PROGRAM STUDI ADMINISTRASI NEGARA FAKULTAS ILMU …

158
IMPLEMENTASI PERATURAN DAERAH KOTA SERANG NOMOR 4 TAHUN 2014 TENTANG PENATAAN DAN PEMBERDAYAAN PEDAGANG KAKI LIMA DI KOTA SERANG Disusun oleh : Hyuga Manjulur 6661120267 PROGRAM STUDI ADMINISTRASI NEGARA FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN POLITIK UNIVERSITAS SULTAN AGENG TIRTAYASA 2018

Transcript of PROGRAM STUDI ADMINISTRASI NEGARA FAKULTAS ILMU …

Page 1: PROGRAM STUDI ADMINISTRASI NEGARA FAKULTAS ILMU …

IMPLEMENTASI PERATURAN DAERAH KOTA SERANG NOMOR 4

TAHUN 2014 TENTANG PENATAAN DAN PEMBERDAYAAN PEDAGANG

KAKI LIMA DI KOTA SERANG

Disusun oleh :

Hyuga Manjulur

6661120267

PROGRAM STUDI ADMINISTRASI NEGARA

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN POLITIK

UNIVERSITAS SULTAN AGENG TIRTAYASA

2018

Page 2: PROGRAM STUDI ADMINISTRASI NEGARA FAKULTAS ILMU …
Page 3: PROGRAM STUDI ADMINISTRASI NEGARA FAKULTAS ILMU …
Page 4: PROGRAM STUDI ADMINISTRASI NEGARA FAKULTAS ILMU …
Page 5: PROGRAM STUDI ADMINISTRASI NEGARA FAKULTAS ILMU …

“Dari Sini Kumulai

Kehidupan Sesungguhnya”

Karya kecil ini kupersembahkan

teruntuk Ayahanda, Ibunda, Keluarga

dan Devi Oktavia

Page 6: PROGRAM STUDI ADMINISTRASI NEGARA FAKULTAS ILMU …

ABSTRAK

Hyuga Manjulur 6661120267. Implementasi Peraturan Daerah Kota Serang

Nomer 4 Tahun 2014 Tentang Penataan dan Pemberdayaan Pedagang Kaki

Lima di Kota Serang. Program Studi Administrasi Publik. Fakultas Ilmu Sosial

dan Politik. Universitas Sultan Ageng Tirtayasa. Dosen Pembimbing I : Dr.

Agus Sjafari, M.Si., Dosen Pembimbing II : Riswanda, P.hD.

Penataan dan Pemberdayaan PKL adalah Peraturan yang dibuat Pemerintah Daerah

Kota Serang yang bertujuan untuk mengelola pedagang kaki lima yang berada di

Kota Serabg. Lokus dalam penelitian ini adalah di Kota Serang yang memiliki jumlah

pedagang kaki lima yang sangat banyak dan harus dikelola. Fokus penelitian ini

adalah Impelementasi Peraturan Daerah Kota Serang pada Tahun 2018. Masalah yang

muncul dalam penelitian ini adalah pemberian sarana yang jauh dari pusat keramaian

masyarakat, kurang sosialisai kepada masyarakat maupun kepedagang sendiri yang

menjadi fokus dari Peraturan Daerah itu sendiri. Dengan rumusan masalahnya yaitu

bagaimanakah Implementasi Peraturan Daerah Nomor 4 Tahun 2014 Tentang

Penataan dan Pemberdayaan Pedagang Kaki Lima di Kota Serang Tahun 2018.

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah kualitatif, instrumen

penelitiannya adalah peneliti itu sendiri dengan menggunakan cara wawancara

dengan informan penelitian, studi dokumentasi dan triangulasi, informan dalam

penelitian sebanyak 12 orang. Peneliti menggunakan teori Merilee S. Grindle yang

memakai indikatornya adalah isi kebijakan dan konteks kebijakan. Adapun hasil dari

penelitian ini bedasarkan wawancara dengan menggunakan semua informan

menunjukan bawah implementasi Perda ini belum berjalan dengan baik. terdapat

kesalahan dalam pemberian sarana dan prasarana yang jauh dari tempat keramaian

atau pusat kegiatan masyarakat, prosedur yang tidak sesuai dalam pendataan

pedagang kaki lima yang baru, penjalanan peraturan daerah ini baru sebatas dalam

pemberian saran relokasi tanpa memberikan pelatihan khusus untuk pedagang kaki

lima serta kurang dukungan kepada peraturan daerah yang di implementasikan dalam

proses pengenalan tempat relokasi yang telah di bangun maupun sarana yang telah

disediakan oleh instansi terkait.

Kata Kunci: Implemetasi, Penataan dan Pemberdayaan Pedagang Kaki Lima

Page 7: PROGRAM STUDI ADMINISTRASI NEGARA FAKULTAS ILMU …

ABSTRACT

Hyuga Manjulur 6661120267. Implementation of Serang City Rule and Regulation

Number 4 Year 2014 on Arrangement and empowerment of street Vendors in

Serang City. Public Administration Study Program. Faculty of Social Political

Sciences. Sultan Ageng Tirtayasa University. First Supervisor: Dr. Agus Sjafari,

M.Si., Second Supervisor : Riswanda, P.hD.

Management and empowerment of street vendors (Pedagang Kaki Lima-PKL) is a

Regulation formulated by the Regional Government of Serang City. The focus in this

research was in Serang City that has numerous street vendors that should be

managed. The focus of this research was implementation of Regional Regulation of

Serang City in 2018. The issues in this research were accommodation of facilities

that is distant from downtown, lack of dissemination to the public and to the vendors

themselves that became the focus of the Regional Regulation. Formulation of the

issue was on how the implementation of the Regional Regulation Number 4 of 2014

on Management and Empowerment of Street Vendors in Serang City in 2018 was.

The method used in the research was qualitative method and the research instruments

was interview of the research with the information source, documentation syudy, and

triangulation with 12 people as the information source. The researcher used policies

the theory Merilee S. Grindle that used policies and policies context as the indicators.

Based on the interviews with information sources, the result of this research showed

that the implementation of the Regional Regulation was not carried out properly yet.

There were errors in the location of facilities and infrastructures that were distant

from crowded place of activity centers, unsuitable procedure in data collecting of

new street vendors, limitation of the regional regulation that only provided relocation

suggestion without special training to the street vendors as well as the lack of support

to the implemented regional regulation in the process of had been constructed or

facilities provided by relevant institutions.

Keywords : Implementation, Structuring and Empowerment of street vendors.

Page 8: PROGRAM STUDI ADMINISTRASI NEGARA FAKULTAS ILMU …

i

KATA PENGANTAR

Segala syukur dan puji hanya bagi Tuhan YME, oleh karena berkat dan

anugerah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul

“Implementasi Peraturan Daerah Kota Serang Nomor 4 tahun 2014 Tentang

Penataan dan Pemberdayaan Pedagang Kaki Lima di Kota Serang”. Skripsi

ini diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana (S1) pada

Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Sultan Ageng Tirtayasa.

Penulis menyadari bahwa dengan keterbatasan ilmu pengetahuan dan

kemampuan penulis dalam penyusunan Skripsi ini, dirasakan masih jauh dari

sempurna, maka untuk itu penulis menerima dengan lapang dada segala kritik dan

saran yang sifatnya membangun demi perbaikan penulisan Skripsi ini.

Pada kesempatan yang baik ini, penulis ingin menyampaikan ucapan terima kasih

yang sebesar-besarnya terutama kepada yang terhormat :

1). Bapak Prof. Dr H. Sholeh Hidayat, M.Pd selaku Rektor Universitas Sultan

Ageng Tirtayasa.

2). Bapak Dr. Agus Sjafari, S.Sos, M.Si selaku Dekan Fakultas ilmu sosial dan ilmu

politik Universitas Sultan Ageng Tirtayasa sekaligus sebagai Dosen

Pembimbing I yang telah memberikan segala bimbingan, motivasi,

pengarahan, saran dan dukungan kepada saya sehingga dapat menyelesaikan

skripsi ini dengan baik.

3). Ibu rahmahwati, S.Sos,. M.Si selaku Wakil Dekan I Fakultas Ilmu Sosial dan

Ilmu Politik Universitas Sultan Ageng Tirtayasa.

4). Bapak Iman Mukhroman, S.Sos,. M.Si selaku Wakil Dekan II Fakultas Ilmu

Page 9: PROGRAM STUDI ADMINISTRASI NEGARA FAKULTAS ILMU …

ii

Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sultan Ageng Tirtayasa.

5). Bapak Kandung Sapto Nugroho, S.Sos,. M.Si selaku Dekan III Fakultas Ilmu

Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sultan Ageng Tirtayasa.

6). Ibu Listyaningsih,S.Sos, M.Si selaku Ketua Program Studi Ilmu Administrasi

Negara Fakultas ilmu sosial dan ilmu politik Universitas Sultan Ageng

Tirtayasa sekaligus sebagai ketua penguji skripsi yang telah memberikan

arahan sehingga dapat menyelesaikan skripsi ini.

7). Ibu Dr. Arenawati, M.Si selaku Sekretaris Prodi Administrasi Publik Fakultas

Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sultan Ageng Tirtayasa sekaligus

sebagai penguji ahli yang telah memberikan arahan-gambaran sehingga dapat

menyelesaikan skripsi ini.

8). Bapak Anis Fuad, M.Si., selaku Dosen Pembimbing Akademik Program

Studi Ilmu Administrasi Publik Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

Universitas Sultan Ageng Tirtayasa.

9). Bapak Riswanda, S.Sos., M.PA, PhD., selaku Dosen pembimbing II yang

telah meberikan segala bimbingan, motivasim pengarahan, sarandan

dukungannya kepada saya sehingga dapat menyelesaikan skripsi ini dengan

baik. Saya mengucapkan terimakasih banyak kepada Bapak.

10). Bapak dan Ibu Dosen dan Staf Administrasi Fakultas ilmu sosial dan ilmu

politik Universitas Sultan Ageng Tirtayasa.

11). Bapak Pimpinan dan seluruh staf Dinas Perindustrian, Perdagangan dan Koperasi

Kota Serang yang telah bersedia membantu penulis dalam pengumpulan data-data

yang diperlukan.

Page 10: PROGRAM STUDI ADMINISTRASI NEGARA FAKULTAS ILMU …

iii

12). Bapak Pimpinan dan seluruh staf Dinas Satuan Polisi Pamong Praja Kota Serang

yang telah bersedia membantu penulis dalam pengumpulan data-data yang

diperlukan

13). Bapak Pimpinan dan seluruh staf UPTD Kota Serang yang telah bersedia

membantu penulis dalam pengumpulan data-data yang diperlukan.

14). Kedua orang tuaku Bapak Hotman Hutagaol dan Ibu Saurmauli yang tidak pernah

letih uutk menyayangi dan memberikan doa kepada penulis.

15). Devi Oktavia yang telah mendukung dan membantu peneliti dalam memperoleh

data serta turut memberikan masukan dan motivasi dalam menyusun skripsi ini

hingga dapat diselesaikan.

16). Sahabat-sahabat yang memberikan dorongan dan motivasi terbaik dalam

menyusun penelitian ini yaitu: Yudhi Prasetya Miharja, Pradytia Herlyansah,

Restu Ramadhan, Santi Nurmayanti, Galih Hidayat Ramadhan

17). Pihak – pihak lain yang tidak bisa penulis sebutkan disini satu persatu

Mudah-mudahan segala amal baik yang telah diberikan kepada penulis

mendapat balasan yang setimpal dari Tuhan YME. serta penulis menyadari bahwa

skripsi ini masih terdapat banyak kekurangannya, walapun demikian harapan penulis

mudah-mudahan skripsi ini bermanfaat bagi siapa saja yang membacanya.

Banten, Juli 2018

Penulis

Page 11: PROGRAM STUDI ADMINISTRASI NEGARA FAKULTAS ILMU …

iv

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL

ABSTRAK

ABSTRACT

LEMBAR PERNYATAAN ORISINALITAS

LEMBAR PERSETUJUAN

LEMBAR PENGESAHAN

KATA PENGANTAR .............................................................................. i

DAFTAR ISI ............................................................................................. iv

DAFTAR TABEL ..................................................................................... vii

DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................ ix

DAFTAR GAMBAR ................................................................................ viii

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang .................................................................................. 1

1.2 Identifikasi Masalah ......................................................................... 11

1.3 Batasan Masalah ............................................................................... 12

1.4 Rumusan Masalah ............................................................................ 12

1.5 Tujuan Penelitian .............................................................................. 13

1.6 Manfaat Penelitian ............................................................................ 13

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Tinjauan Pustaka ............................................................................... 14

2.1.1 Pengertian Kebijakan Publik .................................................... 14

2.1.1.1 Pengertian Kebijakan .................................................. 14

2.1.1.2 Pengertian Publik ........................................................ 15

2.1.1.3 Pengertian Kebijakan Publik ....................................... 15

2.1.2 Pengertian Implementasi Kebijakan Publik ............................ 17

2.1.3 Model Pendekatan Implementasi Kebijakan Publik ................. 18

2.1.4 Konsep Pedagang Kaki Lima (PKL) ........................................ 27

2.1.4.1 Penataan dan Pemberdayaan PKL .............................. 27

Page 12: PROGRAM STUDI ADMINISTRASI NEGARA FAKULTAS ILMU …

v

2.2 Penelitian Terdahulu ........................................................................ 28

2.3 Kerangka Berfikir Penelitian ........................................................... 30

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

3.1. Kerangka Pemikiran Penelitian ........................................................ 33

3.2. Fokus Penelitian ............................................................................... 34

3.3. Lokasi Penelitian .............................................................................. 34

3.4. Variabel Penelitian ............................................................................ 35

3.4.1 Definisi Konsep .................................................................. 35

3.4.2 Definisi Operasional ........................................................... 36

3.5 Instrumen Penelitian ......................................................................... 38

3.6 Informan Penelitian .......................................................................... 39

3.7 Teknik Pengumpulan Data ............................................................... 40

3.8 Teknik Analisis Data ........................................................................ 43

3.9 Uji Keabsahan Data .......................................................................... 44

3.10 Jadwal Penelitian .............................................................................. 46

BAB IV HASIL PENELITIAN

4.1 Deskripsi Obyek Penelitian ............................................................... 48

4.1.1 Profil Kota Serang ................................................................. 48

4.1.2 Profil Dinas Perindustrianm Perdagangan dan Koperasi

Kota Serang ............................................................................ 53

4.1.3 Profil Satpol PP Kota Serang ................................................. 59

4.1.4 Profil Kecamatan di Kota Serang .......................................... 62

4.2 Deskripsi Data ................................................................................... 68

4.2.1 Informan Penelitian ................................................................ 69

4.3 Pembahsan dan Hasil Penelitian ........................................................ 70

4.3.1 Penataan dan Pemberdayaan .................................................. 70

4.3.1.1 Isi Kebijakan................................................................. 75

4.3.1.1.1 Kepentingan Yang Dipengaruhi ............................ 75

4.3.1.1.2 Tipe Manfaat ......................................................... 80

4.3.1.1.3 Derajat Perubahan Yang Diharapkan .................... 85

Page 13: PROGRAM STUDI ADMINISTRASI NEGARA FAKULTAS ILMU …

vi

4.3.1.1.4 Letak Pengambilan Keputusn ................................ 89

4.3.1.1.5 Pelaksana Program ................................................ 92

4.3.1.1.6 Sumber Daya Yang Dilibatkan.............................. 96

4.3.1.2 Konteks Implementasi .................................................. 101

4.3.1.2.1 Kekuasaaan , Strategi Aktor yang Terlibat ........... 101

4.3.1.2.2 Karakteristik Lembaga dan Penguasa ................... 104

4.3.1.2.3 Kepatuhan Daya Tanggap ..................................... 106

4.4 Pembahasan .................................................................................... 110

BAB V PENUTUP

5.1 Kesimpulan ........................................................................................... 114

5.2 Saran ....................................................................................................... 115

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

Page 14: PROGRAM STUDI ADMINISTRASI NEGARA FAKULTAS ILMU …

vii

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 1.1 Data Pedagang Kaki Lima di Kota Serang tahun 2015 .................. 7

Tabel 3.1 Pedoman Wawancara Penelitian ..................................................... 36

Tabel 3.2 Sumber Informan Penelitian ........................................................... 39

Tabel 3.3 Jadwal Kegiatan Penelitian .............................................................. 47

Tabel 4.1 Informan Penelitian .......................................................................... 69

Page 15: PROGRAM STUDI ADMINISTRASI NEGARA FAKULTAS ILMU …

viii

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 1.1 Pemberitahuan Perubahan Tempat berdagang ........................... 9

Gambar 1.2 Pedagang Kaki Lima .................................................................. 10

Gambar 2.1 Kerangka Berfikir Penelitian ..................................................... 32

Gamabr 4.1 Mekanisme Penataan .................................................................. 71

Gamabr 4.2 Mekanisme Pemberdayaan ......................................................... 73

Gambar 4.3 Mekanisme Keputusan ................................................................ 91

Gamabr 4.3 Tenda Bantuan Diperindagkop................................................... 97

Gamabr 4.4 Tempat Relokasi Pedagang Kaki Lima ...................................... 100

Page 16: PROGRAM STUDI ADMINISTRASI NEGARA FAKULTAS ILMU …

ix

DAFTAR LAMPIRAN

LAMPIRAN 1 Daftar Hadir Bimbingan

LAMPIRAN 2 Surat Izin Penelitian

LAMPIRAN 3 Peraturan Daerah Kota Serang No. 4 Tahun 2014

LAMPIRAN 4 Dokumentasi Penelitian

Page 17: PROGRAM STUDI ADMINISTRASI NEGARA FAKULTAS ILMU …

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Perekonomian pada dasarnya adalah hal yang penting bagi seluruh

negara, bagi suatu negara aspek perekonomian dapat membantu negaranya

untuk membangun berbagai infrastruktur, namun untuk mendapatkan suatu

perekonomian yang baik, suatu negara harus memiliki pendapatan yang

besar, untuk menunjang keberhasilan dalam aspek ini. Untuk semua

masyarakat perekonomian merupakan hal dasar bagi mereka untuk

memperbaiki kehidupan, bahkan negara-negara membuat kesepakatan

dalam bidang perekonomian untuk mendapatkan kemajuan yang signifikan

bagi negara-negara yang ikut serta di dalamnya.

Indonesia merupakan negara dengan kepulauan terbesar di dunia yang

terdiri dari 17.499 pulau dari sabang sampai marauke. Luas total wilayah

Indonesia adalah 7,81 juta km2

yang terdiri dari 2,01 juta km2

daratan, 3,25

juta km2

lautan, dan 2,55 juta km2 Zona Ekonomi Eksklusif (BPHN 2015),

dengan tujuan nasional yang ditegaskan dalam pembukuan Undang-Undang

Dasar 1945 ialah melindungi sengenap bangsa dan daerah dan seluruh

tumpah darah Indonesia, memajukan kesejahteraan bangsa, serta ikut

melakukan ketertiban dunia berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi

dan keadilan sosial, diwujudkan melalui pelaksanaan penyelenggaraan

Page 18: PROGRAM STUDI ADMINISTRASI NEGARA FAKULTAS ILMU …

2

negara yang berkedaulatan rakyat dan demokrasi dengan mengutamakan

persatuan dan kesatuan bangsa.

Indonesia merupakan negara dengan sistem pemerintahan otonomi

daerah yang terjadi sekarang yang bertujuan agar pembangunan yang ada di

daerah-daerah khusunya luar Pulau Jawa merata dan adil. Pada zaman

seperti sekarang semua daerah-daerah di Indonesia mulai memperbaiki

daerah mereka dengan berbagai cara agar daerahnya semakin maju serta

modern, hal ini dilakukan oleh semua daerah-daerah tersebut untuk

menciptakan daerah yang asri, indah, dan tertib untuk masyarakat agar lebih

nyaman. Dalam masa otonomi daerah yang berlaku di Indonesia seperti

sekarang, pemerintah daerah dapat membuat peraturan mereka sendiri yang

akan diberlakukan di daerahnya.

Provinsi yang ada di Indonesia dapat membuat peraturan daerah

mereka sendiri dalam bentuk Peraturan Daerah (Perda), namun suatu perda

tidak dapat dibuat atau diberlakukan apabila suatu Perda tersebut

bertentangan dengan peraturan yang lebih kuat hukumnya, bedasarkan

nd n - nd n omo un mengenai jenis dan hierarki, dan

Pembentukan Peraturan Perundang-undangan Republik Indonesia dijelaskan

bahwa hierarki perundang-undangan dibagi menjadi 6 yaitu: UUD Negara

Republik Indonesia Tahun 1945, Ketetapan MPR, UU/Perpu, Peraturan

Presiden, Peraturan Daerah Provinsi, Peraturan Daerah Kabupaten/Kota.

Peraturan itu sendiri merupakan suatu tindakan yang ditetapkan dan

Page 19: PROGRAM STUDI ADMINISTRASI NEGARA FAKULTAS ILMU …

3

dilaksanakan oleh pemerintah dan berorientasi pada upaya pencapaian

tujuan demi kepentingan masyarakat.

Banyak fenomena atau masalah di era sekarang ini yang menjadi

landasan lahirnya suatu Peraturan Perundang-undangan dan Peraturan

Daerah seperti dalam kasus pedagang yang mengeluhkan tempat usaha yang

jauh dari keramaian yang melandaskan pedagang tersebut berjualan

mendekati konsumennya. Seperti salah satunya yaitu permasalahan

ekonomi. Ekonomi merupakan hal yang tidak dapat dipisahkan dari

kehidupan manusia. Seiring perkembangan zaman, tentu kebutuhan manusia

bertambah dan keadaan ekonomi secara terus-menerus mengalami

pertumbuhan dan perubahan. Di tengah keadaan ekonomi yang terus

mengalami perubahan ini, masyarakat dituntut untuk dapat bertahan hidup

dengan cara mencari nafkah dengan cara memanfaatkan peluang kerja yang

ada. Namun, sempitnya peluang kerja yang ada dan tingginya persaingan

untuk memasuki lapangan pekerjaan, banyak masyarakat yang lebih

memilih untuk menggeluti sektor informal.

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, sektor informal dapat

di tik n seb i, “ s kecil y n mel kuk n ke i t n p oduksi d n/ t u

distribusi barang dan jasa untuk menciptakan lapangan kerja dan

penghasilan bagi mereka yang terlibat dalam unit tersebut serta bekerja

dengan keterbatasan, baik modal, fisik, tenaga, maupun keahlian

Salah satu bentuk sektor informal adalah pedagang kaki lima. Kota

Serang sebagai ibukota Provinsi Banten tidak terlepas dari masalah

Page 20: PROGRAM STUDI ADMINISTRASI NEGARA FAKULTAS ILMU …

4

pedagang kaki lima ini. Kota Serang merupakan wilayah pemekaran dari

Kabupaten Serang Provinsi Banten, pada tahun 2007 dan mulai resmi

memulai pemerintahan pada tanggal 5 Desember 2008. Sebagai Ibu Kota

Provinsi, kehadirannya adalah konsekuensi logis dan keberaadaan Provinsi

Banten, Luas wilayah Kota Serang sekitar 266,72 Km2 yang terdiri dari 6

kecamatan yaitu Kecamatan Taktakan, Kecamatan Kasemen, Kecamatan

Walantaka, Kecamatan Curug, Kecamatan Serang , dan Kecamatan

Cipocok Jaya (Pemerintah Kota Serang, 2017), dari keseluruhan kecamatan

yang ada di Kota serang terdapatt 46 desa serta 20 kelurahan . Jumlah

penduduk Kota Serang pada tahun 2014 mencapai 631.101 Jiwa (BPS Kota

Serang 2014).

Dalam perekonomian masyarakat Kota Serang, berdagang masih

menjadi bahan alternatif bagi beberapa masyarakat untuk mencari nafkah,

hal ini bisa dilihat dari banyaknya tempat umum yang dijadikan tempat

usaha seperti di Stadion Maulana Yusuf, Alun-alun Kota Serang, Pasar

Royal, Pasar Lama, dan lainnya. Dalam sektor usaha bisa dikategorikan

dalam beberapa golongan seperti usaha dagang modern dan

tradisional/sektor informal. Dalam sektor perdagangan yang ada di kota

serang terdapat perdagangan yang terbagi menjadi 2 golongan yaitu

perdagangan tradisional/sektor informal dan juga perdagangan modern,

dimana perdagangan modern terdiri dari pasar swalayan dengan skala besar.

Sedangkan perdagangan tradisional umumnya mayarakat melihat sebagai

pasar, dimana pasar- pasar ini tersebar banyak di Kota Serang. Pada

umumnya perdagangan tradisonal merupakan suatu usaha berskala kecil,

Page 21: PROGRAM STUDI ADMINISTRASI NEGARA FAKULTAS ILMU …

5

diamana sebagian besar perdagangan tradisional berbentuk PKL (Pedagang

Kaki Lima).

Dalam sektor perdagangan tradisional yang berbentuk pasar ini

banyak di antaranya merupakan warga asli Kota Serang namun juga terdapat

warga yang bukan asli Kota Serang, karena lebih besar perdagangan

tradisional di bandingkan perdagangan modern mengakibatkan hampir

sering dijumpai PKL di sepanjang jalan utama kota ini, dimana semakin

banyak PKL yang kita jumpai membuat keresahan bagi masyarakat karena

mereka berjualan di area trotoar dan fasilitas umum untuk kepentingan

mereka sendiri, terutama di area alun-alun yang merupakan daerah hijau.

Dengan adanya peraturan perundang-undangan mengenai

pemeliharaan Pedagang Kaki Lima, maka pemerintah Kota Serang

mengeluarkan Peraturan Daerah Nomor 4 tahun 2014 tentang Penataan dan

Pemberdayaan Pedagang Kaki Lima di Kota Serang. Peraturan ini bertujuan

untuk memberikan kepastian hukum dalam berusaha bagi pedagang kaki

lima dan terpeliharanya sarana prasarana, estetika, kebersihan dan

kenyamanan ruang milik publik. Adapun dinas terkait yang bertanggung

jawab terhadap pengelolaan PKL yang tertuang dalam Perda Kota Serang

Nomor 4 tahun 2014 Bab V Pasal 20 yaitu Dinas Perindustrian,

Perdagangan dan Koperasi (Disperindagkop) Kota Serang, Satpol PP Kota

Serang dan Kecamatan Serang.

Pedagang Kaki Lima yang selanjutnya disingkat PKL, adalah pelaku

usaha yang melakukan usaha perdagangan dengan menggunakan sarana

Page 22: PROGRAM STUDI ADMINISTRASI NEGARA FAKULTAS ILMU …

6

usaha bergerak maupun tidak bergerak, menggunakan prasarana kota,

fasilitas sosial, fasilitas umum, lahan dan bangunan milik pemerintah,

pemerintah daerah provinsi, pemerintah kota dan/atau swasta baik yang

sementara/tidak menetap (Perda Kota Serang Nomor 4 tahun 2014 Bab 1

Pasal 1). Keberadaan pedagang kaki lima sering dianggap menimbulkan

berbagai persoalan terutama terkait dengan masalah ketertiban, keamanan,

serta kebersihan. Dalam melakukan aktivitasnya, pedagang kaki lima

banyak memanfaatkan trotoar, taman kota, dan ruang publik lainnya yang

mudah untuk dijangkau masyarakat. Hal ini menunjukkan bahwa ruang

terbuka publik yang semestinya dimanfaatkan untuk aktivitas sosial telah

berubah menjadi kawasan komersil. Rata-rata pedagang kaki lima

menggunakan sarana atau perlengkapan yang mudah dibongkar pasang atau

dipindahkan.

Sebagaimana dijelaskan pada Perda Kota Serang Nomor 4 tahun 2014

Bab V Pasal 20, Pemerintah Daerah yang mempunyai kewenangan dalam

mengimplementasikan Perda ini adalah SKPD yang membidangi

perdagangan dalam hal ini yaitu Dinas Perindustrian, Perdagangan, dan

Koperasi (Disperindagkop) dan dibantu oleh Kecamatan Serang serta Satuan

Polisi Pamong Praja (Satpol PP). Mengimplementasikan Peraturan Daerah

dilakukan oleh Disperindagkop. Di satu sisi, Satpol PP membantu dalam

menegakkan aturan-aturan yang ada di dalam Perda tersebut. Kecamatan

Serang pula mendapatkan tugas dalam mencatat PKL yang ada di Kota

Serang. Dengan dikeluarkannya Peraturan Daerah tentunya menjadi acuan

Page 23: PROGRAM STUDI ADMINISTRASI NEGARA FAKULTAS ILMU …

7

kebijakan dan bertujuan untuk menjadi landasan hukum yang harus

ditegakkan.

Tabel 1.1

Data Pedagang Kaki Lima di Kota Serang tahun 2017

No Kecamatan Jenis Kelamin

Jumlah Laki-laki Perempuan

1 Kasemen 176 175 351

2 Serang 417 159 576

3 Cipocok Jaya 454 79 533

4 Taktakan 170 84 254

5 Walantaka 190 80 270

6 Curug 130 80 210

Jumlah 2194

Sumber : (Dinas Perindustrian, Perdagangan, dan

Koperasi Kota

Serang : 2017)

Berdasarkan tabel 1.1 diatas jumlah PKL di Kota Serang cukup

banyak dan beragam. Kebanyakan dari para pedagang tersebut

menggunakan trotoar atau pinggir jalan sebagai tempat mereka berjualan,

padahal seharusnya trotoar tersebut merupakan ruang publik yang

diperuntukkan bagi para pejalan kaki. Tapi tidak ada jalan lain bagi para

PKL selain tetap bertahan berjualan di pinggir jalan karena belum adanya

tempat relokasi yang memadai untuk menampung para PKL di Kota Serang.

Hal ini menjadi tugas penting para Stakeholder untuk mengimplementasikan

Perda Kota Serang Nomor 4 tahun 2014 terutama dari segi Penataan dan

Pemberdayaan PKL seperti yang tertuang di Pasal 4 ayat (2) :

Page 24: PROGRAM STUDI ADMINISTRASI NEGARA FAKULTAS ILMU …

8

(2) Penataan PKL sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan dengan

cara :

a. Pendataan PKL

b. Pendaftaran PKL

c. Penempatan dan pemindahan PKL

d. Penetapan lokasi dan penghapusan lokasi PKL ; dan

e. Peremajaan lokasi PKL

(3) Pemberdayaan PKL sebagaimana dimaksud pada ayat (1) meliputi :

a. Peningkatan kemampuan berusaha

b. Fasilitasi akses permodalan

c. Fasilitasi bantuan sarana dagang

d. Penguatan kelembagaan

e. Fasilitasi peningkatan produksi

f. Pengolahan, pengembangan jaringan dan promosi ; dan

g. Pembinaan dan bimbingan teknis

Berdasarkan hasil observasi awal yang dilakukan oleh peneliti terkait

permasalahan penataan Pedagang Kaki Lima di Kota Serang, peneliti

menemukan beberapa masalah yang berkaitan dengan belum tercapainya

sasaran seperti Pasal 4 ayat (1) dan (2) setelah melakukan observasi

lapangan dan wawancara dengan pihak terkait antara lain :

Page 25: PROGRAM STUDI ADMINISTRASI NEGARA FAKULTAS ILMU …

9

Pertama, dari segi pendaftaran, masih banyak PKL yang belum

menjalankan prosedur pendaftaran PKL, sehingga PKL di Kota Serang terus

menjamur.

Gambar 1.1

Pemberitahuan Perubahan

Sumber : Peneliti 2017

Gambar di atas diambil di Stadion Maulana Yusuf Kota Serang pada

25 September 2017 Pukul 15.11 WIB, pada saat itu sedang ada

pemberitahuan dari pihak Satpol PP kepada para PKL agar memindahkan

dagangan mereka di area lain stadion yang sudah dianjurkan.

Kedua, dari segi penempatan dan pemindahan PKL, banyak PKL yang

berjualan di tempat yang tidak semestinya, karena banyak PKL yang belum

mendaftarkan diri, dan belum mendapat tempat usaha atau TDU yang jelas.

Page 26: PROGRAM STUDI ADMINISTRASI NEGARA FAKULTAS ILMU …

10

Gambar 1.2

Pedagang Kaki Lima

Sumber : Peneliti 201

Foto ini diambil di Jl. Kitapa tanggal 7 April 2018 Pukul 14.20 WIB

terlihat bahwa trotoar yang seharusnya dipakai pejalan kaki untuk berjalan

tepi digunakan untuk berjualan hal ini disebabkan sebagian jalan ini di pakai

untuk berjualan pisang.

Ketiga, dari segi penetapan lokasi dan penghapusan lokasi PKL,

Kurangnya kesadaran para PKL yang menilai bahwa tempat relokasi yang

disediakan Dinas Perindustrian Perdagangan dan Koperasi Kota Serang

tepatnya di daerah Kepandean itu kurang strategis sehingga mengurangi

Page 27: PROGRAM STUDI ADMINISTRASI NEGARA FAKULTAS ILMU …

11

pendapatan mereka, dan kurang tegasnya lembaga terkait dalam

menerapkan sanksi kepada para PKL yang melanggar larangan yang telah

ditetapkan dalam Perda Kota Serang No. 4 tahun 2014.

Keempat dari segi pemberdayaan, kurangnya upaya pemberdayaan

dari pemerintah seperti yang tertuang dalam Perda Kota Serang No 4 Tahun

2014 terutama dalam hal peningkatan kemampuan berusaha serta

pengolahan, pengembangan dan promosi.

1.2 Identifikasi Masalah

Identifikasi masalah adalah mengidentifikasi dikaitkan dengan topik,

tema, judul dan fenomena yang diteliti. Berdasarkan latar belakang yang

peneliti uraikan di atas maka identifikasi dari permasalahan yang peneliti

n k t tent n “Implement si Pe tu n D e Kot Se n omo 4

tahun 2014 tentang Penataan dan Pemberdayaan Pedagang Kaki Lima di

Kot Se n ” dik itk n den n Pen t n d n Pembe d y n di P s l 4 y t

(2) dan (3) adalah sebagai berikut :

1. Dari segi pendaftaran, masih banyak PKL yang belum menjalankan

prosedur pendaftaran PKL, sehingga PKL di Kota Serang terus

menjamur.

2. Dari segi penempatan dan pemindahan PKL, banyak PKL yang

berjualan di tempat yang tidak semestinya, karena banyak PKL yang

belum mendaftarkan diri, dan belum mendapat tempat usaha atau

TDU yang jelas.

Page 28: PROGRAM STUDI ADMINISTRASI NEGARA FAKULTAS ILMU …

12

3. Dari segi penetapan lokasi dan penghapusan lokasi PKL, kurangnya

kesadaran para PKL yang menilai bahwa tempat relokasi yang

disediakan Dinas Perindustrian Perdagangan dan Koperasi Kota

Serang tepatnya di daerah Kepandean itu kurang strategis sehingga

mengurangi pendapatan mereka, dan kurang tegasnya lembaga terkait

dalam menerapkan sanksi kepada para PKL yang melanggar larangan

yang telah ditetapkan dalam Perda Kota Serang No. 4 tahun 2014.

4. Dari segi pemberdayaan, kurangnya upaya pemberdayaan dari

pemerintah seperti yang tertuang dalam Perda Kota Serang No 4

Tahun 2014 terutama dalam hal peningkatan kemampuan berusaha

serta pengolahan, pengembangan dan promosi

1.3 Batasan Masalah

Untuk mempermudah penelitian, peneliti membatasi ruang lingkup

permasalahan. Hal ini dikarenakan adanya fokus penelitian, maka akan

memberikan batasan studi yang akan dilakukan, agar tidak terjebak dengan

banyaknya data yang terdapat di lapangan. Maka fokus penelitian ini adalah

Implementasi Peraturan Daerah Kota Serang No 4 tahun 2014 tentang

Penataan dan Pemberdayaan Pedagang Kaki Lima di Kota Serang.

1.4 Rumusan Masalah

Bedasarkan latar belakang yang telah dipaparkan di atas dan dengan

memperhatikan focus penelitian yang telah disebutkan dalam batasan

masalah, maka rumusan masalah dalam penelitian adalah : Bagaimana

Implementasi Peraturan Daerah Kota Serang Nomer 4 tahun 2014

Page 29: PROGRAM STUDI ADMINISTRASI NEGARA FAKULTAS ILMU …

13

Tentang Penataan dan Pemberdayaan Pedagang Kaki Lima di Kota

Serang.

1.5 Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah diatas maka tujuan penelitian ini adalah

untuk mengetahui Implementasi Peraturan Daerah Kota Serang Nomor

4 tahun 2014 tentang Penataan dan Pemberdayaan Pedagang Kaki

Lima di Kota Serang.

1.6 Manfaat Penelitian

1. Manfaat Secara Teoritis

a. Dari segi keilmuan, hasil penelitian ini diharapkan dapat

bermanfaat dan memberikan kontribusi untuk mengembangkan

ilmu pengetahuan, khususnya Administrasi Negara.

b. Dapat dijadikan sebagai bahan pemahaman untuk penelitian

selanjutnya.

2. Manfaat secara praktik Dari hasil penelitian ini dapat dijadikan

masukan bagi pemerintah di lingkungan Dinas Perindustrian,

Perdagangan, dan Koperasi Kota Serang.

Page 30: PROGRAM STUDI ADMINISTRASI NEGARA FAKULTAS ILMU …

14

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Tinjauan Pustaka

2.1.1 Pengertian Kebijakan Publik

2.1.1.1 Pengertian Kebijakan

Kebijakan merupakan suatu arahan tindakan yang diusulkan

oleh seseorang, kelompok atau pemerintah dalam suatu

lingkungan tertentu yang memberikan hambatan-hambatan dan

peluang-peluang terhadap kebijakan yang diusulkan untuk

menggunakan dan mengatasi dalam rangka mencapai suatu tujuan

atau merealisasikan suatu sasaran atau suatu maksud tertentu

(Winarno, 2012 : 20).

Adapun makna kebijakan dalam bahasa inggris modern

seperti yang dikutip oleh Wicaksono (2006 : 53) adalah “a course

of action or plan, a set of political purposes as opposed to

administration” (seperangkat aksi atau rencana yang mengandung

tujuan politik yang berbeda dengan administrasi).

Pendapat lainnya menurut Federick dalam Agustino (2008 :

7), mendefinisikan kebijakan sebagai serangkaian tindakan atau

kegiatan yang diusulkan seseorang, kelompok atau pemerintah

dalam suatu lingkungan tertentu dimana terdapat hambatan-

hambatan (kesulitan-kesulitan) dan kesempatan-kesempatan

Page 31: PROGRAM STUDI ADMINISTRASI NEGARA FAKULTAS ILMU …

15

terhadap pelaksanaan usulan kebijaksanaan tersebut dalam rangka

mencapai tujuan tertentu. Pendapat ini juga menunjukkan bahwa

ide kebijakan melibatkan perilaku yang memiliki maksud dan

tujuan yang merupakan bagian penting dari definisi kebijakan,

karena bagaimanapun kebijakan harus menunjukkan apa yang

sesungguhnya dikerjakan daripada apa yang diusulkan dalam

beberapa kegiatan pada suatu masalah.

Dari beberapa pengertian kebijakan menurut para ahli, dapat

diambil kesimpulan bahwa kebijakan adalah suatu arahan

tindakan yang diusulkan oleh seseorang, kelompok atau

pemerintah dalam suatu lingkungan tertentu untuk mencapai

tujuan tertentu dengan mengetahui hambatan-hambatannya dalam

rangka merealisasikan suatu sasaran atau suatu maksud tertentu.

2.1.1.2 Pengertian Publik

Menurut Syafiie (2006 : 17), Publik merupakan serapan

kata dari bahasa inggris, “public” yang bisa berarti umum,

masyarakat, atau negara. Publik adalah sejumlah manusia yang

memiliki kesamaan berfikir, perasaan, harapan, sikap dan

tindakan yang benar dan baik berdasarkan nilai-nilai norma yang

mereka miliki (Syafiie, 2006 : 18).

2.1.1.3 Pengertian Kebijakan Publik

Sebelum menjelaskan tentang implementasi kebijakan publik,

terlebih dahulu harus diketahui apa yang dimaksud dengan

kebijakan publik dan bagaimana langkah-langkah untuk

Page 32: PROGRAM STUDI ADMINISTRASI NEGARA FAKULTAS ILMU …

16

mengimplementasikannya. Menurut Dye dalam Nugroho (2012 :

120), “Whatever government choose to do or not to do. Public

policy is what government do, why they do it, and what difference

it makes” (kebijakan publik adalah segala sesuatu yang

dikerjakan pemerintah, mengapa mereka melakukan, dan hasil

yang membuat sebuah kehidupan bersama tampil berbeda).

Pengertian lain menurut Eyestone dalam Wachab (2012 : 13),

kebijakan publik adalah, “The relationship of governmental unit

to its environment”, (Hubungan yang berlangsung di antara

unit/satuan pemerintah dengan lingkungannya).

Adapun menurut Anderson dalam Tangkilisan (2003 : 2),

kebijakan publik adalah kebijakan-kebijakan yang dibangun oleh

badan-badan dan pejabat-pejabat pemerintah dimana implikasinya

dari kebijakan itu adalah: kebijakan publik memiliki tujuan

tertentu, berisi tindakan-tindakan pemerintah, merupakan hal-hal

yang benar-benar dilakukan oleh pemerintah bukan apa yang

masih dimaksudkan untuk dilakukan, bisa bersifat positif

(tindakan pemerintah mengenai segala sesuatu masalah tertentu)

dan bersifat negatif (keputusan pemerintah untuk tidak melakukan

sesuatu). Kebijakan publik yang bersifat positif setidak-tidaknya

disarankan pada peraturan perundang-undangan yang bersifat

mengikat dan memaksa. Ini artinya, Peraturan Daerah Kota

Serang No. 4 Tahun 2014 tentang Penataan dan Pemberdayaan

Pedagang Kaki Lima (PKL) dianggap sebagai salah satu bagian

Page 33: PROGRAM STUDI ADMINISTRASI NEGARA FAKULTAS ILMU …

17

dari kebijakan public yang dikeluarkan oleh Pemerintah Kota

Serang dalam rangka memecahkan permasalahan Pedagang Kaki

Lima (PKL).

Berdasarkan pendapat para ahli diatas, dapat ditarik

kesimpulan bahwa kebijakan publik adalah kebijakan-kebijakan

yang dibangun oleh badan-badan dan pejabat-pejabat pemerintah

yang berisi tindakan-tindakan yang memiliki tujuan tertentu.

2.1.2 Pengertian Implementasi Kebijakan Publik

Lester dan Stewart dalam Winarno (2007 : 101-102),

menjelaskan bahwa implementasi kebijakan dipandang dalam

pengertian luas merupakan alat administrasi hukum dimana berbagai

aktor, organisasi, prosedur dan teknik yang bekerja bersama-sama

untuk menjalankan kebijakan guna meraih dampak atau tujuan yang

diinginkan.

Mazmanian dan Sabatier (Agustino, 2006 : 139), implementasi

kebijakan ialah pelaksanaan keputusan kebijakan dasar, biasanya

dalam bentuk undang-undang, namun dapat pula berbentuk perintah-

perintah atau keputusan-keputusan eksekutif yang penting atau

keputusan badan peradilan. Keputusan tersebut mengidentifikasikan

masalah yang ingin diatasi, menyebutkan secara tegas tujuan atau

sasaran yang ingin dicapai dan berbagai cara untuk menstrukturkan

atau mengatur proses implementasinya.

Dari definisi-definisi tersebut dapat disimpulkan bahwa,

implementasi kebijakan publik pelaksanaan keputusan kebijakan

Page 34: PROGRAM STUDI ADMINISTRASI NEGARA FAKULTAS ILMU …

18

dasar, biasanya dalam bentuk undang-undang, namun dapat pula

berbentuk perintah-perintah atau keputusan-keputusan eksekutif yang

penting untuk mengidentifikasikan masalah yang ingin diatasi guna

meraih dampak atau tujuan yang diinginkan.

2.1.3 Model Pendekatan Implementasi Kebijakan Publik

Dalam literatur ilmu kebijakan, terdapat beberapa model

implementasi kebijakan publik yang lazim dipergunakan. Beberapa

model implementasi kebijakan menurut para ahli antara

lainImplementasi Kebijakan Model Merille S. Grindle, Implementasi

Kebijakan Model Donald Van Metter dan Carl Van Horn,

Implementasi Kebijakan George C. Edward III, dan Implementasi

Kebijakan Model Mazmanian dan Sabatier.

Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan teori model

implementasi kebijakan publik yang dikembangkan oleh Merille S.

Grindle, karena dianggap relevan dengan materi pembahasan dari

objek yang diteliti.Hal ini bukan berarti bahwa peneliti menjustifikasi

teori-teori lain tidak relevan dengan perkembangan teori implementasi

kebijakan publik, melainkan lebih kepada mengarahkan peneliti agar

lebih focus terhadap variabel-variabel yang dikaji melalui penelitian

ini.Identifikasi masalah yang ditemukan sesuai jika dikaji dengan

menggunakan pendekatan Model Merille S. Grindle.

1. Implementasi Kebijakan Model Merille S. Grindle

Menurut Grindle dalam Ali dkk (2012 : 96), Implementasi

kebijakan ditentukan oleh isi kebijakan dan konteks

Page 35: PROGRAM STUDI ADMINISTRASI NEGARA FAKULTAS ILMU …

19

implementasinya. Kedua hal tersebut harus didukung oleh

program aksi dan proyek individu yang didesain dan dibiayai

bedasarkan tujuan kebijakan, sehingga dalam pelaksaan kegiatan

akan meberikan hasil berupa dampak pada masyarakat individu

maupun kelompok serta perubahan dan penerima oleh masyarakat

terhadap kebijakan yang dilaksanakan. Indikator isi kebijakan

menurut Grindle :

1. Kepentingan yang dipengaruhi

Yaitu berkaitan dengan berbagai kepentingan yang

mempengaruhi suatu implementasi kebijakan. Dalam

indikator ini berargumen bahwa Implementasi Penataan dan

Pemberdayaan Pedagang Kaki Lima melibatkan banyak

kepentingan dan sejauhmana kepentingan-kepentingan

tersebut membawa pengaruh implementasi.

2. Tipe manfaat

Yaitu untuk menjelaskan dan menunjukan bahwa

dalam suatu kebijakan terdapat beberapa jenis manfaat yang

menunjuk dampak positif yang dihasilkan oleh

pengimplementasian suatu kebijakan. Dalam hal ini artinya

Implementasi Penataan dan Pemberdayaan Pedagang Kaki

Lima diharapkan dapat memberikan manfaat secara

langsung bagi para pedagang yang terkena dampak

peraturan tersebut untuk mensejahterakan mereka.

Page 36: PROGRAM STUDI ADMINISTRASI NEGARA FAKULTAS ILMU …

20

3. Derajat perubahan yang diharapkan

Yaitu setiap kebijakan mempunyai target yang hendak

dan ingin dicapai dan seberapa besar perubahan yang ingin

dicapai ke arah yang lebih baik sesuai dengan tujuan yang

telah ditetapkan. Dalam indikator ini peneliti ingin

mengetahui seberapa jauh targer Implementasi Penataan

dan Pemberdayaan Pedagang Kaki Lima di Kota Serang,

terkait dengan relokasi serta cara pemberdayaan yang

diberikan kepada pedagang kaki lima apakah mampu

meningkatkan kesejahteraan mereka.

4. Letak pengambilan keputusan

Yaitu pengambilan keputusan dalam suatu kebijakan

memegang peranan penting dalam pelaksanaan suatu

kebijakan. Dalam hal ini, ditinjau lebih jauh mengenai letak

pengambilan keputusan dalam menentukan pengambilan

keputusan dalam jumlah kuota pedagang kaki lima yang

akan di relokasi serta pemberdayaan apasaja yang sesuai

dengan kebutuhan pedagang untuk mencai keuntung bagi

mereka.

5. Pelaksana program

Yaitu dalam menjalankan suatu kebijakan atau

program harus didukung dngan adanya alas an pelaksana

kebijkan yang kompeten dan kapabel demi keberhasilan

Page 37: PROGRAM STUDI ADMINISTRASI NEGARA FAKULTAS ILMU …

21

suatu kebijakan. Dalam hal ini diharapkan seluruh jajaran

pelaksana program mampu menjalankan tugas yang optimal

6. Sumber daya yang dilibatkan

Yaitu pelaksana suatu kebijakan yang harus didukung

dengan adanya sumberdaya-sumberdaya yang mendukung

suatu kebijakan, terutama sumberdaya manusia yang

berperan penting terhadap kinerja dari suatu implementasi

kebijakan. Dalam ini berkaitan dengan poin 4 yang

dijelaskan di atas, serta adanya dukungan sumberdaya

lainnya.

Sementara itu dari isi yang mencakup hal-hal yang diatas

terdapat konteks implementasinya adalah sebagai berikut :

1. Kekuasaan, Strategi aktor yang terlibat

Yaitu dalam suatu kebijkan perlu diperhitungkan pula

kekuatan atau kekuasaan kepentingan serta strategi yang

digunakan oleh para aktor yang terlibat guna mempelancar

jalannya pelaksanaan suatu implementasi kebijakan.

Diharapkan dalam Implementasi Penataan dan Pemberdayaan

Pedagang Kaki Lima di Kota Serang, seluruh pelaksana

mampu memberikan solusi yang digunakan untuk mengatasi

permasalahan-permasalahan yang ditentukan di lapangan.

2. Karakteristik lembaga dan penguasa

Yaitu lingkungan dimana suatu kebijakan tersebut

dapat dilaksanakan juga berpengaruh terhadap

Page 38: PROGRAM STUDI ADMINISTRASI NEGARA FAKULTAS ILMU …

22

keberhasilannya. Makan pada bagian ini akan dijelaskan

karakteristik Dinas Koperasi Perindustrian dan Perdagangan

Kota Serang sebagai suatu lembaga yang turut mempengaruhi

suatu kebijakan.

3. Kepatutan daya tanggap

Yaitu sejauhmana kepatuhan dan respon dari pelaksana

dalam menanggapi suatu kebijakan, hal ini berkaitan erat

dengan tercapainya kinerja pelaksana yang optimal.

Berkaitan pemindahan dan pemberian bekal kepada pedagang

kaki lima tersebut, diharapkan tidak terjadinya penyimpangan

oleh petugas.

2. Implementasi Kebijakan Model Donald Van Metter dan Carl

Van Horn

Model pendekatan top-down yang dirumuskan oleh

Donald Van Metter dan Carl Van Horn disebut juga dengan A

Model of The Policy Implementation. Menurut Agustino (2008 :

141), proses implementasi ini merupakan sebuah abstraksi atau

performansi suatu implementasi kebijakan yang pada dasarnya

sengaja bertujuan untuk meraih kinerja implementasi kebijakan

publik yang tinggi yang dalam hubungan berbagai variabel.

Menurut Van Metter dan Van Horn dalam Agustino (2008

: 142), ada enam variabel yang mempengaruhi kinerja kebijakan

publik tersebut, yaitu :

Page 39: PROGRAM STUDI ADMINISTRASI NEGARA FAKULTAS ILMU …

23

1. Ukuran dan Tujuan Kebijakan

Kinerja implementasi kebijakan dapat diukur tingkat

keberhasilannya jika ukuran dan tujuan dari kebijakan

memang realistis dengan sosio-kultur yang ada di level

pelaksana kebijakan.

2. Sumberdaya

Keberhasilan proses implementasi kebijakan sangat

tergantung dari kemampuan memanfaatkan sumberdaya,

dan manusia adalah sumberdaya terpenting. Tahap-tahap

tertentu dari keseluruhan proses implementasi menuntut

adanya sumberdaya manusia yang berkualitas sesuai

dengan pekerjaan yang diisyaratkan oleh kebijakan yang

telah ditetapkan secara politik.

3. Karakteristik Agen Pelaksana

Agen pelaksana meliputi organisasi formal dan

organisasi informal yang akan terlibat pengimplementasian

kebijakan publik. Hal ini sangat penting karena kinerja

implementasi kebijakan publik akan sangat banyak

dipengaruhi oleh ciri-ciri yang tepat serta cocok dengan

para agen pelaksananya.

4. Sikap/Kecenderungan (Disposition) para Pelaksana

Sikap penerimaan atau penolakan dari (agen)

pelaksana akan sangat banyak mempengaruhi keberhasilan

atau tidaknya kinerja implementasi kebijakan publik.

Page 40: PROGRAM STUDI ADMINISTRASI NEGARA FAKULTAS ILMU …

24

5. Komunikasi Antarorganisasi dan Aktivitas Pelaksana

Koordinasi merupakan mekanisme yang ampuh,

karena semakin baik koordinasi komunikasi diaantara

pihak-pihak yang terlibat suatu proses implementasi, maka

asumsinya kesalahan akan sangat kecil terjadi.

6. Lingkungan Ekonomi, Sosial, dan Politik

Lingkungan sosial, ekonomi, dan politik yang tidak

kondusif dapat menjadi bang keladi dari kegagalan kinerja

implementasi kebijakan.

Karenanya upaya mengimplementasikan kebijakan

harus pula memperhatikan kekondusifan kondisi

lingkungan eksternal.

3. Implementasi Kebijakan Model George C. Edward III

Model implementasi kebijakan yang berperspektif top-

down dirumuskan oleh George C. Edward III dalam Agustino

(2008 : 149) yang dinamakan dengan Direct and Indirect Impact

Implementation. Dalam pendekatannya, implementasi ini

menggunakan empat variabel yang dianggap menentukan

keberhasilan implementasi suatu kebijakan, yaitu :

1. Komunikasi

Variabel pertama yang mempengaruhi keberhasilan

implementasi suatu kebijakan menurut George C. Edward

III adalah komunikasi.Komunikasi menurutnya lebih lanjut

Page 41: PROGRAM STUDI ADMINISTRASI NEGARA FAKULTAS ILMU …

25

sangat menentukan keberhasilan pencapaian tujuan dari

implementasi kebijakan publik.

2. Sumberdaya

Sumberdaya merupakan hal penting lainnya, menurut

George C. Edward III dalam mengimplementasikan

kebijakan. Indikator sumberdaya terdiri dari beberapa

elemen, yaitu (a) staff, (b) informasi, (c) wewenang, (d)

fasilitas.

3. Disposisi

Disposisi atau sikap para pelaksana akan

menimbulkan hambatan-hambatan yang nyata terhadap

implementasi kebijakan bila personil yang ada tidak

melaksanakan kebijakan-kebijakan yang diinginkan oleh

pejabat-pejabat tinggi.

4. Struktur Birokrasi

Kebijakan yang begitu kompleks menuntut adanya

kerjasama banyak orang, ketika struktur birokrasi tidak

kondusif pada kebijakan yang tersedia, maka hal ini akan

menyebagiankan sumberdaya-sumberdaya menjadi tidak

efektif dan menghambat jalannya kebaikan.

4. Implementasi Kebijakan Model Mazmanian dan Sabatier

Dalam Nugroho (2011 : 629), dijelaskan bahwa model ini

dikembangkan oleh Daniel Mazmanian dan Paul A. Sabatier

(1983) yang mengemukakan bahwa implementasi adalah upaya

Page 42: PROGRAM STUDI ADMINISTRASI NEGARA FAKULTAS ILMU …

26

melaksanakan keputusan kebijakan. Model Mazmanian dan

Sabatier disebut sebagai model Kerangka Analisis Implementasi

(A Framework From Implementation Analysis).Mazmanian dan

Sabatier mengklasifikasikan implementasi kebijakan ke dalam

tiga variabel.

Pertama, variabel independen, mudah tidaknya masalah

dikendalikan yang berkenaan dengan indikator masalah teori dan

teknis pelaksana, keragaman objek, dan seperti apa yang

dikehendaki.

Kedua, variabel Intervening, yaitu variabel kemampuan

kebijakan untuk menstrukturkan proses implementasi dengan

indikator kejelasan dan konsistensi tujuan, dipergunakannya teori

kasual, ketepatan alokasi sumber dana, keterpaduan hirarki

diantara lembaga pelaksana, aturan pelaksana dari lembaga

pelaksana, dan perekrutan pejabat pelaksana dan keterbukaan

kepada pihak luar, dan variabel di luar kebijakan yang

mempengaruhi proses implementasi yang berkenaan dengan

indikator kondisi sosio-ekonomi dan teknologi, dukungan publik,

sikap dan risorsis konsituen, dukungan pejabat yang lebih tinggi,

dan komitmen dan kualitas kepemimpinan dari para pejabat

pelaksana.

Ketiga, variabel independen, yaitu tahapan dalam proses

implementasi dengan lima tahapan pemahaman dari

lembaga/badan pelaksana dalam bentuk disusunnya kebijakan

Page 43: PROGRAM STUDI ADMINISTRASI NEGARA FAKULTAS ILMU …

27

pelaksana, kepatuhan objek, hasil nyata, penerimaan atas hasil

nyata tersebut, dan pada akhirnya mengarah pada revisi atau

kebijakan yang dibuat atau dilaksanakan tersebut ataupun

keseluruhan kebijakan yang bersifat mendasar.

2.1.4 Konsep Pedagang Kaki Lima (PKL)

Ada beberapa asal-usul penyebutan istilah PKL, salah satunya

dari trotoar buatan Belanda yang luasnya 1,5 meter (lima kaki).

Menurut seorang tokoh Indonesianis bernama Williamm Liddle,

aturan trotoar lima kaki justru berasal dari bahasa inggris, five foot

(lima kaki). Sementara menurut sumber lain, istilah PKL adalah untuk

menyebut pedagang yang menggunakan gerobak beroda. Jika roda

gerobak ditambahkan dengan kaki pedagang, maka berjumlah lima,

maka disebutlah pedagang kaki lima atau PKL (Permadi, 2007 : 3-4).

Sementara dalam Perda Kota Serang Nomor 4 Tahun 2014

dijelaskan bahwa pedagang kaki lima (PKL) adalah pelaku usaha yang

melakukan usaha perdagangan dengan menggunakan sarana usaha

bergerak maupun tidak bergerak, menggunakan prasarana kota,

fasilitas sosial, fasilitas umum, lahan dan bangunan milik pemerintah,

pemerintah daerah provinsi, pemerintah kota dan/atau swasta baik

yang sementara/tidak menetap.

2.1.4.1 Penataan dan Pemberdayaan Pedagang Kaki Lima

Menurut Perda Kota Serang Nomor 4 Tahun 2014 Pasal

1, Penataan Pedagang Kaki Lima adalah upaya yang

dilakukan oleh pemerintah daerah melalui penetapan Lokasi

Page 44: PROGRAM STUDI ADMINISTRASI NEGARA FAKULTAS ILMU …

28

binaan untuk melakukan penetapan, pemindahan, penertiban

dan penghapusan Lokasi PKL dengan memperhatikan

kepentingan umum, sosial, estetika, kesehatan, ekonomi,

keamanan, ketertiban, kebersihan lingkungan dan sesuai

dengan peraturan perundang-undangan.

Pemberdayaan Pedagang Kaki Lima adalah upaya yang

dilakukan oleh pemerintah, pemerintah daerah, dunia usaha

dan masyarakat secara sinergis dalam bentuk penumbuhan

iklim usaha dan pengembangan usaha terhadap PKL sehingga

mampu tumbuh dan berkembang baik kualitas maupun

kuantitas usahanya.

2.2 Penelitian Terdahulu

Sebagai bahan acuan dalam penelitian ini, maka berikut ini peneliti

akan memaparkan hasil penelitian yang dilakukan oleh peneliti terdahulu

yang kurang lebih membahas topik yang relevan dengan peneliti yaitu

tentang Kebijakan yang mengatur mengenai Pedagang Kaki Lima (PKL).

Adapun hasil penelitian terdahulu tersebut yaitu :

Penelitian yang dilakukan oleh Wahyu Ira Fitri tahun 2015 yang

berjudul “Implementasi Peraturan Daerah Kota Samarinda Nomor 19 Tahun

2001 Tentang Pengaturan dan Pembinaan Pedagang Kaki Lima (Studi

Kasus Pada Pasar Pagi Kota Samarinda)”. Tujuan dari penelitian ini adalah

untuk mengetahui dan menganalisis Implementasi Peraturan Daerah Kota

Samarinda Nomor 19 Tahun 2001 Tentang Pengaturan dan Pembinaan

Pedagang Kaki Lima di Pasar Pagi Samarinda serta untuk mengetahui dan

Page 45: PROGRAM STUDI ADMINISTRASI NEGARA FAKULTAS ILMU …

29

menganalisis faktor penghambat Implementasi Peraturan Daerah Kota

Samarinda Nomor 19 Tahun 2001 Tentang Pengaturan dan Pembinaan

Pedagang Kaki Lima di Pasar Pagi Samarinda. Metode yang digunakan

dalam penelitian ini adalah metode deskriptif kualitatif serta menggunakan

teknik pengumpulan data dengan observasi, wawancara, dan dokumentasi.

Adapun hasil penelitian ini adalah Implementasi Peraturan Daerah

Kota Samarinda Nomor 19 Tahun 2001 Tentang Pengaturan dan Pembinaan

Pedagang Kaki Lima di Pasar Pagi Samarinda masih belum optimal karena

belum adanya penyediaan sarana dan prasarana oleh pemerintah Kota

Samarinda khususnya Dinas Pasar Kota Samarinda serta masih belum

optimalnya penerapan sidak pasar yang dilakukan pemerintah Kota

Samarinda melalui Satpol PP karena saat sidak pasar berlangsung banyak

PKL yang sudah tau dan menghindari sidak dengan tidak berjualan pada

hari itu.

Adapun relevansi penelitian di atas dengan penelitian peneliti yang

berjudul Implementasi Peraturan Daerah Kota Serang Nomor 4 Tahun 2014

tentang Penataan dan Pemberdayaan Pedagang Kaki Lima di Kota Serang

adalah terletak pada persamaan objek yang diteliti yaitu Peraturan Daerah

mengenai Pedangang Kaki Lima,serta terdapat persamaan lain yaitu pada

penggunaan metode penelitian yaitu kualitatif. Adapun perbedaanya adalah

penelitian di atas hanya mengambil studi kasus di satu tempat saja yaitu

Pedagang Kaki Lima di Pasar Pagi Kota Samarinda, sedangkan peneliti

mengambil studi kasus seluruh Pedagang Kaki Lima di Kota Serang.

Page 46: PROGRAM STUDI ADMINISTRASI NEGARA FAKULTAS ILMU …

30

2.3 Kerangka Pemikiran Penelitian

Kerangka berfikir merupakan alur pemikiran dalam penelitian yang

bertujuan untuk mengetahui sudut pandang peneliti dalam menjelaskan

permasalahan penenlitian. Penelitian mengenai Implementasi tentang

Penataan dan Pemberdayaan ini dirasa masih banyak menemukan

permasalahan yaitu; (1) Kurangnya Kesadaran PKL dalam relokasi yang

diberikan (2) Kurang tegasnya lembaga terkait dalam menerapkan sanksi

kepada para PKL yang melanggar larangan yang telah ditetapkan dalam

Perda Kota Serang Nomor 4 Tahun 2014 (3) Kurangnya sosialisasi

menyeluruh kepada berbagai elemen masyarakat mengenai Perda Kota

Serang Nomor 4 tahun 2014 (4) Kurangnya kordinasi antara dinas terkait,

Selanjutnya permasalah-permasalahan tersebut peneliti jadikan

sebagai input dalam proses penelitian. Kemudian dalam proses analisis

permasalahan tersebut penelitian menggunakan Grindle dalam Ali dkk

(2012 : 96) yang membagai implementasi kebijakan menjadi 2 bagian,

yaitu:

1. Isi Kebijakan

a. Kepentingan yang dipengaruhi

b. Tipe manfaat

c. Derajat perubahan yang diharapkan

d. Letak pengambilan keputusan.

e. Pelaksana program.

f. Sumber daya yang dilibatkan

Page 47: PROGRAM STUDI ADMINISTRASI NEGARA FAKULTAS ILMU …

31

2. Sementara itu dari isi yang mencakup hal-hal yang di atas terdapat

konteks implementasinya adalah sebagai berikut :

a. Kekuasaan, strategi aktor yang terlibat

b. Karakteristik lembaga dan penguasa.

c. Kepatutan daya tanggap

Page 48: PROGRAM STUDI ADMINISTRASI NEGARA FAKULTAS ILMU …

32

Implementasi Peraturan Daerah

Kota Serang Nomor 4 Tahun 2014

tentang Penataan dan Pemberdayaan

Pedagang Kaki Lima di Kota Serang

Masalah-masalah yang diidentifikasi berdasarkan observasi awal :

1. Dari segi pendaftaran, masih banyak PKL yang belum menjalankan prosedur

pendaftaran PKL, sehingga PKL di Kota Serang terus menjamur.

2. Dari segi penempatan dan pemindahan PKL, banyak PKL yang berjualan di

tempat yang tidak semestinya, karena banyak PKL yang belum mendaftarkan

diri, dan belum mendapat tempat usaha atau TDU yang jelas.

3. Dari segi penetapan lokasi dan penghapusan lokasi PKL, kurangnya kesadaran

para PKL yang menilai bahwa tempat relokasi yang disediakan Disperindagkop

Kota Serang tepatnya di daerah Kepandean itu kurang strategis sehingga

mengurangi pendapatan mereka, dan kurang tegasnya lembaga terkait dalam

menerapkan sanksi kepada para PKL.

4. Dari segi peningkatan kemampuan berusaha, dari segi ini belum adanya

bimbingan dan pelatihan khusus dari pemerintah kepada para PKL untuk

meningkatkan kemampuan berwirausaha.

Model implementasi Merille S. Grindel dalam Ali dkk (2012:96),

Isi Kebijakan : Konteks implementasi

1. Kepentingan yang dipengaruhi 1. Kekuasaan, strategi aktor terlibat

2. Tipe manfaat 2. Karakteristik lembaga penguasa

3. Derajat perubahan 3. Kepatuhan daya tanggap

4. Letak pengambilan keputusan

5. Pelaksana program

6. Sumber daya yang dilibatkan

Output Penelitian :

Memahami persoalan dalam

Implementasi Perda Kota Serang Nomor 4 Tahun 2014 tentang Penataan dan

Pemberdayaan Pedagang Kaki Lima di Kota Serang

Adapun kerangka berfikir dalam penelitian ini, adalah sebagai berikut :

Gambar 2.1

Kerangka Berfikir Penelitian

Outcome Penelitian :

Memberikan masukan kepada

Pemerintah Kota Serang dalam

meningkatkan Penataan dan

Pemberdayaan PKL di Kota Serang

Page 49: PROGRAM STUDI ADMINISTRASI NEGARA FAKULTAS ILMU …

33

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Pendekatan dan Metode Penelitian

Menurut Sugiyono (2012 : 6), metode penelitian pendidikan dapat

diartikan sebagai cara ilmiah untuk mendapatkan data yang valid dengan

tujuan dapat ditemukan, dikembangkan, dan dibuktikan, suatu pengetahuan

tertentu sehingga pada gilirannya dapat digunakan untuk memahami,

memecahkan, dan mengantisipasi masalah dalam bidang pendidikan.

Adapun pendekatan penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah

pendekatan kualitatif.

Penelitian kualitatif adalah penelitian yang menekankan pada quality

atau hal yang terpenting dan sifat suatu barang/jasa. Hal terpenting dari

suatu barang atau jasa berupa kejadian/fenomena/gejala sosial adalah makna

dibalik kejadian tersebut yang dapat dijadikan pelajaran berharga bagi suatu

pengembangan konsep teori. Penelitian kualitatif dilakukan karena peneliti

ingin mengeksplor fenomena-fenomena yang tidak dapat dikuantifikasikan

yang bersifat deskriptif seperti proses suatu langkah kerja, formula suatu

resep, pengertian-pengertian tentang suatu konsep yang beragam,

karakteristik suatu barang dan jasa, gambar-gambar, gaya-gaya, tata cara

suatu budaya, model fisik suatu artifak dan lain sebagainya (Satori dan

Komariah, 2009 : 22-23).

Page 50: PROGRAM STUDI ADMINISTRASI NEGARA FAKULTAS ILMU …

34

Pendapat lain menurut Moleong (2013 : 6), metode penelitian

kualitatif adalah penelitian yang bermaksud untuk memahami fenomena

tentang apa yang dialami oleh subjek penelitian seperti perilaku, persepsi,

motivasi, tindakan, dan lain-lain secara holistik dan dengan cara deskriptif

dalam bentuk kata-kata dan bahasa, pada suatu konteks khusus yang

alamiah dengan memanfaatkan berbagai metode ilmiah.

3.2 Fokus Penelitian

Agar penelitian lebih terstruktur dan sistematis, maka ruang lingkup

penelitian difokuskan pada Implementasi Peraturan Daerah Kota Serang

Nomor 4 Tahun 2014 tentang Penataan dan Pemberdayaan Pedagang Kaki

Lima di Kota Serang.

3.3 Lokasi Penelitian

Lokasi penelitian adalah tempat dimana penelitian dilakukan. Dengan

ditetapkannya lokasi penelitian maka peneliti akan lebih mudah melakukan

penelitian karena objek dan tujuan sudah ditetapkan.

Adapun lokasi penelitian yang dipilih peneliti adalah Kota Serang.

Alasan kenapa memilih Kota Serang adalah karena Kota Serang merupakan

salah satu Kota yang menjadi pusat kegiatan ekonomi dan perdagangan di

Propinsi Banten, sehingga di Kota Serang banyak terdapat Pedagang Kaki

Lima (PKL). Dan ironisnya, banyak PKL di Kota Serang yang dalam

kegiatannya banyak melanggar ketentuan sehingga hal inilah yang

mendorong peneliti untuk melakukan penilitian ini.

Page 51: PROGRAM STUDI ADMINISTRASI NEGARA FAKULTAS ILMU …

35

3.4 Variabel Penelitian

3.4.1 Definisi Konsep

Definisi konseptual digunakan untuk menegaskan konsep-

konsep yang digunakan supaya tidak menjadi perbedaan penafsiran

antara penulis dan pembaca. Konsep yang digunakan adalah

menggunakan teori model Implementasi Kebijakan Publik yang

dikemukakan oleh Merille S. Grindle dalam Ali dkk (2012 : 96)

yang membagi implementasi kebijakan menjadi 2 bagian, yaitu :

1. Isi Kebijakan

a. Kepentingan yang dipengaruhi

b. Tipe manfaat

c. Derajat perubahan yang diharapkan

d. Letak pengambilan keputusan.

e. Pelaksana program.

f. Sumber daya yang dilibatkan

2. konteks implementasinya.

1. Kekuasaan, strategi aktor yang terlibat

2. Karakteristik lembaga dan penguasa.

3. Kepatutan daya tanggap

Page 52: PROGRAM STUDI ADMINISTRASI NEGARA FAKULTAS ILMU …

36

3.4.2 Definisi Operasional

Pada penelitian Implementasi Peraturan Daerah Kota Serang

Nomor 4 Tahun 2014 tentang Penataan dan Pemberdayaan Pedagang

Kaki Lima di Kota Serang, teori yang digunakan adalah teori

Implementasi menurut Merille S. Grindle karena paling tepat untuk

menjawab pertanyaan rumusan masalah. Berikut rincian dari dimensi

dan indikator yang digunakan, yaitu :

Tabel 3.1

Pedoman Wawancara Penelitian

Indikator Sub Indikator Pertanyaan Kode

Informan

Isi Kebijakan

Kepentingan yang

dipengaruhi

Tipe Manfaat

Derajat Perubahan

yang diharapkan

1. Apakah yang

melatarbelakangi

diberlakukannya

Perda ini ?

1. Bagaimana

manfaat yang

dirasakan dari

pelaksanaan perda

tersebut?

1. Apa perubahan yang

diinginkan dari

I1.1 , I1.2, I1.3

I1.4, I1.5, I1.6,

I1.7, I1.8, I1.9

I1.1 , I1.2, I1.3

I1.4, I1.5, I1.6,

I1.7, I1.8, I1.9

I2.1, I2.2, I2.3

I1.1 , I1.2, I1.3

Page 53: PROGRAM STUDI ADMINISTRASI NEGARA FAKULTAS ILMU …

37

Letak pengambilan

keputusan

Pelaksana program

Sumber daya yang

dilibatkan

adanya perda

tersebut ?

1. Siapakah yang

berwenang dalam

memberikan sanksi

terhadap

pelanggaran perda

tersebut?

1. Siapa saja yang

menjadi

pengimplementator

dari perda tersebut?

1. Bagaimana

terkesediaan sarana

dan prasarana

dalam pelaksanaan

perda tersebut ?

I1.4, I1.5, I1.6,

I1.7, I1.8, I1.9

I2.1, I2.2, I2.3

I1.1 , I1.2, I1.3

I1.1 , I1.2, I1.3

I1.4, I1.5, I1.6,

I1.7, I1.8, I1.9

I1.1 , I1.2, I1.3

I2.1, I2.2, I2.3

Konteks

Implementasi

Kekuasaan,

strategi aktor yang

terlibat

1. Strategi apa yang

dipergunakan

dalam proses

pengimplementasia

n perda ?

I1.1 , I1.2, I1.3

I1.4, I1.5, I1.6,

I1.7, I1.8, I1.9

Page 54: PROGRAM STUDI ADMINISTRASI NEGARA FAKULTAS ILMU …

38

Karakteristik

lembaga dan

penguasa

Kepatuhan daya

tanggap

2. Bagaimana

pandangan dari

kepemimpinan

Disperindagkop

selaku pelaku

teknis dalam

menjalankan

implementasi

kebijakan?

1. Bagaimana

kepatuhan para

aktor yang terlibat

dengan perda

tersebut ?

I1.4, I1.5, I1.6,

I1.7, I1.8, I1.9

I2.1, I2.2, I2.3

I1.1 , I1.2, I1.3

I1.4, I1.5, I1.6,

I1.7, I1.8, I1.9

(Sumber : Peneliti, 2017)

3.5 Instrumen Penelitian

Dalam penelitian kualitatif menurut Sugiyono (2012 : 305) yang

menjadi instrumen penelitian adalah peneliti itu sendiri. Oleh karena itu,

peneliti sebagai instrumen juga harus “divalidasi” seberapa jauh peneliti

kualitatif siap melakukan penelitian yang selanjutnya terjun ke lapangan.

Peneliti kualitatif sebagai Human Instrument,berfungsi menetapkan fokus

penelitian, memilih informan sebagai sumber data, melakukan pengumpulan

Page 55: PROGRAM STUDI ADMINISTRASI NEGARA FAKULTAS ILMU …

39

data, menilai kualitas data, analisis data, menafsirkan data dan membuat

kesimpulan atas temuannya.

Dalam penelitian ini, yang memjadi data primer adalah data yang

berupa kata-kata dan tindakan orang-orang yang diamati dari hasil

wawancara dan observasi. Sedangkan data-data sekunder yang didapatkan

berupa dokumen tertulis. Adapun alat-alat tambahan yang digunakan dalam

pengumpulan data antara lain: paduan wawancara, alat perekam, dan buku

catatan.

3.6 Informan Penelitian

Informan penelitian merupakan sumber data yang digunakan dalam

penelitian ini. Adapun teknik pengambilan data dari informan yang

digunakan dalam penelitian ini adalah teknik purposive, yaitu teknik

penentuan sampel dengan pertimbangan tertentu, dan teknik ini cocok

digunakan untuk penelitian kualitatif, atau penelitian-penelitian yang tidak

melakukan generalisasi (Sugiyono, 2012 : 124).

Untuk mengetahui informan dalam penelitian ini, maka berikut ini

akan diuraikan daftar informan yang berkaitan dalam penelitian ini yaitu

Tabel 3.2

Daftar Informan Penelitian

No Informan Keterangan

Instansi Pemerintah

1. Kasi Pengelolaan dan Pengembangan Pasar

Disperindagkop Kota Serang (Sebagai

stakeholder)

2. Kepala UPTD Pasar Disperindagkop Kota

Key Informan

Page 56: PROGRAM STUDI ADMINISTRASI NEGARA FAKULTAS ILMU …

40

Serang. (Sebagai stakeholder)

3. Penegakan Produk Hukum Daerah Satpol PP

Kota Serang (Sebagai stakeholder)

4. Kasi Trantib Kec. Serang (Sebagai

stakeholder)

5. Kasi Trantib Kec. Cipocok Jaya. (Sebagai

stakeholder)

6. Kasi Trantib Kec. Curug (Sebagai stakeholder)

7. Sekretaris Camat Kec. Taktakan. (Sebagai

stakeholder)

8. Kasi Ekonomi Pembangunan Kec. Kasemen.

(Sebagai stakeholder)

9. Kasi Trantib Kec. Walantaka. (Sebagai

stakeholder)

Masyarakat

1. Pedagang Kaki Lima (yang berdampak

langsung)

2. Pengguna Jalan Raya (sebagai penakai trotoar

)

3. Ketua Paguyuban Pedagang Kaki Lima Kota

Serang

Secondary

Informan

(Sumber : Peneliti, 2017)

3.7 Teknik Pengumpulan Data

Fase terpenting dari penelitian adalah pengumpulan data.

Pengumpulan data dalam penelitian ilmiah adalah prosedur yang sistematis

untuk memperoleh data yang diperlukan. Dalam penelitan kualitatif teknik

pengumpulan data dapat dilakukan melalui setting dari berbagai sumber,

dan berbagai cara (Satori dan Komariah, 2009 :103).

Page 57: PROGRAM STUDI ADMINISTRASI NEGARA FAKULTAS ILMU …

41

Adapun teknik pengumpulan data yang digunakan peneliti dalam

penelitian ini antara lain :

1. Observasi

Observasi dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia berarti

pengamatan atau peninjauan secara cermat. Observasi adalah

pengamatan terhadap suatu objek yang diteliti baik secara langsung

maupun tidak langsung untuk memperoleh data yang harus

dikumpulkan dalam penelitian (Satori dan Komariah, 2009 : 104-105).

Dalam penelitian ini, observasi yang digunakan peneliti adalah

observasi non partisipatif, yaitu observasi yang dilakukan dimana si

peneliti mengamati perilaku dari jauh tanpa ada interaksi dengan

subjek yang sedang diteliti (Satori dan Komariah, 2009 : 119). Jadi

dapat dikatakan bahwa peneliti melakukan pengamatan tanpa harus

menjadi anggota resmi dari kelompok yang diamati.

2. Wawancara

Menurut Esterberg (2002) dalam Sugiyono (2012 : 317)

wawancara adalah merupakan pertemuan dua orang untuk bertukar

informasi dan ide melalui tanya jawab, sehingga dapat

dikonstruksikan makna dalam suatu topik tertentu. Adapun

wawancara yang digunakan peneliti dalam penelitian ini adalah

wawancara bertahap, yaitu wawancara yang mana peneliti

melakukannya dengan sengaja datang berdasarkan jadwal yang

ditetapkan sendiri untuk melakukan wawancara dengan informan dan

peneliti tidak sedang observasi partisipasi, sifat wawancaranya tetap

Page 58: PROGRAM STUDI ADMINISTRASI NEGARA FAKULTAS ILMU …

42

mendalam dengan merujuk pada pokok-pokok wawancara (Satori dan

Komariah, 2009 : 131). Dalam hal ini peneliti menentukan orang atau

badan yang akan di wawancara adalah orang yang terkait langsung

serta bersentuhan langsung dengan perda, seperti pedagang kaki lima

serta pemilik rumah yang halaman atau depan rumah mereka di

tempati oleh pedagang atau masyarakat lainnya yang terkena dampak

dari penataan yang anjurkan dinas terkait dan juga berapa lama

penjual tersebut membuka usaha tersebut.

3. Dokumentasi

Dokumen merupakan catatan peristiwa yang sudah berlalu.

Dokumen bisa berbentuk tulisan, gambar, atau karya-karya

monumental dari seseorang. (Sugiyono, 2012 : 329).

Dengan teknik dokumentasi, peneliti dapat memperoleh

informasi bukan dari orang sebagai narasumber, tetapi mereka

memperoleh informasi dari macam-macam sumber tertulis atau dari

dokumen yang ada pada informan dalam bentuk peninggalan budaya,

karya seni, dan karya pikir. Studi dokumen dalam penelitian kualitatif

merupakan pelengkap dari penggunaan metode observasi dan

wawancara. Studi dokumentasi yaitu mengumpulkan dokumen dan

data-data yang diperlukan dalam permasalahan penelitian lalu ditelaah

secara intens sehingga dapat mendukung dan menambah keperayaan

dan pembuktian suatu kejadian (Satori dan Komariah, 2009 : 148-

149). Dalam ini peniliti akan meneyertakan dokumentasi seperi foto

Page 59: PROGRAM STUDI ADMINISTRASI NEGARA FAKULTAS ILMU …

43

dilapangan yang terkait dengan perda serta menampilkan isi dari

peraturan daerah

3.8 Teknik Analisis Data

Menurut Bogdan dan Biklen dalam Moleong (2013 : 248) analisis data

kualitatif adalah upaya yang dilakukan dengan jalan bekerja dengan data,

mengorganisasikan data, memilih-milihnya menjadi satuan yang dapat

dikelola, menistesiskannya, mencari dan menemukan pola, menemukan apa

yang penting dan apa yang dipelajari, dan memutuskan apa yang dapat

diceritakan kepada orang lain.

Adapun teknik analisis data yang digunakan peneliti dalam penelitian

ini adalah teknik analisis data Model Miles and Huberman (Sugiyono, 2012

: 337) sebagai berikut :

1. Reduksi Data (Data Reduction)

Mereduksi data berarti merangkum, memilih hal-hal yang pokok,

memfokuskan pada hal-hal yang penting, dicari tema dan polanya, dan

membuang yang tidak perlu. Dengan demikian data yang telah

direduksi akan memberikan gambaran yang lebih jelas, dan

mempermudah peneliti untuk melakukan pengumpulan data

selanjutnya, dan mencarinya bila diperlukan.

2. Penyajian Data (Data Display)

Dalam penelitian kualitatif, penyajian data bisa dilakukan dalam

bentuk uraian singkat, bagan, hubungan antar kategori, flowchart, dan

sejenisnya. Dalam hal ini Miles and Huberman (1984) menyatakan

“yang paling sering digunakan untuk menyajikan data dalam penelitian

Page 60: PROGRAM STUDI ADMINISTRASI NEGARA FAKULTAS ILMU …

44

kualitatif adalah dengan teks yang berbentuk naratif”. Dengan

mendisplaykan data, maka akan memudahkan untuk memahami apa

yang terjadi, merencanakan kerja selanjutnya berdasarkan apa yang

telah difahami tersebut.

3. Penarikan Kesimpulan/Verifikasi (Conclusion Drawing/Verification)

Langkah akhir dalam analisis data kualitatif menurut Miles and

Huberman adalah penarikan kesimpulan dan verifikasi. Kesimpulan

awal yang dikemukakan masih bersifat sementara, dan akan berubah

bila tidak ditemukan bukti-bukti yang kuat yang mendukung pada tahap

pengumpulan data berikutnya. Tapi apabila kesimpulan yang

dikemukakan pada tahap awal, didukung oleh bukti-bukti yang valid

dan konsisten saat peneliti kembali ke lapangan mengumpulkan data,

maka kesimpulan yang dikemukakan merupakan kesimpulan yang

kredibel.

3.9 Uji Keabsahan Data

Suatu penelitian harus mengandung nilai terpercaya dan peneliti harus

mampu mempertanggungjawabkan penelitiannya, untuk itu digunakan uji

keabsahan data. Menurut Sugiyono (2012 : 366) terdapat 4 macam uji

keabsahan data dalam penelitian kualitatif yaitu meliputi uji credibility

(validitas internal), transferability (validitas eksternal), dependability

(reliabilitas), dan confirmability (obyektifitas). Adapun dalam penelitian ini,

peneliti hanya menggunakan uji credibility yang dilakukan melalui dua

teknik pemeriksaan, yaitu triangulasi dan member check.

1. Triangulasi

Page 61: PROGRAM STUDI ADMINISTRASI NEGARA FAKULTAS ILMU …

45

Dalam pengujian kredibilitas triangulasi ini diartikan sebagai

pengecekan data dari berbagai sumber dengan berbagai cara, dan

berbagai waktu.

1) Triangulasi Sumber

Triangulasi sumber untuk menguji kredibilitas data dilakukan

dengan cara mengecek data yang telah diperoleh melalui beberapa

sumber.

2) Triangulasi Teknik

Triangulasi teknik untuk menguji kredibilitas data dilakukan

dengan cara mengecek data kepada sumber yang sama dengan

teknik yang berbeda.

3) Triangulasi Waktu

Triangulasi waktu untuk menguji kredibilitas data dilakukan

melalui pengecekan data dengan waktu dan situasi yang berbeda

dan dilakukan secara berulang-ulang sehingga sampai ditemukan

kepastian datanya.

Dalam penelitian ini, peneliti hanya menggunakan triangulasi

sumber dan triangulasi teknik.

2. Mengadakan Member Check

Member check adalah proses pengecekan data yang diperoleh

peneliti kepada pemberi data. Tujuan member check adalah untuk

mengetahui seberapa jauh data yang diperoleh sesuai dengan apa yang

diberikan oleh pemberi data. Apabila data yang ditemukan disepakati

Page 62: PROGRAM STUDI ADMINISTRASI NEGARA FAKULTAS ILMU …

46

oleh para pemberi data berarti data tersebut valid, sehingga semakin

kredibel/dipercaya, tetapi apabila data yang ditemukan peneliti dengan

berbagai penafsirannya tidak disepakati oleh pemberi data, maka

peneliti perlu melakukan diskusi dengan pemberi data, dan apabila

perbedaannya tajam, maka peneliti harus merubah temuannya, dan

harus menyesuaikan dengan apa yang diberikan oleh pemberi data.

3.10 Jadwal Penelitian

Penelitian ini dimaksudkan untuk meneliti bagaimana Implementasi

Peraturan Daerah Kota Serang Nomor 4 tahun 2014 tentang Penataan dan

Pemberdayaan Pedagang Kaki Lima di Kota Serang. Adapun waktu

penelitian ini dimulai dari September 2017.

Page 63: PROGRAM STUDI ADMINISTRASI NEGARA FAKULTAS ILMU …

47

Tabel 3.3

Jadwal Kegiatan Penelitian

No Kegiatan Bulan, Tahun 2017-2018

Sep Okt Nov Des Jan Feb Mar Apr Mei Jun

1 Observasi Awal

2 Penyusunan

Proposal

3 Bimbingan dan

perbaikan Proposal

4 Seminar Proposal

5 Pengumpulan dan

Pengolahan Data

6 Penyusunan Bab 4-

5

7 ACC Sidang Skripsi

8 Sidang Akhir

Sumber : Peneliti 2017

Page 64: PROGRAM STUDI ADMINISTRASI NEGARA FAKULTAS ILMU …

48

BAB IV

HASIL PENELITIAN

4.1 Deskripsi Obyek Penelitian

4.1.1 Profil Kota Serang

Kota Serang adalah wilayah baru hasil pemekaran dari

Kabupaten Serang Provinsi Banten. Sebagai ibukota provinsi,

kehadirannya adalah sebuah konsekuensi logis dari keberadaan

Provinsi Banten. Terdiri dari 6 (enam) Kecamatan yaitu; Kecamatan

Serang, Kecamatan Cipocok Jaya, Kecamatan Kasemen, Kecamatan

Walantaka, Kecamatan Curug dan Kecamatan Taktakan. Kota Serang

memiliki luas wilayah 266,77 Km2 dengan jumlah penduduk sekitar

523.384 jiwa.

Batas wilayahnya diantaranya adalah sebelah Utara yaitu Teluk

Banten Sebelah Timur yaitu Kecamatan Pontang dan Kecamatan

Keragilan Kabupaten Serang, sebelah Selatan yaitu Kecamatan

Cikeusal, Kecamatan Petir dan Kecamatan Baris Kabupaten Serang

serta Sebelah Barat yaitu Kecamatan Pabuaran, Kecamatan Waringin

Kurung dan Kecamatan Kramatwatu Kabupaten Serang.

Dari 6 (enam) Kecamatan tersebut terdiri dari 20 kelurahan dan

46 Desa. Kota ini diresmikan pada tanggal 2 November 2007

bedasarkan UU Nomor 32 Tahun 2007 tentang pembentukan Kota

Serang, setelah sebelumnya RUU Kota Serang disahkan 17 Juli 2007

Page 65: PROGRAM STUDI ADMINISTRASI NEGARA FAKULTAS ILMU …

49

kemudian dimasukan dalam lembaran Negara Nomor 98 Tahun 2007

dan tambahan lembaran Negara Nomor 4748, tanggal 10 Agustus

2007. Sebelumnya, pemerintahan Provinsi Banten dalam

memperceptan terwujudnya pemerintahan Kota Serang telah

mempersiapkan empat kelompok kerja (Pokja) yang akan bekerja

sebelum ditetapkan Pejabat WaliKota Serang. Keempat pokja tersebut

terdiri dari Pokja Personil, Pokja Keuangan perlengkapannya dan

Pokja Partai Politik.

Pembentukan dan susunan personil masing-masing pokja diisi

oleh pejabat Pemprov Banten dan Pemkab Serang. Untuk

menjalankan roda pemerintahan sebelum diselenggarakan pilkada.

Asisten Daerah (Asda) 1 Pemprov Banten Asmudji HW akhirnya

terpilih sebagai Depdagri menyaring nama calon yang diajukan

Gubernur Banten saat itu.

Asmudji dilantik di Jakarta oleh mendagri pada tanggal 2

November 2007. Bedasarkan Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2007

tentang pembentukan Kota Serang. Pertimbagan pembentukan Kota

Serang adalah perlunya peningkatan penyelenggaraan pemerintahan,

pelaksanaan pembangunan dan pelayanan publik guna terwujudnya

kesejahteraan masyarakatnya.

Pada 5 Desember 2008 melalui pemilihan kepala daerah

langsung dilantuk WaliKota dan Wakil WaliKota Serang definitif.

Sejak saat itu hingga 5 tahun ke depan Kota Serang akan dipimpin

oleh duet kepemimpinan H. Bunyamin dan TB. Chaerul Jaman yang

Page 66: PROGRAM STUDI ADMINISTRASI NEGARA FAKULTAS ILMU …

50

mengusung visi terwujudnya landasan Kota Serang yang global dan

berwawasan lingkungan dan misi menyiapkan proses perencanaan tata

ruang. Pemanfaatan ruang, dan pengendalian pemanfaatan ruang di

wilayah Kota Serang. Menyiapkan tata pemerintahan yang baik dan

benar. Meningkatkan iklim usaha yang kondusif bagi pelaku ekonomi

di berbagai sektor. Mengingkatkan kualitas Sumber Daya Manusia

melalui pendidikan formal dan non formal yang terjangkau dan

berkualitas.

4.1.1.1 Keadaan Geografis Kota Serang

Kota Serang secara geografis terletak antara 5099’-60

22’ Lintang Selatan dan 1060 07’1060 25’ Bujur Timur.

Apabila memakai kordinat system UTM (Universal Transfer

Mercator) zona 48E wilayah Kota Serang terletak pada

kordinat 610.800 m sampai dengan 638.000 m dari Barat ke

Timur dan 9.337.725 m sampai dengan 9.312.475 m dari

Utara ke Selatan. Jarak terpanjang menurut garis lurus dari

Utara ke Selatan adalah sekitar 21,7 Km dan jarak terpanjang

dari Barat ke Timur adalah 20 Km. Sebelah Utara Kota

Serang berbatasan dengan Kabupaten Serang, begitu juga di

sebelah Selatan dan disebelah Barat berbatasan dengan

Kabupaten Serang.

Kota Serang mempunyai kedudukan sebagai pusat

pemerintahan Provinsi Banten, juga sebagai daerah alternatif

Page 67: PROGRAM STUDI ADMINISTRASI NEGARA FAKULTAS ILMU …

51

penyangga (hinterland) ibukota Negara, karena di Provinsi

DKI Jakarta hanya berjarak sekitar 70 Km, wilayah Kota

Serang sebagian besar adalah daratan rendah yang memiliki

ketinggian kurang dari 500 mdpl dan beriklim tropis dengan

curah hujan yang cukup tinggi dengan ukuran tertinggi dalam

sebulan 70mm dan rata-rata 19 hari hari hujan.

4.1.1.2 Slogan Kota Serang Madani

Menegaskan tujuan pemerintahan Kota Serang untuk

mewujudkan Kota Serang yang madani, yang pada dasarnya

mempunyai prinsip sebagai berikut :

1) Menghormati kebebasan beragama (5 agama yang diakui

pemerintah Indonesia yang tertera dalam Undang-

Undang Dasar 1945)

2) Menjaga persaudaraan antar umat beragama

3) Menjaga perdamaian dan kedamaian

4) Menjaga kesatuan

5) Etika politik yang bebas bertanggung jawab

6) Pemerintahan yang melindungi hak dan kewajiban warga

negara (masyarakat)

7) Konsistensi penegakan hukum bedasarkan kebenaran dan

keadilan

8) Terciptanya penegakan hukum bedasarkan kebenaran

dan keadilan

Page 68: PROGRAM STUDI ADMINISTRASI NEGARA FAKULTAS ILMU …

52

9) Menghormati hak-hak azasi individu

10) Selalu berada dalam koridor agama

Semua itu diharapkan bisa terwujud dalam

pemerintahan Kota Serang yang bersih, adil, bertanggung

jawab, agung dan berwibawa, sehingga bisa menciptakan

masyarakat Kota Serang yang sejahtera di semua bidang

(sosial, politik, budaya dan pendidikan).

4.1.1.3 Visi- Misi Kota Serang

1) Visi

Terwujudnya penyelenggaraan pemerintahan,

pelayanan pimpinan dan pelayanan publik di bidang

informasi dan kehumasan yang berkualitas

2) Misi

a. Mengembangkan aparatur kehumasan yang

professional dalam mengolah informasi

b. meningkatkan pemberdayaan masyarakat di bidang

informasi dan komunikasi

c. meningkatkan kualitas dan kuantitas system

informasi dan komunikasi

Dalam penelitian tentang Penataan dan Pemberdayaan

PKL di Kota Serang ada beberapa instansi yang terkait dalam

penanganannya, yaitu Disperindagkop Kota Serang, Satpol

Page 69: PROGRAM STUDI ADMINISTRASI NEGARA FAKULTAS ILMU …

53

PP Kota Serang dan Kecamatan yang berada dalam wilayah

Kota Serang.

4.1.2 Profil Dinas Perindustrian, Perdagangan dan Koperasi Kota

Serang

Dinas Perindustrian, Perdagangan, Koperasi dan Penanaman

Modal dibentuk bedasarkan Perda/Perwal No. 3 Tahun 2007 tanggal

27 Nobember 2007 yang pada waktu itu beralamat di Gedung Balai

Kota Jl. Jendral Sudirman No.5. Pada tanggal 05 November 2008

pindah alamat di Jl. Letnan Jidun No.4 Kepandean.

Bedasarkan PP 41 Tahun 2007 tentang Organisasi Perangkat

Daerah dan dikeluarkanlah Perda No.9 Tahun 2008 tentnag

Pembentukan dan susunan Organisasi Dinas Daerah yang didalamnya

terdapat Dinas Perindustrian,, Perdagangana dan Koperasi.

Terdapat 3 bagian pada dinas Perindustrian, Perdagangan dan

Koperasi dan UMKM. Masing-masing mempunyai 3 seksi pada

bidangnya, seperti bidang perindustrian mempunyai Seksi Industri

Kimia dan Hutan, Seksi Industri Argo, Aneka dan Kerajinan, Seksi

Industri Logam, Mesin, Elektronik dan Tekstil. Pada bidang

perdagangan mempunyai Seksii Perdagangan Dalam Negri dan Luar

Negri. Seksi Pengelolaan Informasi dan Perlindungan, Seksi

Pengelolaan dan Pengembangan Pasar. Pada bidang Koperasi dan

UMKM mempunyai Seksi Bina Koperasi, Seksi Bina Usaha Mikro

dan Menengah, Seksi Fasilitas dan Kemitraan.

Page 70: PROGRAM STUDI ADMINISTRASI NEGARA FAKULTAS ILMU …

54

Selain itu juga Disperindagkop Kota Serang mempunyai Unit

Pelaksana Terkait Daeerah (UPTD) Pasar yang membidangi untuk

Pasar Rau, Pasar Lama, Pasar Kepandean, Pasar Kaloran, Pasar

Banten Lama dan Pasar Karangantu. Dengan adanya UPTD pasar di

beberapa pasar tradisional di Kota Serang diharapkan dapat

meningkatkan keamanan dan ketentraman untuk pedagang yang

berjualan di pasar-pasar tersebut dengan adanya peran pemerintah

dalam menertibkan lokasi dagang.

4.1.2.1 Visi Dinas Perindustrian, Perdagangan dan Koperasi Kota

Serang

Perumusan visi dan misi Dinas Perindustrian,

Perdagangan dan Koperasi Kota Serang berpodaman visi dan

misi pembangunan Kota Serang tahun 2014-2018. Visi

Pembangunan Kota Serang yaitu “Terwujudnya Kota Serang

Madani sebagai Kota Pendidikan yang Bertumpu Pada Potensi

Perdagangan , Jasa, Pertanian dan Budaya”. Pembangunan

Kota Serang mempunyai lima pilar penting, yaitu:

1) Pembangunan dan peningkatan infrastruktur;

2) Pembangunan dan peningkatan kualitas pendidikan;

3) Pembangunan dan peningkatan kualitas kesehatan;

4) Peningkatan ekonomi kerayatan serta optimalisasi potensi

pertanian dan kelautan;

Page 71: PROGRAM STUDI ADMINISTRASI NEGARA FAKULTAS ILMU …

55

5) Peningkatan tata kelola pemerintahan, hukum dan

peningkatan penghayatan terhadap nilai agama.

Fungsi pelayanan dari Dinas Perdagangan, Perindustrian

dan Koperasi Kota Serang, yaitu khususnya pada pilar

pembangunan Kota Serang yang ke 4. “Meningkatkan

Perekonomian Daerah melalui Penciptaan Iklim Usaha dan

Investasi yang Kondusif serta perkuatan ekonomi kerakyatan

(bagi berkembangnya usaha kecil dan menengah dan koperasi

serta industri) yang mampu mendayagunakan Potensi Daerah

(Pemanfaatan SDA dan Sosial) secara berkelanjutan”.

Kemudian Lima Pilar Pembangunan Kota Serang yang ke-4

adalah “Peningkatan Ekonomi Kerakyatan serta Optimalisasi

Potensi Pertanian dan Kelautan”

Dengan demikian Visi Disperindagkop Kota Serang

ialah “Terwujudnya Pelaku Usaha yang berdaya Saing,

Modern, Maju, dan Mandiri sebagai motor penggerak

perekonomian daerah dalam membangun Kota Serang

Madani”. Diharapkan dengan adanya visi Disperindagkop

Kota Serang bisa menjadi pemacu pegawai dalam menertibkan

sekaligus membangkitkan perekonomian rakyat dalam

berwirausaha. Makna dan visi Disperindagkop Kota Serang

ialah:

Page 72: PROGRAM STUDI ADMINISTRASI NEGARA FAKULTAS ILMU …

56

a) Pelaku Usaha: Pelaku Usaha adalah semua orang yang

terlibat dalam menngerakan sektor perekonomian melalui

kegiatan perdagangan barang dan jasa.

b) Bedaya Saing: Kemampuan berahan dan Pelaku Usaha

maupun Produknya dalam memasuki persaingan di dunia

usaha.

c) Modern: Adanya sentuhan penggunaan teknologi dan

mesin dari Pelaku Usaha maupun Produknya dalam

memasuki persaingan di dunia usaha.

d) Maju: Kemampuan pelaku usaha dalam peningkatan

pengembangan usaha maupun pendapatan usahanya.

e) Mandiri: Kemampuan dari pelaku usaha dalam memenuhi

kebutuhan usahanya.

f) Motor penggerak Perekonimian Daerah: Kemampuan

pelaku usaha dalam menjalankan roda perekonomian

daerah.

4.1.2.2 Misi Dinas Perindustrian, Perdagangan dan Koperasi Kota

Serang

Guna mendukung visi Disperindagkop Kota Serang,

maka di rumuskanlah 6 misi yang mefokuskan tujuan dan

sasaran dalam rangka melakukan pembangunan di bidang

perekonomian sektor informal di wilayah Kota Serang.

Misi Tersebut Antara Lain :

Page 73: PROGRAM STUDI ADMINISTRASI NEGARA FAKULTAS ILMU …

57

1. Mewujudkan terbentuknya aparatur yang disiplin dan

bertanggungjawab;

2. Mewujudkan Pengembangan Idustri Kecil Menengah yang

Pontesial;

3. Melaksanakan Pemgembangan Aktivitas Perdagangan

Barang dan Jasa;

4. Melaksanakan Kapasitas dan Kimitraan Koperasi;

5. Mengembangkan Kapasitas dan Kualitas Usaha Kecil

menengah.

6. Mengembangkan Kapasitas dan Distribusi Energi dan

Sumber Daya Mineral.

Adapun tujuan dari misi Disperindagkop adalah sebagai

berikut:

1. Terciptanya penguatan basis ekonomi kerakyatan dan

perluasan lapangan kerja melalui kegiatan industry kecil

dan dagang kecil, kerajinan, industri rumah tangga dan

pedasaan;

2. Terciptanya iklm usaha yang kondusif untuk tumbuh dan

berkembangnya usaha perindustrian, perdagangan, energy

dan sumber daya mineral menjadi sistem distribusi yang

efisien dan efektif guna menjamin ketersediaan kebutuhan

pokok masyarakat dengan harga yang layak dan

terjangkau oleh masyarakat, serta perlindungan konsumen;

Page 74: PROGRAM STUDI ADMINISTRASI NEGARA FAKULTAS ILMU …

58

3. Tersedianya kompetensi SDM idustri dan niaga bagi

pelayanan teknis teknologi dan kemetrologian;

4. Ketersediaan sistem layanan komunikasi dan informasi

pasar bagi peningkatan kompetensi pelaku usaha

menghadapi persaingan global;

5. Meningkatkan koperasi mandiri

6. Meningkatkan kualitas sumber daya, pelaku koperasi dan

UMKM serta pengembangan kelembagaan Koperasi

UMKM.

7. Meningkatkan produktivitas daya saing dan fungsi pasar

dalam berbagai sektor dan kegiatan usaha;

8. Meningkatnya dukungan database yang akurat tentang

Koperasi dan UMKM;

4.1.2.3 Sasaran Dinas Perindustrian, Perdagangan Dan Koperasi

Kota Serang

Sasaran adalah penjabaran tujuan secara terukur, yaitu

sesuatu yang akan dicapai/ dihasilkan secara nyata oleh Dinas

Perdangangan, Perindustrian dan Koperasi Kota Serang dalam

jangka waktu tahunan, sampai lima tahun mendatang. Sasaran

di dalam Dinas Perdagangan, Perindustrian dan Koperasi Kota

Serang Tahun 2014-2018 adalah :

1. Berkembangnya industry kecil dan kerajinan rakyat yang

berkualitas.

Page 75: PROGRAM STUDI ADMINISTRASI NEGARA FAKULTAS ILMU …

59

2. Terkendalinya pemanfaatan dan penggunaan kawasan

perdagangan dan jasa Kota Serang.

3. Tertatanya sektor informasl perkotaan dan tradisional di

desa.

4. Peningkatan usaha koperasi dan UKM sebagai pelaku

ekonomi yang mandiri.

5. Terkendalinya Pemanfaatan dan Penggunaan Energi dan

Sumber Daya Mineral di Kota Serang.

4.1.3 Profil Satpol PP Kota Serang

Satuan Polisi Pamong Praja Kota Serang dibentuk bedasarkan

Peraturan Daerah Nomor 10 Tahun 2010 Tentang Organisasi Dan

Tata Kerja Satuan Polisi Pamong Praja Kota Serang yang mempunyai

tugas pokok membantu Walikota dalam memelihara dan

menyelenggarakan ketentraman dan kertetiban umum serta

menegakkan Peraturan Daerah, Peraturan Walikota dan Keputusan

Walikota.

Terdapat permasalahan yang terlihat kasat mata diantaranya

adalah pelanggaran hukum yang tertian dalam Peraturan Daerah yang

merupkan kebijakan Pemerintah Daerah. Yang perlu ditegakkan

antara lain, maaraknya PKL, becak, Gelandangan dan pengemis.

Beredarnya minumam keras dan adanya warung remang-remang yang

identik dengan mangkalnya pekerja seks komersial dan pelanggaran-

pelanggaran perjanjian laiinnya.

Page 76: PROGRAM STUDI ADMINISTRASI NEGARA FAKULTAS ILMU …

60

Dengan teridentifikasinya permasalahan-permasalahan tersebut

di atas, maka Satuan Polisi Pamong Praja Kota Serang telah

melaksanakan langkah baik secara prevensi representative dalam

menyelesaikan permasalahan baik sebelum terjadi saat terjadi maupun

sesudah terjadi sehingga diharapkan masalah-masalah tersebut dapat

diselesaikan dengan komprehensif.

Penyelesaian masalah tidaklah mudah karena banyak faktor-

faktor yang menjadi kendala baik yang berasal dari faktor internal

maupun eksternal. Faktor internal seperti kurangnya personil, belum

maksimal waktu sosialisasi serta minimnya sosialisasi kepada

masyarakat tentang peraturan-peraturan yang diberlakukan di Kota

Serang. Sedangkan dari faktor eksternalnya minimnya tingkat

pendidikan masyarakat, dan terbatasnya lokasi untuk area pedagang

informal dan belum tersedianya tempat rehabilitas sosial bagi penyakit

masyarakat.

Disamping kelemahan yang menjadi penghambat juga terdapat

faktor kekuatan yang menjadi peluang, kemudian faktor-faktor itu di

tuangkan dalama Renstra Satuan Kerja Perangkat Daerah yang

didalamnya terkandung visi, misi, kebijakan, program dan kegiatan

yang kemudian hal-hal tersebut dapat menjadi cerminan kinerja

Satuan Polisi Pamong Praja Kota Serang.

Page 77: PROGRAM STUDI ADMINISTRASI NEGARA FAKULTAS ILMU …

61

4.1.3.1 Visi dan Misi Satuan Polisi Pamong Praja Kota Serang

Visi dan misi Kantor Satuan Polisi Pamong Praja Kota

Serang secara umum, visi merupakan cara pandang jauh ke

depan, kemana suatu organisasi dibawa agar tetap dapat eksis.

Visi Organisasi harus merupakan gambaran yang menantang

tentang keadaan masa depan yang diinginkan oleh organisasi

di tahun yang akan datang, sesuai dengan sifat perencaan

Strategi Manajemen Satuan Polisi Pamong Praja yang

merupakan perencanaan jangka panjang, selain itu juga peran

Satuan Polisi Pamong Praja agar diarahkan untuk mendukung

pencapaian visi dan misi Kota Serang. Seiring dengan upaya

tersebut, maka visi dari Polisi Pamong Praja Kota Serang

adalah “Terwujudnya Aparatur Daerah Kota Serang yang

berkualitas Dalam Penegakan Peraturan Daerah dan Keputusan

Kepala Daerah”.

Misi merupakan suatu yang harus dilaksanakan agar

tujuan organisasi dapat terlaksana dan berhasil dengan baik

dan sesuai dengan apa yang ditetapkan.

Adapun misi Kantor Satuan Polisi Pamong Praja Kota

Serang adalah sebagai berikut:

1. Meningkatnya kesadaran masyarakat terhadap aturan

norma hukum, norma agama, hak asasi manusia, dan

norma-norma sosial lainnya yang hidup dan berkembang

di masyarakat.

Page 78: PROGRAM STUDI ADMINISTRASI NEGARA FAKULTAS ILMU …

62

2. Meningkatkan partisipasi masyarakat menyelesaikan

perselisihan warga masyarakat yang dapat mengganggu

ketentraman dan kertetiban umum.

3. Meningkatkan pemeliharaan dan penyelenggaraaan

ketentraman dan ketertiban daerah.

4. Meningkatnya kesadaran masyarakat dalam mematuhi dan

mentaati Peraturan Daerah dan Keputusan Daerah.

4.1.4 Profil Kecamatan di Kota Serang

Kecamatan Serang adalah satu dari enam Kecamatan yang ada

di wilayah Kota Serang yang telah terbentuk bedasarkan Undang-

Undang Nomor 32 Tahun 2007 Tentang Pembentukan Kota Serang di

Provinsi Banten yang terdiri dari 12 kelurahan.

Peraturan Walikota Kota Serang Nomor 40 Tahun 2008 tentang

Tugas Pokok dan Fungsi Kecamatan dan Kelurahan Kota Serang

secara umum merupakan hal-hal yang harus bahkan wajib dikerjakan

oleh seorang anggota organisasi atau pegawai dalam suatu instansi

secara rutin sesuai dengan kemampuan yang dimiliki untuk

menyelesaikan program kerja yang telah dibuat berdasarkan tujuan,

visi dan misi suatu organisasi. Setiap pegawai seharusnya melakukan

kegiatan yang lebih rinci yang dilaksanakan secara jelas dan dalam

setiap bagian atau unit. Rincian tugas-tugas tersebut digolongkan ke

dalam suatu praktis dan konkrit dengan kemampuan dan tuntutan

masyarakat.

Page 79: PROGRAM STUDI ADMINISTRASI NEGARA FAKULTAS ILMU …

63

Kecamatan Serang terbagi menjadi dua belas kelurahan, yaitu

Kelurahan Serang, Kelurahan Cipare, Kelurahan Sumurpecung,

Kelurahan cimuncang, Kelurahan Kotabaru, Kelurahan Lontarbaru,

Kelurahan Kagungan, Kelurahan Lopang, Kelurahan Unyur,

Kelurahan Kaligandu, Kelurahan Terondol. dan Kelurahan Sukawana,

dengan ibukota Kecamatan di Kelurahan Kaligandu.

Kecamatan Serang sebagai salah satu SKPD yang harus

mensukseskan visi RPJMD Walikota dan Wakil Walikota Serang

periode 2014-2018 dan berupaya mensinergikan visi tersebut ke dalam

Visi Renstra Kecamatan Serang, maka Kecamatan Serang menyusun

Visi Kecamatan Serang periode 2014-2018 adalah “Terwujudnya

Kecamatan Serang Yang Unggul dalam Pelayanan Prima dan

Partisipatif dalam Pembangunan”

a) Terwujudnya adalah menjadikannya benar-benar ada.

b) Unggul adalah lebih dalam suatu hal dibandingkan dengan orang

lain.

c) Pelayanan prima adalah terjemahan dari “excellent servise”, yang

berarti pelayanan yang sangat baik atau pelayanan yang terbaik.

d) Partisipatif dalam pembangunan adalah berperan dan melibatkan

masyarakat secara aktif dalam proses atau alur tahapan program

dan pengawasannya, mulai dari tahap sosialisasi, perencaan,

pelaksanaan kegiatan baik berupa sumbangan tenaga, pikiran atau

dalam materil untuk menggali dan membangun potensi Daerah

Kota Serang khusus di Wilayah Kecamatan Serang.

Page 80: PROGRAM STUDI ADMINISTRASI NEGARA FAKULTAS ILMU …

64

Berdasarkan definisi visi tersebut di atas dapat dijelaskan bahwa

Kecamatan Sereang ingin menjadikan Kecamatan Serang memiliki

akses pelayanan terbaik di kelasnya dan dapat berperan aktif bagi

masyarakat dalam pembagunan dan pengembangan potensi wilayah

mulai dari perencanaan hingga pengawasan.

Maka unutk merealisasikan visi Kecamtan Serang sebagaimana

dinyatakan di atas, akan di laksanakann melalui 4 misi yaitu:

Misi ke 1: Menyelenggarakan pelayanan publik yang professional

berbasis teknologi informasi.

Misi ke 2 : Meningkatkan kapasitas kelembagaan melalui pembinaan

pemberdayaan dan pelatihan.

Misi ke 3 : Meningkatkan peran aktif masyarakat dalam

pengembangan potensi dan pembangunan di wilayahnya.

Misi ke 4 : Mewujudkan Kondisi Lingkungan sosial yang aman, tertib

dan berbudaya.

Selain itu juga ada Kecamatan Curug yang termasuk dalam

cakupan wilayah Kota Serang dan berkaitan program Peraturan

Daerah Kota Serang Nomor 4 Tahun 2015 Tentang Penataan dan

Pemberdayaan PKl.

Kecamatan Curug merupakan wilayah pembangunan bagian

Selatan dari Kota Serang. Wilayah Pembangunan Bagian Selatan ini

Page 81: PROGRAM STUDI ADMINISTRASI NEGARA FAKULTAS ILMU …

65

diarahkan dengan fungsi utama Pemerintahan/perkantoran,

perumahan, perdagangan dan jasa serta sebagai fasilitas umum.

Kecamatan Curug merupakan wilayah Kota Serang yang

menjadi Pusat Kawasan Pemerintahan Propinsi Banten. Tepatnya di

Desa Sukajaya telah dibangun beberapa kantor Pemerintahan dan

hingga saat ini masih terus berkembang yang disebut dengan KP3B

yaitu Kawasan Pusat Pemerintahan Propinsi Banten.

Secara geografis Kecamatan Curug berada di wilayah Selatan

Kota Serang. Sebelah Utara berbatasan dengan Kecamatan Cipocok

Jaya, sebelah Selatan berbataasan dengan Kecamatan Baros

kecamatan Serang, sebelah Barat berbatasan dengan Kecamatan

Pabuaran Kabupaten Serang dan sebelah Timur berbatasan dengan

Kecamatan Walantaka dan Kecamatan Cikeusal Kabupaten Serang.

Bentuk topografi wilayah Kecamaatan Curug sebagian besar

merupakan daratan, dengan ketinggian rata-rata kurang dari 60m dari

permukaan laut.

Bedasarkan Perda Rencana Detail Tata Ruang (RDTR) yang

di undang-undang-kan pada tahun 2012. Kecamatan Curug akan

dijadikan salah satu daerah perdagangan dan jasa di Kota Serang.

Yang semula Kecamatan Curug dominan dengan peternakan maka

mulai tahun 2011 Pemerintah Kota Serang tidak akan memberi iji

pembukaan usaha peternakan di Kecamatan Curug dan secara

bertahap lokasi peternakan akan dipindah ke Kecamatan Taktakan.

Menurut pernyataan dari Kasi Ekbang Kecamatan Curug, sampai saat

Page 82: PROGRAM STUDI ADMINISTRASI NEGARA FAKULTAS ILMU …

66

ini Kecamatan Curug sendiri belum mempunyai pasar tradisional yang

beroperasi tetap atau mempunyai jam aktifitas yang pasti. Selama ini

pedagang yang berasal dari Kecamatan Curug menjajakan

dagangannya ke luar daerah, seperti pedagang sayuran yang sebagian

berjualan di pasar tradisional Rau dan Pasar Lama.

Kecamatan Walantaka sedikit berbeda dengan kondisi di

Kecamatan Curug, Kecamatan Walantaka mempunyai satu pasar

tradisional yang masuk dalam wilayah Kecamatan Walantaka, yaitu

pasar Kalodran. Salah satu pendukung berjalannya roda perekonomian

di Kecamatan Walantaka adalah sektor pertanian. Data yang tercatat

pada Dinas Pertanian Kota Serang, padi dan palawija yang terdapat di

Kecamatan Walantaka adalah pada yang terdiri dari padi sawah serta

palawija yang terdiri dari jagung, ubi kayu, ubi jalar dan kacang tanah.

Dengan ketersediaan pasar tradisional yang berfungsi dalam

kegiatan jual-beli di kawasan Kecamatan Walantaka, diharapkan bisa

mengatasi kesulitan pemasaran hasil industri rumah tangga dan

mengatasi pengangguran yang cukup tinggi karena Kecamatan

Walantaka memiliki misi yang mendukung program-program

pembangunan dan pemerintahan Walikota Serang dan misinya adalah

menjadikan masyarakat Kecamatan Walantaka terdepan dalam

pembangunan di Kota Serang.

Kecamatan Cipocok Jaya merupakan pemekaran dari

Kecamaan Serang. Letak kecamatan Cipocok Jaya membujur dari

Selatan ke Timur seakan melingkari Kecamatan induknya yaitu

Page 83: PROGRAM STUDI ADMINISTRASI NEGARA FAKULTAS ILMU …

67

Kecamatan Serang. Menurtut pembagian wilayah pengembagan

Tengah, dengan peruntukan sebagai pusat pemerintahan/perkantoran,

perdagangan jasa, perumahan/pemukiman, pendidikan, kesehatan,

fasilitas sosial dan fasilitas umum.

Kecamatan Cipocok Jaya secara administratif terdiri dari 8

kelurahan dengan ibukota Kecamatan terletak di Kelurahan Cipocok

Jaya, berjarak 5 Km dari pusat pemerintahan Kota Serang, dengan

kordinat Garis Lintang 6,0812 Lintang Selatan dan Garis Bujur

106,1036 Bujur Timur sedangkan ketinggian rata-rata kurang dari 60

m dari permukaan laut. Sebagian kecil wilayah Kecamatan Cipocok

Jaya adalah Daerah Aliran Sungai (DAS) Cibanten, satu-satunya

sungai besar yang membelah Kota Serang.

Sektor perekonomian informasl di Kecamatan Cipocok Jaya

dalam bidang terbaiknya ialah perkebunan yang mana dijual di pasar-

pasar tradisional di Kota Serang maupun di pasar-pasar tradisional di

kota lain.

Kecamatan Taktakan merupakan pembangunan bagian Barat

dari Kota Serang yang berjarak 5,8 KM dari Kantor Gubernur Banten

dan 12,6 KM dari Kantor Walikota Serang. Wilayah Pembangunan

Bagian Barat ini diarahkan dengan fungsi utama perkantoran,

perdagangan, perumahan dan fasilitas umum dengan pusatnya

diarahkan di Desa Dragong dan Taman Baru.

Salah satu pendukung berjalannya roda perekonomian di

Kecamatan Taktakan adalah sektor pertanian. Data yang tercatat pada

Page 84: PROGRAM STUDI ADMINISTRASI NEGARA FAKULTAS ILMU …

68

Dinas Pertanian Kota Serang, padi dan palawija yang terdapat di

Kecamatan Taktakan adalah padi yang terdiri dari padi sawah dan

padi lading palawija uang terdiri dari jagung, ubi kayu, ubi jalar,

kacang tanah dan kacang hijau.

4.2 Deskripsi Data

Deskripsi data penelitian merupakan penjelasan mengenai data yang

telah didapatkan dari observasi penelitian. Dalam penelitian mengenai

Implementasi Daerah Kota Serang Nomor 4 Tahun 1014 Tentang Penataan

Pemberdayaan Pedagang Kaki Lima di Kota Serang Tahun 2018, peneliti

menggunakan Merille S. Grindel. Teori tersebut dinilai dan dianggap lebih

rasional dan tepat untuk menjawab permasalahan-permasalahan yang ada

pada Implemtasi Perda ini. Adapun isi kebijakan dan konteks implementasi

sangat memperngaruhi keberhasilan perda ini ialah:

(1) Isi Kebijakan

1. Kepentingan yang dipengaruhi

2. Tipe manfaat

3. Derajat perubahan yang diharapikan

4. Letak pengambilan keputusan

5. Pelaksana program

6. Sumber daya yang dilibatkan

(2) Konteks Implementasi

1. Kekuasaan, Stratego aktor yang terlibat

2. Karakteristik lembaga dan penguasa

3. Keputusan daya tanggap

Page 85: PROGRAM STUDI ADMINISTRASI NEGARA FAKULTAS ILMU …

69

Bedasarkan kategori di atas, maka peneliti membuat matrik data-data

yang ada dari hasil kategorisasi dapat dibaaca dam dipahami secara

keseluruhan. Setelah itu dianalisis kembali mencari kesimpulan yang

signifikan selama penelitian. Setelah data dan informasi yang didapatkan

bersifat jernih, artinya telah ada pengulangan informasi, maka kesimpulan

tersebut dapat diambil untuk dijadikan jawaban dalam membahas masalah

penelitian.

4.2.1 Informan Penelitian

Pada penelitian ini, penelitian menggunakan teknik purposive

(bertujuan). Informan yang telah ditentukan peneliti adalah semua pihak

yang terlibat dalam pelaksanaan penataan dan pemberdayaan PKL. Dengan

adanya klasifikasi key informan dan secindary informan yang peneliti

lakukan bisa mempermudah dalam mencari data yang di butuhkan peneliti

sesuai dengan latar belakang jabatan dari informan tersebut

Adapun informan-informan yang dibutuhkan pada peneliti ini adalah

sebagai berikut:

Tabel 4.1

Informan Penelitian

no Kode Indorman Nama/Jabatan Informan

1 I1.1 Bidang pengelolaan Pasar Dinas

Perindagkop Kota Serang

2 I1.2 Kepala UPTD Pasar Disperindagkop

3 I1.3 Sekertaris Satuan Polisi Pamong Praja Kota

Page 86: PROGRAM STUDI ADMINISTRASI NEGARA FAKULTAS ILMU …

70

Serang

4 I1.4 Kasi Trantib Kecamatan Serang

5 I1.5 Sekertaris Camat Kecamatan Cipocok Jaya

6 I1.6 Kasi Trantib Kecamatan Curug

7 I1.7 Sekertaris Camat Kecamatan Tatakan

8 I1.8 Kasi Ekonomi Pembangunan Kecamatan

Kasemen

9 I1.9 Kasi Trantib Kecamatan Walantaka

10 I2.1 Pedagang Kaki Lima

11 I2.2 Ketua Paguyuban Pedagang Kaki Lima Kot

Serang (PPKLI)

12 I2.3 Pengguna Jalan Raya

(Sumber: Peneliti, 2018)

4.3 Pembahasan Hasil Penelitian

4.3.1 Penataan dan Pemberdayaan

Perogram Penataan dan Pemberdayaan Pedagang Kaki Lima adalah

aksi nyata dari Pemerintah Daerah dalam upaya Untuk meningkatkan

kepastian hukum dalam berusaha bagi pedagang kaki lima dan

terpeliharanya sarana prasarana, estetika, kebersihan dan kenyamanan ruang

milik publik pemerintah daerah perlu melakukan penataan lkasi pedagang

kaki lima sesuai dengan ketentuan.

Page 87: PROGRAM STUDI ADMINISTRASI NEGARA FAKULTAS ILMU …

71

Pendaftaran

Penetapan Lokasi dan

Penghapusan lokasi

PKL

Pendataan

Penempatan dan

pemindahan

Peremajaan

Gambar 4.1

Mekanisme Penataan

Sumber: Peraturan Daerah Kota Serang No. 4 Tahun 2014 Pasal 4

Dalam gambar 4.1 di atas bawah tata cara dalam melakukan Penataan,

dengan melalui beberapa tahapan, yaitu:

1. Pendataan

Dimana Pendataan Pedagang Kaki Lima yang berada di Kota Serang

merupakan kewenangan dari Dinas Perindustrian, Perdagangan dan

Koperasi Kota serang beserta bantuan dari kecamatan untuk mendata

identitas PKL, Lokasi PKL, jenis tempat usaha, bidang usaha dan modal

usaha pedagang kaki lima.

2. Pendaftaran

Pendaftaran merupahal hal bermaksud untuk pengendalian Pedagang

Kaki Lima, hal ini bermaksud untuk untuk memastikan kepastian hukum

dalam berusaha.

Page 88: PROGRAM STUDI ADMINISTRASI NEGARA FAKULTAS ILMU …

72

3. Penempatan Dan Pemindahan

Dalam hal penempatan dan pemindahan merupakan hasil dari pendataan

dan pendaftaran sebelumnya serta keluhan masyarakat yang merasa

dirugikan oleh suatu pedagang, hal ini Disperindagkop bekerjasama

dengan Satpol PP

4. Penetapan Lokasi dan Penghapusan lokasi PKL

Penetapan lokasi ini dilakukan untuk kepentingan umum, sosial, budaya,

estetika, ekonomi, keamanan, ketertiban, kebersihan lingkungan dan

penghapusan lokasi dilakukan untuk memaksimalkan fungsi peruntukan

dari tempat yang dipakai oleh PKL

5. Peremajaan

Meningkatkan fungi sarana, prasarana dan utilitas kota.

Dalam melakukan mekanisme penataan ini dinas terkait yaitu

Dinas Perindustrian, Perdagangan dan Koperasi Kota Serang tidak

menjalankan semua mekanisme secara baik, seperti dalam mekanisme

pendataan yang mana jenis usaha PKL yang ada di Kota Serang belum

terdaftar menyeluruh namun hanya menghitung jumlah pedagang kaki

lima saja, dalam hal pendaftaran juga tidak ada mekanisme terperinci

dalam hal ini.

Namun dalam berbagai hal Dinas Perindustrian, Perdagangan dan

Koperasi Kota Serang sudah menjalankan prosedur yang sesuai seperti

memindahkan PKL ketempat sementara yang sudah ditetapkan berupa

pemindahan PKL dari Alun-alun Kota Serang yang dipindahkan ke

Stadion Maulana Yusuf, walau hanya sementara dampak dari

Page 89: PROGRAM STUDI ADMINISTRASI NEGARA FAKULTAS ILMU …

73

Fasilitasi Akses Pemodalan

Peningkatan Kemampuan Berusaha

Fasilitasi Bantuan Sarana Dagang

Penguatan Kelembagaan

Fasilitasi Peningkatan Produksi

Pengolahan, Pengembangan dan Jaringan

Promosi

Pembinaan dan Bimbingan Teknis

pemindahan dapat terlihat dari kemacetan yang biasanya terlihat

sekarang mulai berkurang dan dalam hal peremajaan juga merupakan

tanggung jawab dari Disperindagkop Kota Serang yang memiliki kuasa

penuh dalam tugas ini.

Gambar 4.2

Mekanisme Pemberdayaan

Sumber: Peraturan Daerah Kota Serang No. 4 Tahun 2014 Pasal 4

Dalam gambar 4.2 di atas bawah tata cara dalam melakukan

pemberdayaan, dengan melalui beberapa tahapan, yaitu:

1. Peningkatan kemampuan berusaha

2. Fasilitasi akses pemodalan

3. Fasilitasi bantuan sarana dagang

4. Penguatan kelembagaan

5. Fasilitasi peningkatan produksi

Page 90: PROGRAM STUDI ADMINISTRASI NEGARA FAKULTAS ILMU …

74

6. Pengolahan, pengembangan dan jaringan promosi

7. Pembinaan dan bimbingan teknik

Dari keterangan mekanisme pemberdayaan diatas, Disperindagkop tidak

menjalan mekanisme tersebut, karena menurut Kasi Pengelolaan Pasar Dinas

Perindustrian, Perdagangan dan Koperasi Kota Serang bahwa pemberdayaan

ini difokuskan untuk UMKM yang ada di Kota Serang,

Setiap program pemerintah tentu memiliki kendala dalam

pelaksanaanya, begitu juga dengan program penataan dan pemberdayaan

pedagang kaki lima di Kota Serang, program penataan dan pemberdayaan

ini pertama kali dilaksanakan pada tahun 2014. Adapun tujuan dari perda ini

adalah memberikan kesempatan berusaha bagi PKL melalui penetapan

lokasi sesuai dengan peruntukannya, menumbuhkan dan mengembangkan

kemampuan usaha PKL menjadi usaha ekonomi mikro yang tangguh dan

mandiri dan untuk mewujudkan kota yang bersih, indah, tertib dan aman

dengan sarana dana prasaran perkotaan yang memadai dan berwawasan

lingkungan.

Selanjutnya peneliti akan memaparkan pembahasan hasil penelitian

yang telah dilakukan oleh peneliti dari hasil observasi, wawancara,

dokumentasi, serta studi kepustakaan mengenai implementasi peraturan

daerah tentang penataan dan pemberdayaan pedagang kaki lima di Kota

Serang, dengan beberapa indikator yang diambil menurut teori

Implementasi Model Merilee S Grindle. Indikatornya adalah:

Page 91: PROGRAM STUDI ADMINISTRASI NEGARA FAKULTAS ILMU …

75

4.3.1.1 Isi Kebijakan

4.3.1.1.1 Kepentingan Yang Dipengaruhi

Berkaitan dengan berbagai kepentingan yang mempengaruhi

suatu Implementasi kebijakan, Indikator ini berargumen bahwa suatu

kebijakan selama pelaksanaan melibatkan kepentingan, dan sejauh

mana suatu kepentingan-kepentingan tersebut membawa pengaruh

terhadap implementasi ini. Kepentingan-kepentingan tersebut antara

lain kepentingan Dinas Perindustrian, Perdagangan dan Koperasi

Kota Serang sebagai penyelengara penataan dan pemberdayaan

pedagang kaki lima dalam peraturan daerah ini, kepentingan unit

pelaksana kebijakan yaitu Satuan Polisi Pamong Praja dan

kepentingan kecamatan serta kepentingan dari pedagang kaki lima

itu sendiri.

Bedasarkan hasil penelitian dapat diketahui, bahwa

kepentingan dari Dinas Perindustrian, Perdagangan dan Koperasi

Kota Serang sebagai penyelanggaraan Penataan dan Pemberdayaan,

dimana dinas Dinas Perindustrian, Perdagangan dan Koperasi Kota

Serang melakukan Penataan dengan melakukan penetapan lokasi

binaan untuk melakukan penetapan, pemindahanm penertiban dan

penghapusan lokasi PKLdenan memperhatikan kepentingan umum,

estitika, kesehatan, ekonomi, keamanan, ketertiban, kebersihan

lingkungan dan sesuai dengan peraturan perundang-undangan serta

pemberdayaan dengan upaya penumbuhan usaha dan pengembangan

Page 92: PROGRAM STUDI ADMINISTRASI NEGARA FAKULTAS ILMU …

76

usaha terhadap PKL sehingga tumbuh dan berkembang baik kualitas

maupun kuantitas usahanya.

Sedangkan Kepentingan dari Satuan Polisi Pamong Praja

dalam penegakan Peraturan Daerah dan kepentingan kecamatan

sebagai perangkat daerah yang menjadi pelaksanan tugas yang

diperoleh dari pelimpahan kewenangan untuk urusan otonomi

daerah serta pedagang kaki lima sebagai sebagai pelaku usaha.

Dalam sebuah kebijakan atapun program Penataan dan

Pemeberdayaan Pedagang Kaki Lima ini sasaran utamanyaa adalah

Pedagang Kaki Lima, yaitu memerikan kepastian hukum dalam

berusaha bagi pedagang kaki lima dan pemberian sarana, dan

prasarana untuk kenyamanan ruang publik. Untuk lebih jelas peneliti

menanyakan kepada Kasi Penegakan Produk Hukum Daerah Satuan

Polisi Pamong Praja, beliau mengatakan:

“Menata pedagang kaki lima yang liar supaya tempat-tempat

yang seharusnya berfungsi sebagaimana semestinya”

(Wawancara: Senin, 21 Mei 2018 15.00 WIB. Kantor Satpol

PP Kota Serang)

Bedasarkan paparan I1.3 di atas dapat kita ketahui bahwa

kepentingan yang mempengaruhi dalam penjalanan peraturan

penataan dan pemberdayaan ini adalah berfokus kepada Pedagang

Kaki lima untuk teratur untuk membuat tempat-tempat yang dipakai

untuk membuka suatu usaha pedagang kaki lima menjadi lebih

efektif.

Page 93: PROGRAM STUDI ADMINISTRASI NEGARA FAKULTAS ILMU …

77

Peneliti mencoba menguatkan pendapat di atas dengan

mewawancarai Kasi Pengelolaan Dinas Perindustrian, Perdagangan

dan Koperasi Kota Serang, beliau mengatakan:

“Yang melatar belakangi perda ini penataan pedagang kaki

lima terutama yang ada di jalan-jalan protokol seperti Jl.

Ahmad Yani, Jl. Veteran, dan Sepajang jalan Universita Sultan

Ageng Tirtayasa yang mau di relokasi kelahan yang sudah

disediakan oleh pemerintah Kota Serang” (Wawanacara:

Jumat, 12 Mei 2018 13.15 WIB Kantor Disperindagkop Kota

Serang)

Bedasarkan hasil wawancara dengan Kasi Pengeloaan

Dieperindagkop diperkuat oleh Kepala UPTD yang mengatakan:

“Bagaimana berfungsi untuk melakukan penataan dan

pemberdayaan di Kota Serang, hal ini dilakukan agar para

PKL tidak berjulan di tempat yang di langgar ataupun

melanggar peraturan keamana,ketertiban dan keindahan

(Perda K3). Dan keselarasan pemberdayaan PKL kaitan

dengan pemindahan dan penertiban di wilayah Kota Serang”

(Wawancara: Selasa, 22 Mei 2018, 10.30 WIB. Kantor

Disperindagkop Kota Serang)

Bedasarkan paparan dari wawacaran I1.2 dan I1.3 di atas, kita

mengetahui bahwa peraturan ini di buat agar pedagang kaki lima

unuk ditata dan diberdaya agar jauh lebih baik dengan tidak

melanggar peraturan-peraturan yang ada, dengan pilihan diberikan

dengan tempat relokasi yang sudah ditetapkan oleh Dinas

Perindustrian, Perdagangan dan Koperasi Kota Serang , hal ini

dilihat dari Kota Serang sudah banyak menjamurnya pedagang kaki

lima yang membuka usaha dengan menggunakan fasilita umum. Hal

yang sama juga diungkap oleh pernyataan Kasi Trantib Kecamatan

Cipocok Jaya, yang mengatakan:

Page 94: PROGRAM STUDI ADMINISTRASI NEGARA FAKULTAS ILMU …

78

“Dalam kejadian ini kepentingan yang sangat melatar

belakangi perda ini merupakan kepentigan semua dinas dan

masyarakat, dalam hal PKL dibuat agar menjadikan pedagang

kaki lima menjadi lebih baik lagi” (Wawancara: Senin, 28 Mei

2018 10.15 WIB. Kantor Kecamatan Cipocok Jaya)

Bedasarkan pendapat di atas di perkuat dengan pernyataan dari

Kasi Trantib Kecamatan Serang yang mengatakan:

Latarbelakang dari perda ini merupakan mengubah

pandagang-pedagang kaki lima yang semeraut dan menghabat

jalan-jalan yang hak untuk masyarakat umum (Wawancara:

kamis. 31 Mei 2018 09.35 WIB. Kantor Kecamatan Serang)

Bedasarkan wawancara dengan I1.5 dan I1.4 dapat disimpulkan

bahwa kejadian yang terjadi di Kota Serang yang semeraut pedagang

kaki lima dalam membuka usahanya membuat kepentingan ini

sangat berpengaruh terhadap dibelakukannya perda ini. Hal serupa

juga disampaikan oleh Sekertaris Kecamatan Taktakan yang

mengatakan:

“Hal yang melatarbelakangi ini adalah pedagang kaki lima,

karena dengan adanya Perda ini semua PKL yang terdaftar

akan menjadi tertata dan lebih baik untuk membuka suatu

perintisan usaha dan juga pengembangan suatu usaha”

(Wawancara: Rabu, 23 Mei 2018 08.15 WIB. Kantor

Kecamatan Taktakan)

Bedasarkan pendapat di atas, dipertegas oleh Kasi Trantib

Kecamatan Walantaka yang mengatakan:

“Semua hal ini dibuat agar pedagang kaki lima menjadi lebih

tertib untuk menjadikan pedagang kaki lima menjadi layak dan

tidak melanggar peraturan untuk membuka suatu usaha”

(Wawancara: Rabu, 30 Mei 2018 11.20 WIB. Kantor

Kecamatan Walantaka)

Bedasarkan wawancara dari I1.7 dan I1.9 di atas, diketahui

bahwa yang melatar belakangi peraturan daerah ini adalah

Page 95: PROGRAM STUDI ADMINISTRASI NEGARA FAKULTAS ILMU …

79

keberadaan pedagang kaki lima yang berkondisi tidak layak dalam

tempat usaha maupun kondisi usaha mereka. Hal serupa dengan

pendapat dari Kasi Ekonomi Pembangunan Kasemen yang

menyimpulkan:

“Pedagang kaki lima merupakan hal sangat penting bagi

terbentuknya Peraturan Daerah ini, hal ini merupakan hal

baik untuk PKL tersebut untuk menjadikan suatu usaha yang

lebih tertata” (Wawancara: Rabu, 30 Mei 2018 13.50 WIB.

Kantor Kecamatan Kasemen)

Hal serupa di sampailan oleh Kasi Trantib Kecamatan Curug,

yang mengatakan:

“Yang melatarbelakangi Perda ini adalah kepentingan

masyarakat dan PKL” (Wawancara:Senin, 28 Mei 2018 13.20 WIB.

Kantor Kecamatan Curug)

Bedasarkan wawancara dari I1.8 dan I1.6 di atas, kita dapat

mengetahui bahwa kepentingan dalam pembuatan peraturan daerah

ini merupakan pedagang kaki lima untuk memberikan pedagang

tersebut lebih baik dan tertata.

Pelaksanaan penataan dan pemberdayaan pedagang kaki lima

di Kota Serang sangat di pengaruhi oleh kepentingan, seperti

kepentingan dari Dinas Perindustrian, Perdagangan, dan Koperasi

Kota Serang dalam peningkatan kualitas pedagang dan Dinas Satuan

Polisi Pamong Praja yang berkepentingan erat dengan adanya

permasalahan-permasalahan pedagang yang menghalangi trotoar

untuk pejalan kaki dan juga dalam bagian ketertiban. Dengan adanya

permasalah di atas maka kepentingan yang dipengaruhi di Dinas

Diperindagkop adalah dalam peningkatan kualitas pedagang dalam

Page 96: PROGRAM STUDI ADMINISTRASI NEGARA FAKULTAS ILMU …

80

membuka suatu usaha, dan kepentingan yang dalam Dinas Satuan

Polisi Pamong Praja merupakan area dagang pedagang kaki lima

yang menempati trotoar yang seharusnya berfungsi untuk

kepentigan umum

4.3.1.1.2 Tipe Manfaat

Tipe Manfaat Yaitu untuk menjelaskan dan menunjukan

bahwa dalam suatu kebijakan terdapat beberapa jenis manfaat yang

menunjuk dampak positif yang dihasilkan oleh pengimplementasian

suatu kebijakan. Dalam hal ini artinya Implementasi Penataan dan

Pemberdayaan Pedagang Kaki Lima diharapkan dapat memberikan

manfaat secara langsung bagi para pedagang yang terkena dampak

peraturan tersebut untuk mensejahterakan mereka

Dalam pelaksanaan kebijakan akan mewujudkan suatu manfaat

yang diinginkan jika suatu dinas terkait dapat mengimplementasikan

peraturan ini sebaik-baiknya dan menjalankan tugas-tugasnya,

seperti suatu tempat atau lahan yang dibuat oleh pemerintah harus

sesuai dengan tujuan dan fungsi dari pembuatan tempat tersebut,

seperti Disperindagkop Kota Serang yang memindahkan pedagang

kaki lima yang dahulu dipindahkan dari alun-alun Kota Serang ke

Stadion Mualana Yusuf dimana tempat itu adalah tempat relokasi

sementara bagi PKL. Kondisi tersebut dikatakan oleh Kasi

Pengelolaan Pasar Disperindagkop Kota Serang, beliau mengatakan:

“Manfaat itu sendiri seperti alun-alun sudah bersih yang

namanya alun-alun itu adalah paru-paru kota sekarang sudah

Page 97: PROGRAM STUDI ADMINISTRASI NEGARA FAKULTAS ILMU …

81

bebas dari pedagang yang hamper 89% sudah terbebas dari

pedagang, sehingga saran hijau seperti itu dihingapi oleh

pedagang kaki lima karena tempat bertemunya masyarakat,

olahraga dan juga paru-paru Kota. Dan apabila perda itu

tidak terbentuk alun-alun pasti akan di tempati selalu oleh

Pedagang”(Wawanacara: Jumat, 12 Mei 2018 13.15 WIB

Kantor Disperindagkop Kota Serang).

Seperti yang dikatakan oleh I1.1, Disperindagkop bahwa PKL

yang yang berada di alun-alun Kota Serang sudah bebas dari

pedagang-pedagang, untuk memaksimalkan fungsi dari tempat

tersebut. Hal serupa juga di ungkapkan oleh Kepala UPTD Pasar

Disperindagkop Kota Serang:

“Bermanfaat untuk membuat zonasi area-area yang

diperbolehkan untuk berjualan maupun area yang berbentuk

sementara maupun permanen serta ada waktunya agar tidak

sembarangan berjualan dan tidak semeraut” (Wawancara:

Selasa, 22 Mei 2018, 10.30 WIB. Kantor Disperindagkop Kota

Serang).

Bedasarkan wawancara dengan I1.2 bahwa Disperindagkop

adalah salah satu dinas sebagai implementator untuk membuat perda

ini berjalan secara maksimal yang bermanfaat. Sesuai dengan yang

dikatakan oleh Kasi Penegakan Produk Hukum Daerah, beliau

mengatakan:

“Manfaat ini dirasakan oleh masyarakat secara langsung,

karena bahu-bahu jalan tidak di penuhi oleh pedagang kali

lima dan beberapa tempat yang ada di Kota Serang seperti

alun-alun yang sudah bersih dari PKL”(Wawancara: Senin, 21

Mei 2018 15.00 WIB. Kantor Satpol PP Kota Serang)

Bedasarkan pernyataan dari I1.3 di atas, bawah manfaat yang

terasa dari Peraturan Daerah ini menjadikan jalan-jalan menjadi

Page 98: PROGRAM STUDI ADMINISTRASI NEGARA FAKULTAS ILMU …

82

tertata terutama tempat-tempat umum seperti alun-alun. Sama seperti

diungkapkan oleh Sekertaris camat Taktakan , beliau mengatakan:

“manfaat bisa dirasakan oleh berbagai masyarakat seperti

masyarakat yang daerahnya di tempati oleh pedagang-

pedagang kaki lima maupun masyarakat yang menggunakan

jalan yang biasanya ditutupi oleh pedagang tersebut”

(Wawancara: Rabu, 23 Mei 2018 08.15 WIB. Kantor

Kecamatan Taktakan)

Pernyataan tersebut di perkuat dengan pernyataan dari Kasi

Trantib Kecamatan Walantaka yang mengatakan:

“manfaat yang dirasakan adalah jalan-jalan yang biasanya

dipakai buat mereka buka usaha dengan lapak-lapak sekarang

menjadikan bersih dan jalan tersebut menjadi berfungsi

sebagaimana fungsinya” (Wawancara: Rabu, 30 Mei 2018

11.20 WIB. Kantor Kecamatan Walantaka)

Bedasarkan pernyataan dari I1.7 dan I1.9 di atas, dapat kita

ketahui bahwa manfaat yang dirasakan dari pelaksanaan Penataan

dan Pemberdayaan Pedayaan pedagang Kaki Lima. Sama sepeti

yang diungkapkan oleh Kasi Trantib Kecamatan Cipocok Jaya,

beliau mengatakan:

“Manfaat pelaksanaan Peraturan Daerah tersebut adalah kita

jadi bisa merasakan fungsi jalan, tidak macet karena

terhalang, bersih dan juga menjadikan pedagang kaki lima

menjadi lebih nyaman dalam membuka usaha” (Wawancara:

Senin, 28 Mei 2018 10.15 WIB. Kantor Kecamatan Cipocok

Jaya)

Bedasarkan pernyataan dari I1.5 di atas, dapat kita ketahui

manfaat ini dapat menjadikan semua menjadi tertata dan juga

menjadikan pedagang nyaman dalam membuka suatu usaha. Hal ini

Page 99: PROGRAM STUDI ADMINISTRASI NEGARA FAKULTAS ILMU …

83

sama yang diungkapkan dengan Kasi Trantib Kecamatan Curug,

beliau mengatakan:

“Dalam Perda ini dapat kita ketahui manfaat yang terlihat

seperti jalan-jalan protokol tidak tertutup oleh lapak-lapak

pedagang, masyarakat menjadi nyaman dalam menggunakan

trotoar tanpa ada rasa gangguan seperti dahulu”

(Wawancara:Senin, 28 Mei 2018 13.20 WIB. Kantor

Kecamatan Curug)

Bedasarkan pernyataan tersebut diperkuat juga oleh Kasi

Trantib Kecamatan Serang yang mengatakan:

“Manfaat yang dirasakan adalah kenyaman bagi semua

orang, terutama bagi orang-orang yang sering melalui jalan

yaung dihalangi oleh lapak-lapak pedagang kaki lima”

(Wawancara: kamis. 31 Mei 2018 09.35 WIB. Kantor

Kecamatan Serang)

Bedasarkan pernyataan dari I1.6 dan I1.4 di atas dapat kita

ketahui bahwa manfaat dari adanya Peraturan Daerah ini merupakan

bersihnya jalan-jalan demi kepentingan bersama. Hal ini serupa

dengan pernyataan dari Kasi Ekonomi Pembangunan Kecamatan

Kasemen, beliau mengatakan:

“Manfaat yang sangat dirasakaan adalah kesejateraan

pedagang kaki lima yang akan memajukan usaha yang mereka

bangun serta lahan-lahan yang dahulu dipakai oleh pedagang

sekang bermanfaat bagi semua orang yang melintasinya”

(Wawancara: Rabu, 30 Mei 2018 13.50 WIB. Kantor

Kecamatan Kasemen)

Bedasarkan pernyataan dari I1.8 di atas, dapat kita ketahui

bahwa manfaat yang dirasakan adalah kesejahteraan pedagang kaki

lima. Hal ini sesuai dengan yang dikatakan oleh Ketua Paguyuban

Pedagang Kaki Lima Kota Serang, beliau mengatakan:

Page 100: PROGRAM STUDI ADMINISTRASI NEGARA FAKULTAS ILMU …

84

“Manfaat yang dirasakan adalah ketertiban pedagang-

pedagang yang membuka usaha yang sesuai dengan

peraturan-peraturan yang ada, serta manfaat bagi masyarakat

umum” (Wawancara: kamis, 31 Mei 2018 12.32 WIB. Rumah

Informan, Cipocok)

Bedasarkan pernyataan di atas dipertegas oleh pejalan kaki

kota serang, beliau mengatakan:

“Manfaat yang sangat dirasakan sebagai pejalan kaki adalah

kenyamanan karena jalan yang dahulu diduduki oleh pedagan

kaki lima sekarang sudah tidak, hal ini membuat saya sebagai

pengguna trotoar menjadi lebih luas, dan PKL jadi semakin

berkembang pendapatannya” ()

Bedasarkan pernyataan I2.3 dan I2.2 di atas, bisa kita ketahui

bahwa manfaat yang dirasakan secara menyeluruh bagi masyarakat

secara langsung dan pedagang-pedagang. Hal ini sesuai dengan

keterangan pedagang Kaki Lima, beliau mengatakan:

“manfaat dari peraturan itu merupakan kesejahteraan bagi

kami yang membuat kami tidak melanggar suatu aturan yang

berlaku” (Wawancara: Kamis, 24 mei 2018 12.45 WIB.

Stadion Mualana Yusuf)

Dari keterangan dari I2.1 di atas, dapat kita ketahui bahwa

pedagang kaki lima merasakan manfaat bagi pedagang secara

langsung maupun juga pejalan kaki yang merasa manfaatnya adalah

semakin luasnya trotoar.

Bedasarkan uraian atapun hasil pemaran para informan

mengenai tipe manfaat yang dihasilkan dari Program Penataan dan

Pemberdayaan adalah sangat baik, sangat berguna dalam mengatur

pedagang dalam membuka suatu usaha dan juga membantu

masyarakat dalam memberikan kenyamanan dalam memakai trotoar.

Page 101: PROGRAM STUDI ADMINISTRASI NEGARA FAKULTAS ILMU …

85

4.3.1.1.3 Derajat Perubahan Yang Diharapkan

Derajat yang yang diharapkan, yaitu setiap kebijakan

mempunyai target yang hendak dan ingin dicapai dan seberapa besar

perubahan yang ingin dicapai ke arah yang lebih baik sesuai dengan

tujuan yang telah ditetapkan. Dalam indikator ini peneliti ingin

mengetahui seberapa jauh targer Implementasi Penataan dan

Pemberdayaan Pedagang Kaki Lima di Kota Serang, terkait dengan

relokasi serta cara pemberdayaan yang diberikan kepada pedagang

kaki lima apakah mampu meningkatkan kesejahteraan mereka.

Karena dalam suatu kebijakan dapat beberapa hal yang

diperhitungkan dalam pengimplementasianya suatu perda, supaya

harapan pelaksanaan berjalan dengan lancar. Dengan adanya harapan

yang ada, Pemerintah Kota Serang dapat memprediksi hasil dari

perda tersebut, Kondisi tersebut dibenarkan oleh Kasi Penegakan

Produk Hukum Daerah Satpol PP Kota Serang, beliau mengatakan:

“Apabila ditanya seperti itu perubahan yang diinginkan

adalah kesejahteraan PKL dan kenyamanan para pengguna

jalan untuk memakai suatu jalan yang seharusnya berfungsi

sebagai semestinya” (Wawancara: Senin, 21 Mei 2018 15.00

WIB. Kantor Satpol PP Kota Serang).

Bedasarkan wawancara dengan I1.3, dapat diketahui bahwa

derajat yang diharapkan adalah kesejahteraan PKL dan masyarakat

umum, hal ini diperkuat dengan pernyataan Kasi Pengelolaan Pasar

Disperindagkop Kota Serang. Beliau mengatakan:

“Yang diinginkan adalah dapat merubah suatu tempat untuk

berfungsi semestinya, dan membuat PKL menjadi lebih tertata

Page 102: PROGRAM STUDI ADMINISTRASI NEGARA FAKULTAS ILMU …

86

dan lebih beradap dalam membuka suatu usaha” (Wawancara:

Senin, 21 Mei 2018 15.00 WIB. Kantor Satpol PP Kota

Serang)

Bedasarkan pertanyaan yang diungkapkan oleh I1.3 di atas juga

dibenarkan oleh Kepala Kepala UPTD Disperindagkop Kota Serang,

beliau mengatakan:

“Perubahan merupakan hal sangat penting bagi PKL, oleh

karena itu perubahan yang sangat ingin dicapai merupakan

kemakmuran serta perubahan yang lebih baik bagi PKL serta

membuat masyarakat umum menjadi nyaman dalam

menggunakan sarana dan prasarana yang telah disediakan,

seperti: trotoar, alun-alun serta irigasi” (Wawancara: Selasa,

22 Mei 2018, 10.30 WIB. Kantor Disperindagkop Kota

Serang).

Bedasarkan pernyataan dari I1.2 di atas derajat yang di

harapkan dari adanya Peraturan Daerah ini adalah tentang

kesejahteraan pedagang kaki lima, karena dengan adanya Peraturan

Daerah ini pemerintah bisa mengatur tentang kelayakan suatu tempat

dalam membuka suatu usaha. Hal ini dibenarkan oleh Kasi Trantib

Kecamtan Serang, beliau mengatakan:

“Perubahan yang diharapkan adanya peraturan daerah ini

tentunya kesejahteraan pedagang kaki lima yang mengikuti

aturan” (Wawancara: kamis. 31 Mei 2018 09.35 WIB. Kantor

Kecamatan Serang)

Bedasarkan pernyataan I1.4 di atas dipertegas oleh Kasi Trantib

Kecamatan Walantaka, beliau mengatakan:

“Perubahan yang sangat diinginkan oleh kami adalah

kesejahteraan pedagang kaki lima karena itu adalah hasil

yang menurut kami maksimal” Wawancara: Rabu, 30 Mei

2018 11.20 WIB. Kantor Kecamatan Walantaka)

Page 103: PROGRAM STUDI ADMINISTRASI NEGARA FAKULTAS ILMU …

87

Bedasarkan pernyataan I1.9 di atas, dapat kita ketahui bahwa

perubahan yang diingin adalah demi kesehajteraan pedagang. Hal

tersebut sesuai dengan pernyataan dari Kasi Trantib Kecamatan

Cipocok, beliau mengatakan:

“Yang kami harapkan semua pedagang kaki lima mengukuti

peraturan ini karena derajat perubahan akan berubah lebih

baik dan meningkatkan kesejahteraan pedagang kaki lima

tersebut” (Wawancara: Senin, 28 Mei 2018 10.15 WIB.

Kantor Kecamatan Cipocok Jaya)

Bedasarkan informasi dari I1.5 di atas sesuai dengan pernyataan

dari Kasi Pembangunan Ekonomi Kasemen, beliau mengatakan:

“Tentu demi kebaikan pedagang kaki lima sendiri, karena

dalam peraturan daerah ini dapat meningkatkan penjualan

karena mereka di zonasi oleh dinas terkait demi mereka lebih

baik dan lebih sejahtera” (Wawancara: Rabu, 30 Mei 2018

13.50 WIB. Kantor Kecamatan Kasemen)

Bedasarkan keterangan dari I1.8 di atas, bisa kita ketahui bahwa

kesejahteraan dan perubahan yang lebih baik merupakan suatu

keinginan perubahan dari pertauran daerah ini. Hal tersebut sesuai

dengan keterangan dari Sekertaris Kecamatan Taktakan, beliau

mengatakan:

“Dalam rapat atau pertemuan antara dinas-dinas terkait hal

yang diinginkan dalam pengimplementasi dari peraturan

daerah ini adalah kesejahteraan pedagang kaki lima yang

mengikuti peraturan tersebut” (Wawancara: Rabu, 23 Mei

2018 08.15 WIB. Kantor Kecamatan Taktakan)

Bedasarkan keterangan dari I1.7 di atas, kita dapat mengetahui

bahwa sudah peraturan ini dibuat demi kesejahteraan pedagang kaki

Page 104: PROGRAM STUDI ADMINISTRASI NEGARA FAKULTAS ILMU …

88

lima. Hal serupa juga dipertegas oleh Kasi Trantib Kecamatan

Curug, beliau mengatakan:

"Dalam rapat sudah dijelaskan oleh stakeholder dari

peraturan daerah ini yaitu demi kesejahteraan dari pedagang

kaki lima yang mau ditata dan juga dibina oleh kam”

(Wawancara:Senin, 28 Mei 2018 13.20 WIB. Kantor

Kecamatan Curug)

Bedasarkan keterangan dari I1.6 di atas, kita jadi mengetahui

bahwa keinginan dari terbentuknya perda ini adalah kesejahteraan

para pedagang kaki lima namun hanya sebatas pedagang yang

mengukti perda ini. Hal tersebut juga disampaikan oleh Ketua

Paguyuban Pedagang Kaki Lima Kota Serang, beliau mengatakan:

“yang pasti kesejahteraan bagi anggota kami yang mencari

uang dengan menjadi pedagang kaki lima, namun yang kami

harapkan bahwa kalau bisa jangan melalui peraturan daerah

ini saja dinas-dinas terkait mensejahterakan pedagang kaki

lima namun juga melalui cara-cara lain” (Wawancara: kamis,

31 Mei 2018 12.32 WIB. Rumah Informan, Cipocok)

Dari pernyataan I2.3 di pertegas oleh Pedagang Kaki lima,

beliau mengatakan:

“kalau yang diharapkan pasti kesejahteraan kami sebagai

pedagang kaki lima namum dalam suatu peningkatan

kesejahteraan kami harap teman kami yang tidak mengikuti

peraturan daerah ini bisa juga bisa sejahtera karena kami

semua teman kami yang berdagang ingin sejahtera juga”

(Wawancara: WIB. Stadion Mualana Yusuf)

Bedasarkan keterangan informasi dari I2.1 di atas, kita

mengetahui bahwa pengimplementasi peraturan daerah ini

diharapkan meningkatan kesejahteraan bagi pedagang kaki lima

Page 105: PROGRAM STUDI ADMINISTRASI NEGARA FAKULTAS ILMU …

89

yang mengikuti program ini, hal serupa sesuai dengan keterangan

dari pejalan kaki yang mengatakan:

“Yang pertama pasti jalanan bersih dari jualan pedagang kaki

lima, yang kedua itu buat pedagang untuk lebih baik lagi”

(Wawancara: kamis, 31 Mei 2018 15.50 WIB. Stadion

Maulana Yusuf)

Bedasarkan keterangan dari I2.2 di atas, bahwa manfaat dari

perda ini akan berdampak juga ke lingkungan sekirnya.

Dalam suatu peraturan daerah merupakan hal yang biasa

apabila memperkirakan suatu perubahan dari beberapa segi

perhitungan, sama seperti Perda-perda lain Perda tentang penataan

dan Pemberdayaan pedagang kaki lima juga memiliki perkiraan

perubahan bagi penerima maupun yang tidak menerimanya. Hal ini

membuat ukuran tersendiri dalam beberapa instansi untuk

mengetahui seberapa jauh tingat kebershasilan dalam

pengeimplementasian Perda penataan dan pemberdayaan ini.

Namun dalam faktor ini dinas terkait yaitu Dinas

Perindustrian, Perdagangan dan Koperasi tidak memperhitungkan

dari segi pendapatan pedagang kaki lima setelah berjualan di tempat

yang baru dengan tempat yang lama.

4.3.1.1.4 Letak Pengambilan Keputuan

Yaitu pengambilan keputusan dalam suatu kebijakan

memegang peranan penting dalam pelaksanaan suatu kebijakan.

Dalam hal ini, ditinjau lebih jauh mengenai letak pengambilan

Page 106: PROGRAM STUDI ADMINISTRASI NEGARA FAKULTAS ILMU …

90

keputusan dalam menentukan pengambilan keputusan dalam jumlah

kuota pedagang kaki lima yang akan di relokasi serta pemberdayaan

apasaja yang sesuai dengan kebutuhan pedagang untuk mencai

keuntung bagi mereka.

Pengambilan keputusan adalah terletak pada siapa yang

berwenang dan bertanggungjawab dalam suatu implementasi

kebijakan. Pada kategori ini letak pengambilan keputusan adalah

wewenang dari Kasi Pengelolaan Pasar DIsperindagkop Kota Serang

yang bertugas untuk mengkordinasi dengan penyelanggaraan,

penetapan, sosialisasi Peraturan Daerah. Sementara dalam

pelaksanaan penegakan menjadi wewenang dan tanggungjawab dari

Satuan Polisi Pamong Praja yang dibantu pihak terkait. Seperti yang

diungkapkan oleh Kasi Pengelolaan Pasar Dinas Perindustrian,

Perdagangan dan Koperasi Kota serang (Disperindagkop), beliau

mengatakan:

“Sebagai Dinas Perindustrian, Perdagangan dan Koperasi

hanya sebatas pendataan, penataan klo penindakan ada di

Dinas Satpol Pamong Praja” (Wawanacara: Jumat, 12 Mei

2018 13.15 WIB Kantor Disperindagkop Kota Serang).

Menurut I1.1 Disperindagkop Kota Serang dalam penindakan

kepada PKL adalah keputusan Satpol PP kota Serang karena dalam

penindakan adalah kuasa penuh dari Satpol PP. Seperti yang

dikatakan selaku Kepala UPTD Kota Serang, beliau mengatakan:

“Penindakan sudah menjadi kuasa dari Polisi Pamong Praja,

karena kita sudah berkordinasi dengan Satpol PP untuk

menjalankan Perda yang sudah disahkan ini” (Wawancara:

Page 107: PROGRAM STUDI ADMINISTRASI NEGARA FAKULTAS ILMU …

91

Selasa, 22 Mei 2018, 10.30 WIB. Kantor Disperindagkop Kota

Serang)

Dari pernyataan yang diungkap oleh I1.2 di atas yang

mengatakan penindakan adalah kuasa dari Satpol PP Kota Serang.

Hal ini juga diperkuat dengan Kasi Penegakan Produk Hukum

Daerah Dinas Satuan Polisi Pamong Praja Kota Serang, beliau

mengatakan:

“Dalam bidang pelanggaran itu merupakan di pihak Satuan

Polisi Pamong Praja dalam penindakan pengusuran dengan

memperingatkan PKL sebanyak 3 (tiga) kesempatan”

(Wawancara: Senin, 21 Mei 2018 15.00 WIB. Kantor Satpol

PP Kota Serang)

Dari pernyataan yang dikemukakan oleh I1.3 di atas bahwa

penegakan hukum dalam penindakan perda ini merupakan Dinas

Satuan Polisi Pamong Praja dengan menggunakan Standrat Operasi

Pelayanan (SOP) yang sudah di atur.

Gambar 4.3

Mekasnisme Keputusan

(Sumber: Peneliti 2018)

Dari gambar 4.2 di atas, dapat dijelaskna bahwa mekanisme

dalam proses keputusan di awali oleh Dinas Perindustrian,

Perdagangan dan Koperasi dalam pendataan dan himbauan dalam

Disperindagkop

pp

Kecamatan

Kapolres

Satpol PP

Koramil

Page 108: PROGRAM STUDI ADMINISTRASI NEGARA FAKULTAS ILMU …

92

paraturan daerah ini, dengan kordinasi dengan Kecamatan yang

berada di Kota Serang dan di turunkan kepada Satuan Polisi Pamong

Praja dalam memberikan peringatan sebanyak 3 kali untuk

memindahkan dagangan mereka dengan bantuan Kepolisian dan

Koramil dalam mengkondisifkan suasana di lapangan.

Bedasarkan uraian atapun hasil pemaran para informan

mengenai Letak Pengambiilan Keputusan adalah hal yang harus

dilakukan dengan baik, dengan baiknya suatu pengambilan

keputusan suatu instansi maka hail dari kinera dinas tersebut dalam

pengimplementasian suatu peraturan daerah maka hasilnya akan baik

juga.

4.3.1.1.5 Pelaksana Program

Pelaksana Program adalah suatu hal yang penting dalam suatu

kebijakan, karena pelaksana program adalah penggerak ataupun alat

untuk mencapai sauatu keberhasilan yang telah ditetapkan pada awal

pembuat kebijakan. Dapat dikatakan para pelaksana ini adalah

penyedia dan yang pemberi pelayanan bagi masyarakat di dalam

suatu program, selain itu elaksana program juga sebagai tolak ukur

untuk meliat sejauh mana program diimplementasikannya. Untuk

mengetahui program dalam penataan dan pemberdayaan ini, peneliti

melakukan pengamatan di lapangan, wawancara dengan Kasi

Pengegakan Produk Hukum Daerah Satuan Polisi Pamong Praja,

beliau mengatakan:

Page 109: PROGRAM STUDI ADMINISTRASI NEGARA FAKULTAS ILMU …

93

“Yang menjadi pelaksana teknis ini salah satunya

Disperindagkop dalam masalah pemberdayaan dan penataan,

dalam masalah penindakan Disperindagkop akan kordinasi

kepada kami, sebagai Satpol PP menjadi penegakan aturan.”

(Wawancara: Senin, 21 Mei 2018 15.00 WIB. Kantor Satpol

PP Kota Serang)

Bedasarkan Wawancara dengan I1.3 di atas, dapat kita ketahui

bahwa pelaksana program dalam penataan dan pemberdayaan ini

dilakukan oleh Dinas Perindustrian, Perdagangan dan Koperasi dan

juga Satuan Polisi Pamong Praja yang terbagi menjadi beberapa

tugas yang berbeda. Hal serupa juga dikatakan oleh Kasi

Pengelolaan Dinas Perindustrian, Perdagangan dan Koperasi Kota

Serang, yang mengatakan:

“Pengimplementatornya bukan semata-mata untuk

Disperindagkop, namun kerja sama antara Disperindagkop,

Satpol PP serta Kecamatan” (Wawanacara: Jumat, 12 Mei

2018 13.15 WIB Kantor Disperindagkop Kota Serang).

Berdasarkan pernyataan di atas, ditegaskan oleh Kepala UPTD

Dinas Perindustrian, Perdagangan dan Koperasi Kota Serang yang

mengatakan:

“Kita (Disperindagkop) merupakan pengimplementator Perda

ini dengan melakukan kordinasi dengan Sapol PP Kota Serang

dalam penindakan, dalam pengeksekusi Pelanggaran PKL

yang tdak mau di pindahkan kita berkordinasi dengan

Kecamatan, Kepolisian, dan Koramil untuk menjaga kondusif

agar tidak terjadinya bentrokan” (Wawancara: Selasa, 22 Mei

2018, 10.30 WIB. Kantor Disperindagkop Kota Serang)

Bedasarkan pernyataan dari I1.1 dan I1.2 di atas, dapat kita

ketahui bahwa kebijakan dalam pelaksanaan ini melibatkan beberapa

dinas Kota Serang dan juga pemerintah tingkat kecamatan serta

kepolisian maupun koramil untuk mendapatkan keadaan yang

Page 110: PROGRAM STUDI ADMINISTRASI NEGARA FAKULTAS ILMU …

94

kondusif. Hal serupa juga serupa dengan pernyataan dari Kasi

Trantib Kecamatan Curug, beliau mengatakan:

“Yang peraturan daerah no 4 ini, pengimplementatornya

merupakan Disperindagkop dan juga Satpol PP Kota Serang”

(Wawancara:Senin, 28 Mei 2018 13.20 WIB. Kantor

Kecamatan Curug)

Hal serupa dengan perkataan dari Kasi Trantib Walantaka,

yang mengatakan:

“Sudah jelas dalam penataan dan pemberdayaan

pengimplemntatornya adalah Disperindagkop serta Satpol

PP” (Wawancara: Rabu, 30 Mei 2018 11.20 WIB. Kantor

Kecamatan Walantaka)

Hal serupa juga dipertegas oleh pernyataan oleh Kasi Trantib

Cipocok Jaya yang mengatakan:

“Wewenang ini ada di Disperindagkop sebagai pelaksana

utama dari Peraturan No 4 Tahun 2014 ini” (Wawancara:

Senin, 28 Mei 2018 10.15 WIB. Kantor Kecamatan Cipocok

Jaya)

Hal tersebut juga serupa dengan Perkataan dari Kasi Trantib

Kecamatan Serang Serang yang mengemukakan:

“Sudah pasti Satpol PP dengan Disperindagkop yang

mempunyai hak dalam ini” (Wawancara: kamis. 31 Mei 2018 09.35

WIB. Kantor Kecamatan Serang)

Bedasarkan pernyataan dari I 1.6, I1.9, I1.5 dan I1.4 di atas, kita

dapat mengetahui bahwa wewenang dalam pengimplementatornya

Perda Penataan dan pemberdayaan adalah Dinas Perindustrian,

Perdagangan dan Koperasi dalam hal pelaksana dan juga Satuan

Polisi Pamong Praja sebagai pengeksekusi pedagang apabila dalam

Page 111: PROGRAM STUDI ADMINISTRASI NEGARA FAKULTAS ILMU …

95

tidakan pengusuran. Hal serupa sesuai dengan pernyataan dai Kasi

Ekonomi Pembangunan Kecamatan Kasemen, yang mengatakan:

“Dalam hal pendataan merupakan tugas dan fungsi dari

Disperindagkop serta Satpol PP sebagi penindakan dari

kebandelan pedagang apabila tidak mau direlokasi”

(Wawancara: Rabu, 30 Mei 2018 13.50 WIB. Kantor

Kecamatan Kasemen)

Hal serupa ditegaskan oleh Sekertaris Kecamatan Taktakan

yang mengatakan:

“Dalam implementasi Perda ini hal seperti pendataan

pedagang kaki lima sepenuhnya wewenang dari

Disperindagkop, apabila dalam penindakan pedagang kaki

lima Disperindagkop berkordinasi dengan Satpol PP dengan

menggunakan pertimbangan hukum yang ada” (Wawancara:

Rabu, 23 Mei 2018 08.15 WIB. Kantor Kecamatan Taktakan)

Bedasarkan keterangan dari I1.8 dan I1.7 di atas, kita dapat

mengetahui bahwa Satuan Polisi Pamong Praja akan menindak

pedagang kaki lima yang tidak mau direlokasi dengan perhitungan-

perhitungan hukum yang ada dengan beberapa prosedur untuk

melakukan tindakan dan juga berkordinasi dengan Disperindagkop

untuk mengetahui pedagang-pedagang mana yang harus ditindak.

Bedasarkan informasi yang didapatkan dari wawancara

narasumber yang ada, bahwa pelaksana program sangat

mempengaruhi dalam pelaksanaan penataan dan pemberdayaan

pedagang kaki lima ini, karena dalam suatu keberhasilan pelaksana

program mempunyai peran penting dalam berjalannya suatu

peraturan daerah.

Page 112: PROGRAM STUDI ADMINISTRASI NEGARA FAKULTAS ILMU …

96

4.3.1.1.6 Sumber Daya Yang Dilibatkan

Dalam pelaksanaan atau pengimplementasian suatu kebijakan

perlu didukung dengan adanya sumber daya yang dapat memberikan

pengaruh positif dan berguna untuk mensukseskan dalam

pelaksanaan suatu kebijakan ataupun program tersebut. Sumber daya

yang memadai terntunya sangat membantu di dalam pelaksanaan

suatu kebijakan tersebut agar dapat berjalan dengan baik, maksimal,

efektif dan efisien.

Pelaksanaan kebijakan akan berjalan dengan baik dan lancar

apabila didalam pelaksanaannya dilakukan oleh Sumber Daya

Manusia (SDM) yang mencukupi dan tentunya berkualitas. Dalam

pencapaian tersebut tentu membutuhkan SDM yang sesuai dengan

kemampuan, yang memiliki kecakapan dan kecukupan untuk

menjalankan suatu kebijakan tersebut.

Pemaparan yang dilakukan oleh Kepala Pengelolaan Dinas

Perindustrian, Perdagangan dan Koperasi:

“Sarana yang disediakan dari Pemerintah khusunya

Disperendagkop adalah di tempat relokasi yang telah dibuat

seperti di Pandean yang terdapat 50 tempat yang berbentuk

tenda-tenda, 150 di daerah Banten lama sekitar 150 tenda,

membangun tempat di daerah kasemen serta menyediakan ice

box untuk pendinginan bahan baku PKL yang membutuhkan”

(Wawanacara: Jumat, 12 Mei 2018 13.15 WIB Kantor

Disperindagkop Kota Serang).

Hal serupa juga dikatakan di oleh Kepala UPTD Kota Serang,

beliau mengatakan:

Page 113: PROGRAM STUDI ADMINISTRASI NEGARA FAKULTAS ILMU …

97

"Dalam keberhasilan suatu Perda, maka ada dinas terkait

akan memberikan sarana dan prasarana. Dalam Perda ini

sarana yang diberikan dari Disperindagkop adalah Pemberian

lokasi khusus yang tersebar di Kota Serang berupa tenda-

tenda yang layak juga memberika tempat pendingin bagi PKL

yang membutuhkan dan yang sesuai dengan fungsi tempa

pendingin tersebu, jadinya kita tidak asal mengasih sarana

dan prasarana untuk mencapai kesejahteraan PKL”

(Wawancara: Selasa, 22 Mei 2018, 10.30 WIB. Kantor

Disperindagkop Kota Serang)

Program Penataan dan pemberdayaan ini terdapat pemberian

sarana untuk pendukung kemajuan pedagang kaki lima seperti

pemberian tenda usaha yang membantu para pedagang kaki lima

untuk membuka usaha maupun mengembangka suatu usaha.

Gambar 4.4

Tenda Bantuan Disperindagkop

(Sumber: Peneliti. 2018)

Bedasarkan gambar 4.2 di atas, dapt dilihat bahwa pedagang

kaki lima Banten Lama di Kota Serang mendapatkan sebuah tenda

untuk membuka usahnya, dengan membantu berupa sarana

Page 114: PROGRAM STUDI ADMINISTRASI NEGARA FAKULTAS ILMU …

98

berbentuk tenda maka pedagang kaki lima tidak akan menambah

pembuatan modal setelah pemindahan maupun dalam membuka

usaha.

Bedasarkan pernyataan dari I1.1 dan I1.2 di atas, bisa kita

ketahui bahwa sumber daya yang dilibatkan merupakan bagian vital

dalam pelaksanaan peraturan daerah mengenai penataan dan

pemberdayaan pedagang kaki lima. Sarana dan prasarana merupakan

bantuan yang sangat dibutuhkan oleh pedagang karena dalam hal ini

dapat menekan beban awal pembuatan usaha. Hal ini sesuai dengan

perkataan dari Kasi Penegakan Peroduk Hukum Daerah Satuan

Polisi Pamong Praja, beliau mengatakan:

“Sarana prasarana disediakan oleh Dinas Perindustrian,

Perdagangan dan Koperasi secara penuh adalah wewenang

dari dinas tersebut” (Wawancara: Senin, 28 Mei 2018 10.15

WIB. Kantor Kecamatan Cipocok Jaya)

Pernyataan dari wawancara di atas sesuai dengan pernyataan

dari Sekertaris Kecamatan Taktakan, beliau mengatakan:

“Sarana yang saya ketahui itu beruba tempat usaha yang

sudah direncanakan oleh Disperindagkop Kota serang, kalau

tidak salah tempat usaha berbentuk tenda” (Wawancara:

Rabu, 23 Mei 2018 08.15 WIB. Kantor Kecamatan Taktakan)

Hal di atas juga dipertegas oleh Kasi Ekonomi Pembangunan

Kecamatan Kasemen, beliau mengatakan:

“Dalam pemberian sarana dan prasarana merupakan

kordinasi dari Disperindagkop dalam pemberian barang-

barang berbentuk apapun adapunya dari pihak kecamatan

hanya memberikan lahan unutk suatu pembangungan tempat

relokasi PKL, kalau di Kecamatan kami ada arah krangantu

Page 115: PROGRAM STUDI ADMINISTRASI NEGARA FAKULTAS ILMU …

99

kalau dari sini (Kecamatan Kasemen), terdapat 70 kios yang

sudah siap ditempati dan sebagaian sudah ditempati oleh

pedagang” (Wawancara: Rabu, 30 Mei 2018 13.50 WIB.

Kantor Kecamatan Kasemen)

Hal serupa sesuai dengan pernyataan dari Kasi Trantib

Kecamatan cuug, beliau mengatakan:

“Ketersediaan sarana merupakan hal yang harus diberikan

oleh Disperindagkop Kota Serang untuk kelancaran Perda ini,

namun kami dari kecamatan curug hanya berwenang apabila

Disperindagkop meminta lahan relokasi untuk PKL”

(Wawancara:Senin, 28 Mei 2018 13.20 WIB. Kantor

Kecamatan Curug)

Selanjutnya hal ini ini pun dipertegas oleh Kasi Trantib

Kecamantan Serang, beliau mengatakan:

“Sarana di kecamatan kami adalah lahan namun apabila

diminta oleh Disperindagkop” (Wawancara: kamis. 31 Mei

2018 09.35 WIB. Kantor Kecamatan Serang)

Hal serupa dijelaskan oleh Kasi Trantib Kecamatan Kasemen,

beliau megatakan:

“sarana yan dibeikan dari Disperindagkop adalah tempat

relokasi dan barang-barang pendukung, namun relokasi itu

merupakan kordinasi dengan kecamatan-kecamatan yang ada di

Kota Serang” (Wawancara: Rabu, 30 Mei 2018 11.20 WIB. Kantor

Kecamatan Walantaka)

Pada program penataan dan pemberdayaan pedagang kaki lima

sudah dibangun tempat relokasi dengan bangunan bersih dan layak,

berikut tempat relokasi yang diberikainstansi terkait.

Page 116: PROGRAM STUDI ADMINISTRASI NEGARA FAKULTAS ILMU …

100

Gambar 4.5

Tempat Relokasi Pedagang Kaki Lima

(sumber: peneliti 2018)

Bedasarkan gambar 4.3 di atas, bahwa kelayakan tempat

relokasi bagi pedagang sangatlah baik dari segi bentu bangunan.

Namun dari segi akses lokasi yang jauh dari rumah-rumah dan jauh

dari tempat keramaian.

Dari hasil wawanara dari keterangan I1.5, I1.7, I1.8, I1.6 , I1.4, dan

I1.9 di atas, kita dapat mengetahui bahwa pemberian sarana dan

prasarana merupkan pemberian langsung bagi pedagang kaki lima

dalam pencapaian peraturan daerah ini, apabila sarana dan prasarana

baik maka hasil dari peraturan daerah ini akan lebih baik juga. Dan

pendapat dari pejalan kaki membuat kejelasana dalam pemberian

sarana dan prasarana, menurut beliau:

“Kata pedagang yang ada disini (stadion), itu tenda tapi

belum bertanya dimana letak tenda tersebut. Semoga aja

sarana dan prasarananya layak supaya kita sebagai pembeli

jadinya gk kaya di sini yang macet dan padat” (Wawancara:

kamis, 31 Mei 2018 15.50 WIB. Stadion Maulana Yusuf)

Page 117: PROGRAM STUDI ADMINISTRASI NEGARA FAKULTAS ILMU …

101

Hal tersebut sesuai dengan keterangan pedagang kaki lima

yang mengatakan:

“Tenda kata orang dinas, kan kita belum merasakan sarana

yang akan dikasih karena kita disini nanti dipindahkan lagi

oleh mereka” (Wawancara: kamis, 31 mei 2018 14.20 WIB.

Stadion Mualana Yusuf)

Pernyataaan di atas sesuai dari ketua peguyuban Kota Serang

ynag menyatakan:

“Ada tenda, ada juga bangunan permanen yang disediakan

dinas terkait” (Wawancara: kamis, 31 Mei 2018 12.32 WIB.

Rumah Informan, Cipocok)

Bedasarkan keterangan dari I2.1, I2.2 dan I1.3 di atas, kita dapat

mengetahui bahwa penyediaan dari instansi terkait sudah diberikan

oleh pelaksana tugas peraturan ini

Bedasarkan uraian atapun hasil pemaran para informan

mengenai Sumber Daya Yang Dilibatkan merupakan hal yang sangat

dibutuhkan dalam Perda Penataan dan Pemberdayaan Pedagang Kaki

Lima ini, dengan adanya suatu sumeber daya yang baik membuat

pedagang-pedagang akan jauh lebih membuat mempermudah dalam

pengimplementasiannya.

4.3.1.2 Konteks Implementasi

4.3.1.2.1 Kekuasaan, strategi aktor yang terlibat

Pelaksanaan dari suatu kebijkan tidak akan lepas terpengaruhi

dari kekuasaaan, strategi yang dilakukan oleh para aktor, baik oleh

pembuat kebijakan, pelaksanaan bahkan juga aktor lain di luar itu

Page 118: PROGRAM STUDI ADMINISTRASI NEGARA FAKULTAS ILMU …

102

baik yang disengaja ataupun tidak sengaja, dan baik secara langsung

maupun tidak langsung. Di dalam Impelementasi Penataan dan

Pemberdayaan Pedagang Kaki Lima suatu strategi merupkan hal

yang penting demi lancarnya perda ini. Berikut ini adalah pemaparan

dari Kepala UPTD Kota Serang, beliau mengatakan:

“Dalam keberhasilan suatu Perda, maka ada dinas terkait

akan memberikan sarana dan prasarana. Dalam Perda ini

sarana yang diberikan dari Disperindagkop adalah Pemberian

lokasi khusus yang tersebar di Kota Serang berupa tenda-

tenda yang layak juga memberika tempat pendingin bagi PKL

yang membutuhkan dan yang sesuai dengan fungsi tempa

pendingin tersebu, jadinya kita tidak asal mengasih sarana

dan prasarana untuk mencapai kesejahteraan PKL”

(Wawancara: Selasa, 22 Mei 2018, 10.30 WIB. Kantor

Disperindagkop Kota Serang)

Hal serupa ditegaskan oleh Kasi Pengelolaan Dinas

Perindustrian, Perdagangan dan Koperas Kota Serang, beliau

mengatakan:

“Strategi dalam menjalankan Perda ini merupakan

penyediaan yang baik bagi PKL seperti daerah Pandean dan

Banten Lama tadi, karena sarana dan prasarana merupakan

strategi yang penting dalam suatu pengimplementasian suatu

perda” (Wawanacara: Jumat, 12 Mei 2018 13.15 WIB Kantor

Disperindagkop Kota Serang)

Sama dengan perihal di atas, Kasi Pengegakan Produk Hukum

Daerah mengatakan:

“Strateginya dalam perda ini yang dilakukan dari Satpol PP

merupakan tindakan pengusuran apabila tidak mengindahkan

pemindahan dari Disperindagkop. Namun dari Diperindagkop

adalah prasarana yang diutamanya”

Bedasarkan pemaparan dari I1.2, I1.1 dan I1.3 di atas, kita

mengetahui bahwa strategi dalam penerapan perda penataan dan

Page 119: PROGRAM STUDI ADMINISTRASI NEGARA FAKULTAS ILMU …

103

pemberdayaan pedagang kaki lima merupaka penyediaan sarana dan

prasarana untuk mencapai keberhasilan. Hal ini juga disampaikan

oleh Sekertaris Kecamatan Taktakan yang mengatakan:

“Strateginya hanya pemberian sarana dan prasarana,dengan

penjelasan yang baik, maka pedagang kaki lima mau

mengikuti program ini" (Wawancara: Rabu, 23 Mei 2018

08.15 WIB. Kantor Kecamatan Taktakan)

Hal tersebut dipertegas oleh Kasi Trantib Kecamatan

Walantaka, yang mengatakan:

“Stategi dalam peraturan daerah ini merupakan penyedian

sarana yang prasarana yang baik, dengan baiknya sarana dan

prasarana yang baik maka proses dalam pengimplementasian

peraturan ini akan lebih mudah” (Wawancara: Rabu, 30 Mei

2018 11.20 WIB. Kantor Kecamatan Walantaka)

Berdasarkan pernyataan di atas sesuai dengan Kasi Trantib

Kecamatan Serang, beliau megatakan:

“Penyediaan sarana dan prasarana saja strategi dalam

prasarana” (Wawancara: kamis. 31 Mei 2018 09.35 WIB.

Kantor Kecamatan Serang)

Hal serupa juga ditegaskan oleh Kasi Trantib Kecamatan

Cipocok Jaya, beliau mengatakan:

“Strategi yang utama itu adalah penyediaan tempat dan

barang-barang pendukung” (Wawancara: Senin, 28 Mei 2018

10.15 WIB. Kantor Kecamatan Cipocok Jaya)

Pernyataan ini sesuai dengan pernyataan dari Kasi Trantib

Kecamatan Curug:

“Strategi yang penting dalam penataan dan pemberdayaan ini

adalah saran dan prasarana” (Wawancara:Senin, 28 Mei

2018 13.20 WIB. Kantor Kecamatan Curug)

Page 120: PROGRAM STUDI ADMINISTRASI NEGARA FAKULTAS ILMU …

104

Pernyataan tersebut sesuai dengan pernyataan dari Kasi

Pembangunan Ekonomi Kecamatan Kasemen, beliau mengatakan:

“Strategi dalam proses implementasi ini adalah pemberian

sarana dan prasarana secara langsung” (Wawancara: Rabu, 30

Mei 2018 13.50 WIB. Kantor Kecamatan Kasemen)

Bedasarkan wawancara dari I1.7, I1.9, I1.4, I1.5, I1.6 dan I1.8 di atas,

kita dapat mengetahui bahwa penyediaan sarana merupakan hal

penting dalam suatu peningkatkan keberhasilan dari peraturan daerah

tentang penataan dan pemberdayaan ini.

Bedasarkan uraian atapun hasil pemaran para informan

mengenai sumber daya yang dilibatkan adalah suatu faktor yang

sangat penting dalam peningkatan keberhasilan suatu peraturan

daerah, dengan memperhitungkan faktor ini suatu peraturan akan

menjadi lebih efisien dan efektif dalam pengimplementasian suatu

perda.

4.3.1.2.2 Karakteristik lembaga dan penguasa

Implementasi suatu kebijakan bisa dikatakan berhasil apabila

karakteristik yang tercermin dari sikap ataupun kepemimpinan yang

dimiliki oleh lembaga atau pelaksana kebijakan sesuai dengan tujuan

dari kebijakan. Kepemimpinan seseorang dari suatu lembaga

memiliki pengaruh terhadap suatu implementasi kebijakan, karena

peraturan teknis pelaksana kebijakan merupakan tanggungjawab dari

masing-masing pemimpin dari suatu lembaga teknis pelaksana

Page 121: PROGRAM STUDI ADMINISTRASI NEGARA FAKULTAS ILMU …

105

kebijakan. Adapun karakteristik dari Disperindagkop menurut Kasi

Pembangunan Ekonomi Kasemen:

“Kepemimpinan berjalan dengan baik dari penjalanan perda

ini, tapi dalam memperhitungkan kebutuhan-kebutuhan lain

tidak diperhatikan” (Wawancara: Rabu, 30 Mei 2018 13.50

WIB. Kantor Kecamatan Kasemen)

Hal serupa dijelaskan Sekertaris Kecamatan Taktakan yang

mengatakan bahwa:

“Semua sudah berjalan sesuai pertauran yang ada, dari

pemberian sarana namum perhitungan pembelian dari produk

tidak dicarikan solusinya” (Wawancara: Rabu, 23 Mei 2018

08.15 WIB. Kantor Kecamatan Taktakan)

Hal serupa juga dipertegas oleh Kasi Tranrib Kecamatan

Cipocok jaya, beliau mengatakan:

“semua sesuai dari rencana yang diatur dalam peraturan

daerah ini, namun disayangkan dalam penempatan usaha yang

akan maupun yang sudah dipindahkan tidak meliat dari faktor

barang yang diperjualkan oleh PKL” (Wawancara: Senin, 28

Mei 2018 10.15 WIB. Kantor Kecamatan Cipocok Jaya)

Hal serupa sesuai dengan pandangan dari Kasi Trantib

Kecamatan Curug, beliau mengatakan:

“Semua dinas juga menjalankan tugas sesuai dengan arahan

hukum yang ada diperda namun didalam itu tidak ada

memperhitungkan kemana barang ini akan dijual apabila

barang jualannya tidak sesuai dengan kondisi yang ada

ditempat relokasi” (Wawancara:Senin, 28 Mei 2018 13.20

WIB. Kantor Kecamatan Curug)

Bedasarkan pernyataan di atas sesuai dengan Kasi Trantib

Kecamatan Serang, beliau mengatakan:

“sesuai dengan aturan yang ada namum pencarian pembeli

ditempat relokasi harus menjadi suatu pemasukan bagi dinas

Page 122: PROGRAM STUDI ADMINISTRASI NEGARA FAKULTAS ILMU …

106

terkait kedepannya” (Wawancara: kamis. 31 Mei 2018 09.35

WIB. Kantor Kecamatan Serang)

Hal serupa diperkuat oleh Kasi Kecamatan Walantaka yang

menyebutkan:

“Berjalan dengan baik apa yang dilakukan Disperindagkop

dalam pendataan, penataan dan pemberian sarana belum

melihat dari suatu kebutuhan usaha pedagang” (Wawancara:

Rabu, 30 Mei 2018 11.20 WIB. Kantor Kecamatan Walantaka)

Bedasarkan keterangan dari I1.4, I1.5, I1.6, I1.7, I1.8 dan I1.9 dapat

kita ketauhi bahwa karakteristik dari pemimpin Disperindagkop

sudah berjalan dengan baik dan sesuai dengan aturan, namun dalam

pelaksanaan pemindahan ke tempat relokasi tidak melihat dari

permasalah-permasalah baru seperti pencari solusi bagi pedagang

dalam mencari pembeli yang sesuai dengan apa yang mereka jual.

Dalam hal karakteristik suatu lembaga merupakan penentu

suatu peraturan yang sudah dijalankan, apabila karakteristik lembaga

tidak memperhatikan kondisi secara berkala maka akan peraturan

yang sudah berjalan dengan baik sekarang tidak menutup

kemungkinan peraturan ini akan menjadi tidak berjalan lagi

kedepannya.

4.3.1.2.3 Kepatutan daya tanggap

Hal ini juga bagian penting dari proses implementasi

kebijakan, dimana tingkat kepatuhan dan adanya respon dari para

pelaksana kebijakan merupakan aksi nyata dari para dinas pelaksana

untuk melaksanakan tugas pokok dan fungsi dalam

Page 123: PROGRAM STUDI ADMINISTRASI NEGARA FAKULTAS ILMU …

107

pengimplementasian Penataan dan Pemberdayaan Pedagang Kaki

Lima agar dapat terlaksana dengan baik, secara optimal dan berdaya

guna. Maka berkaitan dengan hal tersebut, maka ada beberapa aturan

serta mekanismenya dari setiap instansi dalam melaksanakan

tugasnya. Untuk pelaksanaan Penataan dan Pemberdayaan Pedagang

Kaki Lima ini tentunya terkoordinasi dengan baik. Semua elemen

atau para pelaksana tersebut tentunya memiliki tugas dan fungsi

masing-masing dalam melaksanakan kepatuhan masing-masing

dalam Penataan dan Pemberdayaan tersebut. Adapun kepatuhan

menurut Kepala UPTD Kota Serang adalah:

“Kepatuhan dalam dinas sudah baik dan terukur dalam

pelaksanaannya, seperti dinas memberikan fasilitas berupa

tempat untuk membuka suatu usaha, lalu dari Kesatuan Polisi

Pamong Praja yang mendindak pedagang yang nakal apabila

tidak menghiraukan berkali-kali peringatan” (Wawancara:

Selasa, 22 Mei 2018, 10.30 WIB. Kantor Disperindagkop Kota

Serang)

Bedasarkan pernyataan di atas, di perkuat juga oleh Kasi

Pengeloaan Dinas Perindustrian, Perdagangan dan Koperasi Kota

Serang, beliaung mengatakan:

“Dalam perda ini semua dinas-dinas yang terkait menjalankan

suatu perda yang telah dibuat, karena dinas-dinas yang terkait

akan membuat laporan dari pengimplementasian perda ini”

(Wawanacara: Jumat, 12 Mei 2018 13.15 WIB Kantor

Disperindagkop Kota Serang)

Hal ini juga dipertegas oleh Kasi Penegakan Produk Hukum

Daerah Satuan Polisi Pamong Praja yang mengatakan:

Dalam mengimplementasikan Perda ini sudah berjalan dengan baik karena dalam penataan ini dinas-dinas terkait sudah

Page 124: PROGRAM STUDI ADMINISTRASI NEGARA FAKULTAS ILMU …

108

menjalankan sesuai dengan SOP yang berlaku (Wawancara:

Senin, 21 Mei 2018 15.00 WIB. Kantor Satpol PP Kota Serang)

Dari pernyataan dari I1.2, I 1.1 dan I 1.3 di atas, kita dapat

mengetahui bawah mengetahui bahwa dinas-dinas yang menjadi

pihak pengimplementatornya sudah berjalan dengan baik sesuai

dengan tupoksi dari dinas tersebut, hal tersebut sesuai dengan

keterangan dari Sekertaris Kecamatan Taktakan, pernyataan beliau

adalah:

“sudah berjalan kok, sekarang pedagang kaki lima sudah

semakin jarang terlihat yang memakai fasilitas umum, namum

masih ada yang bandel sampai sekarang” (Wawancara: Rabu,

23 Mei 2018 08.15 WIB. Kantor Kecamatan Taktakan)

Hal yang sama juga dikatakan oleh Kasi Pembangunan

Ekonomi Kecamatan Kasemen, beliau mengatakan:

“Kita terbantu dalam pengontrolan pedagang karena dinas

Disperindagkop selalu rutin mendata para PKL dan juga Satpol

PP juga sering malakukan penertiban kepada pedagang PKL”

(Wawancara: Rabu, 30 Mei 2018 13.50 WIB. Kantor

Kecamatan Kasemen)

Menurut Kasi Trantib Kecamatan Serang juga mengatakan hal

yang serupa, berikut pernyataan beliau:

“sudah berjalan dengan baik semua bagian dinas pelaksa,

apalagi Satpol PP yang sekarang rutin mengusur pedagang yang

bandel yang berjualan di fasilitas umum” (Wawancara: kamis. 31

Mei 2018 09.35 WIB. Kantor Kecamatan Serang)

Pernyataan inipun diperkuat oleh Kasi Trantib Kecamatan

Curug, menurut beliau adalah:

Page 125: PROGRAM STUDI ADMINISTRASI NEGARA FAKULTAS ILMU …

109

“Sudah patuh dinas terkait, sekarang bagaimana pedagangnya

dalam merespon tindakan dinas” (Wawancara:Senin, 28 Mei 2018

13.20 WIB. Kantor Kecamatan Curug)

Hal demikian juga disampaikan oleh Kasi Trantib Kecamatan

Walantaka, beliau mengatakan:

“Kepatuhan para aktor dalam ini dinas terkait sudah berjalan,

dari Disperindagkop udah sering mendata dan juga dari Satpol

PP yang mendindak para pedagang-pedagang” (Wawancara:

Rabu, 30 Mei 2018 11.20 WIB. Kantor Kecamatan Walantaka)

Pernyataan di atas juga ditegaskan oleh Kasi Trantib

Kecamatan Cipocok Jaya, yang mengatakan:

“sudah jelas kepatuhannya, Satpl PP dan Disperindagkop

sudah menjalankan tupoksinya dengan perhitungan yang

mereka miliki masing-masing” (Wawancara: Senin, 28 Mei

2018 10.15 WIB. Kantor Kecamatan Cipocok Jaya)

Bedasarkan keterangan dari I1.7, I1.8, I1.6, I1.9, I1.4 dan I1.5 di atas,

kita dapat mengetahui bahwa kinerja dinas dalam menjalankan

peraturan daerah tentang penataan dan pemberdayaan pedagang kaki

lima sudah berjalan dengan baik, bisa dilihat dari berbagai kondisi

yang sudah ada. Hal serupa ditegaskan oleh pernyataan dari

pengguna jalan, yang megatakan:

“Baik kok, saya sebagai masyarakat juga tau pedagang di

stadion sini itu pindahan dari alun-alun yang katanya

pedagang akan pindahkan lagi, dari sini bisa dilihat orang

dinas sudah berkerja dengan seharusnya” ()

Hal serupa sesuai dengan pernyataan dari ketua paguyuban

kota Serang, yang mengatakan:

“Baik dari Disperindagkop sudah membuat sarana tinggal

tunggu pemindahan saja, kala satpol PP sering melakukan

Page 126: PROGRAM STUDI ADMINISTRASI NEGARA FAKULTAS ILMU …

110

penggusuran dengan beberapa kali peringatan” (Wawancara:

kamis, 31 Mei 2018 12.32 WIB. Rumah Informan, Cipocok)

Hal di atas serupa juga di tegaskan oleh pedagang kaki lima

yang mengatakan:

“Sudah patuh kok,dari sisi disperindagkop sudah mulai

menjalankan perintah pemindahan teman-teman kami, kalau

Satpol PP juga sudah sesuai prosedur memakai SP 1 sampai

3” (Wawancara: kamis, 31 mei 2018 14.20 WIB. Stadion

Mualana Yusuf)

Bedasarkan uraian atapun hasil pemaran para informan

mengenai kepatuhan daya tanggap dan kondisi di lapangan, bahwa

pelaksana dari dinas yang terkait sudah baik dengan upaya beberapa

tindakan tegas pedagang, namun dalam faktor ini kepatuhan yang

tanggap juga belum mampu membuat pedagang yang akan membuat

lapak maupun dagangan baru yang sudah jelas bahwa trotoar tidak di

peruntukan oleh mereka.

4.4 Pembahasan

Dalam rangka peningkatan kapasitas Pemerintah Daerah, penguatan

kelembagaan masyarakat, keberlanjutan pendapingan masyaakat, integrasi

program dan mewujudkan tata kelola pemerintahan yang baik. Pemerintah

Kota Serang melaksanakan Penataan dan Pemberdayaan Pedagang Kaki

Lima. Penataan dan pemberdayaan ini merupakan program untuk pedagang

untuk meningkatakan dan mengembangkan usahanya.

Peraturan Penataan dan Pemberdayaan ini diadakan tujuan untuk

tercapainya kesejahteraan pedagang kaki lima di Kota Serang dan

memberikan kesejahteraan hukum dalam berusaha bagi pedagang tersebut

Page 127: PROGRAM STUDI ADMINISTRASI NEGARA FAKULTAS ILMU …

111

serta terpeliharanya sarana prasarana, estetika, kebersihan dan kenyaman

ruang milik publik, pemerintah daerah perlu melakukan penetapan lokasi

pedagang kaki lima sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-

undangan.

Dalam penelitian ini, peneliti memfokuskan pada pelaksanaan

Penataan dan Pemberdayaan di Kota Serang. Dimana bedasarkan

mekanisme implementasi kebijakan menurut Merille S. Grindle dengan

rincian dari dimensi dan indikator yang digunakan, yaitu

1. Isi Kebijakan

a. Kepentingan yang dipengaruhi

b. Tipe manfaat

c. Derajat perubahan yang diharapkan

d. Letak pengambilan keputusan

e. Pelaksana program

f. Sumber daya yang dilibatkan

2. Konteks Implementasi

a. Kekuasaan, strategi aktor yang melibatkan

b. Karakteristik lembaga dan penguasa

c. Kepatuhan daya tanggap

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh peneliti

mengenai pelaksanaan Program Penataan dan Pemberdayaan

Pedagang Kaki Lima belum berjalan optimal. Dari hasil

observasi dan didukung dengan hasil wawancara peneliti dari

berbagai sumber dan informan terdapat masalah-masalah teknis

Page 128: PROGRAM STUDI ADMINISTRASI NEGARA FAKULTAS ILMU …

112

dalam pelaksanaan penataan dan pemberdayaan PKL. Hal ini

sesuai dengan pembahasan dimensi-dimensi yang peneliti

gunakan sebagai pedoman peneliti, yaitu

1. Isi Kebijakan

1.1 Kepentingan yang dipengaruhi

Berkaitan dengan berbagai kepentingan yang

mempengruhi suatu implementasi , indikator ini

berargumen bahwa suatu kebijakan pelaksanaannya

melibatkan kepentingan, dan sejauh mana kepetingan-

kepentingan tersebut membawa pengaruh terhadap

implementasinya. Dalam hal ini, kepentingan-kepentingan

tersebut antaralain kepentingan Dinas Perindustrian,

Perindustrian dan Kopeasi sebagai pelaksana serta

kepentingan dari Satuan Polisi Pamong Praja dalam rangka

kepentingan ketertiban dalam penegakan hukum daerah.

Bedasarkan hasil penelitian dapat diketahui, bahwa

kepentingan dari Dinas Perindustrian, Perdagangan dan

Koperasi sebagai pelaksana dari Peraturan Daerah ini,

sedangkan kepentingan dari Satuan Polisi Pamong Praja

merupakan sebagai penegakan Peraturan Daerah. Tetapi

bedasarkan triangulasi sumber yang dilakukan peneliti

bahwa Dinas Perindustrian menjadi dinas yang bertanggung

jawab kepada pentaan dan pemberdayaan terhadap

pedagang kaki lima tersebut, sementara kepentingan Satuan

Page 129: PROGRAM STUDI ADMINISTRASI NEGARA FAKULTAS ILMU …

113

Polisi Pamong Praja terkai dengan peraturan tentang K3.

Namun peraturan ini hanya difokuskan kepada pemindahan

pedagang kaki lima ketempat yang sudah disediakan oleh

Disperindagkop Kota Serang.

1.2 Tipe Manfaat

Didalam implementasi Peraturan Daerah No 4 Tahun

2014 Tentang Penataan dan Pemberdayaan Pedagang Kaki

Lima di Kota Serang terdapat manfaat yang secara nyata

dirasakan oleh pedagang kaki lima yang menerima sarana

prasarana dari Disperindagkop Kota Serang dan juga

manfaat secara langsung bagi masyarakat karena trotoar

yang biasanya digunakan oleh pedagang kaki lima sekarang

menjadi luas dan tidak ditutupi oleh dagangan PKL.

1.3 Derajat Perubahan yang Diharapkan

Didalam implementasi Peraturan Daerah No 4 Tahun

2014 Tentang Penataan dan Pemberdayaan Pedagang Kaki

Lima di Kota Serang ditemukan derajat perubahan yang

ingin dicapai adalah demi kesejahteraan pedagang kaki lima

itu sendiri. Namun harus perlu kesiapan dari beberapa

pihak pelaksana dalam melaksanakan kebijkan dengan

dampak dari kebijakan penataan tersebut, karena setiap

usaha yang dijual oleh pedagang memiliki suatu faktor

penting dalam membuka suatu usaha di tempat baru seperti

zona yang jauh dari tempat keramaian. Dan kurangnya

Page 130: PROGRAM STUDI ADMINISTRASI NEGARA FAKULTAS ILMU …

114

perhatian dari dinas Disperindagkop sebagai pelaksana

peraturan daerah ini dalam melihat perubahan derajat

ekonomi, seperti perubahan pendapatan dari tempat relokasi

dengan pendapatan sebelum relokasi.

1.4 Letak Pengambilan Keputusan keputusan

Letak Pengambilan Keputusan keputusan terletak

pada siapa yang berwenang dan bertanggungjawab dalam

suatu implementasi kebijakan. Pada kategori letak

pengambilan keputusan adalah wewenang dari Dinas

Perindustrian, Perdagangan dan Koperasi sebagai pelaksana

tugas dalam hal pendataan, penataan dan pemberdayaan

dalm peraturan daerah ini serta Satuan Polisi Pamong Praja

dalam membantu untuk menjankan tugas.

1.5 Pelaksana Program

Keberhasilan suatu kebijakan tentunya harus

didukung dengan adanya pelaksanaan yang sinergis dan

selaras, sehingga tujuan bisa tercapai seutuhnya. Kordinasi

terjalin dengan baik antara 2 Dinas dan 6 Kecamatan terkait

dengan Implementasi Implementasi Peraturan Daerah No 4

Tahun 2014 Tentang Penataan dan Pemberdayaan Pedagang

Kaki Lima di Kota Serang, yaitu Dinas Perindustrian,

Perdagangan dan Koperasi sebagai pelaksa teknis dengan

Satuan Polisi Pamong Praja sebagai penegakan Peraturan

Daerah. Mekanisme dalam melakukan Peraturan Daerah ini

Page 131: PROGRAM STUDI ADMINISTRASI NEGARA FAKULTAS ILMU …

115

adalah dengan Disperindagkop mendata Pedagang Kaki

Lima yang menempati tempat publik lalu berkordinasi

dengan Satpol PP, yang selanjutnya memberi surat

peringatan sebanyak 3 kali, dengan konsekuensi apabila

tidak ditindak lanjuti oleh pedagang akan dilakukan

penertiban.

1.6 Sumber daya yang dilibatkan

Keberhasilan suatu kebijakan tentunya harus

didukung dengan adanya sumber daya yang dilibatkan oleh

pelaksana tugas maupun dinas terkait dalam membantu

peraturan daerah ini berjalan dengan semestinya, oleh

karena itu sumber daya yang melibatkan sarana dan prasana

merupakan bagian penting untuk memberikan hal positif

bagi implementasi perda ini.

2. Konteks Implementasi

2.1 Kekuasaan, strategi aktor yang melibatkan

Dalam suatu kebijakan perlu diperhitukan suatu

strategi dalam pengimplementasian suatu peraturan daerah,

karena keberhasilan suatu peraturan daerah akan

dipengaruhi oleh strategi dari aktor yang terlibat

didalamnya, oleh karena itu aktor yang terlibat harus sesuai

bekerja sesuai dengan tujuan yang ditetapkan, yaitu:

Page 132: PROGRAM STUDI ADMINISTRASI NEGARA FAKULTAS ILMU …

116

a) Kesejahteraan merupakan bagian pentinga bagi para

pedagang yang mengikuti peraturan daerah ini,

dengan melihat beberapa aspek seperti kepastian

hukum bagi mereka.

b) Membuat sarana prasarana publik digunakan oleh

masyarakat umum tanpa digunakan oleh segelintir

kepentingan usaha suatu pedagang dengan tujuan

demi membuat kebersihan dan kenyamanan ruang

publik.

2.2 Karakteristik lembaga dan penguasa

Lingkungan dimana suatu kebijakan dilaksanakan

juga berpengaruh terhadap kerberhasilannya, maka pada

bagian ini dijelaskan kaakteristik dari lembaga yang akan

turut mempengaruhi suatu kebijakan. Dan dari hasil

penelitian bahwa kepemimpinan dari Dinas Perindustrian

berjalan baik. Kepemimpinan Dinas Perindustrian,

Perdagangan dan Koperasi berjalan dengan tegas dan

mengikuti peraturan yang sudah ditetapkan. Hal tersebut

juga didukung pula oleh pendapat Kasi Trantib Kecamatan

Walantaka yang menganggap bahwah pendataan penataan

dan pemberan sarana belum melihat dari suatu kebutuhan

usaha pedagang

Page 133: PROGRAM STUDI ADMINISTRASI NEGARA FAKULTAS ILMU …

117

2.3 Kepatuhan daya tanggap

Hal ini dirasakan penting dalam proses pelaksanaan

suatu kebijakan adalah kepatuhan dan respon dari para

pelaksana, maka hendak dijelaskan pada poin ini adalah

sejauh mana kepatuhan dan respon dari pelaksana dalam

menanggapi suatu kebijakan. Setelah pelaksanaan kebijakan

yang dipengaruhi oleh isi kebijakan yang diterapkan, maka

dapat mengetahui seberapa besar kontribusi dalam

Implementasi Penataan dan Pemberdayaan Pedagang Kaki

Lima ini

Page 134: PROGRAM STUDI ADMINISTRASI NEGARA FAKULTAS ILMU …

118

BAB V

PENUTUP

5.1 Kesimpulan

Bedasarkan hasil penelitian dan temuan di lapangan mengenai

Implementasi Peraturan Daerah Kota Serang Nomor 4 Tahun 2014 Tentang

penataan dan Pemberdayaan Pedegang Kaki Lima di Kota Serang Tahun 2018,

peneliti dapat menyimpulkan bahwa pada implementasi yang dilaksanakan

belum dapat dikatakan berhasil dan berjalan optimal. Masih ada beberapa

masalah penghambat dalam pelaksanaan kebijakan di Kota Serang. Berbagai

temuan di lapangan ditemukan bahwa di dalam implementasi terdapat

kesalahan dalam membangun fasilitas karena jauh dari tempat keramaian atau

pusat kegiatan masyarakat, tidak ada tata cara prosedur dalam melakukan

pendaftaran PKL masih sangat manual tanpa ada SOP yang dibuat, pelaksanaan

peraturan daerah ini baru sebatas dalam pemberian sarana relokasi tanpa

memberikan pelatihan khusus untuk para pedagang kaki lima, kurangnya

sosialisasi pemerintah kepada masyarakat sekitar perihal pengenalan tempat

relokasi seperti yang telah disiapkan di daerah Kepandean dan Pasar Rakyat

Kec. Kasemen sehingga keberadaan sarana dan prasarana tersebut kurang

dikenal keberadaannya dan terbengkalai serta tidak melibatkan dinas lain dalam

mensukseskan peraturan daerah ini.

Page 135: PROGRAM STUDI ADMINISTRASI NEGARA FAKULTAS ILMU …

119

5.2 Saran

Bedasarkan kesimpulan diatas, maka agar implementasi pada program

penataan dan pemberdayaan pedagang kaki lima di Kota Serang dapat berjalan

dengan baik dan sesuai, maka kiranya peneliti menyampaikan beberapa sarán

terkait hal tesebut:

1. Membangun fasilitas baru dengan pertimbangan berbagai sektor seperti

fasilitas yang mudah dijangkau oleh masyarakat.

2. Membuat SOP dalam melakukan pendataan agar dinas terkait yang

melaksanakan peda ini dapat mengatasi masalah sesuai dengan bidang

atau jenis usaha pedagang kaki lima

3. Memberikan pemberdayaan kepada PKL agar pedagang dapat mandiri

dan mempunyai kepastian hukum.

4. Berkerja sama dengan dinas lain dalam membantu Disperingakop demi

keberhasilan Perda ini seperti peremajaan fasilitas.

Page 136: PROGRAM STUDI ADMINISTRASI NEGARA FAKULTAS ILMU …

DAFTAR PUSTAKA

BUKU :

Agustino, Leo. 2006. Politik dan Kebijakan Publik. Bandung : AIPI

___________. 2008. Dasar-dasar Kebijakan Publik. Bandung : Alfabeta

.

Ali, Faried, Andi Syamsu Alam dan Sastro M. Wantu. 2012. Studi Analisa Kebijakan.

Bandung : Refika Aditama

Moleong, Lexy J. 2013. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung : PT. Remaja

Rosdakarya

Nugroho, Riant. 2011. Public Policy Dinamika Kebijakan, Analisis Kebijakan,

Manajemen Kebijakan. Jakarta : Alex Media Komputindo

_____________. 2012. Public Policy Dinamika Kebijakan, Analisis Kebijakan,

Manajemen Kebijakan. Jakarta : Alex Media Komputindo

Permadi, Gilang. 2007. Pedagang Kaki Lima : Riwayatmu Dulu, Nasibmu Kini. Jakarta :

Yudhistira.

Satori, Djam’an dan Aan Komariah. 2009. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung :

Alfabeta.

Sugiyono. 2008. Metode Penelitian Kuantitatif dan Kualitatif, dan R&D. Bandung :

Alfabeta.

________. 2012. Metode Penelitian Kuantitatif dan Kualitatif, dan R&D. Bandung :

Alfabeta.

Page 137: PROGRAM STUDI ADMINISTRASI NEGARA FAKULTAS ILMU …

Syafiie, Inu Kencana. 2006. Ilmu Administrasi Publik. Jakarta : PT Rineka Cipta

Tangkilisan, Hesel Nogi S. 2003. Kebijakan Publik yang Membumi. Yogyakarta :

Yayasan Pembaruan Administrasi Negara Publik Indonesia (Ypapi) & Lukman

Offset

Wachab, Solichin Abdul. 2005. Analisis Kebijakan; dari Formulasi ke Penyusunan

Model-model Implementasi Kebijakan Publik. Jakarta : PT Bumi Aksara

Widya Wicaksono, Kristian. 2006. Administrasi dan Birokrasi Pemerintah. Yogyakarta

: Graha Ilmu.

Winarno, Budi. 2012. Kebijakan Publik. Yogyakarta : CAPS

____________. 2007. Kebijakan Publik Teori dan Proses. Yogyakarta : Media

Pressindo

DOKUMEN DAN PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN :

Peraturan Daerah Kota Serang Nomor 4 Tahun 2014 Tentang Penataan dan

Pemberdayaan Pedagang Kaki Lima

Dinas Perindustrian, Perdagangan, dan Koperasi Kota Serang : Data PKL Kota Serang

Tahun 2015

SUMBER LAIN :

www.serangkota.bps.go.id : Luas Wilayah dan Jumlah Penduduk Kota Serang tahun

2014. Diakses pada 25 Oktober 2017 pukul 16.00 WIB

www.kbbi.kemendikbud.go.id : Pengertian Tentang Sektor Informal. Diakses tanggal 25

Oktober pukul 17.00 WIB

www.bphn.go.id : Luas Total Wilayah Indonesia. Diakses tanggal 12 Maret 2018 Pukul

19.00 WIB

Page 138: PROGRAM STUDI ADMINISTRASI NEGARA FAKULTAS ILMU …

Jurnal Wahyu Ira Fitri Y.W. Implementasi Peraturan Daerah Kota Samarinda Nomor 19

Tahun 2001 Tentang Pengaturan dan Pembinaan Pedagang Kaki Lima

Page 139: PROGRAM STUDI ADMINISTRASI NEGARA FAKULTAS ILMU …

WALIKOTA SERANG

PROVINSI BANTEN

PERATURAN DAERAH KOTA SERANG NOMOR 4 TAHUN 2014

TENTANG

PENATAAN DAN PEMBERDAYAAN PEDAGANG KAKI LIMA

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

WALIKOTA SERANG,

Menimbang : a. bahwa Pedagang Kaki Lima merupakan bagian

dari pelaku usaha perekonomian sektor informal

yang perlu dilakukan penataan dan pemberdayaan

untuk meningkatkan dan mengembangkan

usahanya;

b. bahwa pertumbuhan pedagang kaki lima yang terus

meningkat berdampak pada fungsi sarana dan

prasarana kawasan perkotaan, estetika, kebersihan

serta terganggunya kenyamanan ruang milik publik,

dan kelancaran lalu lintas

c. bahwa untuk memberikan kepastian hukum dalam

berusaha bagi pedagang kaki lima dan

terpeliharanya sarana prasarana, estetika,

kebersihan dan kenyamanan ruang milik publik

pemerintah daerah perlu melakukan penetapan

lokasi pedagang kaki lima sesuai dengan ketentuan

peraturan perundang-undangan;

d. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana

dimaksud dalam huruf a, huruf b dan huruf c perlu

ditetapkan Peraturan Daerah tentang Penataan dan

Pemberdayaan Pedagang Kaki Lima.

Mengingat : 1. Pasal 18 ayat (6) Undang-Undang Dasar Negara

Republik Indonesia Tahun 1945;

2. Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1981 tentang

Hukum Acara Pidana (Lembaran Negara

Republik Indonesia Tahun 1981 Nomor 76,

Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia

Nomor 3209);

3. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2000 tentang

Pembentukan Provinsi Banten (Lembaran Negara

Republik Indonesia Tahun 2000 Nomor 182,

Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia

Nomor 4010);

4. Undang-Undang …………….

Page 140: PROGRAM STUDI ADMINISTRASI NEGARA FAKULTAS ILMU …

- 2 -

4. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang

Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik

Indonesia Tahun 2004 Nomor 125, Tambahan

Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4437)

sebagaimana telah diubah terakhir dengan Undang-

Undang Nomor 12 Tahun 2008 tentang Perubahan

Kedua Atas Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004

tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara

Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 59,

Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia

Nomor 4844);

5. Undang-Undang Nomor 38 Tahun 2004 tentang Jalan (Lembaran Negara Republik Indonesia

Tahun 2004 Nomor 132, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4444);

6. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2007 tentang

Pembentukan Kota Serang di Provinsi Banten (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 98, Tambahan Lembaran Negara Republik

Indonesia Nomor 4748);

7. Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2008 tentang

Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 93, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia

Nomor 4866);

8. Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2009 tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan (Lembaran Negara

Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 96, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia

Nomor 5025);

9. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup

(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 140, Tambahan Lembaran Negara

Republik Indonesia Nomor 5059);

10. Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2011 tentang Pembentukan Peraturan Perundang-Undangan

(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2011 Nomor 82, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5234);

11. Peraturan Pemerintah Nomor 27 Tahun 1983 tentang Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 8

Tahun 1981 tentang Hukum Acara Pidana (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1983 Nomor 36, Tambahan Lembaran Negara Republik

Indonesia Nomor 3208);

12. Peraturan Pemerintah Nomor 34 Tahun 2006

tentang Jalan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2006 Nomor 86, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4655);

13. Peraturan ……………..

Page 141: PROGRAM STUDI ADMINISTRASI NEGARA FAKULTAS ILMU …

- 3 -

13. Peraturan Presiden Nomor 125 Tahun 2012 tentang Koordinasi Penataan dan Pemberdayaan Pedagang Kaki Lima (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2012 Nomor 291);

14. Peraturan Daerah Kota Serang Nomor 10 Tahun 2010 Tentang Ketertiban, Kebersihan dan Keindahan (Lembaran Daerah Kota Serang Tahun 2010 Nomor 10 Tambahan Lembaran Daerah Kota Serang Tahun 2009 Nomor 35);

15. Peraturan Daerah Kota Serang Nomor 6 Tahun 2011 Tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Kota Serang Tahun 2010-2030 (Lembaran Daerah Kota Serang Tahun 2011 Nomor 6 Tambahan Lembaran Daerah Kota Serang Tahun 2011 Nomor 44);

Dengan Persetujuan Bersama

DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH KOTA SERANG

dan

WALIKOTA SERANG

M E M U T U S K A N :

Menetapkan : PERATURAN DAERAH TENTANG PENATAAN DAN PEMBERDAYAAN PEDAGANG KAKI LIMA.

BAB I

KETENTUAN UMUM

Pasal 1 Dalam Peraturan Daerah ini yang dimaksud dengan:

1. Daerah adalah Daerah Kota Serang.

2. Pemerintahan Daerah adalah penyelenggaraan urusan pemerintahan oleh Pemerintah Daerah dan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) menurut azas otonomi dan tugas pembantuan dengan prinsip otonomi seluas-luasnya dalam sistem dan prinsip Negara Kesatuan Republik Indonesia sebagaimana dimaksud dalam Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945.

3. Pemerintah Daerah adalah Walikota dan Perangkat Daerah sebagai unsur penyelenggara Pemerintahan Daerah.

4. Walikota adalah Walikota Serang.

5. Sekretaris Daerah adalah Sekretaris Daerah Kota Serang.

6. Kecamatan adalah wilayah kerja Camat sebagai perangkat daerah;

7. Camat adalah Pemimpin dan Koordinator Penyelenggaraan Pemerintahan di wilayah kerja Kecamatan yang dalam pelaksanaan tugasnya memperoleh Pelimpahan kewenangan Pemerintahan dari Walikota untuk menangani sebagian urusan otonomi daerah, dan menyelenggarakan Tugas umum Pemerintahan;

8. pedagang …………….

Page 142: PROGRAM STUDI ADMINISTRASI NEGARA FAKULTAS ILMU …

- 4 -

8. Pedagang Kaki Lima yang selanjutnya disingkat PKL, adalah pelaku usaha yang melakukan usaha perdagangan dengan menggunakan sarana usaha bergerak maupun tidak bergerak, menggunakan prasarana kota, fasilitas sosial, fasilitas umum, lahan dan bangunan milik pemerintah, pemerintah daerah provinsi, pemerintah kota dan/atau swasta baik yang sementara/tidak menetap

9. Penataan PKL adalah upaya yang dilakukan oleh pemerintah daerah melalui penetapan Lokasi binaan untuk melakukan penetapan, pemindahan, penertiban dan penghapusan Lokasi PKL dengan memperhatikan kepentingan umum, sosial, estetika, kesehatan, ekonomi, keamanan, ketertiban, kebersihan lingkungan dan sesuai dengan peraturan perundang-undangan.

10. Pemberdayaan PKL adalah upaya yang dilakukan oleh pemerintah, pemerintah daerah, dunia usaha dan masyarakat secara sinergis dalam bentuk penumbuhan iklim usaha dan pengembangan usaha terhadap PKL sehingga mampu tumbuh dan berkembang baik kualitas maupun kuantitas usahanya.

11. Tanda daftar usaha yang selanjutnya disebut TDU, adalah surat yang dikeluarkan oleh pejabat yang ditunjuk sebagai tanda bukti pendaftaran usaha PKL sekaligus sebagai alat kendali untuk pemberdayaan dan pengembangan usaha PKL dilokasi yang ditetapkan oleh Pemerintah Kota.

12. Lokasi PKL adalah tempat untuk menjalankan usaha PKL yang berada di lahan dan/atau bangunan milik pemerintah daerah dan/atau swasta;

13. Tempat Kegiatan Usaha yang selanjutnya disebut TKU adalah tempat yang berada dalam Lokasi PKL yang telah ditetapkan untuk kegiatan Usaha PKL berdasarkan TDU yang dimiliki.

14. Kemitraan adalah kerja sama dalam keterkaitan usaha, baik langsung maupun tidak langsung, atas dasar prinsip saling memerlukan, mempercayai, memperkuat dan menguntungkan yang melibatkan PKL dengan pelaku usaha sektor formal dan masyarakat.

15. Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah yang selanjutnya disingkat APBD adalah Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Kota Serang.

BAB II RUANG LINGKUP DAN TUJUAN

Pasal 2

Ruang lingkup Peraturan Daerah ini meliputi :

a. penataan dan pemberdayaan PKL;

b. hak dan kewajiban;

c. pembentukan Tim Koordinasi;

d. pembinaan dan pengawasan;

e. pendanaan;

f. larangan;

g. sanksi administrasi;

h. penyidikan;

i. ketentuan pidana.

Pasal 3 ………………..

Page 143: PROGRAM STUDI ADMINISTRASI NEGARA FAKULTAS ILMU …

- 5 -

Pasal 3 Peraturan Daerah bertujuan :

a. memberikan kesempatan berusaha bagi PKL melalui penetapan lokasi sesuai dengan peruntukannya;

b. menumbuhkan dan mengembangkan kemampuan usaha PKL menjadi usaha ekonomi mikro yang tangguh dan mandiri; dan

c. untuk mewujudkan kota yang bersih, indah, tertib dan aman dengan sarana dan prasarana perkotaan yang memadai dan berwawasan lingkungan.

BAB III PENATAAN DAN PEMBERDAYAAN PKL

Bagian Kesatu

Umum

Pasal 4 (1) Walikota melaksanakan penataan dan pemberdayaan PKL sesuai

dengan peraturan perundang-undangan.

(2) Penataan PKL sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan dengan cara : a. pendataan PKL;

b. pendaftaran PKL;

c. penempatan dan pemindahan PKL;

d. penetapan lokasi dan penghapusan lokasi PKL; dan

e. peremajaan Lokasi PKL.

(3) Pemberdayaan PKL sebagaimana dimaksud pada ayat (1) meliputi :

a. peningkatan kemampuan berusaha;

b. fasilitasi akses permodalan;

c. fasilitasi bantuan sarana dagang;

d. penguatan kelembagaan;

e. fasilitasi peningkatan produksi;

f. pengolahan, pengembangan jaringan dan promosi; dan

g. pembinaan dan bimbingan teknis.

Bagian Kedua Penataan PKL

Paragraf 1

Pendataan PKL

Pasal 5 (1) Walikota melalui SKPD yang membidangi urusan perdagangan

melakukan pendataan PKL sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 ayat (2) huruf a.

(2) Tahapan dalam melakukan pendataan PKL sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan bersama aparat kecamatan dengan cara antara lain: a. membuat jadwal kegiatan pelaksanaan pendataan;

b. memetakan Lokasi; dan

c. melakukan validasi/pemutakhiran data.

Pasal 6 …………….

Page 144: PROGRAM STUDI ADMINISTRASI NEGARA FAKULTAS ILMU …

- 6 -

Pasal 6 (1) Pendataan PKL sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 ayat (2) huruf a

dilakukan berdasarkan:

a. identitas PKL;

b. lokasi PKL;

c. jenis tempat usaha;

d. bidang usaha;

e. modal usaha; dan

f. volume penjualan.

(2) Data PKL sebagaimana dimaksud pada ayat (1) digunakan sebagai

dasar untuk penataan dan pemberdayaan PKL.

Paragraf 2

Pendaftaran PKL

Pasal 7

(1) Walikota melalui SKPD yang membidangi urusan perdagangan melakukan pendaftaran PKL sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4

ayat (2) huruf b.

(2) Pendaftaran PKL sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan oleh SKPD yang membidangi urusan perdagangan bersama dengan Camat.

(3) Pendaftaran PKL sebagaimana dimaksud pada ayat (1) untuk pengendalian PKL dan menjamin kepastian hukum berusaha.

Pasal 8

(1) Pendaftaran PKL sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 ayat (2) huruf

b dilakukan terhadap 2 (dua) kategori PKL, yaitu PKL lama dan PKL baru.

(2) PKL sebagaimana dimaksud pada ayat (1) harus melengkapi dan

menyampaikan berkas pendaftaran usaha kepada SKPD yang membidangi urusan perdagangan.

(3) Syarat dan tata cara pendaftaran PKL lebih lanjut diatur dengan Peraturan Walikota.

Paragraf 3

Penempatan dan Pemindahan PKL

Pasal 9

(1) Penempatan PKL dilakukan berdasarkan proses pendataan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 6 ayat (1).

(2) Penempatan PKL dilakukan setelah mendapat TDU sesuai dengan

lokasi yang telah ditetapkan.

Pasal 10 (1) PKL yang menempati lokasi yang tidak sesuai peruntukannya

dilakukan pemindahan atau relokasi ke lokasi yang telah ditetapkan.

(2) Penempatan dan Pemindahan PKL ditetapkan dengan Keputusan Walikota.

paragraph ………………

Page 145: PROGRAM STUDI ADMINISTRASI NEGARA FAKULTAS ILMU …

- 7 -

Paragraf 4 Penetapan dan Penghapusan Lokasi PKL

Pasal 11

(1) Walikota menetapkan lokasi sesuai peruntukannya sebagai lokasi tempat kegiatan usaha PKL

(2) Penetapan lokasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan dengan memperhatikan kepentingan umum, sosial, budaya, estetika, ekonomi, keamanan, ketertiban, kesehatan, kebersihan lingkungan dan sesuai dengan Peraturan Daerah tentang Rencana detail Tata Ruang.

(3) Lokasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) merupakan lokasi binaan yang dilengkapi dengan papan nama atau rambu yang menerangkan :

a. nama Lokasi;

b. klasifikasi dan jenis usaha PKL, dan

c. batasan jumlah PKL. Pasal 12

(1) Lokasi PKL binaan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 10 ayat (3), terdiri atas : a. lokasi permanen; dan b. lokasi sementara.

(2) Lokasi PKL yang bersifat permanen sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a dilengkapi dengan aksesabilitas, dan sarana serta prasarana antara lain fasilitas listrik, air, tempat sampah dan toilet umum.

(3) Lokasi permanen sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a diarahkan untuk menjadi Lokasi atau pusat-pusat bidang usaha promosi, produksi unggulan daerah.

(4) Lokasi sementara sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b merupakan Lokasi tempat usaha PKL yang terjadwal sampai jangka waktu yang ditetapkan oleh Pemerintah Daerah.

Pasal 13

Lokasi tempat usaha PKL yang terjadwal sebagaimana dimaksud dalam Pasal 10 ayat (4) ditetapkan dengan Keputusan Walikota.

Pasal 14 (1) Penghapusan Lokasi PKL yang tidak sesuai dengan peruntukkannya

dilakukan penertiban dan ditata sesuai dengan fungsi peruntukannya.

(2) penghapusan Lokasi PKL sebagaimana dimaksud pada ayat (1) ditetapkan dengan Keputusan Walikota.

Pasal 15 Tata cara penetapan dan pengahpusan lokasi PKL diatur lebih lanjut dengan Pertaturan Walikota .

Paragraf 5 Peremajaan Lokasi PKL

Pasal 16

(1) Pemerintah Daerah melakukan peremajaan Lokasi PKL binaan.

(2) Peremajaan Lokasi PKL sebagaimana dimaksud pada ayat (1) untuk meningkatkan fungsi prasarana, sarana dan utilitas kota.

bagian …………..

Page 146: PROGRAM STUDI ADMINISTRASI NEGARA FAKULTAS ILMU …

- 8 -

Bagian Ketiga Pemberdayaan PKL

Pasal 17

(1) Pemberdayaan PKL sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 ayat (3) dilakukan melalui :

a. penetapan ke dalam dokumen rencana pembangunan daerah;

b. penetapan kebijakan pelaksanaan pemberdayaan PKL.

(2) Walikota dalam melakukan pemberdayaan PKL sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) antara lain dapat dilakukan melalui program tanggung jawab sosial perusahaan / CSR (Corporate Sosial Responsibility).

(3) Pemberdayaan PKL sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) dilakukan dengan pemberdayaan PKL dan fasilitasi kemitraan dengan dunia usaha sebagaimana dimaksud pada ayat (2) antara lain:

a. penataan peremajaan tempat usaha PKL;

b. peningkatan kemampuan berwirausaha melalui bimbingan, pelatihan dan bantuan permodalan;

c. promosi usaha dan event pada lokasi binaan ; dan

d. berperan aktif dalam penataan PKL di Lokasi perkotaan agar menjadi lebih tertib, bersih, indah dan nyaman.

BAB IV

HAK DAN KEWAJIBAN PKL

Pasal 18 PKL mempunyai hak :

a. mendapatkan pelayanan pendaftaran usaha PKL;

b. melakukan kegiatan usaha di Lokasi yang ditetapkan;

c. mendapatkan informasi dan sosialisasi atau pemberitahuan terkait dengan kegiatan usaha di Lokasi PKL;

d. mendapatkan pengaturan, penataan, pembinaan, supervisi dan pendampingan dalam pengembangan usahanya; dan

e. mendapatkan pendampingan dalam mendapatkan pinjaman permodalan dengan mitra bank.

Pasal 19

PKL mempunyai kewajiban antara lain:

a. memiliki TDU;

b. melaksanakan kegaiatan usaha PKL di TKU sesuai dengan TDU;

c. mematuhi waktu kegiatan usaha yang telah ditetapkan oleh Walikota;

d. memelihara keindahan, ketertiban, keamanan, kebersihan dan kesehatan lingkungan Lokasi PKL dan/atau TKU;

e. menempatkan dan menata barang dagangan dan/atau jasa serta peralatan dagangan dengan tertib dan teratur;

f. tidak mengganggu lalu lintas dan kepentingan umum; dan

g. menyerahkan TKU tanpa menuntut ganti rugi dalam bentuk apapun, apabila tidak dilaksanakan kegiatan usaha selama 1 (satu) bulan atau sewaktu-waktu Lokasi tersebut dibutuhkan oleh pemerintah Kota.

BAB V …………………

Page 147: PROGRAM STUDI ADMINISTRASI NEGARA FAKULTAS ILMU …

- 9 -

BAB V PEMBENTUKAN TIM KOORDINASI

Pasal 20

(1) Walikota membentuk Tim Koordinasi Penataan dan Pemberdayaan PKL dengan keputusan walikota.

(2) Tim Koordinasi Penataan dan Pemberdayaan PKL terdiri atas : a. Ketua : Sekretaris Daerah

b. Sekretaris : SKPD yang membidangi Perdagangan

c. Anggota : - SKPD terkait

- Satpol PP

- Camat

- Pelaku Dunia Usaha dan/atau kelembagaan PKL yang berkomitmen membantu pemberdayaan PKL.

(3) Tim Koordinasi Penataan dan Pemberdayaan PKL bertugas melakukan monitoring dan evaluasi terhadap penataan dan pemberdayaan PKL di daerah.

(4) Monitoring dan evaluasi dilaksanakan paling sedikit 2 (dua) kali dalam setahun dan/atau sewaktu-waktu apabila diperlukan.

Pasal 21

(1) Walikota menyampaikan laporan hasil pelaksanaan penataan dan pemberdayaan PKL kepada Gubernur Provinsi Banten.

(2) Laporan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dengan tembusan disampaikan kepada Menteri Dalam negeri.

(3) Laporan pelaksanaan penataan dan pemberdayaan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan ayat (2) dilakukan terkait dengan pendanaan yang diberikan oleh Provinsi banten dan/atau Pemerintah.

(4) Laporan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) disampaikan paling lambat pada akhir bulan Februari tahun berikutnya.

BAB VI PEMBINAAN DAN PENGAWASAN

Pasal 22

(1) tim Koordinasi Penataan dan Pemberdayaan PKL melakukan pembinaan terhadap pelaksanaan kegiatan penataan dan pemberdayaan PKL di daerah.

(2) Pembinaan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) meliputi:

a. koordinasi dengan Pemerintah Provinsi Banten;

b. pendataan PKL;

c. sosialisasi kebijakan tentang penataan dan pemberdayaan PKL;

d. perencanaan dan penetapan Lokasi binaan PKL;

e. koordinasi dan konsultasi pelaksanaan penataan dan pemberdayaan PKL;

f. bimbingan teknis, pelatihan, supervisi kepada PKL;

g. mengembangkan kemitraan dengan dunia usaha dan masyarakat dalam penataan dan pemberdayaan PKL; dan

BAB VII ……………….

Page 148: PROGRAM STUDI ADMINISTRASI NEGARA FAKULTAS ILMU …

- 10 -

BAB VII

PENDANAAN

Pasal 23

Biaya pelaksanaan penataan dan pemberdayaan PKL bersumber dari:

a. Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara;

b. Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Provinsi Banten;

c. Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Kota Serang; dan

d. Lain-lain sumber pendapatan yang sah dan tidak mengikat.

BAB VIII

LARANGAN

Pasal 24

Setiap orang dilarang :

a. melakukan kegiatan usaha PKL tanpa izin TDU

b. melakukan kegiatan usaha PKL di luar Kasawan PKL dan/atau TKU;

c. merombak, menambah dan mengubah fungsi serta fasilitas yang ada

di Lokasi PKL dan/atau TKU yang telah ditetapkan;

d. menempati Lokasi PKL dan/atau TKU untuk tempat tinggal;

e. melakukan transaksi perdagangan dengan PKL di luar Lokasi PKL

yang ditetapkan.

Pasal 25

Setiap PKL yang memiliki TDU dilarang :

a. melakukan kegiatan usaha yang tidak sesuai dengan TDU;

b. memperdagangkan barang atau jasa yang tidak sesuai dengan TDU;

c. menelantarkan dan/atau membiarkan kosong TKU secara terus-

menerus selama 1 (satu) bulan;

d. menggunakan badan jalan untuk tempat usaha, kecuali yang

ditetapkan untuk Lokasi PKL terjadwal dan terkendali; dan

e. memperjualbelikan atau menyewakan TKU kepada pedagang lainnya;

dan.

f. melakukan kegiatan usaha dengan cara merusak dan atau mengubah

bentuk TKU, trotoar, fasilitas umum, dan/atau bangunan di

sekitarnya.

BAB IX

SANKSI ADMINISTRASI

Pasal 26

(1) Pelanggaran terhadap ketentuan sebagaimana dimaksud dalam Pasal

25 huruf a, huruf b, huruf c, huruf d, dan huruf e dikenakan sanksi

administrasi berupa pencabutan TDU PKL.

(2) Pelanggaran terhadap ketentuan Pasal 25 huruf f, selain dikenakan

pencabutan TDU PKL, juga diwajibkan untuk mengembalikan kondisi

semula sebelum terjadinya perusakan atau perubahan.

BAB X ………………..

Page 149: PROGRAM STUDI ADMINISTRASI NEGARA FAKULTAS ILMU …

- 11 -

BAB X

PENYIDIKAN

Pasal 27

(1) Pejabat Pegawai Negeri Sipil tertentu di lingkungan Pemerintah

Daerah diberi wewenang khusus sebagai Penyidik untuk melakukan

Penyidikan Tindak Pidana sebagaimana dimaksud dalam Undang-

Undang Hukum Acara Pidana.

(2) Penyidik sebagaimana dimaksud pada ayat (1) adalah Pejabat

Pegawai Negeri Sipil tertentu di lingkungan Pemerintah Kota yang

diangkat oleh pejabat yang berwenang berdasarkan peraturan

perundang-undangan.

(3) Wewenang Penyidik sebagaimana dimaksud pada ayat (1) adalah:

a. menerima, mencari, mengumpulkan, dan meneliti keterangan

atau laporan berkenaan dengan Tindak Pidana, agar keterangan

atau laporan tersebut menjadi lebih lengkap dan jelas;

b. meneliti, mencari, dan mengumpulkan keterangan mengenai

Orang Pribadi atau Badan tentang kebenaran perbuatan

yang dilakukan sehubungan dengan Tindak Pidana;

c. meminta keterangan dan bahan bukti dari Orang Pribadi atau

Badan sehubungan dengan Tindak Pidana;

d. memeriksa buku, catatan, dan dokumen lain berkenaan dengan

Tindak Pidana;

e. melakukan penggeledahan untuk mendapatkan bahan bukti

pembukuan, pencatatan dan dokumen lain serta melakukan

penyitaan terhadap bahan bukti tersebut;

f. meminta bantuan tenaga ahli dalam rangka pelaksanaan

tugas penyidikan Tindak Pidana;

g. menyuruh berhenti dan/atau melarang seseorang

meninggalkan ruangan atau tempat pada saat pemeriksaan sedang

berlangsung dan memeriksa identitas orang, benda, dan/atau

dokumen yang dibawa;

h. memotret seseorang yang berkaitan dengan Tindak Pidana;

i. memanggil orang untuk didengar keterangannya dan diperiksa

sebagai tersangka atau saksi;

j. menghentikan penyidikan; dan/atau melakukan tindakan lain yang

perlu untuk kelancaran penyidikan Tindak Pidana sesuai dengan

ketentuan peraturan perundang-undangan.

(4) Penyidik sebagaimana dimaksud pada ayat (1)

memberitahukan dimulainya Penyidikan dan menyampaikan hasil

penyidikannya kepada Penuntut Umum melalui Penyidik Pejabat Polisi

Negara Republik Indonesia, sesuai dengan ketentuan yang diatur

dalam Undang-Undang Hukum Acara Pidana.

(5) Dalam melaksanakan tugasnya, Penyidik tidak berwenang melakukan

penangkapan dan penahanan.

BAB XI ………………..

Page 150: PROGRAM STUDI ADMINISTRASI NEGARA FAKULTAS ILMU …

- 12 -

BAB XI

KETENTUAN PIDANA

Pasal 28

(1) Setiap orang yang melanggar ketentuan sebagaimana dimaksud

dalam Pasal 24 diancam dengan pidana kurungan paling lama 1

(satu) bulan atau denda paling banyak Rp. 3.000.000.- (tiga juta

rupiah).

(2) PKL yang melanggar ketentuan sebagaimana dimaksud dalam Pasal

25 huruf f dan tidak dapat memenuhi kewajibannya sebagaimana

dimaksud dalam Pasal 26 ayat (2) diancam dengan pidana

kurungan paling lama 2 (dua) bulan atau denda paling banyak

Rp. 5.000.000,-(lima juta rupiah).

(3) Tindak pidana sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan ayat (2)

adalah pelanggaran.

BAB XII

KETENTUAN PERALIHAN

Pasal 29

Pada saat Peraturan Daerah ini mulai berlaku, Satuan Kerja Perangkat

Daerah yang telah melaksanakan tugas pokok dan fungsi dibidang

perdagangan untuk menyesuaikan.

Pasal 30

Pada saat Peraturan Daerah ini mulai berlaku, maka segala ketentuan

aturan yang sudah ada perlu dilakukan penyesuaian.

Pasal 31

Tim Koordinasi Penataan dan Pemberdayaan PKL melaksanakan tugasnya

berdasarkan peraturan daerah ini paling lama 6 (enam) bulan sejak

ditetapkannya Keputusan Walikota tentang Pembentukan tim Koordinasi

Penataan dan Pemberdayaan PKL.

Pasal 32

(1) Dalam penempatan PKL, Pemerintah Daerah menyediakan lokasi

pedagang paling lama 2 (dua) tahun.

(2) Bagi PKL yang sudah ada, perlu dilakukan penataan dan penempatan

pada lokasi yang telah ditetapkan paling lama 6 (enam) bulan.

(3) Penetapan lokasi PKL binaan harus sesuai dengan Rencana Detail

Tata Ruang wilayah paling lama 2 (dua) tahun sejak diundangkannya

peraturan daerah ini.

BAB XIII …………………

Page 151: PROGRAM STUDI ADMINISTRASI NEGARA FAKULTAS ILMU …

- 13 -

BAB XIII KETENTUAN PENUTUP

Pasal 33

Peraturan Daerah ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan.

Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengundangan Peraturan Daerah ini dengan penempatannya dalam Lembaran Daerah Kota Serang.

DDiitteettaappkkaann ddii SSeerraanngg

ppaaddaa ttaannggggaall 44 AAgguussttuuss 22001144

WWAALLIIKKOOTTAA SSEERRAANNGG,,

T b . H A E R U L J A M A N

Diundangkan di Serang pada tanggal 8 Agustus 2014 SEKRETARIS DAERAH

KOTA SERANG

MM .. MM AA HH FF UU DD

LEMBARAN DAERAH KOTA SERANG TAHUN 2014 NOMOR 4

Salinan sesuai dengan aslinya KEPALA BAGIAN HUKUM

SUGENG YULIANTO, SH NIP.19610720 198701 1 002 NOREG PERATURAN DAERAH KOTA SERANG PROVINSI BANTEN (NOMOR URUT PERDA 4 ) / ( TAHUN 2014 )

Page 152: PROGRAM STUDI ADMINISTRASI NEGARA FAKULTAS ILMU …

- 14 -

P E N J E L A S A N

A T A S

PERATURAN DAERAH KOTA SERANG

NOMOR 4 TAHUN 2014

TENTANG

PENATAAN DAN PEMBERDAYAAN PEDAGANG KAKI LIMA

I. UMUM

Pedagang Kaki Lima merupakan bagian dari pelaku usaha

perekonomian sektor informal yang perlu dilakukan penataan dan

pemberdayaan untuk meningkatkan dan mengembangkan usahanya,

pertumbuhan pedagang kaki lima yang terus meningkat berdampak pada

fungsi sarana dan prasarana kawasan perkotaan, estetika, kebersihan

serta terganggunya kenyamanan ruang milik publik, dan kelancaran lalu

lintas.

Untuk memberikan kepastian hukum dalam berusaha bagi

pedagang kaki lima dan terpeliharanya sarana prasarana, estetika,

kebersihan dan kenyamanan ruang milik publik pemerintah daerah perlu

melakukan penetapan lokasi pedagang kaki lima sesuai dengan ketentuan

peraturan perundang-undangan, oleh karena itu Pemerintah Kota Serang

memandang perlu membentuk Peraturan Daerah Kota Serang tentang

Penataan Dan Pemberdayaan Pedagang Kaki Lima.

II. PASAL DEMI PASAL

Pasal 1

Cukup jelas.

Pasal 2

Cukup jelas.

Pasal 3

Cukup jelas.

Pasal 4

Cukup jelas

Pasal 5

Cukup jelas.

Pasal 6

Cukup jelas.

Pasal 7

Cukup jelas.

Pasal 8

Cukup jelas.

Pasal 9 ………………………..

Page 153: PROGRAM STUDI ADMINISTRASI NEGARA FAKULTAS ILMU …

- 15 -

Pasal 9

Cukup jelas.

Pasal 10

Cukup jelas.

Pasal 11

Cukup jelas

Pasal 12

Cukup jelas.

Pasal 13

Cukup jelas.

Pasal 14

Cukup jelas.

Pasal 15

Cukup jelas

Pasal 16

Cukup jelas

Pasal 17

Cukup jelas.

Pasal 18

Cukup jelas

Pasal 19

Cukup jelas.

Pasal 20

Cukup jelas.

Pasal 21 .

Cukup jelas.

Pasal 22

Cukup jelas.

Pasal 23

Cukup jelas.

Pasal 24

Cukup jelas

Pasal 25 .

Cukup jelas

Pasal 26

Cukup jelas.

Pasal 27

Cukup jelas

Pasal 28

Cukup jelas

Pasal 29

Cukup jelas

Pasal 30

Cukup jelas

Pasal 31 ………………………

Page 154: PROGRAM STUDI ADMINISTRASI NEGARA FAKULTAS ILMU …

- 16 -

Pasal 31

Cukup jelas

Pasal 32

Cukup jelas

Pasal 33

Cukup jelas

TAMBAHAN LEMBARAN DAERAH KOTA SERANG NOMOR 75

Page 155: PROGRAM STUDI ADMINISTRASI NEGARA FAKULTAS ILMU …

LAMPIRAN

Wawancara peneliti dengan dengan Bapak Sugiri (Kepala UPTD Disperindagkop

Kota Serang)

Wawancara peneliti dengan dengan Bapak Sugiri (Kepala UPTD Disperindagkop

Kota Serang)

Page 156: PROGRAM STUDI ADMINISTRASI NEGARA FAKULTAS ILMU …

Wawancara peneliti dengan dengan Bapak Sugiri (Kepala UPTD Disperindagkop

Kota Serang)

Wawancara peneliti dengan dengan Bapak Sugiri (Kepala UPTD Disperindagkop

Kota Serang)

Page 157: PROGRAM STUDI ADMINISTRASI NEGARA FAKULTAS ILMU …

Wawancara peneliti dengan dengan Bapak Sugiri (Kepala UPTD Disperindagkop

Kota Serang)

Page 158: PROGRAM STUDI ADMINISTRASI NEGARA FAKULTAS ILMU …