Program Pemerintah Tentang Flu Burung

10
Program Pemerintah tentang Flu Burung Program pengendalian Flu Burung di Indonesia didukung oleh bantuan USAID yang memegang peranan penting secara keseluruhan. Bantuan dana sebesar 42,88 juta US Dollar telah dicairkan untuk mencegah dan mengendalikan flu burung di Indonesia sejak tahun 2005. Adapun program yang dijalankan adalah : Persiapan dan Pengendalian Flu Burung Membentuk program pengendalian berbasis masyarakat yang diberi nama Community-Based Avian Influenza Control (CBAIC), yang memprakarsai dan mengkoordinasi berbagai kegiatan di sektor dan tingkatan pemerintahan. Contoh kegiatannya adalah melatih para coordinator Flu Burung di desa-desa untuk meningkatkan kemampuan masyarakat dalam mengenali gejala awal flu burung. Mengawasi dan Menangani Flu Burung Membangun dan Melaksanakan kegiatan pengawasan unggas secara aktif, dengan melatih petugas kesehatan hewan dan melengkapinya dengan keterampilan pengawasan dan pengendalian penyakit, serta melengkapinya dengan peralatan yang sesuai untuk dapat melakukan aktivitas lapangan. Selain itu juga bekerjasama dengan LSM lokal untuk menyebarkan informasi pencengahan, pengawasan dan pelaporan penanggulangan Flu Burung ke desa-desa, dan melatih sukarelawan desa untuk turut serta melakukan usaha pencegahan flu burung dengan menyebarkan informasi ke masyarakat supaya dapat mengubah kebiasaan atau perilaku yang mungkin berbahaya. Mengawasi Perkembangan Influenza pada Manusia Berupaya supaya pasien suspek flu burung mendapatkan penanganan yang tepat dengan adanya konfirmasi dari kasus unggas yang dapat dideteksi dalam waktu kurang lebih 24 jam. USAID mendukung berdirinya NAMRU-2 di berbagai daerah untuk mengawasi perkembangan penyakit yang berbasis laboratorium terutama untuk daerah yang beresiko tinggi terkena flu burung. Penyuluhan melalui Perubahan perilaku Mengembangkan pesan-pesan yang utama tentang flu burung dan menyebarkan pesan tersebut melalui berbagai media massa dan materi informasi lainnya seperti poster dan brosur untuk lebih meningkatkan kesadaran masyarakat dengan materi informasi dan edukasi tersebut sehingga diharapkan masyarakat dapat mengubah perilaku untuk mengurangi penyebaran flu burung dan resiko yang mengenai pada manusia itu sendiri. Penelitian

Transcript of Program Pemerintah Tentang Flu Burung

Page 1: Program Pemerintah Tentang Flu Burung

Program Pemerintah tentang Flu Burung

Program pengendalian Flu Burung di Indonesia didukung oleh bantuan USAID yang memegang peranan penting secara keseluruhan. Bantuan dana sebesar 42,88 juta US Dollar telah dicairkan untuk mencegah dan mengendalikan flu burung di Indonesia sejak tahun 2005. Adapun program yang dijalankan adalah :

Persiapan dan Pengendalian Flu Burung

Membentuk program pengendalian berbasis masyarakat yang diberi nama Community-Based Avian Influenza Control (CBAIC), yang memprakarsai dan mengkoordinasi berbagai kegiatan di sektor dan tingkatan pemerintahan. Contoh kegiatannya adalah melatih para coordinator Flu Burung di desa-desa untuk meningkatkan kemampuan masyarakat dalam mengenali gejala awal flu burung.

Mengawasi dan Menangani Flu Burung

Membangun dan Melaksanakan kegiatan pengawasan unggas secara aktif, dengan melatih petugas kesehatan hewan dan melengkapinya dengan keterampilan pengawasan dan pengendalian penyakit, serta melengkapinya dengan peralatan yang sesuai untuk dapat melakukan aktivitas lapangan.

Selain itu juga bekerjasama dengan LSM lokal untuk menyebarkan informasi pencengahan, pengawasan dan pelaporan penanggulangan Flu Burung ke desa-desa, dan melatih sukarelawan desa untuk turut serta melakukan usaha pencegahan flu burung dengan menyebarkan informasi ke masyarakat supaya dapat mengubah kebiasaan atau perilaku yang mungkin berbahaya.

Mengawasi Perkembangan Influenza pada Manusia

Berupaya supaya pasien suspek flu burung mendapatkan penanganan yang tepat dengan adanya konfirmasi dari kasus unggas yang dapat dideteksi dalam waktu kurang lebih 24 jam. USAID mendukung berdirinya NAMRU-2 di berbagai daerah untuk mengawasi perkembangan penyakit yang berbasis laboratorium terutama untuk daerah yang beresiko tinggi terkena flu burung.

Penyuluhan melalui Perubahan perilaku

Mengembangkan pesan-pesan yang utama tentang flu burung dan menyebarkan pesan tersebut melalui berbagai media massa dan materi informasi lainnya seperti poster dan brosur untuk lebih meningkatkan kesadaran masyarakat dengan materi informasi dan edukasi tersebut sehingga diharapkan masyarakat dapat mengubah perilaku untuk mengurangi penyebaran flu burung dan resiko yang mengenai pada manusia itu sendiri.

Penelitian

Melakukan penelitian operasional dengan bekerja sama dengan ILRI (International Livestock Research Institute) untuk menemukan cara penanggulangan yang efektif demi menanggulangi dampak flu burung di Indonesia.

  FLUBURUNGFlu burung adalah penyakit akut menular yang disebabkan oleh virus H5N1, flu burung sangat berbahaya karena menyebabkan kematian unggas secara mendadak dan menyebar dengan cepat seperti; ayam, itik,angsa,kalkun, burung puyuh, burung-burung liar dan beberapa binatang dapat terkena infeksi flu burung,

Page 2: Program Pemerintah Tentang Flu Burung

juga dapat menular pada manusia yang menyebabkan kematian. Virus H5N1 mempunyai karakteristik tersendiri karena dapat bertahan di dalam kerongkongan unggas dan lingkungan seperti air dan tanah dalam waktu beberapa minggu, virus tersewbut juga bisa bertahan dalam waktu panjang pada suhu dingin dan virus bisa mati jika makanan dimasak hingga matang.

Pencegahan Flu Burung Antar Unggas.Hal-hal yang menyebabkan infeksi virus flu burung pada unggas seperti; kontak langsung sesama unggas, anatara unggas yang sehat bercampur dengan dengan unggas yang terinfeksi saat berkeliaran di halaman atau berada dalam satu kandang, burung-burung liar. Disamping itu terjadi kontak tidak langsung misalnya kotoran unggas yang terkena virus dari burung-burung liar, sumber air (danau,kolam) tercemar kotoran atau bulu dari unggas terinfeksi virus, jerami tempat sarang unggas yang terinfeksi, virus yang terbawa oloeh manusia datang dari daerah yang terjangkit melalui baju, perkakas; cangkul, sekop,sangkar bak atau peti telur dan bisa juga lewat alat transportasi seperti; sepeda, dan ban sepeda motor dan bisa juga melalui pakan unggas yang terinfeksi.

Gejala Flu Burung pada Unggas.

Kita harus mencurigai unggas kita telah terjangkit virus flu burung jika mengalami gejala-gejala sebagai berikut; unggas mati mendadak dalam jumlah besar tanpa gejala klinis, unggas lemas tidak berenergi dan kehilangan selera makan, jengger bengkak, berwarna biru atau berdarah dan bulu-0bulu berguguran, kepala tertunduk menyatu dengan badan, kesulitan bernafas, bengkak pada kepala dan kelopak mata, pendarahan di kulit pada area yang tidak ditumbuhi bulu terutama pada kaki, penurunan jumlah telur yang dihasilkan, diare, menggil, mengeluarkan air mata serta gelisah.

Cara Mencegah Perpindahan Virus Flu Burung antar Unggas.

Flu burung dapat dicegah untuk melindungi unggas dengan mengikuti cara0cara sebagai berikut; masukan unggas kedalam kandang, jangan biarkan berkeliaran, kandangkan masing-masing unggas dalam kandang yang berbeda, beli ayam atau itik atau unggas muda yang sehat dan pisaahkan unggas yanag baru dibeli setidaknya selama dua minggu, jika unggas terlihat sakit, segera pisahkan dari yang lainya, cuci tangan dengan sabun setelah kontak dengan unggas, transportasikan unggas yang sehat, bersihkan halaman di sekitar kandang setiap hari dengan cara membuang kotoran unggas maupun bulunya dengan cara dibakar atau dikuburkan, cuci dan bersihkan peralatan yang dipakai di peternakan dengan disinfektan seminggu sekali, siapaun yang masuk ke halaman peternakan cuci sepatu dengan air bersabun saat memasuki gerbang, beri pakan yang menyehatakan dan air bersih pada unggas, juga beri vaksin unggas yang sehat jika memungkinkan untuk mencegah berjangkitnya virus flu burung.Langkah-Langkah Bila Unggas Mati Mendadak.Bila unggas peliharaan kita tapa ada gejala seketika mati mendadak,hal itu perlu diambil langkah-langkah sebagai berikut; laporkan kepada aparat berwenang terutama ke Dinas Peternakan atau ke dinas kesehatan, jangan buang unggas mati, musnahkan bangkai unggas dengan cara dibakar atau dikubur pada saat melakukan tindakan ini jangan lupa memakai mnasker,sarung tangan,sepatu boot, baju lengan panjang, celana panjang dan topi, setelah itu bersihkan badan dan cuci pakaian dengan sabun, bersihkan sepatu, sandal, peralatan, roda atau ban kendaraan sebelum memasuki dan meninggalkan kandang unggas, kandang dikosongkan selama dua minggu sehingga bebas flu burung, dan hanya memperjual belikan serta mengangkut unggas yang sehat.

PENCEGHAN FLU BURUNG PADA MANUSIA.Virus H5N1 yang menyebabkan kematian pada manusia jika yang terinfeksi dan tidak mendapat perawatan dengan segera, sebagai mana yang telah terjadi di daerah Kabupaten Jembrana dan Tabanan yang sudah positif terjangkit flu burung tidak mendapat penanganan segera akhirnya meninggal dunia. Supaya jatuh korban flu burung bisa ditekan seminimal mungkin perlu diantisipasi dengan langkah-langkah sebagai berikut;

Cara Penularan Flu Burung pada Manusia

Manusia bisa terinfeksi atau terjangkit virus H5N1 melalui; kontak langsung dengan unggas yang telah terinfeksi saat membawa, mengangkut, menyemblih atau memproses unggas atau bisa juga terinfeksi melalui kotoran unggas, makan darah unggas mentah, makan daging atau telur unggas setengah matang.

GEJALA-GEJALA UMUM

Gejala flu burung pada manusia mirip dengan gejala flu pada umumnya seperti; mendadak mengalami demam tinggi dan berkelanyutan hingga 38 derajat celsius, mengalami sesak nafas, batuk, sakit kepala, terasa ngilu dipersendian lengan, kaki dan punggung dan sakit disekitar mata. Penyakit dapat berkembang dengan cepat dan menimbulkan permasalahan pada pernafasan hingga akhirnya menurunkan kondisi tubuh, perawatan yang terlambat akan mengakibatkan si sakit akan meninggal.

Page 3: Program Pemerintah Tentang Flu Burung

CARA PENCEGAHAN VIRUS H5N1 DARI UNGGAS KE MANUSIA

Pada saat ini tidak ada vaksin yang mampu mencegah penyakit ini, jika sudah terjangkitpada manusia penangananya sukar dilakukan. Maka dari itu pencegahan flu burung atau virus H5N1 sangatlah penting dengan cara sebagai berikut; melatih diri sendiri dan menjaga kesehatan makanan, cuci tangan dengan sabun dan air mengalir setelah kontak dengan unggas dan produk unggas lainya, juga sebelum menyiapkan makanan dan sebelum makan, beli unggas yang sehat, jangan makan darah mentah, daging atau telur unggas setengah matang, jangan menyemblih unggas sakit, janaagan makan unggas mati atau sakit, hindari kontak dengan sumber yang terinfeksi, jangan biarkan anak-anak bermain di dekat kandang, jangan biarakan unggas berkeliaran di dalam rumah, gunakan masker atau sarung tangan saat kontak atau menyemblih unggas, kubur limbah unggas ( bulu, jeroan, dan darah ), mandi dan ganti pakaian dan pakaian yang dipakao kontak dengan unggas dicuci dengan sabun, jika mengalami demam tinggi, sakit pada dada, susah bernafas sakit kepala dan otot terasa ngilu sesudah kontak dengan unggas segera poergi ke rumah sakit untuk mendapatkan perawatan yang tepat.oleh dokter.

TINDAKAN UNTUK ORANG TERINFEKSI FLU BURUNG

Untuk menghindari jatuhnya korban meninggal sebagai akibat terjangkit flu burung dapat dilakukan tindakan sebagai berikut; bawalah segera orang yang menderita demam tinggi ke rumah sakit terdekat, jangan mengobati sendiri, minumlah obat yang diresepkan oleh dokter, hindari kontak yang tak perlu dengan orang yang terinfeksi flu burung, jika harus terjadi kontak gunakan pakaian pelindung.Partisipasi Masyarakat Untuk Mencegah Flu Burung.Peran serta masyarakat di dalam upaya mencegah terjangkitnya flu burung sangat penting dengan cara berkomunikasi baik pada lingkungan keluarga, tetangga dan warga sekitar mengenai dampak flu burung serta cara-cara pencegahanya jika menyerang unggas dan manusia. Baik melalui pertemuan-pertemuan antar ibu-ibu rumah tangga, pertemuan kelompok, bisa juga melalui selebaran yang disiapkan oleh pemerintah. Kegiatan lainya yang bisa dilakukan diantaranya; menanamkan kepeduliuan terhadap kebersihan lingkunga, beri pengertian kepada masyarakat agar selalu melakukan vaksinasi unggas jika memungkinkan dan selalu waspada, mengamati daan melapor bila ada unggas yang mati mendadak kepada Dinas Peternakan atau ke Dinas Kesehatan.Jika terjangfkit Flu Burung.Bila sudah ada terjangkit flu burung perlu dilakukan tindakan sebagai berikut; ajari dan sediakan petunjuk pada masyarakat bagaimana cara mencegah flu burung mulai dari penyebaran hingga penularan pada manusia, ingatkan selalu masyarakat agar menjaga kebersihan dan batasi kontak dengan unggas sakit, doronglah masyarakat agar selalu mengikuti petunjuk petugas Dinas Peternakan atau Dinas Kesehatan untuk menangani unggas yang mati, ikut mendeteksi dan melaporkan wilayah terjangkit flu burung pada pihak berwenang, laporkan jika ada menderita demam tinggi setelah melakukan kontak dengan unggas sakit dan bawa segera penderita ke rumah sakit untuk mendapat perawatan, para warga lebih aktif melindungi diri mereka dan keluarganyadari serangan flu burung dengan selalu menyediakan informasi dan petunjuk kemana mereka bisa memproleh bantuan dan selalu hidup bersih dan makan yang cukup bergizi

Dikutip dari: Komnas Pengendalian Flu Burung dan Kesiapsiagaan Menghadapi Pandemi Influenza. 

Virus influenza a subtipe H5N1, juga dikenal sebagai "flu burung", A(H5N1) atau hanya H5N1, adalah subtipe virus Influenza A yang dapat menyebabkan penyakit pada manusia dan banyak spesies hewan lainnya. Diadaptasi burung strain H5N1, disebut HPAI A(H5N1) untuk "virus flu burung sangat patogen tipe a subtipe H5N1", adalah agen kausatif H5N1 flu, dikenal sebagai "flu burung" atau "flu burung". Sangat enzootic dalam banyak populasi burung, terutama di Asia Tenggara. Satu jenis HPAI A(H5N1) adalah menyebarkan global setelah muncul pertama kali di Asia. Ini adalah epizootic (sebuah epidemi di nonhumans) dan panzootic (mempengaruhi hewan banyak spesies, terutama lebih luas wilayah), membunuh puluhan juta burung dan spurring pemusnahan ratusan juta orang lain untuk membendung penyebarannya. Kebanyakan referensi untuk "flu burung" dan H5N1 di media populer merujuk strain ini.

Ketika wabah flu burung merebak, kepanikan massal terjadi. Tingkat pengetahuan massa yang rendah terhadap jenis flu ini membuat banyak orang bereaksi ekstrim. Tanpa pikir panjang, ratusan ribu unggas dimusnahkan, tanpa peduli benar atau tidaknya langkah itu. Ada baiknya kita mengenal beragam sub tipe dari flu burung ini. Ada banyak sub tipe dari flu ini namun hanya beberapa yang bersifat sangat patogenic terhadap manusia.

Ada banyak sub tipe dari virus flu ini.

Page 4: Program Pemerintah Tentang Flu Burung

1. Tipe H1N1. Sub tipe ini lebih banyak ditemukan di babi sebagai vektor utamanya. Di kemudian hari, virus tipe ini lebih dikenal sebagai penyebab flu babi. Berbeda dengan penyebab flu unggas, sub tipe ini justru lebih efektif ditularkan lewat manusia. Dalam setiap bersin pasien flu babi, setidaknya terkandung 100.000 virus H1N1. Untungnya, daya bunuh H1N1 hanya seperduabelas dari flu burung. Flu babi hanya memiliki kemungkinan fatal sebesar 6 persen, jauh di bawah angka 80 persen mili flu unggas.

2. H1N2 adalah sub tipe berikutnya. Sub tipe ini merupakan subtipe dari virus influenza A yang juga disebut virus flu burung. Oleh para ahli, virus ini dinyatakan sebagai virus pandemik pada manusia dan hewan, khususnya babi.

3. H2N2 adalah sub tipe yang lainnya. Virus H2N2 ini sudah termutasi menjadi banyak sekali variasi virus flu ini. Salah satu bentuk mutasi dari H2N2 adalah H3N2 dan banyak lagi subtipe virus flu lainnya yang sering ditemukan pada unggas. Virus model ini dicurigai sebagai penyebab pandemik pada manusia di tahun 1889.

4. Sub tipe berikutnya adalah H2N3. Berdasarkan struktur penyusunnya, H2N3 terdiri atas proteins sebagai “casing”nya, hemagglutinin (H) dan neuraminidase (N). Pada umumnya, virus ini dapat menginfeksi manusia dan unggas.

5. Sub tipe berikutnya adalah sub tipe virus Avian Influenza yang paling berbahaya. Dikenal sebagai penyebab utama flu unggas. H5N1 adalah virus yang sangat berbahaya. Berdasarkan penelitian para ahli, pasien yang terjangkiti virus H5N1 hanya memiliki kemungkinan sembuh kurang dari 20 persen. Meskipun hanya ditularkan lewat unggas, H5N1 merupakan pembunuh yang efektif. Daya bunuhnya 12 kali lebih dahsyat dibanding sub tipe virus avian influenza yang lain. Virus ini merupakan jenis virus yang bersifat epizootik atau bersifat epidemik untuk golongan di luar manusia dan juga bersifat panzootik yang mampu mempengaruhi beragam spesies hewan. Hasil penelitian menyebutkan bahwa virus ini sudah “sukses” membunuh setidaknya 10 juta unggas di seluruh dunia serta menginfeksi ratusan juta lainnya. Pada bulan Desember tahun 2009, badan kesehatan dunia, WHO mengumumkan bahwa setidaknya terjadi 447 kasus flu yang terjadi pada manusia dan tingkat kematian pada periode ini sangat tinggi, lebih dari 50 persen dengan angka kematian mencapai 267 orang.

6. Sub tipe lain yang dianggap patogenik untuk manusia adalah H7N3, H7N7 dan H9N2. Ketiga jenis ini dianggap sebagai virus avian influenza yang memiliki daya rusak tingga hingga dapat membunuh pengidapnya. Menurut update terbaru dari FAO, virus-virus ini secara perlahan tapi pasti memperkuat kemampuan merusak mereka. Untuk virus H7N7 sendiri bisa menginfeksi manusia, burung, babi, anjing laut serta kuda. Pada uji laboratorium, virus ini bisa mengifeksi tikus yang digunakan dalan percobaan. Virus H9N2 merupakan jenis virus yang menginfeksi bebek. Pada perkembangannya, virus ini juga menginfeksi manusia. Pada Desember 2009, ditemukan kasus anak-anak terinfeksi H9N2 di Hongkong.

Penanganan flu burung dapat dilakukan dengan pengobatan atau pemberian obat flu seperti Tamiflu atau jenis lainnya, tapi harus tetap dalam pengawasan dokter atau pihak rumah sakit yang ditunjuk oleh Dinas Kesehatan RI.

Jenis obat penanggulangan infeksi flu burung ada 2, pertama adalah obat seperti amantadine dan rimantadine yaitu ion channel (M2) blocker, yang menghalagi aktivitas ion channel dari virus flu jenis A dan bukan jenis B sehingga aliran ion hydrogen dapat diblok dan virus tidak dapat berkembang biak.

Sayang sekali bahwa jenis obat yang pertama ini dapat memicu tingkat resistensi virus terhadap zat obat, sehingga di hari ke 5 hingga ke 7 setelah konsumsi obat, 16-35% dari virus akan resisten karena adanya mutasi pada protein M2 pada virus. Oleh karena itu, obat jenis ini tidak dijual bebas di sembarang apotik, meskipun dengan pemberian resep dokter, karena dikhawatirkan kesalahan

Page 5: Program Pemerintah Tentang Flu Burung

pemberian obat dapat menimbulkan munculnya jenis virus baru yang lebih ganas dan kebal terhadap obat ini.

Jenis obat yang kedua adalah Neurimidase (NA) inhibitor, jenis seperti Zanamivir dan Oseltamivir, dengan protein NA-nya yang berfungsi melepaskan virus yang bereplikasi di dalam sel, sehingga virus tidak dapat keluar dari dalam sel. Virus ini nantinya akan menempel di permukaan sel saja dan tidak akan pindah ke sel yang lain. Jenis obat yang kedua ini tidak menimbulkan resisten pada tubuh virus seperti jenis pada ion channel blocker.

Hingga sekarang peneliti telah berusaha keras untuk menciptakan jenis vaksin yang dapat mengantisipasi pandemik virus H5N1, namun karena virus ini selalu bermutasi maka dirasa penciptaan vaksin yang efektif tidak dapat cukup kuat melawan jenis virus H5N1 yang sekarang walaupun dirasa dapat efektif untuk mengantisipasi jenis baru yang akan muncul.

Walaupun penelitian vaksin jenis baru sedang digalakkan, WHO mengatakan bahwa percobaan klinis virus jenis pertama haruslah tetap dilakukan sebagai langkah yang esensial untuk mengatasi pandemik yang mungkin akan terjadi.

Walaupun begitu, alangkah lebih baik jika masyarakat melakukan pencegahan dan melakukan beberapa tindakan yang benar untuk mengantisipasi serangan flu burung. Tak perlu panik dan berlebih, hanya perlu untuk memperhatikan beberapa hal berikut :

1. Gunakan pelindung (Masker, kacamata renang, sarung tangan) setiap berhubungan dnegan bahan yang berasal dari saluran cerna unggas

2. Setiap hal yang berasal dari saluran cerna unggas seperti sekresi harus ditanam/dibakar supaya tidak menular kepada lingkungan sekitar

3. Cuci alat yang digunakan dalam peternakan dengan desinfektan4. Kandang dan Sekresi unggas tidak boleh dikeluarkan dari lokasi peternakan5. Memasak daging ayam dengan benar pada suhu 80 derajat dalam 1 menit dan membersihkan

telur ayam serta dipanaskan pada suhu 64 derajat selama 5 menit.6. Menjaga kebersihan lingkungan dan diri sendiri.

Yang paling penting adalah :

1. Menjauhkan unggas dari pemukiman manusia untuk mengurangi kontak penyebaran virus2. Segera memusnahkan unggas yang mati mendadak dan unggas yang jatuh sakit utnuk

memutus rantai penularan flu burung, dan jangan lupa untuk mencuci tangan setelahnya.3. Laporkan kejadian flu burung ke Pos Komando Pengendalian Flu Burung di nomor 021-4257125

atau dinas peternakan-perikanan dan dinas kesehatan daerah tempat tinggal anda.

Penderita flu burung memang perlu mendapat penanganan khusus. Hal ini karena penyakit flu burung tergolong serius dan bisa mewabah. Kenalilah gejala flu burung sejak dini supaya bisa segera ditangani. Terlambat mendiagnosa bisa berakibat fatal pada kematian.

Gejala flu burung antara lain mengalami demam tinggi sekitar 38 derajat Celcius, sakit kepala, nyeri pada tenggorokan seperti terkena radang dan mengalami gejala penyakit flu seperti batuk, pilek, dan bersin. Jika penderita diketahui telah mengadakan kontak dengan unggas atau mengunjungi tempat yang mengalami kematian unggas maka kemungkinan besar terkena penyakit ini.

Hal pertama yang perlu dilakukan adalah segera membawa pasien ke dokter atau rumah sakit terdekat. Dokter akan melakukan cek laboratorium untuk memastikan pasien positif mengidap flu burung. Jika terbukti, penderita flu burung akan diisolasi kurang lebih selama 7 hari untuk menghindari penularan. Waktu 7 hari merupakan waktu yang rentan bagi penderita. Pasien yang mengalami sesak nafas akan diberi oksigenasi. Selama masa perawatan, penderita akan diinfus dan diharuskan untuk minum banyak air guna mencegah terjadinya dehidrasi. Pasien juga akan mendapatkan obat flu.

Penderita flu burung harus mendapatkan istirahat dan tidur yang sangat cukup. Selain itu, mereka harus selalu menjaga kebersihan diri terutama dengan rajin mencuci tangan atau menggunakan desinfektan untuk mencegah penularan. Obat yang diminum penderita haruslah telah disetujui oleh dokter, jangan menyamakan dengan obat flu biasanya. Walaupun memang obat batuk dan demam bisa sedikit mengurangi gejala flu burung tapi bisa saja timbul efek samping. Oleh sebab itu, penderita harus sering

Page 6: Program Pemerintah Tentang Flu Burung

melakukan konsultasi dengan dokter. Dokter biasanya akan memberikan obat untuk menurunkan demam dan obat anti virus.

Perawatan penderita flu burung juga diikuti dengan prosedur mendeteksi dan melacak kontak pasien dan pencegahan infeksi lebih lanjut. Kasus flu burung ditangani dengan berpedoman pada sistem rujukan penderita serta memeriksa laboratorium. Tidak semua rumah sakit bisa menangani kasus flu burung ini. Sejauh ini baru terdapat sekitar 40 rumah sakit di seluruh Indo

Gejala pada Manusia

Virus Flu Burung yang pada awalnya diketahui hanya bisa menular antar sesama unggas, menciptakan mutasi baru yang dapat juga menyerang manusia. Mutasi virus ini dapat menginfeksi manusia yang berkontak langsung dengan sekresi unggas yang terinfeksi. Manusia yang memiliki resiko tinggi tertular adalah anak-anak, karena memiliki daya tahan tubuh yang lebih lemah, pekerja peternakan unggas, penjual dan penjamah unggas, serta pemilik unggas peliharaan rumahan.

Masa inkubasi virus adalah 1-7 hari dimana setelah itu muncul gejala-gejala seseorang terkena flu burung adalah dengan menunjukkan ciri-ciri berikut :

1. Menderita ISPA2. Timbulnya demam tinggi (> 38 derajat Celcius)3. Sakit tenggorokan yang tiba-tiba4. Batuk, mengeluarkan ingus, nyeri otot5. Sakit kepala6. Lemas mendadak7. Timbulnya radang paru-paru (pneumonia) yang bila tidak mendapatkan penanganan tepat dapat

menyebabkan kematian

Mengingat gejala Flu burung mirip dengan flu biasa, maka tidak ada yang bisa membedakan flu burung dan flu biasa. Jika ada penderita yang batuk, pilek dan demam yang tidak kunjung turun, maka disarankan untuk segera mengunjungi dokter atau rumah sakit terdekat.

Penderita yang diduga mengidap virus Flu burung disebut penderita suspect flu burung dimana penderita pernah mengunjungi peternakan yang berada di daerah yang terjangkit flu burung, atau bekerja dalam laboratorium yang sedang meneliti kasus flu burung, atau berkontak dengan unggas dalam waktu beberapa hari terakhir.

Kasus probable adalah kasus dimana pasien suspek mendapatkan hasil tes laboratorium yang terbatas hanya mengarah pada hasil penelitian bahwa virus yang diderita adalah virus jenis A, atau pasien meninggal karena pneumonia gagal.

Sedangkan kasus kompermasi adalah kasus suspek atau probable dimana telah didukung dengan hasil pemeriksaan laboratorium yang menunjukkan bahwa virus flu yang diderita adalah positif jenis H5N1, PCR influenza H5 positif dan peningkatan antibody H5 membesar 4 kalinya.

Namun, gejala yang dimunculkan oleh virus H5N1 ini berbeda-beda dimana ada kasus seorang anak laki-laki yang terinfeksi virus H5N1 yang mengalami diare parah dan diikuti dengan koma panjang tanpa mengalami gejala-gejala seperti influenza, oleh karena itu pemeriksaan secara medis penting dilakukan terutama bila mendapati timbulnya gejala penyakit yang tidak wajar.

Cara penularan

Flu burung terdengar sangat mengerikan, mengingat banyak korban jiwa yang sudah jatuh karenanya. Mengetahui tentang mekanisme penularan sebuah penyakit akan membuat kita jauh lebih waspada akan penyakit tersebut. Dengan mengetahui secara detail tentang penularan penyakit flu burung, kita akan bisa mengetahui cara-cara untuk menghindarinya dengan tepat, tanpa membuat aksi yang berlebihan. Berikut ini cara-cara penularan flu yang disebabkan oleh virus H5N1 ini.

1. Secara garis besar, kita pasti mengetahui bahwa kontak langsung dengan sumber penyakit akan membuat kita terjangkit. Hal yang sama juga berlaku pada penyakit flu burung. Berdasarkan pendapat para ahli, disimpulkan bahwa vektor utama penyakit ini adalah unggas. Bersentuhan langsung dengan unggas yang sakit, atau produk dari unggas sakit tersebut akan membuat Anda tertular. Pencegahan yang dilakukan hanya bisa dilakukan dengan membakar bangkai hewan tersebut. Akan tetapi, metode pembakaran yang digunakan harus tepat guna mencegah asap dan material lain tersebar ke tempat lain. Material-material tersebut masih memiliki

Page 7: Program Pemerintah Tentang Flu Burung

potensi menularkan virus H5N1. Cara yang dianggap lebih efektif adalah dengan mengubur bangkai ternak tersebut dalam-dalam.

2. Media lain untuk menularkan penyakit flu burung ini adalah lingkungan sekitar. Jika Anda tinggal di sekitar kandang ternak unggas, atau memiliki burung peliharaan yang tiba-tiba mati, waspadalah. Udara sekitar kandang sangat mengandung berbagai material yang ada dalam kotoran ternak. Jika unggas terjangkit virus H5N1, bisa dipastikan bahwa udara sekitar sudah mengandung virus flu burung tersebut. Udara dan peralatan yang tercemar kotoran ternak unggas akan menjadi media perantara penularan virus H5N1 yang sangat baik.

3. Penularan flu burung juga dapat terjadi dengan perantara manusia. Akan tetapi, disinyalir penularan lewat manusia merupakan media yang sangat tidak efektif. Kasus penularan lewat manusia sangat jarang terjadi. Virus H5N1 berbeda karakter dengan virus H1N1 penyebab flu babi yang sangat efektif ditularkan lewat manusia. Meski begitu, tetaplah waspada jika Anda berada didekat pasien flu burung.

4. Cara lain penularan flu burung adalah melewati produk dari ternak unggas. Sebagian orang memilih mengkonsumsi produk unggas mentah atau tidak dimasak sempurna. Fillet ayam, telur mentah dan beragam produk mentah unggas dapat menjadi media menularkan virus H5N1 pada pengkonsumsinya. Virus flu burung ini akan mati apabila produk unggas tersebut dimasak secara sempurna (benar-benar matang).Mengkonsumsi daging setengah matang dan telur setengah matang masih berpeluang terjangkit virus flu burung ini jika unggas yang dipotong sudah terjangkiti oleh virus ini. Untuk itu, jika Anda akan mengkonsumsi unggas yang berasal dari daerah yang dicurigai terjangkiti virus H5N1, pastikan daging atau telur unggas tersebut dimasak hingga benar-benar matang hingga aman untuk dikonsumsi.

Untuk mengenali unggas yang terinfeksi flu burung, anda dapat mengenali dari gejala klinis yang ditemukan pada unggas tersebut yaitu :

1. Jengger dan pial yang bengkak dan berwarna kebiruan2. Pendarahan yang rata pada kaki unggas berupa bintik-bintik merah (ptekhi) biasa disebut

dengan kaki kerokan3. Adanya cairan di mata dan hidung serta timbul gangguan pernafasan4. Keluarnya cairan jernih hingga kental dari rongga mulut5. Timbulnya diare berlebih6. Cangkang telur lembek7. Tingkat Kematian yang tinggi mendekati 100% dalam 2 hari hingga 1 minggu

Perbedaan dan persamaan Flu burung dan Flu Babi14 December 2010 – 09:49

Merebaknya berbagai wabah flu di segala penjuru dunia mau tidak mau membawa keresahan khusus pada masyarakat. Belum hilang trauma atas flu burung yang menewaskan banyak orang di tanah air, tiba-tiba masyarakat harus dihadapkan pada varian flu yang lain, swine influenza. Yang menjadi pernyataan adalah, apa perbedaan dan kesamaan dari flu burung dan flu babi ini? Berikut beberapa fakta tentang kedua macam flu tersebut sehingga kita bisa lebih mudah memahaminya.Perbedaan kedua flu tersebut adalah sebagai berikut.

1. Kedua virus tersebut disebabkan oleh jenis virus yang berbeda. Flu burung disebabkan oleh virus H5N1 sedangkan flu babi disebabkan oleh virus H1N1.

2. Penyebab penularan kedua jenis flu ini berbeda. Flu jenis pertama menggunakan burung sebagai meda penularan, sementara flu jenis kedua ditularkan melalui babi. Pemusnahan hewan ternak yang terjangkit virus tersebut masih dipandang sebagai cara paling efektif untuk memusnahkan virus-virus tersebut. Pemusnahan yang dilakukan harus dengan cara dibakar. Penguburan bangkai diasumsikan sebagai jalan terefektif untuk mencegah penularan virus yang ada pada hewan ternak tersebut. Meski ternak unggas dan babi adalah vektor utama kedua virus tersebut, penularan antar manusia juga dimungkinkan terjadi. Pada virus H1N1, dengan sekali bersin saja dapat disebarkan setidaknya 100.000 virus yang akan menempel pada apapun di sekitar orang tersebut. Dengan jumlah yang sedemikian banyak, proses penularan H1N1 jauh lebih cepat dibanding dengan virus H5N1.

Page 8: Program Pemerintah Tentang Flu Burung

3. Meski tingkat penyebaran virus H1N1 lebih tinggi, virus H5N1 diklaim sebagai virus yang lebih ganas.Virus ini dinyatakan jauh lebih mematikan dibanding virus H1N1. Berdasarkan data terkini, tingkat kematian karena H5N1 bisa mencapai 80 persen, hampir 12 kali kemungkinan kematian karena terjangkit H1N1 (6 persen). Pada berbagai kasus H5N1 di tanah air, sebagian besar penderita tewas sebelum diketahui penyebab sakit mereka.

Persamaan kedua jenis flu tersebut antara lain adalah pada beberapa hal.

1. Kedua flu tersebut disebabkan oleh tipe virus yang sama. Keduanya sama-sama disebabkan oleh virus influenza tipe A dengan variasi masing-masing.

2. Sama-sama menggunakan hewan sebagai vektor penularan utama. Keduanya juga bisa ditularkan antar manusia.

3. Sama-sama mematikan. Dalam banyak kasus, penderita kedua jenis flu ini nyaris tidak memiliki kesempatan hidup. Kebanyakan penderita mengira bahwa penyakit yang diderita hanya flu biasa dan mengabaikan pengobatan yang intensif.

4. Zona penyebaran H5N1 ditengarai berbeda dengan H1N1, akan tetapi temuan terbaru kasus H1N1 di Meksiko membuat para ahli harus merevisi pengklasifikasian zona penyebaran H1N1. Meksiko sendiri merupakan negara tropis yang artinya H1N1 tidak lagi “anti” terhadap daerah tropis. Temuan terbaru ini menghapus anggapan bahwa H1N1 hanya bisa hidup dan tersebar di daerah subtropis. Beberapa ahli menyatakan bahwa mutasi pada H1N1 membuat virus jenis ini kemudian memiliki kemampuan bertahan hidup di daerah dengan iklim hangat.

Pengetahuan akan perbedaan flu burung dan flu yang disebabkan H1N1 ini yang membuat orang mengetahui cara apa yang tepat untuk dilakukan. Meskipun burung dan babi ditengarai sebagai vektor utama penularan kedua virus tersebut, pembasmian kedua jenis ternak tersebut secara membabi buta hanya akan menyebabkan kekacauan, terutama perekonomian secara massal hanya karena pengetahuan yang kurang tentang perbedaan flu burung dan babi. Mengenali gejala ternak terjangkit virus seperti mati mendadak akan membuat masyarakat lebih bisa menerapkan aksi tanggap darurat terhadap kemungkinan terjangkit virus H5N1 dan H1N1.