PROGRAM STUDI S-1 KEPERAWATAN STIKES · PDF filei pengaruh posisi miring 30 derajat...

75
i PENGARUH POSISI MIRING 30 DERAJAT MENGGUNAKAN ABSORBENT TRIANGLE PILLOW TERHADAP DEKUBITUS GRADE I PADA PASIEN GANGGUAN PENURUNAN KESADARAN DI RUANG ICU RSUD SRAGEN SKRIPSI “Untuk memenuhi salah satu syarat ujian guna mencapai Gelar Sarjana Keperawatan” Oleh : Tri Wahyuni NIM S10045 PROGRAM STUDI S-1 KEPERAWATAN STIKES KUSUMA HUSADA SURAKARTA 2014 i

Transcript of PROGRAM STUDI S-1 KEPERAWATAN STIKES · PDF filei pengaruh posisi miring 30 derajat...

Page 1: PROGRAM STUDI S-1 KEPERAWATAN STIKES · PDF filei pengaruh posisi miring 30 derajat menggunakan absorbent triangle pillow terhadap dekubitus grade i pada pasien gangguan penurunan

i

PENGARUH POSISI MIRING 30 DERAJAT MENGGUNAKAN

ABSORBENT TRIANGLE PILLOW TERHADAP DEKUBITUS

GRADE I PADA PASIEN GANGGUAN PENURUNAN

KESADARAN DI RUANG ICU RSUD

SRAGEN

SKRIPSI

“Untuk memenuhi salah satu syarat ujian guna mencapai Gelar Sarjana Keperawatan”

Oleh :

Tri Wahyuni

NIM S10045

PROGRAM STUDI S-1 KEPERAWATAN

STIKES KUSUMA HUSADA

SURAKARTA

2014

i

Page 2: PROGRAM STUDI S-1 KEPERAWATAN STIKES · PDF filei pengaruh posisi miring 30 derajat menggunakan absorbent triangle pillow terhadap dekubitus grade i pada pasien gangguan penurunan

ii

Page 3: PROGRAM STUDI S-1 KEPERAWATAN STIKES · PDF filei pengaruh posisi miring 30 derajat menggunakan absorbent triangle pillow terhadap dekubitus grade i pada pasien gangguan penurunan

iii

Page 4: PROGRAM STUDI S-1 KEPERAWATAN STIKES · PDF filei pengaruh posisi miring 30 derajat menggunakan absorbent triangle pillow terhadap dekubitus grade i pada pasien gangguan penurunan

iv

KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah SWT, Tuhan semesta alam, karena berkat rahmat

Allah dan petunjuk-petunjuk-Nya penulis dapat menyelesaikan penyusunan

naskah skripsi yang berjudul :

“Pengaruh Posisi Miring 30 Derajat Menggunakan Absorbent Triangle Pillow

Terhadap Dekubitus Grade I pada Pasien Gangguan Penurunan Kesadaran”

Dalam penyusunan naskah skripsi ini penulis menyadari bahwa tanpa

dorongan, bimbingan dan motivasi-motivasi dari berbagai pihak niscaya penulis

tidak akan mampu menulis naskah skripsi ini dengan baik. Oleh karena itu,

penulis menyampaikan terima kasih yang tak terhingga kepada :

1. Ibu Dra. Agnes Sri Harti, M.Si, selaku ketua STIKes Kusuma Husada

Surakarta, yang telah memberikan izin penelitian kepada penulis.

2. Ibu Wahyu Rima Agustin, S.Kep., Ns., M.Kep, selaku ketua Prodi S1

Keperawatan, yang telah memberikan dukungan dan motivasi kepada semua

mahasiswanya.

3. Ibu bc.Yeti Nurhayati, M.Kes, selaku pembimbing utama, dan Ibu Yuana

Dwi Anggraini, S.Kep., Ns selaku pembimbing pendamping, yang telah

memberikan bimbingan dan arahan penulis dengan penuh kesabaran,

sehingga skripsi ini dapat terselesaikan dengan baik.

4. Bapak Oktavianus S.Kep., Ns yang berperan memberi arahan serta masukan

untuk penulis dengan penuh kesabaran sehingga proposal skripsi dapat

terselesaikan dengan baik.

5. Bapak dan Ibu Dosen STIKes Kusuma Husada Surakarta yang telah

memberikan segenap ilmu dan pengalamanya kepada penulis, sehingga

penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.

6. Direktur RSUD Sragen yang telah memberiakan izin kepada peniliti

sehingga penelitian ini dapat dilaksanakan di RSUD Sragen.

Page 5: PROGRAM STUDI S-1 KEPERAWATAN STIKES · PDF filei pengaruh posisi miring 30 derajat menggunakan absorbent triangle pillow terhadap dekubitus grade i pada pasien gangguan penurunan

v

iv

Page 6: PROGRAM STUDI S-1 KEPERAWATAN STIKES · PDF filei pengaruh posisi miring 30 derajat menggunakan absorbent triangle pillow terhadap dekubitus grade i pada pasien gangguan penurunan

vi

DAFTAR ISI

JUDUL i

LEMBAR PENGESAHAN ii

SURAT PERNYATAAN iii

KATA PENGANTAR iv

DAFTAR ISI vi

DAFTAR TABEL ix

DAFTAR GAMBAR x

DAFTAR LAMPIRAN xi

DAFTAR SINGKATAN xii

ABSTRAK xiii

ABSTRACT xiv

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang 1

1.2 Rumusan Masalah 5

1.3 Tujuan Penelitian 5

1.4 Manfaat Penelitian 6

1.5 Keaslian Penelitian 7

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Tinjauan Teori 9

2.1.1 Tingkat Kesadaran 9

2.1.2 Dekubitus

2.1.2.1 Pengertian 10

2.1.2.2 Penyebab 11

Page 7: PROGRAM STUDI S-1 KEPERAWATAN STIKES · PDF filei pengaruh posisi miring 30 derajat menggunakan absorbent triangle pillow terhadap dekubitus grade i pada pasien gangguan penurunan

vii

2.1.2.3 Klasifikasi dekubitus 15

2.1.2.4 Lokasi Luka Dekubitus 18

2.1.2.5 Patofisiologi Luka Dekubitus 18

2.1.2.6 Komplikasi Dekubitus 20

2.1.3 Posisi Miring 30 Derajat 20

2.1.4 Absorbent Triangle Pillow 22

2.2 Kerangka Teori 24

2.3 Kerangaka Konsep 25

2.4 Hipotesis 25

BAB III METODE PENELITIAN

3.1 Jenis dan Rancangan Penelitian 26

3.2 Populasi dan Sampel 27

3.3 Tempat dan Waktu Penelitian 29

3.4 Definisi Operasional 30

3.5 Alat Penelitian dan Cara Pengumpulan Data 31

3.6 Teknik Pengolahan dan Analisa Data 33

3.7 Etika Penelitian 36

BAB IV HASIL PENELITIAN

4.1 Analisis Univariat 39

4.1.1 Karakteristik Responden 39

4.1.2 Kejadian Luka Tekan 41

4.1.3 Lokasi Lika Tekan 42

4.2 Analisis Bivariat 43

4.2.1 Pengaruh Absorbent Triangel Pillow 43

BAB V PEMBAHASAN

vi

Page 8: PROGRAM STUDI S-1 KEPERAWATAN STIKES · PDF filei pengaruh posisi miring 30 derajat menggunakan absorbent triangle pillow terhadap dekubitus grade i pada pasien gangguan penurunan

viii

5.1 Hasil Analisis Univariat 45

5.1.1 Karakteristik Responden 45

5.1.1.1 Usia 45

5.1.1.2 Jenis Kelamin 46

5.1.1.3 Tingkat Kesadaran 47

5.2 Kejadian Luka Tekan 47

5.3 Hasil Analisis Bivariat 48

5.4 Pengaruh Absorbent Triangle Pillow 48

5.5 Keterbatasan Penelitian 53

BAB VI PENUTUP

6.1 Kesimpulan 55

6.2 Saran 56

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

vii

viii

Page 9: PROGRAM STUDI S-1 KEPERAWATAN STIKES · PDF filei pengaruh posisi miring 30 derajat menggunakan absorbent triangle pillow terhadap dekubitus grade i pada pasien gangguan penurunan

ix

DAFTAR TABEL

Nomor Tabel Judul Tabel Halaman

1.1 Keaslian Penelitian 7

3.1 Desain Penelitian 27

3.2 Definisi Operasional 30

4.1 Karakteristik Usia Responden 39

4.2 Karakteristik Jenis Kelamin Responden 40

4.3 Karakteristik Tingkat Kesadaran Responden 40

4.4 Kejadian LukaSebelum dan Sesudah 41

4.5 Lokasi Luka Tekan 42

4.6 Pengaruh Absorbent Triangle Pillow 43

ix

Page 10: PROGRAM STUDI S-1 KEPERAWATAN STIKES · PDF filei pengaruh posisi miring 30 derajat menggunakan absorbent triangle pillow terhadap dekubitus grade i pada pasien gangguan penurunan

x

DAFTAR GAMBAR

Nomor Gambar Judul Gambar Halaman

2.1 Faktor Terjadinya Luka Tekan 11

2.2 Stadium Luka Tekan menurut NPUAP 16

2.3 Lokasi Luka Tekan 18

2.4 Bagan Patofisiologi Luka Dekubitus 19

2.5 Posisi Miring 30 Derajat 22

2.6 Sketsa Absorbent Triangel Pillow 23

2.7 Kerangka Teori Penelitian 24

2.8 Kerangka Konsep Penelitian 25

x

Page 11: PROGRAM STUDI S-1 KEPERAWATAN STIKES · PDF filei pengaruh posisi miring 30 derajat menggunakan absorbent triangle pillow terhadap dekubitus grade i pada pasien gangguan penurunan

xi

DAFTAR LAMPIRAN

Nomor Lampiran Keterangan

1 Jadwal Kegiatan

2 Usulan Topik

3 Pengajuan Judul Skripsi

4 Pengajuan Ijin Studi Pendahuluan

5 Lembar Oponent

6 Lembar Audience

7 Lembar Persetujuan Proposal dan Skripsi

8 Pengajuan Ijin Penelitian

9 Lembar Pemberian Ijin Penelitian RSUD Sragen

10 Lembar Pemberian Ijin Penelitian KESBANGPOL DAN LINMAS

Kab. Sragen

11 Lembar Pemberian Ijin Penelitian BAPPEDA Kab. Sragen

12 Permohonan Menjadi Responden

13 Lembar Persetujuan Menjadi Responden

14 Prosedur Pelaksana Intervensi Posisi Miring 30 Derajat

Menggunakan Absorbent Triangle Pillow

15 Lembar Obsevasi

16 Format Pengaturan Posisi Harian Pada Kelompok Intervensi

17 Format Pengaturan Posisi Harian Pada Kelompok Kontrol

18 Absorbent Triangle Pillow

19 Lembar Konsultasi Proposal dan Skripsi

20 Hasil Data SPSS

xi

Page 12: PROGRAM STUDI S-1 KEPERAWATAN STIKES · PDF filei pengaruh posisi miring 30 derajat menggunakan absorbent triangle pillow terhadap dekubitus grade i pada pasien gangguan penurunan

xii

DAFTAR SINGKATAN

EPUAP (European Pressure Ulcer Advisory Panel)

ICU (Intensive Care Unit)

NPUAP (National Pressure Ulcer Advisory Panel)

xii

Page 13: PROGRAM STUDI S-1 KEPERAWATAN STIKES · PDF filei pengaruh posisi miring 30 derajat menggunakan absorbent triangle pillow terhadap dekubitus grade i pada pasien gangguan penurunan

xiii

PROGRAM STUDI S-1 KEPERAWATAN

STIKES KUSUMA HUSADA SURAKARTA

2014

Tri Wahyuni

Pengaruh Posisi Miring 30 Derajat Menggunakan Absorbent Triangle Pillow

Terhadap Dekubitus Grade I pada Pasien Gangguan Penurunan

Kesadaran di Ruang ICU RSUD Sragen

Abstrak

Penurunan kesadaran menyebabkan pasien mengalami gangguan

mobilisasi yang menyebabkan pasien harus tirah baring yang terus menerus

sehingga memungkinkan terjadinya luka tekan. Pencegahan dekubitus sejak dini

merupakan tanggung jawab utama perawat, salah satu pencegahan dekubitus

adalah memberikan posisi miring 30 derajat menggunakan absorbent triangle

pillow.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh posisi miring 30

derajat menggunakan absorbent triangle pillow terhadap dekubitus.

Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif desain quasi eksperimen

dengan pendekatan one group pretest-post test with control. Jumlah sampel terdiri

dari 9 responden dengan kelompok kontrol 4 responden dan kelompok intervensi

5 responden. Pengumpulan data dengan menggunakan lembar observasi. Tempat

penelitian di ICU Rumah Sakit Umum Daerah Sragen. Data di analisa

menggunakan uji chi square.

Hasil uji chi square didapatkan nilai p=0,003 yang berarti ada pengaruh

pemberian posisi miring 30 derjat menggunakan absorbent triangle pillow

terhadap dekubitus.

Pemberian posisi miring 30 derajat menggunakan absorbent triangle pillow

berpengaruh terhadap kejadian dekubitus grade I.

Kata Kunci : Dekubitus, Gangguan Penurunan Kesadaran, Posisi Miring

30 Derajat, Absorbent Triangel Pillow

Daftar Pustaka : 32 (2000-2013)

xiii

Page 14: PROGRAM STUDI S-1 KEPERAWATAN STIKES · PDF filei pengaruh posisi miring 30 derajat menggunakan absorbent triangle pillow terhadap dekubitus grade i pada pasien gangguan penurunan

xiv

BACHELOR DEGREE PROGRAM IN NURSING SCIENCE

KUSUMA HUSADA SCHOOL OF HEALTH OF SURAKARTA

2014

Tri Wahyuni

THE EFFECT OF A 30-DEGREE ELEVATION USING ABSORBENT TRIANGLE PILLOW ON

THE DECUBITUS ULCERS OF GRADE I

IN THE CLIENTS WITH REDUCED CONSCIOUSNESS

DISORDERS AT THE INTENSIVE CARE UNIT

OF LOCAL GENERAL HOSPITAL

OF SRAGEN

Abstract

Reduced consciousness causes the clients to bear mobilization disorders which

make them undergo prolonged bed rests continuously. This will possibly trigger the

incidence of pressure ulcers or decubitus ulcers. The early prevention of decubitus

ulcers is the main responsibility of nurses. One of the preventions is regulating the

position of the clients with a 30-degree elevation using absorbent triangle pillow.

The objective of this research is to investigate the effect of a 30-degree

elevation using absorbent triangle pillow on the incidence of decubitus ulcers.

This research used the quasi experimental research with the one group pretest-

post test with control design. It was conducted at Local General Hospital of Sragen. The

samples of the research consisted of 9 respondents. They were divided into two groups,

4 in Control Group and 5 in Experimental Group. The data of the research were collected

through sheet of observation. They were then analyzed by using the chi square test.

The result of the test shows the value of p is 0.003 meaning that there is an

effect of a30-degree elevation using absorbent triangle pillow on the incidence of

decubitus ulcers. Thus, it can be concluded that the regulation of the position of the

clients with a-30 degree elevation using the absorbent triangle pillow has an effect on

the incidence of decubitus ulcers of Grade I.

Keywords: Decubitus, decreased consciousness disorders, a-30 degree elevation, and

absorbent triangle pillow

Page 15: PROGRAM STUDI S-1 KEPERAWATAN STIKES · PDF filei pengaruh posisi miring 30 derajat menggunakan absorbent triangle pillow terhadap dekubitus grade i pada pasien gangguan penurunan

xv

References: 32 (2000-2013)

xiv

Page 16: PROGRAM STUDI S-1 KEPERAWATAN STIKES · PDF filei pengaruh posisi miring 30 derajat menggunakan absorbent triangle pillow terhadap dekubitus grade i pada pasien gangguan penurunan

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Salah satu aspek penting dalam pelayanan keperawatan adalah

menjaga dan mempertahankan integritas kulit klien agar senantiasa terjaga

dan utuh. Kerusakan integritas kulit dapat berasal dari luka karena trauma dan

pembedahan, namun juga dapat disebabkan karena tertekannya kulit dalam

waktu lama yang menyebabkan iritasi dan akan berkembang menjadi luka

tekan atau dekubitus (Setiyawan 2010).

Dekubitus adalah kerusakan jaringan terlokalisir yang disebabkan

karena adanya kompresi jaringan lunak diatas tulang yang menonjol dan

adanya tekanan dari luar dalam jangka waktu lama yang menyebabkan

gangguan pada suplai darah pada daerah yang tertekan. Kondisi yang

berlangsung lama ini dapat menyebabkan insufisiensi aliran darah, anoksia,

iskemi jaringan dan akhirnya dapat mengakibatkan kematian sel. National

Pressure Ulcer Advisory Panel (NPUAP) mengatakan dekubitus dibagi

menjadi empat stadium. Stadium 1 yaitu ada perubahan dari kulit yang dapat

diobservasi. Stadium 2 yaitu hilangnya sebagian lapisan kulit yaitu epidermis,

dermis atau keduanya. Stadium 3 yaitu hilangnya kulit secara lengkap,

meliputi kerusakan atau nekrosis dari jaringan subkutan atau lebih dalam, tapi

tidak sampai pada fascia. Stadium 4 yaitu hilangnya lapisan kulit yang

Page 17: PROGRAM STUDI S-1 KEPERAWATAN STIKES · PDF filei pengaruh posisi miring 30 derajat menggunakan absorbent triangle pillow terhadap dekubitus grade i pada pasien gangguan penurunan

2

lengkap dengan kerusakan yang luas, nekrosis jaringan, kerusakan pada otot,

tulang dan tendon (Nursalam 2011).

Dekubitus menimbulkan sebuah ancaman dalam pelayanan kesehatan

karena kejadiannya semakin hari semakin meningkat. Kejadian dan

prevalensi dekubitus di Amerika, Kanada, dan Inggris sebesar 5%-32%

(Spilsbury et al 2007), di negara Eropa berkisar antara 8.3% - 22.9% (survei

European Pressure Ulcer Advisory Panel (EPUAP dalam Young, 2004).

Menurut Suriadi (2004) angka kejadian dekubitus di Indonesia mencapai

33,3% (Seongsook et al 2004 dalam yusuf 2010). Penelitian yang dilakukan

di RS Dr. Sardjito Yogyakarta di Ruang A1, B1, C1, D1, dan B3 IRNA

periode bulan Oktober 2001 dari 40 pasien tirah baring didapatkan insiden

dekubitus 40%.

Survey yang dilakukan di RSUD Sragen pada bulan Januari tahun

2013 di instalasi rawat inap diperoleh hasil bahwa dari 113 pasien tirah baring

didapatkan insiden dekubitus 38%. Angka-angka tersebut lebih besar jika

dibandingkan dengan standar nosokomial rumah sakit yang bisa diterima

yaitu dengan angka kejadian dekubitus <5% (Narni et al, 2008). Angka ini

relatif tinggi dan akan semakin meningkat serta menimbukan komplikasi jika

tidak dilakukan upaya dalam pencegahannya (Dian et al 2010). Mobilisasi

pada pasien gangguan penurunan kesadaran yang dilakukan di RSUD Sragen

hanya saat pasien dilakukan mandi dimiringkan dan setelah itu tidak

dimiringkan sehingga resiko dekubitus akan lebih tinggi.

Page 18: PROGRAM STUDI S-1 KEPERAWATAN STIKES · PDF filei pengaruh posisi miring 30 derajat menggunakan absorbent triangle pillow terhadap dekubitus grade i pada pasien gangguan penurunan

3

Ada dua hal yang berhubungan dengan resiko terjadinya dekubitus

yaitu faktor tekanan dan toleransi jaringan. Faktor yang mempengaruhi durasi

dan intensitas tekanan diatas tulang yang menonjol adalah imobilisasi,

inaktifitas, dan penurunan sensori persepsi. Faktor yang mempengaruhi

toleransi jaringan dibedakan menjadi dua yaitu faktor ekstrinsik dan faktor

intrisik. Faktor instrisik yaitu faktor yang berasal dari pasien, sedangkan yang

di maksud dengan faktor ekstrinsik yaitu faktor-faktor dari luar yang

mempunyai efek deteriorasi pada lapisan eksternal dari kulit (Nursalam

2011). Pasien yang berbaring terus menerus di tempat tidur tanpa mampu

untuk mengubah posisi beresiko tinggi terkena dekubitus. Dekubitus juga

dapat menyebabkan nyeri yang berkepanjangan, rasa tidak nyaman,

meningkatkan biaya dalam perawatan dan penanganannya serta menyebabkan

komplikasi berat yang mengarah ke sepsis, infeksi kronis, sellulitis,

osteomyelitis, dan meningkatkan prevalensi mortalitas pada klien lanjut usia

(Sari 2007).

Mobilisasi adalah kemampuan untuk mengubah dan mengontrol posisi

tubuh, sedangkan aktivitas adalah kemampuan untuk berpindah. Pasien yang

berbaring terus menerus di tempat tidur tanpa mampu untuk mengubah posisi

berisiko tinggi untuk terkena dekubitus. Imobilisasi adalah faktor yang

signifikan dalam kejadian dekubitus (Nursalam 2011).

Kelembapan dapat mengakibatkan terjadinya maserasi pada jaringan

kulit. Jaringan yang mengalami maserasi akan mudah mengalami erosi.

Page 19: PROGRAM STUDI S-1 KEPERAWATAN STIKES · PDF filei pengaruh posisi miring 30 derajat menggunakan absorbent triangle pillow terhadap dekubitus grade i pada pasien gangguan penurunan

4

Selain itu kelembapan juga mengakibatkan kulit udah terkena pergesekan

(friction) dan perobekan jaringan (shear) (Nursalam 2011).

Peran perawat sangat diperlukan dalam perawatan pasien, untuk

mengurangi angka kejadian dekubitus tersebut dengan cara memberikan

pengaturan posisi merupakan sebuah terapi yang dapat mencegah

berkembangnya kondisi ini. Evidenced based yang telah dikemukakan

sebelumnya, membuktikan bahwa dekubitus dapat dicegah. Salah satu

rekomendasi yang ditawarkan yakni pengaturan posisi. Saat ini telah

dikembangkan bentuk pengaturan posisi yang dikenal sebagai posisi miring

30 derajat (Young 2004). Pengaturan posisi yang dimaksud bukanlah sekedar

perubahan posisi menurut jangka waktu tertentu, namun penataan posisi

sedemikian rupa yang dimaksud adalah posisi yang dapat memfasilitasi

kecukupan oksigen sebagai nutrisi bagi jaringan kulit. Pengaturan posisi

miring 30 derajat memiliki tekanan yang paling minimal dibandingkan posisi

dengan derajat kemiringan lainnya. Tekanan yang minimal ini akan

memperlambat terjadinya perkembangan luka tekan. Pemberian posisi miring

ini setiap dua jam sekali dilakukan miring kiri, terlentang dan miring kanan

selama 3 hari. Terinspirasi dari penelitian yang ada dibuat absorbent triangle

pillow yang merupakan sebuah bantal segitiga untuk mencegah kelembapan,

tekanan dan gesekan untuk pencegahan dekubitus.

Latar belakang tersebut melandasi peneliti untuk melakukan penelitian

“Pengaruh posisi miring 30 derajat mengunakan absorbent triangle pillow

Page 20: PROGRAM STUDI S-1 KEPERAWATAN STIKES · PDF filei pengaruh posisi miring 30 derajat menggunakan absorbent triangle pillow terhadap dekubitus grade i pada pasien gangguan penurunan

5

terhadap dekubitus grade I pada pasien gangguan penurunan kesadaran di

ruang ICU Rumah Sakit Umum Daerah Sragen”.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas penulis mencoba merumuskan

permasalahan yaitu ”Adakah pengaruh posisi miring 30 derajat menggunakan

absorbent triangle pillow terhadap dekubitus grade I pada pasien gangguan

penurunan kesadaran di ruang ICU Rumah Sakit Umum Daerah Sragen?”.

1.3 Tujuan Penelitian

1.3.1 Tujuan Umum

Untuk menganalisis pengaruh diberikannya posisi 30 derajat

menggunakan absorbent triangle pillow terhadap dekubitus grade I pada

pasien gangguan penurunan kesadaran di ruang ICU Rumah Sakit Umum

Daerah Sragen.

1.3.2 Tujuan Khusus

1. Untuk mengidentifikasi karakteristik responden gangguan penurunan

kesadaran di ruang ICU Rumah Sakit Umum Daerah Sragen.

2. Untuk mengidentifikasi kejadian dekubitus sebelum dilakukan posisi

miring 30 derajat menggunakan absorbent triangle pillow terhadap

dekubitus grade I pada pasien gangguan penurunan kesadaran di ruang

ICU Rumah Sakit Umum Daerah Sragen.

Page 21: PROGRAM STUDI S-1 KEPERAWATAN STIKES · PDF filei pengaruh posisi miring 30 derajat menggunakan absorbent triangle pillow terhadap dekubitus grade i pada pasien gangguan penurunan

6

3. Untuk mengidentifikasi kejadian dekubitus sesudah dilakukan posisi

miring 30 derajat menggunakan absorbent triangle pillow terhadap

dekubitus grade I pada pasien gangguan penurunan kesadaran di ruang

ICU Rumah Sakit Umum Daerah Sragen.

4. Menganalisa pengaruh diberikannya posisi miring 30 derajat

menggunakan absorbent triangle pillow terhadap dekubitus grade I pada

pasien gangguan penurunan kesadaran di ruang ICU Rumah Sakit Umum

Daerah Sragen.

1.4 Manfaat Penelitian

1.4.1 Manfaat bagi rumah sakit

Diharapkan hasil penelitian ini dapat memberikan masukan yang

positif untuk mencegah dekubitus dan dapat di aplikasikan di rumah sakit

1.4.2 Manfaat bagi institusi pendidikan

Untuk menambah pengetahuan dan wawasan keilmuan tentang

pengaruh posisi 30 derajat menggunakan absorbent triangle pillow terhadap

dekubitus grade I pada pasien gangguan penurunan kesadaran.

1.4.3 Manfaat bagi peneliti lain

Penelitin ini dapat menjadi data dasar bagi peneliti lainnya untuk

melakukan penelitian selanjutnya terkait pencegahan dekubitus. Hasil

penelitian ini juga diharapkan dapat memberikan inspirasi untuk menggali

ide-ide kritis dan upaya-upaya rasional yang mampu dikembangkan sebagai

Page 22: PROGRAM STUDI S-1 KEPERAWATAN STIKES · PDF filei pengaruh posisi miring 30 derajat menggunakan absorbent triangle pillow terhadap dekubitus grade i pada pasien gangguan penurunan

7

pencegahan dekubitus, mengingat prevalensi dekubitus yang semakin

meningkat.

1.4.4 Manfaat bagi peneliti

Sebagai pembelajaran dan pengalaman dalam melakukan penelitian yang

terkait dengan keperawatan posisi miring 30 derajat menggunakan

absorbent triangle pillow terhadap dekubitus grade I pada pasien gangguan

penurunan kesadaran, serta media pengembangan kompetensi diri sesuai

dengan keilmuan yang diperoleh selama perkuliahan dalam meneliti

masalah yang berkaitan dengan keperawatan dasar manusia.

1.4.5 Keaslian Penelitian

Tabel 1.1

Keaslian Penelitian

No Nama

Peneliti

Judul

Peneliian

Metode Hasil Penelitian

1 Dame

Elysabeth

Tutiarnauli

Tarihoran

Pengaruh

Posisi Miring

30 Derajat

Terhadap

Kejadian Luka

Tekan Grade I

(Non

Blanchable

Erythema)

Pada Pasien

Stroke Di

Siloam

Hospitals

Penelitian

Quasi

Eksperimental

dengan

kelompok

kontrol ini

menggunakan

teknik

purposive

sampling

dengan 33

responden,

masing-masing

16 kelompok

kontrol dan 17

kelompok

intervensi.

Kejadian luka

tekan pada

kelompok secara

statistik sangat

signifikan

(p=0,039),

OR=9,600,

dimana

kelompok

kontrol

berpeluang

terjadi luka

tekan hampir 10

kali dibanding

kelompok

intervensi.

2 Nuh Huda Pengaruh

Posisi Miring

Untuk

Mengurangi

Metode

penelitian

adalah

prospektif

Berdasarkan

data dari 20

pasien yang

dilakukan posisi

Page 23: PROGRAM STUDI S-1 KEPERAWATAN STIKES · PDF filei pengaruh posisi miring 30 derajat menggunakan absorbent triangle pillow terhadap dekubitus grade i pada pasien gangguan penurunan

8

Luka Tekan

Pada Pasien

Dengan

Gangguan

Persyarafan

cohort, besar

sampel

sebanyak 20

responden,

yang diambil

secara

purposive

sampling, di

Unit Stroke

RS. Cipto

Mangunkusu

mo Jakarta.

Dengan

kriteria pasien

mengalami

parese

ekstremitas,

gangguan

gerak,

kekuatan otot

kurang 3.

miring 30

derajat, 19 orang

bebas dari

resiko terjadinya

luka tekan,

sedangkan 1

orang luka

tekan Gr I. Dari

data tersebut

masih terdapat 1

orang yang

mengalami

kejadian luka

tekan yang

terdapat di

daerah sakrum

yang ditandai

dengan kulit

tampak intak,

tampak

kemerahan dan

hangat.

Page 24: PROGRAM STUDI S-1 KEPERAWATAN STIKES · PDF filei pengaruh posisi miring 30 derajat menggunakan absorbent triangle pillow terhadap dekubitus grade i pada pasien gangguan penurunan

9

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Tinjauan Teori

2.1.1 Tingkat Kesadaran

Kesadaran menpunyai arti luas. Kesadaran dapat didefinisikan

sebagai keadaan yang mencerminkan pengintegrasian implus eferen dan

aferen. Keseluruhan impuls aferen dapat disebut input susunan saraf pusat

dan keseluruhan dari impuls aferen dapat disebut output susunan saraf

(Muttaqin 2008).

Alimul (2008) menyatakan bahwa penilaian status kesadaran ada dua

yaitu penilaian kulitatif dan kuantitatif. Penilaian secara kualitatif antara lain

Compos Mentis, Apatis, Somenolen, Sopor, Koma, Delirium. Compos

Mentis adalah pasien yang mengalami kesadaran penuh dengan memberikan

respons yang cukup terhadap stimulasi yang diberikan. Apatis adalah pasien

yang mengalami acuh tak acuh terhadap keadaan sekitarnya. Somenolen

adalah pasien yang meliliki kesadaran yang lebih rendah, ditandai dengan

pasien tampak mengantuk, selalu ingin tidur dan tidak responsif terhadap

rangsangan yang ringan, tetapi masih memberikan respons pada rangsangan

yang kuat. Sopor adalah pasien yang tidak memberikan respons ringan

maupun sedang, tetapi masih memberikan respons sedikit pada rangsangan

yang kuat dengan adanya refleks pupil terhadap cahaya yang yang masih

Page 25: PROGRAM STUDI S-1 KEPERAWATAN STIKES · PDF filei pengaruh posisi miring 30 derajat menggunakan absorbent triangle pillow terhadap dekubitus grade i pada pasien gangguan penurunan

10

positif. Coma adalah pasien yang tidak dapat bereaksi terhadap stimulasi

atau rangsangan apapun sehingga refleks pupil terhadap cahaya tidak ada.

Delirium adalah tingkat kesadaran paling bawah, ditandai dengan

disorientasi yang sangat iritatif terhadap rangsangan sensorik.

2.1.2 Dekubitus

2.1.2.1 Pengertian

Dekubitus adalah kerusakan jaringan yang terlokalisir yang

disebabkan karena adanya kompresi jaringan yang lunak diatas tulang

yang menonjol (bony prominence) dan adanya tekanan dari luar dalam

jangka waktu yang lama. Kompresi jaringan akan menyebabkan gangguan

pada suplai darah pada daerah tertekan. Apabila ini berlangsung lama, hal

ini dapat menyebabkan insufisiensi aliran darah, anoksia atau iskemi

jaringan dan akhirnya dapat mengakibatkan kematian sel (Nursalam 2011).

Luka dekubitus adalah suatu area yang terlokalisir dengan jaringan

mengalami nekrosis yang biasanya terjadi pada bagian permukaan tulang

yang menonjol, sebagai akibat dari tekanan dalam jangka waktu lama yang

menyebabkan peningkatan tekanan kapiler (Suriadi 2004).

Page 26: PROGRAM STUDI S-1 KEPERAWATAN STIKES · PDF filei pengaruh posisi miring 30 derajat menggunakan absorbent triangle pillow terhadap dekubitus grade i pada pasien gangguan penurunan

11

2.1.2.2 Penyebab

Braden dan Bergstrom (2000) dalam young (2010)

mengembangkan sebuah skema untuk mengembangkan faktor-faktor

risiko untuk terjadinya dekubitus berikut ini :

Gambar 2.1 Faktor terjadinya luka tekan

Mobilitas

Persepsi sensori

Faktor Ekstrinsik :

Kelembapan

Gesekan

Tenaga yang

merobek

Aktivitas

Faktor instrinsik :

Nutrisi

Umur

Tekanan ateriolar

Faktor hipotesis

lain :

Stress Emosional

Merokok

Temperatur Kulit

Tekanan

Perkembangan

luka

Toleransi jaringan

Page 27: PROGRAM STUDI S-1 KEPERAWATAN STIKES · PDF filei pengaruh posisi miring 30 derajat menggunakan absorbent triangle pillow terhadap dekubitus grade i pada pasien gangguan penurunan

12

Nursalam (2011) mengatakan ada dua hal yang utama yang berhubungan

dengan risiko terjadinya dekubitus, yaitu faktor tekanan dan toleransi jaringan.

Faktor yang memengaruhi durasi dan intensitas tekanan di atas tulang yang

menonjol adalah imobilisasi, inaktifitas, dan penurunan sensori persepsi.

Sedangkan faktor yang mempengaruhi toleransi jaringan dibedakan menjadi dua

yaitu faktor ekstrinsik dan faktor instrinsik. Faktor instrinsik yaitu faktor yang

berasal dari pasien, sedangkan yang dimaksud dengan faktor ekstrinsik yaitu

faktor-faktor dari luar yang mempunyai efek deteriorasi pada lapisan eksternal

dari kulit. Dibawah ini adalah penjelasan dari masing-masing faktor diatas :

1. Faktor tekanan antara lain :

a. Mobilisasi dan aktivitas

Mobilisasi adalah kemampuan untuk mengubah dan mengontrol

posisi tubuh, sedangkan aktivitas adalah kemampuan untuk berpindah.

Pasien yang berbaring terus menerus di tempat tidur tanpa mampu untuk

mengubah posisi berisiko tinggi untuk terkena dekubitus. Imobilisasi adalah

faktor yang signifikan dalam kejadian dekubitus.

b. Penurunan persepsi sensori

Pasien dengan penurunan sensori persepsi akan mengalami

penurunan kemampuan untuk merasakan sensasi nyeri akibat tekanan di atas

tulang yang menonjol. Bila ini terjadi dalam durasi yang lama, pasien akan

mudah terkena dekubitus.

Page 28: PROGRAM STUDI S-1 KEPERAWATAN STIKES · PDF filei pengaruh posisi miring 30 derajat menggunakan absorbent triangle pillow terhadap dekubitus grade i pada pasien gangguan penurunan

13

2. Faktor ekstrinsik antara lain :

a. Kelembapan

Kelembapan yang disebabkan inkontinensia dapat mengakibatkan

terjadinya maserasi pada jaringan kulit. Jaringan yang mengalami maserasi

akan mudah mengalami erosi. Selain itu kelembapan juga mengakibatkan

kulit udah terkena pergesekan (friction) dan perobekan jaringan (shear).

Inkontinensia alvi lebih signifikan dalam perkembangan dekubitus daripada

inkontinensia urin karena adanya bakteri dan enzim pada feses dapat

merusak permukaan kulit.

b. Tenaga yang merobek (shear)

Merupakan kekuatan mekanis yang meregangkan dan merobek

jaringan, pembuluh darah, serta struktur jaringan yang lebih dalam yang

berdekatan dengan tulang yang menonjol. Contoh yang paling sering dari

tenaga yang merobek ini adalah ketika pasien diposisikan dalam semi

fowler yang melebihi 30 derajat. Pada posisi ini pasien bisa merosot ke

bawah, sehingga mengakibatkan tulangnya bergerak kebawah namun

kulitnya masih tertinggal. Ini dapat mengakibatkan impitan pada pembuluh

darah kulit, serta kerusakan pada jaringan bagian dalam seperti otot namun

hanya menimbulkan sedikit kerusakan pada permukaan kulit.

c. Pergesekan (friction)

Peresekan terjadi ketika dua permukaan bergerak dengan arah yang

berlawanan. Pergesekan dapat mengakibatkan abrasi dan merusak

Page 29: PROGRAM STUDI S-1 KEPERAWATAN STIKES · PDF filei pengaruh posisi miring 30 derajat menggunakan absorbent triangle pillow terhadap dekubitus grade i pada pasien gangguan penurunan

14

permukaan epidermis kulit. Pergesekan bisa terjadi pada saat penggantian

sprei pasien yang tidak berhati-hati.

3. Faktor intrinsik antara lain :

a. Nutrisi

Hipoalbuminemia, kehilangan berat badan, dan malnutrisi umumnya

diidentifikasi sebagai faktor predisposisi untuk terjadinya dekubitus.

Penelitian Guenter (2000) dalam Nursalam (2011) mengatakan stadium tiga

dan empat dari dekubitus pada orang tua berhubungan dengan penurunan

berat badan, rendahnya kadar albumin, dan asupan makanan yang tidak

mencukupi.

b. Usia

Pasien yang sudah tua memiliki resiko yang tinggi untuk terkena

dekubitus karena kulit dan jaringan akan berubah seiring dengan penuaan.

Penuaan mengakibatkan kehilangan otot, penurunan kadar serum albumin,

penurunan respon inflamatori, penurunan elastisitas kulit, serta penurunan

kohesi antara epidermis dan dermis. Perubahan ini beserta faktor penuaan

lain akan membuat toleransi kulit terhadap tekanan, pergesekan, dan tenaga

yang merobek menjadi berkurang.

c. Tekanan anteriolar yang rendah

Tekanan anteriolar yang rendah akan mengurangi toleransi kulit

terhadap tekanan sehingga dengan aplikasi tekanan yang rendah sudah

mampu mengakibatkan jaringan menjadi iskemik.

Page 30: PROGRAM STUDI S-1 KEPERAWATAN STIKES · PDF filei pengaruh posisi miring 30 derajat menggunakan absorbent triangle pillow terhadap dekubitus grade i pada pasien gangguan penurunan

15

4. Faktor hipotesis antara lain :

a. Stres emosional

Depresi dan stress emosianal kronik, misalnya pada pasien

psikiatrik, juga merupakan faktor resiko untuk perkembangan dari

dekubitus.

b. Merokok

Nikotin yang terdapat pada rokok dapat menurunkan aliran darah

dan memiliki efek toksik terhadap endotelium pembuluh darah. Suriadi

(2002) dalam Nursalam (2011) mengatakan ada hubungan yang signifikan

antara merokok dengan perkembangan terhadap dekubitus.

c. Temperatur kulit

Peningkatan temperatur merupakan faktor yang signifikan dengan

resiko terjadinya dekubitus.

2.1.2.3 Klasifikasi dekubitus

National Pressure Ulcer Advisory Panel (NPUAP) mengatakan

dekubitus di bagi menjadi empat stadium :

1. Stadium satu

Adanya perubahan dari kulit yang diobservasi. Apabila

dibandingkan dengan kulit yang normal, akan nampak salah satu tanda.

Tanda yang muncul adalah perubahan temperatur kulit (lebih dingin

atau lebih hangat), perubahan konsistensi jaringan (lebih keras atau

lunak), perubahan sensasi (gatal atau nyeri). Pada orang yang berkulit

Page 31: PROGRAM STUDI S-1 KEPERAWATAN STIKES · PDF filei pengaruh posisi miring 30 derajat menggunakan absorbent triangle pillow terhadap dekubitus grade i pada pasien gangguan penurunan

16

putih, luka mungkin kelihatan sebagai kemerahan yang menetap.

Sementara itu pada orang berkulit gelap luka akan kelihatan sebagai

warna merah yang menetap, biru atau ungu.

2. Stadium dua

Hilangnya sebagian lapisan kulit yaitu epidermis, dan dermis,

atau keduanya. Cirinya adalah lukanya superfisial, abrasi, melepuh,

atau membentuk lubang yang dangkal.

3. Stadium tiga

Hilangnya lapisan kulit secara lengkap, meliputi kerusakan atau

nekrosis dari jaringan subkutan atau lebih dalam, tapi tidak sampai pada

fascia. Luka terlihat seperti lubang yang dalam.

4. Stadium empat

Hilangnya lapisan kulit secara lengkap dengan kerusakan yang

luas, nekrosis jaringan, kerusakan pada otot, tulang dan tendon. Adanya

lubang yang dalam serta saluran sinus juga termasuk dalam stadium IV

dari dekubitus.

Gambar 2.2 Stadium Luka Tekan menurut NPUAP 2009

Page 32: PROGRAM STUDI S-1 KEPERAWATAN STIKES · PDF filei pengaruh posisi miring 30 derajat menggunakan absorbent triangle pillow terhadap dekubitus grade i pada pasien gangguan penurunan

17

Metode lain dari pengklasifikasian luka tekan yaitu dengan

mengobservasi staging dan warna menurut Crisp & Taylor (2006) yaitu :

1. Luka yang sudah nekrois diklasifikasikan sebagai Blacks wounds

2. Luka dengan eksudat, serabut debresis berwarna kuning sebagai Yellow

wounds

3. Luka dengan fase active healing dan lebih bersih, tampilan warna mulai

dari merah muda sampai granulasi berwarna merah dan jaringan epitel

mulai tumbuh sebagai Red wound

4. Perpanduan dari berbagai warna, contoh 25% yellow wounds. 75% red

wounds

Selain sistem klasifikasi diatas, indikator lain selain waktu kulit,

faktor suhu, tampilan “orange peel”, kontur kulit, data laboratorium, dapat

menjadi faktor pendukung dalam memprediksi luka tekan khususnya

pasien dengan warna kulit yang lebih gelap (Crisp & Taylor 2006).

Para klinisi sering memilih metode klasifikasi berdasarkan warna

karena lebih mudah dan cepat. Secara umum disetujui bahwa

menggambarkan kondisi luka tekan, tidak hanya sekedar klasifikasi

berdasarkan warna dan tingkatannnya, tetapi juga gambaran secara

komprehensif. Namun, sebelum melakukan klasifikasi luka tekan,

beberapa hal harus diperhatikan. Luka yang tertutup oleh jaringan nekrotik

seperti jaringan parut tidak dapat langsung dinilai sebelum dilakukan

debridement, sehingga jaringan yang rusak dapat diobservasi (Crisp &

Taylor, 2006).

Page 33: PROGRAM STUDI S-1 KEPERAWATAN STIKES · PDF filei pengaruh posisi miring 30 derajat menggunakan absorbent triangle pillow terhadap dekubitus grade i pada pasien gangguan penurunan

18

2.1.2.4 Lokasi Luka Dekubitus

Stephen & Haynes (2006), mengilustrasikan area-area beresiko

luka dekubitus :

Gambar 2.3 Lokasi Luka Dekubitus

Luka dekubitus terjadi dimana tonjolan tulang kontak dengan

permukaan. Adapaun lokasi yang paling sering adalah bokong, tumit, dan

panggul (Stephen & Haynes, 2006).

2.1.2.5 Patofisiologi Luka Dekubitus

Luka dekubitus merupakan dampak dari tekanan yang terlalu lama

pada area permukaan tulang yang menonjol dan mengakibatkan

berkurangnya sirkulasi darah pada area yang tertekan dan lama kelamaan

jaringan setempat mengalami iskemik, hipoksia, dan berkembang menjadi

Page 34: PROGRAM STUDI S-1 KEPERAWATAN STIKES · PDF filei pengaruh posisi miring 30 derajat menggunakan absorbent triangle pillow terhadap dekubitus grade i pada pasien gangguan penurunan

19

nekrosis. Tekanan yang normal pada kapiler adalah 32 mmHg. Apabila

tekanan kapiler melebihi dari tekanan darah dan struktur pembuluh darah

pada kulit, maka akan terjadi kolaps. Dengan terjadi kolaps akan

menghalangi oksigenasi dan nutrisi ke jaringan, selain itu area yang

tertekan menyebabkan terhambatnya aliran darah. Dengan adanya

peningkatan tekanan arteri kapiler terjadi perpindahan cairan ke kapiler, ini

akan menyokong untuk terjadi edema dan konsekuensinya terjadi autolisis.

Hal lain juga bahwa aliran limpatik menurun, ini juga menyokong terjadi

edema dan mengkontribusi untuk terjadi nekrosis pada jaringan (Suriadi

2004).

Bagan alur patofisiologi luka dekubitus menurut Suriadi (2004)

Gambar 2.4 patofisiologi luka dekubitus

Tekanan yang terlokalisir

Peningkatan tekanan arteri kapiler pada kulit

Iskemik

Nekrosis

Terhambatnya aliran darah

Page 35: PROGRAM STUDI S-1 KEPERAWATAN STIKES · PDF filei pengaruh posisi miring 30 derajat menggunakan absorbent triangle pillow terhadap dekubitus grade i pada pasien gangguan penurunan

20

2.1.2.6 Komplikasi Dekubitus

Dekubitus merupakan sebuah tatanan klinis bagi perawat, yakni

terkait dengan tindakan preventif perawat dan mengenai penatalaksanaan

pada setiap tahap terjadinya dekubitus sehingga tidak terjadi komplikasi

yang tidak diharapkan. Dekubitus memiliki beberapa dampak yang serius,

baik secara klinis, psikologis, sosial, dan implikasi ekonomi. Dampak

secara klinis berupa adanya gangguan dan ketidaknyamanan. Dalam klinis

yang lebih ekstrim lagi yakni pasien meninggal akibat kompliksi luka

tekan tersebut. Hal ini di dukung dari pernyataan Ayello (2007) bahwa

luka tekan menimbulkan komplikasi serius pada pasien, seperti sepsis

bahkan kematian.

Durasi waktu yang dibutuhkan untuk penanganan atau

pengobatannya, pasien dapat menghabiskan waktu selama berbulan-bulan,

dan beberapa kasus mencapai tahunan. Dampak yang serius dari luka

tekan khususnya pada pasien lanjut usia yang mengalami penurunan

fungsi akan lebih luas pengaruhnya tidak hanya pada pasien namun juga

sistem pelayanan kesehatan. Gangguan integritas kulit masalah yang

sangat serius dan potensial menyebabkan kematian dan penderitaan pasien

(Crisp & Taylor 2006).

2.1.3 Posisi Miring 30 Derajat

Berdasarkan evidenced based yang telah dikemukakan sebelumnya,

terbukti bahwa luka tekan dapat dicegah. Salah satu rekomendasi yang

Page 36: PROGRAM STUDI S-1 KEPERAWATAN STIKES · PDF filei pengaruh posisi miring 30 derajat menggunakan absorbent triangle pillow terhadap dekubitus grade i pada pasien gangguan penurunan

21

ditawarkan yakni pengaturan posisi. Saat ini telah dikembangkan bentuk

pengaturan posisi yang dikenal sebagai posisi miring 30 derajat. Pengaturan

posisi miring 30 derajat memiliki tekanan yang paling minimal

dibandingkan posisi dengan derajat kemiringan yang lainnya. Tekanan yang

minimal ini akan memperlambat terjadinya perkembangan luka tekan

karena menfasilitasi suplai oksigen sebagai nutrisi jaringan kulit. Peneliti

memilih untuk melakukan intervensi dengan posisi miring 30 derajat karena

posisi miring 30 derajat dapat memfasilitasi suplai oksigen sebagai nutrisi

jaringan kulit dan kelembapan sehingga tidak terjadi luka tekan. Pada saat

pasien diposisikan semi fowler yang melebihi 30 derajat, pada posisi ini

pasien bisa merosot ke bawah sehingga mengakibatkan tulangnya bergerak

kebawah namun kulitnya masih tertinggal. Ini dapat mengakibatkan impitan

pada pembuluh darah kulit, serta kerusakan pada jaringan bagian dalam

seperti otot namun hanya menimbulkan sedikit kerusakan pada permukaan

kulit (Nursalam 2011).

Penelitian yang dilakukan Colin menemukan bahwa saat pasien

diposisikan miring sampai dengan 90 derajat, akan menimbulkan kerusakan

suplai oksigen yang dramatis pada area trokanter dibandingkan dengan

pasien diposisikan miring hanya dengan 30 derajat (Colin 1996). Young

(2004) menjelaskan tentang bagaimana mengatur posisi miring 30 derajat

pada pasien guna mencegah terjadinya luka tekan. Prosedur awalnya yaitu

pasien ditempatkan persis ditengah tempat tidur, dengan menggunakan

bantal untuk menyanggah kepala dan leher. Selanjutnya menempatkan

Page 37: PROGRAM STUDI S-1 KEPERAWATAN STIKES · PDF filei pengaruh posisi miring 30 derajat menggunakan absorbent triangle pillow terhadap dekubitus grade i pada pasien gangguan penurunan

22

penyanggah pada sudut antara bokong dan matras, dengan cara

memiringkan panggul setinggi 30 derajat. Bantal berikutnya ditempatkan

memajang diantara kedua kaki.

Gambar 2.5 Posisi Miring 30 Derajat Mengguakan Absorbent Triangle Pillow

2.1.4 Absorbent Triangle Pillow

Absorbent Triangle Pillow adalah bantal segitiga yang digunakan

untuk penyanggah dalam rangka pencegahan tekanan, gesekan dan

kelembapan. Kelembapan akan mengakibatkan kulit mudah terkena

pergesekan (fiction) dan perobekan jaringan (shear). Perobekan jaringan

merupakan kekuatan mekanisme yang meregangan dan merobek jaringan,

pembuluh darah serta struktur jaringan yang lebih dalam yang berdekatan

dengan tulang yang menonjol. Contoh yang paling sering adalah ketika

pasien diposisikan semi flower yang melebihi 30 derajat. Pada posisi ini

pasien bisa merosot kebawah, sehingga mengakibatkan tulangnya bergerak

Page 38: PROGRAM STUDI S-1 KEPERAWATAN STIKES · PDF filei pengaruh posisi miring 30 derajat menggunakan absorbent triangle pillow terhadap dekubitus grade i pada pasien gangguan penurunan

23

kebawah namun kulitnya masih tertinggal. Tekanan anteriolar yang rendah

akan mengurangi toleransi kulit terhadap tekanan sehingga dengan aplikasi

tekanan yang rendah sudah mampu mengakibatkan jaringan menjadi

iskemik. Sehingga absorben triangle pillow digunakan sebagai penyanggah

sekaligus sebagai pencegah kelembapan, tekanan dan gesekan untuk

mencegah terjadinya dekubitus. Absorbent triangle pillow dibuat dari bantal

busa berbentuk limas segitiga dan dilapisi perlak serta diberikan sarung

bantal dan diberikan kapas empuk yang berfungsi sebagai absorbent yang

dapat mencegah kelembapan, tekanan dan gesekan kulit. Absorbent ini

terbuat dari bahan pempers. Absorbent triangel pillow dibuat dengan lebar

30 cm, tinggi 15 cm, panjang 22,5 cm dan dengan sudut 30 derajat.

Gambar 2.6 Sketsa absorbent triangle pillow

Panjang

22,5 cm

Lebar 30 cm

Tinggi 15 cm 30º

Page 39: PROGRAM STUDI S-1 KEPERAWATAN STIKES · PDF filei pengaruh posisi miring 30 derajat menggunakan absorbent triangle pillow terhadap dekubitus grade i pada pasien gangguan penurunan

24

2.2 Kerangka Teori

Gambar 2.7 Kerangka Teori Penelitian

Sumber : Tarihoran (2010), Huda (2012)

Pasien gagguan

kesadaran

Imobilisasi/tirah

baring

Kerusakan/trauma pada

kulit

Faktor yang

mempengaruhi

Nutrisi

Temperatur

Resiko dekubitus

Gesekan Kelembapan Tekanan

Faktor yang Faktor yang Faktor yang Faktor yang

Page 40: PROGRAM STUDI S-1 KEPERAWATAN STIKES · PDF filei pengaruh posisi miring 30 derajat menggunakan absorbent triangle pillow terhadap dekubitus grade i pada pasien gangguan penurunan

25

2.3 Kerangka Konsep

Gambar 2.8 Kerangka Konsep Penelitian

2.4 Hipotesis Penelitian

H0 : tidak ada pengaruh pemberian posisi miring 30 derajat menggunakan

absorbent triangle pillow terhadap dekubitus pada pasien gangguan

penurunan kesadaran

Ha : ada pengaruh pemberian posisi miring 30 derajat menggunakan

absorbent triangle pillow terhadap dekubitus pada pasien gangguan

penurunan kesadaran

Resiko

dekubitus

Sebelum dilakukan

intervensi Pemberian posisi

miring 30 derajat

menggunanakan

absorbent triangle

pillow

Setelah dilakukan

intervensi

Page 41: PROGRAM STUDI S-1 KEPERAWATAN STIKES · PDF filei pengaruh posisi miring 30 derajat menggunakan absorbent triangle pillow terhadap dekubitus grade i pada pasien gangguan penurunan

26

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Jenis dan Rancangan Penelitian

Jenis penelitian ini adalah penelitian kuantitatif. Penelitian ini

menggunakan desain quasy experiment dengan pendekatan one group pretest-

post test with control. Rancangan penelitian quasy experiment ini berupaya

untuk mengungkapkan hubungan sebab akibat dengan cara melibatkan

kelompok kontrol disamping kelompok eksperimental. Dalam rancangan ini,

kelompok eksperimental diberi perlakuan sedangkan kelompok kontrol tidak.

Pada kedua kelompok perlakuan diawali dengan pra-tes, dan setelah

pemberian perlakuan diadakan pengukuran kembali (pasca-tes) (Nursalam

2013). Peneliti ingin mengetahui pengaruh posisi miring 30 derajat

menggunakan absorben triangle pillow terhadap dekubitus antara dua

kelompok yaitu kelompok A (intervensi) dan kelompok B (kontrol).

Kelompok A (intervensi) adalah kelompok responden yang diberikan posisi

miring 30 derajat menggunakan absorbent triangel pillow. Kelompok B

(kontrol) adalah kelompok responden yang tidak diberikan posisi miring 30

derajat menggunakan absorbent triangle pillow.

Page 42: PROGRAM STUDI S-1 KEPERAWATAN STIKES · PDF filei pengaruh posisi miring 30 derajat menggunakan absorbent triangle pillow terhadap dekubitus grade i pada pasien gangguan penurunan

27

Adapun rancangan dapat dilihat sebagai berikut :

Tabel 3.1 Desain Penelitian one group pretest-post test with control

Subjek Pre Test Perlakuan Post Test

K-A 0 + 01-A

K-B 0 - 01-B

Keterangan :

K-A : Subjek perlakuan

K-B : Subjek kontrol

+ : Intervensi miring 30 derajat menggunakan absorbent

triangle pillow

- : tidak diberikan intervensi

0 : Observasi sebelum diberikan intervensi

01 (A-B) : Observasi kejadian dekubitus (kelompok intervensi dan

kontrol)

3.2 Populasi dan Sempel

3.2.1 Populasi

Populasi adalah subjek yang memenuhi kriteria yag telah ditetapkan

(Nursalam 2013). Populasi dalam penelitian ini adalah pasien gangguan

penurunan kesadaran yang ada di ICU RSUD Sragen selama periode 21

April 2014 sampai 18 Mei 2014.

Page 43: PROGRAM STUDI S-1 KEPERAWATAN STIKES · PDF filei pengaruh posisi miring 30 derajat menggunakan absorbent triangle pillow terhadap dekubitus grade i pada pasien gangguan penurunan

28

3.2.2 Sampel

Sampel adalah bagian dari populasi yang terpilih dengan sampling

tertentu mewakili populasi yang ada (Nursalam 2013). Teknik pengambilan

sampel dalam penelitian ini dilakukan dengan teknik total sampling dengan

pendekatan purposive. Total sampling dengan pendekatan purposive adalah

suatu teknik pengambilan sempel secara keseluruhan dengan cara memilih

sampel di antara populasi sesuai dengan yang dikehendaki peneliti

(Nursalam 2013), sehingga peneliti melakukan seleksi terhadap pasien

gangguan penurunan kesadaran di ICU RSUD Sragen yang memenuhi

kriteria inklusi dan eksklusi.

Kriteria inklusi adalah karakteristik umum subjek penelitian dari

suatu populasi target yang terjangkau yang akan diteliti. Sedangkan kriteria

eksklusi adalah menghilangkan atau mengeluarkan subjek yang memenuhi

kriteria inklusi dari studi dari berbagai sebab (Nursalam 2013).

Kriteria inklusi :

1. Pada penelitian ini adalah pasien penuruan kesadaran dengan somnolen,

sopor, coma

2. Pasien berumur 50 - 80 tahun

3. Pasien di ICU perawatan hari pertama

4. Keluarga pasien menyetujui pasien menjadi responden dan akan

menandatangani lembar persetujuan penelitian (informed consent)

Page 44: PROGRAM STUDI S-1 KEPERAWATAN STIKES · PDF filei pengaruh posisi miring 30 derajat menggunakan absorbent triangle pillow terhadap dekubitus grade i pada pasien gangguan penurunan

29

Sementara kriteria eksklusi penelitian ini antara lain :

1. Pasien gangguan kardiovaskuler

2. Pasien gangguan muskuloskeletal

3. Pasien post operasi

4. Sudah terdapat luka tekan sebelumnya

5. Keluarga pasien menolak pasien menjadi responden

6. Pasien meninggal

Dari kriteria inklusi dan eksklusi didapatkan sampel yang diambil

sebanyak 9 responden dengan somnolen dan sopor masing-masing 1

responden dan coma 7 responden dibagi 2 kelompok yaitu 5 orang

mendapatkan posisi miring 30 derajat menggunakan absorben triangel

pillow dan 4 orang tidak diberikan posisi miring 30 derajat menggunakan

absorbent triangle pillow.

3.3 Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian dilakukan di ruang ICU Rumah Sakit Umum Daerah Sragen.

Peneltian ini dilakukan selama 28 hari yaitu 21 April 2014 sampai 18 Mei

2014 dengan memberikan posisi miring 30 derajat menggunakan absorbent

triangle pillow dan mengobservasi kejadian dekubitus.

Page 45: PROGRAM STUDI S-1 KEPERAWATAN STIKES · PDF filei pengaruh posisi miring 30 derajat menggunakan absorbent triangle pillow terhadap dekubitus grade i pada pasien gangguan penurunan

30

3.4 Definisi Oprasional

Tabel 3.2

Definisi Operasional Variabel Independen dan Dependen

Variabel Definisi Alat dan Cara

Ukur

Hasil Ukur Skala

Ukur

(1) (2) (3) (4) (5)

Independen

Posisi miring

30 derajat

menggunakan

absorbent

triangle pillow

Pemberian

posisi saat

pasien

berbaring

miring 30

derajat baik

kekanan

maupun kekiri

dengan

disokong

penyanggah

yang telah

didesain oleh

peneliti.

Penyanggahan

ini terbuat dari

busa yang

empuk

sehingga saat

diberikan

penyanggah

ini

kelembapan,

tekanan dan

gesekan tetat

terjaga.

Cara ukur :

SOP, mencatat

pelaksanaan

pengaturan

posisi miring

30 derajat

menggunakan

absorben

triangle pillow

Alat ukur : -

1. Tidak

dilakukan

miring 30

derajat

(kontrol)

2. Dilakukan

miring 30

derajat

(intervensi)

Nominal

Page 46: PROGRAM STUDI S-1 KEPERAWATAN STIKES · PDF filei pengaruh posisi miring 30 derajat menggunakan absorbent triangle pillow terhadap dekubitus grade i pada pasien gangguan penurunan

31

Penyanggah

ditempatkan

dibawah area

sakral dengan

durasi selama

2 jam sekali

dengan kepala

dielevasikan

setinggi 30

derajat untuk

mencegah agar

tubuh tetap

dalam posisi

stabil.

Dependen

Kejadian

dekubitus

Dekubitus

adalah

kerusakan

jaringan yang

terlokalisir

yang

disebabkan

karena adanya

kompressi

jaringan yang

lunak diatas

tulang yang

menonjol dan

adanya

tekanan dari

luar dalam

jangka waktu

yang lama.

Derajat luka

tekan menurut

sistem

klasifikasi

yang

ditetapkan oleh

EPUAP–

NPUAP

2009

1. Terjadi

luka tekan

grade I

Kulit

kemerahan,

kontur dan

hangat.

2. Tidak

terjadi luka

tekan grade

I (Non

Blanchable

Erythema).

Kulit,

kemerahan

(-), kontur

(-) dan

hangat (-).

Nominal

3.5 Alat penelitian dan Cara Pengumpulan Data

3.6.1 Alat Penelitian

Page 47: PROGRAM STUDI S-1 KEPERAWATAN STIKES · PDF filei pengaruh posisi miring 30 derajat menggunakan absorbent triangle pillow terhadap dekubitus grade i pada pasien gangguan penurunan

32

Instrumen yang di gunakan untuk intervensi penelitian adalah

absorbent triangle pillow. Sedangkan alat yang digunakan untuk menilai

kejadian dekubitus menggunakan derajat luka tekan menurut sistem

klasifikasi yang ditetapkan oleh EPUAP–NPUAP 2009 dengan

menggunakan lembar observasi serta alat dokumentaasi (buku dan bolpoin).

3.6.2 Cara Pengumpulan Data

Cara pengumpulan data dilakukan dengan observasi. Data diambil

dari pasien yang mengalami gangguan penurunan kesadaran dengan

somnolen, sopor, coma yang tidak terjadi dekubitus dan diberikan posisi

miring 30 derajat menggunakan absorbent triangle pillow. Ada dua

kelompok yaitu kelompok kontrol yang tidak dilakukan posisi miring 30

derajat menggunakan absorbent triangle pillow dan kelompok intervensi

yang diberikan posisi miring 30 derajat menggunakan absorbent triangle

pillow. Prosedur pelaksanaan intervensi posisi miring 30 derajat

menggunakan absorbent triangle pillow terhadap dekubitus grade I pada

pasien gangguan penurunan kesadaran yang pertama adalah membina

kontrak dan hubungan saling percaya kepada keluarga klien, yang kedua

menjelaskan tujuan dan prosedur tindakan pada keluarga klien, yang ketiga

pempersiapkan klien, tempat dan peralatan yang akan digunakan dalam

intervensi miring 30 derajat menggunakan absorbent triangle pillow, yang

keempat yaitu langkah-langkah dalam pengaturan posisi miring 30 derajat,

Page 48: PROGRAM STUDI S-1 KEPERAWATAN STIKES · PDF filei pengaruh posisi miring 30 derajat menggunakan absorbent triangle pillow terhadap dekubitus grade i pada pasien gangguan penurunan

33

yang kelima melakukan pendokumentasian kejadian dekubitus pada lembar

observasi.

Langkah-langkah pengaturan posisi miring 30 derajat sebagai

berikut: menempatkan pasien persis ditengah tempat tidur, menggunakan

bantal untuk menyanggah kepala dan leher dengan sudut ketinggian tidak

lebih dari 30 derajat untuk mencegah terjadinya melorot sehingga mencegah

terjadinya gesekan yang dapat mencetuskan luka tekan, menempatkan satu

bantal diantara kedua kaki persis dengan bentuk memanjang, menekuk

sedikit kedua kaki pasien sebelum dimiringkan, memiringkan tubuh pasien

ke kiri, terlentang, ke kanan tiap dua jam secara bersamaan mulai dari

bagian punggung hingga panggul pasien setinggi 30 derajat, menempatkan

absorbent triangle pillow pada sudut antara bokong dan matras (yang paling

utama dibawah area sakral), mengusahakan area tumit tidak tertekan, dapat

disanggah dengan menempatkan satu bantal lagi dibawah tumit.

Penelitian ini menggunakan tool observasi yang dibuat oleh peneliti

yang berisi identitas responden, klasifikasi dekubitus menurut NPUAP dan

format pengaturan posisi harian. Identitas responden yaitu berisi inisial

responden umur, jenis kelamin, alamat dan kesadaran, serta klasifikasi

dekubitus menurut NPUAP grade I. Format pengaturan posisi harian berisi

identitas responden yaitu inisial responden, tempat tanggal lahir, diagnosa

medis, jenis kelamin, kesadaran, hari rawat, tanggal dimulai penelitian dan

tanggal penelitian berakhir serta mengevaluasi perkembangan kondisi kulit.

Perkembangan kondisi kulit yang diobservasi adalah adanya kemerahan,

Page 49: PROGRAM STUDI S-1 KEPERAWATAN STIKES · PDF filei pengaruh posisi miring 30 derajat menggunakan absorbent triangle pillow terhadap dekubitus grade i pada pasien gangguan penurunan

34

hangat dan kontur. Pengisian evaluasi perkembangan kondisi kulit dengan

cara mencentang bila terjadi, serta mengisi paraf apabila telah dilakukan

miring tiap 2 jam pada kelompok intervensi dan kelompok kontrol sesuai

prosedur di rumah sakit.

3.6 Teknik Pengelolaan dan Analisa Data

3.6.1 Teknik Pengelolaan

Peneliti melakukan beberapa tahap dalam pengolahan data meliputi

pengecekan data (editing), pemberian kode data (coding), pengolahan data

(tabulating), pemrosesan data (entering), pembersihan (clearing) (Azwar &

Prihartono 2003).

1. Editing (pengecekan data)

Pada tahap ini dilakukan pemeriksaan kelengkapan, kejelasan dan

kesesuaian data. Mulai dari identitas responden dan penilaian pretest dan

post test yang telah dilakukan.

2. Coding (pemberian kode data)

Tahap ini merupakan suatu proses penyusunan secara sistematis

data mentah kedalam bentuk yang mudah dibaca untuk pengolahan data.

Penelitian membuat kode untuk hasil penelitian yang didapat. Koding

merupakan kegiatan merubah data berbentuk huruf menjadi berbentuk

bilangan atau angka. Kode data yaitu untuk jenis kelamin 1 adalah laki-

laki, 2 adalah perempuan, 3 adalah middle age (45-59), 4 adalah elderly

Page 50: PROGRAM STUDI S-1 KEPERAWATAN STIKES · PDF filei pengaruh posisi miring 30 derajat menggunakan absorbent triangle pillow terhadap dekubitus grade i pada pasien gangguan penurunan

35

(60-70), 5 adalah old (75-90), 6 adalah intervensi, 7 adalah kontrol serta

untuk kejadian luka tekan 1 adalah terjadi, 2 adalah tidak terjadi.

3. Tabulating (pengolahan data)

Keluaran hasil data merupakan hasil pengolahan data. Hasil

pengolahan data disajikan dalam bentuk angka.

4. Entering (pemprosesan data)

Pada tahap ini dilakukan pemindahan data yang telah diubah

menjadi kode kedalam mesin pengolahan data. Pemrosesan data

dilakukan dengan memasukan data ke paket program komputer yaitu

SPSS yang sesuai dengan variabel masing-masing secara teliti untuk

meminimalkan kesalahan.

5. Clearing (Pembersihan)

Proses membersihkan data untuk memastikan data telah benar

dengan cara mengecek kembali apakah ada kesalahan atau tidak, untuk

selanjutnya dianalisis menggunakan komputer.

3.6.2 Analisis Data

Analisa data dilakukan untuk menjawab hipotesis penelitian. Untuk

alasan tersebut dipergunakan uji statistik yang cocok dengan variabel

penelitian, data yang diperoleh dianalisa dengan menggunakan teknik

statistik kuantitatif dengan menggunakan analisis unviariat dan bivariat.

1. Analisis unviariat ini dilakukan terhadap tiap variable dari hasil

penelitian. Analisis ini hanya menghasilkan distribusi dan persentase

Page 51: PROGRAM STUDI S-1 KEPERAWATAN STIKES · PDF filei pengaruh posisi miring 30 derajat menggunakan absorbent triangle pillow terhadap dekubitus grade i pada pasien gangguan penurunan

36

dari tiap variable dan dinarasikan meliputi jenis kelamin, usia dan

kesadaran.

2. Analisa bivariat dilakukan terhadap dua variabel yang diduga

berhubungan atau berkorelasi, dalam hal ini untuk mengetahui adanya

pengaruh pemberian posisi miring 30 derajat menggunakan absorbent

triangle pillow terhadap dekubitus pada pasien penurunan kesadaran.

Dalam penelitian ini untuk menguji dan menganalisa data peneliti

menggunakan Uji-chi square. Interpretasi dengan menggunakan tingkat

kepercayaan 95% atau α =5%. Hastono (2007) mengatakan ketentuan

pengambilan keputusan ini adalah sebagai berikut :

a. p value > α (0,05) maka Ho diterima atau Ha ditolak, yang berarti

tidak ada pengaruh pemberian posisi miring 30 derajat menggunakan

absorbent triangle pillow terhadap dekubitus.

b. p value ≤ α (0,05) maka Ho ditolak atau Ha diterima, yang berarti

ada pengaruh pemberian posisi miring 30 derjat menggunakan

absorbent triangle pillow terhadap dekubitus.

3.7 Etika Penelitian

Masalah etika yang harus diperhatikan antara lain adalah sebagai

berikut :

3. 7.1 Informed consent

Informed consent merupakan bentuk persetujuan antara peneliti

dengan responden peneliti dengan memberikan lembar persetujuan.

Page 52: PROGRAM STUDI S-1 KEPERAWATAN STIKES · PDF filei pengaruh posisi miring 30 derajat menggunakan absorbent triangle pillow terhadap dekubitus grade i pada pasien gangguan penurunan

37

Informed consent tersebut diberikan sebelum penelitian dilakukan dengan

memberikan lembar persetujuan untuk menjadi responden. Tujuan

informed consent adalah agar subjek mengerti maksud dan tujuan

penelitian serta mengetahui dampaknya. Subjek yang bersedia harus

menandatangani lembar persetujuan, apabila subjek tidak bersedia, maka

peneliti harus menghormati hak pasien. Beberapa informasi yang harus ada

dalam informed consent tersebut antara lain partisipasi pasien, tujuan

dilakukan tindakan, jenis data yang dibutuhkan, komitmen, prosedur

pelaksanaan, potensial masalah yang akan terjadi, manfaat, kerahasiaan,

informasi yang mudah dihubungi, dll.

3. 7.2 Anonimty (tanpa nama)

Masalah etika keperawatan merupakan masalah yang memberikan

jaminan dalam penggunaan subjek penelitian dengan cara tidak

memberikan atau mencantumkan nama responden pada lembar alat ukur

dan hanya menuliskan kode pada lembar pengumpulan data atau hasil

penelitian yang akan disajikan.

3. 7.3 Confidentialiti (kerahasiaan)

Masalah ini merupakan masalah etika dengan memberikan jaminan

kerahasiaan hasil penelitian, baik informasi maupun masalah-masalah

lainnya. Semua informasi yang telah dikumpulkan dijamin kerahasiaannya

oleh peneliti, hanya kelompok data tertentu yang akan dilaporkan pada

hasil riset.

Page 53: PROGRAM STUDI S-1 KEPERAWATAN STIKES · PDF filei pengaruh posisi miring 30 derajat menggunakan absorbent triangle pillow terhadap dekubitus grade i pada pasien gangguan penurunan

38

BAB IV

HASIL PENELITIAN

Pada bab ini diuraikan hasil penelitian tentang pengaruh posisi miring 30

derajat menggunakan absorbent triangle pillow terhadap dekubitus pada pasien

gangguan penurunan kesadaran di ICU RSUD Sragen. Berdasarkan data yang

diperoleh selama penelitian yang dilakukan 28 hari yaitu dari tanggal 21 April

2014 sampai 18 Mei 2014, pasien gangguan penurunan kesadaran yang memenuhi

kriteria inklusi adalah 9 responden. Dari 9 responden, dipilih 5 responden menjadi

kelompok intervensi yaitu kelompok yang diberikan posisi miring 30 derajat

menggunakan absorbent triangle pillow dan 4 responden sebagai kelompok

kontrol yaitu kelompok yang tidak diberikan posisi miring 30 derajat

menggunakan absorbent triangle pillow.

Posisi miring 30 derajat menggunakan absorbent triangle pillow diberikan

selama 2 jam dimiringkan kanan, 2 jam terlentang dan 2 jam dimiringkan kiri.

Intervensi dilakukan selama 3 hari berturut-turut dengan melakukan pre test dan

post test kemudian hasil dibandingkan. Pengumpulan data dan pelaksanaan

pengaturan posisi miring 30 derajat menggunakan absorbent triangle pillow

dilakukan langsung oleh peneliti dan asisten penelitian. Data yang memenuhi

syarat dianalisis dan disajikan berdasarkan analisis univariat dan bivariat.

Analisis data penelitian ditampilkan sebagai berikut :

Page 54: PROGRAM STUDI S-1 KEPERAWATAN STIKES · PDF filei pengaruh posisi miring 30 derajat menggunakan absorbent triangle pillow terhadap dekubitus grade i pada pasien gangguan penurunan

39

4.1. Analisis Univariat

4.1.1 Karakteristik Responden

Hasil analisis karakteristik responden pada penelitian ini

menggambarkan distribusi responden berdasarkan usia, jenis kelamin, dan

tingkat kesadaran baik pada kelompok intervensi dan kelompok kontrol.

Hasil penelitian terhadap 9 responden didapatkan hasil sebagai berikut :

Tabel 4.1

Distribusi Frekuensi Responden Menurut Usia pada Kelompok Intervensi dan

Kelompok Kontrol di ICU RSUD Sragen

21 April 2014 sampai 18 Mei 2014

(N=9)

No

Variable Kelompok Intervensi Kelompok Kontrol Total

f % f % F %

Usia

1 Middle age (45-59) 3 60 0 0 3 33.3

2 Elderly (60-70) 2 40 3 75 5 55.6

3 Old (75-90) 0 0 1 25 1 11.1

Total 5 100 4 100 9 100

Berdasarkan Tabel 4.1 dapat digambarkan bahwa distribusi usia responden

pada kelompok intervensi paling banyak berada pada kelompok usia middle age

(usia pertengahan) yaitu sebanyak 3 responden (60%). Sementara jumlah

responden paling banyak pada kelompok kontrol berada pada usia elderly (usia

lanjut) yaitu sebanyak 3 responden (75%).

Page 55: PROGRAM STUDI S-1 KEPERAWATAN STIKES · PDF filei pengaruh posisi miring 30 derajat menggunakan absorbent triangle pillow terhadap dekubitus grade i pada pasien gangguan penurunan

40

Tabel 4.2

Distribusi Frekuensi Responden Menurut Jenis Kelamin pada Kelompok

Intervensi dan Kelompok Kontrol di ICU RSUD Sragen

21 April 2014 sampai 18 Mei 2014

(N=9)

No Jenis Kelamin Intervensi Kontrol Total

f % f % F %

1 Laki-laki 4 80 3 75 7 77.8

2 Perempuan 1 20 1 25 2 22.2

Total 5 100 4 100 9 100

Berdasarkan tabel 4.2 dapat digambarkan bahwa distribusi responden

berdasarkan jenis kelamin pada kedua kelompok memiliki jumlah responden laki-

laki lebih banyak daripada responden perempuan. Responden berjenis kelamin

laki-laki berjumlah 7 responden (77.8 %).

Tabel 4.3

Distribusi Frekuensi Responden Menurut Tingkat Kesadaran pada Kelompok

Kontrol dan Intervensi di ICU RSUD Sragen

21 April 2014 sampai 18 Mei 2014

(N=9)

Kesadaran Kontrol Intervensi Total

f % f % F %

Somnolen 1 25 0 0 1 11.1

Sopor 0 0 1 20 1 11.1

Coma 3 75 4 80 7 77.8

Total 4 100 5 100 9 100

Page 56: PROGRAM STUDI S-1 KEPERAWATAN STIKES · PDF filei pengaruh posisi miring 30 derajat menggunakan absorbent triangle pillow terhadap dekubitus grade i pada pasien gangguan penurunan

41

Berdasarkan tabel 4.3 didapatkan hasil tingkat kesadaran pada kelompok

kontrol dan intervensi yang paling banyak adalah coma yaitu 7 responden

(77.8%).

4.1.2 Kejadian Luka Tekan Sebelum dan Sesudah Dilakukan Perlakuan

pada Kelompok Intervensi dan Kontrol

Tabel 4.4

Distribusi Responden Menurut Kejadian Luka Tekan Sebelum

dan Sesudah Dilakukan Perlakuan pada Kelompok Kontrol

dan Intervensi di ICU RSUD Sragen

21 April 2014 sampai 18 Mei 2014

(N=9)

Kelompok Luka Tekan

Pre Test

Luka Tekan

Post Test

Terjadi % Tidak

Terjadi

% Terjadi % Tidak

Terjadi

%

Kontrol 0 0 4 100 4 100 0 0

Intervensi 0 0 5 100 0 0 5 100

Berdasarkan tabel 4.4 sebelum dilakukan perlakuan tidak didapatkan luka

tekan pada kelompok kontrol maupun intervensi (0%). Sedangkan setelah

dilakukan perlakuan, pada kelompok intervensi tidak didapatkan luka tekan (0%)

dan pada kelompok kontrol didapatkan 4 responden (100%) mengalami luka tekan

Page 57: PROGRAM STUDI S-1 KEPERAWATAN STIKES · PDF filei pengaruh posisi miring 30 derajat menggunakan absorbent triangle pillow terhadap dekubitus grade i pada pasien gangguan penurunan

42

4.1.3 Lokasi Luka Tekan Sesudah diberikan Posisi Miring 30 Derajat

Menggunakan Absorbent Triangle Pillow pada Kelompok Kontrol dan

Intervensi

Tabel 4.5

Distribusi Lokasi Luka Tekan Responden Sesudah diberikan Posisi Miring 30

Derajat Menggunakan Absorbent Triangle Pillow pada Kelompok Kontrol

dan Intervensi di ICU RSUD Sragen

21 April 2014 sampai 18 Mei 2014

(N=9)

Pada tabel 4.5 memperlihatkan lokasi luka tekan sesudah diberikan posisi

miring 30 derajat menggunakan absorbent triangle pillow pada kelompok

intervensi hanya 1 responden yang mengalami hangat pada tumit. Pada kelompok

kontrol 4 responden terjadi luka tekan yaitu responden pertama terjadi hangat,

kemerahan, kontur lembek pada sakrum dan bahu; responden kedua terjadi

N

o

Area Kelompok

Intervensi

Kelompok

Kontrol

Hangat Kemerah

an

Kontur Grade

Dekubitus

Hangat Kemerah

an

Kontur Grade

Dekubitus

1 Sakrum

Bahu

Ya

Tumit

Tidak Keras Tidak ada Ya Ya Lembek I

2 Bahu

Siku

Tidak Tidak Keras Tidak ada Ya Ya Lembek I

3 Sakrum

Bahu

Tidak Tidak Keras Tidak ada Ya Ya Lembek I

4 Sakrum Tidak Tidak Keras Tidak ada Ya Ya Lembek I

5 - Tidak Tidak Keras Tidak ada

Page 58: PROGRAM STUDI S-1 KEPERAWATAN STIKES · PDF filei pengaruh posisi miring 30 derajat menggunakan absorbent triangle pillow terhadap dekubitus grade i pada pasien gangguan penurunan

43

hangat, kemerahan dan kontur lembek di bahu dan siku; responden ketiga hangat,

kemerahan dan kontur lembek pada sakrum dan bahu; responden keempat hangat

kemerahan dan kontur lembek terjadi pada sakrum. Berdasarkan NPUAP luka

tekan pada kelompok kontrol termasuk dalam klasifikasi dekubitus grade I.

4.2. Analisis Bivariat

Hasil analisis pada penelitian ini menggambarkan luka dekubitus

sebelum dan sesudah dilakukan perlakuan dan pengaruh posisi miring 30

derajat menggunakan absorbent triangle pillow serta lokasi luka tekan, baik

pada kelompok intervensi dan kelompok kontrol. Hasil penelitian terhadap 9

responden didapatkan hasil sebagai berikut :

4.2.1 Pengaruh Posisi Miring 30 Derajat Menggunakan Absorbent Triangle

Pillow

Tabel 4.6

Pengaruh Posisi Miring 30 Derajat Menggunakan Absorbent

Triangle Pillow dengan Luka Tekan pada Kelompok

Kontrol dan Intervensi di ICU RSUD Sragen

21 April 2014 sampai 18 Mei 2014

(N=9)

Variabel

Independen

Variabel Dependen p-value

Luka Tekan

Kelompok Luka Tekan Tidak Luka Tekan

N % N % 0.003

Kontrol 4 100 0 0

Intervensi 0 0 5 100

Page 59: PROGRAM STUDI S-1 KEPERAWATAN STIKES · PDF filei pengaruh posisi miring 30 derajat menggunakan absorbent triangle pillow terhadap dekubitus grade i pada pasien gangguan penurunan

44

Pada tabel 4.6 didapatkan hasil analisis hubungan antara perlakuan posisi

miring 30 derajat menggunakan absorbent triangle pillow dengan kejadian luka

tekan, ditemukan bahwa terdapat 4 responden (100%) pada kelompok kontrol

mengalami luka tekan. Sedangkan pada kelompok intervensi terdapat 0 responden

(0%) terjadi luka tekan. Hasil uji statistik diperoleh nilai p= 0.003, disimpulkan

bahwa ada hubungan yang signifikan antara pengaturan posisi 30 derajat

menggunakan absorbent triangle pillow dengan kejadian luka tekan pada

kelompok intervensi dan kontrol di ruang ICU RSUD Sragen. Pada kelompok

kontrol ada 4 responden yang mengalami luka tekan grade I masing-masing

dengan lokasinya sakrum, siku, dan bahu.

Page 60: PROGRAM STUDI S-1 KEPERAWATAN STIKES · PDF filei pengaruh posisi miring 30 derajat menggunakan absorbent triangle pillow terhadap dekubitus grade i pada pasien gangguan penurunan

45

BAB V

PEMBAHASAN

Pembahasan hasil penelitian ini akan memaparkan secara lebih rinci

interpretasi dan diskusi hasil penelitian dengan merujuk kepada tujuan penelitian,

tinjauan literatur dan juga penelitian yang ada sebelumnya serta keterbatasan

penelitian.

5.1 Hasil Analisis Univariat

5.1.1 Karakteristik Responden

Pada karakteristik responden akan dibahas tentang usia, jenis

kelamin, tingkat kesadaran dan kejadian luka tekan sebagai berikut :

5.1.1.1 Usia

Pada penelitian ini sebagian besar usia responden berada pada

rentang usia elderly (55.6 %). Menurut Nursalam (2011) usia tua memiliki

resiko yang tinggi untuk terkena dekubitus karena kulit dan jaringan akan

berubah seiring penuaan. Hasil ini sesuai dengan hasil penelitian yang

dilakukan oleh Purwaningsih (2000) bahwa prevalensi dekubitus 40 %

dominan pada usia 60-80 tahun. Penuaan mengakibatkan kehilangan otot,

penurunan kadar serum albumin, penurunan respon inflamatori dan

penurunan elastisitas kulit. Perubahan ini berkombinasi dengan faktor

Page 61: PROGRAM STUDI S-1 KEPERAWATAN STIKES · PDF filei pengaruh posisi miring 30 derajat menggunakan absorbent triangle pillow terhadap dekubitus grade i pada pasien gangguan penurunan

46

penuaan lain akan membuat kulit menjadi berkurang toleransinya terhadap

tekanan, pergesekan, dan tenaga yang merobek.

Berdasarkan hasil penelitian tentang pengaruh pemberian minyak

klaper saat massage terhadap kejadian dekubitus yang dilakukan di Rumah

Sakit Puri Cinere Depok menunjukkan bahwa dari 28 responden yang

terdiri dari 14 responden kelompok perlakuan dan 14 responden kelompok

kontrol, didapatkan responden yang berusia > 60 terdapat 24 responden

(92,9%), sedangkan responden yang berusia ≤ 60 tahun terdapat 4

responden (7,1%). Hal ini menunjukkan bahwa presentase pasien yang

dirawat dengan tirah baring total di ruang rawat inap Rumah Sakit Puri

Cinere Depok adalah responden dengan umur lebih dari 60 tahun. Menurut

Suriadi (2004) bahwa umur dapat mempengaruhi terjadinya luka

dekubitus, hal ini disebabkan pada usia lanjut terjadi perubahan kualitas

kulit, dengan adanya penurunan elastisitas dan kurangnya sirkulasi pada

dermis.

5.1.1.2 Jenis Kelamin

Pada penelitian ini responden laki-laki berjumlah 7 responden

(77.8%), yang menjukan bahwa jumlah responden laki-laki lebih banyak

dibandingkan perempuan. Hasil penelitian ini sama dengan hasil penelitian

dampak berbaring dalam melindungi resiko dekubitus oleh Dian et al

(2010) yang menyebutkan pada kelompok yang diberikan intervensi

miring tiap 1 jam sekali yang berjenis kelamin laki-laki sejumlah 63,3 %

Page 62: PROGRAM STUDI S-1 KEPERAWATAN STIKES · PDF filei pengaruh posisi miring 30 derajat menggunakan absorbent triangle pillow terhadap dekubitus grade i pada pasien gangguan penurunan

47

dan perempuan sebanyak 36,7 %, sedangkan di kelompok yang diberikan

intervensi miring setiap 2 jam sekali jumlah responden laki-laki dan

perempuan sama yaitu sejumlah 50 %. Menurut Suriadi (2004) jenis

kelamin bukan termasuk faktor risiko dekubitus. Hal ini didukung dengan

penelitian Setiyajati (2002) bahwa tidak ada hubungan yang bermakna

antara jenis kelamin dan kejadian dekubitus.

5.1.1.3 Tingkat Kesadaran

Didalam penelitian ini didapatkan 9 responden (100%) yang dibagi

menjadi kelompok intervensi dan kelompok kontrol, 5 responden (100%)

menjadi kelompok intervensi dan 4 responden (100%) menjadi kelompok

kontrol. Tingkat kesadaran pada kelompok kontrol terdiri dari 1 responden

(25%) dengan kesadaran somnolen dan 3 responden (75%) dengan

kesadaran coma. Sedangkan pada kelompok intervensi 1 responden (20%)

dengan kesadaran sopor dan 4 responden (80%) dengan kesadaran coma.

5.2 Kejadian Luka Tekan Sebelum dan Sesudah Diberikan Perlakuan

Pada penilitian ini sebelum dilakukan perlakuan tidak didapatkan luka

tekan (0%) pada kelompok kontrol maupun intervensi. Sedangkan setelah

dilakukan perlakuan, pada kelompok intervensi tidak didapatkan luka tekan

(0%) dan pada kelompok kontrol didapatkan 4 responden (100%) mengalami

luka tekan.

Page 63: PROGRAM STUDI S-1 KEPERAWATAN STIKES · PDF filei pengaruh posisi miring 30 derajat menggunakan absorbent triangle pillow terhadap dekubitus grade i pada pasien gangguan penurunan

48

5.3 Hasil Analisis Bivariat

5.3.1 Pengaruh Absorbent Triangle Pillow

Pada penilitian ini didapatkan 4 responden (100%) pada kelompok

kontrol mengalami luka tekan dan 5 responden (100%) pada kelompok

intervensi setelah dilakukan posisi miring 30 derajat menggunakan

absorbent triangle pillow tidak terjadi luka tekan. Hasil uji chi-square

didapatkan hasil p value = 0.003 yang artinya ada perbedaan yang

signifikan setelah dilakukan posisi miring 30 derajat menggunakan

absorbent triangle pillow pada kelompok kontrol dan intervensi.

Dekubitus adalah kerusakan jaringan yang terlokalisir yang

disebabkan karena adanya kompresi jaringan yang lunak diatas tulang

yang menonjol (bony prominence) dan adanya tekanan dari luar dalam

jangka waktu yang lama. Kompresi jaringan akan menyebabkan gangguan

pada suplai darah pada daerah tertekan. Apabila ini berlangsung lama, hal

ini dapat menyebabkan insufisiensi aliran darah, anoksia atau iskemi

jaringan dan akhirnya dapat mengakibatkan kematian sel (Nursalam 2011).

Dekubitus adalah cedera yang terlokalisasi pada kulit dan atau

jaringan dibawahnya biasanya diatas tonjolan tulang, akibat adanya

tekanan, atau kombinasi dari tekanan dan robekan. Klasifikasi dekubitus

grade I atau stadium satu adalah adanya perubahan dari kulit yang

diobservasi. Apabila dibandingkan dengan kulit yang normal, akan

nampak salah satu tanda. Tanda yang muncul adalah perubahan temperatur

kulit (lebih dingin atau lebih hangat), perubahan konsistensi jaringan (lebih

Page 64: PROGRAM STUDI S-1 KEPERAWATAN STIKES · PDF filei pengaruh posisi miring 30 derajat menggunakan absorbent triangle pillow terhadap dekubitus grade i pada pasien gangguan penurunan

49

keras atau lunak), perubahan sensasi (gatal atau nyeri). Pada orang yang

berkulit putih, luka mungkin kelihatan sebagai kemerahan yang menetap.

Sementara itu, pada orang berkulit gelap, luka akan kelihatan sebagai

warna merah yang menetap, biru atau ungu (NPUAP-EPUAP 2009).

Penelitian ini dilakukan pada pasien gangguan penurunan

kesadaran di ruang ICU RSUD Sragen. Pada pasien gangguan penurunan

kesadaran akan mengalami gangguan mobilitas fisik. Mobilitas adalah

kemampuan untuk mengubah dan mengontrol posisi tubuh, sedangkan

aktifitas adalah kemampuan untuk berpindah. Pasien yang berbaring terus

menerus ditempat tidur tanpa mampu untuk merubah posisi beresiko tinggi

untuk terkena luka tekan.

Imobilitas adalah faktor yang paling signifikan dalam kejadian luka

tekan. Pasien dengan penurunan kesadaran tidak mampu untuk mengubah

posisi sehingga kulit akan mengalami tekanan yang merupakan kekuatan

mekanis yang meregangkan dan merobek jaringan, pembuluh darah, serta

struktur jaringan yang lebih dalam yang berdekatan dengan tulang yang

menonjol. Contoh yang paling sering dari tenaga yang merobek ini adalah

ketika pasien diposisikan dalam semi fowler yang melebihi 30 derajat.

Pada posisi ini pasien bisa merosot ke bawah, sehingga mengakibatkan

tulangnya bergerak kebawah namun kulitnya masih tertinggal. Ini dapat

mengakibatkan impitan pada pembuluh darah kulit, serta kerusakan pada

jaringan bagian dalam seperti otot namun hanya menimbulkan sedikit

kerusakan pada permukaan kulit (Nursalam 2011). Penelitian yang

Page 65: PROGRAM STUDI S-1 KEPERAWATAN STIKES · PDF filei pengaruh posisi miring 30 derajat menggunakan absorbent triangle pillow terhadap dekubitus grade i pada pasien gangguan penurunan

50

dilakukan Suriadi tahun 2003 di salah satu rumah sakit di Pontianak juga

menunjukan bahwa mobilitas merupakan faktor yang signifikan untuk

perkembangan luka tekan (Setiyawan, 2010). Ignativicius & Workman

(2006) menegaskan bahwa luka tekan sering ditemukan pada orang dengan

pergerakan yang terbatas karena tidak mampu mengubah posisi untuk

menghilangkan tekanan.

Pada penelitian ini tingkat kesadaran pada kelompok kontrol terdiri

1 responden dengan kesadaran somnolen dan 3 responden dengan

kesadaran coma. Sedangkan pada kelompok intervensi 1 responden

kesadaran sopor dan 4 responden dengan kesadaran coma. Pasien dengan

penurunan kesadaran juga akan mengalami penurunan persepsi sensori.

Pasien dengan penurunan sensori persepsi akan mengalami penurunan

kemampuan untuk merasakan sensasi nyeri akibat tekanan di atas tulang

yang menonjol. Bila ini terjadi dalam durasi yang lama, pasien akan

mudah terkena dekubitus (Nursalam 2011).

Selain imobilisasi dan penurunan sensori persepsi, kelembapan

juga merupakan faktor yang dapat menyebabkan dekubitus pada pasien

dengan gangguan penurunan kesadaran. Kelembapan disebabkan

inkontinensia yang dapat mengakibatkan terjadinya maserasi pada jaringan

kulit. Jaringan yang mengalami maserasi akan mudah mengalami erosi.

Selain itu kelembapan juga mengakibatkan kulit mudah terkena

pergesekan (friction). Pegesekan terjadi ketika dua permukaan bergerak

dengan arah yang berlawanan. Pergesekan dapat mengakibatkan abrasi dan

Page 66: PROGRAM STUDI S-1 KEPERAWATAN STIKES · PDF filei pengaruh posisi miring 30 derajat menggunakan absorbent triangle pillow terhadap dekubitus grade i pada pasien gangguan penurunan

51

merusak permukaan epidermis kulit. Pergesekan bisa terjadi pada saat

penggantian sprei pasien yang tidak berhati-hati. Sehinggga kulit akan

mengalami trauma dan terjadi dekubitus (Nursalam 2011).

Pada penelitian ini peneliti melakukan pencegahan dekubitus

dengan memberikan posisi miring 30 derajat menggunakan absorbent

triangle pillow. Pada penelitian ini dilakukan intervensi perubahan posisi

miring kanan, terlentang dan miring kiri tiap 2 jam sekali dilakukan

perubahan posisi dengan menggunakan absorbent triangle pillow di daerah

sakrum responden selama 3 hari. Penelitian oleh Dian et al 2010 bahwa

tidak ada perbedaan yang bermakna antara keefektifan alih baring 1 jam

sekali dan alih baring 2 jam sekali dalam penurunan resiko dekubitus alih

baring 1 jam sekali dan alih baring 2 jam sekali sama efektifnya dalam

penurunan resiko dekubitus.

Peneliti memilih untuk melakukan intervensi dengan posisi miring

30 derajat karena posisi miring 30 derajat dapat memfasilitasi suplai

oksigen sebagai nutrisi jaringan kulit dan kelembapan sehingga tidak

terjadi luka tekan. Ketika pasien diposisikan dalam semi fowler yang

melebihi 30 derajat. Pada posisi ini pasien bisa merosot ke bawah,

sehingga mengakibatkan tulangnya bergerak kebawah namun kulitnya

masih tertinggal. Ini dapat mengakibatkan impitan pada pembuluh darah

kulit, serta kerusakan pada jaringan bagian dalam seperti otot namun

hanya menimbulkan sedikit kerusakan pada permukaan kulit (Nursalam

2011).

Page 67: PROGRAM STUDI S-1 KEPERAWATAN STIKES · PDF filei pengaruh posisi miring 30 derajat menggunakan absorbent triangle pillow terhadap dekubitus grade i pada pasien gangguan penurunan

52

Tom Defloor yang pernah meneliti sepuluh posisi yang berbeda-

beda saat pasien diatas tempat tidur, dari kesepuluh posisi itu, didapatkan

bahwa tekanan yang paling minimal dicapai saat diposisikan miring 30

derajat (Defloor 2000). Penelitian yang dilakukan Maklebust dalam ”rule

of 30” yang memberikan posisi kepala tempat tidur pasien ditinggikan

sampai dengan 30 derajat dan posisi badan pasien dimiringkan sebesar 30

derajat dengan bantal busa terbukti dapat menjaga posisi pasien terbebas

dari penekanan pada area trokanter dan sakral (NPUAP 1996). Hal ini juga

didukung oleh penelitian oleh Seiler tahun 2005 (Vanderwee et al 2006),

dimana luka tekan pada area trokanter dan sakral dapat dieliminir dengan

memiringkan pasien posisi miring 30 derajat secara teratur dan

menyangganya dengan matras yang sangat lembut. Hal diatas didukung

oleh penelitian Colin, dimana saat pasien diposisikan miring sampai

dengan 90 derajat, akan menimbulkan kerusakan suplai oksigen yang

dramatis pada area trokanter dibandingkan dengan pasien diposisikan

miring hanya dengan 30 derajat (Colin 1996).

Pada penelitian ini didapatkan hasil bahwa pada kelompok

intervensi hanya 1 responden yang terjadi hangat pada tumit dan pada

kelompok kontrol 4 responden terjadi dekubitus grade I yaitu responden

pertama terjadi hangat, kemerahan, kontur lembek pada sakrum dan bahu;

responden kedua terjadi hangat, kemerahan dan kontur lembek di bahu dan

siku; responden ketiga hangat, kemerahan dan kontur lembek pada sakrum

Page 68: PROGRAM STUDI S-1 KEPERAWATAN STIKES · PDF filei pengaruh posisi miring 30 derajat menggunakan absorbent triangle pillow terhadap dekubitus grade i pada pasien gangguan penurunan

53

dan bahu; responden keempat hangat kemerahan dan kontur lembek terjadi

pada sakrum.

Hasil penelitian ini terdapat sebanyak 4 responden dari kelompok

kontrol mengalami luka tekan. Pada kelompok intervensi 5 responden

yang diberi perlakuan posisi miring 30 derajat menggunakan absorbent

triangle pillow, tidak diperoleh responden yang mengalami luka tekan.

Hasil uji chi square didapatkan p value = 0.003 yang berarti ada pengaruh

pemberian posisi miring 30 derajat menggunakan absorbent triangle

pillow. Pemberian posisi miring 30 derajat menggunakan absorbent

triangle pillow ini sangat bermakna dalam mencegah terjadinya luka tekan.

Karena absorben triangle pillow adalah bantal segitiga yang telah di

desain oleh peneliti untuk mencegah gesekan tekan dan kelembapan

sehingga sangat efektif digunakan untuk pencegahan dekubitus.

5.4 Keterbatasan Penelitian

Dalam penelitian ini, peneliti tidak mengkaji temperatur, berat badan

klien atau IMT, edema pada klien dan riwayat merokok responden yang

mungkin dapat berpengaruh terhadap terjadinya luka tekan. Peneliti memiliki

keterbatasan selama proses penelitian seperti waktu dalam penelitian yang

dilakukan selama 28 hari namun hanya memperoleh 9 responden yang

memenuhi kriteria inklusi dan ekslusi. Perlunya jangka waktu yang lama

dalam proses penilitian ini untuk mendapatkan responden yang lebih banyak.

Pada saat proses penelitian ada beberapa pasien sudah melakukan informed

Page 69: PROGRAM STUDI S-1 KEPERAWATAN STIKES · PDF filei pengaruh posisi miring 30 derajat menggunakan absorbent triangle pillow terhadap dekubitus grade i pada pasien gangguan penurunan

54

consent namun mengalami perburukan kondisi yang kemudian meninggal

sehingga menjadi kriteria ekslusi.

Page 70: PROGRAM STUDI S-1 KEPERAWATAN STIKES · PDF filei pengaruh posisi miring 30 derajat menggunakan absorbent triangle pillow terhadap dekubitus grade i pada pasien gangguan penurunan

55

BAB VI

PENUTUP

6.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian maka kesimpulan penelitian ini adalah :

6.1.1 Usia responden sebagian besar adalah elderly 55.6 % (5 responden).

6.1.2 Jenis kelamin responden sebagian besar adalah laki-laki yaitu sebanyak

77.8 % (7 responden).

6.1.3 Tingkat kesadaran sebagian besar adalah coma 77.8 % (7 responden)

6.1.4 Sebelum dilakukan perlakuan tidak didapatkan luka tekan (0 %) pada

kelompok kelompok kontrol maupun intervensi.

6.1.5 Sesudah dilakukan perlakuan pada kelompok intervensi tidak didapatkan

luka tekan pada seluruh responden (0 %) dan pada kelompok kontrol

mengalami luka tekan 100 % (4 responden).

6.1.6 Ada pengaruh pemberian posisi miring 30 derajat menggunakan absorbent

triangle pillow terhadap kejadian dekubitus grade I dengan p value = 0.003

di ICU RSUD Sragen tahun 2014.

Page 71: PROGRAM STUDI S-1 KEPERAWATAN STIKES · PDF filei pengaruh posisi miring 30 derajat menggunakan absorbent triangle pillow terhadap dekubitus grade i pada pasien gangguan penurunan

56

6.2 Saran

6.2.1 Institusi Rumah Sakit

Diharapkan hasil penelitian ini dapat memberikan masukan yang

positif bagi rumah sakit sebagai upaya pencegahan dekubitus dan dapat

diaplikasikan di rumah sakit.

6.2.2 Institusi Pendidikan

Kiranya hasil penelitian ini dapat berguna dan bisa diaplikasikan

dalam proses belajar mengajar, terlebih pada praktik lapangan. Khususnya

bagi institusi pendidikan sebagai suatu wadah yang tepat dalam membekali

calon-calon perawat profesional yang tanggap akan situasi dan kritis dalam

pemecahan masalah.

6.2.3 Peneliti Selanjutnya

Peneliti selanjutnya kiranya dapat menggali lebih jauh ide-ide

kreatif yang dapat diteliti untuk mengatasi kejadian luka tekan yang

fenomenal seperti analisa faktor sub skala braden terhadap kejadian luka

tekan. Penelitian selanjutnya juga perlu mempertimbangkan untuk

menambah jumlah sampel yang lebih besar lagi guna hasil yang lebih

representatif.

Page 72: PROGRAM STUDI S-1 KEPERAWATAN STIKES · PDF filei pengaruh posisi miring 30 derajat menggunakan absorbent triangle pillow terhadap dekubitus grade i pada pasien gangguan penurunan

57

DAFTAR PUSTAKA

Alimul, Aziz 2008, Keterampilan dasar praktik klinik kebidanan, Edisi 2, Jakarta,

Salemba Medika.

Ayello, E 2007, ‘Predicting pressure ulcer risk, Try this: Best practice in nursing

care to older adult’, Issued No. 5, diakses 2 Mei 2014,

http://consultgerirn.org/uploads/File.

Ayello, E & Lyder, C.H. 2008, ‘Pressure ulcers: A patient safety issue’, Chapter

12 diakses 5 Mei 2014 http://www.ahrq.gov/qual/nurseshdbk/docs.

Azwar, A., Prihartono, J, 2003, Penelitian kedokteran dan kesehatan masyarakat,

Batam : Binarupa Aksara.

Braden, BJ, Bergstrom, N 2000, ‘A conceptual schema for the study of th etiology

of pressure sores, Rehabilitation nursing’, 25, hal. 105-110, diakses 29 Juli

2013, http://www.ebscohost.com/uph.edu.

Crisp, J., Taylor, C 2006, Potter& Perry’s fundamentals of nursing, 2 nd edition,

St, Louis Missouri : Mosby Elsevie.

Colin, D, 1996, ‘Comparison of 90 °and 30° laterally inclined positions in the

prevention of pressure ulcer using transcutaneous oxygen and

carbondioxide pressure, Advances in wound care 1996’, 9 (3), hal. 35-38,

diakses 2 Desember 2013, http://www.ebscohost.com/uph

Defloor, T, 2000, ’The effect of position and mattress on interface pressure’,

Applied nursing research. Vol. 13 No. 1, diakses 29 April 2014,

http://www. ebscohost.com/uph.edu.

Page 73: PROGRAM STUDI S-1 KEPERAWATAN STIKES · PDF filei pengaruh posisi miring 30 derajat menggunakan absorbent triangle pillow terhadap dekubitus grade i pada pasien gangguan penurunan

58

Defloor, T., Vanderwee, K., Wilborn, D., Dassen, T. 2006, ‘Pressure ulcer

prevention and repositioning’, diakses 2 Mei 2014,

http://www.ahrq.gov/qual/nursehdbk/pdf.

Defloor, T 2007, ‘The effect of various combinations of turning and pressure

reducing devices on the incidence of pressure ulcer’, International journal

of nursing Studies Vol. 42 Hal. 37-46, diakses 2 Mei 2014, http://www.

ebscohost.com/uph.

Dian Martini, Asiandi & Diyah, YH 2010, ‘The impact of the lying change in

protecting the risk of dekubitus on the patients at RSUD Banyumas’, di

akses 29 Juli 2013.

European Pressure Ulcer Advisory Panel and National Pressure Ulcer

Advisory Panel, 2009, Prevention and treatment of pressure ulcers:

quick reference guide. Washington DC: National Pressure Ulcer

AdvisoryPanel; diakses 24 Juli 2013,

http://www.npuap.org/Final_Quick_Prevention_for_web_2013.pdf.

Hastono, S.P., 2007, Analisa data kesehatan, Depok, FKM-UI.

Huda, N 2012, ‘Pengaruh posisi miring untuk mengurangi luka tekan pada pasien

dengan gangguan persyarafan’ vol. 3, no. 2, hal. 29-33.

Ignatavicius, D, & Workman, M.L, 2006, Medical surgical nursing: Critical

thinking for collaborative care, 5th Ed, St, Louis, Missouri

Laporan rekam medis RSUD Sragen 2013, Kejadian dekubitus RSUD Sragen,

Medical Record Department RSUD Sragen.

Page 74: PROGRAM STUDI S-1 KEPERAWATAN STIKES · PDF filei pengaruh posisi miring 30 derajat menggunakan absorbent triangle pillow terhadap dekubitus grade i pada pasien gangguan penurunan

59

Muttaqin, Arif 2008, Buku ajar asuhan keperawatan klien dengan gangguan

sistem persarafan, Jakarta, Salemba Medika

Narni TS, Christantie E, Haryani 2008, ‘Pengaruh pemberian pendidikan

kesehatan terhadap pengethuan dan keterlibatan keluarga dalam

pencegahan dekubitus pada pasien tirah baring’, vol. 03l, No.03l, hal.

193-201.

NPUAP (National Pressure Ulcer Advisory Panel 1996, ‘Quick reference guide’,

diakses 29 Juli 2013, www.npuap.org/guidelin es.

Nursalam, 2013, Konsep dan penerapan metodologi penelitian ilmu keperawatan

pedoman skripsi, tesis dan instrumen penelitian keperawatan, Edisi 2,

Jakarta, Salemba Medika

Nursalam, 2011, Manajemen Keperawatan : Aplikasi dalam praktik keperawatan

profesional, Edisi 3, Jakarta, Salemba Medika

Purwaningsih, 2000, ‘Analisis dekubitus pada pasien tirah baring di ruang A1, B1,

C1, D1 dan ruang B3 IRNA Dr. Sardjito Yogyakarta’, Skripsi, Yogyakarta

Sari, Y 2007, ‘Luka Tekan: Penyebab dan Pencegahan’, diakses 29 Juli 2013,

www.ppni.com

Setiyajati, A 2002, Faktor-faktoryang mempengaruhi kejadian dekubitus pada

pasien tirah baring Di RSUD Dr. Moewardi Surakarta, [Karya Tulis

IImiah], Yogyakarta, FK UGM.

Setiyawan, 2010, ‘Hubungan tingkat pengetahuan, sikap dengan perilaku perawat

dalam upaya pencegahan dekubitus di rumah sakit Cakra Husada Klaten’,

Jurnal KesMaDaSka, Vol 1 No. 1, Juli 2010 (1-7) diakses 29 Juli 2013,

http://etd.eprints.ums.ac.id/908/1/j220060012.pdf.

Page 75: PROGRAM STUDI S-1 KEPERAWATAN STIKES · PDF filei pengaruh posisi miring 30 derajat menggunakan absorbent triangle pillow terhadap dekubitus grade i pada pasien gangguan penurunan

60

Spilsbury, K., Nelson, A., Cullum,N., Iglesias, C., Nixon, J., Mason, S 2007,

‘Pressure ulcers and their treatment and effects on quality of life: Hospital

inpatient perspectives’, Journal of advanced nursing vol. 57, No. 5 Hal.

494-504, diakses 29 Juli 2013. http://www.ebscohost.com/uph.edu

Stephen & Haynes, 2006, ‘NICE pressure ulcer guideline: Summary and

implications for practice’, Journal of wound care, diakses 29 Juli 2013,

http://www.ebscohost.com/uph.edu.

Suriadi, 2004, Perawatan luka, Edisi I, Jakarta, CV. Sagung Setyo.

Tarihoran, DET 2010, ‘Pengaruh posisi miring 30 derajat terhadap kejadian luka

tekan grade 1 (Non Blanchable Erythema) pada pasien stroke di Siloam

Hospitals’, tesis, Universitas Indonesia.

Vanderwee, K., Grypdonck., Bacquer, De., Defloor, T, 2006, ‘Effectiveness of

turning with unequal time intervals on the incidence of pressure ulcer

lesions’, Journal of advanced nursing Vol. 57, Hal. 59-68, diakses 2 mei

2014, http://www. ebscohost.com/uph.edu.

Young, 2004, ‘The 30 ° tilt position vs the 90 ° lateral and supine positions in

reducing the incidence of non blanching erythema in a hospital inpatient

population’, Journal of tissue viability, Vol. 14 No. 3, diakses 29 Juli

2013, http://www.ebscohost.com/uph.edu.

Yusuf, Saldy 2010, Konsep dasar luka dekubitus, Kumpulan materi kuliah,

Yogyakarta, UGM