PROGRAM STUDI ILMU KOMUNIKASI FAKULTAS ILMU …/Terpaan... · adanya pemilahan area siaran (zoning)...
Transcript of PROGRAM STUDI ILMU KOMUNIKASI FAKULTAS ILMU …/Terpaan... · adanya pemilahan area siaran (zoning)...
TERPAAN IKLAN TERHADAP BRAND IMAGE
(Studi Korelasi Terpaan Iklan produk Garnier Men Versi Endorser Pasha Ungu
di Televisi terhadap Pembentukan Brand Image pada Mahasiswa Ilmu
Komunikasi UNS Angkatan 2010-2011)
SKRIPSI
Disusun Untuk Melengkapi Tugas dan Memenuhi Syarat Guna Memperoleh GelarSarjana (S-1) Ilmu Komunikasi pada Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
Program Studi Ilmu Komunikasi
OlehHANIEF PRIMANTYA
D 0207060
PROGRAM STUDI ILMU KOMUNIKASIFAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
UNIVERSITAS SEBELAS MARETSURAKARTA
2013
TERPAAN IKLAN TERHADAP BRAND IMAGE
(Studi Korelasi Terpaan Iklan produk Garnier Men Versi Endorser Pasha Ungu
di Televisi terhadap Pembentukan Brand Image pada Mahasiswa Ilmu
Komunikasi UNS Angkatan 2010-2011)
SKRIPSI
Disusun Untuk Melengkapi Tugas dan Memenuhi Syarat Guna Memperoleh GelarSarjana (S-1) Ilmu Komunikasi pada Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
Program Studi Ilmu Komunikasi
OlehHANIEF PRIMANTYA
D 0207060
PROGRAM STUDI ILMU KOMUNIKASIFAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
UNIVERSITAS SEBELAS MARETSURAKARTA
2013
TERPAAN IKLAN TERHADAP BRAND IMAGE
(Studi Korelasi Terpaan Iklan produk Garnier Men Versi Endorser Pasha Ungu
di Televisi terhadap Pembentukan Brand Image pada Mahasiswa Ilmu
Komunikasi UNS Angkatan 2010-2011)
SKRIPSI
Disusun Untuk Melengkapi Tugas dan Memenuhi Syarat Guna Memperoleh GelarSarjana (S-1) Ilmu Komunikasi pada Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
Program Studi Ilmu Komunikasi
OlehHANIEF PRIMANTYA
D 0207060
PROGRAM STUDI ILMU KOMUNIKASIFAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
UNIVERSITAS SEBELAS MARETSURAKARTA
2013
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
ii
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
iii
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
iv
MOTTO
Kita berdoa kalau kesusahan dan membutuhkan sesuatu, mestinya kita juga
berdoa dalam kegembiraan besar dan saat rezeki melimpah.
-Kahlil Gibran-
Pahlawan bukanlah orang yang berani menetakkan pedangnya ke pundak lawan,
tetapi pahlawan sebenarnya ialah orang yang sanggup menguasai dirinya dikala ia
marah.
-Nabi Muhammad Saw-
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
v
Dengan segala kerendahan hati, skripsi ini saya persembahkan kepada:
Mama dan Bapak
Dd
dan
Saya sendiri
juga
Almamater saya
UNS
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
vi
KATA PENGANTAR
Dengan memanjatkan puji syukur kehadirat Allah SWT, yang telah
melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya, karena hanya atas kehendak-Nya, skripsi ini
dapat diselesaikan dengan baik dan lancar.
Penelitian untuk skripsi ini bermula dari ketertarikan penulis mengenai bidang
advertising. Sehingga pilihan penulis untuk membuat skripsi jatuh pada tema iklan
yang sangat berhubungan erat dengan bidang advertising
Atas bimbingan, saran, arahan dan motivasi yang telah penulis dapatkan
selama melaksanakan penelitian skripsi yang merupakan sesuatu yang sangat
berharga, penulis mengucapkan rasa terima kasih yang tak terhingga kepada:
1. Dra. Prahastiwi Utari, M.Si, Ph.D selaku Ketua Jurusan yang telah
memberikan kemudahan kepada penulis dalam mengurus semua hal yang
berkaitan dengan skripsi ini.
2. Drs. Surisno S. Utomo, M.Si selaku pembimbing yang berkenan meluangkan
sedikit waktu dan tenaganya untuk memberikan arahan, masukan dan saran
demi perbaikan skripsi ini.
3. Drs. Ign. Agung Satyawan M.Si selaku pembimbing akademik penulis.
Terimakasih telah bersedia membimbing penulis dari sejak masuk menjadi
mahasiswa baru hingga kini.
4. Keluarga tercinta yang telah mendukung baik secara moril maupun materiil.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
vii
5. Teman-teman satu perjuangan Komunikasi 2007. Terima Kasih perjuangan
dan kebersamaannya selama ini.
6. Teman-teman Komunikasi angkatan 2010-2011 yang telah membantu penulis
dalam penyusunan skripsi ini.
7. Dan kepada siapa saja yang tidak bisa penulis tuliskan satu persatu di skripsi
ini. Terima Kasih
Akhirnya dengan segala kelebihan dan kekurangannya, semoga skripsi ini dapat
memberikan manfaat bagi ilmu pengetahuan serta memberi sumbangan pemikiran
bagi pembaca.
Surakarta, Oktober 2012
Penulis
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
viii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL...................................................................................... i
HALAMAN PERSETUJUAN...................................................................... ii
LEMBAR PENGESAHAN........................................................................... iii
MOTTO.......................................................................................................... iv
PERSEMBAHAN.......................................................................................... v
KATA PENGANTAR................................................................................... vi
DAFTAR ISI.................................................................................................. viii
DAFTAR TABEL…...................................................................................... xi
DAFTAR DIAGRAM.................................................................................... xii
ABSTRAK...................................................................................................... xiv
ABSTRACT................................................................................................... xv
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ............................................................................. 1
B. Rumusan Masalah............................................................. ........... 10
C. Tujuan Penelitian.......................................................................... 10
D. Manfaat Penelitian........................................................................ 11
E. Tinjauan Pustaka........................................................................... 12
F. Kerangka Pemikiran...................................................................... 30
G. Hipotesis....................................................................................... 31
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
ix
H.Definisi Variabel
H.1. Definisi Konseptual .............................................................. 32
H.2. Definisi Operasional............................................................. 32
I. Metodologi Penelitian
1. Tipe Penelitian......................................................................... 36
2. Metode Penelitian.................................................................... 37
3. Lokasi Penelitian ..................................................................... 37
4. Populasi dan Sampel ............................................................... 37
5. Teknik Pengumpulan Data ...................................................... 40
6. Analisis Data.......................................................................... 41
BAB II DESKRIPSI UMUM
A. Gambaran Umum Prodi Ilmu Komunikasi FISIP UNS
1. Sejarah Singkat Prodi Komunikasi UNS………………….. . . 45
2. Struktur Organisasi Prodi Komunikasi UNS……………. ... 47
3. Visi dan Misi………………………….…………………. ... 48
4. Kondisi Prodi Komunikasi UNS………………………… ... 48
5. Sistem Pendidikan Prodi Komunikasi UNS…………….. .. ... 49
B. Deskripsi Produk Garnier Man
1. L’Oreal Foundation……………………………………… ... 51
2. Tentang Garnier………………………………………….. ... 57
3. Iklan Garnier Man…………………….…………………. .... 60
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
x
BAB III PENYAJIAN DATA
A. Terpaan Iklan Televisi Produk Garnier Man.............................. 62
B. Kredibilitas Endorser ................................................................. 70
C. Brand Image .............................................................................. 75
D. Kesimpulan................................................................................ 81
BAB IV ANALISIS DATA .......................................................................... 84
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan................................................................................ 96
B. Saran .......................................................................................... 97
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xiv
ABSTRAK
Hanief Primantya, D0207060, TERPAAN IKLAN TERHADAP BRAND IMAGE(Studi Korelasi Terpaan Iklan produk Garnier Men versi Endorser Pasha Ungu diTelevisi terhadap Pembantukan Brand Image pada Mahasiswa Ilmu Komunikasi UNSAngkatan 2010-2011), Skripsi, Program Studi Ilmu Komunikasi, Fakultas IlmuSosial dan Ilmu Politik, Universitas Sebelas Maret, Surakarta, 2012.
Perusahaan masa kini dalam melakukan kegiatan pemasaran dituntut untuklebih dari sekedar menciptakan dan mengembangkan suatu produk yang berkualitas,menentukan harga yang menarik, kemudian menyalurkannya kepada konsumen.Salah satu kegiatan yang dapat dilakukan oleh perusahaan untuk mengkomunikasikanproduk yang mereka hasilkan adalah dengan melakukan kegiatan periklanan. Melihatfenomena saat ini dalam berbagai iklan khususnya untuk produk baru, penggunaanselebriti endorser sebagai salah satu strategi pemasaran, sangat efektif untukmembentuk brand image.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan yang signifikan antaraterpaan iklan produk Garnier Men versi Endorser Pasha Ungu terhadap pembentukanBrand Image pada Mahasiswa Ilmu Komunikasi UNS angkatan 2010-2011.Penelitian ini dilaksanakan di Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, UniversitasSebelas Maret, Surakarta .Penelitian ini merupakan jenis penelitian korelasionaldengan data kuantitatif dan menggunakan metode penelitian survei. Adapun populasidalam penelitian ini adalah seluruh mahasiswa S1 Reguler Program Studi IlmuKomunikasi FISIP UNS. Teknik sampling yang digunakan ialah stratified randomsampling, jumlah sampel yang dipakai ada 45 orang mahasiswa S1 Reguler ProgramStudi Ilmu Komunikasi FISIP UNS angkatan 2010-2011. Berdasarkan temuanpenelitian diketahui level terpaan iklan produk Garnier Men di televisi padaresponden masuk kategori tinggi (46,7%). Untuk kredibilitas Endorser Pasha Ungusebagian besar responden (40%) masuk kategori rendah. Sedangkan citra merek(Brand Image) produk Garnier Men juga tergolong rendah yaitu (53,3%).
Hasil penelitian menunjukkan bahwa masing-masing variabel berhubungansatu sama lain secara positif dan signifikan. Adapun korelasi antara terpaan iklanGarnier Men dan Brand Image produk Garnier Men adalah positif dan signifikandiukur menggunakan analisis Chi Square dengan nilai x2 adalah 103.444 dengan tarafsignifikansi sebesar 0,015 yang lebih besar dari α = 0,05. Sedangkan KorelasiKredibilitas Endorser dan Brand Image produk Garnier Men juga berkorelasi positifdan sangat signifikan dengan nilai x2 adalah 91.293 dengan taraf signifikansi sebesar0,020 yang lebih besar dari α = 0,05. Dari dua variabel independen tersebut, dapatkita lihat bahwa keduanya sangat berpengaruh dalam pembentukan citra merek(Brand Image) produk Garnier Men.
Kata Kunci : terpaan iklan, endorser, Brand Image
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xv
ABSTRACT
Hanief Primantya, D0207060, TERPAAN IKLAN TERHADAP BRANDIMAGE (Correlation Study of Exposure Advertising Garnier Men products onBrand Image Formation in Communication Studies Student UNS Force 2010-2011), Thesis, Communication Studies Program, Faculty of Social and PoliticalSciences, Sebelas Maret University of Surakarta, 2012.
Companies present in conducting marketing activities required to be morethan just creating and developing a quality product, determine attractive price, thendelivered to the consumer. One of the activities that can be undertaken by companiesto communicate their products is to conduct advertising activities. Seeing currentphenomenon in a variety of advertising especially for new products, the use of acelebrity endorser as a marketing strategy, it is very effective to create brand image.
This study aims to find a significant relationship between exposure toadvertising Garnier Men products endorser version Pasha against the formation ofBrand Image in Communication Studies student armed UNS 2010-2011. Thisresearch was conducted at the Faculty of Social and Political Sciences, University ofMarch, Surakarta. Research is a type of correlational studies with quantitative dataand survey research methods. The population in this study were all students of S1Regular Communication Faculty of Social Science Program UNS. The samplingtechnique used is stratified random sampling, the sample size was 45 people used S1Regular Communication Sciences Faculty of Social Studies Program of the armedUNS 2010-2011. Based on the findings of research known level of exposure toproduct advertising on television Garnier Men respondents categorized as high(46.7%). For endorser credibility Pasha majority of respondents (40%) categorized aslow. While the image of the brand (Brand Image) Garnier Men products are alsorelatively low (53.3%).
The results showed that each of these variables relate to one another in apositive and significant. The correlation between exposure to advertising and BrandImage Garnier Men Garnier Men products are positive and significant measuredusing Chi Square with x2 value analysis was 103 444 with a significance level of0.015 which is greater than α = 0.05. While the correlation of endorser credibility andbrand image Garnier Men products are also positively correlated and highlysignificant x2 value is 91 293 with a significance level of 0.020 which is greater thanα = 0.05. Of the two independent variables, we can see that both are very influentialin the formation of brand image (brand image) Garnier Men products.
Keywords: advertising exposure, the endorser, Brand Image
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Berkembangnya perdagangan bebas menimbulkan persaingan bisnis yang
semakin ketat. Hal ini menuntut perusahaan untuk semakin kreatif dalam
menjalankan kegiatan usahanya. Menyadari hal itu, jelas bahwa pemasaran
merupakan salah satu kegiatan pokok yang dilakukan perusahaan untuk
mempertahankan kelangsungan hidupnya, berkembang dan mendapatkan laba
serta memperkuat posisi dalam menghadapi perusahaan pesaing.
Perusahaan masa kini dalam melakukan kegiatan pemasaran dituntut untuk
lebih dari sekedar menciptakan dan mengembangkan suatu produk yang
berkualitas, menentukan harga yang menarik, kemudian menyalurkannya kepada
konsumen. tetapi perlu juga untuk berkomunikasi dengan para pelanggan mereka
sekarang dan calon pelanggan mereka dimasa yang akan datang. Perusahaan harus
melakukan kegiatan komunikasi pemasaran yang dapat digunakan oleh
perusahaan untuk memberikan informasi kepada para konsumen mengenai produk
yang mereka hasilkan dan memposisikan produk mereka tersebut secara tepat di
benak konsumen. Salah satu kegiatan yang dapat dilakukan oleh perusahaan untuk
mengkomunikasikan produk yang mereka hasilkan adalah dengan melakukan
kegiatan periklanan.
Iklan sendiri merupakan pesan-pesan penjualan yang paling persuasif yang
diarahkan kepada para calon pembeli yang paling potensial atas produk barang
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
2
atau jasa tertentu dengan biaya yang semurah-murahnya1. Pengertian dari iklan
sendiri adalah proses komunikasi non personal menggunakan media masa yang
dilakukan oleh perusahaan produsen beridentitas untuk membujuk dan
mempengaruhi konsumen untuk melakuan sesuatu. Salah satu kegiatan untuk
dapat mencapai tujuan tersebut. Melalui iklan para pelaku usaha dapat
memperkenalkan dan menawarkan suatu produk dengan memberikan image baik
pada suatu produk sehingga dapat menimbulkan rasa ingin tahu, ingin membeli
dan memiliki produk tersebut.
Begitu banyak media komunikasi ditawarkan kepada masyarakat seperti
televisi, radio, majalah, surat kabar bahkan internet. Namun banyak perusahaan-
perusahaan produsen memilih televisi sebagai media untuk mempromosikan
produknya melalui media periklanan. Karena televisi mempunyai kekuatan audio
visual dan merupakan media yang paling banyak digunakan oleh khalayak ramai.
Iklan televisi memiliki banyak keunggulan di banding beriklan dengan
menggunakan media lain. Keunggulan-keunggulan itu antara lain: (1) kesan
realistik, (2) masyarakat lebih tanggap (3) adanya repetisi atau pengulangan (4)
adanya pemilahan area siaran (zoning) dan jaringan kerja (networking) yang
mengefektifkan penjangkauan masyarakat (5) ideal bagi pedagang eceran dan (6)
terkait erat dengan media lain.2 Dengan ini televisi dapat memanfaatkan pengaruh
personal dramatis dari ucapan kata-kata pesan iklan tersebut.
Iklan televisi merupakan bagian dari promosi periklanan pada lini atas
(above the line). Karena jangkauannya yang luas iklan pada media televisi ini
1 Frank Jefkins, PERIKLANAN. (Jakarta: Erlangga, 1996), hal. 52 Ibid, hal. 109
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
3
cukup banyak dipilih oleh produsen-produsen besar dalam memasarkan ataupun
memperkenalkan produk barunya. Perkembangan teknologi dalam televisi akan
mampu membuat pesan dalam iklan menjadi lebih menarik.
Hadirnya teknologi modern dalam bahasa dan gambar memberikan warna
baru dalam iklan, khususnya iklan televisi. Pada dasarnya iklan televisi
merupakan film berdurasi sangat singkat yaitu minimal 15 detik yang
mempromosikan atau memperkenalkan suatu produk. Teknologi yang semakin
canggih dapat memudahkan tim kreatif dalam membuat iklan yang menarik serta
mudah diingat oleh khalayak. Tak dapat dipungkiri pembuatan iklan yang
menarik akan mampu menyita perhatian khalayak yang menonton iklan tersebut
sehingga mampu membangkitkan kesadaran (awareness) terhadap suatu produk.
Pengertian dari iklan sendiri adalah proses komunikasi non personal
menggunakan media masa yang dilakukan oleh perusahaan produsen beridentitas
untuk membujuk dan mempengaruhi konsumen untuk melakuan sesuatu.
Sedangkan, agar sebuah iklan dapat efektif perlu dirancang sedemikian rupa
dan dilakukan melalui media yang tepat agar pesan yang ingin disampaikan dapat
diterima, dimengerti, serta menjangkau pelanggan sasaran. Seperti telah
diutarakan di atas, diantaranya fungsi iklan adalah untuk mempersuasi pelanggan
sehingga melakukan pembelian atas produk yang ditawarkan, tetapi tentu saja hal
tersebut tidak dapat dicapai hanya dengan beriklan satu atau dua kali saja. Agar
suatu iklan dapat benar-benar efektif sehingga mampu mempengaruhi benak
konsumen perlu dilakukan secara terus-menerus dan berkelanjutan. Lalu
bagaimana agar suatu iklan dapat membedakan dirinya dari iklan-iklan yang lain,
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
4
menerobos diantara persaingan antar iklan dan menarik perhatian konsumen?
Dibutuhkan suatu pendekatan pada deferensiasi periklanan dan salah satu yang
dapat dilakukan adalah dengan menggunakan celebrity endorsment. Endorser
adalah individu yang terkenal atau dihormati seperti selebritis atau ahli suatu
produk atau jasa yang berbicara untuk sebuah perusahaan atau brand.
Melihat fenomena saat ini dalam berbagai iklan khususnya untuk produk
baru, penggunaan selebriti sebagai salah satu strategi pemasaran, sangat efektif
untuk membentuk brand image bagi audience. Brand Image yaitu jenis asosiasi
yang muncul di benak konsumen ketika mengingat sebuah merek tertentu.
Kehadiran selebriti dimaksudkan untuk mengkomunikasikan suatu merk produk
dan membentuk identitas serta menentukan citra produk yang diiklankan. Selebriti
dipandang sebagai individu yang digemari oleh masyarakat dan memiliki
keunggulan atraktif yang membedakannya dari individu lain. Kata-kata yang
diucapkan dari seorang selebriti mampu mempengaruhi seseorang untuk berhenti
dan mengarahkan perhatian kepadanya. Selain itu konsumen lebih memilih barang
atau jasa yang diiklankan oleh selebriti daripada yang tidak diiklankan oleh
selebriti.3
Melihat keuntungan penggunaan selebriti endorser maka penting bagi
perusahaan untuk menyeleksi selebriti yang akan digunakan dalam iklan.
Penggunaan selebriti sebagai endorser tidak bisa sembarangan di mana dalam
pemilihan celebrity endorser tidak hanya mempertimbangkan kepopuleran sang
selebriti namun sang selebriti harus memiliki karakter sesuai dengan produknya.
3 Frans Royan, Marketing Celebrities. (Jakarta: Gramedia, 2005), hal. 7
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
5
Bagi produk baru, penggunaan endorser atau pembicara merupakan upaya
pengiklan untuk meraih publisitas dan perhatian (attention getting power) produk
tersebut. Meskipun mereka adalah aktor, selebriti, eksekutif, atau kepribadian
yang diciptakan, endorser terbaik adalah mereka yang bisa membangun brand
image yang kuat. Sebuah riset mengatakan bahwa selebriti yang cocok akan
menaikkan nilai perhatian dan persuasi4. Seperti yang di dalam jurnal
Internasional yang berjudul “Celebrity Endorser Influence on Attitude Toward
Advertisements and Brands” disebutkan bahwa sikap terhadap celebrity endorser
memiliki secara langsung atau tidak langsung berpengaruh terhadap sikap
terhadap merek, dan juga jurnal yg berjudul “Unintended Brand Endorsers’
Impact on Luxury Brand Image” disebutkan bahwa Endorser dianggap sebagai
bagian dari strategi pemasaran dan bentuk iklan perusahaan yang dapat
mengeksternalisasi identitas merek mereka dalam rangka untuk membentuk citra
merek yang menguntungkan.
Karakteristik selebritas sebagai endorser tersebut mencakup, keahlian
(expertise) mengacu pada pengetahuan, pengalaman, atau ketrampilan yang
dimiliki seorang pendukung yang berhubungan dengan topik iklannya. Jika
produk yang diiklankan berhubungan dengan olahraga seperti minuman energy,
maka endorser yang dipilih haruslah memiliki keterampilan pula dibidang
olahraga. Kepercayaan (trustworthiness) mengacu pada kejujuran, integritas dan
dapat dipercayainya seorang sumber. Endorser harus memiliki image yang baik
dimata masyarakat agar mampu memberikan image baik pula kepada produk yang
4 Kenneth Roman, Jane Maas dan Martin Nisenholtz, How To Advertise, (New York: St. Martin’sPress, 2005),hal.114.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
6
diiklankan. Daya tarik (attractiveness) daya tarik bukan hanya berarti daya tarik
fisik, meliputi sejumlah karakteristik yang dapat dilihat khalayak dalam diri
pendukung, kecerdasan, sifat-sifat kepribadian, gaya hidup, keatletisan tubuh, dan
sebagainya.5 Endorser tidak hanya mengandalkan fisik yang menarik saja tetapi
juga memiliki prestasi atau sifat yang ramah dan memiliki kepribadian yang
membuat konsumen meras tertarik untuk memperhatikan produk yang
diiklankan.
Jika model iklan yang dipilih adalah dari kalangan selebritis, artis maupun
tokoh terkenal harus mampu mewakili karakteristik produk. Setiap artis memiliki
karakter tersendiri, mungkin karakter itu terbentuk lewat peran-peran yang
dimainkannya dilayar kaca, mungkin pula karakter itu terbangun lewat kehidupan
pribadinya. Personifikasi merek pernah mengatakan merek memang terdiri dari
dua macam elemen, yaitu rasional dan emosional. Elemen rasional adalah apa
yang dikerjakan, diucapkan, dan ditujukan oleh merek itu sendiri. Sedangkan
elemen emosional adalah bagaimana merek tersebut dapat mengekspresikan,
mengucapkan, mempertunjukkan atau menjanjikan dirinya. Elemen emosional ini
ditentukan oleh apa yang disebut personalitas merek atau dikenal dengan istilah
Brand Image. Penggunaan endorser dari kalangan selebritis adalah sebagian dari
aspek emosi tadi. Kesamaan karakter antara image selebritis selaku endorser
dengan produk yang diiklankan secara emosional jauh lebih menggugah
konsumen untuk memilih merek atau produk yang bersangkutan.
5 Terence A. Shimp, Periklanan Promosi. (Jakarta: Erlangga, 2003), hal. 470
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
7
Penelitian ini akan diarahkan untuk mengetahui pengaruh menonton iklan
Garnier Men di televisi terhadap tingkat kesadaran (awareness) konsumen pada
merek Garnier Men. Kesadaran merek (brand awareness) adalah kemampuan
sebuah merek untuk muncul dalam benak konsumen pada saat mereka sedang
memikirkan produk dengan kategori yang sama dan seberapa mudah merek
tersebut muncul dalam benaknya. Menumbuhkan brand awareness dalam benak
konsumen tidaklah mudah dan memakan waktu yang lama. Salah satu cara yang
dapat ditempuh adalah dengan menerpa iklan. Terpaan iklan yang berulang-ulang
akan membantu dalam membentuk kesadaran konsumen terhadap suatu produk.
Intensitas menonton iklan akan mempengaruhi brand awareness
Tahapan selanjutnya adalah pengingatan kembali merek (Brand Recall).
Pengingatan kembali merek didasarkan pada permintaan seseorang untuk
menyebutkan nama merek tertentu dalam suatu kelas produk, ini diistilahkan
dengan pengingatan kembali tanpa bantuan karena berbeda dengan tugas
pengenalan, responden tidak perlu dibantu untuk memunculkan merek tersebut.
Pengingatan kembali tanpa bantuan adalah tugas yang jauh lebih sulit dari pada
pengenalan, dan ini memilki asosiasi yang berkaitan dengan posisi suatu merek
yang lebih kuat.
Kemudian penelitian ini diarahkan untuk mengetahui pengaruh penggunaan
Endorser iklan Garnier Men versi Pasha Ungu terhadap citra merek (brand image)
pada produk tersebut. Apakah Endorser versi Pasha Ungu mampu membangun
citra yang positif atau justru membuat citra negatif produk garnier Men dengan
karakter dan image yang melekat pada Pasha Ungu.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
8
Penelitian ini di latarbelakangi oleh gencarnya penggunaan celebrity endorser
di berbagai iklan. Keberhasilan upaya membangun brand image ini sangat
ditentukan oleh persepsi konsumen terhadap selebriti yang menjadi icon produk
tersebut. Dengan digambarkannya seorang celebrity endorser secara positif oleh
masyarakat, diharapkan positif pula brand image yang terbentuk di benak
konsumen. Namun demikian, tidak menutup kemungkinan munculnya brand
image dalam pikiran konsumen yang tidak relevan dengan karakteristik celebrity
endorser. Dengan kata lain, tidak selamanya seorang celebrity endorser dalam
iklan dapat membangun brand image yang relevan dalam benak konsumen,
seperti yang diinginkan pengiklan.
Seperti diketahui perawatan wajah tidak hanya untuk wanita saja. Pria juga
membutuhkan perawatan untuk menjaga penampilan. Salah satunya yaitu
menggunakan pembersih wajah untuk merawat kulit wajah mereka. Tapi masih
banyak kaum pria yang menggunakan produk pembersih untuk wanita.
Salah satu merek produk yang mengeluarkan varian pembersih wajah bagi
pria adalah Garnier. Garnier adalah merk produk perawatan wajah yang terkenal
untuk wanita. Dan kini Garnier mengeluarkan produk pembersih wajah khusus
pria yaitu Garnier Men Turbo Light Oil Control. Karena pria juga memerlukan
perawatan untuk menjaga penampilan mereka.
Dalam penelitian ini, peneliti memilih iklan Garnier Men Turbo Light Oil
Control yang menggunakan Pasha Ungu sebagai celebrity endorser. Dalam iklan
tersebut Pasha Ungu menjelaskan untuk membersihkan kulit kusam dan
berminyak, Garnier Men srcub merupakan performa terbaik untuk kulit wajah
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
9
Pasha, dengan ekstrak lemon, mineral dan scrub sensasi dingin. Bersih dari
minyak, komedo dan kusam, jelas membuat lebih cerah. Kemudian menyebut
tagline Garnier ’sayangi dirimu’.
Sebagai selebriti, Pasha Ungu memiliki tingkat popularitas tinggi di mata
publik sebagai vokalis band Ungu. Tetapi Pasha juga pernah memiliki kasus yang
sempat membuat reputasinya menurun karena pernah terlibat pemukulan dengan
gitaris Marvell Band, Idea Fasha. Kasus keduanya dikabarkan akibat
kecemburuan Pasha atas istrinya, Okie Calerista Agustina Sofyan, yang jalan
dengan Idea. Kemudian November 2008, Okie menggugat cerai Pasha di
Pengadilan Agama Bogor. November 2009, ia ditetapkan sebagai tahanan kota
oleh Kejari Bogor karena kasus dugaan kekerasan yang dilaporkan mantan
istrinya, Okie Agustina. Dan pada 9 Februari 2010, oleh Jaksa Penuntut Umum,
Pasha dituntut 1 tahun 6 bulan penjara karena terbukti secara sah dan meyakinkan
melakukan penganiayaan terhadap mantan istrinya6.
Pengamatan sementara ditemukan fakta bahwa iklan Garnier Men muncul
setiap hari di salah satu stasiun televisi swasta antara jam 19.00 – 21.00 dimana
rata-rata mahasiswa pada jam tersebut sedang menonton televisi, yaitu antara
pukul 19.00 – 23.00. Diketahui pula mahasiswa mengetahui tentang produk
garnier men dan masih melihat iklan Garnier Men tersebut di televisi. Dalam
waktu 1 minggu mereka melihat 3 - 4 kali iklan Garnier Men. Fakta lain yang
yang ditemukan ternyata sebagian besar mahasiswa tidak terlalu suka produk
Garnier Men memakai Pasha Ungu sebagai Endorser dengan berbagai alasan.
6 http://www.KapanLagi.com
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
10
Dengan demikian, apakah hal tersebut berpengaruh terhadap image produk
Garnier Men?
B. RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan uraian latar belakang di atas, maka yang menjadi pokok
permasalahan dalam penelitian ini adalah :
1. Adakah hubungan yang signifikan antara terpaan iklan Garnier Men di
televisi terhadap citra merek (brand image) produk merek Garnier Men
di kalangan mahasiswa Ilmu Komunikasi angkatan 2010 dan 2011 FISIP
Universitas Sebelas maret Surakarta?
2. Adakah hubungan yang signifikan antara pemilihan endorser Pasha Ungu
sebagai model iklan terhadap pembentukan Brand Image Produk Garnier
Men dikalangan mahasiswa Ilmu Komunikasi angkatan 2010 dan 2011
FISIP Universitas Sebelas Maret Surakarta?
3. Adakah hubungan yang signifikan antara terpaan iklan Garnier Men di
televisi dengan kredibilitas endorser Pasha Ungu sebagai model iklan
yang mempengaruhi pembentukan Brand Image Produk Garnier Men
dikalangan mahasiswa Ilmu Komunikasi angkatan 2010 dan 2011 FISIP
Universitas Sebelas Maret Surakarta?
C. TUJUAN PENELITIAN
Dilatar belakangi permasalahan tersebut, penelitian ini dimaksudkan untuk
mengetahui hubungan terpaan iklan Garnier Men di televisi terhadap citra merek
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
11
(brand image) produk merek Garnier Men. Peneliti juga akan melihat image yang
muncul dengan penggunaan celebrity endorser setelah konsumen melihat
kredibilitas endorser dalam iklan tersebut.
Dengan demikian tujuan penelitian adalah untuk mengetahui adakah
hubungan terpaan iklan Garnier Men versi endorser Pasha Ungu di televisi dengan
melihat kredibilitas Pasha Ungu sebagai Endorser terhadap citra merek (brand
image) produk merek Garnier Men di kalangan mahasiswa Ilmu Komunikasi
angkatan 2010 dan 2011 FISIP Universitas Sebelas maret Surakarta.
D. MANFAAT PENELITIAN
1. Manfaat akademis
Penelitian ini diharapkan dapat melengkapi khasanah perpustakaan bagi
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik UNS serta memberikan referensi bagi
seluruh mahasiswa dan kalangan akademisi yang ingin mempelajari masalah
yang tema yang penulis angkat. Dan diharapkan dapat memberikan bahan
yang bermanfaat bagi perkembangan ilmu pengetahuan dalam bidang
periklanan dan dapat menjadi pertimbangan bagi para praktisi dalam
membuat iklan serta menentukan media yang tepat dalam beriklan agar
mencapai hasil yang maksimal.
2. Manfaat Praktis
Penelitian ini diharapkan mampu memberikan masukan dan informasi
yang relevan untuk masyarakat dimana masyarakat merupakan sasaran utama
suatu iklan. Sehingga nantinya masyarakat dapat lebih jeli dan cermat dalam
menanggapi suatu iklan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
12
E. KERANGKA TEORI
1. Pengertian Komunikasi
Komunikasi adalah suatu topik yang amat sering diperbincangkan, bukan
hanya di kalangan ilmuwan komunikasi, melainkan juga di kalangan awam.
Sehingga kata komunikasi itu sendiri memiliki terlalu banyak arti yang
berlainan.
Menurut Lasswell komunikasi adalah proses penyampaian pesan dari
komunikator kepada komunikan· melalui media yang menimbulkan efek
tertentu yang dijelaskan dengan menjawab pertanyaan yang mencakup
pengiriman (who), yang menyampaikan pesan (says what), melalui suatu
salutan media massa (in which channel), kepada penerima atau khayalak (to
whom), yang akan memberikan tanggapan sebagai efek dari pesan yang
diterimanya (with what effect). 7
Unsur - unsur komunikasi seperti yang telah dijelaskaii oleh Harlod
Lasswell dikenal dengan formula lasswell yaitu :
Gambar 1.1 Formula Laswell
Sedangkan Menurul Carl I Hovland, komunikasi adalah suatun
proses diantara individu-individu atau manusia (human being)
bukan organism lain, hewan atau binatang misalnya yang
7 Onong Uchjana Effendy, Ilmu Komunikasi: Teori dan Praktek. (Bandung: PT. RemajaRosdakarya, 1999). Hal.69
komunikator Pesan Media Komunikan Efek
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
13
melakukan proses komunikasi tersebut atau sistem antar mesin
yang melakukannya, tetapi oleh manusia yang punya perasaan
disinilah yang membedakan.8
Dari definisi tersebut dapat disimpulkan bahwa proses penyarnpaian
lambang-lambang kepada khayalak ditujukan untuk merubah perilaku
khayalak tersebut. Dalam arti menimbulkan perilaku positif atau perilaku
negatif sehubungan dengan pesan yang diterima melalui proses komunikasi.
Dalarn suatu komunikasi agar makna dapat diterima oleh pihak yang
dituju secara benar dan menyeluruh maka komunikasi memerlukan adanya
suatu proses yang kita sebut sebagai proses komunikasi. : Berdasarkan
definisi Lasswell ini dapat diturunkan lima unsur komunikasi yang sangat
berpengaruh, yaitu :
a. Sumber (source), sering disebut juga pengirim (sender), penyandi
(encoder), komunikator (communicator), pembicara (speaker), atau
originator. Sumber adalah pihak yang berinisiatif atau mempunyai
kebutuhan untuk berkomunikasi.
b. Penerjemah (encoding), suatu proses menerjemahkan pemikiran ke dalam
bentuk-bentuk simbolis. Sumber tersebut memilih tanda-tanda spesifik dari
berbagai kata, struktur, kalimat, simbol, dan unsure nonverbal yang amat
luas pilihannya untuk menerjemahkan sebuah pesan sehingga dapat
dikomunikasikan dengan efektif kepada khalayak sasaran.
8 Jalaludin Rakhmat, Psikologi Komunikasi. (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2002). Hal. 3
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
14
c. Pesan (message), yaitu apa yang dikomunikasikan oleh sumber kepada
penerima, berupa seperangkat symbol verbal dan/atau nonverbal yang
mewakili perasaan, nilai, gagasan atau maksud sumber tadi.
d. Saluran atau media (message channel), yakni alat atau wahana yang
digunakan sumber untuk menyampaikan pesan.
e. Penerima (receiver), sering juga disebut sasaran/tujuan (destination),
komunikate(communicate), penyandi-balik (decoder) atau khalayak
(audience), pendengar (listener), penafsir (interpreter), yakni orang yang
menerima pesan dari sumber. Proses penerimaan pesan ini biasa disebut
penyandi-balik atau decoding.
f. Efek, yaitu apa yang terjadi pada penerima setelah ia menerima pesan
tersebut.
Kemudian unsur-unsur lain yang sering ditambahkan adalah umpan
balik (feedback), gangguan/kendala komunikasi (noise/barriers) dan konteks
atau situasi komunikasi.
2. Komunikasi Massa
Komunikasi yang menggunakan media massa lazim kita sebut sebagai
komunikasi massa. Secara konkretnya Littlejhon mendefinisikan komunikasi
massa adalah suatu proses dimana organisasi media memproduksi pesan-
pesan (messages) dan mengirimkan kepada publik. Dan melalui proses
tersebut, sejumlah pesan akan digunakan atau dikonsumsi audiens.9
9 Redi Panuju , Sistem Komunikasi Indonesia, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 1997). hal.117
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
15
Sedangkan Bittner merumuskannya secara sederhan sebagai berikut
“Mass Communications is message communicated through a mass medium to
a large number of people.” (Komunikasi massa adalah pesan yang
dikomunikasikan melalui media massa pada sejumlah orang).10
Ciri pertama dari komunikasi massa adalah bahwa pesan-pesan yang
dikomunikasikan itu ditujukan kepada khalayak yang relatif luas, heterogen
dan anonim dimata komunikator. Keheterogenan khalayak merupakan ciri
yang penting dari proses komunikasi massa, karena pada hakekatnya segala
informasi yang dikomunikasikan melalui proses ini memang diperuntukkan
kepada siapa saja yang dapat menangkapnya. Heterogenitas khalayak
mencerminkan pula tiada batas mengenai siapa yang boleh dan siapa yang
tidak boleh memperoleh atau memanfaatkan pesan yang disampaikan lewat
komunikasi massa.
3. Iklan
Iklan merupakan sarana komunikasi dalam hal membantu mengingat-ingat,
mengembangkan kepercayaan serta keakraban akan produk dan jasa antara
produsen dan konsumen sasaran, disertai pesan-pesan penjualan yang bersifat
informative dan persuasive.11 Definisi iklan berdasarkan Wh Van Bearle dan FE
Hollander dalam “Reclamekunde”, Leiden, 1976 Iklan adalah suatu kekuatan
yang menarik, ditujukan kepada kelompok pembeli tertentu, dilakukan oleh
10 Jalahudin Rakhmat, Op. Cit. Hal.18811 Frank Jefknis, Op. Cit., Hal.5
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
16
produsen atau pedagang, agar dengan demikian dapat dipengaruhi penjualan
barang-barang atau jasa-jasa yang menguntungkan baginya.12
Sedangkan berdasarkan kamus besar bahasa Indonesia definisi iklan adalah
pemberitaan kepada khalayak mengenai barang dan jasa yang dijual, dipasang di
media massa seperti Koran dan majalah, atau di tempat-tempat umum.
Secara umum pengertian periklanan adalah suatu komunikasi massa dan
harus dibayar untuk menarik kesadaran, menanmkan informasi, mengembangkan
sikap, atau mengharapkan adanya suatu tindakan yang menguntungkan bagi
pengiklan13
Periklanan dihargai karena dikenal sebagai pelaksana beragam fungsi
komunikasi yang penting bagi perusahaan bisnis dan organisasi lainnya.
1. In Forming
Periklanan membuat konsumen sadar 9aware)akan merek-merek baru,
mendidik mereka tentang berbagai fitur dan manfaat merek, serta
memfasilitasi penciptaan citra merek yang positif.
2. Persuading
Iklan yang efektif akan mampu mempersuasi (membujuk) pelanggan
untuk mencoba produk dan jasa yang diiklankan.
3. Reminding
Iklan menjaga agar merek perusahaan tetap segar dalam ingatan para
konsumen.
12 Ibid.13 Rhenald Kasali, Manajemen Periklanan.(Jakarta: Graffiti, 1995). Hal. 51
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
17
4. Adding Value (Memberikan nilai tambah)
Periklanan memberi nilai tambah pada merek dengan mempengaruhi
persepsi konsumen. Periklanan yang efektif menyebabkan merek
dipandang lebih elegan, lebih bergaya, lebih bergengsi, dan bias lebih
unggul dari tawaran pesaing.
5. Assisting (Mendampingi)
Periklanan hanyalah salah satu anggota atau alat dari tim atau bauran
komunikasi pemasaran. Sebagai contoh periklanan mungkin digunakan
sebagai alat komunikasi untuk meluncurkan promosi-promosi penjualan
serta kupon-kupon dan undian serta upaya penarikanperhatian berbagai
perangkat promosi penjualan tersebut.14
Sebagai pelaksana beragam fungsi komunikasi seperti yang telah dijelaskan
diatas, periklanan juga berfungsi untuk memenuhi fungsi pemasaran dalam
mempengaruhi pemilihan dan keputusan pembali. Unsur-unsur dalam suatu iklan
mempunyai peranan dalam mencapai tujuan periklanan itu sendiri pada umumnya
mengandung misi komunikasi yang merupakan bagian dari keseluruhan aktifitas
di bidang pemasaran. Sedangkan menfaat iklan sendiri adalah :
1. Memperluas alternative bagi konsumen, dengan adanya iklan konsumen
dapat mengetahui berbagai produk yang pada gilirannya nanti dapat
menimbulakan berbagai pilihan.
2. Iklan membantu produsen menimbulkan kepercayaan konsumen tehadap
produk dan produsennya.
14 Frank Jefknis, Op. Cit., Hal 123
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
18
3. Iklan membuat orang kenal, ingat dan percaya pada produk yang
diiklankan.
4. Iklan Televisi
Televisi merupakan media yang terbaik bagi para pengiklan untuk mencapai
khalayak sasaran dan menyampaikan pesan yang dimaksud15. hal ini dikarenakan
iklan televise mampu menyuguhkan tontonan yang atraktif, fantastis, dan represif.
Iklan televisi menambah deretan panjang daftar menu masyarakan dalam
memenuhi kabutuhannya. Sebagai imbas dari suguhan iklan tanpa paksaan telah
mengondisikan pemirsa untuk rela merogoh koceknya hanya sekedar ingin
mencoba suatu produk yang ditawarkan melalui iklan televisi atau hanya sekedar
memenuhi tuntutan gaya hidup modern. Di sisi lain, lambat laun atau cepat giliran
iklan juga membarikan dampak bagi penontonnya. Munculnya perubahan sikap
dan perilaku yang merupakan akibat adanya “interaksi” antara pemirsa dengan
televisi yang mempertontonkan adegan-adegan yang mampu mengundang decak
kagum.
Bentuk-bentuk iklan televisi sendiri adalah :
1. Pensponsoran
Banyak sekali acara televise yang penayangan dan pembuatannya
dilakukan atas biaya sponsor atau pengiklan. Pihak sponsor bersedia
membiayai seluruh biaya produksi termasuk fee untuk televisi.
15 Ibid
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
19
2. Partisipasi
Bentuk iklan televisi ini agak berbeda dengan bentuk sebelumnya, iklan
disisipkan di antara satu atau beberapa acara. Pengiklan dapat membali
waktu yang tersedia baik atas acara yang tetap maupun tidak tetap.
Pendekatan ini lebih fleksibel dalam arti dapat memilih jangkauan pasar,
khalayak sasaran, jadwal dan anggaran.
3. Spot Announcements
Spot announcements mengacu pada pengertian bahwa announcement
iklan tersebut ditempatkan pada pergantian acara. Iklan spot dijual oleh
stasiun-stasiun televisi baik untuk pengiklan local maupun nasional.
4. Public Service Announcement
Iklan ini biasanya dimuat atas permintaan pemerintah atau LSM untuk
menggalang solidaritas masyarakat atas suatu masalah. (renald khasali)
Periklanan yang semakin marak ditelevisi lambat laun dapat menimbulkan
kejenuhan bagi konsumen. Salah satu cara yang dapat dilakukan agar audience
mau memperhatikan dan memproses pesan iklan adalah dengan menampilkan
endorser atau bintang iklan.
5. Endorser
Endorser adalah individu yang terkenal atau dihormati seperti selebritis atau
ahli suatu produk atau jasa yang berbicara untuk sebuah perusahaan atau brand,
tidak penting apakah pembicaraan itu berdasarkan pengalaman pribadi atau
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
20
pernah menggunakan produk atau jasa dari brand tersebut16. Endorser adalah
seseorang yang mengirim pesan dan atau mendemonstrasikan produk atau jasa.17
Iklan dengan menggunakan selebriti endorser cukup efektif untuk
menanamkan image ke benak konsumen karena banyak konsumen masih
dipengaruhi figure-figur tertentu dalam membali produk.
Pemasar memiliki keuntungan jika menggunakan selebriti endorser dalam
periklanan, diantaranya adalah karena atribut popular yang mereka miliki
termasuk kecantikan, keberanian, bakat jiwa olah raga (athleticisme), keanggunan,
kekuasaan, dan daya tarik seksual, seringkali merupakan pemikat yang diinginkan
untuk merek-merek yang mereka dukung.
Para pengiklan dan biro-biro periklanan pun bersedia membayar harga yang
tinggi kepada kaum selebriti tersebut yang disukai dan dihormati oleh khalayak
yang menjadi sasaran dan yang diharapkan akan mempengaruhi sikap dan
perilaku konsumen yang baik terhadap produk yang didukung.
Konsep umum dari daya tarik dalam hal ini adalah daya tarik endorser yang
terdiri dari tiga ide yang berhubungan yaitu persamaan (similary), pengenalan
(familiarity) dan penyukaan (liking). Yaitu seorang pendukung dianggap menarik
oleh para khayalak bila mereka bisa membagi rasa similarity atau familiarty
dengannya atau bila mereka hanya menyukai si pendukung tanpa melihat apakah
keduanya serupa di dalam segala hal. Bila khayalak menemukan sesuatu pada ciri
pendukung yang mereka anggap menarik, terjadi persuasi melalui suatu proses
ldentlfikasi yaitu bila penerima menggangap menarik suatu sumber, mereka
16 George E. Belch and Michael A. Belch, Advertising and Promotion.( Boston: Mc GrawHill,2004).hal. 28517 Ibid.,hal. 172.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
21
mengidentifikasi (mencontoh) dengan pendukung dan cenderung sekali menerima
sikap, perilaku, perhatian, atau preferensi sang sumber tersebut.
6. Merek (Brand)
Setiap hari kita tak bisa terlepas dari merek. Hal itu disebabkan semua
produk baik berupa barang atau jasa yang kita manfaatkan sehari-hari memiliki
nama jual yang kita kenal dengan sebutan merek (Brand). American Marketing
Association mendefinisikian merek sebagai nama, istilah, tanda, simbol, atau
desain, atau kombinasi keseluruhannya yang dimaksudkan untuk mengidentifikasi
barang atau jasa dari penjual atau sekelompok penjual, agar dapat dibedakan
kompetitornya 18
Dalam kondisi persaingan seperti sekarang ini tak membuat produsen
memutar otak hanya untuk membuat iklan yang kretif, melainkan juga harus
membuat nama dagang atau merek semenarik mungkin sehingga dapat
menciptakan sebuah persepsi terhadap produk yang sedang dipasarkan. Persepsi
yang tertanam dalam benak konsumen akan sangat berpengaruh terhadap
keberadaan suatu produk dalam benaknya. David A Aaker menyatakan bahwa
merek memberikan nilai sehingga nilai total produk yang bermerek baik menjadi
lebih tinggi dibandingkan produk dengan spesifikasi yang sama tetapi merek
kurang terkenal. Equitas merek adalah nilai tambah yang berdasarkan reputasi dari
merek tersebut. Ada lima elemen utama yang merupakan pendukungdari equitas
merek, yaitu kesadaran merek (Brand Awareness), asosiasi merek (Brand
18 Ibid., hal. 8
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
22
Association), persepsi kualitas (Percieved Quality), loyalitas merek (Brand
Loyality), dan Proprierty brand assets lainnya. Berdasarkan penjabaran diatas kita
jadi mengetahui betapa penatingnya peran sebuah merek dalam membentuk
kesadaran konsumen terhadap produk yang sedang dipasarkan melalui iklan.
Kesadaran merek (Brand awareness) calon konsumen terhadap suatu produk
menggambarkan kesanggupan calon konsumen tersebut untukmengenali,
mengingat kembali suatu merek sebagai bagian dari suatu kategori produk
tersebut. Biasanya para konsumen akan cenderung membeli produk yang sudah
mereka kenal atas dasar pertimbangan tertentu, seperti kenyamanan, kemanan,
mengurangi resiko karena sudah pernah memakai dan sebaginya. Itu sebabnya
brand awareness menjadi sangat penting karena perannya sebagai pembuka
gerbang untuk mencapai elemen lainnya.
7. Kesadaran Merek (Brand Awareness)
Seperti yang sudah dibahas diatas bahwa merek memegang peranan penting
dalam menanamkan kesadaran terhadap suatu produk. Awareness pengertiannya
adalah upaya untuk membuat konsumen familiar melalui iklan, promosi penjualan
dan komunikasi pemasaran lainnya akan suatu merek, memberikan informasi
kepada orang banyak tentang ciri khusus dan manfaatnya, serta menunjukan
perbedaannya dari merek pesaing dan menginformasikan bahwa merek yang
ditawarkan lebih baik ditinjau dari sisi fungsionalis dan simbolisnya19 .
19 Ibid., hal. 65
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
23
Awareness sering disebut juga dengan kesadaran, kesadaran disini
maksudnya adalah calon konsumen atau khalayak sadar dengan adanya sebuah
produk ataupun perusahaan. Apabila komunikator berhasil membangun kesadaran
konsumen terhadap mereknya, maka konsumen akan membentuk sikap yang
positif terhadap merek tersebut dan mungkin saja akan muncul niat untuk
memebeli merek tersebut, saat muncul keinginan untuk membeli suatu produk.
Kesadaran merek (brand awareness) adalah kemampuan sebuah merek utnuk
muncul dalam benak konsumen pada saat mereka sedang memikirkan produk
dengan kategori yang sama dan seberapa mudah merek tersebut muncul dalam
benaknya. Mempertahankan kesadaran merek yang tinggi merupakan sebuah
tantangan besar bagi produk Garnier Men dalam persaingan yang sangat ketat
dengan kompetitornya.
8. Brand Image
Brand image dapat didefinisikan sebagai jenis asosiasi yang muncul di benak
konsumen ketika mengingat sebuah merek tertentu. Brand image terdiri dari
interpretasi target market terhadap karakteristik-karakteristik produk, dimana
termasuk didalamnya keuntungan, penggunaan produk, situasi penggunaannya,
maupun karakteristik pengguna, produsen dan pemasar produk tersebut. Brand
image merepresentasikan persepsi keseluruhan atas merek yang terbentuk dari
informasi mengenai merk dan juga pengalaman masa lampau.
Image dari suatu brand berkaitan erat dengan sikap konsumen yang memiliki
image positif mengenai suatu merk mempunyai kecenderungan yang lebih besar
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
24
untuk melakukan pembelian, atau dengan kata lain mengarah pada preferensi
konsumen. Oleh karenanya tujuan utama dalam beriklan seringkali adalah untuk
membangun brand image yang positif.
DAGMAR approach
DAGMAR approach adalah salah satu model yang menjelaskan efek
iklan bagi konsumen. Berikut adalah, tahapan model ini, mulai dari
konsumen yang tidak sadar akan suatu produk akhirnya melakukan tindakan
membeli produk.
Model ini diciptakan oleh Russel Colley tahun 1961. DAGMAR
merupakan akronim dari Defining Advertising Goals for Measured
Advertising Results. DAGMAR merupakan salah satu dari sekian banyak
model yang menjelaskan tahap – tahap efek iklan terhadap konsumen. Model
ini melihat iklan sebagai suatu alat komunikasi dan menjabarkan beberapa
tujuan iklan berdasarkan model hierarchy of effect. DAGMAR melihat proses
ini sebagai tahapan pada konsumen yang harus dilalui oleh brand hingga
diterima konsumen. “Dalam DAGMAR, dikembangkan suatu metode yang
disebut proses komunikasi yang terdiri dari langkah-langkah yang harus
dilalui suatu produk untuk sampai pada tujuan yang dikehendaki, yaitu
berupa tindakan yang diambil konsumen”.20
20 Rhenald Kasali. Op. Cit., Hal. 52
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
25
Tahapan efek iklan pada DAGMAR terdiri dari unaware, aware,
comprehension and image, conviction, serta action. Berikut penjelasan dari
tahapan dalam model Metode DAGMAR, Model Proses Komunikasi21 :
Ketidaksadaran (Unaware)
Kesadaran (Aware)
Pemahaman dan Citra (Comprehensive dan Image)
Sikap (Attitude)
Tindakan (Action)
DAGMAR.
Unaware (tidak sadar)
Kondisi di mana konsumen tidak sadar akan keberadaan brand atau
perusahaan
Aware (sadar)
Kondisi di mana konsumen sadar akan keberadaan brand atau
perusahaan
Comprehension and Image (pemahaman dan citra)
21 Ibid.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
26
Kondisi membangun pemahaman dari konsumen, tentang produk dan
apa yang dapat diberikan brand tersebut bagi konsumen (kegunaaan
dan atribut produk)
Conviction (keyakinan)
Kondisi membangun keyakinan mental pada diri konsumen untuk
membeli produk
Action (tindakan)
Kondisi dimana konsumen melakukan suatu tindakan dan membeli
produk
Maksud dari bagan tersebut adalah tahapan dimana konsumen belum
mengetahui, mendengar bahkan tidak sadar akan keberadaan suatu produk.
Disinilah peran dari Sponsorship (Celebrity Endorsment) yaitu untuk
menggugah kesadaran konsumen, apabila sikap kesadaran sukses maka tahap-
tahap selanjutnya dapat dilakukan sampai pada penentuan sikap
9. Perilaku Konsumen
Perubahan perilaku konsumen setelah melihat pesan iklan merupakan efek
dari pesan media massa, yang dimulai dari efek kognitif hingga sampai pada efek
afektif. Efek kognitif terjadi bila ada perubahan pada apa yang diketahui,
dipahami atau dipersepsi khalayak. Efek ini berkaitan dengan transmisi
pengetahuan, keterampilan, kepercayaan atau informasi. Efek afektif timbul bila
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
27
ada perubahan pada apa yang dirasakan, disenangi, atau dibenci khalayak. Efek
ini ada hubungannya dengan emosi, sikap atau nilai.22
Perilaku konsumen mempelajari di mana, dalam kondisi macam apa, dan
bagaimana kebiasaan seseorang membeli produk tertentu dengan merek tertentu.
Proses pengambilan keputusan pembelian suatu barang atau jasa akan melibatkan
berbagai pihak, sesuai dengan peran masing-masing.
Peran yang dilakukan tersebut adalah:
1. Initiator
adalah individu yang mempunyai inisiatif pembelian barang tertentu;
2. Influencer
adalah individu yang berpengaruh terhadap keputusan pembelian.
Informasi mengenai kriteria yang diberikan akan dipertimbangkan baik
secara sengaja atau tidak;
3. Decider
adalah yang memutuskan apakah akan membeli atau tidak, apa yang akan
dibeli, bagaimana membelinya;
4. Buyer
adalah individu yang melakukan transaksi pembelian sesungguhnya;
5. User
yaitu individu yang mempergunakan produk atau jasa yang dibeli.
Perilaku bersumber pada organisasi kognitif pada informasi dan pengetahuan
yang kita miliki. Sikap pada seseorang atau sesuatu bergantung pada citra/
22 Jalahudin Rakhmat. Psikologi Komunikasi. (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 1994). Hal. 219
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
28
persepsi kita tentang orang atau objek tersebut.23 Efek yang ketiga adalah efek
behavioral yang merujuk pada perilaku nyata yang dapat diamati, yang meliputi
pola tindakan, kegiatan atau kebiasaan berperilaku.24
10. Teori The Elaboration Likelihood Model (ELM)
Teori ini menjelaskan tentang bujukan, hal tersebut menunjukkan bahwa
komunikasi persuasive dimana bujukan yang didorong pada pengaruh sikap alami
dan proses mengenai relevansi informasi yang terjadi sebagai jawaban atas suatu
bujukan pesan. Dalam model ini penerima dikatakan mempunyai keterlibatan
tinggi apabila penerima terlibat dalam pertimbangan saksama, pemikiran dan
evaluasi informasi atau argumentasi terdapat di pesan iklan tersebut. Dan apabila
penerima dikatakan rendah ketika penerima tidak terlibat dalam pemikiran atau
pengolahan informasi aktif tetapi lebih membuat kesimpulan tentang posisi
didukung pesan berdasar pada hal positif sederhana. Untuk diketahui bahwa
persuasi tidak terjadi dengan mekanisme tunggal, melainkan terdiri atas berbagai
kemungkinan, memahami hal ini membutuhkan pemahaman mengenai konsep
elaborasi. Elaborasi (elaboration) berkenaan dengan aktivitas mental sebagai
respon atas sebuah pesan misalnya iklan.25
Keterlibatan seseorang dalam elaborasi serta sejauh apa ia terlibat tergantung
pada motivasi diri, kemampuan serta peluang untuk memproses atau memahami
sebuah pesan pemasaran yang menjual klaim-klaim tertentu. Motivasi akan besar
23 Ibid.24 Ibid.25 Terence A. shimp, Op. Cit., hal. 238
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
29
ketika sebuah pesan berhubungan dengan tujuan serta kebutuhan masa kini
seseorang sehingga pesan relevan kepada individu tersebut.26
Kekuatan elaboration likelihood seorang individu akan menentukan jenis
proses pembentukan sikap yang akan dilaluinya mengenai merek yang diiklankan,
apakah ia akan membentuk atau mengubah sikapnya. Jalur utama konsumen
mempunyai tingkat keterlibatan yang lebih tinggi dengan produk atau iklan
sehingga termotivasi untuk memberikan perhatian terhadap informasi sentral yang
berhubungan dengan produk seperti atribut produk dan kegunaannya atau
konsekuensi psikologis. Disini receiver dipandang sebagai pertisipan yang aktif
terlibat dalam proses komunikasi. Kemampuan iklan untuk mempengaruhi
receiver tergantung terutama pada evaluasi khalayak terhadap kualitas argument
pesan yang kemudian menggiring pada pembantukan sikap positif atau negatif.
Sedangkan pada jalur periferal, konsumen mempunyai tingkat keterlibatan
rendah dengan pesan atau produk. Dalam jalur ini khalayak konsumen dipandang
kurang mempunyai motivasi dan kemampuan untuk memproses informasi dan
kemungkinan tidak mengikutsertakan atau menggunakan proses kognitif yang
detail. Kunci peripheral ini membantu konsumen untuk membentuk sikap positif
tertentu terhadap suatu merek meskipun mereka tidak memproses isi pesan dalam
iklan tersebut.
Advertiser akan lebih baik menggunakan endorser yang disukai daripada
mendasarkan diri pada argument yang kuat dan logis. Hal tersebut menjelaskan
bahwa seorang selebriti atau public figure sebagai endorser dapat berfungsi
26 Ibid., hal .239
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
30
sebagai kunci periferal dalam situasi keterlibatan dan motivasi yang rendah dari
khalayak konsumen.
Tujuan penggunaan selebritis adalah meningkatkan emotional bonding
dengan konsumen, kesukaan terhadap merek, dan ekuitas merek. Tujuan tersebut
tercapai apabila memenuhi beberapa pertimbangan dan criteria seperti kredibilitas
selebritis, kecocokan selebritis dengan khalayak, kecocokan selebriti dengan
merek serta daya tarik selebritis.
F. KERANGKA PEMIKIRAN
Berdasarkan beberapa teori pendukung, maka dapat digambarkan kerangka
pemikiran sebagai berikut :
DIAGRAM VARIABEL
X1
Y
X2
Gambar 1.2 Kerangka Pemikiran
Terpaan Iklantelevisi produkGarnier Men
KredibilitasEndorser(Pasha Ungu)
Brand Image
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
31
Keterangan:
1. Variabel independen 1 (X1), menjelaskan tentang hubungan terpaan
iklan Garnier men.
2. Variabel independen 2 (X2), menjelaskan tentang Kredibilitas dan
Image endorser versi Pasha Ungu.
3. Variabel dependen (Y), menjelaskan tentang Pembentukan Brand
Image produk Garnier Men.
G. HIPOTESIS
Berdasarkan rumusan masalah yang telah ditetapkan, maka hipotesis dari
penelitian ini sebagai berikut :
1. Terdapat hubungan yang signifikan antara terpaan iklan Garnier Men di
televisi terhadap citra merek (brand image) produk merek Garnier Men di
kalangan mahasiswa Ilmu Komunikasi angkatan 2010 dan 2011 FISIP
Universitas Sebelas Maret Surakarta.
2. Terdapat hubungan yang signifikan antara pemilihan endorser Pasha Ungu
sebagai model iklan terhadap pembentukan Brand Image Produk Garnier
Men dikalangan mahasiswa Ilmu Komunikasi angkatan 2010 dan 2011
FISIP Universitas Sebelas Maret Surakarta
3. Terdapat hubungan yang signifikan antara terpaan iklan Garnier Men di
televisi terhadap kredibilitas endorser Pasha Ungu sebagai model iklan
yang mempengaruhi pembentukan Brand Image Produk Garnier Men
dikalangan mahasiswa Ilmu Komunikasi angkatan 2010 dan 2011 FISIP
Universitas Sebelas Maret Surakarta.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
32
H. DEFINISI KONSEPTIONAL DAN DEFINISI OPERASIONAL
1. Definisi konsepsional
Definisi konsepsional adalah definisi dalam konsepsi peneliti mengenai
sebuah variable.27 Merupakan petunjuk yang digunakan oleh peneliti
pengumpul data agar tidak kehilangan arah penelitian.
a. Terpaan
Terpaan adalah sentuhan, yang dimaksud yaitu keadaan terkena pada
khalayak oleh pesan-pesan yang disebarkan oleh media28
b. Endorser
Orang yang dipilih mewakili imej sebuah produk (product image)
c. Brand Image
Brand image atau citra merek adalah jenis asosiasi yang muncul di
benak konsumen ketika mengingat sebuah merek tertentu.29.
2. Definisi Operasional
Definisi operasional adalah definisi yang didasarkan pada sifat-sifat hal
yang didefinisikan yang dapat diamati (Suryabrata, 1994:76)30 Merupakan
suatu petunjuk untuk mengukur suatu variable.
a. Variabel Independen
Adalah variable yang diduga sebagai penyebab atau pendahulu dari
variable yang lain.31
27 Purwanto M.Pd, Metode Penelitian Kuantitatif. (Bandung: Pustaka Pelajar, 2008). hal. 15428 Onong U. Effendy, Ilmu Komunikasi Teori dan Praktek.( Bandung : Remaja Rosdakarya, 2004).Hal 2329 Terence A. Shimp, Op. Cit., hal. 1230 Purwanto M.Pd, Op. Cit., hal. 157
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
33
Variable independen 1 (X1)
Dalam penelitian ini variabel x adalah terpaan iklan Garnier men.
Terpaan iklan meliputi intensitas menonton iklan televisi terhadap
tingkat kesadaran merek (brand awareness) produk Garnier men.
Dengan mengukur seberapa sering (frekuensi) seseorang
menyaksikan atau menonton iklan Garnier Men di televisi yaitu
pada jam yang responden paling sering menyaksikan televisi pada
pukul 19.00-23.00 selama satu minggu . Kemudian mengukur
awareness yaitu tingkat kesadaran calon konsumen akan
keberadaan merek, alat ukur variabel ini adalah :
Tabel 1.1
Tabel Definisi Operasional Terpaan Iklan Garnier Men
No Indikator
1 Frekuensi iklan Garnier Men muncul di televisi
2 Frekuensi responden terkena terpaan iklan Gernier
3 Sikap responden ketika menonton iklan Garnier di televisi
4 Tingkat pemahaman responden pada iklan Garnier Men
5 Pendapat responden terhadap iklan Garnier Men
Variabel independen 2 (X2)
Dalam penelitian ini variabel y adalah kredibilitas endorser versi
Pasha Ungu. Untuk melihat kredibilitas endorser harus memiliki
bebrapa karakteristik yaitu :
1) Attractiveness
31 Jalaluddin Rakhmat, Op. Cit., hal. 12
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
34
Menurut Rossiter dan Percy attractiveness adalah daya tarik
selebriti yang terdiri dari tingkat kesukaan masyarakat
(likeability) dan tingkat kesamaan dengan personality yang
diinginkan konsumen (similiarity), dimana keduanya tidak bisa
dipisahkan dan harus saling berdampingan.32 Daya terik selebriti
meliputi keramahan, menyenangkan, fisik dan pekerjaan sebagai
beberapa dari dimensi penting dari konsep daya tarik.33 Dalam
indikator ini akan diukur berapa besar tingkat responden
mengenal sosok Pasha Ungu dan penilaian pribadi Pasha Ungu
oleh responden.
2) Trustworthiness
Trustworthiness atau kepercayaan mengacu pada kejujuran,
integritas dan dapat dipercayainya seorang pendukung.34
Trustworthiness juga menyangkut seberapa besar kepercayaan
masyarakaat terhadap endorser yang dapat mempengaruhi brand
awareness yang akhirnya dapat mempengaruhi keputusan
pembelian konsumen. Dalam indikator ini akan diukur
kepercayaan responden terhadap Pasha Ungu dan kecocokan
Pasha Ungu sebagai endorser produk Garnier Men.
3) Ekspertise
Ekspertise atau keahlian mengacu pada pengetahuan,
pengalaman atau keterampilan yang dimiliki seorang pendukung
32 Frans Royan, Op. Cit, hal. 1833 Terence A. shimp, Periklanan Promosi, Erlangga, Jakarta, 2003 hal. 46434 Ibid hal. 470
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
35
yang berhubungan dengan topic iklannya.35 Dalam indikator ini
akan dinilai tingkat keprofesionalan Pasha Ungu sebagai Endorser
produk Garnier Men
Dalam kasus ini Kredibilitas Pasha Ungu akan diukur
dengan ketiga karakteristik di atas. Lebih jelasnya sebagai berikut:
Tabel 1.2
Tabel Definisi Operasional Kredibilitas Endorser Garnier Men
No Karakteristik Indikator
1 Attractiveness Tingkat kepopuleran endorser di mata responden
Tingkat kesukaan responden terhadap endorser
2 Trustworthiness Tingkat kepercayaan responden terhadap endorser
Kecocokan endorser mengiklankan produk Garnier Men
3 Ekspertise Tingkat keahlian endorser di mata responden
b. Variable Dependen (Y)
Variable yang diduga sebagai akibat atau yang dipengaruhi oleh
variable yang mendahuluinya.36 Dalam penelitian ini yang menjadi
variable Dependen adalah brand image Garnier Men yang di bintangi
Pasha Ungu sebagai endorser. Brand image atau citra merek adalah
jenis asosiasi yang muncul di benak konsumen ketika mengingat
sebuah merek tertentu baik secara pisitif maupun negative. Citra merek
(brand image) yang terbentuk akan terlihat setelah mengetahui tingkat
awareness Produk Garnier men dan pembentukan citra positif atau
35 Ibid hal 47036 Jalaluddin Rakhmat, metode penelitian komunikasi, remaja rosda Karya, Jakarta, 1999, hal. 12
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
36
negative dari endorser versi Pasha Ungu.yaitu dengan mengukur
pendapa positif dan negative responden setelah melihat iklan Garnier
Men dan efek setelah melihat iklan Garnier Men.
Tabel 1.3
Tabel Definisi Operasional Brand Image Garnier Men
No. Indikator
1 Pendapat positif / negative responden terhadap iklan Garnier Men
2 Pendapat positif / negative responden terhadap kredibilitas endorser
3 Ketertarikan terhadap iIklan Garnier Men
4 Efek setelah melihat iklan garnier men
I. METODOLOGI PENELITIAN
1. Tipe Penelitian
Penelitian ini dikategorikan dalam tipe penelitian penjelasan (eksplanatory
research). Penelitian penjelasan atau eksplanatory research berarti
menjelaskan hubungan kasual antara variable-variabel dan melalui
pengujian hipotesa37.
2. Metode penelitian
Penelitian ini menggunakan metode penelitian survey, yaitu penelitian
yamg mengambil sampel dari satu populasi dan menggunakan kuisioner
sebagai alat pengumpulan data yang pokok.38
3. Lokasi Penelitian
37 Masri Singarimbun, Sofyan Effendy, Metode Penelitian Survei, LP3ES, Jakarta, 1989. Hal. 538 Ibid hal. 3
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
37
Lokasi penelitian ini adalah di Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
program studi Ilmu Komunikasi Universitas Sebelas Maret Surakarta
khususnya pada mahasiswa angkatan 2010 dan 2011.
4. Populasi dan Sampel
a. Populasi
Populasi adalah keseluruhan dari unit analisa yang cirri-cirinya akan
diduga.39 Populasi dalam penelitian ini adalah mahasiswa Ilmu
Komunikasi FISIP UNS angkatan 2010-2011 tetapi khusus yang laki-
laki karena produk yang diiklankan Pasha merupakan produk khusus
pria. Berdasarkan data yang ada, diketahui bahwa total populasi laki-
laki mahasiswa dua angkatan khusus tersebut dijadikan populasi
penelitian berjumlah 81.
Rinciannya mahasiswa laki-laki Ilmu Komunikasi FISIP UNS
angkatan 2010 berjumlah 43 orang dan angkatan 2011 berjumlah 38
orang.
b. Sampel
Berdasarkan perbedaan kriteria populasi sampel yang diteliti yaitu
mahasiswa laki-laki Ilmu Komunikasi FISIP UNS angkatan 2010 dan
2011 sampel tersebut masuk dalam Stratified Random Sampling.
Metode ini populasi yang heterogen dibagi kedalam lapisan-lapisan
(strata) yang seragam. Hal ini dilakukan karena dalam praktek sering
39 Ibid hal. 152
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
38
dijumpai populasi yang tidak homogen. Makin heterogen suatu
populasi, makin besar pula perbedaan sifat antara strata.40
Besarnya sample ditentukan melalui tiap-tiap stratum :
a. Stratum I angkatan 2010, berjumlah 43 orang
b. Stratum II angkatan 2011, berjumlah 38 orang
Jumlah populasi 81 orang
Penetapan jumlah total sample adalah 81 orang. Maka untuk
menghitung jumlah sampel digunakan rumus Yamane41 yaitu :
n = ²Keterangan :
n = jumlah sampel
N = jumlah populasi
d = presisi atau kelonggaran ketidaktelitian karena kesalahan
pengambilan sampel yang dapat ditolerir
Dari data populasi dengan menggunakan rumus Yamane, maka jumlah
sampel yang di peroleh adalah:
n = ( , )²40Masri Singarimbun dan Sofyan Effendy, Metode Penelitian Survei. (Jakarta: LP3ES,1989). hal.16241 Jalaluddin Rakhmat, Op. Cit., hal. 82
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
39
n = ,n = ,n = 44,751 dibulatkan menjadi 45
Dari jumlah sampel sebanyak 45 orang mahasiswa tersebut dibagi ke
setiap angkatan dengan rumus sebagai berikut :
r = .n
Keterangan :
r = jumlah sampel tiap angkatan
x = jumlah mahasiswa
N = jumlah populasi
n = besar sampel
Dengan rumus di atas didapat hasil sebagai berikut :
Jumlah mahasiswa angkatan 2010, .45 = 23,88 atau 24 orang
Jumlah mahasiswa angkatan 2011, .45 = 20,56 atau 21 orang
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
40
5. Teknik Pengumpulan Data
a. Data primer
a) Kuesioner, merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan
dengan cara member seperangkat pertanyaan tertulis kepada
responden untuk dijawab.
b) Wawancara, metode ini digunakan untuk mengumpulkan data atau
informasi dengan mengajukan beberapa pertanyaan secara lisan
dan dijawab secara lisan pula. Wawancara digunakan peneliti
untuk menilai keadaan responden guna memperoleh tambahan dan
kejelasan data yang diperoleh.
b. Data sekunder
Data sekunder yaitu data yang diperoleh secara tidak langsung dari
objek penelitian. Data sekunder ini dapat berupa dokumentasi baik
berupa buku, koran, majalah maupun internet yang dapat menunjang
tulisan ini dan sebagai data pelengkap.
6. Analisis data
Analisa data adalah proses penyederhanaan data kedalam bentuk yang
lebih mudah dibaca dan di interpretasikan. Untuk menganalisa hubungan
antar variable dalam penelitian ini, digunakan analisa kuantitatif yaitu
dengan pengolahan data. Pengolahan data ini dimulai dengan menelaah
seluruh data yang tersedia dari berbagai sumber, yaitu kuesioner,
wawancara, pengamatan yang sudah ditulis selama penelitian.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
41
Tahap analisa data dilakukan dengan penerapan teknik statistik mengingat
penelitian ini dihadapkan pada hipotesa, populasi dan teknik sampling.
Selanjutnya data-data penelitian di analisis dengan beberapa teknik
pengujian, meliputi; uji validitas, uji reabilitas, uji korelasi dan uji central
tendency atau ukuran tendensi pusat dari data primer yang sudah diolah.
Analisa data dilakukan dengan menggunakan program software aplikasi
SPSS (Statistic Package for The Social Science) for windows versi 17.0. Dengan
program SPSS 17.0 ini, peneliti melakukan berbagai uji statistik
sebagaimana yang telah tentukan di atas. Pemilihan program SPSS ini
didasarkan pada keakuratan dan kecepatan penyajian
Uji reliabilitas dimaksudkan untuk menunjukkan sejauh mana pengukuran
dapat memberikan hasil yang relatif sama (konstan) bila dilakukan
pengukuran kembali terhadap subjek yang sama. Dalam uji reliabilitas
penelitian ini akan digunakan rumus Cronbach’s Alpa dengan perhitungan
SPSS versi 17.0 for Windows.
Uji validitas dimaksudkan untuk mengukur seberapa cermat suatu tes
melakukan fungsi ukurnya. Pada penelitian ini, menggunakan validitas
konstruksi, di mana mencakup hubungan antara instrumen dengan
kerangka teori untuk meyakinkan bahwa pengukuran berkaitan dengan
konsep kerangka teori
Untuk mengambil kesimpulan dari penelitian ini digunakan analisis
Chi Square, dengan tingkat kemaknaan α = 0.05. Hasil yang diperoleh
pada analisis Chi Square dengan menggunakan program SPSS yaitu nilai
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
42
x2 , kemudian dibandingkan dengan α = 0.05. Apabila nilai x2 lebih kecil
dari α = 0.05 maka ada hubungan antara dua variabel tersebut. Apabila
nilai Chi Square dihitung dengan manual, maka menggunakan rumus Chi
Square seperti dibawah ini :
Metode yang akan digunakan adalah metode korelasi Tata Jenjang
Sperman (rs), di mana variabel diukur dlam skala ordinal. Rumusannya
adalah :
² = (Oi−Ei)²Ei Keterangan :
Oi = Nilai-nilai Pengamatan
Ei = Nilai-nilai Diharapkan
Untuk mempermudah proses perhitungan akan digunakan program
SPSS versi 17.0 for Window
Untuk mempermudah proses perhitungan akan digunakan program SPSS
versi 17.0 for Windows.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
46
BAB II
DESKRIPSI UMUM
A. Gambaran Umum Program Studi Ilmu Komunikasi FISIP UNS
1. Sejarah Singkat Program Studi Ilmu Komunikasi FISIP UNS
Fakultas Ilmu Sosial dan iImu Politik Universitas Sebe1as Maret (FlSlP
UNS) berdiri pada tahun 1976, bersamaan dengan diresmikan berdirinya
Universitas Negeri Surakarta Sebe1as Maret yang dikukuhkan dengan keputusan
Presiden Rl No.10 Tahun 1976. FlSIP UNS termasuk salah satu diantara sembilan
Fakultas di lingkungan UNS.
Pada saat berdiri nama FlSlP UNS adalah Fakultas IImu Sosial dan IImu
Po1itik dan memiliki dua jurusan, yaitu Jurusan Administrasi Negara dan Jurusan
Publisistik. Baru pada tahun 1982, berdasarkan SK Presiden RI Nomor: 55 Tahun
1982 tentang "Susunan Organisasi Universitas Sebelas Maret", nama Fakultas
dirubah menjadi Fakultas Ilmu Sosial dan IImu Politik Sebelas Maret (FISIP
UNS). Kemudian berdasarkan SK Mendikbud RI Nomor : 017/0/1983, tertanggal
14 Maret 1983 nama Jurusan juga berubah, menjadi Jurusan lImu Administrasi
dan Jurusan lImu Komunikasi.
Berdasarkan Surat Keputusan Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan RI (SK Dirjen Dikti Depdikbud)
Nomor: 27 Dikti Kep./1986 tanggai 29 Mei 1986. di FISIP UNS dibentuk
program Studi Sosiologi yang mengawali programnya pada semester Juli-
Desember 1986. Terakhir dengan SK Diijen Dikti Nomor 66 Dikti Kepu 1998,
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
47
tanggal 2 Maret 1998 Program Studi Sosiologi menjadi Jurusan Sosiologi yang
merupakan Program Sarjana (SI) dan berada dibawah Dekan
Jenis dan jumlah Prodi di setiap jurusan pada fakultas-fakultas di
lingkungan UNS juga ditata atau dibakukan berdasarkan SK Dirjen Dikti
Depdikbud RI No.222/Dikti/Kep/1996 tentang Program Studi pada Program
Sarjana di lingkungan Universitas Sebelas Maret, Prodi untuk Jurusan lImu
Administrasi dan jurusan Ilmu Kornunikasi rnasing-masing adalah Ilmu
Adrninistrasi Negara dan Ilmu Kornunikasi.
Pada tahun 1994, FISIP UNS rnernbuka Program SI Ekstensi dengan dua
jurusan yaitu Jurusan ilmu Administrasi dan Jurusan Ilrnu Komunikasi. Selain itu,
untuk memenuhi tuntutan masyarakat alan tenaga kerja terampil dan profesional,
dibuka pula Program Diploma III, yaitu Jurusan Ilmu Penyiaran dan jurusan
Periklanan pada tahun 1999 disusul tahun 2000 dibuka Jurusan Public Relation
(Humas), Jurusan Manajemen Administrasi dan Jurusan Perpustakaan.1
1 Buku Pedoman FISIP Tahun 2005/2006. hlm 1
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
48
2. Struktur Organisasi Program Studi TImu Komunikasi FISIP UNS
Gambar 2.1
SenatFakultas
Dekan
PD I, PD II, PD III
Perpustakaan Kepala bagianTata Usaha
Jurusan IlmuKomunikasi
Dosen jurusanIlmu Komunikasi
Jurusan ilmuadministrasi
Jurusansosiologi
Dosen jurusanIlmu administrasi
Dosen jurusansosiologi
HMJ HMJ HMJLab Lab Lab
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
49
Dekan : Prof. Drs. Pawito, Ph.D
Pembantu Dekan I : Drs. Agung Priyono, M.Si
Pembantu Dekan II : Drs. Hamid Arifin, M.Si
Pembantu Dekan III : Dra. Suyatmi, MS
Ketua Jurusan llmu Komunikasi : Dra. Prahastiwi Utari, M.Si, Ph.D
Sekretaris Jurusan : Tanti Hermawati, S.Sos, M.Si2
3. Visi dan Misi
Visi
Menjadi FISIP yang unggul di tingkat nasional dan internasional.
Misi
Menyelenggarakan pendidikan dan pengajaran yang berkualitas di
bidang ilmu sosial dan ilmu politik yang menuntut pengembangan
diri dosen dan kemandirian mahasiswa dalam memperoleh
kepribadian, pengetahuan, keterampilan, dan pemahaman kaidah
kehidupan bermasyakakat;
Menyelenggarakan penelitian ilmiah dan terapan yang berkualitas
di bidang ilmu sosial dan ilmu politik serta mendiseminasi hasil-
hasil penelitian;
2 http://fisip.uns.ac.id/?pilih=hal&id=42 Pejabat FISIP UNS Periode 2011 - 2015
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
50
Menyelenggarakan kegiatan pengabdian pada masyarakat yang
berkualitas dan berorientasi pada upaya pemberdayaan masyarakat.
4. Kondisi Program Studi Ilmu Komunikasi FISIP UNS
Saat ini jurusan Ilmu Komunikasi FISIP UNS berstatus akreditasi "A" .
Status tersebut bermakna bahwa jurusan memiliki seluruh kualifikasi ideal untuk
pengoperasian proses dan sistem pendidikan tinggi sesuai dengan standar
Direktorat jendral Pendidikan Tinggi Departemen Pendidikan Nasional Republik
Indonesia.
Saat ini Jurusan Ilmu Komunikasi memiliki program S 1 Reguler, S I
Ekstensi, Program DIll Komunikasi Terapan untuk program studi (Prodi)
Periklanan (Advertising), Penyiaran (Broadcasting), Hubungan Masyarakat
(Public Relation), dan program studi perpustakaan. Mulai tahun 2001 jurusan
membuka program studi pasca sarjana dengan konsentrasi Manajemen
Komunikasi dan Teori Komunikasi. Peningkatan kualitas jurusan juga terus
dilakukan, dengan cara menyekolahkan beberapa dosen unuk meraih gelar S2
maupun S3 baik di dalam maupun ke luar negeri.
5. Sistem Pendidikan Program Studi Ilmu Komunikasi FISIP UNS
a. Tujuan Pendidikan
Jurusan Ilmu Komunikasi FISIP UNS merupakan lembaga
pendidikan tinggi yang melaksanakan dan mengembangkan
pendidikan dan pengajaran, penelitian dan pengabdian kepada
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
51
masyarakat dalam bidang Ilmu Komunikasi F1SIP UNS adalah
menghasilkan tenaga-tenaga ahli dan profesional sesuai dengan
bidangnya.
b. Sistem pendidikan
Sistem pendidikan Jurusan lImu Komunikasi FISIP UNS adalah
sistem kredit, yaitu suatu sistem penyelenggaraan pendidikan yang beban
studi mahasiswa dan tenaga pengajar dinyatakan dalam kredit. Sistem ini
diatur dalam SK Rektor UNS No. 171/pT40.H/921.
c. Program pendidikan
Jurusan lImu Komunikasi FISIP UNS menyelenggarakan
program gelar, yaitu program jenjang Sarjana dengan beban studi
kumuIatif sekurang-kurangnya 152 sks dan sebanyak-banyaknya 160
SKS dan dengan lama studi kumulatif antara 8 sampai 14 semester
setelah SMTA.
Perencanaan program pendidikan atas dasar beban akademik
menyangkut beban belajar untuk mahasiswa dan beban megajar untuk
tenaga pengajar yang meliputi keseluruhan 3 macam kegiatan tiap
minggu selama sam semester. Pembagian 3 kegiatan akademik ini
terbagi atas 3 bagian, yaitu:
50 menit tatap muka terjadwal dengan tenaga pengajar.
60 menit acara ademik terstruktur yang tidak terjadwal tetapi
direncanakan dan dipantau oleh tenaga pengajar atau
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
52
pembimbing akademik (PA).
60 menit acara kegiatan akademik mandiri, yaitu kegiatan yang
harus dilakukan mahasiswa atas dasar kemampuannya untuk
mendalami, mempersiapkan atau tujuan lain dari suatu tugas
akademik dan dipantau tenaga pengajar atau pembimbing
akademik (P A).
d. Perkuliahan
Perkuliahan adalah kegiatan akademik yang dapat berbentuk
kuliah tatap muka/ceramah, seminar/diskusi, praktikum kuliah kerja,
dan lain-lain. Mahasiswa diwajibkah mengikuti kuliah dan kegiatan
akademik lainnya, sesuai dengan ketentuan yang berlalnl. Mata kuliah
yang .akan ditempuh oleh mahasiswa ditulis dalam Kartu Rencana
Studi (KRS) dan mendapat persetujuan PA. Mata kuliah yang
tercantum dalam KRS diperhitungkan dalam jumlah beban studi
maksimum tiap semester. Untuk menempuh ujian diakhir semester,
mahasiswa telah mengikuti sekurang-kurangnya 75% dari semua
kegiatan ademik terjadwal pada semester yang bersangkutan serta
ketentuan-ketentuan lain yang ditetapkan. 3
3 Ibid.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
53
B. Deskripsi produk Garnier Men
1. L’Oréal Foundation
Didirikan pada tahun 2007, L’Oréal Foundation merupakan salah
satu Yayasan terbesar di Perancis, dengan anggaran sebesar 40 juta Euro
dalam lima tahun. Yayasan ini mengembangkan program-program global
utama yang dilakukan oleh seluruh anak perusahaan L'Oreal, bersama
dengan proyek percontohan di Perancis. L’Oréal Foundation berupaya
membangun kemitraan sejati melebihi dukungan finansial semata serta
mengevaluasi seluruh programnya secara berkala. Yayasan ini bertujuan
untuk memberikan kekuatan, konsistensi, dan kesinambungan atas
tindakan kemanusiaan perusahaan, dan untuk secara aktif melibatkan
karyawan dalam setiap programnya.
L’Oréal Foundation memiliki tiga misi yang masing-masing
mencerminkan nilai-nilai perusahaan yang terfokus pada prinsip riset
ilmiah, solidaritas dan menghormati sesama, serta berbagi
pengetahuan.
Sejak didirikan oleh seorang ilmuwan penelitian seabad lebih
yang lalu, Grup L'Oréal yakin akan pentingnya penelitian sebagai
sumber inovasi yang menjadi kunci pendobrak ilmu pengetahuan.
L'Oréal Foundation senantiasa mempromosikan penelitian ilmiah dan
kedudukan perempuan dalam dunia sains, dengan mengakui
keunggulan, mendorong bakat-bakat sains dan berinvestasi di area-area
penelitian baru.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
54
Melalui program "For Women in Science", L'Oreal dan
UNESCO telah secara aktif mendukung para ilmuwan perempuan
dalam dua belas tahun terakhir. Setiap tahunnya, program ini
menyoroti peneliti-peneliti perempuan terkemuka dunia dan peneliti-
peneliti perempuan muda berbakat, serta mendorong anak-anak
perempuan untuk memilih berkarir di bidang sains. Dalam periode dua
belas tahun, lebih dari 900 perempuan telah menerima anugerah ini.
Kini mereka telah membentuk network yang sangat dinamis di seluruh
penjuru dunia.
Pentingnya penampilan seseorang merupakan akar dari
kegiatan L'Oréal. Memberikan akses terhadap kecantikan merupakan
misi L'Oréal. Komitmen ini tercermin dalam program-program L'Oréal
Foundation untuk mendukung masyarakat kurang beruntung,
membantu mereka membangun kembali kepercayaan dirnya, dan
membuat mereka merasa lebih nyaman dengan penampilannya
sehingga dapat kembali kepada kehidupan yang normal.
Program "Beauty from the Heart" digagas L'Oréal Foundation
dengan menyumbangkan produk-produk perawatan dan kecantikan
kepada berbagai organisasi mitra. Program ini bertujuan untuk
membantu mereka yang berkekurangan, baik yang disebabkan oleh
penyakit maupun kesulitan ekonomi. Program ini juga mendukung
studi-studi untuk mengevaluasi efektivitas dari program ini.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
55
L’Oréal juga merupakan salah satu anggota penggagas program
"Look Good…Feel Better" yang dijalankan melalui CTFA (Cosmetic,
Toiletry and Fragrance Association). Program ini difokuskan terhadap
para perempuan yang mengalami trauma dan stres akibat penyakit
kanker, membantu mereka untuk memperbaiki penampilannya pasca
efek samping yang terjadi setelah menjalankan terapi.4
a. L’Oréal di Indonesia
Grup L’Oréal hadir pertama kalinya di Indonesia pada tahun
1979 dengan mendistribusikan Lancôme, salah satu merek luxury.
Beberapa merek Grup L’Oréal lainnya pada kategori luxury di tahun-
tahun berikutnya pun turut meramaikan pasar Indonesia seperti parfum
Guy Laroche, Cacharel dan Ralph Lauren.
Pada tahun 1985, Grup L’Oréal menjalin kerja sama dengan
perusahaan lokal dan mendirikan perusahaan manufaktur, PT Yasulor
Indonesia. Di tahun 1993, Grup L’Oréal mengambil alih seluruh
pengawasan operasionalnya di Indonesia dan mulai tahun 2000
membentuk entitas PT L’Oréal Indonesia.
Hingga kini, kegiatan usaha L’Oréal di Indonesia difokuskan
pada kedua entitas tersebut, yaitu: PT L’Oréal Indonesia yang
menangani aktivitas pemasaran dan pendistribusian merek-merek
L’Oréal, dan PT Yasulor Indonesia yang memproduksi produk-produk
4 http://Loreal.co.id
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
56
perawatan kulit dan rambut pada segmen mass market untuk
memenuhi kebutuhan pasar domestik dan Asia Tenggara.
L’Oréal saat ini hadir di Indonesia dengan 15 mereknya yang
terbagi dalam 3 kategori; luxury, consumer dan professional (salon)
melalui beragam jalur distribusi. Merek-merek tersebut adalah:
L’Oréal Paris; Maybelline New York; Garnier; L’Oréal Professionel;
Kérastase Paris; Matrix; Lancôme; Biotherm; Shu Uemura; Yves Saint
Laurent; Kiehl’s; parfum Ralph Lauren, Giorgio Armani, dan Diesel;
serta The Body Shop yang didistribusikan melalui PT Monica Hijau
Lestari.
PT L’Oréal Indonesia senantiasa berkomitmen untuk menjadi
warga negara korporat yang bertanggung jawab melalui partisipasi
aktif di bidang sosial kemasyarakatan. Di tahun 2009, PT L'Oréal
Indonesia menerima penghargaan dari Asia Responsible
Entreupeneurship Award Indonesia untuk kategori Kepedulian
Masyarakat, serta menerima Anugerah Peduli Pendidikan dari
Kementerian Pendidikan Nasional di tahun 2010, yang mengukuhkan
pengakuan atas komitmen berkelanjutan Perusahaan khususnya
terhadap sektor pendidikan, ilmu pengetahuan, dan kesetaraan
perempuan di Indonesia.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
57
b. Profil L'Oréal
Kepekaan terhadap etika, perhatian terhadap pengembangan
berkelanjutan, solidaritas terhadap komunitas masyarakat, dan hasrat
menyambut dunia di masa depan. Selamat Datang di L'Oréal.
Bisnis L’Oréal
Grup kosmetika no 1 di dunia
Seabad keahlian di bidang kosmetika
19,5 milyar Euro penjualan gabungan di tahun 2010
23 brand* global
130 negara
66.600 karyawan
612 paten didaftarkan di tahun 2010
* Penjualan tahunan brand-brand ini melebihi 50 juta euro
L’Oréal dan keuangan.
L’Oréal menghasilkan penjualan sebesar 19,5 milyar Euro di
tahun 2010 dan investasi kami pada aset berwujud dan tidak berwujud
adalah sebesar 628 juta euro. Biaya pengadaan kami di seluruh dunia
adalah sekitar 1 milyar Euro setahun.
L’Oréal sebagai tempat bekerja.
Keselamatan dan kesejahteraan karyawan adalah yang
terpenting. Kami berkomitmen untuk menyediakan lingkungan kerja
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
58
dimana bakat dapat terus berkembang, dan karyawan dapat menjadi
bagian dari komunitas yang terus terpacu, beragam dan multikultural.
L’Oréal dan lingkungan.
Walaupun dampak L'Oréal terhadap lingkungan relatif rendah,
kami berkomitmen untuk menguranginya lebih lanjut melalui program
ambisius yang bertujuan mengurangi emisi gas rumah kaca, konsumsi
air dan limbah. Komitmen kamipun tidak sebatas mengurangi dampak.
Secara aktif, kami senantiasi mempromosikan pentingnya
pemeliharaan lingkungan, dan berusaha menyeimbangkan antara
penggunaan bahan baku alami dan buatan (kimia) dalam
mengembangkan formula baru.
L’Oréal di masyarakat.
L'Oréal percaya bahwa dalam memenuhi kebutuhan kecantikan
masyarakat kami dapat berkontribusi dalam hal kesejahteraan dan
kepercayaan diri. Melalui L’Oréal Corporate Foundation, kami
menggali cara untuk meningkatkan lebih jauh lagi kontribusi positif
sosial kami, dan menginvestasikan anggaran multi-tahunan sebesar 40
juta Euro bagi program-program yang memberikan manfaat nyata bagi
masyarakat di seluruh dunia.5
5 Ibid
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
59
2. Tentang Garnier
Garnier adalah sejenis merek perawatan pribadi yang juga
merupakan anak perusahaan produsen produk perawatan pribadi
terkemuka dunia yaitu L'Oréal . Garnier memproduksi produk
perawatan wajah, dan rambut. Diantaranya Garnier Light dan Garnier
Light Complete; Garnier Man; dan Garnier Neril.
Garnier menggabungkan formula yang berkinerja tinggi dan efektif
dengan bahan-bahan alami untuk menciptakan produk yang merawat
diri, kulit dan rambut konsumen. Tujuan Garnier adalah untuk
mewujudkan keharmonisan dan memberikan perbedaan nyata pada diri
konsumen. Produk-produk perawatan Garnier yang efektif dan inovatif
selalu terinspirasi oleh alam dan sedapat mungkin menggunakan
bahan-bahan alami.
Salah satu dari kunci ramuan dan konten yang dibutuhkan dalam
produk tersebut adalah penggunaan ekstrak pati buah -buahan yang
menjadi bahan aktif dasar dalam keseluruhan produk perawatan
keluarannya. Ia menggabungkan penggunaan asam buah-buahan,
vitamin B3 dan B6 , fruktosa dan glukosa dalam tiap produknya.
Garnier Man sendiri merupakan rangkaian perawatan yang dibuat
khusus untuk pria. Dengan penggabungan kekuatan dari bahan alami
dan teknologi terkini, formulanya segar dan ringan untuk kulit pria.6
Produk Garnier Man antara lain:
6 http://www.loreal.co.id/_id/_id/our-brands/consumer-products.aspx? Garnier
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
60
a. GARNIER MEN TURBO LIGHT
- Brightening Foam
- Whitening Moisturiser SPF 25
b. GARNIER MEN TURBOLIGHT OIL CONTROL
- Icy Scrub
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
61
- Cooling Foam
- Brightening Moisturiser
- Garnier Men Charcoal Foam
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
62
3. Iklan Garnier Men
Iklan Garnier Man muncul di televisi mulai bulan September 2011.
Dengan Pasha vokalis dari grup band UNGU sebagai bintang iklannya.
Iklannya berdurasi 30” dan memperkenalkan Garnier Man yang
merupakan pembersih wajah baru untuk pria. Diceritakan dalam iklan,
Pasha merupakan laki-laki yang aktif sedang bermain basker. Namun,
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
63
ia memiliki masalah pada wajahnya ketika berolahraga yakni
berminyak, kusam dan tidak bersih. Ia mencoba Garnier sebagai
produk pembersih wajah yang tepat digunakan untuk pria dan
mengandung bahan-bahan alami. Setelah mencoba, wajah Pasha
menjadi cerah dan jika menggunakan Garnier secara teratur maka noda
hitam yang ada di wajah semakin lama akan hilang. Kemudian Pasha
bisa percaya diri setelah bermain basket wajahnya segar dan cerah
berkat Garnier.
Garnier menunjuk band Ungu sebagai brand ambassador untuk
produk yang telah dipasarkan di sejumlah Negara Asia ini, karena Ungu
dinilai sebagai band yang memiliki performa terbaik, sama seperti
Garnier Men.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
61
BAB III
PENYAJIAN DATA
Pada bab ini akan diuraikan penjelasan mengenai penyajian data masing-
masing variabel dengan sampel mahasiswa S1 reguler Ilmu Komunikasi FISIP
UNS angkatan 2010 dan angkatan 2011. Sampel yang diambil sejumlah 45 orang
dengan rincian yakni semua responden adalah laki-laki karena iklan yang diteliti
memiliki target market laki-laki.
Berikut hasil penyajian data masing-masing variabel yang telah terkumpul.
A. Terpaan Iklan televisi produk Garnier Men (Variabel Independen X1)
Merupakan variabel independen yang meliputi intensitas menonton iklan
televisi terhadap tingkat kesadaran merek (brand awareness) produk Garnier men.
Dengan mengukur seberapa sering (frekuensi) seseorang menyaksikan atau
menonton iklan Garnier Men di televisi kemudian akan diketahui tingkat
awareness yaitu tingkat kesadaran calon konsumen akan keberadaan merek dalam
hal ini produk Garnier Men.
Penilaian terpaan iklan produk Garnier Men dapat dijabarkan sebagai berikut :
1. Jawaban a diberikan Skor 5 (sangat tinggi),
2. Jawaban b diberikan Skor 4 (tinggi),
3. Jawaban c diberikan Skor 3 (sedang),
4. Jawaban d diberikan Skor 2 (rendah),
5. Jawaban e diberikan Skor 1 (sangat rendah)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
62
Untuk mengetahui prosentase responden yang pernah terpapar iklan di
televisi dapat diketahui melalui pertanyaan berikut.
Tabel berikut merupakan jawaban dari pertanyaan “Apakah anda setiap
hari menonton televisi?”
Tabel 2.1
Tabel Frekuensi Kuisioner Nomor 1
No. Kategori Jawaban Frekuensi Prosentase (%)
1 Ya 100 100
2 Tidak 0 0
Jumlah 45 100
(Sumber : Kuisioner nomor 1)
Dari tabel di atas menunjukkan bahwa seluruh (100%) responden
menonton televisi setiap hari.
Untuk mengetahui jumlah responden yang terkena terpaan iklan produk
garnier men setiap hari dapat dilihat dari tabel jawaban pertanyaan sebagai
berikut.
Tabel berikut merupakan jawaban dari pertanyaan “Apakah anda setiap
hari melihat iklan GARNIER MAN di televisi?”
Tabel 2.2
Tabel Frekuensi kuisioner nomor 2
No. Kategori Jawaban Frekuensi Prosentase (%)
1 Ya 100 100
2 Tidak 0 0
Jumlah 45 100
(Sumber : kuisioner nomor 2)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
63
Dari tabel di atas menunjukkan bahwa seluruh (100%) responden terkena
paparan iklan Garnier Men di televisi setiap hari.
Untuk mengetahui kuantitas paparan iklan terhadap responden, yaitu
frekuensi dan intensitas responden melihat iklan Garnier setiap hari dapat dilihat
dari tabel jawaban pertanyaan sebagai berikut.
Tabel berikut merupakan jawaban dari pertanyaan “Berapa jumlah iklan
GARNIER MAN pada acara yang Anda lihat setiap hari di televisi?”
Tabel 2.3
Tabel Frekuensi kuisioner nomor 3
No. Kategori Jawaban Frekuensi Prosentase (%)
1 ≥7 0 0
2 5 – 6 6 13,3
3 3 – 4 31 68,9
4 1 – 2 8 17,8
5 0 0 0
Jumlah 45 100
(Sumber : kuisioner nomor 3)
Dari tabel di atas menunjukkan data bahwa 68,9% responden melihat
iklan garnier men di televisi sebanyak 3-4 kali. Di ketahui demikian karena iklan
sudah tidak terlalu sering di tayangkan tidak seperti saat di awal promosi. Dan
karena responden yang diambil adalah mahasiswa, maka mungkin memiliki waktu
berbeda-beda saat melihat televisi. Tetapi sudah cukup mewakili frekuensi dan
intensitas responden dalam terkena terpaan iklan garnier men cukup tinggi.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
64
Sedangkan untuk mengetahui kualitas sejauh mana terpaan garnier
berpengaruh terhadap responden, yaitu bagaimana pemahaman, dan tingkat
ketertarikan responden terhadap iklan garnier Men dapat dilihat dari tabel jawaban
pertanyaan sebagai berikut.
Tabel berikut merupakan jawaban dari pertanyaan “Bagaimana sikap Anda
dalam menonton iklan GARNIER MAN di televisi?”
Tabel 2.4
Tabel Frekuensi kuisioner nomor 4
No. Kategori Jawaban FrekuensiProsentase
(%)
1 Menonton dari awal hingga selesai 9 20
2 Menonton awal hingga tengah, lalu ganti
channel
9 20
3 Menonton sambil ganti-ganti channel 20 44,4
4 Menonton sambil melakukan kegiatan lain 4 8,9
5 Langsung ganti channel 3 6,7
Jumlah 45 100
(Sumber : kuisioner nomor 4)
Dari table diatas menunjukkan sebanyak 44,4% responden saat melihat
iklan Garnier Men dengan menonton tapi kemudian mengganti channel untuk
beberapa saat. Hal ini menunjukkan responden melihat iklan garnier Men
walaupun kemudian mengganti channel lain.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
65
Tabel berikut merupakan jawaban dari pertanyaan “Apakah Anda dapat
memahami cerita/narasi yang ditampilkan dalam iklan GARNIER MAN
tersebut?”
Tabel 2.5
Tabel Frekuensi kuisioner nomor 5
No. Kategori Jawaban Frekuensi Prosentase (%)
1 Sangat Paham 1 2,2
2 Cukup Paham 21 46,7
3 Sedikit Paham 9 20
4 Kurang Paham 12 26,7
5 Tidak Paham Sama Sekali 2 4,4
Jumlah 45 100
(Sumber: kuisioner nomor 5)
Sebanyak 21% responden cukup paham tentang alur cerita ataun narasi
dalam iklan Garnier Men. Hal itu menunjukkan responden mengamati dan
mengerti tentang iklan Garnier Men.
Tabel berikut merupakan jawaban dari pertanyaan “Apakah Anda dapat
memahami tag line dan merk GARNIER MAN?
Tabel 2.6
Tabel Frekuensi kuisioner nomor 6
No. Kategori Jawaban Frekuensi Prosentase (%)
1 Sangat paham banyak tagline dan
merk
5 11,1
2 Cukup paham beberapa tagline dan 20 44,4
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
66
merk
3 Paham sedikit tagline dan merk 12 26,7
4 Hanya paham tagline atau tau merk
saja
7 15,6
5 Tidak paham tagline dan merk 1 2,2
Jumlah 45 100
(Sumber : kuisioner nomor 6)
Mayoritas responden ketika melihat iklan Garnier Men dengan mengganti
channel, namun pemahaman mereka terhadap cerita/narasi dalam iklan cukup
tinggi. Demikian juga pemahaman merk dan taglinenya yang memang simple,
yaitu Sayangi Dirimu. Hal ini mungkin dikarenakan responden juga sering
melihat iklan Garnier Men di media lain selain televisi.
Tabel berikut merupakan jawaban dari pertanyaan “Bagaimana pendapat
Anda mengenai keseluruhan elemen cerita, tagline, dan penggambaran dalam
iklan GARNIER MAN di televisi?
Tabel 2.7
Tabel Frekuensi kuisioner nomor 7
No. Kategori Jawaban Frekuensi Prosentase (%)
1 Sangat menarik 0 0
2 Cukup menarik 14 33,1
3 Biasa saja 25 55,6
4 Kurang menarik 6 13,3
5 Tidak menarik 0 0
Jumlah 45 100
(Sumber : kuisioner nomor 7)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
67
Sebanyak 55,6% responden berpendapat biasa saja mengenai elemen
cerita, tagline, dan penggambaran dalam iklan Garnier Men. Hal ini disebabkan
ada suatu unsur dalam iklan Garnier men yang kurang bisa menarik perhatian
responden.
Dari 5 pertanyaan mengenai terpaan iklan Garnier Men yang diajukan
kepada responden diperoleh sebaran nilai sebagai berikut
Tabel 2.8
Tabel Distribusi Frekuensi Terpaan Iklan Garnier Men
15 17 19 18 15
19 14 15 8 14
11 12 11 16 16
17 14 12 10 12
18 13 16 13 18
16 13 13 15 16
16 15 14 17 11
13 16 17 18 18
14 17 14 15 11
(Sumber : Total jumlah nilai measurement terpaan iklan televisi Garnier Men)
Dari 5 item pertanyaan yang diberikan, maka akan diperoleh skor tertinggi
adalah 8 dan skor terendah 19. Sedangkan jumlah kelas yang telah ditentukan
yaitu 3, maka interval kelas yang diperoleh adalah sebagai berikut
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
68
Rumus mencari interval kelas 1
= ( − ℎ)ℎ=
( )= 3,67 dibulatkan menjadi 4
Maka dapat dibuat klasifikasi sebagai berikut:
a. Kategori tinggi = 16 – 19
b. Kategori sedang = 12 – 15
c. Kategori rendah = 8 – 11
Dari kategori yang ditentukan di atas, maka setelah melihat perhitungan
dan semua jawaban responden sebanyak 45 responden, diperoleh hasil sebagai
berikut:
Tabel 2.9
Tabel Prosentase Frekuensi kuisioner nomor 3 - 7
No. Kategori Jawaban Frekuensi Prosentase (%)
1 Tinggi 21 46,7
2 Sedang 19 42,2
3 Rendah 5 11,1
Jumlah 45 100
(Sumber : Kuisioner nomor 3 – 7)
51 Drs. Djarwanto, Statistik Sosial Ekonomi, bagian pertama. (Yogyakarta: BPFE,1990). hal.61
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
69
Dari tabel diatas diketahui terpaan iklan Garnier Men pada responden
terdapat 21 (46,7%) responden masuk dalam kategori tinggi. 19 (42,2%)
responden masuk dalam kategori sedang. 5 (11,1) responden masuk kategori
rendah. Sahingga dapat disimpulkan tingkat kesadaran merk (awareness)
responden terhadap iklan Garnier men tergolong tinggi.
B. Kredibilitas Endorser (variabel independen x2)
Variabel independen yang ke dua adalah kredibilitas endorser pasha Ungu
dalam membawakan iklan Garnier men. Penilaian Kredibilitas endorser akan di
ukur berdasarkan tiga karakteristik yaitu Attractiveness, Trustworthiness, dan
Ekspertise.
Penilaian Kredibilitas Endorser (Pasha Ungu) dapat dijabarkan sebagai berikut :
1. Jawaban a diberikan Skor 5 (sangat tinggi),
2. Jawaban b diberikan Skor 4 (tinggi),
3. Jawaban c diberikan Skor 3 (sedang),
4. Jawaban d diberikan Skor 2 (rendah),
5. Jawaban e diberikan Skor 1 (sangat rendah)
Tabel berikut merupakan jawaban dari pertanyaan “Apakah anda
mengenal Pasha Ungu?”
Tabel 2.10
Tabel Frekuensi kuisioner nomor 8
No. Kategori Jawaban Frekuensi Prosentase (%)
1 Sangat mengenal 3 6,7
2 Cukup mengenal 16 35,6
3 Sedikit mengenal 25 55,6
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
70
4 Kurang mengenal 1 2,2
5 Tidak mengenal 0 0
Jumlah 45 100
(Sumber : kuisioner nomor 8)
Dari table diatas diketahui sebanyak 55,6% responden sedikit mengenal
Pasha Ungu. Dan 35,6% cukup mengenal Pasha Ungu, sehingga menunjukan
Pasha cukup dikenal responden tetapi tidak terlalu popular di kalangan responden.
Tabel berikut merupakan jawaban dari pertanyaan ” Bagaiamanakah
penilaian Anda terhadap Pasha UNGU?”
Tabel 2.11
Tabel Frekuensi kuisioner nomor 9
No. Kategori Jawaban Frekuensi Prosentase (%)
1 Sangat positif 1 2,2
2 Cukup positif 4 8,9
3 Biasa saja 35 77,8
4 Kurang positif 4 8,9
5 Negatif 1 2,2
Jumlah 45 100
(Sumber : kuisioner nomor 9)
Dari table diatas mayoritas responden menilai biasa saja tentang
kepribadian Pasha Ungu. Tetapi ada beberapa responden yg menilai Pasha Ungu
kurang positif. Hal itu disebabkan kemungkinan responden tidak suka dengan
Pasha Ungu dalam suatu hal.
Tabel berikut merupakan jawaban dari pertanyaan “Apakah Anda
menyukai sosok Pasha dalam iklan GARNIER MAN?”
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
71
Tabel 2.12
Tabel Frekuensi kuisioner nomor 10
No. Kategori Jawaban Frekuensi Prosentase (%)
1 Sangat suka 0 0
2 Cukup suka 5 11,1
3 Biasa saja 26 57,8
4 Kurang suka 12 26,7
5 Tidak suka 2 4,4
Jumlah 45 100
(Sumber : Kuisioner nomor 10)
Dari data diatas menunjukkan 57,8% responden menilai biasa saja pada
akting Pasha Ungu dalam iklan Garnier Men. Dan ada sebanyak 26,6%
responden kurang suka dengan acting Pasha Ungu disebabkan karena menurut
responden Pasha kurang pantas untuk mewakili produk Garnier Men.
Tabel berikut merupakan jawaban dari pertanyaan “Seberapa
meyakinkankah Pasha dalam mengiiklankan produk GARNIER MAN?
Tabel 2.13
Tabel Frekuensi kuisioner 11
No. Kategori Jawaban Frekuensi Prosentase (%)
1 Sangat meyakinkan 1 2,2
2 Cukup meyakinkan 6 13,3
3 Biasa saja 18 40
4 Kurang meyakinkan 19 42,2
5 Tidak meyakinkan 1 2,2
Jumlah 45 100
(Sumber ; Kuisioner nomor 11)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
72
Data diatas memnunjukkan responden menilai Pasha Ungu kurang
meyakinkan dalam mengiklankan produk gaenier men yaitu sebanyak 42,2%. Hal
itu dikarenakan Pasha Ungu dirasa terlalu tua untuk mewakili anak muda yang
menjadi target market iklan Garnier Men sendiri.
Tabel berikut merupakan jawaban dari pertanyaan “Apakah menurut
Anda, Pasha cocok mengiklankan produk GARNIER MAN?”
Tabel 2.14
Tabel Frekuensi kuisioner nomor 12
No. Kategori Jawaban Frekuensi Prosentase (%)
1 Sangat meyakinkan 0 0
2 Cukup meyakinkan 5 11,1
3 Biasa saja 12 26,7
4 Kurang meyakinkan 23 51,1
5 Tidak meyakinkan 5 11,1
Jumlah 45 100
(Sumber : kuisioner nomor 12)
Dari data diatas sebanyak 51,1% responden menilai Pasha Ungu kurang
cocok mengiklankan produk Garnier Men. Hal ini berarti tingkat keahlian
endorser tergolong rendah
Dari 5 pertanyaan mengenai Kredibilitas Endorser dalam iklan Garnier
Men yang diajukan kepada 45 responden diperoleh sebaran nilai sebagai berikut :
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
73
Tabel 2.15
Tabel Distribusi Frekuensi Kredibilitas Endorser Garnier Men
14 13 16 14 13
20 15 14 13 14
16 13 10 17 14
20 13 15 17 10
10 13 15 12 15
17 15 13 14 13
15 20 13 10 14
13 13 18 15 17
14 11 18 13 12
(Sumber : Total jumlah nilai measurement kredibilitas endorser)
Dari 5 item pertanyaan yang diberikan, maka akan diperoleh skor tertinggi
adalah 20 dan skor terendah 10. Sedangkan jumlah kelas yang telah ditentukan
yaitu 3, maka interval kelas yang diperoleh adalah sebagai berikut
Rumus mencari interval kelas :
= ( − ℎ)ℎ=
( )= 3,33 dibulatkan menjadi 3
Maka dapat dibuat klasifikasi sebagai berikut:
a. Kategori tinggi = 18 – 20
b. Kategori sedang = 14 – 17
c. Kategori rendah = 10 – 13
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
74
Dari kategori yang ditentukan di atas, maka setelah melihat perhitungan
dan semua jawaban responden sebanyak 45 responden, diperoleh hasil sebagai
berikut:
Tabel 2.16
Tabel Prosentase Frekuensi kuisioner nomor 8 - 12
No. Kategori Jawaban Frekuensi Prosentase (%)
1 Tinggi 11 24,4
2 Sedang 16 35,6
3 Rendah 18 40
Jumlah 45 100
(Sumber : Kuisioner nomor 8 – 12)
Dari tabel diatas diketahui penilaian kredibilitas endorser olah responden
terdapat 11 (24,4%) responden masuk dalam kategori tinggi. 16 (35,6%)
responden masuk dalam kategori sedang. 18 (40%) responden masuk dalam
kategori rendah. Sehingga dapat disimpulkan kredibilitas endorser iklan Garnier
Men versi Pasha Ungu tergolong rendah.
C. Brand Image (Variabel Dependen Y)
Variabel Dependen penelitian ini adalah brand image dari produk garnier
men yang akan terlihat setelah mengukur tingkat awareness Produk Garnier men
dan pembentukan citra positif atau negatif dari endorser versi Pasha Ungu.
Penilaian Brand Image produk garnier men dapat dijabarkan sebagai
berikut :
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
75
1. Jawaban a diberikan Skor 5 (sangat tinggi),
2. Jawaban b diberikan Skor 4 (tinggi),
3. Jawaban c diberikan Skor 3 (sedang),
4. Jawaban d diberikan Skor 2 (rendah),
5. Jawaban e diberikan Skor 1 (sangat rendah)
Tabel berikut merupakan jawaban dari pertanyaan “Bagaimanakah
penilaian Anda terhadap iklan Garnier Man?”
Tabel 2.17
Tabel Frekuensi kuisioner nomor 13
No. Kategori Jawaban Frekuensi Prosentase (%)
1 Sangat positif 1 2,2
2 Cukup positif 14 31,1
3 Biasa saja 30 66,7
4 Kurang positif 0 0
5 Negatif 0 0
Jumlah 45 100
(Sumber : Kuisioner nomor 13)
Mayoritas responden (66,7%) menilai iklan Garnier men biasa saja.
Responden tidak menemukan sesuatu yang membuat menarik dari iklan tersebut
Tabel berikut merupakan jawaban dari pertanyaan “Bagaimanakah
penilaian Anda terhadap Pasha UNGU sebagai bintang iklan Garnier Man?”
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
76
Tabel 2.18
Tabel Frekuensi kuisioner nomor 14
No. Kategori Jawaban Frekuensi Prosentase (%)
1 Sangat positif 1 2,2
2 Cukup positif 8 17,8
3 Biasa saja 32 71,1
4 Kurang positif 4 8,9
5 Negatif 0 0
Jumlah 45 100
(Sumber : kuisioner nomor 14)
Mayoritas responden (71,1%) menilai biasa saja terhadap Pasha Ungu
sebagai endorser produk Garnier Men. Tetapi mungkin responden kurang tertarik
dengan endorsernya sehingga tidak banyak yang menilai positif.
Tabel berikut merupakan jawaban dari pertanyaan “Secara keseluruhan,
menurut Anda apakah Pasha sudah mampu mewakili citra produk Garnier Men
sebagai pembersih muka bagi pria yang aktif?
Tabel 2.19
Tabel Frekuensi kuisioner nomor 15
No. Kategori Jawaban Frekuensi Prosentase (%)
1 Sangat setuju 0 0
2 Cukup setuju 3 6,7
3 Biasa saja 16 35,6
4 Kurang setuju 23 51,1
5 Tidak setuju 3 6,7
Jumlah 45 100
(Sumber : Kuisioner nomor 15)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
77
Mayoritas responden (51,1%) menilai kurang setuju terhadap kemampuan
Pasha Ungu untuk mewakili citra produk Garnier Men sebagai pembersih wajah
bagi pria yang aktif. Hal ini disebabkan karena responden tidak terlalu sering
melihat Pasha Ungu melakuakan hal aktif selain menyanyi.
Tabel berikut merupakan jawaban dari pertanyaan “Setelah melihat iklan
Garnier Man yang dibintangi Pasha UNGU, seberapa tertarik Anda terhadap iklan
tersebut?”
Tabel 2.20
Tabel Frekuensi kuisioner nomor 16
No. Kategori Jawaban Frekuensi Prosentase (%)
1 Sangat Tertarik 0 0
2 Cukup Tertarik 3 6,7
3 Biasa saja 22 48,9
4 Kurang Tertarik 17 37,8
5 Tidak Tertarik 3 6,7
Jumlah 45 100
(Sumber : Kuisioner nomor 16)
Sebanyak (48,9%) responden menilai biasa saja terhadap katertarikan
mereka setelah melihat iklan Garnier Men. Tidak sedikit juga responden yang
kurang tertarik dengan iklan Garnier Men (37,8%). Diketahui faktor endorser
yang kurang menarik perhatian responden yang membuat responden kurang
tertarik dengan iklan Garnier Men
Tabel berikut merupakan jawaban dari pertanyaan “Setelah melihat iklan
Garnier Man yang dibintangi Pasha UNGU, seberapa tertarik Anda mencoba
produk Garnier Man?
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
78
Tabel 2.21
Tabel Frekuensi kuisioner nomor 17
No. Kategori Jawaban Frekuensi Prosentase (%)
1 Sangat Tertarik 1 2,2
2 Cukup Tertarik 3 6,7
3 Biasa saja 15 33,3
4 Kurang Tertarik 17 37,8
5 Tidak Tertarik 9 20
Jumlah 45 100
(Sumber : Kuisioner nomor 17)
Sebanyak 37,8% responden kurang tertarik untuk mencoba atau membeli
produk Garnier Men. Dikarenakan endorser yaitu Pasha Ungu kurang kredibel
dalam memerankan sosok pria aktif dan bagi responden dengan alasan yang
bermacam-macam. Entah umur yang tidak lagi muda, kurang sporty. Pasha yang
manjadi vokalis band UNGU dirasa kurang menarik bagi sebagian responden.
Dari 5 pertanyaan mengenai Brand Image produk Garnier Men yang
diajukan kepada 45 responden diperoleh sebaran nilai sebagai berikut :
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
79
Tabel 2.22
Tabel Distribusi Frekuensi Brand Image Garnier Men
10 14 17 14 13
21 16 13 11 14
13 11 12 19 13
16 13 13 13 11
11 11 14 10 12
17 17 10 16 15
13 19 11 13 13
12 15 16 14 17
14 13 17 12 12
(Sumber : Total jumlah nilai measurement Brand Image produk Garnier Men)
Dari 5 item pertanyaan yang diberikan, maka akan diperoleh skor tertinggi
adalah 21 dan skor terendah 10. Sedangkan jumlah kelas yang telah ditentukan
yaitu 3, maka interval kelas yang diperoleh adalah sebagai berikut
Rumus mencari interval kelas :
= ( − ℎ)ℎ=
( )= 3,67 dibulatkan menjadi 4
Maka dapat dibuat klasifikasi sebagai berikut:
a. Kategori tinggi = 18 – 21
b. Kategori sedang = 14 – 17
c. Kategori rendah = 10 – 13
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
80
Tabel 2.23
Tabel Prosentase Frekuensi kuisioner nomor 13 - 17
No. Kategori Jawaban Frekuensi Prosentase (%)
1 Tinggi 4 8,9
2 Sedang 17 37,8
3 Rendah 24 53,3
Jumlah 45 100
(Sumber : Kuisioner nomor 13 – 17)
Dari tabel diatas diketahui Brand image produk Garnier Men terdapat 4
(8,9%) responden masuk dalam kategori tinggi. 17 (37,8%) rsponden masuk
dalam kategori sedang. Dan 24 (53,3%) responden masuk dalam kategori rendah.
Sehingga dapat disimpulkan citra merek (Brand Image) produk Garnier Men di
tergolong rendah.
D. Kesimpulan
Dari tabel-tabel yang telah disajikan, dapat diperoleh kesimpulan
mengenai penyajian data sebagai berikut:
1. Variabel Independen (x1)
Dari data yang telah terkumpul diketahui bahwa terpaan televisi
iklan produk Garnier Men mayoritas responden masuk dalam kategori
tinggi. Hal ini mencakup penilaian dari intensitas menonton iklan
televisi terhadap tingkat kesadaran merek (brand awareness) produk
Garnier men yang hampir semua responden memberikan respon positif
terhadap terpaan iklan televisi produk Garnier Men. Maka dapat
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
81
diartikan mayoritas responden terkena terpaan iklan garnier Men
dengan baik.
2. Variabel Independen (x2)
Dari data yang terkumpul diketahui bahwa penilaian kredibilitas
endorser iklan Garnier men versi Pasha Ungu yang terdiri dari 3
karakteristik yaitu Attractiveness, Trustworthiness, dan Ekspertise
masuk dalam kategori rendah. Mayoritas responden menilai endorser
Pasha Ungu kurang kredibel baik dari segi daya tarik, kepercayaan
responden terhadap endorser, dan tingkat keahlian endorser untuk
mengiklankan produk Garnier Men. Maka dapat diartikan mayoritas
responden menilai kurang menarik jika iklan Garnier Men diiklankan
oleh Pasha Ungu karena kurang kredibel.
3. Variabel Depanden (Y)
Dari data yang telah terkumpul diketahui bahwa Brand Image
produk Garnier Men masuk dalam kategori rendah. Brand Image yang
merupakan pencitraan yang terbentuk dari penilaian tingkat awareness
responden terhadap produk Garnier Men dan pembentukan citra positif
atau negatif dari endorser Pasha Ungu. Karena kurangnya kredibilitas
endorser Pasha Ungu dalam mengiklankan produk Garnier Men
membuat citra produk yang di bawakan juga ikut kurang baik
meskipun tingkat awareness responden baik terhadap produk Garnier
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
82
Men. Maka dapat diartikan endorser juga merupakan factor penting
dalam pembentukan citra merek dalam kasus ini produk Garnier Men.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
83
BAB IV
ANALISIS DATA
Teknik Korelasi dalam penelitian ini menggunakan metode Korelasi Chi
Square. Sebelum menganalisis seluruh data yang telah terkumpul, terlebih dahulu
dilakukan uji reliabilitas terhadap kuesioner yang diajukan kepada responden. Uji
reliabilitas bertujuan untuk menunjukkan sejauh mana suatu hasil pengukuran
relatif konsisten apabila dilakukan pengulangan pengukuran. Sehingga dapat
diperkirakan tingkat kepercayaan hasil ukur yang diperoleh. Pengujian reliabilitas
pada penelitian ini menggunakan rumus Cronbach’s Alpa dengan perhitungan
SPSS versi 17.0 for Windows. Berikut adalah hasil dari pengolahan data :
Tabel 3.1
Uji Reabilitas
Variabel r Keterangan
Terpaan Iklan 0,551 Reliabel
Kredibilitas endorser 0,726 Reliabel
Brand Image gernier Men 0,766 Reliabel
Sumber : Uji reabilitas SPSS
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
84
Dari data diatas maka disimpulkan setiap variabel sudah reliabel berdasar
katagori koefisien reliabilitas Cronbach’s Alpha, sehingga analisis data untuk
menguji korelasi antar variabel independen dan variabel dependen dapat
dilakukan.
Selanjutnya akan dilakukan uji korelasi yang bertujuan untuk mencari bukti
terdapat tidaknya hubungan antar variabel, melihat tingkat keeratan hubungan
antar variabel dan untuk memperoleh kejelasan dan kepastian apakah hubungan
tersebut berarti (meyakinkan/signifikan) atau tidak berarti (tidak meyakinkan).1
Analisis ini akan menguji hipotesis penelitian :
1. Terdapat hubungan yang signifikan antara terpaan iklan Garnier Men di
televisi dengan citra merek (brand image) produk merek Garnier Men di
kalangan mahasiswa Ilmu Komunikasi angkatan 2010 dan 2011 FISIP
Universitas Sebelas Maret Surakarta.
2. Terdapat hubungan signifikan antara kredibilitas endorser Pasha Ungu
sebagai model iklan dengan pembentukan Brand Image Produk Garnier
Men dikalangan mahasiswa Ilmu Komunikasi angkatan 2010 dan 2011
FISIP Universitas Sebelas Maret Surakarta
3. Terdapat hubungan yang signifikan antara terpaan iklan Garnier Men di
televisi dengan kredibilitas endorser Pasha Ungu sebagai model iklan yang
mempengaruhi pembentukan Brand Image Produk Garnier Men
1 Sambas Ali Muhidin dan maman Abdurahman, Anlisis Korelasi, Regresi, dan Jalur dalampenelitian, 2009, hal. 105
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
85
dikalangan mahasiswa Ilmu Komunikasi angkatan 2010 dan 2011 FISIP
Universitas Sebelas Maret Surakarta
Hipotesis penelitian tersebut dapat dinyatakan dalam bentuk hipotesis
statistik sebagai berikut :
H01 : Tidak ada hubungan yang signifikan antara terpaan iklan Garnier
Men di televisi dengan citra merek (brand image) produk merek
Garnier Men di kalangan mahasiswa Ilmu Komunikasi angkatan
2010 dan 2011 FISIP Universitas Sebelas Maret Surakarta.
Ha1 : Ada hubungan yang signifikan antara terpaan iklan Garnier Men
di televisi dengan citra merek (brand image) produk merek
Garnier Men di kalangan mahasiswa Ilmu Komunikasi angkatan
2010 dan 2011 FISIP Universitas Sebelas Maret Surakarta..
H02 : Tidak ada hubungan yang signifikan antara kredibilitas endorser
Pasha Ungu sebagai model iklan dengan pembentukan Brand
Image Produk Garnier Men dikalangan mahasiswa Ilmu
Komunikasi angkatan 2010 dan 2011 FISIP Universitas Sebelas
Maret Surakarta
Ha2 : Ada hubungan yang signifikan antara kredibilitas endorser Pasha
Ungu sebagai model iklan dengan pembentukan Brand Image
Produk Garnier Men dikalangan mahasiswa Ilmu Komunikasi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
86
angkatan 2010 dan 2011 FISIP Universitas Sebelas Maret
Surakarta
H03 : Tidak ada hubungan yang signifikan antara terpaan iklan Garnier
Men di televisi dengan kredibilitas endorser Pasha Ungu sebagai
model iklan yang mempengaruhi pembentukan Brand Image
Produk Garnier Men dikalangan mahasiswa Ilmu Komunikasi
angkatan 2010 dan 2011 FISIP Universitas Sebelas Maret
Surakarta
Ha3 : Ada hubungan yang signifikan antara terpaan iklan Garnier Men
di televisi dengan kredibilitas endorser Pasha Ungu sebagai
model iklan yang mempengaruhi pembentukan Brand Image
Produk Garnier Men dikalangan mahasiswa Ilmu Komunikasi
angkatan 2010 dan 2011 FISIP Universitas Sebelas Maret
Surakarta
Data yang diperoleh kemudian diolah secara statistik dengan
menggunakan bantuan SPSS versi 17.0 for Windows diperoleh hasil sebagai
berikut :
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
87
1. Hubungan Antara Terpaan Iklan (X1) dengan Brand Image (Y)
Tabel 3.2
Uji Chi Square Variabel Terpaan Iklan (X1)
dengan Brand Image (Y)
Value df
Asymp. Sig. (2-
sided)
Pearson Chi-Square 103.444a 90 .015
Likelihood Ratio 82.943 90 .688
Linear-by-Linear Association 9.169 1 .002
N of Valid Cases 45
a. 110 cells (100,0%) have expected count less than 5. The minimum
expected count is ,02.
Symmetric Measures
Value
Asymp. Std.
Errora
Nominal by Nominal Contingency Coefficient .835
Ordinal by Ordinal Kendall's tau-b .338 .091
N of Valid Cases 45
a. Not assuming the null hypothesis.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
88
Symmetric Measures
Approx. Tb Approx. Sig.
Nominal by Nominal Contingency Coefficient .015
Ordinal by Ordinal Kendall's tau-b 3.683 .000
b. Using the asymptotic standard error assuming the null hypothesis.
Dari tabel diatas didapat bahwa nilai x2 adalah 103.444 dengan
taraf signifikansi sebesar 0,015 yang lebih besar dari α = 0,05, maka
ditolak dan Ha diterima (Ha diterima jika taraf signifikansi lebih kecil
dari α = 0,05). Dapat disimpulkan bahwa ada hubungan yang signifikan
antara terpaan iklan Garnier Men di televisi dengan citra merek (brand
image) produk merek Garnier Men di kalangan mahasiswa Ilmu
Komunikasi angkatan 2010 dan 2011 FISIP Universitas Sebelas Maret
Surakarta.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
89
2. Hubungan Antara Kredibilitas Endorser (X2) dengan Brand Image (Y)
Tabel 3.3
Uji Chi Square Variabel Kredibilitas Endorser
(X2) dengan Brand Image (Y)
Value df
Asymp. Sig. (2-
sided)
Pearson Chi-Square 91.293a 81 .020
Likelihood Ratio 77.868 81 .578
Linear-by-Linear Association 24.301 1 .000
N of Valid Cases 45
a. 100 cells (100,0%) have expected count less than 5. The minimum
expected count is ,02.
Symmetric Measures
Value
Asymp. Std.
Errora
Nominal by Nominal Contingency Coefficient .818
Ordinal by Ordinal Kendall's tau-b .568 .069
N of Valid Cases 45
a. Not assuming the null hypothesis.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
90
Symmetric Measures
Approx. Tb Approx. Sig.
Nominal by Nominal Contingency Coefficient .020
Ordinal by Ordinal Kendall's tau-b 7.683 .000
b. Using the asymptotic standard error assuming the null hypothesis.
Dari tabel diatas didapat bahwa nilai x2 adalah 91.293 dengan
taraf signifikansi sebesar 0,020 yang lebih besar dari α = 0,05, maka H0
ditolak dan Ha diterima (Ha diterima jika taraf signifikansi lebih kecil
dari α = 0,05). Dapat disimpulkan bahwa ada hubungan yang signifikan
antara kredibilitas endorser Pasha Ungu sebagai model iklan dengan
pembentukan Brand Image Produk Garnier Men dikalangan mahasiswa
Ilmu Komunikasi angkatan 2010 dan 2011 FISIP Universitas Sebelas
Maret Surakarta.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
91
3. Hubungan Antara Terpaan Iklan (X1) dengan Kredibilitas Endorser (X2)
Tabel 3.4
Uji Chi Square Variabel Terpaan Iklan (X1) denganKredibilitas Endorser (X2)
Value df
Asymp. Sig. (2-
sided)
Pearson Chi-Square 91.723a 90 .043
Likelihood Ratio 78.967 90 .791
Linear-by-Linear Association 2.962 1 .085
N of Valid Cases 45
a. 110 cells (100,0%) have expected count less than 5. The minimum
expected count is ,02.
Symmetric Measures
Value
Asymp. Std.
Errora
Nominal by Nominal Contingency Coefficient .819
Ordinal by Ordinal Kendall's tau-b .218 .127
N of Valid Cases 45
a. Not assuming the null hypothesis.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
92
Symmetric Measures
Approx. Tb Approx. Sig.
Nominal by Nominal Contingency Coefficient .043
Ordinal by Ordinal Kendall's tau-b 1.713 .087
b. Using the asymptotic standard error assuming the null hypothesis.
Dari tabel diatas didapat bahwa nilai x2 adalah 91.723 dengan
taraf signifikansi sebesar 0,043 yang lebih besar dari α = 0,05, maka H0
ditolak dan Ha diterima (Ha diterima jika taraf signifikansi lebih kecil
dari α = 0,05). Dapat disimpulkan bahwa ada hubungan yang signifikan
antara terpaan iklan Garnier Men dengan Kredibilitas Endorser Pasha
Ungu dikalangan mahasiswa Ilmu Komunikasi angkatan 2010 dan 2011
FISIP Universitas Sebelas Maret Surakarta.
Penjelasan :
1. Signifikansi Hasil Korelasi
a. Korelasi antara terpaan iklan Garnier Men dan Brand Image
produk Garnier Men adalah signifikan (probabilitas adalah 0,015
yang dibawah 0,05), jadi artinya antara Garnier Men dan Brand
Image produk Garnier Men berkorelasi secara signifikan.
b. Korelasi Kredibilitas Endorser dan Brand Image produk Garnier
Men sangat signifikan (probabilitas adalah 0,020 yang berada jauh
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
93
dibawah 0,05), jadi artinya korelasi antara Kredibilitas Endorser
dan Brand Image produk Garnier Men adalah sangat signifikan.
c. Korelasi antara Terpaan Iklan dan Kredibilitas Endorser adalah
signifikan (probabilitas adalah 0,043 yang berada dibawah 0,05),
artinya antara Terpaan Iklan dan Kredibilitas Endorser) memiliki
korelasi yang signifikan.
2. Kasimpulan
a. Korelasi antara terpaan iklan Garnier Men dan Brand Image
produk Garnier Men positif dan sangat signifikan
b. Korelasi antara Kredibilitas Endorser dan Brand Image produk
Garnier Men positif dan sangat signifikan
c. Korelasi antara Terpaan Iklan dan Kredibilitas Endorser adalah
positif meskipun kekuatan korelasinya lemah tetapi signifikan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
94
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Dari hasil analisis data, maka dapat untuk menjawab rumusan masalah
sebagai berikut:
1. Ada hubungan yang signifikan antara terpaan iklan Garnier Men di
televisi terhadap citra merek (brand image) produk merek Garnier Men
di kalangan mahasiswa Ilmu Komunikasi angkatan 2010 dan 2011 FISIP
Universitas Sebelas maret Surakarta?
2. Ada hubungan yang signifikan antara kredibilitas endorser Pasha Ungu
sebagai model iklan terhadap pembentukan Brand Image Produk Garnier
Men dikalangan mahasiswa Ilmu Komunikasi angkatan 2010 dan 2011
FISIP Universitas Sebelas Maret Surakarta?
3. Ada hubungan yang signifikan antara terpaan iklan Garnier Men di
televisi dengan kredibilitas endorser Pasha Ungu sebagai model iklan
yang mempengaruhi pembentukan Brand Image Produk Garnier Men
dikalangan mahasiswa Ilmu Komunikasi angkatan 2010 dan 2011 FISIP
Universitas Sebelas Maret Surakarta?
Berdasarkan hasil analisis data dan uji statistik menggunakan SPSS 17 for
windows, dapat ditarik kesimpulan bahwa kedua variabel independen secara
signifikan berpengaruh terhadap pembentukan Brand Image Produk Garnier Men
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
95
dikalangan mahasiswa Ilmu Komunikasi angkatan 2010 dan 2011 FISIP
Universitas Sebelas Maret Surakarta Hal ini telah dibuktikan dengan hasil
penelitian yang menunjukkan dalam hubungan antara kedua variabel terdapat
dengan nilai x2 adalah 103.444 dengan taraf signifikansi sebesar 0,015 yang lebih
besar dari α = 0,05. Sedangkan Korelasi Kredibilitas Endorser dan Brand Image
produk Garnier Men juga berkorelasi positif dan sangat signifikan dengan nilai x2
adalah 91.293 dengan taraf signifikansi sebesar 0,020 yang lebih besar dari α =
0,05
Dan berdasarkan penilaian responden terhadap kredibilitas Endorser Pasha
Ungu yang dianggap kurang kredibel untuk mengiklankan produk Garnier Men.
Hal ini terlihat pada perhitungan data yang menunjukkan sebanyak 40%
responden masuk dalam kategori rendah dalam penilaian kredibilitas endorser
Pasha Ungu. Sehingga mengakibatkan Brand Image produk Garnier Men juga
masuk dalam kategori rendah yaitu sebanyak 53,3%. Minat untuk mencoba
produk pun juga sangat rendah.
B. SARAN
1. Peneliti menyadari keterbatasan dalam penelitian ini, maka untuk
penelitian selanjutnya yang mungkin akan dilakukan disarankan untuk
memperluas lingkup populasi. Tidak hanya di kalangan mahasiswa, tapi
di lingkup masyarakat umum dan memperhatikan faktor-faktor lain yang
berhubungan dengan Brand Image
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
96
2. Dari data yang terkumpul menunjukkan kurangnya kredibilitas Endorser
pasha Ungu dalam memerankan iklan produk Garnier Men. Disarankan
untuk perusahaan agar memilih selebriti atau public figure yang lebih
kredibel dalam meng endorse produknya. Apabila terget market produk
adalah pria yang aktif dan sportif disarankan untuk memilih public figure
olahragawan yang berprestasi atau selebriti yang juga menggeluti bidang
olahraga agar kesan sportif lebih terlihat. Sehingga Image positif endorser
juga akan melekat pada produk tersebut.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user