itu, kegiatan membaca judul itu sangat bermanfaat untuk memahami pesan
secara utuh dan menyeluruh. Resapilah isi judul tabel dan diagram yang anda
22
23
hadapi, karena judul memberikan ringkasan yang padat tentang informasi yang
akan disampaikan.
2. Baca informasi yang ada
Informasi itu merupakan kunci merupakan kunci penjelasan tentang data
yang disampaikan. Informasi itu, misalnya, berupa urutan tahun presentase, atau
angka-angka. Kegiatan mencari infomasi itu dapat dilakukan dengan mencermati
kolom demi kolom atau baris demi baris.
3. Ajukan pertanyaan tentang tujuan tabel atau diagram tersebut
Hal ini bertujuan untuk membantu dalam menemukan informasi yang kita
cari. Selain itu dengan mengajukan pertanyaan kita akan menemukan tujuan dari
tabel itu. Pertanyaan yang diajukan yaitu dengan mengubah judul itu menjadi
pertanyaan.
4. Baca tabel atau diagram
Ketika membaca secara menyeluruh, tetaplah ingat akan maksud dan
tujuanya, dan dapatkan keterangannya dalam informasi yang disajikan.
B. Penelitian yang Relevan
Penelitian terdahulu yang relevan dengan penelitian yang penulis lakukan
yaitu penelitian yang dilakukan pada tahun 2010 oleh Rani Fitri, mahasiswa
Pendidikan Bahasa Sastra Indonesia dan Daerah STKIP Ahlussunnah Bukittinggi
dengan tujuan mengetahui kemampuan membaca tabel siswa kelas VII SMP N 2
Canduang, Balai Sati, Kabupaten Agam. Penelitian ini menyimpulkan bahwa
kemampuan membaca tabel Siswa Kelas VII SMP N 2 Canduang, Balai Sati,
Kabupaten Agam adalah lebih dari cukup dengan rata-rata 69,4.
23
24
Selanjutnya penelitian terdahulu yang relevan dengan penelitian yang akan
penulis lakukan yaitu penelitian yang dilakukan pada tahun 2012 oleh Silvi
Rahayu, mahasiswa Pendidikan Bahasa Sastra Indonesia dan Daerah STKIP
Ahlussunnah Bukittinggi dengan tujuan mengetahui kemampuan membaca
dengan Speed reading siswa kelas VII SMP N 2 Sungai Pua, Kabupaten Agam.
Penelitian ini menyimpulkan bahwa Kemampuan Membaca Cepat Siswa Kelas
VII SMP N 2 Sungai Pua Kabupaten Agam adalah baik.
Penelitian lain yang relevan yaitu penelitian yang dilakukan Sastri Yunita
mahasiswa Pendidikan Bahasa Sastra Indonesia dan Daerah STKIP Ahlussunnah
pada tahun 2013 dengan judul kemampuan membaca cepat siswa kelas VIII SMP
Negeri Padang Gelugur, Kab. Pasaman. Penelitian ini menyimpulkan bahwa
kemampuan membaca cepat siswa kelas VIII SMP Negeri Padang Gelugur, Kab.
Pasaman berada pada tingkat cukup cepat dengan presentase 56,80. Tingkat
pemahaman terhadap bacaan adalah hampir cukup dengan persentase 55,61
Penelitian yang penulis lakukan sejalan dengan penelitian yang dilakukan
oleh Silvia Rahayu jika dilihat dari segi kajiannya yaitu mengukur kemampuan
membaca dengan menggunakan metode deskriptif kuantitatif. Berbeda dengan
penelitian yang dilakukan oleh Silvia Rahayu di SMP N 2 Sungai Pua Kabupaten
Agam, sampel penelitian ini adalah siswa kelas VII SMP Negeri 2 Kecamatan
Harau, Kabupaten 50 Kota.
Penelitian yang dilakukan oleh Rani Fitri juga mengkaji bagaimana
kemampuan membaca tabel siswa kelas VII, dengan menggunakan metode
deskriptif kuantitatif. Berbeda dengan Rani Fitri, populasi dari penelitian ini
adalah siswa kelas VII SMP Negeri 2 Kecamatan Harau, Kabupaten 50 Kota.
24
25
Penelitian yang dilakukan Sastri Yunita mahasiswa Pendidikan Bahasa
Sastra Indonesia dan Daerah STKIP Ahlussunnah pada tahun 2013 dengan judul
kemampuan membaca cepat siswa kelas VIII SMP Negeri Padang Gelugur, Kab.
Pasaman, juga sejalan dengan penelitian yang penulis lakukan karena penelitian
ini juga membahas bagaimana kemampuan membaca siswa. Penelitian ini
menggunakan metode deskriptif kuantitatif. Berbeda dengan penelitian penulis,
sampel penelitian Sastri Yunita adalah siswa SMP kelas VIII sedangkan sampel
penelitian penulis adalah siswa kelas VII SMP Negeri 2 Kecamatan Harau,
Kabupaten 50 Kota. Penelitian-penelitian ini tentu akan menjadi bahan referensi
yang berguna bagi penulis dan tentunya akan sangat membantu penulis.
C. Kerangka Konseptual
Pembelajaran bahasa Indonesia di tingkat sekolah menegah tak terlepas
dari empat keterampilan berbahasa, salah satunya keterampilan membaca.
Keterampilan membaca yang diajarkan di sekolah bertujuan agar siswa terampil
dalam membaca dan meningkatkan minat dan kegemaran membaca siswa.
Kebiasan membaca siswa akan berdampak baik terhadap pembelajaran bahasa
Indonesia dan pembelajaran lainya di sekolah karena dengan membaca akan
menjadikan siswa lebih siap dalam menghadapi pelajaran yang akan disampaikan
guru.
Membaca pada hakikatnya adalah proses menerjemahkan informasi dari
penulis sehingga memberikan pengetahuan, pemahaman dan kepuasan terhadap
pembaca. Membaca bagi siswa merupakan sesuatu yang penting. Oleh karena itu,
pembelajaran bahasa Indonesia di sekolah mengajarkan banyak hal tentang
membaca. Berbagai teknik membaca diajarkan dengan tujuan agar siswa dapat
25
26
menemukan dan memahami informasi dari bacaan sesuai dengan manfaat
membaca itu sendiri. Banyak teknik membaca yang harus dikuasai oleh siswa
agar hasil belajar lebih baik, salah satunya adalah untuk membaca tabel dan
diagram. Membaca tabel dan diagram penting untuk diajarkan untuk
meningkatkan pemahaman bacaan karena bacaan tidak selalu berpa kalimat dan
paragraf, terkadang informasi ditampilkan dalam bentuk tabel dan diagram.
Berdasarkan uraian tersebut maka dapat disusun kerangka konseptual seperti
berikut ini:
Gambar 4Kerangka Konseptual
26
Siswa
Membaca
Membaca Intensif
Membaca tabel dan diagram
Tingkat kemampuan membaca tabel dan diagram siswa kelas VII SMP N 2 Kec. Harau Kab. 50 Kota
Tes tertulis