PROGRAM SFRTEMP-R21 UNTUK PERHITUNGAN TERMAL …

14
PROGRAM SFRTEMP-R21 UNTUK PERHITUNGAN TERMAL PADA PERISTIWA LEPASNYA IKATAN KELONGSONG DENGAN.DAGING ELEMEN BAKAR PLAT Tri Wulan Tjiptono Syarif Pusat Penelitian Nuklir Yogyakarta A B S T R A K Suatu program untuk perhitungan thermal untuk evaluasi temperatur maksimum yang mungkin pada suatu elemen bakar plat dengan menggunakan program SFRTEMP-R21 dengan komputer IBM 7040, telah dapat diproses pada komputer IBM PC dengan kompailer Micro Soft FORTRAN 77. Program komputer ini dida- sarkan formulasi matematis untuk perhitungan termal yang menyebabkan gagalnya ikatan ( bond defects ) antara" fuel alloy "/ daging dengan kelongsongnya. Untuk menyederhana- kan persoalan diasumsikan bahwa model dari "bond defects" antara "~uel alloy" dan kelongsongnya adalah silinder, pana~ yang dibangkitkan di transfer hanya ke arah tebal elemen bakar ( melintang elemen bakar), dan suhu maksimum dari "fuel alloy" terjadi dekat "bond defects". Out put program ini adalah selisih suhu antara elemen bakar dengan pendingin untuk berbagai harga koefisien per~indahan panas ( kondisi normal, dan pada harga 0.001, 0.002, 0.01, 0.0125, 0.02,0.05,0.01 dari kondisi normal). Sebagai contoh dari hasil perhitungan untuk elemen bakar reaktor JRR-2 dan RSG j ika diandaikan diameter ekivalen ·'bond defects" 0.4 cm dan masing-masing suhu masukan 55 dan 40 C maka suhu maksimum yang mungkin dari ·'fuel alloy·' /daging masing-masing akan lebih kecil dari 162 C dan 102 C. A B S T R ACT Thermal calculation to evaluate the possible maximum temperature in the fuel plate using a computer program (SFRTEMP-R21) for IBM 7040, now can be processed on the IBM PC and compiled with Micro Soft FORTRAN 77. This program is based on the mathematical formula for bond defect in the fuel plate. Here it is assumed that bond defect model between fuel alloy/ meat and cladding is cylindrical and the generated heat transfers only in the direction of the Z-axis ( across the thick of the plate). Output of it which is temperature difference between fuel alloy and coolant are calculated in some condition and radius bond defect. For example if the radius eqivalent for bond defect is 0.4 cm and the inlet coolant temperature is 50 0 for JRR-2 and 40 0 for RSG,the conceivable maximum temperature of the fuel alloy (JRR-2)/ meat (RSG) would be less than 162 oC and 102 oC respectively. 533

Transcript of PROGRAM SFRTEMP-R21 UNTUK PERHITUNGAN TERMAL …

Page 1: PROGRAM SFRTEMP-R21 UNTUK PERHITUNGAN TERMAL …

PROGRAM SFRTEMP-R21 UNTUK PERHITUNGAN TERMALPADA PERISTIWA LEPASNYA IKATAN KELONGSONG

DENGAN.DAGING ELEMEN BAKAR PLAT

Tri Wulan TjiptonoSyarif

Pusat Penelitian Nuklir Yogyakarta

A B S T R A K

Suatu program untuk perhitungan thermal untuk evaluasitemperatur maksimum yang mungkin pada suatu elemen bakarplat dengan menggunakan program SFRTEMP-R21 dengan komputerIBM 7040, telah dapat diproses pada komputer IBM PC dengankompailer Micro Soft FORTRAN 77. Program komputer ini dida­sarkan formulasi matematis untuk perhitungan termal yangmenyebabkan gagalnya ikatan ( bond defects ) antara" fuelalloy "/ daging dengan kelongsongnya. Untuk menyederhana­kan persoalan diasumsikan bahwa model dari "bond defects"antara "~uel alloy" dan kelongsongnya adalah silinder, pana~yang dibangkitkan di transfer hanya ke arah tebal elemenbakar ( melintang elemen bakar), dan suhu maksimum dari"fuel alloy" terjadi dekat "bond defects". Out put programini adalah selisih suhu antara elemen bakar dengan pendinginuntuk berbagai harga koefisien per~indahan panas ( kondisinormal, dan pada harga 0.001, 0.002, 0.01, 0.0125,0.02,0.05,0.01 dari kondisi normal). Sebagai contoh darihasil perhitungan untuk elemen bakar reaktor JRR-2 dan RSGj ika diandaikan diameter ekivalen ·'bond defects" 0.4 cm danmasing-masing suhu masukan 55 dan 40 C maka suhu maksimumyang mungkin dari ·'fuel alloy·' /daging masing-masing akanlebih kecil dari 162 C dan 102 C.

A B S T R ACT

Thermal calculation to evaluate the possible maximumtemperature in the fuel plate using a computer program(SFRTEMP-R21) for IBM 7040, now can be processed on the IBMPC and compiled with Micro Soft FORTRAN 77. This programis based on the mathematical formula for bond defect in thefuel plate. Here it is assumed that bond defect modelbetween fuel alloy/ meat and cladding is cylindrical and thegenerated heat transfers only in the direction of the Z-axis( across the thick of the plate). Output of it which istemperature difference between fuel alloy and coolant arecalculated in some condition and radius bond defect. Forexample if the radius eqivalent for bond defect is 0.4 cmand the inlet coolant temperature is 50 0 for JRR-2 and 40 0for RSG,the conceivable maximum temperature of the fuelalloy (JRR-2)/ meat (RSG) would be less than 162 oC and 102oC respectively.

533

Page 2: PROGRAM SFRTEMP-R21 UNTUK PERHITUNGAN TERMAL …

534

I.PENDAHULUAN

Kegagalan suatu elemen bakar pada umumnya berupa ru­

saknya ikatan antara kelongsong dengan "fuel alloy". Hal

tersebut antara lain dikarenakan proses perpindahan panas

antara elemen bakar dengan pendingin tidak sempurna. Dalam

makalah ini akan disajikan suatu program yang dapat diguna­

kan untuk menentukan besarnya selisih suhu antara elemen

bakar dan pendingin pada berbagai harga koefisieri perpindah­

an panas (dalam kondisi normal dan berbagai harga yang

menyimpang dari kondisi normal tersebut ). Program ini meru­

pakan hasil modifikasi dari suatu program untuk komputer IBM

7040, namun saat ini dapat diproses dengan komputer tipe IBMPC.

Program disusun berdasar formulasi matematis yang

merupakan penyelesaian persamaan perpindahan panas untuk

perhitungan termal yang megakibatkan "bond defects" pada

·'fuel alloy". (1 ,2) Model "bond defects" antara "fuel alloy

.,dan kelongsong diasumsikan sebagai silinder, perpindahan

panas yang dibangkitkan hanya ke arah melintang elemen bakar

( arah Z ) seperti pada Gb. 1, dan suhu maksimum dari "fuel

alloy" terjadi dekat "bond defects". Dari hasil perhitungan

termal ini diperoleh suhu maksimum yang mungkin dari suatu

"fuel alloy" pada suhu pendingin dan radius ekivalen "bond

defect" tertentu untuk berbagai harga koefisien perpindahan

panas atau sebaliknya berdasar suhu maksimum yang mungkin

pada fuel alloy dan suhu pendingin tertentu maka radius

"bond defects" yang mungkin terjadi dapat ditentukan.

Sebagai data masukan program adalah: tebal kelong­

song, tebal setengah elemen bakar, konduktivitas termal dari

kelongsong dan elemen bakar, koefisisen perpindahan panas

pada permukaan kelongsong, daya volumetrik yang dibangkitkan

oleh "fuel alloy", dan faktor pengali yang menyatakan besar­

nyapenyimpangan koefisien perpindahan panas, serta radius

Page 3: PROGRAM SFRTEMP-R21 UNTUK PERHITUNGAN TERMAL …

535

"bond defects" yang akan dianalisis. Out put program adalah

besarnya selisih suhu antara kelongsong dan elemen bakar

pada berbagai kondisi tersebut. Program ini selain telah

dicoba dengan data sample untuk reaktor JRR-2 Jepang juga

dengan data masukan dari elemen bakar untuk RSG-Serpong.

II.TEORI

Formulasi matematis yang digunakan untuk menghitung

selisih suhu antara elemen bakar dengan pendingin diambil

dari analisis termal pada daerah "bond defect" suatu elemen

bakar plat. Untuk penyederhanaan permasalahan diasumsikan

bahwa temperatur maksimum ter j adi pada daerah "bond defect",

bentuk "bond defect" silindris dan proses perpindahan panas

yang dibangkitkan hanya ke arah Z (yaitu menurut tebal bahan

bakar)<1 .2',seperti pada Gb.1.

Pada keadaan steady state maka persamaan perpindahan

panasnya dapat ditulis sebagai

( 1)

1

untuk koordinat silinder maka \l 2= -

Penyelesaian umum dari Pers. (1) adalah

+ r+ -

(2)

T1.2(Z) dan T1 .a(r,z) didapat dari persamaan-persamaan dan

syarat batas berikut ini :

d2T 1 .::2 + Q---- -=0dz2 k

+ 1

r + V 2T 1 • a = 0'0 Z2

Page 4: PROGRAM SFRTEMP-R21 UNTUK PERHITUNGAN TERMAL …

536

z= a, 0 <= r <= R

z=-a, 0 <= r <= R

Penyelesaian Pers.(3) adalah

Q

2kF

dengan

OT1 = H1*T1-k

2) zCJ T1

= H2*T1k

OZ

(H2-H1 )Q

2aH1H2+kF(H1H2)a

Q a2+

2 kF

H2=(h*kc)/(h*c +kc)

H1= ~H2.Penyelasaian (4)adalah

di mana

+ (

0( 1 = C'(1 ,1 , lX1 ,,2, •.••••••• ~1 ,n •••••••• 81 •••

tan( 0( 1 )=

H1H2- { 1 - ---} +

(kol.1 )2

H1/k0\1

H1H2 H12 H221 + ---- + --- + ----

(k ~1)04 (ko(1)2 (kq1 )2

+ H2/k 0{1

Untuk penyederhanaan diarobil n=1, maka A1 dan B1 adalah

A1 ,1 =

=

k/H2 +a) E1

"'1 I 1( b<..1,1 R) • K0 (0<. 2 , 1R )

0(2 K1 (0\2,1 R)

tan( 0(1,1 a) - H1/k 0(1

+ (H1/k()C1) tan( ()\1a)

Page 5: PROGRAM SFRTEMP-R21 UNTUK PERHITUNGAN TERMAL …

531

di roana

Penyelesaian umum Pers. 1 adalah

Io( '" 1.1 rHb1.1 sin(D(,., z) + cOS(~,.1 z»

Atas dasar teari terse but di atas roaka disusun program

SFRTEMP-R21. Agar program tersebut dapat diproses pada kOl11­

puter IBM PC perlu diadakan berbagai perubahan, dikarenakan

program terse but dikoropilasi dengan MICRO SOFT FORTRAN 77.

Perubahan yang pokok adalah pada roasalah FORMAT baca dan

tulis, fungsi Bessel. Untuk koroputer IBM 7040 fungsi terse­

but sudah tersedia.~cpada MS FORTRAN 77 harus dibuat.

-TII-.HASIL DAN PEMBAHASAN

Program SFRTEMP-R21 setelah dilakukan perubahan dan

penyesuaian kemudian dikOl11pilasidengan MS FORTRAN 77, list­

ing programnya disajikan pada Lampiran I. Sebagai pengujian

terhadap program baru tersebut digunakan untuk roenghitung

harga T1 dari elemen bakar reaktor JRR-2 (JAPAN RESEARCH

REACTOR-2) yang roerupakan "sample problem·' program aslinya.

Ditinjau dari hasil program dan dibandingkan dengan hasil

program aslinya ternyata sesuai. Oleh karena itu, program

tersebut telah dicoba pula untuk roenghitung T1 reaktor RSG

Serpong. Hasil perhitungan kedua reaktor tersebut di atas

disajikan pada Lampiran II.

Dari hasil perhitungan tersebut dapat digunakan untuk

roenentukan suhu roaksiroumelemen bakar yang paling roungkin

pada daerah "bond defect" untuk suatu harga radius "bond

defect9' dan koefisien perpindahan panas, atau sebaliknya

jika diketahui suhu roaksiroumelemen bakar roaka dapat diper­

kirakan radius "bond defect" yang roungkin terjadi. Sebagai

contoh untuk elemen bakar JRR-2, jika diasumsikan radius

Page 6: PROGRAM SFRTEMP-R21 UNTUK PERHITUNGAN TERMAL …

'.

538

ekivalen untuk "bond defect" adalah 0.4 cm dan suhu masukan

pendingin 55 C, diperoleh harga T1 adalah 114 C maka suhu

maksimum elemen bakar yang paling mungkin' adalah 169 C.

Untuk RSG Serpong jika diasumsikan radius ekivalen untuk

"bond" defect" 0.4 dan suhu masukan 40.5 C, diperoleh harga

T1 adalah 62 C maka suhu maksimum elemen bakar yang paling

mungkin adalah 102.5 C.

Ditinjau dari hasil perhitungan untuk radius "bond

defect" yang sarna pada berbagai harga koefisien perpindahan

panas H1 perubahan harga T1 tidak begitu besar, ini berarti

bahwa perubahan harga perpindahan panas tidak dominan dalarn

mempengaruhi ken~dkan suhu elemen bakar. Dari hasil per­

hitungan ini ternyata semakin tinggi suhu elemen bakar maka

radius "bond defect" nya semakin besar, hal itu berarti

bahwa pada suhu tinggi dapat terjadi peristiwa lepasnya

ikatan antara elemen bakar dengan kelongsongnya semakin

besar pula.

Data yang digunakan pada reaktor RSG diambil dari buku

PSAR Revisi 6, kecuali harga konduktivitas thermal elemen

bakar dihitung berdasar hasil perbandingan konduktifitas

thermal dari buku PSAR Revisi 5 dan 6 dengan rapat masa

dari dagingnya. Hal tersebut dilakukan karena data pada

Revisi 6 dirasa janggal di mana dengan rapat mas a lebih

tinggi dibanding harga pada Revisi 5 harga konduktivitas

thermalnya justru lebih kecil. Adapun data-datanya adalah

sebagai berikut :

Daya volumetrik , cal/ det. cc =1537

Konduktivitas thermal daging cal/sec.cm. C = 0.09312

Konduktivitas thermal Kelongsong cal/sec.cm C = 0.51840

Koefisien perpindahan panas konveksi pada

kelongsong cal/sec.cm2.C =0.31033

Tebal pare daging

,cm =0.027

Tebal kelongsong

,cm =0.038

Koefisien perpindahan panas konfeksi pada kondisi

Page 7: PROGRAM SFRTEMP-R21 UNTUK PERHITUNGAN TERMAL …

norma 1 cal/sec.cm2.C

539

= 0.30433

Apabila data tersebut dimasukkan pada suatu persarnaan :

tm - t£= Q'" s( s/2k£ + c/kc +1/h) maka akan diperoleh

bahwa suhu di tengah-tengah elemen bakar tm adalah 74.5969

C. Jika kita tinjau besarnya suhu elemen bakar di mana

terjadi "bond defect" dengan radius ekivalen 0.4 cm adalah

102 C, ini berarti 27.24 C di atas kondisi normal. Sehingga

jika diasumsikan terjadi "bond defect" seperti tersebut di

atas adalah wajar/ suatu hal yang dapat dipertanggungjawab­

kan. Pada kondisi tersebut suhu kelongsong kurang lebih

99.826 C, dan untuk kondisi normal 72.24 C. Jadi kenaikan

suhu pusat elemen bakar dan kelongsong sarna, dan oleh

karena tetapan muai panjang antara daging dan kelongsong

tidak sarna maka dengan kenaikan suhu'yang sarna"akan dihasil­

kan pemuaian yang berlainan, dengan demikian terjadinya

peristiwa lepasnya ikatan antara daging dan kelongsong ada­

lah sang at besar kemungkinannya.

Bila dibandingkan dengan hasil perhitungan untuk reak­

tor JRR-2, maka hasil perhitungan untuk reaktor RSG harus

dibawah reaktor JRR-2. Hal tersebut dikarenakan daya volume­

triknya JRR-2 lebih besar 1.89 kali daya volumetrik elemen

bakar RSG. Akan tetapi hasil tersebut bila dibandingkan

dengan data RSG pada buku PSAR Revisi 6 jauh berbeda, dimana

dalam buku tersebut suhu pusat bahan bakar pada operasi

normal adalah 145 C. Dan bila harga tersebut digunakan untuk

menentukan daya volumetriknya maka besarnya akan menjadi

1130.39 cal/sec. cc dimana harga tersebut adalah 3.065 kali

daya volumetrik yang dimiliki RSG. Oleh karena suhu pusat

elemen bakar berbanding langsung dengan daya volumetrik maka

kelihatannya tidaklah mungkin suhu pusat bahan bakar akan

mencapai harga seperti pada spesifikasi di atas pada daya

volumetrik yang dispesifikasikan juga.-

Page 8: PROGRAM SFRTEMP-R21 UNTUK PERHITUNGAN TERMAL …

540

IV. K E-S IMP U LAN

Pada dasarnya suatu program dapat diproses pada berba­

gai jenis komputer asalkan disesuaikan dulu dengan kompailer

yang akan dipakai. Dalam hal ini program untuk komputer IBM

7040, dapat diproses pada komputer IBM PC dengan kompailer

MS Fortran77.

Seperti diuraikan di atas, program baru telah dicoba,

dengan data masukan untuk reaktor JRR-2 yang merupakan "sam­

ple problem" program aslinya dan hasilnya sesuai dengan

output program aslinya. Dan telah pula dicoba untuk analisis

eleman bakar reaktor RSG, dari hasil perhitungan tersebut

dapat dikemukakan bahwa :

-Untuk radius ekivalen untuk "bond defect" yang

sama, harga selisih suhu antara elemen bakar dan

pendingin (T1) untuk berbagai harga koefisien

perpindahan panas konveksi (H1) yang tidak jauh

berbeda, ini berarti bahwa harga H1 tidak dominan

dalam mempengaruhi kenaikan harga T1

-Dari perhitungan ini dapat diperoleh suatu infor­

masi tentang radius ekivalen untuk

gagalnya ikatan antara daging dan kelongsong

("bond defect ••) • jika diketahui suhu daging

untuk RSG dan "fuel alloy" untuk JRR-2, atau

sebaliknya. Misalnya radius ekivalene untuk bond

defect 0.4 cm maka suhu daging 102 C untuk RSG

dan 169 C untuk JRR-2. Untuk RSG harga tersebut

27.24 di atas harga suhu pusat bahan pada kondisi

normal. Dengan demikian pada elemen bakar RSG

untuk radius bond defect yang sama, akan ditimbu­

lkan oleh suhu yang lebih rendah. Namun demikian

perlu diketahui oleh karena daging elemen bakar­

nya berupa serbuk maka peristiwa bond defect akan

terjadi pada suhu yang lebih tinggi. Hal terse but

dikarenakan fleksibilitas bahan bakar serbuk,

Page 9: PROGRAM SFRTEMP-R21 UNTUK PERHITUNGAN TERMAL …

541

dapat dengan mudah mengikuti perubahan kelongsong

lain halnya dengan daging "fuel alloy" seperti

pada reaktor JRR-2 maka fleksibilatasnya tidak

akan sebaik serbuk sehingga terjadinya bond de­

fect pada elemen bakar akan lebih mudah.

-Ukuran radius ekivalen gagalnya ikatan antara

kelongsong dengan daging elemen bakar akan tergan

tung pada suhu daging atau sebaliknya.

UCAPAN TERIMA KASIH

Ucapan terima kasih saya sampaikan kepada saudara­

Ir.Utaya atas saran dan penjelasan-penjelasannya yang berhu­

bungan dengan persoalan termohidrolik maupun dalam masalah

data spesifikasi reaktor RSG.

DAFTAR PUSTAKA

1.J.Uchiyama at all, A STUDY OF THE FUEL CLADDING FAILURES

IN JRR-2, JAERI 1175(1969), pg.22-28.

2.Samuel H. at all, STUDY ANALYSIS OF THERMAL PROBLEM FOR

PLATE TYPE CORE FUEL, JAERI 1026(1962).

3.E.R. Eckert at all, ANALYSIS OF HEAT AND MASS TRANSFER, Mc

GRAW HILL Co. 1972.

4.M.M. Elwakil, NUCLEAR HEAT TRANSPORT, INT. TEXTBOOK Co,

1971 .

Page 10: PROGRAM SFRTEMP-R21 UNTUK PERHITUNGAN TERMAL …

.,

LAMPIRAN I LISTING PROGRAM$STORAGE:2

PROGRAn FDEFEC

C TBIS PROGRAn CAI BE USED FOR PERFORnAICE FUEL ELEnEDT PLATE .C 1IALYSIS. OUT PUT OF THEn IS nAllnun TEnPERATURE OF TBE FUEL

InPLICIT REAL*4 IA-B,O-Z)CCCCCCC ELEftEITWBERE DEFECT OCCURED

DlnEJSIOI BU(10),RADI10>,BI10>,ALPBAI110),AlPBA2110>,AI110),

I SR1DI2500>,TEnPI2500}

OPEI16,FILI='JAERI87.0DT')

BRITElo,100}

100 FORnATI2J,'C1LCDLATIOI OF TEftP.II FE PLATE VIBOIDIIG AREA')

OPEI12,FILE='JAIRI.IIP'>

READI2,101}AIF,CIC,FPB,DS,CT,G,AQ101 FORnATI7F10.5)

WRITEI6,104>AIF,CIC,FPB,DS,CT,G,AO

104 FORnATI'AIF=',FI0.5,1,'CIC=',FI0.5,1,'FPB=',FI0.5,1,'DS=',FI0.5,

I 1,'CT=',F10.5,1,'G =',FID.5,1,'!Q=',FI0.5>BI=FPBfCIC/ICIC+FPBfCT}

OGD=10*D5

RBI=BI/AIF

IFIAIF.LT.O.I> GO TO 315

ALPBA=5.20

DElT1=0.05

GO TO I

315 A1PB1=18.18

D£LTA=O.OOI

AlPBA=AlPBA+DIlTA

DAl=DS*!LPBA

TAII=AlPBAfT11(D!l)

J=!B5IRBI-TAII)

IFIJ-10.0ffl-2»2,2,12 1LPB!211 )=!lPBA

iRITII6,105>BI

In5 FORn1TI5I,'B2 =',FI0.5)

iRITElo,IOo}AlPBA211}

186 FORn1T(4DI,'!lPB12=',FI0.5)IRI=1

CPEK!~,FILI='JAERI1.IIP'}

READI5,102)(BU(IRI),IRI=I,10)

READI5,103}IRAD(J>,J=1,10>102 FORftATIFI2.7}

103 FORnAT(FI2.7)

DO 7910 IRI=I,101=1"=1

RATIO=IBDIIRI)fBI/Bi}fIOC.O

BS=BJ+BU(IRI}JBB

BD=BJ-BUIIRI}JBH

BP=BJfBDIIRI}fBJ

CE=BD*OGD/12.0fDSfBP+AIFfBS>

CF=QGDf(I.0/BI+D5/12.0fAIF}}+IAIF/BI+DS)fCE

IFIAIF.LT.D.I> CO TO 225

1LPB1=3.000

GO TO 5

225 1L1B1=12.330

Page 11: PROGRAM SFRTEMP-R21 UNTUK PERHITUNGAN TERMAL …

543

5 ALPB1=ALPBA+0.0025

DAl=DS'AlPBA

A!l=HFIAlPBA

TAIG=TUI DAU

ROOT=SQRi(I.0+BP/(AAl'fi)+(BUtIRI)fDI/AA1)112+IBI/AAl)"2)

TP=I-I.0+BP/(AAll'2>+ROOT>/(BS/AAl>

y= ADStTP- UiG )

mY-.DOI >6,6,5

6 AlPBAllft>=ALPBA

B(ft)=ITAIG-BUtIRI)IBI/AA1)/(BDIIRI)ITAIG/AAl+I.0)

YRITE(6,107>BUllil),RATI0,CE,CF,Btft>,AlPBAI(ft>

ID7 FORnATt 'HI =',F15.7,/,'RATI0=',FI3.5,/,'E=',FI3.5,/,'F=',FI3.5

1 ,/,'B=',F13.5,/,'AlPBAI=',ft3.5>

IfIAIf.lT.O.I> GO TO 575

Xl=10

GO TO 675

575 Il::8

675 DO 20 J=I,Il

RDAll::RADtJ)IALPBAI(ft>

RDAl2=iAD(J)IAlPB!211)

BI9=1.

COIT=1.

DO 2000 1::1,2D

RI=RUU I)

COIT=COITliDAl2112/(1.IRIIRI}BIO=BI9+COIT

2000 COITIIUE

]BI::1.BB2::I.

BfsO.

B8=0.

DO 2002 1=1,20

II I=RUlI I}

Btl=IRDAL2/2.)11(211}

BB2=BB2IRII

5DB=BB2IBB2

Bf=BF+I./RII

RSF=Bf/SOI!

I11!=BI!+BIIIJlSF

2002 COITIIUE

AIO=-IC.5772156+AlOGIRDAl212.»IBJO+BB

CBI=RDAl2l2.

BII::RDAlI/2.

BII=IIDUI/2.

BCI::iDAL2I2.

BII=RDU211.

COI2=1.

CO!lI=O.

DD=I.

55=1.

DO 20D5 1=1,20

RI I=RUlI J}

V=COD2+1.

CBI=CBIIRDAl2fI2/11.fYICOI2>

B11=B1!'RDAllfI2/(1.fYICOI2)

Page 12: PROGRAM SFRTEMP-R21 UNTUK PERHITUNGAN TERMAL …

544

BCI=BClfoCBI

COI2=V

COJI=COilfol.JRII

DD=DD+I.JIRII+1.J

BII=BIlfoCBlfICOil+DD}/2.

2005 COJlTIIIUE

AI'=! .5772156+ALOG!RDAL2/2.)JIBCI+1 ./RDAL2-BII

AllnJ=(-CEIIAIF/Bi+DS)J!I(ALPBAII!!}IBIIIAIO}/IALPBA21J1JIAII }+BIOJ

VRITH6,108JA\(I!},BIO,BII ,.uo,mloa FORI!ATI21,'AI=',FI3.5,4!EI5.3,2I}}

VRITEI6,109}RADIJ}

109 FOR!!AT! 'RAD=',F8.2,!,20I,'SRAD',IOI, 'TEI!II!AI}',IOI,'SRAD',IOI,

I 'TEnl tuIJ' }I!AI=O

SS= 0.1

1-1 5S=5S+0.85

I!AI=I!AI+I

SRADIl!nJ=SS

SALPI=ALPBAI(I!JISRADII!AIJ

BI8=1.

COIT= 1.

DO 2010 1=1,20

JlI=RUH I}

COJT=COJlT*SALPII12/(4.IRI'RIJ

BID=BIO+COIT

2010 COlTIIDE

BBB=BID

nn!UI=O.D

ZDS=-0.00395

15 ZDS=ZDS+0.00395

TEI!PI=O.O

ZALPI=ALPBAIII!}IZD5

TEnpl=TEIIPI+Alln}IBBBI!BII!)fSIJlIZALPI }+COSIZALPI}}

TEI!P2=-AQI!ZDS'12}/12.0IAIF}+CEIZDS+CF

iE=T:ErJPI+T:EIIP2

IFITE.GT.TEIII!AIJTEnI!AI=TE

IFIDS-ZDSJI6,16,15

16 TEI!P(flAX}=iEl!n!i

IFIRADIJ}-5RADII!AIJ}17,17,li

17 I!IJI=II!AI+I}12

DO 120 1.=I,fllI1=2*1.-1

II=211.

II!=I!-I!U

IF![I!.EQ;I} GO TO 136

VRITEI6,121 }5RAD([},TEI!PII},5RADIIIJ,TEnPIII}

121 FORI!!TI20X,F8.2,6X,FI0.4,8I,F8.2,6I,FID.4}

GO TO 120

130 VRITEIG,122J 5RADII},TEIIPII}

122 FORI!AT(20X,F8.2,6X,FI0.iJ

126 COITIIlIE

26 COJITIIUE

7016 COJTlJlUE

CLOSEt 2 }

CLOSH 5 }

CLOSH 6 }

IJfn

Page 13: PROGRAM SFRTEMP-R21 UNTUK PERHITUNGAN TERMAL …

545

LAMPIRAN II. Grafik hasil perhitungan selisih suhu antara

bahah bakar dengan pendingin untuk reaktor

JRR-2 dan MPR-30, untuk harga-harga H1= 0,

H1=H2/50, H1=H2/20, dan H1=H2/~0

149

U

I 139.•UZ

C;1Z9ZIiI.

119Z~~II: 190~X

~III 99Z~%

~ 89

t:. Hl: 9

1. HI: HZI2I1

o HI: HZ/ll1

I HI: 1IZ/511

'9

U 85z:

..uz: 75.•Q

4z

ill" 65z:

11/~Q 55I: I~X~IIIZ~%~ 35

~

I% 25

~ t:. 111= II1\

% •

.• HI: 1121511

•• 15 o Hl: H2I201\ .•

,oJ

I HI: HZ/III ~"'\III.

1\5 ,l.4

.6

RADIUS "SOlID DEFECT" R ( eM )

'.'.

Page 14: PROGRAM SFRTEMP-R21 UNTUK PERHITUNGAN TERMAL …

546

TANYA JAWAB

1. Ir. Utaja

Mengapa tidak dicoba untuk daerah fluks max ?

Jawaban :

Karena belum sempat untuk menghi~ung data daya volumetrik

pada daerah fluks mak, dan hal terse but dapat di hitung

di kamudian hari