BAB III METODE PENELITIAN A. Desain...
Transcript of BAB III METODE PENELITIAN A. Desain...
71
Nuriana Rachmani Dewi, 2017 MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR MATEMATIS TINGKAT TINGGI DAN SELF-EFFICACY MAHASISWA MELALUI BRAIN-BASED LEARNING BERBANTUAN WEB Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Desain Penelitian
Penelitian ini menggunakan metode campuran (Mixed Method) dengan
strategi eksplanatoris sekuensial. Menurut Creswell (2010) penerapan strategi
eksplanatoris sekuensial dalam penelitian yaitu dengan pengumpulan dan analisis
data KUANTITATIF sebagai metode primer terlebih dahulu, kemudian
dilanjutkan dengan pengumpulan dan analisis data kualitatif sebagai metode
sekunder yang dibangun berdasarkan hasil awal kuantitatif. Data kualitatif yang
diperoleh digunakan untuk memperjelas dan mendukung data kuantitatif. Adapun
langkah-langkah strategi penggabungan metode KUANTITATIF dan kualitatif
tersebut adalah sebagai berikut.
v
Gambar 3.1. Strategi Eksplanatoris Sekuensial (diadopsi dari Creswell, 2010)
Pada tahap pertama digunakan metode penelitian kuantitatif untuk
mengetahui perbedaan pencapaian dan peningkatan Kemampuan Berpikir
Matematis Tingkat Tinggi dan self-efficacy mahasiswa antara dua kelompok yang
mendapatkan perilaku yang berbeda. Mahasiswa pada kelompok eksperimen
memperoleh Brain-Based Learning Berbantuan Web, sedangkan mahasiswa
kelompok kontrol memperoleh pembelajaran seperti pada perkuliahan biasanya.
Peneliti menerapkan pretes dan postes pada kedua kelompok ini. Meski
demikian yang diberikan perlakuan hanya kelompok eksperimen saja (Creswell,
2010). Adapun gambar desain penelitiannya adalah sebagai berikut.
O_____________X____________ O
O___________________________O
KUAN kual
KUAN
Pengumpulan data
Interpretasi keseluruhan
analisis
Kual
Analisis data
Kual
Pengumpulan data
KUAN
Analisis data
72
Nuriana Rachmani Dewi, 2017 MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR MATEMATIS TINGKAT TINGGI DAN SELF-EFFICACY MAHASISWA MELALUI BRAIN-BASED LEARNING BERBANTUAN WEB Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
Gambar 3.2. Desain Penelitian (diadopsi dari Creswell, 2010)
Keterangan:
O : Pemberian Tes Kemampuan Berpikir Matematis Tingkat Tinggi dan
skala self-efficacy.
X : Pemberian Brain-Based Learning Berbantuan Web
Variabel bebas dalam penelitian ini adalah Brain-Based Learning
Berbantuan Web, sedangkan sebagai variabel terikatnya adalah Kemampuan
Berpikir Matematis Tingkat Tinggi serta self-efficacy mahasiswa. Selain itu di
dalam penelitian ini juga digunakan variabel kontrol yaitu jenis kemampuan awal
matematika mahasiswa yang terdiri dari kemampuan tinggi, sedang dan rendah,
serta jenis program studi mahasiswa, yaitu Matematika dan Pendidikan
Matematika. Keterkaitan antara variabel bebas, terikat dan kontrol dapat dilihat
pada Tabel 3.1.
Pada tahap kedua dilakukan metode penelitian kualitatif yang berfungsi
untuk menggali lebih jauh informasi tentang pelaksanaan Brain-Based Learning
Berbantuan Web sebagai upaya untuk meningkatkan Kemampuan Berpikir
Matematis Tingkat Tinggi dan self-efficacy pada mahasiswa yang mengikuti mata
kuliah Kalkulus Integral. Data didapat berdasarkan informasi yang diperoleh dari
mahasiswa, catatan peneliti selama pembelajaran berlangsung dan rekaman saat
pembelajaran. Untuk menganalisis lebih dalam tentang keterhubungan antar
berbagai informasi yang diperoleh, peneliti melakukan triangulasi. Triangulasi
dilakukan dengan mengaitkan berbagai informasi yang diperoleh melalui hasil
kerja mahasiswa pada tes yang diberikan, wawancara terhadap mahasiswa serta
rekaman selama proses pembelajaran berlangsung.
71
73
Nuriana Rachmani Dewi, 2017 MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR MATEMATIS TINGKAT TINGGI DAN SELF-EFFICACY MAHASISWA MELALUI BRAIN-BASED LEARNING BERBANTUAN WEB Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
Tabel 3.1
Keterkaitan Kemampuan Berpikir Matematis Tingkat Tinggi, Jenis Pembelajaran, Jenis Kemampuan Awal Matematis, dan
Jenis Program Studi
Aspek KAM
Brain-Based Learning Berbantuan Web (BL) Pembelajaran Konvensional (KV)
Pendidikan
Matematika
(P)
Matematika
(M) Total
Pendidikan
Matematika
(P)
Matematika
(M) Total
Kemampuan
Berpikir Matematis
Tingkat Tinggi
(KBMT)
Tinggi (T) KBMTTPBL KBMTTMBL KBMTTBL KBMTTPKV KBMTTMKV KBMTTKV
Sedang (S) KBMTSPBL KBMTSMBL KBMTSBL KBMTSPKV KBMTSMKV KBMTSKV
Rendah (R) KBMTRPBL KBMTRMBL KBMTRBL KBMTRPKV KBMTRMKV KBMTRKV
Total KBMTPBL KBMTMBL KBMTBL KBMTPKV KBMTMKV KBMTKV
Self-efficacy (SE)
Tinggi (T) SETPBL SETMBL SETBL SETPKV SETMKV SETKV
Sedang (S) SESPBL SESMBL SESBL SESPKV SESMKV SESKV
Rendah (R) SERPBL SERMBL SERBL SERPKV SERMKV SERKV
Total SEPBL SEMBL SEBL SEPKV SEMKV SEKV
Keterangan (Contoh):
KBMTRPBL : Kemampuan Berpikir Matematis Tingkat Tinggi mahasiswa dengan kemampuan awal metematis rendah pada
program studi Pendidikan Matematika yang diberikan Brain-Based Learning Berbantuan Web.
SETMKV : Self-efficacy mahasiswa dengan kemampuan awal matematika sedang pada program studi Matematika yang
diberikan pembelajaran konvensional.
74
Nuriana Rachmani Dewi, 2017 MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR MATEMATIS TINGKAT TINGGI DAN SELF-EFFICACY MAHASISWA MELALUI BRAIN-BASED LEARNING BERBANTUAN WEB Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
B. Populasi dan Sampel Penelitian
Sebagai populasi dalam penelitian ini adalah seluruh mahasiswa Jurusan
Matematika salah satu perguruan tinggi di Semarang Jawa Tengah. Teknik
pengambilan sampling dalam penelitian ini dilakukan dengan langkah-langkah
sebagai berikut.
1. Mendata seluruh mahasiswa Jurusan Matematika baik Program Studi
Pendidikan Matematika ataupun Program Studi Matematika yang
menempuh mata kuliah Kalkulus 2.
2. Memilih secara acak dua kelas pada Program Studi Pendidikan Matematika
dan dua kelas pada Program Studi Matematika untuk dijadikan sebagai
kelompok kontrol dan kelompok eksperimen.
Prosedur pengambilan sampel yang telah diuraikan di atas dapat pula dilihat pada
Gambar di bawah ini.
Gambar 3.3. Prosedur Pengambilan Sampel
Adapun sebaran sampel penelitiannya adalah sebagai berikut.
Tabel 3.2
Sebaran Sampel Penelitian
Program Studi BL KV Total
Pendidikan Matematika 42 42 84
Matematika 36 39 75
Total 78 81 159
C. Waktu Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan mulai Bulan Desember 2013 sampai April 2016
dengan rincian sebagai berikut.
Desember 2013 – Februari 2014 : Persiapan
Populasi:
Seluruh
mahasiswa
Jurusan
Matematika yang
menempuh mata
kuliah Kalkulus
Integral
Prodi Pend. Matematika
Prodi Matematika
Kelompok Eksperimen (BL)
Kelompok Kontrol (KV)
Acak
Kelompok Eksperimen (BL)
Kelompok Kontrol (KV)
Acak
75
Nuriana Rachmani Dewi, 2017 MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR MATEMATIS TINGKAT TINGGI DAN SELF-EFFICACY MAHASISWA MELALUI BRAIN-BASED LEARNING BERBANTUAN WEB Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
Maret – Juni 2014 : Pre Tes, Pembelajaran, Postes, Wawancara
Juni 2014 – April 2016 : Pengolahan dan Analisis Data serta Penulisan
Laporan.
D. Definisi Operasional
Definisi operasional istilah-istilah yang digunakan dalam penelitian ini
adalah sebagai berikut.
1. Kemampuan Berpikir Matematis Tingkat Tinggi adalah suatu kemampuan
menggunakan pikiran dalam proses kognitif yang tinggi untuk memenuhi
suatu tantangan baru. Komponen Kemampuan Berpikir Matematis Tingkat
Tinggi meliputi pemecahan masalah, penalaran, komunikasi dan koneksi
matematis.
a. Pemecahan masalah matematis adalah kemampuan individu untuk
melakukan serangkaian proses dengan tujuan menyelesaikan suatu
masalah matematika.
b. Penalaran matematis digambarkan sebagai proses berpikir ketika
mencoba untuk menunjukkan hubungan antara dua hal atau lebih yang
berdasar pada aturan tertentu yang telah terbukti benar melalui
langkah-langkah tertentu dan diakhiri dengan suatu kesimpulan.
c. Komunikasi matematis merupakan kemampuan untuk menyatakan
dan mengilustrasikan ide matematis ke dalam model matematis dan
sebaliknya secara tertulis.
d. Koneksi matematis adalah kemampuan mengaitkan konsep–konsep
matematika baik antar konsep matematika itu sendiri (dalam
matematika) maupun mengaitkan konsep matematika dengan bidang
lainnya (luar matematika).
2. Self-efficacy adalah keyakinan diri seseorang atas kemampuan yang
dimilikinya berdasarkan pengalaman yang telah terjadi sebelumnya. Self-
efficacy meliputi beberapa aspek yaitu pengalaman otentik, pengalaman
orang lain, dukungan langsung atau sosial serta psikologis dan afektif.
76
Nuriana Rachmani Dewi, 2017 MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR MATEMATIS TINGKAT TINGGI DAN SELF-EFFICACY MAHASISWA MELALUI BRAIN-BASED LEARNING BERBANTUAN WEB Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
3. Brain-Based Learning Berbantuan Web adalah pembelajaran yang
berdasarkan struktur dan cara kerja otak, sehingga kerja otak dapat optimal,
yang menggunakan web sebagai medianya serta terdiri dari tujuh tahap
pembelajaran, yaitu: (1) Pra Pemaparan; (2) Persiapan; (3) Inisiasi dan
Akuisisi; (4) Elaborasi; (5) Inkubasi dan Formasi memori; (6) Verifikasi dan
Pengecekan Keyakinan; (7) Perayaan dan Integrasi.
4. Pembelajaran konvensional adalah pembelajaran seperti yang biasa
dilakukan oleh dosen sehari-hari. Langkah-langkah pembelajaran
konvensional adalah membuka pelajaran, membahas tugas yang lalu,
menerangkan materi baru, memberikan contoh dan cara menyelesaikan soal-
soal yang berkaitan dengan materi, memberi kesempatan bertanya kepada
mahasiswa, memberi latihan soal, penugasan dan menutup pembelajaran.
Media yang digunakan dalam pembelajaran konvensional ini adalah
tayangan slide dengan Proyektor LCD. Slide berisi ringkasan materi yang
digunakan oleh dosen dalam menjelaskan materi perkuliahan. Untuk soal-
soal latihan dosen menggunakan soal-soal latihan yang sudah ada pada
bahan ajar yang digunakan.
E. Pengembangan Instrumen Penelitian dan Perangkat Pembelajaran
Penelitian dalam disertasi ini menggunakan beberapa instrumen dan
perangkat pembelajaran. Perangkat pembelajaran terdiri dari Satuan Acara
Perkuliahan dan Lembar Kerja Mahasiswa sedangkan instrumennya terdiri dari
instrumen tes yang berupa Tes Kemampuan Awal Matematis dan Tes
Kemampuan Berpikir Matematis Tingkat Tinggi serta instrumen nontes yang
berupa Skala Self-efficacy.
Semua perangkat dan instrumen sebelum digunakan divalidasi terlebih
dahulu oleh beberapa orang ahli yang terdiri dari seorang guru besar bidang
Pendidikan Matematika, seorang guru besar bidang Evaluasi Matematika, seorang
doktor Pendidikan Matematika, seorang calon doktor pendidikan matematika dan
seorang magister bidang matematika. Validasi ahli terdiri dari validasi isi dan
validasi muka. Khusus untuk instrumen Tes Kemampuan Berpikir Matematis
77
Nuriana Rachmani Dewi, 2017 MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR MATEMATIS TINGKAT TINGGI DAN SELF-EFFICACY MAHASISWA MELALUI BRAIN-BASED LEARNING BERBANTUAN WEB Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
Tingkat Tinggi dan Skala Self-efficacy dilanjutkan dengan ujicoba untuk
mengetahui reliabilitas dan validitas konstruk butir-butirnya.
Hasil pertimbangan ahli selanjutnya dianalisis menggunakan uji Q-Cochran
dengan bantuan Software IBM SPSS Statistics 20 yang bertujuan untuk
mengetahui apakah ahli mempunyai pertimbangan yang sama. Hipotesis untuk uji
Q-Cochran tersebut adalah
: Tidak terdapat perbedaan pertimbangan pada kelima penimbang.
: Terdapat perbedaan pertimbangan pada salah satu atau lebih dari
kelima penimbang.
Kriteria pengujian hipotesis yang digunakan adalah jika nilai Sig lebih dari
0,05 maka H0 diterima dan dalam hal lainnya H0 ditolak.
1. Tes Kemampuan Awal Matematis
Instrumen Tes Kemampuan Awal Matematis digunakan untuk mengetahui
kemampuan awal matematis mahasiswa terhadap materi-materi yang merupakan
prasyarat dari mata kuliah Kalkulus 2. Instrumen tes ini berbentuk uraian yang
terdiri dari soal-soal mengenai Persamaan Garis, Fungsi, Deret, Limit dan
Kekontinuan, Turunan dan Aplikasi Turunan.
Pertimbangan ahli terhadap validitas isi Tes Kemampuan Awal Matematis
menunjukkan bahwa setiap butir dinyatakan valid. Hal ini ditunjukkan dengan
pemberian nilai 1 untuk setiap butir tes oleh kelima penimbang.
Selanjutnya, Uji Q-Cochran untuk pertimbangan ahli terhadap validitas
muka Tes Kemampuan Awal Matematis dengan menggunakan Software IBM
SPSS Statistics 20 adalah sebagai berikut.
Tabel 3.3
Hasil Uji Q-Cochran Validitas Muka Tes Kemampuan Awal Matematis
Statistik Validitas Muka
N 10
Cochran's Q 3,000a
Df 4
Asymp. Sig. 0,558
78
Nuriana Rachmani Dewi, 2017 MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR MATEMATIS TINGKAT TINGGI DAN SELF-EFFICACY MAHASISWA MELALUI BRAIN-BASED LEARNING BERBANTUAN WEB Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
Dari hasil pengujian dapat dilihat bahwa nilai asymp.Sig = 0,558 lebih besar
dari nilai . Jadi, dapat disimpulkan bahwa para ahli mempunyai
pertimbangan yang sama tentang validitas muka Tes Kemampuan Awal
Matematis.
Adapun saran yang diberikan oleh penimbang adalah
a. Pada soal nomor 1d “Jika ( ) di definisikan pada selang
[-2,2], tentukan selang di mana positif dan selang di mana negatif.”
diganti dengan “Jika ( ) di definisikan pada selang
[-2,2], tentukan selang di mana bernilai positif dan selang di mana
bernilai negatif.”
b. Pada soal nomor 4 “Selidiki kekontinuan pada daerah asal ” diganti
dengan “Selidiki kekontinuan fungsi pada daerah asalnya ”
Setelah dilakukan pertimbangan oleh penimbang ahli, Tes Kemampuan
Awal Matematis ini diujicobakan secara terbatas kepada 5 orang mahasiswa yang
telah lulus mata kuliah Kalkulus 2. Tujuan dilakukannya ujicoba terbatas ini
adalah untuk mengetahui keterbacaan dan pemahaman maksud dari soal-soal Tes
Kemampuan Awal Matematis oleh mahasiswa. Berdasarkan hasil dari ujicoba
terbatas tersebut dapat disimpulkan bahwa soal Tes Kemampuan Awal Matematis
dapat dipahami dengan baik oleh mahasiswa sehingga dapat digunakan untuk
penelitian. Adapun Kisi-kisi, Tes Kemampuan Awal Matematis dan Kunci
Jawaban Tes Kemampuan Awal Matematis serta hasil pertimbangan ahli secara
lengkap untuk validitas isi dan validitas muka Tes Kemampuan Awal Matematis
dapat dilihat pada Lampiran 2.1.
Tes Kemampuan Awal Matematis diberikan kepada mahasiswa untuk tiap-
tiap kelompok, baik kelompok yang mendapatkan Brain-Based Learning
Berbantuan Web maupun kelompok yang mendapatkan pembelajaran
konvensional pada kedua Program Studi (Pendidikan Matematika, Matematika).
Selanjutnya dilakukan pengujian perbedaan dua rerata hasil Tes Kemampuan
Awal Matematis pada kelompok- kelompok tersebut. Hal ini bertujuan untuk
mengetahui apakah kelompok- kelompok tersebut berawal dari kondisi yang
sama.
79
Nuriana Rachmani Dewi, 2017 MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR MATEMATIS TINGKAT TINGGI DAN SELF-EFFICACY MAHASISWA MELALUI BRAIN-BASED LEARNING BERBANTUAN WEB Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
Berdasarkan skor Tes Kemampuan Awal Matematis, jenis kemampuan
mahasiswa ditentukan. Penentuan mahasiswa termasuk ke dalam jenis
kemampuan tinggi, sedang dan rendah adalah seperti Tabel 3.4 berikut.
Tabel 3.4
Kategori Jenis Kemampuan Matematis
Skor Tes Kemampuan Awal Matematis
(STKAM)
Kategori
STKAM ≥ 75%
55% ≤ STKAM < 75%
STKAM < 55%
Tinggi
Sedang
Rendah
Diadopsi dari Tandililing (2011)
2. Tes Kemampuan Berpikir Matematis Tingkat Tinggi
Instrumen Tes Kemampuan Berpikir Matematis Tingkat Tinggi digunakan
untuk mengukur peningkatan Kemampuan Berpikir Matematis Tingkat Tinggi
mahasiswa sebelum dan sesudah pembelajaran. Instrumen tes ini berbentuk uraian
yang disusun berdasarkan materi pada mata kuliah Kalkulus Integral dan
disesuaikan dengan indikator Kemampuan Berpikir Matematis Tingkat Tinggi.
Sebelum dilakukan ujicoba, terlebih dahulu Tes Kemampuan Berpikir
Matematis Tingkat Tinggi diberikan kepada penimbang ahli. Pertimbangan ahli
terhadap validitas isi, validitas muka dan validitas konstruk Tes Kemampuan
Berpikir Matematis Tingkat Tinggi menunjukkan semua butir dinyatakan valid
(seluruh butir tes bernilai 1). Berdasarkan hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa
semua ahli mempunyai pendapat yang sama tentang validitas isi, validitas muka
dan validitas konstruk Tes Kemampuan Berpikir Matematis Tingkat Tinggi.
Setelah dilakukan pertimbangan oleh penimbang ahli, Tes Kemampuan
Berpikir Matematis Tingkat Tinggi ini diujicobakan secara terbatas kepada 5
orang mahasiswa yang telah lulus mata kuliah Kalkulus Integral. Tujuan
dilakukannya ujicoba terbatas ini adalah untuk mengetahui keterbacaan dan
pemahaman maksud dari soal-soal Tes Kemampuan Berpikir Matematis Tingkat
Tinggi oleh mahasiswa. Berdasarkan hasil dari ujicoba terbatas tersebut dapat
disimpulkan bahwa soal Tes Kemampuan Berpikir Matematis Tingkat Tinggi
80
Nuriana Rachmani Dewi, 2017 MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR MATEMATIS TINGKAT TINGGI DAN SELF-EFFICACY MAHASISWA MELALUI BRAIN-BASED LEARNING BERBANTUAN WEB Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
dapat dipahami dengan baik oleh mahasiswa sehingga dapat digunakan untuk
penelitian.
Ujicoba instrumen Tes Kemampuan Berpikir Matematis Tingkat Tinggi
dilakukan dengan memberikannya kepada 36 orang mahasiswa yang telah lulus
mata kuliah Kalkulus 2 untuk dikerjakan. Ujicoba ini digunakan untuk
menentukan validitas, reliabilitas tes, daya beda dan tingkat kesukaran butir Tes
Kemampuan Berpikir Matematis Tingkat Tinggi. Adapun pedoman penskoran
Tes Kemampuan Berpikir Matematis Tingkat Tinggi dapat dilihat pada Tabel 3.5
berikut.
Tabel 3.5
Pedoman Penskoran Tes Kemampuan Berpikir Matematis Tingkat Tinggi
Komponen
KBMTT
Jawaban Skor
Pemecahan
masalah Tidak ada jawaban 0
Mengidentifikasi
data diketahui, data
ditanyakan,
kecukupan data
untuk pemecahan
masalah
Membuat sketsa gambar situasi , dan
mengidentifikasi data diketahui, ditanyakan,
kelebihan data dan kecukupan data/unsur serta
melengkapinya bila diperlukan.
0 – 2
Menyusun model matematika masalah dalam
ekspresi aljabar tentang penerapan konsep
matematika dalam fisika atau masalah luas daerah
antara beberapa kurva)
0 – 1
(0 – 2)
Mengidentifikasi
strategi yang dapat
ditempuh
Mengidentifikasi beberapa strategi dan memilih
satu strategi yang dapat digunakan
0 – 2
(0-2)
Menyelesaikan
model matema-
tika disertai alas an
Menyelesaikan model matematika masalah fisika
atau masalah luas daerah antara beberapa kurva
disertai dengan penjelasan
0 – 2
Skor tiap butir (no 1 dan 2) 0 -7
(0-8)
Komponen
KBMTT
Jawaban Skor
Penalaran Tidak ada jawaban 0
81
Nuriana Rachmani Dewi, 2017 MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR MATEMATIS TINGKAT TINGGI DAN SELF-EFFICACY MAHASISWA MELALUI BRAIN-BASED LEARNING BERBANTUAN WEB Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
Memeriksa
kebenaran
pernyataan tentang
notasi sigma
dengan induksi
matematik
Mensubstitusikan n = 1 (atau bilangan asli lain)
ke dalam pernyataan yang akan dibuktikan. 0 – 1
Bila kebenaran pernyataan ditolak, proses
pembuktian berhenti dan pernyataan yang akan
dibuktikan salah
0 – 1
Bila untuk n = 1 (atau bilangan asli lain)
pernyataan benar, proses diteruskan dengan
memisalkan pernyataan benar untuk bilangan asli
k
0 – 1
Memeriksa kebenaran pernyataan untuk n = k +
1. Bila pernyatan benar untuk n = k + 1 maka
pernyataan semula terbukti benar. Bila untuk n =
k + 1 pernyataan salah, maka pernyataan semula
tidak benar
0 – 2
Skor butir tes no 3 0 – 5
Komponen
KBMTT
Jawaban Skor
Penalaran Tidak ada jawaban 0
Menarik
generalisasi
berdasarkan proses
berkenaan dengan
pola bilangan
Mengidentifikasi banyaknya bola pada Pola 1,
Pola 2, Pola 3, Pola 4, dan Pola 5 0 – 2
Mengidentifikasi kaitan antara bilangan-bilang
pada Pola 1 sampai dengan Pola 5. 0 – 1
Menyatakan jumlah bola dari pola 1 sampai
dengan pola 5, dan mengidentifikasi sifat yang
terkandung di dalam jumlah tersebut
0 – 2
Mencari bentuk umum bila proses diteruskan
sampai pola ke-n 0 – 2
Skor butir no 4 0 – 7
Komponen
KBMTT
Jawaban Skor
Komunikasi Tidak ada jawaban 0
Menyusun model
matematika dari
situasi/masalah dan
menyusun
pertanyaan dan
menyelesaikan
disertai penjelasan
Melukis sketsa gambar (grafik fungsi) dari
situasi yang diberikan/ unsur yang diketahui 0 – 1
Menyusun model matematis masalah dalam
ekspresi matematika tentang volume benda
putar (daerah antara beberapa kurva diputar
mengelilingi sumbu ordinat)
0 – 2
Menyelesaikan masalah/model matematika
disertai alasan 0 – 2
Menyusun pertanyaan baru berkenaan inegral
dan menjawabnya disertai penjelasan langkah
pengerjaannya
0 – 2
Skor butir tes no 5 0 -7
Menyusun model Tidak ada jawaban 0
82
Nuriana Rachmani Dewi, 2017 MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR MATEMATIS TINGKAT TINGGI DAN SELF-EFFICACY MAHASISWA MELALUI BRAIN-BASED LEARNING BERBANTUAN WEB Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
matematika dari
situasi/masalah dan
menyelesai-kannya
disertai penjelasan;
menjelaskan
persamaan dan
perbedaan konsep
luas daerah dan
konsep integral
tertentu dan
penyelesaiannya
Melukis sketsa gambar (grafik fungsi) dari
situasi yang diberikan/ unsur yang diketahui 0 – 2
Menyusun model matematis masalah dalam
ekspresi matematis tentang luas daerah antara
beberapa kurva
0 -2
Menyelesaikan masalah/ model matematis
disertai alasan 0-2
Menjelaskan persamaan dan perbedaan konsep
luas daerah dan konsep integral tertentu, dan
menyelesaikan masalah integral tertentu
0-2
Skor butir tes no 6 0 -8
Komponen
KBMTT
Jawaban Skor
Koneksi Tidak ada jawaban 0
Integral tertentu
Menyatakan notasi
ekuivalen bentuk
integral dan limit
jumlah Reimann
disertai penjelasan
Mengidentifikasi makna representasi konsep
integral tertentu 0 – 1
Merumuskan representasi ekuivalen suatu
integral tertentu ke dalam bentuk limit jumlah
Reiman
0 – 2
Skor butir tes no 6 0 – 3
Menerapkan
konsep matematika
dalam masalah
bidang studi lain
atau masalah
sehari-hari
Tidak ada jawaban 0
Mengidentifikasi konsep yang termuat dalam
konten bidang studi lain atau masalah sehari-hari
yang disajikan
0 – 1
Menyelesaikan masalah bidang studi lain atau
masalah sehari-hari. 0 – 2
Mengidentifikasi konsep matematika yang
termuat dalam masalah/konten bidang studi lain
atau masalah sehari-hari.
0 – 2
Skor tiap butir tes no 8 dan 9 0 – 5
Berdasarkan pedoman penskoran di atas, maka didapatkan skor maksimal
untuk Tes Kemampuan Berpikir Matematis Tingkat Tinggi adalah 55. Waktu
yang disediakan untuk mengerjakan Tes Kemampuan Berpikir Matematis Tingkat
Tinggi adalah 120 menit. Adapun data yang didapat dari hasil ujicoba selanjutnya
diolah dengan bantuan software IBM SPSS Statistics 20 dan Microsoft Office
Excel 2010.
Langkah-langkah pengolahan data hasil ujicoba Tes Kemampuan Berpikir
Matematis Tingkat Tinggi adalah sebagai berikut.
a. Menentukan Validitas Butir Tes
83
Nuriana Rachmani Dewi, 2017 MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR MATEMATIS TINGKAT TINGGI DAN SELF-EFFICACY MAHASISWA MELALUI BRAIN-BASED LEARNING BERBANTUAN WEB Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
Penentuan validitas tiap butir Tes Kemampuan Berpikir Matematis Tingkat
Tinggi dilakukan dengan cara menghitung korelasi antara skor setiap butir tes
dengan skor totalnya. Perhitungan korelasi ini dapat dilakukan dengan rumus
korelasi Product Moment dari Pearson (Suherman, 2003) dengan bantuan
Software IBM SPSS 20. Adapun interpretasi koefisien korelasi mengikuti Tabel
3.6 berikut (Suherman, 2003).
Tabel 3.6
Interpretasi Koefisien Korelasi
Koefisien Reliabilitas Interpretasi
0,90
0,70
0,40
0,20
0,00
Sangat Tinggi
Tinggi
Sedang
Rendah
Sangat Rendah
Tidak Valid
Berdasarkan output dari Software IBM SPSS 20 diperoleh hasil bahwa soal
dengan validitas sedang ada 5 buah yaitu 1, 3, 5, 6, dan 7, sedangkan soal dengan
validitas tinggi ada 4 buah yaitu 2, 4, 8 dan 9.
b. Menentukan Reliabilitas Tes
Reliabilitas Tes Kemampuan Berpikir Matematis Tingkat Tinggi ditentukan
dengan menggunakan tes tunggal, yang berarti tes ini dikenakan kepada
sekelompok mahasiswa dalam satu kali pertemuan sehingga diperoleh
sekelompok data untuk kemudian dihitung koefisien reliabilitasnya. Dalam
penelitian ini Tes Kemampuan Berpikir Matematis Tingkat Tinggi berbentuk
uraian, sehingga untuk mencari koefisien reliabilitasnya digunakan rumus
Cronbach Alpha (Suherman, 2003) dengan bantuan Software IBM SPSS 20.
Adapun interpretasi koefisien reliabilitas tes menurut Guilford dalam Suherman
(2003) adalah sebagai berikut.
Tabel 3.7
Interpretasi Koefisien Reliabilitas
84
Nuriana Rachmani Dewi, 2017 MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR MATEMATIS TINGKAT TINGGI DAN SELF-EFFICACY MAHASISWA MELALUI BRAIN-BASED LEARNING BERBANTUAN WEB Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
Koefisien Reliabilitas Interpretasi 0,90 0,70 0,40 0,20
Sangat Tinggi Tinggi Sedang Rendah
Sangat Rendah
Berdasarkan output dari Software IBM SPSS 20 diperoleh hasil ,
sehingga dapat dikatakan bahwa Tes Kemampuan Berpikir Matematis Tingkat
Tinggi mempunyai reliabilitas yang tinggi.
c. Menentukan Daya Pembeda Butir Tes
Daya pembeda setiap butir tes adalah kemampuan suatu butir tes untuk
dapat membedakan peserta tes yang mempunyai kemampuan tinggi dengan
peserta tes yang mempunyai kemampuan rendah. Suatu butir tes dikatakan
mempunyai daya pembeda yang baik jika peserta tes yang berkemampuan tinggi
dapat mengerjakan dengan baik sedangkan peserta tes yang berkemampuan
rendah tidak dapat mengerjakan dengan baik butir tes tersebut.
Daya pembeda dapat dihitung dengan cara membagi peserta tes ke dalam
dua kelompok, yaitu kelompok atas dan kelompok bawah. Kelompok atas adalah
peserta tes yang mempunyai kemampuan tinggi sedangkan kelompok bawah
adalah peserta tes dengan kemampuan rendah. Untuk dalam suatu ujicoba soal
diberikan kepada peserta tes lebih dari 30 orang atau disebut kelompok besar,
maka untuk menghitung daya pembeda cukup diambil 27% sebagai kelompok
atas dan 27% sebagai kelompok bawah (Suherman, 2003).
Langkah-langkah yang dilakukan untuk menghitung daya pembeda setiap
butir soal adalah
1) Urutkan skor tes mahasiswa dari yang tertinggi sampai yang terendah.
2) Ambil 27% mahasiswa yang mempunyai skor tinggi sebagai kelompok atas
dan 27% mahasiswa yang mempunyai skor rendah sebagai kelompok
bawah.
3) Hitung daya pembeda setiap butir tes dengan rumus sebagai berikut
85
Nuriana Rachmani Dewi, 2017 MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR MATEMATIS TINGKAT TINGGI DAN SELF-EFFICACY MAHASISWA MELALUI BRAIN-BASED LEARNING BERBANTUAN WEB Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
Keterangan:
= daya pembeda
jumlah skor mahasiswa kelompok atas pada butir yang diolah.
jumlah skor mahasiswa kelompok bawah pada butir yang diolah.
jumlah skor maksimal ideal salah satu kelompok (atas) pada butir
yang diolah (Suherman, 2003).
Daya pembeda tiap butir tes tersebut dihitung dengan bantuan Software
Microsoft Excel 2007. Interpretasi daya pembeda mengikuti Tabel 3.8 (Suherman,
2003).
Tabel 3.8
Interpretasi Koefisien Daya Pembeda
Koefisien Daya Pembeda Interpretasi 0,00 0,20 0,40 0,70
Sangat Buruk Buruk Cukup Baik
Sangat Baik
Berdasarkan perhitungan dengan bantuan Software Microsoft Excel 2007
didapatkan hasil bahwa soal dengan daya pembeda cukup ada 3 buah yaitu 1, 3
dan 6, sedangkan soal dengan daya pembeda baik ada 6 buah yaitu 2, 4, 5, dan 7,
8, 9.
d. Menentukan Tingkat Kesukaran Butir Tes
Tingkat kesukaran setiap butir tes dapat dilihat dari berapa peserta yang
dapat mengerjakan dengan baik butir tes tersebut. Seperti halnya pada perhitungan
daya beda, tingkat kesukaran dapat dihitung dengan langkah-langkah sebagai
berikut.
1) Urutkan skor tes mahasiswa dari yang tertinggi sampai yang terendah.
2) Ambil 27% mahasiswa yang mempunyai skor tinggi sebagai kelompok atas
dan 27% mahasiswa yang mempunyai skor rendah sebagai kelompok
bawah.
3) Hitung tingkat kesukaran tiap butir soal dengan rumus sebagai berikut
(Suherman, 2003).
86
Nuriana Rachmani Dewi, 2017 MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR MATEMATIS TINGKAT TINGGI DAN SELF-EFFICACY MAHASISWA MELALUI BRAIN-BASED LEARNING BERBANTUAN WEB Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
Keterangan:
= Tingkat kesukaran
jumlah skor mahasiswa kelompok atas pada butir yang diolah.
jumlah skor mahasiswa kelompok bawah pada butir yang diolah.
jumlah skor maksimal ideal salah satu kelompok (atas) pada butir
yang diolah.
Tingkat kesukaran tiap butir tes tersebut dihitung dengan bantuan Software
Microsoft Excel 2007. Adapun interpretasi daya pembeda mengikuti tabel berikut
(Suherman, 2003).
Tabel 3.9
Interpretasi Koefisien Tingkat Kesukaran
Koefisien Daya Pembeda Interpretasi 0,00 0,30 0,70
Terlalu sukar Sukar
Sedang Mudah
Terlalu mudah
Berdasarkan perhitungan dengan bantuan Software Microsoft Excel 2007
didapatkan hasil bahwa soal dengan tingkat kesukaran sedang ada 6 buah yaitu 1,
4, 5, 7, 8 dan 9, sedangkan soal dengan tingkat kesukaran tinggi/ sukar ada 3 buah
yaitu 2, 3, dan 6.
Rekapitulasi perhitungan reliabilitas tes, validitas, daya pembeda dan
tingkat kesukaran butir Tes Kemampuan Berpikir Matematis Tingkat Tinggi dapat
dilihat dalam Tabel 3.10.
Tabel 3.10
Rekapitulasi Hasil Ujicoba Tes Kemampuan Berpikir Matematis Tingkat Tinggi
Nomor Butir Validitas Reliabilitas Daya Pembeda Taraf Kesukaran Keterangan
87
Nuriana Rachmani Dewi, 2017 MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR MATEMATIS TINGKAT TINGGI DAN SELF-EFFICACY MAHASISWA MELALUI BRAIN-BASED LEARNING BERBANTUAN WEB Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
1 0,61
0,89
Tinggi
0,29 0,69 Dipakai
Sedang Cukup Sedang
2 0,83 0,44 0,30
Dipakai Tinggi Baik Sukar
3 0,68 0,31 0,25
Dipakai Sedang Cukup Sukar
4 0,70 0,64 0,65
Dipakai Tinggi Baik Sedang
5 0,51 0,46 0,60
Dipakai Sedang Baik Sedang
6 0,68 0,38 0,29
Dipakai Sedang Cukup Sukar
7 0,58 0,42 0,34
Dipakai Sedang Baik Sedang
8 0,75 0,45 0,50
Dipakai Tinggi Baik Sedang
9 0,76 0,60 0,60
Dipakai Tinggi Baik Sedang
Dari Tabel 3.10 dapat diketahui bahwa semua soal dipakai dalam penelitian
ini. Untuk pencapaian Kemampuan Berpikir Matematis Tingkat Tinggi
mahasiswa berdasarkan skor Tes Kemampuan Berpikir Matematis Tingkat Tinggi
dengan kategori seperti pada Tabel 3.11.
Tabel 3.11
Kategori Pencapaian Kemampuan Berpikir Matematis Tingkat Tinggi
Mahasiswa
Skor Tes Kemampuan Berpikir Matematis Tingkat Tinggi
(STKBMT)
Kategori
STKBMT ≥ 75%
55% ≤ STKBMT < 75%
STKBMT < 55%
Tinggi
Sedang
Rendah
Diadopsi dari Tandililing (2011)
Perhitungan secara lengkap, kisi-kisi, soal Tes Kemampuan Berpikir
Matematis Tingkat Tinggi beserta kunci jawabannya dapat dilihat pada
Lampiran 2.2.
3. Skala Self-efficacy Mahasiswa
Skala self-efficacy ini digunakan untuk mengetahui peningkatan self-efficacy
mahasiswa sebelum dan sesudah dilakukannya proses pembelajaran. Skala ini
mencakup aspek pengalaman otentik, aspek pengalaman orang lain, aspek
88
Nuriana Rachmani Dewi, 2017 MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR MATEMATIS TINGKAT TINGGI DAN SELF-EFFICACY MAHASISWA MELALUI BRAIN-BASED LEARNING BERBANTUAN WEB Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
dukungan langsung atau sosial serta aspek psikologis dan afektif dengan 5
kategori respon yaitu Sangat Sering (SSr), Sering (S), Kadang-kadang (Kd),
Jarang (Jr) dan Sangat Jarang (SJr). Sebelum dilakukan ujicoba, Skala Self-
efficacy terlebih dahulu diberikan kepada penimbang ahli. Pertimbangan ahli
terhadap validitas isi dan validitas muka Skala Self-efficacy dalam Uji Q-Cochran
dengan menggunakan Software IBM SPSS 20 menunjukkan hasil sebagai berikut:
Tabel 3.12
Hasil Uji Q-Cochran Validitas Isi Dan Validitas Muka
Skala Self-Efficacy
Statistik Validitas Isi Validitas Muka
N 38 38
Cochran's Q 6,000a 5,333
a
Df 4 4
Asymp. Sig. 0,199 0,255
Dari hasil pengujian validitas isi Skala Self-Efficacy dapat dilihat bahwa
nilai asymp.Sig = 0,199 lebih besar dari nilai . Jadi, dapat disimpulkan
bahwa para ahli mempunyai pertimbangan yang sama tentang validitas isi Skala
Self-efficacy. Selanjutnya, dari hasil pengujian validitas muka Skala Self-Efficacy
dapat dilihat bahwa nilai asymp.Sig = 0,255 lebih besar dari nilai . Jadi,
dapat disimpulkan bahwa para ahli mempunyai pertimbangan yang sama tentang
validitas muka Skala Self-efficacy.
Setelah dilakukan pertimbangan oleh penimbang ahli, Skala Self-efficacy ini
diujicobakan secara terbatas kepada 5 orang mahasiswa di luar subyek penelitian.
Tujuan dilakukannya ujicoba terbatas ini adalah untuk mengetahui keterbacaan
dan pemahaman maksud dari butir-butir Skala Self-efficacy oleh mahasiswa.
Berdasarkan hasil dari ujicoba terbatas tersebut dapat disimpulkan bahwa butir-
butir Skala Self-efficacy dapat dipahami dengan baik oleh mahasiswa sehingga
dapat digunakan untuk penelitian.
Ujicoba instrumen butir-butir Skala Self-efficacy dilakukan dengan
memberikannya kepada 49 orang mahasiswa yang telah lulus mata kuliah
Kalkulus 2 diluar subjek penelitian untuk dikerjakan. Ujicoba ini digunakan untuk
menentukan reliabilitas Skala Self-efficacy dan validitas butir-butir Skala Self-
89
Nuriana Rachmani Dewi, 2017 MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR MATEMATIS TINGKAT TINGGI DAN SELF-EFFICACY MAHASISWA MELALUI BRAIN-BASED LEARNING BERBANTUAN WEB Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
efficacy. Adapun langkah-langkah ujicoba Skala Self-efficacy adalah sebagai
berikut.
a. Menentukan Skor Konversi
Sebelum dilakukan perhitungan skor konversi, terlebih dahulu ditentukan
penskoran awal. Penskoran awal ini dilakukan menggunakan Skala Likert.
Pemberian skor untuk pernyataan positif dan pernyataan negatif dapat dilihat pada
Tabel 3.13
Tabel 3.13
Skor Awal Skala Self-efficacy Menggunakan Skala Likert
Pilihan Jawaban SSr Sr Kd Jr SJr
Pernyataan Positif 5 4 3 2 1
Pernyataan Negatif 1 2 3 4 5
Selanjutnya dilakukan perhitungan skor berdasarkan distribusi jawaban
mahasiswa. Perhitungan skor butir Skala Self-efficacy ini dihitung dengan bantuan
Software Microsoft Excel 2010. Adapun perhitungan skor Skala Self-efficacy
didapatkan hasil sebagai berikut.
Tabel 3.14
Skor Setiap Butir Skala Self-efficacy
No Skor
No Skor
SSr Sr Kd Jr SJr SSr Sr Kd Jr SJr
1 5 4 3 2 1 20 5 4 3 2 1
2 5 5 3 2 1 21 4 3 3 2 1
3 5 4 3 2 1 22 1 2 2 3 5
4 5 4 3 2 1 23 5 4 3 2 1
5 1 2 3 4 4 24 5 4 3 2 1
6 1 2 3 4 5 25 1 2 3 4 5
7 5 4 3 2 1 26 4 3 2 2 1
8 1 2 3 4 5 27 1 2 3 3 4
9 5 4 3 2 1 28 1 2 3 3 4
10 5 4 3 2 1 29 1 2 3 3 4
11 5 4 3 2 1 30 1 2 3 4 5
12 1 2 3 4 4 31 4 3 3 2 1
13 1 2 3 4 5 32 5 3 3 2 1
14 1 2 3 4 4 33 1 2 3 4 5
15 1 2 3 4 5 34 1 2 3 4 5
16 1 2 3 4 4 35 1 2 3 4 5
17 5 4 3 2 1 36 1 2 3 4 5
18 5 4 3 2 1 37 4 3 2 2 1
19 4 3 2 2 1 38 1 2 3 4 5
90
Nuriana Rachmani Dewi, 2017 MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR MATEMATIS TINGKAT TINGGI DAN SELF-EFFICACY MAHASISWA MELALUI BRAIN-BASED LEARNING BERBANTUAN WEB Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
Selanjutnya skor butir Skala Self-efficacy tersebut digunakan dalam
reliabilitas dan validitas Skala Self-efficacy.
b. Menentukan Validitas Skala Self-efficacy
Untuk menentukan validitas Skala Self-efficacy, digunakan Uji-t. Adapun
rumusnya adalah sebagai berikut:
2 2
a bhitung
a b
a b
X Xt
S S
n n
(Hendriana & Sumarmo, 2014)
Keterangan:
aX : Rerata skor mahasiswa (testee) kelompok atas
bX : Rerata skor mahasiswa (testee) kelompok bawah
2
aS : Varians skor mahasiswa (testee) kelompok atas
2
aS : Varians skor mahasiswa (testee) kelompok bawah
an : Banyaknya mahasiswa (testee) kelompok atas
bn : Banyaknya mahasiswa (testee) kelompok bawah
Tabel 3.15
Hasil Validitas Skala Self-Efficacy
No. thitung ttabel Ket
No. thitung ttabel Ket
1 4,50 1,706 Valid 20 5,39 1,706 Valid
2 4,93 1,706 Valid 21 2,63 1,706 Valid
3 3,49 1,706 Valid 22 2,29 1,706 Valid
4 2,26 1,706 Valid 23 1,91 1,706 Valid
5 3,77 1,706 Valid 24 2,88 1,706 Valid
6 1,75 1,706 Valid 25 3,84 1,706 Valid
7 2,07 1,706 Valid 26 1,82 1,706 Valid
8 3,35 1,706 Valid 27 2,11 1,706 Valid
9 4,43 1,706 Valid 28 1,87 1,706 Valid
10 4,76 1,706 Valid 29 4,43 1,706 Valid
11 5,53 1,706 Valid 30 1,86 1,706 Valid
12 2,37 1,706 Valid 31 0,68 1,706 Tidak Valid
13 8,35 1,706 Valid 32 2,13 1,706 Valid
14 3,54 1,706 Valid 33 4,39 1,706 Valid
15 5,82 1,706 Valid 34 4,72 1,706 Valid
91
Nuriana Rachmani Dewi, 2017 MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR MATEMATIS TINGKAT TINGGI DAN SELF-EFFICACY MAHASISWA MELALUI BRAIN-BASED LEARNING BERBANTUAN WEB Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
16 4,97 1,706 Valid 35 5,43 1,706 Valid
17 1,88 1,706 Valid 36 4,35 1,706 Valid
18 2,75 1,706 Valid 37 0,76 1,706 Tidak Valid
19 0,20 1,706 Tidak Valid 38 3,32 1,706 Valid
Penentuan pembagian mahasiswa menjadi dua kelompok yaitu kelompok
atas dan kelompok bawah mengacu pada Suherman (2003), yaitu 27% mahasiswa
yang mempunyai skor tinggi sebagai kelompok atas dan 27% mahasiswa yang
mempunyai skor rendah sebagai kelompok bawah. Suatu butir pernyataan
dikatakan valid jika thitung > ttabel dengan ttabel = t(α,dk) untuk dk = na + nb – 2 dan α
adalah 0,05. Perhitungannya dilakukan dengan bantuan Microsoft Excel 2010.
Adapun hasil perhitungannya diberikan pada Tabel 3.15. Berdasarkan Tabel 3.15,
dapat dilihat bahwa dari 38 butir pernyataan, 35 pernyataan dinyatakan valid dan
sisanya dinyatakan tidak valid. Adapun butir pernyataan Skala Self-efficacy yang
tidak valid adalah nomor 19, 31 dan 37. Jadi, Skala Self-efficacy yang digunakan
untuk penelitian ada 35 butir pernyataan.
Selanjutnya, pencapaian Self-efficacy mahasiswa dapat dilihat berdasarkan
skor Skala Self-efficacy dengan kategori seperti pada tabel berikut ini.
Tabel 3.16
Kategori Pencapaian Self-efficacy Mahasiswa
% Skor Skala Self-efficacy (X) Kategori
≥ 75%
55% ≤ < 75%
< 55%
Tinggi
Sedang
Rendah
Diadopsi dari Tandililing (2011)
c. Menentukan Reliabilitas Skala Self-efficacy
Untuk menentukan reliabilitas Skala Self-efficacy, digunakan rumus metode
paruhan yaitu:
2
1k
rr
r
(Hendriana & Sumarmo, 2014)
dengan r diperoleh dari xyr (Korelasi Product Moment) yaitu:
∑ (∑ )(∑ )
√, ∑ (∑ ) -, ∑ (∑ ) -( )
Keterangan:
92
Nuriana Rachmani Dewi, 2017 MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR MATEMATIS TINGKAT TINGGI DAN SELF-EFFICACY MAHASISWA MELALUI BRAIN-BASED LEARNING BERBANTUAN WEB Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
n : Banyaknya mahasiswa (testee)
: Skor mahasiswa (testee) pada nomor pernyataan ganjil
: Skor mahasiswa (testee) pada nomor pernyataan genap
Interpretasi dari nilai koefisien reliabilitas dari metode paruhan ( kr )
mengacu pada Tabel 3.7 yang telah digunakan untuk penentuan interpretasi pada
perhitungan koefisien reliabilitas Tes Kemampuan Berpikir Matematis Tingkat
Tinggi sebelumnya. Hasil perhitungan koefisien reliabilitas Skala Self-efficacy
yang dilakukan dengan bantuan Microsoft Excel 2010 memperoleh kr = 0,920347
sehingga dapat dikatakan bahwa Skala Self-efficacy mempunyai reliabilitas yang
sangat tinggi.
Untuk Kisi-kisi, Skala Self-efficacy beserta data hasil ujicoba dan
perhitungannya secara lengkap dapat dilihat pada Lampiran 2.3.
4. Lembar Observasi
Data tentang aktivitas dan interaksi di dalam pembelajaran yang terjadi
antara mahasiswa dengan mahasiswa dalam kelompoknya, antara mahasiswa
dengan mahasiswa dalam kelompok yang berbeda ataupun antara dosen dan
mahasiswa dapat dihimpun melalui observasi. Lembar observasi digunakan
sebagai pedoman untuk melakukan kegiatan observasi yang dilakukan oleh
observer. Dalam penelitian ini bertindak sebagai observer adalah seorang dosen
yang mempunyai latar belakang magister pendidikan matematika sekaligus
magister ilmu matematika.
Lembar observasi di dalam penelitian ini terdiri dari Lembar Observasi
Aktivitas Dosen dan Lembar Observasi Aktivitas Mahasiswa. Lembar observasi
ini digunakan untuk mengamati semua aktivitas dan interaksi yang berlangsung
dalam pembelajaran dengan Brain-Based Learning Berbantuan Web. Selain itu
lembar observasi juga digunakan untuk mengamati apakah pembelajaran yang
berlangsung sudah sesuai dengan langkah-langkah di dalam Brain-Based
Learning Berbantuan Web. Diharapkan dengan adanya observasi dengan lembar
observasi ini hal-hal yang tidak teramati oleh peneliti dapat terungkap. Lembar
93
Nuriana Rachmani Dewi, 2017 MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR MATEMATIS TINGKAT TINGGI DAN SELF-EFFICACY MAHASISWA MELALUI BRAIN-BASED LEARNING BERBANTUAN WEB Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
observasi dalam penelitian ini dibuat berdasarkan karakteristik dan langkah-
langkah Brain-Based Learning Berbantuan Web. Sebelum digunakan dalam
penelitian ini, lembar observasi telah diberikan kepada penimbang ahli untuk
diberikan pertimbangan setelah sebelumnya dikonsultasikan ke dosen
pembimbing. Lembar observasi selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran 2.4.
5. Wawancara
Menurut Sugiyono (2011) wawancara merupakan pertemuan dua orang
untuk bertukar informasi dan ide melalui tanya jawab, sehingga makna dari suatu
topik tertentu dapat dikonstruksikan. Dalam penelitian ini wawancara dilakukan
dengan beberapa mahasiswa mewakili kelompok yang mendapatkan Brain-Based
Learning Berbantuan Web dan kelompok yang mendapatkan pembelajaran
konvensional. Setiap kelompok dipilih 3 orang berdasarkan jenis kelompoknya
serta jawaban dari tes Kemampuan Berpikir Matematis Tingkat Tinggi. Karena
ada empat kelompok dalam penelitian (dua kelompok yang mendapat Brain-
Based Learning Berbantuan Web dan dua kelompok yang mendapatkan
pembelajaran konvensional) maka keseluruhan mahasiswa yang diwawancarai ada
12 orang.
Selanjutnya wawancara dilakukan dengan cara berdiskusi dengan
mahasiswa tentang hal-hal sebagai berikut.
a) Mengapa soal ini dijawab seperti ini?
b) Di mana letak kesulitannya?
c) Menurut anda apakah ada cara lain untuk menyelesaikan soal ini?
d) Bagaimana pendapat anda tentang pembelajaran mata kuliah Kalkulus 2
yang telah berlangsung?
Meskipun demikian pertanyaan-pertanyaan dalam wawancara tersebut tidak
mengikat. Pertanyaan dapat berkembang sesuai dengan kebutuhan peneliti dan
demi kelengkapan informasi yang berguna bagi penelitian ini. Hasil dari
wawancara tersebut dicatat untuk kemudian diarsipkan dengan segera. Selama
jalannya wawancara dengan mahasiswa dilakukan perekaman.
94
Nuriana Rachmani Dewi, 2017 MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR MATEMATIS TINGKAT TINGGI DAN SELF-EFFICACY MAHASISWA MELALUI BRAIN-BASED LEARNING BERBANTUAN WEB Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
Hasil dari wawancara mahasiswa yang satu ditriangulasi dengan mahasiswa
yang lain mengetahui karakteristik mahasiswa sebagai subyek penelitian.
Wawancara dengan mahasiswa juga dilakukan untuk memperoleh gambaran
tentang kegiatan mahasiswa dalam Brain-Based Learning Berbantuan Web,
Kemampuan Berpikir Matematis Tingkat Tinggi dan self-efficacy mahasiswa.
6. Dokumen
Menurut Sugiyono (2011) dokumen adalah catatan peristiwa yang sudah
berlalu yang berbentuk tulisan, gambar, atau hasil karya-karya lain yang dibuat
seseorang. Contoh dokumen dalam penelitian ini berupa foto, rekaman video,
hasil pekerjaan mahasiswa di Lembar Kerja Mahasiswa, Soal Latihan ataupun
Tes, Skala Self-efficacy, chat mahasiswa pada Forum Komunikasi. Dokumen ini
dimaksudkan untuk melengkapi data penelitian.
7. Peneliti
Instrumen utama untuk mengumpulkan data kualitatif dalam penelitian ini
adalah peneliti. Peneliti menentukan siapa yang tepat untuk diwawancarai,
melakukan wawancara, pengembang instrumen dan perangkat pembelajaran, serta
mendokumentasikan dokumen untuk kemudian dianalisis secara kualitatif.
8. Perangkat Pembelajaran
Pengembangan perangkat pembelajaran pada penelitian ini berdasarkan
standar kompetensi, kompetensi dasar dan indikator pencapaian kompetensi pada
mata kuliah Kalkulus 2 serta tujuan dari penelitian ini sendiri. Salah satu tujuan
penelitian ini adalah untuk meningkatkan Kemampuan Berpikir Matematis
Tingkat Tinggi dan self-efficacy mahasiswa.
Dalam penelitian ini dibuat Satuan Acara Perkuliahan (SAP) untuk 8 kali
pertemuan. Alokasi waktu setiap pertemuan adalah 3 SKS atau 150 menit.
Terdapat dua buah jenis SAP yang dibuat yaitu SAP untuk kelompok eksperimen
dengan Brain-Based Learning Berbantuan Web dan SAP untuk kelompok kontrol
dengan pembelajaran konvensional. Kedua SAP ini mempunyai kesamaan untuk
95
Nuriana Rachmani Dewi, 2017 MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR MATEMATIS TINGKAT TINGGI DAN SELF-EFFICACY MAHASISWA MELALUI BRAIN-BASED LEARNING BERBANTUAN WEB Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
materi, standar kompetensi, kompetensi dasar, indikator pencapaian kompetensi,
dan jumlah SKS pada setiap pertemuan. SAP yang dikembangkan mengacu pada
Brain-Based Learning Berbantuan Web. SAP memuat langkah-langkah Brain-
Based Learning Berbantuan Web yaitu Pra Pemaparan; Persiapan; Inisiasi dan
Akuisisi; Elaborasi; Inkubasi dan Formasi Memori; Verifikasi dan Pengecekan
Keyakinan; serta Perayaan dan Integrasi
Selain SAP perangkat pembelajaran yang dikembangkan adalah Lembar
Kegiatan Mahasiswa (LKM). LKM ini dikembangkan juga sesuai dengan standar
kompetensi, kompetensi dasar dan indikator pencapaian kompetensi pada mata
kuliah Kalkulus 2 serta tujuan dari penelitian. LKM dibuat sedemikian rupa
sehingga dapat memuat indikator-indikator Kemampuan Berpikir Matematis
Tingkat Tinggi dengan tujuan mengembangkan kemampuan-kemampuan yang
termasuk di dalamnya. Seperti juga SAP, LKM yang dikembangkan juga
mengacu pada Brain-Based Learning Berbantuan Web. LKM yang dikembangkan
terdiri dari dua bagian yaitu Materi Pra Perkuliahan (PRA) yang diberikan kepada
mahasiswa sebelum perkuliahan berlangsung dan LKM itu sendiri yang
digunakan pada saat perkuliahan. PRA memuat video senam otak, tujuan
perkuliahan, peta konsep, dan apersepsi, sedangkan LKM memuat masalah dan
tugas-tugas yang berkaitan dengan materi, soal latihan serta penugasan.
Selanjutnya semua perangkat tersebut diupload ke dalam website yang
diberi nama “Smart Calculus” dengan alamat http://nurianaracmani.com. Contoh
tampilan pada web terlihat pada gambar di bawah ini.
1) Untuk mengakses website mahasiswa harus login terlebih dahulu pada
Menu Login.
96
Nuriana Rachmani Dewi, 2017 MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR MATEMATIS TINGKAT TINGGI DAN SELF-EFFICACY MAHASISWA MELALUI BRAIN-BASED LEARNING BERBANTUAN WEB Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
Gambar 3.4. Menu Login pada Website
2) Pada menu Sejarah disajikan sejarah tentang Kalkulus.
Gambar 3.5. Menu Sejarah pada Website
3) Pada menu Materi disajikan Peta Konsep, Tujuan Pembelajaran,
Pertanyaan-pertanyaan Apersepsi dan Masalah yang diskusikan dalam
kelompok.
97
Nuriana Rachmani Dewi, 2017 MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR MATEMATIS TINGKAT TINGGI DAN SELF-EFFICACY MAHASISWA MELALUI BRAIN-BASED LEARNING BERBANTUAN WEB Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
Gambar 3.6. Menu Materi pada Website
4) Pada Menu Soal disajikan soal-soal yang harus diselesaikan mahasiswa
secara individu dalam kurun waktu tertentu.
Gambar 3.7. Menu Soal pada Website
5) Pada menu Forum Komunikasi disajikan suatu forum di mana mahasiswa
dapat menanyakan sesuatu yang kurang jelas atau mengungkapkan
pendapat, jawaban serta sanggahan dari mahasiswa lain. Dosen juga dapat
memberikan komentar dan jawaban dari postingan mahasiswa.
98
Nuriana Rachmani Dewi, 2017 MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR MATEMATIS TINGKAT TINGGI DAN SELF-EFFICACY MAHASISWA MELALUI BRAIN-BASED LEARNING BERBANTUAN WEB Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
Gambar 3.8. Menu Forum Komunikasi pada Website
Selanjutnya seluruh perangkat pembelajaran diberikan kepada penimbang
ahli untuk diberikan validasi dan pertimbangan. Revisi perangkat pembelajaran
dilakukan berdasarkan saran dari penimbang ahli. Hasil validasi penimbang ahli
selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran 1.3.
Sebelum digunakan terlebih dahulu perangkat diujicobakan terbatas kepada
10 orang mahasiswa di luar subyek penelitian. Tujuan ujicoba ini untuk
mengetahui keterbacaan, alokasi waktu, respon mahasiswa dan kesiapan dosen
dalam mengajar. Temuan dari ujicaba terbatas tersebut selanjutnya digunakan
untuk merevisi seluruh perangkat pembelajaran sehingga siap digunakan dalam
penelitian. Adapun SAP secara lengkap dapat dilihat pada Lampiran 1.1, dan
LKM secara lengkap pada lampiran 1.2.
F. Teknik Pengumpulan Data
Penelitian ini menggunakan metode campuran (Mixed Method) dengan
strategi Eksplanatoris Sekuensial. Menurut Creswell (2010:316) strategi
eksplanatoris sekuensial diterapkan dengan pengumpulan dan analisis data
kuantitatif pada tahap pertama yang diikuti oleh pengumpulan dan analisis data
kualitatif pada tahap kedua yang dibangun berdasarkan hasil awal kuantitatif.
Data kuantitatif dalam penelitian ini diperoleh melalui instrumen penelitian
sebagai berikut.
1. Tes Kemampuan Berpikir Matematis Tingkat Tinggi; diberikan kepada
mahasiswa sebelum (pretes) dan sesudah (postes) kegiatan pembelajaran.
2. Skala Self-efficacy; diberikan mahasiswa sebelum dan sesudah kegiatan
pembelajaran.
Sedangkan data kualitatif didapatkan dari dokumen-dokumen yang berupa
hasil pekerjaan mahasiswa, hasil observasi, rekaman audio visual selama proses
pembelajaran, foto dan hasil wawancara dengan mahasiswa. Data kualitatif
dianalisis secara deskriptif untuk mendukung kelengkapan data kuantitatif dan
untuk menjawab pertanyaan penelitian.
99
Nuriana Rachmani Dewi, 2017 MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR MATEMATIS TINGKAT TINGGI DAN SELF-EFFICACY MAHASISWA MELALUI BRAIN-BASED LEARNING BERBANTUAN WEB Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
G. Teknik Analisis Data
Data kuantitatif ditabulasi dan dianalisis melalui tiga tahap. Tahap pertama,
melakukan analisis deskriptif data dan menghitung normalized gain pretes dan
postes. Adapun rumus normalized gain adalah sebagai berikut.
Kategori interpretasinya adalah
Tabel 3.17
Kategori
Kategori
g > 0,7
0,3 < g ≤ 0,7
g ≤ 0,3
Tinggi
Sedang
Rendah
(Hake, 1998)
Selain itu, pada tahap ini dicari pula besarnya kontribusi atau efektivitas
Brain-Based Learning Berbantuan Web terhadap Kemampuan Berpikir
Matematis Tingkat Tinggi dan Self-efficacy mahasiswa dengan cara menghitung
Effect Size (ES) menggunakan rumus Cohen`s (Cohen, 1992; Thalheimer & Cook,
2002), yaitu:
2 21 1
e c
e e c c
e c
x xES
n s n s
n n
Keterangan:
ex : rerata postes kelompok eksperimen
cx : rerata postes kelompok kontrol
en : banyaknya sampel kelompok eksperimen
cn : banyaknya sampel kelompok kontrol
es : simpangan baku kelompok eksperimen
cs : simpangan baku kelompok kontrol
Hasil perhitungan Effect Size (ES) diinterpretasikan menggunakan kategori dari
Cohen (1992) sesuai dengan Tabel 3.18.
100
Nuriana Rachmani Dewi, 2017 MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR MATEMATIS TINGKAT TINGGI DAN SELF-EFFICACY MAHASISWA MELALUI BRAIN-BASED LEARNING BERBANTUAN WEB Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
Tabel 3.18
Klasifikasi Effect Size (ES)
Besarnya Effect Size (ES) Kategori
ES 0,8 Tinggi
0, 5 ES < 0,8 Sedang
0, 2 ES < 0,5 Rendah
ES < 0,2 Sangat Rendah
Tahap kedua, melakukan uji untuk persyaratan penggunaan statistika
parametrik yang nantinya digunakan untuk menguji hipotesis, yaitu uji normalitas
data dan uji homogenitas varians keseluruhan data kuantitatif.
Tahap ketiga, menguji keseluruhan hipotesis yang telah tercantum pada
bagian akhir Kajian Pustaka. Secara umum uji hipotesis yang digunakan dalam
penelitian ini adalah uji beda rerata, interaksi, analisis asosiasi dan analisis
korelasi yang disesuaikan hasil dari analisis prasyarat. Perhitungan analisis
asosiasi diawali dengan analisis secara deskriptif melalui tabel kontingensi dan
dilanjutkan dengan menghitung nilai nilai chi-kuadrat dengan rumus sebagai
berikut.
2
2
1 2 1 2
0,5hitung
N ad bc N
B B K K
Sementara itu, untuk menentukan derajat asosiasi dapat dihitung melalui
dengan nilai koefisien kontingensi ( ) dan dengan rumus sebagai
berikut.
√
dan √
Keterangan:
: nilai chi kuadrat
: besarnya sampel
: min* +
(Siregar, 2004)
Adapun interpretasi derajat asosiasi yang digunakan adalah seperti pada
Tabel 3.19 berikut.
101
Nuriana Rachmani Dewi, 2017 MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR MATEMATIS TINGKAT TINGGI DAN SELF-EFFICACY MAHASISWA MELALUI BRAIN-BASED LEARNING BERBANTUAN WEB Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
Tabel 3.19
Interpretasi Derajat Asosiasi
Derajat Asosiasi Interpretasi
Tidak Ada Asosiasi
Sangat Rendah
Rendah
Sedang
Tinggi
Sangat Tinggi
Sempurna
(Siregar, 2004)
Selanjutnya untuk analisis korelasi digunakan digunakan Korelasi Product
Moment dengan rumus sebagai berikut.
2222
YYNXXN
YXXYNrxy
Keterangan:
xyr : Koefisien korelasi
X : skor butir soal
Y : skor total
X : jumlah skor angka butir soal yang dijawab siswa.
Y : jumlah angka setiap skor soal
(Suherman, 2003).
Interpretasi koefisien korelasi yang digunakan adalah seperti pada Tabel
3.20 berikut.
Tabel 3.20
Interpretasi Koefisien Korelasi
Koefisien Reliabilitas Interpretasi
0,90
0,70
0,40
0,20
0,00
Sangat Tinggi
Tinggi
Sedang
Rendah
Sangat Rendah
Tidak terdapat korelasi
102
Nuriana Rachmani Dewi, 2017 MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR MATEMATIS TINGKAT TINGGI DAN SELF-EFFICACY MAHASISWA MELALUI BRAIN-BASED LEARNING BERBANTUAN WEB Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
Keseluruhan uji hipotesis tersebut menggunakan Software IBM SPSS
Statistics 20 dan Microsoft Excel 2010. Adapun keterkaitan antara permasalahan,
hipotesis dan kelompok data dapat dilihat pada Tabel 3.21 berikut.
Tabel 3.21
Keterkaitan Antara Permasalahan, Hipotesis dan Kelompok Data
Masalah Nomor
Hipotesis Kelompok Data
Mahasiswa yang mendapat Brain-Based
Learning Berbantuan Web memperoleh
pencapaian Kemampuan Berpikir Matematis
Tingkat Tinggi lebih tinggi daripada
mahasiswa yang mendapat pembelajaran
konvensional.
1 KBMTRBL, KBMTKV, KBMTTBL,
KBMTSBL, KBMTRBL, KBMTPBL,
KBMTMBL, KBMTTKV,
KBMTSKV, KBMTRKV,
KBMTPKV, KBMTMKV
Mahasiswa yang mendapat Brain-Based
Learning Berbantuan Web memperoleh
peningkatan Kemampuan Berpikir Matematis
Tingkat Tinggi lebih tinggi daripada
mahasiswa yang mendapat pembelajaran
konvensional.
2 KBMTRBL, KBMTKV, KBMTTBL,
KBMTSBL, KBMTRBL, KBMTPBL,
KBMTMBL, KBMTTKV,
KBMTSKV, KBMTRKV,
KBMTPKV, KBMTMKV
Mahasiswa yang mendapat Brain-Based
Learning Berbantuan Web memperoleh
pencapaian self-efficacy lebih tinggi daripada
mahasiswa yang mendapat pembelajaran
konvensional.
3 SERBL, SEKV, SETBL, SESBL,
SERBL, SEPBL, SEMBL, SETKV,
SESKV, SERKV, SEPKV, SEMKV
Mahasiswa yang mendapat Brain-Based
Learning Berbantuan Web memperoleh
peningkatan self-efficacy daripada mahasiswa
yang mendapat pembelajaran konvensional.
4 SERBL, SEKV, SETBL, SESBL,
SERBL, SEPBL, SEMBL, SETKV,
SESKV, SERKV, SEPKV, SEMKV
Terdapat interaksi antara pembelajaran
(Brain-Based Learning Berbantuan Web dan
Pembelajaran Konvensional) dan kemampuan
awal matematika (tinggi, sedang, rendah)
terhadap pencapaian Kemampuan Berpikir
Matematis Tingkat Tinggi mahasiswa.
5 KBMTTBL, KBMTSBL, KBMTRBL,
KBMTTKV, KBMTSKV, KBMTRKV
Terdapat interaksi antara pembelajaran
(Brain-Based Learning Berbantuan Web dan
Pembelajaran Konvensional) dan jenis
program studi (Matematika dan Pendidikan
Matematika) terhadap pencapaian
Kemampuan Berpikir Matematis Tingkat
Tinggi mahasiswa.
6 KBMTPBL, KBMTMBL, KBMTPKV,
KBMTMKV
Terdapat interaksi antara pembelajaran
(Brain-Based Learning Berbantuan Web dan
Pembelajaran Konvensional) dan kemampuan
awal matematika (tinggi, sedang, rendah)
terhadap peningkatan Kemampuan Berpikir
Matematis Tingkat Tinggi mahasiswa.
7 KBMTTBL, KBMTSBL, KBMTRBL,
KBMTTKV, KBMTSKV, KBMTRKV
Terdapat interaksi antara pembelajaran
(Brain-Based Learning Berbantuan Web dan
Pembelajaran Konvensional) dan jenis
program studi (Matematika dan Pendidikan
8 KBMTPBL, KBMTMBL, KBMTPKV,
KBMTMKV
103
Nuriana Rachmani Dewi, 2017 MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR MATEMATIS TINGKAT TINGGI DAN SELF-EFFICACY MAHASISWA MELALUI BRAIN-BASED LEARNING BERBANTUAN WEB Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
Matematika) terhadap peningkatan
Kemampuan Berpikir Matematis Tingkat
Tinggi mahasiswa.
Terdapat interaksi antara pembelajaran
(Brain-Based Learning Berbantuan Web dan
Pembelajaran Konvensional) dan kemampuan
awal matematika (tinggi, sedang, rendah)
terhadap pencapaian self-efficacy mahasiswa.
9 SETBL, SESBL, SERBL, SETKV,
SESKV, SERKV
Terdapat interaksi antara pembelajaran
(Brain-Based Learning Berbantuan Web dan
Pembelajaran Konvensional) dan jenis
program studi (Matematika dan Pendidikan
Matematika) terhadap pencapaian self-
efficacy mahasiswa.
10 SEPBL, SEMBL, SEPKV, SEMKV
Terdapat interaksi antara pembelajaran
(Brain-Based Learning Berbantuan Web dan
Pembelajaran Konvensional) dan kemampuan
awal matematika (tinggi, sedang, rendah)
terhadap peningkatan self-efficacy mahasiswa.
11 SETBL, SESBL, SERBL, SETKV,
SESKV, SERKV
Terdapat interaksi antara pembelajaran
(Brain-Based Learning Berbantuan Web dan
Pembelajaran Konvensional) dan jenis
program studi (Matematika dan Pendidikan
Matematika) terhadap peningkatan self-
efficacy mahasiswa.
12 SEPBL, SEMBL, SEPKV, SEMKV
Terdapat asosiasi antara kemampuan berpikir
matematis tingakat tinggi dan self-efficacy
mahasiswa.
13 KBMTBL, KBMTKV, SEBL, SEKV
Terdapat korelasi antara kemampuan berpikir
matematis tingakat tinggi dan self-efficacy
mahasiswa.
14 KBMTBL, KBMTKV, SEBL, SEKV
H. Prosedur Pelaksanaan Penelitian
Prosedur penelitian yang digunakan dapat dijelaskan melalui tahap-tahap
sebagai berikut.
1. Tahap Persiapan
a. Kajian Teori dan Penelitian Pendahuluan
Sebelum dilakukan penelitian, terlebih dahulu semua variabel-variabel yang
terlibat di dalam penelitian serta keterkaitan antar variabel dikaji secara
teoritis. Selain itu dilakukan pula penelitian pendahuluan untuk mengetahui
secara lengkap masalah yang ada di lapangan.
b. Ijin Penelitian
Peneliti mengurus Surat Ijin Penelitian dari Sekolah Pascasarjana
Universitas Pendidikan Indonesia ditujukan kepada Perguruan Tinggi
tempat dilakukannya penelitian.
104
Nuriana Rachmani Dewi, 2017 MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR MATEMATIS TINGKAT TINGGI DAN SELF-EFFICACY MAHASISWA MELALUI BRAIN-BASED LEARNING BERBANTUAN WEB Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
c. Penyusunan Instrumen Penelitian dan Perangkat Pembelajaran
Peneliti menyusun instrumen yang terdiri dari Tes Kemampuan Awal
Matematis, Tes Kemampuan Berpikir Matematis Tingkat Tinggi, Skala Self-
Efficacy, Lembar Observasi dan Pedoman Wawancara. Adapun perangkat
pembelajaran yang disusun oleh peneliti yaitu Satuan Acara Perkuliahan dan
Lembar Kerja Mahasiswa. Selain itu peneliti juga mengembangkan media
website yang digunakan untuk mengunggah Lembar Kerja Mahasiswa dan
soal-soal latihan, serta menu Forum Komunikasi yang digunakan mahasiswa
untuk diskusi di luar jam perkuliahan.
d. Konsultasi dan Validasi Ahli
Instrumen penelitian dan perangkat pembelajaran yang telah disusun
selanjutnya dikonsultasikan kepada kepada dosen pembimbing. Setelah
pembimbing menyetujui, instrumen dan perangkat pembelajaran tersebut
divalidasi oleh para penimbang yang ahli di bidangnya. Peneliti melakukan
revisi terhadap instrumen penelitian dan perangkat pembelajaran
berdasarkan masukan dari penimbang ahli tersebut.
e. Revisi Instrumen Penelitian dan Perangkat Pembelajaran berdasarkan Saran
Penimbang Ahli
Peneliti melakukan revisi terhadap instrumen penelitian dan perangkat
pembelajaran berdasarkan masukan dari penimbang ahli tersebut.
f. Ujicoba dan Analisis Hasil Ujicoba
Hasil revisi Peneliti melakukan revisi terhadap instrumen penelitian dan
perangkat pembelajaran tersebut kemudian diujicobakan. Ujicoba ini
meliputi ujicoba terbatas dan ujicoba kepada mahasiswa di luar sampel
penelitian. Tes Kemampuan Berpikir Matematis Tingkat Tinggi dianalisis
berdasarkan hasil ujicoba untuk mengetahui validitas, reliabilitas, daya
pembeda, dan indeks kesukaran; sedangkan Skala Self-Efficacy dianalisis
untuk mengetahui skor tiap butir pernyataan, validitas, dan reliabilitas.
Sementara itu, perangkat pembelajaran dianalisis untuk mengetahui
keterbacaan dan pemahaman dari isi Lembar Kerja Mahasiswa; alokasi
waktu yang diberikan pada Satuan Acara Perkuliahan dan Lembar Kerja
Mahasiswa; tingkat kesukaran dari Lembar Kerja Mahasiswa; serta
105
Nuriana Rachmani Dewi, 2017 MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR MATEMATIS TINGKAT TINGGI DAN SELF-EFFICACY MAHASISWA MELALUI BRAIN-BASED LEARNING BERBANTUAN WEB Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
keterlaksanaan dari Satuan Acara Perkuliahan, dan media dianalisis
keefektivitasnya dalam pembelajaran.
g. Revisi Instrumen Penelitian dan Perangkat Pembelajaran berdasarkan Hasil
Ujicoba
Instrumen dan perangkat pembelajaran direvisi sesuai hasil analisis ujicoba
agar layak digunakan untuk penelitian.
h. Pemilihan Sampel Penelitian
Dalam penelitian ini, pemilihan sampel dilakukan menggunakan purposive
sampling dan acak kelas.
2. Tahap Pelaksanaan Penelitian
a. Pemberian Tes Kemampuan Awal Matematis
Sebelum pelaksanaan pembelajaran, terlebih dahulu sampel penelitian
diberikan Tes Kemampuan Awal Matematis. Tes ini digunakan untuk
mengetahui kemampuan awal mahasiswa untuk kemudian dibedakan
menjadi tiga kategori, yaitu tinggi, sedang dan rendah.
b. Pemberian Pretes Kemampuan Berpikir Matematis Tingkat Tinggi dan
Skala Self-Efficacy (Awal)
Pada bagian ini, sampel penelitian diberikan Pretes Kemampuan Berpikir
Matematis Tingkat Tinggi dan Skala Self-Efficacy (Awal)
c. Pelaksanaan Pembelajaran dan Observasi
Untuk kelompok eksperimen, diimplementasikan Brain-Based Learning
Berbantuan Web, sedangkan kelompok kontrol diimplementasikan
pembelajaran konvensional. Selama proses pembelajaran, dilakukan
observasi oleh seorang observer. Hal ini dilakukan untuk mengamati
aktivitas mahasiswa dan dosen selama proses pembelajaran berlangsung,
serta memperoleh gambaran mengenai keterlaksanaan model pembelajaran
yang digunakan.
d. Pemberian Postes Kemampuan Berpikir Matematis Tingkat Tinggi dan
Skala Self-Efficacy (Akhir)
Setelah proses pembelajaran, langkah selanjutnya adalah Postes
Kemampuan Berpikir Matematis Tingkat Tinggi dan Skala Self-Efficacy
(Akhir) kepada sampel penelitian.
106
Nuriana Rachmani Dewi, 2017 MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR MATEMATIS TINGKAT TINGGI DAN SELF-EFFICACY MAHASISWA MELALUI BRAIN-BASED LEARNING BERBANTUAN WEB Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
3. Tahap Akhir
a. Pengolahan Data
Pengolahan data hasil penelitian dilakukan dengan bantuan software
Software IBM SPSS Statistics 20 dan Microsoft Office Excel 2010.
b. Analisis Data
Analisis data meliputi analisis statistik deskriptif, uji persyaratan analisis,
dan pengujian hipotesis. Tujuan dari analisis data ini adalah untuk
mengetahui pencapaian dan peningkatan Kemampuan Berpikir Matematis
Tingkat Tinggi dan Self-Efficacy mahasiswa yang memperoleh Brain-Based
Learning Berbantuan Web dan pembelajaran konvensional, kontribusi/
Effect Size Brain-Based Learning Berbantuan Web terhadap pencapaian
Kemampuan Berpikir Matematis Tingkat Tinggi dan Self-Efficacy
mahasiswa berdasarkan Kemampuan Awal Matematis dan jenis program
studi, interaksi antara pembelajaran dan Kemampuan Awal Matematis
terhadap pencapaian dan peningkatan Kemampuan Berpikir Matematis
Tingkat Tinggi dan Self-Efficacy mahasiswa, interaksi antara pembelajaran
dan jenis program studi terhadap pencapaian dan peningkatan Kemampuan
Berpikir Matematis Tingkat Tinggi dan Self-Efficacy mahasiswa serta
asosiasi antara Kemampuan Berpikir Matematis Tingkat Tinggi dan Self-
Efficacy. Selain itu, dianalisis pula mengenai hasil pekerjaan mahasiswa
terkait Kemampuan Berpikir Matematis Tingkat Tinggi dan Self-Efficacy.
c. Wawancara
Untuk mempertegas dan melengkapi data yang dirasakan kurang lengkap
atau belum terjaring melalui tes, skala, dan observasi, maka dilakukan
wawancara. Hal ini dilakukan untuk menggali informasi mengenai kesulitan
yang dialami mahasiswa dalam penyelesaian soal tes, respon mahasiswa
terkait pembelajaran yang diterapkan, serta hal-hal lain yang muncul selama
penelitian.
d. Pembahasan
Pembahasan dilakukan berdasarkan hasil analisis data yang dihubungkan
dengan teori-teori dan penelitian-penelitian yang relevan. Pembahasan ini
107
Nuriana Rachmani Dewi, 2017 MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR MATEMATIS TINGKAT TINGGI DAN SELF-EFFICACY MAHASISWA MELALUI BRAIN-BASED LEARNING BERBANTUAN WEB Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
meliputi Kemampuan Awal Matematis, pencapaian dan peningkatan
Kemampuan Berpikir Matematis Tingkat Tinggi dan Self-Efficacy
mahasiswa yang mendapatkan Brain-Based Learning Berbantuan Web dan
pembelajaran konvensional, kontribusi Brain-Based Learning Berbantuan
Web terhadap pencapaian Kemampuan Berpikir Matematis Tingkat Tinggi
dan Self-Efficacy mahasiswa, interaksi antara pembelajaran dan Kemampuan
Awal Matematis terhadap pencapaian dan peningkatan Kemampuan
Berpikir Matematis Tingkat Tinggi dan Self-Efficacy mahasiswa, interaksi
antara pembelajaran dan jenis program studi terhadap pencapaian dan
peningkatan Kemampuan Berpikir Matematis Tingkat Tinggi dan Self-
Efficacy mahasiswa, asosiasi antara Kemampuan Berpikir Matematis
Tingkat Tinggi dan Self-Efficacy, gambaran kegitan mahasiswa dalam
Brain-Based Learning Berbantuan Web dan pembelajaran konvensional,
pendapat mahasiswa tentang Brain-Based Learning Berbantuan Web, serta
kesulitan yang dialami oleh mahasiswa dalam menyelesaikan soal
Kemampuan Berpikir Matematis Tingkat Tinggi.
e. Kesimpulan, Implikasi, dan Rekomendasi
Setelah dilakukan pembahasan, langkah berikutnya adalah membuat
kesimpulan serta memberikan implikasi dan rekomendasi.
Adapun prosedur pelaksanaan tersebut, jika dituangkan dalam bagan dapat
dilihat pada Gambar 3.9.
Pembelajaran dengan Brain-Based Learning Berbantuan
Web pada Kelompok Eksperimen, Observasi
Pembelajaran Konvensional pada Kelompok
Kontrol, Observasi
Obserasi Lapangan
dan
Pengkajian Teori
Pengurusan
Perijinan
Penyusunan Perangkat
Pembelajaran dan
Instrumen Penelitian
Validasi dan
Pertimbangan dari
Penimbang Ahli
Revisi Perangkat
Pembelajaran dan
Instrumen Penelitian
Ujicoba Perangkat
Pembelajaran dan
Instrumen Penelitian
Analisis Data Hasil
Ujicoba
Penetapan Perangkat
Pembelajaran dan
Instrumen Penelitian
Tes Kemampuan Awal Matematis, Pretes Tes Kemampuan Berpikir Matematis Tingkat Tinggi dan Pemberian Skala Self-efficacy Awal
Postes Tes Kemampuan Berpikir Matematis Tingkat Tinggi, Pemberian
Skala Self-efficacy Akhir
Wawancara
Data Analisis Data Pengolahan Data Data
Kesimpulan, Implikasi dan Rekomendasi Kesimpulan