PROPOSAL - uinjkt.ac.id filePROGRAM KEMITRAAN “KLINIK ETIK DAN HUKUM” ... keadilan sosial di...

14
0 PROPOSAL PROGRAM KEMITRAAN “KLINIK ETIK DAN HUKUM” FAKULTAS SYARIAH DAN HUKUM UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA BEKERJASAMA DENGAN KOMISI YUDISIAL REPUBLIK INDONESIA FAKULTAS SYARIAH DAN HUKUM UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 2016

Transcript of PROPOSAL - uinjkt.ac.id filePROGRAM KEMITRAAN “KLINIK ETIK DAN HUKUM” ... keadilan sosial di...

Page 1: PROPOSAL - uinjkt.ac.id filePROGRAM KEMITRAAN “KLINIK ETIK DAN HUKUM” ... keadilan sosial di masyarakat dan tanggung jawab profesi dalam melaksanakan tugasnya.

0

PROPOSAL

PROGRAM KEMITRAAN “KLINIK ETIK DAN HUKUM” FAKULTAS SYARIAH DAN HUKUM UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

BEKERJASAMA DENGAN KOMISI YUDISIAL REPUBLIK INDONESIA

FAKULTAS SYARIAH DAN HUKUM

UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 2016

Page 2: PROPOSAL - uinjkt.ac.id filePROGRAM KEMITRAAN “KLINIK ETIK DAN HUKUM” ... keadilan sosial di masyarakat dan tanggung jawab profesi dalam melaksanakan tugasnya.

1

KLINIK ETIK DAN HUKUM

A. Latar Belakang

Perguruan Tinggi sebagai salah satu lembaga pendidik harus senantiasa

mengikuti perkembangan dunia pendidikan. Perkembangan dunia pendidikan

dalam hal metode maupun substansi/materi pendidikan dibutuhkan untuk

menciptakan insan-insan akademis dan lulusan yang berkualitas yang “siap

pakai”, maka sudah menjadi kewajiban bagi perguruan tinggi khususnya

Fakultas Syariah dan Hukum,untuk selalu berupaya memberikan pendidikan

hukum dengan sebaik mungkin. Evaluasi dan pengembangan metode

pembelajaran dan materi substansi pembelajaran bagi mahasiswa harus

selalu dilakukan secara sustainable.

Namun, sebagian besar Fakultas Syariah dan Hukum masih

menitikberatkan pemberian perkuliahan dengan metode ceramah (dosen

berbicara didepan kelas) pada mahasiswanya. Padahal menurut teori learning

pyramid, yang dibangun oleh National Training Laboratories/NTL di Maine

(AS) berdasarkan hasil penelitian Edgar Dale dll, metode ceramah kuliah adalah

metode yang tingkat penyerapannya oleh mahasiswa hanya sebesar 5%. Ini

adalah metode terendah dalam hal penyerapan hasilnya oleh mahasiswa.

Untuk metode bacaan, tingkat penyerapannya 10%. Jika kuliah

menggunakan metode audio-visual tingkat penyerapannya 20%. Kemudian jika

digunakan metode demonstrasi tingkat penyerapannya 30%. Ini merupakan

suatu tanda bahaya karena sebagian besar proses pendidikan hukum justru

menggunakan metode ceramah kuliah, sebagaimana dikemukakan oleh

Proffessor David McQuoid-Mason dari Afrika Selatan.

Empat metode pembelajaran tersebut digolongkan sebagai metode

tradisional. Rendahnya tingkat pencapaian metode ini, menurut NTL dapat

diatasi jika digunakan pendekatan lainnya yaitu pendekatan teaming atau

interaktif atau berpusat pada mahasiswa. Pendekatan interaktif, secara

Page 3: PROPOSAL - uinjkt.ac.id filePROGRAM KEMITRAAN “KLINIK ETIK DAN HUKUM” ... keadilan sosial di masyarakat dan tanggung jawab profesi dalam melaksanakan tugasnya.

2

garis besar terbagi atas tiga (3) metode yaitu Kelompok Diskusi yang tingkat

pencapaiannya 50%, Practice by Doing tingkat pencapaiannya 75% dan yang

paling efektif adalah Mengajarkan kepada orang lain atau penggunaan

secara langsung yang mana tingkat pencapaiannya 90%.

Hal tersebut digambarkan dalam learning pyramid berikut ini:

Dalam pandangan Prof. David McQuoid-Mason (mengutip Brayne,

Duncan dan Grimes), metode pendidikan yang berpusat pada

mahasiswa idealnya dilakukan dengan memberikan pengalaman belajar

kepada mahasiswa dimana mahasiswa memperoleh ketrampilan

praktis dan sekaligus menyediakan lingkungan keadilan sosial. Jika

kesempatan itu tidak tersedia maka perlu diadakan termasuk lingkungan

semacam itu perlu diciptakan. Oleh karena itu mahasiswa perlu

dilibatkan dalam menghadapi situasi dunia nyata dan memainkan peran

sebagai pengacara untuk menyelesaikan persoalan. Kegiatan semacam

ini bisa dilakukan lewat interaksi dengan klien untuk mengidentifikasi

dan menyelesaikan masalah hukum, serta terbuka untuk ditinjau

secara kritis oleh dosen maupun rekan mahasiswa lainnya.

Dari analisa inilah lahir istilah yang dinamakan pendidikan klinis

atau di Fakultas Syariah dan Hukum disebut dengan pendidikan

hukum klinis/klinik hukum. Pendidikan semacam ini dikenal

sebagai pendidikan yang memungkinkan mahasiswa berperan aktif

dalam proses pembelajaran dan mengamati bekerjanya teori dalam

situasi kehidupan nyata. Pendidikan semacam ini menyediakan

landasan yang kuat bagi masa depan sebagai ahli profesi dalam dunia

Page 4: PROPOSAL - uinjkt.ac.id filePROGRAM KEMITRAAN “KLINIK ETIK DAN HUKUM” ... keadilan sosial di masyarakat dan tanggung jawab profesi dalam melaksanakan tugasnya.

3

praktek. Karena pendidikan klinis tidak saja mengajarkan teori-teori,

tetapi juga melengkapi mahasiswa dengan keterampilan yang

dibutuhkan bagi praktisi. Selain itu juga melengkapi mahasiswa

dengan nilai-nilai yang dibutuhkan praktisi dalam masalah- masalah

keadilan sosial di masyarakat dan tanggung jawab profesi dalam

melaksanakan tugasnya. Hal tersebut senada dengan pengertian

pendidikan hukum klinis yang dijelaskan pada Deklarasi Asosiasi

Pendidikan Hukum Klinis Indonesia yaitu sebuah metode pembelajaran

hukum yang banyak diadopsi dalam pendidikan hukum di berbagai

negara, untuk mendidik dan menyiapkan praktisi hukum yang

kompeten, profesional, dan memiliki komitmen terhadap keadilan. Melalui

metode Pendidikan Hukum Klinis mahasiswa hukum belajar tentang

pengetahuan praktis (practical knowledge), keahlian (skill) dan nilai-

nilai (value) untuk memberikan pelayanan kepada masyarakat

berdasarkan pada nilai-nilai keadilan sosial (social justice).

Oleh karena itu kegiatan pendidikan hukum di kelas dan

kegiatan pendidikan hukum klinis/klinik hukum yang melibatkan

mahasiswa menjadi dua hal yang saling berkaitan dan tidak terpisah

satu terhadap lainnya. Karena pendidikan hukum klinis/klinik hukum

merupakan metode pendidikan bagi mahasiswa sekaligus pelayanan

kepada masyarakat. Sedangkan pendidikan hukum di kelas merupakan

dasar yang harus dikuasai dalam pelayanan masyarakat tersebut.

Arti penting sistem pendidikan bagi Komisi Yudisial adalah

didasarkan pada tugas Komisi Yudisial dalam rekrutmen hakim. Komisi

Yudisial bersama dengan Mahkamah Agung memiliki kewenangan

untuk melaksanakan seleksi pengangkatan hakim, sebagaimana

diamanahkan oleh Undang-Undang No. 49 Tahun 2009 tentang

Peradilan Umum, Undang-Undang No. 50 Tahun 2009 tentang Peradilan

Agama, dan Undang- Undang No. 51 Tahun 2009 tentang Peradilan

Tata Usaha Negara, dan dilain pihak Komisi Yudisial merupakan

lembaga penegak etika hakim. Tugas-tugas Komisi Yudisial terkait

Kode Etik dan Pedoman Perilaku Hakim, tidak akan lepas dari kode etik

Page 5: PROPOSAL - uinjkt.ac.id filePROGRAM KEMITRAAN “KLINIK ETIK DAN HUKUM” ... keadilan sosial di masyarakat dan tanggung jawab profesi dalam melaksanakan tugasnya.

4

profesi hukum pada umumnya.

Secara tidak langsung singgungan antara lulusan perguruan

tinggi dan Komisi Yudisial adalah bahwa Perguruan Tinggi adalah

penyedia Raw Material bagi Komisi Yudisial. Sehingga tugas perguruan

tinggi yang menyiapkan calon hakim potensial, perlu didukung oleh

Komisi Yudisial hingga pada akhirnya tugas Komisi Yudisial melakukan

tugas rekrutmen terhadap produk-produk perguruan tinggi.

Definisi rekrutmen secara luas mencakup pentingnya

menyiapkan calon-calon hakim potensial. Oleh karenanya, sebagai salah

satu tindakan ‘preventif’ atau persiapan dilaksanakannya seleksi

peserta pendidikan hakim (calon hakim), maka Komisi Yudisial

menilai penting untuk melakukan penyiapan sumber daya manusia

dengan cara penjaringan minat para calon hakim potensial.

Munculnya Klinik Etik dan Hukum bukan bermaksud

mendikotomikan, namun sebagai penekanan pentingnya kajian etika

sebagai concern utama Komisi Yudisial. Kajian etika merupakan bagian

dari klinik hukum, namun Komisi Yudisial bermaksud untuk

mendorong lebih jauh agar kajian etika profesi hukum dapat tersusun

dalam suatu modul dan menjadi kurikulum di Fakultas-Fakultas

Syariah dan Hukum dan dipahami dalam praktik oleh mahasiswa.

Disajikannya etik profesi sebagai suatu mata kuliah mandiri, tidak

dimaksudkan untuk menjadikan para (calon) sarjana hukum menjadi

malaikat. Dengan memahami etik profesi, para (calon) sarjana hukum

akan dapat mendeteksi bom-bom waktu serta dapat menghindakan diri

dari ranjau-ranjau terselubung/tersembunyi. Melalui etik profesi insan

kamil para (calon) sarjana hukum dapat diasah, sehingga hal-hal yang

diperkirakan wajar, pada dasarnya suatu konflik kepentingan.

Atas dasar itu maka Komisi Yudisial berinisiatif untuk melaksanakan

program kemitraan dengan Perguruan Tinggi khususnya Fakultas

Syariah dan Hukum dalam rangka menjaring minat calon hakim

potensial melalui kajian etika dan pendidikan hukum klinis/klinik

hukum.

Page 6: PROPOSAL - uinjkt.ac.id filePROGRAM KEMITRAAN “KLINIK ETIK DAN HUKUM” ... keadilan sosial di masyarakat dan tanggung jawab profesi dalam melaksanakan tugasnya.

5

B. Tujuan Program

Tujuan Program Kemitraan Klinik Etik dan Hukum ini adalah

meningkatkan prosentase mahasiswa/lulusan Fakultas Syariah dan

Hukum, khususnya peserta program kemitraan ini, agar lulus seleksi

peserta pendidikan hakim. Guna mencapai tujuan dari Program

Kemitraan melalui pendidikan klinis, Komisi Yudisial perlu untuk

menjamin terselenggaranya kegiatan- kegiatan program kemitraan di

Fakultas Syariah dan Hukum. Tujuan akhir dari kegiatan ini diharapkan

agar peserta seleksi pengangkatan hakim merupakan kader-kader klinik

hukum yang telah disiapkan sejak dini menjadi hakim, dengan bekal

integritas dan kemampuan yang didapat dari klinik hukum. Lebih rinci

tujuan kegiatan kajian etika dan klinik hukum ini adalah :

1. Meningkatkan minat (calon) sarjana hukum untuk menjadi Hakim;

2. Meningkatkan minat (calon) sarjana hukum untuk menjadi penegak

hukum;

3. Meningkatkan pemahaman tentang etika profesi hukum;

4. Dapat berperan sebagai sarana preventif contempt of court;

5. Meningkatkan keterampilan, hukum acara dan integritas Mahasiswa

untuk dipersiapkan menjadi kader sadar hukum; dan

6. Sebagai lembaga yang mengkaji etika dan hukum secara komprehensif

dan ilmiah.

C. Infrastruktur Klinik Etik dan Hukum

1. ORGANISASI

Dalam melaksanakan kegiatan klinik hukum, Fakultas Syariah

dan Hukum dapat menerapkan program-progam Klinik Etik dan Hukum

dengan cara:

a. Memberdayakan UKM yang telah ada yang memiliki kegiatan serupa;

dan

b. Membentuk UKM Klinik Etik dan Hukum baru.

Dari kedua sarana diatas, tidak menutup kemungkinan juga

fakultas menggabungkan kedua sarana diatas dalam melaksanakan

Page 7: PROPOSAL - uinjkt.ac.id filePROGRAM KEMITRAAN “KLINIK ETIK DAN HUKUM” ... keadilan sosial di masyarakat dan tanggung jawab profesi dalam melaksanakan tugasnya.

6

kegiatan-kegiatan program kemitraan. Namun, jika fakultas

menggunakan sarana mahasiswa secara individual, maka fakultas

hendaknya perlu untuk mengoptimalkan peran-peran mahasiswa yang

ingin terlibat di dalam program kemitraan ini. Sehingga, mahasiswa

yang terlibat dalam pelaksanaan kegiatan ini bersifat partisipatif, dan

objektif.

Berangkat dari sarana kemitraan tersebut, maka Fakultas Syariah

dan Hukum UIN Syarif Hidayatullah Jakarta menerapkan struktur

organisasi seperti dibawah ini:

Struktur organisasi ini menjadikan Dekan/Dekanat sebagai mitra

Komisi Yudisial yang kemudian membentuk pusat kajian/lembaga

pelaksana dan kesekretariatan program Klinik Etik dan Hukum.

Dimana dalam pusat/lembaga pelaksana ini didalamnya memiliki 3

(tiga) mentor. Ketiga mentor ini nantinya akan menjadi pelaksana,

pembimbing. pembinaan dan koordinator dari setiap kegiatan yang

akan dilakukan oleh Klinik Etik dan Hukum. Meskipun struktur

organisasi terlihat begitu hierarkis, namun garis koordinasi yang

diterapkan adalah lintas sektoral. Sehingga, mentor dapat langsung

Page 8: PROPOSAL - uinjkt.ac.id filePROGRAM KEMITRAAN “KLINIK ETIK DAN HUKUM” ... keadilan sosial di masyarakat dan tanggung jawab profesi dalam melaksanakan tugasnya.

7

berkoordinasi dengan Komisi Yudisial dengan sepengetahuan dari

Dekan/Dekanat Fakultas.

Dari bentuk struktur organisasi tersebut, program kemitraan ini

menitikberatkan peran mahasiswa sebagai pelaksana program

kemudian menjadikan program ini berbasis pada mahasiswa, dan

dekanat serta mentor sebagai penanggungjawab kegiatan. Adapun

kegiatan-kegiatan yang dijalankan dalam program kemitraan ini

diantaranya dibagi menjadi 3 (tiga) tahap, yaitu:

NO. TAHAPAN

KEGIATAN

METODE KEGIATAN

KONTEN

1

Kajian Etika

dan Hukum

Seminar;

Focus Group Discussion;

Kajian;

Legal Case;

Kuliah Umum/Ceramah;

Role Play; Sosialisai;

Etika;

Etika Profesi Hukum;

KEPPH;

Hukum Materil;

Permasalahan Hukum;

Hukum Acara Pidana;

Hukum Acara Perdata

Hukum Acara TUN;

2

Laboratorium

Mock Trial; Simulasi; Role

Play;

Teknik Pembuatan

Putusan; Eksaminasi

Putusan; Pelatihan

Mootcourt; Pelatihan

Debat Hukum;

Dll

Page 9: PROPOSAL - uinjkt.ac.id filePROGRAM KEMITRAAN “KLINIK ETIK DAN HUKUM” ... keadilan sosial di masyarakat dan tanggung jawab profesi dalam melaksanakan tugasnya.

8

3

Praktek dan

Pengabdian

Masyarakat

Partisipatif; Penyuluhan;

Street Law; Magang di

LKBH;

Pemantauan Persidangan;

Pendidikan Hukum kepada

Masyarakat;

Konsultasi Hukum; Dll

B. Sumber Daya Manusia

Sumber daya manusia yang akan dimaksimalkan dalam Program

Kemitraan ini dititikberatkan pada sumber daya manusia yang ada pada

Fakultas Syariah dan Hukum. Baik itu dosen maupun mahasiswa. Dalam

Klinik Etik dan Hukum akan memberdayakan dosen untuk berperan

sebagai mentor. Adapun untuk pemilihan mentor, sepenuhnya

diserahkan kepada Fakultas Syariah dan Hukum dengan memperhatikan

kriteria-kriteria dosen yang dapat menjadi mentor sebagai berikut;

1. Dosen aktif;

2. Memiliki komitmen untuk mengembangkan potensi mahasiswa;

3. Memiliki pengalaman membina mahasiswa;

4. Memiliki jiwa leadership, manajemen yang baik dan menguasai

teknik mentoring;

Dalam melaksanakan kegiatan, dosen yang menjadi mentor pada

program Klinik Etik dan Hukum ini mempunyai tugas dan peran sebagai:

a. Fasilitator : Memfasilitasi berbagai kegiatan, dan memfasilitasi

perkembangan kompetensi mahasiswa guna menjadi calon hakim

potensial. Merujuk kepada bentuk kegiatan, mentor dapat pula

memberikan materi kepada mahasiswa, juga dapat mengundang

narasumber lain untuk memberikan materi kepada mahasiswa.

b. Supervisor : Supervisor dalam hal ini lebih mengarah pada tugas

mentor dalam merancang dan mengawasi jalannya kegiatan- kegiatan

sehingga dapat berhasilguna (effective) dan mampu memberi hasil

(productive). Kemudian mentor pun mempunyai tugas untuk

Page 10: PROPOSAL - uinjkt.ac.id filePROGRAM KEMITRAAN “KLINIK ETIK DAN HUKUM” ... keadilan sosial di masyarakat dan tanggung jawab profesi dalam melaksanakan tugasnya.

9

memastikan bahwa mahasiswa yang dibina dalam Klinik Etik dan

Hukum mendapatkan materi sehingga dapat menambah kompetensi

dari mahasiswa itu sendiri.

c. Pembimbing : Salah satu tugas penting dari Mentor adalah

membimbing para mahasiswa peserta Klinik Etik dan Hukum. Mentor

senantiasa melakukan diskusi mingguan guna memonitor

perkembangan dari mahasiswa peserta Klinik Etik dan Hukum.

d. Penanggung jawab kegiatan : mentor bertugas untuk melakukan

pelaporan terhadap kegiatan yang sudah dilakukan, mengawasi

jalannya kegiatan, serta mengambil tindakan-tindakan yang

diperlukan, untuk mencapai tujuan program.

Kemudian dikarenakan program kemitraan ini menjadikan

mahasiswa sebagai basis kegiatan, maka setiap Fakultas Syariah dan

Hukum harus memberdayakan mahasiswa yang ada untuk bergabung

dan mengikuti program kemitraan ini. Adapun kriteria mahasiswa yang

dapat mengikuti program Klinik Etik dan Hukum adalah sebagai berikut;

1. Minimal sedang menjalani kuliah pada semester 6

2. Telah lulus mata kuliah Hukum Acara; dan

3. Memiliki ketertarikan atau minat terhadap profesi penegak hukum

khususnya hakim.

Terkait dengan proses perekrutan mahasiswa, prinsipnya Fakultas

Syariah dan Hukum membuka rekrutmen seluas-luasnya untuk

mahasiswa yang sesuai dengan kriteria. Fakultas Syariah dan Hukum juga

dapat membuka rekrutmen bagi alumni atau mahasiswa yang telah

lulus (sarjana hukum). Kemudian, Fakultas Syariah dan Hukum pun

dapat membuka rekrutmen bagi mahasiswa-mahasiswa dari perguruan

tinggi lain di wilayahnya. Rekrutmen diselenggarakan dengan prinsip

objektif, partisipatif dan transparan.

Rekrutmen mahasiswa dapat dilakukan dengan beberapa tahapan

proses perekrutan. Diantaranya:

Page 11: PROPOSAL - uinjkt.ac.id filePROGRAM KEMITRAAN “KLINIK ETIK DAN HUKUM” ... keadilan sosial di masyarakat dan tanggung jawab profesi dalam melaksanakan tugasnya.

10

Terkait dengan tes tertulis, mentor dapat membuat soal-soal pertanyaan

yang sifatnya terbuka, kemudian hasil tes ini dapat difungsikan sebagai Pre

Test bagi mahasiswa yang tergabung ke dalam Klinik Etik dan Hukum yang

nantinya akan mengisi Post Test yang disusun oleh Mentor pada akhir

program sebagai indikator peningkatan kompetensi mahasiswa.

Mengingat bahwa kegiatan ini merupakan kegiatan yang ditujukan

untuk menjaring para calon hakim potensial, maka pelibatan alumni

dalam kegiatan-kegiatan klinik hukum dapat diakomodir. Alumni dapat

dijadikan objek kegiatan maupun pengurus dalam klinik hukum.

C. Rencana Pelaksanaan Program

1. Bidang Kajian Etik

DRAFT SILABUS LABORATORIUM KLINIK ETIK DAN HUKUM

FAKULTAS SYARIAH DAN HUKUM UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA BEKERJA SAMA DENGAN KOMISI YUDISIAL

2016

Area : Kajian Etik dan Hukum Mentor : Hidayatulloh, SH.I, MH.

Sesi Kemampuan yang

Diharapkan Bahan Kajian Waktu Narasumber dan

Fasilitator

I

mendeskripsikan konsep dasar etika dan etika profesi (C2)

• moral dan moralitas • etika dan etiket • teori-teori etika • jenis-jenis etika • etika profesi • perbedaan etika

dan hukum

120 menit

Narasumber: Prof. Dr. A. Salman Maggalatung, SH, MH. Fasilitator: Saomi Rizqiyanto, M.Si.

II-IV mengidentifikasi (C2)

kasus-kasus perbedaan pelanggaran etiket, etika, dan hukum

270 menit

Narasumber: Asep Saepudin Jahar, M.A., Ph.D. Fasilitator: Nisrina Mutiara Dewi, S.E.Sy.

V

mendeskripsikan hakikat profesi hakim, tanggung jawab, dan profesionalisme hakim

• sejarah profesi hakim di Indonesia

• tanggung jawab profesi hakim

• peraturan seputar kehakiman

180 menit

Narasumber: Dr. Hasbi Hasan, M.H. Fasilitator: Mara Sutan

Page 12: PROPOSAL - uinjkt.ac.id filePROGRAM KEMITRAAN “KLINIK ETIK DAN HUKUM” ... keadilan sosial di masyarakat dan tanggung jawab profesi dalam melaksanakan tugasnya.

11

(C2) • kewenangan hakim

• kewajiban dan hak hakim

Rambe, SHI., M.H.

VI-VII

memetakan KEPPH dan potensi-potensi pelanggaran etik menurut KEPPH (C3)

• kode etik • butir-butir KEPPH • contoh pelanggaran • sanksi atas

pelanggaran etik

180 menit

Narasumber: Hidayatulloh, S.H., M.H. Fasilitator: Teguh Tresna Dewa

VIII-IX

menemukan potensi pelanggaran etis saat: (C3)

• pra-persidangan • saat persidangan • pasca persidangan

90 menit

Narasumber: Muhammad Ishar Helmi, S.H., S.Sy. Fasilitator: Abdul Latief Zainal

IX-X

menganalisis dan menuliskan hasil kajian etik atas kasus pelanggaran etik terkait profesi hakim (C3)

• Teknik penulisan esai

• Kasus pelangaran KEPPH

210 menit

Narasumber: Indra Rahmatullah, SHI., M.H. Fasilitator: Muhammad Raziv Barokah

2. Bidang Laboratorium DRAFT SILABUS LABORATORIUM KLINIK ETIK DAN HUKUM

FAKULTAS SYARIAH DAN HUKUM UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA BEKERJA SAMA DENGAN KOMISI YUDISIAL

2016

Area : Laboratorium Klinik Mentor : Indra Rahmatullah, SH.I, MH.

Sesi Materi Kemampuan yang

diharapkan Fasilitator Waktu

I Silogisme dan Penalaran Hukum

Menggunakan strategi penalaran dalam penjatuhan putusan (analisis fakta dan dasar hukum)

Narasumber: 1. Dr. Shidarta, SH.

MH. 2. Dr. JM. Muslimin,

MA

Mentor: Indra Rahmatullah, SH.I,MH.

90 menit

II Penemuan Hukum Narasumber: 1. Dr. Anton F. Susanto,

SH. MH. 2. Drs. H. Basiq Djalil,

SH, MA.

Mentor: Indra Rahmatullah, SH.I,MH.

90 menit

III Analisis fakta dan dasar hukum dan

Mentor: Indra Rahmatullah,

90 menit

Page 13: PROPOSAL - uinjkt.ac.id filePROGRAM KEMITRAAN “KLINIK ETIK DAN HUKUM” ... keadilan sosial di masyarakat dan tanggung jawab profesi dalam melaksanakan tugasnya.

12

latihan pembuatan putusan

SH.I,MH.

IV Eksaminasi Putusan

Hakim (Case Study 1) Mengkrtisi contoh penalaran hakim dalam putusan (eksaminasi putusan

Narasumber: Direktur LeIP Direktur Kontras Mentor: Indra Rahmatullah, SH.I,MH.

90 menit

V Eksaminasi Putusan Hakim (Case Study 2)

Mentor: Indra Rahmatullah, SH.I,MH.

90 menit

VI Eksaminasi Putusan Hakim (Case Study 3)

90 menit

VII Menonton rekaman

Video Sidang Kode Etik Hakim

• Skenario kasus

• Berlatih mootcourt

Mentor: Indra Rahmatullah, SH.I,MH.

90 menit

VIII Simulasi Sidang (Moot Court)

90 menit

IX Menonton rekaman Video Sidang Majelis Kehormatan Hakim (MKH)

90 menit

X Simulasi Sidang (Moot Court)

90 menit

3. Bidang Praktek dan Pengabdian Masyarakat DRAFT SILABUS PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT KLINIK ETIK DAN HUKUM

FAKULTAS SYARIAH DAN HUKUM UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA BEKERJA SAMA DENGAN KOMISI YUDISIAL REPUBLIK INDONESIA

2016

Area : Pengabdian Kepada Masyarakat Mentor : Muhammad Ishar Helmi, S.H., S.Sy.

Sesi Materi Kemampuan yang

diharapkan Fasilitator Waktu

I Tekhnik Persidangan mengevaluasi jalannya persidangan untuk satu kasus konkret (pemantauan persidangan)

Dr. Alfitra, SH, MH. 90 Menit II Hukum Acara Dr. Nahrowi, SH, MH. 90 Menit III Pemantauan

Persidangan a. PN b. PA c. PTUN

Mentor: M. Ishar Helmi, SH, S.Sy.

90 Menit

IV Penulisan Laporan 90 Menit V Presentasi Laporan

Pemantauan 90 Menit

VI Penyuluhan Hukum menyampaikan gagasannya terkait upaya menjaga keluhuran profesi

Dr. Yayan Sopyan, SH, MA.

Mentor: M. Ishar Helmi, SH, S.Sy.

90 Menit

Page 14: PROPOSAL - uinjkt.ac.id filePROGRAM KEMITRAAN “KLINIK ETIK DAN HUKUM” ... keadilan sosial di masyarakat dan tanggung jawab profesi dalam melaksanakan tugasnya.

13

hukum di Indonesia (penyuluhan)

VII Mootcourt (pemutaran film untuk simulasi)

membangun gagasan terkait upaya menjaga keluhuran profesi hukum di Indonesia (sharing komunitas)

Mentor: - Hidayatulloh, MH - Indra Rahmatullah,

MH - M. Ishar Helmi, SH,

S.Sy

90 Menit

VIII Presentasi Film (Diskusi dan Evaluasi

90 Menit

D. Waktu Pelaksanaan

Program ini dilaksanakan selama 9 (Sembila) bulan, mulai bulan Maret sampai

dengan bulan Nopember 2016.

E. Penutup

Kegiatan Klinik Etik dan Hukum merupakan kegiatan pioneer dalam

menyiapkan calon hakim potensial. Tawaran kegiatan ini merupakan bentuk

sinergitas Fakultas Syariah dan Hukum UIN Syarif Hidayatullah Jakarta dan

Komisi Yudisial di bidang hukum. Odette Buitendam pernah mengatakan

bahwa “agood judges are not born but made”, maka dalam rangka

membentuk hakim-hakim yang ideal, kerjasama semua pihak sangat

diperlukan dengan dimulai sejak pembibitan di perguruan tinggi. Oleh

karenanya, komitmen Komisi Yudisial dalam penegakkan hukum dan

menciptakan peradilan yang bersih akan sangat terbantu oleh komitmen

perguruan-perguruan tinggi dalam membentuk seorang hakim yang baik.

UIN Syarif Hidayatullah, 7 Maret 2016

KLINIK ETIK DAN HUKUM