program pembangunan daerah kabupaten sleman tahun 2001-2004

191
PERATURAN DAERAH KABUPATEN SLEMAN NOMOR 20 TAHUN 2001. TENTANG PROGRAM PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN SLEMAN TAHUN 2001-2004 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SLEMAN, Menimbang : a. bahwa dalam rangka meningkatkan pelaksanaan pemerintahan dan pembangunan serta pelayanan masyarakat yang lebih berdaya guna dan berhasil guna, perlu disusun program pembangunan daerah; b. bahwa program pembangunan daerah merupakan pedoman dan arah dalam penyelenggaraan pemerintahan, pengelolaan pembangunan, dan pelaksanaan pelayanan kepada masyarakat; c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a dan huruf b perlu membentuk Peraturan Daerah tentang Program Pembangunan Daerah Kabupaten Sleman Tahun 2001-2004. Mengingat : 1. Undang-undang Nomor 15 Tahun 1950 tentang Pembentukan Daerah Kabupaten Dalam 1

Transcript of program pembangunan daerah kabupaten sleman tahun 2001-2004

PERATURAN DAERAH KABUPATEN SLEMAN

NOMOR 20 TAHUN 2001.

TENTANG

PROGRAM PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN SLEMAN

TAHUN 2001-2004

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BUPATI SLEMAN,

Menimbang : a. bahwa dalam rangka meningkatkan pelaksanaan

pemerintahan dan pembangunan serta pelayanan

masyarakat yang lebih berdaya guna dan berhasil guna,

perlu disusun program pembangunan daerah;

b. bahwa program pembangunan daerah merupakan pedoman

dan arah dalam penyelenggaraan pemerintahan,

pengelolaan pembangunan, dan pelaksanaan pelayanan

kepada masyarakat;

c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud

dalam huruf a dan huruf b perlu membentuk Peraturan

Daerah tentang Program Pembangunan Daerah Kabupaten

Sleman Tahun 2001-2004.

Mengingat : 1. Undang-undang Nomor 15 Tahun 1950 tentang

Pembentukan Daerah Kabupaten Dalam Lingkungan

Daerah Istimewa Yogyakarta (Berita Negara tanggal 8

Agustus 1959);

2. Undang-undang Nomor 22 Tahun 1999 tentang

Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik

Indonesia Tahun 1999, Nomor 60, Tambahan Lembaran

Negara Republik Indonesia Nomor 3839);

1

3. Undang-undang Nomor 25 Tahun 1999 tentang

Perimbangan Keuangan antara Pemerintah Pusat dan

Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1999,

Nomor 72);

4. Undang-undang Nomor 25 Tahun 2000 tentang Program

Pembangunan Nasional (Propenas) Tahun 2000-2004

(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2000, Nomor

206);

5. Peraturan Pemerintah Nomor 32 Tahun 1950 tentang Mulai

Berlakunya Undang-undang 1950 Nomor 12, 13, 14 dan 15

Dari hal Pembentukan Daerah-daerah Kabupaten di Jawa

Timur/Tengah/Barat, dan Daerah Istimewa Yogyakarta

(Berita Negara tanggal 14 Agustus 1950);

6. Peraturan Daerah Kabupaten Sleman Nomor 11 Tahun

2000 tentang Pola Dasar Pembangunan Daerah Kabupaten

Sleman Tahun 2000-2004 (Lembaran Daerah Kabupaten

Sleman Tahun 200, Nomor 12 Seri D), sebagaimana telah

diubah dengan Peraturan Daerah Kabupaten Sleman

Nomor 5 Tahun 2001 (Lembaran Daerah Kabupaten

Sleman Tahun 2001, Nomor 5 Seri D).

Dengan persetujuan

DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH KABUPATEN SLEMAN,

MEMUTUSKAN:

Menetapkan : PERATURAN DAERAH KABUPATEN SLEMAN TENTANG

PROGRAM PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN SLEMAN

TAHUN 2001-2004.

Pasal 1

Program Pembangunan Daerah tahun 2001-2004 adalah rencana pembangunan

daerah yang berskala lima tahunan, yang memuat visi, misi, tujuan, kebijakan,

strategi program pembangunan, kegiatan daerah, dan indikator kinerja pada aspek

desentralisasi, dekonsentrasi, dan pembantuan, sebagai penjabaran dari Pola Dasar

Pembangunan Daerah dengan mengacu pada Program Pembangunan Nasional.

2

Pasal 2

Program Pembangunan Daerah Kabupaten Sleman Tahun 2001-2004 merupakan

pedoman dan arah bagi penyelenggaraan pemerintah daerah dan seluruh

masyarakat dalam melaksanakan pembangunan daerah.

Pasal 3

Sistematika Program Pembangunan Daerah tahun 2001-2004 disusun sebagai

berikut:

BAB I PENDAHULUAN.

BAB II KONDISI DAERAH, PROYEKSI PERTUMBUHAN, DAN KENDALA.

BAB III VISI, MISI, DAN STRATEGI.

BAB IV PRIORITAS PEMBANGUNAN DAERAH.

BAB V PROGRAM PEMBANGUNAN DAERAH.

BAB VI PENUTUP.

Pasal 4

Program Pembangunan Daerah Kabupaten Sleman Tahun 2001-2004 sebagaimana

tersebut dalam lampiran Peraturan Daerah ini, dan merupakan bagian yang tidak

terpisahkan dari Peraturan Daerah ini.

Pasal 5

Pelaksanaan lebih lanjut Program Pembangunan Daerah Tahun 2001-2004

dijabarkan dalam Rencana Pembangunan Tahunan Daerah (Repetada) yang

memuat APBD.

Pasal 6

Peraturan Daerah ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan.

Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengundangan Peraturan Daerah

ini dalam lembaran Daerah Kabupaten Sleman.

Ditetapkan di Sleman.

Pada tanggal 24 November 2001.

BUPATI SLEMAN,

Cap/ttd

IBNU SUBIYANTO

3

Disetujui dengan Keputusan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kabupaten Sleman:

Nomor : 14/K.DPRD/2001

Tanggal : 24 November 2001

Tentang : Persetujuan Penetapan Peraturan Daerah Kabupaten Sleman tentang

Program Pembangunan Daerah Kabupaten Sleman Tahun 2001-2004.

Diundangkan di Sleman.

Pada tanggal 3 Desember 2001

SEKRETARIS DAERAH

KABUPATEN SLEMAN,

Cap/ttd

SUTRISNO

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN SLEMAN TAHUN 2001 NOMOR 7 SERI D

4

LAMPIRAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN SLEMANNOMOR 20 TAHUN 2001

TENTANG PROGRAM PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN SLEMAN

TAHUN 2001-2004

DAFTAR ISI

Halaman

BAB. I. PENDAHULUAN …………………………………………………………. 8

A. UMUM ………………………………………………………………… 8

B. MAKSUD DAN TUJUAN ………….…………………………………. 9

C. LANDASAN …………………………………..……………………… 9

D. SISTEMATIKA ……………..………………………………………… 10

BAB. II. KONDISI DAERAH, PROYEKSI PERTUMBUHAN DAN KENDALA .. 10

A. KONDISI DAERAH ………….……………………………………. 10

B. PROYEKSI PERTUMBUHAN ………………………………………. 29

C. KENDALA ………………………………………………………. 32

BAB. III. VISI, MISI DAN STRATEGI ……………………………………………… 34

A. VISI ………………………………………………………………………. 34

B. MISI ……………………………………………………………………… 35

C. STRATEGI ……………………………………………………………… 36

BAB. IV. PRIORITAS PEMBANGUNAN DAERAH .……………………………… 37

A. MEWUJUDKAN PEMERINTAHAN DAERAH YANG BAIK ……….. 37

B. MENINGKATKAN KEGIATAN EKONOMI DAERAH ……………… 38

C. MENINGKATKAN KESEJAHTERAAN RAKYAT..…………………. 39

D. MENINGKATKAN KAPASITAS PENGEMBANGAN POTENSI WILAYAH .……………………………………………………………… 40

BAB. V. PROGRAM PEMBANGUNAN DAERAH ………………………………. 41

A. MEWUJUDKAN PEMERINTAHAN DAERAH YANG BAIK ………. 42

5

1. HUKUM …………………………………………………………….. 42

2. POLITIK ……………………………………………………………. 45

3. PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN DAERAH…………. 47

4. KOMUNIKASI, INFORMASI DAN MEDIA MASSA…………….. 53

5. KETENTRAMAN DAN KETERTIBAN……………….. ………… 56

B. MENINGKATKAN KEGIATAN EKONOMI DAERAH …………….. 58

1. INDUSTRI ………………………………………………………….. 58

2. PERTANIAN DAN KEHUTANAN ……………………………….. 62

3. SUMBERDAYA AIR DAN IRIGASI …………………………….. 69

4. PERTAMBANGAN DAN ENERGI………………………………. 71

5. TRANSPORTASI……………………………….. ……………….. 75

6. PERDAGANGAN…………………………………………….……. 76

7. PENGEMBANGAN USAHA DAN KEUANGAN DAERAH …… 79

8. KOPERASI………………………. ……………………………….. 80

9. PENGEMBANGAN INVESTASI …………………………………. 82

10. PARIWISATA…………………………………………. …………… 84 11. POS DAN TELEKOMUNIKASI……………………………………. 86

12. KEDIRGANTARAAN……………………….……………………… 88

C. MENINGKATAN KESEJAHTERAAN RAKYAT …………………… 89

1. AGAMA ……………………………………………………………... 90

2. PENDIDIKAN………………………………………………………. 92

3. KESEHATAN DAN KESEJAHTERAAN SOSIAL….…………… 96

4. KEBUDAYAAN……………. …………………………………….. 102

5. KEPENDUDUKAN DAN KB…….……………………………… 106

6. PEMUDA DAN OLAH RAGA…………………………………… 109

7. TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI……………………… 111

8. PERANAN PEREMPUAN………………………..……………… 115

9. ILMU PENGETAHUAN DAN TEKNOLOGI…………………….. 117

6

10. LEMBAGA KEMASYARAKATAN.……………………………… 119

D. MENINGKATKAN KAPASITAS PENGEMBANGAN POTENSI 120

WILAYAH

1. PERDESAAN DAN PERKOTAAN……………………………… 121

2. PENATAAN RUANG……………….……………………………… 123

3. PERTANAHAN ………………………..…………………………… 125

4. PERUBAHAN DAN PERMUKIMAN..…………………………… 127

5. WILAYAH PERBATASAN …………………………….………… 130

6. SUMBER DAYA ALAM DAN LINGKUNGAN HIDUP .………… 131

BAB. VI. PENUTUP ………………………………………………………………….. 147

7

BAB IPENDAHULUAN

A. UMUM

Garis-Garis Besar Haluan Negara (GBHN) tahun 1999-2004 memuat konsep

tentang arah penyelenggaraan negara yang menjadi pedoman bagi

penyelenggaraan negara dan seluruh rakyat Indonesia dalam melaksanakan

penyelenggaraan negara dan melakukan langkah-langkah penyelamatan,

pemulihan, pemantapan dan pengembangan pembangunan selama lima tahun

kedepan guna mewujudkan kemajuan di segala bidang. Untuk mewujudkan

kemajuan sesuai arah penyelenggaraan negara sebagaimana amanat GBHN

tersebut dituangkan dalam rencana pembangunan nasional yang bersifat

strategis yaitu Program Pembangunan Nasional (PROPENAS). Selanjutnya

PROPENAS dijabarkan ke dalam Rencana Pembangunan Tahunan (REPETA)

yang memuat Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) .

Kabupaten Sleman yang merupakan bagian wilayah Negara Kesatuan Republik

Indonesia, dalam menyusun rencana pembangunan daerah sebagai bagian

integral dari pembangunan nasional adalah untuk mewujudkan tercapainya

tujuan pembangunan daerah sesuai dengan aspirasi masyarakat di daerah dan

sekaligus untuk memperkuat tercapainya tujuan pembangunan nasional yaitu

terwujudnya masyarakat Indonesia yang sejahtera adil dan makmur dalam

wadah Negara Kesatuan Republik Indonesia.

Pola Dasar Pembangunan Daerah Kabupaten Sleman Tahun 2000 – 2004 yang

merupakan dokumen induk perencanaan dijabarkan lebih lanjut dalam Program

Pembangunan Daerah (PROPEDA) yang pelaksanaannya dijabarkan dalam

Rencana Pembangunan Tahunan Daerah (REPETADA) yang memuat

Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah.

Penyusunan Program Pembangunan Daerah (PROPEDA) Kabupaten Sleman

didasarkan pada kebutuhan, kemampuan, karakteristik dan aspirasi masyarakat,

serta mendasarkan pada kaidah perencanaan pembangunan yang desentralistis

dan demokratis, partisipatif, terbuka dan bertanggungjawab.

Substansi PROPEDA mencakup seluruh dimensi bidang pembangunan, yang

memfokuskan pada isu-isu pokok daerah yang mendasar dan ditangani oleh

Pemerintah Daerah sesuai dengan tugas dan fungsi daerah otonom. Isu-isu

pokok daerah yang penting, mendasar dan mendesak untuk jangka pendek dan

menengah tersebut akan dirumuskan dalam kebijakan dan sasaran program

strategis dan prioritas, oleh karena itu PROPEDA Kabupaten Sleman Tahun

2001 – 2004 adalah rencana pembangunan yang berskala regional yang

8

bersifat makro yang memuat kebijaksanaan dan program-program

pembangunan yang pokok, strategis, prioritas, mendasar dan mendesak untuk

dilaksanakan dalam kurun waktu empat tahun kedepan yang telah menjadi

konsensus dan komitmen bersama antara lembaga eksekutif dan lembaga

legislatif.

B. MAKSUD DAN TUJUAN

PROPEDA merupakan dokumen perencanaan daerah yang menguraikan

pokok-pokok kebijakan dan pokok-pokok program pembangunan daerah yang

strategis, penyusunan PROPEDA dimaksudkan sebagai pedoman dan arah bagi

penyusunan perencanaan dan pengendalian program pembangunan tahunan di

daerah untuk mewujudkan tercapainya tujuan pembangunan daerah sekaligus

dalam rangka mendukung tercapainya tujuan pembangunan nasional, sesuai

dengan batas-batas kewenangan daerah.

Tujuan disusunnya PROPEDA adalah agar pelaksanaan pembangunan di

Kabupaten Sleman dapat lebih terkoordinasi, terpadu dan berkesinambungan

melalui sistem dan mekanisme perencanaan yang saling terkait, integratif dan

sinergik.

C. LANDASAN

Landasan yang digunakan sebagai dasar hukum penyusunan PROPEDA

Kabupaten Sleman Tahun 2001 – 2004, adalah :

1. Landasan Idiil : Pancasila

2. Landasan Konstitusional : UUD 1945

3. Landasan Konsepsi Arah Penyelenggara-

an Negara

: TAP MPR RI No.IV/MPR/1999

tentang GBHN tahun 1999-

2004

4. Landasan Kebijakan Operasional : Program Pembangunan Nasional

(PROPENAS)

5. Landasan Operasional Fungsional :

a. Undang-undang Nomor 15 Tahun 1950 tentang Pembentukan Daerah

Kabupaten dalam Lingkungan Daerah Istimewa Yogyakarta,

b. Undang-undang Nomor 22 Tahun 1999 tentang Pemerintahan Daerah,

c. Undang-undang Nomor 25 Tahun 1999 tentang Perimbangan

Keuangan antara Pemerintah Pusat dan Daerah,

d. Peraturan Pemerintah Nomor 25 Tahun 1999 tentang Kewenangan

Pemerintah dan Kewenangan Propinsi sebagai Daerah Otonom,

9

e. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 9 Tahun 1982 tentang

Pedoman Penyusunan Perencanaan dan Pengendalian Pembangunan

di Daerah,

f. Surat Edaran Menteri Dalam Negeri dan Otonomi Daerah Nomor

050/1240/II/Bangda tanggal 21 Juni 2001 tentang Pedoman

Penyusunan Dokumen Perencanaan Pembangunan Propinsi,

Kabupaten dan Kota,

g. Peraturan Daerah Kabupaten Sleman Nomor 11 Tahun 2000 tentang

Pola Dasar Pembangunan Daerah Kabupaten Sleman Tahun 2000-

2004 sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Daerah Kabupaten

Sleman Nomor 5 Tahun 2001,

h. Peraturan Daerah Kabupaten Sleman Nomor 12 Tahun 2000 tentang

Organisasi Pemerintah Daerah,

D. SISTEMATIKA

PROPEDA Kabupaten Sleman Tahun 2001-2004 disusun menurut sistematika

sebagai berikut :

BAB I PENDAHULUAN

BAB II KONDISI DAERAH, PROYEKSI PERTUMBUHAN DAN KENDALA

BAB III VISI, MISI DAN STRATEGI

BAB IV PRIORITAS PEMBANGUNAN DAERAH

BAB V PROGRAM PEMBANGUNAN DAERAH

BAB VI PENUTUP

BAB IIKONDISI DAERAH, PROYEKSI PERTUMBUHAN DAN KENDALA

A KONDISI DAERAH

1. Geografi

a. Letak WilayahLetak geografis Kabupaten Sleman diantara 107 15’ 03” dan 100 29’ 30”

Bujur Timur, 7 34’ 51” dan 7 47’ 03” Lintang Selatan. Wilayah Kabupaten

Sleman sebelah utara berbatasan dengan Kabupaten Magelang,

Kabupaten Boyolali, Propinsi Jawa Tengah, sebelah timur berbatasan

dengan Kabupaten Klaten, Propinsi Jawa Tengah, sebelah barat

berbatasan dengan Kabupaten Kulon Progo, Propinsi Daerah Istimewa

Yogyakarta dan Kabupaten Magelang, Propinsi Jawa Tengah, dan

10

sebelah selatan berbatasan dengan Kota Yogyakarta, Kabupaten Bantul

dan Kabupaten Gunung Kidul, Propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta.

b. Luas Wilayah

Luas Wilayah Kabupaten Sleman adalah 57.482 Ha atau 574,82 Km2

atau sekitar 18% dari luas Propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta 3.185,80

Km2, dengan jarak terjauh Utara – Selatan 32 Km2, Timur – Barat 35

Km2. Secara administratif terdiri 17 wilayah Kecamatan, 86 Desa, dan

1.212 Dusun.

Tabel 2.1 : Pembagian Wilayah AdministrasiKabupaten Sleman

No Kecamatan Banyaknya Luas (Ha)Desa Dusun

1. Kecamatan Moyudan 4 65 2.762

2. Kecamatan Godean 7 77 2.684

3. Kecamatan Minggir 5 68 2.727

4. Kecamatan Gamping 5 59 2.925

5. Kecamatan Seyegan 5 67 2.663

6. Kecamatan Turi 4 54 4.309

7. Kecamatan Tempel 8 98 3.249

8. Kecamatan Sleman 6 83 3.132

9. Kecamatan Ngaglik 5 87 3.852

10. Kecamatan Mlati 5 74 2.852

11. Kecamatan Depok 3 58 3.555

12. Kecamatan Cangkringan 5 73 4.799

13. Kecamatan Pakem 5 61 4.384

14. Kecamatan Ngemplak 5 82 3.571

15. Kecamatan Kalasan 4 80 3.584

16. Kecamatan Berbah 4 58 2.299

17. Kecamatan Prambanan 6 68 4.135

Jumlah 86 1.212 57.482

Sumber : BPS Kab. Sleman

c. Topografi, Klimatologi dan Tata Guna Tanah

1) Topografi

Kabupaten Sleman keadaan tanahnya dibagian selatan relatif datar

kecuali daerah perbukitan dibagian tenggara Kecamatan Prambanan

dan sebagian di Kecamatan Gamping. Makin ke utara relatif miring

11

dan dibagian utara sekitar Lereng Merapi relatif terjal serta terdapat

sekitar 100 sumber mata air, yang airnya mengalir ke sungai – sungai

utama yaitu sungai Boyong, Kuning, Gendol dan Krasak. Disamping

itu terdapat anak-anak sungai yang mengalir ke arah selatan dan

bermuara di Samudera Indonesia.

Ketinggian wilayah Kabupaten Sleman berkisar antara < 100 sd

>1000 m dari permukaan laut. Ketinggian tanahnya dapat dibagi

menjadi empat kelas yaitu ketinggian < 100 m, 100 – 499 m, 500 –

999 m dan > 1000 m dari permukaan laut. Ketinggian < 100 m dari

permukaan laut seluas 6.203 ha atau 10,79 % dari luas wilayah

terdapat di Kecamatan Moyudan, Minggir, Godean, Prambanan,

Gamping dan Berbah.

Ketinggian > 100 – 499 m dari permukaan laut seluas 43.246 ha atau

75,32 % dari luas wilayah, terdapat di 17 Kecamatan. Ketinggian >

500 – 999 m dari permukaan laut meliputi luas 6.538 ha atau 11,38 %

dari luas wilayah, meliputi Kecamatan Tempel, Turi, Pakem dan

Cangkringan. Ketinggian > 1000 m dari permukaan laut seluas 1.495

ha atau 2,60 % dari luas wilayah meliputi Kecamatan Turi, Pakem,

dan Cangkringan.

Tabel 2.2 : Ketinggian Wilayah Kabupaten Sleman

NO KECAMATAN < 100 M >100 – 499 M 500 – 999 M

> 1000 M JUMLAH (Ha)

1. Moyudan 2.407 355 - - 2.762

2. Minggir 357 2.370 - - 2.727

3. Godean 209 2.475 - - 2.684

4. Seyegan - 2.663 - - 2.633

5. Tempel - 3.172 77 - 3.249

6. Gamping 1.348 1.577 - - 2.925

7. Mlati - 2.852 - - 2.852

8. Sleman - 3.132 - - 3.132

9. Turi - 2.076 2.155 78 4.039

10. Pakem - 1.664 1.498 1.222 4.384

11. Ngaglik - 3.852 - - 3.852

12. Depok - 3.555 - - 3.555

13. Kalasan - 3.584 - - 3.584

14. Berbah 1.447 852 - - 2.299

15. Prambanan 435 3.700 - - 4.135

NO KECAMATAN < 100 M >100 – 499 M 500 – > 1000 M JUMLAH

12

999 M (Ha)

16. Ngemplak - 3.571 - - 3.571

17. Cangkringan - 1.796 2.808 195 4.799

Jumlah 6.203 43.246 6.538 1.495 57.482

Prosentase 10,79 75,32 11,38 2,60 100

Sumber :Badan Pertanahan Daerah

2) Klimatologi

Kondisi iklim di sebagian besar wilayah Kabupaten Sleman termasuk

tropis basah dengan curah hujan rata-rata 2.581 mm/tahun,

sedangkan jumlah hari hujan berkisar antara 90 sampai dengan 189

milimeter. Hal ini menunjukkan bahwa iklim di wilayah Kabupaten

Sleman pada umumnya cocok untuk pengembangan sektor pertanian

karena di dukung oleh kondisi agrokilmat yang ada. Kondisi iklim

selang lima tahun terakhir dapat dilihat pada tabel berikut :

Tabel 2.3 : CURAH HUJAN WILAYAH KABUPATEN SLEMAN

TAHUN 1996 – 2000

No Kecamatan Tinggi

Tempat

1996 1997 1998 1999 2000

HH Mm HH Mm HH Mm HH Mm HH Mm

1 Sleman 204 150 2.493 85 1.376 194 3.573 165 2.717 146 2.748

2 Mlati 162 98 2.799 58 1.338 147 3.359 123 2.729 116 2.106

3 Gamping 100 90 2.060 60 1.234 105 2.301 90 2.273 90 2.201

4 Godean 112 116 2.460 59 1.431 127 2.912 95 2.320 97 2.705

5 Moyudan 96 91 1.877 61 927 136 2.801 100 1.998 124 1.991

6 Seyegan 163 83 1.350 36 785 R R R R R R

7 Minggir 138 121 1.927 69 1.199 142 2.983 117 2.246 126 2.388

8 Tempel 325 110 2.411 65 1.599 164 4.045 115 2.816 109 2.825

9 Turi 425 108 2.691 67 1.763 153 4.640 94 2.872 105 3.071

10 Pakem 687 159 3.805 100 2.431 199 4.938 89 1.845 117 2.962

11 Cangkringan 408 101 2.128 76 1.316 161 3.510 130 2.612 144 3.158

12 Ngemplak 275 86 2.031 62 1.104 111 3.008 103 2.801 135 2.986

13 Ngaglik 230 117 3.136 57 1.356 136 3.234 111 2.544 114 2.632

14 Depok 130 105 2.164 52 1.194 111 2.993 126 2.483 133 2.570

15 Kalasan 125 89 1.683 63 1.159 103 1.925 13 2.279 94 1.657

Tinggi 1996 1997 1998 1999 2000

13

No Kecamatan Tempat HH Mm HH Mm HH Mm HH Mm HH Mm

16 Berbah 100 124 2.105 81 1.196 145 2.913 118 3.101 133 3.091

17 Prambanan 149 96 1.693 74 1.296 140 2.663 115 2.349 189 2.205

Jumlah 1.844 38.813 1.125 22.704 2.274 51.798 1.804 39.985 1.972 41.296

Rata-rata 108 2.283 66 1.336 142 3.237 113 2.499 123 2.581

Keterangan : R = Rusak, mm = milimeter, HH = Hari Hujan

Kelembaban nisbi udara pada tahun 2000 terendah pada bulan Agustus

sebesar 74% dan tertinggi pada bulan Maret dan November masing-

masing 87%. Kondisi kelembaban nisbi udara ini juga mendorong

budidaya tanaman sayuran dan tanaman hias utamanya di wilayah

Kecamatan Turi, Pakem dan Cangkringan.

Tabel 2.4 : Kelembaban Nisbi Udara

Wilayah Kabupaten Sleman Tahun 2000

No Bulan Maksimum

(%)

Minimum (%) Rata-rata

(%)

1

2

3

4

5

6

7

8

9

10

11

12

Januari

Februari

Maret

April

Mei

Juni

Juli

Agustus

September

Oktober

Nopember

Desember

97

97

97

98

97

97

98

95

95

97

99

97

47

57

57

63

64

52

38

31

29

31

54

56

85

85

87

85

81

80

75

74

76

80

87

82

Sumber data : Lanud Adi Sucipto

3) Tata Guna Tanah

14

Hampir setengah dari luas wilayah merupakan tanah pertanian yang

subur dengan didukung irigasi teknis dibagian barat dan selatan.

Proporsi penggunaan lahan pada tahun 2000 meliputi sawah 23.483

ha, tegalan 6.407 ha, pekarangan 18.759 ha, dan lain-lain yang terdiri

antara lain hutan alam dan hutan rakyat 8.833 ha.

Perkembangan penggunaan lahan selama lima tahun terakhir

menunjukkan jenis tanah sawah turun rata-rata per tahun sebesar

0,96 %, tegalan naik 0,82 %, pekarangan naik 0,31 %, dan lain-lain

turun 1,57 %.

Tabel 2.5 : Tata Guna Tanah di Kabupaten Sleman

NoJenis Tanah

Luas (Ha)

1995 1996 1997 1998 1999 2000

1. Sawah 24.662 24.586 24.381 24.321 24.291 23.483

2. Tegalan 6.184 6.214 6.255 6.256 5.864 6.407

3. Pekarang

an

18.461 18.488 18.609 18.659 18.688 18.759

4. Lain-lain * 8.175 8.194 8.237 8.246 8.639 8.833

Jumlah 57.482 57.482 57.482 57.482 57.482 57.482 Sumber : Sub.Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Hortikultura.

* terdiri dari hutan rakyat, hutan negara, kolam/empang/tebat, tanah

kuburan, jalan, dan lapangan.

2. Sumber Daya Alam

a. AirPotensi sumber daya air meliputi mata air yang tersebar di lereng kaki

gunung Merapi, air sungai yang berhulu di Gunung Mera3pi dan air tanah

dalam maupun air tanah dangkal yang tersebar di lereng kaki Gunung

Merapi. Kandungan air bawah tanah yang cukup melimpah, yang sifatnya

dinamis sebanding dengan jumlah suplai air pada musim penghujan.

Hingga akhir tahun 2000 cadangan air bawah tanah mencapai

4.919.501.400 m3, sementara pemakaian air bawah tanah sebanyak

44.851.113 m3 dengan alokasi rata-rata per tahun untuk pemakaian

domestik sebanyak 28.326.579 m3, non domestik sebanyak 10.382.900

m3 dan irigasi sebanyak 6.141.634 m3.

15

b. Bahan Galian Gol C

Potensi galian golongan C meliputi pasir sebanyak 1.139.500 m3,

batu/kerikil sebanyak 341.850 m3, andesit sebanyak 942.000 m3, tanah

liat sebanyak 23.137.000 m3, dan kapur 1.467.000 m3.

Produksi bahan galian golongan C pada tahun anggaran 2.000 meliputi

pasir sebanyak 140.400 m3, sirtu/kerikil sebanyak 43.000 m3, andesit

sebanyak 1.505 m3, tanah liat sebanyak 2.400 m3.

c. Flora dan Fauna

Potensi aneka ragam flora dan fauna merupakan potensi alam yang

cukup untuk memberikan daya tarik dan minat bagi wisatawan. Jenis flora

meliputi pohon-pohonan sebanyak 31 jenis pohon dan 21 jenis tanaman

obat serta hutan negara seluas 1.728,38 ha yang meliputi hutan lindung

1.446,13 ha, taman wisata 137,5 ha, cagar alam 164,75 ha dan hutan

rakyat seluas 3.255 ha. Fauna yang ada berupa satwa liar (binatang

yang hidup dialam bebas tanpa adanya campur tangan manusia),. satwa

liar yang masih banyak ditemukan di hutan wisata adalah berbagai jenis

burung Aves (24 spesies), jenis hewan mamalia 1 spesies yaitu monyet

ekor panjang dan hijau, jenis ikan (pisces) 5 spesies, jenis reptil 25

spesies, dan binatang buas berupa harimau. Flora dan fauna yang

menjadi identitas Kabupaten Sleman adalah salak pondoh, merupakan

flora atau tanaman identitas yang spesifik, dan burung punglor,

merupakan burung liar yang memiliki habitat di kebun salak pondoh.

3. Karakteristik wilayah

a. Berdasarkan karakteristik sumberdaya yang ada, wilayah Kabupaten

Sleman terbagi menjadi 4 wilayah, yaitu :

1) Kawasan lereng Gunung Merapi, dimulai dari jalan yang

menghubungkan kota Tempel, Pakem dan Cangkringan (ringbelt)

sampai dengan puncak gunung Merapi. Wilayah ini merupakan

sumber daya air dan ekowisata yang berorientasi pada kegiatan

gunung Merapi dan ekosistemnya,

2) Kawasan Timur meliputi Kecamatan Prambanan, sebagian

Kecamatan Kalasan dan Kecamatan Berbah. Wilayah ini merupakan

tempat peninggalan purbakala (candi) yang merupakan pusat wisata

budaya dan daerah lahan kering serta sumber bahan batu putih,

16

3) Wilayah Tengah yaitu wilayah aglomerasi kota Yogyakarta yang

meliputi Kecamatan Mlati, Sleman, Ngaglik, Ngemplak, Depok dan

Gamping. Wilayah ini merupakan pusat pendidikan, perdagangan dan

jasa,

4) Wilayah Barat meliputi Kecamatan Godean, Minggir, Seyegan dan

Moyudan merupakan daerah pertanian lahan basah yang tersedia

cukup air dan sumber bahan baku kegiatan industri kerajinan

mendong, bambu serta gerabah.

b. Berdasar jalur lintas antar daerah, kondisi wilayah Kabupaten Sleman

dilewati jalur jalan negara yang merupakan jalur ekonomi yang

menghubungkan Sleman dengan kota pelabuhan (Semarang, Surabaya,

Jakarta). Jalur ini melewati wilayah Kecamatan Prambanan, Kalasan,

Depok, Mlati, Tempel dan Gamping. Selain itu, wilayah Kecamatan

Depok, Mlati dan Gamping juga dilalui jalan lingkar yang merupakan jalan

arteri primer, kecamatan tersebut merupakan wilayah yang cepat

berkembang, yaitu dari pertanian menjadi industri, perdagangan dan jasa.

c. Berdasarkan pusat-pusat pertumbuhan, wilayah Kabupaten Sleman

merupakan wilayah hulu kota Yogyakarta. Berdasar letak kota dan

mobilitas kegiatan masyarakat, dapat dibedakan fungsi kota sebagai

berikut :

1) Wilayah aglomerasi (perkembangan kota dalam kawasan tertentu)

merupakan perkembangan kota Yogyakarta, maka kota-kota yang

berbatasan dengan kota Yogyakarta yaitu Kecamatan Depok,

Gamping serta sebagian wilayah Kecamatan Ngaglik dan Mlati

merupakan wilayah aglomerasi kota Yogyakarta.

2) Wilayah sub urban (wilayah perbatasan antar desa dan kota) meliputi

kota Kecamatan Godean, Sleman, dan Ngaglik terletak agak jauh dari

kota Yogyakarta dan berkembang menjadi tujuan kegiatan

masyarakat di wilayah Kecamatan sekitarnya, sehingga menjadi pusat

pertumbuhan.

3) Wilayah fungsi khusus/ wilayah penyangga (buffer zone) meliputi

Kecamatan Tempel, Pakem dan Prambanan yang merupakan pusat

pertumbuhan bagi wilayah sekitarnya.

17

4. Perekonomian

a. Produk Domestik Regional Bruto (PDRB)

Tabel 2.6 Produk Domestik Regional Bruto (PDRB)

(milyar)

NO PDRB 1996 1997 1998 1999 2000

1. Hrg. Berlaku 1.842,510 2.088,095 2.688,105 3.170,857 3.560,985

2. Hrg. Konstan 1.445,704 1.496,861 1.377,233 1.403,780 1.451,772

Sumber : BPS Kab. Sleman

PDRB atas harga berlaku selama lima tahun terakhir mengalami

kenaikan rata-rata per tahun 18,07 % yaitu dari 1.842,510 milyar menjadi

3.560,985 milyar sedangkan PDRB atas dasar harga konstan mengalami

kenaikan rata-rata per tahun 0,22 % yaitu dari 1.445,704 milyar menjadi

1.451,772 milyar.

b.Struktur Perekonomian Daerah

Tabel 2.7 Struktur Perekonomian Daerah

NOKELOMPOK

SEKTOR

KONTRIBUSI TERHADAP PDRB

1996 1997 1998 1999 2000

1. PRIMER 17,19 18,05 18,08 19,19 14,62

a. Pertanian 16,64 17,57 17,67 18,77 14,18

b. Pertambangan& Penggalian 0,55 0,48 0,41 0,42 0,44

2. SEKUNDER 29,79 28,33 25,42 24,39 27,23

a. Industri Pengolahan 17,61 16,62 15,15 14,84 16,15

b.Listrik,Gas & air Bersih 0,62 0,62 0,90 0,78 0,71

c. Bangunan 11,56 11,09 9,37 8,80 10,37

3. TERSIER 53,02 53,62 56,50 56,42 58,18

a. Perdag, Hotel & Restoran 16,39 17,00 19,31 19,61 18,37

b. Pengangkutan dan Komu-

nikasi

9,55 9,74 9,61 8,99 10,75

c. Keu,Persewaan dan Jasa

Perusahaan.

10,70 10,50 10,71 10,46 11,58

d. Jasa-jasa 16,38 16,38 16,87 17,36 17,45

JUMLAH 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00

Sumber : BPS Kab. Sleman

18

Prosentase kontribusi sektor-sektor dalam PDRB Kab. Sleman tahun

1995 dan 2000 atas dasar harga berlaku selama lima tahun terakhir

cukup seimbang artinya semakin bergeser ke sektor tersier.

c. Pertumbuhan Ekonomi

Tabel 2.8 : Pertumbuhan Ekonomi

NOSEKTOR

LAPANGAN USAHAPERTUMBUHAN

1996 1997 1998 1999 2000

1. PERTANIAN 6,78 3,78 -20,37 3,57 9,58

2.. PERTAMBANGAN 2,66 -2,99 -18,51 3,29 4,59

3. INDUSTRI 9,80 -1,27 -4,92 1,22, 5,08

4. LISTRIK/GAS/AIR 20,24 4,13 23,11 1,58 4,63

5. KONSTRUKSI 9,66 3,97 -20,27 2,32 2,13

6. PERDAGANGAN 8,69 6,75 -0,07 2,06 4,37

7. ANGKUTAN 7,60 5,75 -4,95 0,87 2,81

8. KEUANGAN 7,25 2,69 -2,39 1,37 5,72

9. JASA 7,69 3,99 -5,34 2,01 2,42

PDRB 8,25 3,54 -7,99 1,93 3,35

Sumber : BPS Kab. Sleman

Selama lima tahun pertumbuhan ekonomi mengalami pasang surut,

pada tahun 1996 tumbuh 8,25 %, kemudian turun menjadi 3,54 % pada

tahun 1997, karena munculnya krisis moneter dan krisis ekonomi, bahkan

pada tahun 1998 terjadi pertumbuhan minus sebesar 7,29 % dan pada

tahun 1999 mulai tumbuh lagi meskipun hanya 1,93 % dan pada tahun

2000 meningkat menjadi 3,35 %.

d. PDRB PerkapitaTabel 2.9 : PDRB Perkapita

NO PDRB 1996 1997 1998 1999 2000

1. Hrg. Berlaku 2.251.852 2.506.058 3.168.351 3.671,843 3.954.422

2. Hrg. Konstan 1.766.889 1.796.480 1.623.284 1.625.573 1.612.172

Sumber : BPS Kab. Sleman

PDRB perkapita menurut harga berlaku selama lima tahun meningkat

rata-rata per tahun 15,12 % yaitu dari Rp2.251.852 pada tahun 1996

menjadi Rp3.954.442 pada tahun 2000. PDRB perkapita menurut harga

19

konstan turun rata-rata per tahun 1,75 % yatu dari Rp 1.766.889 pada

tahun 1996 menjadi Rp 1.612.172 pada tahun 2000.

e. Investasi Dunia Usaha

Potensi yang mendukung bagi investasi dunia usaha di Kabupaten

Sleman adalah komoditas hasil pertanian, peternakan, perkebunan,

perikanan dan pariwisata meliputi wisata alam, wisata candi, museum,

wisata olahraga, wisata pendidikan dan wisata budaya, dan wisata agro.

Disamping itu juga industri yang meliputi industri pengemasan, industri

pengolahan, dan industri pengolahan bahan galian golongan C.

Pada tahun 2000 penanaman modal di Kabupaten Sleman meliputi

investasi PMDN sebanyak 40 unit usaha, yaitu 4 unit usaha pada bidang

usaha sektor primer dengan nilai investasi Rp16.731.410.000 dengan

jumlah tenaga kerja 801 orang, 8 unit usaha pada bidang usaha sektor

sekunder dengan nilai investasi Rp214.946.990.765 dengan jumlah

tenaga kerja 3.991 orang, 28 unit usaha pada bidang usaha sektor tersier

dengan nilai investasi Rp851.770.112.456 dengan jumlah tenaga kerja

5.624 orang, investasi PMA sebanyak 4 unit usaha, yaitu 1 unit usaha

pada bidang usaha sektor sekunder dengan nilai investasi US $ 50.000

dengan jumlah tenaga kerja 126 orang, 3 unit usaha pada bidang usaha

sektor tersier dengan nilai investasi US $ 529.000 dengan jumlah tenaga

kerja 92 orang, investasi non fasilitas/non PMDN PMA sebanyak 752 unit

usaha, yaitu 10 unit usaha pada bidang usaha sektor primer dengan nilai

investasi Rp415.000.000 dengan jumlah tenaga kerja 54 orang, 74 unit

usaha pada bidang usaha sektor sekunder dengan nilai investasi

Rp3.918.000.000 dengan jumlah tenaga kerja 2.392 orang, 668 unit

usaha pada bidang usaha sektor tersier dengan nilai investasi

Rp161.298.000.000 dengan jumlah tenaga kerja 5.455 orang.

f. Prasarana dan Sarana Ekonomi

1) Sarana jalan di wilayah Kabupaten Sleman meliputi : jalan negara

sepanjang 60,98 km dengan kondisi baik, jalan propinsi sepanjang

139,69 km dengan kondisi baik, jalan kabupaten sepanjang 1.085,65

km, yang terdiri dari jalan beraspal sepanjang 698,24 km, dan jalan

tanah/krikil sepanjang 333,32 km, serta jalan desa sepanjang

2.764,13 km.

20

Jembatan sebanyak 453 buah, dengan kondisi baik 188 buah, sedang

154 buah dan rusak berat 111 buah. Sarana irigasi terdiri atas

bendung sebanyak 1.043 buah, embung sebanyak 2 buah, saluran

pembawa sepanjang 299,80 km, saluran pembuang sepanjang 4.662

km, bangunan pelengkap sebanyak 3.430 buah, dan tanggul banjir

sepanjang 6,5 km.

2) Sarana Jaringan Listrik

Sebagian besar ruas jalan Kabupaten dan ruas jalan desa sudah

dilengkapi dengan lampu penerangan jalan umum, yang sampai saat

ini jumlah LPJU yang berijin dan biaya beban daya listriknya menjadi

tanggung jawab Pemerintah daerah sebanyak 4.172 buah yang terdiri

2.635 buah LPJU yang dipasang oleh Pemerintah daerah dan 1.437

buah dipasang oleh swadaya masyarakat.

Jaringan listrik terdiri dari kapasitas GI (MVA) 196, 954.897 JTM

(Kms), dan 1.653.869 JTR (Kms), daya tersambung (KVA) 143.790.

Jaringan listrik telah menjangkau keseluruh 86 Desa yang ada dan

1.212 Dusun.

3) Sarana Pos dan Telekomunikasi

Sarana pelayanan pos dan telekomunikasi terdiri dari Kantor Pos dan

Giro sebanyak 25 buah, jaringan telepon sebanyak 25.909 SST,

warung telekomunikasi sebanyak 354 buah, dan sarana telpon

koin/kartu sebanyak 140 buah.

4) Sarana Perdagangan

Sarana perdagangan, berupa pasar desa sebanyak 22, dengan daya

tampung 1.679, ditempati oleh 2.098 pedagang, dan dilengkapi

dengan sarana kios sebanyak 222 kios. Pasar kabupaten terdiri atas

pasar tipe A sebanyak - buah, pasar tipe B sebanyak 22, pasar tipe C

sebanyak 17, dan pasar tipe D sebanyak 8. Daya tampung pasar

kabupaten sebanyak 6.621 pedagang dihuni oleh 9.803 pedagang

dengan jumlah kios sebanyak 857 kios dan 415 los, pasar hewan 4

buah. Sarana perdagangan lain yang berupa toko swalayan/grosir

sebanyak 2 buah, terdapat di 2 kecamatan, dan SPBU sebanyak 13

buah tersebar di 8 kecamatan.

21

5) Koperasi

Jumlah koperasi ada 481 buah terdiri 5 jenis koperasi yaitu koperasi

konsumsi, koperasi produksi, koperasi kredit/simpan pinjam, koperasi

jasa dan koperasi serba usaha. Keanggotaan koperasi berjumlah

197.062 orang dengan simpanan senilai Rp26.979.492.000, sedang

modal koperasi terdiri modal sendiri Rp23.175.249.000. Sehingga

asset kekayaan koperasi ada Rp62.228.762.000. Koperasi tersebut

tersebar pada 17 Kecamatan, keanggotaan koperasi terdiri dari

petani/masyarakat desa, pegawai negeri, karyawan perusahaan,

TNI/POLRI, mahasiswa, purnawirawan TNI/Polri dan lain-lain.

6) Lembaga Keuangan

Lembaga perbankan yang ada terdiri kantor cabang PT. BNI 1 buah

dengan 5 kantor cabang pembantu, kantor cabang Bank

Pembangunan Daerah 1 buah dengan 4 kantor cabang pembantu

dan 4 kantor kas unit, kantor cabang BRI 1 buah dengan kantor kas

27 unit, kantor cabang Bank Danamon 1 buah, Bank Mandiri 1 buah,

Badan Kredit Desa 22 buah, Badan Usaha Kredit Pedesaan 17 buah,

BPR 32 buah dan BMT 12 buah.

7) Sarana Pendukung Pariwisata

Sarana pendukung pariwisata meliputi hotel berbintang 5 sebanyak 3

buah, hotel berbintang 4 sebanyak 4 buah, hotel berbintang 3

sebanyak 2 buah, hotel berbintang 1 sebanyak 4 buah, hotel melati 1

sebanyak 67 buah, hotel melati 2 sebanyak 13 buah, hotel melati 3

sebanyak 3 buah dan pondok wisata sebanyak 114 buah.

Kapasitas dari hotel berbintang sebanyak 1.778 kamar, hotel non

bintang 1.308 kamar dan pondok wisata 566 kamar.

Restoran tipe Talam Gangsa sebanyak 7 buah dan Talam Seloka ada

5 buah. Rumah Makan kelas A sebanyak 7 buah, kelas B sebanyak

42 buah dan kelas C sebanyak 54 buah.

Sarana penunjang pariwisata lainnya tersedia 21 biro perjalanan, 18

cabang biro perjalanan dan 3 agen perjalanan wisata. Untuk Sarana

transportasi tersedia sebanyak 535 bus, angkudes 176 buah, dan

taksi 75 buah.

8) Potensi Industri

Industri Kecil dan kerajinan yang mengolah hasil pertanian dan

kehutanan antara lain emping mlinjo, kecap, tempe/tahu, anyaman

22

bambu, mebel bambu/kayu dan kerajinan kayu dan lain-lain sebanyak

9.981 unit dengan tenaga kerja 19.184 orang. Industri kecil dan

kerajinan yang menghasilkan produk aneka sebanyak 2.007 unit

dengan penyerapan tenaga kerja 9.225 orang, dan industri kecil

logam, mesin dan kimia sebanyak 4.404 unit dengan tenaga kerja

14.011 orang. Industri kecil dan kerajinan tersebut tersebar di 17

kecamatan.

Industri menengah dan besar dengan produk yang dihasilkan antara

lain tekstil, genteng beton, furniture, garment, percetakan/penerbitan,

sarung tangan kulit, lampu pijar dan lain-lain, mencapai 45 unit

dengan penyerapan tenaga kerja sebanyak 12.760 orang, yang

tersebar di 11 Kecamatan.

9) Sarana Jaringan Air Bersih

Pemenuhan kebutuhan air minum penduduk dengan menyediakan

jasa pelayanan air minum dari lima kantor cabang PDAM yaitu di

Sleman, Godean, Minomartani, Kalasan, dan Depok, dengan cakupan

untuk 17 kecamatan, dan dengan sambungan rumah sebanyak

15.966 buah untuk 98.395 jiwa.

5. Sosial budaya

a. Kependudukan

Penduduk Kabupaten Sleman pada tahun 1990 sebanyak 754.750 jiwa

dan tahun 2000 meningkat menjadi 850.176 jiwa dengan pertumbuhan

penduduk sebesar 1,43 %, dan angka kepadatan penduduk 1.479

jiwa/km2 .

Angka ratio jenis kelamin penduduk tahun 2000 sebesar 97,71 yang

berarti setiap 100 perempuan terdapat sekitar 97 laki-laki. Angka beban

tanggungan tahun 2000 sebesar 43,60 yang berarti setiap 100 penduduk

usia produktif menanggung 43,60 penduduk non usia produktif.

Migrasi penduduk antara tahun 1990 – 2000 menunjukkan nilai migrasi

nettonya adalah positif yaitu masing-masing 300 jiwa dan 4.690 jiwa,

yang berarti migrasi masuk lebih banyak dari pada migrasi keluar.

Pencapaian peserta KB aktif pada tahun 2000 sebesar 97.342 peserta

atau 78,23 % dari jumlah pasangan usia subur 124.434 peserta, dan

pencapaian peserta KB baru sebesar 5.990 peserta.

Kepala keluarga tahun 2000 sebanyak 207.940 KK, dengan kondisi

keluarga pra sejahtera sebanyak 16.998 KK, keluarga sejahtera I 51.585

23

KK, Keluarga Sejahtera II 44.283 KK, Keluarga Sejahtera III 59.979 KK,

dan Keluarga Sejahtera III Plus sebanyak 20.926 KK.

b. Kesehatan

Pada tahun 2000 keadaan derajat kesehatan penduduk cukup baik, hal

ini dapat dilihat dari indikator angka kematian bayi 11,25 permil, angka

kematian balita 0,32 permil, angka kematian ibu melahirkan 84,6 per

100.000 kelahiran hidup dan rata-rata usia harapan hidup penduduk

Kabupaten Sleman untuk laki-laki 71 tahun dan perempuan 72 tahun,

status gizi balita menunjukkan status gizi baik sebesar 85,92 %, status

gizi sedang 16,34 %, status gizi kurang 11,97 % dan status gizi buruk

0,91 % dan masyarakat yang bergizi lebih 1,70 %, angka kecukupan gizi

meliputi protein 49,72 gr % dan energi 1857,37 KKL dari target 2.150 KKL

Sarana kesehatan terdiri RSU Pemerintah sebanyak 3 buah, RSU swasta

4 buah, RS khusus 2 buah, RS kebidanan 2 buah, RS jiwa 1 buah,

Apotek 51 buah, Puskesmas 33 buah, Puskesmas dengan tempat

perawatan 4 buah, Puskesmas Pembantu 66 buah, Puskesmas keliling

31 buah. Ketersediaan berbagai sarana dan tenaga kesehatan cukup

memadai yaitu jumlah Puskesmas untuk per 100.000 penduduk sebanyak

3,5, jumlah dokter per Puskesmas sebanyak 2,2 dan jumlah dokter per

100.000 penduduk sebesar 27,3. Sadangkan angka rasio tenaga

medis/sarana kesehatan terhadap penduduk menunjukkan satu dokter :

24.250 jiwa, satu para medis/bidan : 1.780 jiwa, dan satu Puskesmas

40.086 jiwa.

c. Kesejahteraan Sosial

Tempat Penitipan Anak sebanyak 10 tempat penitipan anak, dengan

jumlah anak yang ditampung 178 anak. Panti Asuhan sebanyak 23 panti

terdiri dari : yatim piatu 12 panti asuhan, dengan jumlah anak asuh 480

orang, cacat mental 3 panti asuhan dengan jumlah siswa 145 anak, bisu

tuli 1 panti asuhan dengan jumlah siswa 70 anak, cacat 3 panti asuhan

dengan jumlah siswa 161 anak, cacat ganda 1 panti asuhan dengan

jumlah siswa 15 anak, bayi terlantar 1 panti asuhan dengan jumlah 28

anak, dan panti wreda/jompo 1 panti asuhan dengan jumlah 99 orang,

anak dan orang terlantar 1 panti asuhan dengan jumlah 84 orang.

d. Pendidikan

Pada tahun 2000 jumlah sekolah TK 441 buah; SD/MI 555 buah dengan

jumlah ruang kelas 3.792 ruang, jumlah guru 4.760 orang, jumlah siswa

24

77.295 anak. Angka Partisipasi Kasar (APK) 114,46 %, angka partisipasi

murni (APM) 94,53 %. Rasio siswa dengan sekolah 139 anak, rasio siswa

dengan kelas 20 anak, rasio siswa dengan guru 16 anak, rasio SD

dengan SLTP 4,24, dan rata-rata NEM lulusan SD 6,66. Kondisi ruang

kelas yang baik sebanyak 44,9 %, dan sekolah yang memiliki

perpustakaan sebanyak 53,01 %, memiliki lapangan olah raga sebanyak

60,11 % dan memiliki UKS sebanyak 84,47 %.

Pada tahun 2000 jumlah sekolah tingkat SLTP + MTs sebanyak 130

buah, jumlah ruang kelas 1.270 kelas, jumlah guru 3.401 orang dan

jumlah siswa 37.946 anak. Angka partisipasi Kasar (APK) 92,2 %, angka

partisipasi murni (APM) 65,16 %., Rasio siswa dengan sekolah 292 anak,

rasio siswa dengan kelas 36 anak, rasio siswa dengan guru 11 anak,

rasio SLTP dengan SMA 1,2; dan rata-rata NEM lulusan SLTP 5,84.

Kondisi ruang kelas dengan kondisi baik sebanyak 94,03 %, ruang kelas

kondisi sedang sebanyak 4,5 %, ruang kelas kondisi kurang baik

sebanyak 1,47 %, sekolah yang memiliki perpustakaan sebanyak 91,73

%, memiliki laboratorium sebanyak 63,91 % dan memiliki UKS sebanyak

87,97 %.

Pada tahun 2000 jumlah sekolah SMU/MA sebanyak 62 buah, jumlah

kelas 557 kelas, jumlah guru 1.884 orang dan jumlah siswa 18.919 siswa.

Angka partisipasi kasar (APK) 34,19 %, angka partisipasi murni (APM)

22,63 %. Rasio siswa dengan sekolah 305 siswa, rasio siswa dengan

kelas 34 siswa, rasio siswa dengan guru 10 siswa. Sedangkan jumlah

SMK Negeri 7 buah, SMK Swasta 41 buah, jumlah kelas 550 kelas,

jumlah guru 1.776 orang dan jumlah siswa 18.750 anak. Angka

Partisipasi Kasar (APK) 64,94 %, angka partisipasi murni (APM) 47,50

%. Rasio siswa denga sekolah 391 anak, rasio siswa dengan kelas 34;

rasio siswa dengan guru 11; dan rata – rata NEM lulusan SLTA 4,72.

Kondisi ruang kelas dengan kondisi baik 95,98 %, kondisi sedang 3,34 %,

kondisi buruk 0,68 %. Sekolah yang memiliki perpustakaan sebanyak

83,33 %, memiliki laboratorium sebanyak 71,43 %, dan memiliki UKS

sebanyak 80,95 %.

Perguruan Tinggi Negeri 7 buah, jumlah dosen 3.596 orang, jumlah

mahasiswa 61.016 mahasiswa, sedangkan jumlah Perguruan Tinggi

Swasta 22 buah, jumlah dosen 7.543 orang, jumlah mahasiswa 65.622

mahasiswa. Keberadaan Perguruan Tinggi Negeri dan Perguruan Tinggi

Swasta ini tersebar di lima kecamatan.

25

Penyelenggaraan pendidikan non formal meliputi Kejar Paket A sebanyak

310 orang, Kejar Paket A setara SD sebanyak 160 orang, Kejar Paket B

setara SLTP kelas I sebanyak 80 orang, Kejar Paket B setara SLTP kelas

II sebanyak 500 orang, Kejar Paket B setara SLTP kelas III ujian

sebanyak 779 orang, kelompok belajar usaha 20 kelompok, magang

sebanyak 100 orang, pusat kegiatan belajar masyarakat (PKBM)

sebanyak 33 kelompok dan LPK 50 buah.

e. Ketenagakerjaan

1) Penduduk Usia Kerja

Tabel 2. 10 Penduduk Usia Kerja

Tahun

Angkatan Kerja

(Orang)

Bukan Angkatan

Kerja

(Orang)

Jumlah

Penduduk Usia

Kerja/Tenaga

Kerja (Orang)

Bekerja Mencari Kerja

1996 375.008 8.892 163.702 547.602

1997 381.991 22.430 166.057 570.478

1998 382.865 19.155 181.162 583.182

1999 432.507 20.681 144.407 597.595

2000 439.644 24.238 191.957 655.839

Sumber data : Kantor BPS Kab.Sleman

Penduduk usia kerja umur 15 – 64 tahun selama lima tahun meningkat

rata –rata 3,95 % yaitu dari 547.602 orang menjadi 655.839 orang.

2) Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK)

Tabel 2.11 Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK)

Tahun Penduduk Usia

Kerja/Tenaga Kerja

(Orang)

Angkatan Kerja

(Orang)

TPAK

(%)

1996 547.602 383.900 70,10

1997 570.478 404.421 70,89

1998 583.182 402.020 68,94

1999 597.595 453.188 75,84

2000 655.839 463.882 70,73

Sumber data : Kantor BPS Kab.Sleman

26

Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK) selama lima tahun terjadi

perubahan yang bervariasi, nilai TPAK dari tahun 1996 mengalami

kenaikan walaupun sangat kecil menjadi 70,89 % pada tahun 1997

atau 1,12 %, pada tahun 1998 turun sebesar 68,94 %, kemudian

naik menjadi 75,84 % pada tahun 1999, dan selanjutnya pada tahun

2000 turun lagi menjadi 70,73 %, yang berarti dari 100 orang tenaga

kerja yang berpartisipasi sebagai angkatan kerja sekitar 71 orang.

3) Angka Beban Tanggungan

Tabel 2.12 Angka Beban Tanggungan

Tahun Jumlah Penduduk (Jiwa)

Angka Beban

Tanggungan

0 – 14 tahun 15 – 64 tahun 65 tahun ke

atas

1996 191.054 547.602 73.627 48,33

1997 184.798 570.478 60.883 43,07

1998 184.061 583.182 75.232 44,46

1999 187.004 597.595 73.426 43,58

2000 158.513 655.839 79.452 36,28

Sumber data : Kantor Statistik Kab.Sleman

Angka beban tanggungan dari tahun 1996 sebesar 48,33 menurun

menjadi 36,28 pada tahun 2000, hal ini berarti bahwa tiap 100 orang

Sleman yang usia produktif ( usia 15 – 64 tahun ) harus menanggung

36 orang.

4) Penduduk yang bekerja menurut lapangan usaha utama.

Jumlah penduduk yang bekerja di berbagai sektor pada tahun 2000 sebanyak

439.644 orang dengan rincian :

NO SEKTOR %

1. Pertanian 27,32

2. Pertambangan 0,24

3. Industri 14,85

4. Listrik/Gas/Air 0,12

5. Konstruksi 9,93

6. Perdagangan 25,05

7. Angkutan 0,32

8. Keuangan 2,34

9. Jasa 19,83

Jumlah 100

Sumber data : BPS Kab.Sleman

27

f. Kesenian dan Kebudayaan

Organisasi kesenian meliputi seni teater terdiri 11 jenis, drama tari terdiri

11 jenis, seni musik diatonis terdiri 12 jenis, seni musik pentatonis 4 jenis,

seni tari tradisionil 11 jenis, jumlah seniman dalang ada 147 orang dan

seniman senirupa 120 orang, dan sanggar seni ada 175 dan jumlah

organisasi kesenian ada 1978. Peninggalan sejarah dan kepurbakalaan

berupa candi ada 22 buah, museum 9 buah dan kegiatan upacara adat 6

jenis kegiatan.

Dalam rangka mengembangkan dan melestarikan kebudayaan telah

dibentuk 8 desa budaya yaitu Minomartani, Sinduarjo, Bangunkerto,

Sendangmulyo, Banyurejo, Argomulyo, Wedomartani, Sambirejo,

Sidomoyo dan Tirtoadi, selain itu juga terdapat 2 desa cagar budaya yaitu

di Desa Ambarketawang Kecamatan Gamping dan Desa Bokoharjo

Kecamatan Prambanan.

6. AgamaKomposisi penduduk menurut agama: agama Islam 91,29 %, Katolik 6,24

%, Kristen 2,28 % , Hindu 0,12 %, dan Budha 0,07 %. Kerukunan

kehidupan intern umat dan antar umat beragama di Kabupaten Sleman

dalam kondisi aman dan terkendali.

Sarana ibadah berupa Masjid 1.639 buah, Mushola 231 buah, Langgar 1.078

buah, Gereja Katolik 40 buah, Kapel 25 buah, Gereja Kristen 16 buah,

Rumah Kebaktian 6 buah, Pura 2 buah dan Wihara 2 buah, pondok

pesantren 60 buah, TKA 17 unit, Taman Pendidikan Al qur’an (TPA) 505

buah, Penyuluh Agama Islam kategori Madya 63 orang, kategori muda 231

orang, Ulama 345 orang, Kotib 1.754 orang, Hafid 57 orang dan hafidzah 69

orang, ustadz dan ustadzah 4.698 orang dan 23.497 santri.

7. PolitikKesadaran masyarakat dalam berpolitik telah diwujudkan dalam kegiatan

pemilihan umum tahun 1999 yang diikuti oleh 48 organisasi peserta

pemilihan umum, dengan jumlah pemilih 531.961. Hasil perolehan suara

pemilu tahun 1999 untuk peserta pemilu sebagai berikut : PPP 29.350 suara,

PDIP 184.794 suara, PAN 96.492 suara, PBB 7.766 suara, PK 11.711 suara,

Golkar 60.338 suara dan PKB 73.950 suara, dan PKP 5.543 suara. 46.670

suara terdistribusi dalam 40 peserta pemilu lainnya dan suara tidak sah

sebanyak 15.347 suara.

Dari hasil Pemilu tahun 1999 tersebut telah dapat mendudukkan wakil –

wakilnya di DPRD dengan rincian PDI.P 15 orang, PAN 8 orang, PKB 6

28

orang, Golkar 5 orang, PPP 3 orang, PK 1 orang, PKP 1 orang, PBB 1 orang

serta TNI/Polri 5 orang.

Lembaga swadaya masyarakat (LSM) sebanyak 27 buah, lembaga sosial

dan lembaga profesi kemasyarakatan sebanyak 91 buah yang telah ikut aktif

dalam proses pembangunan di Kabupaten Sleman.

8. Kelembagaan Pemerintah DaerahBerdasarkan Peraturan Daerah Kabupaten Sleman Nomor 12 Tahun 2000

tentang Organisasi Perangkat Daerah Pemerintah Kabupaten Sleman terdiri

dari: Sekretariat Daerah, Sekretariat DPRD, Dinas Pekerjaan Umum,

Perhubungan dan Pertambangan, Dinas Pertanian dan Kehutanan, Dinas

Perekonomian, Dinas Kesehatan, Dinas Pendidikan dan Kebudayaan, Dinas

Kesejahteraan Masyarakat, Dinas Ketentraman dan Ketertiban, Badan

Perencanaan Pembangunan Daerah, Badan Pengawasan Daerah, Badan

Pengelola Keuangan dan Kekayaan Daerah, Badan Pertanahan Daerah,

Kantor Kepegawaian Daerah, Kantor Data Elektronik, Arsip, dan

Perpustakaan, Kantor Pengendalian Dampak Lingkungan, Kantor

Kecamatan.

Jabatan struktural terdiri atas: 1 orang eselon IIa, 15 eselon IIb, 69 orang

eselon IIIa, 17 orang eselon IIIb, 341 orang eselon IVa.

Pembentukan jabatan koordinator di tingkat Kecamatan disetarakan dengan

eselon V, sedangkan jabatan fungsional yang ada dan telah dijalankan

meliputi guru sebanyak 9.024 orang, arsiparis 15 orang, pustakawan 2

orang, medis/paramedis 783 orang, pamong swadaya masyarakat 20 orang,

dan penyuluh 160 orang.

Pegawai yang masih aktif saat ini sebanyak 14.627 orang dengan rincian

sbb:

a. Pegawai menurut golongan:

Golongan I = 2.194 orang

Golongan II = 9.069 orang

Golongan III = 3.072 orang

Golongan IV = 292 orang

b. Pegawai menurut pendidikan:

SD = 918 orang

SLTP = 798 orang

SLTA = 8.394 orang

D-3 = 3.124 orang

29

S1 = 1.360 orang

S2 = 33 orang

B. PROYEKSI PERTUMBUHANMenggambarkan visi menjadi suatu yang konkrit dan dapat diukur, memerlukan

adanya suatu indikator yang dapat digunakan sebagai acuan pencapaian visi

secara makro yang dilaksanakan dengan berbagai misi. Indikator tersebut

terdiri atas indikator penduduk, indikator ekonomi dan indikator sosial.

Pencapaian indikator makro tidak hanya merupakan kinerja Pemerintah Daerah

Kabupaten Sleman saja, melainkan merupakan kinerja bersama antara

Pemerintah, Pemerintah Propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta, Pemerintah

Kabupaten Sleman, masyarakat dan swasta.

Proyeksi pertumbuhan penduduk, ekonomi dan sosial di Kabupaten Sleman

berdasarkan ke 3 (tiga) indikator tersebut dapat digambarkan sebagai berikut:

1. Pertumbuhan Penduduk

Jumlah penduduk Kabupaten Sleman dari tahun ke tahun terus mengalami

peningkatan. Berdasarkan data registrasi penduduk Kabupaten Sleman

selama 10 tahun terakhir mengalami pertumbuhan rata-rata sebesar 1,43 %

per tahun, yaitu dari tahun 1990 sebesar 754.750 jiwa menjadi 850.176 jiwa

pada tahun 2000, dengan angka kepadatan penduduk 1.479 jiwa per km2.

Berdasarkan data sensus penduduk tahun 2000 jumlah penduduk

Kabupaten Sleman sebanyak 901.337 jiwa dengan laju pertumbuhan

penduduk 1,51 %, dan dengan laju pertumbuhan penduduk konstan (1,43

%/tahun) maka diprediksi jumlah penduduk Kabupaten Sleman pada tahun

2004 sebanyak 956.738 jiwa, dengan kepadatan penduduk 1.665 jiwa/km2.

2. Pertumbuhan Ekonomi

Salah satu data statistik yang digunakan sebagai indikator untuk

menganalisa dan mengevaluasi perkembangan perekonomian suatu daerah

adalah data Produk Domestik Regional Bruto (PDRB). Data PDRB harga

konstan menunjukkan bahwa selama lima tahun (dari tahun1996 sampai

dengan tahun 2000) pertumbuhannya mengalami pasang surut yaitu pada

tahun 1996 pertumbuhannya mencapai 8,25 %, kemudian turun menjadi 3,58

% pada tahun 1997 karena munculnya krisis ekonomi dan moneter di

Indonesia, bahkan pada tahun 1998 mengalami kontraksi pertumbuhan

minus sebesar 7,27 % dan baru menunjukkan gejala kenaikan pada tahun

1999 sebesar 1,93 %, serta 3,35 % pada tahun 2000.

Pertumbuhan terakhir pendapatan per kapita menurut harga berlaku selama

lima tahun meningkat rata-rata 15,12 % per tahun yaitu dari Rp2.251.852

30

pada tahun 1996 menjadi Rp3.954.442 pada tahun 2000. Dengan melihat

laju pertumbuhan ekonomi selama lima tahun terakhir dan berbagai potensi

yang ada, yang mampu mendukung peningkatan pertumbuhan ekonomi di

Kabupaten Sleman selama empat tahun mendatang, maka diprediksikan laju

pertumbuhan ekonomi konstan rata-rata sebesar 5,06 % per tahun yaitu dari

5,82 % pada tahun 2001 menjadi 5,24 pada tahun 2004, sementara laju

investasi konstan diharapkan mengalami penurunan rata-rata per tahun

sebesar 0,21 % dari 5,70 % pada tahun 2001 menjadi 4,87 % pada tahun

2004.

PDRB perkapita rata-rata sebesar 8,10 % per tahun dari Rp4.492.452 pada

tahun 2001 menjadi Rp5.948.731 pada tahun 2004.

3. Pertumbuhan Sosial

Untuk menganalisa dan mengevaluasi pertumbuhan sosial, indikator

utamanya adalah jumlah penduduk miskin, jumlah penduduk bekerja serta

jumlah pengangguran yang ada di Kabupaten Sleman. Berdasarkan data

statistik yang ada jumlah penduduk miskin pada tahun 2000 mencapai

38.309 jiwa atau 4,51 % dari jumlah penduduk Kabupaten Sleman. Dengan

adanya upaya peningkatan PDRB perkapita rata-rata sebesar 8,10 % per

tahun (dari tahun 2001 sampai tahun 2004), maka jumlah penduduk miskin

yang ada diharapkan mengalami penurunan rata-rata sebesar 3,56 % per

tahun dari 36.394 jiwa pada tahun 2001 menjadi 31.203 jiwa pada tahun

2004, jumlah penduduk bekerja di prediksikan mengalami kenaikan rata-rata

sebesar 1,7 % per tahun dari 422.567 orang pada tahun 2001 menjadi

451.058 orang pada tahun 2004. Pengangguran terbuka berdasarkan data

dari BPS diprediksikan akan mengalami peningkatan rata-rata sebesar 4,00

% per tahun dari 31.289 orang pada tahun 2001 menjadi 37.257 orang pada

tahun 2004.

4. Indeks Pembangunan Manusia

Gambaran tingkat keberhasilan pembangunan yang berorientasi pada

manusia, yang juga merupakan gambaran kualitas hidup penduduk

ditunjukkan dengan Indeks Pembangunan Manusia (IPM) yang dihitung

berdasarkan indeks komposit dari angka harapan hidup, pendidikan (indeks

melek huruf dan indeks rata-rata lama sekolah) serta indeks daya beli

(konsumsi riil per kapita). Dengan skala nilai mulai dari 0 (terburuk) sampai

dengan 100 (terbaik) hasil perhitungan IPM Kabupaten Sleman pada tahun

2000 menunjukkan angka 65,73 %. Untuk mencapai kategori baik, maka

diprediksikan pada angka 67,05 % pada tahun 2004, sehingga diperlukan

31

berbagai upaya untuk menaikkan angka dari keseluruhan indeks yang

sangat berpengaruh pada penilaian Indeks Pembangunan Manusia.

TABEL 2.13 TABEL PROYEKSI PERTUMBUHAN INDIKATOR MAKROTAHUN 2000 - 2004

NO INDIKATOR MAKRO 2000 2001 2002 2003 20041. Jumlah Penduduk 901.377 914.909 928.645 942.587 956.7382. Laju Pertumbuhan

Penduduk1,50 1,50 1,50 1,50 1,50

3. Jumlah Penduduk Miskin

38.309 36.394 34.574 32.845 31.203

4. PDRB (Berlaku)(Juta Rupiah)

3.560.985 4.103.720 4.616.475 5.129.600 5.670.456

5. PDRB (Konstan) (Juta Rupiah)

1.451.772 1.536.241 1.610.703 1.690.809 1.779.374

6. Inflasi (Propenas) Kab. Sleman

6,98 % 7 % 7 % 6 % 6 %

7. Laju Pertumbuhan Ekonomi (Konstan 1993)

3,35 % 5,82 % 4,85 % 4,97 % 5,24 %

8. PDRB Per Kapita (Berlaku)

3.954.422 4.492.452 4.982.526 5.458.281 5.948.731

9. Laju Investasi (Konstan 1993)

6,30 % 5,70 % 5,39 % 5,12 % 4,87 %

10. Jumlah Penduduk Be-kerja

413.476 422.567 431.858 441.354 451.058

11. Proporsi Jumlah Pen-duduk Bekerja/Jumlah Penduduk

45,87 46,19 46,50 46,82 47,15

12. Jumlah Pengangguran Terbuka

29.520 31.289 33.163 35.151 37.257

13. Indek Pembangunan Manusia (IPM)

65,73 66,06 66,39 66,72 67,05

Keterangan:

1. Perhitungan Proyeksi berdasarkan metode ekstrapolasi

2. Jumlah penduduk miskin bersumber dari data Pra KS dan KS I alasan ekonomi

3. Jumlah penduduk yang bekerja dan pengangguran bersumber dari pengolahan data

Sakernas.

4. IPM dihitung dengan indeks harapan hidup,indeks pendidikan dan indeks daya beli.

C. KENDALA

1. Belum Optimalnya Pelayanan Publik.

Kendala belum optimalnya Pelayanan publik disebabkan antara lain tidak

diberikannya kesempatan yang memadai bagi daerah untuk mengurus rumah

tangganya sendiri, karena kuatnya sentralisasi kekuasaan selama masa

pemerintahan orde baru terutama dibidang politik dan ekonomi, sehingga

daerah tidak dapat mengembangkan kreativitas dan mendapatkan hak-hak

ekonomi, sosial, dan politiknya.

32

2. Rendahnya kegiatan Ekonomi Daerah

Kendala rendahnya kegiatan ekonomi daerah disebabkan antara lain

rendahnya produktivitas sektor bidang usaha, rendahnya kemampuan

managemen dan jiwa kewirausahaan, kurangnya kua;litas bahan baku lokal,

belum adanya spesifikasi hasil produksi, akses ke sumber keuangan formal

belum optimal, orientasi pasar domestik, produksi dan informasi lambat,

kurangnya pemberdayaan ekonomi kerakyatan, penerapan teknologi yang

belum optimal, kurangnya peraturan pendukung serta lemahnya hubungan

antar lembaga yang bersifat kemitraan.

Meskipun pada tahun 2000 ini telah mulai dikembangkan otonomi daerah

secara luas, nyata, dan bertanggung jawab serta peningkatan upaya

pemberdayaan masyarakat, namun pada kenyataannya masih ada sebagian

peraturan pelaksanaan yang diterbitkan tidak sesuai dengan semangat dan

jiwa dari Undang-undang nomor 22 tahun 1999. Disamping itu penyebab

lainnya adalah terbatasnya keuangan daerah dan terbatasnya sumber daya

manusia aparat pemerintah yang berkualitas.

3. Rendahnya Kesejahteraan Rakyat

Kendala rendahnya kesejahteraan rakyat disebabkan antara lain dibidang

pendidikan berupa minimnya fasilitas pendukung kegiatan belajar mengajar,

kurangnya motivasi siswa dan tenaga edukasi dalam peningkatan mutu dan

kurangnya pemahaman dan aplikasi terhadap regulasi pendidikan; dibidang

kesehatan berupa rendahnya kesadaran masyarakat dalam berperilaku hidup

bersih sehat, rendahnya kemampuan dan kemauan memelihara kesehatan,

terbatasnya tenaga spesialis dan akses pelayanan kesehatan di bidang sosial

berupa banyaknya keluarga miskin atau keluarga pra sejahtera karena

terbatasnya pelayanan dan akses terhadap penyandang masalah rawan

sosial.

Disamping itu kurang kondusifnya kondisi masyarakat, adanya gejala

penurunan pemahaman dan pengamalan ajaran agama, rendanya

pemahaman terhadap konsep gender dan peranan perempuan, ketertinggalan

dalam pemahaman, pemanfaatan dan pengembangan Iptek, keterbatasan

sarana dan prasarana olah raga masyarakat, olah raga prestasi dan

profesional, kurangnya apresiasi dan penerapan budaya luhur bangsa.

33

4. Rendahnya kapasitas pengembangan potensi wilayah.

Kendala kapasitas pengembangan potensi wilayah disebabkan antara lain

tidak terkendalinya perubahan fungsi lahan pertanian menjadi lahan non

pertanian, harga tanah yang semakin tinggi di wilayah perbatasan, sedangkan

kebutuhan penyediaan perumahan dan permukiman semakin meningkat dan

belum semua rencana tata ruang wilayah dan kawasan ditetapkan dalam

Peraturan Daerah sehingga tidak mempunyai kekuatan hukum.

Sedangkan mengenai kerjasama dan koordinasi dalam penataan dan

pengembangan wilayah perbatasan antar Kabupaten atau Kota baik dalam

Propinsi DIY maupun dengan Kabupaten di Propinsi Jawa Tengah belum

dapat dilaksanakan sepenuhnya.

BAB IIIVISI, MISI DAN STRATEGI

Berdasarkan Peraturan Daerah Kabupaten Sleman Nomor 11 Tahun 2000 tentang

Pola Dasar Pembangunan Daerah Kabupaten Sleman Tahun 2000 – 2004,

sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Daerah Kabupaten Sleman Nomor 5

Tahun 2001 telah ditetapkan visi dan misi pembangunan yang selaras dengan visi

dan tujuan pembangunan nasional serta senantiasa mempertimbangkan bahwa

Kabupaten Sleman sebagai bagian integral wilayah Negara Kesatuan Republik

Indonesia.

A. VISI

Pola dasar Pembangunan Daerah Kabupaten Sleman 2000 – 2004 menetapkan

visi yang merupakan cita-cita yang ingin dicapai, yaitu terwujudnya masyarakat Kabupaten Sleman yang maju, sejahtera, lestari mandiri, berdaya saing, damai, demokratis, agamis dan berkeadilan.Visi ini mengandung pengertian sebagai berikut :

Maju : adalah perwujudan keadaan masyarakat yang

dinamis,inovatif dan kreatif bergerak kedepan untuk

mencapai nilai yang lebih berkualitas,unggul dan menjadi

contoh bagi daerah lain.

Sejahtera : adalah perwujudan keadaan masyarakat yang maju dan

tercukupi kebutuhan dasar lahir dan bathin secara manusiawi

yang ditandai oleh meningkatnya kualitas kehidupan yang

layak dan bermartabat karena terpenuhinya kebutuhan

34

pangan, sandang, papan, kesehatan, pendidikan dan

lapangan kerja.

Lestari : adalah perwujudan keadaan masyarakat yang sejahtera

secara terus menerus dan mampu mengikuti perkembangan

perubahan situasi secara dinamis.

Mandiri : adalah perwujudan keadaan masyarakat yang sejahtera

berdiri kokoh atas dasar kekuatan dan kemampuannya

sendiri serta tidak memisahkan diri dari lingkungannya.

Berdaya saing : adalah perwujudan keadaan masyarakat yang sejahtera,

memiliki keunggulan komparatif dan kompetitif dalam

berbagai bidang dan mampu bersaing secara sehat dengan

mendasari keyakinan akan potensi yang dimilikinya untuk

membangun kehidupannya.

Damai : adalah perwujudan keadaan masyarakat yang sejahtera,

hidup rukun, saling menghormati dan menghargai dan

senantiasa menghindari pertentangan dan permusuhan antar

sesama.

Demokratis : adalah perwujudan keadaan masyarakat yang sejahtera yang

senantiasa menjunjung tinggi nilai-nilai demokrasi,kedaulatan

hukum, persamaan hak dan kewajiban serta kesempatan

untuk berpartisipasi dalam kehidupan bermasyarakat,

berbangsa, dan bernegara.

Agamis : adalah perwujudan keadaan masyarakat yang sejahtera

mengutamakan nilai-nilai agama sebagai landasan semua

putusan akal dan pertimbangan rasa dalam setiap sikap dan

tindakan dalam kehidupannya.

Berkeadilan : adalah perwujudan keadaan masyarakat yang sejahtera

menjunjung tinggi nilai-nilai keadilan, dengan senantiasa

memberikan sesuatu kepada siapapun juga yang menjadi

haknya dan melaksanakan yang menjadi kewajibannya.

Visi ini dijabarkan lebih lanjut kedalam misi yang akan menjadi tanggung jawab

seluruh lapisan masyarakat Sleman yang terdiri dari penyelenggara pemerintahan,

para elit politik, para cendekiawan, masyarakat serta para pelaku usaha untuk

mencapai cita-cita masa depan tersebut.

35

B. MISIUntuk mewujudkan visi masyarakat Kabupaten Sleman masa depan, Pola Dasar

Pembangu-nan Daerah Kabupaten Sleman 2000 – 2004 menetapkan misi

sebagai berikut :

1. Penerapan dan pengembangan teknologi,

2. Peningkatan pertumbuhan ekonomi.

3. Peningkatan derajat kesehatan masyarakat,

4. Pelestarian lingkungan hidup,

5. Pelestarian nilai-nilai budaya,

6. Penataan dan optimalisasi birokrasi,

7. Pemberdayaan masyarakat dalam pembangunan,

8. Peningkatan pendidikan masyarakat,

9. Peningkatan penegakan supremasi hukum,

10. Peningkatan kesadaran berdemokrasi,

11. Peningkatan kualitas beragama, dan.

12. Pemerataan pemanfaatan sumberdaya.

Misi ini dijabarkan kedalam tujuan dan sasaran pembangunan yang diharapkan

dapat bermuara pada terwujudnya pemerintahan daerah yang baik dan bersih

serta terbangunnya kehidupan politik yang dinamis, terwujudnya pemulihan dan

ketahanan ekonomi daerah yang bertumpu pada sistem ekonomi kerakyatan,

meningkatnya kesejahteraan rakyat, dan kualitas kehidupan masyarakat, dan

meningkatnya kapasitas pengembangan potensi wilayah.

C. STRATEGI

Dalam rangka mencapai tujuan dan sasaran pembangunan Kabupaten Sleman,

diperlukan suatu strategi pembangunan sebagai berikut :

1. Mengembangkan kerjasama dengan lembaga Perguruan Tinggi untuk

meningkatkan daya saing.

2. Memanfaatkan keunggulan komparatif berupa potensi dan keanekaragaman

sumber daya alam untuk menarik investor dalam rangka mengupayakan

penciptaan lapangan kerja baru.

3. Mengupayakan peningkatan kesehatan, pencegahan, penyembuhan,

pemulihan, dan rehabilitasi sejak pembuahan dalam kandungan sampai

lanjut usia.

4. Memantapkan penataan masyarakat yang berwawasan lingkungan dan

berkelanjutan untuk acuan pelaksanaan pembangunan disegala bidang.

36

5. Melestarikan, membina dan mengembangkan kebudayaan yang bersumber

dari warisan budaya leluhur

6. Mengoptimalkan pemanfaatan sumber daya manusia aparatur Pemerintah

untuk meningkatkan kinerja birokrasi

7. Mempercepat pembangunan perdesaan dan perkotaan dalam rangka

pemberdayaan masyarakat

8. Mengupayakan perluasan dan pemerataan kesempatan memperoleh

pendidikan yang bermutu tinggi.

9. Mengembangkan budaya hukum dimasyarakat, untuk menciptakan

kesadaran dan kepatuhan hukum dalam masyarakat.

10. Meningkatkan kualitas demokrasi untuk mempercepat proses reformasi

disegala bidang.

11. Meningkatkan peran dan fungsi lembaga-lembaga keagamaan dalam ikut

mengatasi dampak perubahan yang terjadi dalam semua aspek kehidupan

12. Mengelola dan memanfaatkan sumber daya alam serta memelihara daya

dukungnya untuk peningkatan kesejahteraan seluruh rakyat secara merata.

BAB IV PRIORITAS PEMBANGUNAN DAERAH

Prioritas pembangunan daerah disusun untuk melaksanakan berbagai misi yang di

gariskan dalam Pola Dasar Pembangunan Daerah guna mewujudkan visi yang

ditetapkan.Prioritas tersebut disusun dengan mempertimbangkan kondisi, potensi

dan hasil – hasil yang telah dicapai dan berbagai kemungkinan perkembangan

keadaan pada masa mendatang.

Prioritas pembangunan akan dicapai melalui tahapan pembangunan yang

berkelanjutan sesuai dengan tingkat kewenangan pemerintah Kabupaten Sleman

sebagai daerah otonom. Prioritas pembangunan akan terwujud apabila didukung oleh

partisipasi masyarakat secara luas, termasuk didalamnya lembaga swadaya

masyarakat dan swasta.

Permasalahan pokok dan tantangan yang dihadapi pada saat ini dan memerlukan

penanganan segera adalah bagaimana mewujudkan pemerintahan daerah yang baik,

meningkatkan kegiatan ekonomi daerah, mewujudkan kesejahteraan rakyat, dan

meningkatkan kapasitas pengembangan potensi wilayah. Keempat permasalahan

pokok tersebut menunjukkan adanya kecenderungan menurunnya kualitas kehidupan

dan kemampuan dalam pembangunan. Kondisi ini menuntut terutama kepada

penyelenggara pemerintahan, para elite politik, tokoh masyarakat, pemuka agama,

37

dan dunia usaha, swasta untuk meningkatkan harkat, martabat, dan kesejahteraan

warga masyarakat.

Mempertimbangkan latar belakang keterkaitan masalah dan tantangan yang dihadapi

tersebut, maka dirumuskan empat prioritas pembangunan daerah, yaitu sebagai

berikut:

A. Mewujudkan Pemerintahan Daerah yang Baik.Prioritas pembangunan dalam rangka mewujudkan pemerintahan Kabupaten

yang baik dilakukan melalui pembangunan di, bidang hukum, bidang politik,

bidang penyelengaraan pemerintahan, bidang komunikasi, informasi dan media

masa, bidang ketentraman dan ketertiban.

Arah kebijakan pembangunan bidang politik yaitu mempertahankan persatuan

dan kesatuan, meningkatkan kehidupan demokrasi dan memelihara integritas

wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia.

Arah kebijakan pembangunan bidang hukum yaitu membuat produk hukum yang

berkualitas dan demokrasi, selanjutnya menegakkan hukum secara konsisten

untuk lebih menjamin kepastian hukum, keadilan dan kebenaran, supremasi

hukum, serta menghargai hak azasi manusia.

Arah kebijakan bidang penyelenggaraan pemerintahan adalah ditempuh dengan

pemberantasan korupsi, kolusi dan nepotisme, penataan kelembagaan dan

ketatalaksanaan aparatur pemerintah, peningkatan kualitas aparatur pemerintah.

Arah kebijakan pembangunan bidang komunikasi, informasi dan media massa

adalah optimalisasi pemanfaatan peran komunikasi melalui berbagai bentuk

media massa dan penyiaran, serta optimalisasi pemanfaatan berbagai jaringan

informasi untuk mengoptimalkan upaya mencerdaskan kehidupan bangsa.

Arah kebijakan bidang ketentraman dan ketertiban adalah mewujudkan,

memelihara dan menjaga ketentraman dan ketertiban umum.

B. Meningkatkan kegiatan ekonomi daerah

Prioritas pembangunan dalam rangka meningkatkan kegiatan ekonomi daerah

dilakukan melalui pembangunan di bidang ekonomi yang meliputi : Industri,

Pertanian dan Kehutanan, Sumber Daya Air dan Irigasi, Perdagangan, Koperasi,

Usaha Kecil dan Menengah, Pengembangan Usaha dan Keuangan Daerah,

Transportasi, Pertambangan, Energi, dan Pariwisata.

Arah kebijakan pembangunan di bidang ekonomi adalah meningkatkan kegiatan

ekonomi daerah dan mewujudkan landasan pembangunan yang lebih kokoh bagi

pembangunan ekonomi berkelanjutan dengan lebih memberdayakan masyarakat

dan seluruh kekuatan ekonomi melalui pengembangan hubungan kemitraan

38

dalam bentuk keterkaitan usaha yang saling menunjang dan menguntungkan

antara koperasi, swasta, dan BUMD serta antara usaha besar, menengah dan

kecil dengan pengembangan sistem ekonomi kerakyatan yang bertumpu pada

mekanisme pasar yang berkeadilan serta ber basis sumber daya alam, serta

sumber daya manusia yang produktif dan mandiri.

Dalam rangka mewujudkan kota distribusi dan perdagangan serta pergudangan

maka diperlukan sistem perdagangan yang berkeadilan efektif dan efisien dengan

memanfaatkan ketersediaan barang dan jasa sekaligus mendorong kelancaran

arus barang dan distribusi dan perlindungan kepentingan konsumen dan

produsen terutama usaha ekonomi mikro, kecil, menengah dan koperasi.

Dalam rangka meningkatkan kegiatan ekonomi daerah tersebut dilaksanakan

berbagai program pembangunan daerah di bidang ekonomi secara terpadu

yaitu :

1. Penanggulangan kemiskinan dan pemenuhan kebutuhan pokok masyarakat,

2. Pengembangan usaha skala mikro, kecil, menengah dan koperasi,

3. Penciptaan stabilitas ekonomi dan keuangan guna mendukung terciptanya

iklim yang kondusif bagi peningkatan investasi, ekspor dan pertumbuhan

ekonomi,

4. Peningkatan daya saing produk daerah, terutama untuk mendukung

peningkatan ekspor non migas, pariwisata, dan memperkuat ketahanan

ekonomi daerah, dan

5. Peningkatan investasi dilakukan dengan efektivitas dan efisiensi pelayanan

perijinan investasi,

6. Penyediaan prasarana dan sarana penunjang pembangunan ekonomi daerah

7. Pemanfaatan potensi sumber daya alam yang dimiliki dengan memperhatikan

prinsip-prinsip kelestarian lingkungan dan berkelanjutan.

C. Meningkatkan Kesejahteraan Rakyat.

Prioritas pembangunan dalam rangka meningkatkan kesejahteraan rakyat ,

dilaksanakan melalui pembangunan bidang : Agama, Pendidikan, Ilmu

Pengetahuan dan Teknologi, Pemuda dan Olah Raga, Kependudukan, Keluarga

Berencana,Tenaga Kerja dan Transmigrasi, Kesehatan dan Kesejahteraan Sosial,

Pemberdayaan Perempuan, dan Kebudayaan.

Arah kebijakan pembangunan di bidang agama adalah memanfaatkan fungsi,

peran, dan kedudukan agama sebagai landasan moral, spiritual, dan etika dalam

bermasyarakat dan bernegara, meningkatkan kualitas pendidikan agama,

39

meningkatkan dan memantapkan kerukunan hidup antar umat beragama,

meningkatkan peran dan fungsi lembaga-lembaga keagamaan.

Arah kebijakan pembangunan di bidang pendidikan adalah mengupayakan

perluasan dan pemerataan kesempatan pendidikan, meningkatkan kualitas

lembaga pendidikan dalam menghadapi perkembangan ilmu pengetahuan dan

teknologi.

Arah kebijakan di bidang ilmu pengetahuan dan teknologi adalah mengupayakan

program penelitian, peningkatan kapasitas dan pengembangan kemampuan

sumber daya iptek.

Arah kebijakan di bidang kesehatan dan kesejahteraan sosial adalah peningkatan

mutu sumberdaya manusia dan lingkungan dengan pendekatan paradigma sehat,

peningkatan mutu lembaga dan pelayanan kesehatan, pengembangan jaminan

sosial tenaga kerja, pengembangan ketahanan sosial, peningkatan apresiasi

terhadap penduduk lanjut usia, peningkatan kepedulian terhadap penyandang

masalah sosial,peningkatan kualitas penduduk, pemberantasan perdagangan dan

penyalahgunaan narkotika dan obat terlarang, dan peningkatan aksesbilitas fisik

dan non fisik bagi penyandang cacat.

Arah kebijakan pembangunan di bidang kebudayaan dan kesenian adalah

pengembangan dan pembinaan kebudayaan nasional, pelestarian nilai-nilai

budaya yang ada, dan pengembangan kebebasan berkreasi dalam kesenian.

Arah kebijakan pembangunan di bidang kedudukan dan peranan perempuan

adalah peningkatan kedudukan dan peranan perempuan dalam kehidupan

berbangsa dan bernegara dan peningkatan kualitas dan kemandirian organisasi

perempuan.

Arah kebijakan pembangunan pemuda dan olah raga meliputi penumbuhan

budaya olah raga, peningkatan usaha pembibitan dan pembinaan olah raga

prestasi, pengembangan iklim kondusif bagi pengembangan generasi muda,

pengembangan minat dan semangat kewirausahaan di kalangan generasi muda,

dan perlindungan bagi generasi muda dari narkoba.

Peningkatan kualitas penduduk yang dicerminkan oleh tingkat pendidikan, derajat

kesehatan, dan kesejahteraan sosial termasuk peningkatan kualitas keluarga

serta penyeimbangan kuantitatif persebaran dan mobilitas penduduk yang sesuai

dengan daya dukung lingkungan.

Pembangunan sumber daya manusia yang bermoral dan berketrampilan melalui

pembangunan bidang agama dan pendidikan, mengembangkan interaksi antar

lembaga-lembaga penelitian dan masyarakat melalui jasa pelayanan teknologi,

peningkatan peranan perempuan dalam seluruh bidang pembangunan dengan

melibatkan institusi pemerintah dan organisasi masyarakat.

40

D. Meningkatkan Kapasitas Pengembangan Potensi Wilayah

Prioritas pembangunan dalam rangka meningkatkan kapasitas pengembangan

potensi wilayah dilaksanakan melalui pembangunan bidang perdesaan dan

perkotaan, pemanfaatan ruang, pertanahan, perumahan dan permukiman,

wilayah perbatasan serta sumber daya alam dan lingkungan hidup.

Arah kebijakan peningkatan kapasitas pengembangan potensi wilayah, adalah

meningkatkan pengembangan potensi wilayah untuk pengembangan ekonomi

daerah melalui pembangunan pedesaan dan perkotaan, penataan ruang,

penataan pertanahan, pengembangan perumahan dan permukiman,

pengembangan wilayah perbatasan, serta pengembangan sumber daya alam dan

lingkungan hidup, guna mendukung pemulihan ekonomi dan sekaligus

mempercepat pemerataan pertumbuhan ekonomi.

Pembangunan perdesaan dan perkotaan diarahkan untuk mewujudkan struktur

ekonomi perdesaan yang lebih kokoh, berlandaskan sektor pertanian yang

mantap. Sementara itu kemampuan pengelolaan perkotaan sangat diperlukan

khususnya dibidang pembangunan pelayanan umum, pelayanan sosial serta

pengelolaan tata ruang dan pertanahan.

Penataan ruang diarahkan agar mampu mengakomodasi semua kepentingan

secara terpadu yang disesuaikan dengan kondisi wilayah dan masyarakat serta

berazaskan keterbukaan, persamaan, keadilan, dan perlindungan umum yang

dilaksanakan dengan melibatkan seluruh stake holder.

Arah kebijakan bidang pertanahan adalah mengembangkan administrasi

pertanahan untuk meningkatkan pemanfaatan dan penguasaan tanah secara adil

dengan mengutamakan hak-hak rakyat setempat termasuk hak ulayat masyarakat

hukum adat dan meningkatkan kelembagaan pengelolaan pertanahan dengan

kepastian hukum terhadap hak milik tanah dan pelayanan pertanahan bagi

masyarakat secara efektif.

Arah kebijakan pembangunan perumahan dan permukiman adalah untuk

memenuhi kebutuhan akan perumahan dan lingkungan permukiman yang layak

serta dapat menjangkau masyarakat berpenghasilan rendah. Oleh karena itu

perlu diciptakan iklim investasi pembangunan perumahan yang menarik agar

dapat menciptakan lapangan kerja dan peluang usaha.

Arah kebijakan pembangunan wilayah perbatasan adalah memanfaatkan potensi

wilayah perbatasan secara optimal melalui kerjasama antar pemerintah

kabupaten atau kota agar tercipta keserasian kesejahteraan masyarakat di

wilayah perbatasan.

41

Arah kebijakan dibidang sumber daya alam dan lingkungan hidup adalah

mengelola dan memelihara daya dukungnya agar bermanfaat bagi peningkatan

kesejahteraan rakyat.

Pengembangan wilayah dimaksudkan untuk mendayagunakan potensi dan

kemampuan daerah dalam pengembangan permukiman, perkotaan, pedesaan,

wilayah tumbuh cepat, wilayah perbatasan dan pemberdayaan masyarakat,

pemanfaatan keunggulan komparatif dan kompetitif masing -masing wilayah untuk

meningkatkan kesempatan kerja dan berusaha serta keterkaitan dan kerja sama

ekonomi antar pelaku, antar desa dan kota, antar daerah, dan antar wilayah yang

saling menguntungkan, dengan mendayagunakan penataan ruang dan

pertanahan serta dengan memperhatikan daya dukung dan kelestarian

lingkungan, peningkatan partisipasi masyarakat, penumbuhan tanggungjawab

sosial, penerapan dan pengembangan teknologi tepat guna yang ramah

lingkungan, pembangunan budaya yang berwawasan lingkungan, dan penataan

kelembagaan.

BAB VPROGRAM PEMBANGUNAN DAERAH

Program pembangunan daerah disusun berdasarkan butir-butir arah kebijakan yang

tercantum dalam Peraturan Daerah Kabupaten Sleman Nomor 11 Tahun 2000

tentang Pola Dasar Pembangunan Daerah Kabupaten Sleman tahun 2000 – 2004,

sebagaimana diubah dengan Peraturan Daerah Kabupaten Sleman Nomor 5 Tahun

2001.

Pembahasan secara terperinci program-program pembangunan daerah berikut ini

disajikan berdasarkan prioritas pembangunan daerah yakni: mewujudkan pemerintah

daerah yang baik, meningkatkan kegiatan ekonomi daerah, meningkatkan

kesejahteraan rakyat, dan meningkatkan kapasitas pengembangan potensi wilayah.

A. Mewujudkan Pemerintahan Daerah Yang Baik

Dalam rangka mewujudkan Pemerintahan Kabupaten yang baik dan bersih

dilaksanakan melalui pembangunan bidang : hukum, politik, penyelenggaraan

kepemerintahan yang baik, komunikasi, dan media massa, ketentraman dan

ketertiban.

1. Hukum.a. Umum

42

Pemahaman dan kesadaran hukum masyarakat masih perlu untuk

ditingkatkan, hal ini ditunjukkan oleh tingkat pelanggaran peraturan

perundang-undangan di wilayah Kabupaten Sleman cukup tinggi. Kondisi

tersebut disebabkan antara lain belum maksimalnya upaya sosialisasi

hukum dan peraturan perundang-undangan di kalangan masyarakat,

rendahnya kesadaran dan kepatuhan hukum masyarakat dan terbatasnya

prasarana maupun sarana penegakan hukum.

b. Arah Kebijakan.1) Pengembangan budaya hukum di masyarakat untuk terciptanya

pemahaman, kesadaran dan kepatuhan hukum dalam rangka

penegakan supremasi hukum,

2) Penegakan hukum secara konsisten untuk lebih menjamin kepastian

hukum, keadilan dan kebenaran, supremasi hukum serta

menghargai dan menjunjung tinggi hak asasi manusia.

3) Peningkatan integritas moral dan profesionalisme aparat penegak

hukum untuk menumbuhkan kepercayaan masyarakat, dengan cara

meningkatkan kesejahteraan, dukungan sarana dan prasarana,

pendidikan dan pengawasan yang efektif.

4) Penyusunan produk hukum daerah yang mendukung pelaksanaan

kegiatan pemerintahan, pembangunan dan kemasyarakatan.

5) Peningkatan pemahaman, penyadaran, perlindungan, serta

penghormatan dan penegakan hak asasi manusia dalam seluruh

aspek kehidupan masyarakat.

c. Program dan kegiatan

1) Program penyusunan produk hukum daerah.

Tujuan:Mewujudkan kepastian hukum.

Sasaran:Tersedianya produk hukum daerah yang berkualitas sesuai dengan

aspirasi masyarakat dan kebutuhan pembangunan.

Kegiatan yang akan dilakukan adalah :

a) Melakukan koordinasi dan kerjasama dalam bidang penelitian

dan pengembangan hukum.

b) Melakukan pengkajian peraturan perundang-undangan

43

c) Menyusun produk hukum daerah.

d) Menyempurnakan produk hukum daerah.

2) Program pemberdayaan aparat penegak hukum daerah

Tujuan:

Meningkatkan profesionalisme aparat penegak produk hukum

daerah

Sasaran:

Terwujudnya aparat penegak produk hukum yang berkualitas,

berwibawa dan bertanggung jawab.

Kegiatan yang akan dilakukan adalah:

a) Meningkatkan pembinaan terhadap aparat penegak produk

hukum daerah,

b) Meningkatkan sarana dan prasarana di bidang penegakan

produk hukum daerah,

c) Meningkatkan pembinaan sikap dan perilaku aparat penegak

hukum daerah.

3) Program penyuluhan hukum

Tujuan :

Meningkatkan pemahaman, kesadaran dan kepatuhan hukum bagi

masyarakat maupun aparat pemerintah daerah.

Sasaran :

Tertingkatnya jumlah masyarakat dan aparat pemerintah daerah

yang sadar terhadap hak dan kewajibannnya.

Kegiatan yang akan dilakukan adalah:

a) Meningkatkan pelaksanaan sosialisasi produk-produk hukum

b) Meningkatkan penyuluhan hukum

c) Meningkatkan peran Sistim Jaringan Dokumentasi dan

Informasi (SJDI) hukum

4) Program peningkatan kesadaran hukum dan pengembangan

budaya hukum

Tujuan:

Meningkatkan kesadaran hukum masyarakat.

44

Sasaran:

Tertingkatkannya partisipasi masyarakat dalam penegakan hukum.

Kegiatan yang akan dilakukan adalah:

a) Melakukan pemetaan permasalahan hukum

b) Melakukan penyadaran hukum masyarakat dengan pendekatan

dialogis.

c) Meningkatkan kesadaran masyarakat dalam

mengaktualisasikan hak serta melaksanakan kewajiban

sebagai warga negara, yang bersumber pada nilai-nilai budaya

luhur daerah.

d) Meningkatkan penggunaan media komunikasi dalam rangka

pencapaian sasaran penyadaran hukum di berbagai lapisan

masyarakat

5) Program penegakan hukum

Tujuan:

Mewujudkan supremasi hukum.

Sasaran:

Terciptanya penegakan hukum yang mandiri.

Kegiatan yang akan dilakukan adalah:

Meningkatkan operasi penegakan hukum daerah.

.

2. POLITIKa. Umum

Peningkatan kesadaran berdemokrasi dan partisipasi politik masyarakat

harus senantiasa diupayakan, hal tersebut perlu diupayakan

penanganannya melalui berbagai kebijakan dan program maupun

kegiatan pembangunan dibidang politik. Kondisi politik di Kabupaten

Sleman relatif stabil dan kondusif, oleh karena itu kondisi semacam ini

perlu dipertahankan dengan cara meningkatkan kesadaran masyarakat

dalam kehidupan berbangsa dan bernegara untuk memelihara persatuan

dan kesatuan.

b. Arah Kebijakan

1) Penguatan keberadaan dan kelangsungan Negara Kesatuan Republik

Indonesia,

45

2) Peningkatan etika dan moral politik sesuai Demokrasi Pancasila untuk

mewujudkan kehidupan politik yang mantap,

3) Pemasyarakatan dan penerapan prinsip persamaan, akomodatif

terhadap kemajemukan dan anti diskriminasi dalam kehidupan

bermasyarakat, berbangsa dan bernegara,

4) Peningkatan sikap keberpihakan pada rakyat melalui prosedur dan

mekanisme yang sah, konstitusional dan berbudaya dalam proses

pengambilan keputusan,

5) Peningkatan kemandirian dan fungsi partai politik dalam menyerap,

menyampaikan dan memperjuangkan aspirasi rakyat dengan

mengembangkan sikap toleran dan arif, serta menjunjung tinggi

etika demokrasi dan keberagaman aspirasi politik,

6) Peningkatan pendidikan politik secara intensif dan komprehensif

kepada masyarakat untuk mengembangkan budaya politik yang

demokratis, menghormati keberagaman aspirasi, dan menjunjung

tinggi supremasi hukum dan HAM.

7) Pemasyarakatan dan menerapkan prinsip persamaan dan anti

diskriminasi dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan

bernegara.

c. Program dan Kegiatan

1) Program pemantapan persatuan dan kesatuan bangsa.

Tujuan:

Meningkatkan hubungan yang baik antar suku, umat beragama, ras

dan antar golongan dalam wadah Negara Kesatuan Republik

Indonesia.

Sasaran:

Terciptanya suasana yang kondusif antar suku, umat beragama, ras

dan antar golongan di Kabupaten Sleman.

Kegiatan yang akan dilakukan adalah:a) Meningkatkan pembauran antar suku, umat beragama, ras dan

antar golongan.

b) Meningkatkan kerukunan antar suku, umat beragama, ras, antar

golongan.

c) Meningkatkan komunikasi sosial antar masyarakat dan antar

kelompok masyarakat.

46

d) Menanggulangi kerawanan sosial.

e) Menyelesaikan konflik sosial dalam masyarakat.

2) Program pengembangan etika, moral dan budaya politik.

Tujuan :

Meningkatkan pemahaman dan kesadaran masyarakat terhadap hak

dan kewajiban politiknya.

Sasaran :

Terpenuhinya hak dan kewajiban politik masyarakat.

Kegiatan yang akan dilakukan adalah:

a) Meningkatkan pendidikan politik

b) Mensosialisasikan peraturan perundang-undangan dibidang

politik

c) Meningkatkan kualitas komunikasi politik

d) Meningkatkan kesadaran dan etika politik

e) Meningkatkan kewaspadaan terhadap budaya politik yang

bertentangan dengan Pancasila.

3) Program peningkatan peranan organisasi politik dan organisasi

kemasyarakatan

Tujuan:

Meningkatkan kualitas organisasi politik dan organisasi kemasyarakat

an dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara dan

organisasi kemasyarakatan.

Sasaran:

Terwujudnya peran organisasi politik dan organisasi kemasyarakatan.

Kegiatan yang akan dilakukan adalah:

a) Meningkatkan pemberdayaan organisasi politik dan organisasi

masyarakat.

b) Menyelenggarakan forum komunikasi politik antar partai politik,

organisasi masyarakat dan pemerintah

c) Meningkatkan kemampuan dan kemandirian organisasi politik

dan organisasi masyarakat.

47

4) Program peningkatan kualitas penyelenggaraan pemilihan umum

Tujuan :

Meningkatkan kualitas penyelenggaraan pemilihan umum.

Sasaran :

Tersedianya fasilitas pemilihan umum yang memadai.

Kegiatan yang akan dilakukan adalah :

a) Meningkatkan fungsi fasilitatif dalam perencanaan, pelaksanaan

dan pengawasan pemihan umum,

b) Menyediakan sarana dan prasarana pemilihan umum.

3. PENYELENGGARAAN KEPEMERINTAHAN YANG BAIK.

a. Umum.

Dalam rangka melaksanakan Undang-undang Nomor 22 Tahun 1999

Pemerintah Kabupaten Sleman masih dalam proses penataan

kelembagaan, personil dan sistem pemerintah daerah.

Prinsip dasar penataan kelembagaan melalui pembentukan organisasi

perangkat daerah yang mendasarkan pada pada asas hemat struktur dan

kaya fungsi.

Organisasi perangkat daerah yang dibentuk dalam pelaksanaannya harus

didukung oleh personil yang mempunyai kompetensi dan profesionalitas.

Dalam rangka mewujudkan penyelenggaraan pemerintahan daerah yang

baik diperlukan transparansi, akuntabel dan profesional aparat

pemerintah daerah.

Proses menuju penyelenggaraan pemerintahan daerah yang baik dalam

pelaksanaannya masih mengalami beberapa kendala antara lain:

koordinasi internal belum efektif, penempatan personil belum sesuai

dengan kompetensinya, terbatasnya dukungan dana, sarana dan

prasarana yang tercermin dalam dana alokasi umum (DAU) dan dana

alokasi khusus (DAK) yang belum sesuai dengan jumlah beban yang

harus dibiayai.

Pada akhirnya permasalahan-permasalahan tersebut akan

mempengaruhi kinerja pemerintah Kabupaten Sleman, sehingga

penyelenggaraan pemerintahan belum berjalan dengan baik sesuai

dengan harapan masyarakat. Untuk terwujudnya penyelenggaraan

pemerintahan yang baik sesuai dengan harapan masyarakat, maka

48

permasalahan-permasalahan tersebut diatas harus segera mendapatkan

pemecahan antara lain: dalam penataan kelembagaan maupun

penentuan formasi kepegawaian harus didahului dengan analisis jabatan

yang nantinya dapat dijadikan sebagai pedoman/acuan dalam pengisian

formasi kepegawaian sehingga penempatan personel sesuai dengan

kualifikasinya, diterapkannya sisten punish and rewards terhadap setiap

pegawai sehingga akan meningkatkan kinerja pegawai, mengoptimalkan

fungsi-fungsi institusi pengawasan dalam melakukan kegiatan disamping

berdasarkan anggaran yang berasal DAU/DAK juga melakukan

intensifikasi/ekstensifikasi terhadap potensi PAD yang ada.

b. Arah Kebijakan.

1) Peningkatan profesionalisme dan kompetensi aparat pemerintah

sesuai dengan harapan pihak-pihak yang berkepentingan (stake

holder).

2) Pengisian jabatan dan penjejangan karier dilaksanakan secara

transparan berdasarkan merit sistem dan mengacu pada peraturan

perundangan yang berlaku.

3) Penataan kelembagaan dan ketata laksanaan diupayakan dengan

peningkatan fungsi birokrasi

4) Peningkatan kapasitas birokrasi yang efektif, efisien, responsif,

transparan dan akuntabel.

5) Peningkatan peranserta masyarakat dalam pengambilan keputusan

yang menyangkut kepentingan publik sesuai dengan mekanisme

yang konstitusional dan demokratis.

6) Peningkatan penyelenggaraan pemerintahan desa yang semakin

kuat, dinamis, dan bertanggung jawab.

7) Peningkatan pemberantasan korupsi, kolusi dan nepotisme dengan

meningkatkan pengawasan dan pengendalian terhadap jalannya

pemerintahan daerah dan pemerintahan desa.

c. Program dan kegiatan

1) Program peningkatan kualitas dan profesionalisme aparat

pemerintah

Tujuan:

Meningkatkan profesionalisme aparatur pemerintah.

49

Sasaran:

Tersedianya aparat pemerintah daerah yang memadai baik secara

kualitas maupun kuantitas.

Kegiatan yang akan dilakukan adalah:

a) Melaksanakan penataan sistem perencanaan, penganggaran,

pengawasan, pemantauan dan pelaporan pegawai,

b) Meningkatkan Sistem Informasi Kepegawaian,

c) Meningkatkan pengelolaan kepegawaian daerah,

d) Menyusun formasi pegawai,

e) Melaksanakan pengembangan karier pegawai,

f) Meningkatkan diklat struktural dan fungsional,

g) Meningkatkan kemampuan aparatur pemerintah melalui kursus

dan tugas belajar,

h) Menyelenggarakan pendidikan dan pelatihan sesuai dengan

kebutuhan daerah.

2) Program Pengisian jabatan dan penjenjangan karier

Tujuan:

Meningkatkan kinerja aparat pemerintah daerah secara optimal

Sasaran:

Tertingkatkannya mutu pelayanan aparat pemerintah daerah

Kegiatan yang akan dilakukan adalah:

a) Melakukan pengangkatan, penempatan dan pemberhentian

dalam jabatan bagi PNS sesuai kapasitas yang dimiliki.

b) Melaksanakan Analisis jabatan dan analisis kebutuhan pegawai

c) Meningkatkan motivasi kerja dengan penerapan sistem

penghargaan

d) Meningkatkan sistem pembinaan, penyuluhan dan penerapan

sanksi

e) Melaksanakan peraturan perundang-undangan dibidang

kepegawaian

f) Meningkatkan kesejahteraan pegawai

g) Menyelenggarakan pembinaan jasmani dan rohani pegawai

50

h) Menyusun alur karier pegawai

i) Membuat standarisasi kompetensi jabatan

j) Melaksanakan pengisian jabatan secara transparan sesuai

peraturan perundang-undangan yang berlaku

3) Program penataan kelembagaan dan ketatalaksanaan

Tujuan:

Meningkatkan kapasitas, efisiensi dan efektivitas kelembagaan/

organisasi perangkat daerah.

Sasaran:

a) Tersusunnya struktur organisasi perangkat daerah yang tepat.

b) Tercapainya kinerja kelembagaan yang tinggi

c) Terbangunnya mekanisme hubungan kerja yang efektif antar

organisasi perangkat daerah.

Kegiatan yang akan dilakukan adalah:

a) Menyelenggarakan penataan kelembagaan dan struktur

organisasi perangkat daerah

b) Melaksanakan analisis jabatan, analisis organisasi, analisis

beban kerja serta analisis manajemen lainnya yang diperlukan

dalam upaya optimalisasi organisasi.

c) Melaksanakan pembinaan, evaluasi dan monitoring organisasi

perangkat daerah

d) Menyusun sistem dan mekanisme hubungan kerja antar

organisasi perangkat daerah

e) Menyusun pola dan standar pelayanan masyarakat.

4) Program peningkatan kapasitas birokrasi dalam rangka pelayanan

masyarakat

Tujuan :

Meningkatkan kualitas pelayanan publik diberbagai bidang

pemerintahan.

Sasaran :

Terselenggaranya pelayanan prima bagi masyarakat

51

Kegiatan yang akan dilakukan adalah :

a) Menyediakan (akses) pendidikan dan pelatihan yang memadai

b) Meningkatkan disiplin kerja, anggaran dan akuntabilitas publik.

c) Meningkatkan kinerja dalam pelayanan kepada masyarakat.

d) Mengupayakan sarana dan prasarana kerja yang memadai.

5) Program peningkatan peran serta masyarakat dalam pengambilan

keputusan

Tujuan :

Meningkatnya partisipasi masyarakat dalam segala bidang

pembangunan

Sasaran :

Tertingkatkannya peran serta masyarakat dalam segala bidang

pembangunan

Kegiatan yang akan dilakukan adalah :

a) Meningkatkan pemberdayaan lembaga-lembaga

kemasyarakatan

b) Meningkatkan partisipasi masyarakat dalam tahapan proses

pengambilan keputusan

c) Meningkatkan peran serta lembaga-lembaga kemasyarakatan

dalam segala bidang pembangunan.

6) Program penyelenggaraan pemerintahan desa yang semakin kuat,

dinamis, dan bertanggung jawab.

Tujuan :

Mewujudkan kepemerintahan desa yang kuat, dinamis dan

bertanggung jawab

Sasaran :

Tertingkatkannya fungsi penyelenggaraan pemerintahan,

pembangunan dan pembinaan masyarakat yang prima.

Kegiatan yang akan dilakukan adalah :

a) Meningkatkan peran dan fungsi Badan Perwakilan Desa,

b) Meningkatkan peran lembaga kemasyarakatan desa,

52

c) Meningkatkan kemandirian dalam rangka menggali sumber-

sumber pendapatan asli desa,

d) Meningkatkan kemampuan aparatur pemerintah desa dalam

upaya menyerap aspirasi masyarakat,

e) Meningkatkan penyelenggaraan pemerintahan desa yang bebas

KKN,

f) Meningkatkan peran serta masyarakat dalam kegiatan

pemerintahan maupun pembangunan desa

7) Program peningkatan upaya pemberantasan korupsi, kolusi dan

nepotisme dengan meningkatkan pengawasan dan pengendalian

terhadap jalannya pemerintahan daerah.

Tujuan :

Mencegah dan menekan tindakan-tindakan aparat pemerintah

daerah yang mengarah pada praktek-praktek KKN.

Sasaran :

Menuju kepemerintahan yang baik (good governance)

Kegiatan yang akan dilakukan adalah :

a) Meningkatkan efektifitas pengawasan yang dilakukan oleh

masyarakat, aparat pengawasan fungsional maupun legislatif,

b) Mengembangkan sistem informasi hasil-hasil pengawasan

secara transparan dan dapat dipertanggung jawabkan,

c) Pelaksanaan pengawasan dalam semua proses kegiatan

pemerintahan dan pembangunan mulai dari perencanaan

kegiatan sampai dengan berakhirnya suatu kegiatan melalui

pembinaan, monitoring dan pemeriksaan,

d) Meningkatkan profesionalisme pengawasan,

e) Meningkatkan pelaksanaan waskat pada masing-masing

instansi,

f) Meningkatkan pelaksanaan tindak lanjut hasil-hasil pengawasan

sesuai dengan ketentuan dan peraturan perundang-undangan

yang berlaku.

53

4. Komunikasi, Informasi Dan Media Massa

a. Umum

Penyelenggaran komunikasi, informasi dan media massa secara makro

telah membentuk dan mengembangkan semangat dan kesadaran

masyarakat untuk mengambil bagian dalam kegiatan pemerintahan dan

pembangunan daerah. Namun tidak dapat dipungkiri penyelenggaran

komunikasi, informasi dan media massa belum dapat didistribusikan

secara merata dan menjadi saluran aspirasi seluruh masyarakat.

Fenomena maraknya perkembangan media massa dan teknologi

informasi hanya dapat diperoleh kelompok masyarakat yang memiliki

daya beli.

b. Arah Kebijakan.

1) Peningkatan peranan komunikasi melalui media massa dalam

hubungan sesama masyarakat, dengan pemerintah secara timbal

balik dalam berbagai aspek,

2) Peningkatan kuantitas dan kualitas pemanfaatan peran komunikasi

melalui penguasaan tehnologi informasi dan komunikasi,

3) Peningkatan peranan pers dan media massa yang bebas dan

bertanggung jawab dalam penyebaran informasi yang obyektif, andal

dan edukatif sebagai alat sosial kontrol yang konstruktif,

4) Perluasan jaringan informasi yang dapat diperoleh secara mudah,

5) Peningkatan profesionalisme aparat penerangan,

6) Peningkatan prasarana dan sarana penerangan, untuk peningkatan

mutu, isi dan jangkauan siaran dan informasi.

c. Program dan Kegiatan

1) Program pengembangan operasional komunikasi organisasi.

Tujuan :

Memperluas jaringan informasi untuk mempermudah masyarakat

dalam mengakses informasi yang disebarkan oleh pemerintah daerah.

Sasaran :

Terwujudnya pemerataan informasi keseluruh lapisan masyarakat dan

saluran aspirasi masyarakat.

54

Kegiatan yang akan dilakukan adalah :

a) Meningkatkan dan mengembangkan media komunikasi,

b) Meningkatkan arus informasi kepada masyarakat,

c) Mengembangkan pengkajian informasi dan komunikasi organisasi.

2) Program pengembangan hubungan media massa.

Tujuan :

Menumbuhkan interaksi yang dinamis antara pemerintah dan media

massa.

Sasaran :

Terwujudnya hubungan yang sinergis dan rasa tanggung jawab dalam

penyebaran informasi.

Kegiatan yang akan dilakukan adalah :

a) Meningkatkan pemanfaatan media massa sebagai penyebar

informasi yang obyektif dan edukatif serta kontrol sosial yang

konstruktif,

b) Meningkatkan kerja sama dengan media massa melalui forum

hubungan media massa,

c) Melakukan analisis terhadap informasi yang disalurkan melalui

media massa.

3) Program pemanfaatan jaringan komunikasi sosial.

Tujuan :

Mengembangkan saluran informasi di masyarakat.

Sasaran :

Meningkatkan arus informasi timbal balik antara pemerintah dengan

masyarakat dan antara masyarakat dengan masyarakat.

Kegiatan yang akan dilakukan adalah :

a) Inventarisasi jaringan komunikasi sosial yang tumbuh dalam

masyarakat,

b) Memberi dukungan untuk mengembangkan media sosial,

c) Memanfaatkan jaringan komunikasi sosial untuk membangun

komunikasi antara pemerintah dengan masyarakat,

55

d) Melakukan analisis opini publik.

4) Program pemanfaatan tehnologi informasi.

Tujuan :

Penyebaran informasi pada lingkup global.

Sasaran :

Memperluas publikasi dan penyerapan aspirasi.

Kegiatan yang akan dilakukan adalah :

a) Menggunakan tehnologi informasi untuk penyebaran informasi dan

penyerapan aspirasi,

b) Melakukan analisis terhadap informasi yang disalurkan melalui

teknologi informasi.

5) Program peningkatan pelayanan informasi.

Tujuan :

Meningkatkan kemudahan masyarakat dan aparat dalam mengakses

informasi.

Sasaran :

Terwujudnya masyarakat yang sadar informasi.

Kegiatan yang akan dilakukan adalah :

a) Menyediakan data dan informasi yang akurat,

b) Menyelenggarakan pelayanan data dan informasi,

c) Memanfaatkan teknologi informasi untuk memperluas persebaran

informasi

d) Menyediakan sarana dan prasarana informasi

6) Program peningkatan pelayanan informasi

Tujuan :

Meningkatkan wawasan dan kemampuan pengelola komunikasi,

informasi dan media massa.

Sasaran :

Terselenggaranya komunikasi, informasi dan media massa yang

dinamis lancar dan inovatif.

56

Kegiatan yang akan dilakukan adalah :

a) Meningkatkan dan mengembangkan diklat tehnis di bidang

komunikasi dan jurnalistik,

b) Meningkatkan kemampuan aparat dalam mengakses tehnologi

informasi dan komunikasi,

c) Meningkatkan kapasitas manejerial komunikasi dan media massa

bagi aparat,

d) Meningkatkan kapasitas aparat dalam melakukan analisis

informasi media massa.

5. Ketentraman Dan Ketertiban

a. Umum

Kondisi ketentraman dan ketertiban masyarakat di wilayah Kabupaten

Sleman kurang kondusif, hal ini ditunjukkan dengan adanya berbagai

kasus kriminal seperti peredaran narkoba, pencurian biasa, pencurian

mobil dan sepeda motor, peredaran uang palsu dan berbagai kasus

kriminal lainnya. Kondisi ini terjadi dikarenakan berbagai sebab antara

lain : jumlah pengangguran yang terus meningkat, kesulitan ekonomi

yang belum ditangani secara maksimal, perkembangan kesejahteraan

dari sementara kelompok masyarakat miskin belum menggembirakan ,

kesadaran masyarakat dalam pengamanan swakarsa belum optimal.

Untuk mengatasi kondisi tersebut di atas perlu upaya peningkatan

pemeliharaan ketenraman dan ketertiban masyarakat dengan

menanggulangi setiap gangguan/ancaman yang dilaksanakan secara

terpadu antara unsur aparat dan masyarakat yang bersifat kesemestaan,

kerakyatan dan kewilayahan dengan kebijaksanaan program dan

kegiatan.

b. Arah Kebijakan

1) Peningkatan kesadaran hak dan kewajiban sebagai warga negara

pembinaan penyelenggaraan ketentraman dan ketertiban masyarakat

terutama diarahkan untuk terciptanya stabilitas daerah, mewujudkan

terpeliharanya keadaan yang aman dan tertib dalam kehidupan

masyarakat yang terbebas dari segala hambatan, tantangan,

ancaman dan gangguan melalui kesadaran tentang hak bela negara

bagi setiap warga masyarakat dengan penyuluhan penerangan,

57

latihan serta pendidikan pendahuluan bela negara kepada masyarakat

dan siswa di semua jenjang pendidikan terus dilakukan.

2) Pembinaan penyelenggaraan ketentraman dan ketertiban masyarakat

di arahkan untuk penciptaan stabilitas daerah, pemulihan keadaan

yang aman dan tertib dalam kehidupan masyarakat yang bebas dari

segala hambatan, tantangan, ancaman dan gangguan.

3) Penumbuhan kesadaran swakarsa masyarakat di tujukan untuk

pemeliharaan ketentraman dan ketertiban masyarakat.

4) Peningkatan pertahanan sipil oleh aparat pemerintah dan masyarakat.

5) Perlindungan masyarakat diarahkan pada peningkatan kemampuan

dan swadaya aktif.

6) Pengembangan system keamanan dan ketertiban umum sebagai

bagian dari sistem keamanan dan ketertiban nasional.

7) Membentuk satuan-satuan perlindungan masyarakat di setiap desa

dan unit operasional penanggulangan bencana di setiap kecamatan.

8) Menyelenggarakan pendidikan pendahuluan bela negara (PPBN).

9) Meningkatkan pembinaan ketentraman dan ketertiban masyarakat

disegala lapisan.

c. Program dan Kegiatan

1) Program pengembangan dan pembinaan potensi Linmas/Hansip.

Tujuan :

Meningkatkan kemampuan dan ketrampilan anggota Linmas/Hansip

dibidang kesadaran bela negara dan pelaksanaan perlindungan

masyarakat.

Sasaran :

Terwujudnya profesionalisme anggota Linmas/Hansip.

Kegiatan yang akan dilakukan adalah :

a) Menyelenggarakan pendidikan ke hansipan,

b) Menyelenggarakan penataran tenaga inti PPBN,

c) Menyelenggarakan latihan dan gladi lapang penanggulangan

bencana,

58

d) Menyelenggarakan pemantapan potensi penanggulangan

bencana,

e) Menyelenggarakan pembinaan hansip/linmas desa,

f) Menyelenggarakan pemantapan peleton inti kecamatan,

g) Menyelenggarakan peningkatan kesejahteraan anggota

hansip/linmas,

h) Menyelenggarakan pembinaan tim SAR,

i) Menyelenggarakan pengerahan anggota hansip/linmas dalam

pengamanan.

2) Program pembinaan ketentraman dan ketertiban.

Tujuan :

Meningkatkan ketentraman dan ketertiban wilayah.

Sasaran :

Terwujudnya ketentraman dan ketertiban wilayah.

Kegiatan yang akan dilakukan adalah :

a) Meningkatkan kemampuan mencegah dan menindak setiap

pelanggaran yang dapat mengganggu ketentraman dan ketertiban

serta pelanggaran peraturan daerah,

b) Meningkatkan pembinaan terhadap masyarakat dibidang

keamanan dan ketertiban,

c) Meningkatkan pembinaan PPNS dalam rangka penegakan

peraturan daerah.

B. Meningkatkan Kegiatan Ekonomi Daerah

Pembangunan ekonomi bertujuan untuk mempercepat pemulihan ekonomi dan

mewujudkan landasan pembangunan yang lebih kokoh bagi pembangunan

ekonomi yang berkelanjutan. Pembangunan tersebut dapat dicapai dengan lebih

memberdayakan masyarakat dan seluruh kekuatan ekonomi melalui

pengembangan sistem ekonomi kerakyatan dengan mempertimbangkan

permintaan pasar.

Pembangunan ekonomi dilakukan secara terkoordinir sehingga dapat tercapai

sasaran maupun kegiatan yang sinergis, terpadu dan saling mendukung,

dengan bidang kegiatan ekonomi daerah meliputi industri, pertanian dan

kehutanan, sumber daya air dan irigasi, pertambangan dan energi, transportasi,

59

perdagangan, pengembangan usaha dan keuangan daerah, pengembangan

investasi, pariwisata, pos dan telekomunikasi dan kedirgantaraan.

1. Industri

a. Umum

Berkembangnya industri merupakan salah satu ukuran keberhasilan

pembangunan ekonomi daerah. Sumbangan sektor industri dalam

pembentukan produk domestik regional bruto telah menunjukkan suatu

peningkatan. Sebagian besar potensi industri yang ada didaerah adalah

berupa industri kecil, menengah dan rumah tangga, yang secara umum

relatif lebih stabil terhadap adanya krisis.

Permasalahan yang dihadapi sektor industri antara lain :

1) lemahnya manajemen usaha atau tidak dimilikinya kemampuan di

dalam mengelola, menyeimbangkan dan mengkombinasikan sumber

daya secara efektif,

2) masih rendahnya pengembangan inovasi teknologi di perusahaan dan

kurangnya wawasan para pengusaha karena masih berpola

tradisional,

3) rendahnya kemampuan berwirausaha,

4) sebagian besar industri kecil dan menengah tidak memiliki modal

yang cukup, sehingga tidak mempunyai dana cadangan penyangga

yang memadai untuk membiayai berbagai keperluan yang terjadinya

tidak dapat diduga sebelumnya. Persoalan tersebut menjadi

bertambah rumit karena didalam menjalankan kegiatan kegiatan

usaha belum menggunakan fasilitas perbankan

5) lemahnya pemasaran karena kesepakatan kemitraan usaha antara

industri kecil dengan industri besar/menengah baik melalui sistem

bapak angkat maupun sub contracting banyak yang belum

direalisasikan sebagaimana mestinya.

Upaya untuk mengatasi permasalahan tersebut dengan penguatan

struktur industri melalui penguasaan teknologi, pengembangan sumber

daya manusia, meningkatkan kemampuan industri kecil dan menegah,

meningkatkan kemitraan usaha dan perlindungan usaha.

60

b. Arah Kebijakan

1) Pembangunan industri diarahkan untuk penguatan struktur ekonomi

yang lebih baik dengan menciptakan keterkaitan yang mendukung

dan menguntungkan antar sektor, antar strata usaha dalam

memperluas lapangan kerja dan kesempatan berusaha, mendukung

ekspor non migas, pariwisata dan pendidikan, sehingga dapat

meningkatkan pendapatan dan mendukung laju pertumbuhan

ekonomi.

2) Pembangunan industri diarahkan untuk menumbuhkembangkan

industri kecil/menengah, industri rumah tangga dan pedesaan dengan

peningkatan ketrampilan melalui berbagai pelatihan, penguatan

modal, peralatan, magang dan manajemennya.

3) Pembangunan industri diarahkan dapat memanfaatkan dan mengolah

bahan baku lokal dari hasil pertanian dan industri rancang bangun

serta rekayasa dalam rangka menghasilkan produk unggulan baik

untuk memenuhi kebutuhan dalam negeri maupun ekspor dengan

penguasaan tehnologi tepat guna, sehingga dapat dipenuhi kebutuhan

secara kuantitas dan kualitasnya.

4) Pembangunan industri diarahkan dapat dikembangkan pada industri

teknologi tinggi dengan memanfaatkan potensi daerah maupun luar

daerah yang ada dan mempunyai nilai strategis yang dapat memacu

pertumbuhan ekonomi daerah.

5) Pembangunan dan pengembangan industri diarahkan dapat menjalin

kemitraan yang lebih mantap, saling mendukung, saling

membutuhkan dan saling menguntungkan antara industri

kecil/menengah, industri rumah tangga dan pedesaan serta industri

besar maupun dengan usaha swasta dan usaha pemerintah.

6) Pembangunan dan pengembangan industri menengah dan besar

diarahkan sesuai penataan ruang dan dapat menyerap tenaga lokal

yang sebanyak-banyaknya tidak menimbulkan dampak /pencemaran

lingkungan, serta meningkatkan pendapatan daerah dan mendukung

devisa.

7) Pembangunan dan pengembangan industri diarahkan tetap

berwawasan lingkungan serta dengan memenuhi persyaratan

peraturan perundang-undangan yang berlaku dapat meningkatkan

peran serta dan pendapatan bagi masyarakat.

61

8) Pembangunan dan pengembangan industri harus memenuhi syarat

UKL dan UPL maupun AMDAL harus tetap dilaksanakan sesuai

peraturan perundangan yang berlaku.

c. Program dan Kegiatan

1) Program pengembangan industri rumah tangga, industri kecil dan

menengah.

Tujuan :Menjadikan posisi industri rumah tangga, industri kecil dan menengah

yang lebih maju, mandiri, tangguh dan berperan sebagai tulang

punggung ekonomi berbasis ekonomi kerakyatan.

Sasaran :Tercapainya pengembangan industri rumah tangga, industri kecil dan

menegah yang mampu menghasilkan produk berkualitas, harga

bersaing dan waktu pengiriman yang tepat didukung oleh sumber

daya manusia yang tangguh dan manajemen yang maju serta

berproduksi berorientasi pasar.

Kegiatan yang akan dilakukan :

a) Meningkatkan pola kemitraan usaha industri kecil, industri rumah

tangga dan pedesaan, industri menengah, industri besar, dunia

usaha dan lembaga swadaya masyarakat dengan prinsip saling

menguntungkan yang menyangkut penyertaan modal, kerja sama

pemasaran, pembimbingan dan olah teknologi produksi,

peningkatan keahlian dan ketrampilan serta kelancaran

pengadaan bahan baku dan bahan penolong.

b) Membina kelompok usaha bersama (KUB) Sentra Industri kearah

manajemen koperasi industri.

c) Memberikan layanan pendaftaran perijinan industri.

d) Meningkatkan kemampuan pengelolaan usaha/manajemen bagi

industri kecil, menengah dan industri rumah tangga.

2) Program peningkatan kemampuan teknologi industri.

Tujuan :

Meningkatkan kualitas dan kuantitas produk sesuai permintaan pasar

dan keaneka ragaman produk yang mampu bersaing.

62

Sasaran :

a) Tercapainya kemampuan teknologi industri yang tepat guna dan

ramah lingkungan,

b) Tercapainya standart mutu produk.

Kegiatan :

a) Mengembangkan teknologi produk dan teknologi manufaktur,

b) Mengembangkan rancang bangun dan perekayasaan industri,

c) Pengembangan teknologi industri yang berwawasan lingkungan,

standarisasi dan sertifikasi.

3) Program pengendalian pencemaran lingkungan .

Tujuan :

Meningkatkan kesadaran pengusaha IKM mentaati peraturan

perundang-undangan yang berlaku sehingga mau melengkapi

perijinan dan dokumen UKL/UPL yang diwajibkan.

Sasaran :

Terwujudnya usaha industri yang berwawasan lingkungan.

Kegiatan yang akan dilakukan :

a) Menyampaikan informasi, pendidikan dan pelatihan.

b) Melaksanakan bimbingan mengenai pencegahan dan

pengendalian lingkungan.

c) Memantau dan mengawasi dalam rangka pelaksanaan peraturan

perundangan serta ketentuan lain yang berlaku.

2. Pertanian Dan Kehutanan

a. UmumPertanian dalam arti luas mencakup tanaman pangan, hortikultura,

peternakan, perikanan, perkebunan dan kehutanan. Pertanian dan

kehutanan merupakan salah satu lapangan usaha yang mampu

menyerap banyak tenaga kerja dan mempunyai sumbangan yang relatif

cukup tinggi bagi pembentukan produk domistik regional bruto daerah.

Oleh karena itu pembangunan pertanian dan kehutanan mempunyai

peranan yang penting dalam pemulihan dan peningkatan ketahanan

ekonomi daerah. Namun sebagai bagian inti dari sistem ekonomi

kerakyatan sampai saat ini sistem pertanian dan kehutanan yang banyak

melibatkan usaha ekonomi rakyat bersekala mikro dan kecil masih

63

merupakan rantai terlemah dari sistem ekonomi nasional. Karena

lemahnya keterkaitan pengembangan industri dengan masyarakat

pertanian dan kehutanan, hal ini tercermin dari rendahnya produktivitas

pertanian dan kehutanan, tingginya jumlah masyarakat pertanian dan

kehutanan yang miskin dan rendahnya nilai tambah pertanian dan

kehutanan yang dinikmati masyarakat pertanian dan kehutanan.

Kedepan, pengembangan pertanian dan kehutanan diorientasikan pada

upaya peningkatan pendapatan dan kesejahteraan masyarakat pertanian

dan kehutanan dengan pemberdayaan segenap pelaku pembangunan

pertanian dan kehutanan. Untuk itu program-program pengembangan

pertanian dan kehutanan diarahkan untuk meningkatkan produktivitas

pertanian dan kehutanan khususnya petani kecil, mengentaskan

kemiskinan dan meningkatkan nilai tambah pertanian dan kehutanan bagi

masyarakat pertanian dan kehutanan melalui peningkatan hubungan

industrial pertanian dan kehutanan dengan sektor-sektor perekonomian

lainnya.

b. Arah Kebijakan1) Pengembangan ketahanan pangan diarahkan pada keragaman

sumberdaya pangan, peningkatan produktivitas hasil pertanian,

penerapan tehnologi tepat guna yang ramah lingkungan,

2) Peningkatan kemampuan dan ketrampilan sumberdaya manusia baik

petani, petugas penyuluh maupun aparat dalam pelaksanaan

pengembangan pertanian berorientasi pada agribisnis dan

memanfaatkan peluang yang ada dengan mensinergikan berbagai

potensi dan kegiatan lintas sektoral.

3) Pemantapan kelembagaan petani yang kuat, dinamis dan mandiri,

mampu mendayagunakan sarana dan prasarana, permodalan,

informasi pemasaran produk dan memanfaatkan potensi yang ada

guna meningkatkan pendapatan petani melalui usaha tani terpadu dan

mengupayakan nilai tambah dari produk yang dihasilkan.

4) Optimalisasi fungsi pemanfaatan hutan dan kebun ditujukan untuk

memanfaatkan hutan dan kebun secara optimal, meningkatkan

kualitas sumber daya hutan dan kebun, mengurangi kerusakan hutan

akibat gangguan hama, penyakit dan kerusakan tegakan melalui

rehabilitasi tanaman dan lahan hutan dan perkebunan, perlindungan

dan pengamanan hutan dan kebun serta konservasi alam,

64

pemantapan pengelolaan hutan dan kebun serta pemberdayaan

masyarakat sekitar hutan melalui hutan rakyat,

5) Pembangunan perkebunan ditujukan untuk memenuhi kebutuhan

industri, menunjang peningkatan ekspor serta mengembangkan

agribisnis yang terpadu dengan agroindustri melalui rehabilitasi,

peremajaan, perbaikan mutu tanaman, pengenalan keragaman jenis

dan pemanfaatan lahan kering,

6) Pembangunan peternakan diprioritaskan pada pengembangan

peternakan rakyat, guna mendorong diversifikasi pangan dalam

rangka mencukupi kebutuhan protein hewani yaitu daging, telur, dan

susu melalui kegiatan intensifikasi pemuliaan ternak dan dengan

inseminasi buatan,

7) Pembangunan perikanan diarahkan pada usaha agribisnis perikanan

baik benih ikan, ikan konsumsi, maupun ikan hias, serta dalam

rangka penyediaan protein hewani dari ikan, disamping itu juga

penyediaan sarana dan prasarana perikanan,

8) Pembangunan kehutanan diarahkan untuk memberikan manfaat

sebesar-besarnya bagi kemakmuran masyarakat dengan tetap

menjaga kelestarian sumberdaya alam dan kelangsungan fungsi

serta mutu lingkungan hidup,

9) Keikutsertaan masyarakat dan swasta dalam pelestarian sumberdaya

alam dan lingkungan dengan memprioritaskan daerah aliran sungai,

hutan lindung, hutan rakyat, dan hutan kota,

10)Peningkatan peran serta masyarakat dan swasta dalam

mengembangkan hutan wisata untuk daya tarik wisata, melindungi

plasma nutfah, keanekaragaman hayati dan ekosistem kelestarian

unsur-unsurnya dan pengembangan hutan pendidikan yang berfungsi

sebagai hutan penelitian dan pengembangan ilmu pengetahuan dan

teknologi,

11)Pengelolaan lahan kritis terus ditingkatkan untuk mempertahankan

kesuburan tanah, memelihara dan mempertahankan sumber air serta

kelestarian fungsinya dalam kemampuan daya dukung lingkungan

c. Program dan Kegiatan

1) Program Pembangunan Pertanian Rakyat Terpadu (PPRT)

65

Tujuan :

a) Menciptakan iklim yang kondusif bagi berfungsinya subsistem

ketersediaan, distribusi dan konsumsi,

b) Meningkatkan ketersediaan pangan dalam jumlah, mutu dan

keragaman,

c) Mengembangkan sistem distribusi dengan tingkat harga yang

terjangkau,

d) Meningkatkan penganeka ragaman hasil pangan olahan,

e) Meningkatkan pemberdayaan masyarakat dalam mewujudkan

ketahanan pangan,

f) Meningkatkan kewaspadaan pangan masyarakat.

Sasaran :

a) Tercapainya tingkat ketersediaan pangan daerah dan masyarakat,

b) Berkembangnya kemitraan usaha para pelaku agribisnis untuk

meningkatkan ketahanan pangan,

c) Meningkatnya keragaman konsumsi dan menurunnya

ketergantungan pada pangan pokok beras,

d) Menurunnya tingkat kerawanan pangan masyarakat.

Kegiatan yang akan dilakukan :

a) Memberdayakan kelembagaan pangan di pedesaan,

b) Memantapkan ketahanan pangan dan pengembangan agribisnis,

c) Mengembangkan pertanian tanaman pangan dan hortikultura, dan

perkebunan,

d) Menyediakan benih dan penguatan modal usaha tani,

e) Meningkatkan pembinaan dan penyuluhan pertanian,

f) Mengembangkan kapasitas dan melindungi organisasi masyarakat

dan jaringan kerja dalam penyediaan sarana dan prasarana

produksi, pengolahan, distribusi, perdagangan, pemasaran dan

informasi,

g) Meningkatkan mutu intensifikasi dan optimalisasi lahan,

h) Meningkatkan pembinaan dan pengawasan mutu dan sertifikasi

benih/bibit,

i) Menguji dan mengawasi hasil produksi pertanian,

j) Meningkatkan pembinaan dan penerapan teknologi tepat guna.

66

2) Program Pembangunan Peternakan

Tujuan :

Meningkatkan ketersediaan komoditas bahan pangan asal ternak

dalam jumlah cukup, kualitas memadai, dan tersedia sepanjang

waktu, melalui peningkatan produksi, produktivitas dan

pengembangan produk olahan.

Sasaran :

a) Meningkatknya bahan pangan asal ternak secara berkelanjutan

untuk mendukung mantapnya ketahanan pangan,

b) Meningkatnya konsumsi protein hewani.

Kegiatan yang akan dilakukan a) Pengembangan produksi peternakan,

b) Pembinaan sarana produksi peternakan,

c) Pembinaan usaha peternakan,

d) Penyelenggaraan kesehatan hewan,

e) Pembinaan sumber daya manusia di bidang peternakan.

3) Program Pembangunan Perikanan.

Tujuan :

Meningkatkan pendapatan dan taraf hidup petani ikan, peningkatan

hasil dan mutu produksi ikan, memperluas kesempatan kerja dan

berusaha di bidang perikanan, meningkatkan gizi masyarakat, dan

meningkatkan mutu lingkungan budidaya dan penangkapan ikan.

Sasaran :

a) Meningkatknya bahan pangan asal ikan secara berkelanjutan

untuk mendukung mantapnya ketahanan pangan,

b) Meningkatnya konsumsi protein hewani.

Kegiatan yang akan dilakukan a) Pengembangan produksi perikanan,

b) Pembinaan sarana produksi perikanan,

c) Pembinaan usaha perikanan,

d) Pembinaan sumber daya manusia di bidang perikanan.

67

4) Program Pengembangan Usaha Pertanian (PUP)

Tujuan :

Mengoperasionalisasikan perubahan sistem dan usaha-usaha

agribisnis yang mengarahkan agar seluruh sub sistem agribisnis dapat

secara produktif dan efisien menghasilkan berbagai produk pertanian

yang memiliki nilai tambah dan daya saing yang tinggi, baik di pasar

domestik maupun pasar internasional.

Sasaran :

Berkembangnya semua subsistem dan usaha-usaha agribisnis secara

serasi dan seimbang,

Kegiatan yang akan dilakukan :a) Mengembangkan industri benih tanpa meninggalkan

pemberdayaan masyarakat,

b) Mengembangkan komoditas peternakan, ikan hias, perkebunan,

obat-obatan, dan komoditas hortikultura khususnya tanaman

hias/bunga,

c) Mengembangkan kawasan sentra agribisnis komoditas unggulan

beserta infrastrukturnya,

d) Memberdayakan forum komunikasi dan kelompok agribisnis,

e) Mengembangkan wisata agro,

f) Menciptakan iklim usaha pangan dan kemitraan,

g) Meningkatkan pembinaan dan pelatihan jiwa kewirausahaan.

5) Program Diversifikasi Pangan dan Gizi

Tujuan :

Memelihara kemantapan ketersediaan pangan dan memperbaiki

keadaan gizi melalui penganekaragaman jenis pangan yang berasal

dari pertanian.

Sasaran :

a) Meningkatnya produksi pangan sumber karbohidrat alternatif non

beras yang berakar pada sumberdaya dan budaya lokal,

b) Meningkatnya produksi pangan sumber protein untuk memenuhi

kebutuhan gizi masyarakat,

c) Meningkatnya keanekaragaman dan kualitas konsumsi pangan.

68

Kegiatan yang dilakukan :

a) Menginventarisasi dan mengevaluasi sumber daya pangan

potensial,

b) Meningkatkan produksi substitusi bahan pangan import,

c) Meningkatkan diversifikasi pemanfaatan lahan pekarangan.

6) Program Pengembangan Sarana dan Prasarana Pertanian (PSSP).

Tujuan :

Meningkatkan sumberdaya manusia yang berkualitas, mandiri dan

mampu mengelola dan memanfaatkan sumber daya alam pertanian

dan mengembangkan sarana dan prasarana pertanian.

Sasaran :

a) Meningkatnya kualitas SDM petani dan petugas,

b) Tersedianya sarana dan prasarana pertanian.

Kegiatan yang dilakukan :a) Melaksanakan pembangunan dan pengembangan sarana dan

prasarana pertanian,

b) Pemberdayaan petani dan petugas.

7) Program Pembangunan dan Pembinaan Kehutanan serta Rehabilitasi

Lahan Kritis.

Tujuan :

Mengembalikan fungsi lahan dan meningkatkan produktivitas tanah

serta mempertahankan sumber daya alam hutan untuk

mempertahankan konservasi lingkungan dalam upaya peningkatan

konservasi tanah dan air.

Sasaran :

Terpeliharanya fungsi kawasan konservasi, lindung, pemanfaatan dan

pengelolaan lahan.

Kegiatan yang akan dilakukan :

a) Meningkatkan penanaman sempadan sungai dan pengelolaan

daerah aliran sungai,

b) Melaksanakan pembinaan dan pendampingan kelompok

KUKDAS/kredit usaha konservasi daerah sungai,

69

c) Melaksanakan rehabilitasi bangunan pengendali tebing,

d) Melaksanakan dan menyusun perencanaan partisipatif dan

pemantapan kelembagaan masyarakat,

e) Melaksanakan pembinaan dan informasi teknologi serta penguatan

modal,

f) Melaksanakan pemasyarakatan dan pengkayaan hutan rakyat

dengan MPTS (Multi Purposes Tree Species).

8) Program Perlindungan Hutan, Kebun dan Konservasi Lahan.

Tujuan :

Mempertahankan keberadaan kawasan konservasi, potensi hutan dan

perkebunan sehingga dapat berfungsi secara optimal dan lestari.

Sasaran :

Diketahuinya potensi hutan dan kebun baik kayu ataupun non kayu,

pengamanan peredaran flora dan fauna langka, memberdayakan

masyarakat.

Kegiatan yang akan dilakukan:a) Mengelola kawasan konservasi,

b) Mengeksplorasi dan menginventarisasi potensi keanekaragaman

hayati dan potensi ekowisata/jasa lingkungan,

c) Mengamankan peredaran flora dan fauna yang dilindungi.

3. Sumber Daya Air dan Irigasi

a. Umum

Pembangunan sumberdaya air adalah segala usaha pembangunan,

pemanfaatan, pelestarian dan perlindungan air beserta sumbernya

dengan perencanaan yang terpadu dan serasi guna mencapai manfaat

yang sebesar-besarnya dalam memenuhi hajat hidup rakyat dan

kesejahteraan rakyat. Pemanfaatan pengaturan air beserta sumber-

sumbernya meliputi usaha penyediaan dan pengaturan air guna

menunjang pengembangan pariwisata, industri, pertanian, permukiman,

pengembangan kelistrikan, pengaturan penyediaan air minum,

pengendalian banjir dan pencegahan terhadap pencemaran.

Semakin bertambahnya jumlah penduduk dan meningkatnya

kesejahteraan masyarakat, maka semakin meningkat pula kebutuhan air.

Sedangkan sumber air yang tersedia tidak bertambah akan tetapi

70

semakin menurun bahkan tidak jarang mengalami kekeringan, terutama

pada musim kemarau. Semakin besar pemanfaatan lahan dari lahan

pertanian menjadi lahan non pertanian, maka akan semakin menurun

pula jumlah sumber air.

Pembangunan irigasi diarahkan untuk memantapkan jaringan irigasi,

meningkatkan peran aktif masyarakat dengan keikutsertaannya dalam

pemeliharaan jaringan irigasi, tercapainya pemanfaatan air, konservasi

air, pengembangan jaringan irigasi serta terpenuhinya kebutuhan air dan

meningkatnya pemeliharaan, perbaikan serta pengaturan air irigasi.

Untuk mendukung pembangunan pertanian prioritas pembangunan irigasi

adalah membangun, merehabilitasi, memperluas jaringan irigasi dan

pemberdayaan masyarakat petani (P3A).

b. Arah Kebijakan

1) Arah pembangunan pengairan ditujukan pada upaya pendayagunaan

dan pelestarian sumberdaya air yang berkelanjutan dengan

memperhatikan keseimbangan antara ketersediaan dan kebutuhan

sumberdaya air.

2) Memantapkan sistem operasi dan pemeliharaan jaringan irigasi yang

disertai dengan usaha meningkatkan partisipasi masyarakat agar

pemanfaatan air dilakukan secara efektif dan efisien.

3) Meningkatkan pengetahuan dan kemampuan SDM pengelolaan irigasi

baik pada aparatur pemerintah maupun masyarakat

c. Program dan Kegiatan

1) Program Pengembangan dan Pengelolaan Pengairan.

Tujuan : Peningkatan penyediaan air untuk pertanian, pengendalian banjir, alur

sungai, penyediaan air baku, pelestarian dan konservasi sumber daya

air dan redifinisi (pengaturan tugas kembali) tugas antara pemerintah

dan organisasi pengelola air.

Sasaran :

Meningkatnya penyediaan air untuk pertanian dan air baku,

terkendalinya bencana banjir dan perubahan penggunaan lahan,

terlaksananya pengaturan tugas antara pemerintah serta masyarakat

dalam pengelolaan dan pelestarian sumber daya air.

71

Kegiatan yang akan dilakukan adalah :a) Mengatur kembali tugas dan fungsi pemerintah pusat, propinsi,

Kabupaten/Kota dalam rangka menciptakan kemandirian

pengelolaan jaringan irigasi oleh organisasi masyarakat pengelola

air,

b) Memberdayakan organisasi masyarakat pengelola air,

c) Menyerahkan kewenangan pengelolaan jaringan pengairan

kepada organisasi masyarakat pengelola irigasi,

d) Melakukan perlindungan lahan beririgasi dari perubahan

penggunaan lahan melalui penegakan hukum,

e) Meningkatkan pembangunan prasarana penyediaan air baku,

f) Membangun prasarana pengendalian banjir dan perbaikan alur

sungai,

g) Meningkatkan dan pembangunan waduk, embung, telaga serta

bangunan penampung air,

h) Menjaga kelestarian Sumber Daya Air.

2) Program Peningkatan peran Masyarakat dalam Pengelolaan

Sumberdaya Air.

Tujuan :Memberdayakan organisasi masyarakat pengelola air melalui

peningkatan kemampuan dalam berorganisasi, sehingga mampu

menerima wewenang yang lebih luas dalam pengelolaan air.

Sasaran :

Meningkatnya kemampuan kelembagaan masyarakat pengelola air,

perlindungan kawasan sumber daya air dan kesadaran masyarakat

dalam pengelolaan sumber daya air.

Kegiatan yang akan dilakukan adalah :

a) Melakukan penyuluhan kepada masyarakat berkaitan dengan

pengelolaan sumberdaya air,

b) Memantapkan pembentukan kelompok-kelompok yang peduli

terhadap pelestarian sumberdaya air,

c) Memulihkan kemampuan sumberdaya air yang rusak agar

berfungsi kembali,

d) Melindungi kawasan-kawasan sumberdaya air dari kerusakan,

e) Meningkatkan efisiensi dalam pemanfaatan sumberdaya air,

72

f) Memantapkan kelembagaan P3A.

3) Program Pengembangan dan Pengelolaan jaringan Irigasi.

Tujuan :

Untuk menjamin ketersediaan air bagi pertanian.

Sasaran :

Meningkatnya pemeliharaan, perbaikan dan pengembangan jaringan

irigasi.

Kegiatan yang akan dilakukan adalah :

a) Merehabilitasi bendung dan saluran irigasi,

b) Memelihara bendung dan saluran irigasi.

4. Pertambangan Dan Energia. Umum

Potensi pertambangan di kabupaten Sleman relatif terbatas dan yang

sudah diketahui berupa bahan galian golongan C, akan tetapi belum

banyak dikelola secara optimal dan dimungkinkan ada bahan galian

golongan A dan B. Sebagian besar usaha pertambangan merupakan

usaha pertambangan rakyat yang diusahakan secara sekelompok kecil

dan belum terorganisir secara baik. Bahan tambang umumnya masih

dipasarkan dalam bentuk alami, belum mengalami prosesing.

Pengambilan dan pemanfaatannya air bawah tanah sebagai bagian dari

usaha pertambangan masih banyak yang belum berizin sehingga kurang

dapat dipantau pengambilan airnya. Sumber daya energi khususnya yang

tidak dapat diperbaharui sangat terbatas, sedangkan sumber daya energi

lainnya mempunyai peluang besar untuk dikembangkan. Sumber energi

listrik secara umum telah menjangkau keseluruh pelosok desa dan telah

mampu mengembangkan kegiatan pembangunan dan perekonomian

dipedesaan.

Permasalahan yang dihadapi dibidang pertambangan dan energi adalah

rendahnya kesadaran, kepedulian dan sumber daya manusia penambang

rakyat sehingga dalam mengeksploitasi dan mengolah bahan galian

golongan C belum memenuhi tata cara yang benar dan berwawasan

lingkungan. Nilai jual dari bahan galian juga rendah karena belum

mengalami prosesing. Kurang terkendalinya pengambilan air merupakan

masalah yang perlu mendapatkan perhatian karena akan berdampak

73

pada keberadaan air bawah tanah itu sendiri dan lingkungannya. Dengan

meningkatnya jumlah penduduk akan menyebabkan kebutuhan energi

semakin besar dan saat ini ketergantungan pada satu sumber energi

masih sangat besar. Walaupun listrik sudah menjangkau semua desa

tetapi ada sebagian dusun yang belum terjangkau aliran listrik.

Upaya yang akan dilakukan untuk mengatasi permasalahan tersebut

adalah meningkatkan pembinaan, pengawasan dan pengendalian baik

kepada penambang rakyat maupun para pengambil dan pemakai air

bawah tanah, mengembangkan listrik pedesaan keseluruh dusun,

mengupayakan penganekaragaman sumber energi lain.

b. Arah Kebijakan1) Pembangunan pertambangan diarahkan untuk mendorong kegiatan

ekonomi , dengan penganekaragaman pengolahan hasil

pertambangan dimungkinkan selain golongan C yang efisien dan

efektif untuk memperluas dan menciptakan lapangan kerja serta

kesempatan kerja.

2) Pengelolaan pertambangan diselenggarakan secara terpadu dengan

tetap memperhatikan kelestarian sumber daya alam dan lingkungan

hidup.

3) Penanaman modal disektor pertambangan terus didorong dan

ditingkatkan sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang

berlaku.

4) Perlindungan terhadap pengusaha pertambangan dengan pemilikan

surat ijin pertambangan serta pengembangan koperasi.

5) Pembangunan energi diarahkan dan terus ditingkatkan dengan

memanfaatkan semua potensi serta energi yang tersedia untuk

memenuhi kebutuhan energi, meningkatkan produktifitas secara

tepat guna dan berhasil guna.

6) Pembangunan jaringan listrik pedesaan terus diperluas sampai

keseluruh perdusunan sehingga dapat meningkatkan kegiatan

pembangunan yang bersifat produktif untuk pengembangan potensi

yang dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat.

c. Program dan Kegiatan1) Program Pengembangan Geologi dan Sumber Daya Mineral

74

Tujuan :Menyediakan informasi potensi dan prospek pengembangan

geologi, sumber daya mineral dan air bawah tanah.

Sasaran :Meningkatnya kemampuan penyediaan informasi dan

pendayagunaan potensi sumber daya mineral dan air bawah tanah

yang berkelanjutan dan berwawasan lingkungan serta

mengupayakan peningkatan umur produktif pada pengelolaan

cadangan sumber daya mineral.

Kegiatan yang akan dilakukan adalah:a) Melakukan studi potensi geologi dan sumberdaya mineral,

b) Menyusun perencanaan tata guna air tanah,

c) Menyediakan sistim informasi potensi dan prospek geologi dan

sumberdaya mineral,

d) Meningkatkan pengelolaan, pengendalian dan pengawasan

terhadap pengambilan dan pemakaian air bawah tanah.

2) Program Pengembangan Usaha Pertambangan

Tujuan :

Meningkatkan penerapan metode penambangan yang baik dan

benar serta meningkatkan produksi dan diversifikasi hasil olahan

bahan tambang dan penyediaan bahan baku bagi kegiatan industri

pengolahan bahan tambang.

Sasaran :

Meningkatnya kepastian berusaha bagi pertambangan rakyat dan

menciptakan iklim usaha pertambangan yang selalu memperhatikan

kesinambungan kegiatan ekonomi dan pendayagunaan bahan

tambang secara optimal serta menurunnya kerusakan lingkungan

akibat usaha pertambangan.

Kegiatan yang akan dilakukan adalah :a) Meningkatkan pembinaan, pengawasan dan pengendalian usaha

pertambangan,

b) Mengembangkan sistem pertambangan yang terpadu,

c) Memfasilitasi usaha pertambangan swasta,

d) Menurunkan dampak negatif kerusakan lingkungan hidup,

e) Melakukan konservasi dan reklamasi lahan,

75

f) Meningkatkan pengetahuan den ketrampilan tentang teknik

penambangan yang berwawasan lingkungan serta diversifikasi

pengelolaan hasil tambang.

3) Program Pengembangan Listrik Pedesaan

Tujuan :

Meningkatkan pemanfaatan listrik untuk kegiatan ekonomi produktif.

Sasaran :

Tercukupinya kebutuhan listrik untuk keamanan, ketertiban dan

kesejahteraan masyarakat.

Kegiatan yang akan dilakukan adalah :a) Membangun jaringan distribusi tegangan menengah,

b) Membangun jaringan distribusi tegangan rendah dan gardu

listrik,

c) Memfasilitasi pemasangan lampu penerangan jalan umum

ditempat strategis.

4) Program pengembangan energi lainnya

Tujuan :

Meningkatkan pemanfaatan sumber energi lain seperti biogas, bio

massa, mikro hidro, tenaga surya dan tungku hemat energi dengan

tetap memperhatikan pelestarian lingkungan.

Sasaran :

Diversifikasi pemanfaatan sumber energi melalui pemakaian sumber

energi lain seperti biogas, biomassa, tenaga surya dan tenaga mikro

hidro oleh masyarakat.

Kegiatan yang akan dilakukan adalah :a) Memasyarakatkan hasil-hasil penelitian dan percobaan-

percobaan dalam rangka memanfaatkan sumber-sumber energi

lain seperti biogas, biomassa, tenaga surya dan mikrohidro

dengan menerapkan teknologi tepat guna,

b) Penyuluhan penggunaan tungku hemat energi.

5. Transportasi a. Umum

Penyelenggaran transportasi wilayah memerlukan investasi yang sangat

tinggi, dan sampai dengan saat ini kondisinya cukup memprihatinkan,

76

khususnya pada pembangunan fasilitas lalu lintas dan angkutan, serta

sarana dan prasarana jalan dan jembatan, terlebih lagi pada masa krisis

ekonomi banyak fasilitas lalu lintas dan angkutan yang rusak tidak

terawat dan hilang/dirusak masyarakat.

Untuk mempertahankan dan meningkatkan kualitas pelayanan sarana

dan prasarana transportasi terdapat beberapa permasalahan, antara lain

pembangunan/pemeliharaan sarana dan prasarana tranportasi

membutuhkan dana yang besar, penggunaan lahan luas dan

pemanfaatan teknologi tinggi. Sedangkan pembangunan/pemeliharaan

sarana dan prasarana transportasi merupakan prakondisi bagi

berkembangnya kesempatan dan peluang baru pada berbagai bidang.

Upaya untuk mengatasi permasalahan tersebut dengan mempertahankan

dan meningkatkan kondisi prasarana dan sarana transportasi agar tingkat

pelayanannya dapat dipertahankan dan ditingkatkan.

b. Arah Kebijakan

1) Pengembangan sistem jaringan transportasi yang berperan sebagai

urat nadi kehidupan ekonomi, sosial budaya, politik, pertahanan dan

keamanan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat dilak

sanakan secara terpadu.

2) Pemeliharaan dan peningkatan serta pengembangan kuantitas dan

kualitas jalan negara, jalan propinsi, jalan Kabupaten dan jalan desa

agar tetap dalam kondisi mantap demi kelancaran arus transportasi

dan pelayanan kepada masyarakat.

3) Peningkatan sumber daya manusia dan kualitas pelayanan prasarana

dan sarana transportasi.

c. Program dan Kegiatan1) Program Pembangunan dan Rehabilitasi Prasarana Jalan dan

Jembatan.

Tujuan :Mengembangkan dan meningkatkan jaringan transportasi jalan yang

aman, teratur, lancar, dan menjangkau seluruh wilayah.

Sasaran :

Terwujudnya prasarana jalan yang dapat melayani arus penumpang

dan barang dari dan keseluruh wilayah.

77

Kegiatan yang akan dilakukan adalah :a) Pembangunan prasarana jalan dan jembatan,

b) Peningkatan jalan dan jembatan,

c) Rehabilitasi dan pemeliharaan jalan dan jembatan.

2) Program Pembangunan Transportasi Darat

Tujuan :Mewujudkan sistem transportasi yang handal.

Sasaran :Meningkatnya kelancaran, kenyamanan dan keselamatan berlalu

lintas.

Kegiatan yang akan dilakukan adalah :a) Menyusun sistem jaringan transportasi yang handal,

b) Pengembangan fasilitas lalu lintas jalan,

c) Peningkatan kualitras SDM aparatur dibidang transportasi,

d) Peningkatan ketertiban lalu lintas dan angkutan jalan, melalui

penegakan hukum oleh PPNS, penyuluhan tertib lalu lintas dan

sosialisasi peraturan dibidang transportasi.

6. Perdagangana. Umum

Pembangunan perdagangan merupakan salah satu kegiatan bidang

ekonomi yang mempunyai peran strategis karena mendukung kelancaran

distribusi barang dan jasa, memenuhi kebutuhan pokok rakyat, serta

mendorong pembentukan harga yang wajar. Potensi yang dimiliki secara

geografis menempati jalur strategis lintas Jawa bagian selatan dengan

pusat pertumbuhan perdagangan dan pelayanan umum terutama

dikawasan Depok, Ngaglik, dan Mlati serta banyaknya UKM.

Permasalahan perdagangan selama ini adalah :

1) kurangnya informasi pasar baik dalam negeri maupun luar negeri,

2) belum adanya sarana prasarana pendukung perdagangan seperti peti

kemas dan pabean,

3) kurangnya perlindungan hak - hak konsumen.

Upaya mengatasi permasalahan tersebut diatas akan dikembangkan

sistem ekonomi kerakyatan yang bertumpu pada mekanisme pasar yang

berkeadilan dengan prinsip persaingan sehat dan memperhatikan

pertumbuhan ekonomi, nilai nilai keadilan, kepentingan sosial, kualitas

hidup, pembangunan berwawasan lingkungan dan berkelanjutan

78

sehingga terjamin kesempatan yang sama dalam berusaha dan bekerja

serta perlindungan hak-hak konsumen.

b. Arah kebijakan1) Perwujudan sistem perdagangan yang efektif dan efisien dengan

memanfaatkan ketersediaan barang dan jasa, kelancaran arus

distribusi, perlindungan kepentingan konsumen dan produsen,

2) Pemantapan peningkatan ekspor barang dan jasa diarahkan pada

penganekaragaman jenis, jumlah dan mutu komoditas ekspor,

3) Pemantapan peluang pasar yang didukung dengan peningkatan daya

saing, penyempurnaan sarana-prasarana perdagangan, sistem

informasi pasar, serta kegiatan promosi yang lebih terstruktur dan

terarah,

4) Pembangunan perdagangan diarahkan untuk meningkatkan

terwujudnya iklim dan kepastian berusaha yang kondusif terhadap

perkembangan dan peningkatan perekonomian daerah,

5) Peningkatan peran serta koperasi, pemilik modal, lembaga perbankan

dan kemitraan untuk mendorong produsen dalam memproduksi dan

melindungi pengusaha kecil, golongan ekonomi lemah serta

pemasarannya,

6) Peningkatan wawasan manajemen perdagangan, bagi pengusaha

menuju profesionalisme untuk dapat bersaing dipasar dalam negeri

maupun luar negeri.

c. Program dan Kegiatan

1) Program Pengembangan Perdagangan dan sistem distribusi

Tujuan :Mempercepat pertumbuhan ekonomi dan pemerataan pembangunan

serta memberikan sumbangan yang cukup berarti dalam penciptaan

lapangan usaha serta perluasan kesempatan kerja dan peningkatan

pendapatan masyarakat.

Sasaran :Terlaksananya pengembangan perdagangan dan sistem distribusi yang

mantap.

Kegiatan yang akan dilakukan adalah :a) Menyederhanakan ijin usaha perdagangan

b) Menyempurnakan sistem informasi pasar dan pengembangan pola

promosi/pameran

79

c) Memantau perkembangan inflasi harga barang.

d) Meningkatkan penegakan perlindungan konsumen

e) Mengupayakan Kabupaten Sleman sebagai pusat distribusi barang

dan jasa.

2) Program pengembangan usaha dan lembaga perdagangan

Tujuan :Meningkatkan sarana dan prasarana penunjang perdagangan

Sasaran :a) Berkembangnya usaha perdagangan dan kelembagaan

b) Meningkatnya kemudahan pengusaha memperkenalkan dan

mendekatkan produknya dengan konsumen.

Kegiatan yang akan dilakukan adalah :a) Meningkatkan ketersediaan sarana dan prasarana perdagangan, baik

perdagangan dalam negeri maupun luar negeri,

b) Mengembangkan pasar desa dan pasar kabupaten secara

proporsional,

c) Meningkatkan peran serta lembaga perbankan.

3) Program pengembangan Ekspor

Tujuan :Memperluas jaringan pemasaran luar negeri dan menaikkan devisa

negara

Sasaran :Meningkatnya ekspor.

Kegiatan yang akan dilakukan :a. Meningkatkan daya saing komoditi ekspor dan kemampuan

penyesuaian terhadap perubahan pasar,

b. Meningkatkan struktur komoditi ekspor dan perluasan negara tujuan

ekspor,

c. Mengembangkan eksportir menengah dan kecil serta fasilitas kredit

ekspor.

7. Pengembangan Usaha Dan Keuangan Daeraha. Umum

Kegiatan usaha daerah yang telah dilakukan Pemerintah daerah Sleman

sampai saat ini masih belum optimal, mengingat potensi yang dimiliki

Kabupaten Sleman memungkinkan untuk lebih dikembangkan dan

diupayakan. Sampai saat ini usaha daerah yang dimiliki Sleman 2 Badan

Usaha Milik Daerah yaitu PDAM dan Bank Pasar. Kondisi kedua Badan

80

Usaha Milik Daerah tersebut sampai saat ini belum optimal memberikan

kontribusi bagi PAD, sehingga memerlukan pembinaan serta

pengembangan usaha sehingga tugas dan fungsi dibentuknya BUMD

tersebut dapat terlaksana. Disamping hal tersebut didalam

pengembangan usaha daerah diluar ke dua BUMD tersebut perlu segera

direalisir dengan membuat perangkat hukum yang mengatur

pengembangan potensi daerah kedalam usaha yang diharapkan

mempunyai peran dan kedudukan yang strategis dalam sistem dan

struktur perekonomian di daerah maupun sebagai sumber PAD.

Untuk menindak lanjuti misi tersebut diperlukan inventarisasi potensi yang

ada dan kajian serta kebijakan penunjang dalam menyusun strategi yang

tepat untuk pengembangannya. Adapun pengelolaan Keuangan daerah

perlu terus ditingkatkan dengan menggali sumber-sumber lain yang ada

baik secara intensifikasi maupun ekstensifikasi serta mengefektifitaskan

belanja daerah yang lebih mengutamakan untuk kepentingan

masyarakat.

b. Arah Kebijakan1) Optimalisasi pengelolaan BUMD secara efektif dan efisien,

2) Peningkatan peran aktif Pemerintah daerah dalam pengelolaan usaha

daerah,

3) Penggalian serta pembentukan usaha baru yang resource based,

kompetitif dan dapat meningkatkan pertumbuhan wilayah,

4) Peningkatan kerja sama dengan pihak swasta dalam pengelolaan

usaha daerah,

5) Peningkatan pengelolaan sumber PAD serta meningkatkan efektifitas

anggaran dengan menerapkan skala prioritas dan mengutamakan

untuk kepentingan masyarakat.

c. Program dan Kegiatan1) Program Pengembangan dan Pembinaan Usaha Daerah

Tujuan :Mengembangkan kegiatan usaha Pemerintah daerah guna

mendayagunakan potensi daerah.

Sasaran : Terbentuknya usaha yang dilakukan Pemerintah daerah dan atau

dengan swasta untuk pengembangan ekonomi daerah guna

meningkatkan pendapatan daerah.

Kegiatan yang akan dilakukan adalah :

a) Menyehatkan/Mengoptimalkan BUMD,

81

b) Menginventarisasi dan mengkaji pengembangan aset daerah,

c) Membentuk BUMD baru,

d) Melakukan kerjasama pengelolaan aset daerah,

e) Menyertakan modal ke BUMD maupun swasta.

2) Program Pengembangan Keuangan Daerah

Tujuan :Meningkatkan kemampuan keuangan daerah secara efektif dan

efisien.

Sasaran :Meningkatnya pendapatan daerah serta mengefektifkan anggaran

Kegiatan yang akan dilakukan adalah :

a) Meningkatkan intensifikasi dan ekstensifikasi pengelolaan sumber

pendapatan daerah.

b) Meningkatkan skala prioritas penggunaan anggaran.

8. Koperasia. Umum

Koperasi disusun sebagai usaha bersama atas asas kekeluargaan.

Keberadaan Koperasi sebagai gerakan ekonomi kerakyatan maupun

sebagai badan usaha berperan serta untuk mewujudkan masyarakat

yang dinamis, maju, adil dan makmur.

Permasalahan koperasi pengelolaannya belum efisien, kurang produktif

dalam menciptakan iklim usaha yang kondusif.

Berkaitan dengan itu perlu ditingkatkan dengan sungguh-sungguh

peranan koperasi, penataan koperasi, agar dapat melaksanakan fungsi

dan peranannya dalam perekonomian daerah.

b. Arah Kebijakan1) Penataan dan peningkatan kelembagaan koperasi agar memiliki

kemampuan usaha yang efisien dan mandiri serta menjadi gerakan

ekonomi kerakyatan yang tangguh dan berakar dalam masyarakat,

2) Pembangunan koperasi diarahkan pada upaya peningkatan mutu,

kemampuan Sumber Daya Manusia, kemampuan bersaing dan

pelayanan serta meningkatkan peranannya dalam kehidupan

ekonomi,

3) Peningkatan semangat kebersamaan, kemampuan berorganisasi,

memajukan usaha dan manajemen yang lebih profesional serta

peningkatan kualitas kerjasama dengan pelaku-pelaku ekonomi

lainnya,

82

4) Pengembangan hubungan kemitraan dalam bentuk keterkaitan usaha

yang saling menunjang dan menguntungkan antara koperasi, swasta

dan BUMN/BUMD, serta antara usaha besar, menengah dan kecil

dalam rangka memperluas struktur ekonomi daerah.

c. Program dan Kegiatan1) Program Pengembangan Koperasi

Tujuan :Meningkatkan peran serta koperasi melalui upaya penguatan

manajemen dan peningkatan kualitas SDM serta perluasan akses

permodalan yang didukung oleh tersedianya sarana dan prasarana

pembangunan yang memadai.

Sasaran :a) Terwujudnya pengurus koperasi yang profesional,

b) Terciptanya hubungan kemitraan yang harmonis antar koperasi,

swasta dan pengusaha,

c) Terciptanya koperasi yang memiliki kemampuan usaha yang

efisien dan mandiri.

Kegiatan yang akan dilakukan adalah :a) Melaksanakan pembinaan dan pelatihan pengurus koperasi,

b) Melaksanakan pembinaan dan pelatihan anggota koperasi,

c) Mengadakan penilaian kegiatan koperasi,

d) Melaksanakan pembinaan dan pemantapan kelembagaan

koperasi.

2) Program Peningkatan peran koperasi

Tujuan :Untuk meningkatkan peran serta koperasi, dalam mengembangkan

ekonomi kerakyatan.

Sasaran :Meningkatnya peran koperasi, dalam bermitra usaha, serta

terlaksananya pengembangan Iptek dan penguatan modal usaha.

Kegiatan yang akan dilakukana) Menumbuhkan jaringan usaha dan pola kemitraan

b) Mengembangkan Iptek dan penguatan modal usaha.

9. Pengembangan Investasia. Umum

Pembangunan Investasi diarahkan pada peningkatan kemampuan dalam

melaksanakan fungsi dan peran serta dunia usaha dalam perekonomian.

83

Dalam pembangunan investasi kabupaten Sleman diarahkan untuk

tumbuh menjadi kegiatan usaha yang mampu sebagai penggerak utama

pembangunan ekonomi, meningkatkan pertumbuhan perekonomian

daerah melalui pemerataan kegiatan pembangunan dengan hasil-

hasilnya, serta memperluas kesempatan berusaha dan kesempatan kerja

menuju terwujudnya perekonomian daerah yang tangguh dan mandiri.

Permasalahan umum bidang investasi di Kabupaten Sleman antara lain

meliputi kurangnya informasi potensi yang ada, minimnya sarana

prasarana, kurang proaktifnya Pemerintah daerah, minimnya partisipasi

lembaga keuangan, kurangnya jaminan kepastian hukum bagi dunia

usaha serta minimnya jiwa dan partisipasi masyarakat dalam dunia

investasi.

Penanaman modal oleh masyarakat perlu lebih didorong untuk

mendukung pembangunan di berbagai kegiatan dalam rangka

menciptakan nilai tambah, kesempatan berusaha dan kesempatan kerja.

Berkaitan dengan itu perlu ditingkatkan informasi potensi daerah,

peningkatan prasarana, sarana dan fasilitas lainnya yang memungkinkan

dapat mendorong minat investasi di Kabupaten Sleman.

b. Arah Kebijakan1) Pembentukan dan atau peningkatan kelembagaan baik pemerintah

yang profesional dalam pengelolaan penanaman modal di daerah.

2) Pengembangan penanaman modal diarahkan untuk mengatasi

kemiskinan dan pengangguran dengan menciptakan lapangan kerja

dan penyerapan tenaga kerja sesuai potensi daerah berwawasan

lingkungan.

3) Pengembangan penanaman modal diarahkan untuk meningkatkan

peran aktif masyarakat dalam memperkuat pembiayaan

pembangunan daerah.

4) Pengembangan penanaman modal harus dapat dicegah adanya

berbagai bentuk monopoli dan monopsoni yang merugikan

masyarakat.

5) Penciptaan iklim usaha yang kondusif, optimalisasi dan konsistensi

peraturan di bidang dunia usaha, paradigma baru bidang pelayanan,

peningkatan prasarana, sarana dan peningkatan promosi.

c. Program dan Kegiatan

1) Program Penataan Kelembagaan bidang investasi

Tujuan :

84

Penciptaan lembaga pemerintah yang memfasilitasi masyarakat

dalam bidang investasi.

Sasaran :Terciptanya pelayanan perijinan investasi yang kondusif untuk

meningkatkan daya tarik penanaman modal daerah.

Kegiatan yang akan dilakukan adalah :a) Mengoptimalkan lembaga pelayanan investasi,

b) Menyederhanakan prosedur bidang perijinan.

2) Program Penciptaan Iklim Investasi Yang Kondusif

Tujuan :Menciptakan Kabupaten Sleman yang aman, damai dan prospektif

sebagai daerah tujuan investasi.

Sasaran :Meningkatnya minat investor yang potensial untuk menanamkan

modalnya guna mengembangkan roda perekonomian daerah.

Kegiatan yang akan dilakukan adalah :a) Menyempurnakan peraturan daerah, penyederhanaan perijinan,

birokrasi, dan retribusi serta meningkatkan upaya penegakan

hukum dan perlindungan usaha terhadap persaingan tidak sehat

ataupun gangguan lainnya,

b) Memberikan insentif dan kemudahan untuk mengembangkan

sistem dan jaringan lembaga pendukung investasi,

c) Meningkatkan kemampuan dan pelibatan lintas pelaku (stake

holder) dalam pengembangan investasi,

d) Meningkatkan akses kepada sumber daya produktif dengan

inventarisasi potensi investasi, peningkatan informasi dan promosi

potensi,

e) Meningkatkan sarana prasarana pelayanan masyarakat

10.PARIWISATAa. Umum

Kepariwisataan meliputi berbagai kegiatan yang berhubungan dengan

wisata, obyek dan daya tarik wisata, pengusaha, serta usaha lainnya

yang terkait.

Pembangunan kepariwiataan adalah merupakan suatu upaya untuk

memanfaatkan dan mengembangkan potensi obyek dan daya tarik wisata

yang dimiliki oleh daerah, antara lain berupa kekayaan alam yang indah,

85

keanekaragaman flora dan fauna, peninggalan sejarah purbakala serta

kemajemukan tradisi dan seni budaya.

Sektor pariwisata mempunyai peranan penting guna mendukung laju

pertumbuhan ekonomi daerah. Kabupaten Sleman sebagai bagian dari

Daerah Istimewa Yogyakarta memiliki potensi keunggulan wisata alam

merapi dan mempunyai letak yang strategis dilalui jalur wisata gelang

manten (Magelang, Sleman, Klaten) sehingga mempermudah

pencapaian ke obyek-obyek wisata. Namun sampai saat ini Kabupaten

Sleman belum memanfaatkan potensi-potensi kepariwisataan yang

dimiliki secara optimal. Upaya yang akan ditempuh adalah berusaha

mendayagunakan potensi obyek-obyek wisata dan didukung dengan

program pembangunan kepariwisataan yang terpadu dan berkelanjutan.

b. Arah Kebijakan1) Pengembangan dan peningkatan obyek wisata yang berupa wisata

alam, wisata budaya, wisata konvensi, wisata remaja, wisata minat

khusus wisata pedesaan dan wisata agro termasuk akomodasi dan

fasilitas pendukungnya.

2) Pengembangan pariwisata dengan pendekatan sistem yang utuh dan

terpadu bersifat interdisipliner dan partisipatoris.

3) Pengembangan obyek wisata dan peningkatan promosi serta

pemasarannya, baik didalam maupun diluar negeri dengan

memanfaatkan kerjasama kepariwisataan regional secara optimal

dalam bentuk paket-paket wisata.

4) Pembangunan kepariwisataan diarahkan untuk meningkatkan daya

tarik wisata.

5) Peningkatan pendidikan dan pelatihan kepariwisataan.

c. Program dan Kegiatan1) Program Pengembangan Produk Wisata

Tujuan :Untuk mengembangkan potensi kepariwisataan Kabupaten Sleman.

Sasaran :Terciptanya daya tarik obyek-obyek wisata dan diversifikasi produk

wisata di Kabupaten Sleman.

Kegiatan yang akan dilakukan adalah :a) Mengembangkan dan memelihara ODTW (Obyek dan Daya Tarik

Wisata) di wilayah Kabupaten Sleman,

b) Meningkatkan dan memelihara sarana dan prasarana pendukung

pariwisata,

86

c) Merencanakan, melaksanakan dan mengevaluasi pengembangan

ODTW (Obyek dan Daya Tarik Wisata),

d) Meningkatkan intensifikasi dan ekstensifikasi ODTW (Obyek dan

Daya Tarik Wisata),

e) Meningkatkan kemampuan pelayanan pada ODTW (Obyek dan

Daya Tarik Wisata) baik berupa fasilitas maupun aktivitas

pendukung pariwisata,

f) Mengembangkan wisata budaya dengan melakukan penelitian dan

pengembangan pariwsata.

2) Program Pemasaran Pariwisata

Tujuan :Meningkatkan kunjungan para wisatawan ke Kabupaten Sleman.

Sasaran :Terciptanya jaringan informasi kepariwisataan bagi para wisatawan

maupun calon wisatawan.

Kegiatan yang akan dilakukan adalah :a) Meningkatkan penyebaran dan pengembangan sistem informasi

komunikasi dan pelayanan pariwisata,

b) Meningkatkan promosi wisata,

c) Mengembangkan pemasaran produk-produk pariwisata secara

terpadu,

d) Meningkatkan sadar wisata masyarakat melalui penyuluhan

pariwisata,

e) Melakukan penelitian dan pengembangan kepariwisataan.

3) Program Peningkatan Sumber Daya Insan Pariwisata.

Tujuan :Meningkatkan pengetahuan, ketrampilan dan kemampuan para

pengusaha, pemandu wisata, dan masyarakat di bidang pariwisata.

Sasaran :Terwujudnya profesionalisme sumber daya manusia guna mendukung

pembangunan dan pengembangan pariwisata di Kabupaten Sleman.

Kegiatan yang akan dilakukan adalah :a) Melaksanakan pendidikan, pelatihan dan penyuluhan, pada para

insan pariwisata dan masyarakat sekitar ODTW (Obyek dan Daya

Tarik Wisata),

b) Membina kelompok-kelompok insan pariwisata dan masyarakat,

c) Membina dan mengembangkan usaha jasa pariwisata.

87

11. Pos Dan Telekomunikasia. Umum

Pos dan Telekomunikasi merupakan kegiatan pelayanan lalu lintas berita,

uang dan barang untuk kepentingan umum dan bertujuan menunjang

pembangunan di daerah serta sangat penting untuk kelancaran

berkomunikasi bagi manusia, kegiatan masyarakat dan pemerintah.

Dalam perkembangan kehidupan manusia menjadi faktor yang

mempengaruhi proses perubahan yang terjadi di masyarakat.

Peningkatan penyelenggaraan serta pembangunan pos dan

telekomunikasi telah meningkatkan penyebaran informasi dalam segala

aspek kehidupan seperti di bidang politik, ekonomi dan sosial budaya,

pertahanan dan keamanan. Selain pos dan telekomunikasi mempunyai

fungsi sosial juga merupakan alat terdepan dalam upaya menghimpun

dan menyalurkan potensi kegiatan ekonomi seluruh lapisan masyarakat.

Penyelenggaraan pos dan telekomunikasi mempunyai misi melancarkan

komunikasi kegiatan masyarakat, komunikasi penyelenggaraan

pemerintahan dan memberikan pelayanan kepada masyarakat di dalam

memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa

serta meningkatkan hubungan antar daerah dan antar bangsa.

Globalisasi informasi yang tidak dapat dihindari dengan berbagai dampak

benar-benar harus dikenali, dikuasai, dikendalikan, dan digunakan

sepenuhnya agar dapat memberikan nilai tambah bagi kesejahteraan

seluruh masyarakat.

Sehubungan dengan itu arah pembangunan pos dan telekomunikasi

terus ditingkatkan agar lebih mampu mendukung kegiatan pembangunan

yang makin meluas dengan meningkatkan mutu dan efisiensi

pengelolaan serta memperluas jangkauan pelayanan.

b. Arah Kebijakan

1) Pembangunan pos dan giro untuk memperluas jangkauan pelayanan

pos dan giro sampai pedesaan.

2) Pembangunan telekomunikasi diusahakan secara terpadu dengan

sektor pembangunan lainnya agar terselenggara pelaksanaan

pembangunan yang mantap, berdaya guna dan berhasil guna.

3) Pengembangan telekomunikasi terus dikembangkan secara merata

kesegenap wilayah untuk mendukung kelancaran kegiatan ekonomi

dan penyelenggaraan pembangunan dengan peningkatan mutu dan

efisiensi pelayanan.

88

4) Pembangunan pos dan telekomunikasi harus didukung oleh

peningkatan kemampuan sumber daya manusia serta pemanfaatan,

penguasaan dan pengembangan ilmu pengetahuan dan tehnologi.

c. Program dan Kegiatan1) Program Pengembangan Jasa Pos dan Giro

Tujuan :Meningkatkan pelayanan jasa pos dan giro kepada masyarakat

Sasaran :Meningkatnya kualitas pelayanan jasa pos dan giro

Kegiatan yang akan dilakukan adalah :a) Pengembangan fasilitas fisik pelayanan di Kota Kecamatan,

pemukiman baru dan daerah perkotaan yang mempunyai potensi

ekonomis,

b) Pengadaan peralatan berupa mekanisasi, otomatisasi,

komputerisasi dan mobillitas,

c) Pengembangan jasa pos dan giro agar menjadi lembaga

keuangan bukan bank yang mampu menghimpun dana dari

masyarakat .

2) Program Pembangunan Jasa Telekomunikasi

Tujuan :Meningkatkan pelayanan jasa telekomunikasi kepada masyarakat.

Sasaran :Tersedianya prasarana dan sarana telekomunikasi untuk memperluas

jangkauan pelayanan.

Kegiatan yang akan dilakukan adalah :

a) Pengembangan pembangunan kapasitas sentral telepon termasuk

sarana penunjangnya

b) Perluasan jaringan telepon umum dan pengembangan

pembangunan Wartel/Warnet

c) Mempersiapkan dan menyediakan peraturan perundang-undangan

yang berkaitan dengan penyelenggaraan telekomunikasi

d) Pengembangan kerjasama pengelolaan penyelenggaraan

telekomunikasi antara pemerintah dan swasta.

89

12. Kedirgantaraan

a. Umum

Kedirgantaraan merupakan salah satu modal dasar pembangunan, fungsi

kedirgantaraan sebagai matra transportasi udara dan telekomunikasi

memberikan andil yang cukup besar bagi kemajuan teknologi,

penerbangan, komunikasi dan internet. Disamping dampak positif dari

pembangunan kedirgantaraan juga menerima dampak negatif yang

berupa semakin tingginya tingkat pencemaran udara. Upaya pemerintah

dalam hal kedirgantaraan diantaranya membuka peluang bagi

pemanfaatan wahana kedirgantaraan, dalam telekomunikasi, meteorologi

mengadakan pemantauan dan pengendalian pencemaran udara.

b. Arah Kebijakan

1) Peningkatan pemanfaatan wilayah dan sumberdaya dirgantara

sebagai media transportasi udara, telekomunikasi, gelombang radio,

prakiraan cuaca, penginderaan jarak jauh dan pengendalian

pencemaran udara.

2) Peningkatan manfaat data klimatologi dalam memprakiraan cuaca

untuk kepentingan pertanian dan penerbangan.

c. Program dan Kegiatan

1) Program penyediaan Jasa Kedirgantaraan

Tujuan :Menjamin kelancaran aktifitas ekonomi, pariwisata serta memperluas

hubungan antar wilayah dan antar negara.

Sasaran :Meningkatnya pengguna jasa transportasi udara dan tersedianya

informasi cuaca dan iklim guna keperluan pertanian dan penerbangan.

Kegiatan yang akan dilaksanakan adalah :

a) Menyediakan hasil prakiraan cuaca dan iklim,

b) Menyediakan hasil prakiraan bencana alam.

2) Program Pemanfaatan Teknologi Kedirgantaraan

Tujuan :Memanfaatkan teknologi kedirgantaraan untuk kesejahteraan

masyarakat dengan tetap mempertahankan kelestarian fungsi udara

dari kerusakan.

90

Sasaran :Meningkatnya pemanfaatan informasi telematika bagi pembangunan

yang berkelanjutan.

Kegiatan yang akan dilaksanakan adalah :

a) Pemanfaatan energi angin dan surya untuk pembangkit tenaga

listrik,

b) Pengendalian pencemaran udara agar tidak merusak lingkungan,

c) Penyebarluasan informasi kedirgantaraan.

3) Program Pembinaan Kedirgantaraan

Tujuan :Pengenalan pendidikan dan pelatihan kedirgantaraan melalui bangku

pendidikan formal dan informal sejak dini.

Sasaran :Meningkatnya pengetahuan generasi muda dalam hal kedirgantaraan.

Kegiatan yang akan dilaksanakan adalah :

a) Pengenalan, pendidikan teknologi aeromodeling secara dini,

b) Pengembangan pendidikan dan pelatihan kedirgantaraan.

C. MENINGKATKAN KESEJAHTERAAN RAKYAT

Dalam rangka meningkatkan kesejahteraan rakyat akan dilaksanakan melalui

pembangunan bidang : Agama, Pendidikan, Ilmu Pengetahuan dan Teknologi,

Pemuda dan Olah Raga, Kependudukan, Keluarga Berencana,Tenaga Kerja

dan Transmigrasi, Kesehatan dan Kesejahteraan Sosial, Pemberdayaan

Perempuan, dan Kebudayaan.

1. AGAMAa. Umum

Agama mempunyai kedudukan dan peranan penting dan sangat strategis

sebagai landasan spiritual, moral dan etika dalam kehidupan yang harus

dipahami dan diamalkan oleh setiap individu.

Terganggunya kerukunan dan keharmonisan kehidupan beragama dan

menimbulkan berbagai konflik sosial yang potensial mengancam integrasi

bangsa.

Hal diatas menjadi sangat rawan manakala muncul perilaku yang

bertentangan dengan agama.

Untuk itu pembangunan bidang keagamaan perlu mendapat perhatian

lebih besar, dengan peningkatan pendidikan agama secara optimal,

peningkatan pelayanan kehidupan beragama, sarana dan prasarana

91

ibadah serta kegiatan belajar mengajar agama yang diarahkan pada

pribadi, akhlak dalam segala aspek kehidupan.

b. Arah Kebijakan1) Pemantapan kehidupan, fungsi dan peran agama sebagai landasan

moral, spiritual dan etika dalam kehidupan individu, bermasyarakat

dan bernegara.

2) Peningkatan kualitas keimanan dan ketaqwaan umat beragama

sesuai dengan agama yang dianutnya dan mengembangkan sikap

taat beribadah kepada pemeluk-pemeluknya.

3) Peningkatan kerukunan hidup antara pemeluk sesama agama, antar

pemeluk antar agama dan mengembangkan sikap toleransi dalam

kehidupan beragama, dan tidak menyebarkan agama kepada

pemeluk agama lain dan bersama pemerintah menjaga kehidupan

agama serta kerukunan umat beragama.

4) Pengembangan pendidikan agama sejak dini melalui individu,

keluarga, sekolah, lingkungan masyarakat dan lembaga keagamaan.

5) Peningkatan peran dan fungsi lembaga, lembaga keagamaan untuk

meningkatkan kualitas kehidupan dan kesejahteraan umat.

6) Peningkatan peran serta aktif lembaga dan organisasi keagamaan

dalam pembangunan masyarakat.

7) Peningkatan kualitas dan kuantitas sarana dan prasarana ibadah.

c.Program dan Kegiatan1) Program Peningkatan pelayanan Kehidupan Beragama

Tujuan : Peningkatan pelayanan dan rasa aman bagi umat beragama dalam

melaksanakan ibadah, serta mendorong partisipasi masyarakat dalam

penyelenggaraan kegiatan pelayanan kehidupan beragama.

Sasaran : Tertatanya sistem kelembagaan dan manajemen pelayanan serta

terpenuhinya sarana dan prasarana keagamaan guna memberi

kemudahan bagi umat beragama dalam menjalankan ibadah.

Kegiatan yang akan dilakukan adalah :a) Memberikan bantuan untuk pembangunan dan rehabilitasi sarana,

prasarana peribadatan, dan kegiatan peribadatan,

b) Memberikan sarana dan prasarana penerangan agama,

c) Menyediakan kitab suci dan literatur keagamaan,

d) Meningkatkan mutu pelayanan dan bimbingan haji,

92

e) Membina keluarga harmonis (sakinah) melalui peningkatan

pendidikan agama dalam keluarga,

f) Memberi bantuan sertifikasi tanah wakaf,

g) Mendorong berkembangnya kehidupan beragama.

2) Program Penyempurnaan Pendidikan Agama

Tujuan : Peningkatan mutu pengajaran agama pada sekolah-sekolah dan

perguruan tinggi dalam rangka mewujudkan pembangunan manusia

seutuhnya lahir dan batin

Sasaran : Tercapainya kualitas pendidikan agama yang diikuti dengan

peningkatan kualitas pendidik

Kegiatan yang akan dilakukan adalah :a) Melakukan penataran guru agama,

b) Mengembangkan pendidikan agama di luar sekolah,

c) Melakukan pendalaman subtansi dan materi pendidikan agama ,

d) Meningkatkan kualitas pemahaman dan pengamalan ajaran agam

di tingkat TK,SD,SLTP dan SLTA.

3) Peningkatan Kerukunan Hidup antar Umat Beragama

Tujuan : Peningkatan pemahaman dan pengamalan ajaran agama bagi setiap

individu, keluarga, masyarakat, dan penyelenggara negara. Serta

memperkuat dasar-dasar kerukunan hidup intern dan antar umat

beragama dengan membangun harmoni sosial dan persatuan.

Sasaran : Terciptanya suasana kehidupan keagamaan yang kondusif bagi

upaya pendalaman dan penghayatan agama serta pengamalan ajaran

agama, yang mendukung bagi pembinaan kerukunan hidup intern dan

anatar umat beragama.

Kegiatan yang akan dilakukan adalah :a) Peningkatan dialog antar umat,

b) Fasilitasi kerukunan antar umat beragama,

c) Penciptaan kondisi kondusif bagi partisipasi umat dalam

pembangunan,

d) Penyuluhan keagamaan dan bimbingan hidup beragama bagi

masyarakat,

93

e) Meningkatkan kualitas penyuluh, pembimbing, Dai dan pemuka

agama,

f) Mengembangkan materi, metodologi dan manjemen penyuluhan

dan bimbingan keagamaan.

4) Peningkatan Kemudahan Umat Beragama Dalam Menjalankan

Ibadahnya

Tujuan : Memberikan dorongan kepada umat beragama dalam melaksanakan

ibadahnya

Sasaran : Terpenuhinya sarana dan prasarana keagamaan dan terwujudnya

rasa aman di dalam menjalankan ibadahnya masing-masing pemeluk

agama

Kegiatan yang akan dilakukan adalah :a) Pengkajian potensi umat,

b) Bantuan Stimulan pelaksanaan haji,

c) Pemberian ijin fasilitas umum untuk kegiatan ibadah agama.

2. Pendidikana. Umum

Sesuai dengan Visi dan Misi yang sudah dicanangkan pemerintah

Kabupaten Sleman, maka mau tidak mau seluruh komponen yang ada

akan berusaha semaksimal mungkin untuk merealisasikan hal tersebut.

Pada dasarnya kondisi ini sudah lama melekat di Kabupaten Sleman,

namun persaingan yang ada baik ditingkat Propinsi maupun Kabupaten

sangat ketat. Hal tersebut disebabkan berbagai tantangan untuk

mewujudkan masyarakat yang berpendidikan sehingga mampu

berkompetisi dalam tatanan kehidupan bangsa yang maju.Disamping itu

masih terdapat kondisi belum meratanya pendidikan di berbagai jenis,

jenjang dan mutu pendidikan. Faktor penyebabnya adalah terbatasnya

kesadaran masyarakat, fasilitas pendidikan, serta belum sempurnanya

manajemen pendidikan yang ada serta terbatasnya tenaga pengajar

yang berkualitas, disamping itu juga masih kurangnya koordinasi antar

dinas/instansi terkait dalam penanganan masalah pendidikan dan

terbatasnya dana pendidikan yang ada.

Dari berbagai permasalahan tersebut, diupayakan peningkatan sistem

manajemen pendidikan yang mengarah pada desentralisasi pendidikan

disemua jalur, jenis dan jenjang pendidikan.

94

Upaya-upaya yang dilakukan Pemerintah Kabupaten Sleman diarahkan

pada :

1) Persediaan sarana dan parasarana pendidikan yang memadai.

2) Menciptakan sistem manajemen pendidikan yang mengarah pada

proses pendidikan yang lebih demokratis.

3) Memberdayakan lembaga pendidikan baik sekolah maupun luar

sekolah.

4) Meningkatkan kemampuan akademik dan profesional serta

meningkatkan jaminan kesejahteraan tenaga pendidik sehingga

mampu berfungsi secara optimal.

5) Perluasan dan pemerataan kesempatan memperoleh pendidikan yang

bermutu.

b.Arah Kebijakan1) Peningkatan kuantitas dan kualitas pendidkan dasar dan

menengah,penuntasan Wajib Belajar 9 Tahun dan menuju wajib

belajar 12 tahun.

2) Peningkatan kuantitas dan kualitas pendidikan non formal yang sejajar

dengan pendidikan formal .

3) Peningkatan kualitas ketrampilan, kemampuan edukasi, akademik dan

tingkat kesejahteraan tenaga kependidikan sesuai dengan

kemampuan daerah.

4) Pengembangan pendidikan pra sekolah sebagai wahana sosialisasi

awal pengembangan sikap, pengetahuan, ketrampilan dan daya cipta

yang dikembangkan di sekolah lanjut.

5) Peningkatan kerjasama antara Pemerintah Daerah dengan Lembaga

Perguruan Tinggi dan antar lembaga pendidikan.

6) Peningkatan kuantitas dan kualitas prasarana/sarana pendidikan dan

peningkatan kualitas pendidikan yang sesuai dengan pasar kerja..

7) Memperluas kesempatan untuk memperoleh pendidikan yang

bermutu tinggi bagi semua anggota masyarakat.

8) Meningkatkan kemampuan akademik dan professional dengan

jaminan kesejahteraan tenaga kependidikan.

9) Memperbaharui system pendidikan termasuk pembaharuan kurikulum,

memberdayakan lembaga pendidikan.

10) Memantapkan Sekolah dan Lembaga pendidikan luar sekolah

berdasarkan prinsip desentralisasi, otonomi keilmuan dan

manajemen.

95

11) Meningkatkan kualitas lembaga pendidikan yang diselenggarakan

baik oleh masyarakat maupun pemerintah, mengembangkan kualitas

SDM sedini mungkin secara terarah, terpadu, dan menyeluruh agar

tercipta generasi muda yang cerdas sekaligus santun.

c. Program dan Kegiatan1) Program Pemerataan Pendidikan

Tujuan : Memperluas jangkauan dan daya tampung Taman Kanak-kanak

sampai dengan Sekolah Menengah.

Sasaran : Meningkatkan angka partisipasi kasar (semua jenjang).

Kegiatan yang akan dilakukan adalah :a) Memberikan alternatif pelayanan kepada masyarakat yang kurang

mampu/kurang beruntung,

b) Memberikan bea siswa kepada siswa yang berprestasi dan

berbakat serta bagi siswa tidak mampu,

c) Memberikan subsidi pada sekolah-sekolah swasta,

d) Membangun dan merehabilitasi sarana dan perasarana pendidikan

termasuk fasilitas olah raga,

e) Optimalisasi pembangunan tenaga dan prasarana pendidikan.

2) Program Peningkatan Kualitas Dan Relevansi Pendidikan

Tujuan : Meningkatkan kualitas dan relevansi pendidikan.

Sasaran : Terwujudnya organisasi sekolah yang lebih demokratis, transparan

dan akuntabel serta mendorong partisipasi masyarakat.

Kegiatan yang akan dilakukan adalah :a) Meningkatkan profesionalisme dan kesejahteraan guru serta

tenaga pendidikan,

b) Mengembangkan peran organisasi profesi sebagai Kelompok

Kerja Kepala Sekolah (K3S), Musyawarah Kepala Sekolah (MKS),

Kelompok Kerja Guru (KKG), MGPM, Kelompok Kerja Pengawas

Sekolah (KKPS)sebagai wahana komunikasi dan wadah berbagai

pengalaman,

c) Meningkatkan ketersediaan dan pemanfaatan sarana dan

prasarana pendidikan,

d) Meningkatkan efisiensi dan efektifitas proses belajar mengajar,

96

e) Meningkatkan pengawasan dan akuntabilitas kinerja pendidikan,

f) Mengembangkan program-program ketrampilan atau kejuruan

pada SLTP, MTs, SMU, MA dan pendidikan pendidikan luar

sekolah yang sesuai dengan lingkungan setempat dan tuntutan

dunia usaha,

g) Menggerakakan peran serta masyarakat dunia usaha dan industri

dalam meningkatkan kualitas semua SMK sesuai pasar kerja,

h) Melaksanakan kurikulum pendidikan agama sesuai dengan agama

yang dianut siswa di seluruh jenjang pendidikan,

i) Menciptakan situasi kondusif keimanan dan ketaqwaan di seluruh

jenjang pendidikan,

j) Melaksanakan budi pekerti yang diimplementasikan dalam mata

pelajaran dan budi pekerti in action,

k) Mengembangkan perpustakaan sebagai sumber informasi dan

IPTEK.

3) Program Peningkatan Menejemen Pendidikan.

Tujuan : Terselenggaranya menejemen pendidikan di semua jenjang yang

berbasis pada sekolah dan masyarakat.

Sasaran: Terwujudnya menejemen pendidikan yang berbasis sekolah dan

masyarakat dengan mengenalkan konsep dengan perintisan Dewan

Sekolah untuk Kabupaten dan Komite Sekolah di setiap sekolah.

Kegiatan yang akan dilakukan adalah :a) Melaksanakan desentralisasi dan demokratisasi pendidikan,

b) Mengembangkan Menejemen Peningkatan Mutu Berbasis

Masyarakat (MPMBS) bagi sekolah dan MPMBM bagi pendidikan

luar sekolah,

c) Mengembangkan sistem intensif yang mendorong kompetisi yang

sehat antar opersonil dan lembaga sekolah,

d) Mengembangkan sistem akreditasi secara adil dan merata bagi

sekolah negeri maupun swasta serta pendidikan luar sekolah,

e) Merintis pembentukan badan akreditasi dan sertifikasi mengajar

untuk meningkatkan kualitas tenaga kependidikan secara

independen,

f) Memberdayakan personil dan lembaga antara lain dilakukan

melalui pendidikan dan pelatihan .

97

3. Kesehatan Dan Kesejahteraan Sosiala. Umum

Salah satu keberhasilan pembangunan adalah terwujudnya

kesejahteraan rakyat yang makin meningkat dan merata.Pembangunan

kesehatan dan kesejahteraan sosial mempunyai peranan penting dalam

mendukung terciptanya kinerja pembangunan yang diukur melalui indeks

pembangunan manusia, yaitu makin menurunnya angka kematian di satu

pihak dan meningkatnya angka harapan hidup di lain pihak serta

meningkatnya pendapatan masyarakat.

Tujuan pembangunan kesehatan sebagai upaya untuk mendukung

terciptanya Kabupaten Sleman Sehat 2005 adalah memberdayakan

individu dan masyarakat dalam bidang kesehatan agar berperilaku sehat

dan bersih dalam lingkungan sehat, , pelayanan upaya kesehatan yang

makin terjangkau, serta terwujudnya perlindungan masyarakat terhadap

penyakit, makanan, penyalahgunaan obat, bahan berbahaya.

Pembangunan Kesehatan yang telah dilaksanakan sampai saat ini telah

berhasil meningkatkan derajat kesehatan dan gizi masyarakat. Hal ini

dapat diamati dari terjadinya perbaikan beberapa indikator derajat

kesehatan antara lain : menurunnya angka kematian bayi (AKB), angka

kematian Balita, angka kematian ibu, meningkatnya status gizi, dan

menurunnya angka kesakitan beberapa penyakit menular. Sejalan

dengan membaiknya beberapa indikator tersebut telah terjadi

peningkatan angka harapan hidup waktu lahir.

Sedangkan tujuan pembangunan kesejahteraan sosial adalah

mewujudkan ketahanan sosial oleh dan untuk masyarakat dengan

menjunjung tinggi harkat dan martabat manusia, mewujudkan tingkat

kesejahteraan sosial yang adil dan merata, penanganan masalah sosial

yang makin mantap, serta meningkatkan partisipasi masyarakat dalam

usaha kesejahteraan sosial.

Masalah yang masih dihadapi dalam upaya peningkatan derajat

kesehatan dan kesejahteraan sosial antara lain adalah masih kurangnya

perilaku sehat, kondisi lingkungan yang kurang sehat, ketersediaan dan

mutu pelayanan kesehatan yang belum merata, peredaran obat dan

makanan yang mengandung bahan berbahaya, kemiskinan,

keterlantaran, kecacatan, dan penyimpangan perilaku sosial.

Untuk mewujudkan pembangunan kesehatan dan kesejahteraan sosial ini

perlu di dukung oleh semua pihak yaitu masyarakat, dunia usaha,

pemerintah dan peranan dari perguruan tinggi.

98

b. Arah Kebijakan1) Peningkatan kualitas sumber daya manusia dan lingkungan yang

saling mendukung dengan pendekatan paradigma sehat.

2) Peningkatan pemahaman dan penerapan perilaku hidup bersih dan

sehat.

3) Peningkatan kualitas lembaga dan pelayanan kesehatan masyarakat.

4) Peningkatan kualitas tenaga medis,para medis dan non medis.

5) Peningkatan kuantitas dan kualitas prasarana dan sarana kesehatan

serta pendukung program kesehatan.

6) Pembangunan ketahanan sosial dan pemberdayaan terhadap

penyandang masalah sosial.

7) Peningkatan pemahaman masyarakat rawan bencana dan

penyantunan terhadap korban akibat bencana.

8) Peningkatan kepedulian sosial terhadap penyandang cacat, fakir

miskin, yatim piatu, warga terlantar, kelompok rentan sosial serta

lanjut usia.

9) Peningkatan kualitas penduduk dengan program keluarga berencana.

10) Pengembangan sistim jaminan sosial tenaga kerja bagi seluruh

tenaga kerja untuk mendapatkan perlindungan, keamanan, dan

keselamatan kerja yang memadai, yang pengelolaannya melibatkan

pemerintah, perusahaan dan pekerja

c. Program dan Kegiatan1) Program Perilaku Sehat dan Pemberdayaan Masyarakat

Tujuan : Mewujudkan mutu lingkungan hidup yang sehat mendukung

pemenuhan kebutuhan dasar untuk hidup sehat

Sasaran : Tercapainya peningkatan kesadaran dan tanggung jawab masyarakat

untuk memelihara lingkungan yang sehat

Kegiatan yang akan dilakukan adalah :a) Meningkatkan kepedulian terhadap perilaku bersih dan sehat,

b) Meningkatkan kepedulian terhadap perkembangan dini anak,

c) Meningkatkan upaya anti tembakau dan NAPZA,

d) Meningkatkan pencegahan kecelakaan dan rudapaksa,

e) Meningkatkan upaya kesehatan jiwa masyarakat.

99

2) Program Lingkungan Sehat

Tujuan : Melindungi masyarakat dari ancaman bahaya yang berasal dari

lingkungan sehingga derajad kesehatan individu, keluarga dan

masyarakat optimal.

Sasaran : Terciptanya peningkatan lingkungan fisik, sosial dan budaya

masyarakat dengan memaksimalkan potensi sumberdaya secara

mandiri.

Kegiatan yang akan dilakukan adalah :a) Peningkatan wilayah/kawasan sehat,

b) Peningkatan kesehatan dan keselamatan kerja,

c) Peningkatan hygiene dan sanitasi tempat tempat umum,

d) Peningkatan pemukiman ,perumahan dan bangunan sehat,

e) Peningkatan penyehatan air.

3) Program Upaya Kesehatan

Tujuan : Meningkatkan pemerataan dan mutu upaya kesehatan yang berhasil

guna dan berdaya guna serta terjangkau oleh segenap anggota

masyarakat.

Sasaran : Menurunnya angka kesakitan dan meningkatnya derajad kesehatan

individu, keluarga dan masyarakat.

Kegiatan yang akan dilakukan adalah :a) Pencegahan penyakit menular dan imunisasi,

b) Pencegahan penyakit tidak menular,

c) Penyembuhan penyakit dan pemulihan, yang terdiri dari pelayanan

kesehatan dasar dan pelayanan kesehatan rujukan,

d) Pelayanan kesehatan penunjang,

e) Pembinaan dan pengembangan pengobatan tradisional,

f) Upaya Kesehatan reproduksi,

g) Perbaikan gizi masyarakat,

h) Upaya kesehatan matra,

i) Pengembangan survailans epidemilogi,

j) Penanggulangan bencana dan bantuan kemanusiaan,

k) Penanggulangan KLB (Kejadian Luar Biasa).

4) Program Sumberdaya Kesehatan

Tujuan :

100

Peningkatan jumlah, mutu dan penyebaran tenaga kesehatan dan

ketersediaan sarana, prasarana.

Sasaran : Teresedianya jaringan pemberi pelayanan kesehatan paripurna yang

bermutu baik pemerintah maupun swasta dan meningkatnya rasio

tenaga dan fasilitas pelayanan kesehatan.

Kegiatan yang akan dilakukan adalah :

a) Perencanaan, pendayagunaan serta pendidikan dan pelatihan

tenaga kesehatan,

b) Pengembangan jaminan pemeliharaan kesehatan masyarakat,

c) Pengembangan sarana dan peralatan kesehatan.

5)Program Perbaikan Gizi Masyarakat

Tujuan : Meningkatkan intelektualitas dan sumber daya manusia dengan

penganekaragaman konsumsi pangan yang bermutu untuk

menatapkan ketahanan pangan tingkat rumah tangga.

Sasaran : Menurunnya pre valensi gizi kurang dan gizi buruk balita.

Kegiatan yang akan dilakukan adalah :

a) Meningkatkan penyuluhan gizi masyarakat,

b) Menanggulangi gizi kurang dan menekan kejadian gizi buruk

pada balita,

c) Menurunkan anemia gizi besi pada ibu hamil,

d) Memantapkan pelaksanaan sistem kewaspadaan pangan dan gizi

(SKPG),

e) Melaksanakan penelitian dan pengembangan gizi,

f) Melaksanakan penanggulangan gangguan gizi masyarakat.

6) Program obat, makanan dan bahan berbahaya

Tujuan : Melindungi masyarakat dari bahaya penyalahgunaan dan

kesalahgunaan obat, narkotika, psikotropika, zat aditif (NAPZA) dan

bahan berbahaya lainnya.

Sasaran : Terkendalinya penyaluran obat dan NAPZA.

Kegiatan yang akan dilakukan adalah :a) Pengamanan bahaya penyalahgunaan dan kesalahgunaan obat,

narkotika, psikotropika, zat adiktif dan bahan berbahaya lainya,

b) Penggunaan obat rasional,

101

c) Penggunaan Obat esensial,

d) Pengamanan dan pengawasan makanan dan bahan tambahan,

e) Pengawasan obat, obat tradisional, kosmetika dan alat kesehatan,

f) Pembinaan dan pengembangan industri farmasi,

g) Pembinaan dan pengembangan obat asli indonesia.

7) Program Kebijaksanaan Dan Manajemen Pembangunan Kesehatan

Tujuan :Kebijaksanaan dan strategi yang ditetapkan membutuhkan kebijakan

dan manajemen sumberdaya yang efektif dan efisien serta didukung

dengan Iptek Kesehatan sehingga dapat tercapai pelayanan

kesehatan yang merata dan berkualitas.

Sasaran : Terciptanya kebijakan kesehatan yang menjamin tercapainya sistem

kesehatan yang efisien, efektif, berkualitas dan berkesinambungan.

Kegiatan yang akan dilakukan adalah :a) Pengembangan kebijaksanaan program kesehatan,

b) Pengembangan manjemen pembangunan kesehatan,

c) Pengembangan hukum kesehatan,

d) Pengembangan sistem informasi kesehatan,

e) Pengembangan Iptek.

8) Program Pengembangan Potensi Kesejahteraan Sosial

Tujuan :Pengembangan kesadaran, kemampuan, tanggung jawab, dan peran

aktif masyarakat dalam menangani permasalahan sosial

dilingkungannya, serta memperbaiki kualitas hidup dan kesejahteraan

penyandang masalah kesejahteraan sosial.

Sasaran : Terpenuhinya hak-hak anak untuk tumbuh kembang, terlindunginya

anak, lanjut usia dan perempuan dari tindak kekerasan, eksploitasi

serta tersedianya pelayanan sosial dan kemudahan untuk mengakses

fasilitas umum bagi penduduk lanjut usia.

Kegiatan yang akan dilakukan adalah : a) Pemberdayaan anak terlantar,

b) Penyebaran informasi tentang hak-hak anak dan perlindungan

sosial bagi anak-anak yang diperlakukan salah,

c) Penyantunan bagi lanjut usia terlantar,

d) Rehabilitasi sosial anak nakal dan korban narkotika,

e) Rehabilitasi sosial tuna susila,

102

f) Pemberdayaan gelandangan, pengemis, dan perempuan rawan

masalah sosial ekonomi,

g) Pemberian bantuan bagi korban bencana,

h) Pemberdayaan bagi karang taruna dan karang wreda,

i) Pemberdayaan dan perintisan pemberian kemerdekaan sarana

dan prasarana pelayanan bagi penyandang cacat.

9) Program Peningkatan Kualitas Manajemen Pelayanan Sosial

Tujuan : Meningkatkan mutu dan profesionalisme layanan sosial melalui

pengembangan alternatif intervensi dibidang kesejahteraan sosial,

peningkatan kemampuan dan kompentesi pekerja sosial dan tenaga

kesejahteraan sosial masyarakat.

Sasaran : Terumuskannya alternatif intervensi pelayanan sosial dan

meningkatnya kemampuan dan kompetensi pekerja sosial dan tenaga

kesejahteraan masyarakat.

Kegiatan yang akan dilakukan adalah : a) Penelitian dan pengembangan kesejahteraan sosial,

b) Pengembangan sistem informasi kesejahteraan sosial

c) Penyusunan standarisasi pelayanan sosial,

d) Akreditasi lembaga pelayanan sosial,

e) Pengembangan sistem legislasi kesejahteraan sosial,

f) Perencanaan dengan pendayagunaan serta diklat tenaga

kesejahteraan sosial,

g) Peningkatan sarana pendukung penyelenggaraan pelayanan

sosial,

h) Penyediaan data dan informasi kesejahteraan sosial,

i) Penyusunan standarisasi pelayanan sosial,

j) Peningkatan peran organisasi sosial dan panti sosial swasta,

k) Penyuluhan dan bimbingan sosial.

10) Program Pengentasan Kemiskinan

Tujuan :Mencegah dan meminimalisir timbulnya kemiskinan baru,

pengentasan warga miskin secara bertahap dan meningkatkan taraf

hidupnya dan meningkatkan kepedulian sesama dalam upaya

pengentasan kemiskinan.

103

Sasaran :Terentaskannya warga miskin dan warga rawan/rentan terhadap

kemiskinan dan meningkatnya kepedulian sesama pihak terhadap

masalah kemiskinan.

Kegiatan yang akan dilakukan adalah :a) Identifikasi masalah kemiskinan dan faktor penyebabnya,

b) Penyantunan terhadap warga miskin terlantar,

c) Pendampingan terhadap warga rentan terhadap kemiskinan,

d) Pemberian stimulan dan pemberdayaan warga miskin,

e) Peningkatan ketrampilan warga miskin,

f) Sosialisasi kepedulian kepada masyarakat dalam masalah

kemiskinan dan program pengentasan kemiskinan.

4. Kebudayaana. Umum

Dalam rangka mengembangkan dan membina kebudayaan di daerah

yang bersumber dari warisan budaya leluhur mengandung nilai-nilai

universal dapat menjadi salah satu aspek yang dapat memperkuat

identitas daerah, serta mampu menanamkan nilai moral yang mendukung

pembangunan daerah.

Pembangunan kebudayaan di Kabupaten Sleman bertujuan untuk

mengembangkan penanganan kawasan cagar budaya dan desa budaya,

meningkatkan kualitas karya seni, meningkatkan kesadaran budaya dan

sejarah bangsa, melestarikan warisan budaya daerah/nasional,inovasi

dan kreativitas dalam mengelola museum, serta penempatan bahasa dan

sastra jawa sebagai akses daerah yang bernilai tinggi..

Permasalahan yang timbul dalam upaya pelestarian budaya daerah

anatara lain :

1) Masuknya budaya asing,

2) Berkurangnya penghayatan budi pekerti di lingkungan keluarga,

3) Menurunnya semangat memelihara budaya nenek moyang,

4) Rendahnya sikap kritis terhadap nilai-nilai budaya.

Dalam upaya memecahkan berbagai permasalahan diatas, maka perlu

diambil langkah-langkah :

1) Mengembangkan dan membina kebudayaan daerah terutama pada

generasi muda,

2) Membudayakan budi pekerti dilingkungan keluarga,

3) Membangkitkan upaya-upaya pelestarian budaya nenek moyang pada

masyarakat,

104

4) Membina dan meningkatkan setiap kritik terhadap nilai-nilai budaya

asing pengaruhnya terhadap budaya daerah.

b. Arah Kebijakan1) Pengembangan kebudayaan daerah diarahkan untuk memberikan

wawasan budaya dan makna pada pembangunan nasional yang

ditujukan untuk meningkatkan harkat dan martabat serta memperkuat

jati diri dan kepribadian bangsa.

2) Peningkatan kemampuan masyarakat menggali nilai-nilai luhur

budaya daerah,menerima nilai-nilai positip yang berasal dari luar dan

memperkaya khasanah budaya bangsa di daerah.

3) Pelestarian nilai-nilai budaya serta peninggalan sejarah dan purbakala

termasuk kawasan cagar budaya, sistem nilai dan norma-norma yang

berlaku didalam masyarakat.

4) Pemantapan dan pengembangan kesenian tradisional dan kreasi baru

yang bernafaskan kepribadian nasional diarahkan untuk memper kaya

khasanah budaya bangsa dan menunjang pariwisata.

c. Program dan Kegiatan1) Program Pengembangan dan Pembinaan Kebudayaan Daerah

Tujuan : Peningkatan penghayatan dan pengamalan nilai-nilai luhur budaya

bangsa dalam kehidupan masyarakat sehari-hari.

Sasaran : Tertanamnya nilai-nilai luhur budaya bangsa pada keluarga dan

masyarakat.

Kegiatan yang akan dilakukan adalah :a) Inventarisasi benda-benda cagar budaya,

b) Mengembangkan cagar budaya dan desa wisata,

c) Rehabilitasi dan konservasi aset budaya,

d) Membudayakan sumberdaya manusia dan peralatannya dalam

pengembangan budaya daerah,

e) Diklat pengelola dan pelaku budaya,

f) Pembinaan kesenian melalui kegiatan pagelaran, pameran, lomba

dan festival,

g) Pembinaan dan pengawasan terhadap penghayat kepercayaan

terhadap Tuhan Yang Maha Esa.

105

2) Program Perumusan Nilai-nilai Kebudayaan Lokal

Tujuan : Peningkatan kualitas massyarakat terhadap pemahaman dalam

melakukan aktivitas kebudayaan.

Sasaran : Terciptanya masyarakat yang sadar dan peduli serta handarbeni

terhadap pentingnya nilai kebudayaan.

Kegiatan yang akan dilakukan adalah :

a) Melaksanakan pembinaan dan pengembangan bahasa dan sastra

indonesia dan daerah (jawa),

b) Melaksanakan pembinaan terhadap masyarakat tentang aspek

budaya yang luhur dan beradab.

3) Program Pengembangan Sikap Kritis Masyarakat Terhadap Nilai-nilai

Budaya

Tujuan : Peningkatan perilaku masyarakat dalam penerapan dan pelestarian

nilai-nilai budaya yang ada.

Sasaran :Terwujudnya pelestarian nilai-nilai luhur budaya bangsa.

Kegiatan yang akan dilakukan adalah :

a) Menanamkan pemahaman nilai budaya nasional dan lokal yang

dapat mendorong pembangunan daerah,

b) Peningkatan penggalangan wawasan kebangsaan, wawasan

budaya dan kesadaran sejarah,

c) Penyuluhan, pembinaan ,sarasehan budaya dan sejarah,

d) Semiloka,seminar, workshop kebudayaan.

4) Program Pengembangan Kebebasan Berkreasi Seni

Tujuan : Peningkatan kreativitas seni dalam rangka pengembangan potensi

kesenian dan meningkatkan profesionalisme seniman.

Sasaran : Terciptanya pengembangan kesenian daerah dalam rangka

memperkaya kesenian nasional

Kegiatan yang akan dilakukan adalah :

a) Memberikan penghargaan atas kreativitas dan prestasi

masyarakat dalam upaya pengembangan seni

106

b) Menyelenggarakan pameran seni,konser, pagelaran seni dan

kompetisi seni,

c) Meningkatkan profesionalisme kemampuan manajemen bagi

seniman.

5) Program Peningkatan Budaya.

Tujuan : Peningkatan penghayatan dan pengamalan nilai-nilai budaya bangsa

dalam kehidupan masyarakat sehari-hari

Sasaran : Terwujudnya pelestarian nilai- nilai kesenian dan kebudayaan

Kegiatan yang akan dilakukan adalah :

a) Meningkatkan fungsi museum sebagai pusat penelitian dan

pendidikan,

b) Meningkatkan kesadaran atas budaya, kesenian dan kesadaran

sejarah bangsa melalui usaha pengkajian, penggalian, penulisan

dan penyebarluasan,

c) Melestarikan warisan budaya, baik yang berupa benda maupun

bukan benda,

d) Meningkatkan apresiasi masyarakat terhadap kebudayaan.

6) Program Pelestarian Dan Pengembangan Kebudayaan

Tujuan : Pelestarian, penyelamatan, pemeliharaan dan pemanfaatan warisan

budaya daerah yang berupa peninggalan sejarah, kepurbakalaan dan

kesenian daerah.

Sasaran : Terbinanya tradisi daerah untuk mendukung upaya pembinaan

kebudayaan nasional

Kegiatan yang akan dilakukan adalah :

a) Meningkatkan pelestarian dan pengembangan serta pemanfaatan

tradisi, peninggalan sejarah dan permuseuman,

b) Menciptakan iklim yang kondusif bagi timbulnya kreasi sastra, seni

dan budaya,

c) Membina dan mengembangkan kebahasaan,

d) Revitalisasi kesenian daerah.

107

5. Kependudukan Dan Keluarga Berencanaa. Umum

Meskipun angka kelahiran dapat diturunkan, namun angka pertumbuhan

penduduk masih relatif tinggi dan cenderung terus bertambah. Oleh

karena itu, perlu pengendalian laju pertumbuhan penduduk ke tingkat

yang lebih rendah lagi termasuk semua variabel yang mempengaruhi.

Perlunya pemberdayaan bagi penduduk usia lanjut yang masih produktif

dan jaminan sosial bagi mereka yang tidak produktif yang diakibatkan

oleh angka harapan hidup di Kabupaten Sleman.

Penanggulangan kemiskinan segera mungkin mengingat tingginya

tingkat keluarga pra sejahtera dan keluarga sejahtera I.

Usaha untuk meningkatkan produktivitas penduduk melalui penguasaan

ilmu pengetahuan dan teknologi, serta peningkatan ketrampilan dan mutu

kerja yang produktif dan mandiri lebih diarahkan untuk penciptaan dan

perluasan kesempatan berusaha guna meningkatkan kesejahteraan.

Untuk perencanaan kegiatan program kependudukan perlu didukung oleh

data dan tersedianya informasi kependudukan yang cepat dan akurat,

sehingga akan mampu melahirkan suatu kebijaksanaan kependudukan

dan penyelenggaraan pelayanan administrasi kependudukan serta

pelaksanaan registrasi kependudukan dan catatan sipil.

b. Arah Kebijakan1) Pemberian kesempatan yang seluas-luasnya kepada masyarakat dan

LSM (Lembaga Swadaya Masyarakat) serta dunia usaha untuk

meningkatkan mutu dan cakupan penyelenggaraan pembangunan

kependudukan yang antara lain meliputi : pengentasan kemiskinan,

pendidikan, kesehatan dan keluarga berencana, pelayanan sosial,

pelayanan kependudukan dan peningkatan kualitas ketenagakerjaan.

Pemerintah daerah berperan untuk memudahkan masyarakat untuk

berpartisipasi dalam penyelenggaraan upaya tersebut.

2) Pemberdayaan perempuan merupakan satu instrumen yang penting

dalam penyelenggaraan pembangunan kependudukan yaitu

pengutamaan jender dalam setiap proses dan tahap pembangunan

sehingga kesetaraan dan keadilan jender dapat terwujud, perempuan

dapat berpartisipasi setara dengan laki-laki sehingga dapat memiliki

akses dan kontrol terhadap sumber daya pembangunan.

108

3) Keluarga sebagai unit ssosial terkecil dalam masyarakat, bagaimana

untuk memberdayakan guna meningkatkan kualitas dalam rangka

meningkatkan ketahanan keluarga dan kesejahteraan keluarga.

4) Peningkatan kualitas penduduk dengan program keluarga berencana.

5) Menyelengarakan jaminan pelayanan kontrasepsi bagi keluarga

miskin yaitu pra sejahtera dan sejahtera I.

6) Memberikan pelayanan KB dan kesehatan reproduksi secara cuma-

cuma bagi keluarga miskin, sedangkan untuk keluarga yang mampu

tidak lagi menggantungkan sepenuhnya kepada pelayanan

pemerintah, tetapi pemerintah menjamin tersedianya pelayanan yang

bermutu agar kebutuhan mereka juga dapat diperoleh dengan mudah

dan biaya terjangkau.

7) Meningkatkan kualitas pelayanan KB dan kesehatan reproduksi.

8) Kebijaksanaan umum ditetapkan bahwa calon akseptor berhak untuk

memilih metode yang dianggap cocok asalkan tidak bertentangan

dengan kondisi kesehatan, budaya, agama dan dapat disediakan oleh

pemerintah.

c. Program dan Kegiatan1) Program Pengembangan Registrasi, Administrasi Penduduk dan

Catatan Sipil.

Tujuan : Mewujudkan keserasian kebijakan kependudukan diberbagai bidang

pembangunan

Sasaran : Terumuskannya dan terlaksananya kebjakan kependudukan bagi

peningkatan kualitas, perlindungan hukum, pengendalian

pertumbuhan dan kuantitas, pengarahan mobilitas dan penyebaran

penduduk .

Kegiatan yang akan dilakukan adalah :

a) Pengembangan sistem informasi manajemen kependudukan

(SIMDUK),

b) Sosialiasi pendaftaran penduduk dan catatan sipil,

c) Pengembangan registrasi kependudukan.

2) Program Pemberdayaan Keluarga

Tujuan : Meningkatkan kesejahteraan dan ketahanan keluarga sebagai unit

sosial terkecil dalam masyarakat.

109

Sasaran : Menurunnya jumlah keluarga yang tidak mampu memenuhi kebutuhan

dasarnya.

Kegiatan yang akan dilakukan adalah :a) Pelayanan advokasi, komunikasi, informasi, dan edukasi (KIE)

serta konseling,

b) Pengembangan pengetahuan, ketrampilan dan kewirausahaan

bagi keluarga terutama keluarga pra sejahtera dan keluarga

sejahtera I,

c) Pengembangan pelayanan pembinaan ketahanan keluarga

khususnya balita dan remaja.

3) Program Keluarga Berencana

Tujuan : Memenuhi permitaan pelayanan KB dan kesehatan reproduksi yang

berkualitas serta mengendalikan angka kelahiran .

Sasaran : Menurunnya pasangan usia subur yang ingin ber KB namun tidak

terlayani KB dan menurunnya angka kelahiran total (TFR).

Kegiatan yang akan dilakukan adalah :

a) Melakukan advokasi serta KIE KB

b) Meningkatkan kualitas Pelayanan kontrasepsi

c) Memberikan jaminan dan perlindungan pemakai kontrasepsi

d) Meningkatkan kesejahteraan ibu dan anak

e) Promosi dan pemenuhan hak reproduksi

f) Promosi dan pelayanan kesehatan reproduksi

4) Program Promosi Ketahanan Kesehatan Reproduksi Remaja

Tujuan :Meningkatkan pengetahuan, sikap dan perilaku positif remaja tentang

kesehatan reproduksi dalam rangka meningkatkan derajat kesehatan

reproduksinya.

Sasaran : Menurunnya jumlah yang melangsungkan perkawinannya pada usia

remaja dan menurunnya jumlah kehamilan pada usia remaja.

Kegiatan yang akan dilakukan adalah :

a) Pelatihan kader kesehatan reproduksi,

b) Orientasi kesehatan reproduksi,

c) Pengembangan pusat informasi dan konsultasi kesehatan reproduksi,

110

d) Pengembangan KIE spesifik,

e) Promosi pendewasaan usia kawin,

f). Memberikan pendidikan kesehatan reproduksi secara formal di

sekolah.

6. Pemuda Dan Olah Ragaa. Umum

Pemuda adalah harapan bangsa. Ini adalah ungkapan klise yang enak di

dengar namun untuk mewujudkannya tidak semudah dengan

mengucapkannya. Dekadensi moral yang melanda para pemuda

menunjukkan gejala peningkatan baik kuantitas maupun kualitasnya

sudah sangat memprihatinkan. Begitu pula dengan kondisi prestasi

Olahraga yang jauh dari memuaskan. Untuk itu pembangunan di bidang

Pemuda dan Olahraga ditujukan untuk meningkatkan peran aktif pemuda

sebagai subyek pembangunan daerah, mewujudkan pemuda yang

berwawasan kebangsaan, menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi,

meningkatkan peranserta pemuda dalam bidang politik untuk

menegakkan nilai – nilai demokrasi dengan cara yang berbudaya santun,

memfasilitasi kegiatan olahraga sdalam rangka pembibitan, pembinaan

prestasi maupun pemasyarakatan olah raga di daerah, mewujudkan

masyarakat yang sehat jasmani dan rohani melalui olahraga. Serta

mengembangkan olahraga melalui kemitraan di antara lembaga

keolahragaan yang ada.

b. Arah Kebijakan1) Pengembangan olah raga diarahkan pada peningkatan kualitas

manusia pendidikan olah raga di sekolah dan masyarakat.

2) Peningkatan pembibitan olah raga agar dapat diperoleh atlit yang

berbobot dan memiliki prestasi.

3) Pengembangan iklim yang kondusif bagi generasi muda dalam meng-

aktualisasikan segenap potensi, bakat dan minat serta memberi

kesempatan pemuda berperan aktif dalam keikutsertaannya melalui

organisasi sosial politik dan organisasi kemasyarakatan.

4) Pengembangan generasi muda diarahkan untuk meningkatkan

kualitas generasi muda dalam kewirausahaan sesuai bakat dan

ketrampilan serta kemauan untuk maju agar dapat mandiri, unggul

dan berdaya saing.

111

5) Perlindungan segenap generasi muda dari bahaya penyalahgunaan

narkotika, obat-obat terlarang, zat adiktif dan kenakalan remaja.

c. Program dan Kegiatan1) Program Pengembangan Iklim Yang Kondusif Bagi Generasi Muda

Dalam Mengaktualisasikan Segenap Potensi, Bakat Dan Minat.

Tujuan : Meningkatkan upaya dan aksesibilitas bagi generasi muda dalam

melakukan aktivitas kegiatan yang positip.

Sasaran : Meningkatnya jumlah generasi muda dalam aktivitas dan kreativitas

yang positif.

Kegiatan yang akan dilakukan adalah :

a) Peningkatan pengembangan perpustakaan, penelitian dan

memantapkan forum diskusi di lingkungan generasi muda,

b) Peningkatan komunikasi antar pemuda,

c) Peningkatan sarana dan prasarana pembinaan generasi muda

yang menunjang pengembangan bakat dan prestasi,

d) Pembinaan generasi muda dalam meningkatkan wawasan

kebangsaan.

2) Program Pengembangan Minat Kewirausahaan di Kalangan Generasi

Muda.

Tujuan :Memberikan peluang kepada generasi muda untuk mengembangkan

potensinya khususnya dalam berwira usaha.

Sasaran : Meningkatnya jumlah generasi muda yang berwirausaha.

Kegiatan yang akan dilakukan adalah :a) Peningkatan jiwa kewirausahaan bagi generasi muda,

b) Pengembangan lembaga pendidikan kewirausahaan.

3) Program Perlindungan Generasi Muda Dari Bahaya Destruktif

Tujuan : Memberikan dorongan kepada generasi muda guna memperkuat jati

diri dan potensinya untuk berpartisipasi dalam pembangunan.

Sasaran : Menurunnya angka kriminalitas yang dilakukan oleh generasi muda.

112

Kegiatan yang akan dilakukan adalah :a) Pemasyarakatan tentang bahaya destruktif terutama

penyalahgunaan narkotika dan obat-obat terlarang,

b) Peningkatan kerjasama antar lembaga yang menangani

pemberantasan penyalahgunaan narkoba.

4) Program Pembudayaan Olahraga

Tujuan : Meningkatkan upaya pemanduan, bakat, prestasi dan pembibitan olah

raga sejak usia dini, termasuk bagi penyandang cacat dilingkungan

sekolah dan masyarakat.

Sasaran : Meningkatnya prestasi olah ragawan dan jumlah bibit olah ragawan

berbakat

Kegiatan yang akan dilakukan adalah :a) Memasyarakatkan olahraga,

b) Menyelenggarakan ekstra kurikuler untuk menumbuhkan budaya

olah raga bagi sekolah dasar, SLTP, SLTA dan PT,

c) Peningkatan sarana dan prasarana olahraga bagi masyarakat

d) Peningkatan pembinaan olahraga prestasi,

e) Pengembangan pola pembinaan dan latihan prestasi olah raga

bagi penyandang cacat.

7. Tenaga Kerja dan Transmigrasia. Umum

Pembangunan ketenagakerjaan secara umum bertujuan untuk

mewujudkan agar angkatan kerja yang potensial dapat bekerja secara

produktif dalam suasana yang tenang, aman, sehat, dan selamat dengan

memperoleh imbalan yang makin memadai untuk kebutuhan hidup yang

layak guna mewujudkan kesejahteraan.

Krisis moneter yang melanda perekonomian nasional telah menimbulkan

dampak negatif yaitu antara lain mengakibatkan naiknya angka

pengangguran di daerah yang disebabkan banyaknya usaha masyarakat

yang mengalami penurunan jumlah tenaga kerjanya.

Masalah lain yang dihadapi dalam pembangunan ketenagakerjaan adalah

kurangnya profesionalitas tenaga kerja sehingga selain sulit untuk

bersaing dalam pasar kerja juga akan mempengaruhi produktivitas

tenaga kerja yang pada akhirnya berpengaruh pula terhadap pendapatan

113

yang diterima. Perlindungan tenaga kerja dan upah yang masih rendah

merupakan masalah penting juga dalam upaya pemantapan hubungan

kerja yang harmonis dan serasi antara pekerja dan pengusaha.

Untuk mewujudkan tujuan pembangunan tersebut perlu didukung oleh

peranan dari semua pihak yaitu masyarakat, pemerintah, dunia usaha

atau swasta serta lembaga legislatif yang mampu memperjuangkan nasib

pekerja.

b. Arah Kebijakan1) Penciptaan dan perluasan lapangan kerja serta kesempatan berusaha

di berbagai sektor dan wilayah,

2) Pendayagunaan dan penyaluran tenaga kerja perlu didukung

informasi ketenagakerjaan, pasar kerja dalam dan luar negeri serta

perencanaan tenaga kerja yang sifatnya menyeluruh dan terpadu

dengan memperhatikan kemampuan tenaga kerja dan kualitas tenaga

kerja,

3) Peningkatan kualitas tenaga kerja diarahkan untuk membentuk tenaga

kerja yang terampil dan tangguh serta memiliki kesadaran dan

tanggung jawab, memiliki etos kerja dan jiwa wirausaha,

4) Pemantapan hubungan industrial Pancasila dan perlindungan tenaga

kerja meliputi hak berserikat, keselamatan dan kesehatan kerja serta

jaminan sosial tenaga kerja,khususnya bagi tenaga kerja wanita perlu

diberikan perhatian dan perlindungan sesuai dengan kodrat, harkat

dan martabatnya,

5) Pembangunan ketenagakerjaan untuk mencipta-kan tenaga yang

berkualitas, berdisiplin serta menumbuhkan harkat dan martabat yang

tinggi sesuai dengan kebutuhan dan perkembangan ilmu pengetahuan

dan tehnologi,

6) Pembangunan transmigrasi diarahkan pada pemerataan persebaran

penduduk dalam rangka perluasan lapangan kerja dan kesempatan

berusaha, peningkatan taraf hidup dalam menunjang pembangunan

wilayah serta nasional,

7) Peningkatan pelaksanaan transmigrasi swakarsa selain transmigrasi

umum makin lebih mendorong tumbuhnya peranan dan tanggung

jawab swasta dan masyarakat,

8) Penyelenggaraan trasmigrasi perlu terus disempurnakan dan

ditingkatkan pelayanannya, melalui peningkatan koordinasi antar

sektor, antar daerah asal dan daerah tujuan, serta antar pemerintah

daerah dengan peme rintah pusat yang lebih terpadu,

114

9) Peningkatan informasi,penerangan dan penyuluhan transmigrasi

kepada masyarakat agar lebih membuka pengertian wawasan

nusantara bagi masyarakat,

10) Peningkatan keberhasilan dan kesejahteraan transmigran perlu

diberikan bekal pendidikan dan pelatihan ketrampilan serta bantuan

peralatan yang sesuai kebutuhan sehingga mampu mengembang-

kan usaha dan menjamin kehidupan keluarga yang lebih produktif,

11) Peningkatan pendidikan dan pelatihan ketram pilan serta pemberian

bantuan peralatan sesuai kebutuhan, sehingga mampu mengem-

bangkan usaha dan menjamin kehidupannya.

c. Program dan Kegiatan1) Program perluasan dan pengembangan Kesempatan Kerja

Tujuan:

Memberikan ketrampilan tenaga kerja padat karya dan perluasan

sistem kerja padat karya serta pemagangan untuk tenaga kerja

mandiri profesional (TKMP)

Sasaran:

Terciptanya lapangan kerja baru

Kegiatan yang akan dilakukan adalah: a) Peningkatan latihan ketrampilan tenaga kerja

b) Menginventarisir dan mengkaji potensi pencari kerja,

c) Menyebarluaskan informasi pasar,

d) Membina,menyeleksi dan mengirimkan transmigran ,

e) Membimbing, membina dan menyeleksi calon tenaga kerja yang

akan dikirim ke luar negeri.

2) Program penyebaran dan pendayagunaan tenaga penganggur

Tujuan:

Penciptaan lapangan kerja baru dan menciptakan iklim yang

kondusif bagi investor untuk berusaha yang membawa dampak bagi

penyerapan tenaga kerja.

Sasaran :

Menurunnya angka pengangguran.

115

Kegiatan yang akan dilakukan adalah :a) Perluasan lapangan kerja dan pendayagunaan tenaga

penganggur,

b) Pengembangan dan perencanaan tenaga kerja,

c) Penciptaan dan pengembangan kesempatan kerja,

d) Penyaluran tenaga kerja antar kerja lokal, antar kerja antar daerah

termasuk transmigrasi, dan antar kerja antar negara.

3) Program perlindungan dan Pengembangan Lembaga Tenaga kerja

Tujuan :

Mendorong kepada pengusaha dan lembaga tenaga kerja untuk

memberikan jaminan kesehatan dan perlindungan tenaga kerja.

Sasaran :

Meningkatnya kesejahteraan tenaga kerja.

Kegiatan yang akan dilakukan adalah :

a) Pembinaan hubungan industrial dan perlindungan tenaga kerja

b) Meningkatkan pengawasan norma kerja, keselamatan kerja dan

kesehatan kerja serta jaminan sosial

c) Meningkatkan pengawasan, perlindungan , dan penegakan hukum

terhadap peraturan yang diberlakukan bagi tenaga kerja

d) Meningkatkan pembinaan syarat-syarat kerja dan penegakan

terhadap pelaksanaan peraturan ketenagakerjaan

e) Pembentukan kelembagaan tenaga kerja

f) Pengawasan keselamatan kerja

g) Pemberian jaminan sosial tenaga kerja

h) Pengawasan dan pembinaan terhadap lembaga pengerah tenaga

kerja.

4) Program Peningkatan Kualitas dan Produktivitas Tenaga Kerja dan

calon tenaga kerja.

Tujuan :

Meningkatkan ketrampilan tenaga kerja dan calon tenaga kerja.

Sasaran :

Meningkatnya produktivitas tenaga kerja.

116

Kegiatan yang akan dilakukan adalah :

a) Mengembangkan standariasi dan sertifikasi kompetensi yang

dilakukan melalui lembaga standarisasi dan kompetensi.

b) Meningkatkan relevansi, kualitas dan efisiensi pelatihan kerja

c) Memasyarakatkan nilai dan budaya produktif

5) Program Transmigrasi

Tujuan :

Meningkatkan kesejahteraan masyarakat melalui program

transmigrasi

Sasaran :

Terwujudnya kesejahteraan masyarakat transmigran

Kegiatan yang akan dilakukan adalah :

a) Melaksanakan sosialisasi/penyuluhan masalah ketransmigrasian,

b) Melaksanakan pendaftaran dan seleksi calon transmigran,

c) Melaksanakan penampungan, pemeriksaan kesehatan dan

pengangkutan calon transmigran,

d) Melaksanakan koordinasi, kerjasama dengan daerah tujuan

(daerah penempatan transmigran).

8. Peranan Perempuan

a. Umum Upaya meningkatkan peranan perempuan diarahkan melalui upaya

peningkatan kedudukan dan peran perempuan dalam lingkungan

keluarga serta dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.

Perwujudan kearah itu dicapai melalui peningkatan pemberdayaan

perempuan, peningkatan kualitas organisasi perempuan,serta

kebijaksanaan untuk mewujudkan kesetaraan dan keadilan jender.

Kesetaraan jender diwujudkan melalui upaya penghapusan diskriminasi

dan ketidakadilan struktural yang berarti tidak adanya pembakuan peran,

beban ganda perempuan dan kekerasan terhadap perempuan, sehingga

dapat dicapai optimalisasi kesetaraan perempuan dalam berbagai bidang

pembangunan menuju kesejahteraan masyarakat.

117

b. Arah Kebijakan1) Peningkatan peranan perempuan baik sebagai warga negara maupun

sebagai sumberdaya insani mempunyai hak dan kewajiban serta

kesempatan yang sama dengan pria dalam pembangunan di segala

bidang dengan memperhatikan harkat dan kodrat dan martabatnya.

2) Peningkatan ketrampilan dan kemampuan perempuan agar dapat

berperan aktif di segala bidang kehidupan bangsa.

3) Peningkatan peranan wanita dan organisasi perempuan untuk

mewujudkan kesejahteraan keluarga.

c. Program dan Kegiatan1) Program Peningkatan kualitas hidup perempuan

Tujuan :

Peningkatan kedudukan dan peranan perempuan sebagai individu,

yaitu baik sebagai insan dan sumber daya pembangunan sebagai

bagian dari keluarga yang merupakan basis terbentuknya generasi

sekarang dan masa mendatang.

Sasaran :

Terwujudnya partisipasi perempuan dalam segala bidang

pembangunan.

Kegiatan yang akan dilakukan adalah :

a) Menyiapkan lingkungan yang lebih kondusif untuk kesetaraan

akses dan kesempatan dalam memperoleh pendidikan bagi anak

perempuan dan laki-laki,

b) Pengembangan kebijaksanaan pendidikan yang berperspektif

jender,

c) Pengutamaan jender dalam tingkatan partisipasi ,kurikulum materi

pelajaran dan proses pembelajaran serta pelaku pendidikan,

d) Pembangunan kesehatan, gizi dan KB berspektif jender,

e) Pembangunan ekonomi dan ketenaga kerjaan berspektif jender,

f) Pemberdayaan perempuan dalam pengembangan ekonomi

kerakyatan,

g) Peningkatan pengentasan kemiskinan bagi keluarga perempuan,

h) Peningkatan peran perempuan dalam pengelolaan dan pelestarian

SDA dan Lingkungan hidup serta peningkatan pemahaman

terhadap akibat pencemaran lingkungan oleh bahan berbahaya,

118

i) Peningkatan peran aktif perempuan dalam proses perencanaan,

pelaksanaan, pengawasan dan evaluasi kebijaksanaan dan

program pembangunan politik,

j) Peningkatan kepedulian semua pihak terhadap kualitas tumbuh

dan kelangsungan hidup anak dan remaja putri,

k) Peningkatan apresiasi masyarakat masyarakat terhadap

perempuan lanjut usia,

l) Peningkatan kawasan dan pengetahuan perempuan dalam upaya

pencegahan terhadap tindak kekerasan dan eksploitasi

komersialisasi perempuan.

2) Program Peningkatan hak dan perlindungan hukum bagi perempuan

Tujuan :

Peningkatan perlindungan hukum bagi perempuan dan peningkatan

hak

Sasaran :

Terwujudnya penyetaraan antara laki-laki dan perempuan dalam

segala bidang

Kegiatan yang akan dilakukan adalah :a) Peningkatan perlindungan, penghormatan dan penegakan HAM

bagi perempuan dalam seluruh aspek kehidupan,

b) Peningkatan kesadran hukum, kesetaraan dan keadilan jender

bagi masyarakat,

c) Perlindungan perempuan dari eksploitasi seksual komersial dan

tindak kekerasan.

9. Ilmu Pengetahuan Dan Teknologia. Umum

Ilmu Pengetahuan dan Teknologi merupakan aspek yang sangat penting

dalam rangka pembangunan bidang-bidang lain, sebab dengan

pembangunan IPTEK yang maju dapat memberikan nuasa-nuansa

inovasi dan kreativitas dalam kehidupan manusia, untuk itu rumusan-

rumusan pembangunan IPTEK yang akan diraih pada masa yang akan

datang sangat penting dilakukan.

Pembangunan IPTEK perlu ditingkatkan pemanfaatan teknologi dan

pengetahuan di berbagai bidang pembangunan perlu dilanjutkan dan

ditingkatkan serta diperluas untuk mencapai hasil guna dan daya guna.

119

Tingkat keberhasilannya sangat ditentukan oleh kualitas SDM yang ada,

demikian juga sebaliknya keberhasilan pembangunan SDM pun sangat

dipengaruhi oleh keberhasilan di bidang pengembangan IPTEK.

Tujuan pembangunan dibidang ilmu pengetahuan dan teknologi adalah

memanfaatkan sumberdaya yang ada dalam rangka mengembangkan

ilmu pengetahuan dan teknologi dan pemanfataannya dalam dunia

usaha, khususnya usaha kecil, menengah dan koperasi; menyelaraskan

perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi dengan nilai – nilai

budaya daerah, baik dalam cara berfikir maupun sikap hidup

bermasyarakat, sekaligus menyikapi issu globalisasi; dan meningkatkan

efisiensi dan efektifitas dengan dukungan ilmu pengetahuan dan

teknologi untuk meningkatkan taraf hidup masyarakat.

b.Arah KebijakanUpaya–upaya untuk mencapai tujuan tersebut diatas adalah dengan

memfasilitasi pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi sesuai

dengan kebutuhan dan kemampuan daerah, menciptakan kondisi

kompetitif bagi perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi,

menjembatani hubungan antara lembaga litbang dengan dunia usaha,

serta melindungikarya ilmu pengetahuan dan teknologi dengan

memasyarakatkan Hak Atas Kekayaan Inteletual (HAKI)

c. Program dan Kegiatan1) Program Pengembangan dan pengkajian IPTEK

Tujuan :

Pemecahan masalah-masalah pembangunan dengan pengembang-

kan dan menerapkan teknologi tepat guna

Sasaran :

Tercapainya penerapan teknologi tepat guna dalam rangka

meningkatkan produktivitas.

Kegiatan yang akan dilakukan adalah :a) Pemberdayaan lembaga-lembaga litbang

b) Sosialisasi kepada massyarakat agar peduli terhadap

pengembangan IPTEK

c) Pengkajian dan penelitian IPTEK sebagai potensi daerah

d) Peningkatan alih teknologi dan penerapan teknologi tepat guna

120

e) Peningkatan koordinasi untuk pengembangan dan penerapan

IPTEK

10. Lembaga Kemasyarakatana. Umum

Dalam rangka memantapkan penyelenggaraan otonomi daerah yang

luas, nyata dan bertanggung jawab, peranan lembaga-lembaga non

pemerintah perlu ditingkatkan kemampuannya. Hal ini ditujukan untuk

meningkatkan kemampuan dan keterlibatan lembaga-lembaga non

pemerintah, baik formal maupun informal dalam proses pengambilan

keputusan, perencanaan dan pelaksanaan serta pengawasan jalannya

pemerintahan, pembangunan, dan pelayanan masyarakat. Lembaga-

lembaga non pemerintah yang dimaksud termasuk Dewan Perwakilan

Rakyat Daerah (DPRD), Badan Perwakilan Desa, Lembaga Swadaya

masyarakat, lembaga adat, lembaga keagamaan dan lembaga

masyarakat lainnya.

Sasaran yang ingin dicapai adalah berfungsinya secara baik serta

terbangunnya mekanisme partisipasi lembaga non pemerintah dalam

proses pengambilan keputusan, perencanaan, pelaksanaan dan

terciptanya mekanisme pengawasan sosial secara demokrasi.

b. Arah Kebijakan1) Mengembangkan otonomi daerah yang luas, nyata dan bertanggung

jawab dalam rangka pemberdayaan lembaga ekonomi,lembaga

politik, lembaga hukum, lembaga keagamaan, lembaga adat, dan

lembaga swadaya masyarakat, serta seluruh potensi masyarakat

dalam wadah Negara Kesatuan Republik Indonesia

2) Mengoptimalkan peran dan fungsi Dewan Perwakilan Rakyat Daerah

dalam rangka melaksanakan penyelenggaraan otonomi daerah yang

luas, nyata, dan bertanggung jawab.

c. Program dan Kegiatan1) Program Penguatan Lembaga Non Pemerintah

Tujuan :

Meningkatkan partisipasi organisasi non pemerintah dalam

pembangunan.

121

Sasaran :

Berkembangnya organisasi non pemerintah yang dapat

meningkatkan kehidupan ekonomi, sosial dan politik.

Kegiatan yang akan dilaksanakan :a) Peningkatan kemampuan dalam analisis kebijakan, manajemen

publik, manajemen keuangan, dan komunikasi politik.

b) Peningkatan komunikasi dan konsultasi dengan masyarakat,

lembaga non pemerintah, dunia usaha dan pemerintah daerah

c) Peningkatan kegiatan analisis kebijakan dengan kerjasama

dengan perguruan tinggi dan lembaga-lembaga lainnya serta

pengembangan kelembagaan.

2) Program Penguatan Organisasi Masyarakat

Tujuan :

Peningkatan kapasitas organisasi sosial dan ekonomi masyarakat

sebagai wadah bagi pengembangan usaha produktif.

Sasaran :

Berkembangnya organisasi dan ekonomi masyarakat untuk dapat

meningkatkan kehidupan ekonomi masyarakat.

Kegiatan yang akan dilakukan :

a) Penghapusan berbagai peraturan yang menghambat

perkembangan organisasi sosial dan ekonomi yang dibentuk oleh

masyarakat,

b) Penyediaan bantuan dan informasi kepada organisasi sosial dan

ekonomi masyarakat,

c) Pengembangan forum lintas pelaku dalam komunikasi dan

konsultasi baik antara pemerintah dan lembaga masyarakat

maupun antar lembaga masyarakat.

D. MENINGKATKAN KAPASITAS PENGEMBANGAN POTENSI WILAYAH

Peningkatan kapasitas pengembangan potensi wilayah akan dilaksanakan

melalui pembangunan bidang-bidang perdesaan dan perkotaan, pertanahan,

perumahan dan permukiman, penataan ruang, sumberdaya alam dan

lingkungan hidup dan wilayah perbatasan.

Krisis ekonomi telah memberikan dampak yang cukup besar bagi kehidupan

masyarakat. Pengembangan perekonomian daerah dan pengembangan wilayah

122

sebagai upaya peningkatan pembangunan daerah dan pemerataan

pertumbuhan mengalami hambatan keterbatasan dalam pemanfaatan

sumberdaya alam, ketersediaan modal, serta kemitraan pemerintah,

masyarakat dan dunia usaha.

Masalah lain yang terjadi adalah ketidaktertiban pemanfaatan ruang karena

belum dilaksanakannya penataan ruang yang baik, sehingga mengakibatkan

terjadinya degradasi lingkungan. Pengembangan wilayah juga dibatasi oleh

kondisi dan ketersediaan prasarana dan sarana yang ada yang ditentukan oleh

luasnya wilayah yang harus dijangkau.

1. Perdesaan Dan Perkotaana. Umum

Sebagian besar masyarakat perdesaan saat ini masih berada pada

kehidupan dan budaya perdesaan yang mengandalkan sumber

kehidupan dari pertanian subsistem atau sebagai buruh tani yang

pendapatannya tidak pasti dan rendah. Disamping itu kehidupan sosial

ekonomi masyarakat perdesaan relatif tertinggal di banding daerah

perkotaan yang disebabkan oleh lapangan pekerjaan dan kegiatan usaha

yang tidak kompetitif dan tidak memberikan pendapatan masyarakat yang

layak, kondisi pelayanan pendidikan dan kesehatan kurang memadai,

rendahnya tingkat pelayanan prasarana dan sarana permukiman.

Berbagai upaya telah dilakukan untuk mengatasi kondisi tersebut dengan

mewujudkan kegiatan sosial ekonomi perdesaan, peningkatan akses

terhadap sumberdaya produksi, pengembangan jaringan usaha yang

melibatkan petani dan menyelesaikan problem pemasaran hasil-hasil

pertanian.

Kawasan perkotaan merupakan tempat yang sanagat menarik bagi

masyarakat untuk mengembangkan kehidupan sosial ekonomi.

Pertumbuhan penduduk dan arus urbanisasi yang tinggi telah

menyebabkan tidak terkendalinya perkembangan permukiman,

lingkungan perumahan, kesehatan, lingkungan hidup, resapan air, sosial

serta tumbuhnya kawasan kumuh.

Berbagai upaya pemerintah telah dilakukan untuk membantu

menyelesaikan masalah penyediaan perumahan dan permukiman dan

fasilitas pendukung bagi kelompok–kelompok berpenghasilan rendah dan

miskin malalui pemugaran rumah dan lingkungan, perbaikan kampung

123

dan pemukiman kumuh, serta memberikan subsidi kredit pemilikan

rumah.

b. Arah Kebijakan1) Pembangunan desa dan masyarakat pedesaan terus didorong melalui

peningkatan koordinasi pembangunan sektoral, pengembangan

kemampuan sumber daya manusia dan kelembagaan desa serta

pemanfaatan sumber daya alam yang dimiliki, dalam usaha

mempercepat peningkatan perkembangan desa dengan lebih

melibatkan partisipasi masyarakat secara aktif.

2) Peningkatan pendidikan dan pelatihan kerja yang diarahkan untuk

meningkatkan kemampuan SDM perdesaan agar dapat berperan aktif

dalam pembangunan, mampu memanfaatkan peluang usaha, mampu

mengembangkan hasil produksi, serta pengolahan hasil produksi dan

usaha pemasarannya yang selanjutnya dapat meningkatkan

kesejahteraan.

3) Mewujudkan struktur ekonomi perdesaan yang lebih kokoh,

berlandaskan sektor pertanian yang mantap dalam mempertahankan

swasembada pangan, meningkatkan keanekaragaman dan keter-

sediaan pangan dan mendukung perkembangan industri perdesaan.

4) Pembangunan perkotaan perlu ditingkatkan dan dilakukan secara

berencana dan terpadu dengan memperhatikan rencana tata ruang,

pertumbuhan penduduk, lingkungan permukiman, lingkungan usaha

dan lingkungan kerja serta kegiatan ekonomi dan sosial, agar terwujud

lingkungan perkotaan yang bersih, sehat, indah dan nyaman serta

terjaganya keserasian dan keselarasan nilai sosial budaya

mencerminkan kepribadian daerah.

c. Program dan Kegiatan

1) Program pembangunan Perdesaan

Tujuan :

Meningkatkan kemandirian masyarakat dengan mempercepat

kemajuan ekonomi perdesaan yang adil dan merata untuk

meningkatkan kesejahteraan masyarakat

Sasaran :

Meningkatnya pendapatan masyarakat perdesaan, terciptanya

lapangan kerja, tersedianya bahan pangan, bahan lainnya untuk

124

memenuhi kebutuhan konsumsi dan produksi, dan meningkatnya

kemandirian kapasitas lembaga perdesaan.

Kegiatan yang akan dilaksanakan adalah :

a) Menyempurnakan struktur kelembagaan perdesaan

b) Membangun sistem agribisnis

c) Menyediakan fasilitas akses permodalan

d) Meningkatkan kehidupan sosial ekonomi kelompok masyarakat

dan keluarga miskin.

e) Mengembangkan jaringan produksi dan pemasaran

f) Mengembangkan industri kecil dan rumah tangga

g) Menguatkan lembaga ekonomi masyarakat

h) Membangun dan memelihara sarana prasarana

i) Meningkatkan penguatan tehnologi tepat guna

j) Mengelola dan memanfaatkan fungsi sumber daya alam yang

berkelanjutan.

2) Program peningkatan kapasitas Pengelolaan perkotaan

Tujuan :

Mewujudkan kota yang berbudaya, berkeadilan dan layak dalam arti

memperhatikan keseimbangan daya dukung dan daya tampung

lingkungan, serta mempertimbangkan kepentingan daerah lain.

Sasaran :

Meningkatnya kemampuan pengelolaan perkotaan yang

berkeseimbangan dalam penyediaan prasarana sarana dan

pelayanan umum oleh pemerintah, meningkatnya partisipasi

masyarakat dan dunia usaha dalam pembangunan perkotaan dengan

berkurangnya kemiskinan, pengangguran dan kerawanan sosial.

Kegiatan yang akan dilakukan adalah :a) Menyempurnakan struktur kelembagaan dan kapasitas pengelola

kota serta mempersiapkan dan menyediakan peraturan

perundang-undangan dalam upaya menegakkan hukum secara

konsekwen dan konsisten.

b) Memantapkan sistem dan standar pelayanan umum

c) Meningkatkan kemitraan pemerintah, masyarakat dan swasta

dalam pembangunan serta pengelolaan kota.

d) Meningkatkan upaya penanggulangan masalah kemiskinan,

pengangguran dan kerawanan sosial

125

e) Melakukan penataan fungsi kawasan di perkotaan

f) Mengembangkan sistem jaringan pelayanan perkotaan yang

mendukung jalur produksi–kolektor–distribusi antar kota, antar

wilayah, dan antar perkotaan dengan perdesaan

2. Penataan Ruang

a. UmumPemanfaatan ruang baik secara dua dimensi maupun tiga dimensi di

Kabupaten Sleman belum memadai dalam arti efisiensi pemanfaatan

ruang, keserasian dan keterpaduan (sinergi) antar kegiatan/ pemanfaatan

ruang serta belum optimalnya peningkatan nilai ruang. Disamping itu

permasalahan lain yang timbul adalah kurang sesuainya pelaksanaan

pembangunan dan kegiatan terhadap rencana tata ruang. Upaya yang

dilaksanakan untuk meningkatkan efisiensi, keterpaduan dan nilai ruang

dimaksud diperlukan perbaikan-perbaikan pada aspek:

1) Perencanaan Tata Ruang yang meliputi substansi, proses dan

sosialisasi Rencana Tata Ruang.

2) Implementasi pembangunan dan kegiatan yang sesuai dengan Tata

Ruang.

3) Evaluasi, pengawasan dan pengendalian Tata Ruang.

Pelaksanaan yang menyangkut aspek-aspek diatas harus melibatkan

stake holder yang terkait sehingga tercapai keterpaduan dan

kesinambungan pembangunan.

b. Arah Kebijakan

1) Pemanfaatan ruang diarahkan agar mengakomodasi semua

kepentingan secara terpadu, berdayaguna dan berhasilguna, serasi,

selaras, seimbang dan berkelanjutan serta berwawasan lingkungan.

2) Penataan Ruang berazaskan manfaat keterbukaan, persamaan,

keadilan dan perlindungan hukum.

3) Penataan ruang disesuaikan dengan kondisi wilayah dan masyarakat

yang dibedakan dengan sifat/kondisi perkotaan dan perdesaan

4) Penyusunan Tata Ruang diselenggarakan secara transparan dan

melibatkan stake holder.

126

c. Program dan Kegiatan

1) Program Perencanaan tata ruang

Tujuan :

Menyediakan dokumen rencana tata ruang yang mutakhir dan mudah

dioperasionalkan sebagai pedoman pelaksanaan kegiatan

pembangunan/investasi baik pemerintah maupun stake holder.

Sasaran :

Tersedianya tata ruang wilayah, rencana detail tata ruang kawasan

tumbuh cepat/perkotaan dan rencana tata ruang ibu kota kecamatan

yang dapat mengantisipasi tuntutan perkembangan jaman.

Kegiatan yang akan dilaksanakan adalah :

a) Peningkatan kemampuan SDM dalam perencanaan dan

pengendalian tata ruang,

b) Menyusun tata ruang wilayah dan kawasan.

c) Memantapkan koordinasi stake holder berkaitan dengan tata

ruang.

d) Meningkatkan pengendalian tata ruang

e) Melaksanakan review terhadap rencana tata ruang yang berumur

lebih dari lima tahun.

f) Penataan ruang diprioritaskan pada kawasan yang mempunyai

potensi besar untuk dikembangkan (lokasi andalan) dan kawasan

yang rawan permasalahan.

2) Program implementasi dan pengendalian tata ruang

Tujuan :

Menciptakan pemanfaatan ruang yang efisien dan serasi disesuaikan

dengan daya dukung lingkungan dalam pelaksanaan kegiatan sosial,

ekonomi dan budaya masyarakat.

Sasaran :

Meningkatnya kualitas hidup, kelancaran dan ketertiban kegiatan

pembangunan/investasi, produktivitas masyarakat serta berkelanjutan

pembangunan.

Kegiatan yang akan dilakukan :

a) Peningkatan disiplin dan kepatuhan terhadap rencana tata ruang.

b) Pengembangan insentif dan disinsentif pemanfaatan ruang.

127

c) Pembuatan peraturan dan pengembangan kelembagaan

pengendalian tata ruang.

3. Pertanahan

a. UmumMasalah pertanahan di Sleman terutama terjadi karena tidak

seimbangnya antara ketersediaan tanah dan kebutuhannya. Hal ini terjadi

karena minat masyarakat dan pengusaha yang sangat tinggi untuk

melakukan kegiatan atau usaha di Kab. Sleman. Kondisi tersebut

mengakibatkan harga tanah yang tinggi dan cenderung tidak wajar.

Masalah lain yang dihadapi adalah masih kurangnya kesadaran

masyarakat untuk mengurus administrasi perubahan pengunaan tanah,

sehingga pemerintah mengalami kesulitan untuk mengendalikan alih

fungsi lahan.

Dari aspek hukum pertanahan, masalah yang cukup menonjol adalah

masih besarnya proporsi tanah yang belum memiliki sertifikat. Selain

karena biaya yang belum memadai proses penyelesaian administrasi

sertifikat tanah masih belum memuaskan akibat kinerja aparat nya belum

memadai.

b. Arah Kebijakan 1) Pembangunan pertanahan diarahkan pada peningkatan pemanfaatan

dan penggunaan tanah secara adil, transparan dan produktif dengan

mengutamakan hak-hak rakyat setempat termasuk hak rakyat dan

masyarakat adat, serta berdasarkan tata ruang wilayah yang serasi

dan seimbang,

2) Pembangunan pertanahan diarahkan pada semakin terwujudnya

dukungan administrasi yang mampu menjamin kelancaran dan

keterpaduan dalam tugas dan fungsi untuk mewujudkan sistem

administrasi yang semakin handal, profesional, efisien, efektif dan

tanggap terhadap aspirasi dan dinamika yang terjadi dalam

masyarakat.

c. Program dan Kegiatan1) Program peningkatan pelayanan pertanahan

Tujuan :Terwujudnya sistem pelayanan pertanahan yang prima.

128

Sasaran :

Meningkatnya kualitas pelayanan pertanahan dan penyelesaian

pensertifikatan tanah.

Kegiatan yang akan dilakukan :a) Percepatan pemberian kepastian hukum atas tanah melalui

pemberian hak dan pensertifikatan tanah secara khusus dalam

upaya menunjang penguatan hak-hak golongan ekonomi lemah

termasuk hak adat.

b) Penyusunan standar dan norma pelayanan pertanahan.

c) Mengembangkan sistem dan prosedur administrasi yang efektif

melalui pengaturan penguasaan dan pemilikan tanah, penggunaan

dan pemanfaatan tanah, penyusunan hak-hak atas tanah dan

pensertifikatan.

d) Penyiapan peta dasar pendaftaran tanah.

e) Pengembangan sistem informasi pertanahan.

f) Pembinaan dan penyuluhan pertanahan.

g) Penyelesaian pengadaan tanah pengganti tanah kas desa.

h) Pembinaan dan pengembangan aparatur pelaksana pelayanan

pertanahan

i) Peningkatan kualitas SDM aparat

j) Pengadaan sarana, prasarana dan perlengkapan.

2) Program pengendalian pertanahan dan penegakan hukum pertanahan

secara konsisten.

Tujuan :

Terwujudnya kepastian hukum atas tanah dan terkendalinya

penggunaan tanah.

Sasaran :Adanya kepastian hukum terhadap hak milik tanah dan upaya

pengendalian penggunaan tanah sesuai dengan tata ruang.

Kegiatan yang akan dilakukan :a) Penyusunan perda pertanahan

b) Peningkatan tertib hukum pertanahan

c) Penyelesaian pelanggaran/perkara pertanahan di pengadilan

d) Pengendalian penggunaan tanah

e) Pengendalian pemanfaatan dan penguasaan tanah

129

f) Penataan pemilikan bidang-bidang tanah diperkotaan dan

perdesaan/konsolidasi tanah.

g) Pendataan penatagunaan tanah

h) Pengendalian peralihan hak atas tanah

i) Pengendalian perubahan penggunaan tanah dan pemanfaatan

tanah

j) Pensertifikatan tanah instansi pemerintah

k) Pemberian perpanjangan dan pembaharuan hak atas tanah badan

hukum dan perorangan.

l) Pembukuan/pendaftaran hak atas tanah

m) Pendaftaran peralihan dan pembaharuan hak atas tanah.

4. Perumahan Dan Permukimana. Umum

Pertumbuhan penduduk dan kegiatan sosial ekonomi menyebabkan

meningkatnya kebutuhan penyediaan perumahan dan permukiman dan

lingkungan pendukungnya secara lebih layak, aman, nyaman, dan sehat.

Meskipun sebagian besar masyarakat dapat memenuhi kebutuhan

tersebut secara swadaya dan didukung oleh pasar, penyediaan

perumahan dan permukiman. Masalah ketersediaan perumahan dan

permukiman bagi kelompok masyarakat berpenghasilan kecil tidak

mungkin hanya dipecahkan oleh masyarakat sendiri. Berbagai upaya

telah dilakukan oleh pemerintah untuk membantu masalah penyediaan

perumahan dan permukiman serta fasilitas pendukungnya bagi kelompok

berpenghasilan rendah dan miskin melalui pemugaran rumah dan

lingkungan, perbaikan kampung dan kawasan kumuh dan pemberian

kredit perumahan murah.

Penataan lingkungan perumahan dan permukiman ditingkatkan dan

dikembangkan untuk mencipkan lingkungan yang sehat dan nyaman

b. Arah Kebijakan1) Pembangunan perumahan dan permukiman didaerah pedesaan

maupun perkotaan diarahkan untuk memenuhi kebutuhan masyarakat

terhadap tempat tinggal yang memenuhi standar sebagai rumah yang

sehat.

2) Pembangunan perumahan dan permukiman yang layak dan murah

terus ditingkatkan dan diperluas sehingga dapat menjangkau

masyarakat berpenghasilan rendah dengan tetap memperhatikan

130

rencana tata ruang, lingkungan sosial, lingkungan industri, kawasan

kampus dan RP4D (Rencana Pembangunan Perumahan dan

Permukiman Daerah)

3) Penciptaan iklim yang menarik bagi upaya pembangunan perumahan

oleh masyarakat secara perseorangan atau kelompok dan badan

usaha perumahan terutama dengan melibatkan peran perbankan dan

koperasi.

4) Pembangunan perumahan dan permukiman diupayakan dapat

memperluas lapangan kerja dan kesempatan berusaha, antara lain

usaha jasa konstruksi industri bahan-bahan bangunan yang

menyediakan bahan-bahan murah namun berkualitas dan memenuhi

standart teknis.

c. Program dan Kegiatan1) Program Pengembangan Perumahan

Tujuan :

Meningkatkan kualitas perumahan khususnya bagi masyarakat yang

berpenghasilan rendah agar menjadi rumah yang layak dan sehat.

Sasaran :

Meningkatnya jumlah keluarga yang menghuni rumah layak huni dan

sehat.

Kegiatan yang akan dilaksanakan :a) Peningkatan kualitas pasar primer perumahan,

b) Penyempurnaan makanisme subsidi dalam penyediaan

perumahan bagi masyarakat miskin dan berpendapatan rendah,

c) Pembangunan rumah susun sewa sederhana di perkotaan,

d) Pengembangan sistem penyediaan perumahan yang bertumpu

pada swadaya masyarakat,

e) Penyediaan prasarana dan sarana usaha bagi keluarga miskin.

2) Program Peningkatan Penyediaan dan Perbaikan Perumahan

Tujuan :

Meningkatkan penyediaan dan perbaikan perumahan bagi

masyarakat berpenghasilan rendah.

Sasaran :

Meningkatnya persediaan perumahan yang bertumpu pada kelompok

masyarakat dan meningkatnya subsidi kepemilikan rumah

131

Kegiatan yang akan dilaksanakan :a) Pengembangan pola subsidi perumahan dan permukiman bagi

masyarakat miskin

b) Penyediaan bantuan teknis dan manajemen pembangunan

perumahan bagi masyarakat berpenghasilan rendah

c) Pengembangan penyediaan perumahan dan permukiman yang

bertumpu kepada swadaya masyarakat

d) Pengembangan rumah susun sewa pada kawasan-kawasan

pendidikan dan kawasan perdagangan.

e) Penataan dan rehabilitasi lingkungan permukiman kumuh.

3) Program Perbaikan Prasarana dan Sarana Perumahan dan

Permukiman

Tujuan :

Meningkatkan prasarana dan sarana perumahan dan permukiman

meliputi jalan lingkungan, drainase, persampahan, saluran air limbah

dan kantong usaha.

Sasaran :

Meningkatnya kualitas jalan lingkugan, drainase, persampahan,

saluran air limbah dan menciptakan kantong-kantong usaha bagi PKL.

Kegiatan yang akan dilaksanakan :a) Peningkatan kualitas pelayanan dan pengelolaan prasarana dan

sarana permukiman

b) Peningkatan kualitas operasi dan pemeliharaan prasarana dan

sarana permukiman

c) Peningkatan kerjasama publik–swasta dalam pembangunan dan

pengelolaan prasarana dan sarana

d) Pelestarian bangunan bersejarah dan lingkungan permukiman

kawasan tradisional

e) Pengembangan kawasan siap bangun dan lingkungan siap

bangun

f) Penataan kawasan komersial

5. Wilayah Perbatasana. Umum

Kondisi prasarana dan sarana perekonomian, kesehatan, pendidikan dan

sosial di wilayah perbatasan antar kabupaten/kota dalam satu propinsi

atau dua propinsi masih kurang memadai. Hal ini disebabkan karena

132

keterpaduan pengaturan antar wilayah perbatasan kurang mendapat

prioritas dalam berbagai sektor pembangunan, sehingga akan tertinggal

dibandingkan wilayah lain dalam kabupaten. Upaya dalam mengatasi

masalah tersebut dengan meningkatkan kerjasama antara kabupaten

atau kota yang berbatasan dalam pengaturan, perencanaan dan

pelaksanaan pembangunan prasarana dan sarana perekonomian,

pendidikan, kesehatan dan sosial untuk pemerataan pembangunan dan

meningkatkan kesejahteraan rakyat di wilayah perbatasan.

b. Arah Kebijakan 1) Meningkatkan pembangunan di wilayah perbatasan dengan

berlandaskan pada prinsip desentralisasi, tugas pembantuan dan

otonomi daerah.

2) Meningkatkan pemanfaatan potensi wilayah perbatasan dalam rangka

tercapainya kesejahteraan masyarakat.

3) Meningkatkan Kerjasama antar Pemerintah Kabupaten atau Kota

dalam pengembangan wilayah perbatasan.

c. Program dan Kegiatan

1) Program pengembangan wilayah perbatasan.

Tujuan :

Peningkatan keserasian kesejahteraan rakyat diwilayah tersebut.

Sasaran :

Meningkatnya pertumbuhan ekonomi, pendidikan, kesehatan dan

kehidupan sosial yang aman, tenteram, harmonis dan tertib

administrasi kepemerintahan.

Kegiatan yang akan dilakukana) Peningkatan pemenuhan kebutuhan dasar khususnya pendidikan,

kesehatan, prasarana perdagangan dan tertib administrasi

kepemerintahan

b) Peningkatan pemanfaatan sumber daya alam yang berwawasan

lingkungan.

2) Program Peningkatan potensi wilayah perbatasan.

Tujuan :Meningkatkan pendapatan masyarakat di wilayah perbatasan

133

SasaranMeningkatnya prasarana dan sarana dasar, perekonomian serta

ketrampilan penduduk.

Kegiatan yang akan dilakukan:a) Peningkatan, rehabilitasi dan pemeliharaan prasarana sarana

dasar

b) Pengembangan sarana perekonomian pedesaan

c) Pelaksanaan pelatihan ketrampilan sesuai kebutuhan.

3) Program peningkatan kerjasama wilayah perbatasan.

Tujuan :

Meningkatkan kerjasama antar kabupaten/kota dalam pemerintahan,

pembangunan dan penanganan masalah kemasyarakatan.

Sasaran :

Meningkatnya koordinasi dan sinkronisasi dalam mengatasi masalah

perbatasan.

Kegiatan yang akan dilakukan :

a) Peningkatan koordinasi kebijakan prioritas pembangunan di

wilayah perbatasan secara berkala.

b) Peningkatan kerjasama penganggaran dan realisasi pembangunan

c) Peningkatan penanganan masalah pemerintahan dan

kemasyarakatan.

6. Sumber Daya Alam Dan Lingkungan Hidupa. Umum

Potensi sumber daya alam meliputi sumber daya air, sumber daya lahan,

sumber daya bahan galian, sumber daya hutan, dan sumber daya wisata.

Sumber daya air meliputi mata air, air sungai dan air bawah tanah.

Potensi air bawah tanah masih cukup banyak, diperkirakan cadangannya

4.919.501.400 m3. Bahan galian yang ada hanya galian golongan C

berupa pasir, batu, kerikil, tanah liat, andesit, batu gamping dan breksi

batu apung. Hutan yang ada berupa kawasan hutan seluas 1728,38 ha

yang terdiri dari hutan lindung di daerah Kaliurang, cagar alam dan wisata

alam serta hutan rakyat seluas 4610 ha.

Secara umum kondisi lingkungan hidup di Kabupaten Sleman masih

relatif baik, memiliki daya dukung kesuburan lahan dan kemudahan

134

dalam pengelolaan lingkungan hidup baik di kota maupun di desa.

Permasalahan yang dihadapi adalah kepedulian masyarakat terhadap

upaya pelestarian sumber daya alam dan fungsi lingkungan hidup masih

kurang, terutama dalam mengeksploitasi sumber daya alam kurang

memperhatikan tata cara dan kaidah yang benar, begitu juga dengan

pelaksanaan Amdal dan UKL/UPL.

Banyaknya pemukiman, hotel, industri dan jenis usaha lainnya

menimbulkan masalah lingkungan dan perubahan ekosistem yang sangat

mendasar. Minimnya teknologi tepat guna terutama untuk menangani

limbah baik limbah domestik maupun industri. Berbagai upaya untuk

mengatasi masalah tersebut adalah dengan meningkatkan pembinaan,

pengawasan dan pengendalian, menempatkan semua kegiatan

pembangunan baik oleh pemerintah maupun swasta sesuai dengan tata

ruangnya, meningkatkan sumberdaya manusia dan teknologi tepat guna.

b. Arah Kebijakan 1) Pengelolaan sumber daya alam dan daya dukungnya diarahkan untuk

peningkatan kesejahteraan rakyat untuk generasi sekarang dan

selanjutnya.

2) Peningkatan pemanfaatan potensi sumber daya alam dan lingkungan

hidup untuk konservasi, rehabilitasi dan penghematan penggunaan

dengan menerapkan teknologi ramah lingkungan.

c. Program dan Kegiatan1) Program Pengembangan dan Peningkatan akses informasi Sumber

Daya Alam dan Lingkungan Hidup.

Tujuan :

Untuk memperoleh dan menyebarkan informasi mengenai potensi

dan porduktivitas sumber daya alam dan lingkungan hidup.

Sasaran :

Tersedianya dan teraksesnya informasi sumber daya alam dan

lingkungan hidup.

Kegiatan yang akan dilakukan adalah:a) Mengiventarisasi dan mengevaluasi potensi sumber daya alam

dan lingkungan hidup baik darat, air maupun udara

b) Mengkaji neraca sumber daya alam

c) Mendata kawasan ekosistem yang rentan terhadap kerusakan.

135

d) Mendata batas kawasan hutan, pengkajian ilmu pengetahuan dan

teknologi dibidang sistem informasi sumber daya alam dan

lingkungan hidup.

e) Meningkatkan akses informasi kepada masyarakat.

2) Program peningkatan efektivitas pengelolaan, konservasi, dan

rehabilitas sumber daya alam.

Tujuan :Menjaga keseimbangan pemanfaatan dan pelestarian sumberdaya

alam dan lingkungan hidup.

Sasaran :Termanfaatkannya sumberdaya alam untuk mendukung kebutuhan

bahan baku industri secara efisien dan berkelanjutan serta

terlindunginya kawasan konservasi.

Kegiatan yang akan dilakukan adalah :a) Mengkaji kembali kebijakan pengelolaan, konservasi, dan

rehabilitasi sumberdaya alam.

b) Mengelola sumberdaya hutan dan sumberdaya air dengan

pendekatan daerah aliran sungai dalam kerangka penataan ruang.

c) Melaksanakan reboisasi dan rehabilitasi hutan dan lahan kritis

d) Mengelola dan melindungi keanekaragaman hayati dan perairan

e) Mengembangkan Jasa pariwisata yang berwawasan lingkungan

f) Pengembangan teknologi penggunaan sumberdaya alam

3) Program Pencegahan dan pengendalian Kerusakan dan Pencemaran

Lingkungan Hidup.

Tujuan :

Meningkatkan kualitas lingkungan hidup dalam upaya mencegah

perusakan dan pencemaran lingkungan, pemulihan kualitas

lingkungan yang rusak akibat pemanfaatan sumber daya alam yang

berlebihan serta kegiatan industri dan transportasi.

Sasaran :

Tercapainya kualitas lingkungan hidup yang bersih dan sehat sesuai

dengan baku mutu lingkungan yang telah ditentukan.

Kegiatan yang akan dilakukan adalah :a) Mengembangkan teknologi yang berwawasan lingkungan hidup

b) Menetapkan indeks dan baku mutu lingkungan

136

c) Memasukkan biaya pengelolaan lingkungan kedalam biaya

produksi

d) Mengembangkan teknologi produksi bersih

e) Mengembangkan kelembagaan dan pendanaan dalam

pengelolaan lingkungan hidup

f) Memantau, mengawasi dan mengevaluasi standar mutu

lingkungan

g) Memantau, mengawasi dan mengevaluasi pelaksanaan Amdal,

UKL/UPL, dan pengelolaan lingkungan oleh usaha dan atau

kegiatan yang tidak diwajibkan menyusun Amdal, UKL/UPL .

4) Program Penataan Kelembagaan dan Penegakan Hukum

Pengelolaan Sumber Daya Alam dan Pelestarian Lingkungan Hidup.

Tujuan :Untuk mengembangkan kelembagaan, menata sistem hukum,

perangkat hukum dan kebijakan serta mengembangkan kelembagaan

dan penegakkan hukum.

Sasaran :Tersedianya kelembagaan bidang sumber daya alam dan lingkungan

hidup yang kuat, dengan didukung oleh perangkat hukum dan

peraturan perundang-undangan serta terlaksananya upaya

penegakkan hukum secara adil dan konsisten.

Kegiatan yang akan dilakukan adalah :

a) Menetapkan kebijakan yang membuka peluang akses dan kontrol

masyarakat terhadap pengelolaan sumber daya alam dan

lingkungan hidup

b) Mengevaluasi terhadap pelaksanaan peraturan perundangan yang

berkaitan dengan sumber daya alam dan lingkungan hidup

c) Penguatan institusi dan aparatur penegak hukum dalam

pengelolaan sumber daya alam dan lingkungan hidup

d) Mengembangkan sistem pengawasan dan pengendalian

pemanfaatan sumber daya alam dan lingkungan hidup.

e) Melindungi dan melakukan konservasi daerah peresapan air dan

kawasan lindung sesuai rencana tata ruang.

5) Program Peningkatan peranan masyarakat dalam pengelolaan

sumber daya alam dan pelestarian fungsi lingkungan hidup.

137

Tujuan :Untuk meningkatkan peranan dan kepedulian masyarakat dan pihak-

pihak yang berkepentingan dalam pengelolaan sumberdaya alam dan

pelestarian lingkungan hidup.

Sasaran :Tersedianya sarana bagi masyarakat dalam pengelolaan sumberdaya alam

dan pelestarian fungsi lingkungan hidup.

Kegiatan yang akan dilakukan adalah :a) Meningkatkan jumlah dan kualitas anggota masyarakat yang

peduli dan mampu mengelola sumber daya alam dan pelestarian

fungsi lingkungan hidup

b) Memberdayakan masyarakat lokal dalam pengelolaan sumber

daya alam dan pelestarian fungsi lingkungan hidup

c) Mengembangkan kemitraan dengan lembaga masyarakat dalam

pengelolaan sumber daya alam dan lingkungan hidup.

d) Memasyarakatkan pembangunan berwawasan lingkungan

e) Melindungi terhadap teknologi tradisional yang ramah lingkungan

f) Meningkatkan kepatuhan dunia usaha dan masyarakat terhadap

peraturan perundang-undangan dan tata nilai masyarakat

setempat yang berwawasan lingkungan hidup.

BAB VIP E N U T U P

1. Program Pembangunan Daerah (PROPEDA) Kabupaten Sleman Tahun 2001 –

2004 ditetapkan dalam peraturan Daerah, memuat kebijaksanaan dan pokok –

pokok program pembangunan yang bersifat strategis, menjadi acuan penyusunan

perencanaan, pelaksanaan dan pengendalian program pembangunan di

Kabupaten Sleman bagi segenap pengelola program pembangunan baik aparat

pemerintah maupun masyarakat di wilayah Kabupaten Sleman.

2. Untuk mewujudkan terciptanya visi dan misi pembangunan daerah, maka

Program Pembangunan Daerah ( PROPEDA ) secara operasional penjabarannya

dituangkan dalam Rencana Pembangunan Tahunan Daerah ( REPETADA )yang

selanjutnya dijabarkan kedalam bentuk program-program dan kegiatan

pembangunan yang kongkrit, terarah dan transparan dalam usulan Rancangan

138

Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) serta sumber pembangunan

lainnya yang sah.

3. Berhasilnya pelaksanaan pembangunan, tergantung dari peran aktif sikap mental,

tekad, semangat dan disiplin serta ketaatan peraturan perundangan yang berlaku

dari semua pihak baik pemerintah (lembaga eksekutif), lembaga legislatif,

masyarakat luas, dan dunia usaha, termasuk di dalamnya Lembaga Swadaya

Masyarakat dan Badan Usaha. Untuk mendapatkan partisipasi dari semua pihak,

maka perlu adanya sosialisasi program pembangunan.

BUPATI SLEMAN,

Cap/ttd

IBNU SUBIYANTO

139