Proposal 05 MEWUJUDKAN KOTA LESTARI MELALUI

16
Judul : “MEWUJUDKAN KOTA LESTARI MELALUI PENGENDALIAN EROSI” Oleh : Ketua : Anggota : Marenda Ishak S, SP., MT Anne Nurbaity, Ph.D Oviyanti Mulyani, SP., M.Si Ade Setiawan, SP Nadia Nuraeni FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS PADJADJARAN 2009

Transcript of Proposal 05 MEWUJUDKAN KOTA LESTARI MELALUI

Page 1: Proposal 05 MEWUJUDKAN KOTA LESTARI MELALUI

Judul :

“MEWUJUDKAN KOTA LESTARI MELALUI PENGENDALIAN EROSI”

Oleh :

Ketua :

Anggota :

Marenda Ishak S, SP., MT

Anne Nurbaity, Ph.D

Oviyanti Mulyani, SP., M.Si

Ade Setiawan, SP

Nadia Nuraeni

FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS PADJADJARAN

2009

Page 2: Proposal 05 MEWUJUDKAN KOTA LESTARI MELALUI

Hal 2 dari 16

Mewujudkan Kota Lestari Melalui Pengendalian Erosi

I. TUJUAN PENGAJUAN PROPOSAL

1.1 Latar Belakang

Lembang adalah salah satu kawasan pariwisata yang menjadi unggulan dalam perkembangan

propinsi Jawa Barat, dengan panorama yang indah, lokasi yang startegis, tanah yang sangat

subur kawasan Lembang telah mengalami kemajuan yang luar biasa pesat. Tercatat kemajuan

kawasan Lembang, terjadi pada banyak titik dengan pengembangan pengunaan lahan yang

didominasi oleh kawasan budidaya, perdagangan, pemukiman penduduk dan infrastruktur

umum. Perkembangan ini memiliki arti tersendiri, secara ekonomi kota perkembangan ini

memiliki makna bahwa telah terjadi peningkatan aktivitas ekonomi yang mendukung pada

perkembangan kota dan wilayah menjadi lebih baik. Di sisi lain perkembang ini mengandung

konsekuensi bahwa aspek lingkungan yang seharusnya terjaga secara baik, menjadi terancam

keberadaannya karena semakin bergesernya fungsi kawasan Lembang dari kawasan lindung

menjadi kawasan lainnya.

Terjadinya konversi kawasan lindung untuk kegiatan di luar kawasan lindung dapat

menimbulkan dampak negatif terhadap ekosistem wilayah Lembang, beberapa di antaranya

adalah menurunnya kualitas lingkungan dengan semakin tingginya tingkat erosi yang terjadi

di kawasan ini. Menurut Dwiatmoko A (2007), penyebaran erosi di kawasan Lembang terjadi

pada lahan-lahan pemukiman, sawah irigasi, sawah tadah hujan, kebun, tegalan, rumput,

belukar, dan hutan. Potensi erosi terbesar terjadi pada kawasan sawah tadah hujan mencapai

80,13%. Kondisi semacam ini akan mengakibatkan pengaruh pada daerah-daerah

dibawahnya. Untuk kasus di Kawasan Lembang, karena hampir seluruh sungai yang ada

bermuara pada Sungai Citarum, maka sedimentasi dari Kecamatan Lembang ini akan

menambah beban dari Sungai Citarum terhadap sedimentasi. Lebih jauh, kondisi ini

mengakibatkan berakibat rusaknya cadangan air tanah bagi kota-kota yang berada di

sekitarnya.

Pada sisi lain, kawasan Lembang merupakan salah satu wilayah yang termasuk ke dalam

wilayah inti Bandung Raya bagian Utara. Menurut Direktorat Geologi dan Tata Lingkungan,

sedikitnya 60 % dari sekitar 108 juta m3 air tanah dari dataran tinggi sekitar Bandung yang

masuk ke cekungan Bandung berasal dari wilayah Bandung Utara. Dengan demikian,

Kawasan Bandung Utara merupakan wilayah yang mengemban fungsi dan peran sebagai

berikut :

Page 3: Proposal 05 MEWUJUDKAN KOTA LESTARI MELALUI

Hal 3 dari 16

1. Sebagai kawasan resapan air yang mempunyai peran penting dalam penyediaan air tanah

di cekungan Bandung

2. Kawasan konservasi resapan air bagi wilayah bawahannya, dimana peruntukkan lahannya

diatur dalam SK Gubernur Jawa Barat no. 181.1/SK.1624 –Bapp/1982 :

a. Sebagian lahan di wilayah tersebut diperuntukkan sebagai lahan pertanian, hutan

lindung, pertanian tanaman keras dan lahan pertanian non tanaman keras. Lahan-lahan

itu harus dipertahankan dan diamankan.

b. Lahan yang merupakan lereng dengan kemiringan antara 0 – 8 % dan ketinggian

kurang dari 1000 m dpl merupakan kawasan resapan air bisa dikembangkan sebagai

aneka pertanian tanpa syarat.

c. Lahan sisanya diperuntukkan sebagai kawasan non pertanian yang terbatas pada

permukiman perkotaan dan lingkungan khusus dengan beberapa persyaratan.

Berdasarkan kondisi di atas, kawasan Lembang membutuhkan penataan dan perbaikan

terutama dalam hal mengendalikan erosi, dengan pengendalian erosi yang baik guna

mewujudkan kota lestari. Penataan akan kondisi ini menjadi semakin mendesak, mengingat

luas lahan kritis seluas pada tahun 2004 berjumlah 1.130 Hektar atau 20,62 % dari luasan

lahan kering yang ada. Dengan kondisi ini, maka dampak negatif dari erosi akan semakin

meluas dan terjadi degradasi kesuburan tanah dan semakin luasnya lahan kritis. Hal ini sangat

berpengaruh terhadap pengembangan wilayah di Kecamatan Lembang, mengingat sebagaian

besar mata pencaharian penduduknya (43,79%) mengandalkan pada sektor pertanian.

Gambar 1

Erosi Insentif di Lihat Dari Kekeruhan Sungai

Page 4: Proposal 05 MEWUJUDKAN KOTA LESTARI MELALUI

Hal 4 dari 16

Gambar 2 Peta Lokasi Erosi

Page 5: Proposal 05 MEWUJUDKAN KOTA LESTARI MELALUI

Hal 5 dari 16

Mewujudkan Kota Lestari Melalui Pengendalian Erosi

1.2 Tujuan Kegiatan

Berdasarkan paparan di atas, maka tujuan dari kegiatan ini adalah sebagai berikut :

1. Melakukan penataan lahan guna mengendalikan laju erosi yang ada di kawasan ini,

terutama pada lahan yang berkaitan dengan kegiatan di kawasan lindung dan kawasan

budidaya.

2. Melakukan sosialisasi, pembenahan, dan penataan, terutama menanamkan kesadaran

akan arti pentingnya lingkungan, sehingga pembangunan dapat dilakukan bukan hanya

untuk mencapai kepentingan ekonomi saja, akan tetapi juga untuk mencapai

kepentingan lingkungan.

3. Melakukan penataan, perbaikan, dan sosialisasi tentang proses dan cara pengolahan

lahan pertanian yang lebih berwawasan lingkungan.

4. Melakukan ekplorasi tentang konsep kawasan lindung dan penataan kawasan sekitar,

dalam rangka menemukan formulasi yang tepat guna mempertahankan kawasan lindung

yang memeliki dampak ekonomi bagi perbaikan ekonomi masyarakat sekitar.

5. Memberikan arahan dalam melakukan pengendalian terutama bagi pencegahan dan

pengendalian erosi dengan metode dan teknik yang lebih berwawasan lingkungan yang

lebih guna mencapai kota yang lestari secara berkelanjutan.

Page 6: Proposal 05 MEWUJUDKAN KOTA LESTARI MELALUI

Hal 6 dari 16

Mewujudkan Kota Lestari Melalui Pengendalian Erosi

II. MANFAAT PROPOSAL BAGI WARGA DAN LINGKUNGAN

Erosi adalah fenomena alam yang terjadi yang secara umum dapat diartikan bahwa erosi

merupakan proses terlepasnya butiran tanah dari induknya di suatu tempat dan terangkutnya

material tersebut oleh gerakan air atau angin kemudian diikuti dengan pengendapan material

yang terangkut di tempat yang lain (Suripin, 2004). Tipe erosi ada dua macam, yaitu erosi

geologi dan erosi dipercepat. Erosi geologi merupakan erosi yang berjalan sangat lambat,

dimana jumlah tanah yang tererosi sama dengan jumlah tanah yang terbentuk, sehingga jenis

erosi ini tidak berbahaya karena berjalan seimbang secara alamiah. Sedangkan Erosi

dipercepat merupakan proses erosi geologi yang dipercepat akibat kegiatan manusia yang

mengganggu keseimbangan alam (Hardjowigeno, 2003).

Beberapa akibat yang ditimbulkan oleh erosi dan sedimentasi, antara lain menipisnya

permukaan tanah, terjadinya selokan/parit alami, perubahan vegetasi, kekeruhan dan

sedimentasi pada cekungan sedimentasi (seperti danau atau waduk) serta semakin besar slope

suatu kereng yang dapat memicu terjadinya longsor lahan. Dengan kata lain bahwa erosi akan

menyebabkan degradasi fungsi lahan, karena lahan menjadi kritis, kesuburan menjadi

berkurang sehingga produktivitas lahan terhadap pertanian menjadi menurun. Oleh karena itu

upaya konservasi dan rehabilitasi sangat diperlukan untuk menjaga menurunnya nilai

produktivitas lahan, dengan cara mengurangi tingkat kekritisan lahan, hal ini dapat ditempuh

dengan upaya mengurangi terjadinya erosi dan longsor pada lahan.

Upaya yang dilakukan bisa dengan cara kimiawi, fisika maupun vegetasi. Pencegahan dengan

cara kimia dan fisika pada lahan budidaya pertanian memang dapat mengurangi bahaya erosi

dan longsor lahan, namun sering terjadi pengurangan produksi tanaman yang diusahakan

karena luas efektif lahan menjadi berkurang. Oleh karena itu anjuran pencegahan erosi

dengan sistem kimia maupun fisika tidak selalu berhasil untuk diterapkan pada masyarakat

petani di desa atau dengan kata lain petani kurang tertarik untuk mempraktekkannya.

Sehingga cara vegetatiflah yang diharapkan dapat dan mampu diterapkan oleh petani dalam

kerangka meminimalisir bahaya erosi dan longsor lahan, karena dengan cara ini luasan lahan

efektif lahan bisa tidak berkurang. Namun cara vegetatif ini juga sebaiknya dipadukan

dengan cara-cara fisik yang berupa pemanfatan lahan secara terasering.

Berdasarkan paparan tersebut, maka manfaat dari kegiatan ini terhadap warga dan lingkungan

adalah :

Page 7: Proposal 05 MEWUJUDKAN KOTA LESTARI MELALUI

Hal 7 dari 16

Mewujudkan Kota Lestari Melalui Pengendalian Erosi

1. Meningkatkan partisipasi masyarakat dalam upaya menjaga kelestarian lingkungan,

dalam upaya penataan lingkungan.

2. Mengeksplorasi potensi yang ada di masyarakat dan memberikan panduan dalam

melakukan penataan lingkungan terutama guna pengendalian erosi.

3. Menciptakan keasrian lingkungan dan meningkatkan produktivitas lahan karena

pengendalian erosi dilakukan dengan teknik dan metode yang berwawasan lingkungan.

4. Menciptakan sisnergi kerja antara pemeritah daerah, masyarakat, dan akademisi sehingga

kegiatan dapat lebih terpadu serta berkelanjutan.

5. Mendorong, memberikan arahan, dan memperkuat iklim investasi bagi pemgembangan

pembangunan daerah, terutama bagi pengembangan dan pembangunan kawasan lindung

dan kawasan budidaya yang lebih lestari.

Page 8: Proposal 05 MEWUJUDKAN KOTA LESTARI MELALUI

Hal 8 dari 16

Mewujudkan Kota Lestari Melalui Pengendalian Erosi

III. RENCANA KERJA DAN STRATEGI

3.1 Rencana Kerja

Pelaksanaan kegiatan diperkirakan akan selesai dalam jangka waktu selama 10 (sepuluh) bulan sampai dengan penyusunan laporan akhir

(seminar). Berikut ini adalah rencana kerja kegiatan :

JENIS KEGIATAN BULAN KE -

I II III IV V VI VII VIII IX X 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4

I. Persiapan

1.1 Pengumpulan data sekunder

1.2 Penyediaan bahan dan alat

II. Pelaksanaan Kegiatan

2.1 Sosialisasi 2.2 Pendataan

2.3 Pembuatan Peta Pengendalian erosi

2.4 Implementasi peta

2.5 Evaluasi 2.6 Optimalisasi hasil

pengendalian erosi

2.7 Optimalisasi konsep dan manfaat kepada warga

III. Laporan akhir

3.1 Penyusunan laporan

3.2 Seminar hasil kegiatan

Page 9: Proposal 05 MEWUJUDKAN KOTA LESTARI MELALUI

Hal 9 dari 16

Mewujudkan Kota Lestari Melalui Pengendalian Erosi

3.2 Strategi

Guna mencapai tujuan di atas, strategi yang akan dilaksanakan adalah dengan melibatkan

masyarakat dengan metode Participatory Rural Appraisal (PRA). Metode tersebut

dilaksanakan dengan proses sebagai berikut ini :

1. Identifikasi karakteristik fisik wilayah kajian, potensi dan kendala dalam pemanfatan

ruang, dan mengindentifikasi kawasan rawan erosi, melibatkan masyarakat dan

pemerintah daerah.

2. Melakukan sosialisasi tentang bahaya erosi dan pengaruh kepada warga dan lingkungan.

3. Melakukan eksplorasi bersama masyarakat dan pemerintah daerah tentang praktek,

metode, dan teknik pencegahan erosi yang dapat dilakukan bersama guna mengendalikan

laju erosi.

4. Melakukan identifikasi pengaruh vegetasi, teknik, dan metode yang tepat guna menahan

laju erosi dan melakukan pemetaan vegetasi yang dapat menahan laju erosi.

5. Melakukan diskusi dan observasi tentang efektivitas teknik, metode, dan cara yang efektif

bersama dengan masyarakat dan pemerintah daerah melalui kegiatan simulasi. Teknik

efektif yang dicari adalah teknik yang mampu menguranggi laju erosi dan memberikan

manfaat bagi lingkungan, dan mampu dilakukan masyarakat tanpa pembiayaan yang

besar.

6. Mengembangkan teknik dan metode yang efektif, serta mengoptimalkan potensi yang ada

di masyarakat dan pemerintah daerah untuk menguranggi erosi, melalui kegiatan evaluasi

bersama.

7. Melakukan pengembangan konsep kawasan lindung dan penataan aktivitas di masyarakat,

guna menyelarasaskan aktivitas dengan konsep kawasan lindung, termasuk

mengembangkan perekonomian masyarakat.

8. Melakukan evaluasi, kontroling dan pengawasan bersama masyarakat dan pemerintah

daerah dalam menjalankan kegiatan.

9. Melakukan evalauasi dan pembenahan guna mecapai tujaun yang optimal.

10. Pengembangan aktivitas dan membuat petunjuk pelaksanaan penataan aktivitas yang

selaras dengan pengembangan konsep kawasan lindung.

Page 10: Proposal 05 MEWUJUDKAN KOTA LESTARI MELALUI

Hal 10 dari 16

Mewujudkan Kota Lestari Melalui Pengendalian Erosi

IV. RENCANA ANGGARAN

Rekapitulasi Usulan Biaya

No. Uraian Jumlah (Rp)

1. Gaji dan Upah 27.840.000

2. Bahan Habis Pakai 63.395.000

3. Perjalanan 10.150.000

4. Lain-lain 13.460.000

Jumlah Total 114.845.000

1. Gaji dan Upah

No. Pelakasana Kegiatan Jumlah Jumlah

Jam/Minggu Honor/Jam

Biaya (Rp)

1. Koord Kegiatan 1 16 12.000 7.680.000

2. Pelaksana Kegitan 4 14 9.000 20.160.000

Jumlah Biaya 27.840.000

Page 11: Proposal 05 MEWUJUDKAN KOTA LESTARI MELALUI

Hal 11 dari 16

Mewujudkan Kota Lestari Melalui Pengendalian Erosi

2. Bahan Habis Pakai

No. Bahan Volume Biaya Satuan

(Rp) Biaya (Rp)

1. Mulsa tanah 100 ha 140.000 14.000.000

2. Vegetasi (beberapa jenis tananaman)

1000 buah 9.000 9.000.000

3. Bahan Organik 250 kg 50.000 12.500.000

4. Starter Bahan Organik (EM-4) 50 botol 60.000 3.000.000

5. Alat simulasi untuk erosi 2 buah 3.000.000 6.000.000

6. Peta Digital 1:50.000 1 buah 4.600.000 4.600.000

7. Semen 10 buah 65.000 650.000

8. Pasir 5 m3 500.000 500.000

Alat Tulis Kantor

1. Tinta printer 5 paket 80.000 400.000

2. Flash disk 2 buah 250.000 500.000

3. Kertas ukuran A4 6 rim 45.000 270.000

4. Kertas ukuran A3 1 rim 70.000 70.000

5. Kertas ukuran A2 2 rim 110.000 220.000

6. Kertas ukuran A1 1 rim 160.000 160.000

7. Spidol 2 set 80.000 160.000

8. Balpoint 2 set 120.000 240.000

9. Pengaris 1 buah 50.000 50.000

10. Busur 1 buah 20.000 20.000

11. Jangka 1 buah 45.000 45.000

12. Pensil 1 set 50.000 50.000

13. White Board 2 buah 600.000 1.200.000

Peralatan

1. GPS 1 5.000.000 5.000.000

2. Bor tanah 3 800.000 2.400.000

3. Palu Geologi 1 1.000.000 1.000.000

4. Cangkul 2 300.000 600.000

5. Singkup 2 300.000 600.000

6. Plastik 4 lusin 40.000 160.000

Jumlah 63.395.000

Page 12: Proposal 05 MEWUJUDKAN KOTA LESTARI MELALUI

Hal 12 dari 16

Mewujudkan Kota Lestari Melalui Pengendalian Erosi

3. Perjalanan

No. Tujuan Volume Biaya Satuan

(Rp) Biaya (Rp)

1. Lokasi Penelitian 22 325.000 7.150.000

2. Pemerintahan Daerah 10 300.000 3.000.000

Jumlah Biaya 10.150.000

4. Lain-lain

No. Uraian Kegiatan Volume Biaya Satuan

(Rp) Biaya (Rp)

1. Penggandaan laporan 10 250.000 2.500.000

2. Dokumentasi 4 250.000 1.000.000

3. Sewa Infocus 1 1.500.000 1.500.000

4. Sewa Laptop 1 1.500.000 1.500.000

5. Biaya Sewa Lahan Percobaan dan Laboratorium

1 1.800.000 1.800.000

6. Sewa Digital Theodolit 1 1.000.000 1.000.000

7. Sewa Higrometer 1 600.000 600.000

8. Sewa Soil Munsell Color Chart 1 900.000 900.000

9. Sewa Clinometer 1 1.000.000 1.000.000

10. Sewa Altimeter 1 760.000 760.000

11. Meteran 2 200.000 400.000

11. Seminar hasil kegiatan 1 500.000 500.000

Jumlah Biaya 13.460.000

Page 13: Proposal 05 MEWUJUDKAN KOTA LESTARI MELALUI

Hal 13 dari 16

Mewujudkan Kota Lestari Melalui Pengendalian Erosi

V. AKTOR PELAKSANA PROGRAM

Dalam pelaksanaan kegiatan ini aktor pelaksana program yang utama adalah masyarakat. Ini

disebabkan karena masyarakat adalah orang yang paling mengetahui dan merasakan

perubahan yang terjadi pada lingkungannya, juga karena masyarakat merupakan orang yang

selalu bersentuhan dengan lingkungannya dalam jangka waktu lama. Oleh karena itu, prinsip

pelaksanaan program merupakan program kemitraan antara masyarakat – pemerintah daerah

– dan perguruan tinggi. Kemitraan antara masyarakat dan perguruan tinggi dilakukan melalui

institusi yang ada di masyarakat, dalam hal ini dilakukan bersama paguyuban petani kembang

dan sayuran yang ada di kawasan Lembang.

Peran masyarakat dalam pelaksanaan kegiatan merupakan agen perubahan yang langsung

bersentuhan dengan kegiatan perencanaan, penataan lingkungan, pembenahan, evaluasi, dan

pengendalian kegiatan. Sedangkan, peran perguruan tinggi bersifat fasilitator

program/kegiatan, memberikan arahan dan stimulasi kegiatan, melakukan kajian penelitian,

evaluasi, serta pengendalian program. Pemerintah daerah juga menjadi kunci guna suksesnya

kegiatan ini, oleh karena itu pemerintah daerah berperan sebagai fungsi regulator yaitu

memberikan kebijakan dan informasi, pengendalian kegiatan dan kontrol pembangunan guna

mengatasi permasalahan erosi, termasuk sebagai fasilitator bagi terciptanya investasi yang

berwawasan lingkungan. Sebagai gambaran lengkap, berikut ini adalah gambaran aktor

(pelaku) yang terlibat dalam kegiatan ini dalam kegiatan ini ;

Gambar 3

Aktor Pelaksana Program/Kegiatan

PERGURUAN TINGGI

Dosen Mahasiswa Lembaga Penelitian

& Pengabdian

MASYARAKAT

Paguyuban Masyarakat

Forum warga Lembaga Swadaya

Masyarakat (LSM) Organisasi RT/RW Warga masyarakat

PEMERINTAHAN

BAPPEDA Dinas Tata Kota BPLHD Dinas Kehutanan Dinas Pertanian Kecamatan Kelurahan

Page 14: Proposal 05 MEWUJUDKAN KOTA LESTARI MELALUI

Hal 14 dari 16

Mewujudkan Kota Lestari Melalui Pengendalian Erosi

VI. PRODUK AKHIR YANG DIHARAPKAN

Erosi adalah salah satu permasalahan yang muncul karena penataan kawasan tidak terjadi

secara berkelanjutan, sehingga dampak yang ditimbulkan adalah tidak terkendalinya aliran air

yang turut membawa material tanah di lapisan atas (top soil) dan membawa dampak bagi

rusaknya ekosestem dan lingkungan secara terus menerus. Dampak yang ditimbulkan bukan

semata merugikan kawasan sekitar, akan tetapi akan lebih jauh terutama jika kawasan

tersebut merupakan kawasan lindung dan berada pada lahan dengan ketingian permukaan

lebih tinggi dibandingkan kota-kota disekelilingnya. Hal ini terjadi pada kawasan Lembang,

yang mengakibatkan pada rusaknya infrastruktur jalan, terjadinya penuruanan muka air tanah,

rentannya cadangan air tanah, dan rusaknya ekosistem sekitar (degradasi lingkungan).

Mengingat hal tersebut, maka produk akhir yang diharapkan adalah ;

1. Tersosialisasnyanya masalah erosi dan dampak yang ditimbulkannya.

2. Tumbuhnya kesadaran di masyarakat dan semua pihak yang terlibat di kawasan lindung

Lembang akan arti pentingnya penataan lingkungan dan pencegahan erosi.

3. Meningkatnya partisipasi masyarakat dalam upaya memperbaiki kualitas lingkungan dan

pencegahan erosi.

4. Terusunnya arahan perencanaan pencegahan erosi dan perbaikan kualitas lingkungan

yang disepakati bersama.

5. Terealisasinya arahan perencanaan pencegahan erosi dan penataan lingkungan sebagai

kegiatan bersama.

6. Tertatanya lingkungan, terutama bagi perbaikan dan penataan pada kawasan hutan

lindung dan kawasan budidaya.

7. Terselegaranya kegiatan kehidupan dengan perbaikan mutu hidup dan pandangan akan

paradigma lingkungan yang harus diutamakan dalam pembangunan.

Page 15: Proposal 05 MEWUJUDKAN KOTA LESTARI MELALUI

Hal 15 dari 16

Mewujudkan Kota Lestari Melalui Pengendalian Erosi

VII. KEBERLANJUTAN PROPOSAL PASKA PELAKSANAAN

(TAHAP PEMELIHARAAN)

Keberlanjutan program merupakan salah satu faktor yang menentukan keberhasilan program

penataan kawasan dan program mewujudkan kota lestari. Oleh karenya, pemeliharaan

program dilakukan dengan pengusulan program dan kegiatan baru, berupa program penataan

lingkungan pada tahun berikutnya, yaitu dengan kegiatan “Penyusunan Master Plan

Kawasan Ramah Lingkungan”. Kegiatan ini sangat selaras dengan program kegiatan

sebelumnya, karena pada kegiatan sebelumnya program pencegahan erosi terfokus pada

penataan kawasan lindung dan kawasan budidaya. Program pada tahun berikutnya, lebih

mengarah pada penataan kawasan secara keseluruhan dengan mainstream penataan dan

perbaikan lingkungan hidup sebagai keutamaan bersama.

Pemeliharaan program juga dilakukan oleh masyarakat secara berkala, dengan panduan

kegiatan pemeliharaan yang telah dibuat sebelumnya, dan merupakan hasil dari kesepakatan

bersama. Pemeliharaan program juga akan dilakukan dengan melibatkan mahasiswa dalam

bentuk penelitian dan kegiatan kuliah kerja nyata (KKN) yang ada dari Universitas

Padjadjaran. Selain itu, unsur pemerintah daerah diharapkan dapat mengadopsi kegiatan

pencegahan erosi sebagai kegiatan pemerintahan, sehingga pemeliharaan program merupakan

salah satu tanggung jawab pemerintahan daerah setempat.

Page 16: Proposal 05 MEWUJUDKAN KOTA LESTARI MELALUI

Hal 16 dari 16

Mewujudkan Kota Lestari Melalui Pengendalian Erosi