Proposal MetPen

29
19 BAB l PENDAHULUAN I. LATAR BELAKANG Seperti yang kita ketahui, Negara kita termasuk Negara Berkembang. Dimana dalam Negara berkembang tingkat pertumbuhan ekonominya sangat rendah dan tingkat kemiskinannya sangatlah tinggi. Hal ini dikarenakan tingkat kesadaran masyarakat akan SDM yang terbatas serta meningkatnya jumlah penduduk yang tersentral di kota besar yang tidak merata. Selain itu lapangan kerja yang tersedia sangat terbatas jika dibandingkan dengan pencari kerjanya. Sehingga lapangan kerja yang ada tidak dapat menampung atau memperkerjakan semua pencari kerja (Iriani Ismail, 2011). Untuk itu pemerintah harus lebih ketat dalam membangun UMKM. Karena Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) mempunyai peran yang strategis dalam pembangunan ekonomi nasional, selain karena berperan dalam pertumbuhan ekonomi dan penyerapan tenaga kerja juga berperan dalam pendistribusian hasil-hasil pembangunan. Dalam krisis ekonomi yang terjadi di negara kita sejak beberapa waktu yang lalu, dimana banyak usaha berskala besar yang mengalami stagnasi bahkan berhenti aktifitasnya, sektor Usaha Kecil dan Menengah (UKM) terbukti lebih tangguh dalam menghadapi krisis tersebut.

Transcript of Proposal MetPen

Page 1: Proposal MetPen

19

BAB l

PENDAHULUAN

I. LATAR BELAKANG

Seperti yang kita ketahui, Negara kita termasuk Negara Berkembang.

Dimana dalam Negara berkembang tingkat pertumbuhan ekonominya sangat

rendah dan tingkat kemiskinannya sangatlah tinggi. Hal ini dikarenakan tingkat

kesadaran masyarakat akan SDM yang terbatas serta meningkatnya jumlah

penduduk yang tersentral di kota besar yang tidak merata. Selain itu lapangan kerja

yang tersedia sangat terbatas jika dibandingkan dengan pencari kerjanya. Sehingga

lapangan kerja yang ada tidak dapat menampung atau memperkerjakan semua

pencari kerja (Iriani Ismail, 2011). Untuk itu pemerintah harus lebih ketat dalam

membangun UMKM. Karena Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM)

mempunyai peran yang strategis dalam pembangunan ekonomi nasional, selain

karena berperan dalam pertumbuhan ekonomi dan penyerapan tenaga kerja juga

berperan dalam pendistribusian hasil-hasil pembangunan. Dalam krisis ekonomi

yang terjadi di negara kita sejak beberapa waktu yang lalu, dimana banyak usaha

berskala besar yang mengalami stagnasi bahkan berhenti aktifitasnya, sektor Usaha

Kecil dan Menengah (UKM) terbukti lebih tangguh dalam menghadapi krisis

tersebut. Mengingat pengalaman yang telah dihadapi oleh Indonesia selama krisis,

kiranya tidak berlebihan apabila pengembangan sektor swasta difokuskan pada

UMKM, terlebih lagi unit usaha ini seringkali terabaikan hanya karena hasil

produksinya dalam skala kecil dan belum mampu bersaing dengan unit usaha

lainnya. Pengembangan UMKM perlu mendapatkan perhatian yang besar baik dari

pemerintah maupun masyarakat agar dapat berkembang lebih kompetitif bersama

pelaku ekonomi lainnya. Kebijakan pemerintah ke depan perlu diupayakan lebih

kondusif bagi tumbuh dan berkembangnya UMKM. Pemerintah perlu

meningkatkan perannya dalam memberdayakan UMKM disamping

mengembangkan kemitraan usaha yang saling menguntungkan antara pengusaha

Page 2: Proposal MetPen

19

besar dengan pengusaha kecil, dan meningkatkan kualitas Sumber Daya

Manusianya (www.diskop.padang.go.id).

Pertumbuhan ekonomi nasional sangat ditentukan oleh dinamika

perekonomian daerah, sedangkan perekonomian daerah pada umumnya ditopang

oleh kegiatan ekonomi bersakala kecil dan menengah. Unit usaha yang masuk

dalam kategori Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) merupakan urat nadi

perekonomian daerah dan nasional. Jumlah UMKM mencapai sekitar 99% dari

populasi unit usaha, serta menampung lebih dari 92% jumlah tenaga kerja. Dari

tingkat pertumbuhan ekonomi nasional sebesar 5,0 persen, UMKM menyumbang

laju pertumbuhan sekitar 3,0 persen, lebih tinggi dari pada laju pertumbuhan usaha

besar. Dari data awal ini menunjukkan betapa strategisnya pengembangan koperasi

dan UMKM (www.dppm.uii.ac.id).

Sektor UMKM telah terbukti tahan banting dalam menghadapi krisis,

bahkan semakin menunjukkan perkembangan pesat. Kurang-lebih 60 persen dari

PDB saat ini berkaitan dengan sektor UMKM. Sektor Usaha Mikro Kecil dan

Menengah (UMKM) merupakan usaha yang tangguh di tengah krisis ekonomi. Saat

ini sekitar 99% pelaku ekonomi mayoritas adalah pelaku usaha UMKM yang terus

tumbuh secara signifikan dan menjadi sektor usaha yang mampu menjadi penopang

stabilitas perekonomian nasional. UMKM makin tahan banting dan tetap optimistis

di tengah krisis. Ketika terjadi krisis global pelaku UMKM tetap bergerak.

Pemerintah telah memberikan upaya-upaya pemberdayaan berupa kebijakan,

program dan kegiatan untuk semakin menguatkan sektor UMKM ini. Namun upaya

pemberdayaan tersebut belum memberikan hasil yang maksimal dan membawa

daya ungkit (leverage) yang kuat bagi para pelaku UMKM pada khususnya, dan

masyarakat pada umumnya. Pada tahun 2008, kontribusi UMKM terhadap

penciptaan devisa nasional melalui ekspor non migas mengalami peningkatan

sebesar Rp. 40,75 triliun atau 28,49% yaitu dengan tercapainya angka sebesar Rp.

183,76 triliun atau 20,17% dari total nilai ekspor non migas nasional

(www.bps.go.id). Selanjutnya pada tahun 2008, kontribusi UMKM terhadap total

PDB nasional adalah sebesar Rp. 1.165,26 triliun atau 58,33%. Kemudian pada

tahun 2008, UMKM mampu menyerap tenaga kerja sebesar 90.896.270 orang atau

Page 3: Proposal MetPen

19

97,04% dari total penyerapan tenaga kerja yang ada. Jumlah ini meningkat sebesar

2,43% atau 2.156.526 orang dibandingkan tahun 2007. UMKM masih akan menjadi

primadona bagi pengembangan ekonomi daerah di masa mendatang. Banyak

program yang telah dijalankan untuk memberdayakan UMKM sejak hampir 10

tahun yang lalu, namun hasilnya sampai saat ini belum menggembirakan. Sehingga

perlu dicarikan Model baru yang berbeda dengan yang sebelumnya agar UMKM

tidak jalan di tempat. Dibutuhkan usaha-usaha strategik guna memberdayakan

UMKM agar dapat menjadi penopang perekonomian lokal seperti yang terjadi di

Jepang dan Taiwan. Oleh karena itu upaya mengembangkan dan memberdayakan

UMKM agar hasil yang diperoleh memiliki multiplier effect yang tinggi menjadi

sangat penting saat ini, khususnya dalam meningkatkan daya saing. Dengan daya

saing itu diharapkan bisa meningkatkan pendapatan UMKM , tidak tergilas

perdagangan bebas, dan berdampak pada kesejahteraan masyarakat. Kini UMKM

memiliki peluang untuk terus berkembang.

Dari latar belakang yang dipaparkan oleh penulis, maka penulis

menyusun proposal dengan judul,

“PERAN UMKM DALAM MENINGKATKAN PERTUMBUHAN EKONOMI

PADA ERA GLOBALISASI DI KOTA BANGKALAN”

II. RUMUSAN MASALAH

Dari latar belakang yang diuraikan diatas maka rumusan masalah yang diambil

adalah:

1) Bagaimana langkah pemerintah untuk mengembangkan UMKM di Kota

Bangkalan?

2) Seberapa besar UMKM dapat mempengaruhi pertumbuhan ekonomi di Kota

Bangkalan?

III. TUJUAN PENELITIAN

Berdasarkan rumusan masalah, maka tujuan dari penelitian ini adalah:

1) Untuk mengetahui langkah pemerintah untuk mengembangkan UMKM di

Kota Bangkalan.

Page 4: Proposal MetPen

19

2) Untuk mengetahui seberapa besar UMKM dapat mempengaruhi pertumbuhan

ekonomi di Kota Bangkalan.

IV. MANFAAT PENELITIAN

Adapun manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah:

1) Bagi penulis, penelitian ini dapat menambah pengetahuan dan pengalaman.

2) Bagi Dinas terkait, diharapkan penelitian ini dapat dijadikan sebagai

referensi atau masukan untuk kebijakan kebijakan pada periode-periode

selanjutnya.

3) Bagi pihak-pihak lain,diharapkan hasil penelitian dapat bermanfaat untuk

menambah pengetahuan serta menjadi referensi atau bahan masukan dalam

penelitian serupa pada penelitian yang akan datang.

Page 5: Proposal MetPen

19

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

I. Tinjauan Teori

1.1 Pengertian UMKM dan Pemhaman UMKM

1. Definisi UMKM Menurut UU No.20 Tahun 2008,

a) Usaha Mikro: Usaha produktif milik perorangan/badan-badan usaha

yang memenuhi kriteria.

b) Usaha kecil: Usaha ekonomi produktif yang berdiri sendiri yang

dilakukan oleh orang perorangan/badan usaha yang bukan merupakan

cabang perusahaan lain yang dimiliki, dikuasai/menjadi bagian atau

baik langsung maupun tidak langsung dari usaha menengah dan usaha

besar yang memenuhi kriteria.

c) Usaha menengah: Usaha ekonomi produktif yang berdiri sendiri, yang

dilakukan oleh orang perorangan / badan usaha yang bukan anak dari

perusahaan lain dengan jumlah kekayaan bersih atau hasil penjualan

tahunan sebagaimana diatur dalam Undang-Undang.

d) Usaha besar: Usaha ekonomi produktif yang dilakukan oleh badan

usaha dengan jumlah kekayaan bersih atau hasil penjualan tahunan

lebih besar dari usaha menengah, yang meliputi usaha nasional milik

negara atau swasta.

2. Asas UMKM:

1) Asas kekeluargaan

Asas yang melandasi upaya pemberdayaan UMKM sebagai bagian dari

perekonomian nasional yang diselenggarakan berdasarkan atas

demokrasi ekonomi dengan prinsip kebersanaan, efisiensi berkeadilan,

berkelanjutan, berwawasan lingkungan, kemandirian, keseimbangan

kemajuan, dan kesatuan ekonomi nasional untuk kesejahteraan rakyat

Indonesia.

2) Asas demokrasi ekonomi

Page 6: Proposal MetPen

19

Pemberdayaan UMKM diselenggarakan sebagai kesatuan dari

pembangunan perekonomian nasional untuk mewujudkan kemakmuran

rakyat.

3) Asas kebersamaan

Asas yang mendorong peran seluruh UMKKM dan dunia usaha secara

bersama-sama dalam kegiatannya untuk mewujudkan kesejahteraan

rakyat.

4) Asas efesiensi berkeadilan

Asas yang mendasari pelaksanaan pemberdayaan UMKM dengan

mengedepankan efisiensi berkeadilan dalam usaha yang mewujudkan

iklim usaha yang adil, kondusif, dan berdaya saing.

5) Asas berkelanjutan

Asas yang secara terencana mengupayakan berjalannya proses

pembangunan melalui pemberdayaan UMKM yang dilakukan secara

berkesinambungan sehingga terbentuk perekonomian yang tangguh dan

mandiri.

6) Asas berwawasan lingkungan

Asas pemberdayaan UMKM yang dilakukan dengan tetap

memperhatikan dan mengutamakan perlindungan dan pemeliharaan dan

lingkungan hidup.

7) Asas kemandirian

Asas pemberdayaan UMKM yang dilakukan dengan tetap menjaga dan

mengedepankan potensi, kemampuan, dan kemandirian UMKM.

8) Asas keseimbangan kemajuan

Asas pemberdayaan UMKM yang berupaya menjaga keseimbangan

kemajuan ekonomi wilayah dalam kesatuan ekonomi nasional.

9) Asas kesatuan ekonomi nasional

Asas pemberdayaan UMKM yang merupakan bagian dari pembangunan

kesatuan ekonomi naasional.

Page 7: Proposal MetPen

19

3. Tujuan UMKM:

Menumbuhkan dan mengembangkan usaha dalam rangka membangun

perekonomian nasional berdasarkan demokrasi ekonomi yang

berkeadilan.

Prinsip dan tujuan pemberdayaan UMKM

Prinsip pemberdayaan dalam UMKM adalah:

1. Penumbuhan kemandirian, kebersamaa dan kewirausahaan UMKM

untuk berkarya dengan prakarsa sendiri.

2. Perwujudan kebijakan publik yang transpran, akuntabel, dan berkeadilan.

3. Pengembangan usaha berbasis potensi daerah dan berorientasi pasar

sesuai dengan kompetisi UMKM.

4. Peningkatan daya saing UMKM.

5. Penyelenggaraan perencanaan, pelaksanaan, dan pengendalian secara

terpadu.

Tujuan dari pemberdayaan:

1. Mewujudkan struktur ekonomi nasional yang seimbang, berkembang,

dan berkeadilan.

2. Menumbuhkan dan mengembangkan kemampuan usaha UMKM menjadi

usaha yang tangguh dan mandiri.

3. Meningkatkan peran UMKM dalam pembangunan daerah, penciptaan

lapangan kerja, perataan pendapatan, pertumbuhan ekonomi, dan

pengntasan rakyat dari kemiskinan.

4. Kriteria dalam UMKM:

1. Kriteria usaha mikro:

Memiliki kekayaan paling banyak 50.000.000 tidak termasuk

tanah dan bangunana tempat usaha.

Memiliki hasil penjualan tahunan paling banyak 300.000

2. Kriteria usaha kecil:

Memiliki kekayaan bersih lebih dari 50.000.000, sampai dengan

paling banyak 500.000.000 tidak termasuk tanah dari bangnan

tempat usaha.

Page 8: Proposal MetPen

19

Memiliki hasil penjualan tahunan lebih dari 300.000.000 sampai

dengan paling banyak 2.500.000.000

3. Kriteria usaha menengah:

Memiliki kekayaan bersih lebih dari 500.000.000 sampai dengan

paling banyak 10.000.000.000 tidak termasuk tanah dan bangunan

tempat usaha.

Memiliki hasil penjualan tahunan lebih dari 2.500.000.000 sampai

dengan paling banyak 50.000.000.000

5. Penumbuhan iklim usaha:

1) Pemerintah pusat dan pemerintah daerah menumbuhkan iklim usaha

dengan menetapkan peraturan perundang-undangan dan kebijakan

meliputi aspek:

Aspek pendanaan, ditunjukkan untuk:

Memperluas sumber pendaan dan memfasilitasi usaha UMKM

untuk dapat mengakses kredit perbankan dan lembaga keuangan.

Memperbanyak lembaga pembiayaan dan memperluas jaringan

sehingga dapat diakses UMKM.

Memberikan kemudahan dalam memperoleh pendanaan secara

cepat, tepat, murah dan diskriminatif dalam pelayanan sesuai

dengan peraturan perundang-undangan.

Aspek sarana dan prasarana:

Mengadakan prasarana umum yang dapat mendorong dan

mengembangkan pertumbuhan UMKM.

Memberikan keringanan tarif prasarana tertentu bagi UMKM.

Aspek informasi usaha:

Membentuk dan mempermudah pemanfaaatan bank data dan

informasi bisnis.

Mengadakan dan menyebarluaskan informasi mengenai pasar,

sumber pembiayaan, komoditas, penjaminan, desain dan

tekhnologi.

Memberikan jaminan transparasi dan akses yang sama bagi

UMKM atas segala informasi usaha.

Page 9: Proposal MetPen

19

Aspek kemitraan:

Mewujudkan kemitraan antar UMKM.

Mendorong terjadinya hubungan yang saling menguntungkan

dalam melaksanakan transaksi usaha antar UMKM .

Mengadakan kerjasama untuk meningkatkan posisi tawar

UMKM.

Mendorong terbentukny struktur pasar yang menjamin

tumbuhnya persaingan usaha yang sehat dan melindungi

konsumen.

Aspek perizinan usaha:

Menyederhanakan tata cara dan jenis perijinan usaha dan sistem

pelayanan terpadu.

Membebaskan biaya perizinan bagi usaha mikro dan memberikan

biaya keringanan perizinan bagi usaha kecil.

Aspek kesempatan usaha:

Menetapkan alokasi waktu usaha untu UMKM dinsub sektor

perdagangan retail.

Mencadangkan bidang dan jenis kegiatan usaha yang memiliki

kekhususan proses, bersifat padat karya, serta mempunyai warisan

budaya yang bersifat khusus dan tururn menurun.

Melindungi usaha tertentu yang strategis untuk UMKM.

Mengutamakan penggunaan produk yang dihasilkan oleh UMKM

melalui pengadaan secara langsung.

Memorioritaskan pengadaan barang atau jasa dan memborong

kerja pemerintah dan pemerintah daerah.

Aspek promosi dagang:

Meningkatkan promosi dagang UMKM di dalam maupun diluar

negeri.

Memperluas sumber pendanaan untuk promosi produk UMKM di

dalam dan diluar negeri.

Page 10: Proposal MetPen

19

Memfasilitasi kepemilikan hak ataas kekayaan intelektual atas

produk dan disain UMKM dalam kegiatan usaha dalam negeri

dan ekspor.

Aspek dukungan kelembagaan, ditujukan:

Untuk mengembangkan dan meningkatkan fungsi inkubator,

lembaga pelayanan pengembangan usaha, konsultan mitra usaha bank

dan lembaga profesi sejenis lainnya sebagai lembaga pendukung

pengembangan UMKM.

2) Dunia usaha dan masyarakat berperan serta secara aktif

menumbuhkan iklim usaha.

1.2 Kondisi UMKM

Dalam pembangunan dan pertumbuhan ekonomi di Indonesia UKM selalu

digambarkan sebagai sektor yang mempunyai peranan yang penting, karena

sebagian besar jumlah penduduknya berpendidikan rendah dan hidup dalam

kegiatan usaha kecil baik disektor tradisional maupun modern. Peranan usaha

kecil tersebut menjadi bagian yang diutamakan dalam setiap perencanaan tahapan

pertumbuhan yang dikelola oleh dua departemen. 1. Departemen Perindustrian

dan Perdagangan; 2. Departemen Koperasi dan UMKM, namun demikian usaha

pengembangan yang telah dilaksanakan masih belum memuaskan hasilnya, karena

pada kenyataannya kemajuan UMKM sangat kecil dibandingkan dengan

kemajuan yang sudah dicapai usaha besar. Pelaksanaan kebijaksanaan UMKM

oleh pemerintah selama Orde Baru, sedikit saja yang dilaksanakan, lebih banyak

hanya merupakan semboyan saja, sehingga hasilnya sangat tidak memuaskan.

Pemerintah lebih berpihak pada pengusaha besar hampir disemua sektor, antara

lain : perdagangan, perbankan, kehutanan, pertanian dan industri.

Dalam menghadapi persaingan yang semakin ketat, dan semakin terbukanya

pasar didalam negeri, merupakan ancaman bagi UMKM dengan semakin

banyaknya barang dan jasa yang masuk dari luar dampak globalisasi. Oleh karena

itu pembinaan dan pengembangan UMKM saat ini dirasakan semakin mendesak

dan sangat strategis untuk mengangkat perekonomian rakyat, maka kemandirian

UMKM dapat tercapai dimasa mendatang. Dengan berkembangnya perekonomian

Page 11: Proposal MetPen

19

rakyat diharapkan dapat meningkatkan pendapatan masyarakat, membuka

kesempatan kerja, dan memakmurkan masyarakat secara keseluruhan.

1.3 Peran UMKM di Indonesia

Usaha skala kecil di Indonesia adalah merupakan subyek diskusi dan

menjadi perhatian pemerintah karena perusahaan kecil tersebut menyebar dimana-

mana, dan dapat memberi kesempatan kerja yang potensial. Para ahli ekonomi

sudah lama menyadari bahwa sektor industri kecil sebagai salah satu karakteristik

keberhasilan dan pertumbuhan ekonomi. Industri kecil menyumbang

pembangunan dengan berbagai jalan, menciptakan kesempatan kerja, untuk

perluasan angakatan kerja bagi urbanisasi, dan menyediakan fleksibilitas

kebutuhan serta inovasi dalam perekonomian secara keseluruhan. Karena pada

umumnya produk Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) mampu berkompetisi

dengan produk internasional. Hal inilah yang dapat dijadikan peluang bagi

produsen untuk bisa meningkatkan produktivitasnya dan berdaya saing tinggi.

Dengan adanya persaingan bebas ASEAN-Cina (C-AFTA) bukan lagi menjadi hal

yang menakutkan bagi Indonesia. Karena pada dasarnya, setiap negara memiliki

keunggulan yang mampu dijadikan benchmark negara tersebut. Dalam jangka

panjang, adanya C-AFTA juga menjadikan konsumen lebih jeli dalam memilih

produk. Pada gilirannya bahwa produk yang kreatif, inovatif dan berkualitaslah

yang mampu bertahan di tengah perdagangan bebas. Bagi produsen Indonesia,

adanya C-AFTA memberikan pelajaran akan pentingnya kualitas yang akan

meningkatkan produktivitas dan daya saingnya, disamping meminimalisir praktek

monopoli.

Untuk itu perlu adanya upaya untuk bersain dengan produk asing yang

membanjiri Negara kita, upaya yang dapat dilakukan untuk memantapkan peran

UMKM terutama mempertahankan pasar lokal. Salah satunya adalah dengan

meningkatkan promosinya agar berbagai jenis produk yang dihasilkan UMKM di

Jatim dapat dikenal oleh konsumen. Untuk itu Dinkop dan UMKM menyediakan

gedung pameran UMKM. Selain itu pemerintah dan pemerintah daerah juga harus

membuat kebijakan untuk meningkatkan produknya dengan daya saing yang

tinggi, diantaranya:

Page 12: Proposal MetPen

19

1. Infrastruktur

Pemerintah harus membangun infrastuktur dan memperbaiki

infrastruktur yang telah ada agar biaya produksi bisa lebih efisien.

Pembangunan jalan, pasokan listrik, gas dan BBM merupakan infrastruktur

utama yang selama ini menjadi hambatan bagi kalangan pengusaha dalam

menjalankan usahanya. Pemerintah bisa menjalin kerjasama dengan pihak

swasta untuk membangun infrastruktur tersebut.

2. Perizinan

Selama ini, kalangan investor banyak yang mengeluh terkait perizinan

pendirian usaha yang memakan waktu lama. Bukan hanya itu, tumpang tindih

kebijakan juga menghambat iklim investasi bagi investor. Disampingitu,

pemerintah juga harus berani menindak dengan tegas praktek pungutan liar

yang telah merajalela. Adanya pungutan liar tentu akan meningkatkan biaya

produksi yang dapat meningkatkan harga jual suatu produk. Pada akhirnya,

produk Indonesia menurunkan daya saing produk lokal. Oleh karen itu, perlu

adanya sinergisitas kebijakan dan penerapan perizinan satu pintu secara

maksimal serta meminimalisir praktek pungutan liar.

3. Permodalan

Bagi kalangan usaha kecil menengah, persoalan permodalan merupakan

hambatan utama dalam meningkatkan produktivitas. Hal ini merupakan tugas

pemerintah selaku regulator untuk bisa memberikan kredit secara maksimal

bagi UKM dengan cara pemberian kredit malalui bank-bank pemerintah

dengan bunga yang relatif rendah.

4. Kontrol Produk Asing

Salah satu dampak dari perdagangan bebas adalah menjamurnya produk

asing. Pemerintah perlu mengontrol segala produk asing yang akan masuk ke

Indonesia. Kebijakan yang bisa diberlakukan adalah melalui penerapan label

SNI (Standar Nasional Indonesia). Produk lokal pun bisa bersaing dengan sehat

karena kualitas tetap terjaga. Hal ini sangatlah penting mengingat banyak

ditemukan produk asing dengan kualitas sangat rendah. Oleh karena itu

pemerintah perlu mengontrol secara ketat produk asing supaya konsumen

domestik tidak dirugikan dengan pemberlakuan C-AFTA.

Page 13: Proposal MetPen

19

5. Cinta Produk Dalam Negeri

Adanya perdagangan bebas seharusnya bisa disiasati dengan penanaman

cinta produk dalam negeri sejak dini. Selama ini, prinsip ekonomi secara

efisien lebih banyak digemborkan daripada mencintai produk dalam negeri.

Oleh karena itu, selain ekonomi berbasis ramah lingkungan, perlu adanya

ekonomi berwawasan nasionalisme. Hal ini penting untuk bisa meningkatkan

daya saing produk lokal di tengah serbuan produk asing. Jika sejak dini

ditanamkan cinta produk dalam negeri, dalam jangka panjang diharapkan

konsumen Indonesia bisa lebih memilih produk lokal karena akan memberikan

kemanfaatan bagi perekonomiannya. Salah satu bentuk perlindungan

pemerintah terhadap UMKM adalah perlunya aturan kuota minimal produk

koperasi dan UMKM yang wajib dijual di satu toko modern. Dalam satu toko

modern misalnya harus menjual 20 produk UMKM dengan jenis tertentu,

khususnya yang diproduksi dengan bahan baku dan tenaga kerja lokal.

1.4 Teori Pertumbuhan Ekonomi

1.4.1 Pengertian Pertumbuhan Ekonomi

Pertumbuhan ekonomi merupaka perkembangan kegiatan dalam

perekonomian yang menyebabkan barang dan jasa yang diproduksikan

dalam masyarakat bertambah dan kemakmuran masyarakat meningkat.

Dalam buku Mudrajat Kuncoro (2000:9) pertumbuhan ekonomi adalah

mecatat peningkatan produksi barang dan jasa secara nasional.Sedangkan

menurut (Boediono, 1992:2) pertumbuhan ekonomi adalah proses kenaikan

output perkapita dalam jangka panjang. Kuznet mendefinisikan pertumbuhan

ekonomi sebagai kenaikan jangka panjang dalam kemampuan suatu Negara

untuk menyediakan semakin banyak jenis barang-barang ekonomi kepada

penduduknya, kemampuan ini tumbuh sesuai dengan kemajuan teknologi,

dan penyesuaian kelembagaaan dan ideologis yang diperlukannya.

1.4.2 Sumber Kenaikan Pertumbuhan Ekonomi

Pertumbuhan ekonomi umumnya didefinisikan sebagai kenaikan GDP riil

perkapita. Produk Domestik Bruto adala Nilai pasar keluaran total sebuah

Page 14: Proposal MetPen

19

Negara, yang merupakan nilai pasar semua barang jadi dan jasa akhir yang

diproduksi dalam Negara. Kenaikan GDP dapat muncul melalui:

a) Kenaikan Penawaran Tenaga Kerja

Penawaran tenaga kerja yang meningkat dapat menghasilkan

keluaran yang lebih banyak. Jika stok modal tetap sementara tenaga

kerja naik, tenaga kerja baru cenderung akan kurang produktif

dibandingkan dengan tenaga kerja yang lama.

b) Kenaikan Modal Fisik atau Subr Daya Manusia

Kenaikan stok modal juga menaikkan keluaran, bahkan jka tidak

disetai oleh kenaikan angkatan kerja. Modal fisik menaikkan baik

produktivitas tenaga kerja maupun menyedikan secara langsung jasa

yang bernilai. Investasi dalam modal Sumber Daya Manusia

merupaka sumber lain dari pertumban ekonomi.

c) Kenaikan Produktivitas

Kenaikan produktivitas masukan menunjukkan setiap unit masukan

teratentu memproduksi lebih banyak keluaran. Produktivitas

masukan dapat dipengaruhi oleh faktor-faktor termasuk perubahan

teknologi, kemajuan pengetahuan lain, dan ekonomisnya skala

produksi. (Case dan Fair, 1999;326)

1.4.3 Manfaat Pertumbuhan Ekonomi

Manfaat pertumbuhan ekonomi antara lain adalah sebagai berikut:

Laju pertumbuhan untuk mengukur kemajuan ekonomi sebagai hasil

pembangunan nasional pendapatan perkapitanya dipergunakan untuk

mengukur tingkat kemakmuran penduduk, sebab semakin meningkat

pendapatan perkapita dengan kerja konstan semakin tingi tingkat

kemakmuran penduduk dan juga produktivitasnya.

Sebagai dasar pembuatan proyeksi atau perkiraan penerimaan

negara untuk perencanaan pembangunan nasional atau sektoral dan regional.

Sebagai dasar penentuan prioritas pemberian bantuan luar Negeri oleh Bank

Dunia atau Lembaga Internasional lainnya.

Page 15: Proposal MetPen

19

Sebagai dasar pembuatan prakiraan bisnis, khususnya persamaan

penjualan bagi perusahaan untuk dasar penyusunan perencanaan produk dan

perkembangan Sumber Daya (Tenaga Kerja dan Modal).

II. Penelitian Terdahulu

Penelitian yang pernah dilakukan oleh Nurul Fadilah (2010) yang berjudul

“Analisis pertumbuhan ekonomi dan sektor unggulan di Kabupaten Jember

tahun 2004-2008”. Penelitian ini betujuan untuk ingin mengetahui sektor

ekonomi mana yang merupakan sektor ekonomi basis yang dapat dikembangkan

lebih lanjut dalam perekonomian Kabupaten Jember. Dari penelitian tersebut

dapat diketahui bahwa sektor–sektor yang pertumbuhannya mayoritas cepat

adalah sektor pertambangan dan panggilan, sektor industri pengolahan, dan

sektor perdagangan.

Penelitian yang lainnya yang pernah dilakukan oleh Rafika Wahyu

Lestari (2010) berjudul “Analisis Pengaruh Usaha Kecil Dan Menengah (Ukm)

Gabungan Kelompok Tani Coklat Dalam Meningkatkan Pendapatan

Masyarakat”. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui adanya pengaruh secara

serentak (simultan) dan individu (parsial) antara variabel Usaha Kecil dan

Menengah terhadap pendapatan. Hasil dari penelitian tesebut adalah adanya

pengaruh secara serentak (simultan) antara variabel Pendidikan, Kemampuan,

Lama bekerja, Jenis kelamin dalam meningkatkan Pendapatan ini menunjukan

bahwa pendapatan pekerja sudah meningkat selama bekerja di Usaha Kecil dan

Menengah Gabungan Kelompok Tani Coklat Kademangan Blitar . Sedangkan

pada pengujian hipotesa secara individu (parsial) menunjukan bahwa variabel

Pendidikan, Kemampuan, Lama bekerja, Jenis kelamin dalam meningkatkan

Pendapatan berpengaruh secara signifikan terhadap peningkatan pendapatan,

dengan variabel Pendidikan yang paling dominan mempengaruhi Pendapatan.

Page 16: Proposal MetPen

19

III. Kerangka Berfikir

Latar Belakang

UMK merupakan usaha

yang paling tahan banting

dibanding dengan usaha

yang lainnya. Karena

UMKM dapat bertahan

sendiri ketika terjadi

krisis.

Kebjakan:

Infrastruktur

Perijinan

Permodalan

Kontrol produk Asing

Cinta Produk Dalam

Negeri

Penumbuhan Iklim Usaha:

Aspek Pendanaa

Aspek Sarana Prasarana

Aspek Informasi

Aspek Perijinan

Aspek Kemitraan

Aspek kesempatan Usaha

Aspek Promosi

Aspek Dukungan Kelembagaan

Page 17: Proposal MetPen

19

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

Metode penelitian ini merupakan unsur yang mempunyai peranan penting didalam

melakukan penulisan ilmiah atau karya tulis ilmiah. Dengan adanya metode penelitian

tersebut, maka kegiatan penelitian yang dilakukan akan dapat terarah dengan baik.

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui seberapa besar peran UMKM dalam

membangun pertumbuhan ekonomi di Kabupaten Bangkalan. Dalam penelitian ini

merupakan penelitian kuantitatif, mengandalkan data dari Dinas Koperasi dan UMKM

sebagai bahan penelitian, memamfaatkan analisis data secara induktif, mengarahkan

sasaran penelitian pada teori dasar yang bersifat deskriptif yang lebih mementingkan

proses dari pada hasil.

Menurut (Winarno Surakhmad, 1989:140) metode Deskriftif adalah penelitian yang

menggambarkan atau melukiskan suatu fenomena dengan jalan mendeskripsikan

sejumlah variabel yang berkenaan dengan masalah yang diteliti. Dalam penelitian

Deskriftif pengukuran variabel yang diperoleh berasal dari data masa lalu dan data yang

terjadi pada masa sekarang. Jadi pada penelitian deskriptif tidak memerlukan hipotesis,

karena deskriptif hasilnya mementingkan data dari masa lalu dan masa sekarang.

3.1 Definisi Operasional

A. Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM)

B. Pertumbuhan Ekonomi

3.2 Objek Penelitian

Penelian ini dilakukan pada Dinas Koperasi dan UMKM di Kabupaten

Bangkalan yang merupakan dinas terkait yang menangani UMKM yang ada.

3.3 Jenis Penelitian

Berdasarkan latar belakang dan perumusan masalah yang telah diuraikan pada

bagian terdahulu maka jenis penelitian yang digunakan adalah Jenis penelitian

Deskriptif. Suatu metode yang menggambarkan atau melukiskan suatu fenomena

Page 18: Proposal MetPen

19

yang diteliti, dengan jalan mendeskripsikan sejumlah variabel yang berkenaan

dengan masalah yang diteliti, kemudian menganalisis untuk memberikan alternatif

penyelesaian dari masalah yang diteliti. Dalam penelitian Deskriftif Kuantitatif

pengukuran variabel yang diperoleh berasal dari data yang diterima oleh peneliti.

3.4 Jenis dan Sumber Data

Jenis dan sumber data yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

3.4.1 Jenis Data

Jenis Data dalam melakukan Penelitian ini adalah :

a. Data Kualitatif

1. Data profil Dinas Koperasi dan UMKM bangkalan

2. Data UMKM di Bangkalan

3. Data pendukung berkembangya UMKM

b. Data Kuantitatif

1. Data tentang rata-rata penghasilan

2. Laporan tentang sumbangsih UMKM untuk Negara

3.4.2 Sumber data

Sumber data dalam peneliti ini adalah data primer yaitu data yang

diperoleh langsung dari Dinas Koperasi dan UMKM Bangkalan. Data

diperoleh dari laporan bagian UMKM tentang penanganan UMKM-UMKM

yang ada di Kabupaten Bangkalan.

Page 19: Proposal MetPen

19

3.5 Teknik Pengumpulan Data

Ada beberapa macam teknik dalam penelitian yaitu :

1. Observasi atau pengamatan

Yaitu pengumpulan data yang di lakukan dengan cara mengamati dan

mencatat secara sistematik gejala-gejala yang diselidiki.

2. Interview atau Wawancara

Yaitu proses tanya jawab penelitian yang berlangsung secara lisan dimana

dua orang atau lebih bertatap muka, mendengarkan secara langsung

informasi-informasi atau keterangan-keterangan.

Wawancara yang dilakukan oleh penulis yaitu:

Wawancara yang tidak berstruktur adalah wawancara dengan mengajukan

beberapa pertanyaan secara lebih luas dan leluasa tapa terikat oleh susunan

pertanyaan yang telah dipersiapkan sebelumnya, biasanya pertanyaan ini

muncul secara spontanitas sesuai dengan kondisi dan situasi. Dengan

tehnik ini diharapkan terjadi komunikasi langsung dan fleksibel serta

terbuka, sehingga informasi yang didapat lebih banyak dan luas.

3. Dokumentasi

Adalah pengumpulan data-data yang diperoleh dari bagian UMKM.

Dimana pada bagian UMKM dapat mengetahui berapa jumlah UMKM

yang ada di Kabupaten Bangkalan, sejauh mana UMKM di kabupaten

Bangkalan berkembang, serta seberapa besar sumbangsih UMKM untuk

menumbuhkan pertumbuhan ekonomi di Kabupaten Bangkalan.

3.6 Teknik Analisa

Page 20: Proposal MetPen

19

Tujuan analisis adalah menyederhanakan data kedalam bentuk yang lebih mudah

dibaca dan diinterpretasi, sehingga dapat digunakan secara dasar yang objektif di

dalam pembuatan proses keputusan dan dalam rangka memecahkan persoalan yang

dihadapi. Adapun teknik analisis data yang digunakan oleh penulis dalam penelitian

ini adalah sebagai berikut :

1. Menganalisis pengaruh UMKM terhadap pertumbuhan ekonomi di Kabupaten

Bangkalan.

2. Menganalisis pengaruh pemerintah terhadap perkembangan UMKM.