Project proposal design...peraturan, pedoman, juklak/juknis dan sejenisnya), serta darimana, dari...

23

Transcript of Project proposal design...peraturan, pedoman, juklak/juknis dan sejenisnya), serta darimana, dari...

Page 1: Project proposal design...peraturan, pedoman, juklak/juknis dan sejenisnya), serta darimana, dari siapa, kapan dan bagaimana bahan/data tersebut didapatkan. Kegiatan ini juga membahas

RENCANA AKSI

KEGIATAN TAHUN

2020-2024P U S A T P E R E N C A N A A N D A N

P E N D A Y A G U N A A N S D M K E S E H A T A N

Page 2: Project proposal design...peraturan, pedoman, juklak/juknis dan sejenisnya), serta darimana, dari siapa, kapan dan bagaimana bahan/data tersebut didapatkan. Kegiatan ini juga membahas

BAB I

LATAR BELAKANG DAN TUJUAN

A. LATAR BELAKANG

Rencana Strategis Kementerian Kesehatan meliputi upaya-upaya pembangunan bidang

kesehatan yang disusun dan dijabarkan dalam bentuk program, kegiatan, target, indikator

termasuk kerangka regulasi dan kerangka pendanaannya. Upaya-upaya tersebut menjadi

pedoman sekaligus arah bagi seluruh Unit Utama di lingkungan Kementerian Kesehatan

dalam melaksanakan pembangunan kesehatan untuk mewujudkan derajat kesehatan

masyarakat yang setinggi tingginya.

Upaya dalam bidang pengembangan dan pemberdayaan Sumber Daya Manusia

Kesehatan merupakan upaya yang menjadi tanggung Badan Pengembangan dan

Pemberdayaan Sumber Daya Manusia Kesehatan yang akan dicapai dalam kurun waktu 5

tahun mendatang. Upaya tersebut dijabarkan dalam Rencana Aksi Program Badan

Pengembangan dan Pemberdayaan Sumber Daya Manusia Kesehatan 2020-2024.

Untuk dapat mencapai target indikator yang telah ditetapkan maka setiap Unit Eselon II di

lingkungan Badan PPSDM Kesehatan menyusun Rencana Aksi, termasuk Rencana Aksi

Kegiatan Pusat Perencanaan dan Pendayagunaan Sumber Daya Manusia Kesehatan 2020-

2024 yang merupakan penjabaran dari Renstra Kemenkes dan Rencana Aksi Program

Badan Pengembangan dan Pemberdayaan Sumber Daya Manusia Kesehatan 2020-2024

B. TUJUAN

Rencana Aksi Kegiatan (RAK) Pusrengun SDMK 2020-2024 disusun dengan tujuan untuk

memberikan arah pengembangan kegiatan Perencanaan dan Pendayagunaan SDM

Kesehatan 2020-2024 yang sesuai dengan mempertimbangkan berbagai perubahan baik

di level nasional maupun di tingkat global.

Page 3: Project proposal design...peraturan, pedoman, juklak/juknis dan sejenisnya), serta darimana, dari siapa, kapan dan bagaimana bahan/data tersebut didapatkan. Kegiatan ini juga membahas

BAB II

STRATEGI KEBIJAKAN

A. ARAH KEBIJAKAN DAN STRATEGI NASIONAL

Arah kebijakan dan strategi pembangunan kesehatan nasional 2020-2024 merupakan

bagian dari Rencana Pembangunan Jangka Panjang bidang Kesehatan (RPJPK) 2005-

2025. Periode tahun 2020-2024 merupakan tahapan terakhir dari Rencana Pembangunan

Jangka Panjang Nasional (RPJPN) 2005-2025, sehingga menjadi sangat penting dan

strategis. RPJMN 2020-2024 akan menjadi penentu keberhasilan dan pencapaian target

pembangunan dalam RPJPN, dimana pendapatan perkapita Indonesia akan mencapai

tingkat kesejahteraan setara dengan negara-negara berpenghasilan menengah atas (upper-

middle income country/MIC) yang memiliki kondisi infrastruktur, kualitas sumber daya

manusia, layanan publik, serta kesejahteraan rakyat yang lebih baik. Sesuai dengan RPJPN

2005-2025, sasaran pembangunan jangka menengah 2020-2024 adalah mewujudkan

masyarakat Indonesia yang mandiri, maju, adil, dan makmur melalui percepatan

pembangunan di berbagai bidang dengan menekankan terbangunnya struktur perekonomian

yang kokoh berlandaskan keunggulan kompetitif di berbagai wilayah yang didukung oleh

sumber daya manusia yang berkualitas dan berdaya saing.

Sasaran pembangunan kesehatan yang akan dicapai pada tahun 2025 adalah meningkatnya

derajat kesehatan masyarakat yang ditunjukkan oleh meningkatnya Umur Harapan Hidup,

menurunnya Angka Kematian Ibu, menurunnya Angka Kematian Bayi, menurunnya

prevalensi undernutrisi pada balita. Dalam RPJMN 2020-2024, sasaran yang ingin dicapai

adalah meningkatkan derajat kesehatan dan status gizi masyarakat melalui upaya kesehatan

dan pemberdayaan masyarakat yang didukung dengan perlindungan finansial dan

pemeratan pelayanan kesehatan.

B. VISI MISI PEMERINTAH

Pemerintah telah menetapkan Visi: “Terwujudnya Pemerintahan Yang Baik, Bersih Dan

Inovatif, Indonesia Maju Yang Berdaulat, Mandiri, dan Berkepribadian, Berlandaskan Gotong

Royong”, guna mencapai visi tersebut, maka ditetapkan 9 (sembilan) Misi Pemerintah 2020-

2024, yakni:

1. Peningkatan Kualitas Manusia Indonesia

Page 4: Project proposal design...peraturan, pedoman, juklak/juknis dan sejenisnya), serta darimana, dari siapa, kapan dan bagaimana bahan/data tersebut didapatkan. Kegiatan ini juga membahas

2. Penguatan Struktur Ekonomi yang Produktif, Mandiri dan Berdaya Saing

3. Pembangunan yang Merata dan Berkeadilan

4. Mencapai Lingkungan Hidup yang Berkelanjutan

5. Memajukan Budaya yang Mencerminkan Kepribadian Bangsa

6. Penegakan Sistem Hukum yang Bebas Korupsi, Bermartabat, dan Terpercaya

7. Perlindungan bagi Segenap Bangsa dan Memberikan Rasa Aman pada Seluruh

Warga

8. Pengelolaan Pemerintahan yang Bersih, Efektif, dan Terpercaya

9. Sinergi Pemerintah Daerah dalam Kerangka Negara Kesatuan

C. ARAH KEBIJAKAN KEMENTERIAN KESEHATAN

Untuk mendukung kebijakan nasional pembangunan kesehatan, yakni meningkatkan

pelayanan kesehatan menuju cakupan kesehatan semesta dengan penguatan pelayanan

kesehatan dasar (primary health care) dan mendorong peningkatan upaya upaya promotif

dan preventif, didukung oleh inovasi dan pemanfaatan teknologi, maka ditetapkan Arah

Kebijakan Kementerian Kesehatan sebagai berikut:

1. Penguatan pelayanan kesehatan primer sebagai sebuah sistem yang mensinergikan

FKTP pemerintah (Puskesmas dengan jaringannya), dan FKTP swasta (klinik swasta,

dokter/dokter gigi/bidan praktik mandiri).

2. Pelayanan kesehatan menggunakan pendekatan siklus hidup, mulai dari Ibu hamil,

bayi, anak balita, anak usia sekolah, remaja, usia produktif, dan lansia, dan intrevensi

secara kontinyum (promotif, preventif, kuratif, rehabilitatif) dengan penekakan pada

promotif dan pereventif.

3. Penguatan pencegahan faktor risiko, deteksi dini, dan aksi multisektoral

(pembudayaan GERMAS), guna pencegahan dan pengendalian penyakit tidak

menular.

4. Penguatan sistem kesehatan di semua level pemerintahan menjadi responsif dan

tangguh, guna mencapai cakupan kesehatan semesta (no one left behind).

5. Peningkatan sinergisme lintas sektor, pusat dan daerah, utuk menuju konvergensi

dalam intervensi sasaran prioritas dan program prioritas, termasuk integrasi lintas

program dengan pendekatan keluarga (Program Indonesia Sehat dengan

Pendekatan Keluarga).

Page 5: Project proposal design...peraturan, pedoman, juklak/juknis dan sejenisnya), serta darimana, dari siapa, kapan dan bagaimana bahan/data tersebut didapatkan. Kegiatan ini juga membahas

D. TUJUAN DAN SASARAN STRATEGIS KEMENTERIAN KESEHATAN

Guna mewujudkan visi dan misi pemerintah, Kementerian Kesehatan telah menetapkan 6

(enam) tujuan strategis dan 14 sasaran strategis sebagai berikut:

Page 6: Project proposal design...peraturan, pedoman, juklak/juknis dan sejenisnya), serta darimana, dari siapa, kapan dan bagaimana bahan/data tersebut didapatkan. Kegiatan ini juga membahas

E. SASARAN STRATEGIS BADAN PPSDMK

Sasaran strategis Badan PPSDM Kesehatan yang akan dicapai dalam pelaksanaan

programnya selama 5 (lima) tahun dari tahun 2020-2024 adalah sebagai berikut :

1. Puskesmas tanpa dokter sebesar 0 %

2. Terpenuhinya Puskesmas dengan jenis tenaga Kesehatan sesuai standar sebesar

83%

3. Terpenuhinya RSUD Kabupaten/Kota yang memiliki dokter spesialis dasar dan

spesialis lainnya sebesar 90%

4. Tersedianya SDM Kesehatan yang ditingkatkan kompetensinya sebanyak 167.742

orang

Pusat Perencanaan dan Pendayagunaan SDM Kesehatan melaksanakan kegiatan untuk

mendukung pencapaian sasaran strategis Badan PPSDMK terkait pemenuhan puskesmas

tanpa dokter, terpenuhinya puskesmas dengan jenis tenaga sesuai standar sebesar 83%

dan terpenuhinya RSUD Kabupaten/Kota yang memiliki dokter spesialis dasar dan spesialis

lainnya sebesar 90%.

F. KONDISI UMUM

Pusat Perencanaan dan Pendayagunaan SDM Kesehatan dalam melaksanakan

kegiatannya saat ini menghadapi tatangan dalam perencanaan dan pendayagunaan SDM

Kesehatan, yang diperberat dengan adanya kondisi pandemi Corona Virus Disease (COVID-

19). Indonesia yang memiliki penduduk dengan jumlah yang besar dan kondisi geografis

yang luas dengan kondisi transportasi yang terbuka secara luas di dalam negeri maupun

antar negara berpotensi terbukanya agen penyakit baru seperti COVID-19. Permasalahan

timbul di awal munculnya pandemi yang menuntut penambahan jumlah tenaga kesehatan

dengan jenis tertentu untuk penanganan pandemi COVID-19. Di sisi lain tantangan

pemenuhan SDM Kesehatan terhadap jumlah, jenis, sebaran dan kualitas SDMK juga masih

dihadapi Hal ini harus mendapatkan perhatian dari semua pihak mengingat SDM Kesehatan

merupakan pendukung keberhasilan pembangunan kesehatan.

Kondisi keadaan tenaga kesehatan tersebut dapat kita lihat pada tabel di bawah ini

(berdasarkan SISDMK per 31 Desember 2019) dimana dari 10.104 puskesmas terdapat

1.084 puskesmas tanpa dokter, dan data kekurangan 8 jenis tenaga kesehatan lainnya

sebagai berikut:

Page 7: Project proposal design...peraturan, pedoman, juklak/juknis dan sejenisnya), serta darimana, dari siapa, kapan dan bagaimana bahan/data tersebut didapatkan. Kegiatan ini juga membahas

Adapun data kekurangan tenaga kesehatan di rumah sakit berdasarkan SIRS Online

tanggal 31 Desember 2019 sebagai berikut:

Page 8: Project proposal design...peraturan, pedoman, juklak/juknis dan sejenisnya), serta darimana, dari siapa, kapan dan bagaimana bahan/data tersebut didapatkan. Kegiatan ini juga membahas

Kekurangan tenaga kesehatan ini dapat menjadi potensi masuknya tenaga kesehatan

asing ke Indonesia dimana hal itu dimungkinkan di era liberalisasi perdagangan jasa

dewasa ini.

G. LINGKUNGAN STRATEGIS

Secara nasional kualitas kesehatan masyarakat telah meningkat, tetapi disparitas status

kesehatan antar tingkat sosial ekonomi, antar kawasan, dan antar perkotaan-perdesaan

masih cukup tinggi. Angka kematian bayi dan angka kematian balita pada golongan termiskin

hampir empat kali lebih tinggi dari golongan terkaya. Selain itu, angka kematian bayi dan

angka kematian ibu melahirkan lebih tinggi di daerah perdesaan, di kawasan timur Indonesia,

serta pada pada penduduk dengan tingkat pendidikan rendah. Persentase anak balita yang

berstatus gizi kurang dan gizi buruk di daerah perdesaan lebih tinggi dibandingkan daerah

perkotaan.

Dalam rangka melakukan penguatan promotif-preventif (paradigma sehat) dan penguatan

pelayanan kesehatan, pada periode Renstra 2015-2019 telah diluncurkan Program

Indonesia Sehat dengan Pendekatan Keluarga, yang pada dasarnya adalah

mengintegrasikan UKP dan UKM secara berkesinambungan, dengan target keluarga dan

melibatkan lintas sektor. Penyelenggaraan Program Indonesia Sehat dengan Pendekatan

Keluarga (PIS-PK) bertujuan untuk meningkatkan akses keluarga berserta anggotanya

terhadap pelayanan kesehatan yang komprehensif, meliputi pelayanan promotif dan

preventif serta pelayanan kuratif dan rehabilitatif dasar; mendukung pencapaian standar

pelayanan minimal kabupaten/kota melalui peningkatan akses dan skrining kesehatan;

mendukung pelaksanaan jaminan kesehatan nasional dengan meningkatkan kesadaran

masyarakat untuk menjadi peserta JKN, dan diharapkan mendukung tercapainya Indikator

Sasaran Strategis dalam Rencana Strategis Kementerian Kesehatan Tahun 2020-2024.

Di lingkup regional, berlakunya Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) menuntut peningkatan

daya saing (competitiveness) dari fasilitas-fasilitas pelayanan kesehatan serta produk

sediaan farmasi dan alat kesehatan dalam negeri. Pembenahan dan akreditasi fasilitas-

fasilitas pelayanan kesehatan, baik dari segi sumber daya manusia, peralatan, sarana dan

prasarananya, maupun dari segi manajemennya. Tatanan regional ini akan berarti

kemudahan untuk penetrasi pasar di dalam negeri oleh kompetitor pelaku usaha bidang

kesehatan dari luar. Tenaga Kesehatan Indonesia juga harus disiapkan mutu dan daya

Page 9: Project proposal design...peraturan, pedoman, juklak/juknis dan sejenisnya), serta darimana, dari siapa, kapan dan bagaimana bahan/data tersebut didapatkan. Kegiatan ini juga membahas

saingnya untuk bisa meningkatkan pelayanan dalam negeri dan bisa menembus pasar luar

negeri.

H. KERANGKA REGULASI

Agar pelaksanaan kegiatan Pusat Perencanaan dan Pendayagunaan SDM Kesehatan dapat

berjalan dengan baik, selain didukung dengan arah kebijakan dan sasaran yang jelas serta

kerangka pendanaan, perlu didukung dengan kerangka regulasi dan kerangka kelembagaan

yang mendukung pelaksanaan kegiatan. Perubahan dan penyusunan regulasi disesuaikan

dengan tantangan global, regional dan nasional. Kerangka regulasi diarahkan untuk

mendukung, mempermudah dan mempercepat pelaksanaan kegiatan yang bertujuan untuk

meningkatkan perencanaan, pendayagunaan dan pemerataan sumber daya manusia

kesehatan.

Kerangka regulasi yang akan disusun antara lain adalah perumusan peraturan pemerintah,

peraturan presiden, peraturan menteri, keputusan menteri dan surat edaran menteri ,

termasuk Keputusan serta SE Kepala Badan PPSDM Kesehatan dalam rangka

menciptakan sinkronisasi, harmonisasi dan integrasi penyelenggaraan program

pengembangan dan pemberdayaan SDM Kesehatan. Usulan terhadap regulasi baru harus

memenuhi kriteria yang mencakup antara lain: memenuhi aspek legalitas (tidak

menimbulkan konflik dengan regulasi yang lebih tinggi dan/atau regulasi yang sederajat,

tidak multitafsir (tidak menimbulkan pemahaman berbeda), dan dapat dilaksanakan),

berdasarkan kebutuhan (memenuhi hak-hak dasar masyarakat, mempercepat

pemberantasan korupsi, memberikan kepastian hukum bagi masyarakat umum, mendukung

pencapaian sasaran dan target pembangunan nasional) dan beban yang ditimbulkan (tidak

membebani Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) dan/atau Anggaran

Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD), tidak membebani masyarakat dengan menetapkan

pungutan, persyaratan, dan atau prosedur dan perizinan yang tidak perlu, dan mudah

diawasi pelaksanaannya).

Page 10: Project proposal design...peraturan, pedoman, juklak/juknis dan sejenisnya), serta darimana, dari siapa, kapan dan bagaimana bahan/data tersebut didapatkan. Kegiatan ini juga membahas

BAB III

KEGIATAN PUSAT PERENCANAAN DAN PENDAYAGUNAAN

SUMBER DAYA MANUSIA KESEHATAN

A. Indikator Kinerja

Sasaran Program Pelayanan Kesehatan dan Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) pada

Badan Pengembangan dan Pemberdayaan Sumber Daya Manusia Kesehatan adalah

meningkatnya pemenuhan SDM Kesehatan sesuai standar.

Indikator tercapainya sasaran adalah :

1. Puskesmas tanpa dokter sebesar 0 %

2. Terpenuhinya Puskesmas dengan jenis tenaga Kesehatan sesuai standar sebesar

83%

3. Terpenuhinya RSUD Kab/Kota yang memiliki dokter spesialis dasar dan spesialis

lainnya sebesar 90%

4. Tersedianya SDM Kesehatan yang ditingkatkan kompetensinya sebanyak 167.742

orang

Berdasarkan sasaran strategis Badan PPSDM Kesehatan, Pusrengun SDMK melakukan

berbagai kegiatan yang bertujuan meningkatnya perencanaan dan pendayagunaan SDM

Kesehatan. Sasaran kegiatan yang akan dilaksanakan selama kurun waktu 2020-2024

dijabarkan ke dalam indikator kinerja kegiatan sebagai berikut :

1. Tersusunnya Perencanaan Kebutuhan SDM Kesehatan sebanyak 195 dokumen.

2. Terlaksananya penempatan baru dan pemulangan tenaga kesehatan pada

penugasan khusus sebanyak 29.378 orang.

3. Terlaksananya Penugasan Khusus Calon Dokter Spesialis (Residen) sebanyak 500

orang

4. Terlaksananya Pendayagunaan lulusan pendidikan dokter spesialis sebanyak 3.500

orang

5. Terlaksananya pendayagunaan dokter pasca internsip sebanyak 2.600 dokter

6. Terlaksananya Pendayagunaan SDMK Luar Negeri sebanyak 1.950 orang

7. pelaksanaan internsip tenaga kesehatan dengan sasaran kegiatan adalah Jumlah

dokter yang melaksanakan internsip sebanyak 60.000 orang

Page 11: Project proposal design...peraturan, pedoman, juklak/juknis dan sejenisnya), serta darimana, dari siapa, kapan dan bagaimana bahan/data tersebut didapatkan. Kegiatan ini juga membahas

B. Rincian Kegiatan :

1. Perencanaan SDM Kesehatan

a. Penyusunan dokumen perencanaan kebutuhan SDMK

Tahapan kegiatan pertama adalah Rencana Kebutuhan SDMK Tahunan, dengan

strategi pencapaian kegiatan meliputi pelaksanaan:

1) Identifikasi Kebutuhan Data dalam Perencanaan Kebutuhan SDMK

Bertujuan untuk mengidentifikasi bahan/data apa saja yang diperlukan (termasuk

peraturan, pedoman, juklak/juknis dan sejenisnya), serta darimana, dari siapa,

kapan dan bagaimana bahan/data tersebut didapatkan. Kegiatan ini juga

membahas skenario pelaksanaan advokasi dan pengembangan perencanaan

kebutuhan SDMK.

2) Honor Pengelola Perencanaan SDMK Kabupaten/Kota

Sesuai dengan amanat yang tertuang dalam Permenkes No. 33 Tahun 2015

tentang Pedoman Penyusunan Perencanaan Kebutuhan Sumber Daya Manusia

Kesehatan, bahwa pada tingkat pusat, provinsi dan kabupaten/kota, harus

dibentuk tim perencana yang terdiri dari pemangku kepentingan terkait di tiap

jenjang administrasi pemerintahan baik pemerintah daerah kabupaten/kota

maupun pemerintah daerah provinsi yang bertanggung jawab dalam menyusun

dokumen perencanaan kebutuhan SDMK secara tepat dan berkesinambungan.

Fungsi tim ini tidak hanya sebatas mengeluarkan suatu dokumen, akan tetapi

lebih ke arah advokasi dan koordinasi ke pemerintah daerah dan lintas sektor

terkait agar dokumen tersebut dapat dipergunakan sebagai acuan dalam

pemenuhan, pemerataan dan pengelolaan SDMK di wilayah kerjanya. Honor ini

diberikan jika dokumen perencanaan kebutuhan SDMK di wilayahnya telah

disusun berdasarkan Permenkes nomer 33 tahun 2015 dan disampaikan kepada

stakeholder terkait di wilayahnya.

3) Rapat Koordinasi Pengelola Data PPSDMK Daerah/ Intitusi dan Penyusunan

Dokumen Rencana Kebutuhan SDM Kesehatan Nasional

Dilaksanakan sebagai media pertukaran informasi dan berbagi pengalaman baik

dalam mengelola data dan informasi SDM Kesehatan, Sebagai sarana

pemutakhiran data SDM Kesehatan di seluruh wilayah Indonesia, Sebagai media

penyampaian informasi update dan perkembangan sistem informasi SDM

Kesehatan, Untuk menyampaikan feedback terkait pemanfaatan sistem informasi

Page 12: Project proposal design...peraturan, pedoman, juklak/juknis dan sejenisnya), serta darimana, dari siapa, kapan dan bagaimana bahan/data tersebut didapatkan. Kegiatan ini juga membahas

SDM Kesehatan, Sebagai media pertukaran informasi dan berbagi pengalaman

baik dalam melakukan perhitungan kebutuhan dan menyusun dokumen rencana

kebutuhan SDM Kesehatan, Untuk menyampaikan feedback terkait pemanfaatan

Aplikasi Perencanaan Kebutuhan Online dakam menghitung kebutuhan dengan

Analisis Beban Kerja (ABK Kesehatan), Untuk melakukan reviu dan

menyampaikan feedback terhadap hasil penyusunan dokumen perencanaan

kebutuhan SDM Kesehatan Provinsi dan Kabupaten/Kota, sebagai dasar dalam

penyusunan dokumen rencana kebutuhan SDMK tingkat nasional, Serta

melakukan advokasi kepada pengampu kepentingan baik tingkat pusat maupun

daerah.

Tahapan kegiatan kedua adalah Pemetaan Kebutuhan untuk Pemenuhan

SDMK, dengan strategi pencapaian kegiatan meliputi pelaksanaan:

1) Pelaksanaan Verifikasi Pemetaan Kebutuhan Untuk Pemenuhan SDMK

Dokumen perencanaan kebutuhan SDMK yang telah disusun sebelumnya,

digunakan sebagai salah satu acuan dalam pemetaan kebutuhan untuk

pemenuhan SDMK. Pemenuhan tersebut dapat dilakukan secara permanen

melalui alokasi formasi CPNS, dan secara temporer melalui alokasi formasi

penugasan khusus serta mekanisme pemenuhan lainnya. Mekanisme utama

kegiatan ini berupa desk dengan peserta dari Kabupaten/Kota yang ada di

Indonesia. Peserta desk paling sedikit diwakili oleh unsur BKD/BKPSDM dan

Dinas Kesehatan dengan membawa hasil perhitungan kebutuhan dan data-

data pendukung yang diperlukan. Pembahasa merupakan tim teknis

perwakilan dari Kementerian Kesehatan RI, Kemenpan RB, dan BKN. Tim

teknis akan menggali dan mengkaji kebutuhan SDMK di masing-masing

daerah, strategi dan rencana pemenuhannya, serta kemampuan daerah untuk

melakukan pemenuhan terhadap kebutuhan SDMK di daerah tersebut.

2) Penyusunan Hasil Verifikasi Pemetaan Kebutuhan Untuk Pemenuhan

SDMK

Hasil verifikasi pemetaan kebutuhan SDMK akan disusun dalam bentuk hasil

rekomendasi dan peta pemenuhan kebutuhan SDMK. Hasil tersebut akan di

advokasikan kepada stakeholder terkait dalam upaya pemenuhan kebutuhan

SDMK.

Tahapan kegiatan ketiga adalah Pembinaan dan Penguatan Perencanaan

Kebutuhan SDMK, dengan strategi pencapaian kegiatan meliputi pelaksanaan:

Page 13: Project proposal design...peraturan, pedoman, juklak/juknis dan sejenisnya), serta darimana, dari siapa, kapan dan bagaimana bahan/data tersebut didapatkan. Kegiatan ini juga membahas

1) Penyusunan Rancangan Revisi Permenkes 33 Tahun 2015 Tentang

Pedoman Penyusunan Perencanaan Kebutuhan SDMK

Pada tahun 2021 akan dilakukan revisi terhadap Peraturan Menteri Kesehatan

Republik Indonesia Nomer 33 tentang Pedoman Penyusunan Perencanaan

Kebutuhan Sumber Daya Manusia Kesehatan karena banyaknya regulasi

yang menjadi acuan dalam permenkes ini mengalami pembaruan seperti

Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomer 45 tahun 2018 tentang Klasifikasi RS,

Peraturan Menteri Kesehatan Nomer 43 Tahun 2019 tentang Pusat Kesehatan

Masyarakat, PermenPAN RI Nomer 1 Tahun 2020, PermenPAN RI Nomer 41

tahun 2018 dan regulasi terkait perencanaan kebutuhan SDMK lainnya.

Adanya perubahan regulasi-regulasi ini akan mempengaruhi perhitungan

kebutuhan SDMK kesehatan sehingga perlu dilakukan penyesuaian. Output

dari kegiatan ini adalah dihasilkannya Rancangan Revisi Permenkes 33 Tahun

2015 Tentang Pedoman Penyusunan Perencanaan Kebutuhan SDMK.

2) Pengembangan/Maintenance Aplikasi Metode Perencanaan Kebutuhan

SDMK

Kegiatan ini berupa pengembangan dan maintenance terhadap aplikasi

perhitungan kebutuhan SDMK yang mulai dikembangkan pada tahun 2015

dan diluncurkan pada tahun 2016 secara online dan offline.

3) Penguatan Implementasi Pemanfaatan Dokumen Rencana Kebutuhan

SDM Kesehatan

Kegiatan penguatan implementasi pemanfaatan dokumen perencanaan

kebutuhan SDM Kesehatan dilakukan untuk 2 (dua) kategori daerah, yaitu

daerah yang dinilai telah mampu menyusun dokumen perencanaan kebutuhan

SDM Kesehatan secara komprehensif sebagai model atau percontohan bagi

daerah lainnya, serta daerah yang perlu pendampingan dalam penyusunan

dokumen perencanaan kebutuhan SDMK sebagai bentuk penguatan dalam

penyusunan dan pemanfaatan dokumen perencanaan kebutuhan SDM

Kesehatan. Tujuan utama kegiatan ini adalah mengadvokasikan kepada

daerah tentang pentinganya kegiatan perencanaan kebutuhan SDM

Kesehatan, memastikan kegiatan perencanaan dilaksanakan, dan bahwa hasil

kegiatan perencanaan kebutuhan SDM Kesehatan dapat dimanfaatkan

menjadi pertimbangan dalam pemenuhan dan pendayagunaan tenaga

Page 14: Project proposal design...peraturan, pedoman, juklak/juknis dan sejenisnya), serta darimana, dari siapa, kapan dan bagaimana bahan/data tersebut didapatkan. Kegiatan ini juga membahas

kesehatan di wilayahnya baik melalui mekanisme pemenuhan secara

permanen, temporer, maupun melalui mekanisme pemenuhan lainnya.

4) Penguatan Peran Pemda dalam Pemanfaatan Perencanaan Kebutuhan

SDMK

Tujuan kegiatan ini adalah untuk mensosialisasikan kebijakan-kebijakan

terbaru terkait perencanaan kebutuhan SDMK yang berpengaruh terhadap

penyusunan dokumen rencana kebutuhan SDMK, sekaligus menguatkan

komitmen daerah dalam perencanaan kebutuhan SDMK. Kebijakan-kebijakan

ini tidak hanya dari Kementerian Kesehatan saja, namun juga dari

Kementerian/Lembaga lainnya. Dalam kegiatan ini daerah kembali diadvokasi

pentingnya perencanaan kebutuhan SDMK dan didorong untuk memasukkan

kegiatan penyusunan perencanaan kebutuhan SDMK dalam Rencana Aksi

Daerah (RAD).

b. Sub Output Penyusunan Dokumen Perencanaan Kebutuhan SDMK (Dekon)

1) Tahapan kegiatan pertama adalah Penyusunan Dokumen Perencanaan

Kebutuhan SDMK Tingkat Provinsi, dengan strategi pencapaian kegiatan

meliputi pelaksanaan:

a) Pertemuan Teknis Analisis Perencanaan Tingkat Provinsi

Kegiatan ini dilaksanakan dalam rangka pembinaan dan pendampingan

penyusunan perencanaan kebutuhan SDM Kesehatan khususnya terkait

kebijakan dan trouble shooting aplikasi perhitungan kebutuhan serta

penguatan pemanfaatan perencanaan kebutuhan SDM Kesehatan. Dalam

pertemuan ini dipaparkan kebijakan terkait perencanaan SDM Kesehatan,

tool untuk menghitung kebutuhan SDM Kesehatan, Bagaimana menyusun

perencanaan kebutuhan SDM Kesehatan, dan apa yang harus dilakukan

jika hasil dari perencanaan tersebut sudah ada.

b) Penyusunan Rencana Kebutuhan SDMK (Provinsi)

Dalam kegiatan ini dilakukan desk dokumen perencanaan kebutuhan

SDMK kab/kota oleh tim provinsi yang bertugas untuk menyusun

perencanaan SDMK. Output dari kegiatan ini adalah adanya perencanaan

Kebutuhan SDMK kab/kota yang selanjutnya akan menjadi bahan

penyusunan perencanaan kebutuhan SDMK provinsi dan nasional.

2. Perencanaan Pengembangan SDM Kesehatan

Page 15: Project proposal design...peraturan, pedoman, juklak/juknis dan sejenisnya), serta darimana, dari siapa, kapan dan bagaimana bahan/data tersebut didapatkan. Kegiatan ini juga membahas

a. Sistem Bursa Kerja SDMK

- Pengembangan dan Sosialisasi Sistem (Tahun 2020)

- Pengembangan dan Sosialisasi Sistem (Tahun 2021)

- Pengembangan dan Sosialisasi Hasil Pengembangan Sistem (Tahun 2022)

- Pengembangan dan Sosialisasi Hasil Pengembangan Sistem (Tahun 2023)

- Pengembangan dan Sosialisasi Hasil Pengembangan Sistem (Tahun 2024)

b. Penyusunan Pedoman Perencanaan Pengembangan SDM Kesehatan

- Finalisasi Pedoman Perencanaan dan Pengembangan SDM Kesehatan

(2020)

- Penyusunan Regulasi Pedoman Perencanaan Pengembangan SDM

Kesehatan (2021)

- Sosialisasi Regulasi Pedoman Perencanaan Pengembangan SDM

Kesehatan (2022)

c. Penyusunan Kebijakan Perencanaan Pengembangan Tenaga Kesehatan dengan

Skill Mix

- Reviu Hasil Kajian Awal dan Penyusunan Rancangan Kebijakan

Perencanaan Pengembangan Tenaga Kesehatan dengan Skill Mix (2023)

- Uji Coba dan Finalisasi Rancangan Kebijakan Perencanaan Pengembangan

Tenaga Kesehatan dengan Skill Mix (2024)

d. Penyusunan Kebijakan Perencanaan Pengembangan SDM Kesehatan

- Identifikasi Kebijakan Perencanaan Pengembangan SDM Kesehatan (2022)

- Penyusunan Rancangan Kebijakan Perencanaan Pengembangan SDM

Kesehatan (2023)

- Finalisasi Kebijakan Perencanaan Pengembangan SDM Kesehatan (2024)

e. Penyusunan Dokumen Perencanaan Pendayagunaan SDMK dalam rangka

Pemetaan dan Pendayagunaan Nakes dalam mencapai Indikator Keluarga Sehat

Provinsi NTT

- Pemetaan dan Pendayagunaan Nakes dalam mencapai Indikator Keluarga

Sehat Provinsi NTT (2020)

- Pemetaan dan Pendayagunaan Nakes dalam mencapai Indikator Keluarga

Sehat Provinsi NTT (2021)

- Pemetaan dan Pendayagunaan Nakes dalam mencapai Indikator Keluarga

Sehat Provinsi NTT (2022)

Page 16: Project proposal design...peraturan, pedoman, juklak/juknis dan sejenisnya), serta darimana, dari siapa, kapan dan bagaimana bahan/data tersebut didapatkan. Kegiatan ini juga membahas

- Pemetaan dan Pendayagunaan Nakes dalam mencapai Indikator Keluarga

Sehat Provinsi NTT (2023)

Pemetaan dan Pendayagunaan SDM Kesehatan terkait Binwil

- Pemetaan dan Pendayagunaan SDM Kesehatan terkait Binwil (2021)

- Pemetaan dan Pendayagunaan SDM Kesehatan terkait Binwil (2022)

- Pemetaan dan Pendayagunaan SDM Kesehatan terkait Binwil (2023)

- Pemetaan dan Pendayagunaan SDM Kesehatan terkait Binwil (2024)

3. Kegiatan Pendayagunaan Dokter Spesialis

1) Operasional Komite Penempatan Dokter Spesialis (KPDS)

Dalam pelaksanaannya penyelenggaraan PGDS, Menteri akan dibantu oleh Komite

Penempatan Dokter Spesialis (KPDS) berdasarkan Keputusan Menteri Kesehatan

Nomor HK.01.07/Menkes/175/2020 tentang Komite Penempatan Dokter Spesialis.

KPDS ini beranggotakan unsur dari perhimpunan/organisasi profesi, Kolegium,

Kementerian Kesehatan, kemristek Dikti, Kemendagri, KKI, IDI, dan BPRS dan

bertugas membantu Menteri dalam perencanaan, penempatan, dan monitoring

evaluasi terhadap pelaksanaan PGDS.

2) Penyiapan Lokasi Penempatan PGDS

Peraturan Presiden Nomor 31 Tahun 2019 tentang Pendayagunaan Dokter Spesialis

menyebutkan bahwa Menteri menetapkan alokasi penempatan dokter spesialis

setelah dilakukan verifikasi terhadap usulan kebutuhan dari RS. Untuk tahap awal,

penempatan dokter spesialis diprioritas bagi 5 (lima) jenis lulusan pendidikan spesialis

yaitu obstetric dan ginekologi, anak, bedah, penyakit dalam dan anestesi dan terapi

intensif. Selain jenis spesialis tersebut, menteri dapat menetapkan jenis spesialisasi

lainnya. Dengan terbitnya Keputusan Menteri Kesehatan Nomor

HK.01.07/Menkes/175/2020 tentang Komite Penempatan Dokter Spesialis, maka dari

tahun 2020 telah ditambah jenis spesialis yang bergabung dengan PGDS yaitu

radiologi dan patologi klinik, sehingga sudah ada 7 (tujuh) jenis spesialis dalam PGDS.

Untuk kedepannya dimungkinkan adanya penambahan jenis spesialisasi lainnya

melalui keputusan Menteri Kesehatan. Permenkes No. 36 Tahun 2019 tentang

Peraturan Pelaksanaan Peraturan Presiden Nomor 31 Tahun 2019 tentang

Pendayagunaan Dokter Spesialis juga menyebutkan bahwa Menteri dan gubernur

melakukan visitasi RS yang akan menjadi lokasi penempatan berdasarkan usulan

kebutuhan dokter spesialis untuk menilai kesesuaian dan kesiapan RS tersebut.

Page 17: Project proposal design...peraturan, pedoman, juklak/juknis dan sejenisnya), serta darimana, dari siapa, kapan dan bagaimana bahan/data tersebut didapatkan. Kegiatan ini juga membahas

Dalam melakukan kegiatan tersebut, menteri dan gubernur mengikutsertakan

organisasi profesi.

3) Pendaftaran/Rekrutmen

Agar peserta yang akan ditempatkan sesuai yang diharapkan dan tertib administrasi,

maka dilakukan proses penempatan peserta yang direncanakan dilakukan secara

online dengan menggunakan website PGDS. Adapun mekanisme pelaksanaannya

adalah: rumah sakit mengusulkan kebutuhannya melalui website PGDS, kolegium

memberikan daftar nama lulusan calon peserta PGDS yang sudah wisuda, memiliki

ijazah, sertifikat kompetensi dan STR via website PGDS, dan setiap peserta PGDS

akan mendapatkan nomor PGDS untuk dapat mengakses informasi terbaru mengenai

PGDS dan melakukan pendaftaran administrasi bila direkomendasikan sebagai

peserta dari kolegium.

4) Pelaksanaan Penempatan

Kegiatan ini dilakukan untuk memberikan pembekalan yang dilanjutkan dengan

pemberangkatan peserta ke lokasi penempatan.

3. Penyusunan Kebijakan Pemenuhan SDM Kesehatan di Fasyankes Kab/Kota

a. Identifikasi Kebijakan Pemenuhan SDM Kesehatan di Fasyankes Kab/Kota (2020)

b. Penyusunan Draft Regulasi Pemenuhan SDM Kesehatan di Fasyankes Kab/Kota

(2020)

c. Pembahasan Kebijakan Pemenuhan SDM Kesehatan di Fasyankes Kab/Kota (2021)

d. Finalisasi Draf Regulasi Pemenuhan SDM Kesehatan di Fasyankes Kab/Kota (2021)

e. Implementasi Regulasi Pemenuhan SDM Kesehatan di Fasyankes Kab/Kota (2022)

f. Pembinaan dan Pengawasan Implementasi Regulasi Pemenuhan SDM Kesehatan di

Fasyankes Kab/Kota (2022)

2. Pendayagunaan SDMK Dalam Negeri

a. Terlaksananya penempatan baru dan pemulangan tenaga kesehatan pada

penugasan khusus.

Penugasan khusus tenaga kesehatan terdiri dari:

1) Penugasan Khusus Nusantara Sehat secara Tim yaitu jumlah kumulatif

penempatan baru dan pemulangan tenaga kesehatan pada penugasan khusus

secara tim sebanyak 6.446 orang

2) Penugasan Khusus Nusantara Sehat secara Individu yaitu jumlah kumulatif

Page 18: Project proposal design...peraturan, pedoman, juklak/juknis dan sejenisnya), serta darimana, dari siapa, kapan dan bagaimana bahan/data tersebut didapatkan. Kegiatan ini juga membahas

penempatan baru dan pemulangan tenaga kesehatan pada penugasan khusus

secara individu sebanyak 21.619 orang

3) Penugasan Khusus Nusantara Sehat untuk Papua dan Papua Barat yaitu jumlah

kumulatif penempatan baru dan pemulangan tenaga kesehatan pada penugasan

khusus secara tim dan individu di Papua dan Papua Barat sebanyak 1.265 orang.

b. Terlaksananya Penugasan Khusus Calon Dokter Spesialis (Residen)

Jumlah calon Dokter Spesialis pada penugasan khusus calon Dokter Spesialis

(Residen) yang akan dicapai dalam kurun waktu 5 tahun sebanyak 500 orang.

c. Pelaksanaan Internsip Tenaga Kesehatan

Sasaran kegiatan internsip dokter berupa jumlah dokter yang melaksanakan

internsip sebanyak 60.000 orang sampai dengan tahun 2024.

d. Pendayagunaan Dokter Pasca Internsip

Sasaran kegiatan pendayagunaan dokter pasca internsip yaitu jumlah dokter pasca

internsip yang didayagunakan sebanyak 2.600 dokter sampai dengan tahun 2024.

4. Pendayagunaan SDMK Luar Negeri

a. Pendayagunaan SDMK Indonesia ke LN:

1) Identifikasi Peluang dan Monev Pendayagunaan Tenaga Kesehatan Indonesia di

Luar Negeri

a) Persiapan identifikasi peluang dan monev pendayagunaan tenaga kesehatan

Indonesia di LN, berupa koordinasi lintas stakeholders terkait.

b) Pelaksanaan identifikasi peluang pasar dan Pemantauan TKKI di LN, dengan

melakukan kunjungan dalam rangka penjajakan ke negara tujuan

penempatan.

c) Pertemuan seminar hasil peluang dan monev pendayagunaan tenaga

kesehatan Indonesia, berupa pertemuan yang membahas hasil perundingan

dengan negara tujuan penempatan dan hasil kunjungan luar negeri.

2) Koordinasi, Konsultasi dan Sinkronisasi Pendayagunaan TKKI ke Luar Negeri

a) Rapat koordinasi, berupa pertemuan lintas sektor dari K/L lainnya untuk

menunjang pelaksanaan pendayagunaan TKKI ke luar negeri

b) Pertemuan koordinasi dan konsultasi luar kota, berupa pertemuan di luar kota

dalam rangka perundingan perjanjian bilateral dengan negara calon tujuan

penempatan TKKI

Page 19: Project proposal design...peraturan, pedoman, juklak/juknis dan sejenisnya), serta darimana, dari siapa, kapan dan bagaimana bahan/data tersebut didapatkan. Kegiatan ini juga membahas

c) Pertemuan Fasilitasi Kunjungan Delegasi Negara-Negara Tujuan, berupa

pertemuan untuk mengakomodir delegasi dari negara tujuan yang melakukan

perundingan perdagangan jasa di Indonesia untuk menempatkan TKKI di

negara tersebut.

3) Pendayagunaan SDMK Indonesia ke Luar Negeri

a) Rapat Persiapan pelaksanaan Pendayagunaan TKKI ke LN, berupa koordinasi

antara stakeholder yang terlibat dalam proses pendayagunaan SDMK

Indonesia ke LN

b) Sosialisasi rekrutmen, bertujuan untuk menginformasikan kepada instansi di

daerah khususnya calon peserta mengenai pembukaan pendaftaran

penempatan tenaga perawat ke Jepang melalui program IJEPA di 8 propinsi.

c) Uji seleksi, dilakukan melalui psiko-test dan uji tes kemampuan keperawatan

secara serentak pada tanggal yang sama di 8 propinsi dengan jumlah

pendaftar program IJEPA terbanyak.

d) Kunjungan kerja ke LN, dilakukan untuk mendukung pelaksanaan

pendayagunaan tenaga kesehatan Indonesia ke LN berupa pertemuan Joint

Working Group (JWG) antara Indonesia dengan negara tujuan penempatan

e) Penetapan TKKI yang lulus, berupa pertemuan untuk menyepakati kelulusan

peserta program IJEPA

f) Pelaksanaan Job fair, bertujuan untuk memfasilitasi tenaga kesehatan

Indonesia yang kembali ke Indonesia melalui kerjasama antara Kedutaan

Besar Jepang bersama dengan Pusrengun dan BP2MI.

4) Sosialisasi Kebijakan Pendayagunaan tenaga kesehatan ke Luar Negeri

a) Rapat Persiapan dan Evaluasi Pelaksanaan Sosialisasi, dengan melibatkan

stakeholder tekait.

b) Pelaksanaan Sosialisasi Peraturan Pendayagunaan Tenaga Kesehatan ke

Luar Negeri di Daerah, dilakukan di 2 propinsi pada regional yang berbeda

untuk meningkatkan sinergisitas antara pemerintah Pusat dan Daerah.

5) Penyusunan Kebijakan Pendayagunaan SDMK Indonesia ke Luar Negeri

a) Penyusunan Kebijakan, untuk merumuskan draft outline dan pedoman

kebijakan.

b) Pembahasan Kebijakan, untuk membahas kembali draft pedoman yang telah

dihasilkan pada pertemuan sebelumnya.

Page 20: Project proposal design...peraturan, pedoman, juklak/juknis dan sejenisnya), serta darimana, dari siapa, kapan dan bagaimana bahan/data tersebut didapatkan. Kegiatan ini juga membahas

c) Finalisasi Kebijakan, dilakukan untuk memfinalisasi draft kebijakan yang telah

selesai dirumuskan bersama para stakeholders yang terkait.

d) Diseminasi Kebijakan, dilakukan untuk menyebarluaskan informasi terkait

kebijakan yang telah dibuat sekaligus untuk mendapat masukan dan

tanggapan dari peserta pertemuan yang berasal dari lintas kementerian/

lembaga terkait.

b. Pendayagunaan SDMK WNA

1) Penyusunan Perencanaan Pendayagunaan SDMK WNA

a) Persiapan : analisis situasi, penyusunan kerangka acuan dan pertemuan

persiapan pelaksanaan kegiatan

b) Pelaksanaan : penyusunan dan uji coba instrumen, pengumpulan data,

pengolahan dan analisis data serta penyusunan draft dokumen kebijakan

c) Sounding hasil : koordinasi lintas sektor dan penyempurnaan draft dokumen

kebijakan

d) Penyusunan dokumen kebijakan

2) Penyusunan Kebijakan Teknis terkait Penyesuaian/Implementasi Kesepakatan

Bilateral/Regional/Multilateral

a) Persiapan : Penyusunan kerangka acuan, pertemuan persiapan

b) Penyusunan kebijakan teknis : penyusunan draft awal, pembahasan draft

awal, penyempurnaan draft dokumen kebijakan

c) Pengusulan dokumen kebijakan

3) Konsolidasi, Rekomendasi dan Pembinaan dan Pengawasan Pendayagunaan

SDMK WNA

a) Persiapan : Penyusunan kerangka acuan, pertemuan persiapan

b) Pelaksanaan : rapat Tim Koordinasi Pendayagunaan SDMK WNA, Penerbitan

surat rekomendasi pendayagunaan SDMK WNA, pelaksanaan Binwas

c) Laporan hasil

4) Koordinasi dan Sinkronisasi terkait Pendayagunaan SDMK WNA tingkat

Bilateral/Regional/Multilateral

a) Persiapan: Rapat Koordinasi lintas program/sektor

b) Pelaksanaan: Pertemuan koordinasi MRA Tingkat ASEAN dan Pertemuan

Terkait Pendayagunaan SDM Kesehatan Tingkat

Bilateral/Regional/Multilateral

Page 21: Project proposal design...peraturan, pedoman, juklak/juknis dan sejenisnya), serta darimana, dari siapa, kapan dan bagaimana bahan/data tersebut didapatkan. Kegiatan ini juga membahas

c) Laporan hasil

5. Tersedianya Layanan Sarana dan Prasarana Internal

Layanan sarana dan prasana internal disesuaikan dengan perkembangan kebutuhan

yang bersifat dinamis. Jumlah Layanan Sarana dan Prasarana Internal yang tersedia

sampai dengan tahun 2024 yaitu 5 layanan.

6. Tersusunnya Perencanaan dan Anggaran

Perencanaan satu tahun ke depan dilaksanakan pada T-1 (satu tahun sebelumnya).

Perencanaan kegiatan dan anggaran dilaksanakan dengan mengutamakan prinsip value

for money berdasarkan efisiensi dan efektifitas.

7. Tersusunnya Dokumen Pemantauan dan Evaluasi

Jumlah dokumen pemantauan dan evaluasi yang disusun sampai dengan tahun 2024

terdiri dari :

a. Dokumen Laporan Kinerja sebanyak 5 dokumen

b. Dokumen Laporan Tahunan sebanyak 5 dokumen

8. Penyusunan laporan keuangan

Laporan Keuangan disusun setahun dua kali.

9. Penyusunan dokumen kepegawaian

Dokumen kepegawaian disusun berdasarkan kondisi pegawai yang ada setiap tahunnya.

C. Target Kinerja dan Pendanaan

(terlampir)

Page 22: Project proposal design...peraturan, pedoman, juklak/juknis dan sejenisnya), serta darimana, dari siapa, kapan dan bagaimana bahan/data tersebut didapatkan. Kegiatan ini juga membahas

BAB IV

PEMANTAUAN DAN EVALUASI

Pemantauan terhadap kegiatan yang dilaksanakan di Pusrengun dilaksanakan melalui

pertemuan-pertemuan yang dimaksudkan untuk mensinkronkan kembali keseluruhan

proses kegiatan agar sesuai dengan rencana yang ditetapkan, agar dapat dicegah

kemungkinan adanya penyimpangan ataupun ketidaksesuaian, yang berpotensi

mengurangi bahkan menimbulkan kegagalan pencapaian tujuan dan sasaran.

Evaluasi dimaksudkan untuk melihat hasil yang dicapai dalam keseluruhan pentahapan

kegiatan, untuk proses pengambilan keputusan apakah suatu program atau kegiatan

diteruskan, dikurangi, dikembangkan atau diperkuat. Evaluasi diarahkan guna mengkaji

efektifiktas dan efisensi pengelolaan program.

Page 23: Project proposal design...peraturan, pedoman, juklak/juknis dan sejenisnya), serta darimana, dari siapa, kapan dan bagaimana bahan/data tersebut didapatkan. Kegiatan ini juga membahas

BAB V

PENUTUP

Rencana Aksi Kegiatan Pusat Perencanaan dan Pendayagunaan Sumber Daya Manusia

Kesehatan ini disusun untuk dijadikan acuan dalam perencanaan, pelaksanaan, dan

evaluasi kegiatan untuk kurun waktu lima tahun ke depan. Apabila di kemudian hari

diperlukan adanya perubahan pada Rencana Aksi Kegiatan Pusrengun SDM Kesehatan

2020-2024, maka akan dilakukan penyempurnaan sebagaimana mestinya.