Proposal Dialog
Transcript of Proposal Dialog
PROPOSAL
DIALOG / DISKUSI
Tema
“REALISASI POLITIK DI BALIK UPAYA PENEGAKAN SYARIAT ISLAM DI KOTA MAKASSAR”
Dilaksanakan oleh
LEMBAGA ADVOKASI PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DESA DAN KOTA
( APMDK )
Panitia pelaksana
Lembaga advokasi pemberdayaan masyarakat desa dan kota (APMDK)
No. : 015/APMDK/-ESE-/2-2011
Lamp : 1 Rangkap
Hal : Permohonan Bantuan Dana
Kepada yth,
Bapak Walikota Makassar
Di,- Makassar
Assalamu Alaikum Wr, Wb
Puji syukur atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan kita rahmat dan hidayah-Nya, sehingga kita semua masih berada dalam lindungan-Nya. Amin.
Sehubungan dengan akan diadakannya dialog / Diskusi dengan tema “Mewujudkan Penegakan Syariat Islam Dikota Makassar, diselenggarakan oleh Lembaga Advokasi Pemberdayaan Masyarakat Desa Dan Kota.Yang insyaallah akan di selenggarakan pada:
Hari/tanggal : Rabu/ 15 juni 201
Tempat : Gedung Prima Adhiyaksa
Demikian surat Pengusulan Kegiatan Ini Kami buat, partisipasi dan kerjasamanya kami ucapkan terimakasih.
Wassalamu alaikum Wr,Wb.
Makassar, 8 juni 2011
Pelaksana/ Penanggung Jawab KegiatanLembaga Advokasi Pemberdayaan Masyarakat Desa Dan Kota
Irfan IlyasKoordinator Program
Panitia pelaksana
Lembaga advokasi pemberdayaan masyarakat desa dan kota (APMDK)
A. LATAR BELAKANG
Islam berubah,dari gerakan menyadarkan manusia atas keberadaannya sebagai khalifah menjadi gerakan politik. Sejak saat itu pula Al-Quran dan Hadits menjadi semacam obat bius bagi sebagian orang untuk mewujudkan cita-citanya.
Ketika Islam sampai di Sulawesi, kerajaan kembar Gowa-Tallo memerintahkan rakyatnya untuk memeluk agama Islam. Juga dengan alasan perang agama (musu’ asellangeng; Bugis) Gowa memaksa Bone, Wajo, Soppeng dan Sidenreng untuk memeluk Islam. Tapi kenyataannya perang ini menempatkan Gowa sebagai kerajaan yang paling berpengaruh diSulawesi. Dampak dari perang tersebut adalah terbentuknya kelompok to wani (to lotang) dan kajang dalam. Kedua kelompok ini menolak Islam versi pemerintah Gowa.
Diawal abad XX, masa pemerintahan Soekarno DI/TII juga menggunakan issu agama sebagai garis perjuangannya dan hal tersebut mendapat tempat dihati masyarakat.Memasuki era Reformasi, ketika otonomi daerah diberlakukan penggunaan issu agama untuk kepentingan politik bagi kepentingn kelompok tertentu juga sangat marak. Disetiap daerah ada kelompok yang berjuang mengatasnamakan Islam dan berupaya memasukkan syariat Islam kedalam PerDa. Di Sul-Sel misalnya ada KPPSI ( komite persiapan penegakan syariat islam).
Meskipun tidak ada hubungan dengan DI/TII secara organisatoris, tetapi mereka punya hubungan emosional. Asis kahar (ketua KPPSI) adalah anak kandung Kahar Muzakkar. Sebelum KPPSI terbentuk ada dua hal yang mucul berkembang dimasyarakat, yaitu issu munculnya kembali kahar Muzakkar (H. Syamsuri). Beberapa media lokal malah memuat pernyataan beberapa orang yang mengaku bertemu Kahar Musakkar dan beberapa mantan anggota DI/TII mengakui bahwa H. Syamsuri adalah Kahar Musakkar.
Kedua, terbentuknya kelompok-kelompok massa yang langsung mengeksekusi ditempat, setiap pelaku kriminal. Khusunya pencuri ternak didaerah-daerah dimana terbentuk kelompok massa. Terbentuknya kelompok massa ini karena makin maraknya pencurian, perampokan dan terbentuknya kelompok-kelompok massa tadi tersebarlah issu pentingnya penegakan syariat Islam. Bersamaan dengan issu ini, muncul KPPSI (komite Persiapan Penegakan Syariat Islam)
Panitia pelaksana
Lembaga advokasi pemberdayaan masyarakat desa dan kota (APMDK)
Pemilu 2004 kemudian menjadi momen bagi KPPSI untuk menguji sejauh mana kekuatan yang mereka bangaun selama ini. Berada dalam urutan kedua perolehan suara DPD Sulsel, KPPSI yakin memiliki massa yang riil dilapangan. Memiliki satu kursi anggota MPR utusan DPD sulsel, KPPSI dengan mudah melakukan sosialisasi upaya penegakan syariat islam diSul-Sel dengan mendekati para pejabat provinsi dan kabupaten-kabupaten diSul-Sel. Salah satu indikasinya adalah diberikannya bantuan-bantuan dana untuk penegakan syariat Islam diSul-Sel dan semakin banyaknya daerah-daerah yang membuat ranperda yang mengatasnamakan Syariat Islam.Bila KPPSI berhasil mewujudkan cita-citanya diSulsel maka akan berdampak pada kehidupan sosial, politik, ekonomi dan budaya diSulsel. Terutama bangunan pluralisme yang telah dirintis selama ini. Apalagi selama ini KPPSI selalu menjadi kelompok paling depan dalam berbagai demonstrasi, mulai dari anti pornografi, protes kartun Nabi ataupun pengusiran terhadap kelompok Ahmadiah di Bulukumba. Begitupula dengan mereka yang selama ini membentuk kelompok massa dan menghukum pencuri ayam kampung atau menginterogasi orang-orang yang dicurigai melakukan pencurian, semuanya berafiliasi ke KPPSI atau mengikuti mode awal kelompok massa sebelum terbentuknya KPPSI.
B. TUJUANAdapun tujuan diskusi / dialog ini adalah :
1. Untuk menjelaskan relasi politik dibalik issu penegakan syariat Islam2. Untuk memaparkan apa dampak dari relasi kuasa dibalik issu penekagakan
syariat Islam3. Untuk mengetahui mengapa para politisi, bahkan oleh partai nasianalis,
mudah terpengaruh dengan issu penegakan syariat Islam4. Untuk mengetahui peta politik sectarian dimakssar, sehingga biasa dijadikan
pamer untuk mensosialisasikan masalah puralisme5. Membedah masalah-masalah lain yang timbul dimasyarakat dan manfaatkan
oleh politisi. Dalam hal ini yang berkaitan dengan masalah-masalah penegakan syariat Islam.
Panitia pelaksana
Lembaga advokasi pemberdayaan masyarakat desa dan kota (APMDK)
C. NARASUMBER DAN PARTISIPANNarasumber
Ketua NU Kota Makassar Ketua Ansor Kota Makassar H. Muliadi .P Ustadz Firdaus Ana .M
MODERATOR : M. ALBAR
Partisipan : Dari dua bentuk dialog interaktif ini masing-masing dihadiri partisipan sebanyak 100 orang x 2 kali = 200 orang. Adapun unsur partisipan yaitu perwakilan tokoh-tokoh masyarakat, Agama, Komite Sekolah, Mahasiswa dan sebagainya.
D. WAKTU DAN TEMPAT PELAKSANAAN.
Tanggal : 15 juni 2011Tempat : Gedung Prima Adhiyaksa
E. PELAKSANA KEGIATANKegiatan ini di laksanakan oleh Lembaga Advokasi Pemberdayaan Masyarakat
Desa Dan Kota.
ANGGARAN
Terlampir
F. PENUTUPDemikian TOR ini kami buat sebagai pedoman dalam pelaksanaan kegiatan ini,
semoga mendapat respon dan dukungan dari berbagai pihak.
Panitia pelaksana
Lembaga advokasi pemberdayaan masyarakat desa dan kota (APMDK)
Lampiran
ANGGARAN BIAYA
Uraian Satuan Jumlah
Pembuatan Proposal @Rp. 100.000 Rp. 100.000,-
Rapat Persiapan x 5 orang @Rp. 100.000 Rp. 500.000,-
Honor Panitia 5 Orang x 2 @Rp. 500.000 Rp.5.000.000,-
Honor Koordinator x 2 @Rp 1.000.000 Rp. 2.000.000,-
Honor Penanggung Jawab x 2 @Rp. 1.500.000 Rp. 3.000.000,-
Honor Narasumber 5 orang x 2 @Rp. 1.500.000 Rp. 15.000.000,-
Honor Moderator x 2 @Rp. 750.000 Rp. 1.500.000,-
Sewa Tempat @Rp. 5.000.000 Rp. 5.000.00
Konsumsi untuk 150 orang x 2 @Rp. 20.000 Rp. 6.000.000
Biaya 1 Paket Pelaporan @Rp. 1.500.000 Rp. 1.500.000
JUMLAH RP. 39.600.000,-
Mengetahui
PENANGGUNG JAWAB KEGIATAN
LEMBAGA ADVOKASI PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DESA DAN KOTA ( APMDK )
( ST. MAGFIRAH )BENDAHARA PROGRAM