PROGRAM PASCASARJANA PROGRAM STUDI ... - …eprints.unram.ac.id/5119/1/Dok Lamp C27,...
Transcript of PROGRAM PASCASARJANA PROGRAM STUDI ... - …eprints.unram.ac.id/5119/1/Dok Lamp C27,...
i
LAPORAN PENELITIAN
PEMAHAMAN INFORMASI PENDIDIKAN BAGI GURU WAJIB DAN PEMINATAN BERKATEGORI PEREMPUAN DAN LAKI-LAKI DI SEKOLAH
KEJURUAN BISNIS DAN MANAJEMEN SMK NEGERI 1 MATARAM
Oleh: Ketua Tim
Dr. Joni Rokhmat, M.Si. (NIDN: 0005026206) Anggota Tim
Dr. Muntari, M.Phil. (NIDN: 0008126505) Drs. Baharuddin, M.Hum. (0006096504)
Dibiayai dengan Dana DIPA BLU Universitas Mataram Tahun Anggaran 2014
KELOMPOK PENELITI BIDANG ILMU
PENDIDIKAN FISIKA DAN TEKNOLOGI
PROGRAM PASCASARJANA
PROGRAM STUDI MAGISTER ADMINISTRASI PENDIDIKAN
LEMBAGA PENELITIAN UNIVERSITAS MATARAM
TAHUN 2014
ii
iii
ABSTRAK
Telah dilakukan penelitian kemampuan pemahaman Sistem Informasi Pendidikan (SIP) bagi guru pembina mata pelajaran Wajib dan Peminatan berkategori Laki-laki dan Perempuan di salah satu Sekolah Kejuruan Bisnis dan Manajemen di kota Mataram. Tujuannya untuk mengetahui apakah ada perbedaan kemampuan bagi para guru yang membina mata pelajaran Wajib dan Peminatan, berjenis kelamin Perempuan dan Laki-laki, dan membina mata pelajaran Wajib berjenis kelamin Laki-laki dan Peminatan berjenis kelamin Perempuan atau membina mata pelajaran Wajib berjenis kelamin Perempuan dan Peminatan berjenis kelamin Laki-laki dalam memahami informasi pendidikan. Metode yang digunakan adalah campuran (mixed method) yaitu menggunakan model Embedded Design, (Creswell & Clark, 2007: 68-71). Hasilnya menunjukkan dalam taraf signifikansi 5% terdapat perbedaan kemampuan pemahaman SIP bagi guru Perempuan dan Laki-laki tetapi tidak terdapat perbedaan kemampuan antara guru Wajib dan Peminatan serta antara guru Wajib-Laki-laki dan Peminatan-Perempuan, serta antara guru Wajib-Perempuan dan Peminatan-Laki-laki. Secara kualitatif para guru belum dapat membedakan data dengan informasi, belum dapat membedakan bentuk fisik diagram, grafik, dan bagan, belum mengetahui karakteristik kegunaan tabel, diagram, grafik, dan bagan, serta belum mengetahui konsep gain. Hasil ini merekomendasikan bahwa untuk meningkatkan kualitas kinerja guru di sekolah tersebut perlu pembekalan pengetahuan tentang perbedaan data dan informasi, konsep tabel, diagram, grafik, dan bagan, serta pengetahuan gain dari suatu tindakan pendidikan.
Kata kunci: Kemampuan pemahaman Sistem Informasi Pendidikan, guru Wajib, guru Peminatan, guru Laki-laki, dan guru Perempuan.
ABSTRACT
It has been researched an ability in understanding of Educational Information System (EIS) for those the teachers teaching Obligatory and Interest Lessons of Male and Female in one of Vocational School of Business and Management in Mataram City. This study aimed at finding the ability difference of the teachers. The method used is embedded design (Creswell & Clark, 2007: 68-71). The results show (in significance level of 5%) that there is an ability difference in understanding of EIS between the Male and Female teacher. However, it has no difference in it between the teachers teaching Obligatory and Interest Lessons, between the Female ones teaching Obligatory Lessons and the Male ones teaching Interest Lessons, also between the Male ones teaching Obligatory Lessons and the Female ones teaching Interest Lessons. Qualitatively, the teachers could not yet distinguish data and information, the physical form of table, diagram, graph, and chart. Also they have low understanding in gain concept. This fact recommend to improving the quality of teacher work at school it needs to increase their understanding of the characteristics of data and information, the characteristics of table, diagram, graph, and chart, also the concept or gain.
Keywords: Ability of Understanding of Educational Information System, Obligatory
teachers, Interest teachers, Male and Female teacher.
iv
RINGKASAN
Telah dilakukan penelitian untuk memetakan kemampuan pemahaman Sistem
Informasi Pendidikan (SIP) bagi guru Wajib dan Peminatan di suatu Sekolah Kejuruan
Bisnis dan Manajemen di kota Mataram. Hasil penelitian ini menunjukkan perbedaan
signifikan (dengan taraf signifikansi 5%) kemampuan pemahaman SIP antara guru
Perempuan dan Laki-laki. Sementara kemampuan tersebut tidak berbeda secara
signifikan antara guru Wajib dan Peminatan, serta antara guru Wajib-Laki-laki dan
Peminatan-Perempuan, serta antara guru Wajib-Perempuan dan Peminatan-Laki-laki.
Hasil lain menunjukkan bahwa nilai rata-rata kemampuan pemahaman SIP dari
tertinggi hingga terendah berturut-turut diperoleh guru Wajib-Perempuan (69,0), guru
Peminatan-Perempuan (67,9), guru Peminatan-Laki-laki (47,8), dan guru Wajib-Laki-laki
(39,7). Sementara itu, nilai terendah 21,7 terdapat pada guru Wajib-Laki-laki dan guru
Peminatan-Laki-laki sedangkan nilai tertinggi 87,0 terdapat pada guru Peminatan-
Perempuan. Fakta ini dimungkinkan terjadi karena latar belakang guru pada keempat
kelompok di atas berbeda.
Dari data akademik di sekolah tersebut diperoleh informasi bahwa guru-guru
Wajib-Perempuan pada umumnya membina mata pelajaran ekonomi dan matematika.
Pada kedua mata pelajaran ini pembahasan Sistem Informasi Pendidikan (SIP) yang di
dalamnya meliputi pembahasan grafik, diagram, bagan, dan tabel memperoleh porsi yang
cukup. Hal ini sangat kontras dengan latar belakang guru Wajib-Laki-laki. Kelompok
guru terakhir ini pada umumnya membina mata pelajaran pendidikan agama (Islam,
Hindu), bimbingan dan konseling, dan mata pelajaran IPS. Kelompok guru pembina mata
pelajaran ini secara umum kurang atau bahkan sangat jarang membahas SIP tersebut. Jadi
jika kelompok guru ini menunjukkan penguasaan SIP yang paling rendan dibandingkan
tiga kelompok lainnya.
Sementara itu, rata-rata penguasaan SIP kelompok guru Peminatan-Perempuan
juga lebih tinggi daripada Laki-laki walaupun perbedaannya tidak sekontras perbedaan
penguasaan SIP guru Wajib-Perempuan dan Laki-laki. Fakta ini mengimplikasikan
v
bahwa penguasaan SIP guru Perempuan jauh lebih baik daripada guru Laki-laki.
Sementara perbedaan penguasaan SIP guru Wajib dan Peminatan tidak cukup kontras.
Hal ini sejalan dengan hasil uji signifikansi perbedaan penguasaan SIP antara kelompok-
kelompok guru di atas, yaitu perbedaan signifikan penguasaan SIP yang terjadi antara
guru Perempuan dan Laki-laki sedangkan perbedaan lainnya tidak signifikan baik antara
guru Wajib dan Peminatan atau perbedaan antara guru Wajib-Perempuan dan Peminatan-
Laki-laki, serta antara guru Peminatan-Perempuan dan guru Wajib-Laki-laki.
Hasil analisis tes kemampuan pemahaman SIP, secara kualitatif dapat
diinterpretasikan bahwa para guru di sekolah tersebut secara umum belum mengetahui
bahwa untuk data mentah tentang pendidikan tidak dapat secara langsung dijadikan
sebagai dasar dalam membuat suatu keputusan pendidikan tetapi harus lebih dulu diolah
menjadi sebuah informasi pendidikan. Kedua, secara umum para guru tidak dapat
membedakan bentuk fisik antara diagram, grafik, dan bagan. Ketiga, para guru juga
belum mengetahui keunggulan kegunaan dari tabel, diagram, grafik, dan bagan masing-
masing dibandingkan dengan lainnya. Terakhir, hampir semua guru tidak mengenal
konsep gain sehingga dalam melihat baik dan kurang baiknya suatu tindakan semata-
mata didasarkan pada peningkatan kemampuan pemahamannya.
Sikap Guru Wajib dan Peminatan berkategori Laki-laki dan Perempuan terhadap
Sistem Informasi Pendidikan (SIP). Hasil analisis pengisian skala sikap diperoleh bahwa
terhadap kelompok pernyataan SIP positif para guru rata-rata bersikap antara Netral dan
Setuju (3,6) sedangkan terhadap kelompok pernyataan SIP negatif mereka rata-rata
bersikap antara Netral dan Tidak setuju (3,2). Hal ini menunjukkan bahwa pada
umumnya para guru setuju dengan isi dari pernyataan SIP yang positif dan tidak setuju
dengan pernyataan SIP yang negatif. Hal khusus terjadi untuk pernyataan nomor 5, 6, 7,
dan 8. Terhadap keempat pernyataan SIP positif ini para guru bersikap Tidak Setuju.
Fakta ini menunjukkan bahwa para guru tidak setuju bahwa guru tidak mengalami
kesulitan dalam: (1) membuat nilai rata-rata hasil belajar, membuat nilai ranking hasil
belajar, (3) membuat diagram nilai hasil belajar, dan (4) membuat grafik nilai hasil
belajar.
vi
Sementara itu, hal khusus terjadi pada pernyataan negatif SIP nomor 24 dan 25.
Terhadap pernyataan ini, para guru mayoritas bersikap Setuju (S). Fakta ini menunjukkan
guru memiliki sikap yang konsisten bahwa mereka tidak mengalami kesulitan dalam
membuat nilai rata-rata dan ranking hasil belajar sedangkan pernyataan bahwa mereka
tidak mengalami kesulitan dalam membuat diagram dan grafik patut dipertanyakan.
vii
DAFTAR ISI
HALAMAN HALAMAN JUDUL i
HALAMAN PENGESAHAN ii
ABSTRAK iii
RINGKASAN iv
DAFTAR ISI vii
DAFTAR TABEL viii
DAFTAR GAMBAR ix
DAFTAR LAMPIRAN x
BAB I PENDAHULUAN 1
1.1. Latar Belakang 1
1.2. Perumusan dan Pembatasan Masalah 4
1.3. Tujuan 4
1.4. Relevansi 5
1.5. Target Luaran 5
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 6
2.1. Pengertian Sistem Informasi Manajemen 6
2.2. Sistem Informasi Manajemen dalam Pendidikan 18
BAB III METODE PENELITIAN 26
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 29
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 40
DAFTAR PUSTAKA 41
LAMPIRAN-LAMPIRAN 42
viii
DAFTAR TABEL
HALAMAN Tabel 4.1 Data Nilai Pemahaman Sistem Informasi Pendidikan (SIP) bagi
Guru Wajib dan Peminatan berkategori Laki-laki dan Perempuan. 29
Tabel 4.2 Data Skor Sikap Rata-rata terhadap Pernyataan tentang Sistem
Informasi Pendidikan (SIP) bagi Guru Wajib dan Peminatan
berkategori Laki-laki dan Perempuan 30
Tabel 4.3 Data Skor Sikap Rata-rata untuk Pernyataan nomor 1 s.d. 20
(Pernyataan Positif) dan nomor 21 s.d. 34 (Pernyataan Negatif) 30
Tabel 4.4 Data Sebaran Persentase Pilihan Jawaban Pemahaman Sistem
Informasi Pendidikan (SIP) yang Dipilih Guru Wajib dan
Peminatan berkategori Laki-laki dan Perempuan 32
Tabel 4.5 Data Persentase Skala Sikap terhadap Pernyataan Pemahaman
Sistem Informasi Pendidikan (SIP) bagi Guru Wajib dan
Peminatan berkategori Laki-laki dan Perempuan 33
Tabel 4.6 Daftar Sumber Data, Nilai F-hitung, dan Nilai F-tabel 35
ix
DAFTAR GAMBAR
HALAMAN Gambar 3.1 Model Embedded design dimodifikasi dari Creswell & Clark (2007:
68-71) 26
Gambar 3.2 Format Analisis Varian Dua Faktor (Minium, King, and Bear, 1993) 27
x
DAFTAR LAMPIRAN
HALAMAN Lampiran 3.1 Surat Permohonan Pengisian Angket dan Skala Sikap 42
Lampiran 3.2 Alat Tes Kemampuan Pemahaman Sistem Informasi Pendidikan
(SIP). 43
Lampiran 3.2 Skala Sikap terhadap Sistem Informasi Pendidikan (SIP) 48
Lampiran 4.1Tabulasi Hasil Tes Kemampuan Pemahaman SIP 50
Lampiran 4.2 Sebagian Tabulasi Hasil Skala Sikap terhadap SIP 54
Lampiran 5 Biodata Ketua Peneliti 58
Lampiran 6 Biodata Anggota-1 63
Lampiran 7 Biodata Anggota-2 67
Lampiran 8 Surat Perjanjian Penugasan Melaksanakan Penelitian 70
1
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Undang-undang nomor 14 tahun 2005 tentang Guru dan Dosen secara
tegas menyatakan bahwa kedudukan guru sebagai tenaga profesional berfungsi
meningkatkan martabat dan peran guru sebagai agen pembelajaran untuk
meningkatkan mutu pendidikan nasional. Untuk menunjang profesionalismenya,
di sekolah, selain melaksanakan tugas pokok pembelajaran guru juga dituntut
memiliki kemampuan melaksanakan fungsi administrasi pendidikan. Sementara,
administrasi pendidikan dapat diartikan sebagai proses perencanaan, peng-
organisasian, memimpin, mengendalikan tenaga pendidikan, sumber daya
pendidikan untuk mencapai tujuan pendidikan, mencerdaskan kehidupan
bangsa, mengembangkan manusia seutuhnya, yaitu manusia yang beriman,
bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berbudi pekerti yang luhur,
memiliki pengetahuan, keterampilan, kesehatan jasmani dan rohani,
kepribadian yang mantap, mandiri, serta bertanggung jawab kemasyarakat
dan kebangsaan (Biro Perencanaan Depdikbud, 1993)
Dalam menjalankan fungsi administrasi pendidikan sebagaimana diartikan
dalam alinea di atas, seorang guru dituntut memiliki pemahaman tentang
informasi pendidikan. Informasi pendidikan berkaitan dengan data-data tentang
sekolah sebagai lembaga penyelenggara pendidikan beserta komponen-
komponennya. Komponen sekolah itu sendiri meliputi guru, siswa, tenaga
kependidikan, dan seluruh sarana dan prasarana penunjang pelaksanaan
pendidikan. Informasi ini menjadi sangat penting ketika seorang guru bermaksud
mengembangkan kualitas pendidikan yang sudah seharusnya dilakukan secara
berkesinambungan.
Dalam suatu sekolah kejuruan Bisnis dan Manajemen, struktur mata
pelajaran dapat dibagi kedalam dua kelompok, yaitu mata pelajaran Wajib dan
Peminatan. Mata pelajaran Wajib meliputi: Pendidikan Agama dan Budi Pekerti;
Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan; Bahasa Indonesia; Matematika; Sejarah
Indonesia; Bahasa Inggris; Seni Budaya; Pendidikan Jasmani, Olah Raga, dan
2
Kesehatan; dan Prakarya dan Kewirausahaan. Sementara, lainnya, mata pelajaran
Peminatan dibagi menjadi mata pelajaran Dasar Bidang Keahlian, Dasar Program
Keahlian, dan Paket Keahlian. Mata pelajaran kelompok Dasar Bidang Keahlian itu
sendiri terdiri atas tiga mata pelajaran, yaitu Pengantar Ekonomi dan Bisnis,
Pengantar Akuntansi, dan Pengantar Administrasi Perkantoran (Permendikbud nomor
70, 2013).
Di sekolah kejuruan Bisnis dan Manajemen SMKN 1 Mataram terdapat tiga
program studi keahlian, yaitu: 1) Administrasi; 2) Keuangan; dan 3) Tata Niaga. Pada
program studi Administrasi dan Tata Niaga masing-masing terdiri atas satu
Kompetensi Keahlian, yaitu Administrasi Perkantoran dan Pemasaran. Sementara,
pada Program Studi Keuangan terdapat dua Kompetensi Keahlian, yaitu Akuntansi
dan Perbankan. Jadi pada sekolah ini berdasarkan Kompetensi Keahlian-nya, terdapat
empat kelompok siswa, yaitu siswa Administrasi Perkantoran, Pemasaran, Akuntansi,
dan Perbankan.
Guru-guru mata pelajaran Wajib (kelompok A dan B) mengajar di seluruh
kelompok siswa Kompetensi Keahlian sedangkan para guru mata pelajaran
Peminatan (kelompok C) pada umunya hanya mengajar pada kelompok siswa dengan
Kompetensi Keahlian tertentu. Khusus guru mata pelajaran Peminatan Dasar Bidang
Keahlian juga mengajar pada seluruh kelompok siswa Kompetensi Keahlian tetapi
mata pelajaran ini, Pengantar Ekonomi dan Bisnis, Akutansi, dan Administrasi
Perkantoran, lebih berfokus pada penerapan. Dengan rasionalisasi di atas dan
berdasarkan jenis mata pelajaran yang dibina peneliti membagi guru SMKN 1
Mataram menjadi dua kelompok, yaitu guru mata pelajaran Wajib dan guru
Peminatan. Guru Wajib terdiri atas guru yang membina mata pelajaran pada
kelompok A dan B sedangkan guru Peminatan terdiri atas guru yang membina mata
pelajaran pada kelompok C.
Berdasarkan jenis kelamin guru dapat dapat dikelompokkan menjadi dua,
yaiatu kelompok guru laki-laki dan perempuan. Sesuai dengan kodratnya, dalam
urusan keluarga dan rumah tangga, kaum laki-laki pada umumnya berperan sebagai
kepala keluarga sedangkan kaum perempuan berperan sebagai pimpinan dalam
urusan rumah tangga. Pengertian tersebut mengindikasikan bahwa dalam keluarga
seorang bapak bertindak sebagai pengambil keputusan terhadap kebijakan-kebijakan
3
penting rumah tangga tetapi berkenaan dengan mekanisme urusan rumah tangga yang
meliputi penataan rumah, urusan dapur, hingga urusan pakaian yang bertindak
sebagai pemimpin adalah seorang ibu rumah tangga.
Jadi dapat disimpulkan bahwa seorang guru laki-laki memiliki pekerjaan
rumah tangga jauh lebih sedikit dibandingkan seorang guru perempuan yang
berkenaan dengan perannya ssebagai ibu rumah tangga harus mengurusi segalah
mekanisme kehidupan rumah tangga sehari-hari. Dengan kata lain, persentase waktu
yang dapat digunakan untuk menjalankan pengembanan pendidikan berkenaan
dengan pekerjaan profesinya bagi guru laki-laki cenderung lebih besar daripada guru
perempuan. Pengaruhnya adalah bahwa para guru laki-laki dimungkinkan memiliki
peluang lebih besar untuk mendalami konsep-konsep materi yang berkaitan dengan
kegiatan pembelajaran dan pengembangannya dibandingkan para guru perempuan.
Masih cukup banyak guru yang belum mampu menciptakan pembelajaran
secara efektif dan efisien. Hal ini antara lain disebabkan penggunaan model,
strategi, pendekatan, metode, dan/atau teknik yang tidak tepat. Biasanya untuk
suatu kajian materi tertentu dalam suatu mata pelajaran, dalam pembelajarannya,
memerlukan penggunaan suatu model, strategi, pendekatan, metode, dan/atau
teknik tertentu. Seringkali, guru menggunakan model, strategi, pendekatan,
metode, dan/atau teknik yang dipilih berdasarkan mencontoh pada buku sumber
atau pengalaman masa lalu yang kurang didukung oleh informasi pendidikan yang
tepat.
Dengan rasionalisasi di atas, penulis menduga terdapat perbedaan kemampuan
pemahaman tentang informasi pendidikan yang berguna sebagai dasar pengambilan
kebijakan pengembangan pendidikan bagi guru-guru yang membina mata pelajaran
Wajib dan Peminatan, serta bagi guru berjenis kelamin Perempuan dan Laki-laki.
Berkenaan dengan fenomena ini dalam penelitian ini akan dianalisis perbedaan
kemampuan pemahaman informasi pendidikan bagi guru-guru di sekolah kejuruan
Bisnis dan Manajemen SMK Negeri 1 Mataram provinsi Nusa Tenggara Barat yang
membina mata pelajaran Wajib dan Peminatan dengan jenis kelamin guru Perempuan
dan Laki-laki.
4
1.2 Perumusan dan Pembatasan Masalah
Terdapat dua pertimbanbangan yang mendasari perumusan masalah dalam
penelitian ini. Pertama bahwa para guru Wajib pada dasarnya membekali siswa
kompetensi-kompetensi umum yang tidak secara langsung berpengaruh terhadap
kompetensi keahlian siswa sedangkan para guru Peminatan secara langsung
membekali kompetensi keahlian yang menjadi bagian utama kompetensi lulusan agar
setelah lulus dapat bekerja pada bidang yang sesuai dengan keahliannya.
Pertimbangan kedua adalah bahwa para guru Laki-laki pada dasarnya dapat
berkonsentrasi pada bidang pekerjaan profesinya sebagai guru sedangkan para guru
Perempuan tidak dapat sepenuhnya hanya berkonsentrasi pada pekerjaan profesinya
sebagai guru karena mereka juga memiliki peran sebagai pengatur kehidupan rumah
tangga. Dengan fenomena ini dimungkinkan para guru Peminatan dapat lebih
mengikuti perkembangan sistem informasi manajemen sehingga lebih mampu
memahaminya dibandingkan para guru Wajib. Hal yang sama dimungkinkan terjadi
antara guru Perempuan dan Laki-laki.
Berdasarkan pertimbangan dan dugaan di atas Peneliti mengajukan
masalah yang dirumuskan dalam tiga pertanyaan berikut:
1) Apakah ada perbedaan kemampuan guru pembina mata pelajaran Wajib dan
Peminatan dalam memahami informasi pendidikan?
2) Apakah ada perbedaan kemampuan antara guru berjenis kelamin Laki-laki dan
Perempuan dalam memahami informasi pendidikan? Dan
3) Apakah ada perbedaan kemampuan antara guru pembina mata pelajaran Wajib
berjenis kelamin Laki-laki dan guru pembina mata pelajaran Peminatan
berjenis kelamin Perempuan atau antara guru pembina mata pelajaran Wajib
berjenis kelamin Perempuan dan guru pembina mata pelajaran Peminatan
berjenis kelamin Laki-laki dalam memahami informasi pendidikan?
1.3 Tujuan
Penelitian ini bertujuan mengetahui apakah ada perbedaan kemampuan
bagi para guru yang membina mata pelajaran Wajib dan Peminatan, berjenis
kelamin Perempuan dan Laki-laki, dan membina mata pelajaran Wajib berjenis
kelamin Laki-laki dan Peminatan berjenis kelamin Perempuan atau membina mata
5
pelajaran Wajib berjenis kelamin Perempuan dan Peminatan berjenis kelamin
Laki-laki dalam memahami informasi pendidikan.
1.4 Relevansi
Setiap guru pada dasarnya secara profesional memiliki tugas pokok
membina suatu mata pelajaran dan mengembangkan kualitas pelaksanaannya.
Khusus para guru pada suatu Sekolah Menengah Kejuruan Bisnis dan Manajemen
sudah sepantasnya memiliki pemahaman yang memadai tentang Sistem Informasi
Manajemen (SIM) untuk pendidikan. Komponen pemahaman SIM pendidikan
meliputi pemahaman tentang cara mengeksplorasi data, mengolah data menjadi
suatu informasi pendidikan, serta menggunakan informasi tersebut untuk
mengembangkan program-program pembelajaran di kelas dan/atau pembelajaran
di sekolah pada umumnya sehingga lebih efektif dan efisien.
1.5 Target Luaran
Penelitian ini ditargetkan memperoleh peta pemahaman informasi
pendidikan bagi para guru pembina mata pelajaran Wajib dan Peminatan, serta
para guru berjenis kelamin Laki-laki dan Perempuan. Peta pemahaman informasi
pendidikan ini dapat dijadikan dasar dalam mengembangkan model program
pelatihan tentang strategi ekslporasi dan pengolahan data-data pendidikan.
6
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Pengertian Sistem Informasi Manajemen
Sistem informasi manajemen memiliki tiga unsur utama, yaitu sistem,
informasi, dan manajemen. Selanjutnya dibahas pengertian sistem, data,
informasi, sistem informasi, dan manajemen, serta pengertian sistem informasi
manajemen berkenaan dengan dunia pendidikan.
2.1.1 Sistem
Terdapat cukup banyak tokoh yang mendefinisikan sistem. Tokoh-tokoh
tersebut antara lain Gordon B. Davis; Norman L. Enger; Burch dan Strater; Prof.
Dr. Mr. S. Prajudi Atmosudirjo; Richard A. Johnson, Fremont E. Kast, dan James
E. Rosenzweig; The Liang Gie dalam Moekijat (2005); Raymond McLeod Jr
dalam Zakiyudin (2012). Selain itu, terdapat beberapa definisi sistem menurut
kamus istilah, seperti Webster’s New World Dictionary; Kamus Administrasi
Perkantoran; The New Webster Encyclopedic Dictionary of The English
Language; The Encyclopedia of Management; Ensiklopedi Administrasi; dan
Enciklopedia Manajemen dalam Moekijat (2005). Sebelum kita menyimpulkan
pengertian sistem berkenaan dengan fokus kajian pendidikan sebagai pengertian
pendukung untuk sistem informasi manajemen dalam pendidikan, berikut ini
dibahas satu persatu pengertian sistem menurut tokoh-tokoh di atas, serta
dikaitkan dengan definisinya menurut beberapa kamus istilah.
Gordon B. Davis dalam Moekijat (2005) membagi sistem kedalam dua
jenis pengertian, yaitu pengertian sistem secara abstrak dan secara fisis. Secara
abstrak sistem diartikan sebagai sebagai suatu rencana atau susunan yang rapi
dari gagasan-gagasan atau konsepsi-konsepsi yang saling bergantung. Misal
sistem teologi merupakan suatu susunan yang teratur mengenai gagasan atau
konsepsi tentang Tuhan, manusia, dan lainnya. Sementara, secara fisis sistem
diartikan sebagai serangkaian unsur yang bekerja sama dalam mencapai suatu
tujuan. Contoh sistem yang bersifat fisis seperti: Sistem angkutan, pegawai,
mesin yang secara bersama memberi layanan pengangkutan barang-barang atau
7
sistem sekolah, gedung, guru, administrator, buku pelajaran, dan sebagainya yang
secara bersama berfungsi memberi layanan pembelajaran kepada siswa.
Norman L. Enger dalam Moekijat (2005) mengartikan bahwa sistem terdiri
atas kegiatan-kegiatan yang berhubungan guna mencapai tujuan perusahaan
seperti pengendalian inventaris atau penjadwalan produksi. Sementara, Burch dan
Strater dalam Moekijat (2005) mendefinisikannya sebagai kumpulan bagian-
bagian atau sub-sistem-sub-sistem yang disatukan dan dirancang untuk mencapai
suatu tujuan. Prof. Dr. Mr. S. Prajudi Atmosudirjo dalam Moekijat (2005)
mendefinisikan sistem sebagai sesuatu yang terdiri atas obyek-obyek, atau unsur-
unsur, atau komponen-komponen yang bertata-kaitan dan bertata-hubungan satu
sama lain sedemikian rupa sehingga unsur-unsur tersebut merupakan suatu
kesatuan pemrosesan atau pengolahan tertentu.
Richard A. Johnson, Fremont E. Kast, dan James E. Rosenzweig dalam
Moekijat (2005) menyatakan dua definisi tentang sistem, pertama sistem adalah
“suatu kebulatan/keseluruhan yang kompleks atau terorganisir; suatu himpunan
atau perpaduan hal-hal atau bagian-bagian yang membentuk suatu
kebulatan/keseluruhan yang kompleks atau utuh”. Kedua, sistem sebagai suatu
gugus komponen-komponen yang dirancang untuk menyelesaikan suatu tujuan
tertentu sesuai dengan rencana. Berkenaan dengan definisi ini paling tidak
terdapat tiga hal penting. Pertama, adanya maksud, atau tujuan. Kedua, adanya
rancangan atau susunan komponen-komponen. Terakhir, input informasi, energi
(tenaga), dan bahan-bahan (material) yang harus dialokasikan sesuai dengan
rencana. Menurut The Liang Gie, sistem merupakan suatu kebulatan dari bagian-
bagian atau unsur-unsur yang saling berhubungan menurut suatu pengaturan yang
tertib guna mencapai tujuan tertentu.
Dalam Webster’s New World Dictionary sistem dinyatakan sebagai
sekelompok hal, atau alat, atau bagian yang bekerja sama atau yang dihubungkan
dengan cara tertentu sehingga membentuk suatu keseluruhan, misalnya sistem tata
surya dan sistem sekolah. Sementara, dalam Kamus Administrasi Perkantoran
sistem (ditulis dalam buku ini sistim) didefinisikan sebagai suatu rangkaian
prosedur yang telah merupakan suatu kebulatan untuk melaksanakan suatu fungsi.
8
Dalam The New Webster Encyclopedic Dictionary of The English Language
dijelaskan bahwa sistem merupakan suatu rencana atau pola yang
menghubungkan hal-hal atau benda-benda menjadi suatu keseluruhan. The
Encyclopedia of Management menjelaskan sistem sebagai susunan yang teratur
dari kegiatan-kegiatan yang saling bergantung dan prosedur-prosedur yang
berhubungan, yang melaksanakan dan memudahkan pelaksanaan kegiatan utama
dari suatu organisasi (Moekijat, 2005).
Dalam Ensiklopedi Administrasi dijelaskan bahwa sistem adalah suatu
rangkaian prosedur yang telah merupakan suatu kebulatan untuk melaksanakan
suatu fungsi. Terakhir, dalam Enciklopedia Manajemen dijelaskan bahwa sistem
adalah suatu keseluruhan yang terdiri atas sejumlah variabel yang berinteraksi.
Dalam Kumorotomo dan Margono (2009) secara sederhana sistem
diartikan sebagai suatu kumpulan atau himpunan dari unsur, komponen, atau
variabel-variabel yang terorganisasi, saling berinteraksi, saling tergantung satu
sama laindan terpadu (Lucas, 1987).
Merujuk pada sejumlah definisi sistem dari berbagai sumber di atas dan
disesuikan dengan fokus pengabdian dalam bidang pendidikan maka sistem dalam
pengabdian ini diartikan sebagai suatu kumpulan dari unsur, komponen, atau
variabel-variabel yang terorganisasi, saling berinteraksi, saling tergantung satu
sama lain dan terpadu yang berkaitan dengan pembelajaran atau pendidikan pada
umumnya.
2.1.2 Data
Dalam Moekijat (2005) disebutkan berbagai pengertian data, anatara lain
menurut The Liang Die, Gordon B. Davis, Gordon B. Davis, Pamudji. S., dan S.
P. Siagian. Selain itu, dalam pembahasan ini akan ditampilkan pula pengertian
data menurut Zakiyudin (2012).
Pengertian-pengertian data tersebut adalah sebagai berikut:
1) Menurut The Liang Die, data atau bahan keterangan adalah: Hal, peristiwa,
atau kenyataan lainnya apapun yang mengandung sesuatu pengetahuan untuk
dijadikan dasar guna penyusunan keterangan, pembuatan kesimpulan, atau
9
penetapan keputusan. Data ibarat bahan mentah yang setelah melalui
pengolahan tertentu menjadi keterangan (informasi).
2) Menurut Gordon B. Davis, data, bahan mentah bagi informasi, dirumuskan
sebagai kelompok lambang tidak acak yang menunjukkan jumlah-jumlah,
tindakan-tindakan, hal-hal, dan sebagainya. Data-data dibentuk dari lambang
grafis. Lambang grafis ini dapat alfabetis, numerik, atau berupa lambang-
lambang khusus seperti *, $, dan ∞. Data-data disusun untuk tujuan
pengolahan menjadi susunan data, susunan kearsipan, dan pusat data atau
landasan data.
3) Dalam Webster’s New World Dictionary data dijelaskan sebagai “fact or
figures from which conclusions can be inferred” atau jika diterjemahkan
bahwa data merupakan fakta-fakta atau angka-angka yang darinya dapat
ditarik kesimpulan-kesimpulan.
4) Pamudji. S., dalam bukunya yang berjudul Teori Sistem dan Penerapannya
dalam Manajemen, sebagai terjemahan dari buku The Theory and
Management of Systems karangan Richard A. Johnson, Fremont E. Kast, dan
James E. Rosensweig, dikatakan bahwa data adalah fakta-fakta yang
digunakan sebagai suatu dasar untuk penghitungan dan pengolahan meliputi
serangkaian tindakan-tindakan atau operasi-operasi yang secara pasti
mengarah pada suatu akhir.
5) Dr. S. P. Siagian menjelaskan arti data dengan membedakannya antara data
dan informasi, yatu:
… ada perbedaan konsepsional yang cukup prinsipil antara data dan informasi. Perbedaan yang biasanya dibuat ialah dengan mengatakan bahwa data adalah “bahan baku” yang harus diolah sedemikian rupa sehingga berubah sifatnya menjadi informasi. Perbedaan ini penting untuk disadari karena sesungguhnya data tidak mempunyai nilai apa-apa untuk mengambil keputusan. Hanya informasilah yang mempunyai nilai, dalam arti bahwa informasi akan memudahkan seorang untuk mengambil keputusan.
Sementara Zakiyudin (2012) berpendapat bahwa data merupakan
kumpulan huruf atau angka yang belum diolah sehingga tidak memiliki arti.
Secara konseptual, data adalah deskripsi tentang benda, kejadian, aktivitas dan
10
transaksi yang tidak mempunyai makna atau tidak berpengaruh langsung kepada
pemakai.
Data dapat berupa nilai yang terformat, teks, citra, audio dan video. Data
terformat diartikannya sebagai data dengan suatu format tertentu. Misal, data yang
menyatakan tanggal atau jam, atau menyatakan nilai mata uang. Data teks
diartikan sebagai sederetan huruf, angka, dan symbol-simbol khusus (misal: +, $,
dll)) yang kombinasinyaa tidak bergantung pada masing-masing item secara
individual. Contoh: Artikel Koran dll. Data audio diaartikan sebagai data dalam
bentuk suara. Contoh: Instrumen music, suara binatang, suara gemericik air, detak
jantung, dll. Sedangkan data video diartikan sebagai data dalam bentuk sejumlah
gambar bergerak dan bisa dilengkapi suara.
Selain itu, Zakiyudin (2012) mengungkapkan kriteria suatu data yang
dikategorikan bernilai atau tidak bernilai, yaitu:
1) Data akan memiliki nilai sepanjang data tersebut bisa dicari kembali, diolah
dan disediakan untuk orang yang membutuhkannya dalam batas waktu
tertentu untuk pembuatan keputusan atau tindakan tertentu, dan
2) Data yang tidak dapat dicari kembali atau diolah tepat waktu akan tidak
memiliki nilai.
Sementarta Kumorotomo dan Margono (2009) mendefinisikan data sebagai
sesuatu yang merujuk pada fakta-fakta baik berupa angka-angka, teks, dokumen,
gambar, bagan, suara yang mewakilideskripsi verbal atau kode tertentu dan lain-
lain.
Merujuk pada sejumlah definisi data dari berbagai sumber di atas, dalam
pengabdian ini pengertian data lebih diorientasikan pada definisi yang dinyatakan
oleh Kumorotomo dan Margono (2009) dengan sedikit penyesuaian berkenaan
dengan bidang pendidikan. Jadi dalam kegiatan pengabdian ini data diartikan
sebagai fakta-fakta baik berupa angka-angka, teks, dokumen, gambar, bagan,
suara yang mewakilideskripsi verbal atau kode tertentu dan lain-lain yang
berkaitan dengan pembelajaran atau pendidikan pada umumnya.
11
2.1.3 Informasi
Dalam Moekijat (2005) ditampilkan beberapa pengertian informasi antara
lain menurut Gordon B. Davis, Burch dan Strater, dan George R. Terry. Selain itu,
dalam pembahasan ini juga akan diuraikan pengertian informasi menurut beberapa
sumber yang ditulis dalam Zakiyudin (20012).
Berikut ini beberapa definisi informasi menurut beberapa sumber:
1) Menurut Gordon B. Davis, “Information is data that has been processed into a
form that is meaningful to the recipient and is of real or perceived value in
current of prospective decisions. Definisi tersebut diterjemahkan seperti
berikut: Informasi adalah data yang telah diolah menjadi suatu bentuk yang
penting bagi si penerima dan mempunyai nilai yang nyata atau yang dapat
dirasakan dalam keputusan-keputusan yang sekarang atau keputusan-
keputusan yang akan datang.
2) Burch dan Strater, menyatakan: “Information is the aggregation or processing
of data to provide knowledge of intelligence. Atau, informasi adalah
pengumpulan atau pengolahan data untuk memberikan pengetahuan atau
pengertian.
3) George R. Terry, Ph.D. menyatakan bahwa: “Information is meaningful data
that conveys usable knowledge. Atau, informasi adalah data yang penting yang
memberikan pengetahuan yang berguna. Kriteria berguna atau tidaknya suatu
informasi menurutnya bergantung pada:
a) Tujuan si penerima
Apabila informasi itu tujuannya untuk memberi bantuan maka informasi itu
harus membantu si penerima.
b) Ketelitian penyampaian dan pengolahan data
Dalam menyampaikan dan mengolah data, inti dan pentingnya informasi
harus dipertahankan.
c) Waktu
Apakah informasi itu masih up-to-date?
d) Ruang dan tempat
Apakah informasi itu tersedia dalam ruangan atau tempat yang tepat
12
e) Bentuk
Dapatkan informasi itu dipergunakan secara efektif?
Apakah informasi itu menunjukkan hubungan-hubungan yang diperlukan,
kecenderungan-kecenderungan, dan bidang-bidang yang memerlukan
perhatian manajemen? Dan
Apakah informasi itu menekankan situasi-situasi yang berhubungan?
f) Semantik
Apakah hubungan antara kata-kata dan arti yang diinginkan cukup jelas?
Sementara, dalam Zakiyudin (2012) juga terdapat beberapa definisi
informasi menurut beberapa sumber, seperti:
1) McFadden dkk mendefinisikan informasi sebagai data yang telah diproses
sedemikian rupa sehingga meningkatkan pengetahuan seseorang yang
menggunakan data tersebut.
2) Shannon dan Weaver mendefinisikan informasi sebagai jumlah ketidakpastian
yang dikurangi ketika sebuah pesan diterima. Ia mengartikannya bahwa
dengan adanya informasi tingkat kepastian menjadi meningkat.
3) Davis manyatakan bahwa informasi adalah data yang telah diolah menjadi
sebuah bentuk yang berarti bagi penerimanya dan bermanfaat dalam
pengambilan keputusan saat ini atau saat mendatang.
4) Mulyanto menyatakan bahwa informasi merupakan salah satu sumber daya
yang sangat diperlukan dalam suatu organisasi. Informasi adalah data yang
telah diolah menjadi bentuk yang lebih berguna dan lebih berarti bagi yang
menerimanya.
Selain itu, dalam Zakiyudin (2012), Davis (1999) memberi lima
karakteristik informasi, yaitu:
1) Benar atau salah, yaitu bahwa benar atau salah suatu informasi adalah
berhubungan dengan kebenaran terhadap kenyataan,
2) Baru. Informasi dikatakan baru apabila memang benar-benar baru bagi si
penerima.
13
3) Tambahan. Informasi bersifat dapat memperbarui atau memberi perubahan
terhadap informasi yang telah ada.
4) Korektif. Informasi dapat digunakan untuk melakukan koreksi terhadap
informasi sebelumnya yang salah atau kurang benar. dan
5) Penegas. Informasi dapat mempertegas informasi yang ada sebelumnya
sehingga keyakinan terhadap informasi tersebut semakin meningkat.
Kualitas informasi
Kualitas informasi dapat diuji melalui dimensi relevansi, akurasi,
ketepatan waktu, dan kelengkapannya (Zakiyudin, 2012). Keempat dimensi
kualitas informasi tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut:
1) Relevansi. Suatu informasi tidak akan berguna apabila tingkat relevansinya
dengan keadaan yang sedang dianalisis rendah. Relevansi suatu informasi
akan menjadi penting karena hal itu dapat menjadi variabel yang menentukan
dalam pengambilan keputusan. Informasi memiliki relevansi apabila informasi
tersebut memiliki hubungan dengan masalah yang sedang dihadapi.
2) Akurasi. Informasi yang diterima harus dapat dipercaya antara lain melalui
cara mengetahui sumber pertama pembawa informasi tersebut. informasi yang
akurat juga dapat dijadikan sebagai tolok ukur ketepatan dan keberhasilan
pengambilan keputusan.
3) Ketepatan waktu. Sebaiknya informasi harus tersedia pada saat pengambilan
keputusan. Informasi yang datang setelah suatu keputusan diambil tidak akan
memiliki nilai. Semakin up-to-date suatu informasi akan semakin berguna
informasi tersebut. Sebaliknya, semakin kedaluarsa suatu informasi akan
semakin tidak ada artinya.
4) Kelengkapan. Para pengguna harus memperoleh informasi yang menyajikan
suatu gambaran lengkap atas suatu masalah. Informasi dikatakan lengkap
apabila memiliki jumlah rincian agregasi yang tepat dan mendukung semua
area yang dibutuhkan dalam pengambilan keputusan.
Dalam Kumorotomo dan Margono (2009) informasi didefinisikan sebagai
data yang telah disusun sedemikian rupa sehingga bermakna dan bermanfaat
14
karena dapat dikomunikasikan kepada seseorang yang akan menggunakannya
untuk membuat keputusan. Burch dan Grudnitski (1989) menyatakan tiga pilar
utama menentukan kualitas informasi, yaitu: akurasi, ketepatan waktu, dan
relevansi. Parker (1989) menyatakan bahwa informasi yang baik yang lebih
lengkap adalah memenuhi syarat-syarat berikut:
a. Ketersediaan (availability)
Informasi harus dapat diperoleh (accessible) bagi orang yang hendak
memanfaatkannya.
b. Mudah dipahami (comprehensibility)
Informasi harus mudah dipahami oleh pembuat keputusan, baik yang
menyangkut pekerjaan rutin maupun yang bersifat strategis.
c. Relevan
Informasi yang diperlukan adalah yang benar-benar relevan dengan
permasalahan, misi dan tujuan (dalam kontek organisasi).
d. Bermanfaat
Informasi harus bermanfaat bagi lembaga, harus tersaji dalam bentuk-bentuk
yang memungkinkan pemanfaatannya oleh pemakai.
e. Tepat waktu
Informasi harus tersedia tepat pada waktunya.
f. Keandalan (reliability)
Informasi harus diperoleh dari sumber yang dapat diandalkan kebenarannya.
Pengolah data atau pemberi informasi harus dapat menjamin tingkat
kepercayaan yang tinggi atas informasi yang disajikan.
g. Akurat
Informasi harus bersih dari kesalahan dan kekeliruan, harus jelas dan secara
akuraat mencerminkan makna yang terkandung dari data pendukungnya.
h. Konsisten
Informasi tidak boleh mengandung kontradiksi di dalam penyajiannya karena
konsistensi merupakan syarat penting bagi dasar pengambilan keputusan.
15
Berdasarkan analisis definisi informasi dan kriteria kualitasnya dari
berbagai sumber, serta dikaitkan dengan fokus kegiatan pengabdian ini, yaitu
berkenaan dengan proses pembelajaran atau pendidikan pada umumnya maka
dirangkum definisi dan kualitas informasi sebagai berikut:
a. Informasi didefinisikan sebagai data-data pembelajaran atau pendidikan pada
umumnya yang telah disusun sedemikian rupa sehingga bermakna dan
bermanfaat karena dapat dikomunikasikan kepada seseorang yang akan
menggunakannya untuk membuat keputusan, dan
b. Sebuah informasi dikatakan baik dan lengkap apabila informasi pembelajaran
atau pendidikan pada umumnya memenuhi persyaratan ketersediaan, mudah
dipahami, relevan, bermanfaat, tepat waktu, keandalan, akurat, dan konsisten.
2.1.4 Sistem informasi
Zakiyudin (2012) mendefinisikan sistem informasi sebagai suatu sistem
yang ada di dalam suatu organisasi yang mempertemukan kebutuhan pengolahan
transaksi harian, mendukung operasi yang bersifat manajerial dan kegiatan
strategi dari suatu organisasi dan pihak luar tertentu dengan laporan yang
diperlukan. Menurutnya, terdapat enam komponen sistem informasi, yaitu:
1) Perangkat keras (hardware), yaitu mencakup piranti-piranti fisik seperti
komputer dan printer.
2) Perangkat lunak (software) atau program, yaitu sekumpulan instruksi yang
memungkinkan perangkat keras dapat memproses data.
3) Basis data (database), yaitu sekumpulan tabel, hubungan dan lain-lain yang
berkaitan dengan penyimpanan data.
4) Prosedur, sebagai sekumpulan aturan yang dipakai untuk mewujudkan
pemrosesan data dan pembangkitan keluaran yang dikehendaki.
5) Personil atau orang, adalah semua pihak yang bertanggungjawab dalam
pengembangan sistem informasi, pemrosesan dan penggunaan keluaran sistem
informasi.
16
6) Jaringan komputer dan komunikasi data, merupakan sistem penghubung
yang memungkinkan sumber dipakai secara bersama atau diakses oleh
sejumlah pamakai.
Namun demikian tidak semua sistem informasi mencakup keseluruhan
komponen tersebut. Sebagai contoh sistem informasi pribadi hanya melibatkan
seorang pemakai dan sebuah komputer, tidak melibatkan fasilitas jaringan dan
komunikasi. Namun demikian, sistem informasi kelompok kerja akan melibatkan
sejumlah orang dan sejumlah komputer, serta memerlukan sarana jaringan dan
komunikasi.
2.1.5 Manajemen
Terdapat beberapa pengertian manajemen, seperti disebutkan dalam
Moekijat (2005) definisi-definisi manajemen menurut Prof. Dr. Mr. S. Prajudi
Atmosudirjo, Dale Yoder, Sarwoto, dan Kamus Istilah Manajemen. Beberapa
definisi manajemen tersebut adalah
1) Prof. Dr. Mr. S. Prajudi Atmosudirjo
Memberi pengertian manajemen dari tiga sudut pandang, yaitu sudut pandang
orang-orang, proses, dan sistem kekuasaan. Pengertian tersebut berdasarkan
sudut pandang
1) Orang-orang
Semua orang yang mempunyai fungsi atau kegiatan pokok sebagai
pemimpin-pemimpin kerja.
2) Proses
Adanya kegiatan-kegiatan yang berarah ke bawah, jadi berupa kerja-kerja
untuk mencapai tujuan tertentu
3) Sistem kekuasaan
Atau sistem kewenangan atau wewenang supaya orang-orang menjalankan
pekerjaan
2) Dale Yoder
Menyatakan bahwa manajemen merupakan suatu proses perencanaan,
pengarahan, dan pengawasan.
17
3) Sarwoto
Memandang manajemen sebagai suatu proses kegiatan yang memanfaatkan
unsur-unsur ‘man’, ‘money’, ‘material’, dan ‘methd’ (4 M) secara efisien
mencapai tujuan tertentu.
4) Kamus Istilah Manajemen
Memandang manajemen sebagai dua hal, yaitu sebagai proses dan sebagai
orang.
a) Sebagai proses.
Manajemen merupakan proses penggunaan sumber daya secara efektif
untuk mencapai sasaran, dan
b) Sebagai orang.
Manajemen sebagai pejabat pemimpin yang bertanggungjawab atas jalannya
perusahaan atau organisasi.
Sementara dalam Zakiyudin (2012) dinyatakan definisi manajemen
menurut tiga sumber, yaitu James A.F. Stoner, Mary Parker Follet, dan Luther
Gulick. Definisi-definisi tersebut adalah:
1) James A.F. Stoner
Mendefinisikan manajemen sebagai proses perencanaan, pengorganisasian,
pengarahan dan pengawasan usaha-usaha para anggota organisasi dan
penggunaan sumber daya organisasi lainnya agar mencapai tujuan organisasi
yang telah ditetapkan.
2) Mary Parker Follet
Mendefinisikan manajemen sebagai seni dalam menyelesaikan pekerjaan
melalui orang lain. Dalam definisi ini manajer mencapai tujuan organisasi
melalui pengarutan orang lain untuk melaksanakan berbagai pekerjaannya.
Manajer tidak mengerjakan sendiri semua tugas-tugasnya.
3) Luther Gulick
Manajemen didefinisikan sebagai suatu bidang ilmu pengetahuan (science)
yang secara sistematis berusaha memahami mengapa dan bagaimana manusia
18
bekerja bersama untuk mencapai tujuan dan membuat sistem kerjasama ini
lebih bermanfaat bagi kemanusiaan.
Terry dan Rue (2013) mendefinisikan manajemen sebagai suatu proses
atau kerangka kerja yang melibatkan bimbingan atau pengarahan suatu kelompok
orang-orang ke arah tujuan-tujuan organisasional atau maksud-maksud yang
nyata. Jadi manajemen merupakan suatu kegiatan dan pelaksanaannya adalah
“managing” – Pengelolaan-, sedang pelaksananya disebut manager atau
pengelola.
2.2 Sistem Informasi Manajemen dalam Pendidikan
Sistem Informasi Manajemen (SIM) merupakan salah satu terjemahan dari
Management Information System dalam perkuliahan sering diartikan sebagai
sistem pengolahan data-data menjadi sebuah informasi sebagai dasar bagi para
pemangku kepentingan dalam mengambil suatu kebijakan atau keputusan (Bagian
Akademik Prodi S2 Administrasi Pendidikan, 2014). Management Information
System tersebut sering diterjemahkan secara berbeda, seperti: Sistem pengolahan
informasi, sistem informasi/keputusan, atau sistem informasi (Moekijat, 2005).
Seiring dengan penggunaan SIM ini dalam program studi Administrasi
Pendidikan maka sistem informasi manajemen di sini diartikan sebagai sistem
pengolahan data-data pendidikan menjadi sebuah informasi esensial yang
selanjutnya dapat digunakan sebagai dasar dalam menentukan kebijakan atau
keputusan pendidikan.
Dalam dunia pendidikan, kebijakan atau keputusan tersebut jenisnya
bergantung pada orang yang memanfaatkannya. Bagi guru, kebijakan pendidikan
tersebut dapat berupa penentuan model, strategi, pendekatan, metode, dan/atau
teknik pembelajaran yang akan digunakan di kelas. Bagi kepala sekolah,
kebijakan tersebut dapat berupa penentuan inovasi-inovasi pendidikan yang dapat
meliputi mekanisme penyelenggaraan pembelajaran, kegiatan ekstra kurikuler,
proses bimbingan dan konseling, mekanisme kerjasama dengan lembaga lain yang
terkait, dan sebagainya. Sementara, bagi para pengawas pendidikan, kebijakan
atau keputusan tersebut dapat berupa apakah diperlukan kegiatan pembinaan
19
terhadap suatu sekolah, dan jika diperlukan bagian mana dari elemen sekolah
yang memerlukan pembinaan, dan sebagainya. Pendek kata, informasi pendidikan
hasil dari pengolahan data-data terkait dengan penyelenggaraan, baik yang
bersifat kuantitatif maupun kualitatif merupakan dasar bagi setiap pemangku
kepentingan dalam dunia pendidikan
2.2.1 Prinsip-prinsip Sistem Informasi Manajemen dalam Pendidikan
Setidaknya terdapat tiga prinsip dalam sistem informasi manajemen, yaitu:
1. Metode pengumpulan data-data; 2. Pengolahan data menjadi informasi
pendidikan; dan 3. Pemanfaatan informasi sebagai dasar untuk pengambilan
keputusan pendidikan. Berkenaan dengan fokus pengabdian ini, pembahasan
selanjutnya hanya meliputi dua prinsip pertama, yaitu metode pengumpulan data
dan pengolahannya.
2.2.2 Metode Pengumpulan Data
Dalam Moekijat (2005) disebutkan empat metode penting untuk
pengumpulan data. Keempat metode tersebut meliputi pengumpulan data melalui:
1) Pengamatan sendiri secara langsung; 2) Wawancara; 3) Perkiraan koresponden;
dan 4) Daftar pertanyaan. Berikut ini akan dibahas masing-masing metode
pengumpulan data tersebut.
1) Pengumpulan Data melalui Pengamatan Langsung
Dalam metode ini, pengamat sendiri melakukan proses pengumpulan data.
Pengetahuannya mengenai data apa yang perlu dikumpulkan menyebabkan
pengamat tersebut dapat mencari dan menemukan fakta-fakta yang diperlukan.
Keuntungan metode ini adalah bahwa data-data yang dikumpulkan akan
lebih cermat karena pengamat memiliki pengetahuan data-data apa saja yang
diperlukan. Namun demikian, metode ini juga memiliki kerugian, yaitu:
a) Daerah pengamatan tidak dapat luas karena keterbatasan waktu pengamat
untuk melakukan proses pengumpulan data tersebut,
b) Pada umumnya memerlukan biaya mahal, dan
c) Pengumpulan data tidak dapat dilakukan dengan baik apabila terdapaat banyak
hal yang harus diselidiki.
20
2) Pengumpulan Data melalui Wawancara
Apabila wawancara meliputi daerah yang sangat luas, pengamat
memerlukan bantuan orang lain untuk melakukan kegiatan wawancara tersebut
dengan sumber-sumber data yang dipandang memiliki fakta-fakta yang
diperlukan. Dalam hal ini, metode wawancara dilakukan secara tidak langsung
oleh pengamat sehingga ketelitiannya sangat bergantung kepada orang-orang yang
diwawancarai dan berkaitan dengan fenomena apakah orang yang diwawancarai
tersebut memiliki kepentingan atau tidak dengan hasil pengamatan.
Metode wawancara dengan bantuan orang lain sebagai wakil pewawancara
memiliki keuntungan dan kerugian. Keuntungan metode ini meliputi:
a) Data yang dikumpulkan akan lebih teliti, khususnya apabila orang yang
mewakili dalam mewancarai sumber data dipilih secara baik,
b) Pengamatan dapat dilakukan dalam daerah yang luas dan atas dasar prinsip
angka yang banyak, hasilnya akan lebih cermat, dan
c) Data dikumpulkan sendiri oleh pengamat meskipu secara tidak langsung atau
melalui wakil-wakilnya.
Sementara metode ini memiliki kerugian sebagai berikut:
a) Metode ini mahal karena harus banyak wakil yang ditunjuk pergi ke berbagai
tempat untuk mengumpulkan data, dan
b) Meskipun data dikumpulkan oleh wakil-wakilnya secara pribadi, kalau mereka
memiliki pendapat yang kabur, fakta-fakta yang dikumpulkan ada
kemungkinan tidak teliti.
3) Pengumpulan Data melalui Perkiraan Koresponen (pembawa berita)
Dalam metode ini koresponden diminta memberikan fakta-fakta yang
diperlukan kepada pengamat. Ada kemungkinan koresponden berat sebelah.
Karena para koresponden, baik langsung maupun tidak langsung, tidak memiliki
kepentingan dalam penyelidikan, ada kemungkinan bahwa mereka tidak
mempedulikan apakah fakta yang diberikan tersebut benar atau salah. Angka-
angka yang mereka berikan ada kemungkinan hanya merupakan perkiraan.
21
Dengan demikian data yang dikumpulkan dengan metode ini pada umumnya
kurang teliti.
Namun demikian, metode ini memiliki dua keuntungan berikut: 1) Bersifat
murah, dan 2) Dapat menjangkau daerah yang sangat luas. Sedangkan
kerugiannya adalah bahwa data yang dikumpulkan sering kurang teliti.
4) Pengumpulan Data melalui Daftar Pertanyaan atau Skala Sikap
Dalam metode ini, daftar pertanyaan atau skala sikap diberikan kepada
sejumlah orang yang dipandang memiliki fakta-fakta atau angka-angka yang
diperlukan dalam penyelidikan. Metode ini dapat menjangkau daerah yang sangat
luas jika dibandingkan dengan metode pengumpulan data melalui pengamatan
sendiri secara langsung.
Seperti metode pengumpulan data lainnya, metode ini juga memiliki
keuntungan dan kerugian. Keuntungan metode ini antara lain:
a) Bersifat murah dibandingkan metode wawancara pribadi secara langsung, dan
b) Data dapat dikumpulkan secara cepat.
Sementara itu, kerugian metode ini antara lain bahwa sumber data
mungkin tidak mengembalikan daftar pertanyaan atau skala sikap atau
mengembalikan tetapi tidak melakukan permintaan yang diinginkan dalam lembar
daftar pertanyaan atau skala sikap tersebut. Untuk mengatasi kemungkinan negatif
di atas maka sebaiknya pertanyaan dalam daftar pertanyaan dan/atau pernyataan
dalam skala sikap dibuat sesederhana mungkin dan cara sumber data menjawab
atau memilih sikap dibuat semudah mungkin. Hal ini antara lain dapat dilakukan
melalui penjelasan pengisian daftar pertanyaan atau skala sikap yang mudah
dimengerti dan jika perlu diberi contoh untuk menjawab dalam daftar pertanyaan
atau memilih sikap dalam skala sikap.
Dalam prakteknya seringkali digunakan gabungan dua metode
pengumpulan data atau lebih. Misal, metode pengamatan sendiri secara langsung
digabung dengan metode wawancara, atau metode daftar pertanyaan atau skala
sikap digabungkan dengan metode wawancara. Metode wawancara sering
22
dilakukan sebagai konfirmasi dari data yang dikumpulkan melalui metode
lainnya.
2.2.3 Pengolahan Data
1) Pengertian Pengolahan Data
Pembahasan metode pengumpulan data ini akan dimulai dengan
pemaknaan apa yang dimaksud dengan pengolahan data. Dalam Moekijat (2005)
disebutkan beberapa pengertian pengolahan data yang diambil dari beberapa
sumber, seperti George R. Terry, Ensiklopedia Administrasi, dan The Liang Gie.
Pengertian pengolahan data (data processing) berdasarkan tiga sumber di atas
adalah sebagai berikut:
a) George R. Terry
Pengolahan data (data processing) didefiniikan sebagai serangkaian
operasi atas informasi yang direncanakan guna mencapai tujuan atau hasil yang
diinginkan. Menurutnya, terdapat delapan unsur pokok pengolahan data, yaitu:
i. Membaca (reading),
ii. Menulis, mengetik, membuat lubang atau pons pada kartu atau pada pita kertas
(sering disebut masukan),
iii. Mancatat atau mencetak (sering disebut keluaran),
iv. Menyortir,
v. Menyampaikan atau memindahkan,
vi. Menghitung,
vii. Membandingkan, dan
viii. Menyimpan.
b) Ensiklopedia Administrasi
Ensiklopedia ini menerjemahkan data processing sebagai pemrosesan
keterangan dan diartikan sebagai serangkaian aktivitas dalam bidang tata usaha
yang mencatat, mengolah, mengirim, atau menyimpan keterangan-keterangan
yang diperlukan oleh suatu organisasi secara cepat, cermat, dan tepat.
23
c) The Liang Gie
Menurut The Liang Gie pengolahan menunjuk pada langkah-langkah
apapun yang dilakukan dengan sarana-sarana apapun yang mungkin untuk
membuat data dapat dipergunakan bagi suatu maksud tertentu. Sementara
pengolahan data itu sendiri didefinisikan sebagai kegiatan pikiran dengan bantuan
tangan atau suatu peralatan, dan mengikuti serangkaian langkah, perumusan atau
pola tertentu untuk mengubah data sehingga data tersebut bentuk, susunan, sifat
atau isinya menjadi lebih berguna.
Kemajuan dan penggunaan komputer elektronik modern menitikberatkan
pada unsur-unsur pengolahan data yang pokok. Perisilahan seperti “masukan”,
“keluaran”, “pengiriman”, dan “pencatatan” telah lazim dipergunakan dalam
instalasi komputer. Akan tetapi istilah-istilah ini sesungguhnya tidak terpisah dari
yang lain dengan penggunaan komputer. Unsur-unsur pengolahan data ini
merupakan dasar dan bersifat universal. Dengan alat apapun, unsur-unsur tersebut
ada.
Operasi data. Untuk menyusun data dan mendatangkan hasil yang berarti
beberapa kombinasi operasi harus dilaksanakan. Dalam Moekijat (2005), Burch
dan Strater menyatakan terdapat sepuluh operasi dasar yang dapat menghasilkan
keluaran penting dalam sistem informasi. Peran operasi data dalam sistem
informasi sama dengan peran mesin-mesin. Kesepuluh operasi data di atas
meliputi:
i. Capturing
Operasi ini menunjukkan pencatatan data dari suatu peristiwa atau kejadian
dalam suatu bentuk, yaitu formulis-formulis kepegawaian, pesanan-pesanan
pembelian, dan sebagainya.
ii. Pemeriksaan (verifying)
Operasi ini menunjukkan pengecekan atau pengesahan data untuk menjamin
agar data tersebut dapat diperoleh dan dicatat secara cermat.
iii. Penggolongan (classifying)
Operasi ini menempatkan unsur-unsur data dalam kategori-kategori khusus
yang memberikan arti bagi si pemakai.
24
iv. Penyusunan atau Penyortiran (arranging, sorting)
Operasi ini menempatkan unsur-unsur data dalam suatu rangkaian urutan
khusus atau rangkaian yang telah ditentukan sebelumnya.
v. Peringkasan (summarizing)
Operasi ini menggabungkan atau mengumpulkan unsur-unsur data dalam salah
satu dari dua cara. Pertama, operasi ini mengumpulkan data secara matematika.
Kedua, operasi ini mengurangi data secara logika.
vi. Pengitungan (calculating)
Operasi ini memerlukan penangan data secara ilmu hitung dan/atau logika.
vii. Penyimpanan (storing)
Operasi ini menempatkan data kedalam suatu media penyimpanan seperti
kertas, microfilm, dan sebagainya sehingga data tersebut dapat dipelihara untuk
pemasukan dan pengambilan kembali apabila diperlukan.
viii. Pengambilan kembali (retrieving)
Operasi ini mengandung pencarian sampai ketemu dan mendapatkan tambahan
bagi unsur-unsur data khusus dari media sehingga unsur-unsur data tersebut
tersimpan.
ix. Reproduksi (reproducing)
Operasi ini memperbanyak data dari suatu media ke media lain atau dalam
kedudukan yang lain dalam media yang sama.
x. Penyebaran pengkomunikasian (disseminaring-communicating)
Operasi ini memindahkan data dari suatu tempat ke tempat yang lain.
2) Metode Pengolahan Data
Burch dan Strater dalam Moekijat (2005) disebutkan empat macam
metode pengolahan data. Keempat metode tersebut meliputi metode manual,
electromechanical, punched card equipment, dan electronic computer. Penjelasan
masing-masing metode pengolahan data tersebut adalah sebagai berikut:
25
a) Metode manual
Dalam metode ini semua operasi data dilakukan dengan tangan dan bantuan
alat-alat penting seperti pensilm kertas, dan mistar hitung.
b) Metode electromechanical
Sesungguhnya metode ini merupakan gabungan dari orang dan mesin.
c) Metode punched card equipment
Metode ini mengandung penggunaan semua alat yang digunakan dalam suatu
sistem warkat unit. Prinsip warkat unit adalah bahwa data mengenai seseorang,
suatu objek, atau suatu peristiwa biasanya dicatat (punched) dalam suatu kartu.
Sejumlah kartu yang mengandung data tentang subjek yang sama digabungkan
bersama untuk membentuk suatu file.
d) Metode electronic computer
Dalam metode ini, komputer diartikan sebagai suatu susunan dari alat-alat
masukan, suatu unit pengolah pusat (central processing unit), dan alat-alat
keluaran.
26
BAB III METODE PENELITIAN
Sebagai populasi dari penelitan ini adalah sumber daya manusia di Sekolah
Kejuruan Bisnis dan Manajemen SMK Negeri 1 Mataram tahun ajaran 2013/2014
sedangkan sampelnya adalah para guru yang membina mata pelajaran Wajib dan
Peminatan baik berjenis kelamin Perempuan maupun Laki-laki. Dalam penelitian
ini, akan diukur kemampuan sumberdaya manusisa di sekolah tersebut dalam
memahami informasi pendidikan esensial yang berguna dalam membuat suatu
kebijakan atau rekomendasi berkenaan dengan upaya pengembangan kualitas
penyelenggaraan pendidikan pada umumnya serta secara khusus berkenaan
dengan penyelenggaraan pembelajaran di kelas.
Penelitian ini dilaksanakan dengan metode campuran (mixed method) yaitu
menggunakan model Embedded Design, (Creswell & Clark, 2007: 68-71). Metode
ini terdiri atas dua proses pokok yang terdiri atas: (1) Proses kuantitatif disertai
dengan proses kualitatif yang embedded di dalamnya; dan (2) Proses interpretasi
didasarkan pada hasil proses (1) (Gambar 3.1).
Gambar 3.1. memperlihatkan model embedded design hasil modifikasi dari
Creswell & Clark (2007: 68-71). Menurut model ini, penelitian akan dilaksanakan
dalam dua tahap: (1) Tahap pengambilan data kuantitatif disertai data kualitatif
dan (2) Interpretasi data hasil proses tahap (1). Data kuantitatif diambil
menggunakan sejumlah pertanyaan (angket) tentang Sistem Informasi Pendidikan
KUANTITATIF melalui Penyebaran
Angket SIP
KUALITATIF melalui
Penyebaran Skala Sikap SIP
Interpretasi Penguasaan SIP dan
Sikap Responden terhadap SIP
Gambar 3.1. Model Embedded design dimodifikasi dari Creswell & Clark (2007: 68-71)
27
(SIP) (Lampiran 3.2) sedangkan data kualitatif dihimpun dari sejumlah sikap
responden terhadap SIP (Lampiran 3.3). Dari angket diperoleh data primer
pemahaman konsep SIP esensial bagi guru wajib dan peminatan berkategori laki-
laki dan perempuan, sedangkan skala sikap diperoleh data sikap responden
tersebut terhadap implementasi SIP, serta hal-hal lain yang terkait dengan SIP
meliputi pengetahuan, karakteristik, dan SIP yang sebaiknya diimplementasikan
dalam pembelajaran dan pengolahan nilai siswa.
Skor kemampuan pemahaman sistem informasi pendidikan selanjutnya
dilakukan uji-F menggunakan analisis varian dua faktor dengan format seperti
pada Gambar 3.2. Berdasarkan hasil uji-F untuk tes kemampuan pemahaman
sistem informasi pendidikan dilakukan pemetaan kemampuan para guru yang
membina mata pelajaran Wajib dan Peminatan baik Perempuan maupun Laki-laki
sementara dari hasil analisis skala Likert dilakukan pendeskripsian kemampuan
tersebut untuk menambah kedalaman hasil analisis kuantitatif uji-F.
Data hasil tes kemampuan sistem informasi diberi skor dengan skala 100
sedangkan skala sikap dianalisis menggunakan skala Likert yang dikembangkan
oleh Riduwan & Kuncoro E. A. (2011: 20-22), serta Suharaputra U. (2012: 82-
84). Skala sikap untuk pernyataan positif dan negatif dianalisis menggunakan
Data 1 Data 3
Data 2 Data 4
Wajib
Peminatan
Laki-laki
Perempuan
Gambar 3.2 Format Analisis Varian Dua Faktor (Minium, King, and Bear, 1993)
28
skala Likert, pilihan sikap sangat setuju (SS), setuju (S), netral (N), sangat tidak
setuju (TS), dan sangat sangat tidak setuju (STS) masing-masing diberi skor 5, 4,
3, 2, dan 1 untuk pernyataan positif dan diberi skor 1, 2, 3, 4, dan 5 untuk
pernyataan negatif. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari dua
jenis, yaitu alat tes kemampuan sistem informasi pendidikan dan angket tentang
sistem informasi pendidikan.
Instrumen penelitian terdiri dari dua jenis, yaitu: (1) Alat tes kemampuan
Sistem Informasi Pendidikan (SIP) dan (2) Skala sikap terhadap SIP. Kedua jenis
instrumen ini dikembangkan oleh peneliti. Alat tes kemampuan SIP terdiri atas 17
pertanyaan dengan pilihan jawaban variatif 3 (tiga) hingga 5 (lima) buah dan
jawaban yang disediakan tersebut dapat tidak ada yang benar, serta dapat lebih
dari sebuah jawaban. Hal ini diberitahukan kepada responden melalui lembar
pengantar angket. Sementara itu, skala sikap terdiri atas 34 pernyataan yang
terbagi kedalam dua kelompok, yaitu 19 pernyataan positif dan 15 pernyataan
negatif. Kelompok kedua, pernyataan negatif, diorientasikan untuk melihat
konsistensi responden dalam memberikan sikap tentang SIP.
29
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1. Hasil Penelitian
4.1.1. Data Penelitian
Sumber data terdiri atas 32 guru yang terbagi atas delapan guru pembina
mata pelajaran Wajib berkategori Laki-laki, delapan guru pembina mata pelajaran
Wajib berkategori Perempuan, delapan guru pembina mata pelajaran Peminatan
berkategori Laki-laki, dan delapan guru pembina mata pelajaran Peminatan
berkategori Perempuan. Jadi data hasil penelitian dapat dibagi kedalam empat
kelompok, yaitu: (1) Kelompok pertama, data kemampuan pemahaman Sistem
Informasi Pendidikan (SIP) guru Wajib berkategori Laki-laki; (2) Kelompok
kedua, data kemampuan pemahaman SIP guru Wajib berkategori Perempuan; (3)
Kelompok ketiga, data kemampuan pemahaman SIP guru Peminatan berkategori
Laki-laki; dan (4) Kelompok keempat, data kemampuan pemahaman SIP guru
Peminatan berkategori Perempuan.
Berdasarkan jenisnya, data penelitian ini terdiri atas dua jenis data primer
yang dihimpun menggunakan angket dan skala sikap. Data pertama berupa peta
kemampuan pemahaman SIP bagi guru Wajib dan Peminatan berkategori Laki-
laki dan Perempuan (Tabel 4.1). Sementara itu, data kedua berupa persentase
sikap guru Wajib dan Peminatan terhadap SIP (Tabel 4.2).
Tabel 4.1 Data Nilai Pemahaman Sistem Informasi Pendidikan (SIP) bagi Guru Wajib dan Peminatan berkategori Laki-laki dan Perempuan
Nomor
Nilai Pemahaman SIP
Guru Wajib Guru Peminatan
Laki-laki Perempuan Laki-laki Perempuan 1 34.8 73.9 21.7 78.3
2 39.1 73.9 30.4 87.0
3 21.7 78.3 52.2 52.2
4 39.1 69.6 43.5 73.9
5 60.9 73.9 65.2 82.6
6 30.4 56.5 60.9 56.5
7 34.8 69.6 52.2 69.6
8 56.5 56.5 56.5 43.5
Rata-rata 39,7 69,0 47,8 67,9
30
Tabel 4.1 memperlihatkan sebaran kemampuan pemahaman SIP bagi guru
Wajib dan Peminatan berkategori Laki-laki dan Perempuan. Dalam tabel tersebut
tampak bahwa nilai rata-rata kemampuan pemahaman SIP dari tertinggi hingga
terendah berturut-turut diperoleh guru Wajib-Perempuan (69,0), guru Peminatan-
Perempuan (67,9), guru Peminatan-Laki-laki (47,8), dan guru Wajib-Laki-laki
(39,7). Sementara itu, nilai terendah 21,7 terdapat pada guru Wajib-Laki-laki dan
guru Peminatan-Laki-laki sedangkan nilai tertinggi 87,0 terdapat pada guru
Peminatan-Perempuan.
Tabel 4.2 Data Skor Sikap Rata-rata terhadap Pernyataan tentang Sistem Informasi Pendidikan (SIP) bagi Guru Wajib dan Peminatan berkategori Laki-laki
dan Perempuan
No. Skor
Rata-rata No.
Skor Rata-rata
No. Skor
Rata-rata No.
Skor Rata-rata
1 4.6 10 3.6 19 3.8 27 2.4
2 4.3 11 3.4 20 4.3 28 3.5
3 3.9 12 3.7 21 4.2 29 3.2
4 3.5 13 3.8 22 3.6 30 3.5
5 2.0 14 4.2 23 2.9 31 3.5
6 2.0 15 4.2 24 1.9 32 3.7
7 2.6 16 4.1 25 2.1 33 3.8
8 2.6 17 3.9 26 2.5 34 3.7
9 3.8 18 3.7
Tabel 4.3 Data Skor Sikap Rata-rata untuk Pernyataan nomor 1 s.d. 20 (Pernyataan Positif) dan nomor 21 s.d. 34 (Pernyataan Negatif).
Kelompok Skala
Sikap Skala Sikap no. 1 s.d. 20 Skala Sikap no. 21 s.d. 34
Rata-rata 3.6 3.2
Tabel 4.2 memperlihatkan sebaran skor sikap rata-rata skala sikap terhadap
pernyataan tentang Sistem Informasi Pendidikan (SIP) bagi guru Wajib dan
Peminatan berkategori Laki-laki dan Perempuan. Dalam tabel tersebut terlihat
skor sikap terendah adalah 1,9 yaitu utuk pernyataan SIP nomor 24 dan skor sikap
tertinggi adalah 4,6 yaitu untuk pernyataan SIP nomor 1. Sementara itu, dalam
31
Tabel 4.3 diperlihatkan skor sikap rata-rata untuk pernyataan SIP nomor 1 s.d. 20
(pernyataan positif) dan nomor 21 s.d. 34 (pernyataan negatif). Dalam tabel
tersebut terlihat bahwa kelompok pernyataan positif memperoleh skor sikap rata-
rata 3,6 (antara Netral dan Setuju) sedangkan kelompok pernyataan negatif
memperoleh skor sikap rata-rata 3,2 (antara Netral dan Tidak setuju).
Berdasarkan sebaran persentase setiap kategori sikap bagi guru Wajib dan
Peminaan berkategori Laki-laki dan Perempuan terhadap pernyataan tentang
Sistem Informasi Pendidikan (SIP) dapat dilihat dalam Tabel 4.4. Dalam tabel ini
diperlihatkan persentase sikap pilihan guru Wajib dan Peminatan berkaategori
Laki-laki dan Perempuan terhadap pernyataan tentang SIP untuk setiap tingkatan
sikap, yaitu untuk sikap Sangat Setuju (SS), Setuju (S), Netral (N), Tidak setuju
(KS), dan Sangat tidak setuju (TS).
Tabel 4.4 memperlihatkan sebaran persentase pilihan jawaban pemahaman
sistem informasi pendidikan (SIP) yang dipilih guru wajib dan peminatan
berkategori Laki-laki dan Perempuan. Dari tabel tersebut terlihat bahwa pilihan
jawaban benar dipilih para guru di atas dengan persentase dari sangat rendah
(9,4%) pada soal nomor 16 dan 17 hingga sempurna (100%) pada yaitau pada soal
nomor 4.
Secara kualitatif Tabel 4.4 dapat ditafsirkan bahwa: (1) Para guru belum
memahami bahwa dari dua kelompok data yang secara numerik berbeda belum
berarti berbeda secara kualitas (sekitar 75% guru, sumber soal nomor 1); (2) Para
guru belum mampu membedakan bentuk fisi grafik dan diagram (sekitar 72%,
sumber soal nomor 2 dan 3); (3) Cukup banyak guru (sekitar 44%) yang
menganggap diagram atau sebagai bagan (sumber soal nomor 5); (4) Cukup
banyak guru yang belum mengetahui keunggulan penggunaan tabel, grafik,
diagram, dan bagan masing-masing dibandingkan lainnya Sumber soal nomor 2
s.d. 12), serta nomor 13, 14, dan 15; Terakhir (5) Para guru sekitar 47% hingga
81% belum mengetahui bahwa peningkatan prestasi anak yang lebih tinggi belum
tentu lebih menguntungkan daripada peningkatan pretasi yang lebih rendah.
Dengan kata lain para guru tersebut belum mengenal konsep gain.
32
Tabel 4.4 Data Sebaran Persentase Pilihan Jawaban Pemahaman Sistem Informasi Pendidikan (SIP) yang Dipilih Guru Wajib dan Peminatan berkategori Laki-laki dan Perempuan (Sel berwarna kuning merupakan jawaban benar)
Nomor Soal 1 2 3 4 5
Pilihan 1 2 3 1 2 3 4 5 1 2 3 4 5 1 2 3 4 5 1 2 TA 4 5
Persentase 56.3 25.0 25.0 84.4 68.8 3.1 34.4 78.1 6.3 71.9 0.0 84.4 3.1 0.0 0.0 100 0.0 0.0 18.8 6.3 56.3 3.1 21.9
Nomor Soal 6 7 8 9
Pilihan 1 2 3 4 Tbl Dgr Grf Bgn Tbl Dgr Grf Bgn 1 2 3 4 5
Persentase 15.6 68.8 21.9 3.1 25.0 15.6 68.8 6.3 37.5 46.9 37.5 21.9 3.1 53.1 12.5 50.0 3.1
Nomor Soal 10 11 12 13
Pilihan a b c d e a b c d e a b c d e a b c d e
Persentase 9.4 34 47 34 6.3 6.3 9.4 9.4 75 9.4 6.3 31 59 28 9.4 9.38 72 3.1 25 9.4
Nomor Soal 14 15 16 17
Pilihan a b c d e a b c d e 1 2 3 1 2 3 4
Persentase 3.1 6.3 75 19 0 3.1 19 6.3 69 0 47 34 38 44 9.4 9.4 50
33
Tabel 4.5 Data Persentase Skala Sikap terhadap Pernyataan Pemahaman Sistem Informasi Pendidikan (SIP) bagi Guru Wajib dan Peminatan berkategori Laki-laki dan Perempuan
No. Pernyataan 1 2 3 4 5
Pilihan Sikap SS S N TS STS SS S N TS STS SS S N TS STS SS S N TS STS SS S N TS STS
% 66 45 0 0 0 41 66 3 0 0 34 45 17 14 0 17 45 21 28 0 0 7 3 79 21
No. Pernyataan 6 7 8 9 10
Pilihan Sikap SS S N TS STS SS S N TS STS SS S N TS STS SS S N TS STS SS S N TS STS
% 0 7 7 76 17 3 17 24 62 3 3 17 24 62 3 14 79 7 3 7 10 69 10 21 0
No. Pernyataan 11 12 13 14 15
Pilihan Sikap SS S N TS STS SS S N TS STS SS S N TS STS SS S N TS STS SS S N TS STS
% 14 48 17 31 0 14 66 24 3 0 10 76 21 3 0 31 69 10 0 0 24 79 7 0 0
No. Pernyataan 16 17 18 19 20
Pilihan Sikap SS S N TS STS SS S N TS STS SS S N TS STS SS S N TS STS SS S N TS STS
% 24 72 14 0 0 21 69 14 7 0 17 59 17 14 3 10 72 24 3 0 0 0 3 66 41
No. Pernyataan 21 22 23 24 25
Pilihan Sikap SS S N TS STS SS S N TS STS SS S N TS STS SS S N TS STS SS S N TS STS
% 0 0 10 72 28 0 14 28 59 10 0 41 38 31 0 28 72 3 7 0 17 72 10 10 0
No. Pernyataan 26 27 28 29 30
Pilihan Sikap SS S N TS STS SS S N TS STS SS S N TS STS SS S N TS STS SS S N TS STS
% 14 38 34 21 0 14 45 28 21 0 7 14 10 72 7 0 28 10 62 3 0 21 24 55 10
No. Pernyataan 31 32 33 34
Pilihan Sikap SS S N TS STS SS S N TS STS SS S N TS STS SS S N TS STS
% 0 17 28 59 7 0 7 31 59 14 0 10 21 62 17 0 14 17 69 10
34
Tabel 4.5 memperlihatkan bahwa terhadap pernyataan positif tentang Sistem Informasi
Pendidikan (SIP), yaitu pernyataan nomor 1 s.d. 20 kategori sikap Sangat Setuju (SS) dengan
persentase di atas 60 hanya terdapat pada pernyataan nomor 1, yaiatu berpersentase 66.
Sementara itu, untuk kategori sikap Setuju (S) persentase 59 hingga 79 terdapat pada 11
pernyataan SIP. Secara rinci, persentase tersebut adalah 59 untuk pernyataan nomor 18,
persentase 66 untuk pernyataan nomor 2 dan 12, persentase 69 untuk pernyataan nomor 10,
14, dan 17. Persentase 72 sikap Setuju (S) untuk pernyataan nomor 16 dan 19, serta
persentase tertinggi 79 untuk sikap Setuju (S) terdapat pada pernyataan nomor 9 dan 15.
Terdapat suatu sikap yang menarik untuk diperhatikan secara mendalam terhadap
pernyataan positif Sistem Informasi Pendidikan (SIP) ini. Hal menarik tersebut adalah bahwa
terdapat beberapa pernyataan yang memiliki persentase sikap cukup tinggi untuk kategori
pilihan Tidak Setuju (TS), yaitu berpersentase 62 hingga 79. Persentase 62 terdapat pada
pernyataan nomor 7 dan 8, persentase 66 terdapat pada pernyataan nomor 20, persentase 76
terdapat pada pernyataan nomor 6, dan tertinggi berpersentase 79 untuk pernyataan nomor 5.
Selain itu, Tabel 4.5 juga memperlihatkan bahwa terhadap pernyataan negatif tentang
Sistem Informasi Pendidikan (SIP), yaitu pernyataan nomor 21 s.d. 34 kategori sikap Tidak
Setuju (TS) dengan persentase di atas 55 hingga 72 terdapat pada pernyataan nomor 21, 22,
28, 29, 30, 31, 32, 33, dan 34. Secara rinci, persentase tersebut adalah 55 untuk pernyataan
nomor 30, persentase 59 untuk pernyataan nomor 22, 31, dan 32, persentase 62 untuk
pernyataan nomor 29 dan 33. Persentase 69 sikap Tidak Setuju (TS) untuk pernyataan nomor
34, serta persentase tertinggi 72 untuk sikap Tidak Setuju (TS) terdapat pada pernyataan
nomor 21 dan 28.
Terdapat suatu sikap yang menarik untuk diperhatikan secara mendalam terhadap
pernyataan negatif Sistem Informasi Pendidikan (SIP) ini. Hal menarik tersebut adalah bahwa
terdapat beberapa pernyataan yang memiliki persentase sikap cukup tinggi untuk kategori
pilihan Setuju (S), yaitu berpersentase 72 pada pernyataan nomor 24 dan 25.
4.1.2. Analisis Kemampuan Pemahaman Sistem Informasi Pendidikan
Data kemampuan pemahaman Sistem Informasi Pendidikan (SIP) dianalisis
menggunakan Analisis Varian Dua Faktor (Minium, King, and Bear, 1993). Dalam analisis
ini akan ditinjau perbedaan kemampuan pemahaman SIP antara kelompok guru Wajib dan
Peminatan, guru Laki-laki dan Perempuan, serta perbedaan kemampuan SIP antara kelompok
guru Wajib berkategori Laki-laki dan guru Peminatan berkategori Perempuan, serta antara
35
kelompok guru Peminatan berkategori Laki-laki dan guru Wajib berkategori Perempuan
menggunakan uji-F.
Analisis varian dua faktor ini dimaksudkan untuk menjawab tiga pertanyaan penelitian
berikut:
1) Apakah ada perbedaan kemampuan guru pembina mata pelajaran Wajib dan Peminatan
dalam memahami informasi pendidikan?
2) Apakah ada perbedaan kemampuan antara guru berjenis kelamin Laki-laki dan Perempuan
dalam memahami informasi pendidikan? dan
3) Apakah ada perbedaan kemampuan antara guru pembina mata pelajaran Wajib berjenis
kelamin Laki-laki dan guru pembina mata pelajaran Peminatan berjenis kelamin
Perempuan atau antara guru pembina mata pelajaran Wajib berjenis kelamin Perempuan
dan guru pembina mata pelajaran Peminatan berjenis kelamin Laki-laki dalam memahami
informasi pendidikan?
Tabel 4.6 Daftar Sumber Data, Nilai F-hitung, dan Nilai F-tabel
No. Sumber Data Nilai F-
hitung
Nilai F-tabel
dengan ts 5%
Nilai F-tabel
dengan ts 1%
1 Guru Laki-laki dan
Perempuan 4,3 4,20 7,64
2 Guru Wajib dan Peminatan 0,1 4,20 7,64
3
Guru Wajib-Laki-laki dan
Peminatan-Perempuan atau
Wajib-Perempuan dan
Peminatan-Laki-laki
-9,8 4,20 7,64
Catatan: tf = taraf signifikansi.
Hasil analisis varian dua faktor diperoleh nilai F-hitung dan F-tabel seperti pada Tabel
4.6. Tabel 4.6 menunjukkan nilai F-hitung antara kelompok guru pembina mata pelajaran
Wajib dan Peminatan, antara kelompok guru Laki-laki dan Perempuan, serta antara kelompok
guru pembina mata pelajaran Wajib berkategori Laki-laki dan guru pembina mata pelajaran
Peminatan berkategori Perempuan atau antara guru pembina mata pelajaran Wajib berkategori
Perempuan dan guru pembina mata pelajaran Peminatan berkategori Laki-laki.
Kriteria uji-F ini adalah bahwa hipotesis nol ditolak atau hipotesis alternatif diterima
apabila nilai F-hitung lebih besar dari nilai F-tabel. Dengan demikian, berdasarkan kriteria ini
dan nilai F pada Tabel 4.6 dapat ditentukan empat hal berikut:
36
1. Pada taraf signifikansi 5% hipotesis nol untuk kemampuan pemahaman SIP bagi guru
Laki-laki dan Perempuan ditolak sedangkan hipotesis alternasifnya diterima,
2. Pada taraf signifikansi 5% hipotesis nol untuk kemampuan pemahaman SIP bagi guru
Wajib dan Peminatan diterima sedangkan hipotesis alternasifnya ditolak,
3. Pada taraf signifikansi 5% hipotesis nol untuk kemampuan pemahaman SIP bagi guru
Wajib-Laki-laki dan Peminatan-Perempuan atau guru Wajib-Perempuan dan guru
Peminatan-Laki-laki diterima sedangkan hipotesis alternasifnya ditolak, serta
4. Pada taraf signifikansi 1% hipotesis nol untuk seluruh kategori kemampuan
pemahaman SIP sebagaimana digambarkan pada tida nomor di atas diterima
sedangkan hipotesis alternasifnya ditolak.
4.1.3. Analisis Sikap Responden terhadap Sistem Informasi Pendidikan
Instrumen skala sikap terdiri atas 34 pernyataan tentang Sistem Informasi Pendidikan
(SIP) yang terbagi atas dua kelompo. Kelompok pertama, pernyataan kesatu sampai dengan
kedua-puluh, merupakan pernyataan positif SIP sedangkan kelompok kedua, pernyataan
kedua-puluh-satu sampai dengan ketiga-puluh-empat, merupakan pernyataan negatif SIP.
Terdapat lima tingkatan sikap, yaitu: Sangat Setuju (SS), Setuju (S), Netral (N), Tidak
setuju (TS), dan Sangat tidak setuju (STS). Sistem pemberian skor terhadap lima sikap
tersebut mengikuti skala Likert yang dikembangkan oleh Riduwan & Kuncoro E. A. (2011:
20-22), serta Suharaputra U. (2012: 82-84). Skala sikap untuk pernyataan positif dan negatif
dianalisis menggunakan skala Likert, pilihan sikap sangat setuju (SS), setuju (S), netral (N),
tidak setuju (TS), dan sangat tidak setuju (STS) masing-masing diberi skor 5, 4, 3, 2, dan 1
untuk pernyataan positif dan diberi skor 1, 2, 3, 4, dan 5 untuk pernyataan negatif.
4.2. Pembahasan
Proses pembahasan akan difokuskan pada dua hal, yaitu: (1) Kemampuan pemahaman
guru Wajib dan Peminatan berkategori Laki-laki dan Perempuan terhadap Sistem Informasi
Pendidikan (SIP) dan (2) Sikap para guru tersebut terhadap SIP. Agar mudah lebih dipahami,
pembahasan kedua fokus di atas akan dipisahkan. Selanjutnya, akan temuan penelitian ini
akan dikaitkan dengan latar belakang para guru tersebut.
1. Kemampuan Pemahaman Guru Wajib dan Peminatan berkategori Laki-laki dan Perempuan terhadap Sistem Informasi Pendidikan (SIP).
37
Sebagaimana telah disebutkan dalam penjelasan Tabel 4.1 bahwa nilai rata-rata
kemampuan pemahaman SIP dari tertinggi hingga terendah berturut-turut diperoleh guru
Wajib-Perempuan (69,0), guru Peminatan-Perempuan (67,9), guru Peminatan-Laki-laki
(47,8), dan guru Wajib-Laki-laki (39,7). Sementara itu, nilai terendah 21,7 terdapat pada guru
Wajib-Laki-laki dan guru Peminatan-Laki-laki sedangkan nilai tertinggi 87,0 terdapat pada
guru Peminatan-Perempuan. Fakta ini dimungkinkan terjadi karena latar belakang guru pada
keempat kelompok di atas berbeda. Dari data akademik di sekolah tersebut diperoleh
informasi bahwa guru-guru Wajib-Perempuan pada umumnya membina mata pelajaran
ekonomi dan matematika. Pada kedua mata pelajaran ini pembahasan Sistem Informasi
Pendidikan (SIP) yang di dalamnya meliputi pembahasan grafik, diagram, bagan, dan tabel
memperoleh porsi yang cukup. Hal ini sangat kontras dengan latar belakang guru Wajib-Laki-
laki. Kelompok guru terakhir ini pada umumnya membina mata pelajaran pendidikan agama
(Islam, Hindu), bimbingan dan konseling, dan mata pelajaran IPS. Kelompok guru pembina
mata pelajaran ini secara umum kurang atau bahkan sangat jarang membahas SIP tersebut.
Jadi jika kelompok guru ini menunjukkan penguasaan SIP yang paling rendan dibandingkan
tiga kelompok lainnya.
Sementara itu, rata-rata penguasaan SIP kelompok guru Peminatan-Perempuan juga
lebih tinggi daripada Laki-laki walaupun perbedaannya tidak sekontras perbedaan penguasaan
SIP guru Wajib-Perempuan dan Laki-laki. Fakta ini mengimplikasikan bahwa penguasaan
SIP guru Perempuan jauh lebih baik daripada guru Laki-laki. Sementara perbedaan
penguasaan SIP guru Wajib dan Peminatan tidak cukup kontras. Hal ini sejalan dengan hasil
uji signifikansi perbedaan penguasaan SIP antara kelompok-kelompok guru di atas, yaitu
perbedaan signifikan penguasaan SIP yang terjadi antara guru Perempuan dan Laki-laki
sedangkan perbedaan lainnya tidak signifikan baik antara guru Wajib dan Peminatan atau
perbedaan antara guru Wajib-Perempuan dan Peminatan-Laki-laki, serta antara guru
Peminatan-Perempuan dan guru Wajib-Laki-laki.
Berdasarkan hasil analisis Tabel 4.4 dapat diinterpretasikan bahwa para guru secara
umum belum mengetahui bahwa untuk data mentah tentang pendidikan tidak dapat secara
langsung dijadikan sebagai dasar dalam membuat suatu keputusan pendidikan tetapi harus
lebih dulu diolah menjadi sebuah informasi pendidikan. Kedua, secara umum para guru tidak
dapat membedakan bentuk fisik antara diagram, grafik, dan bagan. Ketiga, para guru juga
belum mengetahui keunggulan kegunaan dari tabel, diagram, grafik, dan bagan masing-
38
masing dibandingkan dengan lainnya. Terakhir, hampir semua guru tidak mengenal konsep
gain sehingga dalam melihat baik dan kurang baiknya suatu tindakan semata-mata didasarkan
pada peningkatan kemampuan pemahamannya.
2. Sikap Guru Wajib dan Peminatan berkategori Laki-laki dan Perempuan terhadap Sistem Informasi Pendidikan (SIP).
Sebagaimana dijelaskan dari Tabel 4.3 bahwa terhadap kelompok pernyataan SIP
positif para guru rata-rata bersikap antara Netral dan Setuju (3,6) sedangkan terhadap
kelompok pernyataan SIP negatif mereka rata-rata bersikap antara Netral dan Tidak setuju
(3,2). Hal ini menunjukkan bahwa pada umumnya para guru setuju dengan isi dari pernyataan
SIP yang positif dan tidak setuju dengan pernyataan SIP yang negatif. Hal khusus terjadi
untuk pernyataan nomor 5, 6, 7, dan 8. Terhadap keempat pernyataan SIP positif ini para guru
bersikap Tidak Setuju. Fakta ini menunjukkan bahwa para guru tidak setuju bahwa guru tidak
mengalami kesulitan dalam: (1) membuat nilai rata-rata hasil belajar, membuat nilai ranking
hasil belajar, (3) membuat diagram nilai hasil belajar, dan (4) membuat grafik nilai hasil
belajar.
Sementara itu, hal khusus terjadi pada pernyataan negatif SIP nomor 24 dan 25.
Terhadap pernyataan ini, para guru mayoritas bersikap Setuju (S). Fakta ini menunjukkan
guru memiliki sikap yang konsisten bahwa mereka tidak mengalami kesulitan dalam
membuat nilai rata-rata dan ranking hasil belajar sedangkan pernyataan bahwa mereka tidak
mengalami kesulitan dalam membuat diagram dan grafik patut dipertanyakan.
39
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1. KESIMPULAN
Berdasarkan hasil analisis dua faktor, pada taraf signifikan 5%, dengan kriteria tolak
hipotesis nol dan terima hipotesis alternatif apabila nilai F-hitung lebih besar dari F-tabel,
dapat disimpulkan bahwa di Sekolah Menengah Kejuruan Negeri 1 Mataram:
1. Terdapat perbedaan signifikan kemampuan pemahaman Sistem Informasi Pendidikan
(SIP) bagi guru Perempuan dan Laki-laki, yaitu guru Perempuan memiliki
kemampuan pemahaman SIP lebih baik daripada guru Laki-laki.
2. Tidak terdapat perbedaan kemampuan pemahaman SIP bagi guru Wajib dan
Peminatan, dan
3. Tidak terdapat perbedaan kemampuan pemahaman SIP bagi guru Wajib-Laki-laki dan
Peminatan-Perempuan atau guru Wajib-Perempuan dan guru Peminatan-Laki-laki.
Secara kualitatif, para guru belum dapat membedakan data dengan informasi, belum
dapat membedakan bentuk fisik diagram, grafik, dan bagan, belum mengetahui karakteristik
kegunaan tabel, diagram, grafik, dan bagan, serta belum mengetahui konsep gain. Walaupun
secara kuantitatif guru Perempuan memiliki kemampuan pemahaman Sistem Informasi
Pendidikan (SIP) namun secara kualitatif dan berdasarkan skala sikap terhadap SIP mereka
memiliki pengetahuan tentang konsep data, informasi, tabel, diagram, grafik, bagan, serta
gain yang tidak lebih baik dari guru Laki-laki.
5.2. SARAN
Untuk meningkatkan kualitas kinerjanya, guru perlu dibekali pengetahuan tentang
perbedaan data dan informasi, konsep tabel, diagram, grafik, dan bagan, serta pengetahuan
gain dari suatu tindakan pendidikan. Pengetahuan tersebut di atas sangat berguna, khususnya,
dalam proses pengambilan keputusan atau pembuatan kebijakan pendidikan, pemilihan
tampilan atau pemaparan data yang tepat untuk keperluan informasi cepat, informasi cermat,
pembandingan data secara akurat, pembandingan data secara cepat, memprediksi suatu
fenomena, pemaparan suatu proses, serta dalam menentukan suatu tindakan mana yang lebih
menguntungkan terhadap sekelompok peserta didik tertentu.
DAFTAR PUSTAKA
40
Creswell, J. W. & Clark, V. L. P., (2007). Mixed Methods Research. USA: Sage Publications,
Inc., 67–71.
Depdikbud RI (1993), Penyusunan Rencana Program dan Penganggaran. Jakarta: Biro
Perencanaan Depdikbud RI
Kumorotomo, Wahyudi dan Sibando, A. 2001. Sistem Informasi Manajemen. Yogyakarta :
Gajahmada University Press.
Minium, E. W., King, B. M., Bear, G., (1993). Statistical Reasoning in Phychology and
Education. New York: John Wiley & Sons, Inc., 488-489, 579.
Moekijat. 2005. Pengantar Sisitem Informasi Manajemen, cetakan ke-9. Bandung: Mandar
Maju.
Riduwan dan Kuncoro E. A. (2011). Cara Menggunakan dan Memakai Path Analysis,
Bandung: CV Alfabeta, 20-22.
Suharsaputra, U. (2012). Metode Penelitian, Kuantitatif, Kualitatif, dan Tindakan. Bandung:
PT Refika Aditama, 82-84, 161.
Terry, G. R. dan Rue, L. W. alih bahasa Ticoalu, G. A. 2013. Dasar-dasar Manajemen,
cetakan ke-13. Jakarta: PT Bumi Aksara.
Zakiyudin, A. 2012. Sistem Informasi Manajemen, Edisi 2. Jakarta: Mitra Wacana Media.
41
Lampiran 3.1
Surat Permohonan Pengisian Angket dan Skala Sikap
Yang Terhormat,
Bapak/Ibu Guru SMK Negeri 1 Mataram
di
Mataram
Dalam rangka penyempurnaan program perkuliahan Sistem Informasi Manajemen di
Program Studi Magister Administrasi Pendidikan di Universitas Mataram mohon kesediaan
Bapak/Ibu untuk mengisi angket dengan cara melingkari jawaban (boleh lebih dari sebuah)
pada sejumlah pertanyaan atau melengkapi sejumlah isian yang telah kami sediakan, serta
mengisi skala sikap dengan cara memberi tanda silang pada sel yang tersedia sesuai dengan
isi pernyataan yang ada di sampingnya (terlampir). Hasil angket atau skala sikap ini tidak
berhubungan dengan penilaian kinerja Bapak/Ibu melainkan semata-mata digunakan sebagai
bahan pertimbangan dalam penyempurnaan program perkuliahan tersebut.
Demikian permohonan pengisian angket dan skala sikap ini dibuat. Besar harapan
Bapak/Ibu dapat menjawab angket dan skala sikap ini sesuai dengan kondisi yang sebenarnya
tanpa ada interfensi dari pihak manapun. Akhirnya, atas kesediaan dan partisipasinya, kami
sampaikan ucapan terima kasih.
Mataram, Oktober 2014 Ketua Tim Peneliti,
Ttd
Dr. Joni Rokhmat, M.Si. NIP 19620205 199203 1 003
42
Lampiran 3.2
ANGKET PEMAHAMAN INFORMASI PENDIDIKAN (Oleh: Dr. Joni Rokhmat, M.Si)
Petunjuk :
1. Sebelum menjawab pertanyaan ini, dimohon membaca petunjuk ini dan mengisi identitas
Bapak/Ibu lebih dulu!
2. Sebaiknya Bapak/Ibu membaca secara cermat setiap perintah dalam pertanyaan!
3. Bapak/Ibu dimohon menjawab atau memilih (sesuai dengan yang diminta) setiap
pertanyaan dengan singkat dan jelas!
4. Untuk jawaban yang bersifat pilihan, Bapak/Ibu diperbolehkan tidak memilih sama sekali
(karena ada pertanyaan yang tidak memiliki jawaban), memilih sebuah atau beberapa
jawaban, dan/atau menambahkan jawaban di luar pilihan yang tersedia.
5. Jawaban ini tidak berhubungan dengan penilaian kinerja Bapak/Ibu tetapi hanya
digunakan sebagai data penelitian untuk dijadikan dasar dalam pengembangan program
perkuliahan Sistem Informasi Manajemen dalam pendidikan.
Identitas Guru:
Nama / Nip : _____________________ /___________________
Mata Pelajaran yang diampu : _________________________________________
Alamat Sekolah : _________________________________________
Pertanyaan: 1. Perhatikan feomena berikut! Misal seorang pimpinan sekolah memiliki data persentase
kehadiran guru dan pegawai per
a. Kehadiran guru 78%, 73%, 65%, 80%, 88%, 81%, 75%, 69%, dan 78%; b. Kehadiran
pegawai 88%, 78%, 81%, 73%, 73%, 78%, 75%, 73%, dan 78%. Terkait dengan dua
kelompok data ini, perhatikan tiga pernyataan
menyimpulkan bahwa kehadiran pegawai lebih baik daripada guru; (2) Pimpinan sekolah
belum dapat menyimpulkan mana yang lebih baik antara kehadiran guru dan pegawai; dan
(3) Pimpinan sekolah dapat menyimpulkan bahwa guru
kehadiran yang sama. Di antara tiga pernyataan tersebut manakah yang benar?
Jawaban: (2)
Untuk Soal nomor 2 sampai dengan nomor 5
Misal terdapat data jumlah siswa yang berkeinginan masuk ke suatu SMK Negeri di kota
Mataram selama sepuluh tahun terakhir, dari tahun 2005 sampai dengan 2014, yaitu secara
berurutan 135, 310, 200, 275, 265, 315, 330, 265, 335, dan 356. Berikut ini lima
pemaparan data tersebut:
2. Di antara lima pemaparan data tersebut, yang termasuk jenis diagram adalah pemaparan
nomor…
Jawaban: (1), (2), dan (5)
3. Di antara lima pemaparan data tersebut, yang
Jawaban: (4)
0
200
400
1 2 3 4 5
Tahun Ke 1
Jumlah Siswa 135
0
100
200
300
400
500
1 2 3 4 5
(1)
(3)
(4)
Perhatikan feomena berikut! Misal seorang pimpinan sekolah memiliki data persentase
kehadiran guru dan pegawai per-bulan masing-masing sebanyak 10 orang sebagai berikut:
a. Kehadiran guru 78%, 73%, 65%, 80%, 88%, 81%, 75%, 69%, dan 78%; b. Kehadiran
pegawai 88%, 78%, 81%, 73%, 73%, 78%, 75%, 73%, dan 78%. Terkait dengan dua
kelompok data ini, perhatikan tiga pernyataan berikut: (1) Pimpinan sekolah dapat
menyimpulkan bahwa kehadiran pegawai lebih baik daripada guru; (2) Pimpinan sekolah
belum dapat menyimpulkan mana yang lebih baik antara kehadiran guru dan pegawai; dan
(3) Pimpinan sekolah dapat menyimpulkan bahwa guru dan pegawai memiliki tingkat
kehadiran yang sama. Di antara tiga pernyataan tersebut manakah yang benar?
Untuk Soal nomor 2 sampai dengan nomor 5
Misal terdapat data jumlah siswa yang berkeinginan masuk ke suatu SMK Negeri di kota
selama sepuluh tahun terakhir, dari tahun 2005 sampai dengan 2014, yaitu secara
berurutan 135, 310, 200, 275, 265, 315, 330, 265, 335, dan 356. Berikut ini lima
Di antara lima pemaparan data tersebut, yang termasuk jenis diagram adalah pemaparan
Di antara lima pemaparan data tersebut, yang termasuk jenis grafik adalah nomor…
6 7 8 9 10
0
200
400
1 2 3 4 5
2 3 4 5 6 7 8 9
310 200 275 265 315 330 265 335
y = 16.38x + 188.4
6 7 8 9 10 11 12
(2)
(5)
43
Perhatikan feomena berikut! Misal seorang pimpinan sekolah memiliki data persentase
masing sebanyak 10 orang sebagai berikut:
a. Kehadiran guru 78%, 73%, 65%, 80%, 88%, 81%, 75%, 69%, dan 78%; b. Kehadiran
pegawai 88%, 78%, 81%, 73%, 73%, 78%, 75%, 73%, dan 78%. Terkait dengan dua
berikut: (1) Pimpinan sekolah dapat
menyimpulkan bahwa kehadiran pegawai lebih baik daripada guru; (2) Pimpinan sekolah
belum dapat menyimpulkan mana yang lebih baik antara kehadiran guru dan pegawai; dan
dan pegawai memiliki tingkat
kehadiran yang sama. Di antara tiga pernyataan tersebut manakah yang benar?
Misal terdapat data jumlah siswa yang berkeinginan masuk ke suatu SMK Negeri di kota
selama sepuluh tahun terakhir, dari tahun 2005 sampai dengan 2014, yaitu secara
berurutan 135, 310, 200, 275, 265, 315, 330, 265, 335, dan 356. Berikut ini lima
Di antara lima pemaparan data tersebut, yang termasuk jenis diagram adalah pemaparan
termasuk jenis grafik adalah nomor…
5 6 7 8 9 10
10
356
12345678910
44
4. Di antara lima pemaparan tersebut, yang termasuk jenis tabel adalah nomor…
Jawaban: (3)
5. Di antara lima pemaparan tersebut, yang termasuk jenis bagan adalah nomor…
Jawaban: Tidak ada
6. Pernyataan yang merupakan karakteristik khusus Tabel dibandingkan dengan jenis
pemaparan data lainnya, seperti Gambar, Diagram, dan Bagan: (1) Menyajikan data dalam
bentuk perbandingan; (2) Menyajikan data secara lengkap; (3) Menyajikan data secara
hirarki; dan (4) Menyajikan data dan memiliki unsur prediktif. Berdasarkan penjelasan di
atas, pernyataan yang lebih tepat adalah…
Jawaban: (2)
7. Misal seseorang bermaksud memaparkan data jumlah siswa SLTP yang mendaftar ke
SMK tempat saudara bekerja dalam kurun waktu sepuluh tahun terakhir dengan tujuan
memprediksi jumlah siswa yang akan mendaftar pada SMK tersebut setiap tahunnya
selama lima tahun berikutnya. Berkenaan dengan tujuan tersebut, di antara Tabel,
Diagram, Grafik, dan Bagan, bentuk pemaparan data manakah yang lebih sesuai
digunakan?
Jawaban: Grafik
8. Misal seseorang bermaksud memaparkan data persentase kehadiran siswa setiap bulan
dalam setahun untuk setiap kelas (sebanyak 10 kelas) dengan tujuan membandingkan
tingkat kehadiran siswa dalam sepuluh kelas tersebut. Berkenaan dengan tujuan tersebut,
di antara Tabel, Diagram, Grafik, dan Bagan, bentuk pemaparan data manakah yang lebih
sesuai digunakan?
Jawaban: Tabel dan Diagram
9. Untuk mengetahui kondisi pendidikan di kota K yang berpeluang terjadi setiap tahun pada
lima tahun berikutnya sebaiknya dipaparkan data sepuluh tahun terakhir
menggunakan……..
a. bagan c. tabel e. diagram alir
b. diagram d. grafik
Jawaban: d
10. Untuk membandingkan kondisi pendidikan di kota K setiap tahun dalam sepuluh tahun
terakhir sebaiknya dipaparkan data sepuluh tahun terakhir menggunakan……..
a. bagan c. tabel e. diagram alir
b. diagram d. grafik
Jawaban: b atau c
11. Untuk memprediksi kondisi pendidikan di kota K yang berpeluang terjadi pada sebelas
atau duabelas tahun yang lalu sebaiknya dipaparkan data sepuluh tahun terakhir
menggunakan……..
a. bagan c. tabel e. diagram alir
45
b. diagram d. grafik
Jawaban: d
12. Untuk membandingkan kondisi tahunan pendidikan di kota K dalam sepuluh tahun
terakhir secara lebih akurat sebaiknya dipaparkan data sepuluh tahun terakhir
menggunakan……..
a. bagan d. tabel
b. diagram e. diagram alir
c. tabel
Jawaban: c
Untuk pertanyaan no. 13 dan 14, perhatikan data berikut:
Misal Angka Kelulusan Sekolah (AKS) pada jenjang sekolah dasar di suatu kabupaten A dan
B selama sepuluh tahun terakhir (dari tahun 2004 sampai dengan 2013) berturut-turut:
di Kabupaten A: 85%, 80%. 83%, 87%, 78%, 83%, 83%, 86%, 88%, dan 87% ;
di kabupaten B: 75%, 60%. 78%, 80%, 68%, 78%, 75%, 80%, 82%, dan 80%.
13. Jika ingin menampilkan dua kelompok data tersebut sedemikian rupa agar masyarakat
dapat dengan cepat membandingkan tingkat AKS-nya sebaiknya data itu dipaparkan
menggunakan………..
a. bagan c. tabel e. diagram alir
b. diagram d. grafik
Jawaban: b
14. Jika ingin menampilkan dua kelompok data tersebut sedemikian rupa agar masyarakat
dapat dengan rinci membandingkan tingkat AKS-nya sebaiknya data itu dipaparkan
menggunakan………..
a. bagan c. tabel e. diagram alir
b. diagram d. grafik
Jawaban: c
15. Misal Angka Partisipasi Sekolah (APS) pada jenjang sekolah dasar di suatu kecamatan K
selama sepuluh tahun terakhir (dari tahun 2004 sampai dengan 2013) berturut-turut 85%,
80%. 83%, 87%, 78%, 83%, 83%, 86%, 88%, dan 87%. Selanjutnya, penanggungjawab
pendidikan di kecamatan tersebut ingin membuat prediksi APS pada tahun 2018
sebaiknya data itu dipaparkan menggunakan……..
a. bagan c. tabel e. diagram alir
b. diagram d. grafik
Jawaban: d
Untuk nomor 16, perhatikan fenomena berikut:
Dalam suatu kelas dari 32 siswa dilakukan tes-awal dalam mata pelajaran A. Hasil tes-awal ini
dijadikan dasar untuk membagi siswa menjadi tiga kelompok, delapan siswa dengan nilai
terendah dan delapan siswa dengan nilai tertinggi masing-masing sebagai kelompok bawah
dan atas, serta sisanya (16 siswa) sebagai kelompok sedang. Selanjutnya untuk meningkatkan
46
kemampuan nilai siswa di kelas itu dalam pelajaran tersebut dilakukan suatu tindakan T yang
diakhiri dengan tes-akhir menggunakan alat yang sama dengan tes-awal. Dari data tes-awal
dan tes-akhir pada kelompok bawah dan atas masing-masing diperoleh informasi bahwa
peningkatan nilai rata-ratanya 20 dan 8, sementara nilai gain ternomalisasinya 0,35 dan 0,40.
16. Berdasarkan nilai rata-rata dan gain di atas kesimpulan yang benar adalah bahwa:
(1) Tindakan T lebih menguntungkan siswa kelompok bawah daripada kelompok atas;
(2) Tindakan T lebih menguntungkan siswa kelompok atas daripada kelompok bawah;
(3) Tindakan T sama-sama menguntungkan siswa kelompok bawah maupun atas.
Dari ketiga pernyataan tersebut manakah yang berpeluang benar?
Jawaban: (2) dan (3)
Untuk no 17 perhatikan fenomena berikut:
Misal terdapat empat lembaga pendidikan (lembaga pendidikan A, B, C, dan D) yang
mengimplementasikan suatu strategi pembelajaran tertentu untuk meningkatkan persentase
kelulusan siswanya. Pada tahun sebelumnya, tingkat kelulusan pada masing-masing lembaga
tersebut berturut-turut 50%, 70%, 80%, dan 90%. Dengan asumsi kondisi awal siswa tahun
ini dan tahun sebelumnya sama ternyata setelah implementasi strategi pembelajaran tersebut
tingkat kelulusan di tahun ini pada keempat lembaga tersebut secara berturut-turut menjadi
70%, 85%, 85%, dan 95%.
17. Berkenaan dengan fenomena di atas dan ditinjau dari segi keuntungan dalam
meningkatkan persentase di atas, di antara pernyataan berikut yang benar adalah……….
(1) Lembaga pendidikan A paling diuntungkan dalam mengimplementasikan strategi
pembelajaran;
(2) Lembaga pendidikan C paling tidak diuntungkan dalam mengimplementasikan strategi
pembelajaran;
(3) Lembaga pendidikan B dan D memiliki keuntungan sama dalam
mengimplementasikan strategi pembelajaran;
(4) Tingkat keuntungan implementasi strategi pembelajaran tari tertinggi ke terendah
terjadi pada lembaga pendidikan A, B, serta pada lembaga pendidikan C dan D.
Jawaban: (2) dan (3)
Mataram, ……………………..2014 Pengisi Angket,
47
SKALA SIKAP TANGGAPAN GURU SMK NEGERI 1 MATARAM TERHADAP INFORMASI PENDIDIKAN
(Oleh: Dr. Joni Rokhmat, M.Si) Petunjuk :
1. Pilihlah pernyataan yang Bapak/Ibu anggap paling sesuai dengan memberikan tanda silang (X) pada kotak pilihannya.
2. Terdapat 5 pilihan sikap yaitu: SS = Sangat Setuju TS = Tidak Setuju
S = Setuju STS = Sangat Tidak Setuju
N = Netral
Catatan: Jika TIDAK MENGETAHUI Bapak/Ibu dapat memilih sikap N (Netral) 3. Data yang diperoleh dari skala sikap ini hanya ditujukan untuk keperluan penelitian
semata, dan jawaban yang anda berikan tidak berkaitan dengan nilai. Oleh karena itu, isilah skala sikap ini sesuai dengan pendapat Bapak/Ibu sendiri.
No PERNYATAAN Tanggapan
SS S N TS STS
1 Laporan hasil belajar sebaiknya dibuat Guru dalam bentuk daftar nilai
2 Laporan hasil belajar sebaiknya dibuat Guru dalam bentuk daftar nilai disertai nilai rata-rata
3 Laporan hasil belajar sebaiknya dibuat Guru dalam bentuk daftar nilai disertai ranking dalam kelas
4 Laporan hasil belajar sebaiknya dibuat Guru dalam bentuk daftar nilai disertai diagram
5 Saya mengalami kesulitan dalam membuat nilai rata-rata hasil belajar
6 Saya mengalami kesulitan dalam membuat nilai ranking hasil belajar
7 Saya mengalami kesulitan dalam membuat diagram nilai hasil belajar
8 Saya mengalami kesulitan dalam membuat grafik nilai hasil belajar
9 Untuk membandingkan hasil belajar siswa secara individu atau kelompok cocok digunakan nilai rata-rata.
10 Untuk membandingkan prestasi seorang siswa dengan siswa lainnya cocok digunakan ranking kelas.
11 Untuk membandingkan secara cermat hasil belajar siswa secara individu atau kelompok cocok digunakan tabel.
12 Untuk melihat secara cepat perbandingan hasil belajar siswa secara individu atau kelompok cocok digunakan diagram.
13 Untuk memprediksi hasil belajar siswa secara individu atau kelompok pada waktu yang lalu atau yang akan datang cocok digunakan grafik.
14 Menggunakan tabel dimungkinkan memperoleh informasi secara cermat dari sekelompok data hasil belajar.
15 Menggunakan diagram dimungkinkan memperoleh informasi cepat dari sekelompok data hasil belajar.
Lampiran 3.3
48
No PERNYATAAN Tanggapan
SS S N TS STS
16 Menggunakan grafik dimungkinkan mempediksi hasil belajar siswa atau sekelompok siswa pada waktu yang telah lewat atau yang akan datang.
17 Untuk memperoleh informasi secara cermat lebih cocok menggunakan tabel daripada diagram.
18 Untuk memperoleh informasi secara cepat lebih cocok menggunakan diagram daripada grafik.
19 Untuk memperoleh memprediksi hasil belajar di masa lalu atau akan datang lebih cocok menggunakan grafik daripada diagram
20 Laporan hasil belajar TIDAK PERLU dibuat Guru dalam bentuk daftar nilai
21 Laporan hasil belajar TIDAK PERLU disertai nilai rata-rata
22 Laporan hasil belajar TIDAK PERLU disertai ranking dalam kelas
23 Laporan hasil belajar TIDAK PERLU disertai diagram
24 Saya TIDAK MENGALAMI kesulitan dalam membuat nilai rata-rata hasil belajar
25 Saya TIDAK MENGALAMI kesulitan dalam membuat nilai ranking hasil belajar
26 Saya TIDAK MENGALAMI kesulitan dalam membuat diagram nilai hasil belajar
27 Saya TIDAK MENGALAMI kesulitan dalam membuat grafik nilai hasil belajar
28 Untuk membandingkan hasil belajar siswa secara individu atau kelompok TIDAK COCOK digunakan nilai rata-rata.
29 Untuk membandingkan prestasi seorang siswa dengan siswa lainnya TIDAK COCOK digunakan ranking kelas.
30 Untuk membandingkan secara cermat hasil belajar siswa secara individu atau kelompok TIDAK COCOK digunakan tabel.
31 Untuk melihat secara cepat perbandingan hasil belajar siswa secara individu atau kelompok TIDAK COCOK digunakan diagram.
32 Untuk memprediksi hasil belajar siswa secara individu atau kelompok pada waktu yang lalu atau yang akan datang TIDAK COCOK digunakan grafik.
33 Menggunakan tabel TIDAK MUNGKIN memperoleh informasi secara cermat dari sekelompok data hasil belajar.
34 Menggunakan diagram TIDAK MUNGKIN memperoleh informasi cepat dari sekelompok data hasil belajar.
Mataram, ……………………..2014
Pengisi Skala Sikap,
49
TABULASI HASIL TES PEMAHAMAN INFORMASI PENDIDIKAN
Nomor
Respon
den
Nomor Soal / Pilihan Jawaban
1 2 3 4 5
1 2 3 1 2 3 4 5 1 2 3 4 5 1 2 3 4 5 1 2 TA 4 5
1 0 1 0 1 1 0 1 1 1 0 0 1 0 0 0 1 0 0 0 0 1 0 0
2 0 1 1 1 1 1 0 1 0 0 0 1 0 0 0 1 0 0 0 0 1 0 0
3 0 0 1 1 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 1 0 0 1 0 0 0 0
4 0 0 1 1 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 1 0 0 0 1 0 0 0
5 1 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0
6 1 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 1 0 0 0 1 0 0 1 0 0 0 0
7 1 0 0 1 1 0 1 1 0 1 0 1 0 0 0 1 0 0 0 0 1 0 0
8 1 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 1
9 0 1 1 1 1 0 0 1 0 0 0 1 0 0 0 1 0 0 0 1 1 0 0
10 1 0 0 1 1 0 1 1 0 1 0 1 0 0 0 1 0 0 0 0 1 0 0
11 0 1 0 1 1 0 0 1 0 0 0 1 0 0 0 1 0 0 1 0 0 0 1
12 0 1 0 1 1 0 0 1 0 1 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 1 0
13 1 0 0 1 0 0 0 1 0 1 0 1 0 0 0 1 0 0 0 0 1 0 0
14 0 0 1 1 0 0 0 1 0 1 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 1 0 0
15 0 0 1 1 1 0 1 1 0 1 0 1 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0
16 1 0 0 1 1 0 1 1 0 1 0 1 0 0 0 1 0 0 0 0 1 0 0
17 0 0 1 1 1 0 1 1 0 1 0 1 0 0 0 1 0 0 0 0 1 0 0
18 1 0 0 1 1 0 1 1 0 1 0 1 0 0 0 1 0 0 1 0 0 0 1
19 0 1 0 1 1 0 0 1 0 1 0 1 0 0 0 1 0 0 0 0 1 0 1
20 1 1 0 1 1 0 1 1 0 1 0 1 0 0 0 1 0 0 0 0 1 0 0
21 1 0 0 1 1 0 1 1 0 1 0 1 0 0 0 1 0 0 1 0 0 0 1
22 1 0 0 1 0 0 1 0 1 1 0 1 1 0 0 1 0 0 0 0 1 0 0
23 1 0 0 1 1 0 1 1 0 1 0 1 0 0 0 1 0 0 0 0 1 0 0
24 0 0 0 0 0 0 0 1 0 1 0 0 0 0 0 1 0 0 1 0 0 0 0
25 1 0 0 1 0 0 0 1 0 1 0 1 0 0 0 1 0 0 0 0 1 0 0
26 1 0 0 1 1 0 0 1 0 1 0 1 0 0 0 1 0 0 0 0 1 0 0
27 1 0 0 1 0 0 0 1 0 1 0 1 0 0 0 1 0 0 0 0 1 0 0
28 0 1 0 0 0 0 0 0 0 1 0 1 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 1
29 1 0 0 1 1 0 0 1 0 1 0 1 0 0 0 1 0 0 0 0 1 0 0
30 0 0 1 1 1 0 0 1 0 1 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0
31 1 0 0 1 1 0 0 1 0 1 0 1 0 0 0 1 0 0 0 0 1 0 0
32 1 0 0 1 1 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 1
18 8 8 27 22 1 11 25 2 23 0 27 1 0 0 32 0 0 6 2 18 1 7
1 2 3 1 2 3 4 5 1 2 3 4 5 1 2 3 4 5 1 2 3 4 5
1 2 3 4 5
56 25 25 84 69 3.1 34 78 6.3 72 0 84 3.1 0 0 ### 0 0 19 6.3 56 3.1 22
Catatan: TA = Tidak Ada
Lampiran 4.1
50
Nomor
Respon
den
Nomor Soal / Pilihan Jawaban
6 7 8 9
1 2 3 4 Tbl Dgr Grf Bgn Tbl Dgr Grf Bgn a b c d e
1 1 1 0 0 1 0 1 0 0 1 0 1 0 0 0 1 0
2 0 1 0 0 1 0 1 0 0 0 1 0 0 1 0 0 0
3 1 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 1 0 0 1 0 0
4 0 1 0 0 1 0 0 0 0 0 1 0 0 1 0 0 0
5 0 1 0 0 0 0 1 0 0 0 1 0 0 0 0 1 0
6 1 0 0 0 0 0 1 0 0 0 1 1 0 1 0 0 0
7 0 1 0 0 0 0 1 0 1 1 0 0 0 1 0 0 0
8 0 1 0 0 1 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 1 0
9 0 1 0 0 1 0 1 0 0 1 1 0 0 1 0 1 0
10 0 1 0 0 0 0 1 0 1 1 0 0 0 1 0 0 0
11 0 1 1 0 0 0 1 0 1 0 0 1 0 1 0 1 0
12 0 0 1 0 0 1 0 0 0 0 0 1 0 1 0 0 0
13 0 1 1 0 0 1 1 0 0 1 0 0 0 0 1 0 0
14 1 0 0 0 0 0 1 0 1 0 0 0 0 0 0 1 0
15 0 0 1 0 0 0 1 0 1 0 0 0 0 0 1 0 0
16 0 1 0 0 0 0 1 0 1 0 0 0 0 1 0 1 0
17 0 0 1 0 0 0 1 0 1 1 1 0 0 1 1 0 0
18 0 1 1 0 1 0 1 0 1 0 1 0 0 1 0 0 0
19 0 1 0 0 0 0 1 0 1 1 0 0 0 1 0 1 0
20 1 1 0 0 0 1 0 1 0 0 1 0 0 0 0 1 0
21 0 1 0 0 0 0 1 0 1 1 0 0 0 1 0 0 0
22 0 1 0 0 0 0 1 0 1 0 0 0 0 0 0 1 0
23 0 1 0 0 0 0 1 0 0 1 0 0 0 0 0 1 0
24 0 1 0 0 0 0 1 0 0 1 0 0 0 1 0 0 0
25 0 1 0 0 0 0 1 0 0 1 0 0 0 0 0 1 0
26 0 0 0 0 0 1 0 0 0 1 1 0 0 0 0 1 0
27 0 1 0 0 1 0 0 0 1 0 1 0 0 1 0 0 0
28 0 1 0 0 0 0 1 0 0 0 0 1 0 1 0 0 0
29 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 1 0
30 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
31 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 1 0
32 0 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1
5 22 7 1 8 5 22 2 12 15 12 7 1 17 4 16 1
1 2 3 4 Tbl Dgr Grf Bgn Tbl Dgr Grf Bgn 1 2 3 4 5
6 7 8 9
15.6 68.8 21.9 3.1 25.0 15.6 68.8 6.3 37.5 46.9 37.5 21.9 3.1 53.1 12.5 50.0 3.1
51
Nomor
Responden
Nomor Soal / Pilihan Jawaban
10 11 12 13
a b c d e a b c d e a b c d e a b c d e
1 0 1 1 1 0 0 0 1 0 0 1 0 1 0 0 0 1 0 0 0
2 0 1 1 1 0 0 0 0 1 0 0 1 0 0 0 0 1 1 0 0
3 0 0 1 0 0 0 1 1 0 0 0 1 1 0 0 1 0 0 1 0
4 0 0 0 1 0 0 0 0 1 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 1
5 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 1 0 0 0 0 0 1 0
6 0 1 0 1 1 0 0 0 1 0 0 1 0 0 0 0 0 0 1 0
7 0 0 1 0 0 0 0 0 1 0 0 0 1 0 1 0 1 0 0 0
8 0 0 0 1 0 0 0 1 0 0 0 0 0 1 0 1 0 0 0 0
9 0 1 1 1 0 0 0 0 1 0 0 1 1 0 0 0 1 0 0 1
10 0 0 1 0 0 0 0 0 1 0 0 0 1 0 0 0 1 0 0 0
11 0 1 1 0 0 0 0 0 1 0 0 0 1 0 0 0 1 0 0 0
12 1 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 1 0 0 0 0 1 0 0 0
13 0 1 0 1 0 0 0 0 0 1 0 0 1 1 0 0 1 0 0 0
14 0 0 1 0 0 0 0 0 1 0 0 0 1 1 0 0 0 0 1 0
15 0 0 0 1 0 0 0 0 1 0 0 0 1 0 0 0 1 0 0 0
16 0 0 1 0 0 0 0 0 1 0 0 0 1 1 0 0 1 0 1 0
17 0 1 1 0 0 0 0 0 1 0 0 0 1 0 1 0 1 0 0 0
18 0 0 0 1 0 0 0 0 1 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 1
19 0 0 1 1 0 1 0 0 0 1 0 1 1 1 0 0 1 0 1 0
20 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0
21 0 0 1 0 0 0 0 0 1 0 0 0 1 0 0 0 1 0 0 0
22 0 0 1 0 0 0 0 0 1 0 0 0 1 0 0 0 0 0 1 0
23 0 1 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 1 0 0 0 1 0 0 0
24 1 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 1 0 0 1 0 0 0
25 0 1 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 1 0 0 0 1 0 0 0
26 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 1 0 0 0 1 0 0 0
27 0 1 0 0 0 0 1 0 0 0 0 1 0 0 0 0 1 0 0 0
28 0 0 1 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0
29 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 1 0 0 1 0 0 0
30 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0
31 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 1 0 0 0 1 0 0 0
32 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 0
3 11 15 11 2 2 3 3 24 3 2 10 19 9 3 3 23 1 8 3
a b c d e a b c d e a b c d e a b c d e
10 11 12 13
9.4 34 47 34 6.3 6.3 9.4 9.4 75 9.4 6.3 31 59 28 9.4 9.4 72 3.1 25 9.4
52
Nomor
Responden
Nomor Soal / Pilihan Jawaban
14 15 16 17
a b c d e a b c d e 1 2 3 1 2 3 4
1 0 0 1 0 0 0 0 0 1 0 1 0 0 0 0 0 1
2 0 0 1 1 0 0 0 0 1 0 1 0 1 1 1 1 0
3 0 1 0 1 0 0 0 0 1 0 1 0 0 1 0 0 0
4 0 0 1 0 0 0 1 0 0 0 1 0 0 0 0 1 0
5 0 0 0 1 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0
6 0 0 1 0 0 0 0 0 1 0 0 0 1 0 0 0 1
7 0 0 1 0 0 0 0 0 1 0 1 0 1 0 0 0 1
8 1 0 0 0 0 1 0 0 0 0 1 0 0 1 0 0 0
9 0 0 1 0 0 0 1 0 0 0 1 0 0 0 0 1 0
10 0 0 1 0 0 0 0 0 1 0 1 0 0 1 0 0 1
11 0 0 1 0 0 0 0 0 1 0 1 1 1 0 1 0 1
12 0 0 1 0 0 0 1 0 0 0 0 1 0 0 0 0 1
13 0 0 1 0 0 0 0 0 1 0 0 1 0 1 0 0 1
14 0 0 1 0 0 0 0 0 1 0 1 0 0 0 0 0 1
15 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0
16 0 0 1 0 0 0 0 0 1 0 0 0 1 0 0 0 1
17 0 0 1 0 0 0 0 0 1 0 1 0 1 1 0 0 1
18 0 0 1 0 0 0 1 0 1 0 1 1 1 0 0 0 1
19 0 0 1 0 0 0 1 0 0 0 0 1 1 0 1 0 1
20 0 0 1 0 0 0 0 0 1 0 1 0 0 1 0 0 1
21 0 0 1 0 0 0 0 0 1 0 1 0 1 0 0 0 1
22 0 0 1 0 0 0 0 0 1 0 1 0 0 0 0 0 1
23 0 0 0 1 0 0 0 0 1 0 0 1 0 1 0 0 0
24 0 0 1 0 0 0 0 0 1 0 0 1 0 1 0 0 0
25 0 0 0 1 0 0 0 0 1 0 0 1 0 1 0 0 0
26 0 0 1 0 0 0 0 0 1 0 0 1 0 1 0 0 0
27 0 1 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0
28 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
29 0 0 0 1 0 0 0 0 1 0 0 1 0 1 0 0 0
30 0 0 1 0 0 0 0 0 1 0 0 0 1 0 0 0 1
31 0 0 1 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 1 0 0 0
32 0 0 1 0 0 0 0 1 0 0 0 1 0 1 0 0 0
1 2 24 6 0 1 6 2 22 0 15 11 12 14 3 3 16
a b c d e a b c d e 1 2 3 1 2 3 4
14 15 16 17
3.1 6.3 75.0 18.8 0.0 3.1 18.8 6.3 68.8 0.0 46.9 34.4 37.5 43.8 9.4 9.4 50.0
53
SEBAGIAN TABULASI HASIL SKALA SIKAP THP INFORMASI PENDIDIKAN
No. Rspdn
Nomor Soal / Pilihan Sikap
1 2 3 4 5
SS S N TS STS SS S N TS STS SS S N TS STS SS S N TS STS SS S N TS STS
1 1 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 1
2 1 0 0 0 0 1 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 1 0
3 1 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 1
4 1 0 0 0 0 1 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 1 0
5 1 0 0 0 0 1 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 1 0 0
6 0 1 0 0 0 0 1 0 0 0 0 1 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 1 0
7 0 1 0 0 0 0 1 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 1 0
8 1 0 0 0 0 1 0 0 0 0 1 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 1
9 1 0 0 0 0 1 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 1 0
10 0 1 0 0 0 0 1 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 1 0
11 1 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 1 0 0 0 0 0 1 0
12 0 1 0 0 0 0 1 0 0 0 0 1 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 1 0
13 0 1 0 0 0 0 1 0 0 0 0 1 0 0 0 0 1 0 0 0 0 1 0 0 0
14 0 1 0 0 0 0 1 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 1 0
15 0 1 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 1 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 1 0
16 1 0 0 0 0 1 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 1 0
17 0 1 0 0 0 1 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 1 0
18 1 0 0 0 0 1 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 1
19 1 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 1
Lampiran 4.2
54
No. Rspdn
Nomor Soal / Pilihan Sikap
1 2 3 4 5
SS S N TS STS SS S N TS STS SS S N TS STS SS S N TS STS SS S N TS STS
20 1 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 1 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 1 0
21 0 1 0 0 0 0 1 0 0 0 0 1 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 1 0
22 0 1 0 0 0 0 1 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 1 0
23 1 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 1 0
24 1 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 1 0 1 0 0 0 0 0 0 0 1 0
25 1 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 1 0
26 1 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 1 0 1 0 0 0 0 0 0 0 1 0
27 1 0 0 0 0 1 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 1 0
28 0 1 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 1 0 0 0 0 1 0 0 0 1 0 0 0
29 1 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 1 0
30 0 1 0 0 0 0 1 0 0 0 1 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 1 0
31 0 1 0 0 0 0 1 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 1 0
32 1 0 0 0 0 1 0 0 0 0 1 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 1
Jml 19 13 0 0 0 12 19 1 0 0 10 13 5 4 0 5 13 6 8 0 0 2 1 23 6
SS S N TS STS SS S N TS STS SS S N TS STS SS S N TS STS SS S N TS STS
1 2 3 4 5
% 66 45 0 0 0 41 66 3 0 0 34 45 17 14 0 17 45 21 28 0 0 7 3 79 21
55
No. Rspdn
Nomor Soal / Pilihan Sikap
11 12 13 14 15
SS S N TS STS SS S N TS STS SS S N TS STS SS S N TS STS SS S N TS STS
1 0 0 0 1 0 0 0 1 0 0 0 0 1 0 0 0 1 0 0 0 0 1 0 0 0
2 0 1 0 0 0 0 1 0 0 0 0 1 0 0 0 0 1 0 0 0 0 1 0 0 0
3 0 1 0 0 0 0 0 1 0 0 0 1 0 0 0 0 1 0 0 0 0 1 0 0 0
4 1 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 1 0 0 0 0 1 0 0 0
5 0 1 0 0 0 0 1 0 0 0 0 1 0 0 0 1 0 0 0 0 1 0 0 0 0
6 0 1 0 0 0 0 1 0 0 0 0 1 0 0 0 1 0 0 0 0 1 0 0 0 0
7 0 0 1 0 0 0 0 1 0 0 0 1 0 0 0 0 0 1 0 0 0 1 0 0 0
8 0 0 1 0 0 0 0 1 0 0 0 1 0 0 0 0 1 0 0 0 0 1 0 0 0
9 0 0 0 1 0 0 1 0 0 0 0 1 0 0 0 0 1 0 0 0 0 1 0 0 0
10 0 1 0 0 0 0 1 0 0 0 0 1 0 0 0 0 1 0 0 0 0 1 0 0 0
11 0 0 1 0 0 0 1 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 1 0 0 0 1 0 0 0
12 0 1 0 0 0 0 1 0 0 0 0 1 0 0 0 0 1 0 0 0 0 1 0 0 0
13 0 1 0 0 0 0 1 0 0 0 0 1 0 0 0 0 1 0 0 0 0 1 0 0 0
14 0 0 0 1 0 0 1 0 0 0 0 1 0 0 0 0 1 0 0 0 0 1 0 0 0
15 0 1 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 1 0 0 0 1 0 0 0 0 1 0 0 0
16 0 0 0 1 0 0 1 0 0 0 0 1 0 0 0 0 1 0 0 0 0 1 0 0 0
17 0 1 0 0 0 0 1 0 0 0 0 1 0 0 0 0 1 0 0 0 0 1 0 0 0
18 0 0 1 0 0 0 0 1 0 0 0 1 0 0 0 1 0 0 0 0 1 0 0 0 0
19 0 1 0 0 0 0 1 0 0 0 0 1 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 1 0 0
20 1 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 1 0 0 0 1 0 0 0 0 1 0 0 0 0
56
No. Rspdn
Nomor Soal / Pilihan Sikap
11 12 13 14 15
SS S N TS STS SS S N TS STS SS S N TS STS SS S N TS STS SS S N TS STS
21 0 0 1 0 0 0 0 1 0 0 0 1 0 0 0 0 0 1 0 0 0 1 0 0 0
22 0 0 0 1 0 0 1 0 0 0 0 1 0 0 0 0 1 0 0 0 0 1 0 0 0
23 0 0 0 1 0 0 1 0 0 0 0 0 1 0 0 0 1 0 0 0 0 1 0 0 0
24 1 0 0 0 0 1 0 0 0 0 1 0 0 0 0 1 0 0 0 0 1 0 0 0 0
25 0 0 0 1 0 0 1 0 0 0 0 0 1 0 0 1 0 0 0 0 0 1 0 0 0
26 1 0 0 0 0 1 0 0 0 0 1 0 0 0 0 1 0 0 0 0 1 0 0 0 0
27 0 1 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 1 0 0 1 0 0 0 0 1 0 0 0
28 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 1 0 0 0 0 0 1 0 0
29 0 0 0 1 0 0 1 0 0 0 0 0 1 0 0 1 0 0 0 0 0 1 0 0 0
30 0 1 0 0 0 0 1 0 0 0 0 1 0 0 0 1 0 0 0 0 0 1 0 0 0
31 0 0 0 1 0 0 1 0 0 0 0 1 0 0 0 0 1 0 0 0 0 1 0 0 0
32 0 1 0 0 0 1 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 1 0 0 0 1 0 0 0 0
4 14 5 9 0 4 19 7 1 0 3 22 6 1 0 9 20 3 0 0 7 23 2 0 0
SS S N TS STS SS S N TS STS SS S N TS STS SS S N TS STS SS S N TS STS
11 12 13 14 15
14 48 17 31 0 14 66 24 3 0 10 76 21 3 0 31 69 10 0 0 24 79 7 0 0
57
Lampiran 5. Biodata Ketua dan Anggota
1. Ketua Tim Peneneliti
A. Identitas Diri
1 Nama Lengkap Dr. Joni Rokhmat, M.Si.
2 Jenis Kelamin L
3 Pangkat / Golongan Pembina Utama Muda / IV-c
4 Jabatan Fungsional Lektor Kepala
5 NIP 19620205 199203 1 003
6 NIDN 0005026206
7 Tempat dan Tanggal Lahir Wonosobo, 5 Pebruari 1962
8 E-mail [email protected]
9 Nomor HP 081805738694 / 081237763659
10 Alamat Kantor Jalan Majapahit 62 Mataram 83125
11 Nomor Telepon/Faks (0370) 623873 Pes. 112/Fax (0370)634918
12 Lulusan yang Telah Dihasilkan
S-1: 48 orang; S-2: - orang; S-3: - orang
13 Mata Kuliah yang Diampu 1. Fisika Dasar 1
2. Fisika Matematika 1
B. Riwayat Pendidikan
S-1 S-2 S-3
Nama Perguruan Tinggi
IKIP Bandung ITB Bandung UPI Bandung
Bidang Ilmu Pendidikan Fisika Fisika Pendidikan Fisika
Tahun Masuk-Lulus
1987 – 1990 1996 - 1999 2010 – 2013
Judul Skripsi / Tesis / Disertasi
Studi Korelasi antara
Kemampuan Siswa
Membuat Gambar Penolong
dengan Prestasi Belajar
Fisika Siswa pada Siswa
Kelas II SMA Negeri 21
Bandung Tahun 1989
Pengembangan
Hardware Metoda
Time Delay
Spectrometry untuk
Suspended S Logging
Peningkatan Kemampuan
Pemecahan Masalah
Mahasiswa Calon Guru
Fisika melalui Berpikir
Kausalitas dan Analitik
58
S-1
S-2
S-3
Nama Pembimbing /Promotor
1. Drs. Omang
Wirasasmita
2. Drs. E Budikase
Gunawan Handayani,
MSCE. Ph.D.
1. Dr. Eng. Agus
Setiawan, M.Si.
2. Dr. Aloysius Rusli
3. Dr. Dadi Rusdiana,
M.Si
C. Pengalaman Penelitian Dalam 5 Tahun Terakhir
No. Tahun Judul Penelitian Pendanaan
Sumber Jml (Juta
Rp)
1 2009 Perancangan “Kit Permainan Edukatif” untuk Pembelajaran di SD, Penelitian Hibah Strategi Nasional.
DIPA Unram TA 2009
70
2 2009 Perancangan “Taman Edukatif” Tingkat Satuan Kelas untuk Pembelajaran di SD, Penelitian Hibah Bersaing.
DIPA P2T Pembangunan Unram TA 2009
37,5
3 2008
Pengembangan Permainan Puzzle untuk Media Pembelajaran Aktif, Kreatif, Efektif, dan Menyenangkan (PAKEM) dalam Pembelajaran IPA Fisika SD, Penelitian Dosen Muda.
Ditjen Dikti, Depdiknas, TA 2008
10
4 2007
Pengembangan “Taman Edukatif” Untuk Pembelajaran Sain IPA Elementer pada Siswa Sekolah Dasar, Penelitian Hibah Bersaing.
Dirjen Dikti, Depdiknas, TA 2007
49
D. Pengalaman Pengabdian Kepada Masyarakat dalam 5 Tahun Terakhir
No. Tahun Judul Pengabdian Kepada Masyarakat Pendanaan
Sumber Jml (Juta
Rp)
1 2008 Pengenalan Model Pembelajaran Tematik Kelas Rendah pada Guru-guru Sekolah Dasar se Kota Mataram.
PNBP (SPP/DPP/ Dana Masyarakat) Unram Tahun 2008
2,5
E. Publikasi Artikel Ilmiah Dalam Jurnal alam 5 Tahun Terakhir
59
No. Judul Artikel Ilmiah Nama Jurnal Volume /
Nomor / Tahun
1
Tanggapan Mahasiswa Dan Dosen Terhadap Pembelajaran Berbasis Proses Berpikir Kausalitas Dan Berpikir Analitik Dalam Perkuliahan Fisika
Jurnal Pijar MIPA, FKIP Unram
Volume VIII / Nomor 1 / 2013
2 Kemampuan Proses Berpikir Kausalitas Dan Berpikir Analitik Mahasiswa Calon Guru Fisika
Jurnal Pengajaran MIPA, FPMIPA, UPI
Volume 18 / Nomor 1 / 2013
3 Pengembangan Permainan Puzzle untuk Media Pembelajaran IPA Fisika di SD Sebagai Pendukung Program “Taman Edukatif”.
Jurnal Pijar MIPA, FKIP Unram
Volume II / Nomor 1 / 2007
F. Pemakalah Seminar Ilmiah (Oral Presentation) dalam 5 Tahun Terakhir
No. Nama Pertemuan Ilmiah /
Seminar Judul Artikel Ilmiah
Waktu dan
Tempat
1 Seminar Nasional Penelitian, Pembelajaran Sains, dan Implementasi Kurikulum 2013
Penggunaan Fenomena Multi-Akibat Sebagai Strategi Baru Pembelajaran Fisika Dasar Untuk Mahasiswa Calon Guru.
2013 / Universitas Mataram
2 Seminar Nasional IX
Pembelajaran Fisika Berbasis Proses Berpikir Kausalitas Dan Berpikir Analitik (PBK-BA), Suatu Pembiasaan Berpikir Secara Terbuka
2012 / Prodi Pendidikan Biologi, FKIP, UNS
3 Seminar Nasional Penelitian, Pendidikan dan Penerapan MIPA
Pengembangan PBK-BA Untuk Meningkatkan Kemampuan Problem-Solving Calon Guru Fisika
2012 / Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, UNY
4 Seminar Nasional IPA III
PBK-BA Sebuah Strategi Baru Pembelajaran FisikaUntuk Meningkatkan Kemampuan Problem-Solving Calon Guru
2012 / Prodi Pendidikan MIPA, UNNES
5 The 4th International Seminar of Science Education.
The Development of “Educative Game Kit” Based Puzzle and Card Game for Learning of Science-Physics in Elementary School.
2010 / Science Education Study Program Graduate School, UPI
6 Seminar Nasional dan Pameran Hasil Penelitian
Perancangan “Kit Permainan Edukatif” untuk Pembelajaran di SD, Desember 2009
2009 / Lemlit Universitas Mataram
No. Nama Pertemuan Ilmiah /
Seminar Judul Artikel Ilmiah
Waktu dan
Tempat
60
7 Seminar Nasional dan Pameran Hasil Penelitian
Perancangan Alat Permainan Edukatif Berbasis Permainan Kartu dan Puzzle untuk Pembelajaran Fisika di SD
2009 / Lemlit Universitas Mataram
8 Seminar Nasional Pendidikan Desain Permainan Edukatif Puzzle untuk Pembelajaran Sain di SD Kelas Rendah
2008 / FKIP Universitas Mataram
9 The 2nd International Seminar on Science Education.
Desain Aneka Permainan Edukatif Untuk Pengembangan “Taman Edukatif”.
2008 / Science Education Study Program Graduate School, UPI
G. Karya Buku dalam 5 Tahun Terakhir
No. Judul Buku Tahun Jumlah
Halaman Penerbit
1 - - - -
H. Perolehan HKI dalam 5–10 Tahun Terakhir
No. Judul/Tema HKI Tahun Jenis Nomor P/ID
1 - - - -
I. Pengalaman Merumuskan Kebijakan Publik/Rekayasa Sosial Lainnya dalam 5 Tahun Terakhir
No.
Judul/Tema/Jenis Rekayasa
Sosial Lainnya yang Telah
Diterapkan
Tahun Tempat
Penerapan
Respon
Masyarakat
1 - - - -
J. Penghargaan dalam 10 tahun Terakhir (dari pemerintah, asosiasi atau institusi lainnya)
No. Jenis Penghargaan Institusi Pemberi
Penghargaan Tahun
1
Piagam Penghargaan Dosen atas Kemampuan dan Prestasinya Akademik Telah Menempuh Program Doktor di Universitas Pendidikan Indonesia
Rektor Universitas Mataram
2013
Semua data yang saya isikan dan tercantum dalam biodata ini adalah benar dan dapat
dipertanggungjawabkan secara hukum. Apabila di kemudian hari ternyata dijumpai ketidak-
sesuaian dengan kenyataan, saya sanggup menerima sanksi. Demikian biodata ini saya buat
61
dengan sebenarnya untuk memenuhi salah satu persyaratan dalam pengajuan Pengabdian
dengan Biaya DIPA PNBP 2014 Program Pascasarjana Universitas Mataram.
Mataram, 20 Nopember 2014
Pengusul,
Dr. Joni Rokhmat, M.Si.
62
Lampiran 6 Anggota
Anggota-1
A. IDENTITAS DIRI
1 Nama Lengkap Dr. Muntari, M.Phil (L)
2 Jabatan Fungsional Lektor
3 Jabatan Struktural --
4 NIP 19651208 199103 1 003
5 NIDN 0008126505
6 Tempat dan Tanggal Lahir Bojonegoro, 8Desember 1965 7 Alamat Rumah Jl. Kertanegara IV/3 Karang Pule-Mataram
8 Nomor Telepon/Faks/HP HP 087865588555
9 Alamat Kantor Jl. Majapahit No. 62 Mataram
10 Nomor Telepon/Faks (0370) 623873 / 634918
11 Alamat e-mail [email protected]
12 Lulusan yang Telah Dihasilkan S-1= 39 orang; S-2= 7 orang; S-3= --- orang
13 Mata Kuliah yg diampu 1. Kimia Dasar 2. Kimia Organik
3. Belajar dan Pembelajaran
4. Strategi Pembelajaran Kimia
5. Metode Penelitian Pendidikan Kimia
B. RIWAWAT PENDIDIKAN
S-1 S-2 S-3
Nama Perguruan Tinngi
IKIPUjung Pandang
Griffith University Brisbane
Universitas Negeri Malang
Bidang Ilmu Pendidikan Kimia Organic Chemistry
Teknologi Pembelajaran
Tahun Masuk - Lulus 1985-1990 1996-1999 2005-2009
Judul Skripsi/Tesis/Disertasi
Studi tentang Penggunaan Media OHP dan Model Molekul dalam Mengajarkan Pokok Bahasan Hidrokarbon dan Minyak Bumi pada Siswa Kelas I SMA Negeri 11
The Solvent Promoted Adition of Substituted Tetraallylic Stannanes to Carbonyl Compounds
Pengaruh Strategi Pembelajaran (Kooperatif Model Learning Together dan Langsung) terhadap Pemahaman Konseptual dan Algoritmik Kimia pada Siswa SMA dengan Kemampuan
63
Ujung Pandang Tahun Ajaran 1989/1990
Matematika Berbeda
Nama Pembimbing/ Promotor
Drs. Muhammad Yudi
Dr. David J. Young
Prof. Dr. I Wayan Ardhana, M.A
C. PENGALAMAN PENELITIAN (selama 5 tahun terakhir)
No. Tahun Judul Penelitian Pendanaan
Sumber Jumlah
1. 2009 Pengaruh Strategi Pembelajaran Pemecahan Masalah Kimia dengan Teknik Pathway terhadap Pemahaman Konseptual dan Algoritmik pada Siswa SMA dengan Kemampuan Matematika Berbeda
Hibah Pascasarjana
Rp 50.000.000,-
2. 2010 Studi Pencapaian Standar Pelayanan Minimal (SPM) Pendidikan di NTB
Hibah APBD Tingkat I NTB
Rp 80.000.000,-
3. 2012 Penerapan Tindakan Kolaborasi Berbasis Lesson Study Untuk Meningkatkan Kompetensi Pedagogik Mahasiswa Pendidikan Kimia FKIP Universitas Mataram Tahun 2011/2012
Hibah PGMIPABI
FKIP, Unram
Rp 5.000.000,-
4. 2013 Pengembangan Perangkat Pembelajaran Kimia dengan Model Pembelajaran Kooperatif Terpadu Numbered Head
Together dan Two Stay Two
Stray dalam Upaya Mengatasi Kesulitan Belajar Siswa Kelas X SMA Memahami Konsep-Konsep Kimia (Tahun Pertama)
Hibah dana BOPTN Unram
Rp 18.000.000,-
5. 2013 Implementasi Model Brain-
Based Learning Untuk Meningkatkan Ketrampilan Berpikir Dan Hasil Belajar Kimia Siswa Sma Se-Kabupaten Lombok Barat
Hibah stretgi nasional
Rp50.000.000,-
6. 2013 Studi Tentang Pelaksanaaan Hibah dana
Rp
64
No. Tahun Judul Penelitian Pendanaan
Sumber Jumlah
Program Magister Pendidikan Ipa Program Pascasarjana Universitas Mataram Ditinjau Dari Perspektif Alumni
DIPA P2T-PNPB Unram tahun 2013
10.000.000,-
D. PENGALAMAN PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT (selama 5 tahun terakhir)
No. Tahun Judul Pengabdian Kepada
Masyarakat Pendanaan
Sumber Jumlah
1. 2010 Pengembangan Kurikulum KTSP dan Perangkat Pembelajaran di Madrasah Tsanawiyah NW Lingsar
Madrasah Tsanawiyah NW Lingsar
Rp 2.000.000,-
2. 2010 Peningkatan Kualitas Pembelajaran Ilmu Melalui Lesson Study Pada Guru Kimia Madrasah Aliyah NTB
DIPA-PNBP Universitas Mataram
Rp 1.000.000,-
3. 2011 Desain Pembelajaran Student Centered Learning (SCL) dan PengembanganBahan Ajar di Universitas Antakusuma Pangkalan Bun
SPP-DPP Universitas Antakusuma
Rp 7.500.000,-
4. 2011 Implementasi Pembelajaran Kooperatif Melalui Pola Lesson Study pada Guru MIPA SMA Negeri 5Mataram Tahun 2011
DIPA-PNBP Universitas Mataram
Rp 5.000.000,-
5. 2012 Peningkatan Kualitas Guru melaluii Penelitian Tindakan Kelas dengan Pola Lesson Study pada Guru MIPA SMA Negeri 1Praya Tahun 2012
Komite SMAN 1 Praya
Rp 8.000.000,-
6. 2013 Pelatihan Penelitian tindakan Kelas (PTK) bagi Guru-Guru di SMA Negeri 1 Batulayar Lombok Barat
DIPA-PNBP Universitas Mataram tahun 2013
Rp 1.000.000,-
7. 2013 Pelatihan Pengembangan Perangkat Pembelajaran Inovatif Berbasis Lesson Study Guru Bidang IPA MA di KKM 2 Lombok Barat
Hibah dana DP2M Dikti tahun 2013
Rp 50.000.000,-
65
E. PENGALAMAN PENULISAN ARTIKEL ILMIAH DALAM JURNAL (selama 5 tahun terakhir, dimulai yang paling relevan)
No. Tahu
n
Judul Artikel Ilmiah Volume/Nomo
r
Nama Jurnal
1. 2010 Peningkatan Pemahaman Kimia Melalui Paduan Pembelajaran Kooperatif dan Pemecahan Masalah Kimia dengan Teknik Pathway
Jilid 17, No. 2 JURNAL ILMU PENDIDIKAN, Universitas Negeri Malang
2. 2011 Pengembangan Modul Pembelajaran Larutan Asam Basa Berbasis Pendekatan MMS (Makroskopik Mikroskopik Simbolik) dan Implementasinya dalam Pembelajaran
Vol VI No. 1 JURNAL PIJAR MIPA (Pengkajian Ilmu dan Pengajaran Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam). FKIP Unram
3. 2011 Pembelajaran Kooperatif Tutor Sebaya untuk Mengakselerasi Hasil Belajar Siswa Lambat Mencapai Kompetensi pada Pembelajaran Kimia di SMA Negeri 1 Narmada
Vol 10 No. 1 JURNAL KEPENDIDIKAN IKIP Mataram
4. 2011 Pembelajaran Remedial Konsentris untuk Mengakselerasi Hasil Belajar Siswa Lambat Mencapai Kompetensi pada Pembelajaran Kimia di SMA Negeri 1 Narmada
Vol VI No. 2 JURNAL PIJAR MIPA (Pengkajian Ilmu dan Pengajaran Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam). FKIP Unram
5. 2012 Penerapan Tindakan Kolaborasi Berbasis Lesson Study Untuk Meningkatkan Kompetensi Pedagogik Mahasiswa PGBI FKIP Unram tahun 2011/2012
JURNAL ILMU PENDIDIKAN, Universitas Negeri Malang
F. PENGALAMAN PENYAMPAIAN MAKALAH SECARA ORAL PADA PERTEMUAN /SEMINAR ILMIAH (dalam 5 tahun terakhir)
No Nama Pertemuan
Ilmiah / Seminar
Judul Artikel Ilmiah Waktu dan Tempat
1. Seminar Nasional MIPA Universitas Negeri Malang
Penerapan Tindakan Kolaborasi Berbasis Lesson Study Untuk Meningkatkan Kompetensi Pedagogik Mahasiswa PGBI
17 Nopember 2012 Universitas Negeri
Malang
66
FKIP Unram tahun 2011/2012
2. Seminar Nasional Pendidikan Sains Universitas Sebelas Maret Surakarta
Meningkatkan Keterampilan Berpikir Kritis Dan Hasil Belajar Kimia Melalui Pembelajaran Yang Memberdayakan Otak
9 Nopember 2013 Universitas Sebelas
Maret Surakarta
3. Seminar Nasional Penelitian, Pembelajaran Sains, dan Implementasi Kurikulum 2013
Pembelajaran Berbasis Aktivitas Siswa untuk Meningkatkan Hasil Belajar Kimia
7 Desember 2013 Hotel Lombok
Garden Mataram
Semua data yang saya isikan dan tercantum dalam biodata ini adalah benar dan dapat dipertanggungjawabkan secara hukum. Apabila di kemudian hari ternyata dijumpai ketidak-sesuaian dengan kenyataan, saya sanggup menerima resikonya. Demikian biodata ini saya buat dengan sebenarnya untuk dipergunakan sebagaimana mestinya.
Mataram, 12 Maret 2014
Dr. Muntari, M. Phil
67
Lampiran 7
Anggota-2
CURRICULUM VITAE/ IDENTITAS DIRI Nama : Drs. Baharuddin, M.Hum NIP/NIK : 196509061997021001 Tempat dan Tanggal Lahir : Lombok Barat, 6 September 1965 Jenis Kelamin : Laki-Laki Status Perkawinan : Menikah Agama : Islam Golongan/Pangkat : III/c Jabatan Akademik : Lektor Perguruan Tinggi : Universitas Mataram Fakultas : FKIP Program Studi : Pendidikan Bahasa Inggris Alamat : Jalan Majapahit 62 Mataram, Lombok NTB Telp/Faks : 0370-621873 Fax 0370 634918 Jabatan Strktural Akademik : Ketua Program Studi Pendidikan Bahasa
Inggris
RIWAYAT PENDIDIKAN PERGURUAN TINGGI
Tahu
n
Lulus
Program
Pendidika
n
Perguruan Tinggi Jurusan/Program Studi
1992 S1 Universitas Diponegoro Sastra Inggris
1996 S2 Universitas Udayana Linguistics/Terjemahan
PELATIHAN PROFESIONAL (Tiga Tahun Terakhir)
Tahun Jenis Pelatihan( Dalam/ Luar
Negeri) Tempat Waktu
Sebaga
i
2008 Workshop Hylite UI Jakarta 3 hari Peserta
2008 Workshop Penysusunan Modul e-Learning
Inna Garuda Yogyakarta
5 hari Peserta
2009 Workshop Management e-Learning UPI Bandung 3 hari Peserta
2009 Leadership and Management Training
Jakarta 4 hari Peserta
2010 Workshop Pengembangan Kurikulum PPG
Hotel Dheraton Media Jakarta
4 hari Peserta
2010 Workshop Penjurian Debat Bahasa Inggris
Hotel Ritzy Manado 3 hari Peserta
68
2010 Workshop GDLN Mercure Convention Center Ancol Jakarta
3 hari Peserta
2010 Pelatihan Assesor Madrasah Hotel Jayakarta 4 hari Peserta
2011 ToT Sosialisasi Amandemen UUD 1945
Hotel Lombok Raya 5 hari Peserta
PENGALAMAN MENGAJAR (Dalam Satu Tahan Akadmik Terakhir di PS)
Mata Kuliah Kode Mata
Kuliah
Jumlah Kelas
.Jumlah Pertemuan
Direncanakan
Jmlah Pertemuan Yang diaksanakan
Introduction to Literature
5 @ 16 13 - 14
Creative Literary Writig
4 @ 16 28 - 30
Translation
3 @ 16 15
Extensive Reading 1
5 @ 16
15
PRODUK BAHAN AJAR
Mata Kuliah
Judul
Jenis Bahan Ajar (cetakan dan noncetak)
Semt/Tahun Akademik
PENGALAMAN PENELITIAN (Tiga Tahun Terakhir)
Tahun Judul Penelitian Sumber Pembiayaan Keterlibatan Mahasiswa /berapa orang
2010 Pola Pendidikan dalam Al-Qur’an
Mandiri -
-
-
KARYA ILMIAH (Tiga Tahan Terakhir)
A. Buku/bab/jurnal
Judul Penebit/Jurnal Tahun Penebitan
Tingkat (Lokal, Nasional,Inernasional)
Missing Facts in the Lisdaya, PBS FKIP 2007 Nasional
69
Translation of Al-Qur’an: Textual Study on Surah Yusuf.
UNRAM
Naturalness in On-Screen Translation: A Cultural Study on Harry Potter Movie Subtitling
Lisdaya, PBS FKIP UNRAM
2008 Nasional
Comparison of House Function Between David Malouf’s 12 Edmondstone Street and Jesica Anderson’sTirra Lirra By The River
E-CLUE, Manado State University
2009 Nasional
Diksi dalam Terjemahan Al-Qur’an
Jurnal Hikmah, MDC MP3A, NTB
2010 Nasional
B. Prestasi/Reputasi (prestasi dalam pendidikan, peneltian dan pengabdian)
Prestasi yang Dicapai Waktu Pencapaian Tingkat (Lokal, nasional,
Internasional)
PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT (Tiga Tahun Terakhir)
Tahun Jenis/Nama Kegiatan Tempat Keterlibatan Mahasiswa
2008 PelatihanAcademic Writing di Pondok Pesantren Nurul Hakim
Kediri, Lombok Barat -
ORGANISASI PROFESIALMIAH
Kurun Waktu
Nama Organisasi Keilmuan/Organisasi Profsi
Jabatan Tingkat (Lokal. Nasional ,
Internasional)
Masyarakat Linguistik Indonesia
Mataram, 27 Nopember 2014
Drs.Baharuddi, M.Hum.
Nip 196509061997021001