Virus Flu Burung
-
Upload
peni-saraswati -
Category
Documents
-
view
199 -
download
9
Transcript of Virus Flu Burung
VIRUS FLU BURUNG (H5N1)
Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Mikrobiologi
Disusun Oleh:
Peni Saraswati
Siti Halimah S
Resi Murdiansyah
PENDIDIDKAN BIOLOGI
UNUVERSITAS MUHAMMADIYAH SUKABUMI
2009-2010
BAB I
Pendahuluan
Penyebab flu burung adalah virus influensa tipe A yang menyebar antar
unggas. subtipe H5, H7, dan H9, virus H9N2 tidaklah menyebabkan penyakit
berbahaya pada burung tidak seperti halnya H5 dan H7. Virus ini kemudian
ditemukan mampu pula menyebar ke spesies lain seperti babi, kucing, anjing,
harimau, dan manusia.
Virus influenza tipe A memiliki beberapa subtipe yang ditandai adanya
Hemaglutinin (H) dan Neuramidase (N). Virus flu burung yang sedang berjangkit
saat ini adalah subtipe H5N1. Virus tersebut dapat bertahan hidup diair selama 4
hari pada suhu 220 C dan lebih dari 30 hari pada suhu 00 C. virus ini akan mati
pada pemanasan 600 C selama 30 menit atau 560 C selama 3 jam. Selain itu,
pemberian deterjen atau cairan yang mengandung iodin dapat mematikan virus.
Virus influenza pada umumnya, baik pada manusia maupun unggas adalah dari
kelompok famili orthomyxoviridae, ada beberapa virus influenza pada manusia
dan binatang yaitu virus influenza tipe A, B dan tipe C. pada manusia virus tipe A
dan tipe B dapat menjadi penyebab wabah flu yang cukup luas, sementara virus
tipe C menyebar secara priodik dan tidak menyebabkan wabah
BAB II
Virus Flu Burung
A. Patogenesis Virus
Virus Hanya dapat tumbuh dan berkembang di sel hidup. Oleh karena
itu, semua virus adalah parasit. Sifat parasit dapat menjadi patogen jika sel
yang di infeksi adalah sel organisme (baik manusia, hewan, tumbuhan maupun
bakteri). Jika infeksi virus terhadap organisme patogen, maka sifat virus bukan
lagi parasit atau patogen, melainkan antipatogen. Perbadaan besar antara
patogenesis virus dan bakteri adalah virus memodifikasi DNA sel inang,
sedangkan bakteri menyerang sel inang tanpa melakukan modifikasi DNA sel
inang.
Kerentanan ( susceptibility) sel inang terhadap infeksi virus
sepenuhnya bergantung pada ketersediaan reseptor sel inang, kematangan usia
dan faktor genetik pun memerankan penting dalam mengukur kerentanan sel
inang terhadap infeksi Virus.
Kekuatan infeksi virus bergantung pada jumlah virus dan kekuatan
pertahanan inang. Infeksi virus biasanya langsung menimbulkan gejala klinis
akut, tetapi kekuatan pertahanan inang membuat cepat tidaknya gejala klinis
akut terlihat. Seperti halnya pada bakteri, virulensi virus tergantung pada
vaktor genetik virus. Terdapat empat jenis gen yang bertanggung jawab
terhadap virulensi virus, yaitu:
1. Gen yang dapat meningkatkan replikasi virus
2. Gen yang dapat memodifikasi pertahanan inang
3. Gen yang dapat menyebarkan virus
4. Gen yang dapat membunuh sel inang ( baik langsung maupun tidak
langsung). Secara tidak langsung virus membunuh sel inang denagan
memproduksi toksin, sedangkan virus membunuh sel inang secara
langsung melalui 3 cara, yaitu:
a. Menghambat sintesis RNA dan Protein inang
b. Memprogram kematian sel inang (apoptosis)
c. Membentuk fusi membran virus dan inang
Bardasarkan waktu jeda antara infeksi dan timbulnya gejala klinis,
virus dibedakan menjadi 2, yaitu:
a. Virus akut merupakan virus yang dapat menimbulkan gejala klinis
segera setelah infeksi ( dari beberapa jam sampai beberapa hari)
b. Virus laten merupakan virus yang dapat menimbulkan gejala klinis
sampai beberapa minggu ( bahkan beberapa bulan ) setelah infeksi.
B. Virus Influenza
Virus influenza menyerang manusia maupun hewan. Terdapat 3 jenis
virus influenza, yaitu:
1. Virus influenza tipe A
Virus influenza tipe A dapat menyebabkan epidemi, bahkan
pandemi sampai kematian pada hewan dan manusia.
2. Virus influenza tipe B
Virus influenza tipe B hanya menyerang manusia. Virus
influenza tipe B dapat menyebabkan epidemik dan kematian pada
manusia. Akan tetapi, efeik epidemik virus influenza B tidak seluas
virus influenza A.
3. Virus influenza tipe C
Virus influenza tipe hanya menyerang manusia. Virus influenza
tipe C menyebabkan sakit ringan pada manusia, tetapi tidak sampai
menjadi epidemik.
C. Virus H5N1
Pada saat ini terjadi pandemik global flu burung dan penyebabnya
adalah Virus influenza tipe A subtipe H5N1 atau lebih dikenal virus H5N1.
Virus tersebut mampu menyerang sebagian besar hewan. Virus H5N1 yang
menginfeksi burung menjadi patogenik tinggi, sehingga mampu mengifeksi
burung dan menyebabkan kematian masal burung serta menginfeksi dan
membunuh manusia.
Penamaan virus H5N1 ini berdasarkan urutan protein hemagglutinin
dan neuramidase. Virus H5N1 adalah virus influenza yang memiliki protein
hemagglutinin-5 dan protein neuramidase-1. Terdapat 15 jenis hemagglutinin
(H1-H15) dan 9 jenis neuramidase (N1-N9), sehingga terdapat kemungkinan
134 subtipe virus influenza tipe A.
1. Struktur Virus H5N1
Virus H5N1 memiliki bentuk bulat. Dengan susunan materinya yaitu
sebagai berukut:
1) Virus H5N1 memiliki 8 pita RNA tunggal denagn enzim replikasi
didalamnya.
2) Virus H5N1 pada permukaannya terdapat membran lipid dwilapis
3) Lapisan terluar virus terbungkus 3 jenis protein
4) Pada membran lipid dwilapis yang tertanam protein hemagglutinin
(HA) neuramidase (NA)
5) M2
2. Penyebaran Virus Flu Burung
Semakin menjadi kekhawatiran dunia setelah beberapa kasus ditemukan
di Turki dengan tingkat penyebaran yang diduga sangat cepat. Sementara itu di
Beijing, pada 17-18 Januari ini digelar pertemuan internasional mengena flu
burung. Menko Kesra Aburizal Bakrie, Menkes Siti Fadillah Supari dan
Menteri Pertanian Anton Apriyantono hadir pada pertemuan yang diseponsori
Bank Dunia dan Komisi Eropa ini.
Negara-negara Eropa kini berjaga-jaga karena flu burung, yang pertama
muncul di Asia Timur - telah mencapai Turki yang dilihat sebagai jembatan
yang menghubungkan Asia dan Eropa. Situs BBC Indonesia mengamati
ancaman dari virus H5N1 resikonya bagi manusia.
Pada 21 Juli 2005, tiga kasus fatal terjadi di Tangerang, Indonesia, yang
disebabkan oleh flu burung subtipe H5N1. Berbeda dengan kasus lainnya di
Asia Tenggara (Thailand, Kamboja, dan Vietnam), kasus ini dianggap unik
karena korban tidak banyak berhubungan dengan unggas.
Hingga 6 Juni 2007, WHO telah mencatat sebanyak 310 kasus dengan
189 kematian pada manusia yang disebabkan virus ini dengan rincian sebagai
berikut:
a. Indonesia — 99 kasus dengan 79 kematian.
b. Vietnam — 93 kasus dengan 42 kematian.
c. Mesir — 34 kasus dengan 14 kematian.
d. Thailand — 25 kasus dengan 17 kematian.
e. Republik Rakyat Cina — 25 kasus dengan 16 kematian.
f. Turki — 12 kasus dengan 4 kematian.
g. Azerbaijan — 8 kasus dengan 5 kematian.
h. Kamboja — 7 kasus dengan 7 kematian.
i. Irak — 3 kasus dengan 2 kematian.
j. Laos — 2 kasus dengan 2 kematian.
k. Nigeria — 1 kasus dengan 1 kematian.
l. Djibouti — 1 kasus tanpa kematian.
Keterangan: jumlah kasus yang dilaporkan WHO adalah jumlah kasus yang
telah diverifikasi dengan hasil laboratorium.
Wabah flu burung juga melanda benua Afrika. Pada 8 Februari 2006,
OIE mengumumkan Nigeria sebagai negara pertama yang memiliki kasus
positif flu burung di benua itu. Dua pekan kemudian, virus H5N1 ditemukan
di sebuah desa kecil di Niger, sekitar 72 km dari perbatasannya dengan
Nigeria. Virus ini juga menyebar ke Mesir dan Kamerun. Berikut adalah
persebaran virus H5N1 dari beberapa negara:
Desember 2003 Korea Selatan H5N1
Januari 2004 Vietnam H5N1
Thailand H5N11
Korea Utara H5N1
Jepang H5N1
Laos H5
Kamboja H5N1
Pakistan H7
Taiwan H5N2
Hongkong2 H5N11
Februari 2004 Vietnam H5N1
Indonesia H5N11
Korea Utara H5N11
Jepang H5N11
RRC H5N11
Amerika Serikat H2N2,H5N2,H7N2
Maret 2004 Vietnam H5
Kanada H7N31
April 2004 Thailand H51
Agustus 2004 Malaysia H5N1
Afrika Selatan H5N2
April 2005 Korea Utara H7
Juni 2005 Jepang H5N2
Juli 2005 Filipina H5
Rusia H5N11
Agustus 2005 Kazakhstan H5
Mongolia H5N11
Oktober 2005 Rumania H5
Turki H5N11
Kroasia H5N11
November 2005 Vietnam H5N11
3. Penularan Ke Manusia
Virus H5N1 ditularkan melalui air liur, ingus dan kotoran unggas.
Penularan pada manusia terjadi karena kontak langsung denagan unggas yang
terinfeksi virus tersebut. Selain itu, dapat terjadi melalui kendaraan yang
mengangkut binatang itu, kadang-kadang alat-alat perternakan, pakan ternak,
pakaian dan sepatu para peternak yang langsung menangani unggas yang
sakit, juga pada saat jual-beli ayam hidup di pasar, dan mekanisme lainnya.
4. Gejala pada Manusia
Masa inkubasi, antara mulai tertular dan timbulnya gejala, adalah sekitar
tiga hari. Sementara, dalam kepusktakaan dinyatakan, masa infeksus pada
manusia adalah satu hari sebelum sampai 3-4 hari sudah timbul gejala.
Sementara pada anak bisa sampai 24 jam.
Gejala manusia yang tertular flu burung pada dasarnya sama dengan flu
pada umumnya, hamya saja berpotensi menjadi berat dan fatal. Gejalanya
antara lain demam, batuk, sakit tenggorokanan, sakit kepala, dan nyeri asendi
sampai infeksi selaput mata.
Jika makin memburuk, mka dapat terjadi servere respiratory distress
yang ditandai dengan sesak napas hebat, rendahnya kadar oksigen darah serta
meningkatnya kadar karbondioksida. Ini terjadi karena infeksi flu burung
menyebar ke paru-paru dan menimbulkan radang paru. Kemudian masuk ke
saluaran napas dan menginfeksi paru-paru yang sedang sakit akibat Virus flu
burung.
4. Diagnosis Laboratorium
Influenza H5N1 Test Strips Influenza H5N1 tes kualitatif kromatografi
immunoassay untuk mendeteksi hemagglutinin (HA) Influenza Tipe A dan
H5 virus flu burung ketegangan dalam excretes, nasofaringeal manusia
aspirasi / penyeka, cuci hidung, usap tenggorokan, embrio ayam seluruh virus
lysates inokulasi atau virus, dan lain-lain tes antigen H5N1 ini dimaksudkan
untuk digunakan sebagai alat skrining untuk identifikasi klinis spesifik H5,
tipe A virus influenza, dan cocok untuk keadaan titik perawatan.
Flu burung H5N1 prinsip assay test: spesimen bermigrasi sepanjang
membran kapiler strip di bawah efek difusi. H5 Strain Hemagglutinin, jika
ada, akan terikat untuk ke anti-HA-Au membentuk beberapa kimia kompleks.
Kompleks ini akan bergerak di sepanjang strip dan datang ke Daerah Tes (T)
di mana mereka ditangkap oleh monoklonal antibodi anti-HA sebelumnya
bergerak di sana, dan terlihat garis merah akan muncul. kompleks akan
berpindah ke wilayah kontrol, dan ditangkap di sana, sehingga menyediakan
mekanisme kontrol kualitas.
5. Cara Pencegahan Flu Burung
Kebiasan pola hidup yang sehat tetap memegang peranan penting dalam
pencegahan, untuk flu tetap menjaga daya tahan tubuh, makan yang
seimbang, dan bergizi, istirahat dan olahraga yang teratur, kebiasan mencuci
tangan yag teratur. Secara umum pasien influenza sebaiknya istirahat, banyak
minum dan makan bergizi. Sampai kini belum ada vaksin untuk menangkal
flu burung pada manusia, walaupun ada berbagai jenis vaksin influenza,
tetapi vaksin tersebut dibuat untuk mencegah flu biasa bukan flu burung.
World Health Organization (WHO) menyatakan secara umum prinsip-
prinsip kerja yang higenis seperti mencuci tangan dan menggunakan alat
pelindung diri bila diperlukan merupakan upaya yang harus dilakukan oleh
orang yang kontak dengan ternak. Karena telur juga dapat tertular,
penanganan kulit telur dan telur mentah juga perlu diperhatikan
WHO juga menyatakan, dengan memasaknya seperti biasa yang kita
lakukan selama ini, virus flu burung akan mati. Ada anjuran daging unggas
harus dimasak sampai suhu 700 C atau 800 C, selama sedikit satu menit
Kotoran dari burung atau unggas yang terinfeksi dapat membawa virus
flu burung, jadi sebaiknya jangan menyentuh burung, unggas atau
kotorannya.
Bila anda telah memegang burung atau unggas, segara cuci tangan
dengan sabun cair dan air.
Masak dengan benar unggas dan telurnya sebelum dimakan/dihidang
kan
Bila anda mengalami gejala flu, konsultasi ke dokter dan memakai
masker untuk menghindari penyebaran penyakit.
Perlindungan terbaik terhadap influenza adalah dengan memiliki
pertahanan tubuh yang baik. Hal ini dapat dilakukan dengan diet yang
seimbang, olahraga yang teratur, istirahat yang cukup, kurangi stress,
dan tidak merokok. Hindari tempat umum padat yang bersirkulasi
udara buruk
Penanggulangan oleh depertemen pertanian menetapkan sembilan
langkah strategis dalam pengendalian fluburung, yaitu sebagai berikut:
1. Biosekuriti ( kebersihan kandang dan mebatasi pengunjung kandang)
2. Pemusnahan selektif
3. Vaksinasi atau pengebalan
4. Pengendalian lalu-lintas hewan
5. Penelusuran sumber infeksi di daerah yang baru tertular
6. Sosialisasi kepada publik secara tepadu
7. Pemasukan unggas kembali ke kandang setelah dilakuakan suci hama
8. Pemusnahan secara menyeluruh dengan ganti-rugi
9. Pemantauan, pelaporan dan evaluasi
Ciri-ciri daging yang ayam yang baik
a. Warna putih keabuan, cerah (tidak gelap, tidak pucat, tidak kebiruan, tidak
terlalu merah)
b. Warna kulit ayam putih keuningan, cerah dan bersih
c. Bersih dan lembab
d. Bau khas daging (tidak berbau menyengat, tidak berbau amis, tidak berbau
busuk)
e. Konsisten baik (tidak lembek)
f. Terdapat stempel dari dinas perternakan
Tips penangan dan persiapan daging ayam
a. Cucilah tangan sebelum menanagani atau mengolah makanan.
b. Gunakan pakaian yang bersih untuk menghindari pencemaran pada
daging.
c. Tutuplah luka pada tangan denga plester yang kedap air.
d. Hindari bersin dan batuk langsung di depan daging
e. Usahakan dapur bebas dari lalat, kecoa, tikus dan lain-lain
f. Gunakan peralatan yang bersih
g. Cucilah alat dengan baik setelah digunakan
h. Jangan cicipi daging mentah
i. Memasak dengan pemanasan yang tinggi
BAB III
Penutup
Kesimpulan
Virus Hanya dapat tumbuh dan berkembang di sel hidup. Oleh karena itu,
semua virus adalah parasit. Perbadaan besar antara patogenesis virus dan bakteri
adalah virus memodifikasi DNA sel inang, sedangkan bakteri menyerang sel
inang tanpa melakukan modifikasi DNA sel inang.
Virus H5N1 adalah virus influenza yang memiliki protein hemagglutinin-5
dan protein neuramidase-1. Virus H5N1 memiliki bentuk bulat. Dengan susunan
materinya yaitu virus H5N1 memiliki 8 pita RNA tunggal dengan enzim replikasi
didalamnya, pada permukaannya terdapat membran lipid dwilapis yang terdapat 3
jenis protein yaitu protein hemagglutinin (HA) neuramidase (NA) dan M2
Virus H5N1 ditularkan melalui air liur, ingus dan kotoran unggas.
Penularan pada manusia terjadi karena kontak langsung denagan unggas yang
terinfeksi virus tersebut.
World Health Organization (WHO) menyatakan secara umum prinsip-prinsip
kerja yang higenis seperti mencuci tangan dan menggunakan alat pelindung diri
bila diperlukan merupakan upaya yang harus dilakukan oleh orang yang kontak
dengan ternak. Karena telur juga dapat tertular, penanganan kulit telur dan telur
mentah juga perlu diperhatikan
WHO juga menyatakan, dengan memasaknya seperti biasa yang kita lakukan
selama ini, virus flu burung akan mati. Ada anjuran daging unggas harus dimasak
sampai suhu 700 C atau 800 C, selama sedikit satu menit
Daftar Pustaka
Purwoko,tjahjadi. 2007. Fisiologi Mikroba. Jakarta: Bumi Aksara
Irianto, koes. 2007. Mikrobiologi Menguak Dunia Mikroorganisme Jilid 2.
Bandung: Yrama Widya
http://matami.files.wordpress.com/2009/05/diagram_virus.jpg