Proposal MetPen
-
Upload
andrean-cendirian -
Category
Documents
-
view
99 -
download
0
Transcript of Proposal MetPen
19
BAB l
PENDAHULUAN
I. LATAR BELAKANG
Seperti yang kita ketahui, Negara kita termasuk Negara Berkembang.
Dimana dalam Negara berkembang tingkat pertumbuhan ekonominya sangat
rendah dan tingkat kemiskinannya sangatlah tinggi. Hal ini dikarenakan tingkat
kesadaran masyarakat akan SDM yang terbatas serta meningkatnya jumlah
penduduk yang tersentral di kota besar yang tidak merata. Selain itu lapangan kerja
yang tersedia sangat terbatas jika dibandingkan dengan pencari kerjanya. Sehingga
lapangan kerja yang ada tidak dapat menampung atau memperkerjakan semua
pencari kerja (Iriani Ismail, 2011). Untuk itu pemerintah harus lebih ketat dalam
membangun UMKM. Karena Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM)
mempunyai peran yang strategis dalam pembangunan ekonomi nasional, selain
karena berperan dalam pertumbuhan ekonomi dan penyerapan tenaga kerja juga
berperan dalam pendistribusian hasil-hasil pembangunan. Dalam krisis ekonomi
yang terjadi di negara kita sejak beberapa waktu yang lalu, dimana banyak usaha
berskala besar yang mengalami stagnasi bahkan berhenti aktifitasnya, sektor Usaha
Kecil dan Menengah (UKM) terbukti lebih tangguh dalam menghadapi krisis
tersebut. Mengingat pengalaman yang telah dihadapi oleh Indonesia selama krisis,
kiranya tidak berlebihan apabila pengembangan sektor swasta difokuskan pada
UMKM, terlebih lagi unit usaha ini seringkali terabaikan hanya karena hasil
produksinya dalam skala kecil dan belum mampu bersaing dengan unit usaha
lainnya. Pengembangan UMKM perlu mendapatkan perhatian yang besar baik dari
pemerintah maupun masyarakat agar dapat berkembang lebih kompetitif bersama
pelaku ekonomi lainnya. Kebijakan pemerintah ke depan perlu diupayakan lebih
kondusif bagi tumbuh dan berkembangnya UMKM. Pemerintah perlu
meningkatkan perannya dalam memberdayakan UMKM disamping
mengembangkan kemitraan usaha yang saling menguntungkan antara pengusaha
19
besar dengan pengusaha kecil, dan meningkatkan kualitas Sumber Daya
Manusianya (www.diskop.padang.go.id).
Pertumbuhan ekonomi nasional sangat ditentukan oleh dinamika
perekonomian daerah, sedangkan perekonomian daerah pada umumnya ditopang
oleh kegiatan ekonomi bersakala kecil dan menengah. Unit usaha yang masuk
dalam kategori Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) merupakan urat nadi
perekonomian daerah dan nasional. Jumlah UMKM mencapai sekitar 99% dari
populasi unit usaha, serta menampung lebih dari 92% jumlah tenaga kerja. Dari
tingkat pertumbuhan ekonomi nasional sebesar 5,0 persen, UMKM menyumbang
laju pertumbuhan sekitar 3,0 persen, lebih tinggi dari pada laju pertumbuhan usaha
besar. Dari data awal ini menunjukkan betapa strategisnya pengembangan koperasi
dan UMKM (www.dppm.uii.ac.id).
Sektor UMKM telah terbukti tahan banting dalam menghadapi krisis,
bahkan semakin menunjukkan perkembangan pesat. Kurang-lebih 60 persen dari
PDB saat ini berkaitan dengan sektor UMKM. Sektor Usaha Mikro Kecil dan
Menengah (UMKM) merupakan usaha yang tangguh di tengah krisis ekonomi. Saat
ini sekitar 99% pelaku ekonomi mayoritas adalah pelaku usaha UMKM yang terus
tumbuh secara signifikan dan menjadi sektor usaha yang mampu menjadi penopang
stabilitas perekonomian nasional. UMKM makin tahan banting dan tetap optimistis
di tengah krisis. Ketika terjadi krisis global pelaku UMKM tetap bergerak.
Pemerintah telah memberikan upaya-upaya pemberdayaan berupa kebijakan,
program dan kegiatan untuk semakin menguatkan sektor UMKM ini. Namun upaya
pemberdayaan tersebut belum memberikan hasil yang maksimal dan membawa
daya ungkit (leverage) yang kuat bagi para pelaku UMKM pada khususnya, dan
masyarakat pada umumnya. Pada tahun 2008, kontribusi UMKM terhadap
penciptaan devisa nasional melalui ekspor non migas mengalami peningkatan
sebesar Rp. 40,75 triliun atau 28,49% yaitu dengan tercapainya angka sebesar Rp.
183,76 triliun atau 20,17% dari total nilai ekspor non migas nasional
(www.bps.go.id). Selanjutnya pada tahun 2008, kontribusi UMKM terhadap total
PDB nasional adalah sebesar Rp. 1.165,26 triliun atau 58,33%. Kemudian pada
tahun 2008, UMKM mampu menyerap tenaga kerja sebesar 90.896.270 orang atau
19
97,04% dari total penyerapan tenaga kerja yang ada. Jumlah ini meningkat sebesar
2,43% atau 2.156.526 orang dibandingkan tahun 2007. UMKM masih akan menjadi
primadona bagi pengembangan ekonomi daerah di masa mendatang. Banyak
program yang telah dijalankan untuk memberdayakan UMKM sejak hampir 10
tahun yang lalu, namun hasilnya sampai saat ini belum menggembirakan. Sehingga
perlu dicarikan Model baru yang berbeda dengan yang sebelumnya agar UMKM
tidak jalan di tempat. Dibutuhkan usaha-usaha strategik guna memberdayakan
UMKM agar dapat menjadi penopang perekonomian lokal seperti yang terjadi di
Jepang dan Taiwan. Oleh karena itu upaya mengembangkan dan memberdayakan
UMKM agar hasil yang diperoleh memiliki multiplier effect yang tinggi menjadi
sangat penting saat ini, khususnya dalam meningkatkan daya saing. Dengan daya
saing itu diharapkan bisa meningkatkan pendapatan UMKM , tidak tergilas
perdagangan bebas, dan berdampak pada kesejahteraan masyarakat. Kini UMKM
memiliki peluang untuk terus berkembang.
Dari latar belakang yang dipaparkan oleh penulis, maka penulis
menyusun proposal dengan judul,
“PERAN UMKM DALAM MENINGKATKAN PERTUMBUHAN EKONOMI
PADA ERA GLOBALISASI DI KOTA BANGKALAN”
II. RUMUSAN MASALAH
Dari latar belakang yang diuraikan diatas maka rumusan masalah yang diambil
adalah:
1) Bagaimana langkah pemerintah untuk mengembangkan UMKM di Kota
Bangkalan?
2) Seberapa besar UMKM dapat mempengaruhi pertumbuhan ekonomi di Kota
Bangkalan?
III. TUJUAN PENELITIAN
Berdasarkan rumusan masalah, maka tujuan dari penelitian ini adalah:
1) Untuk mengetahui langkah pemerintah untuk mengembangkan UMKM di
Kota Bangkalan.
19
2) Untuk mengetahui seberapa besar UMKM dapat mempengaruhi pertumbuhan
ekonomi di Kota Bangkalan.
IV. MANFAAT PENELITIAN
Adapun manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah:
1) Bagi penulis, penelitian ini dapat menambah pengetahuan dan pengalaman.
2) Bagi Dinas terkait, diharapkan penelitian ini dapat dijadikan sebagai
referensi atau masukan untuk kebijakan kebijakan pada periode-periode
selanjutnya.
3) Bagi pihak-pihak lain,diharapkan hasil penelitian dapat bermanfaat untuk
menambah pengetahuan serta menjadi referensi atau bahan masukan dalam
penelitian serupa pada penelitian yang akan datang.
19
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
I. Tinjauan Teori
1.1 Pengertian UMKM dan Pemhaman UMKM
1. Definisi UMKM Menurut UU No.20 Tahun 2008,
a) Usaha Mikro: Usaha produktif milik perorangan/badan-badan usaha
yang memenuhi kriteria.
b) Usaha kecil: Usaha ekonomi produktif yang berdiri sendiri yang
dilakukan oleh orang perorangan/badan usaha yang bukan merupakan
cabang perusahaan lain yang dimiliki, dikuasai/menjadi bagian atau
baik langsung maupun tidak langsung dari usaha menengah dan usaha
besar yang memenuhi kriteria.
c) Usaha menengah: Usaha ekonomi produktif yang berdiri sendiri, yang
dilakukan oleh orang perorangan / badan usaha yang bukan anak dari
perusahaan lain dengan jumlah kekayaan bersih atau hasil penjualan
tahunan sebagaimana diatur dalam Undang-Undang.
d) Usaha besar: Usaha ekonomi produktif yang dilakukan oleh badan
usaha dengan jumlah kekayaan bersih atau hasil penjualan tahunan
lebih besar dari usaha menengah, yang meliputi usaha nasional milik
negara atau swasta.
2. Asas UMKM:
1) Asas kekeluargaan
Asas yang melandasi upaya pemberdayaan UMKM sebagai bagian dari
perekonomian nasional yang diselenggarakan berdasarkan atas
demokrasi ekonomi dengan prinsip kebersanaan, efisiensi berkeadilan,
berkelanjutan, berwawasan lingkungan, kemandirian, keseimbangan
kemajuan, dan kesatuan ekonomi nasional untuk kesejahteraan rakyat
Indonesia.
2) Asas demokrasi ekonomi
19
Pemberdayaan UMKM diselenggarakan sebagai kesatuan dari
pembangunan perekonomian nasional untuk mewujudkan kemakmuran
rakyat.
3) Asas kebersamaan
Asas yang mendorong peran seluruh UMKKM dan dunia usaha secara
bersama-sama dalam kegiatannya untuk mewujudkan kesejahteraan
rakyat.
4) Asas efesiensi berkeadilan
Asas yang mendasari pelaksanaan pemberdayaan UMKM dengan
mengedepankan efisiensi berkeadilan dalam usaha yang mewujudkan
iklim usaha yang adil, kondusif, dan berdaya saing.
5) Asas berkelanjutan
Asas yang secara terencana mengupayakan berjalannya proses
pembangunan melalui pemberdayaan UMKM yang dilakukan secara
berkesinambungan sehingga terbentuk perekonomian yang tangguh dan
mandiri.
6) Asas berwawasan lingkungan
Asas pemberdayaan UMKM yang dilakukan dengan tetap
memperhatikan dan mengutamakan perlindungan dan pemeliharaan dan
lingkungan hidup.
7) Asas kemandirian
Asas pemberdayaan UMKM yang dilakukan dengan tetap menjaga dan
mengedepankan potensi, kemampuan, dan kemandirian UMKM.
8) Asas keseimbangan kemajuan
Asas pemberdayaan UMKM yang berupaya menjaga keseimbangan
kemajuan ekonomi wilayah dalam kesatuan ekonomi nasional.
9) Asas kesatuan ekonomi nasional
Asas pemberdayaan UMKM yang merupakan bagian dari pembangunan
kesatuan ekonomi naasional.
19
3. Tujuan UMKM:
Menumbuhkan dan mengembangkan usaha dalam rangka membangun
perekonomian nasional berdasarkan demokrasi ekonomi yang
berkeadilan.
Prinsip dan tujuan pemberdayaan UMKM
Prinsip pemberdayaan dalam UMKM adalah:
1. Penumbuhan kemandirian, kebersamaa dan kewirausahaan UMKM
untuk berkarya dengan prakarsa sendiri.
2. Perwujudan kebijakan publik yang transpran, akuntabel, dan berkeadilan.
3. Pengembangan usaha berbasis potensi daerah dan berorientasi pasar
sesuai dengan kompetisi UMKM.
4. Peningkatan daya saing UMKM.
5. Penyelenggaraan perencanaan, pelaksanaan, dan pengendalian secara
terpadu.
Tujuan dari pemberdayaan:
1. Mewujudkan struktur ekonomi nasional yang seimbang, berkembang,
dan berkeadilan.
2. Menumbuhkan dan mengembangkan kemampuan usaha UMKM menjadi
usaha yang tangguh dan mandiri.
3. Meningkatkan peran UMKM dalam pembangunan daerah, penciptaan
lapangan kerja, perataan pendapatan, pertumbuhan ekonomi, dan
pengntasan rakyat dari kemiskinan.
4. Kriteria dalam UMKM:
1. Kriteria usaha mikro:
Memiliki kekayaan paling banyak 50.000.000 tidak termasuk
tanah dan bangunana tempat usaha.
Memiliki hasil penjualan tahunan paling banyak 300.000
2. Kriteria usaha kecil:
Memiliki kekayaan bersih lebih dari 50.000.000, sampai dengan
paling banyak 500.000.000 tidak termasuk tanah dari bangnan
tempat usaha.
19
Memiliki hasil penjualan tahunan lebih dari 300.000.000 sampai
dengan paling banyak 2.500.000.000
3. Kriteria usaha menengah:
Memiliki kekayaan bersih lebih dari 500.000.000 sampai dengan
paling banyak 10.000.000.000 tidak termasuk tanah dan bangunan
tempat usaha.
Memiliki hasil penjualan tahunan lebih dari 2.500.000.000 sampai
dengan paling banyak 50.000.000.000
5. Penumbuhan iklim usaha:
1) Pemerintah pusat dan pemerintah daerah menumbuhkan iklim usaha
dengan menetapkan peraturan perundang-undangan dan kebijakan
meliputi aspek:
Aspek pendanaan, ditunjukkan untuk:
Memperluas sumber pendaan dan memfasilitasi usaha UMKM
untuk dapat mengakses kredit perbankan dan lembaga keuangan.
Memperbanyak lembaga pembiayaan dan memperluas jaringan
sehingga dapat diakses UMKM.
Memberikan kemudahan dalam memperoleh pendanaan secara
cepat, tepat, murah dan diskriminatif dalam pelayanan sesuai
dengan peraturan perundang-undangan.
Aspek sarana dan prasarana:
Mengadakan prasarana umum yang dapat mendorong dan
mengembangkan pertumbuhan UMKM.
Memberikan keringanan tarif prasarana tertentu bagi UMKM.
Aspek informasi usaha:
Membentuk dan mempermudah pemanfaaatan bank data dan
informasi bisnis.
Mengadakan dan menyebarluaskan informasi mengenai pasar,
sumber pembiayaan, komoditas, penjaminan, desain dan
tekhnologi.
Memberikan jaminan transparasi dan akses yang sama bagi
UMKM atas segala informasi usaha.
19
Aspek kemitraan:
Mewujudkan kemitraan antar UMKM.
Mendorong terjadinya hubungan yang saling menguntungkan
dalam melaksanakan transaksi usaha antar UMKM .
Mengadakan kerjasama untuk meningkatkan posisi tawar
UMKM.
Mendorong terbentukny struktur pasar yang menjamin
tumbuhnya persaingan usaha yang sehat dan melindungi
konsumen.
Aspek perizinan usaha:
Menyederhanakan tata cara dan jenis perijinan usaha dan sistem
pelayanan terpadu.
Membebaskan biaya perizinan bagi usaha mikro dan memberikan
biaya keringanan perizinan bagi usaha kecil.
Aspek kesempatan usaha:
Menetapkan alokasi waktu usaha untu UMKM dinsub sektor
perdagangan retail.
Mencadangkan bidang dan jenis kegiatan usaha yang memiliki
kekhususan proses, bersifat padat karya, serta mempunyai warisan
budaya yang bersifat khusus dan tururn menurun.
Melindungi usaha tertentu yang strategis untuk UMKM.
Mengutamakan penggunaan produk yang dihasilkan oleh UMKM
melalui pengadaan secara langsung.
Memorioritaskan pengadaan barang atau jasa dan memborong
kerja pemerintah dan pemerintah daerah.
Aspek promosi dagang:
Meningkatkan promosi dagang UMKM di dalam maupun diluar
negeri.
Memperluas sumber pendanaan untuk promosi produk UMKM di
dalam dan diluar negeri.
19
Memfasilitasi kepemilikan hak ataas kekayaan intelektual atas
produk dan disain UMKM dalam kegiatan usaha dalam negeri
dan ekspor.
Aspek dukungan kelembagaan, ditujukan:
Untuk mengembangkan dan meningkatkan fungsi inkubator,
lembaga pelayanan pengembangan usaha, konsultan mitra usaha bank
dan lembaga profesi sejenis lainnya sebagai lembaga pendukung
pengembangan UMKM.
2) Dunia usaha dan masyarakat berperan serta secara aktif
menumbuhkan iklim usaha.
1.2 Kondisi UMKM
Dalam pembangunan dan pertumbuhan ekonomi di Indonesia UKM selalu
digambarkan sebagai sektor yang mempunyai peranan yang penting, karena
sebagian besar jumlah penduduknya berpendidikan rendah dan hidup dalam
kegiatan usaha kecil baik disektor tradisional maupun modern. Peranan usaha
kecil tersebut menjadi bagian yang diutamakan dalam setiap perencanaan tahapan
pertumbuhan yang dikelola oleh dua departemen. 1. Departemen Perindustrian
dan Perdagangan; 2. Departemen Koperasi dan UMKM, namun demikian usaha
pengembangan yang telah dilaksanakan masih belum memuaskan hasilnya, karena
pada kenyataannya kemajuan UMKM sangat kecil dibandingkan dengan
kemajuan yang sudah dicapai usaha besar. Pelaksanaan kebijaksanaan UMKM
oleh pemerintah selama Orde Baru, sedikit saja yang dilaksanakan, lebih banyak
hanya merupakan semboyan saja, sehingga hasilnya sangat tidak memuaskan.
Pemerintah lebih berpihak pada pengusaha besar hampir disemua sektor, antara
lain : perdagangan, perbankan, kehutanan, pertanian dan industri.
Dalam menghadapi persaingan yang semakin ketat, dan semakin terbukanya
pasar didalam negeri, merupakan ancaman bagi UMKM dengan semakin
banyaknya barang dan jasa yang masuk dari luar dampak globalisasi. Oleh karena
itu pembinaan dan pengembangan UMKM saat ini dirasakan semakin mendesak
dan sangat strategis untuk mengangkat perekonomian rakyat, maka kemandirian
UMKM dapat tercapai dimasa mendatang. Dengan berkembangnya perekonomian
19
rakyat diharapkan dapat meningkatkan pendapatan masyarakat, membuka
kesempatan kerja, dan memakmurkan masyarakat secara keseluruhan.
1.3 Peran UMKM di Indonesia
Usaha skala kecil di Indonesia adalah merupakan subyek diskusi dan
menjadi perhatian pemerintah karena perusahaan kecil tersebut menyebar dimana-
mana, dan dapat memberi kesempatan kerja yang potensial. Para ahli ekonomi
sudah lama menyadari bahwa sektor industri kecil sebagai salah satu karakteristik
keberhasilan dan pertumbuhan ekonomi. Industri kecil menyumbang
pembangunan dengan berbagai jalan, menciptakan kesempatan kerja, untuk
perluasan angakatan kerja bagi urbanisasi, dan menyediakan fleksibilitas
kebutuhan serta inovasi dalam perekonomian secara keseluruhan. Karena pada
umumnya produk Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) mampu berkompetisi
dengan produk internasional. Hal inilah yang dapat dijadikan peluang bagi
produsen untuk bisa meningkatkan produktivitasnya dan berdaya saing tinggi.
Dengan adanya persaingan bebas ASEAN-Cina (C-AFTA) bukan lagi menjadi hal
yang menakutkan bagi Indonesia. Karena pada dasarnya, setiap negara memiliki
keunggulan yang mampu dijadikan benchmark negara tersebut. Dalam jangka
panjang, adanya C-AFTA juga menjadikan konsumen lebih jeli dalam memilih
produk. Pada gilirannya bahwa produk yang kreatif, inovatif dan berkualitaslah
yang mampu bertahan di tengah perdagangan bebas. Bagi produsen Indonesia,
adanya C-AFTA memberikan pelajaran akan pentingnya kualitas yang akan
meningkatkan produktivitas dan daya saingnya, disamping meminimalisir praktek
monopoli.
Untuk itu perlu adanya upaya untuk bersain dengan produk asing yang
membanjiri Negara kita, upaya yang dapat dilakukan untuk memantapkan peran
UMKM terutama mempertahankan pasar lokal. Salah satunya adalah dengan
meningkatkan promosinya agar berbagai jenis produk yang dihasilkan UMKM di
Jatim dapat dikenal oleh konsumen. Untuk itu Dinkop dan UMKM menyediakan
gedung pameran UMKM. Selain itu pemerintah dan pemerintah daerah juga harus
membuat kebijakan untuk meningkatkan produknya dengan daya saing yang
tinggi, diantaranya:
19
1. Infrastruktur
Pemerintah harus membangun infrastuktur dan memperbaiki
infrastruktur yang telah ada agar biaya produksi bisa lebih efisien.
Pembangunan jalan, pasokan listrik, gas dan BBM merupakan infrastruktur
utama yang selama ini menjadi hambatan bagi kalangan pengusaha dalam
menjalankan usahanya. Pemerintah bisa menjalin kerjasama dengan pihak
swasta untuk membangun infrastruktur tersebut.
2. Perizinan
Selama ini, kalangan investor banyak yang mengeluh terkait perizinan
pendirian usaha yang memakan waktu lama. Bukan hanya itu, tumpang tindih
kebijakan juga menghambat iklim investasi bagi investor. Disampingitu,
pemerintah juga harus berani menindak dengan tegas praktek pungutan liar
yang telah merajalela. Adanya pungutan liar tentu akan meningkatkan biaya
produksi yang dapat meningkatkan harga jual suatu produk. Pada akhirnya,
produk Indonesia menurunkan daya saing produk lokal. Oleh karen itu, perlu
adanya sinergisitas kebijakan dan penerapan perizinan satu pintu secara
maksimal serta meminimalisir praktek pungutan liar.
3. Permodalan
Bagi kalangan usaha kecil menengah, persoalan permodalan merupakan
hambatan utama dalam meningkatkan produktivitas. Hal ini merupakan tugas
pemerintah selaku regulator untuk bisa memberikan kredit secara maksimal
bagi UKM dengan cara pemberian kredit malalui bank-bank pemerintah
dengan bunga yang relatif rendah.
4. Kontrol Produk Asing
Salah satu dampak dari perdagangan bebas adalah menjamurnya produk
asing. Pemerintah perlu mengontrol segala produk asing yang akan masuk ke
Indonesia. Kebijakan yang bisa diberlakukan adalah melalui penerapan label
SNI (Standar Nasional Indonesia). Produk lokal pun bisa bersaing dengan sehat
karena kualitas tetap terjaga. Hal ini sangatlah penting mengingat banyak
ditemukan produk asing dengan kualitas sangat rendah. Oleh karena itu
pemerintah perlu mengontrol secara ketat produk asing supaya konsumen
domestik tidak dirugikan dengan pemberlakuan C-AFTA.
19
5. Cinta Produk Dalam Negeri
Adanya perdagangan bebas seharusnya bisa disiasati dengan penanaman
cinta produk dalam negeri sejak dini. Selama ini, prinsip ekonomi secara
efisien lebih banyak digemborkan daripada mencintai produk dalam negeri.
Oleh karena itu, selain ekonomi berbasis ramah lingkungan, perlu adanya
ekonomi berwawasan nasionalisme. Hal ini penting untuk bisa meningkatkan
daya saing produk lokal di tengah serbuan produk asing. Jika sejak dini
ditanamkan cinta produk dalam negeri, dalam jangka panjang diharapkan
konsumen Indonesia bisa lebih memilih produk lokal karena akan memberikan
kemanfaatan bagi perekonomiannya. Salah satu bentuk perlindungan
pemerintah terhadap UMKM adalah perlunya aturan kuota minimal produk
koperasi dan UMKM yang wajib dijual di satu toko modern. Dalam satu toko
modern misalnya harus menjual 20 produk UMKM dengan jenis tertentu,
khususnya yang diproduksi dengan bahan baku dan tenaga kerja lokal.
1.4 Teori Pertumbuhan Ekonomi
1.4.1 Pengertian Pertumbuhan Ekonomi
Pertumbuhan ekonomi merupaka perkembangan kegiatan dalam
perekonomian yang menyebabkan barang dan jasa yang diproduksikan
dalam masyarakat bertambah dan kemakmuran masyarakat meningkat.
Dalam buku Mudrajat Kuncoro (2000:9) pertumbuhan ekonomi adalah
mecatat peningkatan produksi barang dan jasa secara nasional.Sedangkan
menurut (Boediono, 1992:2) pertumbuhan ekonomi adalah proses kenaikan
output perkapita dalam jangka panjang. Kuznet mendefinisikan pertumbuhan
ekonomi sebagai kenaikan jangka panjang dalam kemampuan suatu Negara
untuk menyediakan semakin banyak jenis barang-barang ekonomi kepada
penduduknya, kemampuan ini tumbuh sesuai dengan kemajuan teknologi,
dan penyesuaian kelembagaaan dan ideologis yang diperlukannya.
1.4.2 Sumber Kenaikan Pertumbuhan Ekonomi
Pertumbuhan ekonomi umumnya didefinisikan sebagai kenaikan GDP riil
perkapita. Produk Domestik Bruto adala Nilai pasar keluaran total sebuah
19
Negara, yang merupakan nilai pasar semua barang jadi dan jasa akhir yang
diproduksi dalam Negara. Kenaikan GDP dapat muncul melalui:
a) Kenaikan Penawaran Tenaga Kerja
Penawaran tenaga kerja yang meningkat dapat menghasilkan
keluaran yang lebih banyak. Jika stok modal tetap sementara tenaga
kerja naik, tenaga kerja baru cenderung akan kurang produktif
dibandingkan dengan tenaga kerja yang lama.
b) Kenaikan Modal Fisik atau Subr Daya Manusia
Kenaikan stok modal juga menaikkan keluaran, bahkan jka tidak
disetai oleh kenaikan angkatan kerja. Modal fisik menaikkan baik
produktivitas tenaga kerja maupun menyedikan secara langsung jasa
yang bernilai. Investasi dalam modal Sumber Daya Manusia
merupaka sumber lain dari pertumban ekonomi.
c) Kenaikan Produktivitas
Kenaikan produktivitas masukan menunjukkan setiap unit masukan
teratentu memproduksi lebih banyak keluaran. Produktivitas
masukan dapat dipengaruhi oleh faktor-faktor termasuk perubahan
teknologi, kemajuan pengetahuan lain, dan ekonomisnya skala
produksi. (Case dan Fair, 1999;326)
1.4.3 Manfaat Pertumbuhan Ekonomi
Manfaat pertumbuhan ekonomi antara lain adalah sebagai berikut:
Laju pertumbuhan untuk mengukur kemajuan ekonomi sebagai hasil
pembangunan nasional pendapatan perkapitanya dipergunakan untuk
mengukur tingkat kemakmuran penduduk, sebab semakin meningkat
pendapatan perkapita dengan kerja konstan semakin tingi tingkat
kemakmuran penduduk dan juga produktivitasnya.
Sebagai dasar pembuatan proyeksi atau perkiraan penerimaan
negara untuk perencanaan pembangunan nasional atau sektoral dan regional.
Sebagai dasar penentuan prioritas pemberian bantuan luar Negeri oleh Bank
Dunia atau Lembaga Internasional lainnya.
19
Sebagai dasar pembuatan prakiraan bisnis, khususnya persamaan
penjualan bagi perusahaan untuk dasar penyusunan perencanaan produk dan
perkembangan Sumber Daya (Tenaga Kerja dan Modal).
II. Penelitian Terdahulu
Penelitian yang pernah dilakukan oleh Nurul Fadilah (2010) yang berjudul
“Analisis pertumbuhan ekonomi dan sektor unggulan di Kabupaten Jember
tahun 2004-2008”. Penelitian ini betujuan untuk ingin mengetahui sektor
ekonomi mana yang merupakan sektor ekonomi basis yang dapat dikembangkan
lebih lanjut dalam perekonomian Kabupaten Jember. Dari penelitian tersebut
dapat diketahui bahwa sektor–sektor yang pertumbuhannya mayoritas cepat
adalah sektor pertambangan dan panggilan, sektor industri pengolahan, dan
sektor perdagangan.
Penelitian yang lainnya yang pernah dilakukan oleh Rafika Wahyu
Lestari (2010) berjudul “Analisis Pengaruh Usaha Kecil Dan Menengah (Ukm)
Gabungan Kelompok Tani Coklat Dalam Meningkatkan Pendapatan
Masyarakat”. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui adanya pengaruh secara
serentak (simultan) dan individu (parsial) antara variabel Usaha Kecil dan
Menengah terhadap pendapatan. Hasil dari penelitian tesebut adalah adanya
pengaruh secara serentak (simultan) antara variabel Pendidikan, Kemampuan,
Lama bekerja, Jenis kelamin dalam meningkatkan Pendapatan ini menunjukan
bahwa pendapatan pekerja sudah meningkat selama bekerja di Usaha Kecil dan
Menengah Gabungan Kelompok Tani Coklat Kademangan Blitar . Sedangkan
pada pengujian hipotesa secara individu (parsial) menunjukan bahwa variabel
Pendidikan, Kemampuan, Lama bekerja, Jenis kelamin dalam meningkatkan
Pendapatan berpengaruh secara signifikan terhadap peningkatan pendapatan,
dengan variabel Pendidikan yang paling dominan mempengaruhi Pendapatan.
19
III. Kerangka Berfikir
Latar Belakang
UMK merupakan usaha
yang paling tahan banting
dibanding dengan usaha
yang lainnya. Karena
UMKM dapat bertahan
sendiri ketika terjadi
krisis.
Kebjakan:
Infrastruktur
Perijinan
Permodalan
Kontrol produk Asing
Cinta Produk Dalam
Negeri
Penumbuhan Iklim Usaha:
Aspek Pendanaa
Aspek Sarana Prasarana
Aspek Informasi
Aspek Perijinan
Aspek Kemitraan
Aspek kesempatan Usaha
Aspek Promosi
Aspek Dukungan Kelembagaan
19
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
Metode penelitian ini merupakan unsur yang mempunyai peranan penting didalam
melakukan penulisan ilmiah atau karya tulis ilmiah. Dengan adanya metode penelitian
tersebut, maka kegiatan penelitian yang dilakukan akan dapat terarah dengan baik.
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui seberapa besar peran UMKM dalam
membangun pertumbuhan ekonomi di Kabupaten Bangkalan. Dalam penelitian ini
merupakan penelitian kuantitatif, mengandalkan data dari Dinas Koperasi dan UMKM
sebagai bahan penelitian, memamfaatkan analisis data secara induktif, mengarahkan
sasaran penelitian pada teori dasar yang bersifat deskriptif yang lebih mementingkan
proses dari pada hasil.
Menurut (Winarno Surakhmad, 1989:140) metode Deskriftif adalah penelitian yang
menggambarkan atau melukiskan suatu fenomena dengan jalan mendeskripsikan
sejumlah variabel yang berkenaan dengan masalah yang diteliti. Dalam penelitian
Deskriftif pengukuran variabel yang diperoleh berasal dari data masa lalu dan data yang
terjadi pada masa sekarang. Jadi pada penelitian deskriptif tidak memerlukan hipotesis,
karena deskriptif hasilnya mementingkan data dari masa lalu dan masa sekarang.
3.1 Definisi Operasional
A. Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM)
B. Pertumbuhan Ekonomi
3.2 Objek Penelitian
Penelian ini dilakukan pada Dinas Koperasi dan UMKM di Kabupaten
Bangkalan yang merupakan dinas terkait yang menangani UMKM yang ada.
3.3 Jenis Penelitian
Berdasarkan latar belakang dan perumusan masalah yang telah diuraikan pada
bagian terdahulu maka jenis penelitian yang digunakan adalah Jenis penelitian
Deskriptif. Suatu metode yang menggambarkan atau melukiskan suatu fenomena
19
yang diteliti, dengan jalan mendeskripsikan sejumlah variabel yang berkenaan
dengan masalah yang diteliti, kemudian menganalisis untuk memberikan alternatif
penyelesaian dari masalah yang diteliti. Dalam penelitian Deskriftif Kuantitatif
pengukuran variabel yang diperoleh berasal dari data yang diterima oleh peneliti.
3.4 Jenis dan Sumber Data
Jenis dan sumber data yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
3.4.1 Jenis Data
Jenis Data dalam melakukan Penelitian ini adalah :
a. Data Kualitatif
1. Data profil Dinas Koperasi dan UMKM bangkalan
2. Data UMKM di Bangkalan
3. Data pendukung berkembangya UMKM
b. Data Kuantitatif
1. Data tentang rata-rata penghasilan
2. Laporan tentang sumbangsih UMKM untuk Negara
3.4.2 Sumber data
Sumber data dalam peneliti ini adalah data primer yaitu data yang
diperoleh langsung dari Dinas Koperasi dan UMKM Bangkalan. Data
diperoleh dari laporan bagian UMKM tentang penanganan UMKM-UMKM
yang ada di Kabupaten Bangkalan.
19
3.5 Teknik Pengumpulan Data
Ada beberapa macam teknik dalam penelitian yaitu :
1. Observasi atau pengamatan
Yaitu pengumpulan data yang di lakukan dengan cara mengamati dan
mencatat secara sistematik gejala-gejala yang diselidiki.
2. Interview atau Wawancara
Yaitu proses tanya jawab penelitian yang berlangsung secara lisan dimana
dua orang atau lebih bertatap muka, mendengarkan secara langsung
informasi-informasi atau keterangan-keterangan.
Wawancara yang dilakukan oleh penulis yaitu:
Wawancara yang tidak berstruktur adalah wawancara dengan mengajukan
beberapa pertanyaan secara lebih luas dan leluasa tapa terikat oleh susunan
pertanyaan yang telah dipersiapkan sebelumnya, biasanya pertanyaan ini
muncul secara spontanitas sesuai dengan kondisi dan situasi. Dengan
tehnik ini diharapkan terjadi komunikasi langsung dan fleksibel serta
terbuka, sehingga informasi yang didapat lebih banyak dan luas.
3. Dokumentasi
Adalah pengumpulan data-data yang diperoleh dari bagian UMKM.
Dimana pada bagian UMKM dapat mengetahui berapa jumlah UMKM
yang ada di Kabupaten Bangkalan, sejauh mana UMKM di kabupaten
Bangkalan berkembang, serta seberapa besar sumbangsih UMKM untuk
menumbuhkan pertumbuhan ekonomi di Kabupaten Bangkalan.
3.6 Teknik Analisa
19
Tujuan analisis adalah menyederhanakan data kedalam bentuk yang lebih mudah
dibaca dan diinterpretasi, sehingga dapat digunakan secara dasar yang objektif di
dalam pembuatan proses keputusan dan dalam rangka memecahkan persoalan yang
dihadapi. Adapun teknik analisis data yang digunakan oleh penulis dalam penelitian
ini adalah sebagai berikut :
1. Menganalisis pengaruh UMKM terhadap pertumbuhan ekonomi di Kabupaten
Bangkalan.
2. Menganalisis pengaruh pemerintah terhadap perkembangan UMKM.