proposal motor dc toni.docx
-
Upload
yogie-novriandi -
Category
Documents
-
view
115 -
download
11
Transcript of proposal motor dc toni.docx
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Kebutuhan akan pengetahuan tidak akan pernah punah di kalangan pelajar,
mahasiswa, maupun masyarakat. Seiring dengan berkurangnya peralatan
praktikum di labor teknik elektro Universitas Riau maka diciptakanlah alat-alat
praktikum yang baru dengan membuat alat stating motor arus searah
menggunakan tahanan agar dapat menunjang proses pembelajaran dan
memberikan pengetahuan yang lebih untuk bersama.
Untuk motor arus searah yang kapasitasnya cukup besar, pada waktu
menjalankan motornya tidak dapat di hubungkan langsung dengan sumber
tegangan DC. Hal ini di sebabkan tahanan jangkar relatif rendah, sehingga apabila
dihubungkan langsung dengan sumber DC akan menimbulkan arus mula besar
yang dapat mengakibatkan kerusakan pada motor serta mengganggu kestabilan
operasi peralatan lain. Untuk meminimumkan tegangan yg masuk ke motor DC
maka diberikanlah tahanan untuk memperkecil tegangan tersebut.
Motor DC itu sendiri terbagi atas beberapa jenis, yaitu : Motor DC
penguatan terpisah, Motor DC shunt, Motor DC seri, dan Motor DC kompon. Di
tugas akhir ini akan di bahas tentang start motor arus searah menggunakan
tahanan.
1.2 Batasan Masalah
Untuk memudahkan pembahasan dan menitik beratkan pada permasalahan
dan pembahasan tugas akhir ini, maka penulis hanya membahas mengenai :
1. Nilai tahanan mula untuk mengurangi arus start yang besar.
2. Prinsip kerja rangkaian yaitu pemutusan tahanan mula dengan bantuan
kontaktor (secara otomatis).
1
1.3 Tujuan
Adapun tujuan dari Penulisan ini untuk membuat alat sebagai model
starting motor arus searah dan memahami penggunaan tahanan mula untuk
mengatur start motor arus searah.
1.4 Manfaat
Dengan melakukan penelitian ini diharapkan kita dapat mengetahui
bagaimana mekanisme dan cara kerja dari starting motor arus searah ( DC )
dengan menggunakan tahanan dan kita dapat menggunakan pemanfaatan dari
proses penelitian ini. Serta juga dapat digunakan sebagai alat praktikum di
laboratorium Teknik Elektro Universitas Riau nantinya. Penelitian starting motor
arus searah ini lebih bermanfaat untuk motor-motor besar yang di start pada
kondisi berbeban.
1.5 Metodologi Penulisan
BAB I : PENDAHULUAN
Berisikan tentang latar belakang, rumusan masalah, tujuan,
manfaat, dan metodologi penulisan.
BAB II : DASAR TEORI
Berisi tentang teori umum motor arus searah, prinsip kerja
motor arus searah, rangkaian ekivalen motor dc, jenis motor
dc, pengaturan kecepatan motor arus searah, pengaturan
arus medan, pengaturan tahanan jangkar dan pengaturan
tegangan jangkar, pengasutan motor dc.
BAB III : METODE PENELITIAN
Berisi tentang lokasi dan waktu pelaksanaan, dan prosedur
penelitian
2
BAB IV : PEMBAHASAN
Umum, prinsip kerja alat keseluruhan, gambar rangkaian
lengkap, pengujian, hasil pengujian, dan analisa.
BAB V : KESIMPULAN DAN SARAN
Bab ini berisi tentang kesimpulan dan saran dari
pembahasan yang telah dilakukan.
3
BAB II
TEORI DASAR
1.2 Teori Umum Motor DC
Motor arus searah adalah suatu mesin yang berfungsi mengubah tenaga
listrik arus searah (Listrik DC) menjadi tenaga gerak atau mekanik, dimana tenaga
gerak tersebut berupa putaran dari pada motor.
Dalam kehidupan kita sehari – hari motor DC dapat kita lihat pada motor
starter mobil, pada tape recorder, pada mainan anak–anak dan pada pabrik–
pabrik motor DC digunakan untuk traksi, elevator, conveyor, dan sebagainya.
dimana tidak ada perbedaan konstruksi antara motor DC dan generator DC .
Bahan penting yang digunakan pada mesin–mesin arus searah adalah
bahan ferogmagnetik. Garis–garis gaya magnet cenderung untuk melewati bahan–
bahan yang termasuk jenis bahan yang permeabilitasnya jauh lebih besar dari 1.
Kutub-kutub magnet yang digunakan untuk mesin arus searah biasanya
menggunakan magnet buatan yang dibuat dengan prinsip elektromagnetisme,
yang pembuatanya adalah dengan melilitkan kawat email pada bahan
feromagnetik yang kemudian di aliri arus searah.
Prinsip dasar dari pembuatan kutub magnet buatan tersebut ialah hasil
percobaan oersted, yang menyatakan jarum kompas akan menyimpang apabila
berada didekat kawat berarus. Jarum kompas akan menyimpang bila disekitarnya
terdapat medan magnet. Dari percobaan oersted dapat disimpulkan bahwa
disekitar kawat berarus listrik terdapat medan magnet.
Arah medan magnet yang terbentuk disekitar kawat yang berarus listrik
diperoleh berdasarkan percobaan Maxwell. Bila arus listrik yang mengalir
didalam kawat arahnya menjauhi pengamat ( maju ), maka medan yang terbentuk
disekitar kawaat berarus arahnya searah dengan putaran arah jarum jam.
Sebaliknya bila arus listrik yang mengalir didalam kawat arahnya mendekati kita (
mundur ) maka medan magnet yang berbentuk disekitar kawat arahnya
berlawanan dengan arah jarum jam.
4
2.2 Prinsip Kerja Motor DC
Motor DC memerlukan suplai tegangan yang searah pada kumparan
medan untuk diubah menjadi energi mekanik. Bagian utama motor DC adalah
stator dan motor, dimana kumparan medan pada motor DC disebut stator (bagian
yang tidak berputar) dan kumparan jangkar disebut rotor (bagian yang bergerak).
Bentuk motor paling sederhana memiliki kumparan satu lilitan yang bisa berputar
bebas diantara kutub-kutub magnet permanen.
Catu tegangan dc dari baterai menuju ke lilitan melalui sikat yang
menyentuh komutator, dua segmen yg terhubung dengan dua ujung lilitan. Gamar
2.1 adalah gambar dari kumparan satu lilitan yang disebut angker dinamo. Angker
dinamo adalah sebutan untuk komponen yang berputar diantara medan magnet.
Gambar 2.1. Motor DC Sederhana
Jika arus lewat pada suatu konduktor, timbul medan magnet di sekitar
konduktor. Arah medan magnet ditentukan oleh arah aliran arus pada konduktor.
Medan magnet yang membawa arus mengelilingi konduktor dapat dilihat pada
gambar 2.2 :
5
Gamabar 2.2. Medan Magnet yang Membawa Arus Mengelilingi Konduktor
Aturan genggaman tangan kanan bisa dipakai untuk menentukan arah garis
fluks disekitar konduktor. Genggam konduktor dengan tangan kanan dengan
jempol mengarah pada aliran arus, maka jari-jari kita akan membentuk arah garis
fluks. Gambar 2.2 yang terbentuk di sekitar konduktor berubah arah karena
bentuk U. Medan magnet hanya terjadi pada sebuah konduktor jika ada arus
mengaliri konduktor tersebut. Jika konduktor berbentuk U diletakkan antara kutub
utara dan kutub selatan yang kuat medan magnet konduktor akan berintegrasi
dengan magnet kutub. Dapat dilihat pada gambar 2.3.
Gambar 2.3. Reaksi Garis Fluks
Lingkaran bertanda A dan B merupakan ujung konduktor yang
dilengkungkan (looped conductor). Arus mengalir masuk melalui ujung A dan
keluar melalui ujung B. Medan konduktor A yang searah jarum jam akan
menambah medan pada kutub dan menimbulkan medan yang kuat di bawah
konduktor. Konduktor akan berusaha bergerak ke atas untuk keluar dari medan
6
kuat ini. Medan konduktor B yang berlawanan arah jarum jam akan menambah
medan pada kutub dan menimbulkan medan yang kuat di atas konduktor.
Konduktor akan berusaha untuk bergerak turun agar keluar dari medan yang kuat
tersebut.
Mekanisme kerja untuk seluruh jenis motor secara umum :
1. Arus listrik dalam medan magnet akan memberikan gaya
2. Jika kawat yang membawa arus dibengkokkan menjadi sebuah
lingkaran / loop, maka kedua sisi loop, yaitu pada sudut kanan medan
magnet, akan mendapatkan gaya pada arah yg berlawanan
3. Pasangan gaya menghasilkan tenaga putar
4. Motor-motor memiliki beberapa loop pada dinamonya untuk
memberikan tenaga putaran yang lebih seragam dan medan
magnetnya dihasilkan oleh susunan elektromagnetik yang disebut
kumparan medan
Pada motor dc, daerah kumparan medan yang dialiri arus listrik akan
menghasilkan medan magnet yang melingkupi kumparan jangkar dengan arah
tertentu. Konversi dari energi listrik menjadi energi mekanik (motor) maupun
sebaliknya berlangsung melalui medan magnet, dengan demikian medan magnet
disini selain berfungsi sebagai tempat untuk menyimpan energi, sekaligus sebagai
tempat berlangsungnya proses perubahan energi, daerah tersebut dapat dilihat
pada gambar 2.4 di bawah ini.
Gambar 2.4. Prinsip Dasar Motor DC
7
Agar proses perubahan energi mekanik dapat berlangsung secara
sempurna, maka tegangan sumber harus lebih besar daripada tegangan gerak yang
disebabkan reaksi lawan. Dengan memberi arus pada kumparan jangkar yang
dilindungi oleh medan maka menimbulkan perputaran pada motor.
2.3 Rangkaian Ekivalen Motor DC
Rangkaian ekivalen pada gambar 2.5 menunjukkan rangkaian jangkar
yang dipresentasikan oleh sumber tegangan ideal EA dan resistor RA. Jatuh
tegangan pada sikat dipresentasikan oleh baterai kecil Vbrush yang berlawanan arah
dengan aliran arus pada motor. Lilitan medan, yang menghasilkan fluks magnet
pada motor, dipresentasikan oleh induktor LF dan resistor RF. Resistor terpisah Radj
mempresentasikan resistor variabel di luar motor yang mengendalikan besarnya
arus yang mengalir pada rangkaian medan.
Terdapat beberapa macam penyederhanaan dari rangkaian ekivalen dasar
motor dc tersebut. Jatuh tegangan sikat biasanya sangat rendah bila dibandingkan
dengan tegangan yang dicatu kepada motor. Oleh karena itu, jatuh tegangan pada
sikat dapat diabaikan, atau dapat dianggap telah tercakup pada nilai tahanan RA.
Demikian pula dengan tahanan dalam rangkaian medan yang dapat digabungkan
dengan tahanan variabel, dan jumlahnya disebut RF.
Tegangan jangkar motor dapat dinyatakan dengan persamaan:
EA=Kϕω persamaan 2.1
Dimana:
EA = tegangan jangkar (V)
K = konstanta motor
Ф = fluks (W)
ω = kecepatan motor (rpm)
8
Gambar 2.5. Rangkaian Ekivalen Motor DC
Tegangan jangkar pada motor dc sebanding dengan fluks dan kecepatan
putaran motor. Dari persamaan 2.1 dapat diperoleh persamaan:
ω=EA ∕ Kϕ persamaan 2.2
Dari presamaan 2.2 diketahui bahwa pengaturan kecepatan putaran motor
dc dapat dilakukan dengan cara mengubah nilai tegangan dan fluks.
Adapun nilai torsi motor dc dapat dinyatakan dengan persamaan sebagai
berikut:
T=Kϕ I A persamaan 2.3
Dimana:
T = Torsi motor (Nm)
K = konstanta motor
Ф = fluks (W)
IA = arus jangkar (A)
2.4 Jenis Motor DC
Merupakan suatu keunggulan dari motor dc memiliki karakteristik kerja
yang dapat diperoleh dari pemilihan metode penguatan kumparan medan. Lilitan
9
medan dapat diberi penguat secara terpisah dari sumber dc luar, atau dapat diberi
penguat-diri, yaitu motor dapat menyediakan catu untuk penguatannya sendiri.
Terdapat lima jenis utama motor dc yang sering digunakan berdasarkan
sumber penguat lilitan medannya:
2.4.1 Motor DC Penguatan Terpisah
Skema hubungan motor dc penguatan terpisah tampak pada gambar. Arus
medan yang dibuthkan hanya merupakan bagian yang sangat kecil dari arus
jangkar nilainya sekitar 1 sampai dengan 3 persen dari motor jenis lain. Motor
penguat terpisah digunakan pada beban relatif konstan dan tidak berubah secara
drastis.
Sejumlah kecil daya pada rangkaian medan dapat mengatur daya yang
relatif besar pada rangkaian jangkarnya. Motor dc penguatan terpisah sering
digunakan pada sistem pengaturan umpan balik jika diperlukan rentang
pengaturan kecepatan putaran motor yang lebar.
Saat beban pada poros motor bertambah, torsi beban Tload akan melebihi
nilai torsi induksi Tind pada motor, kemudian motor akan melambat. Saat motor
melambat, tegangan internal EA = KФω turun, sehingga nilai arus IA = (VT – EA) /
RA naik. Dengan naiknya nilai arus jangkar, maka torsi induksi pada motor akan
naik (Tind = KФIA), hingga pada akhirnya torsi induksi bernilai sama dengan torsi
beban pada kecepatan putaran motor ω yang lebih rendah.
2.4.2 Motor DC Shunt
Lilitan medan dari motor dc yang diberi penguatan diri dapat diberi catu
daya melalui tiga cara berbeda, yaitu secara shunt, seri, maupun gabungan shunt
dan seri yang disebut dengan sistem majemuk. Tegangan pada motor dc shunt
sedikit menurun dengan adanya penambahan beban, meskipun dalam banyak
aplikasi pemakaian hal ini masih dalam rentang toleransi.
Karakteristik keluaran motor dc shunt dapat diturunkan dari persamaan
torsi induksi dan tegangan motor, serta hukum tegangan kirchoff. Dengan Vτ
10
merupakan tegangan smber dalam volt, hukum tegangan kirchoff untuk motor dc
shunt adalah:
V τ=EA+ I A RA persamaan 2.4
Dimana:
Vτ = tegangan sumber (V)
EA = tegangan jangkar (V)
IA = arus jangkar (A)
RA = tahanan jangkar (ohm)
2.4.3 Motor DC Magnet Permanen
Motor dc magnet permanen adalah jenis motor dc yang kutub-kutubnya
terbuat dari magnet permanen. Jenis motor ini pada dasarnya adalah motor dc
shunt yang rangkaian medannya diganti dengan magnet permanen. Motor dc
magnet permanen sering digunakan pada aplikasi untuk beban yang relatif kecil,
karena strukturnya yang lebih sederhana.
Dari pengertiannya, fluks yang dihasilkan motor dc magnet permanen
bernilai konstan, oleh karena itu maka kecepatan motor tidak dapat dikendalikan
dengan mengubah arus medan atau fluks. Metode yang dapat digunakan dalam
pengaturan kecepatan motor dc magnet permanen adalah dengan cara mengubah-
ubah nilai tegangan jangkar dan tahanan jangkar.
2.4.4 Motor DC Seri
Arus medan pada motor dc seri besarnya sama dengan arus beban, bagitu
pula dengan fluks yang dihasilkan, sehingga nilainya sangat bergantung pada
perubahan beban. Dengan RS adalah tahanan seri dalam ohm, hubungan torsi-
kecepatan motor dc seri dinyatakan dengan:
ω=V τ√K
1T
−R A+RSK
persamaan2.5
11
Dari persamaan tersebut, dapat dilihat kelemahan motor dc seri, yaitu torsi
bernilai nol, maka kecepatan akan menjadi tidak terhingga, meskipun dalam
keadaan sebenarnya torsi tidak akan bernilai benar-benar nol, karena adanya rugi-
rugi mekanik, inti, dan lain-lain. Bagaimanapun, saat motor sedang dijalankan
dalam keadaan tanpa beban, kecepatan dapat bernilai cukup tinggi sehingga
menyebabkan kerusakan.
2.4.5 Motor Dc Majemuk
Motor dc majemuk merupakan penggabungan dua karakteristik dari motor
dc seri dan motor dc shunt, biasanya dihubungkan sedemikian rupa sehingga
lilitan seri membuat fluks tiap kutub bertambah besar sesuai bebannya,
mengakibatkan nilai tegangan yang relatif tetap.
Selain konfigurasi dasar seperti yang telah dijelaskan sebelumnya, masih
terdapat beberapa kemungkinan yang ada jika ditambahkan seperangkat sikat
sehingga diperoleh tegangan lain dari komutator. Jadi pilihan pemakaian dari
sistem motor dc dan kemudahan pemasangan sistem pengaturan merupakan sifat-
sifatnya yang menonjol.
2.6 Pengasutan (Starting) Motor DC
Bila sebuah motor arus searah langsung dihubungkan dengan jaringan,
maka pada saat pertama itu tahanan balik yang dibangkitkan adalah nol,sehingga
tahanan angker yang kecil langsung dihadapkan pada tegangan jaringan yang
penuh. Arus yang dibangkitkan hanya ditentukan oleh koefisien dari tegangan
jepit dan tahanan dari angkernya. Maka arus hubungan pendek ini pada umumnya
bernilai tinggi sekali. Hal ini akan merusak belitan jangkar, komutator, dan sikat
arang. Agar arus starting kecil, maka ditambahkan tahanan awal pada rangkaian
jangkar. Setelah motor berputar sampai dicapai putaran nominalnya tahanan awal
tidak difungsikan lagi.
12
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1. Lokasi dan Waktu Pelaksanaan
Penelitian ini dilakukan dilaboratorium Teknik Elektro Universitas Riau
yang mana ini merupakan penelitian mengenai starting motor arus searah dengan
menggunakan tahanan, kemudian penelitian akan dilakukan selama 3 bulan
setelah proposal ini di setujui. Dengan jadwal perencanaan penelitian sebagai
berikut :
No KegiatanMinggu
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
1 Kajian Literatur
2
Perancangan starting
motor arus searah
dengan menggunakan
tahanan
3 Pengujian alat
4
Pengambilan data dari
pengujian alat
5 Analisis data
6 Laporan akhir
3.2. Prosedur Penelitian
13
Pada penelitian ini akan dibuat sebuah alat untuk menstarting sebuah
motor dc dengan menggunakan tahanan untuk dapat dijadikan sarana dan
prasarana penunjang alat praktikum di laboratorium Teknik Elektro Universitas
Riau.
Penelitian ini akan di lakukan di laboratorium Teknik Elektro Universitas
Riau dengan metode perancangan alat starting motor dc dengan menggunakan
tahanan, kemudian akan dilakukan tinjauan pustaka serta komunikasi bersama
dosen yang terlibat untuk penunjang proses penulisan.
14