Proposal Analisa Pupuk ZA

15
I. Judul : II. Latar Belakang Pupuk ZA (Zwavelzuur Ammoniak) atau ammonium sulfat merupakan pupuk kimia buatan yang dibuat dari amoniak dan asam sulfat. Pupuk ZA diperlukan tanaman untuk memenuhi kebutuhan unsur hara nitrogen (N) dan belerang (S). Unsur nitrogennya sebesar 21 % dan sulfur (belerang) sebesar 24 % (Ihsan, 2012). Pupuk ZA aman digunakan untuk semua jenis tanaman. Manfaat dari pupuk ZA adalah dapat meningkatkan produksi dan kualitas panen, menambah daya tahan tanaman terhadap gangguan hama, penyakit, dan kekeringan, serta memperbaiki rasa dan warna hasil panen (Horties, 2011). Melihat besarnya manfaat dan kebutuhan akan pupuk ZA untuk petani, memicu terjadinya berbagai kecurangan di tingkat pengecer seperti penjualan diatas harga eceran tertinggi (HET), penimbunan, dan pemalsuan. Beredarnya pupuk ZA yang tidak memenuhi standar SNI 02-1760-2005 ini merugikan masyarakat dan sektor pertanian. Oleh karena tu perlu dilakukannya analisis kandungan unsur hara pupuk ZA. Adapaun analisis yang akan dilakukan meliputi kandungan nitrogen (N) total, kandungan belerang (S) sebagai SO 4 2- , kandungan fosfat (P) total, dan kandungan tembaga (Cu). Kandungan nitogen (N) total dilakukan dengan metode Kjehdal karena.... . Unsur hara belerang (S) memiliki manfaat yg besar untuk pertumbuhan tanaman. Adapun manfaat dari unsur hara belerang (S) yaitu untuk membantu pembentukan butir hijau sehingga daun lebih hijau, menambah kandungan protein dan vitamin tanaman, berperan dalam sintesis minyak yang berguna pada proses pembuatan gula, dan memacu pertumbuhan anakan

Transcript of Proposal Analisa Pupuk ZA

Page 1: Proposal Analisa Pupuk ZA

I. Judul :

II. Latar Belakang

Pupuk ZA (Zwavelzuur Ammoniak) atau ammonium sulfat merupakan pupuk kimia

buatan yang dibuat dari amoniak dan asam sulfat. Pupuk ZA diperlukan tanaman untuk

memenuhi kebutuhan unsur hara nitrogen (N) dan belerang (S). Unsur nitrogennya sebesar

21 % dan sulfur (belerang) sebesar  24 % (Ihsan, 2012). Pupuk ZA aman digunakan untuk

semua jenis tanaman. Manfaat dari pupuk ZA adalah dapat meningkatkan produksi dan

kualitas panen, menambah daya tahan tanaman terhadap gangguan hama, penyakit, dan

kekeringan, serta memperbaiki rasa dan warna hasil panen (Horties, 2011).

Melihat besarnya manfaat dan kebutuhan akan pupuk ZA untuk petani, memicu

terjadinya berbagai kecurangan di tingkat pengecer seperti penjualan diatas harga eceran

tertinggi (HET), penimbunan, dan pemalsuan. Beredarnya pupuk ZA yang tidak memenuhi

standar SNI 02-1760-2005 ini merugikan masyarakat dan sektor pertanian. Oleh karena tu

perlu dilakukannya analisis kandungan unsur hara pupuk ZA. Adapaun analisis yang akan

dilakukan meliputi kandungan nitrogen (N) total, kandungan belerang (S) sebagai SO42-,

kandungan fosfat (P) total, dan kandungan tembaga (Cu).

Kandungan nitogen (N) total dilakukan dengan metode Kjehdal karena.....

Unsur hara belerang (S) memiliki manfaat yg besar untuk pertumbuhan tanaman.

Adapun manfaat dari unsur hara belerang (S) yaitu untuk membantu pembentukan butir

hijau sehingga daun lebih hijau, menambah kandungan protein dan vitamin tanaman,

berperan dalam sintesis minyak yang berguna pada proses pembuatan gula, dan memacu

pertumbuhan anakan produktif (Ihsan, 2012). Keberadaan unsur belerang dapat dianalisis

dengan metode gravimetri. Metode ini dipilih karena unsur belerang (S) pada pupuk ZA

termasuk unsur makro yaitu sebesar 23,8 % (SNI 02-1760, 2005).

Fosfor merupakan salah satu nutrisi utama yang penting bagi pertumbuhan

tanaman. Fosfor berfungsi untuk mempercepat pertumbuhan akar, memperkuat batang

tubuh tanaman, mempercepat proses pertumbuhan bunga dan meningkatkan produksi buah

dan biji. Jika tanaman mengalami kekurangan unsur fosfor ini akan dapat menghambat

pertumbuhan dan proses fotosintesis pada tanaman (Purwanto, 2010). Fosfor dapat

diperoleh oleh tanaman dari unsur hara yang ada di dalam tanah. Unsur fosfor secara alami

tersedia di dalam tanah, namun unsur fosfor juga dapat diperoleh tumbuhan dari pupuk

buatan. Oleh karena pentingnya fungsi unsur fosfor terhadap pertumbuhan tanaman maka

perlu dilakukan analisis fosfor dalam pupuk ZA untuk mengetahui apakah kandungan

fosfor yang terdapat dalam pupuk ZA dapat memenuhi jumlah nutrisi yang diperlukan oleh

tanaman.

Page 2: Proposal Analisa Pupuk ZA

Metode yang digunakan untuk menentukan kandungan fosfor dalam pupuk ZA

adalah metode spektrofotometri molibdovanadofosfat (SNI 02-3776-2005). Metode ini

dipilih karena unsur fosfor dalam pupuk ZA merupakan unsur mikro sehingga diperlukan

suatu metode yang memiliki limit deteksi yang kecil. Kelebihan metode ini adalah warna

kuning yang dihasilkan cukup stabil dalam beberapa hari dan intensitasnya tidak

terpengaruh pada temperatur kamar dan bebas dari gangguan (interference) dengan range

pengukuran ion pada konsentrasi hingga 1000 ppm (Jackson, 1958).

Salah satu unsur hara mikro yang penting bagi tanaman adalah tembaga (Cu).,

sehingga selain unsur makro seperti N, P, dan S, perlu dianalisis pula kandungan Cu dalam

pupuk. Metode yang digunakan untuk analisis kandungan Cu adalah metode short

volumetric (AOAC international, 16th ed, vol 1, chapter 2,2.6.13, method 942.01, chopper

in fertilizer, short folumetric method). Metod ini dipilih karena:

a. Dibanding metode gravimetri memiliki limit deteksi yang lebih tinggi

(mengingat Cu dalam sampel adalah unsur trace)

b. Dibanding metode menggunakan spektofotometri serapan atom (yang memiliki

limit deteksi lebih rendah), metode short folumetric ini lebih mudah dalam

preparasi, menggunakan energi rendah pada proses preparasinya (pada SSA,

sampel harus diabukan sehingga tersisa zat anorganik)

c. Dibanding dengan metode kolorimetri yang secara umum limit deteksinya

lebih rendah dibanding metode volumetri, tetapi reagen yang digunakan tidak

tersedia (pada metoda colorimetri menggunakan reagen bissikloheksanon

oksalildihidrazon).

d. Dibanding metode volumetri lain (kompleksometri) menggunakan EDTA,

indikator fast sulfon black F atau pirokatekol, reagen pada metoda short

volumetric lebih memungkinkan untuk dikerjakan di Lab.

Page 3: Proposal Analisa Pupuk ZA

III. Prinsip Metode

III.1 Metode Kjeldhal untuk Penentuan N Total

Pada prinsipnya, untuk menentukan kandungan Nitrogen total adalah sebagai berikut:

Nitrogen dalam sampel dihidrolisis dengan asam sulfat membentuk senyawa ammonium

sulfat. Nitrat dengan asam salisilat membentuk nitrosalisilat, kemudian direduksi dengan

natrium tiosulfat membentuk senyawa ammonium. Senyawa ammonium didestilasi dalam

suasana alkali, destilat ditampung sebagai asam borat. Kemudian dititrasi dengan larutan asam

sulfat sampai sampai warna hijau berubah menjadi merah jambu.

III.2 Metode Gravimetri untuk Penentuan S Total

Sulfat dapat ditentukan dengan cara mengendapkannya dengan barium khlorida (BaCl2)

untuk membentuk endapan barium sulfat (BaSO4). Partikel endapan BaSO4 terlalu kecil untuk

disaring sehingga perlu didigest untuk membentuk kristal yang lebih besar. Proses ini

menghasilkan kristal yang sukar larut (Wiryawan, 2011).

Ba2+ + SO42- BaSO4(s)

III.3 Metode Spektrofotometri Molibdovanadofosfat untuk Penentuan P Total

populasi pupuk

sampling/pengambilan contoh

Preparasi Contohpengurangan jumlah massa contohpengecilan ukuranpenyeragaman ukuranpengemasan untuk dilanjutkan ke tahap analisa

Analisa Nitrogen dengan menggunakan metoda:Phospor dengan menggunakan metoda:Sulfur dengan menggunakan metoda gravimetriCu dengan menggunakan metoda short volumetric

Page 4: Proposal Analisa Pupuk ZA

Ekstrak jernih atau filtrat dari sampel pupuk direaksikan dengan reagen campuran yang

terdiri dari amonium molibdat dan amonium vanadat (1:1) dalam keadaan asam. Ion fosfat

yang terdapat di dalam sampel akan bereaksi dengan asam molibdat membentuk asam

molibdofosfat. Asam molibdofosfat dengan adanya unsur vanadium dari amonium vanadat

akan membentuk asam vanadomolibdofosfat yang berwarna kuning. Kemudian dilakukan

analisa menggunakan spektrofotometer sinar tampak pada panjang gelombang 466 nm.

Intensitas warna kuning sebanding dengan konsentrasi fosfat dalam larutan. Reaksi yang

terjadi adalah sebagai berikut:

III.4 Metode Short Volumetric untuk Penentuan Kandungan Cu

Larutan sampel perlu dipreparasi terlebih dahulu, untuk menghilangkan senyawa organik

yang terkandung di dalam sampel, dengan cara digesi dengan campuran asam sulfat dan asam

nitrat, kemudian kadar Cu ditetapkan menggunakan metoda volumetri (titrasi redoks)

menggunakan larutan natrium tiosulfat yang sebelumnya dibakukan terlebih dahulu dengan

kalium iodat. Hasil analisa yang tepat dari tembaga dalam pupuk, memerlukan kondisi larutan

pada pH 4-4,5 karena pada kondisi ini reduksi ion Cu2+ berlangsung lengkap. Mengingat

dilakukan penambahan asam pada tahap digesti, maka pH di kontrol dengan penambahan

ammonium hidroksida sampai pH 4 dan dipantau dengan indicator bromkresol hijau (warna

larutan hijau terang. Penambahan ammonium hydrogen flourida, NH4HF2 berlebih, berperan

sebagai buffer untuk menjaga larutan berada pada pH >3,2, dan menghilangkan pengganggu

arsen dan antimoni. Sebelum titrasi, di Erlenmeyer ditambahkan KI, terjadi reaksi, secara

molekuler reaksinya adalah sebagai berikut:

2CuSO4 + 4KI 2 CuI + I2 +2 K2SO4

Kemudian larutan dititrasi dengan natrium tiosulfat , sehingga terjadi reaksi:

2S2O32- + I2 S4O6

2- + 2I-

Sehinga 2 CuSO4 = I2 = 2 NaS2O3 , dan mol ekivalen natrium tiosulfat sama dengan mol

ekivalen Cu2+ , sehingga 1 ml natrium tiosulfat 0,03 N setara dengan 1,906 mg Cu.

IV. Metode Penelitian

IV.1 Alat Penelitian

Alat yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah gelas kimia 100, 250 dan 500 mL,

pipet ukur 10 mL, pipet volume 1 dan 10 mL, labu ukur 10, 100 dan 500 mL, Erlenmeyer 250

mL, buret 50 mL, batang pengaduk, tabung reaksi dan rak, gelas arloji, cawan porselen, pipet

tetes, oven, neraca analitik, pemanas listrik atau hot plate, pengocok tabung, spektrofotometer

Page 5: Proposal Analisa Pupuk ZA

sinar tampak, kuvet, sekop, kantong plastik, botol timbang, botol semprot, labu Kjeldahl 250

mL, corong gelas, kertas saring Whatman No. 41 dan ayakan 40 mesh, .

IV.2 Bahan Penelitian

Bahan yang akan digunakan adalah sampel pupuk ZA, akuades, air bebas ion, HCl p.a.

pekat (37%, bj = 1,19 g/mL), H2SO4 p.a. pekat (96%, bj = 1,84 g/mL), HNO3 p.a. pekat (67%,

bj = 1,51 g/mL), kloroform, padatan BaCl2, padatan AgNO3, padatan NaOH, padatan KI,

padatan HgCl2, padatan K.Na tartrat, garam campuran (tablet Kjeldahl), padatan

NH4Mo7O24.4H2O, padatan NH4VO3, padatan KH2PO4, padatan Na2S2O3, padatan KIO3,

padatan NH4OH, indikator bromkresol hijau.

IV.3 Prosedur Penelitian

4.3.1 Pengambilan Sampel (sampling)

Sampel pupuk ZA dibeli pada toko di 5 lokasi yang berbeda dengan berat masing-

masing sebesar 0,25 kg (jika bisa bobot sampel diambil dari beberapa karung pupuk yang

tersedia di toko). Pupuk dimasukkan ke dalam kantong plastik, diberi label pada bagian luar

dan ditutup dalam wadah kedap udara. Sampel pupuk dari 5 lokasi digabungkan menjadi satu

dalam sebuah kantong plastik besar. Sampel dikocok dan dibolak-balik hingga homogen.

Sampel yang telah homogen dikeluarkan dari kantong plastik dan diletakkan di atas bidang

datar beralas plastik. Tumpukan sampel diratakan dan dibagi menjadi 4 bagian sama besar

dengan sebatang kayu pembagi. Sampel diambil dari dua bagian dengan sudut yang

berlawanan. Dua bagian sampel tersebut digabungkan dan dicampurkan kembali hingga

homogen. Sampel dikeluarkan dari kantong plastik dan diletakkan di atas bidang datar beralas

plastik. Sampel diratakan dan dibagi menjadi 4 bagian sama besar dengan sebatang kayu

pembagi. Sampel diambil dari dua bagian dengan sudut yang berlawanan. Prosedur tersebut

dilakukan berulang kali hingga sampel bersisa ± 10 g. Kemudian sampel dihaluskan

menggunakan lumpang porselen hingga lolos ayakan dengan ukuran 40 mesh. Sampel ini

yang akan digunakan untuk analisa selanjutnya (proses preparasi maksimal 3 hari sebelum

dilakukan analisa).

4.3.2 Penentuan Kandungan N Total

Peralatan yang digunakan antara lain: neraca analitis; labu ukur 100 mL, 500 mL dan

1000 mL; pipet volume 25 mL; labu Kjeldhal; mortar penghalus;

Pereaksi yang digunakan Prosedur untuk penentuan kandungan unsur N total dalam

sampel pupuk ZA adalah sebagai berikut:

Page 6: Proposal Analisa Pupuk ZA

a. Pembuatan larutan Asam sulfat-salisilat

b. Pembuatan larutan Asam Borat 1%

c. Pembuatan Indikator Cornway

4.3.3 Penentuan Kandungan S Total

Prosedur untuk penentuan kandungan unsur S total dalam sampel pupuk ZA diawali

dengan menimbang sampel pupuk kering sebanyak 100-150 mg dan kemudian dimasukkan ke

dalam gelas kimia 500 mL. Akuades sebanyak 200 mL dan larutan HCl pekat ditambahkan ke

dalam gelas kimia, lalu dipanaskan hingga mencapai titik didihnya (sekitar 10 menit).

Campuran disaring dengan kertas saring yang telah ditimbang sebelumnya dan dicuci dengan

akuades panas. Filtrat yang diperoleh dipanaskan pada suhu di bawah titik didih dan

ditambahkan larutan BaCl2 10% berlebih sambil diaduk secara perlahan, selanjutnya didigest

pada suhu rendah dan dibiarkan semalaman. Larutan kemudian disaring dengan kertas saring

yang telah ditimbang sebelumnya. Endapan yang diperoleh dicuci dengan akuades panas, tiap

penambahan 15 mL akuades panas, filtrat diuji dengan menambahkan larutan AgNO3. Kertas

saring dilipat dan diletakkan pada gelas arloji yg telah ditimbang, selanjutnya dikeringkan

dalam tanur dengan 250 oC sekitar 1 jam atau sampai mencapai berat konstan. Endapan yang

diperoleh didinginkan pada suhu ruang dan ditimbang massanya.

4.3.4 Penentuan Kandungan P Total

Prosedur untuk penentuan kandungan unsur P total dalam sampel pupuk ZA adalah

sebagai berikut:

a. Persiapan air bebas ion

Air bebas ion yang akan digunakan untuk membuat reagen harus dididihkan terlebih

dahulu lalu didinginkan.

b. Pembuatan larutan HCl 25% sebanyak 500 mL

Larutan HCl 25% sebanyak 500 mL dibuat dengan cara mengambil larutan HCl pekat

sebanyak 337,8 mL dan dimasukkan ke dalam labu ukur 1 L. Kemudian ditambahkan air

bebas ion hingga tanda batas dan dikocok hingga homogen.

c. Pembuatan reagen I (amonium molibdat 1%)

Padatan NH4Mo7O24.4H2O ditimbang sebanyak 1 g, lalu dilarutkan dengan sedikit air bebas

ion dalam gelas kimia. Larutan dimasukkan ke dalam labu ukur 100 mL, ditambahkan air

bebas ion hingga tanda batas lalu dikocok hingga homogen.

d. Pembuatan reagen II (amonium vanadat 0,5%)

Page 7: Proposal Analisa Pupuk ZA

Padatan NH4VO3 ditimbang sebanyak 0,5 g dan ditambah dengan larutan HNO3 pekat

sebanyak 7 mL. Kemudian campuran dimasukkan ke dalam labu ukur 100 mL,

ditambahkan air bebas ion hingga tanda batas lalu dikocok hingga homogen.

e. Pembuatan reagen campuran

Reagen I dan reagen II dicampur dengan volume masing-masing sebanyak 100 mL.

Reagen ini harus digunakan dalam keadaan segar, tidak dapat dipakai lebih dari 1 malam.

f. Pembuatan larutan induk P 2000 ppm

Padatan KH2PO4 dikeringkan terlebih dahulu pada suhu 105 oC selama 2 jam, kemudian

ditimbang sebanyak 8,7742 g. Padatan KH2PO4 dilarutkan dengan sedikit air bebas ion

dalam gelas kimia. Larutan KH2PO4 dimasukkan ke dalam labu ukur 1 L, ditambahkan air

bebas ion hingga tanda batas lalu dikocok hingga homogen.

g. Pembuatan larutan standar P

1. Standar 0

Larutan HCl 25% diambil sebanyak 50 mL dan dimasukkan ke dalam labu ukur 500 mL

yang berisi kira-kira 200 mL air bebas ion. Air bebas ion ditambahkan ke dalam labu

ukur hingga tanda batas lalu dikocok hingga homogen.

2. Standar 500 ppm

Larutan standar induk P 2000 ppm diambil sebanyak 25 mL dan dimasukkan ke dalam

labu ukur 100 mL. Kemudian ditambahkan 10 mL larutan HCl 25% dan air bebas ion

hingga 100 mL, lalu dikocok hingga homogen.

3. Standar 0-500 ppm

Larutan standar induk P 500 ppm masing-masing diambil sebanyak 0, 1, 2, 4, 6, 8 dan

10 mL. Masing-masing larutan dimasukkan ke dalam labu ukur 10 mL dan ditambahkan

dengan larutan standar 0 hingga tanda batas lalu dikocok hingga homogen.

h. Persiapan sampel

Pupuk yang telah dihaluskan, ditimbang teliti sebanyak 0,2500 g dan dimasukkan ke gelas

kimia 100 mL. Larutan HCl 25% sebanyak 10 mL ditambahkan ke dalam gelas kimia.

Campuran larutan dipanaskan pada hot plate sampai larut sempurna, mendidih selama 15

menit. Campuran larutan dimasukkan ke dalam labu ukur 100 mL dan ditambahkan air

bebas ion ke dalam labu ukur lalu ditunggu hingga dingin, kemudian ditambahkan air

bebas ion hingga tanda batas serta dikocok hingga homogen. Larutan dibiarkan semalam

atau jika perlu disaring untuk mendapatkan ekstrak jernih dengan cepat.

i. Penentuan kandungan P total

Ekstrak jernih atau filtrat dari sampel pupuk ZA diambil sebanyak 1 mL dan dimasukkan

ke dalam tabung reaksi. Deret larutan standar P juga dimasukkan masing-masing 1 mL ke

Page 8: Proposal Analisa Pupuk ZA

dalam tabung reaksi. Reagen campuran ditambahkan ke dalam filtrat sampel dan larutan

standar P masing-masing sebanyak 9 mL, lalu dikocok hingga homogen. Larutan sampel

dan larutan standar diukur dengan spektrofotometer pada panjang gelombang 466 nm.

4.3.5 Penentuan Kandungan Cu

Prosedur untuk penentuan kandungan unsur P total dalam sampel pupuk ZA adalah

sebagai berikut:

a. Persiapan reagen

1. Larutan standar natrium tiosulfat 0,03 N

Padatan natrium tiosulfat pentahidrat (Mr = 216,13 g/mol) ditimbang sebanyak 0,75 g

dan dilarutkan dengan akuades yang baru saja dididihkan lalu didinginkan. Larutan

dimasukkan ke dalam labu ukur 100 mL dan ditambahkan akuades yang telah

dididihkan hingga tanda batas lalu dikocok hingga homogen. Jika hendak digunakan

dalam beberapa hari ditambahkan 3 tetes kloroform.

2. Larutan indikator amilum

Amilum ditimbang sebanyak ±1 g dan dimasukkan ke dalam gelas kimia. Akuades

ditambahkan ke dalamnya sedikit demi sedikit hingga menjadi pasta, kemudian

ditambahkan 100 mL akudes mendidih dan dididihkan sambil diaduk.

3. Indicator bromkresol hijau

Padatan tetrabromo-m-cresolsulfonaftalen ditimbang sebanyak 0,1 g dan dilarutkan

dengan 1,5 mL NaOH 0,1 N. Kemudian dimasukkan ke dalam labu ukur 100 mL dan

ditambahkan akuades hingga tanda batas lalu dikocok hingga homogen.

b. Pembakuan larutan natrium tiosulfat dengan kalium iodat

Padatan kalium iodat murni yang telah dikeringkan pada temperatur 120 oC ditimbang

sebanyak 0,14-0,15 g dan dilarutkan dengan 25 mL akuades yang telah dididihkan dalam

Erlenmeyer 250 mL. Kemudian ditambahkan 2 g kalium iodida (KI) dan 5 mL larutan

asam sulfat 1 M. Selanjutnya larutan dititrasi dengan larutan tiosulfat hingga berwarna

kuning pucat, lalu ditambahkan dengan akuades sebanyak 200 mL dan indikator amilum

sebanyak 2 mL hingga larutan berwarna biru. Larutan ditritrasi kembali hingga menjadi tak

berwarna, kemudian dihitung konsentrasi larutan natrium tiosulfat.

c. Penentuan kandungan Cu

Sampel pupuk ditimbang sebanyak 2 g lalu dimasukkan ke dalam Erlenmeyer 250 mL dan

ditambahkan 10 ml HNO3 pekat dan 5 ml H2SO4 pekat. Kemudian dilakukan digesi di atas

hot plate sampai muncul asap putih (jika warna larutan menjadi gelap, berarti ada

kandungan zat organik, dinginkan, kemudian ditambah dengan larutan HNO3 pekat dan

Page 9: Proposal Analisa Pupuk ZA

digesi ulang sampai muncul asap putih, prosedur dilakukan berulang hingga senyawa

organik rusak dan larutan tidak menjadi gelap). Larutan yang telah didigesi didinginkan

dan ditambah dengan 50 mL akuades, lalu dididihkan selama 1 menit dan didinginkan

kembali pada temperatur ruang. Indikator bromkresol hijau ditambahkan ke dalam larutan

sebanyak 1-3 tetes dan ditambahkan larutan NH4OH 35% sampai warna indikator menjadi

hijau terang (pH 4). Kemudian larutan didinginkan pada suhu ruang, jika indikator berubah

ke warna asamnya maka ditambahkan lagi larutan NH4OH (hindari penambahan berlebih).

Padatan KI sebanyak 8-10 g ditambahkan ke dalam larutan dan diaduk dengan baik

kemudian dititrasi dengan larutan standar Na2S2O3 sampai warna larutan berubah menjadi

kuning pucat. Kemudian ditambahkan 1 mL indikator amilum, dan dilanjutkan titrasi

secara perlahan sampai warna larutan sama dengan warna sebelum penambahan KI dan

warna tersebut bertahan 20 detik.

IV.4 Pengolahan Data

4.4.1 Penentuan Kandungan N Total

4.4.2 Penentuan Kandungan P Total

4.4.3 Penentuan Kandungan S Total

Kadar Sulfat (% )=Berat endapan ( gram ) X ( Mr SO4

Mr BaS O4)X 100 %

Berat sampel(gram)

4.4.4 Penentuan Kandungan Cu

1ml Na2S2O3 = 1,906 mg Cu

%Cu= volum titran×1,906 mgmg sampel

×100 %

V. Referensi

American Public health association(APHA), 1992, Standard Method for Examination of

water and Waste Water 18th edition, Washington DC.

Badan Standarisasi Nasional Indonesia (BSNI), 1992, SNI2801 : 1992 Pupuk UREA Padat,

Jakarta.

Svehla, G., 1985, Vogel : Buku Teks Analisis Anorganik Kualitatif Makro dan Semi

Mikro, Edisi ke-5, Penerjemah : L.setiono dan A.H. Pudjaatmata, Pt. Kalaman Media

Pustaka, Jakarta.

http://teknologikimiaindustri.blogspot.com/2011/02/ammonium-metode-analisis-nh4.html

Page 10: Proposal Analisa Pupuk ZA

RA Day, Al. Underwood, Analisis kimia Kuantitatif, edisi kelima, erlangga

……Vogel analisis kualitatif (yang hijau)

SNI 19-0428-1989. Pengambilan contoh padatan

Anonymous, AOAC official method of analysis of AOAC international, 16th ed, vol 1, chapter

2,2.1.01, method 929.01, sampling of solid fertilizer

Anonymous, AOAC official method of analysis of AOAC international, 16th ed, vol 1, chapter

2,2.1.05, method 929.02, preparation of fertilizer sample

Anonymous, AOAC official method of analysis of AOAC international, 16th ed, vol 1, chapter

2,2.6.13, method 942.01, chopper in fertilizer, short volumetric method.

AOAC, 1995, AOAC Official Methods of Analysis

Ihsan, N., 2012, Fungsi Belerang Bagi Tanaman, http://ceritanurmanadi.wordpress.com/,

diakses tanggal 4 April 2012.

Horties, 2011, Pupuk, http://ershortiers.wordpress.com/2011/04/16/pupuk/, diakses tanggal 4

April 2012.

Renata, P. dan Friska, R., 2012, Pabrik Pupuk ZA (Amonium Sulfat) dari Amonium dan

Asam Sulfat dengan Proses Netralisasi, http://digilib.its.ac.id/ITS-NonDegree-

3100011044966-/17101, diakses tanggal 4 April 2012.

Wiryawan, A., 2011, Penentuan Sulfat, http://www.chem-is-try.org/materi_kimia/ instrumen_analisis/gravimetri/penentuan-sulfat/, diakses tanggal 4 April 2012.

VI.