PROPOSAL Ditujukan untuk memenuhi tugas dan...
Transcript of PROPOSAL Ditujukan untuk memenuhi tugas dan...
STRATEGI PENGEMBANGAN KOMPETENSI PEDAGOGIK
GURU DI SMP ISLAM HIDAYATULLAH SEMARANG
PROPOSAL
Ditujukan untuk memenuhi tugas dan melengkapi
Syarat guna memperoleh gelar Sarjana Strata Satu (S1)
Jurusan Kependidikan Islam
Oleh:
Qun Khomsatun 053311091
FAKULTAS TARBIYAH
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI WALISONGO
SEMARANG
2010
ii
ABSTRAK
Qun Khomsatun (NIM: 053311091) Strategi Pengembangan Profesionalitas Guru pada Kompetensi Pedagogik di SMP Islam Hidayatullah Semarang. Skripsi. Program Strata I Jurusan Kependidikan Islam Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo Semarang 2010.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: 1) bagaimana kompetensi pedagogik guru SMP Islam Hidayatullah Semarang. 2) bagaiman analisis kompetensi pedagogik guru SMP Islam Hidayatullah Semarang. 3) bagaiman pelaksanaan pengembangan profesionalitas guru pada kompetensi pedagogik di SMP Islam Hidayatullah Semarang. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif lapangan dengan teknik pengumpulan data yaitu: observasi, wawancara, dan dokumentasi. Analisis data dalam penelitian ini berupa teknik analisis deskriptif, yaitu metode analisis data yang berupa kata-kata.
Temuan penelitian ini yaitu meliputi: 1) Kompetensi pedagogik guru merupakan kemampuan guru dalam mengelola pembelajaran peserta didik yang meliputi pemahaman terhadap peserta didik, perencanaan dan pelaksanaan pembelajaran, evaluasi hasil belajar, dan pengembangan peserta didik untuk mengaktualisasikan berbagai potensi yang dimilikinya. Kompetensi pedagogik guru SMP Islam Hidayatullah Semarang dapat dikatakan cukup, secara umum guru SMP Islam Hidayatullah Semarang telah berusaha menerapkan sepuluh indikator kompetensi pedagogik, guru SMP Islam Hidayatullah Semarang telah menyipkan RPP setiap kali akan mengajar, RPP telah sesuai dengan standar kurikulum yang telah ditetapkan, menggunakan strategi atau pendekatan yang sesuai, pemanfaatan media mengaktifkan siswa, menguasai materi, penilaian proses dan hasil. 2) Adapun analisis yang digunakan SMP Islam Hidayatullah Semarang untuk mengetahui kompetensi pedagogik guru di SMP Islam Hidayatullah Semarang menggunakan analisis SWOT yaitu: Strengths, Weakness, Opportunity, Threats (Kekuatan, Kelemahan, Peluang dan Ancaman). Dari hail analisis ini menyatakan bahwa kelemahan yang ada di SMP Islam Hidayatullah Semarang adalah wawasan profesionalitas guru dan fasilitas pendukung proses pendidikan belum memadai sehingga masih dibutuhkan pengembangan baik dari segi profesionalitas dan wawasan guru maupun fasilitas pendukung proses pendidikan. 3) Sedangkan strategi yang di laksanaan untuk pengembangan profesionalitas guru pada kompetensi pedagogik di SMP Islam Hidayatullah Semarang menggunakan pendidikan dan pelatihan yang berbentuk: MGMP, workshop, seminar, diskusi, pelatihan implementasi kurikulum 2006 dan pelatihan classroom management. Sedangkan yang berbentuk pelatihan dan pelaksanaan tugas yaitu: pelatihan pembuatan silabus dan RPP, pelatihan quantum teaching, pelatihan quantum learning, dan pelatihan student active learning.
Selanjutnya, semoga penelitian ini diharapkan menjadi khazanah dan masukan bagi guru dan pengelola SMP Islam Hidayatullah Semarang, bahan informasi bagi civitas akademika dan semua pihak yang membutuhkan di lingkungan Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo Semarang.
iii
iv
v
vi
MOTTO
�ُ�وا َ�َ�ُ � �ُ� َ�� ِ�َ�ْ�ٍم َ��َ�ُ ��َ �َ � ِإن ا��ْ�ِ�ِ ُ!ْ"َ�ِ � …
”.....Sesungguhnya allah tidak akan merubah keadaan sesuatu kaum sehingga
mereka merubah keadaan yang ada pada diri mereka sendiri .... ”
(QS. Al-Ra’d:11)1
1 Fadhal AR Bafadal, Al Qura’an dan Terjemah juz 1-30, (Jakarta: C.V Pustaka Agung
Harapan, 2006), hlm. 199.
vii
PERSEMBAHAN
Skripsi ini penulis persembahkan untuk:
1. Ayahanda Tumarso dan Ibunda Mahmudah tercinta atas kasih sayangnya,
pengorbanan dan untaian do’a yang tiada hentinya, sehingga penulis
mampu menyelesaikan penyusunan skripsi ini.
2. Suamiku tercinta kakanda Salik Sabilallah yang selalu memberikan
dukungan dan setia menemani jalan kehidupanku.
3. Kakak-kakakku tercinta Mba’ Iffah, Mba’ Ida, Mba’ Yiyi, Mba’ Nunung
dan Adeku tersayang Agus Surakhman yang selalu memberikan nasehat
dan motivasi.
4. Sahabat-sahabatku tercinta seluruh anggota Racana Walisongo Semarang
yang selalu memberikan dukungan.
5. Sahabat-sahabatku yang ada di Jurusan KI 2005 terima kasih atas motivasi
dan bantuanya.
viii
KATA PENGANTAR
Asslamu’alaikum Wr. Wb.
Segala puji hanya milik Allah SWT, yang Maha Pengasih dan Penyayang,
bahwa atas taufiq dan hidayah-Nya maka penulis dapat menyelesaikan
penyusunan skripsi ini. Shalawat dan salam semoga tetap terlimpahkan kepada
junjungan kita, Nabi besar Muhammad Saw.
Dengan selesainya penyusunan skripsi ini, penulis menyampikan terima
kasih kepada:
1. Prof. Dr. Ibnu Hadjar, M. Ed selaku Dekan Fakultas Tarbiyyah IAIN
Walisongo Semarang
2. Ismail SM, M. Ag selaku Ketua jurusan dan Dr. Musthofa M.Ag selaku
Sekertaris jurusan Kependidikan Islam atas masukan dan semangatnya.
3. Fahrurrozi, M. Ag selaku Pembimbing I dan Drs. Abdul Wahid M.Ag
selaku Pembimbing II yang telah berkenan meluangkan waktu, tenaga dan
pikiran untuk membimbing serta mengarahankan penulis dalam
penyusunan skripsi ini.
4. Para dosen staf pengajar dan pegawai di lingkungan Fakultas Tarbiyah
IAIN Walisongo Semarang yang telah membekali penulis berbagai
pengetahuan.
5. Kepala Sekolah, Waka Kurikulum, beserta semua staf pengajar dan
pegawai SMP Islam Hidayatullah Semarang, terima kasih atas bantuan dan
dukungan datanya selama penelitian.
6. Ayahanda Tumarso dan Ibunda Mahmudah tercinta atas kasih sayangnya,
pengorbanan dan untaian do’a yang tiada hentinya, sehingga penulis
mampu menyelesaikan penyusunan skripsi ini.
6. Suamiku tercinta kakanda Salik Sabilallah yang selalu memberikan
dukungan dan setia menemani jalan kehidupanku.
ix
7. Kakak-kakakku tercinta Mba’ Iffah, Mba’ Ida, Mba’ Yiyi, Mba’ Nunung
dan Adeku tersayang Agus Surakhman yang selalu memberikan nasehat
dan motivasi.
8. Keponakan-keponakanku tersayang De’ Rohman, De’ Ais, De’ Pipit, De’
Dani, De’ Caca, De’ Aulia, De’ Nisa , De’ Vika, De’ Nia, dan De’ Mey
yang lucu-lucu semoga menjadi anak yang saleh-salihah.
9. Sahabatku Ofi Hamuzza, Mina, Lilif, Emi, Ida, Eko, Ima, Iis, Taufiq
terima kasih atas dukungan dan bantuanya selama ini.
10. Sahabat-sahabat jurusan KI angkatan 2005, seluruh anggota Racana
Walisongo Semarang, sahabat-sahabati PMII Rayon Tarbiyah IAIN
Walisongo Semarang dan keluarga besar Pondok Inna 2, semoga
persahabatan kita akan terus terjaga selamanya.
11. Semua pihak yang telah memberikan dukungan baik moril maupun
materiil yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu.
Kepada mereka semua penulis tidak dapat memberi apa-apa yang berarti,
hanya do’a semoga amal baik mereka dibalas oleh Allah dengan sebaik-baik
balasan serta selalu dalam lindungan-Nya.
Akhirnya, penulis menyadari bahwa penulisan skripsi ini masih jauh dari
kesempurnaan, baik dalam penyusunan kata, landasan teori dan beberapa aspek
inti didalamnya. Oleh karena itu, kritik saran yang konstruktif sangat diharapkan
demi kesempurnaan skripsi ini. Semoga skripsi ini bermanfaat bagi semuanya.
Amin.
Wassalamu’alaikum Wr. Wb.
Semarang, 18 Juni 2010
Penulis,
Qun Khomsatun NIM: 053311091
x
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ……………………………………………… i
HALAMAN ABSTRAK ………………….................................. ii
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING .......................... iii
HALAMAN PENGESAHAN …………………………………….. iv
HALAMAN PERNYATAAN ……………………………………. v
HALAMAN MOTTO …………………………………………….. vi
HALAMAN PERSEMBAHAN ………………………………….. vii
HALAMAN KATA PENGANTAR ……………………………… viii
HALAMAN DAFTAR ISI ……………………………………….. x
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ……………………………………. 2
B. Penegasan Judul ………………………………….. 6
C. Rumusan Masalah ………………………………… 8
D. Tujuan dan Manfaat Penelitian …………………… 9
E. Kajian Pustaka …………………………………….. 10
F. Metodologi Penelitian ……………………………... 11
BAB II LANDASAN TEORI STRATEGI PENGEMBANGAN
PROFESIONALITAS GURU PADA KOMPETENSI
PEDAGOGIK
A. Profesionalitas Guru ............................................ 18
B. Kompetensi Pedagogik …………………………….. 25
C. Strategi Pengembangan Profesionalitas Guru
pada Kompetensi Pedagogik Guru .......................... 32
BAB III LAPORAN HASIL PENELITIAN
A. Deskripsi Umum SMP Islam Hidayatullah Semarang 41
B. Kompetensi Pedagogik Guru di SMP Islam
xi
Hidayatullah Semarang ....................................... 45
C. Analisis Kompetensi Pedagogik Guru di SMP Islam
Hidayatullah Semarang ........................................... 50
D. Pelaksanaan Strategi Pengembangan Kompetensi
Pedagogik Guru di SMP Islam Hidayatullah Semarang 54
BAB IV ANALISIS HASIL PENELITIAN
A. Analisis Kompetensi Pedagogik Guru di SMP Islam
Hidayatullah Semarang ………………………………. 75
B. Analisis Kompetensi Pedagogik guru di SMP Islam
Hidayatullah Semarang ……….................................... 70
C. Analisis Pelaksanaan Pengembangan Profesionalitas
Guru pada Kompetensi Pedagogik di SMP Islam
Hidayatullah Semarang ……….................................... 71
BAB V PENUTUP
A. Simpulan ……………………………………………… 76
B. Saran-saran …………………………………………… 77
C. Penutup ……………………………………………….. 78
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN-LAMPIRAN
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Dalam era globalisasi dewasa ini perubahan berlangsung begitu cepat.
Masyarakat yang sadar akan tantangan masa depan, berusaha membekali diri
melalui penguasaan berbagai macam ilmu pengetahuan. Dalam kaitan itu pula
manusia Indonesia dituntut untuk peka terhadap perubahan-perubahan yang
terjadi begitu cepat dalam segala lapangan kehidupan. Kiranya hanya dengan
cara itulah masyarakat kita dapat memacu diri agar tetap eksis. Dalam
kenyataannya globalisi memang menuntut setiap orang untuk selalu
meningkatkan kemampuan diri agar dapat memberi respon yang cepat dan
tepat terhadap berbagai tantangan yang dihadapi.
Di samping itu harus pula memiliki harga diri dan kepercayaan kepada
diri-sendiri berdasarkan iman yang kuat. Semua itu akan memungkinkan
kesanggupan untuk mandiri untuk berprakarsa dan bersaing, baik secara lokal
maupun secara global. Penguasaan ilmu dan tekologi dalam era globalisasi
sangat penting artinya sebagai prasyarat untuk dapat mengantisipasi perubahan-
perubahan, sehingga suatu bangsa tidak ketinggalan.
Dengan demikian proses pendidikan bukan semata-mata untuk
memperdalam pengetahuan, tetapi juga ditekankan untuk mempertinggi sikap
kritis dan daya kreatif peserta didik.1 Hal ini sangat perlu mengingat
keanekaragaman tantangan di masa depan sangat menuntut kemampuan
semacam itu. Untuk kepentingan tersebut, guru sebagai main person
pendidikan harus ditingkatkan kompetensinya dan diadakan sertifikasi sesuai
dengan pekerjaan yang diembannya. Dewasa ini kita sering dituntut untuk
mampu memberi jawaban dalam response time yang pendek dan sering kali
suatu tantangan memerlukan beberapa jawaban sekaligus.
1Sururrudin, “Paradigma Pendidikan Masa Depan”
http://sururrudin.wordpress.com/2008/09/24/aperan-guru/, diunduh pada tanggal 27 Maret 2010.
2
Dewasa ini profesi guru menduduki posisi penting, karena
mempersiapkan sumber daya manusia yang handal. Oleh sebab itu guru
memperoleh premis-premis baru agar dapat berfungsi seperti yang diharapkan,
yaitu: 1) Guru sebagai agen perubahan. Dalam era transformasi yang begitu
cepat, sosok guru dapat berfungsi secara efektif sebagai penggerak dan pelaku
perubahan. 2) Guru sebagai pengembang sikap toleransi dan saling pengertian.
Di dalam era global diperlukan saling pengertian dan toleransi antar seluruh
umat manusia melalui proses pendidikan. 3) Guru sebagai pendidik profesional.
Dalam era global peran sekolah semakin dituntut untuk berperan sebagai pusat
pengalaman belajar. 2 Berkaitan dengan ini peran guru menjadi sangat penting,
karena bertanggung jawab dalam mempersiapkan peserta didik agar memiliki
daya saing yang tinggi di masa depan.
Human Development Index (HDI) yang dikeluarkan oleh UNDP
(United Nations Development Programme) melaporkan bahwa pada tahun
2005, Indonesia menempati urutan 110 dari 177 negara, pada tahun 2006
mengalami kemajuan dengan berada diurutan 108, dan Pada tahun 2009
Indonesia berada pada posisi 111 dari 182 negara yang diteliti. Rendahnya
peringkat daya saing Indonesia di pasar global juga digambarkan pada
permasalahan produktivitas sektor industri dan perdagangan.3 Dalam hal ini,
ditengarai bahwa profesionalitas guru pada kompetensi pedagogik di Indonesia
masih sangat rendah, dan secara makro merupakan penyebab rendahnya mutu
pendidikan nasional secara keseluruhan.
Tujuh indikator yang menunjukan lemahnya kinerja guru dalam
melakasanakan tugas utamanya mengajar (teaching), yaitu :
1. Rendahnya pemahaman tentang strategi pembelajaran.
2. Kurangnya kemahiran dalam mengelola kelas.
3. Rendahnya kemampuan melakukan dan memanfaatkan penelitian tindakan
kelas (classroom action research).
4. Rendahnya motivasi berprestasi
5. Kurang disiplin
2Mungin Eddy Wibowo “Sertifikasi Profesi Pendidikan” http: // www.suara
merdeka.com/harian/0602/opi,04,htm,hlm.1, diunduh pada 27 Maret 2010. 3Shalimow, “Human Development Index (HDI)” http://www.shalimow.com/etcetera/human-
development-index-hdi-indonesia.html, diunduh pada tanggal 2 April 2010.
3
6. Rendahnya komitmen profesi.
7. Rendahnya kemempuan manajemen waktu.4
Oleh sebab itu maka kompetensi pedagogik guru perlu ditingkatkan
melalui upaya peningkatan kualifikasi pendidikan sebagai dasar pembentukan
kompetensi mereka, baik yang berkaitan dengan kompetensi akademik maupun
kompetensi profesional. Dengan demikian, kualitas kinerja dan pencapaian
target kualitas pembelajaran yang dihasilkan akan meningkat.
Mutu itu dapat dipilah dalam dua indikator utama, yaitu proses dan
hasil (output). Hasil yang bermutu, dalam hal ini meningkatnya mutu
kompetensi guru merupakan produk dari pembinaan dan pelaksanaan tugas
yang bermutu. Kompetensi pedagogik guru yang bermutu pada prinsipnya
harus berporos pada peningkatan potensi siswa. Oleh karena itu, mengukur
kinerja kompetensi pedagogik guru dapat menggunakan indikator kinerja
belajar siswa.
Permasalahan guru di Indonesia seperti dipaparkan di atas langsung
atau tidak langsung berkaitan dengan kompetensi pedagogik guru yang masih
belum memadai, sehingga perlu di sesuaikan komprehensif menyangkut semua
aspek terkait yaitu:
1. Menguasai karakteristik peserta didik dari aspek fisik, moral, spiritual,
sosial, kultural, emosional, dan intelektual.
2. Menguasai teori belajar dan prinsip-prinsip pembelajaran yang mendidik.
3. Mengembangkan kurikulum yang terkait dengan mata pelajaran yang di
ampu.
4. Menyelenggarakan pembelajaran ayng mendidik.
5. Memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi untuk kepentingan
pembelajaran.
6. Menfasilitasi pengembangan potensi peserta didik untuk
mengaktualisasikan berbagai potensi yang di miliki.
7. Berkomunikasi secara efektif, empatik, dan santun dengan peserta didik.
8. Menyelenggarakan penilaian dan evaluasi proses dan hasil belajar.
4E. Mulyasa, Standar Kompetensi dan Sertifikasi Guru, (Bandung : Remaja Rosdakarya, 2008),
hlm. 9.
4
9. Memanfaatkan hasil penilaian dan evaluasi untuk kepentinagan
pembelajaran.
10. Melakukan tindakan reflektif untuk peningkatan kulaitas pembelajaran.5
Secara pedagogis, kompetensi guru-guru dalam mengelola
pembelajaran perlu mendapat perhatian yang serius. Hal ini penting karena
pendidikan di Indonesia dinyatakan kurang berhasil oleh sebagian masyarakat,
dinilai kering dari aspek pedagogis dan sekolah nampak lebih mekanis
sehingga peserta didik cenderung kerdil karena tidak mempunyai dunianya
sendiri. Freire (1993) mengkritisi kondisi pendidikan seperti ini sebagai
penjajahan dan penindasan yang harus dirubah menjadi pemberdayaan dan
pembebasan. Freire mengungkapkan bahwa proses pembelajaran nampak
seperti sebuah kegiatan menabung, peserta didik sebagai ”celengan” dan guru
sebagai ”penabung”. Sehubungan dengan ini guru dituntut untuk memiliki
kompetensi yang memadai dalam mengelola pembelajaran dan mengubah
paradigma pembelajaran gaya menabung menjadi pembelajaran yang dialogis
dan bermakna.
Sehubungan dengan kompetensi pedagogik guru, maka tugas dan
tanggung jawab guru di sekolah adalah sebagai pengajar, guru sebagai
pembimbing dan sebagai administrator kelas.6 Guru harus mempunyai kinerja
profesional terutama dalam mendesain program pengajaran dan melaksanakan
proses belajar mengajar agar dapat memberikan ”layanaan ahli” dalam bidang
tugasnya sesuai dengan kemajuan ilmu pengetahuan dan tekhnologi serta
perkembangan masyarakat. Dengan kata lain, pendidikan harus mampu
menghasilkan lulusan yang mampu berfikir global (thinking globally), dan
mampu bertindak lokal (acting locally), serta dilandasi oleh akhlak yang mulia
(akhlakul karimah).
SMP Islam Hidayatullah Semarang sebagai salah satu lembaga
pendidikan islam yang termasuk dalam kategori top dan favorit serta di percaya
5Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 16 Tahun 2007 tanggal 4 Mei 2007, tentang
Standar Kualifikasi Akademik dan Kompetensi Guru, (Bandung: CV. Nuansa Aulia, 2009), hlm. 164-165.
6Guru sebagai pengajar lebih menekankan kepada tugas dalam merencanakan dan melaksanakan pengajaran. Dalam tugas ini guru dituntut memiliki seperangkat pengetahuan dan ketrampilan teknis mengajar, disamping menguasai ilmu atau bahan yang akan diajarkannya, lihat : Nana Sujana, Dasar-Dasar Proses Belajar Mengajar, (Bandung: Sinar Baru Algesindo, 2002), Cet 4, hlm. 15.
5
oleh masyarakat mampu menghasilkan out-put yang berkualitas dan
berakhlakul karimah tentunya harus selalu mengembangankan SDM khususnya
guru yang berkualitas dan mampu menjawab kebutuhan masyarakat yang
semakin beragam terhadap pendidikan. Dengan kondisi wawasan dan
profesionalitas guru di SMP Islam Hidayatullah Semarang yang masih kurang
optimal, serta fasilitas pendukung proses pendidikan belum memadai. Sehingga
SMP Islam Hidayatullah memiliki rencana strategi untuk mengembangkan
kompetensi pedagogik guru di SMP Islam Hidayatullah Semarang.7
Untuk menjadikan seorang guru yang mempunyai profesionalitas dalam
kompetensi pedagogik di perlukan adanya pengembangan profesionalitas
kompetensi pedagogik guru. Sebuah lembaga pendidikan harus memiliki
perencanaan strategi atau rencana pengembangan sebagai usaha institusi yang
menjadi tolak ukur yang kelak digunakan institusi untuk mencapai misinya.
Dalam pengembangan kompetensi pedagogik guru yang lebih luas diperlukan
strategi, yaitu sejumlah keputusan kebijkan dan tindakan kegiatan yang
diwujudkan dalam bentuk perumusan dan pelaksanaan perencanaan yang di
susun untuk mencapai tujuan. Hal ini penting karena tanpa perencanaan dan
strategi yang tepat, tidak mustahil tujuan organisasi gagal dicapai bahkan mutu
lembaga pendidikan semakin menurun tertinggal dari kompetitor lainya.
Adapun pengembangan kualitas SDM guru SMP Islam Hidayatullah
Semarang yang telah tertulis dalam Standard Operation Procedure (SOP)/
prosedur kerja standar dapat direalisasikan dengan cara sebagai berikut:
a. Mengikutsertakan mereka dalam pelatihan, penataran, lokakarya, seminar
dan sejenisnya yang mengarah kepada penguasaan materi, penguasaan alat
pembelajaran mutakhir, penguasaan metodologi dan strategi pembelajaran,
management pengelolaan sekolah dan lain sebagainya.
b. Kajian dan pembinaan setiap pekan, koordinasi rutin pekanan, pemerataan
tugas kepanitiaan dan lain-lain.8
Seorang guru dituntut agar terus berkembang sesuai dengan tuntutan
jaman, ilmu pengetahuan dan teknologi, serta kebutuhan masyarakat termasuk
terhadap sumber daya manusia yang berkualitas dan memiliki kapabilitas untuk
7Wawancara dengan Drs. Purnadi Waka. Kurikulum SMP Islam Hidayatullah, dalam pra-riset hari: Senin, tanggal 5 April 2010.
8Ibid.,
6
mampu bersaing baik di forum regional, nasional maupun internasional.
Rendahnya kualitas SDM pendidikan mengakibatakan rendanya kualitas
lulusannya.
Oleh karena itu perlu perbaikan mendasar terhadap peningkatan karir
dan kualitas kerja pendidikan yang terukur di bidang pendidikan. Kepala
sekolah sebagai manajer sekolah harus mengetahui problematika pendidikan
yang berkaitan dengan kinerja guru ini. Dengan demikian kepala sekolah SMP
Islam Hidayatullah akan mendesain program pemberdayaan guru yang lebih
inovatif.
Berdasarkan latar belakang tersebut peneliti akan mengadakan
penelitian yang berjudul tentang ”Strategi Pengembangan Kompetensi
Pedagogik Guru di SMP Islam Hidayatullah Semarang”.
B. Penegasan Istilah
Untuk menghindari kesalah pahaman istilah terhadap judul penelitian
ini maka pada bagian ini peneliti akan memberi penegasan beberapa istilah dan
pembatasan masalah:
1. Strategi Pengembangan
“Strategi” dalam Kamus Bahasa Indonesia berhubungan dengan
siasat perang atau ilmu siasat perang. Tetapi juga berarti rencana yang
cermat mengenai kegiatan untuk mencapai sasaran khusus.9
Pengembangan (development) adalah suatu usaha untuk
menigkatkan kemampuan teknis, teoritis, konseptual dan moral sesuai
dengan kebutuhan pekerjaan atau jabatan melalui pendidikan dan latihan.10
Dapat disimpulkan bahwa strategi pengembangan merupakan cara
atau upaya yang dilaksanakan oleh suatu lembaga untuk mencapai tujuan
dalam suatu lembaga kaitanya dengan tujuan jangka panjang, program
tindak lanjut, serta prioritas alokasi sumber daya. Inti strategi ini adalah
usaha sistematis dan terkoordinasi untuk secara terus-menerus memperbaiki
kualitas pelayanaan, sehingga fokusnya di arahkan ke pelanggan dalam hal
9Hoetomo, M.A, Kamus Lengkap Bahasa Indonesia, (Surabaya: Mitra Pelajar, 2005), hlm.
1112. 10Malayu S. P. Hasibuan, Manajemen Sumber Daya Menusia, (Jakarta: Bumi Aksara, 2005),
hlm. 85.
7
ini peserta didik, orang tua peserta didik, pemakai lulusan, guru, karyawan,
pemerintah dan masyarakat.
2. Kompetensi Pedagogik
Yang dimaksud kompetensi pedagogik adalah kemampuan
pembelajaran peserta didik.11 Sedangkan dalam penjelasan Pasal 28 atas PP
RI No.19 Tahun 2005 tentang standar nasional pendidikan, bahwa yang
dimaksud kompetensi pedagogik adalah kemampuan mengelola
pembelajaran peserta didik yang meliputi pemahaman terhadap peserta
didik, perencanaan dan pelaksanaan pembelajaran, evaluasi hasil belajar,
dan pengembangan peserta didik untuk mengaktualisasikan berbagai
potensi yang dimilikinya.12
Jadi kompetensi pedagogik merupakan salah satu kompetensi yang
harus dimiliki oleh seorang guru untuk dapat mengelola pembelajaran
secara efektif.
Dengan demikian, judul skripsi tersebut di atas dapat dipahami sebagai
strategi pengembangan profesionalitas guru yang difokuskan pada kompetensi
pedagogik guru di SMP Islam Hidayatullah Semarang.
C. Perumusan Masalah
Penelitian ini berangkat dari asumsi bahwa pendidikan pembentukan
sumber daya manusia memerlukan pengelolaan yang sangat baik. Strategi
pengembangan merupakan salah satu cara yang biasa digunakan dalam
pengelolaan pendidikan, agar tujuan pendidikan dapat tercapai. Disamping itu
strategi pengembangan dalam lingkungan pendidikan sangat kurang
diperhatikan, ini terbukti dengan banyak lembaga pendidikan sulit untuk maju,
yang menandakan pengelolaan strategi pengembangan kurang bagus. Terdapat
dua pertanyaan yang harus dicari jawabanya dalam penelitian, pertanyaan
tersebut sebagai berikut:
11Penjelasan UU RI No. 14 Tahun 2005 Tentang Guru dan Dosen, dalam UU RI No. 14 Tahun
2005 Tentang Guru dan Dosen serta UU RI No. 20 Tahun 2003 Tentang Sisdiknas, dilengkapi dengan PP RI No.19 Tahun 2005, PP RI No.48 Tahun 2005 dan Permendiknas RI No.11 Tahun 2005,(Jakarta : Asa Mandiri, 2006), hlm. 43.
12Penjelasan PP RI No. 19 Tahun 2005 Tentang Standar Nasional Pendidikan dalam UU RI No. 14 Tahun 2005 Tentang Guru dan Dosen, dalam UU RI No. 14 Tahun 2005 Tentang Guru dan Dosen serta UU RI No. 20 Tahun 2003 Tentang Sisdiknas, dilengkapi dengan PP RI No. 19 Tahun 2005, PP RI No. 48 Tahun 2005 dan Permendiknas RI No.11 Tahun 2005, Op.Cit. hlm. 160.
8
1. Bagaimana kompetensi pedagogik guru di SMP Islam Hidayatullah
Semarang?
2. Bagaimana analisis kompetensi pedagogik guru di SMP Islam Hidayatullah
Semarang?
3. Bagaimana program pelaksanaan pengembangan kompetensi pedagogik di
SMP Islam Hidayatullah Semarang?
D. Tujuan dan Manfaat Penelitian
1. Tujuan yang ingin dicapai oleh penulis dalam penelitian ini adalah:
a. Untuk dapat mengetahui bagaimana kompetensi pedagogik guru di
SMP Islam Hidayatullah Semarang.
b. Untuk dapat mengetahui bagaimana analisis kompetensi pedagogik
guru di SMP Islam Hidayatullah Semarang.
c. Untuk dapat mengetahui bagaimana pelaksanaan pengembangan
kompetensi pedagogik guru di SMP Islam Hidayatullah Semarang.
2. Manfaat
Penelitian yang peneliti lakukan diharapkan dapat bermanfaat bagi
peneliti dan pihak-pihak yang berkaitan. Adapun manfaat penelitian ini
adalah sebagai berikut:
a. Sebagai bahan informasi terhadap SMP Islam Hidayatullah Semarang
dalam merencanakan strategi pengembangan profesionalitas guru untuk
mencapai tujuan secara optimal dimasa sekarang dan masa yang akan
datang.
b. Sebagai bahan informasi terhadap lembaga-lembaga lain khususnya
lembaga pendidikan Islam tentang strategi pemgembangan
profesionalitas guru.
c. Sebagai referensi bagi mahasiswa jurusan Kependidikan Islam dan
mahasiswa Tarbiyah pada umumnya dalam mengembangkan lembaga
pendidikan secara global.
E. Kajian Pustaka
Pada dasarnya urgensi kajian penelitian adalah sebagai bahan auto kritik
terhadap penelitian yang ada, mengenai kelebihan maupun kekurangannya,
9
sekaligus sebagai bahan perbandingan terhadap kajian yang terdahulu. Dan
untuk menghindari terjadinya pengulangan hasil temuan yang membahas
permasalahan yang sama dan hampir sama dari seseorang, baik dalam bentuk
skripsi, buku dan dalam bentuk tulisan lainnya maka penulis akan memaparkan
beberapa bentuk tulisan yang sudah ada. Ada beberapa bentuk tulisan
penelitian yang akan penulis paparkan.
Peneliti berpendapat bahwa beberapa bentuk tulisan yang peneliti
temukan, masing-masing menunjukkan perbedaan dari segi pembahasannya
dengan skripsi yang akan peneliti susun.
Beberapa penelitian yang sudah teruji keshahihannya diantaranya
meliputi: Nelly Hidayati (3101243) “Upaya Peningkatan Kompetensi
Profesional Guru PAI di MAN Kendal Semarang”. Skripsi, Semarang: Program
Strata 1 Jurusan Pendidikan Agama Islam Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo
Semarang 2006. Dalam skripsinya dijelaskan bahwa upaya untuk
meningkatkan kompetensi professional guru PAI di MAN Kendal dilaksanakan
dengan mengikuti penataran, pelatihan, diskusi, dan seminar tentang
pendidikan, mengefektifkan MGMP, adanya keingginan untuk mencari buku-
buku terbaru yang relevan dengan perkembangan IPTEK dan sesuai dengan
tuntutan kurikulum, serta melatih dan meningkatkan kedisiplinan. Dengan
upaya ini diharapakan dapat meningkatakan kompetensi professional guru PAI
di MAN Kendal Semarang.
Miftahus Solikhah, dalam skripsi yang berjudul “Evektifitas Supervisi
Pengajaran Untuk Membina Profesionalitas Guru (Studi Survai di MAN
Kendal)”. Menyimpulkan bahwa pengaruh evektifitas supervisi pengajaran
yang tinggi untuk membina profesionalisme guru MAN Kendal, kegiatan
supervisi pengajaran seperti pengawasan dari kepala madrasah, kegiatan
pelatihan dan penataran yang diikuti oleh guru dan adanya kreatifitas guru
untuk mengembangkan kemampuan dapat dikatakan efektif dan membina
profesional guru.
Riza Abdul Qodir (3104024) Evektifitas Manajemen Strategik Di
Lembaga Pendidikan Islam. Skripsi, Semarang: Program Strata 1 Jurusan
Kependidikan Islam Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo Semarang 2008.
Dalam skripsinya dijelaskan bahwa pelaksanaan manajemen strategik program
10
SOP (Standart Operasional Prosedur) di SMP Nasima Semarang berjalan
efektif dengan indikator :
1. Keberhasilan kepala sekolah sebagai manajer pelaksanaan fungsi
manajemen mulai dri merencanakan, pengorganisasin, pelaksanaan,
memotifasi, menfasilitasi, memberi semangat, dan mengevaluasi program
yang dilaksanakan.
2. Proses mengajar guru meliputi pembelajaran yang direncanakan terlaksana
secara optimal melalui proses pembelajaran yang sesui dengan Standart
Operasional Prosedur di SMP Nasima Semarang.
3. Keberhasilan belajar siswa di SMP Nasima Semarang yang dapat dinilai
dari penguasaan ranah kognitif, afektif, dan psikomotorik.
Berbeda dengan penelitian-penelitian tersebut diatas penelitian ini akan
lebih memfokuskan pada pembahasan tentang sebuah strategi atau cara yang
dilakukan oleh seorang kepala sekolah didalam pengorganisasian dan
penggunaan sumber daya manusia secara efektif dan efisien untuk
mengembangkan profesionalitas guru khususnya pada aspek pedagogik di SMP
Islam Hidayatullah Semarang, guna mencapai sebuah sasaran dan tujuan yang
ingin dicapai.
F. Metodologi Penelitian
1. Fokus Penelitian
Dalam penjelasan PP Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar
Nasional Pendidikan di jelaskan tentang empat kompetensi yang harus
dimiliki oleh setiap pendidik, meliputi kompetensi pedagogik, kepribadian,
profesional, dan sosial.
Dalam hal ini peneliti akan menfokuskan pada kompetensi
pedagogik, yaitu kemampuan mengelola pembelajaran peserta didik yang
meliputi pemahaman terhadap peserta didik, perencanaan dan pelaksanaan
pembelajaran, evaluasi hasil belajar, dan pengembangan peserta didik untuk
mengaktualisasikan berbagai potensi yang dimilikinya.13
13Penjelasan PP RI No. 19 Tahun 2005 Tentang Standar Nasional Pendidikan dalam UU RI
No. 14 Tahun 2005 Tentang Guru dan Dosen, dalam UU RI No. 14 Tahun 2005 Tentang Guru dan Dosen serta UU RI No. 20 Tahun 2003 Tentang Sisdiknas, dilengkapi dengan PP RI No. 19 Tahun 2005, PP RI No. 48 Tahun 2005 dan Permendiknas RI No.11 Tahun 2005, Op.Cit. hlm. 160.
11
Peneliti menitikberatkan kajian pada bagaimana analisis kompetensi
pedagogik guru dan bagaimana pelaksanaan pengembangan kompetensi
pedagogik guru di SMP Islam Hidayatullah Semarang.
2. Pendekatan Penelitian
Penelitian ini adalah penelelitian kualitatif, dimana peneliti tidak
menggunakan data statistik dalam pengumpulan dan analisis data. Data
yang dibutuhkan dalam penelitian ini adalah data kualitaif, dengan
menggunakan pendekatan deskriptif yaitu penelitian yang bermaksud untuk
membuat pencandraan (deskripsi) mengenai situasi-situasi atau kejadian-
kejadian.14 Penelitian kualitatif di persepsi sebagai istilah yang muncul
pada beberapa strategi penelitian yang sekaligus menjadi ciri-cirinya, antara
lain:
a. Data yang dikumpulkan bersifat data lunak, yaitu data yang secara
mendalam mendeskripsikan orang, tempat, hasil percakapan dan lain-
lain.
b. Semua data yang diperoleh kemudian dianalisis tidak dengan
menggunakan skema barfikir statistikal.
c. Pertanyaan-pertanyaan penelitian tidak di rangkai oleh variable
operasional tapi di rumuskan untuk mengkaji semua kompleks yang ada
dalam konteks penelitian.
d. Penelitian mengumpulkan data melalui hubungan langsung dengan
orang-orang pada situasi khusus sedangkan pengaruh luar hanya
bersifat sekunder.
e. Prosedur kerja pengumpulan data yang paling lazim dipakai adalah
observasi partisipatif dan wawancara mendalam dengan tetap membuka
luas penggunaan teknik lainnya.
Sifat pendekatan dalam penelitian kualitataif adalah terbuka, hal ini
bermakna bahwa penelitian memberi kesempatan pada subyek untuk
menjawab pertanyaan yang di ajukannya menurut kerangka berfikir mereka
sendiri, bukan berdasarkan patokan-patokan jawaban yang telah dibuat
peneliti. Penulis berharap melalui pendekatan kualitatif yang digunakan
dalam penulisan skripsi ini mampu mencapai tujuannya, yakni
14Sumadi Suryabrata, Metodologi Penelitian, (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 1995), hlm. 18.
12
mendiskripsikan tentang segala sesuatu yang berkaitan dengan penerapan
strategi pengembangan profesiomalitas guru dalam aspek pedagogik di
SMP Islam Hidayatullah Semarang
3. Sumber Data
Sumber data Jenis data Metode Instrumen
1. Ketua
Yayasan
2. Kepala
Sekolah
3. Waka
Kurikulum
4. Kepala
Tata
Usaha
5. Guru PAI
6. Guru Bahasa
7. Guru IPA
8. Siswa
9. Pustakawan
1. Keadaan Guru dan
Siswa.
2. Fasilitas sekolah.
3. Program pelatihan
untuk guru.
4. Strategi pembelajaran
yang digunakan guru.
Wawancara
Buku catatan
Bulpoin
Camera
Tape
Recorder
1. Guru Mata
Pelajaran
2. Kegiatan
pembelajaran
di kelas
3. Lingkungan
Sekolah
1. Data tentang cara
mengajar guru.
2. Aktivitas
pembelajaran di
kelas.
3. Keadaan sekolah.
4. Foto lingkungan
sekolah
Observasi RPP
Cheeklist
Pembelajara
n Guru
Buku
Catatan
Camera
1. Ketua
Yayasan
2. Kepala
Sekolah
3. Kepala Tata
Usaha
1. Profil Sekolah
2. Laporan Sertifikasi
Guru Al-Qur’an
Metode Ummi.
3. Dokumen Program
Jangka Panjang
SMP Islam
Hidayatullah
Dokumentasi Flasdisck
13
Semarang.
4. Dokumen Foto
Pelatihan
5. Dokumen Laporan
Pelatihan Student
Active Learning.
6. Rencana
Pelaksanaan
Pembelajaran.
7. Dokumen Laporan
Pelatihan Classroom
Management.
4. Metode Pengumpulan Data
Ada tiga metode dalam mengumpulkan data yang digunakan, yaitu :
a. Metode Observasi
Observasi adalah studi yang disengaja dan sistematis tentang
fenomena sosial dan gejala-gejala alam dengan pengamatan dan
pencatatan tujuan.15 Observasi atau pengamatan adalah mengerti
ciri-ciri dan interelasi tingkah laku manusia pada fenomena sosial
yang serba komplek dalam sosiologis dan kultur disuatu tempat
akan sangat mempengaruhi pola-pola tigkah laku manusia tersebut.
Observasi partisipatif merupakan teknik pengumpulan data yang
paling lazim digunakan dalam penelitian kualitatif. Observasi
berguna dalam memahami dan memaknai atas suatu kejadian atau
fenomena pada situasi yang tampak serta kemungkinan-
kemungkinan yang ada dibalik keadaan yang tampak itu.
Metode ini digunakan secara langsung untuk berinteraksi
dengan kegiatan dan peristiwa alami yang terjadi di SMP Islam
Hidayatullah Semarang yang berkaitan dengan profesionalitas guru
dalam kompetensi pedagogik di SMP Islam Hidayatullah Semarang.
b. Metode Wawancara (interview)
15Margono, Metodelogi Penelitian,(Jakarta: Rineka Cipta, 2004), hlm. 10
14
Wawancara (interview) adalah alat pengumpul informasi dengan
cara mengajukan sejumlah pertanyaan secara lisan untuk dijawab
secara lisan pula. 16 Ciri utama interview adalah kontak langsung
dan tatap muka antara pencari informasi (interviewer) dan sumber
informasi.
Berdasarkan strukturnya, pada penelitian kualitatif ada dua jenis
wawancara, yaitu:
1). Wawancara relatif tertutup
Wawancara pada format ini pertanyaan-pertanyaan
difokuskan pada topik-topik khusus dan umum. Panduan
wawancara dibuat cukup terperinci, pewawancara pun bekerja
sebagian besar dibantu oleh item-item yang dibuatnya meskipun
tetap terbuka berfikir divergen.
2). Wawancara yang terbuka
Pada wawancara ini, peneliti memberi kebebasan diri
dan mendorongnya berbicara secara luas dan mendalam. Pada
wawancara ini subyek peneliti lebih kuat pengaruhnya dalam
menentukan isi wawancara.
Dalam hal ini peneliti akan menggunakan bentuk semi
berstruktur yang mula-mula peneliti menanyakan serentetan
pertanyaan yang sudah berstruktur kemudian satu persatu
diperjelas dalam mengorek keterangan lebih lanjut, dengan
demikian jawaban yang diperoleh bisa meliputi semua variabel
dengan keterangan yang lengkap dan mendalam.
Metode ini dugunakan untuk memperoleh data dan
informasi yang rinci tentang strategi pengembangan
profesionalitas guru pada kompetensi pedagogik di SMP Islam
Hidayatullah Semarang.
c. Metode Dokumentasi
Metode dokumentasi yaitu mencari data mengenai hal-hal atau
variabel yang berupa catatan, transkip, buku, surat kabar, majalah,
16Suharsini Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. (Jakarta: Rineka Cipta,
2002), hlm. 236.
15
prestasi, notulen, langger, agenda, dan sebagainya.17 Metode ini di
pergunakan untuk memperoleh data-data tentang letak geografis,
keadaan guru, keadaan karyawan, keadaan siswa, sarana dan
prasarana sekolah, kurikulum, sistem pendidikan dan
pengembangan program serta data-data lain yang bersifat dokumen.
d. Triangulasi
Dalam teknik pengumpulan data, triangulasi diartikan sebagai
teknik pengumpulan data yang bersifat menggabungkan dari
berbagai teknik pengumpulan data dan sumber data yang telah ada.
Pengumpulan data dengan triangulasi berarti peneliti
mengumpulkan data dan sekaligus menguji kredibilitas data, yaitu
mengecek kredibilitas data dengan berbagai teknik pengumpulan
data dan berbagai sumber data.
Triangulasi teknik, berarti peneliti menggunakan teknik
pengumpulan data yang berbeda-beda untuk mendapatkan data dari
sumber yang sama. Peneliti menggunakan obsevasi, wawancara,
dan dokumentasi untuk sumber data yang sama secara serempak.
Triangulasi sumber berarti, untuk mendapatkan data dari sumber
yang berbeda- beda dengan teknik yang sama.18
Nilai dari teknik pengumpulan data dengan triangulasi adalah
untuk mengetahui data yang diperoleh convergent (meluas), tidak
konsisten atau kontradiksi. Oleh karena itu dengan menggunakan
teknik triangulasi dalam penelitian data, maka data yang diperoleh
akan lebih konsisten, tuntas, dan pasti.
5. Metode Anlisis Data
Dalam menganalisis data, peneliti menggunakan metode analisis
diskriptif.19 Dengan demikian laporan penelitian ini akan berisi kutipan-
kutipan data untuk memberi gambaran penyajian laporan tersebut. Data
17Ibid. 18 Sugiono, Metode Penelitian, Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif dan R & D (Bandung,
Alfabeta, 2006), hlm. 241. 19Metode Analisis Deskriptif yaitu dengan mendeskripsikan suatu gejalah, peristiwa, kejadian
yang terjadi saat sekarang atau memusatkan perhatian pada masalah-masalah aktual sebagaimana adanya pada saat penelitian dilaksanakan.
16
tersebut mungkin berasal dari hasil observasi, wawancara, catatan lapangan,
foto, vidio, tape, dokumentasi pribadi, catatan dan dokumen resmi lainnya.
Aktivitas dalam analisis data kualitatif dilakukan secara interaktif dan
berlangsung secara terus menerus sampai tuntas, sehingga datanya sudah
jenuh. Aktivitas dalam analisis data, yaitu data reduction, data display, dan
conclusion drawing/ verification.20
Langkah-langkah analisis di tunjukkan pada gambar berikut ini:
Analisis dimulai dengan menelaah seluruh data yang tersedia dari
berbagai sumber, yaitu: wawancara, pengamatan yang sudah ditulis dalam
catatan lapangan, hasil rekanan wawancara, hasil observasi dan lain
sebagainya. Analisis data merupakan upaya mencari dan menata secara
sistematis catatan hasil wawancara, observasi dan yang lainnya untuk
meningkatkan pemahaman penelitian tentang kasus yang diteliti dan
menyajikannya sebagai temuan bagi orang lain.21
Setelah mendapatkan data dari lapangan yang begitu kompleks maka
peneliti perlu segera melakukan analisis data melalui reduksi data, yaitu
merangkum, memilih hal-hal yang pokok, menfokuskan pada hal-hal yang
penting, membuang hal-hal yang tidak perlu. Data hasil penelitian ini harus
direduksi meliputi data hasil wawancara, dokumentasi dan observasi berisi
tentang pelaksanaan strategi pegembangan profesionalitas guru pada
kompetensi pedagogik di SMP Islam Hidayatullah Semarang meliputi
strategi program jangka panjang, strategi program jangka pendek, rencana
strategi, pelaksanaan strategi program jangka panjang dan jangka pendek,
serta evaluasi.
20Sugiono, Op. Cit., hlm. 247. 21Noeng Muhajir, Metodologi Penelitian Kualitatif, (Yogyakarta: Rake Sarasin, 1992), Cet. 3,
hlm. 104.
Data Display
Conclusion :
Drawing/
ferifying
Data
Colection
Data
Reduktion
17
Setelah data direduksi, maka langkah selanjutnya adalah mendisplaykan
data (penyajian data), penyajian data ke dalam bentuk yang lebih mudah
difahami, biasanya penyajian ini berbentuk uraian singkat, bagan, hubungan
antar kategori, table, grafik, atau dengan teks yang bersifat naratif.
Langakah ketiga dalam analisis data adalah conclusion
drawing/verification (penarikan kusimpulan dan verifikasi), kesimpulan
merupakan temuan baru yang sebelumnya belum pernah ada. Simpulan
awal yang berupa analisis interaktif masih bersifat sementara dan akan
berubah bila tidak ditemukan bukti-bukti kuat mendukung pada tahap
pengumpulan data berikutnya. Tetapi apabila simpulan yang dikemukakan
pada tahap awal, didukung oleh bukti-bukti valid dan konsisten saat peneliti
kembali ke lapangan, maka kesimpulan yang dikemukakan merupakan
kesimpulan yang kredibel.
18
DAFTAR PUSTAKA
Malayu S.P. Hasibuan, Manajemen Sumber Daya Menusia, Jakarta: Bumi
Aksara ,2005.
Undang-Undang RI, No. 20 Tahun. 2003 Tentang SISDIKNAS (Jakarta: Sinar
Grafika, 2003).
PP No. 19 Tahun 2005 Tentang Standar Nasional Pendidikan (Penjelasan):
Pasal 28 Ayat (3)
http://sururudin.wordpress.com/2008/09/24/aperan-guru.
UU Nomor 14 Tahun 2005 Tentang Guru dan Dosen
Mungin Eddy Wibowo “Sertifikasi Profesi Pendidikan” http: // www.suara
merdeka.com/harian/0602/opi,04,htm,hlm.1
Saefudin Anwar, Metodologi Penelitian, Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2001.
Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek (Jakarta:
PT. Rineka Cipta, 1998).
Lexy Moleong, Metodologi Penelitian Kwalitaf, (Bandung: Remaja
Rosdakarya, 2004).
Sutrisno Hadi, Metodologi Research, (Yogyakarta: Andi Offset, 1997).
Nana Sudjana dan Imrahim, Penelitian dan Penelitian Pendidikan, (Bandung:
Sinar Baru Al-Grasindo, 2001).
Sugiono, Metode Penelitian, Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif dan R & D
(Bandung, Alfabeta, 2006).
E. Mulyasa, Standar Kompetensi dan Sertifikasi Guru, (Bandung: Remaja
Rosdakarya, 2008).
Noeng Muhajir, Metodologi Penelitian Kualitatif, (Yogyakarta: Rake Sarasin,
1992).
Subijanto, “Pemantauan Tenaga Kependidikan TK, SO, dan SOLB di
Kabupaten Bandung, Propinsi Bali” Dalam protal Informasi Pendidikan di Indonesia,
(Jakarta: Balitbang Dikdasmen Dikti PLPS Kebudayaan, Departemen Pendidikan
Nasional, 2001), h.5. sebagaiman adiakses melalui www.depdiknas.go.id
A. Samana, Profesionalme Keguruan, (Yogyakarta: Penerbit Kanisus, 2004),
19
Jusuf Amir Feisal, Reorientasi Pendidikan Islam, (Bandung: Gema Insani Pers, 1995),
Undang-Undang Republik Indonesiai, Nomor 20 Tahun 2003, Tentang Sisdiknas, Bab IX, Pasal.39 Ayat 2e.
Undang-Undang Republik Indonesia, Nomor 14 Tahun 2005, Tentang Guru
dan Dosen, Bab I Pasal 1 Ayat 1, peraturan pemerintah RI Nomor 74 Tahun 2008, Bab I Pasal I Ayat I, (Bandung: CV. Nuansa Aulia, 2009)
Made Pidarta, Landasan Pendidikan, (Jakarta: Bina Aksara, 2000). Tim Konsultas Proyek Peningkatan Mutu SMU Paket 2, Panduan Pelatihan
untuk pengembangan sekolah. Akdon, Strategic Management For Educational Management, (Bandung:
Alfabeta, 2007). http://www.iiep.unesco.org/capacity-development/training/training-
materials/school-supervision.html
Ara Hidayat dan Imam Machali, Pengelolaan Pendidikan, (Yogyakarta:
Pustaka Educa, 2010), hlm. 180
18
BAB II
STRATEGI PENGEMBANGAN KOMPETENSI PEDAGOGIK
GURU
A. Kompetensi Pedagogik Guru
1. Pengertian Kompetensi Pedagogik Guru
Undang- undang Sistem Pendidikan Nasional Nomor 20 Tahun
2003 menyatakan bahwa warga Negara berhak atas pendidikan yang
bermutu. Dalam mendukung harapan itu, pemerintah Indonesia
menetapkan standar kualifikasi akademik dan kompetensi guru
sebagaimana ditetapkan dalam Peraturan Menteri Pendidikan Nasional
Nomor 16 Tahun 2007.
Guru merupakan tenaga profesional yang bertugas
merencanakan dan melaksanakan proses pembelajaran, menilai hasil
pembelajaran, melakukan pembimbingan dan pelatihan, serta
melakukan penelitian dan pengabdian kepada masyarakat.1 Guru
adalah pendidik profesional dengan tugas utama mendidik, mengajar,
membimbing, mengarahkan, melatih, menilai dan mengevaluasi
peserta didik pada pendidikan anak usia dini jalur pendidikan formal,
pendidikan dasar, dan pendidikan menengah.2
Guru merupakan komponen paling menentukan dalam sistem
pendidikan secara keseluruhan, yang harus mendapat perhatian sentral,
pertama, dan utama. Figur yang satu ini akan senantiasa menjadi
sorotan yang strategis ketika berbicara masalah pendidikan, karena
guru selalu terkait dengan komponen manapun dalam sistem
pendidikan. Guru juga sangat menentukan keberhasilan peserta didik,
1Undang-Undang Republik Indonesiai, Nomor 20 Tahun 2003, Tentang Sisdiknas, Bab IX, Pasal.39 Ayat 2e.
2Undang-Undang Republik Indonesia, Nomor 14 Tahun 2005, Tentang Guru dan Dosen, Bab I Pasal 1 Ayat 1, peraturan pemerintah RI Nomor 74 Tahun 2008, Bab I Pasal I Ayat I, (Bandung: CV. Nuansa Aulia, 2009), hlm. 52.
19
terutama dalam kaitanya dengan proses belajar mengajar. Guru
merupakan komponen yang paling berpengaruh terhadap tercapainya
proses dan hasil pendidikan yang berkualitas. Oleh kareni itu, upaya
perbaikan apapun yang dilakukan untk meningkatkan kualitas
pendidikan tidak akan memberikan sumbangan yang signifikan tanpa
di dukung oleh guru yang profesional dan berkualitas. Dengan kata
lain, perbaikan pendidikan harus berpangkal dari guru dan berujung
pada guru pula.
Pendidikan yang pada tataran oprasionalnya dilaksanakan oleh
orang-orang yang betul-betul profesional, amanah dan memiliki
kompetensi di bidangnya. Hal ini sesuai dengan sabda Nabi
Muhammad Saw;
� ة���ه ��أ ��� � �� ��� اذإ : م.� � ل��� ��� :���
�ا ���ا��هأ ��� )ير�()'ا&اور (#����ا �"!��
Dari Abu Hurairah RA. Rasulullah bersabda; “ Apabila suatu masalah diserahkan kepada orang yang bukan profesinya (ahlinya) maka tunggulah saat kehancuranya.” (HR. Bukhari).3
Kompetensi guru adalah kecakapan untuk menunjukan daya
kinerja yang berkembang melalui proses belajar dan melaksanakan
tugas dalam memfasilitasi berkembangnya potensi siswa melalui
rekayasa suasana belajar dan proses pembelajaran yang dapat
memenuhi kebutuhan siswa belajar. Kompetensi guru dikembangkan
dalam ruang lingkup yang variatif meliputi empat cakupan wilayah
yang utama yaitu pada lingkungan sosial, kelembagaan, kelompok
pendidik dan individu, serta pada lingkungan kelas.
Kompetensi yang harus dimiliki oleh setiap pendidik, meliputi
kompetensi pedagogik, kepribadian, profesional, dan sosial. Adapun
definisi dari masing-masing kompetensi tersebut adalah:
3Abi Abdullah Muhammad Ibn Isma’il Al-Bukhori, Shahih Bukhori, (Semarang:
Maktabah Usaha Keluarga), Juz 1, hlm. 21.
20
Kompetensi pedagogik adalah kemampuan mengelola
pembelajaran peserta didik yang meliputi pemahaman terhadap
peserta didik, perencanaan dan pelaksanaan pembelajran, evaluasi
hasil belajar, dan pengembangan peserta didik untuk
mengaktualisasikan berbagai potensi yang dimilikinya.
Kompetensi kepribadian adalah kemampuan kepribadian yang
mantap, stabil, dewasa, arif, dan berwibawa, menjadi teladan bagi
peserta didik, dan berakhlak mulia.
Kompetensi profesional adalah kemampuan penguasaan materi
pembelajaran secara luas dan mendalam yang memungkinkannya
membimbing peserta didik memenuhi standar kompetensi yang
ditetapkan dalam standar nasional pendidikan.
Kompetensi sosial adalah kemampuan pendidik sebagai bagian
dari masyarakat untuk berkomunikasi dan bergaul secara efektif
dengan peserta didik, sesama pendidik, tenaga kependidikan, orang tua
atau wali murid dan masyarakat sekitar.4
Seluruh kompetensi guru harus terintegrasi pada penampilan
dirinya yang terintegrasi dengan lingkungan internal maupun
lingkungan eksternal sekolah yang meliputi ruang lingkup lingkungan
eksternal, lingkungan lembaga pendidikan atau pada ruang lingkup
sekolah, ruang lingkup dirinya, dan pada ruang lingkup kelas. Daya
adaptasi guru pada keempat ruang lingkup di atas sangat bergantung
pada seberapa kuat daya belajarnya sehingga meningkatkan daya
adaptasinya melalui penguasaan ilmu pengetahuan dan ketermpilan
terbaik dalam melaksanakan tugas profesi sebagai pendidikan,
pengajar, dan pelatih.
Pada ruang lingkup kehidupan pendidik sebagai individu tiap
guru terikat dengan kewajiban untuk mengembangkan mutu kinerja
melalui kegiatan belajar, meningkatkan penguasaan ilmu pengetahuan
4Penjelasan UU RI No. 14 Tahun 2005 Tentang Guru dan Dosen, serta UU RI No. 20 Tahun 2003 Tentang Sisdiknas, dilengkapi dengan PP RI No.19 Tahun 2005, PP RI No.48 Tahun 2005 dan Permendiknas RI No.11 Tahun 2005, (Jakarta: Asa Mandiri, 2006), hlm. 43.
21
dan keterampilan terbaik dalam meningkatkan potensi siswa. Hal
tersebut penting agar kewibawaan diri terpelihara. Juga sebagai
anggota komunitas guru wajib membangun kerja sama meningkatkan
kompetensi, melakukan pengukuran, meningkatkan kapasitas diri
dalam pengelolaan pembelajaran, mengembangkan pengalaman
terbaik dalam mengelola pembelajaran, dan mengembangkan
kompetensi profesi mapun kompetensi pedagogik. 5
Dalam ayat al-Qur’an yang memberikan petunjuk berkaitan
dengan proses pembelajaran adalah surat an-Nahl ayat 125:
��ِ����ِ اْدُع ِإَ�" َ!ِ �ِ� َر��َ� ِ��ْ�ِ�ْ�َ�ِ� َواْ�َ�ْ�ِ�َ�ِ� اْ�َ�َ�َ�ِ� َوَ��ِدْ�ُ�ْ%ِ� ِ!َ &ْ�َ ��'َ &ْ�َ�ِ ِ, َوُهَ� َأْ�َ%ُ ِهَ� َأْ+َ�ُ& ِإن� َر��َ� ُهَ� َأْ�َ%ُ
&َ-.ِ�َ�ْ�ُ�ْ��ِ/١٢٥3
”Serulah (manusia) kepada jalan Tuhan-mu dengan hikmah dan pengajaran yang baik dan berdebatlah dengan mereka dengan cara yang baik. Sesungguhnya Tuhanmu, Dialah yang lebih mengetahui siapa yang tersesat dari jalan-Nya dan Dialah yang lebih mengetahui siapa yang mendapat petunjuk”.(An-Nahl:125).6
Allah ta’ala menyuruh Rasulullah SAW agar mengajak
makhluk kepada Allah dengan hikmah, yakni dengan berbagai
larangan dan perintah terdapat di dalam al-Kitab dan as-Sunnah agar
waspada terhadap siksa Allah. Kemudian ketika berdialog harus
dengan lemah lembut, halus, dan sapaan yang sopan. Dan Allah telah
mengetahui siapa yang tersesat dari jalan-Nya kerena Allah telah
memutuskannya. Serta Rasulullah diperintahkan untuk jangan bersedih
5Admin, Menerapkan Kriteria Mutu Guru Sesuai Standar Nasional
Pendidikan,Workshop guru-guru dan kepala sekolah Yayasan Insan Kamil, Pesantren Alihya Kota Bogor pada hari Kamis tanggal 9 Juli 2009 di Batu Tapak Pasir Kuda Bogor. http://www.iiep.unesco.org/capacity-development/training/training-materials/school-supervision.html, diunduh pada tanggal 27 April 2010.
6Fadhal AR Bafadal, Al Qura’an dan Terjemah juz 1-30, (Jakarta: C.V Pustaka Agung Harapan, 2006), hlm. 383.
22
karena keadaan mereka. Sesungguhnya Rasulullah hanya pemberi
peringatan dan penyampai risalah.7
Dari beberapa keterangan di atas, dapat digaris bawahi bahwa
proses pembelajaran yaitu terjadinya interaksi antara guru dan siswa
pada saat berlangsungnya belajar mengajar yang merupakan bagian
atau elemen yang memiliki peran sangat dominan untuk mewujudkan
kualitas pembelajaran yang baik serta tujuan tertentu.
Dalam pembelajaran diperlukan adanya metode mengajar yang
efektif. Agar menjadi efektif, pengajaran harus lebih jauh dari sekadar
menyampaikan isi pelajaran dengan gaya ceramah saja, tetapi juga
mengajar secara interaktif yaitu adanya interaksi antara guru dan siswa
sangat diperlukan dalam belajar mengajar. Dalam berbagai studi, di
antaranya di England dan Wales menunjukkan bahwa secara
keseluruhan pengajaran interaktif merupakan salah satu faktor yang
berhubungan paling kuat dengan hasil belajar siswa.8
Kualitas pembelajaran sebagaimana yang dikehendaki di atas,
dapat dilihat dari sisi proses maupun hasil. Dari sisi proses,
pembelajaran dikatakan berhasil atau berkualitas apabila seluruh atau
sebagian besar anak didik terlibat aktif dalam proses pembelajaran, di
samping menunjukkan gairah yang tinggi, semangat belajar yang besar
serta percaya diri yang memadai. Sedangkan dari sisi hasil,
pembelajaran dikatakan berhasil apabila terjadi perubahan positif pada
peserta didik. Demikian pula halnya dengan efektif dan bermaknanya
sebuah pembelajaran, dapat dikatakan menemukan keberhasilan
apabila memberikan keberhasilan pada sisi siswa maupun guru itu
sendiri.
7Muhammad Nasib ar-Rifa’I, Taisiru al-Aliyyul Qadir li Ikhtishari Tafsir Ibnu Katsir,terj.
(Jakarta: Gema Insani Press, 1999), hlm. 1078-1079. 8David Reynolds, Daniel Muijs, Effective Teaching (Evidence and Practice), (Yogyakarta:
Pustaka Pelajar, 2008), cet I, hlm. 66-67.
23
Dalam meningkatkan mutu kinerja guru memiliki kewajiban
untuk memenuhi mutu materi pelajaran, mengelola proses
pembelajaran agar meningkatkan minat siswa untuk belajar baik
melalui peningkatan kemampuan individu dalam kerja sama
kelompok. Potensi diri siswa dikembangkan melalui kerja sama.
Menggunakan teknologi sesuai dengan tingkat perkembangan siswa
dan kemampuan sekolah menyediakan sarananya. Menggunakan
bahasa pengantar bahasa Indonesia mapun bahasa asing dalam rangka
meningkatkan mutu pembelajaran dalam kelas setaraf dengan mutu
pembelajaran di sekolah-sekolah unggul di dunia.
2. Indikator kompetensi pedagogik
Kemudian kompetensi pedagogik ini dikelompokkan menjadi
10 macam, diantaranya:
a. Menguasai karakteristik peserta didik dari aspek fisik, moral,
spiritual, sosial, kultural, emosional dan intelektual.
1) Memahami karakteristik peserta didik dari aspek fisik, moral,
spiritual, sosial, kultural, emosional dan intelektual.
2) Mengidentifikasi potensi peserta didik dalam mata pelajaran
yang diampu.
3) Mengidentifikasi bekal-ajar awal peserta didik dalam mata
pelajaran yang diampu.
4) Mengidentifikasi kesulitan belajar peserta didik dalam mata
pelajaran yang di ampu.
b. Menguasai teori belajar dan prinsip-prinsip pembelajaran yang
mendidik.
1) Memahami berbagai teori belajar dan prinsip-prinsip
pembelajaran yang mendidik terkait dengan mata pelajaran
yang diampu.
24
2) Menerapkan berbagai pendekatan, strategi, metode dan teknik
pembelajaran yang mendidik secara kreatif dalam mata
pelajaran yang diampu.
3) Mengembangkan kurikulum yang terkait dengan mata
pelajaran yang diampu.
4) Memahami prinsip-prinsip pengembangan kurikilum.
5) Menemtukan tujuan pembelajaran yang diampu.
6) Menentukan pengalaman belajar yang sesuai untuk mencapai
tujuan pembelajaran yang diampu.
7) Memilih materi pembelajaran yang diampu yang terkait dengan
pengalaman belajar dan tujuan pembelajaran.
8) Manata materi pembelajaran secara benar sesuai dengan
pendekatan yang dipilih dan karakteristik peserta didik.
9) Mengembangkan indicator instrument penilaian.
c. Menyelenggarakan pembelajaran yang mendidik.
1) Memahami prinsip-prinsip perancangan pembelajaran yang
mendidik.
2) Mengembangkan komponen-komponen rancangan
pembelajaran.
3) Menyusun rancangan pembelajaran yang lengkap, baik untuk
kegiatan di dalam kelas, laboratorium, maupun lapangan.
4) Melaksanakan pembelajaran yang mendidik di kelas,
laboratorium, maupun lapangan dengan memperhatikan standar
keamanan yang dipersyaratkan.
5) Menggunakan media pembelajaran dan sumber belajar yang
relevan dengan karakteristik peserta didik dan mata pelajaran
yang diampu, untuk mencapai tujuan secara utuh.
6) Mengambil keputusan transaksional dalam pembelajaran yang
diampu sesuai dengan situasi yang berkembang.
d. Memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi untuk
kepentingan pembelajaran.
25
1) Memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi dalam
pembelajaran yang diampu.
e. Memfasilitasi pengembangan potensi peserta didik untuk
mengaktualisasikan berbagai potensi yang dimiliki.
1) Menyediakan berbagai kegiatan pembelajaran untuk
mendorong peserta didik mencapai prestasi secara optimal.
2) Menyediakan berbagai kegiatan pembelajaran untuk
mengaktualisasikan potensi peserta didik, termasuk
kreativitasnya.
f. Berkomunikasi secara efektif, empatikdan santun dengan peserta
didik.
1) Memahami berbagai strategi berkomunikasi yang efektif,
empatik dan santun, secara lisan, tulisan dan atau bentuk lain.
2) Berkomunikasi secara efektif, empatik dan santun dengan
peserta didik dengan bahasa yang khas dalam interaksi
kegiatan/ permainan yang mendidik yang terbangun secara
siklikal dari a) penyiapan kondisi psikologis peserta didik
untuk ambil bagian dalam permainan melalui bujukan dan
contoh, b) ajakan kepada peserta didik untuk ambil bagian, c)
respons peserta didik terhadap ajakan guru, dan d) reaksi guru
terhadap respons peserta didik
g. Menyelenggarakan penilaian dan evaluasi proses dan hasil belajar.
1) Memahami prinsip-prinsip penilaian dan evaluasi proses dan
hasil belajar sesuai dengan karakteristik mata pelajaran yang
diampu.
2) Menentukan aspek-aspek proses dan hasil belajar yang penting
untuk dinilai dan dievaluasi sesuai dengan karakteristik mata
pelajaran yang diampu.
3) Menentukan prosedur penilaian dan evaluasi proses dan hasil
belajar.
26
4) Mengembangkan instrument penilaian dan evaluasi proses dan
hasil belajar.
5) Mengadministrasikan penilaian proses dan hasil belajar secara
berkesinambungan dengan menggunakan berbagai instrument.
6) Menganalisis hasil penilaian proses dan hasil belajar untuk
berbagai tujuan.
7) Melakukan evaluasi proses dan hasil belajar.
h. Memanfaatkan hasil penilaian dan evaluasi untuk kepentingan
pembelajaran.
1) Menggunakan informasi hasil penilaian dan evaluasi untuk
menentukan ketuntasan belajar.
2) Menggunakan informasi hasil penilaian dan evaluasi untuk
merancang program remedial dan pengayaan.
3) Mengkomunikasikan hasil penilaian dan evaluasi kepada
pemangku kepentingan.
4) Memanfaatkan informasi hasil penilaian dan evaluasi
pembelajaran untuk meningkatkan kualitas pembelajaran.
i. Melakukan tindakan reflektif untuk peningkatan kualitas
pembelajaran.
1) Melakukan refleksi terhadap pembelajaran yang telah
dilaksanakan.
2) Memanfaatkan hasil refleksi untuk perbaikan dan
pengembangan pembelajaran dalam mata pelajaran yang
diampu.
3) Melakukan penelitian tindakan kelas untuk meningkatkan
kualitas pembelajaran dalam mata pelajaran yang diampu.9
Secara oprasional kemampuan mengelola pembelajaran
menyangkut tiga fungsi manajerial yaitu:
9Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 16 Tahun 2007 Tanggal 4 Mei
2007, tentang Standar Kualifikasi Akademik dan Kompetensi Guru, (bandung: CV. Nuansa Aulia, 2009), hlm. 164-165.
27
1. Perencanaan, menyangkut penetapan tujuan dan kompetensi
serta memperkirakan cara mencapainya. Perencanaan
merupakan fungsi sentral dari manajemen pembelajaran dan
harus berorientasi ke masa depan. Dalam pengambilan dan
pembuatan keputusan tentang proses pembelajaran, guru
sebagai manajer pembelajaran harus melakukan berbagai
pilihan meuju tercapainya tujuan. Guru sebagai manajer
pembelajaran harus mamapu mengambil keputusan yang tepat
untuk mengelola berbagai sumber, baik sumber daya, sumber
daana, maupun sumber belajar untuk membentuk kompetensi
dasar, dan mencapai tujuan pembelajaran.
2. Pelaksanaan atau sering juga disebut implementasi adalah
proses yang memberikan kapasitas bahwa proses belajar
mengajar telah memiliki sumber daya manusia dan sarana
prasarana yang diperlukan, sehingga dapat membentuk
kompetensi dan mencapai tujuan yang diinginkan.
3. Pengendalian atau ada juga yang menyangkut evaluasi dan
pengendalian, bertujuan menjamin kinerja yang dicapai sesuai
dengan rencana atau tujuan yang telah ditetapkan. Dalam
proses manajerial yang terakhir ini perlu dibandingkan tingkat
kinerja aktual dengan kinerja yang telah ditetapkan (kinerja
standart). Guru sebagai manajer pembelajaran harus mengambil
langkah-langkah atau tindakan perbaikan apabila terdapat
perbedaan yang signifikan atau adanya kesenjangan antara
proses pembelajaran aktual di dalam kelas dengan yang telah
direncanakan.10
Guru merupakan seorang manajer dalam pembelajaran
yang bertanggung jawab terhadap perencanaan, pelaksanaan, dan
penilaian perubahan atau perbaikan program pembelajaran. Untuk
kepentingan tersebut setidaknya ada empat langkah yang harus
10E. Mulyasa, Loc. Cit, hlm. 78.
28
dilakukan yakni menilai kesesuaian program yang ada dengan
tuntutan kebudayaan dan kebutuhan peserta didik, meningkatkan
perencanaan program, memilih dan melaksanakan program, serta
menilai perubahan program.
B. Strategi Pengembangan Kompetensi Pedagogik Guru
1. Analisis SWOT Sebagai Basis Perumusan Strategi Pengembangan
SWOT adalah singkatan dari Strengths, Weakness,
Opportunity, Threats (Kekuatan, Kelemahan, Peluang dan Ancaman).
Analisis SWOT sudah menjadi alat yang umum digunakan dalam
perencanaan strategis pendidikan, namun ia tetap merupakan alat
efektif dalam menempatkan potensi institusi.11
Analisis SWOT (strengths (kekuatan), weakness (kelemahan),
opportunity (peluang), threats (tantangan) merupakan suatu metode
analisis untuk mengidentifikasi faktor-faktor internal dan eksternal
organisasi.12 Faktor internal berupa kekuatan dan kelemahan,
sedangkan faktor eksternal berupa peluang dan ancaman. Penjelasan
singkat mengenai SWOT sebagai berikut:
a. Strengths (Kekuatan) faktor internal menunjukkan kemampuan
lembaga pendidikan, khususnya lembaga pendidikan Islam,
mendatangkan keuntungan kompetitif dalam menghadapi
persaingan. Di samping itu, ia juga merupakan keunggulan
lembaga pendidikan (baik dari segi sumber daya maupun upaya
yang telah dilakukan), yang lebih baik dari pada pesaing. Kekuatan
dalam lembaga dapat berupa kemampuan-kemampuan khusus/
spesifik, SDM yang memadai, image organisasi, kepemimpinan
yang cakap dan lain-lain. Kekuatan ini kemudian akan menjadi
kunci perbedaan antara lembaga pendidikan dengan pesaingnya.
11Edward Sallis, Total Quality Management In Education, (Jogjakarta: Ircisod, 2007),
hlm. 221-222. 12Ara Hidayat dan Imam Machali, Pengelolaan Pendidikan, (Yogyakarta: Pustaka Educa,
2010), hlm. 180.
29
b. Weakness (kelemahan) juga merupakan faktor internal lembaga
pendidikan meliputi keterbatasan sumber daya dan situasi tidak
menguntungkan di lingkungan internal lembaga dan tidak dimiliki
oleh pesaing-pesaingnya. Kelemahan dapat berupa rendahnya
SDM yang dimiliki, produk yang tidak berkualitas, image yang
tidak kuat, kepemimpinan yang buruk dan lain-lain.
c. Opportunity (peluang) merupakan situasi atau faktor eksternal
dapat mempengaruhi masa depan posisi lembaga dalam
persaingan, seperti adanya perubahan hukum, menurunya pesaing,
dan meningkatnya jumlah siswa baru. Jika keuntungan dari
peluang tersebut berhasil diraih. Faktor-faktor ini dapat digunakan
sebagai dasar bagi arah pertumbuhan dan perkembangan
pelayanan. Jika dapat mengidentifikasi peluang-peluang secara
tepat, ini akan mendatangkan keuntungan bagi lembaga berupa
kelangsungan hidup organisasi dan masa depan secara lebih baik.
d. Threats (tantangan/ancaman) merupakan faktor eksternal (saat ini
maupun di masa mendatang) yang secara serius dapat
mempengaruhi masa depan lembaga. Tantangan ini dapat berupa
munculnya pesaing-pesaing baru, menurunya jumlah siswa dan
lain-lain. Tantangan dan ancaman merupakan faktor eksternal yang
harus diwaspadai dan apabila memungkinkan ditaklukkan. 13
Menulis SWOT tiap komponen perlu dirumuskan dan
diprioritaskan untuk tiap kategori. Namun perlu diingat bawa apa yang
menjadi kekuatan lembaga saat ini dapat berbalik menjadi kelemahan
pada masa-masa akan datang dan demikian juga sebaliknya. Sehingga
lembaga perlu melakukan analisis ini secara berkala untuk meyakinkan
bahwa perubahan-perubahan dalam S-W-O-T tetap terpantau dengan
baik, dan tetap relevan dangan strategi yang dijalankan.
13Riza Abdul Qodir (3104024), ”Efektivitas Manajemen Strategik di Lembaga
Pendidikan Islam (Studi Kasus di SMP Nasima Semarang)” , Skripsi Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo, (Semarang: Perpustakaan Fakultas Tarbiyah, 2009).
30
Setelah dilakukan analisis SWOT tersebut, hasil analisis
kemudian digunakan sebagai acuan untuk menentukan langkah-
langkah selanjutnya dalam upaya memaksimalkan kekuatan dan
memanfaatkan, serta secara bersamaan berusaha untuk meminimalkan
kelemahan dan mengatasi ancaman. Analisis SWOT dapat
menghasilkan matriks yang merupakan matching tool penting untuk
membantu leader lembaga dalam mengembangkan strategi
pendidikanya. Strategi dihasilakan dari matriks ini yaitu:
Internal Eksternal
Streght (kekuatan) Weakness (kelemahan)
Opportunity
(peluang)
S-O
Memanfaatkan
kekuatan untuk peluang
W-O
Menanggulangi
kelemahan dengan
memanfaatkan peluang
Treaths
(tantangan)
S-T
Menggunakan kekuatan
untuk menghadapi
tantangan
W-T
Memperkecil kelemahan
dan menghindari
tantangan
a. Strategi Streght-Opportunity (SO) merupakan strategi yang
menggunakan kekuatan lembaga untuk meraih peluang-peluang
yang ada di luar lembaga. Ketiga strategi yang lain dapat
dilaksanakan untuk menerapkan strategi SO ini.sehingga jika pada
hasil analisis ternyata diketahui bahwa lembaga memiliki banyak
kelemahan, mau tidak mau lembaga harus mengatasi kelemahan
tersebut agar menjadi kuat. Sedangkan jika lembaga menghadapi
banyak ancaman, maka ia harus berusaha menghindarinya dan
berusaha konsentarasi pada berbagai peluang yang ada.
b. Strategi Weakness-Opportunity (WO) merupakan strategi yang
bertujuan untuk memperkecil kelemahan-kelemahan lembaga
31
dengan memanfaatkan peluang-peluang. Bisa terjadi lembaga
kesulitan memanfaatkan peluang-peluang yang ada kerana
banyaknya kelemahan internal pada lembaga tersebut.
c. Strategi Strength-Threat (ST) merupakan strategi di lembaga untuk
menghindari atau mengurangi dampak dari ancaman-ancaman.
d. Strategi Weaknes-Threat (WT) merupakan strategi untuk bertahan
dengan cara mengurangi kelemahan serta mengurangi ancaman.14
Analisis SWOT merupakan alat untuk menetapkan strategi
yang didasarkan pada strengths (kekuatan), weakness (kelemahan),
opportunity (peluang), threats (tantangan) yang akan dikembangakan
menjadi program jangka panjang dan menengah pada lembaga
pendidikan. Analisis ini pada akhirnya berfungsi untuk mengarahkan
sekolah untuk menentukan strategi yang akan dilaksanakan.
2. Strategi Pengembangan
Strategi adalah sebuah konseptualisasi yang dinyatakan atau
yang diimplikasi oleh pemimpin organisasi yang bersangkutan, berupa:
a. Sasaran-sasaran jangka panjang atau tujuan-tujuan organisasi
tersebut.
b. Kendala-kendala luas dan kebijakan-kebijakan yang atau
ditetapkan sendiri oleh sang pemimpin atau yang diterimanya dari
pihak atasanya yang membatasi skop aktivitas-aktivitas organisasi
yang bersangkutan.
c. Kelompok rencana-rencana dan tujuan-tujuan jangka pendek yang
telah diterapkan dengan ekspetasi akan diberinya sumbangsih
mereka dalam hal mencapai sasaran-sasaran organisasi tersebut.
Implikasi dari eksistensi strategi tersebut maka strategi dapat
dikatan sebagai sarana untuk mencapai tujuan akhir (sasaran) akan
tetapi strategi sendiri bukan sekedar suatu rencana. Strategi harus
bersifat menyeluruh dan terpadu. Strategi dimulai dengan konsep
penggunaan sumber daya organisasi secara paling efektif dalam
14Ibid., hlm. 18.
32
lingkungan yang berubah-ubah. Strategi harus dilaksanakan secara
efektif, sehingga rencana strategi dipadukan dengan masalah
operasional. Dengan kata lain kemungkinan berhasil diperbesar oleh
kombinasi perencanaan strategi yang baik pula.
Berdasarkan pendekatannya Hill & Jones meninjau strategi dari
dua sisi yaitu:
a. Pendekatan tradisioanal (the traditional approach)
Berdasarkan pendekatan ini strategi di pandang sebagai
pola atau rencana yang mengintegrasikan tujuan utama orgaisasi,
kebijakan-kebijakan tahapaan tindakan-tindakan yang mengarah
pada keseluruhan yangbersifat kohesif atau saling terkait.
b. Pendekatan baru (the modern approach)
Pendekatan baru ini antara lain dikemukakan oleh
mintazberg (1985) bahwa strategi merupakan pola di dalam arus
keputusan atau tindakan. Lebih jauh mintazberg menekankan
bahwa strategi melibatkan lebih dari sekedar perencanaan
seperangkat tindakan. Strategi juga ternyata melibatkan kesadaran
bahwa strategi yang berhasil ustru muncul dari dalam organisasi.
Dalam praktiknya strategi pada kebanyakan organisasi merupakan
kombinasi dari apa yang direncanakan dan apa yang terjadi.
Berdasarkan tunjauan beberapa konsep strategi di atas,
maka strategi organisasi dapat didefinisikan sebagai berikut:
1) Alat bagi organisasi untuk mencapai tujuan-tujuannya.
2) Seperangkat perencanaan yang dirumuskan oleh organisasi
sebagai hasil pengkajian yang mendalam terhadap kondisi
kekuatan, kelemahan internal serta peluang dan ancaman
ekstrnal.
3) Pola arus dinamis yang diterapkan sejalan dengan keputusan
dan tundakan yang dipilih oleh organisasi. 15
15Akdon, Strategic Management For Educational Management, (Bandung: Alfabeta,
2007), hlm. 13-15.
33
Perencanaan pengembangan dapat di bagi dalam tiga strategi
dasar, yaitu:
a.
34
Dasar pemikiarnya adalah bahwa mereka yang memiliki
kekuasaan yang lebih rendah akan mengikuti kehendak orang-
orang yang kekuasaanya lebih besar. Tingkat kekuasaan itu dapat
diakui tingkat intelektualnya melalui kebijakan organisasi atau
secara informal atas dasar pengetahuan, senioritas atau kelebihan-
kelebihan pribadinya.
Melakukan perubahan dengan peraturan, kebijakan atau
hukuman fisik maupun mental merupakan hakiki dan strategis.
Namun perlu diingat bahwa melakukan perubahan melalui paksaan
atau takut terhadap hukuman memerlukan pengawasan yang ketat.
Jika pimpinan tidak ada di tempat bawahan akan kembali pada
prilaku lama.16
Terdapat empat model utama untuk meningkatkan mutu
kompetensi guru di sekolah yaitu: Pertama, peningkatan melalui
pendidikan dan pelatihan (off the job training). Guru dilatih secara
individual maupun dalam kelompok untuk meningkatkan pengetahuan
dan keterampilan terbaik dengan menghentikan kegiatan mengajarnya.
Kegiatan pelatihan seperti ini memiliki keunggulan karena guru lebih
terkonsentrasi dalam mencapai tujuan yang diharapkan. Namun
demikian kegiatan seperti ini tidak dapat dilakukan dalam jangka
waktu yang lama dan terlalu sering. Semakin sering pelatihan seperti
ini dilakukan, semakin meningkat dampak kontra produktifnya
terhadap efektivitas belajar siswa.
Kedua, pelatihan dalam pelaksanaan tugas atau on the job
training. Model ini dikenal dengan istilah magang bagi guru baru
untuk mengikuti guru-guru yang sudah dinilai baik sehingga guru baru
dapat belajar dari seniornya. Pemagangan dapat dilakukan pada ruang
lingkup satu sekolah atau pada sekolah lain yang memiliki mutu yang
lebih baik.
16Tim Konsultan Proyek Peningkatan Mutu SMU paket-2 (ed), Panduan Pelatihan Untuk
Pengembangan Sekolah, (Jakarta, 2000), hlm. 33.
35
Ketiga, seperti yang dilakukan Jepang yang populer dengan
istilah lesson studi. Kegiatan ini pada prinsipnya merupakan bentuk
kolaborasi guru dalam memperbaiki kinerja mengajarnya dengan
berkonsentrasi pada studi tentang dampak positif guru terhadap
kinerja belajar siswa dalam kelas. Kelompok guru yang melakukan
studi ini pada dasarnya merupakan proses kolaborasi dalam
pembelajaran. Siswa dipacu untuk menunjukkan prestasinya, namun di
sisi lain guru juga melaksanakan proses belajar untuk memperbaiki
pelaksanaan tugasnya.
Keempat, melakukan perbaikan melalui kegiatan penilitian
tindakan kelas (PTK). Kegiatan ini dilakukan guru dalam kelas dalam
proses pembelajaran. PTK dapat dilakukan sendiri dalam pelaksanan
tugas, melakukan penilai proses maupun hasil untuk mendapatkan data
mengenai prestasi maupun kendala yang siswa hadapi serta
menentukan solusi perbaikan. Karena perlu ada solusi perbaikan, maka
PTK sebaiknya dilakukan melalui beberapa putaran atau siklus sampai
guru mencapai prestasi kinerja yang diharapkannya.17
Untuk mendukung sukses peningkatan kompetensi guru
melalui berbagai empat model strategi di atas diperlukan: Tujuan
pembelajaran harus jelas (guru perlu memahami benar-benar prilaku
siswa yang guru harapkan sebagai indikator keberhasilan), indikator
proses dan hasil pada tiap tahap kegiatan terukur, melalui cara yang
tertentu yang jelas siklusnya pentahapannya, jelas struktur
pengorganisasian kegiatannya, memiliki pengukuran keberhasilan.
17Admin, “Menetapkan Kriteria Mutu Guru Sesuai Standar Nasional Pendidikan”,
Workshop Guru-guru dan Kepala Sekolah Yayasan Insan Kamil, Pesantren Alihya Kota Bogor, pada hari Kamis Tanggal 9 Juli 2009 Di Batu Tapak Pasir Kuda Bogor. http://www.iiep.unesco.org/capacity-development/training/training-materials/school-supervision.html, diunduh pada tanggal 2 April 2010.
36
BAB III
LAPORAN HASIL PENELITIAN
A. Deskripsi Umum SMP Islam Hidayatullah Semarang
1. Latar Belakang Berdirinya
SMP Islam Hidayatullah Semarang merupakan unit pendidikan
yang tergabung dalam Lembaga Pendidikan Islam (LPI) Hidayatullah
dibawah naungan Yayasan Abul Yatama Semarang. Sekolah ini dibangun
diatas tanah seluas ± 3600 m² yang terletah di Jalan Cemara Raya No. 290,
Kelurahan Padangsari, Kecamatan Banyumanik Kota Semarang. Berdiri
pada tanggal 2 Juli 1996, dengan SK Kakanwil Depdiknas Propinsi Jawa
Tengah no. 930/1.03/96 dan mulai menerima siswa baru pada awal tahun
pelajaran 1996/1997. SK pendirian SMP Islam Hidayatullah Semarang
dapat dilihat pada lampiran.
Demikian sejarah singkat SMP Islam Hidayatullah Semarang
semenjak berdirinya hingga saat ini, adapun programnya adalah sebagai
berikut:
a. Kurikilum yang digunakan SMP Islam Hidayatullah Semarang:
Kurikulum Depdiknas, Kurikulum Depag dan Kurikulum Lokal.
b. Program Penunjang
1) Program Kompetensi (Ekstrakurikuler), meliputi : Komputer,
Jurnalistik, Olahraga Prestasi, Karya Ilmiah Remaja (KIR), Prakarya.
2) Program Insidental, meliputi : Peringatan Hari Besar Islam (PHBI),
Pengajaran Luar Kelas (PLK), Ishlahul Qulub, Kegiatan Romadhon,
Class Meeting.
3) Program Ibadah Praktis, meliputi : Sholat Jamaa'ah, Tilawah Al
Qur'an, Sholat Dhuha, Qiyamullail, Mentoring.
37
4) Program Khusus Kelas 3, meliputi : Study Tour, bimbingan Unas, Tes
Kendali Mutu, Try Out Unas, Mentoring.1
2. Struktur Organisasi
SMP Islam Hidayatullah Semarang berada di bawah naungan
KABID DIKDASMEN LPI Hidayatullah kemudian dibawahnya ada
seorang kepala sekolah yang sejajar dengan komite sekolah, kepala
sekolah harus selalu koordinasi dengan komite sekolah. Kepala sekolah di
dibantu seorang wakil kepala bidang kurikulum, wakil kepala bidang
kesiswaan, wakil kepala bidang sarana prasarana dan karyawan yaitu:
pustakawan dan bagian tata usaha yang terdiri dari kepala tata usaha,
bagian sarpra, persuratan dan kesiswaan, bendahara pendapatan dan
bendahara pengeluaran.
Wakil kepala bidang kesiswaan membawahi: koordinator
laboratorium IPA terdiri dari laboran lab. Fisika dan laboran lab. Biologi,
PP kurikulum PAI dan koordinator BAQ. Wakil kepala bidang kesiswaan
membawahi: pembina OSIS, BP dan koord. UKS, koordinator ekstra,
koordinator wali kelas. Wakil kepala bidang sarana prasarana membawahi:
koordinator Satpam dan Satpam, BPKS. Kemudian para wali kelas dan di
bawahnya dewan guru yang terakhir adalah peserta didik SMP Islam
Hidayatullah Semarang.2
Guru SMP Islam Hidayatullah Semarang memiliki tugas yang
sangat kompleks, selain memiliki tugas sebagai pendidik/ pengajar peserta
didik di kelas mereka juga bertugas untuk menjadi wali kelas, konselor dan
beberapa menjadi laboran, serta membina berbagai kegiatan ekstra
kulikuler.
Jadi disini dapat kita lihat bahwa struktur organisasi yang
diterapkan di SMP Islam Hidayatullah Semarang telah terstruktur dengan
baik dan pembagian tugas yang jelas sehingga memudahkan kinerja para
organisator.
1Profil SMP Islam Hidayatullah Semarang Tahun 2009/ 2010. 2Dokumentasi Struktur Organisasi SMP Islam Hidayatullah Semarang Tahun 2009/ 2010.
38
Dapat di lihat dalam struktur organisasi SMP Islam Hidayatullah
Semarang tahun pelajaran 2009/2010 yang ada pada lampiran.
3. Keadaan Guru, Karyawan dan Siswa
SMP Islam Hidayatullah Semarang pada tahun pelajaran
2009/2010 memiliki tenaga pendidik sebanyak 38 orang, dibantu 10 orang
karyawan yang terdiri atas 5 karyawan TU, 2 karyawan kebersihan, 1
pustakawan dan 2 personil keamanan. Tenaga pendidik yang berjumlah 38
orang tentu sangat singkron dengan jumlah peserta didik yang berjumlah
sebanyak 272 peserta didik. 3
Guru SMP Islam Hidayatullah Semarang semua berlatar belakang
pendidikan baik dari program sarjana pendidikan maupun diploma dan
telah memiliki sertifikat untuk mengajar. Tenaga pendidik terdiri dari para
Sarjana dan Ahli Madya yang berpengalaman di bidangnya, alumni dari
beberapa Perguruan Tinggi (PT) di Semarang, yaitu : UNNES, UNDIP,
IAIN, IKIP, UNISSULA, UNY, UNAKI. 4 Dengan jumlah guru yang memadai dan mempunyai kompetensi
dalam pendidikan diharapkan proses pembelajaran dapat berjalan dengan
lancar dan sesuai dengan visi, misi dan tujuan SMP Islam Hidayatullah
Semarang.
Daftar nama guru dan kualifikasi akademiknya serta visi, misi dan
tujuan SMP Islam Hidayatullah Semarang seperti bagan yang ada pada
lampiran.
4. Sarana Prasarana
a. Musholla
SMP Islam Hidayatullah Semarang memiliki musholla yang
digunakan untuk sholat para siswa, guru dan karyawan sekolah,
kegiatan dizikir pagi, BAQ, serta kegiatan insidental lain yang
mendesak. Selain itu mushola juga digunakan sebagai tempat praktek
ibadah (shalat), melaksanakan kegiatan ektra, dan tempat KBM.
3Profil SMP Islam Hidayatullah Semarang 2009/ 2010. 4Dokumentasi data Guru SMP Islam Hidayatullah Semarang Tahun 2009/ 2010.
39
b. Ruang Komputer
Di SMP Islam Hidayatullah Semarang terdapat 1 ruangan
laboratorium Komputer dengan fasilitas 40 unit komputer. Ruang
komputer digunakan para siswa sebagai praktikum TIK (teknologi
ilmu komunikasi) pelajaran ketrampilan dan personal sekolah dalam
melaksanakan tugasnya.
c. Ruang Laboratorium
Untuk meningkatkan kualitas siswa, pihak sekolah menyediakan
laboratorium biologi, fisika dan matematika, sebagai tempat praktik
dengan luas rungan ideal. Fasilitas yang tersedia untuk menunjang
pelaksanaan praktik antara lain; meja praktik, alat peraga, gelas ukur,
zat kimia, mikroskop, dan benda-benda lainnya.
d. Perpustakaan
SMP Islam Hidayatullah Semarang memiliki satu gedung
perpustakaan. Buku-buku koleksi terdiri dari teks utama berjumlah ±
9.002, teks pelengkap berjumlah 106, referensi berjumlah 1.195,
nonfiksi berjumlah 2.320 dan buku fiksi berjumlah 309. Selain itu,
perpustakaan juga memberikan pelayanan kepada karyawan atau
pegawai yang memerlukan bacaan untuk mengisi waktu atau
menambah pengetahuan.
e. Ruang Kantin
SMP Islam Hidayatullah Semarang memiliki 1 bangunan kantin
yang cukup ideal yang berfungsi sebagai tempat untuk melayani para
siswa dan guru yang membutuhkan makanan dan minuman.5
Berdasarkan hasil observasi secara umum keadaan fisik SMP Islam
Hidayatullah Semarang sudah bisa dikatakan bagus dan sangat membantu
untuk proses belajar mengajar guru dengan siswa SMP Islam Hidayatullah
Semarang.
5Wawancara dengan Sutasmin S. Pd, selaku Waka Sarpra dan Humas SMP Islam
Hidayatullah Semarang, pada Tanggal 17 Mei 2010.
40
B. Kompetensi Pedagogik Guru di SMP Islam Hidayatullah Semarang
Guru merupakan pihak yang memiliki peran sentral dalam proses
pembelajaran. Dari guru diharapkan akan terjadi proses transfer pengetahuan
kepada siswa, agar dapat menjadi siswa yang berguna bagi masyarakat dan
lingkungan. Untuk mengetahui kompetensi pedagogik guru SMP Islam
Hidayatullah Semarang, peneliti berpedoman pada PERMENDIKNAS No 16
Tahun 2007 tentang standar kualifikasi akademik dan kompetensi guru,
dimana di sebutkan bahwa setandar kompetensi inti pedagogik guru ada 10
aspek, yaitu:
1. Menguasai karakteristik peserta didik dari aspek fisik, moral, spiritual,
sosial, kultural, emosional dan intelektual.
Ada beberapa cara yang dilakukan guru SMP Islam Hidayatullah
Semarang untuk mengetahui karakteristik peserta didik diantaranya:
a. Pendekatan dengan peserta didik salah satunya dilakukan dengan
menggunakan kantin sebagai tempat untuk mempererat hubungan
emosional antara siswa dengan guru karena dikantin ini guru biasa
makan, minum dan ngobrol apapun bersama dengan para siswa
sewaktu istirahat. Dari sini guru dapat mengetahui karakteristik peserta
didik dari aspek moral, fisik, sosial-emosional, dan latar belakang
budaya.6
b. Dengan kegiatan ishlahul qulub atau ikatan hati, kegiatan ini
dilaksanakan setiap satu semsester sekali. Semua guru dan siswa
bermalam di sekolah untuk melakukan renungan, shalat berjamaah,
shalat tahajjud dan uji mental. Dari sini guru dapat mengetahui
karakteristik peserta didik pada aspek fisik, moral dan spiritual.7
c. Pada awal pertemuan sebelum guru memberikan pelajaran guru
melakukan tanya-jawab seputar mata pelajaran yang diampu. Dalam
pertengahan semester guru melakukan sharing atau meminta siswa
6Wawancara dengan Ani Setyawati P, S. Pd Guru Mata Pelajaran Bahasa Inggris, pada
Tanggal 15 Mei 2010 di Ruang Guru SMP Islam Hidayatullah Semarang. 7Wawancara dengan Drs. Darso selaku Koordinator Mapel PAI di SMP Hidayatullah
Semarang pada Tanggal 14 Mei 2010 di Ruang Tamu SMP Islam Hidayatullah Semarang.
41
untuk memberikan pesan dan kesan menyangkut mata pembelajaran
yang diampu dengan cara membagikan kertas pada siswa dan meminta
mereka untuk mengisi pesan dan kesan selama mengikuti
pembelajaran. Dari sini guru dapat mengetahui intelektual, potensi,
kesulitan, dan bekal ajar awal peserta didik.8
2. Menguasai teori belajar dan prinsip-prinsip pembelajaran yang mendidik.
a. Untuk menguasai teori belajar dan prinsip-prinsip pembelajaran yang
mendidik guru SMP Islam Hidayatullah Semarang terus belajar untuk
meningkatkan kualitas pembelajaran dengan cara membaca buku,
akses internet dan berdiskusi dengan guru yang satu mata pelajaran.9
b. Guru mata pelajaran umun di SMP Islam Hidayatullah Semarang telah
menggunakan strategi active lerning seperti index card match, every
one is teacher here, three phase technique dan strategi jigsaw.10
Sedangkan guru PAI, masih ada yang dalam pelaksanaan pembelajaran
di kelas belum sesuai dengan RPP yang telah dibuat.11
3. Mengembangkan kurikulum yang terkait dengan mata pelajaran yang
diampu.
Semua guru SMP Islam Hidayatullah Semarang di tuntut untuk
membuat prota, promes, silabus dan rencana pelaksanaan pembelajaran
(RPP) pada awal tahun pembelajaran yang kemudian diserahkan kepada
kepala sekolah untuk dievaluasi.12
Dalam pembuatan RPP guru-guru SMP Islam Hidayatullah
Semarang telah mengembangakan materi ke dalam setandar kompetensi,
kompetensi dasar, dan indikator yang sesuai dengan meteri, menggunakan
8Wawancara dengan Ani Setyawati P, S. Pd, Op.Cit., 9Wawancara dengan Budiyanto, S. Pd Guru Mata Pelajaran Bahasa Indonesia, pada
Tanggal 15 Mei 2010 di Ruang Tamu SMP Islam Hidayatullah Semarang. 10Dokumentasi RPP Guru-Guru SMP Islam Hidayatullah Semarang Mata Pelajaran
Bahasa Inggris IPA, Bahasa Indonesia, IPS, dan Pkn. 11Observasi Proses Belajar Mengajar Guru di Kelas VII-XI Tanggal 17-19 Mei 2010. 12Wawancara dengan Muhammad Nuh, S. Pd, Kepala Sekolah SMP Islam Hidayatullah
Semarang pada Tanggal 14 April 2010 di Ruang Kepala Sekolah.
42
strategi yang sesuai dengan materi dan ada evaluasi setelah pembelajaran
serta menggunakan sumber belajar yang sesuai dengan materi ajar.13
4. Menyelenggarakan pembelajaran yang mendidik.
Di SMP Islam Hidayatullah Semarang untuk melaksanaan
pembelajaran yang mendidik guru-guru telah membuat RPP dan
menggunakan media pembelajaran seperti penelitian di laboratorium baik
biologi maupun fisika.14
Pembelajaran diluar kelas. Misalkan seperti mata pelajaran bahasa
Indonesia pada materi berita pembelajaran bisa dilaksanakan diluar kelas
dengan melihat kondisi lingkungan sekitar kemudian menyampaikan berita
yang peserta didik lihat.15
Menggunakan musholla untuk pembelajaran PAI yang sifatnya
praktek, seperti praktek sholat, wudhu, membaca Al-Qur’an dan
sebagainya.16
5. Memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi untuk kepentingan
pembelajaran.
Pemanfaatan teknologi informasi seperti penggunaan Komputer,
LCD, power point, OHP maupun alat peraga lain di SMP Islam
Hidayatullah Semarang masih kurang karena masih sedikit atau belum
semua guru-guru memanfaatkan dan menggunakan teknologi informasi
dalam pembelajaran khususnya guru-guru PAI.17
6. Memfasilitasi pengembangan potensi peserta didik untuk
mengaktualisasikan berbagai potensi yang dimiliki.
Di SMP Islam Hidayatullah Semarang terdapat 2 laboratorium
fisika dan biologi, adapun fasilitas yang ada di dalamnya : meja praktik,
alat peraga, gelas ukur, zat kimia, mikroskop, anatomi tubuh manusia,
13Dokumentasi kumpulan RPP Guru SMP Islam Hidayatullah Semarang Tahun 2009/
2010. 14Wawancara dengan Arif Komarudin, A. Md Guru Mapel IPA Biologi dan Koordinator
Labolatorium IPA SMP Islam Hidayatullah Semarang, pada tanggal 14 Juni 2010. 15Wawancara dengan Budiyanto, S. Pd, Op. Cit., 16Wawancara dengan Drs. Darso, Op.Cit., 17Wawancara dengan Siswa SMP Islam Hidayatullah Semarang, Pada Tanggal 15 Mei
2010 di Taman SMP Islam Hidayatullah Semarang.
43
kerangka manusia, tabubung reaksi dan pipet tetes yang digunakan untuk
melakukan penelitian-penelitian terkait dengan mata pelajaran.18
Perpustakaan yang nyaman dan aneka buku yang beragam dan lengkap
Buku-buku koleksi terdiri dari teks utama berjumlah ± 9.002, teks
pelengkap berjumlah 106, referensi berjumlah 1.195, nonfiksi berjumlah
2.320 dan buku fiksi berjumlah 309.19
Di SMP Islam Hidayatullah Semarang juga memberikan hari
khusus untuk jadwal kegiatan ekstra kurikuler yaitu hari sabtu semua
peserta didik dapat mengikuti ekstra kulikuler yang mereka kehendaki.
Adapun ekstrakulikuler yang ada di SMP Islam Hidayatullah Semarang
seperti jurnalistik, karya ilmiah remaja, komputer, olahraga berprestasi,
nasyid semua ini merupakan upaya untuk mengaktualisasikan potensi
peserta didik SMP Islam Hidayatullah Semarang.20
7. Berkomunikasi secara efektif, empatik dan santun dengan peserta didik.
Rata-rata guru SMP Islam Hidayatullah Semarang dalam
penyampaian materi tegas dan lantang, komunikatif dengan siswa,
melibatkan siswa dalam pembelajaran seperti mengajak siswa untuk berani
mengeluarkan pendapat dengan presentasi ataupun diskusi di kelas,
memberikan apresiasi dan pujian terhadap siswa yang berhasil
menyelesaikan tugas dari guru dengan baik.21
8. Menyelenggarakan penilaian dan evaluasi proses dan hasil belajar.
Eveluasi dan penilaian proses hasil belajar peserta didik di SMP
Islam Hidayatullah Semarang dilakukan dengan cara:
a. Dalam setiap kali pertemuan diakhiri dengan tanya jawab ataupun
mencongak dengan apa yang telah dipelajari. Tujuannya adalah untuk
18Wawancara dengan Arif Komarudin, A. Md, Op. Cit., 19Wawancara dengan Hadiyanto Akhmad, S.Sos pengelola perpustakaan SMP Islam
Hidayatullah Semarang pada tanggal 15 Mei 2010, di ruang perpustakaan SMP Islam Hidayatullah Semarang
20Wawancara dengan Eko Joko W, S. Pd Koordinator Ekstrakulikuler SMP Islam Hidayatullah Semarang, pada Tanggal 15 Mei 2010.
21 Observasi Proses Belajar Mengajar Guru di Kelas, Op. Cit.,
44
mengetahui penguasaan peserta didik terhadap meteri yang baru
diberikan.
b. Ulangan harian yang dilakukan setiap selesai proses pembelajaran
dalam satuan bahasan atau kompetensi tertentu minimal dilakukan 3
kali dalam setiap semester.
c. Mid semester dilakukan pada tengah semester.
d. Semesteran atau ujian akhir yang dilaksanakan pada akhir program
pendidikan.22
9. Memanfaatkan hasil penilaian dan evaluasi untuk kepentingan
pembelajaran.
Semua hasil dari evaluasi dan penilaian akan menunjukkan tingkat
kemampuan belajar setiap peserta didik yang nantinya digunakan sebagai
bahan tindak lanjut proses pembalajaran yang telah dilaksanakan. Program
ini juga mengidentifikasi materi yang perlu diulang, peserta didik yang
wajib mengikuti remedial dan yang mengikuti program pengayaan.
Hasil evaluasi yang telah dilakukan di gunakan guru untuk
mengetahui penguasaan materi peserta didik dengan materi yang telah
diberikan guru yang akhirnya di gunakan guru sebagai acuan apa yang
harus dilakukan guru dalam pembelajaran. 23
10. Melakukan tindakan reflektif untuk peningkatan kualitas pembelajaran.
Untuk meningkatkan kualitas pembelajaran guru SMP Islam
Hidayatullah Semarang diikutkan dalam beberapa pelatihan yang
menyangkut proses pembelajaran, yaitu :
a. MGMP (Musyawarah Guru Mata Pelajaran), yang terdiri dari guru
mapel : Matematika, Ilmu Pengetahuan Alam, Ilmu Pengetahuan
Sosial, Pendidikan Kerwarganegaraan, Teknologi Informasi dan
Komunikasi, dan Pendidikan Agama Islam.
22Wawancara dengan Drs. Purnadi M. Pd Wakil Kepala Bidang Kurikulum SMP Islam
Hidayatullah Semarang pada tanggal 14 Mei 2010. 23Ibid.,
45
b. Diskusi antara guru dengan kepala sekolah, diskusi interen antara
guru-guru dalam satu mata pelajaran. Diskusi ini belum terjadwal
sehingga pelaksanaanya sifanya kondisonal.
c. Seminar dengan mendatangkan narasumber yang ahli pada bidangnya
seperti : Seminar How To Be A Global Teacher dengan mendatangkan
Happy Trenggono pakar entrepreneur dengan harapan untuk
memotivasi guru agar lebih aktif, mendatangkan yusuf mansyur untuk
seminar yang bertemakan keagamaan.
d. Workshop memahami kebijakan kurikulum 2006 (KTSP), workshop
kegiatan pembelajaran dan workshop classroom management
e. Pelatihan-pelatihan seperti : pelatihan pembuatan silabus dan RPP,
student active learning, quantum teaching, quantum learning.24
Dari hasil observasi peneliti dikelas dalam proses pembelajaran dan
wawancara dengan guru mata pelajaran kelas VII-IX, wawancara dengan
siswa SMP Islam Hidayatullah Semarang dan dokumentasi data di SMP Islam
Hidayatullah Semarang berkaitan dengan kompetensi pedagogik guru SMP
Islam Hidayatullah Semarang yang dikelompokkan kedalam 10 aspek
kompetensi pedagogik guru dapat dilihat bahwa belum semua guru SMP Islam
Hidayatullah Semarang memiliki dan menerapkan 10 indikator kompetensi
pedagogik dalam pembelajaran di SMP Islam Hidayatullah Semarang.
C. Analisis Kompetensi Pedagogik Guru di SMP Islam Hidayatullah
Semarang
Sebelum lembaga merumuskan program strategi pengembangan
terlebih dahulu lembaga melakukan analisis. Dalam menganalisis SMP Islam
Hidayatullah mengunakan analisis SWOT sebagai basis perumusan strategi.
Adapun hasil analisis SWOT lembaga SMP Islam Hidayatullah secara
keseluruhan terdapat pada tabel 01 dibawah ini.
24Wawancara dengan Muhammad Nuh, S. Pd, Op. Cit.
46
Potensi Kekeuatan (Potential Internal Strengths)
Potensi Kelemahan (Potential
Internal Weaknesses)
1) Keinginan/niat dan ghiroh yang kuat dari semua civitas akademika SMP Islam Hidayatullah untuk mewujudkan sekolah Islam yang berkualitas.
2) Konsep Pendidikan Islam sesuai dengan fitrah manusia.
3) SDM yang standar, berkualitas dan berstatus tetap.
4) Struktur organisasi yang lengkap. 5) Sekolah dan yayasan pengelola
memiliki badan hukum yang jelas.
1. Sistem komunikasi, evaluasi dan control lembaga belum optimal.
2. Wawasan dan profesionalisme guru dan karyawan kurang.
3. Kurikulum sekolah Islam belum baku.
4. Fasilitas pendukung proses pendidikan belum memadai.
5. Sense of belonging dari warga sekolah masih rendah.
6. Infra struktur kurang standar.
Potensi Peluang (Potential
External Opportunities)
Potensi Ancaman (Potential External Threats)
1. Kepercayaan masyarakat terhadap lembaga pendidikan Islam Hidayatullah cukup tinggi.
2. Keberadaan SMP yang bernuansa Islami masih sedikit.
3. Komitmen yang tinggi dari para pengurus yayasan Abul Yatama dalam menciptakan dan mengembangkan sekolah Islam.
4. Terjalinnya hubungan kerjasama dengan LPMP.
1. Persaingan yang semakin ketat dengan sekolah-sekolah lain baik negri maupun swasta dalam hal rekrutmen siswa.
2. Image masyarakat bahwa SMP Islam Hidayatullah adalah sekolah mahal.
3. Orientasi orangtua dalam menyekolahkan anaknya masih beragam dan belum sesuai dengan visi dan misi sekolah.
4. Kebijakan pemerintah tentang pendidikan sering berubah-ubah.
Tabel 3.1: Analisis SWOT di SMP Islam Hidayatullah Semarang 25
Sumber: Perencanaan Strategis Jangka Panjang SMP Islam Hidayatullah
Semarang
Dari hasil analisis SWOT di atas menunjukkan bahwa kelemahan yang
ada di SMP Islam Hidayatullah semarang adalah wawasan dan
profesionalisme guru yang masih kurang dan fasilitas pendukung proses
pendidikan yang belum memadai.
Dalam menganalisis kompetensi pedagogik guru kepala sekolah
melakukan koordinasi dengan guru setiap satu bulan sekali untuk sharing
25Dokumentasi Perencanaan Strategis Jangka Panjang SMP Islam Hidayatullah Semarang Tahun 2004-2012.
47
dengan semua guru-guru berkaitan dengan pembelajaran, Namun dalam
pelaksanaanya hal ini belum berjalan teratur dan belum terjadwal. Dalam
setiap satu semester kepala sekolah mengadakan kunjungan ke dalam kelas
pada saat guru mengajar secara bergantian dengan tujuan agar kepala sekolah
memperoleh data tentang keadaan sebenarnya mengenai kemampuan dan
ketrampilan guru dalam mengajar. Dengan data tersebut kepala sekolah dan
guru dapat menganalisis kesulitan-kesulitan yang dihadapi guru untuk
kemudian mencari alternatif pemecahanya dengan baik, sehingga situasi
belajar mengajar dapat ditingkatkan ke arah yang lebih baik.26
Sehubungan dengan kompetensi pedagogik guru, kemampuan mengelola
pembelajaran dapat dianalisis dari hasil supervisi guru-guru SMP Islam
Hidayatullah Semarang.
Hasil supervisi guru SMP Islam Hidayatullah Semarang secara umum
dapat dilihat pada tabel berikut ini:
No AKTIVITAS NILAI LEVEL KETERANGAN
1 RPP Persiapan RPP 2,85 2,85 2
Pra pembelajaran 3,29
Membuka
pembelajaran
3,88
Kegiatan inti
a. Penguasaan 3,18
b. Pendekatan 3,39
c. Pemanfaatan media 3,53
d.Pembelajaran
mengaktifkan siswa
3,53
e. Penilaian 3,03
3,30
f. Penggunaan bahasa 3,03 3,08
2
PBM
Penutup
pembelajaran
2,88
3
1. Level 1 (guru
pemula I) :
1,00-1,99
2. Level 2 (guru
pemula II) :
2,00 – 2,99
3. Level 3 (guru
mampu) : 3,00-
3,99
4. Level 4 (guru
mahir) : 4,00 –
4,50
5. Level 5 (guru
ahli) : � 4,50
Rerata 3,08 3
26 Ibid,.
48
Tabel 3.2 : Hasil Supervisi Guru SMP Islam Hidayatullah Semarang
Sumber : Laporan Supervisi SMP Islam Hidayatullah Semarang
1. Rencana pembelajaran
Ada satu orang guru (6%) yang tidak membuat rencana
pelaksanaan pembelajaran (RPP), sehingga sangat disarankan untuk
menyampaikanya setiap melakukan kegiatan pembelajaran.
2. Pra pembelajaran
Rata-rata hasil supervisi pada pra pembelajaran adalah 3,29.
Secara umum sebelum memulai pembelajaran sebagian besar guru
sudah berusaha memeriksa kesiapan ruang, alat dan media serta siswa,
sehingga situasi kelas mendukung kegiatan pembelajaran yang
diharapkan. Masih ada 2 guru yang perlu mempersiapkan lebih baik
dalam kegiatan pra pembelajaran.
3. Membuka pembelajaran
Rata-rata hasil supervisi pada pra pembelajaran adalah 3,88.
Secara umum guru sudah menyampaikan kompetensi dan memotivasi
siswa untuk lebih antusias dalam mengawali pembelajaran.
4. Kegiatan inti pembelajaran
a. Penguasaan materi
Rata-rata hasil supervisi pada penguasaan materi adalah
3,18.Aspek-aspek yang masih harus mendapatkan perhatian dari
para guru terutama adalah mengaitkan materi dengan pengetahuan
lain (2,00) dan kehidupan nyata (2,94).
b. Strategi pembelajaran
Rata-rata hasil supervisi pada strategi pembelajaran adalah
3,39. hal yang perlu ditingkatkan adalah pembelajaran yang
bersifat kontekstual dengan nilai 3,09.
c. Pemanfaatan media/sumber belajar
Rata-rata hasil supervisi pada pemanfaatan media adalah
3,53. Secara umum para guru sudah cukup baik dalam
49
menggunakan media yang efektif yang melibatkan dan menarik
siswa.
d. Pembelajaran yang memicu keterlibatan siswa
Rata-rata hasil supervisi pada pembelajaran yang memicu
keterlibatan siswa adalah 3,53. Secara umum pada aspek ini para
guru telah berusaha menjadi fasilitator sehingga interaksi antara
guru, siswa dan sumber belajar dapat terjadi dengan cukup baik.
e. Penilaian proses dan hasil belajar
Rata-rata hasil supervisi pada penilaian proses dan hasil
belajar adalah 3,03. Hal yang perlu ditingkatkan adalah melakukan
penilaian proses dengan menggunakan teknik dan bila perlu
dengan instrumen yang tepat.
f. Penggunaan bahasa
Rata-rata hasil supervisi pada penggunaan bahasa adalah
3,03. hasil ini secara umum sudah cukup baik dan sebagian guru
masih perlu lebih efektif dalam bahasa tulis dipapan tulis serta
mengenali dan menggunakan modalitas belajar/mengajar.
g. Menutup pembelajaran
Rata-rata hasil supervisi pada tahap penutup 2,88. Sekitar 5
guru kurang mempersiapkan kegiatan refleksi pembelajaran dan
membuat kesimpulan yang melibatkan siswa, sehingga
menggurangi pembanggunan makna belajar bagi siswa. Untuk
kegiatan tindak lanjut sebanyak 4 guru masih kurang dalam
memberikan arahan kepada siswa.27
Dari analisis dan hasil supervisi yang dilakukan secara keseluruhan
rerata nilai guru SMP Islam Hidayatullah Semarang masih berada pada
level guru mampu. Sementara itu wawasan dan profesionalitas khususnya
pada kompetensi pedagogik guru SMP Islam Hidayatullah Semarang
masih kurang dan perlu adanya pengembangan secara berkelanjutan.
27Berdasarkan hasil Laporan Supervisi Guru SMP Islam Hidayatullah Semarang.
50
D. Program Pelaksanaan Pengembangan Kompetensi Pedagogik Guru di
SMP Islam Hidayatullah Semarang
Program dan sasaran jangka panjang 8 tahun (2004-2012) SMP Islam
Hidayatullah Semarang, yaitu:
1. Standarisasi struktur organisasi sekolah
2. Standarisasi kualitas dan profesionalisme SDM (guru dan karyawan)
3. Standarisasi kualitas proses belajar mengajar (PBM)
4. Standarisasi kualitas dan kuantitas sarana prasarana
5. Standarisasi system management dan administrasi sekolah
6. Standarisasi mutu dan pelayanan sekolah dengan standar akreditasi
7. Standarisasi kompetensi lulusan dan tingkat prestasi sekolah
8. Optimalisasi hubungan dan kerjasama dengan masyarakat dan lembaga
lain di propinsi Jawa Tengah dan sekitarnya
9. Standarisasi program-program unggulan sekolah dengan sejumlah
kompetensi dan sertifikasi dari sekolah.28
Agar dapat mewujudkan standarisasi kualitas dan profesionalisme
SDM guru, maka ada beberapa strategi pokok kususnya dalam pengembangan
kompetensi pedagogik guru yang dilaksanakan SMP Islam Hidayatullah
Semarang bekerjasama dengan Lembaga Pendidikan Islam (LPI) Abul
Yatama yang diantaranya adalah:
1. Benchmarking (patok duga)
Menentukan sekolah lain baik negeri maupun swasta yang lebih
maju untuk dijadikan standar. Dalam memilih dan menentukan sekolah
sebagai standar tidak harus meliputi semua unsur tetapi bisa tiap unsur
(Imtaq, Iptek atau Ikhtiar). Dalam hal ini SMP Islam Hidayatullah
Semarang menjadikan SMP Al-Hikmah Malang Jawa Timur sebagai
patokan atau standarnya.
28Dokumentasi Perencanaan Strategis Jangka Panjang SMP Islam Hidayatullah
Semarang Tahun 2004/2012.
51
2. Pengembangan/Peningkatan Kualitas SDM Guru SMP Islam Hidayatullah
Semarang.
Peningkatan kualitas SDM dapat direalisasikan dengan cara
sebagai berikut:
a. Mengikutsertakan mereka dalam pelatihan, penataran, lokakarya,
seminar dan sejenisnya yang mengarah kepada penguasaan materi,
penguasaan alat pembelajaran mutakhir, penguasaan metodologi dan
strategi pembelajaran, management pengelolaan sekolah dan lain
sebagainya.
b. Kajian dan pembinaan setiap pekan, koordinasi rutin pekanan,
pemerataan tugas kepanitiaan dan lain-lain.29
Untuk mengembangkan kompetensi pedagogik guru SMP Islam
Hidayatullah Semarang mempunyai beberapa strategi, yaitu:
1. Pelatihan Guru dari Luar Lembaga
a. Guru-guru SMP Islam Hidayatullah Semarang selalu diikutkan
setiap kali ada kegiatan semacam seminar, forum ilmiah, pelatihan,
workshop yang diadakan oleh institusi tertentu.30
b. MGMP (Musyawarah Guru Mata Pelajaran) yang dilaksanakan
oleh rayon kota semarang dilaksanakan setiap satu bulan sekali
adapun bentuk kegiatanya adalah musyawarah dan pelatihan yang
menyangkut mata pelajaran yang diampu. 31
Pelatihan dari luar lembaga ini sifatnya kondisional karena
pihak lembaga SMP Islam Hidayatullah Semarang hanya
mendelegasikan guru-guru setiap ada undangan dari instansi lain untuk
mengikuti kegiatan pelatihan.
2. Pelatihan Guru dari Dalam Lembaga
Kelebihan yang membedakan SMP Islam Hidayatullah
Semarang dengan SMP yang lain adalah adanya pelatihan untuk guru-
29Ibid., 30Dokumentasi Surat Perintah Perjalanan Dinas SMP Islam Hidayatullah Semarang. 31Wawancara dengan Drs. Purnadi Wakil Kepala Bidang Kurikulum, pada Tanggal 12
April 2010.
52
guru yang bertujuan untuk meningkatkan kompetensi pedagogik guru
khususnya dan profesionalitas guru pada umumnya. SMP Islam
Hidayatullah bekerjasama dengan Konsorsium Pendidikan Islam
(KPI)32 dari Surabaya, adapun program pelatihannya dibagi menjadi
tiga tahapan, recovery, empowering, improvement.33 yaitu:
a. Recovery (tahap pembenahan atau pembinaan)
1) Supervisi guru-guru SMP Islam Hidayatullah Semarang,
Kegiatan supervisi ini bertujuan untuk mengetahui kelemahan
guru-guru SMP Islam Hidayatullah Semarang yang kemudian
di jadikan acuan untuk pemberian materi pelatihan yang
relevan dengan kebutuhan guru. Adapun yang mengikuti
supervis ini berjumlah 17 guru dari kelas VII-IX pada tanggal
18-21 Februari 2008 di SMP Islam Hidayatullah Semarang.
2) Pelatihan implementasi kurikulum KTSP
Pelatihan implementasi kurikulum yang diikuti oleh 23 guru
mata pelajaran SMP Islam Hidayatullah Semarang pada
tanggal 10-15 Maret 2008. Adapun materi yang diajarkan
dalam pelatihan implementasi kurikulum KTSP adalah: a)
Memahami kebijakan kurikulum 2006, b) KTSP, c) Silabus I,
d) Workshop pembuatan indikator dan MP, d) Presentasi
indikator, e) KBM (modelling), f) Pembelajaran kontekstual, g)
Workshop kegiatan pembelajaran, h) penilaian, i) workshop
penilaian, j) RPP, k) Workshop RPP, k) presentasi RPP, l)
Tematik.
b. Empowering atau tahap pemberdayaan
1) Sertifikasi guru Al-Qur’an metode ummi
32Konsorsium Pendidikan Islam adalah sebagai lembaga independen yang bergerak dalam
upaya peningkatan kualitas sekolah-sekolah Islam. 33Wawancara dengan Adi Suipto, Ketua Yayasan Lembaga Pendidikan Islam (LPI) Abul
Yatama Semarang, pada tanggal 19 April 2010 di kantor Lembaga Pendidikan Islam (LPI) Abul Yatama Semarang.
53
Program ini di laksanakan pada tanggal 25-27 Desember 2009,
di ikuti oleh 8 guru SMP Islam Hidayatullah Semarang. Dalam
rangka standarisasi guru atau calon guru Al-Qur’an yang akan
mengajarkan Metode Ummi. Salah satu program pentingnya
adalah dengan melatih para guru Al-Qur’an agar mempunyai
paradigma baru dalam kegiatan pembelajaran Al-Qur’an dan
mempunyai ketrampilan mengajar Al-Qur’an yang lebih baik
dan menyenangkan.
2) Pelatihan Student Active Learning (SAL)
Pelatihan SAL merupakan pelatihan tentang strategi
mengaktifkan siswa dalam proses belajar mengajar di kelas. Di
ikuti oleh 20 guru SMP Islam Hidayatullah Semarang pada
tanggal 7-9 Juli 2009. Dengan mengikuti pelatihan SAL ini
diharapkan guru-guru dapat meningkatkan kapasitasnya dalam
merancang RPP serta ketrampilan mengajar di kelas dengan
menggunakan beragam strategi untuk mengaktifkan siswa,
sehingga proses belajar mengajar untuk mendapatkan
pengetahuan, ketrampilan dan nilai-nilai yang bermakna dapat
semakin mudah di perolah. Selain itu mereka trampil dalam
menjalankan peranya sebagai fasilitator dalam membangun
pengetahuan siswa. Adapun materi pelatihanya yaitu:
a) Dinamika pelatihan
Materi ini bertujuan untuk mengeluarkan peserta dari zona
nyaman, menghilangkan “mental block”, memberikan
dasar-dasar ketrampilan “empatic listening”
b) Rule of active learning
Materi ini bertujuan untuk membangun peraturan dalam
kelas dan membiasakan peserta didik untuk mentaati secara
pribadi, mandiri dan berkelompok.
c) Paradigma pembelajaran
54
Materi ini bertujuan untuk meningkatkan kembali dan
membangun paradigma pembelajaran sebagai dasar
pembelajaran aktif
d) Praktek SAL
Materi ini bertujuan untuk memberikan contoh praktik
pembelajaran aktif di kelas, dengan menggunakan satu atau
lebih strategi pembelajaran aktif dalam bidang studi.
e) Introduction to SAL
Materi ini bertujuan untuk memberikan pengantar tentang
pembelajaran aktif, serta mengetahui posisi SAL dalam
PBM
f) Strategi jigsaw
Materi ini bertujuan untuk mengenal dan mempelajari
strategi-strategi pembelajaran aktif dengan proses yang di
kemas dalam strategi jigsaw.
g) Presentasi strategi
Materi ini bertujuan untuk mengetahui praktek dari tiap-tiap
strategi yang telah di pelajari oleh peserta.
h) Perencanaan pembelajaran
Memberikan ketrampilan kepada peserta dalam menyusun
RPP bidang studi dengan menggunakan lebih dari satu
srategi pembelajaran aktif.
i) Peer teaching
Materi ini bertujuan untuk mempraktekan RPP bidang studi
yang telah disusun dengan menggunakan minimal satu
strategi pembelajaran aktif.
c. Improvement atau tahap pengembangan
1) Quantum Learning
Paket materi yang diberikan dalam pelatihan Quantum
Learning antara lain:
55
a) Mind Mapping, yaitu pelatihan untuk mengetahui
bagaimana cara kerja otak kita dalam proses mencatat
sebuah informasi, dimana mind mapping kita akan
menyimpan dan memanggil informasi lebih lama dan lebih
cepat.
b) Speed Reading adalah pelatihan untuk guru-guru SMP
Islam Hidayatullah Semarang agar mempunyai kecepatan
membaca yang mencengangkan dan tetap memahami apa
yang telah di bacanya.
c) Super Memory System (SMS) adalah pelatihan yang
bertujuan agar guru-guru SMP Islam Hidayatullah
Semarang mengetahui keajaiban otak. Nantinya kita akan
menemukan berbagai trik dan tips meningkatkan daya ingat
dengan cepat dan tahan lama.
2) Pelatihan classroom management
Pelatihan classroom management,yang diikuti oleh 16 guru
smp islam hidayatullah semarang pada tanggal 25-27 Desember
2009. Adapun materi dalam pelatihan yaitu:
a) Kelas ideal
Memahami syarat-syarat yang ideal.
b) Desain kelas
Member skiil guru untuk mendesain kleas.
c) Peraturan kelas
Memahami cara membuat peraturan yang baik dan prosedur
kelas.
d) Prosedur kelas
Memahami pentingnya prosedur untuk ketertiban dan
kedisiplinan menjalankan aktivitas pembelajaran di dalam
kelas.
e) 5 strategi penegakan peraturan
Melatih guru saat menghadapi permasalahan siswa.
56
f) Penghargaan
Melatih untuk member penghargaan yang benar kepada
siswa.
g) Konsekwensi logis
Memahami tindakan yang tepat dalam menangani
pelanggaran siswa.
h) Semua berawal dari karakter
Memahami karakter pembelajaran dan karakter bidang
studi menjadi sangat penting untuk membangun masa
depan siswa.
i) Panduan perselisihan
Memahami dan melatih mengendalikan diri saat marah.34
Berbagai pelatihan guru-guru SMP Islam Hidayatullah Semarang
merupakan pelaksanaan pengembangkan secara berkesinambungan dalam
rangka membangun kompetensi pedagogik dan menambah pengetahuan guru
SMP Islam Hidayatullah Semarang yang nantinya akan mentarnsfer ilmunya
kepada peserta didik dan diharapkan nantinya bermanfaat untuk
perkembangan pendidikan SMP Islam Hidayatullah Semarang.
Adapun rencana strategi jangka menengah SMP Islam Hidayatullah
Semarang yang akan terus dilaksanakan sampai tahun 2012 mendatang adalah
pelatihan sumber daya insani dalam hal ini adalah kepala sekolah, guru dan
karyawan, penerapan metode pengajaran standar, pengadaan sarana prasarana
standar, perumusan dan realisasi jaminan mutu, perumusan program,
perumusan MOU kerjasama dengan lembaga terkait.
Program rencana strategis jangka menengah SMP Islam Hidayatullah
Semarang dapat dilihat pada lampiran.
34Dokumentasi Pelatihan Guru-Guru SMP Islam Hidayatullah Semarang dan Wawancara
dengan Ketua Lembaga Pendidikan Islam Abul Yatama Adi Suipto, S.Pd Pada Tanggal 14 April 2010 di Kantor LPI Hidayatullah Semarang.
57
BAB IV
ANALISIS HASIL PENELITIAN
Sebagaimana yang telah tertera dalam Bab I bahwa tujuan penelitian ini
untuk mendeskripsikan bagaimana kompetensi pedagogik guru SMP Islam
Hidayatullah Semarang, kemudian bagaimana analisis yang dilakukan SMP Islam
Hidayatullah Semarang untuk mengetahui kompetensi pedagogik guru di lembaga
mereka, serta strategi yang dilakukan SMP Islam Hidayatullah Semarang untuk
meningkatkan pengemabangan profesionalitas guru pada kompetensi pedagogik di
lembaga mereka. Untuk itu dalam bab IV ini penulis menganalisis dua hal tersebut
sesuai dengan metode yang digunakan yaitu menggunakan metode analisis
diskriptif kualitatif.
Dalam hal ini penulis menganalisis tiga aspek pokok. Pertama, mengenai
kompetensi pedagogik guru di SMP Islam Hidayatullah Semarang. Kedua, tentang
analisis kompetensi pedagogik guru SMP Islam Hidayatullah Semarang. Ketiga,
tentang strategi pengembangan profesionalitas guru pada kompetensi pedagogik
guru di SMP Islam Hidayatullah Semarang.
A. Analisis Kompetensi Pedagogik Guru di SMP Islam Hidayatullah
Semarang
Kompetensi pedagogik guru merupakan kemampuan guru dalam
mengelola pembelajaran peserta didik yang meliputi pemahaman terhadap
peserta didik, perencanaan dan pelaksanaan pembelajaran, evaluasi hasil
belajar, dan pengembangan peserta didik untuk mengaktualisasikan berbagai
potensi yang dimilikinya.
Kompetensi pedagogik guru SMP Islam Hidayatullah Semarang dapat
kita analisis berdasarkan pada sepuluh aspek kompetensi pedagogik guru mata
58
pelajaran. Sepuluh aspek kompetensi pedagogik guru mata pelajaran
merupakan standar yang harus ada dan di penuhi oleh guru mata pelajaran.1
Sepuluh aspek kompetensi pedagogik guru mata pelajaran sebagai
standar yang harus ada dan di penuhi oleh guru mata pelajaran itu adalah
sebagai berikut :
1. Menguasai karakteristik peserta didik dari aspek fisik, moral, spiritual,
sosial, kultural, emosional dan intelektual.
Pada aspek ini guru harus mampu memahami karakteristik peserta
didik dari aspek fisik, moral, spiritual, sosial, kultural, emosional dan
intelektual. Untuk dapat memahami karakteristik peserta didik harus ada
tahap pembinaan keakraban antar peserta didik dan antara guru dengan
peserta didik. Suasana keakraban ini penting dikuasai oieh pendidik
sebelum memulai kegiatan pembelajaran. Upaya ini berdasarkan atas
asumsi bahwa peserta didik tidak dapat berpartisipasi secara optimal dalam
kegiatan pembelajaran apabila ia tidak mengenal guru dan peserta didik
lainya secara akrab.2
Dalam aspek memahami karakteristik peserta didik, guru SMP
Islam Hidayatullah melaksanakan kegiatan islahul qulub atau ikatan hati.
Kegiatan islahul qulub dilaksanakan setiap awal semsester selama sehari
semalam. Kegiatan ini dilaksanakan di sekolah, adapun kegiatannya
adalah melakukan renungan, shalat berjamaah, shalat tahajjud dan uji
mental. Kegiatan islahul qulub diikuti oleh semua siswa. Sedangkan guru
secara bergantian diberi tanggung jawab untuk mengikuti dan terlibat
dalam kegiatan ini. Pada semester II ini kegiatan islahul qulub
dilaksanakan pada bulan Januari tanggal 9-10 diikuti oleh 250 siswa dari
272 jumlah siswa. Sedangkan dari 38 jumlah guru ada 20 guru yang diberi
tanggung jawab dan mengikuti kegiatan. Dari sini peneliti dapat
1Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 16 Tahun 2007 Tanggal 4 Mei 2007,
tentang Standar Kualifikasi Akademik dan Kompetensi Guru, (bandung: CV. Nuansa Aulia, 2009), hlm. 164-165.
2Sudjana, S.HD, Metode Dan Tekhnik Pembelajaran Partisipatif, (Bandung: Falah Production, 2001) hlm.66
59
mengatakan bahwa kegiatan islahul qulub untuk memahami karakteristik
peserta didik telah berjalan baik karena 91% siswa telah mengikuti dan
juga 52% guru telah mengikuti dan terlibat didalamnya.
2. Menguasai teori belajar dan prinsip-prinsip pembelajaran yang mendidik.
Guru dituntut untuk memahami berbagai teori belajar dan prinsip-
prinsip pembelajaran yang mendidik. Dalam hal ini guru dapat
menerapkan berbagai pendekatan, strategi, metode dan teknik
pembelajaran yang mendidik secara kreatif.
Pesiapan yang harus dilakukan guru sebelum memulai
pembelajaran adalah pembuatan RPP. Dalam hal ini guru SMP Islam
Hidayatullah Semarang pada awal semester semua guru telah
mengumpulkan RPP yang akan digunakan dalam satu semester. RPP ini
nantinya akan dievaluasi oleh kepala sekolah. Dari sini peneliti dapat
menyatakan bahwa semua guru SMP Islam Hidayatullah Semarang telah
menyiapkan RPP setip kali mengajar. Berdasarkan dokumentasi RPP guru-
guru SMP Islam Hidayatullah Semarang telah menggunakan strategi
pembelajaran secara kreatif seperti diskusi, inkuiri, index card match,
three phase technique dan strategi jigsaw dan pembelajaran di luar kelas.
Untuk pembelajaran diluar kelas seperti pelajaran bahasa Indonesia
dengan materi berita, disini siswa dapat belajar diluar kelas untuk mencari
berita yang ada dilingkungan sekitar, kemudian ditulis dibuku untuk
dinilai oleh guru. Untuk lebih menguasai materi pembelajaran dan untuk
meningkatkan kualitas pembelajaran guru-guru selalu menambah ilmunya
dengan membaca buku, akses internet dan berdiskusi dengan guru yang
satu mata pelajaran.
Dari sini peneliti dapat menganalisis bahwa guru SMP Islam
Hidayatullah Semarang telah mempersiapkan pembelajaran dengan baik
dan menggunakan pendekatan dan strategi yang dapat mengaktifkan siswa.
3. Mengembangkan kurikulum yang terkait dengan mata pelajaran yang
diampu.
60
Dalam hal ini, kepala sekolah SMP Islam Hidayatullah Semarang
membiasakan kepada semua guru SMP Islam Hidayatullah Semarang
untuk mengembangkan kurikulum. Adapun bentuknya seperti membuat
Program Tahunan (Prota), Program Semesteran (Promes), Silabus dan
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP). Dalam pembuatan RPP kepala
sekolah mewajibkan kepada semua guru untuk mengumpulkan semua RPP
pada awal semester yang kemudian diserahkan kepada kepala sekolah
untuk dievaluasi.
Dalam pembuatan prota, promes, silabus dan RPP ternyata terdapat
perbedaan secara teoritis dengan yang berlangsung di lapangan guru SMP
Islam Hidayatullah Semarang secara keseluruhan belum semuanya sesuai
dengan prinsip-prinsip pembelajaran yang mendidik, karena dari 38 guru
masih ada 7 guru yang dalam pembuatan, prota, promes, silabus dan RPP
belum memperhatikan prinsip-prinsip sebagai berikut:
a. Tujuan dan kompetensi yang hendak dicapai harus jelas dan makin
tepat program-program yang dikembangkan untuk mencapainya.
b. Program itu harus sederhana dan fleksibel.
c. Program-program yang disusun dan dikembangkan harus sesuai
dengan tujuan dan kompetensi yang telah ditetapkan.
d. Program yang ditetapkan harus menyeluruh dan jelas pencapainya.3
Dalam pembuatan prota, promes, silabus, dan RPP harus
memahami prinsip-prinsip pengembangan kurikulum, menentukan tujuan
pembelajaran yang diampu, manata materi pembelajaran secara benar
sesuai dengan pendekatan yang dipilih dan karakteristik peserta didik,
mengembangkan indikator instrument penilaian.
4. Menyelenggarakan pembelajaran yang mendidik.
Menyelenggarakan pembelajaran yang mendidik adalah guru harus
mampu memahami prinsip-prinsip perancangan pembelajaran yang
mendidik, melaksanakan pembelajaran yang mendidik di kelas,
3 E. Mulyasa, Standar Kompetensi dan Sertifikasi Guru, ( Bandung : Remaja Rosdakarya,
2008), hlm. 11.
61
laboratorium, maupun lapangan dengan memperhatikan standar keamanan
yang dipersyaratkan, menggunakan media pembelajaran dan sumber
belajar yang relevan dengan karakteristik peserta didik dan mata pelajaran
yang diampu.
Di SMP Islam Hidayatullah Semarang untuk melaksanaan
pembelajaran yang mendidik guru-guru telah membuat RPP dan
menggunakan media pembelajaran seperti penelitian di laboratorium baik
biologi maupun fisika, pembelajaran diluar kelas, menggunakan musholla
untuk pembelajaran PAI yang sifatnya praktek, seperti praktek sholat,
wudhu, membaca Al-Qur’an dan sebagainya.
5. Memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi untuk kepentingan
pembelajaran.
Dalam kegiatan pembelajaran guru harus mampu memanfaatkan
teknologi informasi dan komunikasi dalam pembelajaran.
Pemanfaatan teknologi informasi seperti penggunaan Komputer,
LCD, power point, OHP maupun alat peraga lain di SMP Islam
Hidayatullah Semarang masih kurang karena masih sedikit atau belum
semua guru-guru memanfaatkan dan menggunakan teknologi informasi
dalam pembelajaran. Dari 38 jumlah guru, baru 5 guru yang
memenfaatkan teknologi informasi dan komunikasi untuk kegiatan
pembelajaran. 4 dari 10 guru yang peneliti wawancarai mengatakan masih
kesulitan menggunakan alat-alat seperti LCD, Power point, OHP dan
komputer. Sedangkan 6 guru lainya mengatakan masih sedikit dan kurang
lengkapnya fasilitas yang ada di sekolah sehingga kesulitan untuk
mengatur jadwal pemakaiannya.
Jadi dari sini peneliti dapat mengatakan bahwa kemampuan guru
dalam memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi masih kurang
sehingga perlu adanya pengembangan dan pelatihan untuk
meningkatkanya. Sedangkan melihat dari fasilitas yang adapun masih
sangat minim sehingga perlu adanya penambahan dan perlengkapan
62
fasilitas untuk kegiatan pembelajaran seperti laboratorium bahasa yang
belum ada di smp islam hidayatullah semarang.
6. Memfasilitasi pengembangan potensi peserta didik untuk
mengaktualisasikan berbagai potensi yang dimiliki.
Untuk mengembangkan dan mengaktualisasikan berbagai potensi
yang dimiliki siswa guru harus menyediakan berbagai fasilitas yang
mendukung. Menyediakan berbagai kegiatan pembelajaran untuk
mendorong peserta didik mencapai prestasi secara optimal.
Untuk mengaktualisasikan potensi peserta didik di SMP Islam
Hidayatullah Semarang menyediakan beberapa fasilitas, antara lain:
a. Laboratorium fisika dan biologi, adapun fasilitas yang ada di
dalamnya: meja praktik, alat peraga, gelas ukur, zat kimia, mikroskop,
anatomi tubuh manusia, kerangka manusia, tabubung reaksi dan pipet
tetes yang digunakan untuk melakukan penelitian-penelitian terkait
dengan mata pelajaran.
b. Perpustakaan yang nyaman dan aneka buku yang beragam dan lengkap
Buku-buku koleksi terdiri dari teks utama berjumlah ± 9.002, teks
pelengkap berjumlah 106, referensi berjumlah 1.195, nonfiksi
berjumlah 2.320 dan buku fiksi berjumlah 309.
c. Fasilitas kegiatan ekstrakulikuler yaitu: 1 orgen, 40 unit komputer, 1
lapangan basket dan 1 lapangan sepak bola, 3 mading dan 1 meja tenis.
Sedangkan untuk kegiatan pembelajaran guna mendorong peserta
didik mencapai prestasi secara optimal. Di SMP Islam Hidayatullah
Semarang memberikan hari khusus untuk jadwal kegiatan ekstra kurikuler.
Hari sabtu dijadikan hari khusus untuk ekstrakulikuler. Semua peserta
didik dapat mengikuti ekstra kulikuler yang mereka kehendaki. Adapun
ekstrakulikuler yang ada di SMP Islam Hidayatullah Semarang seperti
jurnalistik, karya ilmiah remaja, komputer, olahraga berprestasi, dan
nasyid.
Dari Semua ini merupakan upaya untuk mengaktualisasikan
potensi peserta didik SMP Islam Hidayatullah Semarang.
63
Dengan adanya fasilitas yang memadai untuk mengaktualisasikan
potensi peserta didik dan menyediakan berbagai kegiatan pembelajaran
untuk mengaktualisasikan potensi peserta didik, termasuk kreativitasnya
akan mendorong peserta didik untuk mencapai prestasi secara optimal.
7. Berkomunikasi secara efektif, empatik dan santun dengan peserta didik.
Dalam hal ini guru harus mampu memahami berbagai strategi
berkomunikasi yang efektif, empatik dan santun baik secara lisan maupun
tulisan. menggunakan bahasa yang khas dalam interaksi kegiatan/
permainan yang mendidik yang terbangun secara siklikal. dari a)
penyiapan kondisi psikologis peserta didik untuk ambil bagian dalam
permainan melalui bujukan dan contoh, b) ajakan kepada peserta didik
untuk ambil bagian, c) respons peserta didik terhadap ajakan guru, dan d)
reaksi guru terhadap respons peserta didik.
Secara umum dalam hal berkomunikasi secara efektif, empatik dan
santun dengan peserta didik guru SMP Islam Hidayatullah Semarang telah
berusaha menjadi fasilitator sehingga interaksi antara guru dan siswa dapat
terjadi dengan cukup baik. Dalam penyampaian materi tegas dan lantang,
komunikatif dengan siswa, santun, melibatkan siswa dalam pembelajaran
seperti mengajak siswa untuk berani mengeluarkan pendapat dengan
presentasi ataupun diskusi di kelas, memberikan apresiasi dan pujian
terhadap siswa yang berhasil menyelesaikan tugas dari guru dengan baik.
Dari 10 guru yang peneliti observasi kegiatan pembelajaranya di kelas, ada
3 orang guru yang belum melibatkan siswa dalam pembelajaran seperti
mengajak siswa untuk berani mengeluarkan pendapat dengan presentasi
ataupun diskusi di kelas, memberikan apresiasi dan pujian terhadap siswa.
Peneliti menyimpulkan bahwa baru 30% guru yang mampu berkomunikasi
secara efektif, empatik dan santun dengan peserta didik.
8. Menyelenggarakan penilaian dan evaluasi proses dan hasil belajar.
Dalam penilaian hasil belajar guru menentukan aspek-aspek proses
dan hasil belajar yang penting untuk dinilai dan dievaluasi.
64
Kegiatan pembelajaran pada tahap ini ditandai dengan keterlibatan
guru–guru dalam menentukan penilaian program kegiatan pembelajaran.
Aspek-aspek yang dinilai adalah proses, hasil, dan pengaruh kegiatan
pembelajaran. Penilaian ini mencakup perubahan tingkah laku seperti
pengetahuan, ketrampilan, sikap, dan nilai yang telah diperoleh peserta
didik melaluai kegiatan pembelajaran.
Pada tahapan ini guru terlebih dahulu membuat ketentuan yang
dipakai dalam penelitian. Untuk keterlibatan aktif dalam proses
pembelajaran dinilai 20%, tugas 30%, dan tes akhir atau tes tertulis 50%.
Untuk siswa yang tidak aktif maka tidak akan mendapatkan nilai
keterlibatan aktif. Walaupun dalam tes tertulis mendapatkan nilai yang
bagus. Dalam tahap penilaian proses, hasil dan pengaruh kegiatan
pembelajaran telah mencakup tiga ranah, yaitu afektif, kognitif dan
psikomotorik.
9. Memanfaatkan hasil penilaian dan evaluasi untuk kepentingan
pembelajaran.
Dalam hal ini yang harus dilakuakan guru dalam pembelajaran
salah satunya adalah mengevaluasi pembelajaran. Hasil dari penilaian dan
evaluasi ini nantinya juga harus digunakan untuk menentukan ketuntasan
belajar, merancang program remedial dan pengayaan, mengkomunikasikan
hasil penilaian dan evaluasi kepada pemangku kepentingan yaitu peserta
didik dan wali murid, memanfaatkan informasi hasil penilaian dan
evaluasi pembelajaran untuk meningkatkan kualitas pembelajaran.
Semua hasil dari evaluasi dan penilaian akan menunjukkan tingkat
kemampuan belajar setiap peserta didik yang nantinya digunakan sebagai
bahan tindak lanjut proses pembalajaran yang telah dilaksanakan. Program
ini juga mengidentifikasi materi yang perlu diulang, peserta didik yang
wajib mengikuti remedial dan yang mengikuti program pengayaan.
Hasil evaluasi yang telah dilakukan di gunakan guru untuk
mengetahui penguasaan materi peserta didik dengan materi yang telah
65
diberikan guru yang akhirnya di gunakan guru sebagai acuan apa yang
harus dilakukan guru dalam pembelajaran.
10. Melakukan tindakan reflektif untuk peningkatan kualitas pembelajaran.
Maksudnya guru harus mampu melakukan refleksi terhadap
pembelajaran yang telah dilaksanakan, melakukan penelitian tindakan
kelas untuk meningkatkan kualitas pembelajaran dalam mata pelajaran
yang diampu.
Dalam hal ini terdapat kesesuaian secara teoritis dengan yang
terjadi di lapanagan Untuk meningkatkan kualitas pembelajaran guru SMP
Islam Hidayatullah Semarang diikutkan dalam beberapa pelatihan yang
menyangkut proses pembelajaran, yaitu :
a. MGMP (Musyawarah Guru Mata Pelajaran), yang terdiri dari guru
mapel: Matematika, Ilmu Pengetahuan Alam, Ilmu Pengetahuan
Sosial, Pendidikan Kerwarganegaraan, Teknologi Informasi dan
Komunikasi, dan Pendidikan Agama Islam. Semua guru SMP Islam
Hidayatullah Semarang telah mengikuti MGMP.
b. Diskusi antara guru dengan kepala sekolah, diskusi interen antara
guru-guru dalam satu mata pelajaran. Diskusi ini belum terjadwal
sehingga pelaksanaanya sifanya kondisonal.
c. Seminar dengan mendatangkan narasumber yang ahli pada bidangnya
seperti : Seminar How To Be A Global Teacher dengan mendatangkan
Happy Trenggono pakar entrepreneur dengan harapan untuk
memotivasi guru agar lebih aktif, mendatangkan Yusuf Mansyur
untuk seminar yang bertemakan keagamaan. Kegiatan seminar
semacam ini sifatnya indisental sehingga pelaksanaanya belum
terjadwal dengan baik.
d. Workshop memahami kebijakan kurikulum 2006 (KTSP), workshop
kegiatan pembelajaran.
e. Pelatihan-pelatihan seperti : pelatihan pembuatan silabus dan RPP,
classroom management, student active learning, quantum teaching,
quantum learning.
66
Kompetensi pedagogik guru bukanlah hal yang sederhana, karena
kualitas guru sangat menentukan output nya. Untuk menghasilkan output yang
sesuai dengan jaminan mutu kelulusan dan mewujudkan visi, misi serta tujuan
sekolah secara efektif, efisien dan optimal, maka kemampuan pedagogik guru
harus mendapatkan perhatian yang serius dari lembaga sekolah.
B. Analisis Kompetensi Pedagogik guru di SMP Islam Hidayatullah
Semarang
Dalam menganalisis lingkungan internal dan eksternal SMP Islam
Hidayatullah Semarang menggunakan analisis SWOT Strengths, Weakness,
Opportunity, Threats (Kekuatan, Kelemahan, Peluang dan Ancaman) sebagai
basis perumusan strategi. Analisis SWOT merupakan suatu metode analisis
untuk mengidentifikasi faktor-faktor internal dan eksternal organisasi.4
1. Analisis Internal
Secara garis besar ada empat hal yang penting dalam menganalisis
situasi lingkungan internal SMP Islam Hidayatullah Semarang, yaitu :
a. Aspek Hardwere
Berkaitan dengan perangkat keras berupa berbagai macam
fasilitas, sarana prasarana pendidikan, seperti bangunan, laboratorium,
peralatan sekolah, peralatan administrasi, perpustakaan, dan berbagai
peralatan fisik lainya.
b. Aspek Software
Berkaitan dengan perangkat lunak yang berupa visi, misi, dan
fungsi serta tujuan pendidikan, kurikulum, audit kualitas, dan program-
program lainya.
c. Aspek Brainware
Berhubungan dengan kualifikasi dan kompetensi para staf
pengajar di lembaga pendidikan.
4Ara Hidayat dan Imam Machali, Pengelolaan Pendidikan, (Yogyakarta: Pustaka Educa,
2010), hlm. 180.
67
d. Aspek Finance
Berhubungan dengan pembiayaan atau pendanaan untuk
memproses tiga aspek sebalumnya.
2. Analisis eksternal
Analisis eksternal di SMP Islam Hidayatullah Semarang untuk
mengetahui kesemapatan, hambatan terhadap pelaksanaan program dan
untuk tujuan jangka panjang, sedang dan pendek. Bentuk analisis ini
meliputi lingkungan oprasional, nasional, dan lingkungan global, yang
mencapai berbagai aspek atau kondisi, seperti kondisi sosial politik, sosial
ekonomi, sosial budaya masyarakat, kemajuan dan perkembangan ilmu
dan teknologi, adat-istiadat, agama dan lain-lain.
3. Menetukan sasaran
Setelah melakukan anlisis SWOT SMP Islam Hidayatullah
Semarang memilih program yang sasaranya adalah pendidik (guru) untuk
di latih dan di berikan pendidikan yang ditempuh untuk meraih peluang
yang ada, yaitu: Kepercayaan masyarakat terhadap Lembaga Pendidikan
Islam Hidayatullah yang cukup tinggi, keberadaan SMP yang bernuansa
Islami masih sedikit, komitmen yang tinggi dari para pengurus yayasan
Abul Yatama dalam menciptakan dan mengembangkan sekolah Islam,
terjalinnya hubungan kerjasama dengan LPMP.
Adapun program yang ditempuh yaitu dengan adanya program
strategi pengemabangan kompetensi pedagogik guru, yaitu program yang
didalamnya berisi pelatihan dan pendidikan untuk semua guru SMP Islam
Hidayatullah Semarang agar meningkatkan kemampuan pedagogik guru
yang natinya akan mentarnsfer ilmunya kepada peserta didik.
Adapun sasaran yang hendak di capai SMP Islam Hidayatullah
Semarang sampai tahun 2012 diantaranya: pelatihan sumber daya insani,
pengadaan sarana prasarana standar, perumusan dan realisasi jaminan
mutu, dan pembuatan MOU kerjasam dengan lembaga terkait.
68
C. Pelaksanaan Pengembangan Kompetensi Pedagogik Guru di SMP
Islam Hidayatullah Semarang
Strategi pengembangan merupakan cara atau upaya yang
dilaksanakan oleh suatu lembaga untuk mencapai tujuan dalam suatu
lembaga kaitanya dengan tujuan jangka panjang, program tindak lanjut,
serta prioritas alokasi sumber daya. Inti strategi ini adalah usaha sistematis
dan terkoordinasi untuk secara terus-menerus memperbaiki kualitas
pelayanaan, sehingga fokusnya di arahkan ke pelanggan dalam hal ini
peserta didik, orang tua peserta didik, pemakai lulusan, guru, karyawan,
pemerintah dan masyarakat.5
Pelaksanaan program strategi pengembangan guru SMP Islam
Hidayatullah Semarang khususnya pada kompetensi pedagogik telah
dilaksanakan dengan baik dan mencapai tujuan yang diharapkan. Terdapat
empat model utama untuk meningkatkan mutu kompetensi guru di sekolah
yaitu:
1. Peningkatan Melalui Pendidikan dan Pelatihan (off the job training).
Di SMP Islam Hidayatullah Semarang guru selalu di ikutkan
dalam pendidikan dan pelatihan yang dilaksanakan oleh institusi lain,
Yayasan Abul Yatama maupun yang diselenggarakan oleh lembaga
smp islam hidayatullah sendiri, adapun bentuk pendidikan dan
pelatihannya antara lain :
a. MGMP (Musyawarah Guru Mata Pelajaran), yang terdiri dari guru
mapel : Matematika, Ilmu Pengetahuan Alam, Ilmu Pengetahuan
Sosial, Pendidikan Kerwarganegaraan, Teknologi Informasi dan
Komunikasi, dan Pendidikan Agama Islam diadakan dalam tingkat
rayon setiap satu bulan sekali.
5Akdon, Strategic Management For Educational Management, (Bandung: Alfabeta,
2007), hlm. 13-15.
69
b. Diskusi antara guru dengan kepala sekolah, diskusi interen antara
guru-guru dalam satu mata pelajaran. Diskusi ini belum terjadwal
sehingga pelaksanaanya sifanya kondisonal.
c. Seminar dengan mendatangkan narasumber yang ahli pada
bidangnya seperti : Seminar How To Be A Global Teacher dengan
mendatangkan Happy Trenggono pakar entrepreneur dengan
harapan untuk memotivasi guru agar lebih aktif, mendatangkan
yusuf mansyur untuk seminar yang bertemakan keagamaan.
d. Workshop memahami kebijakan kurikulum 2006 (KTSP),
workshop kegiatan pembelajaran dan lain sebagainya.
e. Pelatihan-pelatihan seperti : pelatihan pembuatan silabus dan RPP,
Pelatihan implementasi kurikulum KTSP, Coaching implementasi
pembelajaran model Quantum Teaching (QT), dan pelatihan
classroom management.
Kegiatan pelatihan seperti ini memiliki keunggulan karena guru
lebih terkonsentrasi dalam mencapai tujuan yang diharapkan. Namun
demikian kegiatan seperti ini tidak dapat dilakukan dalam jangka
waktu yang lama dan terlalu sering. Semakin sering pelatihan seperti
ini dilakukan, semakin meningkat dampak kontra produktifnya
terhadap efektivitas belajar siswa.
2. Pelatihan dalam Pelaksanaan Tugas (on the job training)
Model ini dikenal dengan istilah magang bagi guru baru untuk
mengikuti guru-guru yang sudah dinilai baik sehingga guru baru dapat
belajar dari seniornya. Pemagangan dapat dilakukan pada ruang
lingkup satu sekolah atau pada sekolah lain yang memiliki mutu yang
lebih baik.
Pada bagian ini terdapat perbedaan langkah secara teoritis
dengan yang berlangsung di lapangan di SMP Islam Hidayatullah
Semarang karena langkah yang dilakukan SMP Islam Hidayatullah
Semarang dengan benhcmarking atau patok duga yang menjadikan
SMP Al-Hikmah Malang Jawa Timur sebagai patokan atau standarnya
70
dan melakukan kerjasama dengan Konsorsium Pendidikan Islam yang
mempunyai standar mutu pengelolaan pendidikan yang sinergi dengan
model sekolah Al-Hikmah Malang Jawa Timur. Adapun pelatihan dan
pelaksanaan tugas yang telah dilakukan antara lain:
a. Pelatihan pembuatan Silabus dan RPP, yang di ikuti oleh 23 guru
mata pelajaran SMP Islam Hidayatullah Semarang pada tanggal
10-15 Maret 2008.
b. Pelatihan Student Active Learning (SAL), pelatihan SAL
merupakan pelatihan tentang strategi mengaktifkan siswa dalam
proses belajar mengajar di kelas. Di ikuti oleh 20 guru SMP Islam
Hidayatullah Semarang pada tanggal 7-9 Juli 2009.
c. Quantum Learning
d. Sertifikasi guru Al-Qur’an metode Ummi, yang di laksanakan pada
tanggal 25-27 Desember 2009, di ikuti oleh 8 guru SMP Islam
Hidayatullah Semarang. Dalam rangka standarisasi guru atau calon
guru Al-Qur’an yang akan mengajarkan Metode Ummi. Salah satu
program pentingnya adalah dengan melatih para guru Al-Qur’an
agar mempunyai paradigma baru dalam kegiatan pembelajaran Al-
Qur’an dan mempunyai ketrampilan mengajar Al-Qur’an yang
lebih baik dan menyenangkan.
Berbagai kegiatan yang dilaksanakan di SMP Islam Hidayatullah
Semarang merupakan cara yang dilaksankan dengan tujuan untuk
mengembangkan kompetensi pedagogik guru.
3. Lesson Study
Lesson Study merupakan salah satu upaya pembinaan untuk
meningkatkan proses pembelajaran yang dilakukan oleh sekelompok
guru secara kolaboratif dan berkesinambungan, dalam merencanakan,
melaksanakan, mengobservasi, melaporkan hasil pembelajaran, dan
memantau kemajuan siswa dalam kegiatan belajar mengajar. Dari sini
nantinya bisa terbentuk sebuah komunitas.
71
Di SMP Islam Hidayatullah Semarang ada team teaching
dimana tugas dari team teaching ini adalah untu mengkoordinatori
semua guru-guru SMP Islam Hidayatullah Semarang dan melakukan
koordinasi setiap minggu untuk mengevaluasi kinerja guru serta
memecahkan masalah-masalah yang dihadapi guru.
Pada bagian ini ternyata terdapat perbedaan langkah kegiatan
secara teoritis dengan yang berlangsung di lapangan tidak terlalu
berpengaruh dengan kontek team teaching di SMP Islam Hidayatullah
Semarang. Bagi peneliti walaupun cara kerja dan model pembinaanya
terdapat perbedaan namun mempunayi tujuan yang sama, yaitu: (1)
memperoleh pemahaman yang lebih baik tentang bagaimana siswa
belajar dan guru mengajar; (2) memperoleh hasil-hasil tertentu yang
bermanfaat bagi para guru lainnya dalam melaksanakan pembelajaran;
(3) meningkatkan pembelajaran secara sistematis melalui inkuiri
kolaboratif. (4) membangun sebuah pengetahuan pedagogis, dimana
seorang guru dapat menimba pengetahuan dari guru lainnya.6
4. Penilitian Tindakan Kelas (PTK)
Kegiatan ini dilakukan guru dalam kelas dalam proses
pembelajaran. PTK dapat dilakukan sendiri dalam pelaksanan tugas,
melakukan penilai proses maupun hasil untuk mendapatkan data
mengenai prestasi maupun kendala yang siswa hadapi serta
menentukan solusi perbaikan. Karena perlu ada solusi perbaikan, maka
PTK sebaiknya dilakukan melalui beberapa putaran atau siklus sampai
guru mencapai prestasi kinerja yang diharapkannya.
Pada bagian ini ternyata terdapat perbedaan langkah secara
teoritis dengan yang berlangsung di lapangan. Di SMP Islam
Hidayatullah Semarang belum pernah diadakan pelatiha tindakan
6Admin, “Menetapkan Kriteria Mutu Guru Sesuai Standar Nasional Pendidikan”,
Workshop Guru-guru dan Kepala Sekolah Yayasan Insan Kamil, Pesantren Alihya Kota Bogor, pada hari Kamis Tanggal 9 Juli 2009 Di Batu Tapak Pasir Kuda Bogor. http://www.iiep.unesco.org/capacity-development/training/training-materials/school-supervision.html, diunduh pada tanggal 2 April 2010
72
kelas, karena pentingnya PTK untuk meningkatkan kompetensi
pedagogik guru SMP Islam Hidayatullah Semarang hal ini bisa
dijadikan salah satu strategi untuk pengembangan kompetensi
pedagogik guru di SMP Islam Hidayatullah Semarang.
Dengan adanya penelitian tidakan kelas akan lebih mudah
untuk menilai cara pembelajaran guru di kelas dan mengetahui
kekurangan ataupun masalah-masalah yang menjadi kendala guru
dalam kegiatan belajar mengajar, dan mencari solusi sehingga tidak
ada hal yang menjadikan kendala bagi guru.7
7Zainal Aqib, Penelitian Tindakan Kelas, (Bandung: Yrama Widya, 2008), Cet. IV, hlm.
18.
73
BAB V
PENUTUP
A. Simpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang telah peneliti lakukan tentang
Strategi Pengembangan Kompetensi Pedagogik Guru di SMP Islam
Hidayatullah Semarang, dapat diambil kesimpulan sebagai berikut:
1. Kompetensi pedagogik guru merupakan kemampuan guru dalam
mengelola pembelajaran peserta didik yang meliputi pemahaman
terhadap peserta didik, perencanaan dan pelaksanaan pembelajaran,
evaluasi hasil belajar, dan pengembangan peserta didik untuk
mengaktualisasikan berbagai potensi yang dimilikinya. Berdasarkan
hasil dari penerapan sepuluh indikator kompetensi pedagogik secara
umum dapat dikatakan bahwa kompetensi pedagogik guru SMP Islam
Hidayatullah Semarang adalah cukup, karena guru-guru SMP Islam
Hidayatullah Semarang telah menyipkan RPP setiap kali akan
mengajar, RPP telah sesuai dengan standar kurikulum yang telah
ditetapkan, menggunakan strategi/pendekatan yang sesuai,
pemanfaatan media mengaktifkan siswa, menguasai materi, penilaian
proses dan hasil.
2. Adapun analisis yang digunakan SMP Islam Hidayatullah Semarang
untuk mengetahui kompetensi pedagogik guru di SMP Islam
Hidayatullah Semarang menggunakan analisis SWOT yaitu: Strengths,
Weakness, Opportunity, Threats (Kekuatan, Kelemahan, Peluang dan
Ancaman). Dari hail analisis ini menyatakan bahwa kelemahan yang
ada di SMP Islam Hidayatullah Semarang adalah wawasan
profesionalitas guru dan fasilitas pendukung proses pendidikan belum
memadai.
3. Sedangkan strategi yang di laksanaan untuk pengembangan
kompetensi pedagogik guru di SMP Islam Hidayatullah Semarang
74
menggunakan pendidikan dan pelatihan yang berbentuk: MGMP,
workshop, seminar, diskusi, pelatihan implementasi kurikulum 2006
dan pelatihan classroom management. Sedangkan yang berbentuk
pelatihan dan pelaksanaan tugas yaitu: pelatihan pembuatan silabus
dan RPP, pelatihan quantum teaching, pelatihan quantum learning,
pelatihan student active learning.
B. Saran-saran
Tanpa mengurangi rasa hormat kepada semua pihak, dan demi
suksesnya kegiatan belajar mengajar dan berhasilnya proses strategi
pengemabangan profesionalitas guru pada kompetensi pedagogik yang
dilakukan berjalan dengan lancer dan memperoleh hasil yang maksimal,
maka penulis memberikan saran, antara lain:
1. Bagi Pihak Sekolah
a. Output (lulusan) sudah dapat dikatakan baik dan berkualitas, maka
penulis hanya memberi saran agar tetap dipertahankan dan tambah
ditingkatkan lagi sehingga menghasilkan output yang lebih
berkualitas di segala bidang.
b. Semua unit yang masuk dalam sistem manajemen strategi
pengemabangan kompetensi pedagogik guru khususnya dan pihak-
pihak yang terkait lainya, sebaiknya terus dilaksanakan dan
dikembangkan sesuai dengan kebutuhan guru.
c. Untuk semua guru sebaiknya diwajibkan mengikuti pendidikan dan
pelatihan baik yang diselenggarakan lembaga sendiri maupun dari
instansi lain. Serta mengaplikasikan pendidikan dan pelatihan yang
telah diperoleh untuk mentransfer ilmu kepada peserta didik
2. Bagi Pihak Luar
a. Hendaknya masyarakat selalu memberikan arahan atau
masukan yang bermanfaat sehingga sekolah menjadi sekolah
yang terbaik dan terunggul di berbagai bidang dan memperoleh
peringkat A guna tercapainya evaluasi diri
75
b. Hendaknya pemerintah dapat senantiasa menjadi pengayom
dan memperhatikan perkembangan dan kesejahteraan bagi
semua pihak sekolah (baik guru maupun siswa) melihat biaya
pendidikan sekarang yang semakin mahal.
c. Untuk yayasan LPI hendaknya selalu menjalin hubungan yang
harmonis dengan pihak sekolah khususnya SMP Islam
Hidayatullah Semarang menjadi sekolah yang berhasil guna
dan berdaya guna.
C. Penutup
Alhamdulillah, peneliti ucapkan ke hadirat Allah SWT sebagai rasa
syukur yang sangat mendalam sehingga peneliti akhirnya dapat
menyelesaikan penulisan skripsi ini, dan berkat rahmat, hidayah, dan
inayah-Nya, peneliti memiliki kemampuan untuk menyelesaikan
penyusunan skripsi yang sederhana ini.
Terima kasih peneliti sampaikan kepada semua pihak yang telah
membantu proses pealaksanaan penyusunan skripsi ini dari awal hingga
akhir. Semoga bantuan baik berupa do’a, materi maupun tenaga dan
pikiran yang telah diberikan kepada peneliti mendapat balasan dan
diterima sebagi amal saleh di hadapan Allah SWT.
Peneliti menyadari bahwa penulisan skripsi ini masih jauh dari
kesempurnaan yang tidak terlepas dari kesalahan dan kekurangan. Oleh
karena itu, kritik dan saran yang konstruktif dari berbagai pihak sangat
peneliti harapkan demi kelengkapan dan kesempurnaan skripsi ini. Penulis
berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi penulis khususnya dan
bagi pembaca umumnya.
DAFTAR PUSTAKA
Akdon, Strategic Management For Educational Management, Bandung: Alfabeta, 2007.
Abi Abdullah Muhammad Ibn Isma’il Al-Bukhori, Shahih Bukhori, Juz 1, Semarang: Maktabah
Usaha Keluarga.
A. Samana, Profesionalme Keguruan, Yogyakarta: Penerbit Kanisus, 2004.
Admin, Menerapkan Kriteria Mutu Guru Sesuai Standar Nasional Pendidikan,Workshop guru-
guru dan kepala sekolah Yayasan Insan Kamil, Pesantren Alihya Kota Bogor pada hari
Kamis tanggal 9 Juli 2009 di Batu Tapak Pasir Kuda Bogor.
http://www.iiep.unesco.org/capacity-development/training/training-materials/school-
supervision.html, diunduh pada tanggal 27 April 2010.
Akhmad Sudrajat, http://akhmadsudrajat.wordpress.com/2008/02/22/lesson-study-untuk-
meningkatkan-proses-dan-hasil-pembelajaran, di unduh kamis tanggal 13 mei 2010. Departemen Pendidikan Nasional Republik Indonesia, Undang-Undang Republik Indonesia No
14 Tahun 2005 Tentang Guru dan Dosen, Jakarta: Biro Hukum dan Organisasi
Sekertariat Jendral Departemen Pendidikan, 2005, Cet. I
E. Mulyasa, Standar Kompetensi dan Sertifikasi Guru, Bandung : Remaja Rosdakarya, 2008.
Hoetomo, M.A, Kamus Lengkap Bahasa Indonesia, Surabaya: Mitra Pelajar, 2005.
http://sururudin.wordpress.com/2008/09/24/aperan-guru/, diunduh pada 27 Maret 2010.
http://www.shalimow.com/etcetera/human-development-index-hdi-indonesia.html, diunduh pada
tanggal 2 April 2010.
http://www.iiep.unesco.org/capacity-development/training/training-materials/school-
supervision.html, diunduh pada tanggal 2 April 2010.
Jusuf Amir Feisal, Reorientasi Pendidikan Islam, Bandung: Gema Insani Pers, 1995.
Mungin Eddy Wibowo “Sertifikasi Profesi Pendidikan” http: // www.suara
merdeka.com/harian/0602/opi,04,htm,hlm.1, diunduh pada 27 Maret 2010.
Nana Sujana, Dasar-Dasar Proses Belajar Mengajar, Bandung: Sinar Baru Algesindo, 2002,
Cet. 4.
Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 16 Tahun 2007 Tanggal 4 Mei 2007, tentang
Standar Kualifikasi Akademik dan Kompetensi Guru, Bandung: CV. Nuansa Aulia, 2009.
Riza Abdul Qodir (3104024), ”Efektivitas Manajemen Strategik di Lembaga Pendidikan Islam
(Studi Kasus di SMP Nasima Semarang)”, Skripsi Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo,
Semarang: Perpustakaan Fakultas Tarbiyah, 2009.
Syaiful Sagala, Kemampuan Pprofesional Guru Dan Tenaga Kependidikan, (Bandung: Alfabeta,
2009).
Subijanto, “Pemantauan Tenaga Kependidikan TK, SO, dan SOLB di Kabupaten Bandung,
Propinsi Bali” Dalam protal Informasi Pendidikan di Indonesia, (Jakarta: Balitbang
Dikdasmen Dikti PLPS Kebudayaan, Departemen Pendidikan Nasional, 2001), h.5.
sebagaimana diakses melalui www.depdiknas.go.id. Diunduh pada tanggal 27 Maret
2010.
Undang-Undang Republik Indonesia Tentang Sistem Pendidikan Nasional No.20 Tahun 2003,
Jakarta: Sinar Grafika, 2003
Zainal Aqib, Penelitian Tindakan Kelas, (Bandung: Yrama Widya, 2008), Cet. IV
BIODATA PENULIS
Nama : Qun Khomasatun
Alamat : Mrinen Rt 01 Rw 04 Kutowinangun, Kebumen.
Tempat Tanggal Lahir : Kebumen, 12 Januari 1986
Nomor Panggil : 085641058093
Nama Orangtua :
Ayah : Tumarso
Ibu : Mahmudah
Anak ke : 5 dari 6 bersaudara
Riwayat Pendidikan Formal :
SD Mrinen II Kutowinangun lulus 1998
MTs Triwarno Kutowinangun lulus 2001
MA N Purworejo lulus 2004
Riwayat Pendidikan Non-Formal :
Pondok Pesantren Al- Ma’unah Purworejo
Pengalaman Organisasi :
Pengurus BEM Jurusan KI periode 2006-2007
Pengurus PMII Rayon Tarbiyah periode 2006-2007
Dewan Bidang Usaha Racana Walisongo periode 2008-2009
Dewan Harian Racana Walisongo periode 2008-2009
Motto : hidup hanya satu kali gunakanlah dengan baik
LEMBAR WAWANCARA
STRATEGI PENGEMBANGAN PROFESIONALITAS GURU PADA KOMPETENSI
PEDAGOGIK DI SMP ISLAM HIDAYATULLAH SEMARANG
Kepala Sekolah
1. Bagaimana tinjauan historis SMP Islam Hidayatullah Semarang?
2. Sarana dan prasarana apa saja yang telah dimiliki SMP Islam Hidayatullah Semarang?
3. Bagaimana analisis kepala sekolah terhadap kompetensi pedagogik guru di SMP
Islam Hidayatullah Semarang ?
4. Bagaimana program pengembangan kompetensi pedagogik di SMP Islam
Hidayatullah Semarang
5. Siapa yang menangani dan bertanggungjawab secara penuh pada pelaksanaan strategi
pengemabangan profesionalitas guru pada kompetensi pedagogik yang ada di SMP
Islam Hidayatullah Semarang?
6. Adakah struktur pelaksanaan pengembangan profesionalitas di SMP Islam
Hidayatullah Semarang?
Wakil Kepala Sekolah
1. Bagaimana bentuk pelaksanaan program pengembangan kompetensi pedagogik di
SMP Islam Hidayatullah Semarang?
2. Sampai dimana guru dalam mengikuti pogram pengembangan profesionalitas guru
pada kompetensi pedagogik di SMP Islam Hidayatullah Semarang?
3. Siapa saja yang berhak mengikuti program pengembangan profesionalitas pada
kompetensi pedagogik di SMP Islam Hidayatullah Semarang?
7. Apakah semua guru smp islam hidayatullah semaranag telah mengikuti program
pengembangan profesionalitas guru pada kompetensi pedagogik ?
Wakil Kesiswaan
1. Apa saja peran kesiswaan dalam pemanfaatan dalam informasi dan teknologi yang
ada di SMP Al-azhar 14 Semarang?
2. Sampai dimana keikutsertaan wakil kesiswaan dalam pelaksanaan sistem informasi
manajemen pendidikan di SMP Al-Azhar 14 Semarang?
3. Apa saja data yang akan diproses oleh Wakil kesiswaan dalam sistem informasi
manajemen di SMP Islam Al-Azhar 14 Semarang?
Wakil Kurikulum
1. Sampai dimana peran wakil kurikulum dalam pelaksanaan pengembangan
2. Adakah peran wakil kurikulum dalam struktur sistem informasi manajemen yang ada
di SMP Islam Al-Azhar 14 Semarang?
Humas
1. Bagaimana pelaksanaan program kerja humas dalam pemanfaatan informasi dan
teknologi yang sudah ada pada SMP Al-Azhar 14 Semarang?
2. Sampai dimana humas mempromosikan kepada masyarakat tentang SMP Islam Al-
Azhar 14 Semarang?
3. Sarana apa yang digunakanan oleh Humas dalam rangka publikasi lembaga
pendidikan di SMP Islam Al-Azhar 14 Semarang?
Sarpras
1. Sarana dan prasarana apa saja yang telah tersedia di SMP Islam Hidayatullah Semarang?
2. Bagaimana perencanaan pengadaan sarana dan prasarana dalam upaya menunjang media
pembelajaran yang berkualitas di SMP Islam Hidayatullah Semarang?
3. Teknologi apa saja yang sudah tersedia sebagai pendukung kegiatan system informasi
manajemen pendidikan di SMP Al-Azhar 14 Semarang?
Kepala TU
1. Apakah di SMP Islam Hidayatullah Semarang ini mempunyai strategi pengemabangan profesionalitas guru pada kompetensi pedagogik?
2. Bagaimana pelaksanaan pengemabangan profesionalitas guru pada kompetensi pedagogik SMP Islam Hidayatullah Semarang?
3. Siapa yang di ikut sertakan dalam program pengemabangan profesionalitas guru pada kompetensi pedagogik SMP Islam Hidayatullah Semarang?
4. Kapan dilaksnakanya profesionalitas guru pada kompetensi pedagogik SMP Islam Hidayatullah Semarang?
5. Dimana dilaksanakanya profesionalitas guru pada kompetensi pedagogik SMP Islam Hidayatullah Semarang?
6. Bagaimana pengajaran dapat ditingkatkan di
7. Strateg apa yang dapat di lakukan untuk pengembangan profesionalitas guru terutama pada kompetensi pedagogik?
8. Budaya apa yang perlu di kembamgkan di sekolah?
9. Nilai-nilai apa saja yang perlu dikembangkan di sekolah?
10. Pendekatan apa saja yang dapat meningkatkan kegiatan mengajar?
11. Cara apa yang dapat dilakukan untuk meningkatkan sumber belajar?
BIDANG: …………………………………..
2003 2004 2005 2006 2007 2008 1
1. Standarisasi struktur organisasi sekolah 2. Standarisasi kualitas dan profesionalisme SDM (guru dan karyawan) 3. Standarisasi kualitas proses belajar mengajar (PBM) 4. Standarisasi kualitas dan kuantitas sarana prasarana 5. Standarisasi system management dan administrasi sekolah 6. Standarisasi mutu dan pelayanan sekolah dengan standar akreditasi
7. Standarisasi kompetensi lulusan dan tingkat prestasi sekolah 8. Optimalisasi hubungan dan kerjasama dengan masyarakat dan lembaga lain di propinsi Jawa Tengah dan sekitarnya 9. Standarisasi program-program unggulan sekolah dengan sejumlah kompetensi dan sertifikasi dari sekolah
Keterangan:KETERLIBATAN: 1. Yayasan 4. Guru/ Karyawan
2. Unit 5. Siswa3. Komite 6. Lain-lain
NO.
RENCANA STRATEGIS SMP ISLAM HIDAYATULLAHTahun 2003 - 2008
TAHUN KETERLIBATANPROGRAM
INDIKATORKEBERHASILAN
RENCANA STRATEGIS SMP ISLAM HIDAYATULLAH
2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012 1
1 Standarisasi struktur organisasi Penyempurnaan struktur, deskripsi kerja Org. V V V V V V
sekolah Restrukturisasi organisasi V V V V V V
2 Standarisasi Sumber daya Identifikasi standar profesionalisme V V V V V
insani Pelatihan SDI V V V V V
3 Standarisasi Kurikulum dan proses Penyempurnaan stuktur kurikulum V V V V V V
belajar mengajar Penerapan metode penajaran standar V V V V V
4 Standarisasi sarana prasarana Identifikasi sarana praasarana standar V V V V
Pengadaan sarana prasarana standar V V V V V V
5 Standarisasi managemen dan Identifikasi sistem manajemen yg sesuai V V V V V V
administrasi sekolah Penerapan manajemen standar V V V V V V V
6 Standarisasi mutu dan pelayanan Identifikasi jaminan mutu V V V
sekolah Perumusan dan realisasi jaminan mutu V V V V V V V
7 Standarisasi prestasi Penentuan standar prestasi sekolah V V V
sekolah Penyusunan program V V V V V V V
8 Optimalisasi hubungan dan kerjasama Penjajagan kerjasama dg lembaga terkait V V V
dengan lembaga terkait Pembuatan MOU kerjasam dg lemb terkait V V V V V V V
Keterangan:KETERLIBATAN: 1. Yayasan 4. Guru/ Karyawan Semarang Juli 2004
2. Lembaga 5. Komite sekolah Kepala SMP Islam Hidayatullah3. Sekolah 6. Siswa
Suprapto Haris Setiawan S.Ag.NIC. D-588.0696.047
RENCANA STRATEGIS
Tahun 2006 - 2010
NO. PROGRAM KETERLIBATANKEGIATAN
SMP ISLAM HIDAYATULLAH
TAHUN
INDIKATORKEBERHASILAN
Terbentuknya struktur yang solid efektif
dan efisiean
Tersedianya SDM guru, karyawan yang
profesional
Tersedianya kurikulum sekolah yg baku
Diterapkan etode pengajaran standar
Tersedianya sarana prasarana sekolah
yang standar
Diterapkannya sistem manajemen
sekolah standar
Terjaminnya mutu lulusan siswa
tercapainya prestasi sekolah sesuai
dengan target
Terbinanya kerjasama dengan lembaga
terkait
Semarang Juli 2004Kepala SMP Islam Hidayatullah
Suprapto Haris Setiawan S.Ag.NIC. D-588.0696.047
BIDANG: …………………………………..
2003 2004 2005 2006 2007 2008 1
Keterangan:KETERLIBATAN: 1. Yayasan 4. Guru/ Karyawan
2. Unit 5. Siswa3. Komite 6. Lain-lain
RENCANA STRATEGIS SMP ISLAM HIDAYATULLAHTahun 2003 - 2008
NO. PROGRAM TAHUN KETERLIBATAN
INDIKATORKEBERHASILAN
RENCANA STRATEGIS SMP ISLAM HIDAYATULLAH
WALI KELAS
DEWAN GURU
Semarang, 10 Juli 2009Kepala Sekolah,
KETERANGAN
MUHAMMAD NUH, S. Pd
BEND. PENGELUARAN
SATPAM
Yuwandra Fitriandy
BEND PENDAPAS SATAN
Bintoro Arif
SATPAM
Nurul Khayati, A.Md
Reni Dria S, S.Pd.
KOORD. LAB. IPA PP KURIKULUM PAI
STRUKTUR ORGANISASI SMP ISLAM HIDAYATULLAH SEMARANGTahun Pelajaran 2009 / 2010
PAI / AQIDAH AKHLAK
Drs. Darso
VII HASAN VII HUSAIN
PAI / SKI
Nurul Hidayah, S. Ag Binti Tsalitsatul M
BAQ
PAI / QUR'AN HADITS
Hamzah Muzakar, S.T.
PAI / FIQIH
Yusfi Santosa, S.Ag
VIII HAFSHAH VIII ASMA'
BAHASA INDONESIA
Ali Dulkamid, S.Pd Arif Qomarudin, A.Md
MATEMATIKA
IPA / BIOLOGI
Rias Nurdiana, S.Si
IPA / BIOLOGI IPS / TEAM TEACHING PKN SENI BUDAYA
Linarti, S. Pd
PENJAS ORKES
PKn
IPS / TEAM TEACHING PKN
Eko Joko Wicaksono, S.Pd
Wapur, S.Pd Rita Yuli Lestari, S.Pd
Reni Dria S., S.Pd. Muhamad Fatoni, S.Pd
IPA / FISIKA IPS / TEAM TEACHING PKN
Annis Andani, S.Psi
TIK
Achmad Faris .M, S.Kom
Drs. Purnadi
BK
Buang Rustono
Catur Tamudi .Y.A, S.PdAgus Sulistyono, S.Pd
BAHASA INGGRIS
Faiq Setyawan, S.Pd Maghfiroh, S.Pd
MATEMATIKA
Lucky Wirasati, S.Pd
BAHASA ARAB
Sutrisno, S.HI.
Any Setyawati .P, S.Pd
Mardhijah, B. Sc
Dra. Mujirahayu
BAQ
BAQBAQ
Muhammad Fitriandi
BAQ
Rusmi, S. Pd
Budiyanto, S.Pd
BAHASA INDONESIA
KEPALA TATA USAHA
Muhammad Sigit .K, A.Md
SARPRA PERSURATAN & KESISWAAN
LABORAN LAB BIOLOGI
Rias Nurdiana, S.Si
BAHASA INGGRIS
Athoillah
BP & KOORD. UKS
Ahmad Faris M. S.Kom Lucky Wirasati, S.Pd
IX BUKHARI
BAHASA INDONESIA
Sutasmin, S.Pd
Rusmi, S.Pd
BAQ
VII UMMU KULTSUM
SISWA SMP ISLAM HIDAYATULLAH SEMARANG
Garis komando
PUSTAKAWAN
Hadiyanto Akhmad, S.Sos
Catur T.Y. Anggraeni, S. Si
Annis Andani, S.Psi
Eko Joko Wicaksono, S.Pd.
Arif Qomarudin, A.Md Drs. Darso
Koordinator BAQ
Garis koordinasi
:
:
Muhammad Dzikron .Z.A
KABID DIKDASMEN
Maghfiroh, S.Pd Any Setyawati .P, S. Pd
KEPALA SEKOLAH
Muhammad Nuh, S. Pd
Rita Yuli L, S.Pd.
IX TIRMIDZI
Hamzah Muzakar, S.T.
VII ZAINAB
Rias Nurdiana, S. SiArif Qomarudin, A. Md
BAHASA INGGRIS
Muhamad Fatoni, S. Pd
BAHASA JAWA
MATEMATIKA IPA / BIOLOGI
IX ATIKAH
Linarti, S. Pd
Haryanto
VIII MUSLIM VIII ABU DAWUD
IX NASA'I
KOMITE SEKOLAH
Achmad Faris .M, S.Kom
WKS KESISWAAN
Ali Dulkamid, S.Pd
Yuwandra Fitriandy
WKS KURIKULUM
Drs. Purnadi, M.Pd
PEMBINA OSIS KOORDINATOR SATPAM
LABORAN LAB FISIKA
KOORD EKSTRA
Eko Joko W, S.PdKOORD WALI KELAS
BPKS
Arifin Hasim
BPKS
Masduki
Ika Arifiani Agustina Siwi Lestari
WKS SARPRA & HUMAS
Sutasmin, S.Pd.
VISI dan MISI
SMP ISLAM HIDAYATULLAH
VISI
“Membentuk manusia yang beriman dan bertakwa kepada Alloh
subhaanahu wa ta’aalaa yang disertai dengan penguasaan ilmu
pengetahuan yang tinggi dan kukuh berikhtiar”
MISI
1. Memberikan fasilitas yg mewadahi bagi usaha pengembangan SDM
(guru, siswa, karyawan dan pengurus yayasan) sebagai pengamalan
ajaran Agama Islam, khususnya dalam hal keimanan , ketakwaan dan
ikhtiar yang mendasari penguasaan ilmu pengetahuan, teknologi dan
seni
2. Meningkatkan pengetahuan dan kreativitas sehingga mencapai
derajat pengetahuan yang tinggi dan dapat membentuk SDM yang
unggul, yaitu manusia yang beriman dan bertakwa kepada Alloh
subhaanahu wa ta’aalaa, yang selalu berorientasi kepada-Nya dalam
setiap aktivitasnya
3. Mendorong kebersamaan antara masyarakat, orangtua murid, siswa,
guru, karyawan dan pengurus yayasan
4. Mendorong perbaikan berkelanjutan (continuous improvement)
sebagai manifestasi dari pengamalan iman dan takwa, penguasaan
iptek dan ikhtiar sehingga menjadi pelopor dalam berbagai bidang
WAWANCARA PRA RISET
1. Di SMP Hidayatullah apakah mempunyai program pengembangan SDM khususnya
kompetensi guru?
2. Apakah ada strategi semacam perencanaan program mulai dari perencanaan sampai
evaluasi atau hanya sekedar upaya untuk meningkatkan kompetensi guru?
3. Hal ini memang strategi khusus yang dilakukan atau hanya melanjutkan program yang
memang sebelunya telah ada?
4. Kompetensi apa saja yang di kembangakan?
5. Kompetensi pedagogik apa yang di kembangakan di SMP Hidayatullah?
6. Pembagiannya atau jadwalnya seperti apa?
7. Dalam pengembangan kompetensi pedagogik cotoh pelatihanya seperti apa?
8. Pelaksanaanya berapa kali dalam satu tahun?
9. Semua guru di ikutkan pelatihan atau guru yang seperti apa?
10. Siapa yang bertanggung jawab dalam pengembangan program kompetensi guru ini?