Program Studi : S1 Akuntansi Sandi Matakuliah : AKA330 ...repository.stei.ac.id/1809/1/AUDIT...

77

Transcript of Program Studi : S1 Akuntansi Sandi Matakuliah : AKA330 ...repository.stei.ac.id/1809/1/AUDIT...

Page 1: Program Studi : S1 Akuntansi Sandi Matakuliah : AKA330 ...repository.stei.ac.id/1809/1/AUDIT 1.pdfKuliah Auditing 1 sehingga dapat membantu mahasiswa untuk mendapatkan pemahaman yang
Jatmiko
Typewritten text
Program Studi: S1 Akuntansi Sandi Matakuliah: AKA330 Nama Matakuliah: Auditing 1 SKS: 3 Dosen Pengampu: Hendra, S.E., Ak., M.Si Tim Penyusun Modul: Hendra, S.E., Ak., M.Si
Page 2: Program Studi : S1 Akuntansi Sandi Matakuliah : AKA330 ...repository.stei.ac.id/1809/1/AUDIT 1.pdfKuliah Auditing 1 sehingga dapat membantu mahasiswa untuk mendapatkan pemahaman yang

1

MODUL PEMBELAJARAN JARAK JAUH

PROGRAM PERTUKARAN MAHASISWA TANAH AIR NUSANTARA

SISTEM ALIH KREDIT DENGAN TEKNOLOGI INFORMASI

(PERMATA-SAKTI)

Program Studi : S1 Akuntansi

Sandi Matakuliah : AK330

Nama Matakuliah : Auditing 1

SKS : 3

Dosen Pengampu : Hendra, S.E., Ak., M.Si

Tim Penyusun Modul :

SEKOLAH TINGGI ILMU EKONOMI INDONESIA (STEI)

JAKARTA

2020

PENGESAHAN

Page 3: Program Studi : S1 Akuntansi Sandi Matakuliah : AKA330 ...repository.stei.ac.id/1809/1/AUDIT 1.pdfKuliah Auditing 1 sehingga dapat membantu mahasiswa untuk mendapatkan pemahaman yang

2

MODUL PEMBELAJARAN JARAK JAUH

PROGRAM PERTUKARAN MAHASISWA TANAH AIR NUSANTARA

ISTEM ALIH KREDIT DENGAN TEKNOLOGI INFORMASI

(PERMATA-SAKTI)

1. Perguruan Tinggi : Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Indonesia (STEI), Jakarta

2. Dosen Pengampu

Nama : Hendra, S.E., Ak., M.Si

NIDN : 0317058305

Handphone : 081808170583

Email : [email protected]

3. Anggota Tim

Anggota 1 :

Anggota 2 :

4. Semester : Semester Ganjil 2020/2021

5. Matakuliah

Sandi Matakuliah : AKA330

Nama Matakuliah : Auditing 1

SKS : 3

Program Studi : S1 - Akuntansi

Jakarta,

Telah diperiksa oleh,

Kepala Program Studi…

Dosen Pengampu

Siti Almurni, S.E., M.Ak

NIDN. 0311097701

Hendra, S.E., Ak., M.Si

NIDN. 0317058305

Mengetahui, Jakarta,

Wakil Ketua I - Bidang Akademik Kepala Departemen

Akuntansi/Manajemn

Dr. Lies Zulfiati, S.E., M.Si., Ak., CA

NIDN. 0325037601

Dr. Lies Zulfiati, S.E., M.Si., Ak., CA NIDN. 0325037601

Page 4: Program Studi : S1 Akuntansi Sandi Matakuliah : AKA330 ...repository.stei.ac.id/1809/1/AUDIT 1.pdfKuliah Auditing 1 sehingga dapat membantu mahasiswa untuk mendapatkan pemahaman yang

3

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah

melimpahkan nikmat dan karuniaNya yang tak terhingga sehingga kami dapat

menyelesaikan bahan ajar mata kuliah Auditing 1. Bahan ajar ini dimaksudkan

untuk digunakan oleh mahasiswa khususnya yang sedang mengikuti Mata

Kuliah Auditing 1 sehingga dapat membantu mahasiswa untuk mendapatkan

pemahaman yang lebih baik.

Modul ini disusun berdasarkan sumber literatur Auditing yaitu Theodarus M.

Tuanakotta. , Audit Kontemporer, Salemba Empat, 2015 dan Institut Akuntan

Publik Indonesia dan Standar Auditing berbasis ISA. Modul bahan ajar ini juga

mengacu kepada Rencana Pembelajaran Semester (RPS) mata kuliah Auditing

1. Secara garis besar modul bahan ajar ini berisi sebagai berikut:

Tatap Muka 1 Jasa – Jasa Akuntan Publik

Tatap Muka 2 Profesi akuntan publik

Tatap Muka 3 Aturan internal profesi

Tatap Muka 4 Tanggung jawab auditor

Tatap Muka 5 Bukti audit 1

Tatap Muka 6 Bukti audit 2

Tatap Muka 7 Pengendalian internal

Tatap Muka 8 Ujian Tengah Semester

Tatap Muka 9 Asersi dalam laporan keuangan

Tatap Muka 10 Prosedur penilaian risiko

Tatap Muka 11 Estimasi akuntansi

Tatap Muka 12 Pihak - pihak yang berelasi

Tatap Muka 13 Audit berbasis risiko

Tatap Muka 14 Strategi audit menyeluruh

Page 5: Program Studi : S1 Akuntansi Sandi Matakuliah : AKA330 ...repository.stei.ac.id/1809/1/AUDIT 1.pdfKuliah Auditing 1 sehingga dapat membantu mahasiswa untuk mendapatkan pemahaman yang

4

Tatap Muka 15 Merumuskan pendapat auditor

Tatap Muka 16 Ujian Akhir Semester

Penulis berusaha semaksimal mungkin menyajikan rinkasan materi agar

mudah dipahami dan memberikan manfaat kepada mahasiswa. Namun demikian

kami menyadari masih adanya kekurangan dari modul bahan ajar ini. Oleh

karena itu dengan sangat terbuka kami menerima saran perbaikan.

Jakarta, 8 November 2020

Tim Penyusun

Page 6: Program Studi : S1 Akuntansi Sandi Matakuliah : AKA330 ...repository.stei.ac.id/1809/1/AUDIT 1.pdfKuliah Auditing 1 sehingga dapat membantu mahasiswa untuk mendapatkan pemahaman yang

5

DAFTAR ISI

Halaman sampul ………………………………………………………………………….. i

Kata pengantar ………………………………………………………………...…………. ii

Halaman pengesahan …………………………………………………………………….. iii

Daftar isi ……………………………………………………………………...…………… iv

ISI modul:

1. RPS

2. Materi Setiap Pertemuan s.d akhir semester

2.1. TM 1 – Jasa – Jasa Akuntan Publik

2.2. TM 2 – Profesi akuntan public

2.3. TM 3 – Aturan internal profesi

2.4. TM 4 – Tanggung jawab auditor

2.5. TM 5 – Bukti audit 1

2.6. TM 6 – Bukti audit 2

2.7. TM 7 – Pengendalian internal

2.8. TM 8 – Ujian Tengah Semester

2.9. TM 9 – Asersi dalam laporan keuangan

2.10. TM 10 – Prosedur penilaian risiko

2.11. TM 11 – Estimasi akuntansi

2.12. TM 12 – Pihak - pihak yang berelasi

2.13. TM 13 – Audit berbasis risiko

2.14. TM 14 – Strategi audit menyeluruh

2.15. TM 15 – Merumuskan pendapat auditor

2.16. TM 16 – Ujiang Akhir Semester

3. Lampiran:

a. soal UTS dan UAS

b. Link LMS STEI

c. Aktivitas kuliah s.d UTS (photo/link video perkuliahan, forum, daftar hadir

dll)

Page 7: Program Studi : S1 Akuntansi Sandi Matakuliah : AKA330 ...repository.stei.ac.id/1809/1/AUDIT 1.pdfKuliah Auditing 1 sehingga dapat membantu mahasiswa untuk mendapatkan pemahaman yang

6

RENCANA PEMBELAJARAN SEMESTER

Referensi : Wajib : Theodarus M. Tuanakotta. (2015). Audit Kontemporer. Salemba Empat. Jakarta

Tambahan : 1. Arens, Elder, Beasley. (2015). Auditing and Assurance Service

Integrated Approach, 15 th. Prentice Hall, Pearson Education, Inc.

2. IAI. (2011). Standar Profesional Akuntan Publik. Salemba Empat. Jakarta

Page 8: Program Studi : S1 Akuntansi Sandi Matakuliah : AKA330 ...repository.stei.ac.id/1809/1/AUDIT 1.pdfKuliah Auditing 1 sehingga dapat membantu mahasiswa untuk mendapatkan pemahaman yang

7

Perte

muan

ke

Kemampuan Akhir Yang

Diharapkan

Bahan Kajian Model

Pembelajaran

Kriteria Penilaian

(Indikator)

Referensi

Bobot

Penilaian

Kelas Pokok

Bahasan Sub Pokok Bahasan

1 – 2 Mahasiswa dapat

menjelaskan profesi akuntan

publik, struktur organisasi

KAP, jenjang profesi akuntan

dan fungsi audit bagai

masyarakat

Jasa – Jasa

Akuntan

Publik

- Accounting dan Auditing- Mengapa jasa

audit

- Audit, Atestasi dan Asurans

- Audit dan Unsur Penugasan

- Asurans

- Laporan Asurans

- Kantor Akuntan Publik

- Kantor Jasa Akuntan Publik

- Kantor Jasa Akuntansi

- Ceramah

- Diskusi

- Tugas

Ketepatan dalam

menyelesaikan

lembar kerja

mahasiswa dalam

memecahkan kasus

pada materi ini

Tuanakotta

BAB : 1

Hal : 3 -29

10

3 Mahasiswa dapat

menjelaskan tentang standar

dalam kode etik profesi

Aturan

Internal

Profesi

- Kode Etik

- Standar Profesi

- Makna Perubahan Standar Audit

- Penekanan Pada Risiko

- Standar berbasis Prinsip

- Pengukuran Berkesan Eksak

- Pengendalian Internal (Internal Control)

- Pengendalian Mutu

- Pengembangan Profesional

Berkelanjutan

- Ceramah

- Diskusi

Ketepatan dalam

menyelesaikan

lembar kerja

mahasiswa dalam

memecahkan kasus

pada materi ini

Tuanakotta

BAB : 3

Hal : 49 –

69

4 Mahasiswa dapat

menjelaskan tanggung jawab

manajemen dan auditor sesuai

dengan perikatan yang telah

dibuat

Tanggung

Jawab

Hukum

- Pengantar

- ROSC: Temuan PPAJP

- Litigation Culture

- SRS dan Tanggung Jawab Hukum

- Catatan akhir

- Ceramah

- Diskusi

Ketepatan dalam

menyelesaikan

lembar kerja

mahasiswa dalam

memecahkan kasus

pada materi ini

Tuanakotta

BAB : 4

Hal : 71 -

77

Page 9: Program Studi : S1 Akuntansi Sandi Matakuliah : AKA330 ...repository.stei.ac.id/1809/1/AUDIT 1.pdfKuliah Auditing 1 sehingga dapat membantu mahasiswa untuk mendapatkan pemahaman yang

8

5-6 Mahasiswa dapat

menjelaskan sifat dari suatu

bukti audit, jenis bukti,

prosedur pemerolehan bukti,

keputusan dalam penggunaan

bukti, pengorganisasian

kertas kerja dan penguasaan

kertas.

Bukti Audit - Pengantar

- Definisi

- Kewajiban Auditor

- Prosedur Audit untuk Memperoleh Bukti

Audit

- Memilih Item untuk Memperoleh Bukti

Audit

- Ceramah

- Diskusi

- Tugas

Ketepatan dalam

menyelesaikan

lembar kerja

mahasiswa dalam

memecahkan kasus

pada materi ini

Tuanakotta

BAB : 5

Hal : 81 -

88

10

7 Mahasiswa dapat

menjelaskan tujuan

pengendalian internal dan

komponen –kompenen yang

terkait dalam pengendalian

internal

Pengendalia

n Internal

- Pengantar

- Kutipan ISA

- Tujuan Pengendalian Internal

- Komponen Pengendalian Internal

- Lingkungan Pengendalian pada Entitas

kecil

- Risk Assessment (Penilaian Risiko)

- Information System (Sistem Informasi)

- Control Activities (Kegiatan Pengendalian)

- Monitoring (Pemantauan

- Ceramah

- Diskusi

Ketepatan dalam

menyelesaikan

lembar kerja

mahasiswa dalam

memecahkan kasus

pada materi ini

Tuanakotta

BAB : 6

Hal : 91 –

108

5

8 UTS

9 Mahasiswa dapat

menjelaskan asersi dalam

laporan keuangan

Asersi

dalam

Laporan

- Cakupan dan ISA Acuan

- Selayang Pandang

- Penjelasan mengenai Asersi

- Asersi Gabungan

- Asersi dalam Auditing

- Penialaian Risiko di Tingkat Laporan

Keuangan

- Penilaian Risiko di Tingkat Asersi

- Ceramah

- Diskusi

Ketepatan dalam

menyelesaikan

lembar kerja

mahasiswa dalam

memecahkan kasus

pada materi ini

Tuanakotta

BAB : 7

Hal : 111 -

119

Page 10: Program Studi : S1 Akuntansi Sandi Matakuliah : AKA330 ...repository.stei.ac.id/1809/1/AUDIT 1.pdfKuliah Auditing 1 sehingga dapat membantu mahasiswa untuk mendapatkan pemahaman yang

9

10 Mahasiswa dapat menghitung

tingkat materialitas secara

aggregate dan tingkat

materialitas masing-masing

akun

Materialitas - Fee Kurator Telkomsel

- Materialitas dan Rules – based

- Standards

- Proses Penentuan Materialitas

- Materialitas dalam Proses Audit

- Materialitas pada Dua Tingkat

- Overall Materiality

- Performance Materiality

- Specific materiality

- Specific Performance Materiality

- Penutup

- Ceramah

- Diskusi

Ketepatan dalam

menyelesaikan

lembar kerja

mahasiswa dalam

memecahkan kasus

pada materi ini

Tuanakotta

BAB : 8

Hal : 121 –

132

11 Mahasiswa dapat menjelaskan penilain risiko

berdasarkan kriteria audit

yang berlaku

Prosedur Penilaian

Risiko

- Ketiga Prosedur Penilaian Risiko - Menanyakan Kepada Manajemen dan

Pihak Lain

- Prosedur Analitikal

- Observasi (Pengamatan) dan Inspeksi

- Rancangan dan Implementasi

Pengendalian Internal

- Sumber Lain Mengenai Risiko

- Ceramah

- Diskusi

Ketepatan dalam menyelesaikan

lembar kerja

mahasiswa dalam

memecahkan kasus

pada materi ini

Tuanakotta BAB : 9

Hal : 138 -

145

12 Mahasiswa dapat

menjelaskan pihak –pihak

yang berelasi dalam menilai

risiko

Pihak –

pihak yang

Berelasi

- Cakupan dan ISA Acuan

- Selayang Pandang

- Tahap 1 – Menilai Risiko

- Tahap 2 – Menanggapi Risiko

- Tahap 3 – Pelaporan

- Ceramah

- Diskusi

Ketepatan dalam

menyelesaikan

lembar kerja

mahasiswa dalam

memecahkan kasus

pada materi ini

Tuanakotta

BAB : 11

Hal : 159 -

169

13 Mahasiswa dapat

menjelaskan pekerjaan audit

berbasis risiko

Audit

Berbasis

Risiko

- Tinjauan Umum

- Risiko Audit

- Rangkuman

- Melaksanakan Audit

- Berbasis Risiko

- Dokumentasi

- Ceramah

- Diskusi

Ketepatan dalam

menyelesaikan

lembar kerja

mahasiswa dalam

memecahkan kasus

pada materi ini

Tuanakotta

BAB : 16

Hal : 229 -

249

Page 11: Program Studi : S1 Akuntansi Sandi Matakuliah : AKA330 ...repository.stei.ac.id/1809/1/AUDIT 1.pdfKuliah Auditing 1 sehingga dapat membantu mahasiswa untuk mendapatkan pemahaman yang

10

- Manfaat Audit Berbasis Risiko

14 Mahasiswa dapat

menjelaskan strategi audit

menyeluruh

Strategi

Audit

Menyeluruh

- Selayang pandang

- Menyusun Strategi Audit

- Menyeluruh

- Mengomunikasikan Rencana Audit

- Dokumentasi

- Ceramah

- Diskusi

Ketepatan dalam

menyelesaikan

lembar kerja

mahasiswa dalam

memecahkan kasus

pada materi ini

Tuanakotta

BAB : 9

Hal : 279 -

287

15 Mahasiswa dapat

menjelaskan opini Auditor

berdasarkan SA 700

Merumuska

n Pendapat

Auditor

- Selayang Pandang

- Contoh Laporan Auditor

- Lampiran 1

- Lampiran 2

- Ceramah

- Diskusi

- Tugas

Ketepatan dalam

menyelesaikan

lembar kerja

mahasiswa dalam

memecahkan kasus

pada materi ini

Tuanakotta

BAB : 36

Hal : 489 -

515

5

16 UAS

Page 12: Program Studi : S1 Akuntansi Sandi Matakuliah : AKA330 ...repository.stei.ac.id/1809/1/AUDIT 1.pdfKuliah Auditing 1 sehingga dapat membantu mahasiswa untuk mendapatkan pemahaman yang

11

PERTEMUAN 1

Hari/Tanggal: Senin / 21 September 2020

Jam: 18.30

Ruang Kelas Virtual: Maksi03

Topik: Jasa - Jasa Akuntan Publik

Materi

Accounting & Auditing

Audit adalah jasa akuntan publik yang dikenal sebagai jasa asurans (assurances services).

Diberikan oleh kantor akuntan publik

Accounting adalah bagian dari jasa non-asurans (non-assurances engagements). Diberikan

oleh kantor akuntan publik / akuntan publik (CPA) atau akuntan beregister (Chartered

Accountant)

Accounting process: Input (transaction journal) => Proses (recorded process to GL) => Output

(financial reporting). Accounting bersifat konstruktif

Auditing process: Laporan keuangan (financial reporting) => bukti-bukti yang mendasari

(underlying evidence) => Risk based audit.

Kedua jasas tersebut, sama – sama dilakukan oleh seorang akuntan.

Mengapa jasa audit?

Pengguna laporan keuangan menghadapi:

1. Business risks

2. Information risks

Akuntan publik bisa mempunyai peran penting dalam menekan risiko informasi, yakni dengan

memberikan jasa audit atas laporan keuangan entitas. Dalam audit auditor berupaya

memperoleh asurans yang memadai bahwa laporan keuangan yang diaudit bebas dari salah

saji yang material, baik yang disebabkan kekeliruan/kesalahan maupun manipulasi.

Dengan jasa audit, tingkat keandalan laporan keuangan meningkat. Dalam hal ini auditor

memberikan suatu asurans, bukan keyakinan yang mutlak (absolute assurance), tetapi asurans

yang memadai (reasonable assurance). Bukan jaminan sepenuhnya.

Auditing termasuk satu jasa asurans, tapi bukan satu-satunya jasa asurans.

Audit adalah salah satu (tapi bukan satu-satunya) jasa atestasi. Dalam atestasi selain jasa audit

ada jasa reviu. Misalnya reviu laporan keuangan kuartal atau semesteran yang dilakukan di

Page 13: Program Studi : S1 Akuntansi Sandi Matakuliah : AKA330 ...repository.stei.ac.id/1809/1/AUDIT 1.pdfKuliah Auditing 1 sehingga dapat membantu mahasiswa untuk mendapatkan pemahaman yang

12

tengah tahun (interim). Audit dan reviu meningkatkan keandalan informasi. Meningkatkan

keandalan informasi adalah ciri atestasi. Audit dan reviu adalah dua contoh atestasi.

Audit, Atestasi dan Asurans

Jasa audit diatur dengan ISA (International Standards of Auditing), Jasa review diatur

dengan International Standards on Review Engagements, Jasa asurans lainnya (diluar audit

dan review) diatur dengan ISAE (International Standards on Assurances Engagements),

Prosedur yang disepakati (Agreed-upon procedures) dan kompilasi (Compilation) bukan

merupakan perikatan asurans dan diatur dengan ISRS (International Standards on Related

Services).

Jasa yang diberikan oleh akuntan publik

Hubungan antara jasa asurans, jasa atestasi dan jasa non asurans

Page 14: Program Studi : S1 Akuntansi Sandi Matakuliah : AKA330 ...repository.stei.ac.id/1809/1/AUDIT 1.pdfKuliah Auditing 1 sehingga dapat membantu mahasiswa untuk mendapatkan pemahaman yang

13

Audit dan unsur penugasan asuran

Ada lima unsur penugasan asurans, yakni:

a. Hubungan tripartite (a three party relationship)

b. Pokok tugas (A subject matter)

c. Kriteria (Criteria)

d. Bukti (Evidence)

e. Laporan asurans (An assurance report)

Audit adalah salah satu contoh penugasn asurans. Oleh karena itu, kelima unsur penugasan

asurans dapat diterapkan dalam penugasan audit.

Hubungan tripartit:

Suatu perikatan asurans melibatkan tiga pihak, yaitu:

a. Praktisi (Auditor)

b. Penanggung jawab (Manajemen)

c. Pengguna yang dituju (bank, investor atau dirjen pajak)

Tugas pokok:

Pokok penugasan dalam penugasan asurans bisa berupa:

a. Kinerja atau kondisi keuangan

b. Kinerja atau kondisi non keuangan (seperti kinerja entitas)

c. Ciri fisik (seperti kapasitas pabrik) informasi pokok tugas bisa berupa dokumen

spesifikasi.

d. Sistem dan proses seperti pengendalian internal entitas

e. Perilaku seperti tata kelola perusahaan.

Kriteria:

Kriteria dalam penugasan asurans, adalah tolak ukur (benchmarks) yang digunakan untuk

mengevaluasi atau mengukur pokok tugas, termasuk tolak ukur penyajian dna

pengungkapan.

Dalam penugasan audit kriteria yang digunakan adalah standar yang dipakai untuk

menyusun laporan keuanga seperti PSAK, IFRS dan lain-lain.

Bukti:

Bukti harus cukup (sufficient) dan tepat (appropriate). Sufficiency of evidence atau

kecukupan bukti adalah ukuran kuantitas dari suatu bukti. Appropriateness of evidence atau

ketepatan bukti mengukur kualitas atau mutu dari suatu bukti. Apakah bukti itu relevan dan

andal.

Laporan asurans:

Dalam penugasan asurans, praktisi menyiapkan laporan tertulis berisi kesimpulan yang

menegaskan asurans yang diperolehnya tentang informasi pokok tugas. Auditor juga

menyiapkan laporan tertulis berisi kesimpulan auditnya. Opini audit terdiri atas: WTP,

WDP, TMP dan TW.

Page 15: Program Studi : S1 Akuntansi Sandi Matakuliah : AKA330 ...repository.stei.ac.id/1809/1/AUDIT 1.pdfKuliah Auditing 1 sehingga dapat membantu mahasiswa untuk mendapatkan pemahaman yang

14

Kantor akuntan publik

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 5 Tahun 2011 tentang Akuntan Publik

mengatur tentang kegiatan Akuntan Publik. Akuntan publik adalah seseorang yang telah

memperoleh izin untuk memberikan jasa-jasa sebagaimana diatur dalam undang-undang.

KAP adalah badan usaha yang didirikan berdasarkan ketentuan peraturan perundang-

undangan dan mendapatkan izin usaha berdasarkan undang-undang.

Berdasarkan UU Akuntan Publik memberikan jasa asurans yang meliputi:

a. Jasa audit atas informasi keuangan historis,

b. Jasa reviu atas informasi keuangan historis,

c. Jasa asurans lainnya (perikatan asurans atas kepatuhan terhadap peraturan, evaluasi

atas efektivitas pengendalian internal, laporan keuangan prospektif dan penerbitan

confort letter untuk penawaran umum (IPO),

d. Jasa lainnya yang berkaitan dengan akuntansi, keuangan dan manajemen

Pembatasan pemberian jasa audit:

a. Rotasi rekan audit yang membatasi Akuntan Publik; dan

b. Rotasi KAP yang membatasi KAP

Rotasi rekan audit merupakan jawaban Sarbanes-Oxley Act 2002 terhadap skandal-skandal

akuntansi dan gagal audit the Big Five yang massive dipenghujung abad ke 20.

Jaringan KAP global yang secara kolektif menduduki peringkat dunia.

Big four (2014) (dalam juta dolar AS)

Prinsip rotasi & Kemahiran audit.

1. Semakin lama semakin baik.

2. Semakin lama, kewaspadaan semakin tumpul dan kearifan semakin menguap

Page 16: Program Studi : S1 Akuntansi Sandi Matakuliah : AKA330 ...repository.stei.ac.id/1809/1/AUDIT 1.pdfKuliah Auditing 1 sehingga dapat membantu mahasiswa untuk mendapatkan pemahaman yang

15

Kantor jasa akuntansi

Berbeda dengan KAP, Kantor Jasa Akuntansi (KJA) tidak dipayungi oleh undang-undang,

melainkan oleh Peraturan Menteri Keuangan Nomor 25/PMK.01/2014 tentang akuntan

beregister negara. KJA dilarang memberikan jasa asurans. Untuk mendapatkan izin usaha,

KJA harus memenuhi persyaratan, antara lain:

a. Mempunyai tempat untuk menjalankan usaha yang berdomisili di NKRI

b. Memiliki NPWP

c. Memiliki rancangan system pengendalian mutu.

Untuk meningkatkan profesionalisme dan mendorong kepatuhan akuntan terhadap ketentuan

peraturan perundang-undangan, menteri melakukan pembinaan terhadap akuntan dan KJA

yang dilakukan oleh PPAJP (P2PK)

Akuntan wajib:

a. Menjaga kompetensi melalui PPL dan menyampaikan laporan realisasi PPL

b. Menjadi anggota asosiasi profesi akuntan

c. Mematuhi kode etik

d. Mematuhi standar profesi yang diterbitkan oleh asosiasi profesi akuntan.

Page 17: Program Studi : S1 Akuntansi Sandi Matakuliah : AKA330 ...repository.stei.ac.id/1809/1/AUDIT 1.pdfKuliah Auditing 1 sehingga dapat membantu mahasiswa untuk mendapatkan pemahaman yang

16

PERTEMUAN 2

Hari/Tanggal: Senin / 28 September 2020

Jam: 18.30

Ruang Kelas Virtual: Maksi03

Topik: Profesi Akuntan Publik

Materi

Tujuan pembelajaran:

Menggambarkan karakteristik kantor akuntan publik, apa yang mereka lakukan, serta

struktur organisasinya.

Membahas bagaimana e-commerce dan internet mempengaruhi operasional kantor

akuntan publik.

Mendeskripsikan fungsi-fungsi kunci yang dilaksanakan oleh Ikatan Akuntan Publik

Indonesia (IAPI).

Menggunakan standar professional akuntan publik (generally accepted auditing

standard) sebagai panduan untuk pembahasan lebih lanjut.

Membahas peran standar audit internasional

Mengidentifikasikan standar pengendalian mutu dan mempraktekkannya dalam

profesi akuntan

Mengikhtisarkan peran OJK dalam akuntansi dan auditing.

Karakteristik dan struktur akuntan public:

Page 18: Program Studi : S1 Akuntansi Sandi Matakuliah : AKA330 ...repository.stei.ac.id/1809/1/AUDIT 1.pdfKuliah Auditing 1 sehingga dapat membantu mahasiswa untuk mendapatkan pemahaman yang

17

Aktivitas kantor akuntan public

1. Jasa akuntansi dan pembukuan (Accounting services)

2. Jasa perpajakan (Tax compliance)

3. Jasa konsultasi manajemen (Management consulting)

Struktur organisasi kantor akuntan public:

Tiga faktor utama yang mempengaruhi struktur organisasi dari KAP:

1) Kebutuhan untuk memiliki independensi atas klien

2) Pentingnya struktur untuk mendorong kompetensi

3) Meningkatkan risiko pengendalian yang dihadapi oleh auditor.

Berdasarkan UU AP No 5 tahun 2011, struktur KAP dapat berbentuk:

1) Perseorangan

2) Persekutuan perdata

3) Firma, atau

4) Bentuk usaha lain sesuai dengan karakteristiknya (diatur melalui PMK), yaitu dapat

berbentuk:

a) Perseroan Terbatas Profesional (PT)

b) Persekutuan dengan kewajiban terbatas (LLP)

Level dan tanggung jawab:

E-Commerce & Operasional KAP

Kantor akuntan publik juga menggunakan internet sebagai media pelayanan jasa

mereka.

Dengan membuat website dan menjual layanan jasa mereka

KAP juga menggunakan internet untuk menghubungi staf professional global mereka

KAP juga mengambil keuntungan dari sumber daya online dan database yang bisa

diakses melalui internet.

Page 19: Program Studi : S1 Akuntansi Sandi Matakuliah : AKA330 ...repository.stei.ac.id/1809/1/AUDIT 1.pdfKuliah Auditing 1 sehingga dapat membantu mahasiswa untuk mendapatkan pemahaman yang

18

Ikatan Akuntan Publik Indonesia

Dalam UU AP No 5 tahun 2011 Bab IX pasal 43 mengenai Asosiasi Profesi Akuntan

Publik. Dinyatakan sebagai berikut:

1) Akuntan publik berhimpun dalam wadah asosiasi profesi akuntan publik

2) Menteri menetapkan hanya 1 (Satu) Asosiasi Profesi Akuntan Publik untuk

menjalankan kewenangan sesuai dengan ketentuan dalam UU ini.

3) Asosiasi profesi akuntan publik tersebut harus memiliki kriteria …

4) Asosiasi profesi akuntan publik sebagaimana dimaksud pada ayat 2 ditetapkan

dengan Keputusan Menteri (PMK)

Tugas dan wewenang IAPI:

Menyusun dan menetapkan SPAP (Standard Profesi Akuntan Publik)

Menyelenggarakan ujian profesi akuntan publik

Menyelenggarakan pendidikan professional berkelanjutan, dan

Melakukan reviu mutu bagi anggotanya.

Membangun standar dan aturan

Terdapat empat area utama standar dan peraturan, yaitu :

1) Standar auditing

2) Standar kompilasi dan standar reviu

3) Standar atestasi lainnya

4) Standar konsultasi, dan

5) Kode etik professional

Kerangka Standar Profesi Akuntan Publik :

Standard umum:

1. Audit harus dilaksanakan oleh seorang atau lebih yang memiliki keahlian dan

pelatihan teknis yang cukup sebagai auditor

2. Dalam semua hal yang berhubungan dengan penugasan, independensi dalam sikap

mental harus dipertahankan oleh auditor

3. Dalam pelaksanaan audit dan penyusunan laporannya, auditor wajib menggunakan

kemahiran profesionalnya dengan cermat dna seksama.

Standar pekerjaan lapangan:

1. Pekerjaan harus direncanakan sebaik-baiknya dan jika digunakan asisten harus

disupervisi dengan semestinya

2. Pemahaman yang memadai atas struktur pengendalian internal harus diperoleh untuk

merencanakan audit dan menentukan sifat, saat, dan lingkup pengujian yang akan

dilakukan.

3. Bukti audit kompeten yang memadai harus diperoleh melalui inspeksi, pengamatan,

pengajuan pertanyaan, dan konfirmasi sebagai dasar yang memadai untuk

menyatakan pendapat atas laporan keuangan hasil audit.

Page 20: Program Studi : S1 Akuntansi Sandi Matakuliah : AKA330 ...repository.stei.ac.id/1809/1/AUDIT 1.pdfKuliah Auditing 1 sehingga dapat membantu mahasiswa untuk mendapatkan pemahaman yang

19

Standar pelaporan:

1. Laporan audit harus menyatakan apakah laporan keuangan telah disusun sesuai

dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum

2. Laporan audit harus menunjukan keadaan yang di dalamnya prinsip akuntansi tidak

secara konsisten diterapkan dalam penyusunan laporan keuangan periode berjalan

yang sesuai dengan prinsip akuntansi yang diterapkan dalam periode sebelumnya

3. Pengungkapan informasi dalam laporan keuangan harus dipandang memadai, kecuali

dinyatakan lain dalam laporan audit.

4. Laporan audit harus memuat pernyataan pendapat mengenai laporan keuangan secara

keseluruhan atau asersi bahwa pernyataan demikian tidak dapat diberikan. Jika

pendapat secara keseluruhan tidak dapat diberikan, maka alasannya harus

dinyatakan. Dalam semua hal yang nama auditor dikaitkan dengan laporan keuangan,

laporan auditor harus memuat petunjuk yang jelas mengenai sifat pekerjaan auditor,

jika ada, dan tingkat tanggung jawab auditor yang bersangkutan.

Ikhtisar SPAP

Page 21: Program Studi : S1 Akuntansi Sandi Matakuliah : AKA330 ...repository.stei.ac.id/1809/1/AUDIT 1.pdfKuliah Auditing 1 sehingga dapat membantu mahasiswa untuk mendapatkan pemahaman yang

20

Standar international audit

Mulai tahun 2014 Ikatan Akuntan Publik Indonesia sudah melakukan sinkronisasi standar

dengan ISA (International Standard on Auditing) dengan ringkasan sebagai berikut:

Page 22: Program Studi : S1 Akuntansi Sandi Matakuliah : AKA330 ...repository.stei.ac.id/1809/1/AUDIT 1.pdfKuliah Auditing 1 sehingga dapat membantu mahasiswa untuk mendapatkan pemahaman yang

21

Lima elemen pengendalian:

Page 23: Program Studi : S1 Akuntansi Sandi Matakuliah : AKA330 ...repository.stei.ac.id/1809/1/AUDIT 1.pdfKuliah Auditing 1 sehingga dapat membantu mahasiswa untuk mendapatkan pemahaman yang

22

Hubungan antara SPAP, pengendalian mutu, Divisi kap dna peer review

Otoritas jasa keuangan:

Dasar hokum OJK yaitu UU No 21 Tahun 2011 mengenai Otoritas Jasa Keuangan

OJK adalah lembaga yang independen dalam melaksanakan tugas dan wewenangnya, bebas

dari campur tangan pihak lain, kecuali untuk hal-hal yang secara tegas diatur dalam Undang-

Undang ini.

Tujuan, fungsi, tugas & wewenang:

Pasal 4

OJK dibentuk dengan tujuan agar keseluruhan kegiatan di dalam sektor jasa keuangan:

A. Terselenggara secara teratur, adil, transparan, dan akuntabel;

B. Mampu mewujudkan sistem keuangan yang tumbuh secara berkelanjutan dan stabil;

dan

C. Mampu melindungi kepentingan Konsumen dan masyarakat.

Pasal 5

OJK berfungsi menyelenggarakan sistem pengaturan dan pengawasan yang terintegrasi

terhadap keseluruhan kegiatan di dalam sektor jasa keuangan.

Pasal 6

OJK melaksanakan tugas pengaturan dan pengawasan terhadap:

a. Kegiatan jasa keuangan di sektor Perbankan;

b. Kegiatan jasa keuangan di sektor Pasar Modal; dan

Kegiatan jasa keuangan di sektor Perasuransian, Dana Pensiun, Lembaga Pembiayaan, dan

Lembaga Jasa Keuangan Lainnya.

Page 24: Program Studi : S1 Akuntansi Sandi Matakuliah : AKA330 ...repository.stei.ac.id/1809/1/AUDIT 1.pdfKuliah Auditing 1 sehingga dapat membantu mahasiswa untuk mendapatkan pemahaman yang

23

Pasal 7

Untuk melaksanakan tugas pengaturan dan pengawasan di sektor Perbankan sebagaimana

dimaksud dalam Pasal 6 huruf a, OJK mempunyai wewenang:

a. pengaturan dan pengawasan mengenai kelembagaan bank yang meliputi: 1. perizinan

untuk pendirian bank, pembukaan kantor bank, anggaran dasar, rencana kerja,

kepemilikan, kepengurusan dan sumber daya manusia, merger, konsolidasi dan

akuisisi bank, serta pencabutan izin usaha bank; dan 2. kegiatan usaha bank, antara

lain sumber dana, penyediaan dana, produk hibridasi, dan aktivitas di bidang jasa;

b. pengaturan dan pengawasan mengenai kesehatan bank yang meliputi: 1. likuiditas,

rentabilitas, solvabilitas, kualitas aset, rasio kecukupan modal minimum, batas

maksimum pemberian kredit, rasio pinjaman terhadap simpanan, dan pencadangan

bank; 2. laporan bank yang terkait dengan kesehatan dan kinerja bank; 3. sistem

informasi debitur; 4. pengujian kredit (credit testing); dan 5. standar akuntansi bank;

c. pengaturan dan pengawasan mengenai aspek kehatihatian bank, meliputi: 1.

manajemen risiko; 2. tata kelola bank; 3. prinsip mengenal nasabah dan anti

pencucian uang; dan 4. pencegahan pembiayaan terorisme dan kejahatan perbankan;

dan

d. pemeriksaan bank.

Pasal 8

Untuk melaksanakan tugas pengaturan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 6, OJK

mempunyai wewenang:

a. menetapkan peraturan pelaksanaan Undang-Undang ini;

b. menetapkan peraturan perundang-undangan di sektor jasa keuangan;

c. menetapkan peraturan dan keputusan OJK;

d. menetapkan peraturan mengenai pengawasan di sektor jasa keuangan;

e. menetapkan kebijakan mengenai pelaksanaan tugas OJK;

f. menetapkan peraturan mengenai tata cara penetapan perintah tertulis terhadap

Lembaga Jasa Keuangan dan pihak tertentu;

g. menetapkan peraturan mengenai tata cara penetapan pengelola statuter pada

Lembaga Jasa Keuangan;

h. menetapkan struktur organisasi dan infrastruktur, serta mengelola, memelihara, dan

menatausahakan kekayaan dan kewajiban; dan

i. menetapkan peraturan mengenai tata cara pengenaan sanksi sesuai dengan ketentuan

peraturan perundangundangan di sektor jasa keuangan.

Pasal 9

Untuk melaksanakan tugas pengawasan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 6, OJK

mempunyai wewenang:

a. menetapkan kebijakan operasional pengawasan terhadap kegiatan jasa keuangan;

b. mengawasi pelaksanaan tugas pengawasan yang dilaksanakan oleh Kepala Eksekutif;

c. melakukan pengawasan, pemeriksaan, penyidikan, perlindungan Konsumen, dan

tindakan lain terhadap Lembaga Jasa Keuangan, pelaku, dan/atau penunjang kegiatan

jasa keuangan sebagaimana dimaksud dalam peraturan perundang-undangan di

sektor jasa keuangan;

Page 25: Program Studi : S1 Akuntansi Sandi Matakuliah : AKA330 ...repository.stei.ac.id/1809/1/AUDIT 1.pdfKuliah Auditing 1 sehingga dapat membantu mahasiswa untuk mendapatkan pemahaman yang

24

d. memberikan perintah tertulis kepada Lembaga Jasa Keuangan dan/atau pihak

tertentu;

e. melakukan penunjukan pengelola statuter;

f. menetapkan penggunaan pengelola statuter;

g. menetapkan sanksi administratif terhadap pihak yang melakukan pelanggaran

terhadap peraturan perundangundangan di sektor jasa keuangan; dan

h. memberikan dan/atau mencabut:

1. izin usaha;

2. izin orang perseorangan;

3. efektifnya pernyataan pendaftaran;

4. surat tanda terdaftar;

5. persetujuan melakukan kegiatan usaha;

6. pengesahan;

7. persetujuan atau penetapan pembubaran; dan

8. penetapan lain, sebagaimana dimaksud dalam peraturan perundangundangan di

sektor jasa keuangan.

Page 26: Program Studi : S1 Akuntansi Sandi Matakuliah : AKA330 ...repository.stei.ac.id/1809/1/AUDIT 1.pdfKuliah Auditing 1 sehingga dapat membantu mahasiswa untuk mendapatkan pemahaman yang

25

PERTEMUAN 3

Hari/Tanggal: Senin / 5 Oktober 2020

Jam: 18.30

Ruang Kelas Virtual: Maksi03

Topik: Aturan internal profesi

Materi

Kode Etik

Kode etik bersifat global, Kode etik dalam hand book of the code of ethics for professional

accountant dibuka dengan kalimat berikut:

“Ciri istimewa profesi akuntansi ialah pengakuan akan tanggung jawab untuk bertindak atas

nama kepentingan umum. Oleh karenanya, tanggung jawab akuntan professional tidaklah

semata-mata memuaskan kebutuhan klien atau pegawainya.

Kode etik terdiri dari tiga bagian berikut:

a. Prinsip – prinsip dasar etika profesi akuntansi

b. Prinsip – prinsip dasar yang diterapkan untuk akuntan professional “dalam praktik

publik” atau akuntan publik.

c. Prinsip – prinsip dasar yang diterapkan untuk akuntan professional “dalam bisnis”,

akuntan internal.

Prinsip – prinsip dasar mengenai kode etik menjadi kerangka konseptual wajib diterapkan

akuntan ketika:

a. Mengidentifikasi ancaman terhadap kepatuhan atas prinsip – prinsip dasar.

b. Mengevaluasi seberapa signifikannya ancaman yang diidentifikasi

c. Melakukan pegamanan untuk mengeliminasi atau menekan ancaman ke tingkat yang

dapat diterima.

Prinsip – prinsip dasar:

Seorang akuntan professional wajib mematuhi prinsip – prinsip dasar berikut ini:

a. Integritas (lurus/tidak berbelok ke kanan dan ke kiri)

b. Objektif (tidak membiarkan bias, benturan kepentingan atau tekanan pihak lain)

c. Kompetensi dan kehati-hatian professional (memelihara pengetahuan dan

keterampilan sebagai akuntan professional)

d. Konfidensialitas (menghormati kerahasiaan informasi yang diperoleh sehubungan

dengan professional dan bisnis)

e. Perilaku professional (memenuhi ketentuan UU dan peraturan lainnya dan

menghindari perbuatan yang merendahkan martabat profesi)

Page 27: Program Studi : S1 Akuntansi Sandi Matakuliah : AKA330 ...repository.stei.ac.id/1809/1/AUDIT 1.pdfKuliah Auditing 1 sehingga dapat membantu mahasiswa untuk mendapatkan pemahaman yang

26

Ancaman profesi

Kategori ancaman profesi adalah sebagai berikut:

a. Ancaman terhadap kepentingan pribadi (ancaman keuangan atau kepentingan lain

yang mempengaruhi secara tidak wajar dan akal sehat)

b. Ancaman akibat mereviu pekerjaan sendiri (ancaman di mana akuntan professional

tidak akan dapat mengevaluasi hasil yang diperoleh dari pelaksanaan tugas dari KAP

yang sama

c. Ancaman berkenaan dengan nasihat yang diberikan (ancaman terhadap akuntan

professional akibat mempromosikan posisi klien atau karyawan, sehingga ia

mengorbankan objektivitas)

d. Ancaman karena kedekatan (ancaman yang berkaitan dengan hubungan dekat yang

terlalu lama dengan klien atau karyawan)

e. Ancaman intimidasi (ancaman yang membuat akuntan tidak dapat bertindak objektif

karena tekanan)

Contoh penangkalan terhadap ancaman:

a. Persyaratan mengenai jenjang pendidikan, jenis dan jumlah pelatihan, serta jenis dan

lamanya pengalaman, ketika akan memasuki profesi.

b. Persyaratan mengenai PPL (pendidikan profesi berkelanjutan)

c. Peraturan tentang tata kelola perusahaan

d. Standar profesi

e. Prosedur pemantauan (yang ditetapkan profesi atau peraturan pemerintah) dan

prosedur disiplin profesi (bagaimana memeriksa anggota profesi yang diduga

melanggar kode etik, penjatuhan sanksi, pengumuman sanksi dan banding)

f. Reviu oleh pihak ekternal atas laporan, komunikasi atau informasi yang dihasilkan

akuntan.

Faktor – faktor untuk penyelesaian konflik:

Faktor-faktor Penyelesaian konflik baik formal maupun informal antara lain:

a. Fakta-fakta relevan

b. Butir –butir etika yang dipermasalahkan

c. Potensi pelanggaran terhadap prinsip dasar yang mana

d. Apa prosedur internal yang ada untuk konflik seperti ini, dan

e. Tindakan apa saja yang bisa diambil.

Setelah mempertimbangkan factor diatas, akuntan wajib menentukan tindakan yang akan

diambil dengan mempertimbangkan konsekuensi dari masing – masing alternative.

Makna perubahan standar audit:

Penekanan pada risiko

Standar berbasis prinsip

Pengukuran berkesan aksak

Page 28: Program Studi : S1 Akuntansi Sandi Matakuliah : AKA330 ...repository.stei.ac.id/1809/1/AUDIT 1.pdfKuliah Auditing 1 sehingga dapat membantu mahasiswa untuk mendapatkan pemahaman yang

27

Penekanan pada risiko:

Audit berbasis ISA tidak lain dari audit berbasis risiko (risk based audit). SPAP tidak

mengabaikan aspek risiko. Hal yang berbeda ialah tekanan yang sangat besar pada

risiko, dalam setiap tahap audit.

Tahap pertama yaitu risk assessment (penilaian risiko)

Tahap kedua adalah risk response (respon terhadap risiko)

Tahap ketiga adalah pelaporan

Standar berbasis prinsip:

Standar – standar terbitan IFAC adalah standar berbasis prinsip (principles-based standards)

yang merupakan perubahan dari SPAP sebelumnya yang berbasis aturan (rules-based

standards)

Perubahan ini sangat signifikan. Filsafat dasar dalam standar berbasisi prinsip ialah:

a. Ketahui tujuan yang ingin dicapai

b. Kenali lapangan dengan baik

c. Ketahui apa yang wajib dilakukan agar audit sesuai dengan standar dan auditnya

bermutu, dan

d. Senantiasa waspada, gunakan professional judgement untuk mencapai tujuan

Perbedaan standar berbasis prinsip dan berbasis aturan:

Terdapat dua sifat yang membedakan standar berbasis prinsip dan atura, yaitu:

a. Standar berbasis aturan sangat rumit dan memberi kesan eksak atau tepat.

b. Standar berbasis aturan mengekang kearifan professional.

Pengukuran berbasis Eksak:

ISA tidak mengabaikan model-model matematis, namun, ISA memberikan

keleluasaan menerapkan kearifan professional, terutama jika model matematis

menimbulkan keragu-raguan yang besar.

Gunakan kearifan professional

Senantiasa terapkan kewaspadaan professional

Pengendalian internal

ISA menjadikan system pengendalian internal suatu kewajiban yang harus dipenuhi entitas.

Entitas wajib menetapkan, membangun, memelihara, dan mengimplementasikan lingkungan

dan system pengendalian internal.

ISA juga mewajibkan auditor menilai, menggunakan hasil penilainnya, dan

mengkomunikasikan kelemahan lingkungan dan system pengendalian internal. PI merupakan

perubahan mendasar dalam standar audit dan bagian yang tidak terpisahkan dari audit berbasis

risiko.

Page 29: Program Studi : S1 Akuntansi Sandi Matakuliah : AKA330 ...repository.stei.ac.id/1809/1/AUDIT 1.pdfKuliah Auditing 1 sehingga dapat membantu mahasiswa untuk mendapatkan pemahaman yang

28

Pengendalian mutu

Lingkup pengendalian mutu dalam ISQC (international standard on Quality Control:

a. Jasa audit dan reviu atas laporan keuangan

b. Jasa asurans lainnya, dan

c. Jasa – jasa yang terkait dengan jasa asurans.

Sistem Pengendalian Mutu KAP:

Tanggung jawab pimpinan KAP atas mutu di dalam KAP nya

Ketentuan etika yang relevan

Hubungan dengan klien

Sumber daya manusia

Pelaksanan penugasan

Pemantauan (apakah SPM berjalan dengan baik)

Program Pendidikan Lanjutan:

Bagian yang tidak terpisahkan dari kehidupan profesi manapun, selama seseorang aktif dalam

profesinya. Pengembangan diri secara professional merupakan bagian penting dari aturan

internal profesi.

AP di Indonesia wajib PPL 40 SKP selama setahun.

Page 30: Program Studi : S1 Akuntansi Sandi Matakuliah : AKA330 ...repository.stei.ac.id/1809/1/AUDIT 1.pdfKuliah Auditing 1 sehingga dapat membantu mahasiswa untuk mendapatkan pemahaman yang

29

PERTEMUAN 4

Hari/Tanggal: Senin / 12 Oktober 2020

Jam: 18.30

Ruang Kelas Virtual: Maksi03

Topik: Tanggung jawab auditor

Materi

Pengantar

Tanggung jawab hukum seorang akuntan publik lazimnya berkenaan dengan perikatan

asurans, khususnya perikatan audit. Namun, KAP yang memberikan jasa nir-asurans seperti

konsultasi perpajakan, juga berpotensi menghadapi tuntutan hukum.

Apa penyebab akuntan publik berhadapan dengan tuntutan hukum?

Ketidak patuhan atau pelanggaran undang – undang.

Undang – undang yang dilanggar bisa undang-undang negara lain.

Sasaran empuk untuk tuntutan ganti rugi. Khusus nya jaringan kantor akuntan global

dan internasional yang melindungi diri mereka dengan asuransi pertanggung

professional atau professional indemnity insurance (PII).

Contoh:

Seorang akuntan publik yang terlibat dalam penyuapan pejabat Indonesia, dalam

“menangani” masalah perpajakan, bisa terkena FCPA (Foreign Corrupt Practices Act).

Perbuatan dilakukan di Indonesia, mengenai urusan pajak Indonesia. Namun,

Perseroan Indonesia ini adalah anak perusahaan dari induk perusahaan yang surat

berharganya (saham, obligasi, dan lain-lain) diperdagangkan atau dicatat di pasar

modal di Amerika.

Temuan ROSC 2010:

Laporan bank dunia (Report on the observance of standard and codes tahun 2010, disingkat

ROSC 2010) tentang akuntansi dan auditing membuat catatan tentang kualitas akuntan publik

di Indonesia.

ROSC 2010 tersebut berisi wawancara dengan PPAJP pada kementerian keuangan. PPAJP

menemukan bahwa dari KAP yang ada (lebih dari 400), hanya sedikit yang mampu memenuhi

standar audit dengan baik.

Ada kesenjangan dalam kepatuhan terhadap standar (compliance gap)

Page 31: Program Studi : S1 Akuntansi Sandi Matakuliah : AKA330 ...repository.stei.ac.id/1809/1/AUDIT 1.pdfKuliah Auditing 1 sehingga dapat membantu mahasiswa untuk mendapatkan pemahaman yang

30

Compliance GAP

Berikut compliance gap KAP di Indonesia:

a. Banyak auditor tidak melakukan audit planning dengan baik.

b. Banyak dokumentasi yang diperlukan tidak disiapkan. Bahkan, meskipun proses

audit dilakukan dengan benar, dokumentasi yang seharusnya mendukung hasil audit

tersebut, tidak lengkap.

c. Banyak auditor tidak berupaya mendeteksi manipulasi (fraud)

d. Banyak auditor tidak memeriksa asumsi going concern yang digunakan oleh

manajemen.

e. Banyak auditor tidak menerapkan prosedur untuk mengenal, menilai dan menanggai

risiko salah saji yang material, misalnya yang timbul akibat hubungan istimewa

(related party transactions)

f. Auditor sering kali menerima begitu saja penilaian manajemen

g. Auditor juga sering menerima begitu saja penilaian auditor lain.

Litigation culture

Budaya litigation atau budaya tuntut menuntut atau budaya litigasi, masyarakat

dengan budaya seperti itu disebut litigious society.

Apakah Indonesia memiliki budaya tuntut menuntut diantara sesame kita?

Para akuntan di Indonesia mungkin akan menjawab “Indonesia bukan litigious

society seperti masyarakat Amerika”.

Besar kemungkinan akuntan publik yang menjawab tersebut yang membaca kasus-

kasus gagal audit, SOX dan lenyapnya AA dalam peta Big Five.

Pendapat para pakar terkait litigious society.

Pakar Amerika Serikat:

a. Kehebatan system hokum di negaranya dengan tiga adjektiva: accessible,

predictable, and not corrupt! Butir ini perlu menjadi cerminan system hokum

nusantara.

b. Keyakinan orang Amerika pada umumnya, yaitu: hormati aturan!

c. Ia menganggap tuntut-menuntut adalah budaya

d. Masyarakat merangkul hokum untuk menyelesaikan masalah diantara mereka.

Pendapat pakar dari Inggris

a. Pihak yang kalah wajib membayar fee untuk dirinya dan untuk pihak yang menang.

Singkatnya, legal fee.

b. Jika kasusnya berat, dan ada risiko besar untuk kalah, pihak yang benar sekalipun

memilih untuk tidak menuntut

c. Sistem di UK itu sendiri tidak mendukung tuntutan yang remeh-temeh

Page 32: Program Studi : S1 Akuntansi Sandi Matakuliah : AKA330 ...repository.stei.ac.id/1809/1/AUDIT 1.pdfKuliah Auditing 1 sehingga dapat membantu mahasiswa untuk mendapatkan pemahaman yang

31

Penjelasan pakar jepang:

a. Jepang bukan masyarakat yang suka litigasi

b. Pertama, sifat orang jepang pada umumnya, menghindari konfrontasi dan tidak suka

masalah internal dibuka kepada publik dan diselesaikan orang luar

c. Kedua, masalah sistemis dengan prosedur hokum perdata dan hokum dagang yang

dikritik sebagai tidak iefisien dalam artian waktu. Bahkan, dalam bagian lain dari

tulisan mereka menyatakan bahwa pengacara Jepang sangat kesulitan menyakinkan

klien mereka melakukan tuntutan hokum, sekalipun peluang untuk memenangkan

perkaranya sangat tinggi.

SRS dan tanggung jawab hukum

SRO (self-regulating organization) dan SRS (self-regulating systems) adalah salah

satu ciri organisasi professional.

Dengan SRS profesi mengeluarkan aturan – aturan internal seperti:

a. Kode etik

b. Standar pengendalian mutu

c. Standar audit dan asurans

d. Pengembangan professional berkelanjutan, dan lainnya

Pihak yang dirugikan dan menyeret ke meja hijau:

Dalam prakteknya auditor dapat diseret ke meja hijau, berikut pihak – pihak yang merasa

dirugikan, dapat menyeret ke meja hijau:

a. Rekan KAP yang memimpin penugasan

b. Rekan lainnya (yang melakukan review)

c. Staff pada jenjang tinggi (manager)

d. Pimpinan KAP (CEO/Managing partner)

e. KAP itu sendiri

Meja hijau:

Istilah meja hijau dapat berupa:

a. Diluar atau didalam pengandilan (pengadilan arbitrase / profesi)

b. Pengadilan perdata, pidana, pengadilan administrasi

c. Pengadilan di Indonesia atau di luar Indonesia

Kenapa kasus di Indonesia jarang dibicarakan?

Beberapa alasan kenapa kasus di Indonesia jarang dibicarakan:

a. Kelemahan penegakan hokum

b. Kasus tidak diselesaikan melalui jalur hokum

c. Kasus Indonesia yang punya nilai jual untuk dipublikasikan hanyalah kasus yang

diadili di luar Indonesia seperti kasus penyuapan pejabat pajak oleh perusahaan

publik Amerika Serikat. Pemberitaan kasus FCPA seperti ini tidak terlalu menarik

pembaca koran bisnis di Indonesia.

Page 33: Program Studi : S1 Akuntansi Sandi Matakuliah : AKA330 ...repository.stei.ac.id/1809/1/AUDIT 1.pdfKuliah Auditing 1 sehingga dapat membantu mahasiswa untuk mendapatkan pemahaman yang

32

Kasus di Indonesia yang menarik perhatian public di Indonesia:

Berikut kasus yang menarik untuk publik di Indonesia:

a. Berkenaan dengan BUMN yang gagal atau kinerja dibawah harapan dalam upaya

IPO

b. Kegagalan atau kekurangan berhasil menyebabkan Direksi atau pejabat BUMN

terkena sanksi jabatan

c. Rencana IPO ditunda/dibatalkan

d. KAP atau partner melakukan perlawanan yang keras termasuk penggunaan hak

jawab.

Page 34: Program Studi : S1 Akuntansi Sandi Matakuliah : AKA330 ...repository.stei.ac.id/1809/1/AUDIT 1.pdfKuliah Auditing 1 sehingga dapat membantu mahasiswa untuk mendapatkan pemahaman yang

33

PERTEMUAN 5 & 6

Hari/Tanggal: Senin / 19 & 26 Oktober 2020

Jam: 18.30

Ruang Kelas Virtual: Maksi03

Topik: Bukti audit

Materi

Pengantar

Berdasarkan ISA 500 : Tujuan auditor ialah merancang dan melaksanakan prosedur audit

sedemikian rupa sehingga auditor memperoleh bukti yang cukup dan tepat untuk menarik

kesimpulan yang memadai, yang akan digunakannya sebagai dasar pemberian opini auditnya.

Proses audit adalah proses menghimpun bukti agar auditor dapat menyimpulkan apakah

laporan keuangan yang diauditnya, bebas dari (atau justru mengandung) salah saji yang

material, baik yang disebabkan oleh kekeliruan maupun manipulasi, sehingga ia dapat

merumuskan opini auditnya.

Definisi

Audit evidence (bukti audit) adalah informasi yang digunakan auditor untuk menarik

kesimpulan yang menjadi dasar pemberian opini auditnya. Bukti audit meliputi informasi

yang terdapat dalam catatan accounting (yang mendasari laporan keuangan) dan informasi

lain (di luar catatan accounting)

Accounting records (catatan akunting) didefinisikan secara rinci sbb:

a. Catatan transaksi dan peristiwa accounting ke dalam unsur debit dan kredit

b. Catatan pendukung (seperti cek, catatan transfer dana, invoice, kontrak)

c. Buku besar dan buku tambahan

d. Jurnal dan koreksi penyesuaian, dan

e. Catatan berupa work sheet dan spreadsheets yang mendukung; alokasi beban biaya,

berbagai perhitungan, rekonsiliasi, dan pengungkapan (disclosure)

Appropriateness of evidences (ketepatan bukti audit) adalah ukuran mutu atau kualitas suatu

bukti audit. Ukuran kualitas bukti audit ditunjukan oleh relevansi dan keandalan dalam

mendukung kesimpulan yang menjadi dasar pemberian opini auditor.

ISA 500 alinea A27 sampai dengan A30 memberikan contoh mengenai relevansi bukti audit:

1. Relevansi berhubungan secara logis dengan atau berdampak terhadap tujuan

prosedur audit, dan dalam hubungan tertentu, dengan asersi yang dipertimbangkan.

2. Jika tujuan prosedur audit adalah menguji adanya understatement dalam eksistensi

utang dagang, maka pengujian utang dagang yang tercatat tidaklah relevan. Namun

menguji pembayaran sesudah tanggal laporan posisi keuangan, invoice yang belum

dibayar, rekening koran dari pemasok dan laporan penerimaan barang yang tidak

cocok mungkin relevan.

Page 35: Program Studi : S1 Akuntansi Sandi Matakuliah : AKA330 ...repository.stei.ac.id/1809/1/AUDIT 1.pdfKuliah Auditing 1 sehingga dapat membantu mahasiswa untuk mendapatkan pemahaman yang

34

3. Serangkain prosedur audit mungkin akan menghasilkan bukti audit yang relevan

untuk asersi tertentu, tetapi tidak untuk asersi lain. Contoh inspeksi dokumen yang

berkaitan dengan penerimaan tagihan piutang sesudah lewat tanggal lapora posisi

keuangan, bisa merupakan bukti audit tentang eksistensi dan penilaian, tetapi tidak

serta merta tentang asersi cut off.

4. Uji pengendalian (Test of Control) dirancang untuk mengevaluasi berfungsinya

pengendalian untuk mencegah atau mendeteksi dan memperbaiki, salah saji yang

material ditingkat asersi. Untuk merancang uji pengendalian, auditor harus

mengidentifikasikondisi yang mengindikasikan berfungsinya pengendalian, dan

kondisi penyimpangan yang mengidentifikasi tidak berfungsinya pengendalian.

Ada/tidaknya kondisi – kondisi inilah yang diuji oleh auditor.

5. Prosedur subtantif dirancang untuk mendeteksi salah saji yang material di tingkat

asersi. Prosedur ini meliputi uji rinci dan prosedur analytical subtantif.

ISA 500 alinea A31 – A33 memberikan contoh – contoh mengenai keandalan bukti

audit.

1. Keandalan informasi dipengaruhi oleh sumber dan sifat informasi, dan kondisi dalam

mana informasi itu diperoleh, termasuk pengendalian atas persiapan dan

pemeliharaan informasi itu. Oleh karena itu generalisasi tentang keandalan berbagai

bukti, pasti akan ada pengecualiannya.

2. Informasi dari sumber ekternalpun lebih baik dari sumber internal

3. Dengan menyadari akan adanya pengecualian, berikut ini beberapa generalisasi

tentang keandalan bukti audit.

Keandalan bukt audit:

a. Keandalan bukti audit meningkat jika diperoleh dari sumber indpenden diluar entitas.

b. Keandalan bukti audit yang dihasilkan secara internal akan meningkat jika

pengendalian terkait, berfungsi sebagaimana semestinya.

c. Bukti audit diperoleh langsung oleh auditor, contoh : pengamatan langsung oleh

auditor atas aplikasi system pengendalian, lebih andal dibandingkan dengan bertanya

tentang aplikasi tersebut.

d. Bukti audit dalam bentuk dokumen lebih andal dibandingkan dengan keterangan

lisan

e. Bukti audit dari dokumen original lebih andal dibandingkan dengan fotokopi

Kecukupan bukti audit:

Sufficiency of audit evidence adalah ukuran kuantitas suatu bukti audit. Berapa bukti

audit yang cukup dibutuhkan?

a. Penilaian auditor terhada risiko salah saji yang material (semakin besar risiko nya

semakin besar bukti audit yang dibutuhkan)

b. Mutu dari bukti audit.

Semakin tinggi mutu dari suatu bukti, semakin sedikit bukti audit yang diperlukan.

Namun tidak ada gunanya mengumpulkan bukti sebanyak-banyaknya bukti audit jika

mutu dari bukti itu rendah

Page 36: Program Studi : S1 Akuntansi Sandi Matakuliah : AKA330 ...repository.stei.ac.id/1809/1/AUDIT 1.pdfKuliah Auditing 1 sehingga dapat membantu mahasiswa untuk mendapatkan pemahaman yang

35

Management expert

Management expert adalah orang atau organisasi yang memiliki keahlian dalam

suatu bidang di luar bidang accounting atau audit, dan keahlian tersebut digunakan

entitas untuk membantunya menyiapkan laporan keuangan.

Contoh keahlian dibidang aktuaria dan penilai

Informasi yang digunakan sebagai bukti audit

Informasi harus dipertimbangkan tingkat relevansi dan keandalannya

Jika informasi yang akan digunakan sebagai bukti audit, disiapkan oleh pekerja ahli,

auditor wajib:

a. Mengevaluasi kompetensi ahli tersebut

b. Memahami pekerjaan ahli tersebut

c. Mengevaluasi tepat/tidaknya pekerjaan ahli itu sebagai bukti audit untuk asersi

terkait.

Ketika menggunakan informasi yang dihasilkan entitas, auditor wajib mengevaluasi

apakah informasi itu cukup andal untuk tujuan auditor, termasuk :

a. Memperoleh bukti audit tentang akurat dan lengkapnya informasi, dan

b. Mengevaluasi apakah informasi cukup tepat/teliti dan rinci untuk keperluan auditor.

Ketika merancang uji pengendalian dan uji rincian auditor wajib menentukan cara

memilih sampel sehingga efektif memenuhi tujuan prosedur audit.

Inkonsistensi dalam bukti audit atau ragu mengenai keandalan

Jika bukti audit yang diperolah dari satu sumber tidak konsisten dengan bukti dari

sumber lain; atau

Auditor meragukan keandalan informasi yang digunakan sebagai bukti audit, auditor

wajib memodifikasi atau menambah prosedur audit yang diperlukan untuk

menyelesaikan masalahnya, dan auditor wajib mempertimbangkan dampaknya, jika

ada, terhadap aspek audit yang lain.

Prosedur audit untuk memperoleh bukti audit

Bukti audit untuk menarik kesimpulan yang memadai sebagai dasar opini auditor,

diperoleh dengan melaksanakan:

a. Prosedur – prosedur penilaian risiko atau risk assessment procedures; dan

b. Prosedur – prosedur audit selanjutnya atau further audit prosedures, yang terdiri atas;

Uji pengendalian atau test of control, jika diwajibkan ISAs atau ketika auditor

memilih untuk melaksanakannya; dan

Prosedur – prosedur subtantif, termasuk uji rincian dan prosedur-prosedur analytical

substantif.

Prosedur – prosedur audit

Sebagaimana disyaratkan dan dijelaskan lebih lanjut dalam ISA 315 (revised) dan

ISA 330, bukti audit untuk menarik kesimpulan yang memadai sebagai dasr opini

auditor, diperoleh dengan melaksanakan:

a. Prosedur – prosedur penilaian risiko atau risk assessment procedures, dan

b. Prosedur – prosedur audit selanjutnya atau further audit procedures, yang terdiri dari:

Page 37: Program Studi : S1 Akuntansi Sandi Matakuliah : AKA330 ...repository.stei.ac.id/1809/1/AUDIT 1.pdfKuliah Auditing 1 sehingga dapat membantu mahasiswa untuk mendapatkan pemahaman yang

36

Uji pengendalian atau test of controls, jika diwajibkan ISAs atau ketika auditor

memilih untuk melaksanakannya; dan

Prosedur – prosedur subtantif atau substantive procedures, termasuk uji rincian atau

test of details dan prosedur – prosedur analitikal substantive atau substantive

analytical procedure.

Prosedur – prosedur audit berikut dapat digunakan sebagai prosedur – prosedur

penilaian risiko (risk assessment procedures), uji pengendalian (test of controls) atau

prosedur – prosedur substantive (substantive procedures), tergantung konteks di

mana prosedur itu diterapkan auditor:

1. Inspection (Inspeksi)

2. Observation (observasi)

3. External confirmation (konfirmasi ekternal)

4. Recalculation (Perhitungan kembali)

5. Reperformance (lakukan kembali)

6. Analytical procedures (prosedur analitikal)

7. Inquiry (Bertanya)

Inspeksi

ISA 500 menggunakan istilah inspeksi dalam dua makna:

a. Pemeriksaan catatan atau dokumen, baik internal maupun eksternal, dalam bentuk

kertas, elektronik, atau media lainnya; atau

b. Pemeriksaan fisik suatu aset.

Inspeksi terhadap catatan dan dokumen memberikan bukti audit dengan berbagai

tingkat keandalan, tergantung pada sifat dan sumber catatan atau dokumen. Dalam

hal catatan atau dokumen internal, tergantung efektifnya pengendalian atas

pembuatan catatan atau dokumen tersebut.

Contoh pengunaan inspeksi dalam uji pengendalian adalah inspeksi atas catatan

untuk membuktikan adanya otorisasi atas transaksi.

Observasi

Pengamatan atau mengamati tidak lain dari melihat suatu proses atau prosedur yang

dilakukan orang lain. Misalnya auditor mengamati perhitungan persediaan yang

dilakukan oleh karyawan pabrik. Atau auditor mengamati pelaksanaan kegiatan

pengendalian tertentu.

Pengamatan memberikan bukti audit atas pelaksanaan suatu proses atau prosedur,

namun terbatas pada: (a) titik waktu atau periode ketika pengamatan dilakukan, dan

(b) kenyataan bahwa auditor sedang mengamati (justru yang membuat) proses atau

prosedur dilaksanakan.

Konfirmasi eksternal

Konfirmasi ekternal adalah bukti audit berupa tanggapan tertulis secara langsung

yang diperoleh auditor atas permintaannya dari pihak ketiga dalam bentuk kertas,

elektronik atau media lainnya.

Page 38: Program Studi : S1 Akuntansi Sandi Matakuliah : AKA330 ...repository.stei.ac.id/1809/1/AUDIT 1.pdfKuliah Auditing 1 sehingga dapat membantu mahasiswa untuk mendapatkan pemahaman yang

37

Prosedur konfirmasi eksternal sering kali sangat relevan ketika menangani asersi

yang berkaitan dengan saldo – saldo akun dan unsur-unsurnya. Namun, prosedur ini

tidak usah dibatasi pada saldo akun saja.

Contoh, auditor dapat meminta konfirmasi mengenai syarat-syarat dalam suatu

perikatan atau transaksi dengan pihak lain.

Perhitungan kembali

Perhitungan kembali berarti mengecek akurasi atau ketelitian matematik (tambah, kurang,

kali, bagi dan lain-lain) dalam catatan atau dokumen. Perhitungan kembali dapa dilakukan

secara manual atau secara elektronik.

Lakukan kembali & prosedur analitikal

Auditor melakukan kembali secara independen prosedur atau pengendalian yang

telah dikerjakan sebagai bagian dari system pengendalian internal di entitas yang

bersangkutan.

Prosedur analitikal meliputi evaluasi atas informasi keuangan dengan menganalsa

hubungan nalar antara data keuangan dan non keuangan

Inquiry (bertanya)

Adalah mencari informasi dari orang yang mengetahui masalahnya baik masalah

keuangan dan non keuangan, dari orang di dalam atau diluar entitas. Inquiry

digunakan secara ekstensif sepanjang audit.

Inquiries bisa berupa mengajukan pertanyaan secara formal dan tertulis atau

informasi dan lisan. Nilai jawaban yang diberikan terhadap inquiries adlah bagian

yang tidak terpisahkan dari suatu inquiry proses.

Tanggapan atas inquiries dapat memberikan informasi yang sebelumnya tidak

dimiliki auditor atau mendukung bukti audit yang sudah ada (corroborative audit

evidence) atau sebaliknya tanggapan memberikan informasi yang berbeda signifikan

dari informasi lain yang sudah diperoleh auditor, misalnya tentang manajemen yangn

memotong kompas atas pengendalian (management override of controls)

Dalam hal tertentu tanggapan atas inquiries memungkinkan auditor memodifikasi

atau menambah prosedur auditnya. Pengumpulan bukti audit yang saling mendukung

melalui inquiry sangat penting.

Namun inquiries mengenai niat manajemen mungkin terbatas atau sangat terbatas.

Dalam hal tertentu auditor bisa memahaminya dari sejarah atau masa lalu

manajemen dalam mengambil keputusan.

Dalam hal tertentu auditor perlu mempertimbangkan untuk meminta representasi

tertulis dari manajemen dan jika perlu dari TCWG untuk mengkonfirmasi tanggapan

lisan atas inquiries.

Page 39: Program Studi : S1 Akuntansi Sandi Matakuliah : AKA330 ...repository.stei.ac.id/1809/1/AUDIT 1.pdfKuliah Auditing 1 sehingga dapat membantu mahasiswa untuk mendapatkan pemahaman yang

38

Memilih item untuk memperoleh bukti audit:

Dalam memilih item yang akan diuji, auditor wajib menentukan relevansi dan

keandalan informasi yang akan digunakan sebagai bukti audit. Hal yang dapat

dilakukan auditor dalam memilih item yang akan diuji:

a. Pilih semua item atau pemerikasaan 100%;

b. Pilih item tertentu (specific items); dan

c. Sampling untuk audit atau audit sampling.

Pilih semua items

Auditor dapat memutuskan untuk memeriksa 100% atau seluruh populasi. Ini tidak

lazim dalam pengujian pengendalian (test of controls) dan lebih lazim dalam uji rinci

(test of details)

Pemeriksaan 100% bisa cocok misalnya untuk:

a. Populasi terdiri dari beberapa items saja. Namun nilainya besar, contoh: entitas

mempunyai tiga kantor yang mudah diinspeksi.

b. Ada risiko yang signifikan dan cara lain tidak menghasilkan bukti audit yang cukup

dan tepat, atau

c. Pemrosesan data yang repetitive dilakukan secara otomatis oleh system membuat

pemeriksaan 100% tepat guna

Pilih items tertentu

Auditor mungkin memutuskan untuk memilih item tertentu dalam suatu populasi

dalam membuat putusan ini, factor – factor yang relevan antara lain:

a. Pemahaman auditor mengenai entitas

b. Risiko salah saji material yang dinilainya, dan

c. Ciri populasi yang diujinya

Auditor mungkin memilih items sebai berikut.

items yang tingi nilainya atau punya ciri istimewa (misalnya item yang

mencurigakan “tidak lazim” yang mempunyai sejarah salah saji atau rentan terhadap

kekeliruan.

Semua items diatas jumlah tertentu

Items untuk mendapat informasi tertentu seperti ciri entitas atau transaksi.

Pilih items tertentu dan audit sampling

Meskipun pemeriksaan secara selektif ini mungkin merupakan cara yang efisein

untuk memperoleh bukti audit, cara ini bukanlah audit sampling. Hasil dari prosedur

audit ini untuk items yang dipilih, tidak dapat diproyeksikan keseluruh populasi.

Oleh karena itu, pemeriksaan secara selektif ini tidak menghasilkan bukti audit atas

sisa populasi yang tidak disampel.

Audit sampling dirancang untuk mengambil kesimpulan atas seluruh populasi

Page 40: Program Studi : S1 Akuntansi Sandi Matakuliah : AKA330 ...repository.stei.ac.id/1809/1/AUDIT 1.pdfKuliah Auditing 1 sehingga dapat membantu mahasiswa untuk mendapatkan pemahaman yang

39

PERTEMUAN 7

Hari/Tanggal: Senin / 2 November 2020

Jam: 18.30

Ruang Kelas Virtual: Maksi03

Topik: Pengendalian internal

Materi

Pengantar

Bab ini membahas:

1. Tujuan, lingkup, dan sifat pengendalian internal (internal control)

2. Hubungan antara pengendalian internal dengan pelaporan keuangan, dan

3. Lima komponen pengendalian internal yang menjadi perhatian auditor dalam

merancang dan melaksanakan prosedur auditnya.

Referensi utama bab ini adalah ISA 315 “identifying and assessing the risks of material

misstatement through understanding the entity and its environment”

Mitigasi RSSM oleh pengendalian internal

Penjelasan:

Perusahaan membangun, melaksanakan dan memelihara lingkungan dan system

pengendalian internal agar laporan keuangan bebas dari salah saji yang material, baik

yang disebabkan oleh kesalahan (error) maupun kecurangan (fraud). Dengan

mempertimbangkan biaya dan manfaat.

Page 41: Program Studi : S1 Akuntansi Sandi Matakuliah : AKA330 ...repository.stei.ac.id/1809/1/AUDIT 1.pdfKuliah Auditing 1 sehingga dapat membantu mahasiswa untuk mendapatkan pemahaman yang

40

Kolom-kolom menunjukan risiko yang dihadapi entitas akibat terjadinya fraud dan

error. Dari kiri ke kanann, risiko ini berkisar dari risiko rendah disebelah kiri, risiko

moderate dan risiko tinggi.

Membaca dari atas kebawah kita akan melihat berbagai jenis risiko yakni risiko

bawaan, risiko pengendalian dan RSSM

Risiko bawaan terdiri dari risiko bisnis dan risiko kecurangan. Risiko bawaan

menghambat entitas mencapai tujuannya.

Manajemen menanggapi risiko pengendalian dengan membangun pengendalian

interbal. Pengendalian internal menanggulangi (mitigate) risiko yang diidentifikasi

manajemen.

Manajemen dan TCWG (those charge with governance) berupaya menekan

management’s residual risk dengan mempertimbangkan manfaat dan biaya prosedur

pengendalian tambahan. Kolusi dan management override (penyalahgunaan oleh

manajemen yang membuat pengendalian tidak berfungsi) menghancurkan system

pengendalian internal yang baik sekalipun.

Pengendalian internal dirancang, diimplementasi, dan dipelihara oleh TCWG,

manajemen dan karyawan lain untuk menangani risiko bisnis dan risiko kecurangan

yang mengancam pencapaian tujuan entitas, seperti pelaporan keuangan yang andal

dan dapat dipercaya.

Tujuan pengendalian internal

Tujuan pengendalian internal secara garis besar dapat dibagi dalam empat kelompok:

1. Tujuan strategis, dengan sasaran – sasaran utama yang mendukung misi entitas.

2. Tujuan pelaporan keuangan, agar laporan keuangan bebas dari salah saji material

,tepat waktu dan tepat guna.

3. Tujuan operasional, dimana pengendalian mengamankan operasi entitas, yang

dikenal sebagai operational control.

4. Tujuan kepatuhan terhadap hokum dan ketentuan perundang-undangan.

Komponen pengendalian internal terdiri atas:

a. Control environment (lingkungan pengendalian)

b. Risk assessment (penilaian risiko)

c. Information system (system informasi)

d. Control activities (kegiatan pengendalian)

e. Monitoring (pemantauan)

Control environment

Auditor wajib memahami lingkungan pengendalian. Sebagai bagian dari upaya pemahaman

ini, ia wajib mengevaluasi apakah: (kutipan ISA 315)

a. Manajemen yang diawasi TCWG, menciptakan dan mempertahankan budaya jujur

dan perilaku etis; dan

b. Komponen – komponen lingkungan pengendalian secara kolektif memberikan

landasan yang kuat bagi komponen pengendalian internal lainnya, dan apakah

komponen pengendalian internal lainnya tidak diperlemah oleh kekurangan /

defisiensi dalam lingkungan pengendalian

Page 42: Program Studi : S1 Akuntansi Sandi Matakuliah : AKA330 ...repository.stei.ac.id/1809/1/AUDIT 1.pdfKuliah Auditing 1 sehingga dapat membantu mahasiswa untuk mendapatkan pemahaman yang

41

Risk assessment

Proses penilaian risiko entitas pada umumnya berurusan dengan hal – hal berikut:

1. Perubahan dalam lingkungan operasi entitas

2. Pejabat atau karyawan senior yang baru bergabung dengan entitas

3. Sistem (misalnya system informasi) yang baru atau yang mengalami perubahan

besar-besaran

4. Pertumbuhan yang cepat

5. Teknologi baru

6. Model bisnis, produk atau kegiatan baru

7. Restrukturisasi korporasi (termasuk akuisisi dan disvestasi)

8. Perluasan kegiatan di luar negeri

9. Terbitnya pernyataan akuntansi yang baru

Hal – hal yang menjadi perhatian auditor adalah:

1. Penentuan mengenai risiko yang relevan terhadap pelaporan keuangan.

2. Penaksiran seberapa signifikan dampak risiko tersebut

3. Penilaian tentang seberapa besar potensi terjadinya risiko tersebut

4. Putusan mengenai bagaimana menangani risiko tersebut dalam konteks auditnya.

Jika auditor menemukan risiko-risiko yang gagal ditemukan manajemen, auditor perlu

menanyakan hal berkut:

1. Apa yang menyebabkan manajemen gagal menemukan risiko tersebut?

2. Apakah PPRE-nya tepat untuk situasi entitas?

Jika auditor menemukan kelemahan dalam PPREatau PPRE tidak ada atau tidak berfungsi,

auditor wajib mengkomunikasikan hal tersebut kepada manajemen dan TCWG.

Information system

Manajemen dan TCWG memerlukan informasi yang andal untuk:

1. Mengelola entitas, seperti perencanaan, penganggaran, pemantauan kinerja,

pengalokasian sumber daya, penetapan harga, dan pembuatan laporan keuangan.

2. Mencapai tujuan entitas, dan

3. Mengidentifikasi, menilai, dan menanggapi factor risiko.

Control Activities:

Kegiatan – kegiatan pengendalian adalah kebijakan dan prosedur yang memastikan

bahwa petunjuk dan arahan manajemen dilaksanakan.

Contoh pengendalian memastikan bahwa barang dagang tidak dikirim ke pembeli

yang mempunyai catata atau reputasi kredit yang buruk, atau pembelian hanya boleh

dilakukan jika ada otorisasi.

Page 43: Program Studi : S1 Akuntansi Sandi Matakuliah : AKA330 ...repository.stei.ac.id/1809/1/AUDIT 1.pdfKuliah Auditing 1 sehingga dapat membantu mahasiswa untuk mendapatkan pemahaman yang

42

Monitoring

Pemantauan memberikan umpan balik kepada manajemen mengenai apakah system

pengendalian internal yang dirancang untuk mengatasi risiko:

1. Efektif dalam mencapai tujuan pengendalian yang ditetapkan

2. Dilaksanakan dan dipahami dengan baik oleh karyawan

3. Digunakan dan ditaati setiap hari, dan

4. Dimodifikasi atau disempurnakan sesuai dengan perubahan kondisi.

Page 44: Program Studi : S1 Akuntansi Sandi Matakuliah : AKA330 ...repository.stei.ac.id/1809/1/AUDIT 1.pdfKuliah Auditing 1 sehingga dapat membantu mahasiswa untuk mendapatkan pemahaman yang

43

PERTEMUAN 8

Hari/Tanggal: Senin / 9 November 2020

Jam: 18.30

Ruang Kelas Virtual: Maksi03

Topik: Ujian Tengah Semester

Materi

TERLAMPIR

Page 45: Program Studi : S1 Akuntansi Sandi Matakuliah : AKA330 ...repository.stei.ac.id/1809/1/AUDIT 1.pdfKuliah Auditing 1 sehingga dapat membantu mahasiswa untuk mendapatkan pemahaman yang

44

PERTEMUAN 9

Hari/Tanggal: Senin / 16 November 2020

Jam: 18.30

Ruang Kelas Virtual: Maksi03

Topik: Asersi dalam laporan keuangan

Materi

Cakupan bab ini:

Bab ini membahas penggunaan asersi manajemen dalam auditing

Acuan bab ini adalah ISA 315 Identifying and assessing the risks of material

misstatement through understanding the entity and its environment (Mengidentifikasi

dan menilai risiko salah saji yang material melalui pemahaman terhadap entitas dan

lingkungannya)

ISA 315 mendefinisikan asersi sebagai berikut:

Asersi representasi oleh manajemen, baik secara eksplisit (dalam bentuk pernyataan)

maupun implisit (tersirat), yang terkandung dalam laporan keuangan. Representasi ini

digunakan oleh auditor untuk memperhatikan berbagai salah saji dalam laporan keuangan,

yang mungkin terjadi (ISA 315 alinea 4(a).

Representasi manajemen

Representasi oleh manajemen kepada auditor, yang paling umum dikenal, ialah: “Laporan

keuangan secara keseluruhan atau secara menyeluruh disajikan secara wajar sesuai dengan

kerangka pelaporan keuangan yang berlaku”. Representasi umum tersebut sesungguhnya

mengandung beberapa asersi (embedded assertions)

Asersi laporan keuangan dan dampak keuangannya

Page 46: Program Studi : S1 Akuntansi Sandi Matakuliah : AKA330 ...repository.stei.ac.id/1809/1/AUDIT 1.pdfKuliah Auditing 1 sehingga dapat membantu mahasiswa untuk mendapatkan pemahaman yang

45

Penjelasan

Jika manajemen memberikan asersi yang benar, maka dampak kesalahan

keuangannya tidak ada. Hal ini menggambarkan dalam bidang berwarna ungu.

Khusus untuk transaksi dan saldo (karena pengungkapan bersifat kualitatif).

Jika manajemen memberikan asersi yang salah, maka dampak kesalahan

keuangannya bisa berupa angka – angka yang dinyatakan terlalu rendah atau terlalu

tinggi.

Kesalahan manajemen dalam asersi laporan keuangan mempunyai dampak

kuantitatif dan kualitatif. Auditor harus memberikan perhatian terhadap asersi

laporan keuangan.

Asersi berhubungan dengan pengakuan, pengukuran, penyajian dan pengungkapan dari

berbagai unsur dalam laporan keuangan. Contoh – contoh asersi adalah sebagai berikut:

1. Semua aset dalam laporan keuangan benar-benar ada.

2. Semua transaksi penjualan telah dicatat dalam periode terjadinya

3. Persediaan dicantumkan dengan nilai yang tepat

4. Utang merupakan kewajiban entitas

5. Semua transaksi yang dicatat, terjadi dalam periode berjalan

6. Semua jumlah disajikan dengan tepat dan diungkapkan dalam laporan keuangan.

Contoh :

Manajement membuat asersi kepada auditor bahwa saldo akun penjualan dalam pembukuan

telah tercakup seluruh transaksi penjualan (completeness), bahwa transaksi memang terjadi

dan adalah transaksi yang sah (occurance), dan bahwa transaksi penjualan telah dibukukan

sebagaimana mestinya dan dalam periode yang benar (accuracy and cut off).

Penjelasan mengenai asersi ISA 315 A111

Asersi untuk jenis transaksi

Page 47: Program Studi : S1 Akuntansi Sandi Matakuliah : AKA330 ...repository.stei.ac.id/1809/1/AUDIT 1.pdfKuliah Auditing 1 sehingga dapat membantu mahasiswa untuk mendapatkan pemahaman yang

46

Asersi untuk saldo akun

Asersi tentang penyajian dan pengungkapan

Asersi – jenis transaksi, saldo akun, penyajian dan pengungkapan

Page 48: Program Studi : S1 Akuntansi Sandi Matakuliah : AKA330 ...repository.stei.ac.id/1809/1/AUDIT 1.pdfKuliah Auditing 1 sehingga dapat membantu mahasiswa untuk mendapatkan pemahaman yang

47

Asersi gabungan

ISA 315 membolehkan auditor menggunakan asersi seperti yang dijelaskan sebelumnya,

atau dengan cara yang berbeda, sepanjang semua aspek yang dibahas diatas telah tercakup.

Untuk memudahkan penggunaan asersi dalam entitas kecil, asersi-asersi ini dapat

digabungkan.

Asersi dalam auditing

Berikut ini kutipan dari ISA 315 Alinea 25

Auditor wajib mengidentifikasi dan menilai risiko salah saji pada:

a. Tingkat laporan keuangan, dan

b. Tingkat asersi untuk jenis transaksi, saldo akun, dan pengungkapan untuk merancang

dan melaksanakan prosedur audit selanjutnya.

Seperti telah disebutkan sebelumnya bahwa laporan keuangan mengandung berbagai

asersi. Asersi ini dapat digunakan auditor dalam menilai risiko di tingkat laporan

keuangan dan di tingkat asersi.

Page 49: Program Studi : S1 Akuntansi Sandi Matakuliah : AKA330 ...repository.stei.ac.id/1809/1/AUDIT 1.pdfKuliah Auditing 1 sehingga dapat membantu mahasiswa untuk mendapatkan pemahaman yang

48

Penilaian risiko di tingkat laporan keuangan

Risiko salah saji yang material pada tingkat laporan keuangan, cenderung bersifat

pervasive (tersebar luas) dan karena mencakup semua asersi.

Contoh; jika akuntan senior tidak cukup kompeten, sangat mungkin terjadi

kekeliruan dalam laporan keuangan. Kekeliruan ini seringkali tidak terbatas pada

satu saldo akun, atau satu jenis transaksi atau saru pengungkapan saja. Kekeliruan

juga tidak terbatas pada satu asersi saja, seperti kelengkapan transaksi penjualan.

Kekeliruan dengan mudah merambah ke asersi lain seperti accuracy, existence, dan

valuation.

Penilaian risiko di tingkat asersi

Penjelasan:

1. Risiko pada tingkat laporan keuangan (lihat bidang berwarna hijau) bersifat pervasive

dan dapat terjadi pada banyak asersi. Dalam contoh ini, risiko tersebut disebut rendah (low).

2. Bidang berwarna merah menunjukkan risiko di tingkat asersi. Yang disajikan hanyalah

beberapa contoh, seperti:

a. Inventory (persediaan), cash (kas dan bank), dan payables (utang) untuk saldo akun.

b. Revenue (pendapatan) dan Expenses (beban) untuk jenis transaksi.

c. Commitments (komitmen) dan related parties (pihak-pihak yang berelasi) untuk

penyajian dan pengungkapan.

3. Risiko untuk masing – masing asersi harus dinilai, dan hasilnya dikelompokkan sebagai

low (rendah), moderate (sedang), atau high (tinggi). Dalam contoh diatas (khusus untuk

inventory), asersi completeness dinilai low, existence dinilai moderate, accuracy dinilai low,

dan dinilai high. Dengan klasifikasi risiko ini, auditor dapat menanggapi risiko yang

dihadapinya dengan prosedur audit yang responsive.

Page 50: Program Studi : S1 Akuntansi Sandi Matakuliah : AKA330 ...repository.stei.ac.id/1809/1/AUDIT 1.pdfKuliah Auditing 1 sehingga dapat membantu mahasiswa untuk mendapatkan pemahaman yang

49

Asersi

Auditor menggunakan asersi untuk :

Menentukan jenis risiko salah saji yang bisa terjadi

Menilai seberapa besar kemungkinan terjadinya risiko salah saji yang material, dan

Merancang prosedur audit selanjutnya (further audit procedures) sebagai jawaban

atas tanggapan terhadap risiko yang dinilai (responsive to the assessed risks)

Apa jenis risiko salah saji?

Dalam langkah ini auditor melaksanakan prosedur penilaian risiko (risks assessment

procedures) sebagai contoh, auditor dapat mengajukan pertanyaan sebagai berikut:

1. Apakah aset memang ada ? (existence)

2. Apakah entitas memiliki aset tersebut ? (Right & Obligation)

3. Apakah transaksi penjualan dicatat dengan benar?(completeness)

4. Apakah saldo persediaan disesuaikan untuk barang yang lambat perputarannya (slow

moving) dan using (obsolete)? (Valuation)

5. Apakah saldo hutang sudah meliputi semua liabilitas pada akhir periode ?

(Completeness)

6. Apakah transaksi dicatat dalam periode yang benar? (cut off)

7. Apakah jumlah yang benar disajikan dan diungkapkan dalam laporan keuangan?

(accuracy)

Seberapa besar kemungkinan terjadinya risiko itu?

Risiko salah saji yang material merupakan kombinasi dari risiko bawaan (inherent

risks) dan risiko pengendalian (control risks) . Oleh karena itu, proses penilaian (risk

assessment) meliputi keduanya.

Mengetahui risiko bawaan, auditor menentukan potensi salah saji yang berkenaan

dengan asersi yang mana. Ia kemudian menilai seberapa besarnya kemungkinan

terjadi risiko ini, dan taksiran jumlahnya.

Mengenai risiko pengendalian, auditor menentukan apakah ada pengendalian internal

yang relevan untuk mencegah dan menekan (mitigate) assessed risks, dampaknya

terhadap asersi tersebut.

Apa prosedur audit selanjutnya?

Langkah terakhir ialah merancang prosedur audit yang menjawab assessed risks untuk setiap

asersi terkait. Contoh, jika risiko piutang dinyatakan lebih besar dari sesungguhnya

(overstated), itu tinggi, maka prosedur audit harus dirancang untuk menjawab asersi tersebut

(dalam hal ini existence assertion). Jika asersi mengenai transaksi penjualan yang berkenaan

dengan completeness yang berisiko tinggi, auditor dapat merancang uji pengendalian (test of

controls) yang menyoroti completeness assertion ini.

Page 51: Program Studi : S1 Akuntansi Sandi Matakuliah : AKA330 ...repository.stei.ac.id/1809/1/AUDIT 1.pdfKuliah Auditing 1 sehingga dapat membantu mahasiswa untuk mendapatkan pemahaman yang

50

PERTEMUAN 10

Hari/Tanggal: Senin / 23 November 2020

Jam: 18.30

Ruang Kelas Virtual: Maksi03

Topik: Prosedur penilaian risiko

Materi

Pengantar

Acuan bab ini ialah ISA 240 dan ISA 315. Berikut terjemahan ISA 315 yang relevan

untuk bab ini:

ISA 315; Auditor wajib melakukan prosedur penilaian risiko untuk mengidentifikasi

dan menilai risiko salah saji yang material pada tingkat laporan keuangan dan pada

tingkat asersi. Prosedur penilaian risiko itu sendiri tidak memberikan bukti audit

yang cukup dan tepat sebagai dasar pemberian opini audit.

ISA 315.6; Prosedur penilaian risiko meliputi berikut ini:

a. Bertanya kepada manajemen dan pihak lain dalam entitas yang menurut auditor

mungkin mempunyai informasi yang dapat membantu mengidentifikasi risiko salah

saji material yang disebabkan oleh kecurangan atau kekeliruan.

b. Prosedur analitikal

c. Pengamatan dan inspeksi.

Cakupan dan ISA Acuan

ISA 315.11; Auditor wajib memperoleh pemahaman mengenai berikut ini:

a. Industri terkait, ketentuan perundangan dan factor eksternal lainnya, termasuk

kerangka pelaporan keuangan yang diterapkan.

b. Sifat entitas, termasuk operasinya dan struktur kepemilikan dan governancenya

c. Pemilihan dan penerapan kebijakan akuntansi, termasuk alasan untuk mengubah

kebijakan akuntansi

d. Tujuan dan strategi entitas, dan risiko bisnis terkait yang dapat berakibat pada risiko

salah saji.

e. Pengukuran dan reviu kinerja keuangan entitas.

ISA 315.12

Auditor wajib memperoleh pemahaman mengenai pengendalian internal yang relevan

bagi auditnya. Meskipun kebanyakan pengendalian yang relevan dengan audit, sangat

berhubungan dengan pelaporan keuangan, namun tidak semua pengendalian yang

berhubungan dengan pelaporan keuangan, adalah relevan dengan audit. Dengan

kearifan profesionalnya, auditor menilai apakah suatu pengendalian,secara individu

atau dalam kombinasi dengan pengendalian lain, adalah relevan dengan auditnya.

Page 52: Program Studi : S1 Akuntansi Sandi Matakuliah : AKA330 ...repository.stei.ac.id/1809/1/AUDIT 1.pdfKuliah Auditing 1 sehingga dapat membantu mahasiswa untuk mendapatkan pemahaman yang

51

Butir – butir pertimbangan:

ISAs yang berikut memberikan garis besar dari hal-hal khusus yang perlu diingat dalam

merancang sifat dan luasnya prosedur penilaian risiko:

a. ISA 240 Kecurangan dalam audit atas laporan keuangan

b. ISA 540 Auditing atas estimasi akuntansi

c. ISA 550 Pihak-pihak yang berelasi

d. ISA 570 Going concern

Tujuan prosedur penilaian risiko adlah mengidentifikasi dan menilai risiko salah saji yang

material dalam laporan keuangan. Tujuan ini dapat dicapai melalui pemahaman mengenai

entitas dan lingkungannya, termasuk pemahaman mengenai pengendalian internal dari entitas

tersebut.

Informasi dapat diperoleh dari sumber – sumber eksternal, seperti dari internet dan publikasi

yang diterbitkan asosiasi/industry yang bersangkutan maupun dari sumber – sumber internal

seperti karyawan.

Pemahaman entitas merupakan upaya yang berkesinambungan dan proses yang dinamis

dalam mengumpulkan, memutakhirkan, serta menganalisa informasi selama audit

berlangsung.

Bukti audit

Prosedur penilaian risiko memberikan bukti audit untuk mendukung penilaian risiko pada

tingkat laporan keuangan dan pada tingkat asersi. Namun, bukit itu saja tidak cukup. Bukti

dari prosedur penilaian risiko harus dilengkapi dengan prosedut audit lanjutan yang

merupakan tanggapan atas risiko yang diidentifikasi, seperti pengujian pengendalian dan/atau

prosedur subtantif.

Auditor menggunakan kearifan profesionalnya untuk menentukan prosedur penilaian risiko

yang harus dilaksanakannya, dan seberapa dalam ia perlu memahami entitas itu.

Auditor perlu melaksanakan prosedur penilaian risiko yang cukup untuk mengidentifikasi

risiko bisnis dan risiko kecurangan yang bisa berdampak pada salah saji yang material.

Ketiga prosedur penilaian risiko

Ketiga prosedur penilaina risiko terdiri atas:

a. Prosedur menanyakan kepada manajemen dan pihak lain (inquiries of management

and others).

b. Pengamatan dan inspeksi (observation and inspection), dan

c. Prosedur analitikal (analytical procedures)

Ketiga prosedur penilaian risiko ini dilakukan selama berlangsungnya audit. Dalam

banyak situasi, hasil dari satu prosedur akan membawa pada prosedur lainnya.

Contoh, dalam wawancara dengan manajer penjualan, terungkap adanya kontrak

penjualan yang tidak biasa. Wawancara ini (inquiry procedure) diikuti dengan

prosedur inspeksi atas kontrak penjualan yang dilanjutkan dengan analisis mengenai

dampaknya terhadap margin penjualan.

Page 53: Program Studi : S1 Akuntansi Sandi Matakuliah : AKA330 ...repository.stei.ac.id/1809/1/AUDIT 1.pdfKuliah Auditing 1 sehingga dapat membantu mahasiswa untuk mendapatkan pemahaman yang

52

Menanyakan kepada manajemen dan pihak lain

ISA 240 (auditor wajib menanyakan kepada manajemen tentang)

a. Penilaian oleh manajemen mengenai risiko salah saji yang material dalam laporan

keuangan karena kecurangan, termasuk tentang sifat, luas dan berapa seringnya

penilaian tersebut dilakukan.

b. Proses yang dilakukan manajemen untuk mengidentifikasi dan menanggapi risiko

kecurangan dalam entitas itu, termasuk risiko kecurangan yang diidentifikasi oleh

manajemen atau yang dilaporkan kepada manajemen, atau risiko kecurangan mungkin

terjadi dalam jenis transaksi, saldo akun, atau pengungkapan.

c. Komunikasi manajemen dengan TCWG mengenai proses yang dilakukan manajemen

untuk mengidentifikasi dan menanggapi risiko kecurangan dalam entitas itu; dan

d. Komunikasi manajemen dengan karyawan, jika ada, tentang pandangan manajemen

mengenai praktik-praktik bisnis dan perilaku etis.

Prosedur inquiry:

Page 54: Program Studi : S1 Akuntansi Sandi Matakuliah : AKA330 ...repository.stei.ac.id/1809/1/AUDIT 1.pdfKuliah Auditing 1 sehingga dapat membantu mahasiswa untuk mendapatkan pemahaman yang

53

Prosedur analitikal

Prosedur analitikal sebagai prosedur penilaian risiko membantu mengidentifikasi hal-

hal yang mempunyai implikasi terhadap laporan keuangan dan audit.

Sebagai contoh segala sesuatu yang bersifat luar biasa, seperti transaksi atau peristiwa

luar biasa, angka-angka yang terlalu tinggi, rasio-rasio yang melenceng dan tren yang

ganjil.

Kebanyakan prosedur analitikal tidak terlalu detail atau rumit. Prosedur analitikal pada

umumnya menggunakan data agregatif. Ini berarti hasil dari prosedur analitikal hanya

memberikan indikasi awal yang sanga luas/umum mengenai terjadinya salah saji yang

material.

Observasi

Observasi atau pengamatan dan inspeksi mempunyai dua fungsi:

a. Mendukung prosedur inquiries kepada manajemen dan pihak-pihak lain; dan

b. Menyediakan informasi tambahan mengenai entitas dan lingkungannya

Page 55: Program Studi : S1 Akuntansi Sandi Matakuliah : AKA330 ...repository.stei.ac.id/1809/1/AUDIT 1.pdfKuliah Auditing 1 sehingga dapat membantu mahasiswa untuk mendapatkan pemahaman yang

54

Rancangan dan implementasi pengendalian internal & sumber lain mengenai risiko

Prosedur penilaian risiko meliputi prosedur evaluasi atas rancangan atau desain dan

implementasi pengendalian internal

Prosedur-prosedur lain yang dilakukan auditor dapat digunakan untuk tujuan

penilaian risiko

Sumber lain mengenai risiko

Page 56: Program Studi : S1 Akuntansi Sandi Matakuliah : AKA330 ...repository.stei.ac.id/1809/1/AUDIT 1.pdfKuliah Auditing 1 sehingga dapat membantu mahasiswa untuk mendapatkan pemahaman yang

55

PERTEMUAN 11

Hari/Tanggal: Senin / 30 November 2020

Jam: 18.30

Ruang Kelas Virtual: Maksi03

Topik: Estimasi akuntansi

Materi

Bab ini membahas prosedur audit yang berhubungan dengan audit atas estimasi

akuntansi, termasuk audit atas estimasi akuntansi dengan nilai wajar dan disclosures

atau pengungkapannya dalam laporan keuangan. Bab ini akan mengacu pada ISA

540.

Audit atas estimasi akuntansi tersebar dari ketiga tahap dalam proses audit:

a. Tahap risk assessment (penilaian risiko)

b. Tahap risk response (menanggapi risiko)

c. Tahap reporting (pelaporan)

Page 57: Program Studi : S1 Akuntansi Sandi Matakuliah : AKA330 ...repository.stei.ac.id/1809/1/AUDIT 1.pdfKuliah Auditing 1 sehingga dapat membantu mahasiswa untuk mendapatkan pemahaman yang

56

PERTEMUAN 12

Hari/Tanggal: Senin / 7 Desember 2020

Jam: 18.30

Ruang Kelas Virtual: Maksi03

Topik: Pihak - pihak yang berelasi

Materi

Cakupan dalam bab ini:

Bab ini membahas prosedur audit atas pihak – pihak yang berelasi (related parties)

dan hubungan di antara mereka (related party transactions). ISA yang menjadi acuan

untuk pembahasan dalam bab ini adalah ISA 550.

Dalam konteks ini, ISAs menggunakan beberapa istilah yang akan dibahas berikut

ini:

a. Arm’s length transactions – ini adalah transaksi di antara pihak-pihak (pembeli dan

penjual) yang bebas, tidak saling terkait dan bertindak independen satu terhadap

yang lain. Oleh karena itu, transaksi ini dijalankan dengan syarat dan kondisi yang

terbaik untuk mereka masing-masing pihak (in their best interest).

b. Related party, ISA memaknai related party sebagai:

1. Seseorang atau suatu entitas yang mengendalikan atau sangat berpengaruh secara

langsung atau tidak langsung melalui satu atau lebih perantara, terhadap entitas

pelapor;

2. Suatu entitas yang dikendalikan atau dipengaruhi, secara langsung atau tidak

langsung melalui satu atau lebih perantara, oleh entitas pelapor; atau

3. Entitas lain yang bersama entitas pelapor berada di bawah pengendalian bersama

melalui (a) pemilikan dibawah kendali bersama, (b) pemilik terdiri atas keluarga dan

kerabat; atau (c) anggota manajemen kunci yang sama.

Bagaimana dengan BUMN?

Apakah BUMN merupakan pihak berelasi atau related party dalam definisi ISAs?

Menurut ISA 550.10 entitas dibawah pengendalian bersama pemerintah pusat

(BUMN) atau daerah (BUMD) tidak dianggap pihak berelasi, kecuali jika mereka

terlibat transaksi signifikan diantara mereka atau saling menggunakan sumber daya

signifikan diantara mereka.

Prosedur audit untuk transaksi pihak-pihak yang berelasi tersebar di ketiga tahap

proses audit yakni risk assessment, risk response dan reporting.

Page 58: Program Studi : S1 Akuntansi Sandi Matakuliah : AKA330 ...repository.stei.ac.id/1809/1/AUDIT 1.pdfKuliah Auditing 1 sehingga dapat membantu mahasiswa untuk mendapatkan pemahaman yang

57

Prosedur dan pertanyaan audit

ISA 550.9

ISA 550.9 menegaskan tujuan auditor dalam mengaudit pihak-pihak yang berelasi. Lepas

dari apakah kerangka pelaporan keuangan yang berlaku menetapkan ketentuan mengenai

pihak berelasi, auditor wajib memahami hubungan diantara pihak-pihak yang berelasi

(hubungan pihak berelasi)dan transaksi hubungan pihak berelasi yang cukup untuk:

a. Mengenal factor risiko kecurangan yang timbul dari hubungan pihak berelasi dan

transaksi hubunga pihak berelasi sesuai identifikasi dan penilaian risiko salah saji

material karena kecurangan;

b. Menyimpulkan, berdasarkan bukti audit yang diperoleh, apakah laporan keuangan,

sepanjang dipengaruhi oleh hubungan pihak berelasi dan transaksi hubunga pihak

berelasi:

i. Menyajikan secara layak (dalam hal kerangka pelaporan keuangan “penyajian yang

layak”); atau

ii. Tidak menyesatkan (kerangka pelaporan keuangan “kepatuhan”); dan

Page 59: Program Studi : S1 Akuntansi Sandi Matakuliah : AKA330 ...repository.stei.ac.id/1809/1/AUDIT 1.pdfKuliah Auditing 1 sehingga dapat membantu mahasiswa untuk mendapatkan pemahaman yang

58

Dalam kerangka pelaporan keuangan yang berlaku menetapkan ketentuan tentang pihak

berelasi, tujuan auditor adalah memperoleh bukti audit yang cukup dan tepat tentang apakah

hubungan pihak berelasi dan transaksi hubugang pihak berelasi sudah diidentifikasi,

dipertanggungjawabkan, dan diungkapkan dengan tepat dalam laporan keuangan sesuai

dengan kerangka pelaporan keuangan yang berlaku.

Pihak berelasi tidak independen satu dengan yang lain. Oleh karena itu, risiko terjadinya

salah saji material melalui transaksi hubungan pihak berelasi umumnya lebih tinggi

dibandingkan dengan transaksi di antara pihak – pihak bebas (unrelated parties).

Kerangka pelaporan keuangan juga berlaku sering kali menentapkan persyaratan akuntansi

dan pengungkapan mengenai transaksi hubungan pihak berelesi.

Dampak transaksi hubungan pihak berelasi, bisa berupa laba yang dinyatakan terlalu tinggi

(overstated) atau terlalu rendah (understated) karena harga yang diatur (transfer pricing)

Faktor Risiko

Tanggung jawab manajemen terhadap transaksi pihak-pihak berelasi dan sikap

auditor

Manajemen bertanggung jawab untuk mengidentifikasi dan mengungkapkan pihak-

pihak yang berelasi dan akuntansi atas transaksi hubungan pihak berelasi. Tanggung

jawab ini mengharuskan manajemen mengimplementasikan pengendalian intern

yang mampu mengidentifikasi dan mencatat transaksi hubungan pihak berelasi yang

benar, dan mengungkapkannya secara lengkap dan benar dalam laporan keuangan.

Auditor harus senantiasa easpada terhadap informasi pihak-pihak yang berelasi

ketika mereviu catatan atau dokumen selama audit berlangsung. Auditor

menginspeksi dokumen penting tertentu, tetapi bukan melakukan investigasi yang

ekstensif terhadap catatan dan dokumen yang secara khusus diarahkan untuk

mengidentifikasi pihak-pihak yang berelasi.

Page 60: Program Studi : S1 Akuntansi Sandi Matakuliah : AKA330 ...repository.stei.ac.id/1809/1/AUDIT 1.pdfKuliah Auditing 1 sehingga dapat membantu mahasiswa untuk mendapatkan pemahaman yang

59

Keterbatasan Standar

Dalam hal kerangka perlaporan keuangan yang berlaku menetapkan persyaratan yang sanagt

minim atau bahkan tidak menetapkan persyaratan apa pun tentang pihak-pihak yang

berelasi, auditor tetap harus memperoleh pemahaman yang cukup tentang hubungan dan

transaksi pihak-pihak yang berelasi agar ia dapat menyimpulkan apakah laporan keuangan,

sepanjang dipengaruhi hubungan dan transaksi pihak – pihak yang berelasi:

1. Menyajikan secara layak (dalam hal kerangka pelaporan keuangan :penyajian yang

layak”);atau

2. Tidak menyesatkan (kerangka pelaporan keuangan “kepatuhan”)

Dalam hal diperolehnya informasi yang mengarah kepada adanya hubungan dan transaksi

pihak-pihak yang berelasi (yang sebelumnya tidak diketahui atau diungkapkan oleh

manajemen), auditor harus memastikan kebenaran informasi tersebut.

Page 61: Program Studi : S1 Akuntansi Sandi Matakuliah : AKA330 ...repository.stei.ac.id/1809/1/AUDIT 1.pdfKuliah Auditing 1 sehingga dapat membantu mahasiswa untuk mendapatkan pemahaman yang

60

Pertimbangan mengenai transaksi pihak berelasi

Page 62: Program Studi : S1 Akuntansi Sandi Matakuliah : AKA330 ...repository.stei.ac.id/1809/1/AUDIT 1.pdfKuliah Auditing 1 sehingga dapat membantu mahasiswa untuk mendapatkan pemahaman yang

61

Menanggapi Risiko

Setelah mengidentifikasi dan menilai risiko salah saji material berkenaan dengan hubungan

dan transaksi pihak-pihak yang berelasi dalam tahap pertama, auditor menanggapi risiko

tersebut dalam tahap kedua dari proses audit. Kotak berikutnya menyajikan kutipan ISA 550

mengenai kewajiban auditor dalam menanggapi risiko yang diidentifikasi dan dinilainya.

Kewajiban auditor dalam tahap menanggapi risiko

Page 63: Program Studi : S1 Akuntansi Sandi Matakuliah : AKA330 ...repository.stei.ac.id/1809/1/AUDIT 1.pdfKuliah Auditing 1 sehingga dapat membantu mahasiswa untuk mendapatkan pemahaman yang

62

Pertimbangan mengenai transaksi pihak berelasi

Dugaan adanya kecurangan berkenanan dengan hubungan dan transaksi pihak

berelasi

Transaksi pihak berelasi yang signifikan di luar jalur bisnis normal

Asersi manajemen

Tahap ke 3 pelaporan

Tahap terakhri dalam proses audit ialah tahap pelaporan berkenaan dengan hasil audit atas

hubungan dan transaksi pihak yang berelasi.

Pertimbangan mengenai transaksi pihak berelasi:

a. Dokumen dan laporan

b. Representasi manajemen

c. Tentukan apakah laporan auditor harus dimodifikasi.

Page 64: Program Studi : S1 Akuntansi Sandi Matakuliah : AKA330 ...repository.stei.ac.id/1809/1/AUDIT 1.pdfKuliah Auditing 1 sehingga dapat membantu mahasiswa untuk mendapatkan pemahaman yang

63

PERTEMUAN 13

Hari/Tanggal: Senin / 14 Desember 2020

Jam: 18.30

Ruang Kelas Virtual: Maksi03

Topik: Audit berbasis risiko

Materi

Cakupan dan ISA Acuan

Audit berbasis ISA adalah sinonim dari audit berbasis risiko. Ciri penting dari audit

berbasis ISA ialah bahwa audit ini berbasis risiko (risk-based audit).

Ciri audit berbasis risiko akan dibahas dalam bab ini, bersama pembahasan mengenai

hal – hal lain dalam suatu audit berbasis risiko, seperti berikut:

1. Apa tujuan auditor dalam audit berbasis risiko

2. Apa unsur – unsur dasar dari suatu audit berbasis risiko

3. Bagaimana pendekatan dalam melaksanakan audit berbasis risiko.

ISA 200 menjadi acuan utama bab ini selain kutipan dari ISA 315, ISA 330, dan ISA

700

Istilah penting

Pemakai laporan keuangan yang dituju = intended users (of financial statements)

Salah saji = Misstatement

Salah saji yang disebabkan oleh kecurangan atau kesalahan = misstatement due to

fraud or error.

Salah saji yang material = Material misstatement

Risiko salah saji yang material = Risk of material misstatement

Asurans yang layak = Reasonable assurances

Asurans pada tingkat yang tinggi = High-level assurance

Kendala bawaan = Inherent limitations

Asersi untuk jenis transaksi, saldo akun, dan pengungkapan = Assertion for classes

of transactions, account balances, and disclosures

Risiko bawan = inherent risk

Risiko pengendalian = control risk

Tujuan menyeluruh dari suatu audit ISA 200.11

Dalam mengaudit laporan keuangan, tujuan menyeluruh auditor adalah:

a. Memperoleh asurans yang layak mengenai apakah laporan keuangan secara

menyeluruh bebas dari salah saji yang material, yang disebabkan oleh kecurangan

atau kesalahan, untuk memungkinkan auditor memberikan pendapat mengenai

apakah laporan keuangan dibuat, dalam segala hal yang material, sesuai dengan

kerangka pelaporan keuangan yang berlaku; dan

b. Melaporkan mengenai laporan keuangan, dan mengkomunikasikan segala sesuatunya

seperti yang diwajibkan ISAs, sesuai dengan temuan auditor.

Page 65: Program Studi : S1 Akuntansi Sandi Matakuliah : AKA330 ...repository.stei.ac.id/1809/1/AUDIT 1.pdfKuliah Auditing 1 sehingga dapat membantu mahasiswa untuk mendapatkan pemahaman yang

64

Risiko dalam proses audit

Page 66: Program Studi : S1 Akuntansi Sandi Matakuliah : AKA330 ...repository.stei.ac.id/1809/1/AUDIT 1.pdfKuliah Auditing 1 sehingga dapat membantu mahasiswa untuk mendapatkan pemahaman yang

65

Reasonable assurances – Asurans yang layak

Asuran yang layak dicapai ketika auditor memperoleh bukti audit yang cukup dan

tepat (sufficient appropriate evidence) untuk menekan risiko audit. Risiko audit

adalah risiko dimana auditor memberikan opini yang salah ketika laporan keuangan

disalahsajikan secara material.

Auditor ingin menekan risiko audit ini ke tingkat rendah yang dapat diterima (to an

acceptably low level).

Dengan bukti audit yang cukup dan tepat, auditor sudah menekan risiko audit.

Namun tidak mungkin sampai ke tingkat nol, karena adanya kendala bawaan dalam

setiap audit.

Auditor tidak dapat memberikan absolute assurance (asurans mutlak). Auditor

menarik kesimpulan auditnya dan mendasarkan opini atau pendapatnya kepada

bukti-bukti audit. Padahal kebanyakan bukti audit bersifat persuasive (menguatkan)

dan bukan conclusive (menyakinkan secara mutlak)

Inherent limitations – kendala bawaan

Page 67: Program Studi : S1 Akuntansi Sandi Matakuliah : AKA330 ...repository.stei.ac.id/1809/1/AUDIT 1.pdfKuliah Auditing 1 sehingga dapat membantu mahasiswa untuk mendapatkan pemahaman yang

66

Audit scope

Setiap perluasan dari tanggung jawab audit yang utama, seperti yang mungkin ditetapkan

dalam ketentuan perundang-undangan, mewajibkan auditor untuk melaksanakan pekerjaan

tambahan dan memodifikasi atau memperluas laporan audit sesuai dengan perluasan

tanggung jawabnya.

Material Misstatement

Salah saji yang material terjadi jika secara layak dapat diharapkan akan memengaruhi

keputusan ekonomis pemakai laporan keuangan. Salah saji yang material bisa:

a. Terjadi sendiri-sendiri atau bersama.

b. Berupa salah saji yang tidak dikoreksi

c. Berupa pengungkapan yang menyesatkan dalam laporan keuangan atau

pengungkapan yang tidak dicantumkan

d. Berupa kesalahan atau kecurangan

Asertions – asersi

Asersi adalah pernyataan yang diberikan manajemen, secara eksplisit maupun

implisit yang tertanam di dalam atau merupakan bagian dari laporan keuangan.

Asersi berhubungan dengan pengakuan, pengukuran, penyajian dan pengungkapan

dari berbagai unsur laporan keuangan.

Yang dimaksud unsur-unsur dalam laporan keuangan adalah angka-angka dan

pengungkapan.

Risiko audit

Risiko audit adalah risiko memberikan opini audit yang tidak tepat atas laporan keuangan

yang disalahsajikan secara material. Tujuan audit adalah menekan risiko audit ini ke tingkat

rendah yang dapat diterima auditor. Risiko audit terdiri atas dua unsur utama:

Page 68: Program Studi : S1 Akuntansi Sandi Matakuliah : AKA330 ...repository.stei.ac.id/1809/1/AUDIT 1.pdfKuliah Auditing 1 sehingga dapat membantu mahasiswa untuk mendapatkan pemahaman yang

67

Melaksanakan audit berbasis risiko

Tiga langkah audit berbasis risiko

Menilai risiko/risk assessment

Tujuan auditor adalah mengidentifikasi dan menilai salah saji yang material, karena

kecurangan atau kesalahan, pada tingkat laporan keuangan dan sersi, melalui pemahaman

terhadap entitas dan lingkungannya, termasuk pengendalian intern entitas, yang memberikan

dasar untuk merancang dan mengimplementasi tanggapan terhadap risiko (salah saji yang

material) yang dinilai.

Keharusan dalam tahap penilaian risiko:

a. Sejak awal libatkan auditor senior

b. Tekankan skeptisisme professional

c. Rencanakan auditnya

d. Lakukan diskusi tim audit dan komunikasi berkelanjutan

e. Fokus pada identifikasi risiko

f. Evaluasi secara cerdas tanggapan manajemen mengenai risiko

g. Gunakan kearifan profesional

Page 69: Program Studi : S1 Akuntansi Sandi Matakuliah : AKA330 ...repository.stei.ac.id/1809/1/AUDIT 1.pdfKuliah Auditing 1 sehingga dapat membantu mahasiswa untuk mendapatkan pemahaman yang

68

Menanggapi risiko / risk response

Tujuan auditor adalah memperoleh bukti audit yang cukup dan tepat tentang risiko

(salah saji yang material) yang dinilai, dengan merancang dan mengimplementasi

tanggapan yang tepat terhadap risiko tersebut.

Dalam tahap ini auditor:

a. Menilai risiko bawaan dan risiko pengendalian pada tingkat laporan keuangan dan

pada tingkat asersi (untuk setiap transaksi, saldo akun dan pengungkapan);

b. Mengembangkan prosedur audit responsive, yakni prosedur audit yang menanggapi

risiko yang dinilai.

Tanggapan auditor terhadap risiko yang dinilai untuk risiko salah saji yang material

didokumentasikan dalam suatu rencana audit yang:

1. Berisi tanggapan menyeluruh atas risiko yang diidentifikasi pada tingkat laporan

keuangan

2. Menangani area laporan keuangan yang material, dan

3. Berisi sifat, luasnya, dan penjadwalan prosedur audit spesifik untuk menanggapi

risiko salah saji yang material pada tingkat asersi.

Pelaporan / Reporting

Tahap terakhir dalam audit adalah menilai bukti audit yang diperlukan dan

menentukan apakah bukti audit itu cukup dan tepat untuk menekan risiko audit ke

tingkat rendah yang dapat diterima.

Dalam tahap ini sangatlah penting untuk menentukan:

a. Setiap perubahan dalam tingakt risiko yang dinilai

b. Apakah kesimpulan yang ditarik dari pekerjaan audit sudah tepat

c. Apakah ada situasi mencurigakan yang dialami, dan

d. Risiko tambahan (yang sebelumnya tidak teridentifikasi) sudah dinilai dengan tepat

dan prosedur audit selanjutnya, sudah dilaksanakan sebagaimana diwajibka (ISAs).

Dokumentasi

Dokumentasi audit yang cukup, diharuskan agar auditor yang berpengalaman, yang tidak

berhubungan dengan audit itu memahami:

1. Sifat, jadwal waktu, dan luasnya prosedur audit yang dilaksanakan

2. Hasil pelaksanaan prosedur tersebut dan bukti audit yang diperoleh, dan ‘

3. Hal – hal penting yang timbul selama audit berlangsung, kesimpulan yang ditarik

dan kearifan professional yang diterapkan untuk sampai pada kesimpulan itu.

Manfaat audit berbasis risiko

Fleksibilitas waktu

Upaya tim audit terfokus pada area kunci

Prosedur audit terfokus pada risiko

Pemahaman atas pengendalian internal

Komunikasi tepat waktu

Page 70: Program Studi : S1 Akuntansi Sandi Matakuliah : AKA330 ...repository.stei.ac.id/1809/1/AUDIT 1.pdfKuliah Auditing 1 sehingga dapat membantu mahasiswa untuk mendapatkan pemahaman yang

69

PERTEMUAN 14

Hari/Tanggal: Senin / 21 Desember 2020

Jam: 18.30

Ruang Kelas Virtual: Maksi03

Topik: Strategi audit menyeluruh

Materi

Bagan proses audit

Perencanaan audit mempunyai manfaat sebagai berikut:

a. Anggota tim dapat belajar dari partner dan tim inti yang berpengalaman

b. Penugasan diorganisasi, dilengkapi dengan staf audit, dan dikelola secara baik

c. Pengalaman yang diperoleh dari audit terdahulu dan dari peugasa lain dimanfaatkan

secara optimal

d. Area penting atau rawan dalam audit itu mendapat perhatian yang tepat

e. Masalah yang mungkin terjadi, diantisipasi dan diselesaikan tepat pada waktunya

f. Dokumentasi audit direviu secara tepat waktu

g. Pekerjaan oleh orang lain dapat dikoordinasikan

Page 71: Program Studi : S1 Akuntansi Sandi Matakuliah : AKA330 ...repository.stei.ac.id/1809/1/AUDIT 1.pdfKuliah Auditing 1 sehingga dapat membantu mahasiswa untuk mendapatkan pemahaman yang

70

PERTEMUAN 15

Hari/Tanggal: Senin / 28 Desember 2020

Jam: 18.30

Ruang Kelas Virtual: Maksi03

Topik: Merumuskan pendapat auditor

Materi

Page 72: Program Studi : S1 Akuntansi Sandi Matakuliah : AKA330 ...repository.stei.ac.id/1809/1/AUDIT 1.pdfKuliah Auditing 1 sehingga dapat membantu mahasiswa untuk mendapatkan pemahaman yang

71

Page 73: Program Studi : S1 Akuntansi Sandi Matakuliah : AKA330 ...repository.stei.ac.id/1809/1/AUDIT 1.pdfKuliah Auditing 1 sehingga dapat membantu mahasiswa untuk mendapatkan pemahaman yang

72

PERTEMUAN 16

Hari/Tanggal: Senin / 28 Desember 2020

Jam: 18.30

Ruang Kelas Virtual: Maksi03

Topik: Ujian Akhir Semester

Materi

TERLAMPIR

Page 74: Program Studi : S1 Akuntansi Sandi Matakuliah : AKA330 ...repository.stei.ac.id/1809/1/AUDIT 1.pdfKuliah Auditing 1 sehingga dapat membantu mahasiswa untuk mendapatkan pemahaman yang

73

LAMPIRAN

SOAL UTS

1. Sebutkan Undang – undang yang mengatur akuntan publik di Indonesia? Apakah

profesi akuntan publik adalah profesi atau bisnis? Jelaskan

2. Sebutkan tugas dari seorang junior auditor? Jelaskan

3. Apa fungsi dari OJK? Jelaskan?

4. Sebutkan standar apa saja yang digunakan oleh auditor untuk melaksanakan tugasnya

sebagai seorang auditor independen (baik untuk pekerjaan audit, jasa assurance atau

jasa lainnya? Jelaskan

5. Apa itu asersi manajemen dalam proses audit? Jelaskan rinci masing - masing asersi

tersebut?

Page 75: Program Studi : S1 Akuntansi Sandi Matakuliah : AKA330 ...repository.stei.ac.id/1809/1/AUDIT 1.pdfKuliah Auditing 1 sehingga dapat membantu mahasiswa untuk mendapatkan pemahaman yang

74

SOAL UAS

Kasus pembuatan opini dalam laporan audit.

Tujuan auditor adalah merumuskan opini atas laporan keuangan yang didasarkan

atas evaluasi terhadap kesimpulan yang ditariknya dari bukti audit yang

dikumpulkannya dan memberikan dengan jelas opininya melalui laporan tertulis

yang juga menjelaskan dasar dari opini tersebut.

Berikut adalah kasus yang harus anda hadapi terkait dengan perumusan opini

dalam laporan audit yang harus anda selesaikan:

PT ABC merupakan perusahaan yang berada di Karawang (Jawa Barat).

Berdasarkan PSAK 24 “Manfaat Karyawan” dan UU 13 tahun 2003 mengenai

ketenaga kerjaan, setiap perusahaan harus menyediakan cadangan manfaat

karyawan sesuai dengan peraturan tersebut diatas.

PT ABC telah berdiri selama 15 tahun yang lalu dan total karyawan tetap PT

ABC adalah sebanyak 530 orang dengan total pembayaran gaji per bulan IDR

1,5 milyar.

PT ABC baru melakukan audit laporan keuangan nya di tahun ini dan tidak

melakukan pencadangan atas manfaat karyawan tersebut. Auditor telah

berdiskusi dengan manajemen bahwa dampak atas tidak dicatatnya atau

pembuatan pencadangan atas manfaat karyawan tersebut bersifat pervasive

(auditor dibantu oleh perhitungan aktuaria). Manajemen tetap memutuskan

untuk tidak melakukan pencadangan atas manfaat karyawan tersebut.

Atas isu tersebut, opini apakah yang harus diberikan oleh auditor terkait dengan

isu tersebut, jelaskan mengapa?

Page 76: Program Studi : S1 Akuntansi Sandi Matakuliah : AKA330 ...repository.stei.ac.id/1809/1/AUDIT 1.pdfKuliah Auditing 1 sehingga dapat membantu mahasiswa untuk mendapatkan pemahaman yang

75

Link LMS & Aktivitas

www.dosen.stei.ac.id

estudy.stei.ac.id

vex.stei.ac.id

Page 77: Program Studi : S1 Akuntansi Sandi Matakuliah : AKA330 ...repository.stei.ac.id/1809/1/AUDIT 1.pdfKuliah Auditing 1 sehingga dapat membantu mahasiswa untuk mendapatkan pemahaman yang

76